pengaruh penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan …
Post on 30-Nov-2021
23 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENGARUH PENGHINDARAN PAJAK TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN TRANSPARANSI SEBAGAI VARIABEL
PEMODERASI
( Studi pada Perusahaan yang terdaftar di JII-BEI Tahun 2015-2019)
S K R I P S I
Diajukan sebagai salah satu syarat meraih gelar Sarjana Strata Satu
Oleh :
MARYAM
NIM. 503172018
PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
ii
iii
iv
v
MOTTO
عنه عن الن ابن عمر رضي الله عليه وسل م قاعن عبد الله صل ى الله ل:بي
دق يهدي الى البر وان البر يهد (الى الجن ان الص ة )رواه البخاري
Artinya : Dari Abdullah Bin Umar r.a. dari Nabi Muhammad Saw.
Beliau bersabda,” sesungguhnya kejujuran itu membawa
kebaikan dan kebaikan itu membawa kesurga”.(H.R al-
Bukhari) 1
1 Rudi Ahmad Suryadi dan Sumiyati, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama RI, 2019), hlm 52
vi
PERSEMBAHAN
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas segala nikmat yang
telah diberikan baik kesehatan jasmani maupun rohani. Shalawat beriring salam
juga dipanjatkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat
manusia dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan seperti sekarang ini.
Skripsi ini penulis persembahkan kepada Ayahanda Mardawi dan Ibunda
Nur’aini. Terima kasih atas dukungannya baik secara moral maupun materi yang
telah engkau berikan selama ini, maafkan keterlambatan anakmu, doain anakmu
semoga sukses dunia dan akhirat. Teruntuk kakakku Fitriwati,A.M.Keb, Nurul
Hasanah,S.Pd, Haryandi dan adikku M.Nadrotan Naim dan Sayda Rahma
terimakasih atas segala doa dan dukungannya. Hidupku terlalu berat untuk
mengandalkan diri sendiri tanpa melibatkan bantuan orang lain.
Tak lupa pula saya ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada dosen
pembimbing I Bpk Drs. H Maulana Yusuf, M.Ag dan Bpk Mohammad Orinaldi,
S.E,.M.S.Ak terima kasih atas segala ilmu dan bimbingannya selama ini. Terima
kasih kepada sahabatku Nuriza, Hardiyanti, Nurul Septiana, Yayuk Andriani,
Redi Gunawan, Budi Tri Achdiani, Ilham Khatami, Nisa Arrida Roza, Rohul
Kana,S.Sos, Muhammad Syafii, S.Ab dan Pejuang S.Akun dari Lokal C
Akuntansi Syariah yang selalu mendengarkan keluh kesah penulis, serta
memberikan doa dan semangat yang sangat luar biasa, terima kasih karena selalu
ada dalam suka maupun duka.
Semoga kita semua dalam Ridho-nya dan menjadi amal baik dan
mendapatkan ganjaran yang setimpal dari Allah SWT. Aamiin yaarobbal
‘aalamiin.
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh penghindaran
pajak terhadap nilai perusahaan dengan transparansi sebagai variabel pemoderasi.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder. Populasi dalam penelitian yaitu perusahaan
yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2015-2019. Teknik
pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dan sampel dalam
penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan penghindaran pajak selama
periode pengamatan. Adapun sampel dalam penelitian ini berjumlah 6
perusahaan. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi non
partisipan. Analisis data menggunakan uji statistik deskiptif, uji asumsi klasik dan
uji hipotesis yang terdiri dari uji regresi sederhana dan uji moderated regression
analysis (MRA). Analisis data penelitian menggunakan alat bantu SPSS statistic
17. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penghindaran pajak berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Transparansi perusahaan mampu
memoderasi dan memperkuat pengaruh penghindaran pajak terhadap nilai
perusahaan.
Kata Kunci : Penghindaran Pajak, Transparansi dan Nilai Perusahaan.
viii
ABSTRACT
This study aims to determine whether there is an effect of tax avoidance on
company value with transparency as a moderating variable. This research is a
descriptive quantitative research. The data used in this research is secondary
data. The population in the study were companies listed on the Jakarta Islamic
Index (JII) in 2015-2019. The sampling technique used purposive sampling
method and the sample in this study were companies that carried out tax
avoidance during the observation period. The samples in this study amounted to 6
companies. Methods of data collection using non-participant observation
methods. The data analysis used descriptive statistical tests, classic assumption
tests and hypothesis tests consisting of a simple regression test and a moderated
regression analysis (MRA) test. Analysis of research data using SPSS statistic 17.
The results of this study indicate that tax avoidance has a negative and significant
effect on firm value. company transparency is able to moderate and strengthen the
effect of tax avoidance on company value.
Keywords: Tax Avoidance, Transparency and Company Value
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobil’alamin, segala puji dan syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan bimbingan-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Penghindaran Pajak terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Transparansi Sebagai Variabel Pemoderasi. Shalawat
dan salam semoga tetap senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita Rasulullah
SAW.
Skripsi ini berjudul “Praktik Penghindaran Pajak pada Perusahaan
yant terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2015-2019”
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari bantuan segala pihak,
pada kesempatan ini dengan setulus hati penulis mengucapkan terimah kasih
kepada :
1. Prof. Dr. H Su’aidi, MA., Ph.D, selaku rektor Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Dr. AA Miftah, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Dr. Rafidah SE., M.EI selaku Wakil Dekan 1, Dr. Titin Agustin Nengsih
S.Si., M.Si, Ph.D Selaku Wakil Dekan II, dan Dr. Sucipto, MA selaku Wakil
Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
4. Mellya Embun Baining S.E., M.E.I dan Erwin Saputra Siregar, ME selaku
Ketua dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Universitas Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Drs. H Maulana Yusuf, M.Ag dan Mohammad Orinaldi, S.E.,M.S.Ak selaku
pembimbing I dan pembimbing II, terima kasih atas arahan dan
bimbingannya semoga Allah senantiasa membalas kebaikannya.
6. Bapak dan ibu dosen yang telah memberikan materi perkuliahan di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
x
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERNYATAAN ii
NOTA DINAS iii
LEMBAR PENGESAHAN iv
MOTTO v
PERSEMBAHAN vi
ABSTRAK vii
KATA PENGANTAR ix
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 9
C. Batasan Masalah 10
D. Rumusan Masalah 10
E. Tujuan Penelitian 10
F. Manfaat Penelitian 10
a. Manfaat Teoritis 10
b. Manfaat Praktis 10
G. Sistematika Penulisan 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Pustaka 13
B. Studi Relevan 28
C. Kerangka Pemikiran 31
D. Hipotesis Penelitian 33
E. Hipotesis Statistik 34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian 35
B. Jenis Penelitian 35
C. Jenis dan Sumber Data 35
D. Populasi dan Sampel 36
E. Teknik Pengumpulan Data 38
F. Definisi Operasional Variabel 39
G. Metode Analisis Data 44
H. Uji Statistik Deskriptif 44
I. Uji Asumsi Klasik 44
J. Uji Hipotesis 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian 51
B. Hasil Penelitian 59
C. Pembahasan Hasil Penelitian 73
BAB V PENUTUP
xii
A. Kesimpulan 76
B. Implikasi 77
C. Saran 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Perusahaan yang Melakukan Penghindaran Pajak 2
Tabel 1.2 Data Nilai Perusahaan (PER) Perusahaan yang terdaftar di JII 4
Tabel 2.1 Undang-Undang Pajak Penghasilan dan celah/kelemahannya 24
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu 28
Tabel 3.1 Populasi Penelitian 36
Tabel 3.2 Pemilihan Sampel dengan Purposive Sampling 37
Tabel 3.3 Daftar Sampel Penelitian 38
Tabel 3.4 Definisi Operasional Variabel 43
Tabel 4.1 Uji Statistik Deskriptif 59
Tebel 4.2 Hasil Uji Normalitas 62
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas 63
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi 64
Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana 65
Tabel 4.6 Hasil Koefisien Determinasi Regresi Linear Sederhana 66
Tabel 4.7 Hasil Uji T (Parsial) Regresi Linear Sederhana 67
Tabel 4.8 Hasil Uji MRA 68
Tabel 4.9 Hasil Koefisien Determinasi MRA 69
Tabel 4.10 Hasil Uji F (Simultan) 70
Tabel 4.11 Hasil Uji T (Parsial) MRA 71
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian 33
Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas 64
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan perusahaan yaitu untuk dapat meningkatkan nilai
perusahaan setiap tahunnya dan nilai perusahaan ini akan mempengaruhi
kesejahteraan para investor atau pemegang saham. Hal ini dapat membuat
investor lain tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Semakin
tinggi tingkat kemakmuran investor maka akan menarik minat investor
lain untuk berinvestasi di perusahaan tersebut dan hal itu dapat
berimplikasi pada nilai perusahaan.
Nilai perusahaan dapat menggambarkan keadaan perusahaan,
semakin tinggi nilai perusahaan, maka perusahaan akan memiliki reputasi
yang baik. Begitu pula dengan semakin tinggi nilai perusahaan
menunjukkan semakin tinggi pula kemakmuran yang akan diterima oleh
pemegang saham. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor yang
mencerminkan nilai kesuksesan perusahaan yang berhubungan dengan
harga saham2.
Harga saham digunakan sebagai proksi nilai perusahaan karena
harga saham merupakan harga yang tersedia untuk dibayar oleh calon
pembeli apabila investor ingin memiliki bukti kepemilikan atas suatu
perusahaan. Perusahaan yang dipandang baik oleh investor adalah
perusahaan yang memiliki laba dan arus kas yang stabil dan selalu
mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Pemilik perusahaan akan
berusaha lebih optimal dengan menggunakan berbagai cara agar dapat
memaksimalkan nilai perusahaan, salah satunya yaitu dengan
menggerakkan manajer. Adapun cara yang digunakan oleh manajer
keuangan untuk meningkatkan nilai perusahaan, seperti mengambil
2Aida Farah Dinah dan Darsono, “Pengaruh Tata Kelola Perusahaan,
Profitabilitas dan penghindaran Pajak terhadap Nilai Perusahaan.,” Diponegoro Journal
Of Accounting Vol. 6, no. 3 (2017), hlm 1
2
keputusan investasi yang bijak, mengelola kebijakan deviden dan
melakukan penghindaran pajak. dengan cara-cara tersebut, manajer
keuangan meyakini bahwa nilai perusahaan akan meningkat setiap
tahunnya. Salah satu kebijakan yang dilakukan oleh manajemen keuangan
untuk meningkatkan nilai perusahaan yaitu dengan cara menghindari
pajak. Praktik penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan mampu
meningkatkan nilai perusahaan. Penghindaran pajak yang dilakukan
perusahaan dapat meminimalisir beban perusahaan, sehingga dapat
meningkatkan laba perusahaan yang menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki kinerja yang baik sehingga mampu meningkatkan nilai
perusahaan3. Adapun beberapa perusahaan yang melakukan penghindaran
pajak yaitu sebagai berikut :
Tabel 1.1
Daftar Perusahaan yang Melakukan Penghindaran Pajak
N
o.
Nama
Perusahaan/Tahun
Model Penghindaran Pajak
1 PT. Adaro Energy
Tbk/2017-20194
Transfer Pricing.
Transfer Pricing adalah suatu kebijakan
perusahaan dalam menentukan harga transfer
suatu transaksi baik itu barang, jasa, harta tak
berwujud ataupun transaksi finansial lainnya5.
Modusnya dilakukan dengan cara menjual
batu bara dengan harga yang lebih murah ke
anak perusahaan adaro di Singapura dan
mengurangi beban pajaknya senilai 14 juta
dolar AS pertahun.
3Lina Apsari dan Putu Eri Setiawan, “Pengaruh Tax Avoidance terhadap Nilai
Perusahaan dengan Kebijakan Deviden sebagai Variabel Moderasi,” E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana Vol. 23, no. 3 (Juni 2018), hlm 1769 4Fionasari, Adriyanti Agustina Putri, dan Pandu Sanjana, “Analisis Faktor-
Faktor yang mempengaruhi penghindaran pajak pada Perusahaan Pertambangan di Bursa
Efek Indonesia (BEI) Tahun 2016-2018,” Jurnal IAKP Vol. 1, no. 1 (Juni 2020), hlm 28-
29 5www.kemenkeu.go.id.https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url
=https://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/2014_kajian_pprf_transfer%2520pricing
%2520dan%2520risikonya%2520terhadap%2520penerimaan%2520negara.pdf&ved=2ahUKEwjyxfiowqDwAhVRT30KHSlpBKwQFjALegQICBAC&usg=AOvVaw1AFVriwG0
hd3vWeSyN8clu. Diakses pada 15 maret 2021
3
2 PT. Astra
Internasional Tbk
( Toyota
Manufacturing
Indonesia)/ 20166
Transfer Pricing.
Modusnya dilakukan dengan cara menjual
seribu mobil buatan toyota indonesia kepada
anak perusahaan toyota di Singapura dan
mengurangi beban pajaknya sebesar 2,8 T.
Dimana diketahui bahwa Singapura
menerapkan tarif pajak yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan Indonesia.
3 PT. Indofood
Sukses Makmur
Tbk/20157
Melakukan pemekaran usaha dengan cara
mendirikan perusahaan baru dan mengalihkan
aktiva dan pasiva kepada perusahaan baru
tersebut.
Menghindari pajak sebesar 1,3 M dengan cara
mengalihkan aktiva, pasiva dan operasional
divisi noodle (pabrik mie instan dan bumbu)
kepada PT. Indofood CBP sukses Makmur.
4 Unilever Indonesia
Tbk (Nestle)/ 20158
Transfer Pricing..
Nestle mengurangi beban pajak sebesar Rp.
800 M.
5 Waskita Karya
(Persero)
Tbk/20189
Leverage (tingkat utang yang tinggi).
Yaitu dengan cara memanfaatkan modal yang
berasal dari pinjaman atau utang.
Penambahan jumlah utang akan
mengakibatkan munculnya beban bunga yang
harus dibayarkan oleh perusahaan. Komponen
beban bunga akan mengurangi laba sebelum
kena pajak perusahaan, sehingga beban pajak
yang harus dibayar perusahaan akan
berkurang10. PT. Waskita melaporkan
kenaikan utang yang signifikan dari Rp75,14
T pada tahun 2017 menjadi Rp. 95,50 T pada
tahun 2018. Sementara perusahaan mencatat
kenaikan tipis atas pendapatan usaha yaitu
sebesar Rp.3,39 T pada tahun 2018.
6Wika Arsanti Putri, “Prinsip Kewajaran dan Dokumen sebagai Penangkat
Kecurangan Transfer Pricing di Indonesia,” Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol. 6, no. 1 (2018), hlm 2
7www.gresnews.com https://www.gresnews.com/berita/ekonomi/81932-indofood-
sukses-makmur-kalah-di-peninjauan-kembali-ma/ diakses pada 05 Februari 2021 8www.jpnn.com.https://www.jpnn.com/news/sarankan-jokowi-kejar-pajak-pt-
astra-dan-nestle diakses pada 05 Februari 2021 9www.cnnindonesia.com.https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/202101210743
45-92-596489/utang-3-bumn-paling-tinggi-versi-erick-thohir diakses pada 05 Februari
2021 10Fionasari, Agustina Putri, dan Sanjana, “Analisis Faktor-Faktor yang
mempengaruhi penghindaran pajak pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2016-2018.” , hlm 31
4
6 Wijaya Karya
(Persero)
Tbk/201911
Leverage.
Diketahui Wijaya Karya melaporkan
kenaikan utang dari Rp. 42,02 T tahun 2018
menjadi Rp. 42,75 T tahun 2019, namun
penjualan menurun dari Rp. 31,16 menjadi
Rp. 27,77 T pada tahun 2019.
Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan bahwa masih ada beberapa
perusahaan yang masih melakukan praktik penghindaran pajak dari tahun
2015 hingga 2019. Oleh karena itu, perlu adanya tindak ketegasan dari
peraturan perpajakan agar perusahaan atau badan tidak melakukan
penghindaran pajak. Adapun faktor yang dapat mempengaruhi nilai
perusahaan adalah penghindaran pajak. Berikut data-data dari nilai
perusahaan (Price Earning Ratio) pada perusahaan yang terdaftar di JII
Tahun 2015-2019 sebagai berikut :
Tabel 1.2
Data Nilai Perusahaan (PER) sebelum dan setelah Perusahaan
melakukan Praktik Penghindaran Pajak
No Nama
Sebelum melakukan Penghindaran
Pajak
Setelah melakukan Penghindaran
Pajak
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
1 ADRO 8 12 9 - - - - - 7 8
2 ASII 17 22 - - - -
18 15 13
3 INDF 15 - - - - - 17 16 16 14
4 UNVR 48 - - - - - 46 61 38 43
5 WSKT 22 20 8 - - - - - 6 21
6 WIKA 26 15 12 9 - - - - - 8
(Sumber :www.idx.co.id data diolah 2021)
Pada tabel 1.2 yang menunjukkan nilai perusahaan dengan
menggunakan pengukuran Price Earning Ratio (PER). Nilai Price
Earning Ratio (PER) yang ideal adalah pada angka 15. Semakin tinggi
nilai PER maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Pada ADRO tahun
11www.cnnindonesia.com.https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210121074
345-92-596489/utang-3-bumn-paling-tinggi-versi-erick-thohir diakses pada 05 Februari
2021
5
2017-2019 nilai PER ADRO cenderung menurun dan dibawah nilai ideal,
artinya setelah ADRO melakukan penghindaran pajak, nilai
perusahaannya justru menurun. Begitu pula dengan ASII, setelah
melakukan penghindaran pajak pada tahun 2016, nilai PER ASII menurun
atau dengan kata lain nilai perusahaan ASII menurun.
Berbeda dengan ASII, setelah melakukan penghindaran pajak pada
tahun 2015 nilai PER INDF cenderung naik. Hal ini berarti pengelolaan
aset dalam perusahaan berhasil dan harga sahamnya naik. Selanjutnya
pada UNVR, setelah melakukan penghindaran pajak pada tahun 2015,
nilai PER UNVR mengalami fluktuasi, dimana nilai PER tertinggi terdapat
pada tahun 2017.
Setelah menghindari pajak pada tahun 2018, nilai PER WSKT
meningkat. Hal itu berarti pengelolaan aset dalam perusahaan WSKT
berhasil dan harga sahamnya naik. Semakin tinggi harga saham, maka
semakin tinggi pula nilai perusahaan. Terakhir nilai PER WIKA menurun
setiap tahunnya, yang artinya selama kurun waktu 5 tahun pengelolaan
aset pada WIKA gagal dan selama itu pula harga sahamnya terus menurun.
Pada perusahaan yang terdapat dalam tabel diatas yaitu : ASII,
INDF, UNVR, dan WSKT memiliki nilai rata-rata PER lebih dari 15
artinya pengelolaan aset pada perusahaan tersebut berhasil dan harga
sahamnya naik. Sedangkan untuk perusahaan ADRO dan WIKA dengan
nilai PER kurang dari 15 artinya pengelolaan aset di ADRO ini gagal dan
harga sahamnya turun.
Berdasarkan permasalahan diatas, tidak semua perusahaan yang
melakukan penghindaran pajak dapat meningkatkan nilai perusahaannya,
karena untuk meningkatkan nilai perusahaan, diperlukan tata kelola yang
baik dan sebaliknya praktik penghindaran pajak dengan tata kelola yang
kurang baik akan lebih beresiko terjadinya konflik kepentingan antara
kepentingan manajer dan kepentingan investor. Manajer melihat perilaku
penghindaran pajak sebagai sebuah strategi untuk mengurangi beban pajak
perusahaan, sedangkan menurut investor praktik penghindaran pajak yang
6
dilakukan oleh manajer dapat mengurangi kandungan informasi dari
laporan keuangan sehingga dapat menurunkan nilai perusahaan.
Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang sangat giat
dalam melakukan pembangunan nasional. Adapun sumber dana untuk
kegiatan pembangunan nasional berasal dari 3 pendapatan negara, yaitu :
Sumber Daya Alam (SDA), Pajak dan Utang Luar Negeri. Salah satu
penerimaan negara yang paling besar yaitu dari sektor pajak. Pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Bagi sebuah perusahaan, pajak merupakan beban
yang akan mengurangi pendapatan atau laba bersih dan sudah menjadi
rahasia umum bahwa perusahaan selalu menginginkan pembayaran pajak
seminimal mungkin.
Salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk meminimalkan
beban pajak yaitu dengan praktik penghindaran pajak. Menurut
Mardiasmo penghindaran pajak (tax avoidance) adalah suatu usaha yang
dilakukan wajib pajak untuk meringankan beban pajak dengan tidak
melanggar undang-undang yang ada12. Dimana teknik yang digunakan
cenderung memanfaatkan kelemahan atau celah yang terdapat dalam
Undang-Undang dan peraturan perpajakan itu sendiri.
