rukun negara malaysia dalam perspektif ketatanegaraan · pdf fileperistiwa 13 mei 1969....
TRANSCRIPT
RUKUN NEGARA MALAYSIA DALAM PERSPEKTIF
KETATANEGARAAN ISLAM
OLEH:
NORHALIMAH AHMAD
NIM: 107045203898
KONSENTRASI SIYASAH SYARI’YYAH
PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H / 2009 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “Rukun Negara Malaysia dalam Perspektif
Ketatanegaraan Islam”, telah diujikan ulang dalam sidang munaqashah
Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal
12 Juni 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) pada Program Studi Jinayah
Siyasah Konsentrasi Siyasah Syar’iyyah.
Jakarta, 12 Juni 2009.
Dekan,
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM
NIP. 150 210 422
PANITIA UJIAN MUNAQASHAH
Ketua : Asmawi, M.Ag (....………...….)
NIP. 150 282 394
Sekretaris : Sri Hidayati, M.Ag (......….……….)
NIP. 150 282 403
Pembimbing : Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, MA (...…………….)
NIP. 150 270 614
Penguji I : Drs. Heldi, M. Pd (……………….)
NIP. 150 262 877
Penguji II : Atep Abdurrofiq, S.Ag, M.Si (……………….)
NIP. 150 371 092
RUKUN NEGARA MALAYSIA DALAM PERSPEKTIF KETATANEGARAAN ISLAM
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)
Oleh :
Norhalimah binti Ahmad
NIM : 107045203898
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Prof. Dr. Hj. Amany B. Lubis, MA
………………………………
KONSENTRASI SIYASAH SYARI’YYAH
PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H / 2009 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 30 Mei 2009
Norhalimah binti Ahmad
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi
Tuhan Semesta Alam, Yang Maha Esa, Yang Maha Kaya, Yang Maha
Pencipta, Yang Maha Mengetahui Segala Sesuatu yang ada di langit
dan di bumi, yang nyata maupun yang tersembunyi baik dalam terang
benderang maupun gelap gulita, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Shalawat dan salam kepada Junjungan Besar kita, Nabi
Muhammad SAW, keluarga serta para sahabat dan pengikut-
pengikutnya yang menyeru dengan seruannya, berpedomankan
petunjuk-petunjuk Allah SWT serta berpegang teguh dengan tali-Nya
(hablullah) sampai akhir zaman.
Alhamdulillah berkat rahmat-Nya, penulisan skripsi ini telah dapat
diselesaikan dengan baik walaupun masih banyak kekurangan. Penulis
menyadari bahwa selesainya skripsi ini tak luput dari dorongan dan
bantuan semua pihak. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM selaku Dekan
Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta;Bapak
Asmawi, M.Ag dan Ibu Sri Hidayati, M.Ag, selaku Ketua dan Sekretaris
Jurusan Jinayah Siyasah, yang telah memberikan kemudahan
administratif bimbingan akademik sejak awal perkuliahan hingga
penyelesaian skripsi ini;
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, MA, selaku dosen
pembimbing yang dengan tulus ikhlas banyak memberikan petunjuk
dan pengarahan bagi penyelesaian skripsi ini;
3. Kepada segenap dosen yang telah memberikan ilmunya kepada
penulis selama menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta;
4. Kepada para pemimpin dan staf Perpustakaan Utama dan
Perpustakaan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang telah memberikan fasilitas berupa kemudahan bagi
penulis dalam memanfaatkan buku-buku referensi;
5. Ayahanda Ahmad Abu Bakar dan Alm. Ibunda tercinta Asmah
Samad yang senantiasa menemani, merawat, mengasuh,
membesarkan, mendidik dan memberikan motivasi serta di setiap
langkah penulis;
6. Kakanda-kakandaku; Norjannah, Ahmad Jais, Umi Kalsom, Alm.
Sufian; juga Adindaku; Anija dan Alm. Muhammad Zulkifly dan juga
untuk Keponakanku; Halimatus Saadiah, Husnatul Najwa dan Amir Arif
yang selalu menghibur, menciptakan keriangan serta doa buatku dan
saudara-saudaraku yang tidak dapat disebutkan satu-satu;
7. Kerajaan Malaysia dan Indonesia yang memberikan diriku ruang
untuk beribadah dan berpartisipasi di dunia ini. Kedutaan Besar
Malaysia di Indonesia atas pengawasan dan kebajikan yang
diberikan;
8. Jabatan Penerangan Malaysia yang membenarkan penulis
mengambil semua artikel yang ada untuk referensi penulis untuk
dimasukkan ke dalam skripsi ini, Perpustakaan Negara Malaysia dan
Perbadanan Perpustakaan Awam Selangor yang memberikan
pinjaman buku dan melanjutkan pinjaman tersebut;
9. Guru-guru yang ku kasihi yang pernah mengajarku dan teman-teman
yang pernah belajar bersama-samaku di Tabika Kemas Kampung
Johan Setia, Sekolah Kebangsaan Taman Klang Jaya, Sekolah
Rendah Agama Taman Klang Jaya, Madrasah Darul Mujahidin
(MDM), Institut Pengajian Al-Azhar (IPA) dan Kolej Universiti Darul
Quran Islamiyah (KUDQI). Juga tidak dilupakan buat teman yang
banyak memberikan kata-kata semangat; Noor Hidayah, Siti Assyifa,
Syazwana, Noor Hazliza, Nadia Md Taib, Dayang Syafiqah, Ummu
Syahadah, Atiqah Azman, Ummi Nazurah dan lain-lain yang tidak
dapat disebutkan semuanya;
10. Teman-teman seperjuanganku yang sentiasa riang dan tetap
bersamaku ketika suka dan duka di bumi Indonesia ini; Nurul
Shazwani, Erni Nadia, Noor Baayah, Nurul Huda, Noor Baizura. Juga
tidak dilupakan; Nur Hanisah, Nur Wahida, Nur Suhaida, Zainab, Ummu
Aiman, Siti Aisyah, Nur Aishah, Siti Khatijah, Hafizah, Marina, Syazwani
Nasuha, Nor Hayati, Nur Shuhada, Surina, Nor Adilah dan Khairul Neza.
Kakak-kakak seniorku yang banyak memberikan tunjuk ajar; Wan
Salwa, Hajar Harun, Nurmasyitah, Harun, Baihaki, Khairi, Faizal, Ustaz
Syuhaidi, Siti Hajar, Hazrin, Ahmad Baha dan Mawardi. dan yang lain-
lain;
11. Buat seseorang yang sentiasa memahami kesibukanku dalam
menuntut ilmu di rantau ini;
12. Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung
maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu hingga terselesainya skripsi ini. Penulis mengucapkan terima
kasih banyak semoga segala bantuan tersebut diterima sebagai amal
shaleh di sisi Allah SWT dan memperoleh balasan pahala yang ganda.
Amin.
Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan semua ini.
Semoga apa yang penulis usahakan ini kiranya dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.
Ciputat, 6 Jamadil Akhir 1430 H
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................. 9
D. Review Studi Terdahulu.............................................................. 10
E. Metode Penelitian...................................................................... 11
F. Objek Penelitian ..............................................................................
12
G. Sistematika Penulisan ................................................................. 12
BAB II DEFINISI DAN SEJARAH RUKUN NEGARA
A. Definisi Rukun Negara Malaysia ................................................ 14
B. Sejarah Rukun Negara............................................................... 17
C. Posisi Rukun Negara Malaysia dalam Pemerintahan di
Malaysia ...................................................................................... 26
D. Kepentingan Rukun Negara kepada Rakyat Malaysia
.................... 28
BAB III PRINSIP RUKUN NEGARA
A. Kepercayaan kepada Tuhan.................................................... 30
B. Kesetiaan kepada Raja dan Negara....................................... 34
C. Keluhuran Perlembagaan ......................................................... 38
D. Kedaulatan Undang-undang ................................................... 40
E. Kesopanan dan Kesusilaan ....................................................... 42
BAB IV PENERAPAN RUKUN NEGARA SEBAGAI PRINSIP NEGARA
A. Konsep Rukun Negara Malaysia dalam Ketatanegaraan Islam
.....................................................................................................46
B. Penerapan di Bidang Pendidikan............................................. 49
C. Penerapan di Bidang Ekonomi ................................................. 52
D. Penerapan di Bidang Sosial....................................................... 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 56
B. Saran-saran................................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 59
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Negara amat membutuhkan pemerintahan yang aman damai
serta bebas dari persengketaan. Dengan itu, negara harus memiliki dasar
atau prinsip yang menunjang negara agar kesejahteraan dan
kebersamaan dapat dicapai. Berangkat dari peristiwa tanggal 13 Mei
19691, akhirnya Rukun Negara2 dibentuk bagi menyatupadukan semua
suku yang ada di negara ini. Islam tidak mengbataskan urusan antara
orang Islam dan non-Muslim. Hal ini Allah telah nyatakan di dalam surah
al-Mumtahanah/60 ayat 8:
�� �������� ���� ��� ��������� ����
����� !�"#�$ %&� '���()��� *+��,-
����./01 �2 ��34 ����/0#� �5 6-7
*+ (-89���: ;�<��=>?1$ :,- ��A�9��&$ B
C6&$ ���� D!���2 ��E�=>?1$☺1� : ٦. / ا�������( ��
٨(
1 Peristiwa 13 Mei 1969 adalah kerusuhan yang berlaku antara orang Melayu dan orang Cina. 2 Rukun Negara adalah prinsip negara Malaysia yang dipegang sehingga kini selepas
peristiwa 13 Mei 1969.
Artinya: Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang
yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung
halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.3
Ayat ini dikhususkan bagi orang-orang beriman agar
memperlakukan dengan baik orang-orang yang tidak memerangi
mereka dalam agama dan tidak mengeluarkan mereka dari tanah air
mereka. Dan Allah meringankan larangan dengan membolehkan
mereka berbuat baik dan berlaku adil dalam bermuamalah dengan
mereka sehingga tidak dibolehkan merugikan mereka dalam hak-hak
mereka. Setelah itu Allah melarang dengan keras dari mencintai orang-
orang yang memusuhi dan memerangi orang-orang yang beriman
dalam agama dan mengeluarkan mereka dari tanah air mereka sendiri
atau orang-orang kafir itu membantu dalam pengusiran atas mereka
darinya. Allah memvonis bahwa kaum muslimin yang menjadikan orang-
orang kafir sebagai kawan dan penolong, padahal mereka memusuhi
orang-orang yang beriman, sebagai orang-orang yang zalim.4
Oleh itu, kesimpulan dari ayat ini adalah kita bisa berbuat baik dan
berlaku adil kepada nonMuslim jika dia tidak memerangi dan mengusir
3 Terjemahan ayat diambil dari Al-Quran dan Terjemahan Al-Hikmah, (Bandung: Penerbit
Diponegoro) 2005 4 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an (Surah Al-Hasyr 11- Al-Haaqqah). Penerjemah Drs.
As’ad Yasin, dkk (Jakarta: GEMA INSANI, 2004), h. 49-50.
kita dari tanah air kita sendiri. Dan Allah mengasihi orang-orang yang
berlaku adil.
Rukun Negara diaplikasikan dalam bentuk prinsip yang harus
disematkan dalam hati setiap warga negara supaya negara tetap
berada pada landasannya. Persepakatan di antara
barisan kepimpinan Majlis Gerakan Negara (MAGERAN) dicapai setelah
mengadakan diskusi.5 Rukun Negara diasaskan setelah merujuk kepada
ideologi nasional seperti yang terdapat di Indonesia6 dalam bentuk
Pancasila.7 Kondisi ini dijelaskan oleh Tan Sri Muhammad Ghazali Shafie,
Menteri Penerangan dan Tugas-tugas Khas pada waktu itu diberi
tanggung jawab untuk membantu Perdana Menteri yaitu Tun Razak
menggubal Rukun Negara. Beliau menambahkan, selepas tenaga
pengikat lama yaitu merdeka sudah hilang nikmatnya, maka kita
memerlukan satu tenaga pengikat baru yang boleh melewati batasan
perkauman yang menyeluruh serta yang boleh mendatangkan kepuasan
5 Asnarulkhadi Abu Samah dan Jayun A. Jawan, Kenegaraan Malaysia, (Serdang: Penerbit
Universiti Putra Malaysia, 2006), h.263.
6 Chamil Wariya, Malaysia 50 Fakta Asas Kenegaraan (Kuala Lumpur: Media Global Matrix
Sendirian Berhad, 2007), h. 300.
7 Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah Perguruan
Tinggi,(Jakarta: Penerbit Buku Aksara, Edisi Kedua Cet. Pertama, Juni 2007), h. 2.
kepada semua, Cina atau Melayu, kapitalis atau buruh, Islam atau Hindu,
tua atau muda.8
Rukun Negara merupakan salah satu resep kejayaan negara
dalam menyatupadukan rakyatnya. Di setiap sekolah dan buku-buku
terdapat prinsip Rukun Negara yang lima itu bagi menyemaikan rasa
cinta kepada negara. Penghayatan Rukun Negara semakin menghilang
dari hati rakyat Malaysia apabila mereka dewasa walaupun telah dididik
tentang Rukun Negara dari kecil. Bahkan ketika ditanya tentang Rukun
Negara, kurang dari 20% yang mampu menyatakan kandungan Rukun
Negara sepenuhnya setelah survei yang dilakukan kepada lebih dari 1000
anggota masyarakat berusia antara 18 hingga 50 tahun. Semangat
kenegaraan yang ada dalam hati nurani rakyat negara ini harus
dikekalkan karena ia amat penting dalam mendidik seseorang supaya
lebih menghormati bangsa, agama dan adat orang lain.
