nurhayati primasari - ejournal.perpusnas.go.id

46
Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 57 Nurhayati Primasari Naskah Samarkandi Bab Shalat: Makna Shalat Dalam Perspektif Tasawuf ABSTRAK Salah satu bentuk tulisan tangan hasil dari buah tangan Indonesia adalah naskah yang berjudul Naskah Samarqandi Bab Shalat yang ditulis di Betawi sekitar abad ke-19. Dalam naskah halaman pertama dijelaskan bahwa naskah Samarkandi ini adalah milik Tuan Al-Faris, kemudian murid beliau seorang anak Cirebon yang sedang belajar di Betawi bernama Enci’ Du’ Aljabar menyalin kitab ini sebagai sarana untuk belajar menulis karena takut dikira pemalas. Diakhir pembukaannya dalam surat Enci’ pun meminta maaf kepada pembaca apabila tulisannya seperti cakar hayam. Pembahasan pada bab ini membahas tentang hakikat shalat dan maknanya dari beberapa pendapat, diantaranya pendapat ahli haqiqah, ahli ma’rifat, ahli tafsir dan sebagian dari Pandit. Dalam naskah, shalat tidak hanya sekedar terpenuhinya syarat-syarat dan rukun yang telah ditentukan, tetapi maknanya lebih kepada hubungan antara makhluk dan penciptaNya, dan makhluk dengan alam sekitarnya, apa ganjaran dari shalat yang sempurna dan bagaimana shalat ditasybihkan dengan hal-hal yang ada di alam ini.Naskah ini hadir dengan menggunakan bahasa melayu dengan aksara jawi (pegon), yang merupakan salah satu koleksi British Librarydengan kode naskah MSS Malay C 7.

Upload: others

Post on 04-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 57

Nurhayati Primasari

Naskah Samarkandi Bab Shalat: Makna

Shalat Dalam Perspektif Tasawuf

ABSTRAKSalah satu bentuk tulisan tangan hasil dari buah

tangan Indonesia adalah naskah yang berjudul NaskahSamarqandi Bab Shalat yang ditulis di Betawi sekitar abadke-19. Dalam naskah halaman pertama dijelaskan bahwanaskah Samarkandi ini adalah milik Tuan Al-Faris,kemudian murid beliau seorang anak Cirebon yang sedangbelajar di Betawi bernama Enci’ Du’ Aljabar menyalinkitab ini sebagai sarana untuk belajar menulis karena takutdikira pemalas. Diakhir pembukaannya dalam surat Enci’pun meminta maaf kepada pembaca apabila tulisannyaseperti cakar hayam.

Pembahasan pada bab ini membahas tentang hakikatshalat dan maknanya dari beberapa pendapat, diantaranyapendapat ahli haqiqah, ahli ma’rifat, ahli tafsir dan sebagiandari Pandit.

Dalam naskah, shalat tidak hanya sekedarterpenuhinya syarat-syarat dan rukun yang telah ditentukan,tetapi maknanya lebih kepada hubungan antara makhlukdan penciptaNya, dan makhluk dengan alam sekitarnya, apaganjaran dari shalat yang sempurna dan bagaimana shalatditasybihkan dengan hal-hal yang ada di alam ini.Naskah inihadir dengan menggunakan bahasa melayu dengan aksarajawi (pegon), yang merupakan salah satu koleksi BritishLibrarydengan kode naskah MSS Malay C 7.

Page 2: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 58

Nurhayati Primasari

Pendahuluan1.1 Latar Belakang

Naskah Samarkandi Bab Shalat (NSBS) berisitentang ajaran agama Islam, membahas tentang tigapembahasan, yaitu: Shalat fardhu, Menyolatkan Mayit danHukum Nikah. Pada penelitian kali ini, akan dibahas shalatfardhu yang dilihat dari perspektif tasawuf, karena seluruhpembahasannya mengupas makna yang terkandung dalamsetiap gerakan dan bacaan shalat.

Menurut Sya’ban (2016 :8) Shalat merupakanbentuk kasih sayang Allah SWT kepada hambaNya yangberiman. Melalui ibadah ini, Allah SWT memberikanpetunjuk kepada hamba-hamba-Nya, memperkenalkan danmenghadiahkannya kepada mereka melalui Rasul-Nya yangjujur lagi terpercaya; sebagai rahmat dan kehormatan bagimereka agar dapat meraih kemuliaan dan kemurahan-Nya,dan agar dapat menggapai kedekatan dengan-Nya, bukankarena Dia butuh kepada mereka. Semuanya itu semata-mata merupakan anugerah dan karunia yang diberikan padapara hambaNya.

Allah SWT menjadikan shalat sebagai sarana untukmerealisasikan ibadah dengan hati dan anggota badan. Diamenjadikan dimensi ibadah hati sebagai bagian paling besardan sempurna dari ibadah ini dibandingkan anggota badan.Yaitu tatkala hati sepenuhnya menghadapkan diri kepadaSang Maha Pencipta, Allah SWT; berbahagia danmerasakan lezatnya kedekatan dan kecintaan kepadaNya;bergembira dengan berdirinya ia di hadapan-Nya, tanpamenoleh kepada selain Dzat yang disembahnya;menyempurnakan hak-hak ubudiyyah lahir dan batin sesuaiketentuan yang diridhai Rabbnya.

Gerakan-gerakan shalat itu ditetapkan berdasarkanamalan hati, yaitu khusyu, tunduk, dan pasrah menerima,dan setiap organ tubuh mempunyai bagian tersendiri dalammemberikan hak ubudiyyah. Allah SWT menjadikan tujuandan inti ibadah ini berupa penghadapan diri hamba kepadaPenciptanya dengan sepenuh jiwa dan raganya; menjadikan

Page 3: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 59

Naskah Samarkandi Bab Shalat: Makna Shalat Dalam Perspektif

Tasawuf

balasannya berupa kedekatan denganNya serta meraihkemuliaan anugerahNya di dunia maupun di akhirat;menjadikan kedudukan dan keberadaannya sebagai saranauntuk bertemu Allah, berhias diri untuk menghadapkepadaNya, sebagai cerminan bahwasanya seluruh manusiaakan dihadapkan kepada Allah SWT pada’Hari Pertemuan’di akhirat kelak.

Tasawuf dalam pengertian umum berartikecenderungan mistisme universal yang ada sejak dahulukala, berasaskan sikap zuhud terhadap keduniaan(asketisme), dan bertujuan membangun hubungan (ittishal)dengan al-mala’ al-a’la yang merupakan sumber kebaikan,emanasi dan ilumunasi (Hajjaj, 2013:3).

Dalam masalah shalat, kaum sufi pertama-tamamemperhatikan proses belajar atau pencarian pengetahuanmengenai hukum-hukum yang berkaitan dengan shalat,dengan mendatangi ulama dan bertanya pada merekamengenai hukum-hukum shalat yang belum mereka ketahui.Ath-Thusi mengatakan: “Adapun adab mereka (kaum sufi)dalam shalat, pertama-tama adalah belajar ilmu shalat,mempelajari shalat-shalat fardhu, shalat-shalat sunahbeserta keutamaannya, dan shalat-shalat nafilah. Dalam halini, mereka banyak bertanya pada ulama dan mempelajariapa saja yang mereka butuhkan dalam hal tersebut yangmemang tidak bisa diabaikan sebab shalat adalah tiangagama.” Selanjutnya, mereka sangat antusias menjalankanshalat di awal waktu agar memperoleh keutamaan. Olehkarena itu, mereka sudah bersiap-siap menjalankan shalatsebelum masuk waktunya, dan mereka pun menjalankannyadengan kehadiran hati mereka bersama Allah SWT. Ath-Thusi mengatakan: “Adab mereka lainnya dalam shalatadalah bersiap-siap untuk shalat sebelum masuk waktushalat agar tidak kehilangan kesempatan shalat di awalwaktu yang merupakan waktu terafdhal.”

Kemudian selama menjalankan shalat, merekaberusaha dengan segenap kemampuan untuk mengosongkan

Page 4: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 60

Nurhayati Primasari

hati mereka dari segala sesuatu selain Allah SWT agarmereka bisa merenungi kitab Allah yang mereka baca danbenar-benar khusyuk menghadap Allah, Tuhan sekalianalam. Ath-Thusi mengatakan: “Termasuk adab dalam shalatadalah jika seorang hamba telah masuk dalam prosesi shalatmaka seyogianya tidak ada sesuatu pun di hatinya selainAllah yang dihadapnya agar ia dapat menghayatiKalamNya, menyelami cita-rasa setiap ayat danmemahaminya sebab shalat yang diterima adalah shalatyang disertai kesadaran.”

Selama shalat, kaum sufi berusaha merasakankebesaran Allah dalam tilawah (bacaan Alquran), bacaantasbih, dan dalam setiap rukun yang mereka jalankan,mensucikanNya dengan hati mereka sebagaimana ucapanlisan mereka, dan khusyuk menghadap Allah SWT dengansegenap hati mereka hingga selesai. Ath-thusi mengatakan:“Kemudian ketika mulai membaca Alquran, tata kramanyaadalah menghayati bacaan Alquran dengan pendengaranhatinya seolah-olah ia mendengar langsung dari Allah. Saatruku’, adabnya adalah tegak, merunduk, dan menundukhingga tidak tersisa satu pun persendian saat tegak lurus kearah Arasy kecuali ia nyaris meleleh, kemudianmengagungkan Allah (dengan membaca Subhāna Rabbiyaal-‘azhīmi wa bi hamdihi) agar tidak ada sesuatu yang lebihagung daripada Allah SWT di hatinya.

Lalu saat mengangkat kepala dan memuji Allah, iasadar bahwa Allah SWT pasti mendengar hal itu. Kemudiansaat sujud, adabnya adalah tidak membiarkan sesuatu pun dihatinya yang lebih dekat dengannya daripada Allah SWT,lalu ia harus mensucikanNya dari segala tandingan denganlisannya, dan tidak ada sesuatu di hatinya yang lebih agungdan luhur daripada Allah SWT. Semua itu hendaknyadilakukan dengan kekhusyukan dan haibah (rasa takutkarena segan akan kebesaran Allah).”

