untitled 1
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN COLOSTOMY
Pengertian Colostomi
Colostomi adalah suatu operasi untuk membentuk suatu hubungan buatan antara colon dengan permukaan kulit pada dinding perut. Hubungan ini dapat bersifat sementara atau menetap selamanya. (llmu Bedah, Thiodorer Schrock, MD, 1983).
Colostomi dapat berupa secostomy, colostomy transversum, colostomy sigmoid, sedangkan colon accendens dan descendens sangat jarang dipergunakan untuk membuat colostomy karena kedua bagian tersebut terfixir retroperitoneal.
Colostomy pada bayi dan anak hampir selalu merupakan tindakan gawat darurat, sedang pada orang dewasa merupakan keadaan yang pathologis. Colostomy pada bayi dan anak biasanya bersifat sementara.
Indikasi Colostomy
Indikasi colostomy yang permanen
Pada penyakit usus yang ganas seperti carsinoma pada usus. Kondisi infeksi tertentu pada colon.
Komplikasi Colostomy
Prolaps merupakan penonjolan mukosa colon 6 cm atau lebih dari permukaan kulit.
Prolaps dapat dibagi 3 tingkatan:Penonjolan seluruh dinding colon termasuk peritonium kadang-kadang sampat loop ilium
Adanya strangulasi dan nekrosis pada usus yang mengalami penonjolan
Prolaps dapat terjadi oleh adanya faktor-faktor Peristaltik usus meningkat, fixasi usus tidak sempurna, mesocolon yang panjang, tekanan intra abdominal tinggi, dinding abdomen tipis dan tonusnya yang lemah serta kemungkinan omentum yang pendek dan tipis.
lritasi Kulit
Hal ini terutama pada colostomy sebelah kanan karena feces yang keluar mengandung enzim pencernaan yang bersifat iritatif. Juga terjadi karena cara membersihkan kulit yang kasar, salah memasang kantong dan tidak tahan akan plaster.
Diare
Makin ke proksimal colostominya makin encer feces yang keluar. Pada sigmoid biasanya normal.
Stenosis Stoma
Kontraktur lumen è terjadi penyempitan dari celahnya yang akan mengganggu pasase normal feses.
Hernia Paracolostomy
Pendarahan Stoma
Eviserasi
Dinding stoma terlepas dari dinding abdomen sehingga organ intra abdomen keluar melalui celah
lnfeksi luka operasi
Retraksi : karena fixasi yang kurang sempurna
Sepsis dan kematian
Untuk mencegah komplikasi, diperlukan colostomi dengan teknik benar serta perawatan pasca bedah yang baik, selain itu pre-operatif yang memadai.
HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI PADA PASIEN KOLOSTOMI
>Keadaan stoma :
Warna stoma (normal warna kemerahan)
Tanda2 perdarahan (perdarahan luka operasi)
Tanda-tanda peradangan (tumor, rubor, color, dolor, fungsi laese)
Posisi stoma
Apakah ada perubahan eliminasi tinja :
Konsistensi, bau, warna feces
Apakah ada konstipasi / diare
Apakah feces tertampung dengan baik
Apakah pasien dapat mengurus feces sendiri
Apakah ada gangguan rasa nyeri :
Keluhan nyeri ada/tidak
Hal-hal yang menyebabkan nyeri
Kualitas nyeri
Kapan nyeri timbul (terus menerus / berulang)
Apakah pasien gelisah atau tidak
Apakah kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi
Tidur nyenyak/tidak
Apakah stoma mengganggu tidur/tidak
Adakah faktor lingkungan mempersulit tidur
Adakah faktor psikologis mempersulit tidur
Bagaimana konsep diri pasien Bagaimana persepsi pasien terhadap: identitas diri,harga diri,ideal diri,gambaran diri & peran
Apakah ada gangguan nutrisi :
Bagaimana nafsu makan klien
BB normal atau tidak
Bagaimana kebiasaan makan pasien
Makanan yang menyebabkan diarhe
Makanan yang menyebabkan konstipasi
Apakah pasien seorang yang terbuka ?
Maukah pasien mengungkapkan masalahnya
Dapatkah pasien beradaptasi dgn lingkungan
setelah tahu bag tubuhnya diangkat
Kaji kebutuhan klien akan kebutuhan seksual :
Tanyakan masalah kebutuhan seksual klien
Isteri/Suami memahami keadaan klien
Prioritas Perawatan Ditujukan Kepada:
Pengkajian mengenai penyesuaian psikologis
Pencegahan terhadap komplikasi
Pemberian dukungan untuk rnerawat diri sendiri
Menyediakan informasi
Kriteria Keberhasilan
Adanya perasaan penyesuaian yang aktual
Komplikasi dapat dicegah
Klien memenuhi kebutuhan sendiri
Adanya dukungan pelaksanaan pengobatan, mengetahui potensial terjadinya komplikasi
Dx. Keperawatan yg mungkin pada Colostomy
Potensial terjadinya gangguan eliminasi tinja (konstipasi atau diare) s.d kemungkinan diet yang tidak balans yang ditandai, dengan ….
Gangguan rasa nyaman nyeri s.d gangguan mekans kulit akibat tindakan operasi, ditandai dengan ….
Gangguan rasa nyaman s.d BAB yang tidak terkontrol, yang ditandai dengan ….
Gangguan istirahat dan tidur s.d adanya rasa takut pada keadaan stoma, ditandai dengan ….
