perkembangan masa kanak-kanak

41
PERKEMBANGAN MASA KANAK-KANAK (USIA 2-12/13 TAHUN) MAKALAH Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bibliotherapy Oleh Anggiani Qodariah 1200485

Upload: anggiani-qodariah

Post on 10-Aug-2015

163 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perkembangan Masa Kanak-Kanak

PERKEMBANGAN MASA KANAK-KANAK

(USIA 2-12/13 TAHUN)

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bibliotherapy

Oleh

Anggiani Qodariah

1200485

PRODI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

JURUSAN KURIKULUM TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2015

Page 2: Perkembangan Masa Kanak-Kanak

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena atas segala

rahmat, karunia dan pertolongan-Nya, laporan hasil penelitian ini telah dapat terselesaikan.

Tujuan pembuatan laporan hasil penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata

kuliah Bibliotherapy, pada Program Studi Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu

Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini, tidak mungkin terwujud tanpa

bantuan berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini, Penulis sampaikan rasa terima

kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya, kepada semua pihak yang telah mendorong

serta membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, aamiin.

Bandung, Februari 2015

Penulis

Page 3: Perkembangan Masa Kanak-Kanak

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1

B. Perumusan Masalah Penelitian..................................................................... 1

C. Tujuan Penelitian.......................................................................................... 2

D. Manfaat Penelitian........................................................................................ 2

E. Sistematika Penelitian................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 4

A. Tugas Perkembangan................................................................................... 5

B. Perkembangan Kognitif............................................................................... 6

C. Perkembangan Bahasa................................................................................. 10

D. Perkembangan Sosial................................................................................... 14

E. Perkembangan Emosi................................................................................... 18

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 22

A. Kesimpulan................................................................................................... 22

B. Rekomendasi................................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Perkembangan Masa Kanak-Kanak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan merupakan sebuah hal yang tidak dapat dihilangkan dari

makhluk hidup begitupun perkembangan. Perbedaannya adalah pertumbuhan

merupkan sesuatu yang bersifat jasmaniah dan bisa diukur sedangkan perkembangan

lebih bersifat rohaniah dan tidak bisa diukur menggunakan alat apapun.

Perkembangan dan pertumbuhan adalah sesuatu yang berjalan beriringan, bersama-

sama dalam kehidupan maklhluk hidup. Manusia, hewan dan tumbuhan semuanya

mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

Perkembangan merupakan hal yang bersifat rohaniah dan tentunya

perkembangan ini sangat mempengaruhi tumbuh kembangnya seorang individu.

Setiap saatnya individu itu mengalami kemajuan seperti pertumbuhan dan

perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan ini berjalan seiringan dengan

bertambahnya umur seorang individu. Pertumbuhan dan perkembangan ini terbagi

menjadi beberapa fase kehiduan seorang individu. Dimulai dari fase bayi/kanak-

kanak, fase anak, fase remaja dan fase dewasa dan fase usia lanjut. Setiap fase

tersebut memiliki perkembangan yang berbeda. Pertumbuhan dan perkembangan

tentunya berbeda dan perbedaan itu kadang kala sirna karena masih berkembangnya

paham pertumbuhan dan perkembangan itu sama di masyarakat, padahal berbeda.

Perkembangan juga terbagi lagi menjadi beberapa bagian seperti perkembangan

kognitif, bahasa, sosial dan emosi.

Sehingga dengan melihat latar belakang diatas maka penulis ingin mencoba

mengulik kembali apa yang dimaksud dengan perkembangan, dimulai dari tugas

perkembangannya, perkembangan kognitignya, perkembangan bahasanya,

perkembangan sosialnya dan perkembangan emosinya terutama untuk fase kanak-

kanak yang berusi sekitar 2-12 tahun.

B. Perumusan Masalah Penelitian

1. Bagaimana konsep perkembangan kanak-kanak usia 2-12 tahun ?

2. Bagaimana persfektif perkembangan anak tersebut dilihat dari sisi kognitifnya,

bahasanya, sosialnya dan emosinya ?

Page 5: Perkembangan Masa Kanak-Kanak

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang

perkembangan masa kanak-kanak pada usia 2-12/13 tahun. Sedangkan secara khusus,

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenomena tentang :

1. Tugas perkembangan untuk anak-anak yang berusia 2-12/13 tahun

2. Melihat perkembangan anak-anak yang berusia 2-12/13 tahun dalam

perkembangan kognitifnya, perkembangan bahasanya, perkembangan sosialnya

dan perkembangan emosinya.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini setidaknya terdapat dua manfaat, yaitu manfaat teoritis

dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Ditinjau dari aspek teoritis, penelitian ini berguna untuk memperkaya kajian ilmu

psikologi anak di program studi perpustakaan dan informasi, khususnya tentang

pengayaan dari perkembangan masa kanak-kanak usia 2-12/13 tahun.

2. Manfaat Praktis

Dalam tataran praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut ;

a. Sebagai bahan masukan bagi beberapa keluarga yang terkait dalam

perkembangan anak-anaknya terutama anak-anaknya yang berusia 2-12/13

tahun .

b. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai pola

perkembangan anak-anak usia 2-12/13 tahun dilihat dari tugas

perkembangannya, perkembangan kognitifnya, perkembangan bahasanya,

perkembangan sosialnya dan perkembangan emosinya.

E. Sistematika Penulisan

BAB I meliputi: Pendahuluan yang didalamnya membahas latar belakang penelitian,

permusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian

dan sistematika penulisan

BAB II meliputi: Pembahasan

Page 6: Perkembangan Masa Kanak-Kanak

BAB III meliputi : Kesimpulan dan rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA

Page 7: Perkembangan Masa Kanak-Kanak

BAB II

PEMBAHASAN

Perkembangan merupakan hal yang wajar terjadi pada sebuah kehidupan yang mana

perkembangan itu berjalan beriringan dengan bertambahnya umur seorang makhluk hidup.