Sebelum dan sesudah shalat, kaum sufimenghadirkan hati mereka bersama Allah di setiap waktudengan senantiasa berdzikir dan berpikir, serta dengan

Page 5: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 61

Naskah Samarkandi Bab Shalat: Makna Shalat Dalam Perspektif

Tasawuf

bermuraqabah kepada Allah dalam segala ucapan danperbuatan yang dilakukannya. Hidup mereka dengandemikian merupakan aktualisasi makna penghambaan yangsempurna kepada Allah SWT. Ath-Thusi mengatakan: “Diantara adab-adab mereka (kaum sufi) sebelum shalat adalahbermuraqabah dan menjaga hati dari segala pikiran,aksiden, dan ingatan terhadap segala sesuatu selain ingatankepada Allah. Saat mereka berdiri bersiap melaksanakanshalat dengan kehadiran hati maka seolah-olah merekatengah berdiri dari satu shalat ke shalat lain sehinggamereka tetap menggenggam niat dan ikrar masuk shalat.Kemudian seusai shalat, mereka kembali ke perilakuspiritual mereka, yaitu senantiasa menghadirkan hatibersama Allah, menjaga hati, dan bermuraqabah, seolah-olah mereka selalu dalam kondisi shalat, meskipun merekatelah selesai menjalankan shalat.”

Kaum sufi berusaha menyempurnakan shalat denganmemenuhi setiap rukun, kehadiran hati bersama Allah,penyaksian akal akan kebesaran Allah SWT, dan upayaberkesinambungan untuk tidak pernah lalai atau terlena(dari dzikir kepada Allah) sehingga mereka termasuk orang-orang yang diterima shalatnya (al-maqbulīn).

Ath-Thusi mengatakan: “Di antara adab mereka jugadalam shalat adalah kesadaran bahwa shalat memiliki empatcabang: kehadiran hati di mihrab (tempat shalat), kesaksianakal di hadapan Sang Maha Pemberi Anugerah,kekhusyukan hati tanpa kebimbangan, dan ketundukkansegenap anggota badan tanpa suspensi. Jadi, barangsiapayang menjalankan shalat tanpa kehadiran hati maka iaadalah pelaku shalat yang lalai (mushalli lahi). Barangsiapamenjalankannya tanpa kekhusyukan hati maka ia adalahpelaku shalat yang keliru (mushalli khathi’). Danbarangsiapa menjalankannya tanpa ketundukan segenapanggota badan maka ia adalah pelaku shalat yang kasar(mushalli jafi)” (Hajjaj 2013: 320-323).

Page 6: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 62

Nurhayati Primasari

Beberapa konsep yang telah dijelaskan di atas,sesuai dengan apa yang ada dalam NSBS yang ditulis dalambentuk soal tanya jawab. Isinya meliputi pertanyaan-pertanyaan sbb:(a) Mengapa Shalat lima waktu itu ada berdiri, ruku’, sujuddan duduk?(b) Mengapa Shalat itu wajib membaca al-fatihah, niat,

takbir, tahiyat, dan memberi salam?(c) Mengapa Nabi Muhammad diberi jumlah 5 waktu dalam

shalat, bukan sepuluh atau tiga puluh?(d) Mengapa dalam shalat ada sujud dua kali dan ruku’sekali?(e) Mengapa jumlah raka’at dan waktu shalat berlainan?(f) Mengapa Shalat lima waktu itu merujuk pada kata Al-hamdu?

1.2 Tinjauan KodikologisKata kodikologi berasal dari bahasa latin ‘codex’ (pl.

codices), yang dalam konteks pernaskahan Nusantaraditerjemahkan menjadi naskah. Dengan demikian,kodikologi berarti ilmu tentang pernaskahan yangmenyangkut bahan tulisan tangan ditinjau dari berbagaiaspeknya, dan tidak membahas apa yang tertulis dalambahan tersebut (Fathurahman dkk, 2010: 47-48).

Di antara naskah Melayu yang tersimpan dan barusaja didigitalkan, hanya ada satu yang pasti ditulis diBatavia, yaitu sebuah naskah agama yang ditulis secarasederhana dalam bentuk tanya–jawab yang bagus yangdigunakan untuk pengajaran agama Islam.

Gambar 1. Soal tanya jawab

Page 7: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 63

Naskah Samarkandi Bab Shalat: Makna Shalat Dalam Perspektif

Tasawuf

Pada awalnya naskah ini adalah naskah gabungan,namun telah dipisahkan menjadi dua bagian, satu naskahberbahasa Arab dengan terjemahan interlinear ke dalambahasa Melayu dengan menggunakan aksara Jawi, berisitentang pendidikan dasar Agama yang merupakan salinandari naskah Bayan ‘Aqidah al-Ushul, juga dikenal sebagaiMasa’il, yang ditulis oleh Abu al-Laits Muhammad bin AbiNasr bin Ibrahim As-Samarqandi.

Gambar2. Syariat Islam Samarqandi, dalam bahasaArab dengan terjemahan interlinear ke dalam bahasa

Melayu. Batavia. Awal abad 19, kode c IO Islamic 2096, ff,1v-2r.

Dan yang kedua mengandung teks yang sepenuhnyamenggunakan bahasa Melayu dengan aksara jawi atauPegon.

Gambar 3. Syariat Islam Samarqandi, dalam bahasaMelayu. Batavia. Awal abad 19, kode MSS Malay C 7, ff.

2v-3r.Kedua bagian naskah tersebut merupakan buatan dari

orang yang sama. Naskah berbahasa Melayu ini adalah

Page 8: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 64

Nurhayati Primasari

naskah bunga rampai yang terdiri dari tiga pembahasan,yaitu: pembahasan pertama mengenai agama (sholat) dalambentuk tanya jawab, diikuti dengan yang kedua mengenainiat dan tatacara shalat mayit, dan yang ketiga mengenaipernikahan yang pembahasannya dibiarkan tidak lengkaphingga halaman naskah ini berakhir.

Nama lengkap penulis naskah adalah Abu al-LaitsMuhammad bin Abi Nasr bin Ibrahim As-Samarqandi atauyang dikenal dengan sebutan As- Samarqandi, dia adalahseorang ahli hukummazhab Hanafi dari kota kunoSamarkand, yang terletak di Uzbekistan , dan merupakansalah satu ulama yang namanya sangat dikenal di Nusantara(w. 375H / 985 M). Beliau merupakan salah satu ulamayang sangat produktif. Tidak sedikit karya ilmiah yangdihasilkannya, diantaranya: Tafsir Al- Qur’an, Bustanul‘arifin, (bidang tasawuf), Khazanah al-Fiqhiyah, Mukhtalifar-Riwayah, Tanbih al-gafilin, dan Syarh al-Jami’ as-Sagir(bidang fikih), serta Daqa’iq al- Akhbar dan al- Uyun al-Masa’il (bidang akidah)(Zirikli dalam tesis Agus Muslim,2015: 6)

Deskripsi NaskahJudul naskah tidak tercantum pada sampul luar,

namun ditulis pada lembar kedua pada alamat surat denganmenggunakan tulisan arab pegon dan berbahasa melayu.Bahasa yang digunakan dalam naskah adalah bahasaMelayu dengan menggunakan tulisan Arab Jawi/Pegon

Arab Jawi/Pegon

Gambar 4. Judul naskah yang terletak pada halaman1r

“alamat surat kitab Samarqandi”

Page 9: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 65

Naskah Samarkandi Bab Shalat: Makna Shalat Dalam Perspektif

Tasawuf

Gambar 5. Bahasa dan Aksara dalam Naskah.Kode koleksi naskah yang termasuk dari koleksi

British Library adalah MSS Malay C 7 yang ditulis dalamnaskah sebanyak tiga kali, yaitu pada sampul naskah, padahalaman pertama recto dan pada halaman ke dua recto.

Gambar 6. Penulisan kode naskah pada sampul depan.

Gambar 7. Penulisan kode naskah pada halaman 1r.

Gambar 8. Penulisan kode naskah pada halaman 2r.Tidak diketahui secara pasti kapan naskah ini dibuat.

Namun kemungkinan besar naskah ini ditulis selamapemerintahan Inggris di Jawa (1811-1816) dan karena itu,mungkin naskah ini berasal dari awal abad ke-19.

Dalam catatan pada halaman pertama naskah,dijelaskan bahwa naskah tersebut adalah milik Tuan Al-Faris dari kampung Salemba di Batavia, dan juru tulisnyamemperkenalkan diri sebagai Enci’ Duljabar yang datangdari Cirebon ke Batavia untuk belajar menulis kepada TuanAlperes.

Page 10: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 66

Nurhayati Primasari

Gambar 9. Tempat penyalinan dan nama penyalin dihalaman 1r

Naskah berukuran 29 cm x 22 cm, dengan ukuran teks 17,5x 12,5 cm. Sedangkan ukuran margin atas 4 cm, bawah 4cm, kanan 4,5 cm dan kiri 2,5cm. Naskah ditulis di ataskertas Eropa dengan watermaks 'L V G', dengan bayanganchainline dengan ketebalan 27 halaman dengan recto versoyang dibagi menjadi tiga pembahasan secara bungarampai. Naskah ditulis dengan tinta warna hitam danmerah. tinta hitam digunakan untuk menulis penjelasandari soal dan jawaban, sedangkan tinta merah untukmenunjukan bentuk materi (matan) atau bisa menjadipemisah dan penegas antara soal dan jawaban yang satudengan yang lainnya. Naskah dalam keadaan rusak dengankertas sudah berwarna coklat kekuningan. Meskipunkondisi naskah sudah rusak, namun masih terbaca denganjelas.Naskah berukuran 29 cm x 22 cm, dengan ukuran teks 17,5x 12,5 cm. Sedangkan ukuran margin atas 4 cm, bawah 4cm, kanan 4,5 cm dan kiri 2,5cm. Naskah ditulis di ataskertas Eropa dengan watermaks 'L V G', dengan bayanganchainline dengan ketebalan 27 halaman dengan recto versoyang dibagi menjadi tiga pembahasan secara bungarampai. Naskah ditulis dengan tinta warna hitam danmerah. tinta hitam digunakan untuk menulis penjelasandari soal dan jawaban, sedangkan tinta merah untukmenunjukan bentuk materi (matan) atau bisa menjadipemisah dan penegas antara soal dan jawaban yang satudengan yang lainnya. Naskah dalam keadaan rusak dengan

Page 11: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 67

Naskah Samarkandi Bab Shalat: Makna Shalat Dalam Perspektif

Tasawuf

kertas sudah berwarna coklat kekuningan. Meskipunkondisi naskah sudah rusak, namun masih terbaca denganjelas.