Potensial gangguan nutrisi sehubungan dengan ketidaktahuan terhadap kebutuhan makanan
Gangguan konsep diri (gambaran diri, peran) s.d belum dapat beradaptasi dengan stoma dan perubahan anatomis, yang ditandai dengan ….
Potensial ggn integritas kulit s.d terkontaminasinya kulit dengan feces, ditandai dengan ….
Disfungsi seksualitas s.d perubahan struktur tubuh, yang ditandai dengan ….
Potensial terjadinya infeksi s.d adanya kontaminasi luka dengan feces, yang ditandai dengan ….
Cemas s.d takut terisolasi dari orang lain ….
Keterbatasan aktifitas s.d klien merasa takut untuk melakukan aktifitas karena stoma.
Tujuan dan Intervensi
Agar pasien dapat BAB dengan teratur :
Hindari makan makanan berefek laksatif
Hindari makan makanan yang menyebabkan konstipasi (makanan yang keras)
Kolaborasi dengan ahli gizi masalah menu makanan
Kontrol makanan yang dibawa dari rumah
Berikan minum yang cukup (2-3 1t/hari)
Pola makan yang teratur (3 kali sehari)
Agar rasa nyeri dapat berkurang :
Catat pemberian medikasi pada saat intra operatif
Evaluasi rasa nyeri dan karakteristiknya
Beri pengertian pada klien agar rasa nyeri diterima sebagai suatu yang wajar dlm batas tertentu
Berikan analgetik sebagai tindakan kolaborasi
Agar klien dapat tidur/istirahat yang cukup :
Jelaskan, stoma tidak akan terbuka pada saat tidur
Amati faktor lingkungan yang mempersulit tidur
Amati faktor psikologis yang mempersulit tidur
Agar kebutuhan nutrisi terpenuhi :
Bekerja sama dengan ahli gizi untuk menu makanan
Berikan gizi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan
Berikan motivasi agar tidak merasa takut menghabiskan makanannya
Agar tidak terjadi gangguan konsep diri :
Berikan dorongan semangat yang membesarkan hati
Hindari sikap asing pada keadaan penyakit pasien
Arahkan agar klien mampu merawat diri sendiri
Beri penjelasan agar klien dapat menerima keadaan dan beradaptasi terhadap stomanya
Hindarkan perilaku yang membuat pasien tersinggung (marah, jijik, dll)
Agar kebutuhan seksualitas dapat terpenuhi :
Beri penjelasan bahwa klien boleh melakukan hubungan seksual dengan wajar
Agar tidak terjadi gangguan integritas kulit :
Lakukan teknik perawatan baik (bersih)
Lindungi kulit dengan pelindung kulit (vaselin / skin barier) disekitar stoma
Letakan alas (kasa) yang dapat menyerap aliran feces
Untuk menghindari infeksi sekunder :
Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada stoma
Ajarkan klien tentang personal hygiene dan perawatan stoma
Untuk menghindari rasa cemas :
Berikan keyakinan bahwa klten mampu beradaptasi dengan lingkungan (masyarakat)
Agar klien tidak takut melakukan aktifitas
Berikan penjelasan masalah aktifitas yang tidak boleh dilakukan (olah raga sepak bola, lari)
Bila akan melakukan aktifitas kantong stoma diberi penyangga (ikat pinggang)
Evaluasi
Kebersihan stoma dan sekitarnya terjaga dengan baik :
Tidak ada tanda-tanda infeksi
Tidak tampak tanda-tanda gangguan integritas kulit
Stoma tidak mengalami penurunan
Klien dapat BAB dengan teratur dan lancar :
Frekuensi BAB teratur (1-2 kali sehari)
Pola BAB teratur
Tidak ada diare/konstipasi
Kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi :
–>KIien dapat tidur tenang (6-8 jam sehari)
Tidak ada faktor lingkungan dan psikologis yang mempersulit tidur
Klien kelihatan segar (tidak mengantuk)
Rasa nyeri dapat diantisipasi oleh klien sendiri
a.Tidak ada keluhan rasa nyeri
b. Wajah tampak ceria
5. Nutrisi dapat terpenuhi
Klien mau menghabiskan makanan yang diberikan
Tidak ada penyulit makan
BB seimbang
Tidak terjadi gangguan integritas kulit :
Tidak tampak tanda-tanda gangguan integritas kulit
(lecet)
Kebutuhan seksual terpenuhi
a. Isteri/Suami mau mengerti keadaan klien
b. Klien memahami dengan cara yang disarankan dalam melakukan hubungan seksual
8.lnfeksi tidak terjadi
Tidak ada tanda-tanda infeksi (rnerah, nyeri,
bengkak, panas)
9.Klien tidak cemas :
Klien terlihat tenang dan memahami keadaanya
10. Aktifitas klien tidak terganggu
Klien dapat melakukan aktifitas yang dianjurkan
PERAWATAN KOLOSTOMI (MENGGANTI KANTONG KOLOSTOMI)
Persiapan alat:
Sarung tangan
Handuk mandi
Air hangat
Sabun mandi
Tissue
–>Kantong colostomy
Bengkok/plastik keresek untuk tempat sampah
Kassa
Vaselin
Spidol
Plastik untuk guide size (mengukur stoma)
Gunting
Pelaksanaan
Dekatkan alat-alat ke klien
Pasang selimut mandi
Dekatkan bengkok ke dekat klien
Pasang sarung tangan
Buka kantung lama
Bersihkan stoma dan kulit sekitar stoma dengan sabun atau air hangat
Keringkan kulit sekitar stoma dengan tissue atau kassa
Lindungi stoma dengan tissue atau kassa agar feces yang keluar lagi tidak mengotori kulit yang sudah dibersihkan
Ukur stoma dengan guide size untuk memilih kantung stoma yang sesuai
Pasang kantong stoma
Pastikan kantong stoma merekat dengan baik dan tidak bocor
Buka sarung tangan
Bereskan alat-alat
Cuci tangan
(taken From MATkul KMB – AAB Bandung) (18 desember 2008 11.24 am) zizou tutorialkuliah.wordpress.com/.../asuhan-keperawatan-kolostomi/
PERAWATAN KOLOSTOMIA. Pengertian --> Suatu tindakan mengganti kantong kolostomi yang penuh dengan yang baruB. Tujuan ---> Memberikan kenyamanan pada klienC. Persiapan- Persiapan pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik2. Memperkenalkan diri3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilaksanakan.4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama
berkomunikasi dan melakukan tindakan9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
- Persiapan alat
1. Sarung tangan bersih2. Handuk mandi/selimut mandi3. Air hangat4. Sabun mandi yang lembut5. Tissue6. Kantong kolostomi bersih7. Bengkok/pispot8. Kassa9. Tempat sampah10. Gunting
D. Prosedur
1. Menjealskan prosedur2. Mendekatkan alat-alat kedekat klien3. Pasang selimut mandi/handuk4. Dekatkan bengkok kedekat klien5. Pasang sarung tangan bersih6. Buka kantong lama dan buang ketempat bersih7. Bersihkan stoma dan kulit sekitar dengan menggunakan sabun dan cairan hangat8. Lindungi stoma dengan tissue atau kassa agar feces tidak mengotori kulit yang sudah
dibersihkan9. Keringkan kulit sekitar stoma dengan tissue atau kassa10. Pasang kantong stoma11. Buka sarung tangan12. Bereskan alat13. Rapihkan pasien14. Mencuci tangan15. Melaksanakan dokumentasi :
Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien Catat tgl dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda
tangan/paraf pada lembar catatan klien
teguhsubianto.blogspot.com/.../perawatan-kolostomi.html
h lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991) Pembuatan lubang sementara atau permanen dari usus besar melalui dinding perut untuk mengeluarkan feses (Randy, 1987) Lubang yang dibuat melalui dinding abdomen ke dalam kolon iliaka untuk mengeluarkan feses (Evelyn, 1991, Pearce, 1993)
B. Jenis – jenis kolostomiKolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga jenisnya ada beberapa macam tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi dapat dibuat secara permanen maupun sementara.
• Kolostomi PermanenPembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen biasanya berupa kolostomi single barrel ( dengan satu ujung lubang)• Kolostomi temporer/ sementaraPembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi temporer ini mempunyai dua ujung lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut kolostomi double barrel.Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan abdomen berupa mukosa kemerahan yang disebut STOMA. Pada minggu pertama post kolostomi biasanya masih terjadi pembengkakan sehingga stoma tampak membesar.Pasien dengan pemasangan kolostomi biasanya disertai dengan tindakan laparotomi (pembukaan dinding abdomen). Luka laparotomi sangat beresiko mengalami infeksi karena letaknya bersebelahan dengan lubang stoma yang kemungkinan banyak mengeluarkan feses yang dapat mengkontaminasi luka laparotomi, perawat harus selalu memonitor kondisi luka dan segera merawat luka dan mengganti balutan jika balutan terkontaminasi feses.Perawat harus segera mengganti kantong kolostomi jika kantong kolostomi telah terisi feses atau jika kontong kolostomi bocor dan feses cair mengotori abdomen. Perawat juga harus mempertahankan kulit pasien disekitar stoma tetap kering, hal ini penting untuk menghindari terjadinya iritasi pada kulit dan untuk kenyamanan pasien.Kulit sekitar stoma yang mengalami iritasi harus segera diberi zink salep atau konsultasi pada dokter ahli jika pasien alergi terhadap perekat kantong kolostomi. Pada pasien yang alergi tersebut mungkin perlu dipikirkan untuk memodifikasi kantong kolostomi agar kulit pasien tidak teriritasi.
3. Pendidikan pada pasienPasien dengan pemasangan kolostomi perlu berbagai penjelasan baik sebelum maupun setelah operasi, terutama tentang perawatan kolostomi bagi pasien yang harus menggunakan kolostomi permanen.Berbagai hal yang harus diajarkan pada pasien adalah: Teknik penggantian/ pemasangan kantong kolostomi yang baik dan benar Teknik perawatan stoma dan kulit sekitar stoma Waktu penggantian kantong kolostomi Teknik irigasi kolostomi dan manfaatnya bagi pasien Jadwal makan atau pola makan yang harus dilakukan untuk menyesuaikan Pengeluaran feses agar tidak mengganggu aktifitas pasien Berbagai jenis makanan bergizi yang harus dikonsumsi Berbagai aktifitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasien Berbagi hal/ keluhan yang harus dilaporkan segera pada dokter ( jika apsien sudah dirawat dirumah)
Berobat/ control ke dokter secara teratur Makanan yang tinggi serat
C. Komplikasi kolostomi
1.Obstruksi/ penyumbatanPenyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya pengerasan feses yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindari terjadinya sumbatan, pasien perlu dilakukan irigasi kolostomi secara teratur. Pada pasien dengan kolostomi permanen tindakan irigasi ini perlu diajarkan agar pasien dapat melakukannya sendiri di kamar mandi.2.InfeksiKontaminasi feses merupakan factor yang paling sering menjadi penyebab terjadinya infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan yang terus menerus sangat diperlukan dan tindakan segera mengganti balutan luka dan mengganti kantong kolstomi sangat bermakna untuk mencegah infeksi.3.Retraksi stoma/ mengkerutStoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlalu sempit dan juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma yang mengalami pengkerutan.4.Prolaps pada stomaTerjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi struktur penyokong stoma yang kurang adekuat pada saat pembedahan.5.StenosisPenyempitan dari lumen stoma6.Perdarahan stoma
D. Perawatan kolostomiPengertianMembersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma , dan mengganti kantong kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan.