Perkembangan tentunya berbeda dengan pertumbuhan. Pertumbuhan merupakan sebuah

kemajuan yang terlihat pada diri seorang makhluk hidup yang mana kemajuannya tersebuut

dapat diukur dengan menggunakan sebuah alat tertentu dan lebih bersifat jasmaniah seperti

bertambahnya tinggi badan, bertambahnya berat badan, dll. Sedangkan perkembangan

merupakan sebuah kemajuan yang terlihat dari sebuah kematangan mental dan lebih bersifat

lahiriah. Perkembangan ini dilihat dari kelakuan dan sifat seorang individu tersebut sehari-

hari. Banyak yang dapat dilakukan ketika seseorang mengalami pertumbuhan dan juga

perkembangan. Menurut Hartinah, (2008:24) pertumbuhan merupakan perubahan secara

fisiologis sebagai hasil dari proses kematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara

normal dalam perjalanana waktu tertentu. Sedangkan, perkembangan adalah proses

perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi organ-organ jasmaniah dan bukan

pada organ jasmani tersebut sehingga penekanan arti perkembangan terletak pada

penyempurnaan fungsi psikologis yang termanifestasti pada kemampuan organ fisiologis.

Dalam perkembangannya manusia terbagi menjadi beberapa fase. Dalam secara

umum fase-fase tersebut terbagi menjadi lima bagian, yaitu masa bayi dan kanak-kanak, masa

anak, masa remaja, masa dewasa muda dan masa dewasa atau usia lanjut. Sedangkan menurut

para ahli ada menurut Jean Jacques Rousseau (dalam Hartinah, 2008:40). Beliau

mengemukakan tahapan-tahapan perkembangan anak menjadi empat tahapan yaitu masa bayi

(0-2 tahun) anak hidup sebagai binatang, masa kanak-kanak (2-12 tahun) anak hidup sebagai

manusia biadab, masa remaja awal (12-15 tahun) anak hidup sebagai petualang

perkembangan intelek dan pertimbangan, dan masa remaja yang sesungguhnya (15-24 tahun)

individu hidup sebagai manusia biadab : pertumbuhan kelmain, sosial, dan kata hati.

Pendapat lain yang mengatakan ada beberapa tahapan perkembangan yang terjadi

pada seorang individu adalah mneurut Sigmund Freud. Freud (dalam Hartinah, 2008:41)

mengemukakan lima tahapan perkembangan indivisu sebagai berikut :

a) Tahap Oral (Oral Stage) terjadi pada usia 0-2 tahun yang mana perkembangan

ini telah dimulai pada masa bayi. pada masa ini bayi sudah merasakan rasa

Page 8: Perkembangan Masa Kanak-Kanak

senang ketika ada rangsangan benda, makanan atau apapun yang ada di dalam

mulut.

b) Tahap Anal (Anal Stage) terjadi pada usia 2-4 tahun, bayi merasakan

kesenangan bila buang air besar karena terdapat sesuatu rangsangan pada

dubur (anal).

c) Tahap Falik (phallic stage) terjadi pada usia 4-6 tahun, anak merasakan

kesenangan jika ada rangsangan atau sentuhan pada kelaminnya.

d) Tahap latensi (latency stage) terjadi pada usia 6-12 tahun, dorongan

seksualnya tidak tanpak sebab tersembunyi dalam berbagai aktivitas dan

hubungan sosial.

e) Tahap Genital (genital stage) usia 12 tahun sampai dewasa, merupakan masa

kematangan kehidupan seksual.

Setiap fase tersebut memiliki tugas dan kewajibannya masing-masing dalam

mengarungi lautan kehidupan ini. Tugas perkembangan setiap individu berbeda pada setiap

fasenya tergantung situasi dan kondisi yang tercipta dalam lingkungan kehidupan tersebut.

Pada saat ini hal yang akan dibahas untu ditindak lanjuti adalah pada masa atau pada fase

masa pembangan kanak-kanak. Menurut Hurlock pada tahun 2009 (dalam Herlina, 2013:17)

masa kanak-kanak itu terbagi menjadi dua bagian yiatu masa kanak-kanak awal (Early

Childhood) yang terjadi pada usia 2-6 tahun dan masa kanak-kanak akhir (late childhood)

pada usia 6-12 tahun.

A. Tugas Perkembangan

Tugas perkembangan menurut Havighurts (Gunarsa, 1982:63 dalam

Herlina, 2013:21) adalah tugas-tugas yang timbul pada atau kira-kira masa

perkembangan tertentu dalam kehidupan seseorang, yang bilamana berhasil akan

menimbulkan kebahagiaan dan akan diharapkan berhasil pada tugas

perkembangan berikutnya. Menurut Hartinah pada tahun 2008 di halaman 43

menyatakan bahwa tugas perkembangan adalah kemampuan atau keterampilan

yang harus dikuasi atau dimiliki anak pada periode perkembangan tertentu.

Menurut beliau tugas perkmebangan itu tersusun oleh beberapa hal yaitu :

1. Adanya kematangan fisik tertentu pada periode perkembangan tertentu,

2. Adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang mengalmai

perkembangan itu sendiri,

3. Adanya tuntutan kultural dari masyarakat sekitar.

Page 9: Perkembangan Masa Kanak-Kanak

Menurut Havighurst dalam Hurlock pada tahun 1990 (dalam Herlina,

2013:21) menyatakan bahwa tugas perkembangan masa kanak-kanak awal dapat

dikatakan sebagai berikut :

1. Belajar mengerti tentang perilaku seks yang benar.

2. Belajar membedkaan benar dan salah dalam hubungannya dnegan orang-

orang di luar terutama di lingkungan tetangga, sekolah dan teman.

3. Belajar mengembangkan hati nurani.

4. Belajar memberi dan menerima kasih sayang.

MenurutHavighurst (dalam Hartinah, 2008:46-47) tugas perkembangan

masa kanak-kanak akhir adalah sebagai berikut :

1. Belajar keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan.

2. Pengembangan sikap yang menyeluruh terhadap diri sendiri sebagai

individu yang sedang berkembang.

3. Belajar berkawan dengan teman sebaya.

4. Belajar melakukan peranan sosial sebagai laki-laki atau wanita

5. Belajar menguasau keterampilan-keterampilan intelektual dasar yaitu

membaca, menulis dan berhitung.

