artikel pilihan media indonesia minggu 16.3.2014
Post on 13-Apr-2018
229 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/27/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 16.3.2014
1/27
Tinggalkan Politik Uang
ABDUS SYUKUR
http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/03/16/ArticleHtmls/Tinggalkan-Politik-Uang-16032014001004.shtml?Mode=1http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/03/16/ArticleHtmls/Tinggalkan-Politik-Uang-16032014001004.shtml?Mode=1http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/03/16/ArticleHtmls/Tinggalkan-Politik-Uang-16032014001004.shtml?Mode=1http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/03/16/ArticleHtmls/Tinggalkan-Politik-Uang-16032014001004.shtml?Mode=1 -
7/27/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 16.3.2014
2/27
Parpol harus menjadi teladan dengan mengedepankan semangat kebersamaan.
GONG kampanye terbuka Pemilu Legislatif 2014 ditabuh dengan deklarasi Kampanye
Berintegritas di seluruh Tanah Air, kemarin. Dalam deklarasi di Monas, Jakarta, Ketua
Komisi Pemilihan Umum Husni Kamil Manik mengajak seluruh partai politik meninggalkan
politik uang.
Deklarasi yang diikuti oleh perwakilan 12 parpol peserta pemilu itu sekaligus menjadi
pembuka kampanye terbuka selama 21 hari mulai hari ini hingga 5 April. Kampanye terbuka
merupakan sarana bagi parpol dan perseorangan untuk menyampaikan program ke
masyarakat, kata Husni.
Ia mengajak semua parpol agar bisa menjadi teladan rakyat dengan mengedepankansemangat kebersamaan. `'Praktik politik uang, intimidasi, dan kekerasan harus dihindarkan.
Parpol harus mengedepankan semangat kebersamaan sehingga bisa mendidik pemilih
menjadi rasional, cerdas. Selamat berkampanye, selamat mendapatkan dukungan dari rakyat.''
Ke-12 pemimpin parpol kemudian secara bersama-sama membacakan deklarasi kampanye
berintegritas disusul dengan penandatanganan pakta integritas. Pakta itu merupakan
komitmen bersama untuk menyukseskan Pemilu 2014 dengan semangat persatuan dan
persaudaraan, tertib, damai, jujur, adil, serta berkualitas demi terwujudnya kemajuan dan
kesejahteraan bangsa serta terpeliharanya keutuhan NKRI.
Ketua DPP Bidang Advokasi dan Hukum Partai NasDem Taufik Basari yang mewakili Partai
NasDem dalam deklarasi itu menyatakan Pemilu 2014 merupakan persimpangan, ketika
rakyat bisa memilih perubahan atau jalan di tempat seperti saat ini.
``Untuk memperbaiki negeri, Partai NasDem mengajak masyarakat melawan politik uang dan
transaksional. Praktik politik uang hanya akan merusak demokrasi dan kualitas pemilu,''
tandas Taufik. Wakil Sekjen PDIP Ahmad Basarah melontarkan tekad yang sama. Money
politicsharus dicegah. Pemilu bukan sekadar seremonial demokrasi untuk memilih anggota
legislatif,'' ujarnya.
Kami menginginkan dan berkomitmen untuk pemilu damai. Syarat pemilu damai ialah
setiap kontestan berlaku jujur, tidak ada politik uang, dan memberikan pembelajaran
demokrasi secara benar, timpal KetuaUmum Partai Gerindra Suhardi.
Seusai penandatanganan pakta integritas, deklarasi dilanjutkan dengan pawai kendaraan hias
dari seluruh parpol. Tadi malam, warga juga disuguhi konser Iwan Fals.
Pemilih cerdas
-
7/27/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 16.3.2014
3/27
Secara terpisah, Sekretaris Dewan Nasional Setara Institute Benny Susetyo mengharapkan
deklarasi tersebut bukan sebatas seruan. `'Integritas harus bermakna yang sebenarnya dengan
dilandasi kejujuran dan keikhlasan. Pemilih juga harus cerdas, jangan memilih figur yang
melakukan politik uang karena figur seperti itu dipastikan membawa kesengsaraan bagi
rakyat.''
Pada hari pertama, para kontestan langsung menerjunkan juru kampanye andalan masing-
masing. Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, misalnya, bakal berkampanye di Aceh
dan Sumatra Selatan. Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono
dijadwalkan berkampanye di Magelang, Jateng. (Yah/Ant/X-8) abdus@mediaindonesia.com
-
7/27/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 16.3.2014
4/27
Nazaruddin Sebut Anas Punya 6 Tambang
" Semua aset Mas Anas sudah saya jelaskan semua ke penyidik termasuk ada pembelian
rumah. Semua punyanya Mas Anas."
-M Nazaruddin, Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat
KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menelusuri aset terkait dengan kasus tindak
pidana pencucian uang (TPPU) yang disangkakan kepada Anas Urbaningrum. Menurut saksi
M Nazaruddin, Anas memiliki enam tambang, hotel, serta menggelontorkan uang Rp300
miliar untuk memenangi Kongres Partai Demokrat pada 2010 dan membeli saham Garuda
Indonesia.
Keterangan itu dibeberkan Nazaruddin saat diperiksa penyidik KPK selama hampir 10 jam
hingga Jumat (14/3) malam. Semua aset Mas Anas sudah saya jelaskan semua ke penyidik
termasuk ada pembelian rumah. Semua punyanya Mas Anas,'' tuturnya. Mantan Bendahara
Umum Partai Demokrat yang kini menjadi terpidana kasus korupsi Wisma Atlet SEA Games
itu menambahkan, Anas memiliki dua tambang bauksit di Kepulauan Riau dan empat
tambang batu bara di Kalimantan. Anas juga punya hotel di Bali kerja sama dengan salah
seorang anggota DPR.
Anas, imbuh Nazaruddin, pernah pula menerima tanah sekitar 7.000-8.000 m2 di Yogyakarta
serta uang Rp300 miliar untuk keperluan Kongres Partai Demokrat 2010 di Bandung 2010 di
Bandung dan membeli saham Garuda. Uang dan aset itu diberikan oleh Direktur PT Dutasari
Citra Laras Mahfud Suroso dan Direktur Operasional PT Adhi Karya Teuku Bagus
Muhammad Noor. `'Teuku Bagus ini memang lebih loyal ke Mas Anas,'' ucap Nazaruddin.
Dia membantah telah berkongsi dengan Anas dalam bisnis tambang di Riau. Bisnis
menggiurkan itu, tegasnya, murni milik Anas dan ia hanya disuruh memegang peran
bendahara. Semua punya Mas Anas. Bisa keluar uang Rp300 miliar untuk Kongres
Demokrat, kemudian membeli saham Garuda, semua perintahnya Mas Anas.''
Mahfud Suroso juga diperiksa oleh KPK. Dia mengaku dicecar 20 pertanyaan lebih terkait ke
lebih terkait ke beradaan aset Anas terkait TPPU.
Iya, saya ditanya seputar aset Anas, ucapnya tanpa bersedia menjelaskan kesaksian yang ia
berikan ke penyidik.