Menurut Brigham dan Houston dalam penelitian Tiara Ulfa Inanda
nilai perusahaan sangat penting karena dapat mencerminkan kinerja
perusahaan. Dalam meningkatkan nilai perusahaan, manajer keuangan
dapat melakukan perencanaan pajak yaitu penghindaran pajak. Pengaruh
penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan memiliki 2 (dua) persepsi
yang berbeda yaitu positif dan negatif. Penghindaran pajak dalam
perspektif teori tradisional dianggap sebagai aktivitas untuk mentransfer
kesejahteraan dari negara kepada pemegang saham. Sedangkan menurut
teori agensi, praktik penghindaran pajak dapat memberikan peluang
12 Mardiasmo, Perpajakan Edisi Tebaru (Jakarta: CV. Andi Offset, 2018), hlm 3
7
kepada pihak manajerial untuk mengambil keuntungan dengan
memanipulasi laba atau menempatkan sumber daya yang tidak sesuai serta
kurang transparan dalam menjalankan operasional perusahaan sehingga
praktik penghindaran pajak dapat berdampak negatif terhadap nilai
perusahaan13.
Perilaku penghindaran pajak dapat mencerminkan adanya
kepentingan pribadi manajer keuangan dengan cara memanipulasi laba
yang dapat mengakibatkan adanya informasi yang tidak benar. Kegiatan
itu tentunya memberikan efek kepada para pemegang saham dimana
mengakibatkan menurunnya kandungan informasi dari laporan keuangan
perusahaan, sehingga akan berpotensi terjadinya kesenjangan informasi
antara manajer keuangan perusahaan dengan para pemegang saham14.
Perilaku penghindaran pajak ini bertujuan untuk mengurangi beban pajak
perusahaan dengan cara menurunkan laba perusahaan, dengan kegiatan
tersebut pastinya akan berdampak buruk terhadap nilai perusahaan
menurut pandangan investor. Manajer keuangan tentunya memiliki jalan
keluar untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan meningkatkan
transparansi atas laporan keuangan yang mereka sajikan kepada investor15.
Transparansi adalah ketersediaan informasi detail perusahaan
kepada pemegang saham luar yang mempengaruhi nilai perusahaan.
Transparansi dapat meningkatkan ketepatan informasi publik yang tersedia
untuk investasi dan untuk keputusan manajemen. Transparansi perusahaan
dapat mengurangi resiko investor untuk menarik kembali investasinya
terhadap perusahaan. Sehingga dengan meningkatkan transparansi
informasi dari laporan tahunan yang akan diberikan kepada investor,
seharusnya dapat meredam dampak buruk yang akan dirasakan
13Tiara Ulfa Inanda dan dkk, “Pengaruh Penghindaran Pajak Terhadap Nilai
Perusahaan yang dimoderasi oleh corporate governance dan kepemilikan mayoritas,”
Jurnal Akuntansi Vol. 13, no. 2 (Oktober 2016), hlm 126 14Stefanus Tri Anggoro dan Aditya Septiani, “Analisis Pengaruh Perilaku
Penghindaran Pajak Terhadap Nilai Perusahaan,” Diponegoro Journal Of Accounting Vol.
4, no. 4 (2015), hlm 2 15 Anggoro dan Aditya Septiani, hlm 2
8
perusahaan atas keputusan investasi dari investor. Transparansi ini
menjadi alat untuk mengawasi setiap tindakan manajer sehingga
mengurangi kecemasan investor terhadap biaya yang disembunyikan
manager untuk melakukan praktik penghindaran pajak16. keterbukaan
informasi yang tinggi mengenai tata kelola perusahaan dapat
meningkatkan kepercayaan investor, sehingga dapat mempengaruhi
keputusan investor untuk meningkatkan nilai perusahaan17.
Beberapa penelitan terkait pengaruh penghindaran pajak terhadap
nilai perusahaan menunjukkan hasil yang beragam, diantaranya penelitian
dari Tiara Ulfa Inanda,dkk dan Pryanti Silaban menyatakan bahwa
penghindaran pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hal ini disebabkan karena risiko deteksi dari penghindaran
pajak akan menambah biaya dikemudian hari seperti risiko pemeriksaan
pajak dan denda. Menurut Putu Nirmala dan Ni Luh Supadmi Agresivitas
pajak berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, artinya semakin
rendah tingkat agresivitas pajak, maka nilai perusahaan akan semakin
meningkat.
Sedangkan menurut Lina Apsari, dkk menyatakan bahwa
penghindaran pajak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dimana
tindakan penghindaran pajak dapat menarik minat investor dalam
berinvestasi serta memberikan return saham yang lebih besar kepada
investor. Pemberian keuntungan ini nantinya dapat meningkatkan loyalitas
perusahaan sehingga dapat diindikasi bahwa nilai perusahaan akan
meningkat. Hal ini juga didukung oleh Arif Fajar Kurniawan, dkk dan
Stevanus Tri Anggoro, dkk yang menyatakan bahwa penghindaran pajak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan, namun
dengan arah yang positif. Perusahaan di Indonesia memandang bahwa
16 Made Caesar J.N dan Putu Ery Setiawan, “Pengaruh Penghindaran Pajak ( Tax
Avoidance) Pada Nilai Perusahaan dengan Transparansi Sebagai Variabel Pemoderasi,”
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol. 26 (Januari 2019), hlm 404 17Stevanus Tri Anggoro, “Analisis Pengaruh Perilaku Penghindaran Pajak
terhadap Nilai Perusahaan dengan Transparansi sebagai Variabel Moderating,” Skripsi
Universitas Diponegoro, 2015, hlm 7
9
praktik penghindaran pajak lebih memiliki sisi keuntungan daripada
melihat sisi resiko yang akan ditanggung di kemudian hari dan praktik
penghindaran pajak ini dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Menurut penelitian Putu Nirmala Chandra, dkk dan penelitian Juli
Ismanto dkk mengatakan bahwa penghindaran pajak berpengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan. Artinya semakin rendah tindakan agresivitas
pajak yang dilakukan perusahaan, yang ditandai dengan peningkatan ETR,
maka nilai perusahaan akan semakin meningkat. Ukuran perusahaan
memperlemah pengaruh agresivitas pajak terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas belum adanya arah konsistensi yang
jelas mengenai pengaruh penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan.
Ketidakkonsistenan dari hasil penelitian sebelumnya mendorong penulis
untuk melakukan penelitian ulang mengenai faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap nilai perusahaan Berdasarkan latar belakang
masalah diatas maka peneliti tertarik untuk mengangkat topik penelitian
yang berjudul “Pengaruh Penghindaran Pajak terhadap Nilai
Perusahaan dengan Transparansi Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi
pada Perusahaan yang terdaftar di JII-BEI Tahun 2015-2019).
B. Identifikasi Masalah
1. Masih terdapat beberapa perusahaan besar yang melakukan praktik
penghindaran pajak yang dapat mempengaruhi tingkat nilai perusahaan
yang bersangkutan.
2. Terdapat beberapa perusahaan go-public yang melakukan
penghindaran pajak dan harga saham perusahaan tersebut turun setiap
tahunnya.
10
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan penelitian tidak menyebar luas, batasan masalah
pada penelitian ini hanya sebatas pengaruh penghindaran pajak terhadap
nilai perusahaan yang dimoderasi dengan transparansi (studi pada
perusahaan yang terdaftar di JII-BEI tahun 2015-2019).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah
yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan ?
2. Bagaimana transparansi dapat memoderasi pengaruh penghindaran
pajak terhadap nilai perusahaan ?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penghindaran pajak terhadap
pengungkapan nilai perusahaan.
2. Untuk mengetahui bagaimana peran transparansi dalam memoderasi
pengaruh penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Manfaat Teoritis
1. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
empiris mengenai pengaruh penghindaran pajak terhadap nilai
perusahaan dengan transparansi sebagai variabel moderasi dan
dapat dijadikan referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya,
disamping itu juga sebagai sarana untuk menambah wawasan.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan lagi untuk
peneliti-peneliti selanjutnya.
11
b. Manfaat Praktis
1. Bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi penulis, serta
untuk mendapatkan gelar S1 Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
2. Bagi Subjek Penelitian, Hasil penelitian ini secara praktis
diharapkan dapat mendorong perusahaan untuk tidak melakukan
praktik penghindaran pajak agar dapat mempertahankan atau
meningkatkan nilai perusahaan. Serta memberi masukan kepada
pembuat kebijakan khususnya Direktorat Jenderal Pajak untuk
mengidentifikasi dampak penghindaran pajak.
3. Bagi Investor, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
para investor yang akan berinvestasi mengenai perusahaan yang
akan dijadikan tempat berinvestasi.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman penjelasan dan penelaahan pokok
permasalahan yang akan dibahas, maka skripsi ini disusun dengan
sisematika sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah,
Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Penelitian
Dalam bab ini membahas tentang teori-teori yang
digunakan dalam penelitian ini yang meliputi Kajian
Pustaka, Studi Relevan, Model Penelitian dan Hipotesis
Penelitian.
12
BAB III Metode Penelitian
Dalam bab ini membahas tentang metode yang digunakan
dalam penelitian ini yang meliputi, objek penelitian,jenis
penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sampel,
instrumen pengumpulan data dan uji coba statistik serta
teknik analisis data.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam bab ini membahas tentang gambaran umum lokasi
penelitian yaitu di Jakarta Islamic Index (JII) dan
membahas tentang hasil penelitian yang diteliti penulis
mengenai pengaruh penghindaran pajak terhadap nilai
perusahaan (studi pada perusahaan yang terdaftar di
Jakarta Islamic Index periode 2015-2019).
BAB V Penutup
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Kajian Pustaka
1. Teori Agensi (Agency Theory)
Teori keagenan adalah teori yang menggambarkan sebuah
hubungan yang timbul karena adanya kontrak antara pihak prinsipal
dan pihak lain yang biasanya disebut sebagai pihak agen. Investor
adalah pihak prinsipal pada perusahaan yang modalnya berasal dari
saham kepemilikan investor, sedangkan pihak manajemen perusahaan
merupakan pihak agen. Prinsipal sebagai pemilik modal memiliki
akses pada informasi internal perusahaan sedangkan pihak agen
sebagai pelaku dalam praktek operasional perusahaan mempunyai
informasi tentang operasi dan kinerja perusahaan secara rill dan
menyeluruh. Dilihat dari posisi, fungsi, situasi, tujuan kepentingan dan
latar belakang pihak prinsipal dan pihak agen yang berbeda serta saling
bertolak belakang tersebut akan menimbulkan pertentangan dengan
saling tarik-menarik kepentingan (conflict of interest) dan memberikan
pengaruh antara satu sama lain18.
Teori keagenan ini berkaitan dengan nilai perusahaan.
Rasionalitas model penelitian menunjukkan hubungan dan pengaruh
antara berbagai informasi fundamental perusahaan yang merefleksikan
aktivitas operasional manajemen, yang akan dinilai oleh pemegang
saham atau para calon investor dipasar, yang pada akhirnya akan
18Nurul Hidayati and Fidiana, “Pengaruh Corporate Social Responsibility Dan Good
Corporate Governance Terhadap Penghindaran Pajak,” Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi Vol. 6,
No. 3 Maret (2017), hlm 1054-1055
14
merefleksikan nilai perusahaan melalui indikator perubahan harga
saham dipasar19.
2. Teori Tindakan yang direncanakan (Theory Of Planned Behavior)
Teori Tindakan yang direncanakan mengemukakan bahwa
tindakan manusia dibimbing oleh tiga macam faktor yaitu :
a. Keyakinan kepada hasil (belief) tentang keyakinan individu
terhadap hasil dari suatu perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut
(behavior belief).
b. Keyakinan tentang harapan normatif dari orang lain dan motivasi
untuk menuruti harapan tersebut ( normative belief)
c. Keyakinan tentang hadirnya faktor yang memfasilitasi atau
menghambat kinerja dari perilaku.
Maka keyakinan perilaku dapat menimbulkan sikap positif atau
negatif terhadap perilaku tertentu. Keyakinan normatif mengakibatkan
terbentuknya persepsi adanya tekanan sosial untuk melakukan tindakan
atau norma subjektif dan kontrol keyakinan menimbulkan persepsi atas
perilaku yang dilakukan individu. Kombinasi dari sikap terhadap
perilaku, norma subjektif dan persepsi atas kontrol perilaku
mengakibatkan terbentuknya instansi perilaku20.
Teori Tindakan yang direncanakan ini relevan untuk menjelaskan
perilaku wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
Perilaku tidak patuh wajib pajak secara signifikan dipengaruhi oleh
sikap, norma subjektif kewajiban moral dan kontrol perilaku. Sebelum
seseorang melakukan sesuatu, dia akan memiliki keyakinan mengenai
hasil yang akan diperoleh dari perilakunya. Kemudian yang
bersangkutan memutuskan akan melakukan perilaku tersebut atau tidak
melakukannya.
19 Harmono, Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan,Teori,
Kasus dan Riset Bisnis (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm 52 20Hawa’im Marcus dan Urip Purwono, “Pengukuran Perilaku Berdasarkan Theory Of
Planned Behavior,” INSAN Vol. 12, no. 01 (April 2010), hlm 64
15
3. Teori Letimigasi
Teori legitimasi menyatakan bahwa setiap organisasi atau
perusahaan harus selalu memastikan bahwa kegiatan operasinya
telah sesuai dengan norma masyarakat, sehingga perusahaan
perlu untuk meyakinkan bahwa aktivitasnya diterima oleh semua
pihak. Hal ini berarti bahwa kegagalan perusahaan dalam
menjalankan kontrak sosial, akan memunculkan ancaman bagi
keberlanjutan usaha (going concern) perusahaan tersebut. Jika
perusahaan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan,
maka keberadaan perusahaan tersebut akan direspon positif oleh
masyarakat. Adanya citra atau Image positif dari masyarakat tentu
mampu meningkatkan nilai perusahaan21.
4. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai
oleh suatu perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama
beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan pertama kali didirikan sampai
saat ini. Nilai perusahaan dapat didefinisikan sebagai nilai harga pasar
saham. Nilai pasar tidak hanya menunjukkan kinerja perusahaan tetapi
juga prospek perusahaan untuk kedepannya. Hal ini menunjukkan
bahwa nilai perusahaan yang tinggi menjadi tujuan dan motivasi
setiap entitas22.
Memaksimumkan nilai perusahaan adalah hal penting bagi
perusahaan, karena dengan memaksimumkan nilai perusahaan berarti
juga memaksimumkan kemakmuran pemegang saham yang
merupakan tujuan utama bagi perusahaan. Selain itu, Nilai perusahaan
dianggap penting karena dapat menjaga para pemegang saham agar
21Khairiyani dkk, “Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Keuangan Serta Implikasinya
terhadap Nilai Perusahaan,” Iltizam Journal Of Shariah Economic Research Vol. 3, no. 1 (2019),
hlm 47. 22Putu Nirmala Chandra D dan Ni Luh Supadmi, “Pengaruh Agresivitas Pajak Pada Nilai
Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Pemoderasi,” E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana Vol. 22, no. 3 (Maret 2018), hlm 2267
16
tetap merasa puas dengan manajemen perusahaan dan tetap mau
berinvestasi pada perusahaan. Nilai perusahaan juga penting bagi
calon investor, dimana calon investor akan yakin menanamkan modal
pada perusahaan yang tepat dengan mempertimbangkan informasi
yang salah satunya adalah nilai perusahaan, karena kemakmuran para
pemegang saham akan tercermin dari peningkatan nilai perusahaan23.
Nilai perusahaan menunjukkan persepsi inverstor atas kondisi
keuangan perusahaan yang tercermin dari harga saham. Semakin
tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai
perusahaan dapat dipresentasikan melalui harga pasar saham biasa
yang berfungsi untuk investasi perusahaan, pendanaan dan keputusan
deviden. Bagi perusahaan yang sudah go public, harga saham yang
diperjualbelikan di Bursa merupakan indikator nilai perusahaan. Nilai
perusahaan diukur dengan beberapa beberapa rasio. Adapun rasio
yang digunakan untuk mengukur nilai perusahaan adalah sebagai
berikut :
a. Tobin’s Q
Rasio Tobin’s Q dinilai dapat memberikan informasi
paling baik, karena dalam Tobin’s Q memasukkan semua
unsur hutang dan modal saham perusahaan termasuk seluruh
aset perusahaan. Nilai Tobin’s Q yang kurang dari 1 berarti
harga saham perusahaan lebih rendah dari harga wajarnya
(undervalued). Jika nilai Tobin’s Q sama dengan 1 berarti
harga saham perusahaan di pasar dalam kondisi rata-rata atau
sama dengan harga wajarnya (average), dan jika lebih dari 1
menunjukkan kondisi harga saham perusahaan dipasar berada
jauh lebih tinggi dari harga wajar saham tersebut
(overvalued)24. Semakin besar nilai Tobin’s Q maka semakin
23 Silvia Indrarini, Nilai Perusahaan Melalui Kualitas Laba (Surabaya: Scopindo Media
Pustaka, 2019), hlm 38-39 24 Putu Nirmala Chandra D dan Ni Luh Supadmi, “Pengaruh Agresivitas Pajak Pada Nilai
Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Pemoderasi.” , hlm 2271
17
tinggi nilai perusahaan dan mengindikasikan perusahaan
tersebut memiliki prospek yang baik.
b. PBV (Price Book Value)
Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan
kepada manajemen dan organisasi sebagai sebuah perusahaan
yang terus tumbuh. Terdapat beberapa alasan mengapa
investor menggunakan rasio harga terhadap nilai buku (PBV)
dalam analisis investasi antara lain :
1. Nilai buku sifatnya relatif stabil dan bagi investor yang
kurang percaya terhadap estimasi arus kas, maka nilai buku
merupakan cara paling sederhana untuk
membandingkannya.
2. Adanya praktik akuntansi yang relatif standar diantara
perusahaan-perusahaan yang menyebabkan PBV dapat
dibandingkan dengan berbagai perusahaan yang pada
akhirnya dapat memberikan sinyal apakah nilai perusahaan
under atau overvalued. PBV merupakan rasio harga saham
terhadap nilai buku perusahaan yang menunjukkan
seberapa besar nilai harga saham per lembar dibandingkan
nilai buku per lembar. Dapat diartikan bahwa PBV
menunjukkan seberapa jauh perusahaan dapat menciptakan
nilai perusahaan yang relatif terhadap jumlah modal yang
diinvestasikan. Semakin tinggi rasio PBV maka tingkat
kemakmuran pemegang saham semakin tinggi pula,
dimana kemakmuran bagi pemegang saham merupakan
tujuan utama dari perusahaan25.
25 Neneng Sri Suprihatin dan Debby Cintya Olivianda, “Peengaruh Agresivitas Pajak
terhadap Nilai Perusahaan dengan Transparansi Informasi sebagai Variabel Moderasi,” Akuntansi
Dewantara Vol. 4 (April 2020), hlm 4
18
c. PER (Price Earning Ratio)
Price Earning Ratio (PER) adalah harga per lembar saham,
indikator ini secara praktis telah diaplikasikan dalam laporan
keuangan laba rugi bagian akhir dan menjadi bentuk standar
pelaporan keuangan bagi perusahaan publik di Indonesia.
Rasio ini menunjukkan seberapa besar investor menilai harga
saham terhadap kelipatan pendapatan (earning). Misalnya nilai
PER sebesar 10, yang berarti harga saham merupakan
kelipatan dari 10 kali pendapatan perusahaan. Jika pendapatan
tahunan dan semua dibagikan dalam bentuk deviden, maka
nilai PER 10 kali menunjukkan lama investasi pembelian
saham akan kembali dalam waktu 10 tahun. Oleh karena itu,
jika nilai kelipatan semakin kecil, maka akan menunjukkan
lama investasi akan kembali semakin cepat pula26.
Menurut Hery PER merupakan rasio yang menunjukkan
hasil perbandingan antara harga pasar per lembar saham
dengan laba per lembar saham. Melalui rasio PER ini, harga
saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang
dihasilkan oleh emiten tersebut dalam satu periode. Dengan
mengetahui jumlah besaran PER, calon investor dapat
mengetahui apakah harga sebuah saham tergolong wajar atau
tidak wajar sesuai dengan kondisi saat ini dan bukannya
berdasarkan pada perkiraan dimasa mendatang27.
26Harmono, Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan,Teori,
Kasus dan Riset Bisnis, hlm 57 27 Renly Sondakh dan Jinny Morasa, “Ipteks Mengukur Nilai Perusahaan di Pasar Modal
Pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,” Jurnal Ipteks Akuntansi Bagi
Masyarakat Vol 03, no. 01 (2019), hlm 18-19
19
5. Pengertian dan Ruang Lingkup Perpajakan
Undang Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang perubahan
keempat UU Nomor 6 tahun 1983 yakni Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan pada Pasal 1 Ayat 1 berbunyi pajak ialah kontribusi
wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapat
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat28. Adapun Surah yang berkaitan
dengan pajak terdapat dalam Q.S An-Nisa Ayat 29 yaitu :
يا أيها الذين آمنوا ل تأكلوا أموالكم بينكم بالباطل إل أن تكون
كان بكم تجارة عن تراض منكم ول تقتلوا أنفسكم إن الل
رحيما
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jangan kamu memakan
harta-harta saudaramu dengan cara yang bathil, kecuali
harta itu diperoleh dengan jalan dagang yang ada
kerelaan dari antara kamu. Dan jangan kamu membunuh
diri-diri kamu, karena sesungguhnya Allah Maha
Pengasih kepadamu”29.
