sekitar keradjaan atjeh dalam th. 1520-1685, 1972.pdf

149
**• 2'dkaria c^lfim acl tar K E R A D J X a N ATJEH D A L .A M -f 5 20-1675

Upload: ngohuong

Post on 17-Jan-2017

390 views

Category:

Documents


57 download

TRANSCRIPT

**• 2 ' d k a r i a c ^ l f i m a c l

tar

K E R A D J X a N A T J E H

D A L . A M - f 5 2 0 - 1 6 7 5

K E R A D J A A N A T J E H

d a l a i n t a h i m 1 5 2 0 - 1 6 7 5

K o l e k s l P r o f . D r . H a r s j a W . B a c h t t a r

O 1 e h :

Drs. ZAKARIA AHMAD

♦ i <r i

A / ; 3

ill MEDANI f 1.22 248'

U S & S & K A A nu BuanVA ui

FA»«??.vaf$ ' l v .i * !X -l,a y aC s' ../JSiTAS INDONfcsiiA

. I t _ 0 9 - O Q — £*>*<5

. O Z b ^ O O j L ,^ ■ —»•.............................................

— 3 —

D A F T A R I S I.

Kata Sambutan Dari Bapak Wakil Gubernur Kepala DaerahPropinsi Daerah Istimewa Atjeh .................... 5

Kata Sambutan Dari Bapak Athaillah Asisten Bidang Pendidi- kan pada Perwakilan Dep. P. dan K. PropinsiDaerah Istimewa Atjeh ...................................... 7

Kata Pengantar dari Pengarang ......................................................... 8

B A B I. P e n d a h u l u a n .............................. 11

B A B II. Beberapa faktor kondisi Sedjarah jang mendo-rong muntjulnja Keradjaan Atjeh .................... 16

A. Letak Geografis Atjeh pada lalu lintas Inter-nasional ............................. ............................. 16

B. Masuk dan Berkembangnja Agama Islam ... 20C. Kedatangan Portugis dan djatuhnja Malaka 24

B A B III. Masa Pembinaan Keradjaan Atjeh .................... 28

A. Pertumbuhan Keradjaan Atjeh ................... 28B. Terbentuknja Kesatuan Keradjaan Atjeh dan

Perlwanan menentang Conquistador Portu­gis di Malaka ....................................................... 38

C. Keradjaan Atjeh berkembang mendjadi pu-sat perdagangan .............................................. 49

B A B IV. Masa Kemenangan Keradjaan Atjeh .................... 62

A. Iskandar Muda Meukuta Alam, peranannjadalam perebutan Daerah lada dan Selat M a l a k a ....................................................... 62

B. Hubungan Internasional Keradjaan AtjehPortugis di Malaka ' ...................................... 68

' C. Keradjaan Atjeh sesudah Iskandar Muda ... 77

B A B V. Berbagai kemadjuan dalam masa pembinaan dankedjajaan Keradjaan Atjeh ........................... 85

A. Pemerintahan dan Masjarakat .................. 851. Wilajah Keradjaan Avjeh ........................... 852. G a m p o n g .................................... 863. M u k i m ............................. ............ 874. Nanggroe dan Sagoe ... ..................... 89

5. D aerah B ibeueh ..........................................6. P em erintahan Pusat K ei'ad jaan ............ 917. Susunan Pengadilan dan U ndang-undang

K erad jaan A tjeh .......................................... 938. B eberap a Segi Lain tentang M asjarakat

- A tje h pada abad 16 dan 17 ...................... 95

B . A t je h Seram bi M ekkah sebagai pusat kegia-tan A gam a dan K ebu da jaan ..................... 97

1- K eradjaan A tjeh dan A gam a Islam .. . 972. K ehidupan K eagam aan ............................... 1033. Bahasa dan K esusasteraan ..................... 108

C. B eberapa T okoh U lam a B esar ja n g terken a ldalam niasa ked ja jaan K erad jaan A t je h . . . 110

1. Ham zah Fansuri ......................................... 1 1 °2. S jam suddin A s Sam athrani . . . ............. H 63. N uru ddin A r R aniri ............................... 1184. A b d u rra u f S ingkel ........... ..................... 122

B A B VI. P e li u t u p ........................................................... 126

Sebuah Pem andangan dan K esim pu lan ........... 126

Lam piran I s d V ........... . . . 141

D aftar B ib liogta fi ..................................................................... ........... 148

Kata SambutanSudah banjak para ahli dari luar negeri mengadakan studi tentang

Atjeh setjara sungguh-sungguh dan mendalam. Karya- meveka sudah banjak tersebar luas dimana-mana. Tapi harus kita akui bahwa dikala- ngan para ahli sedjarah bangsa Indonesia sendiri belum banjak jang menulis tentang ’ ’Sedjarah Atjeh” . Oleh karena itu kita pudji kebe- ranian sdr. Zakaria Aclimad sebagai putera Tanah Rentjong jang masih muda bail dalam usia maupun pengalaman; jang dengan penuh tekun telah berusaha menghidangkan karyanja ini kepada chalajak ramai.

Walaupun jang mendjadi objek jang utama dari pembahasan dalam buku ini masa 155 tahun dari kehidupan Keradjaan Atjeh (tahun 1520 — 1675); suatu masa jang sangat singkat kalau dibandingkan dengan masa sedjarah jang sudah didjalani ole-h rakjat Atjeh, tapi masa jang 155 tahun itu adalah masa jang sangat penting. Penting karena kurun za- man tersebut adalah kurun zaman jang senantiasa memberi pendorong dan inspirasi jang tak habis-habisnja bagi putera-putera Atjeh. Kurun zaman tersebut penuh dengan nilai-nilai pembinaan jang telah men- didik rakjat Atjeh mendjadi putera-puteri Indonesia jang tangguh da­lam mengawal pin-tu gerbang sebelah barat dari tanah air kita sepan- djang masa..

Ditilik dari ilmu sedjarah, maka tepatlah apa jang dituturkan oleh Dr. Mohd. Hatta dalam kata sambutan beliau pada buku ’’Sedjarah Mi- nangkabau” bahwa :

’ ’Sedjarali maksudnja bukanlah menuliskan selengkap-leng- kapnja fakta jang tendjadi pada masa lampau, —jang tidak mung- kin terkerdjakan, oleh manusia. Tudjuan sedjarah ialah seperti jang dikemukakan oleh Prof. Huizinga mendiang dalam bukunja ’ ’Cultuurhistorische Verkeningen” : memberi bentuk kepada masa jang lalu, supaja roman masa jang lalu itu djelas tergambar di- muka kita” .

Sedjai-ah haruslah dapat memberi pengertian kepada kita tentang masa jang lampau itu. Sudah tentu tidak seluruh fakta jang pernah terdjadi dalam kurun zaman tersebut dapat dihidangkan dalam buku ini oleh penulisnja, tapi ketekunan dan keteguhan hati dari penjusimnja dalam mentjari dan menggali fakta-fakta dari berbagai-sumber jang mungkin diperoleh patut dihargai.

Meskipun penjusun buku ini menginsafi bahwa dalam dunia tulis- menulis dan ilmu pengetahuan sedjarah adalah pendatang bavu jang

masih berada dianak tangga jang pertama, tapi karya dari sardjana sedjarah jang masih muda ini dapat mendjadi perangsang dan bahan perbandingan bagi chalajak jang akan mengadakan penelitian tentang sedjarah Atjeh selandjutnja.

Achirul kalam kai-ya pertama jang diperkenalkan kepada kita ini, kiranja tidaklah merupakan karya jang pertama dan terachir, tapi hen- daknja merupakan karya jang pertama jang akan disu-sul oleh jang kedua dan seterusnja. . N

Banda Atjeh, 12 (Djuni 1972.-

W&kil Gubernur Kepala Daerah Propinsi Daerali Istlmewa Atjeh;

dto.

( l)rs. HIAEZUKI NJAKiMAN )

Kcita SamburanDengan rasa gembiva kami menjambut buku ’ ’Sekitar Keradjaan

Atjeh (1520— 1675)” karangan Saudara Drs. Zakaria Ahmad. Dengau muntjulnja buku ini, berarti bertambahnja koleksi sedjarah Atjeh jang berbahasa Indonesia jang selama ini sangat dirasakan kekurangannjn.

Dalam kata pendahuluan buku ini: pcngavangnja berpendapat bahwa sedjarah daevah adalah unsur mutlak dalam susunan sedjarah nasional Kami sependapat dengan Saudara Drs. Zakaria Ahmad: maka oleh karena itu karya saudara Drs. Zakaria Ahmad ini merupakan sumbangan jang sangat berharga dalam penjusunan sedjarah nasional kita.

Periode sedjarah jang mendjadi objek dari buku ini adalah periode' sedjarah Atjeh jang sangat besar nilainja dalam gerak sedjarah rakjat Atjeh. Dalam periode ini rakjat Atjeh telah mewariskan sedjarah jang paling gemilang dan agung dalam bidang pendidikan, kebudajaan, agama dan patriotisme kepada generasi sekarang. Semua ini ielah turut pula memperkaja dan memperindah' sedjarah bangsa Indonesia.

Generasi sekarang perlu mengetahui dan mempeladjari dengan baik, bukan sekedar untuk pelipur lara hati jang duka, tapi hendaklah didja- dikan pedoman dan pegangan menudju kepada pembangunan bangsa.

Para pendidik dan guru-guru perlu mengetahui dengan baik sedjarah jang indah inL semoga inspirasi jang mendjelma daripadanja dapat me- liambah kegairahan dalam mendidik, dan nilai-nilai pembinaan jang dikandung didalamnja dapat diben-tuk dengan sempurjia pada putera- puteri kita sebagai gienerasi penerus dimasa jang akan datang.

Selandjutnja kami harapkan agar Kepala-kepala Kabin dan Kepala- kepala Sekolah dalam lingkungan Pevwakilan Departemen P. dan K. Propinsi Daerah,Istimewa Atjeh dapat hendakftja menambah pevben- daharaan pcrpustakaannja masing-masing dengan buku ’’Sekitar Kera­djaan Atjeh” ini.

Achirnja setjava ichlas kami njatakan bahwa Saudara Drs. Zakaria Ahmad telah berhasil dengan tepat sekali menggambarkan sekelumit wadjah dan kepribadian rakjat Atjeh dalam lintasan ^edjarahnja: untuk hal mana patut kami menjampaikan penghargaan dan tevima kasih atas karya Saudara tersebut.-

Bantla Atjeh, 14 Djuni 19”2

Perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudajaan Propinsi Daerah Istimewa- Atjeh

Assisten Bidang Pendidikan,

dto.

( A T H A I L L A H ) .

Kaca-PengancarSetelah melalui dan menempuh berbagai-bagai kesulitan; achirnja

dengan izin Allah djua; penulis dapat menjelesaikan karya jang tak ber- arti ini sebagai tanda ketjintaan kepada kampung halaman.

Bahan-bahan jang mendjadi materi dari buku ini berasal dari tja- tatan-tjatatan jang penulis kumpulkan selama penulis mendjadi malia- siswa IKIP Negeri Jogjakarta dan tjatatan-tjatatan kuliah jang penulis berikan pada mahasiswa djurusan sedjarah di Fakultas Keguruan Un- sjiah Darussalam Banda Atjeh.

Pada waktu penulis masih mendjadi mahasiswa di IKIP Negeri Jogjakarta, penulis serring didatangi oleh teman-teman 'mahasisvya dan para dosen djurusan sedjarah urituk memperoleh beberapa informasi tentang sedjarah Atjeh, terutama dalam rangka memperdalam studi mereka tentang sedjarah Indonesia. Jang' mendorong mereka untuk mendatangi penulis tentu sadja karena penulis seorang jang berasal dari Atjeh dan lagi sebagai seorang mahasiswa djurusan sedjarah me­reka menganggap penulis tentu akan lebih banjak mengetahui tentang sedjarah Atjeh. Informasi jang ingin mereka peroleh terutama sedjarah Atjeh jang agak kuno dan zaman kedjajaan Keradjaan Atjeh, karena sumber untuk itu memang sukar diperoleh. Sedangkan zaman-zaman sesudah itu terutama mengenai Perang Belanda di Atjeh, pada umumnja agak mudah diperoleh sumbernja, asal sadja dapat menguasai bahasa Belanda dan Inggeris.

Pengalaman penulis tersebut raerupakan sebuah tantangan jang membangun kesadaran dan keinsjafan dalam diri penulis, betapa sedi- kitnja pengetahuan penulis sendiri mengenai sedjarah Atjeh, walaupun penulis berasal daTi daerah tersebut. Djawaban atas tantangan tersebut maka sedjak itu pula setjara teratur penulis melakukan studi tentang sedjarah Atjeh dengan djalan mempergunakan waktu-waktu jang ter- luang disela-sela atjara kuliah resmi untuk mengundjungi perpustakaan- perpustakaan dan museum-museum di Jogjakarta dan Djakarta dengan tudjuan mentjari-tjari kalau-kalau penulis dapat mendjumpai sumber- sumber sedjarah Atjeh ditempat tersebut. Sebenarnja masih banjak tern- pat-tempat jang menjimpan sumber-sumber sedjarah Atjeh jang lebih lengkap seperti Museum Raffles di Singapore dan lain-lain, tapi sebagai seorang mahasiswa jang selalu didera oleh bermatjam-matjam kesulitan hidup, belumlah mungkin hal itu dapat penulis lakukan, atau dengan kata lain belumlah mampu bagi penulis untuk mengundjungi tempat- tempat tersebut.

Pada tahun 1970 penulis kembali ke Atjeh. Banjak teman-teman mengharapkan dan mengandjurkan agar tjatatan-tjatatan jang ada pada penulis itu disusun mendjadi sebuah buku untuk memperkaja buku-buku sedjarah Atjeh jang sudah ada. Harapan para teman sedjawat tfersebut tidak segera dapat penulis wudjudkan, karena sedikitnja waktu jang penulis miliki untuk pekerdjaan tersebut. Kemudian sehubungan de­ngan maksud Pemerintah Daerah Propinsi Daerah Istimewa Atjeh untuk mengadakan Pekan Kebudajaan Atjeh Kedua sekitar bulan Agustus 1972, telah mendorong penulis untuk mempertjepat penjelesaian penjusunan buku ini, sehingg'a dapatlah hendaknja mendjadi sumbangan dan ke- nang-kenangan dalam memeriahkan Pekan Kebudajaan tersebut.

Kemudian penulis menginsafi benar bahwa dalam dunia tulis-me- nulis dan ilmu sedjarah penulis adalah pendatang baru. Pendatang baru jang sedang berada dianak tangga jang paling bawah dan'jang sedang berusaha menaiki djendjang-djendjang jang masih tjukup tinggi. Karena itu pulalah periulis menginsafi benar betapa banjak tjatjat dan tjela jang terdapat dalam liasil usaha penulis ini. Tegur sapa jang diberikan kepada penulis terutama jang bersifat membangun atas usaha penulis ini, tidak sadja menggembirakan penulis, tapi merupakan sebuah per- tanda bagi penulis bahwa sebahagian dari tudjuan buku ini telah ter- tjapai.

Dalam mengumpulkan data-data jang diperlukan untuk menjusun Tbuku ini, penulis telah banjak menerima bantuan dai-i berbagai pihak. Untuk ini semua, pei'tama-tama penulis menjampaikan utjapan terima* kasih kepada : para pengasuh perpustakaan-perpustakaan dan Museum: Perpustakaan Negara Jogjakarta, Perpustakaan Pusat Gadjah Mada, Per- pustakaan Hatta Fundation, Perpustakaan Museum Sonobudojo Jogja­karta; Perpustakaan Islam Jogjakarta; Perpustakaan Lembaga Adat dan Tjerita Rakjat Tjabang Jogjakarta; Perpustakaan Museum Pusat Djakarta clan Perpustakaan Pusat Unsjiah Darussalam Banda Atjeh. Kedua banjak pula teman-teman jang telah memberikan pengalaman mereka tentang menjusun buku. Pengalaman teman-teman itu telah memberi manfa’at kepada penulis. Untuk itu penulis menjampaikan terimakasih pula.

Terimakasih jang tak terhingga penulis sampaikan pula kepada Penerbit MONORA, Djalan Pandu No. 2Q, jang dalam waktu jang sing- kat telah menerbitkan buku ini dalam bentuk dan formaat jang memu- askan.

Kemudian terimakasih jang sebesar-besamja pula kami sampaikan kepada bapak Drs. Marzuki Njakman Wakil Gubernur Kepala DaeraV Propinsi Daerah Istimewa Atjeh dan bapak Athaillah Asisten Bidanf Pendidikan pada Perwakilan Departemen P. danK. Propinsi Daera]

10 —

Istimewa Atjeh, atas kesediaan beliau-beliau itu memberikan kata sam­butan dalam buku ini.

Kepada Allah jang pengasih lagi penjajang karni pandjatkan do’a; mudah-mudahan semua pihak jang telah memberikan djasa-djasa baik kepada penulis itu; selalu dilimpahi rahmat dan karuniaNja.-

Achirulkalam kami mei-asa sangat berbahagia dapat menjelesaikaa buku ini sebagai persembahan keharibaan bumi Serambi Mekkah tern- pat rindu dan kasih selalu terpaut. Semoga buku ini dapat mendjadi bahan perbandingan bagi putera-putera Atjeh dan chalajak jang akan mengadakan penelitian dalam sedjarah Atjeh selandjutnja.

Banda Atjeh Darussalam. 28 Djuni 1972.-

dto.

( Drs. ZA K A RIA ACH3TAD )

— 11 —

B A B I.

P E X D A H U L U A N.

Buku ini adalah salah satu usaha penulis untuk memberikan sumbangan bagi perbendaharaan pengetahuan dalam bidang sedja­rah. Banjaklah alasan jang mendorong penulis untuk menulis ” Se- kitar Keradjaan Atjeh Dalam tahun 1520 — 1675” ini, tapi alasan- alasan jang terpenting perlu djugalah kiranja penulis kemukakan disini.

Penulis beranggapan bahwa '’Sedjarah Daerah adalah unsur mutlak dalam susunan ’’Sedjarah Nasional” dan oleh karena itu kemampuan kita untuk meneliti. menjelidiki dan menjusun ’’Se­djarah Daerah” akan besar faedahnja dalam usaha penjusunan ’ ’Se­djarah Nasional” . Tiap usaha baik berupa studi. penulisan; peneli- tian dan penjusunan ’’Sedjarah Daerah” ; menurut pendapat penulis adalah sumbangan jang sangat berharga dalam penjusunan ’’Sedja­rah Nasional” . Anggapan dan kejakinan penulis jang ’ demikianlali jang m endorong penulis untuk menuliskan buku ini.

Sudah barang tentu penulis djuga mempunjai alasan-alasan jang sifatnja subjektif. Pertama penulis sendiri merasa senang dan tertarik kepada thema jang penulis pilih untuk thesis ini. Kedua penulis sendiri merasa kagum dan bangga melihat Daerah Atjeh, bukan sadja karena penulis dilahirkan didaerah ini, tetapi jang te­rutama sesudah mempeladjari sedjarah jang telah didjalani oleh daerah ini. Tidaklah salahnja kalau disini penulis sebutkan sebalia- - <*ian nama-nama djulukan jang diberikan oleh bangsa kita kepada daerah ini. baik nama resmiv ataupun nama jang tidak resmi. Dalam zaman kemerdekaan umpamanja setjara resmi pemerintah mena- makan daerah ini dengan tambahan kata ’ ’Istimewa” jaitu Daerah I s t im e w a Atjeh.’ Waktu petjahnja Aksi Kolonial Belanda pada tanggal 19 Desember 1948, seluruh Indonesia-sebahagian besar di- duduki, ketjuali daerah Atjeh, sehingga pemimpin2 kita menamakan pula daerah ini ’ ’Daerah Modal” . Baik pemerintah ataupun pemim- p in -p e m im p in kita tentulah tidak bermaksud untuk membedakan atau mengistimewakan Daerah Atjeh dengan daerah-daerah lain di Indonesia dengan pemberian nama-nama djulukan tersebut, tetapi adalah sebagai penghargaan jang sudah sewadjarnja diterima oleh setiap daerah atau setiap patriot tanah air atas danna — baktinja jang diberikannja dalam membela kehormatan nusa dan bangsa. Kalaupun ada terasa perbedaannja, maka perbedaannja itu dapat- lah dikembalikan pada sembojan jang tertjantum dalam lambang negara kita jang b e rb u n ji; ' ’Bhinneka Tunggal Eka” .

— 12 —

Pada masa jan g silam ia telah m em peroleh .pula nama djulukan ’Seram bi M ekkah” atau dengan istilah asing lazim disebut ’ ’The ia te o f the H oly Land” .1 Sudah barang tentu, ketaatan penduduknja lepada agama Islam dan peran jan g didjalankannja dalam penje- >aran agama Islam keseluruh Indonesia chususnja dan Asia Teng- lara um um nja sepandjang gerak sedjarahlah, jan g telah m enjebab- :an A tjeh m enerim a nama kehorm atan tersebut. Dilihat dari sudut 'eografis, daerah A tjeh adalah pintu gerbang sebelah barat dari anah air kita. Sebagai pintu gerbang tanah air kita, dalam gerak edjarah -bangsa kita daerah A tjeh telah m enundjukkan perannja ang sangat penting itu. Dalam usaha m em bentengi Indonesia lari antjam an im perialism e Barat, A tjeh telah m em berikan sum- langannja jan g sangat mengagumkan. B eribu-ribu pahlawan telah ugur dalam m em pertahankan tiap djengkal tanah air kita dari enggutan im perialism e Barat. Nama-nama seperti Iskandar Muda, 'ju t N jak Dien, T ju t Meutia, Teuku Umar, D johan Pahlawan dan "eungku Tjhik Di T iro hanja m erupakan sebahagian ketjil sadja [ari deretan nama-nama pahlawan jan g m enghiasi bum i persada ndonesia. Perasaan kagum inilah pula jan g m endorong penulis ntuk m em ilih sedjarah A tjeh sebagai bahan untuk buku ini.

Dewasa ini tjerita Sedjarah Indonesia belum banjak m enutur- :an hal ihwal tentang A tjeh, tapi hasil penjelidiknn sedjarah jang esuai dengan ilm u sedjarah sekarang tidak pula m engetjew akan lenar. Meskipun deretan nama-nama sardjana jan g m enulis tentang Vtjeh sebahagian besar bangsa asing s e p e r t i : D.A. Rinkes, J. Doo- enbos, Dr. Voorhoeve, Van der Tuuk, Juinboll, Van Ronkel, Van [en Berg; C. Snouck H urgronje, Drewes dan lain-lain, terselip djuga eorang sardjana bangsa kita Prof. Dr. H oesein D jajadiningrat.2 Bahkan hasil penjelidikan Prof. Dr. H oesein D jajadiningrat ten- ang A tjeh m erupakan standard penulisan Sedjarah A tjeh dewasa ii. Sebagai bangsa jang sudah m erdeka, kita sadar akan kepintjang- n ini dan merupakan t^ntangan jan g dihadapkan kepada kita. uku inipun penulis maksudkan sebagai salah satu usaha m elatih iri, agar kelak dapat turut serta m elenjapkan kepintjangan-ke- intjangan ini.

D judul buku ini ialah : ’ ’Sekitar Keradjaan A tjeh Dalam Tahun 520— 1675” . Dalam buku jang berd judul sebagai tersebut diatas, ada hakekatnja penulis m entjoba m enguraikan beberapa segi pen- ng tentang keradjaan itu baik m engenai kelahirannja, perkemba- gannja dan kem adjuan-kem adjuan jang diperolehnja dalam masa

’B. Schrieke, Indonesian Sosiological Siudies, Part Two, W. Van oeve Ltd., The Haque and Bandung, 1957, hal. 247.

-Moli. Said., Atjeh Sepandjang Abad, djilid I, ditevbitkan oleh ngarang sendin, Medan, J961, hal. 175.

— 13 —

antara tahun 1520 — 1675. Didalam buku ini akin beberapa faktor dan kondisi sediarah Penulis uraikandan berkembangnja keradjaan Atjeh PenuIiqehnUnSki!nkan niunt->ul gambarkan perubahan-perubahaiT dan j?.uIa “ en*diperoleh keradjaan itu antara tahun 1520__ J“ an_keniadjuan jangsultan-sultan jang memerintah Keradiaan A r k Peranan daripada tu sangat besar dan bersifat menentukan. Oleh k a r e n ^ T Uu ' T tidak memisahkan diri dari sultan-snit^ , Karena ltu penuhs nulis mengemukakan djuga dalam hnWn • adj aan itu. Pe-radjaan Atjeh dengan S L fuar serta hubun® n Kemenerus dengan Portugis di Malaka gannja jang teru<3selesai diantara kedua belah Dihalf i10 i ■)ang tak kun<3junglebih itu, sebenarnja be^sumber p a d a ^ S S6lama 120 tahuS muara dalam persaingan politik — ekonomi San a^ama dan ber- kemadjuan-kemadjuan dilapangan politik • , e d j a l a n dengandialami Keradjaan Atjeh dalam kurun i m a n T ’ militer jang telah berkembang pula usaha-usaha pembahar.!™ h i d 'ataS’ maka pemerintahan. sosial, agama dan kebud” aa? Data, h T I T " ? " pun penulis berusaha menguraikannja T o k o h t n i l u ini'lapangan agama, kebudajaan, militer dan , eSar dalamturut m em beri arah kepada kemadjuan-kenfadinS. 5 hanJ an8 lelah pada masa itu, tidak mungkin pula dapat peniilk f eradjaan AtJeh

Untuk menjusun buku ini penulis m em nlro luPakan- batjaan jang terdiri dari : me™P^gunakan bahan-bahanPertam a : Madjallah , Penerbitan Ilmiah iano t

San para ahli seper.l:Royal Asiatic Society (J.m .B R A <s / aIay . Branch danSingapore dan lain-lain sebagainja 33118 dlterbltkan di

Kedua : copy dan fotocopy dari naskah-naskah buku-buku lama ada jang dimuat h,,i ’ , , t'surat dan madjallah-madjallah ilmiah seperti • h 'T “ k“ 'buku daaPasai. Sedjarah Melaju, Bustanussalati, ^ S S T baganvja. aunam ac

K e“ ga : - ensiBoped,, t , m„ 5-kamu5, a,la,atlas t n S l a i l T Sgainja.

Semua bahan-bahan jang tersebut dint™ ^ muat dalam daftar bibliografi dari buku ini 1 pe u Penuils

Scope daripada buku ini sesuai dengan ,tentu meliputi Keradjaan Atjeh dalam tahun 1520 IB-- * ?*3,mengenai Keradjaan Atjeh sesudah lta W a ^ ^ d l T b S

*R. Mohd. Ali, Peranan Bangsa ,Tenggara, Bhratara c.v., Djakarta, 1963, haf i io ™ Sed arah Asia

— 14 —

pem bahasan penulis.Batasan inipun masih terasa oleh penulis sangat luas sehingga me-

nim bulkan kechawatiran dalam diri penulis, apakah penulis m ampu m enjelesaikan buku ini dengan batasan tersebut diatas, sedangkan sumber'- jan g diperlukan untuk itu sangat terbatas ? Untuk m eng- hindari diri dari kesulitan- jang m ungkin tim bul dan barangkali tak dapat pula diatasi, maka penulis menambahkan perkataan ’ ’Sekitar” . pada d judul buku ini. Dengan m em pergunakan perkataan tersebut, pe nulis m em peroleh sebuah batasan jang lebih sem pit dan lebih baik. sehingga m em ungkinkan penulis dapat pula m elam paui beberapa segi jan g m enjangkut keradjaan itu, baik karena sifatnja jang ku- rang penting untuk dikemukakan disini, maupun karena sum ber untuk itu sangat sukar diperoleh.

Kem udian m engapa penulis m engam bil batasan waktu antara tahun 1520 — 1675 ? Sebabnja ialah :

Pertam a : Oleh karena pada tahun 1520 itu Sultan A li MughajatSjah m elepaskan diri dari kekuasaan Sultan Pidie dan m engum um kan A tjeh sebuah keradjaan jang m erdeka. Sem endjak itu pula tim bul tjita-tjita m em persatukan A- tjeh dan m engusir orang-orang Portugis..

Kedua : Dalam tahun 1520 itu pula keradjaan-keradjaan ketjiljan g terletak di A tjeh Besar sekarang, berhasil disatukan oleh Sultan Ali Mughajat Sjah dan m endjadi daerah inti Keradjaan Atjeh.

Ketiga : Tahun 1675 adalah tahun m eninggalnja Sultanah Safi-atuddin Sjah Tadjul Alam, sultan wanita jang pertam a dari Keradjaan Atjeh. Sesudah ia m eninggal Keradjaan A tjeh m erosot dengan tjepat. Ia masih digolongkan se­bagai seorang radja jang tjakap dalam Keradjaan A tjeh , meskipun tidak dapat disedjadjarkan dengan ajahnja Sultan Iskandar Muda.

Keem pat: Antara tahun 1520 — 1675 adalah suatu periode jan gsangat penting bagi Keradjaan A tjeh . Dalam kurun za- man itulah A tjeh berkem bang dengan pesat sekali dan dalam kurun zaman ini pula A tjeh m entjapai puntjak kemegahannja.

Data-data jan g diperlukan sebagai bahan untuk menjusun buku ini dikumpulkan m elalui studi dan penelitian diperpustakaan- perpustakaan dan melalui batjaan-batjaan dari buku-buku jan g p e ­nulis peroleh diluar gedung perpustakaan. Tjara ini penulis p ilih ,

— 15 —

karena penulis terbentur pada waktu dan pem biajaan, sehingga iidak memungkinkan penulis dapat mempergunakan tjara lain. Mengadakan wawantjara jang lazim dilakukan djuga untuk menda- patkan data-data tidak penulis pergunakan, karena kedjadian jang m endjadi objek dari buku ini telah berlangsung kira-kira tiga atau empat abad jang lampau, sehingga menurut pendapat penulis tjara tersebut sudah kurang tepat.

Disamping itu perlu pula kiranja penulis kemukakan disini, bahwa sudah m endjadi kelaziman jang hampir mendekati keharusan dimana tiap studi dan penelitian jang mempergunakan adjektiva ilmu pengetahuan selalu diachiri dengan sebuah kesimpulan dari hasil studi dan penelitian tersebut. Tidak semua aspek jang dising- gung dalam buku ini dapat disimpulkan. Hal ini disebabkan karena data-data jang penulis perlukan untuk itu belum berhasil penulis peroleh lagi. Meskipun demikian dalam bab VI dari buku ini penulis kemukakan djuga sedikit pemandangan dan kesimpulan jang dapat ditarik^daripadanja sebagai hasil studi dan penelitian penulis ten- lang Keradjaan Atjeh Dalam tahun 1520 — 1675 it.u-

— 16 —

b a b n.

BEBERAPA FAKTOR DAN KONDISI SEDJARAH JANG MENDO RONG MUNTJULNJA KERADJAAN ATJEH.

A. Letak geografis Atjeh pada lalu lintas Internasional.

Daerah Atjeh terletak diudjung sebelah utara pulau Sumatera., merupakan bahagian jang paling kebarat dan paling keutara dan kepulauan Indonesia. Disebelah barat terbentang Lauian H’-nd'.s. sedang disebelah utara . dan timurnja terletak Selat Malaka. M l; lai dari Salahadji dipantai timur terus keudjung utara, sclandjutnja ke Singkel dan Barus dipantai barat, adalahjnerupakan batas. areal daerah Atjeh, jang luasnja lebih kurang 21.448 mil persegi atau lebih kurang 55.392 kilometer persegi.’ Bahagian pesisirnja sebahagi­an tjuram dan sebahagian lagi berawa2. Pegunungannja memandjang sedjadjar dengan garis pantai pulau Sumatera. Bahagian Tengah me* rupakan dataran tinggi. Diudjung utara terbentang dataran rendah jang sempit, melebar kepantai, dipagari oleh pegunungan disebelah timur, barat dan selatan. Beberapa buah pulau disekelilingnja termasuk kedalam daerah Atjeh. Jang terpenting dan terkenal ialah pulau Weh dimana terletak Sabang dengan teluknja jang indah dan dalam.

Letak geografisnja sangallah strategisnja, sehingga merupakan pintu gerbang sebelah barat kepuIauanJndonesi'aTaSi karena' lpfaV nja ditepi Seiat Malaka pula, maka daerah ini penting. pula dilihat dari sudat lalu lintas Internasional. Sedjak Zaman Neolitjicum Se- lat Malaka merupakan terusan penting dalam gerak migrasi bangsa- bangsa di Asia; dalam gerak ekspansi kebudajaan dari India dan sebagai djalan niaga dunia: Selat Malaka adalah djalan penghubun* utama antara dua pusat kebudajaan jaitu Tjiria dan India Semes tinjalah apabila wilajah sekitar Selat Malaka selalu mempuniai peranan pentmg sepandjang gerak sedjarah Indonesia. Muntjul dan berkembangnja keradjaan Atjeh selama abad 16 dan 17 itu tali mungkin kita pisahkan dari letak geografisnja jang sangat strate

Untuk menindjau peranan Atjeh dalam posisi geografisnja pad' lalu-lintas isternasional sepandjang gerak sedjarahnja, maka serfc

T _ The Encyclopaedia of B-ritanica, Volume I IQRO- u i m , al.S.G. Muha Atjeh” , Ensiklopedi Umura Indonesia diu’iri V ada angka tahun); hal. 129. ’ djuid I; (tidal

— 17 —

sedikit akan dibentangkan disini tentang djalan niaga internasional melalui Selat Malaka. Sedjak zaman purbakala di Asia terdapat dua djalan perniagaan internasional jaitu melalui darat dau melalui laut. Djalan jang melalui darat disebut :'-'djalan sutera’ ’ mulai dari Tjina melalui A sia Tengah dan Turkestan sampai Laut Tengah. Djalan ini berhubungan dengan jdjalaiTKaf ilah India. Perhubungan Tjina dan India dengan Erop.ah sudah terkenal semendjak tahun 500 _S.M._dan merupakan djalan perhubungan jang paling tua. Djalan jang melalui laut ialah dari Tjina._dan. Indonesia, melalui SelaTMalaka k3..lurlia, dari sini ada jang lalu keteluk Persia, i;:c!alui Suriah Lauf~Tengah. ada jang kelaut Merah melalui .Mesir dan sampai djuga di Lm LTgagah . Perhubungan laut antara

• L?.ut Merah, India. Tjina dan Indonesia.ini barangkali sudah iazim dilalui dalam abad pertama sesudahJJasehi.- Djaring-djaring lalu iimas internasional ‘ ini tidak hanja memjjerhubungkan Asia dan Eropah tetapi djuga Afrika Timur sampai ke Mozambiq." sehingga dapatlah kita katakan bahwa djalan jang betul-betul ditemui oleh Vasco da Gama adalah dari Lisboa sampai Mozambiq sadja. Djalan lalu lintas antar Indonesia jang dimulai di Maluku seterusnja ke Makassar, kepulauan ■ Nusatenggara, pantai Utara Djawa, Sumatera bersatu dengan lalu lintas internasional di Selat Malaka. Perdaga- ngan antar Indonesia ini sudah lazim dilakukan sedjak bangsa Indo­nesia mulai menetap dikepulauan Indonesia dan bertambah ramai dengan adanja perdagangan rempah jang dihasilkan oleh kepulauan Maluku, jang sangat disukai oleh Tjina. India dan E ropa. E&patlah difahami bahwa Selat Malaka demikian pentingnja sebagai tempat bertemunja djaring-djaring lalu lintas dari barat, timur dan Indonesia. Tempat-tempat disepandjang perairan Selat Malaka, ber- gsnti-ganti telah menempati kedudukannja diperairan internasional ini sebagai pelabuhan transito atau sebagai pelabuhan-pelabuhan ten pat mengambil air minum dan perbekalan.

Dalam posisi geografisnja jang sangat penting itu maka Atjeh sed.iak zaman permulaan terbentuknja djaring-djaring lalu-lintas in­ternasional itu agaknja sudah dikenal. Berita Dinasti Han (abad 1 — 6 M.) tentang Huangtche. banjak jang mengindentikkan dengan A tjeh .' Begitu djuga Barosai jang disebut oleh Claudius Piolemaeus

-D.H. Burger clan Prajudi, Sedjarah Ekonomis Sosiologis Indonesia. Pisdnjapramita, Djakarta, 1962, hal. 14:

• J.A.E: Morley, ’ ’The Arabs and the Eastern Tvade” J. M. 3>. R. A. S. Vc], XXII, Pt. 1, 1949. hal. 143.. Krom, Zainan Hindu, -terdjemahan Arief Effendi. P.T. Pera-^ ::^ m an , Djakarta, 1956. hal. 9 dan 10: lihat djuga B.H.M. Ylekka. -Misantara, A History of Indonesia. Les Editions A. Manteau 5.A. Bi"J

1961, hal. 17 dan D.G.E. I-Iall, A History of South East Asia; -fcEcmillan & Co Ltd., London. .1960; hal: 15:-

- m i sebagai negeri-negeri jang terletak ditepi djalan menudjuTiina dapat diidentikkan dengan Barus sekarang. baik mengenai ijiiici. f ________ j , „ ;i notfpri tersebut. dan seterus-

— 18 —

daerah-daerah disepandjang Selat Malaka dikuasai, sehingga penga-• nsan terhadap lalii.lintas internasional berada sepenuhnja ditangan S -iwidiaja- Atjeh.pada saiat itu bei’ada dibawah kekuasaan Sriwidjaja dlu"a dan bandar-bandar di Atjeh berperanan sebagai bandar-bandar oen^lnibung. bandar perbekalan dan pangkalan angkatan laut, semua -Delalaran keluar negeri untuk daerah-daerah sebelah barat Sriwi- 4 ;aja dinmlai di Atjeh.: Pada waktu ekspedisi chola menghantjur-:-an tem p a t-'iem p a t jang dikuasai Sriwidjaja dssebutkan bahy/a di Illamaridesam mempur.jai kekuatan jang tiada terhingga jang di- ^undjukkan oleh perlawanannja jang hebat." Illamuridesam ini ter- letuk di Atjeh dan oleh Sriwdjaja telah didjadikan pangkalan ang­katan lautnja jang kuat dalam rangka pengawasannja terhadap lalu lintas internasional di Selat Malaka. Ibukota Sriwidjaja sendiri men- djr.di bandar internasional tempat pertcmuan pedagang-pedagang dan orarig-orang jang melalui lalu lintas internasional lewat Selat Malaka. baik jang datang dari timur, barat dan Indonesia. Disanv ping itu djuga merupakan bandar transito dan entrepot dalam ke^alan perdagangan internasional pada masa itu. Sampai permulaan -bad 12. Sriwidjaja masih menguasai sepenuhnja perairan Selat Malaka. kemudian serangan-serangan Radja Chola dan perselisihan dengan keradjaan-keradjaan di Djawa jang menguasai Indonesia bahagian timur. san^t melemahkan Sriwidjaja. Pada abad 13 ke- xijatan Sriwidjaja sudah sangat. djauh berkurang. Satu persatu cla- -^h-daen.h kekuasao.nija direbut oleh keradjaan lain ataupun nie- sicrdekakrirr diri. »m ijvanla]] jJiHk kil'a*kira tahun 130(1 inulat W -

•• ■>'" kered.inan-k: i-aajujn Reijii jang merdeka dipantai utara ■•‘ ich, antara Jain PerJak. Sarmidera Pasai dan Lajnuri IJada tahun -•-5 poranyji Sriwidjaja sobagui pusat kegiatan internasional sudah

: -'latJiir.

•!. Kroin. op.tit., hid. 12.-’ • * -»iJi lebih iand ju t m engenai P o li dan le tak n ja lih a t b a b . L IT .. R. •'•Iohd. A li. op .tU ., hal. 116.•VJ. Krom. op.fit.. lml. 130.'^ .H . liuv.gor dan P rajud i, op .e if., hal. 32.

— 19 —i

Mula-mula kedudukan Sriw idjaja diganti oleh Melayu (D jam bi), jang djuga berkuasa disem enandjung Malaka. tetapi kgm udian pusat keradjaan ini dipindahkan kepedalam c^jaituM i,nangk_aj5a.ut .sehingga pengaw asan terhadap Selat Malaka' berk ur an g^\_ P asa L. m enggantikan kedudukan M alayu dan m erupakan k eradjaan Islam p ertam a di In- donesia ._T ahun 1292 M arco P olo dan Jtahun 1323 OdorigcT singgah d ikeradjaan ini. Ibnu Battutah tahun_1345 dan ta h u n ''1346' h iainpir djuga dikeradjaan tersebut dan ia m entjeritakan kem adjuan-kem a- djuan, bentuk pem erintahan dan kehidupan agama di Sam udera Pasai. Stutterheim m engatakan. bahwa berdasarkan inskripsi Pasai jan g bertahun 1380 M: dapatlah diam bil kesim pulan bahwa Pasai dan Kedah d isem enandjung Malaka, pada waktu itu m erupakan satu kesatuan. ' A rah perkem bangan Sam udera Pasai pada pertengahan abad 14 itu, dapat dilihat m enudju kearah p enguasaan~gelar~Mataica- dan hendak m en d jad ikan Sam udera Pasai “sebagai pusat p erdagangan internasional di Selat Malaka seperti ja ng p ern ah dialai-ni~oIeH Sri­w id ja ja pada masa__djajanja. Kecludukan.^pografLSXuaJtj'ifkup^mern- beri kem ungkinan untuk m ew udjudkan tjita -tjita_ tersebut. M od jo . pahit ja n g m untju l ham pir b e rsaTnaan \vakTunfa berkem bang de­ngan pesat sekali a ^ ^ T ^ b a r ia m .^ s a ja p n ja ..den gan /flepaf, sjh 'ingga pada kira-kira tahun__1365 ia telah berada d ipuntjak kem egahannja. M enurut N egara Kerta5amar'Samu3era . Pasai i danjxetierap_a kera­djaan ketjil lainnja di A tjeh , sekitar pertengahan abad 14 itu sudah m en djad i vazal keradjaan M odjopjahit.'- Perkem bangan Sam udera Pasai terhen li dan perw udjudan tjita-tjitanja sebagai penguasa tung- gal di Selat Malaka belum sem pat m entjapai bentuk jan g pasti. X on tro l atas Selat Malaka oleh M odjopahit dipusatkan _di__Tumasik (Singapura sekarang). Tum asik d idjadikan pelabuhan internasional.

Pada penn u laan abad 15 kekuasaan M odjopahit berkurang. Ma­laka ja n g pada m ulanja m erupakan_sebuah kam pung rielajan dan berada dibaw ah kekuasaan Siam, sekara n g _ tum buh dengan tjepat sebagai bandar . international dan. dengan perlindungan T ion gkok m elepaskan diri dari Siam m endjadi k eradfaan janft m erd eka. Sam udera Pasaipun Jlielsnask^1}.. dTri^ariT\Todjopahit dan kem bali j'rtOlldjndi pelabuhan jang pouting di Solat Mulnka-p&cla.--pp¥mi<!aan abaci J 5 itu. Disftinping Sam udera Pasai, di A tje li berkem bang pulaPidie ja n g m cncljadi penting .sebagai "pelabuhan lada .,:: Sekitar1 a h u n J450 M alaka" te la h ln e n d ja c l i p e la b u h a n in t e r n a s i o n a l , s e b a g a iintrepot, sebagai uelabiilianJLruiiaiLQ, 'pu^L_keb.udaiaaiT dair penje-

" D . H . B u r p e r L oc .c it .1 L:rai;in lebih landjut mengenai Sanmdern Pasai lihat bab III -B. Schrieke. op.cit., Part one, Sumur-Baiulung. I960, hal. 10 dan

L'Uhd. Y 'im m , Gtidjah .Muda, J’ ubt; ka. Djakarta, 1S56 . hal =v.j clan 31,’ "B. Schrieke, op.cit. Part one, hal. 17.

— 2C —

baran agama Islam ke Asia Tenggara serta berkuasa atas perairandi Selat Malaka.11

Deniikianlah peranan Atjeh pada lalu lintas internasional sampaimendjelang terbentuknja Keradjaan Atjeh. Letak geografisnja tjukup tampan pada lalu lintas internasional, hanja gerak dan kondisi se - djarahlah jang belum memungkinkan Atjeh mendjadi pusat kegiatan internasional diperairan Selat Malaka, meskipun usaha-usaha untuk itu selalu diperdjuangkan. Tjita-tjita untuk mendjadikan Atjeh men­djadi penguasa tunggal diperairan Selat Malaka tetap hidup terus. Muntjulnja Keradjaan Atjeh dan berkembangnja keradjaan ini d e ­ngan pesat dalam abad-abad selandjutnja tak mungkin dapat kita pisahkan dari faktor letaknja jang sangat strategis itu.B. Masuk dan Berkembangnja Agama Islam.

Sebeium masuknja agama Islam ke Atj^h, maka kebudajaan daerah ini telah berabad-abad Iamanja dipengaruhi oleh agama Hin­du dan Budha terutama didaerah-daerah pantai jang terletak ditepi lalu lintas internasional: sedangkan dipedalaman pengaruh animisme clan dinamisme masih kuat.

Keterangan jang dapat dipertjaja tentang Islam di Atjeh jan^ mula-mula ialah tjatatan Marco Polo ian.g_menjebutEaii bahwa~~pen- duduk Perlak telah di Islamkan olej^pedagang^edagang Islam S Z f u L 31 jang dikundjungi kemudian belum Islam.15 D S a s a ^ ^ ™ T rapbe^ ah’ kai'6na ^ ra p a 'ta h u n 'k iH m d ia n diadl Islam n ^ Jang bernama Marah Silu telah men- dian ieivj.znit f n 5a; niakamnja jang diketemukan kemu-

Suitan MaJk ^ s X V 30! - 111 6?11 311’ bahwa radja al Mulakkab(1297 M.).17 n i l Ja janS ulus itu wafat Pada tahun 696 H - bawa radja SaninH 3 PUn ada SUatu riwaJat -ianS menjatakan, jang telah masuk tpertama itu se°rang penjembah berhalaMalik al Saleh." ara tahun 1270 dan 1275 dan bergelar

ninggal JSng masJhur- Ibnu Battutah ime-ke Tjina dalam tahun ” d unS1 Samudera dalam perdjalanannjaal Zahir. seoran® tiuHu ’«■ u am Zaman pemerintahan Sultan MalikIbnu Battutah menjatakan h i ]anTg hidup semasa, Marco Polo.1" — ----------------------- bahwa Islam sudah hampjr seabad la-

" io c .c it .K enneth W. M organ (e d ) i j a «

oleh Abusalainah, Cbaidir Anwar d a n 'w V ^ '" -'h,Uak' d'terd jemahkan ngiwan. Djakarta, 1963. hal. i l l . 3n Harun Al Raijid. P.T. Pemba-

No. 66:J' m t l S l i t ’ ' Ka(1^ ^ j a Pasai", J.M.B.B.A.S,^Kenneth IV. Morgan (e.d.), ioc citf!>t. Cit.

‘ “ibid; hal 120.

— 21 —

m anja disiarkan disana. D iriw ajatkannja tentang kesalehan, keren - dahan hati semangat, keagam aan dari rad ja, ja n g seperti rak ja tn ja m engikuti m azhab S ja fi’ i. Sultan M alik al Z ah ir itu biasa m engada- xan pertem uan-pertem uan dengan para ulam a untuk m en gu pas soal- soal keagam aan dan untuk pengadjian A l Quran dan tiap-tiap hari D ju m ’at beliau perg i ke M esdjid berd ja lan kaki dan beberap a kali telah m em erangi orang-orang kafir d idaerah pedalam ail. Pertelaan Ibnu Battutah m engenai perkaw inan salah seorang putera sultan m em berikan perintjian tentang upatjara perkaw inan dan periba - datan rakjat. ja n g m em berikan kesan tentang kebesaran dan kem e- gahan jan g luar biasa diistana Sam udera.20

T entang sedjarah perkem bangan agam a Islam didaerah A tjeh pada zaman-zaman perm u]aa_ii_itu_^£tu iid juk_jaog ada selam ~jang tersebu t diatas adalah ’ ’K itab Sedjarah TMelaju” j i ta u oleh penga- rangn ja kitab itu d in am aX aiC dju ga3rlllalatus_Salatina atau peraturan segala rad ja-rad ja dan K itab H ikajat Radja-TJadja .P asai.-1 M enurut kedua kitab ini, seorang~m uballigh ja n g _ b e m a m a .S ie ch Ism a’il telah datang dari M ekkah sengadja m en u diu k e Sam udera untuk m en g- Islam kan penduduk disana. K em udian_singgah di Lam uri dan m eng- Islam kan p en d u d u F ne.gerT tersebut-S eter us n ja P erlak dan kem udian barulah tiba di Samudera — Pasai dan b e rtem u dengan radja. Sesudah anengem bangkan Islam seperlun ja . S je ch Ism a’ilpu n pulang ke M ekkah kem bali. Berdasarkan k eteran gan d iatas Tlapatiah dikira- kirakan bahwa sebahagian Tempaf~' dT~~Atj eh terutam a dibahagian- bahagian "paTTTinTija’ sifdah m erailu k -^ gam a-- Islam . Sebuah_ m akam pualam jan g indaH diketem ukan pula d isebuah p eku bu ran "d ek at Pasai. MakanftersebutTTeFdasarka'lFsTlsTTah lengkap ja n g kedapatan diatasnja, adalah m akam seorang ketiirunan cKaTif.ah A bbasiah , A l M ustansir ja n g m endjadi ctialTpali c la n ta h u n .1£26,— 1242. Tulisan itu m enjatakan bahwa pcria j a n g dim akam kan dalam kuburan itu jan g m eninggal dalam tahun 1 4 0 7 'a d a la h 'b u ju t dari salah. seoran g pangeran ja n g dapat m eloloskan d iri dari pem bunuhan ; ketika oran g M ongol dibaw ah pim pinan H ulagu m em binasakan B aghdad dalam lahun 1258.--

B erita - T jina ada djuga m enjebutkan , bahw a radja dan sem ua rakjat n egeri A ru jan g kem udian hari term asuk bah agian ~ 3ari A - tjeh , adalah penganut-penganuT~5ggTfla I s l a m Jang m en d jad i radja- n ja dalam tahun 1411 ialah Sultan H usin. B egitu~dluga M alaka ja n g pada aw al abad 15 terus m endjadi'rahw T. karena b a n ja k n ja pedagang-

-“loc.cii.- Tard.ian Hadidjaja (ed.), Sedjarah MeJaju, Firma Penei’bitan

Scptadanna, Djakarta, J951, hal. 71 sy d. 73 dan lihat djuga J.P. Mead (ed .), op.cit., hal. 9 s /d 14.-

; Ktrinelh Vv. Mortal) (ed .); loc.rii.

— 22 —

pedagang Hindu jang terdesak oleh pedagang-pedagang Islam di Pasai. berpindah kesana. Tapi achirnja Malakapun mendjadi Islam pula pada awal abad 15 itu dan mendjadi pusat propaganda Islam keseluruh Indonesia-3 Keradjaan Malaka dengan pesat~s£bali me- lebarkan sajapnja. Seluruh semenandjung Malaja serta Sumatera Tengah dikuasainja dan pada tahun ± 1450 telah mendjadi peng- ganti Sriwidjaja. Melalui Malaka agama Islani berkembang k eseluruh Indonesia mengikuti djalan perdagangan. Antara tahun 1450 dan 1500 agama Islam menguasai daerah pesisir utara"Djawa~Tiniur clan Tengah. serta- berkembang mendjadi keradjaan-keradjaan merdeka dan sebahagian besar tak suka lagi mengakui pemerintahan M odjo­pahit.-' Pada tahun 1440 agama Islam sudah sampai di Ternate. Sebelum tahun 1500 di Maluku sudah terdapat negara Islam ketjil jang merdeka, jaitu Djailolo, Tidore. Ternate clan Batjar;, kesemua- nja terletak dekat Halmahera dan mempunjaiopengikut banjak di~ pulau- Banda.-" Mendjelang abaci ke 16, Islam telah tersebar luas di Indonesia mengikuti djaring-djaring djalan perdagangan.

Islam jang masuk ke Atjeh chususnja dan Indonesia umum- nja. pada mulanja mengikuti djalan-djalan d aga n gd an ^ kota dagang dipantai, kemudian menjebar kepedahrrrrarr--Pttla«an«- pedagang dan muballigh-muballigh telah meWegang-'peraTran R e n ­ting dalam penjebaran itu. Perkawinan pedagang;pHdat»ang isiam dengan wanita Bumi putera, jang belum Islam telah mempertiepat berkembangnja agama Islam. Prof. Dr. P.A. Hoesein Djajadininsrat Tnengatakan :

’Setelah sampai di Indonesia, Islam kpiimriinn i i -iluas lagi terutama olcli usaha-usaha. pedagane Muslimhi 'ngawini wanita-wanita diteinnat D ipJin ,5 ,, . .. JanS ,,le 'tuk sementara. Sebelum dilangsunekni n e il/*6 ap -aU ,lSgal un‘ wanita-wanita itu di Islantkan duln r?" '’ v ’ 8 d? n,ikialVmenjebabkan anggota-anggota kehm <n t .w.lnan ltu aUaP k al1 Islam. Tjara seperti « n se k »a n « ga lt.u ,,lc,5>cluk a sainahagian dunia jang belum djum nai d * *

Bentuk agama Islam itu sendiri lnemnp’rtionnt • V ■ lagi sebelu m m asuk k e t a d m e s l . . f TM engenai in i seora n g sardjana Islam » f , i , I" d“\ le b 'h a a l:u ' J Dr- A. Mukti AJi m e„ g a ta k ,„ ™ a11' a g a m a.

*......ba,,i,a js,am ,|ataiie 113 t"-daihiaH-i 1 , ! wa dari India: dimana Islam tidak lepsseleineneh-n a» r J enga™11 IIilulu- Tjampurnja Islani dengan

------- Hindu menambah mudahnja tersiar agama Itu di-

plied From C h i n ^ I o S i c e f Notes 011 l!,donesia- Maiaya Com- «5. ources, C.V. Bhratara, Djakarta, 1960, hal. 94 dan

L'IDbiJ'.,Bhalge34dan Prajudi- °P-cU-. hal. 32.-Kenneth W.' Morgan, (ed.), op.cit.. hal. 124.-

kalangan tnasjarakat Indonesia, iaiim cwa m csjarakat Djawa, ka- reua sudah lama kenal dengan adjaran-adiaian Iliiuiu itu. Seba­hagian besar daripada tersiarnja Islam di Indonesia ini atfai.ih liasil pekerdjaan kaum sut'i dan m istik. Ivita m cngerti baiiw.'. golongan siifi dan mistik ini dalam beberapa segi bersikap tolKran terhadap adjaran asli dap adat kebiasaan jr.ng hidup dan berdja- lan diiem pat itu ."Barangkali bolehlah kita berkata; baluva sukses dari pada penji- aran Islam di Indonesia, selain m cm ang adjaran-adjaran Islam itu gam pang dim engerti. ujuga ktroiu'. kesang;5upan pembawa-pemba. wa Islam t e m p o hari dalam membevi konsesi terhadap adat ke­biasaan jang ada dan hrrliip dalam masjarakat. -7

D alam m en in d ja u latar belakan g dari tjep a tn ja b e rk e m b a n c Islam k e tim u r u m u m n ja dan Indonesia 'ch u su sn ja . sesudah abad- a ba d ke 11,, P ro f. D r. B- S ch r iek e m elih a t adanja liubungan antara k em a d ju a n -k em a d ju a n itu dengan k ed jad iari-ked jad ian di Barat. D itah u n 1096 m u la i tgjfd jad i p era n g salib. ketika K risten ingin m&ng h am bat k em ad ju a n -k em a d ju a n l slani. P ep era n g a n -p ep erangan ini b era b a d -a b a d lam an ja dan peristj.wa ini m en im bulkan b erbaeai e ffe k , le rm a su k lapan'gun ek on om i. D juga m en gen a i arah dan arus ke- m a d ju a ii p erk em b a n g a n agam a Islam . D.iika tad in ja arus itu tidak terhr.m bal. m ad ju k e Barat, m aka den gan p e ra n g itu. s jiar Islam m e n e m p u li d.iurusan lam . D ian taran ja tam pak pula arus k em ad ju an itu leb ih m a d ju d ja lan n ja k eseb e lah t im u r .- '

D a lam p erk em b a n ga n agam a Islam itu peran an m ubaU igli-m u- b a lligh itu adalah sangat besar. M ereka itu ada ja n g berasa l dari India . P ersia , A ra b dan p en d u d u k asli sen d iri. B aik dalam H ikajat R a d ja -R a d ja Pasai dan S ed jarah M ela ju ada m en jeb u tk a n hal itu .-' P ada w ak tu Pasai telah d id u du k i P ortu g is , k ita d en g ar seora n g m u- b a llig h ja n g b era sa l dari Pasai m en in g ga lk an n eg er in ja p erg i k e D jaw a (D em ak). Ia bern am a F ataillah (Faletahan). ialah seora n g ja n g le rm a su k W ali Sanga; p e n je b a r agam a Islam di D ja w a .:‘"

M e n d je la n g aba d k e 16, agam a Islam sudah beru sia dua seten gah abad di A t ie h. Selam a m asa itu agam a te r s e b u l .'tidak b a n iak ters ia r sam pai Irepelosok -p e losok A tjeh , tetapi d ju g .a_keseluru h In d o nesia.. A g a m a Islam dalam m asa dua seten gah abad itu, sudah m e m p u n ja i akar ja n g kuat dalam m asjarakat. A tjeh . A d ja ra n agam a terseb u t telah m e n d ja d i w ay o f Hte dari m asjarakat A t jefiT T pirena F e n e a rnh H in d u tidak lah b eg itu m e n d a lam "3TT5aii3mglc'an- H e n g a n d a e r a h -d a - erah In d on esia la in n ja , m a k a “ sisa-sisa H in d u ism e itu~tjepat* len ja p dan a d ja ra n -a d ja ra n Islam o r to d o x dan m u rm taln’p a k T e b iir rnglion -

- :A. Mukti A li. A lam Pikiran M odern di Indonesia, Penerbit T;in-*tamas, D jakarta ' 1964, hal. 3 s d 6.

