… · web viewdalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor...

71
NERACA PEMBAYARAN DAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI 310383-(13)

Upload: others

Post on 17-Jun-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

NERACA PEMBAYARAN DAN PERDAGANGAN

LUAR NEGERI

310383-(13)

Page 2: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing
Page 3: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

BAB IVNERACA PEMBAYARAN DAN PERDAGANGAN

LUAR NEGERI

PENDAHULUAN.A. Situasi ekonomi internasional.

Sejak tahun 1966 situasi moneter internasional mengalami kegoncangan-kegoncangan yang hebat dan sudah barang tentu membawa akibat terhadap pertumbuhan perdagangan inter-nasional bagi semua negara didunia. Kegoncangan-kegoncangan dalam sistim moneter internasional, pada hakekatnya dimulai dengan kenyataan bahwa perjanjian Bretton Woods dalam tahun 1944 sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan-perkembangan ekonomi internasional. Perjanjian Bretton Woods ini pada hakekatnya menggantungkan seluruh sistim keuangan dunia kepada dominasi dollar, dan meletakkan dasar-nya pada usaha-usaha untuk mempertahankan harga emas pada US $ 35 setiap ounce. Hal ini berarti bahwa sistim ini tidak mengandung mekanisme untuk menyesuaikan harga emas dan mata uang terhadap kekuatan ekonomi negara masing-masing.

Standard dollar yang ditetapkan di Bretton Woods, dicipta-kan dalam dklim dimana seluruh dunia mengalami kekurangan akan dollar, akibat hancurnya kapasitas produksi di-negara-negara Eropa Barat dan Jepang. Dengan demikian Amerika Serikat merupakan satu-satunya negara yang dapat memenuhi kekurangan-kekurangan akan barang-barang kon-sumsi maupun produksi. Hal ini memungkinkan Amerika Seri-kat membayar defisit neraca pembayarannya dengan uang sendiri dan dengan demikian mendesak bank-bank sentral negara-negara lainnya untuk terus menerus menyimpan dollar. Dilain pihak situasi ini memungkinkan pula bagi Amerika

195

Page 4: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

Serikat untuk terus menerus mengalami defisit tanpa mengha- biskan cadangan emasnya. Sementara itu nilai dollar Amerika Serikat didalam negeri terus menerus turun karena naiknya tingkat harga didalam negeri. Dalam waktu yang bersamaan neraca pembayaran Amerika Serikat selalu pula menunjukkan defisit karena pembiayaan perang Vietnam dan program ban-tuan luar negeri.

Selanjutnya keadaan dni menyebabkan jumlah dollar didalam sistim moneter internasional meningkat terus. Akibatnya nilai dollar turun terus menerus, kepercayaan negara-negara ter -ganggu dan akhirnya dollar tidak dapat lagi menjalankan peranannya sebagai standard moneter internasional.

Negara-negara Eropa Barat dan Jepang, ekonominya makin lama makin maju sehingga menyaingi ekonomi Amerika Serikat. Walaupun begitu kegoncangan dollar justeru terjadi di Eropa Barat dan Jepang. Dollar tersebut mengalir masuk dalam ben-tuk penanaman modal, karena pihak swasta dari, negara yang sudah maju lebih suka menanamkan modalnya dinegara-negara yang sudah maju pula dan bukan ditanam dinegara-negara berkembang yang sesungguhnya lebih memerlukan modal.

Untuk menyelamatkan nilai dollar, Presiden Nixon antara lain telah mengambil tindakan berupa mengurangi bantuan Amerika Serikat kepada negara-negara berkembang sebesar 10%. Akibat daripada tindakan ini negara-negara berkembang menjadi korban yang terbesar dari krisis moneter internasional.

Sementara itu untuk menanggulangi krisis moneter yang sedang terjadi, beberapa tindakan internasional sudah diambil antara lain berupa diciptakannya Special Drawing Right (SDR) yang mulai berlaku sejak bulan Januari 1970. Dalam komunike Brussel 13 September 1971, dinyatakan bahwa walaupun likwiditas internasdonal tetap akan terdiri dari emas, namun SDR akan disesuaikan dan dikembangkan sedemikian rupa, sehingga peranannya akan diperluas dan peranan dollar makin lama makin kecil.

Page 5: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

196

Page 6: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

Tindakan ini adalah pembatalan konvertibilitas dollar ter-hadap emas pada tanggal 15 Agustus 1971. Kemudian disusul dengan perjanjian Smithsonian (Snuithsonian Agreement) dalam bulan Desember 1971 yaitg dicetuskan oleh 10 negara Barat terkaya didunia yang tergabung dalam IMF. Pada hake-katnya persetujuan tersebut mengatur beberapa aspek mone-ter internasional yang segera harus diselesaikan, seperti penye-suaian paritas dollar dengan mata-mata uang penting lainnya tanpa mengubah status dollar dalam sistim moneter interna-sional. Amerika Serikat menyetujui untuk menaikkan harga emas dari US $ 35 menjadi US $ 38 per ounce yang berarti men-devaluasikan dollar dengan 7,89%.

Dengan diumumkannya hasil-hasil persetujuan tersebut, bebe-rapa negara telah menetapkan paritas baru mata uang mereka masing-masing terhadap dollar, antara lain Franc Belgia meng-adakan revaluasi sebesar 11,57%, Mark Jerman Barat sebesar 13,58%, Lira Italia sebesar 7,48% dan Yen Jepang. sebesar 16,88%. Keadaan setelah adanya persetujuan tersebut ternyata kepercayaan terhadap dollar tidak menjadi lebih baik. Satu dan lain sebab karena kaum spekulan menganggap Deutsche Mark dan mata uang Yen sebagai mata uang yang kuat.

Dalam bulan Pebruari 1973 terjadi knisis moneter interna-sional sehingga negara-negara yang sebelumnya telah mengu-sahakan penyesuaian-penyesuaian paritas mata uangnya ter-paksa harus mengadakan penyesuaian paritas-paritas baru. Krisis terakhir dni terutama bersumber pada kenyataan bahwa Pemerintah Jepang mempertahankan paritas mata uangnya walaupun tidak sesuai lagi dengan kenyataan sebenarnya. Dollar Amerika didevaluasikan dengan 10% dan mata uang Yen diambangkan. Dalam 2 hari pertama sejak pengambangan tersebut nilai yen naik dengan 16%.

Negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia tentu saja tidak dapat menghindarkan diri dari pengaruh gejo-lak krisis moneter internasional yang berlangsung diseluruh dunia. Pola perdagangan luar negeri Indonesia adalah amat di-

197

Page 7: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

pengaruhi oleh perkembangan-perkembangan dinegara-negara maju.

Setelah menderita resesi dan penurunan kegiatan industri dalam tahun-tahun 1966 dan 1967 maka negara-negara industri seperti Amerika Serikat, Eropa Barat dan Jepang mengalami perkembangan-perkembangan ekonomi yang pesat dalam tahun-tahun 1968 dan 1969. Dalam tahun-tahun 1970 dan 1971, laju pertumbuhan di negara-negara maju turun menjadi kurang dari 3%, dibandingkan dengan laju yang melebihi 6% dalam tahun-tahun1968 dan 1969.

