· web viewpidato itu antara lain menjuarakan ke- pada dunia — internasional, bahwa tanah-air...

340
PEMBANGUNAN SEMESTA jaitu PELAKSANAAN 335 PROJEK A DAN 8 PROJEK B PEMBANGUNAN SEMESTA NASIONAL BERENTJANA DEPERNAS OLEH PROF. MR H. MUHAMMAD YAMIN KETUA DEPERNAS ANGGOTA MPRS N.V. PERTJETAKAN DAN PENERBITAN „NUSANTARA” DJAKARTA - BUKITTINGGI.

Upload: dinhnhi

Post on 31-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

P E M B A N G U N A N S E M E S T Ajaitu

PELAKSANAAN 335 PROJEK A DAN 8 PROJEK B

PEMBANGUNAN SEMESTA NASIONAL BERENTJANA

DEPERNAS

OLEH

PROF. MR H. MUHAMMAD YAMIN

KETUA DEPERNAS

ANGGOTA MPRS

N.V. PERTJETAKAN DAN PENERBITAN „NUSANTARA”DJAKARTA - BUKITTINGGI.

Motto :

— Kami kaja, kaja-raja sebagai dalam tjeritera dongeng.

— Wir sind reich, fabelhaft reich.

Sukarno 1956

PELAKSANAAN

335 PROJEK A DAN 8 PROJEK B

PEMBANGUNAN SEMESTA NASIONAL BERENTJANA

DEPERNAS

I S I N J A:

I. Pidato Heidelberg 1956 sebagai pendorong, Konstitusi 1945 danManipol 1959 sebagai pegangan projek A dan B.

II. Keharusan adanja projek A dan B.

III. Sekeliling 335 projek A dan 8 projek B.

IV. Ketetapan M.P.R.S. 1960 No. 2.

V. Daftar Projek A dan B.

VI. Bentuk juridis perusahaan-negara bagi projek A dan projek B.

VII. Meningkatkan suasana Pembangunan Semesta.VIII. Romantik Revolusi Pembangunan Semesta.

3

PELAKSANAAN

335 PROJEK A DAN PROJEK BPEMBANGUNAN SEMESTA NASIONAL BERENTJANA

DEPERNAS

1. Pidato Heidelberg 1956Pendorong Depernas supaja merentjanakan Projek A dan B ber -

sumber kepada pidato Presiden didepan Universitas Heidelberg am Neckar, jang diutjapkan 16 hari sesudah hari tahunan kepala negara jaitu pada 22 Djuni 1956. Pidato itu antara lain menjuarakan ke-pada dunia — internasional, bahwa tanah-air Indonesia sungguh-sungguh sangat kaja-raja dan kekajaan itu melimpah-limpah : Fabelhaft reich.Kalimat jang bersangkutan berbunji :

„Ich spreche als ein Vertreter Indonesiens. Sie haben die Stimme Indonesiens aus meinem Munde sprechen horen. Lernen Sie dock Indonesien kennen and verstehen Sie dock Indonesien. Indonesien ist Ihr Freund ! Ich hoffe, dass das was ich gesagt habe, ein wenig mehr Licht auf die Inselgruppe wart, die zwischen dem Pazifisehen und dem Indisehen Ozean liegt wad die eine Hauptstrasse zwischen Europa und Australien darstelit.

Deutschland wird manchmal das Herz Europas genant. Unsere Lage ist vielleicht nicht weniger wichtig, vielleicht ist unsere Lage nosh wichtiger. Wir sitzen an der Kreuzung zweier groszer Kontinente and zweier groszer Ozeane. Und wir sind reich — fabelhaft reich, obgleich wir erst die Oberflache dieses Reichtums angekratzt haben. Wir sind wirtschaftlich strategisch, wir sind politisch strategisch, wir sind militarisch strategisch. Wir sind strategisch in Raum and in Zeit.

Ja, unsere Zeit ist strategisch. Da, heute in dieser unruhigen Welt, dort in Indonesien brennt ein groszes Feuer, das Feuer des Nationalismus. Dort in dieser unsicheren Welt erheben sich achtzig Millionen Mensehen fur ihre Unabhangigkeit und ein besseres Leben. Dieses Feuer, diese Erhebung ist ein Teil des groszen Feuers in Asien — ein Teil des „Sturmes uber Asien”, so oft in Buchern beschrieben, so selten verstanden".

Atau dalam bahasa Italia jaitu nama djulukan bagi bahasa Indo-nesia jang merdu, berbunjilah kalimat diatas sebagai berikut:

,,Saja berbitjara disini sebagai wakil Indonesia. Tuan-tuan telah mendengar suara Indonesia dari mulut saja. Saja harap tuan-tuan akan berusaha untuk mempeladjari dan mengenal Indonesia.

Indonesia adalah sahabat tuan-tuan. Saja harap, supaja uraian saja menambah sedikit pengartian tentang Nusantara jang terletak djauh diantara Lautan Teduh dan Samudera Hindia dan jang merupa-kan djalan besar diantara Eropah dan Australia.

Seringkali Djerman diumpamakan sebagai djantung Eropah. Ke-dudukan kami tidak kurang pentingnja, mungkin djuga kedudukan

5

kami lebih penting lagi. Kami berada dipersimpangan diantara dua benua dan dua samudera besar. Dan kami kaja, kaja raja sebagai dalam tjeritera dongeng, walaupun baru hanja sedikit sadja jang kami korek dari kekajaan itu. Dilihat dari sudut ekonomi kedudukan kami strategis, dari sudut politik strategis, dari sudut militer strategis. Kami adalah strategis dalam „ruang dan waktu”.

Memang sesungguhnja waktu ini adalah strategis. Tepat pada waktu dunia sedang gelisah, disana di Indonesia sedang menjala api besar, ja'ni api nasionalisme. Disitu, sewaktu dunia sedang bimbang, bangun 80 djuta manusia untuk memperdjuangkan kemerdekaan dan hidup jang lebih baik.

Api itu, kebangunan nasional itu, adalah satu bagian dari api besar jang menjala di-Asia-satu bagian dari „taufan di Asia,” jang sering ditulis dalam buku2, tetapi djarang difahamkan".

Pidato Heidelberg diatas mendorongkan Dewan Perantjang Nasio-nal bagaimana kekajaan alam Indonesia jang melimpah-ria itu dapat dipergunakan bagi pembangunan semesta, supaja kebahagiaan Rakjat senantiasa dapat naik meningkat. Kebahagiaan dan kesedjahteraan jang tertjapai dalam tahapan demi tahapan akan membawa Bangsa Indonesia ke-Masjarakat Sosialis Pantja Sila jang diidam-idamkan re-volusi. Berdirilah dan bekerdjalah Depernas dalam menghadapi suasa-na tersebut, dan hal itu dimungkinkan oleh kembalinja Republik In -donesia sedjak 5 Djuli 1959 ke-Undang-undang Dasar 1945 jang ber -isi Amanat Penderitaan Rakjat dalam kata Mukaddimahnja.

Dalam mengolah pesanan Heidelberg, maka Depernas selainnja mengalami dorongan-ruhani dari pidato Presiden 1956 dan mendapat pula pegangan-kuat, dalam Konstitusi Proklamasi dan Manipol jang di-utjapkan pada tanggal 17 Agustus 1959.

P.J.M. Presiden menandaskan dalam Manipol 1959 itu kepada Pe-mimpin-pemimpin Bangsa kita, bahwa Revolusi kita ini tidaklah hanja meminta sumbangan-keringat sadja jang sebesar-besarnja, atau disiplin jang sekokoh-kokohnja, atau pengorbanan jang seichlas-ichlasnja, jang oleh Pemimpin-pemimpin kita selalu digembar-gemborkan kepada Rakjat, tetapi djuga tidak kurang pentingnja ialah kebutuhan untuk mentjiptakan atau melahirkan fikiran-fikiran-baru dan konsepsi-kon-sepsi-baru, djustru oleh karena Revolusi kita sekarang ini tak dapat diselesaikan dengan mempergunakan textbook-textbook jang telah usang. (Manipol halaman 73)

Dalam ichtiar untuk menemukan fikiran dan konsepsi baru, kita berorientasi pada wilajah kekuasaan Republik Indonesia. Disitu kita mendjumpai funs dan forces berupa kekajaan alam, kekajaan diatas bumi dan kekajaan didalam bumi, tidak ada bandingannja diseluruh dunia ini, tak ada tandingannja didelapan pendjuru angin (Manipol halaman 44).

Karena digerakkan oleh Amanat Heidelberg jang berisi kenjata-an tentang kekajaan alam Indonesia, dan dengan berpegang teguh kepada Amanat Penderitaan Rakjat serta Manipol, maka dibentuklah

6

oleh Depernas projek A dan projek pembangunan semesta nasional-berentjna.

II. Keharusan adanja projek A dan B.Membitjarakan sekian-kalinja tentang hubungan antara 335 pro-

jek A dan 8 projek B, maka sebenarnja segera kita harus menghadapi satu rangkaian soal jang bertjabang dua : Mengapa pembangunan Se-mesta berentjana Depernas prinsipieel membutuhkan adanja 8 atau lebih projek B, dan selandjutnja mengapa Indonesia harus memba-ngun 30 milj. setahun atau Rp. 240 milj dalam satu windu 1961- 1969.

Djawaban jang diberikan Depernas kepada pertanjaan itu, mem-punjai titik-bertolak pada pidato Presiden jang diutjapkan pada 22 Juni 1956 diuniversitas „Heidelberg am Neckar” diatas tadi itu jang berisi kalimat-kentjana dan tertudju kepada dunia internasional : Und wir sind reich, fabelhaft reich, obgleich wir erst die Oberflache dieses Reichtums angekratzt haben. Tanah-air kita kaja-raja ; fabelhaft reich. Dan ketika Depernas merantjang projek A dan projek B maka kalimat itu memadjukan pertanjaan : bagaimana mengolah kekajaan jang me -limpah-limpah itu, dan bagaimana kekajaan itu dapat dipergunakan mempertinggi untuk kesedjahteraan rakjat, supaja masjarakat Sosialis Pantjasila dapat terbentuk berkat beberapa tahapan pembangunan semesta.

Dan dengan segera Depernas menindjau harus adanja projek B jang akan mengolah kekajaan alam itu supaja ikut membiajai seluruh pembangunan semesta. Karena tanpa projek B, maka kemadjuan ke -sedjahteraan akan terhenti, berhubungan dengan membandjirnja pen -duduk kira-kira 2,3% setahun. Oleh sebab itu marilah kita kembali barang sedjenak kepada suasana keuangan pada tahun 1960 dan ke -adaan apa jang dihadapi Depernas ketika badan itu melakukan tugas -nja.

Djalan fikirannja sebagai berikut. Djika Indonesia hendak me -naikkan pendapatan-nasional 10% dengan pembangunan, maka 10% itu berarti membangun 1/10 dari Rp. 236, milj. jaitu Rp. 23,6 milj. untuk projek A. Rp. 23.6 milj. jalah penaksiran national income untuk tahun 1960. Djika hasil pembangunan segala projek itu dipukul rata akan menghasilkan hasil perbanding ala vicor 4, maka akan mendapat tambahan kesedjahteraan ¼ kali Rp. 23,6 milj. = Rp. 5.9 milj. Maka djumlah Rp. 5.9 milj. itu sama dengan 2½ dari national income se-djumlah Rp. 236 milj. Kenaikan 2½ national income setahun akan mendjadi hilang sama sekali berhubungan dengan naiknja penduduk dengan 2,3%. Angka 0,2% kenaikan kesedjahteraan adalah meng-gerbanakan seluruh manfaatnja pembangunan semesta. Oleh sebab itu tjara bekerdja sedemikian jaitu tanpa projek B harus ditjnggalkan. Depernas lalu mendjangkar adanja projek B, jang akan memberi dja -minan supaja 10% kenaikan kesedjahteraan harus tertjapai. Djika di -ambil hasil-bersih dari projek B dalam 8 tahun angka jang terendah, karena memang diambil dalam perhitungan angka total jang minimal, sedjumlah $ 2,462,5 djuta, maka angka ini djika ditukar dengan 1 : 45

7

rupiah dengan dollar, mendjadi Rp. 110 milj. atau dalam tiap-tiap ta -hun Rp. 13¾ milj. Hasil ini menaikkan kesedjahteraan Rakjat ; djika dihitung p.n. ad Rp. 236 mil. setahun, maka oleh projek B sadja sudah 13¾naik 2,30 % jaitu P A% naik n.i. Dibidang projek A dibangunRp. 30 mil. setahun, dan ini sama dengan 13% dari Rp. 236 milj. jaitu djumlah n.i. Djika pembangunan ini diambil naiknja 3 : 1 maka oleh projek A akan naik kesedjahteraan dengan 4⅓%. Pembangunan karena projek A dan B akan menaikkan kesedjahteraan 4%% tambah 5¾% = ± 10% kesedjahteraan setahun.

Angka ini sangat lumajan, dan hampir sama dengan kenaikan kesedjahteraan setiap tahun hampir disegala negara sosialis jang me -naikkan kesedjahteraan rakjat dengan pembangunan semesta.

Uraian diatas memberi kesimpulan jang mutlak, jaitu berhubung-an dengan naiknja penduduk 2.3% dan supaja negara Indonesia djangan tertinggal kemadjuannja, walaupun melaksanakan pemba-ngunan-semesta, harus membangun dengan melaksanakan projek A dan projek B.

Selandjutnja pembangunan Rp. 30 milj. setahun mendjadi mut-lak, apabila tjita-tjita hendak merobah masjarakat berstruktur agrar supaja mendapat sifat dan warna industri dengan mendjalankan pem-bangunan semesta, adalah sungguh dan serieus. Rp. 30 milj. jalah 13% dari n.i. ad Rp. 236 milj. memberi djaminan bagi perubahan struc -tura masjarakat jang diharapkan. Maafkanlah saja mendjawab per-tanjaan jang principieel itu dengan mempergunakan angka-angka jang dapat berkata. Memang saja akui, bahwa kesedjahteraan Rakjat jang hendak dipertinggi dengan pembangunan semesta itu maksudnja ialah hendak mentjapai kebahagiaan Rakjat, dan kebahagiaan memang tak dapat dirumuskan dengan angka-angka hisab. Tetapi ekonomi Sosialis adalah hikmah jang exact dan kesungguhan jang sahih atau menurut Hegel bukunja jang kenamaan Einfuhrung in der Filosofie des Rech-tes

Was verneunftig ist, das ist WirklichUnd was Wirklich ist das ist vernuenftig.

Kita membangun mengedjar tjita-tjita jang akan dilaksanakan dan tjita-tjita itu senantiasa bersemajan dalam hati-sanubari dan hikmah manusia, atau menurut ahli-pemikir Karl Marx :

Das Ideelle ist das im Menschenkopf umgesetzte and nebersetzte Materielle

Kita membangun semesta dengan perhubungan jang berpokok kepada perhitungan jang sahih dan dalam kesaluhan itu hidup tjemer -lang kehidupan orang jang mempunjai ilham penuh tjita dan tjinta.

Demikianlah keharusan adanja projek A dan projek B pada pem-bangunan semesta ; kedua-dua djenis projek itu berhubungan rapi se -perti kulit, tulang dan daging.

335 Projek A akan membawa Masjarakat agrar sekarang ke ma-sjarakat peralihan dengan mengenal industri Minimal 8 Projek B akan

8

membiajai sebagian besar projek A tadi itu dan mendjamin naiknja pendapatan nasional ; djadi bersama dengan projek A akan memper-tinggi kesedjahteraan Rakjat, paling sedikit setahun 10% dari pada pendapatan nasional ad 236 miljar rupiah. Setelah tiga-empat tahapan pembangunan semesta dimaksudkan sampailah hendaknja negara ke-satuan Republik Indonesia bermasjarakat sosialis Pantjasila. Bergan-tung kepada prestasi Revolusi Indonesialah berapa lamanja tjita-tjita itu akan tertjapai, makin lekas makin baik. Mudahan-mudahan djatuh sebelum abad XX ini berachir.

III. Sekeliling 335 projek A dan 8 projek B.Adapun 335 projek A jang dirantjang dan diterima baik oleh

MPRS itu akan ditebarkan diseluruh Indonesia menurut adjaran per-tebaran industri dan dengan memperhatikan sjarat-sjarat daerah serta strategi Indonesia. Setjara teoritis dalam pertebarannja dimasukkan atau dibagi-bagikan kedalam 8 bidang dan tiap-tiap bidang mendapat procentage tertentu dari pada total-amount Rp. 240 milj. Akan ter-njata bahwa pembangunan mental dll. adalah perimbangannja dengan pembangunan materiel.

Dibawah ini kita sadjikan daftar berisi volume pembangunan me-ngenai 335 projek A. Dalam daftar itu terdapat pula angka-angka biaja dengan terperintji sedjumlah total Rp. 240 milj. bersama-sama dengan angka procentage-nja.

VOLUME PEMBANGUNAN

Bidang Biaja djuta Djumlah bia- % Djumlah projekRp. ja djuta Rp. Projek Tjadangan

I. Mental + Ro-hani

17.815 7,42

1. Kebudajaan 1.554 9 52. Pendidikan 16.261 43 14

II. Penelitian 2.653 1,11 16 —III. Kesedjahteraan

Rakjat6.188 2,58 11

IV. Pemerintahan 3.632 1,51 6 3V. Pembangunan

Chusus30.000 12,50 1 —

VI. Produksi 108.2621. Pangan 25.120 45.11 8 —2. Sandang 28.945 7 —3. Industri 52.022 81 84. Perobatan

VII. Distribusi2.175 6 —

(Dist. + Komu-nikasi)

60.182 25.07 144 3

VIII. Keuangan terma-suk Tourisme

11.268 4,70 3 —

D j u m l a h 240.000 100% 335 33

9

Selandjutnja didapat pula dibawah ini suatu ichtisar dari 8 pro-jek B jang diharapkan akan memberi hasil kekajaan alam Indonesia dengan djumlah minimal sedjumlah Rp. 240 milj. Hasil akan ber -tambah, apabila diolah lebih intensif dan lebih efficien dari pada biasa. Pembangunan membutuhkan Rp. 240 milj., jaitu 50% berupa rupiah Rp. 120 milj. dan 50% berupa dollar jaitu 270 djuta dollar. Djum-lah projek B itu dapat ditambah dengan projek lain, misalnja dengan pengolahan tambang emas, nickel dan perak ; tentu sadja dengan me -mikirkan akibatnja apabila didjadikan projek B dan tidak projek A.

Angka-angka perhitungan hasil bersih untuk pembangunan itu tidaklah tertentu mutlak, dan praktyk serta usaha nasionallah jang akan menentukan angka-angka itu setjara bukti mutlak.

10

SUMBER PEMBIAJAAN PEMBANGUNAN SEBESAR RP. 240 MILJAR (PROJEK B).

P e n e r i m a an

No. 50% berupa dollar($ 270 djuta)

Kolom INo. 50% berupa rupiah

(Rp. 120 miljar)Kolom IIRp.miljar

$ djuta

B 1 Minjak bumi B9 Hasil sanering 10,— 1)a) hasil produksi/pengolahan 1.180,— B 10 Perusahaan Negara:

Tiap tahun Rp.4 miljar, selamab) berasal dari modal kerdja 8 tahun = 8 x Rp.4 miljar = 32, —

jang masuk dalam negeri 750,— B 11 Simpanan masjarakat:B 2 K a j u 52,5 (tahungan, asuransi, koperasi)

tiap tahun Rp. 1 miljar, selamaB 3 Perikanan Laut 12,5 8 tahun = 8 X Rp. 1 miljar = 8, —

B 12 Pendjualan saham dan obligasi :B 4 K o p r a 76,— Setiap tahun Rp. 1 miljar, selama

tahun 0 = 8 X Rp. 1 miljar = 8, —B5 K a r e t 320,

B 13B

Pendjualan barang modal :B 6 T i m a h 15,— Tiap tahun Rp. 2 miljar, selama

8 tahun = 8 x Rp. 2 miljar = 16, —B7 A l u m i n a 11,5

B 14 Pendjualan barang konsumsi :B8 To u r i s m e 45,— Tiap tahun Rp. 5,75 miljar, sera-

ma 8 tahun = 8 x Rp. 5,75 mil-- KEKURANGAN 237,5 jar = 46, —

Djumlah: 2.700,— Djumlah : 120, —11

SUMBER PEMBIAJAAN PEMBANGUNAN SEBESAR Rp. 240 MILJAR (PROJEK B.)

12

KEKURANGAN: Kolom I $ 237,5 djutaKolom II Rp. 16 miljar + Rp. 46 miljar = Rp. 62.000 djuta Kolom III Rp. 38.583 djuta

Djumlah x) Rp. 100.583 djuta + $ 237,5 djuta

Kedua daftar membutuhkan pendjelasan. Adapun projek jang djumlahnja 335 + 8 projek itu adalah sebenarnja tiap-tiap projek me-liputi beberapa organisasi perusahaan jang besar-besar. Djika tiap-tiap projek itu masing-masing meliputi 10 perusahaan djika dipukul rata, maka seluruhnja adalah 3500 perusahaan diliputi oleh projek pembangunan semesta itu. Memanglah dapat dipakai nama djulukan : pembangunan raksasa, jang projek dan perusahaan nasionalnja akan bertebaran didaratan dan perairan diseluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.

Kini sedikit tentang dinamik isi angka Rp. 240 miljar untuk pem -bangunan raksasa itu.

Sekiranja angka hasil projek B itu kita lukiskan dengan angka X, serta hasil perusahaan negara dan hasil nasional dan lain-lain dalam negeri dilukiskan dengan Y, sedangkan pindjaman luar negeri dengan huruf Z, maka dapatlah kita formule pembiajaan projek A :

X + Y + Z = Rp.240miljarOleh karena angka Y dapat ditaksir berdjumlah Rp. 7 miljar

setahun atau kurang lebih Rp. 56 miljar dalam 8 tahun, maka angka Y itu hampir fixed.

Oleh karena angka X variabel, sesuai dengan kegiatan bekerdja, maka dengan sendirinja keharusan memindjam dari luar-negeri (hu-ruf Z) djadi djuga variabel. Makin besar angka X maka makin ketjil angka Z. Besarnja angka Z djuga akan dibatasi, menurut haluan po-litik negara ; ada jang mengharap 20% dan ada pula jang mengharap 40% dari total amount Rp. 240 miljar. Djika kita ambil djalan tengah bagi pembatasan itu 30%, djadi Indonesia dimana perlu dapat me-mindjam longterm credit dari luar negeri paling tinggi Rp. 80 miljar. Oleh karena Indonesia dalam tahun pertama 1961 — 1969 sudah mem-butuhkan dollar, maka dapatlah dipertanggung djawabkan djika In -donesia misalnja dalam periode 1961 — 4 sudah memindjam lebih dahulu longterm crediet darj luar negeri 20% — 40% daripada Rp. 80 miljar, jaitu kira-kira 16 — 32 miljar rupiah atau kira-kira $ 350 — 700 djuta.

Kita berpemandangan, djika tenaga Rakjat dikerahkan dengan menimbulkan potensi nasional jang memuntjak, sehingga dapat ber -hemat tenaga, waktu dan uang, maka djumlah X + Y + Z diatas akan berhasil dapat ditekan mendjadi angka dibawah Rp. 240 miljar; wak -tu 8 tahun akan lebih pendek dan tenaga akan tersimpan. Oleh se-bab itu tenaga raksasa untuk membangun dalam Revolusi harus ber -tumbuh, berkembang dan meluap.