- 'B . Schrieke, op .cit., Part one, hal. 7,15.-"Tardjan H a d id ja ja (e d .) , op .cit., hal. 72,73. clan J.P. Mead (e d .) , op .cit, hal. 9 s . d . 14.“"K enneth W . M organ (e d .) , op. cit., hal. 121.

rjjol, apalagi sesudah adanja perhubungan langsung dengan negeriArab iMekkah).

Akibatnja sifat-sifat militan dan solidantas sesama Isl«un fouh dengan subur dalam masjarakat A t j e h . A g a m a _Islam__jda am perkembangannja selama dua setengah abad di Atieh. telah pu a merupakan unsur pemersatu jang kuat dalam in a sjarakat,. At J e n ■ Faktor agama ini sangatlah pentingnja sebagai sala_h__salu faktor pendorong dari kebangkitan dan perkembangan Keradjaan A tjeh dalam abad-abad ke 16 dan ke 17 itu.

— 24 —

C. Kedatangan Portugis dan djatuhnja Malaka.I

Pada tahun 1498 telah tiba di Calicut bangsa Portugis dibawah pimpinan Vasco da Gama. Sebelum kedjadiai^janglpgnting ini ter- djadi, telah berlangsun'g serangkaian usaha dari bangsa Portugis untuk menemui sendiri djalan ketimur itu. Pada abad ke 10 per­dagangan di Eropah dipegang oleh pedagang-pedagang Islam jang berporos di Byzantium, djuga kota-kota Venetia, Florensa, Genoa dan Antwerpen mendjadi pusat-pusat perdagangan. Setelah perang salib berachir dengan kemenangan orang-orang Kristen, maka per­dagangan berpasar di Laut Tengah. Meskipun demikian peranan pe­dagang-pedagang Islam masih besar djuga karena kuntji perhubu­ngan dagang Barat dan Timur masih dikuasai oleh mereka. Lebih- dengan dikuasainja Konstantinopel oleh Sultan Muhammad II pada tahun 1453, pedagang-pedagang Islam makin memegang peranan penting. Perdagangan antara Timur dan Barat mendjadi sereV'dan terganggu. Timbul idea-idea baru untuk mentjari djalan sendiri ke Timur, terutama idea tersebut sangat berkembang "pada orang^rang Spanjol dan Portugis. —

Orang Spanjol dan Portugis jang masih meneruskan pei’ang salib dinegerinja untuk mengusir orang-orang Islam, mendapat ke- menangan-kemenangan besar. Orang Portugis dalam abad ke 14 berhasil mengusir orang Islam keseberang Selat Gibraltar dan bah- kan menduduk. Ceuta diseberang selat tersebut pnda baliaeian A fr ik T

nKr r r r ; r ga\ JangK ini merupakan doro-5 , Jdng u a ! 1 gsa Portugis untuk menga'dakan

perlawatan keberbaga. tempat didunia. Pada mulanja tudjuan pokok dan perlawatan orang-orang Portugis masih tetajp 'bersifat agama, mengedjar dan memerangi orang-orang Islam dimana 5adja merekaPknnom- i I f pada pertengahan abad ke-15, tudjuan-tudjuan ekonom, dan perh.tungan-perlntungan komersil termasuk dalam tu­djuan dan maksud perlawatan dan pendjeladjahan mereka. Hal ini

D .H . I»urger clan Pv ;ijud i, Op .cit.. ha] -*0

— 25 —

d iseba bk a n karen a dalam perlaw atan-perlaw atan itu m erek a m en- d ju m p a i baran g -ba ra n g baru terutam a di A fr ik a Barat, ja n g sangat ]ak u d ipasaran E rop a sep erti em as pasir, b inatang-binatang kera , singa dan b u ru n g n u ri.32.

P en d ap atan -pen d ap atan baru dalam b id an g ilm u pen getah u an di E rop a se p e rti kepan da ian m em b u at kom pas, k em ad ju an dalam llm u B u m i (teru tam a dalam perpetaan tem pat-tem pat d idunia ) sa­n ga t b e sa r a rtin ja dalam k em ad ju an p e la ja ra n oran g-oran g P ortu g is dan S p a n jo l. Pada p erm u laan abad ke-15 itu pula P ortu g is d ipe- rin tah o le h seora n g rad ja ja n g m en aru h perhatian b esa r terhadap p e la ja ra n . D ja sa n ja dalam lapan gan te rseb u t m en jeb a b k a n ia d ib eri ge la r ’ ’H en ry N a v ig a tor” . Sesudah ia m en aklu kk an Ceuta pada tahun 1415, H e n ry m en ga tu r p ersiapan ja n g sistem atis untuk p e n d je la - d jah a n b an gsa P ortu g is k ebeb era p a tem p at didunia. B ertu ru t-tu ru t m erek a m e n d ju m p a i M adeira pada tah un 1419, kepu lau an A z o re s 1432, T e lu k V e rd i 1456, dan B artolam iu z D iaz m en em u k an u d ju n g selatan A fr ik a pada tahun 1487. P ada tahun 1498 sam pailah V a sco da G am a di C alicu t ja n g ter letak d ipantai barat India . P eristiw a te ra ch ir ini sangatlah pentin g dalam sed ja ra h dunia, seh in gga de- ngan p en em u a n V asco da G am a itu d im u la ilah satu k u ru n sed jarah ja n g d in am ak an o leh P an n ik ar ” da G am a e p o ch ” :::1 A k ib a t ja n g sangat luas o leh k ed ja d ia n itu ialah te rd ja d in ja revo lu si dalam la lu lin tas p erd a g a n g a n dan d idalam struktrtr p ern iagaan d i A sia .8i. ja n g m em b a w a e f fe k pu la dalam lapan gan sosia l. ek on om i. politik , agam a d i A sia dan h u bu n ga n antara B arat d en g an T im u r se lan d ju tn ja .

U ra ian p en u lis dalam hal in i akan d ititik beratkan p ada k ed ja - d ia n -k ed ja d ia n ja n g erat h u bu n ga n n ja dengan fa k to r -fa k to r ja n g m e n je b a b k a n m u n tju l dan b e rk e m b a n g n ja k erad jaan A t je h dalam abad ke-16 dan ke-17 sadja , terutam a p erten tan gan trad ision il a n ­tara P o r tu g is dan o ra n g -ora n g Islam ja n g terus b erla n g su n g pula sesu d ah m e re k a berh ad ap -h ad ap an d item p at lain ja itu di A sia , A t je h ja n g su dah dua seten gah abad m em elu k agam a Islam sam pai d en g an k ed a ta n g an ora n g -ora n g P ortu g is d i A sia telah m elibatk an d ir i pu la da lam p e rte n ia n g a n ini. K on d is i dan gerak sed jarah pada w aktu itu sangatlah b ers ifa t m en en tu k an , dalam kelah iran dan p e rk e m ­b an gan k e ra d ja a n A tjeh - D ari hasil-hasil p e la ja ra n V a sco da G am a ja n g sam p a i di C alicu t pada tahun 1498 tadi dan hasil-hasil pela jaran ' D ie g o L o p e z d e S eq u e ira se lan d ju tn ja ja n g m en em u i tem pat-tem pat

"-ibid .; hal. 41."Pannikar, Asia and W ei tern D om inance, A llen & Unwin Ltd..

L ondon . 1955, hal. 12.'D .H . B urger clan Pra.iucli. (op .c it ..) , lie], 42.

f

di Atjeh serta Malaka pada tahun 1509, mereka mengetahui tentang djalan perdagangan jang sudah berdjalan sedjak zaman kuno dari Tjina melalui Selat Malaka dan menjusur pantai selatan Asia atau pantai utara Atjeh — Ceylon, kelaut Merah dan keteluk Persia pulang pergi. Kuntji dari djalan perdagangan ini mereka ketahui pula ialah. Selat Malaka, Teluk Persia dan Laut Merah. Didjalan perdagangan ini pedagang-pedagang Islam sebagai musuh tradisio- nil mereka memegang peranan penting sudah sedjak beratus-ratus tahun jang lampau. Untuk dapat menguasai perdagangan dan djalan perdagangan tersebut diatas dan memerangi musuh mereka orang- orang Islam dan pedagang-pedagang Islam, maka kuntji dari lalu lintas dagang seperti sudah disebutkan diatas harus dikuasai sepe- r.uhnja dengan bantuan gerakan-gerakan militer. Tahun 1511 m e­reka berhasil menduduki Malaka. tahun 1514 kota Ormuz dipantai Teluk Persia. Kota Aden dan pulau Sokotra dsserang djuga. Hanja pulau Sokotra jang berhasil diduduki, sedangkan penjerangan ke Aden gagal. sehingga impian bangsa Portugis untuk menaklukkan kota Mekkah pusat agama Islam, dapat digagalkan pula."'. Sebagai gubernur pertama mereka ialah Fransisco de Alm eida (1504).:"'- fransisco de Almeida berusaha menguasai perdagangan dipantai Malabar, sehingga mengakibatkan timbulnja bentrokan-bentrokan dengan pedagang-pedagang Islam, tetapi dapat dipatahkan pada ta­hun 1507.r,:

. Pada dasarnja perang, terbuka melawan kekuatan Islam telah culantjarkan oleh orang-orang Portugis. Tudjuan mereka dengan Perlawatan mereka jaitu berdagang, mentjari keuntungan. ekspansi politik dan agama mulai direalisir dalam bentuk jang se-lengkap-nja. ilusuh utama jang dihadapi ialah negara-negara Islam. Sedjak per- ga:nian pimpinan perwakilan dari tangan de Alm eida ketangan A l­fonso de Albuquerque pada tahun 1509, siasat perang berubalv :v kikap pemimpin baru itu sangat agressip- Tentera Portugis harus nienjerang, .tidak boleh hanja menahan serangan sadja. Goa didjadi- 'an markas besar. Dari sini tentera Portugis dapat membu&t sera­

ngan setjara teratur terhadap lawannja. Goa diduduki Potugis pada tahun 1510.

Untuk membiajai tentera Portugis, tidak tjukup dengan perda­gangan sadja. Kadang-kadang djuga melakukan perampokan terha-

dagane ,slam dari Pe,nbunuhan tar-Mekkah, m e n S , Is,“ m . 1™ L hadjl ke

lebabkan Mesir atas penm ntaan keradjaan Gudjarat

— 26 —

Mid., hul: 41:

01)1 cit-> hal- 197- Ibid., hal. 198.Joe. cit.

dan Jaman Selatan menjampaikan protes kepada Paus dan mengan- tjam akan melakukan Unclakan jang sama terhadap orang-orang Kristen jang mengundjungi Palestina. Akibatnja Paus mengirimkan peringatan kepada Radja Manuel dari Portugal, tapi hasilnja sedikit sadja mengalami perubahan.31'

Akibat penaklukan Malaka pada tahun 1511 itu sangat luas. Portugis dengan demikian memegang kuntji perdagangan di Selat Malaka chususnja dan Asia Tenggara pada umumnja. Meskipun pen- dudukan Malaka dimaksudkan semata-mata bersifat komersil, tapi tudjuan jang bersifat agama tak pernah dilupakan. Karena itu pe- dagang-pedagang Islam Malaka tak disukai banjak diantara mereka jang berpindah kepelbagai tempat diantaranja djuga ke Atjeh, jaitu ke Pasai, Pidie, dan lain-lain tempat lagi. Pedagang-pedagang Islam jang melalui Selat Malaka djuga tidak aman lagi, antjaman pemba- djakan oleh orang-orang Portugis makin sangat mentjemaskan.

Usaha pedagang-pedagang Islam untuk membangun Pidie dar. Pasai sebagai pusat perdagangan Islam menggantikan Malaka, se- gera digagalkan oleh Portugis dengan menduduki kedua tempat itu berturul-turut tahun 1520 dan tahun 1521. Pedagang-pedagang Islam menjingkir ke Banda Atjeh Darussalam sebuah kota pelabuhan jang terletak diudjung paling utara pulau Sumatera. Dari kota ini- lah semangat djihad kaum muslimin melawan Portugis dikobarkan dan dari sini pula serangan balasan terhadap Portugis dilaiitjarkan dengan teratur dan sistematis. Dari kota ini pula ditjiptakan lalu lintas baru pedagang-pedagang Islam melalui pantai barat Sumatera, ke Selat Sunda jang kemudian bersatu dengan lalu lintas internasi­onal menudju Tiongkok. Sa’at ini pulalah sa'at jang sangat penting dari permulaan perkembangan keradjaan Atjeh- Dari sudut inilali. kita dapat memahami arti kedatangan Portugis dan penaklukan Ma­laka oleh Portugis bagi perkenvbangan dan pertumbuhan keradjaar Atjeh.

3 E. Schrieke, op. cit., Part two, hal. 234.

— 28 —

B A B III

MASA PEMBINAAN KERADJAAN ATJEH.

A . Pertumbuhan Keradjaan Atjeh.

Djauh sebelum Keradjaan A tjeh m untjul, didaerah jan g seka- rang dinamakan Propinsi Daerah Istimewa A tjeh , telah ada herita berita tentang tempatJ dan keradjaan-keradjaan didaerah ini. Berita Jang tertua jang berasal dari Dinasti Han, dimana dalam tam bo Dinasti Han itu disebutkan negeri jang bernam a Huang-Tche. Me- nurut tambo itu penduduk tanah ini, jang sama dengan penduduk Hainan, hidup dari perdagangan dan peram pokan, telah dim inta oleh Kaisar Wang Mang (1 — 6 M) untuk mengj-rimkan seekor badak. Tem pat ini identik dengan A tjeh berdasarkan hadiah radja itu.1 Dalam buku Claudius Ptolomaeus seorang ahli ilmu burni, ja n g di- tulis dalam tahun 165 M., menjebutkan satu persatu nama-nama negeri jang terletak pada djalan dagang India-Tjina, diantaranja disebutkan(BarousaLyjang mungkin letaknja di A tjeh dan identik dengan Barus sekarang. Kapur barus m erupakan hasil utama negeri jtu hingga mendjadikan negeri itu masjhur. Orang A rab m enjebut negeri itu Fansur.-

? 6rin- tentanS p oli untuk pertama kali kita djum pai dalam tjatatan Dinasti Leang di Tjina (502, — 556 M.) kem udian dari Di-Tane (fiVa 1 ^17 ^ ^an Der^ a terachir dari tjatatan Dinastisenakat ~~ Mengenai letak negeri itu belum ada kataBatkan j tetapi banjak para ahli tjondong untuk m enem -nevelt di Atj eh’ seperti jang dikem ukakan oleh : Groe-diatac n 3 I]rr*u 'Bum i Tjina. Sedjalan dengan pendapat

cle Casparis mengatakan :

m a k t m i * ; ^ ° ' tidak kurang menggeniparkan. Ada jang menja- Sumaf „ „ v Brunei (Kalimantan Utara) dan dengan

e erangan Cowan pada tahun 1933 kami anggap paling Tionshm ,i; c mentjari Poli jang sering disebut dalam berita Iengkanni-1 1£*- utara- poli daPat disamakan dengan Puri,rab dan imh i u'” jang disebut Lamuri oleh orang-orang A-S r i ) n i k ? ^ 0lf h Marco Pol° (nama daerah Atieh dikemudian pendanat k J > apaiY lnl besar (kemungkinan benar menuriit njrtut n l w uesar; hania ad* satu berita Tionghoa jang me-bertentangan dengan lebar dan Pand3angnja sama jangg n dengan kesimpulan Cowan, tetapi ini munekin ke-

Hal1’ op- cit- hnl- 15.•w p V ° m’ op- vit-> hal- 12- w .i . Groeneveldt, op. cit., hal. G2, C O C MOu»5 , G T . ■ “

— 29 —

keliruan berita Tionghoa rhi); kita meaipunjai suatu peganganjang penting”

Ada sebuah keradjaan jang penting kita bitjarakan djuga disini jan2 berkembang sebelum Keradjaan Atjeh terbentuk .laitu Keradjaan Samudera. Berdasarkani p eninggalanj ^ r a d j ^ n J5aniQji£ra_iailu- jang berupa kuburan- dari radja~nja.iiapa.tlah d'ki.rar-kmi-l fitak .pusat ke­radjaan ini jaitu dekat kota Lhok Seumawe sekarang, diclesa jang sampai sekarang masih bernama Samudera dan _Pasai. Kei adjaan inipun biasanja disebut Saimidera^JPasai.

Ini bukan berarti adanja dua keradjaan Jaitu Samudera dan Pasai, tetapi hanja merupakan pergeseran tempat dari pusat keradjaan itu jaitu dan Samudera_ii£--Easai.Letak kedua tempat itupun tidak begitu djauh. Mungkin_pergeseran tempat inipun me- nundjukkan tambahan nama pula dari keradjaan ini.5 Untuk mem­peroleh keterangan kfeterangan_mfiQgenai Samudera dapat diperoleh dari pemberitaan-pemberitaan Marco Polo jang mengundjungi dae­rah ini sekitar tahun 1292, pemberitaan Ibnu Battutah jang berdiam didaerah ini sekitar tahun 1345 dan 1346, sedikit pemberitaan dari Odorico o f Pordenone jang^aiiL iaE uxi_1321 berada di Atjeh. buku X e°ara Kertagama (1365;, buku Silsilah Radja-Radja Pasai. buku Sedjarah Melaju,, sebuah inskripsi jang bertahun 781 H. (1380 M j Tjatatan Tjina, makam radja-radja Samudera dan mata uang Kera­djaan Samudera.

Dalam perdjalanannja kembali ke Venetia dalam tahun 1292, Marco Polo setelah bekerdja pada Kubilai Khan di Tjina, singgali di Perlak, sebuah kota dipantai utara Sumatera: menurut Marco Polo penduduk Perlak ketika itu telah di Islamkan oleh pedagang- pedagang jang diberikan sebutan olehnja kaum Ssiuccu • Menurut pemberitaannja wilajah-wilajah Pangeran disekitar Perlak didiami oleh penjembah berhala jang belum beradab. Di Samara Marco Polo menanti angin jang baik selama lima bulan. Disitu ia dan anggota-anggotanja serombongan harus menjelamatkan diri dari serangan orang-orang biadab didaerah itu dengan mendirikan becv teng jang dibuatnja dari pantjang-pantjang. Kota Samara menuruc pemberitaan Marco Polo dan tempat jang tak djauh dari situ, jang disebutnja Basma, kemudian dikenal dengan nama Samudera dan Pasai, dua buah kota jang dipisahkan oleh Sungai Pasai, jang tak djauh letaknja disebelah utara Prelak." Seperti telah disebutkau

‘J.G. de Casparis, Perkembangan Pengetahuan Sedjarah Indo­nesia Lama; terdjemahan Said Raksakusumalr. Teratai: Bandung: 1961, hal. 32.D.G.E. Hall, op. cit., hal. 177.-

‘Keunet-h W. Morgan (ed.), op. cit., hal. 119.-

-A 30 —

bahwa radja pertama Keradjaan Samudera adalah Malik as Sa e i. la diganti oleh anaknja Sultan Muhammad Malik al Thahir ta iun "'326- Penggantinja adalah Sultan Ahmad Malik al Thahir pada ta un 1345. Dalam masa pemerintahan Sultan Ahmad inilah Ibnu Battuta ■jerkundjung ke Samudera. Ibnu Battutah disamping mentjatat soa - soal agama di Samudera, ia mentjatat pula berbagai hal lainnja.

Dari tjatatan jang dibuat oleh Ibnu Battutah itu dapat diketahui seluk beluk istana Samudera, jang diatur setjara India dan dian- taranja disebutkan para pembesarnja ada jang berasal d a ri Persia dengan djabatan Patih dan gelarnja amir. Mata uang jang dipergu- nakan ialah kepingan timah dan emas jang berasal dari Tjina jang dilebur. Disamping itu djuga ada mata uang sendiri jang dilebur. hal ini diketahui dari hasil penemuan-penemuan kemudian: jang sekarang berada dimuseum Djakarta/ Tentang hubungannja de­ngan negeri-negeri lain baik dalam kebudajaan ataupun perdagangan dapat dibuktikan dengan adanja batu-batu nisan radja-radja itu jang berasal dari Gudjarat India. Bahkan batu-batu itu didatangkan dari India sudah ternjata, sebab dalam suatu hal tertentu dipakai sebuah batu tua dari kuil Hindu dan pada bahagian dalamnja dapat dikenal kembali kepingan dari sebuah gambaran timbul Gudjarat.' Perhubungan antara India dan Samudera ini sebagai sudah kita ke- mukakan dalam bab-bab jang lalu, dapat kita anggap sebagai salah satu titik keluar jang terpenting dalam penjiaran agama Islam di Indonesia. Hubungannja dengan Modjopahit ternjata sebagaimana ;ang disebutkan oleh Prapantja dalam bukunja Negara Kartagama (1365) tentang daerah-daerah jang mendjadi bahagian dari Modjo- pahit dimana ditjantumkan Samudera disamping nama-nama tempat jang lain di Atjeh seperti Tamiang, Perlak, Barat (Atjeh Barat) Lawas (Atjeh Tengah), Lamuri (Atjeh Besar), Barus (Atjeh Selatan).” Sekitar tahun 1365 itu dapatlah dikatakan bahwa Samudera telah mendjadi vazal Keradjaan Modjopahit. Adanja bahagian dari Mo­djopahit jang sudah memeluk agama Islam tidak mendjadi halanean jang menandakan bahwa sikap Modjopahit dalam soal-soal agama adalah toleran. Sesudah kekuasaan Modjopahit men-irun terutama pada achir abad 15. maka Samudera melepaskan diri dari kekuasaan Modjopahit. Mengenai hubungan denpm Kedah r u . Kekuasaan febut-sebut ilslon, inskripsi 1‘aai 2 J ‘ alaia >s" s <l"S tutferheim „ tah w X * , k " V' 11380

a, i i i wiiwd j a sa i dan Kedah wak tu i tu me-‘ E n t o m b kcsatuan.- Hubungannja dengan Tjina dapat kita

'N.J. Krom, op. cit., hal 223 -‘Ibid., hal 224.‘Mohd. Yamin, op. cit., hal. 48, 50, 51.‘J.G. de Caspans; op. cit.; hal: 32:

— 31 —

ikuti dari tjatatan tahun 1416 ja n g dibuat oleh ex p ed itie C heng-H o, tjatatan Fei-H sin (1436) dan tjatatan Dinasti M ing (1368 — 1643)." D ari p em berita a n itu dapat d iketahu i bahwa Sam udera d isam ping tu n du k k epada M od jop a h it d ju ga tunduk kepada T jina dan hal ini d ilak u k an baran gk a li untuk m en gh in dari diri dari serangan Siam , seperti telah d ilakukan d ju ga kem udian oleh Malaka. Sam udera b ertu ru t-tu ru t m en girim k an utusan beserta u petin ja ke T jina pada Tahun 1404. 1426 dan 1433-'-' A ntara tahun 1409 sam pai dengan 1415 terda pa t kekatjau an -kekatjau an didalam n egeri Sam udei'a ja n g ■.nemaksa C h en g PIo m en girim tentara untuk m em beresk an n ja . B erbaga i m a tja m keadaan di Sam udera dapat d iketahui dari tja ta ­tan T jin a itu. M isaln ja tentang b an jak n ja oran g ja n g d ih inggapi m a­laria . ten tan g keadaan m asjarakatn ja , hasil-hasil negeri Sam udera serta m ata p e n t ja h a ra n .pendudukn ja . S am udera ban jak d iku n dju - n g i o leh para pedagang. dan kapal-kapal. Perdagangan begitu pen- lin g . m ata uang d isebu t d inar serta bentuk n ja , beratn ja dan tanda tan dan ja ja n g lain disebutkan d ju ga . Dalam perdagan gan ban jak d ip erg u n a k an u an g lim ah.

S eb e lu m M alaka b e rd ir i S am udera m erupakan sebuah keradjaan p e n tin g bag i kepen tin gan lalu-lintas intern asiona l m elalu i Selat M alaka. Sesudah Malaka b erd ir i, m aka pera n a n n ja agak berk u ra n g . P ada tahun 1511 M alaka d jatuh ketangan P ortu g is dan pada tahun 1521 S am u dera ikut d ju ga d idu du k in ja . Pusat p erdagan gan pindali iveibukota K erad jaan A tjeh , m enggantikan k edu a tem pat tersebut dan pada tahun 1526 S am udera d ipersatukan dalam K ei-adjaan A - tjeh . sesu dah bangsa P ortu g is d iusir dari sana.

S ed ja la n dengan p erk em ban gan K erad jaan Sam udera m aka di A t je h terd a p a t pula sebuah k erad jaan lain ja n g bern am a Lam uri. ]an g m en u ru t p em beritaan T jin a tahun 1416, letak n ja di Sum atera Utara bahagian barat, tit,a hari pe la ja ra n dari Sam udera. A rah ke-

iita ra dan k eba ra t berbatasan dengan laut, sedan g keselatan ber- ’oatasan d en gan p egu n u n gan ja n g tin gg i dan sebahagian batas selatan -tu berb ata sa n dengan laut lagi. H anja batas sebe lah tim u r sadja ia n g b ersis ian dengan sebuah n eg er i ja n g bern am a L ita i.'3 K era d ja a n ja n g d im aksu d dengan tepat dapat k ita pastikan le tak n ja di A tje h b esa r sekaran g. Letak A tje h B esar m em a n g t jo t jo k dengan situasi d aerah m en u ru t pem beritaan T jina itu. K alau kita ikuti pen- Japat C ow an dan d isok on g pula o leh J.G. de C asparis seperti jam-* sudah p en u lis ura ikan dalam pem bahasan m en gen a i P oli dan pendapal

” W .P. G roeneveldt, op. cit., hal. 85 s /d 93 .'-'Mengenai antjam an Keradjaan Siam terhadap Pasai =e<iari i

H W g ]?^ar dit.ierKakan dalam buku "H ikajat Radja-Radia" PtsaV’ J1*iat : J.P. .\Iead (e d .) , op. c»t., hal. 85.

3"W .P. G roenevelt, op. cit., hal. 98

pan- li

— 32 —

N.J. Krom jang mengatakan bahwa Illamuride'sam jang tertera dalam laporan ekspedisi Chola dalam tahun 1015 dapat diidentikkan de- ngan Lamuri.11 maka tentulah keradjaan Lamuri itu sudah berdiri sedjak abad keenam atau ketudjuh dan dalam tahun 1015 mendapat serangan dari Radja Chola dari India. Waktu sedang djajanja Sn- widjaja daerah ini merupakan bahagian penting dari Keradjaan Sriwidjaja. Mengenai tempat-tempat atau keradjaan jang dibawah Sriwidjaia disebut satu persatu oleh Chau Dju Kwa dalam bukunja Chu-fan-chi jang terbit dalam tahun 1225 diantaranja terdapat La- muri.,;' Marco Polo dalam perdjalanannja tahun 1292 singgah djuga dikeradjaan ini dan ia menjebutnja keradjaan ini Lambri serta mengatakan bahwa pada waktu itu penduduknja belum me- meluk agama Islam. Ibnu Battutah disamping mengundjungi Samu­dera singgah djuga ai Lamuri, letapi waktu itu penduduknja sudah memeluk agama Islam- Seperti halnja dengan keadaan Samudera, maka sekitar tahun 1365 Lamuri djuga berada dibawah kekuasaan Modjopahit.

Berita-berita Tjina dengan djelas mentjatat nama radja Lamuri, keadaan penduduk, penghidupannja, agama, adat istiadat dan lain- lain. Dalam pemberitaan Dinasti Ming disebutkan bahwa pada tahun 1412 Lamuri mengirim utusan ke Tjina dan pada tahun 1424 Lamuri djuga menerima perintah-perintah kaisar-kaisar Tjina jang dibawa Clieng-Ho agar tiap tahun diwadjibkan mengirimkan upeti. Waktu dalam tahun 1430 Cheng-Ho membawa hadiah-hadiah untuk ber- matjam negeri. maka diantaranja termasuk djuga Lamuri"'. Berdasarkan buku ’’Hikajat Radja-Radja Pasai” dapat diketahui bah­wa Lamuri masih berdiri hingga pertengahan abad 15, tidak banjak lagi jang diketahui mengenai negeri ini. Tetapi pada tempat jang sama muntjul pula keradjaan baru jang bernama Keradjaan Atjela.

Masih ada beberapa tempat dan keradjaan di Atjeh selain jang sudah ditjeritakan diatas, misalnja nama-nama jang ditjantumkan dalam Negara Kertagama. seperti Lawas. Barat, Taniian® Perlak dan lain-lain. Untuk memberi uraian jang lengkap tentan* ’ daerah- daerah ini memang sukar, karena sumber-sumber uatuk itupun sa­ngat sedikit. Lagipula penjelidikan jang intensif mengenai tempat tempat dan keradjaan-keradjaan tersebut belum dilakukan. Lawas terletak di Atjeh Tengah. barangkali didaerah jang sekaran* dina-

Krom. oj). cit., hal 130 131

1935, A HiSt01'y °f MaIaya>'Luzak & Company. Londoa,: W.P. Gvoeneveldt. op. cit., hal. 99

— 33 —

m ai G a jo Luvvas, B arat ter letak d i A t je h B arat sek a ra n g ,17 ja n g k em u d ia n b e ru b a h m e n d ja d i D a ja .38 T am ian g ter le ta k di A t je h T im u r dan sam p a i sekaran g daerah te rseb u t m asih d in am akan T a­m ian g. P er la k d ju g a ter le ta k d i A t je h T im u r dan sam pai sek a ra n g m asih ada ja n g bern am a P eu reu lak .

T en ta n g k era d ja a n te ra ch ir ini p ern ah d ik u n d ju n g i d ju ga o leh M a rco P o lo seb e lu m ia singgah di S am u dera dan L am u ri. M en u rut t ja ta tan M a rco P o lo p en d u d u k daerah ini sudah di Islam kan o leh p e d a g a n g -p e d a g a n g islam . D isin i b an ja k b erd ia m p ed a ga n g -p ed aga n g Islam ’ dari b e rb a g a i n eg er i m isa ln ja Parsi, A ra b dan In d ia ?”' P e r ­lak p ad a m asa itu sudah m eru pakan ban d ar utam a d ipan ta i tim u r S u m atera bah ag ian u tara u n tu k ek sp o r lada. O leh karena ek sp or lada m en d ata n gk an b a n ja k k eu ntun gan , m aka p ed a ga n g -p ed aga n g asin g dari M esir. Parsi, G u d jarat ja n g datang d ipelabu h an P er la k dan k e m u d ia n m en etap disitu. ing in m en gu asa i se lu ru h n ja hasil lada ja n g sed ja k sem ula dikuasai o le h ra d ja Perlak<^Salah seora n g p e d a g a n g A ra b berh asil kaw in d en g an p u teri m arah Perlak^. D ari p erk a w in a n itu lah irlah Said A b d u l A ziz. D en gan so k o n gan p a ra p e d a g a n g asin g ja n g m en ga n u t agam a Islam ,. S a id _ A b d ul A ziz b e r - hasil m e re b u t kekuasaan rad ja P er la k dan k em u dian m e n d irikan k esifftanan ~P firlak p a a a tahun l l 6 l . SaicT A b d u l A ziz d itaba lkan m e n d ja d i sultarT-P erlak dengan d ju lu k an A la id in S ja h .2" Sultan M alik al S a leh sultan p erta m a K era d jaan S am u dera k aw in den gan p u T efT Perlak^ ja n g b ern am a G an ggan g S ari.21 P eran a n P erla k m ak in b erk u ra n g sesudah S am udera b e rk e m b a n g d en g an pesat. M en u rut p en d a p a t P ro f. D r. S lam et M uljana, n egara Islam j a n g * perfam aT 'ai I n d o n e s ia ialah P erlak , berla in a n dari k esim p u la n dari pada p ara S ard jana sed jarah seb e lu m n ja . d im ana Sam udera-P asaila ii, n ega ra Islam ja n g tertua.-'-

Jan g m e n d ja d i Inti K erad ja an A t je h pada m u la n ja ialah daerah ja n g sek a ra n g d isebu t A t je h B esar atau dalam bah asa A t je h d isebu t A t je h R a ja atau A t je h R a jeu k . D aerah inti in i kem u dian m eluas seh in gg a m elip u ti daerah -daerah ja n g sudah p en u lis ura ikan diatas

1TM ohd. Yam in, op. cit., hal. 50.,SJ. Paulus, ’ ’A ch eh ” , E ncyclopaedia van N ederlansch Oost Indip-

1, 1917, hal. 73."D .G .E . Hall; op.cit., hal. 176.-°siam et M uljana, Runtuhnja K eradjaan H indu Djawr- d a« Tim

buln ja N egara-Negara Islam di Nusantara, Bhratara Djakarta lQfiK hal. 134 dan lihat djuga tentang. Kesultanan Perlak ini uraian H MZainuddm . Ta-ricli A tjeh dan Nusantara, d jilid I Penerbit Isk-md-u-Muda, Medan, 1963 hal. 94 s d 104. iSKanctai

- 'J .P . Mead (e d .) ; op .cit., hal. 35.--S lom et M uljana, op. cit., hal. 131..

— 34 —

jang kelak merupakan daerah pokok Keradjaan Atjeh. Daerah po '0 ' Keradjaan Atjeh ini terus dapat dipertahankan sebagai sebuah "e- satuan daerah jang dinamakan Atjeh. walaupun penjerbuan Belan a ke Atjeh menjebabkan hantjur dan lenjapnja Keradjaan Atjeh. Da­erah pokok Keradjaan Atjeh ini, sekarang dinamakan Propinsi a- erah Istimewa Atjeh. ‘ . • 1 i-

Pada achir abad 16 dan permulaan abad 17 Keradjaan Atjeh tida sadja meliputi daerah pokok ini, tetapi meluas hingga meliputi &e- bahagian besar Sumatera Utara, Sumatera Tengah dan Semenan- djung Malaja. Tetapi daerah ini tak dapat dipertahankan lama, satu persatu terlepas dari kekuasaan Keradjaan Atjeh sebagai akibat kelemahan dan kemunduran Keradjaan Atjeh serta ekspansi bangsa Barat terutama Inggeris dan Belanda pada pertengahan ke­dua abad ke 17.

Seperti sudah penulis uraikan diatas, didaerah inti Keradjaan Atjeh jaitu Atjeh Besar sekarang, telah lama sekali ada sebuah keradjaan jang disebut Lamuri.. Demikian tampan letak keradjaan mi pada lalu lintas internasional, sehingga ekspedisi Radja Chola dari India, Cheng-Ho. Marco Polo, Odorico de Pardenon dan Ibnu Battutah, dalam tjatatan-tjatatan mereka menjebut-njebut daerah ini dan mentjeritakan telah singgah didaerah ini. Keradjaan Lamuri in i tak pernah dapat menikmati kemerdekaan sepenuhnja, letak- nja jang tampan menjebabkan ia dilanda oleh bermatjam-matjam kekuasaan jang mempunjai kesempatan untuk berkembang. Lamuri sendiri dalam sedjarahnja tak pernah mempunjai kesempatan itu. Berturut-turut daerah ini dikuasai oleh Sriwidjaja, Modjopahit dan Tjina. Serbuan Chola pada abad ke 11 , Modjopahit dalam abad ke 14 dan serbuan k era d ja a n -k era d ja a n tetangga lainnja, menjebabkan daerah ini lambat laun makin lemah, sehingga sesudah tahun 1450 tidak kita dengar lagi namanja-(Mungkin keradjaan ini telah pet j ah mendjadi daerah- ketjil seperti Darulkamal, Meukuta Alajn (Kota Alam). Daruddunia dan lain-lam.Jy — Satu persatu daerah ini men­djadi daerah taklukan dan Keradjaan-Sjir Dauli (Pidie) jang sedan" tumbuh dengan pesat sekali sebagai daerah produksi dan pelabuhan

disamping Samudera.-' Sedjarah Keradjaan Atjeh pada masa peralihan antara lenjapnja Keradjaan Lamuri dan milntjulnja K e­radjaan Atjeh amatlah kaburnja, karena masa ini adalah masa pe­nuh kekatjauan dan perpetjahan. Dengan miintinlnia /smicm Ali Mughaja^Sjah, barulah Atjeh memulai sedjarahnja sebagai sebuah keradjaan jang merdeka.

Sebagai illustrasi perlu kiranja disini dikemukakan sedikit ten- wng asal nama "Atjeh". Orang Portugis dan Italia biasanja menje-

.Mohd. Said, op. cit., hal. 77. •’H.M. Zainuddin, op. cit.. hal. 78.

— 35 —

b u tn ja A c h e m . A ch e n , A ce n dan o ra n g A ra b m e n je b u tn ja : A s ji, D a ch e m . D a g in. “ B a c in . P en u lis -p en u lis P e ra n tjis m en ga ta k a n : A ch e m , A ch eri, AcKeTTT o ra n g In gg eris m e n je b u t : A tch e e n , A ch e e n , A ch in , dan a eh irn ja o ra n g B elan da m e n je b u tn ja : A ch e m . A ch in , A tch in , A tch e m , A tjin . A ts jiem . A ts jeh . A tje h . O ran g A t je h s e n d ir i m e n je b u tn ja A t je i j . - ' T en ta n g asal nam a A tje h b e lu m ada k ete- ra n ga n ja n g d je la s b aru b eru p a tje r ita -t je r ita ja n g sukar d ib u k tik an k e b e n a ra n n ja . D iantara tje r ita -tjer ita itu antara la in :

’’Sekali peristiwa ada seorang puteri Hindustan Iiilang ditjari- tjari oleh saudaranja liingga sampai kepulau Sumatera. Sesam- painja di Atjeh tiba-tiba si sa-udara mendjumpai puteri itu. Kepada penduduk didjelaskannja bahwa puteri tersebut adalah ’ ’a-tjinja” jaitu adiknja. Karena puteri itu berkelakuan baik dan terhormat, penduduk mejakininja keturunan bangsawan djuga. Atas mufakat penduduk, puieri ini 'diangkat mendjadi ratu (radja) mereka. Untuk menamai negeri ini diambil kata-ka-ta jang mula-mula ter- dengar diutjapkan oleh saudaranja. Demikianlah selandjutnja se- butan ’Atji” itu lama kelamaan berubah inendja-di Atjeh.5-'"

L ain tjerita ja itu m en u ru t V a len tijn (1688), m en gatakan bah w a A t je h asa ln ja dari A tja i, d ju g a istilah India jan g . a rtin ja tjan tik . M en u ru t d o n g e n g itu istilah ini a tjap k a li d iu tjap k an o le h p en g u n - d ju n g -p e n g u n d ju n g India , karen a m erasa ta k d ju b m elih a t k e in d ah a n d a era h in i .-T B an jak lah d o n g e n g dan tjer ita la in m e n g e n a i itu ja n g tak d a p at d iseb u t satu p ersa tu d isin i.

S e b e lu m A li M u gha jat S jah naik taclita , m aka b e rd a sa rk a n hasil p e n je lid ik a n para ahli sed jarah , terutam a h asil p e n je lid ik a n P r o f. D r. H o e se in D ja ja d in in g ra t ja n g m em p erg u n a k a n naskah -n askah asli A t je h dan tjatatan pada batu n isan, m asih ada b e b e ra p a nam a-nam a ra d ja A t je h , tapi u m u m n ja adalah ra d ja -ra d ja k e t ji l ja n g tak lu k pada k ek u a saa n P id ie .-s D ian taran ja R a d ja In a jat S ja h anak d ari A l M alik A l M ubun . In a jat S jah m em p u n ja i dua o ra n g anak lak i-lak i dan dua o ra n g anak p erem p u an . Salah seora n g dari anak lak i-lak i n ja b ern a m a Sultan A la a d d in R ia ja t S ja h m e m e r in ta h d ik era d ja a n D aja dan ja n g seora n g lag i b ern a m a M u za ffa r S ja h m e n d ja d i R a d ja M eu k u ta A la m (K uta A lam ) ja n g tak lu k p ad a K erad ja an P id ie . Su ltan S ja m su S jah anak dari M unaw ar S ja h ada lah m en an tu Sultan M u za ffa r S jah m en ggan tik a n m ertu a n ja m e n d ja d i. ra d ja M eu ku ta A lam . S u ltan S jam su S jah m e m p u n ja i dua o ra n g anak ja itu Sultan A li M u g h a ja t S jah dan R ad ja Ibrah im . Sultan A li M u gha jat S jah

Zainuddin, op. cit., hal. 23.-"Mohd. Said, op.- cit., hal. 78.-Ib id , hal. 78, dan H.M. Zainuddin, op. cit hal 23 clan 24 ^Selandjutnja lihat lampiran I dan H.M. Zainuddin; op. cit. hal

392 s d 429.

— 36 —

inilah jang dapat dianggap sultan jang pertama dari Keradjaan A tjeh dan ia pulalah jang meletakkan dasar jang kuat bagi per­kem bangan Keradjaan Atjeh selandjutnja. Bantuan jan g besar ai- terim anja dari adiknja Radja Ibrahim. Kedua kakak beradik m i telah didjadikan pembantu ajahnja dan menundjukkan ,ketjakapan jang luar biasa dalam lapangan pemerintahan, politik dan m iliter.-

Sultan Ali Mughajat Sjah m enginsjafi betapa situasi sedjarah pada permulaan abad ke 16 itu. Kedatangan orang-orang Portugis telah membawa perubahan-perubahan jang sangat besar, terutama disekitar Selat Malaka. Pada tahun 1511 Malaka diduduki Portugis dan mereka berusaha m em blokir seluruh lalu lintas internasional diselat itu. Tempat-tempat disekitar Selat Malaka termasuk A tjeh berada dalam antjaman bahaja penaklukan Portugis.

Seperti telah diuraikan dalam bab II. kedatangan orang2 P or­tugis tidak sadja m em punjai tudjuan-tudjuan jang bersifat ekonomis. tetapi diiringi pula dengan tudjuan-tudjuan jang bersifat agama, jaitu menjebarkan agama Kristen dan meneruskan perang salib mengedjar dan menghantjurkan orang-orang Islam. Pedagang-peda­gang Islam di Malaka banjak jang berpindah ke Atjeh. Selat Malaka tak aman lagi bagi pedagang-pedagang Islam. Pasai dan Pidie mulai berkembang lagi akibat djatuhnja Malaka dan saudagar Islam dari Malaka banjak pula berpindah kesana. Portugis tidak akan membiarkan kedua pelabuhan ini berkem bang sebagai saingan Ma­laka. Satu persatu pelabuhan ini dapat dikuasai dan mereka m en- dirikan benteng-benteng pengawasan disana. Achirnja pedagang2 Islam menjingkir ke Atjeh Besar. Pada waktu itu Atjeh Besar jang merupakan inti Keradjaan Atjeh, keadaannja masih terpetjah-petjah dalam beberapa keradjaan ketjil dan sebahagian daripadanja berada dibawah kekuasaan Pidie. Insjaf akan situasi jang berbahaja ini Ali Mughajat Sjah mengambil alih kekuasaan dari ajahnja Sultan Sjamsu Sjah dan bersama-sama adiknja mengatur sebuah program pemerintahan jang kira-kira dapat kita runmskan sebagai berikut :

-'Dalam urutan sultan-sultan Keradiaan Atiph ,Prof. Hoesein Djajadiningrat jang dikutip oleh pelba^ai ahif1' ” r nii jang menulis tentang Atjeh, menempatkan Ali Muehaiat ^ sedjaiah sultan Keradjaan Atjeh jang pertama. Selandintni-f r i ' * sebagaiop. cit., hal, 747, Th. W. Yuinboll, ’’Atieh” T h i i? hhat: D.G.E. Hall: Volume I, 1960, hal. 743, J. Paulus, op. cit hai 70:yclopa*dia of Islam; Bus-tanussalatin jang dikarang oleh’ seorano’ .-Dalam bukuSjeh Nuvuddin ar Raniri pada tahun Ifi'ta lllam}i Atjeh jang terkenal,

H M K ms::. ¥»/<* « * S t a l E gtin Jo- karyanja.,jang Jain bol« h difeatakan telah m endtm atnilai f i l l , * para sardjana Barat- Selandjutnja lihat • G K Nieman fed )

— 37 —

a. Mempersatukan keradjaan-keradjaan ketjil di A tjeh Besarjang akan didjadikan inti Keradjaan A tjeh jang kuat dan merdeka, jang selandjutnja akan diperluas dengan daerah- daerah ditepi Selat Malaka.

b- Mengusir bangsa Portugis dari daerah-daerah sepandjangSelat Malaka dan selandjutnja merebut Malaka dari tangan Portugis agar kekuasaan Tunggal atas lalu-lintas internasi- onal di Selat Malaka berada sepenuhnja ditangan Keradjaan Atjeh.

c. Untuk mengimbangi semangat conquistador Portugis jangbernjala-njala, maka dikalangan rakjat A tjeh dibangun dan dibangkitkan semangat djihad dengan memperhebat pe- ngadjaran agama Islam dikalangan rakjat.

Satu persatu keradjaan-keradjaan ketjil di A tjeh Besar diper- satukan dan terachir ia berhasil menaklukkan Keradjaan Daja pada tahun 1520.3" Penaklukan Daja mendapat reaksi dari Keradjaan Pidie dan akibatnja Ali Mughajat Sjah pada tahun 1520 itu mele- paskan diri setjara resmi dari kekuasaan Pidie.31 Sedjak itu K e­radjaan A tjeh berdirilah sebagai sebuah keradjaan jang merdeka dan berdaulat jang daerahnja meliputi Atjeh.Besar sekarang ditambah dengan Daja jang terletak di A tjeh Barat. Daerah inilah jang merupakan daerah inti Keradjaan A tjeh , seperti telah diuraikan diatas. Sedjak sa’at itu A tjeh sudah mendapat nama tambahan ’ 'Darussalam” .

Setahun sebelum Atjeh dinjatakan sebagai keradjaan merdeka, pada tahun 1519 A tjeh telah mengalami djuga antjaman penjerangan Portugis dibawah pimpinan Gaspar de Costa, tetapi usaha ini dapat digagalkan oleh Ali Mughajat Sjah. Pada tahun 1521 jaitu setahun sesudah A tjeh m endjadi Keradjaan merdeka, kem bali Portugis ber- sama-sama dengan Pidie m entjoba menghantjurkan keradjaan jang masih sangat muda itu. Tetapi kali ini A tjeh sudah siap sehingga usaha Portugis inipun gagal djuga dan panglima Portugis sendiri Joge de Brito tewas dalam pertempuran. Sisa armada Portugis kem ­bali ke Pidie. Kemenangan ini dipergunakan A li Mughajat Sjah untuk memulai program nja mengusir Portugis dari Atjeh. Sisa ar­mada Portugis tadi terus diuber sampai ke Pidie dan dalam tahun Hu djuga kekuasaan Portugis di Pidie dapat dihantjurkan. Pidie di- niasukkan dalam Keradjaan A tjeh dan Sultan Pidie jang terachir

,0Th. W. Juinboll, op. cit., hal. 742 danJ. Paulus, op. cit., hal 74■Mohd. Said, op. cit., hal. 83. '

jaitu Sultan Ahmad menjingkir ke Pasai.22 Penguberan terhadap Portugis dari A tjeh dan penaklukan daerah-daerali jang akan di- persatukan dalam Keradjaan Atjeh dilantjarkan oleh A li Mughajat Sjah dan dibantu oleh adiknja Radja Ibrahim.

Ekspedisi ke Pasai dibawah pimpinan Radja Ibrahim telah mempunjai perlengkapan sendjata jang lebih kuat, hasil dari ram - pasan perlengkapan Portugis dalam peperangan-peperangan terse­but diatas. Pada tahun 1524 seluruh Pasai dapat diduduki. Ibukota Pasai dikepung oleh tentera Keradjaan A tjeh dan mengirim kan ul­timatum untuk menjerah. Sesudah enam hari kota tersebut dikepung, maka kota tersebut bersama benteng Portugis dapat diduduki oleh tentera Radja Ibrahim. Sabastian de Sausa jang menggantikan Don Sancho Henrique untuk mempertahankan benteng Portugis di Pasai itu mengalami kegagalan total, malah ia harus m enjingkirkan diri dari Pasai dengan terburu-buru dengan meninggalkan perlengkapan jang tjukup banjak, jang tak sempat dibawa lari. Untuk sementara Portugis menjingkir ke Aru, tetapi dalam tahun itu djuga A tjeh mengubernja kesana dan dihantjurkan. Radja A ru m enjingkir k e Malaka bersama-sama dengan Portugis.05 Samudera Pasai disa- tukan dengan Atjeh dan disana ditempatkan seorang wakil sultan-

Pemerintahan Ali Mughajat Sjah tidaklah dapat dikatakan lama. Pada tanggal 7 Augustus 1930 (12 Zulhidjdjah 936) ia meninggal- Kuburannja sampai sekarang masih dapat kita djum pai tidak berapa djauh dari bekas kraton Keradjaan Atjeh. Meskipun pem erintahan- nja hanja berlangsung 10 tahun dihitung sedjak ia m em bebaskan A tjeh dari penguasaan Pidie dan tjita-tjita jang digariskannja tidak dapat ditjapai seluruhnja, tetapi landasan jang dibinanja sudah tju ­kup kuat. Ia telah berhasil mengusir Portugis dari Atjeh, m em per- satukan daerah inti Keradjaan Atjeh dan m em perluasnja kebebe- rapa daerah diluar inti Keradjaan Atjeh jaitu Daja, Pidie dan Pasai jang kelak merupakan daerah pokok Keradjaan Atjeh. Kemungkinan penjem purnaannja telah terbuka luas bagi angkatan jang m enju- sulnja dibelakang. Ia mempunjai putera dua orang jaitu Salahuddin dan Alauddin Riajat Sjah. Jang menggantikan Ali Mughajat Sjah ialah Salahuddin, sedang Alauddin Riajat Sja'h ditugaskan m em e- rintah di Samudera Pasai."

B. Terbcntuknja kcsatuan Keradjaan A tjeh dan perlaw inan mcjientaiig Conquistador Portugis di Malaka.Ali Mughajat Sjah digantikan oleh anaknja Sultan Salahuddin

daxi adiknja Alauddin Riajat Sjah mendjadi Radja Muda di Pasai.

— 38 —

"Ibid., hal. 95 dan 105. "‘Ibid., hal. 97.

— 39 —

Ia bukanlah seorang radja jang tjakap jang raampu meneruskan landasan jang dibina oleh ajahnja. Salahuddin seorang radja jang tidak begitu mengatjuhkan pemerintahan dan hanja memikirkan kesenangai; peribadi melulu. Urusan pemerintahan diserahkan bulat- bulat kepada pembantu-pembantunja."'’ Adiknja Alauddin Riajat Sjah mengetahui kelemahan-kelemahan saudaranja dan menanti de­ngan sabar agar saudaranja mendjadi sadar terhadap bahaja-bahaja sebagai akibat kelalaian memerintah. Namun perubahan *itu tak kundiung tiba djuga... Tidaklah heran djika adiknja Alauddin tidak dapat mendiamkan lagi kelalaian saudaranja. Alauddin pun datang ke A tjeh dan mengambil alih kekuasaan dari tangan Salahuddin pada tahun 1539- Salahuddin meninggal sembilan tahun kemudian jaitu pada tanggal 25 Nopember 1548 (23 Sjawal 955).:"‘ Alauddin Riajat Sjah mengumumkan perubahan dan pembaharuan pem erin­tahan. Ia naik tachta dengan gelaran Sultan Alauddin Riajat Sjah; setelah ia mangkat lebih dikenal dengan nama ringkas Al Kahhar (aslinja Agung):,;

Alauddin Riajat Sjah meneruskan tjita-tjita ajahnja. Alauddin m enginsafi bahwa untuk mendjadikan Keradjaan Atjeh sebagai ke radjaan jang kuat jang mampu mengatasi segala mat jam tantangan dari dalam dan luar negeri haruslah disusun suat.u pemerintahan jang kuat pula, mempersatukan tiap bahagian dari wilajah Keradja­an A tjeh dalam kesatuan jang kokoh, memperluas wilajah keradjaan Atjeh dengan menakklukan tempat-tempat disekitar Keradjaan A tjeh jang m em punjai arti penting dipandang dari sudut ekonomi politik dan militer. Untuk melaksanakan tjita-tjita tersebut harus lah dibangun sebuah armada dan angkatan perang jang besar dan kuat.

Usahanja jang pertama ialah memusatkan pemerintahan jan§ beribukotakan Banda-Atjeh Darussalam'"' dan usaha mentjapai ke satuan jang kokoh atas tiap tiap bahagian keradjaan keradjaan. Pada masa hidup ajahnja baru ditjapai kesatuan jang kokoh didaeral inti Keradjaan Atjeh sedangkan bahagian-bahagian lain jang sudal ditaklukkan kesatuan itu masih gojah (Jan masih tampak gedjala gedjala ingin memisahkan diri. Keradjaan A ru misalnja jang be rusaha memisahkan diri dengan bantuan Portugis dan Djohor, di

:'rG.K. Niemann, op. cit., hal. 120.3”J.Paulus (ed.), op. cit., hal. 72 dan G.K. Niemann (e d j , op. cil aTMohd. Said, Op. cit., hal. 100.'“"Mengenai nama ibukota Keradjaan A-tjeh sampai sekarang masi’

merupakan sebuah masaalah dan belum mendapat kesimpulan jang mar tap jang dapat didjadikan pegangan jang kokoh. Untuk djelasnja li-hat Anthony Reid, The Contest For North Sumatera (Atjeh, the Netherlantl and Britain 1858 -— 1898). Oxford University Press and University c Malaya Press, London, New York, Kualalumpur; 1969; hal. XIII.-

— 40 —

serangn ja lagi pada tahun loM-.™ Ratu Keradjaan A ru m en jingkir ke D johor. Usaha mengintegi'asikan Aru dengan djalan perkaw inan gagal, maka terpaksa Alauddin menempatkan anaknja Radja A b ­dullah sebagai radja Muda Keradjaan Aru. Bagi A tjeh K eradjaan A ru ini adalah sangat penting sebagai pangkalan untuk m eluaskan daerahnja ke Siak dan Batak. Djuga sebagai pangkalan untuk me- njerang Malaka, karena letaknja berhadap-hadapan seberang-m enje- berang Selat Malaka. Lagi pula Keradjaan Batak waktu itu belum Islam, sehingga banjak m uballigh-m uballigh Islam dari A tjeh , India, Arab dan Turki didatangkan kesana.<n Berkali-kali A ru ini digu- nakan oleh lawan-lawan Keradjaan A tjeh seperti D johor, Portugis dan Batak sebagai kaki tangan dan basis untuk m enjerang A tjeh . Dalam tahun 1540 dan tahun 1564 masih kita dengar adanja pem - berontakan Aru.

