perkembangan ajaran islam di masa modren
Post on 14-Apr-2017
483 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME dan sebagai wakil Tuhan di
bumi yang menerima amanat-Nya untuk mengelola kekayaan alam. Sebagai
hamba Tuhan yang mempunyai kewajiban untuk beribadah dan menyembah
Tuhan Sang Pencipta dengan tulus kita wajib menjalankan kewajiban kita
sebagai kholifah di bumi.Agar kita menjadi kholifah yang baik dan
bertanggumg jawab.Karena Allah telah memberikan karunia kepada kita
sebagai makhluk Allah yang paling sempurna sehingga kita wajibmenjaganya.
Dengan semakin maraknya terotisme dan aliran-aliran agama islam yang baru
yang membuat umat islam semakin di cap sebagai agama teroris. Maka dari
itu kami bertujuan dengan membahas dan mempelajari secara lebih dalam
tentang Perkembangan Islam pada Era Modern agar kami tidak salah memilih
dan dapat lebih megerti tentang islam.
1.2 Tujuan Pembuatan makalah ini
1) Agar mudah dalam mempelajari dan memahaminya.
2) .Agar kita bisa menjadi manusia yang lebih baik.
3) Menambah wawasan kita tentang ajaran Islam.
4) Agar kita bisa belajar dari pengalaman masa lalu dan kita bisa menjadi
kholifah yang baik.
1.3 Cara pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dalam penyusunan makalah ini,penulis
menggunakan:
1) 1.Metode browsing yaitu mencari data dari internet.
2) 2.Metode meringkas yaitu metode pembuatan ikhtisar dari buku-buku.
BAB II
ISI
2.1 Perkembangan Ajaran Islam pada Era Modern
Pembaruan dalam Islam yang timbul pada periode sejarah Islam
mempunyai tujuan, yakni membawa umat Islam pada kemajuan, baik dalam
ilmu pengetahuan maupun kebudayaan. Perkembangan Islam dalam
sejarahnya mengalami kemajuan dan juga kemunduran. Bab ini akan
menguraikan perkembangan Islam pada masa pembaruan. Pada masa itu,
Islam mampu menjadi pemimpin peradaban. Mungkinkah Islam mampu
kembali menjadi pemimpin peradaban?
Dalam bahasa Indonesia, untuk merujuk suatu kemajuan selalu
dipakai kata modern, modernisasi, atau modernisme. Masyarakat barat
menggunakan istilah modernisme tersebut untuk sesuatu yang mengandung
arti pikiran, aliran atau paradigma baru. Istilah ini disesuaikan untuk suasana
baru yang ditimbulkan oleh kemajuan, baik oleh ilmu pengetahuan maupun
tekhnologi.
Pada akhir abad pertengahan dan memasuki awal era modern, umat islam di
berbagai negara ada yang menyimpang dari Al-Qur’an dan Hadist. Penyimpangan
tersebut terlihat dalam beberapa hal seperti berikut :
1) Umat islam pada kala itu mulai rusak. Di beberapa kalangan umat islam
ajaran ketauhitan terkotori dengan perilaku syirik. Selain menyembah
Allah SWT mereka juga menyembah makanan, batu, tempat,benda
bahakan orang yang di anggap memiliki kekuatan dan dapat memberi
kekayaan atau mengabulkan apa yang di inginkan.
2) Munculnya beberapa kelompok umat islam yang selama hidup yang hanay
mementingkan urusan akhirat dan meninggalkan urusan keduniawian, dan
itu termasuk penyimpangan akidah dalam syari’ah islam. Dan orang-orang
ini menganut faham fatalisme yakni faham yang mengharuskan berserah
diri kepada yang mengasai hidup ini dan tidak berlu berusaha.
Penyimapangan tersebut mendorong lahirnya tokoh-tokoh pembaru yang ingin
menyadarkan umat islam agar segera sadar dan kembali keajaran islam yang
bersumber pada Al-qur’an dan Hadist. Tokoh-tokoh pembaru tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Muhammad Abdul Wahab (1115 – 1201 ) atau (1703-1787 M)
Muhammad Abdul Wahab (1703-1787 M) yang berasal dari nejed,
Saudi Arabia. Pemikiran yang dikemukakan oelh Muhammada Abdul Wahab
adalah upaya memperbaiki kedudukan umat Islam dan merupakan reaksi
terhadap paham tauhid yang terdapat di kalangan umat Islam saat itu. Paham
tauhid mereka telah bercampur aduk oleh ajaran-ajaran tarikat yang sejak abad
ke-13 tersebar luas di dunia Islam
Disetiap negara Islam yang dikunjunginya, Muhammad Abdul Wahab
melihat makam-makam syekh tarikat yang bertebaran. Setiap kota bahkan
desa-desa mempunyai makam sekh atau walinya masing-masing. Ke makam-
makam itulah uamt Islam pergi dan meminta pertolongan dari syekh atau wali
yang dimakamkan disana untuk menyelesaikan masalah kehidupan mereka
sehari-hari. Ada yang meminta diberi anak, jodoh disembuhkan dari penyakit,
dan ada pula yang minta diberi kekayaan.
