nuu - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/lampiran/leg_1-20190918-114016-7085.pdf · dewan...
TRANSCRIPT
AI SALAH Rl\P/\TPANJA KOMISIIII DPR-RI
DAIJ\M rtf.HGKJ\ PEMBIGARMH TUlGKAT Ill nuu TENTJ\HG PERUBl\HAH HAK GIPTA, PATEH Dl\H MEREK
DENGAN PEMERlNJ'AH C.Q. MENTERl l{EHAKIMAN R.I.
* • • • *** ••• * * * *** *
MASA PERSIDAHGAH Ill T/\HUH SIDANG 1996-1997
Rapat PANJA KE 3
TAH G GAl 10 ~Rer 19 97
• ••• ••• ••• ••• * • * •
SEKRET/iRIAT JEMDERAL DPR-Rl DIRO PERSIDAHGAW
B~Gil\H SEKRET/\RIAT I<OMISIIII OPR-RI
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
RISALAH RAPAT PANJA KOMISI I I I DP' '-RI
DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT III RUU TENTANG PERUBAHAN HAK CIPTA. PATEN DAN MEREK
DENGAN DIRJEN KUMDANG. DIRJEN HCPM
Rapat PANJA ke 3 Senin. 10 Maret 1997
TCl.hun Sidano M;:c.<::.a Per<::.idanqan
Ten i-= R a oat
f(e tua Papa t ~-; e k r· e t a r· is
Hadi r'
1996-1997
I I I
Rapa t PANJA Komisi I I I DPR-RI dengan
Departemen Kehakiman R.I. Pembicaraan Tinokat III RUU
dalam rangka tentang Peru-
bahan Hak Cipta. Paten dan Merek.
Tertutup C' • . .,enl n. 10 Maret 1997
OQ.OO - 22.30 Wib. Ruanq Rapat Teluk Jakarta - Hotel Horison.
Pembahas.an DIM Per-sand i nqan RUU ten tang
Pe rubahan Paten dan Me rek yang mater i nya
diserahkan oleh Rapat Kerja.
Soenarto. SH. Achmad Djuned. SH.
- 19 dari 23 orang Anggota Panja Komisi
III DPR-RI. - DIRJEN HCPM. DIRJEN KUMDANG dan jajaran-
nya.
I. ANGGOTA PANSUS :
1. Soena rto. SH. 2. M. Rusdv Thahir. SH 3. H. SK. Effendi. SH. 4. Diut)ri. SG 5. A. Pranowo 6. Nv. Sumartini D. SH.
7. . . . . . . .. . . ....
-2-
7. Tsmu Ak~.Ot:'Utro, SH. 8. Drs. Moeliono AR. q Dra. Nv. Ratnawati ruad
10. HM. Ni'mat Rahmatullah. SH. 11. Nv. Evita Asmalda. SH. 12. Nv. Farida svamsi Chadaria. SH. 13. Sutrisno. SH. 14. Taruna. SH. 15. Prof. DR. KH. Sjechul H. SH.MA. 16. Achmad Saidun Ali. SH. 17. Drs. Sabar Koembino 18. H. Oesman Sahidi. SH. 19. Y.B. Wivanjono. SH.
II.PEMERINTAH :
1. DR. Baqir Manan. SH.MCL 2. Ir. S. Kavatmo
dan Staf
KEfUA ..... .
- 3 -
KETUA RAPAT : Assalamu•alaikum Wr. Wb. Ma ri l ah '-'.ita menoucaokan pu_i i svukur kepada Kehadi rat Tuhan
Yan~ Maha Esa. oleh karena pada hari ini kita diberikan kesehatan van~ baik £ehinqaa daoat meneruskan Rapat Pania. Pada pagi hari
i ni Pak ~~'i y.an iono bel um hadi r namun di si ni hadi r Bapak Dj upri iw:1a uns.ur dar·i FPDI. oleh karena i tu kami memohon pe~rsetujuan Baoak-baoak dan Ibu-ibu sekalian apakah dapat disetujui rapat ini kita laniutkan denoan hanya kehadiran Bapak Ojupri. terutama dari
~aoak Diuori. setuju?
(RAPAT : SETUJU)
Maaf. sidanq belum sava b~ka. Sidan~ sava nvatakan dibuka kembali. Kern•..1dian untuk penqesahan berikut adalah mohon pursetujuan
denqan t idak hadi rnva Bapak Wi van.iono. dengan kehadi ran Bapak
D~uori. sidanq dapat kita laniutkan.
Ter·ima kasil"l. Baoa!<.-bapa!<'. dan Ibu-ibu sekalian. ki ta masih mempur,yai tugas
membahB.s. DIM baru vanq diusulkan oleh FPDI vai tu DIM Non1or 20 dan
53 dan dar·i FKP nomor· 1!3. dari FPOI 51! dan 101 dari n•oi. Untuk efisiensi dan efektivitas pembahasan kita ini. sisa-sisa DIM baru ~ni sava. menqus ul kan dari meja Pimpi nan. apakah set·:~lah ki ta
r·eser1·!. nqkar> oada ha ri Sa btu dan Mi nqqu sudah 2 har i. apakah tic!::;.:.. sevoovanva ki ta tempuh melalui lobby sa.ia. kat~ena dari
penqalan12.n-oenqalaman yang lalu hal ini lebih cepat da•n efekti f di temp•.Jh rl!elalui lobby. Kalau Bapak-bapak dan Ibu-ibu sependapat.
INTERUPSI FKP (TARUNA. SH) : Tanva Pal<'. vanq mau di lobby vanq mana Pak ? Yanq di lobby adalah sekalian yanq pending-pending usul dari
FPDI it•..1 C)IM nornor 20. 53 dan 101, sedanqkan dari FKP itu ,OE~ nomor ~3. Apakah dapat disetuiui ?
(RAPAT : SETUJU)
Jadi k2.lau dernikian rapat sava skors untuk wcl~k.l 30 ,...e.t11.:1t.
BB.oak-baoak dan Ibu-ibu sekali~~ caoat sava buka kembali. c>,,__,L ,_,. ,...,.1 h3m•_j .. l ;_ 1 1..-,h )o~hwc.' dalam lobby vanq bE~rlanqsunq
r·,el"'·;' s•"C)It6 t ci<G.ns~V\ iiland2.si a.sa.s nP.JSYa\•P..-·ah te1ah rnenqhasil
k=-.'· Ke~i'I'YlpuL.sn.-lecz~i_~r·c-"'1 ?.n v:=.nq dalam l:al ini akan d;~sarnoaikan OlQ.'-' o'='"'"" '"'- =:-h qr~3t,;l2. t2.di Pimoinan tel.ah me'·lv?.!~tr-Jaika.n tentan'~!
:I\
.J. 1 1 I !Ill "' ·_:~ ._ .. I It... t ., ·.....r, L
v r: T!_!0 .
• •
·- 1'1
:,.,,,,;,; t. :_.,. ~1:::1-::.i! lc>i:_,b'.' r'e:~<2nan!<-.3.n !-<ar1tt at.a·::
: ' ~ t .. ,,,.._,, rnaa.f k.arena hari ini kita ber·sidanq di
t'C-'•t•'-'"'t ._.J,.,, --<:>,·he'::!"' c!."l.r·i bias2.nva !< .. :'!.rena. tempat sidanq yanq
biasa~va. kita l?.~ukan itu tidak boleh terusan. pada Sabtu, Minqqu
harus diqanti. Had Selasa kita akan bersidanq di sini, hari ini
dan besok seterusnva ki ta akan kembali ke tempat yang semula,
kanri mohon maaf untuk itu. Selanjutnya kami sampaikan hasil lobby
menqenai usul-usul b2.ru yanq diajukan oleh FPDI daan FKP.
Yano oertama ust1l dari FPDI yai tu untuk DIM 20 dan DIM 53
seka l iqus vai tu usul penambahan menqenai konsul tan HPrKI. Semua
Fraksi dan Pemerintah menyadari benar tentanq pentinqnya Konsul
tan HAKI ini. Di mas2. depna kita harus memberikan perhatian yang
sanqat ser-ius menqenai Konsul tan HAKI baik dari skala~ nasional
mauoun skal a i nternas ional. Namun derni kian FPDI menyadari juga
palinq tidak secara teknis perundanq-undanqan maupun situasi yang
sekaranq baranqkali ki ta harus aqak rnenunqqu sarnpai ki ta dapat
mewu_i udkan sa tu vanq ki ta namakan Konsul tan HAKI i tu. dan ide
menqenai oentinqnya konsultan ini khusus menqenai Paten ternyata
setelah 1-<.i ta pel=dar-i memanq sudah tertampunq dalam Pasal 27.
Oleh sebab i tu denqan seqala kebesar·an hati dari FPDI dapat
menerima klausul vanq sudah ada dalam Pasal 27. Namurr demikian
dim:i ntakan kepada Ketua Pan.ia aqar dalam laporan Panja nanti
menv2m!:)3.i k3n h2raoan menqenai pentinqnya Konsul tan H~IKI ini
denq2n demi kian dapat men.iadi satu baqian dokumentasi di dalarn
iapat-r·ao2t Pania ini. Itu yanq pertama.
D3.n vanq kedua rnasih dari FPDI DIM 101 vanq menyan~Jkut doro
nq3.n aqar peraturan-peraturan pelaksanaan khususnya Peraturan
Pemer-intah dapat dikeluarkan dalam waktu tertentu. Sete1lah dimu
syawarahkan bahwa memanq perlu sekali doronqan-doronqan ini terus
menerus dilakukan terutama oleh Fraksi-fraksi aqar mendapat
perhatian dari Pemerintah dalam membuat Peraturan Pemerintah
sebaqai peratur-an pelaksanaan Undanq-undang yanq sekarang ki ta
sudah mulai lakukan i tu. Menyadari bahwa ini nampaknya r11enetapkan
waktu itu akan menqandunq kesulitan-kesulitan teknis. kita tidak
tahu keadaan vanq ter_,adi karena itu FPDI menyetujui agar tidak
dicantumkan penentuan waktu yanq 1 imi ta ti f i tu. Namun demi kian
laqi-laqi diamanatkan kepada Ketua Panja untuk memasukkan ini ke
dalarn k.apor-an Pan.ianva bahwa betaoa pentinqnya perangkat
per·anql-<.a t pe ra tur·::~n ~)elaksanaan i tu seqera disiapkan dan di tetap
kan.
Yanq ketiqa ~uqa dari usul-usul FPDI yaitu DIM 74 yang
fuenvanak.ut Pasal 51 avat (1) dan Pasal 56 ayat (1). Pasal 51 ayat
( 1 ) • . • . . . . . . . .
I ------------------------cc~~
- 5
( l) i tu akhi r·nva disetu.iui bahwa vanq diusulkan oleh FPDI akan kita tamoun~ di dalam oenjelasan. Kita tahu bahwa Pasal 51 ayat ( 1 .) i tu menqa tur menqenai .ianqlt.a wak tu penqumuman. memqenai penoa i ua.n secara te rtul is permi ntaan Paten. Di dalam pen.ielasan akan dituliskan oenqertian permintaan tertulis ini termasuk juqa
di san''~'·""· i k3.<1 sec a. ra su r·a t menvura t tidak harus menqhadap sendi r i. rumue3nnva akan disiaokan oleh Pemerintah denqan melampirkan halhal ,,,; . .::_,J.,vc.. t.::~n<.::ld bukti pembayaran itu dan sebaqainya. Jadi -::.ef.-.:::'1 ;_ i :?'1i ,,,,t-,.Jt.- c•a:=-::::1 51 avat (1) akan penqertian menqa.iuk.an ·=p(':".r~ 'P''"';._, it\J Lidak sa.J.~ disarnoaikan secar·a lanqsunq
t_et_:':\c•i '·""'"'·,:-.-::ut.-. 1•.1':.)3 r_jisampaikan melalui surat menvurat, dan ~-_\en~!~I-J...:::-::-l.~~ .~f.. ...... n r~~--:-:-:a·q~_,3iJ<.a,n tJleh Perner·intcd1. Ker11udiar1 Pasal 56
:'tV::<':. f1 '> ·.l?f"J ··.Ee3.n•~·a;:._an oleh FPDI vaitu inqin rneneqaskan agar·
'!13':'::'-~ 7 - r "'.h"'' i ~·-· f·,..=>~·_~l-hetul rnasa 3 t.ah•-1~1 tidak dikur·angi secar·aa tek••i·= t.•:'.f•w::< L< . .:ue•1d. a.·.~':• ::..na!-<. k .. ::dintat tetapi tidak lebih awal dar·
perne•·iks:=:t.3.n. menul i sl-'.an di Pemerintah, diselesaikan.
d::..la•n ::.uatu ayat ter·sendi r·i yai tu pelaksanaan J3di Pemerintah nanti setelah melihat ini akan dalam dr·aft awal yanq salah satu akan diajukan
tidak dua-duanya sehingqa dengan demikian dapat
Itu semua usul-usul dari FPDI. Terakhir usul dari FKP yaitu DIM nomor 43 yang dalam DIM itu
inqin menambahkan dua klausul baru di dalam Pasal 17 atau di pasal dimanapun saia ide semulanya itu. tidak harus Paal 18 hanya memanq ini DIM 43. Tetapi setelah kita pada hari Jum'at menyelesaikan pembahasan Pasal 21 dengan segala perbaikannya sehingqa Pasal 21 itu hanva tinqqal 1 tidak ada lagi ada ayat karena ayat (2) nva disetujui ditiadakan. maka FKP dan pada waktu itu diseoakati .iuqa bahwa Pasal 21 itu ada penjelasan yang m,enyangkut bahwa masih dibolehkannya ada import dan seqala ma<Eam Paten seiama belum dior·oduk di Indonesia penjelasan i.tu sedang disiapkan i tu oleh Pemerintah dengan penjelasannya yang semacam i tu maka fi(P merasa ide yang diusulkan ide baru i tu sudah tet~tampung
sepenuhnva dalam pen.ielasan i tu. karena i tu tidak diperlul<an lagi adknva klausul baru itu. Klausul baru itu cukup dalam penjelasan dari Pasal 21 yang akan disiapkan. oleh Pemerintah yang tnenyatakah baht'la masih boleh melakukan t6mport selama belum dipr·oduk di '"'
In<:tonesia. Kira-kira itu vanq tercatat oleh kami Pak Ketua.
Terima kasih.
KETUA RAPAT : Terima kasih keoada Pemerintah yang telah meny<lmpaikan
kesimpulan dari hasil lobby.
Jadi .....
- 6 -
Jadi kami ulanoi kembali bahwa usul dari FPOI untuk O!M nomor
20. iadi Fraksi dan Pemerintah menyadari bahwa ide untuk mengede
oanl<'.an Konsul tan HAKI tersebut memanq perlu. namun unt.uk masa
vanq -3kan dat3.nq. Sehinqqa untuk masa sekaranq belum w.!lktunya.
Sehinqqa dari FPDI daoat menerima bahwa usulan tentang Konsultan
HAKI tersebut tidak oerlu! dicantumkan di dalam ketentu.:m umum.
Kemudian tentanq oentinqnya Konsultan HAKI untuk masa depan dari
lobby menqusulkan aqar hal ini meniadi bahan Laooran Panja kepada
Pansus. · Kemudian vanq berikut tentanq pelaksanaan Undanq-undang dalam
bentuk Peraturan Pemerintah sebaqaimana diusulkan oleh FPOI pada
DIM non.or- 101. i tu dimasukkan di dalarn oen.ielasan tentan~;1 perlu
nva seoera Peraturan Pemerintah yang bersang~utan seger~ diter
bitkan. dan ini akan dirumuskan oleh Tirnus tentang tambahan
oen,elasan vanq rumusan awalnva akan dibuat oleh Pemerintah.
Kemudian yanq ketiqa usul FPOI yaitu berkaitan dengan penyern
pu~naan Pasal 55 avat (1) dan Pasal 56 avat (!). Untuk Pasal 55 avat (11 ini ·.i:i=adad iuqa dalarn lobby bahwa hal itu panting
nain•1r1 cu!-'.U!:.• ·:~ i 1e }. a-=:kan di da lam oen.ie lasan pasa 1 vanq be rsangku
tan •J::=-..3'\ ··• .. !rr!'-'"""""'n .e~wal •:!isiapkan oleh Pemerintah dan untuk oembah:=:t.'::'='" let.•ih l:_..niut •::!i=erahkan kepada Tirnus. Sedanqkan untuk Pasal
5!", ·:'.'!:~t (;·:· rlpt~oiLi·:'\i!' !:>•..!!3 a!-;~n dijelaskan dalarn penjelasan narnun maksud di dalam penie-
l.?.~."""'-" oc,..:. ...,-, c...,.. :..-. .- .... ! I_; 1 ini aL':Iu di d31arn penieJ.asan tent:.anq
t.1"''''"'''1 '·'.""'"~ h<->rl .... it.~n den•1an nel!ler~il-.sa3.n, dan ini juqa akan
.. J!·.;-:::::r ~.bt: ...;_,\ 1 ~~n~ .. :·- ~-~~"~~·~q ~·urnt.~~:::\f) ay.1c:l c:~ar·i Pe!Ber~intah.
'c:e,·.~·="'".!l~r· ,,.c_,,!·-''! d.'-'.'; Ff<".P, derv::Jan te1.~':1h rj:im:.:.,sul-.kan substansi
Ter-in,.a
svukur
ha;;~.n RUU Paten.
, r : I I 'll ; "! -' :' ~
IF•.AU,:.!T
1-<.asih. Al hamdul i llah ki ta telah daoat
vanq kedua vaitu RUU tentanq
merwelesaikan
Perubahan UU
pemba-·
ten tang
,_ Sebelurn 1-:i ta rnelaniutkan untuk pembahasan RUU tentang Peruba-•lan · '~un pJ,;fl,s uu Merek. kami dari Pimoinan ingin menvamoaikan j~nforma-b4ifrt;·f1:tpa•t'l:c·n .r:::·"".r"3k-bapak dan Ibu-ibu sekalian bahwa besc1k pagi Gedun~:~ ~opr:o--1· ' , , .. •1 p(-'!r·i nqa tan peristiwa Supersemar akan di r·esmikna
(~~·:r•:,-,,,;,f'llll'lt'··ln v"Hl'~l ban.!, vanq ber·ada di belakanq Gedung Utama.
Bes'ok · t.•8"111bukaa.nnva akan di laksanakan pukul 10.00. dan para Pimpi
ncir\'·;~orfii s i di h2.~·aokan hadi r. Kami tawarkan aoakah ki ta usahakan
un'ttit:F' Merek ini ki ta selesaikan Insva Allah malam ini selesai . :· -~ ; '"•- . . kenmdi"an Timus :::..kan dilan-h.fi<i"IIIIHi b•~t~ok ~1:!11"-Ji setelah upaca.ra, itu
£H~ l .t nQ 1 .i.l!tm .
Ini
- 7 -
Tni kita mintakan oendapat dari Fraksi-fraksi ..
Kami persilakan dari FKP.
FKP (SUTRISNO. SH) Terima kasih Saudara Ketua. Pada prinsionva kami rasa FKP bisa menerima apa yanQ di
rencanakan oleh Pimpinan.
Terima kasih.
KETUA RAPAT :
Kepada FPOI.
FPOI (Y.B. WIYANJONO, SH) : Terima kasih Baoak Ketua. !<.alau melihat DIM vanq akan kita bahas di Panja ini Merek
menurut catatan kami ada 20 nutir dan itupun .iuqa mir:~p-mirip .i uqa denqan vanq ada di Paten. ada seki tar 3 saampai 5 buti r
yanq kelihatannva lain. Kami optimis bahwa sampai nanti malam
selesai, namun andaikata tidak Selasa i tu kan masih jatahnya
Part_ia sehinqqa kalau Selasa i tu mulainva siang. i tu ju•;,a tokh
selesao tar·qet. Menur·ut sava tidak perlu ada perubahan apa-apa
kecual i besok mulai nva .iam berapa ? Beqi tu. kalau belum selesa
nant i mal am. Moqa-moqa nanti mal am selesai. Kalau nant:i mal am
belum selesai, cadanqan waktu yang ki ta punva dari pagi sampai
sor·e karena mal am bar·u ki ta menqin.iak pembentukkan TiP~us dan
sebaoainva kalau di.iadwalnya. Jadi tanpa merubah itu saya kira
kalau tokh tidak selesai. ya kita mulai siang setelah sana sele
sai. masih bisa menqejar tarqet itu Pak.
KETUA RAPAT
Terima kasih.
Keoada FPP kami oer·si lakan.
FPP (H. OESMAN SAHIOI. SH) FPP pada dasarnva tidak ada keberatan aoa-aoa
sip m.3.kin cepat makin baik.
Ter·irHa ka~ih.
denqa.n prin-
0r..•·-: ''-<'''·' .ji-.,::",'"''·"'·;1.-""n oleh Pi;npinan !)akek?.Lnva, kaflti ::.ependa
D::-L ~,=f·1t'?r·· Lt:: .. roi l!!e'lV"<.r?.nt.-.an !<alau bisa be•:Jini Pak, menqinqat pada
':' .-~ ' \ I )
- 8 -
van0 lain-lain iuaa kalau bisa dengan bus yang disiapkan oleh Sekr·etar·iat sehingga kita berangkat dari sana .iam berar:)a, dari sana oulana ber<E.ama-sama .iam ber·apa, Saya kira itu lebih baik. Karena kami daoat undanaan semua, iadi disamping Pimpinan dihar·aokan (:!e<. Lanq dar· i Anqqota .i uqa daoa t undaangan. Say a ki ra
demikian saran kami. Ter·ima kasih.
KETLIA RAPAT : Terima kasih. Jadi rnemana direncanakan apabila dapat disetujui akan segera
kami call untuk menviapkan bus. Mohon persetu.iuan dari Pemerintah.
PEMERINTAH / DIRJEN KUMDANG : Dari Pemerintah. kami mengikuti saja yang terbaik dar:i Bapak
bapak semua. Kami yak in bahwa seperti dikatakan FPDI. hari ini kita dapat selesaikan Merek itu. Kami yakin sevakin-yakinnya.
Treima kasih.
KETUA RAPAT ~
Terima kasih kepada Fraksi-fraksi dan Pemerintah. Sehinqqa besok suatu peristiwa yanq penting bagi kita dari
OPR ter·utama dalam ranqka peresmian DPR, dan segera nanti akan
dioroses bus oleh Sekretariat. Terima kasih. Baiklah Baoak-baoak dan Ibu sekalian. marilah kita lanjutkan
pembahsaan ini denqan RUU yang ketiqa RUU tentanq Perubahan atas
LIU tentana Merek. Baiklah Baoak-baoak dan Ibu-ibu sekalian. untuk Merek seperti
vanq disampaikan oleh FPDI dan tempo hari pernah kami sampaikan terdapat 20 DIM yaitu DIM nomor 7, B. 9. 11. 12. 17. 18. 22. 33. 64. 92, 118, 120. 122. 123,126, 127, 128, 131. dan 133.
Baiklah kita mulai denqan DIM yanq pertama yaitu DIM nomor 7. DIM Nomor 7. 8, dan 9. Ini konform denqan DIM-DIM yang lalu
aoakah l anqsurK1 dapat disetu.i ui tetap seper·ti yanq yelah ki ta
setuiui oada waktu membahas RUU ini. dapat disetu.iui ?
( RAPAT : SEH..I-JU)
Te,-;_!!!3 k3sih. DIM 7. 8, 9 tetap. v. 8!'1 ud i 3 ,, 0 I M noma r· 11 . DIM 11 ~0~sistensi denqan Konsultan HAKI. setuju?
