laporan pbk (pembelajaran berwawasan kemasyarakatan) pdgk 4306
Post on 25-Jun-2015
5.876 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PDGK 4306
LAPORANPRAKTIK PEMBINAAN PROGRAM
KEPEMUDAANTENTANG
PELATIHAN BUDIDAYA KAMBING ETAWA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
Yang Dibimbing Oleh Bapak Drs. Sunarto Hapsoyo, M.Pd
OlehNAMA : -NIM : -KELAS : VII / A
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ MALANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI S-1 PGSD
KELOMPOK BELAJAR DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TREN
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 2
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : “PRAKTIK PEMBINAAN PROGRAM KEPEMUDAAN TENTANG
PELATIHAN BUDIDAYA KAMBING ETAWA (PE)”
Disusun Oleh :
Nama : -
NIM : -
Kelas : VII / A
Pokjar : Dinas Pendidikan Kabupaten Trenggalek
UPBJJ-UT : Malang
Laporan ini telah diterima dan disahkan oleh tutor mata kuliah Pembelajaran
Berwawasan Kemasyarakatan pada :
Hari : ………………………………
Tanggal : ………………………………
Sebagai persyaratan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran
Berwawasan Kemasyarakatan Program S1 PGSD Guru Kelas Swadana Pokjar
Dinas Pendidkan Kabupaten Trenggalek UPBJJ-UT Malang Tahun Akademik
2010.1
Telah diperiksa dan disetujui oleh:
Instuktur Mata KuliahPembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
Drs. Sunarto Hapsoyo, M.Pd
NIP.
Mengesahkan,Kepala UPBJJ-UT Malang
Prof. Drs. Gatot Muhsetyo, M.Sc.
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 3
NIP. 130 422 818
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kontur dari pada wilayah Trenggalek yang sebagian besar adalah
daerah pegunungan berhawa sejuk dengan hamparan sawah yang luas
memungkinkan potensi dalam bidang peternakan dapat dikembangkan secara
maksimal. Potensi tersebut sangat mendukung terutama dari sisi ketersediaan
pakan ternak dan tempat pemeliharaan. Tak terkecuali ternak kambing, baik
perbesaran/ penggemukan ataupun pemeliharaan biasa.
Beternak kambing, merupakan salah satu usaha yang cukup
menjanjikan. Pertama, karena beternak kambing tidak memerlukan lahan yang
luas. Kedua, kambing memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan
sehingga mudah dipelihara dan dikembangkan. Ketiga, untuk berkembang biak
kambing tidak memerlukan waktu yang lama. Keempat, bahan pangan kambing
tidak mahal harganya karena dapat memanfaatkan limbah pertanian seperti
bungkil kacang, bungkil kedelai ,dedak,bekatul, gamblong, cacahan tonkol
jagung,dll).
Pangsa pasar kambing pun tergolong cukup baik, karena kambing
disamping sangat dibutuhkan masyarakat sebagai sumber pangan dan gizi juga
peluang ekspornya masih terbuka lebar. Menurut Direktorat Jenderal
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 4
Peternakan, Departemen Pertanian, Indonesia mempunyai peluang untuk
mengekspor kambing 3 juta ekor setiap tahunnya ke Malaysia dan Timur
Tengah1.
Akan tetapi ironis memang, selama ini pengembangan/budidaya
kambing terutama usaha penggemukan kambing etawa di Trenggalek
(khususnya Desa Watuagung) dalam upaya peningkatan produksi belum
dilakukan secara maksimal. Belum ada upaya menggarap potensi peternakan ini
dengan serius. Peternakan kambing etawa masih sebatas usaha sampingan.
Sehingga populasi ternak kambing etawa di Trenggalek belum mampu
memenuhi kebutuhan pasar. Selama ini ternak kambing etawa masih sebatas
usaha sampingan.
Keengganan Warga Desa Watugung melihara Ternak kambing
etawa sebagai salah satu mata pencaharian yang utama dikarenakan kurangnya
sosialisasi dan rendahnya pemahaman mengenai teknologi budidaya peternakan
etawa baik dari segi ketersediaan pakan yang berkualitas maupun teknologi
kandang.