Perkembangan perdagangan dari negara yang sedang mem-bangun, dalam tahun 1971 menjadi terganggu akibat krisis moneter internasional. Gangguan dni makin terasa dalam per-mulaan tahun 1972, karena effek daripada penyesuaian paritas dari berbagai negara,, sehdngga makin mempertajam nilai tukar perdagangan (terms of trade) antara negara-negara industri dan negara-negara yang sedang membangun.

Fluktuasi dalam perkembangan perdagangan dari negara-negara yang sedang membangun dengan negara-negara indus-tri mengandtmg dua hal. Pertama, pengalaman menunjukkan bahwa perubahan nilai dan volume ekspor tahun 1970 dan 1971 dari negara-negara yang sedang berkembang adalah sejalan dengan makin berkurangnya kegiatan ekonomi pada negara yang sudah maju. Kedua, dalam tahun 1971 nilai impor yang harus dibayar oleh negara yang sedang membangun meningkat, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Akibat dari nilai tukar perdagan.gan yang makin merugikan negara yang sedang membangun, ditambah pula dengan ada-nya krisis moneter internasional, maka negara-negara terse-but mengadakan berbagai tindakan penyesuaian agar supaya usaha pembangunan dapat dipertahankan.

Penyesuaian paritas valuta-valuta yang penting didunia mempunyai akibat navknya nilai ekspor dalam rupiah, yang dikaitkan dengan nilai dollar. Namun demikian, harga-harga komoditi tidak dengan sendirinya akan mengikuti perubahan

198

Page 8: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

nilai uang didunia. Negara seperti Indonesia akan lebih ber -hasil dalaan usaha-usaha menaikkan harga komoditi apabila bekerja sama dengan negara-negara produsen/eksportir dari komoditi yang sama. Hal ini misalnya dibuktikan dengan naik-nya harga minyak dan gula berkat usaha bersama negara-negara eksportir.

Dalam sidang tahunan Dana Moneter Internasional 1971 telah dibentuk suatu panitya khuSus yang disebut "Committee of 20" dengan tugas untuk memberikan saran-saran dan menyam'paikan laporan-laporan kepada Dana Moneter Inter-nasional mengenai segala aspek, yang berhubungan dengan perubahan sistim moneter internasional. Seperti diketahui, Menteri Keuangan Indonesia telah dipilih sebagai ketua dari "Committee of 20", yang akan bersidang dalam waktu dekat ini.

Sementara itu kegoncangan yang telah terjadi dibidang ke-uangan internasional, membawa berbagai pengaruh yang tidak menentu dan kurang menguntungkan laju pembangunan dan perdagangan negara-negara yang sedang berkembang. Kelesuan kegiatan produksi dinegara-negara industri telah mengakibatkan turunnya permintaan negara-negara industri tertentu terhadap bahan mentah dari negara-negara yang sedang berkembang, dengan akibat terus berlangsungnya kemunduran dalam harga internasional. Bersamaan dengan itu, terdapat pula kecenderungan naiknya harga barang-barang industri yang diimpor dari negara-negara yang telah mengadakan revaluasi. Untuk menyeguaikan diri dengan perobahan yang terjadi dalam sistim moneter internasional, maka berbagai tindakan dijalankan oleh negara-negara ber-kembang, termasuk Indonesia, dalam rangka mempertahankan laju pembangunan dinegara tersebut.

B. Neraca pembayaran.1. Kebijaksanaan Perdagangan dan Keuangan Luar Negeri. Selama periode antara tahun 1969 hingga tahun 1972,

199

Page 9: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

Pemerintah telah mengambil serangkaian tindakan kebijak-sanaan untuk mendorong laju pembangunan ekonomi melalui peningkatan ekspor, pengendalian impor dan pemanfaatan modal dari luar negeri.

Kebijaksanaan dibidang ekspor meliputi tindakan-tindakan yang berhubungan dengan rehabilitasi kapasitas produksi, diversifikaari dalam komposisi, peningkatan mutu barang maupun arah ekspor dan perbaikan pemasaran. Disamping itu, dari segi permintaan internasional telah dimuiai tindakan pengamanan dipasaran-pasaran tradisionil seperti Eropa Barat dan Amerika Serikat berdasar kerja sama regional dan inter-nasional. Demikian pula berbagai usaha sedang dijalankan untuk mengembangkan pasaran baru, antara lain di Australia dan Selandia Baru, negara-negara Sosialis dan negara-negara di Asia Tenggara dan Timur Jauh.

Dibidang impor, Pemerintah telah mengadakan kebijak-sanaan untuk menjamin hnpor barang-barang yang diperlukan bagi usaha produksi, yaitu barang-barang modal dan bahan-bahan baku serta mengusahakan pengadaan bahan pangan guna menjamin kestabilan harga-harga didalam negeri. Se-lanjutnya juga telah diambil langkah-langkah untuk merobah pola impor, sehingga terjadi pergeseran dari impor barang-barang jadi kearah impor barang-barang modal dan bahan baku.

Penyempurnaan tata-niaga dibidang ekspor dan impor, ber-tujuan untuk meningkatkan produksi, mendorong usaha bagi pengusaha dan produsen dalam negeri dan menciptakan lapa-ngan kerja yang baru, serta melancarkan pemasaran barang-barang ekspor dan impor.

Perkembangan perdagangan luar negeri setelah permulaan tahun 1970, dipengaruhi oleh serangkaian tindakan yang ber-talian dengan Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1970 tanggal 17 April 1970. Kebijaksanaan yang ditempuh pada

200

Page 10: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

waktu itu meliputi penyatuan kurs Bonus Ekspor (BE) dan Devisa Pelengkap (DP), penghapusan Pungutan Ekspor dan Alokasi Devisa Otomatis serta penggantiannya dengan Pajak Devisa Ekspor sebesar 10% dengan pengecualian ekspor barang jadi dan kerajian rakyat, penekanan biaya-biaya bank dan penyederhanaan prosedur impor dan ekspor. Pada hake-katnya kebijaksanaan tersebut merupakan tindakan yang di-lakukan secara simultan dan integral antara bidang-bidang keuangan, perbankan dan perdagangan luar negeri guna mem-berikan dorongan yang lebih besar pada sektor produksi.

Tahun berikutnya perdagangan luar negeri Indonesia dilan-da oleh pengaruh-pengaruh yang kurang menguntungkan akibat kegoncangan keuangan internasional. Untuk memper-kuat kedwdukan bersaing Indonesia dipasaran dunia, Peme-rintah telah mengambil tindakan untuk meningkatkan pene-rimaan eksportir. Melalui tindakan ini, berbagai beban ekspor seperti pungutan cess, sumbangan rehabilitasi serta biaya survey dihapuskan atau dikurangi. Disamping itu diadakan penyesuaian nilai tukar devisa sehingga sejak tanggal 23 Agustus 1971 kurs devisa yang berlaku adalah Rp. 415 per US$1.

