situs resmi uin antasari - bab i pendahuluan a. latar ...idr.uin-antasari.ac.id/8818/4/bab...

16
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan Allah swt kepada Rasul dan nabi-Nya yang terakhir Muhammad saw, melalui malaikat Jibril untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia sampai akhir zaman. Nama-nama lain dari kitab suci ini adalah al-Furqȃn (pembeda), al-Zikir (peringatan) dan lain-lain, tetapi yang paling terkenal adalah Alquran. Fungsi utama diturunkannya Alquran untuk memberikan petunjuk kepada seluruh umat manusia, 1 Sebagai petunjuk umat manusia Alquran juga memberikan ruang yang luas dan dorongan bagi pemeluk agama Islam untuk menggunakan akal sehat dan hati nuraninya dalam menerima kebenaran dalam memahami petunjuk-petunjuk yang dijelaskan dalam Alquran. 2 Alquran menjamin semua kebutuhan manusia, baik dalam masalah agama, akidah, akhlak, ibadah maupun muamalah dan lainnya. Selain itu Alquran juga banyak memuat pesan-pesan para nabi (rasul) yang diutus oleh Allah dari nabi pertama sampai nabi terakhir. 3 Alquran diturunkan selama dua puluh dua tahun, dua bulan, dua puluh dua hari lamanya, ayat-ayat Alquran silih berganti turun dan selama itu pula Nabi 1 Abullah Karim, Tafsir Ayat-ayat Aqidah, (Yogyakarta: Pusta Akademika Yogyakarta, 2014), 1. 2 Agus S Djamil, Alquran Menyelami Rahasia Lautan,( Bandung: Mizan, 2012), 49. 3 Syaikh Muhammad Al-Ghazali Alquran Kitab Zaman Kita Mengaplikasika Pesan Kitab Suci Dalam Konteks Masa Kini. terj. Maykur Hakim, (Bandung: Mizan, 2008), 1.

Upload: others

Post on 06-Feb-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Alquran adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan Allah swt kepada

    Rasul dan nabi-Nya yang terakhir Muhammad saw, melalui malaikat Jibril untuk

    disampaikan kepada seluruh umat manusia sampai akhir zaman. Nama-nama lain

    dari kitab suci ini adalah al-Furqȃn (pembeda), al-Zikir (peringatan) dan lain-lain,

    tetapi yang paling terkenal adalah Alquran.

    Fungsi utama diturunkannya Alquran untuk memberikan petunjuk kepada

    seluruh umat manusia,1 Sebagai petunjuk umat manusia Alquran juga

    memberikan ruang yang luas dan dorongan bagi pemeluk agama Islam untuk

    menggunakan akal sehat dan hati nuraninya dalam menerima kebenaran dalam

    memahami petunjuk-petunjuk yang dijelaskan dalam Alquran.2 Alquran

    menjamin semua kebutuhan manusia, baik dalam masalah agama, akidah, akhlak,

    ibadah maupun muamalah dan lainnya. Selain itu Alquran juga banyak memuat

    pesan-pesan para nabi (rasul) yang diutus oleh Allah dari nabi pertama sampai

    nabi terakhir.3

    Alquran diturunkan selama dua puluh dua tahun, dua bulan, dua puluh dua

    hari lamanya, ayat-ayat Alquran silih berganti turun dan selama itu pula Nabi

    1Abullah Karim, Tafsir Ayat-ayat Aqidah, (Yogyakarta: Pusta Akademika Yogyakarta, 2014), 1.

    2Agus S Djamil, Alquran Menyelami Rahasia Lautan,( Bandung: Mizan, 2012), 49.

    3Syaikh Muhammad Al-Ghazali Alquran Kitab Zaman Kita Mengaplikasika Pesan Kitab

    Suci Dalam Konteks Masa Kini. terj. Maykur Hakim, (Bandung: Mizan, 2008), 1.

