akidah akhlak kelas x

Upload: muhammad-nuril-huda

Post on 08-Jan-2016

517 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

BAB IV

AKIDAH AKHLAKUntuk Kelas X Madrasah Aliyah Peminatan IPA, IPS dan Bahasa

KEMENTERIAN AGAMA RI 2013

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi-rabbil-alamin, puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas segala rahmat, nikmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga buku Akidah Akhlak untuk MA Kelas X, Peminatan IPA, IPS, dan Bahasa dapat tersusun. Selawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, sahabat, beserta keluarganya.

Buku ini disusun berdasarkan pada Standar Isi Madrasah Aliyah tahun 2013, Kurikulum Kementerian Agama. Dalam buku ini dibahas mengenai: asmaul husna, akhlak terpuji, akhlak tercela, adab Islami dan kisa-kisah orang-orang saleh.

Buku ini kami susun secara ringkas, padat, dan jelas, dengan menggunakan scientific, yaitu mengamati, menanya, mengekplorasi, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Dalam pembahsan setiap bab kita lengkap dengan peta konsep, evaluasi, portofolio dan hikmah.

Kami menyadari bahwa dalam penyajian buku ini masih ada kekurangan, baik dari sisi sistematika maupun dari segi isi dan substansi maka saran dan kritik yang konstruktif selalu kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan buku ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi pembentukan generasi penerus bangsa yang memiliki akidah yang kokoh dan memiliki akhlak yang mulia. amin.

Jakarta, Desember 2013

Tim Penyusun,

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Semester I

BAB 1 MEMAHAMI AKIDAH ISLAMA. Pengertian AkidahB. Dalam Dalam AkidahC. Tujuan Akidah IslamD. Metode-Metode Peningkatan Akidah IslamE. Prinsip-Prinsip AkidahBAB 2 AYO BERTAUHIDA. Pengertian TauhidB. Nama-Nama Ilmu TauhidC. Ruang Lingkup TauhidD. Macam-Macam TauhidE. Memahami Makna Kalimat Tauhid

F. Hikmah dan Manfaat Bertauhid

G. Bahaya Tidak Bertauhid

BAB 3. MENJADI HAMBA ALLAH YANG BERAKHLAKA. Penegrtian AkhlakB. Macam-Macam AkhlakC. Persamaan Antara Akhlak, Etika, Moral dan Budi PekertiD. Cara Meningkatkan Kualitas AkhlakE. Penerapan Peningkatan Kualitas AkhlakBAB 4. MEMAHAMI INDUK-INDUK AKHLAK TERPUJI

A. Induk-Induk Akhlak Terpuji B. HikmahC. IffahD. SyajaahE. Adalah

BAB 5 AYO KITA PELAJARI INDUK-INDUK AKHLAK TERCELA

A. Hubbud-Dun-yaB. HasadC. Kibir-Ujub

D. Riya

BAB 6 ALANGKAH BAHAGIANYA JIKA KITA BERSYUKUR, QANAAH, RIDLA DAN SABARA. BersyukurB. QanaahC. Ridla dan Sabar

BAB 7 AYO KITA HORMATI ORANG TUA DAN GURU KITAA. Adab Terhadap Orang TuaB. Adab Terhadap GuruBAB 8 KISAH TELADAN NABI YUSUF AS.A. Saudara-Saudara Yusuf Melakukan Pertemuan RahasiaB. Nabi Yusuf BermimpiC. Yusuf Dimasukkan Ke Dalam SumurD. Yusuf Dijual-beli Sebagai Hamba SahayaE. Yusuf Dan Godaan Nyonya FuthifarF. Yusuf Dalam PenjaraG. Yusuf Dibebaskan Dari PenjaraH. Yusuf Diangkat Sebagai Wakil Raja MesirI. Pertemuan Yusuf Dengan Saudara-SaudaranyaJ. Yusuf Menahan Benyamin Sebagai TahananK. Pertemuan Kembali Keluarga Ya'qubL. Ibrah Atau Pelajaran Dari Kisah Nabi Yusuf As..Semester II

BAB 9 SEHARUSNYA KITA MENGHINDARI PERBUATAN SYIRIKA. Pengertian SyirikB. Contoh Perilaku Orang Yang Berbuat SyirikC. Bahaya Perbuatan SyirikD. Cara Menghindari Perbuatan SyirikBAB 10. INDAHNYA ASMAUL HUSNAA. Lafal dan Arti Asmaul HusnaB. Mengkaji 10 Asmaul Husna (al-Karrm, al-Mumin, al-Wakrl, al-Matrn, al-Jwmi, al-Adl, an-Nwfi, al-Bwsih, al-oafrz dan al-qkhir)BAB 11. AKAN BAHAGIA JIKA TERBIASA HUSNUZZAN, RAJA DAN TOBATA. Husnuzzan B. RajaC. Tobat

BAB 12. HATI-HATI BAHAYA LICIK, TAMAK, ZALIM DAN DISKRIMINASIA. Licik B. TamakC. Zalim

D. Diskriminasi

BAB 13. AYO KITA JENGUK SAUDARA KITA YANG SAKITA. Adab Membesuk Orang SakiB. Hikmah Sakit

C. Menghadapi Orang Yang Sakit ParahD. Hal-Hal Yang Perlu Dilakukan Terhadap Orang Yang Baru Meninggal

BAB 14. BETAPA HEBATNYA RASUL ULUL AZMIA. Sifat-Sifat Ulul AzmiB. Nabi Nuh as.C. Nabi Ibrahim as.

D. Nabi Musa as.

E. Nabi Isa as.

F. Nabi Muhammad, saw.

DAFTAR PUSTAKA

Kompetensi Inti (KI),

Rumusan Kompetensi Dasar (KD) Akidah Akhlak MA Kelas XAKIDAH AKHLAK

B.1. KELAS X SEMESTER GANJILKOMPETENSI INTIKOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya1.1. Meyakini kesempurnaan akidah Islam1.2. Meyakini ajaran tauhid dalam kehidupan sehari-hari

1.3 Menghayati akhlak Islam dan metode peningkatan kualitasnya

1.4. Menghayatinilai akhlak terpuji (hikmah, iffah, syajaah dan adalah)

1.5. Menunjukkan sikap penolakan terhadap akhlak tercela (pubbun-dun-ya, pasad, takabur/ujub, riya)1.6. Menghayati makna syukur, qanaah, rida, dan sabar

1.7. Menghayatiadab kepada orang tua dan guru

1.8 Menghayati kisah keteladanan Nabi Yusuf a.s.

2Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia2.1. Memiliki akidah yang kukuh dalam kehidupan sehari-hari2.2. Terbiasa bertauhid dalam kehidupan sehari-hari2.3. Terbiasa menerapkan metode-metode peningkatan kualitas akhlak dalam kehidupan

2.4. Membiasakan akhlak-akhlak (hikmah, iffah, syajaah dan adalah) dalam kehidupan2.5. Menghindarkan diri dari sifat-sifat buruk (pubbun-dun-ya, pasad, takabur/ujub, riya)

2.6. Terbiasa bersyukur, qanaah, rida, dan sabar dalam kehidupan

2.7. Terbiasaberakhlak terpuji kepada orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari

2.8 Meneladani sifat-sifat utama Nabi Yusuf a.s.

3Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah3.1. Menganalsis akidah Islam dan metode peningkatan kualitasnya

3.2. Menganalisi konsep tauhiid dalam Islam

3.3. menganalisis akhlak Islam dan metode peningkatan kualitasnya

3.4. Menganalisis induk-induk akhlak terpuji (hikmah, iffah, syajaah dan adalah)

3.5. Menganalisis induk-induk akhlak tercela (pubbun-dun-ya, pasad, takabur/ujub, riya)3.6. Menganalisis makna syukur, qanaah, rida, dan sabar

3.7. Memahami adab kepada orang tua dan guru

3.8 Menganalisis kisah keteladanan Nabi Yusuf a.s.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan4.1.Mempraktikkan metode-metode peningkatan kualitas iman/ akidah islamiyah

4.2. menunjukkan contoh prilaku bertauhid dalam Islam

4.3. Mempraktikkan metode-metode peningkatan kualitas akhlak dalam Islam

4.4.Mempraktikan contoh akhlak yang baik (hikmah, iffah, syajaah dan adalah)

4.5.menunjukkan contoh-contoh akhlak tercela (pubbun-dun-ya, pasad, Takabur/ujub, riya)4.6. Menunjukkancontoh perilaku bersyukur, qanaah, rida, dan sabar

4.7.Mensimulasikam adab kepada orang tua dan guru

4.8. Menyajikan sinopsis kisah keteladanan Nabi Yusuf a.s.

B.2. KELAS X SEMESTER GENAP

KOMPETENSI INTIKOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 1.1. Menunjukkan sikap penolakan terhadap perbuatan syirik dalam kehidupan sehari-hari

1.2 Menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam 10 Asmwul ousnw: al-Karrm, al-Mumin, al-Wakrl, al-Matrn, al-Jwmi, al-Adl, an-Nwfi, al-Bwsih, al-oafrz dan al-qkhir

1.3 Menghayati perilaku husnuzzan, raja, dan tobat1.4.Menunjukkan sikap penolakan terhadap perilaku licik, tamak, dzalim dan diskriminasi

1.5. Menghayati akhlak (adab) yang baik ketika membesuk orang sakit

1.6 Menghayati keutamaan dan keteguhan Nabi-nabi Ulul Azmi

2Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia2.1. Menghindari perbuatan syirik dalam kehidupan sehari-hari2.2.Membiasakan diri untuk meneladani sifat Asmwul ousnw: al-Karrm, al-Mumin, al-Wakrl, al-Matrn, al-Jwmi, al-Adl, an-Nwfi, al-Bwsih, al-oafrz dan al-qkhir

2.3.Terbiasa berperilaku pusnuzzan, raja, dan tobat2.4.Menghindari perilaku licik, tamak, zalim, dan diskriminasi

2.5.Membiasakan akhlak (adab) yang baik ketika membesuk orang sakit

2.6 Meneladani keutamaan dan keteguhan nabi-nabi Ulul Azmi

3Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 3.1. Menganalisis perbuatan syirik dan macam-macam dan cara menghindarinya

3.2. Menganalisismakna 10 Asmwul ousnw: al-Karrm, al-Mumin, al-Wakrl, al-Matrn, al-Jwmi, al-Adl, an-Nwfi, al-Bwsih, al-oafrz dan al-qkhir

3.3. Memahami pengertian dan pentingnya memiliki akhlak husnuzzan, raja, dan tobat

3.4.Memahami pengertian dan pentingnya menghindari licik, tamak, zalim, dan diskriminasi

3.5.Memamhami adab islami ketika membesuk orang sakit

3.6 Menganalisis kisah keteguhan nabi-nabi Ulul Azmi

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan4.1. Menyajikan contoh praktik-praktik perbuatan syirik di masyarakat

4.2. Menghafalkan lafal-lafal Asmwul ousnw4.3. Melafalkan doa-doa tobat dari Al-Quran dan hadis

4.4. Menceritakan bahaya dari akhlak tercela licik, tamak, zalim, dan diskriminasi

4.5. Mempraktikkan contoh akhlak (adab) yang baik ketika membesuk orang sakit

4.6. Mencerikatan kisah keteguhan nabi-nabi Ulul Azmi

BAB IMEMAHAMI AKIDAH ISLAMIYAH

Sumber: http://reduma99.blogspot.comIslam terdiri dari akidah, ibadah dan akhlak. Akidah adalah pondasiAkidah adalah pokok (ushul) dan dasar dalam agama. Ajaran Islam meliputi tiga hal, yaitu akidah, syariah dan akhlak. Akidah adalah hal yang pertama dan utama yang harus kita miliki. Akidah adalah pondasi dari segala amal yang akan kita lakukan. Amal dan akhlak tidak ada nilainya bila tidak didasarkan pada akidah atau keimanan yang benar.

