modul_1

12
MODUL I. PENGANTAR TEKNIK KESELAMATAN Capaian pembelajaran (Learning Outcome) :  Mahasiswa mampu memahami konsep dasar teknik k eselamatan untuk industri kimia  Mahasiswa mampu memahami dan mempunyai wawasan yang berkaitan dengan peran sarjana Teknik Kimia dalam menjalankan system keselamatan di industi Materi pokok : 1. Definisi keselamatan kerja dan sejarah keselamatan di industri kimia 2. Aturan perundang-undangan yang berkaitan dengan keselamatan kerja di industri 3. Kode etik sarjana teknik kimia terhadap keselamatan proses 4. Istilah dalam bidang teknik keselamatan standar OSHA MATERI 1.1.Definisi dan sejarah keselamatan di industri kimia Keselamatan dalam hal ini mengandung arti/ pemahaman sebagai tindakan pencegahan kecelakaan melalui berbagai system maupun aturan yang berlaku. Keselamatan juga mengandung arti pencegahan kerugian. Suatu program keselamatan disusun dan dijalankan untuk meminimalkan dampak kerugian yang disebabkan karena kelalaian, kesalahan prosedur, dan bahaya yang tidak terduga lainnya dari suatu proses industri. Diawali dengan pandangan seorang ahli ekonomi abad ke 20, Robert M. Solow dari  Institute of Technology Massachusset  penerima Nobel yang menyimpulkan bahwa laju  pertumbuhan ekonomi adalah hasil teknologi mutakhir ( upgrade teknologi). Jika dihubungkan dengan bidang keselamatan, maka teori ini sangat sesuai dalam penerapannya di industri kimia. Mengapa ?. Salah satu alasan yang kuat adalah di dalam proses industri kimia sangat  berhubungan erat dengan terjadinya proses-proses yang cukup rumit, misalnya saja reaksi kimia,  proses penguapan, proses pengeringan, perubahan fase, dan masih banyak lagi. Proses itu dilakukan dalam suatu alat yang memerlukan kondisi oprerasi baik suhu dan tekanan yang tinggi,

Upload: rijal-umam

Post on 14-Oct-2015

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tek keselamatan

TRANSCRIPT

MODUL I. PENGANTAR TEKNIK KESELAMATAN

Capaian pembelajaran (Learning Outcome) : Mahasiswa mampu memahami konsep dasar teknik keselamatan untuk industri kimia Mahasiswa mampu memahami dan mempunyai wawasan yang berkaitan dengan peran sarjana Teknik Kimia dalam menjalankan system keselamatan di industi

Materi pokok :1. Definisi keselamatan kerja dan sejarah keselamatan di industri kimia2. Aturan perundang-undangan yang berkaitan dengan keselamatan kerja di industri3. Kode etik sarjana teknik kimia terhadap keselamatan proses4. Istilah dalam bidang teknik keselamatan standar OSHA