KPK telah menyita sejumlah aset Anas, termasuk rumah di Jl Selat Makassar dan Teluk
Angsa, Duren Sawit, Jakarta Timur, serta dua bidang tanah di Kelurahan Mantrijero,
Yogyakarta, seluas 7.670 m2 dan 200 m2. Aset tersebut atas nama ayah istrinya, Athiyyah
-
7/27/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 16.3.2014
5/27
Laila, KH Attabik Ali. Adapun tiga bidang tanah di Bantul, yang disita atas nama Dina AZ,
anak Attabik Ali.
Sebelum dibidik dengan TPPU, Anas lebih dulu dijerat dengan sangkaan menerima
gratifikasi dalam proyek pembangunan pusat olahraga Hambalang, Bogor. Pengacara Anas,
Firman Wijaya, mengatakan aset yang disita KPK tidak ada kaitannya dengan kasus
Hambalang karena telah dimiliki kliennya sejak 2000 hingga 2004.
Harta-harta itu jauh sebelum kasus Hambalang terjadi dan tak ada kaitan dengan tempus
delicti (waktu terjadinya tindak pidana). Kasus Hambalang kan terjadi 2010,'' ujarnya.
Seusai diperiksa KPK, Jumat (14/3), Anas membantah memiliki hotel di Bali dan menepis
bahwa tanah di Kelurahan Mantrirejo, merupakan pemberian Mahfud Suroso. Hanya saja ia
menolak menjawab dugaan kepemilikan tambang. (SU/X-8)
-
7/27/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 16.3.2014
6/27
China belum Jawab Selama Dua Dekade
DIKA DANIA KARDI
Menlu China hanya memberi jawaban li san yang meminta I ndonesia tetap tenang.
PERSOALAN peta China yang mencantumkan 9 garis putus-putus (dash line) di wilayah
perairan Natuna adalah persoalan lama yang hingga kini belum dijawab pemerintah `Negeri
Panda' itu.
Pakar hukum laut internasional Hasjim Djalal mengungkapkan hal itu saat dihubungi
kemarin.
Hasjim mengatakan, saat menteri luar negeri dijabat oleh Ali Alatas, Indonesia sudah
menanyakan makna 9 garis putus-putus yang memasukkan wilayah Natuna ke dalam
wilayahnya.
Pada 1994 kita sudah mengirim nota yang mempertanyakan apa arti garis putus-putus itu,
bagaimana koordinatnya, dasar hukum, serta bagaimana menyambungnya, kata Hasjim.
Namun, China tidak merespons. Ketika Menlu Ali Alatas berkunjung ke China, hal itu
kembali dipertanyakan. Alatas bertanya apakah China menerima nota yang dikirimkan pada
1994. Menlu China saat itu Qian Qichen menjawab bahwa pihaknya menerima nota tersebut.
Namun, sambung Hasjim, sekali lagi tidak ada penjelasan mengenai garis putus-putus
tersebut. Menlu China hanya memberi jawaban lisan yang meminta Indonesia tetap tenang
karena negerinya tidak bermasalah dengan Indonesia.
Sampai saat ini, kata Hasjim, tidak ada penjelasan tentang garis putus-putus yang
memasukkan sebagian wilayah perairan Natuna. Karena itu, dia agak ragu jika China akan
memberikan jawaban memuaskan mengenai garis putus-putus tersebut.
Namun, Hasjim menegaskan, hal yang pasti ialah garis pangkal yang menyambungkan batas
terluar Indonesia di perairan Natuna sudah terdaftar di PBB.
Secara terpisah, anggota Komisi I DPR Susaningtyas Kertopati mengatakan Indonesia harus
tegas terhadap pemerintah Republik Rakyat China yang telah mengklaim wilayah perairan
Natuna sebagai wilayah laut mereka.
Menurutnya, kaim itu akan berdampak besar terhadap keamanan Laut Natuna. Memang
klaim sepihak itu terkait dengan sengketa Kepulauan Spratly dan Paracel antara negara China
dan Filipina, kata Susaningtyas saat dihubungi kemarin.
-
7/27/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 16.3.2014
7/27
Namun, cetusnya, Indonesia harus memperkuat sistem pertahanan di kawasan tersebut.
Persoalan itu bisa membuat suhu politik diplomasi memanas. Karena itu, tegasnya, China
perlu menjelaskan secara komprehensif maksud dari memasukkan wilayah Natuna ke dalam
peta mereka.
Indonesia tidak boleh gentar, tegas Susaningtyas. Ia juga menduga China memasukkan
perairan Natuna ke dalam garis putus-putus peta lantaran kawasan itu kaya akan sumber daya
alam.
Persoalan itu kembali mencuat setelah Asisten Deputi I Bidang Doktrin Strategi Pertahanan
Kemenko Polhukam Marsma Fahru Zaini mengatakan bahwa China memasukkan sebagian
wilayah perairan laut Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, ke dalam peta wilayah
mereka.
Peta itu, kata Fahru, sudah dicantumkan dalam paspor terbaru milik warga China.
Di lain hal, dalam kunjungan lima hari ke China pada akhir Februari lalu, Panglima TNI
Jenderal Moeldoko menyatakan Indonesia akan menambah kekuatan militer di sekitar
perairan Natuna.
Hal itu dilakukan karena Natuna adalah salah satu wilayah terdepan Indonesia sekaligus
untuk mengantisipasi instabilitas di Laut China Selatan.
Penambahan dan pengerahan kekuatan di Natuna juga untuk mengantisipasi berbagai
kemungkinan rembesan akibat instabilitas di Laut China Selatan, ujar Moeldoko.
(Ant/T-3) dika@mediaindonesia.com
-
7/27/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 16.3.2014
8/27
Kicau Politik Dunia Maya
RUDY POLICARPUS
Menjelang pemilu, aksi buzzer-buzzerpolitik kian meningkat. Segala cara dilakukan,
memuji dan mengelus jagoan hingga menyerang dan menghujat lawan. Akun-akun
dengan identitas palsu pun bermunculan.
JEJARING sosial menjadi salah satu primadona kampanye politik. Tengok saja Facebook,
Twitter, blog, atau Instagram.
Para calon legislator, calon presiden, dan calon-calon lain berlomba pasang strategi. Ada
yang bermain halus, kasar, bahkan lempar batu sembunyi tangan.
Etika kampanye di jejaring sosial memang longgar. Para buzzerbisa menyembunyikan
identitas, bekerja secara tim, dan mempunyai banyak akun. Media sosial juga memungkinkan
satu pihak suka-suka mengatur isu dan melakukan kampanye hitam yang menjatuhkan lawan.
Terlepas dari putih, hitam, dan abu-abu kampanye lewat media sosial, fenomena itu telah
memunculkan ceruk pekerjaan baru. Masyarakat berlomba berkomentar, melempar isu,
menjadi relawan, ataupun menjadi buzzer-buzzerpolitik berbayar. Tarifnya bermacam-
macam.
Untuk sekali berkicau di Twitter, dibayar puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Ada juga
yang memaketkan beberapa kali kicauan dengan tarif puluhan juta rupiah. Untuk buzzer
dalam bentuk tim bahkan bisa mencapai Rp100 juta, biasanya dengan persyaratan
menjadikan sang `jagoan' sebagai trending topic.
