pemberian lapisan lilin lebah dengan pelarut etil eter ... · lilin lebah termasuk pelapis edibel...
Post on 25-Oct-2020
14 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PEMBERIAN LAPISAN LILIN LEBAH DENGAN PELARUT ETIL ETER TERHADAP
DAYA SIMPAN DAN KUALITAS BUAH JAMBU BIJI (Psidium guajava L.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun oleh :
Maria Cristantina Medho
151434039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu”
(Amsal 16:3)
Karya ini Dipersembahkan Untuk :
Allah Bapa yang Maha Kuasa
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Bapa dan Mama
Kakak dan Adik-adik
Keluarga, Kesayangan, Sahabat, dan Teman-teman
Almamater tercinta, Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmatNya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Pemberian Lapisan Lilin Lebah Terhadap Daya Simpan Buah Jambu Biji”. Skripsi ini
disusun untuk melengkapi salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Biologi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung, skripsi ini tidak akan terselesaikan. Maka peneliti ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan pertolongan-Nya bagi penulis selama
ini dari awal perencanaan penelitian, hingga akhir penulisan skripsi ini sehingga
dapat berjalan dengan baik.
2. Bapak Drs. Yohanes Harsono, S.Pd., M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang selalu memberikan semangat
dan motivasi kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
sebagai tanda penulis telah menyelesaikan studi.
5. Bapak Ignatius Yulius Kristio Budiasmoro M.Si., selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan
selama proses penyelesaian skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
6. Secara khusus segenap dosen Pendidikan Biologi dan secara umum dosen
Universitas Sanata Dharma yang telah membagikan ilmu dan pengalaman kepada
peneliti selama mengikuti perkuliahan di Universitas Sanata Dharma.
7. Segenap staf sekretariat JPMIPA yang telah banyak membantu peneliti Selama
perkuliahan di program studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma.
8. Kedua orang tua tercinta Akarius Saturninus Goa dan Fransiska Ia Bay serta
kakak-kakak dan adik-adik tersayang: Haris Dullano, Rosina Wea, Edwardus
Goa, dan Kartila Taghi.
9. Kesayangan Hyasintus Diaz dan sahabat-sahabat terkasih yang selalu memberikan
motivasi dan bantuan: Palmi, Ellen, Diane, Natalya, Nonna, Alvin, dan Rhaos.
10. Kakak-kakak tercinta: Kak Yuna, Kak Mensi, Kak Geni, dan Kak Yanti.
11. Teman-teman kost Majus: Kak Rena, Kak Hylda, Kak Mega, Icha Nggumbe,
Putri, Icha Ito, Miccu, Indi, dan Milen.
12. Teman-teman satu bimbingan: Dini, Githa, Resi, Diane, Angel, Rey, Viany, Febe,
Yoggi, dan Mitra.
13. Teman-teman Pendidikan Biologi angkatan 2015 yang telah memberikan bantuan
dan dukungan bagi peneliti.
14. Semua pihak yang telah berjasa dalam penelitian ini, yang tidak bisa disebutkan
satu per satu
Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PEMBERIAN LAPISAN LILIN LEBAH DENGAN PELARUT ETIL ETER TERHADAP
DAYA SIMPAN DAN KUALITAS BUAH JAMBU BIJI (Psidium guajava L.)
Maria Cristantina Medho
151434039
Universitas Sanata Dharma
ABSTRAK
Perkembangan daya simpan buah sangat ditentukan oleh karakter fisiologisnya.
Salah satu alternatif sebelum melakukan penyimpanan buah adalah dengan
menambahkan bahan pelapis pada buah yang digunakan untuk menghambat terjadinya
evapotranspirasi sehingga nantinya akan membuat umur simpan buah jambu biji menjadi
lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemberian
lapisan lilin lebah dengan pelarut etil eter terhadap daya simpan dan kualitas buah jambu
biji dan untuk mendapatkan konsentrasi lapisan lilin lebah dengan pelarut etil eter yang
baik untuk melapisi buah jambu biji.
Parameter perlakuan adalah pelapisan lilin lebah dengan konsentrasi 8 gr lilin
lebah dan 50 ml larutan etil eter, 8 gr lilin lebah dan 100 ml larutan etil eter, 10 gr lilin
lebah dan 50 ml larutan etil eter, 10 gr lilin lebah dan 100 ml larutan etil eter dan kontrol.
Pengamatan meliputi bobot, susut bobot, dan uji organoleptik terhadap warna kulit buah,
warna daging buah, aroma, rasa, dan tekstur. Data hasil pengamatan uji organoleptik
dianalisis dengan uji Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian lapisan lilin lebah dengan pelarut
etil eter tidak mempengaruhi daya simpan dan kualitas buah jambu biji. Pelapisan lilin
lebah dengankonsentrasi 8 gr lilin lebah dan 50 ml larutan etil eter merupakan
konsentrasi yang baik untuk melapisi buah jambu biji.
Kata kunci : Jambu Biji, Lapisan Lilin, Etil Eter, Daya Simpan, Kualitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
FEEDING THE BEES WAX COATING WITH ETHYL ETHER SOLVENTS ON
THE POWER SAVE AND THE QUALITY OF GUAVA FRUIT (Psidium guajava L.)
Maria Cristantina Medho
151434039
Sanata Dharma University
ABSTRACT
The development of the fruit shelf life is determined by the physiologicalcharacteristics.
One of the alternatives before making a fruit storage is to add thecoating material on the fruit
which is used to prevent the occurrence ofevapotranspiration so that it will make guava fruit
shelf life becomes longer. Thisstudy aims to determine whether there is an effect of bee wax
coating solvent ethylether to fruit shelf life and quality of guava fruit and to obtain a
concentration of bees wax layer with a good ethyl ether solvent for the coating of guava fruit.
Parameter treatment uses a coating of beeswax with a concentration of 8 g ofbeeswax
and 50 ml of ethyl ether, 8 g of beeswax and 100 ml of ethyl ether, 10 g ofbeeswax and 50 ml of
ethyl ether, 10 g of beeswax and 100 ml of ethyl ether andcontrol. Observations included weight,
weight loss, and organoleptic against fruit skincolour, flesh colour, aroma, flavour, and texture.
The result organoleptic dataanalysis will be analyzed by Chi-Square test.
Research result showed that feeding layers of beeswax with ethyl ether solventdoes not
affect the shelf life and quality of guava fruit. Coating of beeswax with aconcentration of 8 g of
beeswax and 50 ml of ethyl ether is a good concentration forthe coating of guava fruit.
Keywords: Guava, beeswax, ethyl ether, fruit shelf life, quality.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………...i
HALAMANPERSETUJUANPEMBIMBING………………………………......ii
HALAMANPENGESAHAN…………………………………………….......….iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................................vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................... x
ABSTRACT ..............................................................................................................xi
DAFTAR ISI ...........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xvi
BAB I ....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
C. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5
BAB II ...................................................................................................................... 6
LANDASAN TEORI ............................................................................................... 6
A. Buah Jambu Biji ............................................................................................ 6
1. Sejarah Buah Jambu Biji ........................................................................... 6
2. Klasifikasi Buah Jambu Biji ...................................................................... 8
3. Karakteristik Jambu Biji............................................................................ 8
4. Kandungan Buah Jambu Biji..................................................................... 9
B. Pelapisan Lilin ............................................................................................ 11
C. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................... 16
D. Kerangka Berfikir ....................................................................................... 16
E. Hipotesa ...................................................................................................... 19
BAB III .................................................................................................................. 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
METODOLOGI PENELITIAN............................................................................. 21
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................. 21
B. Batasan Penelitian ....................................................................................... 21
C. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 22
D. Bahan Dan Alat ........................................................................................... 22
E. Cara Kerja ................................................................................................... 23
F. Metode Analisis Data .................................................................................. 25
BAB IV .................................................................................................................. 26
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................................... 26
A. Data Hasil Pengamatan ............................................................................... 26
1. Bobot Buah Jambu Biji ........................................................................... 26
2. Susut Bobot Buah Jambu Biji ................................................................. 35
B. Uji Organolepik .......................................................................................... 40
1. Tingkat Kesukaan Warna Kulit Buah ..................................................... 40
2. Tingkat Kesukaan Warna Daging Buah .................................................. 41
3. Tingkat Kesukaan Aroma........................................................................ 41
4. Tingkat Kesukaan Rasa ........................................................................... 42
5. Tingkat Kesukaan Tekstur ...................................................................... 43
BAB V ................................................................................................................... 47
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN ............ 47
A. Kompetensi Inti ........................................................................................... 50
B. Kompetensi Dasar ....................................................................................... 50
C. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) .................................................... 50
BAB VI .................................................................................................................. 51
PENUTUP.............................................................................................................. 51
A. Kesimpulan ................................................................................................. 51
B. Saran ........................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 52
LAMPIRAN...........................................................................................................53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1Kandungan gizi pada buah jambu biji per 100 g buah.............................................11 Tabel 4. 1 Bobot Awal Buah Jambu Biji Hari ke-0 Sebelum Diberi Lapisan Lilin
Lebah........................................................................................................................................27 Tabel 4. 2 Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-0 Sesudah Diberi Lapisan Lilin Lebah...............29 Tabel 4. 3 Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-3 Sesudah Diberi Lapisan Lilin Lebah...............30 Tabel 4. 4 Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-6 Sesudah Diberi Lapisan Lilin Lebah............. ..30 Tabel 4. 5 Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-8 Sesudah Diberi Lapisan Lilin Lebah............. 32 Tabel 4. 6 Susut Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-0 sampai Hari ke-3 ................. 36 Tabel 4. 7 SusutBobot Buah Jambu Biji Hari Ke-3 sampai Hari ke-6 .................. 38 Tabel 4. 8 Susut Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-6 sampai Hari ke-8 ................. 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Bobot Awal Buah Jambu Biji Hari ke-0 Sebelum Diberi Lapisan Lilin Lebah 28
Gambar 4.2 Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-3 Sesudah Diberi Lapisan Lilin Lebah 30
Gambar 4.3 Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-6 Sesudah Diberi Lapisan Lilin Lebah 32
Gambar 4.4 Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-8 Sesudah Diberi Lapisan Lilin Lebah 33
Gambar 4.5 Susut Bobot Buah Jambu Biji Dari Hari Ke-0 sampai Hari ke-3 ...... 38
Gambar 4.6 Susut Bobot Buah Jambu Biji Dari Hari Ke-3 sampai Hari ke-6 ...... 39
Gambar 4.7 Susut Bobot Buah Jambu Biji Dari Hari Ke-6 sampai Hari ke-8 ...... 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus ....................................................................................................................... 53
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................................................... 68
Lampiran 3 Lembar Keja Peserta Didik ....................................................................................... 78
Lampiran 4 Hasil Pengukuran Bobot Buah Jambu Biji ................................................................ 94
Lampiran 5 Format Uji Organoleptik ........................................................................................... 97
Lampiran 6 Hasil Uji Organoleptik .............................................................................................. 99
Lampiran 7 Hasil Perhitungan Data Uji Organoleptik ............................................................... 124
Lampiran 8 Hasil Uji Chi-Square ............................................................................................... 129
Lampiran 9 Dokumentasi ............................................................................................................ 133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan daya simpan buah sangat ditentukan oleh karakter fisiologisnya. Buah-
buahan apabila setelah dipanen tidak ditangani dengan baik akan mengalami perubahan
akibat pengaruh fisiologis, fisik kimiawi, parasitik atau mikrobiologis yang merugikan bila
tidak dapat dikendalikan, yaitu timbulnya kerusakan atau kebusukan. Hal ini akan
mengakibatkan buah tidak dapat dimanfaatkan lagi. Kemampuan untuk mempertahankan
kualitas dan umur simpan buah-buahan sangat tergantung pada faktor kehilangan air dan
faktor kecepatan penuaan (Kader, 2013).
Kerusakan yang terjadi pada buah-buahan diakibatkan proses metabolisme seperti
respirasi dan transpirasi. Proses metabolisme tersebut akan terus berlangsung sehingga akan
terjadi perubahan-perubahan yang dapat mengakibatkan penurunan mutu bahan pangan
tersebut. Disamping itu banyak kerusakan yang terjadi disebabkan oleh perlakuan
mekanisfisis dan biologis sehingga perlu dilakukan upaya untuk menghambat atau menunda
proses kematangan dan kerusakan buah agar tidak menurunkan nilai jualnya (Winarno dan
Aman, 1981).
Salah satu alternatif sebelum melakukan penyimpanan buah adalah dengan
menambahkan bahan pelapis (edible coating) pada buah yang digunakan untuk menghambat
terjadinya evapotranspirasi sehingga nantinya akan membuat umur simpan buah jambu biji
menjadi lama. Penggunaan lilin untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
melapisi buah terus berkembang. Umumnya lilin yang digunakan adalah l ilin lebah, lilin
karnauba, lilin polietilen, dan lilin sekam (Afrianti, 2013).
Pelapisan lilin pada permukaan buah merupakan salah satu cara untuk mengurangi
kerusakan pada buah dan untuk mencegah terjadinya penguapan air sehingga dapat
memperlambat kelayuan, menghambat laju respirasi, dan mengkilapkan kulit buah sehingga
menambah daya tarik bagi konsumen. Pelapisan lilin dengan kepekatan dan ketebalan yang
sesuai dapat menghindarkan keadaan aerobik pada buah dan memberikan perlindungan yang
diperlukan terhadap luka dan goresan pada permukaan buah (Pantastico, 2011).
Lilin yang dapat digunakan sebagai bahan pelapis buah harus memenuhi beberapa
persyaratan, yaitu tidak mempengaruhi bau dan rasa yang akan dilapisi, mudah kering dan
apabila kering tidak mudah lengket, tidak mudah pecah, mengkilat dan licin, tidak
menghasilkan permukaan yang tebal, mudah diperoleh, murah harganya, dan yang terpenting
yaitu tidak bersifat racun. Pada penelitian ini, lilin yang digunakan sebagai pelapis buah
jambu biji adalah lilin lebah karena aman untuk dikonsumsi dan juga dapat mengurangi
penguapan. Lilin lebah termasuk pelapis edibel yang banyak digunakan sebagai bahan
pelapis. Pelapis edibel merupakan semua jenis bahan yang digunakan sebagai pelapis atau
pembungkus berbagai makanan yang bertujuan untuk memperpanjang umur simpan produk.
Pelapisan lilin lebah dilakukan untuk mengganti lilin alami buah yang hilang karena
pencucian dan pembersihan dan dapat membantu mengurangi kehilangan air selama
penanganan dan pemasaran serta membantu memberikan perlindungan dari serangan
mikroorganisme pembusuk. Pemberian lapisan lilin dapat dilakukan dengan penghembusan,
penyemprotan, pencelupan (30 detik) dan pengolesan (Pantastico, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Jambu biji merupakan salah satu jenis buah-buahan yang belum mendapatkan perhatian
khusus di Indonesia. Umumnya, jambu biji diperdagangkan dalam keadaan segar setelah
dipetik. Masalah yang sering dihadapi setelah panen adalah keadaan teksturnya yang mudah
rusak akibat pengaruh mekanis, disamping tingkat kematangannyayang sering kali tidak
merata sehingga menurunkan nilai jualnya. Buah jambu biji yang menjadi matang selama
pengangkutan atau selama proses penyimpanan, dalam kondisi lingkungan yang kurang baik
akan menyebabkan buah jambu biji mengalami kerusakan, baik dalam kenampakan,
kekerasan, aroma dan nilai gizi (Fitria, 2016).
