reniherlinawati y menikah, koas dan lulusan terbaik...2019/10/15 · tu mengurus anak, menguat kan...
TRANSCRIPT
SA B TU K LIW O N , 15 A P R IL 2017
( 1 8 R EJEB 1 9 5 0 )
"KED AU LA TAN RAKYAT”
H A LAM AN 10
RENIHERLINAWATI y
Menikah, Koas dan Lulusan Terbaik
KR-Istimewa
Reni Herlinawati bersama anak dan suami.mengurus bayi dan harus berpindah-pindah. Dari Yog-
MENIKAH dan mempunyai seorang • anak bukan penghalang bagi seseorang untuk menyelesaikan pendidikan dan meraih prestasi. Dan Reni Herlinawati, mampu menunjukkan hal itu. Hari ini bersama 20 dokter muda lain akan disumpah dalam Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Profesi Dokter ke-53 yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UMY di Osce Center PKU Muhammadiyah Gamping. Reni tidak sekadar lulus. Mahasiswa Kedokteran UMY angkatan 2010 ini adalah peraih nilai tertinggi Ujian Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter (UKMPPD) dengan skor 79. Perempuan asal Tasikmalaya ini juga meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,73 tertinggi.
Menikah dengan Faidh Husnan (FK 2009) di usia 22 tahun, seminggu sebelum yudisium kelulusan meraih sarjana pendidikan kedokteran 2014 silam. Hal ini, tidak menyurutkan langkah melanjutkan perjalanan yang sudah 2/3 bagian. Dengan perut besar, ia menjalani koas dan harus berpindah ke beberapa rumahsakit. "Sempat flek sehingga diberi obat penghilang rasa sakit untuk mempertahankan kehamilan. Masih sering jaga malam di IGD,” ujar ibunda Faizar Ibrahim.
Perjalanan Reni kian mengharukan ketika koas sembari
yakarta RSUP Dr Sardjito (bag forensik) berpindah ke RSUD Djojonegoro Temanggung. Lalu berpindah ke RSUD Se- tjonegoro Wonosobo dan akhirnya kembali ke Yogya lagi. "Waktu di Yogya, saya lebih banyak berdua dengan anak, di kamar. Karena suami lagi koas juga di Purwokerto. Kalau saya pergi, bayi saya titipin ke ibu kos. Faizar masih berusia 40 hari, dan di kos itu tinggal selama 4 bulan,” ujarnya.
Beruntung saat kos di Temanggung, Reni bisa tinggal di rumah teman yang berasal dari sama. Namun ketika pindah ke Wonosobo, ujarnya, harus ada yang mengasuh anak jika ditinggal koas. "Di Wonosobo saya ngontrak rumah. Bersyukur ada saudara yang siap membantu
mengasuh anak dengan jalan bolak-balik Temanggung Wonosobo setiap hari,” ujarnya dengan bibir bergetar. Perjuangan ini hampir mematahkan semangat, ketika ada teman yang takut kerepotan lantas menolak satu kelompok saat penugasan koas.
Ujian itu dilalui dengan tabah, meski kadang mengucurkan air mata. Reni mengaku, tidak mudah berkeluarga sambil kuliah. Kini ia bersyukur mampu melampaui ini semua dengan perjuangan yang tidak mudah. Kesediaan suami dan orangtua membantu mengurus anak, menguatkan langkah yang hampir putus. "Saat tes UKMPPD, saya sempat tertidur. Letih menunggu anak yang diare dan dirawat di AMC,” ujar dokter yang ingin kembali men- darmabhaktikan ilmu di kampung halamannya. (Fsy)-o