Oleh karena itu untuk membekali diri dan menjaga kualitas keimanan, maka setiap mukallaf memiliki kewajiban memahami hakikat akidah Islam beserta ruang lingkupnya secara benar. Pemahaman dan komitmen yang benar terhadap akidah Islam akan menjadi penuntun setiap mukallaf dalam berperilaku.

Untuk memberikan pemahaman secara benar dan mendalam, pada bab ini kita akan membahas bersama tentang pengertian akidah, prinsip-prinsip akidah, ruang lingkup akidah, metode peningkatan kualitas akidah dalam kehidupan.Kompetensi Inti (KI)

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuanKompetensi Dasar (KD)

1.1. Meyakini kesempurnaan akidah Islam2.1. Memiliki akidah yang kukuh dalam kehidupan sehari-hari3.1. Menganalsis akidah Islam dan metode peningkatan kualitasnya4.1. Mempraktikkan metode-metode peningkatan kualitas iman/ akidah IslamiyahTujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian akidah2. Siswa dapat menyebutkan dalil-dalil yang berhubungan dengan akidah Islam3. Siswa dapat menyebutkan kesempurnaan akidah Islam4. Siswa dapat menjelaskan prinsip-peinsip akidah Islam5. Siswa dapat menyebutkan metode-metode peningkatan kualitas iman/ akidah IslamiyahPETA KONSEP

A. MARI MENGAMATI GAMBAR BERIKUT DAN BERIKAN KOMENTARMU ATAU MEMBUAT PERTANYAAN

Sumber: republika.co.id

Sumber: ppmrindonesia.wordpress.com

B. AYO MEMAHAMI MATERI INTISelanjutnya mari kita pelajari uraian berikut ini dan mari kita kembangkan dengan mencari materi tambahan dari sumber belajar lainnya1. Pengertian AkidahAkidah berakar dari kata yang berarti tali pengikat sesuatu dengan yang lain, sehingga menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Jika masih dapat dipisahkan berarti belum ada pengikat dan sekaligus berarti belum ada akidahnya. Dalam pembahasan yang masyhur akidah diartikan sebagai iman, kepercayaan atau keyakinan.

Dalam kajian Islam, akidah berarti tali pengikat batin manusia dengan yang diyakininya sebagai Tuhan yang Esa yang patut disembah dan Pencipta serta Pengatur alam semesta ini. Abdul Ghani memeberi pengertian akidah sebagai sebuah keyakinan kepada hakikat yang nyata yang tidak menerima keraguan dan bantahan. Apabila kepercayaan terhadap hakikat sesuatu itu masih ada unsur keraguan dan kebimbangan, maka tidak disebut akidah. Jadi akidah itu harus kuat dan tidak ada kelemahan yang membuka celah untuk dibantah. Sedangkan M. Syaltut menyampaikan bahwa akidah adalah pondasi yang di atasnya dibangun hukum syariat. Syariat merupakan perwujudan dari akidah. Oleh karena itu hukum yang kuat adalah hukum yang lahir dari akidah yang kuat. Tidak ada akidah tanpa syariat dan tidak mungkin syariat itu lahir jika tidak ada akidah.

Ilmu yang membahas akidah disebut ilmu akidah. Ilmu akidah menurut para ulama adalah sebagai berikut:

a. Syekh Muhammad Abduh mengatakan ilmu akidah adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, tentang sifat-sifat yang wajib tetap ada pada-Nya, juga membahas tentang rasul-rasul-Nya, meyakinkan mereka, meyakinkan apa yang wajib ada pada mereka, apa yang boleh dihubungkan pada diri mereka dan apa yang terlarang menghubungkan kepada diri mereka.

b. Sedang Ibnu Khaldun mengartikan ilmu akidah adalah ilmu yang membahas kepercayaan-kepercayaan iman dengan dalil-dalil akal dan mengemukakan alasan-alasan untuk menolak kepercayaan yang bertentangan dengan kepercayaan golongan salaf dan ahlissunnah.

c. Kemudian Syekh Husin mengartikan ilmu akidah adalah ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan (Islam) dengan bukti-bukti yang yakin.

Dari tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu akidah adalah ilmu yang membicarakan segala hal yang berhubungan dengan rukun iman dalam Islam dengan dalil-dalil dan bukti-bukti yang meyakinkan. Semua yang terkait dengan rukun iman tersebut sudah disebutkan dalam al-Quran surah al-Baqarah ayat 285:

((((((( (((((((((( (((((( ((((((( (((((((( ((( (((((((( ((((((((((((((((( ( (((( ((((((( (((((( ((((((((((((((((( ((((((((((( ((((((((((( (( ((((((((( (((((( (((((( (((( ((((((((( ( (((((((((( ((((((((( ((((((((((( ( ((((((((((( ((((((( (((((((((( ((((((((((( (((((

Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."

Dalam suatu hadis Nabi saw. menjawab pertanyaan Malaikat Jibril mengenai iman dengan mengatakan:

Bahwa engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhirat. Dan juga engkau beriman kepada qadar, yang baik dan yang buruk.

Berdasarkan hadis tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa rukun iman itu ada enam: 1. iman kepada Allah2. iman kepada Malaikat Allah3. iman kepada kitab-kitab Alalh

4. iman kepada rasul-rasul Allah5. iman kepada hari akhirat, 6. iman kepada qada dan qadar.

Seabagaimana telah kita diketahui bahwa agama Islam itu berasal dari empat sumber: al-Quran, hadis/sunnah nabi, ijma (ijmak) dan qiyas. Akan tetapi untuk akidah Islam sumbernya hanya dua saja, yaitu al-Quran dan hadis mutawatir (yaitu hadis yang diriwayatkan oleh orang banyak yang tidak mungkin mereka itu sepakat untuk berdusta dalam meriwayatkan hadis itu)Hal itu berarti akidah mempunyai sifat keyakinan dan kepastian sehingga tidak mungkin ada peluang bagi seseorang untuk meragukannya. Dan untuk sampai pada tingkat keyakinan dan kepastian ini, akidah Islam harus bersumber pada dua warisan tersebut yang tidak ada keraguan sedikitpun bahwa ia diketahui dengan pasti berasal dari nabi. Tanpa informasi dari dua sumber utama al-Quran dan sunnah nabi, maka sulit bagi manusia untuk mengetahui sesuatu yang bersifat gaib tersebut.

2. Dalil / Argumentasi dalam Akidah

Dalam membahas akidah harus diajukan argumentasi yang benar yang memadai disebut Dalil. Dalil dalam akidah ada dua yaitu:

a. Dalil Aqli ).

Dalil yang berdasarkan akal pikiran. Yaitu cara berfikir yang sehat dan benar. Dalil Aqli dapat digunakan untuk memperbincangkan ilmu Akidah karena Akidah Islam itu berlaku bagi orang-orang yang mempunyai akal yang sehat. Orang yang tidak mampu mempergunakan akalnya karena ada gangguan, maka tidak dibebani untuk memahami Akidah. Segala yang menyangkut dengan Akidah, kita tidak boleh meyakini secara ikut-ikutan, melainkan berdasarkan keyakinan yang dapat dipelajari sesuai dengan akal yang sehat.

b. Dalil Naqli )

Walaupun akal manusia dapat menghasilkan kemajuan ilmu dan teknologi, namun harus disadari bahwa betapapun kuatnya daya pikir manusia, ia tidak akan sanggup mengetahui hakekat zat Allah yang sebenarnya. Manusia tidak memiliki kemampuan untuk menyelidiki yang ghaib, untuk mengetahui yang ghaib itu kita harus puas dengan wahyu Allah. Wahyu itu yang disebut dalil Naqli.

Kebenaran Dalil Naqli ini bersifat Qothiy (pasti), kebenarannya mutlak serta berlaku untuk semua ruang dan waktu. Dalil Naqli ada dua yaitu Al-Quran dan hadis Rasul. Hal-hal yang tidak dapat dijangkau oleh akal, cukup diyakini kebenarannya tanpa harus membuktikan dengan akal. Termasuk ke dalam bagian ini adalah hakekat hal-hal yang ghaib, seperti kiamat, alam barzakh, alam makhsyar, surga, neraka, malaikat,dan lain sebagainya.

3. Tujuan Akidah IslamMenurut Syaikh Utsaimin Akidah Islam mempunyai banyak tujuan yang baik yang harus dipegang, yaitu:

a. Untuk mengikhlaskan niat dan ibadah kepada Allah satu-satunya. Karena Dia adalah Pencipta yang tidak ada sekutu bagi-Nya, maka tujuan dari ibadah haruslah diperuntukkan kepada-Nya satu-satunya.

b. Membebaskan akal dan pikiran dari kegelisahan yang timbul dari kosongnya hati dari akidah. Karena orang yang hatinya kosong dari akidah ini, adakalanya kosong hatinya dari setiap akidah serta menyembah materi yang dapat diindera saja dan adakalanya terjatuh pada berbagai kesesatan akidah dan khurafat.

c. Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak cemas dalam jiwa dan tidak goncang dalam pikiran. Karena akidah ini akan menghubungkan orang mukmin dengan Penciptanya lalu rela bahwa Dia sebagai Tuhan yang mengatur. Hakim yang Membuat tasyri. Oleh karena itu hatinya menerima takdir, dadanya lapang untuk menyerah lalu tidak mencari pengganti yang lain.

d. Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan orang lain. Karena di antara dasar akidah ini adalah mengimani para rasul yang mengandung mengikuti jalan mereka yang lurus dalam tujuan dan perbuatan.

e. Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak menghilangkan kesempatan beramal baik kecuali digunakannya dengan mengharap pahala serta tidak melihat tempat dosa kecuali menjauhinya dengan rasa takut dari siksa. Karena di antara dasar akidah ini adalah mengimani kebangkitan serta balasan terhadap seluruh perbuatan.

((((((((( ((((((((( (((((( ((((((((( ( ((((( (((((( ((((((((( ((((( ((((((((((( (((((

Dan masing-masing orang yang memperoleh derajat-derajat (sesuai) dengan yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (QS. al Anam ayat 132)

Nabi Muhammad saw. juga mengimbau untuk tujuan ini dalam sabdanya:

: .

Orang Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah. Dan pada masing-masing terdapat kebaikan. Bersemangatlah terhadap sesuatu yang berguna bagimu serta mohonlah pertolongan dari Allah dan jangan lemah. Jika engkau ditimpa sesuatu, maka janganlah engkau katakan: Seandainya aku kerjakan begini dan begitu. Akan tetapi katakanlah: Itu takdir Allah dan apa yang Dia kehendaki Dia lakukan. Sesungguhnya mengandai-andai itu membuka perbuatan setan. (HR Muslim)

f. Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memperbaiki individu-individu maupun kelompok-kelompok serta meraih pahala dan kemuliaan.

