pengaruh ekstrak daun kumis...

57
PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus) TERHADAP KONTRAKTILITAS OTOT POLOS VESIKA URINARIA GUINEA PIG IN VITRO Laporan Penelitian ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : Erwanda Desire Budiman NIM : 1110103000033 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/ 2013 M

Upload: trinhthuy

Post on 31-Jan-2018

231 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCING

(Orthosiphon aristatus) TERHADAP

KONTRAKTILITAS OTOT POLOS VESIKA

URINARIA GUINEA PIG IN VITRO

Laporan Penelitian

ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Erwanda Desire Budiman

NIM : 1110103000033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/ 2013 M

Page 2: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t
Page 3: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t
Page 4: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t
Page 5: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Salawat serta

salam tidak lupa peneliti sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan

sahabatnya.

Adapun judul penelitian ini adalah “Pengaruh Ekstrak Daun Kumis Kucing

(Orthosiphon aristatus) terhadap Kontraktilitas Otot Polos Vesika Urinaria Guinea Pig In

Vitro”.

Peneliti ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Prof. Dr. (hc). dr. M. K. Tadjudin, SpAnd. selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Nouval Shahab, SpU, Ph.D, FICS, FACS. dan Ibu Endah Wulandari,

M.Biomed. selaku dosen pembimbing yang telah membantu, menyediakan waktu,

tenaga, dan pikiran untuk membimbing peneliti dari awal hingga akhir penelitian

ini.

4. dr. H. M. Djauhari Widjajakusumah, AIF, PFK. dan Ibu Ratna Pelawati, M.

Biomed. selaku penguji sidang laporan penelitian ini.

5. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D. selaku penanggung jawab riset Program Studi

Pendidikan Dokter angkatan 2010.

6. Ayahanda dr. Boyke Budiman Sumantri, Sp.U. dan ibunda Elza H.S. Sumantri

yang selalu memberikan dukungan moral dan material.

7. Kakak-kakak peneliti yaitu dr. Bayu Elnovriano Budiman, dr. Syahroni Lubis, dan

Erwinda Marsha Budiman, S.KG. yang senantiasa memberikan motivasi kepada

peneliti.

8. Teman-teman kelompok penelitian yaitu Yesinta Diandra, Muhammad Hafif

Kusasi, Muhammad Hazmi Anzhari, dan Muhammad Ichsan Pribadi yang selalu

bersama-sama berjuang untuk menyelesaikan penelitian ini.

Page 6: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

vi

9. Fuad Hariyanto yang selalu mendukung dan membantu peneliti selama proses

penelitian.

10. Pihak LIPI dan BALITRO yang telah membatu peneliti dalam pembuatan ekstrak.

11. Mba Lilis dan Mba Ai yang senantiasa membantu di Laboratorium Multiguna dan

Laboratorium Biokimia FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

12. Bapak-bapak Satpam dan OB FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

senantiasa membuka pagar dan menunggu peneliti saat penelitian di hari libur.

13. Sahabat-sahabat PSPD 2010 yang telah banyak sekali memberikan ilmu dan

pengalaman selama 3 tahun menjalani preklinik.

14. Teman-teman PSPD 2008, 2009, 2011, dan 2012 yang selalu memberi dukungan

kepada peneliti.

15. Seluruh civitas akademika FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat

disebutkan satu per satu.

Peneliti mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun bagi

peneliti. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Tangerang Selatan, 10 September 2013

Peneliti

Page 7: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

vii

ABSTRAK

Erwanda Desire Budiman. Program Studi Pendidikan Dokter. Pengaruh Ekstrak Daun Kumis

Kucing (Orthosiphon aristatus) terhadap Kontraktilitas Otot Polos Vesika Urinaria Guinea Pig In

Vitro. 2013.

Orthosiphon aristatus atau yang biasa dikenal kumis kucing merupakan tanaman yang sering

digunakan di Asia Tenggara sebagai obat herbal untuk penyakit ginjal dan saluran kemih,

hipertensi, diabetes melitus, dan gout. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

ekstrak daun Orthosiphon aristatus terhadap kontraktilitas otot polos vesika urinaria secara in vitro

dengan menggunakan instrumen organ bath. Pengaruh ekstrak daun Orthosiphon aristatus

terhadap tegangan strip otot polos setelah diinduksi oleh carbachol diukur dan dibandingkan

terhadap tegangan yang dipengaruhi oleh kontrol (pelarut). Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa Orthosiphon aristatus dapat merelaksasi strip otot polos vesika urinaria guinea pig secara

signifikan (p<0,05) pada konsentrasi 10-6

%, 10-5

%, 10-4

%, dan 10-3

%.

Kata kunci : kontraksi otot polos, vesika urinaria, ekstrak Orthosiphon aristatus, organ bath

ABSTRACT

Erwanda Desire Budiman. Medical Education Program. Effect of Orthosiphon aristatus Leaves

Extract on the Smooth Muscle of the Guinea Pig Vesica Urinaria In Vitro. 2013.

Orthosiphon aristatus or commonly known as “kumis kucing” is a plant that is often used in

Southeast Asia as an herbal medicine for many diseases such as kidney and urinary tract,

hypertension, diabetes mellitus, and gout. The aim of this study is to determine the effect of

Orthosiphon aristatus leaves extract on urinary bladder smooth muscle contractility in vitro using

organ bath instrument. The effects of Orthosiphon aristatus leaves extract on carbachol-induced

detrusor smooth muscle contraction were measured and were compared with controls (vehicle).

The result of this study demonstrated that Orthosiphon aristatus may relax detrusor smooth muscle

contraction at concentration 10-6

%, 10-5

%, 10-4

%, and 10-3

% significantly (p < 0.05).

Keywords : smooth muscle contraction, vesica urinaria, Orthosiphon aristatus extract, organ bath

Page 8: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL.................................................................................................... ii LEMBAR PERNYATAAN...................................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................... v

KATA PENGANTAR.............................................................................................. vi

ABSTRAK................................................................................................................ vii

DAFTAR ISI............................................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR................................................................................................ x

DAFTAR TABEL..................................................................................................... xi

DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ xiii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................... 1

1.1.Latar Belakang...................................................................................................... 1

1.2.Rumusan Masalah................................................................................................. 2

1.3.Hipotesis............................................................................................................... 2

1.4.Tujuan Penelitian.................................................................................................. 2

1.4.1. Tujuan Umum.......................................................................................... 2

1.4.2. Tujuan Khusus......................................................................................... 2

1.5.Manfaat Penelitian................................................................................................ 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 4

2.1.Orthosiphon aristatus........................................................................................... 4

2.2.Vesika Urinaria..................................................................................................... 6

2.2.1. Anatomi Vesika Urinaria........................................................................ 6

2.2.2. Histologi Vesika Urinaria........................................................................ 7

2.2.3. Fisiologi Vesika Urinaria......................................................................... 8

2.3.Otot Polos............................................................................................................. 10

2.3.1. Jenis-jenis Otot Polos.............................................................................. 10

2.3.2. Mekanisme Kerja Otot Polos.................................................................. 11

2.4.Organ Bath........................................................................................................... 13

2.5.Kerangka Teori..................................................................................................... 14

2.6.Kerangka Konsep.................................................................................................. 15

2.7.Definisi Operasional............................................................................................. 15

BAB 3 METODE PENELITIAN............................................................................ 16

3.1. Desain Penelitian................................................................................................. 16

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian.............................................................................. 16

3.3. Alat dan Bahan Penelitian................................................................................... 16

3.4. Identifikasi Variabel............................................................................................ 17

3.4.1. Variabel Bebas......................................................................................... 17

3.4.2. Variabel Terikat....................................................................................... 17

3.5. Alur Penelitian..................................................................................................... 17

3.6. Cara Kerja Penelitian........................................................................................... 17

3.6.1. Tahap Persiapan....................................................................................... 17

3.6.1.1. Persiapan Ekstrak Daun Orthosiphon aristatus......................... 17

3.6.1.2. Preparasi Jaringan...................................................................... 18

3.6.2. Tahap Pengujian Kontraktilitas................................................................ 19

3.7. Analisis Data........................................................................................................ 21

Page 9: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

ix

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................. 22

4.1. Kontraksi Otot Polos Vesika Urinaria yang Diinduksi Carbachol .................... 22

4.2. Pengaruh Ekstrak Daun Orthosiphon aristatus................................................... 23

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN......................................................................... 27

5.1. Simpulan.............................................................................................................. 27

5.2. Saran.................................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 28

LAMPIRAN.............................................................................................................. 31

Page 10: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tanaman Orthosiphon aristatus..................................................... 4

Gambar 2.2. Potongan sagital pelvis perempuan................................................. 7

Gambar 2.3. Potongan sagital pelvis laki-laki..................................................... 7

Gambar 2.4. Histologi potongan melintang dinding vesika urinaria................... 8

Gambar 2.5. Vesika urinaria laki-laki dan perempuan........................................ 9

Gambar 2.6. Diagram mekanisme kontraksi pada otot detrusor......................... 13

Gambar 2.7. Kerangka teori................................................................................. 14

Gambar 3.1. Skema organ bath........................................................................... 19

Gambar 3.2. Skema kontraksi otot polos pada pemberian carbachol................. 20

Gambar 3.3. Skema kontraksi otot polos pada pemberian ekstrak Orthosiphon

aristatus..........................................................................................

