5_kebenaran_ilmiah

Upload: edo-widi-virgian

Post on 06-Apr-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/2/2019 5_Kebenaran_Ilmiah

    1/24

    KEBENARAN ILMIAH(MataKuliah FILSAFAT ILMU &

    METODOLOGI PENELITIAN)

    Prof. Dr. Ir. Indarto, DEA.Penyiapan slide dibantu oleh

    Desmon Purba (07/TK/33062)

  • 8/2/2019 5_Kebenaran_Ilmiah

    2/24

    PEMBAHASAN

    PENDAHULUAN

    ARTI KEBENARAN (pertama, kedua, ketiga)

    TEORI-TEORI KEBENARAN (7 teori) SIFAT KEBENARAN ILMIAH

    RINGKASAN

  • 8/2/2019 5_Kebenaran_Ilmiah

    3/24

    PENDAHULUAN

    Pembahasan beberapa teorikebenaran yang pernah ada dalamsejarah pemikiran manusia.

    Penjelasan teori kebenaran yangsecara khusus berlaku dalampemikiran keilmuan.

    Sifat kebenaran

    Ilmiah

    Teori-teori

    Kebenaran

    Arti Kebenaran

    Penjelasan arti sesungguhnya dari kebenaran

    dan syarat-syarat apa yang menyebabkan

    pengetahuan dapat dikatakan benar .

  • 8/2/2019 5_Kebenaran_Ilmiah

    4/24

    ARTI KEBENARAN (pertama)

    Jika menyatakan kebenaran, proposisi (makna yang dikandung

    dalam suatu pernyataan) yang diuji itu pasti memiliki kualitas,

    sifat atau karakteristik, hubungan, dan nilai.

    Kebenaran pertama berkaitan dengan kualitas pengetahuan.

    Ada empat jenis pengetahuan, yaitu:

    Pengetahuan biasa

    Pengetahuan ilmiah

    Pengetahuan filsafati Pengetahuan yang terkandung dalam pengetahuan agama

  • 8/2/2019 5_Kebenaran_Ilmiah

    5/24

    1. PENGETAHUAN BIASA

    Pengetahuan biasa atau knowledge of the man in the street

    atau ordinary knowledge atau juga common sense knowledge.

    Sifatnya antara lain:

    Subjektif artinya amat terikat pada subjek yang mengenal. Pengetahuan tahap pertama ini sifatnya selalu benar,

    sejauh sarana untuk memperoleh pengetahuan bersifat

    normal atau tidak ada penyimpangan.

  • 8/2/2019 5_Kebenaran_Ilmiah

    6/24

    2. PENGETAHUAN ILMIAH

    Pengetahuan ilmiah yaitu pengetahuan yang telah

    menetapkan objek yang khas atau spesifik dengan

    menerapkan atau hampiran metodologis yang khas pula

    (metodologi yang telah mendapatkan kesepakatan diantara

    ahli yang sejenis).

    Bersifat relatif kandungan kebenaran dari jenis

    pengetahuan ilmiah selalu mendapatkan revisi yaitu selalu

    diperkaya oleh hasil penemuan yang paling muthakir.

    Kebenaran dalam pengetahuan ilmiah selalu mengalamipembaharuan sesuai dengan hasil penelitian yang paling akhir

    dan mendapatkan agreement dalam suatu konvensi para

    ilmuan sejenis.

  • 8/2/2019 5_Kebenaran_Ilmiah

    7/24

    3. PENGETAHUAN FILSAFATI

    Yaitu pengetahuan yang pendekatannya melalui metodologipemikiran filsafati, yang sifatnya mendasar dan menyeluruhdengan model pemikiran yang analitis, kritis, dan spekulatif.