Buzzer dan relawan
http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/03/16/ArticleHtmls/Kicau-Politik-Dunia-Maya-16032014005003.shtml?Mode=1 -
7/27/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 16.3.2014
9/27
Istilah buzzerpolitik akhir-akhir ini kian gencar disebut, tetapi tidak semua suka. Hazmi
Srondol, salah satu penggiat jejaring sosial yang kini condong ke salah satu calon presiden,
menolak penggunaan istilah buzzer.
Buzzerpolitik itu sekarang kesannya cenderung negatif. Istilah itu awalnya digunakan untuk
merujuk buzzerproduk, tapi di bidang politik jadi rusak. Banyak yang menggunakan akun
palsu, memberi komentar dengan identitas-identitas palsu. Tidakgentle.Buzzeryang
sesungguhnya tidak akan menyembunyikan identitas. Itu menyangkutpersonal branding,
jelasnya.
Meski cukup aktif menulis di blog, Facebook, Kompasiana, dan Twitter tentang jagoannya,
Hazmi lebih suka disebut volunteer(relawan) politik.
Kalau tidak memiliki kesamaan visi, saya tidak akan mau, papar pria yang juga aktif
menjadi buzzerproduk dengan tarif jutaan hingga puluhan juta rupiah itu.
Hitam putih
Hazmi mengategorikan buzzerdalam dua kategori, putih dan hitam. Kategori putih dia sebut
sebagai buzzersehat dengan identitas yang jelas, sedangkan buzzerhitam tidak memiliki
identitas jelas, tidak tahu siapa adminnya, dan terkadang dilakukan oleh tim. Golongan itu
biasanya disebut cyber army.
Belakangan, tutur Hazmi, buzzer-buzzerpolitik dalam bentuk tim banyak bermunculan.
Mereka melempar isu atau mengomentari Facebook, Twitter, hingga blog dengan nama-nama
aneh dan kode. Kompasiana disebut Hazmi sebagai salah satu tempat yang disasar para
buzzeranonim.
Mereka melempar komentar di tulisan politik dengan cara menyerang, mengejek,
menjatuhkan, dan lain-lain, dengan menggunakan kode angka, tanda pagar, kutip, dan
sebagainya. Itu kerja amatir atau mungkin juga tim untuk membedakan siapa yang sudah
bekerja seberapa banyak.
Banyaknya akun palsu di jejaring sosial juga dikemukakan Wicaksono yang di dunia bloger
dikenal denganpersonal brandingNdoro Kakung. Ada istilah yang menyebutkan, seekor
anjing pun bisa ada di internet. Artinya, internet yang antara lain di dalamnya ada jejaring
sosial bisa dimanfaatkan siapa saja, anonim atau non-anonim. Itu repotnya. Identitas bisa
diselidiki, tapi butuh waktu dan tenaga.
Mengenai kicauan-kicauan politik yang masuk kategori sehat dan tidak sehat, Wicak
menegaskan pada akhirnya masyarakat akan menilai dan menimbang sendiri isu dan
komentar politik yang dilontarkan para buzzer. Lama-lama masyarakat akan tahu mana yang
bisa dipercaya mana yang tidak. Mana yang bermain kasar, mana yang tidak. Akan tersaring
sendiri, ujarnya.(M-7) rudy@mediaindonesia.com
-
7/27/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 16.3.2014
10/27
Strategi Perang Udara
DUNIA masih belum lupa bagaimana kesuksesan Barack Obama pada pemilihan presiden
Amerika Serikat 2008 terjadi berkat kampanye Facebook dan Twitter. Di Indonesia,
kemenangan Jokowi-Ahok kian mengukuhkan media sosial sebagai sarana berkampanye
yang murah dan efektif.
Pemilih muda
Pengamat media sosial dari Politicawave, Sony Subrata, melihat jejaring sosial sudah
menjadi instrumen efektif untuk mendulang suara dan mendongkrak popularitas.
Dia menilai, kampanye lewat media sosial lebih ampuh dan murah jika dibandingkan dengancara tradisional seperti menggunakan baliho, selebaran, atau memasang spanduk. Saya
perkirakan hanya butuh dana sekitar 10% dari seluruh anggaran kampanye, papar Sony.
Penggunaan jejaring sosial tidak terlepas dari fenomena pemilih muda yang tidak lagi mudah
percaya dengan iklan kampanye di televisi. Mereka akan lebih percaya jika ada teman yang
mengatakan bahwa kandidat A atau B bagus. Itu bisa dilakukan lewat jejaring sosial dan
dipastikan akan menyebar dengan cepat..
Secara terminologi, terang Sony, buzzeradalah pendengung kabar untuk menggembar-
gemborkan informasi yang diinginkan oleh pembayar. Awalnya, buzzermengiklankan
produk, tetapi hiruk-pikuk kancah politik memperlebar ceruk pasar. Jika dibandingkan
dengan buzzer brand, secara materi pendengung dunia politik dianggap lebih
menguntungkan. Kampanye melalui media sosial kemudian melahirkan strategi-perang
udara. Sony berpendapat keberadaan buzzertidak semata cukup untuk menaikkan pamor
dengan menggiring opini positif, tapi juga butuh strategi mejatuhkan lawan politik.
Tentu jangan sefrontal akun triomacan, pakai cara yang lebih elegan, ujarnya.
Key opinion leader
Buzzeryang bekerja dengan akun palsu, menurut Sony, bayarannya tidak sebanyak key
opinion leader(KOL) yang memiliki pengaruh di dunia maya untuk membuat ataupun
menggiring opini.
Sony menyebut seorang musisi papan atas yang masuk kategori KOL. Dulu dia yang
membuat hastag #jokowiwinner dan populer pada pemilu kada Jakarta. Berapa biaya untuk
menyewa buzzeratau KOL? Ia menyebut pada kisaran angka Rp10 juta-Rp20 juta untuk
sekali komentar di media sosial. Tergantung tingkat pengaruh dari seseorang, tapi ada juga
yang memakai sistem paket.
-
7/27/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 16.3.2014
11/27
KOL, terang Sony, biasanya bermain lebih elegan, menghindari kampanye hitam.
Berbeda dengan buzzerberidentitas fiktif yang mendengungkan isu miring yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
Dia menilai, di Indonesia, Jokowi merupakan politikus yang paling tangkas memanfaatkan
media sosial. Bahkan, ujar Sony, Jokowi memiliki buzzeryang sifatnya relawan dengan
jumlah tidak sedikit. Jokowi menjalin hubungan dengan relawan ini sejak lama dan
hubungan emosionalnya terus ia jaga. (Pol/M-7)
-
7/27/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 16.3.2014
12/27
Mengintip Kekuatan Lawan
SORE itu, percakapan di sebuah kafe membahas popularitas calon legislator dan presiden
yang populer di dunia maya. Beberapa nama disebut sebagai tokoh yang mendapatfollower
Twitter danfanFacebook murni. Beberapa lagi dinilai membelifollowerdan membayar serta
mengakali jumlahfan di Facebook.
