pt bank mayora · pt bank mayora untuk tahun-tahun yang berakhir 31 desember 2012 dan 2011 laporan...

57

Upload: others

Post on 13-Jun-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz
Page 2: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA DAFTAR ISI

Halaman

Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011

Laporan Auditor Independen 1

LAPORAN KEUANGAN - Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut

Laporan Posisi Keuangan 2

Laporan Laba Rugi Komprehensif 3

Laporan Perubahan Ekuitas 4

Laporan Arus Kas 5

Catatan atas Laporan Keuangan 6

Page 3: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz
Page 4: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz
Page 5: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORALaporan Posisi Keuangan31 Desember 2012 dan 2011 dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

1 Januari 2011/31 Desember 31 Desember

Catatan 2012 2011 2010

ASET

Kas 2c,2e,2f,23 28.789 27.421 18.268

Giro pada Bank Indonesia 2f,2g,2h,4,23 153.756 100.178 41.415

Giro pada bank lain 2f,2h,5,23 113 298 1.017

Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia 2f,2i,6,28 319.948 318.465 -

Efek-efek 2d,2f,2j,7,21,23,28Pihak berelasi 10.104 2.000 2.000Pihak ketiga 378.305 208.608 329.538

Kredit yang diberikan - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesarRp 2.601, Rp 7.941, dan Rp 9.829pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 2f,2k,8,23Pihak berelasi 2d,21 23.953 14.673 13.641Pihak ketiga 1.320.305 803.941 336.273Jumlah 1.344.258 818.614 349.914

Pendapatan bunga akrual 2f,2s,9,23 9.926 5.596 3.323

Biaya dibayar dimuka 2m 9.089 9.252 1.375

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasipenyusutan sebesar Rp 9.508, Rp 9.771,dan Rp 11.103 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 2n,10 15.548 10.350 7.177

Aset pajak tangguhan 2w,20 - 1.187 833

Aset lain-lain - bersih 2b,2f,2o,2p,11,23 6.813 6.822 5.005

JUMLAH ASET 2.276.649 1.508.791 759.865

LIABILITAS DAN EKUITAS

Liabilitas

Liabilitas segera 2f,2q,23 6.857 2.590 1.072

Simpanan 2f,2d,2r,12,23Pihak berelasi 2d,21 413.081 989.974 319.147Pihak ketiga 1.465.243 286.778 293.690Jumlah 1.878.324 1.276.752 612.837

Simpanan dari bank lain - pihak ketiga 2f,2d,2r,13,23 43.269 30.698 18.683

Utang pajak 2w,14 1.679 1.490 876

Beban bunga akrual 2d,2f,21,23 4.544 2.671 1.250

Liabilitas imbalan kerja jangka panjang 2x,24 8.964 6.280 4.509

Liabilitas pajak tangguhan 2w,20 698 - -

Liabilitas lain-lain 2b,2f,2v,23,26,28 1.147 936 1.955

Jumlah Liabilitas 1.945.482 1.321.417 641.182

EkuitasModal saham - nilai nominal Rp 1.000 (dalam Rupiah penuh) per saham

Modal dasar - 500.000.000 saham tahun 2012dan 500.000.000 saham tahun 2011 Modal ditempatkan dan disetor -

300.000.000 saham, 161.000.000 sahamdan 96.000.000 saham pada tanggal31 Desember 2012 dan 2011 dan pada tanggal 1 Januari 2011/31 Desember 2010 15 300.000 161.000 96.000

Laba yang belum direalisasi atas kenaikan nilai wajar efektersedia untuk dijual 2f,7 1.787 4.771 3.942

Saldo laba 29.380 21.603 18.741

Jumlah Ekuitas 331.167 187.374 118.683

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 2.276.649 1.508.791 759.865

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

- 2 -

Page 6: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORALaporan Laba Rugi KomprehensifUntuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

Catatan 2012 2011

PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONALPendapatan Bunga 2d,2s,2t,16,21 159.964 96.145Beban Bunga 2d,2s,2t,17,21 81.231 52.077

Pendapatan Bunga - Bersih 78.733 44.068

Pendapatan Lainnya 2uPemulihan cadangan kerugian penurunan nilai

aset keuangan 2v,5,6,7,8,9 5.340 3.380Keuntungan penjualan efek-efek 1.968 5Provisi dan komisi selain dari kredit 2t 1.800 1.262Administrasi pinjaman 27 800 571Keuntungan penjualan aset tetap-bersih 10 3 2.811Pemulihan cadangan kerugian penurunan nilai

aset non-keuangan - 144Lain-lain 18,27 2.029 1.116

Jumlah Pendapatan Lainnya 11.940 9.289

Beban Lainnya 2uTenaga kerja 27 46.833 28.864Umum dan administrasi 2x,19,26 32.158 19.515 Sumbangan 26 39 62Denda 26 12 12Lain-lain 1.293 1.263

Jumlah Beban Lainnya 80.335 49.716

LABA SEBELUM PAJAK 10.338 3.641

BEBAN (PENGHASILAN) PAJAK 2w,20Kini 676 1.133 Tangguhan 1.885 (354)

2.561 779

LABA BERSIH 7.777 2.862

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINLaba (rugi) yang belum direalisasi atas kenaikan nilai wajar

efek-efek tersedia untuk dijual - bersih 2f,7 (2.984) 829

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF 4.793 3.691

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

Page 7: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORALaporan Perubahan EkuitasUntuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

Laba yang BelumDirealisasi atas

KenaikanNilai Wajar EfekTersedia Untuk

Catatan Modal Saham Dijual Saldo Laba Jumlah Ekuitas

Saldo pada tanggal 1 Januari 2011 96.000 3.942 18.741 118.684

Penambahan modal disetor 15 65.000 - - 65.000

Jumlah laba komprehensif tahun berjalan - 829 2.862 3.691

Saldo pada tanggal 31 Desember 2011 161.000 4.771 21.603 187.374

Penambahan modal disetor 15 139.000 - - 139.000

Jumlah laba (rugi) komprehensif tahun berjalan - (2.984) 7.777 4.793

Saldo pada tanggal 31 Desember 2012 300.000 1.787 29.380 331.167

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

Page 8: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORALaporan Arus KasUntuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

2012 2011

Pendapatan bunga, serta provisi dan komisi selain kredit 157.434 95.134 Pendapatan lainnya 3.207 1.892 Beban bunga dan beban keuangan lainnya (79.358) (50.656) Pembayaran pajak penghasilan (472) (1.440) Beban umum dan administrasi (26.336) (15.033) Beban tenaga kerja (47.145) (29.280) Beban lainnya - bersih (1.344) (1.340) Arus kas operasional sebelum perubahan aset

dan liabilitas operasi 5.986 (723)

Penurunan (kenaikan) aset operasi :Efek-efek (178.817) (56.482) Kredit yang diberikan (520.304) (466.736) Biaya dibayar dimuka 163 (7.877) Aset lain-lain 9 (1.674)

Kenaikan (penurunan) liabilitas operasi : Liabilitas segera 4.267 1.518 Simpanan 601.572 663.915 Simpanan dari bank lain 12.571 12.016 Utang pajak (15) 922 Liabilitas lain-lain 213 193

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi (74.355) 145.072

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASIHasil penjualan aset tetap 24 7.781 Perolehan aset tetap (8.425) (10.437)

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas investasi (8.401) (2.656)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAANPenambahan modal disetor 139.000 65.000

KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 56.244 207.416

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 446.362 238.946

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 502.606 446.362

PENGUNGKAPAN TAMBAHANKas dan Setara Kas terdiri dari :

Kas 28.789 27.421Giro pada Bank Indonesia 153.756 100.178 Giro pada bank lain 113 298Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia 319.948 318.465

Jumlah Kas dan Setara Kas 502.606 446.362

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

Page 9: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

1. Umum

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT Bank Mayora (“Perusahaan”) didirikan pada tahun 1993 berdasarkan Akta No. 14 tanggal 25 Februari 1993 dari Dr. Widjoyo Wilami, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No. C2-2108.HT.01.01.Th.1993 tanggal 10 April 1993 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 44, tanggal 2 Juni 1993, Tambahan No. 2457. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan dengan perubahan terakhir berdasarkan Akta No. 9 tanggal 23 Maret 2011 dari Mirjam Budisrijanti, S.H., notaris di Jakarta, tentang peningkatan modal dasar dari Rp 100.000 (seratus milyar Rupiah) menjadi Rp 500.000 (limaratus milyar Rupiah). Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang tertuang dalam Surat No.AHU-20131.AH.01.02.Tahun 2011.

Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Jakarta dengan alamat di Jalan Tomang Raya Kav. 21-23, Jakarta Barat. Perusahaan memiliki 2 kantor cabang, 17 kantor cabang pembantu dan 9 kantor kas yang berlokasi di Jakarta, Bekasi, Cikarang, Tangerang dan di Lampung.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan didirikannya Perusahaan adalah melakukan usaha-usaha perbankan umum dalam arti yang seluas-Iuasnya dengan mengindahkan peraturan-peraturan yang berlaku. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tanggal 28 Juli 1993. Sesuai dengan Surat Keputusan Bank Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz tanggal 9 Mei 2008, Perusahaan memperoleh ijin usaha sebagai pedagang valuta asing.

Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (grup) Mayora. PT Mayora Inti Utama adalah entitas induk Perusahaan.

b. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan

Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012, berdasarkan Akta No. 4 tanggal 13 Februari 2012 dari Mirjam Budisrijanti, S.H., notaris di Jakarta, adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris: Komisaris Utama : Dharmawan Atmadja Komisaris Independen : Taryadi Supangkat Timotius Adidjaja Hazairin Achmad Direksi: Direktur Utama : Irfanto Oeij Direktur : Ricky Budiono

Tjahojo Bengawan Direktur Kepatuhan : Tiolina Indira Aryani Tumanggor Siahaan

Page 10: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011, berdasarkan Akta No. 13 tanggal 18 Oktober 2011 dari Mirjam Budisrijanti, S.H., notaris di Jakarta, adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris: Komisaris Utama : Dharmawan Atmadja Komisaris Independen : Taryadi Supangkat Timotius Adidjaja Hazairin Achmad Direksi: Direktur Utama : Irfanto Oeij Direktur : Ricky Budiono

Tjahojo Bengawan Tiolina Indira Aryani Tumanggor Siahaan

Penunjukan Irfanto Oeij sebagai Direktur Utama telah mendapat persetujuan Bank Indonesia melalui Surat No.13/18/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 16 Februari 2011.

Penunjukan Hazairin Achmad sebagai komisaris independen telah mendapat persetujuan Bank Indonesia melalui Surat No. 13/109/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 23 September 2011.

Penunjukan Taryadi Supangkat dan Timotius Adidjaja sebagai komisaris independen telah mendapat persetujuan Bank Indonesia melalui Surat No. 9/105/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 28 Agustus 2007 dan Surat No. 10/20/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 18 Februari 2008.

Direktur Kepatuhan Perusahaan adalah Tiolina Indira Aryani Tumanggor Siahaan, yang penunjukannya telah mendapat persetujuan Bank Indonesia melalui Surat No. 10/82/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 9 Juni 2008.

Perusahaan telah membentuk Komite Manajemen Risiko yang bertanggung jawab pada Dewan Komisaris yang terdiri dari:

Ketua : Taryadi Supangkat Anggota : Hari Setiawan Joys Djajanto

Susunan Komite Audit adalah sebagai berikut:

Ketua : Timotius Adidjaja Anggota : Tinawati Lismanto : R. Budi Santoso

Jumlah rata-rata karyawan Perusahaan (tidak diaudit) adalah 542 karyawan tahun 2012 dan 456 karyawan tahun 2011.

Laporan keuangan PT Bank Mayora untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 telah diselesaikan dan diotorisasi untuk terbit oleh Direksi pada tanggal 8 Maret 2013. Direksi bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan tersebut.

Page 11: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting

a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun dengan menggunakan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia 2008 (PAPI) dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia, meliputi pernyataan dan interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan peraturan Bank Indonesia. Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait, beberapa standar akuntansi telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2012.

Laporan keuangan disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”.

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 adalah konsisten dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, kecuali bagi penerapan beberapa PSAK yang telah direvisi efektif sejak tanggal 1 Januari 2012 seperti yang telah diungkapkan pada Catatan ini.

Dasar pengukuran laporan keuangan ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost),kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan ini disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas.

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung yang dimodifikasi dan arus kas dikelompokkan atas dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan penyusunan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, giro pada bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada bank lain dan efek-efek dengan jatuh tempo tiga bulan atau kurang yang tidak dibatasi pencairannya.

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan penggunaan tertentu. Hal tersebut juga mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan. Area yang kompleks atau memerlukan tingkat pertimbangan yang lebih tinggi atau area di mana asumsi dan estimasi berdampak signifikan terhadap laporan keuangan diungkapkan di Catatan 3.

b. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Interpretasi Standar Akutansi Keuangan Efektif 1 Januari 2012

Pada tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (”PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (”ISAK”) baru dan revisi yang wajib diterapkan pada tanggal tersebut. Kebijakan akuntansi tertentu Perusahaan telah diubah seperti yang disyaratkan, sesuai dengan ketentuan transisi dalam masing- masing standar dan interpretasi.

PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”, mensyaratkan pengungkapan yang lebih luas atas manajemen risiko keuangan entitas dibandingkan dengan PSAK No. 50 (Revisi 2006), ”Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”. Persyaratan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan entitas. Pengungkapan ini mencakup banyak persyaratan yang sebelumnya terdapat dalam PSAK No. 50 (Revisi 2006).

Page 12: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

2) Informasi kualitatif dan kuantitatif mengenai eksposur terhadap risiko yang timbul dari instrumen keuangan, termasuk pengungkapan minimum yang spesifik mengenai risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar. Pengungkapan kualitatif menjelaskan tujuan manajemen, kebijakan dan proses dalam mengelola risiko - risiko tersebut. Pengungkapan kuantitatif menyediakan informasi mengenai tingkatan eksposur risiko dari entitas, berdasarkan informasi yang disediakan secara internal kepada manajemen kunci entitas.

Perusahaan telah menyajikan pengungkapan yang disyaratkan oleh PSAK No. 60 dalam laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012.

Berikut ini adalah standar baru dan revisi atas standar dan interpretasi standar yang wajib diterapkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2012, yang relevan namun tidak berdampak material terhadap laporan keuangan:

PSAK

1. PSAK No. 10 (Revisi 2010), Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing 2. PSAK No. 13 (Revisi 2011), Properti Investasi 3. PSAK No. 16 (Revisi 2011), Aset Tetap 4. PSAK No. 24 (Revisi 2010), Imbalan Kerja 5. PSAK No. 30 (Revisi 2011), Sewa 6. PSAK No. 46 (Revisi 2010), Pajak Penghasilan 7. PSAK No. 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian 8. PSAK No. 55 (Revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

ISAK

ISAK No. 24, Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa

c. Penjabaran Mata Uang Asing

Mata Uang Fungsional dan Pelaporan

Akun-akun yang tercakup dalam laporan keuangan Perusahaan diukur menggunakan mata uang dari lingkungan ekonomi utama dimana Perusahaan beroperasi (mata uang fungsional).

Laporan keuangan disajikan dalam Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional dan mata uang penyajian Perusahaan.

Transaksi dan Saldo

Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan kedalam mata uang fungsional menggunakan kurs pada tanggal transaksi. Laba atau rugi selisih kurs yang timbul dari penyelesaian transaksi dan dari penjabaran pada kurs akhir tahun atas aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Aset nonmoneter yang diukur pada nilai wajar dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal nilai wajar ditentukan. Selisih penjabaran akun ekuitas dan akun nonmoneter serupa yang diukur pada nilai wajar diakui dalam komponen laba rugi.

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, kurs konversi yakni kurs Reuters pada pukul 16:00 Waktu Indonesia Barat (WIB), yang digunakan oleh Perusahaan adalah Rp 10.007 untuk mata uang Dolar Australia.

Page 13: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

d. Transaksi Pihak Berelasi

Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Perusahaan

1. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan Perusahaan jika orang tersebut

a. memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan;

b. memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan; atau

c. personil manajemen kunci Perusahaan atau entitas induk Perusahaan.

2. Suatu entitas berelasi dengan Perusahaan jika memenuhi salah satu hal berikut:

a. Entitas dan Perusahaan adalah anggota dari kelompok usaha yang sama.

b. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).

c. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.

d. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.

e. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan atau entitas yang terkait dengan Perusahaan. Jika Perusahaan adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan Perusahaan.

f. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (1).

g. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (1) (a) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

Semua transaksi dengan pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga diungkapkan dalam laporan keuangan.

e. Kas dan Setara Kas

Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya, dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya.

Page 14: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

f. Instrumen Keuangan

Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian” PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.

Perusahaan mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Perusahaan menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Pembelian atau penjualan yang reguler atas instrumen keuangan diakui pada tanggal transaksi.

Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal liabilitas keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan termasuk biaya transaksi, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan, dimana biaya tersebut adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan instrumen keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan, menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur instrumen keuangan atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari instrumen keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perusahaan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tanpa mempertimbangkan kerugian kredit di masa depan, namun termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai untuk penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih.

Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen tersebut dan mempertimbangkan apakah instrumen tersebut memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi; dan melakukan evaluasi kembali atas kategori-kategori tersebut pada setiap tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar ketentuan yang disyaratkan.

Page 15: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

Penentuan Nilai Wajar

Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal laporan posisi keuangan adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid price dan ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi. Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present value), perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi, model harga opsi (options pricing models), dan model penilaian lainnya.

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010, Perusahaan memiliki aset keuangan dalam kategori pinjaman diberikan dan piutang, dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual dan liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi terkait dengan aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi tidak diungkapkan.

Laba/Rugi Hari ke-1

Apabila harga transaksi dalam suatu pasar yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar instrumen sejenis pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau berbeda dengan nilai wajar yang dihitung menggunakan teknik penilaian dimana variabelnya merupakan data yang diperoleh dari pasar yang dapat diobservasi, maka Perusahaan mengakui selisih antara harga transaksi dengan nilai wajar tersebut (yakni Laba/Rugi hari ke-1) dalam laporan laba rugi komprehensif, kecuali jika selisih tersebut memenuhi kriteria pengakuan sebagai aset yang lain. Dalam hal tidak terdapat data yang dapat diobservasi, maka selisih antara harga transaksi dan nilai yang ditentukan berdasarkan teknik penilaian hanya diakui dalam laporan laba rugi komprehensif apabila data tersebut menjadi dapat diobservasi atau pada saat instrumen tersebut dihentikan pengakuannya. Untuk masing-masing transaksi, Perusahaan menerapkan metode pengakuan Laba/Rugi Hari ke-1 yang sesuai.

Aset Keuangan

1. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan tidak diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau aset tersedia untuk dijual.

Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi komprehensif. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dan 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010, kategori ini mencakup kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, kredit yang diberikan, pendapatan bunga akrual serta aset lain-lain berupa setoran jaminan dan transfer uang.

Page 16: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

2. Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo

Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dan manajemen Perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Apabila Perusahaan menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo, maka seluruh aset keuangan dalam kategori tersebut terkena aturan pembatasan (tainting rule) dan harus direklasifikasi ke kelompok tersedia untuk dijual.

Setelah pengukuran awal, investasi ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan dan kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat penghentian pengakuan dan penurunan nilai dan melalui proses amortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010, kategori ini mencakup penempatan pada Bank Indonesia, efek-efek dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), obligasi Pemerintah, dan obligasi korporasi.

3. Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual

Aset keuangan tersedia untuk dijual merupakan aset yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan dalam kategori instrumen keuangan yang lain. Aset keuangan ini diperoleh dan dimiliki untuk jangka waktu yang tidak ditentukan dan dapat dijual sewaktu-waktu untuk memenuhi kebutuhan likuiditas atau karena perubahan kondisi pasar.

Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar, dengan laba atau rugi yang belum direalisasi diakui sebagai pendapatan komprehensif lain – “Laba (rugi) belum direalisasi dari kenaikan (penurunan) nilai aset keuangan tersedia untuk dijual”, sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau dianggap telah mengalami penurunan nilai, dimana pada saat itu akumulasi laba atau rugi direklasifikasi ke komponen laba rugi dan dikeluarkan dari akun “Laba (rugi) belum direalisasi dari kenaikan (penurunan) nilai aset keuangan tersedia untuk dijual”.

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010, kategori ini mencakup efek-efek dalam bentuk obligasi korporasi.

Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

Kategori ini merupakan liabilitas keuangan yang dimiliki tidak untuk diperdagangkan, atau pada saat pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Page 17: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, jika subtansi perjanjian kontraktual mengharuskan Perusahaan untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pemegang instrumen keuangan, atau jika liabilitas tersebut diselesaikan tidak melalui penukaran kas atau aset keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau telah ditetapkan.

Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar dan sesudah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, dengan memperhitungkan dampak amortisasi (atau akresi) berdasarkan suku bunga efektif atas premi, diskonto dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010, kategori ini mencakup liabilitas segera, simpanan, simpanan dari bank lain, beban bunga akrual, serta liabilitas lain-lain.

Saling Hapus Instrumen Keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Perusahaan saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan

Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan

1. Aset Keuangan

Aset keuangan (atau bagian dari suatu aset keuangan, atau kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya jika:

a. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir;

b. Perusahaan telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari asset keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.

Ketika Perusahaan telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan dan masih memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset keuangan diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan Perusahaan dengan aset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dengan nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Perusahaan.

Page 18: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

2. Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir, dibatalkan, atau telah kadaluarsa. Jika liabilitas keuangan tertentu digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama namun dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau terdapat modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang ada saat ini, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dianggap sebagai penghentian pengakuan liabilitas keuangan awal. Pengakuan timbulnya liabilitas keuangan baru serta selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan awal dengan yang baru diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

g. Penurunan Nilai Dari Aset Keuangan

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, manajemen Perusahaan menelaah apakah suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai.

1. Aset keuangan pada biaya perolehan diamortisasi

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.

Bukti obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai meliputi wanprestasi atau tunggakan pembayaran oleh debitur, kesulitan keuangan, restrukturisasi kredit dengan persyaratan yang tidak mungkin diberikan Perusahaan jika debitur tidak mengalami kesulitan keuangan, indikasi debitur atau penerbit dinyatakan pailit, hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan, atau data yag dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut.

Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

Jika terdapat bukti obyektif bahwa rugi penurunan nilai telah terjadi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yang merupakan suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi atau menggunakan akun cadangan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

Page 19: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.

Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit seperti mempertimbangkan segmentasi kredit dan status tunggakan. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur atau rekanan untuk membayar seluruh liabilitas yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.

Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual dan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini

Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka dilakukan penyesuaian atas cadangan kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui dalam laporan laba rugi komprehensif, dengan ketentuan nilai tercatat aset setelah pemulihan penurunan nilai tidak melampaui biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan tersebut.

Ketika aset keuangan tidak tertagih, aset keuangan tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Aset keuangan tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan.

2. Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan tidak diukur pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa.

3. Aset keuangan tersedia untuk dijual

Dalam hal instrumen ekuitas dalam kelompok tersedia untuk dijual, penelaahan penurunan nilai ditandai dengan penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehannya yang signifikan dan berkelanjutan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka kerugian penurunan nilai kumulatif yang dihitung dari selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai yang sebelumnya telah diakui dalam komponen laba rugi, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Kerugian penurunan nilai tidak boleh dipulihkan melalui komponen laba rugi. Kenaikan nilai wajar setelah terjadinya penurunan nilai diakui di ekuitas.

Page 20: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

Dalam hal instrumen utang dalam kelompok tersedia untuk dijual, penurunan nilai ditelaah berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Bunga tetap diakru berdasarkan suku bunga efektif asal yang diterapkan pada nilai tercatat aset yang telah diturunkan nilainya, dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi komprehensif. Jika, pada tahun berikutnya, nilai wajar instrumen utang meningkat dan peningkatan nilai wajar tersebut karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan melalui komponen laba rugi.

h. Giro Wajib Minimum (GWM)

Pada tanggal 4 Oktober 2010, Bank Indonesia (BI) mengeluarkan peraturan No.12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia Dalam Rupiah dan Valuta Asing sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM terdiri dari GWM Rupiah dan GWM mata uang asing. GWM Rupiah terdiri dari GWM Utama, GWM Sekunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR).

GWM Utama adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro pada BI yang besarnya ditetapkan oleh BI sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga.

GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Utang Negara (SUN) dan/atau Excess Reserve, yang besarnya ditetapkan BI sebesar persentase tertentu.

GWM LDR adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia sebesar persentase dari DPK yang dihitung berdasarkan selisih LDR yang dimiliki oleh bank dan target LDR yang wajib dipenuhi oleh bank.

i. Penempatan pada Bank Lain dan Bank Indonesia

Penempatan pada bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk deposito berjangka, deposit on call, term deposit dan lain-lain.

Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Penempatan pada bank lain dikategorikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, sedangkan penempatan pada Bank Indonesia dalam bentuk deposit facility dan term deposit dikategorikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo. Lihat Catatan 2f untuk kebijakan akuntansi aset keuangan dalam kelompok pinjaman diberikan dan piutang dan dimiliki hingga jatuh tempo.

j. Efek-efek

Efek-efek yang dimiliki terdiri dari SBI, obligasi korporasi dan obligasi Pemerintah.

Obligasi Pemerintah terdiri dari Obligasi Pemerintah dalam rangka program rekapitalisasi dan Obligasi Pemerintah yang dibeli dari pasar.

Efek-efek dan Obligasi Pemerintah diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo. Lihat Catatan 2f untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo.

Page 21: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

Pada pengukuran awal, efek-efek dan Obligasi Pemerintah disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

k. Kredit yang diberikan

Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disetarakan dengan kas, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur yang mewajibkan debitur untuk melunasi utang berikut bunganya setelah jangka waktu tertentu.

Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2f untuk kebijakan akuntansi adalah pinjaman yang diberikan dan piutang.

Kredit yang diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan biaya tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut, dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.

Restrukturisasi kredit meliputi modifikasi persyaratan kredit, konversi kredit menjadi saham atau instrumen keuangan lainnya dan/atau kombinasi dari keduanya.

Kredit yang direstrukturisasi disajikan sebesar nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi atau nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi. Kerugian akibat selisih antara nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi dengan nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi diakui sebagai laba/rugi. Setelah restrukturisasi, semua penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dicatat sebagai pengembalian pokok kredit yang diberikan dan pendapatan bunga sesuai dengan syarat-syarat restrukturisasi.

l. Kontrak Jaminan Keuangan

Kontrak jaminan keuangan adalah kontrak yang mengharuskan penerbit untuk melakukan pembayaran kepada pemegang kontrak atas kerugian yang terjadi karena debitur tertentu gagal untuk melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo, sesuai dengan ketentuan dari instrumen utang. Jaminan keuangan tersebut diberikan kepada bank, lembaga keuangan dan badan-badan lainnya atas nama debitur untuk menjamin kredit dan fasilitas-fasilitas perbankan lainnya.

Pengakuan awal jaminan keuangan dalam laporan keuangan adalah sebesar nilai wajar pada saat jaminan diberikan. Nilai wajar jaminan keuangan pada saat berlakunya transaksi pada umumnya sama dengan premi yang diterima karena diberikan dengan syarat dan kondisi normal dan nilai wajar awal diamortisasi sepanjang umur jaminan keuangan. Setelah pengakuan awal kontrak, jaminan keuangan dicatat pada nilai yang lebih tinggi antara biaya perolehan diamortisasi dengan nilai kini pembayaran yang diharapkan akan terjadi (ketika pembayaran atas jaminan menjadi besar kemungkinan terjadinya), dan selisihnya dibebankan sebagai beban operasional lainnya pada laporan laba rugi komprehensif.

m. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

Page 22: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

n. Aset Tetap

Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (2008) tentang Aset Tetap. Perusahaan memilih untuk menggunakan model biaya untuk pengukuran aset tetap.

Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.

Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.

Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap. Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut:

Tahun Bangunan 20 Komputer 5 – 8 Perlengkapan dan peralatan kantor 5 Kendaraan bermotor 5

Aset dalam penyelesaian merupakan aset tetap dalam pembangunan yang dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai secara substansial dan siap digunakan sesuai tujuannya.

Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya.

Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya.

Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun terjadinya penghentian pengakuan.

Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya.

Page 23: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

o. Agunan yang Diambil Alih

Agunan kredit yang diberikan, berupa tanah dan aset lainnya, yang telah diambil alih oleh Perusahaan disajikan dalam perkiraan “Aset lain-lain”.

Agunan yang diambil alih dicatat pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual. Selisih antara nilai agunan yang diambil alih dengan sisa pokok pinjaman yang diberikan, jika ada, dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.

Selisih antara nilai agunan yang telah diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan agunan.

Biaya-biaya yang berkaitan dengan pemeliharaan agunan yang diambil alih dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya.

Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.

Manajemen melakukan evaluasi secara berkala atas nilai agunan yang diambil alih. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.

p. Transaksi Sewa

Penentuan apakah suatu kontrak merupakan, atau mengandung unsur sewa adalah berdasarkan substansi kontrak pada tanggal awal sewa, yakni apakah pemenuhan syarat kontrak tergantung pada penggunaan aset tertentu dan kontrak tersebut berisi hak untuk menggunakan aset tersebut.

Evaluasi ulang atas perjanjian sewa dilakukan setelah tanggal awal sewa hanya jika salah satu kondisi berikut terpenuhi:

1. Terdapat perubahan dalam persyaratan perjanjian kontraktual, kecuali jika perubahan tersebut hanya memperbarui atau memperpanjang perjanjian yang ada;

2. Opsi pembaruan dilakukan atau perpanjangan disetujui oleh pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian, kecuali ketentuan pembaruan atau perpanjangan pada awalnya telah termasuk dalam masa sewa;

3. Terdapat perubahan dalam penentuan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada suatu aset tertentu; atau

4. Terdapat perubahan subtansial atas aset yang disewa.

Apabila evaluasi ulang telah dilakukan, maka akuntansi sewa harus diterapkan atau dihentikan penerapannya pada tanggal dimana terjadi perubahan kondisi pada skenario 1, 3 atau 4 dan pada tanggal pembaharuan atau perpanjangan sewa pada skenario 2.

q. Liabilitas Segera

Liabilitas segera adalah liabilitas Perusahaan kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai perjanjian yang ditetapkan sebelumnya.

Page 24: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

Liabilitas segera disajikan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi. Lihat Catatan 2f untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

r. Simpanan dan Simpanan dari Bank Lain

Simpanan dan simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan dan simpanan dari bank lain dikurangkan dari jumlah simpanan yang diterima. Lihat Catatan 2f untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

Simpanan merupakan liabilitas kepada nasabah dalam bentuk giro, tabungan dan deposito berjangka.

Giro merupakan simpanan nasabah yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui cek, atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya.

Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai dengan syarat tertentu yang disepakati pada saat pembukaan rekening tabungan. Penarikan atas tabungan tidak dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau instrumen sejenis, tetapi menggunakan formulir penarikan tersendiri yang hanya berlaku di bank yang bersangkutan dan/atau menggunakan kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo sesuai dengan jangka waktu yang disepakati dengan nasabah pada saat penempatannya, dimana nasabah akan dikenakan penalti apabila melakukan penarikan sebelum tanggal jatuh temponya.

Simpanan dari bank lain merupakan liabilitas kepada bank lain dalam bentuk giro dan deposito berjangka dengan periode jatuh tempo menurut perjanjian masing-masing.

s. Pengakuan Pendapatan Bunga dan Beban Bunga

Pendapatan bunga dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif secara akrual dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Biaya transaksi yang terjadi dan dapat diatribusikan secara langsung terhadap perolehan atau penerbitan instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diamortisasi sepanjang umur instrumen keuangan menggunakan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi terkait aset keuangan, dan sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi terkait liabilitas keuangan.

Jika penurunan nilai diakui untuk aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman yang diberikan dan piutang atau tersedia untuk dijual, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelah pengakuan penurunan nilai tersebut diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa depan pada saat perhitungan kerugian penurunan nilai.

Page 25: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

t. Pengakuan Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi

Provisi dan Komisi Terkait Instrumen Keuangan

Pendapatan dan beban provisi dan komisi yang terkait dengan perolehan instrumen keuangan dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman diberikan dan piutang, serta tersedia untuk dijual, atau terkait jangka waktu tertentu yang jumlahnya signifikan, dicatat sebagai bagian dari nilai wajar aset atau liabilitas keuangan dan diamortisasi sesuai dengan jangka waktunya dengan menggunakan suku bunga efektif.

Provisi dan Komisi Lainnya

Provisi dan komisi lainnya yang tidak terkait dengan kegiatan perolehan instrumen keuangan dan jangka waktu tertentu yang jumlahnya signifikan, dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus sesuai dengan jangka waktu transaksi yang bersangkutan. Sedangkan, pendapatan dan beban provisi dan komisi lainnya yang tidak signifikan langsung diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi.

Pendapatan provisi dan komisi lainnya, meliputi pendapatan yang tidak terkait dengan kredit, seperti pendapatan terkait dengan ekspor impor dan bank garansi, dan pendapatan yang diakui pada saat jasa diberikan.

u. Pendapatan dan Beban Operasional Lainnya

Pendapatan operasional lainnya diakui pada saat terjadinya. Beban operasional lainnya diakui pada saat terjadinya dengan menggunakan metode akrual.

v. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Pada setiap akhir periode pelaporan tahunan, Perusahaan menelaah apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat uji tahunan penurunan nilai aset perlu dilakukan, maka Perusahaan membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.

Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang secara signifikan independen dari aset atau kelompok aset lain.Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dinyatakan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilai menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi komprehensif sebagai “Rugi penurunan nilai”. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan bersih didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menghitung nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, transaksi pasar kini juga diperhitungkan, jika tersedia.

Jika transaksi pasar kini tidak tersedia, Perusahaan menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini harus didukung oleh metode penilaian tertentu (valuation multiples) atau indikator nilai wajar lain yang tersedia.

Page 26: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

Kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya.

Penelaahan dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan untuk mengetahui apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai aset yang telah diakui dalam periode sebelumnya mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka Perusahaan mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang diakui dalam periode sebelumnya dipulihkan hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pemulihan tersebut dibatasi sehingga nilai tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun nilai tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun-tahun sebelumnya. Pemulihan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Setelah pemulihan tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan nilai tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.

w. Pajak Penghasilan

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak tahun mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan rugi fiskal yang belum dikompensasikan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini.

Perubahan terhadap liabilitas pajak dicatat ketika surat tagihan pajak diterima atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat hasil banding telah ditetapkan.

x. Imbalan Kerja

Liabilitas Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial (Jamsostek). Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai liabilitas pada laporan posisi keuangan setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar dan sebagai beban pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.

Page 27: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

Liabilitas Imbalan kerja jangka pendek

Liabilitas imbalan kerja jangka panjang merupakan imbalan pasca-kerja manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini liabilitas imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait, dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan, dan dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan. Beban jasa lalu yang belum menjadi hak karyawan dan keuntungan atau kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian atau perubahan asumsi aktuarial yang melebihi batas koridor atau lebih besar daripada 10% dari nilai kini imbalan pasti dibebankan atau dikreditkan ke komponen laba rugi selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan, sampai imbalan tersebut menjadi hak karyawan (vested).

y. Provisi

Provisi diakui jika Perusahaan mempunyai kewajiban kini (hukum maupun konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, yang memungkinkan Perusahaan harus menyelesaikan kewajiban tersebut dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.

Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada tanggal pelaporan, dengan mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian terkait kewajiban tersebut. Ketika provisi diukur menggunakan estimasi arus kas untuk menyelesaikan kewajiban kini, maka nilai tercatat provisi adalah nilai kini arus kas tersebut.

Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk menyelesaikan provisi diganti oleh pihak ketiga, maka penggantian itu diakui hanya pada saat timbul keyakinan bahwa penggantian pasti akan diterima dan jumlah penggantian dapat diukur dengan andal.

3. Penggunaan Estimasi, Pertimbangan dan Asumsi Manajemen atas Instrumen Keuangan

Dalam penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan, seperti yang diungkapkan dalam Catatan 2 pada laporan keuangan, manajemen harus membuat estimasi, pertimbangan, dan asumsi atas nilai tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia oleh sumber-sumber lain. Estimasi dan asumsi tersebut, berdasarkan pengalaman historis dan faktor lain yang dipertimbangkan relevan.

Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi, pertimbangan dan asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berdampak terhadap jumlah-jumlah yang dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan keuangan.

Pertimbangan

Pertimbangan-pertimbangan berikut dibuat oleh manajemen dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki dampak yang paling signifikan terhadap jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan:

a. Klasifikasi Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan

Perusahaan menentukan klasifikasi aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan menilai apakah aset dan liabilitas tersebut memenuhi definisi yang ditetapkan dalam PSAK No. 55. Aset keuangan dan liabilitas keuangan dicatat sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2f.

Page 28: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

b. Aset Keuangan yang Tidak Memiliki Kuotasi Harga di Pasar yang Aktif

Perusahaan mengklasifikasikan aset keuangan dengan mengevaluasi, antara lain, apakah aset tersebut memiliki atau tidak memiliki kuotasi harga di pasar yang aktif. Evaluasi tersebut juga mencakup apakah kuotasi harga suatu aset keuangan di pasar yang aktif, merupakan kuotasi harga yang tersedia secara reguler, dan kuotasi harga tersebut mencerminkan transaksi di pasar yang aktual dan terjadi secara reguler dalam suatu transaksi wajar.

c. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan

Cadangan kerugian penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang dipelihara pada jumlah yang menurut manajemen adalah memadai untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya aset keuangan. Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan secara spesifik menelaah apakah telah terdapat bukti obyektif bahwa suatu aset keuangan telah mengalami penurunan nilai (tidak tertagih).

Cadangan yang dibentuk adalah berdasarkan pengalaman penagihan masa lalu dan faktor-faktor lainnya yang mungkin mempengaruhi kolektibilitas, antara lain kemungkinan kesulitan likuiditas atau kesulitan keuangan yang signifikan yang dialami oleh debitur atau penundaan pembayaran yang signifikan.

Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka saat dan besaran jumlah yang dapat ditagih diestimasi berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu. Cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk atas akun-akun yang diidentifikasi secara spesifik telah mengalami penurunan nilai. Akun pinjaman yang diberikan dan piutang dihapusbukukan berdasarkan keputusan manajemen bahwa aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih atau direalisasi meskipun segala cara dan tindakan telah dilaksanakan. Suatu evaluasi atas piutang, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah cadangan yang harus dibentuk, dilakukan secara berkala sepanjang tahun. Oleh karena itu, saat dan besaran jumlah cadangan kerugian penurunan nilai yang tercatat pada setiap periode dapat berbeda tergantung pada pertimbangan dan estimasi yang digunakan.

