pengaruh media tanam dan frekuensi penyiraman ...eprints.unram.ac.id/6422/1/haulani afifah...

92
PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI TANAMAN KAYU PUTIH (Melaleucacajuputi) SKRIPSI OLEH : HAULANI AFIFAH C1L 011 021 PROGRAM STUDI KEHUTANAN UNIVERSITAS MATARAM 2016

Upload: truongnhan

Post on 12-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN

TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI TANAMAN KAYU PUTIH

(Melaleucacajuputi)

SKRIPSI

OLEH :

HAULANI AFIFAH

C1L 011 021

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

UNIVERSITAS MATARAM

2016

Page 2: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

i

PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN TERHADAP

PERTUMBUHAN SEMAI TANAMAN KAYU PUTIH

(Melaleuca cajuputi)

HAULANI AFIFAH

C1L 011 021

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan Pada Program Studi Kehutanan Universitas Mataram

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

UNIVERSITAS MATARAM

2016

Page 3: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Pengaruh Media Tanam dan Frekuensi Penyiraman Terhadap

Pertumbuhan Semai Tanaman Kayu Putih (Melaleuca cajuputi).

Nama Mahasiswa : Haulani Afifah

Nomor Mahasiswa : C1L011021

Program Studi : Kehutanan

Disetujui oleh, Dosen Pembimbing Utama/Penguji,

Ir. Raden Sutriono, MP NIP. 19590421 198603 1 002

Pembimbing Pendamping/Penguji,

Irwan Mahakam Lesmono Aji, S.Hut.,M.For.Sc NIP.19791119 200312 1 001

Dosen Penguji,

Budhy Setiawan, S.Hut.,M.Si NIP. 19770313 200501 1 001

Disahkan, Ketua Program Studi Kehutanan

Dr. Sitti Latifah, S.Hut., M.Sc.F NIP. 19720923 199512 2 001

Tanggal Penyetujuan :

Page 4: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

iii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, atas limpahan

Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Media Tanam dan Frekuensi Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Semai Tanaman

Kayu Putih (Melaleuca cajuputi)”.

Di samping itu, tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih yang

tulus penulis haturkan kepada :

1. Ayah dan Ibu tercinta

2. Bapak Ir. Raden Sutriono,MP selaku Pembimbing Utama

3. Bapak Irwan Mahakam Lesmono Aji, S.Hut., M.For.Sc selaku Pembimbing Pendamping.

4. Bapak Budhy Setiawan, S.Hut., M.Si selaku Dosen Penguji.

5. Ibu Dr. Sitti Latifah, S.Hut., M.Sc.F selaku ketua Program Studi Kehutanan.

6. Surya, Arinja, Olyn, Zelly, dan saudara saudariforester ’11 Program Studi Kehutanan

Universitas Mataram.

7. Saudara saudari terkasih yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada skripsiini, untuk itu penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan skripsi. Semoga

skripsiini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, 2016

Penulis

Page 5: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Pengaruh Media Tanam dan

Frekuensi Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Semai Tanaman Kayu Putih (Melaleuca

cajuputi)” adalah karya saya sendiri, dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah

digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain, telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian

akhir skripsi ini.

© Haulani Afifah

Page 6: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

v

PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI TANAMAN KAYU PUTIH (Melaleuca cajuputi)

Haulani Afifah 1), Ir. Raden Sutriono, MP 2), dan Irwan Mahakam Lesmono Aji, S.Hut.,

M.For., Sc 3) 1) Mahasiswa, 2) Dosen Pembimbing Utama, dan 3) Dosen Pembimbing Pendamping

Program Studi Kehutanan Universitas Mataram

RANGKUMAN

Melaleuca cajuputi atau yang lebih dikenal dengan nama kayu putih merupakan

jenis dari famili Myrtaceae dengan habitus pohon yang mencapai tinggi ± 10 meter,

dimana tanaman ini termasuk dalam tanaman fast growing. Pada umumnya, kayu

putih dimanfaatkan oleh industri minyak atsiri baik dalam skala rumah tangga maupun

skala besar. Tanaman ini kaya akan minyak atsiri yang sangat penting untuk

farmakologi atau obat-obatan karena mengandung senyawa pokok berupa 1,8 cineol

yang tinggi. Selain itu, tanaman ini cukup potensial digunakan untuk kegiatan

rehabilitasi lahan. Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1) mengetahui pengaruh media

tanam terhadap pertumbuhan semai tanaman kayu putih, 2) mengetahui pengaruh

frekuensi penyiraman terhadap pertumbuhan semai tanaman kayu putih, dan 3)

mengetahui pengaruh kombinasi antara media tanam dan frekuensi penyiraman

terhadap pertumbuhan semai tanaman kayu putih.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimental

menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial, yang terdiri dari 2 faktor

perlakuan. Perlakuan pertama yaitu media tanam (M) yang terdiri dari 4 aras dan

perlakuan kedua yaitu frekuensi penyiraman (P) yang terdiri dari 3 aras. Dimana dari

hasil kombinasi keduanya dihasilkan 12 kombinasi, yang selanjutnya diulang masing-

masing sebanyak 3 kali, sehingga total pot percobaan berjumlah 36. Adapun parameter

pertumbuhan tanaman yang diamati berupa tinggi tanaman, jumlah daun, diameter

batang, kekokohan batang, dan berat berangkasan kering tanaman. Selanjutnya,

dilakukan analisis terhadap tiap parameter menggunakan analisis sidik ragam (anova)

pada taraf uji 5%. Jika terdapat perbedaan yang nyata, maka dilakukan uji lanjutan

Duncan pada taraf uji 5%.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu media tanam memberikan

pengaruh nyata kepada seluruh parameter pertumbuhan, frekuensi penyiraman tidak

Page 7: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

vi

memberikan pengaruh beda nyata terhadap seluruh parameter pertumbuhan, dan

kombinasi antara media tanam dan frekuensi penyiraman hanya berpengaruh nyata

pada paremeter kekokohan batang.

Kata kunci : Kayu putih (Melaleuca cajuputi), media tanam, dan frekuensi

penyiraman.

Page 8: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ iv

RANGKUMAN .......................................................................................... v

DAFTAR ISI ............................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii

BAB I. PENDAHULUAN........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 5

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 5

1.5 Hipotesa Penelitian ................................................................................ 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 7

2.1Deskripsi Tanaman Kayu Putih ............................................................... 7

2.1.1 Klasifikasi Tanaman Kayu Putih ................................................... 7

2.1.2 Karakteristik Tanaman Kayu Putih................................................ 7

2.1.3 Syarat Tumbuh Tanaman Kayu Putih ............................................ 8

2.1.4 Sebaran Tumbuh Tanaman Kayu Putih ......................................... 10

2.2 Teknik Perbanyakan Tanaman Kayu Putih .............................................. 10

2.2.1 Perbanyakan Tanaman Secara Generatif ....................................... 10

Page 9: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

viii

2.2.2 Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif ........................................ 11

2.3 Hama dan Penyakit Pada Tanaman Kayu Putih ....................................... 12

2.3.1 Hama ............................................................................................ 12

2.3.2 Penyakit Dumping Off .................................................................. 12

2.4 Manfaat Tanaman Kayu Putih ................................................................ 14

2.5 Media Tumbuh ....................................................................................... 15

2.5.1 Media Pasir ................................................................................... 16

2.5.2 Media Tanah ................................................................................. 16

2.5.3 Media Kompos ............................................................................. 18

2.5.4 Media Pupuk Kandang .................................................................. 19

2.6 Penyiraman ............................................................................................. 20

BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................... 21

3.1 Metode Penelitian ................................................................................... 21

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 21

3.3 Alat dan Bahan Penelitian ....................................................................... 21

3.3.1 Alat ............................................................................................... 21

3.3.2 Bahan ........................................................................................... 22

3.4 Rancangan Penelitian.............................................................................. 22

3.5 Prosedur Kerja ........................................................................................ 24

3.5.1 Persiapan ...................................................................................... 24

3.5.2 Pelaksanaan .................................................................................. 26

3.6 Parameter Pengamatan Penelitian ........................................................... 27

3.7 Analisis Data .......................................................................................... 28

Page 10: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

ix

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 29

4.1 Hasil Analisis Tanah ................................................................................ 29

4.2 Analisis Pertumbuhan Tanaman ............................................................... 29

4.2.1 Tinggi Tanaman ............................................................................. 34

4.2.2 Jumlah Daun .................................................................................. 38

4.2.3 Diameter Batang ............................................................................ 42

4.2.4 Kekokohan Batang ......................................................................... 45

4.2.5 Berat Berangkasan Kering ............................................................. 49

BAB V. PENUTUP ..................................................................................... 53

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 53

5.2 Saran ...................................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

x

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 3.1Faktor-Faktor Dalam Penelitian .......................................................... 23

Tabel 3.2 Kombinasi Perlakuan ......................................................................... 23

Tabel 4.1 Data Hasil Analisis Tanah ............................................................. 29

Tabel 4.2 Hasil Analisis Pertumbuhan Tanaman ........................................... 33

Tabel 4.3 Hasil Uji Duncan Taraf 5% Terhadap Perlakuan Media Tanam

Pada Parameter Tinggi Tanaman .................................................. 34

Tabel 4.4 Hasil Uji Duncan Taraf 5% Terhadap PerlakuanMedia Tanam

Pada Parameter Jumlah Daun ....................................................... 38

Tabel 4.5 Hasil Uji Duncan Taraf 5% Terhadap Perlakuan Media Tanam

Pada Parameter Diameter Batang .................................................. 42

Tabel 4.6 Hasil Uji Duncn Taraf 5% Terhadap Perlakuan Media Tanam

Pada Parameter Kekokohan Batang .............................................. 45

Tabel 4.7 Hasil Uji Duncn Taraf 5% Terhadap Perlakuan Media Tanam

Pada Parameter Berat Berangkasan Kering ................................... 49

Page 12: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

xi

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Struktur Kimia 1,8 cineol ...................................................................... 15

Gambar 3.1Desain Penempatan Pot Percobaan ......................................................... 24

Gambar 4.1 Rata-Rata Pertumbuhan Tinggi Tanaman Pada Tiap Perlakuan

Media Tanam ........................................................................................ 35

Gambar 4.2 Rata-Rata Pertumbuhan Tinggi Tanaman Pada Tiap Perlakuan

Frekuensi Penyiraman........................................................................... 37

Gambar 4.3 Rata-Rata Pertumbuhan Jumlah Daun Pada Tiap Perlakuan

Media Tanam ....................................................................................... 39

Gambar 4.4 Rata-Rata Pertumbuhan Jumlah Daun Pada Tiap Perlakuan

Frekuensi Penyiraman .......................................................................... 41

Gambar 4.5 Rata-Rata Pertumbuhan Diameter Batang Pada Tiap Perlakuan

Media Tanam ........................................................................................ 42

Gambar4.6 Rata-rata Pertumbuhan Diameter Batang Pada Tiap Perlakuan

Frekuensi Penyiraman .......................................................................... 44

Gambar 4.7 Rata-Rata Kekokohan Batang Pada Tiap Perlakuan Media Tanam ........ 46

Gambar 4.8 Rata-rata Kekokohan Batang Pada Tiap Perlakuan Frekuensi

Penyiraman ........................................................................................... 47

Gambar 4.9 Rata-rata Berat Berangkasan Kering Pada Tiap Perlakuan

Media Tanam ..................................................................................... 49

Gambar 4.10 Rata-Rata Berat Berangkasan Kering Pada Tiap Perlakuan

Frekuensi Penyiraman ......................................................................... 51

Page 13: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Hasil Analisis Sidik Ragam (Anova) ..................................................... 60

Lampiran 2 Hasil Analisis Tanah .............................................................................. 62

Lampiran 3 Pertumbuhan Tinggi Batang Tanaman Kayu Putih

(Melaleuca cajuputi) .............................................................................. 63

Lampiran 4 Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Kayu Putih

(Melaleuca cajuputi) .............................................................................. 64

Lampiran 5 Pertumbuhan Diameter Batang Tanaman Kayu Putih

(Melaleuca cajuputi) .............................................................................. 65

Lampiran 6 Nilai Kekokohan Batang Tanaman Kayu Putih

(Melaleuca cajuputi) .............................................................................. 66

Lampiran 7 Berat Berangkasan Kering Tanaman Kayu Putih

(Melaleuca cajuputi) ............................................................................. 67

Lampiran 8 Foto Kegiatan Penelitian ........................................................................ 68

Lampiran 9 Hasil Anova dan Uji Lanjut Pada Semua Parameter Pengamatan ........... 70

Page 14: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Melaleuca cajuputi atau yang lebih dikenal dengan nama kayu putih

merupakan jenis dari famili Myrtaceae dengan habitus berupa pohon yang

mencapai tinggi ± 10 m (Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS)

Pemali Jratun, 2010). Sementara itu, Doran et al. (1998, dalam Kartikawati et

al., 2014) menyebutkan bahwa, kayu putih sebagai pohon dengan tinggi

mencapai ± 30 meter. Tanaman ini dapat tumbuh secara alami di Kepulauan

Maluku, Pulau Timor, serta Australia bagian Barat Daya dan Utara.

Sementara di Pulau Jawa, tanaman ini tumbuh sebagai hutan tanaman yang

dikelola oleh Dinas Kehutanan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

(Susanto, 1998).

Di Indonesia, tanaman kayu putih telah banyak dimanfaatkan oleh

industri minyak atsiri baik dalam skala rumah tangga maupun skala besar.

Tanaman ini kaya akan minyak atsiri yang sangat penting untuk farmakologi

atau obat-obatan karena mengandung senyawa pokok berupa 1,8 cineol yang

tinggi (Doran et al., 1997 dalam Kartikawati et al., 2014). Menurut Winara et

al. (2012), diketahui bahwa kadar cineol dari kandungan minyak atsiri

tanaman kayu putih dari jenis yang berada di Taman Nasional Wasur Papua

mencapai 80 %. Hal ini menunjukkan kelas mutu minyak kayu putih tersebut

termasuk dalam kelas mutu U (utama), sesuai ketetapan Standar Nasional

Indonesia (SNI).

Page 15: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

2

Selain itu, tanaman ini cukup potensial untuk upaya rehabilitasi lahan,

seperti menunjang usaha konservasi lahan dan pemanfaatan lahan marginal

menjadi lahan produktif. Upaya pendayagunaan lahan marginal memiliki arti

yang penting dalam usaha memperbaiki lahan yang rusak, sebagai akibat

pembangunan atau kerusakan oleh alam (Kartikawati et al. , 2014). Tanaman

kayu putih dapat digunakan untuk rehabilitasi lahan dikarenakan tanaman ini

termasuk dalam jenis tanaman intoleran, yang artinya tanaman ini tidak tahan

terhadap naungan. Dengan kata lain, tanaman kayu putih sangat

membutuhkan cahaya matahari. Selain itu, tanaman kayu putih merupakan

tanaman cepat tumbuh (fast growing), dimana waktu berkecambahnya

berkisar antara 5-28 hari. Menurut Rimbawanto et al. (2014), tanaman kayu

putih dapat tumbuh baik pada lahan tandus maupun lahan yang kurang subur.

Sampai saat ini, produksi minyak kayu putih di dalam negeri masih

belum memenuhi kebutuhan akibat banyaknya permintaan. Kebutuhan

minyak kayu putih untuk menunjang berbagai kepentingan semakin

meningkat, khususnya pada industri-industri minyak atsiri. Hingga kini, luas

lahan tanaman kayu putih di Indonesia telah mencapai lebih dari 248.756 ha,

yang sebagian besar berada di wilayah Perum Perhutani di Jawa. Menurut

data dari Balai Pengelolaan Hasil Hutan dan Perkebunan Dinas Kehutanan

dan Perkebunan (Dishutbun) Yogyakarta (2005, dalam Kartikawati et al.,

2014), diketahui bahwa sejak tahun 2002 Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Daerah Istimewa Yogyakarta memasok ± 40.000 liter, atau setara dengan 36

ton minyak kayu putih setiap tahun dari luas lahan ± 4.000 ha. Selanjutnya

Page 16: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

3

Sunanto (2003) menyebutkan bahwa, produksi tahunan minyak kayu putih

Perum Perhutani di Jawa sebesar 300 ton. Sementara itu, di Kepulauan

Ambon, produksi tahunan minyak kayu putih mencapai 90 ton/tahun, dengan

bahan baku yang berasal dari hutan alam (Gunn et al., 1997 dalam

Kartikawati et al., 2014). Adapun menurut informasi dari industri pengepakan

minyak kayu putih/industri farmasi, kebutuhan minyak kayu putih dalam

negeri mencapai 1.500 ton/tahun, sementara suplai tahunannya hanya sebesar

≥ 400 ton/tahun. Maka dari itu, untuk memenuhi kebutuhannya, industri

farmasi mengimpor produk komplementer berupa minyak eucalyptus dari

Negara Cina (Kartikawati dan Rimbawanto, 2014). Sementara itu, harga

minyak kayu putih pada tahun 2014 mencapai Rp 211.000/liter. Jadi jika

Indonesia mampu memproduksi minyak kayu putih sebesar 1.500 ton/tahun,

maka potensi nilai produksi dari minyak kayu putih yang didapatkan

mencapai ±Rp 351 milyar. Selain di Indonesia, minyak kayu putih juga

diproduksi oleh negara Vietnam dengan jumlah produksi hanya 100

ton/tahun.

Sejalan dengan hal tersebut, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)

sebagai poros pengelolaan hutan sekarang ini khususnya di Nusa Tenggara

Barat telah banyak memanfaatkan tanaman kayu putih. Tanaman ini dipilih

dengan harapan mampu memperbaiki lahan-lahan kritis, meningkatkan

perekonomian masyarakat khususnya masyarakat sekitar hutan yang

kemudian secara tidak langsung mampu mengurangi laju deforestasi dan

degradasi lahan. Selain itu, dalam rangka pembangunan KPH, budidaya

Page 17: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

4

tanaman kayu putih mampu menjadi bisnis mandiri KPH sehingga nantinya

diharapkan selain tercapainya KPH mandiri juga pemenuhan kebutuhan

minyak kayu putih dalam negeri dapat tercapai.

Dari uraian tersebut di atas, terdapat peluang yang besar dalam

melakukan pengembangan tanaman kayu putih. Terlepas dari peluang

tersebut, terdapat berbagai kendala khususnya kendala teknis dalam

melakukan pembudidayaan tanaman kayu putih. Dalam melakukan kegiatan

persemaian tanaman kayu putih, dibutuhkan kehati-hatian yang tinggi, mulai

dari fase penyemaian, penyapihan, hingga pemindahan ke lapangan.

Selanjutnya, dari beberapa literatur, pembahasan mengenai pembudidayaan

tanaman kayu putih belum diulas secara komperhensif.Selain itu, penelitian

tentang tanaman kayu putih yang lebih fokus membahas teknik budidaya

masih belum banyak dilakukan.

Bertolak dari uaraian di atas dan dalam rangka memperkaya informasi

mengenai budidaya tanaman kayu putih, maka penting untuk dilakukan

penelitian tentang budidaya tanaman kayu putih yang berjudul “Pengaruh

Media Tanam dan Frekuensi Penyiraman Terhadap Pertumbuhan

Semai Tanaman Kayu Putih”.

