$325$1 $.817$%,/,7$6 .,1(5-$ /$.,1 -...

73
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA (LAKIN) 2016 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN RISET DAN PENGEMBANGAN

Upload: vudiep

Post on 02-Dec-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA (LAKIN)

2016

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN RISET DAN PENGEMBANGAN

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

ii

TIM LAKIN 2016 LAKIN ini disusun oleh: Penanggung Jawab : Muhammad Dimyati Ketua : Prakoso Anggota:

1. Endang Taryono (Setditjen)

2. Pancara Sutanto (Setditjen)

3. Syarip Hidayat (Setditjen)

4. Ermalina (Dit.KI)

5. Dadi Alamsyah (Dit.KI)

6. Suwitno (Dit.KI)

7. Marhaindro Waluyo (Dit. PTI)

8. Juhartono (Dit. PTI)

9. Sjaeful Irwan (DSRP)

10. Syafarudin (DSRP)

11. Mustangimah (DRPM)

12. Desmelita (DRPM)

13. Kurnia Aliyanti (DRPM)

14. Enny Lestariningsih (DSRP)

15. Entin Laelasari (Dit. KI)

16. Ratna Farianingsih (Dit. PTI)

17. Rahmat Fajri (DSRP)

18. Muhammad Athar Ismail (DSRP)

19. Richie Marciano (Setditjen)

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

iii

KATA PENGANTAR

Dengan berakhirnya tahun anggaran 2016, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah melakukan serangkaian evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2016 guna mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Evaluasi tersebut juga merupakan bentuk pertanggungjawaban dan bagian dari akuntabilitas Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi kepada masyarakat, serta sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

LAKIN meliputi seluruh penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi yang ditunjang oleh anggaran DIPA 2016 yang berasal dari 2 (dua) fungsi Layanan Umum dan fungsi Pendidikan. Laporan ini dilaksanakan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), dan Penanggung jawab Kegiatan (PPK), selama tahun anggaran 2016 sesuai dengan tugas dan fungsi yang telah ditetapkan.

Kepada seluruh pimpinan dan staf Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

yang terlibat dalam penyusunan laporan ini, disampaikan ucapan terima kasih sehingga

laporan dapat diterbitkan sesuai dengan rencana.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih sangat makro, sehingga memerlukan tambahan analisis yang lebih tajam. Walaupun demikian, kami berharap laporan dapat memberikan perspektif baru dalam membangun industri dan perekonomian nasional berbasis iptek oleh para pemangku kebijakan, pelaku iptek, dan industri nasional.

Kami mengharapkan masukan dan koreksi dari berbagai pihak untuk meningkatkan serta

perbaikan kinerja di masa yang akan datang. Semoga laporan Kinerja Direktorat Jenderal

Penguatan Riset dan Pengembangan Tahun 2016 ini dapat bermanfaat sebagai bahan

evaluasi serta acuan dalam menyusun Laporan Kinerja Kementerian Riset, Teknologi dan

Pendidikan Tinggi dan rencana pelaksanaan program di masa datang.

Jakarta, …. Januari 2017 Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

ttd

Muhammad Dimyati NIP.19591217 198402 1001

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

iv

RINGKASAN EKSEKUTIF Sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan (Dirjen Risbang),

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah menyusun Laporan Akuntabilitas

Kinerja (LAKIN) Tahun 2016, yang merupakan gambaran tentang capaian kinerja Direktorat

Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Tahun 2016, dengan mengacu pada

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan tahun 2016-

2019.

Dalam rencana kinerja Tahun 2016 Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan

Pengembangan telah menetapkan 4 (empat) Indikator Kinerja Utama (IKU) yang diambil dari

Indikator Kinerja Sasaran (IKS) dengan alasan penetapan masing-masing IKU sebagaimana

diuraikan dalam Tabel berikut:

Tabel 1 Indikator Kinerja Utama Dirjen Risbang Tahun 2016

No. Indikator Kinerja Utama Alasan

1. Jumlah publikasi internasional

Mengukur kinerja produktivitas riset iptek dan pendidikan tinggi dalam pengembangan ilmu pengetahuan secara internasional.

2. Jumlah HKI yang didaftarkan

Mengukur kualitas hasil riset iptek dan pendidikan tinggi untuk meningkatkan perolehan perlindungan HKI dengan menggali secara maksimum potensi HKI yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian, pengembangan dan pengabdian kepada masyarakat.

3. Jumlah prototipe R&DTRL s.d 6

Mengukur tingkat kesiapan teknologi hasil riset iptek yang telah teruji pada simulasi di lingkungan operasional.

4. Jumlah prototipe industri TRL 7

Mengukur tingkat kesiapan teknologi hasil riset iptek yang telah didemonstrasikan dan diuji coba di lapangan.

Dari hasil analisis capaian indikator kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan selama tahun 2016 terdapat beberapa realisasi pencapaian indikator yang berhasil mencapai kinerja seperti yang telah ditargetkan pada awal tahun, bahkan melebihi. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan sebagai berikut:

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

v

Tabel 2. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Ditjen Penguatan Risbang

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target 2015-2019

Realisasi 2015

Tahun 2016

Target Realisasi %

Meningkatnya produktivitas kekayaan intelektual.

Jumlah HKI yang didaftarkan 2.400 1.521 1.735 3.184 183%

Jumlah publikasi internasional 19.000 6.470 6.229 9.574 153%

Meningkatnya produktivitas riset pendidikan tinggi, litbang dan pengabdian masyarakat

Jumlah prototipe R&D (TRL s.d 6)

1.200 1.611 632 791 125%

Meningkatnya kesiapan teknologi laik industri

Jumlah prototipe industri (TRL 7)

30 4 15 45 300%

Jika dianalisis lebih mendalam kinerja yang telah dicapai memberikan manfaat terhadap beberapa aspek. Jumlah paten terdaftar dari Indikator Kinerja Utama (IKU) ini telah mendorong peningkatan jumlah paten terdaftar secara Nasional dan meningkatkan kemampuan sumber daya peneliti Indonesia. Konsorsium telah menjadi wahana untuk mendorong terjadinya koordinasi dan sinergi antar pelaku litbang (industri, akademisi dan lembaga litbang). Selain itu juga menjadi wahana terjadinya pergeseran dari ’technology push ke market driven’. Jumlah artikel publikasi internasional dari IKU ini telah mendorong peningkatan jumlah publikasi ilmiah secara nasional dan internasional yang dilakukan oleh peneliti dari Indonesia. Jumlah prototipe R&DTRL s.d 6, dikembangkan bagi riset yang membutuhkan demonstrasi dari prototipe sistem nyata dalam suatu lingkungan operasional, seperti misalnya dalam suatu pesawat terbang, kendaraan atau ruang angkasa. Jumlah prototipe R&DTRL s.d 7 ditujukan untuk meningkatkan relevansi dan produktivitas litbang untuk memenuhi kebutuhan teknologi di industri.

Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan ditahun-tahun mendatang akan berupaya terus meningkatkan kinerja dalam melaksanakan peran dan tanggung jawab yang diembannya melalui pelaksanaan langkah-langkah yang lebih kongkrit dalam Pengembangan Iptek Nasional, sehingga target Renstra 2016 - 2019 Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangandapat dicapai. Langkah-langkah yang ditempuh Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan di tahun-tahun mendatang diantaranya:

1. Meningkatkan kinerja perumusan kebijakan dan instrumen kebijakan dengan melakukan uji publik dan sosialisasi Rencana Induk Riset Nasional (RIRN);

2. Meningkatkan kinerja serta efektifitas koordinasi pelaksanaan kebijakan dan instrumen kebijakan melalui sinkronisasi dan advokasi substansi regulasi iptek ke regulasi sektor;

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

vi

3. Meningkatkan kinerja evaluasi pelaksanaan kebijakan dan instrumen kebijakan; 4. Melakukan pembenahan perencanaan anggaran dan program yang didukung data

akurat, sehingga pemanfaatannya lebih mengena pada sasaran sehingga optimal,

efektif dan efisien dapat dicapai;

5. Meningkatkan koordinasi internal dan eksternal, khususnya peningkatan koordinasi dalam pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan APBN;

6. Mengembangkan kebijakan manajemen teknologi untuk mendorong peningkatan tingkat kesiapterapan teknologi (TKT) teknologi level prototipe hasil litbang menjadi prototipe industri;

7. Melakukan sinkronisasi kegiatan dan program bersama dalam bidang fokus (Energi, Material Maju, Kesehatan & Obat, Pangan & Pertanian, Kemaritiman, Hankam, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Kebencanaan dan Sosial Humariora);

8. Mengembangkan kerjasama fasilitasi kepada inventor masyarakat melalui pendampingan program Corporate Social Responsibility (CSR), serta mengembangkan sistem pelaporan berbasis web melalui sistem informasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (simlitabmas)

Demikian capaian kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan tahun 2016, yang merupakan gambaran hasil evaluasi terhadap Kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan tahun 2016.

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

vii

DAFTAR ISI

TIM LAKIN 2016 ..................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. iii

RINGKASAN EKSEKUTIF ..................................................................................................... iv

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1

1.2 Tugas dan Fungsi .................................................................................................... 1

1.3 Struktur Organisasi .................................................................................................. 2

1.4 Sumber Daya Manusia (SDM) ................................................................................. 3

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA .......................................................... 5

2.1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2016-2019 ............ 5

2.2 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan ......... 9

2.3 Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan

Pengembangan ..................................................................................................... 18

2.4 Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2016 ..................................................................... 22

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ..................................................................................... 24

3.1 Pengendalian Kinerja ............................................................................................. 24

3.2 Pengukuran Kinerja ............................................................................................... 25

3.3 Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) ..................................... 25

3.4 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) .................................................................. 27

3.5 Analisis Capaian Kinerja ........................................................................................ 28

3.6 Realisasi Anggaran ................................................................................................ 57

BAB IV PENUTUP ............................................................................................................... 60

LAMPIRAN .......................................................................................................................... 61

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Organisasi Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan .............. 2

Gambar 3 1 Manajemen Kinerja Berorientasi Hasil (Output/Income) .................................. 24

Gambar 3 2 Grafik Publikasi Internasional Negara Asean 2013-2016 ................................. 30

Gambar 3 3 Data Publikasi Internasional Terindeks di Scopusper 30 Desember 2016 ....... 31

Gambar 3 4 Target dan capaian Renstra ............................................................................ 37

Gambar 3 5 Perkembangan Paten Domestik Terdaftar ....................................................... 37

Gambar 3 6 Drafting Paten (Surabaya) dan Sosialisasi Insentif Raih (Makassar) ............... 38

Gambar 3 7 Pelatihan TOT (Surabaya) ............................................................................... 38

Gambar 3 8 Jumlah Prototipe Industri TRL 7 (2014-2016) .................................................. 46

Gambar 3 9 Kurva S pembiayaan riset dan pengembangan ............................................... 52

Gambar 3 10 Konverter Kit2 –Tak karburator ke EFI........................................................... 53

Gambar 3 11 Koverter Kit4 – Tak Karburator ke EFI ........................................................... 53

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

ix

DAFTAR TABEL Tabel 1 Indikator Kinerja Utama Dirjen Risbang Tahun 2016 ................................................ iv

Tabel 2. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Ditjen Penguatan Risbang .......................... v

Tabel 1.1 Komposisi Sumber Daya Manusia Tahun 2016 ..................................................... 3

Tabel 2.1 Matriks Rencana Strategis Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan

Pengembangan 2015-2019 ................................................................................. 11

Tabel 2.2. Matriks Kegiatan, Sasaran Kegiatan (Output), dan Indikator Kinerja (IKK) kegiatan

di lingkungan Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan ............ 12

Tabel 2.3 Indikator Kinerja Sasaran (IKS) ........................................................................... 17

Tabel 2.4 Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) 2016 ................................................... 18

Tabel 2.5 Ikhtisar Program dan Kegiatan Tahun 2016 Direktorat Jenderal Penguatan Riset

dan Pengembangan ............................................................................................ 20

Tabel 2.6 Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

Tahun 2016 ......................................................................................................... 22

Tabel 2.7. Penetapan Indikator Kinerja Utama .................................................................... 23

Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2016 ..................................................... 28

Tabel 3.2. Jumlah Publikasi Internasional ........................................................................... 29

Tabel 3.3. Publikasi Internasional Negara Asean 2013-2016 .............................................. 30

Tabel 3.4. Program/Kegiatan Dalam Rangka Publikasi Internasional 2016 ......................... 32

Tabel 3.5. IKU HKI yang Didaftarkan .................................................................................. 36

Tabel 3.6. Jumlah Kumulatif Indikator Kinerja Jumlah HKI yang didaftarkan ....................... 36

Tabel 3.7. Tingkat Kesiapterapan Teknologi (TRL, Technology Readiness Level) .............. 41

Tabel 3.8 Capaian Indikator Kinerja Jumlah Prototipe R&D (TRL sd 6) ............................... 43

Tabel 3.9. Capaian Kegiatan InSINas (Data 2015-2016) ..................................................... 44

Tabel 3.10 Capaian Hasil Penelitian Perguruan Tinggi (Data 2016) .................................... 45

Tabel 3.11 Jumlah Prototipe Laik Industri (TRL 7) .............................................................. 47

Tabel 3.12 Hasil Capaian Jumlah Prototipe Laik Industri TRL 7 .......................................... 47

Tabel 3.13 Realisasi Daya Serap (Fungsi Pendidikan) ........................................................ 57

Tabel 3.14 Realisasi Daya Serap (Fungsi Layanan Umum) ................................................ 58

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Maksud dari penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan adalah sebagai pertanggung jawaban kepada masyarakat mengenai pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya, pelaksanaan kebijakan dan program yang telah dilakukan sepanjang tahun 2016, sebagaimana yang diwajibkan dalam Undang-Undang Nomor 28 pasal 3 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Bersih dan Bebas dari Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN), Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi PemerintahPeraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2010.

Selain itu Laporan akuntabilitas kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan dapat digunakan sebagai sarana evaluasi untuk menyusun dan melaksanakan program dan kegiatan pada tahun mendatang, dengan tujuan untuk mengukur kinerja dan pencapaian sasaran kegiatan pada Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Tahun 2016.

1.2 Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi No. 15 tahun 2016, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, pada Pasal 339 menyebutkan, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan, koordinasi, dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan riset dan pengembangan.

Untuk melaksanakan tugas tersebut di atas, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan menyelenggarakan fungsi: 1. Perumusan, koordinasi, dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan

riset dan pengembangan; 2. Perumusan dan koordinasi kebijakan serta fasilitasi pengelolaan aset kekayaan

intelektual; 3. Penyiapan pemberian ijin tertulis kegiatan penelitian dan pengembangan oleh perguruan

tinggi asing, lembaga penelitian dan pengembangan asing, badan usaha asing, dan orang asing di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

4. Penyiapan pemberian ijin tertulis kegiatan penelitian dan pengembangan terapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berisiko tinggi dan berbahaya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penguatan riset dan pengembangan;

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

2

6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan; dan

7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

1.3 Struktur Organisasi

Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan terdiri dari satu jabatan struktural eselon I, lima jabatan struktural eselon II, Sembilan belas jabatan struktural eselon III, dan empat puluh jabatan struktural eselon IV. Struktur organisasi Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan ditunjukkan pada Gambar 1.1

Gambar 1 1 Organisasi Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

3

1.4 Sumber Daya Manusia (SDM)

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan

Pengembangan didukung oleh SDM sebanyak 164 pegawai, dengan komposisi pendidikan

sebagaimana Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Komposisi Sumber Daya Manusia Tahun 2016

1.5 Sistematika Penyajian

Laporan akuntabilitas kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

tahun 2016 disusun dengan kerangka sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari Latar belakang, Tugas dan Fungsi, Struktur Organisasi, Sumber Daya

Manusia, Anggaran dari Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

4

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Bab ini berisi Rencana pembangunan jangka menengah nasional 2016-2019, Rencana

strategis, arah kebijakan dan strategis, dan penetapan kinerja Direktorat Jenderal

Penguatan Riset dan Pengembangan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Bab III menjabarkan tentang pengukuran kinerja, perbaikan sistem akuntabilitas kinerja

dan analisis capaian indikator kinerja utama. Analisis capaian kinerja utama berisi hasil

kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing Direktorat.

BAB IV PENUTUP

Bagian penutup berisi kesimpulan dari laporan

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

5

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2016-2019

Di dalam RPJMN 2016-2019 persoalan peningkatan akses, kualitas, dan relevansi

pendidikan tinggi menjadi fokus penting. Pendidikan tinggi berperan penting dalam upaya

mencapai kemajuan, meningkatkan daya saing, dan membangun keunggulan bangsa,

melalui pengembangan ilmu pengetahuan, penemuan ilmiah, dan inovasi teknologi.