Berdasarkan paparan diatas, sebagai bentuk tanggung jawab moral
atas keilmuan yang kami miliki akhirnya muncullah gagasan untuk mengadakan
”pelatihan kepemudaan tentang penggemukan / perbesaran kambing etawa
dengan sistem baterei kolong bawah” kepada warga Desa Watuagung
Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek. Mudah-mudahan melalui usaha ini
diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan perbaikan ekonomi
masyarakat Desa Watuagung Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek.
1 http://www.iptekda.lipi.go.id/root/bulletin.asp, diakses pada hari Minggu tanggal 2 Mei 2010 pukul 14.48 WIB.
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 5
1.2 Tujuan Umum Pelatihan Penggemukan Kambing Etawa dengan Sistem
Baterai Kolong.
Setelah pelatihan selesai diharapkan para pemuda yang ada di Desa
Salamrejo Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek dapat meningkatkan
potensi yang ada di desa mereka secara memadai atau maksimal dan juga untuk
mengembangkan jiwa kreatif, inovatif, wirausahawan, kepeloporan, dan
kepemimpinan sebagai bekal ketrampilan dalam membangun desa.
1.3 Tujuan Khusus Pelatihan Penggemukan Kambing Etawa dengan Sistem
Baterai Kolong.
Setelah selesai pelatihan diharapkan Warga Belajar dapat:
1. Memberi wawasan teknologi pemeliharaan hewan ternak(kambing
etawa) dengan sistem baterei kolong bawah.
2. Membuat kandang kambing etawa dengan sistem baterai kolong bawah.
3. Memelihara kambing etawa dengan pemberian pakan (nutrisi) yang
tepat.
1.4 Alasan dan Manfaat Pelatihan
Alasan pemilihan lokasi dan jenis Pelatihan Kepemudaan budidaya
kambing etawa dengan teknologi baterai kolon bawah yaitu karena Desa
Salamrejo Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek sebagian besar
penduduknya memelihara kambing hanya sebagai uasaha sampingan serta pola
pemeliharaan masih menggunakan pola-pola tradisional yaitu kambing
dipelihara dikandang biasa/bersetuhan langsung dengan tanah sehingga kambing
rentan akan penyakit dan pertumbuhannya pun relatif lambat.
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 6
Manfaat yang dapat diperoleh berdasarkan tujuan diatas adalah
sebagai berikut :
1.4.1. Bagi penulis
Merupakan suatu kesempatan untuk mengaplikasikan dan
mengembangkan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh di kampus
Universitas Terbuka juga sebagai sarana sosialisasi tentang teknologi
baterai kolong bawah pada pemeliharaan kambing etawa di Desa
Salamrejo Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek.
1.4.2. Bagi masyarakat dan desa tempat pelatihan
Dalam praktik pelatihan budidaya kambing etawa dengan
teknologi baterai kolong ini diharapkan dapat memberikan manfaat
antara lain sebagai berikut :
1. Dapat memberikan informasi / wawasan / pencerahan mengenai cara
pemeliharaan/ budidaya kambing etawa.
2. Dapat memberikan informasi/wawasan/pencerahan mengenai cara
pembuatan kandang kambing etawa dengan teknologi sistem baterai
kolong bawah.
3. Memberikan informasi/wawasan/pencerahan mengenai sisi ekonomi
dari pemeliharaan kambing etawa.
4. Memberikan wawasan tentang cara2 penjualan ternak kambing.
5. Sebagai salah satu usaha yang diharapkan dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat dan perbaikan ekonomi masyarakat Desa
2 Cara dimaksud yaitu kesesuain antara harga pasar dengan permintaan(penjualan sebaiknya dilakukan pada waktu permintaan pasar sedang tinggi).
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 7
Watuagung Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek.
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 8
2.1 Identitas Warga Belajar
No NamaL
/PUsia
TamatanStatus
PerkawinanSosial
Ekonomi
Ortu.
