09e02271 yes

54
PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C TERHADAP JUMLAH SEL LEYDIG DAN JUMLAH SPERMA MENCIT JANTAN DEWASA (Mus musculus, L.) YANG DIPAPARI MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG) TESIS Oleh JULAHIR HODMATUA SIREGAR 077008002/BM SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 S E K O L A H P A S C A S A R J A N A Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

Upload: sidiq-ikbal

Post on 23-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

yes

TRANSCRIPT

  • PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C TERHADAP JUMLAH SEL LEYDIG DAN JUMLAH SPERMA MENCIT JANTAN

    DEWASA (Mus musculus, L.) YANG DIPAPARI MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG)

    TESIS

    Oleh

    JULAHIR HODMATUA SIREGAR 077008002/BM

    SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN 2009

    S

    EK O L A

    H

    PASCASAR J

    ANA

    id3774447 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C TERHADAP JUMLAH SEL LEYDIG DAN JUMLAH SPERMA MENCIT JANTAN

    DEWASA (Mus musculus, L.) YANG DIPAPARI MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG)

    TESIS

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan dalam Program Studi Ilmu Biomedik pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

    Oleh

    JULAHIR HODMATUA SIREGAR 077008002/BM

    SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN 2009

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • Judul Tesis : PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C TERHADAP JUMLAH SEL LEYDIG DAN JUMLAH SPERMA MENCIT JANTAN DEWASA (Mus musculus, L.) YANG DIPAPARI MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG)

    Nama Mahasiswa : Julahir Hodmatua Siregar Nomor Pokok : 077008002 Program Studi : Biomedik

    Menyetujui Komisi Pembimbing

    (Dr. Drs. Syafruddin Ilyas, M.Biomed) (dr. Delyuzar, SpPA (K)) Ketua Anggota

    Ketua Program Studi Direktur

    (dr. Yahwardiah Siregar, PhD) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc)

    Tanggal lulus: 29 Agustus 2009

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • Telah diuji pada Tanggal 29 Agustus 2009

    PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Dr. Drs. Syafruddin Ilyas, M.Biomed Anggota : 1. dr. Delyuzar, SpPA (K)

    2. Prof. Em. dr. Yasmeini Yazir

    3. Prof. dr. Gusbakti Rusip, MSc, PKK

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh vitamin C terhadap jumlah sel Leydig dan Sperma mencit jantan yang dipapari dengan monosodium glutamate (MSG). Apakah pengaruh reaktif oksigen spseies (ROS) atau radikal bebas yang ditimbulkan pemberian MSG dapat ditangkal dengan pemberian vitamin C sebagai antioksidan. Penelitian ini memakai mencit jantan Mus musculus L sebanyak 25 ekor yang dibagi dalam 5 kelompok perlakuan. Kelompok pertama sebagai kontrol negatif yang diberi dengan NaCl 0,9% 0,5 cc selama 30 hari, kelompok kedua kontrol positif diberi MSG 4mg/gBB intraperitoneal (IP) dilarutkan dengan NaCl 0,9% 0,5cc selama 15 hari, 15 hari berikutnya diberi NaCl 0,9% 0,5cc, kelompok ketiga diberi MSG 4mg/gBB (IP) selama 30 hari, kelompok keempat diberi MSG 4mg/gBB 15 hari pertama dan dilanjutkan dengan pemberian vitamin C 0.2mg/gBB oral 15 hari berikutnya, kelompok kelima diberi MSH 4mg/gBB (IP) 15 hari pertama dilanjutkan dengan pemberian MSG 4mg/gBB ditambah vitamin C 0,2mg/gBB 15 hari berikutnya. Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari komite etik penelitian USU. Hasil yang didapat menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna secara statistik pada jumlah sel Leydig (P0,05) walaupun menunjukkan adanya sedikit perbedaan. Jumlah sel Leydig yang berbeda bermakna dipengaruhi oleh pemberian MSG yang mengakibatkan pembentukan radikal bebas sehingga jumlah sel Leydig berubah. Sedangkan jumlah sperma yang tidak berbeda bermakna kemungkinan diakibatkan oleh tidak adanya perubahan pada kadar terstosteron intratestikular sehingga tidak mempengaruhi proses spermatogenesis.

    Kata Kunci: MSG, Sel Leydig, Sperma, Vitamin C, ROS.

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • ABSTRACT

    The present study is aimed to investigate the effect of vitamin C to Leydig cell and the sperm concentration of mice (Mus musculus L.) which are induced by monosodium glutamate (MSG). Is there any effect on ROS after giving of MSG treatment? Is it possible vitamin C to reject ones throughout antioxidant?. Adult mice (n=5/group) are divided into five groups. The first group, as negative control which is given 0,5 cc of NaCl 0,9% intrapertoneal (IP) for 30 days. The second group, as a positive control which is given MSG 4mg/gBW (IP) for 15 days, then the next 15 days, the mice is given 0,5 cc of NaCl 0,9%. The third group is given MSG 4mg/gBW (IP) for 30 days. The fourth group is given MSG 4mg/gBW for 15 days and 15 days later they are given orally 0,2mg/gBW of vitamin C. The Fifth group is given MSG 4mg/gBW (IP) for 15 days and 15 days later the mice is given MSG 4mg/gBW (IP) and orally 0,2mg/gBW of vitamin C. All the experimental procedures and animal maintenance confirmed to the strict guidelines of institutional animal ethics committee. The amount of Leydig cell in experimental groups compared with control group significantly difference (P0,05). MSG administration to increase free radical. It causes the formation of ROS which changes the Leydig cell. The sperm concentration insignificantly difference, because MSG does not decrease intratesticular testosterone, so it will not affect the process of spermatogenesis.

    Keywords: MSG, Leydig cell, Sperm, Vitamin C, ROS.

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas berkat dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Vitamin C terhadap Jumlah sel Leydig dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa (Mus musculus.,L.) yang dipapari Monosodium Glutamat (MSG). Tesis ini merupakan salah satu syarat yang harus dilaksanakan penulis dalam rangka memenuhi persyaratan untuk meraih gelar Magister pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Dengan selesainya tesis ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

    yang tulus kepada: 1. Kedua Orang tua tercinta, Baginda Natorop Siregar dan Fatimah Harahap dan

    seluruh keluarga atas dukungan dan doa yang tulus mendukung penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Pascasarjana USU Medan.

    2. Bapak Dirjen Dikti yang telah memberikan bantuan dana berupa beasiswa selama mengikuti pendidikan di Sekolah Pascasarjana USU Medan.

    3. Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, SpA(K) dan seluruh jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Sekolah Pascasarjana USU Medan.

    4. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc, selaku Direktur Pascasarjana USU Medan, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister Sekolah Pascasarjana USU Medan.

    5. Ketua Program Studi Ilmu Biomedik, dr. Yahwardiah Siregar, PhD. 6. Dosen Pembimbing, Dr. Drs. Syafruddin Ilyas, M.Biomed dan dr. Delyuzar,

    SpPA(K) atas masukan dan dukungannya selama penelitian dan penyusunan tesis ini.

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • 7. Dosen Pembanding, Prof. dr. Yasmeini Yazir dan Prof. Gusbakti Rusip, M.Sc, PKK.

    8. Koordinator Kopertis Wilayah I yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengikuti pendidikan Program Magister Sekolah Pascasarjana USU Medan.

    9. Rektor Universitas Islam Sumatera Utara dan Dekan Fakultas Kedokteran UISU, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengikuti pendidikan Program Magister Sekolah Pascasarjana USU Medan.

    10. Terima kasih yang tulus kepada istriku tercinta, Anni Lovina Dalimunthe, atas semua dorongan dan semangat sehingga tesis ini dapat penulis selesaikan.

    11. Terima kasih kepada mertua dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan moril selama penulis menjalani pendidikan di Sekolah Pascasarjana USU Medan.

    12. Terima kasih kepada dr. Syaiful Batubara dan keluarga yang memberikan nasehat dan semangat kepada penulis.

    13. Terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada semua teman-teman seperjuangan, mahasiswa Sekolah Pascasarjana USU Program Studi Ilmu Biomedik angkatan 2007, atas dorongan semangat dan kerjasama yang baik dan kekompakan yang terjalin selama ini.