Kualitas buah jambu biji sangat dipengaruhi oleh tingkat kemasakan buah dan metode
penyimpanan yang akan berpengaruh terhadap rasa, penampakan, aroma dan nutrisi buah.
Jambu biji dengan kualitas yang baik akan didapatkan apabila buah dipetik pada tingkat
kematangan yang cukup. Buah jambu biji yang dipetik pada saat belum matang akan
memiliki rasa yang masih sepat, dengan daging buah masih keras dan kandungan jus yang
rendah. Selama pematangan buah mengalami perubahan nyata dalam warna dan tekstur yang
menunjukkan bahwa terjadi perubahan-perubahan fisiologis di dalamnya yang dapat
mempengaruhi cita rasa pada buah (Paull dan Duarte, 2012).
Dengan sifat jambu biji yang mudah membusuk, maka diperlukan suatu cara untuk
mempertahankan kualitas jambu biji dengan memperpanjang umur simpan dan
kesegarannya. Salah satu cara untuk menghambat atau menunda proses kematangan dan
kerusakan buah adalah dengan melapisi kulit permukaan buah dengan metode pelapisan lilin.
Prinsip dari proses pelapisan lilin pada kulit permukaan buah merupakan sebuah usaha untuk
menggantikan lapisan lilin alami yang dimiliki oleh buah itu sendiri karena sebagian besar
telah hilang akibat terjadinya proses penanganan pasca panen seperti pada proses pencucian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
sortasi, dan pengangkutan. Tujuan utama dari pelapisan lilin pada holtikultura adalah untuk
mencegah penguapan air akibat respirasi dan transpirasi agar tidak layu, berkerut, dan busuk
(Dhyan, dkk, 2014.).
Berdasarkan hal-hal diatas maka penulis mencoba melakukan penelitian mengenai
penyimpanan buah jambu bij dengan judul “Pemberian Lapisan Lilin Lebah Dengan
Pelarut Etil Eter terhadap Daya Simpan Dan Kualitas Buah Jambu Biji (Psidium
guajava L.)”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh pemberian lapisan lilin lebah terhadap daya simpan dan kualitas
buah jambu biji
2. Berapa konsentrasi lapisan lilin lebah dengan pelarut etill eter yang tepat untuk melapisi
buah jambu biji
C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang dapat
diidentifikasi adalah apakah ada pengaruh pemberian lapisan lilin lebah dengan pelarut etil
eter terhadap daya simpan dan kualitas buah jambu biji.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui ada tidaknya pengaruh pemberian lapisan lilin lebah dengan pelarut etil eter
terhadap daya simpan dan kualitas buah jambu biji
2. Mendapatkan konsentrasi lapisan lilin lebah dengan pelarut etil eter yang baik untuk
melapisi buah jambu biji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Bagi siswa
Dapat memberdayakan kemampuan siswa dalam menumbuhkan kreativitas membuat
produk pengawetan serta pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Bagi sekolah
Memberdayakan sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran sekolah melalui
kegiatan pembelajaran dengan materi inovatif pengawetan makanan.
3. Bagi peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam kegiatan pembelajaran
pengawetan makanan dengan menggunakan pelilinan (lilin lebah) sebagai bahan pelapis
dan larutan etil eter sebagai pelarut guna untuk mempertahankan kualitas dan umur
simpan buah jambu biji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Buah Jambu Biji
1. Sejarah Buah Jambu Biji
Jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan tanaman buah yang berasal dari daerah
tropik Amerika yaitu berasal dari daerah antara Meksiko dan Peru. Penyebaran jambu biji
pada awalnya dilakukan oleh burung, biji tersebut jatuh di suatu area kemudian tumbuh
di daerah tersebut. Dalam budidaya tanaman jambu biji, angin berperan dalam
penyerbukan. Namun, angin yang kencang dapat menyebabkan kerontokan pada bunga
(Ashari, 2005).
Jambu biji (Psidium guajava L.) adalah salah satu buah yang cukup dikenal. Jenis
buah ini belum banyak mendapat perhatian untuk dikembangkan potensinya menjadi
buah yang lebih bernilai komersial baik dalam kondisi segar maupun produk olahan.
Jambu biji mudah sekali diperoleh dan merupakan buah yang mempunyai kandungan
vitamin C yang cukup tinggi. Jambu biji juga merupakan komoditi pertanian yang mudah
membusuk. Bentuk, ukuran, rasa, dan warna daging buah jambu biji bervariasi
tergantung varietasnya. Umumnya buah jambu biji berbentuk bulat atau agak lonjong.
Salah satu kultivar jambu biji yang saat ini disukai oleh masyarakat adalah jambu biji
„Kristal‟. Keunggulan buah jambu biji Kristal adalah tidak berbiji atau memiliki memiliki
biji sedikit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
sekali, kurang dari 3% dari bagian buah dengan tekstur dagingnya renyah dibandingkan
varietas lainnya dan rasa manis segar (Duarte, 2012).
Kualitas buah jambu biji sangat dipengaruhi oleh tingkat kemasakan buah dan metode
penyimpanan yang akan berpengaruh terhadap rasa, penampakan, aroma dan nutrisi buah
jambu biji dengan kualitas yang baik akan didapatkan apabila buah dipetik pada tingkat
kematangan yang cukup. Buah jambu biji yang dipetik pada saat belum matang akan
memiliki rasa yang masih sepat dengan daging buah masih keras. Buah jambu biji
memiliki daya simpan antara 2-7 hari. Oleh karena itu, perlu penanganan pascapanen
yang baik agar mempunyai masa simpan yang lebih lama (Widodo, 2012).
2. Klasifikasi Buah Jambu Biji
Dalam klasifikasi tumbuhan, jambu biji termasuk kelas berkeping dua. Para ahli
botani mengklasifikasikan tumbuhan jambu biji adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Myrtales
Familia : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L.
3. Karakteristik Jambu Biji
Jambu biji termasuk dalam famili Myrtaceae yang memiliki 80 genus dan 3000
spesies. Jumlah spesies Psidium diperkirakan sebanyak 150 spesies. Jambu biji dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
berbuah sepanjang waktu, puncak musim berbuah yaitu pada bulan Januari dan Maret.
Buah dapat dipanen setelah 120-200 hari antesis. Jambu biji merupakan tumbuhan perdu
dengan tinggi 510 m, batang berkayu, kulit batang licin, mengelupas, bercabang, dan
berwarna cokelat. Daunnya merupakan daun tunggal, berbentuk bulat telur, ujung
tumpul, pangkal membulat, tepi rata berhadapan, petulangan daun menyirip berwarna
hijau kekuningan. Bunganya termasuk bunga tunggal, terletak diketiak daun, bertangkai,
kelopak bunga berbentuk corong. Mahkota bunga berbentuk bulat telur dengan panjang
1,5 cm, benang sari pipih berwarna putih atau putih kekuningan. Berbuah buni, berbentuk
bulat telur, dan bijinya kecil-kecil dan keras (Parimin, 2009).
MenurutParimin (2009), jambu biji memiliki 14 kultivar yang sudah dibudidayakan
diantaranya berasal dari India, Hawai, Burma, Hongkong, Florida dan Indonesia. Satuhu
dan Sjaifullah pada tahun 1991 menyatakan bahwa beberapa varietas jambu di Indonesia
diantaranya jambu Bangkok, jambu Susu, jambu Paris, jambu Sukun dan jambu Klutuk.
Spesies lain yang sudah dibudidayakan adalah jambu merah Getas, jambu Pasar Minggu,
jambu Apel dan jambu Sari.
4. Kandungan Buah Jambu Biji
Buah jambu biji mengandung berbagai zat gizi yang dapat digunakan sebagai obat
untuk kesehatan. Kandungan vitamin C buah jambu biji dua kali lipat dari jeruk manis
yang hanya 49 mg per 100 g buah. Vitamin C itu terkonsentrasi pada kulit dan daging
bagian luarnya yang lunak dan tebal. Kandungan vitamin C jambu biji memuncak saat
menjelang matang. Buah jambu biji memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi dan
komposisi yang lengkap seperti pada tabel dibawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Tabel 2. 1Kandungan gizi pada buah jambu biji per 100 g buah
No Kandungan gizi Jumlah kandungan gizi Satuan
1 Kalori 49.000 (energy) (cal)
2 Protein 0,90 (gram)
3 Lemak 0,30 (gram)
4 Karbohidrat 12,20 (gram)
5 Kalsium 14,00 (m g)
6 Fosfor 28,00 -
7 Zat besi 1,10 -
8 Vitamin A 25,00 (S.I)
9 Vitamin B 0,02 (m g)
10 Vitamin C 87,00 (m g)
11 Air 86,00 (gram)
12 Bagian yang dapat
dimakan
82,00 -
Sumber : Direktorat Gizi Depkes RI (1981) dalam Ashari (2005)
Buah jambu biji kaya akan kandungan serat, khususnya pektin. Pada umumnya peran
fisiologis serat makanan adalah meningkatkan massa feses, memperlambat waktu
pengkosongan lambung, meningkatkan rasa kenyang sesudah makan, menurunkan absorpsi
glukosa, dan meningkatkan ekskresi asam empedu.
B. Pelapisan Lilin
Pelapisan merupakan salah satu cara yang dikembangkan untuk memperpanjang masa
simpan dan melindungi produk segar dari kerusakan dan pengaruh lingkungan yang tidak
menguntungkan seperti serangan mikroba. Pelapisan juga dapat menutupi luka-luka atau
goresan-goresan kecil pada permukaan buah dan sayuran sehingga dapat menekan laju
respirasi yang terjadi pada buah dan sayuran. Selain itu, pelapisan mampu memberikan
penampakan yang lebih menarik dan lebih diterima konsumen.Pelapisan dapat dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dengan beberapa cara, diantaranya adalah pembusaan, penyemprotan, pencelupan, dan
pengolesan. Pembusaan dilakukan dengan cara membuat lilin dalam bentuk busa, kemudian
dilapisi pada produk segar dengan menggunakan sikat. Penyemprotan dilakukan dengan cara
menyemprotkan pelapis langsung ke produk segar. Penyemprotan cenderung boros
dibandingkan dengan cara lain. Pencelupan dilakukan pada produk segar dengan cara
mencelupkan buah atau sayuran ke dalam bahan pelapis. Sedangkan pengolesan dilakukan
dengan cara mengoleskan bahan pelapis dengan menggunakan kuas ke buah atau sayuran
(Pantastico, 2011).
Lilin umumnya digunakan sebagai bahan pelapis buah dan sayuran untuk menekan
kehilangan air selama penyimpanan dan untuk memperpanjang umur simpan. Buah dan
sayuran pada umumnya memiliki lapisan lilin alami yang membantu menahan air, karena
produk hortikultura mengandung 80% –90% air. Pelapisan lilin pada produk hortikultura
untuk menggantikan lapisan lilin alami yang hilang selama pencucian. Pelapisan lilin jika
diaplikasikan dengan konsentrasi yang tepat mampu mempertahankan kualitas fisik dan
kimia pada berbagai buah-buahan. Selain itu pelapisan lilin juga dapat membantu
menghambat pertumbuhan cendawan, melindungi dari luka memar, dan meningkatkan
penampilan (Machado, 2012).
Lilin adalah bahan pelapis yang digunakan untuk menggantikan lilin alami pada kulit
buah yang hilang akibat pencucian. Pelilinan dapat digunakan untuk mngurangi kehilangan
air dan untuk menutupi luka. Pelilinan juga bertujuan untuk memperpanjang daya simpan,
mencegah susut bobot buah, mencegah timbulnya jamur, mencegah busuk dan
mempertahankan warna kulit buah (Kader, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Mekanisme pelapisan lilin adalah untuk menutupi pori-pori buah-buahan dan sayuran.
Dengan pelapisan lilin, diharapkan pori-pori dari buah-buahan dan sayuran dapat ditutup
sebanyak kurang lebih 50%sehingga dapat mengurangi kehilangan air, memperlambat proses
fisiologis, dan mengurangi keaktifan enzim-enzim pernafasan (Setiasih, 1999).
Menurut Pantastico (2011), pelapisan lilin merupakan usaha penundaan kematangan yang
bertujuan untuk memperpanjang umur simpan produk hortikultura. Pemberian lapisan lilin
ini penting juga untuk menutupi luka-luka goresan kecil pada buah. Keuntungan lainnya
yang diberikan lapisan lilin ini pada buah adalah dapat memberikan penampilan yang lebih
menarik karena memberikan kesan mengkilat pada buah dan menjadikan produk dapat lebih
lama diterima oleh konsumen. Lapisan lilin berfungsi sebagai lapisan pelindung terhadap
kehilangan air yang terlalu banyak dari komoditas akibat penguapan dan mengatur kebutuhan
oksigen untuk respirasi sehingga dapat mengurangi kerusakan buah yang telah dipanen
akibat proses respirasi. Dengan demikian, lapisan lilin dapat menekankan respirasi dan
transpirasi yang terlalu cepat dari buah-buahan dan sayur-sayuran segar.
Lilin lebah termasuk pelapis edibel yang banyak digunakan sebagai bahan pelapis.
Pelapis edibel merupakan semua jenis bahan yang digunakan sebagai pelapis atau
pembungkus berbagai makanan yang bertujuan untuk memperpanjang umur simpan produk
yang dapat dikonsumsi bersama-sama. Lilin lebah merupakan hasil sekrsesi dari lebah madu
(Apis melli fica) madu dapat diektrak dengan menggunakan dua cara, yaitu sistem sentrifugal
dan pengepresan. Madu yang diekstrak dengan sistem sentrifugal sisir madi akan tetap utuh
sehingga dapat digunakan lagi, sedangkan untuk ekstraksi madu menggunakan sisir madu
yang ditekan atau dipres, sisir akan hancur. Sisir yang hancur dapat dibuat lilin. Hasil sisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
pengepresan ini, kemudian dicuci dan dikeringkan, lalu dipanasakan sehingga menjadi lilin.
Lilin lebah berwarna putih, kuning, sampai cokelat dengan titik cair 62,8-70°C, bobot jenis
sebesar 0,952-0.957. Lilin lebah ini banyak digunakan untuk pelilinan produk hortikultura
karena mudah didapat dan juga harganya murah. Lapisan lilin untuk produk hortikultura
biasanya digunakan lilin lebah yang dibuat dalam bentuk emulsi lilin dengan konsentrasi 4
sampai 12% (Pavlath dan Orts, 2009).
Pelilinan biasanya dikombinasikan dengan bahan kimia pemberantas bakteri dan
cendawan. Fungisida digunakan untuk menghindari kerusakan oleh kapang pada bahan
organik. Fungisida dapat diberikan bersama dengan pelapisan lilin yaitu dengan
mencelupkan buah-buahan atau sayuran ke dalam larutan fungsisida kemudian baru
dicelupkan dalam emulsi lilin atau jika fungisida yang digunakan tidak merusak emulsi lilin
dapat mencelupkan komoditas langsung ke dalam emulsi lilin yang telah dicampur dengan
fungisida (Roosmani, 1975).
