aluminium hidroksida

22
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLIDA SEMESTER IV – 2015 Nama : Dani Saputra NPM: A 0131 081 I. PREFORMULASI I.1. Zat Aktif I.1.1. Nama Zat Aktif : Alumunium Hidroksida Rumus molekul : Al(OH) 3 Berat molekul : 78,01 g/mol. Densitas : 2.42 g/cm³ Pemerian : Padatan berbentuk serbuk kristal, granul, atau gel berwarna putih, tidak berbau. Kelarutan : mudah larut dalam pelarut asam , asam klorida, asam sulfat, asam kuat dengan adanya air, alkali, Tidak larut dalam air dingin,dan alkohol. pH : 5 Titik leleh : 300 o C (572 F) pKa : >7 Penggunaan Terapi: Antasida I.1.2. Nama Zat Aktif : Magnesium karbonat Rumus molekul : MgCO 3

Upload: dani-thoppy-saputra

Post on 31-Jan-2016

718 views

Category:

Documents


45 download

DESCRIPTION

sediaan solid

TRANSCRIPT

Page 1: Aluminium Hidroksida

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI

JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLIDA

SEMESTER IV – 2015

Nama : Dani Saputra

NPM: A 0131 081

I. PREFORMULASI

I.1. Zat Aktif

I.1.1. Nama Zat Aktif : Alumunium Hidroksida

Rumus molekul : Al(OH)3

Berat molekul : 78,01 g/mol.

Densitas : 2.42 g/cm³

Pemerian : Padatan berbentuk serbuk kristal, granul, atau

gel berwarna putih, tidak berbau.

Kelarutan : mudah larut dalam pelarut asam , asam klorida,

asam sulfat, asam kuat dengan adanya air, alkali,

Tidak larut dalam air dingin,dan alkohol.

pH : 5

Titik leleh : 300oC (572 F)

pKa : >7

Penggunaan Terapi : Antasida

I.1.2. Nama Zat Aktif : Magnesium karbonat

Rumus molekul : MgCO3

Berat molekul : 84.3139 g/mol.

Densitas : 2.96 g/cm³

Pemerian : serbuk ; putih ; tidak berbau ; tidak berasa.

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air , larut dalam asam

encer dan disertai terjadinya buih kuat.

Titik lebur : 540oC (1,004°F)

pH : 7-10

pKa : 9.0

Page 2: Aluminium Hidroksida

Penggunaan Terapi : Antasidum

I.2. ASPEK FARMAKOLOGI

a. Alumunium Hidroksida

Absorpsi Oral : pada penggunaan kronis, sejumlah kecil

alumunium dapat diserap secara sistemik.

Waktu Paruh : 4 – 8 jam

Distribusi : bila terabsorpsi, alumunium akan didistribusikan

secara merata, menembus plasenta, masuk ke ASI

dan pada penggunaan kronis akan terkonsentrasi di

SSP.

Metabolisme : sebagian besar dimetabolime di dalam hati.

Eliminasi : sebagian besar di ekskresi melalui feses. Sejumlah

kecil yang terserap diekskresi melalui ginjal.

Dosis : 250 mg.

Mekanisme Kerja : menetralkan HCl dalam lambung dengan

membentuk garam Al(Cl)3 dan H2O

Efek samping : gastrointestinal ; konstipasi, kram lampbung. Fecal

impaction, mual, muntah, perubahan warna feses

(bintik-bintik putih)

b. Magnesium karbonat

Absorpsi oral : diserap secara sistemik.

Waktu paruh : 1 – 2 jam

Distribusi : distribusi magnesium dalam tubuh diperkirakan

66% didalam tulang, 33% di dalam otot dan jaringan

lunak, dan kurang lebih 1% dalam darah. Didalam

darah 55% magnesium dalam keadaan bebas( bantuk

ion) dan secara fisiologi aktif, 30% berikatan

dengan protein(albumin), dan 15%dalam bentuk

anion kompleks.

Page 3: Aluminium Hidroksida

Metabolisme : magnesium sangat dieprlukan dalam tubuh

terutama terlibat dalam 300 reaksi metabolic

esensial. Hal tersebut diperlukan untuk metabolisme

energi, kontraksi otot, dan hampir seluruh reaksi

hormonal dan menajga keseimbangan ionic seluler.

Eliminasi : ekskresi magnesium lebih banyak terjadi pada

malam hari, terjadi pada bagian glomelurus ginjal,

magnesium ( baik dalam bentuk ion atau magnesium

kompleks) mengalamai filtrasi sebanyak 70%,

sedangkan dibagian nefron reabsorpsi magnesium

lebih dari 96%.

