201unsu1wuw1hjs

33
November 2014 Ciri-ciri profesionalisme : · Punya ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan bidang tadi. · Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan. · Punya sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya. · Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya. Tiga Watak Kerja Profesionalisme : · Kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil · Kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat. · Kerja seorang profesional –diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral– harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama di dalam sebuah organisasi profesi.

Upload: dianswarapiliang

Post on 06-Feb-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SWJWN

TRANSCRIPT

Page 1: 201UNSU1WUW1HJS

November 2014

Ciri-ciri profesionalisme :

· Punya ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan bidang tadi.

· Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan.

· Punya sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya.

· Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya.

Tiga Watak Kerja Profesionalisme :

· Kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil

· Kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat.

· Kerja seorang profesional –diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral– harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama di dalam sebuah organisasi profesi.

Menurut Harris [1995] ruang gerak seorang profesional ini akan diatur melalui etika profesi yang distandarkan dalam bentuk kode etik profesi. Pelanggaran terhadap kode etik profesi bisa dalam berbagai bentuk, meskipun dalam praktek yang umum dijumpai akan mencakup dua kasus utama, yaitu:

a. Pelanggaran terhadap perbuatan yang tidak mencerminkan respek terhadap nilai-nilai yang seharusnya dijunjung tinggi oleh profesi itu. Memperdagangkan jasa atau membeda-bedakan pelayanan jasa atas dasar keinginan untuk mendapatkan keuntungan uang yang berkelebihan ataupun kekuasaan merupakan perbuatan yang sering dianggap melanggar kode etik profesi dan.

Page 2: 201UNSU1WUW1HJS

b. Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa profesi yang kurang mencerminkan kualitas keahlian yang sulit atau kurang dapat dipertanggung-jawabkan menurut standar maupun kriteria profesional.

1. PENGERTIAN PROFESIONALSME

Profesionalisme merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau suatu rangkaian kwalitas yang menandai atau melukiskan coraknya suatu “profesi”. Profesionalisme mengandung pula pengertian menjalankan suatu profesi untuk keuntungan atausebagai sumber penghidupan. Disamping istilah profesionalisme, ada istilah yaitu profesi. Profesi sering kita artikan dengan “pekerjaan” atau “job” kita sehari-hari. Tetapi dalam kata profession yang berasal dari perbendaharaan Angglo Saxon tidak hanya terkandung pengertian “pekerjaan” saja. Profesi mengharuskan tidak hanya pengetahuan dan keahlian khusus melalui persiapan dan latihan, tetapi dalam arti “profession” terpaku juga suatu “panggilan”.

Dengan begitu, maka arti “profession” mengandung dua unsur. Pertama unsure keahlian dan kedua unsur panggilan. Sehingga seorang “profesional” harus memadukan dalam diri pribadinya kecakapan teknik yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaannya, dan juga kematangan etik. Penguasaan teknik saja tidak membuat seseorang menjadi “profesional”. Kedua-duanya harus menyatu.

B. CIRI-CIRI PROFESIONALISME

Di bawah ini dikemukakan beberapa ciri profesionalisme :

1. Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil (perfect result), sehingga kita di tuntut untuk selalu mencari peningkatan mutu.

2. Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan.

3. Profesionalisme menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak mudah puas atau putus asa sampai hasil tercapai.

4. Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh “keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan kenikmatan hidup

5. Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan, sehingga terjaga efektivitas kerja yang tinggi.

Ciri di atas menunjukkan bahwa tidaklah mudah menjadi seorang pelaksana profesi yang profesional, harus ada kriteria-kriteria tertentu yang mendasarinya. Lebih jelas lagi bahwa seorang yang dikatakan

Page 3: 201UNSU1WUW1HJS

profesional adalah mereka yang sangat kompeten atau memiliki kompetensikompetensi tertentu yang mendasari kinerjanya.

C. KODE ETIK PROFESI

Kode yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan atau benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk menjamin suatu berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode juga dapat berarti kumpulan peraturan yang sistematis.

Kode etik yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja. MENURUT UU NO. 8 (POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN). Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Kode etik profesi sebetulnya tidak merupakan hal yang baru. Sudah lama diusahakan untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh oleh seluruh kelompok itu. Salah satu contoh tertua adalah SUMPAH HIPOKRATES yang dipandang sebagai kode etik pertama untuk profesi dokter.

Kode etik bisa dilihat sebagai produk dari etika terapan, seban dihasilkan berkat penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu, yaitu profesi. Tetapi setelah kode etik ada, pemikiran etis tidak berhenti. Kode etik tidak menggantikan pemikiran etis, tapi sebaliknya selalu didampingi refleksi etis. Supaya kode etik dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu syarat mutlak adalah bahwa kode etik itu dibuat oleh profesi sendiri. Kode etik tidak akan efektif kalau di drop begitu saja dari atas yaitu instansi pemerintah atau instansi-instansi lain; karena tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam kalangan profesi itu sendiri. Instansi dari luar bisa menganjurkan membuat kode etik dan barang kali dapat juga membantu dalam merumuskan, tetapi pembuatan kode etik itu sendiri harus dilakukan oleh profesi yang bersangkutan. Supaya dapat berfungsi dengan baik, kode etik itu sendiri harus menjadi hasil SELF REGULATION (pengaturan diri) dari profesi.Dengan membuat kode etik, profesi sendiri akan menetapkan hitam atas putih niatnya untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang dianggapnya hakiki. Hal ini tidak akan pernah bisa dipaksakan dari luar. Hanya kode etik yang berisikan nilai-nilai dan cita-cita yang diterima oleh profesi itu sendiri yang bis mendarah daging dengannya dan menjadi tumpuan harapan untuk dilaksanakan untuk dilaksanakan juga dengan tekun dan konsekuen. Syarat lain yang harus dipenuhi agar kode etik dapat berhasil dengan baik adalah bahwa pelaksanaannya di awasi terus menerus. Pada umumnya kode etik akan mengandung sanksi-sanksi yang dikenakan pada pelanggar kode etik.

SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK :

a. Sanksi moral

b. Sanksi dikeluarkan dari organisasi

Page 4: 201UNSU1WUW1HJS

Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma tersebut sudah tersirat dalam etika profesi. Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang professional

TUJUAN KODE ETIK PROFESI :

a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.

b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.

c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.

d. Untuk meningkatkan mutu profesi.

e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.

f. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.

g. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

h. Menentukan baku standarnya sendiri.

Adapun fungsi dari kode etik profesi adalah :

1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan.

2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.

3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah dibutuhkan dlam berbagai bidang.