Tujuan• Menjaga kebersihan pasien• Mencegah terjadinya infeksi• Mencegah iritasi kulit sekitar stoma• Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya
Persiapan pasien• Memberi penjelasan pada pasien tentang tujuan tindakan, dll
• Mengatur posisi tidur pasien (supinasi)• Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien (menutup gorden jendela, pintu, memasang penyekat tempat tidur (k/P), mempersilahkan keluarga untuk menunggu di luar kecuali jika diperlukan untuk belajar merawat kolostomi pasien
PERSIAPAN ALAT
1. Colostomy bag atau cincin tumit, bantalan kapas, kain berlubang, dan kain persegi empat2. Kapas sublimate/kapas basah, NaCl3. Kapas kering atau tissue4. 1 pasang sarung tangan bersih5. Kantong untuk balutan kotor
6. Baju ruangan / celemek7. Bethadine (bila perlu) bila mengalami iritasi8. Zink salep9. Perlak dan alasnya10. Plester dan gunting11. Bila perlu obat desinfektan12. bengkok13. Set ganti balut
PERSIAPAN KLIEN1. Memberitahu klien2. Menyiapkan lingkungan klien3. Mengatur posisi tidur klien
PROSEDUR KERJA1. Cuci tangan2. Gunakan sarung tangan3. Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien sesuai letak stoma4. Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh pasien5. Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, dll)6. Membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan pinset dan tangan kiri menekan kulit pasien7. Meletakan colostomy bag kotor dalam bengkok8. Melakukan observasi terhadap kulit dan stoma9. Membersihkan colostomy dan kulit disekitar colostomy dengan kapas sublimat / kapas hangat (air hangat)/ NaCl10. Mengeringkan kulit sekitar colostomy dengan sangat hati-hati menggunakan kassa steril11. Memberikan zink salep (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma12. Menyesuaikan lubang colostomy dengan stoma colostomy
13. Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi vertical/horizontal/miring sesuai kebutuhan pasien14. Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi15. Merekatkan/memasang kolostomy bag dengan tepat tanpa udara didalamnya16. Merapikan klien dan lingkungannya17. Membereskan alat-alat dan membuang kotoran18. Melepas sarung tangan19. Mencuci tangan20. Membuat laporan Diposkan oleh ZakIR rOSHan di 02.36 zakirroshan.blogspot.com/2010/06/kolostomi.html
Aplikasi NANDA, NOC,NIC pada klien dengan colostomy
Written by christantie effendy Thursday, 09 April 2009 06:50
APLIKASI NANDA, NOC DAN NIC PADA ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
KANKER KOLON POST KOLOSTOMI
Oleh : Christantie Effendy,SKp.MKes
PENDAHULUAN
Karsinoma kolon ( Ca. Colon ) merupakan jenis kanker yang banyak
dijumpai di klinik dengan tingkat mortalitas yang cukup tinggi .
Kanker kolon merupakan penyebab ke dua dari semua kematian kanker
di Amerika, baik pada pria maupun wanita dan hanya dilampai oleh
kanker paru-paru dan mammae.Klien yang mengalami Ca. Colon
membutuhkan perawatan profesional dan dukungan keluarga yang
adekuat. Klien memerlukan tindakan pembedahan berupa laparotomi
(pembukaan dinding abdomen ) dan kolostomi (pembuatan lubang
melalui dinding abdomen ke dalam kolon iliaka untuk mengeluarkan
feces ) dilakukan untuk mengatasi masalah eliminasi.
Selain tindakan pembedahan, klien juga harus menjalani terapi
lanjut yang dapat berupa kemoterapi dan radioterapi.Klien
memerlukan asuhan keperawatan yang komprehensif dengan
memperhatikan aspek bio-psiko-sosio-spiritual terutama karena
klien harus menjalani terapi lanjut setelah pembedahan. Dengan
pemberian asuhan keperawatan secara komprehensif dan berkualitas
diharapkan klien dapat beradaptasi dengan kondisi tubuhnya ,
menjalani terapi secara kooperatif dan dapat bersosialisasi
kembali di masyarakat. Identifikasi masalah keperawatan klien
sangat penting, terkait dengan intervensi dan implementasi yang
akan dilakukan terhadap klien selama hospitalisasi sehingga
tercapai asuhan keperawatan yang optimal.