MATERI

1.1. Definisi dan sejarah keselamatan di industri kimiaKeselamatan dalam hal ini mengandung arti/ pemahaman sebagai tindakan pencegahan kecelakaan melalui berbagai system maupun aturan yang berlaku. Keselamatan juga mengandung arti pencegahan kerugian. Suatu program keselamatan disusun dan dijalankan untuk meminimalkan dampak kerugian yang disebabkan karena kelalaian, kesalahan prosedur, dan bahaya yang tidak terduga lainnya dari suatu proses industri. Diawali dengan pandangan seorang ahli ekonomi abad ke 20, Robert M. Solow dari Institute of Technology Massachusset penerima Nobel yang menyimpulkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi adalah hasil teknologi mutakhir (upgrade teknologi). Jika dihubungkan dengan bidang keselamatan, maka teori ini sangat sesuai dalam penerapannya di industri kimia. Mengapa ?. Salah satu alasan yang kuat adalah di dalam proses industri kimia sangat berhubungan erat dengan terjadinya proses-proses yang cukup rumit, misalnya saja reaksi kimia, proses penguapan, proses pengeringan, perubahan fase, dan masih banyak lagi. Proses itu dilakukan dalam suatu alat yang memerlukan kondisi oprerasi baik suhu dan tekanan yang tinggi, rumit dalam pengoperasian, serta melibatkan bahan yang berbahaya. Oleh karena alasan itu pulalah, maka untuk menghindarkan dari bahaya industri, maka diperlukan suatu program keselamatan yang cukup rumit pula. Sejak tahun 1950, teknologi tingkat tinggi telah digunakan untuk menunjang keselamatan proses kimia. Pada kasus ini, disejajarkan suatu program keselamatan yang sama pentingnya dengan proses industry. Dalam upaya mendukung terciptanya keselamatan di industry telah dikembangkan program keselamatan dalam suatu disiplin ilmu yang meliputi aspek teknis dan teori, antara lain pengembangan : Model hidrodinamik pada aliran fluida Model disperse penyebaran gas/ uap beracun Model matematika untuk mengetahui kemungkinan kegagalan suatu prosesTeknik keselamatan di industri kimia ditekankan pada penggunaan peralatan berteknologi tinggi, perancangan pabrik serta operasional sebagai dasar pengambilan keputusan. Program keselamatan meliputi identifikasi hazard, evaluasi teknis, dan dilanjutkan dengan teknik perancangan untuk menghindari bahaya dan kerugian yang ditimbulkan dari sebuah proses yang dijalankan. Definisi-definisi penting dari kata-kata dasar yang banyak dipakai, yaitu : Keselamatan atau pencegahan kerugian: pencegahan dari kecelakaan sampai pada penggunaan teknologi yang sesuai untuk mengidentifikasi hazard suatu pabrik kimia dan mengeliminasinya sebelum terjadi kecelakaan. Hazard: suatu kondisi kimiawi atau fisik yang berpotensi menyebabkan kerusakan/kecelakaan pada manusia, properti, atau lingkungan sekitar. Resiko: ukuran dari luka dan/atau sakit pada manusia, kerusakan lingkungan, atau kerugian ekonomi dalam kaitannya dengan kemungkinan terjadinya peristiwa atau kecelakaan.Pabrik Kimia berisi sebuah variasi hazard yang sangat besar. Pertama bisa berupa resiko mekanis umum yang menyebabkan kecelakaan kerja mulai dari luka-luka sampai dengan kerusakan peralatan. Sedangkan yang kedua adalah hazard kimiawi, yang meliputi kebakaran dan resiko ledakan, resiko kereaktifan, serta resiko bahan kimia berbahaya dan beracun.Berbagai program keselamatan yang telah direncanakan dapat dijalankan dengan baik melalui dukungan : sistem, attitude, pengetahuan konsep dasar, pengalaman, waktu, dan manusia (pelaku itu sendiri).Apa yang dibutuhkan dari sebuah program ?, diantaranya adalah :

Sistem : Dalam hal ini sistem berguna untuk (a). mencatat apa-apa saja yang dibutuhkan dalam program keselamatan; (b). apa yang diperlukan dan bagaimana program keselamatan dapat dijalankan dengan baik; (c). melakukan rekam/ pencatatan/ dokumentasi selama kegiatan berlangsung. Pelaksana : Merupakan individu yang melakukan tugas dalam program keselamatan. Seorang pelaksana harus mempunyai sikap yang positif dan sungguh-sungguh. Selain itu, ia harus dibekali dengan pengetahuan yang cukup tentang keselamatan proses (kimia) mulai dari desain konstruksi serta operasional. Belajar dari pengalaman : Hal ini sangat diperlukan bagi setiap individu yang terlibat dalam program keselamatan untuk mengenal lingkungan kerjanya terutama dalam hal memahami/ menganalisis kecelakaan-kecelakaan yang mungkin pernah terjadi sebelumnya atau bisa saja merupakan riwayat bidang sejenis yang pernah terjadi di tempat lain. Perlunya mempunyai informasi yang akurat bagaimana penyebab serta penanganan kecelakaan, baik dari internal maupun eksternal. Program keselamatan memerlukan waktu : Semua yang telah direncanakan mulai dari belajar (mempelajari sistem), merencanakan, mengimplementasikan, evaluasi, dan perbaikan memerlukan waktu yang cukup lama. Oleh karenanya, pada program ini dibutuhkan kesabaran juga. Komitmen : Suatu program keselamatan harus mempunyai mengandung komitmen pada semua tingkatan di dalam organisasi. Keselamatan harus memberikan arti sama pentingnya dengan produksi.

Sistem manajemen yang berkaitan dengan keselamatan pada umumnya digunakan mengarah pada mengeliminasi keberadaan hazard, melakukan audit keselamatan, teknik-teknik identifikasi hazard, catatan kejadian, dan aplikasi yang sesuai dengan pengetahuan teknis.