Kode etik yang ada dalam masyarakat Indonesia cukup banyak dan bervariasi. Umumnya pemilik kode etik adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat nasional, misalnya Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), kode etik Ikatan Penasehat HUKUM Indonesia, Kode Etik Jurnalistik Indonesia, Kode Etik Advokasi Indonesia dan lain-lain. Ada sekitar tiga puluh organisasi kemasyarakatan yang telah memiliki kode etik. Suatu gejala agak baru adalah bahwa sekarang ini perusahaan-perusahan swasta cenderung

Page 5: 201UNSU1WUW1HJS

membuat kode etik sendiri. Rasanya dengan itu mereka ingin memamerkan mutu etisnya dan sekaligus meningkatkan kredibilitasnya dan karena itu pada prinsipnya patut dinilai positif.

UNDANG-UNDANG YANG MENGATUR TENTANG PROFESI INSINYUR DI INDONESIA.

Di Indonesia, undang-undang tentang profesi keinsinyuran sudah diatur didalam UU Negara Republik Indonesia, “ NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG KEINSINYURAN “.

Undang-undang tersebut terdiri dari pasal 1 sampai dengan pasal 56.

Berikut penjelasan secara umum tentang UU Nomor 11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran.

a. Umum

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa setiap orangdalam mengembangkan dirinya memerlukan pendidikan dan manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, dan budaya demi meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan umum. Untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan umum tersebut, salah satunya dapat dicapai dengan tersedianya sumber daya manusia yang andal dan profesional yang mampu melakukan rekayasa teknik guna meningkatkan nilai tambah, daya saing, daya guna, efisiensi dan efektivitas anggaran, perlindungan publik, kemajuan ilmu dan teknologi, serta pencapaian kebudayaan dan peradaban bangsa yang tinggi. Sumber daya manusia yang mampu melakukan rekayasa teknik masih tersebar dalam berbagai profesi dan kelembagaan masing-masing, belum mempunyai standar keahlian, kemampuan, dan kompetensi Insinyur. Insinyur sebagai salah satu komponen utama yang melakukan layanan jasa rekayasa teknik harus memiliki kompetensi untuk melakukan pekerjaan secara profesional sehingga kegiatan yang dilakukannya dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan dirinya. Hasil karya Insinyur harus dapat dipertanggungjawabkan, baik secara moril-materiil maupun di muka hukum sehingga layanan jasa di bidang Keinsinyuran memiliki kepastian hukum, memberikan pelindungan bagi Insinyur dan pengguna, serta dilakukan secara profesional, bertanggung jawab, dan menjunjung tinggi etika profesi. Unsur penting dalam Praktik Keinsinyuran adalah sikap, penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan teknik yang dimiliki, yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan. Pengetahuan yang dimiliki Insinyur harus terus-menerus dipertahankan dan ditingkatkan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan industri. Perangkat keilmuan yang dimiliki seorang Insinyur mempunyai karakteristik yang khas yang terlihat dari kemampuan untuk melakukan upaya rekayasa teknik yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik lingkungan serta menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang ada. Pengaturan Praktik Keinsinyuran dilakukan untuk memberikan landasan dan kepastian hukum serta pelindungan kepada Pengguna Keinsinyuran dan Pemanfaat Keinsinyuran. Pengaturan Praktik Keinsinyuran dimaksudkan juga untuk memberikan arah pertumbuhan dan peningkatan profesionalisme Insinyur, meletakkan Keinsinyuran Indonesia pada peran dalam pembangunan nasional, serta menjamin terwujudnya penyelenggaraan Keinsinyuran Indonesia yang

Page 6: 201UNSU1WUW1HJS

baik. Oleh karena itu, Praktik Keinsinyuran perlu diatur dalam suatu peraturan perundang-undangan guna memberikan kepastian dan pelindungan hukum kepada Insinyur, Pengguna Keinsinyuran, dan Pemanfaat Keinsinyuran. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan keselamatan kerja, keberlanjutan lingkungan, dan keunggulan hasil rekayasa, untuk meningkatkan kualitas hidup, serta kesejahteraan Insinyur dan masyarakat. Lingkup pengaturan Undang-Undang tentang Keinsinyuran adalah cakupan Keinsinyuran, standar Keinsinyuran, Program Profesi Insinyur, Registrasi Insinyur, Insinyur Asing, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, hak dan kewajiban, kelembagaan Insinyur, organisasi profesi Insinyur, dan pembinaan Keinsinyuran. Undang-Undang ini mengatur bahwa Keinsinyuran mencakup disiplin teknik Keinsinyuran dan bidang Keinsinyuran. Sementara itu, untuk menjamin mutu kompetensi dan profesionalitas layanan profesi Insinyur, dikembangkan standar profesi Keinsinyuran yang terdiri atas standar layanan Insinyur, standar kompetensi Insinyur, dan standar Program Profesi Insinyur.

KETENTUAN PIDANA

Pasal 50

(1) Setiap orang bukan Insinyur yang menjalankan Praktik Keinsinyuran dan bertindak sebagai Insinyur sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau pidana denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

(2) Setiap orang bukan Insinyur yang menjalankan Praktik Keinsinyuran dan bertindak sebagai insinyursebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini sehingga mengakibatkan kecelakaan, cacat, hilangnya nyawa seseorang, kegagalan pekerjaan Keinsinyuran, dan/atau hilangnya harta benda dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Pasal 51

Setiap Insinyur atau Insinyur Asing yang melaksanakan tugas profesi tidak memenuhi standar Keinsinyuran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf c sehingga mengakibatkan kecelakaan, cacat, hilangnya nyawa seseorang, kegagalan pekerjaan Keinsinyuran, dan/atau hilangnya harta benda dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Page 7: 201UNSU1WUW1HJS

Diposkan oleh rendi hermawan di 06.48

Label: Tulisan Softskill

Rabu, 15 Oktober 2014

Pengertian Etika, Profesi, Etika Profesi, Profesionalisme dan Etika Profesi di Bidang Teknik Mesin (Tugas 1)1.    Etika

     Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat

kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa

Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang

dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral

lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas

untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. 

2.     Profesi

   Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau keterampilan dari pelakunya.

Biasanya sebutan “profesi” selalu dikaitkan dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan

tetapi tidak semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut keahlian para

pemangkunya. Hal ini mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat

dipegang oleh sembarang orang, akan tetapi memerlukan suatu persiapan melalui pendidikan dan pelatihan yang

dikembangkan khusus untuk itu. Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh

masyarakat awam adalah sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum

tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu

ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus

diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.