Syekh atau wali yang telah meninggal. Syekh atau wali yang telah
meninggal dunia itu dipandang sebagai orang yang berkuasa untuk meyelesaikan
segala macam persoalan yang dihadapi manusia di dunia ini. Perbuatan ini
menurut pajam Wahabiah termasuk syirik karena permohonan dan doa tidak lagi
dipanjatkan kepada Allah SWT
Masalah tauhid memang merupakan ajaran yang paling dasar dalam
Islam . oleh karena itu, tidak mengherankan apabila Muhammad Abdul Wahab
memusatkan perhatiannya pada persoalan ini. Ia memiliki pokok-pokok pemikiran
sebagai berikut.
a. Yang harus disembah hanyalah Allah SWT dan orang yang menyembah
selain dari Nya telah dinyatakan sebagai musyrik
b. Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut paham tauhid yang
sebenarnya karena mereka meminta pertolongan bukan kepada Allah,
melainkan kepada syekh, wali atau kekuatan gaib. Orang Islam yang
berperilaku demikian juga dinyatakan sebagai musyrik
c. Menyebut nama nabi, syekh atau malaikat sebagai pengantar dalam doa
juga dikatakan sebagai syirik
d. Meminta syafaat selain kepada Allah juga perbuatan syrik
e. Bernazar kepada selain Allah juga merupakan sirik
f. Memperoleh pengetahuan selain dari Al Qur’an, hadis, dan qiyas
merupakan kekufuran
g. Tidak percaya kepada Qada dan Qadar Allah merupakan kekufuran.
h. Menafsirkan Al Qur’an dengan takwil atau interpretasi bebas juga
termasuk kekufuran.
Untuk mengembalikan kemurnian tauhid tersebut, makam-makam yang
banyak dikunjungi denngan tujuan mencari syafaat, keberuntungan dan lain-lain
sehingga membawa kepada paham syirik, mereka usahakan untuk dihapuskan.
Pemikiran-pemikiran Muhammad Abdul Wahab yang mempunyai pengaruh pada
perkembangan pemikiran pembaruan di abad ke-19 adalah sebagai berikut.
a. Hanya alquran dan hadis yang merupakan sumber asli ajaran-ajaran Islam.
Pendapat ulama bukanlah sumber
b. Taklid kepada ulama tidak dibenarkan
c. Pintu ijtihad senantiasa terbuka dan tidak tertutup
Muhammad Abdul Wahab merupakan pemimpin yang aktif berusaha
mewujudkan pemikirannya. Ia mendapat dukungan dari Muhammad Ibn Su’ud
dan putranya Abdul Aziz di Nejed. Paham-paham Muhammad Abdul Wahab
tersebar luas dan pengikutnya bertambah banyak sehingga di tahun 1773 M
mereka dapat menjadi mayoritas di Ryadh. Di tahun 1787, beliau meninggal dunia
tetapi ajaran-ajarannya tetap hidup dan mengambil bentuk aliran yang dikenal
dengan nama Wahabiyah.
2. Rifa’ah Badawi Rafi’i At- tahtawi
Beliau lahir di Tahta pada tahun 1801 M dan meninggal di Mesir.
Tahun meninggalnya tidak di ketahui dengan jelas. Beliau juga di kenal
dengan At- tahtawi. Pemikiran yang belau serukan adalah agar umat islam di
dunia tidak mementingkan urusan ukhrawi saja. Melainkan juga
mementungkan urusan duniawi agar umat islam tidak terjajah oleh bangsa
lain.
Jamaludin Al Afgani (Iran 1838 – Turki 1897)
Salah satu sumbangan terpenting di dunia Islam diberikan oleh sayid
Jamaludin Al Afgani. Gagasannya mengilhami kaum muslim di Turki, Iran,
mesir dan India. Meskipun sangant anti imperialisme Eropa, ia mengagungkan
pencapaian ilmu pengetahuan barat. Ia tidak melihat adanya kontradiksi antara
Islam dan ilmu pengetahuan. Namun, gagasannya untuk mendirikan sebuah
universitas yang khusus mengajarkan ilmu pengetahuan modern di Turki
menghadapi tantangan kuat dari para ulama. Pada akhirnya ia diusir dari negara
tersebut.
Selain tokoh-tokoh pembaruan tersebut juga msih banyak tokoh-tokoh
pembaruan lainya, antara lain :
1) Muhammad Abduh (mesir 1849-1905) dan Muhammad Rasyd Rida
(Suriah 1865-1935)
Guru dan murid tersebut sempat mengunjungi beberapa negara Eropa dan
amat terkesan dengan pengalaman mereka disana. Rasyd Rida mendapat
pendidikan Islam tradisional dan menguasai bahasa asing (Perancis dan
Turki) yang menjadi jalan masuknya untuk mempelajari ilmu pengetahuan
secara umum. Oelh karena itu, tidak sulit bagi Rida untuk bergabung
dengan gerakan pembaruan Al Afgani dan Muhammad Abduh di
antaranya melalui penerbitan jurnal Al Urwah Al Wustha yang diterbitkan
di paris dan disebarkan di Mesir. Muhammad Abduh sebagaimana
Muhammad Abdul Wahab dan Jamaludin Al Afgani, berpendapat bahwa
masuknya bermacam bid’ah ke dalam ajaran Islam membuat umat Islam
lupa akan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Bid’ah itulah yang
menjauhkan masyarakat Islam dari jalan yang sebenarnya.