Ket
.SD SMP SMA
Tak
Kawin
kawin
1. Hadi Purnomo L 35 - - √ - √ Tani
2. Santo L 27 - √ - - - Tani
3. Afandi L 26 - - √ - - Pedagang
4. Agus Komarudin L 23 - - √ - - Tani
5. Danang Priyanto L 30 - - √ - - Pedagang
6. Teguh Wicaksono L 28 - √ - - - Tani
7. Angga Eka BD. L 27 - - √ - - Tani
2.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
2.2.1. Tempat Pelaksanaan
Praktik pembinaan program kepemudaan ini bekerjasama
dengan salah satu Warga Belajar yang sudah menerapkan teknologi sistem
baterai kolong bawah dalam pemeliharaan kambing etawa yaitu di rumah
Bapak Ridwan, yang beralamat RT. 04 RW. 01 Desa Watuagung
Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek.
2.2.2. Waktu Pelaksanaan.
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 9
Kegiatan ini dilaksanakan selama lima hari yaitu tanggal 24
Mei 2010 sampai dengan 29 Mei 2010, pada pukul 9.00 WIB sampai
selesai.
2.3. Strategi dan Deskripsi Jalannya Kegiatan
No
.Pertemuan Waktu Tempat Materi Waktu
1. I Senin,24 Mei 2010
Balai Desa Watuagung
1. mengurus perijinan/ pengajuan proposal untuk mengadakan pelatihan kepemudaan pada Kepala Desa Watuagung.
2.Sosialisali dan Konsultasi dengan Kepala Desa dan Perangkat Desa mengenai program pelatihan.
2 jam
2. II Selasa,
25Mei 2010
Rumah Ridwan
1.Perkenalan dengan calon WB
2.Visitasi/sosialisasi program (Penggambaran), tanya jawab dengan WB mengenai meteri praktek yang akan dilaksanakan
3.Penjaringan dan pendataan WB yang menjadi sasaran pelaksanaan program pelatihan yang dibantu oleh Kaur kesra.
2 jam
No
.Pertemuan Waktu Tempat Materi Waktu
3. III Rabu,
26 Mei 2010
Rumah Ridwan
1.Penjelasan secara rinci tentang keunggulan kandang model beterai kolong bawah.
2.Penjelasan dan gambaran tentang pembuatan kandang serta estimasi biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan kandang dan penyediaan bibit
5 jam
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 10
kambing, beserta asumsi keuntungannya.
3.Penjelasan tentang penyediaan pakan ternak yang bermutu(cukup nutrisi)
4.Penjelasan tentang pemasaran kambing(pasca panen)
4. IV Kamis,27 Mei 2010
Rumah Ridwan
1.Melihal langsung kandang milik P. Ridwan dilanjutkan pratik langsung mengenai cara pencampuran pakan/ kombinasi pakan, pemberian pakan pada ternak, cara pembersihan kandang disertai penjelasan mengenai ciri bibit unggul, ciri hewan yang sedang sakit,tidakan prefentif dan cara penyembuhannya.
2.evaluasi hasil.
5 jam
5. - Jumat,28 Mei 2010
- Libur WaisakPraktik ditiadakan
-
6. V Sabtu,29 Mei 2010
Rumah Ridwan
1.Mengulangi praktik pertama (praktik hari kamis).
2.Praktik tata cara membersihan ternak yang baik.
3.evaluasi hasil
4.Perpisahan dengan Warga Belajar
7 jam
2.4. Materi Pelatihan / Kegiatan
Pratik pelatihan kepemudaan cara berternak kambing etawa dengan
teknologi baterai kolong bawah ini ditekankan pada bagaimana cara membuat
kandang, pemberian pakan (nutrisi) yang tepat sesuai umur dan berat hewan,
perawatan ternak yang meliputi cara membersihkan kandang berikut ternaknya,
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 11
pengobatan ternak dari penyakit dan pemberian vaksin pada ternak serta
rancangan perlakuan pasca panen.
Karena keterbatasan waktu dan biaya maka untuk pembuatan
kandang sistem baterai kolong bawah ini hanya dijelaskan secara rinci tentang
tata cara pembuatan, keunggulan sistem baterai kolong bawah, dan asumsi biaya.