6. Pengembangan konsep-konsep diperlukan dalam kehidupan sehari-hari

agar dapat menyesuaikan diri dan berperilaku sesuai dengan tuntutan dari

lingkungannya, anak dituntut telah memiliki konsep-konsep yang

diperlukan dalam kehidupannya sehari-hari, baik yang berkenaan dengan

pergaulan, pekerjaan, kehidupan keagamaan, dll.

7. Pengembangan moral, nilai dan hati nurani.

8. Memiliki kemerdekaan pribadi

9. Pengembangan sikap terhadap lembaga dan kelompok sosial.

B. Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif meruppakan sebuah fase perkembangan yang paling

cepat berkembang karena berresonansi dengan pemikiran seorang individu.

Perkembangan kognitif ini berkembangan dengan pengetahuan yang setiap hari

bertambah. Perkembangan kognitif ini melihat bagaimana caranya kegiatan

berfikir itu bekerja. Seperti halnya mengingat seuatu dan memecahkan suatu

Page 10: Perkembangan Masa Kanak-Kanak

masalah. Hal-hal tersebut berkaitan erat dengan kehidupannya dan juga berkaitan

sangat erat dengan kemmapuan berfikirnya. Sungguh sebuah hadiah yang indah

yang diberikan oleh-Nya kepada semua makhluk-Nya. Tanpa adanya kemampuan

kognitif tentunya kita tidak bisa melakukan sesuatu dengan benar dan sulit untuk

meniti kehidupan yang cukup sulit ini. Perkembangan kognitif sangat penting

untuk dimiliki seorang individu karena akan sangat membnatu individu tersebut

menjalani hari-harinya.

Kent pada tahun 1985 (dalam Hartinah, 2008:36) menyatakan bahwa

perkembangan mental atau perkembangan kognitif adalah proses mental yang

mencakup pemahaman tentang dunia, penemuan pengetahuan, pembuatan

perbandingan, berfikir dan mengerti. Proses mental tersebut adalah proses

pengolahan informasi yang menjangkau kegiatan kognisi, inteligensia, belajar,

pemecahan masalah, dan pembentukan konsep yang membutuhkan kreativitas,

imajinasi dan ingatan yang cukup kuat. menurut Cavanaghpada tahun 1982

halaman 56 (dalam Wahyudin & Agustin, 2012:35) kognisi merupakan bagian

intelek yang merujuk pada penerimaan, penafsiran, pemikiran, pengingatan,

pengkhayalan, pengambilan keputusan dan penalaran, dengan kemmapuan kognisi

inilah individu mampu memberikan respon terhadap kejadian yang terjadi secara

internal dan eksternal.

Piaget (dalam Hartinah, 2008:36) mengatakan bahwa perkembangan mental

pada hakekatnya adalah perkembangan kemampuan penlaaran logis (development

of ability to reason logically) dimana disini menurut beliau berpikir dalam proses

mental tersebut jauh lebih penting dari sekedar mengerti. Piaget (Gunarsa, 1982

dalam Herlina, 2013 :23) juga menyatakan bahwa beliau mengkategorikan

perkembangan kognitif masa kanak-kanak awal berada pada masa praoperasional.

Masa ini adalah dimana seorang anak duah mampu untuk menggunakan

kemampuan simbolik. Menurut Gunarsa pada tahun 1982 (dalam Herlina,

2013:23) kemampuan simbolik adalah kemmapuan untuk mewakilkan sesuatu

yang tidak ada, tidak terlihat, dengan sesuatu yang lain atau sebaliknya, sesuatu

hal mewakili sesuatu yang tidak ada.

Hurlock pada tahun 1990 (dalam Herlina, 2013:23-24) menyatakan bahwa

masa kanak-kanak akhir perkembangan kognitifnya berada pada tahap operasi

yang konkret. Adapun hal tersebut ditandai dengan :

Page 11: Perkembangan Masa Kanak-Kanak

a) Anak sudah mulai bisa berfikir sistematis, melakukan analisis dan

sisntetis tetapi terbatas pada benda-benda/peristiwa-peristiwa konkret,

yang diwujudkan dalam :

Mengembangkan strategi pemecahan masalah

Mempertimbangankan hubungan antara satu kejadian dengan

kejadian lainnya.

Mempertimbangakan bagaimana beberapa aspek yang berbeda

dapat mempengaruhi orang lain.

b) Egosentrisme mulai berkurang, artinya anak sudah mulai memiliki

kemampuan mengkoordinasikan pandangan-pandangan orang lain

dengan pandangannya sendiri dan memiliki persepsi positif bahwa

pandangannya hanyalah salah satu dari sekian banyak pandangan

orang.

Beaty pada tahun 1998 pada halam1n 123 (dalam Wahyudin dan Agustin,

2012:37) menyatakan bahwa anak mengembangkan kemampuan kognitifnya

melalui kegiatan bermain dengan tiga cara yaitu :

1. Memanipulasi/meniru apa yang terjadi dan dilakukan oleh orang

dewasa atau objek yang ada disekitar anak.

2. Mastery, yaitu menguasai suatu aktivitas dengan mengulangi suatu

kegiatan yang tentunya menjadi kesenangan dan memberikan

kebermaknaaan pada diri anak.

3. Meaning yaitu memberikan kebermaknaan kepada diri anak sehingga

menumbuhkan motivasi bagi anak dalam melakukannya.

Ada beberapa contoh nyata yang saya ambil melalui studi kasus yang terjadi di

lingkungan hidup saya yang mana saya memiliki sepupu dengan umur yang masuk

ke dalam fase masa kanak-kanak awal (Early Childhood) dan masa kanak-kanak

akhir (Late Chilchood). Ada 4 anak yang umurnya berurutan dan 2 anak yang

sudah menginjak masa kana-kanak akhir, ada Raffa Sulaeman dan Raffi

Surachman yang baru berumur 2 tahun. Dude Yusuf Herlambang yang masih

berumur 3 tahun, Chandra Ilyasa yang berumur 4 tahun, Fathir Wardhani yang

berumur 7 tahun dan Ilham Sanjaya Almunawar yang berumur 11 tahun.