Page 18: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang di angkat

dalam penelitian ini adalah :

a. Apakah terdapat pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan semai

tanaman kayu putih?

b. Apakah terdapat pengaruh frekuensi penyiraman terhadap pertumbuhan

semai tanaman kayu putih?

c. Apakah terdapat interaksi antara jenis media tanam dan frekuensi

penyiraman terhadap pertumbuhan semai tanaman kayu putih?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk:

a. Mengetahui pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan semai tanaman

kayu putih.

b. Mengetahui pengaruh frekuensi penyiraman terhadap pertumbuhan semai

tanaman kayu putih.

c. Mengetahui jenis interaksi antara media tanam dan frekuensi penyiraman

terhadap pertumbuhan semai tanaman kayu putih.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapaun manfaat penelitian ini adalah :

1. Memperkaya khasanah informasi mengenai budidaya tanaman kayu putih.

2. Bermanfaat bagi petani, instansi ataupun pihak-pihak yang sedang ataupun

merencanakan pembangunan persemaian kayu putih.

Page 19: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

6

1.5 Hipotesa

Adapun hipotesa yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah :

1. H0= Media tanam tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan semai

tanaman kayu putih.

2. H1= Media tanam berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan semai

tanaman kayu putih.

3. H0= Frekuensi penyiraman tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan

semai tanaman kayu putih.

4. H1= Frekuensi penyiraman berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan

semai tanaman kayu putih.

5. H0= Tidak terdapat interaksi antara media tanam dan frekuensi penyiraman

yang berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan semai tanaman kayu putih.

6. H1= Terdapat interaksi antara media tanam dan frekuensi penyiraman yang

berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan semai tanaman kayu putih.

Page 20: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Tanaman Kayu Putih

2.1.1 Klasifikasi Tanaman Kayu Putih

Menurut Craven dan Barlow (1997, dalam Kartikawati et al., 2014),

klasifikasi tumbuhan kayu putih adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Melaleuca

Spesies : Melaleuca cajuputi

2.1.2 Karakteristik Tanaman Kayu Putih

Tanaman kayu putih merupakan jenih tanaman dengan habitus pohon, yang

mencapai tinggi ± 10 m. Batang berkayu, berbentuk bulat, kulit batang mudah

mengelupas, serta warna batang kuning kecokelatan. Sementara itu, daun kayu

putih merupakan daun tunggal, berbentuk lanset (lancip), ujung dan pangkal daun

meruncing, tepi daun rata, permukaan daun berbulu, pertulangan daun sejajar serta

warna daun hijau. Tanaman kayu putih memiliki bunga majemuk, berbentuk bulir

dengan panjang 7 - 8 cm, mahkota bunga terdiri 5 helai, dan memiliki bunga

berwarna putih (BPDAS Pemali Jratun, 2010).

Page 21: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

8

Doran et al. (1998, dalam Kartikawati et al., 2014) mendeskripsikan, kayu

putih sebagai pohon dengan tinggi ± 30 m. Dalam keadaan tertentu

pertumbuhannya dapat berkurang sehingga pohon ini tumbuh menjadi belukar

dengan cabang yang banyak. Di wilayah Australia, kayu putih dapat mencapai

tinggi lebih dari 40 m dan diameter batang 1,2 m. Batang kayu putih berwarna

abu-abu sampai putih seperti kertas, dengan pucuk pohon berwarna agak

keperakan. Sementara itu, daun kayu putih berwarna hijau, tidak mengkilap, tepi

daun rata, umumnya panjang daun antara 5-10 cm dan lebar 1-4 cm serta daunnya

berbulu. Pada tiap helaian daun terdapat 5–7 tulang daun dengan panjang 3–11

mm. Perbungaan tanaman kayu putih berbentuk bulir dan banyak terdapat pada

ujung ranting maupun ketiak daunnya. Bunga pohon kayu putih bersifat biseksual,

serta kelopak dan mahkota bunganya kecil. Buah kayu putih berbentuk kapsul dan

bertipe dehiscent, yaitu mempunyai kulit buah yang kering dan akan terbuka

ketika mencapai kemasakan untuk melepaskan biji-biji yang ada di dalamnya.

2.1.3 Syarat Tumbuh Kayu Putih

Syarat tumbuh tanaman kayu putih yang meliputi faktor lokasi, faktor tanah

dan faktor iklim adalah sebagai berikut (Sunanto, 2003) :

a. Faktor Lokasi

Tanaman kayu putih dapat tumbuh dengan baik hampir diseluruh

wilayah Asia Tenggara, yakni di daerah dataran rendah dan rawa-rawa yang

mempunyai ketinggian tempat kurang dari 400 m di atas permukaan laut (dpl).

Sementara itu, di daerah pegunungan tanaman ini jarang ditemukan.

Page 22: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

9

b. Faktor Tanah

Tanaman kayu putih tidak membutuhkan kondisi tanah yang khusus.

Tanaman ini dapat tumbuh pada tanah-tanah liat ataupun berpasir, bahkan di

tanah yang berkapur. Tanaman kayu putih dapat tumbuh dengan baik pada

tanah yang kering, bahkan merupakan salah satu tanaman yang dapat tumbuh

baik pada tanah yang terlalu jelek untuk tanaman jati. Pada tanah yang sering

tergenang air, tanaman ini dapat bertahan hidup, namun tidak tahan pada tanah

yang bereaksi sangat asam. Tanaman kayu putih tahan terhadap panas atau

kebakaran, dan dapat berkembang biak dengan tunas akar, sehingga memiliki

daya hidup yang tinggi.

c. Faktor Iklim

Tanaman kayu putih membutuhkan temperatur atau suhu udara yang

panas, sehingga dibutuhkan cahaya matahari penuh pada siang hari. Oleh

karena itu, tanaman ini dapat tumbuh dengan baik jika tidak ternaungi oleh

pohon-pohon lainnya. Hardjowigeno (2007) menyebutkan, suhu udara yang

sesuai utuk tanaman kayu putih yaitu antara 21–35°C. Sementara itu, curah

hujan tidak terlalu mempengaruhi pertumbuhan tanaman kayu putih. Tanaman

ini dapat tumbuh di daerah yang memiliki curah hujan tinggi maupun daerah

dengan curah hujan rendah.

Sementara itu, Rimbawanto et al. (2014) menyebutkan tanaman kayu

putih tidak mempunyai syarat tumbuh yang spesifik. Tanaman ini dapat tumbuh

baik pada ketinggian 5-400 m dpl, dengan curah hujan 1.300 – 1.750 mm/tahun.

Selanjutnya, peneliti menyebutkan bahwa, tanaman kayu putih merupakan

Page 23: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

10

tanaman yang dapat tumbuh dengan baik pada lahan tandus maupun lahan yang

kurang subur.

2.1.4 Sebaran Tumbuh Tanaman Kayu Putih

Sebaran alami tanaman kayu putih berkisar di 12° 00' 00'' LU - 18° 00' 00''

LS, dengan daerah sebaran di Kepulauan Maluku, Pulau Timor, Semenanjung

Malaya, serta Australia bagian Utara dan Barat Daya. Di Indonesia, tanaman kayu

putih tumbuh secara alami di daerah Maluku (Pulau Buru, Pulau Seram, Pulau

Ambon dan Pulau Nusa Laut), Sumatera Selatan (sepanjang Sungai Musi dan

Palembang), Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Bali dan Irian Jaya.

Sedangkan di Jawa Tengah (Solo dan Yogyakarta), Jawa Barat (Banten, Bogor,

Sukabumi, Purwakarta, Indramayu, Kuningan, Garut, Tasikmalaya, Ciamis dan

Majalengka), dan Jawa Timur (Ponorogo, Madiun dan Kediri) dikembangkan

sebagai hutan usaha (Maarthen, 1998 dalam Napirah dan Irmayani, 2012).

2.2 Teknik Perbanyakan Tanaman Kayu Putih

2.2.1 Perbanyakan Tanaman Secara Generatif

Teknik perbanyakan tanaman kayu putih dapat dilakukan dengan dua cara,

yaitu secara generatif dan vegetatif. Secara generatif, perbanyakan dilakukan

dengan biji. Biji yang dipanen sebaiknya berasal dari pohon induk yang bagus dan

dipanen ketika masa puncak pembuahan. Musim berbunga dan berbuah sangat

bervariasi antar lokasi dan waktu. Di Gunungkidul, Yogyakarta, puncak

pembungaan dan pembuahan terjadi pada bulan Februari (Kartikawati et al.,

2014). Selanjutnya, dari penelitian yang dilakukan Baskorowati et al. (2008)

Page 24: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

11

menyebutkan bahwa, waktu perbungaan tanaman kayu putih pada kebun benih

Paliyan Gunungkidul, yaitu pada bulan Februari-Mei dengan puncak perbungaan

terjadi pada bulan Maret, serta pemanenan buah yang tepat dilakukan pada bulan

Juli - Agustus. Biji kayu putih terbungkus dalam kapsul-kapsul, dimana dalam

setiap kapsul terdapat kurang lebih 10 - 30 biji. Dikarenakan benih kayu putih

berukuran sangat kecil dan halus, maka dalam proses penaburannya perlu

dilakukan perlakuan khusus, yaitu mencampur biji dengan pasir yang telah

disterilkan (disangrai) terlebih dahulu agar benih tidak mudah terbang apabila

tertiup angin (Kartikawati et al., 2014).

2.2.2 Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif

Perbanyakan tanaman kayu putih secara vegetatif dapat dilakukan dengan

cara stek pucuk. Teknik perbanyakan dengan stek pucuk pada kayu putih

dilakukan dengan memanfaatkan tunas-tunas muda. Tanaman kayu putih

memiliki kemampuan bertunas yang bagus, sehingga untuk menumbuhkan tunas-

tunas muda dapat dilakukan dengan mudah. Tunas yang masih muda dipotong

kurang lebih sepanjang 10 cm, kemudian diberi hormon IBA (Indole Butyric

Acid) pada bagian pangkal tunas untuk merangsang terbentuknya akar pada stek.

Selanjutnya ditanam pada bak plastik dengan media tanam berupa pasir halus dan

ditutup dengan sungkup. Stek pucuk yang berhasil tumbuh akan menampakkan

kondisi stek yang masih segar (tidak layu) dan muncul tunas baru (Kartikawati et

al., 2014).

Sementara itu, menurut Sunanto (2003), pengembangan tanaman kayu

putih secara vegetatif dapat dilakukan dengan tunas akar. Salah satu karakteristik

Page 25: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

12

perakaran tanaman kayu putih adalah dapat menumbuhkan tunas-tunas akar yang

dapat digunakan sebagai bibit tanaman. tunas akar dapat diambil dengan cara

memotong akar yang ditumbuhi tunas di dua tempat, masing-masing sekitar 10

cm dari pangkal tunas akar. Untuk sementara, tunas akar tersebut ditanam pada

polibag yang berukuran agak besar yang telah diisi dengan media tanam berupa

campuran tanah gembur dan pupuk kandang, disiram dengan air secukupnya, dan

disimpan di tempat yang teduh. Sekitar dua bulan kemudian, jika bibit tanaman

kayu putih menampakkan tanda-tanda dapat hidup (batang dan daun tampak

segar, bahkan sudah mulai ditumbuhi daun-daun muda), bibit siap dipindahkan ke

lapangan.

2.3 Hama dan Penyakit Pada Tanaman Kayu Putih

2.3.1 Hama

Hama yang sering menyerang tanaman kayu putih yaitu rayap

(Macrotermes gilvus). Hama ini hanya menyerang tanaman kayu putih yang

masih muda (umur tanaman kurang dari 10 bulan). Pada umumnya, rayap

menyerang bahan-bahan mati dan tanaman-tanaman muda yang mengalami

kerusakan atau tidak sehat, bahkan seringkali menyerang tanaman yang sehat jika

tidak ada pilihan bahan makanan lainnya. Rayap menyerang tanaman kayu putih

pada bagian perakaran sehingga tanaman mati (Sunanto, 2003).

2.3.2 Penyakit Dumping Off

Benih yang telah berhasil berkecambah seringkali tidak dapat berkembang

menjadi bibit karena serangan busuk atau lodoh batang yang disebabkan oleh

Page 26: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

13

berbagai jamur yang berkembang dalam tanah. Setelah semai berkembang

menjadi bibit, berbagai macam penyakit juga dapat menyerang akar, batang atau

daun. Dengan demikian, sebagian semai yang berhasil muncul di atas tanah dan

bibit yang dihasilkan tidak selalu dapat dipakai sebagai bahan tanaman, karena

kondisinya tidak menguntungkan untuk ditanam di lapangan. Gangguan penyakit

yang disebabkan oleh faktor biotik yang umumnya terjadi di persemaian adalah

rebah semai (dumping off) (Siregar, 2005).

Penyakit semai (dumping off) atau rebah semai sering timbul pada

tanaman-tanaman yang masih muda, pangkal batang belum berkayu serta tanaman

masih dalam fase semai. Gejala yang dapat dilihat berupa munculnya bercak hijau

dan daun-daun layu dengan segera. Sering pula batang semai yang terserang akan

menjadi patah. Jika keadaan membantu pertumbuhan jamur, maka jamur akan

berkembang di permukaan tanah, membentuk suatu lapisan yang sangat tipis

menyerupai sarang laba-laba dan dapat meluas dengan cepat. Penyebab penyakit

ini adalah jamur Rhizoctonia solani. Untuk meminimalkan terjadinya penyakit ini,

penanganan pada persemaian perlu dilakukan dengan cara mengurangi

kelembaban persemaian dan melakukan penyemprotan fungisida (Semangun

2008).

Siregar (2005) menyebutkan bahwa dumping off umumnya terjadi pada

bibit yang baru saja berkecambah. Penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan

yang hebat, pembusukan, dan bahkan kematian bibit. Gejala serangan penyakit

dumping off dapat dibagi menjadi dua, yaitu kematian yang terjadi sebelum benih

berkecambah dan muncul di permukaan tanah dan kematian yang terjadi setelah

Page 27: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

14

benih berkecambah dan muncul di atas permukaan tanah. Penyebab penyakit ini

yaitu beberapa jenis jamur penghuni tanah seperti Phytium sp, Phytopthora sp,

Diplodia sp, Rhizoctonia sp, dan Fusarium sp.

Sejalan dengan hal di atas, Semangun (2006) menyatakan bahwa, dalam

keadaan yang lembab, tumbuhan yang baru saja tumbuh dapat diserang oleh

beberapa macam jamur (misalnya Rhizoctonia sp, Sclerotium sp, Fusarium sp,

Phytium sp, dan Phytopthora sp), menyebabkan pangkal batang busuk dan

tumbuhan akan rebah. Gejala ini disebut sebagai penyakit semai pascatumbuh.

Sementara itu, gejala penyakit semai pratumbuh sering terjadi pada biji yang baru

tumbuh dan belum muncul dari permukaan tanah serta mengalami pembusukan

dengan cepat.

2.4 Manfaat Tanaman Kayu Putih

Menurut Permenhut No. 35 tahun 2007, tanaman kayu putih merupakan

salah satu tanaman hasil hutan bukan kayu (HHBK) dari golongan minyak atsiri.

HHBK merupakan hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani beserta produk

turunannya dan budidaya yang diberasal dari hutan kecuali kayu (Permenhut No.

35 Tahun 2007).

Di Indonesia, tanaman kayu putih telah banyak dimanfaatkan. Minyak

atsiri sebagai produk dari tanaman kayu putih banyak dimanfaatkan dalam bidang

pharmakologi atau obat-obatan karena mengandung senyawa pokok berupa 1,8

cineol yang tinggi (Doran et al., 1997 dalam Kartikawati et al., 2014). Irvan,

Manday, dan Sasmitra (2015) menyebutkan bahwa, cineol merupakan eter siklik

dengan rumus empiris C10H18O, yang termasuk ke dalam kelompok oksigenasi

Page 28: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

15

monoterpen. Dari penelitian yang dilakukan Winara et al. (2012), diketahui

bahwa kadar cineol dari kandungan minyak atsiri tanaman kayu putih dari jenis

yang berada di TN Wasur Papua mencapai 80 %. Hal ini menunjukkan kelas mutu

minyak kayu putih tersebut termasuk dalam kelas mutu U (utama), sesuai

ketetapan Standar Nasional Indonesia (SNI). Selanjutnya, struktur kimia dari 1,8

cineol dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut.

Gambar 2.1 Struktur Kimia 1,8 Cineol

Manfaat lain dari tanaman kayu putih yaitu berpotensi untuk upaya

rehabilitasi hutan dan lahan, seperti menunjang usaha konservasi lahan dan

pemanfaatan lahan marginal menjadi lahan produktif. Upaya pendayagunaan

lahan marginal memiliki arti yang penting dalam usaha memperbaiki lahan yang

rusak, sebagai akibat pembangunan atau kerusakan oleh alam (Kartikawati et al. ,

2014).

2.5 Media Tumbuh

Media tumbuh merupakan komponen utama untuk bercocok tanam. Media

tumbuh yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin

ditanam. Secara umum, media tumbuh harus dapat menjaga kelembaban daerah

sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menjamin ketersediaan unsur

hara (Anisa, 2011).

Page 29: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

16

Media tumbuh yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, salah

satunya tidak terlalu padat, sehingga dapat membantu pembentukan dan

perkembangan akar tanaman. Selain itu, juga mampu menyimpan air dan unsur

hara secara baik, mempunyai aerase yang baik, tidak menjadi sumber penyakit

serta mudah didapat dengan harga yang relatif murah (Anisa, 2011).

2.5.1 Media Pasir

Pasir merupakan bagian tanah dengan ukuran antara 2-0,2 mm. Pada

umumnya pasir digunakan untuk media campuran karena mudah didapat dan

murah. Pasir ditambahkan ke dalam media tanam untuk meningkatkan porositas

(Harjadi, 1989 dalam Poerwanto, 2003 dalam Hanum, 2010).

Tanah pasir bertekstur kasar, dicirikan adanya ruang pori besar diantara

butir-butirnya. Kondisi ini menyebabkan tanah menjadi berstruktur lepas

(Buckman dan Brody, 1982 dalam Sinulingga dan Darmanti, 2007). Penggunaan

pasir yang dicampur dengan bahan lain bertujuan agar media tersebut mempunyai

aerasi yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Soepardi, 1983

dalam Hanum, 2010). Pasir memiliki kapasitas menahan kelembaban yang sangat

rendah dan kandungan hara rendah. Pasir sangat penting karena dapat

meningkatkan ruang pori dan memperbaiki aerasi tanah (Yushanita, 2007 dalam

Hanum, 2010).

2.5.2 Media Tanah

Tanah merupakan media tanam yang paling umum digunakan sebagai

media tanam, namun masih diperlukan bahan organik sebagai campuran medianya

Page 30: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

17

agar tanaman dapat tumbuh dengan baik (Darajat, 2003 dalam Yushanita, 2007

dalam Hanum, 2010).

Hanum (2010) menyebutkan bahwa, jenis tanah dibedakan menjadi dua,

yaitu tanah mineral dan tanah organik. Tanah mineral adalah tanah yang

merupakan hasil pelapukan dari bahan-bahan mineral, sedangkan tanah organik

adalah tanah yang berasal dari hasil pelapukan bahan-bahan organik. Tanah

organik memiliki bahan organik dalam jumlah yang tinggi, misalnya tanah

gambut.

Hardjowigeno (1995, dalam Anisa, 2010) menyatakan, tanah mempunyai

ciri khas dan sifat-sifat yang berbeda-beda antara tanah di suatu tempat dengan

tempat yang lain. Sifat-sifat tanah itu meliputi sifat fisika dan sifat kimia.

