alfi fix.doc
TRANSCRIPT
Ikterik: Tanda utama darisemuamacamgangguanhepatoselular yang
merupakanakibatdarigangguan metabolism bilirubin, yaituterjadinyakelebihan bilirubin
dalamdarah
(Surirah. 2009. BukuPintarMerawatBayi 0-12 Bulan. Jakarta: GramediaPustakaUtama)
Faktor yang dapat menimbulkan icterus:
1. Pemecahan eritrosit yang bertambah, dapat diikuti dengan:
Infektif erithropoisis
Sirkulasi entrohepatik terganggu
2. Gangguan pembentukan ikatan bilirubin, secara klinis yang dapat menimbulkan
icterus neonatorum adalah:
Inkompatibilitas Rh atau ABO
Penyakit keturunan diantaranya sphenositosis
Ekstravasasi darah:
Perdarahan
Polisitemia
Gangguan pembekuan darah
Meningkatnya sirkulasi enterohepatik, sehingga reabsorbsi bilirubin
meningkat
(Manuaba, Dkk. 2003. PengantarKuliahObstetri. Jakarta: EGC)
Umbilical berwarna kemerahan dan berbau busuk:
Akibat dari pemotongan tali pusat.Saat dipotong talipusat dilepas dari supply darah
dari ibu, kemudian tali pusat menempel dan mengeras. Pengeringan dan pemisahan tali
pusat sangat dipengaruhi oleh aliran udara yang mengalirinya. Jaringan pada sisa
talipusat dapat dijadikan tempat infeksi koloni oleh bakteri terutama jika tidak steril. S.
aureus, E. Coli, dan B. Streptoccoci dijumpai berkoloni dalam tali pusat. Bakteri ini
menyebabkan inflamasi sehingga mengalami rubor atau kemerahan kemudian bakteri
yang ada dihancurkan oleh system imun dan terbentuk abses atau nanah pada tepi
umbilical
(DEPKES RI 2004)
Macam-macam icterus:
a. Icterus fisiologis
Ikterus fisiologis adalah keadaan hiperbilirubin karena factor fisiologis yang
merupakan gejala normal dan sering dialami bayi baru lahir.
Ikterus fisiologis diantaranya sebagai berikut:
Timbul pada hari kedua dan ketiga
Kadar bilirubin indirect tidak melebihi 10 mg % pada neonates cukup bulan
dan 2,5 mg % untuk neonates lebih bulan
Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 mg % per hari
Ikterus menghilang ada 10 hari pertama
Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan hubungan patologik
b. Icterus patologis
Ikterik patologi adalah suatu keadaan dimana kadar konsentrasi bilirubin dalam
darah mencapai nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan ikterus jika
tidak ditanggulangi dengan baik, akan mempunyai hubungan dengan keadaan
yang patologis. Adapun ikterus patologis adalah sebagai berikut:
Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama
Kadar bilirubin melebihi 10 mg % ada neonatus cukup bulan atau melebihi
12.5 mg % pada neonates kurang bulan
peningkatan bilirubin lebih dari 5 mg % per hari
Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama
Kadar bilirubin direct melebihi 1 mg %
Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik
c. Icterus hemolitik
Pada penderita hemolitik berat, kadar bilirubin serum jarang melebihi 5 mg/dl
Ikterus yang timbul bersifat ringan serta berwarna kuning pucat
Terjadi peningkatan urobilinogen
Terjadi peningkatan ekskresi dalam feses dan urine
Urine dan feses berwarna lebih gelap
Penyebab ikterus hemolitik:
Hemoglobin abnormal
Eritrosit abnormal
Antibodi dalam serum
Pemberian beberapa obat
Peningkatan hemolisis
d. Icterus dini
Bayi yang mendapat ASI eksklusif dapat mengalami ikterus. Ikterus ini
disebabkan oleh produksi ASI yang belum banyak pada hari hari pertama. Bayi
mengalami kekurangan asupan makanan sehingga bilirubin direk yang sudah
mencapai usus tidak terikat oleh makanan dan tidak dikeluarkan melalui anus
bersama makanan. Di dalam usus, bilirubin direk ini diubah menjadi bilirubin
indirek yang akan diserap kembali ke dalam darah dan mengakibatkan
peningkatan sirkulasi enterohepatik. Keadaan ini tidak memerlukan pengobatan
dan jangan diberi air putih atau air gula.
e. Icterus ASI
Iketrus karena ASI pertama kali di diskripsikan pada tahun 1963.
Karakteristik ikterus karena ASI adalah kadar bilirubin indirek yang masih
meningkat setelah 4-7 hari pertama, berlangsung lebih lama dari ikerus fisiologis
yaitu sampai 3-12 minggu dan tidak ada penyebab lainnya yang dapat
menyebabkan ikterus. Ikterus karena ASI berhubungan dengan pemberian ASI
dari seorang ibu tertentu dan biasanya akan timbul ikterus pada setiap bayi yang
disusukannya. Selain itu, ikterus karena ASI juga bergantung kepada kemampuan
bayi mengkonjugasi bilirubin indirek (misalnya bayi premature akan lebih besar
kemungkinan terjadi ikterus)
(Behrman, Kleigman, Arvin. 2013. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta: EGC)
(Price, A. Sylvia. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta:
EGC)