proposan jatinangor
DESCRIPTION
Jatinangor Gunung ManglayangTRANSCRIPT
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
1/44
FASIES AIR TANAH GUNUNG MANGLAYANG BAGIAN
TENGGARA DAERAH JATINANGOR DAN
SEKITARNYA, KABUPATEN SUMEDANG, PROVINSI
JAWA BARAT
Proposal Tugas Akhir
HALAMAN JUDUL
Disusun Oleh
Rama Baiquni Herawan
270110090017
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
JATINANGOR
2014
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
2/44
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan sumber kehidupan. Seluruh mahkluk hidup di dunia ini
membutuhkan air untuk kebutuhan hidupnya. Manusia terutama membutuhkan air
untuk keperluan hidupnya seperti untuk minum, makan, mencuci dan lain-lain.
Oleh karena itu dimana manusia tinggal maka harus ada sumber air untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Air yang biasa kita gunakan saat ini merupakan hasil dari siklus hidrologi
yang terjadi di alam. Air tersebut biasa dikenal sebagai air tanah.
Kontak antara air dengan batuan menyebabkan air melarutkan kandungan
mineral pada batuan. Proses pelarutan tersebut merubah sifat fisik dan kimia pada
air tanah.
Daerah vulkanik secara morfologi dapat berfungsi sebagai daerah
penangkap hujan dengan curah hujan yang tinggi. Sifat batuan piroklastik yang
umumnya berpori dan tidak kompak serta berselang-seling dengan lava yang
kedap air menyebabkan terakumulasinya air tanah yang cukup besar dengan
pemunculan mata air-mata air dengan debit yang cukup besar.
Daerah jatinangor dan sekitarnya adalah salah satu contoh daerah vulkanik
yang memiliki potensi air yang baik. Bentuk bentang alamnya yang berupa
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
3/44
lembahan dan perbukitan berpotensi baik sebagai daerah resapan dan daerah
luahan air tanah. Namun seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk maka
kebutuhan air pun semakin meningkat. Oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan
bagaimana kondisi fasies air tanahnya untuk kemudian bisa dipergunakan sebagai
pertimbangan untuk mengetahui daerah resapan.
Berdasarkan uraian diatas penelitian ini dibuat dengan judul Fasies Air
tanah Gunung Manglayang Bagian Tenggara Daerah Jatinangor dan
Sekitarnya, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat.
1.2 Identifikasi Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut,
1. Bagaimana sistem akifer dari daerah penelitian?2. Bagaimana fasies air tanah dari daerah penelitian?
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa
kondisi hidrogeologi di daerah Jatinangor dan sekitarnya. Untuk mengetahui
kondisi hidrogeologi tersebut dilakukan beberapa metode dengan pendekatan
geomorfologi, geologi dan kimia air tanah.
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui lapisan batuan
yang berfungsi sebagai akifernya serta fasies dari air tanah yang terdapat pada
daerah penelitian.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman akan
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
4/44
keadaan hidrogeologi serta faktor-faktor yang mempengaruhi dari keadaan air
tanah di daerah penelitian dengan harapan dapat membantu mengetahui daerah
resapan air tanah di daerah penelitian.
1.5 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian (gambar 1.1) berada di 3 kecamatan, yaitu Kecamatan
Tanjungsari, Kecamatan Jatinangor dan Kecamatan Cileunyi serta sebagian daerah
Gunung Manglayang dengan koordinat 065235,78LS - 065600,17LS dan
1074433,90BT -1074738,64BT. Beberapa desa yang termasuk dalam lokasi
penelitian meliputi Desa Cileunyi Wetan, Cileunyi Kulon, Sindangsari, Cilayung,
Cileles, Cibeusi, Kutamandiri, Mekarsari dan Sukasari. Sungai utama pada daerah
ini adalah Sungai Cibeusi dan Sungai Cikeruh, sedangkan sungai-sungai lainnya
merupakan hulu dan cabang dari sungai tersebut.
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
5/44
Gambar 1. 1Lokasi daerah penelitian
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
6/44
30
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fisiografi Regional
Fisiografi regional Jawa-Barat menurut Van Bemmelen (1949) yang
dimodifikasi oleh Martodjodjo (1984) (gambar 2.1) dibagi menjadi 6 zona
meliputi :
1. Zona Gunungapi Kuarter2. Zona Dataran Pantai Jakarta3. Zona Bogor4. Zona Kubah dan Pegunungan pada Zona Depresi Tengah5. Zona Bandung6. Zona Pegunungan Selatan Jawa-Barat
Daerah penelitian termasuk ke dalam Zona Bandung. Zona Bandung
merupakan depresi diantara gunung-gunung (intermontagne depression). Zona ini
melengkung dari Pelabuhan Ratu mengikuti Lembah Cimandiri menerus ke timur
melalui kota Bandung, dan berakhir di Segara Anakan di muara S. Citanduy,
dengan lebar antara 20 - 40 km. Zona Bandung merupakan puncak geantiklin
Jawa Barat, kemudian runtuh setelah pengangkatan. Daerah rendah ini kemudian
terisi oleh endapan gunungapi muda. Dalam Zona Bandung, terdapat beberapa
tinggian yang terdiri dari endapan sedimen tua yang menyembul diantara endapan
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
7/44
30
31
vulkanik. Salah satu yang penting adalah G. Walat di Sukabumi dan Perbukitan
Rajamandala di daerah Padalarang.Dari penyelidikan ini, Zona Bandung dalam
sejarah geologinya tidak dapat dipisahkan dengan Zona Bogor, kecuali oleh
banyaknya puncak-puncak gunungapi yang masih aktif sampai sekarang.
Lokasi penelitian berada di timur laut dari Zona Bandung. Daerah ini
terdiri dari endapan vulkanik muda yang diperkirakan berasal dari gunungapi
kuarter. Daerah penelitian berada diantara dua gunung yaitu Gunung manglayang
dan Gunung Tampomas. Daerah penelitian merupakan bagian kaki dari gunung
manglayang bagian tenggara.