Lantas, bersama Rukun Negara juga lahirlah Dasar Ekonomi Baru
(DEB). Ia merupakan dasar yang dibuat oleh kerajaan selepas peristiwa
13 Mei 1969. Tujuannya adalah memajukan masyarakat, menghapuskan
kemiskinan, dan memelihara keselamatan negara. Antara kaidah-kaidah
yang dipakai untuk melaksanakan DEB adalah meningkatkan daya
pengeluaran dan taraf kehidupan golongan miskin di desa,
8 Wariya, Malaysia 50 Fakta Asas Kenegaraan, h. 300
mengurangkan kondisi yang tidak seimbang dalam struktur guna tenaga
supaya penyertaan berbagai suku dalam sektor utama yang akan
memberi gambaran tenaga buruh mengikut kuantitas suku pada tahun
1990, menambah bagian rakyat Malaysia dalam pemilikan sektor
produktif. Khas kepada Bumiputera (Melayu) yang tertinggal di belakang
jika dibandingkan dengan suku lain dan memastikan pembentukan
masyarakat perdagangan dan perindustrian untuk orang Melayu supaya
dapat mengurus dan memiliki sekurang-kurangnya 30% daripada semua
macam peringkat ekonomi.
Dasar Ekonomi Baru ini juga menjadi keutuhan dalam
membangunkan negara, melindungi perpaduan dan stabilitas negara
yang masih digunakan sejak lebih tiga dekade yaitu dari tahun 1970.
Karena berpegang pada prinsip ini, rakyat Malaysia bisa hidup aman dan
damai. Adalah sangat relevan semangat Rukun Negara diteruskan
dalam menghadapi tantangan pada masa sekarang dan masa depan,
dari dalam dan luar negara. Dengan berprinsipkan Rukun Negara, kita
mampu menjadi warga negara Malaysia yang bersatupadu, gagah dan
berwawasan bagi menghadapi apa saja rintangan pada masa akan
datang. Oleh itu, uraian mengenai Rukun Negara kepada generasi muda
diharap dapat menanamkan semangat kenegaraan di kalangan
mereka dan bisa mewujudkan rakyat yang berjiwa patriot serta cintakan
negara.
Visi Rukun Negara yaitu mengenali perlembagaan negara ke arah
membina masyarakat sejahtera dan memahami dan mengamalkan
prinsip Rukun Negara. Misi Rukun Negara yaitu membina masyarakat
yang adil tanpa ada persengketaan dan mencipta masyarakat progresif
dengan menggunakan sains dan teknologi modern. Obyektif Rukun
Negara yaitu mencapai perpaduan yang lebih erat dikalangan
masyarakat dan memelihara cara hidup demokratik.9
Rukun Negara adalah sebuah ideologi nasional yang menjadi
prinsip negara Malaysia. Ia tidak termasuk dalam
perlembagaan(konstitusi) atau undang-undang.10 Rukun Negara adalah
dasar hukum perbuatan konstitusi dan undang-undang, karena segala
masalah yang berlaku di Malaysia merujuk kepada Rukun Negara
sebelum keputusan diambil. Di dalam perspektif ketatanegaraan
Malaysia, Rukun Negara adalah dasar negara. Sebagai rakyat yang
cintakan negara, kita mestilah taat kepada negara dan pemerintah. Hal
ini Allah telah jelaskan dalam surah an-Nisa’/4 ayat 58-59:
C6&$ ���� ����04HI� 6-7 ;�-J5⌧� :
�L#,M#�4NO�� �%PQ&$ ��&!(-7 ��R&$,-
+NT☺���U ��E�� C�CM��� 6-7 ;��☺��1�-4
WXT)� 1���&� B C6&$ ���� �YZ� �[
9 Rukun Negara Malaysia, (Kuala Lumpur: Kementerian Perpaduan, Kebudayaan, Kesenian
Dan Warisan Malaysia), h. 20.
10 Wawancara Pribadi dengan Dr. Junaidi, Pengarah Pendidikan di Kedutaan Besar Malaysia
di Indonesia, Jakarta, 16 Februari 2009
���\]� � ^_�U&� � C6&$ ���� �6�⌧�
�☺ `�^⌧a �M90>b�� �cAd)-Ie#�
��������� ;�<���4�,� ;�� `�-7 ����
;�� `�-7,- �X�gh0��� %QI-i7,-
j�kNO�� *+��M�4 ; 6&l�H m�nT�o#,M�: %&�
7�*p⌧q P-J50�H %PQ&$ q��� WX�gh0���,-
6&$ m�n��� �6�M�4� : q���&�
�r��,`1���,- /0>sN��� B �t���R v9�0�s
�w?TU-7,- x⌧ -HI� )K/KK-KK/ا����ء ( :
Artinya: Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu
menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran
kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat. Wahai orang-orang
beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang
kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang tentang
sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (al-Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya.
Ayat diatas menjelaskan inilah tugas kaum muslimin sekaligus
akhlak mereka, yaitu menunaikan amanat-amanat kepada yang berhak
menerimanya dan memutuskan hukum dengan adil diantara manusia
sesuai dengan manhaj dan ajaran Allah. Adapun dalam perintah agar
memutuskan hukum dengan adil diantara manusia, maka nash ini bersifat
mutlak yang berarti meliputi keadilan yang menyeluruh “diantara semua
manusia”, bukan keadilan diantara sesama kaum muslimin dan terhadap
Ahli Kitab saja. Keadilan merupakan hak setiap manusia hanya karena
dia diidentifikasi sebagai manusia. Oleh karena itu, identitas ini terkena
untuk semua manusia, mukmin ataupun kafir, teman ataupun lawan,
orang berkulit putih atau berkulit hitam, orang Arab ataupun orang Ajam
(nonArab). Itulah prinsip hukum dalam Islam. Sebagai amanat dengan
segala yang ditunjukinya. Ia juga merupakan prinsip kehidupan dalam
masyarakat Islam.11
Kesimpulan dari ayat yang dinyatakan adalah menyerahkan
sesuatu hanya kepada ahlinya. Kita juga disuruh taat kepada pemerintah
yaitu orang-orang yang berwewenang dikalangan kita dan jika berselisih
dalam sesuatu perkara maka hendaklah kembali kepada Al-Qur’an dan
Hadis karena itu adalah lebih baik kesudahannya.
Rukun Negara bertujuan membentuk negara yang aman dan
harmoni. Ia menjadikan rakyat yang berbilang suku di Malaysia hidup
sejahtera. Rukun Negara juga menyatupadukan rakyat Malaysia selepas
peristiwa 13 Mei 1969. Buktinya berbagai usaha dilakukan bagi mencapai
tujuan-tujuan tersebut. Antaranya adalah lagu Rukun Negara dicipta dan
senantiasa disiarkan di televisi, buku kecil Rukun Negara yang diterbitkan
oleh Jabatan Penerangan Malaysia, ikrar Rukun Negara dicetak di
belakang buku pekerjaan rumah anak-anak dan artikel-artikel yang
diterbitkan oleh jabatan-jabatan kerajaan, ikrar Rukun Negara akan
dibacakan sebelum acara resmi dimulai dan banyak lagi usaha-usaha
lain.
11 Tafsir Fi Zhilalil Qur’an. Jilid 4, h. 305-306.
Usaha-usaha itu telah dilakukan namun rakyat makin kurang
menghayati Rukun Negara sehingga kini. Contohnya jika ada perselisihan
antar partai politik, Rukun Negara masih diabaikan. Ini menyebabkan
mereka yang berselisih paham tidak menyematkan Rukun Negara
sepenuhnya ke dalam hati mereka sehingga menyebabkan banyak
peristiwa yang tidak diingini berlaku. Mungkin karena Rukun Negara tidak
dimasukkan ke dalam konstitusi atau undang-undang. Jika Rukun Negara
telah dimasukkan ke dalam konstitusi atau undang-undang, maka Rukun
Negara akan lebih jelas terlihat kewenangannya. Oleh itu, rakyat tidak
ada alasan untuk melanggar prinsip Rukun Negara.
Mayoritas warga negara Malaysia adalah Muslim. 60%
daripadanya adalah Islam dan bakinya adalah nonMuslim. Disebabkan
Malaysia mayoritas Muslim, penulis ingin membuat satu bahan ilmiah bagi
memperjelas dan menerangkan kepada umum tentang Rukun Negara
dalam dasar negara Islam. Oleh karena itu, penulis akan membahas
judul: RUKUN NEGARA MALAYSIA DALAM PERSPEKTIF KETATANEGARAAN
ISLAM.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Agar pembahasan skripsi ini menjadi lebih praktis, operasional dan
terfokus sehingga para pembaca dapat mengoptimalkan manfaat dari
penelitian ini, maka penulis melakukan pembatasan dan perumusan
masalah. Permasalahan yang timbul dari penelitian ini diuraikan secara
lengkap dalam ruang lingkup dan batasan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah Rukun Negara dalam perspektif ketatanegaraan
Islam?
2. Bagaimanakah penerapan Rukun Negara dalam bidang pendidikan,
ekonomi dan sosial?
Sejauh mengenai isu Rukun Negara Malaysia dalam perspektif
ketatanegaraan Islam dapat diidentifikasikan sejumlah masalah yang
harus dijawab dan diteliti, yaitu:
1. Bagaimanakah peranan Rukun Negara membentuk perpaduan suku
di Malaysia?
2. Bagaimanakah efek Rukun Negara terhadap negara, pemerintah
dan rakyat?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai
diantaranya adalah:
1. Memberikan gambaran Rukun Negara dalam perspektif
ketatanegaraan Islam.
2. Menjelaskan penerapan Rukun Negara dalam bidang pendidikan,
ekonomi dan sosial.
3. Menjelaskan peranan Rukun Negara dalam membentuk perpaduan
suku di Malaysia.
4. Mengetahui efek Rukun Negara terhadap negara pemerintah dan
rakyat.
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sumbangan pemikiran dan pengembangan khazanah
keilmuan di bidang fiqh siyasah dalam konteks ketatanegaraan di
Malaysia.
2. Sebagai bahan kajian dan rujukan kepada masyarakat, akademisi,
dan politikus terhadap Rukun Negara dari sudut pandang konstitusi
dan undang-undang.
3. Memberikan motivasi kepada kepada rakyat Malaysia untuk cinta
negara dengan selalu mengingat dan mengimplementasikan Rukun
Negara dalam kehidupan sehari-hari.
D. Review Studi Terdahulu
Dalam kajian pustaka ini, penulis berusaha mendata dan
membaca beberapa penelitian dengan bahasan pokok yang berkaitan
dengan Rukun Negara, setidaknya ada beberapa penelitian tentang
Rukun Negara yang penulis temukan dalam bentuk buku antara lain:
Buku pertama, “Rukun Negara” yang diterbitkan oleh Jabatan
Penerangan Malaysia. Buku ini menjelaskan Pengenalan Rukun Negara,
Sejarah Pembentukan Rukun Negara, Obyektif dan Prinsip Rukun Negara.
Buku kedua, “Penggerak Minda Rakyat INFO”, diterbitkan oleh Jabatan
Penerangan Malaysia. Antara apa yang dibahaskan ialah Sejarah
Kelahiran Rukun Negara, keunikan Rukun Negara dan Rukun Negara
Amalan Hidup Rakyat Malaysia.
Buku ketiga. “ Islam dan Tata Negara” karya Munawir Sjadzali. Buku
ini membahas diantaranya tentang Piagam Madinah semasa Nabi dan
konsep musyawarah. Buku keempat, “Negara Islam”, diterbitkan oleh
Parti Islam Semalaysia (PAS), membahaskan tentang ciri-ciri utama
Negara Islam dan beberapa polisi umum Negara Islam. Buku kelima,
“Tinjauan Kepada Perundangan Islam”, karya Abdul Munir Yaacob dan
Sarina Othman. Buku ini membahas tentang ciri-ciri kenegaraan menutut
perspektif syara’ dan amandemen undang-undang bertulis.
E. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Deskriptif disini
dimaksudkan dengan membuat deskripsi secara sistematis dengan
melihat dan menganalisis data-data secara kualitatif.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian
kepustakaan (Library Research) dan observasi. Penelitian kepustakaan
yaitu penelitian yang kajiannya dilaksanakan dengan menelaah dan
menelusuri berbagai literatur. Observasi secara langsung ke Jabatan
Penerangan Malaysia (JPM) dilakukan untuk mendapatkan data yang
akurat dan faktual.
3. Teknik Pengolahan Data
Pada prinsipnya pengolahan data (analisis) ada dua cara, hal ini
tergantung dari datanya, yaitu analisis non statistik dan analisis statistik.
Dalam penelitian ini, yang digunakan adalah analisis non statistik. Analisis
non statistik dilakukan terhadap data kualitatif. Dalam hal ini penelitian
kualitatif mengajak seseorang untuk mempelajari sesuatu masalah yang
ingin diteliti secara mendasar dan mendalam sampai ke akar-akarnya.
