bordetella

BordetellaBordetella

Riyani WikaningrumRiyani Wikaningrum

Bag. MikrobiologiBag. Mikrobiologi

FKUYFKUY

Bakteri bentuk batang kecil (kokobasil), Bakteri bentuk batang kecil (kokobasil), Gram (-), kapsul (+). Aerob, oksidase (+)Gram (-), kapsul (+). Aerob, oksidase (+)

Dalam Bergey’s Manual digolongkan Dalam Bergey’s Manual digolongkan dalam Gram-negative aerobic Rods & dalam Gram-negative aerobic Rods & Cocci Cocci tidak dimasukkan dalam famili tidak dimasukkan dalam famili tertentutertentu

Spesies penting:Spesies penting:– B. pertussis B. pertussis penyakit Pertusis (whooping penyakit Pertusis (whooping

cough = batuk rejan = batuk 100 hari)cough = batuk rejan = batuk 100 hari)– B. parapertussisB. parapertussis penyakit serupa pertusis penyakit serupa pertusis– B. bronchisepticaB. bronchiseptica penyakit sal. Nafas pd penyakit sal. Nafas pd

binatang, kadang-kadang pada manusiabinatang, kadang-kadang pada manusia

Kultur Kultur B. pertussisB. pertussis, memakai media yang , memakai media yang diperkaya:diperkaya:– Media Bordet-Gengou (Potato-Blood-Media Bordet-Gengou (Potato-Blood-

Glycerol agar) Glycerol agar) Inkubasi 35 – 37 Inkubasi 35 – 37ooC, 3 – 7 C, 3 – 7 harihari

– Hemolisis (+) berhubungan dengan strain Hemolisis (+) berhubungan dengan strain virulenvirulen

B. pertussisB. pertussis virulen virulen a-virulen karena variasi: a-virulen karena variasi:– Variasi faseVariasi fase – genetik (frekuensi 10 – genetik (frekuensi 10-4-4 – 10 – 10-6-6), ),

pada bvg operonpada bvg operon– Modulasi fenotipe Modulasi fenotipe karena pengaruh karena pengaruh

lingkungan (suhu 28lingkungan (suhu 28ooC, MgSOC, MgSO44) ) mempengaruhi bvg operonmempengaruhi bvg operon

– Bersifat reversibelBersifat reversibel

Faktor virulensiFaktor virulensi B. pertussis B. pertussis

Faktor virulensiFaktor virulensi B. pertussis B. pertussis

1.1. Toksin pertussis (PT)Toksin pertussis (PT)• Aktivitas ADP-ribosilasiAktivitas ADP-ribosilasi• Efek limfositosis, hipoglikemiaEfek limfositosis, hipoglikemia• Perantarai perlekatan bakteri pada Perantarai perlekatan bakteri pada

epitel saluran nafasepitel saluran nafas

2.2. Filamentous hemagglutininFilamentous hemagglutinin• Perlekatan bakteri pada sel Perlekatan bakteri pada sel

mukosamukosa• Mengaglutinasi sel darah merahMengaglutinasi sel darah merah

Faktor virulensiFaktor virulensi B. pertussis B. pertussis

3.3. Toksin adenilat-siklase:Toksin adenilat-siklase:• Menghambat khemotaksis & Menghambat khemotaksis &

kemampuan mematikan kuman dari sel kemampuan mematikan kuman dari sel lekositlekosit

• Edema lokalEdema lokal

4.4. Toksin dermonekrotik:Toksin dermonekrotik:• Inflamasi dan nekrose mukosa di Inflamasi dan nekrose mukosa di

sekitar bakterisekitar bakteri• Bersifat letal untuk binatang percobaanBersifat letal untuk binatang percobaan

Faktor virulensiFaktor virulensi B. pertussis B. pertussis

5.5. Tracheal cytotoxin:Tracheal cytotoxin:• Toksik untuk sel epitel sal. nafas Toksik untuk sel epitel sal. nafas sel sel

bersilia matibersilia mati• Meningkatkan IL-1 Meningkatkan IL-1 demam demam• Fragmen peptidoglikanFragmen peptidoglikan

6.6. Lipopolisacharide (LPS) Lipopolisacharide (LPS) lipd A dan lipd A dan XX

• Lipid X Lipid X aktivitas sebagai endotoksin aktivitas sebagai endotoksin• Lipid A Lipid A bersifat antivirus bersifat antivirus