Usaha lain untuk m emperkuat Keradjaan A tjeh jang segera di- lakukannja ialah membangun armada dan angkatan perang serta memperluas perhubungan luar negeri. Politik m em perkuat hubu- ngan luar negeri didjalankan dengan m engikat persahabatan jang erat dengan negara-negara Islam Indonesia seperti Banten dan Ma- taram. Dengan negara-negara diluar Indonesia misalnja denga:-. In­dia, Arab dan Turki. Para ahli-ahli teknik terutama untuk keperluan geni dan ilmu perang didatangkan dari negeri-negeri tersebut. Semendjak itu banjak ahli-ahli dari Arab, Turki dan India (Malabar dan Gudjarat) berdiam di A tjeh ." Baiklah disini dikutip uraian Prof. B. Schrieke sebagai berikut :

"In view of all this it is not impossible that, as the natives chronicles relate; the powerfull A ehinesse Sultan Alaaddin Riaiat Shah al Qahhar (circa 1537-1568), in order to obtain he In in his struggle against the Portuguese, despatched ambassadors to SiiMan of Turkey, who then 'sent him some crafts men stn w i ^ t-Cannon. According to Pinto he did have Turkish nuviirn casting

Do Couto, too, states that the Sultan seit S ? , 1™01!?- Turkey; and also to Yava and India? in o r d o t n r ^ SSad° rS t0 against the Portuguese. Others Europeans i-ccounts nnkT anceof ambassadors being sent to Turkey in i-va o , men,10nand guns being $ent from Egypt’’ ‘ ‘ 1 a-'tillerymen

Dalam buku Bustanussalatin disebutkan djuga •

k, t S ’ unt>.kamon!inTe,,in^ ' an AlautMin ia ™cngiiim utusan utusan dan ahli , i ^ ba" tl|a»- Sultan Turki menghim utusan-dan meriam meriam’v - a" S ang’ l' ntuk ,ncmbuat a,at scndjaia

R.O. « e d , h£ 2845 M0hd' Said’ * * 106; dan*°Ibid., hal. 77.

hal. m / K- Niemann ' eCU> °'P- eit" haI- 121 clan Mohd. Said, op. cit.;;-B Schrieke, op. cit., Part two> hal. 245.

O.K. Aicmarm (ed.), op, eit,, hsi. i*?i/

— 41 —

Menurut Pinto seorang Portugis jang mentjatat hasil-hasil per- djalanannja ke Timur, bahwa A tjeh telah mendapat sumbangan dari Turki sebanjak 300 orang ahli dan alat-alat sendjata jang dibawa oleh kapal-kapal A tjeh sendiri jang sengadja datang ke Turki untuk meminta bantuan alat-alat sendjata perang dan pembangunan.\ Mengenai pengirhnan utusan ke Turki ini jang didasarkan pada sum ber-sum ber jang disebutkan diatas, tidak pulalah berapa bedanja dengan sumber-sumber A tjeh sendiri jaitu mengenai ’ ’Kisah Lada Sitjupak” .15 Kisah ini meskipun sudah merupakan dongeng, tapi terus hidup. ditengah masjarakat Atjeh sampai sekarang, meskipun peristiwanja sendiri terdjadi 400 tahun jang silam. Walaupun demi- kian disana sini dalam kisah itu dapat ditjari inti kebenarannja. Salah satu dari bait-bait sja’ir jang dinjanjikan dalam tarian seuda- ti, sebuah tarian rakjat jang sangat digemari sampai sekarang, jang berhubungan dengan peristiwa itu kita kutip sebagai berikut :

’’Deungo Ion kisah Panglima Njok Dom,U nanggro Rum troih geubungka;Muriam sitjupak troih geupuwoe,Geupeudjaroe bak po meukuta”."'.

Jndonesianja :

Dengarkan kisah Panglima Njak Dum,Berlajar sampai kenegeri Rum,Meriam Sitjupak dibawa pulang,Diseralikan kepada paduka Ma-hkota. (

Mengenai hubungan dengan Turki ini agaknja sudah lama ber- langsung dan terus berdjalan dengan baik selama abad ke 16 dan ke 17. Selandjutnja baiklah kita kutip uraian B. Schrieke selan­djutnja :

-------------------------------- - '4<B. Schrieke, op. cit., Part two, hal. 245.‘•'■Mohd. Said, op. cit., hal. 102 dan H.M. Zainuddin-opl. cit., hal

272 s /d 278. ’ ’Kisah lada Sitjupak” mi adalah kisah perutusan ■ Atjeh jang dikirim ke Turki (dalam kisah itu negeri Turki disebut negeri Rum), untuk mengadakan perhubungan akrab antara Atjeh dan Turki Bingkisan jang dikirimkan untuk sultan Turki jang terpenting adalah lada jang memenuhi semua kapal jang membawa perutusan itu. Karena terlalu lamanja dalam perdjalanan dan banjak rintangan dilaut menje­babkan muatan lada jang dibuang kelr.ut, sehingga hanja tinggal setjupak (lebih kurang setengah liter) sadja jang dapat disampaikan sebagai bingkisan kepada Sultan Turki. Waktu utusan itu kembali disampina membawa surat dari Sultan Turki untuk Sultan Atjeh, dibawa djuga alat-alat sendjata, mesiu dan alat-alat keperluan perang lainnja hadiah Sultan Turki. Seputjuk meriam hadiah Sultan Turki itu dinamai ’ ’Meriam Lada Setjupak” . Dalam kisah i-tu dapat pula diketahui bahwa utusan itu dipimpin oleh Panglima- Njak Dum.

"H.M. Zainuddin, op. cit., hal. 278.

’ ’In this connection it must be recalled tlia* as eail\ a 1538 a Turkish fleet from Egypt was operating in the India Ocean, that the Turkish admiral Sidi Ali Celebi was in India fror 1 5 5 4 to 1556 and that in the 1570 ’s the Turks again made l attempt to obtain control of the Indian control of the Indian sea: We have already mentioned the trade carried on with Achin b Turkish vessels from Egypt. In seventeenth century there wei still Turks living in Achin”.17

Perluasan Keradjaan Atjeh kedaerah-daerah diluar daeral pokok keradjaan Atjeh, misalnja kepantai barat Sumater serta menempatkan anaknja jang bernam a Radja Mughal sebaga penguasa di Pariaman dan kepantai timur Sumatera dengan me r.empatkan pula Radja Abdullah sebagai Penguasa di A ru ,15' tidal sadja mengantjam kedudukan Portugis di Malaka, tetapi telah m en° gelisahkan pula tetangga-tetangga Keradjaan A tjeh di Sumater; dan di Semenandjung Malaja. W instedt mengatakan bahwa akiba dari politik ekspansi Keradjaan A tjeh telah m enjebabkan Siak, A ru Perak, Pahang dan D johor membantu Portugis, meskipun Portugi; sendiri tidak djuga mereka sukai."’ Baik Keradjaan A tjeh maupm Keradjaan D johor dan Demak di Djawa adalah musuh-musuh Portu gis, tapi karena kepentingan-kepentingan mereka jang berbeda-be da m enjebabkan tak pernah dapat dibina suatu persatuan jang koni pak untuk menghantjurkan Portugis. Bahkan keadaan jang demikiai sangat menguntungkan kedudukan Portugis di Malaka. Kegagalar penjerangan Alauddin ke Malaka baik dalam tahun 1547 ataupui tahun 1568, sedikit banjaknja adalah akibat dari ketjakapan Por tugis mempergunakan politik Balance of Pow er antara keradjaan keradjaan itu. Musuh utama Portugis jaitu Keradjaan D johor ber hasil didjadikan temannja melawan ?ieradjaan Atjeh.

Seperti kita ketahui s'esudah Malaka djatuh ketangan Portugis tahun 1511, maka Sultan Malaka jang bernama Sultan Mahmud pin dah dari satu tempat ketempat lain, baik untuk menghindari buruan Portugis, maupun untuk mengadakan penjerangan melawan Portu gis. Mula-mula Sultan Mahmud dan anaknja Alauddin pindah ke Pahang, dari sini ke Bintan (1513).’ " Disini ia diserang Portugis, pindah ke D johor Lama, dari sini ke Kampar. Sultan Mahmud mang- kat diganti oleh anaknja Alauddin Riajat Sjah. Ia pindah dari K am ­par ke Djohor. Dalam tahun 1536 Estavao de Gama m em im pin pe- penggempuran benteng Alauddin dan dapat dirusakkannja, tapi ang- katan laut Sultan Alauddin tetap m engganggu Portugis. A lauddin

<TB. Schrieke; op. cit., Part two; hal. 246:“ H.M. Zainuddin, op. cit., hal. 308, dan J. Paulus op. cit., hal. 74. lsR.O. Winstedt, op. cit., hal. ,81.i0I.A. Macgregor, ’ ’Johor Lama in 16 th” „ J.M.B.R.A.S. Volume

XXVIII, Pai't 2, 1955, hal. 50.

— 43 —

terus dikedjar-kedjar dan achirnja Alauddin mengadjukan permin- taan damai pada Portugis. Alauddin mendirikan ibukota baru di Muar tidak djauh dari Malaka. Semendjak itu perdamaian dengan Portugis mulai berlangsung. Masa pindah ke Muar itu terdjadi da­lam tahun 1536.'1

Peristiwa penjerangan Atjeh terhadap Aru, D johor menentukan sikapnja memihak Aru. Begitu djuga tentang sikapnja terhadap Portugis jang sangat menguntungkan Portugis itu, D johor selalu mempergunakan politik opportunis. Politik ini memperkuat kedu­dukan'Portugis di Malaka. Sikap dan politik Djohor jang demikian, telah m enjebabkan Atjeh dan Djohor bermusuhan. D johor memang tak dapat merelakan Atjeh memegang posisi jang bersifat menen­tukan didaerah-daerah sekitar Selat Malaka. D johor ingin memiliki kem bali kekuasaan tunggal di Selat Malaka, seperti pernah dimili- kinja waktu keradjaan itu bernama Malaka.

Begitu djuga keradjaan-keradjaan di Djawa seperti ditundjuk- kan oleh sedjarah, maka setjara tradisionil tiap-tiap keradjaan itu selalu berusaha menguasai Selat Malaka dan mengawasi lalu lintas perdagangan internasional jang melalui selat itu. Sedjak zaman , Dharmawangsa, seterusnja zaman Kertanegara jang terkenal dengan ekspedisi Pamalayunja, zaman Modjopahit dengan penaklukan tem- pat-tempat strategis diselat tersebut seperti Tumasik, Pasai dan lain- tempat, pada hakekatnja ditudjukan untuk penguasaan lalu lintas internasional di Selat Malaka itu. Begitu djuga pada waktu muntjul dan berkem bangnja keradjaan-keradjaan Islam di Djawa, maka ke- inginan untuk mendjadi penguasa dan pengawas tunggal di Selat Malaka tetap mendjadi tudjuan penting dari keradjaan-keradjaan itu. Konon kabarnja ekspedisi Patih Unus jang menjerang Portugis di Malaka pada tahun 1512, sebenarnja telah lama dipersiapkan un­tuk m erebut Malaka, tetapi telah didahului oleh Portugis/- Kon- kurensi antara Atjeh-Djohor dan keradjaan-keradjaan di Djawa, se- tjara tidak langsung membawa ketenteramari'.bagi Portugis jang bertjokol di Malaka.

Karena situasi jang demikianlah jang memaksa Atjeh. mera- pergiat hubungan dengan keradjaan-keradjaan Islam diluar Indonesia dan Malaja jaitu India, Turki, Mesir, Arab dan lain-lain. Pemba- ngunan kapal-kapal digiatkan, Banjak tenaga-tenaga ahli didatang- kan dari Turki, India, malah adavpula seorang Portugis-jang sudah masuk Islam jang bernama Chodja Zainal Abidin. PadcPmasa pem e­rintahan Sultan Alauddin Riajat Sjah A l Kahliar itu hampir semua

r,1Ibid., hal. 51 s/d 61.MSlamet Muljana, op. cit., hal. 190.

— 44 —

fcarang-barang jang dibuat diluar negeri sudah dapat dibuat sen- diri di Atjeh. Kapal-kapal jang modern menurut ukuran waktu itu sudah berhasil dibuat di Atjeh.

Industri alat-alat sendjata dan meriam telah sedemikian m e- ningkatnja, sehingga pesanan-pesanan dari negeri lain diantaranja dari Demak dan Banten dapat dipenuhi."3

Dalam tahun 1547 Malaka mulai digem pur oleh Keradjaan A - tjeh. Dua buah kapal Portugis jang berlabuh dipelabuhan Malaka dihantjurkan. Atjeh mendaratkan tenteranja dan sepera m enduduki kampung Upeh, termasuk salah satu bahagian dari Bandar Malaka bersebelahan dengan Kampung Djawa, terletak disebelah kiri sungai Malaka. Portugis hanja bertahan dibenteng sadja dan tak m am pu memberi perlawanan diluar benteng. Praktis seluruh Malaka didu­duki Atjeh, ketjuali benteng pertahanan jang memang sangat tang-

' guh. Atjeh mengirim ultimatum kepada Gubernur Portugis di M a­laka jang berada didalam benteng jaitu Simao de Mello, supaja m e- njerah. Surat ultimatum itu ditulis dengan darah orang Portugis sendiri jang sempat dibunuh oleh tentara Atjeh waktu m entjoba melarikan diri. Simao de Mello tidak mem beri djawaban dan terug bertahan dibentengnja/'4 Meskipun demikian usaha A tjeh mengi*. sir Portugis dari Malaka belum berhasil. Hal ini disebabkan karena berhasilnja usaha Portugis memetjah belah D johor dan A tjeh Kabar jang diterima oleh pasukan Atjeh tentang datangnja bala bantuan untuk Portugis serta pertempuran antara pasukan A tjeh jang lain dengan Portugis jang dibantu oleh D johor di Perlis, m 6. maksa pasukan Atjeh menarik diri dari Malaka dengan m aksu^ akan menghadang pasukan bantuan Portugis itu dilautan sadja. T e ­tapi pasukan jang hendak dihadang itu tidak didjumpai.,,-

Walaupun penjerangan tersebut diatas gagal, Atjeh terus d juga memperteguh kedudukannja. Laporan jang disampaikan oleh peni- besar Portugis kepada radjanja di Lissabon membuktikan betapa kekuatiran Portugis terhadap Atjeh terus bertambah besar. Sed ja ly . tahun 1564 — 1585 armada-armada perang Atjeh m eningkatkan kegiatannja diperairan Selat Malaka. Dalam tahun 1564 A tjeh m e- njerang D johor dan berhasil didudukinja. Sultan D johor terbunuh dalam pertempuran ini dan sedjumlah tawanan diangkut ke A tjeh . Untuk beberapa tahun Djohor mendjadi vazal Keradjaan Atjeh."" Tindakan ini dilakukan Keradjaan Atjeh sebagai persiapan m en je-

•■"Mohd. Said, op. cit., hal. n o .■‘R.O. Winstedt, op. cit., lial: 78:-„-,Loc. cit.

I.A. Macgregor, A Portuguese Sea Figh t near of Singapore” J.3I.B.K.A.S., Vol. XXIX, P.-rt 3, 1057, hr!. C.

— 45 —

rang Portugis lagi di Malaka, agar D johor tidak mendapat kesem­patan membantu Portugis seperti pada penjerangan A tjeh tahun 1547 dahulu. Sementara itu Portugispun merentjanakan memper- besar kekuatannja di Malaka dan mengatur persiapan untuk me- njerang Atjeh. Don Antonio de Noronda gubernur Portugis jang baru untuk Malaka, ketika berada di Goa dalam tahun 1564 telah mendapat kabar pula bahwa Atjeh telah membentuk suatu front persatuan negara-negara Islam untuk menentang conquistador Por­tugis. Dari Sultan Turki A tjeh menerima sumbangan 500 meriam dan sedjum lah besar alat-alat perlengkapan perang lainnja.-

Dalam tahun 1568 barulah terdjadi lagi serangan A tjeh terhadap Portugis. Serangan ini adalah serangan jang paling hebat jang per­nah dilakukan Sultan Alauddin Riajat Sjah Al Kahhar. Pasukan A tjeh dalam penjerangan ini terdiri dari seperangkatan armada jang mengangkut sedjum lah 15.000 peradjurit, 400 orang Turki dan 200 putjuk meriam tembaga. Penjerangan ini dipimpin langsung oleh Sultan Alauddin Riajat Sjah Al Kahhar."*

Tapi untuk menghadapi penjerangan A tjeh ini Portugis sendiri telah siap sedia. Bala bantuan baru dari Goa dan Portugal sudah sampai lebih dahulu. Selain itu Portugis djuga sempat m em beri cha- bar kepada D johor dan Kedah supaja membantunja. Posisi Portugis- pun pada masa itu agak baik, karena walaupun armada Demak me- m ang tidak djauh dari Malaka telah menolak adjakan A tjeh untuk m enjerang Portugis di Malaka.'" Penolakan itu mungkin disebabkan. karena perbedaan kepentingan masing-masing seperti jang telah pe­nulis uraikan diatas. Pertempuran berlangsung dengan seru baik didarat maupun dilautan. Banjak djatuh korban pada kedua belah pihak. Dalam pertem puran tanggal 16 Pebruari 1568, Sultan Alaud­din Riajat Sjah A l Kahhar kehilangan puteranja jang memerintah di Aru. Pada penjerangan sekali inipun A tjeh belum berhasil meng- hantjurkan Portugis di Malaka. Portugis banjak m em peroleh bantuan dari D johor dan Kedah dalam penjerangan ini. Karena gemas ter­hadap D johor, A tjeh mengalihkan penjerangannja ke D johor serta

m enghantjurkan sedjum lah desa-desa. Sesudah itu barulah pasukan A tjeh kem bali ke A tjeh .”" .

<* Tiga tahun sesudah peristiwa diatas jaitu pada tahun 1571, Sultan Alauddin Riajat Sjah A l Kahhar mangkat. Makamnja dike- temukan di Kandang XII, bertanggal 8 Djum adil AwaA. 979 hidjrah

, 6rIbid„ hal. 7 dan lihat djuga : D.G.E. Hall. op. cit , hal 284 “ I.A. Macgregor, loc. cit., dan Mohd. Said op cit hal i l l ““Ibid., hal. 112. ’ ’ ’1 D.G.E. Hall, op. cit., hal. 285, I.A. Alacgregor, loc. cit.

— 46 —

atau 28 September 1571 Masehi."' Ia diganti oleh anakn ja Hush dengan gelar Sultan Ali Riajat Sjah. Peristiwa jang penting djug; disebutkan disini pada masa pemerintahan Husin ialah datangnj; seorang ulama terkemuka dari Mekkah jaitu Muhammad A zh ari jan< bergelar Sjech Nuruddin. Ia berasal dari Mesir dan bermazhat Sjafi’i. Ia mengadjar di Darussalam dan meninggal disana djuga la banjak membawa pengaruh dalam kehidupan keagamaan di Atjel pada masa itu.

Husin meneruskan haluan politik jang ditempuh oleh ajahnja hal ini terbukti dimana selama enam tahun ia memerintah, pepe rangan dengan Portugis terus berlangsung. Pertempuran jang sen berlangsung pada tahun 1573, tapi gagal dan diteruskan pula pad 1ahun 1575- Jang terachirlmpun mengalami kegagalan. Dalam tahui 1579 Ali Riajat Sjah mangkat. Dia digantikan oleh anaknja Sultar SJntfalang masih berumur ?"bulan. Sesudah 7 bulan mendjadi radj; dia mangkat pula dan digantikan oleh saudara Sultan Husin sendir atau anak Sultan Alauddin Riajat Sjah al Kahhar jang mendjad radja di Pariaman jaitu Sultan Sri Alam. Menurut buku Bustanus salatin. Sri Alam tidak disukai karena ganas (zalim). Tidak berap lama ia memerintah, iapun terbunuh.02 Dia digantikan oleh Sultaj Zainal Abidin anak Sultan Abdullah jang tewas di Malaka tahun 156f Zainal Abidinpun kemudian terbunuh pula pada tanggal 15 Oktobe 1579.”3

Semendjak pertempuran Atjeh — Portugis di Malaka tahu 1568, Portugis menginsafi betjjljbetuir~bahwa' jmem^rT<an~At i P| merebut Malaka akan berarti membunuh diri sendiri disemua keg atan di Timur. Oleh karena- itu dlputuskaiToIih pemerintahnja cl Lissabon untuk mengirim sebanjak-banjaknja kekuatan armada k Malaka. Pembuatan kapal-kapal perang dilantjarkan. se-hebat--nj di Portugal."' Untuk me 1 antj^afrpekerdjaan pemerintahan Poj tugis di Asia, sedjak tahun lM~IeIaffi~gigoba mengadakan "pemb; gian pemerintahan men3ja3r"EigS“l{gguBernuran jang~berkuasa ser diri-sendiri dan langilTnXW fan^unl^jalvaB- ke Lfssabon. Sala satu kegubernuran itu ialah bagian selatan jang meliputi Kepulauai Indonesia, Semenandjung Malaja d^n Makao dengan pusatnja Malak; Bagian ini dipimpin oleh Monitz Bareto, kepadanja djuga diberi panj kat ’ ’Gubernur Sumatera” dan dialah jang diserahi tugas untu

"’Mohd. Said, op. cit., hal. 112, dan lihat djuga lampiran I. Makar Kandang XII adalah nama salah sebuah komplek dari makam ’radj; radja Atjeh jang terdapat dekat keratbn Atjeh.

■-G.K. Niemann, op. cit., hal. 122.“ J. Paulus, op. cit., hal. 72, 73 dan lihat djuga Lampiran I. e‘I.A. Macgregor. ’ A Portuguese Sea Fight Near off Singapore'

J.M.B.R.A.S., Vol. XXIX, part.3, 1957, hal 7.

i

— 47 —

m en ak lu k k an A tjeh ., ja n g sela lu m en ga n tja m P ortu g is di M alaka."'’ M en u ru t p erh itu n g an P ortu g is w aktu itu, b ila A t je h dapat dikuasai, se lu ru h S u m atera akan tergen gga m dengan sen d ir in ja dalam keku- asaannja . T ap i B areto ja n g ketika itu b ertu ga s di G oa, tidak p ern a h dalan g k e M alaka k ek ota m ana dia harus p in d ah u n tu k m elaksan akan tu gasn ja ja n g baru dan sekaligus pula sebaga i basis p e n je ra n g a n n ja

k e A tje h . A d a tanda-tanda ja n g m en u n d ju k k a n bah w a dia m en ga n g- gap bahw a ren tja n a itu ren tjan a gila ja n g tak m u n gk in dilaksanaikaa

M esk ip u n ia tak m em atu h i perin tah atasannja, dia tidak d ju g a di- b erh en tik a n . H al ini m en u n d ju k k a n bahw a p em erin tah P ortu ga l sen- d iri m en g in sa fi pu la bahw a ren tjan a ja n g d ibu atn ja sen d iri m em a n g

tak m u n g k in dapat dilaksanakan.""

D alam tahun 1576, ra d ja Pox-tugal m eru bah ren tjan a terseb u t d iatas dan m em u tiisk an m em b eri tugas chusus kepada M athias de A lb u q u e r q u e (keturu n an d ’A lb u q e rq u e ja n g m en aklu kk an M alaka) u n tu k b era n g k a t ke M alaka dengan dua kapal perang . ja itu Santa C atharina dan Sao Y o rg e , b erik u t segala ten tera dan k elen gk apan - n ja d en g an tugas m em pertah an k an M alaka dan m en ak lu kk an A tjeh . D ia b era n g k a t tan gga l 2 M aret 1576 dan d iperin tah kan h aru s teru s sad ja k e M alaka, tanpa singgah d im anapun. T ap i p erin tah itu tidak sem ua d ap at d id ja lan kan , m u n gk in sem angat p era n g kurang, m u n g­k in d ju g a k aren a sebab -sebab lain. K en ja taan n ja dia baru tibia di M alaka bu lan D esem b er 1576."7

A rm a d a A t je h pun sudah bersiap-siap pu la dan m u n d a r m a n d ir m en ga d a k an p a tro li d ip era iran Selat M alaka, tapi arm ada M athias de A lb u q u e r q u e tidak p ern ah d item ui d iten gah d jalan. B aru d ik e­tahui sesu d ah sam pai d i M alaka. K arena itu arm ada A t je h m em b u ru k e M alaka. P ada tanggal 1 D jan u ari 1577 arm ada A t je h ja n g d ip im - p in o leh L aksam ana Sri M aharadja telah m en ja m p a ik a n ' ’Selam at T ah u n B a ru ” dengan p en g g em p u ra n ja n g b ertu b i-tu b i dari arm ada A t je h d ip era ira n Selat M alaka. kearah m ana A t je h m en d ap at kabar, bah w a P ortu g s , sedan g m en gu m p u lk an k ek u atan n ja . M enurut tja ­ta tan P ortu g is , pada w aktu M athias de A lb u q u e rq u e tiba di M alaka, te ru s d iadak an k on so lid a si kekuatan ja n g te rd ir i dari satu ga lleon , dua ga lleses , tiga ga lley , tiga ga llio t dan tiga b rigan ey n es . D juga d iseb u t nam a-nam a k apten P ortu g is dari d uabelas kapal tersebu t d iatas ja n g turut m e n ga m b il bagian . I- A- M a cg reg or m en gatakan pula t>ahwa k ek u a ta n A t je h ada k ira-k ira 10.000 p e ra d ju r it dan b an jak sek a li m eria m . D alam uraian se la n d ju tn ja d itjeritak a n d ju g a bah w a tu ru t m e n g a m b il bah agian dalam p ertem p u ra n itu Sultan A li R ia jat

otIb id ., hal. 8."Ibid ., hal. 9.

" 'Ib id ., hal. 9 dan 10.

Sjah, anak Sultan A lauddin A l Kahhar. Pertem puran sekaliinipun belum menghasilkan suatu hasil jang positif jaitu belum ber- hasilnja A tjeh m engusir Portugis dari Malaka.

Faktor-faktor jang m enjebabkan kegagalan itu ialah karena benteng A. Fom osa di Malaka m em ang tangguh dan kondisi angka- tan perang Portugis dengan kedatangan Mathias de A lbu qu erqu e djauh lebih baik dan sempurna, serta konsolidasi kekuatan berhasil dilaksanakan dengan tjepat oleh Mathias de A lbuquerque. Sedangkan A tjeh sebaliknja pada waktu itu situasi dalam negerinja dalam kea­daan katjau. Serangkaian pertentangan dan perebutan kekuasaan sedang berlangsung dan belum ada tanda-tanda akan lahir seorang kuat jang mampu m engatasinja. Faktor lain jang harus diperliitung- kan djuga jaitu perebutan hegem oni di Selat Malaka antara kera ­djaan-keradjaan disekitar Selat Malaka telah dipergunakan selalu oleh Portugis dengan tjerdiknja.

Mengenai pertikaian dan perebutan kekuasaan di A tjeh pada waktu itu baiklah diuraikan serba sedikit disini. Seperti telah ditje- ritakan bahwa pada tahun 1564, D johor diserang oleh Atjeh. Sultan D johor terbunuh dalam peristiwa itu. Anaknja Raden Bakir oleh Sultan Alauddin Riajat Sjah A l Kahhar dibawa ke Atjeh, jan g k e­mudian dikembalikan ke D johor lagi untuk m endjadi sultan. Tidak lama kemudian sultan ini terbunuh, lalu digantikan oleh A li D jalla dengan gelar Sultan Ali Djalla A bdul Djalil."" Tahun 1579 A tjeh m enjerang pula Perak. Dalam serangan ini sultannja jaitu Sultan Ahmad terbunuh. Isteri dan anaknja. Mansur dibawa ke Atjeh.Di A tjeh Mansur dikawinkan dengan puteri Sultan Atjeh.. Pada tanggal 30 Maret 1579 Mansur dinobatkan m endjadi Sultan A tjeh menggantikan mertuanja^ dengan gelar Sultan Alauddin Mansur Sjali Anak Sultan Mansur inilah jang kawin dengan A li Djalla dari D jo ­h or.'" Selama pemerintahan Sultan Mansur berlangsung, di A tjeh telah tumbuh ketjurigaan orang-orang besar jan g berkuasa, bahwa D johor dan Perak bersekutu m em buat kekuasaan segitiga, A tjeh Perak D johor ditangan dinasti D johor. Keberangkatan Sultan Mansur ke Perak untuk meradjakan adiknja sendiri disana dan peristiwa kematian Raden Bakir, jang seharusnja digantikan oleh anaknja,, tapi anak impun terbunuh pula, semua itu telah m enjebabkan Ali Djalla naik m endjadi Sultan D johor, m enambah ketjurigaan pem be- sar-pembesar di Atjeh. Perkembangan ini m em beri tanda-tanda bah­wa tampuk kekuasaan hendak digeserkan ke Perak atau D johor. Sebetulnja pada waktu itu di A tjeh telah tumbuh dua goloHgan, jaitu golongan jang menginginkan agar tachta keradjaan A tjeh tetap

"‘ Ibid.. hal. 10 s/d 15 dan Mohd. Said, op. cit., hal. 115.- "R.O. Winsted, op. cit., hal. 81.■'Ibid., hal. 82 .dan D.G.E. Hall, op. cit., hal. 285.

— 49 —

berada ditangan pendiri Keradjaan A tjeh jaitu turunan Ali Mughajat Sjah. jang berarti menentang Sultan Alauddin Mansur Sjah jang mereka anggap orang asing dan golongan jang pro Sultan Alauddin Mansur Sjah. Mereka jang terachir ini terdiri dari para alim ulama, tjerdik pandai dan tentera, karena mereka melihat dalam diri Sultan Mansur Sjah sifat-sifat jang terpudji sebagai seorang sultan, djadl tidak didasarkan pada pertimbangan turunan. Sultan Mansur Sjah adalah seorang jang alim dan ta’at kepada agama. Pada masa peme- l-intahannja perkembangan agama madju pesat. Pada tahun 1582. telah datang ke Atjeh ulama-ulama terkenal dari Mekkah jaitu Sjech Abdul Kadir Ibnu Hadjar dan Sjech Muhammad Yamani, djuga telah datang pula ke Atjeh ulama terkenal dari Gudjarat, Sjech Muham­mad Djailani Ibu Muhammad A r Raniri. Hubungan internasional terutama dengan negara-negara Islam bertambah erat djuga seperti pada masa Sultan Alauddin Riajat Sjah Al Kahhar. Ia dapat digo- longkan dalam deretan sultan-sultan Atjeh jang ternama.71

Mansur Sjah meninggal pada tanggal 12 Djanuari 1585, terbu- nuh sewaktu baru sadja kembali dari perlawatan ke Perak. MansUr Sjah diganti oleh Sultan. Bujung dengan gelar Sultan Alauddin Ri- ajat Sjah. Ia adalah putera Sultan Munawar Sjah, sultan Indrapura. Sultan ini dinaikkan ketachta keradjaan, sebagai hasil, kata mufakat para pem besar keradjaan. Tapi ia mati terbunuh djuga dalam tahun 1589. Lebih .dahulu Radja Asjim tjutju almarhum Sultan Mansur Sjah, anak dari Sultan Ali Djalla dari D johor hendak diradjakan, tapi anak inipun mati terbunuh djuga. Lalu dinobatkanlah Sultan Alauddin Riaiat Sjah Al Makammal m endjadTradja. Dia diangkat m endjadi radjTketika berumur sudah tjukup tua. Semendjak muda- nja ia sangat aktif dalam pertempuran dengan Portugis dan banjak djasanja untuk itu. Dia keturunan Muzaffar Sjah. Djadi masih ter- golong asli dari keturunan Sultan Abdallah Al Malik Al Mubin, tjakal bakal sultan sultan Atjeh. 2

C. Keradjaan Atjeh Berkembang Mendjadi Pusat Perdagangan.

Usaha pertama Sultan Alauddin Riajat Sjah Al Mukammal ialah mentjiptakan suasana tenteram diseluruh Keradjaan Atjeh. Keka- lutan jang silih berganti akibat dari perebutan kedudukan sultan, telah menimbulkan perpetjahan, huru-hara dan pembunuhan-pembu- nuhan. Perang jang terus menerus dilantjarkan untuk mngusir Por­tugis dari Malaka dan serangan-serangan terhadap keradjaan-kera- djaan jang bersekutu dengan Portugis, baik di Malaja ataupun d; Sumatera telah banjak membawa korban djiwa dan harta benda

Z a in u d d in , O p. c it ., hal. 400 dan G K N iem a n n h a l 1“>3 l ° * •-M ohd. S a id , O p .c it ., hal. 116 dan lih a t d ju g a L a in p ira n l“

K eadaan ja n g serba katjau dem ik ian itu apab ila tak d iatasi d e n g a n segera pasti akan m em baw a k erad jaan A t je h k e le m b a h k e h a n tju ra n . Satu hal ja n g m asih m en gu n tu n gk an bahw a daerah in ti dan d a e ra h p o k o k k erad jaan A tjeh m asih tetap b ersa tu . T ak p e rn a h le r t ja ta t dalam sed jarah A tjeh , bahw a daerah -d aerah in i p e rn a h m e la k u k a n vindakan separatis. R u pan ja landasan persa tuan ja n g d ile ta k k a n o le h A li M ughajat S jah dan A lau d d in R ia ja t S jah A l K a h h a r t ju k u p k uat. A l M ukam m r.l sep erti telah diu ra ikan ia m em a n g k u d ja b a ta n n ja da-- Ir.m usia ja n g sudah land ju t. D ia se o ra n g pah law an d a la m p e r a n g inelaw an P ortu g is dan dia n ieng ik u ti pu la p e rp e tja h a n ja n g b e r la n g ­sun g diistana keradjaan A tjeh . M en uru t B u stanu s sa latin ia s e o r a n g pcra m a h dan baik hati serta berpengalam an .™ K e b id ja k sa n a a n - keb id jak san aan ja n g d ilak u k ann ja telah berh asil m e n e n te ra m k a n k erad jaan A tjeh .

U ntuk m en in gkatkan pendapatan n egara dan k e s e d ja h le r a a n ra k ja t Sultan A la u d d in R ia ja t S jah A l M u k a m m a l-m e m b u k a e m p a t b uah p e l ^ u h a n l a t e i - r P a n t a i t ie rm in . D a ja , P id ie dan P asa i. K esm p a t band ar itu dibuka se leb a r:le b a rn ja u ntuk la lu lin tas p e r d a ­gangan . P ed a ga n g -p ed a ga n g asing ja n g datang di A t je h d ip e r la k u - kaii sam a. D alam ban d ar-band ar dan p asar-pasar itu d id a p a ti p e d a - gang-pedagsn 'g asing dari b erbaga i k eba n gsa a n s e p e rt i A ra b , T jin a , P ersi, Siam , T urk i, P egu . B en gga la , P ortu ga l, S p a n jo l .71 R u p a n ja m asa A l M akam m al terdapat h u bu n gau ja n g ba ik d en g a n P o r tu g is . Suasana k on fron ta s i untuk sem en tara d ih en tik an . B ahk an d iistan a k erad jaan A tje h d item p atk an seora n g P o r tu g is ja n g b e rn a m a A lfo n s o V ice n te sebagai d ju ru b a h a sa d?n pen a seh a t d a g a n g su ltan . P a d a m a ­sa itu pula seora n g w anita ja n g b e rn a m a M ala H a ja ti d ia n g k a t m e n - cijadi laksam ana ja n g m em iin p in p r a d ju r it w anita . Ia tja k a p , b id ja k - sana dan iegas dalam b e rtm d a k .7’’ S etelah ada h u b u n g a n d en g a n In g g er is dan B elanda terd a p a t d ju g a p ed a g a n g -p e d a g a n g k ed u a b a n g ­sa tersebu t. M engenai h ubun gan In g g er is dan B e la n d a d en g a n A t je h akan diuraiiian leb ih Juas d ibah agian la in dalam b a b in i. O ra n g - ^ o itu g is ja n g telah b eb era p a pu lu h tahun m en g u a sa i M alak a d a n

e i ,_agang d ikepulauan M aluku dan d ib a n d a r-b a n d a r A t je h t id a l ^ enan g m elihat kedatangan p ed a g a n g -p ed a g a n g E ro p a h la in n ja .‘ e dsg'ang In g g er is dan B elan da d ia n gga p sa ingan ja n g m e n g u r a n g i ^ eun tu ngan m erek a. S ikap dem ik ia n itu b e rte n ta n g a n d e n g a n p e n - d irian Sultan A l M ukam m al. L am bat laun s ikap Su ltan A l M u k a m m a l terhadap p ed a g a n g -p ed a g a n g itu d ju g a b e ru b a h .

: G.K. Niem ann. Op.c-it., hal. 125.- " Slam et M uljana, Op.cit., hal. 260.7 H.M. Zainuddin, O p.cit., hal. 401 clan Slam et M uljana O p .cit., hal. 258. , ’

— o l —

O leh . k a re n a p e rd a g a n g a n lada d ib a n d a r -b a n d a r A t je h m a d ju seka li. m a k a S u ltan A l M u k am m al m em p erh 'eb a t p en a n a m a n lada. U n tu k itu d ib u k a k e b u n -k e b u n lada ja n g .san g at lu a s dan p ara pe- tan i m e n d a p a t u a n g m u k a u n tu k p en a n a m a n k e b u n n ja . B e rk at p e r - d a g a n g a n lad a itu K esu lta n an A t je h m e n d ja d i san gat m a k m u r. H asil p 'encfiualan lada cTaii T iu k 5i~ pt:idagaiigan ~ a iban d ar-ban d ar d ig u n a k a n uirtiTk m e m b a n g u n K era d ja a n A tje h . K e m a d ju a n ja n g d it ja p a i o leh K e ra d ja a n A t je h da lam p e lb a g a i b id a n g san gat pesa t. D en g a n hasil p e n d ju a la n lad a dan bea t ju k a i itu A t je h m a m p u m e m b e li kapal- k a p a l b u a ta n lu a r n e g e r i u n tu k m e m p e rk u a t a rm a d a n ja . B antuan sen d ja ta tetap m asih d ite r im a dari K era d ja a n T u rk i. T etap i d isam ­p in g b a n tu a n itu A l M u k am m al m a m p u pu la m e m b e li sen d ja ta dan m e s iu d a r i B e la n d a dan Tnggeris.. A tlfih m e n d ja d i n eg a ra m a ritim ja n g k u at dan b e ra n i m e n g im b a n g i M alaka. M em an g sete lah D em a k d ja tu fi A tjehT ah sa tu -sa lu n ja n ega ra Islam di In d on esia ja n g m asih m a m p u dan b e ra n i m e n je r a n g o ra n g P o rtu g is di M alaka. A t je h d itak uti o leh p ih a k P o r tu g is dan d isegan i o leh law an dan k a w a n .7"

S e p e rti su dah d is in g g u n g dalam b ab -b a b ja n g terda h u lu . pen - d u d u k a n M alaka o leh P o rtu g is dan sikap P o r tu g is terh a d a p ora n g - o ra n g Islam , m e n je b a b k a n sau d agar-sau d ag ar Islam b a n ja k ja n g m e- n jin g k ir d ari M alaka, teru tam a k e A tje h . K o n fro n ta s i te ru s m e n e ru s antara A t je h dan P o rtu g is di M alaka dan d ip era ira n S elat M alaka, te la h m e n je b a b k a n p era ira n Selat M alaka itu tid a k am an dan sangat b e rb a h a ja seb a g a i la lu lin tas p erd a g a n g a n , teru tam a b a g i p ed a ga n g - p e d a g a n g Islam . K apa l-kapa l d agan g Is la m eh u su sn ja dan kapal- k ap a l d a g a n g ban gsa A sia um uTnnja. UM tjlk_m aiig n in d a ri P ortu g is d i M alaka tid a k b e r laiar~m elalU t~Selat M a laka^ m ela in k a n m e n g a m b il d ja la n se b e la h b a ra t~ p u la u S u m atera m ela lu i S ela l—Sundae D indi riijalarmja m e la lu i l)iaw a'~Barat. D jaw a B ara t d an d a e rah -d aerah di- p arTEal'bal'at p ulau SuiTTater iT sa n g a t b e ru n tu n g d e n g a n - keadaan ini. S e b e lu m itu d a e H h -d a e H h T n ik u r a n g b e ra rti b u a t p erd a g a n g a n an^ tar In d o n e s ia , o le h seb a b d ja la n p e rd a g a n g a n k e T jin a m ela lu i S e la t M alaka dan d ja la n p ern ia ga a n k e M aluku m ela lu i pelabu h an - p e la b u h a n D ja w a T im u r. B erita -b erita T jin a sam pai tahun 1400 b o le h d ik a tak an m asih b e lu m dapat m en tje r ita k a n apa-apa ten ta n g D ja w a B arat dan seba h ag ia n b e sa r tem p at-tem pa t d ipan ta i b ara t S u m a tera . D ah u lu -d a h u lu n ja S elat Sunda tak b a n ja k d ila lu i. Se-su dah M alaka d ia tu h . D iawa banal— dan.— Sum at era— hagian__.J^araTm u la i m a d ju . D jak arta m u la i b e rk e m b a n g sesu d ah ta h u n 1511. A k a n te ta p i seb a g a i pu sa t p erd a g a n g a n d en g an segera p u la ia dika- lah k an o le h B an ten ja n g b a n ja k d id ia m i o le h sa u d a g a r -sa u d a g a r Is lam d ari M alaka. B an ten d ja d i p u sa t k e d u d u k a n se o ra n g su ltan ja n g

'Slam et Muljana, op. cit., hal. 260.

&

— 52 —

berasam a Islam .77 Pantai barat Sum atera tum buh dengan pesat seba la i daerah produksi lada dan pelabuhan-pelabuhan Pariam an, Selebar dan Indrapura m endjadi panting."- Pariam an isediak pe- m erintahan Sultan Alauddin Riajat Sjah A l K ahhar telah m endjad i bahagian Keradjaan Atjeh. Barus jan g sedjak lama sudah dikenal sebagai tem pat menghasilkan kapur barus, pelabuhannja hidup kem - bali. Tum buhnja A tjeh sebagai pusat perdagangan sebahagian djuga disebabkan oleh situasi ini. Berbagai hasil produksi pantai barat Sumatera jang diperdagangkan dipasar-pasar India, T iongkok dan E ropah dibawa ke pelabuhan-pelabuhan A tjeh , dimana saudagai- saudagar dari berbagai bangsa telah berkum pul.

Dengan adanja masa damai jang singkat antara A tjeh dan P o r ­tugis di Malaka, maka selat Malaka m endjadi ramai dan m eriah kem - bali sebagai lalu lintas internasional- Daerah-daerah sekitarnjapun m ulai giat kembali m em produsir barang-barangnja jang sudah ter- kenal dipasaran internasional, terutama lada dan timah. Daerah- daerah sekitar Selat Malaka inipun sudah sedjak lama m erupakan vazal Keradjaan Atjeh. Baiklah kita ikuti uraian Van Leur sebagai berikut :

’’The States on the north coast of Sumara had been already long been ports of call on the trade route. Islam had therefore found its first political) expansion there. Certainly under the influence of new political constellation the power of the Achinese sourt and its followers grew. The state establihed control poter having authority to levy tolls and demand trubete from trade a long the west coast of Sumatra as far as into the Indrapura region. The name of Sultan Mansur I (1567 — 1585) is linked, to that expansion of power. Influence was also exercised on the west coast of the peninsula of Malaya, among other places in Perak tributary for deliviring tin”.'1*

Daerah-daerah ini semuanja sebenarnja tidaklah dikuasai dan diduduki sungguh-sungguh oleh Atjeh. Dalam beberapa hal daerah- daerah ini tetap bebas dan merdeka, ketjuali dalam politik perda­gangan dan politik terhadap Portugis diharuskan m engikuti politik jang didjalankan oleh Atjeh. Manakala daerah-daerah ini berusaha bersekutu dengan Portugis untuk melawan A tjeh atau m entjoba ti­dak menjalurkan hasil-hasil produksinja melalui pelabuhan-pelabu­han dan bandar-bandar di Atjeh, maka sudah barang tentu armada Atjeh akan datang memaksakannja. Bedanja dengan M odjopahit Pada zaman djajanja ialah Modjopahit menekankan pada penjera- han upeti, tetapi A tjeh lebih menitik beratkan pada. penjaluran hasil-hasil produksi setempat melalui pelabuhan/bandar-bandar di ^tjeh dan sikap terhadap Portugis di Malana.

Burger dan Prajudi, op. cit., hal. 45, 46.- M.C. van Leur Indonesian Trade and Society, Sumur Banduns

Bandung, i960, hal. 102.' 'Ibid., hal. 102.i

— 53 —

Pada masa pem erintahan A l Mukammal terdapat masa damai dengan Portugis, satu hal jang tak pernah terdjadi sedjak keradjaan A tjeh didirikan. Tetapi masa damai ini hanja sebentar, karena P or­tugis kem bali m enundjukkan sifat-sifat conquistadornja, sifat m ono- poli dalam perdagangan, perasaan iri terhadap saudagar-saudagar E ropah lainnja seperti Inggeris, Belanda dan Perantjis sebagai pen- datang baru. Portugis kem bali pula m enghasut daerah-daerah vazal K eradjaan A tjeh dan berusaha m enjalurkan hasil-hasil produksi da- erah-laerah itu kepelabuhan Malaka. Semua tindakan-tindakan P or­tugis itu sudah barang tentu sangat m erugikan A tjeh. Permusuhan tim bul kem bali. A tjeh tentu tidak dapat m embiarkan kepentingannja dihantjurkan oleh Portugis.

Sultan Alauddin Riajat Sjah A l Mukammal jang sudah sangat tua itu digantikan oleh puteranja Sultan A li Riajat Sjah pada tahun 1604. M enurut beberapa penulis naiknja Sultan A li Rakjat Sjah atas tachta Keradjaan A tjeh adalah hasil dari kudeta terhadap a- ]ahnja. Oleh karena itulah timbul serangkaian katjauan diantar,? dia dan saudara-saudaranja jang tak m enjetudjui tidakan-tindakan- nja.-

Hasil gem ilang jang ditjapai seiama pemerintahan Sultan A la­uddin Riajat Sjah A l Mukammal ialah berhasilnja ia m enjelam atkan K eradjaan A tjeh dari keruntuhannja. Ia berhasil pula mentjiptakan suasana tenteram diseluruh Keradjaan A tjeh, m endjadikan A tjeh sebagai pusat perdagangan di Asia Barat um um nja dan Indonesia Barat chususnja jang mengakibatkan kemakmuran bagi Keradjaan dan rakjatnja. Angkatan Perang jang dibangunnja tjukup kuat se­hingga m am pu mendjaga keutuhan wilajah dan kepentingan Kera­djaan A tjeh . Pada masanja pula Atjeh berkenalan dengan pedagang- pedagang Inggeris dan Belanda. Karena kedatangan kedua bangsa itu kelak banjak membawa pengaruh dalam perkem bangan Atjeh chususnja dan Indonesia/Asia Tenggara um um nja, maka dibawah ini akan dituturkan riwajat kedatangan dan perkenalan kedua bangsa itu dengan Atjeh.

D. Perkenalan dengan Belanda dan Inggeris.

Ham pir seratus tahun lamanja orang-orang Portugis dapat me- rahasiakan djalan pelajaran kenegara-negara timur melalui Tandjung Harapan. Sampai achir abad ke-16 tidak ada bangsa Eropah lainnja selain orang-orang Portugis dan Spanjol ja n g mengetahui djalan p e ­lajaran tersebut. Pada tahun 1595 rahasia pelajaran kenegara-negara tim ur itu dibotjorkan oleh seorang Belanda Jan H uygen van Lins- choten dengan terbitan bukunja ’ ’Itinerario” dan ”Reys Gesdmft van de Navigatien der Potugaloyser in Orienten” . Dalam buku itu ia m engm aikan tentang pelajaran dilautan Hindia dan perdagangan

— 54 —

orang-orang Portugis dinegara-negaia tim ui. K eteiangan pelajaran dilautan Hindia diperolehnja ketika ia m endjadi sekretaris Uskup A gu n g di Goa. Berkat terbitnja buku-buku itu pedagang-pedagang Belanda berhasil m engetahui djalan pelajaran kenegeri tim ur m e­lalui Tandjung Harapan.s°

Mula-mula m ereka hanja m endjadi penghubung antara Portugal dengan negara-negara Eropah lainnja sadja. Portugis m endatangkan rem pah-rem pah dari timur. Belanda m endjual barang-barang itu di Eropah. Pada tahun 1580 Portugal diduduki Spanjol dan pada waktu itu Belanda sedang berperang dengan Spanjol. Belanda sedang ber- d juang m erebut kemerdekaannja dari pendjadjahan Spanjol. Karena itu perdagangan dengan Portugal-Sparijol amat dipersukar oleh P h i­lip II radja Spanjol/Portugal. Maka terpaksalah para pedagang B e­landa berusaha untuk berniaga langsung dengan Indonesia."1

Ketjuali itu harus diketahui djuga, bahwa bangsa Belandapun m engalam i perobahan djiwa jang hebat akibat pengaruh.perobahan agama dari Katholik ke Protestan dan akibat dari renaisance. Pengaruh faham-faham baru itu baik dalam lapangan agama ataupun' ilmu pengetahuan m em beri daja pendorong jang tidak sedikit ke pada bangsa Belanda.

Ekspedisi pertama berangkat tanggal 2 A pril 1595 dari Tessel melalui Tandjung Harapan. Armada pertama itu ,dipimpin oleh Cornellis de Houtman j&an dibiajai oleh sebuah perusahaan dagang terkenal jang bernama ' ’The Com pagnie van V erre ’\ M ereka tiba dipelabuhan Banten pada tanggal 5 Djuni 1596 sesudah berlajai- selama 14 bulan. Mereka mula-mula disambut baik, tapi karena sikap m ereka jang tidak sopan m enjebabkan mereka diusir dari Banter sesudah 15 hari berdiam dibandar itu. Cornelis de Houtman adalah pem im pin armada jan g buruk jang m enjebabkan mereka diusir dan armada Belanda jang pertama itu banjak fnengalam i kesulitan. Mes- kipun demikian mereka dapat kembali dengan selamat dan menda­pat sambutan jang baik dan gem bira dinegeri Belanda, karena d ja ­lan kesum ber rempah-rempah telah ditemui.8-’ .

Sesudah ekspedisi pertama ini disusul pula oleh ekspedisi keduH dibawah pimpinan Jacob van Neck, terdiri dari 8 bu.ah kapal, b e ­rangkat tanggal 1 Mei 1597 dan dibiajai oleh perusahaan ’ ’Old C om ­

pany” . Ekspedisi ini kembali kenegeri Belanda pada tanggal 19 D ju ­ni 1599 dengan hasil jang gem ilang“ Sesudah itu disusul oleh

’■"Slam et M u lja n a , O p .c it ., h al. 252 ; M o h d . S a id , O p .c it : , h a l- H Q-B .H .M . V le k k e , O p .c it ., h a l. 109 dan D .G .E . H a ll, O p .c i t . , h al 229

' ‘ S la n ie t M u lja n a , O p .c it ., ha l. 252. ’S-D .G .E . H a ll, O p .c tt ., ha l. 229 ; B .H .M . V le k k e ; O p ic i t . , h r l 107-

O p .c it ., haa l. 128, 12.9.

— 55 —

ekspedisi demi ekspedisi jang dibiajai oleh berbagai perusahaan dinegeri Belanda. Disini tidak penulis uraikan tentang ekspedisi demi ekspedisi itu. Hanja ekspedisi demi ekspedisi jang ada sangkut pautnja dengan Kei'adjaan Atjeh akan diuraikan agak sedikit luas.

Ekspedisi jang pertama jang m engundjungi Atjeh ialah ekspe­disi jang dipimpin oleh Cornelis de Houtman jang m cm im pin fek- spedisi Belanda ke Indonesia jang pertama dahulu. Perdjalanr.nnia ini adalah perdjalanannja j~.ig kedua m engundjungi Indonesia. la dibantu oleh adiknja Frederik de Houtman. Ekspedisi ini berangkai tanggal 25 Maret 1598 dengan dua buah kapal jaitu masing:masing bernama De Leew dan De Leewin. Kedua kapal ini tiba di Atjeh pada tanggal 21 Djuni 1599. De Houtman membawa 255 orang anak buah. Sesampainja dipelabuhan Atjeh de Houtman dan orang-orang- nja segera melapor kepada sjahbandar dan keinudian diantar keis- tana sultaii. Mereka diterima dengan sikap jang sangat ramah. .Semua anakbuah didjamu dengan makan besar. Sultan A l Mukammal memerintahkan m enjem belih kerbau. Izin untuk berniaga telah di- berikan oleh Sultan Atjeh, berikut sepetak tanah untuk- mendirikan kemah dan kantor. Dalam waktu sepekan de Houtman telah berha- .sifm em bQrong lada untuk dimuat kedalam kapal, Hal tersebut benar- benar diluar dugaan semula."

Pada tanggal 30 Djuli 1599 Sultan menandatangani perdjandjian pindjam kapal Belanda dengan sewa lada; separo sewa dibajar se­belum bertolak, jang separohnja lagi dibajar sesQdah m engangkut tentera A tjeh beserta perlengkapannja ke Djohor! Peristiwa ini sa­ngat tidak menjenangkan pihak Portugis. Pada waktu itu diis tana A tjeli seperti telah i^enulis kemukakan, ada seorang djuru bahasa berkebangsaan Portugis jang bernama A lfonso Vicente. Se gala apa jan g d ilakukan sultan untuk melajani tamu-tan:u Belanda

“ ’ M e n g e n a i e k sp e d is i d a g a n g B e la n d a ja n g d ik ir im k e In d on es ia sa m p a i d en g a n e k s p e d is i p er ta m a V .O .C . ja n g d a ta n g k e In d on esia , u ra ian dan k e te ra n g a n n ja ja n g le b ih luas lih a t : J .C . van L e u r O p .c i t , lia l. 144, 146, 147, dan 148, B .H .M . V le k k e , O p .c it ., h al 107 s / d 120: d ju g a D .G .E ! H all, O p .c it ,. hal. 229, 231 dan 232.

'"T je r it a ten ta n g ek sp e d is i C o rn e lis d e H ou tm a n dan F r e d e r ik d e H o u tm a n in i s e le n g k a p n ja d id ju m p a i d a la m u ra ian ja n g d isu sun o le h P .A . T ie le , F r e d e r ik d e H ou tm an in A t je l i , ln d is c h e G id s , 1881 d a n K isa h p e r d ja la n a n J o h n D a v is se o ra n g In g g e r is ja n g m e n d ja d i m u a lim sa lah s e b u a h k a p a l d a ri e k sp ed is i C o rn e lis d e H ou tm a n d ite rb itk a n o le h J: d e I-Iullu d a la m B .K .I . V o l. L X V I I , 1913 dan V o l. L X I X . 1914 B e rb a g a i p e n u lis s e d ja r a h te la h m e n g u tip k e d ja d ia n -k e d ja d ia n ja n g di- p e r lu k a n d a ri k e d u a su m b e r itu d ia n ta ra n ja , D .G .E . H a ll. O p c it h al 232; B .H .M . V le k k e , O p .c it hal. 11G dan .118; S la m et M u lja n a O p .c it " hal. 2rj4, 255, dan 256; M oh d . S a id , O p .c it ., h a l 119 s i/d 126 P e n u lis s e n d ir i m e n g a m b il dan m e n ja r ik a n n ja d a r i b a h a g ia n -b a h a g ia n ’ ja n g pe-

p e i 'lu ^an d a ri k u tip a n p en g a ra n g -p e n g a ra n g te rse b u t d iatas, se- suctah p e n u lis p e rb a n d in g -b a n d in g k a n s e p e r lu n ja .

itu diketahui oleh Alfonso. Meskipun Alfonso memberi nasehat kepa­da sultan untuk'membatalkan perdjandjian dagang dengan pihak Be­landa, sultan tetap pada pendiriannja. Namun demikian Alfonso Vicente tidak berputus asa dan terus mengliasut orang-orang Atjeh untuk memusuhi orang Belanda, anak buah de Houtman. Segala akal dipergunakan untuk mempengaruhi pendapat umum terhadaporang-orang Belanda.