3.    Etika Profesi                          

Page 8: 201UNSU1WUW1HJS

     Etika profesi menurut keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ) adalah sikap hidup berupa keadilan untuk

memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan

dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat. Kode etik profesi adalah sistem norma,

nilai dan aturan professsional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak

benar dan tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa

yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan  jasa

sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak

professional.

4.    Profesionalisme                     

      Profesionalisme merupakan komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara

terus menerus. “Profesionalisme” adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen dari

para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya. Alam bekerja,

setiap manusia dituntut untuk bisa memiliki profesionalisme karena di dalam profesionalisme tersebut terkandung

kepiawaian atau keahlian dalam mengoptimalkan ilmu pengetahuan, skill, waktu, tenaga, sember daya, serta sebuah

strategi pencapaian yang bisa memuaskan semua bagian/elemen. Profesionalisme juga bisa merupakan perpaduan

antara kompetensi dan karakter yang menunjukkan adanya tanggung jawab moral.

5.    Etika Profesi di Bidang Teknik Mesin

    Etika dalam bidang Teknik Mesin yaitu merupakan suatu prinsip-prinsip atau aturan prilaku di dalam bidang Teknik

Mesin yang bertujuan untuk mencapai nilai dan norma moral yang terkandung di dalamnya. Sedangkan Profesi

dalam bidang teknik Mesin dapat diartikan sebagai pekerjaan , namun tidak semua pekerjaan adalah profesi. Sebuah

profesi akan dapat dipercaya dunia industri ketika  kesadaran diri kita yang kuat menjunjung tinggi nilai etika profesi

kita di dunia industri maupun di sekitar kita. Jadi dapat di katakan  etika profesi yaitu batasan-batasan untuk

mengatur atau membimbing prilaku kita sebagai manusia secara normatif. Kita harus mengetahui apa yang harus

dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Karena semuanya itu sangat berpengaruh bagi kita sebagai

mahasiswa teknik mesin yang seharusnya mempunyai etika yang bermoral baik.

Page 9: 201UNSU1WUW1HJS

     Sebagai insinyur untuk membantu pelaksana sebagai seseorang yang professional dibidang keteknikan supaya

tidak dapat merusak etika profesi diperlukan sarana untuk mengatur profesi sebagai seorang professional

dibidangnya berupa kode etik profesi. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi tersebut.

Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan.

Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan

dan yang tidak boleh dilakukan.

       Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya

bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti

pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja

(kalanggan sosial).

Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam

keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau

perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.

    Di Indonesia dalam hal kode etik telah diatur termasuk kode etik sebagai seorang insinyur yang disebut kode etik

insinyur Indonesia dalam “catur karsa sapta dharma insinyur Indonesia. Dalam kode etik insinyur terdapat prinsip-

prinsip dasar yaitu :

Mengutamakan keluhuran budi.

Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia.

Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai dengan tugas dan tanggung

jawabnya.

Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional keinsinyuran.

     Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET) sendiri secara spesifik memberikan persyaratan

akreditasi yang menyatakan bahwa setiap mahasiswa teknik (engineering) harus mengerti betul karakteristik etika

profesi keinsinyuran dan penerapannya. Dengan persyaratan ini, ABET menghendaki setiap mahasiswa teknik harus

betul-betul memahami etika profesi, kode etik profesi dan permasalahan yang timbul diseputar profesi yang akan

Page 10: 201UNSU1WUW1HJS

mereka tekuni nantinya, sebelum mereka nantinya terlanjur melakukan kesalahan ataupun melanggar etika profesi-

nya. Langkah ini akan menempatkan etika profesi sebagai “preventive ethics” yang akan menghindarkan segala

macam tindakan yang memiliki resiko dan konsekuensi yang serius dari penerapan keahlian profesional.

MASALAH ETIKA PROFESI(KASUS PENYUAPAN)

Saling memberi hadiah adalah cara yang lazim dalam mengeratkan interaksi maupun berbagai ikatan antar manusia. Rasa cinta seorang suami kepada isterinya, orang tua kepada anaknya, maupun sebaliknya di antaranya diungkapkan dengan memberi hadiah. Eratnya persahabatan dan persaudaraan juga diekspresikan dengan memberi hadiah. Demikian pula penghargaan terhadap sebuah capaian prestasi ataupun untuk pengakuan kualitas seseorang ditunjukkan dengan memberi hadiah. Rasulullah SAW sendiri memberikan apresiasi yang tinggi. terhadap tradisi untuk saling memberi hadiah. “Hendaknya kalian saling memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai.” (HR. At-Thabrani, Abu Ya’la) Rasulullah SAW sendiri mau menerima hadiah dan tidak mau menerima shadaqah. Beliau pun juga suka memberikan hadiah, baik untuk menunjukkan eratnya ikatan persahabatan dan persaudaraan ataupun mengapresiasi capaian prestasi seseorang.

Namun, memberi sesuatu termasuk hadiah dalam sejarah tidak hanya sebagai indikasi eratnya ikatan antar manusia maupun pengakuan sebuah prestasi, tetapi juga konotasi-konotasi lain yang tidak selalu positif. Misalnya, hadiah sering identik dengan budaya menjilat. Seseorang yang ingin mendapatkan perhatian lebih dari atasan demi perjalanan karir bisa menjilat dengan memberi ’hadiah’.

Hadiah juga sering digunakan untuk melicinkan suatu urusan tertentu. Misalnya kemudahan untuk menempuh birokrasi urusan tertentu seseorang harus memberikan hadiah. Hadiah juga sangat sering digunakan untuk membebaskan seseorang dari jeratan hukum. Pada kasus-kasus yang terakhir ini, hadiah sebenarnya lebih bermakna suap. Karena itu banyak orang yang menyusahkan orang lain dengan hadiah. Sebagaimana halnya banyak orang yang berbuat zhalim kepada orang juga dengan hadiah. Dengan demikian hadiah seolah menampilkan dua wajah yang berlawanan, baik dan buruk. Meskipun nash sudah menyebutkan hadiah adalah baik. Sedangkan suap dan sejenisnya sudah memiliki istilah sendiri yang berkonotasi negatif.