Page 12: Perkembangan Masa Kanak-Kanak

Untuk Raffa, Raffi, Dude dan Chandra saya masukkan ke masa dan untuk

Fathir dan Ilham saya masukkan ke fase masa kanak-kanak akhir. Banyak sekali

perkembangan kognitif yang terjadi kepada mereka semua. Dimulai dari meniru,

memecahkan masalah, dan perkembangan-perkembangan lain yang menurut saya

itu adalah sebuah hal yang menakjubkan yang bisa dilakukan oleh anak-anak

seusia mereka. Untuk masa anak-anak kanak-kanak awal dan masa kanak-kanak

akhir yang sering dapat saya perhatikan dari tingkah laku mereka adalah sebagai

berikut :

Raffa & Raffi (2 Tahun) : mereka sudah mampu untuk meniru apa

yang dilakukan oleh orang tuanya. Selian itu, mereka juga sudah mulai

membedakan orang-orang yang ada di sekitarnya mulai dari keluarga

yang bernama Mama, Bapak, Bibi, Paman (dalam bahasa sunda biasa

disebut dengan Emang), Ayah, Ibu, nenek (yang dalam bahasa sunda

itu Ema), Umi, Abi dan Kakak (yang dalam bahasa sunda itu Aa dan

Teteh). Mereka juga sudah mulai mampu untuk memecahkan masalah

dengan cara mereka sendiri seperti cara untuk membuka pintu, cara

untuk menggunakan sandal walaupun masih sedikit salah namun

mereka sudah mampu untuk menggunaknnya. Mereka juga mampu

untuk makan dan minum dengan menggunakan sendok dan juga gelas.

Perbedaan dari kedua anak ini adalah walaupun mereka kembar tapi

mereka berbeda. Untuk Raffi, dia sering patuh untuk melakukan

sesuatu yang di perintah oleh orang tuanya sedangkan untuk Raffa, dia

kadang seperti kurang paham atau mungkin malas untuk melakukan

sesutau yang di perintahkan oleh orang tuanya sehingga sedikit tidak

patuh ketika di suruh melakukan sesuatu.

Dude (3 Tahun) : untuk Dude sendiri, dia sekarang sudah mualai

mampu memecahkan masalahnya dengan meniru yang dilakukan oleh

orang tuanya. Seperti buang air kecil dengan benar, lalu menggunakan

alat bantu ketika ingin menggapai sesuatu hal terlalu tinggi untuk

dicapai olehnya. Selain itu dia juga bisa membuat menara yang cukup

tinggi dengan di susun menggunakan beberapa cangkir plastik dengan

sempurna.

Page 13: Perkembangan Masa Kanak-Kanak

Chandra (4 Tahun) : Chandra kini sudah mulai mahir untuk mulai

menghitung dari 1-10 dengan benar walaupun tidak terlalu fasih. Dia

juga sudah bisa membedakan angka-angka dengan menggunakan jari-

jarinya walaupun hanya sampai 5. Dia juga sudah mulai bisa mengajak

dirinya untuk melakukan shalat 5 waktu walaupun itu hanya untuk

shalat maghrib saja dan mengikuti gerakan shalat dengan benar. Selain

itu dia juga sudah bisa menulis angka 0 dan angka 1 dengan benar.

Fathir (7 tahun) : untuk anak yang satu ini hal yang saya takjubkan

adalah dia sudah mulai bisa memecahkan masalahnya yaitu memasang

permainan lego sesuai dengan yang ada di gambar. Menurut saya

permainan lego adalah permianan yang memacu pemikiran yang cukup

tinggi dan sedikit susah. Untuk anak sesusia dia itu adalah hal yang

menurut saya menakjubkan. Dengan fase sekolahnya yang sekarang

berada di jenjang kelas 2 sekolah dasar dia merupakan murid yang

cukup cerdas ketika dalam pelajaran menghitung.

Ilham (11 Tahun) : perkembangan kognitif yang timbul dari anak yang

satu ini adalah dia sudah mulai mampeu memecahkan masalahnya

sendiri dengan caranya sendiri. Dia kini sudah mampu menghapal dan

mengingat dengan cepat. Hal yang saya kagumkan adalah dia saat ini

akan mengikuti tes pelafalan surat-surat al-Qur’an untuk mewakili

sekolahnya dengan menghapal surat Al-Ala dalam waktu kurang dari

seminggu. Perkembangan mengingatnya juga cukup baik bagi saya

ketika mengingat dia juga mengikuti paguron silat di kampung kami

yang latihannya 4 hari sekali selama seminggu. dengan banyaknya

kegiatan yang dia lakukan setiap harinya kemampuan kognitifnya

terasah seiring dengan berjalannya waktu sehingga saya tidak khawatir

lagi dalam kemampuan menghapalnya anak ini lumayan bagus.

C. Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa merupakan fase perkembangan yang cukup penting

karena fase ini adalah fase yang mana menentukan kita untuk dapat

berkomunikasi dengan orang lain. Tanpa kemampuan bahasa kita akan sulit untu

melakukan komunikasi dengan orang lain. Hubungan perkembangan bahasa pada

masa kanak-kanak adalah ketika mereka sudah meulai belajar untuk berbicara tau

Page 14: Perkembangan Masa Kanak-Kanak

berkomunikasi dengan orang lain, baik dengan adik-adiknya, teman sebayanya

maupun dengan orang yang jauh lebih tua dengannya.

Menurut Marat pada tahun 1996 di halaman 67 (dalam Wahyudin &

Agustin, 2012 : 39) mengatakan bahwa kemampuan bahasa ucap anak juga cukup

berkaitan dengan kemampuan kognitif, karena pada saat akan mengucapkan

sesuatu akan melakukan aktivitas mental berupa mengingat, mengenal, dan

menyampaikan/mengucapkan dalam bentuk verbal yang diekspresikan dalam

aktivitas gerak motorik kasar/halus, yang secara kasat mata itu merupakan

sesuatu yang sangat kompleks. Kemampuan berbahasa itu diasah seiring dengan

berjalannya waktu pertumbuhan dan perkembangan mereka. Menurut Miller

(dalam Wahyudin & Agustin, 2012 : 38) mengatakan bahwa bahasa adalah sutau

urutan kata-kata, bahasa juga dapat digunakan untuk menyampaikan informasi

mengenai tempat yang berbeda atau waktu yang berbeda.