Gambar 2. 1Jalur Fisiografi Jawa Barat dan Banten (modifikasi dari VanBemmelen, 1949)
2.2 Stratigrafi Daerah Penelitian
Menurut Hadian dkk (2013) Stratigrafi daerah jatinangor dibagi menjadi
lima satuan dengan kemunculan paleosoil sebagai kontak ketidakselarasan serta
Daerah penelitian
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
8/44
32
terhentinya suatu hubungan stratigrafi yang khas dan terjadi perubahan sifat fisik
litologi Pada awalnya satuan breksi jatuhan piroklastik 2 di kala pleistosen tengah
terendapkan paling bawah dan pada bagian timur dibatasi oleh sesar cikeruh. Pada
saat yang hamper bersamaan terendapkan pula satuan breksi sisipan lava di bagian
timur satuan breksi jatuhan piroklastik 2 tadi yang dibatasi oleh sesar Cikeruh.
Selanjutnya pada kala pleistosen atas terendapkan satuan breksi jatuhan
piroklastik 1 yang menindih satuan breksi jatuhan piroklastik 2. Hamper secara
bersamaan pula pada bagian timur satuan breksi jatuhan piroklastik 1 terendapkan
satuan aglomerat, kedua satuan ini pula terpisahkan oleh sesar cikeruh. Lalu pada
kala pleistosen atas hingga holosen terendapkan satuan breksi aliran piroklastik.
Satuan ini merupakan satuan termuda dari daerah penelitian, dan menempati
elevasi tertinggi dan menindih satuan breksi jatuhan piroklastik 1.
Urutan satuan batuan dari satuan yang paling tua hingga ke satuan yang
paling muda adalah sebagai berikut.
2.2.1 Satuan breksi jatuhan piroklastik 2 (Qot)Satuan ini tersusun oleh breksi jatuhan piroklastik grain supported,pasir,
dan tuf lapili. Hubungan stratigrafi antar masing- masing batuan pada satuan
breksi jatuhan piroklastik 2bersifat "gradded bedding" (berangsur menghalus ke
atas). Berikut ini penjelasan karakteristik batuan yang menyusun satuan ini:
Tuf lapilli; Tuf lapili dengan warna segar abu-abu terang dan warna lapuk
kuning tua, ukuran butir lempung sampai lapili, bentuk butir menyudut tanggung
sampai menyudut, pemilahan sedang, kemas terbuka, dan kekerasan lunak.
Pasir; Pasir dengan warna segar coklat muda dan warna lapuk coklat tua,
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
9/44
33
ukuran butir halus sampai kasar, bentuk butir membundar tanggung sampai
menyudut tanggung, pemilahan sedang, kemas terbuka, dan kekerasan dapat
diremas dan mudah dipecahkan.
Breksi jatuhan piroklastikgrain supported; Secara keseluruhan material
ini terdiri dari komponen batuan beku andesit, ukuran komponen kerakal sampai
bongkah dengan diameter 0,6 - 80cm, bentuk komponen menyudut tanggung
sampai menyudut, pemilahan baik sampai buruk, kemas tertutup, dan didominasi
oleh komponennya serta matriks terdiri dari tuf sampai pasirtufan.
Komponen andesit dengan warna segar abu-abu terang dan warna lapuk
hitam. Tekstur bergranularitas phorfiritik, derajat kristalisasi hipokristalin, bentuk
kristal subhedral sampai anhedral, serta tingkat kekerasannya keras.
Matriks tuf dengan warna segar coklat muda dan warna lapuk coklat tua,
ukuran butir lempung sampai halus, bentuk butir menyudut tanggung sampai
menyudut, kemas tertutup, dan kekerasan dapat diremas.
Matriks pasir tufan dengan warna segar coklat muda dan warna lapuk
hitam, ukuran butir lanau sampai kasar, bentuk butir menvudut tanggung samoai
menvudut. kemas terbuka. dan kekerasan lunak.
2.2.2 Satuan breksi sisipan Lava (Qts)
Satuan ini terdiri atas pasir tuffan, breksi monomik matriks supported,
breksi monomik grain supported, dan lava andesit 2.
Pasir tuffan; dengan warna segar abu-abu dan warna lapuk coklat muda,
ukuran butir lanau sampai kasar, bentuk butir menyudut tanggung sampai
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
10/44
34
menyudut, kemas tertutup dan kekerasan lunak.
Breksi matriks supported;Secara Megaskopis komponen andesit dengan
warna segar abu-abu terang dan warna lapuk coklat tua. Tekstur pada komponen
ini bergranularitas phorfiritik, derajat kristalisasi hipokristalin, bentuk kristal
subhedral, serta tingkat kekerasannya keras. Kandungan mineral terdiri dari
plagioklas, alkali-feldspar, kuarsa, piroksen, dan opak. Jenis mineral plagioklas
merupakan andesin (An20,5).
Matriks terdiri atas pasir tuffan dengan warna segar coklat muda dan
warna lapuk kuning, ukuran butir lanau sampai halus, bentuk butir menyudut
tanggung sampai menyudut, kemas tertutup, dan kekerasan lunak. Kandungan
mineral terdiri dari fragmen batuan (plagioklas, alkali-feldspar, biotit, piroksen,
dan opak), kristal (plagioklas, alkali-feldspar, kuarsa, biotit, amphibol, piroksen,
dan opak), dan matriks gelas. Kandungan mineral didominasi oleh litik, sehingga
matriks ini berjenis tuff litik.
Komponen terdiri atas batuan beku andesit dan basalt, serta bermatriks
pasir tuffan. Komponen rata-rata berukuran kerakal sampai bongkah dengan
diameter 5cm-50cm, bentuk komponen membundar tanggung sampai menyudut
tanggung, pemilahan buruk, kemas terbuka, dan didominasi oleh matriksnya.
Breksi grain supported 1; terdiri atas komponen batuan beku andesit,
basalt, dan scoria, serta bermatriks tuff. Komponen rata-rata berukuran kerakal
sampai bongkah dengan diameter 0,5 - 120cm, bentuk komponen menyudut
tanggung sampai menyudut, pemilahan buruk, kemas tertutup, dan didominasi
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
11/44
35
oleh komponennya.
Komponen andesit dengan warna segar abu-abu terang dan warna lapuk
abu-abu gelap. Tekstur pada komponen ini bergranularitas phorfiritik, derajat
kristalisasi hipokristalin, bentuk kristal subhedral sampai anhedral, serta tingkat
kekerasannya keras. Kandungan mineral terdiri plagioklas, alkali-feldspar,
piroksen, biotit, dan opak. Jenis mineral plagioklas merupakan andesin (An26).