2. Perkembangan Neraca Pembayaran.

Perkembangan Neraca Pembayaran sejak tahun 1967 hingga tahun 1972/73 menunjukkan kemajuan-kemajuan yang meng-gembirakan. Nilai ekspor sejak tahun 1967 hingga tahun anggaran 1972/73 menunjukkan perkembangan yang terus meningkat. Dari tahun 1967 sampai dengan tahun 1971/72 tingkat pertumbuhan ekspor berkisar antara 13.2 hingga 15,3% setahun. Dalam tahun 1972/73 diperkirakan bahwa ekspor akan mencapai kenaikan sebesar 36,7% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekspor minyak bumi mengalami kenaikan yang sangat menonjol, setelah tahun anggaran 1970/71 dengan tingkat pertumbuhan sebesar masing-masing

201

Page 11: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

33,2%, 68,3% untuk tahun 1971/72 dan 1972/73. Ekspor diluar minyak bumi menunjukkan naik turun dari tahun ke tahun. Tingkat pertumbuhan yang paling rendah dialami da lam tahun 1971/72 yaitu sebesar 3,0%. Lihat Tabel V I – 1 dan IV - 2.

Dalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing menunjukkan kenaikan sebesar 307% dan 68,3%.

Setelah tahun anggaran 1970/71 laju kenaikan impor mengalami kecenderungan yang meningkat. Dalam tahun anggaran 1971/72 kenaikan tersebut sebesar 16,8% dan dalam tahun anggaran selanjutnya 1972/73 meningkat menjadi 25,8%.

Kecenderungan ini terutama disebabkan oleh impor diluar minyak bumi yang mengalami kenaikan masing-masing se besar 14,6% dan 27,1% untuk tahun 1971/72 dan 1972/73. Nilai impor tahun 1972/73 menunjukkan pertumbuhan sebesar 101,1% dibandingkan dengan tahun 1967, yang terdiri dari kenaikan sebanyak 99,2% untuk impor diluar sektor minyak dan 122,1% untuk impor perusahaan-perusahaan minyak. Lihat Tabel IV - 1 .

Sejak tahun 1967 neraca pembayaran Indonesia menunjuk kan perkembangan yang ditandai oleh makin membesarnya pembayaran untuk jasa-jasa. Selama periode tahun 1967 sampai tahun anggaran 1972/73 pengeluaran devisa netto untuk jasa-jasa disektor perminyakan naik dengan US $ 364 juta atau sebesar 232,2%, sedang pengeluaran jasa-jasa di luar sektor minyak mengalami kenaikan sebesar US $ 234 juta atau 150%. Selama periode yang sama seluruh pengeluaran netto untuk jasa-jasa naik dengan 209,8%.

Sejak tahun 1970/71 neraca perdagangan mengalami surplus sejumlah US $ 102 juta dan dalam tahun 1972/73 surplus ter-sebut mencapai nilai US $ 259 juta atau kenaikan sebanyak

202

Page 12: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

TABEL IV – 1

NILAI EKSPOR, 1967 – 1972/73(dalam jutaan US $)

*) Angka sementara

202a

Page 13: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

GRAFIK IV – INILAI EKSPOR, 1967 – 1972/73

203

Page 14: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

TABEL IV - 2.NILAI EKSPOR DILUAR MINYAK BUMI, 1968/69 - 1972/73

(dalam jutaan US $)

TRIWULAN 1969/70 1970/71Pro sentasekenaikan

1971/72 Prosentasekenaikan

1972/73 *)

Prosentase

kenaikanI. (April - Juni) 157 176 12,1 203 15,3 221 8,9

II. (Juli - September)

179 189 5,6 200 5,8 227 13,5lII. (Oktober - Desember) 149 199 33,6 192 - 3,5 214 11,5IV. (Januari - Maret) 175 197 12,6 189 - 4,1 223 18,0

J u m 1 a h : 660 761 15,3 784 3,0 885 12,9

*) Angka sementara.

204

Page 15: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

TABEL IV - 3.

NILAI IMPOR (F.O.B.) 1967 - 1972/73(dalam jutaan US $)

Page 16: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing
Page 17: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

*) Angka sementara

205

Page 18: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

GRAFIK VI – 2NILAI IMPOR ( F.O.B ) 1967 – 1972/73

206

Page 19: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

153,9%. Dilain pihak neraca perdagangan diluar sektor minyak selalu menunjukkan defisit. Hal ini adalah sebagai akibat meningkatnya impor untuk kebutuhan investasi yang diperlukan dalam rangka pembangunan. Dalam tahun 1967 defisit ini berjumlah US $ 211 juta dan kemudian meningkat menjadi US $ 583 juta dalam tahun anggaran 1972/73 atau kenaikan sebesar 153,9%.

Defisit pada transaksi yang berjalan selama periode 1967 hingga 1972/73 menunjukkan laju kenaikan yang meningkat. Hal ini antara lain disebabkan karena tingkat kebutuhan impor naik dengan pesat, disamping kenaikan pengeluaran untuk jasa-jasa yang bertalian dengan volume perdagangan internasional. Defisit transaksi berjalan ini dibiayai oleh pemasukan modal resmi dan modal swasta.

Pemasukan modal resmi dalam tahun 1972/73 berjumlah US $ 505 juta; dibandingkan dengan US $ 264 juta dalam tahun 1967, atau suatu kenaikan sebesar 153,9%. Disamping itu perlu dicatat adanya pertumbuhan yang cepat dari pema-sukan modal luarnegeri dalam bentuk investasi swasta asing. Dalam tahun 1967 penanaman modal asing hanya berjumlah US $ 2 juta untuk kemudian meningkat menjadi US $ 232 juta dalam tahun 1972/73.

Dalam tahun 1967 telah dilakukan pelunasan hutang-hutang luar negeri sebesar US $ 32 juta. Jumlah pelunasan ini setiap tahunnya selalu ditingkatkan, yaitu disesuaikan dengan ca-dangan devisa yang tersedia. Dalam tahun 1972/73 pelunasan hutang-hutang ini diperkirakan mencapai jumlah US $ 109 juta. Dilain pihak jumlah Special Drawing Rights yang dialokir selama tahun 1970 berjumlah US $ 35 juta. Kemudian tahun 1970/71 menjadi US $ 28 juta dan dalam tahun 1971/72 menjadi US $ 30 juta. Untuk tahun 1972/73 SDR belum diperhitungkan dalam neraca pembayaran. Lihat Tabel IV - 4.

Cadangan moneter dari tahun 1967 sampai dengan tahun 1969/70 mengalami kecenderungan kemunduran dari tahun ke tahun. Akan tetapi mulai tahun 1970/71 terjadi pertambahan

207

Page 20: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

TABEL IV - 4RINGKASAN NERACA PEMBAYARAN

(dalam jutaan US.$)