    14. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian sampai selesainya tesis ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan

    tesis ini. Demikian tesis ini disampaikan semoga dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

    Medan, 29 Agustus 2009 Penulis

    Julahir Hodmatua Siregar

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • RIWAYAT HIDUP

    Nama : Julahir Hodmatua Siregar Tempat/Tanggal Lahir : Aektampang, 12 Desember 1977 Agama : Islam

    Status : Menikah Alamat : Jl. Bantan No. 26 B Medan Pendidikan :

    SD Negeri Situmba : 1984-1990 SMP Negeri Baringin : 1990-1993 SMA Negeri 2 P. Sidempuan : 1993-1996 Sarjana (S1) FK UISU : 1997-2004 Pascasarjana (S2) Biomedik USU : 2007-2009

    Pekerjaan : Dokter PTT : 2004-2005 Dosen Kopertis Wil I dpk Akbid RS Haji Medan : 2005-2006 Dosen Kopertis Wil I dpk UISU : 2006-Sekarang

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    ABSTRAK..................................................................................................... i ABSTRACT..................................................................................................... ii KATA PENGANTAR.................................................................................... iii RIWAYAT HIDUP........................................................................................ v DAFTAR ISI................................................................................................... vi DAFTAR TABEL........................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... x

    BAB 1. PENDAHULUAN. 1 1.1. Latar Belakang......................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah.................................................................... 4 1.3. Kerangka Teori........................................................................ 4 1.4. Tujuan Penelitian..................................................................... 5

    1.4.1. Tujuan Umum.............................................................. 5 1.4.2 Tujuan Khusus............................................................. 6

    1.5. Hipotesis.................................................................................. 6 1.6. Manfaat Penelitian................................................................... 6

    BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 7 2.1. Monosodium Glutamat (MSG)................................................ 7

    2.1.1. Kimia MSG................................................................... 7 2.1.2. Metabolisme MSG........................................................ 9 2.1.3. Efek Biologis MSG... 9 2.1.4. Efek MSG terhadap Fungsi Reproduksi....................... 9

    2.2. Asam Askorbat (Vitamin C)..................................................... 11 2.2.1. Sumber-sumber Asam Askorbat (Vitamin C).............. 11 2.2.2. Biokimia Asam Askorbat (Vitamin C)......................... 12 2.2.3. Asam Askorbat (Vitamin C) dan Fertilitas................... 14

    2.3. Fisiologi Reproduksi Mencit Jantan......................................... 15 2.3.1. Sistim Reproduksi Mencit Jantan................................. 15 2.3.2. Testis............................................................................. 16 2.3.3. Sel Leydig..................................................................... 16

    2.4. Sistim Duktus........................................................................... 17 2.5. Spermatogenesis....................................................................... 17 2.6. Struktur Sel Spermatozoa......................................................... 18

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN.......................................................... 19 3.1. Tempat dan Waktu................................................................... 19 3.2. Rancangan Penelitian............................................................... 19 3.3. Bahan dan Alat Penelitian........................................................ 20

    3.3.1. Bahan Penelitian........................................................... 20 3.3.2. Alat-alat........................................................................ 21

    3.4. Variabel Penelitian................................................................... 21 3.4.1. Variabel Independen.................................................... 21 3.4.2. Variabel Dependen....................................................... 21

    3.5. Pelaksanaan Penelitian dan Pengamatan.................................. 21 3.5.1. Pemeliharaan Hewan Percobaan.................................. 21 3.5.2. Pemberian Perlakuan.................................................... 22 3.5.3. Prosedur Pemeriksaan dan Pengamatan....................... 23

    3.6. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis.................................... 27

    BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 28 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian........................................................ 28

    4.1.1. Pengambilan Organ...................................................... 28 4.2. Hasil Penelitian......................................................................... 29

    4.2.1. Berat Badan.................................................................. 29 4.2.2. Jumlah Sel Sperma....................................................... 29 4.2.3. Jumlah Sel Leydig........................................................ 30

    4.3. Pembahasan.............................................................................. 31

    BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 34 5.1. Kesimpulan............................................................................... 34 5.2. Saran......................................................................................... 34

    DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 35

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • DAFTAR TABEL

    Nomor Judul Halaman

    3.1. Desain Perlakuan 23

    4.1. Jumlah Sperma Mencit... 30

    4.2. Jumlah Sel Leydig.. 30

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • DAFTAR GAMBAR

    Nomor Judul Halaman

    1.1. Kerangka Konsep...................................................................... 5

    2.1. Struktur Ikatan Kimia Asam Askorbat...................................... 14

    2.2. Sel Leydig................................................................................. 17

    3.1. Kamar Hitung Improved Neubauer........................................... 27

    4.1. Berat Badan Mencit Awal dan Akhir........................................ 29

    4.2. Sel Leydig (Panah) dengan Pembesaran Mikroskop 400x 31

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Nomor Judul Halaman

    1. Hasil Pengolahan Data Secara Statistik......................................... 39

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Monosodium glutamate (MSG) adalah garam natrium dari asam glutamat

    (glutamic acid). MSG telah dikonsumsi secara luas di seluruh dunia sebagai

    penambah rasa makanan dalam bentuk L-glutamic acid (Geha et al, 2000). Asam

    amino tersebut pada hakekatnya banyak dijumpai dalam makanan alami, bahkan

    makanan tertentu bisa mengandung antara 5 - 20% dari total kandungan asam amino,

    baik dalam bentuk bebas maupun terikat dengan peptida ataupun protein (Geha et al,

    2000; FDA, 1995). Glutamat dalam bentuk bebas didapat dari makanan seperti tomat,

    keju dan kecap yang merupakan hasil fermentasi (FDA, 1995). Secara alami glutamat

    yang ada dalam tubuh kita berasal dari makanan yang mengandung protein seperti

    keju, susu, daging, kacang kapri dan jamur (FDA, 1995).

    Rata-rata konsumsi MSG diperkirakan sekitar 0,6 g/hari di Indonesia

    (Prawiroharjo et al, 2000) atau 0,3 - 1.0 g/hari di negara industri (Geha et al, 2000).

    Konsumsi tersebut bisa meningkat tergantung pada isi kandungan MSG dalam

    makanan dan juga tergantung pilihan rasa seseorang (Geha et al, 2000).

    Penelitian yang dilakukan Ahluwalia (1996) dengan pemberian MSG secara

    subkutan pada menit jantan dewasa selama 6 hari dengan dosis 4 dan 8 mg/g BB

    menyebabkan peningkatan kadar glukosa eritrosit diikuti dengan peningkatan lipid

    peroksidasi. Kadar total glutation dan protein yang terikat glutation meningkat secara

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • signifikan dalam eritrosit, sementara glutation non protein menurun secara signifikan.

    Pemberian 4 dan 8 mg/g BB MSG meningkatkan aktivitas glutation reduktase (GR),

    glutathione-S-transferse (GST) dan glutation reductase (GRX). Hal ini

    menggambarkan bahwa pemberian MSG di atas 4mg/g BB menghasilkan stress

    oksdatif yang dilawan tubuh dengan meningkatkan aktivitas enzim metaboliknya

    (Ahluwalia, 1996).

    Penelitian yang dilakukan Vinodini pada tikus jantan dengan pemberian MSG

    4g/kgBB selama 15 hari (paparan jangka pendek) dan 30 hari (paparan jangka

    panjang) sangat berpengaruh. Berat testis, yang diukur menunjukkan penurunan pada

    kedua group percobaan. Kadar lipid peroksidasi meningkat pada kedua group.

    Sedangkan kadar asam askorbat pada testis terjadi penurunan (Vinodini, 2008).

    Pada penelitian tikus jantan yang diberi MSG selama 15 hari (paparan jangka

    pendek) dan 30 hari (paparan jangka panjang) yang diberi 4gr/kgBB intraperitoneal

    memperlihatkan pengaruhnya berupa penurunan berat testis, jumlah sperma, dan

    kadar asam askorbat, dan peningkatan jumlah sperma yang rusak atau abnormal.

    Jumlah sperma yang normal pada tikus yang dipaparkan dengan MSG jangka pendek

    lebih sedikit dibanding dengan yang dipaparkan dengan jangka panjang (Nayatara,

    2008).

    Hal yang penting dari aerobic respiration adalah oksigen yang sangat penting

    untuk menghasilkan energi, tapi hal itu juga dapat menjadi penyebab terjadinya

    Reactive oksigen species (ROS). Ketika kadar ROS melampaui batas pertahanan

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • antioksidan tubuh, akan terjdi stress oksidative (OS). OS yang terus meningkat akan

    merusak sel, jaringan, dan organ.

