makalah pencemaran udara
Post on 30-Nov-2015
772 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Udara adalah campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi. Udara
bumi yang kering mengandung 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air,
karbondioksia, dan gas-gas lain. Udara akan berubah sesuai dengan ketinggianya.
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau
biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia,
hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak
properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun
kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas,
radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara
mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal,
regional, maupun global.
Perubahan lingkungan udara ini pada umumnya disebabkan karena adanya
kebakaran hutan, akibat gunung berapi, industri, pembuangan sampah, aktifitas
transportasi, serta kegiatan rumah tangga. Pencemaran udara biasanya berakibat
pada gangguan pernafasan kronis. Salah satu unsur pencemar udara yang
berdampak pada kesehatan adalah CO (Karbonmonoksida).
CO merupakan polutan yang dapat mencemari lingkungan sekitar dengan
mudah karena tidak perlu bereaksi dengan zat lain. CO dapat merusak tanaman,
serta pada manusia dapat mengganggu fungsi faal dari organ tubuh seperti paru-
paru, pembuluh darah, serta iritasi pada mata dan kulit. Karbonmonoksida
dihasilkan melalui proses pembakaran tidak sempurna oleh bensin dalam mobil,
pembakaran di perindustrian, pembangkit listrik, pemanas rumah, pembakaran
pertanian, dari asap rokok, dan sebagainya. Gas ini tidak berwarna dan tidak
berbau, tetapi sangat berbahaya.
Berdasarkan data di Indonesia pada tahun 2009 jumlah kendaraan
bermotor mencapai 70 juta lebih, dimana sepeda motor mencapai 74%. Pada
tahun 2008 jumlah kendaraan 65,27 juta, hal ini menunjukkan adanya peningkatan
jumlah kendaraan bermotor sekitar 8,3%. (5) Kenaikan jumlah kendaraan
1
bermotor dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 di Kota Semarang sebesar
2% per tahun, sedangkan kenaikan jumlah jaringan jalan relatif kecil atau hampir
tidak ada.
Bila konsentrasi CO di udara mencapai 2000 ppm dan waktu kontak lebih
dari 24 jam maka akan mempengaruhi kemampuan fiksasi nitrogen oleh bakteri
bebas yang ada pada lingkungan terutama yang terdapat pada akar tanaman.
Dampak CO terhadap manusia secara umum dapat mengakibatkan reaksi antara
CO dengan Haemoglobin darah (Hb), sehingga dapat menghambat fungsi dari Hb
itu sendiri untuk mengikat oksigen.
Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan
pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang
ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah
sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari
pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari
reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog
fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami tertarik untuk melakukan
sebuah penelitian lingkungan dengan judul “Pencememaran Udara” .
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya pencemaran udara?
2. Bagaimana dampak pencemaran udara terhadap lingkungan fisik?
3. Bagaimana dampak pencemaran udara terhadap lapangan sosial?
4. Bagaimana cara penanggulangan pencemaran udara?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah :
1. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya
pencemaran udara.
2
2. Untuk mengetahui bagaimana dampak pencemaran udara terhadap
lingkungan fisik.
3. Untuk mengetahui bagaimana dampak pencemaran udara terhadap
lapangan sosial.
4. Untuk menetahui bagaimana cara penanggulangan pencemaran udara.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
1. Penyusun (Tim Kerja)
a. Kita dapat mengetahui/membedakan udara yang sudah tercemar dan
yang belum tercemar
b. Kita dapat mengetahui perasaan dari masyarakat tentang bagaimana
rasanya tinggal/bermukim di daerah yang tercemar udaranya yang
ternyata menurut meraka sangatlah kurang nyaman
c. Kita mendapatkan referensi pembelajaran baru karena baru kali ini
kita mekukan metode “On The Field” alias langsung Di Lapangan
mencari informasi tentang pencemaran udara
d. Kita mendapatkan tambahan ilmu tentang dunia jurnalistik karena
dalam pelaksanaannya kita melakukan pencarian informasi melalui
warga sekitar dengan cara Tanya jawab
e. Kita dapat memanfaatkan proses pembelajaran ini, untuk bekal nanti
jika akan ada lagi metode pembelajaran seperti ini di waktu yang
akan datang nanti
2. Sekolah
a. Media pembelajaran “On The Field” ini dapat dijadikan media
pembelajaran baru selain media pembelajaran lewat LKS ataupun
BSE
b. Meningkatkan tanggapan positif terhadap SmaN 1 Pangkalan karena
keaktifan siswa bukan hanya terjadi di sekolah saja melainkan terjadi
di luar sekolah juga.