Lava andesit 2; dengan warna segar abu-abu gelap dan warna lapuk abu-
abu terang sampai hitam, tekstur bergranularitas aphanitik sampai phorfiritik,
derajat kristalisasi hipohyalin, bentuk kristal subhedral sampai anhedral, banyak
kekar dengan kenampakan lembaran-lembaran yang tersebar secara lateral, serta
tingkat kekerasannya keras. Kandungan mineral terdiri dari plagioklas, k-feldspar,
kuarsa, biotit, amphibol, piroksen, dan opak). Jenis mineral plagioklas merupakan
oligoklas (An12). Lava ini kemungkinan merupakan hasil erupsi Gunung
Tangkuban Perahu.
Breksi grain supported 2; terdiri atas komponen batuan beku andesit,
basalt, dan scoria, serta bermatriks pasir tuffan. Komponen rata-rata berukuran
kerakal sampai bongkah dengan diameter 2 - 180 cm, bentuk komponen
membundar tanggung sampai menyudut, pemilahan buruk, kemas tertutup, dan
didominasi oleh komponennya.
Komponen andesit dengan warna segar abu-abu terang dan warna lapuk
abu-abu gelap. Tekstur pada komponen ini bergranularitas phorfiritik, derajat
kristalisasi hipokristalin, bentuk kristal subhedral sampai anhedral, keras.
Kandungan mineral terdiri plagioklas, alkali-feldspar, piroksen, biotit, dan opak,
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
12/44
36
jenis mineral plagioklas andesin (An26).
2.2.3 Satuan Breksi Jatuhan Piroklastik 1 (Qmt)
Satuan ini tersusun oleh tuf, tuf lapilli, breksi vulkanik monomik matriks
supported, dan breksi jatuhan piroklastik grain supported. Hubungan stratigrafi
antar masing-masing batuan pada satuan breksi jatuhan piroklastik 1 bersifat
gradded bedding(berangsur menghalus keatas).
Tuf; warna segar colat muda dan warna lapuk coklat tua, ukuran butir
lempung sampai halus, bentuk butir menyudut tanggung sampai menyudut,
pemilahan sedang, kemas tertutup dan kekerasan dapat diremas.
Tuf lapilli; warna segar coklat muda dan warna lapuk coklat tua, ukuran
butir lempung sampai lapilli, bentuk butir menyudut tanggung sampai menyudut,
pemilahan buruk, kemas tertutup dan kekerasan lunak.
Breksi vulkanik monomik matriks supported; terdiri dari komponen
batuan beku andesit, ukuran komponen kerakal sampai berangkal dengan diameter
1 20 cm, bentuk komponen menyudut tanggung sampai menyudut,
pemilahanburuk, kemas terbuka dan didominasi oleh matriksnya serta matriks
terdiri dari tuf.
Komponen andesit dengan warna segar abu-abu terang dan warna lapuk
coklat tua sampai hitam. Tekstur bergranularitas phorfiritik, derajat kristalisasi
hipokristalin, bentuk Kristal subhedral sampai anhedral, serta tingkat
kekerasannya keras.
Matriks tuf dengan warna segar coklat muda dan warna lapuk coklat tua,
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
13/44
37
ukuran butir lempung sampai halus, bentuk butir menyudut tanggung sampai
menyudut, kemas tertutup dan kekerasan dapat diremas sampai lunak.
Breksi jatuhan piroklastik grain supported; terdiri dari komponen
batuan beku andesitic, ukuran komponen kerakal sampai bongkah dengan
diameter 2 35 cm, bentuk komponen membundar tanggung sampai menyudut
tanggung, pemilahan sedang, kemas tertutup dan didominasi oleh komponennya
serta matriks terdiri dari tuf sampai tuf lapilli.
Komponen andesit dengan warna segar abu-abu terang dan warna lapuk
coklat tua sampai hitam. Tekstur bergranularitas phorfiritik, derajat kristalisasi
hipokristalin, bentuk Kristal subhedral sampai anhedral dan tingkat kekerasannya
lunak sampai keras.
Matriks tuf sampai tuf lapilli dengan warna segar coklat muda dan warna
lapuk coklat tua, ukuran butir lempung sampai lapilli, bentuk butir menyudut,
kemas terbuka sampai tertutup dan kekerasan dapat diremas sampai lunak.
2.2.4 Satuan Aglomerat (Qys)
Satuan in itersusun oleh aglomerat, breksi vulkanik monomik grain
supported, dan breksi vulkanik monomik matriks supported. Hubungan stratigrafi
antar masing-masing batuan pada satuan aglomerat bersifat gradded bedding
(berangsur menghalus keatas).
Breksi vulkanik monomik grain supported 1; secara keseluruhan
material ini terdiri dari komponen-komponen basal dan andesit, ukuran kompoen
kerakal sampai berangkal dengan diameter 2 12 cm, bentuk komponen
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
14/44
38
menyudut tanggung sampai menyudut, pemilahan sedang, kemas tertutup dan
didominasi oleh komponennya serta matriks terdiri dari tuf.
Komponen andesit dengan warna segar abu-abu terang warna lapuk hitam.
Tekstur bergranularitas phorfiritik, derajat kristalisasi hipokristalin, bentuk Kristal
subhedral sampai anhedral dan tingkat kekerasannya keras.
Komponen basal dengan warna segar abu-abu gelap dan warna lapuk
hitam. Tekstur bergranularitas aphanitik, derajat kristalisasi hipohyalin, bentuk
Kristal subhedral sampai anhedral dan tingkat kekerasannya keras.
Matriks tuf dengan warna segar coklat muda dan warna lapuk kuning tua,
ukuran butir lempung sampai lapilli, bentuk butir menyudut tanggung sampai
menyudut, kemas terbuka dan kekerasan dapat diremas.
Aglomerat; secara keseluruhan material ini terdiri dari komponen andesit
dan basal, ukuran komponen kerakal sampai bongkah dengan diameter 2 -50 cm,
bentuk komponen membundar sampai membundar tanggung, pemilahan buruk,
kemas tertutup dan didominasi oleh komponennya serta matriks terdiri dari tuf.
Komponen andesit dengan warna segar abu-abu terang dan warna lapuk
coklat tua. Tekstur bergranularitas phorfiritik, derajat kristalisasi hipokristalin,
bentuk Kristal subhedral sampai anhedral dan tingkat kekerasannya keras.