(((( (((((( (((((((( (((( (((((( (((( ((((((( (((((( (((((((( ((((((((((((((((( (((((((( ((((((((( ( (((((((((((((((((( ((((((((( (((((((((( ((( (((((((( ((((((((((( ((((

Barangsiapa yang mengerjakan amal baik, baik lelaki maupun wanita dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. ( QS. An Nahl/16 ayat 97)

4. Metode-metode peningkatan kualitas akidah

Seorang mukmin harus memiliki kualitas akidah yang baik, yaitu akidah yang benar, kokoh dan tangguh. Kualitas akidah tidak hanya diukur dari kemauan seseorang untuk percaya kepada Allah Swt. atau kepada yang lain seperti yang tercantum di dalam rukun iman. Namun lebih jauh dari itu, kepercayaan itu harus bisa dibuktikan dalam praktik kehidupan sehari-hari. Percaya saja tidak cukup, tapi harus dikuti dengan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari di manapun berada.

Contoh seseorang yang beriman kepada Allah Swt. maka ia harus melakukan semua yang diperintahkan Allah Swt. dan menjauhi semua yang dilarang-Nya. Jika ia beriman kepada kitab Allah, maka ia harus melaksanakan ajaran-ajaran yang ada di dalamnya. Jika ia beriman kepada para rasul Allah, maka ia wajib melaksanakan ajaran yang disampaikan para rasul dengan sebaik-baiknya serta meneladani akhlaknya.Untuk itu mengingat pentingnya kekuatan akidah itu dimiliki oleh setiap mukmin, maka diperlukan upaya-upaya atau cara-cara yang baik agar bisa meningkatan keyakinan dan memudahkan menerapkan semua keyakinannya itu di dalam kehidupannya di masyarakat. Sebab kepercayaan atau keyakinan itu bisa tumbuh paling tidak karena tiga hal; yaitu karena meniru orang tua atau masyarakat, karena suatu anggapan dan karena suatu pemikiran (dalil akli).

Di antara cara atau metode yang bisa diterapkan adalah

(1) melalui pembiasaan dan keteladanan. Pembiasaan dan keteladanan itu bisa dimulai dari keluarga. Di sini peran orang tua sangat penting agar akidah itu bisa tertanam di dalam hati sanubari anggota keluarganya sedini mungkin. Keberhasilan penanaman akidah tidak hanya menjadi tanggungjawab guru saja, tetapi menjadi tanggungjawab smua pihak. Karena itu, semuanya harus terlibat. Selain itu pembiasaan hidup dengan kekuatab akidah itu harus dilakukan secara berulang-ulang (istiqamah), agar menjadi semakin kuat keimanannya.

(2) melalui pendidikan dan pengajaran Pendidikan dan pengajaran dapat dilaksanakan baik dalam keluarga, masyarakat atau lembaga pendidikan formal. Pendidikan keimanan ini memerlukan keterlibatan orang lain untuk menanamkan akidah di dalam hatinya. Penanaman kalimat-kalimat yang baik seperti dua kalimat syahadat dan kalimat laa ilaha ill Allah (tiada Tuhan selain Allah) sangat penting untuk menguatkan keimanan seseorang. Pendidikan dan pengajaran menjadi salah satu cara yang tepat dalam menanamkan akidah dan meningkatkan kualitas akidah.Islam mendidik manusia supaya menjadikan akidah dan syariat Allah sebagai hakim terhadap seluruh perbuatan dan tindakannya. Oleh sebab itu, pendidikan Islam menjadi kewajiban orang tua dan guru di samping menjadi amanat yang harus dipikul oleh satu generasi untuk disampaikan kepada generasi berikutnya, dan dijalankan oleh para pendidik dalam mendidik anak-anak.

5. Prinsip-prinsip akidah Islam

Prinsip-prinsip akidah secara keseluruhan tercakup dalam sejumlah prinsip dari seluruh sistem agama Islam yaitu suatu sistem yang serasi, koheren, dan terjalin dengan baik. Prinsip-prinsip tersebut adalah:

a. Pengakuan dan keyakinan bahwa Allah Swt. adalah Esa. Esa dalam Zat, Sifat dan Perbuatan-Nya. Keimanan kepada Allah dan kewajiban seorang hanya menyembah kepada Allah, tidak boleh diselingi dengan kepercayaan atau keyakinan kepada yang lain.

b. Pengakuan bahwa para nabi telah diangkat dengan sebenarnya oleh Allah Swt. untuk menuntun umatnya. Keyakinan bahwa para nabi adalah utusan Allah Swt. sangat penting, sebab kepercayaan yang kuat bahwa nabi itu adalah utusan Allah, mengandung konsekuensi bahwa setiap orang harus meyakini apa yang dibawa oleh para rasul utusan Allah tersebut berupa kitab suci. Keyakinan akan kebenaran kitab suci menjadikan orang memiliki pedoman dalam menjalani kehidupan di dunia ini.

c. Kepercayaan akan adanya hari kebangkitan. Keyakinan seperti ini memberikan kesadaran bahwa kehidupan dunia bukanlah akhir dari segalanya. Setiap orang pada hari akhir nanti akan dibangkitkan dan akan dimintai pertanggungjawaban selama hidup di dunia.

d. Keyakinan bahwa Allah Swt. adalah Maha Adil. Jika keyakinan seperti ini tertanam di dalam hati, maka akan menumbuhkan keyakinan bahwa apa yang dilakukan akan mendapatkan balasan dari Allah Swt. Orang yang berbuat kebaikan akan mendapatkan balasan yang baik, seberapapun kecilnya kebaikan itu. Sebaliknya perbuatan jelek sekecil apapun akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah Swt.C. AYO DISKUSI

Setelah Anda mendalami materi maka selanjutnya lakukanlah diskusi dengan teman sebangku Anda atau dengan kelompok Anda, kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan kelas. Adapun hal-hal yang perlu didiskusikan adalah:1. Pengertian akidah

2. Tujuan akidah Islamiyah

3. Prinsip-prinsip akidah Islamiyah

4. Cara meningkatkan akidah Islamiyah

5. Bagaimana cara mempertahankan akidah Islamiyah

D. PENDALAMAN KARAKTER

Dengan memahami ajaran Islam mengenai akidah Islam maka seharusnya kita memiliki sikap sebagai berikut :

1. beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.2. terus berusaha meningkatkan kualitas akidah3. bersyukur atas nikmat Allah berupa hidayah iman dan Islam4. mempertahankan akidah dari ganggguan yang dapat berusaha merusak iman

5. berakhlakul karimah sebagai cerminan orang yang beriman kepada Allah Swt.E. AYO BERLATIHa. Isilah pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat1. Dalam konteks Islam akidah adalah pengikat..2. Menurut Abdul Ghani akidah ialah keyakinan kepada hakikat yang nyata yang tidak menerima3. Ilmu yang membahas kepercayaan-kepercayaan iman dengan dalil-dalil akal dan mengemukakan alasan-alasan untuk menolak kepercayaan yang bertentangan dengan kepercayaan golongan salaf dan ahluissunnah. Pengertian tersebut disampaikan oleh4. Salah satu prinsip akidah Islam adalah meyakin bahwa Allah itu Maha.dalam zat, sifat dan perbuatan-Nya5. Kalimat laa ilaha ill Allah disebut dengan kalimat......

b. Jawablah Pertanyaan berikut dengan benar1. Jelaskan pengertian ilmu akidah menurut Syekh Muhammad Abduh!

2. Bagaimana cara mengukur kualitas akidah seseorang?

3. Untuk memahami akidah secara mendalam, maka seorang muslim harus memahami prinsip-prinsip akidah Islam. Jelaskan apa saja prinsip-prinsip akidah Islam tersebut!

4. Di antara tujuan akidah Islam adalah untuk mendapatkan ketenangan jiwa. Apa maksudnya?

5. Nabi Muhammad saw menggambarkan mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai. Jelaskan dan tulislah dalil naqlinya!

c. Portofolio dan Penilaian Sikap1.Carilah beberapa ayat dan hadit yang berhubungan akidah dengan mengisi kolom di bawah ini :

No.Nama Surah + No. Ayat / Hadis RiwayatIntisari Kandungan

1.

2.

3.

4,

5.

2. Setelah kalian memahami uraian mengenai aqidag coba kamu amati perilaku berikut ini dan berikan komentarNo.Perilaku Yang DiamatiTanggapan / Komentar Anda

1.Andi bangga karena ia beragama Islam

2.Sementara Joko malu mengaku kalau dirinya seorang muslim

3.Asny hafal dua kalimat syahadat tetapi belum faham artinya

4.Sebagian umat Islam belum mengamalkan ajaran Islam

5.Indah malu memakai jilbab karena takut dinilai sok suci

BAB II

AYO BERTAUHID

Sumber: http://www.arrahmah.com

Pelaksanaan salat dilaksanakan semata-semata karena AllahIslam dikenal sebagai agama tauhid (monotheisme). Dalam al-Quran dan al-Hadis sangat ditekankan agar umat Islam senantiasa bertauhid kepada Allah Swt. dan jangan sedikitpun akidahnya tercampur dengan praktik-praktik kemusyrikan.

Tauhid adalah salah satu prinsip dasar dalam agama Islam. Ajaran tauhid dibawa oleh setiap Nabi hingga kepada Nabi Muhammad saw. Namun dalam realitasnya masih banyak kaum muslimin yang tidak bisa mempertahankan ajaran tauhid. Masih banyak kita temukan di kalangan muslimin praktik-praktik syirik dengan berbagai bentuknya.

Nabi Ibrahim as. dan Nabi lainnya sangat getol dalam menegakkan ajaran tauhid dan memberantas praktik kemusyrikan. Dapat kita baca bagaimana kisah Nabi Ibrahim as. dalam pencarian Tuhan dan bagaimana pula tindakan Ibrahim as. ketika menghancurkan patung-patung pada zaman Namrud.

Kompetensi Inti (KI)

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuanKompetensi Dasar (KD)

1.2. Terbiasa bertauhid dalam kehidupan sehari-hari2.2. Terbiasa bertauhid dalam kehidupan sehari-hari3.2. Menganalisi konsep tauhiid dalam Islam4.2. menunjukkan contoh perilaku bertauhid dalam IslamTujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian tauhid

2. Siswa dapat menyebutkan nama-nama ilmu tauhid

3. Siswa dapat istilah-istilah yang terkait dengan tauhid

4. Siswa dapat menyebutkan dalil yang berhubungan dengan tauhid

5. Siswa dapat menunjukkan perilaku orang yang bertauhid

PETA KONSEP

A. MARI MENYIMAK AYAT-AYAT BERIKUT INI DAN BUATLAH KOMENTAR ATAU PERTANYAAN

B. AYO MEMAHAMI MATERI INTISelanjutnya Anda pelajari uraian berikut ini dan Anda kembangkan dengan mencari materi tambahan dari sumber belajar lainnya

1. Pengertian Tauhid

Menurut bahasa kata tauhid berasal dari bahasa Arab tawhid bentuk masdar (infinitif) dari kata wahhada, yang artinya al-itiqaadu biwahdaniyyatillah (keyakinan atas keesaan Allah). Sedangkan pengertian secara istilah tauhid ialah meyakini bahwa Allah Swt. itu Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Kesaksian ini dirumuskan dalam kalimat syahadat. Laa ilaha illa Allah (tidak ada Tuhan selain Allah).

Tauhid artinya mengesakan Allah. Esa berarti tidak berbilang. Allah tidak boleh dihitung dengan satu, dua atau seterusnya, karena kepada-Nya tidak layak dikaitkan dengan bilangan. Beberapa ayat al-Quran telah dengan jelas mengatakan keesaan Allah. Di antaranya surah al-Ikhlas ayat 1-4 sebagai berikut:

(((( (((( (((( (((((( (((( ((((((((( (((( (((((( (((((( ((((((( (((((( ((((( ((((( ((((((( (((((( Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."