Soal praktik jual beli akun,follower, dan mengakali teknologi sudah menjadi rahasia umum.Itu sebabnya, Partai NasDem memilih menggunakan cara-cara lebih riil dan elegan.
Partai yang beranjak dari organisasi kemasyarakatan itu membentuk tim media sosial sendiri,
plus mendapat bantuan dari relawan. Lebih nyata, lebih militan, lebih elegan, dan tidak
mengeluarkan dana besar, papar Gantyo Koespradono dari Media Center NasDem.
Maraknya pemalsuan jumlahfollowerTwitter danfandi Facebook diamini Aryo
Djojohadikusumo yang tengah sibuk menimang peluang menjadi caleg dari Partai Gerindra.
Dia membentuk tim kecil sendiri untuk memanfaatkan media sosial, dan Facebook menjadi
pilihan, karena dianggap bisa mengetahui identitasfan, mulai usia, jenis kelamin, sampai
domisili.
Aryo juga menggunakan media sosial untuk mengukur kekuatan lawan melalui situs
Socialbakers.com. Ia kemudian mengeklik nama Pramono Edhie Wibowo, peserta konvensi
calon presiden Partai Demokrat.
Berdasarkan data statistik di situs tersebut, akun Facebook mantan Kepala Staf Angkatan
Darat itu memiliki 88.612fan. Sebanyak 73.600 atau 83,1% berasal dari Turki. Adapunfan
dari Indonesia sebanyak 4.097 atau 4,6%. Kenapa lebih banyak fan dari Turki jika
http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/03/16/ArticleHtmls/Mengintip-Kekuatan-Lawan-16032014005024.shtml?Mode=1 -
7/27/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 16.3.2014
13/27
dibandingkan dengan Indonesia danpeople talking aboutcuma 193 orang? Ada
kemungkinanfanpalsu dan ditipu tim suksesnya, kata Aryo.
Ia juga menunjuk beberapa akun Facebook politikus lain yang memiliki banyakfandari
negara lain ketimbang dari Indonesia sendiri. Itu sebabnya, saya memilih mengelola sendiri
dan lebih senang berpegang pada data nyata, tukasnya. (Pol/M-7)
-
7/27/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 16.3.2014
14/27
RONGGENG DUKUH PARUK
Srintil, Kisah Ironi Kemanusiaan
SISWANTINI SURYANDARI
Ceri ta tentang kesenian rakyat yang terbawa arus poli tik yang mengakibatkan para
pelakunya ditahan dan harus menyandang status tapol' .
AKU anak Dukuh Paruk,sebuah gerumbul kecil di tengah padang yang amat luas kecil dan
menyendiri. Sebuah dukuh yang menciptakan kehidupannya sendiri. Penghuninya orang-
orang seketurunan, yang konon nenek moyangnya ialah Ki Secamenggala. Seorang
bromocorahinsaf yang sengaja mencari daerah paling sunyi untuk menghabiskan sisa
umurnya.
Aku yatim piatu sama seperti Srintil, setelah petaka tempe bongkrek. Hidup hanya bersama
Nenek, tidak pernah ingat bagaimana rupa kedua orangtuaku. Srintil adalah cermin Emak
yang tak pernah kuingat dan kumiliki. Srintil menjadi ronggeng, ia bukan hanya milikku lagi,
tetapi juga milik semua orang.
Sepenggal kata-kata yang dirangkai Ahmad Tohari dalam novel berjudulRonggeng Dukuh
Paruksangat memilukan hati saat membacanya. Novel itu merupakan bagian pertama dari
tiga bagian novel yang mengisahkan tentang kehidupan Srintil dan Rasus dari kecil hinggadewasa. Dan, mereka terperangkap dalam skenario politik 1965.
Ungkapan Rasus yang ditorehkan lewat mata pena Tohari ini menggambarkan bagaimana
kehidupan di daerah perdesaan miskin yang sarat dengan benturan antara budaya,
kepercayaan, keinginan anak muda untuk tumbuh dan maju, serta sebagai ajang pertaruhan
elite politik di masa itu.
Di pedukuhan itu masih ada yang bisa dibanggakan, yakni ronggeng! Mengapa? Karena
kehadiran ronggeng membawa rezeki bagi dusun itu. Berbondong-bondong pria kaya
mendatangi Dukuh Paruk, di saat lahirnya ronggeng baru turunan Ki Secamenggala. Duitditabur begitu saja. Orang kaya penuh berahi akan sesuka hati membuang rupiah untuk
membeli berbotol-botol arak sambil berpesta dan menari.
Bagi Srintil, Rasus adalah laki-laki belia yang sudah dikenal sejak masa kanak-kanak dengan
ikatan batin yang kuat. Bagi Srintil, Rasus sangat tangkas seperti anak kijang. Harga dirinya
tinggi bahkan cenderung congkak. Dia pantang merengek apalagi mengemis.
Cerita cinta Srintil berakhir pahit dituntaskan Tohari di buku pertamaRonggeng Dukuh
Paruk. Namun, di buku keduaLintang Kemukus Dini Hari, digambarkan Srintil telah move
-
7/27/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 16.3.2014
15/27
on. Mencoba melupakan Rasus dan memulai hidup baru dengan menjalani profesi sebagai
seorang ronggeng.
Statusnya pun naik. Ia menjadi simbol dukuh. Ia telah menjadi seorang selebritas. Namun,
semua itu berjalan begitu cepat. Kehidupannya seperti selebritas. Ia pun mendadak redup
pamornya karena tersandung kasus.
Tahanan politik
Peristiwa politik pada 1965 telah mengubah semua sendi kehidupan. Pembersihan orang-
orang yang dianggap komunis dilakukan hingga ke pelosok perdesaan. Ahmad Tohari
menunjukkan sisi kelam tulisannya dalam buku kedua ini.
Tragedi 1965 menyebabkan Srintil harus dipenjara tanpa harus diadili. Ia dituduh mengusungkesenian yang berbau kiri (komunis).
Malang tak dapat ditolak saat ia mendapat pelecehan seksual oleh para aparat bejat di
penjara. Tiba-tiba ia merindukan menjadi perempuansomahan, seperti teman-temannya di
dukuh. Tohari menggambarkan dukuh yang menggeliat dengan kesenian ronggengnya
kembali terpuruk dan menuju ke garis kemiskinan seperti sebelum Srintil menjadi ronggeng
terkemuka.
Srintil pun harus nrimohukuman yang diterima meski dia tidak melakukan kejahatan itu.
Srintil yang semula menjadi idola Dukuh Paruk kini menjadi seorang tahanan politik (tapol).
Sebuah ironi kemanusiaan.
Membaca buku ketiga Ahmad Tohari berjudulJentera Bianglala, pada awal bab
menggambarkan kebahagiaan. Srintil akan memulai hidup baru sebagai seorang istri dan
membangun rumah. Impian Srintil hanya menggantung di awan, tatkala suatu ketika Bajus,
suaminya, memintanya melayani seorang petinggi dari Jakarta agar proyek besar milik
petinggi itu jatuh ke tangan Bajus.