Faktor virulensiFaktor virulensi B. pertussis B. pertussis

B. pertussisB. pertussis mempunyai Ag pili mempunyai Ag pili– Fungsi dalam perlekatan bakteri Fungsi dalam perlekatan bakteri

pada sel hospes tidak menonjolpada sel hospes tidak menonjol

PertussisPertussis

PertussisPertussis

PatologiPatologi

Bakteri menempel pada epitel bronkhus dan trachea

Berkembang biak di permukaan menghasilkan toksin

Mengganggu fungsi siliaBatuk, limfositosis

Penempelan bakteri pada sel mukosa bersilia

Manifestasi klinisManifestasi klinis

Masa inkubasi 7 – 10 hari, tidak Masa inkubasi 7 – 10 hari, tidak ada gejalaada gejala

Diikuti:Diikuti:– Fase kataralFase kataral– Fase paroksismalFase paroksismal– Fase konvalesenFase konvalesen

Dapat terjadi infeksi sekunder Dapat terjadi infeksi sekunder oleh bakteri lain atau virusoleh bakteri lain atau virus

Fase kataral (1 – 2 minggu):Fase kataral (1 – 2 minggu):– Rhinorrhea, lemah, demam, bersin-Rhinorrhea, lemah, demam, bersin-

bersin, anoreksiabersin, anoreksia– Fase paling infeksius Fase paling infeksius bakteri paling bakteri paling

mudah diisolasimudah diisolasi Fase paroksismal (2 – 4 minggu):Fase paroksismal (2 – 4 minggu):

– Batuk yang khasBatuk yang khas– Leukositosis Leukositosis limfositosis limfositosis

Fase konvalesen (3 – 4 minggu):Fase konvalesen (3 – 4 minggu):– Batuk berkurangBatuk berkurang– Dapat terjadi komplikasi (pneumonia, Dapat terjadi komplikasi (pneumonia,

ensefalopati)ensefalopati)

Diagnosis Diagnosis LaboratoriumLaboratorium Bahan pemeriksaan:Bahan pemeriksaan:

– Saline nasal washSaline nasal wash– Usap nasofaringUsap nasofaring– Cough plateCough plate

Pemeriksaan imunofluoresensi sediaan Pemeriksaan imunofluoresensi sediaan langsunglangsung

Kultur memakai media diperkaya, Kultur memakai media diperkaya, identifikasi dengan:identifikasi dengan:– ImmunofluoresensiImmunofluoresensi– AglutinasiAglutinasi

KekebalanKekebalan

Diperoleh sesudah infeksi atau Diperoleh sesudah infeksi atau vaksinasivaksinasi

Vaksin:Vaksin:– Whole cell (bakteri dimatikan) Whole cell (bakteri dimatikan)

dalam triple vaccine DPTdalam triple vaccine DPT– Component vaccine / acellular vaccineComponent vaccine / acellular vaccine

Efek samping whole cell vaccine Efek samping whole cell vaccine kelainan neurologis 1 per 310.000 kelainan neurologis 1 per 310.000 (National Childhood Encephalopathy Study, 1981)(National Childhood Encephalopathy Study, 1981)

Terapi dan KontrolTerapi dan Kontrol

B. pertussisB. pertussis sensitif terhadap sensitif terhadap berbagai antibiotikberbagai antibiotik

Eritromisin pada fase kataral untuk Eritromisin pada fase kataral untuk mematikan bakterimematikan bakteri

Pemberian terapi sesudah fase Pemberian terapi sesudah fase paroksismal tidak mempengaruhi paroksismal tidak mempengaruhi perjalanan klinis penyakitperjalanan klinis penyakit

Kontrol dengan:Kontrol dengan:– VaksinasiVaksinasi– isolasi penderita (tidak begitu efektif)isolasi penderita (tidak begitu efektif)

B. parapertussisB. parapertussis

Menyebabkan penyakit Menyebabkan penyakit menyerupai pertusismenyerupai pertusis

Bakteri dapat hidup pada agar Bakteri dapat hidup pada agar nutrien; pigmen coklat yang larut nutrien; pigmen coklat yang larut pada media pada media sesudah inkubasi 2 sesudah inkubasi 2 harihari

B. bronchisepticaB. bronchiseptica

Bakteri tumbuh pada agar Bakteri tumbuh pada agar nutrien, dalam waktu 1 hari, nutrien, dalam waktu 1 hari, gerak (+)gerak (+)

Penyebab infeki saluran nafas Penyebab infeki saluran nafas pada hewan (terutama hewan pada hewan (terutama hewan percobaan di laboratorium)percobaan di laboratorium)