adab dalam perjalanan

24
Adab dalam Perjalanan 1. Tata Krama di Jalan Raya Qs An nisa – 4 :59 artinya hai orang orang yang beriman ta’atilah Allah dan ta’atilah rasulnya dan ulil amri di antara kamu . kemudian jika kamu berlainan perndapat tentang sesuatu , maka kembalikanlah ia kepada Allah dan rasul , jika kamu benar benar beriman kepada Allah dan hari kemudian , yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya” Mengacu kepada ayat Al – Qur’an tersebut setiap muslim/muslimah hendaknya menaati ajaran ajaran Allah swt dan rasulnya (ajaran islam ) dan undang-undang serta peraturan pemerintah dimana pun dia berada misalkan ketika berada dalam perjalanan Seseorang dianggap bertata krama dalam perjalanan , apabila tatkala ia menggunakan jalan umum atau jalan raya, ia menaati undang undang dan peraturan lalu lintas yang telah ditetapkan pemerintah . misalnya A. Pejalan kaki hendaknya - Berjalan disebelah kiri jalan atau kalau ada trotoarnya diharuskan berjalan di trotoar - Haru menaati lampu merah walaupun saat terburu buru - Menyeberang di jembatan penyeberangan atau di zebra cross - Menjaga sopan santun dan tidak melakukan tindakan yang mengganggu ketertiban umum

Upload: songgaz-bkands-lagee-sndirri

Post on 04-Jul-2015

291 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Adab dalam Perjalanan

Adab dalam Perjalanan

1. Tata Krama di Jalan Raya

Qs An nisa – 4 :59 artinya “hai orang orang yang beriman ta’atilah Allah dan ta’atilah rasulnya dan ulil amri di antara kamu . kemudian jika kamu berlainan perndapat tentang sesuatu , maka kembalikanlah ia kepada Allah dan rasul , jika kamu benar benar beriman kepada Allah dan hari kemudian , yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya”

Mengacu kepada ayat Al – Qur’an tersebut setiap muslim/muslimah hendaknya menaati ajaran ajaran Allah swt dan rasulnya (ajaran islam ) dan undang-undang serta peraturan pemerintah dimana pun dia berada misalkan ketika berada dalam perjalanan

Seseorang dianggap bertata krama dalam perjalanan , apabila tatkala ia menggunakan jalan umum atau jalan raya, ia menaati undang undang dan peraturan lalu lintas yang telah ditetapkan pemerintah . misalnya

A. Pejalan kaki hendaknya

- Berjalan disebelah kiri jalan atau kalau ada trotoarnya diharuskan berjalan di trotoar

- Haru menaati lampu merah walaupun saat terburu buru

- Menyeberang di jembatan penyeberangan atau di zebra cross

- Menjaga sopan santun dan tidak melakukan tindakan yang mengganggu ketertiban umum

 

B. Pengemudi kendaraan bermotor hendaknya

Page 2: Adab dalam Perjalanan

- Memperhatikan dan menaati rambu rambu lalu lintas

- Melengkapi kelengkapan kendaraan seperti SIM , STNK dan helom (bagi pengendara motor)

- Mengemudi dalam batas kecepatan yang sesuai dengan keadaan jalan raya . misalkan saaat padat kendaraan tidak mengemudi di atas 25 km/jam

- Tidak membuang sampah sembarangan

- Tidak menggunakan HP ketika sedang dalam mengendarai motor atau mobil

 

C. Pejalan kaki dan Pengemudi kendaraan bermotor hendaknya

- Menjauhkan diri dari makan yang terlalu kenyang, memakai perhiasan yang berlebihan dan bermewah-mewah dalam makanan dan kendaraan.

- Berbuatlah yang baik (halus) kepada setiap orang bahkan kepada pengemis sekalipun. Hendaknya menjauhkan diri dari permusuhan, pertengkaran, berlaku kasar dan berdesak-desakan dengan orang lain dalam perjalanan.

- Menjaga lisannya dari mencela, membicarakan kejelekan orang, mencela binatang dan semua perkataan yang jelek.

Hendaklah selalu ingat akan sabda rosululloh SAW:

م� ك�ي�و� ب�ه� ذنو� م�ن� ج� ر� خ� ق� س ي�ف� ل�م� و� فث� ي�ر� ل�م� ف� �ج ح� م�ن� ه م�

أ ل�د�ت�ه و�

Barangsiapa melaksanakan haji tanpa berkata kotor dan tidak melakukan tindakan kefasikan, maka ia kembali seperti saat dilahirkan oleh ibunya.

- Sebaiknya melakukan perjalanan berkelompok untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan memang disunnahkan untuk tidak menyendiri dalam perjalanan.

Page 3: Adab dalam Perjalanan

- Apabila berjalan dalam kelompok tiga orang atau lebih, maka pilihlah salah seorang untuk menjadi pemimpin. Pilihlah orang yang paling baik dan yang paling luas pandangannya (pengalamannya).

- Jangan membawa anjing atau lonceng dalam perjalanan karena Malaikat tidak akan menemani rombongan yang didalamnya terdapat anjing atau lonceng. Apabila salah seorang dari anggota rombongan membawa anjing atau lonceng dan kita tidak mampu mencegahnya, maka ucapkan do’a ini:

ر�م�ن�ى     ت�ح� ال� ف� ه�ؤآلء� ع�ل�ه ف� ا �م�م �ل�ي�ك� ا أ �ب�ر� أ �ن0ى ا �م �لل2ه اة� ر� ل�ك5 ث�م� ب�ة�م� ح� ص

Ya Allah sesungguhnya aku membebaskan diri kepada Mu dari perbuatan mereka, maka janganlah Engkau mengharamkanku dari ditemani malaikat

2. Tata Krama Bagi Para Penumpang Kendaraan Umum

Bagi para penumpang kendaraan umum seperti bis dan kereta api hendaknya memperhatikan dan melaksanakan tata krama , antara lain :

- Bermanis muka dan bertutur kata baik , terhadapa para penumpang lainnya

- Seorang penumpang kendaraan umum hendaknya hormat kepada penumpang yang lebih tua , dan sayang kepada penumpang lain yang lebih muda

- Jika diperlukan sesame penumpang hendaknya saling tolong menolong dalam kebaikan

- Jangan melakukan perbuatan yang mengganggu dan merugikan penumpang lain

Do’a-do’a dalam Perjalanan

Selama dalam perjalanan disunnahkan membaca takbir apabila menjumpai tanjakan dan membaca tasbih apabila menuruni turunan tetapi makruh mengeraskan bacaan tersebut.