Cara melapisi buah dengan lilin adalah sebagai berikut. Buah yang dipilih tidak cacat
atau busuk. Kotoran yang melekat di permukaan kulit buah dibersihkan melalui pencucian
dengan air bersih diutamakan dengan menggunakan air mengalir. Setelah bersih, kemudian
buah dicelup ke dalam emulsi lilin selama beberapa lama (misalnya 30 detik). Kemudian
ditiriskan dengan blower. Keberhasilan pelapisan lilin untuk buah-buahan atau sayuran
tergantung dari ketebalan lapisan lilin (Suyanti, 1993).
C. Proses Pematangan Buah
Etilen merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang pada suhu kamar berbentuk gas.
Senyawa ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan penting dalam proses
pertumbuhan dan pematangan hasil-hasil pertanian. Dalam keadaan normal, etilen akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
berbentuk gas dan struktur kimianya sangat sederhana sekali. Di alam etilen akan berperan
apabila terjadi perubahan secara fisiologis pada suatu tanaman. Hormon ini akan berperan
dalam proses pematangan buah (Kartasapoetra, 1994).
Proses pemasakan buah akan berlangsung secara bertahap. Pemasakan buah memerlukan
udara dan menghasilkan gas CO2. Apabila gas CO2 bereaksi dengan air (H2O) maka akan
terbentuk etilen (C2H4). Oleh karena itu apabila buah sedang mengalami pemasakan,
kandungan etilen di sekitar masa bahan akan semakin meningkat. Konsentrasi gas etilen di
udara normal hanya 0,01 ppm, jika udara dalam ruang atau tempat penyimpanan buah
klimaterik konsentrasi gas etilen mencapai 0,1 hingga 1 ppm maka sudah dapat memicu
proses pemasakan buah (Syarief, 1988).
Perubahan warna merupakan perubahan fisik yang paling menonjolpada proses
pematangan buah. Buah yang masih muda bewarna hijau karena masih banyak mengandung
klorofil. Warna buah dipengaruhi oleh proses pematangan dan pigmen tertentu seperti
klorofil dan karotenoid. Pigmen karotenoid ini terjadi setelah adanya degradasi dari klorofil
yang kemudian menyebabkan warna buah berubah menjadi kekuningan. Perubahan warna
ini terjadi setelah mencapai tahap klimaterik (Silsilia, 2010).
Hilangnya warna hijau pada buah yang sedang mengalami pemasakan, dikarenakan
terjadinya pemecahan klorofil sedikit demi sedikit secara enzimatik sehingga zat warna
alami lainnya akan nampak. Hilangnya warna hijau dikarenakan klorofil mengalami
degradasi klorofil struktur. Faktor utama yang bertanggung jawab terhadap degradasi
klorofil adalah perubahan pH (terutama disebabkan kebocoran asam organik dari vakuola)
dan enzimklorofilase. Kehilangan warna tergantung pada satu atau seluruh faktor tersebut
yang bekerja secara berurutan dan bersamaan merusak klorofil (Santoso, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Buah-buahan yang mentah mempunyai tekstur keras, tetapi selama proses pematangan
akan berubah menjadi lunak. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh adanya perubahan
senyawa pektin. Pektin berada didalam dinding lamela tengah dan berfungsi sebagai bahan
perekat. Selama proses pematangan buah, zat pektin akan terhidrolisa menjadi komponen-
komponen yang larut air sehingga kadar total zat pektin akan meningkat dan komponen yang
larut air akan meningkat jumlahnya sehingga buah menjadi lunak. Melunaknya buah selama
penyimpanan juga disebabkan oleh aktivitas enzim poligalakturonase yang menguraikan
protopektin dengan komponen utama asam poli-galakturonat menjadi asam-asam
galakturonat (Harun, 2012).
D. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Hasil penelitian Chotimah (2008) menyatakan bahwa perlakuan pemanasan dengan
pelilinan 4% merupakan perlakuan yang terbaik dalam mempertahankan mutu
alpukat berdasarkan parameter susut bobot, kekerasan, total padatan terlarut, kadar
air, dan mampu bertahan terhadap serangan penyakit sampai akhir penyimpanan.
Buah naga belum ada informasi tentang konsentrasi lilin yang cocok. Tujuan dari
penelitian adalah untuk menentukan pengaruh konsentrasi lilin terhadap umur simpan
buah naga merah (Hylocereus polyrhizus).
2. Hasil penelitian Garnida (2009) dalam Linda (2011) interaksi antara edible coating
dan lama penyimpanan berpengaruh terhadap susut bobot, kadar oksigen, kadar
karbon dioksida, kadar air, kekerasan, kadar gula total, kadar vitamin C, total bakteri,
dan penilaian organoleptik.
E. Kerangka Berfikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Pelapisan merupakan salah satu cara yang dikembangkan untuk memperpanjang
masa simpan dan melindungi produk segar dari kerusakan dan pengaruh lingkungan yang
tidak menguntungkan seperti serangan mikroba. Pelapisan juga dapat menutupi luka-luka
atau goresan-goresan kecil pada permukaan buah dan sayuran sehingga dapat menekan
laju respirasi yang terjadi pada buah dan sayuran.
Salah satu cara untuk memperpanjang masa simpan dan mempertahankan
kesegaran buah jambu biji adalah dengan pelapisan lilin pada permukaan buah. Pelapisan
lilin bertujuan untuk mencegah terjadinya penguapan air sehingga dapat memperlambat
kelayuan, menghambat laju respirasi dan untuk mengkilap kulit buah sehingga
menambah daya tarik bagi konsumen. Pelapisan lilin dengan kepekatan dan ketebalan
yang sesuai dapat menghindarkan keadaan aerobik pada buah dan memberikan
perlindungan yang diperlukan terhadap luka dan goresan pada permukaan buah.
Pelapisan lilin merupakan usaha penundaan kematangan yang bertujuan untuk
memperpanjang umur simpan produk hortikultura. Pemberian lapisan lilin ini penting
juga untuk menutupi luka-luka goresan kecil pada buah. Keuntungan lainnya yang
diberikan lapisan lilin ini pada buah adalah dapat memberikan penampilan yang lebih
menarik karena memberikan kesan mengkilat pada buah dan menjadikan produk dapat
lebih lama diterima oleh konsumen. Lapisan lilin berfungsi sebagai lapisan pelindung
terhadap kehilangan air yang terlalu banyak dari komoditas akibat penguapan dan
mengatur kebutuhan oksigen untuk respirasi sehingga dapat mengurangi kerusakan buah
yang telah dipanen akibat proses respirasi. Dengan demikian, lapisan lilin dapat
menekankan respirasi dan transpirasi yang terlalu cepat dari buah-buahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
F. Hipotesa
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
diajukan hipotesis sebagai berikut :
H0 : Pemberian lapisan lilin lebah dengan pelarut etil eter pada buah jambu biji tidak
berpengaruh terhadap daya simpan dan kualitas buah jambu biji
H1 : Konsentrasi lapisan lilin lebah 8 gr dengan pelarut etil eter 50 ml merupakan
konsentrasi yang tepat untuk melapisi buah jambu biji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental. Eksperimental
dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan terperinci yang dibuat untuk menghasilkan data
untuk menjawab masalah atau menguji suatu hipotesis. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh pemberian lapisan lilin lebah dengan pelarut etil eter
terhadap daya simpan dan kualitas buah jambu biji dan untuk mendapatkan konsentrasi
lapisan lilin lebah dengan pelarut etil eter yang baik untuk melapisi buah jambu
biji.Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Kelompok (RAK).
Kombinasi yang dilaksanakan ada 5 perlakuan, setiap perlakuan diulang 3 kali, sehingga
jumlah satuan percobaan adalah 15 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan dilakukan
penyimpanan di tempat yang sama dan hari pengamatan dimulai dari hari ke-0, 3, 6, dan 8.
B. Batasan Penelitian
Agar ruang lingkup dalam penelitian ini lebih terarah dan tidak terlalu luas maka dibatasi
pada beberapa batasan penelitian sebagai berikut :
1. Buah jambu biji yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu buah jambu biji kristal
yang sudah matang.
2. Bobot buah jambu biji ditimbang sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi
perlakuan pada hari ke-0, 3, 6, dan 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
3. Pengamatan meliputi bobot dan susut bobot yang dilakukan secara nondestruktif
dengan mengukur perubahan bobot dan susut bobot setiap melakukan pengamatan
dan pengamatan destruktif yaitu uji organoleptik terhadap warna kulit buah, warna
daging buah, aroma, rasa, dan tekstur.
4. Uji organoleptik dilakukan dengan uji hedonik.
5. Uji organoleptik dilakukan dengan menggunakan 25 panelis dalam rentang usia 15-25
tahun.
6. Skala penilaian uji hedonik terdiri dari dari 5 skala, yaitu sangat tidak suka dengan
skor 1, tidak suka skor 2, kurang suka skor 3, suka skor 4, dan sangat suka skor 5.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Biologi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan selama 4 Bulan dimulai dari tanggal 10 Maret
12 Juli 2019.
D. Bahan Dan Alat
Bahan :
- Lilin lebah 36 gr
- Jambu biji 15 buah
- Larutan Etil Eter 300 ml
- Air
- Akuades 500 ml
Alat :
- Baskom
- Gelas ukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
- Gelas beker
- Labu ukur
- Kertas saring
- Kertas Label
- Botol Semprot
- Corong
- Magnetik stirer
- Sendok pengaduk
- Sendok makan
- Gelas plastik
- Timbangan Digital
- Dulang
- Pisau
E. Cara Kerja
1. Lilin lebah ditimbang menggunakan timbangan digital dengan takaran 8 g dan 10 g
masing-masing sebanyak dua kali.
2. Larutan etil eter diukur menggunakan labu ukur dengan takaran 50 ml dan 100 ml
masing-masing sebanyak dua kali.
3. Larutan etil eter dituang kedalam masing-masing gelas beker yang yang terisi lilin lebah
dan didiamkan salama 24 jam sampai lilin lebah benar-benar larut dalam larutan etil eter
(lilin lebah dicairkan dalam etil eter).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
4. Setelah didiamkan selama 24 jam, lilin lebah yang belum larut semuanya digojok terus
dengan menggunakan magnetik stirer sampai lilin lebah semuanya larut dalam larutan etil
eter.
5. Buah jambu biji dibersihkan dari air yang mengalir, kemudian dibagi menjadi 5
perlakuan masing-masing perlakuan terdiri dari 3 buah jambu biji
6. Penimbangan buah dilakukan sebagai bobot awal.
7. Perlakuan percobaan adalah sebagai berikut :
a. Kontrol
b. 8 gr lapisan lilin lebah, 50 ml larutan etil eter
c. 8 gr lapisan lilin lebah, 100 ml larutan etil eter
d. 10 gr lapisan lilin lebah, 50 ml larutan etil eter
e. 10 gr lapisan lilin lebah, 100 ml larutan etil eter
8. Buah jambu biji disemprot dengan lilin lebah yang sudah dilarutkan dengan larutan etil
eter berdasarkan masing-masing perlakuan.
9. Setelah lapisan lilin mengering, lakukan penimbangan untuk bobot setiap buah jambu
biji.
10. Setelah diketahui bobot masing-masing buah jambu biji, buah jambu biji tersebut
disimpan pada suhu ruangan. Buah jambu biji yang tidak dilapisi dengan lilin lebah
disimpan juga sebagai kontrol.
11. Pengamatan dilakukan terhadap variabel bobot, susut bobot, dan uji organoleptik
terhadap warna permukaan buah, warna daging buah, tekstur, aroma, dan rasa
menggunakan skala hedonik (1= Sangat Tidak Suka; 2= Tidak Suka; 3= Kurang Suka; 4=
Suka; 5= Sangat Suka).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
12. Pengamatan dilakukan pada hari ke-0, 3, 6 dan 8 setelah buah disimpan.
F. Metode Analisis Data
Data hasil pengamatan dianalisis dengan uji Chi-Square. Hasil analisis dengan uji Chi-
Square yang menunjukkan bahwa perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap
peubah yang diamati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Hasil Pengamatan
1. Bobot Buah Jambu Biji
Pelapisan buah jambu biji dengan menggunakan lilin lebah adalah untuk memperpanjang
masa simpan dan melindungi buah jambu biji dari kerusakan dan pengaruh lingkungan yang
tidak menguntungkan seperti serangan mikroba. Lilin lebah digunakan untuk menggantikan
lilin alami pada kulit buah jambu biji yang hilang akibat pencucian. Lilin lebah ini dilarutkan
dengan pelarut etil eter. Cairan lilin lebah yang telah larut digunakan untuk melapisi buah
jambu biji dengan cara penyemprotan.
Bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan terjadinya penurunan mutu
buah. Penurunan bobot buah dipengaruhi oleh respirasi dan transpirasi. Respirasi adalah
proses perombakan karbohidrat menjadi CO2, H2O, dan menghasilkan energi, sedangkan
transpirasi merupakan proses hilangnya air dalam bentuk uap air melalui proses penguapan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk semua perlakuan terus mengalami penurunan
bobot buah jambu biji dimulai dari hari ke-3 sampai hari ke-8 selama masa penyimpanan.
Perubahan bobot yang terjadi selama penyimpanan dilaporkan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
a. Bobot Awal Buah Jambu Biji Hari ke-0 Sebelum Diberi Lapisan Lilin Lebah
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa bobot awal buah jambu biji sebelum diberi
lapisan lilin lebah memiliki bobot yang lebih tinggi dari bobot sesudah diberi lapisan lilin
pada pengamatan hari ke-3, 6, dan 8. Berikut ini adalah hasil pengukuran bobot awal
buah jambu biji hari ke-0 sebelum diberi lapisan lilin lebah (Tabel 4.1).
Tabel 4. 1 Bobot Awal Buah Jambu Biji Hari ke-0 Sebelum Diberi Lapisan Lilin Lebah
Perlakuan Bobot buah jambu biji Rata-rata
1 2 3
Kontrol 79,76 83,52 75,75 79,6±
8 gr lilin lebah, 50 ml larutan etil eter 74,36 75,95 69,23 73,1±
8 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter 66,90 67,60 73,49 69,3±
10 gr lilin lebah, 50 ml larutan etil eter 83,32 83,41 83,21 83,3±
10 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter 89,32 84,70 68,46 80,4±
Hasil pengukuran bobot gambar 4.1 menunjukkan bahwa bobot awal buah jambu biji hari
ke-0 sebelum diberi lapisan lilin lebah untuk setiap perlakuan memiliki bobot yang berbeda-
beda. Bobot buah jambu biji tertinggi terdapat pada perlakuan 5 yaitu perlakuan 10 gr lilin lebah,
100 ml larutan etil eter ulangan 1 dengan nilai 89,32 sedangkan bobot buah jambu biji terendah
terdapat pada perlakuan 3 yaitu perlakuan 8 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter ulangan 1
dengan nilai 66,90.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Gambar 4. 1 Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-0 Sebelum Diberi Lapisan Lilin Lebah
b. Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-0 Sesudah Diberi Lapisan Lilin Lebah
Hasil penelitan yang telah dilakukan dinyatakan bahwa bobot hari ke-0 buah jambu biji
sesudah diberi lapisan lilin lebah mengalami peningkatan bobot dari bobot awal buah jambu
sebelum buah jambu biji diberi lapisan lilin lebah. Hasil pengamatan terhadap bobot buah
jambu biji pada hari ke-0 sesudah diberi lapisan lilin lebah ditunjukkan pada Tabel 4.2.