Dalam surah tersebut Allah melarang hamba-Nya saling memakan
harta sesamanya dengan jalan yang tidak dibenarkan dan pemungutan
pajak dengan cara yang zhalim adalah salah satu jalan yang batil
untuk memakan harta sesamanya.
28 Mardiasmo, Perpajakan Edisi Tebaru (Jakarta: CV. Andi Offset, 2018), hlm 3 29 Q.S An-Nisa (4:29)
20
6. Pajak Menurut Syariah
Secara etimologi pajak dalam islam disebut dengan istilah
Dharibah ضرب ,ضربا يضرب, yang berarti mewajibkan, menetapkan,
menentukan memukul, menerangkan atau membebankan. Secara
bahasa maupun tradisi dharibah dalam penggunaannya memang
mempunyai banyak arti, namun para ulama memakai ungkapan
dharibah untuk membayar harta yang dipungut sebagai kewajiban. Hal
ini tampak jelas dalam ungkapan bahwa jizyah dan kharaj dipungut
secara dharibah, yakni secara wajib. Bahkan sebagian ulama
menyebut kharaj merupakan dharibah. Jadi dapat disimpulkan bahwa
dharibah adalah harta yang dipungut secara wajib oleh negara untuk
selain jizyah dan kharaj, sekalipun keduanya secara awam bisa
dikategorikan dharibah30.
Dalam islam pemungutan pajak terdapat 2 pendapat yaitu ada
yang memperbolehkan dan ada yang tidak memperbolehkan. Menurut
ulama Abu Yusuf dalam kitabnya Al-Kharaj menyebutkan bahwa :
semua Khulafah Ar-Rasyidin mengatakan bahwa pajak harus
dikumpulkan dengan keadilan dan kemakmuran, tidak diperbolehkan
melebihi kemampuan rakyat dalam membayar, juga jangan sampai
membuat mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok mereka
sehari-hari. Abu Yusuf mendukung hak penguasa untuk meningkatkan
atau menurunkan pajak menurut kemampuan rakyat yang terbebani.
Sedangkan menurut ulama Maliki, pajak tidak boleh dipungut dengan
cara dipaksa dan kekuasaan semata, melainkan karena adanya
kewajiban kaum muslimin yang dipikulkan kepada negara, seperti :
memberi rasa aman, pengobatan dan pendidikan dengan pengeluaran
seperti nafkah.
Pajak memiliki kesamaan dengan zakat yaitu ditujukan untuk
kepentingan umum, dimana pajak diwajibkan oleh negara, sedangkan
30 Husnul Fatarib and Amalia Rizmaharani, “Pajak dalam Perspektif Hukum Ekonomi
Syariah (Konsep Pajak dan Sistem Perpajakan dalam Keadilan Islam),” Jurnal Hukum Vol. 15, no.
2 November (2018), hlm 339
21
zakat diwajibkan oleh agama. Pajak bukanlah sesuatu yang dilarang
dalam islam. Islam memandang pajak sebagai bentuk ketaatan kepada
ulil amri atau penguasa. Adapun surah yang berkaitan dengan ketaatan
kepada ulil amri terdapat dalam Q.S. An-Nisa : 59 yaitu :
وأطيع سول وأولي المر منكم يا أيها الذين آمنوا أطيعوا الل وا الر
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, taatilan Allah, Rasul
(Muhammad), dan Ulil Amri (Pemegang Kekuasaan)
diantara kamu”31.
Alasan Utama para Ulama memperbolehkan memungut pajak
yaitu untuk kemaslahatan umat, karena dana pemerintah tidak cukup
untuk membiayai berbagai pengeluaran dan jika pengeluaran itu tidak
dibiayai maka akan timbul kemudharatan32. Muhammad Bin Hasan
Asy-Syaibani berkata jika sekiranya seorang penguasa pemerintahan
muslim hendak menyiapkan sebuah pasukan perang, maka
sepantasnya dia menyiapkannya dengan harta yang diambil dari baitul
maal kaum muslimin (kas negara), jika didalamnya memang ada harta
yang tidak mencukupi untuk menyiapkan pasukan perang, maka
dibolehkan bagi penguasa atau pemerintah muslim menetapkan
kebijakan kepada orang-orang kaya untuk membayar pajak, sehingga
pasukan perang yang akan berjihat menjadi kuat.
7. Pengertian Penghindaran Pajak
penghindaran pajak adalah upaya yang dilakukan secara legal dan
aman bagi wajib pajak karena tidak bertentangan dengan ketentuan
perpajakan, dimana metode dan teknik yang digunakan yaitu dengan
cara memanfaatkan celah-celah yang terdapat dalam peraturan
31 Q.S An-Nisa (4:59) 32Fajar Darmawansyah, “Pengaruh Political Connection dan Multinational Company
Terhadap Tax Avoidance dengan Corporate Governance sebagai Variabel Moderating (Studi Pada
Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2014-2017),” Skripsi Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, 2019, hlm 35
22
perpajakan itu sendiri, untuk memperkecil jumlah pajak yang
terutang33. Menurut mardiasmo penghindaran pajak adalah usaha untuk
meringankan beban pajak dengan tidak melanggar undang-undang
yang ada34. Sedangkan menurut Nur penghindaran pajak adalah upaya
efisiensi beban pajak yang harus dibayarkan dengan cara menghindari
serta meringankan beban pajak dengan cara menghindari pengenaan
pajak lewat berbagai jenis transaksi yang bukan merupakan objek
pajak.
Penghindaran pajak terjadi sebelum SKP ( Surat Ketetapan Pajak)
keluar. Dalam Penghindaran pajak ini, wajib pajak tidak secara jelas
melanggar undang-undang sekalipun kadang dengan jelas menafsirkan
Undang-undang tidak sesuai dengan maksud dan tujuan pembuat
undang-undang tersebut35. Terdapat tiga tahapan yang akan dilakukan
perusahaan dalam meminimalkan pajak yang dikenakan, yaitu :
1. Perusahaan berusaha untuk menghindari pajak baik secara legal
maupun illegal.
2. Mengurangi beban pajak seminimal mungkin baik secara legal
maupun ilegal.
3. Apabila kedua langkah sebelumnya tidak dapat dilakukan maka
wajib pajak akan membayar pajak tersebut.
Berdasarkan komite urusan fiskal dari Organization for Economic
Cooperation and Development (OECD) menyebutkan bahwa
karakteristik dari penghindaran pajak mencangkup tiga hal, yaitu :
1. Adanya unsur artifisial, maksudnya adalah berbagai pengaturan
seolah-olah terdapat di dalamnya padahal tidak, hal ini
dilakukan karena tidak adanya faktor pajak.
33Kartika Khairunisa, Dkk, Pengaruh Kualitas Audit, Corporate Social Responsibility dan
Ukuran Perusahaan terhadap Tax Avodance.. Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer. Vol 9 No.
April 2017 ISSN : 2088-5091, hlm 38 34Deanna Puspita, “Fakto-Faktor yang mempengaruhi Penghindaran Pajak pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia,” Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 19, no. 1 (2017), hlm 39 35 Diana Sari, Konsep dasar perpajakan (Bandung: PT.Refika Aditama, 2013), hlm 51
23
2. Penghindaran pajak sering memanfaatkan celah dari undang
undang atau menerapkan ketentuan legal untuk berbagai
tujuan, padahal bukan hal tersebut yang sebenarnya
dimaksudkan oleh pembuat undang-undang.
3. Kerahasiaan juga sebagai bentuk dari skema penghindaran pajak
dimana umumnya para konsultan menunjukkan alat atau cara
yang dilakukan untuk aktivitas penghindaran pajak.
Pengukuran penghindaran pajak sulit dilakukan, hal ini disebabkan
karena data pembayaran pajak dalam Surat Pemberitahuan Pajak
(SPT-PPh) sulit diperoleh di lapangan karena hal tersebut adalah
bersifat rahasia. Namun, ada banyak cara yang bisa digunakan untuk
mengukur adanya praktik penghindaran pajak. Pada umumnya proksi
pengukuran penghindaran pajak membutuhkan data yang berasal dari
laporan keuangan karena pengembalian pajak tidak di publikasikan
dan akses untuk mendapatkan data tersebut terbatas36. Dalam
penghindaran pajak (Tax Avoidance) wajib pajak memanfaatkan
celah-celah yang ada dalam undang-undang perpajakan. Sehingga
dapat membayar beban pajak yang lebih rendah, perbuatan ini secara
harfiah tidak melanggar undang-undang perpajakan, tapi dari segi jiwa
undang-undang perpajakan, ini termasuk perbuatan melanggar.
Adapun beberapa cara perusahaan melakukan penghindaran pajak
yaitu sebagai berikut :
1. Menampakkan laba dari aktivitas operasional sebagai laba dari
modal sehingga dapat mengurangi laba bersih dan utang pajak
perusahaan.
2. Mengakui pembelanjaan modal sebagai pembelanjaan
operasional dan dibebabankan terhadap laba bersih, sehingga
dapat mengurangi utang pajak.
36 Nurul fatimah. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Komite Audit,Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage, dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Tax Avoidance. (Yogyakarta :
Universitas Islam Indonesia,2018), hlm 17-18
24
3. Membebankan biaya personal sebagai biaya bisnis untuk
pengurang laba bersih37.
4. Membebankan depresiasi/penyusutan yang berlebihan untuk
mengurangi laba kena pajak.
5. Mencatat pembuangan yang berlebihan dari bahan baku didalam
Industri Manufaktur untuk mengurangi laba kena pajak.
6. Mengalihkan sebagian laba ke anak perusahaan yang beroperasi
di Negara dengan tarif pajak yang lebih rendah38. Berikut
beberapa Undang-Undang Pajak Penghasilan dan celah yang ada
pada UU tersebut.
Tabel 2.1
Undang-Undang Pajak Penghasilan dan celah/kelemahannya
No. Jenis
penghindaran
pajak:
Peraturan
Perpajakan:
Celah yang ada pada
peraturan perpajakan
1. Tingkat
Hutang
Undang-Undang RI
Nomor. 36 Tahun
2008 Tentang Pajak
Penghasilan Pasal 6
Ayat 1 Huruf (a)
Memasukkan Bunga
sebagai biaya yang
secara langsung atau
tidak langsung
berkaitan dengan
kegiatan usaha.
Wajib pajak memanfaatkan
modal yang berasal dari
pinjaman bank dengan
nominal yang besar, sehingga
bunga pinjaman semakin
besar pula. Bunga pinjaman
ini dibebankan dalam laporan
keuangan fiskal wajib pajak.
2 Hibah Undang-Undang RI
Nomor. 36 Tahun
2008 Tentang Pajak
Penghasilan.
Mengatur bahwa
harta hibahan yang
diterima oleh
keluarga sedarah
dalam garis
Harta hibahan seperti tanah
dan bangunan yang diberikan
oleh kakek kepada cucunya
merupakan objek pajak
karena harta hibahan yang
diterima bukan dalam garis
keturunan satu derajat. kakek
mencari celah agar tidak
dikenakan pph dengan cara
memberi harta hibahan
37 Stevanus Tri Anggoro, “Analisis Pengaruh Perilaku Penghindaran Pajak terhadap Nilai
Perusahaan dengan Transparansi sebagai Variabel Moderating,” Skripsi Universitas Diponegoro, 2015, hlm 25
38 Anggoro, hlm 25
25
keturunan lurus satu
derajat dikecualikan
dari objek pajak.
kepada anaknya.
3 Transfer
Pricing Peraturan Direktur
Jenderal Pajak
Nomor.PER-
32/PJ/2011 Tentang
Penerapan Prinsip
Kewajaran dan
Kelaziman Usaha
dalam Transaksi
Antara Wajib Pajak
dengan Pihak yang
Mempunyai
Hubungan Istimewa.
Dalam pasal 1
mengatur harga
wajar atau laba wajar
yang terjadi antara
pihak yang
mempunyai
hubungan istimewa.
Dalam pasal tersebut
disebutkan harga wajar
namun tidak disebutkan
secara rinci harga yang harus
ditetapkan badan dalam
transaksi tersebut. Misalya
menentukan tarif harga yang
harus dipatuhi oleh badan
dalam mentransfer barang
ataupun jasa.
Banyaknya celah yang terdapat pada ketentuan penangkal
praktik penghindaran pajak (tax avoidance) tersebut dapat
menyebabkan timbulnya penyimpangan moral, baik dari
kalangan wajib pajak maupun fiskus untuk melakukan
penyimpangan yang akan merugikan negara. Bagi wajib pajak,
banyaknya ketentuan penangkal penghindaran pajak yang tidak
jelas (yang merupakan ”grey area”) dan memiliki banyak celah
dapat dimanfaatkan untuk melakukan penghindaran pajak.
Sementara bagi fiskus tertentu ”grey area” tersebut dapat
dimanfaatkan untuk melakukan penyalahgunaan wewenang yang
memberikan keuntungan pribadi dan merugikan negara. Apabila
celah-celah yang ada tersebut tidak segera ditutup, maka kerugian
negara dari sektor pajak akan semakin bertambah.
26
8. Transparansi
Transparansi didefinisikan sebagai keterbukaaan informasi yang
akurat dan tepat waktu mengenai hal-hal terkait perusahaan yang
bersifat material merupakan prasyarat utama bagi kerangka tata kelola
perusahaan. Pemegang saham dan pemangku kepentingan perusahaan.
Pada umumnya, mendasarkan keputusan yang diambil berdasarkan
informasi yang disajikan oleh perusahaan39. Prinsip dasar dalam asas
transparansi adalah perusahaan harus menyediakan informasi yang
material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan mudah
dipahami oleh pemangku kepentingan. Selain itu, perusahaan harus
mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang
disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang
penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur
dan pemangku kepentingan lainnya40.
Transparansi dapat dikatakan sebagai ketersediaan informasi bagi
pihak luar. Perusahaan yang menerapkan transparansi yang tinggi,
pada umumnya mendapat penilaian yang tinggi pula dari investor.
Terbukanya informasi kepada investor dapat melindungi kepentingan
investor sebelum mengambil keputusan investasi pada perusahaan41.
Transparansi informasi yang diungkapkan perusahaan memiliki
peranan penting bagi pemegang saham dalam keputusan investasi. Hal
ini dikarenakan keputusan pemegang saham dalam menanamkan atau
menarik modalnya pada perusahaan dipengaruhi oleh transparansi
informasi yang diungkapkan perusahaan. pemegang saham tidak
secara langsung mengetahui operasional perusahaan, sehingga
transparansi informasi dari perusahaan menjadi hal yang diandalkan
39 Otoritas Jasa Keuangan, Roadmap Tata Kelola Perusahaan Indonesia (Jakarta: OJK,
2014), hlm 37. 40 Hendrik Manossoh, Good Corporate Governance Untuk Meningkatkan Kualitas Laporan
Keuangan (Jakarta Selatan: PT. Norlive Kharisma Indonesia, 2016), hlm 23 41 Anita Thohiran, “Pengaruh Penghindaran Pajak dan Leverage terhadap Nilai Perusahaan
dengan Transparansi Perusahaan sebagai variabel Moderasi,” Jurnal Wira Ekonomi Mikroskill
VOL. 6, no. 02 (Oktober 2016), hlm 151
27
pemegang saham dalam membuat keputusan investasi42. Nilai
transparan sangat menuntut nilai-nilai kejujuran atas segala informasi
dalam sebuah perusahaan. Hadist yang berkaitan dengan kejujuran
yaitu sebagai berikut :
عنه عن الن ابن عمر رضي الله عليه وسلم قاعن عبد الله صلى الله ل:بي
دق يهدي الى البر وان البر يهد (ا ان الص لى الجنة )رواه البخاري
Artinya : Dari Abdullah Bin Umar r.a. dari Nabi Muhammad Saw.
Beliau bersabda,” sesungguhnya kejujuran itu membawa
kebaikan dan kebaikan itu membawa kesurga”.(H.R al-Bukhari)
43.
Adapun Surah yang berkaitan dengan transparansi terdapat dalam
Q.S Al-Is’ra:35 yaitu :
زنوابٱلقسط اسٱلو إذ اكلتمو نت أوأ وفواٱلك يل أ حس يرو خ لك ذ مست قيم ٣٥يلا
Artinya : “Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan
timbanglah dengan neraca yang benar, itulah yang lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”44.
Allah berfirman hendaklah kamu sempurnakan takaran apabila
kamu menakar dan janganlah sekali-kali kamu berlaku curang dalam
takaranmu untuk menambah keuntungan dengan merugikan orang
lain. Demikian pula kamu harus berlaku jujur dan adil jika
menimbang dengan menggunakan neraca yang benar. Sikap dan cara
yang demikian itu adalah lebih baik bagi kamu didunia maupun
diakhirat.
42Bunga Putri Gemilang, “Pengaruh Tax Avoidance terhadap Nilai Perusahaandengan
Transparansi Informasi Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Pertambangan,” Tesis
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2019, hlm 14 43 Rudi Ahmad Suryadi dan Sumiyati, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama RI, 2019), hlm 52. 44 Q.S Al-Isra (17:35)
28
B. Studi Relevan
Untuk melakukan penelitian, tidak terlepas dari penelitian terdahulu
yang bertujuan untuk memperkuat hasil dari penelitian yang dilakukan
sekarang, selain itu juga bertujuan untuk membandingkan penelitian ini
dengan penelitian terdahulu. Berikut ini terdapat beberapa penelitian yang
dilakukan terkait pengaruh penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan.
Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini :
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No
Penelitian
/ Tahun
Judul
Metode
Analisis
Hasil
1 Tiara Ulfa
Inanda,dk
k Jurnal
Akuntansi
Vol. 13,
no. 2
(Oktober
2016)
Pengaruh
Penghindara
n Pajak
Terhadap
Nilai
Perusahaan
yang
dimoderasi
oleh
corporate
governance
dan
kepemilikan
mayoritas.
MRA
(Moderat
ed
Regressi
on
Analysis)
Penghindaran pajak tidak
berpengaruh terhadap nilai
perusahaan dan corporate
governance terbukti
memoderasi hubungan
penghindaran pajak terhadap
nilai perusahaan. Corporate
governance memperlemah
hubungan penghindaran pajak
terhadap nilai perusahaan.
Kepemilikan mayoritas tidak
terbukti memoderasi hubugan
penghindaran pajak terhadap
nilai perusahaan45.
2 Pryanti
Silaban/Ju
rnal
Terapan
Ilmu
Manajeme
n dan
Bisnis.
Pengaruh
Penghindara
n Pajak dan
Profitabilita
s terhadap
Nilai
Perusahaan.
Regresi
Linear
Bergand
a
Penghindaran pajak tidak
berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan46
45 Tiara Ulfa Inanda dan dkk, “Pengaruh Penghindaran Pajak terhadap Nilai Perusahaan
yang dimoderasi oleh corporate governance dan kepemilikan mayoritas,” Jurnal Akuntansi Vol.
13, no. 2 (Oktober 2016). 46 Pryanti Silaban, “Pengaruh Penghindaran Pajak dan Profitabilitas terhadap Nilai
Perusahaan yang terlisting di BEI periode 2017-2019,” Jurnal Terapan Ilmu Manajemen dan
Bisnis Vol. 3,no.2 (2020).
29
Vol.3 no.2
2020.
3 Putu
Nirmala
Chandra D
dan Ni
Luh
Supadmi/
E-Jurnal
Akuntansi
Universita
s Udayana
Vol. 22,
no. 3
2018.
Pengaruh
Agresivitas
Pajak Pada
Nilai
Perusahaan
dengan
Ukuran
Perusahaan
Sebagai
Pemoderasi
MRA
(Moderat
ed
Regressi
on
Analysis)
Agresivitas pajak berpengaruh
negatif pada nilai perusahaan.
Artinya semakin rendah
tindakan agresivitas pajak yang
dilakukan perusahaan, yang
ditandai dengan peningkatan
ETR, maka nilai perusahaan
akan semakin meningkat.
ukuran perusahaan
memperlemah pengaruh
agresivitas pajak terhadap nilai
perusahaan47.
4 Lina
Apsari dan
Putu Ery
Setiawan/.
E-Jurnal
Akuntansi
Universita
s Udayana
Vol. 23
No. 3
2018.
Pengaruh
Tax
Avoidance
terhadap
Nilai
Perusahaan
dengan
Kebijakan
Deviden
Sebagai
Variabel
Pemoderasi
MRA
(Moderat
ed
Regressi
on
Analysis)
Penghindaran Pajak dengan
Proksi ETR berpengaruh
Positif terhadap Nilai
Perusahaan. Nilai ETR yang
rendah mengindikasikan
adanya praktik tax avoidance
yang tinggi dan menurunkan
nilai perusahaan. Hal ini
dikarenakan bagi perusahaan
praktik tax avoidance
menyebabkan perusahaan
dinilai buruk. Kebijakan
deviden memperlemah
pengaruh negative
penghindaran pajak terhadap
nilai perusahaan. Hal ini
dikarenakan bagi investor
pembayaran deviden mampu
meningkatkan kesejahteraan
investor dan mampu menarik
investor baru untuk
berinvestasi di perusahaan
tersebut sehingga
47 D Putu Nirmala Chandra dan Ni Luh Supadmi, “Pengaruh Agresivitas Pajak Pada Nilai
Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Pemoderasi” E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana Vol. 22, no. 3 (2018).