Beda Suap dengan Hadiah:

1. Suap adalah pemberian yang diharamkan syari’at, sedangkan hadiah merupakan yang dianjurkan syari’at2. Suap diberikan dengan satu syarat yang disampaikan secara langsung atau tidak langsung ,sedang hadiah diberikan secara ikhlash tanpa syarat3. Suap diberikan untuk mencari muka dan mempermudah hal bathil sedangkan hadiah untuk silaturrahim dan kasih saying

Page 11: 201UNSU1WUW1HJS

4. Suap dilakukan secara sembunyi-sembunyi berdasar tuntut menuntut, biasanya diberikan dengan berat hati, sedang hadiah diberikan atas sifat kedermawanan5. Biasanya Suap diberikan sebelum suatu pekerjaan, sedang hadiah setelahnya.

Dampak Negatif Suap:

Suap memiliki dampak negatif diantaranya:

Dapat menipiskan iman dan menyebabakn Allah murka serta membuat setan mudah memperdaya manusia, dengan menjerumuskan manusia kedalam maksiat yang lain.

Timbulnya degradasi moral dan redupnya cahaya akhlak serta timbulnya saling menzhalimi antar individu.

Upaya Untuk Menghindari Dan Memberantas Masalah Penyuapan:

1. Solusi individu dan masyarakat

a. Setiap individu hendaklah memperkuat ketakwaannya kepada Allah SWT.

b. Berusaha menanamkan pada setiap diri sifat amanah dan menghadirkan ke dalam hati besarnya dosa yang akan ditanggung oleh orang yang tidak menunaikan amanah.

c. Setiap individu selalu belajar.

2. Solusi untuk Pemerintahan

a. Jika ingin membersihkan penyakit masyarakat ini hendaknya memulai dari mereka sendiri.

b. Bekerjasama dengan para da’i untuk menghidupkan ruh tauhid dan keimanan kepada Allah.

c. Memperhatikan keahlian dan keamanahan dalam mengangkat pegawai.

d. Semua pejabat seharusnya mencari penasehat dan orang terdekat yang shalih untuk menganjurkannya berbuat baik dan mencegahnya dari kemungkaran.

e. Menetapkan aturan dan sanksi yang jelas dan eksplisit, baik sanksi hukum dan sosial, membuat banyak pemain kelas, termasuk suap kakap, pelanggaran hukum harus diberi hukuman seberat mungkin.

Contoh-contoh Pemberian Hadiah Yang Dianggap Penyuapan:

1. Pemberian kepada pegawai atau petugas, untuk memalsukan data, atau mendahulukan pelayanan kepadanya daripada orang lain, atau untuk memenangkan perkaranya, dan lain-lain.. Diantara permisalan lain adalah pemberian seorang atasan kepada bawahannya agar bawahannya tersebut memalsukan data, atau diam terhadap suatu kesalahan, dan lain-lain.2. Dengan pertimbangan adanya kompetisi yang ketat diantara banyak produsen obat, maka seorang karyawan produsen (perusahaan) obat tersebut membagikan sebagian hadiah

Page 12: 201UNSU1WUW1HJS

kepada para dokter seperti ballpoint yang tertulis nama perusahaan obatnya, atau jam atau radio dll, dan sebagai imbalannya, si dokter menulis pada resep pasien dengan nama obat dari produsen (perusahaan) obat tersebut.3. Pemberian hadiah kepada atasan sebuah perusahaan sebelum si pemberi hadiah melaksanakan test calon pegawai perusahaan.

Upaya Untuk Meyelesaikan Masalah (Kasus) Suap:

Menetapkan peraturan dan hukum yang jelas tentang masalah penyuapan.

Berpegang dan berkonsekuensi pada hukum yang telah ditetapkan sebelumnya.

Lakukan pencarian fakta sedetail mungkin atas sebuah dugaan kasus suap sebelum diproses.

Lakukan pemeriksaan terhadap oknum yang terlibat dalam dugaan kasus suap.

Melaksanakan proses pengadilan dan hukuman sesuai aturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Diposkan oleh Fandry Wekin   di 03.14 Tidak ada komentar:  

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

ETIKA PROFESITUGAS ETIKA PROFESI

FRANSISKUS LETU WEKIN

08010004

Pentingnya Etika Profesi Insinyur Dalam Pekerjaan

Sebagai insinyur untuk membantu pelaksana sebagai seseorang yang professional dibidang keteknikan supaya tidak dapat merusak etika profesi diperlukan sarana untuk mengatur profesi sebagai seorang professional dibidangnya berupa kode etik profesi. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi tersebut.

1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak boleh dilakukan

2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan keja (kalanggan social).

3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.

Tanggung jawab profesi yang lebih spesif

Page 13: 201UNSU1WUW1HJS

MASALAH ETIKA PROFESI(KASUS PENYUAPAN)

Saling memberi hadiah adalah cara yang lazim dalam mengeratkan interaksi maupun berbagai ikatan antar manusia. Rasa cinta seorang suami kepada isterinya, orang tua kepada anaknya, maupun sebaliknya di antaranya diungkapkan dengan memberi hadiah. Eratnya persahabatan dan persaudaraan juga diekspresikan dengan memberi hadiah. Demikian pula penghargaan terhadap sebuah capaian prestasi ataupun untuk pengakuan kualitas seseorang ditunjukkan dengan memberi hadiah. Rasulullah SAW sendiri memberikan apresiasi yang tinggi. terhadap tradisi untuk saling memberi hadiah. “Hendaknya kalian saling memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai.” (HR. At-Thabrani, Abu Ya’la) Rasulullah SAW sendiri mau menerima hadiah dan tidak mau menerima shadaqah. Beliau pun juga suka memberikan hadiah, baik untuk menunjukkan eratnya ikatan persahabatan dan persaudaraan ataupun mengapresiasi capaian prestasi seseorang.

Namun, memberi sesuatu termasuk hadiah dalam sejarah tidak hanya sebagai indikasi eratnya ikatan antar manusia maupun pengakuan sebuah prestasi, tetapi juga konotasi-konotasi lain yang tidak selalu positif. Misalnya, hadiah sering identik dengan budaya menjilat. Seseorang yang ingin mendapatkan perhatian lebih dari atasan demi perjalanan karir bisa menjilat dengan memberi ’hadiah’.

Hadiah juga sering digunakan untuk melicinkan suatu urusan tertentu. Misalnya kemudahan untuk menempuh birokrasi urusan tertentu seseorang harus memberikan hadiah. Hadiah juga sangat sering digunakan untuk membebaskan seseorang dari jeratan hukum. Pada kasus-kasus yang terakhir ini, hadiah sebenarnya lebih bermakna suap. Karena itu banyak orang yang menyusahkan orang lain dengan hadiah. Sebagaimana halnya banyak orang yang berbuat zhalim kepada orang juga dengan hadiah. Dengan demikian hadiah seolah menampilkan dua wajah yang berlawanan, baik dan buruk. Meskipun nash sudah menyebutkan hadiah adalah baik. Sedangkan suap dan sejenisnya sudah memiliki istilah sendiri yang berkonotasi negatif.