1) Angka-angka diperbaiki2) Realisasi sementara

208

Page 21: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

dalam cadangan moneter dari US $ 21 juta menjadi US $ 339 juta pada tahun 1 972/73. Kenaikan yang terjadi dalam pe- -riode tersebut adalah seirama dengan kenaikan ekspor. Gejala yang menggembirakan ini dengan sendirinya memperkuat po-sisi neraca pembayaran Indonesia.C. Ekspor.Kebijaksanaan ekspor selama,1966 s/d 1973 dapat dibagi dalam dua tahap. Dalam tahap pertama, 1966 s/d 1969 ke-bijaksanaan itu lebih bersifat rehabilitasi jaringan-jaringan serta kapasitas produksi ekspor tradisionil. Tahap ini juga dimaksudkan sebagai persiapan untuk peningkatan ekspor yang pesat dalam REPELITA I, disamping melaksanakan dekontrol perdagangan luar negeri untuk menggairahkan sektor swasta dan mengurangi kecenderungan untuk menyelundup. Sejak tahun 1969, Pemerintah secara aktif membantu sektor swasta domestik maupun asing, dalam usaha-usaha untuk me-ningkatkan ekspor baik yang tradisionil maupun ekspor baru.Kebijaksanaan ekspor tercermin pula dalam pelbagai tin-dakan yang dijalankan dengan pelbagai tujuan seperti berikut.Pertama, usaha kearah diversifikasi horizontal dan vertikal. Usaha ini antara lain dengan mendorong ekspor barang bukan tradisionil, termasuk hasil-hasil pertanian yang baru, kera-jinan rakyat serta hasil-hasil industri dan mengusahakan pasaran yang baru diberbagai negara, serta mendorong peng olahan barang-barang ekspor didalam negeri. Kedua, lang-kah-langkah yang diambil dalam bentuk pengaturan tata-niagabarang-barang seperti kopra, kopi dan lada, baik didalam ne-geri maupun dalam rangka kerja-sama dengan negara tetang-ga, produsen barang yang sama. Ketiga, tindakan lainnya yang bertalian dengan usaha penurunan biaya ekspor, peng-awasan kwalitas, pelarangan ekspor dengan mutu rendah dan peningkatan kegiatan penelitian. Dilain pihak, di forum re-gional dan internasional, usaha-usaha ini ditujukan kepada sasaran penunjangan ekspor serta peningkatan daya saing barang-barang ekspor Indonesia dipasaran dunia. Kebijaksa-

209310383-(14).

Page 22: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

naan dalam rangka kerja-sama. ECAFE dan ASEAN, hubung-an dengan kelompok ekonomi regional seperti Masyarakat Ekonomi Eropa dan COMECON serta didalam forum UNCTAD dan GATT, ditujukan pada pengamanan kepentingan ekonomi nasional dan telah terwujud dalam pembentukan asosiasi produsen maupun commodity agreements seperti Asian Coconut Community, Pepper Community dan Association of Natural Rubber Producing Countries.

Nilai ekspor tanpa minyak bumi selama tahun-tahun ang-garan 1969/70 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, ber-turut-turut adalah sebesar US $ 660 juta dalam tahun 1969/70; US $ 761 juta dalam tahun 1970/71; US $ 784 juta dalam tahun 1971/72 dan US $ 885 juta dalam tahun 1972/73. Per-sentase kenaikan untuk masing-masing tahun 1970/71, 1971/ 72 dan 1972/73 adalah 15,3%, 3,0% dan 12,9%.

Dibandingkan dengan tahun 1967 dan 1968, pada umumnya barang-barang ekspor, kecuali karet, kopra dan biji sawit mengalami kenaikan atau setidak-tidaknya benada pada tingkat yang sama selama tahun 1972. Lihat Tabel IV - 5. Kenaikan yang paling pesat diantara barang-barang ekspor diluar minyak bumi terjadi dalam ekspor kayu. Nilai ekspor kayu pada tahun 1972 mencapai jumlah US $ 227,8 juta di-bandingkan dengan US $ 10,2 juta dalam tahun 1967, yaitu kenaikan sebesar 2178%. Dari tahun 1970 sampai tahun 1972 volume ekspor kayu meningkat dengan 81,1%, yaitu dari 5.880 ribu ton menjadi 10.649 ribu ton. Nilai ekspor untuk tahun 1972 berjumlah US $ 227,8 juta dibandingkan dengan US $ 117,4 juta selama tahun 1970, suatu kenaikan sebesar 94,1 %.

Ekspor kopi sejak tahun 1967 hingga 1972 terus mengalami kenaikan yaitu dari US $ 51,8 juta menjadi US $ 71,2 juta, suatu kenaikan sebesar 37,5%. Selama tahun 1972 saja nilai ekspor kopi naik dengan 28,5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Volume ekspor kopi pada tahun 1972 mencapai jumlah 92.512 ton dibandingkan dengan 74.195 ton dalam tahun 1971 atau kenaikkan sebanyak 24,7%.

210

Page 23: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

TABEL IV – 5

NILAI BEBERAPA BAHAN EKSPOR DILUAR MINYAK BUMI(1967-1972)

(dalam jutaan US $)

Bahan Ekspor 1967 1968

Persentas eKenaikan/Peurunan 19691967-1968

ProsentaseKenaikan/Penuru nan1968-1969

1970

PrcrentaseKenaikan/PenuNnan1969-1970

977

Prcsenla eKenoikan/ienovnan19i7, -1971

1972 )

Prosenb eKenaikan/

Penar nanI971-1972

Kayu 10,2 ( 9) 22,4 ( 8) + 119,6 52,0 ( 3) 117,4 ( 2) + 125,8 168,2 ( 2) + 43,6 227,8 ( 1) + 35,1

Karet 217,8 (-1) 199,5 ( 1) - 8 , 4 308,7 ( 1) 290,7 ( 1) - 5,9 222,2 ( 1) 23,6 192,4 ( 2) - 13,4

Kopi 51,8 ( 2) 50,4 ( 2) - 2,7 51,9 ( 4) + 3,0 65,8 ( 3) + 26,8 55,4 ( 4) 15,8 71,2 ( 3) ' 28,5

Timah 31,5 ( 4) 49,0 ( 3) + 55,6 52,9 ( 2) - 8,0 62,2 ( 4) + 17,6 63,8 ( 3) + 2,6 68,3 ( 4) + 7,1

MinyakSawit 32,9 ( 3) 23,7 ( 7) - 28,0 23,1 ( 6) - 2,5 36,9 ( 5) + 59,7 46,3 ( 5) 25,5 40,8 ( 5) - 11,9

Teh 16,1 ( 8) 30,4 ( 5) + 88,8 16,0 ( 8) - 47,4 18,7 ( 7) + 16,9 28,7 ( 6) + 5 3 , 5 31,0 ( 6) + 8,0

Tembakau 32,9( 3) 2 4 , 6

( 6) 25,2 16,5 ( 7) - 32,9 12,5 ( 8) - 24,2 19,9 ( 8) + 59,2 29,4 ( 7) + 47,7

Lada 21,0 ( 6) 15,4 ( 9) - 26,7 10,8 ( 9) - 29,9 3,0 (11) - 72,2 24,7 ( 7) + 723,3 20,9 ( 8) - 15,4

BungkilKopra 5,9 (10) 4,2 (11) - 28,8 3,4(11) - 19,0 6,3 ( 9) - 85,3 11,4 (10) + 81,0 14,0 ( 9) + 22,8

Kopra 16,5 ( 7) 45,6 ( 4) + 176,4 26,7( 5) - 41,4 32,1 ( 6) + 20,2 14,7 ( 9) - 54,2 3,7 (10) - 74,8

Biji sowit 4,6 (11) 5,3 (10) + 15,2 ,4,2 (10) - 20,8 5,1 (10) + 21,4 5,5 (11) + 7,8 3,6 (11) - 34,5

*) Angka sementara

211

Page 24: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

GRAFIK IV- 3NILAI BEBERAPA BAHAN EKSPOR

DILUAR MINYAK BUMI1967 - 1972

212

Page 25: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

(LANJUTAN Grafik IV – 3)

213

Page 26: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

Nilai ekspor timah sejak tahun 1967 sampai tahun 1972 mengalami kenaikan yang kontinyu, laju pertumbuhannya tidak tetap.