1.2. Aturan yang berkaitan dengan keselamatan kerja di industriPeraturan yang terkait dengan keselamatan kerja sangat luas, yang terbagi atas Undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri, keputusan menteri, instruksi menteri, serta berupa surat edaran. Mengenai topik yang dibahas juga cukup luas, mulai dari beberapa bidang usaha/ kerja hingga pada pengaturan operasional teknisnya. Beberapa aturan yang sangat penting bagi industri kimia antara lain adalah.a. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I No. Per.03/MEN/1978 tentang Penunjukan dan Wewenang Serta Kewajiban Pegawai Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Ahli Keselamatan Kerja. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I No. Per-04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I No. Per.02/MEN/1992 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.b. K3 Umum dan SMK3 Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No. Kep.1135/MEN/1987 tentang Bendera Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No. Kep. 245/MEN/1990 tentang Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I No. Per.05/ MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerjac. Kimia Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 197/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Peraturan Pemerintah No.7 tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan, dan Peredaran Pestisidad. Kesehatan Kerja Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.02/MEN/1980 tentang : Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.01/MEN/1981 Tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.03/MEN/1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No. KEPTS.333/ MEN/ 1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No. 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerjae. Pesawat Uap dan Bejana Tekan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I No. Per.01/MEN/1982 tentang Bejana Tekan Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I No. Per.01/MEN/1988 tentang Kwalifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uapf. Limbah B3 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1993 tentang Pengesahan Basel Convention on the Control of Transboundary Movements of Hazardous Wastes and Their Disposal Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep-68/BAPEDAL/05/1994 tentang Tata Cara memperoleh Izin Penyimpanan, Pengumpulan, Pengoperasian Alat Pengolahan, Pengolahan dan Penimbunan Akhir Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep-01/BAPEDAL/09/1995 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis dan Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep-02/BAPEDAL/09/1995 tentang Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep-03/BAPEDAL/09/1995 tentang Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep04/BAPEDAL/09/1995 tentang Tata Cara Persyaratan Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan Lokasi Bekas Pengolahan dan Lokasi Bekas Penimbunan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep-05/BAPEDAL/09/1995 tentang Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

1.3.Tanggung jawab dan kode etik seorang eingineer terhadap keselamatan prosesSiapa saja yang bertanggung jawab terhadap keselamatan kerja di sebuah perusahaan/ industri ?. Mereka adalah : Direksi dan manajer senior ( yang bertanggung jawab atas kebijakan perusahaan, tujuan dan sasaran) Pengawas (bertanggung jawab untuk memeriksa operasional sehari- hari sesuai dengan arah kebijakan) Tim kesehatan dan keselamatan (bertanggung jawab untuk memberikan masukan/ arahan selama investigasi kecelakaan dan kedispinan terhadap aturan) Tim ahli seperti perawat kerja, analis kimia dan listrik (bertanggung jawab untuk memberikan saran spesialis pada isu-isu kesehatan dan keselamatan tertentu) Tim kesehatan dan keselamatan (bertanggung jawab untuk mewakili karyawan selama konsultasi pertemuan-pertemuan tentang isu-isu kesehatan dan keselamatan dengan majikan) Karyawan (bertanggung jawab terhadap diri sendiri untuk menerapkan perilaku yang menjamin kesehatan serta menghindari tindakan kelalaian) Petugas kebakaran (bertanggung jawab untuk evakuasi yang aman dari gedung dalam keadaan darurat) Petugas pertolongan pertama (bertanggung jawab untuk melakukan pertolongan pertama kepada orang-orang yang terluka) .