Telah ditetapkan bahwa kapal Belanda akan meninggalkan Ban­da Atjeh pada tanggal 11 September 1599. Sebelum berangkat me­reka didjamu dengan makanan dari darat oleh sultan. Tetapi nasib Belanda sedang malang. Anak buah kapal jang memakan hidangan itu muntah-muntah. Belanda menuduh sultan, bahwa mereka dira- tjuni. Timbul perselisihan dan terdjadilah tembak-menembak. anta­ra Atjeh dan Belanda. Belanda jang masih ada dilodji dikepung; jang ada didjalan-djalan dikerojok dan dalam peristiwa ini 95 oiang ai:ak buah kapal Belanda djatuh sebagai korban. Cornelis de Hout­man jang sedang berada dikapal tertembak mati.

Sesudah dxadakan penjelidikan oleh sultan atas peristiwa ter- sebut, maka diambil kesimpulan bahwa telah dilakukan sabotase oleh pihak-pihak jang tak menjetudjui berlangsungnja hubungan baik antara orang-orang Belanda dan Atieh Alfonso Vicente diber- tan s i ? ? djabutannja SebaSai djuru bahasa dan penasehat sul- B e l a n ^ S . ^ T f 8 menjelesaikan persoalan te rseb u t. tapi orang » U gUgup dan ketakutan sehingga kapal de Leewmg a l d i d a T a t I T ' Akibat"ia anak buah kapal jang masih ting-

Sl-ik de H o u S taWanan- Diantara mereka UU terdaP3t F fe '

dan A t i i h 1 l t edUa j(ang ff^nambah buruknja hubungan Belanda pal-kapal B e la n ^ Penj eran§a11 kapal-kapal Atjeh oleh ka- Kapal-kpal Behmi dlp*mPin °Ieh Laksamana van Gaerden. memindahkan muata menJerang kapal-kapal Atjeh dan sesudahgelamkan. Alasan ian^3)-t6kapal mereka’ kapal Atjeh itu. dlteng' Portugis bersekonnirtl dlkemukakan ialah kapal-kapal Atjeh danBelanda Peristiwa t ? ?ndak menjerang dan merampok kapal-kapalperistiwa de H o f m a n n * terdjadi tidak lama sesudah terdjadmjaJacob van Neck ian /rf * b°ngan kapal Belanda dibawah pimpinantjoba mensadakan nLi kemudian ke Banda Atjeh jang men- *1- dengan Atjeh tidak berta.hampa. Rumania n p iL i Pelabuhan Banda Atjeh dengan tangan hat peristiwa Hoirtman / marah pada sultan dan tak;)at Atjeh aki'

a X ^ - T Caerden belum hilang '"Planch sehaani t dan Belanda. dirasakan oleh orang.— ^dajiebagai kerug.an 3ang amat besar. baik dilihat dari sudut

Mohd. Said, Op.cri.( hal. 126 >

— 56 —

— 57 —

k ea m a n a n k ap a l-k a p a l d aga n g B elan da ja n g m ela lu i p era ira n se k i­ta r A t je h . m a u p u n d ilih a t dari su du t k ep en tin g a n p erd a g a n g a n B e ­la n d a . P e ra ira n S elat M alaka m eru p a k a n la lu lin tas in tern a s ion a l ja n g p e n tin g , d iaw asi se la lu o le h arm ada-arm ada A t je h d an P ortu g is . M esk ip u n an tara A t je h dan P ortu g is se la lu b erm u su h a n , ta p i k edu a - n ja te la h m e m e g a n g p era n a n ja n g m en en tu k an d ise la t M alaka, le b ih d a r ip a d a p e ra n a n b an gsa -ban gsa lain. B eg itu d ju g a p e ra ira n pan ta i bax-at S u m a tera ja n g m e n d ja d i p era ira n la lu lin tas in tern a s ion a l d ju ­ga m e la lu i S e la t S u n da , p en gaw asan tu n gga l d ilak u k an o le h arm ada- a rm a d a A t je h , B erm u su h a n den gan A t je h dan d en g an P o r tu g is te- ra n g tid a k m en g u n tu n g k a n . P ada w ak tu itu K era d ja a n A t je h den gan b a n d a r -b a n d a r d a g a n g n ja telah tu m bu h m e n d ja d i pusat p erd ag an g a n d i A s ia B a ra t u m u m n ja dan In d on esia B arat ch u su sn ja . D ipe labu h an p e la b u h a n A t je h tidak sad ja lada sebaga i hasil p rod u k s i In d on esia B a ra t d a n M a la ja ja n g d itu m pu k kan o ra n g disana, te ta p i b e rb a g a i h asil d a r i d a era h -d a era h la in d i In d on esia seperti rem pah -rem pah . d a r i M a lu k u , b a ra n g -b a ra n g p rod u k si dari P h ilip in a dan T jin a k ita d ju m p a i p u la . B erm u su h dengan A tje h d irasakan b e tu l k eru g ia n n ja o le h B e la n d a , d ilih a t dari k ep en tin ga n p erd a g a n g a n n ja d itim u r.

A tas p e rtim b a n g a n te rseb u t diatas, m aka d iadakan lah satu usaha d ip lo m a tik o le h P r in s M aurits ja n g pada w aktu itu m em im p in R e- p u b lik B e la n d a d en g an K erad jaan A tje h . D isu su n lah se p u tju k surat ja n g in d a h b u n jin ja d id a lam bahasa S p a n jo l ja n g p ad a w aktu itu m e ru p a k a n bah asa p en g h u b u n g , u n tu k d ip ersem b a h k a n k epa d a S u l­tan A t je h . S u ra t itu d ibaw a o le h sebu ah d e leg a si ch u su s ja n g tja k ap ja n g akan d ip e rse m b a h k a n k epad a Sultan A t je h .8'1 D e leg a si itu be- ra n g k a t d e n g a n m em b aw a em pat buah kapal.

E m p a t b u a h kapal ja n g d im ak su d itu ialah Z ea lan d ia , M iddle- b o rg h , L a u g h e B ra ch e dan d e Sonne, telah b era n g k a t d ari Z ea la n d pada ta n g g a l 23 D jan u ari 1601, antara lain m em b aw a 450.000 rea l

s"T erdjem ahan teks surat itu selengkapnja lihat Lam piran IV. M enurut de R oo, jang dikutip oleh Mohd, Said dalam uraiannja jang berd ju du l ” Een b rie f van Prins Maurits aan den sultan van A tjeh (.TITLVBK W — 25), asli surat Prins Maurits ini telah did jum pai ketika kraton (da lam ) K eradjaan A tjeh sudah diduduki Belanda tahun : 1874 dan tersim pan baik. Surat itu ditem ui oleh seorang fuselir Belanda ketika pen jerbu an kraton tersebut. Lalu didjadikan uang olehnja, di- d jualn ja kepada L. de Schoem aker jang telah m em beli surat tersebut untuk pem erintah H india Belanda. Surat itu berbentuk Oorkonde di- hiasi dengan ukiran tangan jang tjantik dengan huruf-huruf bunganja, huruf-huruf air mas, ditanda tangani oleh Prins Maurits sendiri, ber- bubuh tjapn ja pula. Setelah diterim a dengan resm i di A tjeh , dibubuh tjap pula o leh sultan, lihat : Mohd. Said, Op.cit., hal. 128; F otokopi dari surat tersebut dim uat dalam buku : Mohd. Said, Op.cit. hal. 227; H.M. Zainuddin, O p :c it:. hal. 289: R. M ohd. A li. P erd joan j^ n Fcodnl Indo-

— 58 —

uang Spanjol. Harga empat buah kapal itu 660.000 wang B elan da .'7 Ekspedisi ini telah m em erlukan pula singgah dipulau A njouan salah sebuah pulau dari kepulauan Com oro, tidak djauh dari pantai tim ur A frika. dengan maksud untuk m em peroleh seputjuk surat rekom en- dasi untuk Sultan A tjeh dari penguasa setempat, jan g sudah baran^ tentu kenal baik dengan sultan A tjeh . Utusan (delegasi) tersebut berhasil m em peroleh surat tersebut jan g ditulis dalam bahasa A rab Semua itu dimaksudkan agar delegasi tersebut tidak m engalam i ke sulitan dan kegagalan. Tanggal 23 Agustus 1601 ekspedisi ini tib-i d ipelabuhan A tjeh dibawah pimpinan Kom issaris Grard de Rov Laksamana Laurens B icker.s'' ‘

Sambutan terhadap delegasi ini adalah baik. Mereka d iterin n setjara resm i dalam suatu upatjara. Surat jang diterima oleh suit™ seielah dibatjakan setjara resmi, lalu sultan m em bubuhi tjapnia nni Laksamana B icker dalam pertem uan itu menjatakan rasa iUtip dan m enjesai atas perbuatan van Caerden dan berdjandji memp luntutan Sultan A tjeh atas ganti rUgi kapal jan g diram pok oleh Caerden. Ganti rugi itu besarnja 50.000 gulden'. D jandji Bick ^ m eraang kem udiannja dipenuhi, uang sedjum lah itu telah d i b a f V '11 kepada pem ilik kapal A tjeh jang diram pok oleh van Caerden it

Sultan A tjeh disam ping itu bersedia pula mem bebaskan F ° l ik d c Houtman dan sebagai sambutan atas perkundjungan ini re d e ' rnerenljanakan pula untuk m engirim utusan balasan ' su^an A ijeh :tu' berangkat bergama kapal Belanda, terdiri dari t 'a Usar! ja i t u , A bdul Hamid, Laksamana Sri Muhammad dan oi’anS D elegasi tiba dinegeri Belanda tanggal 20 Djuli 1602 c*" *Iasah-ran^ anggota delegasi tidak berapa lama dinegeri B e l a n d ah Se°- gal dunia jaitu Abdul Hamid, karena tak tahan udara ri i11611*11! - pula urauriija sudah iandjut (70 tahun). Mereka dir gin; lagi diterim a dengan baik sekali. Dari M iddleburg m erel--16] ^ * Beian'da nem ui Prins Maurits dimarkas besarnja dimedan n** / angsUnS ttie- desa Grave. Mereka disambut dengan upatjara ment em pura» di- bersam a Prins Maurits delegasi telah dipertundi I t 608 dan Selam a hasil perang melawan Spanjol dan turut nnla Pula ha«iiperang. Delegasi n .e n g g ^ .kan p ula

le i 'cljem ahann esia , G anaeo N .V .. Bandung, iggo ^ . ja n g pen u lis tjantum kan dalam laninir-,,, rV, Salina» atau O p .e ii., hal. 128, 129. m P“ «'n IV berasaI chr

h a l. 131. la u M o h d . S a id

- B . S c h r ie k e , Indonesia,, w . 'B a n d u n g . Hnndnnp, mo, Intf 44 >Uo,0& c a l S tu d io s

" M , M 44 * „ M " ‘,U s “ «

Mohd. Said, Op.cit., hal. 132.

— 59 —

kota dan kampung-kampung dmegeri Belanda. Mereka pulang me- numpang kapal dagang Belanda dibawah pimpinan Steven van der Hagen pada tanggal 18 Desember 1603. sesudah lebih kurang 16 bulan berada disana.

Djadi dengan kundjungan delegasi Atjeh kenegeri Belanda, ma­ka m ereka adalah orang Indonesia pertama m engundjungi Eropah um um nja dan orang Indonesia pertama pula jang m engundjungi' negeri Belanda chususnja."3., Oleh karena delegasi itu adalah dele­gasi resmi dari suatu negara merdeka, maka pengiriman delegasi itu dapat pula dianggap sebagai pengakuan terhadap Republik Be­landa, pada hal waktu itu mereka sedang sibuk berperang melepas-- kan diri dari pendjadjahan Spanjol. Negara-nfegara Eropah jang m erdeka belum m em beri pengakuannja waktu itu. Dapat pula di katakan bahwa Keradjaan Atjeh adalah negara merdeka jang per­tama m engakui kemerdekaan negeri Belanda. Menurut Mohd. Said dalam tahun 1872, ketika Belanda sibuk ber-siap- hendak menjerang Atjeh, Multatuli dengan sedih pgrnah mengingatkan peristiwa pe- ngakuan itu. ketika dia berbitjara dalam suatu pertemuan di Wis- baden."' :

Akibat dari baiknja hubungan A tjeh dengan Belanda, disam- ping dibebr.skannja Frederik de Houtman dan tawanan-tawanan la-

~ innja, maka Belanda diizinkan pula membuka kantornja diibukota Keradjaan A tjeh Darussalam.1’-'. Waktu delegasi Belanda pulang kem bali kenegerinja. mereka diberi pula beberapa putjuk surat re- komendasi Sultan A tjeh kepada Sultan Akbar. Cambay (Gudjarat). Kalikut. Radja-Radja Benggala dan Sailon sehingga memungkinkan Belanda mendapat fasilitas dagang dibaudar-bandar besar India. Pem berian surat rekomendasi itu menundjukkan bahwa antara K e - . radjaan A tjeh dan keradjaan-keradjaan tersebut terdapat hubungan jang erat.1'"

'Pada tahun 1601 empat buah kapal Inggeris dibawah pimpinan Sir James Lancaster bertolak ke Atjeh membawa surat Ratu Eli­zabeth kepada Sultan Alauddin Riajat Sjah Al Mukammal.Sir James Lancaster sampai di Banda A tjeh pada tanggal 29 Mei 1602 dan tinggal di A tjeh sampai bulan Oktober 1602. Selama zabeth kepada Sultan Alauddin Riajat Sjah Al Makammal. Sir James tinggal di A tjeh Sir Janies Lancaster mengadakan perdjandjian da­gang dengan Sultan Atjeh."7 Untuk mengukuhkan perdjandjian itu dan dapat dilaksanakan diseluruh bahagian wilajah Atjeh, Sultan

""B .H .M . V le k k e , O p .c it ., hal. 116.’ ’M oh d . S a id , O p .c it ., hal. 132.

Ib id ., h al. 132.""B . S ch r ie k e , In d o n e s ia n S o c io lo g ic a l S tu d ies P a rt o n e S um ur

B a n d u n g . B a n d u n g , 1960, hal. 44. ’" S la m et M u lja n a , O p .c it .. hal. 257.

Atjeh mengeluarkan sebuah surat pernjataan jang ismja n nS'- zinkan kapal dagang Inggeris memasuki pelabuhan-pelabuhan A.]eh. Orang-orang Atjeh harus bersikap baik kepada anak buah kapal Inggeris jang berlabuh dan memberikan bantuan seperlunja. Baiklah kita kutip sebahagian isi surat pernjataan tersebut antara lam :

Dengan anugerah Tuhan Serwa Alam Sekalian Sabda jang. mulia, datang kepada segala Panglima negeri dan Kepala-kepala segala negeri jang takluk ke Atjeh. Adapuu barang taliu kamu sekalian, bahwa kapal orang Inglitir ini kapMannja bernama Harry Midleton. Asalnja kapal ini berla-buh dilabuhan negeri Atjeh. Beberapa lamanja ia disana maka- mohon dirinja ia berlajar ke Djawa. Djika ia membeli lada atau barang sesuatu. diberinja akan kamu dirham atau barang sesuatu. Jang orang Inglitir ini adalah orang sahabat kita radja Inglitir. Hlaka- kapitennja dan segala saudagamja itu hamba pada radja- Inglitir. Jang orang Inglitir itu serasa orang kitalah. Djika ia beli berdjual dengan kamu jang dalam teluk rantou A tjeh itu, dengan sebenar-benarnja djuga, maka surat samai jang kita kurniakan akan dia ini dip0. honkannja dari pada- kita, supaja djangan ia ditjabuli segala orang teluk rantau kita. Maka djika ditundSukkannja kepada kamu se­kalian samai ini, hendaklah kamu permulia dan djanganlah sese- orang dari nada kamu mentjabuli d i I n i l a l i sabda kita kepada kamu sekalian.08

Sir James Lancaster diterima oleh Sultan Alauddin Riajat Sjah Al Mukammal sebagai tamu Agung. Sultan berpakaian; diharibaan baginda terletak pedang kehormatan dan dipinggangnja disengkelit dua bilah keris bertatahkan intan dan permata delima. Empat puluh dajang-dajang mengipasi baginda, sedangkan dikiri dan kanan beliau duduk 38 orang pembesar kesultanan Atjeh. Sir James Lan­caster serta pengiringnja dan dua orang tamu lainnja berkebangsaan Belanda jang datang dengan kapal Witte dan Zwarte, duduk bersila diatas perrnadani. Sehabis upatjara menjusul hidangan, makan, ke- mudian tari-tarian. Bagaimana meriahnja sambutan atas kedatangan James Lancaster di Atjeh, telah digambarkan oleh Marsden dalam bukunja History of Sumatera sebagai berikut:

' ’Sir James Lancaster was received bv the K in g wi'th abundant cerem ony and respect. The queen o f England’s le tter was con- veyed to court with great pom p, and the general, a fter d e liv er in g arich present, the most admiral article o f w ith was a- fan o f feathers declared 'the purpose o f his com ing was to establish a peace and amity between his rayal m istress, and: h er lo v in g b ro th er the great and m ighty king o f A tjeh . He was invited to a banqu et prepared fo r his entertainm ent, in wich the serv ice w as o f g o ld and the kings damsels, who w ere r ich ly attired and adorn ed

“•Ada beberapa buah surat pernjataan ja n g d ibuat o le h Sultan A tjeh untuk orang Inggeris schubungan dengan tcrfja p a in ja p erd ja n d jian

— 61 —

w ith b race lets and jew els , w ere ord ered to divert him with dancing and m usic. B e fo re he retired he was arrayed by the king 111 a present as return fo r queen ’s, there was am ong other m atter a va lu able ru by set a ring . . . .”

D a la m p e r te m u a n itu In g g e r is te la h m e n d ja n d jik a n b an tu an u n tu k m e n g u s ir o ra n g P o rtu g is ja n g m e n tjo b a m e n d u d u k i panta i- p a n ta i A t je h .J(>" P e r d ja n d jia n itu m e m b e r ik a n p e tu n d ju k b ah w a p ad a w a k tu itu te lah k e m b a li suasana k o n fro n ta s i antara A t je h dan P o r tu g is . U sa h a J a m es L a n ca ster u n tu k m en d a p a t izin m e m b u k a k a n to r d a g a n g (F a cto ry ) dan sebu a h b e n te n g d ip e la b u h a n A t je h di- to la k o le h S u lta n A t je h . B e lia u h an ja d apat m e m b e r i izin m e m b u k a k a n to r d a g a n g sa d ja dan d jik a p ih a k In g g e r is k u a tir akan k ese la - m atan b a ra n g -b a ra n g d aga n ga n n ja , k a n to r te r se b u t akan d ik aw al o le h te n te ra A t je h . R u p a n ja S u ltan A t je h m e n g in sa fi b e ta p a bah a- ja n ja s e b u a h b e n te n g n ega ra asin g b era d a da lam w ila ja h k ek u asa - a n n ja . P e n d ir ia n ja n g d em ik ia n tidak sa d ja d ip e g a n g te g u h o le h S u ltan A la u d d in R ia ja t S ja h A l M ukam m al, tap i h a m p ir se lu ru h su lta n -su lta n A t je h s e d ja k d ari A li M u g h a ja t S ja h p e r in s ip itu tid a k p e rn a h d ilep a sk a n .

S e su d a h b e b e r a p a lam a b era d a d i A t je h , J am es L a n ca ste r m e- n in g g a lk a n A t je h . K e b e ra n g k a ta n itu te rp a k sa d ia tu r o le h L a k sa ­m a n a M a la h a ja ti se b a g a i p r o to k o l istana, k a ren a p ad a sa ’at itu te lah d a ta n g a rm a d a P o r tu g is s e b a n ja k 10 b u a h . M a k su d a rm a d a itu ia lah u n tu k m e m b e li lada d i B an d a A t je h . A g a r tid a k d ik e ta h u i o le h P o r tu g is , a rm a d a In g g e r is b era n g k a t p ad a m a lam h ari. U n tu k m en- d ja g a k e se la m a ta n k ap a l-k ap a l In g g e r is m aka k ap a l-k a p a l P o rtu g is d ita h an d ip e la b u h a n se lam a 10 hari. S e lam a b e lu m ada izin dari S u ltan , k a p a l-k a p a l P o r tu g is b e lu m d ap at m e m p e r o le h m u a tan lad a . M a k su d k e d a ta n g a n n ja p u n m e m a n g u n tu k m e m b o r o n g lad a d ip e la b u h a n A t je h .

perdagangan antara A tje h dan Inggeris.. Jang penulis kutip disini ialah salah sebuah dari sura-t pernjataan itu ja itu jan g diberikan kepada H arry M id d leton n achoda salah sebuah kapal Inggeris jan g ikut rom - bongan Lancaster, jan g berm aksud b erla ja r ke Pariam an untuk m em ­beli lada. A sli surat tersebut sekarang disim pan di B odleiau L ibrary O xford . M ohd. Said m engutip dari salinannja jan g dim ual dalam J.S.B. R A .S . no. 31, 1898. L ihat M ohd. Said, O p.cit., hal. 138.

“’ C .A . G ibbson H ill ’ ’R a ffles , A ch eh and the ord er o f the Golden S w ord ” , J .M .B .R .A .S ., V ol. X X IX Part 1. 1956, hal. 6.

‘ ""S lam et M uljana, O p.cit., hal. 258.

/

— 62- —

B A B IV

M A S A K E M E X A X G A N K E R A D JA A N 7 A T JE H .

A. Iskandar Muda Meukuta Alam peranannja dalam peicbutan Daerah lada dan Selat Malaka.

Sultan Alauddin Riajat Sjah Al Mukammal mempunjai enam orang anak. diantaranja empat orang laki-laki dan dua orang pe- rempuan. Jang laki-laki diantarannja ialah Husin mendjadi wakil sultan di Pidie dan Sultan Muda tinggal bersama sultan diistana. Jang perempuan diantaranja ialah Puteri Radja Indra Bangsa jang dikawinkan dengan Mansur Sjah anak dari Sultan Sri Alam jang barangkali dikenal pula dengan nama Abangta Abdul Djalil putera dari Sultan Al Kahhar. Dari perkawinan ini lahirlah Darmawangsa Perkasa Alam jang kelak sesudah mendjadi sultan Keradjaan Atjeh dikenal dengan nama Sultan Iskandar Muda.'

Mula-mula Sultan Muda mendjadi wakil sultan di Pidie. Karena tidak tjakap ditarik keistana untuk membantu ajahnja Sultan Al Mukammal. Sultan Husin jang tadinja ditempatkan di Pasai dipin- dahkan ke Pidie. Sultan Muda sedjak dipindahkan keistana mempu- njai ambisi jang besar sekali untuk mendjadi sultan. Ia merebut kekuasaan dari ajahnja pada bulan April 1604 dan memproklamirkan dirinja mendjadi Sultan dengan gelar Sultan Ali Riajat Sjah.- Tindakan Sultan Ali Riajat Sjah ini tidak sadja ditentang oleh sau­daranja Husin dan famili-familinja jang lain, tetapi telah menjebab­kan pula tumbuhnja gerakan-gerakan kaum muda jang menantangnja. Gerakan ini dipimpin oleh keponakannja sendiri Iskandar Muda. Sultan Ali Riajat Sjah mentjoba mengatasi keadaan dengan djalao menjerang saudaranja Husin di Pidie dan menangkap Iskandar Mu­da serta mendjebloskannja kedalam pendjara. Masa pemerintahan Sultan Ali Riajat Sjah adalah masa jang penuh kekatjauap jang da­lam buku Bustanussalatin disebut ’ ’masa qithas” (kisas), banjak orang jang mati.3

Kekatjauan singkat jang terdjadi dalam Keradjaan Atjeh ini adalah kesempatan baik bagi daerah takluk Keradjaan Atjeh ' mau pun bagi Portugis untuk menarik keuntungan-keuntungan dariDada" nja. Daerah-daerah takluk Keradjaan Atjeh banjak jang d.r. dan bertindak sendin-sendiri sebagai sebuah negara merdeka Portugis melihat situasi di Keradjaan Atjeh ini sebagai sebuah ft.'

’ Lihat Lampiran I.M ohd. Said, Op.cit., hal. 142 dan lihat djuga Lam piran I..G.K. Niem ann (E d .), Op.cit., hal. 126. '

— 63 —

sem pa ta n u n tu k m e n je r a n g A tje h . D a lam bulan D ju n i 1606 arm ada P o r tu g is d ib aw a h p im p in a n A lfo n so de C a s lro da lam perd .ja lanann ja dai'i G oa k e M alaka m e n tjo b a m e n je ra n g A tje h . D alam p e n je ra n g a n :ni P o r tu g is b e rh a s il m e re b u t sebuah b e n te n g K erad ja an A t je h jan g te r le ta k d ip a n ta i.1 Isk an d ar M uda ja n g b era d a dalam p en d ja ra , atas p e rm in ta a n se n d ir i d ilepaskan dari p e n d ja ra untuk m em im p in p e r la w a n a n m en ^ h a d a p i P ortu g is . K etika ia d ilepaskan dari p en d ja ra , se g e ra ia m e n g e ra h k a n p en g ik u t-p en g ik u tn ja . G u d an g-gu d an g P o r ­tu g is ja n g d ib a n g u n 10 km dari B anda A t je h D arussa lam d ik ep u n g .

P e n g e p u n g a n ini b erh a s il dengan baik . S en d jata -sen d ja ta o ra n g P o r ­tu g is d a p a t d iram p as. O ran g -ora n g P o rtu g is d iu s ir dari pan ta i A -

t i e h . ’1Isk a n d a r M uda d ilah irk an dalam tahun 1590. K etika B elan da

im tu k p e rta m a k a li m e n g u n d ju n g i A t je h u m u rn ja m asih 10 tahun. K e t ik a d e C astro m e n je ra n g A t je h u m u rn ja baru 16 tahun. D alam u sia ja n g m asih san gat m u da itu ia telah tu ru t dalam kegiatan - k eg ia ta n m ela w a n p em erin tah a n Sultan A li R ia ja t Sjah. ja n g m e­n je b a b k a n ia m a su k p e n d ja ra dan dalam usia ja n g sekian pula ia b e rh a s il m en je la m a tk a n K erad jaan A tje h dari antjam an P ortu g is . D a p a tla h d ik ira-k ira lcan bah w a ia adalah seora n g ja n g lu a r biasa. S ifa t-s ifa t lu a r b iasa ini baran gk a li d iw aris in ja dari tu ru n an n ja . S e­p e r t i te la h d ik em u k a k a n , bahw'a dari p ih ak ib u n ja ia adalah t ju tju dari A l M u k a m m al dan dari p ihak a ja h n ja ia adalah t jit jit dari A l K a h h a r. B aik A l K ah h a r m au pu n A l M u kam m al adalah sultan- su ltan K e ra d ja a n A t je h ja n g tju k u p terk en a l. ba ik k aren a k etjak a - pannj.a m a u p u n dalam m em b erik a n arah terh a d ap k em ad ju a n -k e - m a d ju a n K e r a d ja a n 'A t je h .

T a n g g a l 4 A p r il 1607 Sultan A li R ia ja t S jah m en in g g a l dunia." K esem p a ta n ini d ip erg u n a k a n o leh Iskan dar M uda u n tu k m e re b u t ke- 3cuasaan. B ersam a-sam a d en g an p en g ik u tn ja ia m e n je rb u k e D alam (istana) dan b erh a s il d ik u asa in ja . A tas p e rse tu d ju a n ora n g -ora n g b e ­sar dan p ara alim ulam ^, d iu m u m k an lah sebu ah p ern ja taa n bahw a Isk a n d a r M u da m e n d ja d i Sultan K erad ja an A t je h den gan ge la r Sul­tan Isk an d ar M uda P erk asa A la m ..Sultan Isk an dar M uda m em p u n ja i laeb era pa n am a, se la in D arm aw an gsa dan P erk asa A lam . Ia d ikenal p u la d en g a n nam a k e t jiln ja T un P angkat. S ete lah w ila ja li kekuasaan A t je h b e rta m b a h luas, m aka b e rg e la r pu la lah ia d en g an nam a gela- ran M eu k u ta A la m (M ahkota A lam ) dan gelaran ini sesudah ia m e ­n in g g a l b e rta m b a h m e n d ja d i P oteu M eu reu h om M eukuta A lam .

! 'M ohd. Said, O p.cit., hal. 143 clan Slam et M uljana Op ciJ hal 260I Ib id .. hal. 261. < ’

°M ohd. Said, O p.cit., hal. 147 dan G.K. Niem ann (Ed.'). Op.cit. j 126. '

!

— 64 —

Selain daripada itu dikenal lagi nama gelarannja Sri Perkasa •am Djohan Berdaulat.7 Berbagai nama jang dimilikinja itu menunajujc- kan, betapa masjhurnja Sultan Iskandar Muda. Ia dikenal sungguh- sungguh didalam dan diluar Atjeh. Didalam negeri Atjeh sendiri tidak ada seorang putera Atjeh jang tidak mengenai namanja. Tiap orang sampai kepelosok-pelosok desa mengenai siapa Iskandar Muda tidak sadja pada zaman dahulu, tapi sampai sekarang djuga. R- Mohd. Ali dalam bukunja ’ ’Perdjuangan Feodal Indonesia” melukiskan Is­kandar Muda sebagai berikut :

’ ’Sultan Iskandar Muda- seolah-olah merupakan wudjud atau peudjelmaan Iskandar Zulkarnaen jang pernah menguasai dunia lama didaerah daerah Lautan Tengah. Iskandar Muda benar-benar bernama Iskandar laksana Alexander.

Bila kita bandingkan dengan Sultan Ageng Mataram, Sultan Ageng Tirtajasa atau Sultan Hasanuddhi Makassar, maka ia wadjib disebut ageng atau besar atau akbar.8

Sa’at-sa’at permulaan dari pemerintahannja memang terdjadi ketegangan-ketegangan. Hal ini disebabkan karena Keradjaan Atjeh baru sadja terlepas dari suasana keritjuhan pemerintahan Sultan A li Riajat Sjah dan antjaman jang sangat berbahaja dari Portugis. Disamping itu ada pula pihak-pihak jang merasa dirinja lebih ber- hak atas tachta Keradjaan Atjeh dibandingkan dengan Iskandar Muda sendiri, Misalnja pamannja Husin wakil Sultan Atjeh di Pidie anak Al Mukammal dan saudara dari Sultan Ali Riajat Sjah' Iskandar Muda dengan tjepat bertindak untuk mengachiri ketega­ngan-ketegangan itu dengan mengadakan konsolidasi alat p e m e r in ­tahan sipil dan militer, serta menangkap pamannja Husin.

Kemudian Iskandar Muda menginsjafi pula bahwa kemadjuan suatu negara erat sekali hubungannja dengan kemadjuan ekononn cian kemakmuran rakjatnja. Dia melihat bahwa hasil bumi Indonesin pada waktu itu mendjadi rebutan bangsa-bangsa barat. Dia men^e taliui pula bahwa letak geografis Atjeh diudjung pulau Sumatera i?ng sangat menguntungkan itu adalah satu kurnia Tuhan jang niaha berharga. Tapi meskipun demikian ia menginsjafi pula adanja segi- segi kelemahan jang sangat merugikan dan akan selalu men^antja^ keselamatan Keradjaan Atjeh. Lalu lintas Selat Malaka tidak ter- genggam sepenuhnja ditangan bangsa- jang berdiam disekelilingnja sendiri. Pada permulaan abad 17 itu telah muntjul diperairan In­donesia bangsa Portugis, Belanda, Inggeris'dan Perantjis. M ereka meninggalkan negennja pergi bertualang ketempat jang sangat dja- uh. telah mela.ui berbagai-bagai matjam bahaja dan rintan^ai: ja n -

7M ohC Said; Op. cit.; hal. 145“R. M ohd. A li; Perdjuangan F eodal Indonesia ; P e n e ib it Ganaco

N .V .; Bandung — Djakarta: 1963; hal. 117.

— Go —

tid a k se d ik it . T a n p a m e n d a p a t im b a n g a n laba ja n g se tim p a l m e re k a tid a k akan m e la k u k a n p e k e rd ja a n ja n g san gat b e rb a h a ja itu . D isam - p in g itu te n tu m e re k a m em ilik i p u la sem an g at ja n g t ju k u p kuat dan b e rk o b a r -k o b a r . A g a r tu d ju a n p era n tau a n m e re k a k e tim u r b erh a s il, m e re k a ten tu sa d ja tidak segan -segan m ela k u k a n tin dak an -tin d ak an k e k e ra sa n d an p e rb u a ta n -p e rb u a ta n ja n g lit jik . - A p a b ila situasi ja n g d e m ik ia n t id a k d ih a d a p i d en g a n k esu n g g u h a n . k e b e ra n ia n bah k an d ju g a k e k u a ta n . m a k a tidak m u n g k in la h sebu a h n e g a ra b isa h id u p . D ia b a k a l d ite la n o le h salah sebu a h dari n eg a ra -n ega ra B arat itu.

P o l i l ik ra d ja -ra d ja A t je h dalam m en g h a d a p i situasi ja n g b er - k e m b a n g di In d o n e s ia sesu d ah k eda ta n g an o ra n g oza n g B arat. te lah tT iap. Isk a n d a r Mu'da m en eru sk a n dan m e n je m p u rn a k a n p o lit ik r a ­d ja -ra d ja s e b e lu m n ja . K a ren a itu p e rd ju a n g a n Isk a n d a r M uda selam a ia rn em a n g k u d ja b a ta n S u ltan K erad ja an A t je h dapatlah kita ru- m u sk a n seb a g a i b e i'ik u t :

1. M e m a d ju k a n p erm a g a a n in tern a s ion a l di A tje h .2. M e n tja r i h u b u n ga n d en g an k era d ja a n Islam d ilu ar In d o ­

nesia u n tu k m elaw an P ortu g is .3 .. M e n e n ta n g P o r tu g is dan m e re b u t kekuasaan tu n g ga l disela*:

M alaka.4. M elu ask an daerah k ekuasaan K era d ja a n A tje h .5. M e re b u t m o n o p o li tim ah dan lada ja n g m eru p a k a n hasil

u tam a In d on esia B arat dan M alaja .S esu d a h Isk an d ar M uda b erh a s il m elak san akan k on so lid a si

p e m e r in ta lia n pu sat, m aka langkah se la n d ju tn ja ialah m e n ju su n dan m e n g a tu r k e m b a li d aerah -daerah ja n g p ern ah d im ilik i o le h K e r a ­d ja a n A t je h . D a era h -d aerah ja n g m em isah k an d iri b a ik ja n g b ertin - dak seb a g a i n e g a ra m e rd e k a ataupun m e n g g a b u n g k a n d iri dalam o rb it k ek u a saa n D jo h o r , d ipaksa o leh Isk an d ar M uda u n tu k m e n g ­g a b u n g k a n d iri da lam o rb it kekuasaan A t je h . Isk an d ar M uda m em - b u tu h k a n w ak tu lim a tahun u n tu k m em b eresk a n d aerah -d a era h ini. D a era h -d a era h pan ta i barat S u m atera se p e r ti N atal, 'P a se m a n , T iku, P a riam an , S a lida dan In d era P ura d iadakan p erga n tia n p em b esa r- p e m b e s a r d en g a n p e m b e sa r ja n g b erw iba w a dan tja k ap m en d ja la n - kan tu gas, m e n g a tu r p em u n g u ta n p ad ja k , t ju k a i dan pen d apatan k e ra d ja a n la in n ja . N ias d ju g a d itak lu kkan ." D aerah -d aerah panta i tim u r S u m a tera b erh a s il pu la d ire b u tn ja ja n g se d ja k p em erin ta h a n A la u d d in S ja h d ari D jo h o r den gan B antuan B en da h ara T u n P erak b e rh a s il d im a su k k an dalam o rb it kek u asaan D jo h o r , Pada tahun 1612 A r u d ire b u t k em ba li. B ertu ru t-tu ru t D eli, R ok an , K am par, di-

"M ohd. Said, op . cit., hal. 147 dan G.K. N iem ann (E d ) Op cit.,Of? * ’ 1 ’

re b u t d ju ga . R ad ja In deragiri dan D jam bi dipaksa m en d ju a l ladanja k epada pedagan g A tje h .’ - D em ikianlah sed jak tahun 1612 pantai tim ur Sum atera dikuasai kem bali. Penguasaan daerah -daeiah tei- sebut d ju ga dim aksudkan sebagai balasan terhadap sikap Djohoi\ jang pada tahun 1610 dengan terang-an m em asuki A tje h dan m engadakan -perdjand jian 'persahabatan dengan Portugis. P erd jan d jian itu ditanda ■tangani oleh Sultan D joh or dan wakil Portugis Jeao L opes d Am o- reira pada tanggal 16 O ktober -1610.“ Sed jak tahun lb l2 . pantai tim ur Sum atera tertutup bagi pedagang-pedagang Portugis.

Sesudah Iskandar Muda m enutup bandav-bandar- lada di Suma­tera, Portugis m em beli lada di Patani. Patani tum buh m en cja i Pasai lada jan g besar. Lada dari D jam bi, Tndragiri, Pa em an& an <. ri seluruh Sem enandjung Malaja m engalir m e m b a n cjir i a am. i - dagangan Patani tentu sangat m erugikan A tje i- u a n ^ s •- n a iM uda m enjiapkan angkatan P ^ ^ ^ f ^ ^ ^ B a t u ^ S a w a r Ibukota K e-' tlagangan Patani. Dalam bulan D ju m l b i ~ , f ,ukuD k m t rad jaan D johor d .serang oleh arm ada A W * U . ;

Pasukan A tjeh ini. dipim pm oleh O ia g Lelaw angsa.''1 Ada Kaja Sri Maharadja dan Orang K aja « a J *djuga jang berpendapat bahwa pasukan A tjeh jan 0 m en je ibu ke D joh or itu dipim pin langsung oleh Iskandar Muda^- Benteng Batu Sawar. dan ibukota Batu Sawar dihantjurkan lata dengan bum i oleh A tjeh . Radja Bungsu, R adja Siak <masing-masing adik dan ipar Sul­tan D johor), Bendahara Tun Sri Lanang dan sedjum lah p e n y ir a / bangsav/an dibawa ke A tjeh sebagai tawanan perang. Sultan D joh or sendiri dapat m elarikan diri ke Bintan. Pada awal bulan D juli 1613 seluruh angkatan perang A tjeh telah kembali dengan selamat keA tjeh . . ■

Kem udian nasib Keradjaan D johor dibitjarakan. Karena Radja Bungsu dianggap orang jang bukan pro Portugis dan bersedia pula m engikuti politik Keradjaan Atjeh, maka kepadanja diberikan ke­sempatan untuk m em bangun kembali Keradjaan D johor. Radja Bungsu diangkat m endjadi Sultan D johor didampingi oleh sebuah badan pengawas jang terdiri dari orang-orang A tjeh dan dikepalai oleh Orang Kaja Radja Lelawangsa. Untuk mengeratkan tali keke- luargaan. Radja Bungsu dikawinkan pula oleh Iskandar Muda de­ngan adiknja.’ 1

‘ "S la m e l M u lja n a ; O p . c it .; hal. 261.'C .A . G ibson Hill, ” On the death o f Sultan a i -l .tm ;,, t

- A ,i^ “ S ' - ! £ * ■ * * * « v » ‘ - p m 1, S hEl m ! °-Ib id ., hal. 126."M o h d . S a id , O p. cit ., hul. 12!)

C .A . G ib son Hill, ftp . <J(., hal. 129.

Sedjak itu untuk sementara waktu terdapat hubungan jang erat antara A tjeh dan D johor. Diibukota Banda A tjeh terlihat pula kesibukan-kesibukan m engatur persiapan dan perentjanaan untuk m en jerang Portugis. D johor diikut sertakan memihak Atjeh. John Milward dan Thom as Best jang m engundjungi A tjeh tanggal 28 D juni 1616 m entjatat bahwa ia melihat Sultan D johor bersama Sul­tan A tjeh , m ungkin dalam rangka m enjusun persiapan m enjerang Malaka.1''

T idak berapa lama sesudah peristiwa tersebut diatas, agaknja suasana berubah. Sultan Alauddin Riajat Sjah II kem bali m endjadi Sultan D johor dan m em buat perdjandjian kerdjasama lagi dengan Portugis dalam bulan N opem ber 1615- Peristiwa ini disusul pula dengan pengirim an kem bali isteri Sultan Bungsu, adik Iskandar Muda ke A tjeh dan kemudian Radja Bungsu kawin pula dengan adik Sultan D jm bi. Hubungan D johor dan A tjeh raemburuk kembali dan pada tahun 1617 Batu Sawar dihantjurkan lagi oleh pasukan Atjeh. A lauddin Riajat Sjah II tertangkap, dibawa ke A tjeh dan dibunuh disana. Radja Bungsu sempat melarikan diri kepulau Lingga. Da­lam tahun 1623 digem pur oleh A tjeh pula pulau Lingga. Radja Bungsu m en jingk ir ke Tambelan dan nieninggal disana dalam bulan M aret 1623.’ "

Dalam tahun 1618, A tjeh mengirimkan 17.000 orang pasukannja untuk m en jerang Pahang. N egeri tersebut dikalahkan. Sultan A h­m ad, isterinja serta anaknja dari puteri Siak ditawan dan dibawa ke A tjeh . A nak Sultan Pahang ini kelak m endjadi Sultan A tjeh m enggantikan Iskandar Muda dengan nama gelaran Sultan Iskandar Thani. K edah ditaklukkan tahun 1619 disusul dengan Perak tahun 1620. K ebun-kebun lada di Perak dihantjurkan sama sekali.’ 7 De­ngan dem ikian daerah produksi timah jang penting di Malaja diku- asai. .Patani tidak usah diserang lagi, karena telah menjerah. Segenap hasil lada di Indonesia Barat dikuasai dan diangkut ke A tjeh oleh pedagang-pedagang A tjeh dan lain-lain, ketjuali Palembang, Lam- p ung dan Banten. Barang-barang tersebut diperdjual-belikan diban- dar-bandar A tjeh kepada pedagang-pedagang asing. Sedjak tahun 1623 itu A tjeh benar-benar m endjadi Keradjaan besar. Perniagaan Internasional di Asia Barat berpusat di A tjeh. Arm ada A tjeh me- nguasai lautan sekitar Malaja dan Sumatera. Persiapan pengcpungan setjara sistematis terhadap Portugis telah terbina.

* — 67 —

‘ Ibid., hal. 132."Ib id ., hal. 134.1'D.G.E. Hall, Op. cit., hal. 286.

— 68 —

B. H ubungan Internasional K eradjaan A tjeh dan Usaha IskandarIVIuda m cnghantjurkan Portugis di Malaka.

Seluruh rakjat A tjeh digerakkan oleh Iskandar M uda untuk m em bina Keradjaan A tjeh m endjadi K eradjaan ja n g besax\ Djalan jan g sebaik-baiknja diantaranja ialah m em adjukan A tjeh sebagai bandar internasional. Sifat-sifat Banda A tjeh m em ang sudah inter­nasional lama sebelum Iskandar Muda naik tachta keradjaan, tetapi pada masa Iskandar Muda keadaannja tambah m eningkat m adju K arena politik Iskandar Muda jan g m elarang pedagang- asin<* m em beli lada langsung kedaerah-daex-ah produksi ja n g dikuasai A tjeh , maka pedagang-pedagang asing itu terpaksa datang sen d iri kebandar-bandar A tjeh . Dengan sendirinja pem bongkaran dan p e xnuatan kapal-kapal asing hanja berlangsung dibandar-bandar A t je h ' Lada dari seluruh daerah A tjeh, Aru, Kampar. Indragiri, D jan i)ji Malaja. Bengkulu dan berbagai tem pat lain dipantai barat Sun ’ tera dibawa oleh pedagang-pedagang A tjeh dan bumiputex-a la inn ^ ' kepelabuhan-pelabuhan internasional jan g sudah ditentukan S ee m atjam barang-barang dari luar negeri d iperdjual belikan pula rr pelabuhan-pelabuhan internasional itu. Kain pulikat dari K orom a sutera dari Malabar, Siam, Tjina dan D jepang, m injak wangi n.^e* Eropah, perak dan emas dari Minangkabau, tim ah dari Pahang, p dan Kedah, rem pah-rem pah dari Maluku, sem uanja terdapat labuhan A tjeh . Kapal-kapal Arab, Persi, Pegu, Turki, Siam T .

" J- : - antT-i Hinplahn'han 34 ’ _

e-‘ a,labunan /vijeu. --------, w , -------- ,

Inggex-is, Perantjis, dan Belanda anti'i dipelabuhan A tjeh .18 ’ t t ■sekedaLr melengkapi tanggapan kita mengenai keadaan pelahA tjeh pada masa itu, kita kutip dari Van L eu r keadaan padn aivsebuah pelabuharx A tjeh dalam tahun 1636. :

” ..... various vessels were come to Achin, and more n, •,been seen in many years, namely : 11 nave

3 thrf e from Coromandel Coast that brough more than son > of cloth on the market. 0 P&cks

1 one from Pegu A11 Ia.den it]1 one from Surat > roucou dved etr cott<>n,1 one from Dabhol ) ship brought two 1f0? abl,°I1 o n e from the Malabar C o a s t ) agift fo r the Kin<* ,101ses as

7 ship

In that way, as has been said, Achin being filled with merchandises so that they have dropped in price by almost the

half” .'9

ISSlamet Muljana, Op.cit., hal. 262. •J.C. van Leur, Op. cit., hal. 179.

4

/

Disamping kapal-kapal asing jang berlabuh di Atjeh. kapal A tjeh djuga banjak sekali kita djumpai disana. Kapal-kapal Atjeh djuga berlajar keseluruh bahagian Keradjaan A tjeh untuk meng- ambil hasil-hasil jang akan diperdagangkan dibandar-bandar A tjeh dan kapal-kapal A tjeh djuga berlajar kedaerah-daerah Indonesia la- innja dan keluar negeri seperti : India, Afrika. Mesir, Siam dan philipina. Keuntungan Sultan Atjeh dari perdagangan itu amat be­sar. Kemakmuran rakjat dan penghasilan negara meningkat. Istana keradjaan A tjeh jang indah dan mewah dapat dibangun dan tersohor di Asia. Perhiasan mas banjak dibuat diibukota dan disekitar kota pelabuhan. Penghasilan jang amat besar itu m em beri kemungkinan pula untuk membangun armada jang sangat kuat dan memang ke- kuatan serta ketangkasan angkatan perang Atjeh termasjhur waktu itu.'-" Banda Atjeh pada masa pemerintahan Iskandar Muda m e­nguasai lalu lintas internasional di Selat Malaka. Pelabuhan Malaka mulai m erosot.

Hubungan Keradjaan Atjeh dengan bangsa lain selain Portugis adalah hubungan biasa. Atjeh tetap mempertahankan hak pertuanan didalam negeri. Hubungan dengan negara-negara Islam terus ber- djalan baik seperti sediakala dan solidaritas antara negara-negara ini terus diperkuat. Bala bantuan dari Mesir dan dari keradjaan Islam lainnja berupa pasukan-pasukan artileri, infantri, tenaga-te- naga ahli dan alat-alat persendjataan perang terus diberikan kepada A tjeh seperti jang sudah-sudah. Disamping itu dengan kedatangan bangsa barat lainnja seperti Inggeris, Perantjis, mereka djuga di­terim a m enurut adat-istiadat Atjeh. Hubungan diplomatik antara Sultan A tjeh, baik dengan Belanda maupun dengan radja Inggeris adalah hubungan diplomatik biasa. Persetudjuan jang ditjapai antara negara-negara itu, baik berupa persetudjuan dagang, maupun mi­liter dan lain-lain, tetap didjaga agar saling menguntungkan. Atjeh berusaha agar hubungan-hubungan diplomatiknja dengan luar negeri dapat m em perkuat posisi Keradjaan Atjeh dalam segala bidang, ti­dak sadja dimaksudkan untuk m emperoleh kemampuan memper­tahankan' kedaulatannja dan menangkis tiap antjaman jang ditu- djukan terhadapnja, tapi jang paling penting sekali ialah untuk m enghantjurkan Portugis di Malaka.

Sesudah Portugis dibawah pimpinan de Castro dahulu dipukul m undur oleh Iskandar Muda, maka Inggeris dan Belanda serta bang- sa-bangsa lain menginsafi bahwa Keradjaan A tjeh tidak mudah di­pukul begitu sadja. Belanda terpaksa memusatkan perhatiannja ke- tempat lain diluar A tjeh terutama ke Malaka disamping Djawa dan

— 69 —

““Slamet Muljana, Op.cit., hal. 263.

— 70 —I

Indonesia Tim ur. Dalam tahun 1608 kegiatan Belanda m enghadapi P o r t u g i s telah m em untjak. Belanda m elihat bahwa kekuatan P o r ­tu5 s d? Malaka s e b e n a r n ja tidak besar, Belanda ingin menguasai Malaka M enurut perhitungan orang Belanda sesudah kekuatan Be- fanda ada di Malaka, mudahlah bagi Belanda untuk m elem ahkan ne- geri-negeri Melaju dan Atjeh. Pertikaian D johor dan A tjeh akan dipergunakan sebaik-baiknja untuk m em perbesar pengaruhnja. B e­landa berusaha m engadjak kedua-duanja untuk m en gh an tju ik an P ortueis di Malaka. Politik ini didjalankan dengan sangat berliati- hati agar A tjeh dan D johor tidak m engetahui rahasia impian B elanda u n t u k mem iliki Malaka. Apabila Malaka sudah dikuasai barulah p o ­litik m engadu dom ba antara A tjeh dan D johor dilakukan. A rm ada Belanda dibawah pimpinan M atelief masuk ke D johor dengan m aksud m e n g a d ja k D johor m enjerang Portugis dan m engikat p erd ja n d jian r le n s a n D johor dimana Malaka akan diserahkan kepada B elan da bila berhasil direbut. Tentu sadja perd jandjian jang dem ikian tidak begitu m e n a r ik bagi D johor, karena perdjandjian jang isinja d em i. kiali sama sadja dengan m enjerahkan Malaka kepada penguasa b a ru ian « segar bugar dan m engusir penguasa lama jang sebetulnja h an p1r=am bruk. Lagi pula D johor lebih kuat.r kepada A tjeh d a r i p ^ Portugis. D johor m engadjak Belanda supaja bersama-sama n ien iukm A tjeh . Tentu sadja usul ini sangat berbahaja bagi kepentingan B e , landa. sehingga Belanda hanja bersedia m endjandjikan akan n ie . n ja m p a ik a n djasa:djasa baik kepada A tjeh , agar D joh or d jan gan diserang dan djika D johor diserang djuga barulah Belanda meni- bantunja.- Disamping itu Belanda jnengharapkan djuga agar Sul­tan D johor mengizinkan Belanda m endirikan benteng di D joh or Sultan D johor hanja dapat m em perkenankan untuk m endirikan kan­tor dagang sadja. Achirnja perdjandjian antara D johor dan B elanda tertjapai djuga. Perdjandjian itu ditanda tangani pada bulan S ep ­tem ber 1606. Sementara itu pihak Belanda telah pula m em buat persetudjuan dengan A tjeh dimana kedua negara telah setudju untuk menjatukan tenteranja dalam m enghadapi orang P ortugis. Dengan djalan demikian Belanda sedang m entjoba m endjalankan politik berm uka dua.

Karena perdjandjian dengan D johor berdjalan seret, m aka pada tahun 1608 Pieter W illem sz V erh oef singgah di D joh or dan m engi-. ngatkan Sultan D johor akan perdjandjian jan g telah ditanda tangani dalam bulan Septem ber 1606, dalam perd jand jian m ana m enurut V erh oef Sultan D johor telah m em beri izin kepada p ihak Belanda untuk m endirikan benteng di Batu Sawar. P em utar balikan isi per­d jandjian ini dibalas oleh Sultan D joh or dengan usul, supaja pihak

2IC.A. Gibson Hill, Op.cit., hal 130.

Belanda suka membantu Djohor dalam menghadapi tentera Atjeh. Djika usul ini diterima. maka izin membuat benteng di Batu Sawar akan diberikan. V erhoef menolak usul tersebut.-- Dengan peno- lakan itu inaka hubungan Belanda dan Djohor mendjadi buruk. P o r t u g i s mendekati D johor dan berhasil memikat Sultan D johor de­ngan mengikat sebuah perdjandjian jang ditanda tangani pada tang­gal 16 Oktober 1610.