Harga diri Srintil terkoyak . Tubuhnya terasa tidak ada jiwa lagi. Hanya seonggok daging dan
parasnya yang masih cantik. Jiwanya terhempas jatuh. Srintil kehilangan kesadarannya dan
menjadi gila.
Seperti juga mata batin Rasus yang pulang bertugas dari Kalimantan dan kembali ke
dukuhnya. Ia melihat perubahan di dukuhnya. Tidak ada lagi senyum manis Srintil. Yang ada
hanya kesuraman, kegilaan, kesedihan, dan kemiskinan yang bertubi-tubi.
Bagi Rasus, Srintil harus bahagia. Beban hidupnya harus dikurangi. Rasus pun terpanggil
untuk memperbaiki kondisi Dukuh Paruk dan membahagiakan Srintil.
-
7/27/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 16.3.2014
16/27
BukuJentera Bianglala, yang merupakan buku pamungkas dalam trilogiRonggeng Dukuh
Paruk, menjadi kunci hakikat memanusiakan manusia. (M-2)
miweekend@mediaindonesia.com
-
7/27/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 16.3.2014
17/27
Angkutan dari Rusun
GUS TF SAKAI
Pagi ini tak bisa lagi Iman tak marah. Kapal gratis ke Muara Baru masih belum bisa jalan,
sementara Rahmat anaknya yang sekolah pada sebuah SD di Pluit tak mau berangkat dengan
bus. Tapi tentu saja Iman mestinya ngerti. Dengan bus, dari Marunda, Cilincing, ke Pluit,
Penjaringan, jaraknya 10 kilometer. Pukul berapakah Rahmat akan sampai di sekolah?
Tetapi Iman sudah bilang ke Rahmat agar bangun lebih pagi. Rahmat saja yang tampaknya
seperti malas. Ah, ada apakah sebetulnya? Walau sejak pindah ke Marunda banyak hal
memang tak lagi sama, namun Iman punya firasat bukan karena itu Rahmat berubah. Ya, ada
sesuatu yang seperti berubah. Kelas 4 SD, 10 tahun, memang usia nakal-nakalnya.
Apakah ada sesuatu yang terjadi di sekolah?
Aku juga tak tahu, kata Warsinah, istrinya, saat kemarin Iman bertanya.Tapi yah,
dibanding di Pluit, di sini Rahmat lebih banyak main.
Mm, apa karena main? Apakah karena asyik main ia jadi malas? Iman masih menggerutu,
masih uring-uringan, saat pamit pada istrinya. Sapaan beberapa orang yang tengah duduk-
duduk minum pagi di kios dan gerobak-gerobak lantai dasar, ia balas seadanya. Di halamanyang luas, Iman agak tertegun. Dilihatnya truk-truk dan orang-orang, para pekerja bangunan,
ramai, menurunkan berbagai peralatan. Sepagi ini. Mmm. Pasar sayur itu, rupanya, benar-
benar akan ada di depan rusun mereka.
***
Sampai di tempat mangkalnya, pasar ikan Muara Baru Jalan Gedong Panjang, hari memang
telah agak siang. Tetapi bagi Iman, telat atau tidak memang tak soal, karena pasar ikan itu
hanya tempat kerja antara, sebelum kemudian ia mangkal di Taman Waduk Pluit. Selain
`mengisi' langganan, orang-orang yang biasa utang rokok atau barang kecil ini-itu, pasar ikanadalah tempat Iman menitipkan asongan kepada seorang juragan ikan yang dulu, sebelum ia
pindah ke Marunda, adalah juragannya.
Taman Waduk Pluit menjadi tempat asongan utama, karena di situlah sumber uang kontan
Iman. Semua pembeli adalah orang asing, orang-orang yang sebelumnya Iman tak kenal, para
pengunjung taman, yang entah datang dari mana. Hari-hari biasa Iman bisa untung Rp40
ribu-Rp50 ribu, sedangkan Sabtu dan Minggu bisa mencapai dua kalinya. Ditambah upah
Warsinah yang membantu-bantu di sebuah kios lantai dasar rusun, penghasilan mereka cukup
untuk bertiga dan kadang bisa mengirim ke Yeni, kakak Rahmat yang tinggal bersamaorangtua Iman dan sekolah di sebuah SMP di kampung mereka di Magetan.
-
7/27/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 16.3.2014
18/27
Siang Iman akan istirahat seraya menunggu Rahmat pulang dari sekolahnya pada sebuah SD
dekat Emporium Pluit. Bersama, mereka lalu makan siang di sebuah warung dan,
sesudahnya, dibantu Rahmat, Iman akan terus mengasong sampai malam. Sungguh tak
terbayangkan, lokasi yang Januari lalu masih berupa perumahan kumuh, dipadati gubuk-
gubuk di bantaran waduk, tak lebih sembilan bulan, telah menjelma jadi taman. Dan salahsatu dari gubuk itu, tentu saja adalah gubuk Iman. Kadang, dengan setengah bercanda, Iman
suka bertanya ke Rahmat, Ayo, di mana dulu rumah kita? Di situ! tunjuk Rahmat, seraya
berlari-lari ke sebuah lokasi di sisi waduk.
Bukan! sanggah Iman. Dan seraya menunjuk agak ke tengah, ke sisi bagian dalam waduk,
ia bilang, Di sana....
Kok di dalam waduk? Rahmat protes. Ya tentu. Waduk kan diperlebar....
Memang, selain dikeruk, waduk juga diperlebar. Luas yang dulu 60 hektare, untukmenanggulangi banjir, akan dijadikan 80 hektare. Sampai pertengahan November itu, baru
sisi barat waduk yang jadi taman. Selain area pusat taman yang diresmikan Joko Widodo,
Gubernur DKI Jakarta yang biasa dipanggil Jokowi, 17 Agustus 2013 lalu, sudah ada pula
area teater terbuka, jalur jalan untuk joging, dan bangku-bangku. Jokowi bilang, Bertahun-
tahun ke depan, taman ini akan jadi hutan kota. Tak ada lahan komersial. Semua untuk
warga. Gratis. Warga juga boleh berdagang, tetapi asongan, karena tak boleh ada bangunan.
***
Masih juga kapal belum bisa jalan. Sudah lebih seminggu. Dan seperti hari-hari lalu, Rahmat
masih juga seperti malas. Kadang mau sekolah, kadang tidak.
Dan, hal lain yang juga mulai terasa dan membuat Iman kini kepikir, adalah ongkos bus.
Bolak-balik Marunda-Pluit bisa mencapai Rp20 ribu. Ah, kapankah cuaca kembali baik
sehingga kapal Marunda Muara Baru bisa pula kembali jalan? Bila terus begini, semua akan
kacau. Kondisi keuangan keluarga juga akan tak lagi mencukupi.
Ah, andai saja masih seperti dua bulan lalu, saat bus Marunda-Pluit masih beroperasi.