0
20
40
60
80
100
Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3 Perlakuan 4 Perlakuan 5
Bobot Awal Setiap Buah Jambu Biji Hari ke-0 Sebelum
Diberi Lapisan Lilin Lebah
Jambu 1 Jambu 2 Jambu 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Tabel 4. 2 Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-0 Sesudah Diberi Lapisan Lilin Lebah
Perlakuan Bobot buah jambu biji Rata-
rata 1 2 3
Kontrol 79,76 83,52 75,75 79,6±
8 gr lilin lebah, 50 ml larutan etil eter 74,52 75,97 69,25 73,2±
8 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter 67,17 67,83 73,69 69,5±
10 gr lilin lebah, 50 ml larutan etil eter 83,39 83,47 83,28 83,3±
10 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter 89,36 84,26 68,52 80,7±
Hasil pengujian bobot gambar 4.2 menunjukkan bahwa bobot buah jambu biji hari ke-0
sesudah diberi lapisan lilin lebah untuk setiap perlakuan memiliki bobot yang berbeda-beda.
Bobot buah jambu biji tertinggi terdapat pada perlakuan 5 yaitu perlakuan 10 gr lilin lebah, 100
ml larutan etil eter ulangan 1 dengan nilai 89,36 sedangkan bobot buah jambu biji terendah
terdapat pada perlakuan 3 yaitu perlakuan 8 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter ulangan 1
dengan nilai 67,17.
Gambar 4. 2 Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-0 Sesudah Diberi Lapisan Lilin Lebah
0
50
100
Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3 Perlakuan 4 Perlakuan 5
Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-0 Sesudah Dilapisi Lilin Lebh
Jambu 1 Jambu 2 Jambu 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
c. Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-3 Sesudah Diberi Lapisan Lilin Lebah
Pelilinan dilakukan sebagai usaha dalam memperpanjang umur simpan. Pada
penelitian ini, digunakan lilin lebah yang diaplikasikan pada buah jambu biji. Hasil
pengamatan terhadap bobot buah jambu biji pada hari ke-3 sesudah diberi lapisan lilin
lebah ditunjukkan pada Tabel 4.3.
Tabel 4. 3 Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-3 Sesudah Diberi Lapisan Lilin Lebah
Perlakuan Bobot buah jambu biji Rata-rata
1 2 3
Kontrol 77,17 80,67 73,77 77,2±
8 gr lilin lebah, 50 ml larutan etil eter 72,03 72,08 66,55 70,2±
8 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter 65,53 66,58 71,75 67,9±
10 gr lilin lebah, 50 ml larutan etil eter 80,67 80,15 80,35 80,3±
10 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter 86,64 80,32 66,65 77,8±
Hasil pengujian bobot gambar 4.3 menunjukkan bahwa bobot buah jambu biji hari ke-3
sesudah diberi lapisan lilin lebah untuk setiap perlakuan memiliki bobot yang berbeda-beda.
Gambar 4. 3Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-3 Sesudah Diberi Lapisan Lilin Lebah\
d. Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-6 Sesudah Diberi Lapisan Lilin Lebah
Tabel 4. 4 Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-6 Sesudah Diberi Lapisan Lilin Lebah
0
20
40
60
80
100
Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3 Perlakuan 4 Perlakuan 5
Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-3 Sesudah Dilapisi Lilin
Lebah
Jambu 1 Jambu 2 Jambu 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Perlakuan Bobot buah jambu biji Rata-rata
1 2 3
Kontrol 73,85 76,62 70,98 73,8±
8 gr lilin lebah, 50 ml larutan etil eter 69,12 67,71 64,00 66,9±
8 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter 63,37 64,83 68,80 65,6±
10 gr lilin lebah, 50 ml larutan etil eter 77,17 76,22 76,92 76,7±
10 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter 83,23 76,28 64,43 74,6±
Hasil pengujian bobot gambar 4.4 menunjukkan bahwa bobot buah jambu biji hari ke-6
sesudah diberi lapisan lilin lebah untuk setiap perlakuan memiliki bobot yang berbeda-beda.
Bobot buah jambu biji tertinggi terdapat pada perlakuan 5 yaitu perlakuan 10 gr lilin lebah, 100
ml larutan etil eter ulangan 1 dengan nilai 83,23 sedangkan bobot buah jambu biji terendah
terdapat pada perlakuan 3 yaitu perlakuan 8 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter ulangan 1
dengan nilai 63,37.
Gambar 4. 4 Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-6 Sesudah Diberi Lapisan Lilin Lebah
0
20
40
60
80
100
Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3 Perlakuan 4 Perlakuan 5
Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-6 Sesudah Dilapisi Lilin
Lebah
Jambu 1 Jambu 2 Jambu 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
e. Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-8 Sesudah Diberi Lapisan Lilin Lebah
Tabel 4. 5 Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-8 Sesudah Diberi Lapisan Lilin Lebah
Perlakuan Bobot buah jambu biji Rata-rata
1 2 3
Kontrol 72,11 65,36 69,89 69,1±
8 gr lilin lebah, 50 ml larutan etil eter 67,61 64,99 62,49 65,0±
8 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter 62,24 63,82 67,32 64,4±
10 gr lilin lebah, 50 ml larutan etil eter 74,23 75,53 75,14 74,9±
10 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter 81,07 74,46 63,32 72,9±
Hasil pengujian bobot gambar 4.5 menunjukkan bahwa bobot buah jambu biji hari ke-8
sesudah diberi lapisan lilin lebah untuk setiap perlakuan memiliki bobot yang berbeda-beda.
Bobot buah jambu biji hari ke-6 sesudah diberi lapisan lilin lebah untuk setiap perlakuan
memiliki bobot yang berbeda-beda. Bobot buah jambu biji tertinggi terdapat pada perlakuan 5
yaitu perlakuan 10 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eterulangan 1 dengan nilai 81,07 sedangkan
bobot buah jambu biji terendah terdapat pada perlakuan 3 yaitu perlakuan 8 gr lilin lebah, 100 ml
larutan etil eter ulangan 1 dengan nilai 62,24.
Gambar 4. 5 Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-8 Sesudah Diberi Lapisan Lilin Lebah
0
20
40
60
80
100
Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3 Perlakuan 4 Perlakuan 5
Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-8 Sesudah Dilapisi Lilin
Lebah
Jambu 1 Jambu 2 Jambu 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Hasil pengujian bobot untuk semua perlakuan menunjukkan bahwa pengaruh pelilinan pada
penyimpanan hari ke-3, 6, dan 8 terus mengalami penurunan baik pada perlakuan pelilinan
maupun tanpa perlakuan (kontrol). Nilai bobot tertinggi pada awal buah jambu biji sebelum
diberi lapisan lilin yaitu pada perlakuan 10 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter dengan nilai
89,32 dan nilai bobot terendah yaitu pada perlakuan 8 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter
dengan nilai 66,90. Bobot buah jambu biji hari ke-0 sesudah diberi lapisan lilin memiliki bobot
tertinggi yaitu pada perlakuan 10 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter dengan nilai 89,36 dan
bobot terendah pada perlakuan 8 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter dengan nilai 67,17. Bobot
buah jambu biji hari ke-3 sesudah diberi lapisan lilin memiliki bobot tertinggi yaitu pada
perlakuan 10 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter dengan nilai 86,64 dan bobot terendah pada
perlakuan 8 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter dengan nilai 65,53. Bobot tertinggi pada hari
ke-6 sesudah diberi lapisan lilin yaitu pada perlakuan 10 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter
dengan nilai 83,23 dan bobot terendah pada perlakuan 8 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter
dengan nilai 63,37. Sedangkan untuk nilai bobot tertinggi pada hari ke-8 sesudah diberi lapisan
lilin yaitu pada perlakuan 10 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter dengan nilai 81,07 dan bobot
terendah pada perlakuan 8 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter dengan nilai 62,24. Faktor utama
yang menyebabkan peningkatan bobot buah jambu biji adalah penguapan air yang terjadi secara
terus menerus selama penyimpanan yang disebut transpirasi. Ketika proses transpirasi
berlangsung, tidak hanya air yang mengalami penguapan, akan tetapi senyawa-senyawa lain juga
seperti CO2 dan senyawa yang bersifat larut dalam air akan ikut menguap pada proses transpirasi.
Pemberian lapisan lilin pada buah jambu biji dapat menurunkan laju susut bobot buah jambu
biji dengan menghambat proses transpirasi, karena lapisan lilin menutup pori-pori permukaan
kulit buah..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Bobot buah jambu biji dari hari ke-0, 3, 6, dan 8 sesudah diberi lapisan lilin memiliki
penurunan nilai bobot baik yang diberi perlakuan maupun kontrol. Pada hari ke-8 buah jambu
biji 1 dan 3 pada perlakuan kontrol telah rusak sedangkan buah jambu biji 2 juga sudah rusak
akan tetapi masih ada bagian yang masih baik dan bisa untuk dimakan. Kerusakan buah jambu
biji tersebut disebabkan tidak adanya lapisan lilin yang diberikan. Kerusakan buah jambu biji
pada perlakuan kontrol semakin terlihat pada penyimpanan hari ke-8yang menunjukkan bahwa
sekitar 80% telah ditumbuhi oleh kapang (warna putih), munculnya bercak hitam pada
permukaan kulit buah jambu biji, baunya busuk dan teksturnya sangat lunak.Kader (2005)
menyebutkan bahwa ketebalan lapisan dari bahan pelapis adalah faktor kritis yang berpengaruh
terhadap respirasi dan kerusakan buah. Pelapisan harus dapat menciptakan pertukaran gas di
mana terjadi penurunan konsentrasi O2 dan peningkatan CO2 di dalam buah yang dapat
menyebabkan penurunan laju respirasi. Namun, bila pelapisan cukup tebal dapat mengakibatkan
kondisi terjadinya respirasi anaerobik sebagai akibat ketidak cukupan konsentrasi O2 untuk
melaksanakan respirasi normal atau aerobik. Kondisi anaerobik dapat menyebabkan kerusakan
fisiologis yang menurunkan integritas jaringan sehingga tingkat kekerasan buah menurun.
Lamanya masa simpan juga berpengaruh terhadap jumlah kerusakan. Semakin lama waktu
penyimpanan, maka semakin tinggi tingkat kerusakan mekanis yang terjadi.
Keberhasilan penyimpanan buah jambu biji tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor luar
sebagai penghambat tetapi juga karena faktor di dalam buah jambu biji tersebut (proses respirasi,
transpirsi, dan lain-lain). Jika proses metabolisme di dalam buah jambu biji menurun maka umur
simpan buah dapat diperpanjang. Nilai tekstur yang semakin lunak (menurun) juga dapat
menyebabkan menurunnya tingkat kesukaan terhadap buah tersebut, karena selama masa
penyimpanan buah jambu biji akan terus mengalami kehilangan air, sehingga akan terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
perubahan fisik yang nyata. Pada kenyataannya proses kehilangan air berlangsung lebih cepat
dan relatif besar, hal tersebut dikarenakan perbedaan kelembaban antara ruangan dan bahan yang
disimpan.
Pemberian lapisan lilin pada buah jambu biji dapat menurunkan laju susut bobot buah jambu
biji dengan menghambat proses transpirasi, karena lapisan lilin menutup pori-pori permukaan
kulit buah. Pelapisan lilin yang terlalu tebal dapat mengakibatkan jaringan buah kekurangan
oksigen sehingga terjadi proses fermentasi yang menghasilkan pelunakan jaringan kulit buah.
Selain itu pelapisan lilin yang terlalu tebal juga menghambat transpirasi yang mengakibatkan
jaringan kulit buah menjadi lembab sehingga buah lebih mudah terserang patogen dan
membusuk. Pelilinan efektif digunakan untuk menekan kehilangan air dari buah, mencegah
pengerutan, dan mempertahankan kualitas buah jambu biji.Dalam percobaan ini konsentrasi 8 gr
lapisan lilin lebah, 50 ml larutan etil eterlebih baik warna kulit buah jambu biji dibandingkan
dengan perlakuan lainnya.
2. Susut Bobot Buah Jambu Biji
Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan adanya
penurunan mutu dan kualitas buah jambu biji. Susut bobot terjadi karena selama proses
penyimpanan menuju pemasakan terjadi perubahan fisikokimia berupa penyerapan dan
pelepasan air ke lingkungan. Selama proses penyimpanan buah jambu biji cenderung
mengalami penyusutan. Kehilangan air ini juga berpengaruh langsung terhadap
kerusakan tekstur, kandungan gizi, kelayuan, dan pengerutan (Widodo, 2012).
Susut berat selama penyimpanan terjadi dikarenakan adanya proses respirasi dan
transpirasi yang terjadi setelah buah dipanen dan disimpan. Menurut Muchtadi (1992),
kehilangan berat buah selama proses penyimpanan disebabkan terutama oleh kehilangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
air melalui proses transpirasi dan mengakibatkan kulit buah menjadi layu dan keriput,
sedangkan menurut Budaraga (1997), bahwa susut berat terjadi karena penguapan air dari
buah yang disebabkan oleh RH lingkungan yang rendah atau fluktuasi selama
penyimpanan.
Perubahan susut bobot yang terjadi selama penyimpanan dilaporkan sebagai
berikut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk semua perlakuanbuah jambu biji
terus mengalami penyusutan dimulai dari hari ke-0 sampai hari ke-8 selama masa
penyimpanan.
a. Susut Bobot Buah Jambu Biji Hari ke-0 sampai Hari ke-3
Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa susut bobot buah jambu biji dari hari ke-0
sampai hari ke-3 memiliki nilai susut bobot yang berbeda-beda. Susut bobot buah jambu
biji yang lebih tinggi terdapat pada perlakuan 5 yaitu perlakuan10 gr lilin lebah, 100 ml
larutan etil eter ulangan 2 dengan nilai penyusutan sebesar 3,94 dan susut bobot buah
jambu biji terendah terdapat pada perlakuan 3 yaitu perlakuan 8 gr lilin lebah, 100 ml
larutan etil eter ulangan 2 dengan nilai 1,25.