Dalam tahun 1967 nilai ekspor timah berjumlah US. $. 31,5 juta dan dalam tahun 1972 sebesar US. $. 86,3 juta atau ke -naikan sebanyak 116,8% selama lima tahun. Kontrak-kontrak dengan modal. asing menghasilkan kenaikan produksi maupun ekspor dalam timah serta bahan pertambangan lainnya seperti bauksit, nikel dan akhir-akhir ini tembaga.

Ekspor minyak sawit menunjukkan kemerosotan selama ta- hun 1968, 1969 dan 1972, meakipun ekspor tahun 1972 adalah 24% lebih tinggi dari nilai ekspor minyak sawit tahun 1967. Volume ekspor minyak sawit pada tahun 1970 berjumlah 173,3 ribu ton dan meningkat menjadi 234,2 ribu ton pada tahun. 1972 atau kenaikan sebesar 35,1%. Selama periode yang sama nilai ekspornya naik dengan 10,6% dari US. $. 36,9 juta menjadi US. $. 40,8 juta. Perbedaan antara kenaikan dalam volume dan pertambangan dalam nilai ekspor ini terutama dise babkan oleh kecenderungan penurunan harga dipasaran inter-nasiona selama tahun 1972. Kemerosotan harga diluar negeri antara lain disebabkan karena adanya perobahan pola permin taan dari minyak sawit ke minyak nabatii lainnya.

Ekspor teh mengalami kenaikan yang menyolok selama tahun 1968 dan 1971. Walaupun demikian, hanya dalam tahun 1972 nvlai ekspor teh berada pada tingkat yang sedikit lebih tinggi dari tingkat tahun 1968. Dari tahun 1970 hingga tahun 1972 volume ekspor teh turun dengan 0,7%, yaitu dari 45,9 ribu ton menjadi 45,6 ribu ton. Sebaliknya nilai ekspornya naik dari US. $. 18,7 juta menjadi US. $. 31,0 juta atau pertambahan se-besar 65,8% dalam periode yang sama. Perkembangan ini men-cerminkan kenaikan dalam harga dipasaran diluar negeri sela-ma tahun 1971 dan peningkmtan mutu dari teh yang diekspor.

Nilai ekspor tembakau mengalami kemunduran yang besar dalam tahun 1968, 1969 dan 1970 untuk kemudian naik dengan cepat selama tahun 1971 dan 1972. Volume ekspor dalam tahun

214

Page 27: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

TABEL IV – 6

PERKEMBANGAN HARGA BARANG-BARANG EKSPOR TAHUN 1969 s/d TAHUN 1972

215

Page 28: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

(Lanjutan Tabel IV-6)

216

Page 29: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

GRAFIK IV – 4

PERKEMBANGAN HARGA BARANG-BARANG EKSPOR TAHUN 1968 - 1972

217

Page 30: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

1972 adalah 54% lebih tinggi daripada volume tahun 1970. Dalam periode yang sama nilai ekspor adalah US. $. 16,9 juta atau sebanyak 135,2%. Kenaikan ini disebabkan antara lain karena pengaruh yang menguntungkan dari kenaikan harga diluar negeri selama tahun 1971, disamping adanya kenaikan dalam produksi.

Ekspor lada pada tahun 1972 berada pada tingkat yang ham pir sama dengan tingkat rata-rata tahun 1967 dan 1968. Mulai dari tahun 1968 nilai ekspor menunjukkan kemunduran sampai tahun 1970. Nilai ekspor tahun 1972 berjumlah US $. 20,9 juta; apabila dibandingkan dengan nilai ekspornya sebesar ; US. $. 3,0 juta pada tahun 1970 berarti kenaikan sebesar 596,7%. Disamping telah dialami pula kenaikan dalam produksi selama periode yang sama dari 2.448 ton menjadi 24.494 ton atau per-tambahan sebanyak 900,6%. Peningkatan relatif nilai ekspor yang lebih kecil dibandingkan dengan pertambahan produksi, antara lain disebabkan karena harga lada diluar negeri senan-tiasa mengalama kemunduran selama tahun 1971.

Nilai ekspor kopra mengalami kemunduran selama tahun-tahun 1969, 1971 dan 1972 nilaii ekspornya menurun sebesar 77,6% dibandingkan dengan tahun 1967. Selama periode 1970 hingga 1972, vdlume ekspor kopra menunjukkan penurunan sebanyak 80,3% yaitu dari 187.950 ton menjadi 37.057 ton. Demikman pula nilai ekspornya dalam periode yang sama telah turun dengan 88,5%. Harga kopra dipasaran internasional mem-perlihatkan kecenderungan yang menurun selama tahun 1971 sampai triwulan ketiga tahun 1972.Sebaliknya ekspor bungkil kopra telah mengalami kenaikan yang pesat. Dalam tahun 1972 nilai ekspornya adalah 137,3% lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 1967. Da1am tahun 1970 hingga tahun 1972 volume ekspornya bertambah dengan 30,5% yaitu dari 205,5 ribu ton ke 272,1 ribu ton. Selama periode yang sama nilai ekspornya telah naik dari US. $. 6,3 juta menjadi US. $. 14,0 juta, yang berarti pertam-bahan sebesar 122,2%.

218

Page 31: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

Nilai ekspor biji sawit selama tahun 1972 turun dengan 34,5%, sedang ;volume. ekspornya telah turun dari 54.008 ton dalam tahun 1971 menjadi 49.866 ton dalam tahun 1972. Seperti halnya dengan minyak sawit, keadaan ini disebabkan karena kemunduran harga dipasaran luar negeri selama tahun 1972.

Nilai ekspor karet dalam tahun 1972 sebesar US. $. 192,4 juta, yaitu menunjukkan kemunduran sebesar 11;7%, dibandingkan dengan ekspor tahun 1967. Dalam tahun 1970 volume ekspornya berjumlah 826,7 ribu ton dan kemudian turun men jadi 767,2 ribu ton selama tahun 1972, yang berarti penurunan sebanyak 7,2%. Dalam periode yang sama nila ekspornya turun dari US$ 290;7- juta menjadi US$ 192,4 juta, atau penurunan sebesar 33,8%. Keadaan ini disebabkan, karena antara lain tu-runnya harga karet diluar neger sejak bulan Mei tahun 1970 sampai akhvr triwulan III tahun.1972..Satu dam lain hal adalah sebagai akibat adanya pelepasan dari stockpile karet yang di- lakukan oleh Amenika. Dalam bulan-bulan Januari dan Pebruari tahun 1973 harga karet menunjukkan tendensi naik kembali.

Pergeseran posisi urutan pentingnya ekspor selama masa 1967 - 1972 texllihat dalam Tabel IV-5. Dari Tabel tersebut tampak bahwa diantara berbagai hasil ekspor diluar minyak bumi, ekspor kayu secara menonjol bergeser dari tempat no- mor 9 ke posisi pertama pada tahun 1972. Karet yang selalu merupakan hasil ekspor yang paling besar, dalam tahun 1972 untuk pertama kalinya bergeser ketempat nomor 2. Penurunan yang relatif secara kontinu dalam komposisi ekspor telah ter- jadi untuk kopra. Dalam hal hasil ekspor lainnya peranan dalam komposisinya berbeda-beda dari tahun ke tahun, menun jukkan fluktuasi yang besar dalam ekspor barang-barang pen-ting seperti lada.

