kudisan scabies letta

Post on 02-Dec-2015

56 Views

Category:

Documents

4 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

semoga bermanfaat

TRANSCRIPT

JUMATJUMAT24 MEI 201324 MEI 2013

KUDISANKUDISAN

LETTA KUSUMA SAMUDRA

1061050084

FK-UKI

LETTA KUSUMA SAMUDRA

1061050084

FK-UKI

PendahuluanPendahuluan

• Latar belakang–Penyakit kulit yang sering–berpotensi ↑ (pondok pesantren,

sanitasi yang kurang)

• Latar belakang–Penyakit kulit yang sering–berpotensi ↑ (pondok pesantren,

sanitasi yang kurang)

DEFINISIDEFINISI

• Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitasi terhadap sarcoptes scabiei varian homonis dan produknya,Beberapa sinonim penyakit ini yaitu :Kudis,the Itch,guding,Budukan,Gatal agogo.

• Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitasi terhadap sarcoptes scabiei varian homonis dan produknya,Beberapa sinonim penyakit ini yaitu :Kudis,the Itch,guding,Budukan,Gatal agogo.

ETIOLOGIETIOLOGI

• Scabies disebabkan oleh tungan Sarcoptes Scabiei

• Incestasi tungau ini mudah menyebar dari orang –ke orang melalui kontak fisik dan suka menyerang seluruh penghuni dalam 1 rumah.

• Scabies disebabkan oleh tungan Sarcoptes Scabiei

• Incestasi tungau ini mudah menyebar dari orang –ke orang melalui kontak fisik dan suka menyerang seluruh penghuni dalam 1 rumah.

Epidemiologi Epidemiologi

• Insidensi skabies pada negara berkembang menunjukkan siklus fluktasi yang sampai saat ini belum dapat di jlaskan , interval dari akhir suatu  epidemik pada permulaan epidemik  berikutnya kurang lebih 10-15,insidensi di indonesia masih cukup tinggi ,terendah di sulawesi utara ,dan tertinggi di jawa barat.

• Insidensi skabies pada negara berkembang menunjukkan siklus fluktasi yang sampai saat ini belum dapat di jlaskan , interval dari akhir suatu  epidemik pada permulaan epidemik  berikutnya kurang lebih 10-15,insidensi di indonesia masih cukup tinggi ,terendah di sulawesi utara ,dan tertinggi di jawa barat.

Faktor ResikoFaktor Resiko–Penularan dapat langsung maupun tidak

langsung melalui pakaian, tempat tidur dan alat-alat tidur, handuk dan lain-lain.

–Lingkungan populasi yang padat pada suatu tempat mempermudah penularan penyakit.

–Daerah kumuh dengan kebersihan dengan hygiene yang buruk mempermudah penularan.

–Penularan dapat langsung maupun tidak langsung melalui pakaian, tempat tidur dan alat-alat tidur, handuk dan lain-lain.

–Lingkungan populasi yang padat pada suatu tempat mempermudah penularan penyakit.

–Daerah kumuh dengan kebersihan dengan hygiene yang buruk mempermudah penularan.

MORFOLOGI DAN DAUR HIDUP

MORFOLOGI DAN DAUR HIDUP

• FAMILI SARCOPTIDAE• ORDO ACARI• KELAS ARACHNIDA• BETINA>JANTAN• 4 PASANG KAKI• SETELAH KOPULASI JANTAN MATI• BETINA GRAVID MELETAKAN TELUR DI

STRATUM CORNEUM• SIKLUS HIDUP 1 BULAN

• FAMILI SARCOPTIDAE• ORDO ACARI• KELAS ARACHNIDA• BETINA>JANTAN• 4 PASANG KAKI• SETELAH KOPULASI JANTAN MATI• BETINA GRAVID MELETAKAN TELUR DI

STRATUM CORNEUM• SIKLUS HIDUP 1 BULAN

Betina & jantan

2-4 butir telur

Tungau dewasa

Larva

3-5 hari akan menetas

Betina sudah dibuahiBetina Menggali

terowongan diantara stratum korneum dan stratum granulosum

Jantan mati

Nimfa

AnamnesisAnamnesis

• Menurut Rahariyani (2007), beberapa hal yang perlu ditanyakan dalam anamnesis antara lain:

• Biodata • Keluhan Utama

–Biasanya penderita datang dengan keluhan gatal dan ada lesi pada kulit.

• Menurut Rahariyani (2007), beberapa hal yang perlu ditanyakan dalam anamnesis antara lain:

• Biodata • Keluhan Utama

–Biasanya penderita datang dengan keluhan gatal dan ada lesi pada kulit.