3. Masyarakat
3
a. Masyarakat dapat berkeluh resah pada tim kerja tentang pencemaran
udara yang terjadi di lingkungan sekitarnya
b. Masyarakat dapat mengetahui bahayanya pencemaran karena dalam
pelaksanaannya kita berbagi ilmu tentang pencemaran
c. Masyarakat mendapatkan sedikit informasi tentang bahayanya
pencemaran udara dari tim kerja, masyarakat pun menjadi lebih
siaga dan waspada.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pencemaran
Pengertian polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau
dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam
lngkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh
proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfingsi lagi sesuai
dengan peruntukannya.
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun
disebabkan oleh alam (misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu lingkungan
biasanya membahas pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang
dapat dicegah dan dikendalikan. Karena kegiatan manusia, pencermaran
lingkungan pasti terjadi. Pencemaran lingkungan tersebut tidak dapat dihindari.
Yang dapat dilakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan
pencemaran, dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap
lingkungannya agar tidak mencemari lingkungan.
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan.
Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan
kerugian terhadap makluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar
0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033%
dapat memberikan efek merusak
Suatu zat dapat disebut polutan apabila:
1. Jumlahnya melebihi jumlah normal.
2. Berada pada waktu yang tidak tepat.
3. Berada di tempat yang tidak tepat.
Sifat polutan adalah :
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan
tidak merusak lagi.
5
2. Merusak dalam waktu lama. Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya
rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi
dalam tubuh sampai tingkat yang merusak.
2.2 Pengertian Udara
Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya
tidak tetap. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan dan selalu
berubah dari waktu ke waktu. Komponen yang konsentrasinya paling bervariasi
adalah air yang berupa uap air. Jumlah air yang terdapat di udara bervariasi
tergantung dari cuaca dan suhu. Udara dalam istilah meteorologi disebut juga
atmosfir yang berada di sekeliling bumi yang fungsinya sangat penting bagi
kehidupan di dunia ini. Atmosfir merupakan campuran gas-gas yang tidak
bereaksi satu dengan lainnya. Atmosfir terdiri dari selapis campuran gas-gas,
sehingga sering tidak tertangkap oleh indera manusia kecuali apabila berbentuk
cairan berupa uap air dan padatan berupa awan dan debu.
Giddings (1973) mengemukakan bahwa atmosfir pada keadaan bersih dan
kering akan didominasi oleh 4 gas penyusun atmosfir, yaitu 78,09% N2; 20,95%
O2; 0,93% Ar; dan 0,032% CO2; sedangkan gas-gas lainnya sangat kecil
konsentrasinya. Komposisi udara bersih yaitu semua uap air telah dihilangkan dan
relatif konstan.
Akibat perubahan aktifitas manusia, udara seringkali menurun kualitasnya.
Perubahan kualitas ini dapat berupa perubahan sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat
kimiawi. Perubahan kimiawi, dapat berupa pengurangan maupun penambahan
salah satu komponen kimia yang terkandung dalam udara, yang lazim dikenal
sebagai pencemaran udara. Kualitas udara yang dipergunakan untuk kehidupan
tergantung dari lingkungannya.
Komposisi udara kering yang bersih, dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah
ini:
Komponen Konsentrasi Dalam Volume
6
(Ppm) (%)
Nitrogen (N2) 780.900 78.09
Oksigen (O2) 209.500 20.95
Argon (Ar) 9.300 0.93
Karbon Dioksida (CO2) 320 0.032
Neon (Ne) 18 1.8 x 10-3
Helium (He) 5.2 5.2 x 10-4
Metana 1.5 1.5 x 10-4
Krypton 1.0 1.0 x 10-4
H2 0.5 5.0 x 10-5
H2O 0.2 2.0 x 10-5
CO 0.1 1.0 x 10-5
Xe 0.08 8.0 x 10-6
O3 0.02 2.0 x 10-6
NH3 0.006 6.0 x 10-7
NO2 0.001 1.0 x 10-7
NO 0.0006 6.0 x 10-8
SO2 0.0002 2.0 x 10-8
H2S 0.0002 2.0 x 10-8
Tabel 2.1. Komposisi udara bersih
2.3 Pengertian Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia,
atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan
manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau
merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber
alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi
suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami
udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan
lokal, regional, maupun global.
Hasil-hasil pembakaran dari kendaraan bermotor, pabrik-pabrik dan
pemanasan atau kegiatan masak-memasak di rumah merupakan sumber terbesar
7
dari pada pencemaran udara yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan manusia.