Ringkasan tanggung jawab organisasi untuk kesehatan dan keselamatan bagi para manajer di sebuah perusahaan akan dijelaskan sebagai berikut.1. Managing Director / CEO bertanggung jawab atas kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan semua orang yang bekerja atau berkunjung di perusahaan itu. Tugas seorang CEO bertanggung jawab dan harus mempertanggungjawabkan kinerja kesehatan dan keselamatan dalam organisasi harus memastikan bahwa memiliki sumber daya yang memadai untuk persyaratan kesehatan dan keselamatan dalam organisasi menetapkan, menerapkan dan memelihara program formal, kesehatan dan keselamatan ditulis untuk organisasi yang mencakup semua bidang risiko kesehatan dan keselamatan yang signifikan menyetujui, memperkenalkan dan memonitor semua kebijakan kesehatan dan keselamatan situs, aturan dan prosedur; meninjau setiap efektivitas dan, jika perlu, memerlukan revisi program kesehatan dan keselamatan2. Para manajer departemen utama dapat melaporkan ke Site Manager, Managing Director atau Chief Executive. Secara khusus, mereka: bertanggung jawab dan harus mempertanggungjawabkan kinerja kesehatan dan keselamatan departemen mereka; harus memastikan bahwa setiap mesin, peralatan atau vehi-cles digunakan dalam departemen dipertahankan, cor-secara tidak langsung dijaga dan memenuhi standar kesehatan dan keselamatan. Salinan catatan semua pemeliharaan, statu-tory dan asuransi inspeksi harus disimpan oleh Departemen Manager; mengembangkan rencana pelatihan yang mencakup instruksi kerja khusus untuk karyawan baru atau ditransfer dan fol-rendah sampai pada pelatihan oleh pengawas. Salinan catatan semua pelatihan harus disimpan oleh Departemen Manager; secara pribadi menyelidiki semua kasus hari kerja hilang dan kejadian dan-gerous dan melaporkan kepada manajer lini mereka. Kemajuan tindakan korektif yang diperlukan3. Para pengawas bertanggung jawab dan melaporkan kepada Departemen Manager. Secara khusus, mereka: bertanggung jawab dan harus mempertanggungjawabkan kinerja kesehatan dan keselamatan tim mereka; menegakkan semua sistem yang aman prosedur kerja yang telah diterbitkan oleh Departemen Manager; menginstruksikan karyawan dalam peraturan kesehatan dan keselamatan yang relevan, membuat catatan instruksi itu serta menegakkan semua peraturan dan prosedur kesehatan dan keselamatan; menegakkan persyaratan Personal Protective Equippemnt (PPE), membuat tempat pemeriksaan untuk mencegah-tambang bahwa peralatan pelindung yang digunakan dan secara berkala menilai kondisi peralatan. mencatat pelanggaran kebijakan Alat Pelindung Diri (APD)

Bagaimana dengan keberadaan seorang engineer ?. Kebanyakan engineer dipekerjakan oleh perusahaan dengan memberikan gaji dan benefit untuk jasa mereka. Sedangkan perusahaan menghasilkan profit bagi para pemegang sahamnya, dan para engineer harus melayani, memelihara dan meningkatkan profit perusahaan. Dalam etika seorang engineer bertanggung jawab untuk memperkecil kerugian dan menjamin keselamatan serta keamanan lingkungan bagi perusahaan dan karyawan. Engineer bertanggung jawab pada diri mereka sendiri, para pekerja, keluarga, masyarakat, dan profesi teknik. Rangkuman bagian tanggung jawab seorang engineer menurut American Institute of Chemical Engineers (AICHE) dapat dibaca di tabel berikut.

Tabel 1.1. Kode Etik Insinyur menurut AICHEFundamental principles

Seorang insinyur harus menjunjung tinggi dan memajukan integritas, kehormatan, dan martabat profesi dengan :1. Menggunakan kemampuan & pengetahuannya untuk mencapai kesejahteraan manusia2. Bersikap jujur dan tidak memihak, setia dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, perusahaan, dan klien3. Berjuang untuk meningkatkan kompetensi & martabat profesi

Fundamental canons

1. Seorang insinyur selalu mengutamakan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat dalam melaksanakan tugas profesionalnya2. Memberikan pelayanan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki3. Insinyur dalam memberikan pernyataan publik dilakukan secara obyektif dan jujur.Insinyur harus bertindak profesional baik untuk atasan atau klien serta menghindari konflik kepentingan4. Membangun reputasi profesional untuk memberikan manfaat terhadap pelayanannya5. Menegakkan dan meningkatkan kehormatan, integritas, dan martabat profesinya.6. Senantiasa melakukan pengembangan profesional melalui karir dan memberikan peluang bagi pengembangan profesional bagi insinyur lain yang berada di bawah pengawasannya

1.4.Istilah dalam bidang teknik keselamatan standar OSHA

OSHA (Occupational Safety and Health Administration of the United States) didirikan oleh pemerintah Amerika Serikat. OSHA bertanggung jawab untuk memastikan bahwa para pekerja mendapatkan lingkungan kerja yang aman. OSHA mendefinisikan tingkat insiden berdasar pada kasus-kasus yang terjadi pada 100 orang pekerja per tahun.Seorang pekerja per tahun diasumsikan bekerja selama 2000 jam, yang meliputi 50 minggu /tahun x 40 jam/minggu. Jadi OSHA insiden rate adalah didasarkan pada hazard yang dihadapi 200.000 jam pekerja. OSHA Insiden rate menghitung jumlah kerugian dan macam-macam penyakit akibat kerja pada jumlah jam kerja karyawan selama periode tertentu. Berikut persamaan yang digunakan:

(1-1)