Pendidikan tinggi mempunyai kaitan erat dengan kemajuan ekonomi karena dapat

melahirkan SDM berkualitas yang memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai

teknologi. Untuk itu, layanan pendidikan tinggi yang berkualitas harus dapat diakses oleh

seluruh penduduk usia produktif, agar mereka mampu menjadi kekuatan penggerak

pertumbuhan ekonomi.

Perguruan Tinggi Indonesia juga belum mampu berkompetisi dengan Perguruan Tinggi

negara lain bahkan masih tertinggal dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara

sekalipun. Sejumlah lembaga internasional secara berkala melakukan survei untuk

menyusun peringkat universitas terbaik dunia dan menempatkan universitas-universitas

Indonesia, bahkan yang berstatus paling baik di Indonesia sekalipun berada pada posisi

yang masih rendah.

Pembangunan iptek pada RPJMN 2016-2019 diarahkan terutama untuk mendukung

agenda prioritas Nawa Cita ke-6, yaitu "Meningkatkan Produktivitas Rakyat dan Daya Saing

di Pasar Internasional". Agenda ini diuraikan menjadi 10 sub-agenda prioritas yang salah

satu di antaranya adalah "Meningkatkan Kapasitas Inovasi dan Teknologi".

Dalam penyusunan Prioritas Riset Nasional 2016-2019 digunakan pendekatan top-down

dan botom-up dengan memeriksa dokumen negara yang relevan dalam proses

pembangunan dan mempertimbangkan aspek riset di dalamnya, yakni (1) RPJPN 2005-

2025, (2) RPJMN 2016-2019, (3) Buku Putih Iptek, (4) ARN 2016-2019, (5) Riset iptek

sektoral dan akademik, (6) RIPIN 2016-2035, (7) Nawa Cita, dan (8) Dokumen-dokumen

rencana dan capaian lembaga penelitian dan pengembangan. Dengan mengacu pada

dokumen-dokumen ini, dilakukan pemilihan tema/topik riset yang didapatkan secara top-

down maupun yang bersifat botom-up, kemudian dijabarkan justifikasi dan target yang

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

6

diklasifikan dalam 10 Bidang Fokus. Bidang Fokus ini sesuai dengan 7 fokus di Agenda

Riset Nasional 2016-2019 ditambah dengan 3 fokus baru sebagai berikut:

1. Pangan

Mengembangkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas pertanian dalam

rangka mendukung terwujudnya kemandirian pangan, meliputi: perluasan lahan

produksi, pengembangan bibit unggul khususnya untuk lahan suboptimal,

peningkatan produktivitas dan pengurangan kehilangan hasil panen,

pengembangan teknologi perikanan, pengembangan teknologi industri pangan

skala kecil, dan peningkatan kualitas gizi dan keanekaragaman pangan guna

mencapai kondisi swasembada dan ketahanan pangan yang berkelanjutan.

2. Penciptaan dan Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan

Mengembangkan teknologi energi yang meliputi teknologi eksplorasi, eksploitasi,

dan produksi energi untuk mendukung terpenuhinya kebutuhan energi nasional dan

konservasi energi sesuai dengan Kebijakan Energi Nasional yang bersumber pada

panas bumi, angin, surya, nuklir, energi hidro, energi laut, fuell cell, biofuel,

biomassa dan biogas, batubara, hidrogen, dan coal bed methane. Pengembangan

teknologi energi ini juga dumaksudkan memberikan dukungan teknologi bagi

pengembangan industri energi skala kecil dan upaya pemberdayaan masyarakat.

3. Pengembangan Teknologi dan Manajemen Transportasi

Mengembangkan teknologi dan manajemen transportasi nasional untuk mendukung

klaster industri transportasi dan memecahkan persoalan transportasi nasional.

Pengembangan teknologi dan manajemen transportasi tersebut difokuskan pada

teknologi sarana dan prasarana transportasi, teknologi dan manajemen transportasi

perkotaan, teknologi dan manajemen transportasi barang / logistik, dan teknologi

dan manajemen transportasi antar / multimoda yang hemat energi dan ramah

lingkungan, serta teknologi dan manajemen untuk meningkatkan keamanan dan

keselamatan transportasi.

4. Teknologi Informasi dan Komunikasi

Mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengurangi

kesenjangan informasi, mengurangi pembajakan Hak Kekayaan Intelektual, dan

mengurangi belanja teknologi impor, yang meliputi: telekomunikasi berbasis IP,

penyiaran multimedia berbasis digital, aplikasi perangkat lunak berbasis open

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

7

source, telekomunikasi murah untuk desa terpencil, teknologi digital untuk industri

kreatif, dan infrastruktur informasi.

5. Pengembangan Teknologi Pertahanan dan Keamanan

Mengembangkan teknologi untuk memperoleh kemandirian industri pertahanan dan

keamanan nasional dalam menghasilkan produk sarana pertahanan dan perbekalan

untuk mendukung operasi taktis dan strategis kelas ringan, sedang, menengah, dan

kelas berat untuk mengurangi belanja teknologi impor. Produk yang dimaksud

meliputi peralatan pendukung daya gempur, peralatan pendukung daya gerak,

peralatan pendukung Komando; Kendal; Komunikasi; Komputer; Informasi;

Pengamatan dan Pengintaian (K4IPP), peralatan pendukung sarana pertahanan,

peralatan pendukung Polri, dan perlengkapan khusus. Peningkatan kualitas dan

tingkat teknologi industri pertahanan, dapat dilakukan melalui joint production

dengan industri militer negara-negara lain serta bentuk kerjasama yang lain.

6. Pengembangan Teknologi Kesehatan dan Obat

Mengembangkan Iptek kesehatan dan obat khususnya obat alami untuk

mendukung klaster industri kesehatan dan industri farmasi nasional, yang meliputi:

Iptek untuk mendukung kesejahteraan masyarakat dan teknologi sarana kesehatan

dan obat. Disamping itu, mencari teknologi terkini untuk memerangi penyakit-

penyakit menular seperti H5N1, H1N1 dan virus-virus berbahaya lainnya. Hal ini

penting karena virus-virus tersebut akan terus bermutasi dan mengancam

kehidupan umat manusia.

7. Material Maju

Melakukan riset dan pengembangan di bidang teknologi material maju guna

mendukung pembangunan industri di dalam negeri yang sangat bermanfaat antara

lain dalam: (i) meningkatkan nilai tambah dan daya saing sumberdaya alam

Indonesia, (ii) mengurangi ketergantungan produk impor, (iii) meningkatkan

kandungan lokal, (iv) membuka lapangan kerja, dan (v) meningkatkan pemasukan

pajak.

Bahan material maju yang diharapkan dapat dikuasai pembuatannya oleh industri

dalam negeri antara lain adalah material maju logam tanah jarang, material untuk

energy storage (baterai), material fungsional dan material nano, material katalis,

dan bahan baku untuk industri besi dan baja. Riset material maju ditujukan untuk

menguasai material strategis pendukung produk-produk teknologi, yang antara lain

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

8

difokuskan pada: (i) tanah jarang, (ii) bahan magnet permanen, (iii) material baterai

padat, dan (iv) material berbasis silikon.

8. Kemaritiman

Melakukan riset dan pengembangan dibidang teknologi kemaritman untuk

mendukung: (i) pengembangan infrastruktur kemaritiman, dengan tema dan topik

riset komunikasi navigasi, security, supervisi, dan kontrol (radar, sonar, sistem

sistem manajemen pelayaran), (ii) pengembangan industri perkapalan dan

kepelabuhan, dengan topik riset pengembangan armada kapal kecil dan

peningkatan sistem dan teknologi kepelabuhan, dan (iii) pemanfaatan dan

pengamanan sumberdaya kemaritiman, dengan topik riset kelestarian sumber daya

laut, kualitas hasil laut hasil panen dan diversifikasi produk hasil laut.

9. Bidang Manajemen Penanggulangan Kebencanaan

Melakukan riset dan pengembangan dibidang teknologi untuk mengantisipasi

perubahan iklim dan penanggulagan kebencanaan dengan tema/topik riset : (1)

Teknologi dan Manajemen Bencana Geologi: (a) Mitigasi pengurangan resiko

bencana, (b) Pengcegahan dan kesiapsiagaan, (c) Tanggapan darurat, (d)

Rehabilitasi dan rekonstruksi, (e) Regulasi dan budaya sadar bencana; (2)

Teknologi dan Manajemen Bencana Hidrometeorologi: (a) Mitigasi pengurangan

resiko bencana, (b) Pencegahan dan kesiapsiagaan, (c) Tanggapan darurat, (d)

Rehabilitasi dan rekonstruksi, (e) Regulasi dan budaya sadar bencana; (3)

Teknologi dan Manajemen Bencana Kebakaran Lahan dan Hutan: (a) Mitigasi

pengurangan resiko bencana, (b) Pencegahan dan kesiapsiagaan, (c) Tanggapan

darurat, (d) Rehabilitasi dan rekonstruksi, (e) Regulasi dan budaya sadar bencana;

(4) Teknologi dan Manajemen Lingkungan : (a) Kajian pemetaan kesehatan

lingkungan, (b) Rehabilitasi ekosistem, (c) Eksplorasi ramah lingkungan, (d)

Regulasi dan budaya.

10. Sosial Humaniora - Seni Budaya - Pendidikan

Melakukan riset dan pengembangan di bidang sosial humaniora- seni budaya-

pendidikan untuk membangun jati diri bangsa dengan tema/topik riset : (1) Kajian

Pembangunan Sosial Budaya: (a) Kearifan lokal, (b) Indigenous studies, (c)

Global village; (2) Kajian Sustainable Mobility: (a) Urban planning & transportation;

(3) Kajian Penguatan Modal Sosial : (a) Reforma agrarian, (b)Pengentasan

kemiskinan dan kemandirian pangan, (c) Rekayasa sosial dan pengembangan

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

9

pedesaan; (3) Kajian Ekonomi dan Sumber Daya Manusia: (a) Kewirausahaan,

koperasi, dan UMKM, (b) Pendidikan berkarakter dan berdaya saing, (c) Seni-

budaya pendukung pariwisata.

2.2 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

a. Visi

Guna menyelenggarakan tugas dan fungsi yang telah ditetapkan, maka Direktorat

Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan menetapkan visi sebagai berikut:

“Meningkatnya relevansi dan produktivitas riset dan pengembangan iptek

untuk daya saing bangsa”

b. Misi

Dari visi tersebut di atas kemudian dijabarkan dalam bentuk misi, yaitu:

1. Menghasilkan kebijakan riset dan pengembangan iptek yang relevan antara penghasil dan pengguna; dan

2. Meningkatkan produktivitas riset dan pengembangan iptek untuk meningkatkan daya saing.

c. Tujuan

Dalam Rencana Strategis Tahun 2016-2019, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan

Pengembangan telah menetapkan beberapa tujuan yang ingin dicapai. Tujuan-tujuan

tersebut didasarkan pada identifikasi faktor-faktor penentu keberhasilan dan tujuan yang

ingin dicapai secara kelembagaan. Tujuan-tujuan yang ditetapkan adalah:

1. Meningkatnya relevansi kebijakan riset dan pengembangan iptek; dan

2. Meningkatnya produktivitas riset dan pengembangan Iptek.

d. Program dan Sasaran

Pada periode 2016-2019, telah ditetapkan program Direktorat Jenderal Penguatan Riset

dan Pengembangan adalah Penguatan Riset dan Pengembangan.

Untuk mengukur pencapaian kinerja di lingkup Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan

Pengembangan, ditetapkan sejumlah sasaran strategis yang menggambarkan kondisi

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

10

yang harus dicapai pada tahun 2019, seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 2.1 Sasaran

strategis Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan untuk tiap tujuan

tersebut di atas adalah:

1. Meningkatnya dukungan manajemen untuk program riset dan pengembangan iptek;

2. Meningkatnya relevansi kebijakan riset dan pengembangan iptek;

3. Meningkatnya produktivitas riset pendidikan tinggi, litbang dan pengabdian

masyarakat;

4. Meningkatnya kesiapan teknologi laik industri;

5. Meningkatnya produktivitas kekayaan intelektual; 6. Meningkatnya litbang iptek unggulan di bidang kesehatan dan obat;

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

11

Tabel 2.1 Matriks Rencana Strategis Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2015-2019

VISI MISI TUJUAN

INDIKATOR KINERJA TUJUAN

(IKT)

SASARAN STRATEGIS

(SS)

INDIKATOR KINERJA

SASARAN STRATEGIS

(IKSS) / INDIKATOR

KINERJA PROGRAM

(IKP)

TARGET IKS

2015 2016 2017 2018 2019 Meningkatnya relevansi dan produktivitas riset dan pengembangan iptek untuk daya saing bangsa

1. Menghasilkan kebijakan riset dan pengembangan iptek yang relevan antara penghasil dan pengguna

1) Meningkat nya relevansi kebijakan riset dan pengembangan iptek

1. Jumlah Kebijakan untuk peningkatan relevansi kebijakan riset dan pengembangan Iptek

1. Meningkatnya dukungan manajemen untuk program riset dan pengembangan iptek

Jumlah layanan dukungan program penguatan riset dan pengembangan

12 12 12 12 12

2. Meningkatnya relevansi kebijkakan riset dan pengembambangan iptek

Jumlah Kebijakan riset dan pengembangan iptek

4 5 5 5 5

2. Meningkatkan produktivitas riset dan pengembangan iptek untuk meningkatkan daya saing

2. Meningkatnya produktivitas riset dan pengembangan iptek

2) Jumlah publikasi internasional; jumlah paten yang didaftarkan; jumlah prototipe R&D (TRL s.d 6); jumlah prototipe laik industri (TRL 7)

3. Meningkatnya produktivitas riset pendidikan tinggi, litbang dan pengabdian masyarakat

Jumlah prototipe R&D: TRL s.s 6

530 632 783 1.000 1.200

4. Meningkatnya kesiapan teknologi laik industri

Jumlah prototipe laik Industri TRL 7

5 15 20 25 30

5. Meningkatnya produktivitas kekayaan intelektual

Jumlah HKI yang di daftarkan

1.580 1.735 1.910 2.200 2.400

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

12

VISI MISI TUJUAN

INDIKATOR KINERJA TUJUAN

(IKT)

SASARAN STRATEGIS

(SS)

INDIKATOR KINERJA

SASARAN STRATEGIS

(IKSS) / INDIKATOR

KINERJA PROGRAM

(IKP)

TARGET IKS

2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah publikasi internasional

5.008 6.229 7.769 14.000 19.000

6. Meningkatnya

Litbang Iptek unggulan di bidang kesehatan dan obat

Hasil penelitian unggulan bidang kesehatan dan obat

13 15 15 18 21

Untuk mencapai Sasaran Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan sebagaimana tertuang pada Tabel 2.1,

ditetapkan Kegiatan, Sasaran Kegiatan (Output), dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) sebagai mana pada Tabel 2.2. berikut

Tabel 2.2. Matriks Kegiatan, Sasaran Kegiatan (Output), dan Indikator Kinerja (IKK) kegiatan di lingkungan Direktorat Jenderal

Penguatan Riset dan Pengembangan

VISI MISI TUJUAN

INDIKATOR KINERJA TUJUAN

(IKT)

SASARAN STRATEGIS

(SS)

INDIKATOR KINERJA

SASARAN STRATEGIS

(IKSS) / INDIKATOR

KINERJA PROGRAM

(IKP)

SASARAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA

KEGIATAN

TARGET IKK

2015 2016 2017 2018 2019 Meningkatnya relevansi dan produktivitas riet dan pengembangan iptek untuk daya saing bangsa

1. Menghasilkan kebijakan riset dan pengembangan iptek yang relevan antara penghasil

1) Meningkat nya relevansi kebijakan riset dan pengembangan iptek

1. Jumlah Kebijakan untuk peningkatan relevansi kebijakan riset dan

1. Meningkatnya dukungan manajemen untuk program riset dan pengemba

Jumlah layanan dukungan program penguatan riset dan pengembangan

Perencanaan program anggaran dan evaluasi

Jumlah dokumen Perencanaan Program

3 3 3 3 3

Akuntansi dan pelaporan keuangan

Jumlah dokumen laporan keuangan

3 3 3 3 3

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

13

VISI MISI TUJUAN

INDIKATOR KINERJA TUJUAN

(IKT)

SASARAN STRATEGIS

(SS)

INDIKATOR KINERJA

SASARAN STRATEGIS

(IKSS) / INDIKATOR

KINERJA PROGRAM

(IKP)

SASARAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA

KEGIATAN

TARGET IKK

2015 2016 2017 2018 2019

dan pengguna

pengembangan Iptek

ngan iptek Hukum, humas dan kerjasama

Jumlah dokumen hukum, humas dan kerjasama

3 3 3 3 3

Layanan Pengelolaan aset BMN

Jumlah Layanan pengelolaan aset BMN

3 3 3 3 3

Layanan Kepegawaian

Jumlah Layanan Kepegawaian

12 12 12 12 12

Layanan Perkantoran

Operasional Layanan Perkantoran

12 12 12 12 12

2. Meningkatnya relevansi kebijkakan riset dan pengembambangan iptek

Jumlah Kebijakan riset dan pengembangan iptek

Layanan tata usaha pimpinan

Jumlah tata usaha pimpinan

12 12 12 12 12

Rekomendasi kebijakan sistem riset dan pengembangan iptek

Jumlah rekomendasi kebijakan sistem riset dan pengembangan iptek

1 1 1 1 1

Technology Foresight

Jumlah Technology Foresight

1 2 2 2 2

Jakstranas Iptek

Jumlah rekomendasi Jakstranas Iptek/ Rencana Induk Riset

1 1 1 1 1

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

14

VISI MISI TUJUAN

INDIKATOR KINERJA TUJUAN

(IKT)

SASARAN STRATEGIS

(SS)

INDIKATOR KINERJA

SASARAN STRATEGIS

(IKSS) / INDIKATOR

KINERJA PROGRAM

(IKP)

SASARAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA

KEGIATAN

TARGET IKK

2015 2016 2017 2018 2019 Rekomendasi Kebijakan Agenda Riset Nasional

Jumlah rekomendasi Agenda Riset Nasional

1 1 1 1 1

2. Meningkatkan produktivitas riset dan pengembangan iptek untuk meningkatkan daya saing

2. Meningkatnya produktivitas riset dan pengembangan iptek

2) Jumlah publikasi internasional; jumlah paten yang didaftarkan; jumlah prototipe R&D (TRL s.d 6); jumlah prototipe laik industri (TRL 7)

3. Meningkatnya produktivitas riset pendidikan tinggi, litbang dan pengabdian masyarakat

Jumlah prototipe R&D: TRL s.s 6

Layanan tata Usaha Pimpinan

Layanan tata usaha pimpinan

12 12 12 12 12

Paket hasil penelitian

Jumlah paket hasil penelitian

235 235 235 235 235

Prototipe teknologi untuk masyarakat

Jumlah prototipe teknologi untuk masyarakat

12 34 34 34 34

Hasil penelitian dosen di perguruan tinggi

Jumlah Hasil penelitian dosen di perguruan tinggi

12.470

14.340

16.491

18.965

21.801

Hasil penelitian kerjasama litbang Perguruan Tinggi Indistri dan Lembaga Litbang

Jumlah penelitian kerjasama Litbang Perguruan Tinggi Indistri dan Lembaga Litbang

487 560 644 740 851

Hasil pengabdian dosen kepada masyarakat

Jumlah hasil pengabdian dosen kepada masyarakat

3.000

3.500

4.000

4.500 5.000

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

15

VISI MISI TUJUAN

INDIKATOR KINERJA TUJUAN

(IKT)

SASARAN STRATEGIS

(SS)

INDIKATOR KINERJA

SASARAN STRATEGIS

(IKSS) / INDIKATOR

KINERJA PROGRAM

(IKP)

SASARAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA

KEGIATAN

TARGET IKK

2015 2016 2017 2018 2019

4. Meningkatnya kesiapan teknologi laik industri

Jumlah prototipe laik Industri TRL 7

Layanan tata usaha pimpinan

Jumlah layanan tata usaha pimpinan

12 12 12 12 12

Prototipe hasil pengembangan teknologi di industri

Jumlah Prototipe hasil pengembangan teknologi di industri

5 15 20 25 30

5. Meningkatnya produktivitas kekayaan intelektual

Jumlah HKI yang di daftarkan

Layanan Tata usaha pimpinan

Jumlah Layanan Tata usaha pimpinan

12 12 12 12 12

Sentra HKI yang dibina dan diperkuat

Jumlah Sentra HKI yang dibina da diperkuat

17 20 20 20 20

Raih HKI untuk didanai dan didaftarkan

Jumlah Raih HKI untuk didanai dan didaftarkan

20 40 40 40 40

Aplikasi ijin penelitian yang diproses

Jumlah aplikasi ijin penelitian yang diproses

550 800 800 800 800

Teknologi yang divaluasi

Jumlah teknologi yang divaluasi

0 15 20 20 20

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

16

VISI MISI TUJUAN

INDIKATOR KINERJA TUJUAN

(IKT)

SASARAN STRATEGIS

(SS)

INDIKATOR KINERJA

SASARAN STRATEGIS

(IKSS) / INDIKATOR

KINERJA PROGRAM

(IKP)

SASARAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA

KEGIATAN

TARGET IKK

2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah publikasi internasional

HKI yang didaftarkan dari hasil litbang Perguruan Tinggi

Jumlah HKI yang didaftarkan dari hasil litbang Perguruan Tinggi

1.580 1.735 1.920 2.200 2.400

Karya ilmiah Perguruan Tinggi yang difasilitasi untuk dipublikasikan

Jumlah Karya ilmiah Perguruan Tinggi yang difasilitasi untuk dipublikasikan

5.008 6.229 7.769 14.000 19.000

6. Meningkatnya Litbang Iptek unggulan di bidang kesehatan dan obat

Hasil penelitian unggulan bidang kesehatan dan obat

Paket hasil penelitian di bidang kesehatan dan obat

Jumlah paket hasil penelitian di bidang kesehatan dan obat

13 15 15 18 21

Layanan Perkantoran

Jumlah layanan perkantoran

12 12 12 12 12

Sarana dan Prasarana pusat genomik Indonesia

Jumlah sarana dan prasarana pusat genomik Indonesia

1 1 1 1 1

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

17

Dengan mengacu kepada Rencana Strategis tersebut di atas telah disusun 26 (dua puluh

enam) Indikator Kinerja Sasaran (IKS) seperti yang diuraikan pada matriks Rencana

Strategis yang ditunjukkan pada Tabel 2.2

Tabel 2.3 Indikator Kinerja Sasaran (IKS)

(Layanan Pendidikan)

NO PROGRAM/KEGIATAN TARGET SASARAN PENANGGUNG JAWAB

1. Dokumen Perencanaan ProgramAnggaran dan Evaluasi

4 Dokumen Sekretariat Direktorat Jenderal Penguatan Riset

dan Pengembangan (Sesditjen)

2. Dokumen Pelaporan Keuangan dan Akuntansi

4 Dokumen

3. Hukum Humas dan Kerjasama 14 Dokumen 4. Layanan Pengelolaan Aset BMN 2 Dokumen 5. Layanan Kepegawaian 12 bulan layanan 6. Layanan Perkantoran 12 bulan layanan 7. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 199 Unit 8. Hasil Penelitian Dosen di Perguruan Tinggi

(BOPTN) 11.455 Judul Direktorat Riset dan

Pengabdian Masyarakat (DRPM) 9. Hasil Pengabdian Dosen Kepada

Masyarakat 3.125 Dosen

10. HKI yang Didaftarkan dari Hasil Litbang Perguruan Tinggi

250 Judul Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual

(DPKI) 11. Karya Ilmiah Perguruan Tinggi yang Difasilitasi Untuk Dipublikasikan

11.164 Judul

(Layanan Umum)

NO PROGRAM/KEGIATAN TARGET SASARAN PENANGGUNG JAWAB

1 Rekomendasi Kebijakan Sistem Riset 2 Rekomendasi Direktorat Sistem Riset dan Pengembangan

(DSRP) 2 Technology Foresight 2 Rekomendasi 3 Jakstranas Iptek 1 Rekomendasi 4 Rekomendasi Kebijakan Agenda Riset Nasional 1 Rekomendasi 5 Pelayanan tata Usaha Pimpinan 12 Bulan layanan 6 Paket Hasil Penelitian 250 Paket DRPM 7 Prototipe Teknologi Untuk Masyarakat 34 Prototipe 8 Layanan tata Usaha Pimpinan 1 Bulan layanan 9 Prototipe Hasil Pengembangan Teknologi di

Industri 15 Prototipe DPTI

10 Layanan Tata Usaha Pimpinan 12 Bulan Layanan 11 Sentra HKI yang Dibina dan Diperkuat 20 Sentra KI DPKI 12 Raih HKI untuk Didanai dan Didaftarkan 20 Raih KI 13 Aplikasi Ijin Penelitian yang Diproses 6 Aplikasi 14 Teknologi yang Divaluasi 15 Teknologi 15 Layanan Tata Usaha Pimpinan 12 Bulan layanan

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

18

Rumusan IKS yang telah ditetapkan diharapkan dapat memberikan gambaran kepada

berbagai pihak yang berkepentingan untuk melihat hasil-hasil yang telah dan akan

dicapai oleh Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan kedepan. Agar

selalu dapat selaras dengan IKU Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi,

maka berdasarkan kepada IKS telah dilakukan penyesuaian IKU Direktorat Jenderal

Penguatan Riset dan Pengembangan seperti yang diuraikan pada (Tabel 2.2).

Tabel 2.4 Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) 2016

No Indikator Kinerja Utama Alasan

1. Jumlah Publikasi Internasional Mengukur kinerja produktivitas riset iptek dan pendidikantinggi dalam pengembangan ilmu pengetahuan secara internasional

2. Jumlah Hki yang didaftarkan

Mengukur kualitas hasil riset iptek dan pendidikan tinggi untuk meningkatkan perolehan perlindungan HKI dengan menggali secara maksimum potensi HKIyang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian, pengembangan, dan pengabdian masyarakat

3. Jumlah Prototipe R&D TRL s,d, 6 Mengukur tingkat kesiapan teknologi hasil riset iptek yang telah teruji pada simulasi lingkungan operasional

4. Jumlah prototipe Industri TRL 7 Mengukur tingkat kesiapan teknologi hasil riset iptek yang telah didemonstrasikan dan diuji coba di lapangan

2.3 Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

a. Arah Kebijakan

Arah kebijakan Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan adalah

membangun sistem riset dan pengembangan yang terintegrasi dari hulu hingga hilir,

antara perguruan tinggi, lembaga litbang dan industri pengguna atau masyarakat, yang

disinergikan dalam kebijakan tunggal hasil konsensus seluruh pemangku kepentingan.

Dalam pelaksanaannya, kebijakan tersebut harus menitikberatkan pada prinsip-prinsip

efisiensi dan efektivitas serta berujung pada peningkatan relevansi dan produktivitas

riset dan pengembangan iptek.

Keberhasilan Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, salah satunya

harus dapat dilihat dari efektivitas pelaksanaan kebijakan strategis nasional iptek yang

berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional sebagai efek dari infrastruktur iptek.

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

19

Untuk merealisasikan hal tersebut, Direktorat Jenderal Penguatan Riset

danPengembangan menumbuhkembangkan motivasi, memberikan stimulasi dan

fasilitasi, serta menciptakan iklim yang kondusif bagi penelitian, pengembangan, dan

penerapan iptek, melalui:

1. Dukungan manajemen dan layanan program penguatan riset dan pengembangan

iptek;

2. Penguatan sistem riset dan pengembangan;

3. Peningkatan produktivitas riset pendidikan tinggi, litbang dan pengabdian

masyarakat;

4. Peningkatan produktivitas teknologi laik industri; dan

5. Peningkatan produktivitas kekayaan intelektual.

b. Strategi kebijakan

Dengan memperhatikan visi, misi, serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,

maka disusun strategi kebijakan sebagai berikut:

1. Menciptakan sistem riset dan pengembangan yang handal dan terintegrasi;

2. Memfasilitasi pelaksanaan riset dasar dan terapan serta pengabdian kepada

masyarakat;

3. Memfasilitasi pelaksanaan pengembangan teknologi laik industri;

4. Melaksanakan pengelolaan kekayaan intelektual agar dapat didayagunakan; dan

5. Melaksanakan manajemen dukungan dan layanan program penguatan riset dan

pengembangan.

c. Program dan Kegiatan

Sebagai langkah nyata dalam menjalankan program yang telah ditetapkan, maka

Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan telah melaksanakan 26 (dua

puluh enam) kegiatan yang dilaksanakan oleh lima direktorat dan sekretariat direktorat

jenderal yang berada di lingkungan Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan

Pengembangan. Kegiatan tersebut merupakan aspek operasional dari suatu rencana

strategis yang diarahkan untuk memenuhi sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi.

Pada tahun anggaran 2016, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Direktorat Jenderal

Penguatan Riset dan Pengembangan dapat dilihat pada Tabel 2.4

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

20

Tabel 2.5 Ikhtisar Program dan Kegiatan Tahun 2016 Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

(Fungsi Pendidikan)

Program Kegiatan Target Penanggung Jawab

Pengembangan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Dokumen Perencanaan Program Anggaran dan Evaluasi

4 Dokumen

Sesditjen

Dokumen Pelaporan Keuangan dan Akuntansi

4 Dokumen

Hukum, Humas, dan Kerjasama 14 Dokumen

Layanan Pengelolaan Aset BMN 2 Dokumen

Layanan Kepegawaian 12 bulan layanan

Layanan Perkantoran 12 bulan layanan

Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

199 Unit

Hasil Penelitian Dosen di Perguruan Tinggi (BOPTN)

11.455 Judul

DRPM Hasil Pengabdian Dosen Kepada Masyarakat

3.125 Dosen

HKI yang Didaftarkan dari Hasil Litbang Perguruan Tinggi

250 Judul

DPKI Karya Ilmiah Perguruan Tinggi yang Difasilitasi Untuk Dipublikasikan

11.164 Judul

(Fungsi Layanan Umum)

Program Kegiatan Target Penanggung Jawab

Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Penguatan Sistem Inovasi Nasional

Rekomendasi Kebijakan Sistem Riset 2 Rekomendasi

DSRP

Technology Foresight 2 Rekomendasi

Jakstranas Iptek 1 Rekomendasi

Rekomendasi Kebijakan Agenda Riset Nasional

1 Rekomendasi

Pelayanan tata Usaha Pimpinan 12 Bulan layanan

Paket Hasil Penelitian 250 Paket DRPM Prototipe Teknologi Untuk

Masyarakat 34 Prototipe

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

21

Program Kegiatan Target Penanggung Jawab

Layanan tata Usaha Pimpinan 12 Bulan layanan

Prototipe Hasil Pengembangan Teknologi di Industri

15 Prototipe

DPTI Layanan Tata Usaha Pimpinan 12 Bulan Layanan

Sentra HKI yang Dibina dan Diperkuat

20 Sentra KI

DPKI

Raih HKI untuk Didanai dan Didaftarkan

20 Raih KI

Aplikasi Ijin Penelitian yang Diproses 6 Aplikasi

Teknologi yang Divaluasi 15 Teknologi

Layanan Tata Usaha Pimpinan 12 Bulan layanan

Paket Hasil Penelitian di Bidang Kesehatan dan Obat

15 paket penelitian

LBM Eijkman

Sarana dan Prasanan Pusat Genomik di Indonesia

1 sarpras pusat genomik

Layanan Perkantoran 12 Bulan Layanan

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

22

2.4 Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2016

Penetapan Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan

tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu

tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus penetapan

kinerja antara lain adalah untuk: meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja

aparatur; sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanat dengan pemberi amanat;

sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran

organisasi; menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan

sebagai dasar pemberian penghargaan atau sanksi.

Tabel 2.6 Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Tahun 2016

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Kinerja

1. Meningkatnya dukungan manajemen untuk program riset dan pengembangan iptek

Jumlah layanan dukungan program penguatan riset dan pengembangan

12 bulan layanan

2. Meningkatnya Relevansi kebijakan riset dan pengembangan iptek

Jumlah Kebijakan riset dan pengembangan iptek

5 kebijakan

3. Meningkatnya Produktivitas riset Pendidikan Tinggi, litbang dan pengabdian masyarakat

Jumlah prototipe R&D: TRL s.s 6

632 prototipe

4. Meningkatnya Kesiapan Teknologi laik Industri

Jumlah prototipe laik Industri TRL 7

15 prototipe

5. Meningkatnya produktivitas Kekayaan Intelektual

Jumlah HKI yang di daftarkan 1.735 HKI

Jumlah publikasi internasional 6.229 publikasi

6. Meningkatnya litbang iptek unggulan di bidang kesehatan dan obat

Hasil penelitian unggulan bidang kesehatan dan obat

15 hasil penelitian

Dari 7 (tujuh) Indikator Kinerja Sasaran tersebut pada table 2.6 telah ditentukan 4 (empat) Indikator Kinerja Utama sebagaimana yang disajikan pada table 2.7.

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

23

Tabel 2.7. Penetapan Indikator Kinerja Utama

Sasaran Program/Kegiatan Indikator Kinerja Utama Target

Meningkatnya produktivitas kekayaan intelektual.