13

IV. KETETAPAN MPRS No. 2.MADJELIS PERMUSJAWARATAN RAKJAT SEMENTARA

REPUBLIK INDONESIA

K E T E T A P A NMadjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara Republik Indonesia

No. II/MPRS/1960

tentangGaris-Garis Besar Pola Pembangunan Nasional

Semesta Berentjana Tahapan Pertama 1961-1969

Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara Republik Indonesia,Dalam Rapat Plano ke-5 tanggal 3 Desember 1960 Sidang Pertama

di Bandung,

Setelah membahas :„Rantjangan Dasar Undang-undang Pembangunan Nasional Se-

mesta Berentjana Delapan Tahun 1961 — 1969” hasil karya Depernas, dan menelitinya atas dasar Amat Pembangunan Presiden pada tang-gal 28 Agustus 1959 jang diutjapkan dan jang tertulis sebagai garis -garis besar daripada haluan pembangunan ;

Menimbang : 1. bahwa perlu segera ditetapkan Garis-garis Besar Pola Pembangunan serta ketentuan-ketentuan pokok pelaksanaannja ;

2. bahwa Pembangunan Nasional Semesta Berentjana adalah suatu pembangunan dalam m a s a p e r - a l i h a n, jang bersifat menjeluruh untuk menudju tertjapainja masjarakat-adil-dan-makmur-berdasar-kan Pantjasila atau Masjarakat Sosialis Indonesia di -mana tidak terdapat penindasan atau penghisapan atas manusia oleh manusia, guna memenuhi Amanat Penderitaan Rakjat;

15

3. bahwa Pembangunan Nasional Semesta Berentjana Delapan Tahun : 1961 — 1969 adalah pembangunan tahap pertama, jang nasional, semesta, berentjana dan berisikan tripola untuk meletakkan dasar-dasar pembangunan rochaniah dan djasmaniah jang sehat dan kuat serta pembangunan tata-perekonomian na-sional jang sanggup berdiri sendiri dan tidak ter -gantung kepada pasang-surutnja pasaran dunia;

4. bahwa sjarat pokok untuk pembangunan rochaniah jang sehat dan kuat adalah antara lain menegakkan kembali kepribadian dan kebudajaan Indonesia jang berdasarkan semangat demokrasi terpimpin, ekono-mi terpimpin dan gotong-rojong seperti didjelaskan dalam dasar negara Pantjasila, dan mengutamakan kesadaran hidup bersahadja dan kedjudjuran se-suai dengan adjaran ke-Tuhanan Jang Maha Esa ;

5. bahwa sjarat pokok untuk pembangunan tata-per-ekonomian nasional adalah antara lain pembebasan berdjuta-djuta kaum tani dan rakjat pada umumnja dari pengaruh kolonialisme, imperialisme, feodalis-me dan kapitalisme dengan melaksanakan „landre- form” menurut ketentuan-ketentuan Hukum Na-sional Indonesia, seraja meletakkan dasar-dasar bagi industrialisasi*terutama industri dasar dan industri berat jang harus diusahakan dan dikuasai oleh ne-gara ;

Mengingat : 1. Amanat Penderitaan Rakjat jang terkandung dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945 ;

2. Pasal-pasal 27 ajat 2, 28, 29, 30, 31, 32, 33, dan 34 Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945 ;

3. Pasal 1 ajat 2 Undang-undang Dasar Republik In-donesia 1945 jang menentukan bahwa „Kedaulatan adalah ditangan Rakjat, dan dilakukan sepenuhnja oleh Madjelis Permusjawarakan Rakjat”

4. Pasal 3 jo. pasal IV Aturan Peralihan Undang-un-dang Dasar Republik Indonesia 1945 ;

5. Pasal 2 ajat 3 Undang-undang Dasar Republik In-donesia 1945 ;

16

6. Amanat Negara jang diutjapkan oleh Presiden pada pembukaan Sidang Pertama M.P.R.S. tanggal 10 Nopember 1960 ;

7. Ketetapan Madjelis Permusjawaratan Rakjat Se-mentara Republik Indonesia No. I/MPRS/1960 tanggal 19 Nopember 1960 tentang „Manifesto Po-litik Republik Indonesia sebagai Garis-garis Besar daripada haluan Negara” ;

8. Permusjawaratan dalam rapat-rapat Komisi-komisi, musjawarah dan mufakat Pimpinan M.P.R.S. dengan Badan Pembantu Musjawarah (BAPEMUS) dan ra-pat-rapat Madjelis Permusjawaratan Rakjat Semen-tara pada tanggal 17 Nopember 1960 sampai dengan 3 Desember 1960 ;

MEMUTUSKAN .

Menetapkan Ketetapan tentang Garis-garis Besar Pola Pemba- ngunan Nasional Semesta Berentjana Tahapan Pertama 1961 — 1969 sebagai berikut :

B A B I.

GARIS-GARIS BESAR POLA PEMBANGUNAN

Pasal 1

(1) Menjatakan bahwa Garis-garis Besar Pola Pembangunan ter -masuk Pola Projek jang dimuat dalam RANTJANGAN DASAR UN-DANG-UNDANG PEMBANGUNAN NASIONAL SEMESTA BEREN-TJANA DELAPAN TAHUN 1961 — 1969 hasil karya Depernas jang termuat dalam Buku kesatu Djilid I, II, dan III pada umumnja sesuai dengan Amanat Pembangunan Presiden tertanggal 28 Agustus 1959 jang diutjapkan maupun jang tertulis dan pada umumnja sesuai pula dengan Manifesto Politik Republik Indonesia jang telah diperkuat oleh Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara dengan Ketetapan No. I/MPRS/1960.

(2) Menerima Garis-garis Besar Pola Pembangunan hasil karya Depernas seperti termuat dalam Buku kesatu Djilid, I, II, III sebagai Garis-garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta Berentjana dengan ketentuan-ketentuan seperti termuat dalam pasal-pasal di-bawah ini.

Pembangunan semesta – 2 17

B A B II

KETENTUAN UMUM

Pasal 2

BIDANG MENTAL/AGAMA/KEROCHANIAN/PENELITIAN

(1) Melaksanakan Manifesto Politik dilapangan pembinaan Men-tal/Agama/Kerochanian dan Kebudajaan dengan mendjamin sjarat -sjarat spirituil dan materiil agar setiap warga-negara dapat mengem-bangkan kepribadiannja dan kebudajaan Nasional Indonesia serta me-nolak pengaruh-pengaruh buruk kebudajaan asing.

(2) Menetapkan Pantjasila dan Manipol sebagai mata peladjaran diperguruan rendah sampai dengan perguruan tinggi.

(3) Menetapkan pendidikan agama mendjadi mata peladjaran disekolah-sekolah mulai dari sekolah rakjat sampai dengan Univer -sitas-universitas Negeri dengan pengertian bahwa murid-murid ber-hak tidak ikut-serta, apabila wali murid/murid dewasa menjatakan keberatannja.

(4) Membina sebaik-baiknja pembangunan rumah-rumah ibadah dan lembaga-lembaga keagamaan.

(5) Menjelenggarakan kebidjaksanaan dan sistim pendidikan nasional jang tertudju kearah pembentukan tenaga-tenaga ahli dalam pembangunan sesuai dengan sjarat-sjarat manusia Sosialis Indonesia, jang berwatak luhur.

(6) Mengusahakan agar segala bentuk dan perwudjudan kese-nian mendjadi milik seluruh rakjat dan menjinarkan sifat-sifat na-sional.

(7) Memperkuat usaha penerangan sebagai media penggerak rakjat dan massa revolusioner.

(8) Kebidjaksanaan penelitian disesuaikan dengan politik luar-negeri bebas dan aktif serta mengikut-sertakan rakjat tanpa mening-galkan sjarat-sjarat ilmiah.

Pasal 3BIDANG KESEDJAHTERAAN

(1) Kebidjaksanaan pembangunan dibidang kesedjahteraan di-tudjukan untuk mewudjudkan kesedjahteraan rakjat jang merata da-lam keseluruhannja

(2) Mendjamin setiap warga-negara akan pekerdjaan dan peng-hasilan jang lajak guna memenuhi keperluan hidup sehari-hari bagi dirinja sendiri beserta keluarganja, seperti antara lain keperluan sandang-pangan, perumahan, kesehatan, pendidikan, kebudajaan dan keagamaan serta djaminan untuk hari tua.

18

(3) Membangunkan usaha-usaha chusus untuk meninggikan ting-kat hidup kaum buruh, tani, nelajan dan kaum pekerdja pada umum-nja dengan menghapuskan beban-beban sebagai peninggalan dari hubungan kerdja kolonial dan feodal serta memberantas pengang-guran.

Pasal 4

BIDANG PEMERINTAHAN DAN KEAMANAN/PERTAHANAN

(1) Untuk mendjamin berhasilnja pelaksanaan Pola Pembangun-an Nasional Semesta Berentjana Delapan Tahun : 1961 — 1969, di -perlukan penjesuaian seluruh aparatur negara dengan tugasnja dalam rangka pelaksanaan Manifesto Politik dan Amanat Presiden tentang Pembangunan Semesta Berentjana serta Ketetapan-ketetapan Madje-lis Permusjawaratan Rakjat Sementara.

(2) Mengikut-sertakan rakjat dan seluruh alat-kelengkapan serta seluruh semangat dan daja-kerdja bangsa dalam suatu gerakan massa (massa-aksi) jang berbentuk satu organisasi Front Nasional.

(3) Landreform sebagai bagian mutlak daripada revolusi Indo-nesia adalah basis pembangunan semesta jang berdasarkan prinsip, bahwa tanah sebagai alat produksi tidak boleh didjadikan alat peng-hisapan.

(4) Politik keamanan/pertahanan Republik Indonesia berlandas-kan Manifesto Politik Republik Indonesia beserta perperintjiannja dan berpangkal kepada kekuatan rakjat dengan bertudjuan mendja-min keamanan/pertahanan nasional serta turut mengusahakan ter -selenggaranja perdamaian dunia.

(5) Pertahanan Negara Republik Indonesia bersifat defensif-aktif dan bersikap anti-kolonialisme dan anti-imperialisme dan ber -dasarkan pertahanan rakjat semesta jang berintikan tentara sukarela dan milisi.

(6) Mengingat bahwa djalannja Pembangunan Nasional Semesta adalah berhubungan erat dengan pelaksanaan keamanan maka perlu dilaksanakan pembangunan tata-perdesaan jang demokratis (democra-tic rural development) jang merata dan berentjana sebagai salah satu landasan dalam pelaksanaan Pembangunan Nasional Semesta.

Pasal 5

BIDANG PRODUKSI(1) Pembangunan Nasional Semesta Berentjana 1961 — 1969 su -

paja ditudjukan kearah pengutamaan produksi bahan keperluan hidup rakjat jang pokok untuk mentjapai taraf mentjukupi keperluan sendiri serta menudju kearah pembagian pendapatan nasional jang adil dan merata.

19

(2) Tjabang-tjabang produksi jang vital untuk perkembangan perekonomian nasional dan menguasai hadjat hidup rakjat banjak, dikuasai oleh Negara, djika perlu dimiliki oleh Negara.

(3) Untuk mengembangkan daja produksi guna kepentingan masjarakat dalam rangka ekonomi terpimpin, perlu diikut-sertakan rakjat dalam pengerahan semua modal dan potensi (funds and forces) dalam negeri, dimana kaum buruh dan tani memegang peranan jang penting.

Pasal 6

BIDANG DISTRIBUSI DAN PERHUBUNGAN(1) Pemerintah menjelenggarakan tata-distribusi barang-barang

keperluan hidup sehari-hari agar dapat sampai ditangan rakjat dengan tjepat, tjukup, merata, murah dan baik.

(2) Pemerintah mengatur dan menjalurkan distribusi bahan-bahan penting bagi penghidupan rakjat banjak dengan mengutamakan ikut-sertanja koperasi-koperasi, Rukun-rukun Kampung, Rukun-rukun Tetangga serta sedjenisnja dan swasta Nasional sebagai pembantu.

(3) Pemerintah menjelenggarakan impor barang-barang kebu-tuhan pokok untuk rakjat dan bahan-bahan baku serta bahan-bahan penolong untuk industri vital, dan menguasai ekspor bahan-bahan baku.

(4) Negara menguasai dan menjelenggarakan perhubungan dan angkutan didarat dan laut jang vital, serta angkutan udara dan per-hubungan telekomunikasi seluruhnja.

Pasal 7

BIDANG KEUANGAN DAN PEMBIAJAAN(1) Sumber pembiajaan bagi Pembangunan Nasional Semesta

Berentjana itu pertama-tama harus diusahakan atas dasar kekuatan dalam negeri sendiri dengan mengerahkan semua modal dan potensi (funds and forces) jang progresip, dengan sedjauh mungkin tidak menambah beban rakjat.

(2) Djika modal nasional guna pembiajaan pembangunan belum mentjukupi, dapat diadakan kerdja-sama ekonomi dan tehnik dalam arti luas dengan luar negeri, dengan ketentuan bahwa hal tersebut:a. tidak bertentangan dengan Manifesto Politik dan Amanat Presiden

tentang Pembangunan ;b. disusun dalam perundang-undangan bersama-sama dengan Dewan

Perwakilan Rakjat.(3) Dalam rangka pembangunan tata-perekonomian nasional jang

kuat dan bebas, diperlukan adanja suatu sistim moneter jang sehat dan stabil guna melantjarkan produksi, distribusi dan perdagangan, serta peredaran uang jang berentjana.

20

Pasal 8

KETENTUAN PELAKSANAAN

(1) Dalam pelaksanaan Pola Pembangunan Nasional Semesta Be-rentjana Delapan Tahun : 1961 — 1969, maka hasil karya Depernas Djilid IV sampai dengan XVII perlu diperhatikan oleh Pemerintah sebagai pedoman pelaksanaan manakala tidak bertentangan dengan ketetapan ini.

(2) Untuk mendjamin berlangsungnja Pembangunan Nasional Semesta Berentjana Delapan Tahun : 1961 — 1969, pelaksanaan pem-bangunan ditetapkan dengan ketentuan-ketentuan perundang-undang-an.

B A B III.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Pasal 9

(1) Pada Ketetapan ini diikut-sertakan tiga lampiran jang di -namakan Lampiran A, Lampiran B dan Lampiran C.

(2) Lampiran A tersebut pada ajat (1) diatas merupakan penjem-purnaan daripada Garis-garis Besar Pola Pembangunan Nasional Se-mesta Berentjana karya Depernas, sedangkan Lampiran B dan Lam -piran C merupakan pedoman bagi pelaksanaannja

(3) Isi Lampiran A mempunjai kekuatan sebagai amandemen-amandemen daripada Buku kesatu Djilid I, II dan III.

B A B IV.

KEKUASAAN PENUH

Pasal 10

Memberikan kekuasaan penuh kepada Presiden/Panglima Ter-tinggi Angkatan Perang/Pemimpin Besar Revolusi Indonesia untuk melaksanakan putusan-putusan ini.

21

Ditetapkan dikota Bandung

pada tanggal 3 Desember 1960.

MADJELIS PERMUSJAWARATAN RAKJAT SEMENTARA

REPUBLIK INDONESIA

Pd. K E T U A ,

t. t. d.

(CHAIRUL SALEH)

WAKIL KETUA,

t. t. d.(Mr. Ali Sastroamidjojo)

WAKIL KETUA,

t. t. d.

(D. N. A i d i t )

WAKIL KETUA,

t. t. d.(K.H. Idham Chalid)

WAKIL KETUA,

t. t. d.(Kol. Wilujo Puspojudo)

V . D A F T A R P R O J E K A D A N B

23

BAB POLA PROJEK

Projek" dibagi dua golongan jaitu : golongan A dan golongan B. Golongan A adalah projek Pembangunan jang diberi huruf pengenal dan nomor.

AA AB

dan sebagainja dan disusun menurut 8 (delapan) bidang pembangun-an jaitu Pembangunan.

1. Mental dan rochani.2. Penelitian.3. Kesedjahteraan. 4. Pemerintahan. 5. Keamanan/Pertahanan.6 . P r o d u k s i . 7. Distribusi.8. Keuangan.

Golongan B. adalah Projek Pembangunan untuk membiajai pembangunan. Projek-projek ini diberi huruf pengenal:

B1. B2. B3.

dan sebagainja.

Mengenai tempat projek djika disebut kota, maka projek itu adalah sengadja untuk kota itu. Seperti air minum kota A, rentjana untuk kota A. tidak untuk kota lain. Rentjana tersebut telah disesui -kan dengan besar djumlah penduduk dan situasi kota itu.

Dalam hal2lain2ditjantumkan Daswati I. Hal ini berarti bahwa lokasi jang tepat harus ditjantumkan lagi, djadi masih memerlukan survey dan penelitian. Hal ini berlaku pula djika disebut Kabupaten, Kewedanaan dan Ketjamatan.

Mengenai biaja perlu diadakan tjatatan :a. Nilai biaja jang disebutkan dibelakang projek adalah nilai jang

kita ketahui melalui segala matjam sumber di Indonesia. Umumnja nilai itu adalah nilai dalam tahun 1959 jang tentu tidak sesuai lagi nanti dengan nilai waktu projek sungguh 2 di-kerdjakan. Ter-lebih2 djika projek itu akan selesai sesudah tiga atau empat tahun sesudah permulaan.

b. Dalam nilai tersebut kadang2 termasuk pembelian djasa atau bahan dari luar negeri. Ada kemungkinan bahwa harga 2 untuk itu telah menaik.

25

c. Untuk pendirian paberik dari luar negeri diperlukan rupiah, untuk mendirikannja didalam negeri misalnja pembelian tanah, pendirian gedung dan biaja pemasangan serta biaja mendja-lankan (modal bekerdja).Kita belum mempunjai pengalaman banjak dalam menen-

tukan perbandingan ini. Inipun masih berupa taksiran didasarkan atas satu dua pengalaman di Indonesia.

Ketiga faktor diatas akan mempengaruhi biaja sebenarnja nanti, sehingga perlu diadakan penjesuaian.

Jang diinginkaan ialah, bahwa semua harga se-dapat 2nja ditekan serendah mungkin untuk menghemat beaja disatu pihak, agar dapat menambah kemungkinan pendirian lebih banjak projek dilain pihak.

Mengingat hal diatas, maka perlu diadakan satu tjara penje -suaiaan harga dikemudian hari.

Dalam semua harga tidak diperhitungkan Puim dan Puex se-hingga $ dinilai Rp. 45,—.

Hal lain didalam penjaluran biaja jang perlu diperhatikan : bila dimulai mengeluarkan biaja jang ditentukan dan bila projek itu telah dianggap selesai dan menghasilkan dan dipindahkan keroutine.

Berhubung dengan sangkut-pautnja satu bidang pembangunan dengan bidang lain perlu ditentukan memulai projek A dahulu baru B karena B tergantung kepada A Sinchronisasi ini perlu diadakan un-tuk mendapat efek se-besar2nja dari pembangunan kita. Djangan hendaknja kita mendapat keadaan : poliklinik didirikan sedangkan obat2 tidak ada sama sekali.

Permulaan dan achir satu2 projek dinjatakan dengan tahun2.

Semua pendidikan tenaga harus dimulai pada permulaan ren-tjana I (tahun 1961).

Pada beberapa pola projek diikutkan satu daftar projek tja -dangan dalam bidang itu.

Projek tjadangan dapat dikerdjakan djika djumlah uang untuk projek2 tersebut terlalu banjak atau uang tidak dipergunakan karena salah satu projek tidak dapat dikerdjakan karena sesuatu hal.

Pada pola projek ditjantumkan daftar kegiatan2 jang merupa-kan tindakan organisasi atau administratip dan tidak memerlukan investasi luar biasa, karena dapat dibiajai dengan biaja routine. Tin -dakan jang ditjantumkan mendjadi inti djuga dari Pembangunan Semesta ini, karena mempengaruhi perdjalanan projek.

26

Dalam kolom berikut sedapat mungkin ditjantumkan hasil dan hasil ikutan jang diharapkan ditjapai. Tidak mungkin ditjantumkan semua hasil, karena akibat setiap tindakan ekonomis dan organisa-toris tidak mungkin ditjantumkan seluruhnja, karena suatu tindakan ekonomi disatu bidang mengakibatkan akibat berantai pada bidang lain. Jang ditjantumkan hanja jang akibat pokok sadja.

Dalam kolom keterangan ditjantumkan keterangan 2 jang diper-lukan untuk memahami dan menilai projek itu se-baik 2nja.

Perlu diperhatikan bahwa banjak diantaranja projek 2 jang memberikan hasil segera dan ber-ulang.

Pada Pola Projek ini ditjantumkan satu daftar pembagian ad -ministrasi Republik Indonesia.

HURUF PENGENAL DAN NOMOR

Dalam menjusun projek2, semua projek A, diberi sebuah huruf lagi untuk menundjukkan bidangnja, misalnja AB untuk bidang Pen-didikan.

Pada kedua huruf ditambahkan lagi nomor urut projek dalam keseluruhan Naskah, dan untuk bidang tersebut projek2 itu diberi nomor urut pula menurut bidangnja.

Sistim seluruhnja adalah sebagai berikut :AA — KebudajaanAB — PendidikanAC — PenelitianAD — Kesedjahteraan Rakjat AE — PemerintahanAF — Pembangunan Chusus AG — PanganAH — SandangAI — IndustriAJ — PerobatanAK — DistribusiAL — Keuangan

Tjontoh :AE 60/4 berarti dalam keseluruhan projek tersebut adalah No. 60 dan dalam bidang Pembangunan jang bersangkutan No. 4.

27

I. POLA PROJEK BIDANG MENTAL

Golongandan No.

urutNomorbidang

N a m a p r o j e k T a m p a tBiaja

rupiah(djutaan)

1 2 3 4 5

AA. 1 1 Penggalian Kekajaan Kebudaya-an

NiasKalimantanToradjaFloresMaluku

Tengah50

AA. 2 2 Museum Nasional Kotapradjata Raya

(Djakarta)

Djakar- 313

AA. 3 3 Gallery Kesenian Nasional Kotapradjata Raya

(Djakarta)

Djakar- 469

28

/AGAMA/KEROCHANIAN/PENELITIAN

Golongandan No.

unitNomorbidang N a m a p r o j e k T e m p a t

Biajarupiah

(djutaan)

1 2 3 4 5

AA. 4

AA. 5

4

5

Perpustakaan Nasional

Lembaga Bahasa dan Kesusas-teraan

Kotapradja Djakar-ta Raya(Djakarta)

Kotapradja Djakar-to Raya(Djakarta)

453

44

AA. 6 6 Taman Kebudajaan Ditiap Daswati I 110

AA. 7 7 Terdjemahan Kitab Sutji AlQur'an

Djakarta 62

AA. 8 8 Terdjemahan Kitab Sutji Bybel Flores/Djakarta 33

AA. 9 9 Terdjemahan Kitab Sutji Wedadan Dhamma Padda

Bali 20

Djumlah: 1.554

TJADANGAN:(1) Theater Nasional Djakarta(2) Konservatorium Nasional Djakarta(3) Sirkus Nasional Djakarta(4)(5)

Tjagar Alam dan taman Mar- gasatwaPerpustakaan Desa (dikerdjakan

pada Bidang Pendidikan)30

Biaija devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan)H a s i 1 K e t e r a n g a n

6 7 8 9

- 453 1. Terpenuhinja kebutuh- 1. Kapasitet 4 djuta buku.an rakjat akan batjaan 2. Dimulai tahun pertama Rentjana I

2. Himpunan karja inte- dan selesai achir Rentjana I.lek bangsa Indonesia

3. Pendidikan ahli Per-pustakaan.

- 44 1. Penterdjemahan buku2

untuk Universitas.2. Kamus besar bahasa

Indonesia.3. Ensiklopedia Indonesia.

4. Penemuan-penemuan istilah.

5. Pendidikan ahli penter-djemah.

6. Ahli-ahli bahasa.

- 110 Taman Kebudajaan seba- Dibangun 22 buahgai pusat penghidupan Dimulai tahun kedua Rentjana I dan kebudajaan daerah dan selesai achir tahun ketiga Rentjana I. nasional.

- 62 Kitab sutji dalam bahasa Dimulai tahun pertama Rentjana I Indonesia, hasil karya dan selesai dalam 10 bulan.Nasional.

- 33 idem Dimulai tahun pertama Rentjana I dan selesai dalam 10 bulan.

- 20 idem

- 1.554

Dimulai tahun pertama Rentjana I dan selesai pada achir Rentjana I.

