nilai penting kawasan percandian muarajambi;provinsi jambi

26
NILAI PENTING KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI KAWASAN STRATEGIS NASIONAL DAN WARISAN BUDAYA DUNIA (WORLD HERITAGE SITE) By data: AKBP DADANG DJOKO KARYANTO, SH,SIP,MH. 1. Nama : Kawasan Percandian Muarajambi 2. Nilai Penting Kawasan Percandian Muarajambi merupakan peninggalan dari Kerajaan Melayu Kuno, dan satu-satunya pusat peribadatan dari masa hindu buddha (abad 7-13 M) yang terluas di Indonesia. Terdiri dari 82 reruntuhan bangunan kuno, diantaranya 7 buah kompleks bangunan candi telah dibuka dan dilakukan penanganan pelestarian secara intensif. Yakni Candi Gumpung, Candi Tinggi I,Candi Tinggi II, Candi Kembar Batu, Candi Astano, Candi Gedong I, Candi Gedong II, dan Candi Kedaton. Tinggalan lain berupa kanal-kanal kuno yang dibuat untuk protection system dan transportasi di dalam kawasan percandian. Kawasan ini juga didukung lingkungan alam dan sosial yang masih terjaga dengan baik. 3. Kriteria Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pasal I Urutan 17 menyatakan Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya dan atau lingkungan termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia. Melihat peraturan pemerintah tersebut maka Kawasan Percandian Muarajambi dapat dimasukkan dalam Kawasan Strategis Nasional. Hal ini juga sesuai

Upload: dadang-karyanto

Post on 10-Aug-2015

54 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Nilai penting  kawasan percandian muarajambi;PROVINSI JAMBI

NILAI PENTING KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI

SEBAGAI KAWASAN STRATEGIS NASIONAL DAN WARISAN BUDAYA DUNIA

(WORLD HERITAGE SITE)

By data: AKBP DADANG DJOKO KARYANTO, SH,SIP,MH.

1. Nama : Kawasan Percandian Muarajambi

2. Nilai Penting

Kawasan Percandian Muarajambi merupakan peninggalan dari Kerajaan Melayu Kuno, dan satu-satunya

pusat peribadatan dari masa hindu buddha (abad 7-13 M) yang terluas di Indonesia. Terdiri dari 82

reruntuhan bangunan kuno, diantaranya 7 buah kompleks bangunan candi telah dibuka dan dilakukan

penanganan pelestarian secara intensif. Yakni Candi Gumpung, Candi Tinggi I,Candi Tinggi II, Candi

Kembar Batu, Candi Astano, Candi Gedong I, Candi Gedong II, dan Candi Kedaton. Tinggalan lain berupa

kanal-kanal kuno yang dibuat untuk protection system dan transportasi di dalam kawasan percandian.

Kawasan ini juga didukung lingkungan alam dan sosial yang masih terjaga dengan baik.

3. Kriteria

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Nasional, Pasal I Urutan 17 menyatakan Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan

ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan

negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya dan atau lingkungan termasuk wilayah

yang ditetapkan sebagai warisan dunia. Melihat peraturan pemerintah tersebut maka Kawasan Percandian

Muarajambi dapat dimasukkan dalam Kawasan Strategis Nasional. Hal ini juga sesuai dengan 6 Kriteria

Kawasan Strategis Nasional berdasarkan kepentingan sosial dan budaya, yaitu :

1. Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional

2. Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa

3. Merupakan aset nasional atau internasional yang dilindungi dan dilestarikan

4. Merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional

5. Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya

UNESCO :

(i) Kawasan Percandian Muarajambi telah masuk dalam Tentative List UNESCO Nomor : 5465 kategori budaya dalam usulan nominasi World Heritage sebagai karya adi luhung (Outstanding Universal Value).

(ii) Menunjukkan pentingnya pertukaran nilai-nilai kemanusiaan, dalam suatu rentang waktu atau dalam suatu kawasan budaya di dunia hubungan penting pertukaran nilai-nilai kemanusian dalam jangka waktu tertentu, dalam pengembangan arsitektur atau teknologi, karya monumental, tata kota atau desain lansekap;

Page 2: Nilai penting  kawasan percandian muarajambi;PROVINSI JAMBI

(iii) Memiliki keunikan atau sekurang-kurangnya pengakuan luar biasa terhadap tradisi budaya atau peradaban yang masih berlaku maupun yang telah hilang;

(iv) Memberikan contoh luar biasa tentang pemukiman tradisional manusia, tata-guna tanah, atau tata guna kelautan yang menggambarkan interaksi budaya (atau berbagai budayaa), atau interaksi manusia dengan lingkungan, terutama ketika pemukiman tersebut menjadi rentan karena dampak perubahan yang menetap (irreversible).

4. Lokasi

Kawasan Percandian Muarajambi terletak lebih kurang 40 kilometer dari Kota Jambi, atau 30 kilometer dari

Ibu Kota Kabupaten Muaro Jambi. Secara astronomis situs ini berada pada 103.22’ BT hingga 103.45 ” BT

dan 1 24’ LS hingga 1 33’ LS. Secara administratif daerah-daerah yang tercakup dalam kawasan

Percandian Muarajambi mencakup tujuh wilayah desa, yaitu Desa Dusun Baru, Desa Danau Lamo, Desa

Muarajambi, Desa Kemingking Luar dan Desa Kemingking Dalam, Desa Teluk Jambu, Desa Dusun Mudo,

Ketujuh desa tersebut merupakan wilayah Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi

Jambi.

