laporan lab uji tanah
Post on 12-Dec-2014
266 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Lembar Praktikum Mahasiswa
Kelompok: IIKelas: TPJJ-4A
Pengajar:Ir. Ependi Napitu, M.T.Tgl Praktek: 09-04-2012
Pemeriksaan
KADAR AIR TANAH
PB - 0117 - 76
(ASTM D – 2216 - 71)
1. MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menghitung kadar air tanah.
2. DASAR TEORI
Yang dimaksud kadar air tanah ialah perbandingan antara berat air yang terkandung
dalam tanah dengan berat tanah tersebut dinyatakan dalam persen. Hubungan antara
kadar air dengan jenis tanah lempung dapat dilihat dalam Tabel 5.
Tabel 5. Hubungan kadar air dengan jenih tanah
Jenis Tanah Kadar Air
Pasir Lembab
Lempung Batu
Loss
Loam (Geluh)
Lempung
Tanah Organik
2 – 10
10 – 20
20 – 30
20 – 40
20 – 60
50 – 100
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Lembar Praktikum Mahasiswa
Kelompok: IIKelas: TPJJ-4A
Pengajar:Ir. Ependi Napitu, M.T.Tgl Praktek: 09-04-2012
3. PERALATAN
a. Oven, yang dilengkapi dengan pengukur suhu untuk memanasi sampai (110 ±
5)˚C.
b. Cawan kedap udara dan tidak berkarat, dengan ukuran yang cukup. Cawan
dapat terbuat dari gelas atau logam misalnya alumunium.
c. - Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
- Neraca dengan ketelitian 0,1 gram
- Neraca dengan ketelitian 1 gram
- Desikator
4. BENDA UJI
Jumlah benda uji yang dibutuhkan untuk pemeriksaan kadar air tergantung pada
ukuran butir maksimum dari contoh yang diperiksa ; dengan ketelitian seperti Tabel.1
berikut.
Tabel 6. Kriteria benda uji untuk pemeriksaan kadar air tanah
Ukuran butir
maksimum
Jumlah benda uji
Minimum Ketelitian
¾”
Lewat saringan No.10
Lewat saringan No.40
1000 gram
100 gram
10 gram
1 gram
0,1 gram
0,01 gram
5. CARA MELAKUKAN
a. Benda uji yang mewakili tanah yang diperiksa ditempatkan dalam cawan yang
bersih, kering dan diketahui beratnya.
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Lembar Praktikum Mahasiswa
Kelompok: IIKelas: TPJJ-4A
Pengajar:Ir. Ependi Napitu, M.T.Tgl Praktek: 09-04-2012
b. Cawan dan isinya kemudian ditimbang dan beratnya dicatat.
c. Tutup cawan kemudian dibuka dan cawan ditempatkan di oven atau pengering
lainnya paling sedikit 4 jam (untuk oven) atau sampai berat konstan.
d. Cawan ditutup kemudian dinginkan dalam desikator.
e. Setelah dingin, timbang dan dicatat beratnya.
6. CATATAN
a. Jika tidak terdapat oven pengering, maka pelaksanaan pengeringan dapat di
lakukan dengan cara:
i. Jika benda uji yang akan diperiksa kadar airnya tidak mengandung
bahan organik atau bahan yang mudah dibakar, makan pengeringan
dapat di lakukan di atas kompor atau dibakar langsung setelah disiram
dengan spiritus.
Penimbangan dan pengeringan dilakukan berulang-ulang, sehingga
setelah 3 kali penimbangan terakhir telah tercapai berat yang konstan.
ii. Jika benda uji yang akan diperiksa mengandung bahan yang mudah
terbakar, maka tidak boleh dilakukan pengeringan dengan cara dibakar
dengan spiritus, tapi harus dikeringkan dengan kompor dengan
temperatur tidak lebih dari 60ºC.
b. Untuk masing-masing contoh tanah harus dipakai cawan-cawan yang diberi
tanda dan tidak boleh sampai tertukar.
c. Untuk tiap benda uji harus dipakai minimal 2 cawan, sehingga kadar air dapat
diambil rata-rata.