20

Gambar 3.4. Skema kontraksi otot polos pada pemberian DMSO...................... 21

Gambar 4.1. Kontraksi otot polos vesika urinaria guinea pig dengan

pemberian ekstrak daun Orthosiphon aristatus..............................

23

Gambar 4.2. Kontraksi otot polos vesika urinaria guinea pig dengan

pemberian DMSO...........................................................................

24

Gambar 4.3. Grafik perbandingan persentase kontraksi strip otot polos

kelompok kontrol (DMSO) dan kelompok perlakuan (ekstrak

Orthosiphon aristatus)...................................................................

24

Gambar 6.1. Surat hasil determinasi tumbuhan.................................................. 31

Gambar 6.2. Surat pengujian ekstrak................................................................... 32

Gambar 6.3. Alur pembuatan ekstrak.................................................................. 33

Gambar 6.4. Surat peminjaman laboratorium multiguna.................................... 34

Gambar 6.5. Proses mematikan hewan coba...................................................... 41

Gambar 6.6. Proses pembedahan hewan coba............................................... 41

Gambar 6.7. Vesika urinaria yang telah diambil dari guinea pig........................ 41

Gambar 6.8. Alat-alat untuk membuat strip otot polos....................................... 41

Gambar 6.9. Proses pemotongan strip otot polos................................................ 41

Gambar 6.10. Ekstrak daun Orthosiphon aristatus............................................. 41

Gambar 6.11. Organ bath................................................................................... 42

Gambar 6.12. Water jacketed chamber.............................................................. 42

Gambar 6.13. Water heater................................................................................. 42

Gambar 6.14. Proses pengikatan strip otot polos................................................ 43

Gambar 6.15. Proses penggantungan strip otot polos.......................................... 43

Gambar 6.16. Proses memberikan tegangan istirahat pada strip otot polos........ 43

Gambar 6.17. Proses pengujian dengan ekstrak daun Orthosiphon aristatus..... 43

Page 11: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Komposisi larutan Krebs Henseleit........................................................ 16

Tabel 6.1. Persentase kontraksi strip otot polos dengan pemberian DMSO............ 30

Tabel 6.2. Persentase kontraksi strip otot polos dengan pemberian ekstrak daun

Orthosiphon aristatus..............................................................................

31

Tabel 6.3. Uji normalitas data kontraksi strip otot polos dengan pemberian

ekstrak daun Orthosiphon aristatus 10-6

%..............................................

32

Tabel 6.4. Uji normalitas data kontraksi strip otot polos dengan Pemberian

ekstrak daun Orthosiphon aristatus 10-5

%..............................................

32

Tabel 6.5. Uji normalitas data kontraksi strip otot polos dengan pemberian

ekstrak daun Orthosiphon aristatus 10-4

%..............................................

32

Tabel 6.6. Uji normalitas data kontraksi strip otot polos dengan pemberian

ekstrak daun Orthosiphon aristatus 10-3

%..............................................

32

Tabel 6.7. Uji normalitas data kontraksi strip otot polos dengan pemberian

ekstrak daun Orthosiphon aristatus 10-2

%..............................................

33

Tabel 6.8. Uji normalitas data kontraksi strip otot polos dengan pemberian

DMSO pertama.......................................................................................

33

Tabel 6.9. Uji normalitas data kontraksi strip otot polos dengan pemberian

DMSO kedua...........................................................................................

33

Tabel 6.10. Uji normalitas data kontraksi strip otot polos dengan pemberian

DMSO ketiga...........................................................................................

34

Tabel 6.11. Uji normalitas data kontraksi strip otot polos dengan pemberian

DMSO keempat.......................................................................................

34

Tabel 6.12. Uji normalitas data kontraksi strip otot polos dengan pemberian

DMSO kelima..........................................................................................

34

Tabel 6.13. Uji Independent Samples t Test............................................................. 35

Page 12: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

xii

DAFTAR SINGKATAN

Ach : Acetylcholine

ATP : Adenosine triphosphate

cAMP : Cyclic adenosine monophosphate

CO2 : Carbon dioxide

DAG : Diacilglicerol

DMSO : Dimethyl sulfoxide

EDNO : endothelium-derived nitric oxide

IP3R : Inositol triphosphate receptor

MAP : Mitogen activated protein

MLCK : Myosin light chain kinase

MLCP : Myosin light chain phosphatase

MRC : Methylripariochromene A

O2 : Oxygen

PIP2 : Phosphoinositide

PKC : Protein kinase C

PLC : Phospholipase-C

RyR : Ryanodine receptor

SERCA : Sarcoendoplasmic Reticulum Ca2+

-ATPase

Page 13: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan................................................... 29

Lampiran 2 Surat Pengujian Ekstrak..................................................................... 30

Lampiran 3 Cara Pembuatan Ekstrak..................................................................... 31

Lampiran 4 Surat Peminjaman Laboratorium Multiguna...................................... 32

Lampiran 5 Data Kontraksi Strip Otot Polos dengan Pemberian DMSO.............. 33

Lampiran 6 Data Kontraksi Strip Otot Polos dengan Pemberian Ekstrak Daun

Orthosiphon aristatus.......................................................................

34

Lampiran 7 Uji Normalitas Data............................................................................ 35

Lampiran 8 Uji Independent Samples t Test.......................................................... 38

Lampiran 9 Gambar Proses Penelitian................................................................... 39

Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup....................................................................... 42

Page 14: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengobatan tradisional merupakan suatu perpaduan antara ilmu

pengetahuan, kepercayaan, serta tradisi masyarakat yang bertujuan untuk menjaga

kesehatan. Perhatian negara-negara berkembang maupun negara-negara maju

terhadap obat-obatan tradisional meningkat dalam dua puluh tahun terakhir.

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat

besar. Sekitar 9.600 dari 30.000 jenis tumbuhan di Indonesia dapat digunakan

sebagai obat-obatan.1

Salah satu tanaman di Indonesia yang dapat digunakan untuk pengobatan

adalah kumis kucing atau nama latinnya adalah Orthosiphon aristatus. Tanaman

ini telah diketahui memiliki beberapa kandungan zat aktif yaitu flavonoid, tannin,

saponin, phenol, serta terpenoid yang sudah dibuktikan memiliki efek

nefroprotektif.2

Orthosiphon aristatus telah dipakai selama berabad-abad di Asia

Tenggara. Selama ini tanaman tersebut sudah digunakan oleh masyarakat untuk

pengobatan pada gangguan saluran kemih dan ginjal, hipertensi, diabetes melitus,

dan gout. Selain itu, Orthosiphon aristatus terbukti memberikan efek diuretik.3

Orthosiphon aristatus umumnya digunakan pada penyakit batu ginjal

karena diduga memiliki efek diuretik, efek anti-inflamasi, serta efek anti

spasmodik.4 Pada penelitian sebelumnya, terbukti bahwa efek anti hipertensi

Orthosiphon aristatus disebabkan oleh adanya beberapa kandungan dari

Orthosiphon aristatus yang dapat menghambat kontraksi pada otot polos aorta.5

Vesika urinaria, bagian dari saluran kemih bawah yang berfungsi

menampung urin sebelum miksi, dapat berkontraksi karena memiliki lapisan otot

polos.6 Otot polos vesika urinaria guinea pig sering digunakan sebagai bahan uji

pada penelitian in vitro. Akan tetapi, sampai saat ini pengaruh ekstrak

Orthosiphon aristatus terhadap otot polos saluran kemih belum pernah diteliti.

1

Page 15: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

2

Maka dari itu, peneliti ingin meneliti pengaruh Orthosiphon aristatus

pada kontraktilitas otot polos pada vesika urinaria guinea pig secara in vitro

dengan menggunakan organ bath.

1.2. Rumusan Masalah

Pengaruh ekstrak daun Orthosiphon aristatus terhadap kontraktilitas otot

polos vesika urinaria belum diketahui secara pasti.

1.3. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah ekstrak daun Orthosiphon aristatus dapat

menurunkan kontraksi otot polos vesika urinaria.

1.4. Tujuan

1.4.1. Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun

Orthosiphon aristatus terhadap kontraktilitas otot polos vesika urinaria.

1.4.2. Khusus

1. Mengetahui pengaruh ekstrak daun Orthosiphon aristatus terhadap

kontraktilitas strip otot polos vesika urinaria guinea pig secara in vitro.

2. Mengetahui kadar ekstrak Orthosiphon aristatus yang memiliki pengaruh

terhadap kontraktilitas strip otot polos vesika urinaria guinea pig.

1.5. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti

Sebagai syarat lulus dari pendidikan pre-klinik Program Studi Pendidikan

Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bagi institusi

Melaksanakan salah satu Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu

meningkatkan aspek penelitian.