  • 2

    Muhammad saw tekun mengajarkan Alquran kepada sahabat serta membimbing

    umatnya senantiasa berada ada jalan Allah. Dengan kerja keras beliau dan

    sahabat serta dengan pertolongan Allah sehingga pada Akhirnya Nabi Muhammad

    berhasil membangun masyarakat yang di dalamnya terpadu ilmu dan iman, nur

    dan hidayah, keadilan dan kemakmuran di bawah lindungan ridha dan ampunan

    Allah SWT.4

    Muhammad saw merupakan Rasul yang sangat mulia beliau adalah

    pemimpin dari umat-umat yang telah diciptakan, beliau merupakan, rahmat

    semesta alam, umat manusia yang paling murni, dan penyempurna ajaran Islam,5

    beliau juga sebagai penutup para nabi dan rasul, pembenar terhadap para nabi dan

    rasul terdahulu, penyempurna penyampaian risalah Allah, rasul bagi seluruh umat

    manusia sampai hari kiamat, beliau diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam

    semesta.6

    Sebagai seorang Rasul yang kedudukannya paling tinggi di sisi Allah,7

    kehidupan Nabi saw penuh dengan suri tauladan yang baik yang harus dicontoh

    oleh umatnya.8 Nabi Muhammad saw merupakan pribadi yang akhlaknya paling

    mulia beliau merupakan sosok yang santun, berasal dari keturunan kalangan

    terhormat, beliau juga sangat lemah lembut, ramah, bertanggug jawab penuh rasa

    4M.Quraish Shihab, Wawasan Alquran Tafsir Maudu’i Atas Berbagai Persoalan Umat,

    (Bandung: Mizan,1996), 11. 5Seyyed Hossein Nasr, Kekasih Allah Muhammad Kedalaman Spiritual dan Arti Batiniah

    Berbagai Episode Kehidupannya, terj. R. Soerjani Djopranoto, (Jakarta: PT Raja Grafindo

    Persada,1997), 1. 6Seyyed Hossein Nasr, kekasih Allah Muhammad, 2.

    7Zaidah Kusuma Wati dkk, Ensiklopedia Nabi Muhammad Sebagai Utusan Allah,

    (Jakarta: PT Lentera Abadi, 2011), 161.

    8Husin Naparin, Muhammad Rasulullah, (Jakarta: Radar Jaya 1994), 97.

  • 3

    simpati dan memiliki jiwa sosial yang tinggi9 sehingga orang-orang di sekitar

    Rasul pun memberikan gelar ‘al-amîn’ (orang yang terpercaya) kepada beliau.10

    Pemuliaan Allah terhadap Rasulullah dapat ditemukan dalam sejumlah

    firman-Nya yang dinyatakan dalam Alquran yang menegaskan keagungan derajat

    beliau. Allah memuji akhlak dan perilaku beliau. Allah memerintahkan agar

    hamba hamba-Nya berpegang teguh dan patuh kepada ajaran yang disampaikan

    Rasul,11

    dan Allah kemudian memerintahkan kepada orang-orang yang beriman

    supaya mengucapkan salawat dan salam kepada Nabi Muhammad seperti yang

    terdapat dalam QS. al-Ahzab 33: 56.

    “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi.

    Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah

    salam penghormatan kepadanya”.

    Membaca salawat atas Nabi Muhammad saw mengandung pengertian

    berdoa kepada Allah swt agar Nabi Muhammad dan keluarganya selalu

    dilimpahkan kesejahteraan dan keberkatan. Menurut Husin Naparin dalam

    bukunya, salawat orang beriman untuk Nabi adalah doa mereka untuk beliau,

    9Qodi’iyad Ibn Musa Al-Yahsubi, Keagungan Kekaish Allah Muhammad saw

    Keistimewaan Personal Keteladanan Berisalah, terj. Gufron A. Mas’adi, (Jakarta: PT Raja

    Grafindo Persada, 2002), 123. 10

    A’id Abdullah al-Qarni Alquran Berjalan, terj. Abad Badruzzaman, (Jakarta: Sahara

    Publiseris,2008), 257.

    11Qodi’iyad Ibn Musa Al-Yahsubi, Keagungan Kekasih Allah Muhammad saw Keistimewaan Personal Keteladanan Berisalah, 3.