Gambar 10. Gambar 11.Perbedaan penggunaan Kondisi fisik dan teks naskah

warna tinta

1.2.2 Kajian IsiHasil penelitian terhadap naskah NSBS menemukan bahwanaskah tersebut mengandung ajaran ilmu tasawuf. Jaringanulama sufi yang telah menyebar ke seluruh penjuru duniaIslam tak terlepas pula dengan keberadaannya di Indonesia.Keberadaan pemahaman tasawuf di Indonesia tidak dapatdipisahkan dari proses Islamisasi yang dilakukan oleh parasufi. Sikap kaum sufi yang lebih kompromis dan kasihsayang memudahkan orang menerima Islam secara terbuka.Nama-nama seperti Syaikh Yusuf al-Makassari, SyaikhAhmad Khatib Sambas, Abdusshomad al-Palimbani,Nuruddin ar-Raniri, Hamzah Fansuri, Abdurrauf Singkel,Syaikh Abdul Karim Banten, Syaikh Muhammad Nafis al-Banjari adalah tokoh-tokoh yang berperan dalampengembangan intelektualitas muslim dan upayapenyebarannya. Pada abad XVII dan XVIII merupakanperiode emas transmisi tradisi besar Islam dalam halkeilmuan antara jaringan ulama Timur Tengah yangberpusat di Makkah dan Madinah dengan para ulamaNusantara (Azra,1994:1; Amin, 2012:326). Pada permulaantahun 1950-an, Hamka menulis buku Tasawuf:Perkembangan dan Pemurniannya dan Tasawuf Modern. Ia

Page 12: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 68

Nurhayati Primasari

mulai memperlihatkan akarnya yang berakar pada prinsiptauhid, artinya mengisi diri dengan sifat-sifat kesempurnaanAllah dan mengidentifikasi diri dengan sifat-sifat ilahiyah(Amin, 2012:332). Ia menyimpulkan bahwa tasawuf diIndonesia lebih dipengaruhi oleh al-Ghazali dan al-Syafi’idaripada pengaruh al-Hallaj yang berpandangan falsafi.

Begitu juga dalam teks keagamaan NSBS ini,ditemukan ciri-ciri yang mengungkapkan bahwa naskahtersebut merupakan ajaran tasawuf karena mempunyaisimbol-simbol yang hanya bisa diterjemahkan oleh parasufisme, dan di bawah ini akan diuraikan gambaran umumsoal tanya dan jawab yang ada dalam teks NSBS:

Tabel 1. Gambaran Umum Inti Naskah NSBSNO SOAL JAWABAN1. Mengapa Shalat

lima waktu itu adaberdiri, ruku’,sujud dan duduk?

a. Jawaban pertama :• Berdiri itu menunjukan pujinya

(ibadahnya) seluruh kayukepada Allah, maka jika berdiridalam shalat ganjarannyasebanyak bilangan kayu yangada di dunia.

• Ruku’ itu menunjukkan pujinya(ibadahnya) seluruh hewankepada Allah yaitu tunduk,maka jika Ruku’ dalam shalatganjarannya sebanyak bilanganhewan yang ada di dunia.

• Sujud itu menunjukkan pujinya(ibadahnya) seluruh hewanmelata kepada Allah, maka jikasujud dalam shalat ganjarannyasebanyak bilangan hewanmelata yang ada di dunia.

• Duduk itu menunjukkan pujinya(ibadahnya) semua yangtumbuh kepada Allah, maka jikaduduk dalam shalat ganjarannyasebanyak bilangan yang tumbuhyang ada di dunia.

b. Jawaban Kedua:

Page 13: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 69

Naskah Samarkandi Bab Shalat: Makna Shalat Dalam Perspektif

Tasawuf

• Menurut orang Ahlul Haqiqah,berdiri dalam sembahyang itumenunjukan kepada posisibaqa’, ruku’ itu menunjukanposisi yaqin yaitu melihat padaAllah ta’ālā jadi gaib segalamakhluk itu, dan sujud itumengingatkan yang nyata segalatanda kekuasaan Allah, danduduk itu menunjukan segalasifat dan asma Allah

c. Jawaban Ketiga:• Menurut orang Ahli Ma’rifah,

sembahyang mempunyai empatunsur perkara pada makhluk:pertama api, kedua angin, ketigatanah dan keempat air. Berdiridalam sembahyang itu mengikatadanya api, karena cirinya apiadalah berdiri, ruku’ itumengikat adanya angin, karenaciri angin itu berubah-ubah’,sujud mengikat adanya air,karena air itu cirinya mengalir,duduk itu mengikat adanyatanah, karena tanah itu cirinyadibawah untuk duduk.

d. Jawaban Keempat:• Menurut orang ahli Tafsir,

sembahyang itu ada berdiri,ruku, sujud dan duduk. Berasaldari kisah-kisah Nabi, yaitu :pada kisah Nabi Adam tatkalaakan mengambil buah khuldi.Karena takut seperti halnyaorang yang sembahyang padasaat ruku’ dan sujud kemudianmengangkat kedua tangan(do’a), kemudian Nabi Adammelakukan sembahyang.

2. Mengapa Shalat ituwajib membaca al-

a. Fatihah: adalah isyarat yangmenunjukan wujud Allah yang

Page 14: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 70

Nurhayati Primasari

fatihah, niat, takbir,tahiyat, danmemberi salam?

sempurna nyata kepada manusia.b. Niat: menunjukan kepada sebenar-

benar hati yang berhadapan kepadawujud tunggal yang Esa

c. Takbir: menunjukan kepada dzatAllah yang Maha Besar

d. Tahiyat: menunjukan kepadakesempurnaan hamba dan tuan(Allah)

e. Salam: menunjukan kepada NabiMuhammad yang sejahterakan apineraka kepada hari kiamat

3. Mengapa NabiMuhammad diberijumlah 5 waktudalam shalat,bukan sepuluh atautiga puluh?

Bahwasanya cahaya NabiMuhammad itu tatkala heranmelihat rupa di dalam cermin yangjernih tatkala melihat pada qandilmaka berasa adalah rupa yangterlebih baik, maka Allah menyuruhshalat 5 waktu

4. Mengapa dalamshalat ada sujuddua kali dan ruku’sekali?

a. Sujud dua kali itu menunjukankepada sifat dan dzat, ruku’ sekaliitu menunjukan kepada wahdaniyah

b. Jawab orang ahli syariat: sujud duakali itu menunjukkan kepadamalaikat kirāman kātibīn karenasekurang-kurangnya saksi itu adadua orang, dan ruku’ sekali itumenunjukkan segala makhluk yangmenjadikan Allah itu Esa dan tiadasekutu baginya.

c. Jawab sebagian Pandit: ruku’ sekaliitu menunjukan kepada Isyq dansujud dua kali itu menunjukankepada cermin dan bayang-bayangan

5. Mengapa jumlahraka’at dan waktushalat berlainan?

a. Jawaban menurut ahli Tafsir:Karena Malaikat itu banyak, adadua tiga dan empat seperti firmanAllahو ثلاث ورباع

b. Jawaban menurut sebagian ahli

Page 15: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 71

Naskah Samarkandi Bab Shalat: Makna Shalat Dalam Perspektif

Tasawuf

Tafsir:• Subuh: tatkala Nabi Adam AS,

diturunkan oleh Allah dari surgake bumi pada saat mataharibelum keluar dan hari masihgelap, dan ketika fajar muncul,hilanglah kesedihannya,kemudian dia melakukan shalatdua raka’at karena gelapnyamalam kemudian melihatcahaya.

• Dzuhur: tatkala Nabi Ibrahimdipanggil oleh Allah pada saatmatahari tergelincir dan perihhatinya karena Allahmemerintahkannya untukmenyembelih anaknya Ismail,kemudian pada saat akanmenyembelih, Ismail digantimenjadi kambing, kemudian diamelakukan shalat empat raka’atkarena syukurnya pada Allah.

• Ashar: tatkala Nabi Yunus adadi dalam perut ikan Nun, danberubah menjadi gelap dankeluar dari perut ikan itu padawaktu Ashar, makasembahyanglah dia empatraka’at bersyukur karena hilangperih hatinya .

• Magrib: tatkala Allah berkatakepada Nabi Isa tentang tigaperkara yaitu: katakan olehmuyang bernama Allah itu tiga:aku, kamu dan ibumu. Makabimbanglah Nabi Isa, kemudiansembahyanglah dia tiga raka’at,pertama untuk menetapkanbahwa dirinya dan umatnyaadalah hamba Allah, keduauntuk menetapkan bahwaibunya adalah hamba Allah, danketiga menetapkan bahwa Allah

Page 16: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 72

Nurhayati Primasari

adalah Tuhan yang Esa lagiMaha Kuasa dan tiada sekutubagiNya.

• Isya: tatkala Nabi Musa sedihhatinya atas empat perkara,yaitu:

1. Perih hatinya karenaberpisah dengan saudaranyaHarun

2. Perih hatinya karenabermusuhan dengan Fir’aun

3. Perih hatinya karenaanaknya

4. Perih hatinya tatkala keluardari Madyan untukberperang dengan Fir’aun.

Maka sembahyanglah dia empatraka’at maka dihilangkan Allah perihhatinya.Oleh karena itu, Allahmemerintahkan kepada NabiMuhammad dan umatnya untukmelaksanakan shalat lima waktu, danraja iblis pun menangis karena jikashalat dikerjakan oleh umat Muslim,niscaya diampuni dan hilanglahsegala dosanya.

