n0. 10 10 desember 2005 dua mingguan...

8
2 3 7 N0. 10 10 DESEMBER 2005 DUA MINGGUAN REKONSTRUKSI ACEH http://e-aceh-nias.org/ceureumen/ GRATIS PANTON Jangan Terkesan Hura-Hura Diteungoh laot meu jareng kadra Puwoe keu Cut Da keudeh u barak Cukop that seudeh mantong di tenda Lagee nyan naseb sabe lam supak Leupah lom sosah awak di Pulo Sampoe uroe nyoe rumoh goh lom na Katroh sithon lam ruyang rueyo Tulong hai adoe bek ta top mata Seudeh that udep ureueng di Pulo Nyoe ta mee moto karam lam laot Leubeh lom seudeh masa rekon nyoe Payah rot jalo semen ta angkot SAIFUL AZMI “Jangan Tanya Saya…” Rahma tinggal bersama suami dan 4 anaknya. Tenda sederhana yang mulai kusam itu juga menampung beberapa anak korban tsunami lainnya. Mereka ti- dur berdesak-desakan seperti sarden bila malam hari. “Habis mau apa lagi, sekarang kami lebih baik diam saja dari pada banyak berharap,” ujar Rahma serius. Tidak kongkret Di pengungsian Lhamlhom Kecama- tan Lhoknga Aceh Besar, Kalimat jan- gan tanya saya juga terdengar. Kali ini dari Nurleili (23), korban tsunami yang terpaksa cacat karena kakinya diam- putasi. “Daripada bertanya ini itu, lebih baik saya diberikan modal usaha,” kata Nurleili. Nurleili tinggal di barak dan tidak pernah mendapatkan perhatian serius dari pemerintah atau NGO untuk mandiri. Sesekali yang datang hanyalah pihak NGO Handicap International, itu- pun untuk menganti perban di kakinya yang diamputasi. Mulai bosan Banyak masyarakat yang mengaku sudah mulai frustrasi dengan kondisi mereka. Terutama masyarakat yang tinggal di barak dan tenda yang mulai lapuk. Mereka juga sudah bosan difoto dan ditanya pertanyaan yang sama.Apalagi setahun tsunami ternyata tidak membuat kondisi lebih baik. “Kami inginnya NGO atau pemerin- tah yang membantu kami langsung kongkret, jangan cuma janji,” kata Nurleili lagi. Tak heran, bila ditanya oleh orang, Nurleili dan Rahma lebih suka diam atau menjawab “jangan tanya saya,”HOTLI SIMANJUNTAK Jelang Setahun Tsunami Senja baru saja turun di Lampulo begitu puluhan aktivis NGO asal Amerika Serikat merapat. Mereka baru saja kembali dari Pulo Aceh. Sebuah daerah yang bisa dibilang “jauh” bagi lembaga-lembaga do- nor dalam proses rekonstruksi dan rehabilitasi. Baca halaman 4 & 5 Senja baru saja turun di Lampulo begitu puluhan aktivis NGO asal Amerika Serikat merapat. Mereka baru saja kembali dari Pulo Aceh. Sebuah daerah yang bisa dibilang “jauh” bagi lembaga-lembaga do- nor dalam proses rekonstruksi dan rehabilitasi. Baca halaman 4 & 5 Menunggu Aksi satuan Anti Korupsi BRR Pengungsi Menunggu Janji ANGAN tanya saya,” kalimat itu sering terdengar dari pen- gungsi korban tsunami yang tinggal di barak atau tenda. “Kami sering ditanyai data ini itu, tetapi perubahan tidak ada.” Di tenda pengungsian Mon Ikeun Kecamatan Lhoknga Aceh Besar, masyarakatnya mengaku mulai pasrah. Setahun tsunami ternyata belum berha- sil memindahkan 300-an keluarga mukim itu dari tenda. Jangankan rumah, barak saja masih belum jelas. Lelah dengan janji “Kami capek dengan janji ini itu, le- bih baik tidak usah berjanji dan tanya ini itu,” ujar Rahma (36) salah seorang per- sonil kamp di Mon Ikeun. Nani Afrida Aceh Besar [email protected] “J

Upload: buithu

Post on 06-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: N0. 10 10 DESEMBER 2005 DUA MINGGUAN ...siteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/Ceureumen... · Lelah dengan janji “Kami capek dengan janji ini itu, le-bih baik

2

3

7

N0. 10 ■ 10 DESEMBER 2005 ■ DUA MINGGUAN

REKONSTRUKSI ACEH

http://e-aceh-nias.org/ceureumen/

GRATIS

PANTON

Jangan TerkesanHura-Hura

Diteungoh laot meujareng kadraPuwoe keu Cut Dakeudeh u barakCukop that seudehmantong di tendaLagee nyan naseb sabelam supak

Leupah lom sosah awakdi PuloSampoe uroe nyoerumoh goh lom naKatroh sithon lamruyang rueyoTulong hai adoe bek tatop mata

Seudeh that udepureueng di PuloNyoe ta mee motokaram lam laotLeubeh lom seudehmasa rekon nyoePayah rot jalo semen taangkot

SAIFUL AZMI

“Jangan Tanya Saya…”Rahma tinggal bersama suami dan 4

anaknya. Tenda sederhana yang mulaikusam itu juga menampung beberapaanak korban tsunami lainnya. Mereka ti-dur berdesak-desakan seperti sarden bilamalam hari.

“Habis mau apa lagi, sekarang kamilebih baik diam saja dari pada banyakberharap,” ujar Rahma serius.

Tidak kongkretDi pengungsian Lhamlhom Kecama-

tan Lhoknga Aceh Besar, Kalimat jan-gan tanya saya juga terdengar. Kali inidari Nurleili (23), korban tsunami yangterpaksa cacat karena kakinya diam-putasi.

“Daripada bertanya ini itu, lebih baiksaya diberikan modal usaha,” kataNurleili.