Pada tahun 1624 tentera Atjeh telah memasuki Inderagiri dan berm aksud menggem pur Djambi. Mula-mula Belanda berniat untuk m efnberikan bantuan kepada Radja Djambi, tetapi niat itu dibatal- kan karena ada rasa takut bermusuhan dengan Atjeh. Bagaimana- pun Belanda tetap bersahabat dengan Atjeh untuk m m peroleh lada dan u n t u k dapat bersama-sama merebut Malaka dari kekuasaan Por­tugis. Portugis adalah musuh utama jang perlu diusir dari Malaka. Untuk itu pihak Belanda merasa perlu bersikap baik terhadap Sul­tan A tjeh. Sebenarnja sikap Belanda itu bertentangan dengan po­litik m onopoli dagangnja jang harus dipaksakan kepada radja-radja I n d o n e s ia . Untuk itulah seorang kuat jang bertindak tegas dan ber- tangan besi telah pula dikirimkan ke Indonesia untuk mendjadi gu- bernur djenderal jaitu Jan Pietorzoon Coen. Mengenai sikap Belanda terhadap A tjeh itu, baiklah kita ikuti uraian R. Mohd. Ali. :

” Jan Pieterzoon Coen dengan penuh keinsafan tidak memilih suatu tempat untuk mendirikan bente,ng Belanda jang pertama di Indonesia didaerah Atjeh, karena ia jakin benar bahwa tidak mungkin Atjeh akan memberikan kesempatan untuk siasat jang demikian iiu. Pada hal Belanda sangat besar hasratnja untuk me- lemalikan kekuatan Portugis di Malaka. Untuk inenjelamatkan kn-pal-kapal dagang sepandjang Selat Malaka. Belanda terpaksa mengaatarkan kapal-kapal ini dengan kapal-kapal perang” .-3

’ 'Kepulauan Maluku betul djuga- merupakan titik berat dalam perdagangan V.O.C., akan tetapi Selat Malaka a-dalah pintu Indo­nesia ja.ng terpenting dan oleh ka-rena itu Belanda selalu berusahai untuk merebut kota Malaka. Tetapi andaikata Belanda dapat men- duduki suatu tempat dipantai Atjeh sepandjang Selat Malaka, barang tentu orang Portugis dengan mudah dapat ditentang dan dibinasakan. Maka sungguh besar arti kekuatan Atjeh pada waktu Coen memilih suatu tempat untuk mendirikan benteng pertama di Indonesia-. Sultan Iskandar Muda sudah tjukup kuat untuk menolak tiap-tiap tawaran dan tjukup sentausa untuk menan"kis tiap-tiap serangan Belanda pada sa’at Coen mendirikan Batavia

--Slamet Muljana, Op.cit., hal. 259.-SR. Mohd. Ali, Perdjuangan Feodal Indonesia Penerbit Ganaoo

N.V:, Bandung-Djakarta, 1963, hal: 117: ’

S ; , i ? siasat kolonial Belanda di Indonesia berlainan | Tnw prk I J.P.Coen menduduki pantai Atjeh” ."1 !

euh t p S i t ? Perlombaan dagang ketim ur itu sungsuh-sung- j y o r } erutama dl Asia Tenggara. B elanda dengan berdirinia ;diperolehnia r if iv kUat' K euntungan-keuntungan b ssa r jang jsar sekali bagi Belinda u n t u ^ 1™ membei'> bantuan jan* be- j makin lama L k h T ? k memperkuat kedudukannja. Belanda j lihat pada ked^adian-keH- ° r S terhadaP Inggeris. hal ini dapat kita ; tempat-tempatJ lain k J3 1311 d3n Peristiwa di Ambon. Batavia dan I Paksa mengamin l a n S f * Timur Inggeris di London ter- Injataan ini. Salah" situ ay*gkab tertentu dalam m enghadapi ke' :

, Iskandar Muda agar 3 ialah mentJoba memikat Sultan |ltu Kompeni India Timur T n ^ 31 kepada Inggeris. Oleh karena : masmg-masing bernarm n,. 6ns telab mengutus dua buah kapal , Thomas Best. Thomas Besl S °I I f 3I? HosiaiJder di bawah pimpinan dan permulaan Djuli leil* J eradd di Atjeh selama bulan Dju”1 j ngadakan perundingan da?-,, Ug3S Thomas Best ialah un tuk me- | paiican surat Radja James I n f? 830 Iskandar Muda dan menjanv !

u e Z P8rmintaan ag3r Suita-? 't S llltan A t je h . S u r a t J a m e s I it* ;in S L T ? Cda®an8 ^ ggeris b i v ? 3 r . Muda daPat m engizinkan , asing. Si)Ulf n mternasional iano- aJ ang diP °labuhan-pelabuhan sela- diawaban3 tersebut telah dibala lperuntukkan untuk orang-oran» j

* * • jan g serla ■B T j f c . - i S « 3 r S k tt jo r ii per- !Iskandar MudaSttUdiui oleh Sultan T k 8 Ingge? is di Tiku dan P8j I Thomas Best ari^e£ ada Janies I h, ^ fgaim'ana bunji surat Suita” ■ datangan tamu-ta 3 baik sekali. Suita, !maan sultan terhadap lah diberi ge[ar dari Inggerjs 1 sangat gem bira dengan ke Atjeh waktu itu Un? r,ang Kaja p u tjh , an kePada Thom as Best t* gelar itu adalah kai-P Sese°rang biasa’ kurnia i ang tinggi d , kapal Portugis ketik°a d]asanjaydirna^ ng6nai sebabnja ia dib®1 1 dapat merampas karni !lendak Jmenern*h 13 telah berhasil memuk^" w Jang m aslph S lduT / 0t lu 8« itu b ° 05 k c T h o m a s B < f----------------------------- “ UR K >P»1. m « a ta „ l S tt ta d a n a n a k bua»

- ‘Ibid^hai~7i8 ' " bU3h kapal sen iua '1,13 !Gil*S(>n Hill n !

kutip dariUMohd1SaidAtAeh .^ a d a ^ R 1 , 127-“C Ex?nnrei l b^ V ’’APn'CA ce5 ^ f l63 d®'i Inggeris penuljj jsekedar pendjelasa^i t'S 'B” Vo1- XXy°t£ S° me of th °h^ ' Said m £ ng-utipc $■ 1 iiuloiiesian Sm-ili . ^kahan 107 w O ldest M alay /■ j" * U n tu k m en ch 'K .g’ hal. 254. Selanrr ’ W van t 1 p u la . B .S c l » * e $

anclmtnjn l i C !T°eve LM’ The Hag1'6 i-ldt Lamnivov, tT i

— 73 —

d-serahkan kepada Iskandar Muda. Untuk membalas djasanja lagi, sultan bersedia pula mendjual kemenjan jang pada waktu itu sudah terkumpul dipelabuhan kepada Thomas Best dengan harga mural), seberapa sadja ditawar oleh Thomas Best. Kemenjan itu telah dimu-

kekapal Thomas Best itu dengan harga pendjualan 25 tahil se- . oahar, sedangkan harga pasar pada wakt-u itu antara 34 dan 35

tahil sebahar. - 1 Didalam perdjandjian dagang itu telah tertjantum pula perdjandjian bantuan dan pembelian sendjata untuk memper- -jUat angkatan perang Atjeh. Realisasi dari perdjandjian ini dapat d'lihat dari kundjungan John Millward dengan kapalnja jang ber- hama Thomas. Miiward menghadap Sultan Iskandar Muda tanggal - 8 Djuni 1615, dimana pada waktu itu dia menjerahkan bingkisan berupa sebuah meriam besar dengan keretanja, pelor, beberapa t0ng mesiu dan lain-lain alat perang: Dalam buku harian John Willward mengenai itu ditjatatnja antara lain :

• • • "W e carried for a present, a grea<J peace of orcl nauce; with fhe carrieges, tweniy Bullets, a Ladle, skourer, two barrels ° f Powder; twelve fowling peeces; tenne swords; sixe fine Baftas;

wrapped in the King's colours

Penting pula dikemukakan disini bahwa pada tahun 1621 telah Pula datang ke Atjeh Laksamana Agustin de Beauliau dari Kongsi ^agang Perantjis. Ia membawa djuga surat tanda mata dari Radja Ferantjis untuk Sultan Atjeh. Beaulieu datang dengan 3 buah kapal Perang j ang terdiri dari kapal-kapal Montmorency (450 ton) dengan

• 162 peradjurit diperlengkapi dengan 2-2 meriam, Esperance (400 ° n) diperlengkapi dengan 117 peradjurit dan 26 meriam dan Her­

i t a g e (75 t0n) dengan 30 orang peradjurit dan 8 meriam. Melihat Perlengkapan kapal jang demikian itu dan tjatatan-tjatatan jang

uatnja kemudian tentang Atjeh demikian telitinja, mulai dari ^eadaan istana, angkatan perang dan peralatannja, kapal-kapal da- ^ ng dan kapal-kapal perang, serta soal-soal lainnja, dapatlah dikira-

*rakan bahwa kundjungannja ke Atjeh tidaklah semata-mata urusan agang dan muhibbah sadja. Lebih djauh tentu mempunjai maksud-

alaksud jang lain. Tidak terdjadinja suatu peristiwa jang bersifat gressif dari Beaulieu, sedikit banjaknja memberi kesan pula bahwa

S \ ; :C.A. Gibson Hill ’ ’Raffles, Acheh and the order of the Golden Ukurpv.’’ . Vol. XXIX Part I, 1956, hal. 6. Tahel adalah

277at?,t a * • Gibson Hill, On the (ieath of Sultan Alauddin II of Johore

" ” >n 1613, J.M.B.R.A.S., Vol. XXIX Part I, 1965, hal. 131.

♦•mt herarti d ibandingkan dengan ar- orm adania masih tidak bera v B eaulieu beserta

“ T T t i e h j a 81111 pada " ' " ^ a i k d iscrta fu p a liara inn-. m n-hongannia telah d.terima d en g a . tori- J “ elbaga! t mpi'iah dan telah pula dibawa sampai kepada detailnja dapatKarena itulah banjak h ^ ‘h d ® kan tjatatan Beaulieu ini dan buku riitiatat oleh Beaulieu. B e i^asarJ ^ _ _ J n & lebih djelas tentang Bustanussalatin d a p a l ang 1)enjerangan terbesar terhadapS r o l e ^ K - U 'a r l d a p a 'd a tahun

. v,wa selarna Iskandar Muda m em erin tah B e a u l ie u mengatakan telah m endjadi peradjurit ja n g

A tieh laki-laki dan v,ai. terpenting dalam angkatanlerbaik di Nusantara- K ekuata 3 ka al_kapai perang dalam dj u m . nerang adalah : dttaut terd ‘ x antri jang diperkuat oleh kafa leri L h besar; didarat Pasulg pasukan artilen. Ditiga buah p e la b u - t e n t e r a Gadjah dan ada ^ p id ie tersedia beratus-ratus kapal p e . han, Banda A tje > Beaulieu itu dikatakan djuga bahwa kapal-rang itu. Da] a™ ^ da jan g djauh lebih besar dari kapal-kapal p era n g kapal p e r a n g “ a 0} eh orang Eropah pada zaman itu. Kapal ja n g jang pernah dibuax ^ ^ ^ pandjangnja, 0 rang A tjeh amatpertengahan sau] ^ tap. berat? terlalu lebar ^

ahU d id a p a t i bilik-bilik. Djuga dajungnja pandjang-pandjangtxngg'n Setiap dajung dikajuh oleh dua orang. KaPal p eran g tap, enteng_ _baik sehabis dipakai berperang. K ew adjiban m en-itu d ipeun ^ didisipiinkan kepada petugas-petpugasnja. Iluku- d ia g a ia berat sekali kalau kewadjiban itu dilalaikan. Setiap kapal inannj djsediakan beberapa meriam besar dan sanggup m em baw a ^•nnsampai 300 orang tentera. Gadjah tjukup banjak. B inatang ini

penting sekali dan sangat dibutulikan dalam peperangan.* al kapal jang akan dinaikkan kepantai untuk digalang dan di-

nan'' g a d ja h la h jang menariknja. Ditaksir tidak kurang dari 900 Sk - g a d ja h kepunjaan sultan sendiri. Semuanja tahu m endjalankan 6 ~°intah dalam peperangan. Sudah terlatih untuk berlari, m em belok u n t u k b e r h e n t i , duduk, berlindung dan sebagainja. G adjah-gadjah ini d a la m upatjara bisa serentak disuruh m enjem bah kearah istana

'"Itiwti kundjunftan A u stin de Beaulieu ke A tjeh selen'gkapnja (hitVii dibatju dalam buku Mohd. Said, Op.cit., hal. 179 s/1 182, H.i . Zawuddin Op.cit., hal. 302 s /d 310. Kisah Beauheu beseita tjavaUn-

ba*ai pengarang sedjarah mengutip dan sana seu „ mengenai tjatatan Beaulieu.

dan menaikkan kakinja tiga kali untuk menghormati sultan. Demi- kianlah kira-kira kekuatan angkatan perang A tjeh waktu itu se- pandjang tjatatan Beaulieu. Sudah barang tentu kekuatan jang se- benarnja lebih besar dari itu jang barangkali tak sempat atau tidak diperlihatkan kepada Beaulieu.

A tjeh akan selalu merasakan bahwa kedudukan Portugis di Ma­laka sebagai duri dalam daging. Melaluilkota Malaka Portugis terus m enerus menghasut-hasut negeri-negeri sekitarnja j ang takTTflt-ke- pada A tjeh untuk menentang kekuasaan. Atjeh. Lagi pula A tjeh ' m em punjai kepentingan jang vital atas Selat Malaka dan keku? saan tunggal atas selat itu harus berada ditangan Atjeh. Dengan m eningkatnja perdagangan internasional di A tjeh , k ekuas&an tun'g- gal atas selat itu makin terasa keperluannja. Adanja P ortu g is 'd i Malaka adalah hambatan ja ng paling besar Terhadap fealisasi tjita- tjita itu. Sebab itulah fentjana menjefang_ Malaka^ tetap merupakan program jang selalu "harus dicTjalankan dengan segera. Seiunih

politik luar dan dalam negeri Iskandar Muda dapa’t kita lihat meif- d jurus kearah pelaksanaan tjita-tjita tersebut."" ' •

Serangan pertama terhadap bandar Malaka selama pcm crint'v han Iskandar Muda dilangsungkan pada bulan N opem ber 1615 di­bawah pim pinan Orang Kaja Sri Maharadja dan Orang Kaja Lak- tamana. Penjerangan ini tidak berhasil baik, karena persiapannja jang kurang sempurna dan menurut buku Bustanussalatin karena adanja perselisihan antara Orang Kaja Sri Maharadja dan Orang Kaja Laksamana."" Mungkin pendapat itu ada benarnja djuga. tapi disam ping itu kenjataan lain menundjukkan pula sebab-sebab kegagalan penjerangan itu. Pertama, Portugis pada waktu itu berada dalam kondisi jang baik karena baru sadja mendapat tambahan ke­kuatan sebanjak 10 buah kapal perang besar jang didatangkan dari philipina dibawah pimpinan Gubernur Manilla, Dom Jaoa Da Silva .”1 Kedua Belanda jang pada mulanja telah membuat perdjandjian di­mana pasukan Atjeh dan Belanda akan bergabung bersama-sama me- n jerang Portugis, telah membatalkan rentjana itu setjara sepihak karena merasa takut waktu niendengar kabar tentang tambahan ke­kuatan Portugis dari Philipina. Pasukan Belanda mengundurkan diri dan bersem bunji dipelabuhan Djakarta. Hanja Inggeris jang me- nepati djandjin ja jaitu dengan mengirimkan sendjata dan perleng- kapan perang jang dibawa oleh Millward pada tanggal 28 Djuni 1615 tersebut diatas.

Iskandar Muda membutuhkan waktu 14 tahun lamanja untuk m engatur dan mematangkan persiapan jang sistematis. Penjeranaan

3"G.K. Niemann (Ed.), Op.cit.. hal 126 “■Mohd. Said, Op.cit., hal. 158. ‘

— 76 —

i-edua int adalah ^ “ ,eruP‘ l!S

mengatakan :

’This defeat constituted a turning point ^m ati-a 's* w«st

* °onf S y , i ^ s\ « f - i t f o' . Z 4 t £ t « S v a r h a ^ d T y V a h , r a j a s 'o f MenangUa**

and SuUan of Johore’ .'- (

■ Tanggal jang pasti dari penjerangan ini «* djelas.tapi jang sudah past! ^ kapal

0? a n T p « a « “ rit: S e d ja k sa’ at pertama sampai be- S i r n j a penjeranga., itu berlangsung selama lima bulan Pasukan nasukan Atjeh dipimpin oleh dua panglima jang terkenal dan bei oengalaman dalam pertempuran diperairan ini jakni Orang Kaja Laksamana dan Orang Kaja Radja Setia Lela. Panglima pertahanai1 Portugis di ilalaka waktu itu ialah Diego Lopez de Fonseco.:,:!

Dalam pertempuran laut pertama dekat Malaka,- angkatan laut Portugis dapat dipatahkan kekuatannja. Sa’at-sa’at penclaratan Per' tama pasukan Atjeh, kedua belah pihak menundjukkan senuuigat tempur jang sangat tinggi. Dalam waktu jang singkat pasukan A tje11 berhasil menduduki sebahagian besar bandar Malaka. A chirnja P °r' tugis hanja bertahan di Sint Paul’s Hill jang dinamakan djuga be*1' teng A.Famosa. Berbulan-bulan pasukan Atjeh mengepung benten* ersebut, tapi Portugis tetap bertahan dan tidak bersedia m enjera '1-

b e S . S n t i5a,gl PaSUkan A ljeh karena sekian lama p ertem p u r^ ( i b S balabantuan baru jang masih segar untuk m enggatl Uk pasukan jang sudah letih tak kundjung Uba. P e n g e p u n g 3* jang terlalu lama oleh pasukan Atjeh, telah m em beri peluang *>aJ. . Portugis untuk memmta bantuan kepada tetangga Malaka jan g a djadi musuh Atjeh, jaitu Djohor, Pahang dan Patani. D isam P *f

; r “ f T or kUP WaktU PUla mendatangkan b a l a ^ -

SlAtuaf Pertempuran sudah tidak menguntungkan p a s u k a n Angkatan laut Patani> Pahang> D iobJ ^ ™ * uan P o ^

“ B.H.M. Vlekke, Op.cit., hal. 121

A t je h cU 2m !i]a k l f a c l a ‘ tahun1 &16 2 F p 6 ' ^r U13nbahan davi : Mohd Said Op cit hal u V T mempergunakan b tf,,haj; 122; S lam et k n i f t

gis jang baru datang dari Goa dibawah pimpinan Nuno Alvares Bathelho sekarang bahu membahu melawan angkatan laut Atjeh dekat Malaka. Angkatan laut Atjeh dapat dipatahkan kekuatannja. Didaratpun pasukan-pasukan Pahang, Patani. dan Djohor berhasil pula menghantjurkan pasukan Atjeh jang sudah lelah itu. Orang Kaja Radja Setia Lela dan Orang Kaja Laksamana dapat ditangkap serta diserahkan kepada Portugis, tetapi kemudian tewas djuga ka­rena melawan. Sisa pasukan Atjeh jang dapat diselamatkan mengun- durkan diri kembali ke Atjeh. Sekali lagi Djohor, Patani dan Pa­hang berhasil menjelamatkan Portugis dari keruntuhannja. Semen- djak itu tidak pernah lagi ditjoba merebut bandar Malaka oleh Atjeh. Serangan ketjil-ketjilan masih terus dilakukan terhadap ka- psl-kapal Portugis jang sedang berlajar, tetapi serangan-serangan itu tidak membawa perubahan apa-apa terhadap kedudukan orang Por­tugis dibandar Malaka-

\C. Keradjaan Atjeh Sesudah Iskandar Muda.

Sesudah kegagalan Iskandar Muda pada tahun 1629 itu, ia ma­sih memerintah selama 7 tahun lagi. Kekuatan angkatan perang Keradjaan Atjeh, terutama angkatan lautnja sudah sangat berkurang sedjak sa’at itu.’ Sesudah tahun 1629 itu djuga Atjeh betul-betul sedang mendjalani suatu masa dalaifi sedjarahnja jang disebut oleh: B-H.M.Vlekke ” a turning point in Atjeh’s History” . Meskipun demi­kian haluan politik Iskandar Muda tetap tidak berubah, keras dan tak kenal kompromi. Kewadjiban untuk memelihara kewibawaan Keradjaan A tjeh tetap dapat didjaga baik kedalam maupun keluar. . Ketegasan sebagai pemimpin jang ulung masih ditundjukkan oleh Iskandar Muda pada sa’at-sa’at terachir dari hajatnja dengan meng- hukum mati putera satu-nja ja'ng akan menggantikan kedudukan-

Hukuman ini d :djatuhkan karena puteranja itu melakukan ke- ralahan jang tak dapat diampuni dan berbahaja pula untuk rakjat A tjeh pada masa jang akan datang/ 4 Sebelum ia mangkat ia telah mewariskan Keradjaan Atjeh. kepada, menantunja Iskandar Thani artinja Iskandar jang kedua. Sultan Iskandar Muda mangkat pada 29 Radjab 1046 Hidjrah atau 27 Desember 1636. Dia meninggal

usia 46 tahun: djadi masih belum tua. Sebagai seorang negara Wan sebetulnja dalam umur jang sekian masih sangat segar. Tapi takdir Tuhan harus berlaku, tak kuasa manusia menolaknja.

Sultan Iskandar Thani naik tachta Keradjaan Atjeh dengan gelar Sultan Iskandar Thani Alauddin Mughajat Sjah. Haluan politik Keradjaan A tjeh mulai berobah. Politik pemerintahan Iskandar Thani lebih lunak dibandingkan dengan politik Iskandar Muda. Politik

^ ^ n t a h a n n j a lebih dititik beratkan pada pembangunan dan mem-

‘R. Mohd. Ali, Op.cit., hal. 121.

— 78 —

perluas berkem bangnja pendidikan agam a Islam. M enurut bu k u Bus- lanussalatin sultan ini alim dan adil. B anjak hukum agam a dipe- xintahkannja untuk dipatuhi dan didjalankan dengan baik. Perobahan politik jan g lain ialah. Iskandar Thani m em biarkan Malaka direbut oleh Belanda. Putera-putera A tjeh telah banjak djatuh korban sedjak masa satu abad sedjarah perdjuangan m erebut bandar Malaka dari Portugis. Sebab itulah selama pem erintahan Iskandar Muda tak p er­nah ia m em beri kesem patan kepada siapapun untuk merebut Ala- laka. Kesempatan lain jan g d iperoleh Belanda sesudah m eninggaln ja Iskandar Muda, ialah berhasiln ja Belanda m em buat p erd ja n d jian de- ngan Sultan Iskandar Thani m engenai perdagangan tim ah di Pera'* Dalam perdjandjian itu Iskandar Thani telah m engizinkan B e la u d " m em beli timah langsung kedaerah produ ksi.3'1 Dimasa Iskand

"Muda semua transaksi hasil-hasil produksi dalam wilajah K eradi-j 31 A tjeh dipusalkan kebandar-bandar internasional jang sudah dit 311 tukan. Izin jang diberikan oleh Sultan Iskandar Thani in i m erun a1-611' kesem patan jang baik bagi B elanda untuk m enanam kukunja dalam di Perak, sehingga m enim bulkan keruwetan-keruwetan "berlarut-larut sampai kepada penggantm ja jan g keniudian '1anS

Pada tahun 1641 Belanda dengan bekerdja sama dengan rv telah berhasil m erebu t Malaka dari tangan Portugis. Oran J° h o r Portugis disuruh pilih m endjadi orang bebas, preman di Mai ,^ ’0 ra » g Banjak jan g pindah ke Goa dan ada djuga jan g pindah k-p £ a / G ° a- B enteng A.Fam osa di Malaka didirikan pada achir tahun 1 tav ia. bertahan selama 130 tahun, djatuh pada tanggal 30 Diai d aPatD joh or jan g turut mem bantu Belanda tidak mendaDal l 6 4 l - 3"apa-apa dari penaklukkan itu. Baik A tjeh maupun Diohn * nt unSan biarkan sadja Malaka diduduki Belanda, tanpa m em hl , h m e m- apa-apa. Kedua negeri ini sudah tak berdaja lagi K p W n l'eaks> laut Atjeh jang disegani oleh orang-orang barat telah in f " a,ngkatan penjerangan Malaka jang gagal pada tahun 1629 d 1 T sed Jak djatuhnja Malaka berachirlah persengketaan Atjeh Diah DenSa» dah berlangsung berpuluh-puluh tahun lamanja densan i j3ng Su' dipihak Belanda. Impian dan tjita-tjita pendiri K e rad jaan A+mUngan diteruskan dari generasi kegenerasi sehingga mentjaoai - jang pada masa Iskandar Muda untuk m endjadi penguasa tun PUntjakn*ia lat Malaka hantjur sama sekali. ggal c!i Se-

Djatuhnja Malaka ketangan Belanda bukan sadia tidak iungkan Atjeh dan Djohor, tetapi telah membawa akibat mengun- ngat luas pada situasi di Asia Tenggara. D.G.E. Hall ^’ ’Its tall revolutionized the situation in A rc h ip e la g o ” 37 ~

s 'D.G.E. Hall. Op.cit., hal. 289.hu -,',25« dan S!amet Mwljana, Op.cri., ha] o71D.G.E. Hall, Op.cit., hal. 257. '

— 79 —

Schrieke m engatakan : ’ "de val van Malaka was de voorbode van het narierend ende van Mataram's onafhankelijkheid” (keiljatuhan Ma­laka adalah sakaratul maut bagi kemerdekaan Mataram).3' Meski- pun Malaka tidak didjadikan pangkalan kegiatan Belanda di Asia Tenggara um um nja dan Indonesia chususnja, tetapi sebagai pang­kalan pengawasan lalu lintas internasional diselat Malaka adalah sangat dipentingkannja. Sedjalan dengan kemadjuan V.O.C. jang ma- kin meningkat. Malaka telah didjadikan pula pangkalan perluasan pe- ngaruhnja di Indonesia Barat dan Malaja. Periode sesudah djatuhnja Malaka kepada Belanda adalah periode zaman gemilangnja V.O.C. M eskipun A tjeh tidaklah mengalami nasib seburuk daerah-daerah lain di Indonesia dalam arti kata musnalinja kemerdekaan jang sa- ngat dihargai, tapi daerah-daerah takluknja satu persatu ditjopot oleh Belanda.

Tidak lama sesudah djatuhnja Malaka, maka pada tanggal 15 Pebruari. 1641. Iskandar Thani meninggal dunia. Ia digantikan oleh perm aisurin ja puteri Iskandar Muda jang bernama Tadjul Alam. Gelaran selengkapnja adalah Sri Sultan Tadjul Alam Safiatuddin Sjah Berdaulat Zillulahi fil Alam binti Sultan Radia Iskandar Muda D johan Berdaulat."" Ia memerintah selama 34 tahun. jaitu tahun 1641 — 1675. Ia adalah wanita Atjeh jang pertama mendjadi sultan. Masa 34 tahun pemerintahannja itu adalah masa jang tjukup lama -jang tidak akan dapat dilalui dengan selamat tanpa kebidjaksanaar. dan keluarbiasaan jang dimiliki oleh tokoh wanita ini. Apalagi pada saat itu A tjeh berada dalam krisis jang hebat. hilangnja kemampuan angkatan perang jang dapat mendjamin keutuhan wilajahnja bahaja perebutan kekuasaan dari tokoh-tokoh jang menganggap dirinja ber- Lhak m enduduki tachta keradjaan. Tokoli-tokoh ini mendapat soko- ngan penuh dari sebahagian ulama Atieh jang berpendirian bahwa •vaniia tidak boleh m endjabat kepala negara. Intrik-intrik asing jang 'bc-rada diibukotapun turut menghasut dan mentjoba mengambil ke- untungan dari situasi jang sulit itu. Disamping itu ia harus pula rnenghadapi kekuasaan V.O.C. jang sedang meningkat naik dan se­dang memaksakan pula kemauannja pada radja-radja Indonesia dan Malaja. Marilah kita ikuti lukisan tentang pribadi tokoh wanita ini sepandjang jang terdapat dalam gambaran naskah- Atjeh ser.diri ja n g antara lain :

’ ’Bahwa adalah bagi baginda itu beberapa sifat kepudjian dan pevangai jang kebadjikan lagi takut akan Allah dan sennntiasa iem bahjang lima waktu dan membatja kitabullah dan nienjunih orang berbuat kebadjikan dan melarang orang berbuat kedjahatan seperti jang diturunkan Allah kapada Nabi kita Muhammad S.A.W.

MMohd. Said, Op.cit.. hal. 105.I!nd., hal. 193 daw G.K. Niemann tEd.), Op.cit., hal. 128.

30 —

n i s - s r t s s ses

Allah* akan dia. lama mendjung chalifahnja mendapat lje1jel/ lP‘| galian emas itu dan ialah jang mengeraskan s ja n a t nahi Muhammad S.A.W” .'"

Dari kutipan diatas dapat pula diambil kesim pulan bahwa ia saiv;at mementingkan dalam pemerintalian^.ja soal-soal pendidikan, agama dan perekonomian. Kelebilian Tadjul Alam dalam uDncgai rr.n terlihat puia dari kuatnja dukungan dari ulama-ui<*;na ieii;unal itu, seperli : Sjech Nuruddm A r Raniri, Sjech Abdurraui' dan lair.- laiV Hai ini menundjukkan puia bahwa ulama-ulama A tjeh jan g terkenal pada masa itu tidak pitjik dau tidak berpandangan k oio :. Dukungan terhadapnja diperoleh pula dan para m enten . orang dan bermatjam golongan dalam masjarakat A tjeh dibuktikan dari lan tjarnja djalan pemerintahannja jang lama uu- Meman0 Tadjul A lam tidak berhasil m entjapai kem bali kebesaran A tjeh seperti pada masa hidup ajahnja Iskandar Muda, tapi sebagai seorang ratu wanita, prestasi jang telah ditjapainja dalam mempersatukan rakjat Atjeh menghadapi masa jang penuh perihatin itu adalah tjukup besar. Ketjuali ratu Elizabeth dari Inggeris, disekitar zaman itu tidaklah terdengar peranan seorang ratu jang sedennkian m engagum kau seperti Tadjul Alam. Penjelidikan terhadap pem erintahannja belu m banj2k dilakukan oleh para ahli.

Baik Iskandar Thani, maupun Tadjul Alam bukanlah seoran«? ■rac^a jang berdjiwa militer seperti Iskandar Muda. Oleh kareaa itulah kita lihat- bahwa angkatan perang A tjeh jang m en g jia n n ke- rumuhan itu tidak banjak mengalami perbaikan dan pem bangunau kembali selama pemerintahan kedua sultan ini. Antjam an dan pak- saan jang bersifat militer umumnja banjak jang tak dapat diatasi oleh Atjeh. Hal ini telah m enjebabkan sebahagian besar daerah takiuk keradjaan Atjeh ditjopoti oleh Belanda atau setidak-tidaknja kekuasaan Atjeh atas daerah itu hilang sama sekali.

Daerah Pahang, Patani dari D johor jang pada tahun 1629 ber- sama-sama dengan Portugis melawan A tjeh dalam pertem puran di Malaka, telah lepas sama sekali dari kekuasaan A tjeh . H anja beberapa daerah sadja lagi disem enandjung Malaja ja n g m asih se- tjara form il tunduk pada kekuasaan A tjeh . Sedjak d jatuhnja Malaka kepada Belanda pada tahun 1641, Belanda m ulai m engatur siasat dagang m onopolinja disem enandjung Malaja dan Indonesia bahagian barat, terutama Sumatera. Dengan tidak m engatjuhkan kekuasaan

'"G.K.Niemann (el), Op.cit., hal. 129.

— 81 —

A tjeh atas Kedah, maka Sultan Kedah telah membuat perdjandjian dengan utusan V.O.C. Jan Hernianz pada tgl. 6 Djuli 1641,. jang me noizinkan Belanda (V.O.C.) membeli setengah dari hasil produksinja. Dlsusul oleh Udjung Selang (1645), Bangeri (1645) jang mengizinkan pula V.O.C. membeli seluruh hasil produksinja.*' Sultan Kedah m entjoba mendjalankan politik oportunis. Untuk lepas dari Atjeh berlindung kepada Belanda. Tapi karena ada tekanan-tekanan dari. Belanda m entjoba pula berlindung pada Siam dengan membuat per-’ djandjian dagang pada tahun 1664. Tapi Belanda lebih tjerdik dan dengan alasan Sultan Kedah tidak mematuhi perdjandjian jang di- buat pada tahun 1641 itu. maka Kedah dikepung. Hasilnja Kedah terpaksa menanda tangani pengakuan hak monopoli V.O.C. atas se- perdua hasil produksi timahnja dengan harga 3M> real setiap bahar.'- Atjeh tak dapat berbuat apa-apa terhadap semua kedjadian itu. A n g­katan perangnja sudah tak mampu lagi mendjaga wewenang dan keutuhan wilajahnja.

Disemenandjung Malaja tinggal Perak jang masih tunduk ke- ada Atjeh. tapi dalam tahun 1639 Belanda telah diizinkan oleh

Iskandar Sani untuk membeli timah disana. Izin ini dimanfa'atkan baik-bainja oleh Belanda sebagai djembatan untuk menantjapkan

k- k u a s a a n n ja didaerah ini. Tahun 1641 Belanda sudah mulai me- gadjukan permintaan monopoli pembelian timah Perak dan me-

m iiita supaja Sultan Perak melarang orang-orang asing lainnja mem- h eli timah Perak. Utusan dikirim kepada Sultan Perak untuk me- undingkau permintaan monopoli tersebut diatas. Sultan hanja da-

r l t mengizinkan untuk berdagang dan membuka kantor sadja. se- dan^kan usul monopoli ditolaknja. Belanda mentjoba memaksakan kem auannja dengan memblokade perairan Perak. Kapal Vos dan L e e / d e m endjaga kuala (muara) Perak. Kapal-kapal asing tak dapat masuk. Achirnja Perak tak dapat bertahan. Utusan Perak dikirim- kan ke Malaka untuk merundingkan soal monopoli timah d«ngan G ubernur Malaka. Terhadap tindakan Belanda ini Atjeh hanja dapat m engadjukan protes keras kepada Belanda. Belanda merasa chawa- tir djuga mendapat protes itu dan berpendapat bahwa sa’atnja su. dah tiba untuk m entjoba memaksa Atjeh setjara langsung dimedja perundingan Belanda mengirimkan utusan ke Atjeh jang terdiri dari Kom isaris Tinggi Arnold de Vlamingh van Outshoorn dibantu cleh Jan Harmanz dengan membawa surat Gubernur Djenderal A nthonie van Diem en."' Sambutan jang diberikan terhadap utusan Belanda penuh dengan suasana ramah tamah. Vlamingh tidak mu dah m em pengaruhi Sultanah TadjuJ Alam. Tadjul Alam rupanja

“ D.G.E. Hall, Op.cii., hal. 288.‘ -Ibidl, hal. 288 clan Mohd. Said, Op.cit., iir.l. li 4.*sM-ohd. Said, Op.cit., hal. 198.

_ 82 —

i-i • riinos dan tidak kaku. V lam ingh tak seorang dlPlo" iat 3 n| . ' ^ Alam° untuk m em aksa Perak m em beri berhasil mengadja Ham pir dapat dikatakan perundingan

pembeUan timah di Perak antara -udagar-saudagar Incha. K o r e a n -del Benggala dan Pegu disatu pihak dan V.O.C. di pihak lain te iu s

l e n g h e b a l V.O.C. ham pir tak dapat m engatas, persam gan itu. \chirnja Belanda kembali mempergunakan^ kekerasan. Pada tahun 1647 Belanda mengadakan blokkade terhadap Perak dan A tjeh . Barulah pada tahun 1650 berhasil ditanda tangani sebuah p erd ja n - diian monopoli. Tapi perdjandjian ini tinggal d.kertas sadja dan sama sekali tak dilaksanakan. Kekerasan dipeigunakan lagi, tapi rakjat Perak m endjawabnja dengan pernjerbuan kantor dagang Be- 'uida di Perak dan m embunuh sembilan orang pegawainja. Sesudah

Pksnedisi tentera Belanda didatangkan ke Perak, barufch P erak bersedia memaUih, perdjandjian tahun 1650 dan n ,e»a ,,da tangani perdjandjian ganti rugi terhadap kantor dagang jang d serbu o leh rakiat Perak. Perdjandjian tersebut ditanda tangani tahun 1653 j an g kem udian diperkuat oleh sebuah perdjandjian dengan A tjeh pad* tahun 1655. Nasib perdjandjian paksaan im setah tiga uang dengan p e r d ja n d j i a n jang lampau. Rakjat A tjeh dan rakjat Perak sam a sekali tak mengatjuhkannja. Tindakan kekerasan dibalas dengan kekerasan. Kantor dagang Belanda di Perak, Pariaman, Tiku dan Salida dihantjurkan oleh rakjat Perak dan rakjat Atjeh. Angkatan laut Belanda dikirim untuk m enjerang pelabuhan-pelabuhan tersebu t dan memblokade perairan Atjeh dan Perak dengan ketat. A ngkatan laut Atjeh tak berdaja melawan angkatan laut Belanda. Ini sebuah pertanda lagi bahwa armada laut A tjeh tak dapat dibanggakan lagi. Sultanah Tadjul Alam terpaksa mengirim kan sebuah delegasi ke Batavia dan diterima oleh Gubernur D jenderal Joan Maetsuycker. Sebuah perdjandjian baru ditanda tangani dimana ditetapkan per- gantian kerugian atas kantor-kantor Belanda jang dirusak, d im ana pembajarannja dilakukan melalui pem otongan harga tim ah j ang dibeli oleh Belanda. Pembelian timah di Perak ditentukan sepertiga oleh Belanda.,, Inilah perdjuangan terachir tentang niasaalah Perak jang turut ditjampuri oleh Atjeh. Sesudah m eningga.lnia Ta­djul Alam kekuasaan Atjeh atas Perak tidak ada lagi. D engan de­mikian seluruh Semenandjung Malaja lepas dari tangan A tjeh : R ak­jat Perak terus berdjuang sendiri melawan kekuasaan B elanda atas m onopoli jang dipaksakan itu.

Sungguh berat sekali bagi Tadjul Alam untuk m en d jaga keu ' tuhan wilajahnja pada zaman itu, bukan sadja karena kon disi ang-

<tD.G.E.Hall, Op.cit., hal. 287, 288.

katan perangnja jang sudah sangat lemah, tetapi djuga disebabkan karena sikap radja-radja ini dengan mudah dapat diadu dombakan oleh Belanda sesamanja. Situasi pada masa itu dilukiskan dengan tepat oleh Slamet Muljana pada achir uraiannja dalam bu- kunja ’ ’Runtuhnja Keradjaan Hindu Djawa dan Timbulnja Negara negara Islam di Nusantara sebagai berikut :

’Modal jang mereka. ba\ya dari Nederland, terutama adalah semangat nasional jang sangat tebal itu dihadapkan kepada se- mangat nasional bangsa Indonesia dinegara-negara Islam jang su­dah mulai lapuk dari dalam. Kekompakan Belanda dalam ber- gerak bei'ha-sil ineruntuhkan negara-negara Islam jang sudah mu- lai pctjah belah” . 15

Disebelah barat Sumatera, kekuasaan Atjeh jang tadinja me- luas hingga ke Bengkulu, kekuasaan tersebut sedang mengalami pudarnja pula- Dua matjam hasil produksi jang sangat penting dari daerah ini sebagai barang-barang ekspor ialah lada dan emas. Ba- rang-barang ini sangat diingini oleh Belanda. Sesudah Iskandar Muda m eninggal, Belanda bei usaha menguasai daerah ini. Kemerosotan Keradjaan Atjeh oleh penguasa-penguasa daerah jang takluk kepada Atjeh dipeigunakan untuk membebaskan diri dari kekuasaan Atjeh Untuk bertindak sendiri umumnja mereka tidak tjukup mampu. Oleh karena itu mereka menerima perlindungan Belanda dan sebagai hnbalannja m eieka beisedia menerima monopoli Belanda atas hasil produksinja. Pada tahun 1663 teitjapailah sebuah persetudjuan an­tara sultan-sultan daerah ini dengan Belanda jang terkenal dengan nama ; ’ ’Painan Contract” / ' 1 Menurut isi kontrak tersebut Belanda m enjanggupi menantang serangan Atjeh dan memberi perlindungan kepada Indrapura, Tiku dan Padang. Sebagai imbalannja, seluruh ekspor daerah ini dimonopoli oleh Belanda.

Meskipun sedjak Painan Contract ini pengaruh Atjeh setjara resm i sudah berachir, tapi perlawanan rakjat setempat terhadap Belanda terus berkobar. Hal ini menundjukkan bahwa tidaklah mu­dah bagi Belanda untuk menggantikan pengaruh Atjeh. Pengaruh A tjeh terhadap negeri ini tidaklah semata-mata bersifat ekonomis, tapi berakar pula dalam hubungan-hubungan jang bersifat agama! ^lama-uiama jang beiasal dari /vtjen teian seojaK iama meniberiKan peiadjaran-peladjaran agama didaerah ini. Agama Islam jang dipehik oleh rakjat daerah ini diterima dari Atjeh dengan perantaraan mu- balligh dan ulama-ulanta itu. Tapi lambat laun Belanda dapat djuga m engkonsolidasi kekuasaannja didaerah ini, berkat bantuan radja- radja setem pat dan kesanggupan angkatan perangnja jang makin

— 83 —

‘ "Slamet Muljana, Op.cit., hal. 273.* D.G.E.Hall, Op.cit., hal. 239.

— 84 —

■ Piria tahun 1669 Deli m endapat peluang pula untukm enm gka berkat perlindungan B elanda pula .TanfnasU i dari semua dae'rah-daerah jan g meminta, perMTrfimjDn Belanda ini rupanja sudah ditakdirkan untuk m endjad . m angsa d a n im perialism e B elinda dan satu persatu pula kehtlangan kem erde-kaannja-

Pada achir pemerintahan Tadjul Alam kekuasaan K eradjaan A tieh jang tinggal hanja daerah m ti dan pokok k e ia d ja a n A tjeh . M e s k ip u n demikian kemam puan Tadjul A lam m em erintah tjukup mengagumkan- Benar wilajah jang dikuasai A tjeh semasa Iskandac S u d ! sebahagian besar lepas dari kekuasaan A tjeh , tap. d jan gan lah dilupakan bahwa lawan jang dihadapi adalah VX)^C. jang terus b e r ­tambah kuat dan kondisi Keradjaan A tjeh jang terus m erosot dan semangat negara-negara Islam Indonesia jang sudah m ulai lapuk. K e u le t a n Tadjul Alam itu diakm djuga baik oleh kawan m aupuu faw in Dalam situasi jang tak menguntungkan ,tu. Tadjul A U m masih dapat mempersatukan pem nnpin dan rakjat A tjeh , untuk bev- sama-sama menghadapi masa perihatin jang m enjedihkan itu . Bahkan dalam periode ini pula tertjatat beberapa kem adjuan dalam bidang kehidupan agama dan pem erm tahan jang akan d iura ikan dalam bab berikutnja. Tadjul Alam mangkat pada tanggal 23 Okto- ber 1675.,s Ia memerintah selama 34 tahun dan dalam w aktu jan** sekian itu ia telah berhasil menanam perasaan harga diri dan tak kenal putus asa dalam djiwa putera-putera Atjeh. Sem angat in i p Uia jang diwariskan turun temurun dari generasi kegenerasi. A pa jan g dihadapi oleh Belanda pada tahun 1873,411 dan berpuluh -pu luh ta­hun sesudah itu adalah suatu kenjataan sedjarah jang m em buktikan bahwa semangat jang ditanam oleh Tadjul A lam terutam a ketabahan dalam. menghadapi saat-saat jang kritis betul-betul berakar s a n g a t dalam pada djiwa putera-putera A tjeh.

47B.H.M. Vlekke, Op.cit., hal. 171 dan 419.<6Lihat lampiran I.‘ "Tahun 1873 adalah tahun permulaan Perang Belanda di A<tjeh

atau istilah jang lazim dipergunakan ialah Perang Atjeh. Peperangan melawan Belanda itu bei-langsung berpuluh-puluh tahun lamanja. Sju- hada terachir meninggal tahun 1935. Lihat R. Mohd. 41*, yerd juangm Feodal Indonesia, Penerbit Ganaeo N.V., Bandung, 1963, foal. 121.

— 85 —

B A B V.

BERBAGAI KEMADJUAN DALAM 51 ASA PEMBINAAN DAN KEDJAJAAN KERADJAAN

A T J E H.

A . PEMERINTAHAN DAN MASJARAKAT.

1. W ilajah Keradjaan Atjeh.

M enurut sedjarah perkembangan Keradjaan A tjeh , maka wilajah K eradjaan A tjeh dapat dibagi atas :(Daerah inti, Daerah Pokok dan Ttaprah Takluk. —

Daerah inti ialah daerah jang dimiliki Keradjaan Atjeh padam ula berdirinja keradjaan ini. Daerah ini terdiri dari daerah-daerahjan g terletak di Atjeh Besar. sekarang ditambah dengan Daja dida­erah A tjeh Baiat.

Daerah pokok ialah daerah-daerah jang diduduki kemudian se- suclahnja berdiri Keiadjaan Atjeh. Daerah ini berhasil diintegrasikan dengan daerah inti sehingga terbentuklah sebuah keradjaan jang kokoh- Daerah-daerah inti ditambah dengan daerah-daerah pokok inilah jang sampai sekarang dinamakan Daerah Atjeh. Daerah-Dae- rah tersebut meliputi, Pidie, Samudera, Pase, Perlak, Tamiang, Gajo Alas, Daerah Barat, Singkel, Teureumon dan Barus.

Daerah takluk ialah keradjaan-keradjaan jang takluk kepada K eradjaan Atjeh. Daerah ini tetap sebagai sebuah negara merdeka, hanja dalam beberapa hal harus kepada Keradjaan Atjeh, misalnja dalam bidang ekonomi perhubungan luar negeri dan sikap terhadap negara-negara lain. Antara daerah ini dengan daerah inti dan daerah pokok tak pernah berhasil diintegrasikan meskipun bermatjam- m atjam usaha didjalankan. Misalnja melalui perkawinan, peminda- han penduduk dan sampai-sampai kepada pengangkatan sultan Ke­radjaan A tjeh. Sultan Atjeh jang berasal dari daerah takluk ini m isalnja Sultan Mansur Sjah (1579— 1585) berasal dari Keradjaan Perak dan Sultan Iskandar Sani (1636 — 1641) berasal dari KeradjaanPahang. Pada masa pemerintahan Iskandar Muda (1607 __ 1636)A tjeh m em iliki daerah takluk jang paling luas dalam sedjarahnja. Daerah-daerah tersebut ialah Keradjaan Aru, Deli, Siak, Asahan Tandjung Balai, Panai, Rokan Kampar, Indragiri, (Palembang dan D jam bi dalam beberapa hal tunduk kepada Atjeh terutama dalam m on opoli lada), D johor, Pahang, Kedah, Perak, Patani, Nias, Pasa- man, Tiku, Pariaman, Padang, Salida, Indrapura dan Selebar.1Ir , . surat Iskandar Muda kepada Janies I Radia In2« c mditiantiimkan dalam lampiran V. jang

— 86 —

Pada achir Pemerintahan Tadjul A lam ham plr sem ua daerah-daerahterlepas d^ari^^kuasaan^Kei^adjaan^

tjeh dibagi atas: GamP °"| ’ dfdaerah inti dan daerah pokokS S S T J S T S S S S . " e r X n A U .h -n U .tu r dan su-sunannja mempunjai tjorak sendiri-sendiri dan tak pernah ditjam - puri oleh pemerintah pusat Keradjaan A tjeh . Sesudah pem erin tahan Tadjul Alam diadakan tambahan atau sisipan dalam susunan w ilajah Keradjaan A tjeh dan berlaku didaerah m ti K eradjaan A tje h sadja. Perubahan itu ialah diadakannja federasi d an N anggroe ja n g dma- makan Sagoe.

2■ G a m p o n g .„ mar-intnhan Keradjaan A tjeh jan g terbaw ah

Dalam susunan p6ng ^ a h daerah hukum jangialah pemerinlahan' « ™ P ° sf milka„ dengan Desa dl Djawa, Dusunpaling bawah Huta di Batak dan Kam pung didaerah-daerahdi Sumatera Selatan, H gebuah kota (banda) atauM elaju lam nja.- parrmong .3 Tentang proses tel-benhik-ni-.

n t u ^ d T S e d a dengan proses t e r b e 2 S daerah-dae^h hukum jang terbawah didaerah-daerah lain di Indo.

n6SiaDi Atjeh dikenal pula suatu bentuk persekutuan jan g d inam akan Seunebok dan dikepalai oleh seorang kepala Seunebok ja n g dina­makan djuga peutua Seunebok. Seunebok ini ialah tanah ja n g baru dibuka oleh sedjumlah orang jang berasal dan gam pong-gam pon g jang sudah padat penduduknja atau oiang-oiang jan g eipaksa kelu- ar dari sebuah gampong karena berbagai alasan. Lam bat laun apabila sjarat-sjarat jang dibutuhkan oleh sebuah gam pong telah d ipenuhi maka seunebok dapat berubah m endjadi gam pong. M eskipun h am pir semua desa di Indonesia dengan namanja jang bertjorak ragam itu mempunjai tjiri jang sama sebagai pendukung hukum asli in d o n e . s ia 4 berhubung dengan perkem bangan sedjarahnja ja n g berla in - lainan, maka terdapat pulalah perbedaan-perbedaannja. D em ik ian pula dengan gam pong di Atjeh, dengara kedatangan agam a Islam dan penjebaran adjarannja jang sangat intensif, m aka bentuk-bentuk gam pong di A tjeh banjak dipengaruhi oleh keadaan ini.

Dengan terbentuknja Keradjaan A tjeh jan g dalam perkem bang-

-Sutardjo Kartoha'dikusumo, Desa, (nama peneibit tidak ada), .Tos- jakarta 1953 h a qj ^ E,lcyclopaertia o f Islam, Volum e

I, 196H’s ^tagrd^ ° 'Kartohadikusumo, Op.cit., hal. 62.

nin ja selama abad 16 dan 1 / hai us berhadapan dengan orang-orang Portugis jang membavya tjita-tjita davi mission sacre dengan sema- rigat keagamaan jang tjukup tebal, telah menjebabkan, pula inten- ;if!tas penjebaran agama Islam sampai kepelosok pelosok desa di- perhebat. Tiap gampong di Atjeh didirikan satu atau lebih meu- !iasah.r' Meunasah ini dipergunakan untuk tempat mufakat (be- ;apat dan bermusjawarah), tempat anak-anak muda tidur dimalam iari. tempat bermalam u re ja g tamong (musafir) jang kemalan'ian jigam pong tersebut. Diantara fungsi meunasah jang terpenting ada- ah fungsi keagamaannja. karena dimeunasah iniiah anak-anak me- lerim a pendidikan agama berupa "beuet Qur’an” (mempeladjari nem batja Quran) ’ meuruno seumajang (boladjar sembahjang), tem- Dat penduduk gampong sembahjang berdjem a’ah terutama djem a’ah ;embahjang magrib. Waktu-waktu sembahjang biasanja diberi tanda diberi tahu) dengan bunji tambo (beduk)" jang kemudian diiringi Icngan azan.

Kepala dari gampong adalah Keutjhik dan wakilnja dinamakan r\Vaki” - Pembantu-pembantunja jang lain jang merupakan korp ,am ong dari gampong ia la h ^ e u n g k u Meunasah’) jang mengepalai Meunasah dancJUienung Tuha^(tjerdik-pandai dan orang-orang jang jerpengalaman). Kewadjiban Keutjhik memimpin djalannja peme- •intahan gampong dan mendjaga agar adat dan hukom berdjalan. lengan baik dan dipatuhi oleh warga gam pong/ Teungku Meu- uasah disamping mengurus soal-soal agama diserahi djuga tugas- ugas jang banjak hubungannja dengan soal agama, seperti urusan jikah. talalc, pasah. rudjuk, lcematian dengan diketahui oleh Keutjhik. ^elanggaran atau dalam istilah Atjeh ” adat meulangga” " jang ke- jil-ketjil diurus oleh Keutjhik bersama wakilnja dibantu oleh Te--» m gku Meunasah dan Ureung Tuha Gampong. Pelaksanaan pembaja-c •an zakat fitrah dan z(jkat harta serta pembagiannja diurus, djuga] >leh Teungku Meunasah.

!. M n k i m .Gabungan dari beberapa buah gampong jang bersekatan jang

nelakukan sem bahjang djum ’at bersama"Hisebuah~mesdjid bersama

'■Meunasah atau beulasah, beunasah, meulasah, berasal dari per- :ataan Arab madrasah. Meunasah ini untuk daerah-daerah lain di In- lonesia dinamakan surau, balai, langgar. Lihat C.Snouck Huvgvonje )e Atjehers, Deel I, E.J. Brill, Leiden, 1893, hal 63 64.

"Ibid., hal, 64, 65. vIbid., hal. 67."Jang dimaksud hukom didaerah Aiieh ialah semua peraturan

ang bevlaku dalam masjarakat jang berasal dari Sjari'at agama Islam ' C. Snouck I-Iurgronje, op.cit., hal. 81.

— 88 —

,• av»n m u k i m . Perkataan m ukim berasal dari bahasa Arabdinamakan m u ' tinggal. Proses pembentukan m uqm i se-

erat hubungannja dengan adjaran pandjang sedja J sebahagian .besacjakjat A tjeh

• Islam mazhab S ja | i ]ang ma a> jang m engadjarkan bahwachususnja dan ra, J _ _ ~ p r j j ^ ^ nduduknja sudah tjukup 40 orangS a k U a n g mengerdjakan slm bahjang maka wadjib penduduk se-empat itu mengeFafakaK sembahjang; djum ’at bersama-sama.'

Daerah hukum mukim bukanlah bentuk daerah h u k u m ja n g asli tetapi lahir sesudah agama Islam d>aput oleh rakjat A tjeh . Barangkali sedjalan dengan' lahir c^n berkem bangnja K eradjaan Atieh, karena pada masa Keradjaan A tjeh lahadjaran Islam itu m e- resap betul-betul ketengah-tengah masjarakat. Pada masa K eradjaan Atieh pula, terutama pada m a fa T t^ ^ a n T p ? L b a n ja ^ le r d ja d i p e -rombakan"straktur m a s ja ra k a t_ d a n ^ p e m ^ h a n terutama k aren a nenaaruh par^lilHimrTerlTacrap su]lan=smtan3 tjeh A 4- o s ^ ^ m beri- S n mukim itu t e r d ja d l f T T a r e i^berdekatan, Jang p e n d u a ^ J ^ - n 3aTebih_d^ri 40_i£ang j. m e _ n 'erd jakan L n L htana. b e r s a n ^ m j ^ ^ ^ m esd ii(iS a s a Atjeh m e u s l g i r t S ^ ^ e n d u d u k jetenipat m elaksanaka*djema’ah djum'at jang diwadjibkM k e j m l ^ n g W l aki m<,Miru} adjaran Islam- Mesdjid I tu " 's U d a h ^ a ra n rtM ^ ^ d in k a n ditengah-. tengah gabungan gampong itu.' Tempat didirikan m esdjid itu kelak mendjadi pusat pemermtahan m ukm i^D alam perlum buhan selandjutnja mukim tidak sadja mengurus soal-soal agama sadja tetapi djuga mengurus soal-soal pemerintahan, sehingga k edu d u - kannja mendjadi atasan gampong.

Kepala dari mukim TalalT ” Imum” . Perkataan, ini .berasal d a r i bahasa Arab djuga jaitu im am artinja orang. ja n g harus diikut*

. (pemimpin). Sesuai dengan sedjarah pembentukan m ukim , imuin itu barangkali mula-mula m endjadi pimpinan wa’ktu sem bah jan g djum ’at. Tapi kemudian berubah, imum itu harija m endjadi kepalrv mukim sadja, sedangkan untuk memimpin sem bahjang d ju m 'at d i- angkat pegawai chusus.12

Imum bertugas mendjalankan roda pem erintahan m ukim ber- saina-sama dengan pembantu-pembantunja dan m endjadi k ord in ator Keutjhik-keutjhik dalam mukimnja. Tentu sadja pada jjerm u laan adjaran pembentukan mukim jang m endjadi Imum ialah seoran g-. jang mempunjai pengetahuan tentang agama( m alem ), tetapi sesudah urusan agama dan urusan m esdjid diserahkan kepada pegaw ai chu-

,rTh. W. Juinboll, Op.cit., hal. 741 dan C. Snouek Hurgronje,O.p.cit., hal. 83.

1JTh. W. Juinboll, Op.cit., hal. 741.'-’Loc.eit.

— 89 —

sus, maka imum itu kebanjakan diangkat dari tjerdik pandai biasa■ dan lambat laun setjara turun temurun pula. " ------------- ----------------

Susunan pegawai m esdjid itu biasanja terdiri dari seorang imum jang m em im pin sembahjang djum ’at, seorang chatib jang membatja chotbah dan seorang bileue (bilal) jang membatja azan tbang).’ **

4 . N 'anggroe clan Sagoe (Sagi).Gabungan beberapa buah mukim jang dikepalai oleh seorang

U leebalang dinamakan Nanggroe (Negeri). Uleebalang sama dengan hulubalang berasal dari bahasa sangsekerta. Dalam keradjaan-kera­djaan Indonesia dan Malaja pada zaman' dahulu, hulubalang 'adalah nam a pangkat dalam^djabatan ketenteraan Radja atau Sultaii^Di- daerah A tjeh Uleebalang itu mempunjai tugas jang dem ikianlljuga, tetapi kepada mereka diserahi pula tugas m engepalai' nangrbe. Di­daerah inti Keradjaan Atjeh Uleebalang ini menerima kekuasaannja dari sultan. Didaerah-daerah diluar in t f Keradjaan Atjeh, sebelum terbentuknja Keradjaan A tjeh , banjaK -terclapat_daeraluiaerah ke- t jii jan g bebas dan merdeka. misalnja. penguasa pelabuhan , radja- radja ketjil dan lain-lain. Mereka bertindak sebagai penguasa m er­deka kedalam maupun keluar. Gelar mereka bermatjam-matiam', ada jan g menamakan diri mereka Sultan, Sjahbandar, Meurah dnn lain- lain sebagainja. Sesudah djtaklukkan oleh Keradjaan A tjeh daerah ,m i disamakan pula statusnja dengan nanggrQtL-da« kepala-kepala m ereka disebut djuga Weebalangr~SfruTttur daerah inipun disesua- ikan pula dengan 'nanggroe didaerah inti (Atjeh Besar). Penguasa- penguasa daerah inipun menerima kekuasaannja darTSultan Atjeh.