Page 4: Adab dalam Perjalanan

Apabila memasuki desa atau kota disunnahkan membaca do’a:

ا ه� ي�ر� خ� أ�لك� س�أ� �ن0ى ا �م �لل2ه ي�ر�  ا و�خ�

ا ل�ه� ا ا�ه� م� ي�ر� ا  و�خ� ل�ه� ا�ه� ر0 و�ش� ا ه� ر0 ش� م�ن� ذب�ك� ا�عو� ا،و� ي�ه� ف�ا ي�ه� ف� ا م� ر0 و�ش�

Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan desa ini, kebaikan penduduknya dan apa yang ada di dalamnya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan desa ini, kejelekan penduduknya dan apa yang ada di dalamnya.

Apabila singgah disuatu tempat, sunnah membaca do’a:

4 ل�ق� ا خ� ا م� ر0 ش� م�ن� الت�ام�ات� الله� ب�ك�ل�م�ات� ذ عو�

Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan makhluk-Nya.

Apabila kamalaman dalam perjalanan bacalah do’a:

ك� ر0 ش� م�ن� ب�الله� ذ ا�عو� ، الله ب�ك� و�ر� ب0ي ر� ض يآا�ر�ي�دب� ا م� ر0 و�ش� ي�ك� ف� ل�ق� اخ� م� ر0 و�ش� ي�ك� ف� ا م� ر0 و�ش�ب�. ر� ال�ع�ق� و� ي�ة� ال�ح� و� د�، و� ا�س� و� د5 ا�س� م�ن� ب�الله� ذ ا�عو� ع�ل�ي�ك�

ل�د� او� و�م� ال�د5 و� و�م�ن� ال�ب�ل�د� اك�ن� س� و�م�ن�

Hei bumi Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah, Aku berlindung kepada Allah dari kejelekanmu dan kejelekan barang yang ada didalammu dan kejelekan makhluq didalammu dan yang melata diatasmu. Aku berlindung kepada Allah dari harimau dan seseorang, dari ular, kalajengking, jin, iblis dan syetan.

Do’a jika merasa takut akan sesuatu (orang atau lainnya)

م�ن� ذب�ك� ن�عو� و� و�ر�ه�م� نح ف�ي� ع�لك� �ن�ان�ج� ا �م �لل2ه او�ر�ه�م� ر ش

Page 5: Adab dalam Perjalanan

Disunnahkan pula memperbanyak membaca do’a tertimpa kesusahan pada waktu ketakutan dan disetiap kesempatan.

ش� ل ال�ع�ر� ب� ر� ا�ال�الله �ل�ه� ال�ا ، ل�ي�م ال�ح� ال�ع�ظ�ي�م ا�ال�الله �ل�ه� �ا ا ض� ر�

األ� ب� و�ر� م�و�ات� �الس ب� ر� ا�ال�الله �ل�ه� ال�ا ال�ع�ظ�ي�م�،ي�م� ال�ك�ر� ش� ال�ع�ر� ب� و�ر�

Tiada Tuhan melainkan Allah yang maha agung lagi maha pemurah, Tiada Tuhan melainkan Allah yang merajai ‘Arasy yang agung, Tiada tuhan melainkan Allah yang merajai langit, bumi dan ‘Arasy yang mulya.

Atau membaca

ت�غ�ي�ث س�أ� ت�ك� م� ح� ب�ر� ي�و�م ق� يآ ي� يآح�

Ya Allah yang Hidup dan Maha Kuasa, aku memohon pertolongan dengan kasih sayang-Mu

Kalau mengendarai kapal maka bacalah do’a:

Pي�م ح� ر� Pو�ر ل�غ�ف ب0ي ر� �إ�ن ا اه� س� و�مر� ا ريه� م�ج� الله� م� ب�س�

Dengan menyebut nama Allah diwaktu berlayar dan berlabuh, sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Memperbanyak memanjatkan do’a urusan dunia akherat untuk diri sendiri, kedua orang tuanya, orang-orang yang dicintainya, para pemimpin muslimin dan seluruh muslimin muslimat.

Hal ini sangat baik karena do’a musafir adalah salah satu dari do’a-do’a yang mustajabah seperti dalam hadits riwayat Abu Hurairoh.

: ة د�ع�و� �ن ي�ه� ف� �ك ال�ش� Pاب�ات ت�ج� مس� د�ع�و�ات5 ث�ال�ث�ةل�د�ه� و� ال�د�ع�ل�ى ال�و� ة د�ع�و� و� ر� اف� ال�مس� ة د�ع�و� و� ال�م�ظ�لو�م�

Page 6: Adab dalam Perjalanan

Tiga macam do’a yang tidak diragukan terkabulnya yaitu: do’a orang yang di dholimi, do’a musafir dan do’a orang tua atas anaknya

Do’a naik kendaraan

Setelah keluar rumah dan bersiap akan naik kendaraan maka bacalah :

الله� م� : ’dan kalau sudah duduk diatas kendaraan baca doa ب�س�

ل�ه كن�ا ا و�م� ذ�ا ه� ل�ن�ا ر� �خ س� ال�ذ�ي ان� ب�ح� س ل�ل2ه� د م� �ل�ح� ا د م� ال�ح� ل�له� د م� ال�ح� ، ل�بون� ن�ق� ل�م ب0ن�ا ر� �ل�ى إ �ن�ا إ و� ن�ي�ن� ر� مق� ، �ك�ب�ر أ الله �ك�ب�ر أ الله �ك�ب�ر أ الله ل�له�، د م� ال�ح� ل�له� �ن�ه إ ف� ل�ي ر� اغ�ف� ف� ي س� ن�ف� ظ�ل�م�ت إ�ن0ي �م الل�ه ان�ك� ب�ح� س

�ن�ت� أ �إ�ال الذ�نوب� ر ي�غ�ف� ال�

“Dengan menyebut nama Allah, segala puji bagi Allah, Maha Suci Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Rabb kami. Segala puji bagi Allah (3 kali), Allah Maha Besar (3 kali), Maha Suci Engkau ya Allah. Sesungguhnya aku telah mendzalimi diriku sendiri maka ampunilah aku, karena sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa melainkan Engkau.”