6. Mengapa Shalatlima waktu itumerujuk pada kataAl-hamdu?

Shalat itu merujuk dari satu katadalam Al-Qur’an yaitu kata alḥamdu,karna alḥamdu itu lima hurufnya.Maka waktu ṣubuḥ itu keluar darihuruf alif, waktu ẓuhur itu keluar darihuruf lam, waktu ‘aṣar itu keluar darihuruf ha, waktu magrib itu keluardari huruf mim, dan waktu ‘isya itukeluar dari huruf dal

1.2.2.1 Makna Simbol yang terdapat dalam naskahNSBS

Shalat adalah cahaya bagi orang-orang yang berimandan penerang bagi hati mereka. Shalat adalah hubunganantara seorang hamba dengan Rabbnya. Apabila shalat

Page 17: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 73

Naskah Samarkandi Bab Shalat: Makna Shalat Dalam Perspektif

Tasawuf

seorang hamba dilakukan dengan sempurna, terlaksanasegala kewajiban dan perkara yang disunahkan, dilakukandengan penuh khusyu’ yang merupakan ruh dari shalat itusendiri, maka seorang hamba jika masuk dalam keadaannyaia merasa masuk kepada Rabbnya, dan berdiri yangdilakukan di hadapanNya adalah berdirinya seorang hambayang khusyu’ dan penuh tatakrama, memahami setiap apayang diucapkan dan dikatakan, tenggelam dalam munajatdan doa kepadaNya, maka tentu saja shalat tersebutmerupakan pertolongan terbesar atas semua keutamaan dankebaikan, dan pencegahan dari perbuatan keji dan munkar.Hal ini karena hadirnya raga dan hati dalam shalat untukmelaksanakan perintah-perinyah-Nya, dan menjauhilarangan-laranganNya. Allah ta’ala berfirman:

“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengansabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecualibagi orang-orang yang khusyu’.” (Qs. Al-Baqarah: 45)(Abdurrazaq, 2013:175-176)

Pada pembahasan ini akan diungkap tanda-tanda yangterdapat dalam naskah sesuai dengan pertanyaan danjawaban yang ada pada tabel di atas:

A. Soal Mengapa Shalat lima waktu itu ada berdiri,ruku’, sujud dan duduk? (memiliki 4 Jawaban)

1) Jawaban I• Berdiri itu menunjukan pujinya (ibadahnya) seluruh

kayu kepada Allah, maka jika berdiri dalam shalatganjarannya sebanyak bilangan kayu yang ada didunia.Pembahasan:Pada naskah dijelaskan bahwa berdiri dalam shalat ituseperti ibadahnya seluruh kayu (pohon) yang ada dibumi.Pohon merupakan tumbuhan yang tinggi berdirike atas dan kokoh, berdirinya kayu tidak lemah

Page 18: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 74

Nurhayati Primasari

lunglai meskipun diterpa angin yang berhembuskencang.Sama halnya manusia yang berdiri dalamshalat, hendaknya berdiri kokoh seperti kayu (pohon)yang tegak dan tidak lemah lunglai serta bergoyang-goyang. Jika manusia melakukan berdiri dalam shalatsecara sempurna, maka Allah akan memberi ganjaran(pahala) sebanyak jumlah kayu (pohon) yang ada didunia.

Gambar 4.13 Pohon yang berdiri tegak

Gambar 4.14 Posisi berdiri dalam shalat

• Ruku’ itu menunjukkan pujinya (ibadahnya) seluruhhewan kepada Allah yaitu tunduk, maka jika Ruku’dalam shalat ganjarannya sebanyak bilangan hewanyang ada di dunia.

Page 19: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 75

Naskah Samarkandi Bab Shalat: Makna Shalat Dalam Perspektif

Tasawuf

•Pembahasan:Ruku’ itu menunjukkan ibadahnya seluruh hewankepada Allah yaitu tunduk.Bentuk hewan dalamposisi ini adalah tunduk secara sempurna.Apabilaseorang hamba Allah melakukan ruku’dalam shalat,hendaknya ruku’ yang dilakukan menyerupai posisitunduknya hewan, jika dilakukan secara sempurnamaka ganjarannya (pahala) adalah sebanyak jumlahhewan yang ada di dunia.

Gambar 4.15 Posisi Hewan Melata

Gambar 4.16 Posisi Ruku’ dalam shalat

• Sujud itu menunjukkan pujinya (ibadahnya) seluruhhewan melata kepada Allah, maka jika sujud dalamshalat ganjarannya sebanyak bilangan hewan melatayang ada di dunia.Pembahasan:

Page 20: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 76

Nurhayati Primasari

Sujud merupakan ibadahnya seluruh hewan melatakepada Allah.Hewan melata merupakan hewan yanghampir seluruh badannya menempel ke tanah.Makajika manusia melakukan sujud dalam shalat,hendaknya dilakukan secara sempurna seperti hewanmelata yang berada di atas tanah, apabila dilakukansecara sempurna maka ganjarannya adalah sebanyakjumlah hewan melata yang ada di dunia.

Gambar 4.17 Posisi Sujud dalam Shalat

• Duduk itu menunjukkan pujinya (ibadahnya) semuayang tumbuh kepada Allah, maka jika duduk dalamshalat ganjarannya sebanyak bilangan yang tumbuhyang ada di dunia.Pembahasan:Duduk merupakan ibadahnya semua yang tumbuh dibumi ini, tumbuhan tumbuh dari tanah tinggimenjulang ke atas langit.Maka jika manusiamelakukan duduk dalam shalat, hendaknya dilakukansecara sempurna seperti tumbuhnya tumbuhan tinggike atas, apabila dilakukan secara sempurna,ganjarannya (pahalanya) adalah sebanyak jumlahtumbuhan yang tumbuh di dunia ini.

Page 21: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 77

Naskah Samarkandi Bab Shalat: Makna Shalat Dalam Perspektif

Tasawuf

Gambar 4.18 Posisi Duduk dalam Shalat

Dasar pemikiran di sini adalah kesempurnaan posisishalat yaitu menempatkan tulang-tulang pada posisinyadengan sempurna.

2) Jawaban II• Menurut orang Ahlul Haqiqah, berdiri dalam

sembahyang itu menunjukan kepada posisi baqa’,ruku’ itu menunjukan posisi yaqin yaitu melihat padaAllah ta’ālā jadi gaib segala makhluk itu, dan sujuditu mengingatkan yang nyata segala tanda kekuasaanAllah, dan duduk itu menunjukan segala sifat danasma Allah.Pembahasan:Menurut orang Ahli Haqiqah:

a) Berdiri dalam shalat menunjukkan kepada posisibaqa’. Baqa merupakan sifat kekal yang dimiliki olehAllah SWT. Maka jika berdiri dalam shalat, kitasedang meyakini bahwa Allah itu kekal dan tidakbinasa.

b) Ruku’ dalam shalat menunjukkan posisi yakin melihatkepada Allah meskipun Allah itu gaib dan tidaknampak oleh pandangan kita. Maksudnya adalahketika seorang manusia melakukan shalat, hendaknyamenghadirkan dan menciptakan kedekatan denganAllah seakan-akan Allah berada di hadapanya dansedang melihat dirinya. Hal demikian ini akanmemunculkan rasa takut dan pengagungan kepadaNya

Page 22: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 78

Nurhayati Primasari

sebagaimana disebutkan dalam riwayat Abu Hurairoh“Takutlah kepada Allah seakan-akan engkaumelihatNya.”

c) Sujud dalam shalat mengingatkan segala tandakekuasaan Allah. Sujud adalah bentuk penghambaandiri yang paling sempurna, karena ketika seoranghamba bersujud, kepala dan kaki berada sejajar di atastanah. Posisi ini merupakan manifestasi bentukpenyerahan diri kepada sang Khalik secara totalitastanpa tendensi apapun. Sarana mengingatkekuasaanNya, pelebur segala macam penyakit hati,dan penghapus segala pembeda dalam diri manusia.Seluruhnya sama, hanya takwa yang menjadikanseseorang istimewa di hadapan Allah SWT.

d) Duduk dalam shalat menunjukkan semua sifat danasma Allah. Ketika seorang hamba duduk dalamshalat, itu menunjukkan bahwa seorang hamba sedangmengingat semua sifat dan asma Allah, ini merupakanbentuk pengesaan dari makhluk terhadap Rabbnya.

3) Jawaban III• Menurut orang Ahli Ma’rifah, sembahyang

mempunyai empat unsur perkara pada makhluk:pertama api, kedua angin, ketiga tanah dan keempatair. Berdiri dalam sembahyang itu mengikat adanyaapi, karena cirinya api adalah berdiri, ruku’ itumengikat adanya angin, karena ciri angin itu berubah-ubah’, sujud mengikat adanya air, karena air itucirinya mengalir, duduk itu mengikat adanya tanah,karena tanah itu cirinya dibawah untuk duduk.Pembahasan:

Dalam surat Al-Ankabut ayat 45 dijelaskan bahwa

Bacalah Al-Qur’an yang telah diwahyukan kepadamu(Muhammad) dan laksanakanlah Shalat.Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-

Page 23: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 79

Naskah Samarkandi Bab Shalat: Makna Shalat Dalam Perspektif

Tasawuf

perbuatan) keji dan munkar dan ketahuilahmengingat Allah (sholat) itu lebih besar(keutamaannya dari ibadah yang lain) Allahmengetahui apa yang kamu kerjakan

Dari firman di atas, kita ketahui bahwa shalat itumencegah dari perbuatan keji dan munkar yang biasadilakukan oleh hawa nafsu.Dalam naskah dijelaskan bahwa shalat terdiri dariempat unsur perkara (sifat) yang ada dalam dirimakhluk yaitu:1. Berdiri dalam shalat mengikat cirinya api karena

api itu sifatnya berdiri. Api diibaratkan sepertinafsu amarah yang dimiliki oleh manusia. Padasaat berdiri dalam sholat, nafsu amarah itu dapatdikendalikan bahkan dihilangkan apalagi ketikamembaca surat Al-Fatihah, karena pada saatmembaca surat Al-Fatihah, seorang hambamengagungkan Allah dan meminta perlindungandariNya. Maka jika sempurna berdiri seoranghamba dalam shalat, nafsu amarah yang sedangbergejolak dalam dirinya akan hilang.

2. Ruku’ dalam shalat mengikat cirinya angin,karena sifat angin itu berubah-ubah. Angindiibaratkan seperti nafsu lawwamah. Nafsulawwamah adalah jiwa yang masih cacat dan cela.Walaupun dia menerima hidayah dan selalu inginberbuat kebajikan, namun terkadang ia melakukanperbuatan maksiat dan mengikuti godaan syaitan.Sifat inilah yang diumpamakan seperti angin yaitucenderung tidak punya pendirian, selalu menyesalidiri, malas, dan terkadang lebih mengikuti hawanafsu.Jika seorang hamba dapat melakukan ruku’ secarakhusyu’, nafsu lawwamah yang ada dalam dirinyadapat dikendalikan, apalagi dengan membaca

Page 24: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 80

Nurhayati Primasari

subhāna rabbiyal ‘aẓīmiwabiḥamdisebagai bentukpengagungan kepada Allah. Maka jika sempurnaruku’ seorang hamba nafsu lawwamah yang adadalam dirinya akan bisa terkontrol dengan baik.

3. Sujud dalam shalat mengikat cirinya air, karenaair itu sifatnya mengalir. Air diibaratkan sepertinafsu mulhamah. Nafsu mulhamah adalah nafsuyang dianugerahi ilmu tawadhu’, qana’ah, taubatdan kedermawanan. Nafsu ini menjadi sumberkesabaran, kekuatan menanggung derita, syukur,dan terhindar dari sifat cela. Sujud merupakansimbol rendah diri dihadapan Sang Pencipta. Saatsholat kepala berada di bawah selevel dengantelapak kaki, ini sama dengan sifat air yang selalumencari tempat terendah.