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Lembar Praktikum Mahasiswa
Kelompok: II Kelas: TPJJ-4A Pengajar:
Ir. Ependi Napitu, M.T.Tgl Praktek: 09-04-2012
d. Agar pengeringan dapat berjalan sempurna, maka susunan benda uji di dalam
oven harus diatur sehingga tidak terganggu, serta saluran udara harus dibuka.
7. HASIL PEMERIKSAN
Jenis Tanah : Lempung
Kedalaman : 30 cm
Lokasi Pengambilan : Belakang Laboraturium Sipil Politeknik Negeri Medan
Warna Tanah : Abu-abu
Dikerjakan : Selasa, 9 April 2013
Tabel 7. Pemeriksaan kadar air tanah asli
Nomor cawan 4 26 41
Berat cawan (W1) (gr) 17,217 17,199 17,734
Berat cawan + tanah basah (W2) (gr) 167,626 143,388 150,418
Berat cawan + tanah kering (W3) (gr) 144,486 126,101 129,902
Berat air (Wa = W2 -W3) (gr) 22,780 17,287 20,516
Berat tanah kering (W3-W1) (gr) 127,575 108,902 112,168
Kadar air tanah ( ) x 100 % (%) 17,856 15,874 18,290
Kadar air rata-rata (%) 17,313
8. KESIMPULAN
a. Berdasarkan Tabel 7. kadar air rata-rata pada sampel tanah asli adalah sebesar
17,313%.
b. Berdasarkan Tabel 5. kadar air sebesar 17,313% adalah jenis tanah lempung
batu dengan kadar air terletak diantara syarat nilainya yaitu 10 – 20%.
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Lembar Praktikum Mahasiswa
Kelompok: IIKelas: TPJJ-4A
Pengajar:Ir. Ependi Napitu, M.T.Tgl Praktek: 09-04-2012
9. SARAN
a. Berilah nomor pada tiap-tiap nomor cawan agar sampel jelas dan tidak tertukar.
b. Hati-hati saat mengisi sampel ke cawan, usahakan isi sampel rata dengan
permukaan cawan agar setelah dikeringkan dalam oven dan ditimbang, tidak
ada sampel yang keluar dari cawan.
c. Sampel yang telah kering tidak boleh ada yang keluar dari cawan karna akan
terjadi pengurangan berat yang mempengaruhi nilai kadar air.
d. Susun benda uji di oven dengan rapi agar proses pengeringan tidak terganggu
dan sampel tidak berjatuhan keluar dari cawan.
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Lembar Praktikum Mahasiswa
Kelompok: IIKelas: TPJJ-4A
Pengajar:Ir. Ependi Napitu, M.T.Tgl Praktek: 09-04-2012
Pemeriksaan
SPECIFIC GRAVITY (GS)
PB – 0108 – 76
(AASTHO T – 100 – 74)
(ASTM D – 854 – 58)
1. MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis tanah yang mempunyai
butiran lewat saringan dengan no.4 dengan piknometer.
2. DASAR TEORI
Berat jenis tanah adalah perbandingan antara butir tanah dan berat air suling dengan isi
yang sama pada suhu tertentu. Tabel.1 akan menunjukkan jenis lempung dengan nilai
berat jenis dan Tabel.2 akan menunjukkan jenis tanah berdasarkan nilai berat jenisnya
seperti berikut.
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Lembar Praktikum Mahasiswa
Kelompok: IIKelas: TPJJ-4A
Pengajar:Ir. Ependi Napitu, M.T.Tgl Praktek: 09-04-2012
Tabel 2. Specific gravity tanah
3. PERALATAN
a. Piknometer dengan kapasitas minimum 100 ml atau botol ukur dengan
kapastitas minimum 50 ml
b. Desikator
c. Oven, yang dilengkapi dengan pengukur suhu untuk memanasi sampai (110 ±
5)˚C.
d. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
e. Termometer ukuran 0˚-50˚C dengan ketelitian pembacaan 1˚C.