    Vitamin C merupakan antioksidan pemecah rantai utama dan terdapat pada

    cairan ekstrasel. Vitamin C menetralisir hidroksil, superoksid, dan radikal hydrogen

    peroksid dan mencegah aglutinsi sperma. Vitamin C ditemukan sedikit jumlahnya

    pada pria infertile. Vitamin C meningkatkan jumlah sperma secara invivo pada pria

    infertile dengan dosis 200-1000mg/hari (Agarwal, 2005).

    Asam askorbat telah lama dihubungkan dengan fertilitas, yang berperan

    terhadap sintesis kolagen yang berperan pada hormon produksi, dan dapat melindungi

    sel dari radikal bebas. Asam askorbat terakumulasi di dalam testis dan ovarium.

    Penelitian yang dilakukan oleh Yousef (2003) terhadap kelinci yang diberikan

    vitamin C dan E secara terpisah maupun kombinasi menunjukkan peningkatan libido,

    konsentrasi sperma, jumlah sperma dan konsentrasi fruktosa semen (Yousef, 2003).

    Pemberian Vitamin C dengan dosis 0,2mg/g BB secara oral selama 36 hari

    yang dilakukan oleh Fauzi (2008) menunjukkan dapat menangkal efek senyawa

    radikal bebas yang disebabkan timbal (Fauzi, 2008).

    Dari data-data yang sudah dipaparkan di atas terlihat bahwa pemberian MSG

    memberikan pengaruh terhadap kadar lipid peroksidasi dalam testis. Maka penelitian

    ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin C terhadap jumlah sel

    leydig dan jumlah sperma mencit yang dipapari MSG.

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • 1.2. Rumusan Masalah

    Bagaimana pengaruh pemberian vitamin C terhadap jumlah sel leydig dan

    jumlah sperma mencit jantan dewasa yang dipapari MSG.

    1.3. Kerangka Teori

    Pemberian MSG dengan dosis 4mg/gBB menimbulkan stress oksidatif pada

    tikus yang ditandai dengan peningkatan kadar lipid peroksidasi dan penurunan kadar

    asam askorbat, yang akan berakibat terhadap penurunan berat testis dan jumlah

    sperma yang morfologinya normal dan juga kualitas sperma. Vitamin C sebagai anti

    okisidan akan dapat mencegah terjadinya stress oksidatif sehingga hal di atas tidak

    terjadi.

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • Gambar 1.1. Kerangka Konsep

    1.4. Tujuan Penelitian

    1.4.1. Tujuan Umum

    Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian Vitamin C terhadap testis

    dan fungsi testis mencit jantan yang dipapari MSG.

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • 1.4.2. Tujuan Khusus

    Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian Vitamin C terhadap

    jumlah sel leydig dan jumlah sperma mencit jantan dewasa (Mus musculus, L) yang

    dipapari MSG.

    1.5. Hipotesis

    Ho : a. Vitamin C tidak mempunyai pengaruh terhadap jumlah sel Leydig

    mencit jantan dewasa yang dipapari MSG.

    b. Vitamin C tidak mempunyai pengaruh terhadap jumlah sperma mencit

    jantan dewasa yang dipapari MSG.

    Ha : a. Vitamin C mempunyai pengaruh terhadap jumlah sel Leydig mencit

    jantan dewasa yang dipapari MSG.

    b. Vitamin C mempunyai pengaruh terhadap jumlah sperma mencit jantan

    dewasa yang dipapari MSG.

    1.6. Manfaat Penelitian

    Dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya akan dampak konsumsi

    MSG terhadap sistem reproduksi.

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Monosodium Glutamat (MSG)

    2.1.1. Kimia MSG

    MSG pertama sekali berhasil diisolasi oleh Dr. Kikunea Ikeda di Universitas

    Tokyo, pada tahun 1908, seorang ahli kimia berkebangsaan Jepang (George R, 1999),

    dengan rumus kimia C5H8O4NNaH2O. Dr. Ikeda mengisolasi asam glutamat tersebut

    dari rumput laut kombu yang biasa digunakan dalam masakan Jepang. Dr. Ikeda

    menemukan rasa lezat dan gurih dari MSG yang berbeda dengan rasa yang pernah

    dikenalnya oleh karena itu maka dia menyebut rasa itu dengan sebutan umami yang

    berasal dari bahasa jepang umai yang berarti enak dan lezat. MSG sendiri

    sebenarnya sama sekali tidak menghadirkan rasa yang enak, bahkan sering

    menghadirkan rasa yang dideskripsikan sebagai rasa pahit, dan asin. Akan tetapi

    ketika MSG ditambahkan dengan konsentrasi rendah pada makanan yang sesuai

    maka rasa, kenikmatan dan penerimaan terhadap makanan tersebut akan meningkat

    (Halpern et al, 2002). Monosodium Glutamat (MSG) ini terdiri dari Natrium

    sebanyak 12%, Glutamat 78% dan Air 10%.

    MSG merupakan metabolit antara yang penting dalam metabolisme asam

    amino dan sumber energi utama pada sel otot jantung. MSG ditambahkan dengan

    bentuk sediaan garam monosodium murni ataupun bentuk campuran komponen asam

    amino dan peptide yang berasal dari asam atau enzim hidrolisa protein (Geha et al,

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • 2000). MSG dihasilkan secara fermentasi dan merupakan ramuan makanan yang

    umum di Asia (Prawiroharjo et al, 2000).

    MSG kemudian menjadi bahan penambah rasa yang dipakai di seluruh dunia

    (Geha et al, 2000) dan menjadi bahan penambah rasa yang banyak dipakai di Asia

    Tenggara (Prawirohardjono et al, 2000). MSG bila larut dalam air ataupun saliva

    akan dengan cepat berdisosiasi menjadi garam bebas dan menjadi bentuk anion dari

    glutamat. kemudian ion glutamat ini akan membuka channel Ca2+ pada neuron yang

    terdapat taste bud sehingga memungkinkan ion Ca2+ bergerak ke dalam sel sehingga

    menimbulkan depolarisasi reseptor yang akan menimbulkan potensial aksi yang

    sampai ke otak lalu diterjemahkan sebagai rasa yang lezat.

    Tahun 1995 Food and Drugs Administration (FDA, 1995) mengklasifikasikan

    MSG sebagai bahan yang aman, generally recognized as safe (GRAS) seperti bahan

    makan lainnya seperti garam, cuka dan baking powder (FDA, 1995). Sementara itu

    Prawiroharjo melakukan penelitian di Indonesia menyatakan tidak ada gejala yang

    signifikan antara orang yang sehat yang mengkonsumsi MSG dengan dosis 1,5 - 3,0 g

    perhari dan pada placebo (Prawiroharjo et al, 2000).

    Federation of American Societies for Experimental Biology (FASEB)

    melaporkan bahwa mengkonsumsi MSG 3 gram satu jam setelah makan atau

    mengkonsumsi MSG dalam keadaan perut kosong akan mengakibatkan terjadinya

    MSG symptom complex; rasa terbakar di belakang leher, lengan dan dada, kebas

    di belakang leher, hangat dan lemah di muka, dan pundak, nyeri dada, sakit kepala,

    muntah denyut jantung cepat, bronchospasme, kelelahan (FDA, 1995).

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • 2.1.2. Metabolisme MSG

    Pada penelitian yang dilakukan dengan menggunakan marmut yang dilakukan

    oleh Lewis D et al, terlihat bahwa akan terjadi peningkatan kadar MSG diplasma 15 -

    30 menit setelah pemberian MSG yang dicampur dengan air dan kadarnya akan

    kembali turun setelah 120 menit. Peningkatan kadar MSG terlihat setelah 90 - 120

    menit pemberian MSG dengan cara mencampurnya dengan makanan formula bayi

    babi, dan kadarnya akan turun setelah 4 jam dari pemberian awal (Lewis D, 1973).

    2.1.3. Efek Biologis MSG

    Federation of American Societies for Experimental Biology (FASEB)

    melaporkan bahwa mengkonsumsi MSG 3 gram satu jam setelah makan atau

    mengkonsumsi MSG dalam keadaan perut kosong akan mengakibatkan terjadinya

    MSG symptom complex; rasa terbakar di belakang leher, lengan dan dada, kebas

    di belakang leher, hangat dan lemah di muka, dan pundak, nyeri dada, sakit kepala,

    muntah denyut jantung cepat, bronchospasme, kelelahan (FDA, 1995).