و�م�ن� و�ى، الت�ق� و� �ذ�اال�ب�ر ه� ن�ا ر� ف� س� ف�ي� أ�لك� �ن�ان�س� إ �م �لل2ه ان�ا، ر� ف� س� ع�ل�ي�ن�ا ه�و0ن� �م �لل2ه ا ض�ى، ت�ر� و� اتح�ب� م� ال�ع�م�ل�ف�ي�. اح�ب �الص �ن�ت� أ ��م �لل2ه ا و�اط�و�ع�ن�ابع�د�ه . �م �لل2ه ا ال�م�ال� و� األ�ه�ل� ف�ي� ة ل�ي�ف� ال�خ� ر�و� ف� �السل�ب� ن�ق� ك�آب�ة�ال�م ر�و� ف� �و�ع�ث�اء�الس م�ن� ذب�ك� �ن�ان�عو� إ

ل�د� ال�و� و� ال�م�ال� و� األه�ل� ن�ظ�ر�ف�ي� ء�ال�م� و� و�س

Ya Allah! Sesungguhnya kami memohon kebaikan dan taqwa dalam bepergian ini, kami mohon perbuatan yang Engkau sukai dan Engkau ridhoi. Ya Allah! Permudahlah perjalanan kami ini, dan dekatkan jaraknya bagi kami. Ya Allah! Engkaulah teman dalam

Page 7: Adab dalam Perjalanan

bepergian dan yang mengurusi keluarga dan harta (ku). Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu darikelelahan dalam bepergian, tempat kembali yang menyedihkan dan pemandangan yang jelek dalam keluarga, harta dan anak.

Atau bisa juga

" Bismillaahi majreha wamursaahaa inna rabbii laghafuururrahiim " Artinya : 

" Dengan Asma Allah, berhenti dan berjalannya kendaraan ini, se-sungguhnya Rabbku Maha Pe-ngampun dan Penyayang "

ADAB BERPAKAIAN

Alloh subhanahu wa ta'ala sangat sayang dan memperhatikan kepentingan hamba-hamba-Nya. Bukti hal ini dapat diketahui seorang muslim yang bersyukur dalam banyak hal dan kenikmatan yang dianugerahkan-Nya, yang besar maupun yang kecil, yang terlihat maupun tidak, yang disadari maupun yang tidak disadari. Dan semua nikmat tersebut tidak akan dapat dihitung. Namun sebagai salah satu bukti penguat yang dapat dirasakan dan diperhatikan adalah dalam masalah pakaian.

Sebagian orang, bahkan kaum muslimin banyak yang tidak memperhatikan masalah ini sehingga terkadang pakaian yang dikenakannya dijadikan ajang pelampiasan nafsu, yang akhirnya menyalahi garis fitroh berpakaian. Secara tegas dalam ayat-ayat Al-Qur'an yang mulia, Alloh subhanahu wa ta'alamenjadikan pakaian sebagai minnah (anugerah)dan nikmat-Nya. Bahkan Alloh pun telah mewajibkan dan memerintahkan secara khusus pada kondisi-kondisi tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu pula, yang pada intinya adalah untuk kebaikan dan maslahat hamba-Nya itu sendiri.

Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman:

"Hai anak Adam, Sesungguhnya kami Telah menurunkan kepada kalian Pakaian untuk menutup aurat kalian dan Pakaian indah untuk perhiasan. dan Pakaian takwa Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Alloh, Mudah-mudahan mereka selalu ingat". (QS. Al A'raaf [7]: 26)

Page 8: Adab dalam Perjalanan

Tafsir ayat diatas:

"Alloh subhanahu wa ta'ala memberikan kegembiraan kepada bani Adam dengan mengnugerahkan pakaian sebagai kebutuhan sandang yang fital maupun pakaian keindahan seperti masalah makanan, minuman dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Dan Alloh pun menjelaskan penganugerahan nikmat-Nya tersebut bukan sebagai sarana pelengkap semata-mata, bahkan ada tujuan lain yang lebih besar yaitu sebagai media untuk menunjang ibadah dan keta'atan. Oleh karena itu, pakaian yang paling baik adalah pakaian taqwa yang berupa kebaikan hati dan jiwa". (lihat Taisir Karimir Rohman: 248)

Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman:

"Hai anak Adam, pakailah pakaian kalian yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan". (QS. Al A'raaf [7]: 31)

Tafsir ayat diatas:

"Setelah Alloh subhanahu wa ta'ala menganugerahkan pakaian untuk menutup aurat dan pakaian indah untuk perhiasan, maka Alloh pun memerintahkan bani Adam untuk menutup aurat mereka disaat sholat, baik sholat wajib maupun sholat sunnah. Menutup aurat dengan pakaian berarti menghiasi badan tersebut sebagaimana jika aurat terbuka (bahkan dipajang) yang merupakan tindak pelecehan dan keburukan. Dari ayat diatas dapat diambil hukum lainya seperti:

1)      Perintah menutup aurat di saat sholat.

2)      Perintah memperbagus pakaian sholat (bersih dan rapi).