2) Toha Husein (Mesir Selatan 1889-1973)
Toha husein adalah seorang sejarawan dan filsuf yang amat mendukung
gagasan Muhammad Ali Pasya. Ia merupakan pendukung modernisme
yang gigih. Pengadopsian terhadap ilmu pengetahuan modern tidak hanya
penting dari sudut nilai praktis (kegunan)nya saja, tetapi juga sebagai
perwujudan suatu kebudayaan yang amat tinggi. Pandangannya dianggap
sekularis karena mengunggulkan ilmu pengetahuan.
3) Sayid Qutub (Mesir 1906-1966) dan Yusuf Al Qardawi.
Al qardawi menekankan perbedaan modernisasi dan pembaratan. Jika
modernisasi yang dimaksud bukan berarti upaya pembaratan dan memiliki
batasan pada pemanfaatan ilmu pengetahuan modern serta penerapan
tekhnologinya, Islam tidak menolaknya bahkan mendukungnya.
Pandangan al qardawi ini cukup mewakili pandangan mayoritas kaum
muslimin. Secara umum, dunia Islam relatif terbuka untuk menerima ilmu
pengetahuan dan tekhnologi sejauh memperhitungkan manfaat praktisnya.
Pandangan ini kelak terbukti dan tetap bertahan hingga kini di kalangan
muslim. Akan tetapi, dikalangan pemikir yang mempelajari sejarah dan
filsafat ilmu pengetahuan, gagasan seperti ini tidak cukup memuaskan
mereka.
3. Sir Sayid Ahmad Khan (india 1817-1898)
Sir Sayid Ahmad Khan adalah pemikir yang menyerukan saintifikasi
masyarakat muslim. Seperti halnya Al Afgani, ia menyerukan kaum muslim
untuk meraih ilmu pengetahuan modern. Akan tetapi, berbeda dengan Al
Afgani ia melihat adanya kekuatan yang membebaskan dalam ilmu
pengetahuan dan tekhnologi modern. Kekuatan pembebas itu antara lain
meliputi penjelasan mengenai suatu peristiwa dengan sebab-sebabnya yang
bersifat fisik materiil. Di barat, nilai-nilai ini telah membebaskan orang dari
tahayuldan cengkeraman kekuasaan gereja. Kini, dengan semangat yang
sama, Ahmad Khan merasa wajib membebaskan kaum muslim dengan
melenyapkan unsur yang tidak ilmiah dari pemahaman terhadap Al Qur’an. Ia
amat serius dengan upayanya ini antara lain dengan menciptakan sendiri
metode baru penafsiran Al Qur’an. Hasilnya adalah teologi yang memiliki
karakter atau sifat ilmiah dalam tafsir Al Qur’an
4. Sir Muhammad Iqbal (Punjab 1873-1938)
Generasi awal abad ke-20 adalah Sir Muhammad Iqbal yang merupakan
salah seorang muslim pertama di anak benua India yang sempat mendalami
pemikiran barat modern dan mempunyai latar belakang pendidikan yang
bercorak tradisional Islam. Kedua hal ini muncul dari karya utamanya di tahun
1930 yang berjudul The Reconstruction of Religious Thought in
Islam(Pembangunan Kembali Pemikiran Keagamaan dalam Islam). Melalui
penggunaan istilah recontruction, ia mengungkapkan kembali pemikiran
keagamaan Islam dalam bahasa modern untuk dikonsumsi generasi baru
muslim yang telah berkenalan dengan perkembangan mutakhir ilmu
pengetahuan dan filsafat barat abad ke-20.
Perkembangan ajaran agama Islam juga dapat di lihat dari semakin
banyaknya jumlah pemeluk agama Islam si seluruh dunia. Penduduk muslim
terbesar terpusat di Asia dan Afrika. Negara yang memiliki penduduk yang
beragama islam yang mencapai 90% adalah Mauritania, Sahara Barat, Maroko,
Aljazair, Tunisia, Libiya, Mesir, Somalia, Turki, Irak, Yordania, Arab Saudi,
Yaman, Oman, Qatar,Bahrain, Iran, Afganistan dan Pakistan. Negara-negara
yang penduduknya yang memeluk Islam mencapai 50 – 90% adalah Tanzania,
Turkmenistan, Uzbekistan, Kirghistan, Tajikistan, Bangladesh, Malaysia,
Singapura, Indonesia, Brunei Darusalam dan Filipina. Dan negara- negara yang
seperti Gunea, Albania, Suria, India, cina dan Myanmar jumlah muslimnya
hanya berkisar 10 – 50% dari jumlah penduduknya.