Dosis : 250 mg.

Mekanisme kerja : Obat dengan kombinasi ini lebih disukai karena

efek sampingnya lebih sedikit, tidak menyebabkan

alkalosis. Obat ini berikatan dengan asam lambung

membentuk bahan yang bertahan di dalam lambung,

mengurangi aktivitas cairan-cairan pencernaan dan

mengurangi gejala ulkus tanpa menyebabkan

alkalosis.

Efek samping : diare

I.3. Zat Tambahan

a. HPMC (Hidroksi Propil Metil Selulosa)

Rumus Kimia :

Pemerian : serbuk putih tidak berbau dan tidak

memiliki rasa, larut dalam air.

Kegunaan dalam formula : sebagai pengikat.

Page 4: Aluminium Hidroksida

Kelarutan : larut dalam air dingin, praktis tidak larut

dala kloroform, etanol, dan eter, tetapi tidak

larut dalam campuran etanol dan

diklorometan, dalam campuran metanol dan

diklorometan, dan campuran air dan alkohol.

pH : 6.0 – 7.5

Densitas : 1,326 gr/cm3

Aliran : -

Kelembaban : -

Stabilitas : stabil dan harus disimpan dalam wadah

tertutup baik ditempat sejuk dan kering.

b. Mannitol

Rumus kimia : C6H14O6

Pemerian : Serbuk kristalin putih; atau granul yang

mudah mengalir; tidak berbau; rasa manis

Fungsi : Pengisi tablet (konsentrasi 10-90% b/b).

Manitol tidak higroskopis sehingga dapat

digunakan untuk zat aktif yang sensitif

terhadap lembab . Dapat digunakan untuk

metode kempa langsung maupun granulasi

basah, banyak digunakan sebagai pengisi

tablet kunyah.

Kelarutan : 1 bagian larut dalam 5.5 bagian air pada

suhu 20 oC, dan dalam 83 bagian etanol 95%;

larut dalam basa; praktis tidak larut dalam

eter.

Densitas : 1.52 g/ cm3

pKa : 13.50

Page 5: Aluminium Hidroksida

Aliran : baik

Stabilitas : Stabil dalam bentuk kering maupun larutan.

Harus disimpan dalam wadah tertutup baik

pada tempat sejuk dan kering.

Inkompatibilitas : menurunkan bioavailabilitas cimetidin

c. Sodium Starch Glycolate

Rumus kimia :

Pemerian : serbuk putih sampai agak putih , tidak

berbau, dan tidak berasa.

Kegunaan dalam formula : Sebagai desintegran dalam tablet dengan

konsentrasi antara 2- 8%.

Kelarutan : larut sebagian didalam etanol (95%),

praktis tidak larut dalam air.

pH : 3-5 atau 5

Densitas : 1,51 gr/cm3

Aliran : memiliki daya alir yang baik.

Kelembaban :

Stabilitas : stabil, disimpan diwadah tertutup baik

terhindar cahaya.

OTT : asam karboksilat

Page 6: Aluminium Hidroksida

d. Sodium Lauril Sulfat

Rumus molekul :

Pemakaian : Sebagai lubrikan tablet konsentrasi yang

digunakan 1-2%

Kelarutan : Larut dalam air, (giving an opalescent

solution), praktis tidak larut kloroform dan

eter.

Kegunaan dalam formula : lubrikan dalam tablet.

pH : 7-9,5 dalam larutan 1% b/v

Densitas : 1,07 g/cm3

Kelembaban ; -

Stabilitas : Stabil dalam kondisi normal. Larutan

dengan pH di bawah 2,5 dapat memicu

hidrolisis menghasilkan lauril alkohol dan

sodium bisulfat. Simpan di wadah yang

kering dan tertutup baik.

OTT : surfaktan kationik.

e. Colloidal Silicon Dioxide

Rumus kimia : SiO2

Pemerian : submicrodcopicfumed cilica dengan ukuran

partikel sekitar 15 nm. Serbuk amorf (tidak

berbentuk), ringan, meruah, putih kebiru-

biruan, tidak berbau, tidak berasa.

Kegunaan dalam formula : glidan

pH : 3.8 – 4.2

Densitas : 2.648 g/cm-3

Page 7: Aluminium Hidroksida

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, pelarut organik

dan asam, kecuali asam hidrofluorat, larut

dalam larutan panas alkali hidroksida.