(PAPAT SETUJIJ)
r\t 1'- ·-1 c 1 r r ·~ ·-:· ·-:: J?.(~·;_ r.1~.r
I
r I
FPP fH. OESMAN SAHIOI, SH)
Assalamu'alaikurn \•Jr. Wb.
- 9 -
FPP men•::Jusul kan a•~1at' supaya frasa maupun tidak ~::.e.ieni s
dalam PAsal 6 avat (1) RUU itu dihapus. Kemudian kalau ini dise
tu~iui maka konsekuensinva juqa ter-dapat di RUU PAsal 1 a•1at (4).
kemudian Pasal 81 lalu Pasal 82 dan Pasal 85. Ini apabila dise
tuiui. Adapun alasan kami untuk menqhapus ini adalah pertar~a bahwa
tr'asa rnaupun tidak se.ienis ter·sebut, i tu tidak sesuai a tau
bertentanQan denuan ketentuan TRIPs, ini pertama Oengan p3rincian
adalah sebaqai berikut kalau kita melihat l<.onsiderans nuu pada
huru f c. di sana .1e las disebutkan bahwa ki ta i ni berk,3waj i ban
untuk menvesuai kan peraturan perundang-undangan nasional di
bidanq Hak Atas Kekavaan Intelektual termasuk Merek terhadap
persetujuan inter·nasional tersebut vaitu TRIPS. Kalau ki"::a lihat
ketentuan TRIPS nva vaitu di dalam ar·tikel 16, di sara jelas
bahwa hak yanq diberikan kepada pemilik Merek ter·daftar t.erbatas
untuk bar-anq vanq sarna, i tu dalam bahasa Inggrisnya "idBntical"
a t3.u seieni s. da lam bahasa I nqqrisnva "same miller". sedangkan di
dalam rumusan Pasal 6 ayat (1) itu sudah diperluas denga11 barang
y~no tidak se,enis. Jal mana tidak sesuai atau bahkan bertentan
qan denaan ketentuan TRIPS termaksud.
Vemudian kalau kita lihat Pasal 1 angka 2 dan 3 Undang-undang
Lentanq Merek vanq tidak dirubah disitu disebutkan bahwa Pasal 1
avat (2) i t•.J berbunvi Merek Dagang adalah Merek yang d:i.gunakan
pada baranq vanq diperdaqanqkan oleh seseoranq at~u bebermpa oran
secar-a ber·sama-sama a tau badan hukum untuk rnembedakan dengan
ba~ana-barana se.ienis lainnva. Demikian pula Pasal 1 ayat (3) nya
itu untuk vanq membedakan dengan .iasa-jasa sejenis lainnya. Jadi ~
kalau kit3 melihat Pasal 1 avat (2) dan (3) vanq tidak c::lif"U;b~h, yanq tHenekankan hanva kepada baran~:.}-bar·anQ yang sejen.is 1 mok:dl
ketentuan RUU P3sal 1 avat (1) itu sudah berl~brhd~ Yerl!udi an k ita. 1 i hat bahwa aoabi lol lc::..c.tt.Y\:bA.~l'\ ~JMtln t ida!<
seje:1i <=: Ladi di ter-apkan dcllctM r"t\tn~t-i'~MQI oenda f tar-an Mer-ek, maka
ridak oer-lu c!i1:'1.k•!kttr\ pe~e.-ik.t.cActl'\ terhadap kelas bar·ang c!.an .iasa
kar·en3 :::>e'"-'"' rts_.ro"' l'\¢v-c.k.. akan ber-laku ter·hadap ban:tnq dan jC~~.a
::f4V1C) ~e.jet"\i~ "!2Ut:-'un '.-'2nq tidak se.1enis, yanq ber·ar·ti meliputi
p~L.~ ~ti,u.t-'-\·1.-\ ke.1 -": b2' dtV~l dan jasa. Ini ber=.kib3L bcihwa kntenLuan
L'·J·" .. "' 1 Q 2 .'/2.1 .. ( l) "'U'..t ;_ Lu rnerwebutkan "PerK12.}u:1.n permint;:;:an pen-
r·~-...1 r~ .....tt ·_-,r\ ~Wt ~1k (dua) .':\ Ld\!
.' j : ~ ! 5 -..J :_: ' • : ; •
Sedangkan •••••
- 10 -
Sedangkan ayat (3) nya kelas barang atau jasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Maka dengan demikian akibatnya ketentuan Pa!lal 8 RUU yang berhubungan dengan kelas barang tidak diperlukan lagi, karena permintaan jenis barang dan
pendaftaran merek cukup diajukan untuk satu tidak perdul i kelasnya, maka perlinclungannya
akan mengikuti seluruh jenis barang dan jasa yang ada. Kemudian alasan yang ketiga adalah sebagai akibat dar·i keten
tuan Pasal 6 ayat (1) RUU tersebut~ maka seluruh merek terdaftar yang ada dalam daftar umum akan menghalangi terdaftarnya merek ba-ru yang sama pada keseluruhannya atau sama pada pokoknya tidak perduli untuk jenis barang atau jasa apapun.
Kemudian alasan yang kelima adalah dalam daftar umum merek terdapat banyak sekali merek yang sama pada pokoknya yanH terdaftar atas nama berbagai pihak untuk jenis barang yang berheda. Ini umpamanya saja merek eap Gajah. Cap Gajah untuk kain sarung, seng gelombang, ban mobil dan lain sebagainya. Lalu siapa yang a~an diberi. hak atas merek gajah itu yang akan berlaku terhadap barang jasa yang sejenis maupun yang tidak sejenis.
Demikianlah sekedat"· alasan dari FPP yang menghendaki sebaiknya sebaiknya frasa "yang tidak sendi ri" i tu dihapus dar·i keten
tuan Pasal 6 ayat (1) Terima kasih, Assalamu'alaikum Warakhmatullahi Wabarakatuh.
KETUA RAPAT : Terima kasih kepada FPP. Kami persilahkan selanjutnya kepada FPDI.
FPDI (Y.B. WIYANJONO, SH) : Bapak Pimpinan, Secara sederhana kami akan menyampaikan kenapa FPI[)I ingin
menghapus frasa 1.n1., yai tu frasa "tidak sejenis", supaya alur pemikirannya lebih mudah difahami.
Pertama bahwa esensi penggunaan merek adalah untuk mBmbedakan antara barang yang satu dengan yang lain dalam klasifikasi yang sejenis, hal itu nampak sekali pada ketentuan umum ayat (2). Di Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (2) jelas sekali mengatakan bahwa "Merek dagang adalah dipergunakan pada barang yang dipt~rgunakan oleh r;.&seorang atau beberapa orang secara bersama-s.ama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lain
nya . Artinya sejenis, bukan diluar jenis itu sendiri. Kami belum bicara masalah kelas, kalau sejenis tetapi lain kelas misalnya saya tidak bisa menunjukan persis, tetapi sebagai per·umpamaan bisa. Kita bicara mengenai pakaian, jenis pakaian, pakaian wani ta, pakaian pria, i tu kemudian kelasnya yang berbed!a tetapi jenisnya sama _ Tetapi kalau i tu di kai tkan dengan koper, sudah dikaitkan dengan payung, itu tidak sejenis lagi. Ini gambarannya
supaya jelas.
Kalau ···---·-···
- 11 -
Kalau pendaftaran merek i tu melindungi haknya untulk barang
sejenis. Jadi tidak melindungi yang tidak sejenis, artinya SE?cara gratis memberikan proteksi kepada orang yang sudah meminta merek untuk suatu barang yang membedakan dengan barang sejenist tetapi termasuk orang lain sudah tertutup semuanya untuk yang lain jenis. Ini proteksi yang diperluas betul-betul. Yartg untung saya kira yang kuat akan lebih untung daripada yang lemah.
Mengenai pasal-pasal di dalam UU yang lama maupun yang dirubah ini semuanya masih mengacu dan konsisten. Itu untuk hal yang sejenis, terlebih kalau ki ta melihat pada waktu per·mintaan, pada waktu pemeriksaan, pada pembatalan, semua menyebutkan bahwa i tu sejenis, artinya menyebutkan jenis barangnya. Jadi kalau tidak terdaftar sebetulnya tidak terlindungi disi tu kalau tidak
sejenis. Kalau seprti rekan FPP mengatakan kalau ini diterima. akibat-
nya ki ta memeriksa sekian Pasal dan ayat yang harus ~:onsekwen
ch~ngan apa yang di tambahkan ini, karena harus sebagai kctnsekwensinya, toh tidak harus yang sejenis,karena perlindungannya kepada
yang tidak sejenis juga diprotes.
Yang terakhir sebagai tambahan, itu kultur di Indonesia walaupun tidak bisnis. Kita 1n1 untuk menanamkan ~tmahaman, pengertian kesadaran masalah hak di Indonesia tidak begi tu gampang, karena hakekatnya ki ta bukan masyarakat individual. Ini
tempo hari sudah banyak dikatakan oleh ternan-ternan. Sebagai contoh konkret tidak di dalam aspek bisni:!S tetapi
or:-ang selalu kalau memberikan sesuatu yang mirip atau sa.1111a hal'!ap~nnya menjadi seperti i tu~ misalnya sekarang nama besar seorang Bapak ki ta yai tu Presiden Soeharto, ini gaiJlbarannya bia~sa saja. Nama-nama terkenal itu setiap kali cepat ditirukan. Inl memang tidak bisnis yang mengatakan, tetapi i tu bisa meng~Jambarkan kultur masyarakat kita itu bahwa mereka itu tidak ada pembatasan.
Jadi sejenis kemudian kita perluas kan itu tiba-tiba memberikan suatu, ki ta bilang sejenis saja ki ta bilang i tu pemahaman kita berikan seluas-luasnya dan seefektif mungkin supaya masyarakat sadar. Tetapi bel urn sampai i tu tercapai sudah ki ta perluas lagi, kan lebih susah itu. Apalagi tempo hari kita dengar yang
Kalau mereka i tu tidak cepat-cepat untuk mencontohkan di Bali. cipta, karena mereka sudah senang kalau yang menirukan itu semakin banyak. I tu menunj ukan lcUL·tur bahwa ki ta i tu betul-betul
kegotong-royongan dan saling memberi dan saling meniru itu begitu
luas. Kalau di dalam ketentuan yang baru ini kita memberanikan diri
untuk memperluaskannya dengan yang tidak sejenis, betul-betul itu akan mengalami perluasan yang merupakan pemanjaan dari pemilik merek yang mestinya akan dilindungi oleh barang sejenis, dengan adanya yang tidak sejenis dimasukan otomatis itu secara tersirat
protek juga kepada yang bersangkutan.
In"!.lah ....... .
I
I .
;-I.
.-
- 12 -
Inilah yang menyebabkan FPDI keberatan, lebih baik t~etap seja seperti yang dulu, sehingga barang yang tidak sejenis itu tidak
usah dimasukan disini. Sekian terima kasih.
KETUA RAPAT : Terima kasih Kami persilahkan kepada Pemerintah untuk memberikan jawaban
atas tanggapan dari kedua Fraksi.
PEMERINTAH/DIRJEN HCPM Terima kasih. Bapak Pimpinan Sidang, Ibu-ibu, Bapak-bapak Anggota Komisi III DPR-RI yang saya
hormati. Kami dari pihak Pemerintah memahami mengenai kerisauan dari
masyarakat luas mengenai masalah pendaftaran merek yan~;J sejenis maupun yang tidak sejenis. Namun alasannya dari pihak p,l3merintah ini bukan berarti harus menyetujui keseluruhnya, maksudnya mendaftarkannya i tu sekali 1 tetapi untuk beberapa kelas. Mereka harus membayar beberapa kelas, tiap satu kelas dia harus membayar, dua kelas dua kal i membayar. Tetapi kalau ada persamaan dengan yang lain i tu bisa didrop, i tu hanya untuk me~~npermudah caranya mendaftarkan. Jadi yang dulu i tu tiap kelas 1rnendaftar sendiri. Jadi sekarang satu kelas didaftarkan dan dia membayar beberapa kelas. Ini untuk mempermudah administrasinya s.11ja.
Kemudian nanti kalau di dalam pemeriksaan i tu ada persamaan dengan yang terdahulu tiap kelas itu didrop, itu untuk pendafta-
" ran. Jadi supaya adminis~rasi itu perusahaan A itu akan mendaf-tar banyak arsipnya. Mungkin ini hanya cara pengutaraannya saja
yang agak sulit mungkin buat di Timus. Tetapi itu adalah dasar
pemi ki rannya untuk tidak mengulang-ulang pendaftaran untuk suatu perusahaan a tau seperti misalnya guci, tas, dasi, ini kelasnya lain-lain. Ini bisa didaftarkan sekali, tetapi nanti mana yang didaftarkan tidak itu tergantung dari persamaan dengan yang lain kemudian penuh pembayarannnya itu tetap jumlah kelas yang didaf-
tarkan. Kemudian mengenai masalah-masalahpermintaan pendaft.aran pada
pokoknya dan keseluruhan atau sebagian dalam merek orang lain ini
memang yang al<an ki ta pakai. Yang kedua i tu mempermudah bahwa
kalau dia i tu mendaftarkan sekal i ki ta i tu tahu apa saja yang
didaftarkan, sebab kalau banyak pendaftaran itu juga akan memper
sul it k ita, dia i tu pernah menda ftar apa saja, i tu kar·ena tiap
kelasnya dia akan mendaftar sendiri-sendiri sehingga mempersulit
secara administrasi. Ini kira-kira tehnisnya dan saya kira ada
alasan dan bisa dilanjutkan pada mengenai yang non tehnis.
Terima kasih.
PEME RI NTAH ........ .
- 13 -
PEMERINTAH/DIRJEN KUMDANG :
Terima kasih Pak. Ini barangkali kita perlu menyamakan pemahaman mengenai Pasal
6 yang bicara tentang kapan ki ta menolak pendaftaran mer·ek, jadi bicara tentang kaidah penolakan. Pasal 6 ini bicara tentang
p~rmintaan pendaftaran merek ~itolak oleh lGlntor Herak. ~ruga ayat (2) nya say a bacakan yang lama; "pendaftaran merek j ug<H di tolak
oleh J(antor Marek". Jadi ini bicara tentang dalam hal apakah suatu pc,rmintaan
merek di tolak, yai tu apabila mempunyai suatu persam<!lan pada pokaknya atau keseluruhannya pada milik orang lain yang sudah
mendaftar lebih dahulu. Apakah itu dalam kelompok bar·ang yang
sejenis. Jadi ini dulu yang kita bicarakan, ini bicara tentanu penola
kannya, bukan penerimaan pendaftarannya. Jadi bahwa d.:1lam kea
daan seperti i tu maka pendaftaran i tu harus di tolak. Mereka
boleh saja mangaj ukan tidak menghalangi, tetapi kalau terjadi
seperti itu apakah dia sejenis atau tidak sejenis ada 1~rsamaan
pada pakoknya atau keseluruhannya yang sudah terdaftar terlebih
dahulu i tu harus di talak. Ini adalah perintah kepad;:l Kantor
Marek untuk melaksanakan penolakan. Jadi mahan ini dapat dipahami, sehingga ki ta sama persepsi-
nya, kita mau kemana.
Terima kasih.
KETUA RAPAT :
Terima kasih Kepada Fraksi-fraksi yang tidak mengajukan, saya pel"silahkan
dari FKP.
FKP (SOETRISNO, SH) : Dari FKP sebagaimana dalam DIM pertamanya menil<lli bahwa
rumusan yang telah ada pada Pasal 6 cukup memadai namlJin secara
redaksional memang FKP telah melakukan beberapa perubah.an, konkretnya ada dua, yai tu dibelakang kata merek di tambah k.:1ta harus
dan dibelakang kata jasa itu ditambah kata baik. Dan dari pihak Pemerintah pada jawaban beberapa waktu yang
lalu di dalam rapat kerjanya dapat menerima dalam arti bahwa
masalah ini akan dibicarakan di dalam Timus. Namun kalau dilihat
dari esensinya setelah kita mendengar apa yang disampaikan oleh pihak Pemerintah kami akan lebih yakin lagi bahwa ~~ebenaran
tambahan ka ta harus. Disi ni akan lebih mencerminkan jaminan
kepastian hukum terhadap pemilik merek yang terdaftar. Jadi FKP sebagaimana semula itu tidak ada masalah yang begitu
prinsip kalau ki ta bandingkan dengan rekan-rekan dari FPP dan
FPDI. Dan kalau mendengar apa yang disampaikan aleh re,kan dari
FPP dan FPDI memang kami nilai ada hal-hal yang sangat prinsip
untuk kedua Fraksi ter-sebut.
01 eh .......... .
- 14 -
Oleh karena itu kalau kami boleh mengusulkan untuk mempercepat proses tentunya setelah semua bergi li r, i tu untuk eli lobby
kan. Terima kasih.
KETUA RAPAT : Terima kasih Silahkan dari FABRI
FABRI (Ny. SUMARTINI D, SH) : Terima kasih Bapak Pimpinan. Bapak Ibu sekalian yang kami hormati. Dalam DIM Nomor 12· ini FABRI hanya mengusulkan
redaksional dan ini pada waktu Raker sudah di tampung di rumuskan nanti di dalam Timus mengenai penggabungan
(~) dan (3).
mengenai dan akan
21yat (1),
Untuk menanggapi usul dari FPP dan FPDI, dan setelah menden-ga'rkan penjelasan dari Pemerintah kami berpendapat bahwcL mungkin ada sedikit salah persepsi. Kalau disini hanya permintaan pendaftaran di tolak, bukan pemberian Hak Marek, tetapi ini purmintaan merek itu ditolak terus bagaimana.
Jadi mungkin inilah yang menyebabkan agak rancu dan pengert~an ini. Karena tadi kalau kami mendengarkan dari FP'P maupun FPDI itu mungkin pengajuan permintaan untuk Merek itu sendiri.
Jadi kalau menurut FABRI rumusan dari RUU ini sudah tepat dan kami sependapat untuk menyamakan persepsi ki ta lobby beberapa saat. Dan mengenai harus i tupun nanti di dalam Timu!!;. Kami berpendapat suatu UU tidak ada kata "harus" i tu meman~:;J i tulah yang harus dilakukan, tetapi i tu nanti di dalam Timus, tetapi pendapat kami adalah demikian. Tidak harus memberH~an kata "harus" tetapi memang itulah perintahnya. Jadi yang tert.ulis itu
~dalah imperatif. Terima kasih.
KETUA RAPAT : Terima kasih Oleh karena baru satu putaran, maka sesuai dengan ~ekanisme
kita tempuh putaran yang kedua terlebih dahulu. Barangkali dalam putaran yang kedua ini sudah didapat penafsiran.
Untuk itu kita lanjutkan dengan putaran kedua dari FPDI.
FPDI (Y.B. WIYANJONO, SH) : Terima kasi h a tas tanggapan serta pena fsi ran-pHna fsi ran
positif atas apa yang kami usulkan. Jadi jelasnya begini, bagi FPDI ini betul-betul suatu yang
substansial sekali. Pengertian boleh berbeda:~ tetapi ini memang perlu suatu penandasan yang sama-sama bisa kita pahami.
Apa yang diutarakan oleh eksekutif memang ini masalah permintan, kapan itu ditolak, ini prosedur administratif. Tetapi perlu
diketahui ......... .
- 15 -
diketahui bahwa untuk memperoleh hak itu adalah pintu awal adalah
mendaftarkan meminta i tu, kalau pintu awal sudah di tolal< berarti tidak memungkinkan untuk yang lain-lain lagi. Kalau yang lain
mau diakui,kemudian terdaftar itukan permintaan dulu. Kalau dari
permintaan tidak bisa itu sudah tertutup pintu. Kenapa FPDI masih bertahan dengan pengertian i tu dihapus,
siapa dan apa yang di rugikan, gambarannya seperti ini. Kalau
tempohari tanpa kata sejenis i tu yang di tolak adalah permintan Marek yang pada pokoknya atau keseluruhan sama pacta barang sejenis. Barang sejenis misalnya ekslusif Meraknya, baju eksklu
sif, kemudian kaitanya saya meminta untuk celana. Itukan sejenis.
Walaupun tidak sama persis, keseluruhan tidak sama tetapi miripmirip, tidak boleh untuk barang sejenis. Tetapi kalau k:ita pakai
i,tu eksklusi f untuk ember i tu tidak sejenis, mi rip-mi r·ip tidak
sejenis boleh menurut aturan lama. Konsekwensinya kan begi tu.
Kalau konsekwensi sekarang ini yang namanya eksklusif untuk barang apapun kalau mirip atau seluruhnya sama tidak boleh, ini
p'erluasan. Jadi gambaran semacam inilah yang saya inginkan dan bahwa ini
adalah brarti perluasan daripada kontekstual pembatasan yang
Udn, kami ingin batasannya tetap seperti kemarin saja, untuk
barang sejenis saja. Sehingga memberi kesempatan kepa<fa ternanternan pengusaha, untuk mirip-mirip ya biar_. tetapi miripnya itu
untuk janis lain. Kalau menurut hukum yang lama tidak apa-apa, kan orang-orang ki ta juga perlu diberi kesempatan untu~; numpang
kamulyan dai merek-merek yang ada, karena untuk nama tidak prob
l~m asal tidak sejenis. Kalau kata "tidak sejenis" dimasukan
disini tertutup pintu semua betul-betul, ini substansi masalahnya yang kami rasakan dan kami masih merasa keberatan. Taks:i.ran kami adalah seperti itu, tidak administratif ini, ini mmngandung
substansi yang bagi kami sangat dalam. Oleh karena i tu kami setuj u kalau forum ini nanti diadakan
lobby karena ki ta perlu pendalaman bersama, apakah pmnafsiran FPDI yang salah, perlu diluruskan, atau memang seperti itu yang dikehendaki. Kalau seperti itu yang dikehendaki jelas-jmlas FPDI
pasti tetap akan menolak. Terima kasih Bapak Pimpinan.
KETUA RAPAT :
Terima kasih Saya lanjutkan kepada FPP
FPP (H. OESMAN SAHIDI, SH)
Terima kasih Bapak Pimpinan.
T adi .......... .
- 16 -
Tadi diterangkan oleh Pemerintah bahwa Pasal 6 ayat (1) itu
adalah merupakan perintah kepada Kantor Marek untuk menolak. Sekarang saya ingin membalikan kalimat ini sehingga berbunyi
demikian, misalkan saja; "Permintaan Pendaftaran Marek tidak di tolak oleh Kantor Marek apabila tidak mempunyai persamaan pada
pokoknya ada keseluruhannya dengan merek milik orang lain yang
sudah terdaftar terlebih dahulu untuk barang atau jasa yang
sejenis maupun tidak sejenis. Jadi disini bukanlagi larangan tetapi kebolehan dari UU
kepada Kantor Merek untuk mendaftarkan Marek itu, baik yang sejenis maupun tidak sejenis. Ini aneh, k.arena dimasukannya
bcirang atau jasa yang tidak sejenis, ini pertama. Disamping itu
alasan yang kami kemukakan tadi yaitu tidak mungkin lag:L mendaf
tarkan merek baru.· Kemudian bagaimana dengan Merek-merek yang sudah terdaftar
yang sama pada pokoknya tetapi terdaftar untuk jenis-jenis barang
yang berbeda. Ini juga ada akibatnya.
Sekian terima kasih.
KETUA RAPAT :
Terima kasih. Saya serahkan kembali kepada Pemerintah.