Nurleili tinggal di barak dan tidakpernah mendapatkan perhatian serius

dari pemerintah atau NGO untukmandiri. Sesekali yang datang hanyalahpihak NGO Handicap International, itu-pun untuk menganti perban di kakinyayang diamputasi.

Mulai bosanBanyak masyarakat yang mengaku

sudah mulai frustrasi dengan kondisimereka. Terutama masyarakat yangtinggal di barak dan tenda yang mulailapuk. Mereka juga sudah bosan difotodan ditanya pertanyaan yangsama.Apalagi setahun tsunami ternyatatidak membuat kondisi lebih baik.

“Kami inginnya NGO atau pemerin-tah yang membantu kami langsungkongkret, jangan cuma janji,” kataNurleili lagi.

Tak heran, bila ditanya oleh orang,Nurleili dan Rahma lebih suka diamatau menjawab “jangan tanya saya,”■

■ H

OT

LI

SIM

AN

JUN

TAK

Jelang Setahun Tsunami

Senja baru saja turun di Lampulobegitu puluhan aktivis NGO asalAmerika Serikat merapat. Merekabaru saja kembali dari Pulo Aceh.Sebuah daerah yang bisa dibilang“jauh” bagi lembaga-lembaga do-nor dalam proses rekonstruksi danrehabilitasi. Baca halaman 4 & 5

Senja baru saja turun di Lampulobegitu puluhan aktivis NGO asalAmerika Serikat merapat. Merekabaru saja kembali dari Pulo Aceh.Sebuah daerah yang bisa dibilang“jauh” bagi lembaga-lembaga do-nor dalam proses rekonstruksi danrehabilitasi. Baca halaman 4 & 5

❞Menunggu Aksi satuanAnti Korupsi BRR

PengungsiMenunggu Janji

ANGAN tanya saya,” kalimatitu sering terdengar dari pen-gungsi korban tsunami yang

tinggal di barak atau tenda. “Kami seringditanyai data ini itu, tetapi perubahantidak ada.”

Di tenda pengungsian Mon IkeunKecamatan Lhoknga Aceh Besar,masyarakatnya mengaku mulai pasrah.Setahun tsunami ternyata belum berha-sil memindahkan 300-an keluargamukim itu dari tenda. Jangankan rumah,barak saja masih belum jelas.

Lelah dengan janji“Kami capek dengan janji ini itu, le-

bih baik tidak usah berjanji dan tanya iniitu,” ujar Rahma (36) salah seorang per-sonil kamp di Mon Ikeun.

Nani AfridaAceh Besar

[email protected]

“J

Page 2: N0. 10 10 DESEMBER 2005 DUA MINGGUAN ...siteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/Ceureumen... · Lelah dengan janji “Kami capek dengan janji ini itu, le-bih baik

■ REDAKSI CEUREUMeN ■Pemimpin Redaksi: Sim Kok Eng Amy ■ Sekretaris Redaksi: Siti Rahmah ■ Redaktur: Nani Afrida ■ Wartawan: Mounaward Ismail, Muhammad Azami ■

Koordinator Artistik: Mahdi Abdullah ■ Fotografer: Hotli Simanjuntak ■ Dengan kontribusi wartawan lepas di Aceh ■ Alamat: PO BOX 061 Banda Aceh 23001.Email: [email protected] ■ Percetakan dan distribusi oleh Serambi Indonesia.CEUREUMeN merupakan media dwi-mingguan yang didanai dan dikeluarkan oleh Decentralization Support Facility (DSF atau Fasilitas PendukungDesentralisasi). DSF merupakan inisiatif multi-donor yang dirancang untuk mendukung kebijakan desentralisasi pemerintah dengan meningkatkankeselarasan dan efektifitas dukungan dari para donor pada setiap tingkatan pemerintahan. Misi dari CEUREUMeN adalah untuk memberikan informasidi Aceh tentang rekonstruksi dan berita yang bersifat kemanusiaan. Selain itu CEUREUMeN diharap bisa memfasilitasi informasi antara komunitasnegara donor atau LSM dengan masyarakat lokal.

■ ■ ■ TANYA JAWAB

CEUREUMeN2 ANTIKORUPSI

ARMIATI geleng-geleng kepala. Perem-puan ini mengaku kecewa, karena merasaSatuan Antikorupsi Badan Rehabilitasi

dan Rekonstruksi (SAK BRR) belum juga men-indaklanjuti laporannya menyangkut ketidakadi-lan dan indikasi KKN dalam pembangunan peru-mahan di sebuah kawasan.

“Katanya mereka segera menindaklanjuti, tern-yata sudah tiga pekan tidak ada apa-apa di lapa-ngan. Lama-lama kita bisa hilang kepercayaan ka-lau demikian,” kata perempuan ini kepadaCeureumèn.

Tetap ditindaklanjutiDi sisi lain, Kepala SAK BRR Kevin Evans coba

meyakinkan, bahwa pihaknya akan menindaklan-juti setiap laporan, meski untuk laporan Darmiatitak bisa dipastikannya sudah ditindaklanjuti ataubelum.

Menunggu AksiSatuan Antikorupsi BRR

Muhammad AzamiBanda Aceh

[email protected]

“Untuk menjamin kepercayaan itu tidak hilang,kita harus jujur. Harus serius. Setiap pengaduanharus ditindaklanjuti,” katanya.

Dikatakan Evans, mulai periode 13 Septembersampai 30 November, pihaknya sudah menerima200 perkara. Tetapi,tidak semuanya korupsi.

Belum ada mekanismeJumlah 200 perkara itu bukan jumlah yang kecil.