Masalah dilihat dari berbagai segi.
4. Teknik Analisis Data
Dalam melakukan analisis terhadap data-data yang sudah
terhimpun, digunakan teknik analisis data kualitatif dengan analisis
deskriptif. Yaitu penulisan yang menggambarkan permasalahan yang
didasari pada data-data yang ada lalu dianalisa lebih lanjut untuk
kemudian diambil kesimpulan.
5. Teknik Penulisan Skripsi
Dalam teknik penulisan ini, penulis menggunakan buku Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta
2007.
F. Objek Penelitian
Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah Rukun Negara
itu sendiri. Permasalahan Rukun Negara ada beberapa hal yang perlu dikaji
untuk melihat bagaimanakah kekuatan prinsip Rukun Negara dalam
Konstitusi Malaysia.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai materi
yang menjadi pokok penulisan dan memudahkan para pembaca dalam
memahami tata aturan penulisan skripsi ini, maka penulis menyusun
sistematika penulisan seperti berikut:
BAB I Dalam bab ini penulis mengetengahkan gambaran
pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, review studi terdahulu, metode penelitian, objek
penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Menguraikan tinjauan teoritis tentang Rukun Negara yaitu
definisi Rukun Negara , Sejarah Rukun Negara, posisi Rukun
Negara di dalam Pemerintahan Malaysia dan kepentingan
Rukun Negara kepada rakyat Malaysia.
Bab III Pada bab ini menceritakan tentang prinsip-prinsip Rukun
Negara yaitu Kepercayaan kepada Tuhan, Kesetiaan kepada
Raja dan Negara, Keluhuran Perlembagaan, Kedaulatan
Undang-undang, Kesopanan dan Kesusilaan.
Bab IV Seterusnya, penulis menjelaskan penerapan Rukun Negara
dalam ketatanegaraan Islam, bidang pendidikan, bidang
ekonomi dan bidang sosial.
Bab V Penutup. Dalam bab ini penulis membuat kesimpulan dari bab-
bab yang telah dibahas dan saran-saran agar dapat menjadi
sebuah pengetahuan yang berguna kepada agama, bangsa
dan negara.
BAB II
DEFINISI DAN SEJARAH RUKUN NEGARA
Malaysia merupakan negara yang mempunyai berbagai suku,
agama, kebudayaan dan mengamalkan cara hidup yang berbeda.12
Perpaduan negara amat penting untuk melangsungkan dasar-dasar
kerajaan dalam ekonomi, sosial dan politik. Tanpa perpaduan yang kokoh
dan kuat, negara akan mudah terjebak dengan ancaman dan kelemahan.
Ancaman dan kelemahan ini akan menyebabkan berlaku banyak peristiwa
yang tidak diinginkan seperti pertengkaran antara suku, rusuhan dan lain-lain
lagi. Oleh itu, untuk meneruskan penulisan ini, penulis akan memberikan
definisi Rukun Negara menurut Kamus Dewan agar dapat dilihat arti Rukun
Negara.
A. Definisi Rukun Negara Malaysia
Definisi umum perkataan rukun dalam kamus Dewan edisi baru
terbitan Dewan Bahasa dan Pustaka adalah dasar, pokok, asas, sendi.
Arti negara pula adalah kawasan yang di bawah kekuasaan kerajaan
tertentu. Oleh itu, rukun negara adalah dasar atau pokok sebuah
12 Rukun Negara (Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan), t.th, h 1.
kerajaan dan sekarang Malaysia memakai istilah rukun negara. Dalam
Bahasa Inggris, Rukun Negara Malaysia disebut dengan istilah Malaysian
Five Pillars yang berarti lima tiang atau lima penunjang Malaysia. Lima
penunjang tersebut adalah Kepercayaan kepada Tuhan, Kesetiaan
kepada Raja dan Negara, Keluhuran Perlembagaan, Kedaulatan
Undang-undang, Kesopanan dan Kesusilaan.
Rukun Negara telah disusun dengan begitu sistematis sekali. Ia disusun
berdasarkan kebutuhan dan kehendak negara, bangsa dan agama.
Pemimpin-pemimpin yang bertanggung jawab menggubal Rukun
Negara telah sepakat bahwa Rukun Negara harus menjadi pegangan
setiap warga negara di negara ini. Setiap warga negara harus taat dan
mematuhi apa yang telah ditetapkan di dalam Rukun Negara.
Prinsip pertama Rukun Negara adalah Kepercayaan kepada
Tuhan. Ia menggambarkan setiap warga negara harus percaya kepada
Tuhan masing-masing mengikut agama yang telah dianut. Mereka bebas
mengamalkan agama mereka tetapi tidak bisa menghina atau
mensepelekan agama lain. Mereka harus menghormati agama lain agar
tidak berlaku lagi sebarang peristiwa yang boleh menjejaskan nama baik
negara.13
13 Ibid h. 11.
Prinsip kedua adalah Kesetiaan kepada Raja dan Negara. Prinsip
ini menyuruh kita taat kepada raja dan negara yang dipimpin oleh
orang-orang yang terpilih dalam pemilihan umum yang diadakan lima
tahun sekali. Walaupun raja memakai sistem monarki, tetapi ia wajib
untuk ditaati karena raja merupakan ketua negara yang menjaga
kemaslahatan rakyatnya.14
Prinsip ketiga, Keluhuran Perlembagaan. Perlembagaan Negara
memberi perlindungan kepada setiap orang dengan melindungi hak dan
keistimewaan mereka sebagai warganegara. Sejalan dengan itu, setiap
warganegara harus menghormati, menghargai serta memahami arti dan
kandungan perlembagaan serta latar belakang penggubalannya bagi
memastikan Malaysia terus aman, modern dan maju dalam semua
jurusan.15
Prinsip keempat adalah Kedaulatan Undang-undang.
Perlembagaan merupakan undang-undang tertinggi dalam negara
Malaysia. Ketaatan kepada undang-undang negara banyak dibantu
oleh pihak yang berwenang yaitu polisi, penjara, institusi
kehakiman(mahkamah dan pengadilan) yang bebas dan berkarakter.
14 Ibid h. 12. 15 Ibid h. 14.
Kepatuhan dan mendaulatkan undang-undang mampu menjamin
keamanan masyarakat dan keselamatan negara lebih terjamin.16
Prinsip kelima, Kesopanan dan Kesusilaan. Prinsip ini menekankan
kebudayaan rakyat negara ini. Sifat sopan-santun dan tatasusila adalah
penting dalam konteks perhubungan masyarakat yang berbilang suku di
Malaysia. Bahasa yang lembut dan tingkah laku yang sopan dapat
menjamin hubungan yang baik dan saling hormat-menghormati antara
satu sama lain.17
Rukun Negara adalah satu ideologi negara yang mengandungi
prinsip-prinsip kehidupan bermasyarakat, nilai-nilai kenegaraan dan
norma-norma sosial yang meliputi aspek keagamaan, kebudayaan,
ekonomi, politik dan perundangan. Rukun Negara juga menyuarakan
tanggapan, kepercayaan dan keazaman rakyat mengenai bangsa
Malaysia. Disamping itu juga, Rukun Negara juga membentuk cara hidup
kita dan seluruh rakyat Malaysia harus menghayati dan mengamalkan
kembali Rukun Negara sebagai satu cara hidup, bukannya sekedar
mengingat.
16 Penggerak Minda Rakyat, INFO, Peristiwa 13 Mei,Sejarah Kelahiran Rukun Negara
(Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan Malaysia, 2009), h. 17.
17 Ibid h. 18.
B. Sejarah Rukun Negara Malaysia
Kedatangan Inggris dan dasar imigrasi yang diperkenalkan telah
merubah bentuk masyarakat negara ini. Kerajaan Inggris telah
menggalakkan kemasukan tenaga kerja dari negara China dan India
untuk bekerja di lombong, ladang dan berdagang di kota.
Di bawah dasar pecah dan perintah Kerajaan Kolonial Inggris,
ketiga-tiga kelompok yaitu orang Melayu, Cina dan India dipisahkan
tempat tinggal dan kerja. Banyak dari orang Melayu tinggal di desa dan
bekerja dalam bagian pertanian, orang Cina tinggal di kota dan aktif
dalam perdagangan. Orang India tinggal dan bekerja di ladang dan
hanya sedikit sahaja yang tinggal di kota. Ketiga-tiga kelompok ini juga
dipisahkan dari pendidikan. Setiap kelompok memiliki sekolah jurusan
sendiri tanpa silibus ajaran atau kurikulum yang sama. Kondisi seperti ini
berterusan sehingga negara mencapai kemerdekaan pada 31 Agustus
1957.18
Setahun sebelum merdeka yaitu pada tahun 1956 kekacauan
telah berlaku di Pulau Pinang semasa perayaan pemberian taraf bandar
raya (kota besar) kepada Penang. Perbalahan yang sama juga berlaku
di Pangkor (1960), di Bukit Mertajam (1966) dan sekali lagi Penang (1967).
Peristiwa kekacauan ini berlaku hanya kecil-kecil sahaja. Usaha serius
18 Ibid h. 3
hanya dimulakan oleh pihak kerajaan setelah terjadinya satu rusuhan
suku yang serius yaitu peristiwa berdarah 13 Mei 1969.
Peristiwa 13 Mei 1969 adalah satu sejarah hitam kepada Malaysia
yang populer dengan keamanan rakyatnya yang berbagai suku.19
Rusuhan suku yang terjadi adalah kemuncak masalah perpaduan di
Malaysia. Tragedi ini mengakibatkan banyak kehilangan nyawa dan
harta benda. Ia juga mempunyai kaitan yang sangat dekat dengan
“Pilihan Raya Umum 1969”.
Isu persukuan yang menyentuh emosi dan sentimen telah menjadi
tema utama sewaktu kampanye pemilu 1969. Kondisi ini telah
menyemarakkan semangat persukuan kepada penduduk negara ini.
Sewaktu berkampanye, calon-calon pemilu dan politikus-politikus
terutamanya daripada partai lawan, telah membangkitkan hal-hal
sensitif berkaitan dengan Bahasa Kebangsaan (Bahasa Melayu),
kedudukan istimewa orang Melayu sebagai (Bumiputera) dan hak
kerakyatan orang bukan Melayu. Hal ini telah menyebabkan ada yang
tidak suka dan ragu-ragu antara suku yang terdapat di Malaysia.20
19 Penggerak Minda Rakyat, INFO bil 02/2009 (Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan
Malaysia, 2009), h. 4.
20 Ibid
Partai Perikatan dibawahnya dianggotai oleh UMNO, MCA, MIC
telah mengalami kekalahan yang teruk dalam pemilu 1969. Jumlah kursi
yang dimenanginya dalam Dewan Rakyat (Parlimen) telah menurun
daripada 89 kursi pada 1964 kepada 66 kursi pada tahun 1969. Partai
Perikatan telah kehilangan mayoritas dua pertiga dalam Dewan Rakyat.
Partai Gerakan Rakyat Malaysia (Gerakan), Partai Tindakan Demokratik
(DAP) dan Partai Progresif Rakyat (PPP) menang 25 kursi dalam Dewan
Rakyat dan PAS menang 12 kursi.21
Faktor terjadinya Peristiwa 13 Mei 1969 adalah perarakan
kemenangan pihak lawan. Penyokong-penyokong Partai Gerakan telah
menghina orang-orang Melayu semasa mengadakan perarakan di jalan-
jalan di sekitar Kuala Lumpur. Peristiwa ini berlaku setelah diumumkan
keputusan pemilu pada 10 Mei 1969. Dr. Tan Chee Khoon dari partai
Gerakan telah menang besar di kabupaten Batu, Selangor. Beliau telah
meminta kebenaran polis untuk berarak meraikan kemenangan partai
tersebut di Selangor. Perarakan menyebabkan jalan raya sesak di
kawasan sekitar Kuala Lumpur. Perarakan dilakukan ke Jalan Campbell
dan Jalan Hale sampai ke Kampung Baru.22
21 Ibid
22 “Insiden 13 Mei”, artikel diakses pada 28 Mei 2009 dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Insiden_13_Mei
Pada waktu itu, Kampung Baru diduduki lebih 30,000 orang
Melayu merupakan kubu UMNO dan terletaknya rumah Menteri Besar
Selangor waktu itu, Dato’ Harun Idris. Perarakan tersebut dirasakan seperti
satu penghinaan dan ini menimbulkan kemarahan mayoritas orang
Melayu di sana. Dikatakan kaum Cina yang menang telah berarak
dengan mengikat penyapu pada kendaraan mereka sebagai lambang
kemenangan mereka menyapu bersih kursi sambil melaungkan kata-kata
kemenangan. Ada pula yang berpendapat penyapu tersebut sebagai
lambang mereka akan menyapu (menyingkirkan) orang-orang Melayu
ke laut. Dalam masyarakat Melayu, penyapu mempunyai konotasi yang
negatif (sial). Ada yang mencaci dan meludah dari atas truk ke arah
orang-orang Melayu di pinggir jalan.23
Di Jinjang, Kepong, seorang Cina yang meninggal akibat sakit tua
diarak sepanjang jalan dengan izin polisi. Namun, perarakan kematian
bertukar menjadi perarakan kemenangan pilihan raya dengan
menghina Melayu. Pada hari Selasa 13 Mei, Yeoh Tech Chye sebagai
Presiden Gerakan meminta maaf diatas ketelanjuran anggota-
anggotanya melakukan kebiadaban semasa perarakan. Yeoh menang
besar di Kabupaten Bukit Bintang, Kuala Lumpur. Tapi permohonan maaf
23 Ibid
sudah terlambat. Rusuh antar suku telah merebak dan kemarahan orang
Melayu sudah sampai puncaknya.24
UMNO telah mengadakan perarakan balas pada pagi 13 Mei
1969. Ini dikarenakan perasaan emosi yang tinggi dan kurangnya
kawalan dari kedua-dua pihak. Perarakan ini tidak dirancang. Orang
Melayu berkumpul di Rumah Menteri Besar Selangor di Jalan Raja Muda
Abdul Aziz di Kampung Baru, Kuala Lumpur. Dato’ Harun Idris selaku
Menteri Besar Selangor, cuba menenangkan kondisi waktu itu.25
Ternyata, mereka yang berhimpun telah membawa senjata
pedang dan parang panjang dan hanya menunggu kata putus dari
Dato’ Harun Idris untuk mengamuk. Waktu berhimpun, cerita-cerita
tentang kebiadaban anggota partai Gerakan tersebar dan meluap-
luap. Pukul 3.00 sore, datang berita terjadinya pembunuhan orang
Melayu di Setapak, hanya dua kilometer dari rumah Menteri Besar
Selangor.26
Pukul 4.00 sore dua penunggang motosikal Cina yang melewati
Jalan Kampung Baru telah dipancung. Sebuah mobil besar yang
24 “Peristiwa 13 Mei”, artikel diakses pada 28 Mei 2009 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_13 Mei