Membentuk dispersi koloidal dalam air

stabilitas higroskopis, dapat menyerap air

dalam jumlah besar tanpa menjadi cair.

Ketika digunakan dalam suatu sistem larutan

dalam ph 0 sampai 7.5, koloidal silikon

dioksida dapat meningkatkan viskositas.

Stabilitas : higroskopis, dapat menyerap air dalam

jumlah besar tanpa menjadi cair. Ketika

digunakan dalam suatu sistem larutan pH 0-

7,5, koloid silikon dioksida dapat

meningkatkan viskositas. Harus disimpan

dalam wadah tertutup baik pada tempat

kering dan sejuk.

f.

II. FORMULASI / TEKNIK PEMBUATAN

a. Formula yang akan dibuat

R/ Al.hidroksida 250 mg

Mg.karbonat 250 mg

HPMC 3 %

Air q.s

Mannitol q.s

Sodium Starch Glycolate 4 %

Mint flavor 0,1%

Sodium lauril sulfat 1%

Colloidal silicon dioxide 0.5%

b. Metoda yang digunakan : granulasi basah .

Page 8: Aluminium Hidroksida

c. Alasan Pemilihan Metode

karena dilihat dari efek sampingnya, dimana alumunium

hidroksida dapat menyebabkan konstipasi sehingga tidak memungkinkan

diberikan alumunium hidroksida saja. Oleh karena itu dikombinasikan

dengan magnesium carbonat dimana magnesium sendiri mempunyai efek

penyeimbang sebagai pencahar, sehingga digunakanlah kombinasi ini.

Metode ini dipilih karena dilihat dari sifatnya dimana kedua zat resebut

bersifat termostabil sehingga digunakan metoda granulasi basah dan

dilihat dari daya alirnya dimana keduanya memiliki daya alir yang kurang

baik sehingga diharapkan aliran dari alumunium hidroksida dan

magnesium karbonat dapat meningkat dan homogenitas dalam granul lebih

terjamin.

d. Alasan pemilihan metode zat tambahan

1. Manitol : sebagai pengisi , karena manitol tidak higroskopis sehingga

dapat digunakan untuk zat aktif yang sensitif terhadap lembab . cocok

digunakan untuk metode kempa langsung maupun granulasi basah.

2. HPMC : sebagai pengikat , HPMC stabil meskipun higroskopis setelah

dikeringkan.

3. Sodium starch glycolate : sebagai desintegran, merupakan serbuk

dengan aliran baik yang digunakan sebagai penghancur pada

pembuatan tablet dengan metode granulasi basah. Meskipun

keefektifannya kebanyakan pengahncur dipengaruhi oleh eksipien

hidrofobik seperti lubrikan, tetapi tidak berlaku untuk keefektifan

sodium starch. Meningkatn ya tekanan kompresi tablet juga tidak

mempengaruhi waktu hancur.

4. Mint flavor : sebagai perasa , karena kebanyakan obat antasida adalah

obat kunyah jadi dipakai perasa agar menutupi rasa obat yang kurang

enak atau pahit.

5. Colloidal silicon dioxide : sebagai glidan dimana berfungsi dapat

memperbaiki aliran granul

Page 9: Aluminium Hidroksida

6. Sodium lauril sulfat : sebagai lubrikan, karena sifatnya stabil dalam

keadaan normal sehingga pada saat proses pencetakan menghasilkan

tablet yang sesuai.

III. PERHITUNGAN

a. Setiap Tablet Mengandung : aluminium hidroksida 250 mg

b. Bobot tablet : 700 mg

c. Jumlah Tablet : 23.000 tablet

III.1 Untuk Tiap Tablet

1. Fasa dalam

Al.hidroksida = 250 mg

Mg.karbonat = 250 mg

HPMC 0,03 x 700 = 21 mg

Mannitol (660,8-250-250-21) = 139,8 mg

FD 94,4 % x 700 = 660,8 mg

2. Fasa luar

FL 0.056 x 700 = 39,2 mg

Sodium Starch Glycolate 4/5,6 x 39,2 = 28 mg

Mint flavor 0.1/5,6 x 39,2 = 0,7 mg

Sodium lauril sulfat 1/5,6 x 39,2 = 7 mg

Colloidal silicon dioxide 0.5/5,6 x 39,2 = 3,5 mg

III.2 Bobot granul teoritis (fasa dalam dan fasa luar)