• Riwayat Penyakit Sekarang • Biasanya penderita mengeluh gatal

terutama malam hari dan timbul lesi berbentuk pustule pada sela-sela jari tangan, telapak tangan, ketiak, areola mammae, bokong, atau perut bagian bawah.

• Riwayat Penyakit Sekarang • Biasanya penderita mengeluh gatal

terutama malam hari dan timbul lesi berbentuk pustule pada sela-sela jari tangan, telapak tangan, ketiak, areola mammae, bokong, atau perut bagian bawah.

• Riwayat penyakit dahulu • Tidak ada penyakit lain yang dapat

menimbulkan scabies kecuali kontak langsung atau tidak langsung dengan penderita.

• Riwayat penyakit keluarga • Pada penyakit skabies, biasanya

ditemukan anggota keluarga lain, tetangga atau juga teman yang menderita, atau mempunyai keluhan dan gejala yang sama.

• Riwayat penyakit dahulu • Tidak ada penyakit lain yang dapat

menimbulkan scabies kecuali kontak langsung atau tidak langsung dengan penderita.

• Riwayat penyakit keluarga • Pada penyakit skabies, biasanya

ditemukan anggota keluarga lain, tetangga atau juga teman yang menderita, atau mempunyai keluhan dan gejala yang sama.

• Psikososial• Penderita skabies biasanya merasa

malu, jijik, dan cemas dengan adanya lesi yang berbentuk pustul. Mereka biasanya menyembunyikan daerah-daerah yang terkena lesi pada saat interaksi sosial.

• Psikososial• Penderita skabies biasanya merasa

malu, jijik, dan cemas dengan adanya lesi yang berbentuk pustul. Mereka biasanya menyembunyikan daerah-daerah yang terkena lesi pada saat interaksi sosial.

• Pola kehidupan sehari-hari • Penyakit skabies terjadi karena hygiene pribadi yang

buruk atau kurang (kebiasaan mandi, cuci tangan dan ganti baju yang tidak baik).

• Dengan adanya rasa gatal dimalam hari, tidur penderita sering kali terganggu. Lesi dan bau yang ridak sedap, yang tercium dari sela-sela jari atau telapak tangan akan menimbulkan gangguan aktivitas dan interaksi sosial.

• Pola kehidupan sehari-hari • Penyakit skabies terjadi karena hygiene pribadi yang

buruk atau kurang (kebiasaan mandi, cuci tangan dan ganti baju yang tidak baik).

• Dengan adanya rasa gatal dimalam hari, tidur penderita sering kali terganggu. Lesi dan bau yang ridak sedap, yang tercium dari sela-sela jari atau telapak tangan akan menimbulkan gangguan aktivitas dan interaksi sosial.

Pemeriksaan FISIK Pemeriksaan FISIK

• Menurut Harahap (2000), dari pemeriksaan fisik didapatkan kelainan berupa:

• Terowongan berupa garis hitam, lurus, berkelok, atau terputus-putus, berbentuk benang.

• Menurut Harahap (2000), dari pemeriksaan fisik didapatkan kelainan berupa:

• Terowongan berupa garis hitam, lurus, berkelok, atau terputus-putus, berbentuk benang.

• Papula, urtikaria, ekskoriasi dalam perubahan eksematous ialah lesi-lesi sekunder yang disebabkan sensitisasi terhadap parasit, serta ditemukan eksantem.

• Terlihat infeksi bakteri sekunder dengan impegtinasi dan furunkulosis.

• Papula, urtikaria, ekskoriasi dalam perubahan eksematous ialah lesi-lesi sekunder yang disebabkan sensitisasi terhadap parasit, serta ditemukan eksantem.

• Terlihat infeksi bakteri sekunder dengan impegtinasi dan furunkulosis.

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Penunjang

• Kerokan kulit.  • Mengambil tungau dengan jarum.• Epidermal shave biopsi. • Tes tinta Burrow.• Kuretasi terowongan.

• Kerokan kulit.  • Mengambil tungau dengan jarum.• Epidermal shave biopsi. • Tes tinta Burrow.• Kuretasi terowongan.

Diagnosisi Kerja Diagnosisi Kerja

• Etilogi : Sarcoptes scabiei • Gangguan sistem : Integumen• Lokasi : sela jari, lipatan paha dan

bokong

• Etilogi : Sarcoptes scabiei • Gangguan sistem : Integumen• Lokasi : sela jari, lipatan paha dan

bokong

Diagnosa BandingDiagnosa Banding

• Urtikaria Akut: erupsi pada papul-papul yang gatal, selalu sistemik.

• Prurigo, biasanya berupa papul-papul yang gatal, predileksi pada bagian ekstensor ekstremitas.

• Urtikaria Akut: erupsi pada papul-papul yang gatal, selalu sistemik.