25 Ibid
26 Penggerak Minda Rakyat, INFO, Peristiwa 13 Mei,Sejarah Kelahiran Rukun Negara, h. 5.
membawa rokok dibakar dan pemandunya dibunuh. Pemuda-pemuda
Cina yang dikatakan dari PKM dan kelompok-kelompok gelap telah
bertindak balas. Mereka telah membunuh orang-orang Melayu di sekitar
Kuala Lumpur. Ternyata orang Cina dan pemuda Cina ini lengkap
dengan berbagai senjata besi, tombak dan lembing seperti dalam filem
lama Cina. Rusuhan besar terjadi dan perintah darurat dikeluarkan pada
malam 16 Mei 1969 di seluruh negara. Semua orang tidak dibenarkan
keluar dari rumah.27
Tentara dari Rejimen Renjer diarahkan menjaga keselamatan di
sekitar Kuala Lumpur. Namun disebabkan pasukan ini terdiri dari Melayu,
Iban, Cina, India dan lain-lain turut menembak orang Melayu dan karena
itu orang Melayu semakin meradang. Dikatakan Ketua Rejimen Renjer
seorang Cina. Pemuda-pemuda Melayu yang mempertahankan
Kampung Baru dan yang lain-lain mengamuk setelah merasakan diri
mereka terkepung antara orang Cina dengan askar Rejimen Renjer.
Rumah Menteri Besar juga menjadi sasaran amukan.28
Akhirnya, Regimen Renjer dikeluarkan dan digantikan dengan
tentara Melayu. Bangunan-bangunan rumah toko di sekitar Kampung
Baru, Jalan Tuanku Abdul Rahman masih terus terbakar. Pemerintahan
27 Ibid h. 6 28 Ibid h. 6
diambil alih oleh tentara Melayu. Malangnya, tentara-tentara Melayu
turut masuk ke toko-toko emas Cina dan mengambil harta benda di
sana. Banyak orang Cina dibunuh dan dicampakkan ke dalam tempat
galian tambang biji timah. Dikatakan bahwa ada rekaman televisi
tentang pemuda-pemuda Cina yang ditangkap dan dibariskan di pojok
tempat galian kemudian dibunuh. Namun hingga sekarang tidak ada
bukti mengenai rekaman ini.29
Pemuda-pemuda Cina dari kelompok-kelompok gelap telah
bertindak mengepung Panggung Odeon, di Jalan Tuanku Abdul
Rahman, Kuala Lumpur. Iklan-iklan disiarkan dalam bahasa Cina di skrin
pawagam menyuruh penonton dari kalangan Cina keluar dari
panggung. Penonton Melayu di panggung tersebut banyak yang mati
termasuklah dua orang tentara Melayu yang tinggal di Sungai Ramal,
Kajang. Seorang polisi bernama Rahim yang tinggal di Kuala Lumpur
yang turut menonton film di Odeon terkena tetakan di kepala dan
berpura-pura mati. Beliau masih hidup sehingga sekarang. Dampak dari
tindakan sebegini, orang-orang Melayu mulai bertindak balas dan
dikatakan kepala orang Cina yang dibunuh diletakkan di atas pagar.30
29 “Insiden 13 Mei”, artikel diakses pada 28 Mei 2009 dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Insiden_13_Mei 30 Ibid
Abdul Rafai Alias bersama teman-temannya dari Semenyih
datang ke Kuala Lumpur terperangkap dan kaget dengan rusuhan suku
yang tidak dijangka pada 13 Mei itu. Beliau turut melangkah mayat-
mayat mereka yang telah terbunuh di atas jalan. Khabar angin
mengatakan Tentara Sabil dari Sungai Manik hendak datang ke
Kampung Baru tetapi tersekat. Begitu juga dengan Tentara Selempang
Merah dari Muar dan Batu Pahat tersekat dan disekat polisi di Kantor Polisi
Kajang dan Cheras.31
Ada 4 kiai di sekitar Kampung Baru mengedarkan air jampi dan
tangkal penebat, yaitu ilmu kebal dengan harga yang agak mahal.
Sebenarnya mereka mengambil kesempatan daripada kondisi darurat
itu. Barangsiapa yang memakainya menjadi kebal dan boleh terbang-
terbang. Apa yang pasti, tentara Melayu sahaja yang telah
menyelamatkan orang Melayu di Kampung Baru waktu itu.32
Namun begitu, rusuhan suku atau pertengkaran tidak terjadi di
Kelantan, Terengganu, Pahang, Perak, Kedah, Penang, Perlis, Johor dan
Negeri Sembilan. Hanya ada sedikit di Melaka. Di Betong ada tembakan
oleh PKM. Dilaporkan sebanyak 196 mati, 439 cedera, 39 hilang dan 9143
31 Ibid
32 Penggerak Minda Rakyat, INFO, Peristiwa 13 Mei,Sejarah Kelahiran Rukun Negara, h. 7
ditahan. 211 kendaraan musnah.33 Ramai lagi yang dibunuh tapi tidak
mendapat jumlah yang tepat. Satu disertasi PhD daripada Universitas
California, Berkeley menganggar sebanyak 2000 orang kehilangan
nyawa pada peristiwa 13 Mei.
Negara diisytiharkan darurat pada malam 16 Mei 1969 di seluruh
negara. Parlemen dibubarkan. Peristiwa 13 Mei 1969 menyebabkan Tunku
Abdul Rahman disalahkan oleh orang Melayu dan Malaysia
keseluruhannya. Setelah itu, Tunku Abdul Rahman meletakkan jawatan
pada tahun 1970. Ternyata langkah Tunku Abdul Rahman mengeluarkan
Singapura dari Malaysia tidak menyelesaikan masalah persukuan.
Peristiwa 13 Mei 1969 adalah kemuncak kemarahan lama orang Melayu
karena mereka miskin di tanah air mereka sendiri.34
Efek dari peristiwa ini, kerajaan telah mengambil langkah tegas
untuk mencari kaedah bagi mengatasi masalah tersebut dan diharapkan
masalah yang serius ini tidak berulang lagi. Oleh itu, antara solusi masalah
ini adalah penubuhan beberapa badan seperti Majlis Perundingan
Negara, Dasar Ekonomi Baru dan Rukun Negara telah diciptakan.35
33 Ibid
34 Ibid 35 Rukun Negara Malaysia, h. 6.
Justeru itu , Majlis Perundingan Negara telah dibentuk oleh
Pengarah MAGERAN di bawah Undang-undang Darurat yang telah
berkuatkuasa pada 29 Januari 1970. Anggota-anggota Majlis
Perundingan Negara terdiri daripada seorang Pengerusi (Almarhum Tun
Abdul Razak bin Dato’ Hussien juga Pengarah MAGERAN), tiga orang
menteri (Almarhum Tun Dr Ismail bin Dato’ Abdul Rahman, mendiang Tun
Tan Siew Sin dan mendiang Tun V.T Sambanthan, wakil-wakil Kerajaan
Negeri dan wakil-wakil daripada tokoh-tokoh agama, badan-badan
professional, perkhidmatan awam, kesatuan sekerja, wartawan,
persatuan guru-guru dan wakil-wakil kelompok kecil.36
Rapat pertamanya telah diadakan pada 27 Januari 1970 dan
dimulakan oleh Pengarah MAGERAN, Almarhum Tun Abdul Razak bin
Dato’ Hussein sebagai pembawa acara rapat yang diadakan. Setelah
berdiskusi dan menyelidik sedalam-dalamnya selama beberapa bulan,
Majlis Perundingan telah merumuskan satu ideologi yang mampu
mengatasi garis pemisah antara suku perlu diwujudkan di negara ini.
Berdasarkan keputusan tersebut, lahirlah Rukun Negara yang telah
diumumkan oleh Yang di-Pertuan Agong Keempat pada 31 Agustus 1970
bersempena ulang tahun ke 13 kemerdekaan negara.37
36 Rukun Negara, h. 4.
37 Ibid, h. 5.
Demikianlah sejarah lahirnya Rukun Negara yaitu 13 Mei ini. Rukun
Negara dilihat sebagai prinsip negara yang bisa menyatupadukan rakyat
agar negara tetap aman dan nyaman tanpa ada unsur-unsur lain yang
merosakkan kesatuan rakyat Malaysia. Jika rakyat Malaysia melupakan
peristiwa 13 Mei ini, maka tidak mustahil Malaysia akan mengulangi
sejarah ini. Oleh itu, rakyat Malaysia harus tetap berpegang teguh pada
Rukun Negara karena di sinilah permulaan kesatuan rakyat Malaysia
setelah peristiwa 13 Mei.
C. Posisi Rukun Negara Malaysia dalam Pemerintahan di Malaysia
Setiap warga negara Malaysia haruslah menjadikan Rukun
Negara sebagai dasar dan prinsip hidup bermasyarakat di negara ini.
Rukun Negara diwujudkan untuk menanamkan perilaku-perilaku
keagamaan, kesetiaan kepada Raja dan Negara, kepatuhan kepada
Perlembagaan (Konstitusi), kedaulatan undang-undang serta
membentuk masyarakat yang mengamalkan kesopanan dan kesusilaan.
Rukun Negara juga menjadi panduan kepada seluruh rakyat
Malaysia yang banyak suku ke arah pembentukan perpaduan nasional
dan menjamin kesejahteraan masyarakat dan melahirkan negara dan
bangsa yang bersatu, demokratik, adil, liberal dan saintifik tanpa menurut
keturunan dan kepercayaan. Prinsip-prinsip Rukun Negara adalah kunci
kepada masyarakat majmuk (banyak) negara ini untuk mengekalkan
keharmonian dan perpaduan suku demi kesejahteraan rakyat dan
kenyamanan negara. Ia juga harus diamalkan dalam kehidupan supaya
rakyat negara ini tetap berada pada landasannya dan tidak lari fitrah
kehidupan.
Selain itu, Rukun Negara sebagai satu dokumen yang amat
komprehensif. Rukun Negara mau mencipta satu masyarakat yang
demokratik, adil, saksama dan juga menjadi pedoman negara dan
rakyat Malaysia yang berbilang suku dalam menentukan kehidupan dan
masa depan negara. Rukun Negara juga dilaraskan dengan Wawasan
2020 yang menjadi garisan pedoman kepada rakyat Malaysia agar
dapat membentuk bangsa sendiri tanpa meniru negara lain dalam
mencapai negara maju dan modern. Dengan itu, ia akan dapat
mempertingkatkan dan mengaktifkan lagi pertumbuhan ekonomi,
mengekalkan politik yang stabil dan sistem pemerintahan negara yang
demokratik.
Di samping itu, Rukun Negara juga merupakan satu kontrak sosial
rakyat yang tidak boleh dipersoalkan oleh mana-mana individu atau
pihak-pihak karena ia melambangkan penghormatan pada
Perlembagaan Negara seperti yang ada pada rukun ketiganya yaitu
Keluhuran Perlembagaan.38
Rukun Negara sememangnya harus ada dalam setiap posisi di
Malaysia karena ia adalah gambaran bagi rakyat Malaysia itu sendiri. Ia
akan dibacakan setiap kali ada pertemuan resmi di jabatan-jabatan dan
di mana-mana untuk menaikkan semangat kenegaraan di kalangan
semua rakyat tidak kira siapa pun dia.
D. Kepentingan Rukun Negara kepada Rakyat Malaysia
Rukun Negara merupakan ideologi nasional untuk rakyat Malaysia
yang berbilang suku. Ia harus dihayati oleh semua rakyat Malaysia.
