tafsir qs. an nisaa' ayat 95

13
Tafsir QS. An- Nisaa’ Ayat 95 A’AS SALSABILA FIRDAUSY G000142001

Upload: aas-firdausy

Post on 17-Jan-2017

244 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tafsir QS. An nisaa' ayat 95

TafsirQS. An-Nisaa’

Ayat 95

A’AS SALSABILA FIRDAUSY

G000142001

Page 2: Tafsir QS. An nisaa' ayat 95

QS. An-Nisaa’ ayat 95

Page 3: Tafsir QS. An nisaa' ayat 95

TERJEMAH QS. AN-NISAA’ AYAT 95“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut

berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah

melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka

Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang

besar.”

Page 4: Tafsir QS. An nisaa' ayat 95

TAFSIR AL-MARAGHIo Orang-orang yang tidak turut berperang dengan hartanya karena bakhil

dan sangat tamak, serta dengan jiwanya karena lebih mengutamakan kesenangan dan kenikmatan daripada kepayahan dan menantang bahaya, tidak sama dengan para mujahidin yang mengorbankan hartanya di dalam mempersiapkan perang, seperti persiapan persenjataan, kuda dan perbekalan makanan, serta mengorbankan jiwanya dengan merelakannya untuk terbunuh di jalan menegakkan kebenaran dan menahan serangan golongan thoghut. Sebab, para mujahidinlah orang-orang yang melindungi umat dan negara, sedangkan orang-orang yang tidak ikut berperang adalah orang-orang yang tidak mengadakan persiapan untuk melindungi umat dan negara, sehingga mereka menjadi sasaran empuk serangan musuh-musuhnya.

Page 5: Tafsir QS. An nisaa' ayat 95

o Allah ta’ala meninggikan derajat para mujahidin atas orang-orang yang tidak ikut berperang satu derajat yang ukuran dan hakikatnya tidak dapat diketahui; yaitu apa yang diberikan Allah kepada mereka di dunia berupa harta rampasan perang, kemenangan, reputasi dan ditolaknya kejahatan musuh dari umat dan negara.

o Allah menjanjikan surga kepada masing-masing: orang yang berjihad dan orang yang tidak turut berjihad karena lemah, sedangkan dia berharap mempunyai kemampuan untuk itu, karena masing-masing mempunyai keimanan yang sempurna dan ikhlas kepada Allah di dalam bekerja.

o Derajat-derajat ini ialah apa yang disimpan oleh Allah bagi hamba-hamba-Nya berupa kedudukan-kedudukan yang tinggi yang tidak dapat dihitung. Derajat-derajat di akhirat didasarkan atas amalan-amalan dunia, berupa kekuatan iman kepada Allah, pengutamaan keridhaan-Nya atas kesenangan dan kenikmatan, dan pengutamaan maslahat umum atas nafsu pribadi.

Page 6: Tafsir QS. An nisaa' ayat 95

TAFSIR AL-AZHARo Arti jihad ialah kerja keras, bersungguh-sungguh ataupun berjuang. Agama

tidak akan tegak kalau tidak ada semangat berjuang. Ulama ahli fiqh menetapkan hukum bahwasanya pergi berjihad ke medan perang adalah Fardhu Kifayah. Artinya telah terlepas kewajiban itu dari pundak semua ummat, apabila telah ada yang menyanggupinya. Tetapi, apabila musuh sudah masuk ke dalam negeri, jihad menjadi Fardhu ‘Ain; artinya semua orang dengan sendirinya menjadi Mujahid.

o “Orang-orang yang duduk dari kalangan orang-orang yang beriman yang tidak berhalangan, tidaklah sama dengan orang-orang yang berjihad pada jalan Allah dengan harta benda mereka dan diri-diri mereka.”

o Menurut sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhori, ayat ini turun seketika akan terjadi perang Badar. Rassulullah sendiri pada mulanya berat sangkaan beliau bahwasanya seluruh Muhajirin akan sudi berperang ke Badar menghadapi musyrikin yang telah mengusir mereka dari kampung halaman mereka. Tetapi kaum Anshar belum dapat dipastikan apakah akan turut berperang atau tidak. Tetapi dalam pertemuan bersama, pimpinan-pimpinan telah menegaskan untuk sudi turut berperang dengan Rasulullah dan mereka tidak akan membiarkan Rasulullah pergi berperang sendirian.

Page 7: Tafsir QS. An nisaa' ayat 95

o “Allah telah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta benda mereka dari diri-diri mereka itu, daripada orang-orang yang duduk, satu derajat.”

o Barangsiapa yang turut pergi berjihad, maka derajatnya akan lebih tinggi daripada yang tidak pergi berjihad. Yang berjihad dan yang duduk saja (ada halangan lain), sama-sama mendapat pahala dari Allah, tetapi derajat pahala yang diterima oleh orang yang pergi berjihad itu tentu lebih tinggi.

o Dalam ayat ini disebutkan bahwasanya berjihad itu adalah dengan dua cara. Pertama dengan harta. Kedua dengan diri sendiri; yaitu turut pergi dan siap mati, syahid fi-Sabilillah. Maka datanglah janji ketegasan dari Allah sekali lagi, bahwa walaupun yang pergi dan tidak pergi sama juga mendapat pahala karena sama-sama beriman, namun yang pergi berjihad mendapat derajat yang lebih istimewa daripada yang tidak pergi berjihad.

o Oleh sebab itu kalau tidak ada halangan yang besar, lebih baiklah pergi. Dalam hadits diriwayatkan Bukhari dan Muslim, ada tersebut bahwasanya di dalam surga itu ada 100 derajat (tingkat) yang telah disediakan Allah untuk orang-orang yang berjihad di jalan Allah. Jarak di antara satu tingkat dengan yang lainnya, sejauh jarak langit dan bumi.