    Sifat kebenaran yang terkandung dalam pengetahuan filsafati

    adalah absolut-intersubjektif nilai kebenaran yangterkandung jenis pengetahuan filsafat selalu merupakanpendapat yang selalu melekat pada pandangan filsafat dariseseorang pemikir filsafat itu serta selalu mendapatpembenaran dari filsuf kemudian yang menggunakan

    metodologi pemikiran yang sama pula. Contohnya filsafat matematika dari Phytagoras, sampai kini

    masih tetap seperti pertama kali dimunculkan pendapat itu.

  • 8/2/2019 5_Kebenaran_Ilmiah

    8/24

    4. PENGETAHUAN YANG TERKANDUNG

    DALAM PENGETAHUAN AGAMA

    Pengetahuan agama memiliki sifat dogmatis. Artinya

    pernyataan dalam suatu agama selalu dihampiri oleh

    keyakinan yang telah tertentu sehingga pernyataan-

    pernyataan dalam ayat-ayat kitab suci agama memiliki nilai

    kebenaran yang sesuai dengan keyakinan yang digunakanuntuk memahaminya itu.

    Implikasi makna dari kandungan kitab suci itu dapat

    berkembang secara dinamik sesuai dengan perkembangan

    waktu, akan tetapi kandungan maksud dari ayat kitab suci itutidak dapat dirubah dan sifatnya absolut.

  • 8/2/2019 5_Kebenaran_Ilmiah

    9/24

    ARTI KEBENARAN (kedua)

    Kebenaran yang kedua dikaitkan dengan sifat atau

    kerakteristik dari bagaimana cara atau dengan alat apakah

    seseorang membangun pengetahuannya itu, antara lain dari

    akal pikir dan keyakinan.

    Jenis pengetahuan menurut kriteria karakteristiknya

    dibedakan menjadi empat, yaitu:

    Pengetahuan indrawi

    Pengetahuan akal budi

    Pengetahuan intuitif

    Pengetahuan kepercayaan

  • 8/2/2019 5_Kebenaran_Ilmiah

    10/24

    ARTI KEBENARAN (ketiga)

    Kebenaran pengetahuan yang ketiga adalah nilai

    kebenaran pengetahuan yang dikaitkan atas

    ketergantungan terjadinya pengetahuan itu. Artinya

    bagaimana hubungan antara subjek dan objek,manakah yang dominan untuk membangun

    pengetahuan itu, subyek atau objek.

  • 8/2/2019 5_Kebenaran_Ilmiah

    11/24

    TEORI-TEORI KEBENARAN

    Dimulai sejak Plato yang diteruskan oleh Aristoteles,(pemikir sekarang hanya melengkapi)

    Teori kebenaran selalu paralel dengan teori pengetahuanyang dibangunnya.

    Teori-teori kebenaran antara lain: Teori kebenaran korespondensi

    Teori kebenaran koherensi

    Teori kebenaran pragmatis

    Teori kebenaran sintaksis

    Teori kebenaran semantis

    Teori kebenaran non-deskripsi

    Teori kebenaran logis yang berlebihan

  • 8/2/2019 5_Kebenaran_Ilmiah

    12/24

    TEORI KEBENARAN KORESPONDENSI

    Teori kebenaran korespondensi adalah teori kebenaran yang

    paling awal dan yang paling tua yang berangkat dari teori

    Pengetahuan Aristoteles yang menyatakan segala sesuatu

    yang kita ketahui adalah sesuatu yang dapat dikembalikan

    pada kenyataan yang dikenal oleh subjek(Ackerman,1965).

    Suatu pengetahuan mempunyai nilai benar apabila

    pengetahuan itu mempunyai saling kesesuaian dengan

    kenyataan yang diketahuainya.

    a belief is called true if it agrees with a fact.(Randal danBuchler).

  • 8/2/2019 5_Kebenaran_Ilmiah

    13/24

    TEORI KEBENARAN KOHERENSI

    Teori kebenaran koherensi atau teori kebenaran saling

    berhubungan yaitu suatu proposisi itu atau makna pernyataan

    dari suatu pengetahuan bernilai benar bila proposisi itu

    mempunyai hubungan dengan ide-ide dari proposisi yang

    terdahulu yang bernilai benar.