PEMERINTAH/DIRJEN HCPM
Terima kasih. Bapak Pimpinan, Sidang yang kami muliakan. Jadi kami perlu menambahkan, ini hanya bagaimana kii.ta meru-
mi.Jskan. Dalam pengalaman i tu orang Indonesia pada umumny;!l senang
meni ru luar negeri, i tu harus ki ta ingat) tetapi luar negeripun
pandai. Orang Indonesia dibiarkan dulu meniru itu, market sudah
terset up ba ru dikl im, menganggap dia merek terkenal. Ini yang
rugi Indonesia. Nanti kalau ki ta tidak bisa mengatasi memakai
perdagangan karena negara itu negara maju. Tetapi sebetulnya kita ingin memberikan warning di Indonesia
juga, memang kalau didiamkan pertama kali lancar sepert.i contoh
kasus Polo, Kalau kita melihat sebagai bangsa Indonesia meli~at disini kurang fair, Polo Indonesia maju dan sekarang mmrajalela
sekarang Amerika mengklaim itu merek terkenal. Kemudian Pemerin
tah menyatakan "kalau begitu tolong berilah lisensi", ini dalam
kenyataan. Amerika mau memberikan lisensi tetapi kepada perusa-
haan yang kecil supaya dia mempunyai bargenning. Ini juga merugikan pihak Indonesia nantinya, kalau sudah
meluas baru negara-negara maju mengklim, kalau tidak didiamkan
memang ....... .
- 17 -
memang. Suatu penetrasi market itu membutuhkan dana yang sangat
besar·. Oleh negara besar i tu didiamkan supaya maju dulu dan
setelah setup market dia klim. Ini yang positifnya.
Negatifnya itu juga ada orang yang mempunyai kurang baik atau
iri terhadap perusahaan yang besar i tu ingin menjatuhka1n, merek
i tu ki ta pakai tetapi ikhlas dan kuali tasnya dijelekkan. Jadi
itu dimata masyarakat luas tidak mengerti itu miliknya orang
lain, kelasnya yang lain.
Hal-hal semacam ini yang Pemerintah ingin lindungi, tetapi
bagaimana caranya, ~n~ memang ada dua. Sebab nanti kalau tidak
ini juga yang kami utarakan. Itu nanti kana pada merek terkenal,
siapa merek terkenal i tu, nanti juga akan suli t. Kalau merek
terkenal i tu terdaftar dibeberapa negara, misalnya Brunei yang
penduduknya kecil, Hongkong penduduknya kecil, Singapura pendu
dvknya kecil. Sedangkan Indonesia, Jakarta saja penduduknya
sudah lebih besar dari negara ini. Untuk mengcup market. sebesar
Jakarta saja investasinya lebih besar daripada yang ada di Bru
nei. Hongkong dan Singapura.
Tetapi kalau ini yang terjadi nanti orang luar negeri datang
ke Indonesia melihat-lihat dan marketnya sudah besar dia klaim,
dia menyamakan tetapi kelas yang lain dulu, penetrasi di kelas
yang lain. Ini sebetulnya bagaimana merumuskan suatu pencegahan
pencegahan yang semacam ini supaya ki ta tidak rugi, kare,na kalau
sudah market sudah terset.UP dan pasaran sudah banyak invenstasi
nya sudah cukup besar.
Kemudian •• ,, •
- 18 -
Kemudian kalau dipasanq seperti Pallo i tu disuruh Penerintah
kalau beqi tu memberi 1 isensi. dia tidak mau memberi liser1si pada
vaf:\q kuat itu. domestik yanq kuat. tetapi domestik yan~ lemah.
Sehinqqa domestik vanq lemah itu pada prinsipnya mbonceng sa.ia.
mau diberi lisens.i maka mau sa.ia. kalau vanq sudah kuat, maka
bar'qaininq-nva kuranq seimbanq ini. karena sava sudah mengeluar
kan duit banvak untuk men-set market di Indonesia.
Inilah sebetulnva ide dari Pemerintah. semacam ini itu
baqaim:::<na merumuskan di dalam suatu konteks perundang-undangan
vana enal< untuk rnelindunqi. ki ta tidak melihat hanya Indonesia
ini vanq curanq. malah luar negeri banvak vanq curang. Dengan
adanv:=t sis.tem pemasaran sepeti i tu ki ta serinq mbonceng luar
neqeri. tetapi akhi r·nva didiamkan dulu akhi rnva baru dipukul.
Ini sava kira tambahan pengertian dan kami mohon juga dari
seqi hukurnnv:=t.
DIRJEN KUMDANG : !<.alau tadi Saudara Dir.ien HCPM melihat dari sudut kepeD-
tinqan-kepentinqan ekonomis yang berada di bali k i tu. bar·angkali
kita yang denoan etikat baik tidak bermaksud meniru. tetapi kita
pakai saia untuk memanfaatkan itu. tetapi di pihak lain bisa juga
ter·ladi b:J.h~<-•3. e>ema.kaian itu denqan etikat tidak baik. Etikat
tidak baik tadi vanq oertama tadi dikatakan oleh Saudara Dirien
HCfJM untuk n!er1i3tuhk.,.,n oranq lain denqan ialan mernbuat kualitas
Ftik?t tidak baik vanq kedua adalah bisa juga teriadi
meret< ; t •• "'":'~:i'1'."!-3. ?.r t inva secar·a. ekonor!!is or·anq '/3.nq diboncenqi
'"'""'". vanq oerl•.J d:ioerhatikan, kepentinqan-
ke!::•t:>"l onn_.:.n ekU'10H•.~ ''?"' .. \ bisa nanti kita oada saat kita SUdah
~.r'"'- c:' ~,~ h"', • • ,_. ,. ="·'"J rnenqqunakan haknva untuk rnenqk l aim dan
l'.!')':' cp;~k '-'w~.1 3'i-:l. •J<isur-unsur etik.a. tic!ak baik van':) bisa ter·.)a-
t • ' R"'.•:12.im;3.na k.i ta. menqakomodasi kedua kepen-
denqan bai!<.,
tcr·in:· . ...J L·-··.:...-~' k ~ ,.. \ ·:J f-! ·_:.:t c: :J I I ,--.f '.:.t f'- -~ v. W- ,. I I-..:.)' . ·-' ·-- ' . ·-· ·--'- ___ , -· .. '- .-. - -- . ,_, .. -~ . __ , ~
KFTUA RAPAT
- 19 -
!<.fTUA P.APAT : Ki ta men'=li n i a!-<. F raksi yang lain. tadi ada sa tu hal yang
disarakan kan oleh FPP. bagaimana keselarasan RUU ini dengan
TRIPs menurut FPD ini bertentangan dengan TRIPs. Ini mohon penje
lasan dari Pemerintah. sehingga nanti bisa agak jernih.
QIRJEN HCPM : Sebetulnva kalau disesuaikan dengan KLIP itu sesuai dengan
artikel 16 avat (3) dari TRIPs itu ada disebutkan. terima kasih.
DIRJEM KUMDANG : Kalau sava bacakan bunvinva : Article 16. In the fi•Je con-
vention 1967 self about mutatis mutandis to good or selvish with
are not ~imillar qo to spect with trademark uses regester.
KETUA RAPAT : Terima lkasih ini ada tambahan dari Pak Rusdy. silak~n.
FKP (MOHAMMAD RUSDY THAHIR. S.H.) : Terima 1-<.asih Bapal<. Pimpinan. sebernva kalau ki ta membaca RUU
ini. inti •.1tama i tu ada disini. inti utama dari semua prinsip
vano ada oada mereka itu sebenarnva intinva ada di alam Pasal 6
ini l.=.h. Aoakah l<.i ta menerima yang se.ienis saja a tau yang tidak
se.teni s sa 1 a. i ni sebenarnva masalah keputusan pol i tik. Smva ki ra
ini v.=.nq oentina. sebab kalau kita baca seluruh rangkaian UU ini, 1,,
inti ookoknva iustru terdap~t di dalam Pasal 6 ini sebenarnva.
Tadi sava ld ra masalahnva apa ini berte,...tangan dengan TRIPs
a tau t idak. Boleh di katakan tidal<. bertentanqan denqan TRif:ls boleh
_iuoa ,::!ikatakan bahwa tidak bertentanqan denqan TRIPs. tet-gantung
ba·qaimana kita memberikan tafsir terhadap article 16 itu sebenar
nva. Set•3b ::-)rinsit:' di beberapa neqara. ini vanq menjadi per
soal~n. aoak3h van0 dilindunqi itu bahan vanq sejenis saja atau
bar ::-.n'.' V3.n(~~ t id3.k se ienis. Baqi beberapa ner.}ara hal-hal yanq
ser•e:'i ''" ror<::>ni--:<•3\ nersoalan Sebenarnva. Kalau kita lihat. di
d3.1 "!.'" r,:; 11. r '.' ,..,,,,_. l::r.!n"' v :::,_nq du l u k ita lama. mernbah3snva pada wak tu IJU
''" ,.,,_, ·,_,di c·~->~-=:oaL-?.n. a:::,akah kita rneanerima yanq se.ie-
, 1 ~·.:: ··'"'' ··~"·.~ ,_;,J,.t. "'"'ieni5. Sel<.ar:':l.n'-1 U~r1et.a.t< nada. perlindunqA.n
'"-"''~·'·"'·" -c; "·'··· ~,_,,.,._,.,_,, , . .,_, k.i 1 :-" ldk'.l!'a.r'. ::o.pal2.h per·li.ndunq2.n terha-
:~ t. J 1.: :. ~Ill • .J (If _.: -·I .J I l
~)<3'(.3. .. ' .•
- 20 -
Sava kira. memanq kita di sini harus hati-hati Pak Dirjen.
sebab kalau memanq prinsip-prinsip panqsa ki ta cender·ung untuk
meniru. itu ada benarnva. Tetapi kita juqa melihat ada juga yanag
dilakukan bukan karena kesenqajaan. banvak kasus-kasus merek yang
seoerti itu. iustru sama tadi Pak Dirjen menqatakan bahwa kadanq
kada.nq neoa ra ma i u membiarkan i tu sesud<>.h i tu baru di lakukan
klai.m
Ol eh sel:::>.=~b i tu. ~.ava ki ra apa vanq di kemukakan oleh FPP
maur.>un FPOI baqi FKP memanq ini perlu ki ta renun~Jkan, sebab di
sini 1ah mer·upakan ke0utusan-keputusan pol i tik ki ta, di sinilah
mer • 'C'"' 1<. "-.n 1-.er•u t us an banosa ki ta untuk mel i hat apakah ki ta meneri
m:=t. '·/::'In':' <Oe ier,i·:: -::? ia a tau vanq tidak se.ienis sa.ia. Sebab kalau
,___,nt•:t, L<; t_3 r .. enerirHanva bah~~a i tu vanq se.ienis dapat .iuqa diarti-
'·/?()[~ C'Qic.:n=·- ·.:.Jl--~~~L--:..Jh ~\:~_r~an':1 'tan(J tic~a~. ~.e~enis ~--::tja~ Ini sava
~--I I ·q~-·· \lr,-11· ~~' i-l~.lr·,,_,, '!'--- -~~' ~-)C)J 1. ti.k t.'--~~-(~!i t_l.'~_( __ Hl--.:,;~. !.~:·_it·:~. untuk rnenr:)a.rflt)i 1
t ''
'- ::;_-r • ..1 r•1~·r ·• . .J • ....:r;1
dar:i FABRI masih tetap menqusulkan lobi dari
FKP ku,:Ja demikian. Memanq sesuai denqan mekanisme sBtelah dua
putsran. narHun ada alternatif yanq inqin kami sampail<an apakah
lobi untuk pasal ini saia atau pasal-pasal yang perlu dilobikan
itu !<.ita tam0unq -::.e!<'.aliqus. seperti tadi kita sekaligus bisa
menvelesaikan 5 DIM.
Ini kmi tawarkan silakan dari FPDI.
FPQI (Y.B. WIYANJONO, S.H.)
Sa~dara Pim0inan. kalau ini gal. maka yanq lainnva itu
rnud:O'.h. Ini nanti l<".ai tannya denqan pasal-pasal berikutnva yanq
banvak QTM itu hanva itu sebetulnva. Kalau ini lobninva qol maka
·yan0 lain akan menqalir. ingat sava beqitu.
KETUA R.APAT :
Silakan FPP. FPP ...... .
21
FPP (H. OESMAN SAID!. S.H.)
Sava kira lebih baik satu dulu Pak.
~<'.ETIIA RAPAT :
Si 1 ?.kan FA8!U.
FABRI (NY. SUMARTINI. S.H.)
k'?''li 'H3'~"' '!?nq o-=d.inq baik, kalau satu dulu,karena ini nanti
3•.::L'\lah on• .. !n':Jkin memerlukan waktu lama, namun ada irnbasnva pada
DIM-n1M v?n~ lain. maka sava kira ini dulu sa.ia.
k.~='. Tl __ 1r; c•r;oc.T
c:i} _;,L :.._n 1='1<_0 1="~:0 -~?_ma. ·::ilakan Pemerintah.
~-= 1 -=t, I I demi~i?n dari Fraksi-fraksi,
bahwa untuk pasal ini kita
sebab itu, kita skors selama 15 menit.
sava
lobikan
(RAPAT DISEKORS)
dapat menqambil
sekarang. Oleh
Bap.ak Ibu sekalian, raoat kami buka kembali. Setelah kita
skors untuk waktu 1 .iam. oleh karena memang Pasal 6 ini satu
pasal vanq orinsio. yang inti yanq akan memoenqaruhi muatan RUU
. selan.i utnva. sehinqqa memanQ diperlukan energi lebih untuk mamba-
has Pasal 6 ini. Untuk kesimoulan atau hasil lobi dalam hal ini akan disam-
paikan kembali oleh Pemerintah. kami oersilakan.
DIRJEN I<.UMOANG Bapak dan Ibu sekalian. terima kasih atas kepercayaan yang
·diberikan keoada Pemerintah untuk menvampaikan hasil lobi menge
nai oer·ubahan Pasal 6 avat ( 1). Baik Pemerintah mauoun semua Fraksi menyadari batuk bahwa
·Pasal 6 itu meruoakan pasal yang sangat oenting dan yang akan
meru~,akan .•...
- 22 -
111e:•.Joakan suatu sumbe: dari hampi r seluruh aturan-aturan lain
rnen<Y::>na :i me rek. Ka rena dia memua t pri nsi p meneqnai baqaimana
perla.t..-'-'='" da0 perlindunqan suatu merek. Karena itu baik Pemerin
tah ma.•.J~)•_m sernua Fr·aksi sepakat untuk berhati-hati mendisl<.usikan
ori0si0-0•insio vanq terkandunq di dalam oasal ini denqan segala
!-<. i t .'::\ ber·usaha untuk menqakomodasi kepentingan-
kt=c.'entin'~!".r1 '':::tnq -=:.i f':!.tnva intet-ctasional. kepentinqan-kepentin!=_lan
k ese i rub21 nqannva
r·J':!.II•'.J'1 ~:ls!!likian sesuai denqan ~~r-in·::;i.p pembanqunan
·:.·~: '' --·: ·:~tur·':\r1·-:'"'t•_;r3.n ht1kurn kita,
:'\' ? •. 1 dal anr
to. i •
:':<.t.' •. !':'\1\ ,Junia, ataukah ldta rnasih ada batas-batas
te r ten L u 3. t.::~u sebal i k.nva ki ta rnenqambi 1 sepenuhnya yang disepa
ka t i se•.:::::n-3 in ter·nasional denqan sedi kit banvak mengur·angi berba
qai keoentinqan nasional kita.
Setel::d\ ber·musvawarah satu .iam, pada akhirnva sernua Fraksi
ber·sarna Per11erintah sepakat bahwa sertelah kita hitung dari berba-
qa i seq .i de fKJa har·apan nanti ki ta l ihat berbaqai kBpentingan
lain pad2. pasal-pasal yang lain, maka semua fraksi mHnyepakati
den<.JC:Ul b•.!l?.t bahwa dilihat dar·i kepentinqan-kepentingan yang ada
sek2r·'::<.nq r::!an tinqkat-tinqkat kepentinqan itu pada saat ini, maka
PerHer·inLc.h d2.n semuo Fr·aksi sepenuhnva sepakat agar untuk paling
t id:::-1-:. r.,::.vJa saa t i ni hal-hal yang menvanqkut penQertian-penqertian
bar'an,~t c.L'::<.•_! ia-=:.a vanq tidak sejenis menurut pendapat i tu pada
waktu ini bar·anqkali belum waktunva untuk kita cantumkan. Mudah
rnudahan oada waktu vanq akan datanq melihat perkembangarl itu akan
kita Linjau kembali sesuai denqan perkembanqan itu.
Tet'i!l!3 kas.ih. itu yang dapat kami sampaikan.
KETIJA RAPAT :
Bapak dan Ibu sekal ian, dar·i apa vanaq disarnpa:Lkan oleh
Peme r· in tah tadi dapat kami ambil kesimpulan bahwa Pemerintah
be rsc:.rna ...... .
- 23 -
ber-sama Fr-aksi-fraksi sependapat bahwa untuk kata-kata maupun
tidak seienis pada akhir kalimat Pasal 6 ayat (1) ini dihapus-
ka.n.
Silakan dari FKP.
FKP (TARUNA, S.H.) :
Sekedar bertanya saja Pak Ketua. dengan dicore.tnya atau
dihaouskannva frasa "mauoun tidak se.ienis" ini apakah berarti ini
-ki ta kemba l i keoada uu yanq lama vai tu Pasal 6 aya t ( 1) yang
~ama. Kalau demi kian bagaimana ini kedudukannya suatu UU yang
pada hakaekatnya tidak diubah. aoakah ini substansinya lalu
baqaimana. Ini hanva oertanyaan. kami seoendapat ju~1a diubah.
Tetapi baqaimana lalu kedudukan kalau suatu UU yang ~;embali ke
r·umusan vanq lama. katakanlah begi tu, statd&nya ini bagaimana,
aoakah ini ada perubahan UU apa tidak. terima kasih.
KETUA RAPAT :
Silakan kepada Pemerintah.
DIRJEN KUMDANG :
Sebetulnva kesemoatan oerubahan itu terbuka untuk ayat (1).
kar·ena ada usul dari FKP yang si fatnya redaksional yang sudah
kita seoakati untuk ke Timus yaitu ditambah kata "harus", kata
"balk", bar·ar·ti itu rnenqandung perubahan juga. terima kasih.
KETUA RAPAT :
Terim3 kasih. tadi usul FKP sudah diseu.iui oleh Rapat tetap.
ser.J::<"':Jka'l '/.?.n<.J ber·ubah adalah usulan dar·i FKP. Tadi ada dua
perubah2n Ladi. vana oertama. usulan FKP untuk mencantumkan kata
"h:::<. r •.r:::" . FA8f;.I i u<:~a rnenqusul kan rnenqenana i susunan aya t-·ava t i tu.
i-.e!'!Lu~ i ·"''' ,,~n'.l keL i'-12 vanq benJbah adalah kata-kata rnaupun vanq
li c-ia f.- ·:::e i en i-=" i t •..1 d i i1:=:ouskan. Sudah ba r·anq Len tu nant i pen.iel a-
\"" +
t r:: 1'-·
- 24·-
Oenqan demi kian rumusan Pasal 6 avat ( 1) yang nanti akan
di rumuskan lebih lan.iut dapt disetu.iui.
Bao.::tk-bapak dan Ibu sekalian. sekaranq sudah pukul 12.30
wakt• .. Hwa untuk istirahat. namunS-.belum istirahat ada J::>ell\gumuman
vanq oerlu disampaikan bahwa untuk kendaraan dinas besuk pagi
akan dls.iat:.*.an. Kernudian pakaian untuk besuk pagi adala"l PSL yang
wani ta menvesuaikan. ki ta akan melan.iutkan rapat ini pada pukul
'14.00.
(RAPAT OISEKORS)
Raoat Panitia Kerja sava nyatakan dibuka kembali.
Baiklah kita lan.iutkan. DIM nomor 12 sudah dapat ldta sele
~aikan. mudah-mudahan untuk DIM-DIM selan.iutnya ki ta dait>at melakY.
Jkan pembahasan denqan lebih lancar.
Untuk DIM nomor 17. membicarakan tentang usul FPDI tentang
penqhapusan avat (3). Sava persilakan kepada FPDI.
FPQI (Y.B. WIYANJONO. S.H.) :
!3aDak Ketua. kalau ki ta baca avat (3) dari pasal :! ni rnenye
butl-<'.an "Kantor· Mer·ek dapat pula menolak permintaan pmndaftaran
Merek vanq memounvai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya
denqan merek vanq sudah terkenal milik oranq lain untuk
dan a tau vanq se.ienis". kalau ini cum a se.ienis.
bar·ang
Tetapi
56 ayat per·bedaannva sekar·anq. kalau ki ta kai tkan denqan Pasall
(3"\ v~n'J ber·kaitan kalau itu diperqunakan oleh pihak lain dan
kemudian vanQ bersanqkutan komplain atau menqquqat. Di sana
cE -lela.skan kandunqannva bahwa mer·eka i tu bisa untuk menqquqat
kar·ena P2.s2.l 56 avaL (2) rnenqatakan bahwa kalau tidak ter·daftar
l i •..-:!:>.k. bi ·::::=. !l!B!VYJU'-J2. t, 1 tu penqert ian umumnva.
V-.e1;!u•::li21n 2Y=.L 93!nva baru menqatakan kalau rner·ek ter·kenal
it•.! ~yi·;;;:=. rnen•:1•.K1aL kc.lau sudah meminta pendaftaran. Ar·ti:nya bahwa
A r· L i rw ;::~ . .
- 25 -
Ar·ti•1v?. :-:>.'-.':.<, ;:.r t:·i_~1'/3. menunJt pernahaman FPOI. esensinya merek
terken~l iLu kalau belum terdaftar kita masih peduli. kecualika
lau mereka menqakui eksistensi negara kita maka mereka itu per
misi mendaft3r, memintakan pendaftaran atas mereknya. walaupun
belum dioroses. itu baru bisa.
Sekar·an9< !c.alau ki ta kai tkan di sini. bahwa walaupun dia
belum ter·da ftar, belum meminta pendaftaran i tu berarti kalau dari
kacamata Kantor Merek, ini merek ter·kenal tidak langsung saja
ditolak. Itu oerbedaannya. karena hal ini berbeda sekali dengan
aoa vanq di Pasal 56 ayat (3) nantinya. &(ami merasa ini per
l~asan. Perluasan ini menurut kami kurang begitu lega untuk
mener·ima beqi tu sa.ia sebelum tahu permasalan-permasalahan kan
dunqan vanq ada di dalam kepentingan atas penggunaan ketentuan
vanq baru diusulkan ini.
Di dalam Perdelasan hanya dikatakan bahwa Pemerint<:Lh melihat
orang vanq menqqunakan merek terkenal. mirip-mirip itu. artinya
bahwa dia itu pasti punva etikat tidak baik. seyogyanya hal itu
dis too.
Menteri
itu intirwa seperti itu.
¥.eha!-'. iman tempo hari
Sedangkan contoh sendi ri dari
tidak begi tu. ki ta p1mya nama
seoer·ti Itali misalnva Torino. dia memakai namanya senciri Tori
no. lain !-'.ali dia diquqat dari sana. sama-sama kita tida.k menger
ti, i tu contoh dari Pal-'. Menteri tempo hari. Tidak secara: sengaja.
artinva belum tentu seseorang yang menggunakan nama terkenal itu
psti :juqa sudah tahu adanva terkenal. belum Lentu.
Di sini, ldta pagi-paqi sudah stop. tidak bisa jalan itu
kalau sama. Ini mirip dengan apa yang kami sarankan tadi, tidak
se.ienis. Oleh kar·ena i tu mi rip-mi rip sepertL itt~, konse,kwensinya
kami usulkan ini dihapus.