Itu pertanda masih banyak kurangnya penge-tahuan anggota BRR tentang Kolusi, Korupsi, danNepotisme. Dan ternyata SAK BRR hingga saat inimemang belum mempunyai mekanisme untuk men-gurangi sekecil mungkin korupsi, kolusi, dan nep-otisme. Misalnya saja dalam penunjukan langsungpembangunan proyek perumahan. “Sedang diba-has mekanisme itu,” kata Evans.

Harus diawasiLalu, siapa pula yang akan mengawasi SAK

BRR,mengingat lembaga ini pun tidak tertutup ke-mungkinan melakukan KKN? “Masyarakat. Itulahyang paling mendasar untuk semua. Salah satutugas penting adalah harus meraih kepercayaandari masyarakat. Dan itu bisa dinilai apakah mere-ka mau melapor atau cuek. Itu bagi saya suatu yangbisa diharap,” katanya.

Ditambahkannya,jika orang yang mengadu per-soalannya berhubungan dengan etika, maka pi-haknya bisa langsung memberi solusi. Akan teta-pi, jika mengadu sebuah kasus yang berindikasikorupsi, maka pihaknya harus menginvestigasi-kannya terlebih dulu.

“Silakan dicek lagi, apakah laporan itu sudahditindaklanjuti,” kata Evans. ■

D

Ceureumèn Gratis atau Tidak?

Saya selalu membeli Serambi Indonesia, tetapikadang-kadang saya tidak mendapatkan TabloidCeureumèn. Apakah memang Tabloid Ceureumèn

kadang-kadang gratis, tapi di lain waktu dijual?

NurlelaMeulaboh

Setiap Anda membeli satu eksemplar Harian Se-rambi Indonesia pada hari Sabtu minggu keduadan keempat, Anda akan mendapatkan gratis ta-

bloid Ceureumèn. Tabloid ini merupakan supleman Seram-bi Indonesia.

T:

J:

■ H

OT

LI

SIM

AN

JUN

TAK

SAK BRR memang belum mempu-nyai mekanisme untuk mengurangisekecil mungkin korupsi, kolusi, dan

nepotisme dalam penunjukanlangsung proyek rumah.

Pengumuman PemenangLomba Gambar Perdamaian Desain Sampul

Kaset Terbaru Rafly

Tim Sosialisasi Aceh Damai dari Pemerintah Republik Indo-nesia dan GAM telah mengadakan lomba gambar perdamaianuntuk desain sampul kaset terbaru Rafly, dengan judul “UbatAte Allah Allah, Ubat Sosah Rame Syedara”, yang diikuti olehpara pelajar yang berdomisili di Aceh. Dewan juri lomba ini yaitudari pihak Rafly, dkk.

Hadiah pertama, Rp. 1.000.000; dan bertemu dengan RaflyAlvie Ahmad KhemalAlamat: Jl. Kaswari No.19, Kp.Kramat Banda Aceh 23123

5 Hadiah hiburan masing-masing Rp. 500.000;

1. Arie Wisudawan (Alamat: Bireuen, Mns.Blang, Jl.Medan-B.Aceh, Dusun Blang Raya No.87)

2. Elva Mumtaziya (Alamat: Jl.Elang, No.9B, Desa Lampaloh,Kec.Lueng Bata, Banda Aceh, 23248_

3. Fachri Kamal (Alamat: Keude Aceh, Lr.Keupula, N0.8, Lhok-seumawe)

4. Vebri Rosta (Alamat: Ds.Leuhob, Kec.Padang Tiji, Kab. Pi-die, NAD

5. M. Khali (Alamat: Barak Pengungsian Murui-Blok 2, Barak I,No.9, Lamno, Aceh Jaya)

Kepada para pemenang dapat menghubungi Deya, pada:Multi-Donor OfficeJl. T.Iskandar no.46, Ulee Kareng - Banda Aceh, 23118. NADTelepon: 0651-27997 atau 0651-638717

Tim Sosialisasi Aceh Damai juga mengucapkan penghargaansetinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada para siswayang telah mengirimkan gambar-gambar ke pihak panitia.

Anda bisa mengirimkan pertanyaan apa pun yang ingin Anda ke-tahui, terutama mengenai masalah rekonstruksi dan rehabilitasi. Redaksiakan mencarikan jawaban untuk pertanyaan Anda. Kirimkan ke PO BOX061 Banda Aceh 23001 atau email [email protected] denganmencantumkan “Rubrik Tanya Jawab”

Page 3: N0. 10 10 DESEMBER 2005 DUA MINGGUAN ...siteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/Ceureumen... · Lelah dengan janji “Kami capek dengan janji ini itu, le-bih baik

3CEUREUMeNFOKUS

ESA unik, mungkin namayang paling pas diberikan un-tuk Desa Lambung, Kecama-

tan Meuraxa, Banda Aceh. Tak hanyamonument perahu untuk mengenangtsunami saja yang kini menjadi ciri khasdesa penghasil kue khas aceh ini. Teta-pi juga cara pembangunan desa pasca-tsunami. Warga sepakat meratakan se-luruh tanah sebelum membangunkembali rumah dengan sistemkomplek.Rumah berbaris teratur dengan jalanyang lebar.

Kekompakan warga memang luarbiasa dengan rencana menggelar acaradoa bersama semalam suntuk untukm,emperingati tsunami. Tujuannya un-tuk mengkilas balik kejadian tsunamiyang telah menghancurkan desa mere-ka.

Acara akan dimulai pada malamtanggal 25 Desember hingga puncak-nya 26 desember, pagi hari. Doa bersa-ma tersebut rencananya akan diisi den-gan pembacaan ayat Al-Quran, Dzikir,Shalawat, Dalae, puisi dan kenduri. Bilatak ada halangan, masyarakat desaakan mengundang para pajabat di Ban-da Aceh untuk hadir dalam acara terse-but.

”Kami sedang mencari donatur yangmau membantu dana,” sebut Zaidi,Keuchik Desa Lambung.

Jangan hura-huraNamun tak demikian dengan Hasra

(23), warga Desa Lampaya, KecamatanLhok Nga, Aceh Besar.