Page 16: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

3

3. Bagi keilmuan

Mengembangkan pengobatan-pengobatan yang berasal dari Orthosiphon

aristatus dan mengetahui efeknya terhadap kontraktilitas otot polos

vesika urinaria.

4. Bagi sosial

Diharapkan Orthosiphon aristatus bermanfaat sebagai pengobatan

penyakit-penyakit gangguan berkemih.

Page 17: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Orthosiphon aristatus

Orthosiphon aristatu ls (Bl.) Miq. adalah tanaman yang termasuk ke

dalam famili Lamiaceae. Tanaman ini merupakan tanaman yang digunakan

sebagai obat herbal terkenal di Asia Tenggara yang umumnya berasal dari Pulau

Jawa dan dikenal dengan nama kumis kucing. Selain itu, di negara lain tanaman

ini juga memiliki nama lain yaitu java tea, cat’s whisker, Indian kidney tea

(Inggris), mao xu cao (Cina), misai kucing, ruku hutan (Malaysia), kabling gubat,

kabling parang (Filipina), se-cho, myit-shwe (Myanmar), rau-meo (Vietnam),

neko no hige (Jepang), katzenbart (Jerman), dan yaa-nuad-maew, pa-yab-mek

(Thailand). Orthosiphon aristatus memiliki banyak sinonim yaitu O. stamineus

Benth., O. longiforum Ham., O. grandiflorum et aristatum Bl., O. spiralis Merr.,

O. grandiflorus Bold., Clerodendranthus spicatus (Thumb.), dan Trichostemma

spiralis Lour. Saat ini masyarakat di beberapa negara Asia Tenggara

mengkonsumsi daun Orthosiphon aristatus dalam bentuk jamu tradisional yang

berfungsi sebagai pengobatan terhadap penyakit ginjal, gout, hipertensi, dan

diabetes melitus.7,8

Gambar 2.1. Tanaman Orthosiphon aristatus

Sumber : http://www.nrm.qld.gov.au/ diunduh tanggal 1 September 2013

4

Page 18: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

5

Berikut ini adalah tata nama Orthosiphon aristatus menurut ilmu

taksonomi:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Tubiflorae

Famili : Laminaceae

Genus : Orthosiphon

Spesies : Orthosiphon aristatus9

Tanaman Orthosiphon aristatus ini memiliki tinggi mencapai dua meter

dengan daun yang berbentuk bulat telur lonjong ataupun belah ketupat.

Orthosiphon aristatus memiliki bunga berbentuk tandan yang keluar di ujung

cabang dengan mahkota berwarna putih atau ungu pucat yang memiliki panjang

13 - 27 mm. Pada bagian atas mahkota ditutupi bagian yang menyerupai rambut

pendek seperti kumis kucing berwarna putih atau ungu. Tanaman ini memiliki

buah berwarna coklat gelap dengan panjang 1,75 - 2 mm dan biji berbentuk bulat

panjang dengan warna putih kehitaman yang akan menjadi coklat kehitaman

ketika matang.10

Daun Orthosiphon aristatus memiliki kandungan mineral hingga 12 %

yang komponen utamanya adalah kalium. Selain itu, daun Orthosiphon aristatus

juga mengandung flavonoid lipofil (sinensetin dan isosinensetin), glikosida

orthosifon, asam rosmarinat, asam kafeat, fitosterol, salvigenin, eupatorin, tanin,

minyak atsiri (pimaran, sisopimaran diterpen staminol A), dan skutelarein

tetrametil eter. Senyawa orthosifol A-E merupakan senyawa lain yang saat ini

telah berhasil diisolasi dari Orthosiphon aristatus.10,11

Daun Orthosiphon aristatus telah diteliti pada hewan coba dan ternyata

terbukti memiliki efek diuretik. Pemberian ekstrak metanol-air daun Orthosiphon

aristatus dengan dosis 2 g/kg dapat meningkatkan ekskresi natrium dan kalium

pada 8 jam pertama pemberian. Sementara itu ekstrak metalonik daun

Orthosiphon aristatus dengan dosis 100 dan 200 mg/kgBB terbukti memiliki efek

nefroprotektif dengan menurunkan kadar kreatinin, urea, protein urin, dan

Page 19: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

6

menghambat terjadinya radikal bebas. Minyak atsiri dari Orthosiphon aristatus

memiliki aktivitas antimikroba seperti terhadap bakteri Vibria parahaemolyticus

dan Streptococcus mutans sehingga bisa digunakan untuk mengobati infeksi

saluran kemih.10

Ekstrak daun Orthosiphon aristatus terbukti untuk menghambat

kontraksi otot polos aorta torakalis yang di stimulasi oleh KCl. Selain itu, aktivitas

relaksasi juga muncul pada otot polos trakea guinea pig dengan atau tanpa

stimulasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa ekstrak daun Orthosiphon aristatus

efektif untuk masalah pada trakea seperti batuk.7

2.2. Vesika Urinaria

Vesika urinaria adalah salah satu organ saluran kemih bawah yang

berongga dan memiliki lapisan otot dan berfungsi sebagai tempat penampungan

sementara urin. Vesika urinaria berbentuk buah pir dan berkembang ke arah

rongga abdomen dan akan melebihi tinggi simfisis pubis pada saat terdapat

akumulasi urin di dalamnya, sedangkan vesika urinaria akan kolaps ketika

kosong.12

Vesika urinaria dapat dipalpasi ataupun diperkusi ketika penuh. Organ

tersebut dapat menonjol dan terlihat apabila vesika urinaria teregang berlebihan

akibat adanya retensi urin yang akut ataupun kronik. Kapasitas normal vesika

urinaria dewasa mencapai 400-500 mL.13

2.2.1. Anatomi Vesika Urinaria

Vesika urinaria terletak di posterior dari simfisis pubis pada rongga

pelvis. Vesika urinaria laki-laki terletak di anterior dari rektum dan terdapat

vesika seminalis dan vas deferens yang menempel di sisi posterior. Sedangkan

pada perempuan terletak di anterior dari vagina dan inferior dari uterus.13

Posisi

dari vesika urinaria dijaga oleh beberapa lipatan peritoneum yang membentuk

ligamen. Ligamen umbilikus media memanjang dari batas anterosuperior ke arah

umbilikus. Ligamen umbilikus lateral melewati sepanjang sisi vesika urinaria ke

umbilikus.14

Page 20: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

7

Gambar 2.2. Potongan sagital pada pelvis perempuan

Sumber : Frederic H. Martini, 2012 (telah diolah kembali)

Gambar 2.3. Potongan sagital pada pelvis laki-laki

Sumber : Frederic H. Martini, 2012 (telah diolah kembali)

2.2.2. Histologi Vesika Urinaria

Vesika urinaria memiliki tiga lapisan pada dindingnya. Lapisan terdalam

dari dinding vesika urinaria adalah lapisan mukosa yang terdiri dari epitel

transisional dan lamina propria di bawahnya. Lapisan mukosa tersebut

Page 21: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

8

membentuk lipatan-lipatan yang berfungsi agar vesika urinaria dapat

mengembang saat terisi urin disebut rugae. Selanjutnya terdapat lapisan

muskularis yang melapisi lapisan mukosa, yang juga disebut otot detrusor.12

Otot

detrusor akan berkontraksi dan mengeluarkan urin dari vesika urinaria ke uretra

sehingga rongga vesika urinaria akan mengecil kembali.14

Otot detrusor memiliki

tiga lapis serat otot polos yaitu lapisan longitudinal dalam, sirkular tengah, dan

longitudinal luar. Lapisan paling luar dari bagian inferior dan posterior vesika

urinaria adalah sebuah lapisan jaringan ikat areolar yang bernama adventisia,

sedangkan pada bagian superior vesika urinaria adalah sebuah lapisan viseral dari

peritoneum bernama serosa.12

Bagian serosa disebut juga urotelium/ suburotelium

dan berfungsi sebagai penerima sensasi serta dapat menyebabkan pengaruh

langsung terhadap fungsi otot detrusor.15

Gambar 2.4. Histologi potongan melintang dinding vesika vesika urinaria

Sumber : C.H. Fry, 2010

2.2.3. Fisiologi Vesika Urinaria

Pada dasar vesika urinaria terdapat daerah segitiga kecil yang disebut

trigonum. Trigonum memiliki penampakan yang halus karena lapisan mukosanya

melekat erat lapisan muskularis. Dua sudut posterior pada trigonum terdiri dari

Page 22: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

9

dua lubang yang berasal dari ureter, sedangkan satu sudut terletak pada bagian

inferior atau disebut juga apeks. Pada bagian inferior terdapat lubang yang

menghubungkan vesika urinaria dan uretra disebut orifisium uretra interna.12

Bagian yang mengelilingi orifisium uretra interna disebut leher vesika urinaria.

