rbd

20
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH RESIKO BUNUH DIRI A. Landasan Teori 1. Pengertian Beberapa ahli psikiatri mengemukakan pengertian tentang bunuh diri adalah : a. bunuh diri adalah segala perbuatan dengan tujuan untuk membinasakan dirinya sndiri dan dengan sengaja dilakuan oleh seseorang yang tahu akan akibatnya yang mungkin pada waktu yang singkat. (W.F. Maramis, 1992) b. Bunuh diri adalah tindakan agresif terhadap diri sendiri untuk mengakhiri kehidupan (budi anna keliat, 2006). c. Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk mengakhiri kehidupannya. Menurut Maris, Berman, Silverman, dan Bongar (2000). 2. Etiologi a. Etology bunuh diri yang digolongkan aras berbagai unsure : Penyebab bunuh diri pada anak Pelarian dari penganiayaan atau pemerkosaan, situasi keluarga yang kacau,

Upload: nounna-anna-yabora-coccetz

Post on 06-Dec-2015

28 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

LP RBD Jiwa

TRANSCRIPT

Page 1: RBD

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN MASALAH RESIKO BUNUH DIRI

A. Landasan Teori

1. Pengertian

Beberapa ahli psikiatri mengemukakan pengertian tentang bunuh diri

adalah :

a. bunuh diri adalah segala perbuatan dengan tujuan untuk

membinasakan dirinya sndiri dan dengan sengaja dilakuan oleh

seseorang yang tahu akan akibatnya yang mungkin pada waktu yang

singkat. (W.F. Maramis, 1992)

b. Bunuh diri adalah tindakan agresif terhadap diri sendiri untuk

mengakhiri kehidupan (budi anna keliat, 2006).

c. Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh

pasien untuk mengakhiri kehidupannya. Menurut Maris, Berman,

Silverman, dan Bongar (2000).

2. Etiologi

a. Etology bunuh diri yang digolongkan aras berbagai unsure :

Penyebab bunuh diri pada anak

Pelarian dari penganiayaan atau pemerkosaan, situasi keluarga

yang kacau, perasaan yang tidak disayang atau selalu dikritik,

gagal sekolah, takut atau di hina di sekolah, kehilangan orang

yang dicintai, dihukum orang lain.

Penyebab bunuh diri pada remaja

Hubungan interpersonal yang tidak bermakna, sulit untuk

mempertahankan hubungan interpersonal, pelarian dari

penganiayaan fisik atay pemerkosaan, perasaan tidak dimengeri

orang lain, kehilangan orang yang dicintai, keadaan fisik,

masalah dengan orang tua. Masalah seksual, defresi.

Penyebab bunuh diri pada mahasiswa

Page 2: RBD

Self ideal yang terlalu tinggi, cemas akan tugas akademik, yang

banyak kegagalan akademik berarti kehilangan penghargaan dan

kasih sayang orang tua, kompetisi untuk sukses.

Penyebab bunuh diri pada usia lanjut

Perubahan status dari mandiri ketergantungan, penyakit yang

menurunkan kemampuam berfungsi, perasaan tidak berarti pada

masyarakat, kesepian dan isolasi social, kehilangan ganda

(seperti pekerjaan kesehatan pasangan), sumber hidup berkurang.

b. Factor determinan

Kebudayaan

Kebudayaan mempengaruhi niat dan tekad seseorang individu

untuk mempengaruhi hidupnya dan merupakan factor penting

yang mempengaruhi hal bunuh diri disamping kedudukan social

ekonomi dan situasi eksterm yang merugikan.

Jenis kelamin

Angka bunuh diri pada wanita lebih besar daripada pria, disemua

Negara disepanjang masa. Perbandingan tertinggi didapatkan di

rhode island dan new York, yaiti 3:1, angka perbandingan

terendah didapati di Austria 1;3;1

Umur

Angka bunuh diri meningkat dengan bertambahnya umur,

kurvanya ini naik sampai umur 60 tahun kemudian menurun lagi.

Anak-anak di bawah umur 15 tahun jarang sekali melakukan

bunuh diri. Jadi angka bunuh diri berbanding lurus dengan

peningkatan umur, tetapi beberapa penulis menemukan angka

yang meningkat pada usia muda yaitu antara 15-30 tahun.

Status social

Di inggris, amerika, Denmark dan italia, angka bunuh diri

tertinggi terdapat status social tinggi, misalnya doktrer, dokter

gigi dan ahli hokum. Menurut Henderson, 1 dari 50 dokter di

inggris melakukan melakukan bunuh dengan overdosis, pad

Page 3: RBD

umumnya mereka berumur kurang dari 50 tahun dan banyak

yang menderita keterganyungan obat dan alcohol.