    2.1.4. Efek MSG terhadap Fungsi Reproduksi

    Pemberian MSG dengan dosis 4 mg/g berat badan secara suntikan subkutan

    dapat menyebabkan terjadinya lesi neuron di nukleus arkuatus hipotalamus yang akan

    mengganggu aksis neuroendokrin reproduksi (Lamperti dan Pickard, 1984). Pada

    mencit baru lahir (usia 2 sampai 11 hari) yang disuntikkan MSG secara subkutan

    dengan dosis 4 mg/g berat badan dapat terjadi disfungsi sistem reproduksi yang

    manifestasinya akan muncul pada usia dewasa berupa berkurangnya fertilitas disertai

    penurunan berat testis (Pizzi et al, 1977, Miskowiak et al, 1993). Tikus baru lahir

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • yang diberikan MSG secara suntikan intraperitoneal dengan dosis 4 mg/g berat badan

    setiap dua hari sampai 10 hari, pada usia pubertas akan memperlihatkan penurunan

    berat testis, jumlah sel sertoli dan sel leydig per testis, peningkatan kadar leptin,

    penurunan kadar LH, FSH, testosteron dan T4 bebas, hal yang sama juga dijumpai

    pada tikus saat usia dewasa tapi jumlah sel leydignya tetap (Franca et al, 2006,

    Miskowiak et al, 1993).

    Penelitian selanjutnya memperlihatkan bahwa salah satu mekanisme yang

    mungkin berperan dalam timbulnya efek toksik akibat pemberian MSG pada sistem

    reproduksi jantan mungkin diperantarai melalui efeknya dalam menurunkan kadar

    asam askorbat. Penelitan tersebut dilakukan terhadap tikus Wistar jantan dewasa yang

    disuntikkan MSG dengan dosis 4 g/kg berat badan selama 15 hari (kelompok jangka

    pendek) dan selama 30 hari (kelompok jangka panjang), memperlihatkan bahwa

    MSG menurunkan berat testis, jumlah sperma, kadar asam askorbat dalam testis dan

    meningkatkan jumlah sperma abnormal. Pada kelompok jangka pendek

    memperlihatkan penurunan jumlah sperma normal dan peningkatan jumlah sperma

    dengan ekor abnormal secara signifikan ketika dibandingkan dengan kelompok

    jangka panjang. Kadar asam askorbat dalam testis menurun secara signifikan pada

    kelompok jangka pendek ketika dibandingkan dengan kelompok jangka panjang

    (Nayanatara et al, 2008). Penelitian lanjutan yang dilakukan Vinodini et al (2008)

    memperlihatkan bahwa MSG dengan dosis 4 g/kg berat badan secara intra peritoneal

    selain menimbulkan terjadinya penurunan berat testis dan penurunan kadar asam

    askorbat dalam testis juga memperlihatkan peningkatan kadar peroksidasi lipid dalam

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • testis dan pada kelompok jangka pendek memperlihatkan kerusakan oksidatif yang

    lebih besar bila dibandingkan dengan kelompok jangka panjang.

    2.2. Asam Askorbat (Vitamin C)

    Asam askorbat adalah vitamin yang dapat larut dalam air dan sangat penting

    untuk biosintesa kolagen, karnitin dan berbagai neurotransmitter. Kebanyakan

    tumbuh-tumbuhan dan hewan dapat mensintesa asam askorbat untuk kebutuhannya

    sendiri. Akan tetapi manusia dan golongan primata lainnya tidak dapat mensintesa

    asam askorbat disebabkan karena tidak memiliki enzim gulonolactone oxidase, begitu

    juga dengan marmut dan kelelawar pemakan buah. Oleh sebab itu asam askorbat

    harus disuplai dari luar tubuh terutama dari buah, sayur atau tablet suplemen vitamin

    C. Banyak keuntungan di bidang kesehatan yang didapat dari fungsi asam askorbat,

    seperti fungsinya sebagai anti oksidan, anti atherogenik, imunomodulator dan

    mencegah flu (Naidu, 2003). Akan tetapi untuk dapat berfungsi dengan baik sebagai

    antioksidan, maka kadar asam askorbat ini harus terjaga agar tetap dalam kadar yang

    relatif tinggi di dalam tubuh (Yi Li, 2007).

    2.2.1. Sumber-sumber Asam Askorbat (Vitamin C)

    Asam askorbat banyak dijumpai di dalam buah-buahan dan sayuran segar.

    Buah yang banyak mengandung asam askorbat diantaranya adalah, jeruk, lemon,

    semangka, strawberi, mangga dan nenas. Sedangkan sayuran yang banyak

    mengandung asam askorbat diantaranya adalah sayuran yang berwarna hijau, tomat,

    brokoli dan kembang kol.

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • Kebanyakan tumbuhan dan hewan mensintesa asam askorbat dari glukosa-D

    atau galaktosa-D. Sebagian besar hewan memproduksi asam askorbat yang relatif

    tinggi dari glukosa yang terdapat di liver (Naidu, 2003).

    Asam askorbat merupakan molekul yang labil, sehingga dapat hilang dari

    makanan pada saat dimasak. Asam askorbat sintetis tersedia dalam berbagai macam

    suplemen bentuknya bisa bermacam-macam baik dalam bentuk tablet, kapsul, tablet

    kunyah, bubuk kristal, dan dalam bentuk larutan. Baik asam askorbat yang alami

    maupun yang sintetis memiliki rumus kimia yang identik dan tidak terdapat

    perbedaan aktivitas biologi dan bioavailabilitasnya (Naidu, 2003).

    2.2.2. Biokimia Asam Askorbat (Vitamin C)

    Asam askorbat adalah merupakan 6 karbon lakton yang disintesa dari glukosa

    yang terdapat dalam liver. Nama kimia dari asam askorbat 2-oxo-L-threo-hexono-1,4-

    lactone-2,3-enediol. Bentuk utama dari asam askorbat yang dimakan adalah L-

    ascorbic dan dehydroascorbic acid (Naidu, 2003). Kebanyakan spesies mamalia dapat

    mensintesa asam askorbat kecuali manusia dan primata lainnya, marmut dan

    kelelawar pemakan buah juga tidak dapat mensintesa asam askorbat (Luck, 1995).

    Hal ini disebabkan karena mereka tidak memiliki enzim gulonolakton oksidase yang

    sebenarnya sangat penting dalam mensintesa immediate precursor asam askorbat

    yaitu 2-keto-1-gulonolakton. DNA yang memberi kode untuk gulonolakton oxidase

    telah mengalami mutasi sehingga menyebabkan ketidakberadaan enzim yang

    berfungsi. Vitamin C merupakan donor elektron dan juga merupakan reducing agent.

    Asam askorbat mendonorkan dua elektron dari dua ikatan antara karbon kedua dan

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • ketiga dari 6 molekul karbon. Vitamin C disebut sebagai antioksidan karena dengan

    mendonorkan elektronnya ia mencegah zat zat komposisi yang lain teroksidasi.

    Bagaimanapun akibat dari reaksi ini secara alamiah vitamin C juga akan teroksidasi.

    Setelah vitamin C mendonorkan elektronnya setelah itu dia akan menghilang dan

    digantikan oleh radikal bebas semidehydroaskorbic acid atau radikal ascorbyl, yang

    merupakan zat yang terbentuk akibat asam askorbat kehilangan 1 elektronnya, bila

    dibandingkan dengan radikal bebas yang lain, radikal ascorbyl ini relatif stabildan

    tidak reaktif. Hal inilah yang menyebabkan asam askorbat menjadi antioksidan

    pilihan karena, radikal bebas yang reaktif dan berbahaya dapat berinteraksi dengan

    asam askorbat, lalu direduksi dan radikal ascorbyl yang kemudian terbentuk

    menggantikannya ternyata kurang reaktif bila dibandingkan dengan radikal bebas

    tersebut. Bila radikal ascorbyl dan dehydroascorbic acid sudah dibentuk maka dia

    akan dapat direduksi kembali menjadi asam askorbat sedikitnya dengan tiga jalur

    enzym yang terpisah dengan cara mereduksi komponen yang terdapat di sistem

    biologi seperti glutation, akan tetapi pada manusia hanya sebagian yang direduksi

    kembali menjadi asam askorbat yang lain tidak dapat direduksi kembali menjadi asam

    askorbat. Dehydroascorbic acid yang telah terbentuk kemudian dimetabolisme

    dengan cara hidrolisis.

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • .

    Gambar 2.1. Struktur Ikatan Kimia Asam Askorbat

    2.2.3. Asam Askorbat (Vitamin C) dan Fertilitas

    Asam askorbat memiliki tiga aksi biologis dalam kaitannya untuk

    mempertahankan fungsi reproduksi, masing-masing tergantung pada perannya

    sebagai agent pereduksi yang diperlukan untuk proses biosintesa kolagen, hormon

    steroid dan hormon peptida.