31

POLA PROJEK BIDANG

Golongandan No.

urutNomorbidang

N a m a p r o j e k T e m p a tBiaja

rupiah(djutaan)

1 2 3 4 5

AB. 10 1 Universitas Gadjah Mada Daerah IstimewaJogjakarta(Jogjakarta)

1.650

AB. 11 2 Universitas Indonesia Kotapradja Djakar-ta Raya(Djakarta)

1.400

AB. 12 3 Universitas Airlangga (termasukBali)

Djawa Timur(Surabaja)

950

AB. 13 4 Universitas Hasanuddin Sulawesi(Makasar)

700

32

MENTAL/AGA MA~KEROCHANIAN/PENELITIAN

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan) H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 9

- 1.650 Melipat-gandakan Sardja- Dimulai pada tahun pertama Rentjana I na/Bakaloreat dalam la- dan dilaksanakan setjara berangsur-pangan: angsur sampai selesai achir Rentjana I.

a. Teknik Termasuk perluasan gedung untuk ku-b. Pasti/Alam liah, laboratorium, rumah sakit danc. Biologi sebagainja.d. Pertanian/Kehutanane. Dokter

- 1.400 Melipat-gandakan Sardja- s.dana dilapangan:

Pertanian/Kehutanan Menambah Fakultas baru:a. Tcknikb. Pasti/Alamc. Biologid. Ahli penggunaan tanah

- 950 Melipat-gandakan Sardja- s.d.ana dilapangan:

a. Dokterb. GuruMenambah Fakultas baru:a. Tcknikb. Pasti/Alamc. Pertanian/Kehutanan.

- 700 Memperlengkapi Fakultas: s.d.aa. Kedoktcranb. F.K.I.P.Menambah Fakultas:a. Teknikb. Ilmu Pasti/Alamc. Pertanian/Kehutanan

Pembangunan semesta-3 33

Golongan Nomorbidang

N a m a p r o j e k T e m p a tBiajarupiah

(djutaan) idan No.

unit1 2 3 4 5

AB. 14 5 Universitas Sumatra Utara Sumatra Utara(Medan)

700

AB. 15 6 Universitas Andalas Sumatera Barat(Padang)

700

AB. 16 7 Universitas Padjadjaran (tcrma-suk Pakultas Guru Pengadjar-an Kedjuruan)

Djawa Barat(Bandung)

1.050

AB. 17 8 Institut Teknologi Djawa Barat(Bandung)

1.082

AB.18 9 Universitas Sriwidjaja Sumatera Selatan(Palembang)

250

AB.19 10 Universitas Kalimantan (Kalimantan) 250

34

Biapa devisenrupiah

(djutaan)

Djumiahbiaja rupiah H a s i l

(djutaan)K e t e r a n g a n

6 7 8 9

- 700 Memperlengkapi Fakultas: s.d.aa. Kedokteranb. Dokter Hewanc. Pertanian/Kehutanand. F.K.I.P. Menambah Fakultas:a. Teknikb. F.K.I.P.

- 700 Menjempurnakan Fakul- Dimulai pada tahun pertama Rentjana Itas: dari dilaksanakan setjara berangsur-

a. Kedokteran angsur sampai selesai achir Rentjana I.b. F.K.I.P.Menambah Fakultas:a. Teknikb. F.I.P.I.A.

- 1.050 Melipatgandakan Sardjana: s.d.a.a. Pasti/Alamb. Pertanianc. Kedokterand. F.K.I.P.Menambah Fakultas:Guru Pengadjaran Kedju-ruan.

- 1.082 melipatgandakan sardjana : s.d.aa. teknik, terutama geo-

logi.b. kimia/biologic. pasti alam

- 250 Dimulai dengan fakultas : s.d.aa. teknikb. F.I.P.I.Ac. kedokteran

- 250 s.d.a s.d.a

35

Golongandan No.

urut.

Nomor bidang N a m a p r o je k T e m p a t

Biaja rupiah

(Djutaan)

12

3

AB. 20 11 Universitas Maluku (Maluku) 250

AB. 21 12 Universitas Swasta(tcrmasuk

UniversitasDiponegoro

- 250

AB. 22 13 Sekolah Teknik Menengah AtjehSumatera UtaraSumatera BaratSumatera SelatanDjawa BaratDjakarta RayaDjawa TimurSulawesiRiau

156

AB. 23 14 Sekolah Teknik Menengah Sumatera UtaraDjakarta RayaDjawa BaratDjawa TengahDjawa TimurKalimantant BaratKalimantan SelatanKalimantan Timur

132

AB. 24 15 Sekolah Guru Pengadjaran Tek-

nik

Sumatera UtaraDjawa BaratDjakarta Raya.Djawa TengahJogjakartaDjawa Timur

84

AB. 25 16 ,Sekolah Guru Pengadjaran Tek-

nik

Djakarta Raya 12

36

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan)H a s i1 K e t e r a n g a n

6 7 8 9

37

Golongandan No.

urut

Nomorbidang

N a m a p r o j e k T e m p a tBiaja

rupiah(djutaan)

1 2 3 4 5

AB. 26 17 Kursus Ahli Teknik Sumatra Utara 48Djakarta Raya Djawa Tengah Djawa Timur

AB. 27 18 Sekolah Teknik Atjeh 1.081Sumatra Utara Sumatra Barat RiauDjambiSumatra SelatanDjawa Barat Djakarta Raya Djawa Tengah JogjakartaDjawa Timur Kalimantan Timur SulawesiNusa Teng. BaratMaluku

AB. 28 19 Sekolah Teknik Sumatra UtaraDjakarta RayaKalimantan SelatanKalimantan TimurNusa Tenggara

TimurSulawesi

56

AB. 29 20 Akadcmi Pokerdjaan Umum Djawa Barat(Bandung)

4

AB. 30 21 Pendidikan Teknik Swasta - 279

AB. 31 22 Akademi Pertanian Djawa Barat(Bogor)

30

38

39

Golongandan No.

urut

Nomorbidang

N a m a p r o j e k T e m p a tBiaja

rupiah(djutaan)

1 2 3 4 5

AB. 32 23 Akademi Pembangunan Veteran Daerah IstimewaJogjakarta(Jogjakarta)

13

AB. 33 24 Sekolah Tekstil Tinggi Djawa Banat(Bandung)

4

AB. 34 25 Akademi Pelajaran Djakarta 8

AB. 35 26 Sekolah Pelajaran dan Perka- Kalimantan 60palan Mcnengah Makasar

AmbonMedan

AB. 36 27 Pendidikan Tenaga P.T.T. Djawa Barat(Bandung)

596

AB. 37 28 Akademi Cinematografi 10

AB. 38 29 Akademi Gula Negara Daerah IstimewaJogjakarta(Jogjakarta)

2

AB. 39 30 Sekolah Analis/SekolahTinggi

Analis DjakartaDjawa Barat

(Bandung)JogjakartaDjawa Timur

(Surabaja)Sumatra Utara

88

40

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah H a s i l K et er a n gan

(djutaan)

6 7 8 9- 13 Tahun 1961-1968, Tamatan Perluasan gedung dan alat.

sebanjak 480 orang un- Dimulai pada tahun pertama Rentjana I tuk djurusan Teknologi dan dilaksanakan setjara berangsur-dan Geologi. angsur sampai selesai achir tahun kedua

Rentjana I.- 4 Tahun 1961-1963, Tamatan Perluasan gedung dan alat.

sebanjak 84 orang. Dimulai pada tahun pertama Rentjana I dan dilaksanakan setjara berangsur-

angsur sampai selesai achir tahun ke- dua

Rentjana I.- 8 Melipat gandakan djumlah Perluasan gedung dan alat.

tamatan. Dimulai tahun pertama Rentjana I danselesai achir tahun ketiga Rentjana I.

- 60 Menambah tenaga pelajar- Didirikan baru.an dan perkapalan me- Dimulai tahun pertama Rentjana I dan nengah. selesai achir tahun ketiga Rentjana I.

- 596 Menambah dan menjem- Perluasan gedung dan alat, tenaga.purnakan tamatan. Dimulai pada tahun pertama Rentjana I

dan dilaksanakan selesai achir Ren-tjana I.

- 10 Didirikan baru.Dimulai pada tahun pertama Rentjana I dan dilaksanakan selesai achir tahun pertama Rentjana I.

- 2 Tahun 1961 — 1968. Dimulai pada tahun pertama Rentjana ITamatan sebanjak 160 dan dilaksanakan selesai achir tahun

orang. pertama Rentjana I.- 88 Menjempurnakan dan me- Dimulai pada tahun pertama Rentjana I

nambah djumlah tamat- dan dilaksanakan setjara berangsur-an. angsur sampai selesai pada achir Ren-

tjana I.

41

Golongandan No.

urut

1

Nomor bidang Nama projek

2 3

Tempat

4

Biaja rupiah (djutaan) 5

Sulawesi(Makasar)

Sumatra Selatan(Palembang)

AB 40 31 Sekolah Kedjuruan Perhotelan

Djawa Barat(Bogor)Djawa Barat

4

AB. 41 32 Sekolah Menengah pertanian

(Bandung)

Djawa barat 20Atas (Bogor)

Daerah IstimewaJogjakarta(Jogjakarta)

Djawa Timur(Malang)

Maluku(Ambon)

Sulawesi(Makasar)

Sumatra Selatan(Palembang)

Sumatra Barat(Padang)

Sumatra Utara(Medan)

Kalimantan Selatan(Bandjarmasin)

AB. 42 33 Kursus Karantina Djawa Barat 2

AB. 43 34

(Bogor)

Djawa Barat

4Sekolah Kehutanan MenengahAtas (Bogor)

AB. 44 35 Sekolah Perikanan Menengah Djawa Barat

4Atas (Bogor)

42

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

DjumlahBiaja rupiah

(djutaan)H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 9

- 4 Menambah tenaga untuk Perlengkapan sekolah.perhotelan. Selesai pada achir tahun pertama Ren-

tjana I.- 20 Tahun 1961 — 1968. Untuk perluasan gedung dan alat-alat.

Sebanjak 2.400 orang. Dimulai pada tahun pertama dan di- laksanakan selesai achir tahun kedua Rentjana I.

- 2 Menambah djumlah ta- Perluasan gedung dan alat.matan. Dimulai pada tahun pertama Rentjana I

dan dilaksanakan selesai pads achir tahun kedua Rentjana I.

- 4 s.d.a. s.d.a.

- 4 s.d.a. s.d.a.

43

Golongandan No.

unit

Nomorbidang

N a m a p r o j e k T c m p a tBiajarupiah

(djutaan)

1 2 3 4 5

AB. 45 36 Sekolah Kehewanan MenengahAtas

Djawa Timur(Malang)

4

AB. 46 37 Sekolah Guru Atas Daswati II 900

AB. 47 38 Sokolah Guru Kepandaian Pu-teri

Daswati I 60

AB. 48 39 Sekolah Menengah Atas bagi-an B

Daswati II 268

AB. 49 40 Sekolah Rakjat Tiap Desa 2.625

AB. 50 41 Pcmberantasan Buta Huruf, Kur- sus Kemasjarakatan dan Per- pustakaan

Tiap Desa 423

AB. 51 42 Pendidikan Keahlian djurusanekonomi pelajaran

12

44

Biaja devisenrupiah

(djutaan)6

Djumlah biaja rupiah

(djutaan)7

H a s i l8

K e t e r a n g a n

9

45

Golongan dan No

urut

Nomor bidang

Nama projek Tempat Biaja rupiah

(djutaan)1 2 3 4 5

AB. 52 43 Pendidikan perwira dek, mesin,Markonis

DJUMLAH

16.261

TJADANGAN :

(1). Kursus dagang pertama(2). Kursus dagang atas(3). Kursus pegawai administrasi(4). Kursus pegawai administrasi

atas.(5). Sekolah Keradjinan (6). Sekolah Guru Pendidikan(7). Sekolah Menengah Pertama(8). Sekolah Guru Taman kanak-

kanak(9). Pendidikan Pendahuluan Perta-

hanan rakjat(10). Sekolah Menengah Ekonomi

pertama(11). Sekolah Menengah Ekonomi

atas(12). Sekolah Kepandaian Puteri 2

tahun(13). Sekolah Kepandaian Puteri 4

tahun(14). Sekolah Luar Biasa.

46

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

DjumlahBiaja rupiah

(djutaan)H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 9

-

-

40

16.261

200 perwira dek200 perwira mesin300 perwira markonis.

Dimulai pada tahun pertama Rentjana I dan dilaksana setjara berangsur-angsur sampai selesai achir rentjana I.

47

Golongandan No.

unit

Nomorbidang

N a m a p r o j e k T c m p a tBiajarupiah

(djutaan)1 2 3 4 5

AC 53 1 Lembaga Kimia 60

AC 54 2 Lembaga fisika 60

AC 55 3 Lembaga Geologi/pertambangan 160

48

BIDANG PENELITIAN

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

DjumlahBiaja rupiah

(djutaan)H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 9

202,5 262,5 Hasil penelitian masalah-masalah kimia untuk ke-pentingan pembangunanindustri kimia dasar pembuatan rayon, kimia arang batu pembuatan pupuk, pembuatan obat-obatan dan lain-lain.

202,5 262,5 Hasil penelitian masalah-masalah fisika untuk ke-pentingan pembangunan. Pendidikan ahli-ahli pe-niup gelas dan pembuat instrumen.

540 700 Hasi] penelitian:a. Inventarisasi kekajaan

mineral Indonesia.b. Penemuan dan

penilai-an deposit-depositmineral.

c. mempertinggi produksi

mineral (kwalitatip dan kwantitatip).

d. memperbaiki proses pe-

ngolahan bahan-bahan mineral.

e. mempertinggi kegunaan bahan-bahan mineral.

S t a t u s :Dibawah M.I.P.I.P e r i n t j i a n b i a j a :Gedung Rp. 60 djuta. Alat-alat Rp. 202,5 djuta. (devisen).P e l a k s a n a a n :Mulai tahun pertama Rentjana I dan selesai tahun 1963.

s.d.a.

S t a t u s :Dibawah M.I.P.I.P e r i n t j i a n b i a j a :Gedung Rp. 160 djuta. Alat-alat Rp. 540 djuta. (devisen).P e l a k s a n a a n :Mulai tahun pertama Rentjana I dan selesai tahun 1963.

pembangunan Semesta -- 4 49

Golongandan No.

unit

Nomorbidang

N a m a p r o j e k T e m p a tBiajarupiah

(djutaan)1 2 3 4 5

AC. 56 4 Lembaga Metalurgi 40

AC. 57 5 Lembaga Elektronika 40

AC. 58 6 Lembaga Biologi 60

AC. 59 7 Lembaga Ekonomi dan Masjarakat 20

50

biaja devisen rupiah Djumlah(djutaan) biaja rupiah Hasil Keterangan

(djutaan)

6 7 8 9

135 175 Hasil penelitian pengolah- S t a t u s:an bidjih-bidjih logam Dibawah M.I.P.I.mendjadi logam dan lo- Perintjian b i a j a : gam mendjadi alat-alat. Gedung Rp. 40 djuta,

Alat-alat Ii.p. 135 djuta (devisen). P e l a k s an a a n :Mulai tahun pertama Rentjana I dan selesai tahun 1963.

135 175 Hasil penelitian tentang S t a t u s:otomatisasi sistim servo Dibawah M.I.P.I.dan mesin hitung. P e r i n t j i a n b i a j a :

Gedung Rp. 40 djuta.Alat-alat Rp. 135 djuta (devisen).P e l a k s a n a a n :Mulai tahun pertama Rentjana I dan selesai tahun 1963.

202 262 Hasil penelitian antara S t a t u s:lain perluasan pengeta- Dibawah M.I.P.I.huan tentang kekajaan P e r i n t j i a n b i a j a :fauna dan flora Indo- Gedung Rp. 60 djuta.nesia. Lembaga ini akan Alat-alat Rp. 202 djuta (devisen). meliputi pelbagai djenis P e 1 a k s a n a a n:lembaga biologi terma- Mulai tahun pertama Rentjana I dan suk jang kini berada di- selesai tahun 1963.bawah Departemen Per-tanian. Lembaga Horba-rium Bogoriense, Lem-baga Mortus Botanicus dan Balai Penjelidikan La ut.

5 25 Memenuhi keperluan akan S t a t u s :penelitian dilapangan Dibawah M.I.P.I.

51

Golongan Biaja

dan No. Nomor Nama p r o j e k T e m p a t rupiahurut bidang (djutaan)

1 2 3 4 5

AC. 60 8 Penelitian dibidang geologi/per- 65tambangan

AC. 61 9 Aerial Survey Wilayah Indonesia 40

52

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

DjumlahBiaja rupiah

(djutaan)H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 9

135

56

200

96

ekonomi dan kemasjara-katan untuk kepentingan i lmiah dan untuk pelak-sanaan dan penilaian pembangunan.

Memperbesar dan mem-perluas hasil penelitiandibidang geologi/per-tambangan jang sampai kini dilakukan oleh:

a. Pusat Djawatan Geologi, Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan, dan

b. Bagian Survey dan Pe-njelidikan serta balai Pengolahan Bahan Galian.

c. Pusat Djawatan Pertam-bangan Departemen Per-industrian Dasar dan Pertambangan.

perolehnja keterangan-keterangan dasar jang bersifat geografis, ar-chaelogis, dan geologis untuk kepentingan pem-bangunan pada umum-nja dan pertambangan pada chususnja.

P e r i n t j i a n b i a j a :Gedung dan alat-alat Rp. 20 djuta.Perpustakaan dan pendidikan Rp. 5 djuta (devisen).P e l a k s a n a a n :Mulai tahun pertama Rentjana I dan selesai tahun 1962.

Diperuntukkan bagi pembiajaan perluasan laboratoria dan alat-alat per-Iengkapan serta bagi pembiajaan kegiatan-kegiatan penelitian dibidang geologi/ pertambangan selama Rentjana I.

Djumlah biaja diperuntukkan bagi Lem-baga Aerial Survey.Untuk: belandja modal, pendidikan tenaga ahli diluar negeri dan keperluan-keperluan lain jang urgen, titik ber-usaha diletakkan pada airborne gap-physic survey. Projek ini perlu dilaksa-nakan dalam tahun pertama Rentjana I.

53

Golongan Biajadan No. Nomor Nama p r o j e k T e m p a t rupiah

urut bidang (djutaan)

1 2 3 4 5

AC. 62 10 Penelitian dibidang Industri 60

AC. 63 11 Penelitian dibidang produksiPangan

40

AC. 64 12 Penelitian dibidang Perkebunandan Kehutanan

50

AC. 65 13 Laboratorium Research P.T.T. Djawa Barat(Bandung)

54

AC. 66 14 Penelitian dalam lingkunganD.K.A.

AC. 67 15 Penelitian jang berhubungan de- Djawa Baratngan penerbangan dan pro- (Bandung)duksi pesawat udara

54

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

DjumlahBiaja rupiah

(djutaan)H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 940

10

25

46

100

30

100

50

75

100

100

30

Hasil penelitian untukmemperbesar kemadju-an pembangunan bidangindustri.

Mempertinggi produksi pangan (kwalitatip dan kwantitatip).

Mempertinggi produksi perkebunan dan hutan (kwalitatip dan kwanti-tatip).

Kemadjuan dalam bidang:a. teknik/peralatan,b. effisiensi pelajaran.

Pelajanan pengangkutan jang lebih cepat, aman, murah dan nikmat ke-pada para penumpang.

a. Memperbesar keaman- an Penerbangan,

Pembagian djatah biaja untuk pelbagai tjabang industri dalam rupiah dan devisen untuk setiap tahunnja disesuaikan dengan keperluan pembangunan dibidang industri dalam Rentjana I.Djumlah biaja diperuntukkan bagi peng-giatan dan perluasan usaha-usaha ,pene-litian jang kini dilakukan oleh lembaga-lembaga penelitian dalam lingkungan Departemen Pertanian dalam rangka usaha menaikkan produksi pangan.Djumlah biaja diperuntukkan bagi peng-giatan dan perluasan usaha-usaha pene-litian jang kini dilakukan oleh lembaga-lembaga penelitian dalam lingkungan Departemen Pertanian dan badan-badan lain dibidang Perkebunan dan Kehutanan.

Diselenggarakan mulai tahun pertama Rentjana I dan seterusnja selama Rentjana I.

Biaja mesin untuk mesin-mesin dan alat-alat jang harus diimpor dan keperluan - keperluan urgen lainnja jang pembi-ajaannja diluar pembiajaan rutine diselenggarakan mulai tahun I Rentja-na I dan seterusnja selama Rentjana I oleh :a. Dinas Djalan dan Bangunan D.K.A.b. Dinas Traksi D.K.A.Diselenggarakan selama Rentjana I oleh Depot penjelidikan dan pertjobaanA.U.R.I., jang harus dirubah mendjadi

55

Golongan Biajadan No. Nomor N a m a p r o j e k T e m p a t rupiah

urut bidang (djutaan)

1 2 3 4 5

AC. 68 16 Memadjukan penelitian dilem-baga lain jang penting untuk pembangunan

749

56

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan)H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 9

b. Kemaduandalam teh- Lembaga Persiapan Industri Pesawat nik penerbangan Udara dalam waktu tiga tahun (1961 –

c . perluasan penerbangan, 1963).d. persiapan industri pe- Biaja disediakan terutama untuk pem-sawat

udara dan per- belian perlengkapan (production ma-mulaan produksi pesa- chines, assembling tools dan raw ma-) wat terbang. terials untuk memungkinkan penelitian

setjara teratur mulai tahun pertama Rentjana I dan permulaan produksi pesawat udara pada tahun kelima Rentjana I.

40 40 Biaja dalam bentuk devisen untuk men-dorong penelitian dibidang-bidang lain jang panting untuk pembangunan. (Untuk mentjukupi keperluan akan ba- han literatur luar negeri, alat-alat per-lengkapan, clremicalien dan sebagainja dari pelbagai lembaga-lembaga jang bersangkutan).

1.904 2.653

57

III. POLA PROIEK

Golongandan No.

urut

Nomorbidang N a m ap r o j e k T e m p a t

Bialarupiah

(djutaan)

1 2 3 4 5

AD. 69 Rumah Sakit Umum Ketjildan pemberantasan penjakitRakjat

Tiap Kewedanaan 1.245

AD. 70 2 Poliklinik jang berfungsi pusatKesehatan

2-5 poliklinik setiapKetjamatan

730

A.D. 71 3 R.S.U. Pusat Djawa Tengah 330(Mataram)Nusa Tenggara

(Kupang) Sulawesi Selatan

(Makasar) Maluku

(Soa-Siu) Ambon

(Ternate) Kalimantan Timur

(Samarinda)Kalimantan Tengah

(Palangkaraja)Kalimantan Selatan

(Bandjarmasin)Kalimantan Barat

(Pontianak) Sumatra Utara

(Medan) Riau

(Tandjungpinang)(Pakanbaru)

Djambi(Djambi)

58

BIDANG KESEDJAHTEHAAN

Biaja devisen rupiah

(djutaan)Djumlah

biaja rupiah (djutaan)

H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 9

- 1.245 Rumah Sakit Umum ke- Berangsur-angsur dilaksanakan tiap ta-

tjil. hun mulai dari tahun pertama, selesai tahun terachir Rentjana I.

- 730 Poliklinik: 7.300 buah s.d.a.

- 330 Rumah Sakit Umum 16 Mulai dari tahun ke 5 s/d tahun ter-buah. achir Rentjana I.

59

Golongandan No.

urut

Nomorbidang N a m a p r o j e k T e m p a t

Bialarupiah

(djutaan)

1 2 3 4 5

AD. 72

AD. 73

AD. 74

AD.75

AD.76

4

5

6

7

8

Bank Perumahan

Usaha perentjanaan Kota, ter-masuk ibu kota, kota Satelit

Usaha perentjanaan kota

Usaha perentjanaan kota

Air minumPerbaikan dan perluasan air minum

Djawa Timur (Suraba ja)

Djawa Tengah(Semarang)

Sumatra Barat(Padang)

Kalimantan Selatan(Bandjarmasin)

Kalimantan Barat(Pontianak)

Kalimantan Tengah(Palangkaraja)

Sumatra Tengah(Pakan Baru)

Sulawesi Selatan(Makasar)

Djambi(Djambi)

2.000

40

31

200

93

147

18150

1431640140

40

60

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah(djutaan

H a s i 1 Ke t e r a n g a n

6 7 8 9-

90

45

90

-

-

-

-

-

-

-

-

-

2.000

130

76

290

93

147

18

150

143

16

40

140

40

Tambahan perumahan; di- mulai dengan menjedia- kan rumah untuk pega- wai-pegawai pemerintah jang tinggal dihotel danlosmen

Rentjana kota (cityplan- ning), termasuk ibu-kota.

Tambahan air minum untuk kota.

s.d.a.

s.d.a.

s.d.a.

s.d.a.

s.d.a.

s.d.a.

s.d.a.

s.d.a.

Anak Bank Indonesia berangsur-angsur dilaksanakan mulai dari tahun pertama dan pada achir tahun ke-5 Rentjana I, seluruh modal sudah berputar.