Leher vesika urinaria terdiri dari otot sfingter uretra interna yang merupakan otot

polos yang bekerja secara involunter. Vesika urinaria diinervasi oleh serat

postganglionik dari ganglion di pleksus hipogastrikus dan oleh serat parasimpatis

dari ganglion intramural yang dikontrol oleh cabang dari nervus pelvis.14

Gambar 2.5. Vesika urinaria laki-laki dan perempuan

Sumber : C.H. Fry, 2010 (telah diolah kembali)

Vesika urinaria diperdarahi oleh arteri vesika superior, media, dan

inferior yang berasal dari trunkus anterior arteri iliaka interna atau hipogastrik

serta dari cabang kecil arteri obturator dan glutea inferior. Pada wanita, vesika

urinaria juga diperdarahi oleh arteri uterina dan vagina. Selain itu, vesika urinaria

kaya akan vena di sekelilingnya yang akan bermuara ke vena iliaka interna atau

hipogastrik. Sistem limfatik vesika urinaria akan mengalir ke limfonodus di

vesika, iliaka eksterna, dan iliaka interna.13

Page 23: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

10

2.3. Otot Polos

Otot polos memiliki tiga tipe filamen yaitu, filamen miosin yang tebal,

filamen aktin yang tipis serta memiliki tropomiosin dan sedikit troponin, dan

filamen intermediet yang tidak berperan dalam kontraksi tetapi membantu

menjaga bentuk otot.16

Otot polos tidak memiliki gambaran serat lintang karena

filamen-filamennya yang tidak teratur sehingga berbeda dari otot rangka dan

jantung. Kontraksi otot polos juga berbeda dengan kontraksi otot rangka dan otot

jantung karena kontraksinya yang bersifat tonik. Otot polos berkontraksi dengan

aktin dan miosin-II yang bergeser satu sama lain. Otot ini memiliki badan padat

atau dense bodies yang terdapat di sitoplasma, melekat ke membran sel, dan

berikatan ke filamen aktin melalui aktinin-α. Selain itu, retikulum sarkoplasma

otot polos tidak berkembang dengan baik dan jumlah mitokondria otot polos

hanya sedikit. Proses glikolisis sangat penting untuk memenuhi kebutuhan

metabolisme otot polos.17

2.3.1. Jenis-jenis Otot Polos

Otot polos terdiri atas beberapa jenis sesuai dengan struktur, fungsi, dan

letaknya. Jenis yang pertama adalah otot polos viseral atau unitary yang berbentuk

lembaran luas, memiliki banyak jembatan taut celah dengan resistensi rendah

yang menghubungkan tiap-tiap sel otot, dan berfungsi sebagai sinsitium.

Sinsitium tersebut berfungsi untuk menyebarkan kontraksi otot polos viseral. Otot

polos viseral memiliki keunikan yaitu dapat berkontraksi bila diregangkan tanpa

ada inervasi ekstrinsik. 17

Otot polos viseral terdapat pada dinding visera yang

berongga seperti pada saluran cerna, saluran reproduksi, saluran kemih, dan pada

pembuluh darah kecil.16

Jenis yang kedua adalah otot polos multi-unit yang tersusun atas banyak

unit tanpa jembatan penghubung sehingga terlihat terpisah-pisah, halus, dan

terbatas. Inisiasi kontraksi otot polos multi-unit dilakukan secara neurogenik. Otot

polos multi-unit terdapat pada iris mata, pembuluh darah besar, dan folikel

rambut. Otot ini memiliki sifat kontraksi yang involunter, halus, dan bertahap.16

Page 24: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

11

2.3.2. Mekanisme Kerja Otot Polos

Kontraksi otot polos dipicu oleh peningkatan Ca2+

intrasel yang

dihasilkan oleh influks Ca2+

dari cairan ekstraselular melalui kanal Ca2+

bergerbang voltase dan bergerbang ligan, efluks dari penyimpanan intraselular

melalui kanal Ca2+

RyR, dan reseptor inositol trisfosfat (IP3R).17

Peningkatan Ca2+

bersifat sementara dan dapat dikurangi dengan mengeluarkan dari sel melalui

pertukaran Na+/ Ca

2+ dan pompa Ca

2+ yang bergantung ATP ataupun

diakumulasikan kembali dalam intraseluler melalui pompa SERCA

(Sarcoendoplasmic Reticulum Ca2+

-ATPase).14

Kurangnya jumlah troponin di

dalam otot polos menghambat aktivasi Ca2+

melalui pengikatan troponin. Miosin

ATPase dapat diaktifkan bila miosin otot polos terfosforilasi. Selanjutnya Ca2+

berikatan dengan kalmodulin dan dapat mengaktifkan miosin kinase rantai ringan

yang bergantung pada kalmodulin (calmodulin-dependent myosin light chain

kinase/ MLCK).17

Aktivitas MLCK dapat diturunkan melalui fosforilasi dengan

beberapa kinase yaitu CaM kinase II, mitogen-activated protein (MAP) kinase,

cAMP-dependent kinase (PKA), dan p21-activated kinase.15

MLCK yang

bergantung pada kalmodulin bekerja untuk mengkatalis fosforilasi rantai ringan

miosin sehingga dapat meningkatkan aktivitas ATP yang akan menghasilkan

kontraksi.17

Selanjutnya miosin akan mengalami defosforilasi oleh miosin fosfatase

rantai ringan atau MLCP dalam sel. Relaksasi otot polos tidak harus melalui

mekanisme defosforilasi miosin kinase rantai ringan tersebut. Aktivitas MLCP

dapat diturunkan dengan fosforilasi, sehingga dapat meningkatkan sensitivitas

kontraksi terhadap kalsium.15

Selain itu, terdapat mekanisme latch bridge yang

dapat mempertahankan relaksasi atau kontraksi. Mekanisme ini menyebabkan

kontraksi menetap dengan energi yang sedikit karena jembatan-silang miosin

tetap terikat ke aktin selama beberapa saat walaupun konsentrasi Ca2+

dalam

sitoplasma menurun. Relaksasi dari otot polos dapat muncul bila kompleks Ca2+

-

kalmodulin terdisosiasi.17

Kontraksi otot polos juga dapat dimediasi oleh saraf. Kontraksi otot

detrusor yang dimediasi saraf disebabkan oleh serat saraf parasimpatis

Page 25: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

12

preganglionik yang berasal dari korda spinalis bagian sakral (S2 – S4). Serat saraf

tersebut memanjang dan mempersarafi seluruh miosit detrusor. Asetilkolin (Ach)

dan ATP adalah neurotransmiter fungsional yang dapat menginisiasi kontraksi

detrusor. Selanjutnya neurotransmiter tersebut akan diterima oleh reseptornya dan

akan mengaktifkan jalur-jalur intraseluler.15

Reseptor yang pertama adalah reseptor muskarinik yang terdiri dari

beberapa subtipe yaitu reseptor M1 sampai dengan reseptor M5. Pada otot detrusor

hanya terdapat dua subtipe yaitu reseptor M2 dan reseptor M3 dengan

perbandingan jumlah 3-9 : 1. Akan tetapi, reseptor M3 lebih berperan dalam

kontraksi otot tersebut. Selanjutnya reseptor M3 akan berpasangan dengan protein

Gq11 dan akan mengaktifkan enzim fosfolipase-C (PLC) untuk membangkitkan

second messenger lainnya yang berasal dari membran fosfoinositida (PIP2) yaitu

inositol trifosfat (IP3) dan diasilgliserol (DAG). IP3 akan berikatan dengan

reseptornya dan akan mengeluarkan cadangan kalsium intraseluler untuk dipakai.

Peningkatan Ca2+

ini akan menyebabkan Ca2+

yang lebih banyak dikeluarkan dari

retikulum sarkoplasma karena reseptor ryanodin (RyR) yang diaktifkan.

Sedangkan DAG akan mengaktivasi protein kinase-C yang dapat memfosforilasi

MLC fosfatase. Sementara itu, reseptor M2 bila diaktifkan akan berpasangan

dengan protein Gi yang dapat menurunkan produksi cAMP. Reseptor muskarinik

dapat didesensitasi setelah pajanan asetilkolin yang berkepanjangan.15

Selanjutnya terdapat reseptor purin yang diaktifkan oleh ATP. Reseptor

purin dibagi menjadi dua yaitu reseptor P2X yang bersifat ionotropik dan

merupakan kanal kation non spesifik bergerbang ligan serta reseptor P2Y yang

bersifat metabotropik dan berpasangan dengan protein G.15

Mekanisme yang memiliki peran paling sedikit pada otot detrusor adalah

mekanisme adrenergik. Otot detrusor memiliki inervasi simpatis secara langsung

dan akan diterima oleh tiga subtipe reseptor β dan akan meningkatkan cAMP dan

menyebabkan relaksasi. Reseptor β3 memiliki jumlah yang lebih banyak

dibanding yang lainnya.15

Page 26: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

13

Gambar 2.6. Diagram kontraksi pada otot detrusor

Sumber : C.H. Fry, 2010

2.4. Organ Bath

Tissue organ bath merupakan alat yang umumnya dipakai dalam

eksperimen yang meneliti jaringan otot hewan atau manusia yang dilakukan di

luar tubuh. Jaringan otot dibentuk menjadi strip yang difiksasi dan direndam

dengan larutan fisiologis. Jaringan otot tersebut terikat dengan isometric force

transducer yang dapat menghitung tegangan yang dihasilkan.18

Kelebihan dari penggunaan organ bath adalah temperatur dapat diatur,

satu kali percobaan dapat dilakukan pada beberapa jaringan, dan jaringan-jaringan

tersebut dapat diteliti beberapa kali. Jaringan dapat diberikan stimulan-stimulan

tertentu seperti stimulasi elektrik dan stimulasi dari agonis.18,19

Page 27: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

14

Setelah jaringan dipasang pada organ bath, jaringan perlu diistirahatkan

terlebih dahulu dalam larutan penyangga (buffer) dan diaerasi dengan 95 % O2

dan 5 % CO2. Selain itu, tegangan istirahat juga diberikan satu jam sebelum

penelitian dimulai.19

Jaringan dikondisikan pada suhu 37 oC dan pH 7,4. Larutan

di dalam bath dapat diganti dalam interval waktu tertentu apabila telah

dimasukkan bahan-bahan uji.20

2.5. Kerangka Teori

Gambar 2.7. Kerangka Teori

Sumber : Sandra Puetz, 2011 (telah diolah kembali)