Nilai tercatat aset keuangan Perusahaan dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman diberikan dan piutang pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 diungkapkan sebagai berikut:

2012 2011Nilai Tercatat Nilai Tercatat

Aset KeuanganDimiliki hingga jatuh tempo

Penempatan pada Bank Indonesia 303.948 318.465 Efek-efek 113.237 89.887

Pinjaman diberikan dan piutangKas 28.789 27.421 Giro pada Bank Indonesia 153.756 100.178 Giro pada bank lain 113 298 Kredit yang diberikan - bersih 1.344.258 818.614 Pendapatan bunga akrual 9.926 5.596 Aset lain-lain - setoran jaminan dan tagihan transfer 350 100

Jumlah Aset Keuangan 1.954.377 1.360.559

Page 29: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

d. Komitmen Sewa

Komitmen sewa operasi – Perusahaan sebagai lessee

Perusahaan telah menandatangani sejumlah perjanjian sewa ruangan, kendaraan dan mesin ATM. Perusahaan menentukan bahwa sewa tersebut adalah sewa operasi karena Perusahaan tidak menanggung secara signifikan seluruh risiko dan manfaat dari kepemilikan aset-aset tersebut.

Estimasi dan Asumsi

Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber utama lain dalam mengestimasi ketidakpastian pada tanggal pelaporan yang mempunyai risiko signifikan yang dapat menyebabkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode berikutnya diungkapkan di bawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia saat laporan keuangan disusun. Kondisi yang ada dan asumsi mengenai perkembangan masa depan dapat berubah karena perubahan situasi pasar yang berada di luar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut tercermin dalam asumsi ketika keadaan tersebut terjadi:

a. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mensyaratkan pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian ini mengharuskan penggunaan estimasi. Komponen pengukuran nilai wajar yang signifikan ditentukan berdasarkan bukti-bukti obyektif yang dapat diverifikasi (seperti nilai tukar, suku bunga), sedangkan saat dan besaran perubahan nilai wajar dapat menjadi berbeda karena penggunaan metode penilaian yang berbeda.

Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan diungkapkan pada Catatan 23.

b. Estimasi Masa Manfaat Aset Tetap

Masa manfaat dari masing-masing aset tetap Perusahaan diestimasi berdasarkan jangka waktu aset tersebut diharapkan tersedia untuk digunakan. Estimasi tersebut didasarkan pada penilaian kolektif berdasarkan bidang usaha yang sama, evaluasi teknis internal dan pengalaman dengan aset sejenis. Estimasi masa manfaat setiap aset ditelaah secara berkala dan diperbarui jika estimasi berbeda dari perkiraan sebelumnya yang disebabkan karena pemakaian, usang secara teknis atau komersial serta keterbatasan hak atau pembatasan lainnya terhadap penggunaan aset. Dengan demikian, hasil operasi di masa mendatang mungkin dapat terpengaruh secara signifikan oleh perubahan dalam jumlah dan waktu terjadinya biaya karena perubahan yang disebabkan oleh faktor-faktor yang disebutkan di atas. Penurunan estimasi masa manfaat ekonomis setiap aset tetap akan menyebabkan kenaikan beban penyusutan dan penurunan nilai tercatat aset tetap.

Tidak terdapat perubahan signifikan dalam estimasi masa manfaat aset tetap selama tahun berjalan. Estimasi masa manfaat aset tetap diungkapkan pada Catatan 2n.

Nilai tercatat aset tetap pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 diungkapkan pada Catatan 10.

Page 30: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

c. Imbalan Pasca-Kerja

Penentuan liabilitas dan imbalan pasca-kerja dipengaruhi oleh asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah tersebut. Hasil aktual yang berbeda dengan asumsi Perusahaan diakumulasi dan diamortisasi ke masa depan dan oleh karena itu, secara umum berdampak pada beban yang diakui dan liabilitas yang tercatat pada periode-periode mendatang. Manajemen berkeyakinan bahwa asumsi-asumsi yang digunakan adalah tepat dan wajar, namun demikian, perbedaan signifikan pada hasil aktual, atau perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi tersebut dapat berdampak signifikan pada jumlah liabilitas imbalan kerja jangka panjang.

Nilai tercatat liabilitas imbalan kerja jangka panjang diungkapkan pada Catatan 24.

d. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Penelaahan atas penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai aset tertentu. Penentuan nilai wajar aset membutuhkan estimasi arus kas yang diharapkan akan dihasilkan dari pemakaian berkelanjutan dan pelepasan akhir atas aset tersebut. Perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan nilai wajar dapat berdampak signifikan pada nilai terpulihkan dan jumlah kerugian penurunan nilai yang terjadi mungkin berdampak material pada hasil operasi Perusahaan.

Nilai tercatat aset non-keuangan berupa aset tetap diungkapkan pada Catatan 10.

e. Aset Pajak Tangguhan

Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara nilai tercatat aset dan liabilitas pada laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak jika besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal akan memadai untuk pemanfaatan perbedaan temporer yang diakui. Estimasi manajemen yang signifikan diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang diakui berdasarkan kemungkinan waktu terealisasinya dan jumlah laba kena pajak pada masa mendatang serta strategi perencanaan pajak masa depan.

Aset pajak tangguhan diungkapkan pada Catatan 20.

4. Giro pada Bank Indonesia

Merupakan rekening giro dalam mata uang Rupiah yang ditempatkan pada Bank Indonesia.

Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, setiap bank di Indonesia diwajibkan memiliki saldo giro minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga baik dalam Rupiah maupun valuta asing. Giro Wajib Minimum (GWM) Utama, Sekunder dan LDR Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp 137.527, Rp 42.977, dan Rp 9.833, sedangkan pada tanggal 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp 88.148, Rp 27.546, dan Rp 9.652.

Page 31: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

Rasio GWM Perusahaan untuk mata uang Rupiah pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

2012 2011% %

GWM yang wajib dibentukRupiah

GWM Primer 8,00 8,00GWM Sekunder 2,50 2,50GWM LDR 0,57 0,88

GWM yang telah dibentukRupiah

GWM Primer 8,37 8,20GWM Sekunder 2,50 2,50GWM LDR 0,57 0,88

5. Giro pada Bank Lain

Giro pada bank lain merupakan giro yang ditempatkan pada pihak ketiga dengan suku bunga per tahun sebesar 2% pada tahun 2012 dan 2011.

Kolektibilitas giro pada bank lain pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dikelompokkan lancar.

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas giro pada bank lain sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai.

6. Penempatan pada Bank Lain dan Bank Indonesia

Suku Bunga PihakJenis Penempatan Jangka Waktu Rata-rata Ketiga

%Penempatan pada Bank Indonesia

Deposit facility 5 hari 4,00 153.983Term deposit 6 hari 4,25 149.965

Jumlah 303.948

Penempatan pada bank lainDeposito berjangka 34 hari 5,75 16.000

Jumlah - Bersih 319.948

2012

Suku Bunga PihakJangka Waktu Rata-rata Ketiga

%Penempatan pada Bank Indonesia

Deposit facility 3-92 hari 4,59 318.465

2011

Page 32: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

Penempatan pada bank lain dikategorikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, sedangkan penempatan pada Bank Indonesia dalam bentuk BI Intervensi dikategorikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo.

Penempatan berupa deposito berjangka pada tanggal 31 Desember 2012 merupakan penempatan pada:

2012

PT BPR Sarana Utama Multidana 15.000PT BPR Universal Karya Mandiri 1.000

Jumlah 16.000

Nama Bank

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, tidak terdapat saldo penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia yang dijaminkan.

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas penempatan pada bank lain, sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai.

Kolektibilitas penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah Lancar.

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, seluruh penempatan pada bank lain adalah penempatan pada pihak ketiga.

Jumlah tercatat penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia berdasarkan tanggal jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

Kurang dari Lebih dari Lebih dari Lebih dariatau s.d. 1 s.d. 3 3 s.d. 6 6 s.d. 12 Lebih dari

Jenis Penempatan 1 bulan bulan bulan bulan 12 bulan Jumlah

Deposit facility 153.983 - - - - 153.983Term deposit 149.965 - - - - 149.965Deposito berjangka 16.000 - - - - 16.000

Jumlah 319.948 - - - - 319.948

2012

Kurang dari Lebih dari Lebih dari Lebih dariatau s.d. 1 s.d. 3 3 s.d. 6 6 s.d. 12 Lebih dari

Jenis Penempatan 1 bulan bulan bulan bulan 12 bulan Jumlah

Deposit facility 263.906 54.559 - - - 318.465

2011

Suku bunga per tahun

2012 2011% %

Deposit facility 4,00 4,59Term deposit 4,25 -Deposito berjangka 5,75 -

Page 33: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

7. Efek-efek

a. Jenis dan tujuan investasi efek-efek:

2012 2011

Dimiliki hingga jatuh tempo:Pihak berelasi (Catatan 21)

Obligasi korporasi 2.000 2.000

Pihak ketigaSertifikat Bank Indonesia

Nilai nominal 20.000 50.000Bunga diterima dimuka (165) (876)

Nilai tunai 19.835 49.124

Obligasi KorporasiNilai nominal 6.000 6.000Premi yang belum diamortisasi - bersih 9 25

Nilai bersih 6.009 6.025

Obligasi PemerintahNilai nominal 82.576 32.576Premi yang belum diamortisasi - bersih 2.817 162

Nilai bersih 85.393 32.738

Jumlah dimiliki hingga jatuh tempo 113.237 89.887

Tersedia untuk dijualPihak berelasi

Obligasi korporasi (Catatan 21)Nilai wajar 8.104 -

Pihak ketigaObligasi Pemerintah

Nilai wajar 10.510 -

Obligasi KorporasiNilai wajar 256.558 120.721

Jumlah tersedia untuk dijual 275.172 120.721

Jumlah - Bersih 388.409 210.608

Jenis

Page 34: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

- 31 -

b. Suku bunga per tahun :

2012 2011% %

Sertifikat Bank Indonesia 3,80 - 7,40 5,80 - 7,40Obligasi (termasuk Obligasi Pemerintah) 6,25 - 14,10 8,70 - 14,85

c. Rincian efek-efek obligasi berdasarkan penerbitnya pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

2012 2011

Pihak berelasi (Catatan 21)Obligasi Korporasi

Mayora Indah IV Tahun 2012 8.104 -Mayora Indah III Tahun 2008 2.000 2.000

Jumlah 10.104 2.000

Pihak ketigaObligasi Pemerintah

Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0060 28.981 -Obligasi Negara Republik Indonesia Seri ORI008 20.666 -Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0027 13.142 -Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0033 12.604 12.738 Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0065 10.510 -Sukuk Negara Ritel SR-002 10.000 10.000 Sukuk Negara Ritel SR-001 - 10.000

Jumlah 95.903 32.738

Obligasi korporasiAgung Podomoro Land II Tahun 2012 20.300 -Berkelanjutan I Indomobil Finance tahap I

Tahun 2012 Seri B 19.099 -Bank Danamon II Tahun 2010 Seri A 15.278 -Bank BTPN III Tahun 2010 Seri B 14.985 -WOM Finance V Tahun 2011 Seri D 13.537 -Indosat VIII Tahun 2012 Seri B 10.564 -Indosat VIII Tahun 2012 Seri A 10.350 -Berkelanjutan I Bank BTPN Tahap I

Tahun 2011 Seri A 10.245 -Clipan Finance Indonesia III Tahun 2011 Seri C 10.232 -Toyota Astra Financial Services I

Tahun 2011 Seri C 10.204 10.017 Berkelanjutan I Astra Sedaya Finance Thp I

Tahun 2012 Seri C 10.200 -Berkelanjutan I Astra Sedaya Finance Thp I

Tahun 2012 Seri B 10.150 -Berkelanjutan I Adira Dinamika Multi Finance

Tahap III Th 2012 Seri C 10.005 -Bank Victoria III Tahun 2012 10.000 -

Nama Penerbit

Page 35: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

- 32 -

2012 2011

Pihak ketigaObligasi korporasi

MTN I Adira Dinamika Multifinance Tahun 2011 Seri A 10.000 -MTN IV BII Finance Tahun 2011 10.000 -Pupuk Kalimantan Timur II Tahun 2009 10.000 10.570 Berkelanjutan I Adira Dinamika Multi Finance

