memaknai layu · nomor 19 tahun 2002 tentang hak cipta all right reserved percetakan sinar media...

320

Upload: others

Post on 21-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

iMemaknai Melayu

Page 2: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantaraii

Page 3: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

iiiMemaknai Melayu

ISLAM dan kebudayaanM e l a y u N u s a n t a r a

Muhammad Ashsubli

Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia1439 H/ 2018 M

(Menggali Hukum dan Politik Melayu dalam Islam)

Page 4: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantaraiv

Penulis : Muhammad Ashsubli

Design Cover dan Tata letak :Agus Siswanto Agung Priyandana Ismail

Cetakan Pertama : Syawal 1439 H / Juli 2018 M

ISBN : 978-602-14961-6-9

@ Penerbit Dewan Da’wah Islamiyah IndonesiaJl. Kramat Raya No. 45 - Jakarta 10440

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak CiptaAll right reserved

Percetakan Sinar Media Abadi

Isi di luar tanggung jawab percetakan

ISLAM dan kebudayaanM e l a y u N u s a n t a r a (Menggali Hukum dan Politik Melayu dalam Islam)

Page 5: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kata Pengantar Bupati Bengkalis v

KATA PENGANTAR

BUPATI BENGKALIS

Assalamualaikum Wr. WbBismillahirrohmanirrohim

Merajut kembali budaya Melayu yang terserak bukanlah hal yang mudah. Meneliti, mencari, mengkaji serta menulis tentang Melayu rasanya seperti mengangkat batang yang sudah terendam, tiada pernah akan habis-habisnya. Menjadikannya sebuah buku adalah suatu yang luar biasa, sudah tentu akan menambah khazanah buku yang dihasilkan orang Melayu khususnya Melayu Bengkalis. Apalagi adanya gerakan dari Pemerintah Provinsi Riau untuk pembangunan wisata dan budaya melayu dengan tema “Riau the home land of Melayu,” rasanya kehadiran buku ini akan menambah semangat untuk menciptakan Riau adalah Tanah Air Melayu.

Pemerintah Kabupaten Bengkalis mempunyai komitmen yang tinggi dalam usaha mengekalkan budaya Melayu di Negeri Junjungan ini, kami mendukung sepenuhnya penerbitan buku Islam dan Kebudayaan Melayu Nusantara ini. Menurut hemat kami, apa yang dilakukan adinda Muhammad Ashsubli, S.HI, M.Si yaitu dengan cara menuangkan pikirannya menjadi buku yang diangsur sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit, ini menunjukkan semangat dan tekad bulat, untuk mewujudkan cita-cita mulia : “ mewariskan sebuah catatan perjalanan sejarah bangsa Melayu dalam bingkai Islam kepada generasi hari ini dan masa depan.”

Page 6: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantaravi

Sebagai mana yang tertuang di dalam Tunjuk Ajar Melayu dari Tenas Effendy, menyatakan, kalau Melayu hendak berjaya, bekerja keras dengan sungguhnya, siapa rajin, hidup terjamin, siapa tekun, berdaun rimbun. Apa tanda Melayu bertuah, bekerja tidak mengenal lelah. Itulah petuah yang harus dipegang, dan Insya Allah seorang budak Melayu sudah memulai dan dengan tidak mengenal lelah akhirnya berhasil menelurkan sebuah karya yang cukup fenomenal dalam sebuah buku.

Kami atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Bengkalis, memberikan apresiasi atas prakarsa dan inisiatif serta mengucapkan tahniyah dan penghargaan setinggi-tingginya atas diterbitkannya buku ini. Juga ucapan terimakasih kepada anak muda yang penuh prestasi diukirnya dan mengharumkan nama Kabupaten Bengkalis, yaitu Muhammad Ashsubli, S.HI, M.Si yang mendapat juara Nasional MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

Semoga kehadiran buku ini benar-benar bermanfaat dan mampu menjadi warna baru dalam menebarkan dakwah, karena memang beliau sebagai Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Kabupaten Bengkalis. Membaca buku ini, akan membawa kita berada pada suasana di mana Islam itu benar-benar rahmat bagi seluruh alam dan perkembangannya tetap mendapatkan posisi penting dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Bengkalis, 17 Februari 2018Bupati Bengkalis

Amril Mukminin, SE,MM

viiSekapur Sirih Datuk Seri Ulama Setia Negara

SEKAPUR SIRIHDATUK SERI ULAMA SETIA NEGARA

H. ABDUL SOMAD, LC, MA

Bismillahirrohmanirrohiim.

Alhamdulillah wassolatu wassalamu ala rosulillah wa ala alihi wasohbihi wamantabi’ahu wamawalah.

Melayu tidak bisa dilepaskan dari Islam, maka ada ungkapan, bila Melayu tanpa Islam maka hilanglah “me” nya, tinggal “layu” nya saja. Dari mulai nama raja-rajanya diambil dari huruf Arab, itu menunjukan Islam yang amat sangat sudah menjadi darah daging. Raja-raja Melayu dipanggil dengan sebutan sultan, diambil dari kata sulthoh, artinya kekuasaan. Maka di negeri kita sendiri Riau, ada Sultan Syarif Qasim. Bukan sekedar mengambil Arab-nya, tapi juga mengambil nasab-nya, yaitu bahwa sebagian raja-raja Melayu itu adalah keturunan dari nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam. Sampai hari ini masih ada di antaranya adalah Sultan Hasanah Bolqiyah.

Saya sempat bertanya-tanya, bagaimana mungkin kerajaan Melayu bisa punya raja keturunan nabi, ternyata salah satu dari anak raja Brunei itu menikah dengan da’i yang datang dari tanah suci,

Page 7: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Sekapur Sirih Datuk Seri Ulama Setia Negara vii

Bupati Bengkalis

Amril Mukminin, SE,MM

viiSekapur Sirih Datuk Seri Ulama Setia Negara

SEKAPUR SIRIHDATUK SERI ULAMA SETIA NEGARA

H. ABDUL SOMAD, LC, MA

Bismillahirrohmanirrohiim.

Alhamdulillah wassolatu wassalamu ala rosulillah wa ala alihi wasohbihi wamantabi’ahu wamawalah.

Melayu tidak bisa dilepaskan dari Islam, maka ada ungkapan, bila Melayu tanpa Islam maka hilanglah “me” nya, tinggal “layu” nya saja. Dari mulai nama raja-rajanya diambil dari huruf Arab, itu menunjukan Islam yang amat sangat sudah menjadi darah daging. Raja-raja Melayu dipanggil dengan sebutan sultan, diambil dari kata sulthoh, artinya kekuasaan. Maka di negeri kita sendiri Riau, ada Sultan Syarif Qasim. Bukan sekedar mengambil Arab-nya, tapi juga mengambil nasab-nya, yaitu bahwa sebagian raja-raja Melayu itu adalah keturunan dari nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam. Sampai hari ini masih ada di antaranya adalah Sultan Hasanah Bolqiyah.

Saya sempat bertanya-tanya, bagaimana mungkin kerajaan Melayu bisa punya raja keturunan nabi, ternyata salah satu dari anak raja Brunei itu menikah dengan da’i yang datang dari tanah suci,

Page 8: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantaraviii

yang kemudian anak-anak mereka itu melahirkan para sayid dan syarif. Hal itu juga yang terjadi pada kerajaan Istana al-Kadriyah di Pontianak, sampai hari ini masih tetap terjaga bahwa mereka adalah keturunan ahlul bait, itu juga yang terjadi di Sumatera, kerajaan Siak Sri Indra Pura dan kerajaan Palalawan, itu marga Al-Banahsan dari keturunan nabi Muhammad Salallahu alaihi wasallam.

Jadi karena ikatan yang amat sangat kuat ini, oleh sebab itu huruf Arab menjadi huruf Arab Melayu. Di antara negeri-negeri yang memakai huruf Arab adalah Persia, sampai hari ini menggunakan huruf Arab tapi berbahasa Persia, kemudian Urdu, memakai huruf Arab tetapi berbahasa Urdu, dan salah satunya adalah Melayu memakai huruf arab tapi berbahasa Melayu, sebelum Belanda datang, huruf ini dipakai.

Nasabnya nabi Muhammad Salallahu alaihi wasallam sebagian raja-rajanya, hurufnya huruf Arab, dan kemudian pula bahasa Melayu ini menjadi pemersatu. Bagaimana mungkin seorang yang tinggal di Kalimantan Selatan bisa berkomunikasi dengan orang yang ada di ujung Sumatera, padahal secara ilmu komunikasi, alat-alat multi media belum ada, kemudian bahasa sangat sulit, tapi mereka bisa disatukan dengan bahasa Melayu, itu bisa kita lihat dari kitab yang ditulis oleh mufti kerajaan Aceh yang bernama Syiekh Nuruddin ar-Raniry yang namanya diabadikan sebagai UIN ar-Raniry, orang Aceh tapi menulis kitab Fiqih dalam bahasa Melayu, berjudul Al-sirotol Mustaqim yang kemudian kitab itu disyarah, dijelaskan isinya oleh mufti dari kerajaan Banjar yang orang banjar berbahasa Banjar, Aceh dengan Banjar jauh sekali bahasanya, kita tidak paham bahasa Banjar, kita tidak paham bahasa Aceh, orang Aceh dengan orang Banjar disatukan oleh bahasa Melayu yaitu ditulislah kitab syarah Al-sirotol Mustaqim itu berjudul Syabilal Mukhtadin Syaroh Sirotol Mustaqim. Begitu juga ketika seorang ulama Palembang, Syeikh Abdus Somad

Page 9: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Sekapur Sirih Datuk Seri Ulama Setia Negara ix

Al-falembani menulis kitab Syairus Salikin yang sebagian mengatakan itu adalah terjemah ringkasan dari Ihiya’ulu Muddin tapi dia memakai huruf Arab, dan bahasa arab tak terhitung lagi, dan kerajaan-kerajaan melayu ini menjadi satu, sebagian besarnya bisa dikatakan pondasi terbesar negeri ini adalah kerajaan-kerajaan Melayu.

Kita urutkan dari atas, di bawah kerajaan Aceh ada kerajaan Melayu Langkat, selepas dari Langkat kita akan masuk ke Melayu Deli, dari Deli kita akan masuk kerajaan Melayu Serdang, lalu kemudian dari Melayu Serdang menuju Asahan, ada satu daerah bernama kampung Batu Bara juga diisi oleh orang Melayu, tapi mereka seperti otonomi khusus, tidak dipimpin oleh sultan, tapi dipimpin oleh datuk, Datuk Lima Laras, masih cabang dari pagaruyung di Minang Kabau, lalu kemudian masuk ke kerajaan Sultan Asahan yang berakhir dengan sultan Saibun, sultan terakhir, lalu kemudian masuk setelah sultan Asahan berbatasan langsung dengan Siak Sri Indrapura, turun dari kerajaan Siak, kita akan masuk ke kerajaan Pelalawan, dari Pelalawan ita langsung menuju ke kerajaan Indra Pura yang sekarang menjadi kerajaan Indra Giri yang sekarang menjadi dua kabupaten, Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir, kemudian dari ini turun ke kerajaan Melayu Jambi, dari Melayu Jambi turun ke kerajaan Palembang, kemudian menyeberang ke sebrang sana, kerajaan tertua yaitu Malaka, lalu kemudian kerajaan Selangor, kemudian Johor, kemudian Trengganu, kemudian kerajaan Kedah, dan syeikh Muhammad Abdus Somad Alfalembani meninggal sebagai seorang syahid ketika Kedah berperang dengan Siak yang disebut dengan Thailand.

Perbedaan agama, perbedaan suku dan perbedaan bahasa, lalu kemudian penjajahan mengobok-obok, yang dijajah oleh Belanda menjadi negara Republik Indonesia, yang dijajah oleh Inggris menjadi Singapura, orang sekarang mengenal dengan nama Singapura,

Page 10: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantarax

padahal itu negeri Melayu Islam, kerajaan Melayu Tumasik, lalu kemudian ada pula kerajaan, yang paling menyakitkan adalah ketika kerajaan Melayu Islam masuk dalam wilayah kekuasaan non muslim sehingga menjadi minoritas yang terjadi di Filiphina dan saudara-saudara kita yang masih teraniaya di Thailand Selatan yaitu Pattani, oleh sebab itu maka ketika nanti orang atau masyarakat tidak mengenal siapa jati dirinya, kata pepatah Arab “Halakamruun man lam ya’rif qadrahu” orang yang celaka adalah orang tidak mengenal jati diri nya.

Alhamdulillah buku yang ditulis oleh Al-ustadz Al-mukarom Subli, beliau walaupun dosen, sibuk, prestasi tulis menulis, beliau juara Nasional tulis menulis utusan dari Provinsi Riau, tulisannya amat sangat bagus, berkualitas. Andai saya menulis mungkin belum tentulah bahasa seteratur dan seindah ini, maka ini bisa dinikmati menjadi warisan, sehingga orang melayu yang tidak kenal jati dirinya setelah membaca buku ini, dia akan satu hembusan nafas berkata “O....ternyata begitulah nenek moyang kami orang Melayu” maka cintalah dia akan bangsanya, cintalah dia akan bahasanya, cintalah dia akan huruf-nya, dan berakhirlah dia pada cinta Islam. Kalau sudah cinta Islam, maka hidupnya akan dia perjuangkan untuk Islam, dia akan rela berjuang, biamwalikum, dengan harta, wa anfusikum, dengan nyawanya untuk agama Allah subhanahu wata’ala. Semua berawal dari kenal, pepatah Melayu mengatakan, “Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta”, maka kita kenali Melayu dengan baik, kita akan membangkitkan rasa cinta dan puncak nya adalah cinta kepada Islam.

Kemudian tulis menulis menjadi warisan yang tidak akan pernah putus dengan kematian, oleh sebab itu ada ungkapan mengatakan “Menulislah supaya orang di masa yang akan datang tau, bahwa kau pernah hidup di masa lalu”. Buku yang besar, tebal

Page 11: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Sekapur Sirih Datuk Seri Ulama Setia Negara xi

dengan informasi maklumat yang sempurna ini, saya hanyalah menorehkan satu titik, tulisan itu sudah begitu indah dengan kaligrafi “Bismillahirrohmanirrohiim” tapi ada satu titik, lalu kemudian saya diminta untuk menyempurnakan dengan satu titik itu, lalu kehormatan yang luar biasa buat saya Al-faqir Abdul Somad bisa menjadi salah seorang yang diberikan peran serta kesempurnaan buku yang menjadi penerang di tengah kegelapan ini, mudah-mudahan apa yang kita lakukan ini semata-mata mencari ridho dan cinta Allah Subhanahu wata’ala.

Terimakasih.

Wassalamu’alaikum warohmatullah wabarokatuh.

Pekanbaru, 24 Februari 2018

Page 12: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantaraxii

Page 13: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

xiiiMemaknai Melayu

SEKALUNG BUDI

SETANGKAI TERIMAKASIH

Bismillahirohmanirohim

Segala ungkapan syukur dan pujian hanyalah milik Allah Ta’ala, Rabb yang maha kuasa lagi maha tinggi dari awal hingga akhirnya atas segala rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar kurang lebih dua tahun buku ini selesai dibukukan. Solawat dan salam atas Nabi Muhammad Shalllahu alaihi wasallam, semoga kita senantiasa mendapatkan syafaatnya kelak. Aamiin.

Selanjutnya, saya pribadi mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua, yaitu ayahanda Buya Syahril Salik dan Ibunda Allahumma yarhamha Nurhemi yang telah mendidik hamba dengan penuh ketulusan. Begitu juga abang-abang penulis, bang AAD dan Kak titi serta anak-anaknya, bang andes dan kak tya serta anak-anaknya. Terakhir untuk isteri tercinta Arini Indi Khair yang senantiasa membantu dalam suka dan duka.

Tidak lupa juga ucapan terimakasih buat teman seperjuangan bang purwanto di Balai karimun yang memberikan referensi buku, Adik-adik Mahasiswa STAIN Bengkalis Prodi Siyasah Syariyyah, Amir yang menemani penulis di kantor LPTQ Kabupaten Bengkalis.

Page 14: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantaraxiv

Terakhir diucapkan buat Bupati Bengkalis yang telah berkenan memberikan kata pengantarnya di buku sederhana ini, selanjutnya Datuk Seri Ulama Setia Negara, ustadz H. Abdul Somad, Lc, MA, penulis merasa tersanjung diberikan masukan oleh sosok rendah hati ini, terimakasih ustdz alnof atas wasilahnya.

kehadiran buku ini menjadi manfaat buat kita semua, penulis berharap saran dan kritik yang membangun dari semuanya, agar kedepan Melayu yang kita cintai semakin jaya kedepannya.

Akhirnya

Asal Sembilu menjadi Buluh

Buluh dianyam menjadi tampian

Saya susun jari sepuluh

Khilaf dan salah mohon dimaafkan

Wassalamualaikum Wr.Wb

Bengkalis, 20 Februari 2018

Muhammad Ashsubli

Page 15: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Daftar Isi xv

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Bupati Bengkalis

Sekapur Sirih Datuk Seri Ulama Setia Negara

Sekalung Budi Setangkai Terimakasih

Warkah Pembuka

Mukadimah

Kedatangan Islam ke Dunia Melayu

Asal-Usul Kedatangan Islam

Teori Kedatangan Islam dari Arab

Teori Kedatangan Islam dari China

Teori Kedatangan Islam dari India

Kesimpulan

BAB I

Memaknai Melayu

Asal Usul Kata Melayu

Islam Sebagai Identitas Melayu

v

vii

xiii

1

1

7

7

8

10

13

14

21

21

22

24

Page 16: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantaraxvi

Pengaruh Islam Terhadap Peradaban Melayu

Kesimpulan

BAB II

Kerajaan-Kerajaan Islam di Bumi Melayu Nusantara

Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Aceh

Kerajaan Asahan

Kerajaan Aru

Kerajaan Deli

Kerajaan Darmasraya/Swarnabhumi

Kerajaan Pagaruyung

Kerajaan Serdang

Kerajaan Brunei Kerajaan Sulu

Kerajaan Banjar

Kerajaan Pattani

Kerajaan Goa (Makasar)

Kerajaan Ternate Dan Tidore

Kerajaan Jambi

Kerajaan Siak

Kerajaan Sambas

27

35

37

37

37

43

48

49

51

54

57

60

63

66

67

69

71

74

76

79

83

Page 17: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Daftar Isi xvii

BAB III

Khazanah Masjid Bersejarah Bumi Berazam

Masjid Sultan Riau Di Pulau Penyengat

Masjid Raya Al Mashun

Masjid Baiturahman

Masjid Senapelan

Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I

Masjid Siguntur

Masjid Sultan Suriansyah

Masjid Tua Al-Hilal Katangka

Masjid Tua Palopo

Masjid Sultan Ternate

Masjid Kampung Hulu Malaka, Malaysia

Masjid Negeri Sultan Abu Bakar

Masjid Sultan Singapura

Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien – Brunei Darussalam

Adab Masuk Masjid

BAB IV

Kepibradian Orang Melayu

Amanah

Keterbukaan

Kesantunan

87

87

88

90

91

95

96

97

99

100

103

105

108

110

112

113

114

123

123

124

126

128

Page 18: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantaraxviii

Sifat Pemaaf

Taat Kepada Pemimpin

Bertanam Budi dan Membalas Budi

Nilai Bertimbang Rasa (Empati, Toleransi, dan Solidaritas)

Kerjasama (Ta’awun)

Pantang Membuka Aib Orang

Cermat dan Teliti

Kesantunan

Berprasangka Baik Terhadap Sesama

Sifat Merendah

Ketaatan Kepada Ibu dan Bapak

Konsep Malu dan Segan Bagi Masyarakat Melayu

BAB V

Model Kepemimpinan dan Politik dalam Tradisi Melayu

Relevansi Kepemimpinan Tradisi Melayu Dalam Konteks Kepemimpinan Kekinian.

Kesimpulan

BAB VI

Konsep Kehidupan Bagi Masyarakat Melayu

131

134

136

139

141

143

145

146

149

151

154

156

161

161

168

171

173

173

Page 19: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Daftar Isi xix

Makna Kelahiran

Melenggang Perut

Sewaktu Bersalin

Potong Tali Pusat

Azan Dan Iqamah

Upacara Turun Mandi (Membelah Mulut)

Setelah Melahirkan

Potong Rambut

Naik Buaian

Jejak Tanah Atau Turun Tanah

Bersunat atau Berkhitan

Konsep Pernikahan Masyarakat Melayu

- Merisik

- Merasi

- Memberitahu / Menyampaikan Hajat

- Antar Pinang

- Antar Tanda

- Mengantar Belanja

- Persiapan Menuju Hari Perkawinan

- Upacara Perkawinan

- Malam Berinai

- Upacara Khatam Qur'an

- Acara Akad Nikah

173

173

174

174

174

174

175

175

176

177

177

177

180

181

182

182

183

184

185

185

186

187

188

Page 20: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantaraxx

- Upacara Menyembah

- Tepuk Tepung Tawar

- Mengarak

- Bersanding

Upacara Kematian Dalam Masyarakat Melayu

- Menjelang Kematian

- Menunggui Orang Mati

- Memandikan dan Membungkus Mayat

- Mensholatkan Jenazah

- Kenduri Arwah ( 7, 40, 100, 1000 Hari)

Nilai-Nilai Pendidikan

BAB VII

Pengaruh Islam Terhadap Kesenian Melayu

Gambus

Barzanji

Hadrah

Nasyid

Kompang

Rebana

Syair

Silat

189

190

191

194

196

198

198

200

202

203

212

215

215

216

217

222

223

225

227

228

229

Page 21: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Daftar Isi xxi

BAB VIII

Tradisi dan Kebudayaan Orang Melayu Nusantara

Baraan

Aqiqah

Khataman

Mandi Balimau

Mandi Taman

Mandi Safar

Manjalang Mamak

Manjopuik Limau

Menaiki Rumah

Nujuh Bulan

Ratib, Ratik

Sufi

Khitanan (Sunat Rasul)

Suluk

Nujuh likur

Daftar Pustaka

Profile Penulis

231

231

231

234

239

242

247

254

258

263

264

266

269

272

274

279

283

291

295

Page 22: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,
Page 23: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Mukadimah 1

WARKAH Pembuka

(Sinopsis)

Mukadimah

Budaya Melayu merupakan suatu entitas yang dinamis, sehingga diperlukan paradigma berpikir yang dinamis pula. Tanpa sudut pandang seperti ini, maka konsep Melayu itu tidak dapat dipahami secara holistik dan komprehensif. Saat ini, ada banyak definisi tentang Melayu itu sendiri. Seperti yang diutarakan oleh Prof. Zainal Kling dari Universitas Malaya, Malaysia. Menurutnya, Melayu merupakan kawasan geografis dunia yang meliputi seluruh wilayah masyarakat yang berbahasa rumpun Melayu di Asia Tenggara, terutama di kawasan kepulauan yang kini menjadi unit-unit geopolitiknya seperti; Indonesia, Malaysia, Brunei, Filipina, selatan Thailand, kelompok-kelompok masyarakat di Singapura, Vietnam, Kamboja, dan Taiwan. Pengertian ini didasarkan pada corak kemiripan bahasa, karena bahasa merupakan satu-satunya bukti sejarah yang masih tersisa dan dapat membuktikan benar atau tidaknya suatu kawasan yang ditempati oleh kelompok-kelompok rumpun Melayu tersebut. (dikutip dari seminar budaya melayu :2010)

Salah satu ciri kebudayaan Melayu adalah sifatnya yang inklusif. Inklusivisme merupakan karakter dasar orang-orang Melayu. Tempat hidup orang-orang Melayu yang berada di pinggir laut dan sungai, memungkinkan mereka bersentuhan dengan orang-

Page 24: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara2

orang dari seluruh penjuru dunia. Masyarakat Melayu menyerap secara aktif kebudayaan-kebudayaan yang datang dari luar. Akhirnya, Melayu dapat membangun kebudayaan yang unggul dalam berbagai segi kebudayaan. Demikian menurut Mahyudin al-Mudra dari “Pemangku Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu (BKPBM) Yogyakarta” dalam salah satu makalahnya.

Fakta historis menunjukkan bahwa kebudayaan Melayu merupakan “buah” dari hasil pertemuan antara Melayu dengan kebudayaan-kebudayaan lain yang mendatangi kawasan Melayu. Sebelum kedatangan kebudayaan luar, masyarakat Melayu telah menganut sistem kepercayaan animisme dan dinamisme, sistem bercocok tanam, dan mampu membuat peralatan dari logam. Kebudayaan Melayu yang sudah terbentuk tersebut kemudian diperkarya oleh kedatangan kebudayaan besar dunia, yang terdiri dari empat fase, yaitu: kebudayaan India, kebudayaan China, kebudayaan Arab (Timur Tengah), dan kebudayaan Barat. Pertemuan kebudayaan ini dapat berlangsung dengan damai ataupun dengan ketegangan.

Fase pertama adalah pertemuan kebudayaan Melayu dengan kebudayaan India. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan agama Hindu-Buddha, sistem pemujaan yang semakin solid, sistem kerajaan, dan bahasa yang berkembang di dunia Melayu.

Fase kedua adalah pertemuan kebudayaan Melayu dengan kebudayaan China, yang dapat dilhat akan pengaruh Konfusianismenya, perdagangan, kerajinan, dan kesenian dalam masyarakat Melayu. Fase ketiga ditandai dengan pertemuan kebudayaan Melayu dengan kebudayaan Asia Barat (Timur Tengah atau Arab) yang berupa agama Islam, sistem kesultanan, baca-tulis, sistem pendidikan, arsitektur, dan sebagainya. Terakhir, fase keempat adalah pertemuan kebudayaan Melayu dengan kebudayaan Barat, seperti: perkembangan agama Kristen-Katholik, sistem pemerintahan,

Page 25: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Mukadimah 3

sistem pendidikan, busana, dan arsitektur.

Diantara persentuhan budaya-budaya tersebut kebudayaan dari Asia Barat (Arab) yang berupa agama Islam, merupakan kebudayaan yang paling banyak berpengaruh dan paling dominan. Begitu kuat dan dominannya pengaruh Islam terhadap kebudayaan Melayu tersebut, maka beberapa sarjana mengambil kesimpulan bahwa “Dunia Melayu Dunia Islam”.

Secara kultural, sintesa kebudayaan Melayu dan Islam dapat lihat dalam ungkapan “Adat bersendi syarak, syarak bersendikan Kitabullah”, ungkapan ini biasa dijumpai di daerah-daerah, seperti: Aceh, Minangkabau, Riau, Jambi, Palembang, Banjar, Bugis, Gorontalo, Ternate, dan sebagainya. Bagi mereka, menjadi Melayu adalah menjadi Islam. Sebaliknya, mereka yang keluar dari Islam, sekaligus adalah keluar dari Melayu (Lihat: Mochtar Naim, 2011: 1).

Tentu saja, pandangan tersebut terkesan problematis. Menyamakan Melayu dengan Islam semata adalah ahistoris, partikularistik, dan tidak faktual, karena mengabaikan kelompok-kelompok masyarakat Melayu periphery dan minoritas. Apa yang kita pahami sebagai Melayu saat ini, sebenarnya bukan Melayu yang “sebenarnya”, yaitu Melayu yang terlepas dari akar lokalitasnya. Contoh kecil adalah Suku Anak Dalam di Jambi, suku Talang Mamak di Riau, dan Suku Semai di Malaysia, yang walaupun penduduk Asli Tanah Melayu tidak disebut Melayu. Demikian juga dengan etnis Batak di Sumatera Utara dan Dayak di Kalimantan, tidak dianggap Melayu karena tidak menganut Islam. Uniknya, kesalahan paradigma ini diterima sebagai “kebenaran” oleh beberapa kalangan, seperti: pelestari budaya Melayu, masyarakat umum, dan banyak akademisi.

Terlepas dari perdebatan di atas, tulisan ini bukan untuk memperpanjang polemik atau sebaliknya, menyelesaikan

Page 26: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara4

permasalahan tersebut. Namun, tulisan ini hanya memaparkan kebudayaan Melayu yang dipengaruhi oleh beberapa unsur ajaran Islam. Islam di sini sebagai penanda dari sebuah simbol budaya yang dikembangkan oleh masyarakat Melayu. Bentuk-bentuk budaya ini dapat berupa ajaran, pesan-pesan, nasihat-nasihat yang telah menjadi local genius. Local genius merupakan cultural identity atau identitas kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan kemampuan sendiri (Ayatrohaedi, 1986: 18-9).

Unsur-unsur budaya lokal mempunyai potensi local genius karena telah teruji kemampuannya untuk bertahan sampai sekarang. Dalam perkembangan selanjutnya local genius ini menjadi sebuah kearifan lokal (local wisdom) yang dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.

Jika membicarakan rumpun Melayu di Nusantara “Melayu Besar”, maka akan merujuk pada masyarakat yang mendiami wilayah-wilayahnya, seperti Indonesia, Semenanjung Malaysia, Thailand Selatan (Patani), Brunei Darussalam dan Filipina Selatan (Mindanao). Secara spesifik, Tengku Lukman Sinar dalam bukunya Jati Diri Melayu menyebutkan bahwa pada awalnya orang Melayu mendiami wilayah Thailand Selatan, Malaysia Barat dan Timur, Singapura, Brunei Darussalam, Kalimantan Barat, Tamiang (Aceh Timur), pesisir timur Sumatera Utara, Riau, Jambi, dan pesisir Palembang. Jika dibagi berdasarkan teritorial negara, maka ada lima negara yang berbudaya dan berbahasa Melayu, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei dan sebagian Thailand. (Mutalib, Hussin. 1996. Islam dan Etnisitas: Perspektif Politik Melayu. Jakarta).

Bangsa Melayu yang tercatat di dalam sejarah Dinasti Tang di China adalah sekitar tahun 645 Masehi. Dicatatkan bahwa bangsa

Page 27: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Mukadimah 5

Melayu bermukim di Asia Tenggara. Hal ini dapat dilihat dari segi zahirnya, yaitu lazimnya berkulit sawo matang, berbadan sederhana besar serta tegap dan selalu berlemah lembut serta berbudi bahasa. Istilah “Melayu” ditakrifkan oleh UNESCO pada tahun 1972 sebagai suku bangsa Melayu di Semenanjung Malaysia, Singapura, Indonesia, Tailand, dan Filipina. (Eko Sujadi:2016)

Merujuk dari teritorial di atas, maka inilah yang nantinya penulis syarahkan dalam sajian buku ini dengan segala macam corak, bentuk serta kebudayaan yang didiami oleh kebudayaan Melayu nusantara yang ditinjau dalam perspektif Islam.

Page 28: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara6

Page 29: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kedatangan Islam Ke Dunia Melayu 7

Kedatangan Islam Ke Dunia Melayu

Asal-Usul Kedatangan Islam

Begitu menarik diskusi dan perdebatan diantara para ahli mengenai tiga masalah pokok, tentang asal kedatangan Islam, waktu datang Islam dan siapa pembawanya. Mengenai tempat asal datangnya Islam di Dunia Melayu atau Asia Tenggara. Sebagai catatan masuknya Islam di alam Melayu bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersiar justru dengan cara damai serta persuasif berkat kegigihan para ulama, karena memang para ulama berpegang teguh pada prinsip QS al-Baqarah ayat 256:

Artinya” Tidak ada paksaan dalam agama (Q.S al-Baqarah:256)

Adapaun cara masuknya Islam di dunia Melayu setidaknya terdapat tiga teori. Pertama, Islam datang langsung dari Arab, atau tepatnya Hadramaut. Teori ini pertama kali dikemukakan Crawfurd (1820), Keyzar (1859), Niemann (1861), dan Veth (1978) Crawfurd menyatakan, Islam datang langsung dari Arab, meskipun demikian ia menyarankan bahwa interaksi penduduk nusantara dengan kaum Muslim yang berasal dari pantai Timur india juga merupakan faktor penting dalam penyebaran Islam di Nusantara.

Sementara itu Keyzar, beranggapan Islam di Nusantara datang dari Mesir atas dasar pertimbangan kesamaan kepemelukan penduduk Muslim di kedua wilayah yang bermazhab Syafi’i. Teori tentang mazhab ini diikuti oleh Niemann sebagai sumber datangnya

Page 30: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara8

Islam, sebab Muslim Hadramaut adalah pengikut mazhab Syafi’i seperti seperti juga kaum muslim Nusantara.

Adapun Veth hanya menyebut dibawa “orang-orang Arab” tanpa menunjuk tempat asal mereka. Teori semacam ini juga dikemukakan oleh Hamka dalam seminar Sejarah Masuknya Islam masuknya ke Indonesia tahun 1962. Menurutnya Islam masuk ke Indonesia langsung dari Arab, bukan dari India, buka pula dalam abad ke 11, melainkan abad pertama Hijriah atau VII Masehi.

Teori Kedatangan Islam Dari Arab

Begitu banyak Teori yang menyebutkan kedatangan Islam dari Arab, diantaranya didasari atas berikut ini:

a. Peranan Pedagang ArabPendapat ini berdasarkan antaranya, kegiatan hubungan

perdagangan orang Arab dengan Alam Melayu sejak zaman sebelum munculnya Islam di semenanjung Tanah Arab. Jalur perdagangan ini dimungkinkan karena orang-orang Melayu telah lama menjalin kontak dagang dengan Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam, seperti kerajaan Islam Malaka dan kerajaan pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan pedagang Arab datang ke Nusantara. Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam. Artinya mereka berdagang sambil menyiarkan agama Islam.

b. Pengislaman pemerintahKerajaan Perlak dan Samudera-Pasai merupakan pusat

peradaban Melayu Islam pertama. Perlak merupakan Kerajaan Melayu Islam pertama yang tumbuh pada tahun 840 dengan raja pertamanya, Sultan Syed Maulana Abdul Aziz Syah. Pada zaman pemerintahan Sultan al-Mukammil seorang ulama bernama Abdullah Arif telah sempai dengan membawa kitar Bahr Lahut (Lautan

Page 31: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kedatangan Islam Ke Dunia Melayu 9

Ketuhanan) yang membicarakan ilmu tasawuf.

Raja Pasai bernama Meurah Silau telah diIslamkan dan diberi nama Sultan Malik al-Saleh oleh Syeikh Ismail, seorang utusan dari Sharif Makkah. Di Sumatera Utara ini kemudiannya muncul kerajaan Islam Aceh. Aceh berkembang setelah jatuhnya Melaka dan mengambil alih peranan penting sebagai pusat penyebaran dan kegiatan agama Islam terutamanya di kawasan barat alam Melayu sekitar tahun ke-17. Antara raja Aceh yang penting dan terkenal ialah Sultan Allaudin Ri’ayat Shah (1558-1604), Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam (1606-1636), Sultan Iskandar Thani (1636-1641). Aceh seterusnya dikuasai oleh raja-raja perempuan apabila Sultanah Safiatuddin (1641-1675) ditabalkan sebagai pemerintah Aceh. Peranan Aceh sebagai pusat penyebaran dan kegiatan agama Islam telah menyebabkan dirinya digelar Serambi Makkah, selain peranannya sebagai pusat perdagangan dan kuasa politik orang Melayu Islam. (Fairuzah Hj. Basri. 2008).

c. Kekuatan MelakaBukti lain adalah kerajaan Melaka yang dibuka sekitar

tahun 1400 oleh Parameswara. Menerima ajaran Islam yang disampaikan oleh Makhdum Syed Abdul Aziz, seorang mubaligh dari Makkah sekitar 1414. Al-Aziz yang mengislamkan raja Melaka yaitu Parameswara yang kemudiannya digelar Iskandar Syah. Menurut Tome Pires, Pengislaman Parameswara ada kaitannya dengan peristiwa perkawinan Parameswara dengan puteri Pasai yang beragama Islam pada tahun 1414. Sejak perkawinan itu, Islam mulai berkembang yang menyebabkan semakin ramai ulama Arab berkunjung ke Melaka. Kitab-kitab tauhid yang berunsur tasawuf seperti kitab Durr al-Manzum karangan Abu Ishaq al-Shirazi dan Umm al-Barahim oleh al-Sanusi telah diajarkan di Melaka, Aceh dan Riau.

Page 32: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara10

Melaka mencapai zaman kegemilangannya pada pertangahan tahun ke-15, menjadi pelabuhan perdagangan berbentuk entrepot antara dunia timur dan barat yang sibuk. Melaka juga berperanan sebagai pusat penyebaran dan pengajaran agama Islam. ( Hasil seminar Tentang Tamadun Islam dan Tamadun Asia: 2004)

Kedatangan Islam memberi arti kedatangan bahasa Arab karena keduanya tidak dapat dipisahkan. Bahkan kedua-duanya saling melengkapi antara satu sama lain. Islam tidak akan dapat disampaikan tanpa bahasa Arab sebagai perantara bahasa. Tanpa Islam sebagai isi kandungan, bahasa Arab berkemungkinan besar tidak membawa apa-apa arti dan tidak akan berkembang seperti sekarang.