Berangsur-angsur dilaksanakan mulaidari tahun pertama Rentjana I dansclesai achir tahun terachir Rentjana I

s.d.a.

s.d.a.

Dalam tahun ke-2, ke-3 dan ke-4 dilak-sanakan pada empat tempat dan dalam tahun ke-5, ke-6, ke-7 dan ke-8 pada lima tempat lainnja.

61

Golongan Biajadan No. Nomor N a m a p r o j e k T e m p a t rupiah

urut bidang (djutaan)

1 2 3 4 5

AD. 77 9 Kesedjahteraan Sosial:

Rehabilitasi Penderita Tjatjat 198

AD. 78 10 Lembaga Sosial Desa (termasukpenerangan dan lain-lain)

202

AD. 79 11 Kesedjahteraan Tani danNelajan:

200

DJUMLAH: 5.963

62

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan)H a s i 1 Ke t e r a n g a n

6 7 8 9

- 198

- 202

- 200

225 6.188

Menambah kader pelak-sana, menambah sentra dan mentjari lapangan pekerdjaan untuk tama-tan.

Memperluas dan memper-kuat kedudukan Lem-baga Desa.

Berangsur-angsur diselenggarakan mulai tahun pertama sampai dengan tahun terachir Rentjana I.

s.da.

s.d.a

63

IV. POLA PROIEK BIDANG PEMERINTAHAN DAN

Golongan Biajadan No.

urutNomorbidang

N a m a p r o j e k T e m p a t rupiah(djutaan)

1 2 3 4 5

AE. 80 1 Transmigrasi Seluruh Indonesia 1.000

AE. 81 2 Depernas DjakartaBandung

100

AE. 82 3 Koperasi Seluruh Indonesia 500

AE. 83 4 Pendjara modern 1. Djawa Barat2. Djawa Tengah3. Sumatra4. Kalimantan5. Sulawesi6. Nusa Tenggara

26

AE. 84 5 Polisi Seluruh Indonesia 2.000

AE. 85 6 Lembaga Pembina Hukum Na-sional

6

DJUMLAH: 3.632

Pembangunan Masjarakat Desa

TJADANGAN:

1 Lembaga Administrasi Negara2 Peradilan Kanak-kanak3 Arsip Nasional

64

KEAMANAN/PERTAHANAN

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah(djutaam)

H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 9

-

-

-

-

-

-

-

1.000

100

500

26

2.000

6

3.632

Memindahkan sekurang kurangnja 250.000 trans-migran untuk sektor per-tanian keluar Djawa Depernas dan Lembaga-lembaganja.

Memperkembangkan kope-rasi sebagai alat untuk melaksanakan ekonomi terpimpin, chusus dalam bidang distribusi dan kemudian dalam bidang produksi.

7 buah pendjara moderndiperlengkapi dengan tempat-tempat pertanian, pertenunan, perkajuan, perkulitan dan lain-lain.

Perbaikan perlengkapan dan mempertinggi mutu kepolisian negara.

Perundang-undangan Nasi-onal.

Dikerdjakan mulai tahun pertama Ren-tjana I dan selesai achir Rentjana I.

Dikerdjakan mulai tahun pertama Ren-tjana I dan selesai achir Rentjana I.

Dikerdjakan mulai tahun pertama Ren-tjana I dan selesai achir tahun ketiga Rentjana I.

Dikerdjakan mulai tahun kedua Ren-tjana I dan selesai achir tahun ketiga Rentjana I.

Dikerdjakan mulai tahun pertama Ren-tjana I sampai achir Rentjana I.

Dimulai tahun pertama Rentjana I, selesai achir tahun ketiga. Untuk hono-rarium tenaga-tenaga ahli Lembaga, disediakan biaja setjukupnja.

65pembangunan semesta – 5

Golongan Biajadan No.

urutNomorbidang

N a m a p r o j e k T e m p a t rupiah(djutaan)

1 2 3 4 5

AF. 86 Projek Bidang Chusus

66

BIDANG CHUSUS

- IBiaja devisen

rupiah(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah H a s i l

(djutaan) K e t e r a n g a n

6 7 8 9

30.000

67

V1. POLA PROJEK

Golongan Biajadan No.

urutNomorbidang

N a m a p r o j e k T e m p a t rupiah(djutaan)

1 2 3 4 5

AG. 87 1 Menambah Padi Sentra Djawa danan seluruh 7.255 Indonesia

AG. 88 2 Pengairan: Djawa Timur 50(I) Rehabilisasi Djawa Tengah 17

D.I. Jogjakarta 6 Djawa Barat 17Atjeh 2

68

BIDANG PRODUKSI PANGAN

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan)H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 9

10.880

-

18.135

50176

172

Tahun 1962 ekspor beras 1 dihentikan.

Surplus: 150.9281962 = + 150.928 ton1963 = - 142.782 ton ditutup dengan surplus 1962.1964 = + 172.366 ton1965 = + 88.70 ton1967 = + 440.996 ton1968 = + 2.394.914 tonhasil ikutan seperti dedak untuk makanan ternak.

1.600 ha

-800 ha

1. Padi Sentra ialah organisasi inten-sipikasi menaikkan produksi beras, jang dipelopori oleh gerakan inten-sipikasi Masal.

2. Pada tahun permulaan pelaksanaan (tahun 1961), seluruhnja diikuti ren-tjana dasar dari Departemen Per-tanian. Demikian djuga pada tahun berikutnja (tahun 1962) ketjuali di-tambahkan dengan intensipikasi padi ladang dan padi gogo.

3. Biaja dalam rupiah devisien ialahuntuk :a. obat pemberantas hama,b. pupuk,c. alat-alat pertanian.

4. biaja jang tertera disebelah ialahbiaja intensipikasi sampai tahun 1964.Pada tahun 9165 dan seterusnja diperhitungkan projek ini sudahdapat membiajai sendiri usahanja.

Selesai dalam 8 (delapan) tahun.Idem

Idem

Idem

Dalam 2 (dua)tahun

69

Golongandan No.

urut

Nomorhidang

N a m a p r o j e k T o m p a tBiajarupiah

(djutaan)

1 2 3 4 5

Sumatra Utara 4 Sumatra Barat 43 Sumatra Selatan 114Sulawesi Selatan 21Nusa Tenggara

281

(2) Pelandjutan penjempurnaan Djawa Timur 10Djawa Tengah 12Daerah IstimewaJogjakarta 20Djawa Barat 210Atjeh 50Sumatra Utara 40Sumatra Selatan 60Sulawesi Utara 60Sulawesi Selatan 90Nusa Tenggara 15

567

Djawa Tengah 38Daerah IstimewaJogjakarta 9Sumatra Utara 210Sumatra Selatan 160Sulawesi Selatan 40Sulawesi 20

477

70

(3) Perluasan

71

Golongan Biajadan No.

urutNomorbidang

N a m a p r o j e k T e m p a t rupiah(djutaan)

1 2 3 4 5

(4) Projek besar Djawa Timur 60Djawa Tengah 190Daerah Istimewa

Jogjakarta 35Djawa Barat 2.500Atjeh 60Sumatera Utara 80Sumatra Tengah 800Sumatra Selatan 325Sulawesi Selatan 230Kalimantan Tengah 150Kalimantan Selatan 300Kalimantan Barat 300Nusa Tenggara 15Maluku 15

5.060 Djumlah Semuanja (1) + (2) +

(3) + (4) 6.385

72

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan)H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 9

60 20.000 ha. Selesai 5 (lima) tahun.190 52.000 ha. Selesai 7 (tudjuh) tahun.

35 5.500 ha. Selesai 7 (tudjuh) tahun.2.500 240.000 ha. Selesai 5 (lima) tahun.60 21.000 ha. Selesai 6 (enam) tahun,80 27.000 ha. Selesai 7 (tudjuh) tahun.

800 73.000 ha. Selesai 8 (delapan) tahun.325 75.000 ha. Selesai 5 (lima) tahun.230 99.000 ha. Selesai 8 (delapan) tahun.150 66.500 ha. Selesai 5 (lima) tahun.300 124.000 ha. Selesai 8 (delapan) tahun.300 100.000 ha. Selesai 6 (enam) tahun.15 3.000 ha. Selesai 4 (empat) tahun.15 3.000 ha. Selesai 5 (lima) tahun.

5.060 909,000 ha.

6.385 1.306.182 ha.

73

Golongan Biajadan No.

urutNomorbidang

N a m a p r o j e k T e m p a t rupiah(djutaan)

1 2 3 4 5

AG. 89 3 Peternak Ajam Seluruh wilajah 44,8Indonesia

74

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan)H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 9

58 102,8 Tahun ke I = 54.462.000 ajam.Setiap tahun ajam meningkat 100%.

Mutu ajam bertambah baik Pada tahun pertama tiap unit terketjil beruntung Rp. 60500,- atau setiap orang untung 100 butir telur.

a . O r g a n i s a s i :1. Mendirikan poultry farms dengan

bentuk koperasi didaerah ketjamatan (kumpulan desa/mar-ga) jang dibantu oleh Djawatan Pertanian, terutama memberikan penerangan-penerangan tehnis.

2. Organisasi swasta digiatkan.b. Didalam penjuntikan ajam rakjat

setjara masal.c. Penjebaran bibit ajam bermutu ting-

gi dengan :1. Mendirikan fokstation peternak-

an ajam.3. Mengimpor bibit ajam jang ber-

mutu tinggi.d. Broedcentrales diperkembangkan

di-ketajaman-ketajaman menurut pe-tundjuk dari balai penjelidikan pe-ternakan jang berpusat di bogor.

e. Dalam projek ini sudah termasukusaha intensipikasi penanaman dja-gung untuk makanan ajam dan sebagian dari hasil intensipikasi pe-nanaman kedele.

f. Biaja jang disediakan ini berupa kredit investasi jang mempunjaitegenpost.

g. Biaja dalam rupiah devisen ialahuntuk :

1. Import bibit ajam luar negeri.

2. alat-alat penjuntik3. vaccin

ing1.Mendirikan

75

Golongan Biajadan No.

urutNomorbidang

N a m a p r o j e k T e m p a t rupiah(djutaan)

1 2 3 4 5

AG. 90 4 Mendirikan gudang dan lum- Setiap Daswati I 250bung padi dan desa di Indo-

nesia

AG. 91 5 Perikanan Darat Kalimantan Barat, 32 Selatan dan Ti-mur

76

IBiaja devisen Djumlahrupiah biaja rupiah

(djutaan) (djuta an)H a s i 1 K e t e r a n g a n

6 I 7 8 9

- 250 a. Stabilisasi harga beras. a. Gudang beras di Djakarta dan di-b. Pemberantasan idjon. setiap Daswati I.c. Tertibnja masa. (Perio- b. Lumbung padi disetiap desa atau

produksi. disetiap beberapa desa. c. Gudang betas pada tahun pertama

diisi dengan beras impor.Lumbung padi diisi setelah panen pada tahun 1961. Padinja diambil dari pem-belian padi pada rakjat tani (jang ber-sedia mendjual hasilnja) atau dipindjam dari petani kaja dengan bunga jang lajak dan dibajar kembali setelah pen-djualan padi dilakukan.Diwaktu patjeklik, petani miskin di-pindjami padi untuk konsumsi djuga untuk modal tahun berikutnja (pembelian bibit, alat pertanian, pupuk dan sebagainja).Didaerah minus dibantu oleh persedia-an beras Daswati I.Gudang-gudang beras djuga diperuntuk-kan sebagai sumber beras distribusi pekerdja-pekerdja Negeri dengan harga subsiji, selama gadji mereka tidak seimbang dengan harga barang-barang sandang pangan.

70,2 102,2 1961 = 38.580 ton Biaja dalam rupiah devisen dimaksud 1962 = 261.060 „ untuk pembelian kapal-kapal:

77

Golongan Biajadan No.

urutNomorbidang

N a m a p r o j e k T e m p a t rupiah(djutaan)

1 2 3 4 5

AG.92 6 Intensipikasi penanaman kedele Djawa 10

78

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan)H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 9

1963 = 429.550 ton a. 1 a 1500 ton untuk pengangkutan1964 = 644.120 „ garam dan ikan dari — dan kepulau1965 = 1.054.660 „ Djawa.1966 = 1.270.415 ,,1967

== 1.600.000 „ b. 1 a1000 on kapal ,pantai Kali-

1968 =

= 1.600.000 ,, mantan.

8 th. = 6.898.385 ton c. 2 a 250 ton kapal sungai. Hasil ikutan waste ikanuntuk bahan bake pu- d. Pantjing, kawat dan benang.puk. Sedang motorboot dan tongkang di-

usahakan dari pembikinan dalam negeri. Biaja dalam rupiah untuk keperluan garam, paso, lampu dan lain-lain.Projek ini dapat diintensipkan bila cannering industry sudah siap.Vistand didaerah perairan darat itu tetap dipelihara setjara berentjana. Jang melaksanakan projek ini terutama oleh rakjat dan swasta.Djawatan pertanian (Pemerintah) me-njediakan alat-alat keperluan usaha un-tuk disewa (credit) mendjamin mar-keting/penjuluhan teknis dengan antara lain mengadakan pilot projek, pengatur-an exploitasi dan sebagainja.

Konsumsi djadi 18,3 kg. Luas panen kedele jang ada sekarang per kapita setiap tahun di Djawa sebanjak 533.000 ha.Hasil ikutan berupa am- Dengan seleksi bibit hasil per ha. (jangpas, untuk makanan menurut hasil pertjobaan Jajasan Lem-ajam. baga Penjelidikan keilmiahan Klaten

= 60-80 qt./ha.) diharapkan pada tahun 1961 dengan 33 qt./ha. dan pada tahun 1968 dengan 40 qt./ha.

79

Golongandan No.

urut

Nomorbidang

N a m ap r o j e k T e m p a tBiaja rupiah

(djutaan)

1 2 3 4 5

AG. 93 7 Intensipikasi penanaman djagung Indonesia 15

AG. 94 8 Peternakan hewan besar (Sapi) Luar Djawa teru-tama Nusa Teng-gara, Madura

Djumlah biaja Industri „Pangan” 13.991,80 +

80

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan)H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 9

Hasil akan lebih meningkat bila disertai dengan pemakaian pupuk.Usaha itu harus disertai dengan pemberantasan hama.Ampas dan surplus, diperlukan untuk makanan ternak ajam.Dengan melakukan seleksi bibit.

15 produksi naik 100%

a. Mutu dan djumlah ter- Terutama dengan seleksi bibit (mendanak bertambah baik. tangkan bibit dari luar negeri) dan per-

120 120 b. Susu. baikan makanan hewan.

11.128,20 = 25.120

pembangunan Semesta — 6 81

VI. POLA PROJEK

82

BIDANG PRODUKSI SANDANG

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan)H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 9

3.910 7.820 1.240.000 mp. 130.000 mp. Sudah ada sebelum ren- 60.000 mp *) tjana I. 400.000 mp **) *) tambahan mp. Dari rangka pam-1.700.000 mp pasan perang Djepang.

**) tambahan mp. Dari rentjana kredit Rusia II

Diharapkan mentjapai taraf self-genera-ting pada tahun 1964 untuk dapat memperluas usaha.

720 1.440 60 Unit dengan kapasitet Diharapkan dapat dimulai pada tahun-(a) 15.000.000 meter/ta- tahun permulaan dan telah mentjapai hun & 6 Unit (a) 200 taraf self-generating pada tahun 1964. looms untuk drill, moridan lain-lain.

70 180 4 pabrik (a) 500 ton: Diharapkan pada tahun 1962 sudaha. 2.000 ton benang djahit dapat memprodusir benang djahit de-

dengan ukuran rata ngan 1 regu (1.000 ton/tahun) dan padaNo. 305/3/tahun. pertengahan Rentjana I 2 regu (2.000

b. bengkel dan pengger- ton,jtahun).gadjian untuk klossbuatan dalam negeri.

83

Golongandan No.

urut

Nomorbidang

N a m ap r o j e k T e m p a tBiaja rupiah

(djutaan)

1 2 3 4 5

84

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan)H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 9

85

VI. POLA PKOJEK

Golongandan No.

urut

Nomorbidang

N a m a p r o j e k T e m p a tBiajarupiah

(djutaan)

1 2 3 4 5

industri Kimia Pupuk:

AI. 102 1 Pabrik Single Superphosphate Djawa Tengah 300

AI. 103 2 Permulaan Pembikinan:(Tjilatjap)

a. Pabrik Amoniumsulphateb. Pabrik Amonia

Djawa Tengah(Tjepu) 500

c. Pabrik Asam belerang atau Djambi

Disediakan untuk permulaan in-dustri kimia:

AI. 104 3 Pabrik Soda abu Djawa Timur(Gresik)

AI 105 4 Pabrik asam sendawa Djawa Tengah(Tjepu)atau Djambi

AI. 106 5 Pabrik asam semut Djawa Tengah(Tjilatjap)

750AI. 107 6 Permulaan industri petrokimia:

a. Karbit

b. Sabun Syntetis

Sumatra UtaraSumatra Selatan

(Umbilin)Kalimantan Timur

AI .108 7 Djelaga Sumatra Utara

AI. 109 8 Insektisid D.D.T. (P.P.D. Djawa Timur96% up)

AI. 110 9 Belerang Djawa Barat(Telaga Bodas) 18

(Sorek Merapi)

86

BIDANG PRODUKSI INDUSTRI

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan)H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 9

315 615 100.000 ton/tahun.

500 1.000a.b.

400.000 tonjtahun.100.000 ton/tahun.

c. 300,000 ton/tahun.

12.000 ton/tahun.

20.000 ton/tahun.

Dimulai tahun 1964 dan telah meng-hasilkan tahun 1968.

Tempat tergantung dari persediaan gas alam.Ditaksir dimulai setelah pertengahan Rentjana I Pabrik-pabrik Amonium-sulphate, Amoniak dan Asam belerang selengkapnja ditaksir seluruhnja meminta biaja + 2.300 miljar rupiah.

Ditaksir dimulai setelah pertengahan Rentjana I.

Tempat tergantung dari adanja gas alam. Dimulai pertengahan Rentjana I.

1.000 1.750 6.000 ton asam semut. Ditaksir dimulai setelah pertengahan Rentjana I.

12.000 ton/tahun. s.d.a.60.000 ton karbit. s.d.a.

10.000 ton/tahun. s.d.a.

50.000 djelaga. s.d.a.

1.000 ton/tahun. s.d.a.

32 50

87

Golongandan No.

unit

Nomorbidang

N a m a p r o j e k T e m p a tBiaja

rupiah(djutaan)

1 2 3 4 5

Tenaga Listrik:

AI. 111 10 Pusat tenaga air Djawa Barat(Tjikalong)

7.075

AI. 112 11 s.d.a. Djawa Barat(Djatiluhur)

AI. 113 12 s.d.a. Djawa Tengah(Timo)

AI. 114 13 s.d.a. Djawa Tengah(Ngebel)

AI. 115 14 s.d.a. Djawa Barat(Plengan/Tamba- han)

AI. 116 15 s.d.a. Sulawesi Selatan(Sawitto)

AI. 117 16 Pusat tcnaga Uap Djawa Timur(Surabaja)

AI. 118 17 s.d.a. Djawa Tengah(Semarang)

AI. 119 18 s.d.a. Djakarta Raya(Tandjung Priok)

AI. 120 19 Pusat tenaga diesel Djakarta Raya(Kebajoran)

88

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan)H a s i 1 K e t e r a n g a n

6 7 8 9

691.700 kw. 19.200 kw.

125.000 kw.

12.000 kw.

2.250 kw,

2.000 kw.

550 kw.

50.000 kw.

37.500 kw.

50.000 kw.

15.000 kw.

Telah dimulai tahun 1961 atau sebelum- nja.Harus selesai tahun 1965.

89

7.075 14.150

AI. 121 20 Pusat tenaga diesel 41 kota

AI. 122 21 s.d.a. 48 kota

AI. 123 22 Pusat tenaga air Sumatra Utara(Sigura-gura)

AI. 124 23 s.d.a. Kalimantan Selatan(Riamkanan)

AI. 125 24 s.d.a. Sumatra Barat(Manindjau)

AI. 126 25 s.d.a. Djawa Timur(Garung)

AI 127 26 s.d.a. Djawa Timur(Kali Brantas)

AI. 128 27 s.d.a. Djawa Timur(Kali Konto)

AI. 129 28 s.d.a. Djawa Barat(Djatiluhur tam-bahan)

AI. 130 29 Pusat tenaga diesel uap Djakarta Raya(Djakarta)

AI. 131 30 s.d.a. Sumatra Sclatan(Palembang)

AI. 132 31 s.d.a. Sumatra Barat(Padang)

Golongandan No.

unit

Nomorbidang

N a m a p r o j e k T e m p a tBiaja

rupiah(djutaan)

1 2 3 4 5

90

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djiunlahbiaja rupiah

(djutaan)H a s i 1 K e t e r a n g a n

6 7 8 9

22.600 kw.

16.100 kw.

90.000 kw.

30.000 kw.

10.000 kw.

60,000 kw.

10.000kw.

25.000 kw .

25.000 kw.

10.000 kw.

20.000 kw.

Telah dimulai tahun 1961 atau sebe-lumnja.Harus selesai tahun 1965.

Dimulai dengan penjelidikan/persiapan/ pendirian pada tahun 1961. Sebagian ketjil akan selesai setelah tahun 1968, sebagian besar pada (sebelum) tahun 1968.

91

Golongandan No.

unit

Nomorbidang

N a m a p r o j e k T e m p a tBiaja

rupiah(djutaan)

1 2 3 4 5

AI. 133 32 Pusat Turbin Gas

AI. 134 33 s.d.a.

Djawa Tengah (Tjepu)

Sumatra Barat (Umbilin atau hydro-elektrik Singkarak)

Minjak Bumi:

AI. 135 34 Kilang minjak Sumatra Utara 1.500

AI. 136 35 Rehabilisasi P.T.M.R.I. 50

AI. 137 36 Eksplorasi minjak bumi500

Batu Bara :

AI. 138 37 Rehabilisasi Sumatra Barat (Umbilin dll.) 1728

AI. 139 38 Perluasan Sumatra Barat (Bukit Assam)

Al. 140 39 Pembelian kapal-kapal untuk pengangkutan batu bara

AI. 141 40 Pembikinan Cokes Sumatra Barat 450(Umbilin)

92

Biala devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan)H a s i l K et e r a n g a n

6 7 8 9

20.000 kw.

20.000 kw.

1.600 3.100

200 250 50.000 brl/hari.

- 500

1.956 3.684 Produksi ditaksir sampai1,5 djuta ton.

450 900 45.000 + 60.000 ton/hari.

Dimulai dengan penjelidikan/persiapan/ pendirian pada tahun 1961. Sebagian ketjil akan selesai setelah tahun 1968, sebagian besar pada (sebelum) tahun 1968.

Tahun 1961 dimulai survey/pendirian, dan pertengahan Rentjana I diharapkan selesai.

Segera dimulai tahun 1961. Diharapkan selesai tahun 1965.

Segera dimulai tahun 1961. Diharapkan selesai tahun 1965.

93

Golongandan No.

urut

Nomorbidang

N a m a p r o j e kBiaja

T e m p a t rupiah(djutaan)

1 2 3 4 5

Aluminium:

AI. 142 41 Pabrik Logam Sumatra Utara(Kuala Tandjung)

850AI. 143 42 Rolling Mill

Pengetjoran Timah:

Djakarta Raya(Klender)

AI. 144 43Besi Badja:

Sumatra Selatan 142(Bangka)

AI. 145 44 Tanur Tinggi Sumatra Selatan 500(Lampung)

AI. 146 45 Pabrik badja Djawa Barat 2.550(Tjilegon)

AI. 147 46 Survey pendirian tanur tinggi KalimantanTenggara/tengah

AI. 148 47 Aspal:

Pengusahaan Tambang Lainnja:

Sulawesi Selatan 300(Buton)

AI. 149 48 Tembaga Sumatra, Djawadan Kalimantan

AI. 150 49 Belerang Djawa Barat 300(Telaga Bodas)Djawa Tengah (Dieng, Merapi) Sulawesi

94

Biala devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan)H a s i l K et e r a n g a n

6 7 8 9

899

108

342

1.539

180

-

1.749

250

842

4.089

480

300

18.000ton alumunium/ setahun12.000 ton/setahun

kapasitet 25.000 longtontimah logam setahun.