Tahap II Th 2012 Seri C 9.757 -Summarecon Agung II Tahun 2008 6.009 6.025 Bank Ekspor Indonesia IV Tahun 2009 Seri C 5.450 5.534 Indofood Sukses Makmur V Tahun 2009 5.348 11.220 Subordinasi I Bank Muamalat 5.172 5.075 BCA Finance IV Tahun 2011 Seri C 5.088 5.110 Danareksa V Tahun 2010 Seri A 5.055 -Perum Pegadaian XIII Tahun 2009 Seri A1 4.288 4.350 Perum Pegadaian XIII Tahun 2009 Seri A2 4.144 4.140 Verena Multifinance I Tahun 2011 Seri B 4.032 4.024 Subordinasi II Bank Permata Tahun 2011 3.075 3.061 Serasi Autoraya II Tahun 2011 Seri C - 15.345 BCA Finance III Tahun 2010 Seri D - 10.300 Bank Tabungan Negara XIII Seri A - 6.158 Subordinasi II Bank Rakyat Indonesia

Tahun 2009 - 5.314 Salim Ivomas Pratama I Tahun 2009 - 5.268 Bank Ekspor Indonesia IV Tahun 2009 Seri B - 5.092 Bank Panin II B Tahun 2007 - 5.080 Indofood Sukses Makmur IV Tahun 2007 - 5.063

Jumlah 262.567 126.746

Jumlah 368.574 161.484

Nama Penerbit

Rincian peringkat obligasi dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo) seperti yang dilaporkan Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut:

2012 2011

Bank Victoria III Tahun 2012 idBBB+ -Bank BTPN III Tahun 2010 Seri B AA-(idn) -Berkelanjutan I Bank BTPN Tahap I

Tahun 2011 Seri A AA-(idn) -Bank Danamon II Tahun 2010 Seri A idAA+ -MTN IV BII Finance Tahun 2011 idAA+ -MTN I Adira Dinamika Multifinance Tahun 2011 Seri A idAA+ -WOM Finance V Tahun 2011 Seri D AA(idn) -Mayora Indah IV Tahun 2012 idAA- -Indosat VIII Tahun 2012 Seri A idAA+ -Indosat VIII Tahun 2012 Seri B idAA+ -Berkelanjutan I Indomobil Finance tahap I

Tahun 2012 Seri B idA -Danareksa V Tahun 2010 Seri A idA -

Page 36: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

2012 2011

Clipan Finance Indonesia III Tahun 2011 Seri C idA+ -Berkelanjutan I Astra Sedaya Finance Thp I

Tahun 2012 Seri B idAA+ -Berkelanjutan I Astra Sedaya Finance Thp I

Tahun 2012 Seri C idAA+ -Berkelanjutan I Adira Dinamika Multi Finance

Tahap II Th 2012 Seri C idAA+ -Berkelanjutan I Adira Dinamika Multi Finance

Tahap III Th 2012 Seri C idAA+ -Agung Podomoro Land II Tahun 2012 idA -Indofood Sukses Makmur V Tahun 2009 idAA+ idAA+Pupuk Kalimantan Timur II Tahun 2009 idAA idAABCA Finance III Tahun 2010 Seri D - idAA+Summarecon Agung II Tahun 2008 idA idABank Tabungan Negara XIII Seri A - idAABank Panin II B Tahun 2007 - idAASubordinasi I Bank Muamalat A-(idn) A-(idn)Salim Ivomas Pratama I Tahun 2009 - idAABank Ekspor Indonesia IV Tahun 2009 Seri B - idAAABank Ekspor Indonesia IV Tahun 2009 Seri C idAAA idAAASubordinasi II Bank Rakyat Indonesia Tahun 2009 - idAAAIndofood Sukses Makmur IV Tahun 2007 - idAA+Perum Pegadaian XIII Tahun 2009 Seri A1 idAA+ idAA+Perum Pegadaian XIII Tahun 2009 Seri A2 idAA+ idAA+Mayora Indah III Tahun 2008 idAA- idAA-Verena Multifinance I Tahun 2011 Seri B idA idABCA Finance IV Tahun 2011 Seri C idAA+ idAA+Toyota Astra Financial Services I Tahun 2011 Seri C idAA idAA-Serasi Autoraya II Tahun 2011 Seri C - idA+Subordinasi II Bank Permata Tahun 2011 idAA- idAA-

d. Nilai tercatat dari efek utang pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 diklasifikasi berdasarkan sisa umur jatuh tempo adalah sebagai berikut:

Kurang dariatau s/d Lebih dari Lebih dari Lebih dari Lebih dari

Jenis penempatan 1 bulan 1 s/d 3 bulan 3 s/d 6 bulan 6 s/d 12 bulan 12 bulan Jumlah

RupiahSertifikat Bank Indonesia - 19.835 - - - 19.835Obligasi Korporasi - 4.033 33.096 25.278 210.264 272.671Obligasi Pemerintah - 22.604 - - 73.299 95.903

Jumlah - 46.472 33.096 25.278 283.563 388.409

2012

Kurang dariatau s/d Lebih dari Lebih dari Lebih dari Lebih dari

Jenis penempatan 1 bulan 1 s/d 3 bulan 3 s/d 6 bulan 6 s/d 12 bulan 12 bulan Jumlah

RupiahSertifikat Bank Indonesia - 29.720 - 19.404 - 49.124Obligasi Korporasi - - 26.503 - 102.242 128.745Obligasi Pemerintah 10.000 - - - 22.739 32.739

Jumlah 10.000 29.720 26.503 19.404 124.981 210.608

2011

Page 37: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

e. Sertifikat Bank Indonesia berjangka waktu masing-masing 273 hari pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.

f. Nilai wajar obligasi (termasuk obligasi Pemerintah) pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 370.248 dan Rp 162.054.

g. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, kolektibiltas efek-efek adalah Lancar.

h. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas efek-efek sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai.

8. Kredit yang Diberikan

a. Jenis Kredit

2012 2011

Pihak berelasi (Catatan 21)Kredit modal kerja 17.375 9.856 Kredit konsumsi 4.118 2.139 Kredit investasi 2.460 2.763 Jumlah 23.953 14.758 Cadangan kerugian penurunan nilai - (85)

Jumlah - Bersih 23.953 14.673

Pihak ketigaKredit modal kerja 745.807 522.145 Kredit konsumsi 104.438 78.360 Kredit investasi 472.661 211.280 Pinjaman karyawan - 12 Jumlah 1.322.906 811.797 Cadangan kerugian penurunan nilai (2.601) (7.856)

Jumlah - Bersih 1.320.305 803.941

Jumlah - Bersih 1.344.258 818.614

b. Sektor Ekonomi

2012 2011

Industri pengolahan 168.484 101.815 Perdagangan, restoran, dan hotel 336.826 225.667 Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 110.347 84.666 Jasa-jasa dunia usaha 238.794 103.788 Lain-lain 492.408 310.619

Jumlah 1.346.859 826.555 Cadangan kerugian penurunan nilai (2.601) (7.941)

Jumlah - Bersih 1.344.258 818.614

Page 38: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

- 35 -

c. Jangka Waktu

Jangka waktu kredit diklasifikasikan berdasarkan periode kredit sebagaimana yang tercantum dalam perjanjian kredit dan waktu yang tersisa sampai dengan saat jatuh temponya.

Berdasarkan periode perjanjian kredit:

Pihak berelasi (Catatan 21) Pihak ketiga Jumlah

Pihak berelasi (Catatan 21) Pihak ketiga Jumlah

Sampai dengan 1 tahun 7.904 181.201 189.105 7.866 8 7.874 Lebih dari 1 s/d 2 tahun 22 208.118 208.140 56 374.732 374.788 Lebih dari 2 s/d 5 tahun 3.472 453.122 456.594 2.022 259.192 261.214 Lebih dari 5 tahun 12.555 480.465 493.020 4.814 177.865 182.679

Jumlah 23.953 1.322.906 1.346.859 14.758 811.797 826.555Cadangan kerugian penurunan nilai - (2.601) (2.601) (85) (7.856) (7.941)

Jumlah - Bersih 23.953 1.320.305 1.344.258 14.673 803.941 818.614

2012 2011

Berdasarkan sisa umur jatuh tempo:

Pihak berelasi (Catatan 21) Pihak ketiga Jumlah

Pihak berelasi (Catatan 21) Pihak ketiga Jumlah

Sampai dengan 1 tahun 3.416 63.471 66.887 9.905 385.016 394.921 Lebih dari 1 s/d 2 tahun 9.150 62.400 71.550 1.785 36.308 38.093 Lebih dari 2 s/d 5 tahun 1.044 373.142 374.186 305 221.692 221.997 Lebih dari 5 tahun 10.343 823.893 834.236 2.763 168.781 171.544

Jumlah 23.953 1.322.906 1.346.859 14.758 811.797 826.555Cadangan kerugianpenurunan nilai - (2.601) (2.601) (85) (7.856) (7.941)

Jumlah - Bersih 23.953 1.320.305 1.344.258 14.673 803.941 818.614

2012 2011

d. Suku bunga rata-rata kredit yang diberikan pada tahun 2012 dan 2011 adalah sebesar 15,35% dan 11,56%.

e. Pada tahun 2012 dan 2011, jumlah kredit yang telah direstrukturisasi Perusahaan adalah sebesar Rp 107 dan Rp 2.343 dengan jumlah cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar nihil dan Rp 22.

f. Pinjaman karyawan merupakan kredit untuk membeli kendaraan, rumah dan keperluan lainnya dengan jangka waktu berkisar antara 1 sampai dengan 10 tahun dan dilunasi melalui pemotongan gaji karyawan setiap bulan.

g. Berikut ini adalah saldo kredit pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 berdasarkan klasifikasi kolektibilitas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia:

2012 2011

Pihak berelasi (Catatan 21)Lancar 23.953 14.754 Dalam perhatian khusus - 4 Jumlah 23.953 14.758

Page 39: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

2012 2011

Pihak ketigaLancar 1.227.475 806.117 Dalam perhatian khusus 90.623 4.090 Kurang lancar 3.529 90 Diragukan 84 177 Macet 1.195 1.323

Jumlah 1.322.906 811.797

Jumlah 1.346.859 826.555 Cadangan kerugian penurunan nilai (2.601) (7.941)

Jumlah - Bersih 1.344.258 818.614

h. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, rincian kredit bermasalah menurut sektor ekonomi adalah sebagai berikut:

2012 2011

Perdagangan, restoran, dan hotel 524 1.383 Konstruksi 8 -Industri pengolahan 27 -Rumah Tangga 4.235 Lain-lain 14 207

Jumlah 4.808 1.590 Cadangan kerugian penurunan nilai (1.914) (423)

Jumlah - Bersih 2.894 1.167

i. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, kredit yang telah dihentikan pembebanan bunganya masing-masing sebesar Rp 4.808 dan Rp 1.590.

j. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai atas kredit adalah sebagai berikut:

2012 2011

Saldo awal tahunIndividual 397 9.333Kolektif 7.544 496

Penambahan (pemulihan) tahun berjalanKolektif (5.451) (2.167) Individual 111 -

Hapus buku - (70)Efek pendiskontoan - (99) Penerimaan kembali kredit yang dihapus buku - 448

Saldo akhir tahun 2.601 7.941

Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai untuk kredit yang diberikan adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan tersebut.

Page 40: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

k. Mutasi kredit yang dihapusbukukan adalah sebagai berikut:

2012 2011

Saldo awal tahun 10.072 10.520Hapus buku - 70Penerimaan kembali tahun berjalan - (448)Hapus tagih - (70)

Saldo akhir tahun 10.072 10.072

9. Pendapatan Bunga Akrual

2012 2011

Bunga atas:Kredit 6.348 3.786 Efek-efek 3.578 1.810

Jumlah 9.926 5.596

Pendapatan bunga akrual dari pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 142 dan Rp 87 (Catatan 21).

10. Aset Tetap

1 Januari 31 Desember2012 Penambahan Pengurangan 2012

Biaya perolehanBangunan 2.782 - - 2.782Komputer 9.159 5.418 2.262 12.315Perlengkapan dan

peralatan kantor 7.600 2.964 1.228 9.336Kendaraan bermotor 580 43 - 623

Jumlah 20.121 8.425 3.490 25.056

Akumulasi penyusutanBangunan 298 100 - 398Komputer 5.552 1.411 1.866 5.097Perlengkapan dan

peralatan kantor 3.545 1.262 1.223 3.584Kendaraan bermotor 376 53 - 429

Jumlah 9.771 2.826 3.089 9.508

Nilai Tercatat 10.350 15.548

Perubahan selama tahun berjalan

Page 41: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

1 Januari 31 Desember2011 Penambahan Pengurangan 2011

Biaya perolehanBangunan 2.782 - - 2.782Komputer 6.550 2.609 - 9.159Perlengkapan dan

peralatan kantor 3.690 3.910 - 7.600Kendaraan bermotor 5.258 3.918 8.596 580

Jumlah 18.280 10.437 8.596 20.121

Akumulasi penyusutanBangunan 198 100 - 298Komputer 4.791 761 - 5.552Perlengkapan dan

peralatan kantor 2.873 672 - 3.545Kendaraan bermotor 3.241 761 3.626 376

Jumlah 11.103 2.294 3.626 9.771

Nilai Tercatat 7.177 10.350

Perubahan selama tahun berjalan

Jumlah beban penyusutan yang dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan tahun 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 2.826 dan Rp 2.294 (Catatan 19).