Dari sekian banyak zat-zat yang dilepaskan dengan cara ini ke dalam atmosfer
telah diketahui lebih dari 100 yang merupakan kontaminan. Benda-benda padat
yang termasuk di dalamnya lebih dari 20 diantaranya adalah unsur-unsur logam.
Bagian dari senyawa organik jauh lebih besar lagi dan meliputi banyak sekali
senyawa hidrokarbon alifatik dan juga fenol, asam serta basa-basa dan banyak
senyawa lainnya. Oleh reaksi-reaksi yang terjadi antara kontaminan-kontaminan
tadi di udara, termasuk reaksi fotokimia, maka senyawa-senyawa baru akan
menambah keragaman senyawa-senyawa pencemaran.
Di antara pencemaran-pencemaran udara tadi, senyawa-senyawa yang
berada di dalam suspensi yang terdiri dari butiran-butiran padat atau cair adalah
apa yang disebut aerosol. Aerosol ini dapat terbentuk melalui : peristiwa
kondensasi, massa molekuler bergabung membentuk butiran-butiran yang lebih
besar (contoh : pembentukan awan dari butiran-butiran cair), atau dari proses
dispersi : material-material yang kasar dipecah menjadi butiran-butiran aerosol ini
tidak mengendap melainkan melayang atau terapung-apung di udara dan oleh
karena itu mudah sekali disebarkan angin.
Butiran-butiran alami seperti misalnya kabut, bakteri, spora tumbuh-
tumbuhan dari tepung sari umumnya rendah konsentrasinya di dalam udara; oleh
sebab itu, biasanya tidak menyebabkan pencemaran udara; dari segi kesehatan,
benda-benda itu umumnya tidak membahayakan (kecuali tentu bagi mereka yang
peka atau alergi terhadap benda-benda tadi). Lain halnya dengan butiran-butiran
yang dilepaskan oleh proses-proses buatan, misalnya semen, tepung kuarsa dan
asbes, asap minyak, asap tumbuhan atau rokok dan aerosol-aerosol radio aktif
dapat menimbulkan masalah pencemaran udara yang gawat. Benda-benda itu
dapat menimbulkan kerusakan pada makhluk hidup. Terutama sekali aerosol-
aerosol yang butiran-butirannya sangat halus, dapat masuk paru-paru dan
mengganggu pernafasan.
Aerosol-aerosol mampu menunjukkan gaya permukaan yang hebat. Benda-benda
ini mampu mengumpulkan molekul-molekul gas, yang membantu reaksi kimia
dari aerosol tadi dengan gas-gas sekitarnya. Aerosol-aerosol ini dapat mengubah
8
pengaruh radiasi energi dari matahari. Kemudian oleh karena pengaruhnya
sebagai inti kondensasi, benda-benda itu mampu juga mempengaruhi
pembentukan embun atau kabut.
Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan
pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang
ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah
sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari
pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari
reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog
fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
2.4 Zat-zat Pencemar dan Pencemaran Udara
Adanya gas-gas dan partikulat-partikulat tersebut, baik yang diperoleh
secara alami dari gunung berapi, pelapukan tumbuh-tumbuhan, ledakan gunung
berapi dan kebakaran hutan, maupun yang diperoleh dari kegiatan manusia ini
akan mengganggu siklus yang ada di udara dan dengan sendirinya akan
mengganggu sistem keseimbangan dinamik di udara, sehingga dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran udara. Gas-gas CO, SO2, H2S, partikulat
padat dan partikulat cair yang dapat mencemari udara secara alami ini disebut
bahan pencemar udara alami, sedangkan yang dihasilkan karena kegiatan manusia
disebut bahan pencemar buatan.
Untuk kepentingan kesejahteraan makhluk hidup di alam semesta ini telah
terjadi sistem keseimbangan dinamik melalui berbagai macam siklus yang telah
diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu contoh adalah siklus nitrogen dan
siklus karbon.
9
Gambar 1 Siklus nitrogen
Sumber: “Environmental Science”, third edition, 1984, Jonathan Turk & Amos
Turk
Bahan pencemar yang dihasilkan oleh kegiatan manusia ini konsentrasinya
relatif lebih tinggi dibandingkan dengan yang sudah ada di udara, terjadi secara
alami, sehingga dapat mengganggu sistem kesetimbangan dinamik di udara dan
dengan demikian dapat mengganggu kesejahteraan manusia dan lingkungannya.