5. Usulan Luas : ± 2612 hektar

6. Uraian Sejarah :

Nama Muarajambi pertamakali muncul dari laporan seorang perwira angkatan laut Kerajaan Inggris

bernama S.C. Crooke pada 1883. Crooke melaporkan bahwa ia melihat reruntuhan bangunan dan

menemukan sebuah arca yang menggambarkan arca Buddha. Keterangan Crooke ini kemudian dilengkapi

oleh T. Adam, seorang Belanda yang berkunjung ke Jambi pada 1921. Adam juga tidak menyebutkan

peninggalan-peninggalan lain di luar bangunan dan arca. Tiga belas tahun kemudian, F.M.Schnitger

mengunjungi Jambi. Ia menambahkan beberapa informasi tentang nama-nama candi baru selain Astano,

yaitu Gumpung, Tinggi, Gunung Perak, Gudang Garem, Gedong I, dan Gedong II. Schnitger sempat

melakukan ekskavasi pada bagian dalam sejumlah candi. Schnitger adalah sarjana pertama yang

menghubungkan Kawasan Muarajambi dengan kerajaan Melayu (Mo-lo-yeu) yang disebut-sebut dalam

naskah Cina abad XVII. Ia menggunakan sungai kecil bernama Melayu di sebelah barat Desa Muarajambi

sebagai dasar pemikirannya. Pada 1954, Kawasan itu diteliti oleh tim dari Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan dibawah pimpinan R. Soekmono. Tim melakukan pengambilan foto-foto baru dan

menyimpulkan bahwa ada hubungan antara kawasan ini dengan kerajaan Sriwijaya. Kemudian pada 1975,

kegiatan pemugaran candi-candi yang telah runtuh mulai dilaksanakan oleh Direktorat Sejarah dan

Purbakala, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Selama pembersihan hutan berlangsung, pekerja di

lapangan berhasil menampakkan kembali tujuh reruntuhan kompleks candi berukuran relatif besar:

Kotomahligai, Kedaton, Gedong I dan II, Gumpung, Tinggi, Kembarbatu, dan Astano. Pada 1985, Badan

Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional melakukan pemotretan udara kawasan ini. Tampak jelas dalam

peta bahwa Kawasan Muarajambi memiliki sistem kanal yang dibuat mengelilingi tanggul alam. Dari hasil

penelitian para ahli, bahwa Kawasan Percandian Muarajambi merupakan peninggalan kerajaan Melayu

Kuno yang berlatarbelakang kebudayaan agama Budha Mahayana yang berdiri dari abad VIII – XII Masehi.

Page 3: Nilai penting  kawasan percandian muarajambi;PROVINSI JAMBI

7. Uraian Lokasi dan Kondisi Sosial :

Kawasan Percandian Muarajambi ada di wilayah 6 desa, yaitu yaitu Desa Dusun Baru, Desa

Danau Lamo, Desa Muarajambi, Desa Kemingking Luar dan Desa Kemingking Dalam, dan Desa

Dusun Mudo, namun wilayah percandian yang paling luas ada di Desa Muara Jambi. Secara

garis besar keadaan sosial budaya masyarakat di desa-desa tersebut dapat dikatakan sama,

karena dahulu merupakan satu marga dari Marga Maro Sebo. Dalam struktur pemerintahan marga

di wilayah persekutuan adat Marga Maro Sebo dipimpin oleh seorang Pasirah yang

pemerintahannya berpusat di Kampung Muara Jambi.

Dalam sejarah pemerintahan di persekutuan adat Marga Maro Sebo di Muara Jambi berlangsung

hingga masa penjajahan kolonial Belanda. Pada masa kemerdekaan terjadi peralihan dalam

sistem pemerintahan adat di daerah ini. Penamaan Pasirah untuk pemimpin pemerintahan diganti

dengan sebutan Penghulu. Penggunaan istilah penghulu ini digunakan hingga diterapkannya

kebijakan tentang sistem pemerintahan desa sebagai pemerintahan terendah di seluruh wilayah

Negara Indonesia. Dampak dari penerapan kebijakan ini adalah Pasirah/Penghulu sebagai sistem

pemerintahan adat di Jambi berganti ke bentuk pemerintahan dan terbentuklah desa-desa

tersebut. Untuk kehidupan sosial budayanya meski secara struktur pemerintahan berubah, namun

tidak mengalami perubahan. Dalam hal ini sendi kehidupan sosial budaya sampai saat ini

berlandaskan nilai-nilai Islam sebagaimana seperti pada masyarakat Melayu pada umumnya.

8. Ancaman

Industri

Lokasi pembangunan pabrik, antara lain Pabrik CPO (Crued Palm Oil), Terminal Batu Bara, dan industri

hulu lainnya. Bangunan pabrik ini telah berdiri di sepanjang tepian Batanghari, termasuk yang ada di Situs

Percandian Maurajambi.