A ) i G ajo dan Alas U leebalang ini dinamakan (Keudiruen) dan mene­rim a kekuasaannja dari Sultan A tjeh d juga.jt

K edudukan Uleebalang dipegang turun-temurun. Mereka terdiri dari kaum bangsawan (feodal). Keluarga dan turunan Uleebalang ini m em akai gelar ’ ’ teuku’^ Panggilan terhadap seorang Uleebalang ialah ’ ’teuku am pon,rr“ Meskipun djabatan Uleebalang turun-temu run, seseorang jang memangku djabatan Uleebalang menerima su rat pangangkatan m e re k a ja n g berupa surat putusan sultan (sara katajr dengan dibubuhi ”Tjap sikureung” (tjap_sem bilan)> T jaj sikureung ini adalah lambang dari kekuasaan Sultan' Atjeh. Ulee balang jang mendapat hak-hak istimewa dan'tugas^tugas istimew; dari sultan dinamakan ’ ’Uleebalang JPoteu” .

Sedjak berdirin ja Keradjaan Atjeh sampai dengan pertengahai

‘■C. Snouck Hurgronje, Op.cit., hal. 89. Jang dimaksud) imum dalai susunan pegawai mesdjid ialah seorang jang memimpin sembahjan djum ’at, djadi harus dibedakan dengan imum sebagai kepala mukim "T il. W. Juinboll, Loc.cit.’ “’Ibid., dian lihat djuga C. Snouk Hurgronje, Op.cit.. hal 75

T!i. W. Juinboll, Loc.cit.

90

pertama abad 17, struktur nanggroe ini tidak berubah. Barulah pada tahun 1675 pada masa pemerintahan Sultanah Nurul Alam Nakia tudctfn (1675 — 1677) diadakan perubahan terutama didaerah~mti Keradjaan Atjeh dibagi dalam tiga federasi. Bentuk federasl ini dinamakan Sagoe dan kepalanja dinamakan /Panglima Sanoe. Panp- lima Sagoe cTiangkat langsung oleh sultan jang diambil dari fam ili sultan sendiri.17 Nama-nama sagoe diambil menurut djumlah mu­kim jang terdapat didalam sagoe itu m asing-masing. ’ ’Sagoe. dua puluh dua mukim” (disebelah selatan). ’ ’Sagoe dua puluh lima m u­kim (disebelah barat) dan ’’Sagoe dua puluh enam mukim" (disebe- lah timur) dari Atjeh B esar.'” Kedudukan Panglima Sagoe adalah sebagai kordinator dari nanggroe jang tergabung dalarn sagoe. B ila negara dalam bahaja, maka seluruh kekuasaan pemerintaTian smi*1 dan ?niliter berada ditangan Panglima Sagoe jang mendjalankan k 1lcuasaannja atas nama sultan.’"Kekuasaan U leebalang itu sangat besar. Banjak urusan-u -pemerintahan dalam bidang-bidang tertentu diserahkan kei?11Usansepenuhnja kepada Uleebalang, sehingga nanggroe dengan w , 3anU leebalang sudah merupakan sebuah daerah otonom jang i pa an-'aring pula U leebalang itu bertindak sebagai penguasa d a e r T 3'- S e 'merdeka, sehingga kekuasaan sultan hanja tinggal formalit 3 '’an§Tapi keadaan jan g serupa itu terdjadi sesudah abad 17* ; 3,S sa4 iasa’at Keradjaan Atjeh dalam keadaan jang sangat lernah Pacia

Adapun tugas dari Uleebalang. jang penting diantara ‘m em im pin pemerintahan nanggroe, mendjalankan perint lalal*sultan jang tertjantum dalam surat-surat putusan (sarakab i* '^erin*-ahsi-mstruksi, adat dan hukom, menjediakan peradjurit-neralr m.stru^-dibutuhkan. Dalam melaksanakant u g a s s e h a r i - h a r i d isa im -> '!U r i tdapat bantuan dari Imum dan Keutjhik, Uleebalang d i b a ^ meri'oleh seorang haldm pengadilan' nanggroe jang dinamakan(bahasa Arab Qadhi). Seorang panglima perang jang diberi”Pang” dibelakang namanja. Panglima perang ini bertugas m S - vpin penduduk nanggroe jang dipersiapkan untuk mendjadi emU.n 'djurit.-" Djabatan-djabatan- lain jang ketjil-ketjil sebagai pem bai^tu Uleebalang jang agak kurang penting tidak penulis sk.Tii.Hm1'satu- persatu disini. n5- Daerah Bibeueh (Daerah Behas).

Daerah bibeueh ini langsung diperintah oleh sultan. Daerah ini dnstimewakan dari daerah-daerah lain, karena letaknja ja m jstra - tegis dekat benteng atau istana. Sering djuga Jkarena pendudukiijategis dekat benteng atau

I7Loc.c-it.’ ’’Loc.cit."H.M. Zainuddin, Op.cit., hal. 316.- ’C. Snouck Hurgronje, Op.cit., hal. 97.

— 91 —

terdiri dari orang asing. militer. pegawai dan lain-laj.n._Adakalanja djuga karena djasa._ Daerah bibeueh ini ada jang bertingkat nang- groe. m ukim dan ada djuga jang bertingkat gampong- Jang ber­tingkat nanggroe ada 30 buah banjaknja dan tersebar diseluruh A tjeh , sebahagian b 'esar' berada_ di Atjeh Besar. Jang bertingkat m ukim tidak seberapa djumlahnja. Daerah-daerah sekeliling benteng (kuta) jang dinjatakan sebagai- daerah bibeueh ada jang bertingkat mukim, ada jang bertingkat gompong. Gampong-gampong jang berstatus daerah bibeueh jang terletak diibukota menurutH.M. Zainuddin diantaranja ialah :

Gampong Kandang 'tempat tinggal hamba radja.Gampong Meureuduwati tempat tinggal pegawai radja.Gampong Djawa clan Gampong Kedah tempat tinggal saudagar- saudagar asing.Gampong Pante Pirak dan Gampong Neasu tempat tinggal sipai/ tentera sultan-1 \

g pem erintahan Pusat Keradjaan.

Kepala pemerintahan pusat adalah sultan^ Sultan ini oleh _orang \tieh sendiri biasanja dipanggil ’ ’Radja” a ta u '’ ’Poteu’ (our master)

turunannja m'emakai gelar : ’ ’tuanku” . Untuk panggUaji^Sultan A tieh” bi°snnja disebut .’ ’Radja Atjehl’ .-- Sultan dalan^inengen- lalikan pemerintahannja dipusat dibantu oleh„p.erdana menteri. wa- Z dan lembaga-leunbagajnegara_i§iSIJj,a- Dizaman Sultan Iskandar

u’da Meukuta ATam "(1607 - 1636) negeri Atjeh dengan pnnpnnm- S m entjapai kemadjuan jang djarang tandmgannja dm egen-negen Slam jang lain pada waktu itu, terutama dalam susunan pem enn.a- S n sihtaVga sultan tidaklah memerintah dengan semaunja sendiri. iengan k a tf lain Iskandar Muda mengadakan demokrati senng da­lam pem erintahan. Tjita dari susunan pemerintahan itu timbul dari n S a U f iskandar Mid a sendiri. Didalam susunan pem em tohan tjiptaan Iskandar Muda itu, sultan sebagai penguasa tertmggi dx- oantu oleh beberapa pegawai tinggi diantaranja ialah :

Perdana Menteri bersama denjan m enjen-m eiitm nja (warn), Kali Malikon A de (Qadhi Malikul Adil) jang m endjadTIepala Mah- <amah A gung jang dibantu^ieLem £aLQraa ^ n.fti ja n g ^ .netapkan i u k u m -h u T u T m a g a m a T l^ i^ ^ J ^ I'BalaiLaksamana” sem atjanTM arkas_^£katan— emig-ja-ftg m enguius Ang katan darat'cTarrlaut; Menfei’i Dirliain_iM£J^C1...Keuailgan). Pedjabat tersebut dfaTSS ‘SGTiiuanja bertanggung djawab langsung k epada sul- tan. Disam ping itu dikenal pula badan jang T5ernaina Baitul ^Ial

21 H.M Zainuddin, Op.lit.y hal. 331, 332.~C. Snouck H urgronje, Op.cit., hal. 125, 128.

— 92 —

(PerbendaharaanNeganrt da" '■“ * 'r ^ b e r n a m r E S lr fs a r a S h Ja"5 f, ' “ S ln is t r a s i Keradjaan Atjeh & a % S u h a n ^ Untuk^mm e S r i s S a r a jang dinamakan "K e .ada pula djabatan sernatja b ^ - - KeUreuk6n K atibulm uluk iniureukon K a t ib u lm u lu k ^ - '^ diberi geiar Sri Indrasuradipegang oleh dua orang m a * y “ n. | a b a t ^ i g tersebut diatas dan Sri Indram uda.- Semu 3 - eksekutif pada zam an seka-tadi dapat disamakan dengan aj

• ncf Viampir dapat disamakan dengan badan- Badan dan lembaga jang £ t m endam pingi Sultan dalam

badan atau lembaga legislate 3 Iskandar Muda dikenal pu la de-melaksanakan tugasnja, paaa ta.anggotanja terdiri dari em p atngan nama : ’ ’Balairung 3ang ‘ ^ Besar. ’ ’Balai G adeng” ja n gorang Uleebalang terbesar ulama besar di A tjeh dan B alaianggotanja terdiri £ a n ^ dilen^kaprdeng&n 73 orang a n ggotaMadjlis Mahkamah KaKJ“ 1 Pada masa pem erintahan T ad ju l A la m jang datang dan 73 m uw • disempUrnakan dengan m en am ba liBalai Madjlis Mahkamah Rakjat

. ^TTorjira.''baiai ividuji^ — - 015 orang anggota wamta.

hntan lain dipusat jang dikenal dalam K erad ja an Djabatan-djabatan protokol istana jaitu jang m en g a tu rAtjeh jaitu « ateta" “ “ S a n -p e r te m u a n diistana. Djaba J , upatjara-upatjara aan * wanita jang berpangkat L ak sam anapernah dlPe£ ng ‘J® Mala Hajati pada masa pem erintahan S u ltan Angkatan Laut jaitu^Ma (1589 _ 1604). U lusan-utusanAlauddin Riajat Sja , seperti Belanda, Inggeris, Perantji®jang datang dar ^ utUsan-utusan dari dalam k era d ja a nKeradjaan-keiadjaa 1tan diatur oleh protok ol istana ini. S jah -i a u g “ ™ n g h a d ^ a P J ^ ^ o n a l dimana s a ^ g a r -s a id a - bandar-sjahbandar p langsung dibawah pengaw asan sultangar asing duzinkan S ^ a n 'd a r pelabuhan P antai T j £Sjahbandar-sjahbandar.^ ^t a 'keradjaan), S jahbandar pelabu h an Pi- W in (pelabuhan dan 1 u s jahbandar P elabuhan D aja.die, Sjahbandar Pelabuhan Pasai u

1 origan iang tidak diserahkan pengurusnja Urusan-urusan k M iungutan padjak atas hasil hutan

kepada Uleebalang, sep\

------ ---------------------- --------- ^ Am viillah) ’ ’Dewan Perwakilan Rakjat23Hamka (H. Abdul Karim Am a JsU^ No 36.37! 1 5 Djuli 1963,

Atjeh diabad ketudjuh belas , framka mempergunakan naskah lama hal. 11. Untuk menjusun artikel mi « jang berdjudul Al Asji” . -t hai 1 3 0 , 132.

=‘.C. Snouck Hirgronje, 0P.c>1-*“ H.M. Zainuddin, Op.cit., hal.

(wase glei. kebun-kebun lada jang diusahakan oleli keradjaan dise- rahkan pelaksanaannja kepada wakil sultan jang ditempatkan di tem pat tersebut. Djabatan tersebut dinamakan ” Keudjreun.-; d*. daerah-daerah diluar daerah inti dan daerah pokoF'Keradjaan Atjeh jakni didaerah takluk seperti dipantai .barat Sumatera. dipantai ti- m ur Sumatera dan disemenandjung Malaja ditempatkan djuga wakil sultan. Umpamanja pada masa pemerintahan Al Kahhar (1539 1571) telah ditempatkan anaknja Radja Mughal dan Radja Abdullah masing-masing di Pariaman dan Aru sebagai wakil sultan. Begitu djuga pada tahun 1613 Sultan Iskandar Muda menempatkau wnkil sultan untuk Djohor. Djabatan tersebut dipegang oleh Orang Kaja R adja Lelawangsa. Sering djuga sepasukan tentara ditempatkan ber- sama-sama wakil sultan apabila situasi ditempat tersebut masih ber bahaja.

Dalam uraian ini kita padai sadja dengan mengambil jang pen- ting-penting sadja dari djabatan-djabatan dan lembaga-lembaga nierintahan Keradjaan Atjeh. Sebetulnja masih banjak lagi djabata " dali lembaga pemerintahan baik jang agak besar maupun jang ketiil seperti djabatan dalam ketenteraan, agama, sosial, politik, ekonom' dan lain-lain. Berhubung dengan scope dan djudul dari k a r a n - a n ini, adalah kurang tepat kalau penulis akan mengemukakannia t tjara mendetail. Jd se"7 . Susunan Pengadilan dan Undang-undang Keradjaan Atjeh.

Pengadilan dalam keradjaan Atjeh disusun sesuai dengan *ti’ kat-tingkat susunan pemerintahan. Mulai dari pemerintahan ganf pong, mukim, nanggroe dan keradjaan memiliki badan-badan ngadilan. Pengadilan gampong dan mukim tidak dipangku oleh pe- djabat chusus. tapi langsung dipegang oleh Keutjhik atau imum A nggota dari sidang pengadilan tersebut terdiri dari pembantu-pem- bantu Keutjhik dan imum. ,Pengadilan Nanggroe dipegang oleh seorang pedjabat chusus jang disebut ’ ’kali” (Qadhi) dengan anggota-anggotanja terdiri dari Uiee- balang, Imum, Keutjhik dan para alim ulama setempat. P e ng ad i lan keradjaan atau Mahkamah Agung dipangku oleh seorang jang dina- makan Kali Malikon Ade (Qadhi Malikul Adil) dibantu oleh empat orang m ufti jang menetapkan tentang hukum-hukum agama. Dalara perkara-perkara jang besar anggota-anggotanja ditambah den g an para pem besar dan ulama-ulama terkemuka jang mendiadi an'ions Bale Gadeng.-*. - 03 u

"Kedudukan keudjreitn disini berbeda clengan keiwH-n.iv. a- dan Gajo. Kedudukan Keudjreun ditempa<; tersebut Alasdukan Ul«ebala*ig., H.M. Zaimiddin. Op.cit., Vial ‘i 'u engan kedu.

2sT-h.W. Juinboll, Op.cit., hal. 741; Hami-a nC. Snouck Hurgr««ffe, Op.cit., hal. 75,95 ’ 11,

— 94 —

Jang mendjadi pedoman bagi pengadilan-pengadilan itu untuk memutuskan berbagai perkara ialah hukom dan adat. Jang dimak- fud hukom dalam perundang-undangan Keradjaan A tjeh ialah sja- ri’at agama Islam dengan memakai pedom an A l Quran, hadis, id jm ak d aa qias.2” Sudah barang tentu pendapat S ja fi’i paling diutamakan karena rakjat Atjeh pada umumnja adalah pengikut mazbah S ja fi ’i. Dalam bidang hukom ini peranan para alim ulama pada masa itu sangat besar. Adat ialah semua, peraturan-peraturan jan g tidak tertulis jang merupakan adat kebiasaan jang turun tem urun dim ana tiap rakjat mematuhi dan menaatinja. Termasuk dalam lingkungan adat ini djuga peraturan-peraturan jang dibuat oleh sultan-sultan Keradjaan Atjeh jang disebut sarakata-sarakata (statutes)30. Sara- kata jang paling banjak dikeluarkan ialah pada masa Sultan Iskan­dar Muda dan pada masanja pula sebahagian besar adat dan sara­kata-sarakata itu dikodifikasikan dalam sebuah buku him punan un ­dang-undang jang dinamakan ’ ’Adat Meukuta Alam ” .’" Dalam adat Meukuta Alam ini terhimpun berbagai djenis adat dan p e r a t u r a n jang mengatur kegiatan rakjat dan pemerintahan dalam berm atjam bidang.

Karena demikian mendalamnja adjaran Islam m eresap <jai kehidupan masjarakat A tjeh dan besarnja peranan para ulama lam pemerintahan, maka antara Hukom & Adat telah terdjadi 3' njesuaian jang luar biasa. Dalam proses penjesuaian itu seri J 36- pula kita lihat bahwa para ulama A tjeh bertindak sangat p rog ^ seperti sikap jang ditundjukkan terhadap wanita. Ulama-ulania waktu itu telah mengizinkan wanita-w^anita duduk dalam p eih kedudukan dalam pemerintahan, sebagai miljtei% sebi^]~~TT|?pfai Uleebalang. mendjadi anggota m adjlis mahkamah"Vak|aT~7^ p p p ^ n ' Jain. Iskandar Muda djuga 'mengatur kekuasiaai L J i l a p a n p ^ T ^ . ^ ' kanun dan resam agar tidak terdiadi keslm pang-siuran dalam rintahan dan masjarakat. Urusan hukHirT diseraffltan kepada p**^ alim ulama, adat dipegang oleh sultan sendiri jan g HibarfTTT" tjerdik pandai dan pem besar keradjaan, m eudjeulih kannn (Mahj 1; Kanun) jaitu jang menjangkut sopan santun dan t.ata Jperkawinan diserahkan kepada kebidiaksanaan kaum apada masa Iskandar Muda pim pinannja berada ditangan perm aisu rinia Putroe Phang. Resam jaitu adat-istiadat setem pat ja p g berbeda- beda tjoraknja diserahkan k epada panglim a kaum atau bentara- bentara dalam wasing-masing tempat atau roasing-m asing

W. Joinboll, Loc.cit. H.M. Zainuddin, O p.cit, hal. 317 3^3335 ’ *

J^Th.W. Juinboll, Loc.cit.C. Snouck Hurgvonje, Op.cit., hal. 9,12.

Dpmikian berbekasnja -pembagian kekuasaan hukum Iskandar Muda ' i i i oada hati rakjat Atjeh, hal ini ditundjukkan dalam peribahasa

terus hidup dalam masjarakat Atjeh sampai sekarang ini dan cPialu disebut-sebut dalam tiap-Uap pertemuan. Peribahasa jang ter- iienal itu ialah sebuah perumusan jang berbunp :

"Adat bak po teumeureuliom,Hukom bak sjiah ulania,M eudjelili kanun bak putroe Phang,Uesam bak bentara.

kara perkara jang diurus oleh badan-badan pengadilan tadi, x, i in f L n - a t bergantung pada sifat dan djenis perkara jang hendak f Ppvkara-perkara jang diputuskan oleh pengadilan jang lebih

riiizinkan naik banding kepengadilan jang lebih tinggi. Hal j-endan kedj adian karena uang gantjeng (ongkos perkara) ban- im a ja r81 t mahal. Tetapi ada djuga perkara-perkara jang dia-d m g ‘ W Dengadilan jang lebih tinggi, hal ini biasanja karena pe- dili pada p rendah itu tidak berhasil mengambil keputusan

" a

mm Seffi Lain Tentang Masjarakat Atjeh pada abad 16 g. B ebeiapa

dan I"-. telah penulis uraikan. /k aum _bangsawan3 d i Atjeh ada

S e p e r t i p ftrta m a > kaum bangsawan jang berasal dari turunan dua m atjam , ,ang memakai gelar tuanku. Kedua,jultan-sulta berasal dari turunan Uleebalang jang memakaitaum bangs ^ masjarakat sangat dihormati. Perkawi-|elar '-o longan ini dengan rakjat biasa djarang terdjadu ter-, an dn“ 0 wanitanj a.A ianja kedukukan-kedudukan sultan dan u- ita,niJ„n0“ sadja jang dichususkan bagi kamu bangsawan, sedangkan f 8 m A n'diabatan lain dalam pemerintahan dan masjarakat terbuka

,1 semua golongan penduduk) Oleh karena itu pula kaum bang- !"w in ini ada jang m endjadi pettftii, saudagar, alim ulama, pedjabat- .edjabat pem erintah dan lain-lain pekerdjaan jang dikerdjakan oleh.onHnduk bias^.

■"-Peribahasa tersebut diatas kalau dibahasa Indonesiakan kira-kira cJat pada Iskandar Muda Almavhum, hukum pada ulama, Madjlis Ka- un pada Puteri Pahang, Restfm pada bentara. Selandjutnja lihat, H.M, afnuddin, Op.cit., hal. 313.

— 96 —

Saudagar, orang-orang jang pernah m engundjungi tanah sutji untuk menambah ilmu pengetahuannja atau untuk m enunaikan ibadat hadji. pedjabat:pedjabat pemerintah dan alim ulama adalah m eru ­pakan kedudukan jang mendapat penghargaan jan g tinggi dalam masjarakat. Kedudukan itu terbuka untuk semua golongan pendu duk. Tergantung pada prestasi m ereka ditengah-tengah m asjarakat

. lah jang menentukan dapat atau tidaknja m ereka m enduduki k e ­dudukan jang terhormat itu.

Golongan fteumon (budak) terdapat djuga dalam m asjarakat A - tjeh waktu itu, tapi djumlahnja sangat sedikit 5"

Berdasarkan tempat tinggal mereka masjarakat A tjeh waktu itu dibedakan pula dengan nama-nama ( ureung tunong dun u reu n ^ baroh, ureung duson dan ureung banda. Ureung tunong ialah pen"- duduk jang tinggal dipedalaman dan pegunungan. U reung b a ro h ialah penduduk jang tinggal dipesisir pantai. U reung duson ia la li penduduk jang tinggal didesa dan ureung banda ialah p en d u d u k jang bertempat tinggal dikota-kota dan bandar-bandar. XJreung b a ro l dan ureung banda karena tjepat m enerim a Perubahan-perubah * akibat perantauan mere>ka ketempat lain atau pergaulan m erek ngan oi;ang asing jang um um nja tinggal dikota-kota dan h & bandar, dianggap lebih tjerdas dan m adju dari urenung duSn * urenung tunong.3' n a ta i*

Segi jang menarik pula dalam masjarakat A tjeh ialah kedudukan wanita dalam masjarakat. Dalam abad 16 aan ! n ta n § kedudukan wanita dalam masjarakat sudah tinggi. Hal i i - t^kan oleh kenjataari-kenjataan sedjarah. Mereka telah din untuk inenduduki tempat atau djabatan jang tinggi da la1 ‘1a a^ a i ' rintahan. Pada masa pemerintahan Sultan A l Mukammal11 p e n ie ~ telah kita sebutkan diatas, telah diangkat seorang wanita sePe r ti

<1aksamaria angkatan laut jai'iu Mala Hajati?SDisam pina 11-endj.aci* pemiHipin barisan peradjurit wanita ia tellT h ,dipertia iakm en d->a d l untuk mendjadi protokol istana. Pada masa Iskandar PUlad;bentuk satu divisi pradjurit wanita jang bernam a pasukan ” Tr telafx Tjviliaja” jang dipimpin oleh puteri Iskandar Muda sendiri i a i t ? Tuddin. D isebut-sebut pula bahwa puteri Iskandar Muh-j < U , a

adalah penggem ar olah r a g a t e r s e b u tPada masa itu pula dikeluarkan sebuah peraturan ja n g

djukkan bahwa waaiita m em punjai kedudukan jan g sam a d e n » U laki-Iaki dalam masjarakat. Peraturan itu terkenal d e n * ™

ZLgha Sihareukat atau atra m eusjarikat.’J>Didalam peraturan " i t '3

'■"'C. Snouek Hurgronje, Op.cit.. hal. 21.‘Ibid., hal. 25. 26.

»'Mohd. Said, Op.cit., hal. 193.

— 97 —

dilentukan bahwa siisteri mempunjai hak jang sama dengan suami atas harta atau laba jang diperoleh selama mereka mendjadi suami isteri. Tf.inppt orang wanita telah tertjantum pula namanja dalam deretan nama-nama Sultan Atjeh, dimana Tadjul Alam puteri Is­kandar Muda sebagai puteri Atjeh jang pertama mendjadi sultan: Dalam m adjelis mahkamah rakjat duduk pula 15 orasg wanita iang m ewakili berbagai mukim. Diseluruh tanah air kita, barangkali di A tjeh lah pakaian asli wanita memakai tjelana pandjang, sebab me- rekapun turut aktif memegang peranan didalam perang. Apa jang terdjadi dikemudian liari dalam Perang Belanda di Atjeh, bukanlah hanja peristiwa kebetulan sadja kalau kaum wanita bahu-membahu dalam mempertahankan tiap djengkal tanah Indonesia diudjung pulau Sumatera itu. tetapi adalah warisan masa lampau jang terus hidup dalam masjarakat Atjeh. Apabila kita batja nama-nama jang telah diabadikan oleh negara sebagai pahlawan tanah air sebelum masa pergerakan nasional, tertjantumlah dua nama srikandi Indo­nesia Tjut Njak Dien dan Tjut Meutia. Keduanja adalah puteri- puteri Indonesia jang berasal dari Atjeh.

Dr. J. Jacobs seorang penulis Belanda mengatakan bahwa ke­tika k ita ,m enj erang ke Samalanga bertindak disana seorang wanita b e r n a m a Potjut Meuligou mendjadi pemangku dari putera ahli waris keradjaan jang masih dibawah umur dan dia telah berhasil mem-

e r t a h a n k a n kekuasaannja. D ia mengantjam dengan hukuman dera kepada siapa sadja laki-laki jang sudah wadjib perang mengelak dari k e w a d j i b a n n j a . D i Keureuto sudah pernah seorang wanita men- djadi uleebalang, jakni Tjut Njak Kerti, demikian pula Tjut Ma F a timah- - mendjadi imum di Atjeh Barat. Ploss dalam risalahnja ” Das W eib in des Natuur u. Volkenkunde” mengatakan bahwa Atjeh telah m endjadi tjontoh bagaimana dikepulauan Indonesiapun sewak- tu-waktu wanita bisa mempunjai pengaruh dibidang politik.00

B ATJEH SERAMBI MEKKAH SEBAGAI PUSAT KEGIATAN A- GAMA DAN KEBUDAJAAN.

1. K eradiaan Atjeh dan Agama Islam.Dalam uraian penulis dalam bab-bab jang lalu belum banjak

disinggung peranan agama dalam kegiatan Keradjaan Atjeh setjara agak lebih luas. Agama Islam menipuniai peranan jang besar sekali d a lam jper turn b uh an,’d aii^p a n garC .K eradjam A t j e lf Sifat mi­litan daiTTalTjat dan Keradjaan Atjeh diperolehnja dari agama Islam. Dasar idTeologr rakjat dan negara^ ialah—Islam. Radja-radja Atjeh

— 98 —

ca n gat mementingkan p e n * 5 ^ ’S S Atjeh dengan giat ™enJf p r d a e r ah Atjeh. Seperti telah diuraikan luruh daerah Atjeh dan keluar da & jang niuia-mula_dalam bab II. bah^.% P^ dePr a p aSai. Malaka m enerim a agama Islam, di I n d o n e s ia ialah di Sam perkembangan selandjutnja Malakaitu dari Samudera-Pasai dan p keseluruh Indonesia d p - -m endjadi pusat pen3iaran g Wafctu Malaka dJatuh k eta-Malaja mengganUka,a f ^ S ^ a n agama Islam pindah ke A tje li^ ngan Portugis, maka pusat penjdan Djawa." ^ n u lis singgung pula bahwa pada masa

Dalam bab III telah pen mubaUigh Islam telah d ik in mpemerintahan Al Kahhar, J ketanah Batak. M uballigh-m uballighke A ru untuk menjiarkan 1 A y ehA _rab. Jndia. Turki dan A bes-Islam itu ada jang berasal muballigh djuga sangatsina. Dipantai barat p a am£) s je cb Burhanuddin m urid Sjech. giat menjiarkan agama , ama terkenal pada masa pem erintahanAbdurrauf Singkel eor“ ° n muballigh terkenal jang m endjadikan Tadjul Alam, adalah se0^ ° an agama kepedalaman Sumatera B a ra t^ Ulakan sebaga\,fusa^ V alaia sudah pernah pula dikirim seora n g flVIinangkabau).'" t i ^ ie c h Sjamsuddin^A§_Samathrani j ang me-m uballigh terkenal j a i t a ^ L ^ - ^ ^ 'H a m z a ^ J ^ n s u r T ^ o f i n g ninggal disana pada w m erantau keberbagai tem pST ilm ukulama tasauf jang agama Islam Ia telah m ^ g n H d ju n g imengadjarkan dan 3 ^ ^ lain Pahangi Banten, K u du s,berbagai t e m p a t d Untuk meningkatkan m utu pend i-Siam, Mekkah da didatangkan pula ulam a-ulam a

B u m lainnja unuk tu ru t

gelar, Sult^ A ™ R ia ia * q i,h 11568-1575) telah datang ke A tjeh seorang ulama dan M ekkah jaitli^uham m ad Azhari jang bergelar Sjech N uruddm .' la berasal dari Mesir. bermazhab Sjafi’i. Ia m engadjar dnbukota K eradjaan AHeh dan meninggal disini d juga." Ia banjak m em bawa pengaruh da am kehidupan keagamaan di A tjeh pada masa .Ju. Dalam tahun

. 1582 pada masa pemerintahan Mansur Sjah < 1577 • 1586), dua oran g

-----------":Hamka (H.dji Abdul M alik Karim Amavullah), Se.lja.-al, Islam

<" S™ T o ’ * $ & * * * ? ■ » £ * 01 Classical Malay L ig a t u r e "J .M .B .B .A S , V o l X X X I 3, » » 119’ “ an ° - K - N iem a "n(^ d , , , --^Pn i w ii2 p d t2 0 n c it hal 117 dan Mohd. Said, Op.cit., hal. 175.

; .| '0Sch “ eke Sociological Studies, Part Two Stmu.rBaiKltmf 1957! S 243. dan O.K. Niemann (Ed.), O p .ct, hal. 122.

— 99 —

ulama jan g berasal dari Mekkah masjng-masing. bernama Sjech A bdu l Chair bin Sjech Ibnu Hadjar da& Sjech Muhammad Jamani.*2 Dalam masa pemerintahan Mansug Sjah djuga telah datang pula seorang ulama dari Gudjarat jaitu^Sjech Muhammad Djailani Ibnu Hasan Ibnu Muhammad Hamid ar Raniri.13 Sjech Ibnu Hadjar me- n gadjar ilmu hukum Islam dan dialah jang mengarang sebuah kitab jan g berd judu l As Saiful Qathi’ (Pedang jang tadjam) berdasarkan buku Ainus Sabithah (Pandangan jang tetap atau pas.ti), sedangkan S jech Muhammad Jamani mengadjarkan Ibnu Usul Fikh. Keduanja kem udian kem bali ke Mekkah dan selandjutnja ke Medinah. Sjech M uham m ad Djailani mendjadi guru Ilmu Mantik (Logika), Ilmu Balagah (Rethorika) dan Ilmu Fikh. Karena. tertarik oleh Ilmu Ta- sauf ia pergi ke Mekkah dan kemudian kembali lagi ke Atjeh. Ilm u tasauf jang diadjarkannja banjak menarik perhatian di Atjeh dan diluar Atjeh.

Ulama ulama -Atjsh-^sendiri banjak pula jang terkenal dianta­ranja kita tjatat namaJSjamsuddin as Samathrani, seorang ulama ' jan g berasal dari Samudera-Pasai dan jang besar sekali pengaruhnja dalam pemerintahan Keradjaan Atjeh. Pengaruhnja jang terbesar ialah Pada masa pemerintahan Sultan, Alauddin Riajat Sjah A l Mu- kamrnal (1589 — 1604) dan pada masa pemerintahaa_Iskaudar_lMu-

Sjech Sjamsuddin bersama dengan Sjech "Djailani m engadjar­kan ilmu tasauf di Atjeh. Dalam bahagian lain dari bab ini akan diursikan tentang riwajat hidup ulama ini lebih lengkap. Seorang ulam a lain jang terkenal djuga pada masa pemerintahan A l Mu­kam m al dan Iskandar Muda itu ialah Sjech Ibrahim As Sjami dan S jech Hamzah Fansuri. Hamzah Fansuri merupakan ulama jang paling besar dan.terkenal di Atjeh" dan di In3otTe~sia/Malaia. Melalui tulisan-tulisannja .adjaran tasauf Hamzah Fansuri tersebar kemana- mana. S jech Sjamsuddin as Samathrani adalah murid dari Hamzah Fansuri.10

Pada masa pemerintahan Iskandar Thani (1636 — 1641) dalam tahun 1637' datang'pula Sjech Nuruddin ibnu Ali ibnu Hasany ibnu

JVluhammad ar Raniri, jang mengadjak sultan Iskandar Thani untuk m enentang adjaran-adjaran Hamzah Fansuri. Pada waktu itu adja-

'ran -adjaran ortodox sedang mentjapai puntjaknja di India jaitu pada masa pem erintahan Sultan Aurangzeb.17

-B. Schrieke, Op.cit., Part Two, hal. 243.'■‘Loc.cit.4<G.K. Niemann, (Ed.), Op.cit., hal. 123 clan R.O. Winstedt. Op.cit,,

hal. 113., :B. Schrieke, Part Two, loc.cit.

. ‘‘ Loc.cit.’ ’ Loc.cit.

100 —m ,• 1 Alam (1641 ■— 1675) term asjh u r

Pada masa pem crin tah an Tadju ^ A b d u rra u t S ingkei.nama seorang ulama A tjeh tasauf Hamzah Fansuri. M e-Dia djuga sangat m ene^ g . . hasil-hasil karyanja dan b en tu k ngenai ulama-ulama tersebut d»ata , .fc d lam bahagian ja n gbentuk faham jang dianutnja akan dmra kt e r s e n d ir i dalam bab in i djuga. .

Diatas telah disebutkan ^ ^ ^ k l T u m u dan agam a Islam dengan keaktifan luar-biasa telah J M urid.m uridnja telah te r - didaerah Atjeh dan diluar daeia J ^ untuk m em b erik a n sebar keseluruh Pelo^ In ^ Sultan-sultan A tjeh d ju ga tu ru tpendidikan agama kepada r ] idik rakjat. Pusat p en d id ik anaktif mendirikan pusal-pusat e s d J i d danrakjat jan g je£pen tm g d tem pat. Tiap desa (gam p on g)meunasah jang Hichnka nasah mi Di m eunasahH nilali anak -terdapat sebuah atau e ^ ^ _ ^ ikan agama untuk p erta m aanak menerima ^ ndidikan j ang tereridali. D i-kali: d»ri seoraig guru jang m e .sim anak-anak m®n® disebut Teungku Meunasah. DalamneePi“ a Zem bS^kan pend?d”k!n agama kepada anak-anak itu ia tugasnj hpheraoa orang muridnja jang sudah lebih t je rd a sdibantu oleh bebe p ^ ^ dinamakan Sida (ham pir m e-jang pada ^eberap diadjarkan dimeunasah itu ialah ffiata p e la - ? f r a n m fm S tja M Qufan (bahasa Atjeh. Beuet Quruan). B iasan ja h- ii»i dari mempeladjari huruf-huruf A l Quran dan seteru sn ja

prdnekat sampai dapat membatja A l Qurana1* Agar dalam m em - batia Al Quran kata jang diutjapkan itu dapat dilafadhkan d en g an betul, maka diadjarkan mata peladjaran tad jm d jaitu mata p e la d ja - ran jang berhubungan dengan utjapan kataka a dalam A l Q uran . Mata peladjaran lain di Meunasah itu ialah peladjaran sem bah jan g , puasa jdan lain-lain ibadat jang^diwadjibkan atau diandjurkan o le h

""agama. Peladjaran bernjanji diadjarkan djuga, terutam a n jan jian jang berliubtriTgan-deiigaiTSgama jang dinamakan dike atau seu law eut (berasal dari kata zikir dan salawat). Sering djuga kepada anak- anak jang sudah menamatkan A l Quran diadjarkan beberapa k itab agama jang ditulis dalam bahasa Djawo (bahasa M elaju ja n g d iper- gunakan di Atjeh) dan bahasa' Atjeh. Beberapa kitab jan g terken a l itu barangkali sampai sekarang masih diadjarkan m isaln ja M asailah dan Bidajah yj Orang-orang dewasa ajuga m endapat pelad jaran da- Iamwa_ktu-waktu tertentu di Meunasah. Jang m endjadi gu run ja Te-

' ungku Meunasah djuga.

~C. Snouck Hurgronje,, De Atjehers, Deel II, Batavia, 1894, hal. 2,3. “ Ibid.. hal. 4.

— 101 —

Tugas teungku meunasah ini seperti sudah didjelaskan djuga dalam uraian jang lalu, jaitu mengepalai meunasah dan bermatjam- m atjam tugas keagamaan didalam gampong. Pada waktu magrib ia m em im pin sembahjang djemaah magrib bersama-sama penduduk gam pong jang datang kesitu. Waktu-waktu sembahjang jang lain d jarang dilakukan djam a’ah. Kalau bulan puasa dimeunasah diada- kan d jem a ’ah sembahjang tarawih dau sesudah itu tadarus Al Quran sam pai tiba waktu suhur. Sembahjang djum’at tidak diadakan di- m eunasali, tapi dimesdjid. Tiap-tiap mukim mempunjai sebuah mes- d jid . P a d am a sa perkembangan dan kedjajaan Keradjaan Aljeh ke­dudukan meunasah" ini' sangat penU ngdaii sangat diperBa^Tkan. Sam pai sekarangpun kedudukan meunasah dalam masjarakatTAt]eh inendapat ~ternpat jang sangat penting. Tidak ada seorang putera

"Stjehpun jang tHJaKpernah seumur hidupnja tidak mengundjungi m eunasah dan beladjar dimeunasah.

U n t uk_me 1 andjutkau peladjaran agama ja n g je b ih tinggijanak- anak pergi beladjar Tie lembaga-lembaga pendidikan jang lebih ting-

■g] pula. Lem fega-lem baga j ang denukian itu di Atjeh dinamakan ra n l^ a n g ju n tu k daerah-daerah lain di Indonesia dan Malaja dina-

-^ j^ S rT p o n d o k , p a s a jitx e ii^ d ra s a h dan sebagainja)'" Rangkang in ipun m em punjai tingkat-tingkat pula dau tingkat-tingkat ini sar ngat bergantung kepada tingkat ilmu jang dimiliki oleh guru jang m engepalai rangkang itu. Beberapa murid jang. tjerdas ada pula jan g pergi dari satu rangkang ke rangkang jang lain untuk mengi- kuti peladjaran guru-guru jang kenamaan dan setengahnja ada pula ja n g dapat melandjutkan p3ladjarannja ke ilekkah, India dan M esiiy R angkang terkenal diseluaih daerah Atieii dan~trrTiiar daerah Atjph l a ^ ’iang-ierretak d i jb u kota K 'e r a~ d ' i .a a 11 A t i e h ja itu di Banda Darussalam. Banjak ulama-ulama terkenal dari luar

"negeri datang m engadjar"disitu seperti jang sudah disebutkan .dia­tas. Ulama-ulama jang terkenal dari Atjeh sendiripun biasanja me- rek a m engadjar di Banda Darussalam djuga: Murid-murid jang be­lad jar dirangkang itu tidaklali terbatas dari daerah-daerah sekitar rangkang itu, tapi kadang-kadang-djuga berasal dari bermatjam- m atjam daerah.

.Kadang-kadang lembaga pendidikan ini luas sekali dan mata Jpeladjaran jang diberikan dapat ' meliputi semua tjabang ilmu kalam , m ulai dari pengadjian Al Quran sampai pada tiga pokok ilmu ke Islaman jaitu fikh, iman dan tasauf. Disamping itu diadiarkar d juga ilm u pen^etahuan pembantu seperti tadjwid, tatabahasa- A rab tafsir Al'~Qw?aft—dan-H adis^1 'TenTang IFeadaan serta kemadjuai penclidiR an'di'K eradjaairrSIjeh dalam abad ke 16 dan 17 itu digair

-■'Th. W . J u in b o ll . Or>.cit.. h al. 742 ' i h . Yv. j a i n ! ; c i l . Lol-.Cu.

— 102 —

barkan dengan djelas sekali oleh A. Hasjmi seorang tokoh p u d ja ngga baru jang banjak menulis tentang sedjarah dan pendidikan di A tjeh sebagai berikut :

"Atjeh pada sa’at tersebut merupakan sumber ilmu pengeta- huan dengan~safcTiana-sardjana jang terkenal didalam dan diluar negeri, sehingga banjaklah peinuda pentjari ilmu pengetaliuan dari segala podjok berdujun-dujun datang ke Atjeh. Oleh karena dipimpin oleh tangan-tangan jang berpengetahuanlah maka Atjeh mendjadi masjliur dan djaja serta terkenal diseantero dunia.........

Peranan Djamiah Baiturrahman sebagai suatu lembaga Pen- drdikan Islam Tinggi sangat menentukan dalam membina Atjeh mendjadi satu Keradjaan Islam jang madju, kuat, bersatu, karena Universitas Baiturrahman tidak hanja mengadjar Hukum Islam (Fiqli), tetapi djuga mengadjar berbagai ilmu pengetaliuan jang lain seperti jang diadjarkan dalam Perguruan-perguruan Tinggi Islam di Kairo, Kordova, Baghdad; Kairawan, Istambul dan Akra.

Sedjarah mentjatat, bahwa Djamiah Baiturrahman (Universi­tas Baiturrahman) mempunjai berbagai ” Daar” (Fakultas) ian«antaranja •: > o

1. Darut Tafsir Wal Hadis (Fakultas Tafsir dan Iladis )2. Daruth Thib (Fakultas Kedokteran).3. Darut Kimia (Fakultas Farmasi).4. Darut Tarich (Fakultas Sedjarah).5. Da m l Hisab (Fakultas Ilmu Pa-sti).6. Dams Siajasah (Fakultas Ilmu Politik).7. Darul Akli (Fakultas Ilmu Akal).8 . Daruz Zira’ah (Fakultas Pertanian).9. Darul Ahkam (Fakultas Hukum atau Fiqh).

— 10. Darul Falsafah (Fakultas Filsafat).11. Darul Kalam (Fakultas Irau Kalam atau Tauliitl).12. Darul YVizarah (Fakultas Ilmu Pemerintahan).13. Darul Chazanah Baital Maal (Fakultas Ilmu P erb en d a ln n m -Keuangan Negara). ^unanaiaan,14. Darul Adli (Fakultas Ilmu Pertambangan).15. Darul Mazaahib (Fakultas Perbandingan Ilmu Hukum)16. Darul Ha-rb .(Fakultas Ilmu Peperangan).“ .

Orang-efang—iang m emiliki pengetahuan agama dan ta ’at beri- badat dinamakan orang. alem (alim), malem atau leube. B agi seoFang jan g ah 11T~dalam agama, ta’at dan saleh disebut ulama, Snouck H u rgrooje mengidentikkan gelar ulama dengan d octor . Tentu sadja gelar ulama dengan gelar doctpr disam ping'ada~persam aannja jaitu sama-sama seorang ahli, perbedaannja banjak d juga. Sjarat bagi seorang ulama bukan hanja semata-mata keahliannja sadja tapi ia harus pula seorang jang ta’at dan shaleh. O rang-orang ja n g me- ngadjarkan ilmunja kepada b-rang~Tamr baik ia seorang alim ^ataii ulama disebut - guro£ (guru): ” '

®“A. Hasjmy, ” Apa sebab pendidikan Islam mendjadi Faktor Pem­bina Persatuan Bangsa ?” , Sinai' Darussalam, No. 36, D juli 1971, hal. 20.

J

— 103 —

Peranan para alim ulama dalam Keradjaan Atjeh sedjak ke- djaan itu beid iri adalah sangat besar. Pelaksanaan pemerintahan m eskipun berpedom an kepada adat. tidaklah dibe.narkan berteiv tangan dengan hukom. Oleh karena itulah lahir pepatah jang berbunji: ’ ’Hukom ngon adat handjeut tjre. lagee zat ngon sipheut (Hukum atau sjari’at agama dan adat tidak-boleh bertjerai seperti zat dan sifatnja.). Pedjabat-pedjabat pemeiintahan mulai dari sultan sampai kepada keutjhik mematuhi benar-benar kaidah ini.. Dalam mene- tapkan sesuatu jang menjangkut bidang hukom wewenangnja berada ditangan para alim-ulama. Oleh kaiena itulah para-alim ulama men- diadj_penaseliat . dari_.para_ pedjabat. Pada waktu John Davis dan kemudian James Lancaster mengundjungi Atjeh ia melihat bahwa sultan selalu didampingi oleh seorang alim ulama jang merupakan Denasehatnja dan sultan selalu pula menanjakan segala sesuatu pada jlam a jang m endam pinginja- Djabatan ’ ’Kali” dan Kali Malikon \de” umumnja dipegang oleh para ahm ulama. Demikian pula d ja - jatan mufti jang menetapkan hukum-hukum agama jang harus di- uruti. Pada masa Iskandar Muda diadakan pula sebuah lembaga )enierintahan jang membantu sultan dalam tugasnja iaitu Balai jaden g jang anggota-anggotanja terdiri dari 22 orang ulama besar. >ila kita perhatikan pOla struktur pemerintahan Keradjaan Atjeh ampak pula dengan djelas betapa besar peranan para alim ulama lidalamnja.

M emang para alim ulama telah memberi andil jang besar dalam (ertum buhan dan perkembangan TCeradjaan Atjeh hing'ga ia men- japai puntjak kemegahannja.. Ideologi Islam jang ditanam dalam- [aia m_p.ada_-djiwa -w kjat_A t j eh itu telahlmemungkinkan rakjat A- ieTTdapat digerakkan selama"~L20 tahun untuk menentang Portugis lHHaTalva^arrg 15erlf6afia memmdahkan perang salib ke Asia Teng- ;ara. Semangat Islam itu terus hidup dalam djiwa rakjat Atjeh ian dengan semangat itu pula rakjat Atjeh melawan Belanda se- ama lebih kurang setengah abad. Semangat djihad jang diwarisi.dari slam ini djuga telah lnem egangperanalr penHrig dalam menegak- :an proklam asi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17-8-1945 jang alu. M erdeka atau sjahid jang mendjadi sembojan masa itu, bu- :anlah sem bojan kosong, tapi telah dibuktikan oleh seluruh rakjat sijeh.

.. JKehWup.au.- keagamaan.

Didajam kehidupan keagamaan umat Islam sedjak dahulu sam- »ai sekarang banjak sekali terdapat aliran-aliran agama. Aliran- liran jan g terkenal sekali ialah aliran jang disebut mazhab. jaitu

r,4R.O. Winstedt, Op.cit., hal. 118.

— 104 —

rrliran—jang didasarkan pada penafsiran fikh.^Ada em pat buah maz- hab jang terkenal dalanTTsIam ialah mazhab Ham bali, m azhab Ma-^ liki. mazhab Hanafi dan mazhab S ja fi’ i. Ulama-ulama A tje h ja n g ' terkenal dalam 'abad ke-enambelas dan ke-tudjubelas itu pada u- m um nja pengikut mazhab Safi’i. Baik dalam 1 a p a n g a^n ibadat dan muamalah ataupun dalam lapangan-lapangan lain pengaruh mazhab. Sjafi’ i ini sangat besar, hal ini telah penulis uraikan sebe­lum ini. Mazhab Sjafi’ i in i' dianut pula oleh sebaliagian penduduk Indonesia dan Malaja. Diluar Indonesia mazhab ini dianut di India Barat jaitu Malabar, hal ini m em perkuat pendapat para ahli bahwa Islam masuk_ke Indonesia pada m ulanja sudah m elalui India Barat.

Selain itu pengaruh S ji’ah berbekas pula pada rakjat A tjeh . ITal ini terbukti pada pemakaian nama bulan M uharram dengan nama buleun Asan Usen (bulan Hasan Husin). AJiran -S ji’ah ini banjak dianut oleh orang-orang Persi. Pemakaian nama Sjah pada nama-nama sebahagian besar sultan A tjeh seperti Sultan A li M ug­hajat Sjah. Sultan Mansur Sjah, Sultan Alauddin Riajat Sjah dan lain-lain membuktikan bahwa pengaruh Persi Sii’_ali_sangaj K .sar djuga. Sepuluh Muharram, jaitu hari wafatnja Saidina H asan ifa n Safa-ma Husin tjutju Nabi Muhammad iang sangat dimuliaknn ,o Pl knum Sji’ ah masih terus dirajakan oleh penduduk daerah A l l sedjak dahulu dan barangkali sampai sekarang djuga terutam a 'di desa-desa.

Selain_dgrL£ada_ pengaruh Sjafi’ i dan pengaruh S ii’qh (eicianat pu!a nengaruh kepertTaTaan kepada SaId~AbduI ,Q n r lirn jnq an*- diri Tharikat QacIirlalT. A bdul Qadir Djailani jang b e r m a r .^ f^ ^ " ' Bagdad dipandang sebagai chatamal aulia, penutup dari segala wali* wall.™ Meskipun peugikut jang mengamalkan adjarau-adjarannia se- tjara murni hanja sedikit, tapi ia sendiri pribadi telah mendapat penghormatan jang sangat mendalam, hal ini dapat d iperhatikan dari icaJimat-kalimat pembukuan naskah-naskah pengakuan pem ang- ku-pemangku djabatan turun temurun jan g terpenting dan "elar- gelar kebangsawanan djika dipohonkan berkat Allah, Rasulullah dan para wali maka disebutlah dengan sengadja nama A bdu l Q adir D ja­ilani iang mendirikan Tharikat Qadiriah.™

Paham sufi atau lazim disebut djuga tasauf atau m istik teru­tama kesufian serba Tuhan. (pantheisme) telah tum buh den gan ’ subur dalam kehidupan—k ei'oh attia iT T akjarA tjeh chususnja dan rakjat Indonesia pada umumnja sedjak awal mulanja, karena alam pikiran Indonesia dan pengaruh agama Hindu dan Budha ja n g berabad- abad. AxiiafaJl-adjrran sufi tersebut diatas sangat b erk em b a n g -d a la m "

Jfaivika, Op.cit., hal. 21.“ Kenneth W. Morgan (Ed.), Op.cit., hal. 135.

— 105 —

Keradjaan A tjeh sekitar achir abad 16 dan permulaan 17Ulama-ulama .Atjeh ' jang terkenaTjang menganut faham tersebut antara Iain ialah Hamzah Fansuri, Sjamsuddin As Samathrani dan Iain-lain. Hamzah FanSiirr jang mendjadi anggota Tharikat Qadirah m eskipun ia dengan tegas menganggap dirinja seorang pengikut Ibnu Arabi, telah banjak <mengembara kemana-mana sambil mem berikan pendjelasan mengenai pandangan mistiknja dengan menge" mukakan fahamnja dalam bentuk-’ sja’ir jang simbolik Kita kutin disini satu bait dari salah sebuah kumpulan sja’irnja sebagai berikut

’ ’Hamzah Fansuri didalam Mekkah,M entjari Tuhan di Baitul K a ’abah, 'D i Barus, Kudus terlalu pajnh,Aeh irn ja dapat didalam rumah.57

Sjecli Sjamsuddin As Samathrani mendapat bantuan besar dari «s.,i tan A tjeh dalam mengembangkan faham-fahamnja itu hari pendapat dan adjaran kedua ulama besar itu mendapat hebat dari dua ulama Atjeh lainnja jaitu Sjech Nuruddin Ar Ranhi dan S J ^ b d u r i ju f ^ S m g k e l . . M e n g e n a i - ^ i n r a i r W T r r ^ ^ S la iiga n faham su ffaan T m n n a itu dengan djelas d ik em u k ak an ™ h H am ka sebagai berikut ; dKjn 01(«

’ ’Dizaman Iskandar Muda telah tineiri , . .u lam r,” I:'.::ia dnlr.r.i fc=! ’.gama. Jang terpenting seka1ir ^ I] ^ ngan tentangan antara faham w ihdatulw udjud. alam L i adalah dari bahagian ketuhanan sendiri, laksana buih pada pu n ti^ - M aka adalah alam zahir ini, sebagai bahagian darinadi ja n g besar. W ihdatussjuhud ialah faham i ^ g r ^ p a d ? ^ Is lam , ja itu bamva alam jang baliaru m i adalah sebagai kesaks!™ daripada adanja T„ha„. niadl tokartah alam !ta s t S a g S , I S p a d a Tuhan m elainkan sebaga, tanda daripada adanfa Tuhan

■>emnka" i “ - Di» « • » * « « »i-i>

M engenai kaum sufi atau tasauf ini banjak sekali pend. pat m engenai mi. Ada jang mengatakan kaum tasauf atau kaum sufi ialah kaum jan g telah menjusun suatu kumpulan menjisihkan di rin ja daripada orang banjak dengan maksud membersihkan’ hati laksana kilat katja terhadap Tuhan. Tentang tasauf itu sendiri di artikan pula putus hubungan dengan machluk dan kuat hubungan dengan chalik Ibnu Chaldun bapak ilmu sedjarah jang masjhur itu m em buat definisi : ’ ’Tasauf itu adalah sematjam ilmu s j i ia h

r Mohd. Said, Oe.cit., ’ml 175'•'Ilpirtlfn. Op.oit.. hal. 21.'

— 106 —

iang timbul kemudian didalam agama. Asalnja bertekun benbadah dan memutus pertalian dengan segala sesuatu selam Allah sadja. Tetapi seorang ulama tasauf dari Persia Djunaid mengatakan bah\\^ tasauf itu keluar dari budi perangai jang tertjela dan masuk kepada budi perangai jang terpudji. Kemudian Hamka m em perdjelas pen ­dapat Djunaid dengan memberikan perumusan bahwa tasauf ja itu membersihkan, mendidik. dan m em perhalus perasaan^m enghidup- RarTliati. I n eniembah Tuhan dan m em pertinggi derad j a j ^ b u m e - nekan segala kelobaan dan kerakusan, m em erangi sjahwat jan g berlebih daripada keperluan untuk kesentosaan din.

Kalau kita lihat bahwa ulama-ulama Atjeh pada masa itu, baik Sjamsuddin As Samathrani maupun Nuruddin Ar Raniri dan S jech Abdurrauf Singkel jang sangat aktif dalam kegiatan-kegiatan p e ­merintahan serta sikap jang mereka berikan terhadap kaum wanita. maka dapatlah dikira-kirakan bahwa kehidupan s u fL d L A tje h .J tu tidaklah djauh menjmigang_dari_.p_endapat Djunaid dan Hamka da- lamTarti kata tidak menjisihkan diri. dari masjarakat ramai dan mengingkari dunia. R. Mohd. Ali mengatakan :

____’ ’bahwa sifat tasauf di A tjeh titlak melupakan dunia akantetapi terutama menudju kekeinsafan jang dalam bahwa manusia adalah machluk jang sangat berharga. Tasauf uujah ja Ug m enim - bulkan ahli tasauf jang sangat dihargai dan didjundjung tin gs i didunia Islam .dari Spanjol hingga Tiongkok :

1. Sjech Sjamsuddin bin Abdullah As Samathrani.2. Sjech Ibrahim As Sjami.3. Abdurrauf Singkel.Alili-ahli tasauf ini tidak melemalikan perdjuangan rak ja t di-

dunia melainkan menambah kekuatan djiwa, m em perkuat keinsa- fan akan ha-rga diri sendiri sebagai manusia didunia in i. GO.