Page 28: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

15

2.6. Kerangka Konsep

Variabel bebas : kadar larutan ekstrak daun Orthosiphon aristatus

Variabel terikat : Persentase kontraksi strip otot polos vesika urinaria guinea

pig

2.7. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil

Ukur

Skala

Pengukuran

1 Kontraksi

strip otot

polos vesika

urinaria

Peningkatan

tegangan strip

otot polos vesika

urinaria

Transducer Tegangan

otot (gram)

Numerik

2 Kadar

larutan

ekstrak daun

Orthosiphon

aristatus

Persentase

ekstrak daun

Orthosiphon

aristatus yang

dilarutkan dalam

DMSO

Persen Numerik

Ekstrak daun Orthosiphon

aristatus konsentrasi 10-6

sampai 10-2

%

Strip otot polos

vesika urinaria

Guinea pig

Induksi kontraksi

otot polos oleh

carbachol

Kontraksi meningkat

Kontraksi menurun

Kontraksi menetap Kontraksi

Kontrol (Pelarut DMSO)

Page 29: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

16

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental secara in vitro dengan

menggunakan alat organ bath untuk melihat pengaruh ekstrak daun Orthosiphon

aristatus terhadap kontraktilitas otot polos vesika urinaria guinea pig.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2013 di

Laboratorium Riset Multiguna lantai 3 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini telah diajukan

kepada Bagian Etik FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3. Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah instrumen organ

bath, timbangan, sendok, cawan petri, gunting jaringan, pinset mikro, kacamata

pembesar, papan bedah, water heater, kulkas, laptop, benang, dan gunting.

Bahan-bahan yang diperlukan penelitian ini adalah ekstrak daun

Orthosiphon aristatus, strip otot polos vesika urinaria, kapas, tissue, sarung

tangan, carbachol, DMSO (dimetil sulfoksida), akuades, alkohol, gas karbogen

(O2 97 % dan CO2 3 %), dan larutan Krebs-Henseleit. Larutan Krebs-Henseleit

dibuat dalam volume 500 cc dengan komposisi seperti pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Komposisi larutan Krebs Henseleit

No. Komposisi Molaritas

1. NaCl 121,6 mmol/L

2. KCl 4,7 mmol/L

3. NaHCO3 15,4 mmol/L

4. KH2PO4 1,2 mmol/L

5. MgCl2 1,2 mmol/L

6. D-(+)-Glucose 11,5 mmol/L

7. CaCl2 2,5 mmol/L

16

Page 30: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

17

3.4. Identifikasi Variabel

3.4.1. Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah kadar larutan ekstrak

Orthosiphon aristatus.

3.4.2. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah persentase kontraksi relatif

strip otot polos vesika urinaria guinea pig.

3.5. Alur Penelitian

3.6. Cara Kerja Penelitian

3.6.1. Tahap Persiapan

3.6.1.1. Persiapan Ekstrak Orthosiphon aristatus

Bahan yang diuji pada penelitian ini adalah larutan ekstrak daun

Orthosiphon aristatus. Daun Orthosiphon aristatus didapatkan dari Petak Pamer

Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (BALITRO). Daun Orthosiphon

aristatus selanjutnya dideterminasi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

(LIPI). Lalu daun Orthosiphon aristatus diekstrak di BALITRO. Proses ekstrak

dapat dilihat dalam lampiran.

Persiapan ekstrak daun Orthosiphon

aristatus

Persiapan alat dan bahan penelitian

Pengambilan organ kandung kemih pada

guinea pig

Preparasi strip otot polos vesika urinaria

Guinea pig

Pengujian kontraktilitas strip otot polos dengan

organ bath

Pengamatan dan pengukuran

kontraksi otot polos

Pengolahan data

Page 31: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

18

Sebelum pengujian dilakukan, ekstrak yang berupa stock solution

dilarutkan dengan DMSO menjadi berbagai kadar yaitu 10 %, 1 %, 0.1 %, 0.01 %,

dan 0.001 %.

3.6.1.2. Preparasi Jaringan

Hewan coba penelitian ini adalah guinea pig 2 ekor jantan dan 3 ekor

betina dengan berat badan 500 sampai dengan 700 gram dan usia 6 bulan.

Sebelum membunuh hewan coba, peneliti menyiapkan cawan diseksi yang diisi

dengan larutan Krebs-Henseleit bersuhu 4 oC serta diberikan gas karbogen. Cara

mematikan hewan coba adalah dengan membenturkan kepala guinea pig pada

benda keras dan menyembelihnya sesegera mungkin. Selanjutnya peneliti

mengambil organ vesika urinaria secepat mungkin dengan prinsip menghindari

peregangan pada jaringan melalui insisi secara longitudinal pada bagian tengah

abdomen bawah. Vesika urinaria dipindahkan ke dalam cawan diseksi yang sudah

dipersiapkan lalu dipotong pada bagian anterolateral dan dibentuk strip sebanyak

4 buah dengan ukuran 0,5 cm x 1 cm. Kemudian lapisan otot dipisahkan dari

lapisan mukosa dan serosa dengan menggunakan gunting jaringan dan dibantu

dengan kaca pembesar. Pemotongan dilakukan dengan prinsip tidak memberi

regangan pada jaringan.

Selanjutnya strip otot polos yang telah disiapkan diikat dengan benang

pada kedua sisinya. Kemudian strip otot polos digantung secara vertikal dengan

salah satu ujung benang tersebut (ujung atas) diikat pada transducer yang

terhubung dengan amplifier serta komputer, sedangkan ujung lainnya difiksasi

pada bagian bawah chamber sehingga strip otot polos tersebut terletak di tengah

dan tidak menempel pada dinding chamber organ bath.

Page 32: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

19

Gambar 3.1. Skema organ bath

Strip otot polos yang telah digantung di dalam chamber direndam dalam

larutan Krebs-Henseleit sebanyak 50 cc dengan suhu 37 oC dan diberikan gas

karbogen (O2 97 % dan CO2 3 %). Strip otot polos tersebut diberikan tegangan

atau resting tension sebesar 0,5 gram dan dibiarkan selama 60 menit. Transducer

pada organ bath tersebut terhubung dengan komputer yang memiliki piranti lunak

Labchart dari ADInstrumen untuk menganalisis kontraktilitas strip otot polos

tersebut.

3.6.2. Tahap Pengujian Kontraktilitas

Strip otot polos yang telah diistirahatkan selama 60 menit diinduksi

dengan pemberian carbachol dengan konsentrasi 1 µM dan kembali diistirahatkan

selama 60 menit dengan cara mengganti cairan tersebut dengan larutan Krebs-

Henseleit yang baru (washing). Selanjutnya strip otot polos kembali diberikan

carbachol dengan konsentrasi yaitu 0,01 µM, 0,1 µM, 1 µM, 10 µM, dan 100 µM

secara kumulatif. Selanjutnya peneliti menganalisis rekaman hasil kontraktilitas

strip otot polos yang diinduksi oleh carbachol. Hal ini bertujuan untuk

mengetahui karakteristik dari kontraksi otot polos.

Page 33: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

20

Gambar 3.2. Skema kontraksi otot polos pada pemberian carbachol

Otot polos yang telah diistirahatkan selama 60 menit diinduksi kembali

dengan carbachol 1 µM. Setelah kontraksi otot polos stabil, ekstrak daun

Orthosiphon aristatus ditambahkan ke dalam chamber dengan berbagai

konsentrasi yaitu 10-6

%, 10-5

%, 10-4

%, 10-3

%, dan 10-2

% secara kumulatif.

Besar kontraksi yang dipengaruhi oleh Orthosiphon aristatus dengan berbagai

konsentrasi tersebut dihitung dalam persen terhadap kontraksi yang ditimbulkan

oleh carbachol (kontraksi relatif).

Gambar 3.3. Skema kontraksi otot polos pada pemberian ekstrak Orthosiphon

aristatus

Selain itu, dilakukan juga pengujian dengan pelarut saja yaitu DMSO.