Beberapa sifat fisika tanah antara lain tekstur, struktur dan kadar lengas tanah.

Untuk sifat kimia menunjukkan sifat yang dipengaruhi oleh adanya unsur maupun

senyawa yang terdapat di dalam tanah tersebut. Beberapa contoh sifat kimia yaitu

reaksi tanah (pH), kadar bahan organik dan Kapasitas Tukar Kation (KTK).

Tekstur tanah yang baik sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Tanah dengan aerasi, drainase, serta kemampuan menyimpan air maupun unsur

hara, harus memiliki komponen pasir, debu, dan liat yang seimbang. Sehingga

tanaman mampu tumbuh dalam keadaan yang optimal. Faktor lain yang memiliki

kaitan yang erat dengan pertumbuhan tanaman adalah struktur tanah. Pada

struktur tanah terdapat berbagai macam komponen yang dapat mempengaruhi

tumbuhnya suatu tanaman. Tanah mengandung berbagai macam unsur-unsur

makro maupun mikro yang berguna bagi tanaman. Dengan struktur tanah yang

Page 31: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

18

mantap (terdapat bahan organik yang cukup, mikroorganisme yang

menguntungkan satu sama lain, dan pori-pori tanah cukup baik), maka aerasi

(pertukaran O2, CO2, maupun gas-gas lainnya di dalam tanah) akan mampu

mencukupi kebutuhan tanaman terhadap unsur-unsur tersebut. Sehingga, tanaman

mampu melakukan proses metabolisme dengan baik. Pertumbuhan tanaman juga

dipengaruhi oleh agregat tanah (daya ikat antara partikel-partikel dalam tanah)

(Daniel et al., 1992 dalam Kurniawan, Bintoro, dan Riniarti, 2014).

2.5.3 Media Kompos

Kompos merupakan hasil perombakan bahan organik oleh mikroba.

Pengomposan pada dasarnya merupakan upaya mengaktifkan kegiatan mikrobia

agar mampu mempercepat proses dekomposisi bahan organik. Tujuan pemberian

pupuk kompos pada lahan ataupun tanaman adalah untuk : (a) memperbaiki

struktur tanah, (b) meningkatkan kemampuan penampungan air, sehingga tanah

dapat lebih banyak menyediakan air bagi tanaman, (c) memperbaiki drainase dan

tata udara tanah agar suhu tanah dapat lebih stabil, dan (d) meningkatkan daya

ikat tanah terhadap zat hara sehingga tidak mudah tercuci oleh air pengairan

maupun air hujan (Noverita, 2005).

Dari penelitian yang dilakukan oleh Noverita (2005), pemberian pupuk

kompos berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dan berpengaruh sangat nyata

terhadap diameter batang tanaman. Hal ini disebabkan karena pemberian pupuk

kompos dapat memperbaiki sifat fisik tanah, dimana tanah menjadi gembur serta

aerasi dan drainase tanah menjadi lebih baik. Perbaikan sifat fisik tanah akan

semakin meningkatkan pertumbuhan akar tanaman. Meningkatnya pertumbuhan

Page 32: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

19

akar tanaman akan diikuti oleh peningkatan tinggi tanaman, pembentukan jumlah

daun yang semakin banyak, dan pertambahan diameter batang.

2.5.4 Media Pupuk Kandang

Pupuk kandang merupakan campuran dari kotoran padat, air seni, amparan,

dan sisa makanan. Susunan kimia dari pupuk kandang tersebut berbeda dari tiap

tempat tergantung dari macam ternak, umur dan keadaan hewan, sifat dan jumlah

amparan, cara mengurus, dan menyimpan pupuk sebelum dipakai. Jenis kotoran

hewan yang umum digunakan adalah kotoran sapi, kerbau, kelinci, ayam, dan

kuda (Marsono dan Sigit, 2002 dalam Rahadi, 2008). Pupuk kandang yang

digunakan hendaklah dalam keadaan terdekomposisi sempurna agar tidak

mengganggu pertumbuan tanaman. Salah satu cirri pupuk kandang yang telah

terdekomposisi sempurna yaitu hilangnya bau dari kotoran (soepardi, 1983 dalam

Sadikin, 2004).

Selanjutnya, Soepardi (1983, dalam Tampubolon, 2000) menyatakan

bahwa, terdapat beberapa manfaat dari pupuk kandang, diantaranya: (1)

memperbaiki struktur tanah, (2) sebagai sumber hara bagi tanaman, (3)

meningkatkan daya menahan air, (4) meningkatkan kapasitas tukar kation dalam

tanah. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Sutedjo (1994, dalam Rahadi,

2008) yang menyebutkan bahwa, selain sebagai penyedia unsur hara bagi

tanaman, pupuk kandang berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah sebagai

media tumbuh, meningkatkan kapasitas tukar kation, dan mendorong kehidupan

jasad renik dalam tanah. Dengan kata lain pupuk kandang mempunyai

Page 33: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

20

kemampuan mengubah berbagai faktor dalam tanah, sehingga menjadi faktor-

faktor yang menjamin kesuburan tanah.

2.6 Penyiraman

Air merupakan salah satu komponen penting yang dibutuhkan oleh

tanaman untuk tumbuh, berkembang dan bereproduksi. Air yang dapat diserap

tanaman adalah air yang berada dalam pori-pori tanah di lapisan perakaran.

Penyerapan air oleh tanaman dikendalikan oleh beberapa hal sebagai berikut :

kebutuhan untuk transpirasi, kerapatan serta total panjang akar dan kandungan air

tanah di lapisan jelajah akar tanaman (Sinulingga dan Darmanti, 2007).

Air memiliki peran yang sangat penting bagi tanaman. Air berpengaruh

langsung dalam penyusunan tubuh tanaman dan proses fotosintesis. Air juga

diperlukan untuk menggerakkan unsur hara seperti ion K+, Mg2+, dan NO3- ke

akar tanaman yang berguna bagi proses pertumbuhan tanaman (Siahaya, 2007).

Siahaya (2007) menyebutkan, agar pertumbuhan tanaman dapat

berlangsung dengan baik, maka pengaturan tata air harus diperhatikan, dengan

jalan mengatur drainase dan aerasi media tumbuh, serta frekuensi pemberian air

sehingga kelembaban dalam media tumbuh dapat terkontrol.

Page 34: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

21

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimental. Metode eksperimental merupakan metode penelitian yang

digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain

dalam kondisi yang terkendali (Sugiyono, 2011).

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian

Universitas Mataram. Adapun waktu penelitian yaitu pada bulan Mei - Juli

2015.

3.3 Alat dan Bahan Penelitian

3.3.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Alat tulis

2. Tallysheet

3. Kamera

4. Caliper

5. Penggaris

6. Suntikan

7. Ayakan berukuran 2mm

8. Timbangan

9. Oven

Page 35: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

22

3.3.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Benih kayu putih

2. Air

3. polibag

4. Pasir

5. Tanah

6. Pupuk kandang

7. Kompos

8. Paranet

9. Plastik transparan

3.4 Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan

Acak Lengkap (RAL), dengan uji faktorial yang terdiri atas dua faktor, yaitu

faktor media (M) yang terdiri atas 4 aras, dan faktor intensitas penyiraman (A)

yang terdiri atas 3 aras. Dari kedua faktor tersebut, diperoleh 12 perlakuan

yang diulang sebanyak 3 kali, sehingga total sampel penelitian berjumlah 36

pot percobaan. Faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian, kombinasi

perlakuan dari kedua faktor, serta desain penempatan sampel penelitian dapat

dilihat secara rinci pada Tabel 3.1, Tabel 3.2, dan Gambar 3.1 pada halaman

selanjutnya.

Page 36: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

23

Tabel 3.1 Faktor-Faktor Dalam Penelitian

Faktor Media Faktor Penyiraman

M0 = Tanah

M1 = Tanah +Pasir (1:1)

M2 = Tanah + Kompos (1:1)

M3 = Tanah + Pupuk kandang (1:1)

P1 = 1 kali pada pagi hari dengan jumlah

sesuai evapotranspirasi perhari

P2 = 2 kali pada pagi dan sore hari

dengan jumlah sesuai

evapotranspirasi perhari

P3 = 1 kali pada sore hari dengan jumlah

sesuai evapotranspirasi perhari

Tabel 3.2 Kombinasi Perlakuan

Perlakuan Ulangan

Media Penyiraman 1 2 3

M0 P1

M0P1 M0P1 M0P1 M0P2 M0P2 M0P2 M0P3 M0P3 M0P3

M1 M1P1 M1P1 M1P1

P2

M1P2 M1P2 M1P2 M1P3 M1P3 M1P3

M2 M2P1 M2P1 M2P1 M2P2 M2P2 M2P2

P3

M2P3 M2P3 M2P3

M3 M3P1 M3P1 M3P1 M3P2 M3P2 M3P2 M3P3 M3P3 M3P3

Keterangan :

M0P1

M0P2

M0P3

M1P1

M1P2

M1P3

M2P1

M2P2

= = = = = = = =

Media tanah dengan 1 kali penyiraman pada pagi hari. Media tanah dengan 2 kali penyiraman pada pagi dan sore hari. Media tanah dengan 1 kali penyiraman pada sore hari. Media tanah+pasir dengan 1 kali penyiraman pada pagi hari. Media tanah+pasir dengan 2 kali penyiraman pada pagi dan sore hari. Media tanah+pasir dengan 1 kali penyiraman pada sore hari. Media tanah+kompos dengan 1 kali penyiraman pada pagi hari. Media tanah+kompos dengan 2 kali penyiraman pada pagi dan sore

Page 37: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

24

M2P3

M3P1

M3P2

M3P3

= = = =

hari. Media tanah+kompos dengan 1 kali penyiraman pada sore hari. Media tanah+pupuk kandang dengan 1 kali penyiraman pada pagi hari. Media tanah+pupuk kandang dengan 2 kali penyiraman pada pagi dan sore hari. Media tanah+pupuk kandang dengan 1 kali penyiraman pada sore hari.

Selanjutnya, dilakukan penempatan pot percobaan seperti yang

tertera pada Gambar 3.1 berikut :

M2P1-U3 M2P1-U2 M0P3-U3 M0P2-U1 M1P1-U3 M2P2-U2 M3P3-U3 M3P1-U3 M0P1-U1

M2P3-U1 M0P1-U3 M2P2-U3 M3P2-U1 M3P3-U1 M2P1-U1 M1P2-U2 M2P2-U1 M3P3-U2

M1P1-U1 M1P3-U1 M2P3-U3 M3P2-U3 M1P2-U3 M2P3-U2 M0P2-U2 M1P2-U1 M1P3-U2

M3P1-U1 M0P2-U3 M1P1-U2 M3P2-U2 M0P3-U1 M1P3-U3 M0P3-U2 M3P1-U2 M0P1-U2

Gambar 3.1 Denah Penempatan Pot Percobaan

3.5 Prosedur Kerja

3.5.1 Persiapan

a. Benih Kayu Putih

Benih kayu putih dicampur dengan pasir yang telah disterilkan terlebih

dahulu (disangrai). Untuk bak tabur yang berukuran 20 x 30x 5 cm ,

disemaikan benih kayu putih sebanyak 1 g, dan dicampurkan dengan pasir

secukupnya. Benih kayu putih yang digunakan diperoleh dari KPHP

Page 38: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

25

Batulanteh Sumbawa, dimana KPHP Batulanteh itu sendiri mendapatkan benih

dari Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan

(BBPBPTH) Yogyakarta.

b. Media Tanam

1. Tanah yang digunakan terlebih dahulu dikering anginkan dan dibersihkan

dari gulma. Selanjutnya tanah diayak menggunakan ayakan berukuran 2

mm.

2. Pasir diayak menggunakan ayakan berukuran 2 mm, selanjutnya disangrai

selama 30 menit dengan tetap di aduk agar pasir tersangrai merata. Pasir

dan tanah dicampurkan dengan perbandingan 1:1.

3. Kompos dikering anginkan, selanjutnya diayak menggunakan ayakan

berukuran 2 mm. Kompos dan tanah dicampurkan dengan perbandingan

1:1.

4. Pupuk kandang diayak menggunakan ayakan berukuran 2 mm, selanjutnya

pupuk kandang dan tanah dicampurkan dengan perbandingan 1:1.

c. Persiapan Bak Tabur

1. Bak tabur yang digunakan berukuran 20 x 30 x 5 cm.

2. Membuat drainase pada bak tabor dengan cara melubangi bagian bawah

bak tabur menggunakan paku. Jarak antar lubang yaitu 5 cm.

d. Penyemaian Benih Kayu Putih Pada Bak Tabur

1. Bak tabur yang telah terisi media pasir, dibasahi dengan menyemprotkan

air hingga media basah merata.

Page 39: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

26

2. Benih yang telah tercampur pasir, ditaburi di atas media secara perlahan

dan merata.

3. Setelah benih ditabur, selanjutnya menaburkan pasir di atas benih secara

tipis dan merata.

4. Dilakukan penyemprotan pada bak tabur menggunakan sprayer hingga

basah merata.

5. Bak tabur ditutup menggunakan plastik transparan (sungkup).

e. Persiapan Polibag

Ukuran polibag yang digunakan yaitu 10 x 15 cm. Selanjutnya polibag

diisi dengan media tanam berupa tanah, tanah + pasir, tanah + kompos, dan

tanah+pupuk kandang masing-masing sebanyak 3 ulangan.

3.5.2 Pelaksanaan

a. Pemindahan Semai ke Polibag

1. Setelah semai berusia antara 30 - 40 hari pada bak tabur, semai

dipindahkan ke polibag yang telah terisi media tanam.

2. Sebelum semai dicabut, terlebih dahulu bak tabur disiram agar

memudahkan saat pencabutan.

3. Untuk memudahkan saat menanan semai di polibag, terlebih dahulu

polibag disiram.

4. Adapun cara penanaman semai pada polibag yaitu pegang bagian daun,

kemudian buatlah lubang sedalam 1 – 3 cm. Letakkan benih pada lubang,

kemudian lubang di tutup kembali.

Page 40: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

27

5. Setelah semai di tanam, kemudian semai disiram agar tetap segar.

b. Penyiraman

Penyiraman dilakukan dengan metode yang telah ditentukan yaitu

penyiraman dengan menyeimbangkan evapotranspirasi.

c. Pemeliharaan

Salah satu faktor penghambat pertumbuhan tanaman yaitu munculnya

gulma. Untuk itu, pemeliharaan dilakukan dengan cara penyiangan. Selain itu

dilakukan pemeliharaan untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman.

3.5 Parameter Pengamatan Penelitian

Pengamatan terhadap pertumbuhan semai dilakukan tiap 1 minggu sekali

meliputi pengambilan data pada parameter yang diamati yakni sebagai berikut :

a. Tinggi Tanaman (cm).

Pengukuran dilakukan dari pangkal batang hingga titik tumbuh tertinggi

menggunakan penggaris. Pengukuran dilakukan selama tiap 1 pekan.

b. Diameter Batang (mm)

Pengukuran diameter batang diukur menggunakan caliper. Pengukuran

dilakukan tiap 1 pekan.

c. Jumlah Daun (helai)

Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah daun per

tanaman tiap 1 pekan.

Page 41: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

28

d. Kekokohan Batang

Perhitungan kekokohan batang dilakukan dengan menghitung

perbandingan antara tinggi batang (cm) dan diameter batang (mm)

(Yudohartono dan Fambayun, 2012)

e. Berat Berangkasan Kering (g)

Kegiatan pengukuran berat berangkasan kering dilakukan pada akhir

penelitian. Tanaman ditimbang berat keringnya (setelah dioven selama 24

jam pada suhu 60°C).

3.6 Analisis Data

Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis sidik ragam pada

taraf uji 5 %. Jika terdapat beda nyata antar perlakuan, maka dilakukan uji

lanjutan menggunakan uji Duncan pada taraf uji 5%.

Page 42: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

29

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analisis Tanah

Hasil analisis tanah yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada

Tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1 Data Hasil Analisis Tanah

No Parameter Hasil Uji* Harkat**

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Kadar air pH (H2O) N-Total P- Tersedia K-Tersedia Terkstur Tanah Pasir : Debu : Liat

4,29% 5,6

0,38% 16,28 mg/100g 1,014 me/100g

88% : 10% : 2%

- Agak masam Sedang Rendah Sangat tinggi Pasir Berlempung

Keteranga : * Hasil Analisis Tanah oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

(BPTP) NTB ** Hardjowigeno (2007)

Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa, nilai kadar air yang diperoleh

sebesar 4,29%. Pertumbuhan sebagian besar tanaman, berkaitan erat dengan

penyediaan kadar air tanah. Air dibutuhkan tanaman untuk sintesa karbohidrat

dan sebagai sarana pengangkut hara yang dibutuhkan tanaman. Kekurangan air

dalam jaringan tanaman mengakibatkan berkurangnya pembelahan sel dan

perkembangan sel, yang pada akhirnya dapat menurunkan pertumbuhan tanaman

(Ma’shum, 2005). Sementara itu, jika suplai air berlebihan (tanah menjadi

tergenang) pada waktu yang lama, akan berdampak buruk terhadap aerasi tanah,

sehingga respirasi akar dan aktifitas mikrobia aerobik seperti bakteri amonifikasi

dan nitrifikasi akan terhenti sama sekali (Hanafiah, 2010).

Page 43: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

30

Dari hasil analisis tanah, diketahui bahwa, tanah yang digunakan pada

penelitian ini memiliki harkat agak masam (pH 5,6). Meskipun pH tanah

bereaksi agak masam, tetapi kondisi ini masih tergolong baik untuk

membudidayakan tanaman kayu putih. Menurut Pusat Penelitian Tanah (2003,

dalam Hardjowigeno, 2007), tanaman kayu putih dapat tumbuh pada tanah yang

memiliki pH sebesar 5 - 8,5. pH (potential of hydrogen) menggambarkan

banyaknya ion hidrogen yang terdapat di dalam tanah. Semakin tinggi kadarnya,

maka tanah dikatakan asam. Sebaliknya, jika kadar hidrogen di dalamnya

rendah, maka tanah dikatakan basa (Agromedia, 2010). pH tanah dapat

mempengaruhi ketersediaan hara tanah dan bisa menjadi faktor yang

berhubungan dengan kualitas tanah. Kondisi keasaman tanah sangat

mempengaruhi kesuburan tanah. Pada kondisi netral (pH 7), reaksi kimia tanah

akan berlangsung baik, sehingga hara yang bermanfaat dapat tersedia.

Sebenarnya, keasaman tanah yang baik untuk tanaman tidaklah harus tepat

benilai 7, tetapi dalam kisaran pH 5,5 - 7,5. Hal ini juga tergantung dari jenis

tanaman yang dibudidayakan (Agromedia, 2010).