Memang, bagi warga yang dipindahkan akibat normalisasi waduk ke rusun-rusun yang
lokasinya jauh, disediakan angkutan gratis. Dan untuk yang dipindahkan ke rusunawa
Marunda, selain dengan kapal Marunda-Muara Baru yang lewat laut, disediakan pula bus
Marunda-Pluit yang lewat darat. Tetapi karena perjalanan dengan kapal lebih cepat, hampir
semua orang memilih angkutan laut, dan angkutan darat jadi sepi. Lama-lama bus jadi
kosong, dan dua bulan lalu kemudian berhenti. Tetapi, kenapa harus berhenti?
Tidakkah, sebelum diputuskan berhenti, warga rusun mestinya lebih dulu ditanyai?
Ah, banyak hal memang tak berjalan sebagaimana mestinya. Dan satu hal yang membuat
Iman waswas, adalah unit-unit rusun yang disewakan ke orang lain.
-
7/27/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 16.3.2014
19/27
Karena berbagai pertimbangan, banyak yang sehabis kerja tak pulang ke rusun dan memilih
menginap di sekitar waduk. Dari semula menginap, lama-lama mereka menyewa kamar di
Muara Baru, lalu rusun mereka kontrakkan. Bekerja sama dengan oknum pengelola rusun dan
calo-calo, sewa unit rusun yang paling mahal Rp159 ribu per bulan, bisa menjelma jadi
Rp700 ribu. Bila ketahuan, bukan hanya si penyewa asli, penyewa di seluruh lantai juga akandikeluarkan.
Dan, bukan itu saja, juga kios dan gerobak-gerobak di lantai dasar. Katanya, akan diundi
secara terbuka. Tetapi ada kios yang berganti pengelola, dan si pengganti ternyata famili atau
masih satu keluarga.
Ah, Iman berdesah. Dan, tiba-tiba ingat Rahmat. Hari itu, karena Rahmat tak mau sekolah,
Iman juga jadi enggan kerja. Di samping paginya juga hujan. Ke mana ia? tanya Iman
kepada istrinya.
Entah. Tetapi tadi ia ke bawah. Katanya ke lapangan. Karena hujan, ada teman-temannya
yang juga tak sekolah.
Iman melangkah, keluar dari unit rusunnya, berjalan ke arah tangga. Dari teras tangga di
lantai dua, Iman bisa memandang ke lapangan serbaguna yang terletak antara Blok A-6 dan
Blok A-5. Dan di lapangan itu, di bawah sana, dilihatnya Rahmat, bersama teman-temannya,
sedang berlarian berteriak-teriak bermain bola.
Iman juga ingin berteriak, memanggil, tetapi tiba-tiba membatalkannya.
Pemandangan itu, serombongan anak berlarian mengejar bola, tiba-tiba mengingatkan Iman
ke suatu masa, di kampungnya, Magetan, 30 tahun lalu.
Iman seperti tertegun. Terpaku lama. Dan lalu, mendadak, seolah ada yang tiba-tiba
bergejolak di dadanya, Iman berbalik. Ia melangkah setengah berlari ke unit rusunnya. Aku
tahu, Inah! Aku tahu!
***
Apa yang menurut Iman ia tahu, adalah dunia dan permainan itu. Melihat Rahmat dan teman-
temannya bermain bola, Iman terbayang masa kanak-kanaknya di Magetan. Betapa
mengasyikkan. Betapa menggembirakan. Selain berlarian mengejar bola, ada makebo-
keboan, engklek, gobak sodor, boyo-boyoan.
Sesuatu yang hanya bisa dilakukan di Marunda, tak bisa didapatkan Rahmat di Pluit, apalagi
saat mereka dulu di bantaran. Mas yakin itu yang menyebabkan Rahmat malas sekolah?
tanya Warsinah.
Sangat yakin, tukas Iman, dan baik Rahmat kita pindahkan.
-
7/27/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 16.3.2014
20/27
Ke sini?
Iya. Ada SD tak jauh dari sini, di Sipitung.
Warsinah seperti berpikir.
Dah, jangan berpikir. Dan masih ada lagi.
Masih ada lagi? Apa....? Pasar sayur... kau lihat orang-orang sedang bekerja, membangun
pasar di depan. Aku akan mendaftar.
Mendaftar? Ikut jualan sayur? Iya.
Warsinah seperti terpana. Sesaat, lalu senyum mengembang di bibirnya. Kita...
kita betul-betul hanya akan di sini? Mas juga takkan lagi ke Pluit? Iman mengangguk.
Warsinah mendekat, menyentuh tangan Iman tak percaya. Tetapi kembali Iman mengangguk.
Memastikan. Dan, senyum Warsinah kini benar-benar mekar. Mengembang lebar....
***
Cerpen ini merupakan bagian dari sebuah karya yang lebih luas.
Gus TF Sakai, pengarang kelahiran Payakumbuh, 1965. Menulis novel, cerpen, dan puisi. Ia
mendapat penghargaan SEA Write Award dari Kerajaan Thailand untuk kumpulan cerpenKemilau Cahaya dan Perempuan Buta(2004), juga Khatulistiwa Literary Award (KLA) untuk
kumpulan cerpen Perantau (2007). Buku terkininya Kaki yang Terhormat(2012).
Redaksi menerima kiriman naskah cerpen, ketik sebanyak 9.000 karakter, karya orisinal dan
belum pernah diterbitkan di media massa lain.
Kirim e-mail ke cerpenmi@mediaindonesia.com dan cerpenmi@yahoo.co.id @Cerpen_Mi
-
7/27/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 16.3.2014
21/27
PIGURA
Sang Pembaru
ONO SARWONO
BIMA alias Bimasena. Itulah tokoh sentral dalam pertunjukan wayang kulit semalam suntuk
yang digelar Media Group dengan dalang kondang yang juga Bupati Tegal, Ki Enthus
Susmono, pada pekan lalu.
LakonnyaBima Lahirdikemas dalam tema wayang kebangsaan. Pergelaran yang
berlangsung di Slawi, Tegal, Jawa Tengah, tersebut ditonton oleh ribuanpandemenwayang.
Momentumnya adalah wayangan itu diselenggarakan untuk menyambut pemilihan umum.
Lakon tersebut dipilih terkait dengan kehausan kita akan lahirnya sosok impian, pembaru,yang mampu membawa perubahan yang lebih baik di dalam negeri yang penuh anomali.
Terlalu lama bangsa ini mengalami paceklik kesatria-kesatria sejati yang tulus
mendarmabaktikan jiwa raganya.
Persis seperti dalam lakon pada malam itu, meski telah keluar dari rahim sang ibu, Kunthi
Talibrata, sang anak ternyata belum bisa menghirup udara bebas, tidak lahir sempurna.
Jabang bayi (orok) hadir di dunia dalam kondisi terbungkus kulit ketuban. Berbagai upaya
telah diikhtiarkan, tetapi sang anak masih tetap di dalam alam bungkus.
Kondisi abnormal itu membuat lingsemorangtua dan semua keluarga besar serta sentana
dalem kerajaan Astina. Atas anjuran Begawan Abiyasa, Raja Astina Pandudewanata
mengasingkan `bungkus' yang tak lain anaknya itu ke Hutan Mandalasara. Sebagian dalang
menyebut belantara Krendawahana atau Wana Sunyapringga.