Jumlah HKI yang didaftarkan 1.735 HKI

Jumlah publikasi internasional 6.229 publikasi

Meningkatnya produktivitas riset pendidikan tinggi, litbang dan pengabdian masyarakat

Jumlah Prototipe R&D (TRL s.d. 6)

632 prototipe

Meningkatnya kesiapan teknologi laik industry

Jumlah Prototipe Industri (TRL 7)

15 prototipe

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

24

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Pengendalian Kinerja

Dalam rangka efisiensi, efektivitas, dan penajaman hasil-hasil kerja Direktorat Jenderal

Penguatan Riset dan Pengembangan, manajemen program berupa: perencanaan kegiatan,

pelaksanaan kegiatan dan pelaporan kegiatan disempurnakan menjadi manajemen kinerja

(hasil kerja) berupa: perencanaan kinerja, pelaksanaan kinerja, pengukuran kinerja,

pengendalian kinerja dan pelaporan kinerja sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.1.

Penyempurnaan ini dilakukan, agar kerja Ditjen Risbang berubah dari pendekatan/cara

pandang yang berorientasi proses/kegiatan (process oriented) menuju manajemen kinerja

yang berorientasi hasil/kinerja (output/outcome oriented). Untuk itu, hal-hal yang berkaitan

dengan hasil kerja seperti tujuan, sasaran, target, capaian, indikator kinerja utama (IKU)

menjadi titik-tolak manajemen, yang dirumuskan secara seksama, jelas dan akurat serta

ditetapkan.

Dalam hal pengendalian kinerja, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

terus melakukan perbaikan. Dari Penetapan Kinerja 2016 yang telah ditandatangani, telah

dibuat penjabaran lebih lanjut ke dalam suatu rencana aksi yang lebih detail dan

dimanfaatkan sebagai instrumen untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan kinerja

secara periodik.

Gambar 3 1 Manajemen Kinerja Berorientasi Hasil (Output/Income)

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

25

3.2 Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja merupakan salah satu alat untuk mendorong terciptanya akuntabilitas

kinerja. Pengukuran kinerja akan menunjukkan seberapa besar kinerja manajerial yang

dicapai, seberapa bagus kinerja finansial organisasi, dan kinerja lainnya yang menjadi dasar

penilaian akuntabilitas. Pengukuran tingkat capaian kinerja dilakukan dengan cara

membandingkan antara target kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya.

Dengan membandingkan antara realisasi dan rencana, maka dapat dilihat jumlah

persentase pencapaian pada masing-masing indikator kinerja utama. Dengan diketahui

capaian kinerja, maka dapat dianalisis faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan,

yang selanjutnya dapat dipetakan kekurangan dan kelemahan realisasi dan rencana

kegiatan, kemudian ditetapkan strategi untuk meningkatkan kinerja dimasa yang akan

datang.

3.3 Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

Dalam upaya mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP), Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan terus melaksanakan

berbagai upaya perbaikan, dengan tujuan untuk mendorong terwujudnya pemerintahan

yang baik (good governance) dan berorientasi kepada hasil (result oriented government).

Telah dilakukan berbagai agenda akuntabilitas kinerja di semua komponen yang merupakan

bagian integral dari sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP), meliputi aspek:

perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja dan capaian

kinerja.

a. Perencanaan Kinerja

1) Menetapkan Renstra Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan.

Pada dokumen Renstra tersebut tercantum Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Program,

beserta target-target indikator kinerja sasaran strategis (IKS), indikator kinerja

program (IKP) dan indikator kinerja kegiatan (IKK).

2) Dalam rangka penguatan akuntabilitas kinerja, sehubungan dengan telah

ditetapkanya Permenristekdikti No. 15 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, maka telah dilakukan

revisi terhadap dokumen perencanaan yaitu Perjanjian Kinerja (PK) 2016, Indikator

Kinerja Utama (IKU) dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2016.

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

26

b. Pengukuran Kinerja

Pada dokumen Renstra Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

tercantum indikator kinerja sasaran meliputi Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS),

Indikator Kinerja Program (IKP) dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK). Direktorat

Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan mengupayakan pengukuran atas target-

target yang direncanakan dengan menetapkan Indikator Kinerja Sasaran Strategis

(IKSS) dan Indikator Kinerja Program (IKP) yang berorientasi hasil (outcome) dan

diformalkan dalam Keputusan Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan

Pengembangan.

c. Pelaporan Kinerja.

Penyajian informasi capaian kinerja dalam Laporan Kinerja secara terus menerus

diperbaiki dan ditingkatkan antara lain melalui Capaian Kinerja dari unit kerja eselon II

dengan IKU yang terukur. Dalam Laporan LAKIP ini juga terus ditingkatkan kualitasnya

dengan menggambarkan pembandingan capaian kinerja yang memadai, tidak hanya

antara realisasi kinerja dengan target, tetapi pembandingan dengan tahun 2019 (akhir

periode Renstra) maupun kontribusinya terhadap pencapaian nasional dan

pembandingan dengan Internasional, serta dampak yang ditimbulkan dari capaian

kinerja IKU.

d. Evaluasi Kinerja

Dalam laporan evaluasi kinerja telah dikembangkan dan diimplementasikan dalam

Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi (SIMONEV), dengan tujuan untuk

meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam sistem monitoring dan evaluasi di

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Sistem ini dikembangkan secara

online, dalam rangka pemantauan dan evaluasi kinerja program, realisasi capaian fisik

dan anggaran unit kerja dan satuan kerja mandiri. Hal ini dilakukan untuk memberikan

keyakinan yang memadai dan sebagai bahan masukan kebijakan bagi pimpinan atas

pelaksanaan program dan kegiatan dilapangan juga untuk bahan evaluasi yang dapat

diketahui baik ketercapaian program dan kegiatan maupun dapat mengetahui kendala

dalam pelaksanaan program dan kegiatan.

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

27

3.4 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)

IKU ditetapkan mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) 2016-2019 dan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Riset, Teknologi dan

Pendidikan Tinggi 2016-2019 sesuai dengan Permenristekdikti No. 13 Tahun 2016.

Hal penting yang mendasari ditetapkannya IKU untuk periode 5 tahun mendatang yaitu

peningkatan mutu pendidikan tinggi dan hilirisasi hasil-hasil riset/penelitian. Upaya

meningkatkan mutu pendidikan tinggi riset dan pengembangan menjadi kian penting dalam

rangka menjawab berbagai tantangan besar. Tantangan paling nyata adalah globalisasi,

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Hal ini menuntut lembaga perguruan

tinggi, lembaga litbang dan industri untuk menghasilkan penelitian yang berkualitas.

Peningkatan mutu riset dan pengembangan juga merupakan urgensi yang mendesak untuk

ditingkatkan. Pendidikan tinggi dan dunia kerja bukan hanya untuk menyiapkan lulusan

yang siap kerja karena memiliki keterampilan atau keahlian yang dibutuhkan dunia industri.

Pendidikan tinggi mesti juga melatih lulusan untuk mampu mandiri menjadi wirausaha yang

membuka lapangan kerja bagi dirinya maupun orang lain. Pendidikandan dunia kerja jadi

fokus yang penting saat ini.

Di sisi lain bahwa hasil riset harus dikomersialisasikan dan dihilirisasikan, tidak hanya

berhenti di riset saja, tidak cukup menjadi prototype, namun harus bermanfaat bagi

masyarakat. Untuk meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian di masyarakat, Direktorat

Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan melakukan sinergi dengan kementerian lain,

lembaga litbang dan dunia usaha mengembangkan konsorsium riset.

Sehubungan dengan hal tersebut berikut ini adalah Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)

dan capaian kinerjanya.

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

28

Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2016

3.5 Analisis Capaian Kinerja

A. Analisis Capaian Indikator Kinerja Utama

Sebagaimana telah ditetapkan pada BAB II, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan

Pengembangan mempunyai 4 IKU yaitu: jumlah HKI yang didaftarkan, jumlah publikasi

internasional, jumlah prototipe R&D (TRL s.d 6), dan Jumlah prototipe industri (TRL 7).

Capaian kinerja Sasaran Strategis seperti terlihat pada tabel 3.1 diatas menunjukkan

capaian IKU Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Tahun 2016, bahwa

secara umum target berhasil dipenuhi, bahkan terdapat capaian yang melebihi target yang

telah ditentukan. Secara lebih detil capaian indikator kinerja utama dijelaskan dalam

analisis capaian kinerja sebagai berikut:

Produktivitas penelitian dan pengembangan dinilai oleh tiga indikator yaitu paten, publikasi

ilmiah dan prototype R&D dan prototipe industri. Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan

Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi terus mendorong

peningkatan perolehan HKI, diantaranya melalui instrumen kebijakan Insentif Riset SINas,

disamping riset-riset dasar dan terapan untuk meningkatkan academic excellence juga

mendorong lebih banyak lagi pelaksanaan riset melalui pola konsorsium yang melibatkan

lembaga litbang, pemerintah dan dunia usaha/industri sehingga menghasilkan prototipe

yang dapat diadopsi oleh industri. Disamping itu juga memfasilitas peningkatan perolehan

HKI domestik, dengan memberikan insentif berupa insentif inventor yang ingin

mendaftarkan paten, dan fasilitasi pembentukan dan penguatan sentra HKI.

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja

Target 2015-2019

Realisasi 2015 Tahun 2016 Target Realisasi %

Meningkatnya Produktivitas Kekayaan Intelektual

Jumlah HKI yang didaftarkan

2.400 1.521 1.735 3.184 183%

Jumlah publikasi internasional

19.000 6.470 6.229 9.574 153%

Meningkatkan Produktivitas Riset pendidikan tinggi, litbang dan pengabdian masyarakat

Jumlah Prototipe R&D (TRL s.d 6)

1.200 1.611 632 791 125%

Meningkatnya kesiapan teknologi laik industri

Jumlah prototipe industri (TRL 7)

30 4 15 45 300%

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

29

Oleh karena itu Sasaran Strategis Meningkatnya Produktivitas Kekayaan Intelektual,

Meningkatnya Produktivitas Riset Pendidikan Tinggi, Litbang dan Pengabdian Masyarakat,

Meningkatnya Relevansi dan Produktivitas Riset dan Pengembangan merupakan upaya

yang harus dilakukan dengan menetapkan indikator kinerja yang harus ditingkatkan yaitu:

1. Jumlah HKI yang didaftarkan 2. Jumlah publikasi internasional 3. Jumlah prototipe R&D

(TRL s.d 6) 4. Jumlah prototipe industri (TRL 7).

Penjelasan masing-masing Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2016 adalah sebagai

berikut:

1. Jumlah Publikasi Internasional

Salah satu ukuran produktivitas hasil Iptek adalah publikasi baik dalam publikasi

nasional maupun internasional yang bereputasi. Jumlah publikasi internasional

merupakan IKU pertama Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan. IKU

ini mengukur kinerja produktivitas riset iptek dan Pendidikan tinggi dalam

pengembangan ilmu pengetahuan secara internasional. Capaian IKU ini pada tahun

2016 disajikan pada Tabel 3.2

Tabel 3.2. Jumlah Publikasi Internasional

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja

Target 2015-2019

(Nominal)

Realisasi 2015

Tahun 2016 Target Realisasi %

Realisasi dari Target

% Realisasi dari Target Renstra

Kenaikan dari

capaian 2015

Meningkatnya Produktivitas Kekayaan Intelektual

Jumlah publikasi internasional

19.000 6.470 6.229 9.574 153% 50.4% 48%

Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan, pada tahun 2016 tingkat capaian

indikator ini telah mencapai target yang ditetapkan bahkan telah melebihi target capaian.

Dari target yang ditetapkan sebesar 6.229 Publikasi Internasional, terealisasi sebesar

9.574 Publikasi Internasional dengan persentase capaian kinerja sebesar 153%. Jika

dibandingkan dengan tahun 2015 dengan capaian 6.470, maka capaian tahun 2016

mengalami peningkatan yang sangat signifikan sebesar 48%.

Walaupun capaian kinerja tahun 2016 melebihi target, namun jika dibandingkan dengan

negara-negara Asean, khususnya dengan Thailand masih cukup jauh ketinggalan,

terlebih jika dibandingkan dengan Malaysia, Singapura. Tetapi untuk Vietnam dan

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

30

Filipina jumlah publikasi internasional Indonesia masih di atas dua negara terakhir (lihat

table 3.3.).

Tabel 3.3. Publikasi Internasional Negara Asean 2013-2016

Negara 2013 2014 2015 2016

Malaysia 25.176 28.199 26.560 24.910

Singapore 18.931 19.456 19.619 18.950

Thailand 12.206 13.483 12.652 13.142

Indonesia 5.068 6.380 7.766 9.574

Vietnam 3.664 4.029 4.404 5.123

Phillipines 1.889 2.131 2.468 2.382 Sumber : Scopus

Gambar 3 2 Grafik Publikasi Internasional Negara Asean 2013-2016

Dalam rencana strategis 2015-2019, target di akhir periode perencanaan jangka

menengah untuk Publikasi Internasional adalah 19.000, sampai dengan tahun 2016

capaian jumlah Publikasi Internasionaladalah 9.574 atau 79,20%. Sehingga dalam kurun

3 (tiga) tahun waktu sampai dengan tahun 2019, harus dapat meningkatkan jumlah

Publikasi Internasional sebanyak 2.515 atau dalam pertahun harus menghasilkan

kurang lebih 838 Publikasi Internasional.

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

31

Dari grafik 3.2. terlihat bahwa jumlah Malaysia dan Thailand dalam tiga tahun terakhir

memiliki kecenderungan turun, Singapura cenderung stagnan, sedangkan Indonesia

terus menaik, bahkan di tahun 2016 ini angka kenaikan cukup signifikan yaitu di sekitar

2500 publikasi (lihat grafik publikasi negara-negara asean 2013-2016).

Gambar 3 3 Data Publikasi Internasional Terindeks di Scopusper 30 Desember 2016

Secara signifikan terlihat bahwa hampir setiap tahun, kinerja perguruan tinggi baik

negeri maupun swasta meningkat dalam hal produktifitas publikasi baik di Jurnal

Internasional maupun nasional yang terakreditasi. Posisi Indonesia di Scientific Journal

Ranking (SJR) pada posisi 61dengan H-Indek sebesar 112. H-Indek ini merupakan

indeks komposit dari 5 indikator: (1) jumlah dokumen atau publikasi dari tahun 1996-

2007, (2) jumlah publikasi yang layak dikutip (citabel doucument), (3) jumlah kutipan

(citation), (4) jumlah kutipan sendiri (selfcitations) dan (5) jumlah kutipan per dokumen

(citation per doucuments). Diantara negara-negara ASEAN, posisi Indonesia hanya lebih

baik dari Vietnam dan Filipina, seperti yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini.

Sementara upaya membangun perguruan tinggi yang mengarah kepada universitas riset

masih sulit dilakukan karena beberapa kendala, yaitu : (1) banyak perguruan tinggi lebih

berorientasi pada penyelenggaraan program akademik dan program studi yang laku di

pasaran (diploma dan kelas ekstensi) yang menjadi sumber pendapatan terbesar

perguruan tinggi, (2) ketiadaan fokus pengembangan institusi untuk menjadi pusat

unggulan sebagai wujud mission diferentiation dan (3) beban mengajar para dosen yang

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

32

sangat tinggi serta kurang tersedia waktu dan dana untuk melakukan penelitian/riset.

Hal ini berdampak pada terbatasnya publikasi di jurnal ilmiah nasional maupun jurnal

internasional.

Untuk meningkatkan kinerja publikasi ilmiah di jurnal internasional, maka diupayakan

dosen/peneliti melakukan penelitian yang lebih fokus pada permasalahan kebutuhan

strategis baik bersifat penelitian lokal, nasional maupun internasional dengan

memanfaatkan sumberdaya yang ada di perguruan, kemudahan penggunaan fasilitas

laboratorium perguruan tinggi, pemberian regulasi kebijakan yang mengarah pada

kemudahan akses penelitian, dan regulasi tentang manajemen administrasi penggunaan

keuangan riset/penelitian dan sistem reward yang sangat memadai.