Al.hidroksida : 250 mg x 23.000 = 5.750.000 mg

Mg.karbonat : 250 mg x 23.000 = 5.750.000 mg

HPMC : 21 mg x 23.000 = 483.000 mg

Mannitol : 139,8 mg x 23.000 = 3.215.400 mg

Sodium Starch Glycolate : 28 mg x 23.000 = 644.000 mg

Mint flavor : 0,7 mg x 23.000 = 16.100 mg

Sodium lauril sulfat : 7mg x 23.000 = 161.000 mg

Page 10: Aluminium Hidroksida

Colloidal silicon dioxide : 3,5 mg x 23.000 = 80.500 mg

III.3 Penimbangan

Al.hidroksida 5.750 g

Mg.karbonat 5.750 g

HPMC 483 g

Mannitol 3.215,4 g

Sodium Starch Glycolate 644 g

Mint flavor 16,1 g

Sodium lauril sulfat 161 g

Colloidal silicon dioxide 80,5 g

IV. Alur Prosedur Pembuatan

Timbang semua bahan, kemudian ayak manitol, HPMC, sodium

starch glycolate melewati ayakan 250 µm, kemudian campurkan dengan

alumunium hidroksida dan magnesium karbonat lalu dikocok selama 30

menit. Kemudian ditambahkan air hingga menghasilkan massa yang bisa

dikepal. Ayak massa yang basah melewati ayakan no 14 mesh diatas

penampan. Kemudian keringkan granul basah Granul dengan oven.

Setelah itu tentukan kadar air dari granul dengan menggunakan moisture

analyzer (kadar air harus < 2%) dan lakukan evaluasi dan ayak dengan

ayakan no 16 . lalu ayak sodium lauril sulfat dan colloidal dioxide dan

tambahkan pada granul yang telah dikeringkan, diaduk selama 2 menit lalu

tambahkan mint flavor kemudian diaduk kembali. Kemudian massa granul

dicetak dengan bobot tablet 700 mg.

V. Evaluasi Yang Dilakukan

A. Granul

1. Penetapan kadar air

Sebanyak 2 g granul ditimbang, kemudian disimpan dalam piring dan

ratakan, lalu masukan ke dalam alat moisture balance. Diamakan

Page 11: Aluminium Hidroksida

beberapa waktu hingga skala menunjukkan angka yang tepat. Kadar air

granul dapat pada skala tetap.

2. Penetapan bobot jenis nyata, Bobot Jenis Nyata Mampat, Kadar

Pemampatan, dan Porositas Sebanyak 100 g (B) granul atau serbuk

dimasukkan ke dalam gelas ukur 250 mL, catat volumenya (V0).

Selanjutnya dilakukan pengetahuan dengan alat. Volume pada ketukan ke

10, 50, dan 500 diukur, lalu dilakukan perhitungan sebagai beriku :

BJ nyata = B / V0 g/ml

BJ mampat = B / V mampat g/ml

Kadar Pemampatan = V0 – V mampat / V0 X 100%

Porositas = (1 – BJ mampat ) / BJ sejati X 100%

3. Kecepatan aliran

a. Timbang beker glass kosong (W0)

b. Set skala pada posisi 0

c. Masukkan granul ke corong

d. Alat dihidupkan

e. Catat waktu alir (t)

f. Timbang beker glass berisi granul (Wt)

g. Hitung aliran granul : Wt – W0 / t

4. Sudut istirahat

a. Dengan melakukan prosedur yang sama pada prosedur 3

b. Ukuran tingi puncak taburan granul (h)

c. Ukuran diameter lingkaran yang terbentuk dari tabungan granul (d =

2r)

d. Hitung sudut yang terbentuk dari taburan granul tersebut antara

bidang datar dengan tinggi granul : tan a = h / r.

B. Tablet

1. Penampilan

Tablet diamati secara visual, apakah terjadi ketidakhomogenan zat

warna atau tidak bentuk tablet, permukaan cacat atau tidak dan bebas

dari noda atau bintik-bintik. Bau tablet tidak boleh berubah.

Page 12: Aluminium Hidroksida

2. Keseragaman ukuran

Diamati secara acak 20 tablet, lalu diukur diameter tabletnya

menggunakan jangka sorong.

3. Keseragaman bobot

Diamati 20 tablet secara acak lalu timbang masing-masing tablet.

Hitung bobot rata-rata dan penyimpanan terhadap bobot rata-rata.

4. Kekerasan tablet

Dilakukan menggunakan hardness tester terhadap 20 tablet yang

diambil secara acak. Kekerasan diukur berdasarkan luas permukaan

tablet dengan menggunakan beban yang dinyatakan dalam kilogram.