Untuk menyatukan umat Islam di seluruh dunia pada bulan Zulhijah 1381
H ( Mei 1962) didirikan rabitah Al-Alam Al- Islam ( Muslim Word League atau
Liga muslim Sedunia) yang merupakan organisasi yang tidak memiliki platform
tidak berpihak pada suatu partai atau golongan atau hanya mewakili umat islam
sedunia. Lembaga yang berpusat di Mekah, Arab saudi.
Dan untuk memajukan dakwah di daerah Eropa, dengan mendirikan
Dewan Islam Eropa oleh Conference of Islamic Cultural Center and Organization
of Europe ( Konfrensi Pusat Kebudayaan dan Organisasi Islam Eropa) di London
pada bulan Mei 1973 dan bersekertariat di Jedah .
5. Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Era Modern
Islam merupakan agama yang sangat mendukung kemajuan ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu, Islam menghendaki manusia menjalankan
kehidupan yang didasarkanpada rasioanlitas atau akal dan iman. Ayat-ayat Al
Qur’an banyak memberi tempat yang lebih tinggi kepada orang yang memiliki
ilmu pengetahuan, Islam pun menganjurkan agar manusia jangan pernah merasa
puas dengan ilmu yang telah dimilikinya karena berapapun ilmu dan pengetahuan
yang dimiliki itu, masih belum cukup untuk dapat menjawab pertanyaan atau
masalah yang ada di dunia ini. Firman Allah SWT( lihat Al_qur’an onlines di
google)
Artinya : “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi
tinta), ditambahkan kepada tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak
akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah maha
perkasa lagi maha bijaksana.” (QS luqman : 27)
Ajaran Islam tersebut mendapat respon yang positif dari para pemikir
Islam sejak zaman klasik (650-1250 M), zaman pertengahan (1250-1800 M)
hingga periode modern (1800 m dan seterusnya). Masa pembaruan merupakan
zaman kebangkitan umat Islam. Jatuhnya mesir ke tangan barat menynadarkan
umat Islam bahwa di barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi dan
merupakan ancaman bagi Islam. Raja-raja dan pemuka-pemuka Islam mulai
memikirkan cara untul meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam. Pemikiran
dan usaha pembaruan antara lain sebagai berikut.
Sebenarnya pembaruan dan perkembangan ilmu pengetahuan telah dimulai
sjak periode pertengahan, terutama pada masa kerajaan usmani. Pada abad ke-17,
mulai terjadi kemunduran khusunya ditandai oleh kekalahan-kekalahan yang
dialami melalui peperangan melawan negara-negara Eropa. Peristiwa tersebut
diawali dengan terpukul mundurnya tentara usmani ketika dikirm untuk
menguasai wina pada tahun 1683. kerajaan usmani menyerahkan Hungaria kepada
Austria, daerah Podolia kepada Polandia, dan Azov kepada Rusia dengan
perjanjian Carlowiz yang ditandatangani tahun 1699
Kekalahan yang menyakitkan ini mendorong raja-raja dan pemuka-
pemuka kerajaan usmani mengadakan berbagai penelitian untuk menyelidiki
sebab-sebab kekalahan mereka dan rahasia keunggulan lawan. Mereka mulai
memperhatikan kemajuan Eropa, terutama Prancis sebagai negara yang terkemuka
pada waktu itu. Negara Eropa mulai mempunyai arti yang penting bagi
cendikiawan atau pemuka-pemuka usmani. Orang-orang Eropa yang selama ini
dipandang sebagai kafir dan rendah mulai dihargai. Bahkan, duta-dutapun dikirim
ke Eropa untuk mempelajari kemajuan berbagai disiplin ilmu serta suasana dari
dekat
Pada tahun 1720, Celebi Mehmed diangkat subagai duta di Paris dengan
tugas khusu mengunjungi pabrik-pabrik, benteng-benteng pertahanan, dan
institusi-institusi lainnya serta memberi laporan tentang kemajuan tekhnik,
organisasi angkatan perang modern, rumah sakit, observatorium, peraturan,
karantina, kebun binatang, adat istiadat dan lain sebagainya seperti ia lihat di
Perancis. Di tahun 1741 M anaknya, Said Mehmed dikirim pula ke paris
8
Laporan-laporan kedua duta ini menarik perhatian Sultan Ahmad III
(1703-1730 M) untuk memulai pembaruan di kerajaan Usmani. Pada tahun 1717
M, seorang perwira Perancis bernama De Rochefart datang ke Istanbul dengan
usul membentuk suatu korps artileri tentara Usmani berdasarkan ilmu-ilmu
kemiliteran modern. Di tahun 1729, datang lagi seorang Perancis yakni Comte De
Bonneval yang kemudia masuk Islam dengan nama baru Humbaraci Pasya. Ia
bertugas melatih tentara usmani untuk memakai alat-alat (meriam) modern. Untuk
menjalankan tugas ini, ia dibantu oleh Macarthy dari Irlandia, Ramsay dari
Skotlandia dan Mornai dari Perancis. Atas usaha ahli-ahli Eropa inilah, taktik dan
teknik militer ,odern pun dimasukkan ke dalam angkatan perang usmani. Maka
pada tahun 1734 M, dibuka sekolah teknik militer untuk pertama kalinya.