Status perkawinan

Frekuensi bunuh diri lebih kecil pada mereka yang sudah

menikah, terutama pada mereka yang sudah punya anak,

dibandingan pada mereka yang belum berkeluarga, janda tau

yang cerai.

Gangguan jiwa

Dibagian psikiatri Dr. soetomo Surabaya dalam periode 1965-

1968 ditemukan 38 kasus bunuh diri terbagi dalam 6 ancaman

bunuh diri, dan 32 percobaan bunuh diri.

c. Rentang respon berhubungan dengan bunuh diri

Rentang sehat sakit dapat dipakai untuk mengabarkan respon adaptik

sampai respon maladaptive pada bunuh diri.

Gambar : rentang menghargai-merusak diri (stuart dan sundeen,

1987, hlm 484)

Dalam kehidupan , individu selalu mengalami masalah atau stessor.

Respon individu terhadap stressor tergantung terhadap kemampuan

masalah yang dimiliki serta tingkat stress yang dialami. Individu

yang sehat senantiasa berespon secara adaptif dan jika gagal ia

berespon secara maladaptive dengan menggunakan kopingn bunuh

diri.

d. Mekanisme koping

Mekanisme koping adalah segala usah yang diarahkan untuk

menanggulangi stess.usaha ini dapat berorientasi pada tugas dan

meliputi usaha pemecahan masalahlangsung. Dari sudut kedokteran

dapat dikemukakan bahwa setidak-tidaknya orang yang hendak

Respon Maladaptive Bunuh Diri

Respon Adaptif Menghargai Diri

Berani Mengambil Risiko Dalam

Mengembangkan Diri

Merusak Diri Sendiri Secara

Langsung

Page 4: RBD

melakukan bunuh diri egoistrik atau anomik berada dalam keadaan

patologis. Mereka semua sedang mengalami gangguan fungsi mental

yang bervariasi dari yang ringan sampai yang berat karena itu perlu

ditolong. Pemecahaan bunuh diri altruistic boleh dikatakan tidak

mungkinkecuali bila kebudayaan dan norma-norma masyarakat

diubah.

e. Penatalaksanaan

Semua kasus percobaan bunuh diri harus mendapat perhatian

sungguh-sungguh. Pertolongan pertama biasanya dilakukan secara

darurat atau di kamar pertolongan darurat di rumah sakit, di bagian

penyakit dalam atau bagian bedah. Dilakukan pengobatan terhadap

luka-luka atau keadaan keracunan, kesadaran penderita tidak selalu

menentukan urgensi suatu tindakan medis. Penentuan keperawatan

tidak bergantung pada factor social, tetapi berhubungan erat dengan

kreteria yang mencerminkan besarnya kemungkinan bunuh diri.

Bila keadan keracunan atau terluka sudah dapat diatasi maka dapat

dilakukan evaluasi psikiatri. Tidak ada hubungan beratnya gangguan

badaniah dengan gangguan psikologis. Penting sekali dalam

pengobatannya untuk menangani juga gangguan mentalnya. Untuk

pasien dengan defresi dapat diberikan terapi elektro konfulsi, obat-

obat terutama berupa anti defresan dan psikoterapi.

3. Pohon Masalah

Akibat

Core problem

Penyebab

Resiko Mencederai Diri

Perilaku Bunuh Diri (Suicide)

Koping Maladaptif

Page 5: RBD

B. Konsep Asuhan Keperawatan

A. PENGKAJIAN

1. Identitas pasien dan penanggung jawab

Nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan,

agama, suku dan hubungan dengan klien.

2. Alasan masuk

Alasan masuk atau masalah utama klien sehingga masuk rumah sakit.

Biasanya klien sering menyendiri dan termenung dan tidak bisa

mengontrol emosi.

3. Factor predisposisi

1) Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?

2) Pengobatan sebelumnya apakah berhasil atau tidak

3) Apakah klien pernah mengalami trauma : biasanya klien pernah

mengalami kejadian yang tidak di inginkan pada masa lalu

4) Adakah anggota keluarga yang mengalami sakit jiwa : biasanya ada

anggota keluarga yang mengalami gangguan seperti dirinya

4. Pemeriksaan fisik

1) Tanda- tanda vital seperti : pemeriksaan tekanan darah, suhu, nadi

dan respirasi

2) Antopometri seperti : ukur berat badab dan tinggi badan

3) Keluhan fisik

5. Psikososial

1) Genogram 3 generasi untuk mengetahui apakah ada keturunan dari

orang tua.