Komponen basal dengan warna segar abu-abu gelap dan warna lapuk
hitam. Tekstur bergranularitas aphanitik, derajat kristalisasi hipohyalin, bentuk
Kristal subhedral sampai anhedral dan tingkat kekerasannya keras.
Matriks tuf dengan warna dengan warna segar coklat muda dan warna
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
15/44
39
lapuk kuning tua sampai coklat tua, ukuran butir lempung sampai halus, bentuk
butir menyudut, kemas terbuka sampai tertutup dan kekerasan dapat diremas.
Breksi vulkanik monomik matriks supported; terdiri dari komponen
andesit, ukuran komponen kerakal sampai bongkah dengan diameter l - 70cm,
bentuk komponen membundar tanggung sampai menyudut tanggung, pemilahan
buruk, kemas terbuka, dan didominasi oleh matriksnya serta matriks terdiri dari
tuf.
Komponen andesit dengan warna segar abu-abu terang dan warna lapuk
abu-abu gelap. Tekstur bergranularitas phorfiritik, derajat kristalisasi hipokristalin,
bentuk kristal subhedral sampai anhedral, dan tingkat kekerasannya keras.
Matriks tuf dengan warna segar coklat muda dan warna lapuk coklat tua,
ukuranbutir lempung sampai halus, bentuk butir menyudut tanggung sampai
menyudut, kemas tertutup, dan kekerasan lunak.
Breksi vulkanik monomik grain supported 2; terdiri dari komponen
basal, ukuran komponen kerakal sampai bongkah dengan diameter l - 70cm,
bentuk komponen menyudut tanggung sampai menyudut; pemilahan sedang,
kemas tertutup, dan didominasi oleh komponennya serta matriks terdiri dari
pasirtufan.
Komponen basal dengan warna segar abu-abu gelap dan warna lapuk
hitam. Tekstur bergranularitas aphanitik, derajat kristalisasi hipohyalin, bentuk
kristal anhedral, pada beberapa komponen terdapat struktur vesikuler, dan tingkat
kekerasannya keras.
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
16/44
40
Matriks pasir tufan dengan warna segar coklat muda dan warna lapuk
hitam, ukuran butir lanau sampai kasar, bentuk butir menyudut tanggung sampai
menyudut, kemas terbuka dan kekerasan lunak.
2.2.5 Satuan Breksi Aliran Piroklastik (Qyt)
Satuan ini terdiri dari breksi aliran piroklastik dan lava andesit 1.
Hubungan stratigrafi antar masing-masing batuan pada satuan breksi aliran
piroklastik merupakan perselingan antara breksi dengan lava.
Breksi aliran piroklastik grain supported 1; terdiri dari komponen
batuan beku andesit, ukuran komponen kerakal sampai bongkah dengan diameter
5 30 cm, bentuk komponen menyudut tanggung sampai menyudut, pemilahan
sedang, kemas tertutup, dan didominasi oleh komponennya serta matriks terdiri
dari pasir tufan.
Komponen andesit dengan warna segar abu-abu terang dan warna lapuk
coklat sampai putih. Tekstur bergranularitas phorfiritik, derajat kristalisasi
hipokristalin, bentuk Kristal subhedral sampai anhedral, serta tingkat
kekerasannya keras.
Matriks pasir tufan dengan warna segar coklat muda dengan warna lapuk
coklat tua, ukuran butir lanau sampai kasar, bentuk butir menyudut tanggung
sampai menyudut, kemas tertutup, dan kekerasan dapat diremas sampai lunak.
Lava andesit 1; warna segar abu-abu terang dan warna lapuk merah tua.
Tekstur bergranularitas phorfiritik, derajat kristalisasi hipokristalin, bentuk Kristal
subhedral sampai anhedral, berstruktur columnar joint dan tingkat kekerasannya
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
17/44
41
keras.
Breksi aliran piroklastik grain supported; secara keseluruhan material
ini terdiri dari komponen batuan beku andesit dan basal, ukuran komponen
kerakal sampai bongkah dengan diameter 0,5 50 cm, bentuk komponen
menyudut tanggung sampai menyudut, pemilahan buruk, kemas tertutup, dan
didominasi oleh komponennya serta matriks terdiri dari tuf.
Komponen andesit dengan warna segar abu-abu gelap dan warna lapuk
abu-abu gelap sampai coklat tua. Tekstur bergranularitas phorfiritik, derajat
kristalisasi hipokristalin, bentuk Kristal subhedral sampai anhedral, dan tingkat
kekerasannya keras.
Komponen basal dengan warna segar abu-abu gelap dan warna lapuk
coklat. Tekstur bergranularitas aphanitik, kristalisasi hipokristalin, bentuk Kristal
subhedral sampai anhedral dan tingkat kekerasannya keras.
Matriks tuff dengan warna segar coklat muda dan warna lapuk coklat tua,
ukuran butir lempung sampai halus, bentuk butir menyudut tanggung sampai
menyudut, kemas terbuka sampai tertutup dan kekerasan dapat diremas sampai
lunak.
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
18/44
42
Gambar 2. 2Peta Geologi Daerah Penelitian (tanpa skala)(Hadian dkk, 2013)
2.3 Struktur Geologi Daerah Penelitian
Hadian dkk (2013) menjelaskan bahwa struktur geologi yang berkembang
di daerah penelitian berupa Sesar Normal (step fault)meliputi sesar Cikeruh, sesar
Hegarmanah, sesar Cikeuyeup, dan sesar Cileles.Sesar Cikeruh, Cikeuyeup dan
Cileles berarah relatif utara selatan yang berada di daerah penelitian yanmg berada
di timur, barat dan utara dari Kampus Unpad Jatinangor. Sesar ini merupakan
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
19/44
43
sesar normal yang berarah baratlaut-tenggara dengan blok bagian barat yang
mengalami penurunan
2.4. Hidrogeologi Regional
2.4.1 Daerah Aliran Sungai
Berdasarkan Keputusan Presiden No 12 Tahun 2012 tentang penetapan
wilayah sungai, daerah penelitian merupakan bagian dari daerah aliran Sungai
Citarum. Daerah penelitian yang merupakan sub-DAS Cileles terdapat di sebelah
timur dari DAS Citarum. Muara dari sub-DAS Cileles ini terdapat pada DAS
Citarum bagian hulu.