    Contoh : untuk membuktikan pendapat hari kemerdekaan 17

    Agustus 1945 bertepatan dengan hari Jumat tanggal 17

    Ramadhan, kita harus melalui ungkapan-ungkapan tentang

    fakta itu yaitu melalui sejarah atau diafirmasikan denganorang-orang yang mengalami dan mengetahui kejadian itu.

  • 8/2/2019 5_Kebenaran_Ilmiah

    14/24

    TEORI KEBENARAN PRAGMATIS

    Pragmatisme meletakan ukuran kebenaran dalam salah satu

    macam konsekuensi(Kattsoff,1986).

    Menurut pandangan teori ini bahwa suatu proposisi bernilai

    benar bila proposisi itu mempunyai konsekuensi-konsekuensi

    praktis seperti yang terdapat secara inheren dari pernyataan

    itu sendiri.

    Suatu pengertian tidak pernah benar melainkan hanya dapat

    menjadi benar kalau saja dapat dimanfaatkan secara praktis.

  • 8/2/2019 5_Kebenaran_Ilmiah

    15/24

    TEORI KEBENARAN SINTAKSIS

    Teori kebenaran sintaksis, berpangkal tolak pada keteraturan

    sintaksis atau gramatika yang dipakai oleh suatu pernyataan

    atau tata-bahasa yang melekatnya.

    Teori ini menyatakan apabila suatu proposisi tidak mengikuti

    syarat atau keluar dari hal yang diisyaratkan maka proposisi itu

    tidak mempunyai arti.

    Teori ini berkembang diantara para filsuf analisa bahasa,

    terutama yang begitu ketat terhadap pemakaian gramatika,

    seperti friederich scheleirmacher(1768-1834).

  • 8/2/2019 5_Kebenaran_Ilmiah

    16/24

    TEORI KEBENARAN SEMANTIS

    Teori kebenaran semantik menyatakan bahwa

    proposisi itu mempunyai nilai kebenaran bila

    proposisi itu memiliki arti.

    Arti ini dengan menunjukkan makna yangsesunguhnya dengan menunjuk pada referensi atau

    kenyataan

    Arti yang dikemukakan itu memiliki arti yang bersifat

    definitif.

  • 8/2/2019 5_Kebenaran_Ilmiah

    17/24

    TEORI KEBENARAN SEMANTIS (lanjutan)

    Sifat yang terdapat dalam teori ini antara lain:

    Sikap epistemologis skeptik. Yaitu suatu sikap kebimbangan

    taktis atau sikap keragu-raguan untuk menghilangkan rasa

    ragu dalam memperoleh pengetahuan.

    Sikap epistemologik yakin dan ideologik. Yaitu proposisi itu

    memiliki arti namun arti itu besifat sewenang-wenang atau

    kabur, dan tidak memiliki sifat pasti.

    Sikap epistemologik pragmatik. Yaitu makna dari suatu

    pernyataan yang amat tergantung pada dan berdasar pada

    nilai guna dan nilai pragmatis dari pemakai proposisi.

  • 8/2/2019 5_Kebenaran_Ilmiah

    18/24

    TEORI KEBENARAN NON-DESKRIPSI

    Teori Kebenaran Non Deskripsi menyatakan bahwa suatu

    pernyataan mempunyai nilai benar yang amat tergantung

    peran dan fungsi daripada pernyataan itu.

    Pengetahuan akan memiliki nilai benar sejauh pernyataan itu

    memiliki fungsi yang amat praktis dalam kehidupan sehari-

    hari( white, 1978).

    The Theory of non descriptive gives us an important insight

    into function of the use of true and false, but not an

    analysis of their meaning (white,1978).