4. Duduk dalam shalat mengikat cirinya tanah,karena tanah itu ada di bawah untuk duduk, tanahdiibaratkan seperti nafsu muthmainnah. Nafsumuthmainnah adalah nafsu yang tenang dankosong dari sifat-sifat tercela dan terhiasi dengansifat terpuji, pada nafsu ini terdapat sifat-sifat baikseperti dermawan, rela, ibadah, syukur, tawakkaldan takwa.Jadi, jika seorang hamba dapat khusyu dansempurna dalam melakukan gerakan-gerakanshalat, niscaya empat elemen utama keseimbanganyaitu api, angin, air dan tanah yang ada dalamdirinya dapat dia kendalikan dengan baik.

4) Jawaban IV• Menurut orang ahli Tafsir, sembahyang itu ada

berdiri, ruku, sujud dan duduk. Berasal dari kisah-kisah Nabi, yaitu : pada kisah Nabi Adam tatkala akanmengambil buah khuldi. Karena takut seperti halnyaorang yang sembahyang pada saat ruku’ dan sujudkemudian mengangkat kedua tangan (do’a), kemudianNabi Adam melakukan sembahyang.Pembahasan:

Page 25: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 81

Naskah Samarkandi Bab Shalat: Makna Shalat Dalam Perspektif

Tasawuf

Menurut orang ahli Tafsir, shalat itu melakukanbeberapa gerakan seperti berdiri, ruku’, sujud, danduduk dan gerakan tersebut berasal dari kisah NabiAdam ketika akan mengambil buah khuldi. Dalammelakukan gerakan sholat hendaknya dilakukansecara sempurna. Seorang hamba dalam sholat harustunduk, patuh, ta’at dan takut kepada Allah sangpencipta seluruh alam dunia dan akhirat, tidak pantasseorang hamba merasa sombong di hadapan AllahSWT yang Maha mengatur seluruh isi yang ada dalamalam raya ini. Hendaknya seorang hamba mengangkatkedua tangannya seraya berdo’a memohon ampunankemudian melakukan sembahyang.

B. Mengapa Shalat itu wajib membaca al-fatihah, niat,takbir, tahiyat, dan memberi salam?

1) Fatihah: adalah isyarat yang menunjukan wujud Allahyang sempurna nyata kepada manusia.Pembahasan:Surat al-Fatihah adalah surat yang sangat istimewadan disebut sebagai ummul Qur’an, surat inimerupakan syarat sah dalam melakukan shalat.Kandungan makna yang terdapat dalam surat al-Fatihah meliputi: pujian bagi Allah, kesaksian ataukeesaan Allah, pengakuan tentang luasnya cakupanrahmat Allah yang meliputi segala sesuatu danmencakup setiap makhluk, merealisasikan kehinaandan ketundukan dirinya serta berlaku adil danmenahan diri dari perbuatan aniaya dan maksiat,menetapkan kebenaran tentang adanya harikebangkitan, menetapkan bahwa hanyalah Allah satu-satunya yang berhak memutuskan hukum atas seluruhmakhluknya. Maka dari itu, dalam naskah al-Fatihahdisebut sebagai isyarat yang menunjukan wujud Allahyang sempurna nyata kepada manusia.

Page 26: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 82

Nurhayati Primasari

2) Niat: menunjukan kepada sebenar-benar hati yangberhadapan kepada wujud tunggal yang EsaPembahasan:Niat adalah keinginan yang kuat untuk melakukansesuatu dengan melakukan bagian awal dari perbuatantersebut. Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung padaniatnya.” (Hr. Bukhari dan Muslim)

Niat dalam shalat dilakukan agar fokus seoranghamba hanya tertuju pada shalat yang akan dikerjakandengan tidak mencampur adukkannya dengan urusandunia karena shalat merupakan ibadah sakral danagung yang harus dikerjakan sesempurna mungkin.Niat merupakan ruh dari shalatmaka dari itu, niatmenunjukan kepada sebenar-benar hati yangberhadapan kepada wujud tunggal yang Esa yaituAllah SWT.

3) Takbir: menunjukan kepada dzat Allah yang MahaBesarPembahasan:Takbir menunjukan kepada dzat Allah yang MahaBesar, karena mengucapkan takbir adalah syi’ar shalatsebagaimana talbiyah adalah syi’ar haji.Fungsinyaadalah agar seorang hamba mengetahui bahwa rahasiashalat sesungguhnya adalah mengagungkan Rabbdengan mempersembahkan ibadah hanya kepadaNya.

4) Tahiyat: menunjukan kepada kesempurnaan hambadan tuan (Allah)Pembahasan:Ketika seorang hamba telah menyempurnakanshalatnya, maka sebelum dia menyudahinya,disyariatkan baginya untuk duduk menghadapRabbnya dan memujiNya dengan tahiyyat (ucapanpenghormatan) yang terbaik yang hanya layak

Page 27: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 83

Naskah Samarkandi Bab Shalat: Makna Shalat Dalam Perspektif

Tasawuf

ditujukan kepadaNya, maka dari sanalah terdapatkesempurnaan antara hamba dan tuan (Allah).

5) Salam: menunjukan kepada Nabi Muhammad yangsejahterakan api neraka kepada hari kiamatPembahasan:Salam adalah penutup shalat yang merupakankedamaian dan kesejahteraan untuk seluruh umatNya.Salam yang dimaksud dalam naskah adalah salamdalam tahiyyat yang merujuk kepada NabiMuhammad yang dirahmati oleh Allah SWT yaituassalāmu’alaika ayyuhan nabiyyu waraḥmatullāhi wabarakātu.

C. Mengapa Nabi Muhammad diberi jumlah 5 waktudalam shalat, bukan sepuluh atau tiga puluh?

1) Bahwasanya cahaya Nabi Muhammad itu tatkalaheran melihat rupa di dalam cermin yang jernihtatkala melihat pada qanadil (tempat dari emas yangtergantung di bawah bayangan arasy) maka berasaadalah rupa yang terlebih baik, maka Allah menyuruhshalat 5 waktuPembahasan:Dalam kitab Daqāiqu Al-Akhbar fī ẓikri Al-Jannati waAn-Nar” karangan Abdul Rahim bin Ahmad Al-Qadhi disebutkan: seperti yang terdapat dalam Hadistbahwasanya Allah telah menjadikan satu pohon kayuyang mempunyai empat dahan. Pohon kayu itudinamakan “Syajarotu Al-Muttaqin” dan di riwayatlain disebut “Syajarotu Al-Yaqin”.Kemudian Diamenaruh Nur Muhammad di dalam hijab terbuat daripermata yang sangat putih sehingga membentuk rupaburung merak kemudian burung merak itu diletakkandi atas pohon tadi selama 70.000 tahun.Setelah ituAllah menjadikan cermin itu malu, diletakkan cerminitu berhadapan dengannya.Bila burung merak itumenilik dirinya di dalam cermin, dia melihat rupa

Page 28: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 84

Nurhayati Primasari

yang sangat elok dan cantik. Maka malu lah ia kepadaAllah SWT lalu berpeluh dan bertitiklah darinya enamtitik peluh. Dari titik yang pertama, Allah jadikan ruhAbu Bakr, dari titik yang kedua dijadikan ruh Umar,dari titik yang ketiga dijadikan ruh Utsman, dari titikyang ke empat dijadikan ruh Ali, dari titik limadijadikan pokok bunga ros, dan dari titik yang keenam dijadikan padi. Setelah itu bersujudlah NurMuhammad sebanyak lima kali. Lima kali sujud itumerupakan fardhu yang ditentukan oleh Allah SWTberupa shalat lima waktu kepada Nabi Muhammaddan seluruh umatNya.

D. Mengapa dalam shalat ada sujud dua kali danruku’ sekali?

1) Sujud dua kali itu menunjukan kepada sifat dan dzat,ruku’ sekali itu menunjukan kepada wahdaniyahPembahasan:

- Sujud dua kali itu menunjukkan kepada sifat dan dzatyang dimiliki oleh Allah SWT, karena melakukansujud sebanyak dua kali merupakan nutrisi utama bagihati dan jiwa. Keduanya tidak bisa berdiri dengantegak kecuali dengan cara mengimplementasikanpenghambaan diri dengan serendah-rendahnyakepadaNya.Rasulullah bersabda:

“Perumpamaan seseorang yang tidakmenyempurnakan ruku’nya dan terburu-buru dalamsujudnya, seperti orang lapar yang makan satu ataudua butir kurma, yang tidak akan membuatnyakenyang.”1

Ketikaseorang hamba melakukan sujud, yang pertamaadalah wujud penghambaan dan pendekatan diri

Page 29: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 85

Naskah Samarkandi Bab Shalat: Makna Shalat Dalam Perspektif

Tasawuf

kepada Allah dan dalam gerakan kedua adalahungkapan rasa syukur atas nikmat yang diberikan olehAllah. Gerakan pengulangan ini menambah manfaat,ma’rifat dan pendekatan diri, menambah kekuatanhati dan kelapangan dada serta hilangnya kotoran dannoda dari

1HR. At-Thabrani dalam al-Mu’jam al Kabir (no. 3840),Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya (no. 665) dan lainnya;dinyatakan hasan oleh al-Albani.

dalam hati. Dalam sujud seorang hamba mengatakansubāna rabbiyal a’lā wabihamdi, inilah hikmah daripengulangan dua kali sujud yang menunjukkankesempurnaan rahmat dan kasih sayangNya.

- Ruku’ sekali itu menunjukkan kepada wahdaniyah,karena ketika seorang hamba melakukan ruku’, iamembungkukkan tulang sulbinya untuk tundukkepadaNya, merendahkan badan, kepala danpunggungnya demi mengagungkan Allah, serayamelafalkan bacaan tasbih dan ta’zhim. Dengan begitu,terhimpunlah aspek ketundukan hati, anggota badandan juga lisan dengan posisi penghambaan diri yangpaling sempurna, sehingga menunjukkan keEsaanAllah.

2) Jawab orang ahli syariat: sujud dua kali itumenunjukkan kepada malaikat kirāman kātibīn karenasekurang-kurangnya saksi itu ada dua orang, danruku’ sekali itu menunjukkan segala makhluk yangmenjadikan Allah itu Esa dan tiada sekutu baginya.Pembahasan:

- Menurut naskah, sujud dua kali itu menunjukkankepada malaikat kirāman kātibīn karena sekurang-kurangnya saksi itu adalah dua orang. Malaikatkirāman kātibīn adalah dua malaikat pencatat amalyang terletak di bahu kanan dan kiri setiap

Page 30: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 86

Nurhayati Primasari

makhlukNya, yang dinisbahkan sebagai sujud dua kalidalam shalat yang tidak bisa dikerjakan hanya sekali.