2) Konsep diri

a. Citra tubuh :klien tidak percaya

diri dengan apa yang dimilikinya

b. Identitas diri : klien menyebutkan

identitas dirinya meliputi nama, alamat dan sebagainya

c. Peran : klien

menyebutkan perannya dalam keluarga

Page 6: RBD

d. Ideal diri : klien tidak pernah

merasa bahwa dirinya sedang sakit

e. Harga diri : klien tidak percaya

diri dengan apa yang dimilikinya dan menganggap orang lain

tidak pernah benar

3) Hubungan social

a. Orang yang berarti

dalam hidupnya

b. Peran serta dalm

kegiatan kelompok/masyarakat :

Biasanya klien cenderung tidak mempercayai orang lain, dan

beranggapan bahwa dirinyalah tidak berharga dimata orang lain

c. Hambatan dalam

berhubungan dengan orang lain :

Klien memiliki hambatan karena orang yang berada didekatnya

akan merasa tidak nyaman dan ketakutan dengan keadaan klien

yang ingin bunuh diri.

4) Spiritual

a. Nilai dan keyakinan

b. Kegiatan beribadah

6. Status mental

1) Penampilan : klien berpenampilan tidak rapi

2) Pembicaraan : selalu berbicara pelan kepada orang lain

3) Aktivitas motorik : klien tampak malas beraktivitas

4) Alam perasaan : klien akan cepat marah apabila ada yang

menyinggung perasaannya

5) Afek : emosi klien tidak stabil

6) Interaksi selama wawancara : klien selalu berbicara pelan, tidak

pernah mengganggap omongan orang lain benar dan tidak pernah

percaya dengan orang lain

Page 7: RBD

7) Persepsi: klien akan melakukan tindakan kekerasan apabila

keinginannya tidak terpenuhi dan jika ada orang yang menyinggung

dirinya serta lebih senang menyendiri di kamar

8) Arus pikir : klien kadang menjawab pertanyaan yang diajukan tetapi

lebih sering tidak memperdulikan orang lain.

9) Isi pikir : klien tidak merasa asing dengan dirinya, keluarga dan

lingkungannya

10) Tingkat kesadaran : tingkat kesadaran compos mentis

11) Memori : klien mampu mengingat jangka panjang dan jangka

pendek

12) Tingkat konsentrasi dan berhitung : klien susah berkonsentrasi dan

dalam berhitung tidak dapat mengikuti perintah perawat

13) Kemampuan penilaian : klien mampu memberikan penilaian terhad

apa apa yang sedang dialami dan di lakukan

14) Daya tilik diri : klien tidak sadar saat sedang melakukan tindakan

bunuh diri

7. Kebutuhan rencana pulang

1) Kemampuan klien memenuhi kebutuhan

2) Kegiatan sehari-hari

3) Nutrisi

4) Istirahat tidur

5) Klien memiliki sistim pendukung

6) Kegiatan produktif

8. Mekanisme koping

1) Adaptif

2) Maladaptive

9. Masalah psikososial lingkungan

1) Masalah dengan dukungan kelompok

2) Masalah berhubungan dengan lingkungan

3) Masalah dengan pendidikan

4) Masalah dengan perumahan

5) Masalah dengan ekonomi

Page 8: RBD

6) Masalah dengan pelayanan kesehatan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko mencederai diri

2. Perilaku bunuh diri (suicide)

C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

a. Tujuan umum: Klien tidak mencederai diri.

b. Tujuan khusus

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan:

1.1 Perkenalkan diri dengan klien

1.2 Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak

menyangkal.

1.3 Bicara dengan tegas, jelas, dan jujur.

1.4 Bersifat hangat dan bersahabat.

1.5 Temani klien saat keinginan mencederai diri meningkat.

2. Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri

3.1 Jauhkan klien dari benda-benda yang dapat membahayakan

(pisau, silet, gunting, tali, kaca, dan lain-lain).

3.2 Tempatkan klien di ruangan yang tenang dan selalu terlihat

oleh perawat.

3.3 Awasi klien secara ketat setiap saat.

3. Klien dapat mengekspresikan perasaannya

Tindakan:

3.1 Dengarkan keluhan yang dirasakan.

3.2 Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan,

ketakutan dan keputusasaan.

Page 9: RBD

3.3 Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana

harapannya.

3.4 Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti

penderitaan, kematian, dan lain-lain.

3.5 Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang

menunjukkan keinginan untuk hidup.

4. Klien dapat meningkatkan harga diri

Tindakan:

4.1 Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi

keputusasaannya.

4.2 Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu.

4.3 Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal:

hubungan antar sesama, keyakinan, hal-hal untuk diselesaikan).

5. Klien dapat menggunakan koping yang adaptif

Tindakan:

5.1 Ajarkan untuk mengidentifikasi pengalaman-pengalaman yang

menyenangkan setiap hari (misal : berjalan-jalan, membaca

buku favorit, menulis surat dll.).

5.2 Bantu untuk mengenali hal-hal yang ia cintai dan yang ia

sayang, dan pentingnya terhadap kehidupan orang lain,

mengesampingkan tentang kegagalan dalam kesehatan.