• Prurigo, biasanya berupa papul-papul yang gatal, predileksi pada bagian ekstensor ekstremitas.

• Gigitan serangga, biasanya jelas timbul sesudah ada gigitan, efloresensinya urtikaria papuler.

• Folikulitis berupa pustul miliar dikelilingi daerah yang eritem. (

• Gigitan serangga, biasanya jelas timbul sesudah ada gigitan, efloresensinya urtikaria papuler.

• Folikulitis berupa pustul miliar dikelilingi daerah yang eritem. (

Penatalaksanaan Penatalaksanaan

• Obati infeksi sekunder jika ada• Antihistamin• Sulfur Presipitatum 4-20%• Emulsi Benzil Benzoas 20-25%• Gameksan 1% • Krotamiton 10%• Permetrin 10% • Lindane 1%

• Obati infeksi sekunder jika ada• Antihistamin• Sulfur Presipitatum 4-20%• Emulsi Benzil Benzoas 20-25%• Gameksan 1% • Krotamiton 10%• Permetrin 10% • Lindane 1%

Jenis Obat Dosis Keterangan

Permethrin 5% cream Dioleskan selama 8-14 jam, diulangi selama 7 hari.

Terapi lini pertama di US dan kehamilan kategori B

Lindane 1% lotion Dioleskan selama 8 jam setelah itu dibersihkan, olesan kedua diberikan 1 minggu kemudian.

Tidak dapat diberikan pada anak umur 2 tahun kebawah, wanita selama masa kehamilan dan laktasi.

Crotamiton 10% cream Dioleskan selama 2 hari berturut-turut, lalu diulangi dalam 5 hari.

Memiliki efek anti pruritus tetapi efektifitasnya tidak sebaik topikal lainnya.

Precipitatum Sulfur 5-10% Dioleskan selama 3 hari lalu dibersihkan.

Aman untuk anak kurang dari 2 bulan dan wanita dalam masa kehamilan dan laktasi, tetapi tampak kotor dalam pemakaiannya dan data efisiensi obat in masih kurang.

Benzyl Benzoat 10% lotion Dioleskan selama 24 jam lalu dibersihkan

Efektif namun dapat menyebabkan dermatitis pada wajah

Ivermectin 200 υg/kg Dosis tunggal oral, bisa diulangi selama 10-14 hari

Memiliki efektifitas yang tinggi dan aman. Dapat digunakan bersama bahan topikal lainnya. Digunakan pada kasus-kasus scabies berkrusta dan scabies resisten.

EdukasiEdukasi

Semua keluarga dan teman yang memiliki gejala yang sama diobati

Pakaian, sprei, dan sarung, bantal, guling, harus dicuci dengan air panas. Kasur bantal guling dijemur minimal 2 kali seminggu

Mandi minimal dua kali sehari pakai sabun Tidak menggunakan pakaian, handuk dll

secara bersamaan Kontrol untuk memantau pengobatan

Semua keluarga dan teman yang memiliki gejala yang sama diobati

Pakaian, sprei, dan sarung, bantal, guling, harus dicuci dengan air panas. Kasur bantal guling dijemur minimal 2 kali seminggu

Mandi minimal dua kali sehari pakai sabun Tidak menggunakan pakaian, handuk dll

secara bersamaan Kontrol untuk memantau pengobatan

EdukasiEdukasi

• Bila skabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan, dapat timbul dermatitis akibat garukan. Erupsi dapat berbentuk impetigo, ektima, sellulitis, limfangitis, dan furunkel

• Dermatitis iritan dapat timbul karena penggunaan preparat anti skabies yang berlebihan, baik pada terapi awal ataupun pemakaian yang terlalu sering

• Bila skabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan, dapat timbul dermatitis akibat garukan. Erupsi dapat berbentuk impetigo, ektima, sellulitis, limfangitis, dan furunkel

• Dermatitis iritan dapat timbul karena penggunaan preparat anti skabies yang berlebihan, baik pada terapi awal ataupun pemakaian yang terlalu sering

PencegahanPencegahan

• Pengobatan pada orang terdekat meskipun belum menunjukkan gejala

• mencegah terjadinya reinfeksi melalui seprei, bantal, handuk dan pakaian harus dicuci bersih dan dikeringkan dengan udara panas karena tungau scabies dapat hidup hingga 3 hari di luar kulit

• Selalu menjaga kebersihan diri

• Pengobatan pada orang terdekat meskipun belum menunjukkan gejala

• mencegah terjadinya reinfeksi melalui seprei, bantal, handuk dan pakaian harus dicuci bersih dan dikeringkan dengan udara panas karena tungau scabies dapat hidup hingga 3 hari di luar kulit

• Selalu menjaga kebersihan diri

Komplikasi Komplikasi • Infeksi sekunder pada pasien skabies merupakan akibat

dari infeksi bakteri atau karena garukan. Keduanya mendominasi gambaran klinik yang ada.