Dari ayat di atas dapat ditangkap penjelasan bahwa Allah itu Maha Esa. Keesaan Allah Swt. itu menurut M. Quraish Shihab mencakup keesaan Zat, keesaan Sifat, keesaan Perbuatan, serta keesaan dalam beribadah kepada-Nya.

Keesaan Zat mengandung pengertian bahwa seseorang harus percaya bahwa Allah Swt. tidak terdiri dari unsur-unsur, atau bagian-bagian. Karena, bila Zat Yang Maha Kuasa itu terdiri dari dua unsur atau lebihbetapapun kecilnya unsur atau bagian itumaka ini berarti Dia membutuhkan unsur atau bagian itu, atau dengan kata lain, unsur atau bagian ini merupakan syarat bagi wujud-Nya.

Adapun keesaan dalam sifat-Nya, mengandung pengertian bahwa Allah memiliki sifat yang tidak sama dalam substansi dan kapasitasnya dengan sifat makhluk, walaupun dari segi bahasa kata yang digunakan untuk menunjuk sifat tersebut sama. Sebagai contoh, kata rahim merupakan sifat bagi Allah, tetapi juga digunakan untuk untuk menunjuk rahmat atau kasih sayang makhluk. Namun substansi dan kapasitas rahmat dan kasih sayang Allah berbeda dengan rahmat makhluk-Nya. Allah Esa dalam sifat-Nya, sehingga tidak ada yang menyamai substansi dan kapasitas tersebut.

Keesaan dalam perbuatan-Nya mengandung arti bahwa segala sesuatu yang berada di alam raya ini, baik sistem kerjanya maupun sebab dan wujudnya, kesemuanya adalah hasil Perbuatan Allah semata.

Sedangkan keesaan dalam beribadah merupakan perwujudan dari ketiga keesaan di atas. (((( (((( ((((((( ((((((((( ((((((((((( (((((((((( (( ((((( (((((((((((((( (((((

Katakanlah: sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup dan matiku, semuanya karena Allah, Pemelihara seluruh alam. (QS. al Anam/6:162) Dari sini dapat disimpulkan bahwa segala bentuk peribadatan harus ditujukan hanya kepada Allah semata. Hanya Allah yang wajib disembah. Tidak boleh peribadatan itu ditujukan kepada selain Allah Swt.Keempat keesaan Allah Swt. tersebut di atas sangat penting ditanamkan dalam hati setiap orang yang mengimani adanya-Nya. Oleh karena itu, untuk mendukung ketercapaian keimanan tersebut harus didukung dengan pemahaman mengenai llmu tauhid dan nama-nama lain dari ilmu tauhid. Dengan pemahaman yang utuh seperti ini, diharapkan bisa memudahkan seseorang untuk bertauhid yang benar.

Kemudian untuk melengkapi pemahaman tentang pengertian tauhid tersebut, berikut ini dijelaskan tentang hal-hal lain yang terkait dengan penjelasan di atas. Ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas tentang Allah Swt. sifat-sifat yang wajib pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya, dan sifat-sifat yang sama sekali harus ditiadakan daripada-Nya, serta tentang rasul-rasul Allah Swt. untuk menetapkan kerasulan mereka, hal-hal yang wajib ada pada diri mereka, hal-hal yang boleh (dinisbahkan) kepada mereka, dan hal-hal terlarang mengaitkannya kepada mereka.

Ilmu ini dinamakan ilmu tauhid karena pokok pembahasannya yang paling penting adalah menetapkan keesaan (wahdah) Allah Swt. dalam zat-Nya, dalam menerima peribadatan dari makhluk-Nya, dan meyakini bahwa Dia-lah tempat kembali, satu-satunya tujuan. Keyakinan tauhid inilah yang menjadi tujuan utama bagi kebangkitan Nabi Muhammad saw.2. Nama-Nama Ilmu Tauhid

Ilmu tauhid memiliki beberapa sebutan lain seperti berikut:

1. Ilmu Ushuluddin

Kata ushuluddin terdiri dari dua kata yaitu ushul yang berarti pokok atau pangkal dan din yang berarti agama. Jadi ilmu ushuluddin adalah ilmu tentang pokok-pokok agama. Ilmu tauhid sering disebut juga dengan ilmu ushuluddin (pokok-pokok atau dasar-dasar agama) karena ilmu itu menguraikan pokok-pokok atau dasar-dasar agama.

2. Ilmu Aqaid

Ilmu tauhid sering juga disebut ilmu aqaid (keyakinan), karena ilmu tersebut membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan keyakinan yang harus terpatri di dalam hati secara kuat.

3. Ilmu kalam

Kata kalam berarti perkataan atau kata-kata yang tersusun yang menunjukkan suatu maksud pengertian. Kemudian dipakai untuk menunjukkan salat satu sifat Allah yaitu berkata-kata. Jadi ilmu kalam adalah ilmu tentang kalam Allah.

Ilmu tauhid sering juga disebut dengan ilmu kalam. Penamaan ilmu kalam didasarkan pada beberapa alasan, antara lain;

a. Problem-problem yang diperselisihkan umat Islam pada masa-masa awal dalam ilmu ini adalah masalah Kalam Allah Swt. yaitu al-Quran, apakah ia makhluk dalam arti diciptakan ataukah ia kadim dalam arti abadi, tidak diciptakan;

b Dasar dalam membahas masalah-masalah ketuhanan tidak lepas dari dalil-dalil aqli yang dijadikan sebagai argumentasi yang kuat sesuai dengan aturan-aturan yang ditetapkan dalam logika (mantik) yang penyajiannya melalui permainan (kata-kata) yang tepat dan jitu (jami mani).

c Karena cara pembuktian kepercayaan-kepercayaan agama menyerupai logika dalam filsafat, maka pembuktian dalam soal-soal agama ini dinamai ilmu kalam untuk membedakan dengan logika dalam filsafat.

4. Ilmu ilahiah

Ilmu tauhid juga dikenal dengan sebutan ilmu ilahiah, karena yang menjadi obyek utama ilmu ini pada dasarnya adalah masalah ketuhanan. Ilmu tauhid juga kadang disebut dengan teologi Islam. Teologi adalah ilmu tentang Tuhan atau ilmu ketuhanan. Kata teologi terdiri dari dua kata yaitu theo yang berarti Tuhan dan logi yang berarti ilmu. Tetapi apabila kata teologi dipakai untuk membicarakan tentang Tuhan dalam Islam, maka hendaklah selalu ditambahkan kata Islam di belakangnya, sehingga menjadi teologi Islam. Sebab kata itu dapat juga dipakai untuk membicarakan Tuhan menurut agama-agama yang lain, seperti teologi Kristen, teologi Hindu, dan sebagainya. Ini semua dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa istilah teologi Islam, ilmu kalam , dan ilmu tauhid memiliki kesamaan pengertian, yaitu di sekitar masalah-masalah sebagai berikut; (1) kepercayaan tentang Tuhan dengan segala seginya, yang berarti termasuk di dalamnya soal-soal wujud-Nya, keesaan-Nya, sifat-sifat-Nya dan sebagainya. (2) pertalian-Nya dengan alam semesta, yang berarti termasuk di dalamnya persoalan terjadinya alam, keadilan dan kebijaksanaan Tuhan, serta qada dan qadar. Pengutusan rasul-rasul juga termasuk di dalam persoalan pertalian manusia dengan Tuhan, yang meliputi juga soal penerimaan wahyu dan berita-berita alam gaib atau akhirat.

3. Ruang lingkup tauhid

Pokok-pokok pembahasan yang menjadi ruang lingkup ilmu tauhid meliputi tiga hal sebagai berikut:

1. Marifat al-mabda yaitu mempercayai dengan penuh keyakinan tentang pencipta alam Allah Swt. Hal ini sering diartikan dengan wujud yang sempurna, wujud mutlak atau wajibul wujud.

2. Marifat al-watsiqah yaitu mempercayai dengan penuh keyakinan tentang para utusan Allah Swt. yang menjadi utusan dan perantara Allah Swt. dengan umat manusia untuk menyampaikan ajaran-ajaran-Nya, tentang kitab-kitab Allah yang dibawa oleh para utusan-Nya dan tentang para malaikat-Nya.

3. Marifat al-maad yaitu mempercayai dengan penuh keyakinan akan adanya kehidupan abadi setelah mati di alam akhirat dengan segala hal ihwal yang ada di dalamnya.

4. Macam-macam tauhid

Berdasarkan jenis dan sifat keyakinan tauhid, para ulama membagi ilmu tauhid dalam empat bagian; yaitu:

1. Tauhid yang berhubungan dengan ketuhanan yaitu mempercayai bahwa hanya kepada Allah-lah kita harus bertuhan, beribadah, memohon pertolongan, tunduk, patuh dan merendah serta tidak kepada yang lain. Tauhid ini mengandung makna bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Dalam konteks ini semua amal ibadah harus disandarkan kepada-Nya. Orang yang mengerjakan ibadah karena selain Allah adalah sia-sia.

(((( (((((((( (( ((((((( (((( (((( ((((((((((( ((((((((((( (((( ((((((((( ( (((((((((( (( ((((( (((((((((((((( Dialah yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia; Maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat kepada-Nya. segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. (QS. al Mukmin/40 ayat 65)2. Tauhid yang berhubungan dengan sifat Allah yang Maha Memelihara yaitu mempercayai bahwa Allah Swt. adalah satu-satunya pencipta, pemelihara, penguasa dan pengatur alam semesta ini. Tauhid ini juga mengandung pengertian keyakinan atas keesaan Allah dalam penciptaan alam. Allah adalah al Khalik. Hanya Allah Pencipta dan Penguasa alam semesta.

(((( ((((((((( ((((((((((( (((((((( ((((((((((( (((((((((((( (((((((( ((((((((((( (((((((((((( (((((((( ((((((((((( ((((((((((( ((((((( (((( (((((((((((( ((((((( ((((((( ( ((((((((((( (((( (((((((( ((((((((((((((

Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. (QS.al Mukminun/23 ayat 14)

3. Tauhid yang berhubungan dengan kesempurnaan sifat Allah yaitu mempercayai hanya Allah Swt. yang memiliki segala sifat kesempurnaan dan terlepas dari sifat tercela atau dari segala kekurangan.

((((((((((( (( (((((((((( (((((((( (((((((((((( ( ((((((((((( ((((( ((((((( ((((((((( (((((((( (((((( ( (((((((((((( ((((((((((( ((((( ((((((((( (((((

Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, Padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan): "Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan", tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan. Maha suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan. (QS. Al Anam/6 ayat 100)

4. Tauhid yang berhubungan dengan kekuasaan Allah yaitu mempercayai bahwa Allah sebagai satu-satunya Zat yang menguasai alam semesta, tidak ada lagi zat lain yang turut serta dalam kekuasaan-Nya. Tidak ada sekutu atas kekuasaan Allah di jagat raya ini. Allah adalah al Malik, Maha Raja di atas raja-raja yang ada di dunia.

