gereja sebagai institusi sosial dan persekutuan

Post on 09-Jan-2017

506 Views

Category:

Education

6 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

1. Definisi GerejaKata ’gereja’ dalam bahasa Indonesia

mengacu kepada bahasa Portugis ’igreja’. Namun, istilah ’gereja’ dalam Alkitab, dalam bahasa aslinya (Yunani) menggunakan dua istilah yaitu ekklesia

dan kuriakon.

Gereja: Institusi Sosial dan Persekutuan

Ekklesia artinya dipanggil keluar. Orang-orang yang pertama dipanggil keluar adalah murid-murid Yesus yang pertama (Mat 4:18-22). Dari sini kita mendapatkan pemahaman bahwa kata ’gereja’ mengacu kepada pribadi-pribadi, yaitu orang-orang sebagai pribadi ataupun kelompok yang bersekutu bersama-sama. Bahkan dimana ada dua atau tiga orang berkumpul dalam nama Yesus, di situ Dia ada (Mat 18:20).

Istilah lain yang digunakan adalah ’jemaat’. Dari konsep ini gereja juga dipahami berfungsi sebagai organisme dan organisasi.

Sekumpulan orang bisa disebut Jemaat Tuhan atau mempelai Kristus, atau tiang penopang dan dasar kebenaran, harus memenuhi dua syarat utama, yaitu; terdiri dari orang-orang yang telah lahir baru dengan keanggotaan yang jelas, dan digembalakan oleh seorang yang mengasihi Tuhan.

Berikutnya, kata kuriakon mengacu pada tempat ibadah, gedung gereja tempat beribadah. Di tempat ini jemaat melakukan berbagai bentuk kegiatan dan persekutuan di antara orang percaya.

2. Peran Gereja sebagai Institusi Sosial

Institusi sosial adalah perkumpulan yang dilembagakan oleh undang-undang, adat atau kebiasaan atau dapat juga desebut sebagai persekutua, perkumpulan, organisasi sosial yang berkenaan dengan mayarakat

Namun sebagai institusi sosial, gereja berbeda dengan lembaga-lembaga lainnya, karena Gereja terbentuk oleh Allah yang memanggil, bukan sekedar adanya orang yang berkumpul karena adanya kepentingan bersama. Gereja mempunyai hakikat yang lain. Gereja berada di dalam dunia tetapi bukan berasal dari dunia (Yoh 17:11).

John Stott mengatakan bahwa gereja mempunyai identitas ganda. Di satu pihak orang percaya dipanggil untuk keluar untuk menjadi milik Allah dan di lain pihak diutus kembali ke dalam dunia untuk menjadi saksi-Nya dan untuk melayani.

Pemuda Gereja terkesan alergi dan anti terhadap ormas, dikarenakan terlalu sempit memandang dan beranggapan : ormas itu negatif (berbau politik). Idealnya para Pemuda Gereja-lah diharapkan terjun aktif di dunia ke-ormasan untuk dapat menjadi garam dan terang di masyarakat, bangsa dan negara.

Untuk itulah gelar yang diberikan dan yang disandang pemuda sebagai agen perubahan (Agent of Change) dan agen kontrol sosial (Agent of Social Control). Untuk menciptakan model pemuda yang dimaksud diatas maka ormas adalah sarana dan arena belajar, bereksperimen dan berlatih menjadi Agent of Change dan Agent of Social Control.

Contoh Tokoh yang aktif sebagai garam dan terang dunia :1. Daniel – terlibat dalam pemerintahan Babel (pemerintahan)2. Daud – sebagai raja (pemimpin negara)3. Yusuf – sebagai orang kepercayaan Firaun (pemerintahan)4. Mother Theresa – bidang sosial India

3. Peran Gereja sebagai Persekutuan Orang Percaya Kitab Efesus memberikan gambaran tentang gereja sebagai wadah untuk:– Mengumpulkan dan menumbuhkan tubuh Kristus Ef 1:22-23– Membangun sebuah tempat ibadah/bangunan Ef 2:21-22– Membangun sebuah keluarga ……Ef 3:15– Mendewasakan seseorang ….Ef 2:15 4:13– Mempersiapkan seorang mempelai wanita Ef 5:23-33– Melengkapi/melatih seorang serdadu Ef 6:10-18

Jelaslah kitab Efesus menggambarkan mengenai komunitas baru yang dibentuk oleh Kristus sendiri melalui karya di kayu salib. Gambaran gereja sebagai tubuh Kristus mengisyaratkan keberbagaian dalam persekutuan orang percaya dimana kita belajar saling menerima dan saling mendukung, saling membangun satu terhadap yang lain melalui berbagai karunia yang Allah berikan kepada masing-masing orang (1Kor 12, Rm 5).

Dalam gereja pulalah Allah memberikan pemimpin-pemimpin rohani (Ef 4:13-15) sehingga umat boleh terus bertumbuh dalam pengenalan akan Dia, dan semakin dewasa tidak mudah diombang-ambingkan oleh berbagai pengajaran yang menyesatkan sehingga semakin sempurna dan terus membangun di dalam Dia, bagi kemuliaan-Nya

4. Mengkritisi peran gereja dalam kehidupan nyata1. Wawancara ke gereja untuk mengetahui sejauh mana gereja sebagai suatu organisasi atau lembaga melakukan perannya di tengah masyarakat.2. Bikin proyek pribadi, bagaimana sebagai gereja secara individu berperan dalam membangun diri dan orang lain baik di dalam maupun di luar gereja.

top related