    Asam Askorbat dan Testis

    Asam askorbat memberikan efek baik kepada integritas dari struktur tubular

    maupun terhadap fungsi sperma. Pada tubular dapat diasumsikan bahwa asam

    askorbat dibutuhkan untuk sekresi dan pemeliharaan lapisan kolagen tipe I dan IV,

    yang merupakan bagian utama dari kompleks lamina basalis. Pada endokrin asam

    askorbat menstimulasi sekresi oxitosin. Defisiensi asam askorbat telah lama

    dihubungkan dengan jumlah sperma yang rendah, peningkatan jumlah sperma yang

    abnormal, mengurangi motilitas dan aglutinasi. Pada beberapa penelitian telah

    dibuktikan bahwa asupan asam askorbat dapat memperbaiki kualitas sperma. Efek

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • yang menguntungkan dari asam askorbat ini mungkin adalah hasil dari pemecahan

    radikal bebas yang sering timbul akibat polusi lingkungan dan metabolisme selular

    yang dapat menyebabkan kerusakan oksidatif dari DNA.

    Kadar leptin meningkat beberapa lipat (2.41: 8,07) pada tikus prepubertal

    yang diberi MSG, pada tikus tersebut menunjukkan kadar plasma LH, FSH, T, dan

    FT menurun secara signifikan. Data-data tersebut menunjukkan bahwa perkembangan

    testis, proliferasi sel sertoly dan sel leydig terganggu dengan pemberian MSG selama

    prepubertas. Tikus dewasa yang diberi MSG menunjukkan peningkatan kadar leptin

    dan penurunan kadar LH, FSH, tetapi kadar T dan FT menunjukkan dalam keadaan

    normal dan juga tidak terlihat perubahan struktur testis. Pada tikus dewasa yang

    diberi MSG terlihat adanya penurunan jumlah sel sertoli yang signifikan. Dari

    penjelasan di atas mengindikasikan bahwa pemberian MSG pada tikus menunjukkan

    karakteristik hubungan perubahan Hypothalamus-pituitary-gonadal(HPG) gangguan

    proliferasi sel sertoli dan sel leydig, mengurangi jumlah sel sertoli, penurunan berat

    organ seksual, menunjukkan keadaan hyperleptinemia jangka panjang menjadi faktor

    utama rusaknya axis HPG pada tikus jantan yang diberi MSG (Franca et al, 2006).

    2.3. Fisiologi Reproduksi Mencit Jantan

    2.3.1. Sistim Reproduksi Mencit Jantan

    Sistim reproduksi mencit jantan terdiri dari sepasang testis yang dibungkus

    skrotum, epididimis dan vassa deferens, kelenjar aksesoris, uretra dan penis (Rugh. R,

    1967).

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • 2.3.2. Testis

    Pada mencit jantan Gonad sewaktu embrio berdifrensiasi menjadi testis yang

    akan dibungkus oleh skrotum. Fungsi testis ini untuk menghasilkan hormon seks

    jantan yang disebut androgen, dan juga menghasilkan gamet jantan yang disebut

    sperma. Di dalam testis terdapat 2 komponen penting, yaitu komponen

    spermatogenesis dan komponen interlobular. Komponen spermatogenesis terdiri dari

    sel germinal dan sel sertoli pada tubulus seminiferus. Komponen interlobular terdiri

    dari sel interstitial Leydig dan jaringan peritubular serta sistem vascular dan limfatik

    (Russel L D, 1990).

    Lebih dari 90% testis terdiri dari tubulus seminiferus yang merupakan tempat

    menghasilkan sperma. Tubulus tersebut tersusun berliku-liku di dalam testis dan

    sangat panjang. Pada mencit jantan muda struktur tubulus terdiri dari epithelium

    lembaga yang menghasilkan sel-sel spermatogonia dan sel sertoly. Pada jantan yang

    lebih tua spermatogonia tumbuh menjadi spermatosit primer, yang setelah

    pembelahan meiosis pertama tumbuh menjadi spermatosid sekunder haploid.

    Spermatosid sekunder akan menjadi spermatid yang menjalani spermatogenesis, yang

    akhirnya akan menjadi sperma yang terdiri dari kepala tubuh dan ekor (Nalbandov,

    1990, Robert R, 1967).

    2.3.3. Sel Leydig

    Sel instertisial Leydig merupakan sel yang memberikan gambaran mencolok

    untuk jaringan tersebut. Sel-sel Leydig letaknya berkelompok memadat pada daerah

    segitiga yang terbentuk oleh susunan-susunan tubulus seminiferus. Sel-sel tersebut

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • besar, dengan sitoplasma sering bervakuol pada sajian mikroskop cahaya. Inti selnya

    mengandung butir-butir kromatin kasar dan anak inti yang jelas. Umumnya pula

    dijumpai sel yang memiliki dua inti. Sitoplasma sel kaya dengan benda-benda inklusi

    seperti titik lipid, dan pada manusia juga mengandung kristaloid berbentuk batang

    (Leeson et al, 1996).

    Gambar 2.2. Sel Leydig (Guyton A C, Hall J E, 2008)

    2.4. Sistem Duktus

    Sistim duktus mencit jantan terdiri dari rete testis, epidimis (caput, corpus,

    caudal) dan duktus deferens.

    2.5. Spermatogenesis

    Langkah spermatogenesis mencit jantan dimulai dari perubahan

    spermatogonia menjadi spermatid dan akhirnya menjadi spermatozoa.

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • 2.6. Struktur Sel Spermatozoa

    Sel sperma yang normal terdiri dari kepala, leher, bagian tengah dan ekor.

    Kepala ditutupi oleh tudung protoplasmic (galea kapitis). Galea kapitis biasanya larut

    bila sperma diberi pelarut lemak yang biasanya digunakan untuk pegecatan. Bila

    bergerak sperma berenang dalam cairan suspensinya seperti ikan dalam air. Bila mati

    sperma akan terlihat datar dengan permukaan. Pada mencit ujung kepala sperma

    berbentuk kait. Leher dan ekor tersusun dari flagellum tunggal yang padat tetepi

    tersusun dari 9 - 18 fibril yang dibungkus oleh satu selubung. Pada ujung ekor

    selubung menghilang, fibril menyembul dalam bentuk sikat yang telanjang

    (Nalbandov, 1990; Rugh, R, 1967).

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • BAB 3

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Tempat dan Waktu

    Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran

    Universitas Sumatera Utara dan Laboratorium Patologi Anatomi FK USU, Medan.

    Penelitian dilakukan selama 2 (dua) bulan, 30 Mei - 22 Juli 2009.

    3.2. Rancangan Penelitian

    Penelitian ini dilakukan dengan rancangan eksperimental dengan desain

    Rancangan Acak Lengkap (RAL). Mencit jantan (Mus musculus, L) strain DD

    Webster dewasa, sebanyak 25 ekor, dengan menggunakan rumus Frederer (Frederer,

    1963) yaitu: (t-1) (n-1) 15

    Di mana : t = jumlah perlakuan

    n = jumlah ulangan

    yang dibagi dalam 5 kelompok perlakuan, yaitu 2 kelompok kontrol (kelompok

    kontrol pertama diberi aquadest selama 30 hari dan kelompok kontrol kedua

    diberi MSG selama 15 hari pertama dan 15 hari berikutnya pemberian MSG

    dihentikan dan diganti dengan pemberian aquadest dan 3 kelompok perlakuan

    (kelompok perlakuan pertama diberi MSG selama 30 hari, kelompok perlakuan

    kedua diberi MSG selama 15 hari pertama dan 15 hari berikutnya pemberian

    MSG dihentikan dan diganti dengan vitamin C dan kelompok perlakuan ketiga

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • diberi MSG selama 15 hari pertama dan 15 hari berikutnya ditambah dengan

    pemberian vitamin C), masing-masing terdiri atas 5 mencit jantan. Mencit

    ditempatkan ke dalam kelompok secara random.

    3.3. Bahan dan Alat Penelitian

    3.3.1. Bahan Penelitian

    Bahan biologis. Bahan biologis yang akan digunakan dalam penelitian ini

    adalah mencit jantan (Mus musculus, L) strain DD Webster dewasa. Mencit jantan

    dewasa merupakan hasil perbanyakan hewan yang diperoleh dari Universitas Gajah

    Mada Yogyakarta, sebanyak 25 ekor mencit jantan dipilih dari hasil perbanyakan

    untuk keperluan penelitian. Sebelum dilakukan perlakuan, 25 ekor mencit jantan

    dewasa tersebut terlebih dahulu dilakukan uji fertilitas yaitu dengan cara

    mengawinkan masing-masing mencit jantan dewasa dengan satu mencit betina

    dewasa dan jika terjadi pembuahan yang ditandai dengan buntingnya mencit betina

    dewasa tersebut maka mencit jantan dewasa yang membuahinya dianggap fertil.