(((( ((((((((( ((((((( (((((((((( ((((((( (((((((((( ((( (((((((( ((((((((( (((((((((( ((((( (((((((( (((((((( ((( (((((((( (((((((( ((( (((((((( ( (((((((( (((((((((( ( (((((( (((((( ((((( (((((( ((((((( ((((

Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Ali Imran/3 ayat 26)

5. Memahami Makna Kalimat Tauhid (ufevuev)Al-ilah adalah Zat yang harus dipertuhankan dengan sepenuh hati bahwa Dia penuh cinta (mahabbah), ampunan (inabah) kemuliaan (ikram), kebesaran (adzim). Laa ilaaha Illalah merupakan ucapan yang sangat benar dan penuh kejujuran. Orang yang mengucapkan kalimat Laa ilaaha ill Allah tanpa memahami dan mengamalkan isinya maka kesaksiannya itu akan sia-sia dan tidak memberi manfaat kepadanya.

Masih banyak ummat Islam yang belum memahami makna syahadat. Oleh karena itu mereka masih bersedia mempercayai tuhan selain Allah. Mereka tidak menyadari bahwa perbuatan mengkeramatkan kuburan, senjata seperti keris, batu-batuan jin adalah perbuatan sesat.

Secara garis besar kalimat Laa ilaaha ill Allah mempunyai beberapa pengrtian:

a. artinya hanya Allah yang berhak dan pantas untuk disembah

b. maksudnya hukum yang mutlak bersumber dariNya.c. artinya Tidak ada penguasa mutlak kecuali Allah, Dialah Rabb semesta alam, pengusa dan pengaturd. artinya tidak ada pencipta di dunia ini kecuali Diae. artinya tidak ada yang bisa memberi rizki selain Allahf. artinya tidak ada ilah yang dapat menghidupkan dan mematikan kecuali Diag. artinya tidak ada yang bisa mendatangkan manfaat dan Madharrat selain Dia yang maha kuasa.h. artinya tidak ada daya dan kekuatan selain kekuasaan Allahi. artinya tidak ada tempat berserah diri kecuali kepada Allahj. artinya tidak ada yang bisa mengabulkan doa kecuali Allahk. artinya tidak ada agama selain agama Allahl. artinya hanya kepada Allah saja kita takut (khawatir akan adzab-Nya)m. artinya Allah sajalah yang menjadi pusat kerinduan.

6. Hikmah dan Manfaat Bertauhid

Orang yang bertauhid akan memiliki hikmah yang besar, antara lain:

1. Tauhid yang kuat akan menumbuhkan sikap kesungguhan, pengharapan dan optimisme di dalam hidup ini. Sebab orang yang bertauhid meyakini bahwa kehidupan dunia adalah ladang akhirat.

2. Orang yang bertauhid jika suatu saat dikaruniai harta, maka ia akan bersyukur dan menggunakan hartanya itu di jalan Allah. Sebab ia yakin bahwa harta dan segala yang ada adalah milik Allah.

3. Dengan bertauhid akan mendidik akal manusia supaya berpandangan luas dan mau mengadakan penelitian tentang alam. Al-Quran telah memerintahkan kepada kita supaya memperhatikan penciptaan langit, bumi, dan segala isinya.

4. Orang yang bertuahid akan merendahkan diri dan tidak tertipu oleh hawa nafsu yang ada pada dirinya. Misalnya, jika ia akan tertipu hawa nafsu, maka dia segera mengingat bahwa Allah Maha Kaya.5. Dengan mentauhidkan Allah, kita akan menjauhkan diri dari angan-angan yang kosong. Semua amal perbuatan manusia akan dihisab dan dibalas oleh Allah Swt.6. Dengan bertauhid yang benar, kita akan diliputi ketenangan dan pengharapan. Ia akan merasa tenang setelah mengetahui bahwa Allah dekat, mengabulkan permohonan, menerima tobat dan menolong orang-orang teraniaya. 7. Orang yang menjaga tauhid-nya akan menjamin seseorang akan masuk surga, tempat yang penuh dengan kenikmatam

7. Bahaya Tidak Bertauhid

Keimanan yang kuat akan memberikan hikmah dan manfaat yang besar. Sebaliknya, sikap tidak bertauhid akan mendatang hal-hal negatif, diantaranya:

1. Orang yang tidak bertauhid tidak akan mempunyai rasa optimisme dan pengharapan dalam hidup, karena tidak ada dalam benaknya keyakinan akan adanya kehidupan setelah mati.2. Orang yang tidak bertauhid akan berpandangan sempit. Tidak ada dorongan di dalam hatinya untuk melakukan penelitian dan renungan tentang rahasia di balik kekuasaan Allah Swt. Karena ia tidak percaya terhadap Allah Swt. Penghidupannya akan menjadi sempit, seperti firman Allah Swt. dalam al-Quran surah QS. Thaha/20 ayat 124:

(((((( (((((((( ((( ((((((( (((((( ((((( ((((((((( (((((( ((((((((((((( (((((( ((((((((((((( (((((((( ((((( Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta".

3. Orang yang tidak bertauhid akan mudah tertipu oleh hal-hal yang sifatnya keduniawian. Prinsip hidup orang seperti ini yang penting senang, tidak peduli apakah hal itu benar atau salah.

4. Orang yang tidak bertauhid akan tertutup hatinya. Jiwanya mengalami disfungsi. Pesan-pesan Allah tidak akan mampu tertangkap meskipun Allah begitu dekat.

(((((( (((( (((((( ((((((((((( (((((((( (((((((((( ( (((((((( ((((((((((((( ((((((((( ( (((((((( ((((((( ((((((( ((( Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka dan penglihatan mereka ditutup dan bagi mereka siksa yang Amat berat. (QS. al-Baqarah/2 : 7)5. Orang yang tidak bertauhid akan selalu diliputi dengan kegelisahan dan kegersangan jiwa. Meskipun tampaknya senang, itu hanyalah tipuan setan dan sifatnya hanyalah sementara.

( ((((( ((((( (((((( (((((((((((((( ((((((( (((( (((((((((((( (((((( ((((((( (((((((( ( (((((((( ((((((((((( ((((( "Dan kepada orang yang kafirpun aku beri kesenangan sementara, kemudian aku paksa ia menjalani siksa neraka dan Itulah seburuk-buruk tempat kembali".( QS. al-Baqarah ayat 126)6. Orang yang tidak bertauhid akan masuk neraka, karena ia akan terjebak pada praktik kemusyrikan dan kemusyrikan adalah dosa yang tidak akan diampuni.

(((( (((( (( (((((((( ((( (((((((( ((((( (((((((((( ((( ((((( ((((((( ((((( (((((((( ( ((((( (((((((( (((((( (((((( (((( ((((((( (((((((( (((((

Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, Maka Sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (QS. An Nisa/4 ayat 116)

B. AYO PRESENTASISetelah Anda mendalami materi maka selanjutnya buatlah rangkuman bersama dengan teman sebangku Anda atau dengan kelompok Anda, kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan rangkuman tersebut di depan kelas. Adapun tema yang dirangkum adalah sebagai berikut:

1. Pengertian dan ruang lingkup ilmu tauhid

2. Nama-nama ilmu tauhid dan macam-macam tauhid

3. Memahami makna kalimat tauhid La ilaaha ill Allah4. Manfaat dan hikmah bertauhid

5. Bahaya tidak bertauhid

C. PENDALAMAN KARAKTER

Dengan memahami konsep tauhid dalam Islam maka seharusnya kita memiliki sikap sebagai berikut :

1. Hanya mengakui Allah sebagai Tuhan

2. Beribadah dan meminta hanya kepada Allah3. Senantiasa bertawakkal hanya kepada Allah4. Menyadari bahwa Allah akan senantiasa melindungi kita

5. Bersyukur kepada Allah Swt. atas berbagai nikmat dan rahmat Allah Swt.D. AYO BERLATIHa. Isilah pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat1. Arti tauhid adalah bahwa Allah itu

2. Allah adalah Esa dalam Dzat, sifat dan

3. QS. Al Ikhlas/112 ayat 1-4 membahas tentang.

4. Karena membahas masalah pokok-pokok agama maka ilmu tauhid disebut dengan sebutan ilmu..

5. Karena yang divaza hdala masalah ketuhanan maka ilmu tauhid disebut juga denga sebutan ilmu..

6. Laa khaliqa ill Allah, artinya tidak ada.selain Allah7. Sedanga La maalika ill Allah artinya tidak ada.selain Allah8.Orang yang bertauhid meyakini bahwa dunia adalah................akhirat

9.Orang yang bertauhid jika suatu saat dikaruniai harta, maka ia akan menggunakan hartanya itu di jalan........

10. Dengan bertauhid, manusia akan menjauhkan diri dari angan-angan yang.........

b. Jawablah Pertanyaan berikut dengan benar1. Apa yang dimaksud dengan ilmu tauhid?

2. Jelaskan apa saja yang termasuk ruang lingkup tauhid!

3. Sebutkan hikmah orang yang bertauhid

4. Jelaskan salah satu makna dari kalimat La Ilaaha Ill Allah5. Jelaskan apa saja akibat negatif dari orang yang tidak bertauhid?

c. Portofolio dan Penilaian Sikap

1. Carilah kisah orang-orang yang mencari Tuhan dan mencari kebenaran. Pilihlah satu nama berikut ini atau yang lain. Tulislah kisah tersebut di lembar tersendiri, kemudian dikumpulkan kepada Bapak/Ibu Guru.

a. Umar bin Khattab

d. Ammar bin Yasirb. Bilal bin Rabah

e. Khalid bin Walidc. Salman al Farisi

f. dan lain sebagainya2. Setelah kalian memahami uraian mengenai ajaran Islam tentang Tauhid coba kamu amati perilaku berikut ini dan berikan komentar

No.Perilaku Yang DiamatiTanggapan / Komentar Anda

1.Syamil yakin bahwa Allah Swt. adalah satu-satunya Dzat yang pantas disembah

2.Mundzir yakin bahwa jabatan yang ia raih adalah akan lama dan abadi

3.Pak Joko mendatangi sebuah tempat keramat untuk meminta rezeki

4.Nadia membaca kalimat La Haula wala quwwata illa billah ketika mendengar suara petir

5.Setiap selesai salat Azizah senantiasa berdoa kepada Allah Swt.

BAB III

MENJADI HAMBA ALLAH

YANG BERAKHLAK

sumber: blogs.unpad.ac.id

Peduli lingkungan dan melestarikannya adalah bagian dari akhlak terpuji

Manusia adalah makhluk yang sempurna dan mulia. Letak kesempurnaan dan kemuliaan manusia di antaranya terletak pada akhlaknya. Setiap tingkah laku manusia mempunyai nilai. Tidak demikian dengan tingkah laku hewan. Karena manusia disebut sebagai makhluk bersusila. Jika akhlaknya baik berarti ia telah mampu mempertahankan harkat dan martabatnya sebagai manusia yang sempurna dan mulia. Jika sebaliknya, maka sesungguhnya ia telah menjatuhkan harkat dan martabatnya seperti binatang bahkan lebih hina dari pada binatang.