Dalam praktik kali ini, kami dibantu langsung oleh Bapak Hadi
Purnomo (pemilik peternakan kambing etawa) dalam hal penyedian tempat
praktik/latihan, tata cara pemberian pakan, perlakuan terhadap hewan ternak, dll.
A. Gambaran Model Kandang Kambing Baterai Kolong Bawah
Kandang Kambing Etawa biasanya di buat sistem kolong bawah
(berpanggung) dengan tujuan air kencing dan kotoran bisa jatuh ke bawah
melalui sela lantai panggung ( tataban ) karena kotoran dan air kencing akan
menganggu kesehatan ternak jikala bersentuhan langsung dengan kaki
kambing.
Lantai bawah panggung biasanya juga merupakan tempat
mengumpulkan kotoran kambing yang bisa di gunakan menjadi pupuk, dan
dibuat kemiringan agar supaya kotoran mudah mengumpul , bahkan ada juga
yang di desain untuk mengumpulkan air kencing kambing yang juga bisa
digunakan sebagai pupuk.
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 12
(Model alas kandang)
B. Asumsi Analisia Biaya Pembutan Kandang, Pengadaan Bibit dan Penjualan.
1. Kangdang.3
Esbes 2 m, 4 lembar Rp. 180.000,00
Usuk Rp. 50.000,00
Reng Rp. 25.000,00
Bambu untuk alas & penutup kandang Rp. 25.000,00
Paku Rp. 10.000,00
Bata untuk dasaran(alas) Rp. 75.000,00
3 Asumsi biaya kandang didasarkan pada 2-4 ekor ternak, biaya upah kerja sengaja tidak dimasukkan karena dianggap warga belajar mampu membuat kandang sendiri
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 13
alas dari bambu
(by:ruky/7B)
Pasir untuk alas Rp. 75,000,00
Semen ½ sak Rp. 20.000,00
Kawat kasa sebagai (penyaring kotoran) Rp. 10.000,00
Rp. 470.000,00
2. Bibit 4 ekor X @ Rp.700.0004 Rp.2.800.000,00
3. Pakan5 Rp. 200.000,00
Total pengeluaran ( kandang+bibit+pakan) Rp.3.470.000,00
4. Asumsi penjualan ternak6 setelah dipelihara 4 bulan adalah:
4 X @ Rp. 1.250.000,00 Rp.5.000.000,00
5. laba bersih 4 bulan = Rp. 5.000.000,00 – 3.470.000,00
= Rp.1.530.000,00
6. Laba per bulan(4 ekor) Rp. 382.500,00
7. Laba per ekor per bulan7 Rp. 95.625,00
C. Pemilihan Bibit
Kambing yang akan digemukkan dan dibudidayakan sebaiknya
didatangkan dari peternakan yang sudah terpantau kesehatannya dan
4 Memilih bibit Pemilihan bibit diperlukan untuk menghasilkan keturunan yang lebih baik. Pemilihan calon bibit dianjurkan di daerah setempat, bebas dari penyakit dengan phenotype baik. (dikutip dari berbagai sumber)5 Pakan bernutrisi(gamblong,ampas tahu,kedelai selip,sentrat,tepung ikan,dll) selama 4 bulan.6 Pasca PanenBila kambing hendak dijual pada saat berat badan tidak bertambah lagi (umur sekitar 1 - 1,5 tahun), dan diusahakan agar permintaan akan kambing cukup tinggi. 7 Pada pemeliharaan tahap kedua laba bisa berkali lipat dikarenakan tidak ada biaya pembuatan kandang
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 14
berkualitas baik. Pemilihan kambing dapat dilakukan dengan menggunakan
kriteria sebagai berikut:
a. Tidak terserang penyakit dan tidak cacat tubuh
b. Berumur antara 1,5-2 tahun
c. Memiliki garis punggung lurus
d. Tumitnya tinggi dan berpenampilan gagah serta lincah.