GAMBARAN KLINIS KARSINOMA COLON Karsinoma pada colon menimbulkan
perubahan pada kebiasaan buang air besar. Karsinoma pada colon
sebelah kanan menyebabkan peningkatan gerakan colon, tetapi
karsinoma pada colon sebelah kiri menimbulkan konstipasi. Keduanya
dapat menunjukkan gambaran klinis berupa: darah dan lendir di
dalam tinja, penurunan berat badan dan anemia, palpasi dapat
mengungkapkan adanya massa yang nyeri tekan, keadaan ini dapat
memberikan gambaran klinis berupa obstruksi intestinum
Keperawatan Medikal Bedah
Merupakan Pelayanan profesional yang didasarkan Ilmu dan teknik Keperawatan Medikal Bedah berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-
spiritual yg komprehensif ditujukan pada orang dewasa dgn atau
yg cenderung mengalami gangguan fisiologi dgn atau tanpa
gangguan struktur akibat trauma.
Pelayanan keperawatan Medikal Bedah dapat berupa bantuan yang diberikan dgn alasan
• Kelemahan fisik
• Kelemahan mental
• Masalah psikososial
• Keterbatasan pengetahuan
• Ketidakmampuan dan ketidakmauan melakukan kegiatan sehari-hari sec mandiri akibat gangguan patofisiologis(CHS, 1992)
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN karsinoma colon ( Rectosigmoid) post laparotomi dan kolostomi.
Pada kesempatan ini, akan dibahas secara lebih rinci tentang penggunaan Diagnosis Keperawatan NANDA, NOC dan NIC dalam
pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan karsinoma colon ( Rectosigmoid) post laparotomi dan kolostomi. Dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien ,perawat perlu melakukan berbagai langkah yang terstruktur dan sistematis, mulai dari penerimaan klien sampai dengan klien pulang/meninggal.
Langkah 1: Melakukan Pengkajian Keperawatan
n Lakukan pengkajian secara seksama untuk menentukan diagnosa keperawatan yang sesuai dg kondisi klien.
n Gunakan “ Functional Health Patterns” (Gordon) dalam melakukan pengkajian /pengumpulan data klien untuk membantu pemilihan diagnosa keperawatan yg sesuai
n Lakukan pengkajian secara seksama untuk menentukan diagnosa keperawatan yang sesuai dg kondisi klien.
n Perlu diingat bahwa data yang lengkap sangat membantu perawat dalam mengidentifikasi masalah keperawatan klien.
Langkah 2: Menentukan Diagnosis Keperawatan
n Tentukan diagnosa keperawatan sesuai dengan kondisi klien dengan menggunakan Diagnosis keperawatan NANDA taxonomy II
n Yakinkan masalah keperawatan klien sesuai dengan definisi diagnosis keperawatan yg anda pilih
n Untuk dapat menentukan Diagnosis keperawatan yang sesuai , perawat hendaknya telah memahami masing-masing pengertian/definisi dari pernyataan diagnosis keperawatan yang dipilih.
n Tentukan etiologi yg sesuai dengan karakteristik /kondisi klien (mungkin perawat perlu menjabarkan lebih spesifik etiologi yang dipilih sesuai dengan kondisi klien )
Langkah 3: Menentukan Tujuan Keperawatan
n Pilih Nursing Outcome ( NOC ) yang sesuai dengan diagnosis keperawatan yg telah anda tentukan ( pada satu diagnosis keperawatan , terdapat lebih dari satu NOC, perawat dapat memilih NOC yang sesuai dengan kondisi klien )
n Pilih indikator NOC yg tepat dengan masalah keperawatan yg dialami klien
n Penentuan skala pencapaian indicator pada NOC
Langkah 4:Menentukan Intervensi Keperawatan
n Tentukan Intervensi keperawatan (NIC) yang sesuai
n NIC yg dipilih hendaknya yg dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah keperawatan klien
n Perawat membutuhkan beberapa intervensi untuk mengatasi masalah keperawatan klien
Langkah 5: Melaksanakan Implementasi Keperawatan
Langkah 6: Melakukan Evaluasi keperawatan
Langkah 7: Melakukan Pendokumentasian Keperawatan
KASUS
Riwayat masuk RS
n Klien Ny. SM ( 43 th) , masuk RS dengan keluhan sulit defekasi dan feses berdarah dan bau busuk, perut terasa penuh dan mual.
n Dx. Medis: Ca Rectosigmoid Kondisi klien saat ini
n Post laparotomi dan colostomi hari 2
n Luka operasi kering, pus (-)
n Produk stoma lunak,warna kecoklatan, bau khas , perdarahan (-)
n Mengeluh nyeri pd daerah operasi dan tidak tahu cara merawat stoma
n Posisi stoma 2,5 cm dari luka laparotomi
Tanda-tanda vital:
n TD: 120/70 mmHg
n N : 84 x/mnt
n S : 37,2 º C
n P : 20 x/mnt Terapi analgetik 3 x 100 mg (IM) antibiotika 2 x 1 gr ( IV )
n Lab: Hb: 9,8 ; Alb: 2,9
n Klien tampak lemah, pucat dan bibir kering
n Terpasang infus D5% : 20 tetes/mntn Skema infus: D5% : RL
= 2 : 2
n Klien mengeluh tidak nafsu makan dan hanya menghabiskan 3 sdk makan bubur & sayur
n BB sebelum sakit: 62 kg
n BB saat ini : 50 kg Setelah dilakukan pengkajian keperawatan pada Ny.SM maka dapat ditetapkan “Fuctional Health Patterns” yang sesuai dg Ny.SM adalah:
n Nutrition - Metabolic
n Cognitive - Perceptual
n Coping /stress/tolerance
n Elimination
n Self – Perception/ Self - Concept
n Health Perception – Health Management Berdasarkan data yang diperoleh, ditetapkan berbagai masalah keperawatan yang sesuai dengan kondisi klien.