Perkebunan Kelapa Sawit

Ancaman lain dari pembangunan perkebunan yang sedang dikembangkan pihak swasta yaitu pembukaan

kebun kelapa sawit. Untuk keperluan lahan kebun sawit dengan kapasitas ribuan hektar juga telah

berdampak pada lahan-lahan di kawasan Kawasan Percandian Muarajambi. Lahan kawasan Situs

Percandian Muara Jambi yang semula berupa hutan sekunder, yaitu tegakan vegetasi hutan bercampur

kebun rakyat baik karet maupun buah-buahan seperti durian, duku, pinang, dan jenis tanaman produksi

alam lainnya, kini sebagian telah berubah tanaman monokultur kelapa sawit. Contoh paling nyata, yaitu

tinggalan arkeologi Bukit Sengalo kondisi lingkungannya sudah terkepung kelapa sawit.

Penambangan emas dan koral di Sungai Batanghari

Aktivitas penambangan emas dan koran dengan perahu apung dan bermesin diesel (don feng) yang

banyak ditemui di sepanjang DAS Batanghari juga telah masuk dan beroperasi di Desa Muarajambi.

Page 4: Nilai penting  kawasan percandian muarajambi;PROVINSI JAMBI

Keberadaan Situs Muarajambi yang berada di tepian Batanghari sepanjang 7,5 km menjadi sangat riskan

dengan adanya penambangan emas dan koral. Pengamatan aktivitas penambangan ini telah menunjukkan

banyaknya temuan benda cagar budaya. Dari hasil temuan penduduk Desa Muarajambi pada tahun 2008

adalah berupa mata uang emas sebanyak 18 keping dan sekarang tersimpan di kantor BP3 Jambi.

Temuan lain dan paling banyak adalah fragmen keramik lokal dan asing. Fakta ini memberi gambaran

aktivitas penambangan emas dan koral sangat menggangu keberadaan Situs Percandian Muarajambi yang

secara integral juga mencakup aliran Batanghari yang membelah kawasan Situs Percandian Muarajambi.

Bencana Alam

a. Situs Percandian Muarajambi pada dasarnya terletak di tanggul alam kuno (natural levee) aliran

Sungai Batanghari, Karakter Sungai Batanghari sendiri ketika musim hujan permukaan air naik dan

meluap menggenangi dataran rendah, terutama rawa-rawa di sepanjang aliran Batanghari. Meski

banjir tahunan jarang menggenangi area Percandian Muarajambi karena dataran berasal dari

bentukan tanggul alam, namun bukan berarti luput dari bahaya banjir. Perubahan ekosistem akibat

pengundulan hutan di daerah pegunungan Bukit Barisan dan daerah hulu Batanghari telah

mengakibatkan fluktuasi permukaan sungai yang cukup ekstrim, di musim kemarau permukaan sungai

surut tajam dan beberapa tempat dasar sungai muncul berupa gundukan pasir serta menyisakan aliran

setengah dari lebar sungai. Sebaliknya pada musim hujan air meluap cepat dan drastis menggenangi

daerah sepanjang aliran sungai.

b. Pada Tahun 2000 banjir Sungai Batanghari melimpah sampai Kompleks Percandian Muarajambi.

c. Hasil pengukuran dari Dinas Pekerjaan Umum rata-rata ketinggian air pada puncak musim hujan

sangat tinggi.

d. Derasnya aliran Batanghari pada musim hujan telah mengakibatkan dinding tepi sungai terkikis dan

longsor, dari perkembangan menunjukan kikisan terus berlangsung dan mengarah ke tepian Situs

Percandian Muarajambi sepanjang hampir 7,5 km.

Penduduk

a. Ancaman penduduk terhadap Situs Percandian Muarajambi adalah perluasan pemukiman sebagai

akibat dari peningkatan jumlah populasi penduduk lokal. Pemukiman yang semula terkonsentrasi

secara linier sepanjang tepian Batanghari, dalam perkembangannya mulai masuk dan tidak terpola

sepanjang tepian sungai. Perubahan pola ini mengikuti gerak pembukaan akses jalan darat

menggantikan jalur transportasi air. Perluasan pemukiman tidak hanya berupa rumah tinggal namun

juga tempat usaha seperti rumah toko (ruko) yang saat ini mulai bermunculan di jalan menuju Situs

Percandian Muarajambi.

b. Aktivitas pertanian dan perkebunan penduduk lokal dengan membuka dan merubah lanskap tata guna

lahan di area inti situs (core zone). Pengolahan dan penyingkapan lahan tanpa perencanaan sebagian

telah merusak situs.

Page 5: Nilai penting  kawasan percandian muarajambi;PROVINSI JAMBI

c. Aktivitas pengunjung Situs Percandian Muarajambi kedatangan wisatawan dengan tujuan hanya

rekreasi semata dan bukan wisatawan yang tertarik kepada nilai-nilai sejarah dan budaya. Biasanya

tipe wisatawan seperti ini banyak melakukan aktivitas yang cenderung merusak tinggalan benda cagar

budaya. Seperti pengunjung yang naik ke atas bangunan candi-candi yang terbuat dari bata. Kondisi

seperti ini telah berdampak terhadap kerusakan permukaan bata-bata candi

9. Kekuatan

Perlindungan Hukum

Implementasi perlindungan terhadap Situs Percandian Muarajambi ;

1. Undang – Undang RI Nomor 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya

2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 10 Tahun 1993 Tentang Pelaksanaan Undang – Undang Nomor 5

Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya

3. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 087/P/1993 Tentang Pendaftaran Benda

Cagar Budaya

4. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 062/P/1993 Tentang Kepemilikan,

Penguasaan, Pemindahan dan Status Benda Cagar Budaya

5. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 063/P/1993 Tentang Perlindungan dan

Konservasi Benda Cagar Budaya khususnya untuk tujuan Pendidikan dan Jati Diri Bangsa

6. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 064/P/1993 Tentang Penelitian dan

Penanganan Benda Cagar Budaya, termasuk di prosedur dalam penelitian tinggalan budaya,

perlindungan dari bahaya dan dampak dari pembangunan terhadap tinggalan budaya

7. Undang – Undang RI Nomor nomor 24 Tahun 1992 tentang tata ruang pemukiman, pertanian, daya

dukung hidup, industri, dan lainnya di bawah teritorial Republik Indonesia.