Pertentangan jang terdapat antara ulama sufi jang berpendirian wihdatulwudjud dan ulama jang berpendirian wihdatussjuhud tidak menimbulkan kesukaran-kesukaran dan aliran-aliran jang m erugikan djiwa perdjuangan manusia, bahkan menambah kekuatan p erd ju ­angan untuk mentjapai deradjat jang didjandjikan Tuhan. Maka

.djelaslah; bahwa_rakjat Atjeh seluruhnja, merupakan suatu_lcekualaii^ jang sangat ditaiuTfriJari"dihargai olefT siapapun duga.

A llah pada_zaYnan itu telah m endjadi pusat perdagangan_j.ang penting di Asia Barat, terutama- bagi pedagang-pedagang Islam .dan Atjeh^ djuga merupakan pusat penting jang m endjadi pengEubuhg antararindonesia dengan India dan Arab, tetapi lebih daripada itu

■'Hamka (H ad ji Abdul M alik Karim Am aru llah ), Tasauf M odern, Toko Buku Islamijah, Medan, 1951, hal. 10, 11.

°"R Mohd. A li, Perdjuangan Feodal Indonesia, P en erb it Ganaco N.V., Bandung, 1963, hal. 114.

— 107 —

A tjeh telah m endjadi tempat dimana ulama-ulama besar dari segala pend juru dunia Islam mendapat perlindungan sultannja dan sedjalan dengan itu pula A tjeh m endjadi Serambi Mekkah atau The Gate o f the H olyland. Istilah serambi Mekkah bukanlah pengertian jang dTbuat-buat, kosong dan tidak bermakna, tapi suatu kenjataan se­djarah jan g dapat dibuktikan. Djem a’ah-djema’ah hadji dari'seluruh In d o n esia dan Malaja. sebenarnja dari Atjehlah dimulai perdjalan- anuja ketanah sutji, karena di Atjehlah mereka naik kapal jang m em baw a m ereka ketanah sutji. Sebelum berangkat dan sepulang- nja dari tanah sutji mereka bermukim di Atjeh untuk beberapa la m a n ja dan selama waktu tersebut mereka mempergunakan ke- sftm D atan tersebut untuk beladjar dan m enambah pengetahuan m e­reka tentang agama. Di A tjeh . pula mereka men'dapat~hliribingan s e b e lu m m ereka menunaikan ibadat hadji,'” Disini sadja sudah terhukti betapa peranan Atjeh dalam memperhubungkan umat Is-l -n Indonesia dan Malaja dengan tanah sutji Mekkah. Sudah barang t tu hubungan antara A tjeh dan Mekkah akrab sekali. Keakraban

e n d i t u n d ju k k a n pula oleh akrabnja hubungan rohani dalam bentuk U, n.aliran agama jang terdapat di A tjeh ,d an Indonesia, Malaja.

kas dari adanj a kontak j anS akrab ini dapat dilihat dari hasil 6 6 a ulama-ulama A tjeh seperti karya Sjamsuddin As Samathrani, H a m z a h Fansuri dan Nuruddin Ar Raniri.

Aiiran-aliran tasauf di Atjeh dan Djawa erat hubungannja de- a liran -a liran tasauf di India dan Mekkah dan merupakan mata

"^ tta i j ang m em perhubungkan tempat-tempat itu. Sjech Abdurrauf3 «k e l seorang ulama besar Atjeh jang sangat berpengaruh itu

•&tam a pada masa Pemerintahan Sultanah Safiatuddin adalah mu- * vT da ri ulama terkenal Ahmad Qusjasji di Medinah, beladjar djuga di M ekkah, Djedah, Mokka, Zebid, Batalfakih dan lain-lain tempat. Ia adalah pengikut Tharikat Sjattariah jang sangat populer di Mek­kah waktu itu. Adjaran Sjattariah tersebut dimasukkan ke Atjeh oleh A bd u rrau f dan oleh murid-muridnja disebarkan keseluruh In­donesia dan Malaja."- Begitu djuga aiiran-aliran lain jang men­d jadi popu ler di Mekkah seperti Tharikat Qadiriah dan Tharikat N a k sja b a n d i telah masuk pula ke Indonesia dan Malaja melalui daerah A tjeh . Ulama-ulama jang hendak memperdalam ilmunja di M ekkah dalam aiiran-aliran jang dianutnja lebih dahulu beladjar di A t je h ."3 D isam ping m endjadi terusan penting tempat masuknja berbaga i aliran agama jang ada di India dan Mekkah keberbagai tem pat di Indonesia dan Malaja ia mem egang posisi penting pula

"'B. Schrieke, Part two, Op.cit., hal. 247. “-Ibid., hal. 248.“"Ibid., hal; 248, 249.

— 108 —

sebagai tempat mempeladjari berbagai tjabang >lniu J\enf e, , j a agama Islam. Ulama-ulama besar dari Mekkah dan India e a . tang pula ke Atjeh mengadjarkan ilmunja kepada m und-m un ^ berdatangan dari seluruh Indonesia dan Malaja. Kader-kaaer m ligh penjebar jigama Islam sebahagian. ditjetak di Atjeh pada ^ itu/'KaryaYarya besar dalam ilmiT pengetahuan agama, hukuni tatanegara dan lain-lain sebagainja telah dihasilkan oleh p a r a ji a ^ dan pengarang-pengarang jang berdiam di Atjeh. Letak geogra^ Atjeh dalam posisi-persimpangan djalan perdagangan internasj^ 1 padaWJfkTu itu sangat memungkinkan pertumbuhan dan peike bangan tersebut diatas', sehingga Atjeh telah memperoleh gelaro j Serambi Mekkah atau The Gate of the Holyland jang masjhiir 1

3. Bahasa dan Kesusasteraan.

Bahasa jang dipergunakan oleh rakjat Atjeh sehari-hari adala Bahasa Atjeh. Bahasa Atjeh itu banjak sekali dialeknja. Hal ini er«

, luTbunfSnnja' dengan keadaan sebelum terbentuknja keradjaan i tjeh. Di Gajo, Alas, Singkel Hulu dan Kluet di Atjeh Selatan m en perg’in^kan bahr.sa jang dapat digolongkan dalam dialek bahas Batak Utara."1 Tamiang mempergunakan dialek Melaju dan seb hagian besar penduduk Atjeh Selatan dan sedikit di Atjeh B ari mempergunakan dialek Minangkabau. Penduduk jang berdiam d prlau-pulau sebelah barat Atjeh mempergunakan bahasa Pulo jan mirip dengan dialek Nias dan Mentawai. Sesudah daerah-daerah ii diirrL-grasikan dalam .Keradjaan Atjeh pada abad 16 dan 17„ mak mereka mempergunakan bahasa Atjeh pula sebagai bahasa sehai hari, tapi daiam bentuk dialek jang sudah bertjampur dengan diale jang sudah kita sebutkan tadi. Sampai sekarang dialek tersebi masih terus dipergunakan. Diibukota Keradjaan Atjeh dipergunaka dialek.bajiasa Atjeh jang terkenal jang lazim disebut dialek Band Dialek Banda ini merupakan standard bahasa Atjeh jang diiku umtiffl dalam pemakaian. bahasa Atjeh jang baik.

Bahasa Djawi atau Djawo (bahasa Melaju) tetap dipergunaka sebagaimana halnja pada masa Keradjaan' Samudera-Pasai. Hal i dapat dilihat dokumen dan surat-menjurat keradjaan, buku-buk kesusasteraan dan agama jang naskahnja masih dapat kita djurnp; sampai sekarang. Bahasa pengantar antara berbagai daerah Indon sia dengan Keradjaan Atjeh dan bahasa pengantar dipesantrei pesantren, bahasa Djawolah jang dipergunakan. Terutama seks dipasantren-pasantren besar jang dikundjungi oleh murid-murid da berbagai daerah Indonesia dan Malaja. Bahasa Arab dipergunaka

*'Th W

— 109 —

d ju ga teru tam a dalam perhubungan dengan negara-negara Islam d ilu ar M alaja dan Indonesia dan dalam lem baga-lem baga pendidikan ja n g te r tin g g i.

K a lau kita perliatikan bahasa M elaju jan g dipergunakan dalam buku H ik a ja t R ad ja -rad ja Pasai. belum banjak dipengaruhi bahasa A ra b d id a lam n ja . Tetapi sedjak penulis-penulis sufi giat m enulis b u k u -bu k u agam a dan kesusasteraan, baik bahasa A tjeh m aupun bahasa M ela ju ban jak sekali menrgadakan adoptasi dengan bahasa A ra b . S e d ja k itu ban jak kata-kata A rab dan bentuk-bentuk kalim at serta ga ja bahasa A ra b m asuk kedalam bahasa A tjeh dan Melaju.

S ed ja la n dengan perkem bangan jan g pesat disegala bidang. ma­ka b e rk e m b a n g pulalah kebudajaan dalam K eradjaan A tjeh . T eru ­tam a dalam b idan g kesusasteraan, A tjeh telah m endjadi pusat kegi­atan pe i'k em ban gan kesusasteraan M elaju pada um um nja. Dalam m em b it ja ra k a n kehidupan kesusatseraan di A tjeh dalam masa ke­m a d ju a n dan ked ja jaan K eradjaan A tjeh tidaklah sem ua aspek dari k e h id u p a n kesusasteraan waktu itu akan dibahas disini dan hanja akan d ip ilih beberapa aspek sadja daripada kehidupan kesusasteraan p ad a m asa itu, sekedar hendak m enundjukkan bahwa K eradjaan A t je h pada zaman itu telah tum buh pula m en d jad i pusat ilm u pe- n °e ta h u a n dan kesusasteraan di Indonesia.

Buku ilm u pengetahuan dan kesusasteraan jan g dihasilkan da­lam zam an itu m en ilik pada bahasanja terdiri dari buku-buku jan g b erb ah asa A tjeh . buku-buku jan g berbahasa M elaju dan buku-buku ja n g berbah asa A rab. Dari sekian banjak buku-buku agama dan h asil-h asil kesusasteraan jan g sam pai sekarang naskahnja masih d id ju m p a i atau m asih dikenal, sebahagian besar berasal dari zaman k e d ja ja a n A tjeh . B uku-buku tersebut terdiri dari berbagai djenis, ada bu k u -bu k u sedjarah. agama, kesusasteraan jan g berasal dari zam an te rse b u t ja n g terkenal sekali karena m em punjai nilai historis ja n g sangat berharga ialah H ikajat M alem Dagang. H ikajat Malem D a g a n g ini adalah sebuah epos jang m entjeriterakan tentang Iskan­dar M u da, p en jeran gan n ja ke D johor, berm atjam -m atjam kegiatan da lem p em erin tah an , keadaan istana dan kem asjhuran Keradjaan A tie h pada sa’ at itu .“r’ Buku-buku agama dan kesusasteraan dalam bah asa A t je h keban jakan ditulis dalam bentuk puisi."'1 Dalam ben ­tuk p ro sa p u n ada d juga. R akjat A tjeh m em ang dalam kdndupan seha-ri-hari sangat puitis dan tidaklah m engherankan kalau hasil k esu sa stera a n n ja m en tjerm inkan pula watak jang dim ilikinja. Puisi A t je h san gat kaja akan iram a dan sadjak.

urC .Susuck H urgronje, Deel II, Op.cit hal. 67 dan seterusnia sam pai hal. 193.

n0T.S.G. Mulia, ’ ’A tjeh ” , Ensiklopedi Indonesia, djilid I, hal. 130

— 110 —

g . ^ . - hnlm dalam bahasa M e la ju j t e n _ A r a h tidak pula s^dikit ia n ° ^ d ih a s i lk a n oleh p a r a . pudjangga danTalim ulama wakUL. tu. Buku-buku tersebut tidak hanja dikenal di A tjeh , tapi dikenal dan dipeladjari djuga diluar Atjeh. Para pengarang d an dalam dan luax negeri telah berdiam di Atjeh dan mendapat perlindungan jang baik dari sultan-sultan Atjeh. Tun Sri L a n a n g , pengarang kitab Sedjarah Melaju atau dengan djudul bahasa Arabnja Sulalatus Salatma telah memulai penjusunan karyanja jang m asjhur itu di Samudera-Pasai. waktu ia mendjadi tawanan Keradjaan A tjeh ber-sam a- sedjum lahkaum bangsawan Keradjaan Djohor.'1'

Buku Tadjussalatin (Mahkota Radja-Radja) ditulis oleh penga- rangnja Buchari Al Djauhari pada tahun 1603 di A tjeh . Tadjussalatin ini adalah saduran dari buku kesusasteraan Islam Persi. Isi kitab Tadjussalatin itu terbagi atas 24 pasai. Isinja boleh dikatakan m e- nerangkan kewadjiban radja-radja, pem besai-pem besar, pegawai- pegawai kepada rakjatnja dan sebaliknja* Buku teisebu t terkenal diseluruh negeri-n egeri Melaju dan di Djawa. Buku jang serupa mak- sudnja pula diterbitkan di Eropah jaitu II Principe karya M achievelli dan di India buku Kautilya Arthasastra karya Kautilya.

C. BEBERAPA TOKOH ULAMA BESAR JANG TERKENAL DA-4 , LAM MASA KEDJAJAAN KERADJAAN ATJEH.

1. Hamzah Fansuri.

Hamzah Fansuri hidup sekitar pertengahan abad-16 dan p erte ­ngahan abad-17 jaitu dalam masa pemerintahan Sultan A lauddin Riajat Sjah Saidil Mukammil dan permulaan pem erintahan Sultan Iskandar Muda Meukuta Alam. Tahun kelahirannja dan tahun me- ninggalnia jang tepat tidak djelas. Tempat kelahiran beliau serin® mendjadi masaalah djuga mengenai letaknja, namanja dan seba^aH nja. Ada jang berpendapat bahwa Hamzah Fansuri dilahirkan di Barus jang terletak dipantai barat Sumatera bahagian Utara, jan°- pada masa itu termasuk dalam wilajah Keradjaan A tjeh . Oran* Arab menamakan negeri Barus itu dengan Fansur. M enurut A Hasj* tni seorang penulis jang banjak menulis tentang sedjarah A tjeh . berpendapat :

. menurut penjelidikan kami, bahwa Hamzah Fansuri lalilv bukan di Barus, tetapi dikampung 'Ta-nsur” dekat dengan Singkel, jaiiu sekampung dengan Abdurrauf Sjjah Kuala, djadi asli Atjeh! Pansur kemudian oleh lidah Arab disebut ’ ’Fansur” , namanja dibangsakan kepada kampung kelahirannja itu, maka mendjadi

:R.O. Winstedt, Op.cit., hal. 129. "'Ibid., hal. 116.

—Ill —

Ham zah Fansuri, seperti halnja dengan Abdurrauf Fansuri. Ham­zah Fansuri m eninggal dan berkubur didaerahnja sendiri, jaitu di Ketjam atan Simpang K ir i (S ingkel), kira-kira satu djam dengan m otor dari Rundeng. Kam i telah pernah dua kali berziarah ke- m akam Sjech Hamzah Fansuri, dimana sampai sekarang masih sangat dihorm ati oleh penduduk disekitar Rundeng dan Singkel. Dengan bukti-bukti jang kami peroleh di Singkel dan kampung Pansur, maka jakinlah kami Sjech Hamzah Fansuri adalali asli A t jeh , lah ir dikampung Fansur dekat Singkel, jang setelah de* wasa lama tinggal di Barus, jang pada waktu itu mendjadi daerah K erad jaan A tjeh Darussalam.*10

P e n e lit ia n melalui karya-karya Hamzah Fansuri sendiri hanja dapat m em perdjelas nama tempat kelahiran dan tjiri-tjiri chas dari tempat itu sadja. Baiklah kita kutip sebait dari kumpulan sja’ ir perahu :

■’Hamzah nin asalnja Fansuri,M e n d a p a t wudjud ditanah Sjahr Nawi,B e io le h chilafat ilmu jang ’ali,D a r ip a d a Abdul Qadir Sajid Djailani.™

Dalam karya beliau jang berdjudul ’ ’Sja’ir Djawi Fasal fi Bajan Ilm u al Suluk wal Tauhid” , sebait dari sja’ir beliau berbunji :

’ ’H am zah gharib Unggas Quddusi,Akan ruinahnja Baitul makmuri, .Kursin ja sekalian kapuri,Dinegeri Fansuri minal asjjari” .7'

JanCT djelas dan tak dapat disangsikan lagi, bahwa beliau dilahirkan i 'n eger i jang bernama Fansur dengan tjiri-tjiri chas negeri tersebut

f enghasil kapur barus jang sangat terkenal didunia pada sa’at itu. Oleh k a ren a negeri Barus merupakan bandar utama jang mengekspor kapur barus .tersebut, barangkali itu pula sebabnja kapur tersebut dinam akan kapur barus. Inilah barangkali alasan beberapa orang sardjana untuk menjatakan bahwa Fansur itu adalah Barus. Kenja- taan sebenarnja desa Pansur jang sampai sekarang masih ada itu, term asuk dalam daerah jang menghasikan kapur. Tepatlah alasan A. H asjm i untuk menjatakan bahwa Fansur itu bukan Barus jang sekarang ataupun jang dahulu, tetapi desa Pansur jang masih ada sampai sekarang. Letaknjapun tidaklah begitu djauh dari Barus jang sekarang ini. v

■’"Tjatatan Red. pada artikel Drs. Zakaria Achmad, ’ ’Sjech Hamzah Fansuri Ulama Penja’ir terbesar” , Sinar Darussalam, No. 36 Djuli 1971, hal. 44.

7"Syed Muhammad Naguib Al Attas, The Mysticism of Hamza Fansuri, University of Malaya Press, Kuala Lumpur, 1970, hal 9.

; ’Ibitl., hal. 3.

— 112 —

Hamzah Fansuri adalah seorang ulama sufi dan pengarang besar pada zaman itu. Winstedt dalam bukunja: A H istorv o f Classical Malay LUeratur” mengatakan ; ’ ’Hamzah Fansuri in Sumatra is the earliest and the greatest of Acheh’s group o f writers on heretical mysti cism” .7-

Hamzah Fansuri diduga hidup sebagai seorang Fakir, Ia telah tempat diantaranja Pahang, Banten, Kudus,

kemudian kembali ke Barus dan seterusnja ke; neaeri itu rii^m annJa Pansur. Tudjuan perantauannja keberbaga1 agama Islam danTahUntl- ment ari ilmu> djuga ur.uk menjebarkan nja pertama kali dlanuln3a- Pendidikan jang diperol1?11't a g K t h B dl ^ dai1 keinudlnn diSesudah itu i l m u n k b e H T f T terulama dalam keradjaan Atjeh-tauankeberb^i te m p a t-r Hal PUla, Selama ia ^ lak u k an per*'sja’irnja jang sudah kita sehntlr ^ 3S dlsebutkan dalam sja »Asjikin” Mta%etik dua ° aalm

] 13a anS berbunji sebagai beriku* •Sjech Al Fansuri terlalu ’ali

Beroleh chilafat dibenua Baghdadi” . -

jang "isebutkan gur»»i'’ 'Hamzah l,m„ „ i a I“ “ r SlCCh A M “ Q « li t DJailalli : Ustaznja Sjech Abdul Qadir’V*

Indonesia dan M alaja t w u T a m a ^ i te r s e b a r d is e lu ru h t e m p ^ d‘ a n ! na!lau b6rikan se lam a p e r a n S u ^ ^ l p e n Sad ja ra n -p e n g a d ja ral5

lagl iala" m S nka * ^ baga i. tem Pat UUPSmana. Disamnir, ,§gara- Murid-muridnia aiyanj a jang ters -ak iba t dari p e ra n g P6rlu p u la k ira n ia d S * tersebar Pula d in lLv3 M elaju) dan A r ^ auann ja itu p m a lk e m u k a k a n d is in i, b a h ^

bahasa Persh ,\ :,ang dikuasainia do Pm§ ba^ asa D jaw i ^ a L f-' ainnja. < » * » « b a h S f i g ™ ' *

Hamzah Fan,,, ■ Indonesia dan Wseorang ulama sufi” - Seperti telah kita 1 Tharikat Qadiriah a ?08 terkenal. ia kemukakan diatas a t)' dari hasil-’ karya ia an jang diannt 3 Pengikut (Pe0^ r, #lasauf terkenal rti g dituUsnia dal, sePei't> jang tertj® ,u Pengertian p a l , " gM istW J ? / ”, kaum sufi da>> t >

n_gikutIbnuP A ‘ ab ^ Bella“ C r T r diud f r f V^ --------------- Qadir n 'a Pribadi m engaK rfi1'

W t a t a T Z ' , . , ^ d r DJaiI»m. Tetapi dari tu*lS , Sf 1-al. 116

gl" b A > AMas o „ ,cit- hal. 11.

— 113 —

tulisannja dapat dilihat balnva ia terpengajuhran-buah pikiran ulama sufi lainnja seperti Al H alM i. W D ju n e^ Dajalaluddin Rumi dan Sjahru Tabiiz- is Gazali.kita lihat pengaruh dari AbdtrfKanm Dj.ll., Al Bustami.Mas'ud dan Sjah Nikmatullah." , dan ac[a pula

Hasil-hasil karyanja ditulis iang terkenaldalam bentuk prosa. Sja^-sjaunja J ^ Burung Pingai, Sja’ir diantaranja ialah : Sja ir Dagang, J winste(it mengatakan sja’ir- Perahu. dan Sja’ir Sidang Faku. ^ memakai irama pantun, mes- sja ’ir dari Hamzah Fansuri ^eba ] sja,ir ■kipun urutan sadjaknja meng * jnj Dr. C. Hoykas dalam

M engenai sja ’ir-sja’ir Hamza i <• pendapat antara lambukunja ’ ’Perintis Sastera me» gi „ itu bukan sad]a memakai bahwa karangan-karangan Hamza akan kata-kata Arab. Olehnama Arab, tetapipun banjak nn®n 1 ■ g. karaRgan-karangannja itu karena itu dan karena bentuknja. b_asa Memang bukanlahtidak mudah dapat difahamkan oleh $ akan tetapi untukm aksudnja untuk pelipur lara dan * dan penjiar agamam enjuruh berpikir, sebagai pem m emudahkannja mendapatkaKesungguhannja dan keraCJ " j a|lielukiskan perasaannja.' 1 a" kata-kata jang tepat-tepat ba* sia’ irnja itu :Jni kami terakan beberapa bait dar

"Satukan hangat dengan ding*", tinggalkan loba dan in£lU\ .. hantjnrkan hcndak sepev . bbn, maka dapat kerdjamu W J»•Hapuskan akal dan lasai' ’lenjapkan bad»n da,^ " J matanui. petjahkan hendak kedu disanalah lihat PerJ"J' k n sarung.Hunuskan pedai»«izbatkan Allah, „laut tauhid jogja Ka , i,ernaun»- ,disanalah engkau temp* „ pmukakan perasaann ja dan

ft , Fansuri mengemukaK f ,irn]a jangetapa lantjarnja Hamzah acla beberapush p ik irannja dapat kita tertera diatas.

Sengadja penulis kutip sepeit»

uaihul Anifli-Ib id ., hal. 14 ter0> terdjeniaha* G1.oningen, ig53;

n T"C. Hooykaas, Peuntis Wol.tevs. Djaka? atuk Besar, tjetakan kedua.h:-1! -t.r.145.

T7Ibid., hal. 146

\

— 116 —

Prof. Sved Muhammad Naguib Al Attas M.A.Ph.D. V ice Chancelor dari ’ ’The National University o f Malaysia dalam satu edisi jan*, tiukup tebal dengan djudul ’ ’The Mysticism o f Hamzah Fansuri jan<* diterbitkan oleh University of Malaya Press, Kuala Lumpui pada tahun 1970. Karya-karya Hamzah Fansuri sendiri jang masih kita diumpai sekarang umumnja terdapat diluar daerah A tjeh sebahagian besar daripadanja berada dimuseum-museum diluar ne-fieri.

Memang benarlah kiranja perkataan Dr. C. Hooykaas, bahwa karya Hamzah Fansuri banjak jang sukar difahami, oleh karena itu telah mengakibatkan pula penafsiran- jang salah terhadap buah pikirannja tertjermin dalam uraian para ahli pada achir-achir ini. Baiklah pada achir uraian tentang Hamzah Fansuri ini kita kemu- kakan kesimpulan Professor Monteil jang memindjam sebahagian tulisan Professor P. Zeetmulder : ’ ’Mungkin Professor P. Zeetm ulder- lah jang benar, kalau menulis, bahwa A r Ranirilah jang m erupakan muslim jang terbaik, tetapi Sjamsuddin adalah ahli pikir ja n g ter- baik. Bagaimana kita tidak boleh mengagumi sja’ ir Perahu dari Hamzah Fansuri, dimana wudjud Allah nama Perahunja” ?

Sesudah mendjeladjah berbagai negeri Hamzah Fansuri fakir jang menggemparkan pada masanja itu, kembali kekam pung liala- mannja. Disanalah barangkali beliau menghabiskan sisa hidupnja didunia dan disana pula beliau m emperoleh ketenteraman batin jang sedjati seperti tertjermin dalam sebait sja ’irnja dibawah ini

'’Hamzah Fansuri didalam Mekkah,Mentjari Tuhan di Baitul Ka’abah.Dari Barus ke Kudus terlalu pajah,A ch irn ja dapat d id a lam ru m a h ” .71’

2. Sjamsuddin As Samathrani,

Sjamsuddin As Samathrani dilahirkan di Samudera-Pasai. Tahun kelahirannja tidak djelas. Sjamsuddin As Samathrani adalah salah seorang dari murid dan pendukung terkenal dari Hamzah Fansuri. Winstedt mengatakan bahwa Sjamsuddin As Samathrani adalah m u­rid djuga dari seorang ulama dari Djawa jaitu Pangeran B onang.s" Nama lengkapnja adalah Sjech Sjamsuddin bin Abdullah As Samath­rani. Meninggal pada 12 Radjab 1039 Hidjrah (1630 M). Ia seorang pem besar dalam istana Keradjaan Atjeh, sebagai penasehat jan g sangat dihormati sedjak dari Sultan Al Mukammal sam pai pada sa’at wafatnja pada zaman Sultan Iskandar Muda. Peranannja sa­ngat besar dalam Keradjaan Atjeh, hal ini dikatakan d juga oleh

: Mohd. Said, Op.cit., hal. 175."R.O. Winstedt, Op.cit., hal. 118.

— 117 —

orang-orang Barat jang mengundjungi Atjeh pada waktu itu jaitu John Davis dan James Lancaster.

Hasil karyanja berupa buku-buku banjak jang musnah akibat tindakan pem bakaran dalam rangka pembasmian adjaran-adjaran pada masa Sultan Iskandar Thani. Diantara buku-bukunja jang nas- kahnja masih ada sampai sekarang dikenal dengan djudul: ’ ’Miratul M ukm inin” jang bertahun 1601. Buku tersebut didjumpai di Sunda dan Malaja, sedangkan di Atjeh sendiri tidak didjumpai lagi. Dalam buku ini djelas sekali bahwa aliran sufi-jang dianutnja dalam garis besarnja sama dengan gurunja Hamzah Fansuri. Winstedt menga- takan :

’ ’His mysticism, standing midway between Indian forms, is of the speculative rather than the emotionil type and centres roun d doctrine of the unity of existance and the Perfect Man”.SJ'

Buku jang dituliskan dalam bahasa Arab antara lain : Djauhar al H aqaici> Risalatul BaWin Mulahazat al Muwahhidina alal Mulhidi fi zikrillah, Kitab Al Haraqah dan Nurul Daqaiq. Karyanja jang lain j an& dapat ditjatat oleh para penjelidik dan para ahli ialah • M ir a t u l Iman, Zikaru Dairah Qausani au Adna, Miratul Qulub, Sjarah M iratul Qulub, Kitab Tazjim, Sjir’ul Arifin, Kitab Usulut Tahqiq M iratul Haqiqah, Kitabul Martabah, Risaratul Wahhab, Miratul Mu- kaqqiqin , Sjarah Ruba’i Hamzah Fansuri dan Tanbihullah."-

M elihat hasil karyanja berupa buku- ilmu pengetahuan, kesi- bu k a n n ja dalam pemerintahan sebagai penasehat sultan dan pe- m im pin dari ulama-ulama seluruh Atjeh dan memimpin sidang-sidang m adjlis ulama di Balai Gadeng, djelaslah bahwa ia adalah seorang jan g luar biasa. Ia adalah tokoh jang telah memberikan pengabdi- annja jan g luar biasa kepada negaranja. Kemegahan Keradjaan A tjeh pada masa Iskandar Muda pada hakekatnja telah turut diten- tukan olehnja. Lawannja dikemudian hari terutama lawan jang me- nentang dengan gigih faham-faham jang dianutnja jaitu Sjech Nu- ruddin A r Raniri masih djuga mengakui kebesarannja. Dalam buku- nja jan g berd judul ’ ’Bustanussalatin” Nuruddin Ar Raniri menulis :

’ ’Sjahdah pada masa itulah wafat Sjech Sjamsuddin Ibnu Ab­dullah As Samathrani pada malam Isnin dua belas hari bulan Radjab pada Hidjrah 1039 tahun. Adalah Sjech itu alim pada segala ilmu dan ialah jang masjhur pengetahuannja pada ilm„ tasauf dan beberapa kitab jang d|taklifkannia”.K!

“'Ibid., hal. 1 1 9 .S-Zuber Usman, Kesusasteraan Lama Indonesia Gumma

Djakarta, 1963, hal. 121. 122. ’ uiman§ Agung>Ct.K. Niemann (E d .), Op.cit., hal. 1 2c.

— 120 — ■<! I

sudah diselipkan pula sebuah peringatan kepada Inajat Sjah jang memerintah Atjeh dari tahun 1678 sampai tahun 1688. Pasai ketiga xnentjeritakan tentang radja-radja jang adil, pegawai jang baik dan djudjur, pasai keempat tentang radja-radja jang saleh dan orang- orang jang keramat. Dalam pasai kelima tentang radja-radja jang lalim dan pegawai-pegawai jang djahat. Dalam pasai keenam tentang orang-orang jang bersifat mulia dan tentang pahlawan-palilawan dalam perang Badar dan Uhud serta peperangan jang lain jang disertai oleh nabi Muhammad. Dalam pasai ketudjuh atau jan g ter- achir,. diterangkannja tentang kelebihan akal dan kemuliaan segala matjam ilmu pengetahuan termasuk ilmu filsafat dan ilmu obat- obatan

Atas permintaan Sultan Iskandar Thani djuga Nuruddin A i Raniri memulai sebuah polemik tentang roh, terutama sesudah keluar dari tubuh. Polemik ini disusun dalam sebuah buku jang berdjudul Asrar al Insan fi Makrifaturruhi war Rahman (Gunanja manusia mengetahui roh dan Tuhan). Kitab ini merupakan suatu pernjataan terhadap pendapat Hamzah Fansuri.

Tahun 1642 ditulisnja sebuah buku jang sangat terkenal jaitu Akbarul Achirah fi Awwalil Qiamah (Berita-berita achirat dalam peristiwa kiamat). Isinja rupanja diambil dari kitab Daqaiq wal Haqaiq (Sa’at jang penting dan hakekat-hakekatnja) dan dari kitab Duratul Fachirah Minkasjfil awwamil Achirah (Mutiara jan g ber- harga dalam membukakan rahasia achirat) karangan Imam Gazali dan dari kitab Adjaibul Malakis Samawat (keadjaiban keradjaan langit) karangan Sjech Ibnu Djakfar Muhammad bin A bdillah dan dari kitab Al Bustan (Taman) karangan Abdullais.80

Buah pikirannja selalu terpengaruh oleh faham-faham tasauf (sufi) terutama faham-faham tasauf dari aliran jang dinamakan w ill- datusjsjuhud sebuah aliran tasauf bertentangan sangat dengan aliran jang disebut wihdatulwudjud jang dianut oleh Hamzah Fansuri dan Sjamsuddin As Samathrani. Disini pulalah letak pokok pangkal pertentangan antara ulama- tersebut diatas. A r Raniri m enganggap usaha kedua ulama itu adalah sangat bertentangan dengan Islam sedjati, karena itu ia mengan'djurkan kepada Sultan Iskandar Thani supaja buku-bukunja dibakar dan pengikut-pengikutnja dihukum . Untuk lebih djelasnja dibawah ini dinukilkan kem bali pokok-pokok pikiran kedua aliran tersebut, terutama faham antara kedua belah pihak ulama Atjeh itu. Sjamsuddin berfaham dan m engadjarkan :

s"R.O. Winstedt.”A H istorv of Classical Malay literature-’, J.M.B.' R.A.S., Vol. XXXI Part 3, 1953. hal. 120, 121.

— 121 —

’ ’bahwa A llah i(u roh dan wudjud kita ini 1 i j Tuhan” . Hamzah Fansuri berpendaoatHan , r° h dan wudJud asal roh itu kadim jakni roh Muhammarf m engadjarkan : ’ ’Bahwa Allah Ta’ala daripada „ „ r a t " , tasahu. faqad arafa rabbahu, barang siana ia ' a naf'rarti m engenai Tuhannja, oleh Hamzah irag men^enaI dirinja be- manusia bersatu dengan Tuhan A r Raniri k dlartlkan bahwaiang mengenai dhntfa s e b a g a , ^ Tuhannja sebagai jang baqa."" mengenai

Maka dalam tahun 1642 ditulisnia nma * faham sufi jang dinamainja Djawahirul Tn.,„ * uraian tentang kok-pokok pengetahuan untuk membukak-an • as;)fl1 MakIun (Po­ll ja ja n g lain ialah Fatul Mu bin Alai M n ih -^ ng^ aklUin)i’' Buku* n jata bagi orang jang kafir), H u d j d j a t u s s i d i t (^ eteran§an jang ja n g benar untuk menolak keterangan oran^ Zmdik (Dalildan Lathaiful. Asrar (Kehalusan j ang tp ‘,3ng tl3da ber Tuhan)

rahasia jang halus). Dalam bukunja At Tah-SembUn;'i ataU rahasia- (Kenjataan untuk mengenali agama) ditulis h ? fl Makrifatil adyan raikannja adjaran suluk Sjamsuddin ianP J , tahun 1661 diu- iannja lagi j anS lebih berani ialah H i l L n " ' angnja sesat- Ura- sebuah karyanja jang lebih luas denean hJ, ™®ruP.akan sari dari dakwatizilli m a’a sabihi (Penolakan atas Nabdhatu fisesat dan kawan-kawannja).1" 1 0rang-orang j ang

Buku-bukunja jang mengenai masiarakat saiah a (Rahasia Manusia) dan Al Bustan (Taman) Dari b^kuhnl InS3n terach ir ini dapat dilihat betapa besar perhaUannl i T * ^ rakat Indonesia umumnja dan masjarakat AtiPh ^ maSJa' betapa pula luas pengetahuan jang S 5 L w t T * bahw a Nuruddin A r Raniri adalah S J S ? 4 ? “ 8»takandan luas pengetahuannja, bahkan lebih dari itu ia ”ahli p ik ir pada zaman itu.02 Dia memnpiarii • + adalah seorangchruddin , Sjihabuddin al Suhrawardi, Abu ThaKh m 3-23* ’ Fa‘ ' kasim , A l Kusjairi, Ibnu Arabi dan Abdulkarim al n f . f a ' Abdu1' pendapat Nuruddin roh itu bukanlah DJailam. Menurutbaharu (djadid) sebagai machluk jang ditjiptakan^D ^ J et3pi nja persam aan sifat-sifat manusia dan alam dpn«xa’ ? f T i i f 3da' D ibandingkannja pantheisme Hamzah Fansuri gan Slfat‘sifat Tuhan. dan teori Buddha Mahayana di Tibet 1 Vedanta

r '^ m a r Djaja, op.cit., hal. 54. Ibid., hal. 121.

"'Loc.cit.Ibfrt., hal. 122.

r

Karyanja jang terkenal sekali jang naskahnja sampai sekarang masih ada berdjudul ’ ’Miratul Tullab fi Tasyl M akrifatul Ahkam Assjar’ijah li Malikul Wahhab” . Buku tersebut m erupakan pengan- tar Ilmu Fikh menurut Mazhab Sjafi’i. Buku ini isinja ham pir serupa dengan karya Nuruddin Ar Raniri jang berdjudul ’ ’Siratul Musta- qin” : Bedanja didalam Siratul Mustaqin berisi soal-soal ibadat sadja, sedangkan didalam buku Sjech Abdurrauf ditambahkan pula dengan. soal-soal muamalah.'"’ Kupasan mengenai pokok-pokok adjaran ta­sauf dan dasar-dasar pendiriannja dalam lapangan ini term uat da­lam karyanja jang berdjudul Kifajat al Muhtadjin, Daqaiq al Huruf, Bajan Tadjalli dan Umdat al Muhtadin.” Beliau djuga telah me- njusun tafsir Al Quran kedalam bahasa Djawi (bahasa M elaju) dan menterdjemahkan buku ’ ’Mawaiz. al Badi’a” jang berisi antara lain 32 hadis qudsi. Karangan beliau dalam bentuk puisi ialah ’ ’Sja’ ir Makrifat” .'0"

Seperti telah dikemukakan diatas ia adalah seorang sufi dari aliran Sjattariah dan bermazhab Sjafi’ i. Fahamnja dalam tasauf tergolong dalam faham jang dinamakan W ihdatusjsjuhud. djadi tiada berbeda dengan faham dan pendirian Nuruddin A r Raniri. Dalam polemik beliau menentang adjaran-adjaran H a m z a h Fansuri dan Sjamsuddin As Samathrani ia tjukup tegas dan keras, tapi tetap bidjaksana sehingga kekatjauan dari pertentangan agama tidak terdjadi dalam masjarakat.

Kesanggupannja dalam merumuskan hukum-hukum Islam da­lam bentuk jang mengagumkan dan fleksible, telah m enjebabkan sjari’at-sjari’at Islam dilaksanakan dengan penuh kesadaran oleh rakjat Atjeh. Disinilah letak kebesarannja dan karena itu pula ia memperoleh kehormatan jang luar biasa seperti kata P. V oorh oeve dalam Encyclopaedia of Islam : ” A bd al Rauf en joyed such venera­tion that he was even accorded the Honour o f having been the bearer o f Islam to Achech” .101

Kegiatannja sebagai ulama dan muballigh sebahagian besar dilakukan pada masa pemerintahan Sultanah Safiatuddin. Sultanah Safiatuddin adalah salah seorang sultan jang term asjhur dalam de­retan nama-nama sultan Atjeh jang kenamaan. Sultanah Safiatuddin adalah sultan Atjeh jang paling lama memerintah jaitu 34 tahun. Masa

— 124 —

0SP. Voorhoeve, ”Abd. Al Rauf” , The Encyclopaedia o f Islani, Vo­lume I. 1960, hal. 88.

““Loc.cit.10°Loc.cit.'" ’Loc.cit.

— 125 —

pem erintahannja adalah masa jang tjukup sukar dan sulit, karena penuh dengan luka-luka akibat hantjurnja angkatan perang Atjeh waktu m en jerang Malaka pada tahun 1629 dan pertentangan agama serta tindakan kekerasan jang dilakukan oleh Sultan Iskandar Thani dalam m em basm i Adjaran-adjaran Hamzah Fansuri dan Sjamsuddin As Samathrani. Seperti kata Vlekke dalam bukunja ’ ’Nusantara A H istory o f Indonesia” , Atjeh pada masa itu sedang berada dalam suatu periode jang dinamakannja : "a turning point periode in A tjeh ’ s h istory” , terutama dalam bidang militer, politik dan ekono- mi. Tapi dalam lapangan agama. sosial dan kebudajaan Atjeh terus m em antjarkan sinar jang gemilang. Semua itu tidak sadja karena ketiakapan Safiatuddin, tapi adalah berkat bantuan seorang ulama besar S jech Abdurrauf. Ia telah turut membenarkan wanita men­d jadi sultan jang menandakan bahwa pandangannja menurut ukuran pada waktu itu sungguh sangat madju. Di Iran umpanianja sampai pada a b a d 20 ini masaalah hak pilili kaum wanita sadja. masih dipertengkarkan diantara para alim ulama.

P a d a hari D jum ’at tanggal 4 Sja’ban 1114 H. atau 1639 M S iech A bdurrauf Singkel berpulang kerahmatuUah dan dimakamkar' r l e k a t muara sunSai Atjeh. Pada batu hiasannja tertulis antara' lain tulisan jang berbunji Al Walijul Malki Sjech A b d u r r a u f bi A li Sebutan W alijul Mulki menundjukkan betapa besarnja peranan Sjech . B(j urrau f dalam Keradjaan Atjeh pada waktu itu. Sesudali i3

m en ingga i kekallah namanja dengan sebutan Sjiah Kuala.

— 126 —

B A B : VI

P E N U T U P.

(Sebuah Pemandangan dan Kesim pulan).

Sampai dengan bab V dari buku ini selesailah sudah tindjauan penulis sekitar Keradjaan A tjeh dalam tahun 1520 - 1675 itu. Se­perti telah penulis kemukakan dalam bab pendahuluan dan buku ini. bahwa adalah suatu kelaziman dari sebuah tindjauan, studi ata­upun penelitian jang mempergunakan adjektiva ilmu pengetahuan untuk diambil beberapa pemandangan dan kesim pulan daripadanja. Dalam bab penutup ini penulispun ingin m em beri sedikit pem anda­ngan dan kesimpulan dari seluruh hasil tindjauan penulis dalam buku ini, suatu kelaziman dalam dunia ilmu pengetahuan jang.patut diperkembangkan terus menerus.

Tahun 1520 adalah tahun jang sangat penting dari kehidupan sedjarah Keradjaan Atjeh, karena pada tahun itulah m enurut pe­njelidikan terachir tahun berdirinja keradjaan tersebut sebagai se­buah keradjaan jang merdeka, sesudah sultannja jang pertam a Sul­tan Ali Mughajat Sjah mengumumkan keradjaan tersebut bebas dari kekuasaan Pidie. Keradjaan A tjeh Darussalam telah berd iri te- gak sebagai keradjaan merdeka selama 387 tahun dan berachir se­tjara resmi apda sa’at pengumuman pembubarannja oleh pem erin tah Hindu Belanda pada tanggal 21 Agustus 1907 dan sultannja jang terachir Sultan Alauddin Muhammad Daud Sjah jang telah m endjadi tawanan Belanda dibuang ke Djakarta.1

Oleh karena jang m e n d ja d i objek dari buku ini Keradjaan A- tjeh dalam tahun 1520.— 1675 seperti telah ternjata sedjak dari uraian bab I sampai dengan bab V, sudahlah dapat dikatakan disini bahwa periode tahun 1520 — 1675 itu, adalah periode jan g sangat penting dari seluruh kehidupan sedjarah jang pernah didjalani oleh Keradjaan Atjeh, karena dalam periode itulah keradjaan tersebut berdiri, berkembang dengan pesat dan achirnja m entjapai puntjak kemegahannja. Karena itu la h pula dalam periode tersebut banjak terdjadi perombakan, perubahan dan kemadjuan disegala bidang. jang telah m emberi harkat dan deradjat Keradjaan A tjeh diarena sedjarah bangsa Indonesia. Oleh karena dalam uraian jan g terda- hulu penulis telah menjentuh berbagai aspek gerakan kem adjuan Ke- radiaan Atjeh dalam kurun zaman sebagai tertera dalam djudul ka­rangan ini, maka sudah sewadjarnja pula kalau pem andangan dan

•H.M. Zainuddin, Op.cit., hal. 422./

— 127 —

Tiesimpulan dalam bab penutup ini akan bertjorak jang demikian pula - T itik berat pemandangan dan kesimpulan penulis ini akan diletakkan pada aspek-aspek jang terpenting sadja.

Pertam a : Berdirinja Keradjaan Atjeh bukanlah suatu kedja-dian ja n g sifatnja kebetulan sadja, tapi adalah merupakan suatu kedjadian ja n g d idorong oleh beberapa faktor dan kondisi sedjarah sebelu m n ja . Faktor-faktor dan kondisi sedjarah jang terpenting di- sn taran ja ialah :

— G eografis daerah Atjeh jang letaknja sangat tampan ditepi la lu lintas internasional Selat Malaka dan sekaligus pula merupakan pintu gerban g sebelah barat Indonesia. Sedjarah telah membuktikan "bahwa daerah sekitar Selat Malaka adalah sangat penting peranannja dalam kegiatan. lalu-lintas tersebut dan selalu mempunjai ketjen- d eru n gan untuk berkem bang. Berbagai tempat disekitar selat ter­sebu t telah ganti berganti memegang key position didaei'ah tersebut d iantaran ja , M elaju di Djambi. Sriwidjaja, Samudera-Pasai. Tumasik dan M alaka. Kedatangan bangsa barat menjebabkan lalu-lintas di- se la t itu bertam bah ramai dan penting, lebih-lebih setelah daerah- d aerah sekitar selat itu memegang monopoli produksi lada, timah dan barang-barang lainnja. Lada adalah barang perdagangan penting "bagi oran g barat. Dengan djatuhnja Malaka ketangan orang Portugis p a d a tahun 1511, maka terbukalah kesempatan bagi Atjeh untuk "berkem bang dan untuk mendapatkan peranan kuntji diselat Malaka. U n tu k m endapatkan kedudukan jang sangat penting ini. tidak ada d jalan lain, selain mengusir orang-orang Portugis di Malaka.

B erkem ban gn ja agama Islam dan adjaran-adarannja telah mem­b er i sem angat jang militan kepada rakjat Atjeh dan sekitarnja. De­ngan sem angat jan g baru ini mereka bersatu, berdjuang menjebarkan. agam a Islam kemana-mana. Kedatangan Portugis ketimur dengan m em baw a serta tugas sutji (mission sacre) menjebarkan agama Kris­ten kepada bangsa-bangsa timur dan meneruskan perdjuangan pe­ran g salib melaw'an orang-orang Islam dimana sadja mereka djumpai, maka bersentuhanlah mereka dengan umat Islam disekitar Selat Malaka ja n g tidak kurang pula semangat keagamaannja seperti me­reka, ja itu sem angat djihad fi sabilillah. Maka berkobarlah api per- d.iuangan m enentang conquistador Portugis. Betapa besarnja penga­ruh agam a Islam sebagai faktor pendorong berdiri dan berkembang n.ia K eradjaan A tjeh dilukiskan dengan tepat sekali oleh R. Mohd. A li seoran g sardjana sastera sedjarah, sebagai berikut :

"’Borkat sifat militan agama Islam jang menjergap djiwa Indo­nesia asli di Atjeh ini, terdapatlah persatuan tenaga djiwa jang

— 128 —

kuat dan teguh dan tertjiptalah suatu negara- jang inelebihi negara- negara Indonesia lainnja pada waktu itu” .'

Agama Islam jang mendjelang terbentuknja K eradjaan Atjeh sudah dipeluk oleh rakjat Atjeh selama dua setengah abad. adjaran- adjarannja telah berakar sangat dalam pada djiwa rakjat. Karena pengaruh Hindu dan Buddha di Atjeh sangat tipis, maka sifat-sifat militan sebagai tenaga pendorong jang tak terkira besarnja tjepat berakar dalam djiwa rakjat Atjeh. Tenaga_jang dahsjat serupa ini sudah pernah diperlihatkan pada sa’at-sa’at permulaan berdirinja agama Islam pada zaman nabi Muhammad.

__ Kedatangan orang Portugis dan penaklukan Malaka olehmereka pada tahun 1511 membawa akibat pula seoagai daja pen dorong jang tak terkira pula besarnja terhadap kelahiran dan per­kembangan Keradjaan Atjeh. Sifat permusuhai. jang dibawa olexi orang Portugis terhadap orang-orang Islam sepei ti telah dikem uka­kan diatas membangun, kesadaran orang-orang Islam, bahwa m ereka sedang berhadapan dengan sebuah antjaman jang sangat m em baha- jakan keselamatan agama dan kepentingan mereka disegala bidang penghidupan. Orang Portugis memang telah m enundjukkan dan melaksanakan seluruh tugas jang mereka bawa bersama pelajaran dan petualangan mereka ketimur.

Tempat-tempat penting jang mendjadi kuntji perdagangan in ­ternasional di Asia dimana pedagang-pedagang Islam telah turut memegang peranan penting mereka duduki dan orang-orang Islam jang mereka djumpai diperairan internasional itu m ereka badjaki. Meskipun impian untuk menghantjurkan kota sutji M ekkah gagal dengan kekalahan mereka dalam penjerangan kekota A den , tetapi dengan djatuhnja Malaka sebagai pusat perdagangan orang-orang Islam dan pusat penjebaran Islam ke Asia Tenggara ketangan m ere­ka. dkasakan oleh orang-orang Islam sebagai pukulan jan g berat. Orang-orang Islam menjingkir dari kota tersebut. Usaha untuk menggantikan Malaka jang ditjoba dibeberapa tem pat seperti Pasai, Pidie dan tempat-tempat lain disekitar selat Malaka. tjepat digagal- kan oleh Portugis.

Achirnja orang-orang Islam dan saudagar-saudagar Islani mene- mukan tempat bernaung diudjung paling utara pulau Sumatera ja ­itu di Atjeh. Disinilah pukulan balasan jang pertama jan g ditudjukan kepada Portugis berhasil dengan baik. Disini pula orang Portugis mendjumpai tembok penghalang jang paling dahsjad dalam sedjarah mereka ditimur. Melalui tempat ini solidaritas dunia Islam digugah

-R. Mohd. Ali, Perdjuangan Feodal Indonesia-, Penerbit Ganaco X.V Bandung, 1983, hal. 113.

— 129 —

dan sem angat djihad fi sabillah dikobax-kan untuk melawan conquis tador Portugis. Kedatangan Poi'tugis dan djatuhnja Malaka ketangan m ereka, tak m ungkin dapat dipisahkan dai-i situasi sedjarah jang m en d oron g m untjul dan berkembangnja Keradjaan Atjeh.

A pa ja n g penulis kemukakan diatas adalah faktor-faktor pen- d oron g dan kondisi sedjarah jang paling kuat diantara faktor-faktor dan kondisi jan g lain jang menjertainja dan sudah barang tentu sifatnja tidak mutlak. Sebab-sebab jang mutlak dari suatu perisiiwa sedjarah hanja mungkin d a p a t ditemui atau didekati dalaxxx sedjarah jan g mendahuluinja pula. Seperti jang dikatakan oleh Jan R om ein dalam bukunja ” Aera Ex-opa” , bahwa segala perbuatan ma­nusia atau sepak terdjang manusia ditentukan oleh berbagai faktordan keadaan ................. antaranja sedjarah sebelumnja.". Maka olehkarena itu Sedjarah Atjehlah jang dapat memberikan pendjelasan jarfg setepat-tepatnja faktor-faktor dan kondisi jang bagaimanakah ja n g m en doron g berdiri dan berkembangnja Keradjaan Atjeh..

K e d u a : Dari gei'ak-gerik dan tindak tanduk Keradjaan Atjehdalam kurun zaman jang penulis bitjarakan dalam buku ini djelas dan njata bahwa jang mendjadi dasar politik Keradjaan Atjeh ialah ekspansi, m onopoli dan iiitcgrasi.

Eskpansi berarti perluasan daerah. Hal ini dapat dilihat. bahwa sed jak A tjeh berdiri sebagai keradjaan jang merdeka. Atjeh terus m eluaskan daei*ah»ja. Ali Mughajjat Sjah umpamanja mempersatu- kan seluruh Keradjaan-keradjaan ketjil didaerah inti Keradjaan A- tjeh dan kemudian seluruh daerah-daerah jang diduduki oleh P or­tugis ditaklukkan dan sedjak tahun 1524 seluruh kekuatan Portugis jang ada di Sumatera Utara telah dipatahkan. Sultan Alauddin fli- ajat Sjah Al Kahhar berhasil menjempurnakan pekerdjaan ajahnja dengan menguasai Sumatera bahagian barat sampai ke Bengkulen, Sum atera bahagian timur sampai ke Siak dan Sumatera bahagian tengah sampai ke danau Toba. Pada masa Iskandar Muda tertjapailah batas ja n g terluas dari ekspansi Keradjaan Atjeh dengan menguasai sebahagian besar ' Sumatera dan Semenandjung Malaja serta me- maksa Patani, D johor, Djambi dan Palembang mengikuti politik jang d idjalankan oleh Keradjaan Atjeh,

Perluasan daerah itu dimaksudkan agar seluruh daerah prockiksi lada dan timah dapat dikuasai dan penjaluran hasil-hasil produksi. tersebut kepasaran internasional harus melalui bandar-bandar in- ternasional Keradjaan Atjeh. Ini berarti tindakan jang bersifat m o­n opoly Politik jang demikian t’ oraknja itu dimaksudkan agar Atjeh dapat m endjadi penguasa tunggal di Selat Malaka. Politik ek sp an si _ g n m o n o poli tersebut d itudiukan pula untuk melemahkan kedudukan

3J.M. Romein, Aera Eropa, •terdjemahan Noer Toesiraan PenerW Oanaco N.v., Bandung 1956, hal. 2 0 . ' ’ ‘ blt

— 130 —

Portugis di Malaka disamping tindakan militer. .Untuk mendjaga stabilitas didaerah-daerah jang diduduki di-

dialankan pula politik integrasi. Tudjuan jang akan ditjapai dengan uolitik ini ialah agar seluruh penduduk Keradjaan Atjeh merasakan dirinia sebagai warga keradjaan Atjeh. Djalan jang ditempuh oleh suitan-suitan Keradjaan Atjeh untuk mensukseskan politik ini dapat kita lihat umpamanja melalui perkawinan, perpindahan penduduk. solidarilas agama dan dalam penempatan peisonalia djabatan-dja- batan dalam pemerintahan. Melalui perkawinan umpamanja kita lihat Sultan Iskandar Muda kawin dengan puteri dari Pahang, adik Is kandar Muda dikawinkan dengan Radja Bongsu dari D johor. puteri yskandar Muda sendiri dikawinkan dengan putera mahkota K era­djaan Pahang dan banjak tjontoh-tjontohnja jang lain jang tak mungkin dapat disebutkan satu persatu. Melalui pemindahan pen­duduk misalnja, waktu Kedah membangkang tidak bersedia m engi­kuti politik jang telah digariskan oleh Keradjaan Atjeh. sebahagian penduduk Kedah dipindahkan ke Atjeh dan waktu m em bangun kembali kota Djohor jang dihantjurkan pada tahun 1613 telah d i­pindahkan pula 2.000 orang penduduk dari daerah pokok Keradjaan Atjeh kesana. Melalui solidantas agama kita lihat usaha-usalia rad ja- Atjeh agar seluruh penduduk memeluk agama jang sama jaitu agama Islam dengan djalan mengirimkan para alim ulama dan m uballigh- muballigh keberbagai bahagian Keradjaan Atjeh: Melalui penem ­patan personalia pada berbagai djabatan, tidak djarang pula djaba- tan-djabatan tinggi diduduki oleh penduduk jang berasal dari luar daerah pokok Keradjaan Atjeh, bahkan djabatan Sultan K eradjaan A ijeh pernah diserahkan kepada mereka. Misalnja Sultan Mansur Sjah berasal dari Perak, jaitu putera mahkota Keradjaan Perak, Sultan Iskandar Thani putera Sultan Pahang dan Sultan B oe jon g atau Sultan Alauddin Riajat Sjah putera Sultan Inderapura dari Bengkuiu.

Meskipun demikian politik integrasi berbagai-bagai daerah itu tidak seluruhnja berhasil. Hasil jang dapat ditjapai hanja didaerah inti dan daerah pokok Keradjaan Atjeh. Daerah-daerah inilah jang sampai sekarang dapat merasakan diri sebagai orang A tjeh, m eski- ?im sebahagian dari mereka setjara ethnis bukan/tidak term asuk orang Atjeh. Sebab-sebab kegagalan politik integrasi ini terutam a untuk daerah-daerah jang djauh dari pusat keradjaan, disam ping sebab-sebab ethnis jang sukar dipadukan, djuga politik m onopoli Keradaan Atjeh dan hasutan bangsa-bangsa barat terutama Portugis, Belanda dan kemudian Inggeris. Politik monopoli K eradjaan A tjeh meskipun pada hakekatnja tidak merugikan rakjat, tetapi jan g dje- las telah merugikan penguasa- setempat.' Penguasa setem pat inilah jang selalu menghasut rakjat untuk memisahkan diri. Begitu djuga pedagang bangsa barat, dengan adanja larangan berdagang disemua

— 131 —

tem p at dalam Keradjaan A tjeh ketjuali tempat-tempat jang sudah d iten tu kan . dirasakan djuga sebagai suatu tindakan jang mengham- b at m ob ilitas m ereka dalam perdagangan. Mereka djuga tidak henti- h en tin ja m enghasut-hasut daerah ini.