Satuan kekerasan adalah kg/cm2. Dihitung kekerasan rata-rata dan

standar deviasinya.

5. Friabilitas

Dilakukan dengan menggunakan alat friabilator terhadap 20 tablet

yang diambil secara acak. Parameter yang diuji adalah kerapuhan

tablet terhadap bantingan selama waktu tertentu. Friabilitas

dipengaruhi oleh sudut tablet yang kasar, kurang daya ikat serbuk,

terlalu banyak serbuk halus, pemakaian bahan yang tidak tepat, massa

cetak terlalu kering.

a. Diambil 20 tablet secara acak

b. Tablet dibersihkan dari debu kemudian timbang (W0)

c. Tablet dimasukkan dalam alat

d. Alat dinyalakan selama 4 menit

e. Tablet dibersihkan dan ditimbang (Wt)

f. Tablet yang baik memiliki friabilitas kurang dari 1%

F = W0- Wt/ W0 X 100%

6. Friksikbilitas

Dilakukan dengan menggunakan alat friabilator terhadap 20 tablet

yang diamati secara acak. Parameter yang diuji adalah kerapuhan

tablet terhadap gesekan antar tablet selama waktu tertentu.

a. Diambil 20 tablet secara acak

b. Tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (W0)

Page 13: Aluminium Hidroksida

c. Tablet dimasukkan dalam alat

d. Alat dinyalakan selama 4 menit

e. Tablet dibersihkan dan ditimbang (Wt)

F = W0- Wt/ W0 X 100%

7. Uji waktu hancur tablet tidak bersalut

Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang,

masukkan 1 cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air

bersuhu 370 ± 20 sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan

cairan lain dalam masing-masing monografi. Pada akhir batas waktu

seperti yang tertera pada monografi, angkat keranjang dan amati

semua tablet : semua tablet harus hancur sempurna. Apabila 1 atau 2

tablet tidak hancur sempurna ulangi pengujian dengan 12 tablet

lainnya : tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur

sempurna.

VI. Kemasan / Label

1. Logo

Alumunium hidroksida dan magnesium karbonat adalah obat bebas

2. Kemasan

Kemasan Dan Label

Kemasan primer : botol

Label

Kemasan sekunder : kardus

Di dalam label dan kardus dicantumkan :

No. Registrasi : DBL1517000910A1

D : Menunjukan nama dagang

B : Golongan obat Bebas

L : Obat jadi produksi dalam negeri (Lokal)

15 : Tahun pendaftaran obat jadi

170 : Menunjukan nomor urut obat jadi

Page 14: Aluminium Hidroksida

009 : Nomor urut obat jadi yang disetujui oleh masing-masing pabrik

10 : Menunjukkan bentuk sediaan obat jadi (tablet)

A : Sediaan obat jadi yang pertama disetuji

1 : Kemasan utama

No.Batch 06150118

06 : Bulan pembuatan obat

15 : Tahun pembuatan obat

01 : Sediaan peroral

18 : Nomer urut pembuatan / pengolahan/ Batch ke-1 yang buat

Komposisi : alumunium hidroksida 250 mg.

Magnesium karbonat 250 mg.

Indikasi : untuk meringankan gejala-gejala yang

berhubungan dengan kelebihan asam

lambung, tukak lambung, nyeri ulu hati,

dengan gejala seperti mual, nyeri lambung,

nyeri ulu hati, kembung, dan perasaan

penuh pada lambung.

Efek samping : sembelit, diare, mual, muntah.

Cara penyimpanan : simpan ditempat sejuk ( 25OC – 30OC) dan

hindarkan dari sinar matahari.

Dosis dan cara pemakaian : dewasa : 500 – 1000 mg sehari 3-4 kali,

1- 2 tablet. Anak-anak 6-12 tahun : 250-500

mg sehari 3-4 kali, ½-1 tablet . dianjurkan

untuk meminum obat ini segera pada saat

timbul gejala dan dianjurkan 1-2 jam

sebelum atau setelah makan dan sebelum

tidur.

Page 15: Aluminium Hidroksida

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia Edisi 3 :

Jakarta.

Rowe, R.C., Sheckey,P.J.,and Quinn,M.E.,2009, Handbook of Pharmaceutical

Exipients,edition 6. American Pharmacists Association, London.

Sweetman, Sean C.2003. Martindale The Complete Drug Reference Thirty-Sixth

Edition. Pharmaceutical Press. London.