  • 4

    salawat malaikat untuk Nabi adalah permohonan ampun kepada Allah untuk

    beliau dan salawat Allah swt adalah rahmat dan sanjungan-Nya untuk Nabi di sisi

    Malaikatnya.12

    Dikalangan masyarakat muslim kecintaan mereka kepada Nabi

    Muhammad diwujudkan dalam tradisi keagamaan yang dikenal dengan tradisi

    salawat baik yang bersifat perorangan maupun kelompok. Umumnya salawat

    identik dengan kegiatan membaca doa bersama yang menjadikan Nabi sebagai

    fokus syafaat dengan membaca salawat atas Nabi dan keluarga beliau. Tradisi

    pembacaan salawat ini pun terus berkembang di kalangan umat muslim di

    berbagai penjuru.13

    Tradisi pembacaan salawat kepada Nabi di kalangan muslim telah

    mengalami banyak perkembangan. Salawat Nabi telah memunculkan banyak

    variasi dalam bentuk dan fungsinya. Salawat yang pada awalnya merupakan doa,

    rahmat dan salam kepada Nabi kini berkembang menjadi syair-syair yang

    berkaitan dengan keagungan pribadi Nabi atau riwayat kehidupan Nabi. Banyak

    jenis bacaan salawat yang berkembang di kalangan Islam akan tetapi yang lebih

    populer dan berkembang di kalangan muslim Indonesia berkenaan dengan syair-

    syair keagungan Nabi Muhammad saw adalah kumpulan salawat yang terhimpun

    dalam Majmu’ah Mawȃ lid yaitu kitab Maulid Barjjanji karya Imam Ja’far al-

    Barzanji, kitab Maulid Diba’ karya Imam Jalil Abdurrahman adz-Diba’i, kitab

    Maulid Burdah karya Syeikh Syarifuddin Abu Abdullah Muhammad Sa’id al-

    12Husain Naparin, Muhammad Rasulullah, 88.

    13Wildana Wargadinata, Siritualitas Salawat Kajian Sosio-Sastra Nabi Muhammad saw

    (Malang: UIN-MalikI Press, 2010), 7.

  • 5

    Bushoiri dan kitab Maulid Simtudduror atau Maulid Habsyi karya Habib Ali bin

    Muhammad al-Habsyi.14

    Di Banjarmasin sendiri perkembangan pembacaan salawat Nabi tidak

    luput dari peran para ulama Banjarmasin yang giat dalam membangun majelis-

    majelis pengajian dari majelis-majelis itulah para ulama mengajarkan salawat dan

    dijadikan sebagai amalan masyarakat. Selain itu tradisi salawat juga banyak

    dipopulerkan oleh kalangan santri di pondok-pondok pesantren yang merupakan

    pusat pendidikan Islam, setiap aktifitasnya diisi nuansa-nuansa keislaman seperti

    zikir dan salawat. Misalnya salawat yang dibaca sebagai wirid, dibaca sebagai

    amalan harian hingga salawat yang mengiringi acara-acara tertentu.

    Pada masyarakat umum pun tradisi salawat banyak diamalkan dalam

    berbagai aktivitasnya seperti pembacaan salawat pada acara perkawinan, kematian

    (tahlilan), aqiqah, pemberangkatan haji, menghuni rumah baru dan pembacaan

    salawat dalam peringatan hari-hari besar seperti Maulid Nabi, Isra’mi’raj, tahun

    baru hijriah, acara-acara yasin salawat dan lainya, juga salawat yang diamalkan

    saat upacara adat Banjar, salawat sebagai amalan perorangan baik yang bertujuan

    untuk dzikrullȃh, mencari syafaat di hari kiamat dan tawassul kepada Nabi, juga

    sebagai pelindung, pengabulan doa dan hajat tertentu.

    Banyaknya pengamalan tradisi salawat yang mengakar di masyarakat

    Banjarmasin ini tak jarang menimbulkan pro dan kontra dari masyarakat muslim

    seperti ada yang mengaitkan pembacaan salawat Nabi dengan bid’ah karena ada

    14Khalid Mawardi, Salawat Pembelajaran Akhlak, Jurnal Pemikiran Alternatif

    Kependudukan (STAIN Purwokerto,2009), 2.