8. Undang – Undang RI Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah yang memberi kewenangan

pemerintah provinsi dalam mengelola sumber daya budaya yang ada di wilayahnya

9. Undang – Undang RI Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Tata Guna Lahan berkenaan dengan Kesehatan

Lingkungan

10. Keputusan Presiden RI Nomor 32 Tahun 1993 Tentang Pengelolaan Zona Khusus Konservasi

11. Keputusan Presiden RI Nomor 32 Tahun 1993 Tentang Koordinasi Pengelolaan Tata Ruang.

Kebijakan Pemerintah :

Pemerintah Pusat :

Melalui Unit Pelaksana Teknis Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jambi :

a. Registrasi dan Inventarisasi seluruh peninggalan arkeologi di dalam kawasan

b. Pemugaran bangunan candi: Candi Tinggi, Gumpung, Astano, Kembarbatu, Gedong I dan II, Tinggi I,

dan saat ini sedang berjalan pemugaran Candi Kedaton

Page 6: Nilai penting  kawasan percandian muarajambi;PROVINSI JAMBI

c. Pemeliharaan rutin peninggalan bangunan kuno seperti candi, kolam kuno dan tinggalan lain yang ada

di dalam kawasan

d. Keamanan melakukan pengawasan dan perlindungan secara rutin di dalam kawasan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional :

a. Menjadikan prioritas penelitian arkeologi karena kawasan ini menyimpan sumber daya budaya yang

cukup tinggi.

Balai Arkeologi Palembang :

a. Menjadikan prioritas penelitian arkeologi dan dilaksanakan setiap tahun

Pemerintah Provinsi Jambi :

1. Pembuatan Master Plan Kawasan Percandian Muarajambi

2. Kawasan Percandian Muarajambi telah ditetapkan sebagai skala prioritas pembangunan kebudayaan

dan pariwisata. Kebijakan ini telah dilaksanakan, antara lain kegiatannya ;

a. Pembangunan jalan lintas yang menghubungkan Ibu Kota Jambi dengan Kawasan Percandian

Muarajambi

b. Adanya normalisasi kanal kuno sepanjang 25 Km, yang dilaksanakan sejak tahun 2006 hingga

sekarang

c. Normalisasi danau di kawasan percandian

d. Pembangunan fasilitas penunjang kepariwisataan seperti; Gedung Pusat Informasi, tempat parkir,

air bersih, jalan setapak.

Pemerintah Kabupaten :

1. Pembangunan fasilitas umum, seperti jalan setapak dan toilet

Dukungan Masyarakat

Telah terbentuknya organisasi pemuda yang bergerak di bidang pelestarian dan pariwisata yang telah

banyak melakukan aktivitas pelestarian, seperti sekolah alam raya, pembuatan kerajinan, guiding, dan

aktivitas lain yang sudah berjalan dengan baik. Demikian juga penduduk telah banyak membantu dalam

mendorong pekerjaan pelestarian dan pengembangan kawasan.

Kondisi Alam

Di dalam kawasan masih berupa hutan sekunder dan perkebunan buah rakyat yang kaya akan keragaman

hayati dan terjaga dengan baik.

10. Harapan :

Dengan terwujudnya Kawasan Percandian Muarajambi sebagai Kawasan Strategis Nasional, upaya

pelestarian dan pengelolaan menjadi lebih terarah dan berkesinambungan, sehingga nilai-nilai universalnya

dapat dipertahankan. Upaya tersebut akan sangat bermanfaat dan mempunyai pengaruh besar dalam

memajukan ilmu pengetahuan, budaya, sejarah dan nilai arkeologi yang terkandung dalam kawasan ini.

Page 7: Nilai penting  kawasan percandian muarajambi;PROVINSI JAMBI

Selain itu, peran serta masyarakat yang mempunyai ikatan kuat baik psikologis, sosiologis dan historis

dengan kawasan, menjadi aset yang seharusnya memberikan nilai balik kepada masyarakat. Adanya

harmonisasi antara pelestarian oleh lintas sektor dan kekuatan sosial budaya dan peran serta masyarakat

sehingga terwujudnya Kawasan Strategis Nasional yang benar-benar memberikan arti strategis bagi

daerah Jambi, khususnya masyarakat sekitar. Hal ini akan menjadi dasar kuat untuk menjadikan Kawasan

Percandian Muarajambi sebagai Warisan Dunia (World Heritage) yang diakui oleh UNESCO.