Kandungan nilai N (nitrogen) total yang diperoleh dari hasil analisis

tanah, yaitu 0,38%. Menurut Pusat Penelitian Tanah (1983, dalam

Hardjowigeno, 2007), nilai tersebut termasuk dalam harkat sedang (N = 0,21 -

0,50%). Hardjowigeno (2007), menyebutkan bahwa, tanaman yang diusahakan

(diambil) daunnya, memerlukan hara N yang lebih banyak, agar daun dapat

berkembang dengan baik. Misalnya pada sayur-sayuran dan teh. Unsur hara N

memiliki peran penting bagi tanaman karena berperan dalam pertumbuhan

Page 44: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

31

vegetative tanaman. Tanaman yang tumbuh pada tanah yang cukup N, berwarna

lebih hijau. Tanaman yang kurang memperoleh nitrogen memiliki gejala seperti

klorosis, tanaman tumbuh kerdil, dan daun cenderung cepat rontok. Sementara

itu, kerugian yang ditimbulkan akibat kelebihan N yaitu: (1) menurunkan

kualitas hasil khususnya untuk buah-buahan, (2) memperlambat pematangan

buah dengan merangsang pertumbuhan vegetatif, (3) meningkatkan kepekaan

tanaman terhadap serangan hama dan penyebab penyakit.

Hasil analisis tanah yang digunakan dalam penelitian terhadap hara P

(fosfor) tersedia, adalah sebesar 16,28 mg/100g. Menurut Pusat Penelitian Tanah

(1983, dalam Hardjowigeno, 2007) nilai tersebut termasuk dalam harkat rendah.

Menurut Hardjowigeno (2007), faktor terpenting yang mempengaruhi

tersedianya hara P untuk tanaman yaitu pH tanah. Hara P paling mudah diserap

oleh tanaman pada pH sekitar netral hingga nertal (6,0 - 7,0). Unsure hara P

berperan dalam pembelahan sel, perkembangan akar, mempercepat pematangan

buah, memperkokoh batang agar tidak mudah roboh, serta membuat tanaman

tahan terhadap penyakit. Hanum (2008) menyatakan, gejala kekurangan hara P

tampak pada warna daun yang menguning (terutama pada daun tua),

pertumbuhan lambat, dan kualitas serta kuantitas buah juga akan menurun.

Berdasarkan hasil analisis tanah, diketahui bahwa nilai K (kalium)

tersedia yang diperoleh yaitu sebesar 1,014 me/100g. Menurut Pusat Penelitian

Tanah (1983, dalam Hardjowigeno, 2007) nilai tersebut termasuk dalam harkat

sangat tinggi. Unsur hara K berperan dalam pembentukan pati, pembukaan

stomata , serta mempertinggi daya tahan terhadap kekeringan dan penyakit.

Page 45: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

32

Kekurangan dan kelebihan K sama-sama berpengaruh kurang baik bagi

pertumbuhan tanaman. Gejala kekurangan K pada tanaman dapat dilihat pada

kondisi daun, dimana daun akan mengalami gejala klorosis yang mengakibatkan

gangguan fotosintesis. Sementara itu, kelebihan K di dalam tanah menghambat

penyerapan kation-kation lain, seperti magnesium (Mg) yang dapat

mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis (Ma’shum, 2005).

Tekstur merupakan perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu, dan

liat. Dari tabel 4.1 diketahui bahwa, tanah yang digunakan pada penelitian ini

bertekstur pasir berlempung, dimana persentase fraksi pasir lebih tinggi dari

fraksi debu dan liat, dengan nilai persentase bertutur-turut sebesar 88%, 10%,

dan 2%. Tanah dengan tekstur ini cukup sesuai digunakan untuk budidaya

tanaman kayu putih (Pusat Penelitian Tanah, 2003 dalam Hardjowigeno, 2007).

Dariah et al. (2003, dalam Manfarizah, Syamaun, dan Nurhalizah, 2011),

menjelaskan bahwa, tanah-tanah yang didominasi fraksi pasir, mampu

mengalirkan air lebih cepat dibandingkan dengan tanah-tanah yang didominasi

oleh fraksi debu dan liat. Hal ini dikarenakan tanah yang didominasi pasir

memiliki pori-pori makro (besar), sehingga air akan lebih mudah mengalir.

sementara tanah yang didomonasi oleh debu dan liat memiliki pori-pori meso

(sedang) dan mikro (kecil), yang menyebabkan air tidak mudah mengalir.

4.2 Analisis Pertumbuhan Tanaman

Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pada perlakuan media

tanam, frekuensi penyiraman, maupun kombinasi antara keduanya terhadap

parameter pertumbuhan tanaman, maka dilakukan pengolahan data dari hasil

Page 46: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

33

pengukuran menggunakan analisis sidik ragam (Anova) pada taraf uji 5%.

Hasil analisis sidik ragam dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini:

Tabel 4.2 Hasil Analisis Pertumbuhan Tanaman

No Parameter Pertumbuhan Media Tanam

Frekuensi Penyiraman

Media Tanam*Frekuensi

Penyiraman 1 2 3 4 5

Tinggi Tanaman Jumlah Daun Diameter Batang Kekokohan Batang Berat Berangkasan Kering

s s s s s

ns ns ns ns ns

ns ns ns ns ns

Keterangan : s = signifikan, ns = non signifikan

Berdasarkan Tabel 4.2, diketahui bahwa media tanam memberikan

pengaruh signifikan pada seluruh parameter pertumbuhan, meliputi tinggi

tanaman, jumlah daun, diameter batang, kekokohan batang, dan berat

berangkasan kering. Hal ini dikarenakan media yang digunakan memiliki

kandungan hara yang dapat terpenuhi bagi tanaman. Selain itu, dengan

penambahan bahan organik pada tanah seperti pupuk kandang maupun

kompos, selain dapat meningkatkan jumlah hara, bahan organik tersebut juga

mampu memperbaiki sifat fisik tanah. Sesuai dengan pernyataan dari Soepardi

(1983, dalam Tampubolon, 2000) menyatakan bahwa, terdapat beberapa

manfaat dari pupuk kandang, diantaranya memperbaiki struktur tanah dan

sebagai sumber hara bagi tanaman. Selanjutnya, Noverita (2005) menyatakan,

pemberian kompos dapat memperbaiki sifat fisik tanah, dimana tanah menjadi

gembur serta aerasi dan drainase tanah menjadi lebih baik.

Page 47: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

34

Frekuensi penyiraman memberikan pengaruh non signifikan terhadap

seluruh parameter pertumbuhan. Hal ini diduga karena kondisi lingkungan

yang homogen, sehingga jumlah air yang hilang akibat evapotranspirasi tidak

jauh berbeda pada semua tanaman kayu putih. Maka dapat dikatakan bahwa

tidak terdapat perbedaan yang nyata terhadap frekuensi penyiraman, baik pagi

hari maupun sore hari. Begitu pula halnya dengan kombinasi antara media

tanam dan frekuensi penyiraman, dimana tidak terdapat perbedaan yang

signifikan pada semua parameter pertumbuhan.

Selanjutnya, untuk dapat mengetahui beda nyata dari tiap perlakuan

yang signifikan, dilakukan uji menggunakan uji lanjut Duncan pada taraf uji

5%.

4.2.1 Tinggi Tanaman

Hasil analisis uji lanjut Duncan terhadap perlakuan media tanam pada

parameter tinggi tanaman adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Uji Duncan Taraf 5% Terhadap Perlakuan Media Tanam Pada Parameter Tinggi Tanaman

Ranking Perlakuan Rata-rata

1 2 3 4

M3 M2 M0 M1

5,64 a

4,17 b

3,49 b

2,67 c

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95%.

Page 48: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

35

Selanjutnya, nilai rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman pada tiap

perlakuan media tanam dapat dilihat pada Gambar 4.1 di bawah ini:

Gambar 4.1 Rata-Rata Pertumbuhan Tinggi Pada Tiap Perlakuan Media

Tanam

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam (Anova), diketahui bahwa media

tanam berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tinggi tanaman kayu

putih. Dari hasil uji Duncan pada Tabel 4.3 dan rata-rata pertumbuhan tinggi

pada Gambar 4.1 menunjukkan bahwa, pertumbuhan tinggi tanaman yang

paling besar yaitu pada media tanah + pupuk kandang (M3), dengan nilai rata-

rata sebesar 5,64 cm. Sementara itu, media tanah + kompos (M2), media tanah

(M0), dan media tanah + pasir (M1) menunjukkan rata-rata pertumbuhan tinggi

tanaman berturut-turut sebesar 4,17 cm, 3,49 cm, dan 2,67 cm. Setelah

dilakukan uji lanjut Duncan pada taraf uji 5%, media tanam M3 berbeda nyata

terhadap media tanam M2, M0, dan M1. Sementara itu, media tanam M2 tidak

3.49

2.67

4.17

5.64

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

M0 M1 M2 M3

Tin

ggi (

cm)

Media Tanam

Rata-Rata Pertumbuhan Tinggi Pada Tiap Perlakuan Media Tanam

Rata-rata tinggi

Page 49: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

36

berbeda nyata terhadap media tanam M0, namun kedua jenis media tersebut

berbeda nyata terhadap media tanam M1.

Media tanah + pupuk kandang (M3) memberikan nilai tertinggi terhadap

rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman, dikarenakan penambahan pupuk

kandang dapat meningkatkan ketersediaan hara yang dibutuhkan tanaman.

Agromedia (2010), menunjukkan kandungan hara pupuk kandang sapi yaitu:

N (0,97%), P (0,69%), dan K (1,66%). Dari hasil penelitian yang dilakukan

oleh Sriyanto, Astuti, dan Sujalu (2015), menyatakan bahwa, penambahan

pupuk kandang dapat meningkatkan tinggi tanaman terung, dibandingkan

dengan tanpa pemberian pupuk kandang. Hal ini dikarenakan, dengan

bertambahnya umur suatu tanaman, maka kebutuhan terhadap hara, terutama

nitrogen (N) tidak dapat dipenuhi seluruhnya oleh tanah tempat tumbuhnya.

Maka dari itu, perlu ditambahkan pupuk kandang untuk meningkatkan

kandungan hara nitrogen (N) yang dibutuhkan dalam pertumbuhan vegetatif

tanaman seperti batang, akar, daun, dan cabang.

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam, frekuensi penyiraman tidak

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tinggi tanaman. Namun dari

Gambar 4.2, terlihat bahwa terdapat perbedaan rata-rata pertumbuhan tinggi

tanaman pada tiap perlakuan frekuensi penyiraman, sebagaimana tertera pada

gambar di halaman selanjutnya:

Page 50: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

37

Gambar 4.2 Rata-Rata Pertumbuhan Tinggi Tanaman Pada Tiap Perlakuan Frekuensi Penyiraman

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa, rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman

yang paling besar diperoleh dari frekuensi penyiraman pada sore hari (P3),

dengan nilai rata-rata sebesar 4,39 cm. Frekuensi penyiraman pada pagi dan

sore hari (P2) menunjukkan rata-rata pertumbuhan tinggi sebesar 4,17 cm.

Sementara itu, pertumbuhan tinggi terkecil diperoleh dari frekuensi

penyiraman pada pagi hari (P1), dengan nilai rata-rata sebesar 3,82 cm.

Besarnya nilai rata-rata tinggi tanaman pada perlakuan frekuensi penyiraman

pada sore hari diduga karena, air yang hilang akibat penguapan tidak terlalu

besar. Pembukaan stomata lebih lama terjadi pada sore hari, akibat temperatur

yang rendah serta kelembaban udara yang tinggi, sehingga tanaman dapat

menyerap air lebih optimal. Sejalan dengan hal tersebut, Fatonah et al., (2013)

menyatakan pembukaan stomata pada tanaman Piper hispidium dipengaruhi

oleh perubahan kelembaban harian. Pada pagi hari pembukaan stomata paling

besar terjadi pada pukul 09.00 dengan tingkat kelembaban yang tinggi. Setelah

3.82

4.17

4.39

3.503.603.703.803.904.004.104.204.304.404.50

P1 P2 P3

Tin

ggi (

cm)

Frekuensi penyiraman

Rata-Rata Pertumbuhan Tinggi Pada Tiap Perlakuan Frekuensi Penyiraman

Rata-rata Tinggi

Page 51: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

38

itu, terjadi penurunan pembukaan stomata hingga pukul 13.00, kemudian

pembukaan kembali meningkat pada sore hari. selanjutnya, Hopkins (2004

dalam Fatonah et al., 2013) menyatakan pembukaan stomata sangat

dipengaruhi oleh faktor lingkungan, antara lain intensitas cahaya matahari,

temperatur, dan air. Faktor-faktor lingkungan tersebut mengalami perubahan

harian seiring dengan bergantinya waktu pagi, siang dan sore hari. Pada pagi

hari stomata mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur

yang tidak terlalu tinggi, sehingga menyebabkan turgor sel penjaga yang

mengapit stomata meningkat. Namun pada siang hari, stomata menutup karena

tingginya intensitas cahaya dan temperatur, serta penguapan yang berlebihan.

Harjadi (1979, dalam Sukarman et al., 2012) menyatakan, ketersediaan air

sangat mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman dan perkembangan

jaringan meristem (jaringan yang aktif membelah).

4.2.2 Jumlah Daun

Hasil analisis uji lanjut Duncan terhadap perlakuan media tanam pada

paremeter jumlah daun adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hasil Uji Duncan Pada Taraf 5% Terhadap Perlakuan Media

Tanam Ranking Perlakuan Rata-rata

1 2 3 4

M3 M2 M0 M1

34,39a

12,92b

7,79b

4,26 b

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95%.

Page 52: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

39

Selanjutnya, nilai rata-rata pertumbuhan jumlah daun pada tiap perlakuan

media tanam dapat dilihat pada Gambar 4.3 di bawah ini:

Gambar 4.3 Rata-Rata Pertumbuhan Jumlah Daun Pada Tiap Perlakuan Media Tanam

Pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman

kayu putih menunjukkan pengaruh yang nyata pada taraf uji 5%. Hasil uji

Duncan pada Tabel 4.3 diketahui bahwa media tanam tanah + pupuk kandang

(M3) berbeda nyata terhadap tiga media lainnya, yaitu media tanah + kompos

(M2), media tanah (M0), dan tanah + pasir (M1). Sementara itu, media tanah +

kompos (M2), media tanah (M0), dan media tanah + pasir (M1) tidak berbeda

nyata satu dan lainnya. Artinya, penggunaan ketiga jenis media tersebut

memberikan pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman

kayu putih. Dari hasil perhitungan rata-rata pertumbuhan jumlah daun yang

tertera pada Gambar 4.3, rata-rata jumlah daun terbesar diperoleh pada media

M3 dengan nilai sebesar 34,39 helai (34 helai), diikuti oleh media M0 dengan

nilai rata-rata sebesar 12,92 helai (12 helai), media M1 dengan rata-rata sebesar

7.794.26

12.92

34.39

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

M0 M1 M2 M3

jum

lah

Dau

n (

he

lai)

Media Tanam

Rata-Rata Petumbuhan Jumlah Daun PadaTiap Perlakuan Media Tanam

Rata-rata Jumlah Daun

Page 53: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

40

7,79 helai (7 helai), dan nilai rata-rata terkecil diperoleh pada media M1 dengan

rata-rata sebesar 4,26 helai (4 helai).

Seperti halnya tinggi tanaman, pertumbuhan jumlah daun tertinggi,

diperoleh dari media tanah + pupuk kandang (M3). Hal ini dikerenakan hara

dalam bahan organik seperti N, P, dan K tentunya akan bertambah setelah

penambahan pupuk kandang pada media tanam. Dimana, hara tersebut sangat

berperan dalam pertumbuhan vegetatif tanaman. Hal ini sebagaimana

dijelaskan oleh Safir (1986, dalam Sriyanto, Astuti, dan Sujalu, 2015) yang

meyatakan bahwa, hara nitrogen (N) sangat dibutuhkan tanaman untuk

merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman, seperti batang, akar, daun, dan

cabang. Selanjutnya, Hardjowigeno (2007), menyebutkan bahwa, tanaman

yang diusahakan (diambil) daunnya, memerlukan hara N yang lebih banyak,

agar daun dapat berkembang dengan baik. Misalnya pada sayur-sayuran, teh,

maupun tanaman kayu putih.

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam terhadap frekuensi penyiraman,

tidak terdapat perbedaan yang nyata terhadap pertumbuhan jumlah daun

tanaman kayu putih. Namun demikian, terdapat perbedaan rata-rata jumlah

daun pada tiap frekuensi penyiraman, yang dapat dilihat pada Gambar 4.4 di

halaman selanjutnya:

Page 54: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

41

Gambar 4.4 Rata-Rata Pertumbuhan Jumlah Daun Pada Tiap Frekuensi Penyiraman

Gambar 4.4 menunjukkan bahwa, frekuensi penyiraman pada pagi hari

(P1) menunjukkan nilai rata-rata tertinggi terhadap pertumbuhan jumlah daun

tanaman kayu putih, yaitu sebesar 16,20 (16 helai), diikuti oleh frekuensi

penyiraman pada sore hari (P3) dengan nilai rata-rata jumlah daun sebesar

15,65 (15 helai). Adapun nilai rata-rata terendah untuk jumlah daun tanaman

kayu, diperoleh pada frekuensi penyiraman pagi dan sore hari (P2) yaitu

sebesar 12,67 (12 helai). Hal ini dikarenakan penyiraman pagi hari dapat

memenuhi kebutuhan air dalam melakukan proses fotosintesis. Sebagaimana

dinyatakan oleh Soemartono (1990, dalam Sukarman et al., 2012) menyatakan

bahwa, air sangat dibutuhkan oleh tanaman dalam semua proses fisiologis

tanaman termasuk pembelahan sel dan proses pembentukan daun.

Mengingat bahwa bagian dari tanaman kayu putih yang paling banyak

dimanfaatkan yaitu daunnya, maka jika dilihat dari data tersebut penyiraman

cukup dilakukan 1 kali pada pagi hari, dikarenakan penyiraman 1 kali pada

16.20

12.67

15.65

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

P1 P2 P3

Jum

lah

Dau

n (

he

lai)

Frekuensi Penyiraman

Rata-Rata Jumlah Daun Pada Tiap Frekuensi Penyiraman

Rata-rata Jumlah Daun

Page 55: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

42

pagi hari menunjukkan perolehan jumlah daun tertinggi dibandingkan dengan

penyiraman pagi dan sore hari.

4.2.3 Diameter Batang

Hasil Uji lanjut Duncan terhadap perlakuan media tanam pada parameter

diameter batang adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5 Hasil Uji Duncan Pada Taraf Uji 5% Terhadap Perlakuan Media Tanam

Ranking Perlakuan Rata-Rata

1 2 3 4

M3 M2 M1 M0

0,36a

0,27b

0,21c

0,21c

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak

berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95%.

Nilai rata-rata pertumbuhan diameter batang pada tiap perlakuan media

tanam, dapat dilihat pada Gambar 4.5 di bawah ini:

Gambar 4.5 Rata-Rata Pertumbuhan Diameter Batang Pada Tiap Perlakuan Media Tanam

0.21 0.21

0.27

0.36

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

0.30

0.35

0.40

M0 M1 M2 M3

Dia

me

ter

Bat

ang

(mm

)

Media Tanam

Rata-Rata Pertumbuhan Diameter Batang pada Tiap Perlakuan Media Tanam

diameter batang

Page 56: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

43

Dari hasil uji Duncan Pada Tabel 4.5, media tanah + pupuk kandang

(M3) berbeda nyata terhadap ketiga jenis media lainnya, yaitu media tanah +

kompos (M2), media tanah (M0) dan media tanah + pasir (M1). Sementara itu,

media tanah (M0) dan media tanah + pasir (M1) tidak berbeda nyata antara satu

dan lainnya. Jika dilihat dari rata-rata pertumbuhan diameter batang pada

Gambar 4.5 diketahui bahwa, media tanam tanah+pupuk kandang (M3)

menunjukkan nilai rata-rata tertinggi yakni sebesar 0,36 mm. Media

tanah+kompos (M2) menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,27 mm. Untuk

media tanah (M0) dan media tanah+pasir (M1), diperoleh nilai rata-rata yang

sama yaitu sebesar 0,21 mm, dimana nilai tersebut merupakan nilai terendah

untuk nilai rata-rata pertumbuhan diameter batang tanaman kayu putih.