3)      Perintah menjaga kebersihan pakaian dari kotoran dan Najis. (lihat Taisir Karimir Rohman: 249)

"Dan dia jadikan bagi kalian Pakaian yang memelihara kalian dari panas dan Pakaian (baju besi) yang memelihara kalian dalam peperangan. Demikianlah Alloh menyempurnakan nikmat-Nya atas kalian, agar kalian berserah diri (kepada-Nya)". (QS. An Nahl [16]: 81)

Tafsir ayat diatas:

"(Ayat ini dan 3 ayat sebelumnya) menjelaskan nikmat-nikmat Alloh subhanahu wa ta'ala yang banyak dan sebagai kesempurnaannya adalah dengan menambahkan nikmat-nikmat tersebut hingga batasan yang tidak dapat ditakar maupun

Page 9: Adab dalam Perjalanan

dihitung". (lihat Taisir Karimir Rohman: 249)

Disamping itu Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam juga telah memberikan tuntunan mengenai pakaian dan penggunaannya dalam sabdanya:

افB و4ال4 ر4 EسG EرG إ وEا مGنE غ4ي N4س Eب 4ص4دSقNوEا و4ال NوEا و4 ت ب ر4 Eا و4اشEوN Nل "ك"B4ة Eل ي Gم4خ

"Makan, minum, berpakaian dan bersedekahlah kalian namun jangan berlebih-lebihan dan sombong". (lihat Shohih Sunan An-Nasai: 2399)

Dari dalil-dalil diatas, karena berpakaian bukan hanya sekedar alat pembungkus tubuh bahkan erat kaitannya dengan perintah ibadah, maka hendaknya seorang muslim senantiasa memperhatikan adab-adabnya, sebagaimana Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam telah menjelaskan jenis-jenis pakaian yang di perbolehkan, di larang, di sunnahkan maupun yang dibenci. Diantara adab-adab berpakaian adalah:

A.     Adab Sebelum Berpakaian.

1)      Bagi laki-laki di larang memakai sutra dan emas secara mutlak, namun kedua hal tersebut dihalalkan bagi perempuan.

Nه E^4س Eب 4ل 4مE ي 4ا ل Eي هN فGيE الدcن Gس4 4ب SهN م4نE ل Gن ، ف4إ Eر4 وEا الح4رGي N4س Eب 4ل "ال4 ت"Gة فGيE اآلخGر4

"Janganlah memakai sutra, karena siapa saja yang memakainya didunia, maka diakhirat dia tidak akan memakai-nya lagi". (HR. Bukhori: 5834 dan Muslim: 2069)

2)      Lebih utama memakai pakaian yang berwarna putih, meskipun warna yang lainnya diperbolehkan.

Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda:

ا Eه^4 وEا فGي N 4فoن ، و4ك N4ب 4طEي رN و4 أ طEه^44 ا أ Sه^4 Gن اض4 ف4إ 4 4ي وEا الب N^4س Eب Gل "إ

" EمN 4اك م4وEت"Pakailah pakaian putih, karena dia lebih suci dan lebih bagus. Dan kafanilah mayit kalian dengan kain putih tersebut". (HR.

Page 10: Adab dalam Perjalanan

Ahmad: 20239 dan Tirmidzi: 2819, ia berkata: ini hadits hasan shohih)

3)      Tidak meniru pakaian orang-orang musyrik, kafir dan golongan yang terlarang untuk diikutinya.

Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda:

"EمNهE B ف4هNو4 مGن Gق4وEم Sه4 ب ب 4ش4 "م4نE ت"Barangsiapa yang meniru-niru (perbuatan) suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka". (lihat Shohih Abi Daud: 3401)

Masalah berpakaian termasuk dalam cakupan hadits diatas.

4)      Tidak boleh memakai pakaian lawan jenis seperti laki-laki memakai pakaian wanita atau sebaliknya.

Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda:

4ة4 أ Eر 4^ 4ةG و4 الم أ Eة4 الم4ر Eس4 Nب 4سN ل Eب 4ل جNل4 ي Sالر Gالله NلEو Nس 4ع4ن4 ر4 "ل" GلNج Sة4 الر Eس4 Nب 4سN ل Eب 4ل ت

"Alloh melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki". (HR. Adu Duad: 4/157, An-Nasa'i: 371)

5)      Memulai memakai pakaian dari kanan.

Aisyah rodhiallohu anha berkata:

GهE 4ي 4عEل oهG فGيE ن Nل GهG ك Eن أ 4مcن4 فGيE ش4 Sي NحGبNc الت وEلN اللهG ي Nس 4ان4 ر4 "ك"GهGرEوNو4 ط4ه GهG ل cج 4ر4 و4 ت

"Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam menyenangi memakai sesuatu dari bagian kanan dalam setiap perbuatan, baik dalam bersandal, berjalan maupun bersuci". (HR. Muslim: 67 atau 268)

6)      Tidak memanjangkan pakaian, baju, mantel dan lainnya melebihi mata kaki, walaupun tidak berniat sombong.

Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda:

Page 11: Adab dalam Perjalanan

"GارS ارG ف4فGيE الن Gز4 EنG مGن4 اإل 4ي 4عEب ف4ل4 مGن4 الك Eس4 "م4ا أ

"(Kain) yang melebihi mata kaki tempatnya dineraka". (HR. Bukhori: 5787)

ا" 4ط4ر� هN ب ار4 Gز4 Gل4ى م4نE ج4رS إ 4ام4ةG إ 4وEم4 القGي EظNرN اللهN ي 4ن "ال4 ي"Alloh tidak akan melihat orang yang memanjangkan bagian (melebihi mata kaki) karena sombong". (HR. Bukhori: 5788 dan Muslim: 48, 2087)

Sedangkan bagi wanita muslimah diperintahkan untuk memanjangkan pakaian hingga menutup kedua kakinya dan mengulurkan jilbab (kerudungnya) hingga menutupi kepala, tengkuk, leher, dan dadanya.

Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman:

"Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Alloh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. Al Ahzab [33]: 59)

"Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka". (QS. An Nuur [24]: 31)

Dalam riwayat aisyah dan Ummu Salamah, dijelaskan bahwa kaum muslimah ketika turun perintah hijab, maka mereka merobek selendang tebalnya seperti kerudung dan senantiasa memakainya ketika keluar rumah. (HR. Bukhori: 4758)

7)      Berdo'a disaat berpakaian:

( وEب4 S^ ذ4ا (الث 4^ GيE ه ان 4^ 4س ذGيE ك S^ ^هG ال دN لل E^ "الح4م"BةSوNو4ال4 ق Eيo EرG ح4وEلB مGن EهG مGنE غ4ي Gي ق4ن ز4 و4ر4

"Segala puji bagi Alloh yang menganugerahkan pakaian ini kepadaku sebagai rizeki-Nya, tanpa daya dan kekuatan dariku". (lihat Irwaul Gholil: 7/47)

1. Adab Di Saat Berpakaian.

Page 12: Adab dalam Perjalanan

1)      Mendo'akan teman (muslim) yang mengenakan pakaian baru dengan do'a:

Eد�ا" هGي Eد�ا و4 مGتE ش4 Eد�ا و4 عGشE ح4مGي 4سE ج4دGي Eب Gل "إ"Berpakaianlah yang baru, hiduplah dengan terpuji dan matilah sebagai syahid". (lihat Shohih Ibnu Majah: 2/275)

2)      Senantiasa menjaga kerapian dan kebersihan pakaian terutama dari najis dan kotoran-kotoran lainnya.

1. Adab Setelah Berpakaian.

Meletakkan pakaian pada tempatnya dengan rapi sambil membaca do'a:

"Gالله G م EسG "ب"Dengan nama Alloh (aku meletakkan pakaian)". (HR. Tirmidzi: 2/ 505, lihat di Shohihul Jami': 3/203)

Seorang wanita dapat menjelma menjadi sosok-sosok yang mulia, cerdas, dan terhormat. Dan tentu untuk menjadi sosok yang demikian, tentu Sang Kholiq-lah yang paling tahu bagaimana caranya. Dan jilbab adalah sebuah resep sederhana yang dapat mengangkat derajat wanita.“ … hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Qhzab : 59)Jilbab bukanlah seperangkat asesoris, atau sekedar mode busana yang aturan pakainya dapat diatur sesuai selera si pemakai. Jilbab adalah sebuah simbol penghambaan diri seorang Muslimah terhadap ketentuan Rabb-Nya, sebuah pengakuan bahwa Allah azza wa jalla berhak sepenuhnya mengatur kehidupannya. Memiliki niat baik memang tak berarti luput dari godaan syaithan. Karena syaithan begitu lihai melihat celah yang bisa ia susupi untuk menipu manusia. Dengan tipu dayanya, seorang manusia dapat memandang baik sebuah perbuatan yang sebenarnya buruk dimata allah SWT.“Dan ketika syaithan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka …” (QS. Al-Anfal : 48)Kriteria yang wajib dipenuhi oleh busana Muslimah dalam kitab Fiqh Wanita, karangan Ibrahim Muhammad Al-Jamal adalah :1.    Menutupi seluruh badan selain wajah dan kedua telapak tangan“Hai Asma, sesungguhnya perempuan itu apabila telah sampai umur/dewasa, maka tidak patut menampakkan sesuatu dari dirinya melainkan ini dan ini. Rasulullah berkata sambil menunjukkan kepada muka

Page 13: Adab dalam Perjalanan

dan telapak tangan hingga peregelangannya sendiri.” (HR. Abu Dawud dan Aisyah)2.    Tidak ketat sehingga masih menampakkan bentuk tubuh yang ditutupinya.3.    Tidak tipis temaram sehingga warna kulit masih bisa dilihat.4.    Tidak menyerupai pakaian laki-laki“Nabi SAW melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki.” (HR. Abu dawud dan Nasa’I)5.    Tidak berwarna mencolok sehingga menarik perhatian orang6.    Tidak menyerupai pakaian wanita kafir7.    Dipakai bukan dengan maksud memamerkannya.“ Siapa saja yang meniru-niru perbuatan suatu kaum, berarti dia telah menjadi pengikutnya.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)Selain kriteria di atas, perlu diingat bahwa pemakaian kerudung harus sampai menutup dada. Hal ini disebutkan secara gamblang dalam surat An-Nuur : 31,“… dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya.”

Adab Bertamu Secara IslamDalam kehidupan sehari-hari, dapat dipastikan bahwa seorang manusia tidak dapat hidup seorang diri, sekaya dan secukup apapun, pastilah seorang manusia membutuhkan pertolongan dan bantuan orang lain. Dari rasa saling membutuhkan inilah timbul jalinan persaudaraan atau ukhuwah, pertemanan, dll. Dan setiap kegiatan sosialisasi tentunya ada kegiatan saling berkunjung baik ke rumah kerabat maupun menghadiri undangan walimahan kerabat, dll.

Hal inilah yang membuat saya berpikir lebih lanjut, bagaimana sih adab bertamu ke rumah kerabat atau memenuhi undangannya secara Islam.

Page 14: Adab dalam Perjalanan

Bagaimana secara Islam sikap yang seharusnya dalam memuliakan tamu dan menjadi tuan rumah, saya menemukan beberapa artikel di Internet yang akan saya copy paste disini. Semoga membantu dan menjadi pelajaran bagi kita semua dan terutama diri saya sendiri. Insya Allah… Amiin…

Adab bertamu bagi Tamu Secara Umum:1. Memperbaiki NiatTidak bisa dipungkiri bahwa niat merupakan landasan dasar dalam setiap amalan. Hendaklah setiap muslim yang akan bertamu, selain untuk menunaikan hajatnya, juga ia niatkan untuk menyambung silaturahim dan mempererat ukhuwah. Sehingga,… tidak ada satu amalan pun yang ia perbuat melainkan berguna bagi agama dan dunianya. Tentang niat ini Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

نوى ما امريء لكل وإنما بالنيات األعمال إنما“Sesungguhnya seluruh amal perbuatan itu dengan niat dan setiap orang tergantung pada apa yang ia niatkan” (HR. Bukhari, Muslim dan selain keduanya).Ibnul-Mubarak berkata :