Untuk mendukung keberhasilan pencapaian target realisasi tahun 2016 telah

dilaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas program Karya Ilmiah yang dipublikasikan

menjadi Jurnal Internasional (penyusunan pedoman, sosialisasi dan pelatihan, klinik

penulisan artikel ilmiah, perningkatan kapasitas lembaga pengelola jurnal, pengiriman

dosen untuk mengikuti Seminar Internasional atau secara langsung membantu

pembiayaan langganan jurnal internasional yang dapat diakses secara mudah dan gratis

oleh dosen peneliti di perguruan tinggi). Secara rinci kegiatan dapat digambarkan dalam

tabel sebagai berikut:

Tabel 3.4. Program/Kegiatan Dalam Rangka Publikasi Internasional 2016

No Program Usulan

Proposal Target Realisasi %

1 Hibah Penulisan Buku Ajar/Teks 457 Judul 50 Judul 50 Judul 100%

2 Insentif Penulisan Buku (Buku

Terbit)

1.307 Judul 50 Judul 50 Judul 100%

3 Bantuan Seminar Luar Negeri 987 Judul 165 Judul 168 Judul 102%

4 Direktori Profil Publikasi

Internasional Perguruan Tinggi

- 1 Direktori 1 Direktori 100%

5 Pelatihan Penulisan Artikel

Jurnal Ilmiah Nasional

- 8 wilayah 8 wilayah 100%

6 Insentif Artikel Pada Jurnal 1.063 Judul 100 Judul 97 Judul 97%

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

33

No Program Usulan

Proposal Target Realisasi %

Internasional

7 Pelatihan Penulisan Artikel di

Jurnal Bereputasi Internasional

- 5 wilayah 5 wilayah 100%

8 Bantuan Konferensi Ilmiah

Internasional

114 PT 15 PT 17 PT 113%

Dari kegiatan pemberian hibah, insentif, bantuan, langganan e-journal, sosialisasi,

monitoring dan pelatihan/workshop penyusunan hasil penelitian, Pengabdian pada

Masyarakat (PPM) serta kegiatan-kegiatan dalam rangka publikasi internasional

sebagaimana tersebut di atas, sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian yang

dipublikasikan baik pada jurnal nasional dan internasional yang terakreditasi baik untuk

dosen itu sendiri maupun perguruan tinggi sebagai capaian kinerja penelitian/PPM

tersebut.

Beberapa kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian IKU jumlah publikasi

internasional, diantaranya:

a. Kurang berkembangnya budaya menulisdi perguruan tinggi, dan/atau rendahnya

kemauan dan kemampuan menulis hasil-hasil penelitian maupun pengabdian

kepada masyarakat dalam jurnal bermutu.

b. Sempitnya sirkulasi persebaran jurnal terkait oleh tiras yang sedikit, serta

disebabkan oleh penggunaan bahasa yang tak terbacakan secara luas.

c. Motivasi melakukan penelitian belum diimbangi dengan tanggung jawab moral

sebagai peneliti untuk menyebarluaskan hasil-hasil penelitiannya yang sangat

berguna bagi masyarakat luas baik untuk kepentingan praktis maupun

pengembangan teoritis.

d. Kurangnya mutu tata kelola jurnal secara elektronik mengakibatkan para penulis

dan pengelola jurnal belum terbiasa dengan pengelolaan jurnal secara elektronik.

Melihat hambatan dan permasalahan tersebut di atas, beberapa langkah antisipasi yang

akan dilaksanakan di masa yang akan datang adalah sebagai berikut:

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

34

a. Perlunya sosialisasi, pelatihan penulisan, klinik penulisan dan insentif/hibah bagi

dosen/peneliti guna memotifasi menulis artikel ilmiah bermutu;

b. Dilakukannya Akreditasi Jurnal Nasional secara elektronik, sehingga mampu

meningkatkan jumlah dan memperluas sirkulasi persebaran jurnal nasional, serta

meningkatkan jumlah jurnal internasional;

c. Perlu adanya kebijakan yang mendukung peningkatan publikasi ilmiah, seperti

kewajiban menerbitkan artikel bagi calon lulusan pascasarjana.

d. Melakukan pelatihan penerapan aplikasi jurnal elektronik, memberikan

keterampilan dalam mengelola jurnal secara elektronik dan melakukan

pendampingan tata kelola jurnal secara elektronik disertai dengan pemberian

bantuan tata kelola jurnal yang diperuntukkan pada pengembangan jurnal.

e. Melanggan akses e-jurnal yang berkualitas dan mensosialisasikan program

tersebut berikut cara penggunaannya yang efektif.

Salah satu faktor untuk meningkatkan Publikasi Internasional, adalah terfasilitasi dan

tersedianya wadah untuk menampung publikasi ilmiah berupa lembaga Jurnal Ilmiah di

dalam negeri. Hal ini sangat membantu dalam rangka proses pembelajaran menuju

Publikasi Internasional.

Sebagai dukungan dalam mencapai jumlah publikasi baik nasional dan internasional,

saat ini telah beroperasi sistem akreditasi jurnal ilmiah menggunakan sepenuhnya

metode on-line (daring), yaitu Sistem ARJUNA, http://arjuna.ristekdikti.go.id/ akronim

untuk Akreditas Jurnal Nasional. Saat ini sudah ada 969 e-jurnal ilmiah yang telah

mendaftarkan diri ke dalam Arjuna.

Faktor yang mendukung peningkatan jumlah publikasi internasional diantaranya adanya:

a. Kebijakan yang memihak pada pertumbuhan publikasi Internasional yaitu : Surat

Edaran Dirjen Dikti No. 152 tahun 2012 dimana setiap Sarjana (S1), Magister (S2)

dan Doktor (S3) untuk dapat lulus harus mempublikasikan tugas akhirnya di jurnal

nasional, nasional terakreditasi dan Internasional.

b. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor

17 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka kreditnya

c. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 78 Tahun 2013 tentang

pemberian tunjangan profesi dan Tunjangan kehormatan bagi Dosen yang

menduduki Jabatan Akademik Profesor

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

35

d. Kebijakan-kebijakan yang telah disebut diatas, beserta instrument pendukung

kebijakan yang dimiliki Kemenristekdikti diantaranya insentif, membuat jumlah

publikasi internasional bisa diprediksi pertumbuhannya, berdasarkan sumber potensi

publikasi yaitu dosen dan peneliti. Berdasarkan prediksi ini, di tahun 2019 Indonesia

bisa mengungguli Malaysia.

2. Jumlah HKI Yang Didaftarkan

Kekayaan intelektual adalah kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual

manusia yang dapat berupa karya di bidang teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan

sastra. Karya ini dihasilkan atas kemampuan intelektual melalui pemikiran, daya cipta

dan rasa yang memerlukan curahan tenaga, waktu dan biaya untuk memperoleh

“produk” baru dengan landasan kegiatan penelitian atau yang sejenis. Kekayaan

intelektual ini perlu ditindaklanjuti pengamanannya melalui suatu sistem perlindungan

terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

Penetapan Jumlah HKI yang didaftarkan sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU)

bertujuan untuk meningkatkan perolehan perlindungan HKI dengan menggali secara

maksimum potensi HKI yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian dan pengabdian

kepada masyarakat yang sedang berjalan maupun yang sudah selesai yang

dilakukan oleh dosen/peneliti. Program perolehan dan pendaftaran HKI dibatasi untuk

perolehan paten dan paten sederhana. Sedangkan yang berupa Paten adalah hak

eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang

teknologi untuk selama waktu tertentu.

Sangat disadari sepenuhnya bahwa proses peraihan Paten di Kementerian Hukum

dan HAM RI memerlukan waktu cukup lama sejak sebuah pendaftaran

invensi/penemuan dosen/peneliti pada lembaga tersebut. Hal ini sudah merupakan

Granted, yang memang menjadi kebanggaan bagi si penemu/dosen/peneliti dan aset

bagi keberhasilan perguruan tinggi/lembaga litbang dalam rangka pengembangan

keilmuan.

Jumlah HKI yang didaftarkan merupakan Indikator Kinerja Utama Direktorat Jenderal

Penguatan Riset dan Pengembangan yang mengukur kualitas hasil riset iptek dan

pendidikan tinggi untuk meningkatkan perolehan perlindungan HKI dengan menggali

secara maksimum potensi HKI yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian,

pengembangan, dan pengabdian masyarakat. Adapun perolehan HKI yang

didaftarkan dapat dilihat pada Tabel 3.5.

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

36

Tabel 3.5. IKU HKI yang Didaftarkan

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja

Target 2015-2019 (Kumulatif)

Realisasi 2015

Tahun 2016 Target Realisasi %

Realisasi dari Target

% Realisasi dari Target Renstra

Kenaikan dari

capaian 2015

Meningkatnya Produktivitas Kekayaan Intelektual

Jumlah HKI yang didaftarkan

2.400 1.877 1.735 3.184 183% 133% 70%

Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan, pada tahun 2016 tingkat capaian

indikator ini melebihi target yang ditetapkan. Dari target yang ditetapkan sebesar

1.735 berhasil terealisasi sebesar 3.184 dengan persentase capaian kinerja sebesar

183%. Hal ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Dalam Rencana Strategis 2015-2019, target di akhir periode perencanaan jangka

menengah untuk Jumlah HKI yang didaftarkan sebesar 2.400 HKI, capaian pada

tahun 2015 sebesar 1.877 HKI sedangkan tahun 2016 jumlah HKI yang didaftarkan

sudah mencapai 3.184 atau dengan persentase capaian kinerja 183% terhadap

target Renstra 2015 – 2019.Capaian tersebut seperti terlihat pada tabel berikut.

Tabel 3.6. Jumlah Kumulatif Indikator Kinerja Jumlah HKI yang didaftarkan

Indikator Kinerja Target 2015-2019 Tahun/Jumlah

2015 2016

Jumlah HKI yang didaftarkan 2.400 1.877 3.184

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

37

Gambar 3.4 Target dan capaian Renstra

Sumber : Kemenkumham

Gambar 3.5 Perkembangan Paten Domestik Terdaftar

Sumber : Kemenkumham

Pada tahun 2016 target kinerja Jumlah HKI yang didaftarkan terpenuhi, namun apabila

melihat data tabel di atas, Indonesia masih tertinggal cukup jauh Malaysia, Filipina dan

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

38

Thailand, Indonesia masih diatas Vietnam. Sehubungan itu Indonesia masih terus selalu

berupaya untuk secara terus menerus mengupayakan lebih keras lagi melakukan suatu

terobosan baik fasilitas dana, maupun fasilitasi kebijakan dan termasuk meningkatkan

sumberdaya hasil Riset yang mengarah pada permintaan Paten.

Gambar 3 6 Drafting Paten (Surabaya) dan Sosialisasi Insentif Raih (Makassar)

Gambar 3 7 Pelatihan TOT (Surabaya)

Meningkatnya capaian kinerja ini diantaranya terkait adanya Undang-Undang No. 13

Tahun 2016 tentang Paten, yang berisi solusi pengaturan mengenai beberapa substansi

penting, antara lain:

a. Pemanfaatan dengan sistem elektronik KekayaanIntelektualuntukpeningkatan

layanan dan manajemen Kekayaan Intelektual nasional.

b. Imbalan bagi peneliti Pegawai Negeri Sipil yang merupakan bagian dari Aparatur

Sipil Negara untuk meningkatkan jumlah Paten dalam negeri, dan sekaligus

mendorong semangat para peneliti yang berstatus Pegawai Negeri Sipil.

c. Dimungkinkannya kepemilikan Paten oleh Instansi pemerintah dan Inventor,

kecuali diperjanjikan lain, akan memberikan semangat baru bagi peneliti untuk

terus mempatenkan hasil karyanya walau sudah berusia menjelang purna tugas.

d. Penyempurnaan ketentuan terkait invensi baru dan langkah inventif untuk publikasi

di Perguruan Tinggi atau lembaga ilmiah nasional.

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

39

e. Hak Atas Paten dapat beralih/dialihkan dan bahkan dapat dijadikan objek jaminan

fidusia.

f. Menambah kewenangan Komisi Banding untuk memeriksa permohonan koreksi

atas deskripsi, klaim, atau gambar setelah Permohonan diberi paten dan

penghapusan Paten yang sudah diberi.

g. Pengangkatan dan pemberhentian ahli oleh Menteri sebagai Pemeriksa.Ketentuan

ini merupakan terobosan untuk menjawab tantangan perkembangan teknologi

yang sangat pesat, dimana diperlukan para professional pemeriksa yang memiliki

tingkat kemampuan advance di bidang teknologi mutakhir dan juga untuk

pemberdayaan ilmuwan dan ahli di bidang teknologi yang tersebar di perguruan

tinggi dan litbang Pemerintah untuk berkiprah dalam pembangunan sistem paten

nasional. Pengaturan mengenai force majeur dalam pemeriksaan administratif dan

substantif Permohonan serta Pengaturan ekspor dan impor terkait Lisensi-wajib.

h. Keharusan pengungkapan dengan jelas dan benar asal sumber daya genetik

dan/atau pengetahuan tradisional dalam deskripsi paten. Ketentuan ini sejalan

dengan Nagoya Protokol yang dimaksudkan dalam rangka Access Benefic Sharing

sebagai upaya melindungi Sumber Daya Genetik Pengetahuan Tradisional

(SDGPT). Perubahan mekanisme pembayaran biaya tahunan paten dari setelah

Pemegang Paten memanfaatkan hak ekskulsifnya menjadi sebelum Pemegang

Paten memanfaatkan hak eksklusifnya.

i. Pengaturan Paten sederhana, yang memberikan kemudahan dan keberpihakan

kepada para Peneliti dan Pengusaha lokal, utamanya UKM (Usaha Kecil dan

Menengah) untuk mempatenkan hasil-hasil karyanya, akan mendorong semangat

para pengusaha kecil dan menengah untuk bekerja sama dengan para peneliti dan

sekaligus akan mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan dan ekonomi kreatif.

j. Percepatan/Pengurangan waktu penyelesaian pemeriksaan substantif.

k. Pengecualian pembayaran biaya tahunan Paten bagi Perguruan Tinggi dan

Litbang Pemerintah.

Namun demikian secara umum masih ada beberapa permasalahan dan kendala yang

perlu mendapatkan perhatian, diantaranya:

a. Jumlah peneliti/perekayasa, dosen dan mahasiswa melakukan penelitian yang

memiliki paten potensial tidak optimal. Pemahaman Hak Kekayaan Intelektual di

lembaga litbang, perguruan tinggi dan industri, khususnya peneliti/perekayasa,

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

40

dosen dan mahasiswa masih kurang. Peneliti/perekayasa, dosen hanya sekadar

melakukan penelitian semata, tetapi tidak mempunyai tujuan bahwa setiap

penelitian harus menjadi sebuah invensi yang akan didaftarkan sebagai Paten atau

Paten Sederhana, karena apabila suatu penelitian tidak ditujukan untuk menjadi

invensi, maka hasil penelitian tersebut hanya akan menjadi pengisi jurnal ilmiah

atau proceeding.

b. Pusat HKI di lembaga litbang dan Perguruan Tinggi masih belum sepenuhnya

mendapat dukungan dari pemimpin.

c. Perlu adanya usaha untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan

pengalaman yang belum dimiliki oleh pengelola sentra HKI melalui training

sehingga tidak terjadi kemandekan bahkan kemunduran kemampuan pengelola

sentra HKI.

d. Terbatasnya jumlah peneliti/perekayasa, dosen dan mahasiswa yang melakukan

penelitian yang berpotensi paten.

e. Pemahaman terhadap Hak Kekayaan Intelektual dikalangan lembaga litbang dan

perguruan tinggi masih lemah.

f. Kekhawatiran para pemilik paten (Granted Paten) khususnya dikalangan lembaga

litbang dan perguruan tinggi dalam hal pembiayaan pemeliharaan paten yang

dikenakan setiap tahun, terlebih paten tersebut belum dapat dikomersialisasikan.

Walaupun sejak November 2016 telah dilakukan penurunan tarif.

Melihat hambatan dan permasalahan tersebut di atas, beberapa langkah antisipasi yang

dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Pelatihan, klinik penulisan artikel ilmiah,

Pemanfaatan Hasil Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Kreatifitas

peneliti/perekayasa, dosen dan mahasiswa yang berpotensi paten yang di

dalamnya memberikan pemahaman yang lebih untuk lembaga litbang dan

universitas, khususnya, peneliti/perekayasa, dosen, mahasiswa dan peneliti,

tentang pentingnya Hak Kekayaan Intelektual. Mendorong peneliti dari lembaga

litbang dan perguruan tinggi untuk terus melakukan penelitian yang berpotensi

paten.

b. Memberikan insentif dan pendanaan dalam rangka mendorong motivasi bagi

peneliti maupun peningkatan kapasitas lembaga melalui berbagai program.

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

41

c. Mendorong pertemuan antara penemu dan pengusaha serta industri sebagai

pengguna karya penelitian yang telah diberikan paten untuk memberikan lebih

banyak kesempatan kepada pemilik paten untuk dapat dikomersialkan.

d. Memberikan pemahaman kepada lembaga litbang/perguruan tinggi khususnya

peneliti/perekayasa, dosen dan mahasiswa akan arti pentingnya Hak Kekayaan

Intelektual.