- Ruku’ sekali itu menunjukkan segala makhluk yangmenjadikan Allah itu Esa dan tiada sekutu baginya.Ini sesuai dengan jawaban pertama dalam pada bagianini yaitu: ketika seorang hamba melakukan ruku’, iamembungkukkan tulang sulbinya untuk tundukkepadaNya, merendahkan badan, kepala danpunggungnya demi mengagungkan Allah, serayamelafalkan bacaan tasbih dan ta’zhim. Dengan begitu,terhimpunlah aspek ketundukan hati, anggota badandan juga lisan dengan posisi penghambaan diri yangpaling sempurna, sehingga menunjukkan keEsaanAllah.

3) Jawab sebagian Pandit: ruku’ sekali itu menunjukankepada Isyq (sikap berlebihan dalam cinta yangmenjadikan orang yang dirindukan senantiasa ada dihati orang yang merindu sampai hampir-hampirhatinya selalu berpikir orang yang dirindukan), dansujud dua kali itu menunjukan kepada cermin danbayang-bayangan.Pembahasan:

- Menurut sebagian Pandit ruku’ sekali itumenunjukkan kepada isyq, karena jika seorang hambamelakukan ruku’ dia menetapkan di dalam hatinyaakan kebesaran dan keagungan Rabbnya, karenadalam ruku’ ia membaca subḥāna rabbiyal ‘aẓīmiwabiḥamdihi, semakin besar pengagungan terhadapRabbnya menguasai hatinya, maka semakin dirinyamerasa kecil dan lemah sehingga timbul rasa cintayang sangat dalam yang disebut isyq kepada Rabbnya.

- Sedangkan sujud dua kali itu menunjukan kepadacermin dan bayang-bayangan, ini menunjukkanbahwa sujud tidak bisa dilakukan hanya dengan sekalisaja, karena bagaikan cermin dan bayang-bayanganyang tidak dapat terpisahkan, jika hanya dilakukansekali maka shalat yang ia lakukan tidak sah.

Page 31: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 87

Naskah Samarkandi Bab Shalat: Makna Shalat Dalam Perspektif

Tasawuf

E. Mengapa jumlah raka’at dan waktu shalatberlainan?

1) Jawaban menurut ahli Tafsir: Karena Malaikat itubanyak, ada dua tiga dan empat seperti firman Allah

:Pembahasanورباع Menurut ahli Tafsir, jumlah raka’at dan waktu shalatitu berlainan sesuai dengan jumlah sayap yang adapada Malaikat. Malaikat itu adalah makhluk Allahyang memiliki sayap sebelah menyebelah yaitu adayang dua-dua,ada yang tiga-tiga,dan ada yang empat-empat.

2) Jawaban menurut sebagian ahli Tafsir:• Subuh: tatkala Nabi Adam AS, diturunkan oleh

Allah dari surga ke bumi pada saat matahari belumkeluar dan hari masih gelap, dan ketika fajarmuncul, hilanglah kesedihannya, kemudian diamelakukan shalat dua raka’at karena gelapnyamalam kemudian melihat cahaya.

• Dzuhur: tatkala Nabi Ibrahim dipanggil oleh Allahpada saat matahari tergelincir dan perih hatinyakarena Allah memerintahkannya untukmenyembelih anaknya Ismail, kemudian pada saatakan menyembelih, Ismail diganti menjadikambing, kemudian dia melakukan shalat empatraka’at karena syukurnya pada Allah.

• Ashar: tatkala Nabi Yunus ada di dalam perut ikanNun, dan berubah menjadi gelap dan keluar dariperut ikan itu pada waktu Ashar, makasembahyanglah dia empat raka’at bersyukurkarena hilang perih hatinya .

• Magrib: tatkala Allah berkata kepada Nabi Isatentang tiga perkara yaitu: katakan olehmu yangbernama Allah itu tiga: aku, kamu dan ibumu.Maka bimbanglah Nabi Isa, kemudiansembahyanglah dia tiga raka’at, pertama untuk

Page 32: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 88

Nurhayati Primasari

menetapkan bahwa dirinya dan umatnya adalahhamba Allah, kedua untuk menetapkan bahwaibunya adalah hamba Allah, dan ketigamenetapkan bahwa Allah adalah Tuhan yang Esalagi Maha Kuasa dan tiada sekutu bagiNya.

• Isya: tatkala Nabi Musa sedih hatinya atas empatperkara, yaitu:1. Perih hatinya karena berpisah dengan

saudaranya Harun2. Perih hatinya karena bermusuhan dengan

Fir’aun3. Perih hatinya karena anaknya4. Perih hatinya tatkala keluar dari Madyan untuk

berperang dengan Fir’aun.Maka sembahyanglah dia empat raka’at makadihilangkan Allah perih hatinya.

Oleh karena itu, Allah memerintahkankepada Nabi Muhammad dan umatnya untukmelaksanakan shalat lima waktu, dan raja iblis punmenangis karena jika shalat dikerjakan oleh umatMuslim, niscaya diampuni dan hilanglah segaladosanya.

Pembahasan:Jawaban menurut Ahli Tafsir tentang waktu shalatdan jumlah raka’at yang berlainan sesuai dengansejarah para nabi, tidak ditemukan referensinya secaradetail, namun pembahasan ini sesuai dengan apa yangada dalam kitab Sullamun Munajat yaitu:

1. Yang pertama kali melakukan shalat subuh adalahAdam as saat keluar dari surga Adam melihatkegelapan, lalu takut dengan hebat. Ketika fajarmenyingsing, Adam melakukan shalat dua rakaat, saturakaat karena syukur kepada Allah atas selamatnyadari kegelapan itu dan satu rakaat karena syukur ataskembalinya siang hari.

2. Yang pertama kali melakukan shalat dzuhur adalahIbrahim as. Saat Allah menyuruhnya untuk

Page 33: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 89

Naskah Samarkandi Bab Shalat: Makna Shalat Dalam Perspektif

Tasawuf

menyembelih Ismail putranya, kemudian Allahmenyembelih hewan tebusannya. Hal itu terjadi saatmatahari tergelincir. Ibrahim lalu melakukan shalatempat rakaat: satu rakaat untuk mensyukuri hewantebusan, satu rakaat untuk mensyukuri hilangnyakesedihannya, satu rakaat untuk meminta ridha Allahdan satu rakaat karena nikmat, yaitu domba yangditurunkan dari surga, yaitu domba Habil.

3. Yang pertama kali melakukan shalat ashar adalahYunus as. Saaat Allah mengeluarkannya dari perutikan dalam keadaan bagaikan anak burung tidakbersayap. Yunus bersama dalam empat kegelapan:gelapnya isi perut ikan, gelapnya air, gelapnya malamdan gelapnya di dalam perut ikan. Yunus keluardalam waktu ashar, maka dia shalat empat rakaatuntuk bersyukur kepada Allah atas keluarnya dia darikeempat kegelapan tersebut.

4. Yang pertama kali melakukan shalat maghrib adalahIsa as. saat dia keluar dari kaumnya pada saatmatahari terbenam. Maka Isa shalat tiga rakaat. Saturakaat untuk menghapus ketuhanan dari selain Allah,rakaat kedua untuk menyirnakan tuduhan kaumnyadan satu rakaat untuk menetapkan ketuhanan bagiAllah.

5. Yang pertama kali melakukan shalat isya adalah Musaas. Saat dia sesat dari jalan ketika keluar dari Madyandan empat kesedihan menimpanya. Yaitu sedih karenaistrinya, sedih karena saudaranya Harun, sedih karenaanak-anaknya dan sedih karena kekejaman Firaun.Akhirnya Allah menyelamatkannya dari seluruhkesedihan tadi dengan janji yang benar. Hal tersebutterjadi pada waktu isya, maka dia melakukan shalatempat rakaat untuk bersyukur kepada Allah atassirnanya keempat kesedihan.

Juga ada beberapa riwayat yang tercantum dalam Al-Qur’an, yaitu:

Page 34: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 90

Nurhayati Primasari

1. Firman Allah SWT dalam kisah Nabi Yunus As.Ketika ia dimangsa oleh ikan paus

فلولا أن “Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yangbanyak berdzikir (bertasbih) kepada Allah, niscayadia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hariBerbangkit (Qs. Ash-Shaffat:143-144)

Dari Ibnu Abbas Ra. Ia berkata “makna al-musabbihinadalah al-mushallin (termasuk orang-orang yangbanyak mendirikan shalat). Demikian juga yangdikatakan oleh Said bin Jubair dan Qatadah.

2. Allah juga menyebutkan tentang kekasihNya NabiIbrahim As. Bahwa ketika ia pergi bersama anaknyaIsmail As. Lalu ia menempatkannya di suatu lembahyang tidak berpenduduk, ia pun berdoa kepadaRabbnya, ia berkata dalam doanya,

3.

“Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkansebagian keturunanku di lembah yang tidakmempunyai tanaman-tanaman di dekat rumah Engkau(Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikianitu) agar mereka melaksanakan shalat.” (Qs.Ibrahim: 37).

Ia tidak menyebutkan amalan lain selain shalat, maka halini menunjukan bahwa tidak ada amal yang lebihutama daripada shalat dan tidak pula ada yang setaradengannya. Allah SWT berfirman:

“Dan (ingatlah) ketika Kami tempatkan Ibrahim ditempat Baitullah (dengan mengatakan), “Janganlahengkau mempersekutukan Aku dengan apa pun dan

Page 35: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 91

Naskah Samarkandi Bab Shalat: Makna Shalat Dalam Perspektif

Tasawuf

sucikanlah rumahKu bagi orang-orang yang thawaf danorang yang beribadah dan orang yang rukuk dansujud.” (Qs. Al-Hajj: 26)

Dan disebutkan di antara doa yang ia panjatkan

“Ya Tuhanku jadikanlah aku dan anak cucuku orangyang tetap melaksanakan shalat, ya Tuhan kamiperkenankanlah doaku.”(Qs. Ibrahim: 40)

4. Nabi Musa As, Allah SWT mendekatkannya kepadakeselamatan dan mengajaknya bicara secara langsung;maka yang pertama kali diwajibkan atasnya setelahperintah untuk menyembahnya adalah mendirikanshalat, dan Allah tidak memerintahkan kewajibanselainnya. Allah SWT berfirman mengajak bicaranabi Musa As, dengan kalimatNya yang tidak adapenerjemah antara dia dengan Allah,

5.