Keluarga Kurawa, yakni Duryudana dan adik-adiknya, diperintahkan menjaga keselamatan
`bungkus', adik sepupu mereka. Akan tetapi, karena hasutan pamannya, Tri Gantalpati,
Kurawa tidak merawat, tetapi malah berusaha membinasakan `bungkus' itu dengan segala
macam senjata.
Menurut skenario Gantalpati, tokoh culas yang kelak kemudian hari jadi kondang dengan
nama Sengkuni, jika `bungkus' itu selesai menjalani alam keprihatinan dan hidup lumrah, ia
akan menjadi penghalang utama Kurawa untuk menguasai takhta Astina. Karena itu,
`bungkus' itu harus disirnakan. Namun, upaya bengis mereka gagal total.
Di hutan itulah `bungkus' tersebut hidup hingga berusia 9 tahun. Ia baru bisa bebas dari
belenggu setelah kulit ketuban pecah dihantam gading runcing Gajahsena, yang merupakan
utusan penguasa Kahyangan, Bethara Manikmaya. Gajah itu kemudian mati di tangan
`bungkus' itu dan ajaibnya sukmanya menyatu ke dalam dirinya. Karenanya, anak yang diberi
nama Bima itu juga sesilih Bimasena alias Bratasena.
-
7/27/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 16.3.2014
22/27
Kisah tersebut bisa dimaknai bahwa munculnya kesatria memang tidak mudah. Bahkan,
ketika ia lahir dan belum bisa apa-apa pun sudah langsung menjadi sasaran pembinasaan oleh
kelompok yang haus kekuasaan. Tetapi kodrat jagat sudah jadi, kesatria memang mesti lahir,
hidup, dan berdarma.
Sirnanya Baka
Cerita tentang darmabakti Bima dalam menegakkan amar ma'ruf nahi munkarsangat panjang
sepanjang usianya. Dari sekian banyak kiprah kepahlawanannya, ada satu episode yang
disanggitkan Ki Enthus dengan apik, yakni kisah terbebasnya rakyat Negara Ekacakra dari
cengkeraman kepemimpinan bengis Prabu Baka.
Baka ialah penguasa berwujud gergasi kanibal. Ia doyan memakan daging rakyatnya sendiri.
Setiap kepala keluarga secara bergiliran diwajibkan menyediakan santapan untuk sang rajaberupa daging manusia. Jika tidak mampu, mereka sendiri yang menjadi santapan.
Karenanya, situasi tersebut sangat menggiriskan. Penduduk Ekacraka dari hari ke hari terus
berkurang akibat dilalap rajanya sendiri. Hingga suatu ketika, tibalah giliran Ki Demang
Ijrapa dari Pedukuhan Panahilan menyediakan santapan untuk Baka. Ijrapa bingung ketika
menyediakan menu utama untuk sang raja.
Dalam kekalutan itulah ia mendapat saran dari Kunthi Talibrata agar putranya, Bima,
dijadikan pengganjal perut Baka. Ketika itu, Kunthi bersama lima anaknya--Puntadewa,
Bima, Permadi, Tangsen, dan Pinten--sudah sekian lama mondok di rumah Ijrapa.
Sebelumnya, mereka terlunta-lunta setelah lolos dari pembakaran Kurawa yang dikenal
dengan lakon Balesi gala-gala.
Kepada Ijrapa, Kunthi menyatakan niatnya menyodorkan Bima sebagai balas budi. Namun,
Ijrapa menolak lantaran ia tidak ingin orang lain menjadi korban.
Kunthi kemudian meyakinkannya bahwa Bima akan selamat. Ijrapa lantas merenung dan
kemudian mencoba meraba kekuatan gaib yang ada pada panenggak Pandawa yang gagah
perkasa itu.
Setelah mendapatkan jawaban, ia menuruti saran Kunthi. Bima kemudian ia antar ke istana
Ekacakra.
Betapa riangnya Baka ketika di hadapannya tersaji hidangan berupa daging besar dan segar.
Tetapi ketika akan memulai pesta, Bima melawan. Bima mendupak kepala Baka hingga
tubuh besarnya terjerembap. Seketika Baka bangkit dan terkekeh-kekeh.
Tendangan Bima yang tak terduga itu malah kian merangsang laparnya. Baka tampak tidak
tahan berlama-lama menahan nafsu aluamahnya. Ia ingin segera menggigit dan mengunyahtengkuk Bima. Namun, setiap langkah mendekat, ia terus ditendang Bima. Maka, terjadilah
-
7/27/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 16.3.2014
23/27
peperangan sengit. Singkat cerita, Bima akhirnya menyirnakan Baka dengan kuku pancanaka.
Pancaindra
Inti dari kisah itu bahwa Bima menjadi pahlawan pembebas negeri Ekacakra dari perilaku
korup dan rakus rezim Baka. Sirnanya Baka berarti hilangnya kekuasaan sewenang-wenang.
Dengan demikian, rakyat merdeka dari penindasan dan kembali hidup tenang dan tenteram.
Dalam konteks kekinian, kita membutuhkan tokoh-tokoh pembaru yang mampu melepaskan
negeri ini dari dominasi para penguasa dan elite yang bermental gombal dan bermuka gedek.
Mereka adalah kelompok orang yang menyelewengkan jabatan atau kekuasaan untuk wahana
rekreasi seenaknya sendiri.
Untuk membebaskan itu, kita butuh tokoh-tokoh pembaru sekaliber Bima. Kesatria yangdikenal akan keberaniannya, tegas, jujur, berintegritas, dan bermental lempeng. Kesatria yang
berkuku pancanaka, pusaka yang selalu ia genggam erat selama hidupnya.
Secara filosofis, dari berbagai kepustakaan, memiliki senjata pancanaka diartikan memiliki
kemampuan mengendalikan pancaindra. Makna lainnya, mampu memusatkan pikiran dan
kesadaran akan lima daya kekuatan pancaindra.
Adapun jika dikaitkan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara di negeri ini, pancanaka
itu bisa diartikan sebagai ideologi Pancasila. Jadi, kesatria yang akan membawa perubahan
ialah yang menggenggam erat (berpegang teguh) pada Pancasila dalam setiap lenguh napas
dan gerak langkah perjuangannya. (M-3)
-
7/27/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 16.3.2014
24/27
ARTIKA SARI DEVI
Cemburu pada Gitar
VERA ERWATI ISMAINY
Menurutnya, sang suami, Baim, sangat memperhatikan gitar-gitar koleksinya. Artika
menjadi wakil Indonesia yang berhasil masuk 15 besar ajang Miss Universe 2005.
Prestasinya di ajang tersebut membuat namanya dielu-elukan sebagai salah satu wakil
Indonesia paling berprestasi di ajang Miss Universe.
MENJADI istri seorang anggota band membuat Artika Sari Devi sering cemburu.
Kecemburuan Artika kepada sang suami, Ibrahim Imran atau lebih dikenal dengan nama
Baim, bukan karena para penggemar perempuan di sekeliling vokalis The Dance Company
itu, melainkan karena hobi Baim mengoleksi gitar.