Perkembangan harga bahan ekspor penting Indonesia dalam pasaran dunia dapat diikuti dalam Tabel IV - 6.

Harga karet, yang sebelum tahun 1972 merupakan hasil ekspor terbesar diluar minyak bumi, telah turun dengan 19,8% dalam tahun 1970 dan dengan 16,7 % dalam tahun 1971, diban-

219

Page 32: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

dingkan dengan tahun-tahun. sebelumnya. Dalam triwulan ter-akhir dalam tahun 1972 harga karet mulai menunjukkan kecen-derungan naik kembali, dan dalam bulan Pebruari 1973 telah mencapai tingkat harga tertinggi tahun 1969.

Harga kopi , kopra, lada, timah, minyak sawit dan biji sawit dalam tahun 1970 berada pada tingkat yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya, akan tetapd memgalami kemunduran terus selama tahun-tahun 1971 dan 1972, kecuali untuk kopi. Harga kopi dalam tahun 1971 menunjukkan kenaikan sebesar 5,2% dibandingkan dengan tahun 1970. Sebaliknja harga kopra, lada, timah, minyak sawit dan biji sawit masing-masing turun se-banyak 15%, 14%, 6%, 5,8%, 1% dan 11,3% dalam tahun 1971, dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Dalam tahun 1972 harga timah naik dengan 4,7% dibanding-kan dengan tahun sebelumnya, sedang harga kopi, kopra, lada, minyak sawit dan biji sawit masing-masimg kembali mengalami kemunduran sebesar 1,7% , 25,4%, 10,5%, 16,4% dan 25,5,%.

D. Impor.Kebijaksanaan impor tetap diarahkan untuk menunjang pro-

duksi dan kegiatan pembangunan ekonomi. Dapatlah difahami bahwa selama industri didalam negeri belum berkembang, maka selama itu pula pembangunan akan disertai dengan kenaikan impor yang pesat. Keadaan ini tercermin dalam berbagai tin-dakan dibidang penggunaan devisa serta kebijaksanaan men-jamin impor barang-barang yang diperlukan untuk usaha pro-duksi, yaitu barang modal dan bahan baku. Disamping itu, un-tuk memelihara kestabilan harga, maka tetap diusahakan kelancaran arus impor pangan (beras dan terigu), bahan mentah untuk produksi.pertanian (pupuk) dan sandang!(kapas dan benang tenun). Akhirnya. kebijaksanaan impor diarahkan juga untuk mendorong usaha industri pengolahan dan assembling dalam negeri, melalui proteksi sedemikian rupa dan terarah, sehingga dapat mempengaruhi komposisi impor, serta menun-

jang kesempatan kerja yang lebih luas.

220

Page 33: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

Dalam tahun 1972/73 seluruh impor, termasuk impor mi-nyak bumi, diperkirakan mencapai jumlah US$ 1.619 juta atas dasar nilai f.o.b. , dibandingkan dengan tahun 1971/72 jumlah ini menunjukkan kenaikan 25,8%, dan dibandingkan dengan tahun 1970/71 nilai impor tersebut berarti mengalami kenaikan sebesar 46,9%. Lihat Tabe l IV -3.

Impor diluar minyak bumi diperkirakan telah meningkat dari US $ 1.155 juta dalam tahun 1971/72 menjadi US $ 1.468 juta dalam:.tahun 1972/73, atau suatu kenaikan sebesar 27,1%. Impor minyak bumi bertambah' dari US $ 132,6 juta dalam tahun 1971/72 menjadi US $ 151 juta dalam tahun 1972/73 atau kenaikan sebanyak 14,1 %. Dengan demikian maka ter dapat kecenderungan, bahwa impor diluar minyak bumi ber-kembang lebih cepat daripada impor minyak bumi dan bahwa laju kenaikan impor keseluruhan semakin pesat selama tahun 1972/73, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Apabila dibandingkan komposisi impor menurut golongan ekonomi dari tahun 1967 sarnpai dengan semester pertama ta hun 1972, maka jelas terlihat adanya , perkembangan yang sa ngat menguntungkan proses pembangunan. Peranan impor barang konsumsi senantiasa menurun dalam impor keseluruhan (diluar minyak bumi) yaitu dari 35,8% dalam tahun 1967 men jadi 13,8% dari nilai impor keseluruhan selama semester per-tama tahun 1972. Sebaliknya secara proporsionil maupun ab- solut, impor barang modal semakin menyolok sehingga pada semester pertama tahun 1972 mencapai 46,0% dari nilai, impor keseluruhan, dibandingkan dengan 27,6% tahun 1967, dan 30,6% dalam tahun.1969. Peranan impor bahan baku dalam komposisi impor seluruhnya menunjukkan sedikit kenaikan, yaitu dari 36,6% dalam tahun 1967,menjadi 40,2% selama pertengahan tahun 1972. (Lihat Tabel IV - 7).

Dalam arti absolut, impor, bahan baku/penolong dan barang modal menunjukkan kecenderungan menaik. Diantaranya be- rupa impor kapas, hasil-hasil kimia (termasuk pupuk), hasil-

221

Page 34: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

hasil mineral, mesin-mesin, alat-alat pengangkutan dan barang-barang logam.

Impor pupuk dalam tahun 1972, berjumlah US $ 65,2 juta, yang berarti kenaikan sebesar 88,4% dibandingkan dengan ta-hun 1969. Kenaikan impor bahan baku dan barang modal dalam komposisi impor diluar minyak bumi, mencerminkan naiknya kegiatan industri dan pembangunan pada umumnya, serta ting-kat penggunaan bantuan proyek dari penanaman modal asing. Lihat Tabel IV 8.Pembiayaan impor dalam rangka penanaman modal asing dan pinjaman resmi dari luar negeri masing-masing berjumlah US $ 175 juta dan US $ 505 juta selama tahun 1972/73 diban-dingkan dengan US $ 27 juta dan US $ 371 juta pada tahun 1969/70 atau kenaikan sebanyak masing-masing 548,1% dan

TABEL IV - 7.

PERKEMBANGAN IMPOR MENURUTGOLONGAN EKONOMI 1969 - 1972 (G.I.F.).

(dalam persentase)

GolonganEkonomi 1967 196

8196

91970 197

1

1972Sem. I

1. Barang Kon sumsi 35,8 37,2 28,

325,0 18,8 13,8

2. Bahan Baku 36,6 35,2 41,1

37,6 38,7 40,23. Barang Modal 27,6

27,6 30,6 37,4 42,5 46,0

J u m l a h : 100,0 100,0

100,0

100,0 160 100,0

222

Page 35: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

TABEL IV - 8IMPOR MENURUT GOLONGAN EKONOMI, 1969 - 1972

(C & F, dalam jutaan US $)