Itu orientasi dari FPDI dan FPDI sangat ingin Fraksi-fraksi
vanq lain dan Pemerintah memberikan suatu paparan yan•;J mungkin
bisa men.iernihkan kalau FPDI terlalu jauh atau keliru di dalam
pemahamannva untuk ki ta sama-sama temukan yang paling baik dan
palinq benar·. Sekin Pirnpinan dan terima kasih.
KETUA RAPAT : Kami per·silakan kepada Pemerintah untuk rnemberikan jawaban.
DifUEN I<.Uf10ANG : Baik sava hanv3 membukanva sa_ja nanti selanjutnya oleh
Saudar·a Oi r· ien Ht:::PM. Ba r·angka 1 i .....
- 26 -
~~ ~ ..._: ·-· 1 ; ! : ' ~ ) ~....:! r ~ ·. ~ ,
da. di ·.::.i. ni harwa ber·bicar·a menqenai Kantor Merek dapat menolak
pennintaan pendaftaran kalau ada kaitannya dengan suatu rnerek
terkenal milik orang lain atau barang sejenis. I
Jadi ini meruoakan petun.iuk dari Kantor Merek bahwa dalam
keadaan seoerti ini anda boleh menolak. sedangkan Pasal 56 bicara
tentanq quqatan oembatalan merek. Pasal 56 ayat (3) itu bicara
tentano baqaiman,..seorang pemilik merek terkenal dapat menggugat
untuk membatalkan suatu merek yang sudah terdaftar. Jadi dua hal
vanq be d)eda .
Selan iutnva kilm~ ~)ersilakan Saudara Direktur HCPM kalau ada
·penielasan.
DI PJEN HC"Pi'1 :
Terima kasih Baoak Pimpinan. jadi ini saya kira ~en.ielasan
h3.!lt!:'i r· seruoa denqan yang tadi. Kalau ada merek yang sudah terke
nal di luar neQeri kemunqkinan akan masuk ke Indonesia untuk yang
seienis. nanti kalau sudah tertutup itu nanti dia mendaftar akan
menqquaat ~uaa. maka darioada yang dalam negeri tadi kita ijinkan
karena nanti diquqat itu nanti akan menjadi masalah. makanya dari
awal-awal !<".antor Merek itu sudah diberi wewenang untuk menolak.
M'enolaknva merek terkenal i tu apa. perlu ada daftar mer1~k terke
nal vanq diseoaf.".ati oleh beberapa neqara. Jadi tidak anal pera
saan si Kantor Merek bahwa ini terkenal. kita itu selalu membuat
d~ftar· untuk rner·ek-merek terkenal yang sudah ber-edar dan itu
benar·-benar pail ing terkenal. Karena definisi terkenal i tu sampai
sekaranq masih didefinisikan begitu. tetapi yang sampai saat ini
seoerti yano dipakai pegangan oleh MA pun itu adalah daftar buku
buku yanq sudab diedarkan tersebut.
Ini darioada kembali seperti yang uraian semula. nanti yang dalam
neqer·i itu mendafte.r· dan ini merek terkenal dia berlang!:;ung, ini
sudah oroduksi. market terset up merek terkenal. dia lewat Pasal
56 tadi daftar dulu rnenqgugat dia yang salah laqi. rugi lij!aktu.
Ini kita tid&.k asal membatalkan beqitu saja. tetapi diberikan
jalan untuk penqqantuan rnerek-merek itu.
Sava kira demikian, ini idenya saja mengapa pasal-pasal ini
dikelurkan, Lerima kasih.
KETUA RAPAT
- 27 -
Teri•n:-:> L-~,·...:ih f:.:.:-:>.<:>::<f< Pimoinan, FABRI dalam Dir1 nomor- 17 tidak
merKlUSU l ka.n rl'e'J<:Jena 1 subs tans i . hanva penqqabunqan aya t ( 3) i ni
den<~tan huruf f t.ermasuk oenolakan oleh Kantor Merek ter·hadap apa
sa.ia vanq ditolak oleh Kantor Merek.
Menaaaaoi usul dari FPDI. memanq kalau kita kaitkan dengan
Pasal 56 avat (3). Di sini kalau Pasal 56 ayat (3) kalau kita
melihat dulu-dulu diusulkan Pemerintah ini tidak termasuk yang
dir·ubah, ·iadi masih terrnasuk Pasal 56 avat (3) itu t~urnusannya
sama denaan Pasal 56 avat (3) UU vanq lama.
Ini k2.lau untuk avat (3) tambahan ini merupakan tambahan dari
vana dulunva tidak diatur. Jadi ini munqkin sudah dijelaskan baik
oleh B2.!:.'2.k Di r·ien Kumdanq maupun Bapak Di r.)en HCPM.> bahv-Ja dalam
praktek hal ini untuk memudahkan baqi Kantor Merek mana permin
taan merek vanq oatut ditolak dan mana vanq bisa diterima.
Kal au in i t i dak di a tur derni kian akan men.iadi hal yang perlu
dioertimbakan oleh Kantor t"lerek ini terhadap merek terkemal ini.
Jadi inioun kaitannva denqan adanva TRIPs sava kira dan juga
~ntuk kalau tadi bukan vanq terkenal sekaranq ini mere~ terkenal
ini juqa dalam ranqka melindun~1i pemeqanq Hak H3rek terkenal
te rseb•..1 t.
KETUA P.APAT :
Terima kasih. silakan dari FPP.
FPP ••••
- 28 -
FPP (H. OESHAN SAHIDI, SH) :
Assalamu"alaikum Warahmatullahi Wabarakhatuh. Memang sebetulnya menurut pendapat kami ada kaitannya antara
Pasal 6 ayat (Z,) ini dengan Pasal 56 ayat (3). Dirnana Pa!sal 56
ayat (3) itu Pernilik Mer-ek itu bisa. mengajul'<.an gugatan. tetapi
dengan syar·at setelah rnengaj ukan per·mi ntaan pendattaran rierek
kepada Kantor Merek. Ole::h kar·ena itu dalam hal ini kami u~,ulkan agar supaya
terhadap Pasal 6 ayat (3) itu ditarnbah frasa yang menyatakan
"apabi la pc·rni l i I-<: t"ier·ek ter-f~enal ter·~:,ebut telah rnengaj ukan
per-mi ntaarr pendaftar-an ~1erek kepada f(arrtor· t1er·ek''
:·:>ef<:. ian tf·~ r 1 rrr.·:t ka::,; i h.
~\la~'.~',a J ar-rrtJ., ,t l .:1 i l·',r.rrn V.lar .. akhrna. tullah ~\labara.ka.tuh ..
KETUA RAPAT
FKP (SOETRISNO, SH) l;•r irrr<J l·.r .i 'r ·.,ttufai .1 heLt...Ji1 ..
iadi d::tpi'\t rrH:r1cr· irrkt r urnu~·.an vanq ada pada rumu~;an RUI..J., narnun ~:.aya
k i r·a de nqi·t n rne narnp u nq pe ndapa t .... pe ndapa t dar· i r·e ka n F" r a ks i 1 a in
DIM khu:~;uo'3.nya rnenqenai masalah penqer·tuJ.n atau kriter·:ia Merek
terkenal ini perlu diberikan penjelasan yang lebih luas.
Dan dari penjelasan yang ada pada Pemerintah, FKP telah bisa
mengerti dan menerima mengenai maksud daripada Pasal tersebut.
T e r- i rna kas i h _
KETUA RAPAT :
Terima kasih. Ada lainnya untuk putaran berikut, pada FPDI untuk memberi-
kan tanggapan kernbali atas jawaban Pemerintah dan Fraksi-fraksi
lain.
FPDI (Y.B. WIYANJONO» SH) : Begini Pak. FPDI taham bahwa Pasal 56 itu mengatur gugatan,
kapan gugatan i tu di terima "kalau dia sudah mengaj ukan gugatan
Mere.k, arti nya bahwa "selarna merek terkenal i tu belum mengaj ukan
permintaan pendaftaran" itu kan berarti Kantor Pendaftaran Merek
itu menerirna suatu permintaan yang mirif-mirif dengan merek
terkenal", itu arti lainnya kan begitu. Nanti l<alau timbul
sengketa arti nya digugat ada persyaratan dari yang gugat. Se
karena ini kita rnengatakan bahwa kalau ada yang semacam itu
jangan didaftar lagi, ini artinya. 'Dan i tu secar-a j elas diangkat di dalam penj elasan dar:~ pada
RUU ini, yang intinya bahwa perlindungan yang kernarin dibt:lrikan
l<epada merek terkenal i tu j elas ,mereka bisa rnenggugat dengan cara
permintaan dahulu, kan begitu. I tu pe 1 uangnya, pel uang yang diberi kan ol eh Undang-undang
kemarin, itu sekarang kita perluas lagi bahwa daripada toh nanti
tirnubul ....... .
- 29 ~
timbul gugat- menggugat. apalagi yang digugatkan i tu yar~rg mirip plus Kani:or Pendaftaran Mer-ek sendiri, kan pada Pasal 56 l'<an gugatan pembatalan diajukan
Merek dan Kantor Merek melalui Pengadilan.
kalau kepada
miripmelihat Pemilik
Dar-i pada susah-susah begitu sekalian saja itu di.lindungi
sebelum dipakai tutup pintu. Ini substansinya kan di situ, artinya ini benar-benar diakui sebagai perluasan perlindungan Merek
terkenal. Ini substansi tidak, karena hal yang demikian mo·t:ivasinya
adalah perlindungan Merek terkenal dalam kontektual juga sekaligus tidak usah men~potkan kita sendir-i, mak~;1·dnya kantor- begitu.
Kalau ini diimbangkan antara kepentingan ini dengan kepentingan seluruh kaitannya dengan kepentingan umum, kok rasara~;;a nva rna~:; 1 h [,e r·a t kepe nt i nqa n umum nva.. it u r-asa·~- r-asa F'PD :r beq l L. u i t u ..
CJ'/i\ i<. I f'd c:~·.:•k i ;rn Saudar·a f<.ettra-
KETUA RAPAT : Ter·irn.\ f<:.a~:;ih ..
3a:7'n kcrnbalik.an l<epada Pe~mer·ini:ah lagi.
PEMERINTAH/DIRJEN KUMDANG rer·ima l,~a·~ih f'ai'~-
Tet lena~=-. dar·1 visl., dari pemahaman menqenai ~ierek ter·l<.enal.
f<.esepaf\ata.n mengenai apa sa)a yang akan dikualii'ikasikan merek terkena1, tet.api merel'< terkenal it:u sebagai suatu yang diakui ada. Jadi kami ingin ulangi terlepas dari belum d:icapainya
kesepakatan mengenai merek apa saja yang akan dikualifikasi s~bagai merek terkenal, tetapi kehadiran merek terkenal merupakan
bagian dari sistem yang diakui, itu yang pertama. Kedua ini kan kita bicara tentang hanya terhadap merek
terkenal. Kita ada orang mendaftarkan merek yang mempunyai persamaan seluruhnya atau pada pokoknya persamaan seluruhnya
dengan merek terkenal itu. Apaf<ah f<i ta memang rnasi h pantas untuk rnenerirna pendaftara.n
itu, sedangkan kita tahu bahwa merek itu merek terkenal milil< orang lain. Di sini saya kira tidak ada pertaruhan kepentingan
nasional apa··-apa. Cuma itu merek ted<enal rnilik orang lain. Dari segi apapun itu rnilik orang lain, meskipun belum terdaftar
di tempat kita, tetapi semua orang tahu bahwa milik itu milik orang lain. Pihak ada lebih baik atau semacam itu, ap.:tkah kita
masih ada kepantasan hukum, kepantasan apapun untuk masih mendaf
tarkan, sedang kita tahu itu punya orang lain. Ini mohon dipertimbangkan, terima kasih.
KETUA RAPAT Barangkali Pak dari FKP ingin menambahkan.
FKP (TARUNA, SH) -Jadi kami akan menyoroti dari segi yuridisnya saja .
. Undang·-undang __ .•. _ ......... .
- 30 -
Und;Jnq· undanq 1ni dir·ubah denqan dua ala:::,an" vaitu kita ingin menvesuai fc-lll I'''"' i.Jr1lldll vanq telah kita ~:;etujui bahhan sudah cltl'i:lt:itif• .. l~.l .;j;•[J(jdl\ llndanq LJndanq va·itu Tf~Ir:·~~ dan ~.::esepatan
lainnva __ Y a r 1 q 1~ ( ·. ,:Jt 1 O:t f,~ ;:1 r c' n ,•1 n i 1 a 1 k e p r- a 1<:: t i ~,,;a n ..
f<.alau tidak salah untuf\ ayat (:~) ini mernanq sesuai dengan TRIPs dan kita tahu apa-apa yang sudah diatur di dalam ratifikasi apalagi itu sudah menjadi Undang-undang kita. Ini akan berakibat kalau dan itu sudah berlaku sebagai hukum, seandainya ini tidak dihapus, ini justru ada dualisme di dalam pengaturan, sehingga k~mi mohonkan perhatian jangan supaya tidak terjadi dualisme di dalam hal ini di satu pihak kita tidak mengatur itu, di lain pihak kita mengaturnya.
Bahkan kami melihat bahwa ayat (3) ini secara yuridis sangat lemah, karena kata "dapat pula" ini. Dapat pula ini apakah imperatif apa. Jadi kami sama sekali tidak keberatan untuk ayat (3) ini kalau dengan kata lain ini tetap. Dengan alasan itu kalau toh perlu ada tambahan yaitu kita ingin memberikan penjela-san mengenai merek terkenal itu, kalau kita mampu. T.etap i sean-dainya ini juga tidak ada batasannya ini sulit.
Jadi kalau kita memaksakan sesuatu ketetapkan, suatu persetuj~an yang di TRIPs, lalu kita langgar ini, kita juga harus pikirpikir dahulu. Kecuali perubahan itu berdasar nilai kepraktisan, 1n1 masih bisa kita pikirkan secara bagaimana baiknyc::, tetapi kalau i ni sudah suatu ketentuan ya ki ta harus hati -hc:iti untuk
tidak melaksanakan ketetapan itu. Sekian Pak, terima kasih.
KETUA RAPAT : Terima kasih. Dari FPP.
FPP (H. OESMAN SAHIDI, SH) : Saudara Pimpinan. Oalam hal ini Saya ingin mengajukan perbedaan antara penger
t,ian "permintaan pendaftara1;1 merek" dengan pengertian "p,!:merimaan permintaan pendaftaran merek". Kedua istilah ini kita lihat ada di halaman 12. Sekarang apabi la ki ta kai tkan dengan Pasal 56
ayat (3), di sini baru disebutkan setelah mengajukan permintaan pendaftaran merek. Jadi 1 n1 bel urn di terima, baru m•!~ngaj ukan saja. Diantara mengajukan permintaan, jadi permintaan pendaftaran merek dengan penerimaan itu ada jangka waktunya. Di dalam jangka waktu itu, apabila ada orang lain yang mendaftarkan semacam diuraikan di ayat (3) Pasal 6 ini bisa ditolak oleh Kantor
Merek. Jadi ada tenggang waktu antara permintaan pendaftaran merek
dengan penerimaan pendaftaran merek. Dan apabila di dalam jangka waktu tenggang i tu ada permi ntaan orang lain tentang hal i tu, m'aka Kantor merek bisa menolak.
Oh~h •.•••••.
- 31 -
Uleh l\iH'E'na itu tadi sava usulkan apakah .lebih bail< apab:ila kepada Pasal 6 ayat (3) ini kita tambhkan frasa di belakang itu yang bun,/inv;:t kir·a--ldr·a : "setelah pemilil< me1-ek ter-l<.enal ter-sebut menqaj ul<:.<:ur per·rn i ntaan pendaftaran mE:H·ek kepada kantor merek" ..
~3 c- i I\ i .'t r 1 • 1· c 1 · t 11 1;:1 I\ ;:1 :: ·• i h ..
KETUA RAPAT : ~:>elarr1utnva F~'l[-!Rl ..
FABRI (Ny. SUMARTINI 0, SH) : T e r i rna h. a~.,; t h t3apa k Pi rnp ina n _
Dalam prJtar-an l<:.cdua ini FABRl tetap l<:.epada pendapat yan<;:J per-tarna, bah~Ara unt.uk av-.:J.t: (z,) ini bag:i. FAHRl bisa rnenve-~tu·)ui tetap dicantumkan di dalam RUU ini, karena apalagi i.ni kita mendasarkan kepada bahwa Undang-undang ini diubah ini ada dasarnya dan menyesuaikan. Dan kalau ini dipandang bahwa tidak merugikan bagi kepentingan nasional, kami kira untuk kita pertimbangkan untuk dimasukan di dalam perubahan RUU ini.
Terima kasih.
KETUA RAPAT : Terima kasih. Bagaimana ini sudah dua putaran, tetapi masih ada perbedaan
yang belum dapat dipertemukan. Saya usulkan untuk lobby kembali. Dari Pemerintah silakan barangkal~
PEHERINTAH/DIRJEN KUHDANG : Kami mohon maaf tadi usul FPP pada putaran pertama disampai-
kan tadi kami lupa untuk menanggapi putaran kedua. Kalau frasa i tu di tambahkan tidak j ustru kekhasan hukumnya, karena dia tidak minta, coba kalau dia •udah mengajukanpermintaan pendaftaran m~salah hukumnya tidak ada, berarti ada dua pemohon pendaftaran tinggal memi l i h salah satu. Itu kan tinggal mel ihat si.:lpa yang paling memenuhi syarat kan begitu. Justru ini sifat kha~nya itu karena di 1 i hat tidak mengaj ukan permi ntaan pendaftaran. Say a kira f rasa i tu menj adi kurang berarti di 1 i hat dari seHi mekanismenya,karena apa karena kalau memang ada lebih dari 2, 3, 4, 5 t~ntu saja salah satu atau salah satu diantaranya itu ak~n dito-
lak oleh Kantor Merek. Terima
kasih. Terima kasih.
KETUA RAPAT · Silakan.
FPDI (V.B. WIVANJONO, SH) : Tidak, i ni kal i tidak berarti mi nta putaran berubah. Cuma
kami mohon saja betul-betul di dalam lobby nanti. Beril<an kami sesuatu, sehingga yang akan kami terima itu menjadi mantap begi-
tulah. I ni ••..•..••••
- 32 -
Ini saja kalau kami lantas menjadi mantap, selesai.
Begini permasalahannya, Undang-undang Merek pertama atau penanganan mer-ek i tu dibandi ngl<an dengan arti nya yang lain i tu
Hak Cipta. ini kan yang paling mahal, yang paling awal bagi ki·ta.
Pengalaman pertama kita tidak karu-karuan, karena kita memakai
dasar deklaratif siapa pakai duluan, lantas 92 disadari bahwa ini memang kacau ka lau begi tu. Di rubah menj adi konsti tuti f arti nya lewat permintaan, lewat lembaga pengumuman, lewat seperti itu.
Ini khasnya Undang-undang yang dahulu dengan 92. Yang kita
sekar-ang ini f<alau tanpa permintaan pendaftaran hakekatnya kan
kita dahulunya ada mer-ek terkenal, tanpa meminta ya biar saja.
Itu kan kemudian l<:.ita mengakui itu sudah dipakai lebih dahulu
oleh or·anq lain .. Kita kembali ke deklaratif, konsekwensi kita memakai konsti
t:uti t kan i t:11 rnasuk kepada pr-oses yang sudah diarnanatkan oleh
Unda nq· und.:t. nq ya nq se karang k ita mau r·ubah i tu. I ni yang esen~
,,;ial ',Janq r)er-tarna., )/ang karni m•::>mer·lukan penjelas<:ln dahultJ. f<.alau
1~.it..1 1<-eJn~.i:;J,···II f\(;pacJi:t f<.ow:;titut:.it tida.k kembali l<epada dek1arat::if mest1 r1va !,,1n tc•t;q:.· ''''"per ti ':/anq disar·nh.a.n oleh rel<an F'PP v.Jal;:~upun
tolr l<.i~mudi.111 t:l.<Ji'lr~ rn<:•nrpunyai nuan:::;a bobot:,, kar-ena t.oh apa qunarv;~a
lc-_:lr1 heqi tu. ·~;.t,Jdnr·n f<etua. ..
1. ; l i ·1 t , 1 : . , I II fc.cdru.1., ~:;ehetultY':/a di dalarn penvanturrrnn J.ntpun
f-'•~111<'1- i r1t .d1 n~or l h .:Ul.lf\ 1 aqrL :c::.aya kat.al<an aqak raqu, kalau tida.k i';,J.(Jl' r:'t'lliCI i i1i.li1 1.:\ll.:'j:l_/ll·J :SdJ.::l tidah. ~-,,:;pert l i=''."'.f\ ln.r·una k."J.tak.a.n
t,'J,:-fl_ ~~•.'lirC'r 1nLalr i.1•:Jak. perlu men·]a.t:a.kan ''dapat", Dapa. ·:: i t:.1 1 han
b i :::.a d i. L:1 !<5,'\fld l·;.::u! l) i '''''~ t ida k dapa t. Kalau itu rnemang ketentuan yang pasti, pasti diganti harus.
tetapi kan tidak, tidak ke sana lar·inya, karena kalau ha.nJs itu
kemudian lho ini kita berarti meninggalkan konstitutif lagi.
Kita kembali ke deklaratif kan begitu. Oleh karena itu permasalahan ini sebetulnya yang harus kita
jawab, atau kalau kita merumuskan kita berani mempertanggungjawabkan dar·i kaidah-·kaidah i tu tadi. Itu yang kami mohon nanti teman-teman Fraksi lain maupun Bapak-bapak dari eksekutif kiranya
bisa mengisi rumusan kami di dalam permasalahan menjelaskan duduk
permasalahannya manakala hal itu dilontarkan kepada diri kami.
Sekian, terima kasih.
KETUA RAPAT :
Terima kasih. Kalau demikian kita lobby 15 menit.
Setuj u ?
(RAPAT: SETUJU)
Rapat saya scors dahulu 15 menit.
(RAPAT: DISCORS 14.40- 15.10 WIB.)
KETUA RAPAT : Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian.
Rapat saya buka kembali.
Dari
- 33 -
D.'lr- 1 p<:' rKin l a rna n da 1 arn 1 obby yang bar- u sa i a d i adal<.an tad i.
rupanya mnsih ada beberapa hal yang perlu mendapatkan pendalaman
lebih lanjut., r-enunqan lebih dalam. Oleh 1\ar-.::-•nn i tu untuk DIM nornor 17 dan 18, jadi ~sekaligus
tad1 t:el::<h dibaha~' IJII"i nornor- 17 dan H3. Dari }()bby rnenqatakan
bahl•\1.'-\ llll O]t'-'11 k.IIE'rl;:{ pCI'}U penda],c:unan., J"{C'I"('rliirlCF:\tl vanq
tent-:~r1q, dllr:.rilf-..;:1,, 11nt·uk pembahasan DII'i nornur· J'/ dan J.U ini
tan,l(Juhkan d;oul ·:ii~~.et-rJ)tri untuk mernbahas DTM ber·i kr.rtrrva.
[)lf"1 t~h)£n()f~ ~Z.l., Eq:Jr:lkah d«:J.f.>i:lt di~~E'!tUj Ui ..
(RAPAT: SETUJU)
Terima kasih. Kita lanjutkan kemudian ke DIM Nomor 22. Di sini Dim Nomor 22 belakangan ya.
lebih di .u
Selanjutnya DIM Nomor 33 membicarakan usul dari FPDI tentang "Hak Priori tas" dan dari FPP tentang Pasal 13 ayat (3) supaya
juga dirubah. Saya persilakan dari FPP.