Gambar 2 Siklus karbon
10
Sumber: “Environmental Science”, third edition, 1983, hal. 50
Sumber bahan pencemar udara ada lima macam yang merupakan
penyebab utama (sekitar 90%) terjadinya pencemaran udara global di seluruh
dunia yaitu:
1. Gas karbon monoksida, CO
2. Gas-gas nitrogen oksida, NOx
3. Gas hidrokarbon, CH
4. Gas belerang oksida, SOx
5. Partikulat-partikulat (padat dan cair)
Gas karbon monoksida merupakan bahan pencemar yang paling banyak
terdapat di udara, sedangkan bahan pencemar berupa partikulat (padat maupun
cair) merupakan bahan pencemar yang sangat berbahaya (sifat racunnya sekitar
107 kali dari sifat racunnya gas karbon monoksida).
1. Gas karbon monoksida (CO)
Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa, titik didih -192º C, tidak larut dalam air dan beratnya 96,5% dari
berat udara. Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas karbon monoksida antara lain:
a. Pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar atau senyawa senyawa
karbon lainnya: 2 C + O 2 ? 2 CO
b. Reaksi antara gas karbon dioksida dengan karbon dalam proses industri
yang terjadi dalam tanur: CO2 + C ? 2 CO
c. Penguraian gas karbon dioksida pada suhu tinggi: 2 CO2 ? 2 CO + O 2
d. Gas karbon monoksida yang dihasilkan secara alami yang masuk ke
atmosfer lebih sedikit bila dibandingkan dengan yang dihasilkan dari
kegiatan manusia.
2. Gas-gas Nitrogen oksida, NOx
11
Gas-gas Nitrogen oksida yang ada di udara adalah Nitrogen monoksida
NO, dan Nitrogen dioksida NO2 termasuk bahan pencemar udara. Gas Nitrogen
monoksida tidak berwarna, tidak berbau, tetapi gas nitrogen dioksida berwarna
coklat kemerahan dan berbau tajam dan menyebabkan orang menjadi lemas.
Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas NO dan NO2 antara lain:
(1210 – 1765)ºC
N + O2 ? 2 NO
2 NO + O2 ? 2 NO
3. Hidrokarbon CH
Sumber terbesar senyawa hidrokarbon adalah tumbuhtumbuhan. Gas
metana CH4 adalah senyawa hidrokarbon yang banyak dihasilkan dari penguraian
senyawa organik oleh bakteri anaerob yang terjadi dalam air, dalam tanah dan
dalam sedimen yang masuk ke dalam lapisan atmosfer :
2 (CH2O)n ? CO2 + CH4
4. Gas-gas belerang oksida SOx
Gas belerang dioksida SO2 tidak berwarna, dan berbau sangat tajam. Gas
belerang dioksida dihasilkan dari pembakaran senyawasenyawa yang
mengandung unsur belerang. Gas belerang dioksida SO2 terdapat di udara
biasanya bercampur dengan gas belerang trioksida SO3 dan campuran ini diberi
simbol sebagai SOx.
S + O2 ? SO2
2 SO2 + O 2 ? 2 SO3
5. Partikulat
12
Yang dimaksud dengan partikulat adalah berupa butiran-butiran kecil zat
padat dan tetes-tetes air. Partikulat-partikulat ini banyak terdapat dalam lapisan
atmosfer dan merupakan bahan pencemar udara yang sangat berbahaya.
2.5 Ciri-ciri Pencemaran Udara
1. Udara terasa sesak dan pengap
2. Banyaknya kandungan CO2 dan CO dalam udara
3. Naiknya suhu udara
4. Iritasi mata karena debu
2.6 Dampak Pencemaran Udara
1. Dampak kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh
melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh
bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di
saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas
dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem
peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA (infeksi
saluran napas atas), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan
pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan
karsinogenik.
Memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan
dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja
efektif, dan ISNA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan
meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015.
2. Dampak terhadap tanaman
Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi
dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis,
nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman
dapat menghambat proses fotosintesis.
3. Hujan asam
13
pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar
udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan
menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:
a. Mempengaruhi kualitas air permukaan
b. Merusak tanaman
c. Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga
memengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
d. Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan
4. Efek rumah kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon,
dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang
dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan
troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.
Dampak dari pemanasan global adalah:
a. Peningkatan suhu rata-rata bumi
b. Pencairan es di kutub
c. Perubahan iklim regional dan global
d. Perubahan siklus hidup flora dan fauna
5. Kerusakan lapisan ozon
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan
pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari
matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara
alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil
menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari
pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.