30
meningkatkan nilai
perusahaan48.
5 Juli
Ismanto
dan
Puradinda
Zulfiara/Pr
ofita :
Komunika
si Ilmiah
Akuntansi
dan
Perpajaka
n. Vol
12,no.1
April 2020
Pengaruh
Konservatis
me
Akuntansi
dan
Penghindara
n Pajak
terhadap
Nilai
Perusahaan.
Regresi
Linear
Bergand
a
Penghindaran Pajak
berpengaruh negative terhadap
nilai perusahaan manufaktur di
Indonesia49.
Berdasarkan tabel 2.2 perbedaan penelitian ini dengan penelitian Tiara
Ulfa Inanda terletak pada variabel pemoderasi yang digunakan yaitu
corporate governance dan kepemilikan mayoritas, sedangkan penelitian ini
menggunakan transparansi sebagai variabel pemoderasi. Perbedaan dengan
penelitian yang dilakukan Pryanti Silaban terletak pada metode penelitian dan
variabel penelitian dimana penelitian Pryanti Silaban menggunakan metode
regresi linear berganda dengan menambahkan profitabilitas sebagai variabel
independen, sedangkan penelitian ini menggunakan metode Moderated
Regression Analisys (MRA) dan menambahkan transparansi sebagai variabel
pemoderasi.
Selanjutnya perbedaan penelitian Putu Nirmala Chandra D dan Ni Luh
Supadmi pada variabel pemoderasi yang digunakan yaitu ukuran perusahaan,
sedangkan penelitian ini menggunakan transparansi sebagai variabel
pemoderasi. Dalam penelitian Lina Apsari dan Putu Ery Setiawan pada
48Lina Apsari dan Putu Eri Setiawan, “Pengaruh Tax Avoidance terhadap Nilai Perusahaan
dengan Kebijakan Deviden sebagai Variabel Moderasi,” E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol. 23, no. 3 (Juni 2018). 49 Juli Ismanto dan Zulfiara, “Pengaruh Konservatisme Akuntansi dan Penghindaran Pajak
terhadap Nilai Perusahaan,” Profita : Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan Vol. 13, no. 1
(April 2020).
31
variabel pemoderasi yang digunakan yaitu ukuran kebijakan deviden,
sedangkan penelitian ini menggunakan transparansi sebagai variabel
pemoderasi.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Juli Ismanto dan Puradinda
Zulfiara terletak pada metode penelitian dan variabel penelitian dimana
penelitian Juli Ismanto menggunakan metode regresi linear berganda dengan
menambahkan konservatisme akuntansi sebagai variabel independen,
sedangkan penelitian ini menggunakan metode Moderated Regression
Analisys (MRA) dan menambahkan transparansi sebagai variabel pemoderasi.
Secara keseluruhan perbedaan penelitian ini dengan penelitian
terdahulu terletak pada sampel penelitian, tahun penelitian dan dan proksi
yang digunakan untuk mengukur nilai perusahaan. Dimana dalam penelitian
terdahulu menggunakan sampel pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI), sedangkan dalam penelitian ini menggunakan sampel berupa
perusahaan dengan saham syariah yang terdaftar di Jakarta Islamic Index dari
tahun 2015-2019. Pengambilan objek penelitian ini didasari pada fenomena
penghindaran pajak yang terjadi di Indonesia selama kurun waktu 5 tahun
yaitu dari tahun 2015 hingga tahun 2019 pada perusahaan yang terdaftar di
Jakarta Islamic Index. Pada penelitian terdahulu menggunakan rasio Tobin’s
Q untuk mengukur nilai perusahan, sedangkan dalam penelitian ini
menggunakan rasio Price Earning Ratio (PER) untuk pengukuran nilai
perusahan.
C. Kerangka Pemikiran
a. Pengaruh Penghindaran Pajak terhadap Nilai Perusahaan
Dalam perspektif teori agensi mengenai praktik penghindaran pajak,
tata kelola perusahaan merupakan faktor penting dalam penilaian
pengakuan penghindaran pajak. pengaruh langsung dari penghindaran
pajak adalah peningkatan nilai setelah pajak dari perusahaan. Perusahaan
yang melakukan praktik penghindaran pajak dengan tata kelola yang
kurang baik akan lebih beresiko terjadinya konflik kepentingan antara
32
kepentingan manajer dan kepentingan investor. Perusahaan memiliki
alasan dalam melakukan praktik penghindaran pajak yaitu untuk
mengurangi hutang pajak yang nantinya akan dibayarkan oleh perusahaan.
Hal tersebut tentunya merupakan pencerminan dari perilaku
oportunistik manajer yang seharusnya memberikan informasi yang akurat
kepada para investor. Perusahaan akan melapokan laba sebelum pajak
yang lebih rendah agar dapat memperoleh beban pajak yang lebih rendah.
Namun perilaku tersebut dapat mengurangi kandungan informasi yang
disajikan dan akhirnya akan mempengaruhi keputusan investor dalam
memberikan nilai kepada perusahaan50. Hubungan antara pengaruh
penghindaran pajak dapat menyebabkan hilangnya nilai perusahaan dalam
jangka panjang.
b. Pengaruh Penghindaran Pajak terhadap Nilai Perusahaan dengan
Transparansi Sebagai Variabel Pemoderasi
Transparansi adalah ketersediaan informasi bagi pihak luar.
Perusahaan yang menerapkan transparansi yang tinggi, pada umumnya
mendapat penilaian yang tinggi pula dari investor. Keterbukaan informasi
dapat meningkatkan efisiensi kontrak dari manajer. Manajer berpendapat
bahwa keterbukaan informasi merupakan pedang bermata dua, dimana
transparansi dapat meningkatkan nilai perusahaan karena kandungan
informasi yang disajikan lebih banyak, dengan kata lain transparansi dapat
mengurangi kemampuan perusahaan untuk melakukan perilaku
penghindaran pajak. Pada dasarnya perilaku penghindaran pajak yang
dilakukan oleh manajer akan berakibat menurunkan nilai perusahaan
tersebut, namun manajer menggunakan transparansi laporan keuangan
sebagai pencegahan turunnya nilai perusahaan. Dengan meningkatkan
transparansi laporan keuangan, investor akan beranggapan bahwa
perusahaan tersebut adalah perusahaan yang baik karena telah
50 Stevanus Tri Anggoro dan Aditya Septiani, “Analisis Pengaruh Perilaku Penghindaran
Pajak Terhadap Nilai Perusahaan,” Diponegoro Journal Of Accounting Vol. 4, no. 4 (2015), hlm
2-3
33
mengungkapkan sebagian besar informasi yang mereka miliki, sehingga
diharapkan bahwa investor akan memberikan nilai lebih pada peningkatan
transparansi laporan keungan pada perusahaan yang melakukan praktik
penghindaran pajak51.
c. Model Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka model penelitian ini
mengenai pengaruh penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan dengan
transparansi sebagai variabel pemoderasi dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen
H1
H2
Variabel Moderasi
D. Hipotesis Penelitian
H1 : Penghindaran Pajak diduga berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.
H2 : Transparansi diduga mampu memoderasi pengaruh Penghindaran
Pajak terhadap Nilai Perusahaan.
51 Anggoro dan Aditya Septiani, hlm 3
Penghindaran Pajak
Transparansi
Nilai Perusahaan
34
E. Hipotesis Statistik
Ho β1 = 0 Penghindaran Pajak tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.
Ha1 β1 ≠ 0 Penghindaran Pajak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.
Ho β1 = 0 Transparansi tidak mampu memoderasi pengaruh Penghindaran
Pajak terhadap Nilai Perusahaan.
Ha2 β1 ≠ 0 Transparansi mampu memoderasi pengaruh Penghindaran Pajak
terhadap Nilai Perusahaan.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini ialah penghindaran pajak sebagai variabel
independen, nilai perusahaan sebagai variabel dependen dan transparansi
sebagai variabel moderasi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2015-
2019.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan
penemuan-penemuan yang dapat dicapai atau diperoleh dengan menggunakan
prosedur-prosedur statistik atau cara lain dari kuantifikasi (pengukuran).
Pendekatan kuantitatif memusatkan perhatian pada gejala-gejala yang
mempunyai karakteristik tertentu didalam kehidupan manusia yang
dinamakan sebagai variabel. Dalam pendekatan kuantitatif, hakekat hubungan
diantara variabel-variabel dianalisis menggunakan teori yang obyektif52.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder adalah data yang didapat dari catatan, buku, majalah berupa
laporan keuangan perusahaan, laporan pemerintah, artikel, jurnal dan lain
sebagainya. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII)
selama periode 2015-2019 dapat diperoleh dari website resmi perusahaan atau
dapat dilihat pada situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).
52V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian (Yogyakarta: PUSTAKABARUPRESS,
2019), hlm 6
36
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya53. Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic
Index pada tahun 2015-2019.
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
53Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2016,
hlm 80
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 ADRO Adaro Energy Tbk
2 AKRA Akr Corporindo Tbk
3 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk
4 ASII Astra International Tbk
5 BRPT Barito Pasipic Tbk
6 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk
7 CTRA Ciputra Development Tbk
8 EXCL Xl Axiata Tbk
9 ICBP Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk
10 INCO Vale Indonesia Tbk
11 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
12 KLBF Kalbe Farma Tbk
13 LPKR Lippo Karawaci Tbk
14 LPPF Matahari Departement Store Tbk
15 LSIP Pp London Sumatera Indonesia Tbk
16 MYRX Hanson International Tbk
17 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
18 PTBA Tambang Batu Bara Bukit Asam
(Persero) Tbk
19 PTPP PP (Persero) Tbk
20 PWON Pakuwon Jati Tbk
21 SCMA Surya Citra Media Tbk
22 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk
23 SMRA Summarecon Agung Tbk
24 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
25 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk
26 UNTR United Tractors Tbk
37
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut54. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling sehingga sampel
akan dipilih dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan,
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan
penelitian. Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) dan
mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap selama periode
2015-2019.
2. Perusahaan yang melakukan praktik penghindaran pajak selama
periode pengamatan.
Tabel 3.2
Pemilihan Sampel dengan Purposive Sampling
No. Keterangan Kriteria Jumlah
1 Jumlah Populasi Perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index
(JII) tahun 2015-2019
30
2 Dikurangi :
Jumlah perusahaan yang sudah
delisting Jakarta Islamic Index (JII)
tahun 2015-2019
(11)
3 Dikurangi :
Jumlah perusahaan yang tidak
melakukan praktik penghindaran
pajak selama periode pengamatan.
(13)
4 Jumlah 6
5 Dikalikan Periode/Tahun 5
6 Total Sampel Penelitian 30
(Sumber : www.idx.co.id)
54 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Alfabeta, 2017), hlm 81
27 UNVR Unilever Indonesia Tbk
28 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk
29 WSBP Waskita Beton Precast Tbk
30 WSKT Waskita Karya Persero Tbk
38
Dari tabel 3.2 dapat dilihat bahwa perusahaan yang memenuhi kriteria
sebagai sampel perusahaan adalah sebanyak 6 perusahaan. Penelitian ini
menggunakan 6 sampel perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index
(JII) untuk 5 periode yaitu tahun 2015-2019, dari 6 sampel tersebut dikalikan
dengan periode 5 tahun. Jadi jumlah semua sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 30 sampel55.
Tabel 3.3
Daftar Nama Perusahaan yang Menjadi Sampel dalam
Penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan tahunan
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index pada periode 2015-2019
dan menyediakan informasi mengenai penghindaran pajak, nilai perusahaan
dan transparansi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu metode observasi non partisipan. Observasi non partisipan adalah
observasi yang dalam pelaksanaannya tidak melibatkan peneliti sebagai
partisipasi atau kelompok yang diteliti. Maka pengumpulan data dilakukan
dengan cara mengamati, mencatat serta mempelajari uraian-uraian dari buku,
catatan, dokumen perusahaan dan karya ilmiah seperti : skripsi, jurnal,
majalah dan berita.
55 www.idx.co.id
No Kode Nama Perusahaan
1 ADRO Adaro Energy Tbk
2 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk
3 UNVR Unilever Indonesia Tbk
4 ASII Astra International Tbk
5 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
6 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk
39
F. Definisi Operasional Variabel
a. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel
dependen baik itu secara positive maupun negative. Variabel independen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penghindaran pajak.
Penghindaran pajak merupakan usaha yang dilakukan wajib pajak untuk
mengurangi beban pajak dengan tidak melanggar undang-undang atau
aturan lain yang berlaku. Pengukuran menggunakan CETR yaitu dengan
membagi kas yang dikeluarkan untuk biaya pajak dibagi dengan laba
sebelum pajak. Nilai CETR yang rendah dapat mengindikasikan bahwa
semakin tinggi tindakan penghindaran pajak yang dilakukan oleh
perusahaan56.
CETR dinyatakan dengan rumus:
Pembayaran Pajak
Cash ETR =
Laba Sebelum Pajak
Keterangan
` CETR = Cash Effective Tax Rate (Tarif Pajak Efektif)
b. Variabel Dependen
Variabel Dependen adalah variabel utama yang diteliti, dijelaskan
variabilitasnya dan diprediksi oleh peneliti untuk menemukan jawaban
atau solusi masalah. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu nilai perusahaan. Nilai perusahaan adalah persepsi investor
terhadap perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Semakin
tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai
56 Nurul fatimah. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Komite Audit,Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage, dan Pertumbuhan Penjualan terhadap . (Yogyakarta : Universitas Islam
Indonesia,2018), hlm 37
40
perusahaan diproksikan dengan 3 indikator pengukuran, yaitu : Tobin’s
Q, PBV dan PER.
Keterangan :
MVE = Equity Market Value/Nilai Pasar Ekuitas ( Harga
Saham Penutupan x Jumlah Saham Beredar )
`PBV = Price To Book Value (Rasio Harga terhadap Nilai
Buku)
PER = Price Earning Ratio (Rasio Harga terhadap Laba)
MPS = Market Price Pershare (Harga Pasar Per saham)
EPS = Earning Pershare (Laba Perlembar Saham)
Semakin besar nilai Tobin’s Q maka semakin tinggi nilai perusahaan
dan mengindikasikan perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik.
Semakin tinggi rasio PBV maka semakin tinggi pula nilai perusahaan,
sehingga membuat para investor atau calon investor tertarik untuk
menanamkan dana pada perusahaan. Bagi para investor semakin tinggi
Price Earning Ratio maka pertumbuhan laba yang diharapkan juga akan
mengalami kenaikan. Dengan begitu PER (rasio harga terhadap laba)
adalah perbandingan antara market per share dengan earning per share57.
Maka dikatakan semakin tinggi rasio PER akan mengindikasikan bahwa
kinerja perusahaan semakin membaik, sebaliknya jika rasio PER terlalu
57Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab (Bandung: Alfabeta,
2014), hlm 83.
MVE + Total Liabilitas
Tobin’s Q =
Total Aset
Harga Per lembar Saham
PBV =
Nilai Buku Saham Biasa
MPS
PER =
EPS
41
tinggi juga dapat mengindikasikan bahwa harga saham yang ditawarkan
sudah terlalu tinggi atau tidak rasional.
c. Variabel Moderator
Variabel moderasi adalah variabel yang mempengaruhi dalam arti
memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen
dengan dependen. Variabel disebut juga sebagai variabel independen
kedua58. Penelitian ini menggunakan transparansi sebagai variabel
moderasi. Untuk menganalisis hubungan penghindaran pajak terhadap
nilai perusahaan dengan transparansi sebagai variabel moderating
digunakan analisis regresi linear sederhana dengan menggunakan uji
selisih nilai mutlak. Variabel moderasi dapat diklasifikasikan menjadi 4
jenis yaitu :
1. Variabel Moderasi Murni ( Pure Moderator)
Pure Moderator adalah variabel yang memoderasi hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen dimana
variabel moderasi murni berinteraksi dengan variabel
independen tanpa menjadi variabel independen.
2. Variabel Moderasi Semu (Quasi moderator)
Quasi moderator adalah variabel yang memoderasi hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen dimana
variabel moderasi semu berinteraksi dengan variabel independen
sekaligus menjadi variabel independen59.
58 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, hlm 40 59Bryan dan Eddy Haryadi, “Analisis Pengaruh Variabel Moderasi Switching Costs terhadap
hubungan Service Performance dan Customer Loyalty Member Celebrity Fitness Jakarta,” Jurnal
Manajemen Vol. 15, no. 1 (Mei 2018), hlm 61
42
3. Variabel Moderasi Potensial (Homologiser Moderator)
homologiser moderator adalah variabel yang potensial
menjadi variabel moderasi yang mempengaruhi kekuatan
hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen. Variabel moderasi ini tidak berinteraksi dengan
variabel independen dan tidak mempunyai hubungan yang
signifikan dengan variabel dependen.
4. Variabel Prediktor Moderasi (Predictor Moderator)
predictor moderator adarah variabel moderasi yang hanya
berperan sebagai variabel independen dalam model hubungan
yang dibentuk60.
Pada dasarnya, transparansi merupakan salah satu kriteria Good
Corporate Governance, oleh karena itu transparansi dalam penelitian ini
diproksikan dengan Voluntary Disclosure diukur dengan indeks
pengungkapan sukarela. Variabel ini mengukur berapa banyak butir
dalam laporan tahunan yang diungkapkan oleh perusahaan. Butir-butir
pengungkapan sukarela yang seharusnya dicantumkan perusahaan dalam
laporan tahunan terdiri dari 33 item informasi yang disesuaikan dengan
peraturan Bapepam-LK Keputusan Nomor LK Kep-431/BL/2012. Untuk
setiap item yang diungkapkan diberikan skor 1 dan untuk item yang tidak
diungkapkan diberikan skor 0. Untuk perhitungan tingkat transparansi
digunakan rumus sebagai berikut :
60 Bryan dan Eddy Haryadi, hlm 61
Jumlah item yang diungkapkan perusahaan
Transparansi =
Jumlah keseluruhan item / 33
43
Tabel 3.4
Definisi Operasional Variabel
No
.
Variabel Definisi Operasional Indikator Skala
Pengu
kuran
1 Penghindaran
Pajak
(independen)
Penghindaran pajak
merupakan usaha yang
dilakukan wajib pajak
untuk mengurangi beban
pajak dengan tidak
melanggar undang-undang
atau aturan lain yang
berlaku.
CETR=
Pembayaran
Pajak/ Laba
Sebelum Pajak
Rasio
2 Nilai
Perusahaan
(dependen)
Nilai perusahaan adalah
persepsi investor terhadap
perusahaan yang sering
dikaitkan dengan harga
saham. Semakin tinggi
harga saham, maka
semakin tinggi pula nilai
perusahaan.
1. Tobin’s Q =
MVE + Total
Liabilitas
/Total Aset
2. PBV
Harga per
lembar saham/
nilai buku
saham biasa
3. PER
Harga pasar
saham/ laba
per lembar
saham
Rasio
3 Transparansi
(Moderasi)
Transparansi didefinisikan
sebagai keterbukaaan
informasi, baik dalam
proses pengambilan
keputusan maupun dalam
mengungkapkan informasi
material dan relevan
mengenai perusahaan.
Transparansi =
Jumlah item
yang
diungkapkan
perusahaan/ju
mlah
keseluruhan
item
Rasio
44
G. Metode Analisis Data
Analisis data yang dimaksudkan ialah data yang sudah tersedia kemudian
diolah dengan statistik dan dapat digunakan untuk menjawab rumusan
masalah dalam menganalisis bagaimana Pengaruh Penghindaran Pajak
terhadap Nilai Perusahaan dengan Transparansi Sebagai Variabel
Pemoderasi. Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis
statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Pengujian hipotesis
dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17. Adapun metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H. Uji Statistik Deskriptif
Didalam uji statistik deskriptif menghasilkan deskripsi dari data yang
digunakan, sehingga menjadikan informasi yang lebih jelas dan lebih mudah
untuk dipahami. Analisis statistik deskriptif digunakan mengetahui deskripsi
suatu data yang dilihat dari nilai maksimum,minimum, rata-rata (mean) dan
nilai standar deviasi. Statistik deskriptif dapat menjelaskan variabel-variabel
yang terdapat dalam penelitian ini. Selain itu juga dapat menyajikan ukuran
numerik yang sangat penting bagi data sampel.
I. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk menjawab hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi : uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah
nilai residual yang dihasilkan dari regresi berdistribusi secara normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang
berdistribusi secara normal. Beberapa metode uji normalitas yaitu dengan
melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal
Probability Plot of Regression standarlized residual atau Skewness,
45
Kurtosis dan Kolmogorov Smirnov. Uji normalitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov. Tingkat
signifikansi yang digunakan adalah α = 0,05. Dasar pengambilan
keputusan yaitu dengan melihat angka probabilitas р, dengan ketentuan
sebagai berikut :
1. Jika nilai probabilitas р ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.
2. Jika nilai probabilitas р ≤ 0,05, maka asumsi normalitas tidak
terpenuhi.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar
variabel bebas (independen)61. Jika ditemukan korelasi antar variabel
independen, maka adanya masalah multikolinearitas. Model regresi yang
baik seharusnya tidak menimbulkan masalah multikolinearitas. Metode
pengujian yang paling sering digunakan dengan melihat nilai Tolerance
dan Variance Inflation Factor (VIF) pada model regresi. Menurut Ghozali
bahwa dasar pengambilan keputusan untuk uji multikolinearitas adalah
sebagai berikut:
a. Jika nilai Tolerance variabel lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih
kecil dari 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.
b. Jika nilai Tolerance variabel lebih kecil dari 0,10 dan nilai VIF lebih
besar dari 10, maka terjadi multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Jika residualnya mempunyai varian yang sama disebut terjadi
homokedastisitas dan jika variansnya tidak sama atau berbeda disebut
61Imam Ghozali, Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan
Eviews 8 (Semarang: Universitas Diponegoro, 2013), hlm 79.
46
terjadi heterokedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi
heterokedastisitas62.
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dengan cara melihat grafik Scatter Plot. Adapun dasar
pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara
residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain dalam model
regresi. Persamaan regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi
tidak baik atau tidak layak dipakai prediksi63. Pengujian ini akan
menggunakan uji Durbin-Watson (DW test) dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hipotesis
nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.
b. Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima,
yang berarti tidak ada autokorelasi.
c. Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL),
maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
62 Danang Sunyoto, Metodologi Penelitian Akuntansi (Bandung: PT. Refika Aditama, 2013),
hlm 90. 63 Agus Tri Basuki, Analisis Regresi Dengan SPSS (Yogyakarta: Danisa Media, 2015), hlm
20.
47
Nilai dU dan dL dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin-Watson
yang bergantung dari banyaknya observasi dan jumlah variabel yang
digunakan dalam penelitian64.
J. Uji Hipotesis
a. Pengujian Regresi Linear Sederhana
Model regresi linear sederhana ialah probabilistik yang menyatakan
hubungan linear antara dua variabel, dimana salah satu variabel
dianggap mempengaruhi variabel yang lain. Variabel yang
mempengaruhi dinamakan variabel independen dan variabel yang
dipengaruhi dinamakan variabel dependen65. Persamaan regresi dari
model regresi linear sederhana adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Y = Variabel Dependen/Nilai Perusahaan
α = Nilai Konstanta
β1 = Koefisien Regresi
X = Variabel Independen/Penghindaran Pajak
e = Standar error
b. Pengujian Moderated Regression Analysis (MRA)
Variabel moderasi adalah variabel yang mempengaruhi dalam arti
memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen
dengan dependen. Variabel disebut juga sebagai variabel independen
kedua66. Penelitian ini menggunakan transparansi sebagai variabel
moderasi. Untuk menganalisis hubungan penghindaran pajak terhadap
nilai perusahaan dengan transparansi sebagai variabel moderating
64 Agus Tri Basuki, hlm 20. 65 Suyono, Analisis Regresi Untuk Penelitian (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hlm 5 66 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, hlm 40
Y = α + β1 X + e
48
digunakan moderated regression analysis dengan menggunakan uji
selisih nilai mutlak. Persamaan regresi dari model regresi moderasi
adalah sebagai berikut :
Keterangan :
c. Koefisien Determinasi
Uji ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen, jika R2 = 100% berarti variabel
independen berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen,
demikian sebaliknya jika R2 = 0 berarti variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen. Nilai R2 yang semakin tinggi
menjelaskan bahwa semakin cocok variabel independen menjelaskan
variabel dependen. Semakin kecil nilai R2 berarti semakin sedikit
kemampuan variabel-variabel independen untuk menjelaskan variabel
dependen. Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai koefisien
determinasi adalah sebagai berikut:
Nilai R2 harus berkisar 0 sampai 1 ( 0 < R2 < 1)
Blia R2 = 1 berarti terjadi kecocokan sempurna dari variabel
independen menjelaskan variabel dependen.
Bila R2 = 0 berarti tidak ada hubungan sama sekali antara variabel
independen terhadap variable dependen.
Oleh karena dalam moderated regression analisys (MRA)
menggunakan satu variabel independen dan satu variabel moderari
maka nilai yang diambil adalah nilai Adjusted R-Square.
Y = α + β1 ZX + β2 ZX- ZZ + e
Y = Nilai Perusahaan
α = Nilai Konstanta
e = Standar error
βi = Koefisien Regresi
ZX = Penghindaran Pajak
ZZ = Transparansi
ZX-ZZ ZX-ZZ = Selisih Mutlak antara
Penghindaran Pajak
dengan Transparansi
49
d. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F (uji simultan) Pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan
apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap
variabel dependen67.
Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
1. Perumusan hipotesis
H0 =Transparansi tidak mampu memoderasi pengaruh
penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan.
Ha2 =Transparansi mampu memoderasi pengaruh
penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan.
2. Menentukan tingkat signifikansi (α) sebesar 5% atau 0,05 untuk
menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
diterima atau ditolak.
3. Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis:
Jika P-Value > 0,05 = menerima H0 dan menolak Ha
Jika P-Value < 0,05 = menolak H0 dan menerima Ha
4. Pengambilan keputusan68.
e. Uji Signifikansi Parameter Individual ( Uji Statistik t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable independen
secara parsial atau sendiri-sendiri berpengaruh terhadap variabel
dependen.
Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
1. Perumusan hipotesis
H0 = penghindaran pajak tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Ha1 = penghindaran pajak berpengaruh terhadap nilai
67 Imam Ghozali, EKONOMETRIKA Teori, Konsep dan Aplikasi dengan IBM SPSS 22
(Semarang: Universitas Diponegoro, 2014)
50
perusahaan
2. Menentukan tingkat signifikansi (α) sebesar 5% atau 0,05 untuk
menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
diterima atau ditolak.
3. Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis:
Jika P-Value > 0,05 = menerima H0 dan menolak Ha
Jika P-Value < 0,05 = menolak H0 dan menerima Ha
4. Pengambilan keputusan.
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Bursa Efek Indonesia (BEI)
Bursa efek adalah suatu pasar yang berhubungan dengan penjualan
dan pembelian surat-surat berharga perusahaan yang sudah terdaftar pada
bursa efek tersebut. Bursa efek pasar uang merupakan sumber utama
permodalan untuk perusahaan dan pemerintah. Bursa Efek Indonesia (BEI)
adalah hasil penggabungan dari Bursa Efek Surabaya (BES) dan Bursa
Efek Jakarta (BEJ). Pemerintah memutuskan untuk menggabungkan Bursa
Efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham untuk
efektifitas operasional dan transaksi. Hasil dari penggabungan tersebut
mulai beroperasi pada tanggal 1 desember 200768. Adapun Visi dan Misi
Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah sebagai berikut :
a. Visi : Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia
b. Misi : Meciptakan Infrastruktur pasar keuangan yang terpercaya dan
kredibel untuk mewujudkan pasar yang teratur, wajar dan efisien serta
dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan melalui produk dan
layanan yang inovatif.
2. Jakarta Islamic Index (JII)
Jakarta Islamic Index (JII) adalah indeks saham syariah yang
pertama kali diluncurkan di pasar modal Indonesia pada tanggal 3 Juli
200069. Konstituen JII hanya terdiri dari 30 saham syariah paling likuid
yang tercatat di BEI. Sama seperti ISSI, review saham syariah yang
68Fajar Darmawansyah, “Pengaruh Political Connection dan Multinational Company
terhadap Tax Avoidance dengan Corporate Governance sebagai Variabel Moderating (Studi Pada
Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2014-2017),” Skripsi Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, 2019, hlm 52 69 www.idx.co.id diakses pada 20 Januari 2021 14:51
52
menjadi konstituen JII dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun, Mei
dan November, mengikuti jadwal review Desember oleh OJK. BEI
menentukan dan melakukan seleksi saham syariah yang menjadi
konstituen di JII. Adapun kriteria likuditas yang digunakan dalam
menyeleksi 30 saham syariah yang menjadi konstituen JII adalah sebagai
berikut:
a. Saham syariah yang masuk dalam konstituen Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) telah tercatat selama 6 bulan terakhir
b. Dipilih 60 saham berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar
tertinggi selama 1 tahun terakhir.
c. Dari 60 saham tersebut, kemudian dipilih 30 saham berdasarkan rata-
rata nilai transaksi harian di pasar regular tertinggi
d. 30 saham yang tersisa merupakan saham terpilih70.
3. Gambaran Umum tentang Perusahaan yang menjadi Sampel
Penelitian
a. PT. Adaro Energy Tbk (ADRO)
PT Adaro Energy Tbk didirikan dengan nama PT. Padang
Karunia pada tanggal 28 Juli 2004 dan mulai beroperasi secara
komersial pada bulan juli 2005. Kantor pusat PT. ADRO berlokasi di
gedung Menara Karya lantai 18, Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5, Kav 1-2,
Jakarta. Presiden direktur PT. Adaro Energy saat ini yaitu Gribaldi
Thohir dan Christian Ariano Rachmad sebagai wakil presiden direktur71.
PT Adaro Energy Tbk (AE) merupakan perusahaan tambang batu
bara dan energi terintegrasi, dengan delapan pilar bisnis yang meliputi
sector batu bara, energi, utilitas dan infrastruktur pendukung. Adaro
Energy memiliki model bisnis terintegrasi yang terdiri dari delapan pilar:
Adaro Mining, Adaro Services, Adaro Logistics, Adaro Power, Adaro
Land, Adaro Water, Adaro Capital dan Adaro Foundation. Lokasi utama
70 www.idx.co.id diakses pada 20 Januari 2021 14:51 71 Bursa Efek Indonesia, Annual Report PT. Adaro Energy Tbk (www.idx.co.id, diakses
pada 11 Februari 2021).
53
tambang Adaro Energy terletak di Kalimantan Selatan, tempat
ditambangnya Envirocoal, batu bara termal dengan kadar polutan yang
rendah. Adaro Energy terus mengembangkan bisnis non batu bara untuk
mendapatkan dasar penghasilan yang lebih stabil dan mengimbangi
volatilitas sektor batu bara. Adapun visi dan misi dari PT.Adaro Energy
Tbk adalah sebagai berikut :
1. Visi : menjadi grup perusahaan tambang dan energi indonesia yang
terkemuka.
2. Misi : Adaro bergerak dibidang pertambangan dan energi untuk
a. Memuaskan kebutuhan pelanggan.
b. Mengembangkan karyawan.
c. Menjalin kemitraan dengan pemasok.
d. Mendukung pembangunan masyarakat dan negara.
e. Mengutamakan keselamatan dan kelestarian lingkungan.
f. Memaksimalkan nilai bagi pemegang saham72.
b. PT. Astra International Tbk (ASII)
PT Astra International Tbk didirikan di Jakarta pada tahun 1957
sebagai sebuah perusahaan perdagangan umum dengan nama Astra
International Inc. Seiring dengan kemajuan usaha serta sejalan dengan
rencana ekspansi, Perseroan melakukan penawaran umum perdana di
Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan kode saham ASII pada tahun
1990, sekaligus mengubah namanya menjadi PT Astra International
Tbk73. Saham PT. Astra telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia sejak
tanggal 4 April 1990 dengan kode perdagangan ASII. Kantor pusat Grup
Astra terletak di Menara Astra, Jl. Jend. Sudirman Kav. 5-6 Karet
Tengsin, Tanah Abang, DKI Jakarta. Presiden direktur Grup Astra saat
ini yaitu Djoni Bunartoya menggantikan Prijono Sugiato sebelumnya
menjabat sebagai presiden direktur hingga tahun 2019.
72 Bursa Efek Indonesia. 73 Bursa Efek Indonesia, Annual Report PT. Astra International Tbk (www.idx.co.id,
diakses pada 11 Februari 2021).
54
Grup Astra telah mengembangkan bisnisnya dengan menerapkan
model bisnis yang berbasis sinergi dan terdiversifikasi pada tujuh segmen
usaha, terdiri dari: Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat, Pertambangan,
Konstruksi dan Energi, Agribisnis, Infrastruktur dan Logistik, Teknologi
Informasi dan serta Properti. Dengan bisnis yang beragam, Grup Astra
telah menyentuh berbagai aspek kehidupan bangsa melalui produk dan
layanan yang dihasilkan. Dalam keseharian hidup mereka, masyarakat
Indonesia menggunakan sepeda motor dan mobil, jalan tol, printer,
hingga layanan pembiayaan, perbankan dan asuransi milik Grup. Pelaku
bisnis bermitra dengan Grup memanfaatkan berbagai kendaraan
komersial, alat berat, layanan logistik, sistem teknologi informasi dan
jasa pertambangan dari Grup. Berbagai produk yang dihasilkan, antara
lain minyak kelapa sawit, batu bara dan kendaraan bermotor, senantiasa
diekspor sehingga Grup dapat berkontribusi dalam menyumbangkan
devisa bagi negara74.
c. PT. Indofood Suksees Makmur Tbk (INDF)
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (“Indofood” atau “Perseroan”),
yang didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma di tahun 1990,
memiliki berbagai kegiatan usaha yang telah beroperasi sejak awal tahun
1980an. Bidang usaha yang dilakukan pada saat itu yaitu bidang
makanan ringan melalui perusahaan patungan dengan Fritholay
Netherlands Holding dan perusahaan afiliasi pepsiCo Inc75. Pada tahun
1994 perseroan mengganti nama menjadi PT. Indofood Sukses Makmur
dan pada tahun tersebut PT. Indofood juga mencatat saham di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Presiden direktur PT. Indofood saat ini adalah bapak
Antony Salim.
Dalam dua dekade terakhir, Indofood telah bertransformasi
menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan
74 Bursa Efek Indonesia. 75Bursa Efek Indonesia, Annual Report PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
(www.idx.co.id, diakses pada 11 Februari 2021).
55
operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan,
mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk
akhir yang tersedia di pasar. Kini Indofood dikenal sebagai perusahaan
yang mapan dan terkemuka di setiap kategori bisnisnya. Dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya, Indofood memperoleh manfaat
dari skala ekonomis serta ketangguhan model bisnisnya yang terdiri dari
empat Kelompok Usaha Strategis (“Grup”) yang saling melengkapi
sebagai berikut :
1. Produk Konsumen Bermerek (CBP)
Dengan didukung oleh kekuatan merek-merek produknya, Grup
CBP memproduksi beragam produk konsumen bermerek antara lain
mi instan, dairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan
makanan khusus, dan minuman.
2. Bogasari
Grup Bogasari memiliki kegiatan usaha utama memproduksi tepung
terigu dan pasta, didukung oleh unit usaha perkapalan dan kemasan.
3. Agribisnis
Kegiatan usaha utama Grup Agribisnis meliputi penelitian dan
pengembangan, pemuliaan benih bibit, pembudidayaan dan
pengolahan kelapa sawit hingga produksi dan pemasaran produk
minyak goreng, margarin dan shortening. Di samping itu, kegiatan
usaha Grup ini juga mencakup pembudidayaan dan pengolahan karet
dan tebu serta tanaman lainnya76.
4. Distribusi
Dengan jaringan distribusi yang paling luas di Indonesia, Grup
Distribusi mendistribusikan sebagian besar produk konsumen
Indofood dan anak-anak perusahaannya, serta berbagai produk pihak
ketiga.
76 Bursa Efek Indonesia.
56
d. Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
Unilever Indonesia adalah salah satu perusahaan terkemuka di
Indonesia yang bergerak dalam bidang industri consumer goods, dan
telah memimpin industri ini selama 86 tahun. Tujuan utama bisnis
Unilever adalah untuk memasyarakatkan kehidupan yang berkelanjutan
(kehidupan yang ramah lingkungan dan memberikan manfaat sosial).
Didirikan sebagai Lever’s Zeepfabrieken NV pada 5 Desember 1933,
Perseroan berganti nama pada tahun 1980 menjadi “PT Unilever
Indonesia”, sebagaimana dicatat dalam akta No. 171 oleh notaris publik
Kartini Muljadi, SH, tertanggal 22 Juli 1980. Perseroan selanjutnya
mengalami perubahan nama pada tanggal 30 Juni 1997 menjadi “PT
Unilever Indonesia Tbk”.
Unilever Indonesia menjadi perusahaan publik pada tahun 1981
dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada
tanggal 11 Januari 1982. Sahamnya sekarang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Pada tanggal 31 Desember 2019, Unilever Indonesia adalah
perusahaan terbesar kelima di Bursa Efek Indonesia berdasarkan
kapitalisasi pasar. Kantor pusat unilever berlokasi di Green Office Park
Kav. 3 Jl. BSD Boulevard Barat BSD City, Tangerang dan pabrik
berlokasi di Jl. Jababeka Raya, Cikarang, Bekasi. Presiden direktur PT.
Unilever Indonesia saat ini yaitu Ira Noviarti yang mulai menjabat pada
tanggal 25 November 202077.
Perseroan beroperasi di sektor-sektor berikut: sektor industri,
sektor jasa perdagangan besar (distributor), perdagangan impor, layanan
riset pemasaran, dan layanan konsultasi manajemen dan penyewaan real
estat. Portofolio produknya antara lain: sabun, deterjen, makanan olahan
berbahan dasar susu, es krim, produk kosmetik, minuman teh dan jus
buah. Portofolio Perseroan merupakan penggabungan produk warisan
global yang telah lama ada, produk ciri khas lokal dan produk baru yang
77Bursa Efek Indonesia, Annual Report PT. Unilever Indonesia Tbk (www.idx.co.id,
diakses pada 11 Februari 2021).
57
dirancang untuk memenuhi harapan konsumen yang semakin canggih
dan dipengaruhi oleh value produk. Mulai dari sunlight, Lifebuoy, Walls,
Pepsodent dan Dove hingga Royco, Bango, Rexona, Citra, Rinso, Molto
dan banyak lagi, semua memiliki tujuan dan inovasi masing-masing78.
e. Waskita Karya Tbk (WSKT)
PT Waskita Karya (Persero) berdiri pada tanggal 1 Januari 1961.
Waskita Karya merupakan perusahaan yang lahir dari kebijakan
pemerintah untuk menasionalisasikan perusahaan-perusahaan asing di
Indonesia untuk menciptakan kemandirian dan kedaulatan negara dalam
mengelola potensi yang dimiliki demi meningkatkan kesejahteraan
Negeri. Awalnya, Waskita Karya adalah perusahaan konstruksi yang
bernama Volker Aannemings Maatschapiij N.V milik Belanda yang
kemudian dinasionalisasikan menjadi PN Waskita Karya dengan status
Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sejalan dengan perubahan
peraturan yang berlaku dan tantangan usaha yang semakin kompleks,
pada tahun 1974 Waskita Karya mengubah statusnya dari Perusahaan
Negara menjadi Perusahaan Perseroan dan berganti nama menjadi PT
Waskita Karya (Persero)79.
Kantor pusat Waskita Karya berlokasi di gedung Waskita Jl. MT
Haryono Kav. No.10, Cawang Jakarta. Direktur uatam PT. Waskita
Karya saat ini yaitu Destiawan Soewardjono yang mulai menjabat pada
tahun 2020. Sesuai dengan bunyi pasal 3 pada Anggaran Dasar Perseroan
berdasarkan Akta Nomor 137 tanggal 27 Mei 2019. Perseroan memiliki
maksud dan tujuan untuk menjalankan bisnis di bidang Jasa Kontruksi,
Pengembang dibidang Jalan Tol, Beton Pracetak, Property/Realty, dan
Energi. Guna mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan
melaksanakan kegiatan usaha utama seperti pekerjaan pelaksanaan
konstruksi, pekerjaan mekanikal elektrikal termasuk jaringan dan
78 Bursa Efek Indonesia. 79 Bursa Efek Indonesia, Annual Report PT. Waskita Karya Tbk (www.idx.co.id, diakses
pada 11 Februari 2021).
58
instalasi, jasa pertambangan, serta pekerjaan terintegrasi lainnya (EPC).
Selain itu, Perseroan menyelenggarakan kegiatan bisnis lain seperti
menyediakan layanan jasa konsultasi manajemen, melakukan usaha di
bidang agro industri, dan menyediakan layanan jasa bidang teknologi dan
kepariwisataan80.
f. Wijaya Karya Tbk (WIKA)
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk didirikan berdasarkan Undang-
Undang No.19 tahun 1960 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 64 tahun
1961 tanggal 29 Maret 1961 tentang Pendirian Perusahaan Negara/ PN
“Wijaya Karya”. Bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 64
tahun 1961 ini, PN Wijaya Karya lahir yang merupakan hasil peleburan
dari perusahaan bangunan bekas milik Belanda yang bernama Naamloze
Vennootschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedrijf Vis en
Co. yang telah dikenakan nasionalisasi. Pada awal pendiriannya, kegiatan
usaha yang dijalankan WIKA adalah pekerjaan instalasi listrik dan pipa
air, sebelum menjadi perusahaan kontraktor sipil dan bangunan di tahun
70-an. WIKA juga turut berperan serta dalam Proyek Pembangunan
Gelanggang Olahraga Bung Karno dalam rangka penyelenggaraan
Games of the New Emerging Forces (GANEFO) dan Asian Games ke-4
di Jakarta81.