• Erosi merupakan tanda yang paling sering muncul pada lesi sekunder. Infeksi sekunder dapat ditandai dengan munculnya pustul, supurasi, dan ulkus.

• Selain itu dapat muncul eritema, skuama, dan semua tanda inflamasi lain pada ekzem sebagai respon imun tubuh yang kuat terhadap iritasi.

• Nodul-nodul muncul pada daerah yang tertutup seperti bokong, skrotum, inguinal, penis, dan axilla.

• Infeksi sekunder pada pasien skabies merupakan akibat dari infeksi bakteri atau karena garukan. Keduanya mendominasi gambaran klinik yang ada.

• Erosi merupakan tanda yang paling sering muncul pada lesi sekunder. Infeksi sekunder dapat ditandai dengan munculnya pustul, supurasi, dan ulkus.

• Selain itu dapat muncul eritema, skuama, dan semua tanda inflamasi lain pada ekzem sebagai respon imun tubuh yang kuat terhadap iritasi.

• Nodul-nodul muncul pada daerah yang tertutup seperti bokong, skrotum, inguinal, penis, dan axilla.

Prognosis Prognosis

            Keberhasilan pengobatan skabies dan pemberantasan penyakit tersebut tergantung pada pemilihan efektif, pemakaian obat yang benar, serta menghilangkan faktor predisposisi.

            Keberhasilan pengobatan skabies dan pemberantasan penyakit tersebut tergantung pada pemilihan efektif, pemakaian obat yang benar, serta menghilangkan faktor predisposisi.

Terima Kasih

Daftar pustaka Daftar pustaka • Aisah S.2007. Creeping Eruption dalam Ilmu Penyakit Kulit dan

Kelamin. Edisi Kelima. Penerbit Fakultas Kedokteran FKUI.• Djuanda, A., Hamzah,M. Aisah, S. 2010 Ilmu penyakit kulit dan

kelamin. Edisi keenam. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

• Handoko R, Djuanda A, Hamzah M. 2005. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.4. Jakarta: FKUI.

• Handoko R. 2008. Skabies. Dalam: Adhi D, Mochtar M, Siti A, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 5. Cetakan ke 3. Jakarta. Balai Penerbit FK UI.

• Mulyono. 1986. Pedoman Pengobatan Penyakit Kulit dan Kelamin, 1st ed, ,Jakarta: Meidian Mulya Jaya.

• Tabri F. 2005. Skabies pada bayi dan anak. Dalam: Boediardja SA, Sugito TL, Kurniati DD, editor. Infeksi kulit pada bayi dan anak. Jakarta: FKUI.

• Aisah S.2007. Creeping Eruption dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima. Penerbit Fakultas Kedokteran FKUI.

• Djuanda, A., Hamzah,M. Aisah, S. 2010 Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi keenam. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

• Handoko R, Djuanda A, Hamzah M. 2005. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.4. Jakarta: FKUI.

• Handoko R. 2008. Skabies. Dalam: Adhi D, Mochtar M, Siti A, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 5. Cetakan ke 3. Jakarta. Balai Penerbit FK UI.

• Mulyono. 1986. Pedoman Pengobatan Penyakit Kulit dan Kelamin, 1st ed, ,Jakarta: Meidian Mulya Jaya.

• Tabri F. 2005. Skabies pada bayi dan anak. Dalam: Boediardja SA, Sugito TL, Kurniati DD, editor. Infeksi kulit pada bayi dan anak. Jakarta: FKUI.

Kesimpulan Kesimpulan • Pasien menderita Skabies, adalah penyakit kulit yang

disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei var. hominis dan produknya.

• Penularannya dengan 2 cara, yaitu kontak langsung dan kontak tak langsung.

• Pada penyakit skabies ditemukan 4 tanda cardinal yaitu pruritus nocturna, menyerang manusia secara berkelompok, adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan dan menemukan tungau.

• Penanganan yang menjadi pilihan utama adalah primethrin 5% topikal yang dioleskan di kulit 8-12 jam serta edukasi pasien.

• Pasien menderita Skabies, adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei var. hominis dan produknya.

• Penularannya dengan 2 cara, yaitu kontak langsung dan kontak tak langsung.

• Pada penyakit skabies ditemukan 4 tanda cardinal yaitu pruritus nocturna, menyerang manusia secara berkelompok, adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan dan menemukan tungau.

• Penanganan yang menjadi pilihan utama adalah primethrin 5% topikal yang dioleskan di kulit 8-12 jam serta edukasi pasien.

top related