Hurlock pada tahun 1990 (dalam Herlina, 2013 : 26-27) mengemukakan

bahwa perkembangan bahasa yang dapat terjadi pada masa kanak-kanak awal dan

akhir adalah sebagai berikut :

1) Masa kanak-kanak awal

Pengucapan kata-kata : anak sulit mengucapkan bungi

tertentu dan kombinasi bunyi seperti z, w, d, s, dan g dan

juga kombinasi huruf mati seperti st, str, dr, dan fl.

Menambah kosakata.

Membentuk kalimat.

2) Masa kanak-kanak akhir

Mengembangkan kosakata sekitar 40.000 kata

Memahami bentuk-bentuk tata kalimat yang kompleks,

Menangkap makna ganda dari kata-kata seperti dalam

humor

Mempertimbangkan kebutuhan dari pendengar dalam

situasi yang kompleks

Merancang strategi dalam berbicara namun isi pembicaraan

cenderung merosot.

Menurut Berk pada tahun 2003 (dalam Herlina, 2013:27) menjelaskan

perkembangan bahasa pada perkembangan masa kanak-kanak ini terabagi

Page 15: Perkembangan Masa Kanak-Kanak

menjadi beberapa komponen bahasa, yaitu fonologi, semantik, gramar, pragmatik

dan kesadaran metalinguistik.

Fonolmologi adalah komponen bahasa yang berkaitan dengan aturan

struktur dan urutan bunyi bicara.

Semantik adalah komponen bahasa yang berkaitan dengan pemahaman

arti kata dan kombinasi kata.

Gramatikal atau tatakalimat adalah komponen bahasa yang berkaitan

dengan kalimat, aturan penyusunan kata, menjadi kalimat dan

morfologi, yaitu penggunaan tanda-tanda bahasa yang menandakan

jumlah, keterangan waktu, orang, jenis kelamin, kalimat aktif atau

pasif, dan makna-makna lain.

Pragmatik adalah komponen bahasa yang berkaitan dengan

kemampuan untuk menggunakan bahasa secara efektif dalam konteks

sosial.

Kesadaran metalinguistik adalah komponen bahasa yang berkaitan

dengan kemampuan untuk memikirkan bahasa sebagai sebuah sistem.

Dalam contohnya saya kembali mengambil 6 adik-adik saya tersebut seperti

di atas. Kemampuan berbahasa mereka berbeda tergantung dengan tingkatan

umurnya masing-masing. Namun dalam perkembangan bahasa ini saya melihat

kemajuan yang sangat pesat terutama untuk dua adik saya yang kembar yang baru

berumur 2 tahun itu.

Raffa & Raffi (2 tahun) : perkembangan bahasa yang terjadi kembar

namun tak sama itulah yang memperlihatkan mereka dalam

kemampuan bahasanya. Raffi jauh lebih pintar dalam

berkomunikadsi dibandingkan dengan Raffa. Raffi kini sudah mulai

bisa mengucapkan kata-kata seperti Umi, Abi, Ibu, Ayah, Bibi,

Emang atau paman, Mama, Bapak, Ema/Nenek, Aa/Kakak dan

Teteh/kakak perempuan. Selain itu Raffi juga mulai mahir untuk

mengucapkan kata-kata untuk penunjukkan hewan seperti memeng

untuk Kucing, Titit untuk ayam, burung, lauk untuk ikan, dll.

sedangkan Raffa berbeda, mungkin malas atau mungkin kurang

stimulus, Raffa sedikit susah untuk belajar mengucapkan kata-kata

tersebut dan hanya bisa masih menggunakan bahasa-bahasa bayi

Page 16: Perkembangan Masa Kanak-Kanak

yang unik itu. Dalam berkomunikasi, Raffi juga jauh lebih pintar

kini Raffi sudah mampu berkomunikasi dengan Uminya seperti

ketika dia membutuhkan sesuatu dia memanggil Uminya sedangkan

Raffa cenderung lebih sulit untuk berkomunikasi dia masih belum

mampu memanggil uminya sehingga ketika dia membutuhkan

sesuatu dia hanya menggunakan bahasa uniknya saja.

Dude (3 tahun) : untuk perkembangan bahasa anak yang baru

berumur 3 tahun ini dia sudah mulai mahir untuk bercerita walaupun

baru beberapa kata saja. Dia juga sudah mulai mampu menjawab

pertanyaan dengan menggunakan kata atau kalimat yang sederhana.

Namun saya sering mendengar dia berbicara kepada ibunya seperti

bercerita pengalaman yang dia alami pada hari itu dengan

menggunakan bahasa yang sederhana dan kalimat yang sederhana

juga. Namun hal yang saya pahami di sini adalah anak yang baru

berumur 3 tahun ini masih labil dan cenderung menerima dengan

mudah dan begitu saja bahasa atau kata-kata yang dia dengar dalam

hari-harinya seperti kata-kata kotor yang sering di ucapkan beberapa

anak yang lebih besar darinya dan cenderung dia mengadopsinya

menjadi bahasa dia. Sehingga proteksi yang baik dibutuhkan dalam

masa ini supaya anak-anak tersebut tidak mudah menerima bahasa

atau kata-kata yang tidak sewajarnya di ucapkannya.

Chandra (4 tahun) : tak jauh berbeda dengan anak yang berumur 3

tahun tadi, kemampuan berbahasa Chandra ini juga mulai dikatakan

sudah mampu atau mahir dalam berkomunikasi walaupuan hanya

dengan menggunakan kalimat yang sederhana. Chandra juga sudah

mampu bercerita kepada saya dengan menggunakan bahasanya yang

sudah mulai terstruktur. Selain itu alur ceritanya juga meyakinkan.

Kemampuan berkomunikasi Chandra sudah sangat bagus menurut

saya untuk ukuran anak yang masih berumur 4 tahun. sifat

terbukanya Chandra juga menjadi nilai + dalam mengasah

kemampuan berkomunikasinya. Dengan cerewetnya dia berbicara

maka semakin lama saya juga semakin mampu untuk memahami

apa yang sedang kami diskusikan bersama saat itu.