Rendahnya nilai rata-rata yang diperoleh pada media tanah (M0) dan media

tanah+pasir (M1), diduga karena kondisi tekstur tanah yang kurang baik. Tanah

yang digunakan dalam penelitian ini memiliki tekstur yang didominasi oleh

fraksi pasir. Begitu pula pada media M1, dimana persentase pasir menjadi lebih

tinggi dikarenakan penambahan pasir pada media tersebut. Menurut Tambunan

(2008), tanah yang bertekstur kasar memiliki kemampuan yang lebih kecil

dalam menyimpan serta menyediakan hara dan air. Hardjowigeno (2007)

menambahkan, dikarena butiran-butiran pasir berukuran lebih besar

dibandingkan tanah yang bertekstur liat, maka tanah bertekstur pasir

mempunyai luas permukaan yang lebih kecil, sehingga kemampuan menahan

air dan menyediakan hara pun kecil. Selain itu, hasil analisis tanah

menunjukkan bahwa kandungan unsur hara K sangat tinggi. Hal ini dapat

Page 57: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

44

mempengaruhi rendahnya penyerapan unsur hara oleh tanaman. Hal ini sejalan

dengan pendapat Ma’shum (2005) yang menyatakan bahwa, kelebihan K di

dalam tanah akan menghambat penyerapan kation-kation seperti Mg, yang

dapat mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis.

Adapun perlakuan frekuensi penyiraman tidak menunjukkan pengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan diameter batang tanaman kayu putih.

walaupun demikian pada Gambar 4.6 dapat dilihat perbedaan rata-rata

pertumbuhan diameter batang pada perlakuan frekuensi penyiraman.

Gambar 4.6 Rata-Rata Pertumbuhan Diameter Batang Pada Tiap Perlakuan Frekuensi Penyiraman

Perlakuan frekuensi penyiraman terhadap pertumbuhan diameter batang

tanaman kayu putih menunjukkan pengaruh yang tidak nyata. Gambar 4.6,

menunjukkan nilai rata-rata tertinggi diperoleh dari penyiraman pada sore hari

(P3) dengan nilai sebesar 0,28 mm. Sementara itu, penyiraman pada pagi dan

sore hari (P2) menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,26 mm, dan terakhir yaitu

0.24

0.26

0.28

0.022

0.023

0.024

0.025

0.026

0.027

0.028

0.029

P1 P2 P3

Dia

me

ter

Bat

ang

(mm

)

Frekuensi Penyiraman

Rata-Rata Pertumbuhan Diameter BatangPada Tiap Perlakuan Frekuensi Penyiraman

Rata-rata Diameter

Page 58: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

45

penyiraman pada pagi hari (P1) dengan nilai rata-rata sebesar 0,24 mm. hal ini

diduga karena pada penyiraman sore hari, tanaman menyerap air lebih optimal,

sehingga aktifitas jaringan meristem sekunder khususnya dalam pembesaran

diameter batang dapat menjadi lebih baik. Pada pertumbuhan vegetatif, air

digunakan oleh tanaman untuk pembelahan dan pembesaran sel yang terwujud

dalam pertambahan tinggi, diameter, perbanyakan daun, dan pertumbuhan akar

(Kremer, 1969 dalam Sukarman et al., 2012).

4.2.4 Kekokohan Batang

Hasil analisis uji lanjut Duncan terhadap perlakuan media tanam pada

paremeter kekokohan batang adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Uji Duncan Pada Taraf Uji 5% Terhadap perlakuan Media

Tanam Ranking Perlakuan Rata-rata

1 2 3 4

M3 M2 M0 M1

12,86a

11,55a

7,11b

6,12b

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95%.

Nilai rata-rata kekokohan semai pada tiap perlakuan media tanam dapat

dilihat pada Gambar 4.7 di halaman selanjutnya:

Page 59: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

46

Gambar 4.7 Rata-Rata Kekokohan Batang Pada Tiap Perlakuan

Media Tanam

Dari hasil perhitungan rata-rata kekokohan batang pada Gambar 4.7,

diketahui bahwa, media tanah + pupuk kandang (M3) menunjukkan nilai rata-

rata tertinggi, yakni sebesar 12,86, diikuti oleh media tanah + kompos (M2)

dengan nilai rata-rata sebesar 11,55, media tanah (M0) sebesar 7,11, dan

terakhir yaitu media tanah + pasir (M1) dengan nilai rata-rata sebesar 6,12. Jika

dilihat dari hasil uji Duncan pada Tabel 4.6, media tanah + pupuk kandang

(M3) dan media tanah + kompos (M2) tidak berbeda nyata antara satu dan

lainnya, namun kedua media tersebut berbeda nyata terhadap media tanah

(M0) dan media tanah + pasir (M1). Sementara itu, media tanah (M0) tidak

berbeda nyata dengan media tanah + pasir (M1).

Adinugraha (2012), menyebutkan bahwa, nilai kekokohan yang tinggi

menunjukkan kemampuan hidup yang rendah, dikarena tidak seimbangnya

perbandingan antara tinggi batang dan diameternya. Nilai kekokohan yang

baik/optimum adalah mendekati nilai 4 - 5. Namun demikian, SNI (1999,

7.116.12

11.5512.86

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

M0 M1 M2 M3

Ke

koko

ha

n b

ata

ng

Media Tanam

Rata-Rata Kekokohan Batang Pada Tiap Perlakuan Media Tanam

kekokohan batang

Page 60: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

47

dalam Adinugraha, 2012), menyebutkan bahwa, berdasarkan standar mutu

bibit pada beberapa jenis tanaman hutan yang lain, menunjukkan kisaran nilai

kekokohan bibit 7 - 8, dimana nilai tersebut cukup optimal untuk

menggambarkan pertumbuhan bibit yang baik. Pada penelitian ini, nilai

kekokohan batang kayu putih pada perlakuan media tanam menunjukkan rata-

rata antara 6 - 12. Pada penelitian ini, media tanah + pasir (M1) dan media

tanah (M0) menunjukkan nilai rata-rata kekokohan yang optimal, dengan nilai

masing-masing sebesar 6,12 dan 7,11.

Dari hasil analisis sidik ragam, diketahui bahwa perlakuan frekuensi

penyiraman tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kekokohan

batang bibit kayu putih. Namun terdapat perbedaan nilai rata-rata kekokohan

batang, yang tertera pada Gambar 4.8 berikut:

Gambar 4.8 Rata-rata Kekokohan Batang Pada Tiap Perlakuan

Frekuensi Penyiraman

9.01

9.32

9.90

8.40

8.60

8.80

9.00

9.20

9.40

9.60

9.80

10.00

P1 P2 P3

Kek

oko

han

Bat

ang

Frekuensi Penyiraman

Rata-Rata Kekokohan Batang Pada Tiap Perlakuan Frekuensi Penyiraman

kekokohan batang

Page 61: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

48

Hasil perhitungan rata-rata kekokohan batang pada Gambar 4.8,

menunjukkan bahwa, penyiraman yang dilakukan pada sore hari (P3)

menunjukkan nilai rata-rata tertinggi yakni sebesar 9,90. Selanjutnya, diikuti

oleh penyiraman pada pagi dan sore hari (P2) dengan nilai rata-rata sebesar

9,32, dan terkahir yaitu penyiraman pada pagi hari (P1) dengan nilai rata-rata

sebesar 9,0. Dari gambar tersebut, dapat dikatakan bahwa, semua nilai rata-rata

yang diperoleh tidak masuk dalam kisaran kekokohan batang yang optimal,

dimana nilai yang diperoleh lebih besar dari nilai optimalnya. Sesuai pendapt

dari Adinugraha (2012) menyebutkan bahwa nilai kekokohan yang

baik/optimum adalah mendekati nilai 4-5, dan menurut SNI (1999 dalam

Adinugraha, 2012) yang menyatakan bahwa kisaran nilai kekokohan 7 - 8

merupakan nilai yang cukup optimal untuk menggambarkan pertumbuhan bibit

yang baik, pada beberapa jenis tanaman hutan. Selanjutnya, Yudohartono dan

Fambayun (2012) menyebutkan bahwa, kekokohan semai dapat diartikan

sebagai ketahanan semai dalam menerima tekanan angin atau kemampuan

semai dalam menahan biomassa bagian atas. Dermayanto (1994 dalam

Yudohartono dan Fambayun, 2012) menambahkan, ukuran kekokohan semai

yang baik adalah yang seimbang antara tinggi dengan diameternya. Nilai

kekokohan semai yang kecil menunjukkan bahwa tanaman memiliki harapan

yang lebih tinggi untuk bertahan hidup, terlebih pada terpaan angin dan lahan

kering.

Page 62: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

49

4.2.5 Berat Berangkasan Kering

Hasil uji Duncan terhadap perlakuan media tanam pada parameter berat

berangkasan kering adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil Uji Duncan Pada Taraf 5% Terhadap Perlakuan Media Tanam

Ranking Perlakuan Rata-rata

1 2 3 4

M3 M2 M0 M1

4,48a

1,72b

1,07b

0,67b

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95%.

Nilai rata-rata berat berangkasan kering pada tiap perlakuan media

tanam dapat dilihat pada Gambar 4.9 berikut ini:

Gambar 4.9 Rata-rata Berat Berangkasan Kering Pada Tiap Perlakuan Media Tanam.

Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa media tanah + pupuk kandang

(M3) berbeda nyata terhadap semua media yaitu media tanah + kompos (M2),

1.070.67

1.72

4.48

0.000.501.001.502.002.503.003.504.004.505.00

M0 M1 M2 M3

Be

rat

Ber

angk

asan

Ke

rin

g (g

)

Media Tanam

Rata-Rata Berat Berangkasan KeringPada Tiap Perlakuan Media Tanam

Rata-rata Berat Berangkasan Kering

Page 63: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

50

media tanah (M0), dan media tanah + pasir (M1). Sementara itu, M2, M0, dan

M1 tidak berbeda nyata antara satu dan lainnya. Jika dilihat dari nilai rata-rata

berat berangkasan kering tanaman kayu putih, menunjukkan bahwa M3

memberikan nilai rata-rata tertinggi yaitu sebesar 4,48 g. Selanjutnya, diikuti

M2 dengan nilai rata-rata sebesar 1,72 g, M0 dengan nilai rata-rata sebesar 1,07

g, dan nilai rata-rata terendah ditunjukkan oleh M1 sebesar 0,67 g. Besarnya

nilai berat berangkasan kering yang diperoleh dari M3, tidak terlepas dari peran

pupuk kandang yang sangat baik untuk memperbaiki struktur maupun tekstur

tanah. Sehingga pertumbuhan akar tanaman kayu putih menjadi lebih baik.

Pertumbuhan akar yang baik akan berdampak pada kemampuan tanaman

menyerap air dan hara yang baik pula, dimana air dibutuhkan tanaman untuk

melakukan fotosintesis. Pangaribuan (2008, dalam Zulyana, 2011) menyatakan

bahwa, berat kering tanaman akan meningkat jika fotosintesis meningkat,

sehingga biomassa akan terserap seiring dengan berjalannya proses

fotosintesis. Jumlah biomassa yang terserap akan berpengaruh terhadap tinggi

rendahnya berat kering tanaman. Ma’shum (2005), menyebutkan bahwa,

pertumbuhan dapat diartikan sebagai perkembangan yang progresif dari suatu

mahluk hidup. Perkembangan suatu tanaman dapat ditunjukkan salah satunya

melalui berat kering tanaman. Semakin besar nilai berat kering tanaman, maka

pertumbuhan tanaman semakin baik. Sebaliknya, jika nilai berat kering

tanaman rendah, maka dapat dikatakan bahwa pertumbuhan tanaman yang

kurang baik. Sukarman et al. (2012) menyebutkan, berat kering tanaman

menyatakan besarnya akumulasi bahan organik yang terkandung dalam

Page 64: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

51

tanaman tanpa kadar air. Apabila pertumbuhan relatifnya lebih cepat, maka

hasil fotosintesis lebih baik, yang akhirnya berpengaruh pada peningkatan berat

kering tanaman.

Selanjutnya, nilai rata-rata berat berangkasan kering tanaman kayu putih

pada perlakuan frekuensi penyiraman dapat dilihat pada Gambar 4.10 berikut:

Gambar 4.10 Rata-Rata Berat Berangkasan Kering Pada Tiap Perlakuan Frekuensi Penyiraman

Dari hasil analisis sidik ragam, diketahui bahwa perlakuan frekuensi

penyiraman tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat kering

tanaman kayu putih. Namun, hasil perhitungan rata-rata berat kering pada

Gambar 4.10 menunjukkan bahwa, penyiraman yang dilakukan 1 kali pada

pagi hari (P1) menunjukkan nilai rata-rata tertinggi yakni sebesar 4,47 g.

Selanjutnya, penyiraman 1 kali pada sore hari (P3) dengan nilai rata-rata

sebesar 2,26 g, dan terkahir yaitu penyiraman 2 kali pada pagi dan sore hari

(P2) dengan nilai rata-rata sebesar 1,96 g. Hal ini diduga karena frekuensi

4.47

1.942.26

0.000.501.001.502.002.503.003.504.004.505.00

P1 P2 P3

Ber

at B

era

ngk

asan

Ke

rin

g (g

)

Frekuensi Penyiraman

Rata-Rata Berat Berangkasan KeringPada Tiap Perlakuan Frekuensi Penyiraman

Rata-rat Berat Berangkasan Kering

Page 65: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

52

penyiraman 1 kali mampu mencukupi kebutuhan air dalam proses fotosintesis.

Apabila fotosintesi baik, maka pertumbuhan tanaman juga menjadi lebih cepat,

yang akhirnya berpengaruh pada peningkatan berat kering tanaman. Dimana air

sangat berpengaruh terhadap turgiditas sel yang mengendalikan membuka dan

menutupnya stomata. Apabila kekurangan air, maka turgiditas sel akan

menurun dan akan menyebabkan menutupnya stomata. Penutupan stomata

akan menghambat penyerapan CO2 yang dibutuhkan untuk pembentukan

karbohidrat (Laktan, 2011 dalam Sukarman et al., 2012).

Page 66: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

53

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa

1. Media tanam memberikan pengaruh nyata terhadap semua parameter

pertumbuhan semai tanaman kayu putih, dimana media tanam M3

memeberikan nilai rata-rata tertinggi pada semua parameter pengamatan,

meliputi tinggi tanaman (5,64 cm), jumlah daun (34 helai), diameter

batang (0,36 mm), kekokohan batang (12,86), dan berat berangkasan

kering (4,48 g).

2. Frekuensi penyiraman tidak memberikan pengaruh nyata terhadap semua

parameter pertumbuhan semai tanaman kayu putih.

3. Tidak terdapat interaksi antara media tanam dan frekuensi penyiraman

yang memberikan pengaruh nyata terhadap semua parameter pertumbuhan

semai tanaman kayu putih.

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan faktor frekuensi

penyiraman yang berbeda, serta dapat pula dilakukan penelitian dengan faktor

yang berbeda, seperti faktor interval penyiraman.

Page 67: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

54

DAFTAR PUSTAKA

Adinugraha, H. A. 2012. Pengaruh Cara Penyiraman dan Pemupukan NPK

Terhadap Pertumbuhan Bibit Mahoni Daun Lebar di Persemaian. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Diakses pada tanggal 3 September 2015. Dari <https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwim1avu2JHKAhVScI4KHeHwAjYQFggbMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.biotifor.or.id%2F2013%2Flb.file%2Fgambar%2FFile%2FJurnal%25202012%2FJURNAL%2520Vol.6%2520No.1%2C%2520Juli%25202012%2520Hamdan.pdf&usg=AFQjCNEFwlGNWB1OVf8Ia2BewD7pgVgkaw&sig2=3PBcRCLWfY8k7iwk39GSfg&bvm=bv.110151844,d.c2E>

Agromedia. 2010. Petunjuk Pemupukan. Jakarta : Agromedia Pustaka.

Anisa, S. 2011. Pengaruh Komposisi Media Tumbuh Terhadap Perkecambahan Benih dan Pertumbuhan Bibit Andalas (Morus macroura Miq.). Skripsi. Universitas Andalas Padang.

BPDAS Pemali Jratun. 2010. Kayu Putih. BPDAS. Diakses pada tanggal 15

Januari 2015. Dari <http://www.bpdas-pemalijratun.net >.

Fatonah, S., Asih, D., Mulyanti, D. dan Iriani, D. 2013. Penentuan Waktu

Pembukaan Stomata Pada Gulma Melastoma malabathricum L. di Perkebunan Gambir Kampar, Riau. Jurnal Biospecies Volume 6 Nomor 2 Halaman 16-17. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau dan Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Raden Intan, Bandar Lampung.

Hanafiah, K. A. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT Rajagrafindo

Persada.

Hanum, C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman. Jilid 1. Jakarta : Sumber Bahagia

Concern.

Hanum, M. 2010. Pengaruh Jenis Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Bibit

Tanaman Asparagus (Asparagus officinalis L.). Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Page 68: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

55

Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta : Akademia Pressindo.

Irvan, Manday, P.B., dan Sasmitra, J. 2015. Ekstraksi 1,8 Cineol Dari Minyak Daun Eucalyptus urophylla Dengan Metode Soxhletasi. Jurnal Teknik Kimia Volume 4 Nomor 3 Halaman 53. Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Kartikawati, N.K. dan Rimbawanto, A. 2014. Potensi Pengembangan Industri Minyak Kayu Putih. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman. Departemen Kehutanan.

Kartikawati, N.K., Rimbawanto, A., Susanto, M., Baskorowati, L., dan Prastyono.

2014. Budidaya dan Prospek Pengembangan Kayu Putih (Melaleuca cajuputi). Jakarta : IPB Press.

Kurniawan, S., Bintoro, A., dan Riniarti, M. 2014. Pengaruh Beberapa Dosis

Pupuk dan Beberapa Media Tumbuh Terrhadap Pertumbuhan Bibit Jabon (Anthocepalus cadamba). Jurnal Sylva Lestari Volume II Nomor 1 Halaman 37. Universitas Lampung.

Manfarizah, Syamaun, dan Nurhalizah. 2011. Karakteristik Sifat fisika Tanah di

University Farm Stasiun Bener Meriah. Jurnal Agrista Volume 15 Nomor 1 Halaman 4. Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

Ma’shum, M. 2005. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. Mataram : Mataram

University Press.

Napirah, K., dan Irmayani. 2012. Dampak Pemberdayaan Masyarakat Terhadap

Pengembangan Agribisnis Minyak Kayu Putih Studi Kasus Di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (Pkbm) Sari Arum Kecamatan Waeapo Kabupaten Buru. Universitas Muhammadiyah Parepare. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2015. Dari <https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiNt8Ky0fDJAhWOVI4KHcDqAGUQFggwMAQ&url=http%3A%2F%2Fwww.pdii.lipi.go.id%2Fread%2Fdata%2F2015%2F06%2FSeminar-Hasil-hasil-Penelitian-sebagai-Aktualisasi-PelaksanaanTriDharmaPerguruanTinggi.pdf&usg=AFQjCNH7A2RFrkPlsjFQa4jXfvOaEi_fQ&sig2=DGWuT1v8ekTHtGo5KBMbkg&bvm=bv.110151844,d.c2E>.