Produksi 30.000 ton/thn

Produksi 100.000 ,,

Menudju ke produksi Badja 1 djuta ton/tahun.

Kapasitet 50.000 ton/setahun

Dimulai pada achir Rentjana I karenademikian penjelesaiannja dalam Ren-tjana II.

Dimulai tahun 1961 dan selesai tahun 1963.

Dimulai pertengahan Rentjana I danselesai sebelum 1968.

Dibebankan pada Anggaran belandja Routine.

Dimulai 1961 dan sesegeranja hendaknja selesai.

Titik berat pada phosphate dan belerang

95

Golongandan No.

urut

Nomorbidang

N a m a p r o j e kBiaja

T e m p a t rupiah(djutaan)

1 2 3 4 5

AI. 151 50 Asbes Maluku(Halmahera)

AI. 152 51 Kaoline Sumatra Selatan(Bangka)Nagrek, Karah 300

AI. 153 52 Kwarsa Djawa Tengah(Tuban)

Djawa Timur(Bodjonegoro)

Sumatra Selatan(Bangka, Biliton,Tulangbawang)

Sumatra(pantai Timur)

AL 154 53 Phosphate Djawa Tengah (Purwokerto, Gombong)

Djawa Timur (Madura)

Al. 155 54 Pabrik Semen: Djawa Timur (Gresik) Sumatra Barat (Indarung)

Sulawesi Selatan 2.313Sulawesi Utara

(Siantar) Kalimantan Utara Kalimantan Selatan Lain-lain

96

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan)H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 9

- 300 Titik beratpada phosphate dan belerang.

Dimulai dengan penjelidikan, persiapan/ pendirian pada tahun 1965. Sebagian ketjil diharapkan selesai achir Ren-tjana I.

375.000 ton..Perluasan Pabrik dilakukan segera

275.000 ton.

1.562 3.875 375.000 ton. 250.000 ton.

Dimulai segera dan menghasilkan Se-belum achir Rentjana

200.000 ton. 150.000 ton. 100.000 ton

Pembangunan Semesta — 7 97

Golongandan No.

urut

Nomorbidang

Nama projek T em p a tBiajarupiah

(djutaan)

1 2 3 4 5

AI. 156 55 Perbengkelan: Daerah2 Industri

AI. 157 56 a. Pabrik kertas Djawa Timur(Letjes)

66

b. s.d.a. Djawa Timur(Setail)

357,5

c. s.d.a. Djawa Barat(Sukabumi)

385

d. s.d.a. Djawa Tengah(Notog)

385

AI. 158 57 Shellac Djawa TimurDjawa Barat

(Banten)Nusatenggara

24

AI. 159 58 Penghutanan Seluruh Indonesia 300

AI. 160 59 Penggilingan Padi Padi Centrumdiluar Djawa

375

AI. 161 60 Garam PemerintahSumatra (Atjeh)Sulawesi Selatan

411

AI. 162 61 Garam RakjatDjawa Tengah

(Rembang)Sumatra (Atjeh)Sulawesi Selatan

250

98

Biaja devisenrupiah

(djutaan)Djumlah

biaja rupiah (djutaan) Ha s i l Keterangan

6 7 8 9

500 500 Penambahan djumlah dan Diusahakan setjara berangsur-angsur.perlasan.

54 120 3.000 ton setahun. Persiapan pelaksanaan telah dimulai.

292,5 650 15.000 ton setahun. Segera dimulai tahun 1961 Survey telahberulang-ulang jang terachir pada bulanDesember 1959, idem Maret 1960.

315 700 15.000 ton setahun.

315 700 15.000 ton setahun. s.d.a.Djumlah biaja industri kertas.

1 25 50 ton setahun. Dimulai tahun 1961 dan diharap meng-hasilkan pertengahan Rentjana I.

- 300 21.000 ha/tahun. Diusahakan setjara berangsur-angsur.

- 375 Kapasitet 1 pabrik Diusahakan untuk tahun pertama tak5.250.750 ton padi/seta perlu dibangun pabrik baru, karena

hun. belum ada padicentrum diluar Djawa.45 456 Kapasitet tiap pabrik Diusahakan mulai permulaan Rentjana I

150.000 ton setahun.- 250 ± 150.000 ton setahun. s.d.a.

99

Golongandan No.

urut

Nomorbidang

Nama p r o j e k T e m p a tBiajarupiah

(djutaan)

1 2 3 4 5

AI. 163 62 Pabrik gula Sumatra (Atjeh)Nusa Tenggara

(Lombok)

Sulawesi SelatanKalimantan Timur

2.500

Al. 164 63 Pabrik minjak kelapa SulawesiRiau Darat,Sumatra Selatan

225

Al. 165 64 Pabrik sabun Sumatra TengahSulawesi Selatan

50

Al. 166 65 Pabrik karung goni/nipah Sulawesi UtaraSulawesi TengahMalukuSumatra TengahKalimantan BaratNusa TenggaraDjawa BaratDjawa Timur

543

Al.

167

66 Pabrik Kulit (Penjamak) 25

AL 168

67 Pabrik pembuatan sheets danlatex

Daerah2 karet 50

100

2.500 5.000 Kapasitet tiap pabrik Dimulai tahun 1963, dan diharapkan50.000 ton/tahun. menghasilkan pada achir Rentjana I.

275 500 Minjak bungkil. Berangsur-angsur.Kapasitet tiap pabrik15.000 ton/tahun.

50 100 Produksi per pabrik s.d.a.60.000 ton setahun.

543 1.086 Kapasitet per pabrik s.d.a.2½ djuta karung/tahun.

25 Kulit matang. Belum perlu pendirian pabrik baru. Jang perlu adalah perluasan dan mo-

dernisasi pabrik jang sudah ada.Dimulai taliun 1961 selesai tahun 1963.

50 100 Sheets, crepe, latex. Produksi karet mentah dinaikkan mutu-nja dan dilakukan peremadjaan tanaman

karet. Dimulai tahun 1961 dan diharapkan menghasilkan pertengahan Rentjana I

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan)H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 9

101

Golongan Bialadan No. Nomor

bidangNama p r o j e k T o m p a t rupiah

urut (djutaan)

l 2 3 4 5

AI. 169 68 Pabrik Band Sumatra Selatan 45Sumatra Utara

AI. 170 69 Pabrik barang dari karet Djawa, Sumatra, 50Kalimantan

AI. 171 70 Pabrik Keramik Djawa Timur (Surabaja)Sumatra Selatan(Palembang)

DjakartaDjawa Tengah(Semarang)Djawa Barat 150(Tjirebon)Sumatra Timur (Medan)Sulawesi Selatan (Makasar)Kalimantan Selatan(Bandjarmasin)

AI. 1722 71 Pemurnian kaoline Sumatra selatan 10 (Beliton)

102

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan)H a s i l K e t e r a n g a n

I 6 7 8 9

45 90 Band mobil, sepeda danlain-lain, (Luar dalam).

Kapasitet per pabrik5.000 ton setahun.

5

150

10

55

300

20

Barang-barang karet (ke- Dimulai tahun 1961 dan diharapkanButuhan rumah-tangga, menghasilkan pertengahan Rentjana I.Industri dan lain-lain). Pabrik jang ditudju 30 buah, kapasitet I ton/hari.

Alat-alat porselen Segera dimulai tahun 1961 dan meng-hasilkan pertengahan Windu.

Kaolin halus untuk in-dustri-industri keramik, kertas, tekstil, sabun, karat dan untuk ekspor.Kapasitet pada achir tahun ke-6 100 ton/hari.

.

103

Golongandan No.

urut

Nomorbidang

Nama p r o j e k T e m p a tBiajarupiah

(djutaan)

1 2 3 4 5

AI. 173

AI. 174

AI. 175

AI. 176

AI. 177

AI.178

AI.179

AI.180

72

73

74

75

76

77

78

79

Bahan tahan api

Pabrik Gelas/botol

Pabrik bola/lampu

Pabrik Gelas/katja

Pabrik botol ketjil dan ampul

Landjutan projek L.P. 3 I jangbelum direalisir

Reaktor atom

Industri alat-alat pendidikan danpengadjaran

Sumatra selatan(Palembang)

Kalimantan Djawa Barat

Djawa Tengah

Sumatra Selatan(Palembang)

sebagai perluasanP.T.I. Gelas

Sebanjak 50 buah

Djakarta

20

50

46

20

8

200

150

250

104

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan)H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 9

20 40 Fire-clay fire-bunch. Pengeluaran biaja dimulai tahun I, High alumina fire-bunch. sebesar Rp. 160.000,— dan diachiriSilicus fire-bunch. pada tahun II.Kapasitet pada keadaan

maksimum 1.500 ton/tahun.

55 105 Galas minum dan botol. Dimulai pertengahan Rentjana I dan Kapasitet masing-masing menghasilkan pada achir Rentjana I. pabrik 18.000 ton/tahun.

69 115 Bola lampu, tubing roda. Dimulai tahun 1961 dan diharapkanKapasitet bola lampu menghasilkan pertengahan Rentjana I.

1.000 ton/tahun, tubingdan roda 300 ton/tahun.

20 40 Katja, katja djendela dan s.d.a. sebagainja.

Kapasitet 18.000 ton/tahun.

8 16 Botol ketjil dan ampul- Dimulai permulaan Rentjana I dan ampul untuk keperluan menghasilkan pertengahan Rentjana I. pharmasi.

175 375

225 375 Kapasitet 1.000 + 2.000 Dimulai pertengahan Rentjana I danI.R.T. selesai 1968.

250 500 Alat-alat pendidikan dan Ditaksir dimulai sesudah pertengahanpengadjaran. Rentjana I.

Tempat disesuaikan dengan keperluan.

105

Golongandan No.

urutNomor

bidangN a m a p r o j e k T e m p a t

Biajarupiah

(djutaan)

1 2 3 4 5I -

AI. 181 80 Industri Telekomunikasi (permu-laan)

100

AI. 182 81 Perindustrian Perkapalan:

Rehabilisasi dan pembangunan a. Djakartadok 1. Tdj. Priuk

b. Djawa Timur2. Surabaja

c. Sulawesi 1.3203. Makasar

d. Sumatra Utara4. Belawan

e. Sumatra Selatan5. Palembang

f. Sumatra Barat6. Padang

106

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan)H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 9

100 200 Pabrik kabel dan kawat Rp. 80 djuta. Pabrik radio Rp. 60 djuta. Pabrik telepon Rp. 60 djuta

1. 1 flooting dock dengan 15.000 ton lifty capa-city.

2. 1 flooting dock dengan 15.000 ton lifty capa-city.

- 1.320 3. 1 graving — dock 3.000 ton lifty capacity.1 slipway — 1.500 ton lifty capacity.I slipway — 700 ton lifty capacity.

4, 1 dwarsbelling 700 ton lifty capacity.I graving dock 3.700 ton lifty capacity.

5. 1 graving dock 3.000 ton lifty capacity.

6. I slipway 15.000 ton fifty capacity.

107

Golongandan No.

urut

Nomorbidang

Nama p r o j e k T e m p a tBiajarupiah

(djutaan)

1 2 3 4 5

g. Kalimantan Barat7. Pontianak

h. Kalimantan Timur8. Bandjarmasin

DJUMLAH BIAJA PROJEK BIDANG PRODUKSI INDUSIRI: 28.091, 50

T JADANGAN:

1 Soda Kostik Djawa Timur(Gresik dll.)

162

2 Asam Tjuka Djawa Tengah 22,5

3 Katja air Djawa Timur 1

4 Al Sulfat dan tawas Djawa Tengah(Tjilatjap)

13,5

5 Terusi Sumatra Barat 1,2

6 Bahan Peledak Djawa Barat(Bandung)

225

7 Nylon Kalimantan Timur 500

8 Folyethylen Kalimantan Timur 200

108

Biaja devisenrupiah

Djumlahbiaja rupiah H a s i 1 K e t e r a n g a n

(djutaan) (djutaan)

6 7 8 9

7. 1 slipway 15.000 ton lifty capacity.

8. I slipway 1.500 ton fifty capacity.

23.930,50 52.022

162 324 18.000 ton soda/tahun.

22,5 45 300 ton asam tjuka/tahun. Tergantung dari gas alam.

1,08 2,08 3.000 ton katja air/tahun.

13,5 27 20.000 ton al sulfat/tahun.

1,2 2,4

225 450

1.080 1.580 30.000 ton.

40,5 240,5

109

VI. POLA PROJEK BIDANG

Golongandan No.

urut

Nomorbidang

Nama p r o j e k T e m p a tBiajarupiah

(djutaan)

1 2 3 4 5

Assembling obat-obatan : Djawa Barat 825(bandung)

AJ. 183 1 Perluasan Pabrik KinaPerluasan Lembaga Pasteur I.N.H.Vitamine AAether

Obat tjatjing (piperazine, antepar, dsb.)

AJ. 184 2 Antibiotiku: Djawa Barat 610(bandung)

PenicilinSteptomycin Latracyalin

Chloremycetin (chlorophomicol)AJ. 185 3 Alat2 pembalut Akan ditentukan

Pabrik Medical Plaster kemudianKapasGips

AJ. 186 4 Lembaga protein Akan ditentukankemudian

240AJ. 187 5 Lembaga penjakit mulut dan Djawa timur

Kuku (Surabaja)

AJ. 188 6 Pabik minjak ikan Akan ditentukankemudian

1.675

110

PRODUKSI PEROBATAN

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan)H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 9

825 Pusat Nasional untuk Mulai tahun pertama, dan selesai achirpembuatan obat. tahun ke-3 Rentjana I.

Tambahan obat-obatan dan usaha permulaan membuat bahan baku.

500 1.100 Tambahan obat-obat ter- Berangsur-angsur tiap tahun, mulai dari baru sebagai pilot-pro- tahun pertama, selesai tahun terachir jek. Rentjana I.

Tambahan alat pembalut Mulai tahun pertama, selesai achirdan obat-obatan. tahun ke-2 Rentjana I.

240 -

Mulai tahun pertama dan terus hingga achir Rentjana I.

Mulai tahun pertama selesai tahun ke-2 Rentjana I.

500 2.175

111

VII. POLA PROJEK BIDANG

Golongandan No.

urut

Nomorbidang

Nama p r o j e k T e m p a tBiajarupiah

(djutaan)

1 2 3 4 5

AK. 189

1 A. Djalan-djalan: Seluruh Indonesia

100

Pemeliharaan berat seluruh dja-a. pembelian mesin2

1200 buahb. pembelian truck2

± 4000truckbatu ± 200 buah

AK. 190

2d. pendidikan tenaga2 pelaksana

Antara Tjililitan dan Puntjak Djawa Barat 540

AK. 3Bogor

Sumatra Sebelah Timur Sumatra Selatan 3.554

AK. 4

Palembang, Djambi-Rengat-Pakanbaru-Rantau Prapat

Sumatra Sebelah

Djambi Riau Su-matra Utara

Sumatra Utara 1.436

AK. 5

Tarutung-Padangsidempuan-Bukittinggi

Sumatra Sebelah Tengah

Sumatra Barat

Sumatra Barat 505

AK. 6

Bukittinggi-Pajakumbuh-Pakan-baru

Riau

Sulawesi Utara 480

112

DISTRIBUSI KOMUNIKASI

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan)H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 9

1.350 1.450 Tetap terdjaminnja peme- Dikerdjakan mulai tahun pertama danliharaan djalan-djalan setjepat mungkin diselesaikan.dalam keadaan jang se- Biaja lainnja dibebankan kepada Ang-

suai dengan keperluan garan Belandja routine.lalu-lintas.

90 630 70 km. 1) Dimulai segera dengan persiapan dandilaksanakan dalam Rentjana I.

450 4.004 1.100 km. 1) idem

180 1.616 538 km. 1) idem

45 550 220 km. 1) idem1) Sebagian dari djalan-djalan ini sudah

ada, hanja perlu disesuaikan dengankeperluan lalu-lintas sekarang.

45 525 150 km. 2) Dimulai segera dengan persiapan dandilaksanakan dalam Rentjana I.

Pembangunan Semesta — 8 113

Golongandan No.

urut

Nomorbidang

N a m a p r o j e k T e m p a tBiaja

rupiah(djutaan)

1 2 34

5

AK. 195 7 antara Tomini-Marisa Sulawesi Utara 480

AK. 196 8 antara Tomini-Toli2 idem 351,25

AK. 197 9 P. Sumbawa Nusa TenggaraBarat

80

AK. 198 10 1. Flores Nusa Tenggara 802. P. Sumba Timur 206,25

AK. 199 11 P. Halmahera

Pembangunan djalan-djalan

Maluku/Irian Barat 316,25

baru (persiapan dalam Rentjanafase I).

AK. 200 12 Djalan Takengon-Blangkedjeran-Kota-tjane (Atjeh)

Atjeh -

AK. 201 13 Djalan Tajan-Telok MelanoDjalan Siluas-Balai-Karangan-

NangahBadau-Putussibau

Kalimantan Barat -

AK. 202 14 Djalan Sintang-NangahSerawai-Batas Kai. Barat/Kal.

TengahPuruktjahu-Muara Tewe-Ampah

Kalimantan BaratKalimantan Tengah

-

AK. 203 15 Gorontalo-Kotamabagu Sulawesi Utara -

114

Biaja devisenrupiah

(djutaa30

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan)H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 9

45 525 150 km. 2)

33,75 385 110 km. 3)

— 80 40 km.

— 80 40 km.33,75 240 120 km.

33,75 350 175 km.

2) Dengan ini tertjapai hubungan darat langsung antara Makasar —Menado.

3) Menghubungkan daerah jang ter-letak diteluk Tomini dengan Laut Sulawesi.

Dimulai dengan segera persiapan dan dilaksanakan dalam Rentjana I.

idem idem

idem

— — 200 km. Persiapan dalam Rentjana fase I.— — 765 km. idem— — 650 km. idem— — 160 km. idem

Djumlah biaja B Rp. 8.985 djuta

115

Golongandan No. urut

Nomorbidang N a m a p r o j e k T e m p a t

BiajaRupiah(djutaan)

1 2 4 5

AK. 204 16

C. Modernisasi djalan uspalnegara:

1. Atjeh Atjeh 19

AK. 205 17 2. Sumatra Utara Sumatra Utara 342,95

AK. 206 18 3. Sumatra Tengah Sumatra Barat 95

AK. 207 19 4. Sumatra SelatanRiau & DjambiSumatra Selatan 180,5

AK. 208 20 Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan 128,7

AK. 209 21 Kalimantan Timur Kalimantan Timur 18

AK. 210 22 Kalimantan Barat Kalimantan Barat 45

AK. 211 23 Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan280,5

AK. 212 24 Sulawesi Utara Sulawesi Utara

A.K. 213 25 Bali Bali

AK. 214 26 Nusatenggara Barat Ns. Tenggara Barat 187,5

AK. 215 27 Nusatenggara Timur Ns. Tenggara Timur

116

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbinja rupiah

(djutaan)H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 9

Segera didjalankan dan dilaksanakan dalam Rentjana I.

Djalan-djalan jang akan dimodernisasi ini adalah djalan-djalan aspal negara dalam masing-masing Daerah Tingkat I jang merupakan bagian jang rusak atau kurang kuat.

- 19 20 km.

- 342,95 361 km.

- 95 100 km.

- 180,5 190 km.

- 128,7 143 km.

- 18 20 km.

- 45 30 km.

- 280,5 330 km.

- 187,5 250 km.

117

Golongandan No.

Nomor N a m a p r o j e k T e rn p a tBiajarupiah

unit bidang (djutaan)

1 2 3 4 5

AK. 216 28 Djawa Barat Djawa Barat 229,5

AK. 217 29 Djawa Tengah Djawa Tengah 153,85

AK. 218 30 Djawa Timur Djawa Timur 11,05

AK. 219 31 Daerah Istimewa Jogjakarta D.I. Jogjakarta 1,7

AK. 220 32

D. Perkuatan djalan kerikil ne-gara.

1. Atjeh Atjeh 276

AK. 221 33 2. Sumatra Utara Sumatra Utara 150

AK. 222 34 3. Sumatra Tengah *) Sumatra Tengah 462

K. 223 35 4. Sumatra Selatan Sumatra Selatan 426

AK. 224 36 5. Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan 114,5

AK. 225 37 6. Kalimantan Timur Kalimantan Timur 60,5

AK. 226 38 7. Kalimantan Barat Kalimantan Barat 214

AK. 227 39 8. Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah 27,5

AK. 228 40 9. Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan

AK. 229 41 10. a. Sulawesi Utara a. Sulawesi Utara 784

AK. 230 42 11. b. Sulawesi Utara b. Sulawesi Utara

*) Termasuk Sumatra Barat, Riau dan Djambi.

118

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlah biaja rupiah

(djutaan)H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 9

- 229,5 270 km.

- 153,85 181 km.

- 11,05 13 km.

- 1,7 2 km. Djumlah biaja C Rp. 1.693,25 djuta.

- 276

- 150

- 462

- 426

- 114,5

- 60,5

- 214

- 27,5

470 km. Untuk didjadikan djalan aspal

250 km.

780 km.

720 km.

219 km.

110 km.

400 km.

50 km.

- 784 1.580 km.

119

Golongan Biajadan No. Nomor N a m a p r o j e k T e m p a t rupiah

urut bidang (djutaan)

1 2 3 4 5

120

Biaja devisenrupiah

Djumlahbiaja rupiah H a s i 1 K e t e r a n g a n

(djutaan) (djutaan)

6 7 8 9

- 32 80 km.

- 5 10 km.

- 10 20 km.

- 20 40 km. Djumlah biaja D Rp. 2.581,50 djuta.

- 582 970 km. Supaja sesegeranja dilaksanakan dalamRentjana I.

- 1.350 2.250 km. Untuk didjadikan djalan aspal.

- 1.266 2.110 km.

- 1.380 2.300 km.

- 137,75 225 km.

- 55 100 km.

- 368,5 670 km.

- 300 600 km.

121

Golongandan No.

urut

Nomorbidang N a m a p r o j e k T e m p a t

Biajarupiah

(djutaan)

1 2 3 4 5

AK. 247 59 Nusatenggara Barat Nusatenggara Barat756

AK. 248 60 ,, Timur Nusatenggara Timur

AK. 249 61 Maluku/Irian Barat Maluku/Irian Barat 65

AK. 250 62 1. Djawa Barat Djawa Barat 465

AK. 251 63 2. Djawa Tengah Djawa Tengah 505

AK. 252 64 3. Djawa Timur Djawa Timur 560

AK. 253 65 4. Daerah Istimewa Jogjakarta D.I. Jogjakarta 325

AK. 254 66

F. Perkuatan djalan Daswati II(andjuran P.N.M.K.B.).

1. Atjeh 1. Atjeh 240

AK. 255 67 2. Sumatra Utara 2. Sumatra Utara 240

AK. 256 68 3. Sumatra Barat 3. Sumatra Barat 110

AK. 257 69 4. Sumatra Selatan Sumatra Selatan 240

AK. 258 70 5. Djambi Djambi 90

AK. 259 71 6. Riau Riau 60

AK. 260 72 1. Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan 165

AK. 261 73 2. Kalimantan Timur Kalimantan Timur 110

AK. 262 74 3. Kalimantan Barat Kalimantan Barat 110

122

Biaja devisenrupiah

Djumlahbiaja rupiah H a s i l K e t e r a n g a n

(djutaan) (djutaan)

6 7 8 9

- 756 1..890 km.

- 65 130 km.

- 465 930 km.

- 505 1.010 km.- 560 1.120 km.

- 325 650 km. Djumlah biaja E Rp. 8.101,25 djuta.

- 240 400 km . Supaja sesegeranja diselesaikan dalam Rentjana I

- 240 400 km.

- 110 180 km.

- 240 400 km.

- 90 150 km.

- 60 100 km.

- 165 300 km.

- 110 200 km.

- 110 200 km.