Kalau cemburu sama perempuan lain sih enggak.Aku cemburunya sama gitar-gitar dia. Dia
kan ngerawat bangetsemua gitarnya. Mungkin kalau gitar itu perempuan bakal sayang
banget sama Baim, seloroh Artika saat ditemui di sela peluncuran album The DanceCompany di Jakarta, Kamis (13/3).
http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/03/16/ArticleHtmls/ARTIKA-SARI-DEVI-Cemburu-pada-Gitar-16032014012002.shtml?Mode=1 -
7/27/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 16.3.2014
25/27
Artika mengaku sering menemukan Baim di ruang gitarnya sedang asyik memoles gitar-gitar
koleksinya itu. Hampir setiap kali mencari sang suami, ia kerap menemukan Baim sedang
sibuk mengelus gitar-gitar itu dengan lap.
Saya sering nanya sama anak-anak, `papa ke mana ya', ternyata lagi ngelap gitar, ujarnya
sembari tertawa.
Kecemburuan yang diungkapkan wanita kelahiran 29 September 1979 itu tentu saja sekadar
candaan. Itulah sebabnya, dia bersama sang suami tergolong pasangan harmonis yang jauh
dari gosip.
Putri Indonesia 2004 itu bahkan mengakui suaminya ialah seorang pria yang sangat
bertanggung jawab. Kendati sering berlatih dan manggung, lanjut Artika, saat di rumah, Baim
mau membantu pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga. Terlebih ketika keduanya sudah
dikaruniai anak.
Di luar jadwal bernyanyi, lanjut Artika, Baim lebih suka berada di rumah untuk
menghabiskan waktu dengan keluarga. Saking sukanya menghabiskan waktu dengan
keluarga, anak-anak sampai suka nanya kenapa papanya tidak bermain dengan teman-teman
nya, tutur Artika. Fokus ke anak Artika juga sudah jarang tampil di depan publik beberapa
tahun terakhir ini. Menurutnya, hal itu lantaran ia tengah berkonsentrasi mengurus dua buah
hatinya, Sarah Abiela Ibrahim, 4, dan Zoelie Ibrahim yang baru berusia 9 bulan.
Memfokuskan diri menjadi ibu rumah tangga, aku Artika, sudah dilakukan sejak
menyelesaikan tugas sebagai Putri Indonesia pada 2004.
Pekerjaan utama saya saat ini menjadi ibu rumah tangga.Saya lebih sering di rumah. Kalau
tawaran menjadi pembicara seminar masih bisalah diterima, ungkap perempuan asal Bangka
Belitung itu. Sebelum menikah, Artika banyak berkiprah sebagai seorang presenter, pemain
film, di samping menjadi seorang model. Ia sempat berperan dalam film Opera Jawapada
2006 danPlanet Marspada 2008.
Perannya di Opera Jawamembawanya berhasil meraih penghargaan sebagai aktris terbaik
dalam Brussels International In dependent Film Festival ke-35 di Brussel, Belgia, pada 2008.Pada 23 Agustus di tahun yang sama, Artika resmi diperistri Baim setelah keduanya menjalin
hubungan istimewa selama tiga tahun. (Eno/H-3) vera@mediaindonesia.com
-
7/27/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 16.3.2014
26/27
BIDASAN BAHASA
Logika
SYAIFUL ANWAR Mahasiswa Pascasarjana FIB UGM
Ilmu sosial banyak bergantung pada logika, terutama bahasa, karena bahasa ialah jenis
lambang yang sama dengan angka-angka.
KAMUS Besar Bahasa Indonesia mengartikan logika sebagai kaidah berpikir yang masuk
akal. Biasanya itu merujuk ke simbol-simbol yang mewujud pada simbol baru.
Para ahli sering menyebut silogisme untuk mencapai logika dari premis-premis yang ada.
Contoh premis mayor, semua manusia akan mati. Premis minor, si A adalah manusia. Ke
simpulannya, si A akan mati. Dengan demikian, kesimpulan tersebut diakui sebagai logika
dan benar.
Jika hal tersebut ditanya pada orang yang berpikir pralogis, jawabannya bisa jadi dia tidak
mengenal si A. Namun, saat sekarang jarang sekali orang berpikiran pralogis.
Noam Chomsky mengungkapkan bahwa otak manusia memiliki kemampuan bahasa
universal. Jawaban pralogis tersebut, menurutnya, bisa menjadi kesimpulan yang tepat. Di
ilmu eksak, logika berarti metode matematis dalam menarik kesimpulan. Dengan melihatpremis-premis yang diuraikan, akan didapat sebuah jawaban yang disepakati.
Uniknya premis-premis tersebut tidak selalu realistis walaupun jawaban harus berakhir logis
seperti yang sering kita temukan dalam persamaan kuadrat.
Logika bukanlah hak tunggal dunia eksak. Ilmu sosial banyak bergantung pada logika,
terutama bahasa, karena bahasa ialah jenis lambang yang sama dengan angka-angka. Walau
cara kerja logika di dua dunia tersebut hampir sama, pemaknaan bisa berbeda.
Jika dalam dunia eksak yang ditekankan ialah utak-atik angka sebagai lambangnya, ilmusosial berkepentingan merangkai huruf menjadi bahasa dan diterima menjadi sebuah kalimat.
Kalimat tersebut mewujud dengan pemaknaan yang seringkali berbeda. Bahasa puitis tidak
harus mengikuti kaidah yang benar, tetapi harus logis, bukan hanya pemaknaannya,
melainkan juga ungkapan bahasanya.
Roman Jakobson telah membagi enam macam ungkapan bahasa: emotif, konatif, referensial,
fatis, puitis, dan metalinguistik. Lima ungkapan pertama merujuk ke kesimpulan yang
diselesaikan metalinguistik (bahasa yang membahas bahasa). Dengan metalinguistik, logika
ungkapan bahasa akan didapatkan.
-
7/27/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 16.3.2014
27/27
Namun, perbedaannya dengan ilmu eksak, kesimpulan yang telah didapat bisa berubah sesuai
dengan kepentingan tergan tung bagaimana menempatkan premis dalam silogisme.
Itulah asyiknya logika dalam ilmu sosial. Walaupun premis mayor dan premis minor realistis,
kesimpulan tidak perlu benar.
Bandingkan jika kita menyelesaikan persamaan kuadrat yang menuntut jawaban tunggal
walaupun premis-premisnya membingungkan.
Karena itulah, acara debat politik di televisi sering memunculkan tawa. Antara politikus yang
satu dan politikus lainnya memiliki perbedaan pendapat yang sebenarnya sudah merujuk ke
kesimpulan yang disepakati. Dari situ akan terlihat siapa yang tolol, siapa yang konyol.
Menjelang Pemilu 2014 ini akan bertaburan ungkapan-ungkapan yang akan menimbulkan
tawa, selain tanda tanya. Tinggal masyarakat yang berpikir secara logis atau pralogis untukmenarik kesimpulan. Semua calon ialah politikus. Tikus adalah politikus. *
Media Indonesia menerima kiriman artikel yang terkait dengan bahasa, dengan panjang
naskah 400 kata dan berformat .doc (word document). Naskah dikirim ke alamat surat
elektronik bahasa@mediaindonesia.com.
top related