Gambar 2. 3 Pembagian Daerah Aliran Sungai berdasarkan Keppres no 12 Tahun
2012
Daerah penelitian
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
20/44
44
2.4.2 Cekungan Air Tanah
Berdasarkan Peta Cekungan Air Tanah Indonesia wilayah Jabar dan DKI
(Sukrisna dkk, 2004), daerah penelitian termasuk kedalam cekungan air tanah
Bandung-Soreang dan cekungan air tanah Sumedang.
Gambar 2. 4Peta Cekungan Air Tanah lembar Jabar-DKI (modifikasi dari
Sukrisna dkk, 2004)
2.4.3 Sistem Akifer
Daerah penelitian termasuk ke dalam lembar Peta Hidrologeologi
Indonesia skala 1:250.000 lembar V Bandung (Soetrisno S., 1983) (gambar 2.4.).
Berdasarkan keadaan peta tersebut, daerah penelitian termasuk ke dalam Mendala
air tanah cekungan antar gunung.
Secara regional pada daerah penelitian terdapat tiga macam sistem akifer,
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
21/44
45
seperti tertera pada gambar dibawah
Gambar 2. 5Peta hidrogeologi regional daerah penelitian (Soetrisno S., 1983)
Tabel 2. 1keterangan Sistem akifer regional daerah penelitian (Soetrisno S, 1983)
Simbol Warna Keterangan
Akifer dengan produktivitas sedang dengan persebaran yang
luas dan memiliki debit sumur kurang dari 5 l/detik.
Setempat akifer produktif. Akifer ini keterusannya sangat
beragam, umumnya air tanah tidak dimanfaatkan karena
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
22/44
46
dalamnya muka air tanah.
Akifer dengan produktivitas rendah, setempat
2.5 Siklus Hidrologi
Dari keseluruhan air yang ada di bumi 97% merupakan air laut, sisanya
merupakan air tawar yang bisa dikonsumsi oleh manusia. Air tawar yang ada di
dunia 98% merupakan air tanah (Fetter, 2001). Air tanah berasal dari suatu siklus
yang biasa disebut sebagai siklus hidrologi.
Siklus hidrologi bermula dari air di laut. Air laut mengalami penguapan
(evaporasi) lalu terakumilasi di atmosfer. Air yang menguap sebagian jatuh ke
laut, lalu sebagian lagi jatuh ke daratan oleh proses hujan (presipitasi). Beberapa
dari air berubah menjadi es dan glasier, lalu sebagian bergerak di daratan dan
mengisi danau. Lalu sebagian lagi mengalir pada aliran sungai dan sebagian lagi
meresap (infiltrasi) ke dalam tanah di recharge zone dan menjadi air tanah (Fetter,
2001).
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
23/44
47
Gambar 2. 6Model siklus hidrologi
2.6 Sifat Permeabilitas Batuan
Berdasarkan sifat permeabilitasnya batuan dapat dibagi menjadi 3 kategori
(Kruseman & de Ridder, 1994), yaitu :
1. Akifer berasal dari kata aqua yang berarti air dan ferre yang berartimengandung, sehingga akifer adalah lapisan batuan yang dapat menyimpan
dan mengalirkan air.
Contoh : pasir, kerikil, batupasir, batugamping yang berlubang atau lava yang
retak-retak.
2. Akiklud berasal dari kata aqua yang berarti air dan claudere yang berartimenutup, sehingga akiklud adalah lapisan batuan yang bersifat kedap air
(menyimpan tetapi tidak mengalirkan dengan jumlah yang berarti).
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
24/44
48
Contoh : lempung, serpih (shale), tufa halus, lanau (silt), batu ukuran lempung
3. Akitar adalah lapisan batuan yang dapat menyimpan dan membawa air dalamjumlah terbatas.
2.7 Media Aliran Air tanah
Berdasarkan sifat fisik batuan, secara garis besar ada 3 jenis media aliran
air tanah (gambar 2.6), yaitu sistem media pori, sistem media rekahan dan sistem
media pelarutan. Ketiga sistem ini memiliki karakter air tanah yang berbeda satu
sama lain. Pada sistem media berpori, air tanah mengalir melalui rongga antar
butir yang terdapat dalam suatu batuan misalnya batupasir dan batuan aluvial.
Sistem media rekahan, air mengalir melalui rekahan-rekahan yang terdapat pada
batuan yang terkena tektonik kuat, pada batugamping, batuan metamorf, dan lava.
Rekahan terjadi selain akibat proses tektonik, juga akibat proses pelarutan.
Gambar 2. 7 Model akifer media pori ruang antar butir dan media rekahan
(S. Mandel, 1981)
Porositas Primer Porositas Sekunder
Antar Butiran Rekahan Pelarutan
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
25/44
49
2.8 Sifat Hidrodinamik Akifer
Akifer merupakan suatu lapisan batuan yang mampu menyimpan dan
mengalirkan air. Secara hidrodinamik jenis akifer di alam dibagi menjadi 3 jenis
(Kruseman & de Ridder, 1994), yaitu:
1 Akifer tertekan
Akifer tertekan (gambar 2.8) merupakan suatu akifer yang pada bagian
atas dan bawahnya dibatasi oleh lapisan bersifat akifug atau akiklud.
Gambar 2. 8Konfigurasi akifer tertekan dan muka air tanah pada sumur
(Kruseman 1994)
2 Akifer tak tertekan
Akifer tak tertekan (gambar 2.9)merupakan suatu akifer yang dibagian
bawahnya dibatasi oleh satu lapisan impermeabel dan pada bagian atasnya tidak
ada lapisan penutup/impermeabel layer.
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
26/44
50
Gambar 2. 9Konfigurasi akifer tak tertekan dan muka air tanah pada sumur(kruseman, 1994)
3 Akifer bocoran
Akifer bocoran(gambar 2.10) merupakan akifer yang dibatasi oleh lapisan
semi permeabel/ lapisan akitar (di atas dan atau di bawahnya).