123

Golongan Nomor Biajadan No. N a m a p r o j e k T e m p a t rupiah

urut bidang (djutaan)

1 2 3 4 5

AK. 263 75 4. Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah 55

AK. 264 76 1. Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan 230

AK. 265 77 2. Sulawesi Utara Sulawesi Utara 200AK. 267 79 1. Nusatenggara Barat Nusatenggara

Barat60

AK. 268 80 2. Nusatenggara Timur NusatenggaraTimur

60

AK. 269 81 3. Bali Bali 60

AK. 270 82 Maluku/Irian Barat Maluku/Irian Barat 75

AK. 271 83 Djawa Barat Djawa. Barat 200

AK. 272 84 Djawa Tengah Djawa Tengah 150

AK. 273 85 Djawa Timur

G. Djembatan-djembatan dan ka-pal-kapal Ferry.

Djawa Timur 200

AK. 274 86 Pembangunan dan penggantiandjembatan-djembatan besar(termasuk pelajaran) dan ka-pal-kapal Ferry

Angkutan Motor.

Seluruh Indonesia 600

AK. 275 87 Penambahan truck dan Bus Seluruh Indonesia -

124

Biaja devisenrupiah

Djumlahbiaja rupiah H a s i l K e t e r a n g a n

(djutaan) (djutaan)

6 7 8 9

125

Golongan Nomor Biajadan No. N a m a p r o j e k T e m p a t rupiah

urut bidang (djutaan)

1 2 3 4 5

AK.276

AK.277

AK. 278

AK. 279

AK.280

88

89

90

91

92

Perbekalan

Assembling

Pembikinan Spare Part

Perhubungan Darat Kereta Api.Intensifikasi kemampuan meng-angkut.Intensifikasi efficiency kerdjadan mutu pegawai.

Selurauh Indonesia

Djakarta rayaDjakartaSurabaja

Sumatra UtaraMedan

Sumatra selatanPalembang

Sulawesi SelatanMakasar

Djawa BaratDjawa TengahDjawa Timur

Sumatra SelatanSumatra BaratSumatra Utara

Atjeh

-

40

20

3.000

126

Biaja devisenrupiah

Djumlahbiaja rupiah H a s i l K e t e r a n g a n

(djutaan) (djutaan)

6 7 8 9

1.700

250

14

4.000

1.700

290

34

7.000

20 first class shop equip-ment.60 second class shop equip-ment.100 third class shop equip-ment700 service – station

Perlengkapan tjukup un-tuk assembling + 10.000kendaran setahun

1 pabrik body-building.

Peninggian frekuensi lalu-lintas kereta api danlain-lain.

DjakartaSurabaja tambahan perlengkapanMedanPalembang baruMakasarDjumlah biaja untuk angkutan motorRp.4.424 djuta.

Segera dimulai tahun 1961, berangsur-angsur sampai achir Rentjana I.Djumlah biaja untuk kereta api.Rp. 7.000,- djuta.

127

Golonga Nomor Biajadan No. N a m a p r o j e k T e m p a t rupiah

urut bidang (djutaan)

1 2 3 4 5

AK.281

AK.282

AK.283

AK. 284

AK. 285

AK. 286

AK. 287

AK. 288

AK.289

93

94

95

96

97

98

99

101

102

Pembangunan Dinas Pos

Perluasan Gedung

Kendaraan bermotor

Alat-alat perkakas

Mekanisme/Otorisasi

Kantor pos Kereta Api

Pos Cheque/Giro

Pos Desa/Ketjamatan

Dinas Telegrap.

Pembangunan /perluasan sentral-sentral dan djring-djaringTELEX dalam negeri.

Alat-alat untuk menghubungkan djaring TELEX dalam negeridengan djaring TELEX luarnegeri.

Seluruh Indonesia

Seluruh Indonesia

Seluruh Indonesia

560

-

120

-

-

10

400

46

0,8

128

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan)H a s i l K e t e r a n g an

6 7 8 9

Modernisasi dan perluasan Dimulai tahun 1961 an diharapkanhubungan pos.

(Djumlah biaja:selesai tahun 1968.

Rp. 1.090— Dev. 500Djumlah: 1.590).

140 700

200 200

go 20o

25 25

50 50

5 15 - 400 Djumlah biaja dinas Pos Rp 1.590

djuta

99 145 Penambahan bubungan Segura dmulai sampai selesai tahuntelex. 1965.

15.5 16,3 Djakarta main Trafficcentre.

Mulai 1962 sampai 1963.

untuk 5 channels keluar negeri, jaitu telexposten dengan bedleningtoestel dan Telex

Pembangunan semesta 129

Golongandan No.

urut

Nomorbidang N a m a p r o j e k T e m p a t

Biajarupiah

(djutaan)

1 2 3 4 5

AK, 290 102 Mendirikan satu djaring T E L E - Seluruh Indonesia 5 FAX

AK. 291 103 Memperluas dinas Telegrap stun. Seluruh Indonesia 25 pai di lbu-iba keta Ketjamatan

AK. 292 104 Memperlengkapi Kantor Tale- Djakarta Raya 55grap baru di Djakarta sebagai Main Traffic centre untuk perhubungan Telegrap dalam Negeri

AK. 293 105 Desentralisasi dari pada pem- Djakarta RaYA 24 bestelan telegram-telegram di Djakarta Raya

AK. 294 106 Mendirikan gedung barU untuk Djawa Barat 133kantor Telegrap di Bandung (Bandung)jang merupakan Main Traffic Centre hubungan Telegrap luar negeri

AK. 295 101 Memperlengkapi Kantor tele- Sulawesi 40grap baru Makasar (Makasar)

130

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan)Hasil K e t e r a n g a n

6 7 8 9

22,5 27,5 Kota-kota Besar. Antara Mulai 1962 sampai 1964.Kantor-kantor Pos Tam-bahan dan Kantor-kan-tor Ibu kota.

15 40 Perluasan hubungan tele- Mulai 1962 sampai 1968.grap sampai Ibu kota

Ketjamatan.

90 145 Perlengkapan kantor Te- Mulai 1964 sampai 1966.legrap Djakarta.

- 24 idem Mulai 1965 sampai 1966.

60 193 Gedung baru. Mulai 1962 sampai 1963.

20 60 Perlengkapan Kantor Te- Mulai 1963 sampai 1964.legrap Makasar. Djumlah biaja Dinas Telegrap Rp. 650,8

djuta.

13

Golongandan No.

urut

Nomorbidang N a m a p r o j e k T e m p a t

Biajarupiah

(djutaan)

1 2 3 4 5

132

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan)Hasil K e t e r a n g a n

6 7 8 9

1.531,4

224

45

375

265

58

72

100

3..31,4

415

45,2

472

385,6

62

213

280

Penambahan/penjempurna-an pesawat/hubungan telepon

Segera dimulai tahun 1961 sampai se-lesai dalam Rentjana I.

Idem

Mulai tahun 1961, selesai tahun 1968.

Idem

Idem

Idem

Mulai tahun 1961, selesai tahun 1967.

Mulai tahun 1961, selesai tahun 1968.djumlah biaja dinas teleponRp. 4.907,2 djuta.

133

Golongan Nomor Biajadan No. N a m a p r o j e k T e m p a t rupiah

urut bidang (djutaan)

1 2 3 4 5

134

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahrupiah

(djutaan)Hasil K e t e r a n g a n

6 7 8 9

31,5 91,5 Penambahan hubunganradio.

Mulai tahun 1961, selesai tahun 1968.

20 25 Mulai tahun 1961, selesai tahun 1963.

50 137,5 Mulai tahun 1961, selesai tahun 1964.

13,5 19,5 Mulai tahun 1961, selesai tahun 1962.

22,5 42,5 Mulai tahun 1961, selesai tahun 1968.

50 71 Mulai tahun 1963, selesai tahun 1964.

25 32 Mulai tahun 1963, selesai tahun 1964.

10 77 Mulai tahun. 1961, selesai tahun 1968.

17 30 Mulai tahun 1961, selesai tahun 1968.Djumlah biaja Dinas Radio Rp. 526

djuta.

135

REKAPITULA

Nomor Dinasbidang

Biajarupiah

(djutaan)

Biaja devisen rupiah

(djutaan)

(1) Dinas Pos 1.090 500

(2) Dinas Telegrap 328,8 322

(3) Dinas Telapon 2.236,8 2.670,4

(4) Dinas Radio 286,8 239,5

Djumlah: 3.942,10 3.731,90

136

SI P.T.T.

Djumlah biaja K e t e r a n g a n

1.590

650,8

4.907,2

526

7.674,00

137

Golongandan No.

urut

Nomorbidang

Nama projek TempatBiajarupiah

(djutaan)

1 2 3 4 5

Perhuhungan Laut, PerlajaranNiaga.

Seluruh Indonesia

AK. 313 125 Pembangunan Armada untukpelajaran pantai dan Samudra

AK. 314 126 Untuk 2 a 3 bulan modal ker-dja bagi 260.000 dwt armada 440

AK. 315 127 Motorisasi kapal lajar (armadasemut)

Keamanan Pelajaran. Seluruh Indonesia

346

AK. 316 128 Rehabilitasi dan pembangunandari:

a. menara-menara dan mertju-

989

suarb. 16 stasiun radio dan alatC. 4 kapal rambud. 2 kapal hydrografice. bengkel-bengkel kapalf. kapal-kapal tournec

kapal-kapal pandukapal-kapal patrolisekotji-sekotji dan sebagainja

g. asrama-asrama pelaut

138

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahrupiah

(djutaan)Hasil K e t e r a n g a n

6 7 8 9

5.850 5.850 Diharapkan sudah dapat beroperasi2260.000 mulai tahun 1963 dan tertjapai kapasitet

260.000 D.W.T. dalam Rentjana I.- 440 Anggaran untuk keperluan charter tidak

dimasukkan disini, karena pengeluaran charter lebih termasuk ongkos „routine exploitasi kapal-kapal” dan tidak ter-masuk instalasi.

520 866 Menambah frekwensi lain- Segera dimulai dan diharapkan selesailintas perairan. pertengahan Rentjana I.

538 1.527 Terdjaminnja keselamatan Segera dimulai dan diharapkan kesela- lalu-lintas laut. matan pelajaran dilautan Indonesia ber-

tambah baik.

139

Golongandan No.

urut

Nomorbidang Nama projek Tempat

Biajarupiah

(djutaan)1 2 3 4 5

Kepelabuhan. Seluruh indonesia

AK. 317 129 Pembelian:a. port-equipmentb. 6 kapal keruk beserta pem- 750

bangunan bengkel-bengkel- nja

AK. 318 130 Pembangunan Pelabuhan-pela- 700 buhan

Perhubungan Udara. Perbaikan/perpandjangan pemba-ngunan lapangan terbang

AK. 319 131 a. Projek perbaikan dan per-pandjangan dari 6 (enam)

]apangan terbang guna pesa-wat-pesawat Convair dan

Lockheed Electra:Ambon

MenadoKupang

MalukuSulawesi UtaraNusa TenggaraTimur 140

AK. 320 132

BalikpapanBalikpapanPakanbaruPontianak

b. Projek Waru, sebagai peng-

KalimantanKalimantan TimurRiauKalimantan BaratDjawa Timur 80

AK. 321 133ganti lapangan terbang Perak

c. Modernisasi lapangan terbang

Surabaja

Djakarta Raya 500

Inlernasional Kemajoran Djakarta

140

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahrupiah

(djutaan)Hasil K e t e r a n g a n

6 7 8 9

Dimulai dengan segera dan diharapkan selesai dalam Rentjana I.

- 750 Port-equipment 6 kapal keruk dan lain-lain.

- 700 Penambahan/perbaikan pelabuhan.

Fasilitas-fasilitas pener- Dimulai tahun 1961 dan selesai tahunbangan. 1968 = 8 tahun.

- 140

20 100

100 600

141

Golongandan No.

urut

Nomorbidang Nama projek Tempat

Biajarupiah

(djutaan)1 2 3 4 5

142

- 150

235 490

50 75 Dimulai dengan segera.

900 900 Dikerdjakan berangsur-angsur dalamRentjana I

- 500 Dikerdjakan berangsur-angsur dalamRentjana I.

143

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja

rupiah(djutaan)

H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 9

143

Golongandan No.

urut

Nomorbidang Nama projek Tempat

Biajarupiah

(djutaan)1 2 3 4 5

Keamanan Penerbangan.

AK. 328 140 a. Aeronautical Wired Teloco-

munication Network 2.00

AK. 329 141 b. Bangunan-bangunan dan fa-silitet-fasilitet guna alat-alattersebut dalam a 100

AK. 330 142 c. Penjelenggaraan NavigationGuide 100

AK. 331 143 d. Fasilitet-fasilitet lembaga me-100lteo dan Geophvsik

AK. 332 144 e. Untuk keperluan "researchand Resque" -

DJUMLAH SELURUHNJA DISTRIBUSI KOMUNIKASI: 36.366,85

TJADANGAN:

1.Pembuatan/penjempurnaan kurang-lebih 40 lapangan ter-bang guna feederlinen

2. Pendidikan Kader-kader pe-nerbangan

3. Pembelian pesawat jet untuk penerbangan Internasional. termasuk keperluannja untuk itu.

144

Biaja deviaenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan)H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 9

Terdjaminnja keselamatanpenerbangan.

200 400

_100

Guna penjelenggaraan projek diperlu-kan biaja jang lebih sedikit.

125 225

300 400

375 375Djumlah biaja Perhubungan Udara:Rp. 4.485 djuta.

24.015,15 60.382

_ 40

307 765

1.080 1.080

Pembangunan Semesta — 10 145

VIII. POLA PROJEK BIDANG

Golongandan No.

urut

Nomorbidang N a m a p r o j e k T e m p a t

Biajarupiah

(djutaan)1 2 3 4 5

AL. 333 1 T i m a h 168

AL. 334 2 Bank Pembangunan Desa 10.000

AL. 335 3 Tourisme350

Djumlah 10.518

146

KEUANGAN DAN PEMBIAJAAN

Biaja devisenrupiah

(djutaan)

Djumlahbiaja rupiah

(djutaan)H a s i l K e t e r a n g a n

6 7 8 9

600 768

- 10.000

150 500

750 11.268-

2,000 ton setiap tahun, Dimulai tahun 1961 dan telah mulai dalam 6 tahun = 6 x menghasilkan tahun 1963.

2.000 = 12.000 ton. Keterangan lebih landjut dapat dilihat dalam garis besar dan pendjelasan bidang produksi-industri.

a. memperbaiki pereko- Anak Bank Pembangunan Indonesia.nomian masjarakat Dimulai tahun 1961, dan dalam empatdesa, tahun seluruh modal telah berputar.

b. meninggikan produksi,c. menghilangkan penga-ruh idjon.

Ditaksir $ 45 djuta Bela- Dimulai tahun 1961, dan selesai achir ma Rentjana I. 1963.Keterangan lebih landjut dapat dilihat

dalam garis besar dan pendjelasan bidang mental rochani dan kebudajaan.

147

LOKASI PENJEBARAN

D j e n i s u s a h a AtjehSu-

materaSu-

materaSu-

matera Djam- Dja-karta

Dja-wa

Dja-wa

Utara Barat Sela- Riau bi Raya Barat Te-tan ngah.

ngah1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

I. Mental Rohani.

P e n d i d i k a n :1. Universitas — x x x — — x X x2. Sekolah Tehnik

Menengah x x x x x — x x x3. Sekolah Guru

Pengadjaran Teh-

nik (S.G.P.T.) — x — — — — X X X4. Kursus ahli Tehnik — x — — — — X — X5. Sekolah Tehnik S e l u6. Akademi Pekerdja-

an Umum — — — — — — — x —7. Akademi Pertanian — — — — — — — x —8. ,, Pembang-

unan Veteran — — — — — — — —9. Sekolah Tckstil

Tinggi — — — — — — — X —10. Akademi Gula Ne-

gara — — — x — — — — —11. Sekolah Analist — x — x x x —12. Sekolah Kedjuruan

Perhotelan — — — — — — — X13. Sekolah Menengah

Pertanian Atas — x x x x —14. Kursus Karantina — — — — — — —I5. Sekolah Kehutanan

Menengah Atas — — — — — — — — —16. Sekolah Perikanan

Menengah Alas — — — — — —-

— — —17. Sekolah Kehewan-

an Menengah Atas — — — — — — — — —

148

D a s w a t i I

D.I. Jogja-karta

Dja- wa

Timur

Kal. Barat

Kal. Sela-tan

Kal. Timur

Kal. Te-

ngahBali

Nusa Teng-gara Barat

Nusa Teng-gara

Timur

Sula-wesi Utara

Sula-wesi Sela-tan

Ma-luku

Irian Barat

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

x x - x - - x - - - x x -

X x X X x - x - - x x - -

X x - - - - - - - - - - -

- x - - - - - - - - - - -

ruh indonesia - - - - - - - - - -

- - - - - - - - - - - - -

- - - - - - - - - - - - -

x - - - - - - - - - - - -

- - - - - - - - - - - - -

x X - - - - - - - - - - -

x - - - - - - - - - - - -

- - - - - - - - - - - - -

x x - X - - - X - - x x -

x - - - - - - - - - - - -

x - - - - -- - - - - - - -

- - - - - - - - - - - - -

- - - X - - - - - - - - -

149

D j e n i s u s a h a AtjehSu- Su- Su- Dja-

kartaRaya

Dja-wa

Barat

Dja-wate-

ngah

mteraUtara

mtera Barat

materasela

Riau Djam-bi

tan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

18. Sekolah Guru Atas S e l u r19, Sekolah Guru Ke-

pandaian Puteri — — — — — — — — —20. Sekolah Rakjat S e 1 u r21. Pemberantasan Bu-

ta Huruf, kursusKemasjarakatandan Perpustakaan

Kebu d a j a a n :

S e l ur

22. Penggalian kekaja- F

I `23. an Kebudajaan

Museum Nasional— x — — — — — — x

24. Gallery keseniannasional — — — — — — — — x

25. Perpustakaan Na-sional — — — — — — — —

x26. Lembaga Bahasadan Kesusasteraan — — — — — — — — x

27. Taman Kebudaja-an Selur

28. Terdjemahan Kitab— xSutji Al Qur'an — — — — — — —

29. Terdjemahan KitabSutji Bybel — — — — — — — — x

30. Terdjemahan KitabSutji Weda danWiharma

II. Penelitian.

— — — — — — — — —

31. Lembaga Kimia — — — — — — — x —

32. Lembaga Fisika — — — — — — — — —

150

D a s w a t i I

D.I. Jogja-karta

Dja- wa

Timur

Kal. Barat

Kal. Sela-tan

Kal. Timur

Kal. Te-

ngahBali

Nusa Teng-gara Barat

Nusa Teng-gara

Timur

Sula-wesi Utara

Sula-wesi Sela-tan

Ma-luku

Irian Barat

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

uh indonesia

— — — — — — — — — — — — —uh indonesia

ruh indonesia

— — — — — x — x — — x x —— — — — — — — — — — — — —— — — — — — — — — — — — —— — — — — — — — — — — — —

ruh indonesia

— — — — — — — — — — — — —— — — — — — — x — — — — —— — — — — — x — — — — — —

— — — — — — — — — — — — —— — — — — — — — — — — — —

151

D j e n i s u s a h a Su- Su- Su- Dja- Dja Dja-Atjeh matera

mattamatera matera Riau Djam- karta wa wa

bi raya Te-Utara Bamt S` ]n Barat ngah

1 2 3~

4 5 6 7 81

9 10 11 1

33. Lembaga Geologi/Pertambangan — — — — — — — x —

34. Lembaga Metalurgi — — — — — — — x —35. ,, Elektro-

nika — — — — — — — x —36. Penelitian dibidang

Geologi/Pertam-bangan S e 1 u

37. Aerial Survey S e l u38. Penelitian dibidang

Industri S e l u39. Penelitian dibidang

Produksi Pangan S e l u40. Penelitian dibidang

Perkebunan danKehutanan S e l u

41. Penelitian dila-pangan ekonomidan kemasjarakat-an

III. Kesedjahteraan.

S e l u

42. Rumah SakitUmum ketjil S e l u

43. Poliklinik S e l u44. Rumah Sakit

Umum Pusat — x — — — x — —45. Perumahan S e l u46. Perluasan kola S e l u47. Air minum — — x — —

x — — x48. Kesedjahteraan So-sial (RehabilitasiPenderita tjatjat) S e l u

152

D a s w a t i I

D.I. Jogja-karta

Dja- wa

Timur

Kal. Barat

Kal. Sela-tan

Kal. Timur

Kal. Te-

ngahBali

Nusa Teng-gara Barat

Nusa Teng-gara

Timur

Sula-wesi Utara

Sula-wesi Sela-tan

Ma-luku

Irian Barat

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

— — — — — — — — — — — — —— — — — — — — — — — — — —— — — — — — — — — — — — —

ruh indonesia

ruh indonesia

ruh indonesia

ruh indonesia

ruh indonesia

ruh indonesia

ruh indonesia

ruh indonesia

— — x x x x x — x — x x —ruh indonesia

ruh indonesia

— x x x — x — — — — x — —

ruh indonesia

153

D j e n i s u s a h aAtjeh

Su-materaUtara

Su-maters

Barat

Su-matera

Sela- Riautan

Djam-bi

Dja- Dja-karta waRaya Barat

Dja-waTe-ngah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

49. Lembaga SosialDesa (termasuk pe-nerangan dan lain-lain) S elu

50. KesedjahteraanTani dan Nelajan Se1u

51.IV. Pemerintahan.

Transmigrasi S e 1u52, Koperasi S e lu53. Pendjara Modern S e lu54. Pembangunan Ma-

sjarakat Desa S e l u55. Polisi S e l u

56.

V. Pembangunanchusus.

Projek Chusus S e l u

57.

VI. Produksi.

I n d u s t r i :Industri KimiaPupuk — — — — — x — — x

58. Industri Kimialainnja — x — X — x — — x

59. Tenaga Listrik — — x x x — x x x60. Kilang Minjak — x — — — — — — —61. Bata Bara — — x — — — -- — — -62. Aluminium — x — — x — x — —63. Pengetjoran Timah — — — — — — — — —64. Besi Badja — — — — x — — x —65. Aspal — — — — x — — — —

154

D a s w a t i I

D.I. Jogja-karta

Dja- wa

Timur

Kal. Barat

Kal. Sela-tan

Kal. Timur

Kal. Te-

ngahBali

Nusa Teng-gara Barat

Nusa Teng-gara

Timur

Sula-wesi Utara

Sula-wesi Sela-tan

Ma-luku

Irian Barat

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

ruh indonesia

ruh indonesia

ruh indonesia

ruh indonesia

ruh indonesia

ruh indonesia

ruh indonesia

ruh indonesia

— — — — — — — — — — — — —x — — — x x — — — — — — —x — — — — — — — x — — — —— — — — — — — — — — — — —— — — — — — — — — — — — —— — — — — — — — — — — — —

— — — — — — — — — — — — —— — — — x x — — — — — — —— — — — — — — — — — x — —

155

D j e n i s u s a h aAtjeh

Su-materaUtara

Su-materaBarat

Sumaterasela-tan

Riau Djam-bi

Dja-kartaRaya

Dja-wa

Barat

Dja-wa

Te- ngah

1 2 3 4 5 I 6 7 8 I 9 10 11

66. Barang Tambanglainnja — x x x x x — x x

67. Pabrik Semen — — x — — — — — —68. Berbagai-bagai In-

dustri Ringan

P a n g a n:

S e l u

69. Menambah padisentra S e l u

70. Pengairan Rehabi-litasi, Pelandjutan,Perluasan x x x x — — — x x

71. Peternakan ajam S e l u72. Mendirikan gudang

dan lumbung padi S e l u73. Perikanan Darat — — — — — — — — —74. Intensipikasi pena-

naman kedelai — — — — — — — x x75. Intensipikasi pena-

naman Djagung S e l u76. Peternakan hewan

besar (sapi)

S a n d a n g:

— — — — — — — — —

77. Pemintalan — x x x x x x x x78. Penjempurnaan

sandang S e I u79. Benang Djahit — x — — — — — x —80. Kapas — — — — — — — — —8 1 . Rajon — x — x — — — — —

82. Ramii

S e l u'83. Peradjutan (Klam-

bu) S e l u

156

D a s w a t i I

D.I. Jogja-karta

Dja- wa

Timur

Kal. Barat

Kal. Sela-tan

Kal. Timur

Kal. Te-

ngahBali

Nusa Teng-gara Barat

Nusa Teng-gara

Timur

Sula-wesi Utara

Sula-wesi Sela-tan

Ma-luku

Irian Barat

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

x — x x x x — — — — — x —

x — — x — — — — — x x — —ruh indonesia

ruh indonesia

x x x x — x — x — — x x —

ruh indonesia

ruh indonesia

— — x x x — — — — — — — —x x — — — — — — — — — — —ruh indonesia

— — — — — — — — — — — — —

x x x x x x x x x x x — —ruh indonesia

— — — x — — — — — — x — —x — — — — — x x x — x — —— — — x — x — — — — — — —

ruh indonesia

ruh indonesia

157

D j e n i s u s a h a AtjehSu-

materaUtara

Su-matera barat

su-matera sela- tan

Dja-kartaRaya

Dja-wa

Barat

Dja-wa

Te-ngah

Riau Djam-bi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Perobatan:

84. Assembling Obat-obatan — x x — — — x x x

85. Anti biotika — — — — — — —x —86. Lembaga penjakit

kuku dan mulut — — — — — — — — —87. Lembaga Protein — — — — — — — x —88. Pembikinan minjak

ikan

VII. Distribusi/Komuni-

— — — — — — — — —

kasi.89. Pemeliharaan berat

seluruh djalan S e 1 u90. Djalan-djalan baru x x X x x x x x —91. Modernisasi djalan

aspal negara x x x x x x x x x

92. Perkuatan djalankerikil negara s

93. Perkuatan djalankerikil propinsi Se u

94. Perkuatan djalanDaswati II (andjur-

an P.N.M.H.B.) S el u95. Djembatan-djem-

batan dan Kapal-kapal Ferry S e 1u

96. Angkutan Motor S e 1u97. Perhubungan Da-

rat/Kereta Api x x x — — — X x x98. Pembangunan Di-

nas Pos S e l u99. Pembangunan Di-

nas Telegrap S e1u

158

D a s w a t i I

D.I. Jogja-karta

Dja- wa

Timur

Kal. Barat

Kal. Sela-tan

Kal. Timur

Kal. Te-

ngahBali

Nusa Teng-gara Barat

Nusa Teng-gara

Timur

Sula-wesi Utara

Sula-wesi Sela-tan

Ma-luku

Irian Barat

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

x x x x — — — — — x x — —

— — — — — — — — — — — — —— x — — — — — — — — — — —— — — — — — — — — — — — —

— x — — — — — — — — — — —

ruh indonesia

— — x x x x — x x x x x xx x x x x x x — — x x — —ruh indonesia

ruh indonesia

ruh indonesia

ruh indonesia

ruh indonesia

— — — — — — — — — — — — —ruh indonesia

ruh indonesia

159

Su- Su- Su- Dja- Dja- Dja-D j e n i s u s a h a Atjeh matera

UtaramateraBarat

materasela-tan

Riau Djam- kartabi Raya

waBarat

waTe-ngah

1 2 3 4I

5 6 7 8 9 10 11

100. Pembangunan Di-nas Telepon S el u

101. Pembangunan Di-nas Radio S e 1 u

102. Perhubungan LautPelajaran niaga S e l u

103, Perindustrian Per-kapalan — x x X — — x — —

104. PembangunanUdara S e l u

105.