Menurut Hasra tanpa harus berlebi-han, masyarakat dapat memanjatkandoa dan bersyukur. Seperti yang sela-ma ini dilakukan oleh ratusan wargaLampaya. Masyarakat berkumpul didalam meunasah setiap malam ming-gu untuk melakukan doa dan dzikirbersama. Dan itu telah berlangsung dariawal-awal kejadian tsunami.

Dari alasan itulah yang membuat le-laki jangkung ini keberatan bilamusibah tsunami diperingati secaraberlebihan. Apalagi saat ini masih ban-yak para korban tsunami yang masihtinggal di dalam tenda dan memerlu-kan perhatian. Namun bila tetap adayang ingin memperingatinya, Hasraberpesan untuk selalu menjaga supayaacara berdoa nantinya tidak terkesanhura-hura.

“Bila mau buat doa bersama, kitaharus menjaga agar acara tersebut tetapada nuansa bersyukur dan jauh darihura-hura,” ucap Hasra.

Untuk membangun rumahHal senada juga diucapkan oleh

Narizal Effendi(21), pengungsi asalKampung Jawa, yang tinggal dipen-gungsian Lampineung.

Pemuda lajang ini lebih senang jikadana untuk memperingati satu tahuntsunami nanti dialihkan untuk mem-bangun rumah atau memperbaiki fasil-itas untuk para pengungsi.

“Bila memang untuk berdoa tidakmasalah, namun bila berlebihan sayajelas keberatan, itu kan mubazir,” u-ngkap Nasrizal.■

Jelang Peringatan Satu Tahun Tsunami

Jangan Terkesan Hura-Hura

D

1. Muslim AidPihak Islamic Relief tidak melak-

sanakan kegiatan-kegiatan khususseperti pada hari-hari lainnya.Menurut NGO yang berbasis di Ing-gris ini, semua untuk menghormatirakyat Aceh dalam rangka memper-ingati setahuntsunami.

“Kita sangat menghargai orang-orang yang kena musibah. Kita tidakmembuat event-event yang membuatmereka drop kembali mentalnya,”

NGO dan Setahun TsunamiMuhammad Azami

Banda [email protected]

kata Arif Khan, Information Manager Is-lamic Relief.

Dia juga mempersilakan BRR untukmengkoordinir acara ini. “Paling-palingkita nanti berencana untuk menghiburanak-anak yatim di pengungsian. Akanmelibatkan 500-an anak yatim untuk ber-main layang-layang,” katanya, seraya me-nambahkan bahwa layang-layang adalahmainan tradisional masyarakat Aceh .

Sedangkan menjelang 26 Desember, ka-tanya, pihaknya juga akan menyerahkansejumlah proyek yang selesai dibangun,seperti Puskesmas, gedung sekolah, rumah,maupun klinik kesehatan, yang tersebar disejumlah lokasi.

2. Islamic ReliefSedangkan Direktur Muslem Aid Fadlul-lah

Wilmut mengatakan, pihaknya juga men-gurangi kegiatan-kegiatan pada hari H, 26Desember. Kalaupun ada, katanya, yang si-fatnya perenungan atau doa bersamamasyarakat Aceh. “Kita bersepakat memberi-kan kebebasan kepada rakyat Aceh pada hariitu. Kita hanya mendukung apa yang akandilakukan rakyat Aceh ,” kata Wilmut.

Ia juga berharap, tidak ada arahan, apala-gi tekanan, untuk melakukan kegiatan terten-tu menyambut peringatan tersebut. RakyatAceh dibiarkan dengan caranya sendirimelakukan peringatan pada hari bersejarahitu.■

■ H

OT

LI

SIM

AN

JUN

TAK

Asri ZaidirBanda Aceh

[email protected]

Pembangunan rumah korban tsunami di Meuraxa, masyarakat berpendapat lebih baik melakukan acara sederhana untuk setahun tsunami.

Page 4: N0. 10 10 DESEMBER 2005 DUA MINGGUAN ...siteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/Ceureumen... · Lelah dengan janji “Kami capek dengan janji ini itu, le-bih baik

CEUREUMeN CERITA SAMPUL

Buat Anda yang ingin menyampaikan Suara Rakyat kecilberupa ide, saran, dan kritik tentang rekonstruksi bisa

melalui surat keTabloid CEUREUMéN

PO Box 061 Banda Aceh 23001email: [email protected]

Hargai Kearifan Lokal

TANPA perlu bermukaddimah panjang lebar, kami se-bagai Rakyat Aceh yang sedang “kemalangan” setelahmusibah tsunami menyambut baik kedatangan banyakteman-teman dari berbagai belahan dunia. Luar biasaperhatian kalian untuk kami.

Tapi kami juga tahu ada sebagian bantuan yang sela-ma ini disalurkan semuanya titipan warga dunia. Kare-na itu besar harapan kami kepada para pekerja kemanu-siaan di Aceh hendaknya menjaga amanah itu dan men-yampaikan kepada yang berhak menerimanya.

Singkat kata, jangan sampai bantuan Rakyat AmerikaSerikat, Turki, Jerman, Spanyol, Belanda dan lainnya ba-nyak Anda gunakan untuk ber-happy ria. Atau banyakanda habiskan untuk berwisata dengan menumpuknyabiaya operasional.

Satu lagi harapan besar ini kami harapkan kepadaAnda untuk tetap mengharga budaya lokal yang sudahada turun menurun. Jangan Anda geser kultur ini den-gan budaya lain. Hargailah kearifan lokal. Hanya den-gan itu Anda dan kami semua akan bisa tersenyum kem-bali seperti sediakala. Terima kasih.