النية تصغره كبير عمل ورب النية تعظمه صغير عمل رب“Betapa amal kecil diperbesar oleh niatnya dan betapa amal besar diperkecil oleh niatnya” (Jaami’ul-Ulum wal-Hikam halaman 17 – Daarul-Hadits).2. Memberitahukan Perihal Kedatangannya (untuk Minta Ijin) Sebelum BertamuAdab ini sangat penting untuk diperhatikan. Mengapa ? Karena tidak setiap waktu setiap muslim itu siap menerima tamu. Barangkali ia punya keperluan/hajat yang harus ditunaikan sehingga ia tidak bisa ditemui. Atau barangkali ia dalam keadaan sempit sehingga ia tidak bisa menjamu tamu sebagaimana dianjurkan oleh syari’at. Betapa banyak manusia yang tidak bisa menolak seorang tamu apabila si tamu telah mengetuk pintu dan mengucapkan salam padahal ia punya hajat yang hendak ia tunaikan.Allah telah memberikan kemudahan kepada kita berupa sarana-sarana komunikasi (surat, telepon, sms, dan yang lainnya) yang bisa kita gunakan untuk melaksanakan adab ini.3. Menentukan Awal dan Akhir Waktu BertamuAdab ini sebagai alat kendali dalam mengefisienkan waktu bertamu. Tidak mungkin seluruh waktu hanya habis untuk bertamu dan melayani tamu. Setiap aktifitas selalu dibatasi oleh aktifitas lainnya, baik bagi yang bertamu maupun yang ditamui (tuan rumah). Apabila memang keperluannya telah usai, maka hendaknya ia segera berpamitan pulang sehingga waktu tidak terbuang sia-sia dan tidak memberatkan tuan rumah dalam pelayanan.Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

أهله إلى فليعجل وجهه من نهمته أحدكم قضى فإذا

Page 15: Adab dalam Perjalanan

“Apabila salah seorang diantara kamu telah selesai dari maksud bepergiannya, maka hendaklah ia segera kembali menuju keluarganya” (HR. Bukhari dan Muslim).4. Berwajah Ceria dan Bertutur Kata Lembut dan Baik Ketika BertemuWajah muram dan tutur kata kasar adalah perangai yang tidak disenangi oleh setiap jiwa yang menemuinya. Allah telah memerintahkan untuk bersikap lemah lembut, baik dalam hiasan rona wajah maupun tutur kata kepada setiap bani Adam, dan lebih khusus lagi terhadap orang-orang yang beriman. Dia telah berfirman :

EضGفE4اح4ك4 و4اخ ن Gين4 ج4 EمNؤEمGن Gل ل“Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman” (QS. Al-Hijr : 88).

Ibnu Katsir dalam Tafsirnya berkata : [ لقد: }كقوله, جانبك لهم ألن حريص عنتم ما عليه عزيز أنفسكم من رسول جاءكم

{رحيم رءوف بالمؤمنين عليكم ] “Maksudnya bersikap lemah lembutlah kepada mereka sebagaimana firman Allah ta’ala : “Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang kepada orang-orang beriman” (QS. At-Taubah : 128).Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

طلق بوجه أخاك تلقى أن ولو شيئا المعروف من تحقرن ال“Janganlah sekali-kali kamu meremehkan sedikitpun dari kebaikan-kebaikan, meskipun hanya kamu menjumpai saudaramu dengan muka manis/ceria” (HR. Muslim).Selain berwajah ceria dan bertutur kata lembut, yang lebih penting untuk diperhatikan adalah hendaklah ia berkata baik dan benar. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dengan tegas telah memebri peringatan :

ليصمت أو خيرا فليقل اآلخر واليوم بالله يؤمن كان من“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam” (HR. Bukhari, Muslim, dan selain keduanya. Hadits ini terdapat dalam Arba’in Nawawi nomor 15).Beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam menggandengkan kata iman dengan pilihan antara berbicara baik atau diam. Mafhumnya, jika seseorang tidak mengambil dua pilihan ini, maka ia dikatakan tidak beriman (dalam arti : imannya tidak sempurna). Hukum asal dari perbuatan adalah diam. Kalaupun ia ingin berkata, maka ia harus berkata dengan kata-kata yang baik. Sungguh rugi jika seseorang bertamu dan bermajelis dengan mengambil perkataan sia-sia lagi dosa seperti ghibah, namimah (adu domba), dan lainnya yang tidak menambah apapun dalam timbangan

Page 16: Adab dalam Perjalanan

akhirat kelak kecuali dosa. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

النار في بها يزل فيها ما يتبين ما بالكلمة ليتكلم الرجل إنوالمغرب المشرق بين ما أبعد

‘Sesungguhnya seseorang mengucapkan kata-kata, ia tidak menyangka bahwa ucapannya menyebabkan ia tergelincir di neraka yang jaraknya lebih jauh antara timur dan barat” (HR. Bukhari dan Muslim).5. Tidak Sering BertamuMengatur frekwensi bertamu sesuai dengan kebutuhan dapat menimbulkan kerinduan dan kasih-sayang. Hal itu merupakan sikap pertengahan antara terlalu sering dan terlalu jarang. Terlalu sering menyebabkan kebosanan. Sebaliknya, terlalu jarang mengakibatkan putusnya hubungan silaturahim dan kekeluargaan.6. Dianjurkan Membawa Sesuatu Sebagai HadiahMemberi hadiah termasuk amal kebaikan yang dianjurkan. Sikap saling memberi hadiah dapat menimbulkan perasaan cinta dan kasih saying, karena pada dasarnya jiwa senang pada pemberian. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

تحابوا تهادوا“Berilah hadiah di antara kalian, niscaya kalian akan saling mencintai” (HR. Bukhari dalam Al-Adabul-Mufrad 594; dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwaa’ nomor 1601).7. Tidak Boleh Seorang Laki-Laki Bertamu kepada Seorang Wanita yang Suaminya atau Mahramnya Tidak Ada di RumahRasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam sangat keras menekankan pelarangan ini sebagaimana sabda beliau :

رسول يا األنصار من رجل فقال النساء على والدخول مإياكالموت الحمو قال الحمو أفرأيت الله

“Janganlah sekali-kali menjumpai wanita”. Maka seorang laki-laki dari kaum Anshar bertanya : “Wahai Rasulullah, bagaimana dengan Al-Hamwu?”. Beliau menjawab : “Al-Hamwu adalah maut” (HR. Bukhari dan Muslim).Imam Al-Baghawi dalam menerangkan hadits ini mengatakan : Al-Hamwu jamaknya Ahma’ yaitu keluarga laki-laki dari pihak suami dan keluarga perempuan dari pihak istri. Dan yang dimaksudkan di sini adalah saudara laki-laki suami (ipar) sebab dia bukan mahram bagi istri. Dan bila yang dimaukan adalah ayah suami sedang ayah suami adalah mahram, maka bagaimana lagi dengan yang bukan mahram ?Tentang kalimat “Al-Hamwu adalah maut”; Ibnul-‘Arabi berkata : “Ini adalah kalimat yang diucapkan oleh orang Arab, sama dengan ungkapan : Serigala adalah maut. Artinya, bertemu serigala sama dengan bertemu maut”.