D. Makanan
Jenis dan cara pemberiannya disesuaikan dengan umur dan kondisi
ternak. Pakan yang diberikan harus cukup protein, karbohidrat, vitamin dan
mineral, mudah dicerna, tidak beracun dan disukai ternak, murah dan mudah
diperoleh. Pada dasarnya ada dua macam makanan, yaitu sebagai berikut:
1. Hijauan (berbagai jenis rumput), kaliandra (banyak tersebar di Salamrejo),
ramban.
2. Makan tambahan (berasal dari kacang-kacangan, tepung ikan, bungkil
kelapa, ampas tahu, gamblong, vitamin dan mineral sintesik).
Cara pemberiannya :
Diberikan 2 kali sehari (pagi dan sore), berat rumput 10% dari
berat badan kambing, berikan juga air minum 1,5 - 2,5 liter per ekor per
hari (jika ada air pengolahan tahu juga sangat baik), dan garam berjodium
secukupnya.
E. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Sebelum ternak dikandangkan, kambing harus dibebaskan dari
parasit internal dengan pemberian obat cacing, dan parasit eksternal
dengan dimandikan. Hendaknya ditekankan juga pada pencegahan
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 15
penyakit melalui sanitasi kandang yang baik, makanan yang cukup bergizi
dan vaksinasi. Penyakit yang sering menyerang kambing adalah8:
cacingan, kudis (scabies), kembung perut (bloat), paru-paru (pneumonia),
orf, dan koksidiosis.
F. Alur Pemasaran Ternak kambing di Kota Trenggalek9
(Diagram alir pemasaran ternak kambing)Rk./7B
8 Tanpa mengurangi substansi dan esensi dari laporan,macam-macam penyakit dan cara mengobatinya tidak dijelaskan secara rinci.9 Dikutip dari berbagai sumber.
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 16
BAB III
TEMUAN DAN HASIL
3.1 Temuan / Hasil Evaluasi Proses
3.1.1. Praktik Hari Pertama
No Nama
Evaluasi proses
JmlKeaktifan Kerja sama
Kebera-
nian
Produkti-
fitas10
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1. Hadi Purnomo 3 3 3 2 112. Santo 1 1 1 2 53. Afandi 2 3 3 2 104. Agus Komarudin 2 2 2 2 85. Danang Priyanto 1 1 1 1 46. Teguh W. 3 3 3 2 117. Angga Eka BD. 1 1 2 1 5
*penilaian berdasarkan pengamatan praktik pertama pada hari kamis tanggal 27 Mei 2010
3.1.2. Pratik Hari Kedua
No Nama
Evaluasi proses
JmlKeaktifan Kerja sama
Kebera-
nian
Produkti-
fitas
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1. Hadi Purnomo 3 3 3 3 12
2. Santo 2 2 2 2 8
3. Afandi 3 3 3 3 12
4. Agus Komarudin 3 2 3 2 10
5. Danang Priyanto 1 2 2 1 6
6. Teguh W. 3 3 3 3 12
7. Angga Eka BD. 2 2 2 2 8
*penilaian berdasarkan pengamatan praktik kedua pada hari Sabtu tanggal 29 Mei 2010
10 Produktifitas Diartikan sebagai hasil dari kemampuan mengolah,mencampur pakan, dan memberikan pakan pada ternak(kesesuain antara komposisi/kualitas,kuantitas,dengan berat badan ternak)
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 17
Indikator penilain evaluasi proses.