3. Jumlah Prototipe R&D TRL s.d 6

Tingkat Kesiapanterapan Teknologi (TKT) atau TRL (Technology Readiness Level)

merupakan hasil dari rekayasa riset dan/atau penelitian untuk dapat disiapkan menjadi

suatu bentuk teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat (pemerintah,

masyarakat dan dunia industri). Terdapat 9 (sembilan) tingkat kesiapterapan teknologi

yaitu dari tingkat 1 sampai dengan tingkat 9.

Sedangkan untuk tingkat TRL s.d 6 gambarannya adalah riset/penelitian dan

pengembangan secara aktif dimulai. Hal ini dapat menyangkut studi analitis dan studi

laboratorium untuk memvalidasi secara fisik atas prediksi analitis tentang elemen-

elemen terpisah dari teknologi. Untuk memperjelas uraian dan gambaran tingkat

kesiapan teknologi atau TRL, diperlihatkan dalamtabel dibawah ini :

Tabel 3.7. Tingkat Kesiapterapan Teknologi (TRL, Technology Readiness Level)

TRL Penjelasan

9

Sistem benar-benar teruji/terbukti melalui keberhasilan pengoperasian

Aplikasi (penerapan) teknologi secara nyata dalam bentuk akhirnya dan di bawah kondisi yang dimaksudkan (direncanakan) sebagaimana dalam pengujian dan evaluasi operasional. Pada umumnya, ini merupakan bagian/aspek terakhir dari upaya perbaikan/penyesuaian (bug fixing) dalam pengembangan sistem yang sebenarnya. Contoh-contohnya termasuk misalnya pemanfaatan sistem dalam kondisi misi operasional.

8

Sistem telah lengkap dan memenuhi syarat (qualified) melalui pengujian dan demonstrasi dalam lingkungan/ aplikasi sebenarnya

Teknologi telah terbukti bekerja/berfungsi dalam bentuk akhirnya dan dalam kondisi sebagaimana yang diharapkan. Pada umumnya, TKT ini mencerminkan akhir dari pengembangan sistem yang sebenarnya. Contohnya termasuk misalnya uji pengembangan dan evaluasi dari sistem dalam sistem persenjataan sebagaimana dirancang dalam rangka memastikan pemenuhan persyaratan spesifikasi desainnya.

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

42

TRL Penjelasan

7

Demonstrasi prototipe sistem dalam lingkungan/aplikasi sebenarnya

Prototipe mendekati atau sejalan dengan rencana sistem operasionalnya. Keadaan ini mencerminkan langkah perkembangan dari TKT/TRL 6, membutuhkan demonstrasi dari prototipe sistem nyata dalam suatu lingkungan operasional, seperti misalnya dalam suatu peswat terbang, kendaraan atau ruang angkasa. Contoh-contohnya termasuk misalnya pengujian prototipe dalam pesawat uji coba (test bed aircraft).

6

Demonstrasi model atau prototipe sistem/subsistem dalam suatu lingkungan yang relevan

Riset/penelitian dan pengembangan secara aktif dimulai. Hal ini dapat menyangkut studi analitis dan studi laboratorium untuk memvalidasi secara fisik atas prediksi analitis tentang elemen-elemen terpisah dari teknologi. Contoh-contohnya misalnya komponen-komponen yang belum terintegrasi ataupun mewakili.

5

Validasi kode, komponen dan/atau breadboardvalidation dalam suatu lingkungan simulasi

Keandalan teknologi yang telah terintegrasi (breadboard technology) meningkat secara signifikan. Komponen-komponen teknologi yang mendasar diintegrasikan dengan elemen-elemen pendukung yang cukup realistis sehingga teknologi yang bersangkutan dapat diuji dalam suatu lingkungan tiruan/simulasi. Contoh-contohnya misalnya integrasi komponen di laboratorium yang telah memiliki keandalan tinggi ('high fidelity').

4

Validasi kode, komponen dan/atau breadboardvalidation dalam lingkungan laboratorium

Komponen-kompoenen teknologi yang mendasar diintegrasikan untuk memastikan agar bagian-bagian tersebut secara bersama dapat bekerja/berfungsi.Keadaan ini masih memiliki keandalan yang relatif rendah dibanding dengan sistem akhirnya. Contoh-contohnya misalnya integrasi piranti/perangkat keras tertentu (sifatnya ad hoc) di laboratorium.

3

Pembuktian konsep (proof-of-concept) fungsi dan/atau karakteristik penting secara analitis dan eksperimental

Riset/penelitian dan pengembangan secara aktif dimulai. Hal ini dapat menyangkut studi analitis dan studi laboratorium untuk memvalidasi secara fisik atas prediksi analitis tentang elemen-elemen terpisah dari teknologi. Contoh-contohnya misalnya komponen-komponen yang belum terintegrasi ataupun mewakili.

2

Formulasi konsep dan/atau aplikasi teknologi

Invensi dimulai. Saat prinsip-prinsip dasar diamati, maka aplikasi praktisnya dapat digali/dikembangkan. Aplikasinya masih bersifat spekulatif dan tidak ada bukti ataupun analisis yang rinci yang mendukung asumsi yang digunakan. Contoh-contohnya masih terbatas pada studi makalah.

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

43

TRL Penjelasan

1

Prinsip dasar dari teknologi diteliti dan dilaporkan

Tingkat terendah dari kesiapan teknologi. Riset ilmiah dimulai untuk diterjemahkan kedalam riset terapan dan pengembangan. Contoh-contohnya misalnya berupa studi makalah menyangkut sifat-sifat dasar suatu teknologi (technology's basic properties).

Sumber : Graettinger, et al., (2002)

Sebuah inovasi atau hasil temuan baru atau invention dari hasil karya peneliti belum

dapat dikatakan teknologi apabila hasil temuan tersebut belum mengandung unsur-

unsur kesiapan yang benar-benar dapat diterapkan, dan mempunyai nilai keunggulan,

baik teknologi baru atau pembaharuan.

Amanat yang ditargetkan dalam tahun 2016 jumlah prototipe TRL s.d 6, sebesar 632

prototipe, berhasil terealisasi sebesar 791 prototipe (terdiri dari 666 prototipe BOPTN

penelitian dan dari Insinas sebesar 125 prototipe) dengan persentase capaian kinerja

sebesar 125%.

Tabel 3.8 Capaian Indikator Kinerja Jumlah Prototipe R&D (TRL sd 6)

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja

Target 2015-2019

(Nominal)

Realisasi 2015

Tahun 2016 Target Realisasi %

Realisasi dari Target

% Realisasi dari Target Renstra

Kenaikan dari

capaian 2015

Meningkatkan Produktivitas Riset pendidikan tinggi, litbang dan pengabdian masyarakat

Jumlah prototipe R&D (TRL sd 6)

1.200 1.611 632 791 125% 66% -50%

Ketercapaian target jumlah prototipe R&D (TRL s.d 6) didukung oleh kegiatan

pengembangan prototipe riset Hankam dan Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional

(Insentif Riset SINas) yang merupakan salah satu instrumen kebijakan yang

dikembangkan dengan mempertimbangkan perlunya optimalisasi sumberdaya litbang,

meningkatkan sinergi Lemlitbang dengan industri, memperkuat kapasitas Iptek di

Lemlitbang dan industri. Insentif Riset SINas berupa skema bantuan pendanaan riset ini

dimaksudkan untuk mengatasi persoalan-persoalan utama terkait upaya penguatan

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

44

Sistem Inovasi Nasional (SINas) terutama upaya untuk mendorong terjadinya sinergi

antar lembaga riset, meningkatkan produktivitas penelitian dan pengembangan, dan

mendorong pendayagunaan sumberdaya Litbang nasional.

Penyelenggaraan Insentif Riset SINas telah dimulai sejak Tahun Anggaran 2012 dan

tetap dilanjutkan secara berkesinambungan dengan topik-topik kegiatan riset selaras

dengan prioritas pembangunan nasional Iptek.Aktivitas insentif riset SINas diutamakan

pada tujuh bidang prioritas (bidang fokus) Iptek yang sudah dituangkan dalam dokumen

resmi yang diacu (RPJPN, RPJMN, Jakstranas Iptek, ARN), yaitu: (1) teknologi

ketahanan pangan, (2) teknologi energi, (3) teknologi transportasi, (4) teknologi

informasi dan komunikasi, (5) teknologi pertahanan dan keamanan, (6) teknologi

kesehatan dan obat, (7) teknologi material maju.

Kegiatan penelitian dosen yang menghasilkan prototipe R&D (TRL s.d 6) mendapat

dukungan sumberdana dari 2 (dua) fungsi yaitu fungsi pendidikan dan fungsi layanan

umum. Sumberdana fungsi pendidikan diwujudkan dalam kegiatan penelitian BOPTN,

sedangkan dari fungsi layanan umum berasal dari dana rupiah murni.

Kegiatan peningkatan jumlah prototipe R&D (TRL s.d 6) dalam program insentif sistem

inovasi nasional di Indonesia, terdapat beberapa kegiatan untuk mendukung capaian

yang lainnya sebagaimana tersebut pada tabel dibawah ini untuk capaian kinerja

program kegiatan InSINas tahun 2016, sebagai berikut :

Tabel 3.9. Capaian Kegiatan InSINas (Data 2015-2016)

No. Program/Kegiatan 2015 2016

1 Prototipe Laboratorium 115 125

2 Publikasi Jurnal Internasional 87 133

3 Publikasi Jurnal Nasional Terakreditasi 163 120

4 Paten Terdaftar 26 59

Sedangkan program/kegiatan yang bersumber dari fungsi Pendidikan (BOPTN

Penelitian) dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

45

Tabel 3.10 Capaian Hasil Penelitian Perguruan Tinggi (Data 2016)

Tahun Design Hak Kekayaan Intelektual Prototipe

Teknologi Tepat Guna

Grand Total

2013 17 197 48 293 555

2014 37 424 122 513 1.096

2015 54 677 210 720 1.536

2016 67 894 666 956 2.559

Grand Total 175 2192 1022 2482 5746 Gambaran tersebut merupakan rekapitulasi hasil laporan kinerja penelitian yang

disampaikan perguruan tinggi pada laman simlitabmas.dikti.go.id. Laporan ini

disampaikan oleh dosen/peneliti yang telah mendapatkan hibah penelitian dari berbagai

skema penelitian yang didapat oleh dosen/peneliti. Dari keempat hasil penelitian terlihat

bentuk teknologi tepat guna (TRL 5) mengungguli dari keempatnya, yang kedua adalah

Hak Kekayaan Intelektual, ketiga adalah prototipe (atau dapat dikatakan TRL 6) dan

terakhir dalam bentuk design (sederhana, TRL 4).

Sebagaimana diketahui bahwa kelompok perguruan tinggi di Indonesia hampir sebagian

besar diamanatkan atau diberikan tugas untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang

bersifat dasar, dan pengembangan kurikulum nasional dan lokal, bahan untuk penulisan

buku ajar. Sedangkan bagi sebagian kecil perguruan tinggi besar (khususnya PTN BH)

diarahkan untuk lebih meningkatkan hasil penelitian yang bersifat terapan, menciptakan

teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk dunia industri sebagaimana diamanat pada

tipe TRL 6 termasuk sampai dengan TRL s.d 7.

Adapun kendala dalam mencapai target diantaranya adalah terbatasnya sumberdana

pendukung untuk penciptaan Jumlah Prototipe R&D s.d TRL 6, proses penelitian

khususnya menyangkut pelaksanaan proses penggunaan dana yang cukup rumit (dana

penelitian masih bersumber mata anggaran dari jenis Belanja Barang), dosen peneliti

yang kurang disiplin atau tidak tepat waktu, tidak taat pada pedoman TRL s.d 6 dan

merasa belum pentingnya sebuah hasil penelitian untuk diarahkan TRL s.d 6 di mata

dosen yang bersangkutan.

Sedangkan solusi yang dapat memberikan dampak positif untuk kinerja Jumlah

Prototipe R&D s.d TRL 6 diantaranya adalah melaksanakan kegiatan sosialisasi secara

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

46

terus-menerus baik melalui lembaga LPPM/LPM maupun kepada dosen/peneliti yang

bersangkutan dengan berbagai media, baik elektronik (simlitabmas) atau surat edaran

tentang kebijakan riset/penelitian dan menyusun berbagai pedoman pemahaman

tentang standar R&D TRL s.d 6, Pelatihan dan workshop hasil-hasil program hibah yang

mengarah pada Prototipe R&D TRL s.d 6, dan penyempurnaan pedoman Skema-skema

Hibah Penelitian/Riset.

4. Jumlah Prototipe Industri TRL 7

IKU Jumlah Prototipe Industri TRL 7 dimulai sejak tahun 2014 sebanyak 3 unit.

Kemudian pada tahun 2015 IKU Jumlah Prototipe Industri sebanyak 4 unit. Pada tahun

2016, dari target IKU yang ditetapkan sebesar 15 prototipe berhasil terealisasi sebesar

45 prototipe, melebihi target, dengan persentase capaian kinerja sebesar 300%.

Gambar 3.8 Jumlah Prototipe Industri TRL 7 (2014-2016)

Dalam rencana strategis 2015 - 2019, target di akhir periode perencanaan jangka

menengah untuk Jumlah Prototipe Industri (TRL 7) sebesar 30 Prototipe, sampai

dengan tahun 2016 Jumlah Prototipe Industri (TRL 7) telah melampaui target Renstra

dengan capaian kinerja 150%.

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

47

Tabel 3.11 Jumlah Prototipe Laik Industri (TRL 7)

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja

Target 2015-2019 (Nominal)

Realisasi 2015

Tahun 2016

Target Realisasi

% Realisasi

dari Target

% Realisasi

dari Target

Renstra

Kenaikan dari

capaian 2015

Meningkatnya kesiapan teknologi laik industri

Jumlah Prototipe Laik Industri (TRL 7)

30 4 15 45 300% 150% 1025%

Gambaran tentang capaian kinerja 45 (empat puluh lima) prototipe yang telah dihasilkan

dapat dilihat tabel bidang fokus, judul, dan mitra kerja yang ikut dalam konsorsium riset.

Tabel 3.12 Hasil Capaian Jumlah Prototipe Laik Industri TRL 7

No. BIDANG JUDUL INDUSTRI PT LPNK

1 ENERGI Uji terap lanjutan konverter kit generasi kedua pada mesin 4 tak, 2 tak dan mesin diesel di sektor maritim dan pertanian.

PT. TPG LIPI

2 ENERGI Industrialisasi generator sinkron 300 KVA 1500RPM 400V 50 HZ menjadi marine generator untuk mendukung kebutuhan energi listrik di perkapalan. (ada kebijakan dari Dit. PTI bahwa industry yang sudah bisa dilakukan sendiri tidak perlu bekerjasama dengan PT atau instansi lain) mandiri

PT. PINDAD MABES TNI

3 ENERGI Pengembangan hermetic turbin untuk penerapan di geothermal binary cycle technology.

PT. IPK BPPT

4 ENERGI Pengembangan Teknologi Industri Pembangkit Biogas Dari Sampah Organik Melalui Pembuatan Prototipe Skala Industri dan Uji Penerapan Lapangan di Kabupaten Sumbawa.

PT. ABS BPPT

5 ENERGI Disain, Manufaktur Dan Uji PT. INTI

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

48

No. BIDANG JUDUL INDUSTRI PT LPNK

Kelaikan Manipulator Hot Cell. dengan PT. INUKI

6 ENERGI Pemasangan Dan Uji Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) - Twin Turbine Kapasitas 10 KW.

BPPT & KKP

7 HANKAM Pengembangan teknologi naval LPI radar generasi keempat sebagai teknologi radar maritim DN

PT. TRI MABES TNI

8 HANKAM Pengembangan sistem kontrol integrasi kendaraan tempur berbasis can bus.

PT. PINDAD BPPT

9 HANKAM Pengembangan Sistem Kendali Roket Berbasis Penjejak Sinar Infra Merah.

PT. KINARYA UN AHMAD DAHLAN

LAPAN

10 HANKAM Pengembangan Sistem Akuisisi Dan Pengolahan Data Radar.

PT. LEN ITB

11 HANKAM Pengembangan Kendaraan Taktis Water Cannon.

PT. ASTANITA BPPT

12 KESEHATAN & OBAT

Pengembangan produk kit diagnostik multigen secara non invasif berbasis kertas membrane hibridisasi sebagai alat penentu obat dan prediksi kekambuhan pasien kanker paru.

PT. KALBE FARMA

UI

13 KESEHATAN & OBAT

Peningkatan Tingkat Keamanan dan Validitas Prototipe Breast ECVT Screener (BES) Untuk Industri Alat Kesehatan.