Masalah Keperawatan NANDA yg sesuai dg Ny.SM adalah:
n Deficient Knowledge : Ostomy Care
n Acute Pain
n Disturbed Body image
n Risk for infection
n Imbalance Nutrition : less than body requirements
n Fatigue
n dll
Penentuan Masalah keperawatan dapat mengalami kesulitan/hambatan dan keragu-raguan perawat terutama jika data yang diperoleh sangat minimal dan memiliki karakteristik yang sama dengan diagnosis keperawatan lain, maka Domain pada NANDA dapat digunakan sebagai alat bantu dalam penentuan Diagnosis Keperawatan.
Diagnosis Keperawatan NANDA, NOC dan NIC pd Ny.SM
Knowledge defisit : Ostomy Care(Kurang pengetahuan tentang
perawatan kolostomi )
definisi: mengungkapkan secara verbal masalah yg dihadapi dan menunjukkan ekspresi ambivalenEtiologi /faktor yg berhubungan:lack of exposure( belum pernah mengalami kolostomi) dan tidak terbiasa dgn sumber informasi Perawat menentukan NOC yang sesuai dengan kondisi klien , dari beberapa NOC yang ada pada diagnosis keperawatan Knowledge defisit : Ostomy Care. Ditetapkan ada 2 NOC yang sesuai dengan klien yaitu:
NOC :
n Knowledge: Treatment Procedure (Colostomy Care)( Pengetahuan : Prosedur perawatan kolostomi
n Pengetahuan : Penanganan penyakit (Knowledge: treatment Regimen)
Dalam penulisan NOC pada rekam asuhan keperawatan hendaknya dituliskan secara lengkap dengan mencantumkan Subyek, Predikat, dan obyek ,keterangan waktu dan skala indikator.
NOC 1: Pasien mampu mengetahui Prosedur perawatan kolostomi (Treatment Procedure) dalam 3 hari perawatan
Indikator :
pasien mampu :
n Menjelaskan langkah2 prosedur perawatan kolostomi
n Menjelaskan alat2 yg dibutuhkan
n Menjelaskan berbagai tindakan yg dilakukan utk mencegah/mengatasi komplikasi
n Mampu melakukan perawatan kolostomiSkala indikator dapat dilihat pada panduan NOC dan penentuan skala dapat disesuaikan dengan target waktu dan kondisi klien atau berdasarkan evidence /hasil penelitian
NOC 2:Pengetahuan : Penanganan penyakit (treatment Regimen)Indikator:
n Menjelaskan diet yg dianjurkan
n Memilih makanan yg sesuai dgn anjuran diet
n Menjelaskan aktifitas yg dianjurkan
n Mampu mengontrol/monitor diri sendiri
n Menjelaskan cara merawat diri sendiri pd kondisi darurat
Penentuan NIC berdasarkan masing-masing NOC
NIC yang tersedia harus dipilih dan disesuaikan dengan kebutuhan klien dalam mencapai tujuan/mengatasi masalah. Beberapa sumber menyebutkan bahwa tindakan-tindakan yang ada pada NIC minimal 5 tindakan (aktivitas) yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah keperawatan klien
Untuk mencapai NOC 1:Pengetahuan : Prosedur perawatan kolostomiDiperlukan NIC :
n Perawatan Kolostomi
n Pemantauan kulit NIC – Ostomy CareActivities (NIC3 pg. 483)
Mark the skin for stoma placement
Instruct patient/significant other in the use of
ileostomy/colostomy equipment
Assist patient in providing ostomy /ileostomy self-care
Have patient/significant other demonstrate use of equipment
Apply appropriately-fitting ostomy appliance, as needed
Monitor for incision/stoma healing
Encourage patient/significantother to express feelings and
concerns about changes in body image
Encourage visitation to client by persons from such support
groups as ileostomy/colostomy clubs
Irrigate colostomy, as appropriate
Assist patient in obtaining ostomy/ileostomy equipment
Instruct patient on mechanisms to reduce odor
Instruct patient/significant other in appropriate diet and
expected changes in elimination function
Provide and assistance, while client develops skill in caring
for stoma/surrounding tissue
Monitor stoma/surrounding tissue healing and adaptation to
ostomy equipment
Change/empty ostomy bag, as appropriate
Encourage participation in ostomy support groups after
hospital discharge
NIC – Skin Surveillance Activities (NIC 3 pg. 601)
Inspect condition of surgical incision, as appropriate
Observe extremities for color, warmth, swelling, pulses,
texture, edema, and ulcerations
Inspect skin and mucous membranes for redness, extreme
warmth, or drainage
Monitor skin for areas of redness and breakdown
Monitor for sources of pressure and friction
Monitor for infection, especially of edematous areas
Monitor skin for rashes and abrasions
Monitor skin for excessive dryness and moistness
Inspect clothing for tightness
Monitor skin color Monitor skin temperature Note skin or
mucous membrane changes
Institute measures to prevent further deterioration, as
needed
Instruct family member/caregiver about signs f skin
breakdown, as appropriate
NOC 2:Pengetahuan : Penanganan penyakit (treatment Regimen)
NIC:
n Teaching Prescribed Diet
n Teaching Prescribed Activity /exercise NIC – Teaching: Prescribed Diet (NIC3 pg., 649)
Appraise the patient’s current level of knowledge about
prescribed diet
Determine the patient’s/significant other’s feelings/attitude
toward prescribed diet and expected degree of dietary
compliance
Instruct the patient on the proper name of the prescribed
diet
Explain the purpose of the diet Inform the patient about how
long the diet should be followed
Instruct the patient about how to keep a food diary, as
appropriate