Dalam bidang non militer, pemikiran dan usaha pembaruan dicetuskan
oleh Ibrahim Mutafarrika (1670-1754 M). Ia memperkenalkan ilmu-ilmu
pengetahuan modern dan kemajuan barat kepada masyarakat turki yang disertai
pula oleh usha penerjemahan buku-buku barat ke dalam bahasa turki. Suatu badan
penerjemah yang terdiri atas 25 orang anggota dibentuk pada tahun 1717 M
Sarjana atau filsuf Islam yang termasyur, baik didunia Islam atau barat
ialah Ibnu Sina (1031 M) dan Ibnu Rusyd (1198 M). Dalam bidang seni atau
syair, penyair persia Umar Khayam (1031 M) dan penyair lirik Hafiz (1389 M)
yang dijuluki Lisan Al Gaib atau suara dari dunia gaib, sangat dikenal luas saat
itu.
Ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang baik mula-mula di
negara seperti Turki, India danm Mesir. Sejak masa pemerintahan Sultan
Muhammad II ( 1785 – 1839 ) Kesultanan Turki sudah melakukan berbagai usaha
guna memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. Usaha- usaha yang dilakukan
sebagai berikut :
1) Memasukkan pengetahuan umum ke dalam kurikulum pendidikan
Islam.
2) Mendirikan Lembaga Pendidikan Mektebi Ulumi Edebiyet yang
menyediakan tenaga-tenaga ahli dibidang penerjemah.
3) Mendirikan perguruan tinggi di bidang kedokteran, militer dan
teknologi.
Setelah Kesultanan Turki dihapuskan pada tanggal 1 November 1923 M
dan Turki berubah berbentuk republik dengan Presiden Mustafa Kemal At Turki,
kemajua Turki di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi terus ditingkatkan.
Sejak penjajahan Inggris, di India sudah bermunculan cendekiawan
muslim moderen yang melakukan usaha agar umat muslim mampu menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mampu memerdekakan diri.
Cendekiawan muslim India yang terkenal antara lain, Syah Waliyullah (1703-
1762M), Sayid Amir Ali ( 1849-1928 M),Muhammad Iqbal ( 1873-1938 M),
muhammad Ali Jinnah ( 1876-1948 M), dan Abdul kalam Azad (1888-1956 M).
Dari sejumlah cendekiawan tersebut yang di pandang paling berjasa terhadap
moderenisasi islam adalah di India adalah Sayid Ahmad Khan.
Beliau memberikan sumbangan pemikiran yang dapat mengungah semangat
belajar muslim India. Beliau menyatakan bahwa umat Islam terbelakang dan
bodoh, miskin dan terjajah karena mereka tidak memiliki ilmu pengetahuan dan
teknologi seperti yang dimiliki eropa. Untuk mewujudkan gagasannya tersebut
beliau mendirikan“the Scentufic Socienty” dan “translation Society” yakni
lembaga pendidikan ilmu pengetahuan dan lembaga penerjem,ah ilmu
pengetahuan moderen. Belau juga mendirikan sekolah “ Muhammaden Anglo
Oriental College (MAOC) pada tahun 1978 yang kemudian berubah menjadi “
Muslim University of Aligar”.
Sejak ekspedisi napoleon memasuki mesir tahun 1798, muslim Mesir
terutama penguasa dan cendekiawan mulai menyadari atas keterbelakangan
mereka. Maka mereka lalu melakukan berbagai upaya agar dapat menguasai
iolmu pengetahuan dan teknologi yang dimilki bangsa Eropa. Mulailah
Muhammad Ali, pemimpin mesir tahun 1805-1849 M. Mengirim mahasiswa
untuk mempelajari iptek ke Prancis dan setelah itu kembali lagi ke mesir menjadi
pengajar perguruan tinggi, terutama universitas Al Azhar, karena ilmu yang
menuntut ilmu disana bukan hanay mahasiswa mesir saja, melainkan mahasiswa
muslim dari berbagai negara diluar mesir.
Setelah Universitas Al Azhar di mesir juga didrikan beberapa perguruan
tinggi yang berkualitas, anatara lain Universitas Ainusyams tahun 1950 di kairo,
Universitas Hilwan, Universitas Assitut tahun 1957, Universitas Suez tahun 1976
dan Universitas Amerika di kairo ( The American University in Cairo) yang
didirikan bagai mahasiswa-mahasiswa Mesir dengan tenaga pengajar Amerika.
2.2 Perkembangan Kebudayaan Islam Pada era Modern
2.1.1 Perkembangan Kebudayaan pada masa Pembaharuan
Bangsa Turki tercatat dalam sejarah Islam dengan keberhasilannya
mendirikan dua dinasti yaitu Dinasti Turki Saljuk dan Dinasti Turki Usmani. Di
dunia Islam, ilmu pengetahuan modern mulai menjadi tantangan nyata sejak akhir
abad ke-18, terutama sejak Napoleon Bonaparte menduduki Mesir pada tahun
1798 dan semakin meningkat setelah sebagian besar dunia Islam menjadi wilayah
jajahan atau dibawah pengaruh Eropa.akhirnya serangkaian kekalahan berjalan
hingga memuncak dengan jatuhnya dinasti Usmani di Turki. Proses ini terutama
disebabkan oleh kemjuan tekhnologi barat. Setelah pendudukan Napoleon,
Muhammad Ali memainkan peranan penting dalam kampanye militer melawan
Perancis. Ia diangkat oleh pengusaha Usmani menjadi Pasya pada tahun 1805 dan
memerintah Mesir hingga tahun 1894
Buku-buku ilmu pengetahuan dalam bahasa Arab diterbitkan. Akan tetapi,
saat itu terdapat kontroversial percetakan pertama yang didirikan di Mesir
ditentang oleh para ulama karena salah satu alatnya menggunakan kulit babi.