Dari awal pendirian sampai dengan saat ini WIKA telah
mengalami satu kali perubahan nama dan badan hukum dari semula
bernama PN Widjaja Karya menjadi PT Wijaya Karya (Persero).
Perubahan ini efektif berlaku pada 20 Desember 1972. Kemudian WIKA
juga mengalami perubahan status menjadi Perusahaan Terbuka, yang
efektif berlaku pada 27 Oktober 2007 seiring dengan aksi korporasi yang
dijalankan Perseroan dengan melakukan Penawaran Umum Perdana di
Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian, nama yang digunakan saat ini
80 Bursa Efek Indonesia. 81 Bursa Efek Indonesia, Annual Report PT. Wijaya Karya Tbk (www.idx.co.id, diakses
pada 11 Februari 2021).
59
adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Direktur utama PT.Wijaya Karya
saat ini adalah Agung Budi Waskito yang mulai menjabat pada tanggal
08 Juni 2020. Kantor pusat WIKA berlokasi di WIKA Tower 1&2 Jl. D.I
Panjaitan Kav.9-10 Jakarta82.
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan mengetahui deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai maksimum,minimum, rata-rata (mean) dan nilai
standar deviasi dari variabel penghindaran pajak, transparansi dan nilai
peusahaan.
Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Penghindaran Pajak 30 .06 .46 .2423 .11261
Transparansi 30 .67 .91 .7700 .08925
Nilai Perusahaan 30 6 61 19.67 13.847
Moderasi 30 .03 1.74 1.0656 .53547
Valid N (listwise) 30
Sumber : Hasil olah data SPSS 17
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dari 30 data dapat dijelaskan hasilnya sebagai
berikut :
1. Pada variabel penghindaran pajak yang diukur dengan Cash Effectif
Tax Rate diperoleh nilai minimum 0,06 yaitu pada perusahaan
Wijaya Karya Tbk (WIKA) tahun 2015 dan nilai maksimum 0,46
pada perusahan Adaro Energy Tbk (ADRO) tahun 2015, dengan
nilai rata-rata sebesar 0,2423 dan standar deviasi sejumlah 0,11261.
Nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata, hal ini berarti
bahwa data variabel penghindaran pajak dapat dikatakan baik.
82 Bursa Efek Indonesia.
60
2. Pada variabel transparansi diproksikan dengan indeks pengungkapan
sukarela dan diperoleh nilai minimum 0,67 yaitu pada perusahaan
Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan nilai maksimum 0,91 pada
perusahaan Unilever Indonesia Tbk (UNVR) , dengan rata-rata
0,7700 dan standar deviasi 0,08925 Nilai rata-rata transparansi ini
cenderung mendekati nilai maksimum. Hal ini menandakan bahwa
perusahaan sampel sudah maksimal dalam mengungkapkan
informasi. Nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata, hal ini
menunjukkan bahwa data variabel transparansi dapat dikatakan baik.
3. Pada variabel nilai perusahaan yang diukur dengan Price Earning
Ratio (PER) diperoleh nilai minimum 6 yaitu pada perusahaan
Waskita Karya Tbk (WSKT) tahun 2018 dan nilai maksimum 61
yaitu pada perusahaan Unilever Indonesia tahun 2017, dengan rata-
rata 19.67. Nilai rata-rata Price Earning Ratio (PER) cenderung
mendekati nilai minimum. Hal ini berarti perusahaan memiliki
kinerja yang kurang baik sehingga menyebabkan nilai perusahaan
menjadi rendah. Nilai standar deviasi sebesar 13.84728, nilai ini
lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai rata-rata. Hal ini berarti
bahwa sebaran data nilai perusahaan sudah merata atau perbedaan
data satu dengan data lainnya tidak tergolong tinggi. Nilai standar
deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata, hal ini berarti bahwa data
variabel nilai perusahaan dapat dikatakan baik.
4. Pada variabel Moderasi diperoleh nilai minimum sebesar 0,03 yaitu
pada perusahaan Wijaya Karya Tbk (WIKA) tahun 2019, nilai
maksimum sebesar 1,74 pada perusahaan Adaro Energy Tbk
(ADRO) tahun 2015 dan nilai rata-rata sebesar 1.0656 dengan
standar deviasi sebesar 0,53547. Nilai standar deviasi lebih kecil dari
nilai rata-rata, hal ini menunjukkan bahwa data variabel moderasi
dapat dikatakan baik.
61
Standar deviasi merupakan cerminan dari rata-rata
penyimpangan data dari mean. Pada hasil uji statistik deskriptif
diperoleh nilai mean lebih besar dari nilai standar deviasi, hal ini
berarti bahwa nilai mean variabel dapat digunakan sebagai
perwakilan dari keseluruhan data, karena masing-masing variabel
tidak mempunyai rentang (jangkauan) yang terlalu lebar. Standar
deviasi (σ) menunjukkan seberapa jauh kemungkinan nilai yang
diperoleh menyimpang dari nilai yang diharapkan. Semakin besar
nilai standar deviasi maka semakin besar pula kemungkinan nilai
rill menyimpang dari yang diharapkan.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel residual
dalam model regresi memiliki distribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah distribusi datanya normal. Dalam penelitian
ini, uji normalitas terhadap nilai residu menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah α = 0,05. Dasar
pengambilan keputusan yaitu dengan melihat angka probabilitas р,
dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jika nilai probabilitas р ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.
2. Jika nilai probabilitas р ≤ 0,05, maka asumsi normalitas tidak
terpenuhi.
62
Tabel 4.2.
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sumber : Hasil olah data SPSS 17
Berdasarkan uji normalitas Moderated Regression Analisys
(MRA) diatas diketahui bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar
0,214 berarti lebih besar dari 0,05, maka bisa disimpulkan bahwa
semua variabel yaitu penghindaran pajak,, nilai perusahaan dan
moderasi memiliki data terdistribusi normal sehingga asumsi
normalitas sudah terpenuhi.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah didalam
suatu model regresi ditemukan adanya korelasi atau hubungan antar
variabel bebas. Menurut Ghozali bahwa dasar pengambilan keputusan
untuk uji multikolinearitas adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai Tolerance variabel lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF
lebih kecil dari 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.
b. Jika nilai Tolerance variabel lebih kecil dari 0,10 dan nilai VIF
lebih besar dari 10, maka terjadi multikolinearitas.
Unstandardize
d Residual
N 30
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 10.88400808
Most Extreme
Differences
Absolute .193
Positive .193
Negative -.093
Kolmogorov-Smirnov Z 1.056
Asymp. Sig. (2-tailed) .214
63
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Zscore(X) .514 1.945
Moderasi .514 1.945
Sumber : Hasil olah data SPSS 17
Hasil uji multikolinearitas dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
variabel ZscoreX (penghindaran pajak) memiliki nilai tolerance
sebesar 0,514 dan nilai VIF sebesar 1,945. Hasil uji variabel Moderasi
menghasilkan nilai tolerance sebesar 0,514 dan VIF sebesar 1,945.
Hasil kedua variabel tersebut memiliki nilai tolerance > 0,10 dan nilai
VIF <10,0, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi
tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen.
c. Uji Heterokedastisitas
Deteksi heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID pada
sumbu Y , dan ZPRED pada sumbu X. Dalam penelitian ini, untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan cara melihat
grafik Scatter Plot.
64
Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisitas
Adapun dasar pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut:
a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.
b) Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Dilihat dari gambar 4.1 tidak terdapat pola yang begitu jelas dan
titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji
Durbin-Watson. Berikut hasil pengujian berdasarkan uji Durbin-
Watson :
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
Change Statistics
Durbin-
Watson
R Square
Change
F
Chang
e df1 df2
Sig. F
Change
1 .382 8.352 2 27 .002 2.096
Sumber : Hasil olah data SPSS 17
65
Berdasarkan tabel 4.4 nilai statistik dari uji Durbin-Watson adalah
sebesar 2,096, pada tabel Durbin-Watson dengan α = 5%, dengan
jumlah sampel (n) 30 dan jumlah variabel bebas (k) = 2, pada tabel
Durbin-Watson akan didapatkan nilai sebagai berikut :
n = 30 dU = 1,5666
k = 2 4-dU = 2,4334
dL = 1,2837
Nilai d yaitu sebesar 2,096 lebih besar dari batas atas (dU)
1,5666 dan lebih kecil dari nilai (4-dU) 2,4334 atau dengan kata lain
nilai d terletak diantara nilai dU dan 4-dU (1,5666 < 2,096 < 2,4334),
maka dapat disimpulkan bahwa residual tidak terdapat autokorelasi.
3. Uji Hipotesis
a) Hasil Uji Regresi Linear Sederhana
Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
teknik analisis regresi linear sederhana. Perhitungan model regresi linear
sederhana dilakukan dengan SPSS 17. Analisis ini digunakan untuk
menguji adanya pengaruh penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan.
Tabel 4.5
Hasil Uji Regresi Linear Sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 22.973 6.153 3.733 .001
X (PP) -13.642 23.095 -.111 -.591 .559
Sumber : Hasil olah data SPSS 17
Y = 22,973 + -13,642+ e
Berdasarkan hasil perhitungan dan persamaan analisis statistik
koefisien regresi linear sederhana diatas, maka dapat disimpulkan :
66
1. Nilai konstanta sebesar 22,973 yang mengindikasikan bahwa jika
variabel independen (penghindaran pajak) adalah 0, maka variabel
Y (nilai perusahaan) akan mengalami kenaikan sebesar 22,973.
2. Nilai koefisien variabel independen X (PP) penghindaran pajak
sebesar -13,642. Hal ini berarti bahwa setiap penurunan
penghindaran pajak sebesar 1 satuan maka akan menurunkan nilai
perusahaan sebesar -13,642.
b) Hasil Koefisien Determinasi Regresi Linear Sederhana
Koefisien determinasi atau (R2) adalah suatu nilai (nilai
proporsi) yang digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen yang digunakan
dalam persamaan regresi. jika R2 = 100% berarti variabel independen
berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen, demikian
sebaliknya jika R2 = 0 berarti variabel independen tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen. Nilai R2 yang semakin tinggi
menjelaskan bahwa semakin cocok variabel independen menjelaskan
variabel dependen. Berikut hasil pengujian dari R2 :
Tabel 4.6
Hasil Koefisien Determinasi Regresi Linear Sederhana
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .111a .012 -.023 14.00539
Sumber : Hasil olah data SPSS 17
Berdasarkan tabel 4.5 nilai koefisien determinasi R2 terletak pada
kolom R Square. Diketahui nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0,012
atau 1,2% . Hal ini berarti bahwa variabel bebas yaitu penghindaran
pajak mempengaruhi nilai perusahaan sebesar 1,2%, sisanya sebesar
98,8% dipengaruhi faktor lain seperti transparansi, profitabilitas,
CSR,manajemen laba,GCG dan lain-lain.
67
c) Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable independen
secara parsial atau sendiri-sendiri berpengaruh terhadap variable
dependen.
Tabel 4.7
Hasil Uji t (Uji Parsial) Regresi Linear Sederhana
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 22.973 Model 3.733 .001
X (PP) -13.642 23.095 -.111 -.591 .559
Sumber : Hasil olah data SPSS 17
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa variabel penghindaran
pajak memiliki nilai t hitung sebesar -0,591 dengan tingkat probabilitas
signifikansi sebesar 0,559 lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu α =
0,05. Nilai thitung lebih kecil dari ttabel (-0,591 < 1,70113) maka Ha ditolak.
Hal ini berarti penghindaran pajak tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, dengan demikian hasil ini menolak Ha yang menyatakan
penghindaran pajak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Adapun rumus untuk mengetahui perhitungan nilai t tabel yaitu sebagai
berikut :
Keterangan : Diketahui :
N = Jumlah Data Sampel N = 30
K = Jumlah Variabel Penelitian K = 2 Variabel (X+Y)
Taraf Signifikansi = 0,05 DF = 30 – 2 = 28
Untuk mengetahui nilai ttabel dapat dilihat dari titik presentase
distribusi t bagian kolom probabilita 0,05 dan dalam urutan kolom ke
28. Jadi nilai ttabel dalam penelitian ini adalah sebesar 1,70113.
DF = N - K
68
d) Hasil Uji Moderated Regression Analysis (MRA)
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan teknik Moderated Regression Analysis (MRA). Perhitungan
model Moderated Regression Analysis (MRA) dilakukan dengan SPSS 17.
Analisis ini digunakan untuk menguji adanya pengaruh dari variabel
penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan. Selain itu penelitian ini juga
menguji pengaruh penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan dengan
transparansi sebagai variabel pemoderasi.
Tabel 4.8
Hasil Uji Analisis Moderated Regression Analysis (MRA)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -3.705 6.167 -.601 .553
Zscore(X) -9.722 2.921 -.702 -3.328 .003
Moderasi 21.933 5.455 .848 4.021 .000
Sumber : Hasil olah data SPSS 17
Y = -3,705+ -0,702 + 21,933 +e
Berdasarkan hasil perhitungan dan persamaan analisis statistik koefisien
regresi linear sederhana diatas, maka dapat disimpulkan :
1. Nilai konstanta sebesar -3,075 yang mengindikasikan bahwa jika
variabel independen (penghindaran pajak) dan variabel pemoderasi
(transparansi) adalah 0, maka variabel Y (nilai perusahaan) sebesar -
3,075.
2. Nilai koefisien variabel independen ZscoreX (penghindaran pajak)
sebesar -0,702. Hal ini berarti bahwa setiap penurunan penghindaran
pajak sebesar 1 satuan maka akan menurunkan nilai perusahaan
sebesar -0,702..
69
3. Nilai koefisien variabel moderasi transparansi sebesar 21,933. Hal
ini yang berarti bahwa setiap peningkatan transparansi sebesar 1
satuan maka akan meningkatkan nilai perusahaan sebesar 21,933.
e) Koefisien Determinasi MRA
Koefisien determinasi atau (R2) adalah suatu nilai (nilai proporsi)
yang digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen yang digunakan dalam
persamaan regresi.
Nilai R2 harus berkisar 0 sampai 1 ( 0 < R2 < 1)
Blia R2 = 1 berarti terjadi kecocokan sempurna dari variabel
independen menjelaskan variabel dependen.
Bila R2 = 0 berarti tidak ada hubungan sama sekali antara variabel
independen terhadap variable dependen.
Oleh karena dalam analisis regresi berganda menggunakan lebih
dari satu variabel independen, maka nilai yang diambil adalah nilai
Adjusted R-Square.
Tabel 4.9
Koefisien Determinasi MRA
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
1 .618a .382 .336 11.27992
Sumber : Hasil olah data SPSS 17
Berdasarkan tabel 4.7 nilai koefisien determinasi R2 terletak pada
kolom Adjusted R Square. Diketahui nilai koefisien determinasi Adjusted
R Square sebesar 0,336 atau 33,6% . Hal ini berarti bahwa seluruh
variabel bebas yaitu penghindaran pajak, variabel moderasi transparansi
(ZX-ZZ) mempengaruhi nilai perusahaan sebesar 33,6%, sisanya
sebesar 66,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam
70
penelitian ini. Faktor lain yang dimaksud adalah profitabilitas,
CSR,manajemen laba,GCG dan lain-lain.
Hasil dari tabel 4.7 membuktikan bahwa transparansi sebagai
variabel moderasi memperkuat pengaruh penghindaran pajak terhadap
nilai perusahaan. Hal ini dibuktikan dari nilai R Square regresi sederhana
sebesar 0,012 atau 1,2 % dan nilai Adjusted R Square setelah ditambahkan
variabel moderasi adalah sebesar 0,336 atau 33,6%. Hasil tersebut
menunjukkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat meningkat
sebesar 0,324 atau 32,4%.
f) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F (uji simultan) Pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan
apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap
variabel dependen83.
Tabel 4.10
Hasil Uji F (Uji Simultan) MRA
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2125.279 2 1062.640 8.352 .002a
Residual 3435.387 27 127.237
Total 5560.667 29
Sumber : Hasil olah data SPSS 17
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa F hitung sebesar 8,352
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002. Nilai tersebut lebih kecil dari
tingkat signifikansi yaitu α = 0,05. Nilai FHitung 8,352 > Ftabel 3,34. Hal ini
berarti bahwa variabel penghindaran pajak, variabel moderasi transparansi
secara bersama-sama atau simultan berpengaruh positif signifikan terhadap
83 Imam Ghozali, EKONOMETRIKA Teori, Konsep dan Aplikasi dengan IBM SPSS 22
(Semarang: Universitas Diponegoro, 2014)
71
nilai perusahaan. Adapun rumus untuk mengetahui perhitungan nilai f
tabel adalah sebagai berikut :
Keterangan : Diketahui :
N = Jumlah Data Sampel N = 30
K = Jumlah Variabel Penelitian K = 3 Variabel (X+Z+Y)
Taraf Signifikansi = 0,05 DF1 = 3 - 1 = 2
DF2 = 30 – 2 = 28
Untuk mengetahui nilai Ftabel dapat dilihat dari titik presentase
distribusi F dengan probabilita 0,05 yaitu dengan melihat DF1 dalam
kolom ke-2 dan DF2 dalam kolom urutan ke-28. Jadi nilai Ftabel dalam
penelitian ini adalah sebesar 3,34.
g) Uji Signifikansi Parameter Individual ( Uji Statistik t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable
independen secara parsial atau sendiri-sendiri berpengaruh terhadap
variable dependen.
Tabel 4.11
Hasil Uji t (Uji Parsial) MRA dengan Pendekatan Selisih Nilai
Mutlak
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -3.705 6.167 -.601 .553
Zscore(X) -9.722 2.921 -.702 -3.328 .003
Moderasi 21.933 5.455 .848 4.021 .000
Sumber : Hasil olah data SPSS 17
DF1 = K – 1
DF2 = N - K
72
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dijelaskan bahwa :
1. Nilai t hitung variabel independen penghindaran pajak (Zscore X)
sebesar -3,328 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,003 lebih kecil
dari tingkat signifikansi yaitu α = 0,05. Nilai thitung lebih besar dari ttabel
(-3,328 > 1,70329) sehingga Ha1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel penghindaran pajak yang diproksikan cash effective tax rate
(CETR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hipotesis pertama atau H1 dalam penelitian ini yang menyatakan
bahwa penghindaran pajak berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan,maka hipotesis pertama diterima.
2. Nilai t hitung variabel moderasi transparansi dengan pendekatan
selisih nilai mutlak (ZX-ZZ) sebesar 4,021 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,000 lebih kecil dari tingkat signifikansi yaitu α = 0,05. Nilai
thitung lebih besar dari ttabel (4,021 > 1,70329). Hal ini berarti variabel
moderasi transparansi (ZX-ZZ) berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan. Adapun rumus untuk mengetahui
perhitungan nilai t tabel yaitu sebagai berikut :
Keterangan : Diketahui :
N = Jumlah Data Sampel N = 30
K = Jumlah Variabel Penelitian K = 3 Variabel (X+Z+Y)
Taraf Signifikansi = 0,05 DF = 30 – 3 = 27
Untuk mengetahui nilai ttabel dapat dilihat dari titik presentase
distribusi t bagian kolom probabilita 0,05 dan dalam urutan kolom ke
27. Jadi nilai ttabel dalam penelitian ini adalah sebesar 1,70329.
DF1 = N – K
73
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh Penghindaran Pajak terhadap Nilai Perusahaan
Nilai t hitung variabel independen penghindaran pajak (Zscore X)
sebesar -3,328 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,003 lebih kecil dari
tingkat signifikansi yaitu α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
penghindaran pajak yang diproksikan cash effective tax rate (CETR)
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa dengan melakukan praktik penghindaran
pajak dapat menurunkan nilai perusahaan, karena terdapat beberapa biaya
yang harus ditanggung yaitu pengorbanan waktu dan tenaga untuk
melakukan praktik penghindaran pajak serta terdapat risiko pemeriksaan
pajak. Risiko ini dapat berupa bunga dan denda karena melakukan praktik
penghindaran pajak, selain itu juga membuat perusahaan kehilangan
reputasi yang akan berakibat buruk bagi kelangsungan usaha jangka
panjang. Adapula resiko penghindaran pajak yang lain yaitu timbulnya
masalah agensi. Masalah keagenan adalah masalah yang muncul
disebabkan karena kesenjangan batas antara pemilik sekaligus pengendali,
ketika keputusan manajemen tidak dipengaruhi oleh faktor lain yang hanya
mengarah pada kesejahteraan pemilik84.
Masalah ini timbul jika manajer memanfaatkan jabatannya dengan
mengalihkan sumber daya perusahaan untuk kepentingan pribadinya,
dimana manajer yang menjalankan operasi perusahaan termasuk
menentukan tingkat penghindaran pajak yang akan dilakukan perusahaan.
Berdasarkan macam-macam pertimbangan atas risiko yang ada, sikap para
pemegang saham terhadap praktik penghindaran pajak tergantung pada
pertimbangan mereka terhadap manfaat dan biaya yang menyertainya.