(((((((( ((((((((( (((((((((( (((((((( ((((( ((((((((( ((((((((( ( (((((( ((((((( (( ((((((((((( ((((( (((((((( (((((((( (( ((((((((((( ((((( (((((((( (((((((( (( ((((((((((( (((((( ( (((((((((((( ((((((((((((( (((( (((( (((((( ( (((((((((((( (((( (((((((((((((( (((((

Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah (QS. al Araf/8 ayat 179)

Kompetensi Inti (KI)

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuanKompetensi Dasar (KD)

1.3. Menghayati akhlak Islam dan metode peningkatan kualitasnya2.3. Terbiasa menerapkan metode-metode peningkatan kualitas akhlak dalam kehidupan3.3. menganalisis akhlak Islam dan metode peningkatan kualitasnya4.3. Mempraktikkan metode-metode peningkatan kualitas akhlak dalam IslamTujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian akhlak 2. Siswa dapat menyebutkan dalil yang berkaitan dengan akhlak

3. Siswa dapat menjelaskan akhlak dalam konsep Islam4. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri akhlak Islam5. Siswa dapat menjelaskan metode-metode peningkatan kualitas akhlak

6. Siswa dapat membiasakan meningkatkan kualitas akhlak

PETA KONSEP

A. MARI MENGAMATI GAMBAR BERIKUT INI DAN BUATLAH KOMENTAR ATAU PERTANYAAN

Sumber: http://brebesnews.co

Sumber: Dokumen MAN Malang 1

B. AYO MEMAHAMI MATERI INTISelanjutnya Anda pelajari uraian berikut ini dan Anda kembangkan dengan mencari materi tambahan dari sumber belajar lainnya

a. Pengertian akhlak

Secara lugahwi kata akhlak berasal dari bahasa Arab al-akhlak, yang merupakan bentuk jamak dari kata khuluq atau al-khaliq yang berart

a) tabiat, budi pekerti,

b) kebiasaan atau adat,

c) keperwiraan, kesatriaan, kejantanan, dan

d) agama.

Sedangkan pengertian secara istilah, akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang daripadanya lahir perbuatan-perbuatan yang mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian. Jika keadaan (hal) tersebut melahirkan perbuatan yang baik dan terpuji menurut pandangan akal dan syarak (hukum Islam), disebut akhlak yang baik. Jika perbuatan-perbuatan yang timbul itu tidak baik, dinamakan akhlak yang buruk. Sebagian ulama memberi definisi mengenai akhlak, yaitu:

Akhlak adalah sifat manusia yang terdidik

Karena akhlak merupakan suatu keadaan yang melekat di dalam jiwa, maka perbuatan baru disebut akhlak kalau terpenuhi beberapa syarat, yaitu:

a. perbuatan itu dilakukan berulang-ulang. Kalau perbuatan itu dilakukan hanya sesekali saja, maka tidak dapat disebut akhlak. Misalnya, pada suatu saat, orang yang jarang berderma tiba-tiba memberikan uang kepada orang lain karena alasan tertentu. Tindakan seperti ini tidak bisa disebut murah hati berakhlak dermawan karena hal itu tidak melekat di dalam jiwanya.

b. perbuatan itu timbul mudah tanpa dipikirkan atau diteliti terlebih dahulu sehingga benar-benar merupakan suatu kebiasaan. Jika perbuatan itu timbul karena terpaksa atau setelah dipikirkan dan dipertimbangkan secara matang tidak disebut akhlak.

Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam, sehingga setiap aspek dari ajaran agama ini selalu berorientasi pada pembentukan dan pembinaan akhlak yang mulia, yang disebut al-akhlak al-karimah. Hal ini tercantum antara lain dalam sabda Rasulullah saw;

Rasulullah bersabda: Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia (HR. Al-Hakim)b. Macam-Macam akhlak

a. Norma Sekuler(akhlak wadiyyah)

Norma sekuler adalah norma yang mengajarkan akhlak kepada manusia dengan berpedoman kepada olah pikir dan pengalaman manusia. Dengan demikian, akhlak, ini hanya mempunyai satu macam sanksi, yaitu sanksi yang datang dari masyarakat (sesama manusia) semata-mata

Akhlak merupakan suatu upaya manusia untuk mempertahankan hidupnya. Akhlak pula yang membedakan manusia dengan binatang. Kemajuan ilmu pengetahuan tanpa disertai pendidikan akhlak yang baik, tidak akan bisa mempertahankan kehidupan manusia. Hal itu justru akan menyebabkan kepunahan dan kebinasaan.

b. Norma Keagamaan (akhlak Islamiyah)

Norma keagamaan adalah norma yang mengajarkan akhlak kepada manusia dengan mengambil tuntunan yang telah diberikan Allah Swt. dan rasulullah saw. dalam Al-Quran dan hadis

Dengan demikian akhlak ini mempunyai dua macam sanksi apabila dilanggar. Yang pertama adalah sanksi dari Tuhan (bersifat gaib) dan yang kedua adalah sanksi yang datang dari masyarakat (sesama manusia). Adapun ciri-ciri akhlak Islami adalah:

1) Kebaikannya bersifat mutlak (al-khairiyah al-mutlaqah), yaitu kebaikan yang terkandung dalam akhlak Islam merupakan kebaikan yang murni, baik untuk individu maupun untuk masyarakat, di dalam lingkungan, keadaan, waktu dan tempat apapun;

2) Kebaikannya bersifat menyeluruh (al-salahiyyah al-ammah), yaitu kebaikan yang terkandung di dalamnya merupakan kebaikan untuk seluruh umat manusia di segala zaman dan di semua tempat;

3) Tetap, langgeng dan mantap, yaitu kebaikan yang terkandung di dalamnya bersifat tetap, tidak berubah oleh perubahan waktu dan tempat atau perubahan kehidupan masyarakat;

4) Kewajiban yang harus dipatuhi (al-ilzam al-mustajab), yaitu kebaikan yang terkandung dalam akhlak Islam merupakan hukum yang harus dilaksanakan sehingga ada sanksi hukum tertentu bagi orang-orang yang tidak melaksanakannya; dan

5) Pengawasan yang menyeluruh (ar-raqabah al-muhitah). Karena akhlak Islam bersumber dari Tuhan, maka pengaruhnya lebih kuat dari akhlak ciptaan manusia, sehingga seseorang tidak berani melanggar kecuali setelah ragu-ragu dan kemudian akan menyesali perbuatannya untuk selanjutnya bertobat dengan sungguh-sungguh dan tidak melakukan perbuatan yang salah lagi. Ini terjadi karena agama merupakan pengawas yang kuat. Pengawas lainnya adalah hati nurani yang hidup yang didasarkan pada agama dan akal sehat yang dibimbing oleh agama serta diberi petunjuk.

c. Persamaan antara akhlak, etika, moral dan budi pekerti

Etika berasal dari bahasa Yunani ethicos ethos artinya karakter, kebiasaan, kebiasaan, watak, sifat. Sedang secara istilah etika ialah ilmu pengetahuan yang menetapkan ukuran-ukuran atau kaidah-kaidah yang mendasari pemberian tanggapan atau penilaia terhadap perbuatan-perbuatan.

Sedangkan moral berasal dari bahasa Latin mores artinya mengenai kesusilaan. Secara istilah moral adalah ajaran tentang baik dan buruk yang diterima secara umum. Sedangkan budi pekerti berarti tabiat, akhlak dan watak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara akhlak, etika, moral dan budi pekerti memiliki persamaan, yaitu berbentuk perilaku yang sifatnya netral. Misalnya ada orang yang berbuat jelek, maka tidak tepat jika dikatakan bahwa orang tersebut tidak mempunyai akhlak. Sebab akhlak itu sendiri adalah perilaku. Orang itu sudah berperilaku, namun berperilaku yang jelek. Akan lebih pas kalau dikatakan bahwa orang tersebut berakhlak tercela.

Oleh karena itu, semuanya tergantung kepada setiap orang/individu. Jika watak, karakter, kebiasaan dan tabiat itu mengarah dan diarahkan kepada hal-hal yang baik, maka ia akan menjadi akhlak terpuji. Sebaliknya, jika semua itu diarahkan kepada hal-hal yang jelek, maka ia akan menjadi akhlak tercela. Karena itu, pembinaan akhlak itu sama dengan pembinaan perilaku.

d. Cara Meningkatan Kualitas AkhlakPeningkatan kualitas akhlak penting dilakukan untuk mencapai kemuliaan hidup. Kualitas akhlak (kemuliaan) sudah menjadi tujuan dari diutusnya nabi Muhammad saw sesuai dengan sabdanya: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Rasulullah saw sendiri merupakan figur ideal dan contoh kepribadian utama yang bisa dijadikan teladan. (((((( ((((( (((((( ((( ((((((( (((( (((((((( (((((((( (((((( ((((( ((((((((( (((( (((((((((((( (((((((( (((((((( (((( ((((((((

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS.Al Ahzab/ 33ayat 21)

Apalagi jika kita melihat kondisi seperti sekarang ini, masyarakat sedang mengalami dekadensi moral. Lingkungan yang buruk, pengaruh negatif perkembangan teknologi dan pergaulan yang cenderung bebas, semakin menguatkan pandangan bahwa pembinaan kualitas akhlak dan peningkatan kualitas pendidikan Islam itu penting dilakukan agar terbentuk akhlak mulia dan terpuji.

Berdasarkan uraian di atas maka diperlukan cara atau metode yang tepat dalam usaha meningkatkan kualitas akhlak masyarakat. Metode-metode antara lain sebagai berikut:

a. Melalui perumpamaan (tamtsil)

Kualitas akhlak bisa ditingkatkan melalui metode perumpamaan. Perumpamaan ini bisa diambil dari kandungan ayat-ayat al-Quran. Tujuannya adalah agar menjadikan perumpamaan itu sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan. Allah Swt. berfirman dalam al-Quran surah al-Baqarah ayat 26:

( (((( (((( (( (((((((((((( ((( (((((((( (((((( ((( ((((((((( ((((( ((((((((( ( ((((((( ((((((((( (((((((((( ((((((((((((( (((((( (((((((( ((( ((((((((( ( ((((((( ((((((((( ((((((((( (((((((((((( ((((((( ((((((( (((( (((((((( (((((( ( (((((( ((((( (((((((( ((((((((( ((((( (((((((( ( ((((( (((((( (((((( (((( (((((((((((((( ((((

Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, Maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?." dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik,

Begitu pula pada surah Al Hajj ayat 73 yang di dalamnya Tuhan menerangkan bahwa berhala-berhala yang mereka sembah itu tidak dapat membuat lalat, Sekalipun mereka kerjakan bersama-sama, dan surah Al Ankabut ayat 41 yang di dalamnya Tuhan menggambarkan kelemahan berhala-berhala yang dijadikan oleh orang-orang musyrik itu sebagai pelindung sama dengan lemahnya sarang laba-laba.

Disesatkan Allah berarti bahwa orang itu sesat karena keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah dalam ayat ini, ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, maka mereka itu menjadi sesat.

Usaha peningkatan kualitas akhlak bisa dilakukan dengan mempelajari perumpamaan di dalam al-Quran, selanjutnya menjadikan perumpamaan itu sebagai sarana mendidik akhlak pribadi dan masyarakat. Selain itu, bisa menguatkan kesan dan pesan yang berkaitan dengan makna yang tersirat dalam perupamaan tersebut yang menghadirkan perasaan religius.

Perasaan relijius yang tertanam di dalam hati akan menguatkan keimanan seseorang. Dengan keimanan yang baik dan kuat, maka diharapkan akan terbentuk perilaku dan akhlak yang baik

b. Melalui keteladanan (uswatun hasanah)Kebutuhan keteladanan sudah menjadi fitrah setiap orang. Karena itu, setiap pribadi hendaknya bisa menjadi teladan bagi yang lain dalam usaha meningkatkan kualitas akhlak. Rasulullah saw adalah sosok teladan dalam kehidupan suami-istri, dalam kesabaran menghadapi keluarganya, dan dan dalam mengarahkan istri-istrinya dengan baik. Beliau bersabda:

( )

Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang paling baik di antara kalian bagi keluarganya, dan aku adalah orang yang paling baik di antara kalian bagi keluargaku. (HR. Ibnu Hibban)Dalam kehidupan keluarga, anak sangat membutuhkan suri teladan, khususnya dari kedua orang tuanya, agar sejak kecil ia menyerap dasar tabiat perilaku Islam dan berpijak pada landasannya yang luhur. Jika orang terdekat di dalam keluarganya tidak bisa memberikan keteladanan yang baik, maka akan sangat berpengaruh terhadap akhlak sang anak.