Gambar 2. 10Konfigurasi akifer bocoran dan muka air tanah pada sumur
(Kruseman, 1994)
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
27/44
51
2.9 Sifat Heterogenitas Suatu Akifer dan Keisotropikannya
Berdasarkan karakteristik kehomogenan suatu batuan dan sifat isotropik
batuannya akifer dapat dibagi ke dalam beberapa jenis( Kruseman & de Ridder,
1994 ), yaitu :
1 Kondisi akifer homogen isotropik
Kondisi akifer homogen isotropic (gambar 2.11) merupakan suatu akifer
yang memiliki besar butir yang sama (homogen) dan aliran air tanah memiliki
kecepatan aliran yang sama ke segala arah. Besaran vektor konduktifitas hidrolik
horizontal sama dengan vektor berarah vertikal (Kh=Kv) atau disebut isotropik.
Contoh : Batupasir dll.
2 Kondisi akifer homogen anisotropik
Kondisi akifer homogen anisotropik (gambar 2.12) merupakan akifer yang
memiliki karakteristik litologi yang sama dengan besar butir relatif sama
(homogen) tetapi aliran air tanah pada akifer tersebut mempunyai kecepatan aliran
yang tidak sama ke berbagai arah.
Gambar 2. 11Akifer homogen isotropik (Kruseman, 1994)
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
28/44
52
Gambar 2. 12Akifer homogen anisotropic (Kruseman, 1994)
3 Kondisi akifer heterogen anisotropik
Kondisi akifer heterogen anisotropic (gambar 2.13) merupakan akifer
yang memiliki karakteristik litologi campuran serta memiliki besar butir yang tak
seragam serta aliran air tanah pada akifer tersebut memiliki kecepatan aliran yang
tidak seragam dimana Kh tidak sama dengan Kv (anisotropik). Contoh : Batupasir
dengan struktur sedimen graded bedding.
Gambar 2. 13Akifer heterogen anisotropik (Kruseman, 1994)
4 Kondisi akifer heterogen terkekarkan
Kondisi akifer heteroge terkekarkan (gambar 2.14) merupakan akifer yang
memiliki karakteristik litologi campuran dengan litologi yang terkekarkan dimana
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
29/44
53
perhitungan kecepatan aliran berbeda dengan kondisi aliran pada media pori
(Porous Media). Contoh : Batu gamping, lava, dll.
Gambar 2. 14Akifer heterogen terkekarkan (Kruseman, 1994)
2.10 Keterdapatan Air Tanah
Daerah vulkanik dapat tersusun oleh material-material piroklastik seperti
tuf, breksi, aglomerat serta batuan beku berupa lava. Batuan yang berbeda jenis
tersebut memiliki sifat kesarangan air dan akifer yang berbeda disebabkan oleh
perbedaan tekstur, struktur, kekompakan serta tingkat resistensi batuan terhadap
proses pelapukan dan erosi.
Berdasarkan karakteristik batuannya keterdapatan air tanah dapat
dikelompokan dalam tiga sistem akifer, yaitu
1. Keterdapatan air tanah pada sistem akifer dengan aliran melalui ruangantar butir.
2. Keterdapatan air tanah pada sistem akifer dengan aliran melalui rekahan 3. Keterdapatan air tanah pada sistem akifer dengan aliran melalui ruang
antar butir dan rekahan
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
30/44
54
2.10 Interaksi air dan batuan
Air adalah pelarut yang efektif dan paling umum dipakai untuk melarutkan
zat padat, cair dan gas. Pada siklus hidrologi air hasil presipitasi sebagian meresap
masuk kedalam permukaan tanah. Hal tersebut menyebabkan terjadinya interaksi
antara air dan batuan yang ada di bawah permukaan dan terjadinya proses
geokimia pada air tanah.
Properti kimia air tanah secara umum bergantung pada jumlah air yang
meresap dan prosen geokimia yang terjadi di bawah permukaan. Hal tersebut
mempengaruhi perubahan kualitas air seperti sifat fisik air tanah serta sifat kimia
air tanah.
2.11 Sifat Fisik Air Tanah
Sifat-sifat fisik air tanah bergantung kepada kuantitas dari air yang
menyerap masuk ke dalam tanah. Pada saat terjadi penyerapan tersebut
berlangsung proses geokimia di bawah permukaan hal tersebut mempengaruhi
kualitas air tanah, temperature (T), daya hantar listrik (EC), zat padat terlarut
(TDS) serta tingkat keasaman (pH) dari air tanah tersebut.
1 Daya Hantar Listrik (EC)
Daya hantar listrik (Electric Conductivity) adalah ukuran kemampuan
suatu zat untuk menghantarkan arus listrik dalam temperature tertentu yang
dinyatakan dalam mikroSiemens (S). Nilai konduktivitas merupakan fungsi
antara temperature, jenis-jenis ion terlarut serta konsentrasi ion terlarut.
Peningkatan ion-ion yang terlarut menyebabkan nilai konduktivitas air juga
meningkat.
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
31/44
55
Berikut adalah klasifikasi nilai daya hantar listrik untuk berbagai jenis air
menurut Mandel (1981)
- Air destilasi (aquades) : 0,5 50 S- Air hujan : 5 30 S- Air tanah segar : 30 2.000 S- Air laut : 45.000 55.000 S- Air garam (brine) : > 90.000 S
2 Zat Padat Terlarut (TDS)
Zat padat terlarut (Total Dissolve Solid) adalah nilai dari zat organik dan
anorganik yang terlarut di air dalam molekul, terionisasi atau butiran mikro
(koloid). Zat padat terlarut dapat dihitung dengan menjumlahkan seluruh
konsentrasi ion utama.
3 Nilai Keasaman (Ph)
Nilai pH pada air tanah bergantung pada jenis endapan akifernya.air yang
bersifat asam (pH < 7) biasanya terdapat pada daerah-daerah dengan endapan
vulkanik. Sedangkan air yang bersifat basa (pH > 7) biasanya terdapat pada
daerah-daerah dengan batuan ultramafic (Hem, 1985).
Nilai pH air murni adalah 7. Perubahan temperature air akan menyebabkan
perubahan reaksi kimia yang bisa menyebabkan pH air berubah. Metode paling
sederhana untuk mengetahui nilai pH air adalah dengan menggunakan kertas
indicator pH.
4 Temperatur (oC)
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
32/44
56
Temperatur air tanah pada tempat dan waktu tertentu merupakan hasil dari
berbagai macam proses pemanasan yang terjadi di bawah atau di permukaan bumi
(Matthess, 1982). Temperatur air tanah dan udara diukur menggunakan
thermometer.