Teori Kedatangan Islam Dari China

a. Hubungan Perdagangan Arab dengan ChinaHubungan perdagangan antara Arab dengan China

dicatatkan dalam sejarah telah ada sebelum Islam masuk di bumi Melayu. Perdagangan antara Arab dan China secara tidak langsung melahirkan hubungan antara China dengan kepulauan Melayu. Hubungan antara kedua-dua negara ini dapat dilihat seperti berikut:

Menurut laporan China Muslim bahwa orang Islam di Arab telah datang ke negeri China pada zaman pemerintahan Maharaja Tai Tsuing dari Dinasti Pang (627M-650M). Menurut catatan sejarah, pendakwah Arab yang pertama ke negeri China adalah wahab Abi Kabsyah yang diutus oleh Rasulullah SAW, beliau meninggal dunia setibanya di Canton dan dimakamkan di sana. Semasa pemerintahan khalifah Usman bin Affan, Saad bin Abi Waqas telah dihantar ke China dan beliau telah meletakkan batu asas sebuah masjid di Canton dikenali dengan nama Wai Shin Zi (masjid kenangan nabi).

Page 33: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kedatangan Islam Ke Dunia Melayu 11

Menurut Lui Tshich, seorang penulis China Muslim bahawa setelah tinggal beberapa lama di Canton, Saad bin Abi Waqas pulang ke tanah Arab. Ada yang berpendapat bahwa beliau meninggal dunia dan dikuburkan di sana. Namun, sejarawan berpendapat tentang kunjungan beliau ke negeri China. Pada tahun 713M, panglima perang Islam bernama Qutaibah bin Muslim telah sampai ke sempadan negeri China dan merancang untuk menguasai negara tersebut. Rancangan beliau terpaksa dibatalkan kerana Maharaja China Hsuan Tsung (713M-756M) menjalin hubungan persahabatan dan juga sampainya berita tentang diangkatnya khalifah Walid bin Abd al-Malik (705M-715M). Kesan terlihat dari hubungan tersebut mendorong penyebaran Islam, terutamnya di daerah barat daya perbatasan negara itu.

Dalam riwayat Dinasti Tang (618M-907M), terdapat banyak laporan tentang kedatangan utusan Khalifah Abu al-Abbas (Abu Loba), Khalifah Abu Jaafar (Ap’u Cha’fo), dan khalifah Harun al-Rasyid (A-Lun) dari Bani Abbasiah ke China. Faktor yang membawa kepada wujudnya hubungan politik antara kerajaan China dengan Islam adalah apabila berlakunya pemberontakan panglima tahun 755M. Khalifah Abu Jaafar telah menghantar 10,000 orang tentera Islam yang berpusat di Turkistan supaya membantu kerajaan China. Tentara Islam mampu menghadapi pemberontakan tersebut dan sebagai balasannya Maharaja Hsuan Tsung membenarkan tentara Islam bermukim di sana dan melakukan perkawinan dengan wanita China. Maharaja China bukan saja memberi keistimewaan kepada mereka, bahkan mendirikan tempat ibadah dengan pembiayaannya ditanggung oleh pihak kerajaan.

Pada zaman pemerintahan Choong (814M-847M), kebanyakan orang Muslim yang tinggal di perbatasan barat negeri itu memohon untuk menjadi warga negara China. Permohonan mereka diterima

Page 34: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara12

dan mereka dibenarkan tinggal di daerah Kansu dan Shensi. Mereka juga diberikan kebebasan untuk bekerja dan menikahi wanita China. maka proses asimilasi dan saling mempengaruhi dalam kebudayaan dan juga bahasa. Walaupun, mereka golongan pendatang, tetapi disebabkan kegigihan dan kerajinan bekerja telah menyebabkan mereka menjadi golongan yang kaya dan berkedudukan. Kesan dari kedudukan yang istimewa ini menimbulkan rasa kurang senang dalam kalangan warga tempatan dan dianggap telah mengancam kemajuan, ekonomi, dan keselamatan orang China. Akibatnya, telah berlaku banyak tragedi yang menimpa penduduk Arab yang bermukim sana. (Zulkiflee Haron:2013)

Melalui kegiatan perdagangan.

Kegiatan perdagangan merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang penting bagi memperkenalkan barang dagangan negara mereka ke dunia antara negara. Di China Para pedagang Arab keberadaannya sudah cukup lama, hal ini dibuktikan dengan mereka membawa barangan-barangan seperti wangi-wangian, batu-batu yang berharga dan mutiara serta para pedagang ini juga akan membeli mutiara dan tembikar (alat pengrajin yang terbuat dari tanah) dari China.

Keperluan barang-barang tersebut merupakan faktor yang mewujudkan hubungan secara langsung dan tidak langsung antara pedagang Arab dan Parsi yang menjalankan kegiatan perdagangan dengan negara China. Pada kebiasaannya hubungan perdagangan ini akan melalui jalan darat tapi biasanya pedagang Arab lebih kepada melalui jalan laut, melintasi pantai india dan Asia Tenggara yang mana sebagian pedagang tersebut akan singgah di pusat perdagangan di sepanjang perjalanan mereka. (Ibrahim T.Y. Ma:1979)

Page 35: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kedatangan Islam Ke Dunia Melayu 13

Teori Kedatangan Islam Dari India

a. Pengislaman pemerintahBerdasar penjelasan oleh Tome Pires dalam bukunya yang

berjudul Suma Oriental, S.Q Fatimi pula mengatakan agama Islam di Nusantara telah disebarkan dari Benggala. Menurut Tome Pires, Malik al-Salih yang menjadi raja Islam yang pertama di Pasai adalah seorang pedagang Benggali dan berasal dari Benggala. Oleh kerana Parsi dianggap oleh Fatimi sebagai negeri pertama yang memeluk agama Islam, maka disimpulkan bahawa Islam juga berasal dari Benggala.

b. Pegangan MazhabMengenai teori dari India Selatan pula, yang dikemukan

oleh Van Ronkel dengan alasan bahwa bentuk-bentuk popular Islam seperti ciri mistik, sastra roman dan sebagainya yang terdapat di Indonesia adalah berasal dari India Selatan, bukannya dari tempat lain. Manakala teori dari Malabar, antara pendukungnya ialah Thomas Arnold yang menggunakan alasan persamaan mazhab Shafii dengan Indonesia. (Abdul Rahman Haji Abdullah: 1990).

Dari teori di atas tentang kedatangan Islam di atas, penulis lebih condong mengikuti teori pertama yang menyatakan bahwa Islam di Dunia Melayu berasal dari tanah Arab, terutama dengan mengajukan beberapa bukti hubungan dunia Melayu dengan Timur tengah.

Dengan bukti-bukti tersebut, ahli sejarah tempatan, seperti Wan Husin Abdul Kadir, Hamka, A. Hasymi, dan Naguin Al-Attas. Mereka berpendapat bahwa kedatangan Islam ke Nusantara buka pada abad ke 13, 14 dan 15, tetapi jauh lebih awal, yaitu pertengahan abad ke 7. Pendapat ini sejalan dengan hasil seminar “sejarah kedatangan Islam ke Indonesia” pada tanggal 17-20 Maret

Page 36: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara14

di Medan yang penulis dapat dari beberapa sumber. (Ahmad Mansur Suryanegara:1990)

Kesimpulan

Akhirnya, pengaruh Hindu-Budha memudar seiring dengan masuknya ajaran Islam melalui jalur perdagangan. Melayu dan budayanya, secara historis, baru dikenal semenjak kerajaan-kerajaan Islam di semenanjung Sumatera dan malaka mulai berdiri pada abad 13-14. Dunia Melayu pun mulai berganti dengan Islam sebagai suatu otoritas spiritual, politik, pengetahuan, kebudayaan, dan terutama perdagangan.

Islam diterima secara luas oleh masyarakat Melayu karena Islam tidak mengenal sistem kasta dan menjunjung kesetaraan pada sesama manusia, sehingga memungkinkan keterlibatan semua lapisan masyarakat dalam seluruh aspek kehidupan. Islam mempunyai dasar filosofis dan rasional yang kuat, mempengaruhi seluruh kehidupan orang Melayu. Dalam kehidupan sehari-hari Islam menjadi sumber panutan yang penting dan menjadi identitas orang Melayu sejak saat itu.

Jika diltelusuri dari beberapa literatur tentang proses Islamisasi yang dilakukan tokoh Islam untuk menyebarkan agama ini ke Dunia Melayu, banyak ragam dan cara yang dijumpai. Diantaranya:

1. Saluran TasawufMenurut banyak Ahli, antara lain Azyumardi Azra, para sufi

pengembaralah yang berhasil mengislamankan sejumlah penduduk besar di Nusantara, setidaknya sejak abad 13. Pada masa itu, tepatnya setelah jatuhnya Baghdad pada 1258M, sufisme menjadi fenomena massal di dunia Islam dan mengalami masa kejayaan. (Azyumardi Azra:1994)

Page 37: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kedatangan Islam Ke Dunia Melayu 15

Dengan demikian, proses Islamisasi Nusantara terjadi saat dunia Islam secara keseluruhan berada dalam titik kemunduran, baik dalam bidang politik, ekonomi mapunun intelektual. Oleh karena itu tidak mengherankan jika penyebar Muslim yang datang ke Nusantara sangat diwarnai oleh term-term tasawuf, walaupun tidak mengabaikan aspek syariah sama sekali. Prestasi kelompok sufi didukung beberapa hal, antara lain: Pertama, para sufi berhasil menyuguhkan wajah Islam dalam kemasan yang atraktif, dengan menonjolkan sikap toleran terhadap pemikiran dan praktek tradisional, Kedua, kondisi seperti itu menjadikan Islam “cocok” dengan budaya dan latar belakang masyarakat setempat yang telah lama dipengaruhi aksetisme Hindu Budha dan kepercayaan lokal.

Pengajar-pengajar tasawuf atau para sufi mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam soal magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Diantara mereka juga ada yang menikahi puteri-puteri bangsa setempat. Dengan tasawuf, “bentuk” Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mererka yang sebelumnya menganut agama Hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan diterima. Diantara ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran Indonesia pra-Islam itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran mistik seperti ini masih dikembangkan di abad ke-19 M bahkan di abad ke-20 M ini.

2. Saluran perkawinanDari sudut ekonomi, para pedagang Muslim memiliki status

sosial yang lebih baik dari pada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi terutama puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk

Page 38: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara16

menjadi isteri saudagar-saudagar itu. Sebelum menikah mereka diislamkan terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas, akhirnya timbul kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan Muslim. Dalam perkembangan berikutnya, ada pula wanita Muslim yang dikawini oleh keturunan bangsawan, tentu saja setelah mereka masuk Islam terlebih dahulu, jalur perkawinan ini jauh lebih menguntungkan apabila antara saudagar Muslim dengan anak bangsawan atau anak raja dan anak adipati, karena raja dan adipati atau bangsawan itu kemudian turut mempercepat proses Islamisasi.

Sebagai contoh saja. Masuknya Islam ke Indragiri melalui pantai barat Sumatera dibawa oleh seorang ulama bernama Sayed Ali al- Idrus. Jalur-jalur yang dilaluinya adalah dari Hadramaut singgah di samudera pasai dan sampai di pantai barat Sumatera tapatnya kota Air Bangis. Di daerah ini ia tinggal berapa lama dalam tugas mengembangkan agama Islam, kemudian menuju timur dan sampai ke kerajaan Siak, terus ke Pelalawan. Dari Pelalawan ia meneruskan perjalanan ke arah selatan, tepatnya di Batu Rijal Inderagiri. (Lihat, Pemda Propinsi Riau: Sejarah Kesultanan Inderagiri, Pekanbaru 1994).

3. Saluran perdaganganPada taraf permulaan, seperti disinggung di atas, proses

masuknya Islam adalah melalui perdagangan. Kesibukan lalu-lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 membuat pedagang- pedagang Muslim (Arab, Persia dan India) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian Barat, Tenggara dan Timur Benua Asia. Saluran Islamisasi melaui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham.

Page 39: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kedatangan Islam Ke Dunia Melayu 17

Mereka berhasil mendirikan masjid dan mendatangkan mullah-mullah dari luar sehingga jumlah mereka menjadi banyak, dan karenanya anak-anak Muslim itu menjadi orang Jawa dan kaya-kaya. Di beberapa tempat penguasa-penguasa Jawa yang menjabat sebagai Bupati Majapahit yang ditempatkan di pesisir Utara Jawa banyak yang masuk Islam, bukan karena hanya faktor politik dalam negeri yang sedang goyah, tetapi karena faktor hubungan ekonomi dengan pedagang-pedagang Muslim. Perkembangan selanjutnya mereka kemudian mengambil alih perdagangan dan kekuasaan di tempat-tempat tinggalnya.

4. Saluran pendidikanProses Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik

pesantren maupun pondok yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama. Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama dan kiai mendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwah ketempat tertentu mengajarkan Islam. Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Raden rahmat di Ampel Denta Surabaya, dan Sunan Giri di Giri. Lulusan atau keuaran pesantren ini banyak yang diundang ke Maluku untuk mengajarkan Agama Islam.

5. Saluran kesenianSaluran Islamisasi melaui kesenian yang paling terkenal

adalah pertunjukan wayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi dalam cerita itu di sisipkan ajaran nama- nama pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lainnya juga dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad dan sebagainya), seni bangunan dan seni ukir.

Page 40: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara18

6. Saluran politikDi Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk

Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Di samping itu, baik di Sumatera dan Jawa maupun di Indonesia Bagian Timur, demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan non Islam. Kemenangan kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk Islam (Azra: 1994)

Salah satu strategi politik dalam penyebaran Islam yakni dengan menggunakan bahasa Melayu sehingga mudah diterima masyarakat, dan mampu mengangkat derajat bahasa Melayu dari bahasa pinggiran menjadi bahasa yang mampu membicarakan persoalan ilmiah dan rasional. Keterpautan Islam dengan Melayu secara geografis dan politis adalah hal yang tidak terelakkan sehingga jaringan keislaman di Semenanjung Sumatera dan Jawa memang tergantung dengan dunia Melayu.

Islam menyebar ke Nusantara yang melalui pedagang Gujarat dan Persia melalui Aceh. Kerajaan Samudera Pasai menjadi kerajaan pertama yang menganut dan menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat Aceh. Suatu kebanggaan bagi masyarakat Aceh sebagai penerima ajaran Islam pertama di Nusantara, sehingga Aceh dikenal sebagai negeri serambi Mekkah karena begitu mudahnya Islam dapat diterima oleh masyarakat setempat dan penyebarannya begitu pesat.

Sejarah telah membuktikan bahwa masyarakat Melayu pernah mengalami masa gemilang. Perdagangan yang dijalankan masyarakat Melayu mampu merambah berbagai belahan dunia pada masanya. Bahkan pada era Sultan Iskandar Muda berkuasa di Aceh, kerajaan Aceh termasuk dalam lima kerajaan terbesar di dunia. Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, Aceh, Malaka, dan Demak tak

Page 41: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kedatangan Islam Ke Dunia Melayu 19

dapat dipungkiri menjadi tonggak kebesaran rumpun Melayu. Tidak dinafikan bahwa Melayu saat itu memiliki jati diri yang kuat, mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan, berdaya tahan tinggi dan berperan aktif dalam kesinambungan kehidupan bangsa.

Namun kegemilangan masyarakat Melayu yang terjadi di masa lampau tidak nyata terlihat di masa sekarang. Perekonomian masyarakat Melayu jauh tertinggal dibandingkan dengan Barat dan China. Kesadaran masyarakat Melayu sebagai saudara serumpun makin berkurang, puak-puak Melayu tercerai berai akibat politik pecah belah pemerintah kolonial, dan masyarakat Melayu termarjinalisasi akibat perkembangan kapitalisasi dan globalisasi. Keunggulan ekonomi yang dibangun dengan semangat keMelayuan dan berteraskan Islam itulah yang menjadi faktor penggerak dan pendorongnya, yang memberi warna baru dan mempercepat terwujudnya sistem dan keunggulan Melayu, sehingga jejak Melayu nampak dimana-mana.

Dengan demikian, penulis sengaja menyajikan secercah kekuatan Islam dalam membangun peradaban dunia Melayu, apabila dicermati dengan seksama, antar Islam dan Melayu merupakan dua mata sisi uang yang saling membutuhkan, satu dengan yang lainnya menyatu dan bersebati dalam kehidupan.

Page 42: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara20

Page 43: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

21Memaknai Melayu

BAB I

MEMAKNAI MELAYU

Memaknai Melayu

Ketika mendefinisikan Melayu, berbagai literatur yang terbit, baik di Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darusalam seringkali menyebutkan tiga aspek sebagai penciri kemelayuan yakni beragama Islam. Sekalipun terdapat perdebatan dalam menyikapi perdebatan bahwa agama Islam adalah agama bagi orang Melayu, namun kita menemukan banyak kesaman antara etnik Melayu, baik Riau, Deli, Jambi, Sambas hingga Minangkabau yakni: kesamaan dalam hal bahasa Melayu (menggunakan dialek berbeda). (Lihat Ethnic Malay, Diakses melalui : http://en.wikipedia.org/wiki.EtnichMalays pada 31 Agustus 2016.)

Namun dalam perjalanannya, definisi Melayu sebagai bangsa kian memudar dan menciut sebagai suku bangsa dan etnis. Sekarang ini kita sebagai orang Indonesia pada umumnya mengakui sebagai orang Melayu, tapi hanya sebatas untuk membedakan diri dengan ras bangsa lain di dunia.

Page 44: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara22

Asal Usul Kata Melayu

Selanjutnya timbul pertanyaan, apakah sebenarnya pengertian Melayu dan dari manakah asal-usul sebutan Melayu?

Pengertian Melayu telah berkembang mengikut langgam zaman dan dinamika sejarah sejak dahulu kala sampai sekarang, diantaranya dapat disenaraikan dalam buku Sejarah Melayu persembahan Datuk Ahmad Dahlan, Ph.D berikut ini:

1. Sebutan Melayu berasal berasal dari “himalaya” lalu kemudian disingkat menjadi “malaya”. “Hima” berarti “salju” atau “sejuk” sedangkan “alaya” bermakna “tempat”. Dengan demikian dapat disimpulkan “tempat yang sejuk seperti di puncak gunung yang tinggi” (Abdul Rashid, 2005:9)

2. Frasa Melayu dapat pula berasal dari perkataan “malaiyur-pura” yang berarti “kota malaiyur” atau kota Gunung.

3. Kata “ Melayu” dapat pula berasal dari kata “mala” dan “yu” “Mala” artinya “mula” atau “permulaan” dan “yu” artinya “negeri” Melayu berarti “negeri mula” negeri asal mula atau negeri asal usul.

4. Melayu adalah nama sebuah kerajaan tua yang pernah ada di muara Sungai Melayu (kini bernama Sungai Batang Hari, Jambi dalam abad ke 7 M. Penamaan sebuah kerajaan berdasarkan nama sungai hal yang biasa dalam tradisi Melayu, karena bangsa Melayu sejak dulu selalu membangun kerajaan di pinggir sungai. Sedangkan penamaan sungai sebagai “melayu” berasal dari sifat air sungai itu sendiri yang deras atau kencang dan melaju seperti orang berlari.

5. Melayu juga untuk menyebut bahasa yaitu bahasa Melayu yang berkembang di tengah masyarakat Melayu mulai dari

Page 45: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

23Memaknai Melayu

zaman Kerajaan Melayu Jambi Tua, Kemaharajaan Melayu Sriwijaya, Kerajaan Melayu Singapura, Kemarajaan Melayu Melaka, Kemarajaan Melayu yaitu Riau, Johor, Lingga, dan Pahang serta seluruh daerah Taklukannya serta di seluruh kerajaan Melayu di Tanah Semenanjung (Malaysia dan Tahiland Selatan), dataran tanah Sumatera dan Kalimantan Barat, termasuk Brunei Darusalam, Sabah dan Serawak. Pada suatu masa, bahasa Melayu pernah menjadi Lingua Franca atau bahasa pergaulan antar bangsa dalam dunia perdagangan di kawasan nusantara, bahkan Asia Tenggara.

6. Dalam konteks prilaku, frasa “melayu” diartikan pula “layu” yang bermakna “rendah”: Melayu selalu “”merendah”. Tapi bukan rendah diri. Bangsa Melayu itu rendah hati. Menghormati pemimpin dan lebih tua dari dirinya. Menyebut “patik” untuk diri sendiri bila berhadapan dengan raja. Mengatakan dirinya “hamba” ketika berhadapan dengan tua-tua. Namun dalam pergaulan dengan teman sebaya tetap menyebut dirinya “aku” atau “saya”. Dalam pergaulan di zaman sekarang “aku” atau “saya”. Dalam pergaulan di zaman sekarang “aku” atau “saya” diganti dengan sebutan “kami” dan untuk menyapa lawan bicara disebut “awak” yang artinya “ kita”. Begitulah cara Melayu yang selalu merendah.

7. Pembentukan identitas kemelayuan dimulai sejak terbentuknya kerajaan Melayu pertama di wilayah Sumatera pada paruh pertama Abad Ketujuh hingga pengembangan Kerajaan Sriwijaya pada paruh kedua Abad Ketujuh. Keruntuhan kerajaan Sriijaya kemudian dilanjutkan dengan bangkitnya Kesultanan Melaka yang bercorak Islam yang membawa identitas baru kemelayuan. Masa Kesultanan Melaka ini umumnya disepakati ahli sejarah sebagai standar pembentukan

Page 46: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara24

kemelayuan pada masa-masa berikutnya. Penggunaan kata Melayu sendiri menjadi lebih populer setelah kesultanan Malaka berkembang menjadi kerajaan maritim yang turut mempopulerkan penggunaan bahasa Melayu sebagai lingua franca di wilayah Nusantara. (Arifin dan Asa, 2009)

Islam sebagai Identitas Melayu

Orang Melayu memandang Islam tidak hanya sebagai sebuah agama pilihan yang diridhoi Allah SWT, tetapi mereka juga memandang Islam sebagai identitas. Pandangan seperti ini terjermin dalam kehidupan orang Melayu sehingga timbul ungkapan bahwa orang Melayu mesti beragama Islam, bila ia tidak Islam berarti ia tidak Melayu. Ini bermakna bahwa Islam menjadi identitas utama bagi orang Melayu seperti dinyatakan dalam ungkapan berikut: Apa tanda Melayu jatiBersama Islam hidup dan matiApa tanda Melayu jatiIslam melekat di dalam hati

Islam digambarkan sebagai penanda utama bagi orang Melayu untuk membedakan orang Melayu dengan orang tidak Melayu. Kuatnya identitas Islam dalam diri orang Melayu menyebabkan bahwa Islam tidak bisa dipisahkan dari diri mereka sehingga sampai mati pun Islam menjadi agama orang Melayu. Islam digambarkan benar-benar telah menyatu dalam diri orang Melayu. Dalam ungkapan yang lain dinyatakan pula bahwa tanda “tuah” atau keistemewaan orang Melayu adalah memeluk Islam secara benar:

Apa tanda Melayu bertuahMemeluk Islam tiada menyalahApa tanda Melayu bertuahSebarang laku menurut sunnah

Page 47: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

25Memaknai Melayu

Kata “tuah” merupakan suatu ungkapan yang sering digunakan oleh orang Melayu untuk mengidentifikasi diri mereka sebagai kaum yang mempunyai keistimewaan yang diberikan Tuhan seperti memeluk Islam, keagungan kerajaan Melayu, dan sumber daya alam yang melimbah. Perpaduan Islam dan pemikiran orang Melayu menjadikan Islam sebagai panduan utama bagi orang Melayu dalam menjalankan kehidupan.

Identitas sebagai kaum pilihan dikaitkan dengan keteguhan keimanan mereka dalam memeluk Islam. Keimanan menjadi dasar utama bagi orang Melayu menyembah Tuhan agar manusia benar-benar mempercayai ajaran Islam sebagai pedoman dalam kehidupan.

Kemunculan Islam sebagai agama yang memiliki dominasi di kawasan Melayu atau Asia Tenggara telah menarik perhatian para ahli dan mencoba menjelaskan kenapa Islam mampu hadir sebagai agama yang dianut mayoritas terbesar di Nusantara, dengan mengemukakan berbagai teori. Salah satunya seperti dikemukakan A.H. John dan Fatimi, beliau menyebutkan adanya faktor “kesamaan” antara bentuk Islam yang pertama kali datang ke Nusantara dengan sifat mistik dan sinkritis kepercayaan nenek moyang setempat sebagai penyebab Islam cepat diterima dan menjadi dominan. Oleh karena itu, menurut teori ini Islam tasawwuf nyaris secara alami diterima, dan buktinya Islam di Jawa dapat hidup berdampingan dengan kepercayaan nenek moyang di Jawa. Para sufi ini berhasil mengislamkan jumlah besar penduduk Nusantara setidaknya sejak abad ke 12 dan abad ke 13.

Faktor utama keberhasilan konversi adalah kemampuan para sufi menyajikan Islam dalam kemasan yang atraktif, khususnya dengan menekankan kesesuaian dengan Islam, ketimbang perubahan dalam kepercayaan dan praktik keagaaman lokal.

Page 48: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara26

Melihat kondisi seperti itu, tidak mengherankan jika penyebar Muslim yang datang ke Nusantara sangat diwarnai oleh term-term tasawuf, walaupun tidak mengabaikan aspek syariah sama sekali. Prestasti kelompok sufi berhasil menyuguhkan wajah Islam dalam kemasan yang atraktif, dengan menonjokan sikap toleran terhadap pemikiran dan praktek tradisional. Kondisi seperti itu menjadikan Islam “cocok” dengan budaya dan latar belakang masyarakat setempat yang telah lama dipengaruhi aksetisme Hindu Budha dan sinkritisme kepercayaan lokal. (Lihat Azyumardi Azra, 1989:22)

Model Islamisasi dalam kecenderungan tasawuf itu secara bertahap diimbangi dengan orientasi syariah. Apabila kita cermati, munculnya gerakan fikih di Nusantara pada abad ke 17 dan 18 adalah merupakan kelanjutan dari orientasi ajaran tasawuf yang sudah terlebih dahulu muncul dan sedemikian kuat memberikan warna Islamisasi kawasan ini.

Menurut A. Jhon, ajaran tasawuf pada awal proses Islamisasi Nusantara pernah memainkan peranan yang amat penting. Pertama, karena para ahli tasawuf dapat menyesuaikan ajaran Islam kepada tingkat kefahaman masyarakat setempat. Kedua, ajaran tasawuf juga tidak kurang daya tariknya. Menerima ajaran tasawuf dan memasuki tarekat berarti memasuki suatu keluarga besar yang saling tolong menolong. Ditambah lagi, banyak anggota tarekat itu merupakan saudagar yang belajar ke seluruh dunia Islam. Itulah sebabnya pada awal abad ke 17, ada empat tarikat yang berkembang luas di Aceh, yaitu tarikat Qadariyah, Naqsabandiyah, Syatariyah dan Rifaiyyah. (Dikutip dalam Liaw Yock Fang, Sejarah Kesusteraan Melayu Klasik Jilid 2, Jakarta, Erlangga, 1993, Hal 7-9.)

Tidak dapat diingkari bahwa sifat risalah-risalah Islam yang bayak terdapat pada Melayu dahulu menggambarkan bahwa sebagian besar dari isinya mengandung unsur-unsur metafisika ilmu

Page 49: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

27Memaknai Melayu

tasawuf yang telah mencapai nilai luhur dalam sejarah pemikiran. Ilmu tasawuf sesungguhnya mengikuti pandangan Islam itu sendiri. Jiwa masyarakat Melayu mulai mengalami penghidupan baru dengan mengalirnya unsur-unsur Islam dalam nadinya, laksana air raksa menjulang tinggi tersentuh sinaran surya baru.

Para penyebar agama Islam menyebarkan kepercayaan ketuhanan yang tunggal yang kodrat-Nya terhukum pada hikmah-Nya, yang Iradah-Nya berjalan selaras dengan Akal. Manusia dicitakan dengan hasil ciptaan tertinggi, bahwa dalam gelang kehidupan semestaa, manusia adaalah ibarat permatanya. Sifat asasi manusia itu ialah akalnya dan unsur aqliah inilah yang menjadi perhubungan antara Dia dan Hakikat semesta, konsep-konsep seperti inilah, dan konsep yang menjelaskan kesamaan taraf dan nilai anatara sesorang dengan seorang lainnya, yang menganugerahi antar satu dengan yang lainnya.

Islam membawa semangat rasionalisme dan intelektualisme bukan saja di kalangan istana dan keraton, tapi juga sampai merebak di kalangan rakyat jelata. Tuntutan budi dan akal mengenai hal-hal agama, berekenaan keagamaan dan kemurnian batin serta ilmu mengenainya tersebar luas mendalam laksana akar beringin merangkum bumi.

Pengaruh Islam terhadap Peradaban Melayu

Memang telah menjadi pengetahuan umum bahwa agama yang dianut di seluruh daerah ini pada masanya itu adalah agama Hindu dan Budha yang telah dicampur adukan dengan agama anak negeri sendiri, yang telah ada sebelum kedua agama tersebut tiba di kalangan orang Melayu-Indonesia. Kajian-kajian yang mendalam mengenai agama Hindu, telah dilakukan oleh para sarjana sejarah dari Barat, dengan pasti menjelaskan agama itu adalah semata-mata merupakan amalan suatu lapisan tipis struktur masyarakat. Agama

Page 50: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara28

itu dianjurkan serta dipertahankan hanya oleh golongan raja-raja serta para bangsawan.

Kedatangan agama Hindu itu tidak mengubah pandangan hidup masyarakat Melayu-Indonesia yang telah memiliki pandangan hidup yang berdasarkan seni dan bukan filsafat. Apabila agama Hindu tiba di kalangan mereka, ajaran-ajaran yang mengandung filsafat tidak dihiraukan, dan yang lebih menarik hati mereka adalah ajaran-ajaran yang lebih sesuai dengan bawaan jiwa asli masyarakat. Lagi pula agama hindu yang tiba itu tidak berasal dari sumber-sumber filsafat dan metafisikannya, tetapi dari sumber-sumber yang telah disaring oleh tapisan seni, dan segala sesuatu yang masih berkenaan dengan filsafat itu juga melewati tapisan dan dirubah dengan bentuk dan hasilnya dihidangkan dengan hasil seni. Maka dengan demikian semula dari unsur filsafat yang bersendikan budi dan pengetahuan aqliah dengan sendirinya akan tersingkir.

Pengaruh Islam terhadap Peradaban Melayu tidak terlepas oleh sebuah peradaban atau tamadun Melayu, kembali kita lihat arti kata “tamadun” yang digunakan untuk menunjukkan “civilization” berasal dari kata ‘madana’, yaitu kata kerja yang artinya membina atau membuka bandar, membudi perkertikan, memurnikan, melahirkan dan sopan santun. sedangkan melayu adalah berasal dari kata mala (yang berarti mula) dan yu (yang berarti negeri). Ini berarti tamadun melayu itu ialah kota yang yang penuh dengan peradaban.

Menurut Mohd. Koharuddin Mohd. Balwi Peradaban atau tamadun Melayu adalah suatu puncak pencapaian pemikiran dan sejumlah perlakuan yang baik (adab dan adat) termasuk juga segala hasil artifaknya (budaya benda) yang membentuk sebuah masyarakat yang teratur dan mementingkan kesejahteraan sosial untuk menyempurnakan segala sistem kehidupannya (sosial, politik, ekonomi dan keagamaan) Lihat, Mohd Koharudin, 2005:3)

Page 51: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

29Memaknai Melayu

Dengan kata lain, Peradaban Islam melayu dapat dikatakan sebagai suatu daerah dimana terdapat komunitas ras-ras melayu ataupun rumpun-rumpun melayu yang telah maju peradabannya dan kebudayaannya, baik itu di sektor politik atau pemerintahan, teknologi, ekonomi, dan pengolahan di bidang agraris dan maritim, yang tetap menjunjung tinggi nilai-kebudayaan, agama (Islam), Sosial yang mencakup pentauhidan kepada Allah SWT, ahklak dan hubungan antar manusia.

Berdasarkan beberapa catatan sejarah, agama Islam pertama kali masuk ke kawasan Melayu, sejak abad ke-7 sampai abad ke-9 Masehi yang dibawa oleh para pedagang dari Tanah Arab. Pada perjalananya menuju tanah Melayu dari Selat Malaka, para pedagang itu singgah di Malabar, Cambay, dan Gujarat (India). Sejak itu Islam berpengaruh terhadap agama dan budaya yang menentukan pertumbuhan dan perkembangannnya. Kawasan Melayu sendiri didiami oleh penduduk yang berbudaya Melayu, maka dengan sendirinya telah terjadi pengaruh agama Islam terhadap masyarakat Melayu.

Menurut Muhammad Naquib al-Attas ada beberapa teori tentang kedatangan dan penyebaran Islam di kepulauan Melayu, ini merupakan faktor yang menyebabkan orang Melayu mengidentifikasikan diri dan peradabannya dengan Islam, berikut ini faktor-faktornya:

1. Faktor perdagangan

2. Faktor perkawinan, yaitu antara pendatang Muslim dengan wanita pribumi pada tahap awal kedatangan Islam

3. Faktor Permusuhan antara orang-orang Islam dan Orang Kristen

4. Faktor politik seperti mundurnya kerajaan Hindu dan

Page 52: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara30

Buddha seperti Majapahit dan Sriwijaya

5. Faktor Penghargaan nilai ideologi Islam

Faktor Otoktomi, atau keadaan dimana sesuatu itu dianggap telah ada, sejak purbakala sebagai kepunyaan atau sifat kebudayaan suatu masyarakat. (Muhammad Naquib Al-Attas, 1990:43)

Dari berbagai sumber yang dibaca, faktor perdagangan paling sering dikemukakan sebagai penyebab terjadinya sebaran peradaban Islam.

Islam muncul di Nusantara disebabkan kehadiran pedagang-pedagang Muslim dari negeri Arab dan Persia sejak abad ke-7 sampai abad ke-9 M. Dengan ramainya kegiatan pelayaran dan perdagangan yang dilakukan kaum Muslimin pada abad-abad berikutnya, terutama dari abad ke-11 hingga abad ke-17 M, perkembangan agama Islam ikut marak pula. Pada mulanya komunitas Islam tumbuh di kota-kota pesisir yang merupakan pelabuhan utama atau transit pada zamannya. Di sini tidak sedikit pedagang muslim asing itu tinggal lama dan kawin mawin dengan penduduk setempat. Semua itu merupakan cikal bakal berkembangnya komunitas Islam di Nusantara. Kegiatan perdagangan dan penyebaran Islam kemudian juga melibatkan penduduk pribumi, termasuk orang Melayu dan etnik-etnik pesisir lain yang meleuk agama Islam. Tradisi dagang (merantau untuk berniaga) lantas tumbuh di kalangan etnik pesisir ini.

Muhammad Naguib al-Attas di dalam bukunya “Islam dan Sejarah Kebudayaan Melayu” juga menjelaskan bahwa Islam mempunyai pengaruh yang amat besar, mendalam dan meluas di alam Melayu sehingga berjaya mencabut akar umbi pengaruh Hindu dan Buddha. (Muhammad Naquib Al-Attas, 1990:43).

Page 53: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

31Memaknai Melayu

a. Bidang Akidah, Undang-Undang dan Pemerintahan Sebelum masuknya ajaran Islam, masyarakat Melayu

memiliki beragam Agama dan kepercayaan seperti Hindu-Buddha dan kepercayaan warisan tradisi Animisme. Kepercayaan Animisme dimaksud adalah satu kepercayaan bahwa setiap benda mempunyai jiwa atau roh yang memiliki kepribadian sendiri. Agama Hindu-Buddha masuk ke alam Melayu melalui para pedagang India. Dikutip dari Mohd. Koharuddin dan Mohn. Balwi tentang Peradaban Melayu, h. 87-88.

Animisme sebelum Islam datang ke dunia Melayu, kaum Melayu adalah penganut animisme dan dinamisme yang menjelaskan tentang luasnya praktek-praktek kepercayaan kuno berbasis Melayu. Diantara praktek-praktek tersebut seperti; sihir, tahayul, tabu, perdukunan dalam hubungannya dengan makhluk ghaib seperti, tuyul, setan, jin hantu, dan lain-lain. Sedangkan Hindu dan Budha Masuknya sistem kepercayaan Hindu dan Budha mengganti kepercayaan dinamisme dan animisme pada masyarakat Melayu. Kepercayaan Hindu menawarkan sistem Dewa-dewa dan kasta dengan penjagaan kualitas budaya ada pada penguasa dan tokoh agama. Kepercayaan Budha menawarkan tokoh tunggal sang budha, menawarkan konsep pertapaan dengan penjagaan kualitas budaya ada pada tokoh sentral penguasa.