  • 8/2/2019 5_Kebenaran_Ilmiah

    19/24

    TEORI KEBENARAN LOGIK-YANG

    BERLEBIHAN(LOGICAL-SUPERFLUITY OF TRUTH)

    Pada dasarnya menurut teori kebenaran ini adalah bahwa

    problema kebenaran hanya merupakan kekacauan bahasa

    saja dan hal ini akibatnya merupakan suatu pemborosan,

    karena pada dasarnya apapernyataan yang hendak

    dibuktikan kebenarannya memiliki derajat logik yang samayang masing-masing saling melingkupinya.

    Contoh : suatu lingkaran adalah bulat, ini telah memberikan

    kejelasan dalam pernyataan itu sendiri tidak perlu diterangkan

    lagi.

  • 8/2/2019 5_Kebenaran_Ilmiah

    20/24

    SIFAT KEBENARAN ILMIAH (lanjutan)

    Kebenaran Ilmiah muncul dari hasil penelitian ilmiah. Artinya

    suatu kebenaran tidak mungkin muncul tanpa ada prosedur

    baku yang harus dilaluinya

    Kebenaran dalam ilmu adalah kebenaran yang sifatnya

    objektif. Maksudnya ialah bahwa kebenaran dari suatu teori

    (lebih tinggi lagi aksioma atau paradigma) harus didukung

    oleh fakta-fakta yang berupa kenyataan dalam keadaan

    objektifannya.

    Mengacu pada status ontologis objek, maka pada dasarnyakebenaran dalam ilmu dapat digolongkan dalam 2 jenis teori

    yaitu teori kebenaran korespondensi atau teori kebenaran

    koherensi

  • 8/2/2019 5_Kebenaran_Ilmiah

    21/24

    SIFAT KEBENARAN ILMIAH(lanjutan)

    Kebenaran dalam ilmu harus selalu merupakan hasil

    persetujuan atau konvensi dari para ilmuwan pada bidangnya.

    Sifat kebenaran ilmu mempunyai sifat universal. (Sejauh

    kebenaran ilmu itu dapat dipertahankan)

    Keuniversalan sifat ilmu masih dibatasi oleh penemuan-

    penemuan baru. (yang hasilnya menolak penemuan terdahulu

    atau bertentangan sama sekali)

    Kebenaran baru dapat menggantikan kebenaran yang lama

    atau berjalan bersamaan.

  • 8/2/2019 5_Kebenaran_Ilmiah

    22/24

    SIFAT KEBENARAN ILMIAH (lanjutan)

    Contoh kasus:

    Teori geometri euklides dan teori rinman yang bersama-

    sama dengan Labocevsky tentang jumlah besar 3 sudut

    dari suatu segitiga.

    Peralihan teori tentang pusat alam raya dari bumi menjadi

    matahari atau bahkan teori baru menunjukkan bahwa

    pusat alam raya ada pada pusat galaksi bima sakti.

  • 8/2/2019 5_Kebenaran_Ilmiah

    23/24

    RINGKASAN

    Pada dasarnya setiap proses mengetahui akan memunculkan

    suatu bentuk kebenaran sebagai kandungan isi dari

    pengetahuan itu.

    Setiap kebenaran pada saat pembuktiannya harus kembali

    pada status ontologis objek, sikap epistemologis, dan akhirnya

    dengan sikap aksiologis yang bagaimana dengan demikian

    munculah begitu banyak teori kebenaran.

    Dalam teori keilmuan untuk mebuktikan kebenaran ilmiah

    suatu pernyataan ilmiah maka harus sesuai dengan sifat dasarmetodologis yang digunakan dan amat tergantung pada

    konvensi.

  • 8/2/2019 5_Kebenaran_Ilmiah

    24/24

    DAFTAR PUSTAKA

    Abbas hamami, 1980, Disekitar Masalah Ilmu; Suatu

    Problema Filsafat, Bina Ilmu, Surabaya.

    Abbas hamami, 1983, Epistemologi, yayasan pembinaan

    Fakultas Filsafat UGM, Yogyakarta.

    Ackerman,R., 1965, Theories of Knowledge; A Critical

    Introduction, Tata McGraw Hill, Bombay-New Delhi.