  • 6

    unsur-unsur penyimpangan yang menurut pendapat mereka mengundang

    kesyirikan. Ulama sebagai tokoh panutan masyarakat memiliki peranan sangat

    penting dalam menjawab permasalahan umat muslim. Termasuk dalam hal

    pengamalan salawat di Bnajarmasin yang mana perintah bersalawat atas Nabi

    terdapat dalam Alquran surah al-Ahzab ayat 56. Berdasarkan latar belakang di

    atas penulis berminat untuk meneliti lebih lanjut bagaimana pemahaman Ulama

    terhadap surah al-Ahzab ayat 56 hasilnya dihimpun dalam sebuah skripsi yang

    berjudul Pemahaman Ulama Kota Banjarmasin Terhadap Ayat Salawat Atas

    Nabi (QS. al-Ahzab ayat 56).

    B. Rumusan Masalah

    Berangkat latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan

    penelitian ini, yang memfokuskan dalam menjawab pokok permasalahan ini

    adalah: Bagaimana pemahaman ulama Kota Banjarmasin terhadap ayat salawat

    atas Nabi (QS. al-Ahzab ayat 56) ?

    1. Apa makna QS. al-Ahzab ayat 56 menurut ulama Kota Banjarmasin?

    2. Apa makna salawat atas Nabi berdasar ayat tersebut ?

    3. Apa makna salawat Allah, malaikat dan manusia berdasar ayat

    tersebut?

    C. Definisi Operasional

  • 7

    Sebagai upaya untuk menghindari adanya kesalah pahaman terhadap

    masalah dalam penelitian ini, penulis merasa perlu mengemukakan definisi

    operasional sebagai berikut:

    1. Pemahaman

    Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya pengetahuan banyak.

    Secara istilah pemahaman yaitu proses, cara, perbuatan memahami atau

    memahamkan.15

    Pemahaman yang dimaksud dalam penenelitan ini adalah

    pemahaman menurut ulama Kota Banjarmasin.

    2. Ulama Banjarmasin

    Ulama adalah orang yang ahli dalam pengetahuan agama Islam.16

    Ulama

    adalah orang yang tahu atau yang memiliki pengetahuan ilmu agama yang dengan

    pengetahuannya tersebut akan menumbuhkan rasa takut dan tunduk kepada Allah.

    Kata ulama merupakan bentuk jamak dari kata “‘âlim”, yang berarti “orang yang

    mengetahui” atau yang mempunyai pengetahuan. Ulama yang dimaksud dalam

    penelitian ini adalah ulama dalam arti sempit yaitu orang-orang yang memiliki

    pengetahuan agama yang luas dan mendalam serta diakui oleh masyarakat

    Banjarmasin sebagai tokoh agama. Kemudian ulama tersebut adalah ulama yang

    tergabung di dalam lembaga Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Banjarmasin.

    3. Salawat atas Nabi

    15Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 811.

    16

    Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1239.

  • 8

    Salawat secara bahasa yaitu lafadh jamak dari kata shalât ( الةص ). Salawat

    merupakan bahasa arab, yang artinya adalah doa rahmat dari Tuhan, memberi

    berkah dan ibadah.17

    Membaca salawat untuk Nabi, dimaksudkan mendoakan atau

    memohonkan berkah kepada Allah Swt.18

    Yang dimaksud salawat atas Nabi

    dalam hal ini adalah sesuai perintah salawat atas Nabi yang terdapat dalam QS. al-

    Ahzab ayat 56.

    4. Surah al-Ahzab ayat 56

    Surah artinya bagian atau bab dalam Alquran. Sedangkan ayat artinya

    alamat atau tanda yaitu beberapa kalimat yang merupakan kesatuan maksud

    sebagai bagian surah dalam kitab suci Alquran.19

    Surah al-Ahzab adalah surah ke-

    90 dari segi peruntutan turunnya, surah ini turun sebelum surah al-Maidah dan

    sesudah surah al-Anfal. Surah tersebut terdiri atas 73 ayat, surah ini termasuk

    surah-surah Madaniyah. Surah ini dinamakan al-Ahzab yang berarti “Golongan

    yang bersekutu” karena dalam surah ini terdapat beberapa ayat yang menceritakan

    peperangan al-Ahzab.20

    Surah al-Ahzab yang dibahas dalam penelitian ini adalah

    ayat 56 ayat tersebut menjelaskan tentang perintah bersalawat kepada Nabi.