Perbandingan temperatur air dan temperatur udara pada saat pengukuran
dapat diketahui adanya zonasi hipertermal, mesotermal dan hipotermal. Pada
zonasi hipertermal temperatur air akan lebih tinggi dibandingkan temperatur
udara. Pada zonasi mesotermal termperatur air sama dengan temperature rata-rata
udara. Pada zonasi hipotermal temperature air lebih rendah dibandingkan
temperature udara. Temperature udara local berhubungan dengan ketinggian
lokasi pengukuran, semakin tinggi lokasi pengukuran maka akan semakin rendah
temperature udara lokalnya. Sedangkan temperature air dipengaruhi oleh gradient
geotermik, yaitu semakin dalam letak air tanah maka temperature air tanah akan
semakin tinggi. Kenaikan temperature air tanah akan mengakibatkan ion-ion lebih
mudah terlarut sehingga akan merubah sifat fisik dan kimia air.
2.12 Sifat Kimia Air Tanah
Unsur-unsur kimia yang terkandung dalam air tanah dapat dikelompokan
menjadi unsur mayor, unsur minor dan unsur jarang. Unsur yang sering digunakan
dalam penyajian data kimia adalah unusur mayor yang terkandung dalam air tanah
terdiri dari ion-ion Mg, Ca, Na, K, Cl, SO4 dan HCO3.
Penyajian data kimia bisa dilakukan dengan dua cara yaitu penyajian
secara numeric dan penyajian secara grafik. Penyajian secara numeric data-data
disajikan dalam bentuk table dengan satuan ppm atau mg/l.
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
33/44
57
Dalam penyajian secara grafis data-data kimia tersebut harus diketahui
perbandingannya. Untuk mengetahui perbandingannya maka satuan mg/l
dikonversi ke dalam meq/l. Konversi dilakukan dengan membagi konsentraasi ion
dalam mg/l dengan konsentrasi ion. Konsentrasi ion didapat dari membagi berat
molekul dibagi nilai konversi (berat molekul).
Berikut adalah nilai-nilai konversi untuk unsur-unsur mayor
Tabel 2. 2Nilai konversi ion unsur-unsur mayor (major element)
(Matthess, 1982)Na
+ 22,9898 Cl
- 35,453
K+ 39,92 SO4
2- 48,031
Ca+ 20,04 HCO3
- 61,017
Mg2+
12,156
Penyajian data grafis yang umum digunakan adalah diagram Stiff
(1951)(gambar 2.15) dan diagram schoeller (1935, 1938)(gambar 2.16).
Gambar 2. 15Contoh Stiff diagram
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
34/44
58
Gambar 2. 16Contoh Schoeller diagram
Berdasarkan kandungan kimiawinya air tanah dapat dibuat zona-zona
kimia dari permukaan hingga air tanah yang paling dalam (Freeze and Cherry,
1979), dengan reaksi kimia sebagai berikut:
HCO3-
HCO3-
+ SO42-
SO42-
+ Cl
-
Cl
-
+ SO42-
Cl
-
Pertama-tama pada sistem aliran air tanah dangkal air tanah akan
didominasi oleh anion HCO3- dengan konsentrasi yang rendah. Setelah itu, pada
sistem aliran air tanah menengah air tanah akan didominasi oleh ion sulfat.
Selanjutnya pada sistem air tanah dibagian paling bawah air tanah akan
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
35/44
59
didominasi oleh ion Cl dengan konsentrasi yang cukup tinggi (Domenico, 1972).
Berikut adalah beberapa mineral yang menjadi sumber pengayaan ion pada
akifer batuan vulkanik.
Tabel 2. 3Mineral sumber pengayaan ion pada air tanah (Todd, 1980)
Ion Sumber Mineral
Caampibol, feldspar, gypsum, piroksen, aragonit, kalsit,
dolomit, mineral lempung
Mg ampibol, olivin, piroksen, dolomit, magnesit, minerallempung
Nafeldspar (albit), mineral lempung, halit, mirabilit dan
limbah industri
Kfeldspar (ortoklas dan mikroklin), feldspatoid, mika,
mineral lempung
HCO3 limestone, dolomit
SO4 Oksidasi sulfida, gipsum, anhidrit
Cl sumber utama evaporit; sumber minor batuan beku
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
36/44
60
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini meliputi aspek-aspek geomorfologi, geologi, dan
hidrogeologi di daerah penelitian.Hal ini didukung oleh berbagai data primer dan data
sekuder di daerah penelitian.Data primer adalah data-data yang didapat dari hasil
pengamatan di lapangan, sedangkan data sekunder meliputi data-data peneliti
terdahulu yang dapat menjadi acuan dalam pengamatan di daerah setempat. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik di daerah penelitian.
3.2 Tahap Penelitian
Tahap penelitian dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu :
1. Tahap Persiapan.2. Tahap Pekerjaan Lapangan3. Tahap Interpretasi data.4. Tahap Penulisan Laporan.
3.2.1 Tahap Persiapan
Tahap ini merupakan tahap awal sebelum melakukan pengamatan di lapangan.
Tahap persiapan ini meliputi :
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
37/44
61
1. Studi literatur geologi regional peneliti terdahulu pada daerah penelitian.2.
Studi literatur hidrogeologi regional peneliti terdahulu pada daerah penelitian.
3. Menyusun kerangka kerja.4. Persiapan alat-alat yang dibutuhkan di lapangan meliputi:
Peta Topografi regional daerah penelitian Peta Geologi regional daerah penelitian Peta Hidrogeologi regional daerah penelitian Palu geologi Kompas geologi Loupe geologi perbesaran 10x 20x Kamera digital Plastik sampel Buku lapangan Alat tulis Ec meter, Tds meter, Ph meter
3.2.2 Tahap Pekerjaan Lapangan
Dalam tahapan ini data-data yang diambil dan diamati berupa data yang
berhubungan dengan aspek geologi, dan hidrogeologi di daerah penelitian. Pekerjaan
di lapangan meliputi :
1. Pengamatan aspek-aspek geomorfologi di daerah penelitian.2. Pengamatan aspek-aspek geologi di daerah penelitian.
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
38/44
62
3. Pengamatan aspek-aspek hidrogeologi berupa mataair yang ada di daerahpenelitian.
3.2.2.1 Pengamatan Geomorfologi
Dalam pengamatan ini dilakukan pembagian geomorfologi yang mengacu
kepada sistem morfologi gunungapi tipe strato.