Oh belum ada ya, FPDI barangkali Pak. Dari FPP ini Pasal 33 Pak. oh tambahan.
juga supaya dirubah. Kemudian dari FPDI saja dahulu.
FPDI (Y.B. WIYANJONO, SH) :
Saudara Ketua.
Tentang Pasal 33
Apa yang disampaikan FPDI itu mengait kepada Pasal 13 lama~ yaitu "permintaan dengan menggunakan "Hak Prioritas".
Di si ni disebutkan bahwa di ayat (1) kalau memint:a dengan "Hak Priori tas" i tu waj ib di lengkapi pula dengan bukti tentang "penerimaan permintaan pendaftaran yang pertama kalidi negara di luar Indonesia itu". Lantas "Kantor Merek meminta agar bukti Hak P~ioritas sebagaimana ayat (1) diterjemahkan dalam bahas11 Indonesia wajar". Yang ketiga ini yang menjadi problem "dalam hal k~tentuan dimaksud ayat (1) dan ayat (2) tidak dipenuhi dalam waktu paling lama 3 bulan setelah berakhirnya hak mHngaj ukan permintaan pendaftaran merek dengan menggunakan Hak Priori tas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 permintaan pendaftaran merek dengan menggunakan hak prioritas tersebut dianggap ditarik kembali", artinya kalau kita sekarang mau, pemahamannya be~tini Pak. S.ebetul nya perbedaan permi ntaan dengan hak priori tas dan tidak i tu kan terletak per hi tungan pada tanggal penerimaan, menurut
pemahaman kami demikian. Jadi kalau dia dalam waktu 3 bulan setelah bukti itu diminta
tidak bisa. Itu berarti Hak Prioritas dia itu hilang, dianggap ditarik, artinya kosong itu tidak apa-apa HCPM putih. Siapa yang masuk itu berarti kemudian mendahuluan kan begitu. USlJlan FPDI sebetulnya untuk mengamankan tanggal hak prioritas itu, maka kalau lampau tidak bisa memenuhi 3 bulan i tu tidak otomatis di tari k, berarti hak priori tas tidak digunakan, maka prosedur biasa. Jadi tanggal ketil<a memasukan tidak mati. Dihi tung dengan orang dia berhadapan dengan peminta lain yang masuk, berarti dia tidak dikalahkan. Kalau ditarik kemudian dia mem-
proses ••.•••
- 34 -
proses ban1 dengan permi ntaan biasa tidak memakai priori tas dengan or~ang yang kemudian karena ini ditarik masuk d.:;hulu kan
kalah. FPDI ingin apakah tidak dimungkinkan kita itu agak longgor
hak prioritas mereka gagal membuktikan karena sesuatu hal karena sesuatu sebab lantas dia mau merubah menjadi permintaan biasa tidak memakai prioritas berarti tanggal masuknya tempo hari itu tetap dihidupkan, kan begitu.
Dalam hal ini kalau itu dituruti terus terang saja Bapak Ibu sekalian, itu akan menguntungkan para konsultan.
Di sini kalau permintaan FPOI dituruti, kalau tidak dituruti kan hi 1 ang i ni, i tu sudah gagal lah mereka melaksanakan tugas. karena sudah mati dianggap ditarik, berbeda dengan apa yang tadi kita bicarakan di sana tadi, sangat berbeda.
Sekian terima kasih.
KETUA RAPAT : Terima kasih dari FPP kami persilakan.
FPP (H. OESMAN SAHIOI, SH) : Mengenai usul baru ini Pak, berkenaan dengan Pasal 13 yang
tidal<. ditarik ini. FPP mengusulkan terhadap Pasal 13 ayat (3) yai t:u bukan pennini:aa.n pendaftaran merek dengan memper~gunakan hak pr~ior~itasnya yang dianggap ditarik kembali, rnelainkan hal< prioritasnya itulah yang dianggap ditarik.
I ni kasi han yang sudah rnendaftar deng.::: .. n biaya rnahal dan
:::;ebaga i. nva ..
T c r~ i m a k as i h .
KETUA RAPAT : l\alau cJ,~rnikian !,:ar-ena ini w:·:ul bar·u ... iadi nanti dibicar-akan
belal\anqarl_ rE:r irna ~.,:t:.ill .. l<.en;tJdtan k.epada per·:::.ila.l\an kepada Perner·intah
unt.ul·: mcnd:ot'r i 1-..111 ;,Jv.J,tbo"lll dt:a::•; u~::;ul dar·1 FPDl ..
PEMERINTAH/DIRJEN HCPM : t·1ohon rnaat Pak, ini yang dibahas DIM nornor 33 ini k.an F'asal
12. Jadi kalau tacJi usul--usul itu di Pasal 13 kami agak l.;ur~ang
rnenangkap itu Pak.
KETUA RAPAT Jadi yang usul disangka Pasal 13 dari FPP tadi, karena itu
kesepakatan kita atau hal-hal yang baru yang di luar yang diusul
kan oleh Pemerintah dibahas belakangan.
PEMERINTAH/DIRJEN KUMOANG : Yang dari FPDI menurut pengamatan kami mempersoalkan Pasal
13-nya. Jadi kami agak kurang menangkap.
KETUA RAPAT Kernudian.
PEMERINTAH ••••••
PEMERINTAH/DIRJEN KUMDANG : f<aJ--c•na ini menvanqkut: tentanq hak prior~ita~;, kami rrH"1ngaitkan
dengan Pasal 13. Kemudian sekarang belakangan. Ter·ima kasih. bt:~laf\anqan sekalian denqan usul oar-i FPP.
karena juga menyangkut Pasal 13.
f<al:·lu hc:,qittl F>a:::;al l?···n·va tei~ap beqitu Paf\.
KETUA RAPAT : Ha~_ld i tll;:t n<:l F F'U! .
FPDI (Y.B. WIYANJONO, SH) r '.:~c:.<:l i 1 .:' t ,c·· t.<:IP.
KETUA RAPAT : Oh Pasal 12 tetap_ Pasal 12 DIM Nomor 33 diserahkan kepada Timus.
(RAPAT: SETUJU)
Sudah i ni. Jadi rumusan tetap i ni.
penulisan angka. Selanjutnya DIM Nomor 64.
Usulan dari FKP dan FPP tentang
DIM Nomor 64 yang di Panjakan membicarakan usul FPDI tentang penambahan but i r 8 a baru. I ni juga karena baru sekal Ls.n dibelang. FPP tentang hak agar Pasal 36 ayat (3) juga dirubah. Ini juga baru ya dari FPP, kita bahas belakangan.
Selanjutnya DIM Nomor 92 membicarakan usul FPDI tengang penghapusan kalimat "maupun tidak sejenis".
Karena Pak ~Hyanjono ya yang mengusul sedang ada telepon kita tunda sejenak.
(RAPAT: DISCORS PUKUL 15.20- 15.25 WIB.)
Rapat saya buka kembal i. Ki ta memasuki DIM Nomor 92, i ni usLJl dari FPDI tentang penghapusan kal imat "maupun tidak n;ejenis" Saya persilakan ini memang ada kaitannya dengan tadi, a1:au kenform dengan tadi atau ada hal-hal yang khusus.
Saya persilakan dari FPDI.
FPDI •••••••
FPQI fY.B. WIYANJONO. S.H.)
!<.etua Pasal 72 ini kami anqqap erat kaitannya dengan
tidak seienis dan i ni tidak
umum sekal i i ni. Yang tadi
Pas~! 6 tadi karena menqait denqan
ada c-erllb-?ta<:;an ma"::'a!ah popular. iadi
k.ei t-3 i 5 t i ra.ha t sebentar untuk
c-oouler. Jadi ini
sarna-sarna k ita 1-enunqkan
tidak meyanqkut kaitan
1 n 1 urnum seka l i .
kens. i 5 ten at au konko r·dan denqan Pasa 1 6
"' !. " t i d a k s e i en i s n y a dihapus saia. Sekian,
~- p r· L --' ·- ; :"
' ! ~- ' "_) L. r' of-) 111 ~' -.J } ~. J f e : -1 ; ' : "'( ·-'. r ; L_: ~ ·-- ,-1 l J'.> l . ...;.).11\.·-' ·;:,;_'-/.?, ~--
~ ~ 't r~.t-it)r~ .J{t .'\(_)~ ,,~·, .. .,_~,~,-1-·r·,pr 'J~i __ ,_;~-~-~r'J!-}\/'..~
• • ' _,' ·.c e -,en:>. ': . t_ e La r~' i
nva sal!13 .. 5ebab or·an<:J vanq rnereknva dipakai oleh siapapun boleh
menqq•..Jqa t. Jadi sebetulnva seienis atau tidak sejenis itu hanya mene-
kannva saia. tidak ada perbedaan dengan yang lama-lama. Lagi-lagi
kami tekankan bahwa ini sebagai pemilik merek dia diberi hak
urituk menqquqat keoada siapapun yanq rnenqqunakan mereknya.
Apakah dia nanti akan menanq atau kalah di penqadilan itu urusan
Baoak-baoak di Penqadilan. Tetapi kita memberikan hak anda boleh-
menaqu-::Ja t.
!<.ETUA PAPAT
Te r ir11a k3."::' i h. da ri FPP mengenai usul dari FPDI.
FPP (OESMAN SAID!. S.H.)
saud2''3 !<'.etua. ke<.lau memang i tu yang dimaksdukan Per~erintah.
ap3.kah tidak baik aoabila frasa "untuk barang dan atau :iasa yang
se_ienis ::.>.ta•.! tidak 5eienis" dihapuskan. terima kasih.
KETUA RAI)AT . . . .
- ?·7 -
FA8P! (NY. SUMARTINI. S.H.) :
FABRI pada DIM nomor 92 tidak menqajukan usul perubahan.
namun demikian kalau tadi mendenqar keterangan dari Pemerintah~
l<.alau memanq vanq dimaksud i tu seperti apa yang di.ielaslkan oleh
Pemerintah. sebaiknya supaya tidak rancu dibuanQ saja kata
"sefenis.atau tidak se.ienis". kalau memang tidak ada maksudnya.
Tetapi kal au ada maksud yang lain mohon ki ranya ada pen.ielasan
terlebih dahulu.
KETUA RAPAT
Dari FKP.
FKP (DRS. SABAR KEOMBINO) :
Untuk istilah ini sebenarnya kami minta penjelasan dari
Pe,meri ntah. aoakah ada merek untuk baranq a tau jasa yang tidak
seienis itu. Jadi dicantumkannya frasa ini tentunya ada maksud-
nva. ada atau tidak.
Jadi penqqunaan merek untuk baranQ atau jasa yarg tidak
sejeni s. contohnya baqaimana. Kalau sudah di beri kan con1~oh ki ta
akan tahu e>.pakah perlu atau tidak dicantumkannya.
I<'.ETUA RAPAT :
Pak Rusdy mau menambahkan. silakan.
FKP (MOHAMMAD RUSOY THAHIR. S.H.) :
Ter-ima ksih Baoal<'. Pimoinan. menambah apa yang dikumukakan
FKP. sebenarnva Pasal 72 ini adalah suatu prinsip dasar·, suatu
perinsio umum bahwa seseoranQ yanQ dilanqqar haknya berhak mela-
l<.ukan quqatan. saya kira di situ inti permasalahannya. Kalau
denqan demikian. maka berarti bahwa quqatan yang dilakukan bisa
sa.ia baik terhadap baranq atau .iasa yang se.ienis maupun yang
tidak sejenis. Karena prinsip dasarnya bahwa yang ingin dilakukari
seseoranq apabila orang melanggar hak yang dimilikinya maka
tentunya ..•.•.
- 38 -
tentunva or-anq lain. maka berhak untuk melakukan gugatan itu.
Untuk menqhindari kerancuan antara kata "se.ienis" d<m "tdak
se.ienis", kami mencoba inQin melakukan perumusan baru dengan
menemoatkan kata-kata "baranq atau .iasa" itu di depan, sehingga
akan berbunvi sebaqai berikut. "Pemilik merek terdaftar dapat
menqaiukan quqatan terhadap oranq atau badan hukum van9 secara
tanoa hak menqqunakan merek untuk baranq atau jasa yang mempunyai
persamaan oada pokoknva atau keseluruhannva denqan mereknya".
Sehi n<:Jqa S3.mD2, i di sana antara sejenis dan tidak sej1:mis i tu
tidak dicantumkan. karena memanq bahwa seseoranq vanag dilang9ar
haknva itu bisa sa~a melakukan quqatan.
Sava kira dentikian sekedar tambahan. terima kasih.
K.ETIIA PA0<4T
Untu~ outaran berikut kami serahkan kembali FPOI.
FOG! fY.B. WIYANJONO, S.H.)
Kami le•ima. sava dukunq rumusan dari Pa~ Rusdv. karena bagi
karni t:"•er.,:~han!:':ln adalah kalau ini rumusannva berarti kembal i kepada
oa-:: 31 ··/ '", .. ,_,"" ~~ i der:-•2n Pa-::a 1 di deoan :i tu t e r·-::.i rat bahwa yanq
'13.""''·' ,;,-~,,, ·-'-'''--''" tid3l< ~v-,leh itoo '!lPf!l.3fV~.l utl)fll.-3t.ic. di sinipun
':1•_~,,-;;t ~r-, ;~1 fVi'-~f,,_.Jflrl ·..:·:;_'/::1 t)j_~J3. !fiPn,··-~erti. .::t.r,)a. '-/a.!l(J rji_utarakan Oleh
c ,,,;~"" i t•.1 ter .. ser -",h c•eno,?.di L'\n Misalnya saya
~ ! ! :"....: t \ ! I ; 1 1 • I 1 ;.1 I : (\j-\ '"; ·; 1_ k Su!. t,.~:in ·::: -_{'/3 .. ::tl.c_, __ ri rn i ·1_ i ~-<'. ::-: •. ::tv~{, i. tu tE~r·se-
:- .J } ' ·- _j ' '
-.(""'I' '! ' ;_.
<:J::-~t•?' '''""'"'-"j "l'c,.n f"3.t.,·,::,udnva baqs.imana, karena !':3.1au :itu diiawab
bahw=. ad:.;., mer-e~ un tuk bar-anq se ieni s te r· ten tu vanq kemudi an
diqunakan vanq lain yang mirip-mirip boleh. kalau kenyataan
seperti itu, kemudian kita rumuskan itu boleh mengqugat itu tidak
pas, maka kuncinva adalah pertanyaan dari Pak Sabar tadi.
Solusinva adalah rurnusan pada Pak Rusdv. i tu untuk kami bisa
menerirna kalau rumusan seperti punva Pak Rusdy rumusan sebelum
pertanvaan Pak Sabar di.iawab. Karena sava tahu pertanyaan Pak
Saba r .....
- 39 -
Sabar Koembi no akan di_iawab sampai sekaranq di Indone~:;ia yang
semacam itu ada dan banvak. terima kasih.
KETUA RAPAT :
Terima Kasih. sava persilakan Pemerintah.
Sila~an Pak Dirien HCPM.
Ter_i_"'"' ~<:?-=:)h o1_n·~::-:~nan, menqenai baranq vanq tidak sejenis
d.3l3.P• -:=: .. ?.!_ 1_! ~-ner~e~ itu. 3.d3. rnisalkan Cenol itu untuk bara.nq-barng
t::er-te')t•• tc>t:>c•i '·"'t-'.'" r''-'mah makan, itu bisa. Tetapi iuga ada hal
t..'d3• .. • tida.k. keliru, itu ada lU<:Ja. Inilah contoh-
contr'h ':'."'"'' "" 1 '"" h'"''''i-",k dilakukan rada s,aa.t ini.
tidak keberatan terhadap usul vanq
diber-ikan P3k Rusd'! at:au kita cukup denqan memotonq ini saja oleh
sebab itu andaikata ini bisa disetujui kita Timuskan.
KETUA RAPAT
F!<.P silakan.
FKP (NY. FARIDA SYAMSI CHADARIA, S.H.)
kasih. ini mohon klari fikasi dari Pemerint.:1h saja,
dua Baoak Dirien 1n1 pada prinsipnya sama-sama menyatakan bahwa
sebena r·nv.::r. rue r-ei<. i tu diakui dan ada yang t:i dak sejenis.. Dengan
demi ki an as.sums i ki ta bahwa frasa "se.ienis maupun tidak :sejenis"
ini han.Jsnva tetap. Karena memang diakui a tau tidak diakui i. tu
ada dan Di rien Kumdanq menqatakan yang pertama bahwa int adalah
hanya mevanqkut penqaj uan guqatan. di mana tidak perlu disebut
maupun tidak disebut itu tidak ada perbedaan. Namun alangkah
baiknya ....••
- 40 -
bail<'.nva kalau memano i tu disebut. i tu kalau sava tidak salah
tanqkap beaitu.
Jadi kembali laqi denqan demikian. kalau kata "sejemis" ini
ada di sini. ini iuqa tidak merupakan suatu hal yang menSJganggu.
Denqan demikian kata-kata sejenis maupun tidak sejenis" ini
masih tetap daoat dicantumkan di sini.
Demikian pendaoat kami.
FKP (MOHAMMAD RUSDY THAHIR. S.H.)
Sebenarnva ini orinsip, ini kwa yuridis tanpa pasal ini
s~benarnva ialan. karena pada prinsipnya bahwa setiap orang yang
dilanqqar· hakrwa bisa menqquqat. itu sebenarnva dasarny;::l. Namun
karena di sini kewenanqan itu ada diberikan kepada pemegamg merek
itu aoabila dia sudah terdaftar mereknya.
Jadi mernanq tidak oerlu ki ta persoalkan yang sejenis maupun
yanqa tidak se.ienis. karena setiap.OI"~O<:f yang dilangga1•· haknya
ber-hak rnenqquqat. i tu sebenarnya pemahamannya. Jadi m<:tlah kwa
vuridis tan~a pase>.l inioun oasti i tu bisa ber.ialan. bah1~a kalau
s:::r.ya c'er"eqanq me r·ek say a di lanqqar hak say a. maka s.:l1Y abisa
menqquqat. aoakah itu sejenis atau tidak sejenis .
.:ra.c!i Dr-insip dasarnya sebenarnva secara yuridis me:mberikan
suatu ketentuan apabi la ada seseoranq melanqqar hak seseorang.
maka oranq yanq dilannqar haknya itu tentunya berhak untuk melak
ukan (HJ•Ja t :::r.n. Sava k i r·a Pemeri ntah tadi telah setuj u untuk di ru
m~skan lebih laniut dalam Timus.
Kf=:fi_IA PAOAT ~
~<en•l::x~1_ :i C'3.r.'~?. I="C•t:>T. iadi Pemerintah sudah memberikan jawaban
b?.f-l<.!:! c'"'"'"-'';,.,t::3h d?c,?t rnener·ima kata "tidak seienis itu dapat
dil>?.'" .. "~ tot~"' ;,,,:~:" ,L,~,at rnener·irna r·urnus.an dart Pak Rus.dv denqan
~-""''"' '"""''''';.,~"J" k:-<.r_.:,_ "tidak seienis" hany-3. kata "bar·anq dan jasa"
{ ~ ' ' ; { '; ~ -·
sama ..... .
, _ _: _, 01 ~ \ J
·--~"':C-- r
: ;:.. ) ~ \' ' t
(: -~ ~ ·;.., i ::.;: : ', .· l ·- --! . ~ • l , .. ·~,"~'" :~•'?!tL:\h~in3n FO(\T d;. ,~L::~l3nt 1nene:·una r•.J1nusan
.,,~~1_,}, ,::!ern!kian. Orarv.1 ntell(KJU'-)aL sesuatu yanq
di mana haknva dilanqqar. kalau ini hak
sava kamu t idak ber·hak menqapa kamu pakai. Permasalahannya tidak
sesederhana seperti ini. karena yang sekarang ada. saya punya
merek Kacanq Garuda. yang sana punya merek Garuda celana. mirip
tetaai sa!l!a-sarna terda ftar semua. siapa yang terlanjUI~. tidak
ada. Kar·en3 ar..\3. k3r·ena se.ienis i tu boleh. i tulah masalahnya.
Jadi !<alau tidak se.ienis tidak boleh baru ada soal.
Oenqan oen12.haman seperti ini. artinya dikernbalikan penger
tian ki t3. ber·sa1na tadi substansi dari Pasal 6. FPDI bisa meneri-
ma, t.er·irn2. !<.:::>.-=: i h.
Y..fTIJA P.APAT :
Terima kasih. kecada FPP.
FPP (OESMAN. SAIDI, S.H.) Se<.•...!da•·a Ketua. FPP bisa menerima rumusan yang dikemukakan
oleh Pak P.usdv Thahi r dengan ketentuan frasa tidak sejenis di
Pasal 56 avat (1) itu dihapus. terima kasih.
KETIJA RAPAT :
Ter·inta kasih dar·i Pak Rusdy roemanq sudah dernikian rumusan-
nya. Dari P3k Rusdv. kalimat baik se.ienis maupun tidak sejenis
itu dihaausk3n. Jadi kalau saya bacakan rumusan Pak Rusdy tadi,
Pernilik ,nerek terdaftar dapat mengajukan qugatan kepada orang
aiau badan hukum vana secara tanpa hak menggunakan merek barang
untuk baranq dan atau jasa yang mempunyai persamaan pada pokoknya
atau 0er·sesuaiannva denqan mer·eknva".
Dari FABRI kami 0ersilakan.
FPBRI fNY. SUMAPTINI. S.H.) !<.:::ul!!. secendapa t, rnernanq i tulah yanq karni utarakan p.ada saat
Jadi •...•..
- 42 -
Ja.d:i kal3.U memanq itu sama sa.ia dihapus denqan perubahan rumusan
kalimat. terima kasih.
I<FTUA PAPAT :
Silak3.n kecada FKP.
~KD 1n0~ ~APAR KOEMBTNO)
v.:; r en3. Der"i P•c>i n menqa takan beqi t u, si 1 ak.? .· ·
I 'li ~ -~ ._- -; } '
r;. vanq <::eienis
l!)?,t!:ll II 0 l ; ,i _:!. ' {..~ t \ l '-·'
:::FTil-~lt'i
118. 1 n 1 vanq dioaniakan FKP ten tan<:~
S3Y3. persilakan kepada FKP.
FKP (NY. FARIOA SYAMSI CHADARIA. S.H.)
Te r irna kasi h Bapak Pirnpinan. DIM 118 ini adalah mengenai
ketentuan oidana. Jadi seperti apa yang telah karni sampaikan pada
waktu Raker denqan Bapak Menteri, bahwa mernanq FKP berkeinginan
unt uk melvJadak.an sua tu perubahan terhadap ketentuan pi dana. Di
mana. r::,ePJbahan-oer·ubahan ini adalah didasarkan pada si tuasi dan
perkembanaan vanq teriadi dewasa ini. khususnva perkembangan
huku111 c>idana i tu sendi ri. Denqan alasan-alasan i tu pula kami juga
melihat bahwa keberadaan perubahan UU di bidanq HAKI ini adalah
iuqa dalarn r·anqka rnenqikuti perubahan yanq terjadi di dunia
internasional vaitu untuk mengantisioasi globalisasi, di mana
ki t3. har·us menvesuaikan dengan TRIPs dan WTO di bidang 1-11\KI ini,
ma.ka be r· tit i k tolak pada itu kita inqin menaqdakan pBrubahan
rumusan ..... .
- 43 -
rumusan untuk juqa dapat mengantisipasi dari globalisasi itu
nantinva.