    Bahan Kimia

    a. Larutan fiksatif Bouin.

    b. Alkohol 70%,80%,90%,96% dan alkohol absolut.

    c. Parafin.

    d. Hematoxylin_Eosin (H-E).

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • 3.3.2. Alat-alat

    Alat utama yang digunakan dalam penelitian antara lain: jarum oval (Gavage),

    spuit 1 ml, bak bedah dan dissecting set, gelas arloji, cawan petri, batang pengaduk,

    kamar hitung Neubauer, mikroskop cahaya, objek glass, mikrotom, oven.

    3.4. Variabel Penelitian

    3.4.1. Variabel Independen

    1. Monosodium Glutamate.

    2. Vitamin C.

    3.4.2. Variabel Dependen

    1. Jumlah sel leydig.

    2. Jumlah sperma.

    3.5. Pelaksanaan Penelitian dan Pengamatan

    3.5.1. Pemeliharaan Hewan Percobaan

    Mencit ditempatkan di dalam kandang yang terbuat dari bahan plastik (ukuran

    30x20x10 cm) yang ditutup dengan kawat kasa. Dasar kandang dilapisi dengan

    sekam padi setebal 0,5-1 cm dan diganti setiap tiga hari. Cahaya ruangan dikontrol

    persis 12 jam terang (pukul 06.00 sampai dengan pukul 18.00) dan 12 jam gelap

    (pukul 18.00 sampai dengan pukul 06.00), sedangkan suhu dan kelembaban ruangan

    dibiarkan berada pada kisaran alamiah. Pakan (pelet komersial) dan minum (air

    PAM) disuplai setiap hari.

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • 3.5.2. Pemberian Perlakuan

    Pemberian dosis MSG terlebih dahulu dilarutkan dalam aquades sebanyak

    0,5ml. Aquades yang diberikan pada kelompok kontrol sebanyak 0,5 ml.

    1. Kelompok 1 (P1) = Kelompok kontrol pertama terdiri 5 ekor mencit dewasa

    jantan yang diberi aquadest selama 30 hari.

    2. Kelompok 2 (P2) = Kelompok kontrol kedua terdiri dari 5 ekor mencit dewasa

    jantan yang diberi MSG 4 mg/g berat badan secara intraperitoneal setiap hari

    selama 15 hari pertama dan 15 hari berikutnya pemberian MSG dihentikan

    dan diganti dengan pemberian aquadest.

    3. Kelompok 3 (P3) = Kelompok perlakuan pertama terdiri dari 5 ekor mencit

    dewasa yang diberi MSG 4 mg/g berat badan secara intraperitoneal setiap hari

    selama 30 hari.

    4. Kelompok 4 (P4) = Kelompok perlakuan kedua terdiri dari 5 ekor mencit

    dewasa yang diberi MSG 4 mg/g berat badan secara intraperitoneal setiap hari

    selama 15 hari pertama dan 15 hari berikutnya pemberian MSG dihentikan

    dan diganti dengan pemberian vitamin C 0,2 mg/g berat badan secara oral

    setiap hari.

    5. Kelompok 5 (P5) = Kelompok perlakuan ketiga terdiri dari 5 ekor mencit

    yang diberi MSG 4 mg/g berat badan selama 15 hari pertama dan 15 hari

    berikutnya MSG tetap diberikan dan ditambah dengan pemberian vitamin C

    0,2 mg/g berat badan secara oral setiap hari.

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • Mencit ditempatkan ke dalam kelompok secara random.

    Tabel 3.1. Desain Perlakuan

    3.5.3. Prosedur Pemeriksaan dan Pengamatan

    Setelah perlakuan selama 30 hari, masing-masing hewan percobaan

    dikorbankan dengan cara dislokasi leher, selanjutnya dibedah.

    1. Jumlah sel leydig

    Cara Kerja

    Pembuatan sediaan histologis testis

    Pembuatan sediaan histologis menurut Suntoro, S.H, (1983) dengan metode

    parafin adalah: fiksasi, pencucian, dehidrasi, penjernihan, infiltrasi parafin,

    penanaman, pengirisan, penempelan, deparafinasi, pewarnaan, penutupan serta

    pemberian label.

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • Fiksasi

    Organ testis yang telah dipotong-potong kemudian dimasukkan kedalam

    larutan fiksatif Bouin selama 2-10 jam.

    Pencucian

    Setelah proses fiksasi dilakukan pencucian dengan alkohol 70%.

    Dehidrasi

    Dilakukan secara bertahap, dengan alkohol 70% selama 10 menit, alkohol

    80%,90%,96%, masing-masing selama 60 menit, kemudian dengan alkohol absolut

    selama 30 menit.

    Penjernihan

    Dilakukan segera setelah proses dehidrasi dengan menggunakan toluol murni.

    Infiltrasi Parafin

    Proses infiltarsi parafin dilakukan di dalam oven dengan suhu 560C. Organ

    testis dimasukkan kedalam campuran toluol-parafin denagn perbandingan 1:1 selama

    30 menit. Kemudian berturut dimasukkan kedalam:

    Parafin Murni I selama 60 menit

    Parafin Murni II selama 60 menit

    Parafin Murni III selama 60 menit

    Penanaman

    Sediaan dari Parafin murni III dimasukkan kedalam kotak kertas kecil sebagai

    cetakan yang telah berisi parafin cair, dan dibiarkan sampai parafin mengeras.

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • Pengirisan

    Blok parafin testis yang telah mengeras ditempelkan pada holder kayu sampai

    melekat erat, kemudian dipasangkan pada mikrotom. Pengirisan dilakukan dengan

    ketebalan 6m.

    Penempelan

    Pada gelas benda diolesi dengan larutan albumin mayer dan ditetesi dengan

    aquadest. Kemudian beberapa pipa parafin diletakkan di permukaan akuades pada

    gelas benda dan dibiarkan beberapa saat, kemudian gelas benda dipindahkan ke meja

    pemanas hingga kering.

    Pewarnaan

    Pewarnaan dengan hematoxylin_Eosin (H-E) melalui tahapan

    a. Preparat dideparafinasi dalam xylol sampai bebas parafin.

    b. Dimasukkan dalam alkohol 96%, 90%, 80%, 70%, 50%, 30%, akuades.

    c. Dimasukkan dalam larutan hematoxylin Erlich selam 1 menit.

    d. Dicuci dengan air mengalir, dicelupkan kedalam akuades, alkohol 30%, 50%,

    70%.

    e. Kemudian dimasukkan kedalam larutan Eosin 0,5% selama 1 menit.

    f. Kemudian dimasukkan kedalam alkohol 70%, 80%, 90% dan alkohol absolut.

    g. Selanjutnya dimasukkan kedalam xylol.

    Penutupan

    Preparat ditutup dengan gelas penutup setelah ditetesi dengan canada balsem

    terlebih dahulu, lalu diberi label.

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • Penghitungan Jumlah Sel Leydig

    Jumlah sel Leydig dihitung pada semua lapangan pandang, kecuali pada

    sediaan yang tubulus seminiferusnya terpotong lebih dari setengah. Tiap mencit

    dihitung jumlah sel Leydignya pada tiga (3) preparat yang kemudian diambil rata-rata

    dari ketiga preparat tersebut.

    2. Penghitungan jumlah sperma.

    Cara Kerja

    Prosedur pengambilan sekresi cauda epididimis

    Organ testis beserta epididimis diambil dan diletakkan kedalam cawan petri

    yang berisi NaCl 0,9%. Di bawah mikroskop bedah dengan pembesaran 400 kali.

    Cauda epididimis dipisahkan dengan cara memotong bagian proximal epididimis dan

    bagian distal vas deferns. Selanjutnya cauda epididimis dimasukkan kedalam gelas

    arloji yang berisi 1 ml NaCl 0,9% kemudian proximal cauda epididimis dipotong

    sedikit dengan gunting lalu kauda ditekan dengan perlahan hingga sekresi/cairan

    epididimis keluar dan tersuspensi dengan NaCl 0,9%.

    Pengamatan Jumlah Sperma

    Pengamatan jumlah sperma dilakukan menurut Soehadi dan Arsyad (1983).