NasruddinJl Khairil Anwar No.13

Banda Aceh

UU-PA Amat Penting buat Aceh

PERJALANAN proses damai yang sudah bersemi se-jak tiga bulan terakhir mulai menunjukkan arah yang leb-ih baik. Proses decommissioning (pemusnahan senjata) jugasudah berlangsung, kini hampir memasuki tahap akhir.

Jika itu usai, proses damai dan konflik yang mahapan-jang itu sudah selesai untuk sesi pertama. Proses keduayang tidak kalah rumitnya adalah proses penjabaran MoUHelsinki melalui undang-undang.

Kita tahu draf Rancangan Undang-undang Pemerin-tahan Aceh (RUU-PA) sudah selesai digodok berbagaikomponen di Aceh. Kabarnya, awal Desember lalu RUUyang dimaksud sudah diterima Presiden dan Ketua DPR-RI.

Di sini saya melihat, proses kedua itulah yang lebihkrusial jika dibandingkan dengan decommisioning. Alasan-nya singkat saja, kalau efek dari gagalnya pemusnahansenjata tahap per tahap bisa disisipi pada tahap selanjut-nya.

Pada sisi lain kita melihat, UU-PA yang bakal lahirnanti menjadi cerminan implementasi dari MoU. Karenaitu kita harapkan dia tidak melenceng dari kesepakatanyang sudah ada. Tapi jika RUU-PA ini gagal menjem-batani aspirasi rakyat Aceh sebagaimana termaktubdalam MoU, efeknya lebih dahsyat lagi. Bisa jadi mencu-at kembali konflik baru yang berakibat Aceh tidak per-nah damai. Tentu ini tidak kita ingini.

Sebab UU itu bukan berlaku selama setahun duatahun, tapi selama Aceh masih dalam bingkai NKRI. Se-bagai rakyat kecil yang nantinya juga akan merasakanefek dari pemberlakuan undang-undang yang dimaksud,kami mengharapkan kepada legislatif Aceh untuk betul-betul memikirkan nasib Aceh dalam jangka panjang demikemajuan Aceh dari berbagai sisi.

Rasyidin, SHKuala Batee, Aceh Barat Daya

ENJA baru saja turun di Lampulo begitu pu-luhan aktivis NGO asal Amerika Serikatmerapat. Mereka baru saja kembali dari Pulo

Aceh. Sebuah daerah yang bisa dibilang “jauh” bagiwarga daratan atau juha lembaga-lembaga donordalam proses rekonstruksi dan rehabilitasi.

Lampulo memang menjadi alternatif buat tran-sit. Lokasinya amat strategis, terutama untuk men-gangkut materil buat “diekspor” ke Pulo Aceh. Takbanyak jalan ke sana, hanya laut satu-satunya.Karena itu perahu pun menjadi andalan. Karenaitukah rekonstruksi menjadi sulit?

Tidak sulitPawang Rasyid mengatakan tak begitu sulit

mengangkut bahan baku untuk proses rekonstruksidi sana. “Ada tiga perahu besar yang selalu siap kePulo Aceh,” tukasnya.

Dia mengakui, selama ini sudah banyak NGOasing yang mengaku ingin membantu wargaPulo Aceh. “Nampaknya mereka ka bre,” kata dia.Bre yang dimaksud Rasyid tak lain mulai lam-ban.

Lantas kiban nasib rekon dan rehab di Aceh “kep-ulauan”. Dalam konteks ini Pulo Aceh tentu tidaksendiri, ada Pulo Banyak atau bahkan Pulau Sim-eulue (Baca: Rubrik Kampungku).

Kabarnya, masalah itu bisa teratasi bila tersediakapal berukuran besar dengan dermaga atau pela-buhan pendaratan yang memadai. Namun kondi-si di sejumlah pulau sangat memprihatikankantidak lain karena sarana yang dimaksud tak terse-dia.

Bangun depo bahan bangunanDeputi bidang Komunikasi dan Hubungan Ke-

lembagaan BRR Aceh dan Nias, Sudirman Said me-ngakui banyak NGO asing yang enggan melirikpembangunan di wilayah kepulauan.

Solusinya, BRR akan membangun depo bahanbangunan di beberapa titik seperti Meulaboh danBanda Aceh. Ini untuk menekan terjadinya speku-lasi pasar terhadap harga bahan bangunan di wi-layah yang sulit di jangkau itu. ■

● Sulitnya transportasi● Kondisi pelabuhan kurang memadai● Harga bangunan mahal● Kurangnya minat NGO untuk melaku-

kan pembangunan di kepulauan● Khusus untuk wilayah Pulau Aceh, ma-

terial bahan bangunan seperti pasir dankerikil memang tidak tersedia di sana. Ba-han harus dibawa dari luar pulau.

● Minimnya alat berat yang tersedia. Pada-hal keberadaan alat berat diharapkan bisamempercepat proses membangunan

● Warga banyak yang masih mengungsi diluar pulau.

Mengapa MerekonstruksMounaward Ismail – Rasyidin Jack

Pulo Aceh–Pulo [email protected]

SFaktor SulitnyaRekonstruksidi Kepulauan

■ Sumber : BRR dan NGO

■ H

OT

LI S

IMA

NJU

NTA

K

Suasana rumah bantuan Aceh Relief dari atas bukit di Pulo Aceh, rekontruksi dipulau sulit karena masalah transportasi.

■ A

YIE

N

Page 5: N0. 10 10 DESEMBER 2005 DUA MINGGUAN ...siteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/Ceureumen... · Lelah dengan janji “Kami capek dengan janji ini itu, le-bih baik
Page 6: N0. 10 10 DESEMBER 2005 DUA MINGGUAN ...siteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/Ceureumen... · Lelah dengan janji “Kami capek dengan janji ini itu, le-bih baik

Bagi Anda yang memiliki resepunik yang bisa dimasak denganmudah dan enak, bisa mengirimsurat ke PO BOX 061 BandaAceh 23001. Email: [email protected]. Cantumkanalamat lengkap. Ceureumen akanmengunjungi Anda dan melihatAnda memasak. Disediakanbingkisan kecil untuk Anda.