Pertimban(Jan-pertinqan lainnya adalah pertama dari beberapa
pertemuan sebel um i ni. ki ta telah mencoba mengadakan PE:rrtemuan
pertemuan denoan tokoh-tokoh kepakaran di bidang pidana, beliau
beliau itu menqinformasikan kepada kami bahwa pada masa yang akan
datanq nanti rumus.an dari KUHP Nasional yang akan datang sudah "
harus menvesuaik.an denqan. keadaan-keadaan di dunia lain. yai tu
pada pr·insipnva tidak akan atau tidak lagi membedakan antara
i~nis keiahatan dan pelanggaran. Memanq menurut kabar berita
rancanqan !<'.UHO Nas:i.onal ini dar·i Oepart:emen Kehakiman i tu dikern
balikan laqi keoada Tim Perumus. Namun sepanjanq yanq kami keta
h~i. rumusan vanq dikembalikan itu hanvalah merupakan sistimati-
tel:=-.h k3.!1!.i. kami r·umsukan dalam RUU yanq baru sa.ia
ur __ l !<e ten::'lqanuk 1 i r·an dal2."' hal ini .. Dirnana
13 ~.~-'d. t d i te ,. i rna oleh Pemerintah dan seluruh
Oad2 •w::-rlLt_•_• it .. ·L:•ri. t.'ihak !'1enter·i Riset dalarn hal ir1i Bapak
r<.e~~='t..!."!~-'' '3=''~"' f~=-.l :!.'-~!., un~uk khsusu membicar·akan rnasalah keten-
('eH! _;_ ~.-y,·::: i ·::tens. i i tul ah, rnaka kami tnenqusul kan ki r·anya dalam
RUU Perubahan HAKI ini. khususnya di bidanq Merek kami juga
mencoba menqusulkan aqar· perumusan "dengan sengaja" dala.m keten
tuan pidana ini kami menghapuskannya. Hal ini menurut perkiraan
~ami _justru untuk memudahkan prakteknya nanti.
Jadi seperti apa yang disampaikan oleh Bapak Menteri, bahwa
ha'l ini justr·•.J untuk melindungi bagi orang-orang vanq karena
memanq ketidaktahuannya dia memalsukan suatu merek disinilah
per·l i ndunqannva. Setelah kami pikir-pikir kamikurang setuju,
sehinqqa kanti tetap meneruskannva untuk dibahas lebih lanjut
menqenai usul katni ini di . tingkat Pan:ia. ~;aya .•.•
'
- 44 -
Sava kira demikian usul kami yang pertama.
FKP (DRS. SABAR KOEMBINO. S.H.) : Ada tambahan sedikit. jadi selain usulan untuk men~hapuskan
"derKl::<.n s.en•Ja i a" . mal<. a rumusan dari pasal i ni disesuaikan dengan
hasi 1 r·umusan dari ketentuan-ketertuan yanq lain. Karena mengenai
dan sebagainya i tu merupakan kata se ienis don tidak se.ienis
ranokaian dari materi huklum yang harus dilanqgar tadi.
Jadi rumusan i tu masih belum final. sehingga nanti harus
memoer·hatikan menqenai hasil rumusan-rumusan yang akan datang,
terima kasih.
f(ETIJA RAPAT :
Kami persilakan dari FABRI.
FABRI (NY. SUMARTINI. S.H.) Te d!!1a kas i h c!a ri FABRI untuk DIM nomor 116 tidak memgaj ukan
sar·an oend3.Da t. menanqqapi usul dari FKP, mengapa FABIU tetap
bet· !::lend?.!:.'"'· t bahw2. r·umusan i ni masi h tetao sesuai tumw:>an RUU,
ka r·en3. ~="ABPI ber·~,enda.pa t bahwa denqan senqa_ja i tu adalah salah
K:=. J ''·'··' ~<~ -, '"'.!'! ~-'':'' k':'!ttb3n• .. ;.::!.nnva untuk KUHP vanq al ... an da tanq, i tu say a
k.i' ~. !-<:'} =''' '"'"''"'"''1'-' h::\l ter·sebut sepakat d:iber·lakukan, saya kir·a
k.~~-~:. ·-· ·---1-.!-..J ~:; ..J ~ fl !. :'.(j~-!. !f!.3.ksudr1ya ~
! ) ._. ~-~ ! 1n'"11n mend:~~2.tka!l oer,jelasan d'Jlu dar·i
t<. a l au '::!a r i FA B R I ,
FlPP ..... .
I I ,
- 45 -
lin!··-·~ ""'"-''""''''-"0i ""ernua sa_ia, baqi sava :::.ebetulnva tidak ada
,h; 1" f,·-::rs:=o. "denr:tan "".en'la.ia" i tu dihapuskan. Sehinqqa
! ''
~.eti~~-? .. k-?.!ni in~:1in bertanva. kenaoa di dalam rumusan Pasal
81 ini tidal< disebutkan frasa mempunvai persamaan pada pokoknya.
Oi si nbi hanva disebutkan merek vanQ sama pada keseluruhannya.
tetapi tidal< ada vanq mempunyai prsamaan pada pokoknya, ini
pertanvaan, terima kasih.
KETUA RAPAT :
Silakan kepada FPOI.
FPDI (Y.B. WIYANJONO, S.H.) :
Pertarna, kami ucapkan terima kasih kepada FPP yang telah
mendukuna u~ulan FPDI. Kedua, untuk membantu semoqa tidak perlu
ke eksekut if karena rekan yang dekat duduknya. Yang di tanyakan
FPP tadi ada di avat vberikut vanq hukumannva berlainan.
Kemudian menqenai pendapat kami perbedaan antara usulan FKP
denqan tanqqapan dari FABRI. tearus teranq kami beluTJ cukup
mendalarni tern!::->0 hari menqenai perbedaan ini.
Karena ........ .
- 46 -
K.arena dari a.iaran Culf~ sendiri kalau kita ikuti ada kecenderunoan bahwa oada saat-saat terakhir itu untuk Culfa ini dioerlakaukan pula sebaqai Dolus. Sebaqai contoh konqret metromini vano temoo hari masuk kesana. i tukan Cul fa. Mana mungkin suoi r i tu mau membuhuh sekian belas .iiwa. kan tidak mungkin. Karena kealoaan atau kelalaiannya dia kemudian ter.iadilah. tetapi hakim kemudian memutuskan bahwa walaupun toh dia lalai tetapi dia sudah bisa rnenduqa kalau toh perhi tunqan dia meleset, maka dia akan menvebabkan sekian oranq. Denqan demikian Culfe itu diper-
1 akukan san•:~ derv:~:.:l.n Dol us, i ni kalau ki ta i kuti. Karena untuk menqikuti apa vanq jadi perbedaan manakala FABRI
membut"-!!-'rk:~n -:=e-::u2.tu vanq qampanq baqi kami. karena a i?J·?.n V3.n'} t•erkernbanq saat ini. kami belum bisa
ini memang ber·pendapat
-=.ecar·3 !'!?0!':?"' '-!'!!:•1k memilih vanq palinq tepat yanq mana, kami 3L·Jn t'!e'·,_:;_kr.•!i r:f•..'l'.l -:c.?.f'!!:'Jai setelah karni pandanq bahwa ini adalah
'·/=~!".' ::·"'1 ;,.,, ~·H•'-'.!· "'"'·'~t i J..-:arni baru bis3 beroendapat. t:.erirna kasih.
llETI_IA PAO(\T .
Ter· ~ nt·J L· ~· .. ; ~-:.
oer·t.ama ada beberapa pasal-pasal ini lebih banyak dipersoalkan oleh ~='KP vaitu menqenai kata "senqaja". Ada beberapa sandaran
vano dioerqunakan oleh FKP. yaitu yanq pertama adanya satu trand vahq sifatnva internasional yang tidak membedakan antara perbuatan vanq intentionalv dan non intentionaly. yang disengaja atau
tidak disenqaja. Kedua. secar·a konseptual rancanqan KUH Pidana ki ta mencoba
mer_1qintruduksi. rneniadakan. Kalau istilah mereka secara tehnis meniadakan buku tioa. sebetulnya mereka tidak menqatakan tidak adanva Cul fa. tetaoi rnereka akan meniadakan buku tiga. dimana pasal-pasal diintegtasikan dalam buku dua. Itu istlah tehnis
yanq dioakai oleh ahli itu.
Baoak dan Ibu sekalian. Pertam3 menqenai berbaqai ketentuan
da•lam berbaqai KUH Pidana internasional · lain. Dalarn hal-hal tertentu senqaja i tu tet~p ada.
internasional maupun · denQan negar~-ne~~ra
terus terang =.nasih:
Misalnva kalau kita membaca yang terakhir yang kita diskusika',n menqenai convensi narkotika. menqenai peredaran gelap narka .... tika. disana unsur intention dalam hal-hal tertentu masih diper-
lukan.
Kedua •••.•••••
- 47 -
Kedua kalau itu berkaitan dengan Rancangan KUH Pidana kita.
miskioun sudah banvak sekali dibicarakan tetapi memang Rancangan
KUH Pidana kita samoai saat ini masih dalam status pelmikiran
pemi ki ran vanq akademis konseptual dari para ahl i-ahli i tu belum
men.ielma rnen.iadi Rancangan KUH Pidana yang baru. Dalam arti
rancan~annva masih bahasa tehnis pemerintahan.
Baranqkali untuk sebelum masuk ini ada berbagai macam menge
nai KUH Pidana menqapa lamban sehinqqa semcam ada pe:rnyataan
bahwa ini dikembalikan kepada Timus. sebetulnya kami tidak pernah
mehqemb:::<likan itu pada Timus.
!l.ami in•Jin cerita sedikit mengenai hal ini memanq satu draft
akademis vanq disarnpaikan pada kami. kemudian lanqsung pada waktu
i tu tim tehni s di di rek to rat menvusun. meml-)erikan pendapat dan
it~ kita kembalikan keoada panitia ahli untuk mencek sejauhmana
hasil-hasil oerbaikan itu tidak menvimoanq dari konsep-konsep
v~n<::: ada. Dan vanq kedua .ianqan sampai ada unsur-unsur· pidana
vanq oentir-'~1 mer;adi tidak ada.
Qis::>,f!'!:.'ln•_, .i!:u !:en.ls terang masih ada berbaqai pertanyaan
n1en0enai lin0k~p oidananva atau linqkup rnateri pidananya sendiri.
nJi£ . .3~~1'13 -:::f-l~:~.~-~~·'q 1 :=r,n:~ Lt-.it3 rua=.itt akan rnen~Jatur· ·~.atu tindak pidana
V3.''1'-~ t':'B r i?. .; (13.(' <:)~·at'!'.} !11Bnqanqkut te r·nak dari desa ke desa. apakah
!ll~.:..sil, "".<.:.!.':'. '"""''~"''''.d'.3.') tL:>.l3m konsep itu !llasih ad~~ hanva ini tidak ' . : l I ·-· '-J
·-· w ( ~ ..
' . 4 -'If' l
I~
. iadi mohon )U•Jd dilinqkunqan ini .
t....~13.laian. A~·a.kah fllB!Iianq aka.n di hapuskan
T t.uk2.n ~:-en1 i I< .. i r' ~n akddem is.
o~(j·-:: ._ .. -t--l 1 ~---~~.:-t . .;.fl·-_{_f"~ rnasuk ~)8fllil-c'.ir·3.n !:."olitik huktlntnya 3.pakah
!P?q1·-;-~fH~ L:!...: -----::.. .. _.(~ :q~(\'~~-,~1:~.n<Jk.:{(-~ ' . ..Jn:::.ur~ -:=.en~.:.L·3i2.~ c~oJ.tJ~ (1art culfa itu
'. ("\ t y()'-!"/~ di Pe1nerir1tah Daerah ~t!e~·~:l·--l :- ..J~ .--l,
'{ --l r ~~-~ r \ .-~ ·- :
Sebab k ::d au m is a 1 nva sel<.aranq sava ka takan tidak ad.Sl. tidak
ada laai kata senqaja atau kata pelanggaran. menvebabkan tindak
pidana ini akan daoat diapapun pidananva. apapun karena dia
kelalaian atau karena senqaja dia akan dapat dikenakan pasal ini.
Sedanqkan ku2.lifikasi delik sebaqaimanapun juga demi keadilan.
baqaimanaoun iuqa tindakan kelalaian. tindakan sengaja mesti
ber·beda. t1embunuh !<.arena senga.ia, merobunuh karena kelalaian
baqaimanaoun iuqa harus dibedakan. Tidak hanya pada putusan
hakimnva tetapi juga pada pembentuk Undanq-undang mempunyai
tanqqunq i awab untuk memberikan perlakuan yang adi 1 membedakan
or?nq vanq melakukan oidana karena senga.ia dan perbuatan karena
lalai dan oembentuk Undang-undanq bertanqqunq .iawab. sBbab i tu
dalam ran~ka melindunqi rakvatnva sendiri.
Ka rena .......•
,•.: ,.
48 -
Karena itu kita masih inqin melihat bahwa dari stelsel yang
ada s-el<.a.ran-:1 terlalu oaqi ki ta akan menqambil alih stelsel baru
vano secara pol i tis hukum bel urn oasti akar ki ta ambil. Untuk
diket:':l.hui bahwa disamoinq Rancangan KUH Pidana i tu ada satu
R_ancanqan Undanq-undanq khusus yang disiapkarr. RUU semac:am khusus
aturan oer·al ihan. yang mengatur bagaimana perlakuan dal~i setiap
lot.etentuan oidana yang tersebar dalam berbaqai macam pe:rundangan
vanq menoatur oidana. Sebab misalnva kalau nanti KUH Pidana itu diterima~ hukuman.
denda di sana oa l i nq Ro 300 .i uta. maksimum yang di rumu::~kan oleh
oar a ahl i i tu ancaman denda i tu adalah Rp 300 j uta. ·t~idak ada
vanq samoai Ro 5 milyar sampai sekarang. Itu akan dia!~ur selu
ruhnya dalarn aturan peralihan itu. Itupun untuk tind;:lk pidana
denqan klasifikasi qolonqan 1. Jadi rnasi h banyak. secara konseptual yang masih ki ta persoal
k,an kar-en3. i tu rnisalnva untuk oenqetahuan Bapak-bapak dan Ibu-'ibu
.Rancanqan KUH Pidana ini· kami kirimkan misalnya ke l<ejaksaan
A~iunq karni kirimkan ke Mabes Polri. lalu kami kirimkan l~e Mahka
m~h Aqun0 untuk mendaoat tanqgapan. Dari Kejaksaan Agung sudah
rnasuk .. M3.!<.S-~!d 1-.a!l!i setelah ini masuk sekaranq ini masih ada tim
asistensi dibantu oleh seorang quru besar untuk menyusun i tu.
nfal<.s.ud kami untuk di !<.i rimkan nanti ke fakul tas-fakul tas hukum
unt•.1k mend3.pat tanqqaoan. Jadi masih pan.iang sekali perjalanan
itu. •neskio'.Jn or·anq berkata mendesak-desak .. tetapi Pemerintah
be•·r.•endar.•at bahwa i.ni oerlu kehati-hatian yang sungquh. Ini ada
614 na~a 1 van·~) s '.Jdah di rumuskan sementar·a dari KUH Pi dana i tu.
J·=-.di nrohon bet'.Jl oer-timbangannva. apakah sekaranq ki ta sudah
r'P•l•! '"~"'~'''l'-'"''v.•i ~.telsel vanq berlaku sedanqkan stelsel yanq
t. ,, 1:-;._L.-•!. ·:':e·:!::;nuk:-;,n stelsel vanq ak.an datanq itu masih di dalam
satu t-;,,_1L::..! c''="''")L-_i~·?.n konseptual. belurn rnasuk kepada satu sil<~.ap
huk•_H!' v:C~.-~·~1 ::<.k?.n di t:enn·_._,uh oleh Peroerint:ah, apakah tid!ak lebih
N,_1 t.-~;, ·,:• __ , .. !:,h •h'..:>rirn.:::<. l_i•.::Jak berarti bahwa kiLa sepikir·an t:entanq
i ~ '-' N j" t ; ·,. ",-! o"' t..- n. !·-"dV <:.:lenqaq 1<•. i. t2 '0\kan men• ... Jhada!..d. PIJ1...' Na r·!-c.o-P.a.r·anqkali d.-~ri
sud•_:!. :..- i' j ·'-''=''~·"'·'"'· t.-.u•·,::eptual l<.i ta mas..ih mernbt:n·:ikan Pt3r·tanyaan
be::~' ~~3k3h Ndr·kotik itu bisa kia pakai atau tidak. karena
be r·baq:=o. i !1!3C':oU!! !:.''::' r· t imban~an tertentu. Memanq ki ta akui ber·sama
DPP cian Pemer in tah i ni seperti dilc-.atakan Pak Rusdv beqi ttJ berbeda
Pansus, ber·beda 1:-'ikir·an. berbeda macam-macam. Oleh sebab itu. kami sekedar menqa.iukan pertimbangan. apakah
oada wak tu i ni Jc.i ta sudah perl u menampung pi ki ran-oiki ran konse
orual vanq masih .iauh roeninqqalkan stelsel yang masih berlaku,
d~n ka l :lU ada kekhawa ti ran nanti. saya ka takan ki ta mt:myiapkan
satu Undanq-undanq khusus me.nqatur Aturaan Peralihan yang menga
tur seqala oeralihan yang akan terjadi akibat pidana baru.
Ini
- <1Q -
1 . . nl merH2.n0. har·-us ada karena di neqeri lain misalnya neqeri
:?.'j? '·''"'::!-"'J'':>-t~rv::l::~nq khusus Peral ihan i tu karena dia menLgt~~asan oranq, harus diatur denqan kritis sekali. Itu
itu sudah dibantu oleh FPDI ba•hwa yanq
menuen3i oersamaan oad3 pokoknva itu memanq senoa.ia kita bedakan
k~sel ·~···-~h?'' r::!?n :.:oen•.:131a ki ta bedakan kar·en2 :~ncaman pidana juqa
t•ert>o::>d-'! .. '-~'=~" !'!3'-J~:" .. !n "~idak se.ienis" bar-anqkali rnenl3.nq ini kita
L ··:::i·,:t_'-'" •:~<:-''''···:,.n .. ,J,,,_! •:E de~:Jan saia kar·ena kita tidal<. bisa per·
lak,_:L -~.:~ _;_ ~-'·-~ ~---j·' ~~1--:(_ (j·j_ ~- nF~sih berar·t.i t'oleh berar·ti dia ~~an tidak
p i ~~ -· f \ ...: :~ ; ! -· · .: · : ~ ::...: 11: 1 r r ~ : · ~ r ) ! ) :~ f ~
Ter·i.!H-". L.-'l"::i.h .::~t:..s ~·en.ielasan dari Pernerintah.
Se!<.a r·~n':! sudah !Y.Jkul 16.07. say a mohon persetuj uan
rapa t vanq s3va horrna ti ~ apakah ki ta skors sampai pukul
atau kita selesaikan 1 DIM.
Tanqqaoan dari Fraksi baqaimana ? Silah Pak Baqir ?
PEMERINTAH / FIRJEN KUMDANG :
kepada
20.00
Melihat dari Pemerintah. semua ini kan sama. serupa masalah
vanq diajukan FKP. Jadi kalau kita selesa{ satu ini. maka akan
selesai sel ur-uhnva, maka kami sarankan. ki ta isti rahat saj.a dengan
hat-aoan sambil istirahat itu ada pemikiran-pemikiran yang seperti
tadi paqi B3oak temouh denqan cara vanq sanqat revolusioner kita
lan9s•.mq lobbv.
Terima kasih.
KETUA RAPAT :
Ted.ma 1-t.as i h.
Sebelum sava skors ada tambahan sedikit dari Pak Rusd')".
FKP (M. RUSOY THAHIR. SH) :
. , Sel<'.eda r- tarnbahan.
Baoak Oirien dan Bapak Ibu sekalian vang kami hormati,
Ter·hada.p usul FKP ingin menghilanqkan kata "dengan s~:mgaja",
se -'narnva masalahnva bukan sebaqai salah satu konsep untuk
mempe r· tentanqkan anta ra dol us dan cul va. Say a sependapa t dengan ~ .
Pak Oi r.ien bahwa sampai kapanpun .i uqa pri nsi o antara dc•lus dan
culva oasti selalu ada, yaitu bahwa dolus seperti pembunul·lan, itu
bahwa seseor-anq perbedaan antara dolus dan culva. kalau dolus
bahwa ........ .
- 50 -
bahwa oranq menqinQinkan akibat itu. seseorang mensJinginkan akibat itu dan oerkembanoan terakhir dalam ilmu hukum pidana bahwa bukan hanya orang yang menginginkan akibat akan tetapi juga
or-anonva insaf itu disebut di
lis.
akan kemungkinan bahwa akibat i tu bisa terjadi. dalam ilmu hukum pidana sebagai dolus inventua-
Jadi kalau tadi Pak Wiyan.iono mengatakan dalam kasus metro
mini. sebenarnva maaf bukan peneraoan culva yang bet·dasarkan Pasal 359 KUHP. Kalau 359 kan "barang siapa dengan kelalainnya. a~.an tetaoi dalam hal ini juga dolus tetapi dolusnya adalah dalam l<.ateqor·i dolus inventualis. orang insaf orang sadar bahwa kemunqkin-3.n i tu bisa ter.iadi. Setahu saya bahwa ini dianut Ar.res:t kue tart vanq kita inqat. umpamanya yang saya inginkan t.lkibatnya
sava menqi rimkan kue tart ke Pak Wiyanjono saya men~1inginkan
bahwa di a mat i denqan membubuhkan racun. akan te tapi ternya ta
pada waktu saya kirim kue tart itu bukan Pak Wiyanjono yHng makan
tetapi putrinya yang makan. padahal saya tidak menSJinginkan
Pl!tri nva ~.-anq makan kue tart i tu. Aki bat meninggall'lYa maka arrest dari Mahkamah Agung Belanda mengatakan bahwa walaupun dia tiCJak menqinoinkan akibatnva~maka juga dia dapat dikatakan bahwa dia dolus eventualis. dia sadar. dia insaf kemungkin•iln bahwa siapaoun vanq makan itu ~asti meninggal. Inilah makanya bukan
karena kealoaannva sava kira.
Menqenai a.oa vanq dikemukakan oleh FPP bahwa kenapa "pada
oekoknva" ini tidak dirnuat di dalam Pasal 81 ini. menurut hemat sava ini ada qr·aduasirwa, bahwa Pasal 81 lebih berat oleh karena dia ada dalam kesel ur·uhannya sedangkan mengenai oada pokCiknva i tu nanti die<.t•...!t' di dalam Pasal 82. Kalau Pasal 81 dia let:·ih berat karena dia memakai merek yang keseluruhannva bahwa dia dipidana 7 tahun. Artinva daoat dioidana 7 tahun. sedangkan kalau dia pada
pokoknva nanti diatur oada Pasal 82 yang akan datang. Masal.3hnva beqini Pak Dirjen, bukan mernpersoalkan antara
senqaJa dan culfa di dalam Pasal ini. tetapi tadi sesuai dikemukakan o 1 eh r·ekan F r·aksi yang ter·dahul u bahwa di bedakan an tara ke_jahatan dan oelanqqaran itu nanti akan kita refers ke belakang. T~tapi masalahnva adalah komplektual daripada pasal ini, keinginan ooliti!<. ldta aoakah kita menginginkan dengan sengaja hapus a tau tidak. Jadi konteks pasal ini antara penerapan dengan senqa1a dihubunqkan denqan konteks dari oeneraoan UU ini.