Muhammad Ali Pasya mendirikan beberapa sekolah tekhnik dengan guru-gurunya
dari luar negaranya. Ia mengirim lebih dari 4000 pelajar ke Eropa untuk
mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Kebudayaan turki merupakan perpaduan antara kebudayaan Persia,
Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia, mereka banyak menerima ajaran-
ajaran tentang etika dan tatakrama kehidupan kerajaan atau organisasi
pemerintahan. Prinsip kemiliteran mereka dapatkan dari Bizantium, sedangkan
dari Arab, mereka mendapat ajaran tentang prinsip ekonomi, kemasyarakatan, dan
ilmu pengetahuan.
Orang-orang Turki Usmani dikenal sebagai bangsa yang senang dan
mudah berasimilasi dengan bangsa lain dan bersikap terbuka terhadap
kebudayaaan luar. Para ilmuwan ketika itu tidak menonjol. Namun demikian,
mereka banyak berkiprah dalam pengembangan seni arsitektur Islam berupa
bangunan-bangunan masjid yang indah seperti masjid Sultan Muhammad Al
Fatih, masjid Sulaiman, dan masjid Abu Ayub Al Ansari. Masjid-masjid tersebut
dihiasi pula dengan kaligrafi yang indah. Salah satu masjid yang terkenal dengan
keindahan kaligrafinya adalah masjid yang awalnya berasalh dari gereja Aya
Sophia.
Islam dan kebudayaannya tidak hanya merupakan warisan dari masa silam
yang gemilang, namun juga salah satu kekuatan penting yang cukup
diperhitungkan dunia dewasa ini. Al Qur’an terus menerus dibaca dan dikaji oleh
kaum muslim. Budaya Islam pun tetap merupakan faktor pendorong dalam
membentuk kehidupan manusia di permukaan bumi.
Toleransi beragama merupakan salah satu kebudayaan Islam dan tidak ada
satupun ajaran Islam yang bersifat rasialisme. Dalam hal ini, agama yang
ditegakkan oleh Nabi Muhammad mengandung amanat yang mendorong
kemajuan bagi seluruh umat manusia, khusunya umat Islam di dunia.
2.1.2 Manfaat Sejarah Islam pada Masa Pembaruan
a. Sejarah dikemukakan dalam Al Qur’an sebagai kisah atau peristiwa yang
dialami umat manusia di masa lalu. Orang yang tidak mau mengambil
hikmah dari sejarah mendapat kecaman karena mereka tidak mendapat
pelajaran apapun dari kisah dalam Al Qur’an. Melalui sejarah, kita dapat
mencari upaya antisipasi agar kekeliruan yang mengakibatkan kegagalan
di masa lalu tidak terulang di masa yang akan datang.
b. Pelajaran yang dapat diambil dari sejarah dapat menjadi pilihan ketika
mengambil sikap. Bagi orang yang mengambil jalan sesuai dengan ajaran
dan petunjuk Nya, orang tersebut akan mendapat keselamatan
c. pembaruan akan memberi manfaat berupa inspirasi unutk mengadakan
perubahan-perubahan sehingga suatu pekerjaan akan menajdi lebih
efektif dan efisien
d. dalam sejarah, dikemukakan pula masalah sosial dan politik yang
terdapat di kalangan bangsa-bangsa terdahulu. Semua itu agar menjadi
perhatian dan menjadi pelajaran ketika menghadapi permasalahan yang
mungkin akan terjadi
e. pembaruan mempunyai pengaruh besar pada setiap pemerintahan.
Sebagai contoh, pada zaman Sultan Mahmud II sadar bahwa pendidikan
madrasah tradisional tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman abad ke-19.
oleh karena itu, dibuatlah pembaruan-pembaruan di bidang pendidikan
yang memasukkan unsur ilmu pengetahuan umum ke dalam sistem
pendidikan negara tersebut.
f. corak atau bentuk negara dianggap kalangan tertentu bukan persoalan
agama, tetapi persoalan duniawi sehingga hal tersebut diserhakan kepada
manusia untuk menentukannya. Hal seperti ini dilakukan oleh Mustafa
Kemal Pasya dalam menghapus sistem kekhilafan dari kerajaan Usmani.