Page 17: Perkembangan Masa Kanak-Kanak

Fathir (7 tahun) : kemampuan berkomunikasinya sudah cukup baik

menurut saya. Namun anak ini sedikit pemalu dan cenderung

tertutup sehingga saya jarang berdiskusi dengannya. Kadang-kadang

saya tidak mengerti dengan jalur pemikiran anak ini karena kami

jarang berkomunikasi. Dia lebih sering bermain hal-hal yang

termasuk ke dalam ranah teka-teki seperti permainan lego, puzzle,

dll. Komunikasi yang baik hanya dia jalankan ketika bermain

dengan anak-anak yang lain saja. Namun saya pernah mendengar

bahwa dengan orang tuanya khususnya Uminya dia sering terbuka

dan bercerita. Namun berbeda dengan saya yang hanya berperan

sebagai kakak sepupu. Mungkin karena saya kurang dekat

dengannya maka dari itu saya jarang berkomunikasi dengan anak

ini.

Ilham (11 tahun) : kemampuan komunikasi anak ini menurut saya

sudah baik, dengan pembendaharaan kosa kata yang cukup banyak.

Dia kini sudah mampu untuk belajar berbicara dengan orang yang

lebih tua dan orang yang lebih muda darinya. Tetapi berbeda kalau

kepada saya, walaupuan saya kakak perempuannya tapi komunikasi

yang dijalankan adalah komunikasi seperti kepada teman sebayanya.

Begitun pun kepada mamah dan bapak saya. Karena bapak saya

seorang yang suka jahil maka Ilham pun suka jahil dan kadang suka

semena-mena dalam dengan bapak. Tapi dibalik itu semua

pembendaharaan komunikasi anak ini sudah cukup banyak dan

sudah cukup terbuka untuk saya dia manjalankan komunikasi

tersebut. Sehingga perkembangan pengkomunikasiannya menurut

saya sudah cukip baik untuk anak seumuran dirinya.

D. Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial ada salah satu perkembangan yang cukup penting juga

dalam kehidupan ini. Apalagi kita, manusia sebagai makhluk sosial tidak akan

mungkin bisa hidup sendirian tanpa adanya orang lain. Perkembangan

kemamampuan sosial seseorang individu ternyata sudah mulai diasah sedari dia

bayi. Itulah hal pertama yang saya sadari ketika pertama kali melihat anak

Page 18: Perkembangan Masa Kanak-Kanak

kembar ini lahir pada 2 tahun yang lalu. Perkembangan sosial yang dijalankan

tentunya memperngaruhi masa depan individu itu sendiri.

Perkembangan sosial menunjuk pada perkembangan keterampilan sosial dan

kematangan emosi yang diperlukan untuk menjalin hubungan dan berhubungan

dengan orang lain, termasuk juga berempati dan memahami kebutuhan orang lain.

CDC, 2010 dalam Herlina 2013:32). Sedangkan menurut Hartinah pada tahun

2008 di halaman 36, perkembangan sosial adalah pencapaian suatu kemampuan

untuk berperilaku sesuai dengan harapan sosial yang ada. Pencapaian tersebut

dipengaruhi oleh 3 komponen yaitu belajar berperilaku dengan cara yang

disetujui secraa sosial, bermain dalam peranan yang disetujui secara sosial, dan

perkembangan sikap sosial.

Hurlock (Hartinah, 2008:37) menyatakan indikator dari perilaku sosial yang

sukses adalah kerjasama, persaingan yang sehat, kemauan berbagi, minat untuk

diterima, simpati, empati, ketergantungan, persahabatan, keinginan bermanfaat,

imitasi dan perilaku lekat. Selain itu Hurlock (Herlina, 2013:32-34) juga

menyatakan bahwa dalam masa kanak kanak awal dan akhir perkembangan sosial

anak-anak terlihat dari beberapa hal yang terjadi sebagai berikut :

1. Masa Kanak-Kanak Awal

Setelah pada masa bayi cenderung melakukan permainan yang

bersifat menyendiri, pada awal masa kanak-kanak ini, seorang

anak mulai menunjukkan minat yang nyata untuk melihat

teman-temannya dan berusaha mengadakan kontak sosial, tapi

bermain sendiri-sendiri tidak bermain dengan anak lain,

walaupun ada bersama-sama.

Secara bertahap, anak mulai terlibat dalam kegiatan yang

menyerupai kegiatan anak-anak lain.

Pada sekitar usia 3 tahun, anak mulai bermain pura-pura,

misalnya bersama temannya bermain berpura-pura menjadi

polisi melawan perampok

Pada akhir tahun ke-3 sejalan dengan berjalannya kontak

sosial, anak menjadi anggota kelompok dan saling berinteraksi,

misalnya melakukan permainan-permainan yang memiliki

aturan-aturan dan menguji keterampilan, seperti permainan

melempar dan menangkap bola.

Page 19: Perkembangan Masa Kanak-Kanak

2. Masa Kanak-Kanak Akhir

Menunjukkan minat yang nyata terhafap teman-temannya dan

berusaha mengadakan kontak sosial

Anak-anak berminat dalam kegiatan-kegiatan dengan teman-

teman dan ingin mnejadi bgaian dari kelompok yang

mengharapkan anak untuk menyesuaikan diri dengan pola

perilaku, nilai-nilai, dan minat anggota-anggotanya.

Menjadi anggota kelompok dan saling berinteraksi.

Terlibat dalam kegiatan yang menyerupai kegiatan anak-anak

lain.

Dalam contoh, kembali saya membawa adik-adik sepupu saya yang tadi.

Terlihat dalam situasi sosialnya mereka mampu bersosialisasi dengan baik

dengan orang-orang yang ada di lingkungannya, baik di rumah maupuan di

sekolah.