Masalahnva beqini. kita tahu bahwa vanq kita inqinkan di satu p:ihak. rnunqldn dari sisi keadilan benar, karena kalau dipasang denqan senqa_ia maka berarti oranq itu harus tahu ada Merek oranq
lain terdaft~r. dia harus tahu ada Merek yang sama. Memang dari sa!:.u as.r..~c,:.t .. tY..:>'I.':':'h co . .s ja s.eseor·ang i tu benar--benar· tidak tahu bahwa ad.?- Me ~-e!<. v3n•_J tenj~ f tar, yanq kesel ur·uhannva pada pokoknya hatnr..'i r ·.:::".!!!:> .. '=''='f'j ,."Y!d kalau ki ta Lldak mener·apkan c!enqan senga_}a
r•12\k= t'<:-'f2.'·~ ~ c:o.·::-:c,._,..k ir.e:::dilan n::mti tidak ten:.>'=' •uhi • .-i~nqan sampai
Aka!) ......... .
I.
- 51 -
•'>~<.:"" t_"='=''-''- •n;-".·,c~l:-".hnva k.3.ta "tidak senqaia" 1n1 bisa diiadi
k_?..r' '" ,,,,, f'"'' 1 ;,,i,,,,, r-1:-'r·ir.'-?..d.'-". :"-U:3.t\! ke:'ld;"':'<l") dimi"\!1.3. :->.kan rnenyul·j t--
Pi? d:-<.:•"' ,,.,,,.,_,, _,L-:-',. "L·._,V"\ t i_dak '"~'~" p:c;k. di -" f,pr·l indunu den•--J.'~n
~=-~~1~.1·:-r !:!. ~ ~, l J·-!.r.~i .. _~5.·- .-!-L'.! ~-~'i. h2.k n'ern.~n~~-1 ~!!':::!~f~J-.:!.r1cj,_Jn~J tt_elerno.ha.n dar·i
::t=.-oe~< ~,._,,,,,t:>~, ~<<:>=''~il _ _,,, b;~qj Ot'cHl'.l v::-.nq betul-bel.u1 tidak tallu,
a.!<.2.n 'e'-=-t•i diL::<.i'l pih::.<k ada keruunqkinan bahw2. or·anq berlindung
yuridisnva bahwa penunlut kalau ada denqan senqaja kom~ekwensi
umum harus mernbuktikan kata "dengan senqa.ia" itu.
Ole!-. karena i tu malah FKP inqin mempermudah perl:indungan
sehinqqa tidak perlu orang membuktikan dengan sengaja 1 akan tetapi
siaoa vanq tanoa hak menggunakan Merek orang lain itu maka dia
diancam denqan oidana. sehingga penuntut umum tidak perlu sulit
sul-i t 1 aqi membuk t i kan apakah dia di lakukan dengan seng.:da a tau tidak.
Namun demikian FKP bersedia untuk membicarakannya lebih
laniut di dalam lobby dan senantiasa terbuka kepada pikiran
pi ki ran bar·u. Yang oenting bagi FKP bahwa sepanjang pemiki ran
pemikiran vanq dikemukakan ini lebih obyektif. lebih rasional dan juga sesuai denqan keadaan masyarakat.
Denqan demikian FKP bersedia dalam masalah ini. karena kalau
ini selesai maka oraktis semua dibelakang bisa selesai. Bahwa
pemikir·annva demikian bahwa ada seseoranq yang kita lindungi
disa tu oi hak, aoabi la yang bersanqkutan tidak bersalah tidak
tahu. tetaoi apa vanq kita khawatirkan Jus:~a bahwa jangan sampai
.iustru or·anq vanq suka memalsui berl indung dari per·undang
undanoan i ni denqan menga takan; "wah saya tidak sengaja. ~-i lahkan Pak, Jaksa mernbuktikan", lebih sulit nantinya.
· Ini lah dua oemiki ran yang keseimbangannya nanti ki ta perhi
tunqkan man faa t dan moderatnya. kalau memang manfaatnya lebih
besar kita bisa menarik kembali usul ini. tetapi kalau moderatnya
lebih besar kita bisa oertimbangkan ini.
Sava kir·a cukuo sekian. terima kasih.
KETUA RAPAT :
Terima kasih dari FKP.
Pada pokoknva setu.i u di lobby.
Kembali oada FABRI. apakah sudah setuju di lobby.
F.ABRI (NY. SUMARTINI D. SH) :
Setuiu untuk lobby dan waktunya kami kira nanti sesudah makan malam.
Ter·ima kasih.
·KETUA RAPAT :
Terima kasih.
!i'.eoad3 FPP
FPP ..... .
52 -
~pp (H. OESMAN SAHIDI, SH)
::~ef.- :o-. r·anq apabi 13 in i sudah te r·.i adi ada yanq
!llen'1'."-!''""'"'" r.-1'=''"'k •Lu. ::)ennuC\Lan it.u sudah Ler·jadi. kar·enC\ keja,_~[2n ;.,; ~''--'i";l~L M,c.>t":'t., it.u c.k.-~n mend2.pat ker·uqian.
r-11.~~) L· -·:- !~!)-_; ; '~l t,·.j,l_:i s:~.\':2. ·::.r.t)et~.Jlr)'/0. (_~e~·)(~}-3n ~.en~::aja ata.u
KETUA RAPAT Ter·ima ka-:::ih. Terus menqenai lobby Pak.
FPP (H. OESMAN SAHIDI. SH)
Setuiu lobbv
KETUA RAPAT : Terima kasih. Frak=:.i PDT.
F.PDI (Y.B. WIYANJONO. SH) Terima kasih Pak Ketua. Sava dukunq FABRI untuk lobby setelah makan malam.
KETUA RAPAT : Terima kasih. Pemerintah
PEMERINTAH/DIRJEN HCPM
Ter·ima kasih. Sava setuiu lobbvnva setelah pukul 20.00 WIB.
KETUA RAPAT : Kalau demikian apakah dapat disetujui rapat akan kita mulai
pada pukul 20.00 sesuai jadwal dan lanqsung nanti F1·aksi dan ·Pemer· i ntah menqadakan lobby. Oleh karena in-l banyak pasal-pasal dibelakanqnva. dari usul FKP dan FPDI. saya usulkan lobby untuk
waktu 1/2 iam. Oaoa t disetu.i ui
( RAPAT SETUJU )
Terima kasih. Denqan demikian rapat sava skors sampai dengan pu 1kul 20.00
WIB.
( RAPAT DISKORS JAM 16.15 WIB )
-53-
KETUA RAPAT Bapak-bapak dan Ibu sekalian. Rapat Panja saya nyatakan dibuka kembali. Bapak-bapak dan Ibu-ibu setelah lobby kami buka kembali
namun demikian walaupun lobby berjalan kurang lebih satiJ setengah jam namun syukur Alhamdullilah bahwa hasil lobby ini banyak
mencakup DIM-DIM yang lain, dan untuk DIM-DIM yang brekai tan dengan perubahan dapat dikatakan sudah selesai semua sehingga ~inggal DIM-DIM yang merupakan usul-usul baru di luar perubahan yang di usul kan oleh Pemerintah. Untuk hasil DIM-DIM yang ki ta
bahas pada waktu lobby akan disampaikan oleh Pemerintah.
Saya persilakan.
PEMERINTAH / DIRJEN KUMDANG
asslamu'alaikum Wr. Wb. Bapak-bapak dan Ibu sekalian selamat malam. Sesuai dengan program kita sore tadi, malam ini memang kita
sediakan untuk lobby untuk menyelesaikan berbagai pasal yang
belum kita sepakati. saya kan mulai dengan bahan looby didasar
kan kepada usul dari DKP yang berkaitan dengan pasal-~isal pida
na. Hanya satu kata sebetulnya diusulkan oleh FKP yaitu kata
"sengaja" tetapi merupakan konsep yang sangat mendasar· sekali,
karena dalam hukum pidana antara sengaja dan tidak sengaja atau tidak di tulis apa-apa mempunyai implikasi hukum yc:mg sangat mendasar sekali. Setelah dibahas dengan berbagai macam segi dan berbagai macam kepentingan yang mungkin tertampung di dalam
berbagai ide tersebut akhirnya GKP melihat kepentingankepentingan sosiologis yang kenyataan riil yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia pada saar sekarang ini dan jug.:L berbagai
pertimbangan lain maka FKP dengan segala kebesarannya itu lebih
memilih mempertimbangkan faktor-faktor riil atau faktor-faktor
,sosiologis i tu sebagai bahan pertimbangan utama. Berdasarkan
i tu maka FKP sepakat untuk mempertahankan kata "sengaja" pada
pasal-pasal pidana ini. Jadi seluruh pasal-pasal pidana yang
ditiadakan itu dengan pertimbangan-pertimbangan sosiologis
kondisi riil kita pada saat sekarang ini dan kemungkinan bargain-ing posdiyion yang dipertimbangkan antara pemilik Marek dengan
pemakai merek yang dikatakan tanpa hak i tu dilihat dari dua faktor riil itu maka itulah yang dipakai atgumentasi untuk tetap
mempertahankan kata 'sengaja" dan pikiran-pikiran dasar ini kemudian ternvata dapat diterima dengan baik oleh Fraksi-fraksi
yang .......•.
-54-
yang lain dan Pemerintah. Pemerintah tentu berterima ka~:~ih atas
diketemukannya argumentasi ini. Itu yang pertama. Jadi di dalam hal ini ada juga tercantum kata-kata ~rang harus
diperbaiki yai tu mengenai maupun tidak sejenis ki ta ~sesuaikan
dalam pidana itu disesuaikan dengan pengertian awal dan untuk itu
diserahkan kepada Timus untuk menyesuaikannya dengan konsep dasar Pasal 6 tadi.
Selanjutnya yang kedua yang dibahas yaitu dua ayat yaitu DIM nomor 17 dan DIM 18 yang semula diusulkan oleh FPDI untuk ditiadakan. Pertimbangan yang sangat rasional dan mendasar ;juga dari FPDI untuk meniadakan ini yai tu mengapa ki ta harus memberikan perl indungan terlalu berlebihan terhadap keadaan sep:trti i tu.
Namun demikian setelah kita bahas panjang lebar dan mul.ai dengan
ayat (3) membahas dengan panjang lebar akhirnya FPDI setuju akan
mempertahankan bunyi ayat (3) ini namun dengan pengert.ian bahwa penjelasan yang ada pada penjelasan imi atau kai tan den·gan peru
bahan ini akan kita adakan pembaruan-pembaruan sama sekali
diadakan seperti dengan hanya menjelaskan tentang makna dari . dapat pula menolak itu, lebih-leb4h ditekankan kepada ~:ewenangan
pengertian dapat pula menolak tetapi tidak menerangkan tentang mengapa kita harus melindungi mereka terkenal itu, karena tojh
dia sudah eksis dalam pasal :i ni sehingga ki ta tidak perlu lagi
membuat reasoning yang berlebih-lebihan mengapa Merek terkenal ha rus di 1 i ndungi tetapi ki ta lebi h banyak ten tang kewenangan Hak
Merek untuk dapat pula jadi suatu pihak hukum yang digantungkaa
kepada berbagai kepentingan kalau akan menolak atau mene~rima.
Selanjutnya dalam DIM nomor 14 yang merupakan ayat (4) demi-kian pula karena ini akan lebih prinsipiil lagi karena di sini dipersoalkan mengenai barang dan jasa atau jasa yang tidak sejenis. Kalau yang sejenis tadi sudah dapat kita seles~ikan karena memang sesuai dengan konsep dasar tetapi apakah kepentingannya ki ta ingin juga menjamin kemungkinan penolakan pendaft.:tran untuk
yang tidak sejenis itu. Setelah dibahas bersama-sam, ada dua
alasan mengapa ini panting untuk diperhatikan pertama karena
memang kenyataannya khusus merek-merek terkenal itu sekarang ini tidak hanya dalam satu janis.
Kemudian yang kedua yang lebih mendasar lagi adalah pelaksa
naan ayat (4) ini sangat digantungkan kepada dipenuhinya per
syratan-persyaratan tertentu. Jadi kalau persyaratan i tu tidak dipenuihi maka ketentuan sebagaimana diatur di ayat (3) itu yang dapat di terapkan tidak berlaku, kalau syarat i tu tida~: dipenuhi
dan syarat=syarat tertentu itu akan diay-t dengan Peraturan Pemerintah. Jadi sepenuhnya dan pelaksanaan ayat (4) ini tergan
tung kepada kehadiran Peraturan Pemerintah, dan kita sesuaikan
dengan
.2
-55-
dengan Peraturan Pemerintah itu tentu dengan perkembangan
perkembangan, kesepakatan-kesepakatan internassional khsuusnya mengenai makna ataupun pemahaman dengan kri teria-kri trria dari
Merek terkenal itu, dan ini merupkan satu political understanding di dalam Panja ini yang mudah-mudahan sangat diharapkan
menjadi pe rha tian Pemerintah yan9 mempunyai krwaj iban menyiapkan
Peraturan Pemerintah ini. Kira-kira begitu Pak Wi ?
Terima kasih, demikian yang dapat kami laporkan.
Asslamu'alaikum Wr. Wb.
KETUA RAPAT Bapak-bapak dan Ibu-ibui sekalian. Dar-i laporan yang disarnpaikan oleh Pemerintah dapat saya
sampai kan kembal i bahwa pada pokoknya untuk DIM nomoelr 118 dan
120 ini juga sinkron juga dengan DIM 122 dan 123, dan di dalam
lobby disepakati bahwa rumusan i tu tetap kemudian untuk kata
k.ata "maupun tidak sejenis" itu dihapuskan. Jadi untuk penghapu
san kata untuk pencatuman kata sengaja" tetap untuk DIM 118,
120, 122, 123 _ Kemudian untuk rumusan lebih lanj ut diserahkan
kepada Timus . Selanjutnya untuk DIM nomor 17 dan 18, yaitu Pas.al 6 ayat
(3) dan ayat (4) dengan ketentuan bahwa rumusannya tetap dengan
ketetnuan bahwa penjelasan umum akan dirumusakan kembali dan hanya dijelaskan ten tang pengertian kata "dapat" rumus.annya ini
akan disiapkan oleh Pemerintah dan seterusnya dibahas di dalam
Timus. Apakah kesimpulan ini dapat disetujui ? Oh ada Pak ~ayanjono.
FPDI (Y.B. WIYANJONO, SH)
Terima kasih Pak Ketua. Dengan sengaja FPDOI bisa menerima.
Terima kasih.
KETUA RAPAT : Terima kasih dengan kesengajaannya.
Dengan demikian dapat Wta setujui ?
(RAPAT : SETUJO)
Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian. Memang jam sudah menunjukkan pukul 22.00, namun s•ebenarnya
setelah diteliti ada soal-soal kecil-kecil saja ini yaitu usulan
dari FKP BIM nomor 128 dan 131. Jadi usulan dari FKP DIM 128 dan
DIM 131. Kami persilakan.
FKP ............ .
-56-
FKP (Hj. NY. FARIDA SYAMSI CHADARIA, SH):
Terima kasih Bapak Pimpinan. DIM 128 dan 131 ini adalah tadinya ini merupakan kcJnsekuensi
daripada apa yang telah kami usulkan semula yaitu dengan menghi
langkan kata "dengan sengaja" apabila itu tadi bia dit•:lrima maka
tentu saja konsekuensinya kita sudah tidak membedakan lagi antara
janis kajahatan dan pelanggaran. Maka kami pandang ketentuan
Pasal 83 dan katentuan Pasal 84 ini adalah sudah tidak diperlukan
lagi. Itu tadinya damikian, namun demikian oleh karena tadi hasil
lobby usulan kami adalah tidak bisa ditarima maka dengan membaca
daripada ketantuan-ketentuan Pasal-pasal tersebut itupun kita
sudah dapat bisa menentukan bahwa apa yang dimaksudkan misalnya
dangan Pasal 82 b di sini itu adalah marupakan janis kejahatan
dan apa yang di tentukan pada Pasal 84 ayat ( 1) di sini adalah
merupakan jenis pelanggaran karena kita bisa lihat daripada jenis
hukumannya dimana pelanggaran janis hukumannya adalah denda dan
kurungan. dan ini adalah tidak ada efek yuridisnya lagi sehingga
menurut kami ini memang sebaiknya kita hapuskan saja .. Demikian
pendapa t karni.
Terima kasih.
KEUTA RAPAT :
Silakan tambahan dari Pak Rusdy.
FKP (M. RUSDY THAHIR, SH) :
Terima kasih Bapak Pimpinan. Sekedar tambahan kenapa FKP ingin menghilangkan ket•entuan ini
yai tu pengkategorian antara kejahatan dan pelanggaran. Alasan
yang pertama bahwa memang perbedaan antara kejahat.an dengan
pelanggaran dilihat di dalam KUHP yai tu kalau kejahaLtan masuk
Buku II dan Pelanggaran Buku III. Masalahnya adalah kalau dalam
ilmu hukum ki ta pelajari apa prebedaan antara kejahat~an dengan
pelanggaran. Salah satu hal yang paling mendasar yaitu bahwa
kejahatan i tu adalah delik hukum, sedangka pelanggaran adalah
delik Unddig-undang, i tu yang prinsipil. Masalahnya adalah coba
'ki ta mel iha t konteks dari UndangOundang Marek ini dar·i konteks
sebagai suatu ketentuan delik hukumkah apakah merupa.kan delik
Undang-undang. Perdedaan antara delik hukum dengan delik Unda11g-undang~
yai tu bahwa kalau delik hukum semua perasaan hukum masyarakat
secara natural semua bnagsa-bangsa semua masyarakat hukum mana
pun menganggap i tu jahat seperti pembunuhan, pen·~aniayaan,
pencurian i tu merupakan delik hukum ~ artinya perasaan hukum
dimanapun juga orang merasa bahwa itu merupakan kejahatan
sedangkan •.•.....•••.
-57-
sedangkan pelanggaran adalah delik Undang-undang dia baru meru
pakan pelanggaran karena dia di tetapkan oleh suatu hukum posi ti f
dia menjadi Und~ng-undang seperti pelanggaran lalu l:lntas, dia
bukan delik hukum bagi masyarakat itu dia dari dulu orang tidak
menganggapnya sama sama juga dengan Marek ini.
Marek ini menurut perasaan bary sekarang ini dia merupakan
suatu presses kriminalisasi artinya yang tadi bukan, artinya
yang tadinya oleh perasaan hukum masyarakat dia bukan merupakan
kejahatan dia bukan merupakan suatu delik hukum dia menjadi delik
hukum. Marek ini menu rut perasaan hukum mas"(arakat dia bukan
sua tu kejaha tan akan tetpaai karena dia di tetapkan c:,leh suatu
Undang-undang, dia di tetapkan sebagai suatu hukumm pos:isti f maka
dia menjadi ilegal. Oleh karena i tu menurut pemahaman kami
bahwa berti tik tolak dari teori bahwa antdra pelanggal~an dengan
kejahatan perbedaan prinsipilnya bahwa satu merup<:Jjan suatu
delik hukum dann yang satu merupakan delik Undang-undang maka
menurut hemat kami pengkategorian di dalam konteks ini sudah
tidak relevan lagi. Yangg kedua pertanyaannya apa relevansinya ? Ap<Elkah kalau
ada disini ada konsekuensinya, saya tidak melihat tidak ada
pasal inipun tidak menjadi soal sebenarnya tidak ada. Tidak ada
suatu konsekuensi yuridis untuk penyebutan dia merupak.an kejaha
tan, apakah dia merupakan kejahatan a tau pelaggaran ttdak ada
suatu konsekuensi hanya penyebutansaja, hanya penyebutan saja
mana dengan penyebutan itu sendiri dia akan membuat suatu perde
batan secara akademik apakah dia pelanggaran. Kalau di dalam KUHP
ki ta memang bisa memahami karena di sana ada buku ke II yang
kejahatan yang dia merupakan delik hukum dan di buku ke Ill nya
merupakan del ik Undnag-undang Jadi ini perbedaan prinsip dan
kita tidak melihat adasuatu konsekuensi yuridis dari aaa penyebu
tan ini. Oleh karenanya kami melihat itu pertimbangannya.
Yang kedua kita bukan berarti mengawang-awang menggantungkan
diri di awan, bahwa di dalam KUHP yang akan datang sudah tidak - .. t9_.'L ~agi antara pelanggaran dan kejahatan tetapi qua substansi
w~~~l ~<~lftl t~-~ak mengandung konsekuensi yuridis' ma~•a menu rut
131 ' 1· ·b.r1l i , f'1'1nY.~_but;p.n adanya dik tum baik di Pasal 128 dan Pasal lfll.li.i.Z.lt L-lOi.lih•-t::.,
Saya kin;\ it}~1 t~U'.J-eaJJlr b~[,}e~ih-lebihan. menghapuskan pasal i tu~: ·~a,,..t(i}fabareR: penjelasan kenapa FKP ingin
yuridis. Saya ki ra cukup s'e'k'i'an tt!~Bakt\~ak mengandung Konsekuensi Terima kasih. i>~t>.:lk Pimpinan.
KETUA RAPAT :
Te r iroa kc: .. s 5_ ! , ..
S.1·, .... ·1 .. ,; __ r·'ri.S 1_· h. 'I fLO. ~c.\ I I \ \
·~ 1 l ,-d,_ ·-'H1 Pak Dj upri.
KETUA . . . . . . . . . . . . .
-58-
KETUA RAPAT : Terima kasih Pimpinan. Saya juga ingin membantu memberikan atas usulan dari rekan
FKP. Memang sebagaimana kita ketahui sekarang RUU KUHP itu sedang dipersiapkan dan sekarang di Sekneg. Dan istilah pelanggaran dan kejahatan i tu memang kalau ki ta dilihat dari sejarahnya adalah konkordan dengan yang lama jadi peninggalan, meskipun ini masih
. menjadi hukum posi ti f karena Peraturan Peralihan tetapi memang sebagaimana diketahui itu merupakan terjemahan disesuaikan di sana-sini yang terdi ri dari 3 buku yai tu yang pertama ten tang Ketentuan Umum yaitu dari Wetboek van Strafrecht, ketuntuan umum kejahatan dan pelanggaran. Dan sebetulnya antara kedua·-duanya ini dikelompokkan perbedaan berat ringan hukuman,tetapi ada perbedaan kalau percobaan mengenai kejahatan i tu bisa dihukum te;,tapi kalau pelanggaran tidak bisa dihukum. Dan lagi kalau ki ta lihat di
·kedua-duanya ini batasnya memang suli t untuk membedakan antara kejahatan dengan pelanggaran, banyak contoh yang dapat dikemuka
kan. Oleh karena itu dari pihak kami atas nama FPDI, kami bisa mendukung apa yang disarankan oleh ekan dari FKP.
Demikian terima kasih.
KETUA RAPAT : Terima kasih. saya persilakan kepada Pemerintah.
PEMERINTAH / DIRJEN KUMDANG : Terima kasih.