Morfologi gunungapi tipe strato ini membagi daerah gunung api kepada 3
bagian (Mandel, 1981 dalam Puradimadja, 2006) yaitu
1. Puncak2. Tubuh3. KakiPembuatan peta ini dicocokkan dengan peta Dem dan keadaan bentang alam
di daerah penelitian.
Gambar 3. 1 Pembagian morfologi gunungapi tipe strato(Mandel, 1981, dalam Puradimadja, 2006)
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
39/44
63
3.2.2.2 Pengamatan Geologi
Pengamatan geologi di lapangan ini mengacu kepada peta geologi peneliti
terdahulu yang tedapat pada peta geologi pada bab ii dan data primer yang didapat
dari hasil penelitian di lapangan. Diambil beberapa sampel untuk dianalisa lebih
lanjut. Gambaran keadaan geologi di daerah penelitian dijadikan acuan untuk
mengetahui karakteristik lapisan akifer di daerah penelitian.
3.2.2.3 Pengamatan Hidrogeologi
Pengamatan hidrogeologi dilakukan dengan mengamati 11 mataair yang
berada di daerah penelitian. Data yang diambil dilapangan adalah sifat fisik air antara
lain
1. suhu udara2. suhu air3. konduktivitas elektrik (EC)4. total zat padat terlarut (Tds)5. nilai keasaman (pH)6. debit mataair7. sampel air (1 lt)Selanjutnya sampel air diolah di laboratorium untuk mengetahui kadar unsur
kimia (unsur mayor) yang terkandung pada air tersebut. Data-data kimia air yang
diperoleh yaitu,
1. kalsium (Ca)
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
40/44
64
2. magnesium (Mg)3.
natrium (Na)
4. kalium (K)5. klorida (Cl)6. sulfat (SO4)7. bikarbonat (HCO3)Data sifat fisik air kemudian dikorelasikan dengan data kimia air untuk
kemudian diolah dan menghasilkan data fasies air tanah daerah penelitian.
3.2.3 Tahap Interpretasi data
Pada tahapan ini merupakan tahapan pengumpulan data-data yang telah
diambil dilapangan untuk kemudian diinterpretasi lebih lanjut.
Penginterpretasian data dimulai dari data geomorfologi yang telah diolah
sehingga kemudian menghasilkan pembagian morfologi gunungapi dari daerah
penelitian seperti bagian puncak, tubuh dan kaki. Data geomorfologi tersebut
kemudian dikorelasikan dengan data geologi untuk mendapatkan gambaran tentang
fasies gunungapi secara umum.
Selanjutnya data geologi digunakan untuk interpretasi hidrostratigrafi dari
daerah penelitian. Dari data hidrostratigrafi didapatkan mana lapisan yang akifer dan
bukan akifer.
Setelah itu dari data petrografi didapatkan kandungan mineral batuan. Dari
data kandungan mineral tersebut dapat diketahui unsur kimia pembentuk batuan
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
41/44
65
secara umum. Data kimia batuan itu kemudian dikorelasikan dengan data kimia air
untuk mengetahui pengaruh batuan terhadap air tanah beserta proses yang terjadi
terhadap air tanah.
3.2.4 Tahap Penulisan Laporan
Pada tahapan ini merupakan tahapan terakhir dari semua kegiatan
penelitian.Data hasil pengamatan di lapangan dianalisa dan diinterpretasi di
studio.Hasil laporan kemudian didiskusikan kembali dengan dosen pembimbing agar
isi laporan memenuhi kriteria standar yang benar.Setelah itu laporan direvisi kembali
dan dapat dituangkan dalam bentuk laporan karya ilmiah.
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
42/44
66
3.3 Bagan Alir Penelitian
Gambar 3. 2 Bagan Alir Penelitian
Pekerjaan Lapangan
Morfologi
Peta Topografi
Stratigrafi
Struktur Geologi
Peta Geologi Peta Hidrogeologi
Regional
Korelasi dan Interpretasi
Sifat Kimia Air
TanahSifat Fisik Air
Tanah
Litologi
Karakteristik akifer
Fasies Air Tanah
Studi Literatur
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
43/44
67
DAFTAR PUSTAKA
Bakosurtanal. 2001. Peta Rupa Bumi Lembar 1209-321 Cicalengka. Bogor.
Bakosurtanal
Fetter, C. W. 2001. Applied Hydrogeology. London-Australia-Singapore-Canada-
Japan-Malaysia-New Jersey. Pearson Education
Hadian dkk. 2013. Studi Penentuan Zona Resapan Dan Umur Air Pada Endapan
Vulkanik Dikawasan Kampus Unpad Jatinangor Dengan Menggunakan
Metode Isotop Stabil. Buletin Geologi Tata Lingkungan Volume 23 No 3
Desember 2013. Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. ISSN 1410-
1696
Keputusan Presiden No 12 Tahun 2012. Jakarta. Presiden Republik Indonesia
Kruseman, G. P. and De Ridder, N. A. 1994. Analysis and Evaluation of Pumping
Test Data. Wageningen. International Institute for Land Reclamation and
Improvement,
Martodjojo, S. 2003. Evolusi Cekungan Bogor Jawa Barat. Bandung. Institut
Teknologi Bandung
Puradimadja, D. J. 2006. Hidrogeologi Kawasan Gunungapi dan Karst di Indonesia.
Pidato Ilmiah Guru Besar Institut Teknologi Bandung
Silitonga, P. H. 1973. Peta Gelogi Regional lembar Bandung. Bandung. Pusat
-
5/26/2018 Proposan Jatinangor
44/44
68
Penelitian dan Pengembangan Geologi
Soetrisno, S. 1983. Peta Hidrogelogi Regional Lembar Bandung. Bandung. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi
Sukrisna dkk. 2004. Peta Cekungan Air Tanah Provinsi Jawa Barat dan Daerah
Khusus Ibukota Jakarta. Bandung. Departemen Energi dan Sumberdaya
Mineral
Todd, D. K and Mays, L. W. 2005. Groundwater Hydrology. United States. John
Wiley and Sons