Raffa & Raffi (2 tahun) : untuk kedua anak kembar ini, mereka telah

mampu bersosialisasi dengan keluarga dengan sangat baik namun

sayang mereka masih belum mau atau masih merasa malau dan

mungkin masih belum bisa percaya pada orang-orang yang menjadi

tetangga mereka. Kadang-kadang mereka masih takut untuk

bersosialisasi dengan tetangga mereka. Sedangkan untuk orang asing

yang baru mereka lihat bahkan mereka sampai menangis saking

takutnya dengan orang asing yanng baru mereka lihat itu. Untuk

perkembangan sosial bersama dengan kembarannya mereka kadang

ingin menang sendiri, selalu ingin lebih diperhatikan orang tuanya,

kadang apabila sedang marah mereka suka agresif satu sama lain

sehingga kadang-kadang saling mneyerang satu sama lain. selain itu

juga mereka kadang-kadang berebut mainan tetapi dibalik itu semua

mereka juga kadang-kadang suka bermain bersama tetapi hanya

berdua dan saling berkomunikasi berdua dengan menggunakan

bahasa bayi yang hanya mereka sendiri yang mengerti

Dude (3 tahun) : dalam bersosialisasi anak ini pintar sekali. Dia

mampu bersosialisasi dengan siapapun dan sangat mudah untuknya

bermain dengan siapapun. Rasa ingin tahu anak ini begitu tinggi

Page 20: Perkembangan Masa Kanak-Kanak

sehingga memudahkan dia juga dalam bersosialisasi baik dengan

orang yang lebih tua maupun dengan teman yang sebaya dengannya.

Kadang-kadanng anak ini juga sering bermain bersama segerombolan

anak yang lebih tua dari dirinya namun sepertinya dia terlihat

menikmati bermain bersama itu. Seringnya anak ini bermain pura-

puraan seperti berpura-pura menjadi spiderman ketika memaki

topengnya atau bajuanya. Atau juga bisa berpura-pura menjadi power

ranger atau bima X dengan menggunakan atribut yang sama dengan

super hero tersebut.

Chandra (4 tahun) : anak ini masih belum sekolah sehingga sosialissi

yang dilakukannya hanya di lingkungan sekitar rumahnya saja,

Memang benar anak usia 4 tahunan ini mulai mahir dalam

berinteraksi dengan teman-teman sebayanya. Terlihat jels perbedaan

kemampuan bersosiaiasinya ketika dihadapkan dengan orang dewasa

dan dihadapkan dengan anak-anak yang seumurannya dengannya.

Ternyata lebih mudah untuk bersosialiasi dengan teman seumuran

dengannya ketimbang bersosialiasi ketika di hadapkan dengan

beberapa orang dewasa. Permainan yang dilakukannya juga sudah

mulai merujuk pada permainan yang ada peraturannya sehingga dia

terasah untuk dapat bersabar menurutu aturan yang ada.

Fathir (7 tahun) : kemampuan sosialisasi anak ini kini tidak hanya

dilingkungan rumahnya saja, namun juga di lingkungan sekolahnya.

Di lingkungan yanng berbeda ini saya perhatikan dia mampu dalam

bersosialisasi dengan baik dengan kawan-kawannya di sekolah. Dia

juga kadang ikut bergerombol bermain bersama teman-teman

sekolahnya.

Ilham (11 tahun) : kemampuan bersosialisasi anak ini kini sudah

semakin meluas, tidak hanya di lingkungan rumahnya, sekolahnya

namun kini juga sudah mulai memasuki lingkungan umumnya seperti

bermain dengan teman-temannya yang sekampung. Kemampuan

bersosialisasi anak ini cukup baik menurut saya ketika bermain

bersama teman-temannya namun kadang kala dia masih memiliki ego

yang sedikit tinggi dan juga sedikit mempunyai sifat pemalu sehingga

kadang kala tidak mau untuk melakukan hal yang baru.

Page 21: Perkembangan Masa Kanak-Kanak

E. Perkembangan Emosi

Perkembangan emosi seorang anak memang dipengaruhi banyak faktor

karena meraka masih labil dan belum bisa mengontrol emosi mereka sendiri.

perkembangan emosi seorang anak-anak biasanya terlihat dari cara mereka

melihat sesuatu, menginginkan seuatu dan mencari perhatian. Emosi yang

biasanya meluap adalah emosi menangis, marah, dan takut. Menurut Patty Y pada

tahun 1992 (Hartinah, 2008:37) mengemukakan bahwa emosi adalah reaksi

individu terhadap suatu perubahan pada situasi yang sekonyong-konyong

sehingga tidak dapat bertindak dengan sutau tujuan tertentu. Reaksi tersebut

berupa terkejut, takut, sedih, marah, atau gembrira terhadap kejadian orang atau

objek di luar individu. Gejala emosi yang lain adalah rasa takut, cinta, sedih dan

duka cita, ingin tahu dan penasaran.

Thompson dan Lagatutta pada tahun 2006 (Mashar, 2011:20) menyatakan

bahwa perkembangan emosi anak usia dini sangat dipengaruhi oleh pengalaman

dna hubungan keluarga dalam setiap hari, anak belajar emosi baik penyebab

maupun konsekuensinya. Sedangkan menurut Goleman pada tahun 1995

(Mashar, 2011:20) menyatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh

lingkungan, apa yanng dialami dan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari lebih

menentukan tingkah laku dan pola tanggapan emosi.

Variasi emosi setiap anak berbeda-beda tergantung situasi dan kondisi

yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Adapun menurut Mashar pada tahun 2011

halaman 26-27 variasi emosi pada anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti :

a. Keadaan fisik anak. Anak yang sehat cenderung kurang emosional

dibandingkan dengan anak yang kurang sehat.

b. Reaksi sosial terhadap perilaku emosional. Reaksi sosial yang tidak

menyenangkan akan mengakibatkan reaksi emosi anak jarang tampat

dan terwujud dibandingkan dengan apabila reaksi sosial yang diterima

anak menyenangkan.

c. Kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan dengan jenis kelmain sejenis

berakibat semakin seringnya pelampiasan emosi dan lebih kuat.

d. Jumlah anggota keluarga. Jumlah anggota kelarga besar cederung

berpotensi besar menimbulkan emosi dibandingkan keluarga kecil.

Page 22: Perkembangan Masa Kanak-Kanak

e. Cara mendidik anak. Cara mendidik otoriter mendorong rasa cemas

dan takut. Adapun cara mendidik permisif (serba boleh) dan

demokratis mendorong berkembangnya semangat dan rasa kasih

sayang.

f. Status sosial ekonomi keluarga. Anak dengan status soaial ekonomi

yang rendah cederung lebih mengenbangkan rasa takut dibandingkan

dengan anak yang memiliki keluarga dengan status sosial ekonomi

yang tinggi.

Perkembangan emosi dapat dilihat dari rangkuman perkembangan yang

dijabarkan oleh Zeman pada tahun 2001 (dalam Herlina, 2013:36-39).