VIII. Bidang Keuangan.

Timah — — — — — — — — —106. Bank Pembangun-

an Desa S e l u107. Tourisme — — — — — — x x x

Keterangan:

x = ada kegiatan Pembangunan.

160

D a s w a t i I

D.I. Jogja-karta

Dja- wa

Timur

Kal. Barat

Kal. Sela-tan

Kal. Timur

Kal. Te-

ngahBali

Nusa Teng-gara Barat

Nusa Teng-gara

Timur

Sula-wesi Utara

Sula-wesi Sela-tan

Ma-luku

Irian Barat

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

ruh indonesia

ruh indonesia

ruh indonesia

— — x x x x — — — — — — —

ruh indonesia

— — — — — — — — — — — — —ruh indonesia

x x — — — — x — — — — — —

Pembangunan Semesta — 11 161

VI. Bentuk juridis perusahaan negara dan swasta bagi projek A dan projek B.

Rantjangan pembangunan semesta seperti tertera dalam XVII djilid karja Depernas telah disjahkan oleh dua ketetapan MPRS pada tahun jang lampau sehingga dengan resmi mendjadi garis-garis besar haluan negara dibidang pembangunan. Selainnja dari pada itu, maka MPRS djuga dengan tegas memberi kuasa penuh kepada Presiden untuk melaksanakan seluruh pembangunan semesta itu.

Dan pada tanggal 1 Januari tahun 1961 ini Presiden telah meng -ajunkan tjangkul pertama dihalaman gedung Proklamasi dikota Dja -karta di Pegangsaan 56 sebagai tindakan lambang nasional bahwa pembangunan nasional dilaksanakan. Ajunan tjangkul itu jalah per -mulaan Revolusi Indonesia dalam windu ketiga tingkatan Pernbangun-an Semesta 1961 — 1969. Dengan tindakan lambang itu ternjata api revolusi mentjetus kembali, seperti api mentjetus pada hari Prokla-masi 16 tahun dahulu, bahwa pembangunan semesta mulai memutar rodanja. Sementara itu sedjak hari ini kelihatan pula beberapa ke-sukaran jang mungkin timbul disekeliling penjelenggaraan pem-bangunan semesta. Revolusi memandang kesukaran itu untuk diatasi, dan tidak akan disalah gunakan untuk mendjadi perintang pelaksa-naan jang ditunggu-tunggu oleh Rakjat.

Untuk menghilangkan keragu-raguan dan kebimbangan dalam beberapa hal terhadap pelaksanaan pembangunan semesta, maka per -lu penerangan dan pendjelasan diberikan kepada umum, kepada Rak -jat Indonesia atau kepada dunia Internasional. Pembangunan sudah dilaksanakan pada permulaan tahun 1961. Maka, iklim, suasana, ke -amanan dan kesanggupan Rakjat sampai tjukup didjadikan dasar dan kerangka untuk menjelenggarakan pembangunan semesta itu pada permulaan tahun 1961. Dalam uraian ini. saja akan memusatkan per -hatian kepada penjelenggaraan pembangunan semesta dalam rangka mendjalankan Undang-Undang Dasar pasal 33. Memusatkan perha -tian karena soal2 lain dapat diletakkan disekeliling penjelenggaraan pembangunan semesta dalam rangka mendjalankan kesedjahteraan Rakjat jang dasarnja tertjakup oleh Undang-Undang Dasar pasal 33 ; pasal ini ialah pula dasar Konstitutionil daripada ekonomi sosialis In -donesia.

Pendjelasan ini diharapkan akan dapat menghilangkan beberapa kekeruhan fikiran terhadap pelaksanaan pembangunan jaitu reali sasi ekonomi sosialis. Pendjelasan ini jalah sumbangan kepada mem-perteguhkan dasar dan tudjuan pembangunan semesta, bersama-sama dengan beberapa soal jang erat temalinja dengan pembangunan semesta tarap pertama.

Djenis Perusahaan pembangunan :Dasar pembangunan semesta seperti jang telah selesai dirantjang

jalah :a. Ketetapan MPRS.b. Konstitusi Proklamasi.

162

c. Dua Amanat Presiden.d. Manifesto Politik.Konstitusi Proklamasi mendjamin dalam Mukaddimahnja kema-

djuan kesedjahteraan umum, djadi baik jang djasmani ataupun jang mental. Dan dalam batang-tubuh Konstitusi sendiri didapat pasal-pasal jang melaksanakan perumusan kesedjahteraan umum itu, misalnja pasal 29, 33 dan 34.

Dalam Manifesto Politik dan Amanat Presiden didjelaskan garis -garis besar pembangunan semesta, jang mendjadi pedoman bekerdja bagi Depernas.

Dan bagi djenis perusahaan pembangunan semesta, kita meman-dang kepada pasal 33 jang mendjadi dasar bagi ekonomi sosialis.

Undang-undang Dasar pasal 33, jang sedjak 5 Djuli telah berlaku kembali, berbunji sebagai berikut :

Kesedjahteraan Sosial Pasal 33.1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas

asas kekeluargaan.2. Tjabang-tjabang produksi jang penting bagi negara dan jang

menguasai hadjat hidup orang banjak dikuasi oleh Negara.3. Bumi dan air dan kekajaan-alam jang terkandung didalamnja

dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakjat.

Pasal 33 ini mendjadi dasar bagi ekonomi sosialis jang berdasar atas azas juridis jang dipakai untuk mengolah dan melaksanakan ke-kajaan Indonesia jalah perusahaan-negara jang terbagi atas empat djenis :

Perusahaan djenis keempat ini tunduk kepada prinsip bahwa hak -milik berfungsi sosial, djadi tidak menurut ekonomi liberal, melainkan menurut perekonomian-kekaluargaan atau ekonomi sosialis.

Dengan menegaskan keempat djenis perusahaan ini, maka dapat -lah kini difahamkan, bahwa projek pembangunan semesta akan ber -bentuk juridis perusahaan-negara, perusahaan-masjarakat dan me-muliakan prinsip hak-milik berfunksi sosial.

Seluruhnja adalah dalam rangka dan perkembangan perekonomi-an kekaluargaan, sehingga pengertian hak-milik setjara permilikan-liberal tidak didjamin oleh Undang-undang Dasar 1945 pasal 33. Djenis pertama.Perusahaan negara jang mengolah bumi dan air dan kekajaan-

alam jang terkandung didalamnja. Jang akan diolah dalam dan oleh perusahaan negara djenis ini jalah :1. tanah bumi2. air.3. tenaga air dan tenaga pembangunan listrik bumi.4. segala logam kekajaan tambang besi, nikel, beauxiet, air raksa dll.

dalam bumi.5. kehutanan.6. kekajaan perairan Indonesia, berupa perikanan, mutiara, agar-

agar, akarbahar dan mutiara.163

7. minjak bumi,Perusahaan negara ini adalah seratus procent dalam tangan ne-

gara, jang mengendalikannja ; mengolah dan mendjalankannja. Djenis kedua:Perusahaan negara jang meliputi produksi jang penting bagi ne -

gara dan menguasai hidup orang banjak. Perusahaan negara djenis kedua ini dikuasai penuh oleh negara, jaitu jang bersifat:a. penting bagi negara.b. jang menguasai hadjat hidup Rakjat.

Djenis ketiga :Perusahaan djenis ketiga meliputi segala jang vital menurut pasal

33 ajat (2) diatas dan jang vital menurut kebidjaksanaan Pemerintah. Djenis keempat :Perusahaan masjarakat swasta atau pemilikan perseorangan

swasta. Sedjarah pembangunan selama 10 tahun jang lampau jaitu dari tahun 1950-1900 menundjukkan, bahwa sebagian besar dari ran -tjangan pembangunan tetap tinggal rantjangan diatas kertas, karena kurangnja djaminan untuk melaksanakan dan kurangnja pengawasan dan penilaian. Faktor keamanan dan politik adalah pula sangat pen -ting untuk melaksanakan pembangunan.

Tugas Depernas ialah menilai mengawasi dan mengkordinir se-gala perentjanaan pembangunan dinegara kita, agar dapat dihindar -kan simpang-siurnja pemikiran dan tindakan jang selama ini sangat merugikan kita bersama. Tugas ini amat berat, tidak sadja ditindjau dari sudut materiil tetapi djuga dari sudut psychologie. Dalam per-djalanan sedjarah, kita telah demikian biasanja pada pemikiran sen -diri, tindakan sendiri dan kepentingan sendiri dengan sering melupa -kan pemikiran bersama, tindakan bersama dan kepentingan bersama.

Perubahan jang ingin ditjiptakan dengan adanja Depernas di -terima berbeda-beda. Sebagian melihat Depernas sebagai usaha me-ngurangi kompetensi sesuatu instansi, tetapi Rakjat Indonesia umum-nja sangat berterima kasih alas lahirnja Depernas, karena mereka ini lebih menginsjafi perlunja pemikiran bersama, tindakan bersama untuk mengabdi lebih besar kepada kepentingan bersama. Bangsa Indonesia berpendapat bahwa kemerdekaan jang diproklamasikan 16 tahun jang lampau harus diisi dengan pembangunan semesta.

Dalam keempat naskah tersebut telah ditentukan bahwa tudjuan seluruh pembangunan adalah mewudjudkan Amanat penderitaan Rak-jat jaitu mentjiptakan masjarakat Indonesia jang adil dan makmur.

Dalam Amanat Presiden telah ditentukan bahwa rantjangan pem-bangunan jang dibuat harus memenuhi sjarat-sjarat nasional, semesta,berentjana dan ia harus terdiri dari tri-pola.Nasional, karena pola tersebut harus menggambarkan keinginan

seluruh daerah dan seluruh lapisan dan golongan bangsa Indonesia dari Sabang sampai ke Merauke. Penebaran projek pembangunan mendjamin sifat nasional Indone-sia, sehingga ekonomi tidak perlu dibentuk diatas tun-tutan-tuntutan jang tak bermanfaat.

164

Semesta, karena pola tersebut harus meliputi seluruh lapangan hidup bangsa dan negara.

Berentjana, karena tidak mungkin tertjapai pelaksanaan masjarakat adil dan makmur sekali-gus akan tetapi dilaksanakan se -tapak demi setapak, tahap demi tahap, tingkat demi ting -kat, daerah demi daerah lapangan demi lapangan, de-ngan lain perkataan perkataan tidak sekaligus tetapi se-tjara berentjana, tetapi dengan tjepat dan deras sesuai dengan irama gelombang Revolusi Indonesia.

Tri-pola, karena pola tersebut harus terdiri atas 3 pola jaitu :1. pola projek.2. pola pendjelasan dan3. pola pembeajaan.

Kemudian telah ditentukan pula bahwa rantjangan pembangunan ini dinamai Rantjangan Dasar Undang 2 Pembangunan Nasional Se-mesta Berentjana jang mendjadi haluan pembangunan bagi negara sesuai dengan istilah dalam Konstitusi Proklamasi pasal 3.

Achirnja bahwa rantjangan tersebut telah disahkan oleh Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara dan sesudah disahkan maka tidak ada satu instansi-pun jang boleh merubah naskah itu lagi.

Kepada Depernas ditugaskan untuk menggariskan gambarnja de-ngan djiwa pelukis jang tegas, kuat dan terang dengan garis-garis jang berkata kepada Bangsa Indonesia ; membuat gambar jang mem -beri harapan kepada kita semua ; gambar jang dapat mengadjak Bang-sa Indonesia untuk mengerdjakannja ; gambar jang sesuai dengan irama, rasa keperibadian dan tindjauan hidup Bangsa Indonesia.

Tugas ini amat berat, terlebih-lebih kalau diingat waktu jang sa -ngat terbatas, pengalaman jang kurang dan sedikitnja tenaga jang ada pada Depernas. Tetapi tugas jang berat dirasakan oleh Depernas mendjadi ringan, karena bertekad bulat hendak mengabdi kepada Bangsa. Waktu jang terbatas dirasakan mendjadi agak pandjang ka-rena Depernas bekerdja dengan tidak menghiraukan malam atau Siang. Depernas bekerdja selama ada tjahaja.

Perusahaan negara (government enterprice)dan perusahaan swasta (private enterprice).

Telah pernah diutjapkan oleh anggota Kabinet, bahwa dalam perusahaan-ekonomi pada hari datang akan dibagi-bagi antara Peme -rintah dan Swasta menurut tarif fifty and fifty procent. Utjapan itu membutuhkan pendjelasan, terutama apa artinja paro-paroan itu. jang tidak dibagi-bagi karena seluruhnja dikuasai oleh negara, jaitu menurut Konstitusi pasal 33 dan kebidjaksanaan pemerintah, jaitu perusahaan djcnis pertama, kedua dan ketiga, semuanja menurut pa-sal 33 ajat (2) dan (3) serta jang dianggap vital oleh Pemerintah.

Selain daripada perusahaan ekonomi bidang I, II dan III, maka adalagi bidang IV, jaitu bagian besar jang diluar ketiga djenis per -usahaan I, II dan III itu.

Bidang keempat inilah jang akan dibagi-bagi atas paro-paroan, antara Pemerintah dan swasta. Paro-paroan ini-pun djuga harus di -

165

fahamkan benar-benar. Kadang-kadang paro-paroan itu mengenai djumlah projek pembangunan, misalnja 3 paberik kertas bagi Peme -rintah dan 3 paberik kertas bagi swasta. Tjontoh jang lain, jaitu da -lam suatu projek pembangunan boleh pula didjalankan 50% ditangan Pemerintah dan 50% ditangan swasta. Djuga dalam projek djenis ke -empat ini tunduk kepada kekuasaan ekonomi — sosialis dan tidak da -pat berkembang setjara liar dan liberal, sehingga boleh menimbulkan kekatjauan dalam management, produksi, distribusi dan malahan dju-ga dibidang konsumsi.

Perekonomian kekaluargaan jalah ekonomi-nasional jang terpim-pin oleh Negara Republik Indonesia. Supaja pimpinan itu bergerak diatas rel jang normal dan teratur, maka dalam pimpinan perusahaan 2

keempat djenis itu hendaklah dewan2 perusahaan dengan suara dan pertimbangan buruh mendapat tempat jang legal, seperti kemarin telah diutjapkan oleh Presiden dalam Amanatnja kepada Kongres SOBSI III.

Beban Rakjat Utang Negara.

Berkat kemerdekaan nasional jang telah tertjapai, memang Bang-sa Indonesia telah lama meliwati kepahitan hidup dengan sembojan kolonial, „segobang satu hari”, tetapi kesedjahteraan belum masuk kedalam taraf Adil dan Makmur jang mendjadi dasar dan tudjuan pengisian kemerdekaan jang telah kita proklamirkan.

Apabila diteliti anggaran belandja Negara dari tahun 1950 sampai dengan tahun 1959, maka dapat diambil beberapa kesimpulan pen-ting.

1. Belandja pegawai naik dengan 5,5 kali, sedang dalam kenjataan -nja tingkat penghidupan pegawai semakin rendah.

2. Belandja barang naik dengan 4 kali, sedang kenjataan menun-djukkan bahwa kelantjaran-kelantjaran administrasi makin kendor karena kekurangan alat-alat.

3. Belandja modal naik dengan 49 kali, sedang pembangunan jang dilakukan hampir tak berarti.

4. Pengeluaran naik dengan 4 kali, sedang penerimaan naik dengan 2,5 kali, sehingga negara setiap tahun mengalami defisit jang makin besar.

5. Defisit naik dengan 11 kali jang mengakibatkan volume uang jang beredar dalam masjarakat bertambah besar dengan tidak di ikuti tambahan barang.

6. Dalam merealisasi anggaran belandja baru satu kali kita menun-djukkan kelebihan (surplus).

7. Hutang pemerintah diluar-negeri (1.958) turun mendjadi 64% ja-itu Rp. 2.421,— djuta jang berarti Rp. 26 hutang devisen per -kapita.

8. Hutang dalam negeri naik dengan 2 kali jaitu Rp. 4.670 djuta jang berarti + Rp. 51 hutang per-kapita.

166

9. Hutang djangka pendek naik dengan 8,5 kali jaitu Rp. 31.195 djuta jang berarti ± Rp. 339 hutang per-kapita.

10. Hutang pada Bank Indonesia naik dengan 8 kali jaitu Rp. 24.832 djuta jang berarti ± Rp. 270 hutang per-kapita.

Dengan demikian maka setiap warga Indonesia telah dibebani hu -tang sebanjak:1. Rp. 26,— (devisen djangka pandjang)2. Rp. 51.— (djangka pendek)3. Rp. 339.— (hutang djangka pendek)4. Rp. 270,— (hutang pada Bank Indonesia)

Rp. 686,—Sedangkan pendapatan per-kapita adalah Rp. 2.500,— setahun.Semua angka-angka diatas tadi haruslah diprojektir kepada djum-

lah penduduk jang setiap tahun bertambah dengan 2,3%. dan usia Ne-gara Indonesia merdeka selama 15 tahun serta mengingat kekajaan alam Indonesia dan achirnja diperbandingkan dengan kemadjuan ne -gara-negara tetangga jang kira-kira bersamaan waktu merdeka dengan Indonesia dan jang djauh lebih kurang potensi alam dan tjatjah-djiwa manusia.

Sebaliknja dapat kita mentjatat beberapa kemadjuan jang besar, kadang-kadang jang mengagumkan dalam bidang lain, seperti bidang pendidikan, bidang kesedjahteraan sosial dan bidang kesehatan.

Gambaran suram haruslah diletakkan disamping gambaran terang untuk mendapat penilaian pembangunan jang objektif dan djika di -djumlahkan hal-hal jang minus dengan hal-hal jang plus dan segala sesuatu diprojektir, potensi alam dan potensi manusia Indonesia, maka satu-satunja kesimpulan jang dapat diambil ialah :

Dalam waktu jang lampau kita seharusnja dapat mentjapai gam-baran lebih menggembirakan.

Neratja pembangunan kita harus melahirkan satu keinsjafan di -kalangan pemimpin-pemimpin Bangsa Indonesia akan kelalaiannja di -djaman lampau dan mudahan-mudahan lahir keinginan mengedjar ke -tinggal dengan langkah jang lebih tjepat dan lebih besar, agar dapat pertama-tama memberi perbaikan hidup pada rakjatnja sendiri dan achirnja pada waktu jang tidak terlampau lama dapat pula menjum-bang dengan positif kepada kemakmuran seluruh umat manusia.

Pendapatan Nasional dan Penduduk.

Depernas ingin meminta perhatian Saudara-saudara untuk dua hal jang penting sekali untuk perentjanaan jaitu : djumlah penduduk dan pendapatan nasional.

Dalam mendjalankan pekerdjaannja = Depernas sering terben-tur pada angka-angka jang berlainan mengenai penduduk jang di -pergunakan sebagai dasar perhitungan oleh berbagai instansi dalam negara kita. Depernas tidak dapat bekerdja atas angka-angka jang berlainan itu. Depernas menginsjafi bahwa soal penduduk adalah soal

167

pokok dalam perentjanaan, karena penduduklah jang mendjadi tudju-an pembangunan dan penduduk pulalah jang mendjadi pelaksana pembangunan. Keterangan-keterangan jang tepat mengenai djumlah penduduk adalah satu keharusan dalam setiap penjusunan rentjana dan dalam pelaksanaan dan penilaian pembangunan.

Didorong oleh keperluan maka Depernas telah membentuk satu Panitia Djumlah Penduduk Indonesia jang setjara populer disebut Panitia Johannes. Menurut penjelidikan Panitia tersebut jang mem-pergunakan segala bahan jang ada didalam dan diluarnegeri, maka djumlah penduduk pada tahun 1960 adalah 92,7 djuta dan pada tahun 1970 akan mendjadi 116,4 djuta.

Percentase kenaikan penduduk jang dipergunakan untuk masa 1960 hingga 1970 adalah 2,3. Depernas berpendapat bahwa perlu di -adakan setjepat mungkin pentjatatan djiwa untuk mengumpulkan ba -han-bahan selengkapnja mengenai penduduk kita. Depernas bersiap memimpin organisasai perhitungan tjatjandjiwa jang akan berlang -sung.

Pendapatan Nasional.

Depernas berpendapat bahwa kurang bertanggung djawab mem-pergunakan angka pendapatan nasional bangsa kita pada ketika ini. Angka-angka jang dipakai oleh beberapa kalangan ialah 206 miljar untuk tahun 1959. Depernas telah meneliti angka-angka ini dan de-ngan menghitungnja berdasarkan sektor produksi, terutama disektor perhatian jang memberikan keterangan jang agak lengkap. Berdasar -kan keterangan jang lampau jang merupakan angka taksiran, maka djumlah pendapatan nasional Indonesia pada ketika ini tidaklah 206 miljar atau Rp. 2.200 per-kapita, tetapi 236 miljar atau Rp. 2.500 setahun dengan djumlah penduduk sebanjak 92,7 djuta.

Sekali lagi perlu ditandaskan disini bahwa Depernas tidak ingin mempergunakan angka-angka jang berdasarkan taksiran. Angka-ang-ka ini dipergunakan hanja sekedar mengarahkan pikiran. Kita tidak dapat mempertjajai satu angka mengenai pendapatan nasional, sedang -kan djumlah penduduk tidak kita ketahui dengan pasti.

Depernas berpendapat, bahwa lebih tepat untuk sementara waktu memakai fakta-fakta sebagai pengukur kemakmuran bangsa Indonesia, sampai terpenuhi pentjatatan penduduk jang baik dan terpenuhi pula pentjatatan kegiatan ekonomi jang sempurna.

Sosialisme Pantja Sila.