Pada tahun 2012 dan 2011, aset tetap dengan nilai tercatat masing-masing Rp 21 dan Rp 4.970 dijual dengan harga masing-masing sebesar Rp 24 dan Rp 7.781. Keuntungan dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif.

Pada tahun 2012, aset tetap dengan nilai tercatat Rp 380 dihapus buku.

Aset tetap Perusahaan diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Central Asia dan PT Chartis Insurance Indonesia (pihak ketiga) masing-masing dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 10.780 dan Rp 387 pada tahun 2012, serta Rp 9.551 dan Rp 8.685 pada tahun 2011. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas aset tetap tersebut masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.

11. Aset Lain-lain

2012 2011

Uang mukaPembukaan Kantor 2.257 1.498 Teknologi Informasi 2.085 -Personalia 150 -Kredit - 155 Lain-lain 681 4.190

Persediaan buku dan barang cetakan 1.290 874 Transfer uang 244 70 Setoran jaminan 106 35

Jumlah 6.813 6.822

Page 42: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

12. Simpanan

Pihak berelasi (Catatan 21) Pihak ketiga Jumlah

Giro 179.962 138.772 318.734Tabungan 20.664 195.204 215.868Deposito berjangka 212.455 1.131.267 1.343.722

Jumlah 413.081 1.465.243 1.878.324

2012

Pihak berelasi (Catatan 21) Pihak ketiga Jumlah

Giro 164.130 101.746 265.876Tabungan 13.097 125.701 138.798Deposito berjangka 812.747 59.331 872.078

Jumlah 989.974 286.778 1.276.752

2011

a. Giro

Merupakan saldo simpanan nasabah dalam Rupiah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat, dengan suku bunga rata-rata per tahun sebesar 1,82% dan 2,79% pada tahun 2012 dan 2011.

b. Tabungan

2012 2011

Pihak berelasi (Catatan 21)Tabungan Mayora 20.664 11.017 Tabungan Tambah - 2.070 Tabungan Ku - 7 Tabungan Payroll - 3 Jumlah 20.664 13.097

Pihak ketigaTabungan Tambah 95.076 88.984 Tabungan Mayora 41.754 28.466 Tabungan Mayora Berhadiah Langsung 39.271 678 Tabungan Payroll (3500) 16.710 1.869 Tabungan Giro Duo 1.388 3.805 Tabungan Ku 797 362 Tabungan Si Pucuk 191 -Tabungan KTA Standby 17 32 Tabungan Payroll - 1.505 Jumlah 195.204 125.701

Jumlah 215.868 138.798

Suku bunga rata-rata per tahun untuk tabungan pada tahun 2012 dan 2011 adalah sebesar 1,28% dan 4,27%.

Page 43: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

c. Deposito berjangka

Klasifikasi deposito berjangka berdasarkan jangka waktu:

Berdasarkan periode deposito berjangka:

Pihak berelasi Pihak berelasi(Catatan 21) (Catatan 21)

1 bulan 188.597 596.303 784.900 642.253 48.765 691.0183 bulan 3.858 358.089 361.947 122.740 8.216 130.9566 bulan - 145.075 145.075 25.821 1.410 27.23112 bulan 20.000 31.800 51.800 21.933 940 22.873

Jumlah 212.455 1.131.267 1.343.722 812.747 59.331 872.078

Pihak ketiga Jumlah

2012 2011

Pihak ketiga Jumlah

Berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo:

Pihak berelasi Pihak berelasi(Catatan 21) (Catatan 21)

Kurang dari atau sama dengan 1 bulan 190.323 752.767 943.090 634.019 45.371 679.390 Lebih dari 1 s/d 3 bulan 2.132 343.351 345.483 130.874 11.610 142.484 Lebih dari 3 s/d 6 bulan - 21.108 21.108 25.921 1.410 27.331 Lebih dari 6 s/d 12 bulan 20.000 14.041 34.041 21.933 940 22.873

Jumlah 212.455 1.131.267 1.343.722 812.747 59.331 872.078

Pihak ketiga Jumlah

2012 2011

Pihak ketiga Jumlah

Suku bunga rata-rata per tahun untuk deposito berjangka pada tahun 2012 dan 2011 adalah sebesar 6,76% dan 7,29%.

Jumlah deposito berjangka yang diblokir dan dijadikan jaminan kredit yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 90.095 dan Rp 77.122.

13. Simpanan dari Bank Lain

2012 2011

Pihak ketigaGiro 33.500 13.165 Deposito berjangka 9.769 17.533

Jumlah 43.269 30.698

Suku bunga rata-rata per tahun untuk deposito berjangka pada tahun 2012 dan 2011 adalah sebesar 6,5% - 7% dan 7,5% - 8,25% dengan jangka waktu 1 bulan sampai dengan 3 bulan.

Page 44: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

- 41 -

14. Utang Pajak

2012 2011

Pajak kini (Catatan 20) 12 10 Pajak penghasilan

Pasal 21 246 329Pasal 23 1.199 1.131Pasal 25 222 20

Jumlah 1.679 1.490

Besarnya pajak terutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh wajib pajak (self-assessment). Kantor pajak dapat melakukan pemeriksaan atas perhitungan pajak tersebut sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

15. Modal Saham

Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank Mayora No. 9 tanggal 23 Maret 2011 dari Mirjam Budisrijanti, S.H., notaris di Jakarta, telah disetujui peningkatan modal dasar dari Rp 100.000 menjadi Rp 500.000 dan peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 96.000 menjadi Rp 146.000 yang akan diambil dan disetor seluruhnya sebesar Rp 50.000 atau sebanyak 50.000.000 (lima puluh juta) saham oleh PT Mayora Inti Utama. Atas perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang tertuang dalam Surat No.AHU 20131.AH.01.02.Tahun 2011.

Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank Mayora No. 17 tanggal 28 Juli 2011 dari Mirjam Budisrijanti, S.H., notaris di Jakarta, telah disetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 146.000 menjadi Rp 161.000 yang akan diambil dan disetor seluruhnya sebesar Rp 15.000 atau sebanyak 15.000.000 (lima belas juta) saham oleh PT Mayora Inti Utama. Atas Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah disampaikan pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan telah diterima dan dicatat Sistem Administrasi Badan Hukum Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU AH.01.10-27562 tanggal 24 Agustus 2011.

Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank Mayora No. 7 tanggal 26 Maret 2012 dari Mirjam Budisrijanti, S.H., notaris di Jakarta, telah disetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 161.000 menjadi Rp 300.000 yang akan diambil dan disetor seluruhnya sebesar Rp 139.000 atau sebesar 139.000.000 (seratus tiga puluh sembilan juta) saham oleh PT Danapati Inti Utama. Atas Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah disampaikan pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan telah diterima dan dicatat Sistem Administrasi Badan Hukum Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.10-17326 tanggal 14 Mei 2012.

Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank Mayora No. 5 tanggal 18 September 2012 dari Mirjam Budisrijanti, S.H., notaris di Jakarta, telah disetujui penjualan saham milik PT Danapati Inti Utama sebanyak 139.000.000 (seratus tiga puluh sembilan juta) saham kepada PT Mayora Inti Utama. Pemberitahuan Perubahan pemegang saham kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia masih dalam proses.

Page 45: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

Dengan demikian susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

Persentase Modal DitempatkanJumlah Saham Kepemilikan dan Disetor

PT Mayora Inti Utama 299.350.000 99,78% 299.350PT Mayora Dhana Utama 650.000 0,22% 650

Jumlah 300.000.000 100,00% 300.000

Nama Pemegang Saham

2012

Persentase Modal DitempatkanJumlah Saham Kepemilikan dan Disetor

PT Mayora Inti Utama 160.350.000 99,60% 160.350PT Mayora Dhana Utama 650.000 0,40% 650

Jumlah 161.000.000 100,00% 161.000

Nama Pemegang Saham

2011

16. Pendapatan Bunga

2012 2011

Kredit 123.204 66.844Efek-efek 31.880 25.455Penempatan pada bank lain 4.362 3.691Lain-lain 518 155

Jumlah 159.964 96.145

Pendapatan bunga yang diterima dari pihak berelasi adalah sebesar Rp 1.983 dan Rp 902 pada tahun 2012 dan 2011 (Catatan 21).

17. Beban Bunga

2012 2011

SimpananDeposito 67.547 39.729Jasa giro 5.912 4.995Tabungan 2.572 3.715

Simpanan dari bank lain 1.982 2.265Premi penjaminan Pemerintah 3.218 1.373

Jumlah 81.231 52.077

Bunga yang dibayar kepada pihak berelasi adalah sebesar Rp 8.729 dan Rp 14.307 pada tahun 2012 dan 2011 (Catatan 21).

Page 46: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

18. Pendapatan Lainnya – Lain-lain

2012 2011

Administrasi tabungan 1.039 399 Lain-lain 559 410 Jasa administrasi giro 305 214 Buku cek (cheque) 78 59 Tolakan kliring 48 34

Jumlah 2.029 1.116

19. Beban Umum dan Administrasi

2012 2011

Sewa 6.631 3.096 Administrasi ATM 4.692 1.520 Umum 4.564 3.231 Imbalan kerja jangka panjang (Catatan 24) 2.996 1.796 Penyusutan (Catatan 10) 2.826 2.294 Jasa profesional 2.286 1.037 Iklan dan promosi 2.275 1.478 Pemeliharaan dan perbaikan 1.632 1.766 Asuransi 1.177 892 Bahan bakar 984 675 Pendidikan dan latihan 881 836 Percetakan formulir 850 652 Lain-lain 364 242

Jumlah 32.158 19.515

Beban Sewa yang dibayar kepada pihak berelasi untuk tahun 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 1.145 (Catatan 21).

20. Pajak Penghasilan

Beban (penghasilan) pajak Perusahaan terdiri dari:

2012 2011

Pajak kini 676 1.133Pajak tangguhan 1.885 (354)

Jumlah 2.561 779

Page 47: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

- 44 -

Pajak Kini

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif dengan laba kena pajak adalah sebagai berikut:

2012 2011

Laba sebelum pajak menurutlaporan laba rugi komprehensif 10.338 3.641

Perbedaan temporer:Imbalan kerja jangka panjang - bersih 2.683 1.772Cadangan kerugian penurunan nilai (9.933) (1.455) Penyusutan aset tetap (569) 321 Jumlah (7.819) 638

Perbedaan tetap:Sewa kendaraan 142 -Bahan bakar kendaraan 29 28 Pemeliharaan 4 11 Parkir dan tol 3 -Biaya representasi 2 108 Pajak kendaraan 1 65 Keanggotaan - 41 Lainnya 4 -Jumlah 185 253

Laba kena pajak 2.704 4.532

Rincian beban pajak dan utang pajak kini adalah sebagai berikut:

2012 2011

Beban pajak kini 676 1.133Dikurangi pembayaran pajak dimuka:

Pajak penghasilan pasal 25 664 1.123

Utang pajak kini (Catatan 14) 12 10

Laba kena pajak tahun 2011 telah sesuai dengan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) yang disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak.

Pajak Tangguhan

Rincian dari aset pajak tangguhan adalah sebagai berikut:

Dikreditkan Dikreditkan(dibebankan) (dibebankan)

ke laporan ke laporanlaba rugi 31 Desember laba rugi 31 Desember

1 Januari 2011 komprehensif 2011 komprehensif 2012

Imbalan kerja jangka panjang 1.127 443 1.570 671 2.241Penyusutan aset tetap (588) 275 (313) (142) (455)Cadangan kerugian penurunan nilai 294 (364) (70) (2.414) (2.484)

Jumlah 833 354 1.187 (1.885) (698)

Page 48: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:

2012 2011

Laba sebelum pajak menurutlaporan laba rugi komprehensif 10.338 3.641

Pajak penghasilan dengan tarif pajak yang berlaku 2.585 910

Pengaruh pajak atas perbedaan tetap:Biaya sewa kendaraan 36 -Bahan bakar kendaraan 7 7 Parkir dan tol 1 -Pemeliharaan 1 4 Biaya representasi - 27Pajak kendaraan - 16 Iuran keanggotaan - 10Lainnya 1 -

Jumlah 46 64

Jumlah 2.631 974Penyesuaian atas aset pajak tangguhan (70) (195)

Jumlah beban pajak 2.561 779

21. Sifat dan Transaksi Pihak Berelasi

Sifat dari Pihak Berelasi

Selain karyawan kunci, pihak berelasi dengan Perusahaan adalah perusahaan-perusahaan yang berada dibawah grup Mayora, karena grup Mayora merupakan pemegang saham utama dari Perusahaan. Adapun pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:

a. Hubungan pemegang saham

PT Mayora Indah dan PT Mayora Inti Utama.

b. Perusahaan-perusahaan yang dimiliki secara langsung atau tidak langsung oleh pemegang saham yang sama

PT Inter Nusa Kemindo, PT Sapta Warna Cemerlang, PT Unita Branindo.

c. Hubungan kepengurusan

Gunawan Atmadja, Dharmawan Atmadja, Timotius Adidjaja, Taryadi Supangkat, Irfanto Oeij, Ricky Budiono, Tjahojo Bengawan, Tiolina Indira Aryani Tumanggor Siahaan.

d. Hubungan keluarga dengan pemegang saham dan pengurus Hermawan Lesmana, Wahyuni Natalia Atmadja, Kusmawinata Ramersan, Janti Natalia Atmadja, Andre Sukendra Atmadja, Darmawan Kurniadi, Katharina, Inge Natalia Atmadja, Hendarta Atmadja.

e. Hubungan manajemen dan karyawan kunci Perusahaan.