11. Peta : Terlampir (Peta provinsi Jambi dan Peta Kawasan Percandian Muarajambi)

12. Literatur :

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Budi Utomo

1992 Batanghari Riwayatmu Dulu. Seminar Sejarah Melayu Kuno. Jambi, 7-8

Desember 1992. Kerjasama Pemda Tingkat I Jambi dan Kantor Wilayah

Depdikbud Propinsi Jambi.

E.EDWARDS McKINNON

1992 Interlocal and International Trade: (11th to 13th Centuries). Seminar

Sejarah Melayu Kuno. Jambi, 7-8 Desember 1992. Kerjasama Pemda

Tingkat I Jambi dan Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jambi.

Page 8: Nilai penting  kawasan percandian muarajambi;PROVINSI JAMBI

Groeneveldt, WP

1960 Notes on The Malay Archipelago and Malaca Compiled From Chinesse

Sources. Jakarta: CV. Bhratara

JG De Casparis

1992 Kerajaan Malayu dan Adityawarman. Seminar Sejarah Melayu Kuno.

Jambi, 7-8 Desember 1992. Kerjasama Pemda Tingkat I Jambi dan

Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jambi.

Mundardjito

1995 Hubungan Situs Arkeologi dan Lingkungan Wilayah Jambi. Laporan

Hasil Penelitian Arkeologi dan Geologi Provinsi Jambi 1994-1995. Jambi

: Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Jambi.

1996 Rencana Induk Arkeologi Bekas Kota Kerajaan Majapahit Trowulan.

Proyek Pemugaran dan Pemeliharaan Peninggalan Sejarah dan

Purbakala Jakarta. Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan

Sejarah dan Purbakala. Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan,

1988/1989 Master Plan Arkeologi Kompleks Percandian Muarajambi, Jambi. Proyek

Pelestarian dan Pemanfaatan Peninggalan Sejarah dan Purbakala

Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan

Purbakala. Direktorat Jenderal kebudayaan, Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan,

Proyek Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan Jambi.

1994/1995

Laporan Triwulan II, Juli s.d. September 1994. Pemugaran Kompleks

Candi Kembar Batu.

S. Sartono

1992 Kerajaan Melayu Kuno Pra-Sriwijaya Di Sumatera. Seminar Sejarah

Melayu Kuno. Jambi, 7-8 Desember 1992. Kerjasama Pemda Tingkat I

Jambi dan Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jambi.

Schnitger, F.M.

1964 Forgotten Kingdoms In Sumatra.. Leiden: E.J. Brill

Soekmono

1955 Garis Pantai Sriwijaya. AMERTA 3, 1955-Djakarta: Dinas Purbakala.

1992 Rekonstruksi Sejarah Melayu Kuno Sesuai Tuntutan Arkeologi. Seminar

Sejarah Melayu Kuno. Jambi, 7-8 Desember 1992. Kerjasama Pemda

Page 9: Nilai penting  kawasan percandian muarajambi;PROVINSI JAMBI

Tingkat I Jambi dan Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jambi.

Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jambi

1994 Laporan Pendataan Benda-Benda Koleksi Museum Situs Muarajambi.

Jambi : Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jambi

1999 Laporan Ekskavasi Penyelamatan Menapo-Menapo di Situs Muarajambi.

Jambi : Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jambi

2000 Laporan Ekskavasi Penyelamatan Menapo-Menapo di Situs Muarajambi.

Jambi : Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jambi

Sutikno, Aris Poniman, Maulana Ibrahim

1992 Tinjauan Geomorfologi-Geografis Situs Muarajambi dan Sekitarnya.

Seminar Sejarah Melayu Kuno. Jambi, 7-8 Desember 1992. Kerjasama

Pemda Tingkat I Jambi dan Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jambi.

Uka Djandrasasmita

1992 Beberapa Catatan Penting Tentang Perdagangan Di DAS Batanghari

Hubungannya Dengan Jalur Perdagangan Internasional Pada Abad-

Abad Pertama Sampai Abad XVI. Seminar Sejarah Melayu Kuno. Jambi,

7-8 Desember 1992. Kerjasama Pemda Tingkat I Jambi dan Kantor

Wilayah Depdikbud Propinsi Jambi.

T. Adam

1921 Oudheden Te Djambi I. Oudheidkundig Verslag, Vierde Kwartaal.

Page 10: Nilai penting  kawasan percandian muarajambi;PROVINSI JAMBI

VALUE KEY AREAS enshrinement Muarajambi AS THE NATIONAL STRATEGIC AREAS AND THE WORLD CULTURAL HERITAGE(WORLD HERITAGE SITE)

By Data: Superintendent DADANG DJOKO Karyanto, SH, SIP, MH.

1. Name: Region enshrinement Muarajambi2. Important ValuesMuarajambi enshrinement region is a relic of ancient Malay kingdom, and the only center of worship of the Hindu period buddha (7-13 century AD) are the largest in Indonesia. Consists of 82 ruins of ancient buildings, including 7 pieces of the temple complex was opened and conducted intensive conservation treatment. Namely Gumpung Temple, Temple High I, Temple High II, Stone Twin Temple, Temple Astano, Gedong I, Gedong II, and Kedaton temple. Other remains of an ancient form of canals made for protection and transport system in the region enshrinement. This area is also supported by the natural and social environment that is still well preserved.3. CriteriaBased on Government Regulation No. 26 Year 2008 on the National Spatial Plan, Article I of Order 17 states National Strategic Areas are those areas prioritized spatial arrangement because it has a very important influence on the national sovereignty of the state, national defense and security, economic, social, cultural and or the environment, including areas designated as world heritage. Looking at the government regulation, the enshrinement Region Muarajambi can be included in the national strategic importance. It is also in