Keaktifan ====> Nilai : 1. Pasif dalam mengikuti kegiatan
2. Aktif dengan bimbingan tutor
3. Aktif tanpa bimbingan tutor
Kerjasama ===> Nilai: 1. Sulit bekerjasama
2. Bisa bekerjasama
3. Senang membantu teman
Keberaniaan ===> Nilai: 1. Belum berani praktek
2. Berani praktik dengan bimbingan tutor
3. Berani praktik tanpa bimbingan tutor
Produktifitas ===> Nilai: 1. Apabila 3X pratik belum berhasil
2. Apabila 2X pratik belum berhasil
3. Apabila 1X pratik belum berhasil
Skor nilai: 1. 1212
X 10 = 10 7.612
X 10 = 5
2. 1112
X 10 = 9,2 8.512
X 10 = 4,2
3. 1012
X 10 = 8,3 9.4
12 X 10 = 3,3
4. 9
12 X 10 = 7,5 10.
312
X 10 = 2,5
5.8
12 X 10 = 6,7 11.
212
X 10 = 1,6
6. 712
X 10 = 5,8 12.1
12 X 10 = 0,8
Rentang nilai: 1. 9,2 – 10 = sangat baik
2. 8,3 – 9,1 = baik
3. 7,5 – 8,2 = cukup
4. 6,7 – 7,4 = kurang
5. 0 – 6,5 = sangat kurang
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 18
Skor / Rata-Rata = Praktik I +Praktik II
2
Nilai Akhir = Skor rata−rata
12 X 10
Hasil akhir pengamatan praktik I dan praktik II adalah sebagai berikut:
No.Nama
PraktikI
Praktik II
Jumlah Skor /rata-rata
NilaiAkhir Keterangan
1. Hadi P. 11 12 23 11,5 9,6 Sangat baik
2. Santo 5 8 13 6,5 5,4 Sangat kurang
3. Afandi 10 12 22 11 9,2 Sangat baik
4. Agus K. 8 10 18 9 7,5 Cukup
5. Danang P. 4 6 10 5 4,2 Sangat kurang
6. Teguh W. 11 12 23 11,5 9,6 Sangat baik
7. Angga E B. 5 8 13 6,5 5,4 Sangat kurang
3.2. Temuan Hasil Evaluasi Produk
Berdasarkan pengamatan selama praktik, baik praktik yang
pertama dan yang kedua dapat diperoleh gambaran secara global bahwa setiap
warga belajar mampu:
1. Menyebutkan komposisi(kualitas),jumlah asupan pakan berdasarkan berat
badan ternak kambing etawa dengan benar.
2. Menjelaskan cara membuat kandang yang sehat buat kambing dengan
benar.
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 19
3. Menjelaskan langkah-langkah pemilihan bibit, pengobatan, pemberian
pakan ternak, pembersihan kandang beserta ternaknya dengan benar.
4. Mempraktiktakan cara-cara pencampuran pakan dengan memperhatikan
perbandingan komposisi zat pada pakan, jumlah pemberian pakan sesuai
berat badan hewan, cara membersihkan kandang dan ternaknya dengan
benar.
3.3. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, secara garis besar para peserta
pelatihan(warga Belajar) mempunyai unjuk kerja yang baik, skill mumpuni
serta aktif bertanya tentang hal-hal yang belum mereka pahami baik kepada
P.Ridwan maupun kepada Praktikan ( Ruky Trapsilo). Adapun secara detail
gambaran dari unjuk kerja yang didasarkan pada evaluasi proses11 pada
praktik pertama dan kedua, adalah sebagi berikut:
1. Hadi P.
Memiliki kerjasama yang sangat baik, dapat aktif, memiliki jiwa
kepemimpinan, bisa bekerja sama (team work) dan memiliki keberanian
dengan bimbingan tutorserta unjuk kerja yang baik.
2. Santo
Pasif dalam mengikuti kegiatan, sulit bekerjasama, keberanian sangat
kurang dan produktifitas sangat rendah.
3. Afandi
11 Evaluasi proses merupakan penilaian mengenai: kemampuan warga belajar memahami,mengadaptasi dan mengaplikasikan penjelasan yang diperoleh pada hariRabu, 26 Mei 2010 melalui unjuk kerja pada 27 &29 Mei 2010.
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 20
Memiliki keaktifan, kerjasama, berani mencoba tanpa bimbingan tutor,
namun dari segi hasil / produktifitas agak rendah,memiliki jiwa
wirausahawan yang tinggi.
4. Agus K.
Berani mencoba, cukup aktif dalam selama praktik berlangsung, namun
kurang bisa bekerjasama dengan warga belajar yang lain serta dari segi
produktifitas perlu ditingkatkan.
5. Danang P.
Sangat pasif, kurang bisa bekerjasama atau kolektifitas perlu ditingkatkan,
serta perlu bimbingan tutor untuk pratik.