Carol Mario Sumampouw dan Regina Hidayat.

Page 49: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

Transaksi Pihak Berelasi

a. Transaksi aset dan liabilitas dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut:

Jumlah

Persentase terhadap jumlah aset atau jumlah

liabilitas Jumlah

Persentase terhadap jumlah aset atau jumlah

liabilitas% %

AsetEfek-efek (Catatan 7) 10.104 0,45 2.000 0,13Kredit (Catatan 8) 23.953 1,05 14.758 0,98Pendapatan bunga

akrual (Catatan 9) 142 0,01 87 0,01

Jumlah 34.199 1,51 16.845 1,12

LiabilitasSimpanan (Catatan 12)

Giro 179.962 9,25 164.130 12,42Tabungan 20.664 1,06 13.097 0,99Deposito berjangka 212.455 10,93 812.747 61,50

Beban bunga akrual 363 0,03 548 0,04

Jumlah 413.444 21,27 990.522 74,95

2012 2011

b. Pendapatan bunga dari pihak berelasi pada tahun 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 1.983 dan Rp 902 atau masing-masing sebesar 0,44% dan 0,94% dari pendapatan bunga (Catatan 16). Sedangkan beban bunga kepada pihak berelasi sebesar Rp 8.729 dan Rp 14.307 atau masing-masing sebesar 10,75% dan 27,47% dari beban bunga (Catatan 17).

c. Pada tanggal 1 Juli 2010, Perusahaan mendandatangani perjanjian sewa menyewa ruangan dengan PT Unita Branindo yang terletak di Jalan Tomang Raya Nomor 21-23, Jakarta Barat. Perjanjian sewa ini berlaku selama 2 tahun dan jatuh tempo pada tanggal 30 Juni 2012. Perjanjian sewa ini telah diperpanjang pada tanggal 30 Juni 2012 dan akan jatuh tempo pada tanggal 30 Juni 2014. Beban sewa yang dibayar kepada pihak berelasi untuk tahun 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 1.145 atau masing-masing 3,56% dan 5,87% dari beban umum dan administrasi (Catatan 19).

22. Komitmen dan Kontinjensi

Perusahaan memiliki tagihan dan liabilitas komitmen dan kontinjensi, seluruhnya dengan pihak ketiga, dengan rincian sebagai berikut:

2012 2011

KOMITMENLiabilitas komitmen

Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan 251.966 188.083

KONTINJENSITag ihan Kont injensi

Pendapatan bunga dalam penyelesaian 6.720 6.406Liabilitas Kontinjensi

Penerbitan jaminan dalam bentuk bank garansi 44.912 14.245

Liabilitas Kontinjensi - Bersih (38.192) (7.839)

Jangka waktu untuk bank garansi yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 berkisar antara 1 bulan sampai dengan 12 bulan.

Page 50: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

23. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan

Nilai wajar adalah nilai dimana suatu instrumen keuangan dapat dipertukarkan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar, dan bukan merupakan nilai penjualan akibat kesulitan keuangan atau likuidasi yang dipaksakan. Nilai wajar diperoleh dari kuotasi harga atau model arus kas diskonto.

Perusahaan mengklasifikasikan pengukuran nilai wajar portofolio efek tersedia untuk dijual sebagai tingkat 1, yaitu berdasarkan harga kuotasian dalam pasar aktif untuk aset yang identik. Instrumen yang termasuk dalam hirarki Tingkat 1 adalah obligasi korporasi dan obligasi Pemerintah.

Tabel berikut menunjukkan nilai tercatat dan estimasi nilai wajar aset dan liabilitas keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011:

Nilai Tercatat Estimasi Nilai Wajar Nilai Tercatat Estimasi Nilai Wajar

Aset KeuanganDimiliki hingga jatuh tempo

Penempatan pada BI 303.948 303.948 318.465 318.465Efek-efek 113.237 114.911 89.887 90.457

Tersedia untuk dijualEfek-efek 275.172 275.172 120.721 120.721

Pinjaman diberikan dan piutangKas 28.789 28.789 27.421 27.421 Giro pada Bank Indonesia 153.756 153.756 100.178 100.178 Giro pada bank lain 113 113 298 298 Penempatan pada bank lain 16.000 16.000 - -Kredit yang diberikan - bersih 1.344.258 1.344.258 818.614 818.614 Pendapatan bunga akrual 9.926 9.926 5.596 5.596 Aset lain-lain - setoran jaminan dan tagihan transfer 350 350 100 100

Jumlah Aset Keuangan 2.245.549 2.247.223 1.481.280 1.163.385

Liabilitas KeuanganLiabilitas segera 6.857 6.857 2.590 2.590 Simpanan 1.878.324 1.878.324 1.276.752 1.276.752 Simpanan dari bank lain 43.269 43.269 30.698 30.698 Beban bunga akrual 4.544 4.544 2.671 2.671 Liabilitas lain-lain 819 819 31 31

Jumlah Liabilitas Keuangan 1.933.813 1.933.813 1.312.742 1.312.742

2012 2011

Karena sifat jangka pendek dari transaksi, nilai tercatat aset keuangan dan liabilitas keuangan berikut mendekati estimasi nilai pasar wajar pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011: a. Kas b. Giro pada Bank Indonesia c. Giro pada bank lain d. Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia e. Pendapatan bunga akrual f. Aset lain-lain - setoran jaminan g. Liabilitas segera h. Liabilitas lain-lain i. Beban bunga akrual

Nilai wajar efek-efek, kecuali Sertifikat Bank Indonesia adalah berdasarkan kuotasi harga pasar. Nilai wajar Sertifikat Bank Indonesia dan Bank Indonesia Intervensi adalah mendekati nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek.

Nilai wajar kredit yang diberikan adalah berdasarkan arus kas diskonto menggunakan suku bunga pasar yang berlaku pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.

Page 51: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

Simpanan dan simpanan dari bank lain mempunyai fitur dapat ditarik sewaktu waktu, nilai wajarnya adalah sebesar jumlah terutang yang didiskontokan pada saat penarikan yakni sama dengan nilai tercatatnya.

24. Imbalan Pasca-Kerja

Besarnya imbalan pasca-kerja dihitung berdasarkan peraturan yang berlaku, yakni Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Tidak terdapat pendanaan khusus yang disisihkan sehubungan dengan imbalan kerja jangka panjang tersebut.

Perhitungan aktuaria terakhir untuk liabilitas imbalan kerja jangka panjang dilakukan oleh PT Dayamandiri Dharmakonsilindo, aktuaris independen, dengan laporan terakhir tanggal 13 Februari 2013.

Jumlah karyawan yang berhak memperoleh manfaat tersebut adalah 386 karyawan dan 160 karyawan tahun 2012 dan tahun 2011.

Rekonsiliasi nilai kini dan jumlah liabilitas imbalan kerja jangka panjang pada laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:

2012 2011

Nilai kini liabilitas imbalan kerja jangka panjang 15.759 5.946yang tidak didanai

Keuntungan (kerugian) aktuarial yang tidak diakui (6.861) 268Pendapatan jasa lalu yang belum diakui 66 66

Liabilitas imbalan kerja jangka panjang 8.964 6.280

Berikut adalah rincian beban imbalan kerja jangka panjang:

2012 2011

Beban jasa kini 2.600 1.198Beban bunga 396 532Beban jasa lalu - 9Keuntungan aktuarial yang tidak diakui - 57

Jumlah - bersih 2.996 1.796

Beban imbalan kerja jangka panjang disajikan sebagai bagian dari “Beban Umum dan Administrasi” (Catatan 19).

Mutasi liabilitas imbalan kerja jangka panjang adalah sebagai berikut:

2012 2011

Liabilitas imbalan kerja jangka panjang awal tahun 6.280 4.509Beban imbalan kerja jangka panjang tahun berjalan 2.996 1.796Pembayaran selama tahun berjalan (312) (25)

Liabilitas imbalan kerja jangka panjang akhir tahun 8.964 6.280

Page 52: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

Asumsi-asumsi aktuarial utama yang digunakan dalam perhitungan liabilitas imbalan kerja jangka panjang:

Tingkat bunga diskonto : 6% dan 6,7% pada tahun 2012 dan 2011Tingkat kenaikan upah atau gaji : 5%Persentase karyawan yang

memilih pensiun dini : 5% dari usia 20 hingga 44 tahun selanjutnya menurunsampai dengan 1% pada usia 45 tahun ke atas

Tingkat ketidakmampuan : 100% dari tingkat kematianUmur pensiun normal : 55 tahun

25. Manajemen Risiko

Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, Perusahaan menyadari bahwa perubahan situasi lingkungan baik eksternal maupun internal perbankan telah mengalami perkembangan yang diikuti dengan semakin kompleksnya risiko kegiatan usaha perbankan dan meningkatnya kebutuhan akan praktek tata kelola yang sehat (good corporate governance). Sebagai tanggapan Perusahaan terhadap kondisi tersebut, Perusahaan telah menerapkan suatu kebijakan manajemen risiko yang bertujuan untuk memastikan bahwa risiko-risiko yang mungkin timbul dalam kegiatan usahanya dapat diidentifikasi, diukur, dikelola dan dilaporkan, yang pada akhirnya akan memberikan manfaat berupa peningkatan kepercayaan pemegang saham dan masyarakat, memberikan gambaran lebih akurat mengenai kinerja di masa mendatang termasuk kemungkinan kerugian yang akan terjadi, dan meningkatkan metode dan proses pengambilan keputusan serta penilaian risiko dengan adanya ketersediaan informasi terkini, yang dengan sendirinya meningkatkan kinerja dan daya saing Perusahaan.

Risiko Kredit

Pengelolaan risiko kredit adalah memastikan bahwa pemberian kredit diberikan berdasarkan prinsip-prinsip pemberian kredit yang sehat dan peraturan yang berlaku.

Beberapa prinsip utama dalam penerapan manajemen risiko kredit yang dilakukan Perusahaan antara lain :

Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab atas efektivitas penerapan manajemen risiko untuk risiko kredit.

Melakukan pemberdayaan unit-unit kerja independen untuk melakukan pengendalian intern atas unit-unit kerja yang berhubungan dengan proses pemberian kredit.

Melakukan monitor harian terhadap tunggakan kredit diatas maupun dibawah 30 hari untuk mengantisipasi kredit bermasalah, memonitor dan memberikan peringatan dini potensi kerugian yang disebabkan pergeseran kolektibilitas kredit.

Perusahaan selalu melakukan monitor atas penyebaran risiko yang timbul sejalan dengan pertumbuhan sektor ekonomi.

Secara berkesinambungan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan kepada karyawan dalam proses pemberian kredit.

Senantiasa berpedoman pada praktek-praktek perkreditan yang sehat dengan penuh kehati-hatian.

Page 53: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

Berikut adalah eksposur maksimum laporan posisi keuangan yang terkait risiko kredit pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011:

Jumlah Bruto Jumlah Neto Jumlah Bruto Jumlah Neto

Dimiliki hingga jatuh tempoObligasi korporasi 6.009 6.009 6.025 6.025

Tersedia untuk dijualObligasi korporasi 275.172 275.172 120.721 120.721

Pinjaman yang diberikan dan piutangGiro pada bank lain 113 113 298 298 Kredit yang diberikan 1.346.859 1.344.258 826.555 818.614 Penempatan pada bank lain 16.000 16.000 - -Pendapatan bunga akrual 9.926 9.926 5.596 5.596 Aset lain-lain 350 350 100 100

Jumlah 1.654.429 1.651.828 959.295 951.354

2012 2011

Portofolio Kredit yang Diberikan terdiversifikasi ke dalam 10 jenis sektor ekonomi, dimana pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 kelompok sektor ekonomi yang memperoleh penyaluran kredit terbesar dari Perusahaan adalah sektor ekonomi yaitu Lain-lain serta Perdagangan, Restoran dan Hotel.

Risiko Pasar

Risiko pasar adalah risiko yang timbul karena pergerakan variabel pasar yang dapat merugikan portofolio yang dimiliki Perusahaan. Variabel pasar yang dimaksud adalah suku bunga.

Pengelolaan risiko pasar difokuskan pada pengelolaan dan pengungkapan risiko pasar yang timbul dari kegiatan treasuri, selain juga dari posisi laporan keuangan Perusahaan serta dikaitkan dengan kebijakan Perusahaan yang ditetapkan oleh Direksi dan Komite ALCO.