Page 11: Nilai penting  kawasan percandian muarajambi;PROVINSI JAMBI

accordance with the National Strategic Area 6 Criteria based social and cultural interests, namely:1. It is a place of preservation and development of national or cultural mores2. It is a priority to improve the quality of social and cultural and national identity3. Is a national or international assets are protected and preserved4. It is a national cultural heritage protection5. Provide protection of cultural diversityUNESCO:(I) Muarajambi enshrinement area has been included in the UNESCO Tentative List Number: 5465 category in the proposed cultural World Heritage nomination as a precious work of noble (Outstanding Universal Value).(Ii) Demonstrate the importance of exchange of human values, within a span of time or within a cultural area of the world is important relationships exchange humanitarian values within a certain time period, in the development of architecture or technology, monumental work, urban planning or landscape design;

(Iii) Have a unique or at least exceptional recognition of the cultural tradition or civilization that is still valid or has been lost;(Iv) Provide an outstanding example of a traditional human settlement, land use, or the use of marine depicting cultural interaction (or various budayaa), or human interaction with the environment, especially when the settlement becomes vulnerable because of the impact of the changes permanent (irreversible ).4. LocationMuarajambi enshrinement region located approximately 40 kilometers from the city of Jambi, or 30 kilometers from the capital city of Muaro. Astronomically this site is at 103.22 'east to 103.45 "BT and 1 24' LS up to 1 33 'LS. Administratively, the areas covered by the enshrinement Muarajambi region include seven area villages, namely the New Hamlet, Village Lake Lamo, Muarajambi Village, Villages and Rural Affairs Kemingking Kemingking In, Guava Bay Village, Hamlet Village Mudo, seven of the village is the subdistrict Maro Sebo, Muaro Jambi, Jambi Province.5. Proposed Size: ± 2612 acres6. Description History:Muarajambi name first appeared on a report of a naval officer named SC United Kingdom Crooke in 1883. Crooke reported that he saw the ruins of the building and find a statue depicting Buddha statue. Description Crooke is then complemented by T. Adam, a Dutchman who visited Edinburgh in 1921. Adam also did not mention other relics outside the buildings and statues. Thirteen years later, FMSchnitger visit Jambi. He added some information about the names of the new temple in addition to Astano, namely Gumpung, High, Silver Mountain, Warehouse Garem, Gedong I and Gedong II. Schnitger was doing excavation on the inside of a temple. Schnitger was the first scholar who connects with the Malay kingdoms Muarajambi Region (Mo-lo-yeu) which was mentioned in the seventeenth century Chinese manuscript. It uses a small river called the Malay in the west village Muarajambi as its rationale. In 1954, the area was investigated by a team from the Ministry of Education and Culture under the leadership of R. Soekmono. The team performed taking new photographs and concluded that there is a relationship between this region with Srivijaya empire. Then in 1975, restoration activities temples have collapsed being implemented by the Directorate of History and Archaeology, Ministry of Education and

Page 12: Nilai penting  kawasan percandian muarajambi;PROVINSI JAMBI

Culture. During forest clearing took place, workers in the field managed to recall the ruins of the temple complex of seven relatively large size: Kotomahligai, Kedaton, Gedong I and II, Gumpung, High, Kembarbatu, and Astano. In 1985, the Coordinating Agency for Surveys and Mapping Agency conduct aerial photography of the region. Evident in the maps that have Muarajambi Region canal system built around the natural levee. From research experts, that the enshrinement Region Muarajambi a relic of ancient Malay kingdom Mahayana Buddhism cultural background of the standing of the century VIII - XII AD.7. Description Location and Social Conditions:Regions Muarajambi enshrinement in the region of 6 villages, namely the Village New Hamlet, Village Lake Lamo, Muarajambi Village, Villages and Rural Affairs Kemingking Kemingking In, and Hamlet Village Mudo, but the region's most extensive enshrinement in the village of Muara Jambi. Broadly speaking, social and cultural situation in these villages can be said to be the same, because the former is a genus of Highways Maro Sebo. In the structure of government in the federal territories of indigenous clan Highways Maro Sebo led by a rule-based Pasirah the village of Muara Jambi.In the history of government in the indigenous fellowship Highways Maro Sebo in Muara Jambi lasted until the time of Dutch colonial rule. At the time of independence there was a shift in the traditional system of government in this area. Naming Pasirah for government leaders to be replaced with the title prince. Use of this prince term used to implementation of policy on village governance system as the lowest administration in the entire territory of Indonesia. The impact of the adoption of this policy is Pasirah / prince as customary governance systems in Jambi change to the form of government and formed villages. For social and cultural life albeit changing governance structures, but does not change. In this case the joint social and cultural life to date based on the values of Islam as such in the Malay community in general.8. ThreatsIndustry Plant construction site, among others, Factory CPO (Crued Palm Oil), Coal Terminal, and other upstream industries. The factory building has stood along the banks of Batang, including those in the site Maurajambi enshrinement.Oil Palm PlantationAnother threat of plantation development is being developed private sector, namely the opening of oil palm plantations. For the purposes of oil palm estates with a capacity of thousands of acres also have an impact on the land in the area Muarajambi enshrinement. Land area of Muara Jambi site enshrinement originally a secondary forest, mixed forest vegetation which stands well smallholder rubber and fruits such as durian, Duku, nut, and other natural production plant species, now some have changed the oil palm monocultures. The most obvious example, the archaeological remains of the Mount Sengalo environmental conditions already beleaguered oil palm.Gold and coral mining in Batang Hari RiverGold mining activities and newspapers with floating boats and diesel (don feng) are mostly found along the Batang Hari river basin has also been entered and operated in the village Muarajambi. The existence Muarajambi site located at 7.5 km along the banks of the Batang Hari becomes very risky with the mining of gold and coral. Observations of this mining activity has been demonstrated many findings of objects of cultural heritage. From the findings of the villagers Muarajambi in 2008 is in the form of gold coins as much as 18 pieces and is now kept in the office BP3 Jambi. Other findings and most are local and