CEK BANUN

CEUREUMeN6

● Kecamatan Kuta AlamBanda Aceh (Keuramat,Lam Dingin (Gano), Lamba-ro Skep, Peunayong)

Kontak person :1. Drs Achmadi (Ketua)

0812-260-60572. Jarot Subiakto (Wakil)

0852-60259364

SAYURAN memang penting bagi kesehatan, selain memenuhi ke-butuhan serat dalam tubuh, sayuran juga mengandung vitamin. Un-tuk edisi ini, Ibu Santi menggunakan wortel dan buncis sebagai bahanbaku. Caranya mudah dan nikmat hasilnya.

Bahan :● 2 buah Wortel● ¼ kg Buncis● 1 ons Arcis● 1 buah Telur Ayam● 2 sendok makan minyak● 1 buah kelapa diambil santan

kentalnya● Garam● 5 buah cabai merah● 5 buah cabai hijau

Bumbu:● 1 buah tomat● 2 siung bawang merah

Sayur Ranca-Ranca● 2 siung bawang putih● 1 sendok the ketumbar● 3 biji kemiri

Cara membuat:1. Rajang wortel, buncis, arcis,

cabai merah dan cabai hijau2. Haluskan semua bumbu ke-

mudian tumis dengan minyakpanas hingga matang

3. Masukkan sayuran tadi de-ngan santan

4. Masukkan telur dan aduk rata5. Tambahkan garam6. Tunggu hingga sayur empuk ■

INFO

Nomor Kontak Ketua/Wakil Tim AjudikasiProvinsi Aceh Kotamadya Banda Aceh

● Kecamatan Meuraxa IBanda Aceh (Alue Deah Te-ungoh, Assoi Nanggroe,Deah Baro, Deah Gelum-pang, Gampong Pie, Lam-paseh Aceh, Punge Jurong,Surien, Ulee Lhue)

Kontak person1. Parjo Wiyono (Ketua)

0815-580-34372. T Fachri (Wakil)

0813-684-19480

AJUDIKASI adalah kegiatan yang dilaksanakan dalamrangka proses pen-daftaran tanah untuk pertama kali, me-liputi pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik ataudata yuridis mengenai satu atau beberapa objek pendafta-ran tanah untuk keperluan pendaftarannya.

TEKA TEKI SILANG CEUREUMeN NO. 10

■ R

EP

RO

Di beberapa tempat di Banda Aceh, Avian

Flu atau flu burung mulai mewabah. Namun

syukurlah belum menular ke manusia. Karena

akibat dari flu ini cukup berbahaya, yaitu bisa

memakan korban jiwa.

■■■■■ Gejala flu burung pada manusia : deman,

batuk, nyeri tenggorokan, infeksi mata dan

nyeri otot, radang saluran pernafasan atas,

suhu badan diatas 38 derajat celcius

■■■■■ Gejala flu burung pada unggas : jengger

berwarna biru. borok di kaki, kematian men-

dadak

●●●●● Daerah yang sudah resmi terjangkit flu

burung : kecamatan Setui dan Lhueng

Bata

●●●●● Makanlah telur dan daging ayam yang

benar-benar sudah dimasak dengan

suhu 85 derajat celcius

■ MAHDI ABDULLAH

Mendatar:1. Pengungkapan atau proses

menyatakan perasaan5. Tanda-tanda yang menarik

perhatian, petunjuk7. Penilaian11. Khas, khusus

13. Kenaikan, pertambahan jum-lah

Menurun:1. Orang-orang pilihan dalam

suatu kelompok

2. Sudah ada3. Melafalkan huruf demi huruf4. Volume

6. Save Our Souls

8. Jambangan

9. Gelanggang10. Tuhanku11. Gagasan

12. Tidak

Jawaban TTS Ceureumen No. 09

Mendatar:1. Imigrasi, 5. Ora, 6. Ahli, 7. Hak,

9. Isit, 11.PTN, 13. Era, 14. Edan,15. Sia, 16. Intisari

Menurun:1. Ironi, 2. Ilahi, 3. Riak, 4. Sulit, 8.Atensi, 10. Sudan, 11. Pasca, 12.

Nyali

1

7

13

2

6

3

5

4

8 9

11 12

10

Pemenang TTS Ceureumen No. 9

1. KhairullahLamteumen Timur

Banda Aceh

2. Azmi

Meureudu, Pidie

3. Rahmat Muliady

Seulimum, Banda Aceh

4. Eka Murtila

Muaratiga, Sigli

5. M Alwy

Desa Suka Jaya, Sigli

Page 7: N0. 10 10 DESEMBER 2005 DUA MINGGUAN ...siteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/Ceureumen... · Lelah dengan janji “Kami capek dengan janji ini itu, le-bih baik

7CEUREUMeNKAMPUNGKU SIMEULEU

EGINILAH nasib kami, Pak. Kalau sudahsiang, sedikit terik, pasti kami enggak tahankarena panas. Giliran hujan, mau tak mau ha-

rus siap dengan rasa dingin,” ujar Duhari (68) panjang le-bar, seraya menyilakan Ceureumèn singgah di tendanya yangterdapat di pengungsian Dusun Sibao, Simeuleu.

Kondisi itu bukan hanya dirasakan oleh Duhari, tetapioleh semua pengungsi di kaki lereng gunung tertinggi diSimeuleu ini. Mereka justru tertekan karena cuaca. Pada-hal, trauma dan takut di wajah para pengungsi tidak terli-hat lagi.

Istri Duhari, Tihayani langsung bertanya, “bagaimana-kah kira-kira rencana pembangunan rumah kita yang per-nah dijanjikan oleh Pemerintah dan orang bule? Jadinyakapan?”