Tabel 4. 6 Susut Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-0 sampai Hari ke-3
Perlakuan Susut Bobot buah
jambu biji
Rata-
rata
1 2 3
Kontrol 2,59 2,85 1,98 2,4±
8 gr lilin lebah, 50 ml larutan etil eter 2,49 3,89 2,7 3,0±
8 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter 1,64 1,25 1,94 1,6±
10 gr lilin lebah, 50 ml larutan etil eter 2,72 3,32 2,93 2,9±
10 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter 2,73 3,94 1,87 2,8±
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Gambar 4.6 Susut Bobot Buah Jambu Biji Dari Hari Ke-0 sampai Hari ke-3
b. Susut Bobot Buah Jambu Biji Hari ke-3 sampai Hari ke-6
Hasil penelitan yang telah dilakukan dinyatakan bahwa susut bobot buah jambu
biji dari hari ke-3 sampai hari ke-6 memiliki nilai susut bobot yang berbeda-beda. Susut
bobot buah jambu biji yang lebih tinggi terdapat pada perlakuan 2 yaitu perlakuan8 gr
lilin lebah, 50 ml larutan etil eter ulangan 2 dengan nilai penyusutan sebesar 4,37 dan
susut bobot buah jambu biji terendah terdapat pada perlakuan 3 yaitu perlakuan 8 gr lilin
lebah, 100 ml larutan etil eter ulangan 2 dengan nilai 1,75. Hasil pengamatan terhadap
susut bobot buah jambu biji pada hari ke-3sampai hari ke-6 selama masa penyimpanan
ditunjukkan pada Tabel 4.7.
0
1
2
3
4
5
1 2 3 4 5
Susut Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-0 sampai Hari ke-
3
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 4. 7 SusutBobot Buah Jambu Biji Hari Ke-3 sampai Hari ke-6
Perlakuan Susut Bobot buah
jambu biji
Rata-rata
1 2 3
Kontrol 3,32 4,05 2,79 3,3±
8 gr lilin lebah, 50 ml larutan etil eter 2,91 4,37 2,55 3,2±
8 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter 2,16 1,75 2,95 2,2±
10 gr lilin lebah, 50 ml larutan etil eter 3,5 3,93 3,43 3,6±
10 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter 3,41 4,04 2,22 3,2±
Gambar 4.7 Susut Bobot Buah Jambu Biji Dari Hari Ke-3 sampai Hari ke-6
c. Susut Bobot Buah Jambu Biji Hari ke-6 sampai Hari ke-8
Hasil penelitan yang telah dilakukan dinyatakan bahwa susut bobot buah jambu
biji dari hari ke-6 sampai hari ke-8 memiliki nilai susut bobot yang berbeda-beda. Susut
bobot buah jambu biji yang lebih tinggi terdapat pada perlakuan 1 (kontrol) ulangan 2
dengan nilai penyusutan sebesar 11,26 dan susut bobot buah jambu biji terendah terdapat
pada perlakuan 4 yaitu perlakuan 10 gr lilin lebah, 50 ml larutan etil eter ulangan 2
0
2
4
6
1 2 3 4 5
Susut Bobot Buah Jambu Biji Hari ke-3 sampai Hari ke-
6
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dengan nilai 0,69. Hasil pengamatan terhadap susut bobot buah jambu biji pada hari ke-
6sampai hari ke-8selama masa penyimpanan ditunjukkan pada Tabel 4.8.
Tabel 4. 8 Susut Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-6 sampai Hari ke-8
Perlakuan Susut Bobot buah
jambu biji
Rata-rata
1 2 3
Kontrol 1,74 11,26 1,09 4,6±
8 gr lilin lebah, 50 ml larutan etil eter 1,51 2,72 1,51 1,9±
8 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter 1,13 1,01 1,48 1,2±
10 gr lilin lebah, 50 ml larutan etil eter 2,94 0,69 1,78 1,8±
10 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter 2,16 1,82 1,11 1,6±
Gambar 4.8 Susut Bobot Buah Jambu Biji Dari Hari Ke-6 sampai Hari ke-8
Perlakuan bahan pelapis dapat menghambat susut bobot buah selama penyimpanan. Lilin
lebah yang diaplikasikan berfungsi sebagai pengganti lilinalami yang hilang selama pemanenan
atau memperbaiki penutupan pori-pori dapat menghambat proses transpirasi dan respirasi.
Kehilangan susut bobot komoditi hortikultura, bukan saja diakibatkan oleh terjadinya
penguapan air, tetapi juga oleh hilangnya gas CO2 hasil respirasi.Kehilangan air selama
0
5
10
15
1 2 3 4 5
Susut Bobot Buah Jambu Biji Hari ke-6 sampai Hari
ke-8
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
penyimpanan tidak hanya menurunkan berat, tetapi juga menurunkan mutu dan menimbulkan
kerusakan. Perlakuan kontrol memiliki susut bobot yang paling tinggi dibandingkan perlakuan
pelilinan, hal ini disebabkan oleh proses transpirasinya yang lebih cepat, sehingga lebih banyak
air dan senyawa-senyawalarut air yang menguap akibat tidak adanya lapisan lilin yang diberikan.
Salah satu fungsi lapisan lilin adalah menghambat laju transpirasi dan respirasi pada buah.
f. Uji Organolepik
Pengujian organoleptik dilakukan untuk mengetahui tanggapan panelis secara subjektif
tentang kesukaan atau ketidak-sukaan pada komoditi tertentu.
1. Tingkat Kesukaan Warna Kulit Buah
Perubahan warna kulit buah jambu biji dapat dihambat oleh perlakuan bahan
pelapis dan pada suhu penyimpanan. Penyebab perubahan warna adalah degradasi
klorofil (Mattoo, 1993) dan atau sintesis senyawa karoten (Wills, 1989).
Data pengamatan nilai warnasecara organolepik pada kulit buah jambu biji yang
diberi perlakuan pelapisan lilin dan disimpan dalam suhu ruangan memperlihatkan
tingkat kesukaan panelis terhadap warna kulit buah jambu biji selama penyimpanan.
Buah jambu biji perlakuan kontrol pada hari ke-6 telah mengalami perubahan mutu
sensori yaitu telah muncul bercak-barcak hitam pada permukaan buah jambu biji. kondisi
buah jambu biji perlakuan kontrol pada penyimpanan hari ke-6 merupakan indikasi
penurunan mutu sehingga tingkat kesukaan panelis lebih rendah dibandingkan dengan
kulit buah jambu biji pada perlakuan yang lain.
Dari hasil penelitian terhadap warna kulit buah jambu biji diperoleh bahwa buah
jambu biji yang dilapisi lilin 8 gr, 50 ml etil eter (Perlakuan D) memiliki nilai tertinggi
yaitu sebesar 4,44 dan nilai terendah untuk warna kulit buah jambu biji terdapat pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
buah jambu biji yang tidak diberi lapisan lilin (Perlakuan C) dengan nilai sebesar
1,48.Jadi, dalam percobaan ini konsentrasi 8 gr lapisan lilin lebah, 50 ml larutan etil
eterlebih baik warna kulit buah jambu biji dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
2. Tingkat Kesukaan Warna Daging Buah
Data pengamatan nilai warna secara organolepik pada daging buah jambu biji
yang diberi perlakuan pelapisan lilin dan disimpan dalam suhu ruangan memperlihatkan
tingkat kesukaan panelis terhadap warna kulit buah jambu biji selama penyimpanan.
Dari hasil penelitian terhadap organoleptik warna daging buah jambu biji selama
penyimpanan diperoleh bahwa buah jambu biji yang dilapisi lilin 8 gr, 50 ml etil eter
(Perlakuan D) memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar 4,08 dan nilai terendah untuk warna
daging buah jambu biji terdapat pada buah jambu biji yang tidak diberi lapisan lilin
(Perlakuan C) dengan nilai sebesar 2,16.
3. Tingkat Kesukaan Aroma
Dari hasil penelitian terhadap organoleptik aroma buah jambu biji selama
penyimpanan diperoleh bahwa buah jambu biji yang dilapisi lilin 8 gr, 50 ml etil eter
(Perlakuan D) memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar 4,04 dan nilai terendah untuk aroma
buah jambu biji terdapat pada buah jambu biji yang tidak diberi lapisan lilin/kontrol
(Perlakuan C) dengan nilai sebesar 2,44.
Perlakuan pelilinan pada buah jambu biji lebih disukai oleh panelis. Selama
penyimpanan aroma buah jambu biji pada perlakuan pelilinan terus meningkat yang
ditandai dengan nilai kesukaan panelis yang semakin tinggi, sedangkan perlakuan kontrol
megalami penurunan nilai kesukaan selama penyimpanan. Aroma buah jambu biji selama
penyimpanan menunjukkan perbedaan yang signifikan antara perlakuan kontrol dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
perlakuan pelilinan. Perlakuan pelilinan lebih disukai oleh panelis dan memiliki nilai
kesukaan tertinggi dengan perlakuan kontrol. Buah pada umumnya memiliki senyawa-
senyawa fenolik. Senyawa fenolik inilah yang menjadi penentu flavour. Kadar senyawa
fenolik yang rendah pada buah menyebabkan berkurangnya rasa sepat dan masam pada
buah. Mardiana (2008) menyatakan bahwa aroma yang ditimbulakan oleh uah-buahan
berasal dari asam-asam organik yang terdapat didalamnya.
4. Tingkat Kesukaan Rasa
Dari hasil penelitian terhadap organoleptik rasa buah jambu biji selama
penyimpanan diperoleh bahwa buah jambu biji yang dilapisi lilin 8 gr, 50 ml etil eter
(Perlakuan D) memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar 3,72 dan nilai terendah untuk rasa
buah jambu biji terdapat pada buah jambu biji yang tidak diberi lapisan lilin (Perlakuan
C) dengan nilai sebesar 1,92.Pengaruh pelilinan pada buah jambu biji terhadap cita rasa
telah menunjukkan perbedaan dengan kontrol akan tetapi perbedaan antara perlakuan
konsentrasi pelilinan hanya menunjukkan perbedaan yang sedikit.
Hasil analisis cita rasa buah jambu biji menunjukkan bahwa perlakuan kontrol
telah memiliki perbedaan signifikan dengan perlakuan pelilinan, dimana perlakuan
kontrol memiliki nilai kesukaan terendah dibandingkan dengan perlakuan pelilinan.
Perubahan rasa buah jambu biji dari asam ke manis disebabkan adanya perubahan jumlah
asam organikdan bertambahnya gula sederhana. Secara umum, buah yang mentah
mengandung asam organik cukup tinggi sehingga rasa dominan yang didapat adalah
asam dan terkadang disertai rasa sepat pada lidah. Selama pengurangan asam organik
terjadi perombakan pati menjadi glukosa sehingga rasa buah menjadi manis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Secara visual ada keterkaitan antara kesegaran buah jambu biji dengan cita rasa.
Buah jambu biji yang mengalami pembusukan memiliki cita rasa yang tidak disukai,
sedangkan buah jambu biji yang belum mengalami pembusukan memiliki cita rasa yang
disukai.
5. Tingkat Kesukaan Tekstur
Data pengamatan nilai warna secara organolepik pada tekstur buah jambu biji
yang diberi perlakuan pelapisan lilin dan disimpan dalam suhu ruangan memperlihatkan
tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur buah jambu biji selama penyimpanan.
Dari hasil penelitian terhadap organoleptik warna daging buah jambu biji selama
penyimpanan diperoleh bahwa buah jambu biji yang dilapisi lilin 8 gr, 50 ml ethyl eter
(Perlakuan D) memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar 4,08 dan nilai terendah untuk warna
kulit buah jambu biji terdapat pada buah jambu biji yang tidak diberi lapisan lilin
(Perlakuan C) dengan nilai sebesar 2,84.
Tektur yang keras disebabkan karena belum terjadi proses pematangan sehingga
senyawa-senyawa kompleks belum mengalami perombakan menjadi senyawa-senyawa
yang lebih sederhana seperti perombakan protopektin yang bersifat tidak larut dalam air
menjadi pektin yang bersifat larut dalam air. Kandungan protopektin yang tinggi
menyebabkan tekstur menjadi keras. Hal ini menyebabkan bahwa perlakuan kontrol
mengalami degradasi protopektin yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan pelilinan.
Perombakan protopektin menjadi pektin yang bersifat larut dalam air menyebabkan
tekstur buah jambu biji menjadi lunak (Muliansyah, 2004). Perubahan kekerasan buah
selama penyimpanan terutama disebabkan oleh pembongkaran protopektin yang tidak
larut menjadi senyawa pektin yang larut sehingga ketegaran buah berkurang. Melunaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
buah selama penyimpanan juga disebabkan oleh aktivitas enzim poligalakturonase yang
menguraikan dengan komponen utama asam poligalakturonat menjadi asam-asam
galakturonat. Selain perombakan protopektin menjadi pektin yang menyebabkan tekstur
buah jambu biji menjadi lunak, perombakan pati menjadi glukosa juga dapat
menyebabkan tekstur menjadi manis. Tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur buah
jambu biji perlakuan C (kontrol) mengalami penurunan. Hal ini disebabkan tekstur buah
jambu biji perlakuan kontrol telah lunak. Tekstur buah yang semakin lunak menyebabkan
penurunan tingkat kesukaan terhadap buah. Selama penyimpanan buah akan terus
mengalami peningkatan kadar air akibat proses metabolisme sehingga akan terjadi
perubahan fisik yang nyata yaitu teksturnya semakin lunak (Peter, 2007).
Hasil analisis data dengan uji Chi-Square yang menunjukkan bahwa untuk semua
perlakuan tidak memberikan pengaruh terhadap warna kulit buah jambu biji, warna
daging buah jambu biji, aroma, rasa, dan tekstur. Taraf signifikan yang digunakan pada
uji Chi-Square ini adalah 0,9 dengan nilai 78,7. Jika Chitung ≤ 78,7 maka diterima dan
jika Chitung ≥78,7 maka ditolak. Untuk hasil nilai uji Chi-Square terhadap warna kulit,
warna daging, aroma, rasa, dan tekstur secara berturut-turut adalah 34,800, 70,640,
68,560, 50,480, dan 79,280. Berdasarkan nilai hasil uji Chi-Square untuk warna kulit,
warna daging, aroma, dan rasa maka dapat diterima karena nilai Chitung ≤ 78,7
sedangkan untuk nilai hasil uji Chi-Square terhadap tekstur ditolak karena Chitung ≥78,7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
BAB V
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN
Penelitian ini terkait dengan pemberian lapisan lilin lebah dengan pelarut etil eter
terhadap daya simpan dan kualitas buah jambu biji dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh pemberian lapisan lilin lebah dengan pelarut etil eter terhadap daya simpan dan
kualitas buah jambu biji dan untuk mendapatkan konsentrasi lapisan lilin lebah dengan pelarut
etil eter yang baik untuk melapisi buah jambu biji. Jenis penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber bahan
refrensi dalam kegiatan pembelajaran maupun pada kegiatan praktikum disekolah pada tingkat
Sekolah Menengah Pertama pada materi pengawetan makanan kelas IX. Materi dalam penelitian
ini, sesuai dengan acuan kurikulum 2013 yang sudah direvisi pada tahun 2018 , yakni pada KD
4.3 dan 5.3. Adapun dalam KD memaparkan tentang “Memahami pengetahuan dasar yang
berhubungan dengan kerusakan bahan makanan dan penyebab kerusakan pada bahan makanan
dan cara antisipasinya dengan cara pengawetan dan Menyajikan data hasil observasi pengawetan
makanan”. Hal ini sesuai dengan tujuan dan penelitian yang dibuat tentang pengawetan buah
jambu biji dengan cara pemberian lapisan lilin lebah dengan pelarut etil eter terhadap daya
simpan dan kualitas buah jambu biji. Pembelajaran disekolah mampu menghasilkan peserta didik
yang memiliki kemampuan dalam mengawetkan makanan.