Perilaku Cerminan Penghayatan terhadap Sejarah Islam pada Masa
Pembaruan
Ada beberapa perlaku yang dapat dijadikan cerminan terhadap
penghayatan akan sejarah perkembangan Islam pada masa pembaruan ini. Hal-hal
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan menanamkan jihad
yang sesuai dengan ajaran Al Qur’an dan hadis
2. Sejarah dapat dijadikan sumber inspirasi untuk membuat langkah-
langakah inovatif agar kehidupan menusia dapat damai dan sejahtera baik
di dunia maupun di akhirat.
3. Memotivasi diri terhadap masa depan agar memperoleh kemajuan serta
mengupayakan agar sejarah yang mengandung nilai negatif atau kurang
baik tidak akan terualng kembali.
4. Membangun masa depan berdasarkan pijakan-pijakan yang telah ada di
masa lalu sehingga dapat membangun negara senantiasa menjadibaldatun
tayyibatun wa rabbun gafur atau negara yang baik dan mendapat
ampunan dari Allah SWT
5. Ilmu pengetahuan dan tekhnologi di masa pembaruan cukup canggih dan
menakjubkan sehingga melalui proses belajar akan dapat diperoleh
kemajuan yang lebih baik bagi gemerasi-generasi muslim di masa depan.
D. Pengaruh Perkembangan Dunia Islam terhadap Umat Islam di Indonesia
Pembaruan di negara-negara timur tengah tidak hanya tersebar di
lingkungan mereka sendiri, namun juga meluas hingga ke Indonesia. Pengaruh-
pengaruh dari pembaruan tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Gema pembaruan yang dilakukan oleh Jamaludin Al Afgani an syekh
Muhammadn Abdul Wahhab sampai juga ke Indonesia, terutama terhadap
tokoh-tokoh seperti Haji Muhammad Miskin (Kabupaten Agam, Sumatera
Barat), Haji Abdur Rahman (Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera
Barat), dan Haji Salman Faris (Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat).
Mereka dikenal dengan nama Haji Miskin, Haji Pioabang dan Haji
sumaniik. Sepulang dari tanah suci, mereka terilhami oleh paham syekh
Muhammad Abdul Wahhab. Mereka pulang dari tanah suci pada tahun
1803 M dan sebagai pengaruh pemikiran para pembaru timur tengah
tersebut adalah timbulnya gerakan paderi. Gerakan tersebut ingin
membersihkan ajaran Islam yang telah bercampur-baur dengan perbuatan-
perbuatan yang bukan Islam. Hal ini menimbulkan pertentangan antara
golongan adat dan golongan Paderi.
2. Pada tahun 1903 M murid-murid dari Syekh Ahmad Khatib Al
Minangkabawy, seorang ulama besar bangsa Indonesia di makkah yang
mendapat kedudukan mulia di kalangan masyarakat dan pemerintahan
Arab, kembali dari tanah suci. Murid-murid dari syekh ahmad inilah yang
menjadi pelopor gerakan pembaruan di minangkabau dan akhirnya
berkembang ke seluruh Indonesia. Mereka antara lain sebagai berikut :
Syekh Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka), Syekh Daud
Rasyidi, Syekh Jamil Jambik dan Kyai Haji Ahmad Dahlan (pendiri
Muhammadiyah)
14
3. Munculnya berbagai organisasi dan kelembagaan Islam modern di
Indonesia pada awal abad ke-20, baik yang bersifat keagamaan, politik
maupun ekonomi. Organisasi tersebut ialah sebagai berikut.
a. Jamiatul Khair (1905 M) yang merupakan wadah lembaga pendidikan dan
pengkaderan generasi muda penerus perjuangan Islam dan berlokasi di Jakarta
b. Muhammadiyah (18 November 1912) yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan. Ia
memiliki pemikiran yang tidak menghendaki berkembangnya bid’ah, tahayul
kurafat dan mengembalikan ajaran Islam yang sesuai dengan Al Qur’an dan hadis
di Yogyakarta
c. Al Irsyad (1914 M) dibawah pimpinan Ahmad Sukarti dan bertempat di Jakarta.
d. Persatuan Islam (persis) dibawah pimpinan Ahmad Hasan yang didirikan tahun
1923 di Bandung. Al Irsyad dan Persis memiliki bentuk gerakan yang hampir
sama dengan Muhammadiyah.
e. Seriakt Dagang Islam (1911) di bawah pimpinan Haji Samanhudi di Solo. Pada
awalnya gerakan tersebut bersifat ekonomi dan keagamaan. Akan tetapi kemudian
berubah menjadi kegiatan yang bersifat politik. Terjadi perubahan kembali
menjadi Partai Serikat Islam dan pada tahun 1929 kembali berubah menjadi PSII
(partai Serikat Islam Indonesia).
f. Jamiyatul Nahdatul Ulama (NU) yang lahir 13 Januari 1926 di surabaya di bawah
pimpinan KH Hasym Asyari. Nahdatul Ulama merupakan wadah para ulama di
dalam tugas memimpin masyarakat muslim menuju cita-cita kejayaan Islam.
Gerkannya kemudian juga berubah ke arah politik
g. Matla’ul Anwar (1905) di Menes, Banten yang didirikan oleh KH M. Yasin.