Page 13: Nilai penting  kawasan percandian muarajambi;PROVINSI JAMBI

foreign ceramic fragments. This fact gives an overview of gold and coral mining activities are very disturbing presence enshrinement Muarajambi site which is integrally also include Batang which divides the flow region enshrinement Muarajambi site.Natural Disastersa. Site enshrinement Muarajambi basically located in an ancient natural levees (natural levee) stream Batang Hari River, Character Batang Hari River itself when the rainy season the water level rises and overflows flooded lowlands, especially marshes along the Batang. Although annual floods rarely flooded area enshrinement Muarajambi because plains derived from natural levee formation, but by no means escape from the danger of flooding. Ecosystem changes due to deforestation in the Bukit Barisan mountain range and the upper reaches of the Batang Hari river level fluctuations have resulted in fairly extreme, in the dry season the river level receded sharply and some places the river appeared in the form of a sand dune and left half of the width of the river flow. In contrast to the rainy season the water overflow quickly and drastically flooded areas along the river.b. In the 2000 flood Batang Hari River overflowed Complex Muarajambi enshrinement.c. The results of measurements of the Department of Public Works average water level at the peak of the rainy season is very high.d. Batang swift flow during the rainy season has resulted wall eroded river banks and landslides, from scraping showed continued growth and lead to the enshrinement Muarajambi site along the banks of almost 7.5 km.Populationa. Threats of population on the site Muarajambi enshrinement is settlement expansion as a result of an increase in the number of local population. Settlements were initially concentrated linearly along the banks of the Batang Hari, in its development began to come in and not patterned along the banks of the river. This pattern changes following the opening movement of the access road displace water transport lines. Settlement expansion not only of houses but also the business place like home store (shop) that is now occurring on the road to the site Muarajambi enshrinement.b. Agriculture and plantation activities with the local population and the changing landscape of open land use in the core area of the site (core zone). Processing and disclosure of land without planning some have damaging the site.c. Visitor activity enshrinement Muarajambi site with tourist arrivals recreational purposes only and is not only tourists who are interested in the values of history and culture. Usually this type of tourists as many activities that tend to destroy the remains of cultural heritage objects. As visitors climb to the top of the building temples made of brick. Such conditions have an impact on surface damage the bricks temple9. StrengthLegal ProtectionImplementation of protection against enshrinement Muarajambi site;1. Act - Act No. 5 of 1992 on Heritage Objects2. Government Regulation No. 10 Year 1993 on the Implementation of the Law - Law No. 5 of 1992 on Heritage Objects3. Decree of the Minister of Education and Culture No. 087 / P / 1993 About Registration Heritage Objects4. Decree of the Minister of Education and Culture No. 062 / P / 1993 on Ownership, Control, Removal and Objects of Cultural Status

Page 14: Nilai penting  kawasan percandian muarajambi;PROVINSI JAMBI

5. Decree of the Minister of Education and Culture No. 063 / P / 1993 on the Protection and Conservation of Heritage Objects specifically for the purpose of Education and National Identity6. Decree of the Minister of Education and Culture No. 064 / P / 1993 on the Research and Treatment of heritage objects, including the procedures in the study of cultural relics, protection from danger and the impact of development on cultural relics7. Act - Act No. 24 of 1992 concerning the number of spatial settlement, agriculture, carrying life, industry, and the other under the territory of the Republic of Indonesia.8. Act - Act No. 22 of 1999 on Regional Autonomy that authorizes the provincial government in managing cultural resources that exist in the region9. Law - Law No. 16 Year 2004 on Land Use with respect to Environmental Health10. Presidential Decree No. 32 of 1993 on the management of the Special Zone Conservation11. Presidential Decree No. 32 Year 1993 on Spatial Management Coordination.Government Policy:Central Government:Through the Technical Implementation Unit Archaeological Heritage Preservation Hall Jambi:a. Registration and Inventory entire archaeological heritage in the regionb. The restoration of the temple: Temple High, Gumpung, Astano, Kembarbatu, Gedong I and II, High I, and is currently running a temple restoration Kedatonc. Routine maintenance relics of ancient buildings such as temples, ancient ponds and other remains in the regiond. Security monitoring and protection on a regular basis in the regionResearch and Development Center of the National Archaeology:a. Making the archaeological research priorities for the region save cultural resources is high enough.Archaeological Center Palembang:a. Making the archaeological research priorities and implemented every yearJambi provincial government:1. Preparation of Master Plan enshrinement Region Muarajambi2. Regions Muarajambi enshrinement has been designated as a priority scale cultural and tourism development. This policy has been implemented, among other activities;a. Construction of the causeway that connects the capital city of Jambi with enshrinement Region Muarajambib. The existence of an ancient channel normalization along 25 km, which is carried out from 2006 to nowc. Normalization of the lake in the enshrinementd. Development of tourism supporting facilities such as; Building Information Center, park, water, footpath.District Government:1. The construction of public facilities, such as footpaths and toiletsCommunity SupportHas been the formation of youth organizations working in the field of preservation and tourism that has many conservation activities, such as school universe, craft-making, guiding, and other activities that have been going well. Likewise, the population has a lot of help in encouraging the work of preservation and development of the area.Natural conditions