Bidang yang dipelajari yaitu tentang produk pengawetan makanan dengan prinsip
pelapisan. Produk pengawetan makanan merupakan suatu cara supaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
produk yang dihassilkan memiliki daya simpan yang lebih lama. Kaitannya dengan prinsip
pelapisan yaitu, pemberian lapisan dapat membuat suatu produk menjadi tahan lama. Pada
penelitian ini dilakukanpemberian lapisan lilin lebah dengan pelarut ethyl eter terhadap daya
simpan dan kualitas buah jambu biji.
Acuan kurikulum yang digunakan adalah pembelajaran terkait penelitian yang digunakan
menggunakan kurikulum 2013. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang digunakan adalah :
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual,dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan,teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar
3.4 Memahami pengetahuan dasar yang berhubungan dengan kerusakan bahan makanan
dan penyebab kerusakan pada bahan makanan dan cara antisipasinya dengan cara
pengawetan
4.4 Menyajikan data hasil observasi pengawetan makanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
C. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
a. Indikator Pencapaian Kompetensi Kognitif
3.4.1 Mampu menjelaskan jenis kerusakan pada bahan makanan dan perbedaan
antar jenis kerusakan tersebut
3.4.2 Mampu menyebutkan cara-cara pencegahan kerusakan bahan makanan
3.4.3 Mampu menjelaskan pengertian pengawetan makanan
3.4.4 Mampu menjelaskan macam-macam pengawetan berdasarkan tingkat
keawetan makanan
b. Indikator Pencapaian Kompetensi Psikomotorik
4.4.1 Menyajikan data hasil observasi pengawetan makanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak terdapat pengaruh pemberian lapisan lilin lebah dengan pelarut etil eter
terhadap daya simpan dan kualitas buah jambu biji.
2. Konsentrasi lapisan lilin lebah dengan pelarut etil eter yang baik untuk melapisi
buah jambu biji adalah 8 gr lilin lebah dan 50 ml larutan etil eter.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap konsentrasi lilin lebah dan pelarut
etil eter yang tepat atau alternatif perlakuan yang lain yang dapat dilakukan
sehingga dapat mempertahankan daya simpan dan kualitas buah jambu biji yang
lebih lama.
2. Perlu dilakukan penellitian lebih lanjut terhadap pengaruh selama penyimpanan
yang menyebabkan tekstur buah jambu biji menjadi lunak dan keras.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
DAFTAR PUSTAKA
Afrianti LH., 2013. Teknologi Pengawetan Pangan. Penerbit Alfabeta. Bandung
Ashari, S. 2010. Edisi Revisi Hortikultura Aspek Budi Daya. Universitas Indonesia Press.
Jakarta. 476 hal.ii
Chotimah, A.Q. 2008. Perlakuan Uap Panas dan Pelilinana untuk Mempertahankan Mutu Buah
Alpukat. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Dhyan CS., Sumarlan SH., Susilo B. 2014. Pengaruh Pelapisan Lilin Lebah dan Suhu
Penyimpanan Terhadap Kualitas Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.). jurnal Bioproses
Komoditas Tropis. Vol.2 No.1.
Fitria, L. 2016. Kajian Pertumbuhan, Produksi dan Kualitas Jambu Biji (Psidium guajava L.).
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kader, A.A. 2013. Postharvest Technology of Horticultural Crops-an Overviewfrom Farm to
Fork. Ethiopian Journal of Applied Sciences and Technology. Aliment 31(1): 1-8.
Kartasapoetra. 1994. Teknologi Penanganan Pasca Panen. Rineka Cipta. Jakarta
Lubis, L.M. 2011. Pelapisan Lilin Lebah untuk Mempertahankan Mutu Buah Selama
Penyimpanan pada Suhu Kamar. Karya Ilmiah. Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan
Machado, F.L.C. 2012. Application of Carnauba-Based Wax Maintains Postharvest Quality of
“Ortanique” Tangor. Cienc Tech. Aliment 32(2): 261-266.
Muchtadi, T.R. dan Sugiyono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Pusat Antar Universitas
Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Pantastico, E.R.B. 2011. Postharvest Physiology, Handling and Utilization of Tropical and
Subtropical Fruits and Vegetables The Avi Publishing Wesport Connecticut. University Of
The Philippines College of Agriculture. Laguna Philippines.
Paull, R.E., O. Duarte. 2012. Tropical Fruits 2nded, Volume II. Hulbert S, editor. London
(GB):MPG Books Ltd.
Pavlath, A.E., W. Orts. 2009. Edible Films and Coatings: Why, What, and How?. In: Huber,K.,
M. Embuscado (eds.) Edible Films andCoatings for Food Applications. Springer, New York.
Parimin, S.P. 2010. Jambu Biji Budi Daya dan Ragam Pemanfaatannya. Sastra Hudaya. Jakarta.
Rismunandar. 1889. Tanaman Jambu Biji. Sinar Baru. Bandung.
Santoso. 1986. Fisiologi dan Teknologi Pasca Panen Tanaman Hortikultura.
Indonesia Australia Eastern Universities Project. Bogor.
Sinay, H. 2008. Kontrol Pemasakan Buah Tomat Menggunakan RNA Antisesne.
UGM Press. Yogyakarta
Widodo, S.E. 2012. Pengaruh Penambahan Indoleacetic Acid (IAA) Pada Pelapis Kitosin
Terhadap Mutu dan Masa Simpan Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.). Jurnal
Agrotropika 17(1): 14-18.
Winarno, F.G dan Aman. 1981. Fisiologi Lepas Panen. Sastra Hudaya. Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Lampiran 1Silabus
SILABUS ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS IX
KURIKULUM 2013
Satuan Pendidikan : SMAK Aeramo Mbay
Mata Pelajaran : Pengawetan Makanan
Kelas/Semester : X/1
KOMPETENSI INTI :
Kompetensi
Inti 1
: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Kompetensi
Inti 2
: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksisecara efektif dengan lingkungansosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Kompetensi
Inti 3
: Memahami pengetahuan(faktual,konseptual,dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan,teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
Kompetensi
Inti 4
: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Kompotensi
Dasar Materi Pokok
Kegiatan
Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
3.4 Memahami
pengetahuan
dasar yang
berhubungan
dengan
kerusakan
bahan
makanan
dan
penyebab
kerusakan
pada bahan
makanan
dan cara
antisipasinya
dengan cara
pengawetan
4.4 Menyajikan
data hasil
observasi
-Jenis kerusakan
bahan makanan
-Pengawetan
makanan
Tahap I
Stimulation
(Pemberian
Stimulus)
Mengamati :
Guru
menyampaikan
materi dengan
menayangkan
video terkait
proses
pengawetan
makanan untuk
menarik
perhatian dan
memfokuskan
pikiran peserta
didik pada
pembelajaran.
Guru meminta
3.4.1 Mampu
menjelaskan
jenis
kerusakan
pada bahan
makanan dan
perbedaan
antar jenis
kerusakan
tersebut
3.4.2 Mampu
menyebutkan
cara-cara
pencegahan
kerusakan
bahan
makanan
3.4.3 Mampu
menjelaskan
pengertian
Tes
tertulis
Instrument
tes berupa
Uraian
2 jp Winarno
F.G.
Pengantar
Teknologi
Pangan.
1984. PT
Gramedia,
Jakarta.
Buku
tentang
Teknologi
Pengolahan
dan
Pengawetan
Makanan
(Effendi,
2011)
Modul
LKS
Internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Kompotensi
Dasar Materi Pokok
Kegiatan
Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
pengawetan
makanan
peserta didik
untuk mengamati
video yang
ditayangkan di
LCD agar siswa
berpikir dan
bertanya.
Tahap II
Problem Statement
(Pernyataan/
Identifikasi
Masalah)
Menanya
Siswa mencoba
menentukan
permasalahan
dan membuat
pertanyaan.
Misalkan :
Misalnya :
pengawetan
makanan
3.4.4 Mampu
menjelaskan
macam-macam
pengawetan
berdasarkan
tingkat
keawetan
makanan
4.4.1 Menyajikan
data hasil observasi
pengawetan makanan
(http://www.
erwinedwar.
com/2018/05
/pengawetan
-makanan-
pengertian-
tujuan.html)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Kompotensi
Dasar Materi Pokok
Kegiatan
Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
Mengapa
makanan harus
dilakukan
pengawetan?
Apa manfaat dari
pengawetan
makanan?
Mengapa jenis
pengawetan
tersebut yang
digunakan?
Mengapa lilin
lebah yang
digunakan
sebagai bahan
pengawetan?
Tahap 3
DataCallection
(Pengumpulan
Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Kompotensi
Dasar Materi Pokok
Kegiatan
Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
Eksperimen/Eksplo
rasi)
Mengkaji
literature untuk
menemukan atau
membaca buku-
buku yang
berkaiatan
dengan materi
pengawetan
makanan dengan
menggunakan
metode pelilinan
(lilin lebah)
Mengkaji
literatur untuk
menemukan atau
membaca buku-
buku yang
berkaitan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Kompotensi
Dasar Materi Pokok
Kegiatan
Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
pengawetan
makanan
Mengumpulkan
informasi tentang
manfaat dari
pengawetan
Tahap 4
Mengasosiasikan
(Pembuktian)
Mempresentasik
an hasil
diskusinya
tentang mengapa
makanan harus
dilakukan
pengawetan?
Mempresentasik
an hasil diskusi
tentang manfaat
dari pengawetan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Kompotensi
Dasar Materi Pokok
Kegiatan
Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
makanan?
Mempresentasik
an mengapa jenis
pengawetan
tersebut yang
digunakan?
Mempresentasik
an mengapa lilin
lebah yang
digunakan
sebagai bahan
pengawetan?
Memberikan
penguatan materi
yang sudah
disampaikan oleh
peserta didik
Salah satu
kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Kompotensi
Dasar Materi Pokok
Kegiatan
Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
mempresentasika
n hasil
diskusinya ke
depan kelas.
Kelompok lain
menanggapi hasil
diskusi yang
dipresentasikan.
Guru
memfasilitasi
jalannya diskusi
Memberikan
penguatan terkait
konsep yang
masih belum
benar dan
menambahkan
konsep yang
kurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Kompotensi
Dasar Materi Pokok
Kegiatan
Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
Tahap 5
Mengkomunikasik
an
Membimbing
peserta didik
untuk
menyimpulkan
materi yang telah
diajarkan
Memberikan
penilaian kepada
siswa
Menyampaikan
pesan- pesan
moral yang ada
kaiatan dengan
materi pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Kompotensi
Dasar Materi Pokok
Kegiatan
Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 2Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMAK Aeramo Mbay
Mata Pelajaran : Pengawetan Makanan
Kelas/Semester : X/1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 pertemuan)
KKM : 75
B. Kompetensi Inti
5. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
6. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
7. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual,dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan,teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
8. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
C. Kompetensi Dasar
3.4 Memahami pengetahuan dasar yang berhubungan dengan kerusakan bahan makanan dan
penyebab kerusakan pada bahan makanan dan cara antisipasinya dengan cara pengawetan
4.4 Menyajikan data hasil observasi pengawetan makanan
D. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
a. Indikator Pencapaian Kompetensi Kognitif
3.4.1 Mampu menjelaskan jenis kerusakan pada bahan makanan dan perbedaan antar
jenis kerusakan tersebut
3.4.2 Mampu menyebutkan cara-cara pencegahan kerusakan bahan makanan
3.4.3 Mampu menjelaskan pengertian pengawetan makanan
3.4.4 Mampu menjelaskan macam-macam pengawetan berdasarkan tingkat keawetan
makanan
b. Indikator Pencapaian Kompetensi Psikomotorik
4.4.1 Menyajikan data hasil observasi pengawetan makanan
4 Tujuan Pembelajaran
3.4.1 Dengan membaca buku biologi tentang pengawetan makanan, peserta didik dapat
menjelaskan jenis kerusakan pada bahan makanan dan perbedaan antar jenis
kerusakan tersebut
3.4.2 Melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat menyebutkan cara-cara
pencegahan kerusakan bahan makanan
3.4.3 Dengan membaca dari berbagai sumber informasi, peserta didik dapat
menjelaskan pengertian dari pengawetan makanan
3.4.4 Melalui diskusi kelompok, peserta didik menjelaskan macam-macam pengawetan
berdasarkan tingkat keawetan makanan
4.4.1 Melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat menyajikan hasil penelusuran
informasi dari berbagai sumber terkait dengan pengawetan makanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
4 Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta
Buah-buahan memerlukan waktu selama proses penyimpanan atau proses pengiriman
sebelum sampai ke tangan konsumen. Pada kenyataannya tidak semua jenis buah
memiliki msa simpan yang lama atau banyak yang mudah busuk, oleh karena hal
tersebut diperlukan langkah-langkah pengawetan agar buah tetap terjaga kesegarannya
sampai waktunya di konsumsi. Ada beberapa cara atau metode pengawetan yang dapat
diterapkan untuk buah segar agar buah dapat lebih awet. Metode pengawetan, secara
proses digolongkan ke dalam 3 golongan yaitu :
Pengawetan secara alami
Pengawetan secara biologis
Pengawetan secara kimia
2. Materi Konsep
Jenis kerusakan bahan makanan
Pengawetan makanan
3. Materi Prinsip
Hubungan antara pengawetan makanan dengan menggunakan lilin lebah
sebagai bahan pelapis dan upaya pencegahan kerusakan makanan
4. Materi Prosedur
Proses pelarutan lilin lebah dengan menggunakan larutan etil eter
Proses pengawetan makanan dengan menggunakan lilin lebah sebagai bahan
pelapis
5 Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model :
Pertemuan 1 : Inkuiri Learning
Pertemuan 2 : Inkuiri Learning
Pertemuan 3 : Inkuiri Learning
3. Metode : Diskusi, Tanya Jawab, dan Penugasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
E. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 45 menit )
A. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
b. Memotivasi
Memberikan salam, menyanyikan
lagu Indonesia Raya dan berdoa
(sebagai implementasi nilai cinta
terhadap tanah air dan religius).
Guru menanyakan kabar peserta
didik dengan mengatakan
bagaimana kabar kalian hari ini?
Guru mengecek kehadiran siswa
sehingga dapat mengenal
karakteristik peserta didik.
Guru memberikan pretest untuk
mengukur pengetahuan awal siswa
Guru menanyakan kepada siswa,
diantara kalian, siapa yang pernah
melihat orang mengawetkan
makanan?
Guru menampilkan gambar tentang
buah jambu biji yang masih belum
dilapisi lilin lebah dan yang sudah
dilapisi lilin lebah
Peserta didik diminta untuk
mengamati gambar tersebut.
Guru meminta siswa/i menyebutkan
perbedaan dari gambar buah jambu
biji yang masih belum dilapisi lilin
10 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
c. Orientasi
lebah dan yang sudah dilapisi lilin
lebah
Guru menyampaikan tujuan dan
langkah-langkah pembelajaran.
B. Kegiatan Inti
1. Stimulus
2. Problem
Statement
(pertanyaan atau
identifikasi
masalah)
3. Data Collection
(Pengumpulan
data)
Guru menampilkan video tentang
proses pengawetan makanan
terkhususnya proses pengawetan
buah
Guru meminta siswa untuk
mengamati video proses pengawetan
buah
Guru meminta siswa untuk
menyampaikan manfaat dari proses
pengawetan buah
Guru meminta peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaiatan dengan
permasalahan tersebut.