Page 8: Tafsir QS. An nisaa' ayat 95

TAFSIR AL-MISHBAHo Tidaklah sama antara mukmin yang duduk, yakni yang tidak ikut

berperang dengan alasan yang dibenarkan agama; seperti buta, pincang, dan lain-lain, dengan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwa mereka. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwa mereka atas orang-orang yang duduk dengan kelebihan satu derajat yang sempurna.

o Dikemukakan oleh Imam Bukhori melalui sahabat Nabi, Al-Barra’, bahwa ketika ayat ini turun, Rasulullah SAW memanggil Zaid bin Tsabit dan memerintahkannya untuk menulis. Ketika itu belum turun firman-Nya ( الضرر Hولي أ Hغير ) maka Abdullah ibn Ummi Maktum, seorang buta mengeluh tentang kebutaannya sehingga tidak mampu ikut berperang, maka turunlah firman-Nya ( الضرر Hولي أ Hغير ) yang mengecualikan orang-orang memiliki udzur.

Page 9: Tafsir QS. An nisaa' ayat 95

o Kata yang duduk diperhadapkan dengan al-mujahidun, padahal biasanya duduk diperhadapkan dengan berdiri. Menurut Asy-Sya’rawi bahwa pada masa awal islam, setiap mukmin yang memeluk islam menganggap diri mereka pejuang, setiap saat siap memenuhi panggilan, tidak pernah sesaatpun berleha-leha. Adapun yang duduk, maka ia bagaikan tidak siap untuk berjuang dan tidak memiliki ciri-ciri mukmin yang baik.

o Kata darajat pada ayat ini menginformasikan bahwa ada perbedaan satu tingkat antara yang berjihad di jalan Allah dan yang tidak berjihad akibat udzur yang dibenarkan agama, dan ada perbedaan banyak tingkat yang amat besar antara yang berjihad dan yang tidak berjihad tanpa udzur.

Page 10: Tafsir QS. An nisaa' ayat 95

o Kata jihad seringkali disalahpahami karena ia lazim diucapkan pada saat perjuangan fisik, sehingga diidentikkan dengan perlawanan bersenjata.

o Dikuatkan juga oleh pemahaman arti kata anfus yang seringkali dibatasi hanya dalam arti jiwa, bukan diri manusia dengan segala totalitasnya. Al-qur’an menggunakan kata nafs dan anfus antara lain dalam arti totalitas manusia, dan dengan demikian, kata anfusihim dapat mencakup nyawa, emosi, pengetahuan, tenaga, pikiran, bahkan juga waktu dan tempat.

o Dengan demikian, mujahid adalah orang yang mencurahkan seluruh kemampuannya dan berkorban atau bersedia berkorban dengan apa saja yang berkaitan dengan dirinya sendiri.

Page 11: Tafsir QS. An nisaa' ayat 95

Kesimpulan

Keutamaan Seorang Mujahid:

Derajatnya satu tingkat lebih tinggi dari yang tidak pergiDitempatkan di surga

Mendapatkan pahala yang besar

Page 12: Tafsir QS. An nisaa' ayat 95

NILAI-NILAI PENDIDIKANo Ayat ini memberikan pengertian bahwa orang-orang yang berilmu

pengetahuan itu jauh lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang tidak berilmu. Apabila orang-orang yang tidak berilmu diberitakan tentang kekurangan derajatnya itu, semoga tergeraklah hati mereka untuk mencari ilmu pengetahuan dengan giat, sehingga dapat meningkatkan derajat mereka kepada derajat yang tinggi.

o Ayat ini mengetengahkan bahwa islam sangat menghargai para pemuda yang aktif dan mengambil bagian dalam hal kebaikan, menyuruh mereka agar tidak bermalas-malasan dan berpangku tangan terhadap berbagai permasalahannya, ayat ini menekankan bagi para pelajar agar tekun dan ulet dalam belajar serta selalu berdo’a kepada Allah SWT.

o Pengaplikasian ayat ini akan melahirkan suatu pemuda muslim yang ideal yang mana menurut Asy-Syahid Hasan Al-Banna rahimahullah bahwa sosok pemuda muslim yang ideal minimal harus memiliki empat syarat utama, yaitu: iman yang kokoh, keikhlasan hati, himmah atau tekad yang kuat, dan memiliki strategi pelaksanaan (perencanaan) yang matang. Beliau menegaskan bahwa bila keempat syarat tersebut dimiliki oleh para pemuda islam, maka amanah suci yang dilimpahkan bagi mereka akan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya yang kesemua itu membutuhkan iman dan harus memiliki pengetahuan.

Page 13: Tafsir QS. An nisaa' ayat 95

~ Jazakumullah Khairan Katsiraa ~