Barangkali perdebatan akademis mengenai pelans1garan dan kejahatan mulai dari yonkers simos i tu ada yang ward ta guru besar hukum pidana yang Bapak masih ingat itu, hadirin itu semua memperdebatkan seperti itu karena memang benar dalam dunia akademis tidak pernah dapat diketemukan kri teria yang !:>angat pas ·mengenai apa sebetulnya yang menjadi dasar idiil maupun prinsipil mengenai "kok ini pelanggaran dan ini ada kejahatan,. di dalam normanya selalu paling-paling ki ta belajar kalau ini ancaman hukumannya sekian pelanggaran i tu misalrwa tidak boleh lebih darisekian dan sekian kalau inisudah masuk kejahatan. Itu benar
sekali, cuma persis yang dikatakan oleh Pak Djupri tadi di dalam Buku I itu dia memberikan perbedaan di dalam memperlakukan hukum pelanggaran pidana yang berdasarkan kejahatan dengan pelanggaran pidana yang bersi fat pelanggaran. Perbuatan pidana yang bersi fat kejahatan dan perbuatan pidana yang bersi fat pelanggaran, i tu dikatakan Pasal 53 itu bahwa percobaan melakukan kejahatan dapat
di hukum pada ayat akhi rnya menga takan a tau Pasal 54 dikatakan bahwa perbuatan perconaan pidana pelanggaran itu tidak dapat
dihukum. Itulah yang menjadi tradisi ki ta i tu dalam pidan~l di luar
KUHP selalu menegaskan apakah ini termasuk di dalam pelanggaran atau termasuk salam kejahatan. Sebab kalau tidak ditegaskan itu
meskipun
-59-
meskipun hanya hukuman kurungan dia dapat dikenakan Pasal 53, meskipun ki ta berniat bahwa i tu sebetulnya pelanggaran, i tulah sulitnya dari stelsel yang ada itu akan berarti kalau kita tidak cantumkan berarti hakim bebas mengenakan hukuman persobaannya. Kalau dari segi bahwa dia melakukan tindak pidana penuh tidak ada soal. karena apa ? Karena sudah jelas kalau ini maksimum sekian, tetapi pada tingkat percobaan maka dia akan terjadi seperti itu, apalagi bila terkait dengan nanti perbedaan antara dader antara pembantu antara peserta dan sebagai peserta dengan dader sama. Tetapi maksud pembantu pembantu dia kan menjadi masalah.
Ini complecated sekali masalahnya kalau kia tiada.kan, akan lebih membingungkan hakim apa yang dia pakai di dalam menerapkan i tu, kalau dia lihat ancaman kurungannya ini mestinya secara .doktrin mmasuk dalam pelanggaran tetapi disini tidak ditegaskan sebagai pelanggaran sehingga akan merepotkan.
Demi kepentingan praktis ini dan sesuai dengan tradisi yang pertama dan sesuai dengan ketentuan hukum posi ti f ki ta buku I yang merupakan pedoman bagi kaidah pidana selanjutnya dan ketiga untuk sekali-kali membantu Bapak HAkim agar lebih mudah agar tidak sukar barangkali kita biarkan saja inilah supaya ada kepastian hukum bagi Hakim dalam menerapkan pidana ini teru1tama kalau berkaitan dengan percobaan.
Terima kasih.
KETUA RAPAT : Terima kasih. Kepada rekan-rekan dari FABRI.
FABRI (NY. SUMARTINI D, SH) : Terima kasih bapak Pimpinan. FABRI dalam DIM ini tidak mengajukar. saran. Ser,r1ula FABRI
memang seperti FKP yang tadi gambarkan bahwa sebetulnya1 kepentin-·gannya untuk ini untuk mengelompok-lompokan tokh di d;:tlam rumusannya sendiri sudah jelas bahwa yang kejahatan itu mes:ti pidananya lebih be rat dan yang dimaksudkan pelanggaran i tu pidananya lebih ringan, dari situ sebetulnya sudah tahu. Tidak usah disebutkan ini pelanggaran, ini kejahatan i tu sudah tahu. Tetapi
·karenna ini dikaitkan dengan aturan umum dalam hukum pidana karena adanya perbedaan percobaan terhadap yang dinamakan kelompok pelanggaran i tu tidak dihukum sedangkan percobaan terhadap kelompok yang dinamakan kejahatan i tu dipidana sehingga inilah sebetulnya perlunya dikelompokkan ini, dan ini juga sudah terdapat di dalam Undo.,(lg-undang yang telah pernah ki ta setujui, Undang-undang yang lai nnya yang pernah ki: a setuj ui bahwa ada pengelompokan ini. Jadi karena itulah mengapa FABRI yang dulunya .nemang ingin menyarankan seperti halnya FKP tadi kemudian tidak jadi. Karena kami berpandangan bahwa iniada keperluannya mengapa dikelompokan ke dalam pelanggaran dan kejahatan. Dan contok Undnag-undang yang telah ada telah banyak yang mengelompokkan
memang .......... .
-60-
memang demikian. Terima kasih.
KETUA RAPAT : Terima kasih. Kepada FPP kami persilakan.
FPP (H. OESMAN SAHIDI, SH) : Menu rut pendapat kami karena sekarang ini formal KUHP ki ta
masih berlaku dimana membedakan antara kejahatan denganr pelanggaran maka kami tidak keberatan apabila rumusan Pemer·intah ini
tetap dipertahankan. Terima kasih.
KETUA RAPAT : Terima kasih. Kepada FPDI saya persilakan.
FPDI (Y.B. WIYANJONO, SH) : FPDI kelihatannya cukup yang bersuara lebih senior dari pada
yang di sini, jadi itu lebih handal daripada kami.
Terima kasih.
KETUA RAPAT : Terima kasih. Saya persilakan kembali kepada Bapak Djupri ada tambahan.
FPDI (DJUPRI, SH) : Terima kasih Bapak Pimpinan. Sebagaimana kita ketahui, kita ini masih bekerja keras meng
ganti hukum peninggalan Belanda itu, kolonial menjadi hukum nasional yang tentu sumbernya jelas lai i.. Ki ta akan mengacu kepada Pancasila dan UUD 1945. Karena tadi yang dikemukakan i1eski pun k i t.a mengut i p da ri ketentuan yang masi h, ka rena. pe ra turan yang lain berlaku pada dasarnya itu akan kita cabut, pasti kita cabut semuanya. Oleh karena itu daripada kita menggantungkan hal yang pada dasarnya akna dicabut karena secara filosofis. itu
tidak sesu.::u L1~Ji apalagi yang punya sendi ri di negeri Belanda sudah men i n~JQ-31 kan j a.uh membedakan kej aha tan dengan pelangga ran.
Kit.::1.pun ':·.eoC!kat t.",.nen.3 kita bisa rnernbuktikan bahwa itu sulit d i buk t i ka.n per be,L.J.an an tar~ a pel anggaran dan kej aha tan dar i ke ten-
tuan yang po':'.it.if masih ber·laku sekarang 1n1. Oleh karena itu mari kita pikir-kan baik-baik apakah itu masih dipandang perlu atau tidak. Kalau menurut pendapat kami tetap itu kita diperlukan tetapi saya serahan kepada pengusul jadi bagaimana kejadiannya
nanti kalau perlu di lobby lagi.
FKP. ·-
- 61 -
FKP (M. RUSDY THAHIR. SH)
Ini sekedar tambahan. Sava tidak membantah pandanqan dari Bapak Profesor Doktor
Baoirmanan. Akan tetapi ada satu alasan bahwa hukum juga. suatu Undanq
undco.nq dibuat oalino tidak bertumpu kepada tiqa hal. yaitu ada motivasi. ada konstatasi. dan juqa antisipasi. Dan antisipasi ini Baoak Pimoinan .iuqa telah kita anut barusan pada ~1aktu kita lobby tadi.
Seoranq dari vanq .iuqa sama-sama kami membahas dahulu waktu
Paten. Me ret Ibu Denok vanq memberikan alasan mengenai masalah
bahwa samoai sekarano ini belum ada ketentuan di dunia Internasional menqenai apa i tu "Marek Terkenal". akan tetapi dengan
alasan antisioatif bahwa hal kan sinval soal waktu saja, FKP juga mendenqar i tu Pak Baqi r. bahwa di dalam KUHP yang akan datang
oara oenvusunnva .iuqa sependapat denqan i tu. bahwa "antara pelanqqaran dan ke.iahatan tidak akan ada perbedaan lagi be1rdasarkan
oenielasan tadi vanq dikemukakan oleh rekan kami Pak DjL!pri. Denqan bertolak kepada antasipasi seperti ini. 1naka kami
melihat bahwa tidak salah kalau prinsip-prinsip ini walaupun dia meruoakan suatu hukum posi ti f pada saat sekaranq ini ki ta akui bahwa ada istilah Pak Baqir menqqantungkan diri ke a~~ang-awang
dan diqelano. tetaoi masalahnya awang-awang ini sudah dekat
sekali beqitu va. dan dibandinqkan denqan Kitab Undang-undang ini vanq ki ta harapkan masih berlaku beberapa lama. artinya jangan
samoai denqan prinsio-orinsip seperti itu tadi justru k·eberadaan Undanq-undanq ini memerlukan penyesuaian-penyesuaian ketimbang
daripada melakukan antisipasi mulai saat ini. Dan antisipasi ini tadi sudah kita anut bahwa walaupun kita
belum mencantumkan. belum ada suatu ketentuan yang formal mengenai aoa penoertian marek terkenal itu sendiri. norrnajlnya juga
belum ada. indikatornva .iuoa belurn ada. namun kita menqakomodir di sini denqan dasar antisipasi bahwa toh itu yanq akan datang. Kami i uqa sanqa t opt imi s. FKP sanga t optimis bahwa pandanqan
pandanoan seperti itu yang tidak membedakan lagi antara pelang
qaran dan ke.iahatan untuk yang akan datanq toh kelihatannya akan diakomodir oleh baik Penyusun Undanq-undang ini maupun beberapa
oandanoan dari oakar-oakar hukum kita. Jadi titik tolak ini dalam rangka lebih mengefisienkan
wakt.u. artinva kalau oada sekaranq ini toh kita sudah tetapkan seoer·ti itu. Lidak ~>er·lu rnembedakan laqi denqan beber·apa konsek
wen"'.i vur·irli.s ten!unva. maka akan lebih hemat waktu yanq digunakan tidak oerl•J la<:.Ji rner·evisi Undanq-undanq ini nanti pada saat
Ki tab Undan<~J-UndanQ Hukum Pidana sudah eli '"ahkan bersama-sarna antara Pemerintah denqan DPR .
.Tadi r11eman<~l denoan neniadaan klausul. ar·' i nya tidak ada laqi
t)enentu.':<.n. "!Ua.kah ~<eiahatan ate.u pelanqqaran. rnaka dia ITIBnqandung
l O<J i '::' .
nun bi·:o3 s:':t)a dilakukan.
bahwa te r·hadap pe r·cobaan
bi 1 an1ana ka r·ena eli a sudah
1. ''··dOl
- 62 -
Jadi teraantunq kita apakah norma itu kita masukan di sini
denaan konsekwensi vana bisa bertentanqan dengan Ki ta.b Undang
Undana Hukum Pi dana. karena bagaimanapun juga dari sudut hukum
status dadoada Undana-undanq ini juga, sama dengan Undang-undang
lainnva. Kalau orinsio ini kita sudah mulai atur. maka dia toh menja
di hukum oositio. walaupun tentunva bisa alasan lagi bahwa suatu
Undanq-undanq kan tidak boleh bertentanqan dengan kaidah-kaidah.
denqan Peraturan Perundanqan. tetapi ini kan antisioati·f istilah-
nva. Itu sebabnva dasar-dasar pemikirannva Pak Ketua. sekedar
tambahan dari kami.
Ter·ima kasih.
KETUA RAPAT :
Terima kasih.
Masih ada tambahan dari FKP.
Sava serahkan kepada Pemerintah.
PEMERINTAH/DIRJEN KUMDANG :
Perbedaannva cuma sedi kit sa.ia. dengan Pak Rusdy
tidak oernah .iauh-.iauh per·bedaannva i tu yah. tetapi
selesai satu iam. atau dua jam sedikit. kita tidak tahu.
biasanya
apa itu
Kita ousatkan oada konsep percobaan saja, kan itu seperti
i tu be-vanq menoniol oada konseo oer·cobaan. Den',C\n tidak ada
rarti kita "konseo per·cobaan" di dalam KUHP Pidana pohing itu
men i adi t i dak daoa t di teraokan 1 aqi kan beqi tu konsel1.wensinya.
Perlu diinqatkan bahwa konseo percobaan termasuk konsep
oi dana vanq ba r·u sebe tul nva. Di da l arn KUHP Pi dana i tu. yai tu
mul2.i berkernban(mva aiar·an-a_jaran sosial di dalam Hukum Pidana,
antar·a lain di~an1r>inr~1 adanva hukuman per·cobaan pernbebasan ber·sya
rat. antara lain keluc.n·lah a.iar·an Lentanq percobaan. Menqapa,
karena ada oer·t.irnb.?~n<:J?.n-per-tirnbanqan oer·ikamanusiaan di sini ini.
c'f:>r-t'J.r\v.':(annva .::>.d.:dah kalau kita tidak ruenqenal konsep itu
un v.-:'lf\') c'erlu !<tL~ d2.l3mi sedikit sa_·ja lLU ya. Ar·tinya kita
1 inLa:= oer·cut ',an melanqqar· beg.i Lu
kiL2. _juqa secara ekonolfti dihiLun~::J
!f:"bih '''":d~ed ua.no sidan'-lf!Vd. dari pada dan
seb"-·':1?--i ,,v·c;_. '.t-!L=-'.r..'i '/c.r'u per1tinq konser• kernanusiaannva terqantung
f<'._i t"'. cubd elabor·a:=.i
FKP (M RUSOY fHAHIR, SH)
PC\ Len lfll .Juqa
d3pa t .
- 63 -
dar_~a t di hukum. maka kami percava bahwa di dalam penerapan
ka i dah van<l sepe rt i i ni pada prak tek peradi l an karni serahkan
senenuhnva keoada kebiiakan hakim vanq kita inqinkan bahwa betul
betul hakirn itu mandiri di dalam ranqka memberikan keputusannya.
i acl i sacJ."' t
!<.ami oi k i r· bahwa rnudah-rnudahan pada -::\Sa-masa vanq akan
d('{t;~nq ha.kin,-hakin' kita sanqat ar·if di dalam rangka rnener·apkan
kelenluan·-1-<.eLenLuc.n van<..! ber·si fat nonnati f seper·ti ini.
kPflli:Hid i r· i df\ hi'\k i Ill. Dan ::,aya
i tu ki ta qantunqkan nanti kepada
kir·e~ a~.as ini sanqat kita honnati.
KETUA RAPAT
S3.va oe r·c;: i.l2.kan kernba l i ket:)ada FABRI.
FABRI (NY. SUMARTINI D. SH. ):
TPri"'" l'.3"';ih f~;~::..>:~k ;.:•irnpin.::..n.
r n i !11f' nv 1 nu•.l\'rl'.l mPn'~H?-n2. i kebebe~::::.an f . ' • . l C\ "· .1. lri
flCI t·•.!S
Le~di Pe~k.
111enen tukan
ns. teL<:H.>i kebeba::an ui sini bukan kebebasan seff!uaunva.
Memanq
be~qairna
Kebeba-
san dala!n ar·ti kebebasan dalan1 ken:~nqka atun'in yang telah ada.
Jadi kalau di situ tidak dibatasi. Sebab kalau aturan dibata
si berar·ti bahwa hakirn itu bisa mernilih atau semaunya sendiri
rriel akukan pi 1 i han i tu. tetapi .i uqa dalam keranqka i tu benar.
Kalau tadi disebutkan bahwa. tadi ada pertanvaan dari Pemerintah.
baqairnana kalau memanq demikian per·cobaan terhadap pe.langgar·an
pun akan dipidana. Sebetulnya prinsip ini. jadi kalau memang ini
tidak di kelompokan berarti bahwa nantinva ki ta juga di dalam
penerapan pidananva i tu untuk percobaan ter·hadap pelang~Jaran juga
bisa dipidana ber·arti. Jadi apakah ini dahulu. apakah kita sepakati terhadap hal
vanq demikian dahulu. beqitu.
KETUA RAPAT :
Te r·ima kasi ht.
kepada FPP.
FPP (H. OESMAN SAHIDI. SH)
Saudara Pimpinan.
Kalau ki ta menqqantungkan suatu hukum i tu kep.s:da "news constituandum. maka ini akan ber·akibat ketidak pastian hukum.
Oleh karena i tu. rnaka pendapat sava adalah ki ta bia1·kan saja
adanva pelanqqaran dan kejahatan tersebut.
Terirna kasih.
KETUA RAPAT :
Terima kasih.
Ka r·ena FPDI tadi sudah diwakili oleh. tumben va. boleh.
FPDI
- 64
F.POI (Y.B. WIYANJONO. SH) Terima kasih Ketua.
Sava kira memano 3Pa vanq
lahan ini, oleh Pak Guke Pak
diqeser untuk menukik ka permasa-
Di r·jen sudah di utar·akan. Kalau
r'er·ma-o= .. 31ahan tuntutan hukurnan ber·at rinqan itu kan ~;ebetulnya
kal:<.u ki La ber·bicar·a masalah RUU ini tidal< jelas. F•asal yang
1rienuniuk keoada varKl berat 81, 82. ini berat, yanq ini 1r-inqan kan
be<:~i Lu. Sehi rv.1oa i Lu Lidak akan mer·ctncukan baQi penuntut untuk
menunt•.Jt k2.r·ena kr·iter·ianva sudah )elas. !··1elanqQar yanq rnana,
iLu sud3h ·,elas. Jcidi lanLd.S apd. qunanya diber·ikan ini _iahat,
ini ticlak iahat k:-:~n beuitu kir·a-kir·a.
r:.un Leks Lua 1 r1vd cid.::<. L:J.h 1111 menqa it tnasa lah a.Jcu·an
Ladi k . .:;,n beoiLu. Kalau ber·biccn·a fltasalah per·cobaan.
pe r·cobaan
per·cobaan
i t•.J 11 oen•.Jr'L'l ::::::<.vd.. lnis2.lnva Li:i.di Pak Di r·_jen Kutudanq mencontohkan
1alu linL.::'I<::. itu kalau 11oencoba Lidak .iadi. itu apa va dihukuw
.'<u:::<. ; tu i 'C\nL:-:<.s cc.e·~Ji-'::\e<.1i lain Jllcc:::>al::::dl kemanusiaannva d.i.tuana.
K.:;,!_aL' di d.:d::uro 111er·ek 1n1 'fi.:HJ<J jelas bcthwa "baranq s1apa
1!/f:':'I'!L'':"''(''dUdfl•.!k..';n ,'•.'ir·dfK! ,;tau )3Sd Vdfl<..} dil<eLafHJ.i dLdu t.idcfl<. d.if<.e
tafltll L>arar>u ,C{L,'ic' j3s3 merupa/<.an hasil Delan<.J<.Jdf'an", ar·t.ir1vo. dio.
rnencoba Lid.:d•. . ~ ' I d(. 1 , seper·ti tadi, rnau 111elanqqar· tidak jadi.
Belum ada sur·vat van•J ada sampa1 sek<:u-atl<.l ini. per·cobaan Lidak
iadi itu karena kewenanqan Polisi. yang menggarap itu. l<.an begitu
t.oh, a tau ka r·ena kesada r·an percobaan i tu tidak jadi di lakukan.
Yanq urnum adalah rnencoba tidak jadi i tu karena terbau-bau akan
kewenanqan. beq i tu ya. Ada ter·ciurn-ci urn bahwa i tu akan ada orang
vanq tahu. kalau tidak tahu ya jangan terus. kan be~ii tu ki ra
ki r·a, vanq banvak andaikata ini ada survai. tetapi kan belum ada
sur·vai. Pemahaman secara umum saja ki ra-ki ra begi t.u. Jadi
sedikit sekali yanq mencoba tidak jadi. kar·ena kesadar·an sendiri.
Terus teranq sa_ja, sava mengatakan bahwa jaminannya apa itu, itu
cuma perasaan I feelinq sa_ja. saya tidak berani menga~takan itu
hasil survai. Oleh kar·ena i tu konsekwensirwa kalau memang ini dihilangi.
rnemanq kita mesti harus memberanikan diri bahwa siapa yang menco
ba i tu, va dianqqap sa.ia bahwa dia tetap sudah melakulc.an tindak
pi dana. Baqaimana mau dihukum sesuai dengan yang di lc:~nggar i tu
ada 1 ah ke tentuan vanq mana. Jadi tidak usah menyebut i ni keja-
hatan, tidak ini pelanqqaran. Kira-kira kalau kaitannva dengan orientasi percobaan itu
tadi. karni masih sanksi Pak. Per·cobaan yang tidak ja<li. karena
kesadaran i tu lebih banyak dar·i pada yang mau kewenangan, begi tu-
lah kira-kira.
Ter·ima kasil"'l.
• I
I '
- 65 -
KETUA RAPAT : Oleh karena sudah dua putaran. dan sekaranQ sudah jauh
melamoaui iadual waktu yang kita sepakati. bagaimana kalau ini
kita endaokan ? Sekalian denqan 3 DIM yang usulan baru yang kita
seoakati untuk dibicarakan terakhir. Ini sekaranq kita lobbykan. besok siang. Jadi kami dari meja
Pimoi nan menqusul kan baqaimana kalau besok i tu rapat ~~ita mulai
pukul 14.00 sianq. Jadi raoat seoerti biasa. karena pada oukul 10.00 rakan-rekan
dari anoaota DPR akan mengikuti upacara peresmian ge•dung yang
berse.iarah munqkin sampai oukul 12.00. Sedangkan pul<.ul 12.00
sar11oai oukul 14.00 waktu istirahat. Oleh karena i tu kami mengusulkan besok siang rapat dimulai
oukul 14.00 ditemoat yang sama. Jadi kita belum pindah,. masih di
sini dan ki ta akan masuk kepada lobby untuk membicarakc:m dua ·DIM
yana diusulkan oleh FKP ini. sekaligus dengan sisa-sisa DIM
usulan baru dari FPDI.
Aoakah daoat disetujui ? Silakan dari Pemerintah yang mendalami.
PEMERINTAH/DIRJEN KUMDANG : Kami akan menaikuti apa yanq terbaik dari Bapak-·bapak dan
Tbu-ibu s.emuanva. hanva ada satu permintaan apabila mungkin.
kalau An<:.Klota-anqqota Timus paling tidak nam ·nya diberilo<.an kepada
ki ta. ki ta sudah bisa rnulai mendistribusikan bahan-ba.han Timus
vano ~udah di susun olell Pernerintah dan ber·i kut Timci 1 nya. Jadi
bC<.han seba•.1ian sudah ki ta susun misalnva menqenai Cipta sudah
- "'-l .c>c ~ i Pat Pn <:.ud:~h h=.1noi r selesa i, kal au i tu ki ta sudah bi sa
cany3 ,.,_,,'"""'~·u'-' t>~·Jian-baqian dar·i. Mer·ek ini vanq sudah selesai
d3n s•.~<-1:-<h da.~:'::it. ~<.ita distr·ibusikan.
Teri!Pd k:"'.:::ih.
I l
- 66 -
KETUA RAPAT : Tet·im3 1<.3-:::.ih. oleh karena Tim Per·umus baru akan kita bentuk
be~ok. i Bdi dar i Pi mpi nan toch nanti nva sarna .i uqa diserahkan
ket:"lad-3. Anaaota vana bersanakutan, i tu nanti diserahkcln kApada
An<:Jt:Jota vana bersanqkutan sa.ia Pak. walaupun narnanya bel urn ada
dan nanti ada vana menaatur siapa vanq akan dituqasi ~3SOk akan
dituniuk. Demikian Pak. aoakah rapat ini dapat kita skors sam1:>ai besok
siana oukul 14.00 WIB di tempat yanq sarna.
FPP (H. OESMAN SAHIDI, SH) Sebelum itu. sava menqinqatkan kembali kepada konkordansi
do?nqan Pasa 1 6 ava t ( 1) vai tu yanq sava maksudkan Pasc;.l 85 (a)
itu ada untuk di Timuskan di RUU DIM Nomor : 133.
KETUA RAPAT : Demikian rapat sava skors samt:)ai oukul 14.00 WIB di tempat
vanq sar11a.
(Rapat diskors pukul 22.45 WIB)
Jakarta. 10 Maret 1997.
a.n. KETUA RAPAT
SEKPETARIS RAPAT,
A ~·----J!CHMA!l ~~ S,H,
7 NIP : 210001084