Beda Suap dengan Hadiah:

1. Suap adalah pemberian yang diharamkan syari’at, sedangkan hadiah merupakan yang dianjurkan syari’at2. Suap diberikan dengan satu syarat yang disampaikan secara langsung atau tidak langsung ,sedang hadiah diberikan secara ikhlash tanpa syarat3. Suap diberikan untuk mencari muka dan mempermudah hal bathil sedangkan hadiah untuk silaturrahim dan kasih saying4. Suap dilakukan secara sembunyi-sembunyi berdasar tuntut menuntut, biasanya diberikan dengan berat hati, sedang hadiah diberikan atas sifat kedermawanan5. Biasanya Suap diberikan sebelum suatu pekerjaan, sedang hadiah setelahnya.

Page 14: 201UNSU1WUW1HJS

Dampak Negatif Suap:

Suap memiliki dampak negatif diantaranya:

Dapat menipiskan iman dan menyebabakn Allah murka serta membuat setan mudah memperdaya manusia, dengan menjerumuskan manusia kedalam maksiat yang lain.

Timbulnya degradasi moral dan redupnya cahaya akhlak serta timbulnya saling menzhalimi antar individu.

Upaya Untuk Menghindari Dan Memberantas Masalah Penyuapan:

1. Solusi individu dan masyarakat

a. Setiap individu hendaklah memperkuat ketakwaannya kepada Allah SWT.

b. Berusaha menanamkan pada setiap diri sifat amanah dan menghadirkan ke dalam hati besarnya dosa yang akan ditanggung oleh orang yang tidak menunaikan amanah.

c. Setiap individu selalu belajar.

2. Solusi untuk Pemerintahan

a. Jika ingin membersihkan penyakit masyarakat ini hendaknya memulai dari mereka sendiri.

b. Bekerjasama dengan para da’i untuk menghidupkan ruh tauhid dan keimanan kepada Allah.

c. Memperhatikan keahlian dan keamanahan dalam mengangkat pegawai.

d. Semua pejabat seharusnya mencari penasehat dan orang terdekat yang shalih untuk menganjurkannya berbuat baik dan mencegahnya dari kemungkaran.

e. Menetapkan aturan dan sanksi yang jelas dan eksplisit, baik sanksi hukum dan sosial, membuat banyak pemain kelas, termasuk suap kakap, pelanggaran hukum harus diberi hukuman seberat mungkin.

Contoh-contoh Pemberian Hadiah Yang Dianggap Penyuapan:

1. Pemberian kepada pegawai atau petugas, untuk memalsukan data, atau mendahulukan pelayanan kepadanya daripada orang lain, atau untuk memenangkan perkaranya, dan lain-lain.. Diantara permisalan lain adalah pemberian seorang atasan kepada bawahannya agar bawahannya tersebut memalsukan data, atau diam terhadap suatu kesalahan, dan lain-lain.2. Dengan pertimbangan adanya kompetisi yang ketat diantara banyak produsen obat, maka seorang karyawan produsen (perusahaan) obat tersebut membagikan sebagian hadiah kepada para dokter seperti ballpoint yang tertulis nama perusahaan obatnya, atau jam atau radio dll, dan sebagai imbalannya, si dokter menulis pada resep pasien dengan nama obat dari produsen (perusahaan) obat tersebut.3. Pemberian hadiah kepada atasan sebuah perusahaan sebelum si pemberi hadiah melaksanakan test calon pegawai perusahaan.

Page 15: 201UNSU1WUW1HJS

Upaya Untuk Meyelesaikan Masalah (Kasus) Suap:

Menetapkan peraturan dan hukum yang jelas tentang masalah penyuapan.

Berpegang dan berkonsekuensi pada hukum yang telah ditetapkan sebelumnya.

Lakukan pencarian fakta sedetail mungkin atas sebuah dugaan kasus suap sebelum diproses.

Lakukan pemeriksaan terhadap oknum yang terlibat dalam dugaan kasus suap.

Melaksanakan proses pengadilan dan hukuman sesuai aturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Diposkan oleh Fandry Wekin   di 03.14 Tidak ada komentar:  

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

ETIKA PROFESITUGAS ETIKA PROFESI

FRANSISKUS LETU WEKIN

08010004

Pentingnya Etika Profesi Insinyur Dalam Pekerjaan

Sebagai insinyur untuk membantu pelaksana sebagai seseorang yang professional dibidang keteknikan supaya tidak dapat merusak etika profesi diperlukan sarana untuk mengatur profesi sebagai seorang professional dibidangnya berupa kode etik profesi. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi tersebut.

1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak boleh dilakukan

2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan keja (kalanggan social).

3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.

Tanggung jawab profesi yang lebih spesif

MASALAH ETIKA PROFESI(KASUS PENYUAPAN)

Page 16: 201UNSU1WUW1HJS

Saling memberi hadiah adalah cara yang lazim dalam mengeratkan interaksi maupun berbagai ikatan antar manusia. Rasa cinta seorang suami kepada isterinya, orang tua kepada anaknya, maupun sebaliknya di antaranya diungkapkan dengan memberi hadiah. Eratnya persahabatan dan persaudaraan juga diekspresikan dengan memberi hadiah. Demikian pula penghargaan terhadap sebuah capaian prestasi ataupun untuk pengakuan kualitas seseorang ditunjukkan dengan memberi hadiah. Rasulullah SAW sendiri memberikan apresiasi yang tinggi. terhadap tradisi untuk saling memberi hadiah. “Hendaknya kalian saling memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai.” (HR. At-Thabrani, Abu Ya’la) Rasulullah SAW sendiri mau menerima hadiah dan tidak mau menerima shadaqah. Beliau pun juga suka memberikan hadiah, baik untuk menunjukkan eratnya ikatan persahabatan dan persaudaraan ataupun mengapresiasi capaian prestasi seseorang.

Namun, memberi sesuatu termasuk hadiah dalam sejarah tidak hanya sebagai indikasi eratnya ikatan antar manusia maupun pengakuan sebuah prestasi, tetapi juga konotasi-konotasi lain yang tidak selalu positif. Misalnya, hadiah sering identik dengan budaya menjilat. Seseorang yang ingin mendapatkan perhatian lebih dari atasan demi perjalanan karir bisa menjilat dengan memberi ’hadiah’.