Besar kontraksi yang dipengaruhi oleh pemberian Orthosiphon aristatus

KK 10-4%

KK 10-3%

carbachol carbachol

Carbachol 1 µM Carbachol 1 µM

100

µM

10

µM 1

µM

0,1

µM

0,01

µM

KK 10-6%

KK 10-2%

KK 10-5%

Page 34: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

21

dibandingkan dengan besar kontraksi yang dipengaruhi oleh pemberian pelarut

saja (DMSO). Perbedaan antara kedua kontraksi tersebut dianalisis dengan

menggunakan statistik.

Gambar 3.4. Skema kontraksi otot polos pada pemberian DMSO

3.7. Analisis Data

Hasil yang telah terekam di program LabChart v7.1 diambil dan dihitung

persentase kontraksi relatifnya dengan program Microsoft Office Excel 2007.

Efek kontraksi yang diinduksi carbachol 1 µM dinilai sebagai 100 % dari

kontraksi otot polos, sedangkan tegangan atau kontraksi setelah pemberian

carbachol secara kumulatif serta setelah pemberian ekstrak Orthosiphon aristatus

ataupun DMSO dinilai sebagai kontraksi relatif terhadap 100 % kontraksi

tersebut. Selanjutnya data-data yang didapat dicari reratanya dan dianalisis dengan

program SPSS 16.0. Normalitas data rerata dari kontraksi relatif tersebut dicari

dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Perbedaan rerata kontraksi antara strip

otot polos yang diberikan Orthosiphon aristatus dan DMSO dibandingkan dengan

menggunakan uji statistik Independent-Samples t Test apabila distribusi sampel

dan kelompok normal, serta analisis Mann-Whitney apabila distribusi sampel dan

kelompok tidak normal.

Carbachol 1 µM Carbachol 1 µM

DMSO

DMSO

DMSO

DMSO

DMSO

Page 35: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

22

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan guinea pig dengan rerata berat badan

sebesar 587,62 ± 14,525 gram.

4.1 Kontraksi Otot Polos Vesika Urinaria yang Diinduksi Carbachol

Carbachol merupakan agonis kuat yang bekerja pada reseptor

muskarinik otot polos vesika urinaria. Schneider, dkk menyatakan bahwa

kontraksi otot polos vesika urinaria yang diinduksi oleh carbachol dimediasi oleh

influks Ca2+

melalui kanal tipe L yang bergantung pada voltase dan aktivasi rho

kinase. Proses kontraksi yang diinduksi carbachol tersebut tidak melibatkan

aktivasi PLC dan PKC.21

Efek kontraksi yang diinduksi oleh carbachol 1 µM dinilai sebagai 100

% dari kontraksi strip otot polos vesika urinaria dan didapatkan rerata persentase

kontraksi otot polos dengan konsentrasi carbachol 0,01 µM, 0,1 µM, 1 µM, 10

µM, dan 100 µM sebesar 0,81 ± 0,47 %, 10,56 ± 6,09 %, 102,39 ± 5,47 %, 112,63

± 10,55 %, dan 65,32 ± 9,89 %.

Pada penelitian ini terlihat bahwa pemberian carbachol pada strip otot

polos dapat menimbulkan kontraksi. Kontraksi strip otot polos akan meningkat

seiring dengan peningkatan konsentrasi carbachol yang diberikan sampai

konsentrasi 10 µM. Kontraksi paling tinggi atau kontraksi maksimal didapatkan

pada konsentrasi 10 µM. Pemberian carbachol dengan konsentrasi 100 µM hanya

menimbulkan efek kontraksi sebesar 65,32 %. Hal itu disebabkan oleh efek yang

dihasilkan sudah mencapai titik jenuh sehingga tidak memberikan kontraksi yang

lebih tinggi daripada 10 µM.

Berdasarkan karakteristik kontraksi otot polos yang diinduksi oleh agonis

muskarinik carbachol secara kumulatif tersebut, maka peneliti menggunakan

dosis carbachol sebesar 1 µM sebagai konsentrasi carbachol yang dipakai untuk

menginduksi kontraksi otot polos sebelum pengujian oleh bahan uji.

22

Page 36: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

23

4.2 Pengaruh Ekstrak Daun Orthosiphon aristatus

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan DMSO (dimetil sulfoksida)

sebagai pelarut pada larutan ekstrak daun Orthosiphon aristatus. Oleh karena itu

efek Orthosiphon aristatus terhadap kontraktilitias otot polos vesika urinaria

dibandingkan dengan efek pelarutnya.

Kontraktilitas strip otot polos vesika urinaria guinea pig yang diberikan

bahan uji yaitu ekstrak daun Orthosiphon aristatus dengan berbagai kadar, mulai

dari 10-6

%, 10-5

%, 10-4

%, 10-3

%, dan 10-2

% dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Kontraksi otot polos vesika urinaria guinea pig dengan pemberian

ekstrak Orthosiphon aristatus

Pada pemberian ekstrak daun Orthosiphon aristatus pertama dengan

kadar 10-6

% didapatkan rerata kontraksi strip otot polos sebesar 59,46 ± 2,98 %.

Perlakuan kedua dengan memberikan ekstrak daun Orthosiphon aristatus 10-5

%

memberikan rerata kontraksi strip otot polos sebesar 41,57 ± 2,02 %. Lalu ekstrak

daun Orthosiphon aristatus 10-4

% menghasilkan rerata kontraksi strip otot polos

sebesar 37,56 ± 1,60 %. Selanjutnya pemberian ekstrak daun Orthosiphon

aristatus yang keempat dengan kadar 10-3

% didapatkan rerata kontraksi strip otot

polos sebesar 41,57 ± 2,02 %. Terakhir, pemberian ekstrak daun Orthosiphon

aristatus 10-2

% memberikan rerata kontraksi strip otot polos sebesar

33,62 ± 1,66 %.

Hasil kontraksi strip otot polos vesika urinaria guinea pig yang diberikan

DMSO (pelarut) untuk masing-masing konsentrasi zat aktif dapat dilihat pada

gambar 4.2.

Page 37: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

24

Gambar 4.2. Kontraksi otot polos vesika urinaria guinea pig dengan pemberian

DMSO

Rerata kontraksi strip otot polos vesika urinaria guinea pig yang telah

diinduksi oleh carbachol pada pemberian DMSO (pelarut) sebagai kontrol untuk

masing-masing konsentrasi zat aktif adalah 83,86 ± 2,20 %, 59,08 ± 2,67 %, 51,09

± 2,47 %, 45,18 ± 3,22 %, dan 40,91 ± 3,26 %.

Perbedaan antara rerata persentase kontraksi kelompok perlakuan yaitu

dengan pemberian ekstrak daun Orthosiphon aristatus yang dilarutkan dalam

DMSO dan kelompok kontrol yaitu dengan pemberian pelarut DMSO saja dapat

dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3. Grafik perbandingan persentase kontraksi strip otot polos kelompok

kontrol (DMSO) dan kelompok perlakuan (ekstrak Orthosiphon aristatus)

Terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara kontaksi relatif otot

polos yang diinduksi oleh Orthosiphon aristatus dengan konsentrasi 10-6

%, 10-5

%, 10-4

%, dan 10-3

% dibandingkan dengan kontraksi relatif otot polos yang

0

20

40

60

80

100

120

Karbakol

Kontraksi strip otot polos vesika urinaria

DMSO

Ekstrak Orthosiphon aristatus

p < 0,05

Ko

ntr

aksi

(%

)

Konsentrasi ekstrak daun Orthosiphon aristatus

10-6% 10-5% 10-4% 10-3% 10-2%

Page 38: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

25

hanya diinduksi oleh DMSO (pelarut). Hal tersebut menunjukkan pemberian

ekstrak Orthosiphon aristatus dapat memberikan efek relaksasi pada otot polos

vesika urinaria dengan konsentrasi larutan antara 10-6

% hingga 10-3

%.

Efek relaksasi dari ekstrak Orthosiphon aristatus terhadap otot polos

vesika urinaria ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Ohashi, dkk yang

menyatakan kandungan ekstrak Orthosiphon aristatus yaitu Neoorthosiphol A,

Neoorthosiphol B, Orthosiphol A, Orthosiphol B, Orthosiphonone A,

Orthosiphonone B, Methylripariochromene a, Acerovanillochromene,

Orthochromene A, Tethemethylscutellarein, dan Sinensetin dapat menekan efek

kontraksi otot polos aorta torakalis yang diinduksi oleh ion K+.20

Selain itu, Methylripariochromene A (MRC) yang merupakan kandungan

dari daun Orthosiphon aristatus juga berperan dalam aktivitas anti hipertensi. Hal

ini disebabkan oleh beberapa mekanisme. Pertama MRC menyebabkan penurunan

tekanan darah sistolik dan denyut nadi setelah dimasukkan secara subkutan.