Kedatangan Islam ke alam Melayu merupakan detik penting dalam mengubah secara keseluruhan pemikiran dan peradaban orang melayu. Walaupun kedatangan dilihat secara evolusi dari sudut penyebarannya tetapi dalam aspek kerohanian atau spiritual agama ini telah merevolusi orang melayu. Artinya ajaran Islam yang mengajarkan ketauhidan (konsep Tauhid) mengubah pandangan dunia Melayu yang tadinya mempercayai dewa-dewa dan mengagung-agungkan raja (menganggap raja sebagai jelmaan

Page 54: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara32

Tuhan “dewaraja” atau wakil Tuhan) telah dimanusiakan menjadi seorang Sultan yang bertugas sebagai Khalifah yang memimpin dan melindungi masyarakat Melayu dan berperan menegakkan pemerintahan Islam di dunia. (Ismail Hamid, 1988:59)

Kedatangan Islam di alam Melayu melahirkan beberapa kerajaan Melayu Islam yang kuat seperti Kerajaan Pasai, Aceh, Patani, Demak dan Melaka hingga negara-negara ini menjadi pusat pengembangan dan keilmuan.

Dalam peradaban melayu terdapat beberapa jenis undang-undang yang digunakan sebagai panduan oleh masyarakat Melayu dalam menjalani kehidupan bernegaranya. Sistem undang-undang Melayu yang pernah menjadi pusat ketamaduan Melayu adalah Melaka dan Majapahit. Di Melaka dua teks undang-undangnya yaitu Hukum Kanun Melaka, Undang-undang Laut Melaka dan Undang-undang Pebian Melaka. Sedangkan Undang-undang Majapahit dikenal sebagai Kunta Manawa Dharmasastera.

Masuknya Islam undang-undang Melayu pun terpengaruh seperti Undang-undang Melaka dan Undang-undang Laut Melaka dengan menerapkan hukuman Huddud (Hukuman Islam). Undang-undang Islam yang berlandaskan al Qur’an dan Al-sunnah di prakatekan oleh kerajaan kesultanan Melayu. Artinya kedatangan Islam yang memberikan pengaruh besar baik dari segi akidah, Undang-Undang dan Pemerintahan Melayu.

b. Bidang EkonomiPencapaian tinggi dalam bidang ekonomi masyarakat Melayu

dibuktikan dari catatan yang diperoleh dari China, India, Arab, Parsi, Yunani dan Eropa adalah tentang terwujudnya tradisi maritim yang sangat hebat di alam Melayu. Tradisi maritim yang dimaksud adalah aktivitas utama kerajaan Melayu dalam bidang perdagangan

Page 55: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

33Memaknai Melayu

dan perniagaan yang bertumpu di kawasan bandar atau bandar pelabuhan.

Bukti-bukti tertua tentang kedatangan Islam terdapat dalam dua bentuk sumber, catatan tertulis dari pengembara asing dan peninggalan arkeologi Islam di Asia Tenggara. Berita China dan India sudah menyebutkan ada perkampungan minoritas pedagang Islam di Sriwijaya. Pada abad ke-9-11 ada semacam gilde (organisasi dagang orang Islam dari Gujarat (India) yang beroperasi di kawasan pantai barat Sumatera (catatan sejarawan India, Nilakantasastri). Bukti arkeologi Islam mencatat setidaknya ada tiga makam Muslim yang berangka tahun sekitar akhir abad ke-5 H atau 11M di Padurangga (sekarang Panrang di Vietnam), Lamri, Ace dan Leran (Gresik Jawa Timur).

Perdagangan merupakan aktifitas utama masyarakat Melayu tradisional. Majunya perdagangan di alam Melayu dapat dilihat dengan banyaknya pelabuhan-pelabuhan. Sebagian besar pelabuhan yang berjaya berkembang menjadi kerajaan pelabuhan dapat membentuk negara baru “negara kota”, pelabuhan juga sampai dapat membentuk negara maritim bahkan sebuah kerajaan maritim yang besar dan memperluas kekuasaan dengan menguasai pelabuhan lain. Kemunculan pedagang Melayu sendiri yang aktif melakukan perdagangan sampai ke India dan China. Dengan masuknya Islam di wilayah Melayu, cara berdagangnya penduduk Melayu lebih menerapkan syariat Islam.

c. Bidang Bahasa dan Sastra Budaya Melayu melalui bahasanya yang agung seperti

dimaklumi telah menjadi lingua franca di Asia sekurang-kurangnya sejak enam abad yang lalu. Budaya Melayu menjadi bahasa penghubung antara berbagai suku bangsa di nusantara dan dari pulau-pulau di Pasifik dan Madagaskar.

Page 56: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara34

Datangnya Islam di kalangan orang Melayu, dengan bertukarnya agama Hindu-Buddha-Animisme kerajaan-kerajaan Melayu kepada Islam, maka Abjad Arab dan Tulisan Arab telah diterima dan dijadikan sebagai kepunyaan. 34 Bahasa Melayu yang tadinya merupakan bahasa pasaran terbatas itu telah mengalami sutu perubahan besar, suatu revolusi. Selain diperkaya perbendaharaaan katanya dengan istilah-istilah dan perkataan Arab dan Parsi, Bahasa Melayu juga dijadikan bahasa pengantar utama Islam di seluruh Kepulauan Melayu termasuk kepulauan Melayu-Indonesia. (Muhammmad Naquib Al-Attas, 2005:61)

Bukti adanya pengaruh Islam pada Budaya Melayu seperti terlihat dipergunakannya aksara Arab-Melayu, Arab Gundul, Huruf Jawi, pada karya tulis Melayu. Karya tulis berupa naskah Melayu yang ribuan banyaknya (6000-10.000) sudah tersebar ke seluruh penjuru dunia. Naskah Melayu itu menyangkut kerajaankerajaan seperti kerajaan Samudera Pasai, Malaka, Banten, Demak, Mataram, Riau Johor-Pahang dan Lingga. Di antara beberapa naskah Melayu itu ada Hikayat Pasai, Hikayat Petani, Hikayat Johor, Hikayat Siak, dan sebagainya. (Abdul Hadi, 200:68)

Dengan banyaknya penyerapan ratusan kata-kata Arab dan Persia, yang tidak sedikit di antaranya adalah istilah-istilah teknis ilmu-ilmu agama dan falsafah Islam, memudahkan orang-orang Islam melayu memahami ajaran Islam dan sekaligus dari berbagai etnik bisa saling berkomunikasi dan berinteraksi. Derasnya proses Islamisasi bahasa Melayu itu tampak secara menonjol dalam risalah dan syair-syair tasawuf Hamzah Fansuri, seorang cendikiawan sufi abad ke-16 M. Dalam karya-karyanya itu kita menjumpai lebih 2000 kata-kata Arab diserap dalam bahasa Melayu. Pemakaian huruf Arab Melayu juga meluas. Tidak hanya penulis kitab Melayu menggunakan huruf ini, tetapi juga penulis dari daerah lain di kepulauan nusantara seperti

Page 57: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

35Memaknai Melayu

Jawa, Sunda, Madura, Bugis, Makassar, Banjar, Sasak, Minangkabau, Mandailing, Palembang, Bima, Ternate dan lain-lain.

d. Bidang Seni dan Arsitektur Kesenian Melayu menurut Ku Zam-zam (1989), dapat dilihat

melalui budaya bendanya seperti alat-alat kerja, senjata, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan perumahan, alat pengangkutan, makanan dan minuman, musik serta tarian. Dari segi sejarah dan ketamadunan, kesenian Melayu ini amat berkaitan erat dengan sejarah perkembangan budaya Melayu keseluruhannya. Artifak seni seperti seni arca, seni tembikar, anyaman dan lain-lain merupakan simbol atau tanda yang jelas dan bukti yang nyata tentang wujudnya sebuah peradaban manusia Melayu.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian tulisan diatas dapatlah diambil kesimpulan bahwa peradaban Islam ialah manifestasi kemajuan dan pembangunan yang dibina oleh masyarakat Islam berlandaskan ciri-ciri Islam. Penekanan dalam pembinaan peradaban Islam adalah merangkumi aspek spiritual, material dan intelektual.

Bagi Islam, peradaban dalam jenis apapun adalah penjelmaan (manifestasi) iman dan amal shaleh manusia dalam pengabdian kepada Allah SWT. Islam dalam menegakkan peradabannya tidak hanya memandang satu sisi kehidupan dunia dengan pencapaian kebudayaan yang dapat memajukan peradabannya, akan tetapi juga memperhatikan prinsip pencapaian kebahagiaan kehidupan akhirat, dengan memberikan ajaran dengan cara berkehidupan yang bermoral dan santun dalam memandang keberagaman dunia. Islam telah meletakkan dasar istimewa, berdiri di atas dasar yang tiada duanya, menyediakan petunjuk yang melimpah ruah. Dari setiap petunjuk mempunyai peran dalam pertumbuhan.

Page 58: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara36

Dalam pembentukan dan pengembangan peradaban Islam tidak terlepas dari dasar-dasar petunjuk peradaban Islam, yakni, pertama: Al-Qur’an dan Sunnah, kedua: masyarakat Islam dan ketiga: Pembuka jalan kepada pihak lain. Disamping itu, peradaban Islam memiliki karakteristik tertentu, berbeda dengan ciri dan karakteristik peradaban yang lain. Karakteristik tersebut, yaitu universalitas, tauhid, seimbang dan moderat, serta adanya sentuhan akhlak. Dengan karakteristik inilah peradaban Islam dapat diterima diberbagai belahan dunia.

Proses masuk dan menyebarnya peradaban Islam ke Dunia Melayu, yaitu melalui proses perdagangan, perkawinan, politik dan lain-lain. Kedatangan Islam ke alam melayu dan Peranan peradaban Islam memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap perkembangan dan kemajuan dunia Melayu baik dalam bidang Akidah, Undang-undang, pemerintahan, ekonimi, Bahasa dan sastera, seni dan arsitektur dan sebagainya.

Page 59: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kerajaan-Kerajaan Islam Melayu di Nusantara 37

BAB II

KERAJAAN-KERAJAAN MELAYU ISLAM DI NUSANTARA

Adapun kerajaan-kerajaan yang disenaraikan dengan pembahasan di bawah ini merupakan kerajaan yang tumbuh bersama kerajaan Melayu dan juga turut serta dalam penyebaran Agama Islam yang dilakukan oleh sang Raja di masa kerajaannya. Sebab, penulis banyak menemukan kerajaan-kerajaan Melayu yang jaya di masanya, namun tetap dibatasi yang menjadi fokus kajian dalam buku ini adalah kerajaan Melayu dalam perannya dalam penyebaran dan pengembangan agama Islam di wilayah kerajaannya masing-masing sekaligus menjadikan Islam sebagai agama resmi kerajaan yang diikuti oleh rakyatnya. Hal ini terlihat dari para penguasanya yang bergelar sultan sebagaimana lazimnya kerajaan-kerajaan Islam lainnya.

Kerajaan Samudera Pasai

Gambar: Peta Kerajaan Samudera Pasai

Page 60: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara38

Kesultanan Pasai, juga dikenal dengan Samudera Darussalam, atau Samudera Pasai, adalah kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatera, kurang lebih di sekitar Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia. Kerajaan Samudera Pasai yang berdiri pada abad ke-13 M di Lhoksumawe, Aceh Utara, telah berhasil membangun peradaban gilang-gemilang di bumi nusantara, tepatnya di tanah berjuluk "Serambi Makkah" itu. Menurut Marco Polo, raja pertama Kerajaan Samudera Pasai adalah Marah Silu atau Sultan Malik al-Saleh (1285-1297).

Nama lengkap kesultanan Samudera Pasai adalah “Samudera Aca Pasai”, yang artinya kerajaan Samudera yang baik dengan ibukotadi Pasai. (Zainuddin, 1961). Pusat pemerintahan kerajaan tersebut sekarang tidak ada lagi namun diperkirakan lokasinya berada di sekitar negeri Biang Melayu. Nama “Samudera” itulah yang dijadikan nama Pulau yang kini disebut dengan sumatera, seperti yang disebut oleh orang-orang Portugis, sebelumnya, nama wilayah tersebut adalah Pulau Perca.

Ada juga pendapat yang menyebutkan bahwa nama “Pasai” berasal dari kata “tapasai” yang artinya “tepi Laut”. Kata “tapa” masih banyak dijumpai dalam bahasa-bahas pollinesia yang berarti “tepi” kata “sal” dapat dimaknai sebagai “laut”, yang juga termasuk dalam kosakata Melayu-Polinesia atau Nusantara. Kata “Pasai” adalah sinonim dari kata “pantai”. Begitu juga kata “samudera yang berarti “tidak jauh dari laut”. Jadi baik “samudera” atau “pasai” mengandung arti yaitu “Negara yang terletakdi tepi laut” (Slamet Muljana, 2005)

Kesultanan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatera, kurang lebih di sekitar Kota Lhokseumawe, Aceh Utara Sekarang. Karena ditengarai, Kerajaan Samudera Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Nusantara. Hal ini

Page 61: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kerajaan-Kerajaan Islam Melayu di Nusantara 39

berdasarkan catatan pelaut Italia Marco Polo yang pernah singgah di Samudera Pasai pada 1292. Demikian juga catatan pengelana terkenal asal Maroko Ibnu Batutah yang singgah di Samudera Pasai sekitar tahun 1345. Bukti paling kuat dapat dilihat pada batu nisan penguasa pertama Samudera Pasai, Sultan Malik al-Saleh pada tahun 1297. (Ahmad Dahlan, 2010:44)

Dalam Hikayat Raja-raja Pasai disebutkan gelar Malik Al-Saleh sebelum menjadi raja adalah Merah Sile atau Merah Selu. Ia masuk Islam berkat pertemuannya dengan Syaikh Ismail, seorang utusan syarif Makkah yang kemudian memberinya gelar Sultan Malik Al-Saleh. Nisan itu didapatkan di Gampong Samudra bekas kerajaan Samudra Pasai tersebut dikutip dari (Reid, Anthony. 1998. Indonesian Heritage: Sejarah Modern Awal. Jakarta: Jayakarta Agung Offset.)

Merah Selu adalah putra Merah Gajah. Nama Merah Gajah merupakan gelar bangsawan yang lazim di Sumatra Utara. Selu kemungkinan berasal dari kata sungkala yang aslinya juga berasal dari sanskrit Chula. Kepemimpinannya yang menonjol membuat dirinya ditempatkan sebagai raja.

Dari hikayat itu pula, dijelaskan bahwa tempat pertama yang dijadikan sebagai pusat kerajaan Samudra Pasai adalah Muara Sungai Peusangan yaitu sebuah sungai yang cukup panjang dan lebar di sepanjang jalur pantai yang memudahkan perahu-perahu serta kapal-kapal mengayuhkan dayungnya ke pedalaman dan sebaliknya. Di muara sungai itu ada dua kota yang letaknya berseberangan yaitu Pasai dan Samudra. Kota Samudra terletak agak lebih ke pedalaman, sedangkan Pasai terletek lebih ke muara. Di tempat terakhir inilah banyak ditemukan makam-makam para raja.

Dalam hikayat tersebut diceritakan juga bahwa Merah Silu memiliki ayah Marah Gadjah dan Ibunya adalah Putri Betung.

Page 62: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara40

Merah Silu memiliki seorang saudara laki-laki bernama Marah Sum. Sepeninggal orang tuanya, dua bersaudara ini meninggalkan kediamannya dan mulai hidup mengembara. Marah Silu alias Sultan Malik Al Salih memeluk Islam atas bujukan utusan Dinasti Mamaluk dari Mesir, yakni Syeikh Ismail dan Fakir Muhammad. Keislaman Marah Silu ditegaskan kembali dalam Hikayat Raja Pasai dengan memberikan catatan bahwa Nabi Muhammad telah menyebutkan nama kerajaan Samudera dan juga agar penduduk di kerajaan tersebut diislamkan oleh salah seorang sahabat Nabi, dalam hal ini yang dimaksud adalah Syeikh Ismail. Dengan adanya catatan dari hikayat ini, bukan tidak mungkin ajaran agama Islam sudah masuk ke wilayah Aceh tidaklama setelah Nabi Muhammad wafat, yakni pada sekitar abad pertama tahun hijriyyah, atau sekitar abad ke 7 Masehi, dapat diperkirakan juga bahwa agama Islam yang masuk ke Aceh dibawa langsung dari Makkah.(Sufi dan Rusdi Wibowo :2006)

Kerajaan Samudera Pasai merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurlak, dengan raja pertama Malik al-Saleh. Merah Silu menyatukan sejumlah kerajaan kecil di wilayah Peurelak (Perlak) seperti Rimba Jreum dan Seumerlang, lalu mendirikan Kerajaan Samudera pada 1270 M.

Ketika Malik al-Salih dinobatkan sebagai Sultan Kerajaan Samudera pertama, acara penobatan dilakukan dengan gaya Arab, dimana Malik al-Salih dikenakan pakaian dari kerajaan anugerah dari Makkah. Ini berarti, penobatan dilakukan dengan cara Arab, bukan India. Dengan demikian jelaslah bahwa Malik al-Salih telah memeluk agama Islam pada saat dinobatkan menjadi Sultan kerajaan Samudera. Ditambah lagi penyebutan gelar kehormatan kepada raja tersebut berbahasa Arab yakni “Daulat Dirgahayu Syah Alam Zilluilahi fil-Alam. (M. Said. 1963.)

Page 63: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kerajaan-Kerajaan Islam Melayu di Nusantara 41

Gambar:batu nisan Marah Silu atau Sultan Malik al-Salih

Raja-Raja Kerajaan Islam Samudra Pasai1. Malik al-Saleh (1207 M)

Malik al-Saleh atau Meurah Silu merupakan pendiri kerajaan Samudra Pasai. Hal tersebut diketahui melalui tradisi Hikayat Raja-raja Pasai, Hikayat Melayu, dan hasil penelitian dari sarjana-sarjana Barat, khususnya sarjana Belanda seperti Snouck Hurgronye. Dalam Hikayat Raja-raja Pasai disebutkan gelar Malik al-Saleh sebelum menjadi raja adalah Meurah Silu. Ia masuk Islam berkat pertemuannya dengan Syekh Ismail, seorang utusan Syarif Mekah yang kemudian memberinya gelar Sultan Malik al-Saleh. Meurah Silu atau malik al-Saleh adalah putera dari Meurah Gajah. Nama Meurah Silu merupakan gelar bangsawan yang lazim di Sumatra Utara. Kepemimpinannya yang menonjol menempatkan dirinya menjadi raja/sultan di kerajaan Samudra Pasai.

2. Al-Malikush Zhahir I (1297-1326 M)

Al-Malikush Zhahir I adalah putera dari Malik al-Saleh. Menurut sejarah Melayu, Malik al-Saleh mempunyai dua putra, yaitu

Page 64: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara42

Al-Malikush Zhahir dan Al-Malikush Manshur.

Dengan demikian, yang mengganti tahta raja kerajaan Samudra Pasai setelah Malik al-Saleh adalah Al-Malikush Zhahir I.

3. Al-Malikush Zhahir II (1326-1348 M)

Sultan kerajaan Samudra Pasai yang ketiga bernama Raja Ahmad, raja ini bergelar Al-Malikush Zhahir II. Dalam catatan Ibnu Battuta, Al-Malikush Zhahir merupakan raja yang sangat teguh memegang agama dan baginda bermazhab Syafi’i. Baginda suka sekali mengembangkan agama ke negeri-negeri yang berdekatan dan negeri yang belum memeluk agama Islam.

Selain kemajuan agama Islam dan mazhab Syafi’inya, sultan Zhahir II juga mempunyai armada kapal dagang yang besar. Zhahir II sangat baik hati terhadap para pedagang yang berdagang di negerinya dan terhadap para ulama Islam. Oleh karena itulah, samudra Pasai menjadi sebuah bandar yang besar dalam perniagaan dan menjadi pusat studi agama Islam. Tetapi dalam bidang politik, Samudra Pasai mengalami masa kemunduran. Itu terjadi karena lebih mementingkan studi Islam.[6]

4. Zainal Abidin (± 1350 M)

Setelah Malikush Zhahir II yang bijaksana itu meninggal, maka naik putranya Zainal Abidin menjadi raja Samudra Pasai. Zainal Abidin menjadi raja pada usia yang masih kecil, sehingga yang menjalankan pemerintahan tinggalah pembesar-pembesar kerajaan saja. Terasa kekosongan di kerajaan, karena meninggalnya Al-Malikush Zhahir II. (melayuonline.com)

Kerajaan Samudra Pasai yang didirikan oleh Marah Silu bergelar Sultan Malik al- Saleh, sebagai raja pertama yang memerintah tahun 1285 – 1297. Pada masa pemerintahannya, datang seorang

Page 65: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kerajaan-Kerajaan Islam Melayu di Nusantara 43

musafir dari Venetia (Italia) tahun 1292 yang bernama Marcopolo, melalui catatan perjalanan Marcopololah maka dapat diketahui bahwa raja Samudra Pasai bergelar Sultan. Setelah Sultan Malik al-Saleh wafat, maka pemerintahannya digantikan oleh keturunannya yaitu Sultan Muhammad yang bergelar Sultan Malik al-Tahir I (1297 – 1326). Pengganti dari Sultan Muhammad adalah Sultan Ahmad yang juga bergelar Sultan Malik al-Tahir II (1326 – 1348).

Pada masa ini pemerintahan Samudra Pasai berkembang pesat dan terus menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan Islam di India maupun Arab. Bahkan melalui catatan kunjungan Ibnu Batutah seorang utusan dari Sultan Delhi tahun 1345 dapat diketahui Samudra Pasai merupakan pelabuhan yang penting dan istananya disusun dan diatur secara India dan patihnya bergelar Amir.

Kerajaan Aceh

Gambar: Kerajaan Aceh

Kesultanan Aceh Darussalam merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di provinsi Aceh, Indonesia. Kesultanan

Page 66: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara44

Aceh terletak di utara pulau Sumateradengan ibu kota Bandar Aceh Darussalam dengan sultan pertamanya adalah Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada Ahad, 1 Jumadil awal 913 H atau pada tanggal 8 September 1507.

Aceh adalah wilayah yang besar dan dihuni oleh beberapa pemerintahan besar pula. Selain Kesultanan Aceh Darussalam dan Samudera Pasai, di tanah ini telah berdiri pula Kerajaan Islam Lamuri selain Kesultanan Malaka yang memiliki peradaban besar di Selat Malaka. Kemunculan Kesultanan Aceh Darussalam tidak lepas dari eksistensi Kerajaan Islam Lamuri.

Salah seorang sultan yang terkenal dari Kerajaan Islam Lamuriadalah Sultan Munawwar Syah. Sultan inilah yang kemudian dianggap sebagai moyangnya Sultan Aceh Darussalam yang terhebat, yakni Sultan Iskandar Muda. Pada akhir abad ke-15, dengan terjalinnya suatu hubungan baik dengan kerajaan tetangganya, maka pusat singgasana Kerajaan Lamuri dipindahkan ke Mahkota Alam, yang dalam perkembangannya menjadi Kesultanan Aceh Darussalam. (Sufi dan Rusdi Wibowo, 2006).

Kerajaan aceh yang terletak dibagian utara pulau sumatera ini didirikan oleh sultan ali mughayat syah pada 1496 m, sekaligus sebagai sultan yang pertama. Pada mulanya kerajaan ini berdiri dibekas kerajaan lamuri. Kerajaan lamuri termasuk kerajaan tua di ujung barat pulau sumatera. Pada awalnya kedatangan orang-orang Belanda disambut hangat oleh penduduk Aceh. Akan tetapi, kemunculan kaum pedagang Belanda di Aceh ternyata dianggap menimbulkan ancaman tersendiri bagi orang-orang Portugis yang sudah berada di sana sebelumnya. Portugis sendiri pada akhirnya dapat dilenyapkan dari bumi Aceh Darussalam pada 1606 berkat kegemilangan serangan yang dipimpin oleh Perkasa Alam yang kelak menjadi Sultan Aceh Darussalam dan mashyur dengan nama

Page 67: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kerajaan-Kerajaan Islam Melayu di Nusantara 45

Sultan Iskandar Muda (Langen, van, K.F.H. 1986)

Sumber:internet

Di masa pemerintahan sultan iskandar muda, terjadi penaklukan kerajaan dikawasan tanah semenanjung melayu yang di mulai dari pahang untuk menguasai sumber timah. Pada 1629, aceh menyerang portugis di malaka dengan armada terdiri dari 500 buah kapal perang dan 60.000 orang tentara laut. Pada tahun yang sama aceh merebut kedah dan membawa banyah orang melayu kedah ke aceh. Kerajaan perak juga mereka kuasai.

Proses belajar di Aceh diawali dengan jenjang pendidikan enjang pendidikan yang ada di Kerajaan Aceh Darussalam diawali pendidikan terendah Meunasah (Madrasah), yang berarti tempat belajar atau sekolah, terdapat di setiap gampong dan mempunyai multi fungsi antara lain:

- Sebagai tempat belajar Al-Qur’an

- Sebagai Sekolah Dasar, dengan materi yang diajarkan yaitu menulis dan membaca huruf Arab, Ilmu agama, bahasa Melayu, akhlak dan sejarah Islam.

Page 68: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara46

Fungsi lainnya adalah sebagai berikut:

- Sebagai tempat ibadah sholat 5 waktu untuk kampung

- Sebagai tempat sholat tarawih dan tempat membaca Al-Qur’an di bulan puasa.

- Tempat kenduri Maulud pada bulan Mauludan.

- Tempat menyerahkan zakat fitrah pada hari menjelang Idhul Fitri atau bulan puasa

- Tempat mengadakan perdamaian bila terjadi sengketa antara anggota kampung.

- Tempat bermusyawarah dalam segala urusan

- Letak meunasah harus berbeda dengan letak rumah, supaya orang segera dapat mengetahui mana yang rumah atau meunasah dan mengetahui arah kiblat sholat. (Sulaiman, 1997)

Selanjutnya sistem pendidikan di Dayah (Pesantren) seperti di Meunasah tetapi materi yang diajarkan adalah kitab Nahu, yang diartikan kitab yang dalam Bahasa Arab, meskipun arti Nahu sendiri adalah tata bahasa (Arab). Dayah biasanya dekat masjid, meskipun ada juga di dekat Tengku yang memiliki dayah itu sendiri, terutama dayah yang tingkat pelajarannya sudah tinggi. Oleh karena itu orang yang ingin belajar nahu itu tidak dapat belajar sambilan, untuk itu mereka harus memilih dayah yang agak jauh sedikit dari kampungnya dan tinggal di dayah tersebut yang disebut Meudagang. Di dayah telah disediakan pondok-pondok kecil mamuat dua orang tiap rumah.

Bidang pendidikan di kerajaan Aceh Darussalam benar-benar menjadi perhatian. Pada saat itu terdapat lembaga-lembaga negara

Page 69: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kerajaan-Kerajaan Islam Melayu di Nusantara 47

yang bertugas dalam bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan yaitu:

1. Balai Seutia Hukama, merupakan lembaga ilmu pengetahuan, tempat berkumpulnya para ulama, ahli pikir dan cendikiawan untuk membahas dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

2. Balai Seutia Ulama, merupakan jawatan pendidikan yang bertugas mengurus masalah-masalah pendidikan dan pengajaran.

3. Balai Jama’ah Himpunan Ulama, merupakan kelompok studi tempat para ulama dan sarjana berkumpul untuk bertukar fikiran membahas persoalan pendidikan dan ilmu pendidikannya.

Tokoh pendidikan agama Islam lainnya yang berada di kerajaan Aceh adalah Hamzah Fansuri. Ia merupakan seorang pujangga dan guru agama yang terkenal dengan ajaran tasawuf yang beraliran wujudiyah. Diantara karya-karya Hamzah Fansuri adalah Asrar Al-Aufin, Syarab Al-Asyikin, dan Zuiat Al-Nuwahidin. Sebagai seorang pujangga ia menghasilkan karya-karya, Syair si burung pungguk, syair perahu.

Foto: Hamzah Fansuri

Page 70: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara48

Dengan melihat banyak para ulama dan pujangga yang datang ke Aceh, serta adanya Perguruan Tinggi, maka dapat dipastikan bahwa kerajaan Aceh menjadi pusat studi Islam. Karena faktor agama Islam merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat Aceh pada periode berikutnya. Menurut B.J. Boland, bahwa seorang Aceh adalah seorang Islam.

Kerajaan Asahan

Sumber:Wikipedia.co.id

Kesultanan Asahan adalah sebuah kesultanan yang telah berdiri sejak tahun 1630 Masehi di wilayah yang sekarang menjadi Kota Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Kabupaten Batubara, Kabupaten Labuhan batu Utara, Kabupaten Labuhanbatu, dan Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Kesultanan ini ditundukkan Belanda pada tahun 1865, hingga akhirnya kesultanan Asahan melebur ke dalam negara Republik Indonesia pada tahun 1946.

Pada tahun inilah Sultan Abdul Jalil mendirikan Kerajaan Asahan. Beliau adalah putra Sultan Iskandar Muda dari Aceh yang menikah dengan Siti Ungu Selendang Bulan, putri penguasa Asahan di masa itu. Pernikahan ini berlangsung sewaktu Sultan Iskandar Muda beristirahat di Asahan ketika dalam perjalanan ke Johor pada 1612 M. di Asahan beliau membangun sebuah balai sebagai tempat penghadapan tepatnya di hulu sungai Asahan.

Page 71: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kerajaan-Kerajaan Islam Melayu di Nusantara 49

Setelah itu rombongan Iskandar Muda melanjutkan perjalanan ke sebuah tanjung yang merupakan pertemuan dua buah sungai, yaitu sungai Asahan dan sungai Silau. Kawasan ini kemudian menjadi perkampungan bernama Tanjung balai. Kemudian hari berkembang pula menjadi pelabuhan yang banyak disandari kapal-kapal dagang dari Aceh dan Melaka. Di masa itu bahasa Melayu kian berkembang karena digunakan para saudagar sebagai bahasa komunikasi dalam perdagangan. Kelak Tanjung balai menjadi pusat Kerajaan Asahan.

Pengaruh Kesultanan Asahan terhadap sejarah perkembangan Islam di Sumatera Utara memang kuat. Terbukti, dari peninggalan tertulis warisan Kerajaan Asahan, semua berkaitan dengan buku-buku di bidang keagamaan yang dikarang oleh para ulama untuk kepentingan pengajaran. Berikut ini beberapa buah buku yang dikarang oleh Syeikh Abdul Hamid di Asahan, yaitu Ad-Durusul Khulasiyah, Al-Mathalibul Jamaliyah, Al-Mamlakul `Arabiyah, Nujumul Ittiba, Tamyizut Taqlidi Minal Ittiba, Al-Ittiba, Al-Mufradat, Mi`rajun Nabi. (diolah dari beberapa sumber)

Sumber: wikipedia Kerajaan Aru

Kerajaan ini bernama Haru atau Aru. Kerajaan Aru tepatnya berada di wilayah pantai timur Sumatera bagian utara. Tun Sri Lanang dalam Sulalatus Salatin menyebutkan, kerajaan Aru merupakan sebuah kerajaan besar yang dapat disetarakan Melaka dan Samudera Pasai. Menurut winstedt, kerajaan Aru merupakan pusat kerajaan

Page 72: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara50

berada di wilayah kerajaan Deli. Sedangkaan ahli yang lain bernama Groeneveldt berpendapat, pusat Kerajaan Aru berada di muara sungai Barumun (Padang Lawas). Sedangkan Gilles berpendapat, berada di dekat Belawan. Ada juga yang berkesimpulan terletak di muara Sungai Wampu atau Teluk Aru.

Berdasarkan catatan China masa Dinasti Yuan, pada tahun 1282 Kublai Khan pernah menuntut kerajaan ini tunduk kepadanya. Pada 1295 kerajaan ini mengirim upeti kepada penguasa Mongol itu. Sedangkan catatan China masa Dinasti Ming mrnyebutkan, Sultan Husin (catatan China menyebutkan dengan Su-lu-tang Husin) dari kerajaan ini mengirimkan upeti ke China pada 1411. Pada 1412 laksamana Cheng Ho dari China berkunjung ke kerajaan ini dan pada 1431 Cheng Ho mengirim hadiah kepada penguasa Aru.

Kerajaan Aru mempunyai hubungan baik dengan Kemaharajaan Melayu di Tanah Semenanjung dan Kepulauan Riau. Ketika sultan mahmud Syah I diusir Portugis dari Melaka pada 1511, Aru turut membantu untuk mendapatkan kembali Melaka. Bahkan pada 1520, Sultan Mahmud Syah menikahkan salah seorang putrinya dengan Pangeran Husain dari kerajaan Aru di istananya di Pulau Bintan

Pasukan Portugis pernah diburu Aceh sampai ke Kerajaan Aru pada 1524. Pasukan Aceh pernah pula menyerang kerajaan ini pada januari dan November 1539. Bersama Kemaharajaan melayu ketika berpusat di Johor, Kerajaan Aru pernah meluluhlantakkan armada Aceh yang menyerangnya pada 1540. Sultan Alauddin Riayat Syah II, penguasa Kemaharajaan Melayu ketika itu, pernah pula menikah dengan Ratu kerajaan Aru. Dalam abad ke-16, Aru merupakan salah satu terkuat dan turut memainkan peran penting dalam perdagangan di Selat Melaka.

Page 73: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kerajaan-Kerajaan Islam Melayu di Nusantara 51

Sebagaimana disebutkan dalam hikayat Aceh dan sumber Eropa, Aceh kembali menyerang Aru pada 1564. Namun lagi-lagi Kemaharajaan Melayu membantu Aru. Namun, di masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang naik takhta di Kerajaan Aceh tahun 1607, Aceh berhasil menaklukkan Aru tahun 1613. Dengan mengerahkan ribuan tentara dan 70 ekor gajah tunggangan yang diangkut dengan kapal laut serta persenjataan perang lengkap, Aceh berhasil meluluhlantakkan Kerajaan Aru, bahkan menangkap rajanya. Aru kemudian dijajah Aceh dan baru merdeka tahun 1699.

Tidak dikenal pasti tahun berdirinya kerajaan ini. Sumber yang menyatakan para pemimpin Kerajaan Aru awal dan masa pemerintahannya sulit ditemukan. Namun kerajaan ini pernah dipimpin Sultan Husin (yang kelak dinikahi Sultan Alauddin Riayat Syah II dari Kemaharajaan Melayu). Selanjutnya kerajaan ini dipimpin Sultan Husain (yang masih Pangeran ketika menikah dengan putri Sultan Mahmud Syah di Pulau Bintan). Namun masih memerintah para penguasa kerajaan ini sulit diketahui.

Adapaun agama Islam masuk ke kerajaan ini pada abad ke-13 M. Sulalatus Salatin menyimpulkan, kerajaan ini lebih dahulu memeluk Islam dari pada Samudera Pasai. Pendapat ini juga didukung Tome Pires, namun belum seluruh penduduknya beragama Islam.

Kerajaan Deli

Foto :Lambang Kerajaan Deli

Page 74: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara52

Nama Deli sendiri sebenarnya telah ada dalam arsip VOC (vereenigde Oost Indische Compannie) di Mala, yakni dalam catatan bulan April 1641 adalah waktu di mana Belanda berhasi merebut Malaka dari portugis. Selanjutnya Arsip belanda lainnya nama Delo juga terdapat ketika Sultanah Aceh Darusalam menyatakan bahwa Belanda boleh berdagang sampai ke Deli dan Besitang. (melayuonline.com)

Disaat berada dibawah jajahan Kerajaan Aceh, Tuanku Panglima Gocah mendirikan Kerajaan Deli pada 1632. Menurut Hikayat Deli, beliau dikenal juga dengan nama Muhammad Dalik yang menjadi Laksamana Kerajaan Aceh. Disebut pula laksamana Khuja Bintan. ada juga sumber yang menyebutkan beliau merupakan keturunan bangsawan dari Delhi-India.

Secara garis besar, wilayah kekuaasaan kesultanan Deli terbagi menjadi dua, yakni wilayah Hilir yang dialami suku bangsa Melayu dan sudah memeluk agama Islam, serta wilayah Hulu yang dihuni suku bangsa Karo yang kebanyakan belum memeluk agama Islam karena masih mempercayai keyakinan lehuhur mereka.

Adapun para peneraju pemerintahan Kerajaan Deli adalah: Tuanku Panglima Gocah Pahlawan (1632-1653),Tuanku Panglima Perunggit (1669-1698), Tuanku Panglima Paderap (1698-1723), Tuanku Panglima Pasutan (1723-1761) dan Tuanku Panglima Gandar Wahid (1762-1805). Ketika resmi sebagai kerajaan Islam, selanjutnya Kerajaan Deli dipimpin oleh para sultan, yaitu: Sultan Amaluddin Mangendar (1805-1850), Sultan Osman Perkasa Alam Syah (1850-1858), Sultan Mahmud al-Rasyid (1858-1873), Sultan Ma’moen al-Rasyid (1873-1924), dan Sultan Amaluddin al-Sani Perkasa Alamsyah (1924-1945).

Page 75: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kerajaan-Kerajaan Islam Melayu di Nusantara 53

Pada tahun 1873-1924, di masa kesultanan Makmun ak-Rasyid perkasa Alam Shah mengalami masa-masa kemakmuran. Salah satunya membangun sejumlah simbol kejayaan Kesultanan Deli, antara lain Istana Agung Maimoon pada tahun 1888. Disamping itu juga mendirikan gedung mahkamah kerapatan Besar dan masjid Raya Al-Mansun pada tahun 1906. (Tengku Luchman Sinar, 2007)

Foto: Masjid Raya Al Mashun di Medan

Foto: Istana Maimun di Medan.