Untuk mengelola risiko pasar, Perusahaan melakukan identifikasi dan pemantauan secara terus menerus terhadap perubahan atau perkembangan suku bunga secara harian, mingguan maupun bulanan yang dapat mengakibatkan penurunan pendapatan bunga bersih portofolio aset produktif.

Tabel berikut adalah nilai tercatat, berdasarkan jatuh temponya, atas aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang terkait risiko suku bunga pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011:

Sampai > 1 bulan > 3 bulan > 1 tahundengan 1 bulan s.d 3 bulan s.d 1 tahun s.d 2 tahun > 2 tahun Jumlah

AsetBunga Mengambang

Giro pada bank lain 113 - - - - 113 Kredit yang diberikan - 66.887 - 71.550 1.208.422 1.346.859

LiabilitasBunga Mengambang

Simpanan 1.878.324 - - - - 1.878.324 Simpanan dari bank lain 43.269 - - - - 43.269

2012

sampai dengan > 1 bulan > 3 bulan > 1 tahun1 bulan s.d 3 bulan s.d 1 tahun s.d 2 tahun > 2 tahun Jumlah

AsetBunga Mengambang

Giro pada bank lain 298 - - - - 298 Kredit yang diberikan - 394.921 - 38.093 393.541 826.555

LiabilitasBunga Mengambang

Simpanan 1.276.752 - - - - 1.276.752 Simpanan dari bank lain 30.698 - - - - 30.698

2011

Page 54: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

Risiko Likuiditas

Adanya ketidaksesuaian antara jangka waktu penghimpunan dana pihak ketiga dengan jangka waktu penyaluran kredit yang diberikan dapat menyebabkan masalah likuiditas yang mempengaruhi Perusahaan untuk memenuhi kewajibannya kepada nasabah.

Untuk mengantisipasi hal tersebut Perusahaan berusaha meningkatkan simpanan pada jangka waktu yang lebih panjang, mengintensifikasikan penagihan kepada debitur bermasalah dan terhadap kelebihan dana yang dimiliki diinvestasikan pada surat-surat berharga yang mempunyai imbas hasil yang tinggi serta rating yang baik.

Perusahaan menentukan suku bunga simpanan dengan memonitor pergerakan suku bunga yang dijamin Pemerintah dan mengkaji suku bunga bank pesaing. Suku bunga kredit ditetapkan dengan menambahkan margin tertentu atas biaya pendanaan (cost of fund) Perusahaan.

Berikut adalah jadwal jatuh tempo liabilitas keuangan berdasarkan pembayaran kontraktual yang tidak didiskontokan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.

Sampai > 1 bulan > 3 bulan > 6 bulan > 1 tahundengan s.d. s.d. s.d. s.d.1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan 2 tahun Jumlah Biaya transaksi Nilai Tercatat

Liabilitas

Liabilitas segera 6.857 - - - - 6.857 - 6.857 Simpanan 1.477.692 345.483 21.108 34.041 - 1.878.324 - 1.878.324 Simpanan dari bank lain 43.269 - - - - 43.269 - 43.269 Beban bunga akrual 4.554 - - - - 4.554 - 4.554 Liabilitas lain-lain 819 - - - - 819 - 819 Jumlah Liabilitas 1.533.191 345.483 21.108 34.041 - 1.933.823 - 1.933.823

2012

Sampai > 1 bulan > 3 bulan > 6 bulan > 1 tahundengan s.d. s.d. s.d. s.d.1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan 2 tahun Jumlah Biaya transaksi Nilai Tercatat

Liabilitas

Liabilitas segera 2.590 - - - - 2.590 - 2.590 Simpanan 1.084.064 142.484 27.331 22.873 - 1.276.752 - 1.276.752 Simpanan dari bank lain 30.698 - - - - 30.698 - 30.698 Beban bunga akrual 2.671 - - - - 2.671 - 2.671 Liabilitas lain-lain 31 - - - - 31 - 31 Jumlah Liabilitas 1.120.054 142.484 27.331 22.873 - 1.312.742 - 1.312.742

2011

Risiko Operasional

Risiko operasional merupakan risiko yang melekat dalam aktivitas perbankan sehari-hari. Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan proses internal, kegagalan sistem, kesalahan manusia atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional Perusahaan.

Seiring dengan pertumbuhan usaha, Perusahaan berupaya untuk mengantisipasi dan mengendalikan seluruh faktor yang berpotensi menimbulkan risiko operasional. Untuk mencegah kerugian operasional maka Perusahaan memastikan bahwa personil memiliki kualifikasi dan terlatih untuk memastikan seluruh aktivitas operasional dilakukan sesuai dengan sistem dan prosedur. Untuk memastikan bahwa personil memiliki kualifikasi yang baik maka Perusahaan melakukan pelatihan kepada segenap jenjang karyawan secara berkala untuk memahami sistem dan prosedur.

Page 55: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

Selain itu, efektivitas pengawasan melekat oleh kepala operasional terhadap bawahan merupakan hal yang menjadi perhatian Direksi dan Komisaris Perusahaan. Melalui penerapan sistem pengendalian intern yang terintegrasi pada setiap organisasi dan berfungsinya unit kerja independen seperti SKAI, Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) dan Unit Kerja Kepatuhan terealisasinya pengawasan yang efektif tentu dapat direalisasikan oleh Perusahaan.

Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan dapat terjadi karena Perusahaan tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan intern yang berlaku, risiko ini dapat berdampak pada pengenaan denda dan sanksi ataupun kehilangan reputasi.

Dalam rangka meningkatkan pengelolaan terhadap risiko kepatuhan, Perusahaan senantiasa memperkuat struktur organisasi dan jajaran Sumber Daya Manusia, melakukan penyempurnaan terhadap peraturan dan ketentuan-ketentuan yang ada serta melakukan sosialisasi kepada seluruh jajaran karyawan baik melalui pelatihan internal maupun eksternal dan sebagainya.

Selain kelima risiko tersebut diatas, 3 risiko lain yaitu risiko hukum, risiko reputasi dan risiko strategik dikelola dengan cara sebagai berikut :

Risiko Hukum

Risiko hukum dapat ditimbulkan oleh kelemahan dalam sistem legal atau adanya gugatan hukum atau kelemahan dalam kontrak.

Untuk meminimalkan risiko hukum, Perusahaan selalu memastikan bahwa semua kegiatan dan hubungan usaha antara Perusahaan dengan pihak ketiga didasarkan pada peraturan dan kondisi yang mampu melindungi kepentingan Perusahaan dari segi hukum.

Risiko Reputasi

Risiko reputasi antara lain dapat timbul dari pemberitaan negatif menyangkut operasional Perusahaan atau persepsi negatif tentang Perusahaan.

Salah satu usaha yang dilakukan Perusahaan untuk meningkatkan pengelolaan risiko reputasi adalah dengan mengoptimalkan fungsi Unit Pengaduan Nasabah. Unit ini berfungsi untuk menerima dan menyelesaikan keluhan dari nasabah Perusahaan terkait dengan produk dan layanan Perusahaan.

Risiko Strategik

Perusahaan berupaya melakukan review strategi bisnis dari waktu ke waktu baik secara triwulanan maupun secara tahunan yang disesuaikan dengan perubahan internal maupun eksternal Perusahaan. Review dan penyempurnaan ini mencakup perubahan proses bisnis, struktur organisasi dan struktur wewenang. Kesemuanya itu terangkum dalam rencana bisnis Perusahaan yang penerapannya dipantau dari waktu ke waktu dan ditujukan untuk memperkecil risiko strategik.

Penilaian risiko Perusahaan yang disampaikan kepada Bank Indonesia dilakukan melalui proses self-assessment untuk menghasilkan profil risiko yang terdiri dari inherent risk yaitu risiko yang melekat pada aktivitas bank dan risk control system yaitu pengendalian terhadap risiko inheren. Sesuai dengan kriteria ukuran dan kompleksitas usaha Perusahaan, berdasarkan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, maka penilaian risiko dilakukan hanya terdapat empat jenis risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas dan risiko operasional.

Page 56: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

Hasil penilaian profil risiko Perusahaan posisi 31 Desember 2012 yang disampaikan kepada Bank Indonesia pada tanggal 21 Januari 2013 menunjukkan bahwa tingkat risiko strategik secara komposit tergolong Low to Moderate, dengan risiko inheren tergabung Low to Moderate dankualitas Penerapan Manajemen Risiko tergolong Satisfactory.

26. Manajemen Permodalan

Tujuan utama dari pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa Perusahaan mempertahankan rasio modal yang sehat dalam rangka mendukung bisnis dan memaksimalkan nilai pemegang saham. Perusahaan wajib untuk memenuhi rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sebagaimana ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Manajemen menggunakan peraturan rasio permodalan untuk memantau kecukupan modal, sesuai dengan standar industri. Pendekatan Bank Indonesia untuk pengukuran modal tersebut terutama didasarkan kepada pemantauan kebutuhan modal yang diwajibkan (diukur sebagai 8% pada tahun 2012 dan 2011 dari aset tertimbang menurut risiko) terhadap modal yang tersedia.

Perusahan telah memenuhi semua persyaratan modal yang diwajibkan sepanjang tahun.

Posisi rasio kecukupan modal pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 22,28% dan 17,81%. Rasio kecukupan modal pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dihitung sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia.

Perhitungan rasio kecukupan modal pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

2012 2011

I. Komponen Modal

A. Modal inti1. Modal disetor 300.000 146.0002. Cadangan Tambahan Modal

a. Dana Setoran Modal - 15.000b. Saldo laba yang tidak ditentukan

penggunaannya setelah diperhitungkanpajak (100%) *) 22.301 13.260

c. Laba tahun berjalan setelah diperhitungkanpajak (50%) *) 4.831 1.254

d. Selisih kurang antara Penyisihan Penghapusan Aset (PPA)dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif (16.749) -

B. Modal Pelengkap (Maksimum 100% dari Modal Inti)Cadangan Umum Penyisihan Penghapusan

Aset Produktif/PPAP (maksimum1,25% dari ATMR) 18.453 7.532

II. Jumlah Modal 328.836 183.046

III. Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) 1.476.241 1.027.590

IV. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yangtersedia (%) 22,28% 17,81%

V. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yangdiwajibkan (%) 8,00% 8,00%

*) Tidak termasuk dampak pajak tangguhan

Page 57: PT BANK MAYORA · PT Bank Mayora untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Auditor Independen 1 ... Sumbangan 26 39 62 Denda 26 12 12 ... Indonesia No. 10/476/DPIP/Prz

PT BANK MAYORA Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

27. Lainnya

a. Rasio Non-Performing Loan (NPL) Perusahaan secara bruto pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebesar 0,36% dan 0,19%, sedangkan secara neto adalah sebesar 0,32% dan 0,17%.

b. Rasio aset produktif yang diklasifikasikan terhadap jumlah aset produktif pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar 0,20% dan 0,10%.

c. Rasio cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan yang dibentuk terhadap aset produktif pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing 0,13% dan 0,62%.

d. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 tidak terdapat penyediaan dana Perusahaan yang melampaui Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).

e. Rasio kredit yang diberikan terhadap simpanan (LDR) pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 71,59% dan 64,74%.

f. Imbal hasil aset atau Return on Assets (ROA) untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 0,58% dan 0,35%.

g. Imbalan hasil ekuitas atau Return of Equity (ROE) untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 2,66% dan 1,75%.

h. Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT)

Perusahaan senantiasa menerapkan prinsip APU dan PPT dalam pelaksanaan aktivitas pengenalan nasabah dengan mengacu pada kebijakan dan prosedur APU dan PPT yang telah disempurnakan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 14/27/PBI/2012 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum.

Kewajiban untuk menerapkan prinsip APU dan PPT tidak hanya terdapat dalam Peraturan Bank Indonesia saja, tetapi juga ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Pasal 19), yang pada intinya menjelaskan bahwa setiap orang yang melakukan usaha dengan penyedia jasa keuangan harus menyerahkan identitas diri secara lengkap, disamping itu penyedia jasa keuangan juga harus memastikan orang yang melakukan hubungan usaha bertindak untuk diri sendiri atau orang lain. Jika bertindak untuk orang lain, maka penyedia jasa keuangan harus meminta informasi mengenai identitas pihak lain tersebut.

Perusahaan akan terus memastikan bahwa kebijakan dan prosedur tertulis mengenai program APU dan PPT sejalan dengan perkembangan modus pencucian uang atau pendanaan terorisme.

Pengkinian terhadap seluruh data nasabah dilakukan Perusahaan secara terus-menerus dengan menggunakan pendekatan berdasarkan risiko yang melekat pada nasabah yang bersangkutan dan perkembangan pengkinian data nasabah dikirimkan oleh Perusahaan kepada Bank Indonesia melalui Laporan Direktur Kepatuhan.

Pelatihan secara berkala kepada seluruh karyawan Perusahaan mengenai APU dan PPT dan peraturan prudential banking dilakukan oleh Unit Kepatuhan guna mewujudkan budaya kepatuhan pada seluruh lini bisnis Perusahaan. Pelatihan dilakukan melalui e-learning yang dapat diakses oleh karyawan Perusahaan serta melalui metode tatap muka secara periodik.