    Tegasnya yang dimaksud dalam judul di atas adalah pemahaman para ulama yang

    tergabung dalam MUI Kota Banjarmasin terhadap perintah bersalawat atas Nabi

    Muhammad saw, berdasar ayat 56 surah al-Ahzab.

    D. Tujuan dan Signifikansi penelitian

    17Fachruddin, Ensiklopedia Alquran jilid 2, (Jakarta: P.T. Meltons Putra, 1992), 361. 18M.Ali Chasan Umar, Kumpulan Salawat Nabi Lengkap Dengan Khasiatnya, (Semarang: P.T Karya Toha Putra,1981), 11.

    19Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1109.

    20M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Miabah Pesan, Kesan dan Keserasian Alquran jilid.

    11,(Jakarta: Lentera Hati,2002), 213.

  • 9

    1. Tujuan penelitian

    Sebagaimana pemaparan rumusan di atas maka tujuan penelitian ini secara

    rinci adalah:

    a. Untuk mengetahui makna QS. al-Ahzab ayat 56 menurut ulama Kota

    Banjarmasin.

    b. Untuk mengetahui makna salawat berdasar ayat tersebut.

    c. Untuk mengetahui makna salawat Allah, malaikat dan manusia

    berdasar ayat tersebut.

    2. Signifikansi penelitian

    Adapun hasil penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan sebagai

    berikut:

    a. Sebagai bahan informasi untuk menambah pengetahuan terkait

    kandungan surah al-Ahzab ayat 56.

    b. Sebagai bahan tambahan khazanah kepustakaan dari kajian lapangan

    terkait kandungan surah al-Ahzab ayat 56 bagi penelitian dalam ruang

    lingkup yang lebih luas dan mendalam.

    c. Secara sosial, penelitian ini menginformasikan kepada masyarakat

    terkait kajian kritis terhadap al-Ahzab ayat 56 khususnya di kalangan

    ulama Banjarmasin yang memiliki keahlian dibidang tersebut.

    E. Tinjauan Terhadap Kajian Sebelumnya

    Dari penelusuran yang peneliti lakukan tidak ditemukan penelitian skripsi

    yang membahas secara khusus terkait pemahaman Ulama Kota Banjarmasin

  • 10

    terhadap ayat salawat atas Nabi (QS. al-Ahzab ayat 56), kecuali ada beberapa

    penelitian yang mengambil tema dan lokasinya mirip seperti :

    Pertama skripsi yang ditulis Rafi’i Hamdi tahun 2013, melakukan

    penelitian berjudul “Ayat-ayat Alquran Sebagai Pekasih Menurut Ulama di

    Kecamatan Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin” Fakultas Ushuluddin dan

    Humaniora Insitut Agama Islam Negeri Antasari Banjarmasin. Skripsi tersebut

    menjelaskan tentang penelitian mengenai ayat-ayat Alquran yang dijadikan ulama

    Banjarmasin, baik berupa bacaan maupun tulisan yang diberikan kepada orang-

    orang yang meminta amalan agar lekas berjodoh yang disebut ayat pekasih.

    Skripsi ini tidak sama dengan yang dilakukan penulis, meski tema yang di bahas

    sama yaitu pemahaman terhadap ayat-ayat Alquran dan objek kajiannya juga

    ulama Banjarmasin.

    Kedua Jurnal Pemikiran Alternatif Kependudukan oleh Khalid Mawardi

    Dosen Tarbiyah STAIN Purwokerto berjudul “Salawat Pembelajaran Akhlak”.

    Dalam jurnalnya berisikan praktek-praktek pengamalan salawat yang diamalkan

    dan berkembang di masyarakat serta pengaruhnya terhadap pembelajaran akhlak.

    Berbeda dengan judul yang peneliti lakukan terkait pemahaman ulama Kota

    Banjarmasin terhadap surah Al-Ahzab ayat 56 yang ayatnya menjelaskan perintah

    bersalawat kepada Nabi.

    Ketiga buku yang ditulis oleh DR H. Wildana Wargadinata. IC,M.AG.

    berjudul “Spiritualitas Salawat Kajian Sosio Sastra Nabi Muhammad”, buku

    tersebut berisikan praktek pengamalan salawat dan tujuan dari berbagai aspek

    secara sosio-historis. Dalam Buku tersebut berisikan pembahasan praktek shlawat

  • 11

    dalam sosio sastra yang ada di Indonesia sedangkan tema pembahasan yang

    penulis lakukan mengarah kepada pemahaman ulama Banjarmasin terhadap ayat

    perintah bersalawat kepada Nabi yaitu QS. al-Ahzab ayat 56.