Kedua, MRC menekan kontraksi otot polos aorta torakalis tikus yang diinduksi

oleh high K+, l-phenyephrine, atau prostaglandin dengan menghambat influks

Ca2+

. Lalu ketiga, MRC dapat menurunkan kontraksi kedua atrium jantung guinea

pig tanpa mengurangi rerata denyutnya. Terakhir, MRC meningkatkan volume

urin dan eksresi Na+, K

+, dan Cl

- dalam tiga jam setelah administrasi oral pada

tikus.7, 22

Efek vasodilatasi yang diakibatkan oleh Orthosiphon aristatus juga

diperkuat dengan adanya perubahan pada aktivitas reseptor α1-adrenergik dan

reseptor AT1 yang disebabkan oleh endothelium-derived nitric oxide (EDNO).23

Beberapa tanaman dari kelas Lamiaceae seperti Satureja obovata dan

Salvia scutellarioides juga memiliki efek vasodilatasi terhadap otot polos

vaskular. Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan zat aktif yang sama antara

beberapa spesies tersebut.24

Penelitian ini tidak dapat sepenuhnya mencerminkan proses fisiologis

yang terjadi pada tubuh karena terdapat beberapa kondisi yang berbeda. Selain itu

diperlukan adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui mekanisme yang

menyebabkan terjadinya relaksasi pada otot polos vesika urinaria yang disebabkan

oleh ekstrak daun Orthosiphon aristatus.

Page 39: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

26

Penelitian ini dapat dikembangkan untuk meneliti pengaruh ekstrak daun

Orthosiphon aristatus terhadap otot polos vesika urinaria yang abnormal seperti

pada overactive bladder. Kontraksi otot polos vesika urinaria pada overactive

bladder dapat mengalami keadaan abnormal pada fase pengisian urin dan

menyebabkan beberapa gejala saluran kemih bawah antara lain urgensi dengan

atau tanpa urge urinary incontinence, biasanya dengan frekuensi dan nokturia.6,25

Di Asia, overactive bladder memiliki prevalensi yang tinggi yaitu 30 % dari total

responden sebesar 2369. Lalu di Indonesia memiliki prevalensi sebesar 43 % dari

242 orang responden. Akan tetapi pengobatan pada gejala tersebut di Asia sangat

rendah dibandingkan dengan negara-negara barat. Sehingga diperlukan adanya

penelitian lebih lanjut yang menunjang manajemen dari overactive bladder.26

Page 40: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

27

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Dari penelitian ini didapatkan adanya perbedaan yang bermakna (p<0,05)

antara rerata persentase kontraksi strip otot polos vesika urinaria guinea pig yang

diberikan dimetil sulfoksida dengan ekstrak daun Orthosiphon aristatus pada

kadar 10-6

%, 10-5

%, 10-4

%, dan 10-3

%. Hal ini menunjukkan ekstrak daun

Orthosiphon aristatus terbukti menurunkan kontraktilitas otot polos vesika

urinaria guinea pig.

5.2. Saran

Bagi peneliti berikutnya,

1. Dilakukan pengujian ekstrak daun Orthosiphon aristatus untuk

mengetahui substansi yang berperan menyebabkan penurunan kontraksi

pada otot polos.

2. Dilakukan pengujian ekstrak daun Orthosiphon aristatus pada otot polos

vesika urinaria yang abnormal.

3. Dilakukan pengujian ekstrak daun Orthosiphon aristatus untuk

mengetahui manfaatnya terhadap organ-organ tubuh lainnya.

4. Dilakukan pengujian ekstrak bagian-bagian tanaman Orthosiphon

aristatus lainnya untuk mengetahui manfaat lain dari tanaman

Orthosiphon aristatus.

27

Page 41: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

28

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Kebijakan Obat Tradisional

Nasional. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

381/Menkes/SK/III/2007, 2007.

2. Kannapan N, Madhukar A, Mariymmal, Sindhura PU, Mannavalan R.

Evaluation of Nephroprotective Activity of Orthosiphon Stamineus Benth

Extract Using Rat Model. Int J PharmTech Res 2010; 2:209-215.

3. Han CJ, Hussin AHJ. Effect of the Orthosiphon stamineus, benth on

Aminopyrine Metabolism in Rat Hepatocytes. Malaysian J Pharm Sci

2007; 5: 25-32

4. Neharkar V, Laware S. Antibacterial and Antifungal Activity of Hydro-

Alcoholic Extract of Orthosiphon stamineus benth. Int J of Pharm and

Chem Sci 2013; 2: 713-715

5. Ohashi K, Bohgaki T, Shibuya H. Antihypertensive Substance in Leaves

of Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus) in Java Island. Yakugaku Zasshi

2000; 120: 474-82

6. Finney SM, Andersson KE, Gillespie JI, Stewart LH. Antimuscarinic

Drugs in Detrusor Overactivity and the Overactive Bladder Syndrome:

Motor or Sensory Actions? BJU Int 2006; 98: 503-507

7. Shibuya H, Ohashi K, Kitagawa I. Search for Pharmacochemical Leads

from Tropical Rainforest Plants. Pure Appl Chem 1999; 71: 1109-1113

8. Adnyana IK, Setiawan F, Insanu M. From Ethnopharmacology to Clinical

Study of Orthosiphon stamineus Benth. Int J Phar Pharm Sci 2013; 5: 66-

73

9. Rini THA. Kajian Keamanan dan Aktivitas Immunomodulator Ekstrak

Daun Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth) dan Bunga Knop

(Gomphrena globosa L.). Ilmu Pangan, Magister [thesis]. Bogor: Institut

Pertanian Bogor; 2006

10. Mun’im A, Hanani E. Fitoterapi Dasar. Jakarta: Dian Rakyat; 2011

11. Aminudin I. Kandungan Sinensetin dan Kalium pada Kumis Kucing

(Orthosiphon aristatus (Bl) Miq) di Bawah Berbagai Tingkat Penutupan

Tajuk. Ilmu Pengetahuan Kehutanan, Magister [thesis]. Bogor: Institut

Pertanian Bogor; 2004

Page 42: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

29

12. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology.

Hoboken: John Wily & Sons; 2009

13. Tanagho EA, McAninch JW. Smith’s General Urology. The McGraw-

Hill; 2008

14. Martini FH, Nath JL, Bartholomew EF. Fundamentals of Anatomy &

Physiology. San Francisco: Benjamin Cummings; 2012

15. Fry CH, Meng E, Young JS. The Physiological Function of Lower Urinary

Tract Smooth Muscle. Autonomic Neuroscience: Basic and Clinical 2010;

154:3-13.

16. Sherwood L. Introduction to Human Physiology. Brooks/Cole, Cengange

Learning; 2013.

17. Barrett KE, Barman SM, Boitano S, Brooks HL. Ganong’s Review of

Medical Physiology. The McGraw-Hill; 2010.

18. Fry CH. Experimental Models to Study the Physiology, Pathophysiology,

and Pharmacology of the Lower Urinary Tract. J of Pharm and

Toxicological Methods 2004; 49:201-210.

19. Sibley GN. A Comparison of Spontaneous and Nerve-Mediated Activity

in Bladder Muscle from Man, Pig, and Rabbit. J Physiol 1984; 354: 431-

443.

20. Ohashi K, Bohgaki T, Matsubara T, Shibuya H. Chemical Structures of

Two New Migrated Pimarane-type Diterpenes, Neoorthosiphols A and B,

and Suppressive Effects on Rat Thoracic Aorta of Chemical Constituents

Isolated from the Leaves of Orthosiphon aristatus (Lamiaceae). Chem

Pharm Bull 2000; 48(3): 433-435.

21. Schneider T, Fetscher C, Krege S, Michel MC. Signal Transduction

Underlying Carbachol-Induced Contraction of Human Urinary Bladder.

The Journal of Pharm and Experimental Therapeutics 2004; 309: 1148-

1153.

22. Matsubara T, Bohgaki T, Watarai M, Suzuki H, Ohashi K, Shibuya H.

Antihypertensive Action of Methylripariochromene A from Orthosiphon

aristatus, an Indonesian Traditional Medical Plant. Biol Pharm Bull 1999;

22(10): 1083-1088.

23. Manshor NM, Dewa A, Asmawi MZ, Ismail Z, Razali N, Hassan Z.

Vascular Reactivity Concerning Orthosiphon stamineus Benth-Mediated

Antihypertensive in Aortic Rings of Spontaneously Hypertensive Rats. Int

J Vascular Med 2013; 2013.

Page 43: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

30

24. Ramirez JH, Palacios M, Gutierrez O. Implementation of the Tehnique in

Isolated Organ Vascular as Tool for the Validation of Medical Plants:

Study of the Vasodilator Effect of the S. scutellarioides. Colomb Med

2007; 38.

25. Chapple CR, Khullar V, Gabriel Z, Muston D, Bitoun CE, Weinstein D.

The Effects of Antimuscarinic Treatments in Overactive Bladder: an

Update of a Systematic Review and Meta-Analysis. European Urology

2008; 54: 543-562.

26. Moorthy P, Lapitan MC, Quek PLC, Lim PHC. Prevalence of overactive

bladder in Asian Men: an Epidemiological Survey. BJU Int 2004; 93: 528-

531.