Baru rumah contohPembangunan rumah di Pulau Cengkih Simeulue me-

mang belum terlihat. Tak heran Tihayani dan Duhari ber-tanya-tanya setengah berharap. Mereka sudah sangat lelahdengan kehidupan di tenda.

Kendati sudah satu tahun tsunami, memang wargaPulau Simeulue memang masih bertahan di tenda pen-gungsian. Tak jauh beda dengan pengungsi di BandaAceh.

“Bangunan rumah yang dibangun di Sinabang setelahtsunami masih sedikit, cuma bangunan percontohan,” kataRahmad, seorang warga Sinabang.

Celakanya lagi, rumah percontohan di Gunung Batu Si-nabang itu ditempati bukan oleh pengungsi, melainkanoleh anggota NGO itu sendiri.

Padahal khusus Simeuleu membutuhkan rumah seba-nyak 7.251 unit. Kebanyakan rumah hancur terkena tsuna-mi dasyat di pulau yang berukuran 198.021 hektar itu.

Pengungsi Pulau Cengkeh Menunggu JanjiAmat PC

Sinabang- [email protected]

Korban sedikitKendati jumlah bangunan yang hancur cukup banyak,

namun korban jiwa di Pulau Simeulue yang terkenal de-ngan hasil cengkehnya itu lumayan kecil.

Nenek moyang mereka sejak dulu telah mengingatkan,bahwa bila ada gempa pasti akan ada Smong.

Sejak dulu sampai sekarang. “Smong” memang menakut-kan sebab bagi warga Simeulue kata itu berarti tsunami.

Simeulue dilanda gempa sebanyak dua kali, dan itu cu-kup membuat bangunan rusak. Diperkirakan oleh peme-rintah Simeulue, sekitar 80 persen bangunan rusak dengandua kali gempa itu.

“B

I Barak Desa Laweung,nama Bu Mane (38) takasing di telinga donatur.

Wajar. Karena saban hari saat parapemberi bantuan berkunjung, ibuinilah yang menjadi pemandumereka.

Bu Mane bukan saja menjadipemandu, dia juga tahu data pen-gungsi, mengurus masalah air,sanitasi, peralatan dapur, hinggajalan di barak yang becek. Perem-puan sembilan anak itu memangbukan perempuan desa biasa, diamerupakan kordinator Barak DesaLaweueng.

Bisa berbahasa IndonesiaDahulu Bu Mane hanya seorang

ibu rumah tangga. Rutinitasnyahanya menjaga anak yang diseli-ngi menganyam tikar. Persis la-yaknya wanita di desa. SedangZaini sang suami hanya seorangpenjual ikan musiman.

“Saya dipilih menjadi koordina-tor barak karena bisa berbahasa In-donesia dengan baik,” ujar Maneyang kehilangan 3 anaknya saattsunami ini.

Memang untuk wilayah pedala-man dengan tingkat ekonomi danpendidikan yang rendah,

masyarakat biasanya hanya ham-pu berbahasa Indonesia secarapasif. Apalagi daerah Laweungdahulu termasuk salah satu daer-ah konflik.

Memimpin demonstrasiBu Mane bukan hanya menjadi

kordinator di barak, tetapi dia jugaempat beberapa kali mendatangikantor-kantor pemerintah yangmenangani masalah bantuan un-tuk pengungsi.

“Banyak bantuan yang tidaksampai, makanya saya datangikantor-kantor yang mengurusbantuan,” ucap Mane kesal.

Pendopo Bupati Pidie pun per-nah menjadi target sasaran rasa takpuasnya. Waktu itu Bu Manemenggelar aksi demonstrasi untukmenuntut beberapa kebijakan.Salah satunya adalah tempat ting-gal yang layak bagi mereka wargadesa laweung yang menjadi kor-ban tsunami.

“Waktu demo itu saya sempatdiancam oleh Bu Camat yang dulu,tapi saya tidak perduli” kata Maneemosi.

Rumah dari GTZKendati usaha demo di depan

kantor bupati tidak berhasil, BuMane tidak lantas berputus asa.Dia tetap mencoba mencari dona-tur yang mau membangunkan ru-

mah untuk mereka.Usaha Bu Mane pun ber-

buah hasil. Sebuah LSM berna-ma GTZ yang berasal dari Jer-man akhirnya mau memban-gunkan rumah sebanyak 43unit di bekas tanah rumahmereka dulu.

Syaratnya, para pengungsiharus menyerahkan data-datauntuk pemenuhan administra-si. Disini, kembali peran BuMane sangat dibutuhkan.

“Saya kutip uang Rp.500dari setiap Kepala keluargauntuk ongkos dan biaya fo-tokopi,” terang Bu Mane.

Berkat kerja keras Bu Manekini para pengungsi Desa Lawe-ung juga sudah dapat menikmatibantuan. Diatara-nya bantuandaru UNICEF yang berbentukperalatan dapur, kelambu,sarung dan sprai.

Cuma kordinatorKendati lebih banyak yang

mengenal dirinya dibandingkepala barak, Zakaria Yahya,namun Bu Mane tetap tak maumelupakan peranan koleganyatersebut. Apalagi dalam kerja,mereka juga saling berhubun-gan.

“Biar bagaimana juga, kepalatetap yang diatas,” ucap Mane ■

D

SOSOK

■ A

SR

I Z

AID

IR

Bu Mane Bukan Perempuan BiasaAsri Zaidir

Laweueng - [email protected]

Itulah yang dibutuhkan warga untuk kembali dibangun.Menunggu janji

Kini warga sedang menunggu rumah bantuan, se-bagaimana Duhari dan Tihayani. Ada LSM yang berjanjiakan membangun rumah di Desa Latiung, Kecamatan Te-upah Selatan, Simeulue, sebanyak 70 unit. Tetapi, menurutRahmat,sampai sekarang belum ada yang selesai.