(Berpikir kritis dan penyelesaian
masalah)
Pertanyaan peserta didik
Peserta didik dibagi menjadi
70 6
6 70
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
4. Data Processing
(pengolahan data)
5. Verification
(pembuktian)
6. Generalization
(menarik
kesimpulan)
5kelompok
Peserta didik dalam kelompok
berdiskusi untuk menjawab yang
terdapat pada LKPD
Peserta didik mencari referensi
melalui studi literature buku yang
berkaitan dengan proses pengawetan
makanan
Peserta didik berdiskusi dalam
kelompok dan mengolah data dengan
cara membaca buku yang berkaitan
dengan proses pengawetan makanan
Peserta didik berdiskusi dan
memverifikasi data melalui buku
yang berkaitan dengan proses
pengawetan makanan
Mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas
Guru bersama peserta didik
membuat kesimpulan tentang
proses
pengawetan makanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
C. Kegiatan
Penutup
a. Merangkum
b. Evaluasi
c. Refleksi
d. Arahan/Tindak
Lanjut
Guru memandu siswa untuk
menyimpulkan apa yang telah dipelajari
selama pembelajaran hari itu.
Siswa menjawab beberapa pertanyaan
terkait materi yang telah dibahas/ post
test
Siswa diminta mengungkapkan apa
manfaat yang diperoleh setelah
mempelajari materi proses pengawetan
makanan
Guru meminta siswa untuk mempelajari
materi selanjutnya tentang cara
mengawetkan buah
10 Menit
F. Alat, Media dan Sumber Belajar
Media : LKS dan PPT, Buku tentang Pengawetan Makanan
Alat : LCD, spidol, laptop, papan tulis
Bahan : Disesuaikan
Sumber Belajar :
1. Winarno F.G. Pengantar Teknologi Pangan. 1984. PT Gramedia,
Jakarta.
2. Buku tentang Teknologi Pengolahan dan Pengawetan Makanan
(Effendi, 2011)
3. Internet (http://www.erwinedwar.com/2018/05/pengawetan-makanan-
pengertian-tujuan.html)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
G. Penilaian
a. Teknik dan Bentuk Instrument
Penilaian Bentuk Instrument
Afektif Lembaran pengamatan sikap dan
Rubrik
Kognitif Uraian dan soal
b. Contoh Instrument
Lembar Pengamatan Sikap (Afektif)
No Aspek Indikator Skor
3 2 1
1. Jujur Siswa tidak menyontek dalam
mengerjakan ujian/ulangan
Siswa membuat laporan
berdasarkan data atau
informasi apa adanya
Siswa tidak plagiat atau
mengambil/menyalin karya
orang lain tanpa menyebutkan
sumbernya.
2. Disiplin Siswa datang tepat waktu
Siswa patut pada tata tertib
atau aturan bersama/ sekolah
Siswa mengerjakan
/mengumpulkan tugas sesuai
dengan waktu yang telah
ditentukan
3. Tanggung
Jawab
Siswa melaksanakan tugas
individu dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
No Aspek Indikator Skor
3 2 1
Siswa membersihkan dan
membereskan semua peralatan
dan bahan yang sudah
digunakan dengan baik
Siswa mengembalikan alat dan
bahan yang sudah digunakan
dalam keadaan utuh seperti
semula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
RUBRIK PENILAIAN
Kriteria Skoring
Jujur
1. Siswa tidak menyontek dalam
mengerjakan ujian/ulangan
2. Siswa membuat laporan
berdasarkan data atau informasi
apa adanya
3. Siswa tidak plagiat atau
mengambil/menyalin karya
orang lain tanpa menyebutkan
sumbernya.
Skor 3
3 indikator terpenuhi
Skor 2
2 indikator terpenuhi
Skor 1
1 indikator terpenuhi
Disiplin
1. Siswa datang tepat waktu
2. Siswa tata pada tata tertib atau
aturan bersama/ sekolah
3. Siswa mengerjakan
/mengumpulkan tugas sesuai
dengan waktu yang telah
ditentukan
Skor 3
3 indikator terpenuhi
Skor 2
2 indikator terpenuhi
Skor 1
1 indikator terpenuhi
Tanggung Jawab
1. Siswa melaksanakan tugas
individu dengan baik
2. Siswa membersihkan dan
membereskan semua peralatan
dan bahan yang sudah
digunakan dengan baik
3. Siswa mengembalikan alat dan
bahan yang sudah digunakan
Skor 3
3 indikator terpenuhi
Skor 2
2 indikator terpenuhi
Skor 1
1 indikator terpenuhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Kriteria Skoring
dalam keadaan utuh seperti
semula
Penilaian Aktivitas Siswa
No Aspek Indikator Skor
3 2 1
1.
Penjelasan
Guru
Siswa memperhatikan penjelasan
materi yang disampaikan oleh guru
Siswa merespon dengan baik
pertanyaan yang diberikan
Siswa mencatat penjelasan dari guru
2. Diskusi
Kelompok
Siswa mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru
Siswa mencari jawaban dengan
membaca buku atau dari berbagai
sumber lain seperti internet
Siswa bekerja sama dengan teman
sekelompoknya
Siswa mengajukan/menanggapi
pertanyaan/ide dalam kelompok
3. Diskusi
Kelas
Siswa mampu mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas
Siswa mendengarkan presentasi
teman
Siswa menanggapi presentasi teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa
Kriteria Skoring
Penjelasan Guru
1. Siswa memperhatikan
penjelasan materi yang
disampaikan oleh guru
2. Siswa merespon dengan baik
pertanyaan yang diberikan
3. Siswa mencatat penjelasan
dari guru
Skor 3
3 indikator terpenuhi
Skor 2
2 indikator terpenuhi
Skor 1
1 indikator terpenuhi
Diskusi kelompok
1. Siswa mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru
2. Siswa mencari jawaban
dengan membaca buku atau
dari berbagai sumber lain
seperti internet
3. Siswa bekerja sama dengan
teman sekelompoknya
4. Siswa
mengajukan/menanggapi
pertanyaan/ide dalam
kelompok
Skor 3
4 indikator terpenuhi
Skor 2
3 indikator terpenuhi
Skor 1
1 dan 2 indikator terpenuhi
Diskusi Kelas
1. Siswa mampu mempresentasi
hasil diskusi di depan kelas
2. Siswa mendegarkan presentasi
teman
3. Siswa menanggapi presentasi
Skor 3
3 indikator terpenuhi
Skor 2
2 indikator terpenuhi
Skor 1
1 indikator terpenuhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Kriteria Skoring
teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 3Lembar Keja Peserta Didik
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
PENGAWETAN MAKANAN
No. Absen :
Kelompok :
a. Tujuan
Siswa dapat menjelaskan proses pengawetan makanan
b. Alat dan Bahan
Lembar Kerja Siswa
c. Cara Kerja
1) Carilah dan bacalah satu artikel tentang proses pengawetan makanan!
2) Diskusikan bersama kelompokmu mengenai artikel yang telah dibaca tentang
proses pengawetan makanan!
3) Jawablah semua pertanyaan yang ada dibawah ini dengan benar!
d. Pertanyaan Diskusi
1. Jelaskan 5 jenis kerusakan pada bahan makanan berdasarkan penyebabnya! (Skor 25)
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………..
2. Sebutkan 5 cara pencegahan kerusakan bahan makanan! (Skor 25)
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………..
3. Jelaskan pengertian dari pengawetan makanan! (skor 15)
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……………………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
4. Jelaskan manfaat dari pengawetan makanan! (Skor 10)
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……………………………………….
5. Jelaskan 5 macam pengawetan makanan! (Skor 25)
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……………………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
1. Berdasarkan penyebabnya, Kerusakan bahan makanan di kelompokkan menjadi 5
jenis. Jenis-jenis kerusakan bahan makanantersebut adalah sebagai berikut :
Kerusakan Mikrobiologis
Kerusakan mikrobiologis adalah kerusakan bahan pangan yang di sebabkan oleh
aktivitas mikroba. Mikroba yang dapat merusak bahan pangan antara lain adalah
kapang, khamir dan bakteri. Mikroba-mokroba tersebut mempunyai daya rusak
yang tinggi karena dapat menyebabkan degradasi komponen bahan pangan
sehingga bersifat toksin dan berbahaya untuk kesehatan.
Kerusakan Mekanis
Kerusakan Mekanis adalah kerusakan bahan pangan yang di sebabkan oleh
benturan, terjatuh, tekanan dan lain-lain yang menyebabkan kondisi bahan
pangan tidak seperti seharusnya. Kerusakan mekanis pada bahan pangan dapat
terjadi pada saat panen, transportasi ataupun saat penyimpanan di gudang.
Kerusakan Fisik
Kerusakan fisik adalah kerusakan bahan pangan yang di sebakan oleh perlakuan-
perlakuan fisik yang di alami oleh bahan pangan itu sendiri. Biasanya, kerusakan
fisik terjadi karena penanganan bahan pangan yang kurang baik. Perlakuan fisik
yang dapat menyebabkan kerusakan fisik antara lain adalah pengeringan,
pemanasan dan pendinginan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Kerusakan Kimia
Kerusakan kimia adalah kerusakan bahan pangan yang di sebabkan karena
adanya perubahan unsur-unsur dalam bahan pangan yang tidak diinginkan.
Kerusakan kimia biasanya merupakan hasil dari kerusakan fisik yang dialami
oleh bahan pangan itu sendiri.
Kerusakan Biologis
Kerusakan biologis adalah kerusakan bahan pangan yang disebabkan
oleh aktivitas fisiologis dan serangan hama seperti serangga dan rodentia.
Kerusakan biologis yang paling parah dapat terjadi akibat reaksi
metabolisme bahan pangan itu sendiri yang dapat mengakibatkan
terjadinya proses autolisis. Sedangkan kerusakan oleh hama dan serangga juga
sangat merugikan karena dapat menyebakan kontaminasi mikroba yang
kemudian akan menyebabkan kerusakan mikrobiologis yang pastinya juga akan
membuat bahan pangan terbuang percuma.
2. 5 cara pencegahan kerusakan bahan makanan :
Cara pencegahan kerusakan mikrobiologis adalah diantaranya dengan cara
menggunakan bahan pengawet anti mikroba seperti asam benzoat, asam sorbat,
natrium benzoat, garam nitrit, sulfit dan sebagainya. Selain itu dapat juga
dilakukan dengan cara sterilisasi baik secara komersial maupun secara biologis.
Kerusakan mekanis dapat dicegah atau dikurangi dengan melakukan panen yang
hati-hati, melakukan sortasi, grading, triming, saat pengangkutan menggunakan
cara yang aman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Pencegahan kerusakan fisik dapat dilakukan dengan menguasai betul
pengetahuan tentang pengaruh suhu tinggi dan suhu rendah terhadap komponen
bahan dalam pangan, menguasai pengetahuan fisiologi pasca panen, melakukan
pembungkusan, melakukan pembekuan dengan cepat, saat awal pengeringan
gunakan suhu tidak terlalu tinggi, penambahan zat antioksidan, penambahan zat
kimia pencegah browning.
Cara pencegahan kerusakan kimia dapat dilakukan dengan menguasai betul
pengetahuan tentang pengaruh suhu tinggi dan suhu rendah terhadap komponen
bahan dalam pangan, menguasai pengetahuan fisiologi pasca panen, melakukan
pembungkusan, melakukan pembekuan dengan cepat, saat awal pengeringan
gunakan suhu tidak terlalu tinggi, penambahan zat antioksidan, penambahan zat
kimia pencegah browning.
Cara pencegahan kerusakan biologis antara lain dapat dilakukan dengan cara;
penyimpanan dan penggudangan yang baik dan hihienis, melakukan fumigasi
secara teratur dan berkala, penggunaan zat anti serangga pada pembungkus,
penggunaan bahan-bahan pengawet.
3. Pengawetan makanan adalah upaya untuk menahan laju pertumbuhan mikro organisme
pada makanan
4. Manfaat dari pengawetan makanan yaitu untuk mempertahankan kualitas dan
memeperpanjang umur simpan bahan makanan serta untuk menghambat dan
menghentikan proses fermentasi, pengasaman, atau bentuk kerusakan lainnya dan
memberikan perlindungan bahan makanan dari pembusukan.
5. 5 macam pengawetan makanan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Dimaniskan
Bahan makanan atau makanan yang dimaniskan adalah bahan makanan atau
makanan yang diawetkan dengan larutan gula pada konsentrasi lebih 65%
sehingga menurunkan aktivitas air dan dapat mencegah pertumbuhan
mikroorganisme.Contohnya : pembuatan manisan, selai, sirup, susu, agar-agar,
jelly, acarmanis, sari buah pekat, chutney, dan marmalade.
Dikeringkan
Mikroorganime menyukai tempat yang lembab atau basah mengandung air. Jadi
teknik pengeringan membuat makanan menjadi kering dengan kadar air serendah
mungkin dengan cara dijemur, dioven, dan dipanaskan. Contohnya : roti kering,
ikan teri, sempe, karak, kripik pisang, pisang sale, kismis, dan ebi.
Diasapi
Pengawetan makanan dengan cara diasapi adalah pengawetan akibat gabungan
dari asap dan panas atau dari asap saja pada suhu kurang lebih 60 derajat celcius
sehingga dapat menghmbat pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan makanan
yang berkadar normal. Contohnya : barbeqiu, sosis, dendeng, ikan cakalang, dan
kompyang.
Diasinkan
Pengawetan dengan diasinkan adalah pengawetan bahan makanan dengan
pemberian garam pada konsentrasi 30% dalam air agar dapat mengendalikan
pertumbuhan mikroorganisme.Garam merupakan bahan pengering karena
mengurangi aktivitas air. Contohnya : dendeng,masakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
pindang,rendang,tempoyak durian,lemea,asam campedak,samu,telur asin, dan
sawi asin.
Didinginkan
Pengawetan bahan makanan atau makanan dengan cara didinginkan adalah
pengawetan bahan makanan yang bersifat sementara dengan menggunakan suhu
rendah.Teknik ini adalah teknik yang paling terkenal karena sering digunakan
oleh masyarakat umum di desa dan di kota. Contohnya :daging,sayur-
sayuran,buah-buahan,nuget,sosis,ikan laut, dan telur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
RUBRIK PENILAIAN
1. 5 jenis kerusakan bahan makanan
Setiap jawaban benar untukjenis kerusakan bahan makanan mendapatkan skor 1.
Setiap jawaban benar untuk penjelasan dari jenis kerusakan bahan makanan
mendapatkan skor 1
Total skor 25
Skor 25: apa bila menjawab 5 jenis kerusakan bahan makanan beserta dengan
penjelasannya dengan benar dan tepat
Skor 20 : apa bila menjawab 4 jenis kerusakan bahan makanan beserta dengan
penjelasannya dengan benar dan tepat
Skor 15 : apa bila menjawab 3 jenis kerusakan bahan makanan beserta dengan
penjelasannya dengan benar dan tepat
Skor 10 : apa bila menjawab 2 jenis kerusakan bahan makanan beserta dengan
penjelasannya dengan benar dan tepat
Skor 5 : apa bila menjawab 1 jenis kerusakan bahan makanan beserta dengan
penjelasannya dengan benar dan tepat
Skor 0 : apa bila tidak menjawab atau salah menjawab pertanyaan
2. 5 cara pencegahan kerusakan bahan makanan
Setiap jawaban benar untuk cara pencegahan kerusakan bahan makanan
mendapatkan skor 1.