Page 44: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

31

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat Hasil Determinasi Tumbuhan

Gambar 6.1. Surat hasil determinasi Tumbuhan

Page 45: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

32

Lampiran 2

Surat Pengujian Ekstrak

Gambar 6.2. Surat pengujian ekstrak

Page 46: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

33

Lampiran 3

Cara Pembuatan Ekstrak

Ekstrak adalah filtrat 1 dicampur dengan filtrat 2

Gambar 6.3. Alur pembuatan ekstrak

Simplisia dijadikan serbuk

Serbuk simplisia dicampur pelarut

Diaduk dengan stirer ± 3 jam

Mengendapkan selama 24 jam

Ampas

Ditambah pelarut

Aduk selama 1 jam

Saring dengan kertas saring

Ampas Filtrat 2

Filtrat 1

Page 47: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

34

Lampiran 4

Surat Peminjaman Laboratorium Multiguna

Gambar 6.4. Surat peminjaman laboratorium multiguna

Page 48: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

35

Lampiran 5

Data Persentase Kontraksi Strip Otot Polos dengan Pemberian DMSO

Tabel 6.1. Persentase Kontraksi Strip Otot Polos dengan Pemberian DMSO

Carbachol DMSO1 DMSO2 DMSO3 DMSO4 DMSO5

Strip 1 100 89,11902727 51,76184076 45,81620463 35,73431626 29,55903473

Strip 2 100 75,43189285 47,3496248 40,85012115 43,27182014 39,80424486

Strip 3 100 85,053522 65,51084708 55,51891614 42,43242051 36,76369927

Strip 4 100 90,69387538 50,99267967 50,04517007 32,3744773 28,575667

Strip 5 100 74,49000693 67,1107702 56,27335796 54,2456151 50,36480385

Strip 6 100 88,8161038 62,83979179 43,53413871 42,00626691 40,03386343

Strip 7 100 81,04595968 61,05946906 58,86664823 54,1567274 50,73311558

Strip 8 100 86,30367889 66,03461494 57,85792936 57,22879663 51,49670258

Rerata 100 83,86925835 59,08245479 51,09531078 45,18130503 40,91639141

Page 49: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

36

Lampiran 6

Data Persentase Kontraksi Strip Otot Polos dengan Pemberian Ekstrak

Daun Orthosiphon aristatus

Tabel 6.2. Persentase Kontraksi Strip Otot Polos dengan Pemberian Ekstrak Daun

Orthosiphon aristatus

Carbachol KK10-6 % KK10-5 % KK10-4 % KK10-3 % KK10-2 %

Strip 1 100 66,23489934 53,54428902 46,77165979 42,76347244 41,96897356

Strip 2 100 72,2599236 51,54587392 44,80298204 40,50784503 40,4922475

Strip 3 100 52,31342936 40,38707043 34,46756496 32,73404349 31,68560929

Strip 4 100 52,22804651 31,95123327 31,89943017 31,7824885 31,55116967

Strip 5 100 47,72275058 35,82253527 35,63085199 33,35163218 31,74683541

Strip 6 100 38,55019669 34,99860349 34,76405346 33,61251385 32,51093782

Strip 7 100 65,91444938 39,71182642 36,22801146 33,44644004 33,34187771

Strip 8 100 50,93749856 33,09005091 31,08216259 29,28982835 26,60587585

Strip 9 100 60,31584092 39,14735514 34,07140768 29,45461897 29,21854299

Strip 10 100 55,55088048 37,39749721 31,23049955 29,40907643 26,10244712

Strip 11 100 67,53206974 43,89918764 38,07606583 34,01193983 33,00019457

Strip 12 100 70,28119324 49,11259757 41,90852431 39,23536904 32,09575003

Strip 13 100 73,23081002 49,81147717 47,45325854 47,25484668 46,78417082

Rerata 100 59,46707603 41,57073827 37,56819018 35,14262422 33,62343326

Page 50: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

37

Lampiran 7

Uji Normalitas Data

Tabel 6.3. Uji normalitas data kontraksi strip otot polos dengan pemberian ekstrak

daun Orthosiphon aristatus 10-6

%

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

KK 10-6

% .187 13 .200* .938 13 .431

Tabel 6.4. Uji normalitas data kontraksi strip otot polos dengan Pemberian ekstrak

daun Orthosiphon aristatus 10-5

%

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

KK 10-5

% .180 13 .200* .922 13 .269

Tabel 6.5. Uji normalitas data kontraksi strip otot polos dengan pemberian ekstrak

daun Orthosiphon aristatus 10-4

%

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

KK 10-4

% .207 13 .133 .882 13 .076

Tabel 6.6. Uji normalitas data kontraksi strip otot polos dengan pemberian ekstrak

daun Orthosiphon aristatus 10-3

%

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

KK 10-3

% .272 13 .009 .876 13 .062

Page 51: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

38

(Lanjutan)

Tabel 6.7. Uji normalitas data kontraksi strip otot polos dengan pemberian ekstrak

daun Orthosiphon aristatus 10-2

%

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

KK 10-2

% .288 13 .004 .873 13 .058

Tabel 6.8. Uji normalitas data kontraksi strip otot polos dengan pemberian DMSO

pertama

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

DMSO1 .200 8 .200* .887 8 .220

Tabel 6.9. Uji normalitas data kontraksi strip otot polos dengan pemberian DMSO

kedua

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

DMSO2 .225 8 .200* .862 8 .125

Tabel 6.10. Uji normalitas data kontraksi strip otot polos dengan pemberian

DMSO ketiga

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

DMSO3 .236 8 .200* .899 8 .281

Page 52: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

39

(Lanjutan)

Tabel 6.11. Uji normalitas data kontraksi strip otot polos dengan pemberian

DMSO keempat

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

DMSO4 .212 8 .200* .914 8 .381

Tabel 6.12. Uji normalitas data kontraksi strip otot polos dengan pemberian

DMSO kelima

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wi/lk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

DMSO5 .222 8 .200* .881 8 .194

Page 53: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

40

Lampiran 7

Uji Independent Samples t Test

Tabel 6.13. Uji Independent Samples t Test

t-test for Equality of Means

t Df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

KK10-6

% (1) -5.804 19 .000 -2.440218232E1 4.204449425 -3.320219610E1 -1.560216854E1

(2) -6.572 18.982 .000 -2.440218232E1 3.713261752 -3.217462202E1 -1.662974261E1

KK10-5

% (1) -5.191 19 .000 -1.751171652E1 3.373339768 -2.457219780E1 -1.045123524E1

(2) -5.104 14.159 .000 -1.751171652E1 3.431117631 -2.486297747E1 -1.016045557E1

KK10-4

% (1) -4.801 19 .000 -1.352712060E1 2.817760310 -1.942476071E1 -7.629480490

(2) -4.580 12.817 .001 -1.352712060E1 2.953367842 -1.991677717E1 -7.137464023

KK10-3

% (1) -3.144 19 .005 -1.003868081E1 3.192466007 -1.672058896E1 -3.356772669

(2) -2.804 10.303 .018 -1.003868081E1 3.579691517 -1.798304558E1 -2.094316048

KK10-2

% (1) -2.205 19 .040 -7.292958156 3.306897960 -1.421437513E1 -.371541179

(2) -1.989 10.672 .073 -7.292958156 3.666436184 -1.539309357E1 .807177257

1 : Equal variances assumed

2 : Equal variances not assumed

Page 54: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

41

Lampiran 8

Gambar Proses Penelitian

Gambar 6.5. Proses mematikan hewan

coba

Gambar 6.6. Proses pembedahan hewan

coba

Gambar 6.7. Vesika urinaria yang telah

diambil dari guinea pig

Gambar 6.8. Alat-alat untuk membuat

strip otot polos

Gambar 6.9. Proses pemotongan strip

otot polos

Gambar 6.10. Ekstrak daun Orthosiphon

aristatus

Page 55: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

42

(Lanjutan)

Gambar 6.11. Organ bath

Gambar 6.12. Water jacketed chamber Gambar 6.13. Water heater

Page 56: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

43

(Lanjutan)

Gambar 6.14. Proses pengikatan strip otot polos

Gambar 6.15. Proses penggantungan strip

otot polos

Gambar 6.16. Proses memberikan

tegangan istirahat pada strip otot polos

Gambar 6.17. Proses pengujian dengan ekstrak daun Orthosiphon aristatus

Page 57: PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26369/1/ERWANDA... · Tahap Pengujian Kontraktilitas ... Lampiran 8 Uji Independent Samples t

44

Lampiran 9

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Erwanda Desire Budiman

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 28 Desember 1992

Alamat : Melati Mas Residence Blok SR-6 No.11

Serpong Utara, Tangerang Selatan

No. HP : +6281381281292

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. TK Tritunggal (1996-1998)

2. SD Tritunggal (1998-2004)

3. SMP Pembangunan Jaya (2004-2007)

4. SMA Labschool Kebayoran (2007-2010)

5. PSPD FKIK UIN Jakarta (2010-sekarang)

Ahd