2.7 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pencemaran Udara
Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi pencemaran udara di atmosfer
adalah:
1. Kelembaban
Kelembaban udara relatif yang rendah (< 60%) di daerah tercemar SO2,
akan mengurangi efek korosif dari bahan kmia tersebut. Pada kelembaban
14
relatif lebih atau sama dengan 80% di daerah tercemar SO2, akan terjadi
peningkatan efek korosif SO2 tersebut.
2. Suhu
Suhu yang menurun pada permukaan bumi, dapat menyebabkan
peningkatan kelembaban udara relatif, sehingga akan meningkatkan efek
korosif bahan pencemar di daerah yang udaranya tercemar. Pada suhu
yang meningkat, akan meningkat pula kecepatan reaksi suatu bahan kimia.
3. Sinar matahari
Sinar matahari dapat mempengaruhi bahan oksidan terutama O3 di
atmosfer. Keadaan tersebut dapat menyebabkan kerusakan bahan atau alat
bangunan, atau bahan yang terbuat dari karet. Jadi dapat dikatakan bahwa
sinar matahari dapat meningkatkan rangsangan untuk merusak bahan.
4. Pergerakan udara
Pergerakan udara yang cepat dapat meningkatkan abrasi bahan bangunan.
5. Dampak Bahan Pencemar Udara
Baik gas maupun partikel yang berada di atmosfer dapat menyebabkan
kelainan pada tubuh manusia.
Secara umum efek pencemaran udara terhadap individu atau masyarakat
dapat berupa:
a. Sakit, baik yang akut maupun kronis.
b. Penyakit yang tersembunyi yang dapat memperpendek umur, menghambat
pertumbuhan dan perkembangan.
c. Mengganggu fungsi fisiologis dari: paru, saraf, transpor oksigen oleh
hemoglobin, kemampuan sensorik.
d. Kemunduran penampilan, misalnya pada: aktivitas atlet, aktivitas motorik,
aktivitas belajar.
e. Iritasi sensorik.
f. Penimbunan bahan berbahaya dalam tubuh.
g. Rasa tidak nyaman (bau).
15
2.7 Cara Menanggulangi Pencemaran Udara
Pencemaran udara sebenarnya dapat ditanggulangi. Akan tetapi, usaha
untuk menanggulangi pencemaran udara ini harus didukung oleh kesadaran
masyarakat akan pentingnya udara bagi kehidupan. Adapun beberapa usaha yang
dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran udara antara lain sebagai
berikut :
a. Menanam dan merawat tumbuhan di sekitar lingkungan kita. Berapa
pun luas area kosong di rumah atau di tempat kerja kita, tanamilah
dengan tumbuhan. Hal ini berguna untuk menyejukkan dan
mengurangi jumlah polusi udara di sekitar kita. Jika lahan kosong
benar-benar tidak ada, Anda bisa memelihara tanaman dalam pot dan
meletakkannya atau bisa juga menggantungnya di teras atau beranda
rumah.
b. Gunakan kendaraan bermotor Anda, mobil ataupun motor, seefisian
mungkin. Jika Anda memiliki 2 mobil, satu untuk Anda dan satu lagi
milik pasangan Anda, kenapa tidak menggunakan satu saja? Anda bisa
mengantar jemput pasangan sambil berangkat dan pulang kantor
bukan?
c. Gunakan transportasi umum. Jika tidak perlu sekali, simpan kendaraan
pribadi Anda di rumah dan gunakan transportasi umum yang ada. Ini
akan membantu mengurangi jumlah kendaraan yang membuang
polusinya setiap hari ke angkasa.
d. Ikutlah komunitas bersepeda. Alat transportasi yang ramah lingkungan
seperti sepeda akan sangat membantu untuk mengurangi polusi udara
di kota, terlebih dengan bersepeda Anda juga sehat karena aktivitas ini
bagus untuk jantung.
e. Gunakan kendaraan yang ramah lingkungan seperti becak, sepeda,
dokar atau delman. Jika menggunakan mobil atau motor, sebaiknya
selalu lakukan pengecekan supaya mesin kendaraan bagus dan
mengurangi polusi udara dengan memastikan emisi pembuangan di
kendaraan Anda baik.
f. Gunakan bahan bakar yang ramah lingkungan.
16
g. Lakukan gerakan menanam pohon dengan baik di lingkungan pinggir
jalan yang berkoordinasi dengan dinas tata kota atau Anda bisa
melakukan sebuah acara khusus untuk mewujudkan gerakan cinta
kepada lingkungan dan stop polusi udara.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode
Metode (Yunani: Methodos), dalam arti kata yang sesungguhnya adalah
cara atau jalan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka definisi dari metode yaitu
cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang
bersangkutan.
Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode
observasi dan metode deskriptif. Metode observasi merupakan metode yang
dilakukan dengan cara meninjau langsung ke lokasi penelitian.
3.2 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu teknik yang dipergunakan untuk
menghimpun data yang diperlukan sesuai dengan masalah yang diteliti:
1. Penelitian ini bersifat observasi siswa mengamati langsung ke suatu daerah
yang telah di tugaskan sekolah secara berkelompok untuk mengadakan
penelitian tentang adanya pencemaran air, dalam kegiatan penelitian siswa
mewancarai masyarakat setempat untuk mencari tahu langsung adanya
pencemaran air di sekitar lingkungan daerah Tamansari dan Kutamaneuh
Kecamatan Pangkalan Kabupaten Karawang.
2. Studi Literatur dan Dokumentasi
Melalui teknik studi literatur, kami mendapatkan berbagai konsep yang
relevan dengan penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-
buku yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, baik pendapatnya sebagai
dasar teori maupun sebagai pembanding dalam pemecahan masalah ini.
Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mencari data-data yang dapat
menunjang penelitian, bisa diperoleh dari internet, atau dokumentasi-
dokumentasi yang kami peroleh langsung dari lokasi penelitian. Metode ini
dilakukan untuk memperoleh data sekunder seperti keadaan lokasi yaitu
dengan cara mempelajari dokumentasi-dokumentasi dan literatur-literatur lain
yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.
18
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam penelitian
untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan. Sesuai dengan masalah
yang akan diteliti, data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah mengenai
faktor, dampak dan cara penanggulangan pencemaran air di daerah Tamansari
dan Kutamaneuh Kecamatan Pangkalan Kabupaten Karawang.
3.3 Alat Dan Bahan
Alat dan bahan penelitian yang kami gunakan terbialang tidak neko-neko,
sangat sederhana sekali, hanya ada delapan alat dan bahan seerhana yang kami
gunakan dalam melaksanakan penelitian, yaitu sebagai berikut :
1. Kamera
2. Handphone
3. Recorder
4. Buku Catatan
5. Bolpoin
6. Masker
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
1. Tempat Penelitian Pertama
TKP : Kp. Pakapuran Ds. Tamansari Rt 03/Rw 05 Kec. Pangkalan Kab.
Karawang.
Waktu : Tanggal 28 Januari 2013.
2. Tempat Penelitian Kedua
TKP : Kp. Palasari Ds. Kutamaneuh Rt 09/Rw 03 Kec. Tegalwaru Kab.
Karawang
Waktu : Tanggal 25 Februari 2013.
1. Kp. Pakapuran
Kampung pakapuran merupakan salah satu contoh pencemaran
udara, karena adanya pembuatan kapur dan asapnya mengganggu
lingkungan, mengganggu kesehatan manusia dan mengganggu
kendaraan bermotor akibat asap-asap pembakaran tersebut.
4.2 Pembahasan
1. Faktor Penyebab Pencemaran Udara
a. Pabrik kapur Di Pakapuran
Dari hasil penelitian kami di Kp. Pakapuran Ds. Tamansari membuktikan
bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan udara di lingkungan tersebut
bisa terbilang tercemar, dan berikut faktor-faktor penyebab tercemarnya udara di
Kp. Pakapuran tersebut :
1) Banyaknya pabrik kapur di lingkungan sekitar
Banyaknya pabrik kapur di kampung Pakapuran, membuat hampir 90%
lingkungan sekitar kampung Pakapuran tercemar udaranya karena asap yang
banyak keluar dari pabrik kapur tersebut. Karenanya sekarang kampung
Pakapuran sangat pengap dan sangat tidak nyaman udaranya untuk di hirup oleh
masyarakat sekitar maupun masyarakat yang melewati jalan kampung Pakapuran
tersebut.
2) Pembakaran batu kapur menggunakan karet (Ban)
20
Pembakaran batu kapur yang menggunakan bahan dasar karet ini sangat
buruk bagi lingkungan dan juga masyarakat yang berada di lingkungan sekitar
maupun masyarakat yang melewati jalan dari kampung Pakapuran tersebut.
Dampak buruk bagi maasyarakat sekitar adalah udara menjadi berbau sangat tidak
sedap karena karet yang di bakar, menambah wabah penyakit pada masyarakat
sekitar seperti Batuk-batuk, asma, bronchitis, dan lain-lain
b. Pabrik Batu Di Palasari
Berikut faktor-faktor penyebab tercemarnya udara di Kp. Palasari
tersebut :
1) Limbah pabrik berupa polutan
Limbah pabrik yang berupa udara yang tidak sehat/sudah tercampur
dengan zat kimia berbahaya menjadikan pabrik ini sebagai faktor tercemarnya Kp.