    Suspensi spermatozoa yang telah diperoleh terlebih dahulu dihomogenkan.

    Selanjutnya diambil sebanyak 10 l, sampel dimasukkan ke dalam kotak kamar

    hitung Improved Neubauer serta ditutup dengan kaca penutup. Dilihat di bawah

    mikroskop cahaya dengan pembesaran 400 kali. Hasil perhitungan dimasukkan

    kedalam rumus

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • Jumlah Sperma = N/2 x 105 spermatozoa/ml suspensi

    N : jumlah sperma yang dihitung dalam kotak

    Gambar 3.1. Kamar Hitung Improved Neubauer (Zaneveld et al, 1986)

    3.6. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

    Semua data dipresentasikan dalam bentuk rata-rata simpangan baku (rata-

    rata SD). Dilakukan uji normalitas dan homogenitas data SPSS 15.0. Dari hasil

    penelitian didapatkan data dengan distribusi normal dan homogen, sehingga

    dilakukan uji parametrik Anova.

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • BAB 4

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

    Penelitian dimulai dari tanggal 30 Mei - 22 Juli 2009, hal ini lebih dari 30 hari

    dikarenakan adanya beberapa mencit yang mati sewaktu penelitian, dan ini

    mengganggu sampel, sehingga perlu diganti.

    Selama pemeliharaan, berat badan dan aktivitas setiap hewan coba terus

    diperhatikan. Untuk membedakan setiap mencit diberi tanda spidol di badan mencit.

    Pemberian MSG diberikan secara intraperitoneal, di mana dosisnya

    ditentukan sesudah berat badannya ditimbang lebih dulu setiap hari. Pemberian

    Vitamin C secara oral juga dilakukan setelah penimbangan berat badan dilakukan

    terlebih dahulu.

    4.1.1. Pengambilan Organ

    Pengambilan organ testis dan caudal epididimis dilakukan setelah dilakukan

    perlakuan selama 30 hari, dan hari ke-31 baru organ tersebut diambil dengan

    melakukan dislokasi dan laparotomi. Organ caudal epididimis dimasukkan ke piring

    petri, testis diambil dan dimasukkan ke tabung berisi larutan fiksatif.

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • 4.2. Hasil Penelitian

    4.2.1. Berat Badan

    Berdasarkan data yang didapat dari hasil penimbangan berat badan mencit

    pada saat awal penelitian dan waktu ekskusi didapat berat badan mencit sebagai

    berikut.

    Gambar 4.1. Berat Badan Mencit Awal dan Akhir

    4.2.2. Jumlah Sel Sperma

    Setelah dilakukan penghitungan terhadap jumlah sperma maka jumlah sperma

    dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • Tabel 4.1. Jumlah Sperma Mencit

    Jumlah Sperma (X106)/ml Suspensi Mencit P1 P2 P3 P4 P5

    1 10.3 8.05 7.45 4.3 3.95 2 5.75 3.35 7.4 7.35 5.75 3 5.8 3.05 6.9 3.9 4.4 4 8.85 6.5 8.3 7.6 5.7 5 8.7 8 12.6 9.7 4.25

    Rata-rata 7.88 5.79 8.53 6.57 4.81

    4.2.3. Jumlah Sel Leydig

    Jumlah sel Leydig pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan

    menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna seperti pada tabel di bawah.

    Tabel 4.2. Jumlah Sel Leydig

    Kelompok N Jumlah Sel Leydig SD P1 5 2177.4 126.692a P2 5 2068.4 42.524a P3 5 1787.4 131.922b P4 5 2030 106.13a P5 5 1779.4 136.91b

    Keterangan: Huruf-huruf yang sama pada kolom yang sama pada masing-masing perlakuan berbeda tidak signifikan pada taraf nyata 5% (huruf kecil).

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • Di bawah ini merupakan gambaran sediaan histologi dari testis mencit.

    Gambar 4.2. Sel Leydig (Panah) dengan Perbesaran Mikroskop 400x

    4.3. Pembahasan

    Keamanan penggunaan MSG dalam makanan masih menjadi kontroversi,

    pada penelitian yang sudah dilakukan pemberian MSG memberikan pengaruh

    terhadap fungsi dari sistim reproduksi pria (Onakewhor J,U,E, 1998). MSG

    mempengaruhi sistim reproduksi pria melalui pembentukan ROS. Terbentuknya ROS

    dalam penelitian ini diimbangi dengan pemberian Vitamin C yang merupakan

    antioksidan. Vitamin C merupakan antioksidan yang hidrofilik dan berfungsi

    menangkap radikal bebas dan melindungi biomembran dari radikal bebas tersebut

    (Alturnas, I, 2002).

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • Dari hasil penelitian didapat bahwa pemberian MSG 4mg/grBB dan Vitamin

    C, memberikan hasil yang bermakna terhadap jumlah sel Leydig (Tabel 4.2), tetapi

    pada jumlah sel sperma memberikan hasil yang sebaliknya atau tidak bermakna.

    Sperma yang dihasilkan di testis dalam perkembangannya sangat dipengaruhi oleh

    kadar testosteron yang dihasilkan oleh sel Leydig (testosteron intratestikular). Sel

    Leydig sendiri dalam menghasilkan testosteron dipengaruhi oleh LH. Proliferasi sel

    leydig dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu: hormon pertumbuhan, hormon

    thyroid, LH, steroids, hormon anti-Mullerian, plateled-derived growth faktor-A,

    TGF/, IGF-I dan sitokin (Franca, 2006, Mendis-Handagama, 2001). Pada

    penelitian yang dilakukan Franca (2006) dengan memberikan MSG 4mgkgrBB

    menurunkan kadar FSH, LH, dan thyroid (Franca, 2006). Penurunan jumlah sel

    leydig akan mempengaruhi kadar testosteron yang dihasilkan sehingga dapat

    mempengaruhi proses spermatogensis. Testosteron dalam tubuh terbagi dua yaitu

    testosteron plasma/serum dan testosteron intratestikular, dan yang mempengaruhi

    spermatogenesis adalah testosteron intratesticular. Kadar kedua testosteron berbeda,

    dimana kadar testosteron intratesticular lebih tinggi dibanding kadar testosteron

    serum. Kadar testosteron intratsticular 3-kali lebih tinggi dibanding dengan kadar

    testosteron serum (Jarow.J.P, 2005). Dalam penelitian ini kadar testosteron

    intratesticular tidak dilakukan pengukurannya. Kemungkinan penurunan jumlah sel

    leydig dalam hal ini belum menurunkan kadar testosteron intratestikular sehingga

    tidak berpengaruh terhadap spermatogenesis, akhirnya jumlah sperma tidak

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • berpengaruh atau tidak ada perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dan

    perlakuan (p>0,05).

    Pemberian Vitamin C memberikan hasil yang baik dan mempengaruhi jumlah

    sel Leydig, yang bekerja sebagai antioksidan terhadap radikal bebas yang dihasilkan

    dari pemberian MSG. Sesuai dengan hasil penelitian terdahulu bahwa pemberian

    vitamin C dapat meningkatkan jumlah sel Leydig (Mishra, M, 2004).

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • BAB 5

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    Pada penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

    1. Pemberian MSG 4mg/gr bb IV, tidak memberikan hasil yang bermakna

    terhadap jumlah sperma, tetapi memberikan hasil yang bermakna terhadap

    jumlah sel Leydig.

    2. Pemberian Vitamin C 0,2 mg/gr bb, tidak memberikan hasil yang bermakna

    terhadap jumlah sperma, tetapi memberikan hasil yang bermakna terhadap

    jumlah sel Leydig.

    5.2. Saran

    1. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan dosis yang lebih tinggi

    dan pemberian Vitamin C dengan waktu yang berbeda.

    2. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan terhadap kadar LH, testosteron

    intratesticular dan kadar testosteron serum.

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Agarwal, A., Prabakaran, S. A. & Said, T. M. (2005), Prevention of oxidative stress injury to sperm. J Androl, 26, 654-60.

    Ahluwalia, P., Tewari, K. & Choudhary, P. (1996), Studies on the effects of monosodium glutamate (MSG) on oxidative stress in erythrocytes of adult male mice. Toxicol Lett, 84, 161-5.

    Alturnas, I., Deliba, N., Demieri, M., Deliba., Demiric, M., Klinc, I., Tamer, N. (2002), The effects of methidathion on lipid peroxidation and some liver enzymes:role of vitamin e and c.Arch.Toxicol, 76,470-3.