5.3 Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang

mempunyai suatu masalah dan atau penyakit yang sama dan

telah mempunyai pengalaman positif dalam mengatasi masalah

tersebut dengan koping yang efektif.

6. Klien dapat menggunakan dukungan sosial

Tindakan:

6.1 Kaji dan manfaatkan sumber-sumber ekstemal individu

(orang-orang terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok

pendukung, agama yang dianut).

Page 10: RBD

6.2 Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu,

aktivitas keagamaan, kepercayaan agama).

6.3 Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka

agama).

7. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat

Tindakan:

7.1 Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek

samping minum obat).

7.2 Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien,

obat, dosis, cara, waktu).

7.3 Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang

dirasakan.

7.4 Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan

benar.

Page 11: RBD

STRATEGI PELAKSANAAN RESIKO BUNUH DIRI

A. Kondisi Klien

Sedih, marah, putus asa, tidak berdaya, memberikan isyarat verbal maupun

non verbal

B. Diagnosa Keperawatan

Resiko Bunuh Diri

C. Tujuan

1) Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya

2) Pasien dapat mengungkapkan perasaanya

3) Pasien dapat meningkatkan harga dirinya

4) Pasien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik

D. Tindakan Keperawatan

1) Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu

dengan meminta bantuan dari keluarga atau teman.

2) Meningkatkan harga diri pasien, dengan cara:

a) Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya.

b) Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang positif.

c) Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting

d) Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh

pasien

e) Merencanakan aktifitas yang dapat pasien lakukan

3) Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, dengan cara:

Page 12: RBD

a) Mendiskusikan dengan pasien cara

menyelesaikan masalahnya

b) Mendiskusikan dengan pasien efektifitas

masing-masing cara penyelesaian masalah

c) Mendiskusikan dengan pasien cara

menyelesaikan masalah yang lebih baik

E. Strategi Pelaksanaan

SP 1: Percakapan untuk melindungi pasien dari percobaan bunuh

diri

Melindungi pasien dari percobaan bunuh diri.

Orientasi:

”Selamat pagi Pak, kenalkan saya Crostianan, biasa di pangil

dedeq, saya mahasiswa Keperawatan Stikes Yarsi Mataram yang

bertugas di ruang ini, saya dinas pagi dari jam 7 pagi – 2 siang .”

”Bagaimana perasaan A hari ini? ”

” Bagaimana kalau kita bercakap – cakap tentang apa yang A

rasakan selama ini. Dimana dan berapa lama kita bicara?”

Kerja

”Bagaimana perasaan A setelah ini terjadi? Apakah dengan

bencana ini A paling merasa menderita di dunia ini? Apakah A

pernah kehilangan kepercayaan diri? Apakah A merasa tidak

berharga atau bahkan lebih rendah dari pada orang lain? Apakah A

merasa bersalah atau mempersalahkan diri sendiri? Apakah A

sering mengalami kesulitan berkonsentrasi? Apakah A berniat

unutuk menyakiti diri sendiri? Ingin bunuh diri atau berharap A

mati? Apakah A pernah mencoba bunuh diri? Apa sebabnya,

bagaimana caranya? Apa yang A rasakan?”

Page 13: RBD

”Baiklah, tampaknya A membutuhkan pertolongan segera karena

ada keinginan untuk mengakhiri hidup. Saya perlu memeriksa

seluruh isi kamar A ini untuk memastikan tidak ada benda – benda

yang membahayakan A)”

”Karena A tampaknya mash memilikikeinginan yang kuat untuk

mengakhiri hidup A, saya tidak akan membiarkan A sendiri”

”Apa yang A lakukan jika keinginan bunuh diri muncul?”

”Kalau keninginan itu muncul, maka akan mengatasinya A harus

langsung minta bantuan kepada perawat di ruangan ini dan juga

keluarga atau teman yang sedang besuk. Jadi A jangan sendirian

ya, katakan kepada teman perawat, keluarga atau teman jika ada

dorongan untuk mengakhiri kehidupan.”

”Saya percaya A dapat mengatasi masalah.”

Terminasi :

”Bagaimana perasaan A sekarang setelah mengetahui cara

mengatasi perasaan ingin bunuh diri?”

” Coba A sebutkan lagi cara tersebut!”

”Saya akan menemani A terus sampai keinginan bunuh diri

hilang.” (jangan meninggalkan pasien)

Page 14: RBD

Daftar Pustaka

Keliat A. Budi, Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.

Jakarta: EGC.

Stuart GW, Sunden . 1998 . “Buku Saku Keperawatan Jiwa” . Jakarta EGC

Maramis, WF.1998, Proses keperawatan Kesehatan jiwa, (Terjemahan ).Penerbit Buku Kedokteran,EGC, Jakarta