Dengan penghayatan yang baik, matlamat negara untuk
menyatupadukan rakyat akan tercapai. Namun, kebelakangan ini
penghayatan terhadap Rukun Negara semakin berkurang. Dan efek dari
itu, gejala sosial semakin bertambah. Di sini terletaknya kepentingan
Rukun Negara kepada rakyat Malaysia. Tanpa penghayatan yang baik
dan kurang, gejala sosial akan bertambah.
38 Sinar Mentari Satu Misi Satu Identiti, (Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan Malaysia,
2008), h. 9
Rukun Negara dicipta untuk semua suku di Malaysia. Ia
merangkumi berbagai aspek dalam masyarakat dengan jelas
membuktikan ia adalah kunci yang perlu dipegang oleh semua
peringkat rakyat.39 Bukan hanya mengutamakan orang Melayu sahaja.
Walaupun Raja mengutamakan orang Melayu namun kepentingan suku
lain tidak diabaikan. Hal ini dibuktikan dengan persepakatan orang
Melayu dan suku yang lain dalam kehidupan harian. Sekarang tidak lagi
ada permusuhan yang sangat dahsyat seperti dahulu. Hanya
perselisihan-perselisihan kecil yang bisa diselesaikan dengan cepat dan
tidak mengundang marah anggota suku yang lain. Itu adalah lumrah
dalam kehidupan.
Bagi mengingatkan rakyat tentang kepentingan Rukun Negara
supaya ia terus dipertahankan, kerajaan telah melancarkan Kempen
Penghayatan Rukun Negara(kampanye penghayatan Rukun Negara).40
Semangat yang ada harus dikekalkan sampai kapan pun supaya
matlamat negara ingin menjadi negara yang aman, nyaman,
bersatupadu, bersopan santun tercapai.
39 Penggerak Minda Rakyat INFO, h. 20
40 Ibid
Oleh itu, rakyat harus menyadari dan mengingati kepentingan
Rukun Negara supaya perpecahan antar suku tidak terjadi lagi di
Malaysia. Rukun Negara harus disematkan ke dalam hati semua rakyat.
BAB III
PRINSIP RUKUN NEGARA
Rukun Negara terbagi kepada dua. Yang pertama, kepercayaan
dan kedua prinsip. Kepercayaan yang dimaksudkan adalah cita-cita
Malaysia untuk membentuk negara bersatu dan masyarakat yang
demokratik. Prinsip Rukun Negara adalah Kepercayaan kepada Tuhan,
Kesetiaan kepada Raja dan Negara, Keluhuran Perlembagaan, Kedaulatan
Undang-undang, Kesopanan dan Kesusilaan. Semua ini akan dibahaskan
dalam bab ini bagi memperjelaskan prinsip Rukun Negara Malaysia.
A. Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan merupakan prinsip Rukun Negara
Malaysia yang pertama. Ia menjadikan bangsa dan negara diwujudkan
atas kepercayaan yang amat kokoh kepada Tuhan. Melalui
kepercayaan beragama seperti inilah yang akan mewujudkan bangsa
dan negara yang berdaulat.
Perlembagaan Persekutuan (Konstitusi Kerajaan Malaysia) telah
menetapkan bahwa Islam adalah agama resmi Persekutuan (Kerajaan
Malaysia) tetapi agama dan kepercayaan lain boleh diamalkan dengan
aman dan tenteram di mana-mana di dalam Perkara 3. Tindakan
membeda-bedakan warga negara atas alasan agama adalah dilarang
keras. Allah juga telah menegaskan di dalam QS. Al-Hajj (22) : 39-40
�6�Ri7 ��������� dy� !�"#�$ ��e[-I&�
;��☺&!] B C6&$,- ���� B%P:�
*+�(&9*��[ z0 �)�$�� ���������
;��./0si7 ��4 ��(/0#� �5 &9�0�*&�
{(|�U }�&$ y-7 ;�����]$� �~�d�,� ���� � ������,- �1H�5 q��� �C�CM��� ��Aw⌫ ��
Q� �t&� TL�4�()��� ��4,�w� p�,`&�,-
��,�P!w�,- )W�#w?�4,- 0��` �cA9�H
�*g�� q��� �M90���� � �y,9\�M,5��,- ����
��4 ^�P9\��� � �y&$ ���� ��'��$�� �o /o� )٤٠-٢٢/٣٩/ ا��� (
Artinya: Diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya
mereka dizalimi. Dan sungguh, Allah Maha Kuasa menolong mereka itu. (yaitu) oarng-
orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar, hanya karena
mereka berkata, “Tuhan kami ialah Allah”. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan)
sebaian manusia dengan sebagian yang lain, tentu telah dirobohkan biara-biara Nasrani,
gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya
banyak disebut nama Allah. Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)-
Nya. Sungguh Allah Maha Kuat, Maha Perkasa.
Ayat ini menyatakan orang-orang beriman memiliki alasan kuat
untuk turun ke medan perang. Karena, mereka membawa misi
kemanusiaan yang besar, di mana kebaikannya tidak hanya kembali
kepada mereka sendiri, namun berkahnya kembali kepada seluruh
kekuatan orang-orang yang beriman. Dan di dalamnya terdapat
jaminan kebebasan berakidah dan beribadah. Alasan itu di atas sebab
kezaliman yang menimpa mereka dan karena mereka dikeluarkan dari
negeri-negeri mereka sendiri tanpa alas an yang benar. Di balik semua itu
harus ada kaidah umum yang mendasarinya. Ia merupakan kebutuhan
akidah terhadap pembelaan dari segala permusuhan.
Semua tempat ibadah terancam roboh dan dihancurkan,
padahal ia adalah tempat suci dan khusus untuk beribadah. Namun
dalam pandangan aliran kebatilan, penyebutan nama Allah di
dalamnya tidak bermakna apa-apa dan tidak menghalangi mereka
untuk menghancurkannya. Tiada yang menjaga tempat-tempat suci itu
melainkan dengan pembalasan sebagian manusia dari serangan dan
permusuhan musuh-musuh yang melanggar kehormatannya dan
melampaui batas kehormatan. Kebenaran tidak cukup hanya dengan
nilai dan ideologinya yang sesuai dengan akal dan kebenaran untuk
menghentikan kezaliman dan kebatilan. Namun ia harus ditopang
dengan kekuatan yang menjaganya dan mencegah dari permusuhan
terhadapnya. Itu merupakan kaidah yang tetap dan konstan selama
manusia tetap sebagai manusia.41
41 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an (Surah Thaahaa 57-An-Nuur 10) Jilid 15.
Penerjemah Drs. As’ad Yasin, dkk (Jakarta: GEMA INSANI, 2004), h. 188-189.
Apa yang dapat disimpulkan dari ayat ini adalah Allah telah
izinkan orang-orang yang dianiaya untuk berperang dan Allah akan
menolong mereka. Orang-orang itu adalah orang yang diusir dari
kampung halaman karena mereka mengakui Tuhan mereka hanyalah
Allah. Dan haruslah menghormati agama lain.
Di bawah hukum syariah orang bukan Islam mempunyai segala
hak untuk terus menggunakan bahasa mereka dan mengamalkan adat
mereka, membuka sekolah dan mereka dibenarkan untuk dilawati oleh
pendeta mereka dari negara Kristen. Dalam sejarah Islam, orang Islam
tidak pernah mengganggu agama rakyat yang bukan Islam.42 Ini
membuktikan Islam sangat menghormati agama lain. Dan ini adalah
bukti yang nyata kita tidak boleh berkata seenaknya kepada agama lain
walau siapa pun kita.
Dan akhirnya, tidak boleh memaksa seseorang menukar
agamanya kepada Islam. Dan Allah telah tetapkan di dalam QS. Surat
Al-Baqarah (2) : 256
�� ~P��01�&$ %&� '�������� ;
)K/KKK/ا����ة(
Artinya : Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam).
42 A. Rahman I. Doi, Orang Bukan Islam di Bawah Undang-undang Syariah, (Kuala Lumpur:
Dewan Bahasa dan Pustaka, 1992), h 117.
Dalam ayat ini tampaklah dengan jelas betapa Allah memuliakan
manusia, menghormati kehendak, pikiran dan perasaannya. Juga
menyerahkan urusan mereka kepada dirinya sendiri mengenai masalah
yang khusus berkaitan dengan petunjuk dan kesesatan dalam iktikad
dan memikulkan tanggung jawab ke atas dirinya sebagai konsekuensi
amal perbuatannya. Kalimat ini tidak menambah sentuhan yang
menyadarkannya, menjadikannya rindu kepada petunjuk dan
menunjukkannya ke jalan yang benar dan menjelaskan hakikat iman
yang dinyatakannya bahwa yang sudah seharusnya manusia menyukai
dan menginginkannya. Sedangkan kekafiran adalah jalan yang sesat
yang sudah seharusnya manusia berlari menjauhinya dan memelihara diri
darinya.
Kesimpulan ayat ini adalah Allah tidak memaksa semua manusia
masuk Islam karena Allah sangat menghormati hati manusia. Manusia
diberi peluang untuk memilih kepercayaannya sendiri.
Oleh itu, kepanitiaan yang membuat Rukun Negara menyadari
bahwa agama dan kepercayaan kepada Tuhan amat penting dalam
kehidupan manusia. Tanpa agama dan kepercayaan kuat, ia bisa
menghancurkan kepribadian seseorang, bangsa dan negara. Menyadari
pentingnya kepercayaan seseorang terhadap agama masing-masing,
prinsip ini dipilih sebagai prinsip pertama dalam Rukun Negara Malaysia.
Dasar negara Indonesia juga ada yang berkaitan dengan
kepercayaan yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya adalah
pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai
pencipta alam semesta. Dasar ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia
adalah bangsa yang religius, bukan bangsa yang ateis. Pengakuan
terhadap Tuhan dan menjauhi larangan-Nya sesuai dengan ajaran atau
tuntutan agama yang dianutnya. Nilai ketuhanan juga memiliki arti bagi
adanya pengakuan akan kebebasan memeluk agama, menghormati
kemerdekaan agama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif
antar umat beragama.43
Berbeda sedikit dengan Malaysia yang mengakui Islam adalah
agama resmi Malaysia. Tetapi untuk penganut agama lain, mereka tidak
dilarang untuk mengamalkan agama mereka. Ini menunjukkan Malaysia
tidak mendiskriminasikan rakyat di negara ini meskipun berbeda
fahaman, kepercayaan, pegangan dan cara hidup.
B. Kesetiaan kepada Raja dan Negara
Malaysia memakai sistem Demokrasi Berparlimen dan Raja
Berperlembagaan. Artinya, sistem pemerintahan Malaysia adalah
43 Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah Perguruan
Tinggi, h. 6.
Demokrasi Parlementer dan kerajaan konstitusional. Ini berarti Seri Paduka
Baginda Yang di-Pertuan Agong (gelar buat Raja yang menjadi kepala
negara pada waktunya) adalah Kepala Negara. Sama seperti
kedudukan Yang di-Pertuan Agong sebagai Raja mengikut
Perlembagaan (konstitusi), sistem raja juga diamalkan di setiap negeri
(provinsi) dan Yang Dipertua Negeri bagi negeri-negeri yang tidak
dikepalai oleh raja. Seri Paduka Baginda, Raja-raja dan Yang Dipertua
Negeri merupakan lambang kesatuan rakyat. Oleh karena itu, Seri
Paduka Baginda berada di luar politik. Adapun kepala pemerintah ada
di tangan Perdana Menteri.44
Kesetiaan kepada Raja dan Negara berarti setiap rakyat haruslah
taat setia, jujur dan ikhlas kepada Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan
Agong. Tingkat negeri pula, rakyat haruslah setia kepada raja yang
memerintah negeri tempat mereka tinggal tanpa mengurangi taat setia
kepada Yang di-Pertuan Agong sedikit pun. Sikap kesetiaan seperti ini
adalah suatu nilai yang baik dan bisa menjadi kebanggaan kepada
negara serta ikatan yang kokoh bagi menanamkan kecintaan rakyat
kepada negara. Kesetiaan kepada raja dan negara merupakan alat
yang menyatupadukan rakyat Malaysia.
44 Zainal Abidin Ahmad dan Mazlan Zulkifly, Pengajian Malaysia, (Kuala Lumpur: Prentice
Hall, 2006), h. 49.