Page 69: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

56

Noverita, S.V. 2005. Pengaruh Pemberian Nitrogen dan Kompos Terhadap

Komponen Pertumbuhan Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera). Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian Volume 3 Nomor 3 Halaman 58 dan 65. Universitas Sisingamangaraja Medan.

Peraturan Menteri Kehutanan No. 35 Tahun 2007 Tentang Hasil Hutan Bukan Kayu.

Rahadi, V. P. 2008. Pengaruh Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Guano Terhadap Produksi Kedelai (Glycine Max (L.) Merr) Organik Panen Muda. Skripsi. Fakultas Pertanian, Intitut Pertanian Bogor.

Rimbawanto, A., Susanto, M., Khosmah, M.K., Adinugraha, H.A., dan Utomo, P.M. 2014. Buku Seri Iptek V Kehutanan Topik 1 Kayu Putih. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Kementerian Kehutanan Republik Indonesia.

Sadikin, S. 2004. Pengaruh Dosis Pupuk N dan Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth.). Skripsi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Semangun, H. 2006. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Semangun, H. 2008. Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Siahaya, L. 2007. Pengaruh Media Tumbuh dan Frekwensi Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Awal Semai Salimuli (Cordia subcordata, Lamk.). Jurnal Agroforestri Volume II Nomor 1 Halaman 21 dan 24. Universitas Unpati Ambon.

Sinulingga, M. dan Darmanti, S. 2007. Kemampuan Mengikat Air Oleh Tanah Pasir yang Diperlakukan Dengan Tepung Rumput Laut (Gracilaria verrucosa). FMIPA Universitas Dipenogoro. Diakses pada tanggal 3 September 2015. Dari <https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjI4efi4JHKAhULA44KHQrFAx4QFggcMAA&url=http%3A%2F%2Fejournal.undip.ac.id%2Findex.php%2Fjanafis%2Farticle%2Fdownload%2F2570%2F2278&usg=AFQjCN

Page 70: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

57

Ee6mN55pSu26xu81dl9e8m6h2UYw&sig2=DEH0MzW8A1Eh79ZvQanp3A>.

Siregar, E. B. M. 2005. Penyakit Tanaman Pinus. E- USU Repository. Program Studi Kehutanan, Universitas Sumatera Utara. Diakses Pada Tanggal 12 Juni 2015. Dari <https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwirmfOezvDJAhUNGo4KHTdOABIQFggeMAE&url=http%3A%2F%2Flibrary.usu.ac.id%2Fdownload%2Ffp%2Fhutanedi%2520batara14.pdf&usg=AFQjCNFlL4zEABmM3uZq07MnyKoDiO62Kg&sig2=51fvELnMcGiqIcfMzBS3qA>.

Sriyanto, Astuti, dan Sujalu. 2015. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Sapi

Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Terung Ungu Dan Terung Hijau (Solanum melongena L .). Jurnal Agrifor Volume XIV Nomor 1 Halaman 42. Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukarman, J. Hi., Thomas, A., Kalangi, J. I., dan Lasut, M. T. 2012. Pengaruh Frekuensi Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan Bibit Jabon Merah (Anthocephalus macrophyllus (Roxb.)). Universitas Sam Ratulangi Manado. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2015. Dari <http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/cocos/article/view/1469/1169>.

Sunanto, H. 2003. Budidaya dan Penyulingan Kayu Putih. Yogyakarta : Kanisius.

Susanto, M. 1998. Koleksi Benih Kayu Putih Di Sebaran Alam Kepulauan

Maluku. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta. Diakses pada tanggal 13 Februari 2015. Dari <https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjo89Tx45HKAhXOBY4KHez0CxQQFggbMAA&url=http%3A%2F%2Ffordamof.org%2Ffiles%2FMudji%2520Susanto.pdf&usg=AFQjCNEV9SEHoxkde47MMQ_tQWiEjbDprA&sig2=8UytG63RpFVAgLZQvtMQ&bvm=bv.110151844,d.c2E>.

Tambunan. 2008. Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya Dengan Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis, Jacq) di Kebun Kelapa Sawit PTPN II. Tesis. Universitas Sumatera Utara.

Page 71: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

58

Tampubolon, H. 2000. Pengaruh Pemupukan Terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brasiliensis, Muell. Arg.). Skripsi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Winara, A., Siarudin, M., Juniadi, E., Indrajaya, Y., dan Widiyanto, A. 2012.

Kajian Potensi Minyak Kayu Putih Di Taman Nasional Wasur Papua. Laporan Penelitian. Kementerian Riset dan Teknologi.

Yudohartono, T.P dan Fambayun, R.A. 2012. Karakteristik Pertumbuhan Semai Binuang Asal Provenan Pamasan Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Tanaman Hutan Volume 6 Nomor 3, Halaman 153-154. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan.

Zulyana, U. 2011. Respon Ketimun (Cucumis sativus) Terhadap Pemberian Kombinasi Dosis dan Macam Bentuk Pupuk Kotoran Sapi di Getasan. Skripsi. Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Page 72: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

59

LAMPIRAN

Page 73: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

60

Lampiran 1. Hasil Analisis Sidk Ragam (Anova)

1.1 Tinggi Tanaman

Sumber Keragaman

(Source of Variation)

Derajat

Bebas

(df)

Jumlah

Kuadrat

(SS)

Kuadrat

Tengah

(MS)

F

Nilai P

(P-

Value)

Media

Penyiraman

Interaksi Media*Penyiraman

Error

3

2

6

24

42,78

0,74

6,70

15,71

14,26

0,37

1,11

0,65

21,77

0,56

1,70

0,00 s

0,57 ns

0,16 ns

Total 35 65,95

Keterangan : s = signifikan pada taraf kepercayaan 95%

ns = non significant (tidak signifikan)

1.2 Jumlah Daun

Sumber Keragaman

(Source of Variation)

Derajat

Bebas

(df)

Jumlah

Kuadrat

(SS)

Kuadrat

Tengah

(MS)

F Nilai P

(P-

Value)

Media

Penyiraman

Interaksi Media*Penyiraman

Error

3

2

6

24

4927,75

86,66

93,01

2349,50

1642,58

43,33

15,50

97,89

16,77

0,44

0,15

0.00

0,64 ns

0,98ns

Total 35 65,95

Keterangan : s = signifikan pada taraf kepercayaan 95%

ns = non significant (tidak signifikan)

1.3 Diameter Batang

Sumber Keragaman

(Source of Variation)

Derajat

Bebas

(df)

Jumlah

Kuadrat

(SS)

Kuadrat

Tengah

(MS)

F Nilai P

(P-Value)

Media

Penyiraman

Interaksi Media*Penyiraman

Error

3

2

6

24

0,13

0,01

0,002

0,04

0,04

0,004

4,22

0,001

24,67

2,37

0,22

0.00 s

0,11ns

0,96 ns

Total 35 0,19

Keterangan : s = signifikan pada taraf kepercayaan 95%

ns = non significant (tidak signifikan)

Page 74: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

61

1.4 Kekokohan Batang

Sumber Keragaman

(Source of Variation)

Derajat

Bebas

(df)

Jumlah

Kuadrat

(SS)

Kuadrat

Tengah

(MS)

F

Nilai P

(P-

Value)

Media tanam

Penyiraman

Interaksi Media*Penyiraman

Error

3

2

6

24

293,24

4,82

58,18

387,34

97,75

2,41

9,70

16,14

6,06

0,15

0,60

0,00 s

0,86 ns

0,73 ns

Total 35 265,54

Keterangan : s = signifikan pada taraf kepercayaan 95%

ns = non significant (tidak signifikan)

1.5 Berat Berangkasan Kering

Sumber Keragaman

(Source of Variation)

Derajat

Bebas

(df)

Jumlah

Kuadrat

(SS)

Kuadrat

Tengah

(MS)

F Nilai P

(P-

Value)

Media

Penyiraman

Interaksi Media*Penyiraman

Error

3

2

6

24

79,574

1,512

0,793

27,251

26,524

0,756

0,132

1,135

23,359

0,665

0,116

0.00 s

0,52 ns

0,99 ns

Total 35 109,131

Keterangan : s = signifikan pada taraf kepercayaan 95%

ns = non significant (tidak signifikan)

Page 75: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

62

Lampiran 2. Hasil Analisis Tanah

Page 76: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

No Perlakuan M0 M1 X1 M2 X2 M3 X3 M4 X4 M5 X5 M6 X6 M7 X7 M8 X8 M9 X9 M10 X10 M11 X11 M12 X12 Rata-Rata

1 M0P1-U1 0,9 0,9 0 1,1 0,2 1,3 0,2 1,9 0,6 2,4 0,5 4,8 2,4 6,8 2 11,1 4,3 18 6,9 26 8 36 10 46,3 10,3 3,78

2 M0P1-U2 1 1,2 0,2 1,8 0,6 1,8 0 1,8 0 2 0,2 2,4 0,4 2,8 0,4 3,5 0,7 6 2,5 10,8 4,8 13,3 2,5 17 3,7 1,33

3 M0P1-U3 0,9 0,9 0 0,9 0 1,2 0,3 1,6 0,4 3 1,4 5,5 2,5 9 3,5 16,5 7,5 29,3 12,8 38,5 9,2 50,8 12,3 64 13,2 5,26

4 M0P2-U1 1 1 0 1 0 1,7 0,7 2 0,3 2,8 0,8 4,6 1,8 6,5 1,9 12,4 5,9 20,5 8,1 30 9,5 42 12 53,1 11,1 4,34

5 M0P2-U2 0,9 0,9 0 1 0,1 1,4 0,4 1,6 0,2 2,5 0,9 4,7 2,2 6 1,3 10,8 4,8 17,4 6,6 26 8,6 34,2 8,2 46 11,8 3,76

6 M0P2-U3 1,2 1,2 0 1,5 0,3 1,7 0,2 2,5 0,8 5,3 2,8 10,6 5,3 15 4,4 25 10 32 7 41 9 49 8 58,2 9,2 4,75

7 M0P3-U1 0,8 1 0,2 1,2 0,2 2,2 1 3,5 1,3 6,5 3 10,5 4 14 3,5 18,7 4,7 23,5 4,8 28 4,5 33 5 39,5 6,5 3,23

8 M0P3-U2 1 1 0 1,1 0,1 1,4 0,3 1,7 0,3 2,4 0,7 3 0,6 4,8 1,8 9,2 4,4 17,5 8,3 24 6,5 28,2 4,2 35,4 7,2 2,87

9 M0P3-U3 1,2 1,2 0 1,2 0 1,2 0 1,5 0,3 1,9 0,4 3 1,1 3,9 0,9 7,5 3,6 12 4,5 16,5 4,5 21 4,5 26 5 2,07

10 M1P1-U1 0,9 1,1 0,2 1,1 0 1,1 0 1,1 0 1,3 0,2 1,5 0,2 1,7 0,2 2,8 1,1 6,5 3,7 11,6 5,1 16 4,4 20,6 4,6 1,64

11 M1P1-U2 1,2 1,2 0 1,2 0 1,3 0,1 1,5 0,2 2,5 1 3,7 1,2 5 1,3 8,2 3,2 11,2 3 14 2,8 17,1 3,1 21 3,9 1,65

12 M1P1-U3 0,8 0,8 0 1,1 0,3 1,7 0,6 1,9 0,2 2,4 0,5 4,2 1,8 5,4 1,2 10,9 5,5 16 5,1 20,4 4,4 26 5,6 30 4 2,43

13 M1P2-U1 0,7 1,5 0,8 1,6 0,1 1,9 0,3 2,1 0,2 3,2 1,1 5 1,8 6,5 1,5 11 4,5 18,4 7,4 27,2 8,8 35 7,8 44 9 3,61

14 M1P2-U2 1 1 0 1,3 0,3 1,4 0,1 2,3 0,9 4 1,7 6 2 7 1 12 5 16 4 20,4 4,4 27 6,6 34 7 2,75

15 M1P2-U3 0,9 1,1 0,2 1,6 0,5 2 0,4 3,2 1,2 6,2 3 11,5 5,3 14 2,5 18 4 20 2 24 4 28 4 34,2 6,2 2,78

16 M1P3-U1 1 1,1 0,1 1,3 0,2 1,6 0,3 2,1 0,5 3,5 1,4 6 2,5 8,4 2,4 16,4 8 25,7 9,3 36 10,3 44 8 52,6 8,6 4,30

17 M1P3-U2 0,7 1 0,3 1,1 0,1 1,2 0,1 1,2 0 1,5 0,3 2 0,5 2 0 4,6 2,6 8 3,4 12 4 18,1 6,1 27 8,9 2,19

18 M1P3-U3 1,2 1,2 0 1,2 0 1,2 0 1,5 0,3 2 0,5 3,6 1,6 5 1,4 10,3 5,3 17,2 6,9 22,4 5,2 28 5,6 33 5 2,65

19 M2P1-U1 1 1,1 0,1 1,4 0,3 1,6 0,2 2,4 0,8 4,2 1,8 6,7 2,5 8,5 1,8 13,5 5 20 6,5 28,8 8,8 39 10,2 50 11 4,08

20 M2P1-U2 0,7 0,7 0 1,1 0,4 1,4 0,3 1,8 0,4 3 1,2 4,6 1,6 6,5 1,9 13 6,5 23 10 29,4 6,4 40 10,6 48,8 8,8 4,01

21 M2P1-U3 1 1 0 1,3 0,3 1,6 0,3 1,9 0,3 3,3 1,4 6,1 2,8 8,3 2,2 12,2 3,9 20 7,8 27 7 37 10 46,7 9,7 3,81

22 M2P2-U1 1 1 0 1,3 0,3 1,6 0,3 1,9 0,3 3,3 1,4 6,1 2,8 8,3 2,2 12,2 3,9 20 7,8 29 9 38 9 50,3 12,3 4,11

23 M2P2-U2 0,7 0,7 0 1 0,3 1,2 0,2 1,6 0,4 2,8 1,2 5 2,2 7,2 2,2 14 6,8 24 10 31 7 40 9 51 11 4,19

24 M2P2-U3 1,2 1,2 0 1,5 0,3 1,9 0,4 2,9 1 4,8 1,9 7,7 2,9 11,7 4 17 5,3 21,9 4,9 27 5,1 34 7 45 11 3,65

25 M2P3-U1 0,8 0,8 0 1,5 0,7 2,4 0,9 2,9 0,5 6 3,1 11 5 13 2 16,6 3,6 27 10,4 38 11 47,8 9,8 56 8,2 4,60

26 M2P3-U2 1 1,2 0,2 1,4 0,2 2 0,6 2,8 0,8 5,9 3,1 8,5 2,6 12 3,5 20 8 28 8 38 10 46 8 55,3 9,3 4,53

27 M2P3-U3 0,9 1,1 0,2 1,3 0,2 2,2 0,9 3,1 0,9 7,3 4,2 14,1 6,8 18 3,9 27 9 33,6 6,6 41 7,4 47,3 6,3 55,3 8 4,53

28 M3P1-U1 1 1 0 1,1 0,1 1,8 0,7 2,5 0,7 5,5 3 11 5,5 15,2 4,2 24 8,8 32,3 8,3 43 10,7 55,4 12,4 69,4 14 5,70

29 M3P1-U2 1 1 0 1,6 0,6 2,3 0,7 3,7 1,4 9,2 5,5 16 6,8 20,5 4,5 30 9,5 40,6 10,6 53 12,4 65,8 12,8 79 13,2 6,50

30 M3P1-U3 0,6 0,8 0,2 1,2 0,4 1,5 0,3 2,5 1 5 2,5 10,6 5,6 15 4,4 26 11 39 13 48 9 60 12 68,8 8,8 5,68

31 M3P2-U1 1,3 1,3 0 1,9 0,6 3,5 1,6 6 2,5 14,2 8,2 22,2 8 27 4,8 36,5 9,5 45,7 9,2 54 8,3 64 10 77,1 13,1 6,32

32 M3P2-U2 1 1 0 1,3 0,3 1,6 0,3 2,1 0,5 4,4 2,3 6,7 2,3 8,5 1,8 17,5 9 24,5 7 33 8,5 41,5 8,5 56,7 15,2 4,64

33 M3P2-U3 0,9 0,9 0 1,1 0,2 1,8 0,7 2,6 0,8 5,9 3,3 11 5,1 16 5 27,2 11,2 35 7,8 46 11 54 8 63 9 5,18

34 M3P3-U1 1,1 1,3 0,2 1,9 0,6 2,8 0,9 4,3 1,5 7,2 2,9 12,5 5,3 14,3 1,8 20 5,7 24,9 4,9 33 8,1 44 11 58 14 4,74

35 M3P3-U2 1,1 1,1 0 1,9 0,8 3,3 1,4 6,5 3,2 12,2 5,7 18 5,8 22,5 4,5 32 9,5 41 9 52 11 62 10 76 14 6,24

36 M3P3-U3 1,2 1,4 0,2 1,9 0,5 3,1 1,2 4,5 1,4 8,6 4,1 15,8 7,2 20 4,2 29,8 9,8 35 5,2 41 6 51 10 70,2 19,2 5,75

M0 - M12 = tinggi tanaman pada tiap pekanX1 - X12 = pertumbuhan tinggi tanaman pada tiap pekan

Keterangan :

Lampiran 3. Pertumbuhan Tinggi Batang Tanaman Kayu Putih (Melaleuca cajuputi )

Page 77: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Lampiran 4. Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Kayu Putih (Melaleuca cajuputi )

No Perlakuan M0 M1 X1 M2 X2 M3 X3 M4 X4 M5 X5 M6 X6 M7 X7 M8 X8 M9 X9 M10 X10 M11 X11 M12 X12 Rata-rata