لذكرى“Maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan(kepadamu). Sungguh aku ini Allah, tidak ada Tuhanselain aku, maka sembahlah aku dan laksanakanlahshalat untuk mengingat Aku.” (QS. Thaha: 13-14)

Maka yang demikian itu menunjukkan agungnyakedudukan shalat dan keutamaannya atas seluruhamal; Allah tidak memulai dengan suatu kewajibanyang pertama kepada nabi Musa selain daripadashalat. Kemudian yang pertama kali diperintahkankepada nabi Musa adalah agar dia memerintahkankepada bani Israil untuk mendirikan shalat setelah

Page 36: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 92

Nurhayati Primasari

sebelumnya mereka telah beriman kepadaNya, makaAllah SWT berfirman

“Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya,Ambillah beberapa rumah di Mesir untuk (tempattinggal) kaummu dan jadikanlah rumah-rumahmu itutempat ibadah dan laksanakanlah shalat.” (QS.Yunus: 87)

6. Allah ta’ala juga menceritakan tentang Nabi Isa Asyang dapat berbicara ketika ia masih dalam buaian(bayi), Allah berfirman,

وجعلنى مت

”Dia (Isa) berkata,”Sesungguhnya aku hamba Allah,Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan akuseorang Nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yangdiberkahi di mana saja aku berada, dan Diamemerintahkan kepadaku (melaksanakan) shalat dan(menunaikan) zakat selama aku hidup.” (QS.Maryam: 30-31)

F. Mengapa Shalat Lima Waktu Itu Merujuk PadaKata Al-Hamdu?

1) Sembahyang itu merujuk dari satu kata dalam Al-Qur’an yaitu kata alḥamdu, karna alḥamdu itu limahurufnya. Maka waktu ṣubuḥ itu keluar dari huruf alif,waktu ẓuhur itu keluar dari huruf lam, waktu ‘aṣar itukeluar dari huruf ha, waktu magrib itu keluar darihuruf mim, dan waktu ‘isya itu keluar dari huruf dalPembahasan:

1. Huruf Alif yang berarti “awwalu” atau “awal”. HurufAlif adalah huruf yang pertama kali muncul danpaling anggun berdiri tegak lurus. Ia memilikimanifestasi eksistensi Allah. Itu sebabnya huruf Alif

Page 37: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 93

Naskah Samarkandi Bab Shalat: Makna Shalat Dalam Perspektif

Tasawuf

disimbolkan sebagai awal karena manusia diciptakandari permulaan di dunia. Hal ini sesuai dengan firmanAllah dalam Qs. Ar-Rum: 11.

2. Huruf Lam yang berarti “lillahi” atau “kepunyaanAllah”.

3. Huruf Ha yang berarti “Habibu” atau “kekasih”.4. Huruf Mim yang berarti “maliha” atau “kebaikan”5. Huruf Dal yang berarti “dalilu” atau “petunjuk”.

Beberapa kutipan teks di atas menandakanbahwa naskah-naskah tasawuf di Nusantaramenyinggung hal yang sama berkaitan dengan shalat,dalam hal ini dihubungkan dengan simbol-simbolhuruf hijaiyah. Penggunaan simbol huruf hijaiyahdalam dunia tasawuf memang suatu hal yang lumrah.Para sufi berpendapat bahwa tidak ada satu huruf punyang tidak menyembah Allah. Karenanya merekamencoba menggali lapisan terdalam dari suatupengetahuan dengan cara menafsirkan simbol-simbolyang ada.

Sejauh ini penulis belum mendapatkanreferensi yang tepat berkaitan dengan pendapat diatas. Namun, satu hal yang telah kita sepakati bahwalafadz Alhamdu merupakan salah satu kalimat tasbihyang mempunyai nilai agung. Ia adalah kalimatsyukur yang diucapkan oleh makhluk kepadakhaliknya sebagai pujian tertinggi hak Allah SWTsemata.

Menurut Sya’ban (2016: 47) aspekubudiyyah pada kata :dibagi menjadi tigaالحمد

1. Seorang hamba hendaknya mengetahui, pujiannyakepada Rabbnya merupakan nikmat dariNya yangmembuat Dia berhak dipuji karenanya.Kemudian jika ia memujiNya atas nikmat itu, makapujiannya itu menuntut pujian lainnya karena ia telahdiberi taufik untuk memujiNya, demikian seterusnya.

Page 38: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 94

Nurhayati Primasari

2. Pengakuan hamba atas kelemahannya untuk dapatmemanjatkan pujian.

3. Merealisasikan kandungan dari makna الحمد ‘Segalapuji bagi Allah’ dalam semua perikehidupan.

Klasifikasi Tasawuf menurut Data yang ada pada NSBSKualitas shalat seseorang tidak hanya dilihat dari

kesempurnaan rukun dan syaratnya saja, namun jugamencakup hal-hal batiniah yang merupakan esensi pentingdari pelaksanaan setiap ibadah yang dilakukan. Untukmencapai makna batiniyah dalam pelaksanaan shalat, ImamAl-Ghazali membagi kepada enam point, sekaligusmemasukkan data yang ada dalam NSBS yaitu:1. Hudhur Al-Qalb atau kehadiran hati, yaitu kosongnya

hati dari segala sesuatu yang tidak ada hubungannyadengan apa yang sedang dikerjakannya ataupundiucapkannya. Dengan kata lain, yaitu pemusatan pikirandan pencurahan perhatian terus menerus untuk dapatmenyerap suatu makna (dalam hal ini gerakan danucapan dalam shalat).

Data dalam naskah yang sesuai dengan konsep iniadalah:

a) Fatihah: adalah isyarat yang menunjukan wujud Allahyang sempurna nyata kepada manusia.

b) Niat: menunjukan kepada sebenar-benar hati yangberhadapan kepada wujud tunggal yang Esa

c) Takbir: menunjukan kepada dzat Allah yang MahaBesar

d) Tahiyat: menunjukan kepada kesempurnaan hambadan tuan (Allah)

e) Salam: menunjukan kepada Nabi Muhammad yangsejahterakan api neraka kepada hari kiamat

2. Tafahhum adalah upaya pemahaman secara mendalamtentang makna yang terkandung dalam suatu ucapan.Akan tetapi ia tidak selalu berbarengan dengan khusyu.Adakalanya hati seseorang hadir bersama suatu ucapantetapi tidak hadir bersama makna ucapan itu.

Page 39: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 95

Naskah Samarkandi Bab Shalat: Makna Shalat Dalam Perspektif

Tasawuf

Data dalam naskah yang sesuai dengan konsep iniadalah:

a) Bahwasanya cahaya Nabi Muhammad itu tatkalaheran melihat rupa di dalam cermin yang jernihtatkala melihat pada qandilmaka berasa adalah rupayang terlebih baik, maka Allah menyuruh shalat 5waktu

b) Jawab orang ahli syariat: sujud dua kali itumenunjukkan kepada malaikat kirāman kātibīn karenasekurang-kurangnya saksi itu ada dua orang, danruku’ sekali itu menunjukkan segala makhluk yangmenjadikan Allah itu Esa dan tiada sekutu baginya.

c) Jawaban menurut ahli Tafsir: Karena Malaikat itubanyak, ada dua tiga dan empat seperti firman Allahثنى و ثلاث ورباع

d) Jawaban menurut sebagian ahli Tafsir:• Subuh: tatkala Nabi Adam AS, diturunkan oleh Allah

dari surga ke bumi pada saat matahari belum keluardan hari masih gelap, dan ketika fajar muncul,hilanglah kesedihannya, kemudian dia melakukanshalat dua raka’at karena gelapnya malam kemudianmelihat cahaya.

• Dzuhur: tatkala Nabi Ibrahim dipanggil oleh Allahpada saat matahari tergelincir dan perih hatinyakarena Allah memerintahkannya untuk menyembelihanaknya Ismail, kemudian pada saat akanmenyembelih, Ismail diganti menjadi kambing,kemudian dia melakukan shalat empat raka’at karenasyukurnya pada Allah.

• Ashar: tatkala Nabi Yunus ada di dalam perut ikanNun, dan berubah menjadi gelap dan keluar dari perutikan itu pada waktu Ashar, maka sembahyanglah diaempat raka’at bersyukur karena hilang perih hatinya

• Magrib: tatkala Allah berkata kepada Nabi Isa tentangtiga perkara yaitu: katakan olehmu yang bernamaAllah itu tiga: aku, kamu dan ibumu. Maka

Page 40: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 96

Nurhayati Primasari

bimbanglah Nabi Isa, kemudian sembahyanglah diatiga raka’at, pertama untuk menetapkan bahwa dirinyadan umatnya adalah hamba Allah, kedua untukmenetapkan bahwa ibunya adalah hamba Allah, danketiga menetapkan bahwa Allah adalah Tuhan yangEsa lagi Maha Kuasa dan tiada sekutu bagiNya.