Umur 2 tahun anak mulai mengembangkan kemampuan berempati.

Umur 3 tahun anak mulai belajar bahwa ekspresi kemarahan dan

agresi dikendalikan dengan hadirnya orang dewasa.

Umur 4 tahun anak mampu merubah ekspresi emosi

Permulaan umur 4-5 tahun anak mengembangkan pemahaman

yang sangat baik tentang keadaan emosional orang lain.

Umur 7-11 tahun anak mulai menunjukkan bermacam-macam

keterampilan pengaturan diri. Anak mulai sensitif terhadap tanda-

tanda konstekstual spsial yang diberikan sebagai pengarah untuk

mengsekspresikan atau mengendalikan emosi negatif. Anak

mengembangkan seperangkat harapan tentang hasil dari

mengekspresikan emosi kepada orang lain. mulai pertengahan

masa kanak-kanak, anak mulai memahami bahwa keadaan

emosional seseorang tidak sesederhana seperti yang mereka

bayangkan di tahun-tahun pertama dan seringkali merupakan hasil

dari berbagai sebab yang kompleks, yang tidak selalu tampak

secara eksternal. Untuk anak laki-laki biasanya kurang terbuka

untuk menunjukkan emosi takut pada saat distres dibandingkan

dengan anak perempuan.

Untuk contohnya sendiri kembali pada sampel beberapa anak-anak yang

dijelaskan tadi. Perkembangan emosi yang timbul berbagai macam warna dan

bentuk. Setiap ekspresi yang ditampilkan bermacam-macam dan berubah-ubah

seiring berjalannya waktu.

Page 23: Perkembangan Masa Kanak-Kanak

Raffa & Raffi (2 tahun) : perkembangan emosi kedua anak ini

sama-sama sensitif. Baik Raffa maupuan Raffi mampu dengan

mudah mengeluarkan emosi yang dimilikinya, ketika mereka

mengalami distres maka akan langsung terlihat dan mereka akan

menangis dengan kencang.

Dude (3 tahun) : emosi anak ini berubah-ubah tergantung situasi

dan kondisi yang sedang terjadi. Apabila dia mengalami distres

maka dia akan menangis tetapi beberapa menit kemudia kembali

tertawa seperti tidak terjadi apa-apa. Begitu pun apabila terjadi

perkelahian bersama dengan teman-temannya maka dia akan

menangis dan beberapa menit kemudian akan kemblai tertawa

dengan bermain bersama dengan orang yang membuat dia

menangis tadi.

Chandra (4tahun) : seorang anak ini mudah sekali marah dan

akhirnya menangis namun tidak seperti Dude. Untuk

menghilangkan kekesalannya membutuhkan waktu yang sedikit

agak lama sehingga sedikit susah untuk menenangkan kembali anak

ini.

Fathir (7 tahun) : anak ini kadang sulit untuk mengeluarkan emosi

kadang sangat mudah mengeluarkan emosi tergantung situasi dan

kondisi yang ada sehingga anak ini sedikit susah ditebak jalan

pikirannya.

Ilham (11 tahun) : anak ini mudah sekali mengeluarkan emosi, baik

itu marah, senang, bahagia, maupun cemas. Semuanya terlihat jelas

dengan melihat mukanya yang menurut saya dapat mengekpresikan

emosinya dengan sangat mudah. Sehingga anak ini akan dengan

mudah dikenali emosinya karena terlihat jelas di matanya.

Page 24: Perkembangan Masa Kanak-Kanak

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perkembangan dan pertumbuhan merupakan sesutau hal yang lumrah terjadi

pada sdiri individu. Namun, pertumbuhan dan perkembangan itu berbeda.

Pertumbuhan adalah kemajuan yang terjadi pada individu dan lebih bersifat jasmaniah

serta dapat dikur dengan menggunakan alat sedangkan perkembangan itu adlah

perubahan yang terjadi pada individu, lebih bersifat lahiriah dan tidak dapat diukur

dengan menggunakan alat. Perkembangan manusia terbagi menjadi beberapa tahapan,

Page 25: Perkembangan Masa Kanak-Kanak

yaitu masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa awal dan masa dewasa akhir atau

usia lanjut. Perkembangan anak –anak usia 2-12/13 tahun merupakan fase

perkembangan yang sangat penting untuk perkembangan ke depannya seperti apa.

Banyak hal yang mempengaruhi perkembangan itu terjadi. Mulai dari dipengaruhi

oleh lingkunganya sampai pada hal yang mempengarhi dirinya sendiri.

Dalam perkembangannya mereka memiliki tuags perkembangannya masing-

masing. Tugas perkembangan ini adalah sebuah kemampuan yang mana harus

dimiliki seorang individu dalam perkembangannya agar dapat menjadi lebih baik ke

depannya. Fase perkembangan anak-anak ini terbagi menjadi beberapa bagian. Ada

fase perkembangan kognitif, ada fase perkembangan bahasa, ada fase perkembangan

sosial dan fase perkembangan emosi. Setiap fase tersebut berbeda-beda cara

menyikapinya.

B. REKOMENDASI

Pembuatan makalah ini belum tentu sempurna sehingga dibutuhkan

penelahaan kembali mengenai fase-fase perkembangan yang terjadi bagi seorang

individu dimual dari perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, perembangan

sosial dan perkembangan emosi. Masih banyak kekurangan yang belum dapat

dipenuhi sehingga dapat menjadi rekomendasi penelitian atau penelahaan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Hartinah, Sitti. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Bandung : Refika Aditama

Herlina. (2013). Bibliotherapy : Mengatasai Masalah Anak dan Remaja Melalui Buku.

Bandung : Pustaka Cendekia Utama

Mashar, Riana. (2011). Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya. Jakarta :

Kencana Prenada Media Group

Pratisti, Wiwien Dinar. (2008). Psikologi Anak Usia Dini. Jakarta : Indeks

Page 26: Perkembangan Masa Kanak-Kanak

Wahyudin, Uyu & Mubiar Agustin. (2012). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini :

Panduan untuk Guru, Tutor, Fasilitator dan Pengelola Pendidikan Anak Usia Dini.

Bandung : Refika Aditama