6. Teguh W.
Rajin, aktif, mampu bekerjasama dengan warga belajar lain, serta memiliki
keberanian dan produktifitas yang tinggi..
7. Angga Eka B.
Cukup berani dalam melakukan kegiatan praktik, mempunyai namun dari
sisi kerjama dan produktifitas masih agak rendah, terbukti pencampuran
pakan ternak kurang sesuai dengan kandungan zat gizi dari masing-masing
bahan.
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan praktik pelatihan kepemudaan tentang penggemukan
Kambing etawa sistem kolong dapat dikatakan bahwa semua warga belajar Desa
Watuagung memiliki unjuk kerja yang baik, tidak canggung dalam membersihkan
kandang, memiliki kekompakan antar warga, cekatan, dan mempunyai jiwa leader
Pemuda merupakan aset berharga bagi pembangunan suatu bangsa yang
keberadaannya perlu mendapat apresiasi dan perhatian lebih dari semua pihak
agar bisa menjadi daya guna bagi pembangunan bangsa dan negara. Untuk itulah
diperlukan suatu konsep, tatanan, dan wadah yang tepat guna menumbuh
kembangkan minat, bakat, motivasi dan juga kreatifitas pemuda.
Salah satu bentuk kegiatan positif untuk menumbuahkan kreatifitas
tersebut adalah berupa pembekalan ketrampilan hidup yaitu pelatihan
kepemudaan yang dalam hal ini pelatihan ketrampilan penggemukan kambing
sistem baterai kolong bawah. Pelatihan ketampilan penggemukan kambing etawa
dengan sistem kolong bawah yang kami selenggarakan di Desa Watuagung
Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek mendapkan apresiasi yang luar biasa
dari warga sekitar. Pelatihan yang kami selenggarakan yang dalam hal ini dibantu
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 22
oleh P. Ridwan dan diikuti oleh tujuh (7) Warga Belajar (WB) yang kesemuanya
masih dalam usia produktif12.
Dalam pelaksanaan praktik/pelatihan ketrampilan penggemukan kambing
etawa melalui sistem baterai kolong bawah yang dilaksanakan selama lima hari
tersebut tidak banyak mengalami kendala yang berarti karena warga belajar yang
sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pelatihan, serta peran serta
Bapak Kepala Desa beserta perangkat Desa Watuagung yang sangat proaktif.
Bahkan dapat dikatakan sukses. Ini terbukti ketika proses penyusunan laporan ini
dibuat, penulis mendengar kabar gembira dari Bapak Alfanriyanto selaku Kepala
Desa Watuagung bahwasannya tujuh (7) warga belajar yang kami bina sudah
membentuk kelompok ternak yang diberi nama “ Kelompok Ternak Ngudi
Mulyo” dan sekarang dalam proses mengajukan proposal bantuan ternak kepada
Kepala Desa. Alhamdulillah.....
4.2 Saran
4.2.1 Untuk Warga Belajar Desa Watuagung
Ditengah kompleksitas permasalahan ekonomi, sulitnya
mencari dan menciptakan lapangan kerja baru dimasa sekarang ini
diharapkan kepada semua warga Desa Tanggaran tidak patah semangat dan
dapat menekuni serta menyukai apa yang sudah dimiliki saat ini berupa
ketrampilan, kemampuan dan keahlian yang nantinya dapat dikembangkan
dan ditularkan pada orang lain dengan hati yang tulus dan iklas guna
membangun desa tercinta kearah yang lebih baik serta ikut mensukseskan
12 Penduduk usia produktif adalah mereka yang berumur 15-35 th (sumber Kementerian Sosial dan Tenaga Kerja)
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 23
gerakan kembali ke desa yang sudah digaungkan pemerintah sejak beberapa
tahun yang lalu.
Kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki hendaknya terus
ditingkatkan dan ditularkan pada orang lain sehingga nantinya bermanfaat
baik bagi dirinya sendiri maupun juga bermanfaat bagi orang lain, bangsa
dan negara pada umumnya.