f. Saringan no.4, no.10 dan penadahnya
g. Botol berisi air suling
h. Bak perendam
i. Pompa hampa udara (vacum, 1-1½ PK) atau tungku listrik (Kookplaat)
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Lembar Praktikum Mahasiswa
Kelompok: IIKelas: TPJJ-4A
Pengajar:Ir. Ependi Napitu, M.T.Tgl Praktek: 09-04-2012
4. BENDA UJI
Benda uji harus dipersiapkan sebagai berikut:
a. Saringlah bahan yang akan diperiksa dengan saringan no.4 jika ternyata bahan
tersebut dari butir yang tertahan pada saringan no.4, maka pemeriksaan berat
jenis harus dilakukan menurut pemeriksaan PB-022-76. Jika bahan yang akan
diperiksa mengandung campuran butir yang tertahan dan yang lewat saringan
no.4 tersebut maka berat jenis butir yang tertahan pada saringan no.4 diperiksa
menurut cara pemeriksaan PB-0202-76 sedang yang melalui saringan no.4
diperiksa dengan pemeriksaan PB-0108-76. Berat jenis bahan adalah harga
rata-rata (sebanding dengan persentase berat kering masing-masing ukuran)
yaitu yang dicantumkan pada pemeriksaan PB-0201-76
Untuk pemeriksaan berat jenis yang akan dipakai sebagai pembantu untuk
pemeriksaan analisa hidrometer, maka contoh harus dipilih yang melalui
saringan no.10 atau no.40. Kemudian pemeriksaan dilakukan dengan prosedur
PB-0108-76.
b. Peroleh contoh dengan pemisah contoh atau cara perempat dari bahan yang
lewat saringan no.4 atau no.10. Benda uji dalam keadaan kering oven tidak
boleh kurang dari 10 gram untuk botol ukur., 50 gram untuk piknometer.
c. Keringkan benda uji pada 105 - 110ºC dan dinginkan sesudah itu dalam
desikator.
Atau benda uji dalam keadaan tidak dikeringkan (lihat catatan b.ii).
5. CARA MELAKUKAN
a. Cuci piknometer dengan air suling dan keringkan. Timbang piknometer dan
tutupnya dengan ketelitian 0,01gram.
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Lembar Praktikum Mahasiswa
Kelompok: IIKelas: TPJJ-4A
Pengajar:Ir. Ependi Napitu, M.T.Tgl Praktek: 09-04-2012
b. Masukkan bedan uji kedalam piknometer dan timbang bersama tutupnya
dengan ketelitian 0,01 gram.
c. Tambahkan air suling sehingga piknometer terisi dua pertiga. Untuk bahan
yang mengandung lempung diamkan benda uji terendam selama paling sedikit
24 jam.
d. Didihkan isi piknometer dengan hati-hati selama minimal 10 menit, dan
miringkan botol sekali-sekali untuk membantu mempercepat pengeluaran udara
yang tersekap.
e. Di dalam hal mempergunakan pompa vacum, tekanan udara dalam piknometer
atau botol ukur tidak boleh di bawah 100 mm Hg. Kemudian isilah piknometer
dengan air suling dan biarkan piknometer beserta isinya untuk mencapai suhu
konstant di dalam bejana air suling seperlunyasampai tanda batas atau sampai
penuh. Tutuplah piknometer, keringkan bagian luarnya dan timbang dengan
ketelitian 0,01 gram. Ukur suhu dari isi piknometer dengan ketelitian 1ºC.
f. Bila isi piknometer belum diketahui maka tentukan isinya sebagai berikut.
Kosongkan piknometer dan bersihkan. Isi piknometer denga air suling yang
suhunya sama dengan suhu pada c dengan ketelitian 1ºC dan pasang tutupnya.
Keringkan bagian luarnya dan timbang dengan ketelitian 0,01 gram, dan
dikoreksi terhadap suhu luarnya, lihat catatan.
6. CATATAN
a. Kalibrasi piknometer:
i. Piknometer dibersihkan, dikeringkan, ditimbang dan beratnya dicatat.
Piknometer diisi air suling dan dimasukkan kedalam bejana air pada
suhu 25ºC, sesudah itu isi botol (piknometer) mencapai suhu 25ºC
tutupnya dipasang. Bagian luar piknometer dikeringkan dan piknometer
beserta isinya ditimbang.