K etiga : U ntuk menjelenggarakan berbagai-bagai daerah Ke­ra d jaa n A tje li jan g luas itu sultan-sultan Keradjaan Atjeh berusaha n ien jem pu rn ak an struktur pemerintahan keradjaan, mulai dari pe­m erin tah an pusat, daerah sampai kepada struktur pemerintahan de­sa. D alam lapangan ini Keradjaan Atjeh mengalami kemadjuan jang lu a r biasa. Struktur pemerintahannja dapat digolongkan d a l a m stru k tu r p e m e r i n t a h a n jang baik dan modern menurut

iikuran zam an itu. Pada masa Iskandar Mudalah kita djumpai struk­tu r ja n g terbaik jan g pernah dikenal dalam sedjarah Keradjaan A tje h . D alam pem bagian kekuasaan antara berbagai-bagai daerah k era d ja a n . dipergunakanlali prinsip otonomi jang seluas-luasnja, "bahkan daerah-daex-ah pokok dan daerah inti, bentuk kekuasaannja h a m p ir m en jeru pa i negara bahagian, dimana pemerintah pusat ha- n ja berku asa dalam politik luar negeri dan monopoli penjaluran hasil p rod u k si sadja.

B ei'bagai-bagai djabatan dalam keradjaan ditentukan dengan d je la s w ew en an g, tugas dan pertanggungan djawabnja. Adanja lem- baga -lem baga ja n g m irip dengan lembaga legislatif pada zaman se­k a ra n g sepei'ti Balai Gadeng, Balairung dan Balai Mahkamah Rakjat ln en u n d ju k k a n bahw a sistem pemerintahan jang dipergunakan ialah sistem pem erin tahan jang berdasarkan musjawarah, djadi tidak di- dasarkan pada pemei'intahan jang mutlak (absolut). Sultan sebagai k ep a la n egara ja n g didampingi oleh pembantunja jaitu perdana men- ter i d en gan anggota stafnja wazir-wazir (menteri-menteri), Balai Laksaxnana sem atjam Markas Angkatan Perang, Djawatan-djawatan sep erti B aitu l Mai (Bendaliara Negara) dan lain-lain, jang hampir m en d ek a ti susunan badan eksekutif pada zaman sekarang, menun­d ju k kan k erapian pemerintahan pada zaman Iskandar Muda, Baliwa susunan adm inistrasi negara jang teratur rapi sudah sangat dipen- tirigkan pada zaman itu dapat dilihat dengan diadakannja djabatan chusus u n tu k itu jan g dinamakan Keureukon Katibul Muluk sema- tja m sek retaris negara. Pada zaman sekarangpun masalah adminis­trasi n ega ra adalah masaalah jang vital, ruwet dan sulit dalam pe- n je len g ga ra a n n ja . Disamping itu Keradjaan Atjeh dapat djuga di- katakan n egara jan g mendasarkan dirinja pada hukum dibuktikan dalam w ew en a n g dilapangan hukum dan penjelenggaraan penga- d iian . H u k u m ja n g berlaku dalam Kei'adjaan Atjeh ialah hukum adait daia h u ku m Islam (hukom). Disamping itu meskipun tidak ada sangsi h u k u m n ja rakjat diandjurkan sangat untuk mengikuti re s a n t dan kan u n . W ew en an g dalam lapangan ini djuga dibeda-bedakan

ew en a n g dalam h u k u m a d a t dipegang o l e h Sultan

— 132 —

dan pembantu-pembantunja. Wewenang dilapangan Hukom dipegang oleh para alim ulama. Oleh karena sumber dari hukom adalah Quran Hadis, Qias. dan Idjmak, maka untuk menafsirkan masaalah jang besar jang mempunjai wewenang menafsirkan dan menetapkan hu­kum jang harus dituruti djuga para alim ulama. Kanun diatur oleh permaisuri radja dan resam ditetapkan oleh panglima kaum dan bentara-bentara, pada masing-masing tempat atau daerah. Antara ,adat dan Hukom tidak boleh terdjadi contradiksi, hal ini tersimpuL dalam kaedah hukum jang berbunji : ’ ’Adatngon hukom han d jeut tjre, lage zat ngon sipheut” , (Adat dengan hukum agama tidak boleh berpisah. seperti zat dengan sifat).

Peraturan- keradjaan dai; putusan-putusan sultan (sarakatai da­lam perundangan keradjaan Atjeh dimasukkan dalam hukum adat. Djasa Iskandar Muda jang terkenal dalam lapangan ini ialah diko- difikr.sikannja peraturan-peraturan penting, putusan-putusan jang penting. hukum-hukum adat jang penting kedalam suatu himpunan perundang-undangan jang terkenal dengan nama ’ ’Adat Meukuta A lam”

Susunan badan-badari pengadilan teratur rapi. mulai dari pusat dengan nama mahkamah agung dengan kepalanja Kali Malikon Ade. (Qadhi Malikul Adil) sampai kedesa-desa dengan kepalanja Kali (Qadhi). Untuk mendjamin adanja putusan pengadilan jang adil di berikan djuga hak banding.

Keempat : Untuk meningkatkan pendapatan negara dan kese- djahteraan rakjat, sultan- Keradjaaan Atjeh pada kurun zaman ter­sebut mengusahakan agar keradjaan Atjeh mendjadi pusat perda°a- ngan internasional. Pada masa pemerintahan Al Mukammal diten- tukan empat buah pelabuhan internasional dimana orang-orang asingtiph rii'no ,b.er” ia^ - Semua, orang asing jang berdagang dengan A-

i akukan sama. Oleh karena lada adalah barang perdaganganKerzHii IPa ab“ han'Pelabuhan wternasional itu, maka sultan-sultan

U meml3ul{a perkebunan lada jang sangat luas dan memberi subsidi pada para petani lada. Dengan siasat jang dem ikian itu maka pendapatan negara bertambah dan kemakmuran rakjat memng a . Untuk mendjamin supaja pendapatan negara tetap da- pa lawasi an kemakmuran rakjat tetap terpelihara, maka perda­gangan alam negeri antara daerah-daerah produksi dengan pela- cranfn)Pe han intern3Sional diselenggarakan oleh pedagang-peda- na.nta UItv ^ ra sendiri- Pedagang-pedagang asing tidak diperke-

J3?1 mon°Poli i an§ dilakukan oleh Keradjaan A tje h ialahP° 1 aIan* penjaluran, bukan monopoli dalam pem belian dan

pendjuahn. Monopoli jang dilakukan oleh Keradjaan A tjeh dimak- suakan untuk mendjamin agar bea dan tjukai dari hasil produksi aan iiasil perdagangan dengan luar negeri tetap m engalir kedalam *as Keradjaan. Sedangkan monopoli j ang dilakukan oleh pedagang

— 133 —

P e d a g a n g barat terutam a Portugis dan Belanda <V.O C ) ialah m e n d ja m m agar harga pem belian dapat ditekan serendah rendahnja _ « . S e b etu ln ja siasat m onopoli Keradjaan Atjeh tidak merueikan ra k ja t , ba ik pedagang maupun produsen bumi putera, karena dine labuh an -pelabuh an internasional berdiam bermatjam-matjam sauda g a r-sa u d a g a r dari berbagai bangsa dan negara, maka persaingan di an tara m ereka m endjam in harga-harga produksi tetap tineei v a d ja r . . M eskipun keradjaan turut pula dalam perniagaan hasil h-»«n produ,ksx, terutam a produksi lada dan timah, tetapi tidak jnda suatu tjatatan jang menjebutkan bahwa rakjat biasa 'p u la da lam lapangan ini. arang

D en gan siasat dagang jang demikian itu, maka Atieh p u s a t pern iagaan di Indonesia Barat. Karena pengawasan ia v J i . o le h arm ada-arm ada A tjeh, maka memungkinkan pula s e L l d a g a n g K eradjaan A tjeh itu terselenggara dengan baik T in «f?Sat A t je h ini sangat m erugikan Portugis di Malaka, D iohor rtsn n * n U sah a m ereka m em buka Pasar lada di Patani dan menehasnt J ani‘ d a era h ja n g dibawah kekuasaan Atjeh supaja menialufkan ! ^3erah- , ' m ah k e Patani, didjaw ab dengan tegas oleh S a d ja a n t n ga n tindakan kekerasan. Lada di D johor. dan Patani serta tv de‘ d ip a k sa o leh Iskandar Muda untuk disalurkan kepelabulian h a n in tern asiona l Keradjaan Atjeh. Dengan demikian tertuti i s e lu ru h daerah produksi lada di Sumatera dan Malaja bagi 0i o r a n g P ortu gis, suatu pukulan jang tjukup keras dari Iskandar M n T u n tu k orang-orang Portugis di Malaka. Sedjak tahun 1623 Ati k m e n tja p a i puntjak kebesarannja dalam dunia perniagaan internas' o n a l w ak tu itu. A tjeh berhasil mendjadi pusat perniagaan interna1- s io n a l d i A sia Barat.

K e lim a : Dalam kurun zaman ini djuga Atjeh berhasil mem-b a n g u n A ngkatan Perangnja dan armadanja melebiYii am ada a n g k a ta n perang keradjaan-keradjaan Indonesia lainnja, bahkan ti d a k d ja u h berbeda dengan an&katan perang dan armada dari negar n e g a ra ja n g sudah m adju pada masa itu. Melihat kwalitas pers^T d ja ta a n ja n g dipergunakan, kwalitas peradjurit-peradjuritnja ian m e n d a p a t latihan dari instruktur militer luar negeri te ru ta m a tru k tu r -in stru k tu r Turki,4 ^dan kapal-kapal perang jang dipersUnHS k an , d ap atla h disim pulkan bahwa angkatan perang dan armada k ra d ja a n A t je h term asuk dalam angkatan perang dan armada i su d a h m o d e rn pada waktu itu. Berapa besar kekuatan angkatan * g r a n g d an arm ada jan g dim iliki oleh Keradjaan Atjeh pada

k ira n ja luklsan Beaulieu akan dapat m emberi djawaban,

"Turki pada zaman itu memiliki anaW o„ ____baik di E ropah, terutama pasukan artilerinja ” S 33118 Pal'n8

— 134 —

kekuatan jang dimiliki oleh keradjaan tersebut tjukup mengagum-kan. .

Pembangunan angkatan perang dan armada Keradjaan Atjeh untuk pertama kali dilakukan oleh Sultan Alauddin Riajat Sjah Al Kahhar dengan bantuan negara-negara Islam. Alat-alat sendjata, in- struktur-instruktur militer tenaga-tenaga ahli dan kapal-kapal dibe- rikan oleh Turki Mesir dan India. Dengan bantuan tenaga-tenaga

ahli itu dapat pula didirikan industri-industri sendjata dan kapal. Semua bantuan ini diperoleh berkat adanja hubungan luar negeri jang akrab dengan negara-negara Islam dan perasaan solidaritas Islam untuk melawan coquistador Portugis. Dengan m eningkatnja kemakmuran rakjat dan bertambahnja pendapatan negara dari hasil perdagangan jang bertambah madju dengan berbagai-bagai bangsa didunia, maka pada masa Al Mukammal dan Iskandar Muda, Kera­djaan Atjeh mampu pula membeli alat- sendjata dan perbekalan armada jang modern dari negara-negara Barat seperti Inggeris. Belanda dan Perantjis. Pada masa Iskandar Muda angkatan perang Atjeh sudah tjukup kuat dan sanggup menandingi angkatan perang dan armada negara-negara modern pada zaman itu. Dengan angkatan perang dan armadanja itu Atjeh telah mendjadi negara maritim jang kuat. Sesudah Demak djatuh tidak ada sebuah negara Indone­sia jang berani menjerang Portugis di Malaka ketjuali Atjeh. A tjeh ditakuti oleh Portugis dan disegani oleh bangsa-bangsa barat lainnja.

Organisasi angkatan perangnja kiranja sudah teratur rapi djuga, hal ini dapat dilihat dalam susunan pemerintah pusat dimana ter-

tjantum Balai Laksamana (Markas Besar Angkatan Perang). Dalam susunan pemerintahan Nanggroe, uleebalang diserahi djuga tugas- tugas dalam militer. Pembantu uleebalang dalam tugas-lugas m iliter diberi gelar ’ ’Pang” (komandan) jang bertugas melatih penduduk dalam latihan-latihan militer. Seluruh angkatan perangnja dibagi dua jaitu angkatan laut dan angkatan darat. Pasukan-pasukan chu- sus dikenal djuga misalnja pasukan artileri dan pasukan cavaleri. Dalam pasukan artileri banjak sekali dipekerdjakan tenaga-tenaga luar negeri dari Turki dan Malabar, hal ini ternjata dalam pertem ­puran laut jang dahsjad melawan Portugis dekat Singapore sekitar tahun 1570'' Inti pasukan cavaleri ialah pasukan gadjah. disam ping itu djuga pasukan berkuda: Kuda-kuda jang baik didatangkan djuga dari luar negeri, seperti ternjata dari muatan-muatan kapal asing jang berlabuh dibandar-bandar internsional Atjeh. Wanita-wanita pun ikut aktif dalam angkatan perang ternjata dengan pengangka- tan seorang wanita dalam pangkat l a k s a m a n a pada masa pemerintahan Al Mukammal jaitu laksamana Mala Hajati dan adanja

J.A. Macgregor, ”A Portuguese sea Fight near off Singapore” •OT.B.R.A.S., Vol. XXIX part 3, 1957, hal: 7,8:

— 135 —

;ffmaia Tiai,aia'' ™ » < J a n g a s i n g d i A t j e h D ik e m u d ia n h s r l p ’ ” 8 l M l l : a ! ’ l ah s o a l

o i d a n g m i l i t e r m a s ih k it a d iu m p a i D a la m p „ 1 w a n ita d a la m

m e d a n pertem puran untuk m em p erta h a u k a n K n ,.p,eria a ir .: T ju t N jak Din. Tjut Meutia srikandi Atjeh jana*^ i ' h o le h n egara sebagai pahlawan nasional hanja merupakar1 RR

11 ken jataan sedjarah jang tak mudah dilupakan sedJemPut K eeiiam : Kalau penulis menjimpulkan didalam' hut, • • ,

w a K erad jaan A tjeh dalam kurun zaman itu sudah !m ’ h'b u a h negara jan g terkenal dan dikenal didalam d in e£ ! Paka" Se' n es ia , sudah seharusnjalah keradjaan tersebut memn* • ar Inc1 - d ip lo m a tik dengan negara-negara lain.'M em anc d e m itin 'ih! 'bungan taan sed jarah jan g sgbenarnja. Hubungan diplomatik kenj a‘m u la dan sangat erat sekali ialah dengan ne«ara neea ‘’f 0® m ula' b u n g a n ja n g erat ini dibufttikan dengan bantuan hint,3 -m - Hu' b e r ik a n oleh negara-negara tersebut kepada Atieh lang c,i'm u n gk in k a n A tjeh m emperkuat dan meniodernisir n n a L * ngga m e'd a n arm adanja. “ ngsatan perang

Berbagai-bagai peiistiw a diplomatik dengan Atioii a p a ian g penulis sebutkan diatas. Peristiwa lada ” sltjuPP fc"^ S U,tHkan p e n g ir im a n delegasi A tjeh ke Turki, rekomendasi ja n - di,“ ,S'’ h o le h sultan kepulauan Com oro dipantai timur Afrika kepada m P r in s M aurits. sehingga menumgkinkan utusan Belanda clitP!-San d e n g a n baik oleh Keradjaan Atjeh, begitu djuga rekomendasi L ? 1® d ib e r ik a n oleh sultan A tjeh kepada utusan Belanda untuk sultan su lta n India, sehingga orang-orang Belanda diizinkan bcmiaga dU te m p a t tersebu t, menundjukkan bahwa Atjeh mempunjai hubungan ja n g erat dengan berbagai-bagai negara tersebut. llubungan clinlo- m a tik d en gan negara-negara Barat. ketjuali dengan ped'-i«ane-ueda g a n g d a r i negara-negara tersebut, tapi hubungan itu sampai d in * ' p a d a tin gk at hubungan negara dengan negara dibuktikan d e n a f -adan ja h u bu n gan surat m enjurat antara Ratu Elizabeth d-ri d e n g a n S u i t an A l Mukammal. antara James “ ^ 5 ?d ju g a d en g an Sultan Iskandar Muda, antara Prins Maurits d a r iR S’ p u b lik B elan da jan g dibawa oleh sebuali missi diplomatik elm d e n g a n su ltan A l M ukam m al jang dibalas pula dengan m eneirim 'SUS tiga o ra n g utusan kenegeri Belanda. ft‘anU tu san A t je h itu telah m erupakan orang Indonesia iang DeTtan m e n g u n d ju n g i n egeri Belanda chususnja dan Eropah umumnia * g itu d ju g a K a isar Perantjis telah mengirimkan pula senutinv ' b e se r ta tan da m ata untuk Sultan A tjeh 2 5 SlU'atM u da. D e le g a s i ja n g m em baw a surat kaisar itu dipinroin o l f r ar*■ <«»*■ ;,«rc4 t

— 138 —

menjiarkan ilmunja jaitu ulama-ulama dari Mesir. Turki. A rab. Sir^a dan dan India. Murid-murid jang beladjar ke A tjeh pada masa itu. berdatangan dari berbagai daerah di Indonesia chususnja dan A » ^ pada umumnja.

— ulama-ulama besar dan terkenal diseluruh Asia Tenggai'a dan Asia Barat banjak jang berdiam di Atjeh dalam kurun zam an itu dan mereka melakukan studi dan hudjdjah jang m endalam ten ­tang agama serta mengarang kitab-kitab agama dan ilm u pengeta- huan jang termasjhur. Karya-karya mereka itu terkenal d i s e l u r u h daerah Asia Tenggara dan Asia Barat. Ulama-ulama tersebut nnsal- nja : Hamzah Fansuri, Sjamsuddin As Samathrani, N uruddin A r R a­niri dan Abdurrauf Singkel.

— berbagai aliran agama jang tersebar di Asia Tenggara ja n g berasal dari India dan Arab, masuk melalui Atjeh. P e n g i k u t - p e n g i k u t dari aliran-aliran agama itu jang hendak memperdalam ilm unja ke- pusat-pusat pendidikan aliran-aliran itu jaitu India dan A rab, lebih dahulu beladjar di Atjeh.

— umat Islam diseluruh dunia Asia Tenggara jan g hendak menunaikan ibadah hadji, mereka pergi ke Atjeh lebih dahulu. D i Atjehlah mereka naik kapal jang langsung mengantarkan m ereka ketariah sutji. Sebelum dan sesudahnja menunaikan ib 'idah h a d / mereka bermukim di Atjeh, Di Atjeh mereka menerima b im bingan dan petundjuk sebelum menunaikan ibadah hadji, disam ping itu mereka beladjar pula untuk memperdalam ilmunja tentang agam a.

Karena peranannja jang sangat besar dalam kehidupan keaga- maan urnat Islam Asia Tenggara dalam abad 16 dan 17 itulah, Atjeh mendapat djulukan ’ ’Serambi Mekkah” atau ’ ’The Gate o f Uip Holyland” jang masjhur itu.

-Disamping itu dapat pula dikatakan bahwa A tjeh dalam kurun zaman itu, telah tumbuh mendjadi pusat kemadjuan dalam lapangan

pengetahuan dan kesusasteraan Kedjajaan jang pernah dialnm i oleh Malaka dilapangan agama, ilmu pengetahuan dari kesusasteraan telah ' pula dialami oleh Atjeh, lebih dari itu A t j e h pu la Dernasil menggantikan peranan jang dahulu dipegang oleh Malaka. Pengarang-pengarang bfesar, ahli-ahli ilmu pengetahuan dan ulam a terkenal pada masa itu berdiam di Atjeh seperti : Tun Sri Lanang, Buchari A l Djauhari, Hamzah Fansuri, Sjamsuddin As Sam athrani, Nuruddin A r Raniri dan Abdurrauf Singkel. Hasil-hasil karya m e ­reka ada jang sampai sekarang masih dikagumi orang. H u d jd jah mereka dilapangan agama terutama mengenai tasauf sudah tju k u p

— 139 —

t in g g i , ja n g sam pai sekarangpun masaalah itu masih terus diperbin- tja n g k a n dan dipersoalkan oleh para ahli-ahli agama Diantara p en g a ra n g -p en g a ra n g tersebut tidak sadja mereka dapat digolongkan se b a g a i seora n g ahli. tapi lebih dari itu mereka djuga seorang pe- n iik ir .

S em b ilan : Kekalahan jang dialami oleh angkatan perang A-t je h p ad a tahun 1629 di Malaka, oleh Vlekke dikatakan sebagai ’ ’ a tu rn in g po in t in A tjeh ’ s history” . Pendapat Vlekke ini tidaklah s e lu r u h n ja benar. karena sesudah tahun itu Keradjaan Atjeh masih m e n g a la m i kem adjuan jang pesat dalam perkembangan kehidupan. k ea g a m a a n dan dalam pembaharuan struktur pemerintahan dan m a sja ra k a t. S jech N uruddin A r Raniri dan Sjech Abdurrauf Singkel d u a o ra n g ulam a terkenal jang menolak faham wihdalul wudjud d a r i H am zah Fansuri dan Sjamsuddin As Samathrani, hidup dalam n ia sa sesudah tahun 1629 itu. Merekalah jang telah berhasil mem-

e rb a lia ru i alam pikiran umat Islam Atjeh pada sa’at itu melalui E rva-karya m ereka berupa buku-buku agama, buku-buku i lmu pe-

tahuan hukum , sediarah dan lain-lain sebagainja. serta melalui ^ jjga-lem baga pendidikan dan pemerintahan. Pengaruh-pengaruh

M e r e k a d ju ga berkem bang djauh melampaui batas-batas Keradjaan

B eg itu Pula Sul tanah Tadjul Alam seorang sultanah jang budi- itu telah m enjem purnakan bentuk pemerintahan jang ditjipta-

,l ia n \ eh aj ahnja Iskandar Muda sehingga .mentjapai bentuk jang 0 sem purna jang pernah dikenal dalam sedjarah Keradjaan A-

p a lm g telah berd j asa inemperbaiki dan mempertinggi den,-l i-e < "in ita ~Atjeh ditengah-tengali masjarakat dan membuka kesem-

t Wirpoada kaum wanita untuk mengambil peranan dalam semua K S a t j i n m asjarakat. Kalau ldta ingat pada zaman itu tidak banjak n eg a ra -n ega ra jan g m em beri pcvam n kepada wanita dalam weala b id a n g terutam a dalam bidang militer dan pemerintahan, uv*Ya apa ja n g d ia lam i oleh Keradjaan Atjeh pada zaman itu adalah suatu k e d ja d ia n ja n g m engagum kan. Dalam zaman modern sekarangpun m asaala li em ansipasi kaum wanita masih dibitjarakan orang.

D ilih at dari sudut militer, ekonomi,. politik, memang p en d ap a t V le k k e itu adalah benar. Lebilvlebih sesudah meninggalnja Iskandar M u d a p ad a tahun 1636. Angkatan perang dan armada Atjeh se su d a h m e n g a la m i kehantjuran pada tahun 1629 itu, tak pernah dapat di- b a n g u n lag i seperti semula. Batas wilajah jang dimilikinja te ru s m e n tjiu t , pen ja lu ran hasil-hasil produksi Indonesia Barat dan Malaja tak d ap at diaw asi lagi dan mulai mengalir kemana-mana. T ekanan - tek an a n p o litik dari kaum imperialis barat jang terus meningkat d a la m p erten ga h an kedua abad 17 banjak jang tak mampu diliindari la g i. S e b e g itu d jau h A tjeh m asih sanggup meuielihara kemerdekaan

— 140 —

jang sangat dihargainja dan masih dapat pula m em pertahankan ba- -tas minimall dari wilajah kekuasaannja jaitu daerah inti dan daerah pokok Keradjaan Atjeh, sampai permulaan abad 20.

Nasib jang dialami Atjeh pada pertengahan abad 17 itu adalah gedjala jang umum terdjadi pada waktu itu jang dirasakan pula oleh seluruh bangsa Asia akibat makin meningkatnja arus ekspansi kolonial bangsa barat. Walaupun demikian sampai tahun 1873 belu m ada bangsa barat jang mentjoba ‘ menghantjurkan K eradjaan A tjeh . Masa sesudah meninggalnja Sultan Iskandar Muda adalah masa per- tjobaan jang sangat berat bagi rakjat Atjeh, masa penuh perihatin. Hanja dengan kebidjasanaan dari pemerintahan Tadjul A lam ja n g berlangsung selama 34 tahun itulah, ia berhasil m em bim bing rak jf A tjeh untuk tetap memiliki djiwa militan, djiwa m erdeka dan per- tjaja pada diri sendiri. Sifat jang luhur ini terus hidup dalam djiw a rakjat Atjeh turun temurun terbukti pada sa’at A tjeh dalam k on ­disi jang selemah-lemahnja sepandjang sedjarah jang dilaluinja di- satu pihak. dipihak lain kekuatan Belanda jang terus m eningkat disebabkan kemadjuan-kemadjuan dalam politik kolonial jan g di- djalankan di Indonesia dan kemadjuan-kemadjuan teknik jan g terus meningkat, rakjat Atjeh dengan tenaga rohaniah tersebut diatas masih mampu berdjuang selama setengah abad setjara physik untuk membendung arus pendjadjahan Belanda jang melanda A tjeh pada tahun 1873 itu.

Kesepuluh : Kemudian dapat pula disimpulkan disini sebagai bahagian penutup dari'bab terachir ini, bahwa Atjeh dalam p eriode 1520 — 1675 itu telah berkembang mendjadi sebuah keradjaan atau negara jang dapat digolongkan kedalani negara-negara jan g m adju dan modern menurut ukuran zaman itu. Meskipun sedjarah Indonesia baik jang ditulis oleh orang-orang barat maupufi oleh bangsa In ­donesia sendiri belum banjak menuturkan tentang K eradjaan A tje h dan kebesarannja dalam gerak sedjarah Indonesia, sedangkan karya- karya jang kebanjakan ditulis oleh bangsa asing, belum banjak pula menggugah hati para sedjarahwan kita untuk m em perdalam p e ­nelitian lebih landjut tentang Atjeh, penulis jakin sesuai dengan kemadjuan-kemadjuan jang terus meningkat dilapangan ilm u dan pengetahuan sedjarah ditanah air kita, akan tiba djuga sa’atnja ri- wajat kebesaran Keradjaan Atjeh dalam kurun zaman itu m enem - pati dirinja dalam deretan susunan sedjarah Indonesia, sesuai d e ­ngan harkat dan deradjat dari gerak sedjarah jan g d id ja lan in jav Tulisan jang tidak sepertinja inipun dimaksudkan sebagai setitik sumbangan untuk penjusunan sedjarah nasional Indonesia, m udah- mudahan akan memberikan perangsang jang baik bagi m ereka ja n g akan melakukan penelitian selandjutnja tentang A tjeh .

1-f : ,

la m p ir a n .* I. GENEALOGISCH OVERZICHT DE ATJEH SCHE SOSLTANS TOT 1675Alxlatkih Almalik Alnioebin Moenawnr Sjah

Radjli U ajdl Sia b _ vorst van Gioot

Atjeh

S, A la ad-din Rinjaf Sjah

Vorsc von Daja 7/7 - 913 H. — 1 2 - 1 1 - 1508 A.D.

t

3. Sjamsoc Sjah

Atjchsch Stadhoudcr qq vorst Pidie 14/1 - 937 7/9 1530.

ttc vorst van Daja

ht in 1520 wanner

1 door No. 4 wordt Verd, Aroc>.-

dimad van Pcvak.

S. Alauddin M ansocr Sjah

n°od in 1585 of 1586 A.D. .

«hter gehuw d met radja nar a S. A li D jo la A b d . j j S^afa v orst van .bar.

\r\

ISitti Hoct (?)

huwt met 4.+ 11/1-962 H.= 8/12-1554 A.D.

I5. S Salah ad'dia

in 1539 of eerdcr vcrdrongen door zijn broedcr — + 23 /1 0 <K5 H. — 25/11 - 1548 AJ).

gchuwd

+4, Sultan Ali Mocghajat Sjah

4 —12/12-936'H, = 7/8-1529 AD

Radj3 tbrahin> ' ^ 1 / ~ K 9 3 0 H.

j- 30/11-1523 A.D.

2. Moethaffar Sjah door vorst Pidlc vcrdreven + 10/7-902 H.— 14/3 - 1497.

Almalik Firman Sjah

2. Almalik ZainoeddiQ t

Moehammad S;ah.

I1

6. S, Alaaddin Riajat Sjah al K^dihar

8./5 - 979 H. = 23/9,1571 A.D.

13. S, JSajat Sjjh

' Sajji<tel Tradop i° 1 ecTdcr• Trad <•* ,6M-

JMcugah Meurah

Vorst van Aroe + 2/7-998 H. = 7/5-1590 A£>.

IS. Abdailah

Werd in 1564 vorst v. A roc + 1568 A.D.

S, H<5cS*n ®liasS. M Piaiat Sjah

8/6 - 15?9 A,D.

8 .10. Zainocl A hut in as

Radja T>)otnol

+ “ i3 ^ 9 sT h . =5/10-1579 A .D .

S. AlcalaZuijjcijngv:,nStfefl ^

Da 7 Aiwjd-

9 . S. Sri AlamBcstuurde ecrst

Paiiaman Vfcrd aldras afgeaat

of vernioord.

Mansocr Sjah , *4“JU.m -eldg Qf* «g«» -CX1__pcditic naar Aroc, dat was afgevallen cn zich had gegcstcld onder - Djohor

S, Iskandar M oeda as Malta radja Darxna W angsa Toen Pangkat

alS 'Cm9 Perfcasa Alam, eo n* dOoU IWt.da.eft, Alan,Creb. H- 1590. - f 77/17 A 6

AhdaldjalaIMocnawar Sjah

Sodtan van Indra poera.

i’ • Moe’ixyn Si'1'' +?/S-94fa !**<£ 2/12-1539 ol ?/l - 1540. .4.P.

12.gchuwd I

IS.Boejong as SJVlaaddin

Riajat Sjah

|& Ada Odlah +30/5-997 H. - 16/4-1589 AS>

■fPoctii Radja Indra Bangsa

t

15.

14. S. Ali Riajat Sjah

Bcstuurde cerst als S. Mocda Pidie, cn wers in 1601 door zijn vader als met regent gcnomei. Verdrong zijnvader in

April 1604.+ 4/4 - 1607 AJD.

16 A.D.

i Ncderlaodscb«

17. S. Tadjal Alam Safiat addin Sjah

+ 3/S4086 H — 23/10 - 1675 AJ>

+16. S. Iskandar Thauj

Mocghajat SjahAlaaddin

s.v. Pahang's v. Ahmatl Sjah + 15/2 - 1641 A.D.

— 143

i

— 144 —

© kk. t5Z4 - /6 5 CfTnm Sultc^o.^. Ma.la.}c<z- IE0I A-Ljeh , k.k. /524-'E 3 A tjeh. pada. wa.k.ltc

IsKarbaa. rAfuda. O'6oy _ /£>36J

/6/g Tahun, penaklu/wi alekA-ijeh.

E23 Psn.oaruJt. Afmanq- ka.isa.u.PeaganiJi. Sanisf1

® k .k . / 6 5 0 - t y o o

(fb5Q) Lepas da.Tt • Atjek,P Stcix, sedjak f&82

A/S t/Zeyerc Scm6//aifL

^ J a " n CA .T e h ' Isi * * * ? ? > » MA™ 'T S untuk Sultan Ken,.

PclCltl tslllJli 13112 lD3.ru. l6\V3t 1 ^qq tt * • i t i_p u n berto lak dua buah kapal das\na ^ a • Pef lli tah beta telah- untuk m engadakan hubungan perniaga™ "6! ^ - 11 £ ?an tu<?Juan m an a sudah tiba disana pada tansssi ^ i l r f i m apal djuga-. F ldr>ggai 15 Agustus dalam tahun itu

T e la h d ik a b a r k a n k ep a d a beta hBt n , „ , 'r ik a n k e p a d a m e r e k a o le h ja n g M ulia ^ ^ i k n j a sam bu ian ja n g d ib e - - j a n g d i b e n k a n m e r e k a k e tik a tiba d ik p ra r iii3 ? a t je lm a tn ->a P ela janan

D is a m p in g itu b e ta p a p u n rn en d am * w ' ^ ■’j n e m e n u h i p e r a tu r a n ja n g b er la k u d in Ho ^abai dJUga bahw a den gan - i -e k a t e la h m e liik sa n a k a n m ak su d n n k m i " se §'ala k e d ju d ju ra n m e .

niaKsud perdagangan tersebut. ,

Tapi talkala orng-orang Portnoi* N . . .S p a n jo l. m usu h kam i,, mendapa-i kahai-’’it” ,® mendJacil warga dari radja p e rlin d u n g a n dan bantuan jang didianriiu sedan§ mendapat •

' L n lalu m entjeritakan hal-hai iaii<f h *n oleh JanS Mulia, mereka ACulia, diantaranja oleh mereka b a w f „ u,ntuk men3'esatkan .Jang '-

<« K a d iak laut, dan bahwa keda-taneaTi P saudagar Belanda itu adalah 4 K erad jaan Jang M ulia. " ngan mereka adalah untuk m eram pa’

H a s il p e n d u s ta a n itu , J a n g M ulia , , u ir i.a r ip r ik d e H ou tm a n , n a ch od a dari r!i ,elah m en itah kan m en anekan ‘ S n f p a a w a k k a p a l, serta m e n a l ^ \ , kapal a ^ - i t a a n m e r e k a . m e ie k d > h aI m ana b e r a k ib a t . p en _

jnginlah1 beten jem p^ kan ^ ^ arapan^ aoa^ 31 .Ml!UaTterha^aP mereka. . / . tahkan mereka dipelihara dengan baik W it 11 anja Jang Mulia meni- ' , tanka 11 *n berkundinnn i™> s?ba8ai d.H‘a dilakukan ierhadau

Jang Mulia d a p * pula «.«e8W ■

Kepada beta dikabavkan pula mengadakan peperangan terhadap K>,t"1 ■ or? ng‘oranS Portugis telah radja Spanjol, dengan tudjuan untuk ™ n g Mulia atas Perintah djadikan warganja sebagai hamba sahi 'am,pas negeri itu dan men- •telah dilakukannja selama lebih + 1 ^agaim ana jang demikhn

taiHin dinegeri karpi.. Tapi Tuhan Jang Mahakuasa tirl.^i ,iui, dan sebaliknja kami -telah rafl, , K ah sekali-kali ingin sedemikian djahan itu dan akan terus melaw‘,,1 g 1 senc,iata menentang pend^

Oleh sebab-sebab itulah b ? , annia sampai berhasil. - 3 kn-anja tidak mempertjajai orane.0^ rniohon kepada Jang Mulia a * ., ---------------------------------------- & ang Portugis tersebut dan supaja

) Pendjelasan meneenai ' -note no. 86 &enai surat ini iihat bah TTT' rflln „

— 146 —

J a n g M u lia t id a k p e r lu m e n t ju r ig a i la g i k e p a d a w a rg a ja n g d a ta n g d an . n e g e r i b e ta , dan u n tu k m e n d a p a t k e se m p a ta n b e rn ia g a m a k a in ilah. b e ta m en u g 'ask an pevu-tusan s e b a g a i vv a k i 1 b e ta m e m b a w a su ra t in i, t e r d ir i d a r i p a ra d e le g a s i b e rk u a sa p e n u h s e d ju m la h em pa-t o r a n g ,

' ja k n i n a c h o d a -n a ch o d a C o rn e lis B a stia a n se , Jan T o n n e m a n n , M a tth y s A n to n is s e dan C o r n e lis A d r ia n s e , b er-sa m a " b e b e r a p a k o m issa r is -k o m is - sav is (z a a k g e la s t ig d e n ) ja itu G e ra rd d e R o y , L a u re n s B e g g e r ( B i c h e r ) ,

’ J an J a c o b s dan N ico la a s v a n . a e r L e e , k e s e m u a n ja b e ra n g k a t d e n g a n e m p a t b u a h k a p a l u n tu k , atas n am a b eta , m en g a d a k a n p e r u jid in g a n d en g a n J a n g M u lia , u n tu k m e m b it ja ra k a n b a n tu a n -b a n tu a n a p a k a h ja n g d ik e h e n d a k i o le h J a n g M u lia d id a la m u sah a m e n u iiip a s m u su h -m u su h .

D e m ik ia n p u la k ep a d a m e re k a -telah b e ta b e r i tu g a s u n tu k m e n jr jn - p a ik a n b in g k isa n se t ja ra ja n g lazim k eh a d a p a n J a n g M u lia , s e b a g a i b u k t i d a r i ida m -id a m a n b e ta u n tu k m en g a d a k a n p ev sa h i-b a ia n d e n g a n J a n g M u lia .

B eta m o h o n ag’ar b in g k isa n ja n g d ik ir im k a n itu m e n d a p a t sa m b u ta n .D an den ga n in i beta m e n d o ’akan k e h a d ira t T u h a n a g a r J a n g M u lia

dan k e r a d ja a n n ja b e rta m b a h lu as sesua i d en g a n k e in g in a n n ja .

T e r m a k tu b d i D en H aag , n e g e r i B e la n d a , p a d a ta n g g a l 11 D C 'e m h er ta h u n en am b e la s ratus. • i

' T a n g a n J a n g M u lia d it ji iu no le h h a m b a n ja

(-terta n d a )

Maurice de Nassau

— 147 —

Lam piran V

Salinan surat Sultan Iskandar Muda untuk Radja James I Ing­geris.3

’ ’Surat daripada Sri Sultan Perkasa Alam” Djohan berdaulat. Radja jang beroleh martabat keradjaan.Jang dalam tachta keradjaan, jang tiada terlihat oleh penglihat, Jang bermahligai gading, berukir, berkerawang, bersendi bersendura;

kenvarna sandalinggam.

Jang berair mas, jang beristana saudjana memandang;Jang bersungai.. berikat batu pelinggam;Jang seumpama tjermin, sudah terupam;Jang berpantjuran emas, berpermata daripada pantjuran perak;

R a d ja jang mengempukan perbendaharaan daripada seni emas dan »ni psrakj

st- daripada galian mas jang dalam negeri Pariaman pada gunong negeri

SalidJang mengempukan berma-ta sembilan djenis,Jang berpajung emas bertimbalan, jang beratnja beratus kati; jang berpeteratna emas, jang bertjiu emas;Radja jang mengempukan kuda jang berpelana emas,Jang berumbai-umbaikan emas, jang beratnja beratus kati, jang ber-

irpkang emas berpermata;Ranja jang bevzivah suasa; dan berketopong suasa; dan jang ber-

gacljah bergading emas; berkumban perak; bergenta suasa jang berantaisuasa;

Radja jang berg'adjah berengka tinggi suasa; dan jang berperisai ^nasa- dan berlembing suasa dan beristinggar suasa; dan jangi ^erkuda hprne’lana suasa dan jang bergadjah kursi perak dan beigong suasa dan ^ P ionff Koralot oin!JC‘ Han SliaSfl dcin pGialv dan jclncr

£ ? s a “ “ dja i S g S e m i ^ ^ a - r a d i a beratus-ratu. daripad.masir’ik jang dalam negeri jang takluk di Deli, dan jang da m negeii iang takluk ke Batu Sawar: dan daripada pihak ma„nb, j g <lam negeri jang takluk ke Pariaman dan ke Barus.

Radja jang membuat gadjah ptperangan tudjuh beberapa daripada segala pakaian. dan pascnggi-ahan jang 1 ^dan daripada segala sendjata jang mulia-mulia, ladja jang De ein m e- bihan daripada limpah kelebihan Tuhan Seru Alam sekalian dalam tachta Keradiaan Negeri Atjeh Darussalam; ~ ,

Jaitu radja jang senantiasa mer.gutjap pud j i-pud] ™ Ser uAlam sekalian daripada dilimpahkannja kelimpahan Kuini Nja pacia me- nierahkan Negeri daripada pihak masjrilt seperti Ludok, aan t'eair dan Semerlang, dan Pasangan, dan Pasai, dan Perlak, dan Be-itang dan

■"'Pendjelasan mengenai surat ini lihat bab IV hal. 78, footnote nomor 26.

— 148 —

T a m ia n g , dan D e li dan A sa h a n dan T a n d ju n g d a n P a n a i R o k a n , dan B atu S aw ar dan se g a la t a k l u k k e B a tu S a w a r d a n P e ra k , dan P a h a n g dan In d ra g ir i.

M aka d a r i p ih a k m a g r ib s e p e r t i n e g e r i T ja la n g , d a n D a ja d a n B a ru s, d a n P asarcan dan T ik u dan P a r ia m a n , S a lid a , d a n I n d r a P u ra dan S a lib a r dan P a rcm b a n g dan D ja m b i.

D atan g k ep a d a : -

R a d ja ja n g d in e g e r i B rita n i, ja n g b e rn a m a . R a d ja J a ’k u b .J a n g m en g em p u k a n n e g e r i B r ita n i dan n e g e r i P e r a n s i d a n n e g e r i

Ir la n d i.

D ik ek a lk a n T u han seru A la m se k a lia n d ju g a k ir a n ja k e r a d ja a n n ja dan d ito lo n g n ja d ju g a k ira n ja ia d a r ip a d a s e g a la s e te r u n ja .

S e te la h itu b a ra n g tahu k ir a n ja r a d ja , b a h w a h a m b a te r la lu suka=- t j ita m e n d e n g a r b u n ji su ra t ja a n g d is u ru h r a d ja p e r s e m b a h a n k e p a d a h a m b a itu .

M aka. te r se b u t d id a la m n ja , b a h w a r a d ja m o h o n k a n b a r a n g d a p a t o ra n g In g g e r is b e rn ia g a d a la m n e g e r i T ik u , dan P a r ia m a n d a n b a ra n g d a p a t o ra n g itu d u d u k b e rn ia g a d isan a , s e p e r t i p a d a z a m a n m a r h u m S a id a l M u k am m al itu .

M aka titah h am ba, ba h w a o ra n g In g g e r is ja n g s e p e r t i d ik e ta h u i ra d ja itu tiad a d a p a t d u d u k b e rn ia g a d isa n a , k a re n a n e g e r i i tu n e g e r i du sun , la g i d ja u h d a rip a d a k ita . D jik a d ia n ia ja o r a n g T ik u a ta u o r a n g P a ria m a n akan o r a n g itu n is t ja ja - k e d ji .

D en g an a n u g era h T u h a n se ru A la m s e k a lia n , d j ik a h e n d a k o ra n g In g g e r is jaing h am ba pad a r a d ja itu b e rn ia g a , m a k a b e r n ia g a la h ia d a la m n e g e r i A t je h , dan d jik a ia h e n d a k m e n g a n ta rk a n p e t o r n ja b e rn ia g a d a la m n e g e r i A t je h dihantarkanm ja , s u p a ja b a ra n g s ia p a b e r b u a t a n ia ja se g e ra akan k ita p er ik sa , d a n k ita h u k u m d e n g a n h u k u m a n ja n g a d il d a r ip a d a n ja b a h w a ia h am b a p a d a r a d ja ia n g b e r k ir im -k ir im a n su ra t d en g a n k ita itu

D ise d ja h te ra k a n T u h a n se rw a A la m d ju g a k ir a n ja r a d ja J a ’k u b d a la m ta ch ta k era d ja a n n e g e r i In g g e r is itu se la m a -la m a n ja .

Adapun sui'at ini disurat dalam negeri Atieh pada bilangan Islam 1024 tahun.

— 149 —

D AFTAR — BIBLIOGRAFI

’ ’A bdurrauf Singkel” , The Encyclopaedia of Islam, Volume I, I960.. A li, R. Mohd., Peranan Bangsa- Indonesia Dalam Sedjarah Asia Tenggara,

Bhratara c.v., Djakarta, 1963.Perdjuangan Feodal Indonesia, Ganaco N.V., Bandung, 1963.

A rcn e i, Raymond Le Roy, ’ ’Muhammadan Mysticism in Sumatejra?’, J.M.B.R.A.S., Vol. XV, Part 2, 1937:

’ ’A tjeh , The Encyclopaedia oi iii-ilauica, Volume I, 1962.B urgei, U.H. dan Prajudi, Sedjarah Ekonomis Sosiologis Indonesia,

Pradnjapramita, Djakarta, 1962.Caspaiis, J.G. de, Perkembangan Pengetahuan Sedjarah Indonesia Lama,

, . terdjemahan Said Raksakusumah, Teratai, Bandung, 1961. D jajadim ngrat r .A . Hoesein, Atjehsch-Nederlandsch woordesbook,

Landsdrukkerij, Batavia, 1934 (diilid II I 1Galdpart ^ a i1927- R ‘B° ” Portuguese Malacca”’ J.M.B.R.A.S: Vol: VII

G , b “ " ‘ m i - 0 l i i S . A . I . f v S " x k ” ? J o h o r c a t A l w >

.....

H a c o b ia n , M a c., H ie S ie g e and C aptuve o f M alacca fro m Portnrniot in 1640 — 1641” , J.M.B.R.A.S., Vol. XIV Part 1 1936 °»tuguese Mall, D.G.E., A Histery of South East Asia-, Macmillan & co Ltd T

don, 1960. ’’

H a m k a , (Hadji Abdul Malik Karim Amarullah), Sedjarah Islam di Su matera, Pustaka Nasional, Medan, 1950.

..................... Tasauf Modern, T.B. Islamijah, Medan, 1951.................. ’ ’Dewan Perwakilan Rakjat Atjeh diabad ke 17” , Gema Islam

No. 36 — 37, 15 Juli, 1963.Hasjmy, A., ” Apa Sebab Pendidikan Islam Mendjadi Faktov Pembina

Persatuan Bangsa ?” , Sinar Darussalam, No. 36 Djuli 1971.Hatta, Mohd., Pengantar ke Djalan Ilmu dan Pengetahuan, P.T. Pem-

bangunan, Djakarta, 1954.

Hooykas, C. Perintis Sas-tera, terdjemahan Raihul Amur gelar Datuk Besar, tjetakan kedua, J.B. Wolters; Djakarta-Groningen; 1953.

Hurg’ronje, C. Snouck, De Atjeliers, Deel I, E.J. Brill, Leiden; I893.............. ...., De Atjehers, Deel II, E.J. Brill, Leiden, 1894.Johns, A.H. ’ ’Aspect of Sufi Thought in India and Indonesia in the Half

o f 17 th. Century” , J.M.B.R.A.S., Vol: XXIX Part 4, 1956:

.................... . ’ ’Malays Sufism as illustrated in an anonymouse collectiono f seventeenth century tracts” , J.M.B.R.A.S., Vol. XXX, Pavt 2 1957.

Juinboll, Th. W „ ’ ’Atjeh” , The Encyclopaedia of Islam, Volume l ’ ig60'Klerk, E.S. de, History of the Netlierlanls East Indies, Volume I W-T

& Brusse N.V., Rotterdam, 1938.Krom, N.J. Zaman Hindu, terdjemahan Arief Effendi, P.T. Pembansunan Djakarta, 1956. ‘smian,

— 150 —

Leur, J.C. van,, Indonesian Trade and Society, Sumur Bandung, Ban­dung; 1960.

Macgregor, I.A.„ ’ ’Johore Lama in 16 th.” , J.M.B.R.A:S:, Vol: X XV III Part 2; 1955.

.................... ”A Portuguese sea Fight near o ff Singapore” , J.M .B.R.A.S.,Vol. XXIX, Part 3, 1957.

Mead, J.P. (Ed.), ’ ’Hikajat Radja-radja Pasai” , J.M.B.R^A:S:, Vol: VI, No. 66, 1914.

Mee, B.S., ” An Incident in the History of Malaca under P ortu gu ese Rule Communicated” ,, J.M.B.R.A.S., Vol. VI, Part 4, 1928:

Morgan; Kenneth W. (Ed.), Islam Djalan Mutlak, terdjemalian: Abu Salamah, Chaidir Anwar dan Harun Al Rasjid, P.T. Pembaingunan, Djakarta, 1963.

Morley, J.A.E., ’ ’The Arabs and the Eastern Trade” , J.M.B.R.A:S:, Vol: XXII, Part I, 1949.

Morrison, G.E., "The Coming of Islam to the East Indies, J.M.B.R.A.S:, Vol: XXIV, Part I, 1951.

Mukti Ali; A., Alam Pikiran Modern di Indonesia, Penerbit Tinta Mas, Djakarta, 1964.

Mulia, T.S.G., (Ed.), ’’Atjeh” , Ensiklopadi Umum Indonesia djilid I, (tidak ada angka tahun).

Naquib Al Attas, Syed Muhammad, Preliminary Statement on a General Theory of the Islafization of the Islaniization of the Malay Indone* sian Archipelago, Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur, 196&.

.................. > The Mysticism of Hamzah Fansuri, University o f Press,,Kuala Lumpur, 1970.

Niemann, G.K. (Ed.), Bloemlezing Uit Maleische Gescliriften, Twede Stuk, Martinus Nijhoff, ’s Gravenhage, 1907.

Osman Raliby,, Kamus Internasional, C.V. Bulan Bintang, Djakarta, 1956.Panikar, K.M., Asia and Western Dominance, Allen & Ullwin Ltd.,

London, 1955.Paulus, J. (Ed.), ’ ’Acheh” , Encyclopaedia- van Nederlansch Oos Indie,

I; 1917.Reid, Anthony, The Contest for North Sum atra, Oxford University Press

— University of Malaya Press, London — Kuala Lumpur, 1969.Romein, J.M., Aera Eropa, terdjemalian Noer Toegiman, Penerbit GanacoN.V.; Bandung; 1956.Said, Mohd., Atjeh Sepandjang Abad, djilid I d iteib itk an o leh Penga-

rang sendiri, Medan; 1961.Schrieke, B., Indonesian Sociological Studies Part one Sumur Bandung,

Bandung, 1960............. ....... Indonesian Sociological Studies, Part two, W. van H oeve

Ltd., The Haque- and Bandung, 1957.Slamet Muljana, Runtuhnja Keradjaan Hindu Djawa dan Timbulnja

Negara-Negara Islam di Nusantara.. Bhratara, Djakarta, 1968.Sutardjo Kartohadikusumo, Desa, (Nama penerbit tidak ada), Jogjakar­

ta, 1953.Tamar Djaja, ’ ’Sjech Nuruddin Ar Raniri” Sinar Darussalam, No. 31

Pebruari 1971.Tardjan Hadidjaja, (Ed.), Sedjarah Melaiu Firma Penerbitan Sapta-

darma, Djakarta, 1951.Tibbets, G.R., ”Pre Islamic Arabia and South East Asia” J.M .B.R .A .S:,

Vol: XXIX Part 3, 1956:Vincent Monteil, ’’Ilmu Tasauf atau Mistik Islam” , Budaja D jaja, No.

3 5 T h . 4 , A p r i l 1971.V lekke, B .H .M ., N usanta-ra A H is to r y o f In d o n e s ia , L e s E d it io n s A

M a n ie a u S .A ., B r u x e lle s , 1961.W i n s t e d t , R .O ., ’ ’B u sta n u ssa la t in its d a te an d a u th o r ” , J.M.B.R.A.S:,

N o. 81) 1920< *............A S V o ? ^ X ^P a^t 2 ^ ^ 9 3 2 ° ^ ^>efa^ ’ P a^ anS an d A c h e h ” , J .M .B .R .

............X X X i ’ P a r t H3St1959°f C la ss ica l M alay L ite ra tu re ” , J.M.B.R.A.S., V o l.:

..................... ;V ’ £ . ° * M ala y a , L u zak & C om p a n y , L o n d o n , 1935.;y a i r u n ; M o h d ; G a d ja h M a d a , B a la i P u staka , D ja k a rta , 1956.................' JaSn ,Se.d Ja ra h '. D ja m b a ta n ; D ja k a rta ; 1956.Z a i n M i? d a ; ^ i e d a J r S s f t ]e h da" N u san tara> d 3i,id l ’ E en erb it Isk and arZ a k a r i a A c h m a d , S je c h H am zah F a n su ri U lam a P e n ja ir T e r b e s a r ”

Sinar Darussalam, N o . 36, D ju li 1971. C iu csa i ,

^ U b i 1 9 6 3 m a n ' K e su sa s te ra a n In d oses ia L am a, G un un g A gu n g , D jak arta

R A L A TTjita Tjita untuk nenpersenbah buku ini dengan tanpa

salah t jetak;:-. kiranja tidak berhasil*Sebab jang utana ialah karena singkatnja waktu untuk peker&jaan koreksi dipertje- takan dan usaha untuk menjegerakan terbitnja buku ini se- belun Pekan Kebudajaan Atjeh Ke-II berlansung»01eh karena itu kani nohon na'af dan kesedian penbatja jang budinan- untuk ncmperbaiki salah tjetak jang terdapat didalannja sbb.:

hal* baris dari tertjetak seharusnja

5 8 atas faktor kondisi3 17 atas Perlwanan3 9/lO bawah Hubungan Interna-

1 sional Keradja1?an Atjeh Portu­gis di Malaka

bailnianaridesan5 8 atas18 19 atas23 14 bawah28 7 bawah

32t 15 bawah

35 14 bawah39 17 atas40 22 baw *h41 18 atas l

tidak banjakpenetapan ini besartidak banjak

a s l i n 3 aAchines©Muriansepera

faktor dan kondisi PerlawananHubungan Interna— sional Keradjaan Atjeh dan usaha Iskandar Muda neng— hantjurkan Portu­gis di MalakabaikIllanuridesan sudah banjakpenetop&n ini be— narsesudah itu tidak b a n ja k

M a l ik A l M u bin

a r t i o J ®A ch in o^ S QMouris®segeracourt

91 9910892113114 114 117 119 121 121

121125125126 136

a r :

106512

222214461811715999312164

107111375196

dari tertjetak seharusnja

bawahbawah.atasbawah.bawahatasatasbawahatasbawahbawahbawahbawahatasbawahbawahatasatasbawahatasatasatasatasatasbawahbawahbawahbawah

geluruh kalinat pada r a ^ 1peoasuki trough jj tanana gvff&t tanda nata jjenjerang jangIts tall fl0ndjung j rus kepadat0rsokatan fl(jjoran penbentuk-3$.gjiokrati soring

Usul Fikh6 0pgurusnaaDftj uddinzjjjijdatulwudjud a^ran adjaran « tofkandD . ahirtu. ulunfiK i f p „ na“ '®Fatoi Mu bin1659l i i p e f m wapd» . .b a jjc 3a n £ o e s a r ■

baris itu di tiadakanroyalnenusuhibroughtLaksananaswat dan tanda nata jang nenjerang Its fallnendjundjungharus tunduk kepadaberdakatansedjarah penbentukandenokrasi sering Ilnu Usul Fikh DjugapengurusannjaDjalaluddinzananWihdatulwud jud adjaran adjaranja Samarkand nong-arfcikanDjawahirul ulunfi KasjfilMaklunFatul Mubin1693nisannjapadajang besar

1

0 ^ 0 2 0 M I

No. | 9 2 .5

sU )

PENGARANG & NAMA BUKU Ahmad, Zakaria . ,

Sekitar kerajaan Atjehdalam thn. 1520-1675

li,l /

Peminjam No._A §1

Tanggal Paraf

l / v

\ / 6 = r

v / r- Jj k I f ' —

\ l\ k \_£lJ1r n r o * -

U -U i~iC ch

. 2 9 N O V 2 1 1

1 4 JEC 20IIK

1 1. l . u i t i l i j f I p V ;•

---------- -----------------------------1— X '02 /

0302094

perpustakaan ui