Palasari. Karena adanya pabrik tersebut warga Palasari sangat dirugikan baik
dalam kesehatan maupun perekonomian. Dalam hal kesehatan, warga Palasari
terancam terkena banyak penyakit karena limbah pabrik tersebut seperti Bronhitis,
asma, iritasi kulit, TBC dsb. Sementara dalam hal perekonomian limbah pabrik
tersebut mengakibatkan lahan sawah yang ada di sekitar pabrik tersebut tidak
berfungsi/tidak dapat di Tanami lagi yang membuat warga Palasari sangat di
rugikan oleh pabrik tersebut.
2) Debu yang beterbangan karena mesin pabrik
Debu yang beterbangan ini menyebabkan pernapasan bisa terbilang sangat
terganggu ke intensitasannya karena hampir 75% dalam ruang lingkup pabrik
tersebut terkontaminasi oleh debu-debu yang berhamburan di sekitar pabrik
tersebut. Sementara dalam radius 250m dari pabrik tersebut hampir 30% ruang
lingkup tersebut telah terkontaminasi oleh debu-bedu yang sungguh merugikan
dan tak menyehatkan bagi warga sekitar.
3) Banyaknya kendaraan yang lewat
Selain pencemaran oleh pabrik, Kp. Palasari juga tercemar udaranya
karena banyaknya kendaraan yang lewat dengan kondisi jalan yang rusak dan
berdebu. Sekitar 45% mobil truk dan mobil diesel, sekitar 45% motor dan 10%
mobil pribadi keluar masuk Kp. Palasari setiap harinya yang mengakibatkan udara
di kampung Palasari tercemar karena partikel debu yang berterbangan akibat
21
lewatnya kendaraan-kendaraan tersebut yang sedikit demi sedikit menambah bibit
penyakit bagi warga Kp. Palasari.
2. Dampak Terhadap Lingkungan Fisik
a. Dampak Pada Lingkungan Fisik
1) Kp. Pakapuran
Dampak lingkungan fisik yang paling meninjol di Kp. Pakapuran tidak
lain dan tidak bukan adalah banyaknya asap berbau menyengat di lingkungan
sekitar dari hasil pembakaran batu kapur dengan menggunakan bahan dasar
pembakaran karet (Ban). Sehingga setiap sudut pada lingkungan sekitar pun
tertutupi oleh sisa pembakaran kapur yang berwarna hitam menyelimuti
lingkungan di Kp. Pakapuran.
2) Kp. Palasari
Dampak lingkungan fisik yang ada di Kp. Palasari tidak jauh beda dengan
apa yang terjadi di Kp. Pakapuran, hanya bedanya di Kp. Palasari ini asap Yang
dikeluarkan bukan berupa asap kapur melainkan partikel-partikel debu yang
beterbaran karena proses peleburan batu dengan mesin berbobot berat sehingga
lingkungan sekitar pun tertutup oleh debu. Selain di sebabkan karena pabrik Kp.
Palasari juga terkena pencemaran udara karena jalan umum yang rusak dan
berdebu tebal akibatnya bukan hanya lingkungan sekitar pabrik saja yang terkena
imbas berupa lingkungan yang tertutupi oleh debu, akan tetapi lingkungan yang
terbilang jalannya masih jelek pun terkena imbas yang sama yaitu lingkungan
yang terlapisi oleh debu.
3. Dampak Pada Lingkungan Sosial
Pencemaran udara tersebut bisa merugikan masyarakat setempat, misalnya
seperti pada tempat tinggal dan kesehatan, contohnya: Tempat tinggal, bisa
menjadi kotor dan pepohonan pun menjadi kotor sehingga debu tersebut
akan menyebar lewat angin dan membahayakan kesehatan pada manusia
seperti sesak napas/asma, batuk-batuk, gatal-gatal, menimbulkan jerawat
pada kulit sensitif, dan lainnya.
22
4. Cara Penanggulangan Pencemaran Udara Di Lokasi Penelitian
a. Kp. Pakapuran
Melapisi atap genting rumah masyarakat dengan asbes
Cara yang satu ini telah diterapkan oleh hampir seluruh warga masyarakat
Kp. Pakapuran yang digunakan dengan maksud untuk menangkal debu dari pabrik
kapur yang ada di sekitar warga melalui atap rumah mereka.