Perkenankanlah saja kini menguraikan dasar-dasar pikiran jang dipergunakan oleh Depernas untuk memetjahkan tugas jang diberi -kan.

Tudjuan dari Pembangunan Nasional Semesta Berentjana adalah SOSIALISME INDONESIA, jaitu tata-masjarakat adil dan makmur berdasarkan Pantja Sila.

168

Sosialisme Indonesia seperti diartikan oleh negara-negara Barat, tetapi Sosialisme Indonesia berisi perpaduan jang laras dari unsur unsur keadilan sosial dan unsur-unsur Indonesia seperti tergambar dalam azas Gotong-rojong dan Kekaluargaan jang merupakan tjiri -tjiri pokok dari kepribadian Indonesia.

Dalam melaksanakan Keadilan Sosial dengan berlandaskan Go-tong-rojong dan Kekaluargaan tudjuan jang dikedjar dan akan dilak -sanakan adalah : Kesedjahteraan bersama, dimana terdapat kemak-muran materiil dan spirituil dalam bentuk kekajaan umum bendaniah dan rochaniah jang melimpah-limpah serta pembagiannja jang rata dan merata sesuai dengan sifat perbedaan masing-masing warga dalam keluarga bangsa.

Sosialisme Indonesia mengadjar dalam bidang politik untuk ter -tjapainja negara Indonesia jang pandjang-luas kemashurannja dan tinggi-unggul martabat dan kewibawaannja, dimana rakjat dan peme -rintahnja bersatu-padu dan seia-sekata mewudjudkan kesedjahteraan bersama.

Dalam bidang ekonomi, Sosialisme Indonesia mengedjar terwu-djudnja suatu tata-perekonomian jang disusun sebagai usaha bersama berdasarkan kekaluargaan, dimana Pemerintah dan Rakjat atau Ne-gara dan Swasta bekerdja bersama saling isi-mengisi untuk mendja lankan produksi dan distribusi guna mewudjudkan kekajaan umum jang berlimpah-limpah serta pembagiannja jang adil. Dengan berpe doman bahwa kemakmuran masjarakatlah jang harus senantiasa diutamakan dan bukan kemakmuran orang-seseorang, dalam tata-perekonomian kekaluargaan Sosialisme Indonesia, hak milik perseorangan tetap diakui tetapi ditundukkan kepada batas-batas jang ditentukan oleh fungsi sosialnja dalam usaha bersama dibawah pimpinan Pemerintah Nasional. Tata-perekonomian Sosialisme Indonesia berpedoman dasar bahwa tudjuan dari segala usaha dalam lapangan ekonomi dan keuangan adalah untuk mewudjudkan keadilan dan melenjapkan pendjadjahan dalam bentuk apapun serta pemberantasan perbudakan jang memandang manusia hanja sebagai alat untuk kepentingan sen -atau golongan sendiri.

Dalam bidang kemasjarakatan, Sosialisme Indonesia mengedjar tertjapainja suatu masjarakat jang aman tenteram dan sedjahtera, di -mana para warganja dapat senantiasa bekerdja dengan aman dan atas dasar kekaluargaan dan gotong-rojong, dan terdjamin adanja tjukup makanan, pakaian dan perumahan, pemeliharaan kesehatan dan pen-didikan serta djaminan hari tua bagi setiap warganja. Pula, masjara-kat Sosialis Indonesia harus dapat memberikan djaminan bahwa se-tiap warganja dapat menikmati dan memperkembangkan kebudajaannja serta menjempurnakan hidup kerochaniahnja, hingga sungguhsungguh terlaksanalah kesedjahteraan lahir bathin.

SoSialisme Indonesia sebagai, rumusan dari Amanat penderitaan rakjat, dimulai pembangunannja sedjak saat Proklamasi Kemerde-kaan Indonesia, jang merupakan sumber inspirasi dan hikmat kebi -

169

djaksanaan dalam mendjalankan Revolusi Indonesia sebagai tjetusan dari Amanat Penderitaan Rakjat.

Djangka waktu rentjana delapan tahun atau satu windu.Depernas mempergunakan djangka waktu 8 tahun atau satu win-

du, jaitu dari tahun 1961-1969 untuk Rentjana I ini.Penentuan djangka waktu tersebut didasarkan atas beberapa per -

timbangan :a. Projek-projek dalam Rentjana I memerlukan waktu jang agak pan-

djang untuk pengesahan dan persiapan administratip.b. Banjak diantara projek adalah baru sama sekali jang memerlukan

penindjauan (survey) dan penelitian (re-search).c. Pemilihan alat-alat dan mesin2 jang tjotjok serta pembuatannja

memerlukan banjak waktu.d. Perhubungan dan pengangkutan didalam negara kita masih sangat

lambat.e. Tenaga-tenaga untuk melaksanakan projek harus disediakan.f. Produksi jang berarti sebagai hasil kebanjakan projek-projek besar

baru dapat diharapkan dalam tahun ke-4.Djangka waktu 8 tahun meliputi keseluruhan planning. Dalam

djangka waktu itu ada rentjana jang berdjalan 3, 4 dan 5 tahun.Dalam djangka waktu 3, 4 dan 5 tahun itu diharapkan projek-

projek tersebut sudah dapat memperkembangkan diri (self generating) dengan tidak memerlukan investasi setjara luarbiasa. Dari sekarang djuga harus dipikirkan apakah tidak sebaiknja sesudah Rentjana I berachir dimulai sekaligus melaksanakan dua rentjana.

Pembangunan semesta 1961-1969 akan dibagi dalam dua anak tahapan, jaitu tahapan I 1961-1964 selama 3 tahun. Anak tahapan jang ke-II selama 5 tahun, jaitu 1964-1969. Dalam anak tahap I akan diselenggarakan segala projek sandang pangan untuk mentjapai da-lam 3 tahun itu keadaan self supporting masuk kepada bidang projek sandang pangan, jaitu : projek beras, projek pakaian, projek obat -obatan dan pabrik kertas. Selain daripada itu maka didalam anak tahap I dilakukan penelitian untuk menentukan dasar-dasar volume atau deposito barang logam jang ada didalam pangkuan Indonesia. Barulah dalam anak tahap II diselenggarakan segala projek jang lain, terutama bagi perkembangan industri dan industri berat. Pembangun-an semesta tanpa industri berat tidaklah mungkin. Dengan tertjapai-nja projek sandang pangan mendjadi self supporting, maka pada per -mulaan anak tahap II sudah banjak devisen Dollar tidak terpakai lagi. Pembagian windu pembangunan 1961-1969 adalah setjara prinsipieel dan technisch sudah dirintis oleh Depernas.

Maka pada tahap II dapat dipertimbangkan berlangsungnja pem-bangunan semesta jang ............................memerlukan waktu 15 hingga 20 tahun. Dalam rentjana djangka pendek dimasukkan soal-soal pem -bangunan biasa dan dalam rentjana djangka pandjang dimasukkan soal-soal jang mempunjai kedudukan amat penting dalam kehidupan negara, seperti industri badja, listrik, djalan-djalan dan perkapalan.

170

Djumlah investasi untuk Rantjangan I ini adalah sebesar Rp. 240 miljar atau untuk tiap tahun Rp. 30 miljar. Djumlah investasi setiap tahun seperti tersebut diatas dihitung dalam persentase dari pendapatan nasional 1960 adalah kira-kira 13%.

Persentase ini diambil atas dasar pertimbangan :1. Tingkat penghidupan rakjat Indonesia dewasa ini sudah sedemikian

rendahnja dan rakjat tidak mungkin lagi dibebani kewadjiban. memikul pembeajaan jang besar djumlahnja. Oleh karena itu ma-ka pembeajaan pembangunan semesta sedapat-dapatnja dilakukan tanpa defisit-spending dan tanpa kenaikan padjak.

2. Rentjana I ini harus diberi fungsi sebagai djalan untuk memper-oleh pengalaman membangun dalam arti luas, waktu untuk mem-persiapkan tenaga membangun setjara besar-besaran dan memberi landasan untuk Rentjana II dan Rentjana-rentjana selandjutnja.

3. Dalam hampir semua bidang pembangunan masih harus dilakukan penelitian jang mendalam dan seksama untuk memberi djaminan sebesar-besarnja akan tindakan jang ingin dikerdjakan.

Investasi sebesar 13% dari pendapatan nasional setiap tahun bu-kanlah merupakan djumlah jang absolut sebab masih ada investasi jang sedang/akan dikerdjakan oleh Departemen-departemen, Pemerintah Daerah dan pihak Swasta, jang belum dimasukkan dalam Rentjana I ini.

Apabila investasi tersebut diatas diperhitungkan seluruhnja maka djumlah investasi dalam pembangunan semesta akan berdjumlah mi-nimal 15% dari Pendapatan Negara 1960.

Pembangunan-semesta bernilai240 miljar rupiah.

Waktu saja sebagai Ketua Depernas menjerahkan hasil peker-djaan Depernas sebesar 17 djilid dalam 8 buku dan terbagi atas 1945 paragraf dan 5100 halaman roneo, maka saja berfikir bahwa dahulu dalam zaman pendjadjahan Belanda, kita membentuk perekonomian Rakjat dengan segobang satu hari. Berkat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Dewan Perantjang Nasional telah bertekad bulat menjum-bangkan rantjangan jang bernilai 240 miljar rupiah, atau seperempat kali seribu kali kali seribu kali kali seribu rupiah atau ¼ kali 1000 tingkat empat, atau hampir 6 billiun dollar Amerika. Inilah nikmat-nja bagi kita bekas si Inlander jang berdjuang dengan berhasil baik sehingga mendjadi orang Indonesia Merdeka, bebas dan berdaulat.

Djumlah investasi sebesar Rp. 240 miljar disebarkan diantara bi-dang Pembangunan seperti dibawah ini :

171

No. Bidang Djumlah Djumlah% Projek

ProjekTjadangan

I. Mental dan Rochani 7,421. Pendidikan 43 142. Kebudajaan 9 5

II. Penelitian 1,11 16 —III. Kesedjahteraan Rakjat 2,58 11 —IV. Pemerintahan 1,51 6 3V. Pembangunan chusus 12,50 1

VI. Produksi 45,111. Industri 81 82. Pangan 83. Sandang 74. Perobatan 6 —

VII. Distribusi 25,07 144 3VIII. Keuangan

(Termasuk tourisme) 4,70 3 —

Djumlah 100.—

335 33

Pembeajaan Pembangunan dengankekajaan alam.

Perlu saja tegaskan, bahwa pembangunan semesta berwudjud me -ringankan beban Rakjat supaja dengan kegembiraan membentuk mas-jarakat sosialis Indonesia. Beban Rakjat telah berat sekali, dan telah sampai mendekati plafond jang tertinggi. Oleh sebab itu pembeajaan -pembangunan djangan memberatkan beban Rakjat, dan sedapat-dapat -nja menghilangkan beban jang berat itu. Djadi untuk kepentingan pembangunan harus ditjari djalan lain, tidak menambah lagi beban belasting, djangan djikalau bisa djangan dengan defisit spending dan djangan dengan penanaman modal asing jang kontra-revolusioner dan kolonial, melainkan kerdja-sama ekonomi dengan modal-asing jang progresif.1. Depernas membangun atas pokok-pokok pikiran :

a. Sedapat-dapatnja tidak diadakan defisit spending ;b. Sedapat-dapatnja tidak diadakan kenaikan padjak;c. Sedapat-dapatnja tidak mengganggu anggaran belandja tahunan

negara.2. Sumber-sumber pokok jang dipergunakan untuk pembeajaan pem-

bangunan ialah kekajaan alam.3. Tjara mengusahakan sumber-sumber tersebut dipedomani oleh pa-

sal 33 Undang-undang Dasar dan Amanat pembangunan Presiden dengan djalan kerdja-sama ekonomi dan tehnik dengan pihak asing dalam waktu sesingkat mungkin.

172

4. Kerdja-sama ekonomi dan teknik itu didasarkan pada pikiran :a. Indonesia membutuhkan luarnegeri dan luarnegeri membutuh-

kan Indonesia.b. Jang dibantu harus mendjadi lebih kuat untuk dapat memban-

tu dirinja sendiri dan dikemudian hari sanggup pula memban-tu fihak lain.

5. Projek-projek pembangunan dibagi 2 jaitu :a. Projek jang dibangun untuk menambah kesedjahteraan rakjat

dan jang disebut Projek A atau diperkembangkan untuk men-tjari beaja.

b. Projek jang dibangun mendjalankan Projek A dan jang disebut Projek B.

6. Hubungan antara anggaran belandja tahunan dan anggaran belan-dja pembangunan harus dilihat dalam rangka pikiran dibawah ini :a. Tekanan pada anggaran belandja tahunan akan berkurang ba-

njak karena sebagian besar belandja modal dipindahkan padaanggaran belandja pembangunan.

b. Penetapan anggaran belandja tahunan bertambah dalam ben-tuk bea dan tjukai, puim dan puex serta padjak karena ke-giatan pembangunan.

c. Dengan mengadakan penghematan dilapangan anggaran belan-dja tahunan setjara sungguh-sungguh, maka pada anggaran be -landja tahunan dapat diberi tugas memperbaiki nilai rupiah kita jang diharap akan tertjapai dalam tiga a empat tahun.

7. Penelitian pembangunan untuk rentjana pertama ini sebaiknja di-dasarkan pada fakta-fakta jang njata dan tidak pada kenaikan pen-dapatan nasional.Selandjutnja dapatlah saja terangkan bahwa tugas Depernas tidak

berachir dengan pembuatan rentjana ini. Menjatakan keperluan dan keinginan rakjat tidaklah tjukup. Dewan Perantjang Nasional harus sanggup membantu mewudjudkan keinginan rakjat itu. Dewan Peran-tjang Nasional harus sanggup membantu menukar rentjana diatas kertas mendjadi pabrik, menukar rentjana mendjadi kapal dan dok, mendjadi sekolah Rakjat, mendjadi rumah sakit dan sebagainja. Depernas tidak mengingini rentjana tetap tinggal diatas kertas.

Tugas jang terletak dihadapan Depernas sesudah rentjana ini diterima oleh Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara ialah :1. Membantu memberi penerangan akan arti rentjana pembangunan

kepada semua golongan dan lapisan diseluruh tanah-air.2. Membantu mengadjak seluruh masjarakat agar bergotong-rojong

mengerdjakan rentjana ini.Revolusi Nasional Indonesia harus masuk dalam tingkat Revolusi

Pembangunan Indonesia. Depernas mengetahui dengan sungguh-sungguh, bahwa kita dihadapkan kepada masa pelaksanaan jang amat sulit. Suatu rentjana pembangunan tidak mungkin dilaksanakan de-ngan andjuran sadja, tetapi hanja dapat diwudjudkan dengan me-meras keringat.

173

Depernas mengerti bahwa pidato tidak mungkin mentjiptakan pa-brik, dan sembojan tidak mungkin membuat waduk besar. Indonesia adil dan makmur hanja dapat dibentuk dengan bekerdja bersungguh-sungguh. Masjarakat sosialis hanja dapat dibina dengan bekerdja ke -ras.

Tugas jang dihadapi sekarang djauh lebih besar dan lebih berat daripada perentjanaan. Tetapi Depernas ingin menandaskan bahwa watak Pemimpin, watak sesuatu bangsa dapat melaksanaan sesuatu program raksasa.

Itulah jang saja tegaskan, dengan menghindarkan beban Rakjat, supaja Pembangunan Semesta dibeajai kekajaan alam Indonesia dan dimana perlu ditambah pula dengan pindjaman longterm credit atas keuntungan kedua belah pihak atau mutual benefit, Masjarakat so -sialis Indonesia adalah kepentingan dunia sosialis seluruhnja.

Uraian tentang bentuk juridis diatas memberi dua kesimpulan :Pertama: semuanja projek A dan B hendaklah didjalankan de-

ngan organisasi perusahaan-nasional Indonesia, baik jang didalam ta -ngan Pemerintah ataupun dalam tangan swasta jang bonafide dan jang memiliki hasrat menandakan tjiri-tjiri sosialisme Indonesia. Itu se -muanja sesuai dengan Konstitusi pasal 33.

Kedua : dalam rangka atau dibawah perusahaan — nasional itu dapat didjalankan kerdjasama teknik, baik dengan swasta Indonesia ataupun dengan tenaga ahli luarnegeri, dan begitu pula dapat didjalan -kan kerdja-sama ekonomi jang mengikut sertakan kapital dalam negeri dan kapital luar negeri dengan terbatas kira-kira 20 — 40% dari amount pembangunan semesta, lepas dan bebas dari pada penanaman modal asing dan ekonomiliberal.

Sjarat-sjarat diatas tertudju kepada perusahaan jang baru. Per -usahaan jang lama haruslah dibawa atau ditranformir kebentuk atau pola juridis jang baru.

Konstitusi, Manipol, Amanat-pembangunan Presiden, keputusan Depernas dan Ketetapan MPRS memberi pegangan kepada kesimpulan diatas.

VII. Meningkatkan suasana Pembangunan Semesta.

Bidang penjelenggaraan pembangunan semesta berisi beberapa unsur jang mutlak harus ada, supaja penjelenggaraan itu didjamin berhasil. Unsur itu jalah:

1. Supaja penjelenggaraan sesuai benar-benar dengan tripola pembangunan. Penjelenggaraan jang berlainan daripada tri-pola jang telah ditetapkan oleh MPRS berarti penjelewengan atau pentjolengan.

2. Supaja turnbuh semangat berhemat tenaga, berhemat pem-beajaan dan berhemat waktu. Angka-angka pembeajaan jang dipakai dalam pola-pembeajaan adalah angka-maksimal ; demikian pula waktu delapan tahun adalah djuga maksimal. Tenaga jang dibutuhkan dari

174

Rakjat adalah tenaga raksasa jang harus dikerahkan dan diperguna-kan untuk pelaksanaan. Apabila semangat pembangunan tumbuh dan meriah dalam suasana gotong-rojong dan holopis kuntul baris, maka akibatnja kita menghemat tenaga phisik dan mental ; akan berakibat pembeajaan 240 miljar akan berkurang, dan djangka waktu 8 tahun akan lebih pendek. Tenaga Rakjat Indonesia adalah suatu reserpoir tenaga berpuluh djuta Rakjat, baik jang dilaksanakan setjara gugur gunung ataupun karena harus dibajar untuk memberi kerdja kepada Rakjat jang djangan menganggur. Tjontoh-tjontoh pengerahan tenaga rakjat dinegara sosialis jang telah berpengalaman pembangunan tidak lah sedikit bahwa mau berhemat tenaga, uang dan waktu, tidak sedikit djumlahnja.

Pengerahan tenaga rakjat untuk membangun semesta adalah pen-ting dan berarti essentieel bagi pelaksanaan jang efficient, dan mem-pergunakan tenaga rakjat membuat pembangunan semesta mendjadi bersifat nasional. Pembangunan semesta jalah pembangunan nasional Indonesia, dan sebagian daripada pembentukan masjarakat sosialis sedunia pada hari depan.

VIII. Romantik Revolusi Pembangunan Semesta.

Pembangunan raksasa, landreform dan potensi Nasional jang me-limpah-limpah akan mendjadi api dilautan Revolusi Pembangunan, djika semuanja ditjetuskan dalam suasana romantik revolusi. Dida-lam romantik revolusi menjalanja api tenaga keruhanian untuk mem-bangunan dari 92 djuta djiwa Rakjat Indonesia jang bergolak. Tenaga itu tidak batasnja, seperti terbukti dalam zaman jang lampau.

Dalam zaman kolonial sampai hari Proklamasi Rakjat Indonesia menjelubungi Pergerakan Kemerdekaan Indonesia dengan semangat romantik revolusi, jang tak mengenal letih-lesu dan djerit-derita. Berhasillah Pergerakan Kemerdekaan Indonesia itu menolak impe-rialisme dan kolonialisme dan menegakkan idea Indonesia Merdeka.

Pada hari Proklamasi menjalalah semangat romantik kemerde-kaan, jang bergaja dan berdaja membawa Rakjat kedalam kantjah Revolusi menghantjurkan imperialisme-kolonialisme dan menegakkan negara kesatuan Republik Indonesia atas kemerdekaan jang penuh, bulat dan berdaulat.

Romantik Proklamasi membakar seluruh Indonesia, Asia Tengga-ra dan benua Asia-Afrika.

Kemudian Revolusi Indonesia sendiri hidup berkembang dengan intensnja ditempat dan pada angkatan bangsa jang diilhami kepulung-an romantik, jang dituruni wahju kapudjanggan Republik. Kita tu-run komedan pertempuran karena didorongkan oleh romantik revolusi, jang membawa Rakjat Indonesia ketaraf revolusi waktu sekarang da-lam dua-windu atau 16 tahun perdjuangan mahadahsjat. Berdjuang, bertempur dan berdiplomasi karena didorongkan oleh romantik Re-volusi.

175

Kini revolusi sampai ketaraf pembangunan semesta. Wahai Bang-sa Indonesia Angkatan sekarang jang hidup berbahagia dalam negara merdeka-berdaulat Republik Indonesia ! Ketahuilah bahwa pelaksa-naan tjita-tjita Indonesia Merdeka itu jalah hasil perdjuangan dizaman jang lampau. Dizaman pendjadjahan naik mimbar orator-orator dilo-bang singa perdjuangan menabur tjita-tjita kemerdekaan, dan berani menanggung segala risiko dan pengorbanan. Waktu itu raksasa orator-orator Indonesia turun naik mimbar, dan bersilih ganti masuk tahan -an pendjara dan pembuangan, satu djatuh sepuluh gantinja; dan hi -lang sepuluh tumbuh seratus. Diatas penderitaan jang gagah-perkasa itu sampailah Pergerakan Kemerdekaan mengantarkan Rakjat Indo-nesia kepada pintu gerbang kemerdekaan. Berdirilah negara-kesatuan Republik Indonesia atas penderitaan Rakjat dan penderitaan 16 tahun jang lampau.

Kini wahai Angkatan Bangsa Indonesia jang hidup bergelora di -atas ajunan Revolusi jang meningkat dan jang belum selesai!

Setelah Rakjat Indonesia berdjuang dan bertempur membela negara-kesatuan Republik Indonesia dengan darah dan hikmah, maka datanglah waktunja dalam Revolusi ini djuga membentuk masjarakat sosialis Pantja Sila dengan melaksanakan pembangunan semesta-na -sional-berentjana dengan bertahap-tahap sampai jang ditudjui tertja-pai dengan sempurna. Perdjuangan telah berhasil membentuk negara Republik Indonesia dan kini langsung membentuk masjarakat mer-deka-berdaulat-bersatu-adil dan makmur ; 335 projek A dan 8 projek B akan bertebaran diseluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.

Ajunan tjangkul pertama telah dilakukan pada hari pembuka ta-hun 1961 ditempat Proklamasi jang luhur-gemilang diutjapkan oleh Pemimpin Besar Revolusi Indonesia. Revolusi Pembangunan berdja-lan terus, sampai negara dan masjarakat jang diidam-idamkan Pro -kiamasi mendjadi tertjapai dan terlaksana. Laksanakanlah segala pro-jek Depernas dalam beberapa tahap dengan kejakinan setelah wadja dan dengan kegemhiraan hidup dengan melihat tjahaja fadjar masja -rakat sosialis Pantja Sila dalam negara-kesatuan Republik Indonesia jang luhur dan gemilang.

Alangkah megahnja negara Republik Indonesia itu sebagai Pacific Power bertempat dipersimpangan dua-benua dan dua-samudera, se -perti telah diimpikan oleh Bung Karno berpuluh-puluh tahun jang lampau didepan pengadilan dikota Bandung dan sepandjang pidatonja 5 tahun jang lampau di Heidelberg am Neckar, penuh dengan per-paduan romantik Djerman Barat dan romantik Revolusi Indonesia ! Sementara itu Insja Allah Irian Barat sudah kembali kepangkuan Ibu Pertiwi.

Kesana kita bergerak dan membangun ; berkat Rahmat Allah pas-tilah akan terbentuk suatu Pacific Power jang terdjelma berupa ne-gara-kesatuan Republik Indonesia jang meliputi Masjarakat Sosialis Pantja Sila, berkat pembangunan Semesta.

Fadjar ditimur sudah menjingsing !

176

pembangunan semesra 177

178

179

180

p e m b a n g u n a n s e m e s t a 1 3 181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

195

196

197

198

199