PT. Ctech Edwar Lab

P2SMTP-LIPI

14 KESEHATAN & OBAT

Pengembangan Produksi Bahan Baku Obat Berbasis Biosimilar Recombinant Human Erythropoetin.

PT. BIOFARMA LIPI

15 MMBB (Material Maju & Bahan Baku)

Pembuatan pilot plan bahan aktif baterai lithium berbasis pospat.

PT. PETRO JORDAN

ITS LIPI, BATAN

16 MMBB Produksi xanthan gum skala pilot dan industri berbasis bahan baku lokal untuk material lumpur pengeboran(drilling mud) minyak, gas, dan geothermal.

PT. Madani Alam Lestari

(MAL)

BPPT

17 MMBB Pengembangan Teknologi Biodegradable Explosive.

PT. DAHANA BTP-BPPT

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

49

No. BIDANG JUDUL INDUSTRI PT LPNK

18 MMBB Pembuatan Pilot Plan Titanium Dioksida Dan Lithium Titanat.

PT. PETRO JORDAN

LIPI

19 MMBB Pengembangan Prototipe Alat Pengerasan Permukaan Skala Industri Untuk Aplikasi Pada Roda Gigi Menggunakan Teknologi “Arc-Plasma”.

PT. ALCORINDO

BATAN

20 MMBB Produksi Formula Green Inhibitor Lignosulonate Sebagai Penghambat Pertumbuhan Kerak Dan Lumut Pada Peralatan Proses Industri.

PT. APEKA INDUSTRIAL SERVINDO

UNILA

21 MMBB Peningkatan Kualitas Kampas Rem Komposit Pendukung Kebutuhan Industri Komponen Otomotif Dalam Negeri Dari Bahan Dasar Mineral Olahan.

PT. RemKomIndo

UNS

22 PANGAN Program pengembangan industri generator ozon untuk penyimpanan produk pertanian.

PT. DIP TEK UNDIP

23 PANGAN Green juku Dx-445 unmanned mini submarine for deep sea observation.

PT. NHI

24 PANGAN Pengembangan Proses Produksi Tepung Fercaf Secara Semi Kontinu Pada Skala Pilot.

PT. Swasembada Pangan Lokal

ITB

25 PANGAN Pengembangan Prototipe Laik Industri Enkapsulasi pupuk hayati agrimeth.

PT. AGRO INDO

MANDIRI

Balitbangtan

26 PANGAN Peningkatan Skala Produksi Tanaman Kentang Menggunakan Teknologi Jaringan in vitro dan ex vitro.

Asosiasi Petani

Hortikultura

BPPT

27 PANGAN Rekayasa Teknologi Produksi Pupuk Hayati Zat Pemacu Pertumbuhan Tanaman dan Aplikasinya di Industri Untuk Mendukung Ketahanan Pangan.

PT. Pupuk Iskandar Muda

BPPT

28 TIK Sistem Single Sam of Multiple Card Aman Untuk Pembaca Kartu Pintar.

PT. INTI UNTELKOM

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

50

No. BIDANG JUDUL INDUSTRI PT LPNK

29 TIK Penerapan Teknologi Radar FM-CW Dan AIS Untuk Navigasi Kapal Nelayan Sampai Wilayah Perbatasan Laut ZEE.

PT. RTI LIPI

30 TIK Pengembangan Protokol CMS Dan KMS Smart Card Indonesia.

PT. XIRKA UI & ITB

31 TIK Pengembangan CNC Milling Machine Tools Dengan Teknologi High Speed Machining Dan Robot Loading Unloading Benda Kerja Untuk Pembuatan Intra Ocular Lens.

PT. DAUN BIRU

ENGINEERING

BPPT

32 TIK Secure And Ready Forensic Communication Network.

PT. INTI BANGUN

SEJAHTERA

ITB

33 TIK Inovasi Teknologi Sistem Telemetri Real Time Untuk Pengelolaan Efisiensi Waduk Multi Fungsi Dan Pengukuran Parameter Perubahan Iklim.

PT. ILUKON HIJAU

GEMILANG

BPPT

34 TIK Pengembangan Smart System Platform

PT. INDISMART

ITB

35 TIK Program pengembangan teknologi keamanan forensik dan pemantauan jaringan (NF&MS) perangkat sistem monitoring dan foreksik jaringan.

PT. ALESTRA NST Mabes TNI

36 TIK Pengembangan KWH meter elektronik online untuk sistem on grade 1 phasa.

PT. SMC Co-design

Poltek N Bandung

37 TIK Pengembangan dan implementasi sistem self service untuk mendukung digital banking.

PT. MICROMATIC

ITB

38 TRANSPORTASI Pengembangan teknologi industri engine rusnas untuk kendaraan angkutan pedesaan.

PT. SGJ BPPT

39 TRANSPORTASI Pengembangan sistem propulsi mesin jamak-hibrida untuk kereta api.

PT. INKA UGM

40 TRANSPORTASI Aplikasi Teknologi Industri Konstruksi Jaring Laba-Laba (Jalla Precast System) Untuk Konstruksi Perkerasan Jalan Raya.

PT. Katama Inovasi Global

Kemen PUPR

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

51

No. BIDANG JUDUL INDUSTRI PT LPNK

41 TRANSPORTASI Pengembangan Sistem Evaluator Axle Counter Di Perkeretaapian.

PT. LEN ITB

42 TRANSPORTASI Efek Slipstream Propeller Terhadap Karakteristik Aerodinamika Pesawat Udara R80 (Prediksi & Pengujian).

PT. RAI, Jak Aerospace, PT.

Surya Winarwan

BPPT

43 TRANSPORTASI Platform Nasional Becak Motor Untuk Peningkatan Keselamatan Berkendaran Di Jalan Raya.

PT. VIAR UI BPPT & POLRI

44 TRANSPORTASI Pengembangan Sistem Pengukuran Regangan Dan Tegangan Berbasis Korelasi Citra Dijital.

PT. Aero Terra Indonesia

ITB

45 TRANSPORTASI Pengembangan Prototipe Laik Industri Bus Kampus Dengan TTKDN Tinggi Untuk Mendukung Program Green Campus Di Indonesia.

PT. INKA, CV. INTEK

UNSINDO

UNS LIPI

Sebagaimana diketahui meskipun anggaran untuk penelitian semakin tahun semakin

besar, namun anggaran penelitian sebelum 2016 belum mampu mendanai penelitian

sampai ke hilir, yaitu penelitian yang mampu mendatangkan manfaat ekonomi secara

langsung pada masyarakat luas. Oleh karena itu, hilirisasi penelitian yang telah

dihasilkan oleh perguruan tinggi, LPNK, LPK, dan industri merupakan permasalahan

yang harus dipecahkan bersama dengan seluruh pemangku kepentingan, baik dari

kalangan akademisi, pemerintah dan badan usaha (Academician, Business,

Government – ABG).

Tantangan yang dihadapi dalam menjalankan program pengembangan teknologi industri

TRL 7 adalah bagaimana prototipe laik industri benar-benar bisa didorong ke

hilir/komersial. Menurut Mainsfield dkk (1981), untuk mencapai kesuksesan

komersialisasi hasil R&D dalam proses inovasi (Research Based Innovation) maka ada

3 tahapan yang harus dilalui yaitu tahap invensi (fase dimana temuan baru akan

dikembangkan), tahap inovasi (antara lain pengenalan produk baru ke pasar) serta

tahap difusi (penyebaran produk baru ke pasar).

Tingkat keberhasilan suatu riset dan pengembangan dari tahap invensi sampai menjadi

suatu inovasi hanya sebesar 22%. Sisanya yang 78% mengalami kegagalan diakibatkan

karena ketidaklaikan teknis dan potensi keekonomian. Kemudian keberhasilan suatu

tahap inovasi sampai menjadi komersial dan berhasil masuk pasar hanya sebesar 40%

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

52

dari jumlah inovasi. Artinya, inovasi yang bisa sukses sampai masuk pasar hanya

sekitar 8,8% saja.

Kurva-S dari dukungan pembiayaan riset dan pengembangan dan pemanfaataannya

harus dilaksanakan sampai tuntas seperti gambar di bawah ini.

Gambar 3.9 Kurva S pembiayaan riset dan pengembangan

Oleh karena itu, segala upaya untuk melahirkan suatu produk inovasi dioptimalkan

sesuai kaidah seleksi alam (competition). Semakin banyak upaya riset dan

pengembangan yang berpotensi semakin besar kuantitas keberhasilan menuju

hilirisasi/komersial.Tahapan penyelenggaraan program pengembangan teknologi

industri senantiasa dilaksanakan dengan penuh perhatian, ketelitian serta konsentrasi

agar dapat melahirkan prototipe laik industri. Sebagai contoh prototype laik industri

yaitu, Uji Terap Produk Konverter KIT Mesin 2-Tak (Gambar 3.10), Mesin 4-Tak

(Gambar 3.11), dan Mesin Diesel di Kapal Nelayan untuk Mendukung Program Maritim

Nasional. Peralatan konversi yang sering disebut dengan produk “Konverter Kit” adalah

suatu “Alat Penyesuai” yang merupakan peralatan aksesoris atau “manufactures after

sales” yang dipasangkan pada mesin sehingga mesin dapat menggunakan bahan bakar

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

53

yang berbeda dari bahan bakar yang sudah ditetapkan oleh produsen mesin.Mitra

kerjasamanya yaitu PT. Tritunggal Perkasa Global dan Pusat Inovasi LIPI.

Tujuan dari kegiatan tersebut yaitu mengganti BBM dengan BBG atau energy lainnya

untuk:

a) Kelangkaan BBM/Impor BBM

b) Harga BBM yang semakin tinggi

c) Efisiensi pemakaian bahan bakar

d) Energi alternative (renewable energy)

Uji terap tahap awaltahun 2016 telah dilaksanakan dibeberapa lokasi seperti Ancol, Tegal,

Jepara, dan Brebes. Capaian kegiatan tahun 2016 yang sudah dapat dikonversi dan di uji-

terap yaitu pada:

1). Mesin 4 tak berbahan bakar bensin;

2). Mesin 2 tak berbahan bakar bensin;

3). Mesin 4 tak berbahan bakar solar;

Gambar 3.10 Konverter Kit 2-Tak karburator ke EFI

Gambar 3.11 Konverter Kit 4-Tak Karburator ke EFI

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

54

B. Analisis Capaian Indikator Kinerja Program

1. Meningkatnya dukungan manajemen untuk Program Riset dan Pengembangan

Iptek

Dukungan Manajemen untuk Program Penguatan Riset dan Pengembangan (5713)

selama tahun 2016 capaian kegiatan ini menghasilkan 4 Dokumen Perencanaan

Program Anggaran dan Evaluasi, 3 Dokumen Pelaporan Keuangan dan Akuntansi, 14

Dokumen Hukum, Humas dan Kerjasama, 2 Dokumen Layanan Pengelolaan Aset BMN,

12 Bulan layanan Kepegawaian, 12 bulan layanan Perkantoran dan 233 unit pengadaan

Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi.

Khusus Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi melebihi target 2016 dari awalnya

sebanyak 199 unit menjadi 233 unit dikarenakan adanya penambahan peralatan

pendukung sarana kerja seperti :

a) Satu unit AC Cassete dipasang untuk ruangan Dirjen Lantai 19 yang

dioperasionalkan setelah AC sentral mati pukul 16.00 WIB;

b) Pengadaan 2 Televisi, 6 unit Laptop untuk kebutuhan Direktorat Riset dan

Pengabdian Masyarakat dan Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual;

c) Pengadaan alat radio komunikasi (HT) untuk mempermudah komunikasi personil

di gedung BPPT dan Gedung Senayan

2. Meningkatnya Relevansi Kebijakan Riset dan Pengembangan Iptek

Pengembangan Sistem Riset dan Pengembangan Iptek (5714) selama tahun 2016

capaian kegiatan ini menghasilkan 2 Rekomendasi Kebijakan Sistem Riset dan

Pengembangan Iptek yaitu Kebijakan Pengembangan Sistem Informasi Risbang Iptek

dan Hasil Kajian Kemitraan Strategis Risbang; 2 Rekomendasi Kebijakan Technology

Foresight dibidang Energi dan Pangan; 1 Rekomendasi Kebijakan Jasktranas Iptek yaitu

Laporan Kajian HarmonisasiJakstranas dan ARN untuk mendukung Penyusunan RIRN

Tahun 2017-2045 dan 1 Rekomendasi Kebijakan Agenda Riset Nasional yaitu Laporan

Kajian Penyusunan Kluster Teknologi 7 (tujuh) bidang Prioritas Nasional.

3. Meningkatnya Kesiapan Teknologi Laik Industri

Pengembangan Teknologi Industri (5718) selama tahun 2016 capaian kegiatan ini

menghasilkan 45 prototipe dimana melebihi target awal sebesar 15 prototipe. Uraian

capaian sebagai berikut :

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

55

Dokumen prototipe teknologi industri yang terdiri dari sejumlah prototipe teknologi

industri yang diuji di lingkungan yang sesungguhnya dan sejumlah prototipe skala lab

industri. Data dukung tersebut terdiri dari:

1) Dokumen prototipe untuk bidang ENERGI sebanyak 6 (enam).

2) Dokumen prototipe untuk bidang KESEHATAN sebanyak 3 (tiga).

3) Dokumen prototipe untuk bidang HANKAM sebanyak 5 (lima).

4) Dokumen prototipe untuk bidang MAT. MAJU sebanyak 7 (tujuh).

5) Dokumen prototipe untuk bidang PANGAN sebanyak 6 (enam).

6) Dokumen prototipe untuk bidang TIK sebanyak 10 (sepuluh).

7) Dokumen prototipe untuk bidang TRANSPORTASI sebanyak 8 (delapan).

Jadi total capaian output sebanyak 45 dokumen prototipe yang berhasil mencapai output

akhir. Target output yang direncanakan 15 buah prototipe. Jadi capaian output melebihi

dari target yang direncanakan. Sedangkan 2 (dua) judul proposal mengundurkan diri.

4. Meningkatnya Produktivitas Kekayaan Intelektual

Pengelolaan Kekayaan Intelektual dan Perijinan Penelitian (5719) selama tahun 2016

kegiatan ini diantaranya menghasilkan beberapa capaian sebagai berikut :

1) Sentra KI yang telah dibina dan diperkuat mencapai 26 (dua puluh enam) sampai

akhir tahun 2016. Capaian ini bertambah sebanyak 6 (enam) Sentra KI

dibandingkan target awal sebanyak 20 Sentra KI. Bertambahnya jumlah Sentra

KI tersebut dikarenakan kegiatan yang direncakanan triwulan ke-2, realisasinya

baru dilaksanakan triwulan ke-3, dampaknya anggaran tidak termanfaatkan

dengan maksimal sehingga dana yang ada dimanfaatkan untuk proposal yang

sudah dinilai berdasarkan peringkat untuk didanai sehingga sampai akhir tahun

2016 menjadi 26 sentra HKI.

2) Raih HKI untuk didanai dan didaftarkan sampai akhir tahun 2016 hanya sebesar

14 (empat belas) paten yang didanai dan didaftarkan. Target awal yang

ditetapkan sebesar 20 paten yang didanai dan didaftarkan. Salah satu alasan

target dan volume yang tidak sesuai dari kegiatan ini adalah karena kurangnya

peminat dimana dari proposal yang masuk berjumlah 30 dan setelah melalui

hasil seleksi yang didanai hanya 14 raih HKI.

3) Aplikasi ijin penelitian yang diproses memiliki target awal tahun 2016 sebanyak 6

aplikasi riset yang diberikan ijin. Hal ini terdapat kesalahan input pada saat

penetapan target awal yang seharusnya 800 aplikasi dan 550 surat ijin penelitian

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

56

(SIP). Hasil yang dicapai sampai akhir tahun 2016 adalah sebanyak 601 aplikasi

dan 476 SIP.

Aplikasi Riset berjumlah 11 aplikasi yang terdiri terdiri dari aplikasi riset baru dan

aplikasi perpanjangan dengan uraian sebagai berikut:

Aplikasi Riset Baru: ada 8 aplikasi terdiri dari 3 aplikasi riset yang

disetujui, 1 aplikasi yang ditolak, dan 4 aplikasi yang ditunda.

Aplikasi Riset Perpanjangan: Ada 3 aplikasi riset, terdiri dari 2 aplikasi

riset disetujui, 1 aplikasi ditolak, dan 0 aplikasi ditunda. Bulan Desember

Surat Izin Penelitian (SIP) yang terbitkan sejumlah 13 SIP

4) Laporan akhir kegiatan yang di valuasi: yaitu 15 teknologi yang telah divaluasi

5. Meningkatnya Litbang Iptek Unggulan di Bidang Kesehatan dan Obat

1. Litbang Iptek Unggulan Bidang Kesehatan Obat dan Lembaga Eijkman memiliki

beberapa capaian sampai akhir tahun 2016 diantaranya sebagai berikut :

Mengkomunikasikan 15 (lima belas) hasil penelitian unggulan di bidang

Kesehatan dan Obat dalam bentuk draft manuskrip/publikasi ilmiah

Internasional dan Nasional. Selama kurun waktu 2016 telah dihasilkan

sebanyak 55 publikasi ilmiah internasional, 1 publikasi ilmiah nasional, 1

manuskrip yang telah diterima untuk dipublikasikan dan 2 manuskrip yang

telah di submit.