Page 76: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara54

Kedua gambar di atas merupakan simbol kejayayaan Islam yang telah dibawa oleh kerajaan Deli. Balai kerapatan merupakan tempat berkumpulnya para tokoh-tokoh kerajaan untuk menyelesaikan persoalan umat. Selanjutnya masjid merupakan tempat ibadah. Artinya pekerjaan dunia mereka lakukan tanpa meninggalan rutinitas akhirat.

Kerajaan Dharmasraya atau Swarnabhumi

Sumber:www.slideshare.net

Dharmasraya merupakan sebuah nama ibu kota dari sebuah Kerajaan Melayu di Sumatera. Nama ini muncul seiring dengan melemahnya kerajaan Sriwijaya setelah serangan Rajendra Chola I (raja Chola dari Koromandel) pada tahun 1025.

Sebagaimana diketahui Jambi merupakan kerajaan tua yang berdiri sekitar tahun 688, Jambi digabungkan Maharaja Jayanasa ke dalam Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya mulai melemah sejak diserang Kerajaan Chola dai India pada 1025. Berikutnya Sriwijaya dikuasai Jambi pada 1088. Ekspedisi Pamalayu atau penaklukan kerajaan Melayu di Sumatera oleh Kerajaan Singosari berhasil menaklukkan Jambi pada 1285. Kerajaan Jambi kemudian berubah nama menjadi Kerajaaan Dharmasraya.

Penguasa Dharmasraya, Sri Tribuanaraja Mauliwarmadewa memiliki dua puteri dengan isterinya Putri Reno Mandi, yaitu Dara

Page 77: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kerajaan-Kerajaan Islam Melayu di Nusantara 55

Jingga dan Dara Petak. Kedua puteri Melayu ini kemudian dibawa tentara Singosari ke Pulau Jawa.

Adapun Raja-raja yang pernah memerintah di Dharmasraya –Melayu diantaranya:

1. Pangeran Suryanarayana ( tahun 1100 )

2. Maha Raja Diraja Sri Buana Mauliwarmadewa (1230 M-1290 M)

3. Maha Sora (Lembu Sora) (1290-1300 )

4. St Muhammad Syah bin Sora ( Pramessora ) (1300-1343 M)

5. Maharaja Diraja Adtyawarman ( 1343-1347 M)

6. Adikrama/ putra Pramesora ( 1347-1393 M)

7. Guci Rajo angek Garang ( 1425 M-1560 M)

8. Tiang Panjang (1425-1560 M) (www. slideshare.net)

Di wilayah kerajaan ini telah ditemukan beberapa prasasti bahasa Melayu kuno menggunakan huruf Pallawa, sehungga dapat dijadikan landasan bahwa kerajaan dan rakyatnya merupakan penutur bahasa Melayu. (ahmad dahlan, 2015:454)

Dharmasrayaa yang dulunya nama kerajaan, sekarang merupakan sebuah kabupaten baru dan berdiri secara adminstrasi pada tanggal 7 Januari 2004 pada wilayah propinsi Sumatera Barat. Dharmasraya menjadi pintu gerbang Sumbar dari jalur lintas Timur, Karena daerah ini berbatasan dengan propinsi Jambi dan Riau.

Secara pengelompokan terdapat dua peninggalan kebudaayaan Hindu-Budha dan kerajaan Islam. Untuk peninggalan Hindu-Budha masa raja Adtyawarman berupa arca, candi dan prasasti masih terjaga dengan baik. Demikian juga peninggaalan kerajaan Islam yang sampai sekarang masih memiliki keturunan dan

Page 78: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara56

memegang gelar ahli waris kerajaan. Namun secara pastinya Islam sudah masuk mempengaruhi kebudayaan Hindu-Budha sejak tahun 1300 M, karena adanya raja yang bergelar Sultan Muhammad.

Namun sampai sekarang masyarakatnya merupakan kelompok jamaah Islam Sattariyah. Sebuah Tarekat atau aliran tarekat yang pertama kali muncul di India pada abad ke 15. Tarekat ini dinisbahkan kepada tokoh yang mempopulerkan dan berjasa mengembangkannya bernama Abdullah asy-Syattar.

Salah satu peninggalan yang erat dengan peradaban Islam di kerajaan ini berupa masjid tua, istana dan kuburan para raja.

Sangat banyak pusat-pusat peninggalan yang bernuansa Islam, namun penulis tertarik pada peninggalan Masjid Tua Siguntur, masjid ini berumur 100 tahun lebih. Masjid ini mempunyai atap berbentuk tumpang 3 dari bahan seng, dengan ditumpang oleh 1 buah tiang soko guru serta dikelilingi 12 buah tiang lainnya. Dulunya masjid ini berlantaikan kayu seperti umumnya rumah gadang, namun karena dimakan usia akhirnya dipugar dengan lantai semen dan masih mempertahankan nilai sejarahnya.

Foto (Masjid siguntur merupakan bangunan bersejarah yang berdasarkan sumber lokal berhubungan dengan Kerajaan

Dharmasraya di Swarnabhumi (Sumatera).

Page 79: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kerajaan-Kerajaan Islam Melayu di Nusantara 57

Pada abad ke-14, agama Islam masuk ke Kerajaan Siguntur. Pada waktu itu yang berkuasa adalah raja Pramesora yang berganti nama menjadi Sultan Muhamad Syah bin Sora Iskandarsyah. Selanjutnya kerajaan Siguntur bernaung dibawah Kerajaan Alam Minangkabau. Salah satu bukti Kerajaan Siguntur menganut agama Islam terlihat pada masyarakat yang memegang prinsip syarak bersandi Kitabullah.

Kerajaan Pagaruyung

Sumber: internet

Pagaruyung salah satu kerajaan yang pernah berdiri di Sumatera, wilayahnya terdapat di sebuah provinsi Sumatera bagian barat sekarang. Nama kerajaan ini dirujuk dari nama pohon Nibung atau Ruyung

Nibung dalam istilah merupakan tumbuhan asli kawasan Asia Tenggara, tinggi pohon mencapai 20 meter, batangnya lurus berduri, digunakan untuk bahan bangunan atau lantai rumah, daun yang tua dipakai sebagai atap rumah, kekuatan pohon nibung pun bahkan dijadikan semacam pepatah, seperti “nibung bangsai bertaruk muda” yang menggambarkan tentang manusia yang masih berjiwa muda dan kuat, sekuat pohon nibung.

Page 80: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara58

Gambar: pohon nibung

Orang tua-tua dahulu menagatakan, dimana pohon nibung hidup, disitu sumber mata air jernih ada. Sedangkan Ruyung adalah kayu keras dari batang enau, kelapa untuk tangkai pacul atau sula.

Pagaruyung bukanlah sekadar diksi tanpa arti dan makna. Bukanlah pula sekadar sebutan yang biasa kita temukan dalam mitos, ataupun hanya sekadar nama sebuah identitas pusat kekuasaan Raja Minangkabau. Pagaruyung memiliki makna khusus dalam adat. Setiap pohon yang berteras di luar memiliki kekuatan yang khas.

Selanjutnya penulis lebih rinci mengutip tulisan Ahmad dahlan (2015: 454) bahwa Kerajaan pagaruyung sudah sejak lama ada. Bahkan, Menurut Sejarah Riau, setelah dirajakan di Kuantan, di awal abad ke-14 M. Sang Sapurba yang berasal dari Bukit Siguntang, Palembang itu, sempat juga dirajakan Pagaruyung. Kemudian Adityawarman yang sebelumnya bekerajaan di Dharmasraya/Swarnabhumi, memindahkan pusat pemerintahannya ke Pagaruyung pada 1347M.

Pada masa sekarang, masyarakat yang bermukim di bekas wilayah Kerajaan Pagaruyung yang menyebut dirinya sebagai orang Melayu Minagkabau, adalah pemeluk agama Islam yang taat. Orang Melayu Minangkabau juga berkomunikasi dalam bahasa Melayu, namun dalam dialek Minangkabau yang khas.

Page 81: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kerajaan-Kerajaan Islam Melayu di Nusantara 59

Melayu Minangkabau juga terkenal sebagai bahasa perantau yang banyak bermukim di hampir semua wilayah Nusantara, termasuk di Tanah Semenajung Malaysia (terutama di Negeri Sembilan) dan Kepulauan Riau. Belakangan, Melayu Minangkabau yang merantau ke banyak daerah di Indonesia lazim juga disebut atau menyebut dirinya sebagai “Orang Padang “ (dapat dipastikan karena bekas wilayah Kerajaan Pagaruyung yang kemudian menjadi Provinsi Sumatera Barat ibukotanya Padang).

Adapun pengaruh Islam di Pagaruyung berkembang sekitar pada abad ke-16, yaitu melalui para musafir dan guru agama yang singgah atau datang dari Aceh dan Malaka. Salah satu murid ulama Aceh yang terkenal Syaikh Abdurrauf Singkil (Tengku Syiah Kuala), yaitu Syaikh Burhanuddin Ulakan, adalah ulama yang dianggap pertama-tama menyebarkan agama Islam di Pagaruyung. Pada abad ke-17, Kerajaan Pagaruyung akhirnya berubah menjadi kesultanan Islam. Raja Islam yang pertama dalam tambo adat Minangkabau disebutkan bernama Sultan Alif.

Dengan masuknya agama Islam, maka aturan adat yang bertentangan dengan ajaran agama Islam mulai dihilangkan dan hal-hal yang pokok dalam adat diganti dengan aturan agama Islam. Pepatah adat Minangkabau yang terkenal: "Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah", yang artinya adat Minangkabau bersendikan pada agama Islam, sedangkan agama Islam bersendikan pada Al-Qur'an. Namun dalam beberapa hal masih ada beberapa sistem dan cara-cara adat masih dipertahankan dan inilah yang mendorong pecahnya perang saudara yang dikenal dengan nama Perang Padri yang pada awalnya antara Kaum Padri (ulama) dengan Kaum Adat, sebelum Belanda melibatkan diri dalam peperangan ini. (www.wikipedia.org).

Page 82: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara60

Selain itu dalam perangkat adat juga muncul istilah Imam, Katik (Khatib), Bila (Bilal), Malin (Mu'alim) yang merupakan pengganti dari istilah-istilah yang berbau Hindu dan Buddha yang dipakai sebelumnya misalnya istilah Pandito (pendeta).

Kerajaan Serdang

Foto: Peta kerajaan Serdang

Kesultanan Serdang berdiri tahun 1723M dan bergabung dengan Republik Indonesia tahun 1946. Kesultanan ini berpisah dari Deli setelah sengketa tahta kerajaan pada tahun 1720M. Sejarah berdiri dan berkembangnya Kesultanan Serdang (1720-1946) tidak bisa dipisahkan dari peranan agama Islam yang turut mempengaruhi dan mewarnai era kegemilangannya.

Saluran-saluran Islamisasi yang berkembang di Kesultanan Serdang meliputi perdagangan, perkawinan, tasawuf, pendidikan, kesenian, dan politik. Di zaman Sultan Sulaiman Syariful Alamsyah yang berlangsung cukup lama yakni dari era masa ketika kolonialisme Belanda berkuasa (1866) hingga pasca kemerdekaan Republik Indonesia (1946), Islam semakin berkembang dengan pesat. Selain sebagai kepala pemerintahan, Sultan juga adalah Khalifah Fil Ardi, atau disebut juga dengan Amirul Mukminin dimana Sultan juga

Page 83: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kerajaan-Kerajaan Islam Melayu di Nusantara 61

mengangkat alim ulama untuk mengurusi seluk-beluk keagamaan dengan melantik Qadhi, membentuk Majelis Syar’i yang berfungsi untuk menjalankan syariat Islam di tengah masyarakat, mendirikan madrasah dan sekolah.

Temuan hasil penelitian ini menyatakan bahwa proses masuk dan berkembangnya Islam di Serdang dapat dilihat melalui jalur perdagangan, dakwah, perkawinan, ajaran tasawuf (tarekat), kesenian, pendidikan dan juga politik. Semua unsur tersebut mendukung proses berkembangnya Islam di Serdang.

Masuknya Islam membawa pengaruh yang besar terhadap budaya Melayu sehingga memberikan ciri keislaman yang kuat. Pandangan hidup orang Melayu menjadi identik dengan pandangan hidup berdasarkan Islam. Oleh karena itu, muncul pemahaman bahwa salah satu syarat untuk menjadi orang Melayu adalah dengan memeluk Islam. Apabila seorang non-Islam melepaskan agamanya kemudian menganut Islam, maka ia diakui sebagai orang Melayu.

Melayu identik dengan agama Islam, hal ini merupakan fakta sejarah yang tak dapat dipungkiri. Di tengah-tengah masyarakat lazim dikenal dengan istilah masuk Melayu yang berarti masuk Islam. Demikian juga halnya dengan Kesultanan Serdang. Dapat dikatakan hampir seluruh elemen dalam Kesultanan Serdang merupakan elemen Islam. Kesultanan Serdang juga memiliki lambang kerajaan yang berbentuk bulan setengah bulatan sebagaimana lambang kerajaan-kerajaan Islam lainnya. Ada juga motto kerajaan yang berada di atas pita yang berbunyi Al Watsiqu billah, ditulis dengan aksara Arab. Tulisan itu mempunyai makna berpegang teguh kepada tali Allah SWT. Sesuai dengan maksudnya bahwa Kerajaan Serdang menggunakan syariat Islam.

Page 84: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara62

Nuansa Islam mewarnai kehidupan Melayu dengan berbagai dimensinya. Islam terefleksikan dalam dua aspek budaya Melayu Serdang, yaitu seni dan ritual. Unsur-unsur Islam yang terdapat dalam banyak kesenian Melayu di kawasan Pesisir Timur Sumatera Utara antara lain: Zapin, Zikir, Berzanji, Marhaban, Rodat, Ratib, Hadrah, dan Nasyid, salah satu dari enam jenis klasifikasi kelompok tarian Melayu menurut Shepperd.

Sedangkan untuk pelaksanaan dan pelestarian ritual adat Melayu, sangat terkait antara lain dengan peran raja. Sejak berdirinya Kerajaan Serdang di tahun 1723 M, raja berkuasa atas 3 unsur yaitu:

1. Sebagai Kepala Pemerintahan Kerajaan.2. Sebagai Khalifatullah Fil Ard (Pemimpin Agama Islam)3. Sebagai Kepala Adat

Foto:Istana Kesultanan Serdang yang baru di Melati Kebun, Pegajahan, Serdang Bedagai. Pembangunan istana ini diprakarsai

oleh Sultan Lukman Sinar Bashar Shah II.

Kerajaan Aru yang kemudian menjadi kerajaan Deli dan Serdang merupakan salah satu pusat perkembangan bahasa Melayu di tanah air sampai kini. Masyarakat yang bermukim di bekas wilayah tiga kerajaan ini (sekarang menjadi kabupaten Deli-Serdang) tetap menggunakan bahasa Melayu. Masyarakat Melayu kabupaten Deli-Serdang juga memeluk agama Islam.

Page 85: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kerajaan-Kerajaan Islam Melayu di Nusantara 63

Kerajan Brunei

Kerajaan Brunei adalah salah satu kerajaan tertua diantara kerajaan-kerajaan lain di tanah Melayu. Sebelum abad ke-16, Brunei memainkan peranan penting dalam penyebaran Islam di Wilayah Kalimantan dan Filipina. Sesudah merdeka di tahun 1984, Brunei kembali menunjukkan usaha serius dalam upaya penyebaran syiar Islam, termasuk dalam suasana politik yang masih baru. Keberadaan kerajaan Brunei diperoleh berdasarkan catatan Cina, Arab, dan Tradisi Lisan. Dalam catatan sejarah Cina, Brunei pada jaman dahulu dikenal degan nama Po-li,Po-lo, Poni atau Puni dan Bunlai.

Mengacu pada sejarah Cina di atas, kerajaan Brunei telah ada semenjak abad ke -6 M. Hal itu terbukti dengan adanya hubungan perdagangan Brunei dengan Dinasti Liang (502-566M) di Cina saat itu. Selanjutnya berubah menjadi sebutan Po-li saat terjadi hubungan dengan Dinasti Sung (960-1279M), dan kemudian menjadi Po-ni (Puni) semasa Dinasti Ming (1368-1643 M). (Lihat Al-Sufri, Haji Awang Mohd Jamil, 2001)

Meskipun awalnya bersentuhan dengan Cina, tapi Islam begitu diterima dalam kerajaan Brunei. Menurut John L. Esposito seorang orientalis yang pruduktif banyak menulis tentang sejarah Islam, menurutnya bahwa Islam pertama kali datang di Brunei pada abad ke-15 dan yang pertama kali memeluk Islam adalah raja Berneo. Pendapat Esposito ini sejalan dengan pendapat lainnya bahwa pihak raja atau sultan yang lebih awal menyatakan diri masuk Islam, lalu kemudian diikuti oleh masyarakatnya.

(sumber http://id.scribd.com/doc/47596694/Makalah-Sejarah-Masuknya-Islam-di-Brunei-Darussalam)

Data dan informasi di atas memberi penegasan bahwa raja Brunei sejak dahulu besar perhatiannya terhadap Islam dan dapat

Page 86: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara64

diterima oleh lapisan masyarakat. Mereka dapat menerima Islam dengan baik ditandai dengan sambutan positifnya terhadap kedatangan pedagang Arab Muslim. Islam masuk di Brunei melalui suatu proses yang panjang tidak pernah berhenti. Menurut Ahmad M. Sewang ada suatu proses yang dinamakan adhesi, yaitu proses penyesuaian diri dari kepercayaan lama kepada kepercayaan baru (Islam). Proses tersebut juga disebut proses islamisasi yang dapat berarti suatu proses yang tidak pernah berhenti.

Raja-raja Brunei sejak dahulu kala secara turun temurun adalah kerajaan Islam dan setiap raja bergelar sultan. Kepemimpinan yang kental dengan nuasa Islam di masa kepemimpinan Sultan Hasanul Bolkiah. Sejak awal pengangkatannya, Sultan Hasanul Bolkiah pada tahun 1961 di usia sangat muda 21 tahun, beliau merombak sistem meneterian dan berusaha mewujudkan tata pemerintahan yang bersih, jujur, amanah, sesuai dengan konsep dan falsafah negara sebagai “Negara Melayu Islam Beraja.”

Pada masa ini, Sultan Hasanul Bolkiah juga mendirikan sebuah masjid termegah dan tersebar di Brunei, yang ia beri nama “Masjid Jami’ Asr-Hassanil Bolkiah”

Foto: Masjid Jami Ars-Hassanil Bolkiah Sumber: Internet

Page 87: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kerajaan-Kerajaan Islam Melayu di Nusantara 65

Masjid ini dibangun diatas laguna atau kolam buatan di tepi sungai Brunei di Kampong Ayer, "kampung yang terletak di atas air". Masjid ini memiliki menara marmer dengan kubah emas, dilengkapi taman yang permai dan air mancur. Taman indah yang mengelilingi masjid melambangkan taman surgawi dalam kepercayaan Islam.

Sebuah jembatan membentang di tengah laguna menuju Kampong Ayer di tengah sungai. Sebuah jembatan marmer lainnya menuju ke bangunan yang merupakan replika Perahu Mahligai Kerajaan milik Sultan Bolkiah yang memerintah pada abad ke-16. Bangunan ini dibangun untuk memperingati 1.400 tahun Nuzul Al-Quran, dan dimeriahkan diselesaikan pada tahun 1967 dan digunakan sebagai panggung Musabaqah Tilawatil Quran (lomba pembacaan Al-Quran) di Brunei.

Agama Islam atas dasar Undang-Undang Agama dan Mahkamah Kadi. Majelis ini bertugas menasehati Sultan dalam masalah agama Islam. Usaha lain yang dilakukan yaitu menjadikan Islam benar-benar berfungsi sebagai pandangan hidup rakyat Brunei dan satu-satunya idiologi negara. Untuk itu, dibentuklah jabatan Hal Ehwal Agama yang bertugas menyebarkan paham Islam. Untuk kepentingan penelitian agama Islam, pada tanggal 16 September 1985 didirikan pusat dakwah, yang juga bertujuan melaksanakan program dakwah serta pendidikan kepada pegawai-pegawai agama dan masyarakat luas dan pusat pameran perkembangan dunia Islam. Atas dasar itu, sehingga secara kuantitas masyarakat Muslim di Brunei semakin hari semakin bertambah banyak.

Selain berperan sebagai pusat penyebaran dan pengembangan agama Islam, kerajaan brunei juga tumbuh pesat sebagai pusat perdagangan yang disinggahi para pedagang manca negara, sehingga bahasa melayu juga digunakan sebagai lingua franca. Di masa sekarang rakyat dan negara brunei darussalam yang berazazkan

Page 88: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara66

Islam yang pemimpinnya diberi gelar sultan ini adalah penutur bahasa melayu.

Kerajaan Sulu

Foto: Lokasi Sulu di sudut barat daya Filipina Selatan

Kesultanan Sulu adalah sebuah pemerintahan muslim yang pernah suatu masa dahulu menguasai Laut Sulu di Filipina Selatan. Kesultanan ini didirikan pada tahun 1450M. Pada zaman kegemilangannya, negeri ini telah meluaskan perbatasannya dari Mindanao hingga negeri Sabah.

Negeri Sulu terletak di lepas pantai timur laut pulau Kalimantan. Pada 1380, seorang ulama keturunan Arab, Karim ul-Makdum memperkenalkan Islam di Kepulauan Sulu. Kemudian tahun 1390, Raja Bagindo yang berasal dari Minangkabau melanjutkan penyebaran Islam di wilayah ini. Hingga akhir hayatnya Raja Bagindo telah mengislamkan masyarakat Sulu sampai ke Pulau Sibutu.

Sekitar tahun 1450, seorang Arab dari Johor yaitu Shari'ful Hashem Syed Abu Bakr tiba di Sulu. Ia kemudian menikah dengan Paramisuli, putri Raja Bagindo. Setelah kematian Raja Bagindo, Abu Bakr melanjutkan pengislaman di wilayah ini. Pada tahun 1457, ia memproklamirkan berdirinya Kesultanan Sulu dan memakai gelar "Paduka Maulana Mahasari Sharif Sultan Hashem Abu Bakr".

Page 89: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kerajaan-Kerajaan Islam Melayu di Nusantara 67

Gelar "Paduka" adalah gelar setempat yang berarti tuan sedangkan "Mahasari" bermaksud Yang Dipertuan.

Dalam pandangan lain, Pertama kali agama Islam di bawa ke wilayah ini oleh seorang ulama keturunan arab yang berasal dari kerajaan aceh pada 1380 M. Sampai sekarang, masyarakat melayu yang mendiami bekas wilayah kerajaan sulu (terutama kepulauan mindanao) yang menjadi bagian dari negara filipina, merupakan pemeluk Islam yang taat. Sementara bekas kerajaan sulu yang berada di kepala pulau kalimantan menjadi daerah negara Brunei Darusslam pada masa sekarang ini, dan juga didiami masyarakat melayu beragama Islam dan penutur bahasa melayu. Sebagai kerajaan berazazkan Islam, pemimpin kerajaan sulu bergelar sultan. Hal ini terlihat dari silsilah kerajaan Sulu yang semuanya bergelar Sultan. Mulai dari Sultan Sharif ul Hasyim (1450-1480), Sultan Kamalud-Din ( 1480-1505) Hingga Sultan Jamalul-Kiram II (1894-1936)

Sultan dalam istilah berarti raja, diambil dari bahasa Arab. "keterangan" atau "dalil". Sultan kemudian dijadikan sebutan untuk seorang raja atau pemimpin Muslim, Sultan merupakan gelar bagi seseorang yang memiliki kekuasaan tinggi dalam sebuah negara (pemerintahan) Islam. Gelar ini pertama kali dipakai dalam Islam pada zaman pemerintahan Dinasti Abbasiyah (750-1258).

Kerajaan banjar

Kerajaan Banjar adalah kerajaan Islam di pulau kalimantan, dengan wilayah kekuasaannya meliputi sebagian besar daerah kalimantan pada saat sekarang ini. Pusat Kerajaan Banjar yang pertama adalah daerah di sekitar Kuin Utara (sekarang di daerah Banjarmasin), kemudian dipindah ke martapura setelah keraton di Kuin dihancurkan oleh Belanda.

Page 90: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara68

Kerajaan ini berdiri pada september 1526 dengan Sultan Suriansyah (Raden Samudera) sebagai Sultan pertama Kerajaan Banjar. Kerajaan Banjar runtuh pada saat berakhirnya Perang Banjar pada tahun 1905. Perang Banjar merupakan peperangan yang diadakan kerajaan Banjar untuk melawan kolonialisasi Belanda. Raja terakhir adalah Sultan Mohammad Seman (1862 – 1905).

Kemunculan Kerajaan Banjar tidak lepas dari melemahnya pengaruh negara Daha. Sebagai Kerajaan yang berkuasa saat itu. Tepatnya pada saat Raden Sukarama memerintah Negara Daha, menjelang akhir kekuasaannya dia mewasiatkan tahta kekuasaan Negara Daha kepada cucunya yang bernama Raden Samudera. Raden Samudera akhirnya menjadikan Islam sebagai agama negara dan rakyatnya memeluk agama Islam. Gelar yang dipergunakan oleh Raden Samudera sejak saat itu berubah menjadi Sultan Suriansyah. 1526 – 1545.

Pangeran Samudra yang kemudian bergelar Sultan Suriansyah, Raja pertama yang memeluk Islam. Salah satu peningglananya adalah masjid sultan Suriansyah.

Foto:Masjid: Sultan Suriansyah

Kerajaan banjar terletak di kalimantan selatan. Pada masa dahulu merupakan kerajaan yang besar dan berpengaruh. Walau

Page 91: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kerajaan-Kerajaan Islam Melayu di Nusantara 69

memiliki bahasa sendiri, yaitu bahasa banjar, dalam kerajaan ini muncul beberapa ulama yang menulis berbagai kitab dalam bahasa melayu klasik, di antaranya, syeikh Muhammad arsyad al-banjari, Muhd. Nafis al-banjari, syeikh usman shihabudin al-funtiani, jamaludin bin muhammad arsyad, muhammad ta’ib bin mas’ud al-banjari, dan masih banyak lagi. Bahkan, syeikh muhammad al-banjari yang tesohor itu telah mengarang sekitar 40 buah kitab dalam bahasa melayu klasik. Sebagai kerajaan berlandaskan Islam, pemimpin kerajaan banjar bergelar sultan.

Kerajaan Pattani

Pattani adalah salah satu Kerajaan Melayu yang berkategorikan sebagai kerajaan awal masuk Islam, kemudian berubah menjadi Kesultanan Melayu. Adapun lokasi wilayahnya pada masa sekarang ini umumnya yang dikategorikan Pattani adalah wilayah Pattani, Narathiwat, Yala dan Songhkla (Dalam Bahasa Melayu lebih dikenal dengan nama Senggora) di Thailand Selatan.

Pada abad ke 11 M, Islam sudah mulai tersebar luas di Pattani hingga kemudian Raja Pattani, Phya Tu Antara masuk Islam dan berganti nama menjadi Sultan Isail Syah Zhilulah fi al-Ardi. Pengislaman Raja Phya Tu Antara dilakukan oleh seorang ulama dari Pasai, Aceh, bernama Syaih Said.

Kerajaan pattani berada di bekas wilayah kerajaan melayu ligor dan termasuk juga dalam bekas wilayah kerajaan langkasuka. Kerajaan pattani didirikan sekitar abad ke-16 M ketika Islam sudah menyebar luas ini. Terletak di wilayah thailand bagian selatan. Pada masa dulu kerajaan ini sangat terkenal sebagai pusat pengembangan Islam karena memiliki pesantren yang dikelola oleh para ulama terkenal.

Page 92: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara70

Pattani telah menjadi lambang perjuangan umat Islam. Di negeri ini, berdiri sebuah mesjid yang menjadi lambang Islam, yaitu Masjid Pintu Gerbang atau disebut juga Masjid Kerisek. Masjid ini berada depan pintu gerbang Istana Negara dengan lebar 15,10 meter, panjang 29,60 meter dan tinggi 6,5 meter. Tentara Thailand pernah membakar masjid bersejarah ini sebanyak tiga kali, namun hingga sekarang masih bisa bertahan. Masjid Pintu Gerbang ini menjadi penghulu masjid-masjid lainnya di Thailand selatan yang jumlahnya sekitar 1.395 (tahun 1987).

Mesjid lain yang menjadi syiar Islam di Thailand adalah Masjid Shalahudin Al Ayubi dan Masjid Kulusei. Masjid Shalahudin Al Ayubi adalah sebuah masjid yang terletak di Nahofi. Arsitektur bangunan masjid ini memiliki kesamaan dengan masjid Madinah dengan dihiasi menara setinggi kira-kira 25 meter. Nama Shalahudin Al Ayubi diambil untuk mengenang kemenangan beliau sebagai panglima Islam dalam Perang Salib pada abad ke-12M.

Foto: Masjid Kerisik. (Sumber: www.flickr.com)

Di antara para ulama yang juga menulis kitab dalam bahasa melayu adalah syeikh daud abdullah al-fatani, syeikh ahmad al-fatani, syeikh ismail daud al-fatani. Dan syeikh zainal abidin al-fatani. Syeikh daud al-fatani bahkan telah mengarang lebih dari 60

Page 93: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kerajaan-Kerajaan Islam Melayu di Nusantara 71

buah kitab dalam bahasa melayu klasik. Bahkan versi lain ada yang menyebutkan 99 buah kitab. Para ulama dari Riau-lingga juga banyak yang berguru kepada syeikh Ismail daud al-fatani dan syeikh zainal abidin al-fatani. Buku-buku yang ditulis ulama dari kerajaan Pattani ini juga menjadi bacaan para ulama dan cendekiawan di kerajaan Riau-lingga.

Sebagai kerajaan berdasarkan Islam, pemimpin kerajaan pattani bergelar sultan. Sampai sekarang, masyarakat melayu Thailand yang bermukim dibekas wilayah kerajaan pattani adalah pemeluk agama Islam yang taat dan penutur bahasa melayu. Walau berada di sebuah negara yang mayoritas beragama budha. Masyarakat melayu Islam pattani tetap setia dan taat sebagai muslim.

Kerajaan Goa (Makassar)

Foto: Istana Balla Lompoa

Kerajaan Goa adalah salah satu kerajaan besar dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Kerajaan ini memiliki raja yang paling terkenal bergelar Sultan Hasanuddin, yang saat itu melakukan peperangan yang dikenal dengan Perang Makassar (1666-1669). Kerajaan Goa sendiri merupakan sebuah Kerajaan yang bercorak Islam. Melalui kerajaan ini, agama Islam menyebar di kawasan Indonesia timur. Sebagaimana halnya kerajaan berazazkan Islam. Pemimpin kerajaan goa juga bergelar sultan.

Page 94: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara72

Walau kerajaan ini berbahasa makassar dan bugis, para ulamanya banyak yang menulis kitab-kitab agama Islam dalam bahasa melayu klasik. Salah seorang yang terpenting adalah syeikh yusuf al-maqassari.

Syeikh Muhammad al-maqasari adalah seorang ulama yang terpandang yang dalam hidupnya banyak mengembara. Setelah meninggalkan makasar kampung halamannya, beliau menuntut ilmu ke mekkah, kemudian merantau ke banten guna mengembangkan agama Islam.

Raja Makasar yang pertama memeluk agama Islam adalah Karaeng Matoaya (Raja Gowa) yang bergelar Sultan Alaudin yang memerintah Makasar tahun 1593 – 1639 dan dibantu oleh Daeng Manrabia (Raja Tallo) sebagai Mangkubumi bergelar Sultan Abdullah. Sejak pemerintahan Sultan Alaudin kerajaan Makasar berkembang sebagai kerajaan maritim dan berkembang pesat pada masa pemerintahan raja Muhammad Said (1639 – 1653).

Selanjutnya kerajaan Makasar mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan Sultan Hasannudin (1653 – 1669). Pada masa pemerintahannya Makasar berhasil memperluas wilayah kekuasaannya yaitu dengan menguasai daerah-daerah yang subur serta daerah-daerah yang dapat menunjang keperluan perdagangan Makasar. Perluasan daerah Makasar tersebut sampai ke Nusa Tenggara Barat.

Prinsip damai Kerajaan Gowa dalam menyebarluaskan Islam dapat dicermati ketika Raja Gowa XIV Sultan Alauddin bersama Mangkubumi (Raja Tallo) Sultan Awwalul Islam dan pasukannya mendatangi Bone untuk mengajak memeluk Islam. Mereka tiba di Bone dan mengambil tempat di Palette. La Tenriruwa, Raja Bone XI, adalah raja Bone yang pertama memeluk agama Islam. Setelah mengadakan pembicaraan antara Raja Gowa dan Raja Bone, rakyat

Page 95: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kerajaan-Kerajaan Islam Melayu di Nusantara 73

Bone dikumpulkan di suatu lapangan terbuka karena Raja akan menyampaikan sesuatu kepada mereka. Berkatalah Raja Bone La Tenriruwa kepada rakyat banyak :

“Hai rakyat Bone, saya sampaikan padamu, bahwa kini Raja Gowa datang ke Bone menunjukkan jalan lurus bagi kita sekalian ialah agama Islam, mari kita sekalian terima baik Raja Gowa itu. Karena bagi saya sendiri sudah tidak ada kesangsian apa-apa. Saya sudah yakin benar bahwa Islam inilah agama yang benar, yaitu menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mengikut Nabi Muhammad Saw”.

Selanjutnya Raja Bone La Tenriruwa berkata lagi:

“Memang ada kata sepakat moyang kami dengan Raja Gowa yang mengatakan, bahwa barangsiapa di antara kita mendapat kebaikan, dialah menuntun di depan. Raja Gowa berkata bahwa bila agama Islam diterima oleh kita, maka Gowa dan Bone adalah dua sejoli yang paling tangguh di tengah lapangan. Bila kita terima agama Islam, maka kita tetap pada tempat kita semula. Akan tetapi, bila kita diperangi dahulu dan dikalahkan, baru kita terima agama Islam, maka jelas rakyat Bone akan menjadi budak dari Gowa. Saya kemukakan keterangan ini, kata Raja Bone La Tenriruwa, bukan karena saya takut berperang lawan orang-orang Makassar. Tapi kalau semua kata-kata dan janji Raja Gowa itu diingkarinya, maka saya akan turun ke gelanggang, kita akan lihat saya ataukah Raja Gowa yang mati.” (dikutip dari http://fatwarohman.blogspot.co.id)

Kalau kita mencermati petikan pidato di atas dapat dipahami, bahwa betapa Raja Gowa memiliki maksud yang baik kepada Raja Bone dan Rakyat Bone untuk hanya semata-mata agar memeluk Islam. Bahkan dikatakan kepada mereka, jika mau memeluk Islam maka Kerajaan Bone dan Gowa hidup sejoli yang saling menguatkan satu sama lain. Namun, sekalipun Raja Bone La Tenriruwa sudah memeluk Islam lalu mengajak rakyatnya, maka rakyatnya pun

Page 96: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara74

menolak bahkan Ade’ Pitue (Hadat Tujuh) memecat La Tenriruwa dari tahtanya, dan bermufakat mengangkat La Tenripale to Akkapeang menjadi raja Bone XII (1611-1625). Akhirnya, Raja Bone XII inilah yang berperang dengan Raja Gowa sehingga ditaklukkan oleh Gowa, kemudian mereka masuk Islam.

Kerajaan Goa memegang teguh prinsip agama Islam, bahwa penyebaran Islam harus dilakukan secara damai. Hal ini terlihat dari Hubungan Kerajaan Gowa dengan Khilafah Islamiyah pada waktu itu, yang dapat kita pahami adalah dalam hal pemberian gelar “sultan” kepada raja-raja Gowa yang diberikan oleh Mufti Makkah.

Kerajaan Ternate dan Tidore

Maluku terdapat dua kerajaan yang berpangaruh, yakni Ternate dan Tidore. Kerajaan Ternate terdiri dari persekutuan lima daerah, yaitu Ternate, Obi, Bacan, Seram, Ambon, (disebut Uli Lima) sebagai pimpinannya adalah Ternate. Adapun Tidore terdiri dari sembilan satuan negara disebut Uli Siwa yang terdiri dari Makyan, Jailolo, dan daerah antara Halmahera – Irian.