Hadiah juga sering digunakan untuk melicinkan suatu urusan tertentu. Misalnya kemudahan untuk menempuh birokrasi urusan tertentu seseorang harus memberikan hadiah. Hadiah juga sangat sering digunakan untuk membebaskan seseorang dari jeratan hukum. Pada kasus-kasus yang terakhir ini, hadiah sebenarnya lebih bermakna suap. Karena itu banyak orang yang menyusahkan orang lain dengan hadiah. Sebagaimana halnya banyak orang yang berbuat zhalim kepada orang juga dengan hadiah. Dengan demikian hadiah seolah menampilkan dua wajah yang berlawanan, baik dan buruk. Meskipun nash sudah menyebutkan hadiah adalah baik. Sedangkan suap dan sejenisnya sudah memiliki istilah sendiri yang berkonotasi negatif.

Beda Suap dengan Hadiah:

1. Suap adalah pemberian yang diharamkan syari’at, sedangkan hadiah merupakan yang dianjurkan syari’at2. Suap diberikan dengan satu syarat yang disampaikan secara langsung atau tidak langsung ,sedang hadiah diberikan secara ikhlash tanpa syarat3. Suap diberikan untuk mencari muka dan mempermudah hal bathil sedangkan hadiah untuk silaturrahim dan kasih saying4. Suap dilakukan secara sembunyi-sembunyi berdasar tuntut menuntut, biasanya diberikan dengan berat hati, sedang hadiah diberikan atas sifat kedermawanan5. Biasanya Suap diberikan sebelum suatu pekerjaan, sedang hadiah setelahnya.

Dampak Negatif Suap:

Suap memiliki dampak negatif diantaranya:

Dapat menipiskan iman dan menyebabakn Allah murka serta membuat setan mudah memperdaya manusia, dengan menjerumuskan manusia kedalam maksiat yang lain.

Page 17: 201UNSU1WUW1HJS

Timbulnya degradasi moral dan redupnya cahaya akhlak serta timbulnya saling menzhalimi antar individu.

Upaya Untuk Menghindari Dan Memberantas Masalah Penyuapan:

1. Solusi individu dan masyarakat

a. Setiap individu hendaklah memperkuat ketakwaannya kepada Allah SWT.

b. Berusaha menanamkan pada setiap diri sifat amanah dan menghadirkan ke dalam hati besarnya dosa yang akan ditanggung oleh orang yang tidak menunaikan amanah.

c. Setiap individu selalu belajar.

2. Solusi untuk Pemerintahan

a. Jika ingin membersihkan penyakit masyarakat ini hendaknya memulai dari mereka sendiri.

b. Bekerjasama dengan para da’i untuk menghidupkan ruh tauhid dan keimanan kepada Allah.

c. Memperhatikan keahlian dan keamanahan dalam mengangkat pegawai.

d. Semua pejabat seharusnya mencari penasehat dan orang terdekat yang shalih untuk menganjurkannya berbuat baik dan mencegahnya dari kemungkaran.

e. Menetapkan aturan dan sanksi yang jelas dan eksplisit, baik sanksi hukum dan sosial, membuat banyak pemain kelas, termasuk suap kakap, pelanggaran hukum harus diberi hukuman seberat mungkin.

Contoh-contoh Pemberian Hadiah Yang Dianggap Penyuapan:

1. Pemberian kepada pegawai atau petugas, untuk memalsukan data, atau mendahulukan pelayanan kepadanya daripada orang lain, atau untuk memenangkan perkaranya, dan lain-lain.. Diantara permisalan lain adalah pemberian seorang atasan kepada bawahannya agar bawahannya tersebut memalsukan data, atau diam terhadap suatu kesalahan, dan lain-lain.2. Dengan pertimbangan adanya kompetisi yang ketat diantara banyak produsen obat, maka seorang karyawan produsen (perusahaan) obat tersebut membagikan sebagian hadiah kepada para dokter seperti ballpoint yang tertulis nama perusahaan obatnya, atau jam atau radio dll, dan sebagai imbalannya, si dokter menulis pada resep pasien dengan nama obat dari produsen (perusahaan) obat tersebut.3. Pemberian hadiah kepada atasan sebuah perusahaan sebelum si pemberi hadiah melaksanakan test calon pegawai perusahaan.

Upaya Untuk Meyelesaikan Masalah (Kasus) Suap:

Menetapkan peraturan dan hukum yang jelas tentang masalah penyuapan.

Berpegang dan berkonsekuensi pada hukum yang telah ditetapkan sebelumnya.

Lakukan pencarian fakta sedetail mungkin atas sebuah dugaan kasus suap sebelum diproses.

Page 18: 201UNSU1WUW1HJS

Lakukan pemeriksaan terhadap oknum yang terlibat dalam dugaan kasus suap.

Melaksanakan proses pengadilan dan hukuman sesuai aturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Diposkan oleh Fandry Wekin   di 03.14 Tidak ada komentar:  

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

ETIKA PROFESITUGAS ETIKA PROFESI

FRANSISKUS LETU WEKIN

08010004

Pentingnya Etika Profesi Insinyur Dalam Pekerjaan

Sebagai insinyur untuk membantu pelaksana sebagai seseorang yang professional dibidang keteknikan supaya tidak dapat merusak etika profesi diperlukan sarana untuk mengatur profesi sebagai seorang professional dibidangnya berupa kode etik profesi. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi tersebut.

1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak boleh dilakukan

2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan keja (kalanggan social).

3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.

Tanggung jawab profesi yang lebih spesif

MASALAH ETIKA PROFESI(KASUS PENYUAPAN)

Saling memberi hadiah adalah cara yang lazim dalam mengeratkan interaksi maupun berbagai ikatan antar manusia. Rasa cinta seorang suami kepada isterinya, orang tua kepada anaknya, maupun sebaliknya di antaranya diungkapkan dengan memberi hadiah. Eratnya persahabatan dan persaudaraan juga diekspresikan dengan memberi hadiah. Demikian pula penghargaan terhadap sebuah capaian prestasi ataupun untuk pengakuan kualitas seseorang ditunjukkan dengan memberi hadiah. Rasulullah SAW sendiri memberikan apresiasi yang tinggi. terhadap tradisi untuk saling memberi hadiah.

Page 19: 201UNSU1WUW1HJS

“Hendaknya kalian saling memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai.” (HR. At-Thabrani, Abu Ya’la) Rasulullah SAW sendiri mau menerima hadiah dan tidak mau menerima shadaqah. Beliau pun juga suka memberikan hadiah, baik untuk menunjukkan eratnya ikatan persahabatan dan persaudaraan ataupun mengapresiasi capaian prestasi seseorang.