Setiap jawaban benar untuk penjelasan dari cara pencegahan kerusakan bahan
makanan mendapatkan skor 1
Total skor 25
Skor 25 : apa bila menjawab 5 cara pencegahan kerusakan bahan makanan beserta
dengan penjelasannya dengan benar dan tepat
Skor 20 : apa bila menjawab 4 cara pencegahan kerusakan bahan makanan beserta
dengan penjelasannya dengan benar dan tepat
Skor 15 : apa bila menjawab 3 cara pencegahan kerusakan bahan makanan beserta
dengan penjelasannya dengan benar dan tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Skor 10 : apa bila menjawab 2 cara pencegahan kerusakan bahan makanan beserta
dengan penjelasannya dengan benar dan tepat
Skor 5 : apa bila menjawab 1 cara pencegahan kerusakan bahan makanan beserta
dengan penjelasannya dengan benar dan tepat
Skor 0 : apa bila tidak menjawab atau salah menjawab pertanyaan
3. Pengertian dari pengawetan makanan
Setiap jawaban yang benar mendapatkan skor 15
Total skor 15
Skor 15 : apa bila menjelaskan pengertian pengawetan makanan dengan benar
dan tepat
Skor 0 : apa bila tidak menjawab atau salah menjawab pertanyaan
4. Manfaat dari pengawetan makanan
Setiap jawaban yang benar mendapatkan skor 10
Total skor 10
Skor 10 : apa bila menjelaskan manfaat dari pengawetan makanan dengan benar
dan tepat
Skor 0 : apa bila tidak menjawab atau salah menjawab pertanyaan
5. 5 macam pengawetan makanan
Setiap jawaban benar untukmacam-macam pengawetan makanan mendapatkan skor
1.
Setiap jawaban benar untuk penjelasan dari macam-macam pengawetan makanan
mendapatkan skor 1
Total skor 25
Skor 25 : apa bila menjawab 5 macam pengawetan makanan beserta dengan
penjelasannya dengan benar dan tepat
Skor 20 : apa bila menjawab 4 macam pengawetan makanan beserta dengan
penjelasannya dengan benar dan tepat
Skor 15 : apa bila menjawab 3 macam pengawetan makanan beserta dengan
penjelasannya dengan benar dan tepat
Skor 10 : apa bila menjawab 2 macam pengawetan makanan beserta dengan
penjelasannya dengan benar dan tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Skor 5 : apa bila menjawab 1 macam pengawetan makanan beserta dengan
penjelasannya dengan benar dan tepat
Skor 0 : apa bila tidak menjawab atau salah menjawab pertanyaan
SKOR MINIMAL/SKOR MAKSIMAL X 100 =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
KISI-KISI SOL POST TEST
Satuan Pendidikan : SMAK
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/semester : X/I
Bentuk Soal : Esay
Kompotensi Dasar Materi Pokok Indikator Ranah Kogintif
C1 C2 C3 C4 C5 C6
4.4 Memahami
pengetahuan
dasar yang
berhubungan
dengan
kerusakan bahan
makanan dan
penyebab
kerusakan pada
bahan makanan
dan cara
antisipasinya
dengan cara
pengawetan
-Jenis kerusakan
bahan makanan
-Pengawetan
makanan
4.4.1 Menyebutkan
jenis kerusakan
pada bahan
makanan
berdasarkan
penyebabnya
4.4.2 Menjelaskan
pengertian
pengawetan
makanan
4.4.3 Menjelaskan
manfaat dari
pengawetan
makanan
1
2
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Kompotensi Dasar Materi Pokok Indikator Ranah Kogintif
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Keterangan :
C1: Pengetahuan, C2 : Pemahaman, C3 : Penerapan, C4 : Aanalisis, C5 : Sintesis, C6 :
Evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
No Soal Jawaban Skor
1 Sebut dan jelaskan salah
satu jenis kerusakan pada
bahan makanan
berdasarkan
penyebabnya!
Kerusakan mikrobiologis
Kerusakan mikrobiologis adalah kerusakan
bahan pangan yang di sebabkan oleh aktivitas
mikroba. Mikroba yang dapat merusak bahan
pangan antara lain adalah kapang, khamir dan
bakteri. Mikroba-mokroba tersebut
mempunyai daya rusak yang tinggi karena
dapat menyebabkan degradasi komponen
bahan pangan sehingga bersifat toksin dan
berbahaya untuk kesehatan.
20
2 Jelaskan pengertian
pengawetan makanan!
Pengawetan makanan adalah upaya untuk
menahan laju pertumbuhan mikro organisme
pada makanan
10
3 Jelaskan manfaat dari
pengawetan makanan!
Manfaat dari pengawetan makanan yaitu
untuk mempertahankan kualitas dan
memeperpanjang umur simpan bahan
makanan serta untuk menghambat dan
menghentikan proses fermentasi, pengasaman,
atau bentuk kerusakan lainnya dan
memberikan perlindungan bahan makanan
dari pembusukan.
10
Penilaian
TOTAL SKOR/40 x 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 4Hasil Pengukuran Bobot Buah Jambu Biji
a. Bobot Awal Buah Jambu Biji Hari ke-0 Sebelum Diberi Lapisan Lilin Lebah
Perlakuan Bobot buah jambu biji
1 2 3
Kontrol 79,76 83,52 75,75
8 gr lilin lebah, 50 ml larutan etil eter 74,36 75,95 69,23
8 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter 66,90 67,60 73,49
10 gr lilin lebah, 50 ml larutan etil eter 83,32 83,41 83,21
10 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter 89,32 84,70 68,46
b. Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-0 Sesudah Diberi Lapisan Lilin Lebah
Perlakuan Bobot buah jambu biji
1 2 3
Kontrol 79,76 83,52 75,75
8 gr lilin lebah, 50 ml larutan etil eter 74,52 75,97 69,25
8 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter 67,17 67,83 73,69
10 gr lilin lebah, 50 ml larutan etil eter 83,39 83,47 83,28
10 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter 89,36 84,26 68,52
c. Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-3 Sesudah Diberi Lapisan Lilin Lebah
Perlakuan Bobot buah jambu biji
1 2 3
Kontrol 77,17 80,67 73,77
8 gr lilin lebah, 50 ml larutan etil eter 72,03 72,08 66,55
8 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter 65,53 66,58 71,75
10 gr lilin lebah, 50 ml larutan etil eter 80,67 80,15 80,35
10 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter 86,64 80,32 66,65
d. Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-6 Sesudah Diberi Lapisan Lilin
Perlakuan Bobot buah jambu biji
1 2 3
Kontrol 73,85 76,62 70,98
8 gr lilin lebah, 50 ml larutan etil eter 69,12 67,71 64,00
8 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter 63,37 64,83 68,80
10 gr lilin lebah, 50 ml larutan etil eter 77,17 76,22 76,92
10 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter 83,23 76,28 64,43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
e. Bobot Buah Jambu Biji Hari Ke-8 Sesudah Diberi Lapisan Lilin
Perlakuan Bobot buah jambu biji
1 2 3
Kontrol 72,11 65,36 69,89
8 gr lilin lebah, 50 ml larutan etil eter 67,61 64,99 62,49
8 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter 62,24 63,82 67,32
10 gr lilin lebah, 50 ml larutan etil eter 74,23 75,53 75,14
10 gr lilin lebah, 100 ml larutan etil eter 81,07 74,46 63,32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 5 Format Uji Organoleptik
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
Tanggal :
Waktu :
Amati warna kulit buah, warna daging buah, aroma, rasa, dan tekstur pada buah jambu biji. Anda
diminta untuk melakukan penilaian terhadap warna kulit buah, warna daging buah, aroma, rasa, dan
tekstur pada buah jambu biji tersebut dengan kriteria dan skor berikut ini :
1 = Sangat Tidak Suka
2 = Tidak Suka
3 = Kurang Suka
4 = Suka
5 = Sangat Suka
Perlakuan
Uji Organoleptik
Warna Kulit
Buah
(Skor 1-5)
Warna Daging
Buah
(Skor 1-5)
Aroma
(Skor 1-5)
Rasa
(Skor 1-5)
Tekstur
(Skor 1-5)
A
B
C
D
E
Komentar atau pendapat anda terhadap buah jambu biji yang telah anda cicipi :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 5Hasil Uji Organoleptik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 6Hasil Perhitungan Data Uji Organoleptik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Perlakuan A B C D E
Warna Daging Buah
1 4 4 2 5 4
2 3 3 2 5 4
Perlakuan A B C D E
Warna Kulit Buah
1 3 3 1 4 4
2 4 4 1 5 4
3 3 2 2 5 4
4 3 4 2 4 4
5 4 4 2 4 4
6 4 4 3 5 4
7 3 3 2 4 3
8 3 3 2 5 4
9 4 4 2 5 4
10 2 2 1 3 3
11 3 2 1 4 2
12 2 3 1 4 3
13 3 3 1 4 3
14 3 4 1 5 4
15 2 3 1 4 3
16 3 3 2 4 3
17 3 3 2 4 4
18 4 4 1 4 4
19 3 3 2 4 3
20 4 3 1 5 4
21 3 3 1 5 4
22 4 4 1 5 4
23 5 4 2 5 3
24 4 4 1 5 4
25 4 3 1 5 3
Rata-rata 3,32 3,28 1,48 4,44 3,56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
3 4 3 2 5 5
4 4 4 3 4 4
5 4 4 3 4 4
6 4 4 4 4 4
7 4 4 2 4 3
8 4 3 1 3 4
9 5 2 3 4 4
10 3 1 2 4 4
11 3 3 1 4 2
12 3 3 2 4 3
13 4 3 2 5 4
14 2 4 4 2 4
15 3 4 1 3 4
16 4 3 2 4 3
17 5 4 3 4 3
18 3 3 2 5 3
19 4 3 2 4 3
20 4 4 1 5 4
21 4 3 2 4 3
22 3 4 2 4 3
23 4 5 2 4 4
24 3 4 2 4 3
25 3 4 2 4 4
Rata-rata 3,64 3,44 2,16 4,08 3,6
Perlakuan A B C D E
Aroma 1 4 3 3 4 4
2 5 3 3 4 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
3 4 5 4 3 5
4 4 4 3 4 4
5 4 4 2 4 4
6 4 5 2 4 5
7 3 4 3 4 3
8 4 3 4 5 4
9 3 3 2 3 3
10 1 3 3 4 2
11 4 3 2 4 3
12 4 5 1 3 5
13 4 3 3 4 3
14 3 4 1 4 3
15 2 4 1 4 4
16 4 3 4 4 3
17 4 1 2 5 4
18 4 3 1 5 3
19 3 4 3 3 3
20 5 4 2 5 4
21 3 3 3 4 3
22 4 3 3 4 3
23 5 3 1 5 3
24 4 3 3 4 3
25 4 3 2 4 3
Rata-rata 3,72 3,44 2,44 4,04 3,48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Perlakuan A B C D E
Rasa 1 3 4 1 4 4
2 3 4 2 4 4
3 4 5 4 1 1
4 4 2 2 3 4
5 4 4 4 4 4
6 4 4 3 4 3
7 3 4 2 4 4
8 3 4 1 3 3
9 3 3 1 4 3
10 2 2 1 3 3
11 2 2 1 4 2
12 2 3 1 4 3
13 3 3 2 3 3
14 3 4 2 3 3
15 1 3 1 4 3
16 4 3 3 5 3
17 5 3 1 4 5
18 4 4 1 4 4
19 3 3 2 3 4
20 3 4 2 5 3
21 4 3 3 5 4
22 4 4 3 4 4
23 5 3 2 4 3
24 4 4 2 3 3
25 3 2 1 4 4
Rata-rata 3,32 3,36 1,92 3,72 3,36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Perlakuan A B C D E
Tekstur 1 4 4 3 4 4
2 4 4 4 4 4
3 5 5 5 2 2
4 4 3 2 4 4
5 5 4 4 4 4
6 2 2 1 4 3
7 2 3 2 4 4
8 3 3 1 4 3
9 4 4 4 4 4
10 1 3 4 4 2
11 3 1 2 4 2
12 4 5 1 4 2
13 3 3 2 3 3
14 3 3 2 4 4
15 2 2 1 4 3
16 4 4 3 5 3
17 4 2 4 5 3
18 4 3 3 5 4
19 3 3 2 4 3
20 4 4 4 5 4
21 3 4 4 4 3
22 4 4 3 5 4
23 4 4 3 4 4
24 3 4 3 4 4
25 3 4 4 4 4
Rata-rata 3,4 3,4 2,84 4,08 3,36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 7Hasil Uji Chi-Square
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 8Dokumentasi
No Gambar Keterangan
1
Penimbangan
lilin lebah
sebanyak 8
gram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
2
Penimbangan
lilin lebah
sebanyak 10
gram
3
Proses
pengambilan
dan
pengukuran
larutan ethyl
eter sebanyak
50 ml dan 100
ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
4
Proses
pencucian
buah jambu
biji
5
Bahan dan
alat yang
sudah
disiapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
6
Proses
melarutkan
lilin lebah
dengan
larutan etil
eter
7
Contoh
penimbangan
buah jambu
biji ulangan
pertama
sebelum
diberi lapisan
lilin lebah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
8
Lilin lebah
yang sudah
dilarutkan
dengan
pelarut ethyl
eter
menggunkan
magnetik
stirrer
9
Lilin lebah
yang sudah
larut dituang
kedalam botol
penyemprot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
10
Botol
penyemprot
yang terisi
larutan lilin
lebah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
11
Penyemprotan
buah jambu
biji dengan
larutan lilin
lebah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
12
Contoh
penimbangan
buah jambu
biji ulangan
pertama hari
ke-0 sesudah
diberi lapisan
lilin lebah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
13
Penyimpanan
buah jambu
biji hari ke-0
yang telah di
lapisi lilin
didalam
lemari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
14
Contoh
penimbangan
buah jambu
biji ulangan
pertama hari
ke-3 sesudah
diberi lapisan
lilin lebah
15
Penyimpanan
buah jambu
biji hari ke-3
yang telah di
lapisi lilin di
dalam lemari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
16
Contoh
penimbangan
buah jambu
biji ulangan
pertama hari
ke-6 sesudah
diberi lapisan
lilin lebah
17
Penyimpanan
buah jambu
biji hari ke-6
yang telah di
lapisi lilin
didalam
lemari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
18
Contoh
penimbangan
buah jambu
biji ulangan
pertama hari
ke-8 sesudah
diberi lapisan
lilin lebah
19
Penyimpanan
buah jambu
biji hari ke-8
yang telah di
lapisi lilin
didalam suhu
lemari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
20
Uji
organoleptik
terhadap
warna kulit
buah, warna
daging buah,
aroma, rasa,
dan tekstur
oleh 25
panelis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related