“Seharusnya NGO itu jangan terus berjanji, karena kamijadi terbuai dengan janji,” kata Rahmad sedih.

Sama sedihnya dengan Duhari dan istrinya yang harusterus tabah dengan kondisi cuaca di tenda. Entah sampaikapan. ■

Tihayani korban se-Simeulue yang masih tinggal digubuk darurat, tengah memberikan secangkir air minum pada suaminyaDuhari.

■ O

YO

NG

Bu Mane berpose di depan baraknya.

Page 8: N0. 10 10 DESEMBER 2005 DUA MINGGUAN ...siteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/Ceureumen... · Lelah dengan janji “Kami capek dengan janji ini itu, le-bih baik

ARU-baru ini Presiden menginstruksikan agar man-tan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) diberikesempatan untuk menjadi tentara organik dan po-

lisi di Aceh tanpa diskriminasi.Hal itu tertuang dalam Instruksi Presiden RI Nomor 15

Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Nota Kesepahaman an-tara Pemerintah RI dan GAM, yang dikeluarkan di Jakartapada 14 November 2005.

Inpres No 15/2005 ditujukan kepada para menteri Ka-binet Indonesia Bersatu, Jaksa Agung, Panglima TNI,Kapolri, Kepala BIN, Kepala Badan Pertanahan Nasional,Kepala Badan Pelaksana Badan Rehabilitasi dan Rekon-struksi Aceh, serta Gubernur Provinsi Aceh.

Bisa menjadi TNI/PolriSelain itu, Presiden menginstruksikan kepada Kapolri

untuk menyiapkan rencana dan kebijakan tentang pembe-rian kesempatan kepada setiap orang yang terlibat GAMuntuk menjadi anggota Polri di Aceh.

Namun, penerimaan mantan anggota GAM menjaditentara dan polisi tersebut harus tetap mengacu kepada

Bila TNA Menjadi TNIMaimun Saleh

Banda [email protected]

ANGDAM Iskandar Muda Mayjen TNI Supia-din AS menegaskan, pihaknya memberikan pe-luang 100 persen kepada mantan anggota GAM

jika ingin mendaftar menjadi anggota TNI. “Besar sekali,seratus persen kita berikan peluang itu,” katanya kepa-da Ceureumèn, pekan lalu.

Meskipun begitu, tambah Pangdam, tidak ada per-lakuan khusus kepada mereka. Persyaratannya tetappersyaratan nasional seperti yang lazim berlaku sela-

8CEUREUMeNDAMAI

standar nasional.Menurut wakil juru bicara GAM Munawarliza Zain,

sejak GAM yang ditahan mendapat amnesti dan GAM tu-run gunung, maka hak politis mereka sebagai sipil pulihsepenuhnya.

“Ada tidaknya inpres itu, mereka –GAM—bisa menja-di TNI atau Polri karena hak politis mereka sama denganyang lain,” kata Munawarliza serius.

Diputuskan majelis GAMKendati demikian, GAM mengaku belum memutuskan

akan menerima tawaran itu atau tidak.“Belum ada keputusan resmi dari organisasi tentang itu,”

kata Munawarliza.Menurutnya, hingga saat ini belum ada satu anggota

GAM-pun yang datang dan melapor ingin menjadi anggo-ta TNI/Polri.

“Kalau ada mungkin akan ada keputusan majelis GAMsecara keseluruhan, boleh atau tidak, karena GAM kan se-buah organisasi,” ujar Munawarliza.

Jadi sipilUntuk sementara, para anggota GAM yang merupakan

kombatan masih menjadi sipil biasa. Namun mereka tetapberkewajiban sebagaimana yang diatur dalam organisasi.■

Mayjen Supiadin AS:

100 Persen Diberi Peluangma ini. “Persyaratannya nasional. Tidak ada perlakuankhusus. Jadi, bekas GAM tingginya misalnya kurang, sayajadi repot dong,” katanya.

Bukan cuma persoalan fisik, persyaratan administrasipun seperti misalnya ijazah tetap tidak ada keringananatau perlakuan istimewa. Artinya, ya seperti halnya syaratbagi masyarakat lainnya. “Kalau ijazahnya jelas tidak bisa.Kalau tamtama minimal ijazahnya SMP. SD tidak kita ber-lakukan lagi,” katanya.

Segera melamarDikatakannya, dirinya sama sekali tidak khawatir ka-

lau mantan GAM diterima menjadi TNI. Karena semuan-

ya sudah melalui seleksi, baik jasmani maupun rohani.“Kita punya instrumen, seleksi jasmani, kesehatan, se-leksi kejiwaan. Dia berhak menjadi tentara organik, teta-pi melalui seleksi dengan persyaratan nasional,” pa-parnya.

Dia berharap mantan GAM untuk segera melamarjika merasa memenuhi syarat seperti yang diminta.Tidak ada diskriminasi untuk mereka.

“Jangan terlalu khawatir. Kalau mereka nanti me-menuhi syarat akan saya terima. Asal jangan lagi mun-cul itu (ide separatis). Tapi, kan kita ada instrumen un-tuk menyeleksinya,” jelasnya. ■

B

P

Yang diserahkan : 286 pucuk senjata.Diterima : 222 diterimaDidiskwalifikasi : 62 pucuk

INFO DAMAI

Diserahkan : 763 pucukDiterima : 632 pucukDitolak/ dipermasalahkan : 131 pucuk

Jumlah TNI/Polri yang ditarik : 10.394 personil■ Sumber Aceh Monitoring Mission (AMM)

Penyerahan Senjata Tahap III(Pantai Barat, Selatan dan Aceh Tengah)

Jumlah Total Penyerahan SenjataTahap I, II dan III

Muhammad AzamiBanda Aceh

[email protected]

Pasukan TNA Pasukan TNI

■ H

OT

LI

SIM

AN

JUN

TAK

■ H

OT

LI

SIM

AN

JUN

TAK