1 M0P1-U1 6 7 1 8 2 10 2 11 1 13 2 15 2 27 12 32 5 49 17 59 10 68 9 79 11 6,17

2 M0P1-U2 8 11 3 11 0 11 0 13 2 14 1 17 3 18 1 22 4 30 8 83 53 93 10 107 14 8,25

3 M0P1-U3 6 8 2 8 0 10 2 11 1 13 2 21 8 41 20 64 23 113 49 159 46 179 20 218 39 17,67

4 M0P2-U1 6 8 2 9 1 12 3 12 0 14 2 15 1 20 5 23 3 31 8 31 0 32 1 36 4 2,50

5 M0P2-U2 8 8 0 10 2 14 4 16 2 18 2 23 5 52 29 56 4 79 23 87 8 93 6 101 8 7,75

6 M0P2-U3 8 10 2 12 2 15 3 16 1 20 4 25 5 35 10 37 2 40 3 43 3 49 6 54 5 3,83

7 M0P3-U1 7 10 3 12 2 15 3 20 5 23 3 31 8 46 15 53 7 55 2 72 17 75 3 81 6 6,17

8 M0P3-U2 6 8 2 9 1 10 1 13 3 15 2 16 1 17 1 24 7 34 10 54 20 68 14 84 16 6,50

9 M0P3-U3 6 8 2 8 0 8 0 10 2 11 1 16 5 29 13 30 1 67 37 98 31 126 28 141 15 11,25

10 M1P1-U1 7 8 1 8 0 8 0 9 1 10 1 11 1 11 0 13 2 19 6 21 2 22 1 26 4 1,58

11 M1P1-U2 7 9 2 10 1 11 1 14 3 16 2 23 7 60 37 78 18 82 4 97 15 108 11 118 10 9,25

12 M1P1-U3 8 8 0 11 3 13 3 14 1 16 2 18 2 23 5 23 0 25 2 29 4 31 2 34 3 2,25

13 M1P2-U1 8 10 2 12 2 13 1 14 1 16 2 19 3 25 6 28 3 31 3 34 3 46 12 55 9 3,92

14 M1P2-U2 7 8 1 10 2 12 2 14 2 16 2 18 2 37 19 50 13 57 7 60 3 68 8 81 13 6,17

15 M1P2-U3 6 8 2 10 2 12 2 15 3 16 1 20 4 26 6 26 0 28 2 33 5 39 6 45 6 3,25

16 M1P3-U1 7 9 2 10 1 14 4 17 3 23 6 25 2 31 6 35 4 42 7 44 2 46 2 51 5 3,67

17 M1P3-U2 6 6 0 7 1 11 4 11 0 12 1 14 2 28 14 40 12 45 5 50 5 54 4 60 6 4,50

18 M1P3-U3 6 8 2 10 2 11 1 15 4 17 2 19 2 23 4 27 4 31 4 37 6 44 7 51 7 3,75

19 M2P1-U1 7 9 2 12 3 14 2 18 4 33 15 44 11 80 36 102 22 160 58 194 34 237 43 278 41 22,58

20 M2P1-U2 6 9 3 12 3 14 2 19 5 28 9 38 10 74 36 102 28 183 81 219 36 263 44 294 31 24,00

21 M2P1-U3 8 10 2 11 1 11 0 14 3 16 2 19 3 23 4 25 2 29 4 31 2 35 4 42 7 2,83

22 M2P2-U1 8 11 3 12 1 15 3 18 3 21 3 36 15 65 29 69 4 119 50 135 16 151 16 177 26 14,08

23 M2P2-U2 6 7 1 9 2 12 3 14 2 16 2 19 3 27 8 30 3 33 3 37 4 45 8 54 9 4,00

24 M2P2-U3 4 8 4 10 2 13 3 15 2 16 1 21 5 51 30 63 12 74 11 80 6 86 6 99 13 7,92

25 M2P3-U1 5 7 2 10 3 14 4 18 4 24 6 27 3 40 13 42 2 48 6 53 5 55 2 64 9 4,92

26 M2P3-U2 7 10 3 13 3 15 2 20 5 27 7 29 2 38 9 44 6 44 0 45 1 48 3 54 6 3,92

27 M2P3-U3 7 9 2 12 3 14 2 14 0 21 7 64 43 142 78 197 55 273 76 314 41 355 41 391 36 32,00

28 M3P1-U1 4 7 3 10 3 13 3 18 5 22 4 26 4 62 36 115 53 204 89 299 95 373 74 452 79 37,33

29 M3P1-U2 7 10 3 14 4 15 1 25 10 55 30 109 54 183 74 317 134 417 100 498 81 541 43 591 50 48,67

30 M3P1-U3 6 8 2 11 3 14 3 19 5 24 5 29 5 40 11 56 16 77 21 124 47 151 27 172 21 13,83

31 M3P2-U1 8 10 2 13 3 20 7 36 16 94 58 152 58 232 80 354 122 413 59 507 94 562 55 643 81 52,92

32 M3P2-U2 6 7 1 9 2 11 2 13 2 18 5 20 2 61 41 87 26 154 67 181 27 217 36 252 35 20,50

33 M3P2-U3 6 7 1 10 3 12 2 14 2 20 6 25 5 91 66 153 62 229 76 251 22 274 23 308 34 25,17

34 M3P3-U1 6 7 1 12 5 15 3 22 7 29 7 71 42 127 56 156 29 187 31 246 59 299 53 351 52 28,75

35 M3P3-U2 7 9 2 12 3 15 3 19 4 25 6 48 23 168 120 228 60 298 70 347 49 403 56 469 66 38,50

36 M3P3-U3 7 10 3 11 1 15 4 21 6 47 26 90 43 167 77 234 67 317 83 382 65 452 70 533 81 43,83

M0 - M12 = tinggi tanaman pada tiap pekanX1 - X12 = pertumbuhan tinggi tanaman pada tiap pekan

Keterangan :

Page 78: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Lampiran 5. Pertumbuhan Diameter Batang Tanaman Kayu Putih (Melaleuca cajuputi )

No perlakuan M0 M1 X1 M2 X2 M3 X3 M4 X4 M5 X5 M6 X6 M7 X7 M8 X8 M9 X9 M10 X10 M11 X11 M12 X12Rata-rata

Pertumbahan Diameter

1 M0P1-U1 0,3 0,3 0 0,3 0 0,3 0 0,3 0 0,45 0,15 0,5 0,05 0,6 0,1 0,9 0,3 1,5 0,6 1,75 0,25 2,1 0,35 2,7 0,6 0,20

2 M0P1-U2 0,3 0,3 0 0,3 0 0,03 -0,27 0,3 0,27 0,4 0,1 0,4 0 0,5 0,1 0,7 0,2 0,9 0,2 1,3 0,4 1,7 0,4 2,1 0,4 0,15

3 M0P1-U3 0,3 0,3 0 0,3 0 0,3 0 0,4 0,1 0,5 0,1 0,8 0,3 1,2 0,4 1,45 0,25 1,7 0,25 2,1 0,4 2,7 0,6 3,1 0,4 0,23

4 M0P2-U1 0,3 0,3 0 0,3 0 0,45 0,15 0,5 0,05 0,5 0 0,65 0,15 1 0,35 1,3 0,3 1,5 0,2 2,1 0,6 2,7 0,6 3,2 0,5 0,24

5 M0P2-U2 0,3 0,3 0 0,3 0 0,3 0 0,4 0,1 0,5 0,1 0,6 0,1 0,9 0,3 1 0,1 1,3 0,3 1,6 0,3 2 0,4 2,5 0,5 0,18

6 M0P2-U3 0,3 0,3 0 0,3 0 0,3 0 0,4 0,1 0,5 0,1 0,9 0,4 1 0,1 1,5 0,5 1,7 0,2 2 0,3 2,4 0,4 2,8 0,4 0,21

7 M0P3-U1 0,3 0,3 0 0,3 0 0,3 0 0,4 0,1 0,5 0,1 0,9 0,4 1,3 0,4 1,6 0,3 1,8 0,2 2,2 0,4 2,7 0,5 3,2 0,5 0,24

8 M0P3-U2 0,3 0,3 0 0,3 0 0,3 0 0,3 0 0,4 0,1 0,5 0,1 0,8 0,3 1 0,2 1,4 0,4 2,05 0,65 2,5 0,45 3 0,5 0,23

9 M0P3-U3 0,3 0,3 0 0,3 0 0,3 0 0,4 0,1 0,5 0,1 0,6 0,1 0,9 0,3 1,05 0,15 1,4 0,35 1,6 0,2 2 0,4 2,5 0,5 0,18

10 M1P1-U1 0,3 0,3 0 0,3 0 0,5 0,2 0,5 0 0,6 0,1 0,6 0 0,7 0,1 0,8 0,1 1 0,2 1,45 0,45 2 0,55 2,4 0,4 0,18

11 M1P1-U2 0,3 0,3 0 0,3 0 0,3 0 0,4 0,1 0,5 0,1 0,6 0,1 0,9 0,3 1 0,1 1,2 0,2 1,5 0,3 1,9 0,4 2,5 0,6 0,18

12 M1P1-U3 0,2 0,3 0,1 0,3 0 0,35 0,05 0,4 0,05 0,5 0,1 0,8 0,3 1 0,2 1,2 0,2 1,6 0,4 1,9 0,3 2 0,1 3,1 1,1 0,24

13 M1P2-U1 0,2 0,3 0,1 0,3 0 0,4 0,1 0,4 0 0,5 0,1 0,7 0,2 0,9 0,2 1 0,1 1,4 0,4 1,6 0,2 2 0,4 2,5 0,5 0,19

14 M1P2-U2 0,3 0,3 0 0,3 0 0,4 0,1 0,5 0,1 0,6 0,1 0,8 0,2 1,05 0,25 1,4 0,35 1,6 0,2 1,85 0,25 2,4 0,55 2,9 0,5 0,22

15 M1P2-U3 0,3 0,3 0 0,3 0 0,4 0,1 0,4 0 0,5 0,1 0,7 0,2 1 0,3 1,3 0,3 1,5 0,2 1,85 0,35 2,2 0,35 2,6 0,4 0,19

16 M1P3-U1 0,3 0,3 0 0,3 0 0,3 0 0,4 0,1 0,4 0 0,5 0,1 0,9 0,4 1,2 0,3 1,7 0,5 2,3 0,6 2,9 0,6 3,4 0,5 0,26

17 M1P3-U2 0,3 0,3 0 0,3 0 0,3 0 0,3 0 0,3 0 0,4 0,1 0,5 0,1 0,6 0,1 0,9 0,3 1,3 0,4 2 0,7 2,6 0,6 0,19

18 M1P3-U3 0,3 0,3 0 0,3 0 0,3 0 0,4 0,1 0,4 0 0,6 0,2 0,9 0,3 1 0,1 1,25 0,25 1,75 0,5 2,4 0,65 2,9 0,5 0,22

19 M2P1-U1 0,3 0,3 0 0,3 0 0,3 0 0,3 0 0,5 0,2 0,8 0,3 1 0,2 1,4 0,4 1,9 0,5 2,1 0,2 2,8 0,7 3,4 0,6 0,26

20 M2P1-U2 0,2 0,3 0,1 0,3 0 0,45 0,15 0,5 0,05 0,5 0 0,75 0,25 1,1 0,35 1,3 0,2 1,6 0,3 2 0,4 2,7 0,7 3,3 0,6 0,26

21 M2P1-U3 0,3 0,3 0 0,3 0 0,5 0,2 0,5 0 0,5 0 0,7 0,2 1 0,3 1,3 0,3 1,6 0,3 2 0,4 2,7 0,7 3,2 0,5 0,24

22 M2P2-U1 0,3 0,4 0,1 0,5 0,1 0,7 0,2 1,1 0,4 1,4 0,3 1,8 0,4 2,2 0,4 2,4 0,2 2,6 0,2 3 0,4 3,6 0,6 4 0,4 0,31

23 M2P2-U2 0,2 0,3 0,1 0,3 0 0,35 0,05 0,5 0,15 0,6 0,1 1 0,4 1,3 0,3 1,6 0,3 1,9 0,3 2,3 0,4 2,8 0,5 3,2 0,4 0,25

24 M2P2-U3 0,3 0,3 0 0,3 0 0,4 0,1 0,4 0 0,5 0,1 0,9 0,4 1,3 0,4 1,7 0,4 2 0,3 2,3 0,3 2,7 0,4 3 0,3 0,23

25 M2P3-U1 0,2 0,3 0,1 0,3 0 0,3 0 0,5 0,2 0,7 0,2 1 0,3 1,5 0,5 1,9 0,4 2 0,1 2,3 0,3 2,8 0,5 3,2 0,4 0,25

26 M2P3-U2 0,3 0,3 0 0,3 0 0,4 0,1 0,5 0,1 0,5 0 0,9 0,4 1,3 0,4 1,7 0,4 2 0,3 2,5 0,5 3,1 0,6 3,7 0,6 0,28

27 M2P3-U3 0,3 0,3 0 0,4 0,1 0,4 0 0,5 0,1 0,9 0,4 1,5 0,6 1,9 0,4 2,3 0,4 3 0,7 3,7 0,7 4,4 0,7 5 0,6 0,39

28 M3P1-U1 0,3 0,3 0 0,4 0,1 0,5 0,1 0,5 0 0,6 0,1 0,9 0,3 1,1 0,2 1,5 0,4 1,95 0,45 2,45 0,5 3,3 0,85 4 0,7 0,31

29 M3P1-U2 0,3 0,3 0 0,4 0,1 0,5 0,1 0,5 0 0,7 0,2 1,1 0,4 1,5 0,4 2 0,5 3 1 3,6 0,6 4,3 0,7 5 0,7 0,39

30 M3P1-U3 0,2 0,2 0 0,2 0 0,3 0,1 0,45 0,15 0,6 0,15 0,9 0,3 1,3 0,4 1,8 0,5 2,2 0,4 2,6 0,4 3,2 0,6 3,6 0,4 0,28

31 M3P2-U1 0,3 0,4 0,1 0,5 0,1 0,9 0,4 1,3 0,4 1,9 0,6 2,3 0,4 2,7 0,4 3,1 0,4 3,5 0,4 3,9 0,4 4,6 0,7 5 0,4 0,39

32 M3P2-U2 0,3 0,3 0 0,3 0 0,4 0,1 0,4 0 0,6 0,2 1 0,4 1,2 0,2 1,6 0,4 1,8 0,2 2,4 0,6 3,4 1 4 0,6 0,31

33 M3P2-U3 0,3 0,3 0 0,4 0,1 0,5 0,1 0,55 0,05 1 0,45 1,6 0,6 2 0,4 2,7 0,7 3 0,3 3,7 0,7 4,5 0,8 5,1 0,6 0,40

34 M3P3-U1 0,3 0,3 0 0,5 0,2 0,5 0 0,6 0,1 1 0,4 1,5 0,5 1,8 0,3 2,2 0,4 2,7 0,5 2,95 0,25 3,5 0,55 4,15 0,65 0,32

35 M3P3-U2 0,3 0,4 0,1 0,5 0,1 0,7 0,2 1,1 0,4 1,5 0,4 2,2 0,7 2,9 0,7 3,6 0,7 3,9 0,3 4,45 0,55 5,1 0,65 5,5 0,4 0,43

36 M3P3-U3 0,3 0,3 0 0,45 0,15 0,5 0,05 0,6 0,1 1 0,4 1,6 0,6 2 0,4 2,45 0,45 3 0,55 3,6 0,6 4,4 0,8 5 0,6 0,39

M0 - M12 = tinggi tanaman pada tiap pekanX1 - X12 = pertumbuhan tinggi tanaman pada tiap pekan

Keterangan :

Page 79: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Lampiran 6. Nilai Kekokohan Batang Tanaman Kayu Putih (Melaleuca cajuputi )