Pada abad ke 14 Masehi, di Maluku Utara telah berdiri 4 kerajaan yaitu Jailolo,Ternate, Tidore, dan Bacan. Masing-masing kerajaan dipimpin oleh seorang kolano. Keempat kerajaan tersebut berasal dari satu keturunan, yaitu Jafar Sadik, seorang bangsa Arab keturunan Nabi Muhammad SAW. (wikipedia.org)

Raja Ternate yang pertama adalah Sultan Marhum (1465-1495M). Raja berikutnya adalah putranya, Zainal Abidin. Pada masa pemerintahannya, Zainal Abidin giat menyebarkan agama Islam ke pulau-pulau di sekitarnya, bahkan sampai ke Filiphina Selatan. Zainal Abidin memerintah hingga tahun 1500 M. Setelah mangkat, pemerintahan di Ternate berturut-turut dipegang oleh Sultan Sirullah, Sultan Hairun, dan Sultan Baabullah. Pada masa

Page 97: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kerajaan-Kerajaan Islam Melayu di Nusantara 75

pemerintahan Sultan Baabullah, Kerajaan Ternate mengalami puncak kejayaannya. Wilayah kerajaan Ternate meliputi Mindanao, seluruh kepulauan di Maluku, Papua, dan Timor. Bersamaan dengan itu, agama Islam juga tersebar sangat luas.

Sebagai kerajaan pertama yang memeluk Islam, Ternate memiliki peran yang besar dalam upaya pengislaman dan pengenalan syariat-syariat Islam di wilayah timur nusantara dan bagian selatan Filipina. Bentuk organisasi kesultanan serta penerapan syariat Islam yang diperkenalkan pertama kali oleh Sultan Zainal Abidin menjadi standar yang diikuti semua kerajaan di Maluku hampir tanpa perubahan yang berarti.

Salah satu warisan Islam di kerajaan Ternate ini adalah masjid Sultan Ternat Berbeda dengan masjid pada umumnya, Masjid Sultan Ternate yang disebut juga Sigi Lamo. Masjid ini terkenal unik karena memiliki aturan-aturan adat yang tegas (Media Indonesia - Masjid Sultan Ternate Memiliki Aturan yang Tegas, diakses 10 Februari 2016)

Seperti kewajiban memakai penutup kepala (kopiah), Sejak dahulu, masjid memang menjadi salah satu tempat yang dianggap suci dan harus dihormati oleh masyarakat Ternate. Salah satu tradisi yang setiap tahun diadakan di Masjid Sultan Ternate adalah Malam Qunut yang jatuh setiap malam ke-16 bulan Ramadhan.

Foto: Masjid Sultan Ternate yang disebut juga Sigi Lamo.

Page 98: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara76

Kerajaan Jambi

Dalam situs www.wikipedia.org dituliskan bahwa Kesultanan Jambi adalah kerajaan Islam yang berkedudukan di provinsi Jambi (sekarang). Kerajaan ini berbatasan dengan Kerajaan Indragiri dan kerajaan-kerajaan Minangkabau seperti Siguntur dan Lima Kota di utara.

Berdirinya kesultanan Jambi bersamaan dengan bangkitnya Islam di wilayah itu. Pada 1616 Jambi merupakan pelabuhan terkaya kedua di Sumatera setelah Aceh dan pada 1670 kerajaan ini sebanding dengan tetangga-tetangganya seperti Johor dan Palembang. Kejayaan kerajaan ini disinyalir dengan pengaruh Islam. Sedangkan Islamisasi di kerajaan ini bermula pada abad ke 15. (Zainuddin, 1978)

Pengaruh Islam dibuktikan dengan gelar sultan serta nama-nama Islam yang dinisbatkan pada nama raja-raja yang memerintah, seperti Sultan Taha Saifuddin, Sultan Nazarudin, dan lain-lain. (Budiraharjo, 2001:11)

Pada permulaan abad ke-8 salah seorang raja Melayu Jambi (Sri Maharaja Srindrawarman) menganut agama Islam. Namun, pada permulaan abad ke-8 dan permulaan abad ke-12 terjadi masa vakum dakwah Islam di Jambi. Agama Islam yang bermazhab Syafi'i baru mulai berkembang di Jambi, setelah daerah ini takluk di bawah kekuasaan Samudra Pasai (1285-1522). Yang memberi corak khusus dan yang menentukan jalannya perkembangan seta yang nyata-nyata mengubah kebudayaan Melayu Jambi adalah pengaruh-pengaruh dari agama Islam.

Dalam pembentukan kebudayaan baru, yang tumbuh dan berkembang adalah kebudayaan pengaruh Islam. Pengaruh Islam pulalah yang memberikan dan menentukan arah baru serta corak khusus kebudayaan material dan spiritual.

Page 99: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kerajaan-Kerajaan Islam Melayu di Nusantara 77

Letak geografis kerajaan Jambi dengan sungai-sungai lainnya memberikan kemudahan untuk kegiatan perdagangan baik lokal, regional, maupun internasional. Hubungan pelayaran dan perdagangannya dengan tempat-tempat di pesisir timur yaitu di Selat Malaka ditandai dengan munculnya kontak dengan pelayaran dan perdagangan yang bersifat internasional yang sudah ada sejak abad-abad pertama Masehi. Dengan adanya kegiatan perdagangan muslim dalam pelayaran dan perdagangan internasional sejak abad ke-7 dan ke-8 M, kemungkinan mereka sudah dapat berhubungan satu dengan yang lainnya.

Wilayah Jambi dulunya merupakan wilayah Kerajaan Malayu, dan kemudian menjadi bagian dari Sriwijaya. Pada akhir abad ke-14 Jambi merupakan vasal Majapahit, dan pengaruh Jawa masih terus mewarnai kesultanan Jambi selama abad ke-17 dan ke-18.

Berdirinya kesultanan Jambi bersamaan dengan bangkitnya Islam di wilayah itu. Pada 1616 Jambi merupakan pelabuhan terkaya kedua di Sumatera setelah Aceh, dan pada 1670 kerajaan ini sebanding dengan tetangga-tetangganya seperti Johor dan Palembang. Namun kejayaan Jambi tidak berumur panjang. Tahun 1680-an Jambi kehilangan kedudukan sebagai pelabuhan lada utama, setelah perang dengan Johor dan konflik internal.

Tahun 1903 Pangeran Ratu Martaningrat, keturunan Sultan Thaha, sultan yang terakhir, menyerah Belanda. Jambi digabungkan dengan keresidenan Palembang. Tahun 1906 kesultanan Jambi resmi dibubarkan oleh pemerintah Hindia Belanda.

Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa para pedagang muslim dari Arab, Persi (Iran), dan dari negeri-negeri di Timur Tengah lainnya sejak abad ke-7 dan ke-8 M sudah berperan aktif dalam pelayaran dan perdagangan internasional melalui Selat Malaka. Masa

Page 100: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara78

itu sesuai dengan tumbuh kembangnya kerajaan Sriwijaya dari segi politik, ekonomi, perdagangan, dan kebudayaan. Karena itulah tidak mustahil para pedagang muslim tidak singgah di ibu kota kerajaan Sriwijaya yang bercorak Buddhis, paling tidak untuk melakukan hubungan perdagangan.

Kentalnya budaya Islam tercermin dari beberapa peninggalan bangunan, seperti tempat terdapat jejak sejarah berupa Rumah Batu, berada di Desa Olak Kemang, Kecamatan Danau Teluk, Seberang Kota Jambi.

Menurut penuturan Syarifah Aulia (dikutip dari http://nasional.news.viva.co.id/), yang juga pengurus Rumah Batu, rumah yang dijaganya itu adalah peninggalan seorang penyebar agama Islam di Kota Seberang pada abad ke-18 bernama Sayyid Idrus Hasan Al-Jufri yang dijuluki Pangeran Wiro Kusumo.

Kemudian Masjid al-Ikhsaniyah atau yang lebih dikenal oleh masyarakat setempat dengan nama Masjid Batu adalah Masjid tertua di kota Jambi, Provinsi Jambi. Masjid ini terletak di seberang Kota Jambi yang dibelah sungai Batanghari, tepatnya Masjid ini berada di Jalan KH. Ibrahim, RT 05 Kelurahan Olak Kemang. (lihat: gambar di atas)

Masjid ini didirikan pada tahun 1880 oleh Sayyid Idrus bin Hasan Al-Jufri. Sayyid Idrus, seorang tokoh penyebar Islam di Jambi dengan gelar Pangeran Wiro Kusumo, beliau merupakan seorang ulama keturunan Yaman. Masjid Batu ini didirikan Sayyid Idrus untuk memenuhi fungsi tempat ibadah bagi masyarakat seberang kota Jambi. Masyarakat kota Jambi waktu itu yang sudah fanatik keislamannya memanfaatkannya sebagai tempat ibadah dan kegiatan sosial lainnya.

Page 101: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kerajaan-Kerajaan Islam Melayu di Nusantara 79

Masyarakat Melayu Jambi sampai sekarang bertutur dalam bahasa Melayu dan memeluk agama Islam.

Foto 1 tua Masjid Jami’ Ikhsaniyyah (foto dari id.wikimapia)Foto 2 Makam Sayid Idrus di depan Masjid Ikhsaniyah

(amalimuadz.blogspot.com)

Kerajaan Siak

Siak adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau yang dulunya merupakan pusat kesultanan Islam terbesar di Riau yaitu Siak Sri Indrapura. Warisan kebesarannya pun hingga kini masih nampak di berbagai sudut kota. Sejarahnya yang panjang telah meninggalkan warisan peradaban Melayu yang mengagumkan dan pantas dibanggakan Indonesia.

Kerajaan ini didirikan di Buantan oleh Raja Kecil dari Pagaruyung bergelar Sultan Abdul Jalil pada tahun 1723, setelah sebelumnya terlibat dalam perebutan tahta Johor. Dalam perkembangannya, Kesultanan Siak muncul sebagai sebuah kerajaan bahari yang kuat dan menjadi kekuatan yang diperhitungkan di pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaya di tengah tekanan imperialisme Eropa. Jangkauan terjauh pengaruh kerajaan ini sampai ke Sambas di Kalimantan Barat, sekaligus mengendalikan jalur pelayaran antara Sumatera dan Kalimantan. Pasang surut kerajaan ini tidak lepas dari persaingan dalam memperebutkan penguasaan jalur perdagangan di Selat Malaka. Setelah Proklamasi Kemerdekaan

Page 102: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara80

Indonesia, Sultan Siak terakhir, Sultan Syarif Kasim II menyatakan kerajaannya bergabung dengan Republik Indonesia.

Kata Siak Sri Inderapura, secara harfiah dapat bermakna pusat kota raja yang taat beragama, dalam bahasa Sanskerta, sri berarti "bercahaya" dan indera atau indra dapat bermakna raja. Sedangkan pura dapat bermaksud dengan "kota" atau "kerajaan". Siak dalam anggapan masyarakat Melayu sangat bertali erat dengan agama Islam, Orang Siak ialah orang-orang yang ahli agama Islam, kalau seseorang hidupnya tekun beragama dapat dikatakan sebagai Orang Siak.

Perkembangan agama Islam di Siak, menjadikan kawasan ini sebagai salah satu pusat penyebaran dakwah Islam. Hal ini tidak lepas dari penggunaan nama Siak secara luas di kawasan Melayu. Jika dikaitkan dengan pepatah Minangkabau yang terkenal: “Adat menurun, syara’ mendaki”, ini dapat bermakna masuknya Islam ke dataran tinggi pedalaman Minangkabau dari Siak sehingga orang-orang yang ahli dalam agama Islam, sejak dahulu sampai sekarang, masih tetap disebut dengan Orang Siak.

Pada masa awal Kesultanan Melayu Melaka, Riau menjadi tempat pusat agama Islam. Setelah itu perkembangan agama Islam di Siak menjadikan kawasan ini sebagai salah satu pusat penyebaran dakwah Islam, hal ini tidak lepas dari penggunaan nama Siak secara luas di kawasan Melayu. Jika dikaitkan dengan pepatah Minangkabau di atas yang terkenal: Adat menurun, syara’ mendaki dapat bermakna masuknya Islam atau mengislamkan dataran tinggi pedalaman Minangkabau dari Siak sehingga orang-orang yang ahli dalam agama Islam, sejak dahulu sampai sekarang, masih tetap disebut dengan Orang Siak. (Jasmi, K : 2005).

Sementara di Semenanjung Malaya, penyebutan Siak masih digunakan sebagai nama jabatan yang berkaitan dengan urusan agama

Page 103: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kerajaan-Kerajaan Islam Melayu di Nusantara 81

Islam. Walau telah menerapkan hukum Islam pada masyarakatnya, namun sedikit pengaruh Minangkabau masih mewarnai tradisi masyarakat Siak. Dalam pembagian warisan, masyarakat Siak mengikut kepada hukum waris sebagaimana berlaku dalam Islam. Namun dalam hal tertentu, mereka menyepakati secara adat bahwa untuk warisan dalam bentuk rumah hanya diserahkan kepada anak perempuan saja.

Pengaruh Islam dan keturunan Arab mewarnai Kesultanan Siak. salah satunya keturunan Al-Jufri yang bergelar Bendahara Patapahan. Di Siak Riau terdapat Kesultanan Siak Sri Inderapura yang merupakan sebuah Kerajaan Melayu Islam yang pernah berdiri di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Indonesia. Kerajaan ini didirikan di Buantan oleh Raja Kecil dari Pagaruyung bergelar Sultan Abdul Jalil pada tahun 1723, setelah sebelumnya terlibat dalam perebutan tahta Johor. Dalam perkembangannya, Kesultanan Siak muncul sebagai sebuah kerajaan bahari yang kuat dan menjadi kekuatan yang diperhitungkan di pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaya di tengah tekanan imperialisme Eropa.

Siak Sri Inderapura juga menerbitkan salah satu kitab hukum atau undang-undang, dikenal dengan nama Bab al-Qawa'id. Kitab ini dicetak di Siak tahun 1901, menguraikan hukum yang dikenakan kepada masyarakat Melayu dan masyarakat lain yang terlibat perkara dengan masyarakat Melayu. Namun tidak mengikat orang Melayu yang bekerja dengan pihak pemerintah Hindia-Belanda, dimana jika terjadi permasalahan akan diselesaikan secara bilateral antara Sultan Siak dengan pemerintah Hindia-Belanda

Siak Sri Inderapura sampai sekarang tetap diabadikan sebagai nama ibu kota dari Kabupaten Siak, dan Balai Kerapatan Tinggi yang dibangun tahun 1886 serta Istana Siak Sri Inderapura yang dibangun pada tahun 1889, masih tegak berdiri sebagai simbol

Page 104: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara82

kejayaan masa silam, termasuk Tari Zapin dan Tari Olang-olang yang pernah mendapat kehormatan menjadi pertunjukan utama untuk ditampilkan pada setiap perayaan di Kesultanan Siak Sri Inderapura. Begitu juga nama Siak masih melekat merujuk kepada nama sebuah sungai di Provinsi Riau sekarang, yaitu Sungai Siak yang bermuara pada kawasan timur pulau Sumatera. Beberapa bangunan sejarah lainnya tak hanya Istana Siak dapat juga dilihat sekitar bangunan: Masjid Syahabuddin.

Selanjutnya ada Makam Sultan Kasim II. Terletak dibelakang masjid Syahabuddin, dimakamkan Sultan Kasim II (Sultan terakhir mangkat pada 23 April 1968. Jirat makam sultan berbentuk 4 undak dari tegel dan marmer berukuran panjang 305 cm. Lebar 153 cm. Dan tinggi 110 m. Nisannya dari kayu berukir motif suluran –suluran. Bentuknya bulat silinder bersudut 8 dengan diameter 26 cm dan kelopak bunga teratai.

Pada masa sekarang, sebagian besar wilayah kerajaan siak, terutama yang berada di sejulur Sungai Siak dan bentangan pedalaman disekitarnya, menjadi kabupaten Siak. Masyarakat Kabupaten Siak sampai sekarang bertutur dalam bahasa Melayu dan terkenal sebagai penganut agama Islam yang taat.

Foto: Masjid Syahabuddin dan Istana Siak

Page 105: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kerajaan-Kerajaan Islam Melayu di Nusantara 83

Kerajaan Sambas

Kota Sambas hanya menjadi ibukota kecamatan, salah satu kecamatan dalam kabupaten Daerah Tingkat II sambas yang beribukota di Singkawang sejak tahun 1957-1999. Kalau kita lihat ke belakang, sejarah kesultanan Sambas,adalah sebuah kerajaan kesultanan besar di Kalimantan maupun di nusantara Indonesia.Kesultanan Sambas terkenal besar sejak sultan sambas yang pertama Sultan Muhammad Syafiuddin I (1631-1668). Kejayaan kesultanan sambas telah membesarkan nama negeri Sambas, sampai pada Sultan Sambas ke-15 yaitu Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Syafiuddin (1931-1943).

Kerajaan Sambas sirna ketika Sultan ke-15 ini wafat karena ditangkap dan di bunuh oleh tentara pendudukan jepang tahun 1943. Kekejaman facisme jepang meruntuhkan kejayaan Sambas.

Islam telah menjadi salah satu karakteristik utama kemelayuan di Sambas Bakran Suni. Berbeda dengan sejarah awal, pada masa kini di Sambas dan bahkan di Kalimantan Barat secara umum, Isllam telah menjadi bagian dari identitas Melayu. Dengan kata lain Melayu identik dengan Islam.

Proses islamisasi kerajan Hindu menjadi kerajaan Islam Sambas di mulai dari kedatangan Raja Tengah ke Sambas. Raja Tengah adalah saudara Sultan Abdul Jalil Akbar dari Brunei. Ketika sudah cukup dewasa Raja Tengah diberi kepercayaan untuk memerintah Negri Sarawak. Raja Tengah terkenal gagah berani dalam memperluas kekuasaannya. Selain itu, beliau juga sangat gigih dalam menyebarkan agama Islam.

Pada perkembangannya, Islam di Sambas begitu mengakar. Bahkan kawasan ini pernah mendapat gelar “ Serambi Mekkah” atau “ Serambi Mesir”. Hampir setiap kampung di Sambas memiliki Tuan

Page 106: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara84

Guru atau orang yang terkenal arif dalam ilmu agama. Beberapa diantaranya pernah belajar dan mukim dalam waktu yang relatif lama di Timur Tengah terutama di Mekkah dan Madinah serta Mesir. (erwin mahrus, 2007)

Usaha meningkatkan dakwah Islamiyah dii Sambas didukung sepenuhnya oleh pihak istana. Tercatat bahwa jumlah anak-anak muda dikirim ke Timur Tengah atas usaha Sultan Sambas. Anak-anak muda inilah yang kelak menjadi pemimpin agama di Sambas. Peran mereka sengat central dalam membentuk jati diri kemelayuan Sambas.

Pada tahap awal memang masih nampak wujud warisan tradisi dalam masyarakat melayu, termasuk yang bertentangan dengan Islam. Wujudnya tradisi lokal dalam masyarakat Islam Sambas tidak terlepas dari cara-cara penyebaran Islam yang toleran dan ramah terhadap budaya lokal, sebagaimana umumnya penyebaran Islam di Nusantara, watak Islam yang ramah dan toleran itu memungkinkan Islam di terima secara spektakuler di Sambas.

Dalam waktu yang tidak terlalu lama Sambas yang dulunya di kuasai oleh kerajaan Hindu berubah menjadi kerajaan Islam. Namun sejalan dengan semakin banyaknya orang Sambas yang terdidik secara baik dalam bidang agama dan terjadi proses Modernisasi, tradisi yang bertentangan dengan Islam secara perlahan mulai di tinggalkan walaupun tidak sepenuhnya. Sementara warisan tradisi yang tidak bertentangan dengan Islam di teruskan dan di pelihara bahkan di perkaya dengan unsur-unsur Islam. Oleh karena itu, sekarang dapat disaksikan bahwa kehidupan masyarakat Melayu Sambas sangat kaya dengan adat istiadat.

Berdasarkan sejarah diatas mengenai hubungan Islam dan melayu pada masyarakat Sambas dapat dinyatakan bahwa Islam menjadi ciri kemelayuan terjadi sejak proses Islamisasi di Sambas

Page 107: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kerajaan-Kerajaan Islam Melayu di Nusantara 85

yakni ketika Raja Tengah datang dan menyebarkan agama Islam pada akhir abad ke-16. Ciri Islam ini semakin kuat ketika Raden Sulaiman, putra Raja Tengah, pindah dan mendirikan kerajaan Sambas yang bercorak Islam.

Peninggalan dari jejak Kesultanan Sambas yang masih ada hingga saat ini adalah Masjid Jami' Kesultanan Sambas, Istana Istana Alwatzikhubillah.

Foto 1. Masjid Sultan Muhammad Shafiuddin II di Sambas

Foto 2. Istana Alwatzikhubillah di Sambas

Page 108: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara86

Page 109: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Khazanah Masjid Bersejarah Bumi Berazam 87

BAB III

KHAZANAH MASJID BERSEJARAH BUMI BERAZAM

Masjid adalah salah satu elemen penting dalam sejarah sebuah negeri dan pemerintahan di alam Melayu. Kedudukan sebuah masjid sebagai simbol kebesaran ilahiah, kedudukannya sama pentingnya dengan istana bahkan lebih tinggi, Kelengkapan sebuah simbol kebesaran duniawi. Kiasan bersayap tentang hubungan antara masjid dan istana dalam kebudayaan Melayu menunjukkan betapa pentingnya kehadiran dan keberadaan sebuah masjid dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat Melayu yang identik dengan Islam dalam pengertian syariat dan kebudayaan.

Sebuah istana tidak dapat menggantikan fungsi masjid sebagai sajada, atau tempat sujud yang utama. Namun, masjid juga dalam kehidupan orang Melayu juga berfungsi sebagai tempat berlangsungnya hal-hal yang berkenaan dengan pemerintahan, sosial, politik dan budaya. Ada beberapa bagian dalam bangunan masjid, diantaranya adalah mihrab, yaitu tempat imam memimpin shalat, biasanya agak menjorok ke arah kiblat. Di dekat mihrab, biasanya juga terapat mimbar, tempat khatib menyampaikan khotbah, di bagian atap, terdapat kubah, jumlahnya berbeda-beda antara masjid

Page 110: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara88

satu dengan yang lainnya. Biasanya, kubah masjid hanya satu, agak besar. Tapi ada beberapa contoh kubah yang bilangannya melebihi satu, seperti masjid Sultan Riau di Pulau Penyengat. Jumlahnya 13 sesuai dengan jumlah rukun shalat.

Dalam perjalanan sejarahnya, di samping sebagai tempat ibadah, masjid juga berfungsi sebagai tempat bermusyawarah dan pusat pengembangan kehidupan islami, untuk aktifitas pendidikan sosial. Setiap masyarakat tentu berbeda-beda dalam penyebutan masjid. Ada yang menyebutkan dengan masjid agung, masjid jami’ dan masjid raya, ini dinisbatkan untuk nama masjid yang besar. Adapun untuk ukuran yang kecil, biasanya disebut mushala, langgar atau surau. Masjid biasanya dibangun oleh ulama, raja, ataupun masyarakat secara kolektif.

Sejarah peradaban Islam, termasuk di dalamnya peradaban Melayu, para sulthan bisanya membangun dan memiliki masjid sendiri, tak jauh dari komplek istana tempat ia tinggal. Karena itulah, kerajaan-kerajaan Melayu masa lalu banyak meninggalkan warisan masjid. Penulis menghimpun beberapa masjid peninggalan kerajaan Melayu sebagai saksi perpaduan agama dan kebudayaan. Diantaranya:

Masjid Sultan Riau di Pulau Penyengat

Sumber:kemenag.go.id

Page 111: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Khazanah Masjid Bersejarah Bumi Berazam 89

Masjid Sultan Riau Pulau Penyengat yang berpusat di pusat ibu kota kepulauan Riau (sekarang) merupakan satu-satunya bangunan peninggalan sejarah yang masih utuh dan lengkap yang dibina dengan menggunakan campuran pasir, kerikil, tanah liat dan putih telur.

Sejarah Pembangunan Masjid yang menjadi kebanggaan orang Melayu ini didirikan pada tanggal 1 Syawal 1249 H (1832 M), atas prakarsa Raja Abdurrahman, Yang Dipertuan Muda Riau VII. Pelaksanaan pembangunannya melibatkan seluruh lapisan masyarakat di kerajaan Riau, yang bekerja siang malam secara bergiliran. Di dalam masjid, tersimpan kitab-kitab kuno (terutama yang menyangkut agama Islam), bekas koleksi perpustakaan yang didirikan oleh Raja Muhammad Yusuf al Ahmadi, Yang Dipertuan Muda Riau X. Benda menarik lain yang terdapat dalam masjid adalah mimbar indah dan kitab suci al-Quran tulisan tangan.

Lokasi Masjid ini terletak di Pulau Penyengat Indera Sakti, Kecamatan Tanjung Pinang Barat, Kepulauan Riau, Indonesia. Pulau Penyengat berukuran sekitar 2×1 km, berjarak sekitar 2 km dari Tanjung Pinang, dengan jarak tempuh sekitar 15 menit dengan perahu motor.

Mengenai arti jumlah kubah yang mencapai 13 buah, ada yang mengatakan bahwa jumlah tersebut melambangkan rukun masjid, dan jika ditambah dengan jumlah menara yang empat, maka jumlahnya menjadi 17. Ini melambangkan jumlah rakaat shalat fardlu dalam sehari semalam.

Page 112: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara90

Masjid Raya Al Mashun

Masjid ini terletak di Medan, Indonesia. Masjid ini dibangun pada tahun 1906 dan selesai pada tahun 1909. Pada awal pendiriannya, masjid ini menyatu dengan kompleks istana. Gaya arsitekturnya khas Timur Tengah, India dan Spanyol. Masjid ini berbentuk segi delapan dan memiliki sayap di bagian selatan, timur, utara dan barat. Masjid Raya Medan ini merupakan saksi sejarah kehebatan Suku Melayu sang pemilik dari Kesultanan Deli (Kota Medan).

Awal sejarahnya, saat itu Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alam sebagai pemimpin Kesultanan Deli memulai pembangunan Masjid Raya Al Mashun pada tanggal 21 Agustus 1906 (1 Rajab 1324 H). Keseluruhan pembangunan rampung pada tanggal 10 September 1909 (25 Sya‘ban 1329 H) sekaligus digunakan yang ditandai dengan pelaksanaan sholat Jum’at pertama di masjid ini. Keseluruhan pembangunannya menghabiskan dana sebesar satu juta Gulden. Sultan memang sengaja membangun masjid kerajaan ini dengan megah, karena menurut prinsipnya hal itu lebih utama ketimbang kemegahan istananya sendiri, Istana Maimun. Pendanaan pembangunan masjid ini ditanggung sendiri oleh Sultan, namun konon Tjong A Fie, tokoh kota Medan dari etnis Tionghoa yang sezaman dengan Sultan Ma’mun Al Rasyid turut berkontribusi mendanai pembangunan masjid ini.

Page 113: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Khazanah Masjid Bersejarah Bumi Berazam 91

Al-Mashun yang berarti ‘dipelihara’, sesuai namanya hingga kini masih terpelihara dan terawat dengan baik. Tidak heran, karena masjid ini di masa silam merupakan Masjid negara pada masa jayanya Kesultanan Melayu Deli, yang pada saat ini masuk dalam wilayah Ptovinsi Sumatra Utara.

Tidak jauh dari Masjid Raya Al-Mashun, kita dapat menyaksikan istana Maimoon, tempat kediaman Sultan Deli. Pembangunan Masjid :tu sendiri dimulai pada tahun 1906, dan selesai pada tahun 1909.

Akan halnya Masjid Raya Al-Mashun, tentu menjadi kebanggaan bagi masyarakat Islam di Medan ketika itu karena masjid ini sangat megah di masa umat Islam di wilayah Nusantara ini masih dijajah bangsa asing. Hingga kini, Masjid Al-Mashun tetap menjadi kebanggaan karena kemegahannya.

Masjid Raya Baiturrahman

Sumber: wikipedia.com

Page 114: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara92

Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, merupakan Masjid negara yang berada ditengah-tengah Kota Banda Aceh atau di jantung kota Propinsi Nanggro Aceh Darussalam. Masjid Raya Baiturrahman ini dibangun pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda pada tahun 1022 H/1612 M. Dalam riwayat mengenai pembangunan masjid ini terdapat dua versi sejarah, sebagian sumber menyebutkan masjid ini didirikan pada 1292 Masehi oleh Sultan Alauddin Johan Mahmudsyah. Sementara, dari sumber yang lain menyebutkan masjid ini didirikan oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1612 Masehi.

Masjid Raya Baiturrahman memiliki lembaran sejarah tersendiri dan mempunyai nilai yang tinggi bagi rakyat Aceh, karena sejak Sultan Iskandar Muda sampai sekarang masih berdiri megah dan berfungsi sebagai tempat shalat, pengajian, acara keagamaan seperti maulid Nabi besar Muhammad SAW, peringatan 1 Muharram, Musabaqah Tilawatil Qur’an, tempat berteduh bagi warga kota.

Masjid ini juga situs bersejarah yang telah ada sejak era kejayaan Kesultanan Aceh. Masjid Peninggalan sejarah ini juga salah satu obyek wisata di Aceh dan tergolong Masjid terindah di Asia yang banyak di kunjungi oleh penjuru dunia baik dari dalam atau luar negeri bahkan pengunjung lokal atau daerah Aceh itu sendiri. Masyarakat Aceh atau dari daerah yang datang ke Kutaraja (Kota Banda Aceh) bila tidak berkunjung ke Masjid dan Shalat di Masjid Raya tersebut maka beranggapan tidak sah ke Kota Banda Aceh, jadi bagi masyarakat daerah Aceh merupakan satu kebanggaan tersendiri.

Dalam perjalanannya kurun sejarah, masjid ini pernah dibumi hanguskan atau dibakar oleh Belanda saat menyerang Koetaradja (Banda Aceh) pada 10 April 1873. Ketika bangunan Masjid sudah runtuh meletuslah perang dan terjadi pertempuran yang sengit antara masyarakat Aceh dengan Belanda, rakyat Aceh begitu marah dan mati-matian berjuang demi mempertahankan masjid,

Page 115: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Khazanah Masjid Bersejarah Bumi Berazam 93

mempertahankan rumah Allah hingga penghabisan darah. Pada pertempuran tersebut pihak Belanda kehilangan seorang panglima mereka bernama : Major General Johan Harmen Rudolf Köhler pada 14 April 1873.

Empat tahun setelah Masjid Raya Baiturrahman itu terbakar, pada pertengahan shafar 1294 H/Maret 1877 M, dengan mengulangi janji jenderal Van Sweiten, maka Gubernur Jenderal Van Lansberge menyatakan akan membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman yang telah terbakar itu. Pernyataan ini diumumkan setelah diadakan permusyawaratan dengan kepala-kepala Negeri sekitar Banda Aceh.

Dapat disimpulakan bahwa pengaruh Masjid sangat besar kesannya bagi rakyat Aceh yang 100% beragama Islam. Janji tersebut dilaksanakan oleh Jenderal Mayor Vander selaku Gubernur Militer Aceh pada waktu itu. Dan tepat pada hari Kamis 13 Syawal 1296 H/9 Oktober 1879 M, diletakan batu pertamanya yang diwakili oleh Tengku Qadhi Malikul Adil.

Masjid Raya Baiturrahman ini siap dibangun kembali pada tahun 1299 Hijriyah bersamaan dengan kubahnya hanya sebuah saja. Proses pembangunan Majid Raya Baiturrahman berlangsung pada 1879-1881 M. Arsitektur bangunan yang baru dibuat oleh de Bruchi yang mengadaptasi gaya Moghul (India).

Salah satu kisah ajaib Masjid Baiturrahman pun terjadi saat Tsunami Aceh menerjang Bumi Serambi Makkah pada tahun 2004 silam. Masjid tersebut adalah salah satu yang selamat. Menariknya lagi, Masjid Raya Baiturrahman menjadi tempat berlindung umat muslim maupun non-muslim saat tsunami terjadi. Seperti dituturkan oleh Imam Masjid Raya Baiturrahman.

Saat bangunan lain hancur akibat gelombang tsunami, Masjid Raya Baiturrahman justru masih berdiri tegap. Bahkan, masjid ini

Page 116: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara94

tidak hancur meski arus air sangat kencang. Percaya tidak percaya, hanya bagian pagar dari Masjid Raya Baiturrahman saja yang rusak akibat terpaan arus air. Sedangkan masjid sama sekali tidak rusak. Memang, hal ini sulit dibayangkan dengan logika. Tapi jika sudah kuasa Tuhan, apapun yang tidak mungkin bisa saja terjadi. Selain kisah tsunami, Masjid Raya Baiturrahman rupanya juga kental dengan sejarah Aceh. Di sinilah, traveler dapat mempelajari sejarah-sejarah tentang Aceh dan budaya ala Serambi Makkah.

Namun bagi traveler yang ingin berkunjung ke Masjid Raya Baiturrahman, sekarang sedang dilakukan renovasi secara besar-besaran. Sekarang telah dipasang payung elektrik ala Masjid Nabawi Madinah di pekarangan Masjid Raya Baiturrahman.

Foto: Koleksi Pribadi

Page 117: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Khazanah Masjid Bersejarah Bumi Berazam 95

Mesjid Raya Senapelan

Masjid Raya Senapelan atau yang saat ini dikenal dengan Mesjid Raya Pekanbaru termasuk dalam salah satu cagar budaya yang memiliki nilai sejarah tinggi di Riau. Masjid ini terkenal hingga ke mancanegara seperti Malaysia dan Singapura.Masjid Senapelan merupakan mesjid tertua di Pekanbaru. Mesjid ini menjadi salah satu saksi sejarah perkembangan kota Pekanbaru.

Sejarahnya Masjid ini dibangun pada abad ke 18, sekitar tahun 1762 M, di masa pemerintahan Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (Sultan IV), dan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah (Sultan V) dari kerajaan Siak.

Pembangunan masjid ini tak bisa dilepaskan dari sejarah perkembangan Kerajaan Siak yang menganut sistem “tali berpilin tiga.” Maksudnya adalah, ada tiga unsur penting dalam kerajaan yang harus tetap dijaga, yaitu: raja, adat dan agama.

Oleh karena itu, di pusat kerajaan akan selalu ditemukan tiga bangunan yang menjadi simbol keberadaan tiga unsur ini, yaitu: istana sebagai simbol dari keberadaan raja, Balai Kerapatan sebagai simbol adat, dan masjid sebagai simbol agama. Jika pusat pemerintahan

Page 118: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara96

berpindah, maka raja akan membangun kembali 3 unsur ini.

Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I

Masjid Agung palembang ini awalnya bernama Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I. Pada mulanya disebut Masjid Sultan. Perletakan batu pertama pada tahun 1738, dan peresmiannya pada hari Senin tanggal 28 Jumadil Awal 115 H atau 26 Mei 1748. Masjid Agung didirikan oleh Sultan Mahmud Badaruddin I yang dikenal pula dengan Jayo Wikramo (memerintah tahun 1724-1758).

Masjid ini pada zamannya adalah masjid yang terindah dan terbesar di Nusantara, dengan arsitektur khas yaitu atap limas. Masjid Agung Palembang pada mulanya disebut Masjid Sultan dan dibangun pada tahun 1738 oleh Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo. Peresmian pemakaian masjid ini dilakukan pada tanggal 28 Jumadil Awal 1151 H (26 Mei 1748). Ukuran bangunan mesjid waktu pertama dibangun semula seluas 1080 meter persegi dengan daya tampung 1200 jemaah. Perluasan pertama dilakukan dengan wakaf Sayid Umar bin Muhammad Assegaf Altoha dan Sayid Achmad bin Syech Sahab yang dilaksanakan pada tahun 1897 dibawah pimpinan Pangeran Nataagama Karta mangala Mustafa Ibnu Raden Kamaluddin.

Page 119: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Khazanah Masjid Bersejarah Bumi Berazam 97

Pada awal pembangunannya (1738-1748), sebagaimana masjid-masjid tua di Indonesia, Mesjid Sultan ini pada awalnya tidak mempunyai menara. Kemudian pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Najamudin (1758-1774) barulah dibangun menara yang letaknya agak terpisah di sebelah barat. Bentuk menaranya seperti pada menara bangunan kelenteng dengan bentuk atapnya berujung melengkung. Pada bagian luar badan menara terdapat teras berpagar yang mengelilingi bagian badan.

Masjid Agung merupakan masjid tua dan sangat penting dalam sejarah Palembang. Masjid yang berusia sekitar 259 tahun itu terletak di Kelurahan 19 Ilir, Kecamatan Ilir Barat I, tepat di pertemuan antara Jalan Merdeka dan Jalan Sudirman, pusat Kota Palembang. Tak jauh dari situ, ada Jembatan Ampera. Masjid dan jembatan itu telah menjadi land mark kota hingga sekarang.

Masjid Siguntur

Page 120: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara98

Masjid siguntur merupakan bangunan bersejarah yang berdasarkan sumber lokal berhubungan dengan Kerajaan Dharmasraya di Swarnabhumi (Sumatera). Masjid Siguntur terletak di Dusun Ranah, Desa Siguntur, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat. Bangunan masjid berada dalam satu kompleks dengan makam Raja-raja Siguntur dan rumah adat Siguntur. Di sebelah barat masjid mengalir Sungai Batanghari yang terkenal dengan peninggalan purbakala di sepanjang alirannya.

Catatan Sejarah kerajaan Siguntur belum banyak diketahui, namun menurut sumber lokal menyebutkan bahwa daerah Siguntur merupakan sebuah kerajaan Dharmasyraya di Swarnabhumi (Sumatera) yang berkedudukan di hulu sungai Batanghari, sungai ini melintasi Provinsi Jambi dengan muara di laut Cina Selatan.