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Lembar Praktikum Mahasiswa
Kelompok: IIKelas: TPJJ-4A
Pengajar:Ir. Ependi Napitu, M.T.Tgl Praktek: 09-04-2012
ii. Dari nilai W25 yang ditentukan pada suhu 25ºC, susunlah tabel harga
W4 untuk suatu urutan suhu kira-kira antara 18ºC sampai 31ºC. Harga-
harga W4 dihitung sebagai berikut:
W4 = W25 x K
W4 = berat piknometer dan air yang telah dikoreksi
W25 = berat piknometer dan air pada suhu 25ºC
K = faktor koreksi (Tabel. 3)
iii. Faktor Koreksi = K
Suhu = T
Tabel 3. Faktor Koresi Suhu
T. 18 19 20 21 22 23 24
K
1.0016
1.0014 1.0012 1.0010 1.0007 1.0005 1.0003
T 25 26 27 28 29 30 31
K
1.0000
0.9997 0.9995 0.9992 0.9989 0.9986 0.9983
b. i. Untuk benda uji kering
Benda uji kering oven sesudah ditumbuk dan diayak harus dimasukkan
kedalam oven kembali sampai beratnya konstant.
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Lembar Praktikum Mahasiswa
Kelompok: IIKelas: TPJJ-4A
Pengajar:Ir. Ependi Napitu, M.T.Tgl Praktek: 09-04-2012
ii. Untuk benda uji tanpa pengeringan
Harus diketahui berat keringnya dengan perhitungan kadar air dan berat
ini adalah sebagai (W2 – W1).
7. HASIL PEMERIKSAAN
Jenis Tanah : Lempung
Kedalaman : 30 cm
Lokasi Pengambilan : Belakang Laboraturium Sipil Politeknik Negeri Medan
Warna Tanah : Abu-abu
Dikerjakan : Selasa, 9 April 2013
Tabel. 4 Pemeriksaan berat jenis (Gs) tanah
Nomor Contoh Kedalaman Bor I/P1 Bor I/P2 Bor I/P3
Nomor Piknometer 42 51 52
Berat Piknometer (W1) (gr) 46,667 53,050 51,231
Berat Piknometer + Tanah (W2) (gr) 62,121 68,769 10,772
Berat Tanah (Wt = W2 – W1) (gr) 15,454 15,719 19,541
Suhu (°C) 26
Berat Piknometer + Air + Tanah(W3) (gr) 155,974 160,663 164,050
Berat Piknometer + Air pada t°C (W4) (gr) 146,161 150,616 151,596
W5 = W2 – W1 + W4 (gr) 161,615 166,335 171,137
Isi Tanah (W5 – W3) (gr) 5,641 5,672 7,087
Berat Jenis ( 27,4 2,77 2,75
R a t a – r a t a 2,75
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Lembar Praktikum Mahasiswa
Kelompok: IIKelas: TPJJ-4A
Pengajar:Ir. Ependi Napitu, M.T.Tgl Praktek: 09-04-2012
8. KESIMPULAN
a. Berdasarkan Tabel 4. Diperoleh nilai berat jenis (Gs) tanah tersebut adalah
2,75.
b. Berdasarkan Tabel 1. dengan nilai Gs = 2,75 merupakan tanah jenis lempung
dengan mineral montmorillonite dengan syarat nilai Gs 2,65 – 2,80.
c. Berdasarkan Tabel 2. didapatkan dengan nilai Gs = 2,75 merupakan lempung
tak organik dengan syarat nilai Gs 2,68 – 2,75.
9. SARAN
a. Berat jenis tanah dilaporkan dalam dua angka di belakang koma dan dengan
ketelitian yang dizinkan adalah 0,03.
b. Hati-hati dalam mengisi air ke dalam piknometer yang telah divacum, jika
tidak maka tabung akan kembali disi dengan udara yang nantinya dapat
mengurangi keakuratan berat saat ditimbang.
c. Kesalahan membaca nilai saat menimbang dapat mempengaruhi nilai berat
jenis tanah dan syarat ketelitiannya bisa tidak terpenuhi.