Pemegang saham hanya bersedia mengambil risiko apabila manfaat
penghindaran pajak melebihi biayanya. Hasil ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan Ni made Apriyanti., dkk dan Ida Bagus Putra Pradnyana &
84Harmono, Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan,Teori,
Kasus dan Riset Bisnis (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm 232
74
Naniek Noviari serta Juli Ismanto dkk yang menyatakan bahwa semakin
tinggi penghindaran pajak, maka nilai perusahaan akan semakin rendah.
Hal tersebut adalah efek dari kekhawatiran dari pemegang saham, karena
tindak penghindaran pajak yang dilakukan oleh manajemen dikhawatirkan
mengandung hal-hal yang bersifat menguntungkan pribadi dari manajemen
maupun image perusahaan yang akan terpengaruh apabila penghindaran
pajak mengandung niatan negatif dan diketahui oleh publik. Sehingga hal
tersebut akan berdampak langsung terhadap harga saham perusahaan.
Dimana harga harga saham dapat mencerminkan nilai perusahaan itu
sendiri85.
2. Pengaruh Penghindaran Pajak terhadap Nilai Perusahaan dengan
Transparansi Sebagai Variabel Pemoderasi
Transparansi merupakan variabel moderasi sehingga dapat
dikatakan bahwa transparansi adalah variabel yang dapat memperkuat atau
memperlemah hubungan antara variabel independen (Penghindaran Pajak)
dengan variabel dependen (Nilai Perusahaan). Dalam penelitian ini
Moderated Regression Analysis (MRA) menggunakan uji selisih nilai
mutlak yaitu untuk mengetahui keeratatan hubungan antara variabel
independen dengan variabel moderasi dan berpengaruh terhadap variabel
dependen86.
Nilai t hitung variabel moderasi transparansi dengan pendekatan
selisih nilai mutlak (ZX-ZZ) sebesar 4,021 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,000 lebih kecil dari tingkat signifikansi yaitu α = 0,05. Hal ini
berarti variabel moderasi (ZX-ZZ) berpengaruh positif signifikan terhadap
nilai perusahaan. Maka hipotesis kedua yaitu transparansi mampu
memoderasi pengaruh penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan. Hasil
85Ida Bagus Gede Putra Pradnyana dan Naniek Noviari, “Pengaruh Perencanaan Pajak
terhadap Nilai Perusahaan dengan Transparansi Perusahaan Sebagai Variabel Pemoderasi,” E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol. 18, no. 2 (Februari 2017), hlm 1420 86Awaluddin Zakky, “Pengaruh Profitabilitas terhadap Return Saham dengan Inflasi
Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-
2009,” Semarang, 2011, hlm 53-54
75
ini sejalan dengan penelitian Ida Bagus PP dan Niniek Noviari yang
menyatakan bahwa transparansi mampu memoderasi pengaruh
penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena
semakin banyak informasi yang diungkapkan oleh manajemen dalam
laporan tahunan perusahaan, maka investor atau pemilik perusahaan dapat
mengetahui bagaimana kondisi perusahaan yang sebenarnya87.
Selain itu, kemudahan mengakses informasi tersebut juga menjadi
salah satu indikator dari transparansi perusahaan dalam menyampaikan
informasi kepada pihak luar. Dengan adanya transparansi, peluang untuk
manajemen melakukan penghindaran pajak dengan niatan menguntungkan
pribadinya dapat berkurang. Sehingga penghindaran pajak yang dilakukan
manajemen memang memberikan manfaat yang baik bagi pemegang
saham dan manajemen itu sendiri. Dari manfaat yang diterima pemegang
saham tersebut, juga dapat memberikan kesan yang positif kepada pihak
luar serta calon investor dan hal tersebut juga dapat membantu
meningkatkan nilai perusahaan.
Hasil tersebut juga didukung oleh wardani yang menyatakan bahwa
Transparansi informasi dapat meminimalisasi efek negatif penghindaran
pajak terhadap nilai perusahaan. manfaat dari transparansi informasi yaitu
untuk membangun operasi pada bisnis yang dilakukan oleh perusahaan
menjadi terbuka bagi pemerintah, sehingga tindakan penghindaran pajak
juga dapat melemah. Transparansi informasi juga memiliki peran pada
kinerja ekonomi yaitu dapat membuat karyawan menjadi disiplin pada
perusahaan, pengambilalihan kekayaan yang dimiliki pemegang saham
yang semakin berkurang dan dapat mengurangi tindakan opotunistik yang
dilakukan oleh manajer88.
87Pradnyana dan Naniek Noviari, “Pengaruh Perencanaan Pajak tarhadap Nilai
Perusahaan dengan Transparansi Perusahaan Sebagai Variabel Pemoderasi.”, hlm 1422 88Dewi Kusuma Wardani dan Wahyu Tri Susilowati, “Urgensi Transparansi Informasi
dalam Perlawanan Pajak,” Jurnal Akuntansi Multi Paradigma Vol. 11, no. 1 (April 2020), hlm 134.
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui pengujian
statistik dan pembahasan yang telah diuraikan tentang pengaruh
penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan dengan transparansi sebagai
variabel pemoderasi pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic
Index (JII) tahun 2015-2019. Maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Penghindaran pajak yang diproksikan dengan CETR berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti
semakin tinggi perusahaan melakukan praktik penghindaran pajak,
maka semakin menurun pula nilai perusahaannya, karena praktik
penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan akan menimbulkan
risiko pemeriksaan pajak, denda, kehilangan reputasi perusahaan dan
timbulnya masalah agensi dalam perusahaan.
2. Transparansi mampu memoderasi dan memperkuat pengaruh
penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan. Praktik penghindaran
pajak yang dilakukan manajer akan berakibat menurunkan nilai
perusahaan, namun disisi lain manajer menggunakan transparansi
dalam laporan tahunan untuk mencegah turunnya nilai perusahaan.
dengan meningkatkan transparansi laporan tahunan, investor akan
beranggapan bahwa perusahaan tersebut adalah perusahaan yang baik
karena telah mengungkapkan sebagian besar informasi yang dimiliki,
sehingga diharapkan bahwa investor akan memberikan nilai lebih pada
peningkatan transparansi laporan tahunan tersebut. Dengan kata lain,
perusahaan terlibat praktik penghindaran pajak dengan transparansi
informasi yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan.
77
B. Implikasi
Implikasi dari hasil penelitian ini ditujukan kepada manajerial atau
praktisi dan kebijakan bagi pengambil keputusan.
1. Bagi manajemen perusahaan yang ingin melakukan penghindaran
pajak yaitu untuk menghemat pembayaran pajak terutang harus
memperhatikan dengan cermat metode yang dilakukan karena dalam
penelitian ini menunjukkan besar kecilnya penghindaran pajak yang
dilakukan perusahaan akan mempengaruhi nilai perusahaan, karena
dengan melakukan penghindaran pajak membuat pemegang saham
cenderung mengeluarkan biaya lebih yang digunakan untuk
mengawasi perilaku manajer dari tindakan oportunistik agar tidak
melakukan tindakan-tindakan yang dianggap melanggar kepentingan
pemegang saham.
2. Bagi Investor, investor harus memperhatikan nilai CETR perusahaan
sebelum melakukan investasi, karena perusahaan yang mempunyai
nilai CETR yang tinggi berarti menunjukkan bahwa perusahaan
melakukan praktik penghindaran pajak. Oleh karena itu, pastinya akan
berdampak pada pengembalian investasi yang akan diterima oleh
investor.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat disampaikan
adalah :
1. Bagi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) harus memperbaiki regulasi
perpajakan agar tidak ada lagi celah-celah bagi perusahaan untuk
melakukan praktik penghindaran pajak.
2. Bagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus memperketat pengawasan
dan lebih tegas dalam pemberian sanksi bagi perusahaan yang
melakukan penghindaran pajak.
78
3. Bagi Dewan Pengawas Syariah (DPS) harus memperketat pengawasan
pada perusahaan yang terdaftar di JII, agar perusahaan tersebut bisa
menjalankan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan tidak
melanggar prinsip-prinsip syariah seperti melakukan praktik
penghindaran pajak.
4. Berdasarkan nilai Adjusted R Square dapat dilihat masih terdapat
66,4% variabel lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan dan
belum dimasukkan dalam penelitian ini. Peneliti selanjutnya
diharapkan dapat menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi
nilai perusahaan. Variabel lain yang dimaksud adalah : profitabilitas,
leverage, kinerja keuangan, CSR dan GCG.
5. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel
penelitian sehingga dapat menghasilkan data yang lebih baik lagi.
79
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Kementrian Agama RI. Mushaf Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah. Solo:
Abyan, 2014.
Agus Tri Basuki. Analisis Regresi Dengan SPSS. Yogyakarta: Danisa
Media, 2015.
Ghozali, Imam. Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori, Konsep, dan
Aplikasi dengan Eviews 8. Semarang: Universitas Diponegoro,
2013.
Ghozali, Imam. EKONOMETRIKA Teori, Konsep dan Aplikasi dengan
IBM SPSS 22. Semarang: Universitas Diponegoro, 2014.
Harmono. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard
Pendekatan,Teori, Kasus dan Riset Bisnis. Jakarta: Bumi Aksara,
2009.
Hendrik Manossoh. Good Corporate Governance Untuk Meningkatkan
Kualitas Laporan Keuangan. Jakarta Selatan: PT. Norlive
Kharisma Indonesia, 2016.
Irham Fahmi. Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab.
Bandung: Alfabeta, 2014.
Mardiasmo. Perpajakan Edisi Tebaru. Jakarta: CV. Andi Offset, 2018.
Otoritas Jasa Keuangan. Roadmap Tata Kelola Perusahaan Indonesia.
Jakarta: OJK, 2014.
Sari, Diana. Konsep dasar perpajakan. Bandung: PT.Refika Aditama,
2013.
Silvia Indrarini. Nilai Perusahaan Melalui Kualitas Laba. Surabaya:
Scopindo Media Pustaka, 2019.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D, Alfabeta,
Bandung, 2016.
80
Suryadi, Rudi Ahmad, dan Sumiyati. Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian
Agama RI, 2019.
Suyono. Analisis Regresi Untuk Penelitian. Yogyakarta: Deepublish,
2018.
V. Wiratna Sujarweni. Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
PUSTAKABARUPRESS, 2019.
B. Jurnal, Thesis dan Skripsi
Anggoro, Stevanus Tri. “Analisis Pengaruh Perilaku Penghindaran Pajak
terhadap Nilai Perusahaan dengan Transparansi sebagai Variabel
Moderating.” Skripsi Universitas Diponegoro, 2015.
Anggoro, Stevanus Tri dan Aditya Septiani. “Analisis Pengaruh Perilaku
Penghindaran Pajak terhadap Nilai Perusahaan.” Diponegoro
Journal Of Accounting Vol. 4, no. 4 (2015).
Anita Torihoran. “Pengaruh Penghindaran Pajak dan Leverage terhadap
Nilai Perusahaan dengan Transparansi Perusahaan sebagai variabel
Moderasi.” Jurnal Wira Ekonomi Mikroskill VOL. 6, no. 02
(Oktober 2016).
Apsari, Lina dan Putu Eri Setiawan. “Pengaruh Tax Avoidance terhadap
Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Deviden sebagai Variabel
Moderasi.” E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol. 23, no. 3
(Juni 2018).
Awaluddin Zakky. “Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham
dengan Inflasi Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009.”
Semarang, 2011.
Bunga Putri Gemilang. “Pengaruh Tax Avoidance terhadap Nilai
Perusahaan dengan Transparansi Informasi Sebagai Variabel
Pemoderasi Pada Perusahaan Pertambangan.” Tesis Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, 2019.
D, Putu Nirmala Chandra dan Ni Luh Supadmi. “Pengaruh Agresivitas
Pajak Pada Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan Sebagai
Pemoderasi.” E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol. 22,
no. 3 (Maret 2018).
81
Dewi Kusuma Wardani, Juliani. “Pengaruh Tax Avoidance terhadap nilai
perusahaan dengan corporate governance sebagai variabel
pemoderasi.” Jurnal Nominal Vol. 07, no. 02 (2018).
Dinah, Aida Farah dan Darsono. “Pengaruh Tata Kelola Perusahaan,
Profitabilitas dan penghindaran Pajak Terhadap Nilai Perusahaan.”
Diponegoro Journal Of Accounting Vol. 6, no. 3 (2017).
Fajar Darmawansyah. “Pengaruh Political Connection dan Multinational
Company Terhadap Tax Avoidance dengan Corporate Governance
sebagai Variabel Moderating (Studi Pada Perusahaan yang
Terdaftar di BEI Tahun 2014-2017).” Skripsi Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar, 2019.
Fatarib, Husnul dan Amalia Rizmaharani. “Pajak dalam Perspektif Hukum
Ekonomi Syariah (Konsep Pajak dan Sistem Perpajakan dalam
Keadilan Islam).” Jurnal Hukum Vol. 15, no. 2 (November 2018).
Fionasari, Adriyanti Agustina Putri, dan Pandu Sanjana. “Analisis Faktor-
Faktor yang mempengaruhi penghindaran pajak pada Perusahaan
Pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2016-2018.”
Jurnal IAKP Vol. 1, no. 1 (Juni 2020).
Hidayati, Nurul, dan Fidiana. “Pengaruh Corporate Social Responsibility
dan Good Corporate Governance terhadap Penghindaran Pajak.”
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Vol. 6, no. No. 3 (2017).
Inanda, Tiara Ulfa, dan dkk. “Pengaruh Penghindaran Pajak Terhadap
Nilai Perusahaan yang dimoderasi oleh corporate governance dan
kepemilikan mayoritas.” Jurnal Akuntansi Vol. 13, no. 2 (Oktober
2016).
Ismanto, Juli, dan Zulfiara. “Pengaruh Konservatisme Akuntansi dan
Penghindaran Pajak terhadap Nilai Perusahaan.” Profita :
Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan Vol. 13, no. 1 (April
2020).
J.N, Made Caesar dan Ptutu Ery Setiawan. “Pengaruh Penghindaran Pajak
( Tax Avoidance) Pada Nilai Perusahaan dengan Transparansi
Sebagai Variabel Pemoderasi.” E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana Vol. 26 (Januari 2019).
Khairiyani dan dkk. “Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Keuangan
Serta Implikasinya terhadap Nilai Perusahaan.” Iltizam Journal Of
Shariah Economic Research Vol. 3, no. 1 (2019).
82
Marcus, Hawa’im dan Urip Purwono. “Pengukuran Perilaku Berdasarkan
Theory Of Planned Behavior.” INSAN Vol. 12, no. 01 (April 2010).
Ni Made Apriyanti dan Ni Kt Lely Aryani M. “Pengaruh tax avoidance
jangka panjang terhadap nilai perusahaan dengan karakter eksekutif
sebagai variabel pemoderasi.” E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana Vol. 16, no. 03 (2016).
Pradnyana, Ida Bagus Gede Putra dan Naniek Noviari. “Pengaruh
Perencanaan Pajak tarhadap Nilai Perusahaan dengan Transparansi
Perusahaan Sebagai Variabel Pemoderasi.” E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana Vol. 18, no. 2 (Februari 2017).
Puspita, Deanna. “Fakto-Faktor yang mempengaruhi Penghindaran Pajak
pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.” Jurnal
Bisnis dan Akuntansi Vol. 19, no. 1 (2017).
Silaban, Pryanti. “Pengaruh Penghindaran Pajak dan Profitabilitas
terhadap Nilai Perusahaan yang terlisting di BEI periode 2017-
2019.” Jurnal Terapan Ilmu Manajemen dan Bisnis Vol. 3, no. 2
(2020).
Sondakh, Renly dan Jinny Morasa. “Ipteks Mengukur Nilai Perusahaan di
Pasar Modal Pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.” Jurnal Ipteks Akuntansi Bagi Masyarakat Vol 03, no.
01 (2019).
Suprihatin, Neneng Sri dan Debby Cintya Olivianda. “Peengaruh
Agresivitas Pajak terhadap Nilai Perusahaan dengan Transparansi
Informasi sebagai Variabel Moderasi.” Akuntansi Dewantara Vol.
4 (April 2020).
Wardani, Dewi Kusuma, dan Wahyu Tri Susilowati. “Urgensi
Transparansi Informasi dalam Perlawanan Pajak.” Jurnal
Akuntansi Multi Paradigma Vol. 11, no. 1 (April 2020).
Wika Arsanti Putri. “Prinsip Kewajaran dan Dokumen sebagai Penangkat
Kecurangan Transfer Pricing di Indonesia.” Jurnal Riset Akuntansi
dan Keuangan Vol. 6, no. 1 (2018).
83
C. Referensi Lainnya
Bursa Efek Indonesia. Annual Report PT. Adaro Energy Tbk.
www.idx.co.id, diakses pada 11 Februari 2021.
Bursa Efek Indonesia. Annual Report PT. Astra International Tbk.
www.idx.co.id, diakses pada 11 Februari 2021.
Bursa Efek Indonesia. Annual Report PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
www.idx.co.id, diakses pada 11 Februari 2021.
Bursa Efek Indonesia. Annual Report PT. Unilever Indonesia Tbk.
www.idx.co.id, diakses pada 11 Februari 2021.
Bursa Efek Indonesia. Annual Report PT. Waskita Karya Tbk.
www.idx.co.id, diakses pada 11 Februari 2020.
Bursa Efek Indonesia. Annual Report Pt. Wijaya Karya Tbk.
www.idx.co.id, diakses pada 11 Februari 2021.