    Lewis, D., Stegink, L., Filler Jr, l George, Baker (1973), Monosodium glutamate metabolism in the neonatal pig : effect of load plasma brain, muscle and spinal fluid free amino acid levels. J.nutr.103:1138-1145.

    FDA (1995) FDA and monosodium gtamate (MSG).[cited 2008 july 11] avaiable at http://www.fda.gov/opacom/backgrounders/msg.html.

    Fauzi, T.M (2008), Pengaruh pemberian timbal asetat dan vitamin c terhadap peroksidai lipid dan kualitas spermatozoa di dalam sekresi epididimis mencit jantan (mus musculus L) starin DD. Biomedic. Medan. Sumatera Utara.

    Franca, L. R., Suescun, M. O., Miranda, J. R., Giovambattista, A., Perello, M., Spinedi, E. & Calandra, R. S. (2006), Testis structure and function in a nongenetic hyperadipose rat model at prepubertal and adult ages. Endocrinology, 147, 1556-63.

    Federer, W. (1963), Experimental design, theory and application, New York, Mac Millan.

    Garattini, S. (2000), Glutamic Acid, Twenty Years Later. Journal of Nutrition, 130, 901S909S.

    Geha, R., Beiser, A., Ren, C., Patterson, R., Greenberger, P., Grammer, L., Ditto, A., Harris, K., Saughnessy, M., Yarnold, P., Corrent, J. & Saxon, A. (2000) Review of Alleged Reaction to Monosodium Glutamate and Outcome of a Multicenter Double-Blind Placebo-Controlled Study. The Journal of Nutrition, 130, 1058S1062S.

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • Guyton, A, C., Hall, J, E (2008), Fungsi reproduksi hormonal pria.in:Fisiologi kedokteran alih bahasa Irawati et all.ed 11. Jakarta; EGC.p.1055.

    Halpern, B. (2002), What in a name ? Are MSG and umami the same ? Chemical Sense.

    Jarow, J, P., Chen, H., Rosner, W., trentacoste, S., Zirkin, B,R. (2001), Assesment of androgen environment within the human testis:minimally invasive method to obtain intratesticular fluid. Journal of Andrology,22,4,640-5.

    Lamperti, A. A. & Pickard, G. E. (1984), Immunohistochemical localization of luteinizing hormone-releasing hormone (LHRH) in the hypothalamus of adult female hamsters treated neonatally with monosodium glutamate or hypertonic saline. Anat Rec, 209, 131-41.

    Leeson, R, C., Lesoon, S, T., Paparo, A, A (1996), Sistim reproduksi pria.in: buku ajar histologi alih bahasa Siswojo, K., Tambojang, J., Wonodirekso, S at all. Jakarta: EGC; p.523.

    Luck, R, M., Jeyaseelan, J., Scholes, A, R (1995), Ascorbic acid and fertility. Biol Repro, 52,262-66.

    Mendis-Handagama, S, M., Ariyaratne, H, B. (2001), Diffrentistion of the adult Leydig cell population in the postnatal testis. Biol Reprod.63,660-71.

    Miskowiak, B., Limanowski, A. & Partyka, M. (1993), Effect of perinatal administration of monosodium glutamate (MSG) on the reproductive system of the male rat. Endocrynol Pol, 44, 497-505.

    Mishra, M., Acharya, U, R.(2004), Protective action of vitamins on the spermatogenesis in lead-treated swiss mice. Journal Of Trace Elements in Medicine and Biology,18,173-8

    Nalbandov A V. (1990), Fisiologi reproduksi pada mamalia dan unggas. 3th. Universitas Indonesia, Jakarta. pp41-53.

    Nayanatara, A., Vinodini, N., Damodar, G., Ahamed, B., Ramaswamy, C., Shabarinath & Bath, R. (2008), Role of ascorbic acid in monosodium glutamate mediated effect on testicular weight, sperm morphology and sperm count, in rat testis. Journal of Chinese Clinical Medicine, 3.

    Naidu, K. (2003), Vitamin C in human health and disease is still a mystery ? . Nutrition Journal, 1-10.

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • Onakewhor, J, U, E., Oforofuo, I, A, O, Singh, S, P. (1998), Chronic administration of monosodium glutamate induces oligozoospermia and glycogen accumulation in wister rat testes. Africa j reprod Health, 2,190-7.

    Pizzi, W. J., Barnhart, J. E. & Fanslow, D. J. (1977), Monosodium glutamate administration to the newborn reduces reproductive ability in female and male mice. Science, 196, 452-4.

    Prawirihardjono, W., Dwiprahasto, I., Astuti, I., Hadiwandowo, S., Kristin, E., Muhammad, M. & Kelly, M. (2000), The Administration to Indonesians of Monosodium L-Glutamate in Indonesian Foods: An Assessment of Adverse Reactions in a Randomized Double-Blind, Crossover, Placebo-Controlled Study. Journal of Nutrition, 130, 1074S1076S.

    Rugh R, (1967), The mouse its repsoduction and development. Brgess Publising Company.pp.1-23.

    Russell L.D., ettlin R.A., Hikim, A, P, S., legg E, D., Histological and histopathological evaluation of the testis. Cache river press.1-40.

    Schwartz,G, R. ( 1999), In bad taste the msg symptom complex. Health press. Santa Fe, New Mexico.p.5.

    Soehadi, K., Arsyad, K. M. (1983), Analisis sperma. Airlangga University Press. Surabaya.

    Suntoro,S.H. (1983), Metode pewarnaan in Histologi dan histokimia. Bhratara Karya Aksara, Jakarta. 48.

    Styrna J. (2008), Genetic control of gamete quality in the mouse-atribute to halina krazanwska. Int.J.Dev.Biol.52:195-9.

    Vinodini, N., Nayanatara, A., Damodara, G., Ahamed, B., Ramaswamy, C., Shabarinath & Bhat, R. (2008), Effect of monosodium glutamat-induced oxidative damage on rat testis. Journal of Chinese Clinical Medicine, 3, 370-373.

    Yi Li., Schellhorn H, E. (2007), New developments and novel therapeutic perspectives for vitamin c.J.nutr,137:2171-84.

    Yousef, M. I., Addallah, G. A. & Kamel, K. I. (2003), Effect of ascorbic acid and Vitamin E supplementation on semen quality and biochemical parameters of male rabbits. Anim Reprod Sci, 76, 99-111.

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • Zaneveld, Polakoski. (1977), Techniques of human andrology: 160. Dalam : Zaneveld LJD, Fulgham DL (1986). Short course : Male reproduction/Andrology and non-hormonal contraception. Chicago, IL: 19.

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • Lampiran 1

    Paired Samples Statistics

    37.6140 25 4.11176 .8223538.1720 25 2.84364 .56873

    BB_awalBB_akhir

    Pair1

    Mean N Std. DeviationStd. Error

    Mean

    Paired Samples Correlations

    25 .591 .002BB_awal & BB_akhirPair 1N Correlation Sig.

    Paired Samples Test

    -.55800 3.34302 .66860 -1.93793 .82193 -.835 24 .412BB_awal - BB_akhirPair 1Mean Std. Deviation

    Std. ErrorMean Lower Upper

    95% ConfidenceInterval of the

    Difference

    Paired Differences

    t df Sig. (2-tailed)

    Tests of Normality

    .258 5 .200* .866 5 .249

    .241 5 .200* .825 5 .127

    .339 5 .061 .739 5 .023

    .226 5 .200* .911 5 .474

    .285 5 .200* .825 5 .128

    KelompokP0P1P2P3P4

    SpermaStatistic df Sig. Statistic df Sig.

    Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

    This is a lower bound of the true significance.*.

    Lilliefors Significance Correctiona.

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.

  • ANOVA

    Sperma

    4.6E+013 4 1.145E+013 2.582 .0698.9E+013 20 4.433E+0121.3E+014 24

    Between GroupsWithin GroupsTotal

    Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

    Tests of Normality

    .191 5 .200* .951 5 .746

    .343 5 .055 .822 5 .120

    .201 5 .200* .937 5 .645

    .212 5 .200* .930 5 .598

    .186 5 .200* .943 5 .685

    kelompokP1P2P3P4P5

    sel_leydigStatistic df Sig. Statistic df Sig.

    Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

    This is a lower bound of the true significance.*. Lilliefors Significance Correctiona.

    ANOVA

    sel_leydig

    629787.4 4 157446.860 12.061 .000261080.8 20 13054.040890868.2 24

    Between GroupsWithin GroupsTotal

    Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

    Julahir Hodnatua Siregar : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa ( Mus musculus, L. ) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), 2009.