No perlakuan M0 M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 Rata-rata

1 M0P1-U1 3 3 3,67 4,33 4,75 4,8 8 7,56 10,57 12,86 16,25 18 18,12 8,84

2 M0P1-U2 3,33 4 4 3,6 3 2 1,5 1,4 1,43 2 3 3,02 3,4 2,74

3 M0P1-U3 3 3 3 4 4 6 9,17 10 16,5 24,42 25,67 26,74 24,8 12,33

4 M0P2-U1 3,33 3,33 3,33 3,78 4 5,6 7,08 6,5 9,54 13,67 14,29 15,56 15,63 8,13

5 M0P2-U2 3 3 3,33 4,67 3,2 3,57 4,7 4 5,68 8,7 11,3 12,21 14,38 6,29

6 M0P2-U3 4 4 3,75 3,4 5 7,57 9,64 10 12,5 10,67 11,39 11,4 11,64 8,07

7 M0P3-U1 2,67 3,33 4 5,5 8,75 10,83 10,5 11,67 11,69 13,06 11,67 9,71 9,88 8,71

8 M0P3-U2 3,33 3,33 2,2 2,8 2,83 2,4 2 2,67 4,18 6,48 8,14 8,06 8,53 4,38

9 M0P3-U3 4 4 4 4 3,75 3,8 3,75 3,25 5,17 7,06 7,86 7,78 8,39 5,14

10 M1P1-U1 3 3,67 3,67 3,67 3,67 2,6 1,88 1,7 2 3,42 5,52 5,71 6,06 3,58

11 M1P1-U2 6 3 6 4,33 3,33 4,17 4,11 3,85 4,56 5,09 5,38 5,34 5,83 4,92

12 M1P1-U3 2,67 2,67 3,67 5,67 4,75 4,8 7 6 10,9 12,31 12,75 13 12 7,55

13 M1P2-U1 2,33 5 5,33 4,75 4,2 6,4 5,56 5 6,47 9,2 10,88 11,29 11,89 6,79

14 M1P2-U2 3,33 3,33 4,33 4,67 5,75 10 12 7,78 10 9,41 8,87 9,31 10 7,6

15 M1P2-U3 4,5 3,67 5,33 5,71 6,4 10,33 11,5 10,77 11,25 10,53 10,43 10 10,69 8,55

16 M1P3-U1 5 3,67 4,33 3,56 4,2 7 8 7,64 12,62 16,06 18 16,3 15,94 9,41

17 M1P3-U2 2,33 3,33 2,75 3 2,4 1,67 1,33 1,05 2 2,67 3,24 4,11 5,4 2,71

18 M1P3-U3 4 4 3 2,4 2,73 2 2,25 2,5 3,81 5,73 6,05 6,22 6,47 3,94

19 M2P1-U1 3,33 3,67 3,5 4 6 8,4 9,57 8,5 10,38 13,33 15,57 17,73 19,23 9,48

20 M2P1-U2 2,33 2,33 3,67 4,67 6 7,5 11,5 13 18,57 25,56 22,62 23,53 23,24 12,65

21 M2P1-U3 3,33 3,33 4,33 5,33 6,33 7,33 12,2 13,83 13,56 13,33 15,43 17,62 17,3 10,25

22 M2P2-U1 3,33 3,33 4,33 5,33 6,33 11 15,25 16,6 20,33 22,22 22,31 19 19,35 12,98

23 M2P2-U2 2,33 2,33 3,33 4 4 5,6 5,56 7,2 9,33 14,12 15,5 16,67 18,21 8,32

24 M2P2-U3 6 4 5 5,43 7,25 9,6 9,63 11,7 14,17 13,69 13,5 13,08 14,52 9,81

25 M2P3-U1 2,67 2,67 5 4,8 5,8 10 18,33 18,57 20,75 27 26,21 23,9 23,33 14,54

26 M2P3-U2 3,33 4 4,67 5 7 11,8 9,44 9,23 11,76 14 16,52 17,04 18,43 10,17

27 M2P3-U3 3 3,67 4,33 4,4 6,2 14,6 20,14 18 20,77 21 20,5 17,52 17,28 13,19

28 M3P1-U1 3,33 3,33 2,75 3,6 5 9,17 12,22 13,82 16 16,56 17,55 16,79 17,35 10,58

29 M3P1-U2 3,33 2,5 3,2 3,29 3,36 6,13 7,27 7,07 8,33 10,41 11,91 12,9 14,36 7,24

30 M3P1-U3 2 2,67 4 5 8,33 12,5 21,2 18,75 26 27,86 23,41 24 24,73 15,42

31 M3P2-U1 6,5 4,33 6,33 8,75 15 28,4 31,71 30 36,5 32,64 33,75 32 30,84 22,83

32 M3P2-U2 3,33 2,5 2,6 1,78 1,62 2,32 2,91 3,15 5,65 7 8,46 9,02 11,34 4,74

33 M3P2-U3 3 2,25 2,2 2,57 2,36 4,21 6,11 7,27 11,33 13,46 15,33 15 15,75 7,76

34 M3P3-U1 3,67 4,33 6,33 7 8,6 12 15,63 13,62 14,29 15,56 17,84 18,33 20 12,09

35 M3P3-U2 3,67 3,67 6,33 11 16,25 30,5 30 25 32 32,8 29,71 25,83 26,21 21

36 M3P3-U3 4 4,67 6,33 10,3 11,25 17,2 17,56 15,38 18,63 19,44 18,64 18,89 20,44 14,06

20 M2P1-U2 2,33 2,33 3,67 4,67 6 7,5 11,5 13 18,57 25,56 22,62 23,53 23,24 12,65

21 M2P1-U3 3,33 3,33 4,33 5,33 6,33 7,33 12,2 13,83 13,56 13,33 15,43 17,62 17,3 10,25

22 M2P2-U1 3,33 3,33 4,33 5,33 6,33 11 15,25 16,6 20,33 22,22 22,31 19 19,35 12,98

23 M2P2-U2 2,33 2,33 3,33 4 4 5,6 5,56 7,2 9,33 14,12 15,5 16,67 18,21 8,32

24 M2P2-U3 6 4 5 5,43 7,25 9,6 9,63 11,7 14,17 13,69 13,5 13,08 14,52 9,81

25 M2P3-U1 2,67 2,67 5 4,8 5,8 10 18,33 18,57 20,75 27 26,21 23,9 23,33 14,54

26 M2P3-U2 3,33 4 4,67 5 7 11,8 9,44 9,23 11,76 14 16,52 17,04 18,43 10,17

27 M2P3-U3 3 3,67 4,33 4,4 6,2 14,6 20,14 18 20,77 21 20,5 17,52 17,28 13,19

28 M3P1-U1 3,33 3,33 2,75 3,6 5 9,17 12,22 13,82 16 16,56 17,55 16,79 17,35 10,58

29 M3P1-U2 3,33 2,5 3,2 3,29 3,36 6,13 7,27 7,07 8,33 10,41 11,91 12,9 14,36 7,24

30 M3P1-U3 2 2,67 4 5 8,33 12,5 21,2 18,75 26 27,86 23,41 24 24,73 15,42

31 M3P2-U1 6,5 4,33 6,33 8,75 15 28,4 31,71 30 36,5 32,64 33,75 32 30,84 22,83

32 M3P2-U2 3,33 2,5 2,6 1,78 1,62 2,32 2,91 3,15 5,65 7 8,46 9,02 11,34 4,74

33 M3P2-U3 3 2,25 2,2 2,57 2,36 4,21 6,11 7,27 11,33 13,46 15,33 15 15,75 7,76

34 M3P3-U1 3,67 4,33 6,33 7 8,6 12 15,63 13,62 14,29 15,56 17,84 18,33 20 12,09

35 M3P3-U2 3,67 3,67 6,33 11 16,25 30,5 30 25 32 32,8 29,71 25,83 26,21 21

36 M3P3-U3 4 4,67 6,33 10,3 11,25 17,2 17,56 15,38 18,63 19,44 18,64 18,89 20,44 14,06

Keterangan : M0-M12 = nilai kekokohan batang pada tiap pekan

Page 80: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

No PerlakuanBerat

Basah (BB)

Berat

Kering (BK)

1 M0P1-U1 2,56 0,92

2 M0P1-U2 1,38 0,4

3 M0P1-U3 4,16 1,64

4 M0P2-U1 2,67 0,76

5 M0P2-U2 2,5 0,81

6 M0P2-U3 3,73 1,36

7 M0P3-U1 2,57 0,88

8 M0P3-U2 4,18 1,79

9 M0P3-U3 3,03 1,03

10 M1P1-U1 0,83 0,2

11 M1P1-U2 1,83 0,5

12 M1P1-U3 2,28 0,66

13 M1P2-U1 2,24 0,74

14 M1P2-U2 2,5 0,81

15 M1P2-U3 2,64 0,87

16 M1P3-U1 3,51 1,17

17 M1P3-U2 1,17 0,34

18 M1P3-U3 2,44 0,78

19 M2P1-U1 4,49 1,34

20 M2P1-U2 5,73 1,72

21 M2P1-U3 3,58 1,11

22 M2P2-U1 6,23 2,3

23 M2P2-U2 4,31 1,36

24 M2P2-U3 5,22 1,67

25 M2P3-U1 4,85 1,56

26 M2P3-U2 4,35 1,5

27 M2P3-U3 7,69 2,92

28 M3P1-U1 10,78 3,71

29 M3P1-U2 16,94 6,47

30 M3P1-U3 7,75 2,46

31 M3P2-U1 17,12 6,96

32 M3P2-U2 6,44 2,23

33 M3P2-U3 10,79 3,36

34 M3P3-U1 9,43 3,74

35 M3P3-U2 16,83 6,03

36 M3P3-U3 15,08 5,33

Lampiran 7. Berat Berangkasan Kering Tanaman Kayu Putih(Melaleuca cajuputi )

Page 81: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

63

Lampiran 8. Foto Kegiatan Penelitian

Pengeringan tanah Pengayakan

Pencampuran media Pengisisan polybag

Page 82: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

64

Penyiraman Pengukuran diameter tanaman

Perhitungan jumlah daun Penimbangan berat awal sebelum dioven

Pengovenan Penimbangan setelah dioven

Page 83: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Lampiran 9. Hasil Anova dan Uji Lanjut Pada Semua Parameter Pengamatan

HOMOGENEITY OF VARIANCES - RAW DATA

2015-10-19 00:49:29

Using: D:\clipboard.dt

Data Column: 4) tinggi tanaman

Broken Down By:

1) media

2) penyiraman

Keep If:

Bartlett's Test tests the homogeneity of variances, an assumption of

ANOVA. Bartlett's Test is known to be overly sensitive to non-normal data.

A resulting probability of P<=0.05 indicates the variances may be not

homogeneous and you may wish to transform the data before doing an ANOVA.

For ANOVA designs without replicates (notably most Randomized Blocks

and Latin Square designs), there is not enough data to do this test.

Bartlett's X2 (corrected) = 23.677291

Degrees of Freedom (nValues-1) = 11

P = .0142 *

ANOVA

2015-10-19 00:49:29

Using: D:\clipboard.dt

.AOV Filename: 2WCR.AOV - 2 Way Completely Randomized

Y Column: 4) tinggi tanaman

1st Factor: 1) media

2nd Factor: 2) penyiraman

Keep If:

Rows of data with missing values removed: 0

Rows which remain: 36

Source df Type II SS MS F P

------------------------- -------- ----------- --------- --------- ----- ---

Main Effects

media 3 42.78489722 14.261632 21.773669 .0000 ***

penyiraman 2 0.742705556 0.3713528 0.5669556 .5747 ns

Interaction

media * penyiraman 6 6.702627778 1.1171046 1.7055177 .1629 ns

Error 24 15.71986667 0.6549944<-

------------------------- -------- ----------- --------- --------- ----- ---

Total 35 65.95009722

Model 11 50.23023056 4.5663846 6.9716387 .0000 ***

R^2 = SSmodel/SStotal = 0.76163997737

Root MSerror = sqrt(MSerror) = 0.80931727057

Mean Y = 3.99027777778

Coefficient of Variation = (Root MSerror) / abs(Mean Y) * 100% = 20.282229%

Page 84: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Compare Means

Factor: 1) media

Test: Duncan's

Significance Level: 0.01

Variance: 0.65499444444

Degrees of Freedom: 24

Keep If:

n Means = 4

LSD 0.01 = 1.06707666894

Rank Mean Name Mean n Non-significant ranges

----- --------- ------------- ------- ----------------------------------------

1 m3 5.63888888889 9 a

2 m2 4.16777777778 9 b

3 m0 3.48777777778 9 bc

4 m1 2.66666666667 9 c

Compare Means

Factor: 2) penyiraman

Test: Duncan's

Significance Level: 0.01

Variance: 0.65499444444

Degrees of Freedom: 24

Keep If:

n Means = 3

LSD 0.01 = 0.92411550309

Rank Mean Name Mean n Non-significant ranges

----- ---------- ------------- ------- ----------------------------------------

1 p2 4.17333333333 12 a

2 p3 3.975 12 a

3 p1 3.8225 12 a

HOMOGENEITY OF VARIANCES - RAW DATA

2015-10-19 00:50:23

Using: D:\clipboard.dt

Page 85: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Data Column: 5) jumlah daun

Broken Down By:

1) media

2) penyiraman

Keep If:

Bartlett's Test tests the homogeneity of variances, an assumption of

ANOVA. Bartlett's Test is known to be overly sensitive to non-normal data.

A resulting probability of P<=0.05 indicates the variances may be not

homogeneous and you may wish to transform the data before doing an ANOVA.

For ANOVA designs without replicates (notably most Randomized Blocks

and Latin Square designs), there is not enough data to do this test.

Bartlett's X2 (corrected) = 26.804997

Degrees of Freedom (nValues-1) = 11

P = .0049 **

ANOVA

2015-10-19 00:50:23

Using: D:\clipboard.dt

.AOV Filename: 2WCR.AOV - 2 Way Completely Randomized

Y Column: 5) jumlah daun

1st Factor: 1) media

2nd Factor: 2) penyiraman

Keep If:

Rows of data with missing values removed: 0

Rows which remain: 36

Source df Type II SS MS F P

------------------------- -------- ----------- --------- --------- ----- ---

Main Effects

media 3 4927.756456 1642.5855 16.778869 .0000 ***

penyiraman 2 86.66791667 43.333958 0.4426527 .6475 ns

Interaction

media * penyiraman 6 93.01686111 15.50281 0.1583599 .9853 ns

Error 24 2349.505867 97.896078<-

------------------------- -------- ----------- --------- --------- ----- ---

Total 35 7456.9471

Model 11 5107.441233 464.31284 4.7429157 .0007 ***

R^2 = SSmodel/SStotal = 0.68492389242

Root MSerror = sqrt(MSerror) = 9.8942446795

Mean Y = 14.8383333333

Coefficient of Variation = (Root MSerror) / abs(Mean Y) * 100% = 66.680297%

Page 86: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Compare Means

Factor: 1) media

Test: Duncan's

Significance Level: 0.01

Variance: 97.8960777778

Degrees of Freedom: 24

Keep If:

n Means = 4

LSD 0.01 = 13.0454619445

Rank Mean Name Mean n Non-significant ranges

----- --------- ------------- ------- ----------------------------------------

1 m3 34.3888888889 9 a

2 m2 12.9166666667 9 b

3 m0 7.78777777778 9 b

4 m1 4.26 9 b

Compare Means

Factor: 2) penyiraman

Test: Duncan's

Significance Level: 0.01

Variance: 97.8960777778

Degrees of Freedom: 24

Keep If:

n Means = 3

LSD 0.01 = 11.297701448

Rank Mean Name Mean n Non-significant ranges

----- ---------- ------------- ------- ----------------------------------------

1 p1 16.2008333333 12 a

2 p3 15.6466666667 12 a

3 p2 12.6675 12 a

Page 87: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

HOMOGENEITY OF VARIANCES - RAW DATA

2015-12-17 00:12:24

Using: C:\Program Files\cohort6\untitled.dt

Data Column: 7) Diameter Batang

Broken Down By:

1) media

2) penyiraman

Keep If:

Bartlett's Test tests the homogeneity of variances, an assumption of

ANOVA. Bartlett's Test is known to be overly sensitive to non-normal data.

A resulting probability of P<=0.05 indicates the variances may be not

homogeneous and you may wish to transform the data before doing an ANOVA.

For ANOVA designs without replicates (notably most Randomized Blocks

and Latin Square designs), there is not enough data to do this test.

Bartlett's X2 (corrected) = 16.582596

Degrees of Freedom (nValues-1) = 11

P = .1208 ns

ANOVA

2015-12-17 00:12:25

Using: C:\Program Files\cohort6\untitled.dt

.AOV Filename: 2WCR.AOV - 2 Way Completely Randomized

Y Column: 7) Diameter Batang

1st Factor: 1) media

2nd Factor: 2) penyiraman

Keep If:

Rows of data with missing values removed: 0

Rows which remain: 36

Source df Type II SS MS F P

------------------------- -------- ----------- --------- --------- ----- ---

Main Effects

media 3 0.040830556 0.0136102 2.8889544 .0564 ns

penyiraman 2 0.003172222 0.0015861 0.3366745 .7175 ns

Interaction

media * penyiraman 6 0.037361111 0.0062269 1.3217374 .2859 ns

Error 24 0.113066667 0.0047111<-

------------------------- -------- ----------- --------- --------- ----- ---

Total 35 0.194430556

Model 11 0.081363889 0.0073967 1.5700579 .1715 ns

R^2 = SSmodel/SStotal = 0.41847274805

Root MSerror = sqrt(MSerror) = 0.06863753427

Mean Y = 0.26138888889

Coefficient of Variation = (Root MSerror) / abs(Mean Y) * 100% = 26.25878%

Page 88: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Compare Means

Factor: 1) media

Test: Duncan's

Significance Level: 0.05

Variance: 0.00471111111

Degrees of Freedom: 24

Keep If:

n Means = 4

LSD 0.05 = 0.06677959257

Rank Mean Name Mean n Non-significant ranges

----- --------- ------------- ------- ----------------------------------------

1 m1 0.28444444444 9 a

2 m3 0.28222222222 9 a

3 m0 0.27555555556 9 a

4 m2 0.20333333333 9 b

Compare Means

Factor: 2) penyiraman

Test: Duncan's

Significance Level: 0.05

Variance: 0.00471111111

Degrees of Freedom: 24

Keep If:

n Means = 3

LSD 0.05 = 0.05783282362

Rank Mean Name Mean n Non-significant ranges

----- ---------- ------------- ------- ----------------------------------------

1 p3 0.27 12 a

2 p2 0.26583333333 12 a

3 p1 0.24833333333 12 a

Page 89: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

HOMOGENEITY OF VARIANCES - RAW DATA

2015-12-16 15:37:42

Using: C:\Program Files\cohort6\untitled.dt

Data Column: 8) kekokohan batang

Broken Down By:

1) media

2) penyiraman

Keep If:

Bartlett's Test tests the homogeneity of variances, an assumption of

ANOVA. Bartlett's Test is known to be overly sensitive to non-normal data.

A resulting probability of P<=0.05 indicates the variances may be not

homogeneous and you may wish to transform the data before doing an ANOVA.

For ANOVA designs without replicates (notably most Randomized Blocks

and Latin Square designs), there is not enough data to do this test.

Bartlett's X2 (corrected) = 17.479196

Degrees of Freedom (nValues-1) = 11

P = .0945 ns

ANOVA

2015-12-16 15:37:42

Using: C:\Program Files\cohort6\untitled.dt

.AOV Filename: 2WCR.AOV - 2 Way Completely Randomized

Y Column: 8) kekokohan batang

1st Factor: 1) media

2nd Factor: 2) penyiraman

Keep If:

Rows of data with missing values removed: 0

Rows which remain: 36

Source df Type II SS MS F P

------------------------- -------- ----------- --------- --------- ----- ---

Main Effects

media 3 293.2415194 97.747173 6.0564734 .0032 **

penyiraman 2 4.818605556 2.4093028 0.1492818 .8621 ns

Interaction

media * penyiraman 6 58.17963889 9.6966065 0.6008075 .7269 ns

Error 24 387.3429333 16.139289<-

------------------------- -------- ----------- --------- --------- ----- ---

Total 35 743.5826972

Model 11 356.2397639 32.385433 2.0066208 .0745 ns

R^2 = SSmodel/SStotal = 0.47908560167

Root MSerror = sqrt(MSerror) = 4.01737338181

Mean Y = 9.40972222222

Coefficient of Variation = (Root MSerror) / abs(Mean Y) * 100% = 42.693857%

Page 90: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Compare Means

Factor: 1) media

Test: Duncan's

Significance Level: 0.05

Variance: 16.1392888889

Degrees of Freedom: 24

Keep If:

n Means = 4

LSD 0.05 = 3.90862755331

Rank Mean Name Mean n Non-significant ranges

----- --------- ------------- ------- ----------------------------------------

1 m3 12.8577777778 9 a

2 m2 11.55 9 a

3 m0 7.11444444444 9 b

4 m1 6.11666666667 9 b

Compare Means

Factor: 2) penyiraman

Test: Duncan's

Significance Level: 0.05

Variance: 16.1392888889

Degrees of Freedom: 24

Keep If:

n Means = 3

LSD 0.05 = 3.3849707551

Rank Mean Name Mean n Non-significant ranges

----- ---------- ------------- ------- ----------------------------------------

1 p3 9.895 12 a

2 p2 9.3225 12 a

3 p1 9.01166666667 12 a

Page 91: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

HOMOGENEITY OF VARIANCES - RAW DATA

2015-10-19 00:50:52

Using: D:\clipboard.dt

Data Column: 6) berat berangkasan kering

Broken Down By:

1) media

2) penyiraman

Keep If:

Bartlett's Test tests the homogeneity of variances, an assumption of

ANOVA. Bartlett's Test is known to be overly sensitive to non-normal data.

A resulting probability of P<=0.05 indicates the variances may be not

homogeneous and you may wish to transform the data before doing an ANOVA.

For ANOVA designs without replicates (notably most Randomized Blocks

and Latin Square designs), there is not enough data to do this test.

Bartlett's X2 (corrected) = 28.695572

Degrees of Freedom (nValues-1) = 11

P = .0025 **

ANOVA

2015-10-19 00:50:52

Using: D:\clipboard.dt

.AOV Filename: 2WCR.AOV - 2 Way Completely Randomized

Y Column: 6) berat berangkasan kering

1st Factor: 1) media

2nd Factor: 2) penyiraman

Keep If:

Rows of data with missing values removed: 0

Rows which remain: 36

Source df Type II SS MS F P

------------------------- -------- ----------- --------- --------- ----- ---

Main Effects

media 3 79.57403056 26.524677 23.359869 .0000 ***

penyiraman 2 1.5122 0.7561 0.6658855 .5231 ns

Interaction

media * penyiraman 6 0.793711111 0.1322852 0.1165015 .9935 ns

Error 24 27.25153333 1.1354806<-

------------------------- -------- ----------- --------- --------- ----- ---

Total 35 109.131475

Model 11 81.87994167 7.4436311 6.5554897 .0001 ***

R^2 = SSmodel/SStotal = 0.75028713455

Root MSerror = sqrt(MSerror) = 1.06558929966

Mean Y = 1.98416666667

Coefficient of Variation = (Root MSerror) / abs(Mean Y) * 100% = 53.704627%

Page 92: PENGARUH MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PENYIRAMAN ...eprints.unram.ac.id/6422/1/HAULANI AFIFAH C1L011021.pdfRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Compare Means

Factor: 1) media

Test: Duncan's

Significance Level: 0.01

Variance: 1.13548055556

Degrees of Freedom: 24

Keep If:

n Means = 4

LSD 0.01 = 1.40496875785

Rank Mean Name Mean n Non-significant ranges

----- --------- ------------- ------- ----------------------------------------

1 m3 4.47666666667 9 a

2 m2 1.72 9 b

3 m0 1.06555555556 9 b

4 m1 0.67444444444 9 b

Compare Means

Factor: 2) penyiraman

Test: Duncan's

Significance Level: 0.01

Variance: 1.13548055556

Degrees of Freedom: 24

Keep If:

n Means = 3

LSD 0.01 = 1.21673863582

Rank Mean Name Mean n Non-significant ranges

----- ---------- ------------- ------- ----------------------------------------

1 p3 2.25583333333 12 a

2 p2 1.93583333333 12 a

3 p1 1.76083333333 12 a