    F. Metode Penelitian

    Sebagai karya ilmiah, tidak lepas dari penggunaan metode, karena metode

    merupakan pedoman dari kegiatan penelitian terlaksana dengan sistematis.21

    Dengan demikian, metode merupakan pijakan dasar agar penelitian mencapai

    hasil maksimal. Maka Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode

    sebagai berikut:

    1. Jenis Penelitian

    Penelitian ini bersifat penelitian lapangan (field research), yaitu penulis

    turun langsung ke lapangan untuk menghimpun data berupa pendapat ulama Kota

    Banjarmasin tentang pemahaman mereka terhadap kandungan QS. al-Ahzab ayat

    56. Merupakan kualitatif mengingat fokus penelitianya adalah persepsi orang

    terhadap objek tertentu. Pendekatan penelitian ini bersifat deskriptif yaitu meneliti

    suatu pemahaman ulama di Kota Banjarmasin kemudian di deskripsikan apa

    adanya.

    21

    Anton Bekker dan Ahmad Charis Zubair, Metodoligi Penelitian Filsafat, (Yogyakarta:

    Kanisius, 1999), 10.

  • 12

    2. Lokasi, subjek dan objek penelitian

    a. Lokasi penelitian

    Lokasi penelitian adalah wilayah Kota Banjarmasin. Daerah ini dipilih

    sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan bahwa Kota Banjarmasin

    merupakan pusat kota di Kalimantan Selatan di samping banyaknya ulama-ulama

    besar yang ada di daerah ini, baik ulama yang tergabung di Majelis Ulama

    maupun ulama yang berkecimpung di dunia intelektual. Ulama yang di kehendaki

    dalam penelitian ini adalah ulama yang tergabung dalam lembaga Majelis Ulama

    Indonesia (MUI) Kota Banjarmasin, para ulama tersebut dimintai pendapatnya

    terkait masalah penelitian yang ingin diteliti penulis.

    b. Subjek penelitian

    Yang menjadi subjek penelitian ini adalah ulama yang berada di wilayah

    Kota Banjarmasin yang tergabung dalam Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota

    Banjarmasin. Dipilihnya ulama dalam MUI karena MUI merupakan lembaga

    yang mewadahi para ulama, zu’ama dan cendikiawan muslim untuk membimbing

    membina dan mengayomi kaum muslim di wilayah Kota Banjarmasin.

    c. Objek penelitian

    Objek penelitian ini adalah pemahaman para ulama Kota Banjarmasin

    terhadap QS. al-Ahzab ayat 56.

    3. Data dan Sumber data

    Data yang digali dalam penelitan ini meliputi data primer dan data sekunder

  • 13

    a. Data primer

    Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama/objek

    penelitian. Data ini diperoleh melalui wawancara, observasi dan

    dokumentasi. Datanya meliputi identitas responden dan pendapat mereka

    tentang pemahaman terhadap kandungan QS. al-Ahzab ayat 56.

    b. Data sekunder

    Data sekunder penelitian ini meliputi buku-buku yang berkaitan dengan

    QS. al-Ahzab ayat 56 dan buku-buku yang berkaitan dengan salawat atas

    Nabi Muhammad saw.

    Sumber data penelitian ini meliputi:

    a. Responden, yaitu para ulama di wilayah Kota Banjarmasin yang

    memberikan pemahamannya terhadap surah al-Ahzab ayat 56 yang

    dalam hal ini adalah Ulama yang tergabung dalam MUI Kota

    Banjarmasin.

    b. Informan yaitu instansi terkait seperti pegawai di Badan Pusat Statistik

    Kota Banjarmasin, pegawai kantor Kementrian Agama Kota, staf MUI

    Kota Banjarmasin dan orang-orang yang mungkin bisa memberikan

    informasi tentang kondisi wilayah yang diteliti.