Jadi dengan cara ini debu yang ada kemungkinan tidak akan bisa masuk ke
dalam rumah warga lewat atap karena sebelum memasang genting mereka
sebelumnya melapisi atap mereka dengan asbes terlebih dahulu baru setelahnya
genting di pasang di atap mereka.
b. Kp. Palasari
1) Menanami banyak tanaman yang menyerap debu
Tanaman berdaun kecil-kecil dan lebat diduga memiliki daya isap CO2
lebih kuat dibanding yang lebar tetapi sedikit. Ada beberapa jenis tanaman yang
ditandainya mampu menyerap gas beracun dengan berbagai kapasitas rendah
hingga sedang. Misalnya, puring, lidah mertua, sri rejeki, monstera, dan pandan
bali.
Tanaman penghalang mampu menyerap debu. Butiran halus kotoran akan
menempel pada daun yang kemudian luruh saat diguyur hujan. ''Perdu juga
peredam suara, lho,'' kata Iin. Ia menggambarkan bentuk gelombang suara yang
melingkar vertikal dan horisontal 'seperti bola' bakal terhambat jalannya oleh daun
perdu yang relatif rapat. Alternatif yang bisa dipilih adalah pohon teh-tehan,
kembang anak nakal (Durant repens), dan tanaman dolar (Ficus pumila).
2) Menggunakan alat filtrasi di dalam rumah setiap warga
Memasang filter dipergunakan dalam ruangan di maksudkan untuk
menangkap polutan dari sumbernya dan polutan dari udara luar ruangan.
Pembersihan udara secara elektronik ini, udara yang mengandung polutan
dilewatkan melalui alat ini sehingga udara dalam ruangan sudah berkurang
polutannya atau disebut bebas polutan.
23
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun
kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas,
radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara
mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal,
regional, maupun global. , serta pada manusia dapat mengganggu fungsi faal dari
organ tubuh seperti paru-paru, pembuluh darah, serta iritasi pada mata dan kulit
proses pembakaran tidak sempurna oleh bensin dalam mobil, pembakaran di
perindustrian, pembangkit listrik, pemanas rumah, pembakaran pertanian, dari
asap rokok, dan sebagainya. Gas ini tidak berwarna dan tidak berbau, tetapi sangat
berbahaya Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun
disebabkan oleh alam (misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu lingkungan
biasanya membahas pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang
dapat dicegah dan dikendalikan. Karena kegiatan manusia, pencermaran
lingkungan pasti terjadi. Pencemaran lingkungan tersebut tidak dapat dihindari,
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan. Syarat-
syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian
terhadap makluk hidup.
5.2 Saran
setelah membaca makalah ini di harapkan para pembaca bisa mengerti dan
sadar akan kesehatan lingkungannya masing-masing dan tidak mencemari
lingkungan.
24
DAFTAR PUSTAKA
id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udarawww.depkes.go.id/downloads/
Udara.PDFputracenter.net/.../pencemaran-udara-dampak-dan-
soldavintugas.blogspot.com/.../pencemaran-udara_6858.dedi-
smk.blogspot.com/.../efek-dampak-pencemaranrepository.binus.ac.id/content/
S0104/S010457879.pptlifestyle.kompasiana.com/.../polusi-udara-outdoor-kim
25
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pencemaran
2.2 Pengertian Udara
2.3 Pengertian Pencemaran Udara
2.4 Zat-zat Pencemar dan Pencemaran Udara
2.5 Ciri-ciri Pencemaran Udara
2.6 Dampak Pencemaran Udara
2.7 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pencemaran Udara
2.8 Cara Menanggulangi Pencemaran Udara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode
3.2 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.3 Alat Dan Bahan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
i
ii
1
1
2
2
3
5
5
6
7
9
13
13
14
15
18
18
18
19
20
20
24
24
24
25
26ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi
keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Pangkalan, Mei 2013
Penyusun
27i
PENELITIAN PENCEMARAN UDARA
Laporan iniDiajukan untuk memenuhi salah satu
Mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup
Disusun oleh
Kelas : XI.IPA’3Ketua : M.Bayu AhmadiAnggota : Sumiyati
Mela Laelatul K Memey Meiliasari Ika siti m Afni Rahma D Ira Sri rahmawati Nurhalimah Esih Sukaesih Namah Fitriani Nunung Pipih Sopiah Dani Robi Hidayat Arif Septiana Aris Nandar Muhamad Hidayatullah
SMA NEGERI 1 PANGKALANKARAWANG
TAHUN 2013
28
LAMPIRAN-LAMPIRAN
29
30
top related