Sebelum agama Islam masuk ke wilayah Minangkabau atau Jambi, kerajaan Siguntur merupakan kerajaan kecil yang bernaung di bawah kerajaan Malayu, namun pernah bernaung pula pada kerajaan Sriwijaya, Majapahit, Singasari, dan Minangkabau.

Dalam kompleks Masjid Siguntur terdapat makam Raja-raja Siguntur yang terdapat di sebelah utara bangunan masjid. Kompleks makam berdenah segi lima dengan ukuran panjang yang berbeda. Makam dibuat sangat sederhana, hanya ditandai dengan nisan dan jirat dari bata dan batu. Dari sekian banyak makam hanya enam makam yang diketahui, yaitu makam Sri Maharaja Diraja Ibnu bergelar Sultan Muhammad Syah bin Sora, Sultan Abdul Jalil bin Sultan Muhammad Syah Tuangku Bagindo Ratu II, Sultan Abdul Kadire Tuangku Bagindo Ratu III, Sultan Amirudin Tuangku Bagindo Ratu IV, Sultan Ali Akbar Tuangku Bagindo V, dan Sultan Abu Bakar Tuangku Bagindo Ratu VI.

Page 121: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Khazanah Masjid Bersejarah Bumi Berazam 99

Masjid Sultan Suriansyah

Masjid Sultan Suriansyah demikian nama masjid bersejarah yang menjadi tonggak perkembangan masyarakat muslim di Banjarmasin. Masjid didirikan pada pemerintahan Sultan Suriansyah (1526-1550 M), dimana beliau adalah raja pertama yang memeluk agama Islam di wilayah Kalimantan Selatan. Berawal dari perjanjian Sultan Suriansyah yang kala itu masih bernama Pangeran Samudera yang mengutus Patih Balit meminta bantuan kepada Kesultanan Demak di utara Pulau Jawa dalam perang melawan pamannya sendiri Pangeran Tumenggung memperebutkan kekuasaan di wilayah Banjar.

Permintaan bantuan tersebut ternyata diterima dan disambut baik dengan perjanjian nantinya Pangeran Samudera akan memeluk Islam jika menang dalam peperangan itu. Dari sinilah sejarah masjid berawal, dengan kemenangan Pangeran Samudera maka diperlukan sarana ibadah bagi komunitas masyarakat muslim yang baru terbentuk.

Maka pada tahun 1526 didirikanlah masjid Sultan Suriansyah seiiring lahirnya kesultanan Banjar. Masjid yang usianya sudah mencapai 450 tahun ini, dibangun dengan arsitektur tradisional

Page 122: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara100

khas Banjar yang juga dipadukan dengan gaya bangunan Demak. Konstruksinya dibangun dengan tipe panggung dengan atap tumpang tiga (talu) yang berhiaskan sungkul dan jamang (ukiran). Bagian mimbar terbuat dari kayu ulin dengan pelengkung mimbar bertulis kaligrafi berbunyi Allah Muhammadarasulullah tahun 1296 H bulan Rajab hari Selasa tanggal 17, sedang pada bagian kiri mimbar terdapat tulisan Allah subhanu wal hamdi al-Haj Muhammad Ali al-Najri Masjid. Bentuk ruang pada Masjid Sultan Suriansyah memiliki gaya arsitektur Masjid Agung Demak yang dipengaruhi oleh arsitektur jawa kuno pada masa kerajaan Hindu.

Masjid Tua Al-Hilal Katangka

Sumber. Wikipedia.

Mesjid Tua Al-Hilal Katangka disebut juga Masjid Agung Syeh Yusuf merupakan mesjid pertama dan tertua di Gowa, sekaligus masjid tertua ke dua di Indonesia setelah masjid Jami’ Tua Palopo. Penamaan mesjid ini dari nama Syufi Kharismatik yang dipuja masyarakat Sulawesi Selatan. Syufi tersebut adalah Syeh Yusuf Al Makkasari yang merupakan kerabat raja Gowa.

Page 123: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Khazanah Masjid Bersejarah Bumi Berazam 101

Syekh Yusuf lahir 3 Juli 1626 di Kabupaten Gowa, gigih melawan penjajah Belanda, diasingkan ke Capetown, Afrika Selatan dan meninggal dunia dalam usia 73 tahun pada tanggal 23 Mei 1699, dimakamkan di daerah pertanian Zanvliet di Distrik Stellenbosch, Afrika Selatan. Atas permintaan Raja Gowa, Abdul Djalil, 5 April 1795, makam Syekh Yusuf dipindahkan ke Lakiung, tak jauh dari Masjid Katangka.

Pemerintah Indonesia menetapkan Syekh Jusuf sebagai pahlawan nasional dan di Afrika Selatan, ia mendapat tempat yang sangat istimewa di hati rakyat sebagai pahlawan pembebasan kaum tertindas dan juga dianugerahi gelar pahlawan nasional di negara itu.

Masjid Tua Al-Hilal dibangun pada masa pemerintahan raja Gowa XIV bernama Aku Manga'ragi Daeng - Manrabbiakaraeng Lakiung (Sultan Alauddin I) tahun 1603, Sultan Alauddin adalah Raja Gowa pertama yang memeluk agama Islam. Sultan Alauddin adalah kakek dari I Mallombassi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bontomangape Tumenanga ri Balla Pangkana atau yang dikenal dengan nama Sultan Hasanuddin, Raja Gowa ke-16

Katangka adalah jenis pohon yang dahulu kala banyak tumbuh di lingkungan sekitar masjid itu. Kayu katangka pula yang menjadi bahan pembuatan masjid yang berdiri tahun 1603 tersebut. Namun, pohon endemis yang kayunya dianggap sebagai kayu kehormatan oleh orang Makassar itu kini sudah sangat langka.

Satu hal lain yang unik dari bangunan arsitek masjid ini yaitu sebuah ornamen kaligrafi di gapura kecil mimbar. Kaligrafi berhuruf Arab itu menggunakan bahasa Makassar yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Harun sebagai berikut: "Mimbar ini dibuat pada hari Jumat tanggal 2 Muharam tahun 1303 Hijriah. Diukir oleh Karaeng Katangka bersama Tumailalang Lolo. Apabila khatib sudah berada di atas mimbar, kita tidak diperkenankan lagi

Page 124: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara102

berbicara masalah dunia".

Masjid Katangka yang terletak di Kabupaten Gowa merupakan tonggak sejarah penyebaran Islam di Sulawesi Selatan. Sejarah kelahiran Masjid Tua Katangka bisa ditelusuri dari prasasti yang tertoreh di pintu utamanya. Ditulis dalam bahasa Makassar namun menggunakan huruf Arab, masyarakat setempat mengenalnya sebagai huruf uki ri serang. Bila diterjemahkan dalam Indonesia, pesan itu kurang lebih berarti : ”Masjid ini dibangun pada hari Senin 7 Rajab 1011 Hijriah bertepatan dengan 18 April 1603 Masehi. Pada kurun waktu itu, wilayah Gowa masih berbentuk kerajaan.

Masuknya Islam ke Gowa tak lepas dari posisi daerah ini yang strategis. Letaknya yang di bibir pantai membuat Gowa menjadi pusat perniagaan penting. Kaum pendatang, terutama para saudagar, berdatangan silih berganti. Mereka tak hanya membawa barang dagangan, melainka juga budaya dan agama, terutama agama Islam, mereka kebanyakan berasal dari Ras Melayu, terutama dari Sumatera Barat. Sejak kedatangan para pedagang asal Sumatera Barat, pelan tapi pasti, banyak warga Gowa yang mulai memeluk Islam. Lambat laun, ajaran ini akhirnya masuk juga ke lingkungan istana. Salah seorang dari sejumlah penyiar Islam yang paling berpengaruh masa itu adalah Abdul Mahmud Khatib Tunggal asal Padang Darat, Kampung Kota Tengah, Sumatera Barat.

Sejak berdiri, Masjid Katangka menjadi pintu utama penyebaran Islam di seluruh pelosok Sulawesi Selatan. Sederet ulama besar pernah punya andil menghidupkan syiar Islam di Masjid Katangka. Satu diantaranya ialah Syekh Yusuf Taj al-Khalawati, ulama sekaligus pejuang yang sempat dibuang Belanda ke Afrika Selatan, yang lebih dikenal dengan nama Tuanta Salamaka Sehingga Masjid Katangka merupakan benteng di dalam benteng, benteng pertahanan bagi raja dan keluarga besar Kerajaan Gowa.

Page 125: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Khazanah Masjid Bersejarah Bumi Berazam 103

Lokasi Masjid ini Terletak di Jl. Syeh Yusuf, Desa Katangka, Kecamatan Sumba Ompu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Masjid ini berada di perbatasan antara Kota Makassar dan Kabupaten Gowa. Jarak lokasi sekitar 10 kilometer sebelah selatan pusat Kota Makassar (Lapangan Karebosi). Terletak di koordinat S5 11 27.0 E119 27 05.5. dan hanya 1,5 kilometer (km) dari Sungguminasa, ibu kota Kabupaten Gowa atau sekitar 9 km dari Kota Makassar, tak jauh dari makam Pahlawan Nasional Syekh Jusuf atau tokoh yang dijuluki Tuanta Sa-lamaka, pemimpin yang membawa keselamatan ummat.

Masjid Tua Al-Hilal terdaftar sebagai benda cagar budaya pemerintah propinsi Sulawesi Selatan dengan nomor urut inventaris 98. dan sudah ditetapkan sebagai benda cagar budaya nasional melalui surat keputusan Nomor : 240/M/1999, tanggal 4 Oktober 1999, oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Juwono Sudarsono, dengan Luas bangunan 212,7 m2 dan dikelilingi pagar besi, dengan tiang pagar dari tembok.

Masjid Tua Palopo

Masjid Jami atau Masjid Tua Palopo, merupakan peninggalan Kerajaan Luwu yang didirikan Raja Luwu yang bernama Datu Payung Luwu XVI Pati Pasaung Toampanangi Sultan Abdullah Matinroe, pada tahun 1604 Masehi. Sesuai namanya, Masjid Tua Palopo berusia sangat tua, diperkirakan berdiri pada tahun 1604 M. Artinya, usia masjid ini sudah lebih dari empat abad.

Page 126: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara104

Masjid ini terletak di sudut perempatan jalan luas 15 meter persegi. Sebagian masyarakat percaya, bahwa bagi orang yang datang ke Kota Palopo belum dikatakan resmi menginjakkan kaki di kota ini jika belum menyentuh tiang utama masjid tua.

Tiang Masjid Tua Palopo konon terbuat dari pohon Cinaduri, serta dinding temboknya dibangun dengan menggunakan bahan campuran dari putih telur.

Dalam mesjid terdapat lima tiang penyangga yang dilambangkan sebagai lima rukun Islam. Masjid ini memiliki 20 jendela besar yang dimaknai sebagai 20 sipat baik bagi Allah SWT.

Sementara 12 jendela kecil yang berada di barat Masjid Jami, dimaknai sebagai bulan yakni 12 bulan selama setahun. Pintu Masjid Tua Palopo memiliki satu pintu utama yang menghadap ke timur. Makna satu pintu tersebut melambangkan keesahan Allah SWT. Masjid ini tidak pernah sepi dari jemaah, khususnya pada bulan Ramadan.

Setiap selesai salat zhuhur hingga menjelang berbuka puasa, para jamaah tetap tinggal di masjid untuk mengaji, tadarrus Alquran, dan berzikir. Jamaah yang datang bukan hanya warga Kota Palopo, tetapi juga kabupaten tetangga.

Sebagian masyarakat percaya bahwa bagi orang yang datang ke Kota Palopo, belum dikatakan resmi menginjakkan kaki di kota ini apabila belum menyentuh tiang utama Masjid Tua Palopo yang terbuat dari pohon Cinaduri, serta dinding tembok yang menggunakan bahan campuran dari putih telur. Oleh karena itu, masjid ini tidak pernah sepi dari jemaah, khususnya pada bulan Ramadhan, setiap selesai shalat dhuhur hingga menjelang berbuka puasa, biasanya para jamaah tetap tinggal di masjid untuk mengaji, tadarrus Alquran, dan berzikir. Jamaah yang datang bukan hanya

Page 127: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Khazanah Masjid Bersejarah Bumi Berazam 105

warga Kota Palopo, tetapi banyak juga yang datang dari kabupaten tetangga, seperti Luwu, Luwu Utara, Sidrap, dan Wajo.

Masjid Sultan Ternate

Masjid Sultan Ternate, atau oleh masyarakat setempat biasa disebut sebagai Sigi Lamo, dalam bahasa Ternate, Sigi berarti masjid dan Lamo bermakna besar, Masjid Sultan Ternate memang masjid pertama di Ternate dan terbesar di jaman nya. Masjid ini menjadi bukti keberadaan Kesultanan Islam pertama di kawasan timur Nusantara ini.

Kesultanan Ternate mulai menganut Islam sejak raja ke-18, yaitu Kolano Marhum yang bertahta sekitar 1465-1486M. Pengganti Kolano Marhum adalah puteranya, Zainal Abidin (1486-1500), yang makin memantapkan Ternate sebagai Kesultanan Islam dengan mengganti gelar Kolano menjadi Sultan, menetapkan Islam sebagai agama resmi kerajaan, memberlakukan syariat Islam, serta membentuk lembaga kerajaan sesuai hukum Islam dengan melibatkan para ulama.

Page 128: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara106

Gambar: Foto lama Masjid Sultan Ternate

Masjid Sultan Ternate atau Sigi Lamo berada di kawasan Jalan Sultan Khairun, Kelurahan Soa Sio, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara. Di bagian belakang masjid, terdapat benteng Oranye yang dibangun Belanda antara 1606-1607M.

Sebagaimana Kesultanan Islam lainnya di Nusantara, Masjid Sultan Ternate dibangun tak jauh dari istana Sultan Ternate, tetapi bukan menjadi bagian kompleks istana. Jarak antara keduanya sekitar 100 meter sebelah tenggara istana sultan yang dibangun tahun 1234M. Posisi masjid ini tentu saja berkaitan dengan peran penting masjid dalam kehidupan beragama di Kesultanan Ternate. Tradisi atau ritual-ritual keagamaan yang diselenggarakan kesultanan selalu berpusat di masjid ini.

Tradisi Malam Qunut dan Kolano Uci Sabea

Salah satu tradisi yang setiap tahun diadakan di Masjid Sultan Ternate adalah Malam Qunut yang jatuh setiap malam ke-16 bulan Ramadhan. Dalam tradisi ini, sultan dan para kerabatnya dibantu oleh Bobato Akhirat (dewan keagamaan kesultanan) mengadakan

Page 129: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Khazanah Masjid Bersejarah Bumi Berazam 107

ritual khusus yaitu Kolano Uci Sabea, yang berarti turunnya sultan ke masjid untuk salat dan berdoa.

Kolano Uci Sibea dimulai dari istana menuju masjid untuk melaksanakan salat Tarawih. Sekitar pukul setengah delapan waktu setempat, sultan akan ditandu oleh pasukan kesultanan menuju masjid dan diiringi alunan alat musik Totobuang (semacan gamelan) yang ditabuh oleh sekitar dua belas anak kecil yang mengenakan pakaian adat lengkap di depan tandu sultan.

Konon, alat musik ini merupakan pemberian Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) kepada salah satu Sultan Ternate yang berguru kepadanya. Sebelum salat Tarawih dilakukan, para muadzin yang terdiri dari empat orang, mengumandangkan adzan secara bersama-sama. Menurut sebagian orang, ini untuk mengingatkan masyarakat Ternate tentang empat Soa (kelurahan pertama) di daerah Ternate.

Empat Soa ini yaitu Soa Heku (Kelurahan Dufa-Dufa), Soa Cim (Kelurahan Makassar), Soa Langgar (Kelurahan Koloncucu), dan Soa Mesjid sultan sendiri. Namun, ada juga yang percaya bahwa pengumandangan adzan oleh empat muadzin tersebut melambangkan empat kerajaan terkuat yang masih saling bersaudara di kawasan Maluku Utara, yaitu Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo. Keempat kerajaan ini dalam kepercayaan masyarakat setempat biasa disebut Moloku Kie Raha (pemangku empat gunung atau kerajaan).

Dihapusnya Tradisi larangan bagi perempuan

Hari Rabu tanggal 16 September 2009 bertepatan dengan tanggal 26 Ramadhan 1430 Hijriyah, Kolano (Raja) Ternate, Sultan Mudaffar Sjah, menghapuskan satu tradisi lama Masjid Sigi Lamo, yaitu tradisi yang melarang muslimah untuk sholat di Masjid Sultan Ternate atau Sigi lamo. Dalam ritual Kolano Uci Sabea tahun 2009M / 1430H menyambut datangnya malam Ela-ela atau Lailatul Qadar di

Page 130: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara108

masjid Kesultanan Ternate, Sultan Mudaffar Sjah mengajak serta Boki (permaisuri) Nita Budhi Susanti untuk salat di Masjid Sigi Lamo.

Masjid Kampung Hulu Malaka, Malaysia

Sumber: Internet

Sejarah Malaka tak terpisahkan dari sejarah Republik Indonesia. Meskipun Malaka bukanlah bagian dari wilayah Republik tercinta ini. Dimulai dari sejarah berdirinya Malaka, masuknya bangsa asing ke nusantara hingga perjuangan melepaskan diri dari penjajahan, kedekatan dua bangsa serumpun ini sudah terjalin sejak lama. Beberapa saksi bisu sejarah panjang hubungan dua bangsa ini terekam dalam warisan masa lalu di Malaka. Di beberapa masjid tua peninggalan masa lalu. Salah satu diantaranya adalah Masjid Kampung Hulu, Malaka.

Masjid Kampung Hulu, Malaka, ini merupakan salah satu masjid tertua di Malaysia dan dijadikan salah satu bangunan warisan sejarah oleh pemerintah Kerajaan Malaysia. Dan kini menjadi salah satu ikon pariwisata Malaka. Masjid Kampung Hulu Malaka ini menjadi masjid tertua di Malaysia yang masih menjalankan fungsinya dengan baik. Bagian dalam perkarangan masjid terdapat

Page 131: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Khazanah Masjid Bersejarah Bumi Berazam 109

makam Sayyid Abdullah Al-Haddad, seorang guru agama yang terkenal yang dianggap sebagai Wali. Non muslim dilarang masuk ke dalam masjid ini namun diperkenankan untuk sekedar melihat dari luar.

Lokasi Masjid Kampung Hulu, Malaka.

Masjid Kampung Hulu di Malaka masih berdiri di tempat aslinya sejak pertama kali didirikan. Masjid ini berada di pojok jalan Masjid Kampung Hulu dan jalan Masjid. Berada dikawasan pusat komersial tua kota Malaka yang kini di dominasi oleh ruko-ruko milik warga keturunan Cina.

Arsitertur Masjid Kampung Hulu

Masjid Kampung Hulu dibangun dengan nuansa arsitektur Sumatera dan Jawa, dilengkapi dengan satu bangunan menara. Bangunan utama masjid beratap piramida bertumpang tiga, celah diantara tumpang atap menjadi tempat masuknya udara dan cahaya ke dalam masjid. Struktur atap di topang oleh empat sokoguru dibagian tengah masjid. Sementara sokoguru yang lebih kecil menyangga bagian lain dari atap masjid.

Mengingat Masjid Kampung Hulu dibangun hampir bersamaan dengan pembangunan masjid Kampung Keling dan Masjid Tengkera. Maka kemudian menjadi tidak aneh bila arsitektur ketiga masjid itu nyaris serupa. Sepintas lalu masjid masjid tersebut sangat mirip dengan bangunan masjid tua di Sumatera dan Jawa. Orang Indonesia yang berkunjung ke masjid ini akan merasa sangat familiar dengan arsitekturnya.

Sejarah Berdirinya Masjid Kampung Hulu

Masjid Kampung Hulu di dirikan tahun 1728 oleh Dato’ Samsudin Bin Arom. Wakil dari masyarakat Melayu, dimasa

Page 132: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara110

penjajahan Belanda di Melaka, kebebasan beragama cukup dihargai dan berkembang dengan baik. Masyarakat pribumi kala itu dipimpin oleh seorang yang membangun tempat ibadah mereka masing masing sesuai dengan keperluan.

Agama Katolik sendiri adalah agama orang Portugis. Dan penjajahan Portogis atas Malaka yang dimulai tahun 1511 menjadi titik awal masuknya agama Katolik ke Malaka. Salah satu masjid yang turut dihancurkan oleh Portugis adalah masjid pertama di Malaka yang berlokasi di seberang bangunan yang kini disebut kawasan kota tua Melaka.

Masjid Negeri Sultan Abu Bakar

Masjid negeri Sultan Abu Bakar ialah masjid negeri Johor yang terletak di Johor Bahru. Masjid ini telah dibuka dengan rasminya oleh Sultan Ibrahim ibni Sultan Abu Bakar pada 1900. Masjid ini diberi nama Masjid Abu Bakar kerana mengambil sempena nama Almarhum Sultan Abu Bakar Daeng Ibrahim yang telah menitahkan pembinaannya kira-kira dalam tahun 1892 dengan perbelanjaan lebih dari $400,000.

Page 133: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Khazanah Masjid Bersejarah Bumi Berazam 111

Masjid yang dibangunkan di atas sebuah bukit kecil di tepi Selat Tebrau menghala ke Singapura ini mempunyai 4 buah menara yang menyerupai beberapa buah masjid di negara-negara Asia Barat terutamanya di Mesir. Menaranya berbentuk 2 tingkat bulat di atas dan empat persegi di bawah serta berkubah. Masjid ini boleh memuatkan kira-kira 3,000 umat Islam bersolat.

Bangunannya empat persegi dan banyak dipengaruhi oleh ciri-ciri bina Islam. Masjid ini berbentuk bujur sangkar dengan 4 buah anjung yang masing-masing mempunyai menara kubah.

Saat ini, Masjid Sultan Abu Bakar merupakan salah satu warisan sejarah yang dilindungi oleh Kerajaan Malaysia. Sebagai lokasi wisata, masjid ini terbuka setiap hari untuk dikunjungi oleh wisatawan dari pukul sembilan pagi hingga pukul empat sore tanpa dipungut biaya kecuali hari Jumat, masjid ini tertutup untuk kunjungan wisata.

Dari halaman belakang masjid inilah negara Singapura terlihat sangat jelas, sedangkan dibagian pinggir halaman ada beberapa pedagang souvenir lokal, yang siap menyambutmu dengan ragam aneka pernik yang siap dibawa pulang.

Page 134: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara112

Masjid Sultan Singapura

Gambar: Masjid Sultan Singapore teletak di Kampong Glam.

Masjid ini menjadi salah satu bangunan bersejarah, ditetapkan oleh pemerintah Singapura pada tanggal 14 maret 1975. Oleh karena itu masjid ini terbuka bagi seluruh turis yang ingin masuk melihat suasana didalam masjid. Namun harus menggunakan pakaian yang sopan untuk menghormati orang yang sedang beribadah. Untuk itu pengurus sudah menyiapkan sebuah mantel panjang yang wajib dikenakan bagi pengunjung perempuan untuk menutup aurat.

Warna kuning khas kerajaan Melayu mendominasi cat disekeliling masjid Sultan, walupun kuningnya tidak seterang Masjid Raja Ali Haji di Pulau Penyengat. Salah satu keunikan dari masjid dengan kubah berwarna emas ini adalah ornamen botol kaca hijau yang disusun terbalik persis di bawah kubah masjid, sehingga tampak bagian belakang dari botol hijau membentuk sebuah susunan seperti glass block yang cantik. botol-botol itu merupakan sumbangan kaum dhuafa sewaktu pembangunan kembali masjid Sultan di tahun 1924.

Page 135: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Khazanah Masjid Bersejarah Bumi Berazam 113

Lokasi masjid Sultan di Kampong Glam ini berdekatan dengan Malaysian Center Heritage (istana sultan) dan mamanda (tempat makan sultan). Adapun makam sultan ini terdapat persis di depan masjid. Tapi tidak sembarang oleh bisa melihat makam.

Untuk makanan halal disekitar masjid juga terdapat beberapa penjual makanan khas Indonesia, masakan padang dan masakan indonesia lainnya dan yang pasti halal. Didepan masjid tepatnya di Arab Street ada satu langganan kedai makan kami yaitu singapore zam-zam. Disini yang terkenal adalah nasi briyaninya, porsinya banyak dan rasanya pas serta harganya cukup murah. Wisata disingapura memang sangat menjadi perhatian serius pemerintah, arsitektur kota tua sangat dipertahankan, sehingga banguanan tua berbentuk ruko yang berjejer rapi khas Eropa masih terawat dengan rapi. (Sumber. Kompasiana)

Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien – Brunei Darussalam

Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien adalah masjid Nasional bagi Kesultanan Brunei Darussalam di kota Bandar Seri Begawan,

Page 136: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara114

Ibukota negara Brunei Darussalam. Masjid mewah dengan kubah berlapis emas murni ini dibangun sebagai simbol bahwa Islam adalah agama negara dan menjadi pegangan hidup rakyat Brunei Darussalam. Sejak dibangun hingga hari ini, Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien menjadi salah satu masjid yang paling terkenal di dunia karena keindahan dan kemegahannya.

Sebagai masjid kerajaan masjid Sultan Omar Ali Saifuddien memang dibangun di Ibukota negara Brunei Darussalam. Tepatnya di Kampong Ayer (Kampung Air) bersebelahan dengan komplek Yayasan Sultan Haji Hassanal Bolkiah di Bandar Seri Begawan. Sekali dalam setahun, bangunan replika Bahtera (kapal) Sultan Bolkiah yang berdiri di tengah laguna di depan masjid ini dijadikan mimbar Tilawah dalam Lomba Seni Baca Al-Qur’an atau Musabaqoh Tilawatil Qur’an tingkat Nasional Brunei Darussalam.

Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien dinamai sesuai dengan nama Sultan Brunei Darussalam ke 28, Omar Ali Saifuddien III. Sebuah bangunan masjid yang dibangun sebagai symbol bahwa Islam adalah agama resmi dan menjadi nafas kehidupan negara tersebut. Kemegahan masjid yang mendominasi pemandangan kota Bandar Seri Begawan ini selesai dibangun tahun 1958.

Adab Masuk Masjid

Rasulullah SAW menjelaskan salah satu keistimewaan yang didapat ketika di akhirat salah satunya adalah Masjid. Nabi SAW bersabda, dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:

Page 137: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Khazanah Masjid Bersejarah Bumi Berazam 115

“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, pertama Pemimpin yang adil, Pemuda yang tumbuh di atas kebiasaan ‘ibadah kepada Rabbnya. Lelaki yang hatinya terpaut dengan masjid, Dua orang yang saling mencintai karena Allah, sehingga mereka tidak bertemu dan tidak juga berpisah kecuali karena Allah. Lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’.Orang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya. Orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis” (HR. Al-Bukhari no. 620 dan Muslim no. 1712).

Dalam rangka memotivasi kaum muslimin untuk memakmurkan masjid, Allah memberikan banyak janji dan keutamaan bagi orang yang menghadiri shalat jamaah. Di antaranya:

Hadis dari Ibnu Mas’ud, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Jika seseorang wudhu dengan sempurna, kemudian menuju masjid, maka Allah akan mencatat setiap langkahnya sebagai pahala untuknya, mengangkat derajatnya, dan menghapuskan dosanya…” (HR. Muslim)

Hadis dari Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Siapa yang berwudhu untuk shalat dan dia sempurnakan wudhunya, kemudian dia menuju masjid untuk shalat fardhu. Lalu dia ikut shalat

Page 138: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara116

berjamaah atau shalat di masjid maka Allah mengampuni dosa-dosanya.” (HR. Muslim)

Untuk menyempurnakan pahala Anda ketika menuju masjid, berikut beberapa adab yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berangkat ke masjid:

Pertama, berwudhulah dari rumah dan bukan di masjid Terdapat banyak dalil yang menunjukkan bahwa keadaan yang sesuai sunah adalah berwudhu di rumah dan bukan di masjid. Di antaranya adalah hadis Utsman di atas, “Siapa yang berwudhu untuk shalat dan dia sempurnakan wudhunya, kemudia dia menuju masjid untuk shalat fardhu.”

Zhahir hadis ini, wudhu tersebut dilakukan sebelum berangkat menuju masjid. Itu artinya, wudhu tersebut dilakukan di rumah. Disamping itu, terdapat dalil tegas yang menunjukkan hal ini. Hadis dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Siapa yang berwudhu di rumahnya kemudian berjalan menuju salah satu rumah Allah, untuk menunaikan shalat wajib…”(HR. Muslim)

Kedua, gunakan pakaian yang sopan nan suci

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

“Wahai bani Adam, gunakanlah perhiasan kalian setiap kali menuju masjid, makan dan minumlah kalian…” (QS. Al-A’raf: 31)

Sebagai orang yang beriman, seharusnya kita merasa malu ketika mengenakan kaos atau pakaian tidak sopan ketika menuju masjid. Sementara kita sadar bahwa kita hendak menghadap Allah.

Page 139: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Khazanah Masjid Bersejarah Bumi Berazam 117

Ketiga, bacalah doa ketika keluar rumah Di antara doa yang disyariatkan adalah

Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.

Membaca doa ini ketika keluar rumah memiliki keutamaan besar, sebagaimana disebutkan dalam hadist Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Apabila ada orang yang keluar dari rumahnya, kemudian dia membaca doa di atas, dikatakan kepadanya:

‘Kamu diberi petunjuk, kamu dicukupi, dan kamu dilindungi maka setan-setan pun berteriak. Kemudian ada salah satu setan yang berkata kepada lainnya: ‘Bagaimana mungkin kalian bisa menggoda orang yang sudah diberi petunjuk, dicukupi, dan dilindungi.” (HR. Abu Daud, Turmudzi dan dishahihkan Al-Albani)

Keterangannya Doa ini sangat ringkas, mudah dibaca, namun keutamannya besar. Tidak dijumpai riwayat yang menganjurkan mengangkat tangan ketika membaca doa ini.

Keempat, gunakanlah sandal atau alas kaki lainnya dengan mendahulukan kaki kanan

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau mengatakan,

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suka mendahulukan yang kanan, ketika memakai sandal, menyisir rambut, bersuci, dan yang lainnya.” (HR. Bukhari, Ahmad dan yang lainnya)

Page 140: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara118

Kelima, berjalanlah menuju masjid dengan tenang Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Apabila kalian mendengar iqamah, berjalanlah menuju shalat dan kalian harus tenang, dan jangan buru-buru.. (HR. Bukhari dan Muslim)

Di samping itu, dengan berjalan tenang kita akan mendapatkan banyak pahala. Karena setiap langkah kaki kita dicatat sebagai pahala dan menghapus dosa.

Di antara hikmah larangan terburu-buru ketika shalat, agar kita tidak ‘ngos-ngosan’ ketika melaksanakan shalat. Nafas tersengal-sengal ketika shalat, bisa menyebabkan shalat kita menjadi sangat terganggu.

Keenam, membaca doa ketika menuju masjid. Doa yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menuju masjid sangat bervariasi. Ada yang panjang dan ada yang pendek. Sebagian ulama menganjurkan agar dibaca semuanya. Sehingga kita mendapatkan semua keutamaan dalam doa tersebut. Tapi, bagi yang kesulitan menghafalkan semua, bisa menghafalkan yang pendek, dan dibaca berulang-ulang.

Di antara doa yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah

Page 141: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Khazanah Masjid Bersejarah Bumi Berazam 119

Artinya: Ya Allah, jadikanlah cahaya di hatiku, cahaya di lisanku, cahaya bagi pendengaranku, cahaya di penglihatanku, cahaya di atasku, cahaya di bawahku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya di depanku, cahaya di belakangku, cahaya di jiwaku, perbesarlah cahayaku, jadikanlah untukku cahaya, jadikanlah aku penuh cahaya, ya Allah berikanlah aku cahaya, jadikanlah cahaya di ruas badanku, cahaya di dagingku, cahaya di darahku, cahaya di rambutku, dan cahaya di kulitku.

Artinya: Ya Allah, jadikanlah cahaya untukku di kuburku, cahaya di tulangku.

“Tambahkanlah cahaya untukku, tambahkanlah cahaya untukku, tambahkanlah cahaya untukku”..

“Berikanlah aku cahaya di atas cahaya”

Semua doa di atas berdasarkan riwayat yang shahih, sebagaimana disebutkan dalam buku Hisnul Muslim, karya Dr. Said bin Wahf Al-Qahthani

Ketujuh, sesampainya di masjid, lepas sandal dengan mendahulukan kaki kiri.Sunah ini dinyatakan dalam hadis dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Apabila kalian memakai sandal, mulailah dengan kaki kanan, dan jika melepas, mulailah dengan kaki kiri.” (HR. Ibn Majah dan dishahihkan Al-Albani)

Agar Anda tetap bisa masuk masjid dengan kaki kanan, setelah melepas sandal, kaki jangan langsung diinjakkan ke lantai

Page 142: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara120

masjid, tapi diinjakkan dulu ke tanah atau ke sandal kiri yang sudah dilepas. Kemudian naiklah ke lantai masjid dengan kaki kanan.

Kedelapan, masuk masjid dengan mendahulukan kaki kanan. Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau mengatakan,

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suka mendahulukan yang kanan, ketika memakai sandal, menyisir rambut, bersuci, dan yang lainnya.” (HR. Bukhari, Ahmad dan yang lainnya)

Para ulama mengatakan, semua kegiatan yang baik, dianjurkan mendahulukan bagian tubuh yang kanan. Termasuk dalam hal ini adalah mendahulukan kaki kanan ketika masuk masjid.

Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, mengatakan:

“Termasuk ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika Anda masuk masjid, Anda mendahulukan kaki kanan dan ketika keluar Anda mendahulukan kaki kiri.” (HR. Hakim, beliau shahihkan dan disetujui Ad-Dzahabi)

Kesembilan, berdoalah ketika masuk masjid

Ada banyak doa yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan sekali lagi, sikap yang tepat adalah diamalkan semuanya. Berikut beberapa doa ketika masuk masjid,

Bismillah, shalawat dan salam untuk Rasulillah. (HR. Ibnu Sunni, Abu Daud, dan dishahihkan Al-Albani)

Ya Allah, buka-kanlah pintu rahmatmu untukku. (HR. Muslim)

Page 143: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Khazanah Masjid Bersejarah Bumi Berazam 121

“Aku berlindung kepada Allah yang Maha Agung, dengan wajah-Nya yang Mulia, dengan kekuasan-Nya yang langgeng, dari godaan setan yang terkutuk.

Untuk doa terakhir ini, terdapat keutamaan khusus: Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika masuk masjid, beliau membaca doa di atas. Kemudian beliau bersabda;

“Jika orang membaca doa ini maka setan berteriak, ‘Orang ini dilindungi dariku sepanjang hari’.” (HR. Abu Daud dan dishahihkan Al-Albani)

Kesepuluh, shalat tahiyatul masjid, jika masih memungkinkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan,

“Apabila kalian masuk masjid, jangan duduk, sampai shalat dua rakaat.” (HR. Muslim). Itulah shalat tahiyatul masjid.

Kesebelas, jangan lupa untuk mendekati sutrah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan:

“Apabila kalian hendak shalat, laksanakanlah dengan menghadap ke sutrah, dan mendekatlah ke sutrah.” Sutrah bisa berupa tembok, tiang, atau benda-benda lainnya.

(Sumber: https://konsultasisyariah.com/11057-adab-menuju-masjid.html)

Page 144: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara122

Page 145: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kepribadian Orang Melayu 123

BAB IV

KEPIBRADIAN ORANG MELAYU

Orang Melayu mengaku identitas kepribadiannya yang utama adalah adat-istiadat Melayu, bahasa Melayu, dan agama Islam. Dengan demikian, seseorang yang mengaku dirinya orang Melayu harus beradat-istiadat Melayu, berbahasa Melayu, dan beragama Islam. Tiga ciri utama kepribadian orang Melayu tersebut, yang menjadi pondasi pokok adalah agama Islam, karena agama Islam menjadi sumber adat-istiadat Melayu kepibradian orang Melayu dibentuk oleh adat-istiadat Melayu dan agama Islam. Kedua unsur inilah yang paling dominan dalam membetuk kepibradian orang Melayu. Ciri-ciri kepibradian orang Melayu tersebut terjelma dalam cara setiap orang berpikir, bersikap dan bertingkah laku.

Istilah “kepibradian” bersifat umum sesuai dengan kajian-kajian psikologi maupun antropologi. Kepibradian atau personality berasal dari bahasa latin “persona” yang berarti topeng atau pemain sandiwara. Ada juga yang mengatakan kepibradian berasal dari bahasa latin “persum” yang berarti wajah sesungguhnya. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Ciri kepribadian orang Melayu pada umumnya tidak lepas dari cara orang Melayu melihat dunia sekelilingnya, melihat dirinya

Page 146: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara124

sendiri, kesadaran agamanya, kesadaran terhadap kebutuhan hidup sehari-hari, kesadarannya di tengah-tengah orang lain dan orang asing, dan sebagainya. Semua itu mencetuskan sikap dan tingkah-laku orang Melayu dalam menghormati orang lain sesuai dengan tuntutan adat-istiadatnya. Berikut beberapa jumlah kepibradian orang Melayu yang penulis himpun sebagai nilai utama budi orang Melayu itu sendiri.