Instruct the patient on allowed and prohibited foods
Inform the patient of possible drug/food interactions, as
appropriate
Assist the patient to accommodate food preferences into
theprescribed diet
Assist the patient in substituting ingredients to conform
favorite recipes to the prescribed diet
Instruct the patient about how to read labels and select
appropriate foods
Observe the patient’s selection of foods appropriate to
prescribed diet
Instruct the patient about how to plan appropriate meals
Provide written meal plans, as appropriate
Recommend a cookbook that includes recipes consistent with
the diet, as appropriate
Reinforce information provided by other health care team
members, as appropriate
Refer patient to dietitian/nutritionist, as appropriate
Include the family/significant others, as appropriate
NIC – Teaching: Prescribed Activity/Exercise(NIC 3, pg.648)
Appraise the patient’s current level of exercise and
knowledge ofprescribed activity/exercise
Inform the patient of the purpose for, and the benefits of,
the prescribed activity/exercise
Instruct the patient how to perform the prescribed
activity/exercise
Instruct the patient how to monitor tolerance of the
activity/exercise
Instruct the patient how to keep an exercise diary, as
appropriate
Inform the patient what activities are appropriate based on
physical condition
Instruct the patient how to safely progress activity/exercise
Caution the patient on the dangers of overestimating
capabilities, as appropriate
Warn the patient of the effects of extreme heat and cold, as
appropriate
Instruct the patient on methods to conserve energy, as
appropriate
Instruct the patient how to warm up and cool down before and
after activity/exercise and the importance of doing so, as
appropriate
Instruct the patient on good posture and body mechanics, as
appropriate
Observe the patient perform the prescribed activity/exercise
Provide information on available assistive devices that may
be used to facilitate performance of required skill, as
appropriate
Instruct the patient on the assembly, use, and maintenance of
assistive devices , as appropriate
Assist the patient to incorporate activity/exercise regimen
into daily routine/life style
Assist the patient to properly alternate periods of rest
and activity
Refer the patient to physical therapist/occupational
therapist/exercise physiologist, as appropriate
Reinforce information provided by other health care team
members, as appropriate
Include the family/significant others, as appropriate
Provide information on available community
resources/support groups to increase the patient’s
compliance with activity/exercise, as appropriate
Refer the patient to a rehabilitation center, as appropriate
DAFTAR PUSTAKA
1. Black. J.M.; Jacob, E.M. (1993). Luckman & Sorensen’s : Medical
Surgical Nursing: a Psychophysiologic approach. 3 rded. Philadelphia W.B. Saunder Company
2. Earnest, Vicki Vine. (1993). Clinical skills in Nursing Practice. (2 nd). Philadelphia. J.B. Lippincott Company.
3.Flue, Jenice R., Nowlis, Elizabeth A., Bentz, Patricia M.(1996).
Moduls for basic Nursing Skills. 6th ed. Philadelphia: Llppincott.
4. Hampton, Beverly G. and Ruth A. Bryant . (1992). Ostomies and Divertions. Nursing Management. Philadelphia. Mosby - Year Book, Inc.
5. NANDA International.(2005). Nursing Diagnoses: Definitions and Classification 2005 – 2006. Philadelphia: NANDA International.
6. Nettina, Sandra M. (1996). The Lippincott Manual of Nursing
Practice.6thed. Philadelphia: Lippincott.
7. Potter. PA; Perry,A.G. (1993). Fundamental of Nursing :
Concepts, Process and Practical. 3 rded. St. Louis: Mosby Year Book
8. Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare.(1996) Brunner and Suddarth’s Textbook of Medical – Surgical Nursing. Lippincot – Raven Publishers, Philadelphia.
Disampaikan pada Seminar Nasional
“Analisis Aplikasi Proses Keperawatan menggunakan NANDA, dan NOC,NIC “
di Auditorium II FK UGM, Yogyakarta.Sabtu,4 Juni 2005
Last Updated on Thursday, 09 April 2009 07:19
PERAWATAN KOLOSTOMI
Pengertian* Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991)* Pembuatan lubang sementara atau permanen dari usus besar melalui dinding perut untuk mengeluarkan feses (Randy, 1987)
* Lubang yang dibuat melalui dinding abdomen ke dalam kolon iliaka untuk mengeluarkan feses (Evelyn, 1991, Pearce, 1993)
Jenis – jenis kolostomiKolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga jenisnya ada beberapa macam tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi dapat dibuat secara permanen maupun sementara.
* Kolostomi PermanenPembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen biasanya berupa kolostomi single barrel ( dengan satu ujung lubang)
* Kolostomi temporer/ sementaraPembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi temporer ini mempunyai dua ujung lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut kolostomi double barrel.
Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan abdomen berupa mukosa kemerahan yang disebut STOMA. Pada minggu pertama post kolostomi biasanya masih terjadi pembengkakan sehingga stoma tampak membesar.