Page 17: Adab dalam Perjalanan

1. Hendaknya memenuhi undangan dan tidak terlambat darinya kecuali

ada udzur/halangan, karena hadits Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam

mengatakan:“Barangsiapa yang diundang kepada walimah atau yang

serupa, hendaklah ia memenuhinya”. (HR. Muslim)

2. Hendaknya tidak membedakan antara undangan orang fakir dengan

undangan orang yang kaya, karena tidak memenuhi undangan orang

faqir itu merupakan pukulan (cambuk) terhadap perasaannya. Ini

berarti Islam secara NYATA mengajarkan bahwa tidak ada perbedaan

manusia, kecuali dalam hal takwa.Apabila kita sedang berpuasa

sekalipun, diharapkan hadir. Ada hadits yang bersumber dari Jabir

Radhiallaahu anhu menyebutkan bahwasanya Rasululloh SAW

bersabda:”Barangsiapa yang diundang untuk jamuan sedangkan ia

berpuasa, maka hendaklah ia menghadirinya. Jika ia suka makanlah

dan jika tidak, tidaklah mengapa.” (HR. Ibnu Majah dan dishahihkan

oleh Al-Albani).

3. Jangan terlalu lama menunggu di saat bertamu karena ini

memberatkan yang punya rumah juga jangan tergesa-gesa datang

karena membuat yang punya rumah kaget sebelum semuanya siap.

Bertamu tidak boleh lebih dari tiga hari, kecuali kalau tuan rumah

memaksa untuk tinggal lebih dari itu.

4. Hendaknya pulang dengan hati lapang dan memaafkan kekurang apa

saja yang terjadi pada tuan rumah.

5. Hendaknya mendo`akan untuk orang yang mengundangnya seusai

menyantap hidangannya. “Ya Allah, ampunilah mereka, belas kasihilah

mereka, berkahilah bagi mereka apa yang telah Engkau karunia-kan

kepada mereka. Ya Allah, berilah makan orang yang telah memberi

kami makan, dan berilah minum orang yang memberi kami minum”.

6. Tidak Mengintai Ke Dalam Bilik. Jika kita hendak bertamu dan telah

sampai di halaman rumah, tidak diizinkan mengintip melalui jendela

atau bilik, walaupun tujuannya ingin mengetahui penghuninya ada

atau tidak.

Page 18: Adab dalam Perjalanan

7. Tidak Masuk Rumah Walaupun Terbuka Pintunya. Dari ayat 27 An

Nuur, sebagaimana telah ditulis di atas, kita baru boleh masuk rumah

orang lain harus mendapatkan izin dari pemilik rumah.

8. Minta Izin Maksimal Tiga Kali. Tamu yang hendak masuk di (halaman)

rumah orang lain jika telah meminta izin tiga kali, tidak ada yang

menjawab atau tidak diizinkan, hendaknya pergi. Dari Abu Sa’id Al-

Khudri ia berkata,“Abu Musa telah meminta izin tiga kali kepada Umar

untuk memasuki rumahnya, tetapi tidak ada yang menjawab, lalu dia

pergi, maka sahabat Umar menemuinya dan bertanya,”Mengapa kamu

kembali?” Dia menjawab,”Saya mendengar Rasululloh

bersabda,”Barangsiapa meminta izin tiga kali, lalu tidak diizinkan,

maka hendaklah kembali.”

9. Tidak Menghadap Ke Arah Pintu Masuk. Ketika tamu tiba di depan

rumah, hendaknya tidak menghadap ke arah pintu. Tetapi hendaknya

dia berdiri di sebelah pintu, baik di kanan maupun di sebelah kiri. Hal

ini dicontohkan Rasululloh SAW.Dari Abdulloh bin Bisyer ia

berkata,“Adalah Rasululloh SAW apabila mendatangi pintu suatu

kaum, beliau tidak menghadapkan wajahnya ke depan pintu, tetapi

berada di sebelah kanan atau kirinya dan mengucapkan ”Assalamu

‘alaikum … assalamu ‘alaikum …”

10. Hendaknya Menyebut Nama Yang Jelas. Ketika tuan rumah

menanyakan nama, tamu tidak boleh menjawab dengan jawaban

“Saya” atau jawaban yang tidak jelas. Karena tujuan tuan rumah

bertanya adalah ingin tahu siapa tamu yang mengunjunginya dan

untuk menentukan sikap apakah tamu tersebut boleh masuk atau

tidak.

Adab menerima tamu bagi Tuan Rumah:

1. Jangan hanya mengundang orang-orang kaya untuk jamuan dengan

mengabaikan/melupakan orang-orang fakir. Rasululloh SAW

bersabda:“Seburuk-buruk makanan adalah makanan pengantinan

(walimah), karena yang diundang hanya orang-orang kaya tanpa

orang-orang faqir.” (Muttafaq’ alaih).

2. Undangan jamuan hendaknya tidak diniatkan berbangga-bangga dan

berfoya-foya, akan tetapi niat untuk mengikuti sunnah Rasululloh SAW

Page 19: Adab dalam Perjalanan

dan membahagiakan teman-teman sahabat, ataupun syukuran dalam

rangka bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT.