Berbagai istilah dalam standar OSHA antara lain :a. First aid/ Pertolongan pertama :Satu kali pengobatan dan tindak lanjut kunjungan untuk tujuan pengamatan goresan kecil, luka, luka bakar, serpihan, dan sebagainya yang biasanya tidak memerlukan perawatan medis. b. Incidence rateJumlah kecelakaan kerja dan / atau penyakit atau hari kerja yang hilang per 100 karyawan penuh waktu.c. Lost workdays /kehilangan hari kerjaJumlah hari (tidak termasuk hari cedera/ sakit) di mana karyawan akan bekerja tetapi tidak bisa melakukannya, yaitu di mana karyawan tidak dapat melakukan semua atau sebagian dari tugas yang normal nya selama karena kecelakaan kerja atau penyakit.d. Medical treatment = perawatan medisPengobatan diberikan oleh dokter atau tenaga profesional yang terdaftar di bawah perintah dokter berwenang tetapi tidak termasuk perawatan pertolongan.e. Occupational injury / kecelakaan Cedera seperti teriris, keseleo, atau guci yang dihasilkan dari kecelakaan kerja atau dari paparan tunggal sesaat yang terjadi dalam lingkungan kerjaf. Occupational illnesses =Kondisi abnormal atau gangguan, selain satu akibat dari kecelakaan kerja, yang disebabkan oleh paparan terhadap faktor lingkungan yang terkait dengan pekerjaan. Termasuk di dalamnya penyakit akut dan kronis atau penyakit yang mungkin disebabkan terhirup, penyerapan, konsumsi, atau kontak langsung.g. Recordable cases =Kasus yang melibatkan cedera kerja atau penyakit akibat kerja, termasuk kematianh. Recordable fatality cases =Cedera yang mengakibatkan kematian, terlepas dari waktu antara cedera dan kematian atau penyakit jangka panjang (fatal)i. Recordable nonfatal cases without lost workdays =Kasus kecelakaan kerja atau penyakit yang tidak melibatkan kematian atau hari kerja yang hilang tetapi tidak menghasilkan (1). transfer ke pekerjaan lain atau pemutusan hubungan kerja atau (2). Perawatan medis selain pertolongan pertama, atau (3). diagnose penyakit akibat kerja, atau (4). Hilangnya kesadaran, atau (5). Pembatasan gerak atau kerja.j. Recordable lost workday cases due to restricted dutyCedera yang mengakibatkan orang terluka sehingga tidak mampu melakukan tugas-tugas rutin mereka tetapi masih mampu melaksanakan tugas sesuai dengan pekerjaan normal merekak. Recordable cases with days away from workCedera yang mengakibatkan orang yang terluka tidak dapat kembali bekerja pada hari kerja rutin berikutnya l. Recordable medical casesLuka yang membutuhkan perawatan yang harus diberikan oleh dokter atau di bawah pengawasan dokter. Orang cedera tersebut masih dapat kembali bekerja dan melakukan tugas rutin nya. Cedera medis termasuk pemotongan yang memerlukan jahitan, luka bakar tingkat dua (luka bakar dengan lepuhan), patah tulang, dan cedera kehilangan kesadaran

Incidence Rate pada standar OSHA juga dapat didasarkan pada hari kerja yang hilang sebagai ganti kerugian dan penyakit yang diderita. Untuk kasus ini digunakan persamaan :

(1-2)

Incidence Rate OSHA menyediakan informasi semua jenis kerugian, penyakit sampai dengan kematian yang berkaitan dengan pekerjaan. Ini membuktikan bahwa penyajiannya lebih lengkap dan terperinci dibanding sistem yang berdasar pada satu kejadian saja. Sebagai contoh, sebuah pabrik mungkin mempunyai pengalaman dalam menangani masalah-masalah kecelakaan kecil tetapi tidak sampai pada kematian. Tetapi di sisi lain, data kematian tidak bisa diambil dari OSHA insiden rate tanpa adanya tambahan informasi/ keterangan pendukung.

Tugas : 1. Buatlah kelompok kecil yang terdiri dari 2-3 orang mahasiswa dan tidak boleh lebih2. Untuk bagian (a) dan (b) dikerjakan jadi satu oleh maksimal 3 kelompok3. Sisanya mengerjakan bagian (c)4. Materi disajikan dalam PPT yang menarik dan komunikatif, 5-7 slide sudah termasuk judul dan nama anggota kelompok (1 slide saja)a) Berikan ulasan tentang pentingnya manajemen keselamatan dalam suatu industri kimiab) Apa peran sarjana teknik kimia dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sistem keselamatan di industric) Carilah satu jurnal penelitian yang berhubungan sistem keselamatan di industri kimia dan buatlah ulasan singkat mengenai : permasalahan, metode penelitian, dan hasilnyaDiujikan pada hari Selasa, tanggal 1 April 2014