Raja-raja Melayu mempunyai peranan perlembagaan untuk
melindungi keistimewaan, kedudukan, kemuliaan dan kebesaran Raja-
Raja Melayu, melindungi agama Islam, Bahasa Melayu sebagai Bahasa
Kebangsaan dan kepentingan sah suku-suku di Malaysia.45
Perkara-perkara ini telah dimasukkan ke dalam ketetapan Raja-
Raja Melayu dan pemimpin-pemimpin yang dibuat semasa merdeka
pada tanggal 31 Agustus 1957. Perkara-perkara tersebut adalah
PERTAMA : Kami beri nama dan kami menyebutnya, bumi yang kamu
pijak dan langit yang kamu junjung, PERSEKUTUAN TANAH
MELAYU (sekarang disebut dengan nama MALAYSIA);
KEDUA : Kami mengaku dan kami menjaga hak-hak kamu dan kami
membenarkan pengakuanmu apa yang kamu miliki untuk
anak cucu kamu kecuali gunung-gunung, danau, hutan
lindung, TANAH SIMPANAN MELAYU hingga nisbah 50%, dan
lebihannya kamu rebutlah bersama suku-suku lain;
KETIGA : Bagi menjaga kamu dan bagi melindungi anak cucu kamu
serta harta hak milik kamu, kami telah tubuhkan REJIMEN
ASKAR MELAYU selain untuk memberantas kekacauan dalam
negeri dan ancaman luar negeri;
45 Raja-Raja Simbol Perpaduan (Kuala Lumpur : Jabatan Penerangan Malaysia, 2008)
KEEMPAT : Kami kekalkan dan kami jamin Kerajaan dan Kedaulatan
RAJA-RAJA MELAYU memerintah negara ini;
KELIMA : Kami isytiharkan ISLAM ialah Agama Persekutuan;
KEENAM : Kami tetapkan bahasa kebangsaan ialah BAHASA MELAYU;
dan
KETUJUH : Kami amanahkan dan kami beri tanggungjawab kepada Raja-
Raja Melayu untuk melindungi KEDUDUKAN ISTIMEWA ORANG
MELAYU dan KEPENTINGAN SAH KAUM-KAUM LAIN.
(Kemudian berikan penghargaan kepada anak negeri
Sabah dan Sarawak).46
Demikianlah wasiat Raja-Raja Melayu. Ia bukan hanya memartabatkan
orang Melayu tetapi orang-orang bukan Melayu juga tidak dilupakan.
Tingkah laku yang salah bisa mengganggu gugat kesetiaan rakyat
ke arah negara lain atau rakyat menghapuskan taat setia kepada
Malaysia dan Rajanya merupakan ancaman yang bertentangan
dengan prinsip negara. Kesetiaan adalah jiwa kita. Kesetiaan dari hati
sanubari ini kepada Raja dan tanah air inilah yang menyatukan kita
46 7 Wasiat Raja-Raja Melayu (Kuala Lumpur, Jabatan Penerangan Malaysia) 2009
semua daripada pelbagai suku menjadi satu bangsa yang
bersatupadu.47
C. Keluhuran Perlembagaan48
Kewarganegaraan memberi seseorang itu taraf keanggotaan
sebuah negara. Prinsip ini menyuruh rakyat menerima, mematuhi dan
mempertahankan keluhuran atau kemuliaan Perlembagaan Malaysia
yang menjadi dasar perundangan tertinggi negara. Ia berfungsi untuk
memberi perlindungan kepada setiap rakyat negara ini yaitu hak dan
keistimewaan mereka sebagai warga negara. Perlembagaan juga
meletakkan padanya tanggung jawab dan kewajiban-kewajiiban
tertentu terhadap bangsa dan negara.49
Setiap warganegara Malaysia harus menghormati, menghargai,
memahami maksud dan kandungan serta latar belakang sejarah
47 Rukun Negara Malaysia (Kuala Lumpur, Kementerian Perpaduan, Kebudayaan, Kesenian
dan Warisan Malaysia) 2008 h.22
48 Perlembagaan adalah satu dokumen yang mengandung semua undang-undang dasar
Malaysia.
49 Rukun Negara Malaysia (Kuala Lumpur: Kementerian Perpaduan, Kebudayaan, Kesenian
dan Warisan Malaysia, 2008), h. 24.
pembentukan Perlembagaan Malaysia. Perlembagaan negara
merupakan sumber rujukan kepada semua perkara yang berkaitan
dengan sistem pemerintahan, perundangan, kedudukan dan hak
sosioekonomi rakyat Malaysia.
Perlembagaan ini telah dibuat berdasarkan kesepakatan semua
kaum dan semua pihak di negara ini. Dengan begitu, ia adalah kontrak
sosial rakyat yang tidak bisa ditanyakan dan diganggu gugat oleh siapa
pun.
Aspek-aspek utama Perlembagaan yang dihimpunkan dalam
prinsip ini adalah berkaitan kedudukan Seri Paduka Baginda Yang di-
Pertuan Agong dan Raja-Raja Melayu, kedudukan agama Islam sebagai
agama Persekutuan, kedudukan bahasa Malaysia sebagai bahasa
kebangsaan dan bahasa resmi negara, hak-hak istimewa orang Melayu
di Semenanjung dan bumiputera di Sabah dan Sarawak.
Mungkin masih ada yang mengingati kepada satu peristiwa pada
tahun 1980-an bahwa ada kelompok yang menganggap ketiga-tiga
suku di negara ini asalnya dari negara lain dan tiada satu orang pun
yang berhak menganggap sukunya sebagai pribumi negara ini. Oleh
yang demikian, timbullah persoalan, apakah sebelum kedatangan orang
Cina, orang India atau orang kulit putih, negara ini dipenuhi hutan rimba
serta binatang-binatang buas? Diambil dari kata-kata Bapa
Kemerdekaan Tunku Abdul Rahman sewaktu diwawancara oleh
Bernama (perusahaan media cetak) pada 6 Nopember 1986: “Bangsa
Melayu bukan sahaja pribumi malahan tuan kepada negara ini dan
tiada siapa pun berhak mempertikaikannya hakikatnya.”. Tunku juga
mengenang kembali kata-katanya kepada bekas Perdana Menteri
Singapura Lee Kuan Yew sewaktu Singapura keluar dari Malaysia: “Kalau
hendak kekal dalam Malaysia, kamu mesti menerima hak bangsa Melayu
dan kedudukannya sebagai bangsa utama negara ini. Kalau kamu
enggan menerimanya, maka kami tidak menerima kamu lagi dalam
Malaysia,” tegas Tunku kepada Lee yang mau hak sama rata antara
rakyat negara ini, yang kemudiannya membawa Singapura keluar dari
Malaysia pada 1965.50
Walaupun demikian, hak-hak yang adil bagi kaum bukan
bumiputera (bukan Melayu) juga diberikan, seperti pemberian taraf
kewarganegaraan Malaysia kepada mereka seperti mana yang
termaktub di dalam Perlembagaan (undang-undang dasar). Walaupun
bahasa Malaysia sebagai bahasa resmi, perkembangan bahasa-bahasa
lain tidak dihalang. Orang bukan Islam bebas menganut dan
50 Sinar Mentari, Satu Misi Satu Identiti, (Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan Malaysia,
2008), h. 9.
mengamalkan agama mereka mengikut kepercayaan masing-masing.
Hak asasi rakyat juga dijamin oleh Perlembagaan Malaysia.51
Kestabilan negara akan tergugat jika rakyat tidak menerima
keluhuran Perlembagaan. Lebih mendukacitakan lagi jika ada
sekelompok rakyat negara ini yang terus mempersoalkan dan
mengkritiknya tanpa mengetahui asas penggubalannya. Menjunjung
dan mempertahankan Perlembagaan adalah tanggung jawab kepada
setiap warga Malaysia.
D. Kedaulatan Undang-undang
Keadilan berdasarkan kedaulatan undang-undang memberi taraf
yang sama kepada rakyatnya di sisi undang-undang negara. Kebebasan
hak asasi terjamin bagi semua warganegara Malaysia di mana undang-
undang negara berdasarkan Perlembagaan. Kebebasan ini termasuklah
kebebasan seseorang, perlindungan sama di sisi undang-undang,
kebebasan beragama, kebebasan memiliki harta benda dan
perlindungan daripada dibuang negeri. Oleh itu, kedaulatannya diterima
dan dipertahankan.52
51Rukun Negara Malaysia, h. 23.
52 Ibid h. 24.
Perlembagaan memberi kepada seseorang rakyat hak
mengeluarkan pikiran, hak berhimpun dan hak menubuhkan persatuan.
Hak-hak ini boleh digunakan dengan bebas asalkan tidak melanggar
had-had yang telah ditetapkan oleh undang-undang. Hak-hak dan
kebebasan yang dijamin oleh Perlembagaan tidaklah termasuk
menggulingkan kerajaan sama ada denagan kekerasan atau dengan
cara-cara yang tidak menurut Perlembagaan.53
Tanpa undang-undang, hidup bermasyarakat dan bernegara
tidak akan aman dan stabil. Sehubungan itu, undang-undang mesti
dihormati dan dipatuhi, bukannya dipersendakan. Kedaulatan undang-
undang negara dijamin oleh institusi kehakiman yang bebas dan
berwibawa serta mempunyai kuasa bagi memutuskan suatu perbuatan
pemerintah itu sah atau tidak dari segi undang-undang.
Setiap negara membutuhkan undang-undang untuk mengawal
dan mewujudkan satu masyarakat yang aman, stabil dan makmur.
Kewujudan undang-undang akan menjamin kehidupan masyarakat
dapat bergerak lancar dan teratur tanpa kekacauan, di mana semua
anggota masyarakat akan merasa selamat. Kedaulatan undang-undang
perlu dipertahankan agar masyarakat dapat terus hidup dalam keadaan
53 Ibid
aman dan nyaman. Kesedaran ini perlu diwujudkan dan dikekalkan
dalam pemikiran rakyat.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan sila yang
kelima dari Pancasila. Tujuan sila ini adalah tercapainya masyarakat
Indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah dan batiniah. Berdasar
pada nilai ini, keadilan adalah nilai yang amat mendasar yang
diharapkan oleh seluruh bangsa. Negara Indonesia yang diharapkan
adalah negara Indonesia yang berkeadilan.
Kedaulatan Undang-undang adalah prinsip Rukun Negara yang
keempat dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah sila
yang kelima Pancasila. Prinsip dan sila ini dilihat kurang lebih sama karena
ia menghendaki keadilan buat semua rakyat. Oleh karena itu, prinsip dan
sila haruslah kita hayati bersama-sama.
E. Kesopanan dan Kesusilaan
Ini adalah prinsip Rukun Negara Malaysia yang terakhir. Ia
menekankan perkembangan personaliti dan perilaku setiap rakyat.
Tujuannya ialah untuk membentuk warga yang bersopan santun dan
bersusila selaras dengan kempen Budi Bahasa dan Nilai-nilai Murni
(kampanye sosial). Individu yang bersopan santun dan bersusila amat
penting dalam konteks perhubungan pelbagai kaum di negara ini.
Setiap kaum di negara ini percaya bahwa bersopan santun dan
bersusila adalah asas didikan membentuk pribadi yang mulia dan
disegani. Setiap orang dan setiap golongan mestilah menguruskan hal
masing-masing dengan cara yang tidak melanggar tatasusila. Tatasusila
ini membenci dan mengutuk tingkah laku atau perbuatan yang
sombong atau menyinggung perasaan seseorang atau sesuatu
golongan. Prinsip ini menjadi panduan supaya pribadi masyarakat
sentiasa terpelihara dan berkembang sesuai dengan kepribadian
bangsa dan nilai-nilai murni.
Kesopanan dan kesusilaan dapat dilihat pada tingkah laku dan
tutur kata seseorang. Bahasa yang lembut dan bersopan santun serta
tingkah laku yang baik akan menjamin perhubungan yang harmoni
dalam masyarakat berbagai kaum di negara ini. Tingkah laku yang
sopan juga mengandungi suatu darjah kesusilaan yang tinggi dalam
kedua-dua kehidupan yaitu kehidupan persendirian dan kehidupan
bernegara.
Prinsip ini jika dipraktekkan akan membentuk individu berdisiplin
yang akan membantu mewujudkan sebuah masyarakat yang baik,
berbudi bahasa, bersopan santun dan bersusila serta dapat mewujudkan
sebuah masyarakat Malaysia yang harmoni dan bersatupadu.
Prinsip ini kurang lebih sama seperti dasar negara Indonesia,
Pancasila yang kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Ia
mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-
nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan
memperlakukan suatu hal sebagaimana mestinya. Manusia perlu
diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya, sebagai makhluk
Tuhan yang sama derajatnya dan sama hak dan kewajiban asasinya.
Berdasarkan nilai ini, secara mutlak ada pengakuan terhadap hak asasi
manusia.
Diterimanya Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
nasional dari negara Indonesia memiliki konsekuensi logis untuk menerima
dan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai acuan pokok bagi
pengaturan penyelenggaraan bernegara. Hal ini diupayakan dengan
menjabarkan nilai Pancasila tersebut ke dalam UUD 1945 dan peraturan
perundang-undangan ini selanjutnya menjadi pedoman
penyelenggaraan bernegara. Sebagai nilai dasar bernegara, nilai
Pancasila diwujudkan menjadi norma hidup bernegara.54
Pancasila adalah ideologi nasional bagi Indonesia dan Rukun
Negara merupakan ideologi nasioanal bagi Malaysia. Walaupun kedua-
54 Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah Perguruan
Tinggi, h. 6.
duanya adalah ideologi nasional negara tetapi ia berbeda dari segi nilai
dan prinsip yang ada didalamnya.