Amanah

Amanah adalah suatu tanggung jawab dan kewajiban yang besar yang diemban oleh manusia dalam kehidupan. Manusia adalah hamba yang Allah adakan setelah sebelumnya tidak ada, lalu Allah berikan kepada mereka amanah dan manusia menerimanya. sifat amanah sangat dijunjung tinggi oleh orang Melayu. Orang tua-tua Melayu mengatakan, bahwa sifat amanah mencerminkan iman dan takwa, mencerminkan sikap terpercaya. Oleh karenanya, setiap anggota masyarakat dituntut memiliki sifat-sifat tersebut, agar dihidupnya berkah dan sejahtera. Orang tua-tua selalu mengatakan dengan kutipan berikut:

“Apabila Tersalah Memberikan Amanah, niat tak sampai hajatpun punah,Banyaklah Kerja tidak Menyudah sesama kaum menjadi berbantah”.

“Apabila Mencari Pemegang Amanah

Carilah Orang Yang Elok Tingkah

Untuk Kebaikan mau Mengalah

Untuk yang benar mau beralah

apabila keliru mengaku salah

Apabila dinasehati tidak menyanggah

Apabila di ingatkan tidak berkilah

apabila dilarang tidak berbantah

Page 147: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kepribadian Orang Melayu 125

apabila di percayai tidak menyalah”

Setidaknya itu suatu kutipan yang perlu sangat di pertimbangkan oleh orang Melayu. Oleh karena itu sekecil apapun amanah yang dilaksanakan, maka memiliki dampak positif berupa kebaikan. Dan sekecil apapun amanah yang disia-siakan, niscaya memiliki dampak negatif berupa keburukan. Dampak itu bukan hanya mengenai dirinya tetapi juga mengenai umat manusia secara umum. Seorang mukmin yang bekerja mencari nafkah dengan cara yang halal dan baik, maka akan memberikan dampak positif berupa ketenangan jiwa dan kebahagiaan bagi keluarganya. Lebih dari itu dia mampu memberi sedekah dan infak kepada yang membutuhkan. Sebaliknya seorang yang menganggur dan malas akan menimbulkan dampak negatif berupa keburukan, terlantarnya keluarga, kekisruhan, keributan dan beban bagi orang lain.

Kesalahan kecil dalam menunaikan amanah akan menimbulkan bahaya yang fatal. Bukankah terjadinya kecelakaan mobil ditabrak kereta, disebabkan hanya karena sopirnya lengah atau sang penjaga pintu rel kereta tidak menutupnya? Bahaya yang lebih fatal lagi jika amanah dakwah tidak dilaksanakan, maka yang terjadi adalah merebaknya kemaksiatan, kematian hati, kerusakan moral dan tatanan sosial serta kepemimpinan di pegang oleh orang yang bodoh dan zhalim.

Perjalanan dakwah telah menorehkan pengalamannya betapa kesalahan dalam melaksanakan amanah mengakibatkan kerugian dan musibah. Pada saat perang Uhud, Rasulullah SAW. memerintahkan satu pasukan pemanah untuk tetap berjaga di bukit Uhud dan tidak meninggalkan pos itu. Tetapi, ketika pasukan perang umat Islam sudah di ambang kemenangan, dan sebagian yang lain bersorak sambil memunguti rampasan perang, maka pasukan pemanah pun tergoda dan ikut-ikutan mengambil rampasan perang itu.

Page 148: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara126

Amanah adalah perintah dari Allah yang harus ditunaikan dengan benar dan disampaikan kepada ahlinya. Allah Taala berfirman:

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS An-Nisaa 58)

Keterbukaan

Nilai keterbukaan, kemajemukan, persahabatan, dan tenggang rasa, hal ini terlihat karena secara umum geografis masyarakat Melayu lebih dominan hidup di pesisir pantai. Kondisi ini membangun karakter masyarakat Melayu bersikap inklusif (terbuka). Inklusivitas masyarakat Melayu dengan dunia luar telah diakui dalam sejarah nusantara, baik ketika mereka berinteraksi dengan para pedagang Arab, China maupun Gujarat. Namun demikian, sikap inklusivitas masyarakat Melayu terhadap bangsa luar tidak membuat etnis ini kehilangan identitas ke-Melayu-an dan ke-Islam-annya. Etnis ini bagaikan ikan di laut. Ia bisa menerima asinnya air laut akan tetapi tak menjadi asin karena asinnya air laut.

Memang kebudayaan Melayu begitu terbuka, sangat toleran dan dinamis. Keterbukaan ini tercermin antara lain dalam sistem kekerabatan yang menghasilkan suatu keadaan pada tingkat kehidupan sosial yang menerima budaya lain, asal tidak bertentangan degan ajaran Islam, menyatukan keberagaman, karena keberagaman tersebut membuat Melayu makin cemerlang.

Nilai keterbukaan pada masyarakat Melayu juga berarti kesediaan untuk membicarakan berbagai persoalan sejak dini, yakni

Page 149: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kepribadian Orang Melayu 127

pada saat persoalan itu baru muncul sebagai gejala buruk yang berpotensi merusak. Sebelum masalah itu membesar, hendaknya dibicarakan bersama.

Keterbukaan juga berarti bersedia untuk berdialog, berunding, dan bermusyawarah yang didalamnya mungkin terjadi perdebatan. Bagi orang Melayu, berdebat dalam bentuk menyaggah pendapat orang tidaklah diharamkan. Hal ini terungkap misalnya lewat pernyataan “jangan menyaggah tidak berhukum, jangan menentang tidak berundang. (Lihat Imam Budi Santosa, 2009:219). Artinya tidak setuju terhadap pendapat orang lain adalah hal yang wajar, akan tetapi ketidaksetujuan itu harus disampaikan berdasarkan alasan yang benar dan santun.

Sifat terbuka yang dijunjung tinggi orang Melayu ini sebagai simbol dan cerminan dari kejujuran, niat baik, berbaik sangka, bertanggung jawab, lurus hati dan ikhlas. Inilah petuah yang disampaikan orang-orang tua dahulu yang berbunyi:

“Kalau hidup berterus terang, bala menjauh sengketa pun hilang,Buka kulit tampak isi, tanda saudara sehidup semati.”

Artinya kalau suka berterus terang, alam yang sempit pun jadi terang. Sebaliknya, sifat terutup sering disebut dengan menutup diri. Orang yang memiliki sikap ini biasanya dianggap tidak baik, diragukan kesetiakawanannya dan keikhlasannya serta diragukan iktikad baiknya.

Orang tua-tua Melayu menganjurkan agar keterbukaan hendaklah dilakukan secara arif dan bijaksana. Sikap ini hakikatnya juga dilandasi oleh iktikad baik dan bermanfaat bagi kepentingan umum dan berfaedah bagi kehidupan pribadi. Keterbukaan dilakukan untuk memberikan pengertian dan pemahaman bagi masyarakat serta menjauhkan salah paham atau prasangka buruk. Selain itu,

Page 150: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara128

keterbukaan dapat meluruskan kekeliriuan atau memperbaiki kesalahan serta menyempurnakan kekurangan yang berakhir dengan kejujuran.

Hal inilah yang Nabi katakan dalam hadistnya berbunyi:

Artinya: “Sesungguhnya jujur itu menggiring ke arah kebajikan dan kebajikan itu mengarah ke surga. Sesungguhnya lelaki yang senantiasa jujur, ia ditetapkan sebagai orang yang jujur. Sesungguhnya bohong itu menggiring ke arah dusta. Dusta itu menggiring ke neraka. sesungguhnya lelaki yang senantiasa berbuat bohong itu akan ditetapkan sebagai pembohong (H.R. Bukhari dan Muslim)

Kesantunan

Salah satu norma perilaku berkomunikasi orang Melayu ialah berbicara dengan cara yang sopan atau . Dalam berkomunikasi sehari-hari, ada kesan bahwa orang Melayu selalu berpikir sebelum berbicara, seperti direfleksikan dalam ungkapan kalau cakap pikirlah dulu sedikit, sehingga tidak mudah menyalahkan orang, menepis kata-kata yang buruk, mau mendengar dan mampu menjaga perasaan orang lain.

Orang Melayu dituntut berbicara sopan sebab perilaku ini akan menghindarkan orang lain mendapat malu pada berbagai situasi tuturan. Nilai budaya Melayu ditentukan oleh kemampuan berbicara ini. Cara berbicara ini tidak berhubungan dengan kekayaan, keturunan, atau pendidikan.

Seperti contoh, ketika penulis menemukan seorang nelayan yang hanya tamat sekolah dasar bisa saja berbicara lebih sopan

Page 151: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kepribadian Orang Melayu 129

daripada seorang pegawai negeri yang tamat dari perguruan tinggi. Orang yang tidak berbicara sopan akan dikatakan anak yang kurang ajar dan tidak tahu aturan. Sebaliknya, cara yang sopan akan mendapat kebanggaan. Perilaku sopan juga berlaku pada ranah perilaku nonverbal; misalnya, melepas sepatu sebelum masuk ke rumah, memakan sedikit makanan yang ditawarkan, bersikap khusus ketika melewati orang yang sedang duduk, menggunakan tangan kanan ketika makan atau memberikan sesuatu, menghindari sentuhan fisik dengan anggota keluarga yang berbeda jenis kelamin, menunjuk dan memberi isyarat dengan cara tertentu.

Bahasa selalu dikaitkan dengan budi, oleh karena itu selalu disebut “budi bahasa”. Dengan demikian, ketinggian budi seseorang juga diukur dari kata-katanya, seperti ungkapan:Hidup sekandang sehalaman tidak boleh tengking-menengking tidak boleh tindih-menindih tidak boleh dendam kesumat

Oleh karena kata dan ungkapan memegang peran penting dalam pergaulan, maka selalu diberikan tuntunan tentang kata dan ungkapan agar kerukunan tetap terpelihara. Tinggi rendah budi seseorang diukur dari cara berkata-kata. Seseorang yang mengeluarkan kata-kata yang salah akan menjadi aib baginya, seperti kata pepatah “Biar salah kain asal jangan salah cakap”.

Budi dan bahasa ialah dua perkataan yang begitu sinonim yang kerap datang bersama sehingga lahir perkataan budi bahasa. Budi bahasa ialah unsur penting dalam kehidupan orang Melayu yang diasaskan daripada tingkah laku dan penggunaan kata-kata yang dipilih dengan cermat (Amat Juhari Moain, 2001:286). Kepentingan budi bahasa dalam kehidupan orang Melayu begitu jelas dengan

Page 152: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara130

pantun yang berikut:

Yang kurik itu kundi Yang merah itu saga Yang cantik itu budi Yang indah itu bahasa

Apabila budi digabungkan dengan bahasa lahirlah satu pengertian yang jelas, yaitu percakapan yang baik yang mengandungi tutur kata sempurna dan menyenangkan, penuh dengan sifat-sifat menghormati pihak lain, bersopan santun diiringi dengan akhlak yang mulia. Konsep bahasa dalam masyarakat Melayu begitu penting sehingga dikatakan "bahasa tidak dijual beli" dan "hilang bahasa hilang bangsa". Orang Melayu juga ada mengatakan "bahasa menunjukkan bangsa" yang menjelaskan bahawa orang Melayu meletakkan bahasa sebagai suatu perkara utama bagi menggambarkan bangsanya. Pribadi seseorang dapat dinilai menerusi bahasanya, kalau bahasanya santun dan halus, maka dia dikatakan berbudi bahasa, sebaliknya kalau bahasa yang digunakan itu kasar dan tidak menyenangkan pendengar, maka dia dikatakan kurang ajar. Bahasa juga memantulkan sikap, kepercayaan, pemikiran, dan secara langsung menggambarkan realiti budaya sesebuah masyarakat (Kramsch, 1998:3). Budaya juga dianggap sebagai satu pengaruh kuat terhadap cara masyarakatnya menggunakan bahasa dalam berkomunikasi.

Nilai terhadap bahasa menentukan jenis-jenis bahasa seperti bahasa halus dan bahasa kasar. Setiap kata ada nilainya. Sehubungan itu, penggunaan bahasa perlu disesuaikan dengan keadaan, suasana serta golongan, dan peringkat yang berbeda (Amat Juhari, 2001 :286). Seseorang perlu memahami sebab ia berkata-kata, apa yang dikatakan, bagaimana mengatakannya, kepada siapa ia berkata dan semua ini bergantung kepada konteks pertuturan tersebut (Kramsch,

Page 153: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kepribadian Orang Melayu 131

1998:26).

Nilai menghormati orang lain kerap dikaitkan dengan sistem panggilan dan penggunaan ganti nama diri. Nilai menghormati orang yang lebih tua telah dipupuk sejak kecil lagi. Ini melahirkan sistem panggilan yang berbagai dalam keluarga Melayu seperti panggilan Abang Long, Abang Ngah, dan Usu. Golongan yang muda sama sekali ditegah daripada membahasakan dirinya dengan 'aku' yang dianggap tidak santun malahan kasar apabila digunakan kepada orang yang lebih dewasa. Panggilan-panggilan seperti itu membina kehidupan yang penuh kasih sayang dan keakraban, malahan akan menghindarkan rasa benci dan permusuhan (T.A. Rid wan, 2001 :271). Sistem panggilan itu menjadi satu nilai dalam penggunaan bahasa orang Melayu, apa lagi hal tersebut ditekankan oleh Islam menerusi firman Allah Taala dalam surah al-Hujaraat ayat 11 yang bermaksud:

Artinya" ... dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah panggilan yang buruk sesudah beriman. "

Orang Melayu yang berkarakter ramah, hangat dan spontan dalam berkomunikasi sebenarnya merupakan cerminan nilai-nilai kesantunan yang diagungkan orang Melayu.

Sifat Pemaaf

Pemaaf adalah nilai yang disadari kesadaran bahwa manusia adalah makhluk yang rentan berbuat salah. Sifat pemaaf ini amat dimuliakan dalam masyaralat Melayu. Orang tua-tua mengatakan, bahwa sifat ini mencerminkan kesetiakawanan sosial yang tinggi, menggambarkan rendah hati, ikhlas dan tidak pendendam. Dalam ungkapan adat dikatakan:

“Siapa taat memeluk agama Islam, Dendam kesumat ia haramkan.”

Page 154: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara132

Atau

“Siapa setia memegang adat, dendam kesumat ia pantangkan”

Dalam kehidupan sehari-hari, orang Melayu memelihara kerukunan masyarakatnya dengan berdada lapang, pemaaf dan menjauhkan munculnya bibit permusuhan antar sesama. Orang Melayu sepenuhnya sadar bahwa dalam bersikap potensi berbuat salah sangat terbuka. Ketika terjadi kesalahan, maka tugas utama adalah meminta maaf sebagaimana tertuang dalam peribahasa “salah langkah kaki surut, salah kata minta maaf” atau ungkapan yang sejenis “ salah langkah berbalik, salah makan dimuntahkan, salah ucap minta maaf.

Permintaan maaf adalah mekanisme untuk menormalisasi huningan yang cedera dan mengurangi rasa sakit yang ditimbulkan akibat perilaku yang salah.

Begitu banyak “tunjuk ajar” dalam bentuk ungkapan, petuah, pantun, dan syair terkait “sifat pemaaf” dalam kehidupan masyarakat Melayu. Seperti pantun berikut ini.

“pasanglah kandil di halaman, api menyala terang benderang,

orang yang adil teguh beriman,memberi maaf hatinya murah

ungkapan tunjuk ajar oleh budayawan Tenas Effendi menyebutkan”

apa tanda Melayu jati

hidup pemaaf dan murah hati

apa tanda Melayu jati,

hidup tidak benci membenci.

Perpektif Islam, pemaaf adalah ciri utama dari orang sabar, maaf menjadi benteng dari tipu daya setan. Kelapangan dada, kejernihan berpikir, kerendahan hati, dan sifat maaf adalah tanda

Page 155: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kepribadian Orang Melayu 133

kemuliaan akhlak. Maaf menjadi pintu silaturahim, perdamaian, persaudaraan, danketenangan. Maaf adalah kunci surga sebagaimana sabda Nabi, ”Tidak akan masuk surga seorang yang pendendam.” (Muttafaq ‘Alaih). Dan kita juga sudah tahu bahwa dengan sifat pemaaf merupakan strategi jitu Nabi Muhammad dalam berdakwah.

Sifat Allah SWT Yang Maha Pengampun (Al Ghafur) seharusnya menjadi salah satu motivasi utama pembentuk sifat pemaaf. Sebuah syair kehambaan menyebutkan walau dosa hamba menggunung tinggi, namun ampunan-Nya seluas langit. Hal ini mengindikasikan keniscayaan setiap insan untuk melakukan kesalahan, yang kemudian dimarginalkan dengan luasnya pengampunan yang disediakan.

Begitu pula teladan Nabi Muhaammad dan sahabat dalam hal pemaaf hendaknya menjadi motivasi kita dalam membentuk sifat pemaaf. Seperti begitu mulianya Nabi Muhammad memaafkan seorang perempuan yahudi yang hendak membunuhnya dengan racun di dalam paha kambing yang beliau makan ketika peperangan khaibar.Dan agungnyaakhlak Abu Bakr Ashiddiq memaafkan sepupunya Misthah bin Utsatsah yang turut andil dalam menyebarkan Haditsul ifki (Berita kebohongan) yang melibatkan anak kandungnya sendiri anak kandungnya sendiri ‘Aisyah.

Orang-orang yang dermawan dalam memberikan maaf maka dia adalah seorang hamba, yang jiwanya mulia, semangatnya tinggi, dan memiliki sifat sabar dan santun yang besar. Sebagaimana firman Allah Berikut ini:

Artinya :“dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Tuhan-mu dan kepada surga yang luasnya seperti seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maipun di kala sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang.

Page 156: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara134

Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (Qs. Ali Imron: 133-134).

Taat kepada Pemimpin

Ungkapan adat Melayu mengatakan:

bertuah rumah ada tuanya,bertuah negeri ada pucuknya elok kampung ada tuanya, elok negeri ada rajanya

Ungkapan ini menunjukkan, bahwa dalam kehidupan manusia, baik di lingkungan kecil (rumah tangga) sampai kepada masyarakat luas, haruslah ada tuanya, yakni ada pemimpinnya. Tanpa pemimpin, kerukunan dan kedamaian di dalam rumah tangga atau masyarakat tidak akan terjamin. Tidak ada agama tanpa jamaah, tidak ada jamaah tanpa pemimpin, tidak ada pemimpin kecuali untuk ditaati. Karena untuk apa adanya pemimpin, kalau tidak ada ketaatan kepadanya. Dengan ketaatanlah segala program akan mudah dilaksanakan. Walaupun begitu, tidak mesti kita harus taklid, tanpa ada kritikan dan masukan. Kalau melihat pemimpin melenceng dari syarak yang dipercaya orang Melayu, maka lebih baiknya diberikan nasihat untuk mengingatkan dari kekhilapannya.

Dalam masyarakat Melayu pemimpin dikemukakan, ditinggikan seranting, didahulukan selangkah, Lazimnya diambil atau dipilih dari warga masyarakat yang memenuhi kriteria tertentu. Orang inilah yang dijadikan ikutan, contoh, dan teladan yang lidahnya asin, pintanya Kabul, yang dianggap mampu mendatangkan kedamaian, ketertiban, dan kesejahteraan bagi masyarakat.

Karena pemimpin adalah orang pilihan, berwibawa, memiliki berbagai kelebihan, sebagai contoh dan teladan, dan sebagainya, maka

Page 157: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kepribadian Orang Melayu 135

adat Melayu mewajibkan anggota masyarakatnya untuk mendukung dan membantunya sekuat daya masing-masing. Pendurhakaan kepada pemimpin sejati menjadi pantangan besar dan anggap mencorengkan orang di kening keluarga dan masyarakat. Di dalam ungkapan adat dikatakan, siapa durhaka kepada pemimpinnya, aibnya tidak terbada-bada atau siapa mendurhakai yang dirajakannya, di sanalah tempat ia binasa.

Acuan pantang mendurhakai ini ditujukan kepada pendurhakaan pemimpin yang terpuji, adil, dan benar, bukan terhadapa pemimpin yang zalim, menyalah, dan sebagainya. Hal ini tercermin dalam ungkapan, raja adil raja disembah, raja zalim raja disanggah. Jadi, pemimpin yang adil dan benar-benar sempurna wajib ditaati, sedangkan pemimpin yang zalim haruslah disanggah, dilawan, disingkirkan, atau setidak-tidaknya diberi peringatan dan teguran.

Kepemipinan atau leadership merupakan salah satu variabel penting dalam kehidupan umat, bahkan menjadi determinant factor atau faktor penentu dalam kemajuannya. Menurut Imam al-Mundziri (2012:481), hakekat kepemimpinan adalah pengaruh, yakni kedudukan di mata dan di hati rakyat begitu disanjung dan dijunjung, bukan justru pemimpin yang dicaci dan dimaki karena kedurhakaan.

Dengan demikian pemimpin bagi orang Melayu hanyalah sebagai pelayan, Atau Pelayanan yang baik (khadamat khair). Kepemimpinan menjadi medium pengabdian yang tinggi kepada Allah SWT. Dalam perspektif Islam, pemimpin tidak dipahami sebagai juragan besar, tetapi justru pelayan yang harus bekerja keras, selalu mementingkan urusan muslimin,

Page 158: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara136

Melayani atau menolong sesama merupakan kunci ketaqwaan seseorang kepada sang pencipta. Pelayanan dalam pandangan Quraish shihab, 2012: 100), adalah pelayanan yang mengarahkan kepada kebaikan dan taqwa, bukan dalam kemaksiatan apalagi kedurhakaan. Hal ini terekam jelas dalam firman Allah SWT berikut ini:

Artinya:. Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.(Q.S. al-Maidah:2).

Bertanam Budi dan Membalas Budi

Pada umumnya dipercayai bahwa konsep budi yang menjadi dasar atau nilai akhir dalam filasafat hidup orang Melayu berasal dari bahasa Sanskerta yaitu Buddhi. Kata budi, menurut sebagian ahli, juga menjadi akar pembentukan kata Buddhaya (bentuk jamak dari Budhhi) atau diindonesiakan menajdi budaya yang kemudian membentuk kata kebudayaan atau culture dalam bahas inggeris.

Prinsipnya konsep bidi memiliki dua dimensi penting, yakni aspek perasaan (hati, ) dan pikiran ( ). Dalam khazanah peribahasa dan ungkapan Melayu, kata budi memiliki beragam arti, diantaranya (1) Kemuliaan atau kearifan, seperti tertuang dalam peribahas, “orang kaya bertabur harta, orang mulia bertabur budi” (2) akhlak, seperti dinyatakan dalam peribahasa, “budi elok perangai terpuji” atau “meski ilmu setinggi tegak, tidak berbudi apa gunanya” (3) perbuatan baik, misalnya dalam ungkapan “bertanam budi” membalasa budi, atau “berbudi jangan meminta ganti, atau dalam ungkapan “hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang jua” (4) akal, seperti terungkap dalam pernyataan “akal budi” atau “laut budi tepian akal)5) berkaitan dengan perasaan sopan santun, dan keramahtamahan, seperti dalam pernyataan “budi elok basa

Page 159: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kepribadian Orang Melayu 137

setuju” atau “yang elok budi yang indah basa” (6) beradaptasi dan bertidak, diantaranya dalam peribahas “kurang budi teraba-raba, tiada ilmu suluh padam” (7) kecakapan melakukan sesuatu secara baik dan berterima, seperti terungkap dalam pernyataan “hidup kalau tak berbudi, kemana pergi ke mari canggung. (Lihat Antar Venus, 2015:39)

Bagi orang Melayu, budi amatlah diutamakan, bertanam budi dan membalas budi merupakan perbuatan mulia dan terpuji. Hidup yang baik dapat diartikan sebagai perilaku yang baik antar sesama manusia. Artinya tujuan hidup adalah saling membantu, berbuat kebaikan, memberikan manfaat satu sama lain, memberikan kegembiraan satu sama yang lainnya serta saling mendorong satu sama yang lainnya untuk tumbuh. Perbuatan semacam ini dalam etika orang Melayu disebut sebagai perbuatan berbudi.

Inti dari sistem gagasan dan keyakinan perilaku orang Melayu terletak pada konsep budi. Kling dan Kim Hui bahkan menyebutkan Budi ini sebagai nilai inti (core Value) ekssintensi dan identitas masyarakat Melayu. (Lihat Imam Budi Santosa, 2009:12)

Konsep budi Melayu ini dalam perkembangannya kemudian banyak terkait erat dengan ajaran Islam sebagai agama utama orang Melayu. Bahkan bisa dikatakan dari seluruh etnik di Indonesia, etnik Melayu merupakan salah satu dari sangat sedikit suku yang secara tegas menyatukan adat istiadat dengan agama Islam. Ada istilah Melayu terkenal “adat bersendikan syarak, syarak bersendi kitabullah” menegaskan tentang arti penting dan kedudukan Islam dalam masyarakat Melayu.

Sutan Takdir Alisyahbana menyebutkan konsep budi sebagai nilai dasar yang memadukan pikiran (reasoning, ) dan perasaan (feeling, ) yang memungkinkan masnusia hidup lebih seimbang

Page 160: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara138

(Lihat konsep budi melalui http://www.webster-online-dictionary.org/definitions/budaya.)

Nilai-nilai tersebut sangat berperan dalam memandu perilaku dan tindakan masyarakat Melayu dalam membangun hubungan baik pada tingkat ilahi maupun manusiawi (habluminallah wahablumnnaas).

Dengan demikian kata budi mulai direkonstrusi dan diselaraskan dengan sistem keyakinan dan prinsip-prinsip ajaran Islam. Penyelarasan ini menjadi relatif mudah dilakukan karena banyak sistem gagasan dan nilai sosial budaya masyarakat Melayu yang berkesesuaian dengan ajaran Islam. Beberapa inti gagasan masyarakat Melayu inti masyarakat Melayu yang sejalan dengan ajaran Islam tersebut diantaranya terungkap dalam peribahasa “berbuat baik akan mendapatkan kebaikan atau “umpam yang baik akan akan menagkap ikan yang baik pula” yang mencerminkan inti dari nilai dasri nilai dasar kebudian, yakni berbuat baik” dan keyakinan bahwa setiap perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan pula.

Pernyataan ini sejalan dengan salah satu gagasan dasar ajaran Islam yang mengatakan “Artinya“ Tidak ada basalan balasan bagi suatu kebaikan kecuali kebaikan juga (Q.S ar-rahman :60)

Dalam khazanah peribahasa Melayu-Indonesia, sistem keyakinan Budi tercermin dalam ungkapan “hancur badan di kandung tanah, budi baik dikenang jua” bahkan lebih luas tingkatannya, kita juga dapat menggunakan pernyataan “rusak badan karena penyakit, rusak bangsa karena budi.” (Horoe, Kamus Besar 5000 peribahasa, 1985).

Merujuk pada Tenas Effendi, Konsep tunjuk ajar yang berisikan tentang budi. Diantaranya melalui konsep berikut ini”

Page 161: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kepribadian Orang Melayu 139

Apa tanda Melayu JatiElok Perangai mulia budi pekertiSakit senang menanam budiApa tanda Melayu jatiHidupnya tahu membalas budiApa tandanya Melayu jatimembalas budi sampailah mati

Pepatah di atasa sesungguhnya selaras dengan konsep yang dibawa oleh Nabi SAW. Seperti Dari Jabir bin Abdillah Al Ansahary, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Artinya “Siapa yang memperoleh kebaikan dari orang lain, hendaknya dia membalasnya. Jika tidak menemukan sesuatu untuk membalasnya, hendaklah dia memuji orang tersebut, karena jika dia memujinya maka dia telah mensyukurinya. Jika dia menyembunyikannya, berarti dia telah mengingkari kebaikannya. ( HR. Al-Tirmidzi)

Nilai Bertimbang Rasa (empati, Toleransi, dan Solidaritas)

Sebagai etnik yang mementingkan perasaaan, Masyarakat Melayu dengan berbagai ungkapan dan peribahasa sangat menjungjung tinggi nilai ini. Nilai bertimbang rasa ini memiliki dimensi yang luas, mencakup tenggang rasa, toleransi dan solodaritas. Empati atau tenggang rasa diartikan sebagai kemampuan merasakan posisi dan situasi orang lain, sedangkan toleransi adalah penghormatan pada cara pandang atau kepercayaan orang lain dan membiarkan mereka melaksanakan apa yang mereka yakini. Sedangkan solidaritas diartikan sebagai sifat satu rasa atau setia kawan. Orang yang solider bisa berempati dengan kesulitan atau penderitaan orang lain.

Page 162: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara140

Sifat-sifat ini merupakan inti kepribadian yang diajarkan oleh orang tua-tua Melayu. Orang Melayu berprinsip bahwa pada hakikatnya manusia adalah bersaudara, bersahabat, dan berkasih sayang, maka tunjuk ajar yang berkaitan dengan persatuan dan kesatuan, gotong royong, dan bertenggang rasa senantiasa hidup dan diwariskan secara turun temurun. Mereka juga menegaskan, bahwa prinsip-prinsip tersebut akan mampu mewujudkan kedamaian di muka bumi ini.

Orang tua-tua menegaskan, rasa bertimbang rasa adalah kepibradian orang Melayu. Mengacu pada prinsip inilah bahwa pada hakikatnya manusia adalah bersaudara, bersahabat, dan berkasih sayang. Inilah yang direkam dalam al-Quran berikut ini:

Artinya:"Sesungguhnya mukmin itu bersaudara" (Surah al-Hujuraat:ayat 10)

Begitu banyak ungkapan Melayu yang meneguhkan nilai bertimbang rasa, diantaranya:

Hidup sedesa rasa merasaHidup sebangsa bertimbang rasaMeneggang perasaan orang, menjaga tali sauaraDicubit paha kiri, sakitnya paha kanan. (Tenas Effendi, 2012)

Kandungan isi ungkapan ini secara jelas menunjukkan sikap orang Melayu yang menganggap manusia seluruhnya bersaudara karena berasal dari nenek moyang yang sama, yakni Adam dan Hawa. Oleh karenanya, setiap orang patut dan layak memelihara hubungan baik dan persaudaraan, tanpa memandang suku dan bangsanya.

Prinsip inilah yang sejak dulu dijadikan acuan bagi orang Melayu, sehingga mereka senantiasa hidup untuk mencaripersahabatan dan memupuk perdamaian, saling menghormati, bersikap terbuka,

Page 163: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kepribadian Orang Melayu 141

dan selalu berprasangka baik kepada sesama. Prinsip ini pulalah yang menyebabkan orang yang datang ke bumi Melayu senantiasa disambut dengan “muka yang jernih dan hati yang suci” yang selanjutnya menumbuhkan keakraban, tidak membuat susah orang lain, tapi sebaliknya malah membuat mudah urusan orang lain. Karena hadist Nabi pernah mengatakan:

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu dari Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam, beliau bersabda: ‘Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya’. (HR. Muslim).

Kerjasama (Ta’awun)

Bagi orang Melayu, kerjasama sudah menjadi adat. Keselurahan sistem nilai, norma dan aturan hidup orang Mealyu diatur berdasarkan prinsip bekerja sama. Itu sebabnya tidak ada satu pun nilai atau norma hidup orang Melayu yang tidak disentuh oleh prinsip kerjasama.

Kerja sama padanan kata dari dan seia sekata yang begitu dianjurkan bagi orang Melayu. Banyak pepatah dan ungkapan yang menjadi falsafah hidup orang Melayu bertahan sampai sekarang, seperti misalnya:

Berat sama dipikul, Ringan sama dijinjingKe bukit sama mendakiKe lurah sama menurun

Page 164: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara142

Hidup jelang-menjelangSakit jenguk-menjenguk

Ungkapan-ungkapan di atas merupakan perwujudan dari sifat kerjasama. Wujud kerjasama lainnya dalam masyaralat Melayu dipancarkan dalam prinsip bersaling (reciprocal principle) yang muncul dalam ratusan peribahasa yang menggunakan kata “sama” yang berarti “saling”, seperti contoh di atas “ringan sama dijinjing, berat sama dipikul, atau “yang kusut sama diselesaikan yang keruh sama dijernihkan”, yang maknanya dalam menyelesaikan masalah keterlibatan keduabelah pihak menjadi keniscayaan.

Sesungguhnya sifat dan sikap ta'awun inilah yang sebenarnya telah ditangkap dalam Islam. Terbukti dimulai pada awal kelahiran daerkaitan dengan sikap ta'awun. Kita ketahui, betapa Siti Khadijah dengan harta dan dorongan semangatnya telah menolong perjuangan Rasulullah SAW. dalam menyiarkan ajaran Islam.

Ajaran Islam sifat ta'awun ini sangat diperhatikan, hanya dalam kebaikan dan takwa, dan tidak ada tolong-menolong dalam hal dosa dan permusuhan. Oleh karena itu sifat ta'awun atau tolong-menolong termasuk akhlak terpuji dalam agama Islam. Dalil Al qur'an dalam Firman Allah Ta'ala dalam surat Al-Maidah ayat 2:

Artinya: "...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan".

Mari kita hendaknya membiasakan diri untuk bersikap ta'awun atau saling menolong mulai dari hal-hal yang kecil. Misalnya meminjamkan pensil atau penghapus kepada teman yang memerlukan, menunjukkan alamat kepada orang yang menanyakan alamat kepadamu, menyampaikan kabar tentang temanmu yang tidak masuk sekolah karena sakit, dan sebagainya.

Page 165: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kepribadian Orang Melayu 143

Jika kita sudah terbiasa menerapkan sifat ta'awun ini dalam kehidupan kita sehari-hari, maka kita akan senantiasa peduli terhadap kesulitan orang lain dan berusaha sedapat mungkin untuk menolongnya. Jika kita suka menolong orang maka kita pun akan ditolong orang. Mungkin orang yang menolong itu adalah orang yang pernah kita tolong, atau mungkin juga orang yang menolong kita adalah orang yang tidak pernah kita tolong atau orang itu tidak pernah kita kenal. Sebaliknya, jika kita tidak pernah menolong orang, maka kita pun tidak pernah ditolong orang.

Sebaliknya jika kita menolong dengan ikhlas kita sudah merasa bahagia, karena kita sudah berbuat baik, dan orang yang kita tolong dapat mengatasi kesulitannya.

Membiasakan tolong-menolong antar sesama merupakan sikap ta'awun. Kita harus memegang prinsip islami dalam mengaplikasikan tolong-menolong kepada sesama manusia dalam kehidupa sosial masyarakat kita, yakni terbatas pada kebaikan dan takwa. Bagaimanapun bentuk dan caranya tetapi kita tetap pegang teguh pada prinsip tersebut.

Pantang membuka aib orang

Larangan membuka aib orang lain dalam masyarakat Melayu pada dasarnya berakar pada kepercayaan bahwa untuk menjaga harmoni sosial setiap orangarus saling menjaga harga diri satu dengan yang lainnya. Bagi orang Melayu, kehilangan harga diri berarti kehilangan seluruh yang ada pada dirinya. Dalam istilah mau ditarok muka ini, sebab, bagi orang Melayu kalau kehilangan muka sama seperti nama baik dan kehormatan dipertaruhkan. Oleh karena itu, peristiwa ini bisa membuat seseorang terhina dan menimbulkan kemarahan.

Page 166: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara144

Beberapa perilaku yang dipandang dadapat membuat orang lain kehilangan muka harus dihindari, seperti: mengkritik secara terbuka, menjadikan orang lain sebagai guyonan, menolak permintaaan secara terbuka, memandang rendah kapasitas dan kompetensi seseorang, menantang orang yang memiliki wewenang, serta melanggar janji atau menceritakan atau menceritakan suatu yang bersifat pribadi atau rahasia kepada orang lain. Semua tindakan ini oleh orang Melayudipandang buruk.

Dalam pandangan orang Melayu, membuka aib orang lain dianggap sebagai perbuatan yang rendah. Pembukaan aib orang lain di depan orang lain tidak hanya berakibat buruk, atau tidak hanya bagi seseorang yang memiliki aib tersebut, tetapi bisa jadi juga bagi yang mendengarnya. Membuka aib seseorang menjadi larangan penting. Masyarakat Melayu memiliki banyak ungkapan yang berkaitan dengan larangan membuka aib orang. Larangan tersebut secara tegas, misalnya dinyatakan dalam gurindam :

Buruk orang jangan dicariMalu orang jangan disingkapAib orang jamgan dibuka

Kurang orang jangan dijajakan. (Tenas Effendi, 2012)

Ungkapan di atas juga selaras dengan pesan Nabi Muhamamd berikut ini: Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu dari Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam, beliau bersabda: ‘Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya’. (HR. Muslim).