www.cnnindonesia.comhttps://www.cnnindonesia.com/ekonomi/2021012
1074345-92-596489/utang-3-bumn-paling-tinggi-versi-erick-thohir
diakses pada 05 Februari 2021
www.gresnews.com.https://www.gresnews.com/berita/ekonomi/81932-
indofood-sukses-makmur-kalah-di-peninjauan-kembali-ma/ diakses
pada 05 Februari 2021
www.idx.co.id diakses pada 02 Februari 2021
www.jpnn.com. https://www.jpnn.com/news/sarankan-jokowi-kejar-pajak-
pt-astra-dan-nestle diakses pada 05 Februari 2021
www.kemenkeu.go.id.https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=
j&url=https://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/2014_kajian_
pprf_transfer%2520pricing%2520dan%2520risikonya%2520terhad
ap%2520penerimaan%2520negara.pdf&ved=2ahUKEwjyxfiowqD
wAhVRT30KHSlpBKwQFjALegQICBAC&usg=AOvVaw1AFVri
wG0hd3vWeSyN8clu. Diakses pada 15 maret 2021
LAMPIRAN
Lampiran 1 Populasi Penelitian
Populasi Perusahaan yang terdaftar di JII tahun 2015-2019
NO KODE
PERUSAHAAN
NAMA PERUSAHAAN
1 ADRO Adaro Energy Tbk
2 AKRA Akr Corporindo Tbk
3 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk
4 ASII Astra International Tbk
5 BRPT Barito Pasipic Tbk
6 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk
7 CTRA Ciputra Development Tbk
8 EXCL Xl Axiata Tbk
9 ICBP Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk
10 INCO Vale Indonesia Tbk
11 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
12 KLBF Kalbe Farma Tbk
13 LPKR Lippo Karawaci Tbk
14 LPPF Matahari Departement Store Tbk
15 LSIP Pp London Sumatera Indonesia Tbk
16 MYRX Hanson International Tbk
17 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
18 PTBA Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero) Tbk
19 PTPP PP (Persero) Tbk
20 PWON Pakuwon Jati Tbk
21 SCMA Surya Citra Media Tbk
22 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk
23 SMRA Summarecon Agung Tbk
24 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
25 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk
26 UNTR United Tractors Tbk
27 UNVR Unilever Indonesia Tbk
28 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk
29 WSBP Waskita Beton Precast Tbk
30 WSKT Waskita Karya Persero Tbk
Lampiran 2 Sampel Penelitian
Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan
1 ADRO Adaro Energy Tbk
2 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk
3 UNVR Unilever Indonesia Tbk
4 ASII Astra International Tbk
5 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
6 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk
Lampiran 3 Daftar Item Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure)
Daftar Item Pengungkapan Sukarela
No Keterangan
1 Waktu pendirian
2 Tujuan umum perusahaan
3 Strategi perusahaan
4 Deskripsi umum perusahaan
5 Posisi kantor pusat atau perwakilan
6 Lokasi pabrik
7 Informasi mengenai status perusahaan (PMA / PMDN)
8
Produk utama yang diperoduksi perusahaan atau sub bidang
perusahaan bergerak
9 Merk dagang yang digunakan perusahaan
10 Kemampuan perusahaan berproduksi per tahun
11 Informasi mengenai pangsa pasar yang dikuasai
12 Kinerja keuangan perusahaan (laba/rugi) periode terakhir
13 Rencana investasi baru dan atau perluasan pasar
14 Uraian mengenai estimasi hasil investasi
15
Hutang atau bantuan yang diterima perusahaan pada periode
tersebut
16 Pembagian deviden
17 Kerjasama dengan perusahaan lama atau grup perusahaan
18 Daftar stakeholder (pemegang saham)
19 Daftar direktur perusahaan
20 Jumlah karyawan perusahaan
21
Penghargaan yang telah diraih perusahaan terhadap produk
tersebut
22 Dampak operasi perusahaan terhadap lingkungan
23 Informasi mengenai tanggung jawab perusahaan
24 Uraian mengenai program riset dan pengembangan
25
Uraian mengenai pesanan atau kontrak yang belom
direalisasi
26 Uraian mengenai kondisi kesehatan dan keselamatan kerja
27 Informasi mengenai jaringan pemasaran
28
Informasi nilai tambah baik yang bersifat kualitatif maupun
kuantitatif
29 Ringkasan rasio keuangan untuk 5 tahun terakhir atau lebih
30
Elemen-elemen laporan laba rugi untuk 3 tahun terakhir /
lebih
31 Elemen-elemen neraca untuk 3 tahun terakhir atau lebih
32 Dampak inflasi terhadap perusahaan
33 Daftar manajer senior (nama dan tanggung jawab)
Lampiran 4 Perhitungan Penghindaran Pajak (CETR)
No Kode
Perusahaan Tahun Pembayaran Pajak Laba Sebelum Pajak
Pembayaran Pajak
Rp
Laba Sebelum Pajak
Rp
Penghindaran
Pajak Nilai Tukar
1
ADRO
2015
128.970
279.973
1.753.992.000
3.807.632.800
0,46
13.600
2 2016
205.834
546.520
2.799.342.400
7.432.672.000
0,38
13.600
3 2017 393.093
929.531
5.346.064.800
12.641.621.600
0,42
13.600
4 2018
343.457
820.998
4.808.398.000
11.493.972.000
0,42
14.000
5 2019
224.101
659.103
3.137.414.000
9.227.442.000
0,34
14.000
6
ASII
2015
4.017
19.630
4.017.000.000.000
19.630.000.000.000
0,20
1.000.000.000
7 2016
3.951
22.253
3.951.000.000.000
22.253.000.000.000
0,18
1.000.000.000
8 2017
6.031
29.196
6.031.000.000.000
29.196.000.000.000
0,21
1.000.000.000
9 2018
7.623
34.995
7.623.000.000.000
34.995.000.000.000
0,22
1.000.000.000
10 2019
7.433
34.054
7.433.000.000.000
34.054.000.000.000
0,22
1.000.000.000
11
INDF
2015
1.730.371
4.962.084
1.730.371.000.000
4.962.084.000.000
0,35
1.000.000
12 2016
2.532.747
7.385.228
2.532.747.000.000
7.385.228.000.000
0,34
1.000.000
13 2017
2.513.491
7.658.554
2.513.491.000.000
7.658.554.000.000
0,33
1.000.000
14 2018 2.485.115
7.446.966
2.485.115.000.000
7.446.966.000.000
0,33
1.000.000
15 2019
2.846.668
8.749.397
2.846.668.000.000
8.749.397.000.000
0,33
1.000.000
16
UNVR
2015
1.977.685
7.829.490
1.977.685.000.000
7.829.490.000.000
0,25
1.000.000
17 2016
2.181.213
8.571.885
2.181.213.000.000
8.571.885.000.000
0,25
1.000.000
18 2017
2.367.099
9.371.661
2.367.099.000.000
9.371.661.000.000
0,25
1.000.000
19 2018
3.066.900
12.148.087
3.066.900.000.000
12.148.087.000.000
0,25
1.000.000
20 2019
2.508.935
9.901.772
2.508.935.000.000
9.901.772.000.000
0,25
1.000.000
21
WIKA
2015
48.288.705
751.293.759
48.288.705.000
751.293.759.000
0,06
1.000
22 2016
83.345.393
1.230.490.315
83.345.393.000
1.230.490.315.000
0,07
1.000
23 2017 106.275.869
1.462.391.358
106.275.869.000
1.462.391.358.000
0,07
1.000
24 2018
285.329.070
2.358.628.934
285.329.070.000
2.358.628.934.000
0,12
1.000
25 2019
168.240.548
2.789.255.688
168.240.548.000
2.789.255.688.000
0,06
1.000
26
WSKT
2015
365.747.796.160
1.398.004.123.804
365.747.796.160
1.398.004.123.804
0,26
27 2016
342.502.456.635
2.155.589.073.419
342.502.456.635
2.155.589.073.419
0,16
28 2017 419.073.663.951
4.620.646.154.705
419.073.663.951
4.620.646.154.705
0,09
29 2018
916.874.798.455
5.536.442.504.008
916.874.798.455
5.536.442.504.008
0,17
30 2019
299.751.593.948
1.328.649.961.839
299.751.593.948
1.328.649.961.839
0,23
Lampiran 5 Perhitungan Transparansi
No Kode Tahun Item yang
diungkapkan
Keseluruhan
item Hasil
1
ADRO
2015 26 33 0,79
2 2016 26 33 0,79
3 2017 26 33 0,79
4 2018 26 33 0,79
5 2019 26 33 0,79
6
ASII
2015 28 33 0,85
7 2016 28 33 0,85
8 2017 28 33 0,85
9 2018 28 33 0,85
10 2019 28 33 0,85
11
INDF
2015 23 33 0,70
12 2016 23 33 0,70
13 2017 23 33 0,70
14 2018 23 33 0,70
15 2019 23 33 0,70
16
UNVR
2015 30 33 0,91
17 2016 30 33 0,91
18 2017 30 33 0,91
19 2018 30 33 0,91
20 2019 30 33 0,91
21
WIKA
2015 22 33 0,67
22 2016 22 33 0,67
23 2017 22 33 0,67
24 2018 22 33 0,67
25 2019 22 33 0,67
26
WSKT
2015 23 33 0,70
27 2016 23 33 0,70
28 2017 23 33 0,70
29 2018 23 33 0,70
30 2019 23 33 0,70
Lampiran 6 Perhitungan Nilai Perusahaan (PER)
Kode Tahun Harga
Saham
Jlh Saham
Beredar Laba Bersih Laba Bersih Rp
EPS (Laba
Bersih/jumlah
saham
beredar)
PER (Harga
Saham/EPS) Nilai Tukar
ADRO 2015
515
31.985.962
152.440
2.073.184.000
65
8
13.600
2016
1.695
31.985.962
334.621
4.550.845.600
142
12
13.600
2017 1.860
31.985.962
483.297
6.572.839.200
205
9
13.600
2018
1.215
31.985.962
417.720
5.848.080.000
183
7
14.000
2019
1.487
31.985.962
404.190
5.658.660.000
177
8
14.000
-
WSKT 2015
1.670
13.572.493.310
1.047.738.098.920
1.047.738.098.920
77
22
2016
2.550
13.573.709.540
1.713.260.616.725
1.713.260.616.725
126
20
2017
2.210
13.573.902.600
3.881.711.917.338
3.881.711.917.338
286
8
2018
1.680
13.573.951.000
3.962.838.031.865
3.962.838.031.865
292
6
2019
1.485
13.573.951.000
938.142.364.887
938.142.364.887
69
21
-
ASII 2015
6.000
40.483.553.140
14.464
14.464.000.000.000
357
17
1.000.000.000
2016 8.275
40.483.553.140
15.156
15.156.000.000.000
374
22
1.000.000.000
2017
8.300
40.483.553.140
18.881
18.881.000.000.000
466
18
1.000.000.000
2018
8.225
40.483.553.140
21.673
21.673.000.000.000
535
15
1.000.000.000
2019
6.925
40.483.553.140
21.707
21.707.000.000.000
536
13
1.000.000.000
-
INDF 2015
5.175
8.780.426.500
2.967.951
2.967.951.000.000
338
15
1.000.000
2016
7.925
8.780.426.500
4.144.571
4.144.571.000.000
472
17
1.000.000
2017
7.625
8.780.426.500
4.168.476
4.168.476.000.000
475
16
1.000.000
2018 7.450
8.780.426.500
4.166.101
4.166.101.000.000
474
16
1.000.000
2019
7.925
8.780.426.500
4.908.172
4.908.172.000.000
559
14
1.000.000
-
WIKA 2015
2.445
6.640.090.000
625.044.000
625.044.000.000
94
26
1.000
2016
2.360
6.640.090.000
1.011.827.718
1.011.827.718.000
152
15
1.000
2017
1.550
8.969.950.000
1.202.069.175
1.202.069.175.000
134
12
1.000
2018
1.655
8.969.950.000
1.730.256.243
1.730.256.243.000
193
9
1.000
2019
1.990
8.969.950.000
2.285.022.038
2.285.022.038.000
255
8
1.000
-
UNVR 2015
37.000
7.630.000.000
5.851.805
5.851.805.000.000
767
48
1.000.000
2016
38.800
7.630.000.000
6.390.672
6.390.672.000.000
838
46
1.000.000
2017 55.900
7.630.000.000
7.004.562
7.004.562.000.000
918
61
1.000.000
2018
45.400
7.630.000.000
9.081.187
9.081.187.000.000
1.190
38
1.000.000
2019
42.000
7.630.000.000
7.392.837
7.392.837.000.000
969
43
1.000.000
Lampiran 7 Data Mentah Hasil Perhitungan Seluruh Variabel
No Kode
Perusahaan Tahun
Penghindaran
Pajak Transparansi
Nilai
Perusahaan
(PER)
1
ADRO
2015 0,46 0,79 8
2 2016 0,38 0,79 12
3 2017 0,42 0,79 9
4 2018 0,42 0,79 7
5 2019 0,34 0,79 8
6
ASII
2015 0,20 0,85 17
7 2016 0,18 0,85 22
8 2017 0,21 0,85 18
9 2018 0,22 0,85 15
10 2019 0,22 0,85 13
11
INDF
2015 0,35 0,70 15
12 2016 0,34 0,70 17
13 2017 0,33 0,70 16
14 2018 0,33 0,70 16
15 2019 0,33 0,70 14
16
UNVR
2015 0,25 0,91 48
17 2016 0,25 0,91 46
18 2017 0,25 0,91 61
19 2018 0,25 0,91 38
20 2019 0,25 0,91 43
21
WIKA
2015 0,06 0,67 26
22 2016 0,07 0,67 15
23 2017 0,07 0,67 12
24 2018 0,12 0,67 9
25 2019 0,06 0,67 8
26
WSKT
2015 0,26 0,70 22
27 2016 0,16 0,70 20
28 2017 0,09 0,70 8
29 2018 0,17 0,70 6
30 2019 0,23 0,70 21
Lampiran 8 Hasil Uji Statistik Deskriptif dan Hasil Uji Normalitas Histogram
A. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Penghindaran Pajak 30 .06 .46 .2423 .11261
Transparansi 30 .67 .91 .7700 .08925
Nilai Perusahaan 30 6 61 19.67 13.847
Moderasi 30 .03 1.74 1.0656 .53547
Valid N (listwise) 30
B. Hasil Uji Normalitas
Lampiran 9 Hasil Uji Normalitas, Multikolinearitas dan Heteroskedastisitas
C. Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Zscore(X) .514 1.945
Moderasi .514 1.945
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)
D. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Unstandardize
d Residual
N 30
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 10.88400808
Most Extreme
Differences
Absolute .193
Positive .193
Negative -.093
Kolmogorov-Smirnov Z 1.056
Asymp. Sig. (2-tailed) .214
Lampiran 10 Hasil Uji Autokorelasi dan Hipotesis
E. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
Change Statistics
Durbin-
Watson
R Square
Change
F
Chang
e df1 df2
Sig. F
Change
1 .382 8.352 2 27 .002 2.096
F. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 22.973 6.153 3.733 .001
X (PP) -13.642 23.095 -.111 -.591 .559
G. Hasil Koefisien Determinasi Regresi Linear Sederhana
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .111a .012 -.023 14.00539
a. Predictors: (Constant), Zscore: Penghindaran Pajak b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)
H. Hasil Uji t Regresi Linear Sederhana
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 22.973 6.153 3.733 .001
X (PP) -13.642 23.095 -.111 -.591 .559
Lampiran 11 Hasil Uji Hipotesis
I. Hasil Uji Moderated Regression Analisys (MRA)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -3.705 6.167 -.601 .553
Zscore(X) -9.722 2.921 -.702 -3.328 .003
Moderasi 21.933 5.455 .848 4.021 .000
J. Hasil Uji Koefisien Determinasi Moderated Regression Analisys (MRA)
Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
1 .618a .382 .336 11.27992
K. Hasil Uji f (Simultan) Moderated Regression Analisys (MRA)
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2125.279 2 1062.640 8.352 .002a
Residual 3435.387 27 127.237
Total 5560.667 29
L. Hasil Uji t (Parsial) Moderated Regression Analisys (MRA)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -3.705 6.167 -.601 .553
Zscore(X) -9.722 2.921 -.702 -3.328 .003
Moderasi 21.933 5.455 .848 4.021 .000
Lampiran 12 Tabel Durbin Watson α = 5%
n
k=1 k=2 k=3 k=4 k=5
dL dU dL dU dL dU dL dU dL dU
6 0.6102 1.4002
7 0.6996 1.3564 0.4672 1.8964
8 0.7629 1.3324 0.5591 1.7771 0.3674 2.2866
9 0.8243 1.3199 0.6291 1.6993 0.4548 2.1282 0.2957 2.5881
10 0.8791 1.3197 0.6972 1.6413 0.5253 2.0163 0.3760 2.4137 0.2427 2.8217
11 0.9273 1.3241 0.7580 1.6044 0.5948 1.9280 0.4441 2.2833 0.3155 2.6446
12 0.9708 1.3314 0.8122 1.5794 0.6577 1.8640 0.5120 2.1766 0.3796 2.5061
13 1.0097 1.3404 0.8612 1.5621 0.7147 1.8159 0.5745 2.0943 0.4445 2.3897
14 1.0450 1.3503 0.9054 1.5507 0.7667 1.7788 0.6321 2.0296 0.5052 2.2959
15 1.0770 1.3605 0.9455 1.5432 0.8140 1.7501 0.6852 1.9774 0.5620 2.2198
16 1.1062 1.3709 0.9820 1.5386 0.8572 1.7277 0.7340 1.9351 0.6150 2.1567
17 1.1330 1.3812 1.0154 1.5361 0.8968 1.7101 0.7790 1.9005 0.6641 2.1041
18 1.1576 1.3913 1.0461 1.5353 0.9331 1.6961 0.8204 1.8719 0.7098 2.0600
19 1.1804 1.4012 1.0743 1.5355 0.9666 1.6851 0.8588 1.8482 0.7523 2.0226
20 1.2015 1.4107 1.1004 1.5367 0.9976 1.6763 0.8943 1.8283 0.7918 1.9908
21 1.2212 1.4200 1.1246 1.5385 1.0262 1.6694 0.9272 1.8116 0.8286 1.9635
22 1.2395 1.4289 1.1471 1.5408 1.0529 1.6640 0.9578 1.7974 0.8629 1.9400
23 1.2567 1.4375 1.1682 1.5435 1.0778 1.6597 0.9864 1.7855 0.8949 1.9196
24 1.2728 1.4458 1.1878 1.5464 1.1010 1.6565 1.0131 1.7753 0.9249 1.9018
25 1.2879 1.4537 1.2063 1.5495 1.1228 1.6540 1.0381 1.7666 0.9530 1.8863
26 1.3022 1.4614 1.2236 1.5528 1.1432 1.6523 1.0616 1.7591 0.9794 1.8727
27 1.3157 1.4688 1.2399 1.5562 1.1624 1.6510 1.0836 1.7527 1.0042 1.8608
28 1.3284 1.4759 1.2553 1.5596 1.1805 1.6503 1.1044 1.7473 1.0276 1.8502
29 1.3405 1.4828 1.2699 1.5631 1.1976 1.6499 1.1241 1.7426 1.0497 1.8409
30 1.3520 1.4894 1.2837 1.5666 1.2138 1.6498 1.1426 1.7386 1.0706 1.8326
31 1.3630 1.4957 1.2969 1.5701 1.2292 1.6500 1.1602 1.7352 1.0904 1.8252
32 1.3734 1.5019 1.3093 1.5736 1.2437 1.6505 1.1769 1.7323 1.1092 1.8187
33 1.3834 1.5078 1.3212 1.5770 1.2576 1.6511 1.1927 1.7298 1.1270 1.8128
34 1.3929 1.5136 1.3325 1.5805 1.2707 1.6519 1.2078 1.7277 1.1439 1.8076
35 1.4019 1.5191 1.3433 1.5838 1.2833 1.6528 1.2221 1.7259 1.1601 1.8029
36 1.4107 1.5245 1.3537 1.5872 1.2953 1.6539 1.2358 1.7245 1.1755 1.7987
37 1.4190 1.5297 1.3635 1.5904 1.3068 1.6550 1.2489 1.7233 1.1901 1.7950
38 1.4270 1.5348 1.3730 1.5937 1.3177 1.6563 1.2614 1.7223 1.2042 1.7916
39 1.4347 1.5396 1.3821 1.5969 1.3283 1.6575 1.2734 1.7215 1.2176 1.7886
40 1.4421 1.5444 1.3908 1.6000 1.3384 1.6589 1.2848 1.7209 1.2305 1.7859
41 1.4493 1.5490 1.3992 1.6031 1.3480 1.6603 1.2958 1.7205 1.2428 1.7835
42 1.4562 1.5534 1.4073 1.6061 1.3573 1.6617 1.3064 1.7202 1.2546 1.7814
43 1.4628 1.5577 1.4151 1.6091 1.3663 1.6632 1.3166 1.7200 1.2660 1.7794
44 1.4692 1.5619 1.4226 1.6120 1.3749 1.6647 1.3263 1.7200 1.2769 1.7777
45 1.4754 1.5660 1.4298 1.6148 1.3832 1.6662 1.3357 1.7200 1.2874 1.7762
Catatan :
n = jlh sampel = 30 dU = 1,5666
k = jlh variabel bebas 4-dU = 2,4334
k = 2 dL = 1,2837
Lampiran 13 Titik Presentase Distribusi t
Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001 df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884
2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712
3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453
4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318
5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343
6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763
7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529
8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079
9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681
10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370
11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470
12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963
13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198
14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739
15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283
16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615
17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577
18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048
19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940
20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181
21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715
22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499
23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496
24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678
25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019
26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500
27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103
28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816
29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624
30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518
31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490
32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531
33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634
34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793
35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005
36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262
37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563
38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903
39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279
40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.30688
Catatan :
Jumlah Variabel (k)
Jumlah Data Sampel (n)
DF = n-k = 30-3 = 27
Lampiran 14 Presentase Distribusi F untuk Probabilitas = 0,05
df untuk penyebut
(N2)
df untuk pembilang (N1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39 2.35 2.31 2.28 2.25 2.22 2.20
21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37 2.32 2.28 2.25 2.22 2.20 2.18
22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34 2.30 2.26 2.23 2.20 2.17 2.15
23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32 2.27 2.24 2.20 2.18 2.15 2.13
24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30 2.25 2.22 2.18 2.15 2.13 2.11
25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28 2.24 2.20 2.16 2.14 2.11 2.09
26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.27 2.22 2.18 2.15 2.12 2.09 2.07
27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2.31 2.25 2.20 2.17 2.13 2.10 2.08 2.06
28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.45 2.36 2.29 2.24 2.19 2.15 2.12 2.09 2.06 2.04
29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 2.43 2.35 2.28 2.22 2.18 2.14 2.10 2.08 2.05 2.03
30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21 2.16 2.13 2.09 2.06 2.04 2.01
31 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52 2.41 2.32 2.25 2.20 2.15 2.11 2.08 2.05 2.03 2.00
32 4.15 3.29 2.90 2.67 2.51 2.40 2.31 2.24 2.19 2.14 2.10 2.07 2.04 2.01 1.99
33 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50 2.39 2.30 2.23 2.18 2.13 2.09 2.06 2.03 2.00 1.98
34 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49 2.38 2.29 2.23 2.17 2.12 2.08 2.05 2.02 1.99 1.97
35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49 2.37 2.29 2.22 2.16 2.11 2.07 2.04 2.01 1.99 1.96
36 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48 2.36 2.28 2.21 2.15 2.11 2.07 2.03 2.00 1.98 1.95
Catatan :
Df1 = K-1 = 3 - 1 =2
Df2 = N-K-1 = 30 – 2 = 2
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Maryam
NIM : 503172018
Tempat, Tanggal Lahir : Lubuk Landai, 04 Mei 1998
Alamat : Kapten A Hasan, No. 100
Simpang IV Sipin, Telanai
Pura, Jambi
No. Hp : 0813-7988-2504
E-mail : M98maryam@gmail.com
Nama Ayah : Mardawi
Nama Ibu : Nur’Aini
B. Latar Belakang Pendidikan
1. 2005-2010 : SD N 22/11 Tanah Sepenggal Lintas
2. 2011-2013 : SMP N 7 Tanah Sepenggal Lintas
3. 2014-2016 : SMA N 1 Tanah Sepenggal Lintas
C. Pengalaman Organisasi
2018 s/d 2019 : Sekretaris Bidang Advokasi dan Kemahasiswaan (HMJ)
D. Motto Hidup : “ Dengan ilmu kita berjalan menuju kemuliaan ”
top related