Hasil analisis dan persiapan pembangunan sarana pusat genomik untuk

dilakukan pembangunannya di tahun 2017. Renovasi laboratorium pusat

genomik yang meliputi persiapan sarana, alat laboratorium, server penunjang

laboratorium pusat genomik, genset dan sumber listrik pendukung

laboratorium pusat genomik.

Selesainya proses pengadaan peralatan sarana laboratorium, pengadaan

pendukung jaringan dan internet, pengadaan laptop dan printer, pengadaan

STP dan kelengkapannya, pengadaan peralatan penunjang administrasi

kantor, pengadaan peralatan hidran luar gedung, pengadaan peralatan

kantor ruang administrasi, pengadaan peralatan penunjang laboratorium,

pengadaan CCTV, pengadaan penunjang komputer, pengadaan suku

cadang computer, pengadaan penggantian perlengkapan filter air bersih,

pengadaan suku cadang AC, pengadaan Audio Visual, pengadaan

perlengkapan listrik, pengadaan suku cadang peralatan laboratorium,

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

57

pengadaan pompa limbah dan taman, pengadaan bahan perlengkapan

pendukung komputert, pengadaan peralatan penunjang data center dan

pengadaan BBM.

Selesainya proses pekerjaan perbaikan ringan gedung LBME, pekerjaan

pemeliharaan halaman gedung taman bagian dalam dan luar, pekerjaan

pemeliharaan dan perawatan AC, pekerjaan perbaikan sarana gedung

LBME, pekerjaan perbaikan barang inventaris, pekerjaan renovasi

laboratorium Mitochondria dan Infectious Diseases, pekerjaan cleaning

service dan bahan pendukung cleaning service, pekerjaan perbaikan control

genset 630 KVA dan 150 KVA, pekerjaan perbaikan peralatan STP,

pekerjaan perawatan panel distribusi tegangan rendah, pekerjaan

perawatan/perbaikan ringan pengecatan gedung LBME, dan pekerjaan

perencanaan desain ruang laboratorium Pusat Genomik Nasional.

3.6 Realisasi Anggaran

Sumber pembiayaan pelaksanaan program/kegiatan dalam mendukung dan mencapai

target sasaran tahun 2016 bersumber dari anggaran fungsi layanan umum dan fungsi

pendidikan secara keseluruhan telah mencapai 96.92% sampai akhir Desember 2016.

Namun demikian secara fisik pelaksanaan kegiatan telah mencapai 96.43 %, sehingga

efektifitas penggunaan anggaran telah mencapai sasaran dengan baik. Adapun realisasi

anggaran atau daya serap antara Fungsi Layanan Umum dan Fungsi Pendidikan dapat

disajikan pada table 3.13 dan table 3.14

Tabel 3.13 Realisasi Daya Serap (Fungsi Pendidikan)

NO KEGIATAN PAGU REALISASI % PENANGGUNG

JAWAB

1. Dokumen Perencanaan ProgramAnggaran dan Evaluasi

3.293.581.000setelah pemotongan pagu menjadi 2.618.781.000

1.260.262.450 48.12 Setditjen

2. Dokumen Pelaporan Keuangan dan Akuntansi

3.000.000.000 2.272.832.423 75.76

3. Hukum Humas dan Kerjasama

13.100.340.000 setelah pemotongan pagu menjadi 12.211.790.000

8.820.092.916 72.23

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

58

NO KEGIATAN PAGU REALISASI % PENANGGUNG

JAWAB

4. Layanan Pengelolaan Aset BMN

713.607.000 463.530.550 64.96

5. Layanan Kepegawaian 454.900.000 413.020.500 90.79 6. Layanan Perkantoran 8.338.668.000 7.691.508.162 92.94 7. Perangkat Pengolah

Data dan Komunikasi 1.413.320.000 1.405.154.000 99.42

8. Hasil Penelitian Dosen di Perguruan Tinggi (BOPTN)

1.065.000.000.000 setelah pemotongan pagu menjadi 1.058.197.190.000

1.053.253.362.095 99.53 DRPM

9. Hasil Pengabdian Dosen Kepada Masyarakat (BOPTN)

200.000.000.000 setelah pemotongan pagu menjadi 192.602.690.000

190.536.236.172 98.93

10. HKI yang Didaftarkan dari Hasil Litbang Perguruan Tinggi

4.526.010.000 setelah pemotongan pagu menjadi 4.439.480.000

4.046.330.533 91.14 DPKI

11. Karya Ilmiah Perguruan Tinggi yang Difasilitasi Untuk Dipublikasikan

42.420.529.000 setelah pemotongan pagu menjadi 40.670.529.000

36.650.088.694 90.11

Tabel 3.14 Realisasi Daya Serap (Fungsi Layanan Umum)

No Kegiatan Pagu Realisasi % Penanggung

Jawab 1. Rekomendasi Kebijakan

Sistem Riset 1.500.000.000 setelah pemotongan pagu menjadi 1.453.680.000

1.217.637.865 83.76 DSRP

2. Technology Foresight 3.000.000.000 setelah pemotongan pagu menjadi 2.889.300.000

2.450.132.300 84.8

3. Jakstranas Iptek 1.000.000.000 772.472.050 77.25 4. Rekomendasi Agenda

Riset Nasional 1.000.000.000 setelah pemotongan pagu menjadi 951.100.000

867.766.550 91.24

5. Pelayanan tata Usaha Pimpinan

500.000.000 setelah pemotongan pagu menjadi 434.000.000

339.814.320 78.3

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

59

No Kegiatan Pagu Realisasi % Penanggung

Jawab 6. Paket Hasil Penelitian 81.000.000.000 65.818.377.216 81.26 DRPM 7. Prototipe Teknologi

Untuk Masyarakat 10.000.000.000 setelah pemotongan pagu menjadi 2.569.720.000

222.000.000 8.64

8. Layanan tata Usaha Pimpinan

500.000.000 488.952.451 97.79

9. Prototipe Hasil Pengembangan Teknologi di Industri

35.000.000.000 32.852.518.103 93.86 DPTI

10. Layanan Tata Usaha Pimpinan

500.000.000 475.775.500 95.16

11. Sentra HKI yang Dibina dan Diperkuat

3.000.000.000 2.700.008.125 90 DPKI

12. Raih HKI untuk Didanai dan Didaftarkan

1.500.000.000 849.569.050 56.64

13. Aplikasi Ijin Penelitian yang Diproses

3.000.000.000 1.872.410.744

62.41

14. Teknologi yang Divaluasi

1.500.000.000 718.951.088

47.93

15. Layanan Tata Usaha Pimpinan

500.000.000 456.805.936 91.36

Secara umum program dan kegiatan Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

dapat dilaksanakan dengan baik yang ditunjukkan dengan rata-rata capaian kinerja anggaran

fisik dan keuangan yang mencapai hampir 100% untuk setiap kegiatan. Hampir semua kegiatan

dapat dilaksanakan dengan baik, dalam arti semua sasaran yang ditetapkan dapat dicapai.

Sedangkan daya serap keuangan (anggaran) DIPA mencapai 96,92%.

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

60

BAB IV PENUTUP

Dengan sumberdaya manusia yang terbatas, Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan dapat

mencapai semua target kinerja yang ditetapkan dengan penggunaan anggaran secara efisien.

Kegiatan-kegiatan yang merupakan kegiatan strategis yang terkait dengan Penelitian dan

Pengabdian Kepada Masyarakat dan program kreatifitas mahasiswa serta program kebijakan

riset iptek nasional, produktifitas riset iptek TRL s.d 6 R&D dan produktifitas riset iptek layak

industry, maupun pelaksanaan hibah kompetisi, serta kegiatan pengembangan kerjasama antar

lembaga pendidikan tinggi dapat dilaksanakan dengan baik. Adapun kegiatan yang secara

signifikan mengalami kendala karena alasan teknis dan substansial yaitu kerjasama dengan

lembaga penelitian internasional. Namun demikian, meskipun daya serap keuangan agak

rendah namun prosentase capaian kinerja fisik tetap pada kondisi yang lebih tinggi dari daya

serap keuangan.

Keberhasilan dalam melaksanakan seluruh rangkaian program kegiatan tidak terlepas dari

komitmen yang tinggi semua pihak dan atau instansi terkait termasuk para tim/pakar dari

perguruan tinggi dan lembaga litbang serta masyarakat yang membantu pelaksanaan program

dan kegiatan.

Beberapa program dan kegiatan yang menjadi program dan sasaran strategis Direktorat

Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan akan terus ditingkatkan kinerja pelaksanaannya

pada tahun-tahun mendatang.

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

61

LAMPIRAN 1. PERJANJIAN KINERJA

Unit Kerja Eselon I : Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Tahun Anggaran : 2016

No Sasaran Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target

1 Meningkatnya Produktivitas Kekayaan Intelektual

Jumlah publikasi internasional

6.229 publikasi

Jumlah HKI yang didaftarkan

1.735 HKI

2 Meningkatnya Produktivitas Riset Pendidikan Tinggi, Litbang, dan Pengabdian Masyarakat

Jumlah prototipe R&D (TRL s.d. 6)

632 prototipe

3 Meningkatnya Kesiapan Teknologi Laik Industri

Jumlah prototipe industri (TRL 7)

15 prototipe

Kode Kegiatan

Nama Kegiatan Anggaran

5713 Dukungan Manajemen untuk Program Penguatan Riset dan Pengembangan

30,314,416,000

001 Dokumen Perencanaan Program Anggaran dan Evaluasi 3,293,581,000 002 Dokumen Pelaporan Keuangan dan Akuntansi 3,000,000,000 003 Hukum, Humas dan Kerjasama 13,100,340,000 004 Layanan Pengelolaan Aset BMN 713,607,000 005 Layanan Kepegawaian 454,900,000 994 Layanan Perkantoran 8,338,668,000 996 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 1,413,320,000

5714 Pengembangan Sistem Riset dan Pengembangan Iptek 7,000,000,000 001 Rekomendasi Kebijakan Sistem Riset dan Pengembangan Iptek 1,500,000,000 002 Technology Foresight 3,000,000,000 003 Jakstranas Iptek 1,000,000,000 004 Rekomendasi Agenda Riset Nasional 1,000,000,000 005 Pelayanan Tata Usaha Pimpinan 500,000,000

5715 Riset Litbang dan Pengabdian Masyarakat 91,500,000,000 001 Paket Hasil Penelitian 81,000,000,000 002 Prototipe Teknologi untuk masyarakat 10,000,000,000 003 Layanan Tata Usaha Pimpinan 500,000,000

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

62

Kode Kegiatan

Nama Kegiatan Anggaran

5716 Riset Pendidikan Tinggi dan Pengabdian Masyarakat 1,265,000,000,000 001 Hasil Penelitian Dosen di Perguruan Tinggi (BOPTN) 1,065,000,000,000 003 Hasil Pengabdian Dosen kepada Masyarakat 200,000,000,000

5718 Pengembangan Teknologi Industri 35,500,000,000 001 Prototipe Hasil Pengembangan Teknologi di Industri 35,000,000,000 002 Layanan Tata Usaha Pimpinan 500,000,000

5719 Pengelolaan Kekayaan Intelektual dan Perijinan Penelitian 9,500,000,000 001 Sentra HKI yang dibina dan diperkuat 3,000,000,000 002 Raih HKI untuk Didanai dan Didaftarkan 1,500,000,000 003 Aplikasi Ijin Penelitian yang Diproses 3,000,000,000 004 Teknologi yang Divaluasi 1,500,000,000 005 Layanan tata Usaha Pimpinan 500,000,000

5720 Pengelolaan Kekayaan Intelektual Perguruan Tinggi 46,946,539,000 001 HKI yang didaftarkan dari hasil litbang Perguruan Tinggi 4,526,010,000 002 Karya Ilmiah Perguruan Tinggi yang difasilitasi untuk

Dipublikasikan 42,420,529,000

5717 Lembaga Bio Molekuler Eijkman 29,500,000,000 Jumlah 1,515,260,955,000

2. PENGUKURAN KINERJA A. Indikator Kinerja Sasaran

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

2015-2019 Realisasi

2015 Tahun 2016

Target Realisasi % Meningkatnya Produktivitas Kekayaan Intelektual

Jumlah HKI yang didaftarkan 2.400 1.521 1.735 3.184 183%

Jumlah publikasi internasional 19.000 6.470 6.229 9.574 153%

Meningkatnya Produktivitas Riset Pendidikan Tinggi, Litbang, dan Pengabdian Masyarakat

Jumlah prototipe R&D (TRL s.d 6)

1.200 1.611 632 666 105%

Meningkatnya Kesiapan Teknologi Laik Industri

Jumlah prototipe industri (TRL 7)

15 4 15 45 300%

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

63

B. Program/Kegiatan

No. Program/Kegiatan Target Sasaran Capaian Target Prosentase (%)

1 2 3 4 5 1 5713. Dukungan Manajemen untuk

Program Penguatan Riset dan Pengembangan

001. Dokumen Perencanaan Program Anggaran dan Evaluasi

4 Dokumen 4 Dokumen 100%

002. Dokumen Pelaporan Keuangan dan Akuntansi

3 Dokumen 3 Dokumen 100%

003. Hukum, Humas dan Kerjasama 14 Dokumen 14 Dokumen 100% 004. Layanan Pengelolaan Aset BMN 2 Dokumen 2 Dokumen 100%

005. Layanan Kepegawaian 12 Bulan Layanan

12 Bulan Layanan

100%

994. Layanan Perkantoran 12 Bulan Layanan

12 Bulan Layanan

100%

996. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

199 Unit 223 unit 112%

2 5714. Pengembangan Sistem Riset dan Pengembangan Iptek

001. Rekomendasi Kebijakan Sistem Riset dan Pengembangan Iptek

2 Rekomendasi Kebijakan

2 Rekomendasi Kebijakan

100%

002. Technology Foresight 2 Rekomendasi 2 Rekomendasi 100% 003. Jakstranas Iptek 1 Rekomendasi 1 Rekomendasi 100% 004. Rekomendasi Kebijakan Agenda Riset Nasional

1 Rekomendasi Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan

100%

005. Pelayanan Tata Usaha Pimpinan 12 Bulan Layanan

12 Bulan Layanan

100%

3 5715. Riset Litbang dan Pengabdian Masyarakat

001. Paket Hasil Penelitian 250 Paket 303 Paket 121% 002. Prototipe Teknologi untuk masyarakat

34 Prototipe

003. Layanan Tata Usaha Pimpinan 12 Bulan Layanan

12 Bulan Layanan

100%

4 5716. Riset Pendidikan Tinggi dan Pengabdian Masyarakat

001. Hasil Penelitian Dosen di Perguruan Tinggi (BOPTN)

11.455 Judul 15.513 judul 135%

003. Hasil Pengabdian Dosen kepada Masyarakat

3.125 dosen 3.307 Dosen 106%

LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2016

64

No. Program/Kegiatan Target Sasaran Capaian Target Prosentase (%)

1 2 3 4 5 5 5718. Pengembangan Teknologi

Industri

001. Prototipe Hasil Pengembangan Teknologi di Industri

15 Prototipe 45 prototipe 300%

002. Layanan Tata Usaha Pimpinan 12 Bulan Layanan

12 Bulan Layanan

100%

6 5719. Pengelolaan Kekayaan Intelektual dan Perijinan Penelitian

001. Sentra HKI yang dibina dan diperkuat

20 Sentra HKI 26 Sentra HKI 130%

002. Raih HKI untuk Didanai dan Didaftarkan

20 Raih HKI 14 Raih HKI 70%

003. Aplikasi Ijin Penelitian yang Diproses

6 Aplikasi 813 Aplikasi 1355%

004. Teknologi yang Divaluasi 15 Teknologi 15 Teknologi 100%

005. Layanan tata Usaha Pimpinan 12 Bulan Layanan

12 Bulan Layanan

100%

7 5720. Pengelolaan Kekayaan Intelektual Perguruan Tinggi

001. HKI yang didaftarkan dari hasil litbang Perguruan Tinggi

250 Judul 233 Judul 93%

002. Karya Ilmiah Perguruan Tinggi yang difasilitasi untuk Dipublikasikan

11.164 Judul 13.312 Judul 119%