• Isya: tatkala Nabi Musa sedih hatinya atas empatperkara, yaitu:

1) Perih hatinya karena berpisah dengan saudaranyaHarun

2) Perih hatinya karena bermusuhan dengan Fir’aun3) Perih hatinya karena anaknya4) Perih hatinya tatkala keluar dari Madyan untuk

berperang dengan Fir’aun.Maka sembahyanglah dia empat raka’at maka

dihilangkan Allah perih hatinya. Oleh karena itu,Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad danumatnya untuk melaksanakan shalat lima waktu.

e) Shalat itu merujuk dari satu kata dalam Al-Qur’anyaitu kata alḥamdu, karna alḥamdu itu lima hurufnya.Maka waktu ṣubuḥ itu keluar dari huruf alif, waktuẓuhur itu keluar dari huruf lam, waktu ‘aṣar itu keluardari huruf ha, waktu magrib itu keluar dari huruf mim,dan waktu ‘isya itu keluar dari huruf dal

3. Ta’zhim yaitu pengagungan dan penghormatan atassegala kebesaran dan keagungan Allah SWTData dalam naskah yang sesuai dengan konsep ini

adalah:a) Menurut orang Ahlul Haqiqah, berdiri dalam

sembahyang itu menunjukan kepada posisi baqa’,ruku’ itu menunjukan posisi yaqin yaitu melihat padaAllah ta’ālā jadi gaib segala makhluk itu. Sujud itumengingatkan yang nyata segala tanda kekuasaanAllah, dan duduk itu menunjukan segala sifat danasma Allah

b) Sujud dua kali itu menunjukan kepada sifat dan dzat,ruku’ sekali itu menunjukan kepada wahdaniyah

Page 41: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 97

Naskah Samarkandi Bab Shalat: Makna Shalat Dalam Perspektif

Tasawuf

4. Haibah yaitu suatu sikap yang melebihi ta’zhim. Iaadalah ketakutan yang bersumber dari ta’zhimterhadapnya. Dengan kata lain adalah suatu keadaan jiwayang timbul karena adanya ma’rifat tentang besarnyakemampuan Allah.Data dalam naskah yang sesuai dengan konsep ini

adalah:a) Menurut orang ahli Tafsir, sembahyang itu ada

berdiri, ruku, sujud dan duduk. Berasal dari kisah-kisah Nabi, yaitu : pada kisah Nabi Adam tatkala akanmengambil buah khuldi. Karena takut seperti halnyaorang yang sembahyang pada saat ruku’ dan sujudkemudian mengangkat kedua tangan (do’a), kemudianNabi Adam melakukan sembahyang.

b) Jawab sebagian Pandit: ruku’ sekali itu menunjukankepada Isyq dan sujud dua kali itu menunjukankepada cermin dan bayang-bayangan

5. Raja’ adalah pengharapan kepada Allah SWT atasganjaran dari shalat yang dikerjakan, sebagaimana jugaia takut pada hukumanNya yang disebabkan olehkelalaiannya. Apabila timbul keyakinan akan janjiNyaserta ma’rifat tentang luthf dankasih sayangNya, niscayaakan tumbuh pula perasaan harap (raja’) dari itu semua.Data dalam naskah yang sesuai dengan konsep ini

adalah:a) Berdiri itu menunjukan pujinya (ibadahnya) seluruh

kayu kepada Allah, maka jika berdiri dalam shalatganjarannya sebanyak bilangan kayu yang ada didunia.

b) Ruku’ itu menunjukkan pujinya (ibadahnya) seluruhhewan kepada Allah yaitu tunduk, maka jika Ruku’dalam shalat ganjarannya sebanyak bilangan hewanyang ada di dunia.

c) Sujud itu menunjukkan pujinya (ibadahnya) seluruhhewan melata kepada Allah, maka jika sujud dalam

Page 42: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 98

Nurhayati Primasari

shalat ganjarannya sebanyak bilangan hewan melatayang ada di dunia.

d) Duduk itu menunjukkan pujinya (ibadahnya) semuayang tumbuh kepada Allah, maka jika duduk dalamshalat ganjarannya sebanyak bilangan yang tumbuhyang ada di dunia.

6. Haya’ atau rasa malu yaitu perasaan malu atas kelalaiandan dosa yang telah dilakukan. Haya’ dapat timbulkarena adanya perasaan ketidaksempurnaan dalammengerjakan ibadah dan kesadaran bahwa dirinya tidakmampu ta’zhim kepada Allah SWT sebagaimanamestinya.Data dalam naskah yang sesuai dengan konsep ini

adalah:a) Menurut orang Ahli Ma’rifah, sembahyang

mempunyai empat unsur perkara pada makhluk:pertama api, kedua angin, ketiga tanah dan keempatair. Berdiri dalam sembahyang itu mengikat adanyaapi, karena cirinya api adalah berdiri, ruku’ itumengikat adanya angin, karena ciri angin itu berubah-ubah’, sujud mengikat adanya air, karena air itucirinya mengalir, duduk itu mengikat adanya tanah,karena tanah itu cirinya dibawah untuk duduk.

1.3 KesimpulanDari uraian-uraian yang telah disajikan sebelumnya, dapatdisimpulkan sbb:1) Salah satu bentuk tulisan tangan hasil dari buah tangan

Indonesia adalah naskah yang berjudul NaskahSamarqandi Bab Shalat yang ditulis di Betawi. Dalamnaskah halaman pertama dijelaskan bahwa naskahSamarkandi ini adalah milik Tuan Al-Faris, kemudianmurid beliau seorang anak Cirebon yang sedang belajardi Betawi bernama Enci’ Du’ Aljabar menyalin kitab inisebagai sarana untuk belajar menulis karena takut dikirapemalas. Diakhir pembukaannya dalam surat Enci’ pun

Page 43: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 99

Naskah Samarkandi Bab Shalat: Makna Shalat Dalam Perspektif

Tasawuf

meminta maaf kepada pembaca apabila tulisannyaseperti cakar hayam.

2) Dalam naskah, shalat tidak hanya sekedar terpenuhinyasyarat-syarat dan rukun yang telah ditentukan, tetapimaknanya lebih kepada hubungan antara makhluk danpenciptaNya, dan makhluk dengan alam sekitarnya, apaganjaran dari shalat yang sempurna dan bagaimanashalat ditasybihkan dengan hal-hal yang ada di alam ini.

3) Naskah ini hadir dengan menggunakan bahasa melayudengan aksara jawi (pegon), yang merupakan salah satukoleksi British Library dengan kode naskah MSS MalayC 7

4) Ini merupakan sebuah naskah agama yang ditulis secarasederhana dalam bentuk tanya–jawab yang bagus yangdigunakan untuk pengajaran agama Islam.

5) Pada awalnya naskah ini adalah naskah gabungan,namun telah dipisahkan menjadi dua bagian, satunaskah berbahasa Arab dengan terjemahan interlinear kedalam bahasa Melayu dengan menggunakan aksaraJawi, berisi tentang pendidikan dasar Agama yangmerupakan salinan dari naskah Bayan ‘Aqidah al-Ushul,juga dikenal sebagai Masa’il, yang ditulis oleh Abu al-Laits Muhammad bin Abi Nasr bin Ibrahim As-Samarqandi. Dan yang kedua mengandung teks yangsepenuhnya menggunakan bahasa Melayu denganaksara jawi atau Pegon.

6) Naskah berbahasa Melayu ini adalah naskah bungarampai yang terdiri dari tiga pembahasan, yaitu:pembahasan pertama mengenai sholat dalam bentuktanya jawab, diikuti dengan yang kedua mengenai niatdan tatacara shalat mayit, dan yang ketiga mengenaipernikahan yang pembahasannya dibiarkan tidaklengkap hingga halaman naskah ini berakhir.

Page 44: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 100

Nurhayati Primasari

Daftar Pustaka

Al-Badr, Abdurrazaq bin Abdul Muhsin. 2013. RahasiaKeagungan Shalat. Jakarta: Darus Sunnah

Ali, Jawwad, 2013. Sejarah Shalat. Tangerang: LenteraHati.

Al- Ghazali. 2006. Rahasia-Rahasia Shalat. Karisma:Bandung.

Al-Taftanzani, Abu Wafa al-Ghanimi.2008. Tasawuf Islam;Telaah Historis dan Perkembangannya. GayaMedia Pratama: Jakarta

Amin, Samsul Munir. 2012. Ilmu Tasawuf. Amzah: Jakarta

An-Nawawi, Asy-Syeikh Muhammad. 2012. SullamnlMunajat. Surabaya: Mutiara Ilmu

Baried, dkk, 1994. Pengantar Teori Filologi. Yogyakarta:Badan Penelitian dan PublikasiFakultas GajahMada.

______ 1985. Pengantar Teori Filologi. Jakarta : PusatPembinaan dan Pengembangan dan Bahasa.

Darusuprapta.1984. “Beberapa Masalah Kebahasaandalam Penelitian Naskah”.Yogyakarta: BalaiPenelitian Bahasa.

Djajasudarma, Fatimah. 1993. Metode Linguistik AncanganMetode Penelitian dan Kajian. Bandung: PT.Eresco.

Page 45: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 101

Naskah Samarkandi Bab Shalat: Makna Shalat Dalam Perspektif

Tasawuf

Djammaris, Edwar. 1997. “Metode Penelitian Filologi”.Jakarta: Pusat Pembinaan dan PengembanganBahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Edi S Ekadjati dan Undang Adarsa.1999. Katalog IndukNaskah-Naskah Nusantara Jilid 5A Jawa BaratKoleksi Lima Lembaga. Jakarta: Yayasan OborIndonesia dan Ecole Francaise D’Extreme Orient.

______ 1998. Naskah Sunda. Bandung: Lembaga PenelitianUniversitas Padjadjaran dengan Toyota Foundation.

Fathurahman, Oman. 2010. Filologi dan Islam Indonesia.Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan KemenagRI.

_______ 2015. Filologi Indonesia. Jakarta: PrenadamediaGroup

Hajjaj, Dr. Muhammad Fauqi. 2013. Tasawuf Islam danAkhlak. Jakarta: Amzah

Hoed, Benny H. 2011. Semiotik dan Dinamika SosialBudaya. Jakarta: Komunitas Bambu.

Lubis, Nabilah. 2007. Naskah, Teks dan Metode PenelitianFilologi. Jakarta: Yayasan Media Alo Indonesia.

Madjid, Nurcholis. 1992. Islam Doktrin dan Peradaban.Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina.

Multapiah. 2012. Membangun Kekuatan Dalam NaskahUmmul Bahrain Kajian Filologis. Bandung:Universitas Padjadjaran.

Page 46: Nurhayati Primasari - ejournal.perpusnas.go.id

Jumantara Vol. 8 No.2 Tahun 2017 102

Nurhayati Primasari

Mulyadi, Sri Wulan Rujiati. 1994. Katalogus NaskahMelayu Bima. Bima : Yayasan MuseumKebudayaan “Samparaja”.

Najid, Muhammad. 2003. Mengenal Apresiasi Prosa Fiksi.Surabaya: University Press.

Nurgiantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi.Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press.

Schimmel, Annemarie. 1975. Mystical Dimensions of Islam.The University of North Carolina Press: USA

Solihin.M. dan Anwar. S. 2004. Akhlak Tasawuf (Manusia,Etika dan Makna Hidup). Bandung: PenerbitNuansa

Suryani NS, Elis. 2012. Filologi. Bogor: Ghalia Indonesia.

______ 2015.Teori, Metode, dan Kajian Filologi.Bandung: Unpad Press

Sutrisno, Sulastin. 1983. Hikayat Hang Tuah (AnalisaStruktur dan Fungsi).Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press.

Sya’ban, Dr. Malik. 2016. Rahasia Shalat menurut IbnulQayyim.Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i

Taufiq, Wildan. 2016. Semiotika untuk Kajian Sastra danAl-Qur’an. Bandung: Yrama Widya