jalan pejuang seorang guru

Post on 20-Jul-2015

331 Views

Category:

Documents

7 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

GURU: JALAN PEJUANG

Menyadari pilihan sebagai pendidik dan pengajar

Mudarris

Muallim

MuaddibMursyid

Murabbi

Video-01

Mudarris

Kata mudarris berasal dari akar kata darasa-yadrusu-darsan wa durusan wa dirasatan; yang berarti: terhapus, hilang bekasnya, menghapus, menjadikan usang, melatih. mempelajari (Al-Munjid. 1986)

Mencerdaskan muridnya, menghapuskankebodohan anak didiknya, melatihketerampilannya, mengasah bakatnya, menajamkan kemampuannya.

Video-02

Muallim

Kata mu’alim berasal dari kata dasar `ilmyang berarti menangkap hakikat sesuatu. Dalam setiap 'ilm terkandung dimensiteoritis dan amaliah.

Maka seorang Muallim bertugas untukmembuka hikmah ilmu pengetahuanmuridnya, dan membimbing muridnya untukmelaksanakan pengetahuannya.

Berorientasi pada manfaat sebesar-besarnyadan menghindari mudharat sejauh-jauhnya

Video-03

Muaddib

Sedangkan mu’addib berasal dari kata adab, yang berarti moral, etika dan adab (AI-Munjid, 1980)

Maka tugas orangtua dan seorang guru jugasebagai pembentuk adab yang baik, akhlakyang mulia, bahasa yang santun.

Menciptakan, mendorong, dan menjaga adabmelalui teladan.

Video-04

Mursyid

Kata mursyid biasa digunakan untuk guru dalam Thariqah. Imam Syafi’i pernahmeminta nasihat kepada kepada gurunyadengan sebutan Mursyid

Maka mursyid adalah pembimbing, menujujalan terang, menunjukkan jalan yang benar, mendampingi meniti jalan, menjaga tidaktergelincir, mengingatkan selalu untuk lurus

Video-05

Murabbi

Kata murabbiy berasal dari kata dasar Rabb. Tuhan adalah sebagai Rabb al-'alamin danRabb al-nas, yakni yang menciptakan, mengajar dan memelihara alam seisinyatermasuk manusia.

Karena Allah sayang & mencintai hamba-Nya

Tidak ada yang melebihi cinta-Nya kepadakita. Maka kita harus pula belajar mencintaianak murid kita, sepenuhnya.

Video-06

Lagu-07

Jangan Menyerah

Kalau kita menyerah menyelamatkan anakdidik kita, lalu siapa yang akan membelanya?

Kalau kita kehilangan cara mengajak anakdidik kembali pada kebaikan, lalu siapa yang akan melakukan?

Kalau kita putus asa mengajak merekakembali mengejar surga yang Mahatinggi, siapa lagi?

Carilah Cinta

Cintailah murid dan anak didikmu. Cintailahmereka sepenuh hatimu. Jangan lepaskan. Genggam mereka. Bimbing, selamatkan.

Tapi jika kau belum bisa menemukan cintadan mencintai mereka, carilah alasan lain untuk mencintai. Barangkali kau bisamencintai suasana kerjanya. Teman-temannya. Guru yang lain. Kebaikanmengajar, atau apapun.

Carilah Cinta

Tapi, jika kau belum juga mampumenemukan cinta, pada mereka, mungkinkau bisa menemukan cinta pada benda-benda.

Kau bisa mencintai perjalanan menujusekolah. Bisa juga pohon danpemandangannya. Atau gedung dansuasananya. Atau bahkan sekadar teh yang dihidang di meja kantin sekolah.

Carilah alasan untuk mencintai.

Carilah Cinta

Tapi, jika kau belum bisa menemukan cinta, maka kau perlu mempertanyakan pertanyaanini pada dirimu sendiri.

Untuk apa aku disini, jika tak ada satu pun yang aku cinta?

Bukan murid, bukan guru, bukan belajar, bukan benda-benda yang beredar.

Barangkali tempatmu mungkin bukan disini, dan kau bisa mencari tempat yang lebih baiklagi!

Jika Mampu, Jadilah Besar

Jika kau mampu, jadilah sesuatu yang besar, menggelora, mengubah, mewarnai, bahkanmencipta sejarah. Jika kau mampu, kau harusmenjadi yang tinggi, atau yang dalam sekali, agar besar manfaatmu untuk manusia dan alam ini.

Tapi jika kau tak mampu, tak mengapa. Jadi kecilsaja, setitik, mungkin tak nampak, bahkan takterasa. Tapi kau mandiri, tak merepotkan sesama, dan tak menimbulkan kerusakan di tempat kauberada. Jika kau tak mampu, jadi kecil pun takapa, asal kau tak mengganggu, apalagi menjadipenghalang ketika kebaikan dan kebenaranditegakkan.

Jika Mampu, Jadilah Besar

Maka, jika kau mampu, jadilah jalan yang besar, tempat banyak orang memanfaatkanmu untukmenempuh perjalanan menuju tujuan. Pergi dankembali, dengan baik dan selamat, tiba di tempat.

Tapi jika kau tak mampu, tak mengapa. Jadi sajajalan setapak, yang bahkan hanya bisa dilewatiseorang saja, mungkin itu dirimu sendiri. Tapijadilah jalan setapak yang menuju tujuan, tak sesatdi tengah jalan. Maka kau telah menolong lainnyadengan cara tak menjadi beban yang memberatkan.

Jika Mampu, Jadilah Besar

Maka, jika kau mampu, jadilah lampu besar yang benderang. Memberi sinar dan mengusir kegelapan, bahkan bercahaya menampakkan pemandangan. Kau buat sekitarmu, menikmati terang dan takdirundung pekat kegelapan.

Tapi jika kau tak mampu, tak mengapa. Jadi sajalentera kecil, meski sinarnya temaram tapi ituberguna untuk dirimu agar tak sesat di tengahkegelapan. Mungkin tidak seterang lampu besar, mungkin tidak sebenderang sinarnya, tapi lentera ituinsya Allah menjagamu agar tak dirundungkegelapan.

Jika Mampu Jadilah Besar

Maka, jika kau mampu, jadilah hujan danbandang, dengan airnya kau gerus semuakebathilan dan kemunkaran. Maka jadilah badaidan gelombang, yang akan kau gunakankekuatannya untuk memerangi keburukan.

Tapi jika tak mampu, tak mengapa. Kau jadi sajasetetes embun di ujung-ujung daun. Menyegarkan mata yang memandang, danmenghapuskan dahaga rumput-rumput yang meski liar, tetap memerlukan sentuhan. Jadilahsetitik air yang melampangkan harapan sertakehidupan.

Jika Kau tak Mampu…

Jika kau tak mampu menjadi besar, takmengapa. Jadi kecil saja, mandiri, takmenjadi beban, dan tak pula menjadipenghalang. Itu pun, cukup sudah, di ujungperjalanan kita akan bertemu sebagai orang-orang yang dipersatukan dalam kebaikan. Insya Allah. Amin!

Video-07

top related