4.2.2 Untuk Kepala Desa dan Perangkat Desa
Dengan adanya pelatihan singkat tentang penggemukan kembing
etawa dengan sistem kolong bawah ini diharapkan kepada Kepala Desa
Watuagung Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek beserta jajarannya
bisa menjadi pelecut dan inspirasi untuk lebih tanggap akan potensi yang
dimiliki oleh Desa baik potensi Sumber Daya Alam (SDA) ataupun
potensi Sumber Daya Manusia (SDM).
Keberadaan kedua potensi tersebut (SDA dan SDM) apabila
diperhatikan dengan sungguh-sungguh bukan tidak mungkin bisa menjadi
sebuah lapangan kerja baru yang menjanjikan dan nantinya bisa menjadi
kontribusi pendapatan rumah tangga.
Diharapkan pula kepada Kepala Desa sebagai pemegang otoritas
tertinggi di desa beserta perangkatnya mampu menghandle dan
merangsang setiap kegiatan kepemudaan yang diselenggarakan di Desa
Watuagung seperti halnya Kelompok ternak yang didirikan oleh tujuh
warga belajar “Ngudi Mulyo” yang baru berdiri agar muncul kelompok
ternak – kelompok ternak yang lain yang nantinya bisa memperkuat
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 24
prekonomian desa atau bahkan sebagai sarana pengentas pengangguran
dan kemiskinan dan juga merupakan win-win solution ditengah
klompleksitas masalah sosial dan ekonomi berupa angka pengangguran
yang tinggi (pada usia produktif) disertai daya beli yang rendah yang
disebabkan rendahnya pendapatan perkapita.
Gerakan pelatihan ketrampilan kepemudaan penggemukan
kambing hanyalah satu dari banyak kegiatan kepemudaan yang bersifat
positif, oleh karenanya Kepala desa harus bisa mengakomodir setiap
kegiatan, dan setiap kegiatan kepemudaan tersebut tentunya akan lebih
efektif bila menggunakan sebuah wadah/organisasi. Salah satu organisasi
kepemudaan yang ada di Desa Watuagung adalah Karang Taruna.
Keberadaan organisasi yang dalam hal ini sebagai wadah bagi para
pemuda yang ada di Desa Watuagung jangan hanya sebatas Organisatoris,
tetapi juga merupakan organisasi yang mampu menampung aspirasi,
memberi, dan mengapresiasi setiap kegiatan kepemudaan sehingga
nantinya mampu menjadi sebuah organisasi kebanggaan bagi pemuda di
Desa Watuagung.
4.2.3. Tindak Lanjut
Untuk menjamin kontinyuitas dan berkembangnya dari setiap
peternakan kambing etawa warga maka diperlukan dukungan antara lain:
(1) pemasaran; (2) penerapan teknologi pemeliharaan; (3) pemberdayaan
kelembagaan. Dalam hal pemasaran dan penerapan teknologi
pemeliharaan sangat tepat kiranya bila ke depannya diadakan kerjasama
antar peternak yang sudah sukses (tukar pengalaman dan informasi) serta
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 25
bekerjasama dengan Kementerian Peternakan Tingkat Kabupaten untuk
terus meng up date perkembangan teknologi perawatan kambing.
Sedangkan pemberdayaan kelembagaan yaitu memaksimalkan
lembaga kepemudaan yang ada di desa (karang taruna) yang kedepannya
akan sangat bagus bila mendirikan Badan Hukum Prekonomian Desa
berupa Koperasi. Koperasi yang nantinya diharapkan bisa menyediakan
bibit, pakan konsentrat, buku-buku tentang budi daya ternak serta
penyediaan kandang secara kredit bagi warga. Amin....
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 26
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah , 2002, Pendekatan
Konstektual (Contextual Teacing and Learning), Jakarta.
Hatimah Ihat, dkk, 2008, Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan. Jakarta.
Blakely, J. 1998, Gajah Mada Univesity Pess. Pengantar Peternakan
Daerah Tropis.
http://www.kambingetawa.org/, diakses pada tanggal 10 mei 2010 pukul
21.00 WIB.
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 27
top related