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Lembar Praktikum Mahasiswa
Kelompok: IIKelas: TPJJ-4A
Pengajar:Ir. Ependi Napitu, M.T.Tgl Praktek: 09-04-2012
Pemeriksaan
BOBOT ISI TANAH
1. MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan bobot isi tanah dengan memadatkan
tanah ke dalam ring dengan volume tertentu. Bobot isi tanah pada prinsipnya adalah
perbandingan berat tanah kering dan volume tanah.
2. PERALATAN
a. Ring (cincin) uji
b. Pisau pemotong contoh tanah
c. Penggaris
d. Oven
e. Timbangan digital
3. BENDA UJI
Benda uji merupakan tanah asli yang diambil dari lapangan, lokasi harus sama dengan
tanah yang digunakan dari awal percobaan.
4. CARA MELAKUKAN
a. Cincin uji harus dalam kondisi bersih, kemudian ukur diameter dan tinggi cincin
dengan penggaris.
b. Timbang berat cincin uji tersebut (W1).
c. Cincin ditekan kedalam tanah dan kemudian cincin dikeluarkan dengan alat
dongkrak, potong bagian permukaan tanah pada cincin tersebut dengan pisau,
selanjutnya tanah di sekitar cincin dibersihkan dan permukaan tanah diratakan.
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Lembar Praktikum Mahasiswa
Kelompok: IIKelas: TPJJ-4A
Pengajar:Ir. Ependi Napitu, M.T.Tgl Praktek: 09-04-2012
d. Cincin dan contoh tanah ditimbang (W2), kemudian dimasukkan kedalam oven
selama 24 jam dengan suhu 1000C.
e. Cincin dan contoh tanah yang sudah kering ditimbang dan didapat berat kering.
5. HASIL PEMERIKSAAN
Jenis Tanah : Lempung
Kedalaman : 30 cm
Lokasi Pengambilan : Belakang Laboraturium Sipil Politeknik Negeri Medan
Warna Tanah : Abu-abu
Dikerjakan : Selasa, 9 April 2013
Tabel 8. Pemeriksaan bobot isi tanah
Nomor Cincin I II III
Tinggi Cincin (cm) 2,67 2,63 2,59
Diameter Cincin (cm) 3,53 3,53 3,53
Berat Cincin (W1) (gr) 76,926 79,118 77,359
Berat Cincin + Berat Tanah Basah (W2) (gr) 129,120 130,813 126,962
Berat Tanah Basah (gr) 52,194 51,695 49,603
Isi Tanah Basah (V) (cm3) 26,131 25,739 25,247
Berat Isi Tanah Basah (gr/cm3) 1,99 2 1,96
Berat Isi Rata-rata Tanah Basah(gr/cm3) 1,98
Berat Cincin + Berat Tanah Kering(gr) 120,297 122,113 118,443
Berat Tanah Kering (Ws) (gr) 43,371 42,995 41,084
Berat Isi Tanah Kering (gr/cm3) 1,659 1,670 1,621
Berat Isi Rata-Rata Tanah Kering (gr/cm3) 1,65
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Lembar Praktikum Mahasiswa
Kelompok: IIKelas: TPJJ-4A
Pengajar:Ir. Ependi Napitu, M.T.Tgl Praktek: 09-04-2012
6. KESIMPULAN
a. Berdasarkan Tabel 8. nilai bobot isi tanah yang diperoleh adalah 1,65 gr/cm3.
b. Bobot isi = 1,65 gr/cm3 maka tanah sampel tersebut termasuk kedalam jenis
tanah lempung berpasir karena nilai bobot isi hasil pemeriksaan terletak
diantara 1,2 – 1,8 gr/cm3 .
7. SARAN
a. Pada saat penimbangan dibutuhkan alas agar butiran tanah halus yang telah
kering tidak tercecer.
b. Dalam pengambilan sampel tanah, cincin tidak boleh diputar atau ditekan
secara paksa kedalam tanah. Hal tersebut menyebabkan sampel tanah dari yang
tidak terganggu menjadi sampel yang terganggu.
c. Keluarkan benda uji dari oven dan dinginkan terlebih dahulu agar hasil
penimbangan lebih akurat.
top related