Nilai-nilai dari Pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan Yang
Maha Esa, nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, nilai persatuan, nilai
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan dan nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Secara singkat dinyatakan bahwa nilai dasar dari Pancasila
adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
kerakyatan dan nilai keadilan.55
Prinsip Rukun Negara pula mengandungi adalah prinsip
Kepercayaan kepada Tuhan, prinsip kesetiaan kepada Raja dan negara,
prinsip keluhuran perlembagaan, prinsip kedaulatan undang-undang
dan prinsip kesopanan dan kesusilaan. Secara ringkas dinyatakan bahwa
prinsip dari Rukun Negara adalah prinsip ketuhanan, prinsip kesetiaan,
prinsip keluhuran atau kejujuran dalam perlembagaan (konstitusi), prinsip
taat kepada undang-undang dan prinsip beradab dan bersusila.
Walaupun Rukun Negara dan Pancasila adalah ideologi nasional
tapi kedua-duanya masih banyak perbezaan. Rukun Negara dan
Pancasila harus menjadi pegangan untuk menjamin masa depan rakyat.
55 Ibid h. 5.
Oleh itu, ideologi-ideologi nasional ini harus diterapkan. Ia akan
dibincangkan dalam bab IV.
BAB IV
PENERAPAN RUKUN NEGARA SEBAGAI PRINSIP NEGARA
Bab ini akan membahaskan tentang Rukun Negara Malaysia
dalam Ketatanegaraan Islam. Selain itu, untuk merealisasikan harapan
negara agar dapat meneruskan kesejahteraan yang dinikmati sekarang,
penerapan di dalam berbagai bidang telah dijalankan. Antaranya
adalah penerapan di dalam bidang pendidikan, ekonomi dan sosial.
A. Rukun Negara Malaysia dalam Ketatanegaraan Islam.
Ketika menyebut negara, ia pasti menyangkut hal tatanegara.
Tatanegara adalah sistem pemerintahan negara. Di dalam kitab Fi Al-
Fiqh As-Siyasiy Al-Islamiy Mabadi’ Dusturiyyah Asy-Syura Al-Adl Al-
Musawah yang dikarang oleh Farid Abdul Khaliq menyatakan pendapat-
pendapat ulama tentang prinsip-prinsip konstitusional. Antaranya
menurut sebagian ulama kontemporer dari para ahli fikih syariat adalah
tidak zalim, adil, musyawarah dan persamaan.56 Namun menurut
sebagian ulama lagi adalah keadilan, musyawarah dan taat kepada ulil
amri terhadap perintah yang disenangi orang mukmin atau yang
56 Farid Abdul Khaliq, Fi Al-Fiqh As-Siyasiy Al-Islamiy Mabadi’ Dusturiyyah Asy-Syura Al-
Adl Al-Musawah. Penerjemah Faturrahman A. Hamid. (Jakarta: Penerbit AMZAH, 2005), h. 1.
dibenci, kecuali bila dia memerintahkan untuk berbuat kemaksiatan,
maka tidak boleh mendengarkannya dan taat kepadanya.
Dalam buku ini, beliau juga menyatakan pendapat Dr. Abdul
Hamid Mutawalli dan Dr. Muhammad Salim Al-Awa yang sangat sepakat
dalam hal prinsip-prinsip utama ini yaitu musyawarah dan keadilan,
persamaan dan kebebasan, kemudian tanggungjawab ulil amri.
Sementara, Dr Muhammad Salim Al-Awa sama sepertinya, namun dia
menambahkan wajib taat.57
Setelah itu, penulis buku ini juga menelusuri dan akan
menambahkan prinsip syar’i (yang sesuai dengan undang-undang) dan
masyru’ (yang dijadikan undang-undang), persatuan umat Islam dan
solidaritasnya, hak rakyat atas pemimpin, yakni komitmennya untuk
bersikap jujur dan transparan. Penulis juga mengganti istilah hak asasi
manusia dan kebebasan mendasarnya dengan istilah Al-Hurriyah
(kebebasan).58
Selain itu, beliau juga memasukkan ke dalam ruang lingkup
kewajiban musyawarah, kewajiban atau hak rakyat berpartisipasi dalam
kancah politik, hak asasi manusia, hak memerangi ketidakadilan, hak
mengkritik penguasa atau pemerintah, kewajiban mengawasi para
57 Ibid h. 2
58 Ibid
pejabat. Pengawasan ini adalah satu cabang dari amar ma’ruf nahi
munkar dalam politik dan perkara-perkara umum.
Dalam buku lain yaitu Negara Islam ditulis oleh Haji Zainal Abidin
Ahmad memakai istilah dasar-dasar negara Islam. Sebelum membuat
kesimpulan tentang dasar-dasar negara Islam ini, beliau telah merujuk
kepada Surat An-Nisa ayat 58-59. Antara dasar-dasar negara Islam
menurut beliau adalah amanat yang bertanggungjawab, kejujuran dan
keikhlasan. Dasar ini lebih mendalam daripada kemanusiaan yang
beradab dan kebangsaan yang luhur, seperti yang dipakai oleh negara-
negara sekarang. Yang kedua keadilan yang luas untuk seluruh manusia
termasuk keadilan sosial. Ketiga, Ketuhanan Yang Maha Esa, seperti yang
tertulis dalam al-Quran,taatlah kepada Tuhan dan Rasul-Nya. Dan
keempat, kedaulatan rakyat yang dicantumkan dalam perintah Uli al-
Amri.
Dipandang dari sudut sistem trias politik, kita menemui adanya
badan kenegaraan yang pokok yaitu badan eksekutif, dinamakan
pemangku amanat umat. Kedua, badan yudikatif dinamakan badan
kehakiman atau pelaksana keadilan bagi seluruh manusia. Ketiga,
badan legislatif dinamakan wakil rakyat dalam membuat undang-undan
dan peraturan negara yang wajib ditaati.
Dipandang dari sudut yuridis, ayat 58-59 Surat An-Nisa memberi
sumber-sumber asli dari semua hukum dan undang-undang, yakni hukum
yang berasal dari Tuhan dan Rasul-Nya serta hukum yang dibuat oleh Uli
al-Amri sebagai badan pembuat undang-undang (legislatif), yang harus
ditaati.
Dari sudut pemerintahan negara, Surat An-Nisa ayat 58-59 itu
menunjukkan tida dasar pendirian. Pertama, ada suatu pemerintahan
rakyat bermusyawarah (Hukumatu al-Ummah Syuriyah). Kedua,
mempunyai sumber-sumber pembuatan undang-undang negara (Ushulu
at-Tasyri’). Ketiga, ada penetapan pembagian kekuasaan dalam
pemerintahan negara (Taqsimu as-Sulthaat).
Dengan penerangan yang panjang lebar mengenai prinsip-
prinsip, dasar-dasar dan ketatanegaraan Islam diatas, oleh itu jelaslah
bahwa Rukun Negara tidak menyimpang dari ketatanegaraan Islam
yang disebut di dalam al-Quran. Setelah diselidiki Rukun Negara yaitu
Kepercayaan kepada Tuhan, Kesetiaan kepada Raja dan Negara,
Keluhuran Perlembagaan, Kedaulatan Undang-undang dan Kesopanan
dan Kesusilaan tidak lari dari ketatanegaraan Islam yang dijelaskan
sebelum ini.
B. Penerapan dalam Bidang Pendidikan
Pendidikan adalah satu ruangan yang memberi peluang kepada
masyarakat untuk menambahkan ilmu pengetahuan. Tanpa ilmu
pengetahuan yang luas, manusia akan sentiasa hidup dalam kesusahan.
Malaysia mengharuskan anak-anak yang usianya sudah mencapai 6
tahun supaya masuk ke tabika (taman bimbingan kanak-kanak). Dari
sana, anak-anak akan diajar mengenal huruf dan nomor. Usia tujuh
tahun, anak-anak akan dipindahkan ke sekolah rendah (sekolah dasar).
Di sini, anak-anak akan lebih mengenal dunia dan sekeliling mereka.
Mereka akan belajar sehinggalah sekolah dasar kelas enam.
Setelah itu, mereka akan melalui alam remaja yang penuh
dengan hal-hal yang baru. Mereka akan masuk ke sekolah menengah
(SMP dan SMA). Pada peringkat ini, mereka akan diajar mengenai hak
dan tanggungjawab warganegara. Kurikulum sekolah menengah
mendapat ilhamnya daripada falsafah atau ideologi negara yaitu Rukun
Negara.59 Mata pelajaran ini dinamakan Sivik atau definisi yang paling
mirip adalah pendidikan kewarganegaraan. Oleh itu, wujud peringkat
mata pelajaran dan yang dipentingkan ialah corak pembelajaran anak-
anak sekolah menengah bagi semua mata pelajaran.
59 Koh Boh Boon, dkk, Pengajaran dan Pembelajaran Sivik di Sekolah-Sekolah Malaysia
(Kuala Lumpur: Utusan Publications & Distributors Sdn Bhd, 1983), h 10.
Mata pelajaran ini mempunyai matlamat atau obyektif-obyektif
umum pada tiap-tiap tingkatan yaitu dari tingkatan I hingga tingkatan V
(SMP kelas I hingga SMA kelas II). Setiap tingkatan mempunyai satu
senarai obyektif umum yang hendak dicapai dalam masa setahun.
Bersama obyektif-obyektif umum ini akan disertakan satu tema. Tingkatan
satu (SMP kelas I) diri dan keluarga. Tingkatan dua (SMP kelas II) diri dan
orang lain. Tingkatan tiga (SMP kelas III) diri dan kelompok lain. Tingkatan
empat (SMA kelas I) Malaysia sebagai sebuah masyarakat. Dan terakhir
tingkatan lima (SMA kelas II) Malaysia sebagai sebuah negara.60
Sepertimana mata pelajaran lain, Sivik penuh dengan fakta dan
maklumat yang harus dipelajari oleh murid-murid. Ini merangkumi
pengajaran berbagai peristiwa, tanggal, istilah, maklumat, fakta khusus,
kaedah, teknik, prosedur dan lain-lain. Contohnya ialah peristiwa 13 Mei
1969, pemilihan wakil rakyat, peranan kerajaan dan lain-lain. Data-data
ini mempunyai kuasa bagi memutuskan samada suatu perbuatan
pemerintah itu sah atau tidak dari segi perlembagaan undang-undang.
Tentunya amat sukar untuk mengingati semua maklumat tersebut.
Oleh itu, data ini dihubungkan dalam konsep-konsep. Satu konsep ialah
satu ide umum dari data-data yang mempunyai ciri-ciri yang sama.
Misalannya, konsep ‘keluarga’ merangkumi maklumat-maklumat seperti
60 Ibid h.11
ibu bapa, individu, saudara kandung, nenek, kakek, peranan, kewajiban
dan yang lain-lain. Suatu konsep boleh terdiri daripada satu istilah umum
seperti kerjasama, kesetiaan, perhubungan antarabangsa dan banyak
lagi.
Jika dilihat dengan teliti, dalam silabus mata pelajaran Sivik
sekolah menengah ada konsep-konsep yang perlu difahami siswa
dengan benar. Konsep-konsep ini dibagikan kepada Konsep
Perihalan(Descriptive Concepts) dan Konsep Nilaian(Valuative
Concepts). Konsep Perihalan digunakan untuk membuat kenyataan-
kenyataan mengenai sesuatu tanpa memberi perhatian kepada soal
perasaan. Contohnya ialah keluarga asas, perlembagaan, dewan rakyat
dan banyak lagi. Sebaliknya Konsep Nilaian digunakan untuk
menerangkan suatu minat, pendapat, dan perasaan mengenai sesuatu.
Contohnya menjaga nama baik keluarga, mematuhi peraturan dan lain-
lain.61
Oleh itu, mata pelajaran Sivik adalah salah satu usaha untuk
menerapkan rasa cinta terhadap keluarga, bangsa, agama dan negara.
Rukun Negara pula adalah dasar bagi dasar bagi mata pelajaran Sivik. Ia
tidak boleh dipandang ringan dan diperlekehkan begitu sahaja.
61 Ibid
C. Penerapan dalam Bidang Ekonomi
Setelah peristiwa 13 Mei 1969, kerajaan telah mencari solusi agar
suku-suku di Malaysia tidak lagi bertengkar karena hal yang tidak
sepatutnya. Antaranya adalah dalam bidang ekonomi. Kerajaan telah
mengadakan Dasar Ekonomi Baru (DEB). DEB dirancang sebagai satu
program jangka panjang yang akan berjalan selama 20 tahun, bermula
dari tahun 1970 hingga 1990. Pengurusan ekonomi yang diamalkan di
Malaysia adalah berdasarkan sistem ekonomi campuran dimana pihak
kerajaan dan swasta bergerak sama bagi menyokong dasar dan strategi
pembangunan yang digubal oleh kerajaan. Kerajaan melalui Unit
Perancangan Ekonomi (UPE) akan memantau keseluruhan termasuk
pencapaian sosioekonomi.62
Dengan Pelan Rancangan Jangka Panjang, Sederhana dan
Pendek, teras pembangunan dan matlamat sosioekonomi ditetapkan.