Namun, memberi sesuatu termasuk hadiah dalam sejarah tidak hanya sebagai indikasi eratnya ikatan antar manusia maupun pengakuan sebuah prestasi, tetapi juga konotasi-konotasi lain yang tidak selalu positif. Misalnya, hadiah sering identik dengan budaya menjilat. Seseorang yang ingin mendapatkan perhatian lebih dari atasan demi perjalanan karir bisa menjilat dengan memberi ’hadiah’.

Hadiah juga sering digunakan untuk melicinkan suatu urusan tertentu. Misalnya kemudahan untuk menempuh birokrasi urusan tertentu seseorang harus memberikan hadiah. Hadiah juga sangat sering digunakan untuk membebaskan seseorang dari jeratan hukum. Pada kasus-kasus yang terakhir ini, hadiah sebenarnya lebih bermakna suap. Karena itu banyak orang yang menyusahkan orang lain dengan hadiah. Sebagaimana halnya banyak orang yang berbuat zhalim kepada orang juga dengan hadiah. Dengan demikian hadiah seolah menampilkan dua wajah yang berlawanan, baik dan buruk. Meskipun nash sudah menyebutkan hadiah adalah baik. Sedangkan suap dan sejenisnya sudah memiliki istilah sendiri yang berkonotasi negatif.

Beda Suap dengan Hadiah:

1. Suap adalah pemberian yang diharamkan syari’at, sedangkan hadiah merupakan yang dianjurkan syari’at2. Suap diberikan dengan satu syarat yang disampaikan secara langsung atau tidak langsung ,sedang hadiah diberikan secara ikhlash tanpa syarat3. Suap diberikan untuk mencari muka dan mempermudah hal bathil sedangkan hadiah untuk silaturrahim dan kasih saying4. Suap dilakukan secara sembunyi-sembunyi berdasar tuntut menuntut, biasanya diberikan dengan berat hati, sedang hadiah diberikan atas sifat kedermawanan5. Biasanya Suap diberikan sebelum suatu pekerjaan, sedang hadiah setelahnya.

Dampak Negatif Suap:

Suap memiliki dampak negatif diantaranya:

Dapat menipiskan iman dan menyebabakn Allah murka serta membuat setan mudah memperdaya manusia, dengan menjerumuskan manusia kedalam maksiat yang lain.

Timbulnya degradasi moral dan redupnya cahaya akhlak serta timbulnya saling menzhalimi antar individu.

Upaya Untuk Menghindari Dan Memberantas Masalah Penyuapan:

1. Solusi individu dan masyarakat

Page 20: 201UNSU1WUW1HJS

a. Setiap individu hendaklah memperkuat ketakwaannya kepada Allah SWT.

b. Berusaha menanamkan pada setiap diri sifat amanah dan menghadirkan ke dalam hati besarnya dosa yang akan ditanggung oleh orang yang tidak menunaikan amanah.

c. Setiap individu selalu belajar.

2. Solusi untuk Pemerintahan

a. Jika ingin membersihkan penyakit masyarakat ini hendaknya memulai dari mereka sendiri.

b. Bekerjasama dengan para da’i untuk menghidupkan ruh tauhid dan keimanan kepada Allah.

c. Memperhatikan keahlian dan keamanahan dalam mengangkat pegawai.

d. Semua pejabat seharusnya mencari penasehat dan orang terdekat yang shalih untuk menganjurkannya berbuat baik dan mencegahnya dari kemungkaran.

e. Menetapkan aturan dan sanksi yang jelas dan eksplisit, baik sanksi hukum dan sosial, membuat banyak pemain kelas, termasuk suap kakap, pelanggaran hukum harus diberi hukuman seberat mungkin.

Contoh-contoh Pemberian Hadiah Yang Dianggap Penyuapan:

1. Pemberian kepada pegawai atau petugas, untuk memalsukan data, atau mendahulukan pelayanan kepadanya daripada orang lain, atau untuk memenangkan perkaranya, dan lain-lain.. Diantara permisalan lain adalah pemberian seorang atasan kepada bawahannya agar bawahannya tersebut memalsukan data, atau diam terhadap suatu kesalahan, dan lain-lain.2. Dengan pertimbangan adanya kompetisi yang ketat diantara banyak produsen obat, maka seorang karyawan produsen (perusahaan) obat tersebut membagikan sebagian hadiah kepada para dokter seperti ballpoint yang tertulis nama perusahaan obatnya, atau jam atau radio dll, dan sebagai imbalannya, si dokter menulis pada resep pasien dengan nama obat dari produsen (perusahaan) obat tersebut.3. Pemberian hadiah kepada atasan sebuah perusahaan sebelum si pemberi hadiah melaksanakan test calon pegawai perusahaan.

Upaya Untuk Meyelesaikan Masalah (Kasus) Suap:

Menetapkan peraturan dan hukum yang jelas tentang masalah penyuapan.

Berpegang dan berkonsekuensi pada hukum yang telah ditetapkan sebelumnya.

Lakukan pencarian fakta sedetail mungkin atas sebuah dugaan kasus suap sebelum diproses.

Lakukan pemeriksaan terhadap oknum yang terlibat dalam dugaan kasus suap.

Melaksanakan proses pengadilan dan hukuman sesuai aturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Diposkan oleh Fandry Wekin   di 03.14 Tidak ada komentar:  

Page 21: 201UNSU1WUW1HJS

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

ETIKA PROFESITUGAS ETIKA PROFESI

FRANSISKUS LETU WEKIN

08010004

Pentingnya Etika Profesi Insinyur Dalam Pekerjaan

Sebagai insinyur untuk membantu pelaksana sebagai seseorang yang professional dibidang keteknikan supaya tidak dapat merusak etika profesi diperlukan sarana untuk mengatur profesi sebagai seorang professional dibidangnya berupa kode etik profesi. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi tersebut.

1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak boleh dilakukan

2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan keja (kalanggan social).

3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.

Tanggung jawab profesi yang lebih spesif

MASALAH ETIKA PROFESI(KASUS PENYUAPAN)

Saling memberi hadiah adalah cara yang lazim dalam mengeratkan interaksi maupun berbagai ikatan antar manusia. Rasa cinta seorang suami kepada isterinya, orang tua kepada anaknya, maupun sebaliknya di antaranya diungkapkan dengan memberi hadiah. Eratnya persahabatan dan persaudaraan juga diekspresikan dengan memberi hadiah. Demikian pula penghargaan terhadap sebuah capaian prestasi ataupun untuk pengakuan kualitas seseorang ditunjukkan dengan memberi hadiah. Rasulullah SAW sendiri memberikan apresiasi yang tinggi. terhadap tradisi untuk saling memberi hadiah. “Hendaknya kalian saling memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai.” (HR. At-Thabrani, Abu Ya’la) Rasulullah SAW sendiri mau menerima hadiah dan tidak mau menerima shadaqah. Beliau pun juga suka memberikan hadiah, baik untuk menunjukkan eratnya ikatan persahabatan dan persaudaraan ataupun mengapresiasi capaian prestasi seseorang.