Di sekolah atau madrasah, murid sangat membutuhkan suri teladan yang dilihatnya langsung dari setiap guru yang mendidiknya. Karena itu, baik guru ataupun orang tua hendaknya memiliki akhlak yang luhur yang diserapnya dari al-Quran dan jejak langkah rasulullah saw.Islam telah menjadikan pribadi Rasul sebagai suri teladan bagi seluruh pendidik, dari generasi ke generasi, dan selalu aktual dalam kehidupan manusia. Setiap membaca riwayat kehidupannya bertambah pula kecintaan kita kepadanya dan tergugah pula keinginan kita untuk meneladaninya.

Islam tidak menyajikan keteladanan ini sekedar untuk dikagumi atau sekedar untuk direnungkan dalam lautan hayal yang serba abstrak. Namun semua itu diharapkan bisa diterapkan dalam diri sendiri, sehingga bisa meniru akhlak rasulullah saw.c. Melalui Latihan dan Pengamalan

Sebagaimana diketahui, Islam adalah agama yang menuntut umatnya agar mengerjakan amal saleh yang diridhai Allah, menuntut kita supaya mengarahkan tingkah laku, naluri, dan kehidupan ini sehingga dapat mewujudkan perilaku dan akhlak yang baik. Agar perbuatan itu bisa berujung kepada amal saleh, maka dibutuhkan latihan dan pengalaman.

Islam menegaskan bahwa ibadah hanya akan diterima jika dilaksanakan melalui ucapan dan perbuatan, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw kepada kita dan diikuti oleh para sahabat, para tabiin, imam yang empat, dan para fuqaha muta-akhirin hingga masa sekarang ini. Kedua perkara itu disatukan secara ringkas di dalam firman Allah Swt. di bawah ini:

((((( ((((( ((((((((( (((((((( (((((((( (((((((((((( (((((( (((((((( (((( (((((((( ((((((((((( ((((((((( ((((((( (((((

...Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". (QS al-Kahfi: 110)

Harus diketahui, akhlak tidak akan tumbuh tanpa diajarkan dan dibiasakan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang akhlak selain sebagai ilmu, secara bertahap juga harus diikuti secara terus menerus bentuk pengamalannya, baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat.

Rasulullah dalam banyak hadisnya memberikan pelajaran melalui latihan dan pengalaman. Bagaimana beliau salat dan wudlu langsung dipraktikkan dan para sahabat diminta untuk menirukan. Latihan dan pengalaman seperti ini bisa diterapkan di rumah atau di madrasah. Guru atau orang tua melakukan gerakan wudlu dan salat dengan sempurna, kemudian ditirukan oleh anak-anak dan murid-muridnya. Latihan dan pengalaman seperti ini bisa dikembangkan dalam perilaku dan kegiatan sehari-hari sehingga anak-anak sejak dini sudah berada dalam lingkungan yang mampu memberikan warna dan menyemaikan benih-benih akhlak yang baik. Jika ini dilakukan secara istiqamah dan terus menerus akan melahirkan suatu masyarakat yang berakhlak dan berbudi pekerti yang baik.

d. Melalui Ibrah dan MauidhahIbrah artinya kondisi yang memungkinkan orang bisa sampai dari pengetahuan yang kongkrit kepada pengetahuan yang abstrak. Maksudnya adalah perenungan dan tafakur. Ibrah dan itibar ialah suatu kondisi psikis yang menyampaikan manusia untuk mengetahui intisari sesuatu perkara yang disaksikan, diperhatikan, dan diputuskan oleh manusia secara nalar, sehingga kesimpulannya dapat mempengaruhi hati menjadi tunduk kepada-Nya kemudian mendorong untuk berperilaku yang baik.

Di dalam al-Quran sendiri banyak ayat-ayat yang bisa dijadikan ibrah. Di antaranya adalah melalui kisah-kisah seperti tertulis dalam firman Allah Swt. berikut ini:(((((( ((((( ((( (((((((((( (((((((( (((((((( ((((((((((( ( ((( ((((( (((((((( (((((((((( (((((((( ((((((((( ((((((( (((((( (((((((( ((((((((((( ((((( (((((( ((((((( (((((((((( ((((((((( ((((((((((( (((((

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS Yusuf: 111)

Ayat di atas menegaskan bahwa bahwa kisah tentang Nabi Yusuf bisa dijadikan pelajaran Nabi Yusuf yang sempat dianiaya oleh saudaranya, lalu menjadi hamba sahaya, beliau lebih memilih penjara daripada fitnah tuannya. Hingga Allah karuniakan keberhasilan menjadi raja dengan perhiasan akhlaknya yang mulia.

Ibrah juga bisa dilihat dari makhluk ciptaan Allah dan nikmat-nikmat-Nya. Allah berfirman:

(((((( (((((( ((( ((((((((((( (((((((((( ( (((((((((( (((((( ((( (((((((((( (((( (((((( (((((( (((((( ((((((( (((((((( ((((((((( (((((((((((((( (((( ((((( ((((((((( (((((((((( ((((((((((((( ((((((((((( (((((( ((((((( ((((((((( ((((((( ( (((( ((( ((((((( (((((( ((((((((( ((((((((((( ((((

Dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minimuman yang memabukkan dan rezki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan. (QS an-Nahl: 66-67)Peran orang tua atau pendidik yang lain dalam hal ini adalah berusaha melatih anak-anak untuk merenungkan keajaiban yang diciptakan Allah, terutama yang ada di sekitar kita. Dengan begitu diharapkan membawa kepribadian anak-anak ke arah yang baik dengan semakin mengakui kebesaran dan kekuasaan Allah Swt.

Peningkatan kualitas akhlak melalui mauidhah maksudnya adalah pemberian nasehat dan pengingatan akan kebaikan dan kebenaran dengan cara-cara yang baik dan menyentuh. Allah Swt. berfirman:

( ((((((( ((((((( ((((( ((( ((((( ((((((( (((((((( (((((( (((((((((((( (((((((( ( ... (((((

...Itulah yang dinasehatkan kepada orang-orang yang beriman di antara kamu kepada Allah dan hari kemudian... (QS al-Baqarah: 232)

Jiwa ikhlas orang yang memberi nasehat sangat penting bagi keberhasilan apa yang dinasehatkan. Sebab inilah yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw dan para rasul yang lain dalam menyampaikan risalahnya.

Selain jiwa ikhlas, hendaknya nasehat itu dilakukan secara berulang kali untuk menggerakkan orang lain melakukan amal saleh dan berperilaku yang baik. Saling menasehati juga diperintahkan oleh Allah dalam hidup ini.

Berangkat dari sini dapat dipahami bahwa penanaman al-haq (kebenaran) itu memang bukan tugas yang ringan. Termasuk penanaman keimanan, sekaligus yang memungkinkan munculnya akhlak yang baik, itu adalah tugas yang berat. Karena itu pelaku-pelaku yang memberi wasiat harus sabar dan tidak bosan-bosan untuk terus melakukan wasiat atau saling menasehati di antara sesama.

e. Penerapan Peningkatan Kualitas AkhlakSetelah mempelajari berbagai metode peningkatan kualitas akhlak di atas, hal terpenting yang dilakukan selanjutnya adalah bagaimana menerapkan metode-metode tersebut dalam usaha meningkatkan kualitas akhlak dalam kehidupan. Sebab sebaik apapun metode yang ada, tanpa ada usaha untuk mempraktikkan metode itu dalam kehidupan, maka metode tersebut akan menjadi sia-sia.

Dalam perspektif Islam, anak adalah karunia sekaligus amanah yang diberikan kepada orang tua. Sebagai karunia, kelahiran anak harus disyukuri sebagai nikmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia. Sedangkan sebagai amanah, orang tua mempunyai tanggungjawab memelihara amanah itu. Singkatnya, kelahiran anak sebagai karunia dan amanah meniscayakan perlunya pendidikan. Perlunya pendidikan melahirkan lembaga-lembaga yang berfungsi melaksanakan pendidikan, baik secara informal (keluarga), formal (pemerintah) dan nonformal (masyarakat). Ketiga lembaga atau lingkungan pendidikan tersebut merupakan tempat yang tepat dalam menerapkan metode-metode peningkatan kualitas akhlak.

a. Lingkungan keluarga

Keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi anak. Dalam Islam pembinaan keluarga disyariatkan. Seorang anak akan bisa tumbuh dan berkembang menjadi dewasa jika berada di dalam lingkungan keluarga yang dibangun berdasarkan takwa kepada Allah. Karena itu, penerapan metode peningkatan kualitas akhlak sangat penting dalam keluarga. Orang tua dalam hal ini memegang peran utama dalam menjaga anak-anaknya dari kejahatan, perilaku tercela dan dari api neraka. Allah berfirman:

((((((((((( ((((((((( (((((((((( (((((( ((((((((((( ((((((((((((( (((((( (((((((((( (((((((( (((((((((((((((

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (QS at-Tahrim/66: 6)Peningkatan kualitas akhlak bisa dilakukan orang tua antara lain dengan cara membiasakan anak-anaknya mengingat kebesaran dan nikmat Allah, merenungi semua ciptaan-Nya agar bisa berkembang dengan baik dan senantiasa terjaga ketauhidannya. Namun hal lain yang tidak boleh dilupakan adalah keteladanan orang tua dalam beribadah dan berakhlak mulia.

b. Lingkungan pendidikan formal

Lingkungan sekolah atau madrasah atau tempat belajar yang lain merupakan lingkungan kedua setelah keluarga. Tempat ini sangat penting dalam usaha meningkatkan kualitas akhlak. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan, mulai aktivitas belajar dan bermain sangat berpengaruh dalam ikut membentuk kepribadian anak didik. Tanggung jawab guru sangat besar dalam menerapkan berbagai metode yang tepat agar anak bisa terbimbing akhlaknya dan tetap terjaga keimanannya.

Melihat begitu pentingnya peran guru, maka seorang guru haruslah melakukan hal-hal berikut; membimbing anak didiknya agar menyembah Allah, ikhlas, sabar dalam menjalankan tugas, jujur dalam menyampaikan apa yang diserukannya, membekali diri dengan ilmu, memahami kejiwaan dan perkembangan anak didiknya, serta mampu bersikap adil kepada anak didiknya.

c. Lingkungan masyarakat

Masyarakat Islam memiliki tanggungjawab moral dalam membina akhlak. Allah menyuruh masyarakat Islam agar berbuat yang maruf dan mencegah yang munkar. Allah berfirman:

((((((( (((((( (((((( (((((((((( (((((((( ((((((((((( ((((((((((((((( (((((((((((( (((( ((((((((((( ((((((((((((( (((((( Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah (QS Ali Imran/3:110)

Berdasarkan ayat di atas mendidik anak berari menjaga fitrah mereka dari kotoran dan perbuatan salah. Ini kewajiban manusia dewasa atau para tokoh masyarakat untuk menanamkan keimanan dan sekaligus membiasakan perilaku terpuji dalam kehidupan masyarakat. Tokoh masyarakat mempunyai peranan penting dalam usaha penyemaian akhlak yang baik. Kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang positif dan penggunaan masjid misalnya sebagai pusat kegiatan akan membantu tumbuh dan berkembangnya kualitas akhlak.