3. Tidak memaksakan diri untuk mengundang tamu. Di dalam hadits

Anas Radhiallaahu anhu ia menuturkan:“Pada suatu ketika kami ada di

sisi Umar, maka ia berkata: “Kami dilarang memaksa diri” (membuat

diri sendiri repot).” (HR. Al-Bukhari)

4. Jangan anda membebani tamu untuk membantumu, karena hal ini

bertentangan dengan kewibawaan.

5. Jangan menampakkan kejemuan/kebosanan terhadap tamu, tetapi

tunjukkanlah kegembiraan dengan kahadiran tamu tersebut.

6. Hendaklah segera menghidangkan makanan untuk tamu, karena yang

demikian itu berarti menghormatinya.

7. Jangan tergesa-gesa untuk mengangkat makanan (hidangan) sebelum

tamu selesai menikmati jamuan.

8. Disunnatkan mengantar tamu hingga di luar pintu rumah. Ini

menunjukkan penerimaan tamu yang baik dan penuh perhatian.

Disunnatkan memakai pakaian baru, bagus dan bersih. RasulullahShallallaahu ‘alaihi wa

sallam telah bersabda kepada salah seorang shahabatnya di saat beliau melihatnya mengenakan

pakaian jelek : “Apabila Allah mengaruniakan kepadamu harta, maka tampakkanlah bekas ni`mat dan

kemurahan-Nya itu pada dirimu.” (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani).

Pakaian harus menutup aurat, yaitu longgar tidak membentuk lekuk tubuh dan tebal tidak

memperlihatkan apa yang ada di baliknya.

Pakaian laki-laki tidak boleh menyerupai pakaian perempuan atau sebaliknya. Karena hadits

yang bersum-ber dari Ibnu Abbas Radhiallaahu ‘anhu ia menuturkan: “Rasulullah melaknat (mengutuk)

kaum laki-laki yang menyerupai kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupai kaum pria.” (HR. Al-

Bukhari).

Tasyabbuh atau penyerupaan itu bisa dalam bentuk pakaian ataupun lainnya.

Pakaian tidak merupakan pakaian show (untuk ketenaran), karena Rasulullah Radhiallaahu ‘anhu telah

bersabda: “Barang siapa yang mengenakan pakaian ketenaran di dunia niscaya Allah akan

mengenakan padanya pakaian kehinaan di hari Kiamat.” ( HR. Ahmad, dinilai hasan oleh Al-Albani).

Page 20: Adab dalam Perjalanan

Pakaian tidak boleh ada gambar makhluk yang bernyawa atau gambar salib, karena hadits

yang bersumber dari Aisyah Radhiallaahu ‘anha menyatakan bahwasanya beliau berkata: Rasulullah

Shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah membiarkan pakaian yang ada gambar salibnya melainkan

Nabi menghapusnya”.(HR. Al-Bukhari dan Ahmad).

Laki-laki tidak boleh memakai emas dan kain sutera kecuali dalam keadaan

terpaksa. Karena hadits yang bersumber dari Ali Radhiallaahu ‘anhu mengatakan, Sesungguhnya

Nabi Allah Subhaanahu wa Ta’ala pernah membawa kain sutera di tangan kanannya dan emas di

tangan kirinya, lalu beliau bersabda: Sesungguhnya dua jenis benda ini haram bagi kaum lelaki

dariumatku”. (HR. Abu Daud dan dinilai shahih oleh Al-Albani).

Pakaian laki-laki tidak boleh panjang melebihi kedua mata kaki. Karena Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi

wa sallam telah bersabda : “Apa yang berada di bawah kedua mata kaki dari kain itu di dalam

neraka” (HR. Al-Bukhari).

Adapun perempuan, maka seharusnya pakaiannya menu-tup seluruh badannya, termasuk

kedua kakinya.Adalah haram hukumnya orang yang menyeret (meng-gusur) pakaiannya karena

sombong dan bangga diri. Sebab ada hadits yang menyatakan : “Allah tidak akan memperhatikan di

hari Kiamat kelak kepada orang yang menyeret kainnya karena sombong”. (Muttafaq’alaih).

Disunnatkan mendahulukan bagian yang kanan di dalam berpakaian atau lainnya. Aisyah Radhiallaahu

‘anha di dalam haditsnya berkata: “Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam suka bertayammun

(memulai dengan yang kanan) di dalam segala perihalnya, ketika memakai sandal, menyisir rambut

dan bersuci’.(Muttafaq’-alaih).

Disunnatkan kepada orang yang mengenakan pakaian baru membaca :“Segala puji bagi Allah yang

telah menutupi aku dengan pakaian ini dan mengaruniakannya kepada-ku tanpa daya dan kekuatan

dariku”. (HR. Abu Daud dan dinilai hasan oleh Al-Albani).

Disunnatkan memakai pakaian berwarna putih, katrena hadits mengatakan:“Pakaialah yang berwarna

putih dari pakaianmu, karena yang putih itu adalah yang terbaik dari pakaian kamu …” (HR. Ahmad

dan dinilah shahih oleh Albani).

Disunnatkan menggunakan farfum bagi laki-laki dan perempuan, kecuali bila keduanya

dalam keadaan berihram untuk haji ataupun umrah, atau jika perempuan itu sedang

berihdad (berkabung) atas kematian suaminya, atau jika ia berada di suatu tempat yang

ada laki-laki asing (bukan mahramnya), karena larangannya shahih.

Page 21: Adab dalam Perjalanan

Haram bagi perempuan memasang tato, menipiskan bulu alis, memotong gigi supaya cantik dan

menyambung rambut (bersanggul). Karena Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam di dalam

haditsnya mengatakan: “Allah melaknat (mengutuk) wanita pemasang tato dan yang minta ditatoi,

wanita yang menipiskan bulu alisnya dan yang meminta ditipiskan dan wanita yang meruncingkan

giginya supaya kelihatan cantik, (mereka) mengubah ciptaan Allah”. Dan di dalam riwayat Imam Al-

Bukhari disebutkan: “Allah melaknat wanita yang menyambung rambutnya”. (Muttafaq’alaih).