Pasien dengan pemasangan kolostomi biasanya disertai dengan tindakan laparotomi (pembukaan dinding abdomen). Luka laparotomi sangat beresiko mengalami infeksi karena letaknya bersebelahan dengan lubang stoma yang kemungkinan banyak mengeluarkan feses yang dapat mengkontaminasi luka laparotomi, perawat harus selalu memonitor kondisi luka dan segera merawat luka dan mengganti balutan jika balutan terkontaminasi feses.
Perawat harus segera mengganti kantong kolostomi jika kantong kolostomi telah terisi feses atau jika kontong kolostomi bocor dan feses cair mengotori abdomen. Perawat juga harus mempertahankan kulit pasien disekitar stoma tetap kering, hal ini penting untuk menghindari terjadinya iritasi pada kulit dan untuk kenyamanan pasien.Kulit sekitar stoma yang mengalami iritasi harus segera diberi zink salep atau konsultasi pada dokter ahli jika pasien alergi terhadap perekat kantong kolostomi. Pada pasien yang alergi tersebut mungkin perlu dipikirkan untuk memodifikasi kantong kolostomi agar kulit pasien tidak teriritasi.
Pendidikan pada pasienPasien dengan pemasangan kolostomi perlu berbagai penjelasan baik sebelum maupun setelah operasi, terutama tentang perawatan kolostomi bagi pasien yang harus menggunakan kolostomi permanen.Berbagai hal yang harus diajarkan pada pasien adalah:
* Teknik penggantian/ pemasangan kantong kolostomi yang baik dan benar* Teknik perawatan stoma dan kulit sekitar stoma* Waktu penggantian kantong kolostomi* Teknik irigasi kolostomi dan manfaatnya bagi pasien* Jadwal makan atau pola makan yang harus dilakukan untuk menyesuaikan* Pengeluaran feses agar tidak mengganggu aktifitas pasien* Berbagai jenis makanan bergizi yang harus dikonsumsi* Berbagai aktifitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasien* Berbagi hal/ keluhan yang harus dilaporkan segera pada dokter ( jika apsien sudah dirawat
dirumah)* Berobat/ control ke dokter secara teratur* Makanan yang tinggi serat
Komplikasi kolostomi
1.Obstruksi/ penyumbatanPenyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya pengerasan feses yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindari terjadinya sumbatan, pasien perlu dilakukan irigasi kolostomi secara teratur. Pada pasien dengan kolostomi permanen tindakan irigasi ini perlu diajarkan agar pasien dapat melakukannya sendiri di kamar mandi.
2.InfeksiKontaminasi feses merupakan factor yang paling sering menjadi penyebab terjadinya infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan yang terus menerus sangat diperlukan dan tindakan segera mengganti balutan luka dan mengganti kantong kolstomi sangat bermakna untuk mencegah infeksi.
3.Retraksi stoma/ mengkerutStoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlalu sempit dan juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma yang mengalami pengkerutan.
4.Prolaps pada stomaTerjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi struktur penyokong stoma yang kurang adekuat pada saat pembedahan.
5.StenosisPenyempitan dari lumen stoma
6.Perdarahan stoma
Perawatan kolostomi
PengertianMembersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma , dan mengganti kantong kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan.
Tujuan* Menjaga kebersihan pasien* Mencegah terjadinya infeksi* Mencegah iritasi kulit sekitar stoma* Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya
Persiapan pasien* Memberi penjelasan pada pasien tentang tujuan tindakan, dll* Mengatur posisi tidur pasien (supinasi)* Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien (menutup gorden jendela, pintu, memasang penyekat tempat tidur (k/P), mempersilahkan keluarga untuk menunggu di luar kecuali jika diperlukan untuk belajar merawat kolostomi pasien
PERSIAPAN ALAT1. Colostomy bag atau cincin tumit, bantalan kapas, kain berlubang, dan kain persegi empat
2. Kapas sublimate/kapas basah, NaCl3. Kapas kering atau tissue4. 1 pasang sarung tangan bersih5. Kantong untuk balutan kotor6. Baju ruangan / celemek7. Bethadine (bila perlu) bila mengalami iritasi8. Zink salep9. Perlak dan alasnya10. Plester dan gunting11. Bila perlu obat desinfektan12. bengkok13. Set ganti balut
PERSIAPAN KLIEN1. Memberitahu klien2. Menyiapkan lingkungan klien3. Mengatur posisi tidur klien
PROSEDUR KERJA1. Cuci tangan2. Gunakan sarung tangan3. Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien sesuai letak stoma4. Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh pasien5. Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, dll)6. Membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan pinset dan tangan kiri menekan kulit pasien7. Meletakan colostomy bag kotor dalam bengkok8. Melakukan observasi terhadap kulit dan stoma9. Membersihkan colostomy dan kulit disekitar colostomy dengan kapas sublimat / kapas hangat (air hangat)/ NaCl10. Mengeringkan kulit sekitar colostomy dengan sangat hati-hati menggunakan kassa steril11. Memberikan zink salep (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma12. Menyesuaikan lubang colostomy dengan stoma colostomy13. Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi vertical/horizontal/miring sesuai kebutuhan pasien14. Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi15. Merekatkan/memasang kolostomy bag dengan tepat tanpa udara didalamnya16. Merapikan klien dan lingkungannya17. Membereskan alat-alat dan membuang kotoran18. Melepas sarung tangan19. Mencuci tangan20. Membuat laporan
at 1:53 PM Labels: Medikal Bedah athearobiansyah.blogspot.com/.../perawatan-kolostomi.html akses 7 10 2010