Jenis Barang1969 1970 1971 1977

N la o Jml iomloh

Nilai % dari jumlah

Nilai % dari jumlah Nilai % dari jumlah

I. BAHAN MAKANAN DANMINUMAN 207.3 22 .5 234.4 20 .6 189.1 17.1 271,2 20 ,4

1. Beras 113,6 111,2 85,5 166,3

2. Tepung ler igu 44 ,3 59,1 37,8 4,3

3. Lainnya 49,4 64 ,1 65,8 100,6

II. TEKSTIL DAN SANDANG 152.8 16 ,6 133 .9 11 .8 155.9 14.1 174.6 13.1

I. Kapas kasar 24 ,3 28 ,5 45 1 46 ,5

2. Benang tenun kapas 40 ,9 22 ,7 25 ,5 22 ,93. Teksti l jadi 33 ,3 39,2 33 ,9 19,3

4. Lainnya 54,3 43 ,5 51 ,4 85,9

III. HASIL-HASIL KIMIA 119.5 13.0 137 .0 12 .0 176.5 16 .0 217.4 16.3

1. Pupuk 34,6 22 ,4 34.0 65,2

2. Lainnya 84 ,9 114,6 142,5 152,2

IV. KERTAS, BUKU DAN SE- BAGAINYA 24,0 2,6 33 ,9 3,0 29,4 2,7 28,1 2,1

V. HASIL-HASIL MINERAL 24,2 2,6 32 ,7 2,9 40,2 3,6 41,8 3,1

1. Semen 10,3 14 ,2 12,6 16,0

2. Lainnya 13 ,9 18,5 27,6 25,8

VI. MESIN-MESIN DANPESAWAT - 109.7 11.9 203 .9 17.9 199.4 18.0 253.1

VII. ALAT-ALAT PENGANG-KUTAN 110,1 14.I 1698 14.8 155.9 14.1 138 . 91 10.4

1. Traktor ,truk,bis 28 ,7 52,3 62.5 55.0

2. Alat pengangkutan udara 23,4 25,7 5.2I 17 ,9

3. Lainnya 58,9 89 ,8 88,2 66,0

VIII. BARANG-BARANG 80.0 8.8 120 .9 I0.6 111.3 10 ,1 139 .6 10 .5LOGAM1. Besi don baja 35,0 52,0 54.3 65,0

2. Lainnya 45 ,8 60,9 57 ,0 74,6

IX. LAIN-LAIN 91,5 99 72.9 6,4 47 .3 - 4.3 67.9 5.1

J U M L A H 920,8 100,0 1.137,4 100,0 1.105,2 100,0 1.332,7 100,0

*) Angka sementara

223

Page 36: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

GRAFIK IV– 5

PERKEMBANGAN IMPOR MENURUT GOLONGAN EKONOMI, 1967-1972

224

Page 37: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

36,1% dalam periode yang sama. Hal ini berarti bahwa dari kenaikan impor sejumlah US$ 505 juta dari tahun 1969/70 sampai dengan tahun 1972/73, 55,8% atau US$ 282 juta di -biayai dari kenaikan kedua sumber pembiayaan impor tersebut diatas.

Pembiayaan impor melalui penanaman modal asing serta pin-jaman resmi, juga menunjukkan gajala yang naik serta pada waktu yang bersamaan mencerminkan kebijaksanaan Pemerin-tah untuk lebih mementingkan impor barang modal dan bahan baku. Dengan tersedianya sejumlah besar devisa yang secara bebas diperjual belikan karena naiknya ekspor serta masuknya modal jangka pendek maka sektor swastapun dapat mengimpor barang-barang konsumsi secara bebas. Hal ing tercermin de-ngan dibanjirinya pasaran-pasaran dalam negeri dengan pel-bagai macam barang-barang impor. Dilain pihak dekontrol dalam impor ini mempunyai beberapa segi negatif, terutama karena keganjilan dalam pembagian pendapatan nasional sehingga mewujudkan pola konsumsi yang belum sesuai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

E. Bantuan Luar Negeri.

Sejak tahun 1967 Indonesia telah menerima bantuan pinjam- an dan grant dari negara-negara dan Badan-badan Internasio-nal yang tergabung dalam Inter Governmental Group on Indonesia (IGGI), Sejak itu jumlah bantuan Iuar negeri tiap tahun terus meningkat.

Berlainan dengan bantuan yang diterima sebelum tahun 1966 yang lebih banyak mementingkan pertimbangan-pertimbangan yang bersifat politis daripada pertimbangan-pertimbangan yang bersifat ekonomis, maka sejak tahun 1967 bantuan luar negeri lebih ditekankan pada tujuan-tujuan yang sifatnya dapat memperbesar/meningkatkan kegiatan produksi dalam rangka pembangunan. Walaupun tingkat bantuan luar negeri yang tersedia didunia menunjukkan gejala yang menurun, ter-utama karena dikuranginya bantuan Amerika Serikat yang

225

310383-(15).

Page 38: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

belum diimbangi secara proporsionil dan nyata oleh negara-ne-gara maju lainnya, namun pemerintah telah berhasil mendapat bantuan yang makin lama makin besar. Ini membuktikan bahwa negara-negara yang tergabung dalam IGGI yakin akan kemampuan Indonesia untuk mempergunakan bantuan luar negeri tersebut sesuai dengan arah dan prioritas pembangunan.

Bantuan luar negeri yang diterima sejak tahun 1968 dapat digolongkan dalam empat bentuk, yakni : bantuan devisa kre-dit, bantuan pangan, bantuan proyek dan bantuan teknik. De visa kredit dijual dibursa valuta asing kepada para importir dan dapat dipergunakan untuk mengimpor banang-barang se perti spare-parts, mesin, pupuk dan bahan baku, modal dan konsumsi lainnya yang telah ditentukan terleb h dahulu oleh Pemerintah. Dari penjualan devisa kredit Pemerintah memperoleh Rupiah yang menjadi penerimaan negara unntuk diper gunakan bagi pembiayaan pembangunan. Bantuan pangan masih diperlukan karena produksi pangan dalam negeri belum mencukupi keperluan masyarakat yang terus meningkat. Hasil penjualan bantuan pangan yang berbentuk beras dan terigu juga dipergunakan untuk pembiayaan pembangunan. Bantuan proyek diperoleh dalam bentuk peralatan untuk, proyek proyek tertentu, seperti irigasi, listrik dan prasarana lainnya. Bantu an tehnik umumnya diperoleh dalam bentuk jasa-jasa expert yang dikaitkan dengan sesuatu proyek pembangunan, dan atau dalam bentuk penyendiaan fasilitas untuk up-grading bagi tenaga yang bergerak dalam pengelolaan proyek pembangunan didalam maupun diluar negeri.

Dalam Tabel IV - 9 tampak bahwa jumlah bantuan luar ne geri yang telah disetujui untuk tahun 1971/72 adalah sebesar US. $. 646,3 juta, yang berarti kenaikan sebesar 7,3% diban dingkam dengan bantuian tahun 1970/71. Apabila diperhatikan jumlah bantuan luar negeri yang disetujui dalam tahun 1967, maka bantuan yang diterima dalam tahun 1971/72 adalah 267,4% lebih tinggi.

226

Page 39: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

TABEL IV - 9.PERKEMBANGAN BANTUAN LUAR NEGERI

1967 - 1971/72

Macam Bantuan1967 1968 Prosentase

kenaikan/penurunan1967 -1968

1969/70 1970/71 Prosentase1971/72

Prosentasekenaikan/penurunan1970/711971/72

JutaUS $

kenaikan/Juta penurunanUS $ 1969/70 -

JutaUS $

JutaUS $

1970/71

Devisa Kredit (termasukBantuan Kapas dan Benang Tenun) 150,0 183,9 22,6 196,2 201,8 2,9 219,1 8,6

Bantuan Pangan 25,4 110,8 336,2 125,8 151,1 20,1 134,5 -11,0Bantuan Proyek 0,5 67,1 227,1 249,2 9,7 292,7 7,3

J u m I a h 175,9 361,8 105,7 549,1 602,1 9,7 646,3 7,3

227

Page 40: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

Bantuan pangan dalam tahun 1971/72 turun dengan 11%, dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Keadaan ini mencer-minkan adanya perbaikan dalam produksi bahan pangan dida- lam negeri.