Sehingga ke hari ini, kerajaan telah mengeluarkan 3 rancangan Jangka
Panjang, 10 rancangan Lima Tahun dan 10 Kajian Semula Rancangan
Lima Tahun. Matlamat utamanya adalah penyusunan semula
masyarakat untuk mengurangkan dan menghapuskan pengenalan suku
mengikut fungsi-fungsi ekonomi dan menghapuskan kemiskinan.63
62 Penggerak Minda Rakyat INFO bil 4/2008, (Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan Malaysia,
2008) h.8 63 Ibid
Kerajaan Malaysia membangunkan ekonomi negara dalam tiga
fase dengan pendekatan yang berbeda untuk setiap fase. Fase-fase
tersebut adalah:
Fase Pertama : Pendekatan pembangunan berdasarkan pasaran 1960-
1970. Dalam fase ini, pertanian adalah penyumbang
utama kepada pertumbuhan ekonomi selain bijih timah
dan getah(pohon karet).
Fase Kedua : Pembangunan yang dipandu oleh kerajaan (1971-1983).
Kerajaan bergerak secara proaktif bagi memastikan
kekayaan negara dinikmati oleh semua rakyat.
Fase Ketiga : Persyarikatan (perusahaan) Malaysia-pendekatan
kerjasama antara sektor awam (umum) dan sektor swasta.
Program penswastaan dijalankan agar pihak swasta turut
menyumbang kepada pembangunan negara.
Fase-fase ini diletakkan dalam Dasar Wawasan Negara (DWN)
yang termaktub dalam Rangka Rancangan Jangka Panjang Ketiga
(RRJP3). Teras rancangan ini adalah untuk meningkatkan daya saing
ekonomi bagi mengatasi dampak yang dialami semasa krisis ekonomi
serantau 1997/1998.
Seterusnya Malaysia mengadakan Rancangan Malaysia
Kesembilan bagi ekonomi berada dalam kondisi yang baik. “Rancangan
Malaysia Kesembilan adalah rancangan lima tahun yang memacu misi
nasional ke arah mencapai Wawasan 2020. Rancangan ini merupakan
kesinambungan perancangan kerajaan membentuk sebuah negara
yang maju ekonominya, seimbang pembangunan sosialnya, memiliki
warga yang bersatupadu, berbudaya, berpekertimulia, berkemahiran,
berfikiran maju dan berpandangan jauh”, begitu kata YAB Dato’ Seri
Abdullah Haji Ahmad Badawi, Perdana Menteri Malaysia.64
Rancangan Malaysia Kesembilan dikatakan menjadi teras
pemacu misi nasional. Antara misi nasional yang ingin dicapai adalah
meningkatkan nilai tambah dalam ekonomi negara,
meningkatkankeupayaan pengetahuan, inovasi negara serta memupuk
‘minda kelas pertama’, menangani masalah ketidakseimbangan
sosioekonomi secara membina dan produktif, meningkatkan tahap dan
kualiti hidup dan mengukuhkan keupayaan institusi dan keupayaan
pelaksanaan negara.
Dengan perancangan-perancangan ekonomi yang baik yang
dibuat oleh kerajaan, negara bisa mencapai wawasan 2020 yang
diimpikan tidak lama lagi.
64 Ibid h.12
D. Penerapan dalam Bidang Sosial
Rukun Negara juga diterapkan dalam bidang sosial. Ia diterapkan
dalam bidang sosial adalah karena agar masyarakat tetap tidak
melupakan Rukun Negara. Antara usaha-usaha yang dilakukan untuk
menerapkan Rukun Negara di bidang sosial ialah pembacaan Rukun
Negara diwajibkan di perhimpunan setiap sekolah dari peringkat rendah
hingga menengah malah di pusat-pusat pengajian tinggi. Begitu juga di
jabatan dan agensi kerajaan. Sehingga sekarang, Jabatan Arkib Negara
Malaysia masih mengamalkan tradisi membaca Rukun Negara setiap kali
perhimpunan bulanan jabatan yang dibuat sebulan sekali.
Disamping itu, Rukun Negara akan dicetak dan dilukis di setiap
dinding sekolah-sekolah, jabatan-jabatan kerajaan dan di belakang
buku tulis sekolah. Lagu Rukun Negara juga ada disiarkan di televisi bagi
menaikkan semangat rakyat untuk mentaati Rukun Negara. Jabatan
Penerangan Negeri Perak juga ada mengadakan lomba drama Rukun
Negara yang diadakan di Sekolah Menengah King Edward VII, Taiping
dengan kerjasama Jabatan Pelajaran Negeri Perak.65 Begitulah tingginya
nilai Rukun Negara untuk rakyat Malaysia.
65 Buletin CITRA Penggerak Minda Rakyat, (Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan Malaysia,
2009), h. 11
Selain itu, Jabatan Penerangan Malaysia juga memasukkan Rukun
Negara dalam setiap artikel yang diterbitkan. Usaha ini dijalankan supaya
rakyat sentiasa mengingati dan mengamalkan Rukun Negara dalam
kehidupan. Artikel-artikel ini akan dibagi-bagikan kepada rakyat untuk
menginformasikan sesuatu yang baru kepada yang baru. Contohnya
kejayaan negara mencipta nama di mata dunia melalui sukan, seni, dan
lain-lain lagi.
Penerapan Rukun Negara dalam berbagai bidang amatlah untuk
membantu meningkatkan kesadaran dan ketaatan rakyat terhadap
agama, bangsa dan negara. Dengan ini, negara akan sentiasa aman
dan nyaman.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai akhir dari penulisan ilmiah ini, penulis akan memberikan
beberapa kesimpulan pembahasan tentang Rukun Negara Malaysia
Dalam Perspektif Ketatanegaraan Islam antara lain:
1. Rukun Negara Malaysia adalah cita-cita dan prinsip negara Malaysia.
Ia menggambarkan pegangan rakyat Malaysia supaya hidup aman
dan sejahtera. Rakyat harus taat kepada Rukun Negara yang lima
yaitu: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kesetiaan kepada Raja dan
Negara, Keluhuran Perlembagaan, Kedaulatan Undang-undang,
Kesopanan dan Kesusilaan.
2. Rukun Negara tidak bertentangan dengan prinsip negara dalam
Islam. Buktinya adalah:
a) Rukun Negara mengaku Islam sebagai agama yang utama di
Malaysia tetapi tetap menghormati dan mengharuskan rakyat
Malaysia nonMuslim berpegang teguh kepada agama masing-
masing.
b) Pemerintah yang tidak zalim. Rakyat Malaysia harus taat kepada
pemerintah dan negara seperti yang terdapat dalam prinsip
kedua Rukun Negara.
c) Persamaan dan keadilan rakyat ada di dalam Rukun Negara yang
ketiga dan keempat yaitu Keluhuran Perlembagaan dan
Kedaulatan Undang-undang. Ia mengangkat martabat rakyat
negara ini.
d) Prinsip kelima, Kesopanan dan Kesusilaan juga tidak melanggar
prinsip Islam karena ia menggalakkan kita berbuat baik kepada
siapa pun.
3. Rukun Negara merupakan ideologi nasional yang dibuat selepas
peristiwa 13 Mei 1969. Rukun Negara digubal agar rakyat Malaysia
tidak bertengkar sesama sendiri. Oleh itu, Rukun Negara harus
disimpan didalam hati rakyat Malaysia supaya peristiwa 13 Mei tidak
akan beulang buat kali kedua dan seterusnya.
4. Rukun Negara telah berjaya membentuk rakyat Malaysia
bersatupadu, bersikap adil dan saling bantu-mambantu antara satu
sama lain tanpa mengira agama, warna kulit dan bangsa. Rukun
Negara juga berjaya mengekalkan keutamaan bangsa Melayu
sebagai bangsa utama di Malaysia, dalam waktu yang sama tidak
mengabaikan bangsa-bangsa lain yang ada di Malaysia.
B. Saran-saran
1. Dimohon agar Rukun Negara dimasukkan ke dalam Perlembagaan
yaitu undang-undang asas negara supaya ia tidak diabaikan dan
Rukun Negara akan lebih jelas terlihat kewenangannya.
2. Mengharuskan Rukun Negara dibacakan oleh semua orang bukan
hanya di sekolah-sekolah tetapi diharuskan juga di institut pengajian
tinggi, kantor-kantor kerajaan dan swasta dan di tempat-tempat lain.
3. Menyiarkan lagu Rukun Negara setiap hari di radio, televisi, Koran,
majalah dan lain-lain supaya lebih dingati dan dipraktekkan.
4. Sivik (mata pelajaran yang berasaskan Rukun Negara) dijadikan mata
pelajaran wajib dalam PMR dan SPM(Ujian Akhir Sekolah) supaya
siswa-siswa dan guru-guru Sivik tidak mengambil mudah akan mata
pelajaran ini.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahan Al-Hikmah. Bandung: Penerbit Diponegoro, 2005.
Abas, Mohd Salleh. Prinsip Perlembagaan dan Pemerintahan di Malaysia. Kuala
Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2006.
Al-Mawardi, Imam. Al-Ahkam As-Sulthaniyyah, Hukum-hukum
Penyelenggaraan Negara dalam Syariat Islam. Penerjemah Fadli
Bahri. Jakarta: PT Darul Falah, 2006.
Ahmad, Zainal Abidin. Negara Islam. Yogyakarta: Pustaka Iqra, 2001.
Amiruddin, H. Zainal Asikin. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, April 2004.
Ahmad, Zainal Abidin, dan Mazlan Zulkifly. Pengajian Malaysia. Kuala Lumpur:
Prentice Hall, 2006.
Bari, Abdul Aziz. Islam dalam Perlembagaan Malaysia. Petaling Jaya: Intel
Multimedia and Publication, 2005
Boon, Koh Boh. dkk. Pengajaran dan Pembelajaran Sivik di Sekolah-Sekolah
Malaysia. Kuala Lumpur: Utusan Publications & Distributors Sdn Bhd,
1983.
I. Doi, A. Rahman. Orang Bukan Islam di Bawah Undang-undang Syariah. Kuala
Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1992.
Ismail, Yusof. Dasar-dasar Utama Kerajaan Malaysia. Kuala Lumpur: A.S.
NOORDEEN, 2007.
Khaliq, Farid Abdul. Fi Al-Fiqh As-Siyasiy Al-Islamiy Mabadi’ Dusturiyyah Asy-
Syura Al-Adl Al-Musawah. Penerjemah Faturrahman A. Hamid. Jakarta:
Penerbit AMZAH, 2005.
Quthb, Sayyid. Tafsir Fi Zhilalil Qur’an. Penerjemah Drs. As’ad Yasin, dkk.
Jakarta: GEMA INSANI, 2004.
Sabran. dkk. Pengajian Am. Shah Alam: Oxford Fajar Sdn Bhd, 2008.
Salim, Sheikh Othman Sheikh. Kamus Dewan Edisi Baru. 1991.
Samah, Asnarulkhadi Abu, dan Jayun A. Jawan. Kenegaraan Malaysia. Serdang:
Penerbit Universiti Putra Malaysia, 2006.
Sjadzali, Munawir. Islam dan Tata Negara. Jakarta: UI-Press, 1993.
Wariya, Chamil. Malaysia 50 Fakta Asas Kenegaraan. Kuala Lumpur: Media Global
Matrix Sendirian Berhad, 2007.
Winarno. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah
Perguruan Tinggi. Jakarta: Penerbit Buku Aksara, Juni 2007.
Yaacob, Abdul Monir dan Sarina Othman. Tinjauan Kepada Perundangan Islam.
Kuala Lumpur: Institut Kefahaman Islam Malaysia, 1996.
Artikel-artikel
Buletin CITRA Penggerak Minda Rakyat. Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan
Malaysia, 2009.
Kavyan, “Ikrar Di Mulut Tidak Bermakna Penghayatan Di Hati. Artikel diakses
pada 30 Januari 2009 dari
http://www.geocities.com/kavyan_kavya/rukun.htm?200930
Parti Islam Semalaysia (PAS). Negara Islam. Kuala Lumpur: Nuffair Street SDN
BHD, 2004.
Penggerak Minda Rakyat INFO bil 1/2009. Kuala Lumpur: Jabatan
Penerangan Malaysia, 2009.
Penggerak Minda Rakyat, INFO, Peristiwa 13 Mei,Sejarah Kelahiran Rukun
Negara. Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan Malaysia, 2009
Penggerak Minda Rakyat, INFO bil 02/2009.Kuala Lumpur: Jabatan
Penerangan Malaysia, 2009.
Penggerak Minda Rakyat INFO bil 4/2008. Kuala Lumpur: Jabatan
Penerangan Malaysia, 2008.
Sinar Mentari Satu Misi Satu Identiti. Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan
Malaysia, Februari 2008.
Sinar Mentari Satu Misi Satu Identiti Keluaran 1/09, Kuala Lumpur: Jabatan
Penerangan Malaysia, Januari 2009.
Rukun Negara. Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan, t.th.
Raja-Raja Simbol Perpaduan. Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan Malaysia, 2008.
7 Wasiat Raja-Raja Melayu. Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan Malaysia,
2009.
Rukun Negara Malaysia. Kuala Lumpur: Kementerian Perpaduan,
Kebudayaan, Kesenian dan Warisan Malaysia, 2008.
SB, Uthaya Sankar. Krisis 13 Mei Bakal Berulang Berikutan Isu Bahasa Malaysia?
Artikel diakses pada 30 Januari 2009 dari
http://www.geocities.com/uthayasb2001/13mei.htm?200930
Wawancara Pribadi dengan Dr. Junaidi, Pengarah Pendidikan di Kedutaan Besar
Malaysia Kuningan, Jakarta, 16 Februari 2009