Organisasi ini bersifat sosial keagamaan dan pendidikan.
h. Pergerakan Tarbiyah (Perti) di Sumatera Barat yang didirikan oleh Syekh Sulaiman
Ar Rasuli pada tahun 1928. organisasi ini bergerak di bidang pendidikan,
membasmi bid’ah, khurafat dan tahayul serta taklid di kalangan umat Islam
i. Persatuan Muslim Indonesia (Permi) yang didirikan pada tanggal 22 mei 1930 di
bukit tinggi. Organisasi ini pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi kemudian
menjadi partai politik yang menuntut kemerdekaan Indonesia. Pemimpinnya
adalah Muchtar Lutfi
j. Majlis Islam ‘Ala Indonesia yang didirikan atas prakarsa KH Ahmad Dahlan dan
KH Mas Mansur pada tahun 1937. pada mulanya organisasi ini tidak terlibat pada
kegiatan politik, tapi pada akhirnya terlibat pula dalam politik praktis yaitu
dengan melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda.
15
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa gerakan pembaruan yang
menyebabkan lahirnya organisasi keagamaan pada mulanya bersifat keagamaan,
tetapi seiring dengan kondisi masyarakat pada saat itu kemudian menjelma
menjadi kegiatan politik yang menuntut kemerdekaan Indonesia dan hal tersebut
dirasakan mendapat pengaruh yang signifikan dari pemikir-pemikir para pembaru
Islam, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Modernisasi dalam bidang sastra ditandai dengan muncilnya sastrawan
Islam di beberapa Negara seluruh dunia antara lain :
a. Muhammad iqbal
Lahir di Pakistan tahun 1877 dan wafat tahun 1938. Beliau mengungkapkan
falsafahnya melalui puisi. Krya yang terkenal adalah Asrari Khudi dan The
Reconstruction Of Religious Thoughs in Islam.
b. Mustafa Lutfi Al-Manfaluti
Sastrawan dan ulama Al-Azhar . Lahir paa tahun 1876 dan wafat tahun 1926.
Karya sastranya berupa cerpen yang bergaya klasik modern.
c. Dr. Muhammad Husein Haekal
Lahir pada tahun 1888 dan wafat tahun 1956. Sastrawan Mesir dengan karyanya
yang terkenal yakni Hayatu Muhammad dan Muhammad
d. Jamil Shidqi Az Zahawi
Lahir pada tahun 1863 dan wafat tahun 1936. Perintis sajak modern yang bernada
keras dan terkenal sebagai pembela hak wanita bersama Ma’ruf Ar Rasafi.
e. Abdus Salam Al Ujali
Lahir tahun 1918. Seorang dokter namun aktif menulis novel dan cerpen.
f. Aisyah Abdurrahman binti Syati’
Seoorang Dokter dalam sastra klasik dan terkenal sebagai seorang jurnalis pada
mass media Mesir Al Ahram.
16
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Di abad pertengahan islam mulai berkembang dan islam menyebar ke negara-
negara lain misal India, Irak, Pakistan dan lain lain, dan pada abad pertengahan
pula dalam masa penyebaran islam muncul ilmuan ilmuan dan cendekiawan
cendekiawan islam. Negara negara yang bercorak islam pun bermunculan di
berbagai negara, dan merupakan pusat penyebaran islam.
B. SARAN
Kita sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna harus menjaga
apa yang telah diberikan Allah kepada kita.Karena Allah telah menugaskan kita
sebagai kholifah di bumi.Kita harus berusaha menjadi manusia yang lebih
baik,dengan cara menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua
larangan-Nya.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.geocities.com/cominglucky/tamadunmain.htm, diakses tanggal
16 September 2006
Sumber : http://nasirsalo.blogspot.com/2008/09/kerajaan-mughal-di-india-asal-
usul.html
2. http://hitsuke.blogspot.com/2009/05/kerajaan-safawi-di-persia.html
3. http://forum.dudung.net/index.php?topic=4738.0
4. SUPRIYANTO, MODUL SISWA, penunjang pembelajaran, pendidikan
agama islam kelas xi semester 1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah
ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak
akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui perkembangan dunia Islam
pada abad pertengahan . Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Perkembangan dunia Islam pada era moderen” dan
sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu
mendapat pengetahuan tentang Islam dan perkembangannya diabad pertengahan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru Agama kami , Ibu Hj. Siti
Wachidah serta teman-teman yang telah banyak membantu menyusun agar dapat
menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima
kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL……………………………………………………………………………
……. i
MOTO……………………………………………………………………………
……………………… ii
PENGANTAR……………………………………………………………………
…………………… iii
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………………
………… iv
BAB I
A. PENDAHULUAN……………………………………………….……………..
……………... 1
B. LATAR BELAKANG MASALAH………………………….....
……………………….…. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. PERKEMBANGAN AJARAN ISLAM PADA ERA
MODERN…………………………… 3
B. PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN PADA ERA
MODERN……………….. 8
C. PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN ISLAM PADA ERA
MODERN………………… 11
BAB III PENUTUP
A. SARAN……………………………………………………………………………
………………. 17
B. KESIMPULAN…………………………………………………………………
………………. 17
C. DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………
18
iv
top related