    4. Teknik Pengumpulan data

    Untuk menghimpun dan memperoleh data yang diperlukan, penulis

    menggunakan beberapa teknik pengumpulan data. Paling tidak ada tiga teknik

    yang dilakukan, yaitu:

  • 14

    a. Interview atau wawancara adalah teknik pengumpulan data yang

    akan penulis lakukan melalui pengajuan sejumlah pertanyaan

    secara lisan maupun tertulis kepada responden dan informan

    mengenai masalah yang diteliti. Dalam hal ini penulis akan

    mengajukan pertanyaan secara mendalam kepada ulama terkait

    pemahamannya terhadap kandungan ayat salawat atas Nabi QS. al-

    Ahzab ayat 56.

    b. Observasi adalah teknik pengamatan dan pencatatan secara

    sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.

    Observasi yang digunakan adalah observasi sistematik, yakni

    teknik pengumpulan yang terlebih dahulu menentukan apa yang

    akan diamati secara sistematis. Artinya wilayah dan ruang lingkup

    observasi telah dibatasi secara tegas sesuai dengan masalah dan

    tujuan penelitian. Untuk itu penulis langsung turun ke lapangan.

    c. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data melalui informasi

    yang didokumentasikan berupa dokumen tertulis maupun rekaman.

    Penulis mengumpulkan dokumen yang berhubungan dengan

    penelitian khususnya data gambaran umum lokasi penelitian yaitu

    wilayah Kota Banjarmasin.

    5. Pengolahan dan analisis data

    Setelah data terkumpul, proses selanjutnya adalah mengolah data

    yang ada dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

  • 15

    a. Editing, yaitu memeriksa menyaring dan mengoleksi data yang

    terkumpul untuk menyempurnakan kekurangannya.

    b. Kategorisasi, yaitu mengklasifikasikan data yang telah

    terkumpul sesuai dengan jenis dan permasalahan sehingga

    mudah mengurai penyajian data.

    c. Interpretasi yaitu memberikan penafsiran dan penjelasan

    terhadap data yang dianggap perlu penjelasan agar mudah

    dimengerti dan dipahami maksudnya.

    d. Setelah menempuh tahapan-tahapan dalam pengolahan data dan

    disajikan dalam bab III, maka penulis menganalisis data

    tersebut pada bab IV dengan metode deduktif yaitu analisis

    yang bersifat umum terhadap hal-hal yang bersifat khusus.

    Jenis analisis yang digunakan adalah analisis deduktif sesuai

    permasalahan yang diteliti, maupun pendapat peneliti sendiri,

    setelah itu baru disimpulkan.

    G. Sistematika Penulisan

    Untuk mendapatkan gambaran yang sistematis mengenai penelitian ini,

    maka pembahasanya disusun dalam sistematika pembahasan menjadi empat bab

    sebagai berikut;

    Bab pertama, Pendahuluan yang berisi penjelasan tentang seluk beluk

    penelitian yang akan dilakukan meliputi latar belakang masalah, rumusan

    masalah, deskripsi operasional, tujuan penelitian dan signifikansi penelitian,

    tinjauan terhadap kajian sebelumnya, metode penelitian dan sistematika penulisan.

  • 16

    Bab kedua merupakan Landasan teori, memuat penafsiran klasik dan

    modern terhadap surah al-Ahzab ayat 56 meliputi Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir

    Jalalin, Tafsir Imam Syafi’i dan tafsir modern meliputi Tafsir al-Misbah, Tafsir al-

    Azhar dan Tafsir al-Maraghi serta penjelasan mengenai bentuk dan keutamaan

    salawat.

    Bab ketiga berisi Laporan hasil penelitian mengemukakan gambaran

    umum lokasi penelitian, meliputi gambaran umum lokasi penelitian dan

    pemahaman ulama terhadap QS. al-Ahzab ayat 56 terkait penafsiran makna ayat,

    makna salawat dalam ayat tersebut, dan makna salawat Allah, malaikat, dan

    manusia secara deskriptif.

    Bab keempat, berisikan analisis penulis terhadap pemaparan yang

    disampaikan ulama Kota Banjarmasin.

    Bab Kelima, penutup menyajikan kesimpulan yang berisi penegasan

    jawaban atau temuan terhadap masalah yang diteliti menyusul saran-saran penulis.