Page 22: 201UNSU1WUW1HJS

Namun, memberi sesuatu termasuk hadiah dalam sejarah tidak hanya sebagai indikasi eratnya ikatan antar manusia maupun pengakuan sebuah prestasi, tetapi juga konotasi-konotasi lain yang tidak selalu positif. Misalnya, hadiah sering identik dengan budaya menjilat. Seseorang yang ingin mendapatkan perhatian lebih dari atasan demi perjalanan karir bisa menjilat dengan memberi ’hadiah’.

Hadiah juga sering digunakan untuk melicinkan suatu urusan tertentu. Misalnya kemudahan untuk menempuh birokrasi urusan tertentu seseorang harus memberikan hadiah. Hadiah juga sangat sering digunakan untuk membebaskan seseorang dari jeratan hukum. Pada kasus-kasus yang terakhir ini, hadiah sebenarnya lebih bermakna suap. Karena itu banyak orang yang menyusahkan orang lain dengan hadiah. Sebagaimana halnya banyak orang yang berbuat zhalim kepada orang juga dengan hadiah. Dengan demikian hadiah seolah menampilkan dua wajah yang berlawanan, baik dan buruk. Meskipun nash sudah menyebutkan hadiah adalah baik. Sedangkan suap dan sejenisnya sudah memiliki istilah sendiri yang berkonotasi negatif.

Beda Suap dengan Hadiah:

1. Suap adalah pemberian yang diharamkan syari’at, sedangkan hadiah merupakan yang dianjurkan syari’at2. Suap diberikan dengan satu syarat yang disampaikan secara langsung atau tidak langsung ,sedang hadiah diberikan secara ikhlash tanpa syarat3. Suap diberikan untuk mencari muka dan mempermudah hal bathil sedangkan hadiah untuk silaturrahim dan kasih saying4. Suap dilakukan secara sembunyi-sembunyi berdasar tuntut menuntut, biasanya diberikan dengan berat hati, sedang hadiah diberikan atas sifat kedermawanan5. Biasanya Suap diberikan sebelum suatu pekerjaan, sedang hadiah setelahnya.

Dampak Negatif Suap:

Suap memiliki dampak negatif diantaranya:

Dapat menipiskan iman dan menyebabakn Allah murka serta membuat setan mudah memperdaya manusia, dengan menjerumuskan manusia kedalam maksiat yang lain.

Timbulnya degradasi moral dan redupnya cahaya akhlak serta timbulnya saling menzhalimi antar individu.

Upaya Untuk Menghindari Dan Memberantas Masalah Penyuapan:

1. Solusi individu dan masyarakat

a. Setiap individu hendaklah memperkuat ketakwaannya kepada Allah SWT.

b. Berusaha menanamkan pada setiap diri sifat amanah dan menghadirkan ke dalam hati besarnya dosa yang akan ditanggung oleh orang yang tidak menunaikan amanah.

Page 23: 201UNSU1WUW1HJS

c. Setiap individu selalu belajar.

2. Solusi untuk Pemerintahan

a. Jika ingin membersihkan penyakit masyarakat ini hendaknya memulai dari mereka sendiri.

b. Bekerjasama dengan para da’i untuk menghidupkan ruh tauhid dan keimanan kepada Allah.

c. Memperhatikan keahlian dan keamanahan dalam mengangkat pegawai.

d. Semua pejabat seharusnya mencari penasehat dan orang terdekat yang shalih untuk menganjurkannya berbuat baik dan mencegahnya dari kemungkaran.

e. Menetapkan aturan dan sanksi yang jelas dan eksplisit, baik sanksi hukum dan sosial, membuat banyak pemain kelas, termasuk suap kakap, pelanggaran hukum harus diberi hukuman seberat mungkin.

Contoh-contoh Pemberian Hadiah Yang Dianggap Penyuapan:

1. Pemberian kepada pegawai atau petugas, untuk memalsukan data, atau mendahulukan pelayanan kepadanya daripada orang lain, atau untuk memenangkan perkaranya, dan lain-lain.. Diantara permisalan lain adalah pemberian seorang atasan kepada bawahannya agar bawahannya tersebut memalsukan data, atau diam terhadap suatu kesalahan, dan lain-lain.2. Dengan pertimbangan adanya kompetisi yang ketat diantara banyak produsen obat, maka seorang karyawan produsen (perusahaan) obat tersebut membagikan sebagian hadiah kepada para dokter seperti ballpoint yang tertulis nama perusahaan obatnya, atau jam atau radio dll, dan sebagai imbalannya, si dokter menulis pada resep pasien dengan nama obat dari produsen (perusahaan) obat tersebut.3. Pemberian hadiah kepada atasan sebuah perusahaan sebelum si pemberi hadiah melaksanakan test calon pegawai perusahaan.

Upaya Untuk Meyelesaikan Masalah (Kasus) Suap:

Menetapkan peraturan dan hukum yang jelas tentang masalah penyuapan.

Berpegang dan berkonsekuensi pada hukum yang telah ditetapkan sebelumnya.

Lakukan pencarian fakta sedetail mungkin atas sebuah dugaan kasus suap sebelum diproses.

Lakukan pemeriksaan terhadap oknum yang terlibat dalam dugaan kasus suap.

Melaksanakan proses pengadilan dan hukuman sesuai aturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Diposkan oleh Fandry Wekin   di 03.14 Tidak ada komentar:  

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

ETIKA PROFESITUGAS ETIKA PROFESI

Page 24: 201UNSU1WUW1HJS

FRANSISKUS LETU WEKIN

08010004

Pentingnya Etika Profesi Insinyur Dalam Pekerjaan

Sebagai insinyur untuk membantu pelaksana sebagai seseorang yang professional dibidang keteknikan supaya tidak dapat merusak etika profesi diperlukan sarana untuk mengatur profesi sebagai seorang professional dibidangnya berupa kode etik profesi. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi tersebut.

1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak boleh dilakukan

2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan keja (kalanggan social).

3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.

Tanggung jawab profesi yang lebih spesif