C. AYO BERDISKUSI

Setelah Anda mendalami materi maka selanjutnya lakukanlah diskusi dengan teman sebangku Anda atau dengan kelompok Anda, kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan kelas. Adapun tema diskusi adalah sebagai berikut:

1. Pengertian dan macam-macam akhlak

2. Macam-macam akhlak dan cirinya

3. Induk-induk akhlak terpuji

4. Cara meningkatkan kualitas akhlak

5. Penanaman akhlak dalam keluarga

6. Penanaman akhlak dalam masyarakat

7. Penanaman akhlak dalam lembaga pendidikan

D. PENDALAMAN KARAKTER

Dengan memahami ajaran Islam mengenai akhlak dalam Islam maka seharusnya kita memiliki sikap sebagai berikut :

1. Membiasakan diri berakhlakul karimah

2. Selalu meningkatkan kualitas akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari

3. Selalu menghindari akhlak tercela

4. Sadar bahwa akhlak mulia adalah bagian penting dari ajaran Islam5. Berusaha menjadikan diri sebagi sosok yang pantas diteladani

E. AYO BERLATIHa.Jawablah berikut ini dengan singkat

1. Kebiasaan yang dengan mudah dilakukan oleh seseorang disebut2. Suatu kebiasaan yang dilakukakan berulang-ulang apabila dilakukan secara spontan dan.......................

3. Akhlak yang terpuji disebut dengan akhlak....................

4. Sedang akhlak yang tercela disebut dengan akhlak...........

5. Akhlak keagamaan disebut dengan akhlak..........................

5. Sedangkan akhlak sekuler disebut dengan akhlak.............

6. Sifat dapat dipercaya disebut................

7. Sifat memiliki tata karama dan sopan serta hormat kepada orang lain disebut....8. Pemberian contoh yang baik disebut.............

9. Unrtuk membiasakan akhlak yang baik perlu pengajaran yang baik dan disebut10. Nabi bersabda: Tidaklah aku diutus kedunia ini melainkan untuk menyempurnakan..

b.Jawablah Pertanyaan berikut dengan benar1. Apakah perilaku yang spontan dan tiba-tiba bisa disebut sebagai akhlak? Jelaskan!

2. Mengapa akhlak yang baik menempati posisi yang sangat penting dalam ajaran Islam? Jelaskan!

3. Dalam konteks kehidupan kekinian, di mana kondisi lingkungan tidak selalu mendukung kepada munculnya akhlak yang baik, maka apa metode dan cara yang tepat untuk membentengi diri agar tetap memiliki akhlak yang baik?

4. Nabi Muhammad saw adalah figur teladan yang ideal bagi umat Islam. Apa saja faktor yang mendukung ketokohan beliau?

5. Peningkatan kualitas akhlak harus dilakukan secara bersama oleh keluarga, sekolah dan masyarakat. Mengapa demikian? Jelaskan!

Portofolio dan Penilaian Sikap

1. Carilah beberapa ayat dan hadis yang berhubungan dengan akhlak dengan mengisi kolom di bawah ini :

No.Nama Surah + No. Ayat / Hadis RiwayatRedaksi Ayat / Hadis

1.

2.

3.

4,

5.

2. Setelah kalian memahami uraian mengenai ajaran Islam tentang akhlak coba kamu amati perilaku berikut ini dan berikan komentar

No.Perilaku Yang DiamatiTanggapan / Komentar Anda

1.Suatu hari terjadi pertengkaran antar Tono dan Iqbal mereka saling menghina dan mengejek

2.Sejak kecil Fatimah sudah terbiasa bersalaman dengan orang tuanya ketika akan berangkat sekolah

3.Suatu saat Aghra melakukan kesalahan kepada temannya dan ia meminta maaf

4.Azim mempunyai kebiasaan bersumpah untuk menutupi kebohongannya

5.Fatmawati setiap pagi merapikan tempat tidurnya

BAB IV

MEMAHAMI INDUK-INDUK

AKHLAK TERPUJI

Sumber: hukumonline.com

Seorang Hakim harus dil dalam memutus perkara

Allah Swt. Menciptakan manusia sebagai makhluk yang mulia, kemulian manusia akan tetap bertahan selama manusia berpegang teguh kepada akhlak mulia yang dinjurkan oleh al-Quran dan dicontohkan oleh Rasul.

( (((((((( ((((((((( (((((( ((((((( ((((((((((((((( ((( ((((((((( (((((((((((( (((((((((((((( ((((( ((((((((((((( ((((((((((((((( (((((( ((((((( ((((((( ((((((((( ((((((((( ((((

Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna. (QS. Al Isra/17 ayat 70)

Kompetensi Inti (KI)

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuanKompetensi Dasar (KD)

1.4. Menghayatinilai akhlak terpuji (hikmah, iffah, syajaah dan adalah)2.4. Membiasakan akhlak-akhlak (hikmah, iffah, syajaah dan adalah) dalam kehidupan3.4. Menganalisis induk-induk akhlak terpuji (hikmah, iffah, syajaah dan adalah)4.4. Mempraktikan contoh akhlak yang baik (hikmah, iffah, syajaah dan adalah)Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian akhlak terpuji (hikmah, iffah, syajaah dan adalah)2. Siswa dapat menyebutkan dalil yang menganjurkan akhlak terpuji (hikmah, iffah, syajaah dan adalah)3. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri dari sifat akhlak terpuji (hikmah, iffah, syajaah dan adalah)4. Siswa dapat menyebutkan manfaat akhlak terpuji (hikmah, iffah, syajaah dan adalah)5. Siswa dapat menjelaskan cara membiasakan akhlak terpuji (hikmah, iffah, syajaah dan adalah)

PETA KONSEP

Contoh

Contoh

A. MARI MENYIMAK AYAT-AYAT BERIKUT INI DAN BUATLAH KOMENTAR ATAU PERTANYAAN

B. AYO MEMAHAMI MATERI INTISelanjutnya Anda pelajari uraian berikut ini dan Anda kembangkan dengan mencari materi tambahan dari sumber belajar lainnya

1. Induk-induk akhlak terpuji

Seorang muslim seharusnya menghiasi diri dengan akhlak terpuji (mahmudzah). Adapun akhlak terpuji yang harus dimiiliki oleh seorang muslim antara lain:

a. berani dalam segala hal yang positif.

b. adil dan bijaksana dalam menghadapi dan memutuskan sesuatu;

c. mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan diri sendiri;

d. pemurah dan suka menafkahkan hartanya, baik pada waktu lapang maupun susah;

e. ikhlas dalam melaksanakan setiap amal perbuatan semata-mata karena Allah Swt.;

f. cepat bertobat dan meminta ampun kepada Tuhan jika melakukan suatu dosa;

g. jujur, benar dan amanah;

h. tenang dalam menghadapi berbagai masalah, tidak berkeluh kesah, dan tidak gundah gulana;

i. sabar dalam menghadapi setiap cobaan atau melaksanakan kewajiban ibadah kepada Tuhan;

j. pemaaf, penuh kasih sayang, lapang hati dan tidak membalas dendam;

k. selalu optimis dalam menghadapi kehidupan dan penuh harap kepada Allah Swt.;

l. iffah, menjaga diri dari sesuatu yang dapat merusak kehormatan dan kesucian;

m. al-haya yakni malu melakukan perbuatan yang tidak baik;

n. tawadu (rendah hati);

o. mengutamakan perdamaian daripada permusuhan;

p. zuhud dan tidak rakus terhadap kehidupan duniawi;

q. rida atas segala ketentuan yang ditetapkan Allah Swt.;

r. setia terhadap teman, sahabat, dan siapa saja yang terkait dengannya;

s. bersyukur atas segala nikmat yang diberikan atau musibah yang dijatuhkan dan

t. erterima kasih kepada sesama umat manusia;

u. mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan;

v. bertawakal setelah segala usaha dilaksanakan dengan sebaik-baiknya;

w. dinamis sampai tujuan dan cita-cita tercapai;

x. murah senyum dan menampilkan wajah yang ceria kepada sesama

y. menjauhi sifat iri hati dan dengki;

z. rela berkorban untuk kemaslahatan umat manusia dan dalam membela agama

Secara khusus dalam bab ini akan dibahas mengenai hikmah, iffah, syajaah dan adalah

2. Menggali Hikmah Kehidupan

a. Pengertian Hikmah dan Ruang Lingkupnya

Secara bahasa al-hikmah berarti: kebijaksanaan, pendapat atau pikiran yang bagus, pengetahuan, filsafat, kenabian, keadilan, peribahasa (kata-kata bijak), dan al-Quranul karim. Menurut Al-Maraghi dalam kitab Tafsirnya, menjelaskan al-Hikmah sebagai perkataan yang tepat lagi tegas yang diikuti dengan dalil-dalil yang dapat menyingkap kebenaran dan melenyapkan keserupaan. Sedangkan menurut Toha Jahja Omar; hikmah adalah bijaksana, artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya, dankitalah yang harus berpikir, berusaha, menyusun, mengatur cara-cara denganmenyesuaikan kepada keadaan dan zaman,asal tidak bertentangan dengan hal-hal yang dilarang oleh Allah sebagaimana dalam ketentuan hukum-Nya.

Dalam kata al-hikmah terdapat makna pencegahan, dan ini meliputi beberapa makna, yaitu:

1) Adil akan mencegah pelakunya dari terjerumus kedalam kezaliman.

2) Hilm akan mencegah pelakunya dari terjerumus kedalam kemarahan.

3) Ilmu akan mencegah pelakunya dari terjerumus kedalam kejahilan.

4) Nubuwwah, Quran seorang Nabi tidak lain diutus untuk mencegah manusia dari menyembah selain Allah, dan dari terjerumus kedalam kemaksiatan serta perbuatan dosa. Al-Quran dan seluruh kitab samawiyyah diturunkan oleh Allah agar manusia terhindar dari syirik, mungkar, dan perbuatan buruk. Lafal al-hikmah tersebut dalam Al-Quran sebanyak duapuluh kali dengan berbagai makna.

a. Bermakna pengajaran Al-Quran(((((( ((((((( ((((((((( ((((( ((((((((((( (((((((((((((( ((((((((( ((((( (

Dan apa yang telah diurunkan Allah kepadamu yaitu Al-Kitab ( Al-Quran ) dan al-hikmah, Allah memberikan pengajaran ( mauizhah ) kepadamu dengan apa yang diturunkannya itu (QS. Al Baqarah/2 ayat 231)

b. Bermakna pemahaman dan ilmu

((((((((((( (((( ((((((((((( (((((((( ( (((((((((((((( (((((((((( ((((((( ((((

Hai Yahya, ambillah Al kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak. (QS. Maryam/19 ayat 12)

c. Bermakna An-Nubuwwah. (QS.An-Nisa/4 :54 dan QS shaad ayat 20)d. Bermakna Al-Quran yang mengandung keajaiban-keajaiban dan penuh rahasia (QS. Al Baqarah/2 ayat 269)

Syaikh Abdurrahman As-Sadi ketika menafsirkan kata al-hikmah, berkata, Al-hikmah adalah ilmu-ilmu yang bermanfaat dan pengetahuan-pengetahuan yang benar, akal yang lurus, kecerdasan yang murni, tepat dan benar dalam hal perkataan maupun perbuatan.

Kemudian beliau berkata, seluruh perkara tidak akan baik kecuali dengan al-hikmah, yang tidak lain adalah menemp