Page 15: Nilai penting  kawasan percandian muarajambi;PROVINSI JAMBI

In the region is still a secondary forest and fruit plantations people rich in biodiversity and is well maintained.10. Hope:With the realization Regions Muarajambi enshrinement as a National Strategic Area, conservation and management efforts become more focused and sustainable, so that the universal values can be maintained. Such efforts would be very beneficial and have a major influence in advancing science, culture, history and archaeological value contained in this region. In addition, the role of the community who have strong ties both psychological, sociological and historical area, an asset that should give back to the community. The harmonization between conservation by strength across sectors and socio-cultural and community participation so that the realization of national strategic importance that actually provide strategic significance for the region Jambi, especially the surrounding community. This will be a good basis for making Muarajambi enshrinement Region World Heritage (World Heritage), which is recognized by UNESCO.

11. Map: Attached (Map Jambi province and Region Maps enshrinement Muarajambi)

12. Literature:BIBLIOGRAPHYBambang Budi UtomoUsed 1992 Batang Your History. Ancient Malay History Seminar. Jambi, 7-8 December 1992. Cooperation and Local Government Level I Jambi Jambi Province Department of Education Regional Office.E.EDWARDS McKinnon1992 Interlocal and International Trade: (11th to 13th Centuries). Ancient Malay History Seminar. Jambi, 7-8 December 1992. Cooperation and Local Government Level I Jambi Jambi Province Department of Education Regional Office.

Groeneveldt, WP1960 Notes on the Malay Archipelago and Malaca Compiled From Chinesse Sources. Jakarta: CV. Bhratara

JG De Casparis1992 Kingdom of Malay and Adityawarman. Ancient Malay History Seminar. Jambi, 7-8 December 1992. Cooperation and Local Government Level I Jambi Jambi Province Department of Education Regional Office.

Mundardjito1995 Environmental Relations and Regional Archaeological Sites Jambi. Report of Archaeological Research and Geological Jambi Province from 1994 to 1995. Jambi: Regional Government of Jambi Province.Used 1996 Archaeological Master Plan City Trowulan Majapahit Kingdom. Project Restoration and Maintenance of Historical and Archeological Jakarta. Directorate of Protection and Development of Historical and Archeological. Directorate General of Culture Ministry of Education and Culture,Archaeological Complex Master Plan 1988/1989 enshrinement Muarajambi, Jambi. Preservation and Utilization Project and Archaeological Heritage Protection and

Page 16: Nilai penting  kawasan percandian muarajambi;PROVINSI JAMBI

Development Directorate of History and Archaeology. Directorate General of culture, the Ministry of Education and Culture,

Development Project Heritage and Antiquities Jambi.

1994/1995 Second Quarterly Report, July s.d. September 1994. The restoration of the Twin Stone Temple Complex.

S. Sartono1992 ancient Malay kingdom of Srivijaya in Sumatra Pre. Ancient Malay History Seminar. Jambi, 7-8 December 1992. Cooperation and Local Government Level I Jambi Jambi Province Department of Education Regional Office.

Schnitger, F.M.1964 Forgotten Kingdoms In Sumatra .. Leiden: E.J. Brill

SoekmonoShorelines 1955 Sriwijaya. AMERTA 3, 1955 Djakarta: Department of Antiquities.1992 Reconstruction of Ancient Malay History Archaeology Under demands. Ancient Malay History Seminar. Jambi, 7-8 December 1992. Cooperation and Local Government Level I Jambi Jambi Province Department of Education Regional Office.

Asylum and Archaeological Heritage Jambi1994 Data Collection Reports Museums Museum Collection Muarajambi site. Jambi: Asylum and Archaeological Heritage Jambi1999 Report Menapo-Menapo Rescue Excavations at Site Muarajambi. Jambi: Asylum and Archaeological Heritage Jambi2000 Report Menapo-Menapo Rescue Excavations at Site Muarajambi. Jambi: Asylum and Archaeological Heritage Jambi

Sutikno, Aris Poniman, Maulana Ibrahim1992 Overview of Geomorphology-Geographic Area Muarajambi site. Ancient Malay History Seminar. Jambi, 7-8 December 1992. Cooperation and Local Government Level I Jambi Jambi Province Department of Education Regional Office.

Uka Djandrasasmita1992 Some Important Note About Trade In Batang watershed Relation to International Trade Line In First Ages Until Century XVI. Ancient Malay History Seminar. Jambi, 7-8 December 1992. Cooperation and Local Government Level I Jambi Jambi Province Department of Education Regional Office.Adam T.1921 Oudheden Te Djambi I. Oudheidkundig Verslag, Vierde Kwartaal.