Sejak tahun 1969/70 komponen bantuan luar negeri yang paling besar, adalah bantuan proyek yang langsung dipergu- nakan untuk proyek pembangunan yang secara teknis dan ekonomis yang dapat d ipertanggung jawabkan. Dari tahun 1969/70 sampai dengan tahun 1971/72 bantuan dalam bentuk devisa kredit dan bantuan proyek masing-masing telah mening- kat dari US $. 96,2 juta dan US $ 227,1 juta mendjadi US $ 219,1 juta dan US $ 292,7 juta atau masing-masing mening-kat dengan 11,6% dan 28,9% dalam periode tersebut.

Komposisi bantuan luar negeri terlihat pada Tabel IV - 10. Bantuan Proyek dalam komposisi ini memegang peranan yang semakin menonjol, yaitu dari 0,3% dan 18,6% dalam tahun -tahun 1967 dan 1968 menjadi 45,3% dalam tahun 1971/72.

Sebagai landasan dalam kebijaksanaan mengenai bantuan luar negeri, Pemerintah berpegang pada pendirian bahwa ban--tuan luar negeri dikemudian hari tidak menimbulkan beban sebagaimana halnya hutang-hutang Pemerintah pada waktu yang lalu. Untuk mencapai tujuan tersebut maka tetap di -usahakan agar bantuan-bantuan luar negeri diperoleh dengan syarat-syarat pinjaman yang sangat lunak, yaitu bunga antara 0 - 3% setahun, grace period antara 7 - 10 tahun dan jangka waktu pembayaran antara 25 – 50 tahun, ataupun berbentuk sumbangan (grant).

Disamping itu telah dan terus diiaksanakan-usaha-usaha un-tuk memperoleh bantuan tanpa ikatan (untied aid). Dalam hubungan ini Pemerintah Jerman Barat telah memberikan ban tuan tanpa ikatan untuk bantuan proyek; Pemerintah Belanda telah memberikan pula pinjaman tanpa ikatian untuk pembelian kapas dan Pemerintah Amerika Serikat telah memberikan bantuan tanpa ikatan secara terbatas.

228

Page 41: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

TABEL IV -10.

KOMPOSISI BANTUAN LUAR NEGERI1967 - 1971/72

1967 1968 1969/70 1970/71 1971/72

Macam Bantuan JutaUS $

Prosen-tase

JutaUS $

Prosen-tase

Jum- Prosen-lah tase

Jum-lah

Prosen-tase

Jum-lah

Prosentase

Devisa Kredit (termasukBantuan Kapas dan Benang Tenun) 150,0 85,3 183,9 50,8 196,2 35,7 201,8 33,5 219,1 33,9

Bantuan Pangan 25,4 14,4 110,8 30,6 125,8 22,9 151,1 25,1 134,5 20,8

Bantuan Proyek 0,5 0,3 67,1 18,6 227,1 41,4 249,2 41,4 292,7 45,3

Jumlah: 175,9 100,0 361,8 100,0 549,1 100,0 602,1 100,0 646,3 100,0

229

Page 42: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

GRAFIK IV – 6KOMPOSISI BANTUAN LUAR NEGERI

1967 – 1971/72

230

Page 43: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

F. Masalah hutang-hutang luar negeri.

Dalam tahun 1966 Pemerintah menghadapi masalah-masalah yang berhubungan dengan penyelesaian peninggalan hutang-hutang lama, disamping terdapatnya kebutuhan bantuan ke-uangan dari luar negeri untuk usaha-usaha rehabilitasi dan stabilisasi ekonomi Indonesia. Untuk menanggapi penyelesaian masalah ini, Pemerintah telah mengadakan usaha dengan pengiriman berbagai missi baik ke- negara-negara Barat mau pun Timur. Persoalan mengenai peninggalan hutang hutang lama serta penundaan hutang tersebut telah dapat diselesaikan secara menyeluruh melalui kata sepakat yang tercapai dengan negara-negara yang tergabung dalam "Paris Club" dalam bu- lan April 1970. Kata sepakat tersebut didasarkan atas reko -mendasi-rekomendasi Dr. Herman J. Abs.

Kata sepakat yang tercapai mengenai penangguhan hutang-hutang lama adalah sebagai berikut :

(a) Pokok hutang (US $ 1,7 milyar) akan dibayar kembali dalam jangka waktu 30 tahun (1970 - 1999) ;

(b) Untuk penangguhan ini tidak dikenakan bunga baru (bunga moratorium) ;

(c) Bunga yang lama (US $ 400 juta) akan dibayar kembali dalam 15 tahun, mulai tahun 1985;

(d) Selama 8 tahun pertama sebagian dari jumlah yang seha rusnya dibayar, dapat ditangguhkan sampai 8 tahun terakhir dari periode 30 tahun tersebut (Bisque Clause);

(e) Setelah tahun 1980 akan diadakan peninjauan kembali, dan tergabung dari keadaan ekonomi Indonesia pada waktu itu maka pembayaran kembali dapat dipercepat atau se-baliknya dapat pula pembayaran bunga dikurangi atau dihapus.

Kata sepakat yang tercapai di Paris tersebut kemudian dituangkan dalam persetujuan-persetujuan bilateral dengan

231

Page 44: … · Web viewDalam periode antara tahun 1967 sampai dengan tahun anggaran 1972/73, nilai ekspor naik dengan 142,9%. Ekspor minyak bumi dan ekspor diluar minyak bumi masing-masing

masing-masing negara. Dalam persetujuan-persetujuan bilate-ral tersebut, Indonesia memegang penuh pada prinsip non-diskriminasi terhadap negara-negara yang memberikan pinjam-an dimasa yang lampau.

Selanjutnya telah pula ditanda-tangani persetujuan- persetu juan bilateral, sesuai dengan kata-sepakat yang tercapai di Paris dengan rumus yang sama dengan Pemerintah-pemerintah Uni Sovjet, Jerman Timur, Cekoslowakia, Polandia, Rumania.

Dengan adanya penyelesaian masalah hutang-hutang lama, maka beban pembayaran kembali hutang hutang tersebut da-pat diperhitungkan secara seksama setiap tahunnya, sedang jumlah pelunasan tiap tahun menjadi lebih ringan. Keringanan ini sangat besar artinya bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam tahun-tahun yamg akan datang.

Pembayaran kembali pinjaman yang diperoleh tetap akan merupakan beban, baik bagi Anggaran Belanja Negara maupun pada persediaan devisa seperti tercermin dari Neraca Pemba-yaran Internasional. Oleh karena itu senantiasa diusahakan agar pinjaman-pinjaman baru dari luar negeri memiliki syarat-syarat yang selunak mungkin. Jumlah dan syarat pelunasan pinjaman yang diperoleh dalam tahun-tahun yang akan datang haruslah dipertimbangkan dengan sangat teliti, agar supaya tidak melampaui kemampuan perekonomian kita untuk mem-bayar kembali dikemudian hari.

232