Page 167: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kepribadian Orang Melayu 145

Berdasarkan larangan berulang yang sangat tegas tersebut, dalam pandangan orang Melayu, cara berbudi menangani aib adalah dengan tetap membicarakannya secara terbatas di antara orang yang bersangkutan. Orang Melayu disadarkan bahwa ada hal-hal yang dapat dibicarakan bersama orang lain dan hal-hal yang harus dirahasiakan. Dengan demikian orang Melayu memiliki pandangan kehati-hatian membicarakan sesuatu dengan orang lain, artinya ada yang harus dikatakan dan ada pula yang harus disimpan dalam hati.

Jangan membuka aib orang lain juga berarti kemampuan dalam menjaga rahasaia yang dititpkan orang lain kepada seseorang. Dalama sistem keyakinan orang Melayu, tidak semua manusia dapat dipercaya untuk menjaga rahasia. Apabila memiliki rahasia, maka harus memilih-milih untuk membaginya dengan orang yang dapat turt menjaga kerahasiaan itu. Salah satu ungkapan yang sesuai adalah “mulut kapuk bileh ditutup”

Aib atau rahasia seseorang yang diceritakan kepada orang lain akan berpotensi membuat aib tersebut menyebar luas. Beberapa ungkapan pemikiran yang menjadi dasar pelarangan membicarakan aib, termasuk rahasia orang lain, diantaranya “lantai dan dinding juga bertelinga”, atau ungkapan “satu pintu bila tak tertutup sepuluh pintu lagi akan terbuka,” yang artinya cerita buruk tentang seseorang akan menyebar cepat dan pada gilirannya seseorang tidak mampu lagi untuk menutup mulut orang lain untuk tidak membicarakannya dengan orang lain lagi.

Cermat dan Teliti

Sikap cermat mendorong seseorang untuk bersikap hati-hati dan penuh perhitungan dalam hidup. Dengan sikap cermat, seseorang mampu melakukan dan berusaha dengan baik dan benar. Kecermatan lazimnya menyebabkan seseorang tidak berbuat semena-

Page 168: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara146

mena, tidak berbuat tanpa pertimbangan. Dalam tunjuk ajar Melayu disebutkan sebagai berikut:

Apa tanda Melayu jati

Sikap cermat pakaian diri

Apa tanda Melayu beradat

Tahu berhemat, pandai bercermat

Contoh pribahasa lain yang sejalan dengan yat suci al-Quran, misalnya “keruh air di hilir periksa di hulunya, dalam air di hulu periksa muaranya” yang menekankan pentingnya bersikap hati-hati dan teliti dalam memeriksa informasi yang fiterima dari orang lain. Dalam al-Quran, peribahasa Melayu tersebut sejalan dengan ayat Allah surah al-Hujarat:6

Artinya:“ Wahai orang-orang yang beriman, apabila datang seorang fasik membawa berita maka periksalah dengan teliti agar kalian tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum karena suatu karena suatu kebodohan sehingga kalian menyesali perbuatan yang telah kalian lakukan.”

Kesantunan

Orang Melayu menempatkan kesantunan hampir di atas segalanya. Di dalam pergaulan sehari-hari masyarakat Melayu, kesantunan menjadi salah satu tolok ukur untuk menilai seseorang. Di dalam ungkapan adat Melayu dinyatakan “Berbuah kayu rindang daunnya, bertuah Melayu terbilang santunnya.” Di dalam ungkapan lainnya disebutkan bahwa “Elok kayu kerana daunnya, elok Melayu kerana santunnya.”

Merujuk dalam buku Kesantunan dan Semangat Melayu karya Tenas Effendi dikatakan bahwa Tunjuk Ajar Melayu sarat dengan pesan-pesan moral dan penuh dengan petuah amanah yang mengingatkan dan menggalakkan orang untuk bersikap sopan

Page 169: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kepribadian Orang Melayu 147

dan santun, serta tahu menjaga aib malu diri, keluarga, dan kaum bangsanya. Menurut Tenas Efendi, kesantunan dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media untuk menyebarkannya, seperti melalui ungkapan-ungkapan, pantun, syair, gurindam, nazam, seloka, dan sebagainya.

Penggunaan kata-kata ungkapan dan kiasan dapat menimbulkan efek yang berbeda dibandingkan dengan penggunaan kata-kata sehari-hari. Sebagai contoh, ketika mengatakan seorang petinggi negeri ini ditangkap oleh pihak berwajib, akan terasa lebih santun jika diungkapkan dengan kata-kata“diamankan” dibanding disebut dengan kata ‘ditangkap’.

Begitu juga untuk mengatakan seorang anak didik “bodoh” atau tidak pintar, mungkin seorang guru bisa menggunakan kata “lemah” untuk menggantikan kata ‘bodoh’. Penggunaan ungkapan seperti ini tentu tidak akan menyinggung perasaan si anak didik ataupun orang tuanya, meskipun maksud yang ingin disampaikan sama, yaitu ‘si anak bodoh’.

Contoh penggunaan lainnya untuk mengatakan perangai seseorang mencerminkan kepribadiannya, mencerminkan keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah, serta mencerminkan ketulusan dan kesucian hatinya, bisa diungkapkan dengan “Yang zahir mencerminkan yang batin,”atau dapat juga diungkapkan dengan “Sebelum tahu apa yang tersirat, tengok dahulu apa yang tersurat.” Hal ini juga memperlihatkan bahwa sikap yang ditunjukkan oleh seseorang akan menunjukkan bagaimana kepribadian orang tersebut.

Seperti dalam pergaulan, budaya Melayu juga mengajarkan bersopan santun. Hakikatnya, pergaulan mewujudkan hubungan baik antara sesama makhluk, menjalin silaturahim yang saling menghormati, menghargai, mengasihi sehingga lahirlah masyarakat

Page 170: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara148

dan bangsa yang aman dan damai. Hal ini diungkapkan dengan “Adat bergaul mencari saudara/supaya hidup aman sejahtera”; “Adat bergaul mencari kawan/supaya berjalan seiring jalan/ bila berlayar satu haluan.” Ungkapan ini bisa digunakan untuk menasihati orang yang suka bermusuhan dan mencari gaduh dalam suatu kelompok.

Kesantunan menyebabkan kritikan-kritikan panas menjadi sejuk, saran dan pendapat yang keras menjadi lunak, sanggahan yang berapi-api akan mereda, dan kata-kata yang pedas akan terasa manis. Dengan kesantunan, permusuhan, dan pertikaian akan dapat dihindarkan. Dalam Tunjuk Ajar Melayu diungkapkan:

“Apabila hidup hendak selamat, Perangai santun mulia tabiat” “Apabila hidup hendak terpuji, Elokkan laku baikkan pekerti”

Kesantunan dalam berbahasa dan bersikap selain merupakan ciri kehidupan Melayu juga sesuai dengan ajaran dan teladan Rasulullah, Nabi Muhammad SAW. Beliau dalam berkata-kata selalu menggunakan kata-kata kinayah (kiasan) untuk menyampaikan sindiran atau pun sesuatu hal yang vulgar. Beliau sangat menjaga perasaan orang yang mendengarnya. Untuk itu jika ingin menjaga sopan dan santun dalam berbahasa dan bersikap, kita bisa menggunakan ungkapan dan peribahasa untuk menggantikan kata-kata yang bernilai kasar dan vulgar tersebut. Dengan demikian, diharapkan tidak akan ada perasaan yang tersakiti sehingga hidup pun menjadi lebih tenteram dan damai. Inilah terekam dalam sabda-Nya yang berbunyi:

Artinya "Berkatalah kalian dengan sopan dan jujur Niscaya Allah akan menambahkan ampunanNya kepada kalian" (H.R Imam Muslim).

Page 171: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kepribadian Orang Melayu 149

Berprasangka Baik terhadap sesama

Pandangan orang Melayu hubungan dan interaksi sosial umat manusia pada tahapan pemikiran, itu dibangun di atas prinsip-prinsip “punya maksud baik”, “cinta dan persahabatan” serta “berbaik sangka” dan sebagainya. Dalam artian bahwa seorang muslim mesti berpikiran baik dan positif kepada saudara-saudara, laki-laki dan perempuan. Hendaknya berpikiran positif, nasehat, bersahabat dan membahagiakan mereka (berpikir untuk kebahagiaannya) dan harus menghindari hal-hal seperti membuat rencana untuk menghancurkan terhadap sesama.

Tunjuk ajar Melayu mengajarkan pula agar setiap anggota masyarakat selalu bersangka baik terhadap sesama makhluk. Orang tua-tua mengatakan “adat orang baik-baik, selalu bersangka baik.” Mereka menjelaskan, bahwa dengan bersangka baik persatuan dan kesatuan masyarakat dan bangsa serta kerukunan dalam kehidupan sehari-hari akan terpelihara. Sebaliknya hidup penuh kecurigaan dan bersangka buruk hanya akan menimbulkan fitnah. Tomah menomah, iri mengiri, dengki mendengki dan sebagainya yang dapat menimbulkan perpecahan dan permusuhan. Hal ini dapat meruntuhkan persatuan, kesatuan dan kerukunan masyarakat.

Berburuk sangka mengandung makna curiga, berasumsi buruk, berpikiran buruk terhadap seseorang. Dengan kata lain, berburuk sangka adalah manusia curiga dan punya pikiran negatif atas sikap dan ucapan orang lain dan selanjutnya asumsi dan pikiran negatifnya itu dilihat sebagai sebuah realitas nyata.

Wilayah dan batasan berburuk sangka itu adalah: berburuk sangka kepada Allah SWT, berburuk sangka kepada orang-orang, berburuk sangka kepada diri sendiri.

Page 172: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara150

Dua bagian yang pertama dianggap sebagai sifat-sifat tercela dan masuk kategori dosa-dosa besar dan sangat dikecam oleh Islam. Sebab-sebab berburuk sangka pada objek yang disangka (mazhnun) adalah: berada pada posisi-posisi tertuduh, duduk serta berteman dengan orang-orang buruk dan jahat. Dan pada orang yang berburuk sangka adalah: kelemahan dan kelainan dari dalam, terburu-buru dan tiadanya iman.

Orang tua-tua mengingatkan, walaupun orang bersangka buruk, tetapi orang Melayu hendaknya tetap bersangka baik tanpa memandang suku dan bangsa. Mereka (orang tua-tua) menjelaskan lagi nahwa kehidupan bersangka baik menyebabkan tali persaudaraan antar sesama bagsa, kaum, dan sahabat tetap kokoh.

Prasangka buruk atau negatif merupakan satu di antara penyakit akhlak dan etika yang sangat berbahaya. Seseorang yang cermin hatinya dibubuhi dengan debu-debu prasangka buruk, maka ia akan menyaksikan orang lain di dalam cermin itu dengan penyaksian yang negatif dan tidak terpuji serta ia tidak akan mampu memahami apa itu realitas. Islam begitu menegaskan kepada para penganutnya untuk menjauhi sifat tercela ini. Terkait dengan hal ini, al-Qur’an menyatakan bahwa:

”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa.. (Q.S. al-Hujurat:12)

Bersangka baik mencerminkan perilaku terpuji yang menjadi darah daging orang Melayu. Mereka dengan ikhlas menyambut siapa saja yang datang. Sikap inilah yang sejak dahulu menyebabkan orang Melayu dikenal ramah-ramah dan terbuka. Sikap bersangka baik ini pula yang kadangkala dimanfaatkan orang lain untuk “menipu” orang Melayu.

Page 173: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kepribadian Orang Melayu 151

Ungkapan adat mengatakan, “apa tanda orang mulia, berbaik sangka sesama manusia.” Dalam ungkapan lain dikatakan, “siapa hidup berbaik sangka dunia akhirat sentosa,”. Sebaliknya, orang yang selalu bersangka buruk terhadap orang lain amatlah dibenci dan dipantangkan. Orang tua-tua mengatakan, “siapa hidup bersangka buruk, dunia akhirat kena kutuk”.

Acuan di atas menyebabkan orang Melayu selalu bersangka baik kepada siapa saja. Mereka dengan ikhlas dan berlapang dada menyambut kedatangan orang lain dan berusaha untuk membantu dan menyenangkan.

Sifat Merendah

Sifat merendah merupakan sifat yang menjadi tututan utama dalam pergaulan orang Melayu. Orang yang selalu merendah berarti tahu diri dan sadar diri. Sifat ini tercermin pada sikap yang tertib, sopan, dan hormat. Sikap-sikap tersebut tampak pada gerak-gerik dan tutur-bahasanya, terutama bila berhadapan dengan kaum kerabat atau anggota masyarakat yang lebih tua, bahkan terhadap orang asing. Sikap merendah tidak sama dengan sikap menghina-hina diri. Dengan sikap merendah, seseorang justru menjaga martabat (harga diri). Orang Melayu tidak mau dibenci masyarakat karena sikap dan tingkah-laku atau tutur bahasa yang tidak memperhatikan martabat diri. Sikap itu menunjukkan bahwa seseorang tidak tahu diri dan tidak tahu diuntung. (Ahmad, 1964: 43), Sifat merendah tampak jelas dalam pepatah Melayu berikut ini

Bercakap biar ke bawah-bawah

Mandi biar ke hilir-hilirJangan bawa sifat ayam jantanTapi bawalah sifat ayam betinaKalau pergi ke rantau orang

Page 174: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara152

Sikap merendah orang Melayu tidak hanya ditujukan kepada orang yang lebih tua, orang besar, pemuka adat, dan alim ulama, tetapi juga ditujukan kepada penghuni alam sekelilingnya.

Nama Melayu sering dikaitkan dengan sifat orangnya yang merendah, melayu-layukan diri seperti bunga atau daun yang layu, karena bunga yang kelopaknya layu pasti melempai atau terkulai ke bawah. Lawan dari sifat merendah adalah sifat yang suka menonjolkan diri, sombong, serta merasa serba pandai. Sifat-sifat ini paling dibenci orang Melayu. Orang Melayu tidak boleh telajak kata, tidak boleh hidung tinggi, tidak boleh hidup mengganjil, tidak boleh menunjuk pandai, tidak boleh berjalan mendada, dan tidak boleh songkok senget. Pendeknya, tidak boleh sombong dan besar cakap (Ahmad, 1964: 39).

Sifat merendah juga tampak saat orang Melayu berkata mengajak tamunya makan, Silakan jemputlah makan Encik. Tak ada apa-apa, makan tak belauk. Padahal hidangan yang disajikan penuh dengan lauk-pauk. Jika mengajak tamunya singgah ke rumah, orang Melayu akan berkata, Singgahlah Encik ke gubuk kami yang buruk ini. Padahal rumahnya cukup besar dan perabotannya komplit. Kalau ingin berbicara, mereka selalu berkata, Terlebih dahulu saya minta maaf.

Sikap merendah (tawadhu) bukan berarti menghinakan diri, Merendahkan diri (tawadhu’) adalah sifat yang sangat terpuji di hadapan Allah dan juga di hadapan seluruh makhluk-Nya. Setiap orang mencintai sifat ini sebagaimana Allah dan Rasul-Nya mencintainya. Sifat terpuji ini mencakup dan mengandung banyak sifat terpuji lainnya.

Tawadhu’ adalah ketundukan kepada kebenaran dan menerimanya dari siapapun datangnya baik ketika suka atau dalam

Page 175: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kepribadian Orang Melayu 153

keadaan marah. Artinya, janganlah kamu memandang dirimu berada di atas semua orang. Atau engkau menganggap semua orang membutuhkan dirimu.

Lawan dari sifat tawadhu’ adalah takabbur (sombong), sifat yang sangat dibenci Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah mendefinisikan sombong dengan sabdanya: “Kesombongan adalah menolak kebenaran dan menganggap remeh orang lain.” (Shahih, HR. Muslim no. 91 dari hadits Abdullah bin Mas’ud )

Jika anda mengangkat kepala di hadapan kebenaran baik dalam rangka menolaknya, atau mengingkarinya berarti anda belum tawadhu’ dan anda memiliki benih sifat sombong.

Tahukah anda apa yang diperbuat Allah subhanahu wa ta’ala terhadap Iblis yang terkutuk? Dan apa yang diperbuat Allah kepada Fir’aun dan tentara-tentaranya? Kepada Qarun dengan semua anak buah dan hartanya? Dan kepada seluruh penentang para Rasul Allah? Mereka semua dibinasakan Allah subhanahu wa ta’ala karena tidak memiliki sikap tawadhu’ dan sebaliknya justru menyombongkan dirinya.

Tawadhu’ di Hadapan Kebenaran

Menerima dan tunduk di hadapan kebenaran sebagai perwujudan tawadhu’ adalah sifat terpuji yang akan mengangkat derajat seseorang bahkan mengangkat derajat suatu kaum dan akan menyelamatkan mereka di dunia dan akhirat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

“Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi dan kesudahan yang baik bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-Qashash: 83)

Page 176: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara154

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Artinya “Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian merendahkan diri sehingga seseorang tidak menyombongkan diri atas yang lain dan tidak berbuat zhalim atas yang lain.” (Shahih, HR Muslim no. 2588).

Demikianlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan kepada kita bahwa tawadhu’ itu sebagai sebab tersebarnya persatuan dan persamaan derajat, keadilan dan kebaikan di tengah-tengah manusia sebagaimana sifat sombong akan melahirkan keangkuhan yang mengakibatkan memperlakukan orang lain dengan kesombongan.

Ketaatan kepada Ibu dan Bapak

Bagi orang Melayu, terutama para orang tua, sebagaimana yang dituturkan Rustam S. Abrus (1999:56), anak merupakan harta yang tak ternilai dalam istilah disebut “anak bertuah” yaitu anak yang dapat membawa kebahagiaan, kelapangan, kerukunan dan kesejahteraan baik bagi keluarga maupun bagi agama, bangsa dan negara. Sebab pepatah orang tua-tua Melayu mengatakan’ “kalau kecil menjadi tuah rumah, besar menjadi tuah negeri,” ungkapan lain yang tak kalah sarat makna berbunyi “tuahnya selilit kepala, mujurnya selilit pinggang, ke tengah menjadi manusia, ke tepi menjadi orang.”

Tutur bertuah di atas memaknai akan seorang anak yang telah menjadi “orang” disebut juga menjadi “anak bertuah”, karena mereka dapat melahirkan kebahagiaan, kebanggaan, dan keberuntungan bagi keluarga, mayarakat, bangsa dan negaranya. Terkait Pulau Dedap dalam legenda di atas sebagai simbol anak durhaka, sesat dan jahat selain mencoreng muka orang tuanya juga akan menjadi aib bagi kerabat dan merusak nama baik keluarga dan kampungnya.

Page 177: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kepribadian Orang Melayu 155

Dengan demikian, Ketaatan kepada Ibu dan Bapak yang disebut mentaati orang tua amat diutamakan dalam kehidupan orang Melayu. Orang tua-tua mengatakan, siapa taat ke orang tuanya, di dunia selamat di akhirat pun mulia. Sebaliknya, barang siapa durhaka kepada ibu dan bapak, bukan saja disumpahi oleh masyarakat, tetapi akan disiksa diakhirat kelak. Sebagaimana orang tua-tua mengatakan “siapa taat ke orang tuanya, di dunia selamat di akhirat pun mulia. Sebaliknya barang siapa yang durhaka kepada ibu dan bapaknya, bukan saja disumpah oleh masyaralat, tetapi akan disiksa di akhirat kelak.

Sastra lisan Melayu amat banyak mengisahkan keburukan anak durhaka yang hidupnya berakhir dengan malapetaka dan kemalangan. Sebaliknya, banyak pula dikisahkan kemuliaan anak yang berbakti kepada orang tuanya.

Tenas effendi dalam tunjuk ajar Melayu, nanyak mengungkapkan nasihat-nasihat yang berkenaan dengan keutamaan mentaati ibu dan bapak, sebagi acuan bagi masyarakat. Diantarnya:

Apa tanda Melayu jati

Kepada ibu bapak yang berbakti

Apa tanda Melayu jati

Ibu bapaknya dijunjung tinggi

Apa tanda Melayu pilihan

Ibu bapaknya ia muliakan

Perintah berbakti kepada orang tua merupakan perintah yang langsung datang dari Allah, maka siapa mematuhi perintahNya berarti ia hamba yang taat, sebaliknya siapa yang membangkang berarti ia hamba yang dilaknat.Untuk menghindari pembangkangan terhadap orang tua tersebut kita dituntut agar berhati-hati saat diuji baik dengan kekayaan maupun dalam bentuk kemiskinan, agar

Page 178: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara156

senantiasa amarah dan emosi tetap terkendali. Sehingga diharapkan tidak melukai perasaan orang lain terlebih kepada kedua orang tua yang doanya mustajab sumpahnya mujarab.

Orang tua harus menjadi panutan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab perintah birrul walidain (berbakti kepada orang tua) sebuah kewajiban dalam Islam. Betapa mulianya orang tua sehingga Allah memerintahkan berbakti kepada keduanya beiringandengan perintah bertauhid kepadaNya, ungkapan ini terukir jelas dalam firmanNya yang berbunyi:

Artinya:”dan sembahlah Allah dan janganlah menyekutukannya dengan sesuatu apapaun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua...”(Q.S. an-Nisa’ : 36)

Konsep Malu Dan Segan Bagi Masyarakat Melayu

Setiap kelompok masyarakat memiliki keunikan budaya sendiri sesuai dengan konsepsinya tentang dunia. Bahasa yang berbeda mewujudkan konsepsi yang berbeda. Oleh karenanya, tidak ada kelompok masyarakat yang dapat mengklaim bahwa budayanya lebih baik daripada budaya kelompok lain. Jika budaya tertentu dinilai secara negatif, penilaian itu biasanya bersumber dari pendukung budaya lain. Dengan kata lain, mereka menilai budaya orang lain dengan menggunakan "kerangka budayanya sendiri.

Masyarakat Melayu yang umumnya tinggal di pesisir Pulau Sumatera juga memiliki sejumlah konsep budaya tertentu sebagai refleksi dari cara pandang mereka terhadap alam sekitarnya. Cliff Goddard (1996), dalam tulisannya yang berjudul "Culural Values and Cultural Scripts of Malay (Bahasa Melayu)", mengatakan bahwa para peneliti Eropa menggambarkan budaya Melayu dengan nilai-nilai kehalusan budi, ramah-tamah, dan sensitif. Selain itu,

Page 179: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kepribadian Orang Melayu 157

orang Melayu digambarkan sebagai orang yang sopan, santai, dan menarik (dan juga sifat yang kurang baik, seperti lamban, pemalas, mudah tersinggung).

Orang Melayu secara tradisional adalah orang desa. Kehidupannya bergantung pada perikanan, perkebunan, dan pertanian. Mereka sudah lama menjadi muslim dan Islam sering diidentikkan dengan Melayu. Seluruh aspek budayanya dipayungi oleh agama Islam sebagaimana tercermin dalam ungkapan "adat bersendikan syarak" dan "syarak bersendikan kitabullah”.

Selain itu, budaya Melayu kaya dengan pantun, pribahasa, dan syair. Bahasa berperan penting dalam budaya mereka. Pentingnya bahasa dalam budaya Melayu dibuktikan dengan kenyataan bahwa bahasa mempunyai makna 'rasa hormat' dan ‘tata krama’.

Konsep malu ialah kata yang mengekspresikan perasaan yang tidak menyenangkan yang dialami seseorang dalam situasi tertentu. Dalam konteks kajian ini konsep malu bukanlah hanya tertumpu kepada perasaan atau emosi yang dimiliki oleh seseorang individu semata. Meskipun pada umumnya dalam konsep ini dikenal sebagai satu sifat atau sikap saja. Namun lebih dari pada itu, hal ini disebabkan karena konsep malu itu sendiri merupakan suatu konsep yang sangat luas dan kompleks.

Dalam konsep malu dan segan ini sebenarnya mengandung satu sistem nilai dan kepercayaan yang dianut dalam sebuah masyarakat.Jenis perasaan ini muncul mungkin karena reaksi dari tindakan diri sendiri atau tindakan orang lain yang dianggap tidak pantas atau menyimpang dari norma yang berlaku dalam masyarakat.

Page 180: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara158

Jadi, rasa malu terletak dalam pikiran seseorang dan orang yang malu biasanya mengetahui situasi yang menyebabkan timbulnya rasa malu itu. Bagi orang Melayu, malu merupakan konsep budaya yang berperan penting dalam pergaulan. Oleh sebab konsep malu dan segan dianggap sebagai nilai yang suci dan murni sekaligus merupakan asas kepercayaan seseorang. Dengan demikian pantaslah nilai ini dapat diterima oleh masyarakat Melayu sebagai suatu nilai mutlak yang luhur dan sekaligus merupakan simbol penghormatan dan marwah bagi bangsanya.

Betapa pentingnya konsep malu bagi orang Melayu diungkapkan melalui peribahasa berikut: Daripada hidup menanggung malu,elok mati kena palu; Kalau aib sudah menimpa, hidup di dunia ini tiada berguna. Peribahasa ini bermakna bahwa orang Melayu lebih memilih mati daripada menanggung malu. Tegasnya, dalam pandangan orang Melayu, malu merupakan ekspresi emosi yang harus dihindari.

Orang Melayu juga malu kalau bagian tubuhnya terlihat oleh orang lain yang tidak akrab dan berbeda jenis kelaminnya, tetapi tidak malu jika bagian tubuhnya terlihat oleh keluarganya sendiri yang sama jenis kelaminnya. Rasa malu bisa pula muncul manakala seseorang, dan ini biasanya wanita, diperkenalkan dengan calon mertuanya atau diperkenalkan dengan calon suaminya jika hubungannya terjalin melalui sistem perjodohan, bukan melalui jenjang berpacaran.

Oleh sebab itulah dalam konteks ini, konsep malu bukan saja berbentuk sifat dan tingkah laku seseorang tetapi juga berbentuk sebab akibat yang ditimbulkan dari rasa malu tersebut. Sebagai contoh seseraong menerima malu dari masyarakat karena disebabkan aib yang telah dibuatnya.

Page 181: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Kepribadian Orang Melayu 159

Sementara itu dalam Islam Nabi Muhammad menempatkan posisi malu dari pada bagian iman. Sebagaimana hadistnya Malu adalah cabang keimanan.Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Artinya:“Iman memiliki lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Cabang yang paling tinggi adalah perkataan La ila ha IllaAllah dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (gangguan) dari jalan. Dan malu adalah salah satu cabang Iman.” (H.R Bukhari dan Muslim)

Page 182: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara160

Page 183: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Model Kepemimpinan dan Politik Orang Melayu 161

BAB V

Model Kepemimpinan dan Politik orang melayu

Model Kepemimpinandan Politik dalam Tradisi Melayu

Salah satu sumbangan terbesar kebudayaan melayu adalah turut mewujudkan dan membentuk jati diri dan identitas bangsa Indonesia. Tak berlebihan apabila akhirnya kebudayaan Melayu disebut sebagai akar jati diri bangsa ini. Pengaruh melayu bagi bangsa Indonesia pada umumnya meliputi banyak hal, di antaranya adalah khazanah dalam budaya politik.

Kepemimpinan melayu, yang biasa disebut melayu tua, terdiri dari pemangku adat (sebagai pemimpin formal) disamping tokoh tradisi seperti dukun, sebagai pemimpin informal. Tetapi setelah berkembangnya zaman, budaya melayu yang disebut melayu muda membentuk guru beberapa kerajaan melayu dengan dasar Islam maka muncullah pemegang kendali, kerajaan yang disebut raja, sultan dan pertuah. Kehadiran Islam juga telah menampilkan cendikiawan yang disebut ulama. Dengan demikian kehidupan melayu muda ini dipandu oleh raja (sultan), ulama, pemangku adat dan tokoh tradisi.

Etika penguasa Melayu diturunkan dari konsep-konsep Islam. Hal ini dikarenakan Islam identik dan tidak dapat dipisahkan dengan Melayu. Nuansa Islam sangat kental mewarnai pola pemerintahan

Page 184: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara162

dalam budaya Melayu. Sebuah kitab mahakarya budaya-politik-peradaban Melayu adalah Taj al-Salatin (Mahkota Raja-raja) karangan Bukhari al-Jauhari pada tahun 1630. Kitab Tajal-Salatin memberi sumbangan penting bagi pembentukan tradisi dan kultur politik Melayu dengan memberi rincian tentang syarat-syarat menjadi raja (mencakup syarat yang bersifat jasmaniyah dan rohaniah).

Buku ini merupakan panduan untuk memerintah bagi raja-raja melayu seperti Kedah dan Johor. Dalam khazanah politik Melayu, pemimpin didefinisikan sebagai orang yang diberi kelebihan untuk mengurus kepentingan orang banyak. Seorang raja haruslah sosok manusia yang dapat dijangkau oleh rakyat biasa. Penguasa harus berada di tengah-tengah rakyatnya, mengerti kondisi warganya, dan tahu apa yang diinginkan oleh mereka. Raja bukanlah dewa yang tak tersentuh oleh manusia.

Berdasarkan Taj al-Salatin Ada 10 sifat Raja atau pemerintah yang baik :

1. Tahu membedakan yang baik dan yang buruk

2. Berilmu

3. Mampu memilih menteri dan pembantunya dengan benar

4. Baik rupa dan pekertinya supaya dikasihi dan dihormati rakyatnya

5. Pemurah

6. Mengenang jasa Orang Tua atau tahu balas budi

7. Berani, jika berani maka pengikutnya pun akan berani

8. Cukup dalam makan tidur supaya tidak lalai

9. Mengurangi atau tidak berfoya-foya atau tidak “bermain” dengan perempuan

Page 185: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Model Kepemimpinan dan Politik Orang Melayu 163

10. Laki-Laki (Raja perempuan boleh dilantik jika tidak ada pewaris laki-laki untuk memperjuangkan kebenaran).

Pada teks sejarah Melayu dalam beberapa bagian menekankan adanya kewajiban raja dan rakyat untuk tidak saling merusak posisi masing-masing. Teks tersebut memperkenalkan konsep musyawarah (Q.S Asyura: 38), yang juga diadopsi dari tradisi politik Islam, sebagai sistem atau aturan perilaku politik raja dan penguasa Melayu.

Banyak pepatah lama dan karya-karya sastra berisi kebijaksanaan-kebijaksanaan dan pemaparan-pemaparan mengenai konsep kepemimpinan yang baik. Raja-raja Melayu banyak mencerminkan kriteria-kriteria yang baik seperti di bawah ini :

“Sebagai pemimpin banyak tahunya, artinya Tahu duduk pada tempatnya, Tahu tegak pada layaknya, Tahu kata yang berpangkal, Tahu kata yang berpokok. “ Sebagai Pemimpin banyak tahannya, Tahan berhujan mau berpanas,Tahan bersusah berpenat lelah, Tahan berlenjin tak kering kain, Tahan berteruk sepepak teluk.

Penggalan syair di atas menunjukkan bahwa seorang pemimpin haruslah memiliki mental “bertahan” yang baik. Ketabahan dan kesabaran menjadi salah satu sifat dari pemimpin ideal untuk menjamin tetap terjaganya komitment dari sang pemimpin. Ada beberapa point terkait kepemimpinan orang melayu.

1. Sebagai pemimpin banyak bijaknya. Bijak menyukat sama papat, Bijak mengukur sama panjang, Bijak menimbang sama berat, Bijak member kata putus, Kebijaksanaan sangat erat kaitannya dengan ketepatan dalam mengambil keputusan. Tanpa kebijakan, pemimpin akan mudah sekali terjerumus dalam tindakan dan keputusan yang sewenang-wenang.

2. Sebagai pemimpin banyak cerdiknya, Cerdiknya mengurung dengan lidah cerdik mengikat dengan adat,Cerdik menyimak

Page 186: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara164

dengan syarak, cerdik berunding sama sebanding, cerdik mufakat sama setingkat, cerdik mengalah tidak kalah, cerdik berlapang dalam sempit, cerdik berlayar dalam perahu bocor, cerdik duduk tidak suntuk, cerdik tegak tidak bersundak. Kecerdikan di sini dapat diartikan sebagai proses pengolahan pengetahuan yang dimiliki untuk mencapai keputusan yang paling tepat dalam menangani masalah. Sebagai seorang pemimpin, ia pasti berkutat dengan permasalahan-permasalahan yang kompleks. Maka dari itu, dibutuhkan sebuah kecerdikan untuk menghasilkan solusi yang tepat.

3. Sebagai pemimpin banyak cerdiknya, Pandai membaca tanda alamat,pandai mengunut mengikuti jejak,pandai menyimpan tidak berbau,pandai mengunci dengan budi,Kepandaian dalam konteks ini dapat dimaknai sebagai kemampuan analisis yang baik terhadap masalah-masalah yang ada. Pepatah lama mengatakan: “Bagi yang pandai, mana yang kusut akan selesai, orang yang pandai pantang memandai-mandai”. Tampak sekali bahwa kepandaian sangat berperan besar dalam mengurai “benang kusut”.

4. Sebagai Pemimpin banyak arifnya, di dalam tinggi ia rendah, di dalam rendah ia tinggi, pada jauh ianya dekat, pada yang dekat ianya jauh.

Dalam konteks Melayu, Arif dan bijak memiliki makna yang berbeda. Arif lebih merujuk kepada kemampuan pembawaan diri dalam proses sosialisasi, sedangkan bijaksana lebih mengarah kepada pengolahan pengetahuan dengan sebaik-baiknya. Seorang raja atau pemimpin akan lebih dihormati apabila ia memiki kearifan dalam bertindak. Kearifan yang dimiliki pemimpin akan menambah rasa kepercayaan rakyat.

Page 187: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Model Kepemimpinan dan Politik Orang Melayu 165

5. Sebagai pemimpin mulia budinya, berkuasa tidak memaksa, berpengetahuan tidak membodohkan, berpangkat tidak menghambat.

6. Sebagai pemimpin banyak relanya, rela berkorban membela kawan, rela dipapak membela yang hak, rela mati membalas budi, rela melangas karena tugas, rela berbagi untung rugi, rela beralah dalam menang, rela berpenat menegakkan adat, rela terkebat membela adat, rela binasa membela bangsa

7. Sebagai pemimpin banyak ikhlasnya, ikhlas menolong tak harap sanjung, ikhlas berbudi tak harap puji, ikhlas berkorban tak harap imbalan, Ikhlas bekerja tak harap upah, ikhlas memberi tak harap ganti, ikhlas mengajar tak harap ganjar, ikhlas memerintah tak harap sembah.

8. Sebagai pemimpin banyak taatnya, taat dan takwa kepada Allah, taat kepada janji dan sumpah, taat memegang petua amanah, taat memegang suruh dan teguh, taat kepada putusan musyawarah, taat memelihara tuah dan meruah taat membela negeri dan rakyatnya.

9. Sebagai Pemimpin mulia duduknya, duduk mufakat menjunjung adat, duduk bersama berlapang dada, duduk berkawan tak tenggang rasa.

10. Sebagai pemimpin banyak sadarnya, memimpin sedar yang ia pimpin, mengajar sedar yang ia ajar, memerintah sedar yang ia perintah, menyuruh sedar yang ia suruh. (dikutip dari tulisan Dr. Amar Ahmad,M.Si, konsep kepemimpinan dalam sejarah tradisi Melayu).

Pantangan seorang yang sedang memimpin, juga tertuang dalam petatah petitih Melayu, yang bisa menyebabkan dia diturunkan atau diganti dengan yang lain, antara lain:

Page 188: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara166

1. tolicak bonang arang, itam tapak (terpijak di benang arang, hitam tapak atau terpijak di parit arang hitam tapak), kedapatan mencuri di rumah (kantor), di tanah (dalam bisnis dan usaha), atau dengan cara sembunyi-sembunyi (korupsi).

2. tojuak di galah panjang, nampak tóugah-ugahnyo, mengunjungi perempuan lain yang bukan istrinya untuk berbuat maksiat, dengan istri orang, gadis, janda, atau janda talak tiganya.

3. tolosang di lansek masak, olun sampai to ambiek buah olah bóguguran; karena memperturutkan hawa nafsu sehingga kambuh selera muda, sehingga kenampakan mengikuti trend dan budaya populer kontemporer yang tidak jelas asal usul dan ujung pangkalnya,sebab sudah meluap-luap sehingga kerja yang tidak sononoh mulai dilakukan akibatnya nama jadi rusak dan malulah orang yang dipimpinnya (arang habis besi binasa).

4. Tomandi di póncuran gadiang, nampak kosan di aluo jalan, todonga di tolingu kocibuk ayie, karena terlalu mengharapkan nama dan sanjungan maka dilakukanlah segala cara untuk mendapatkannya. Sehingga terkena oleh ungkapan; indo aluo non dituruik (bukan aturan yang diikuti), toturuik jalan pinteh (terikut jalan pintas atau pragmatis), potamu sosek (pertama sekali sesat), non kan koduo indo duduk di bokehnyo (kedua dia tidak duduk di tempat yang layak baginya).

5. tocoreng arang di koniang, nampak totempap itam; aib diri dibongkar orang setelah mendapat nama dan jabatan, sehingga malu bersua dengan orang banyak.

6. tokurong di biliek dalam, momaja utang kosalahan kó rumah tutupan, dapek malu dalam torungku; kedapatan membuat salah sehingga dihukum.

Page 189: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Model Kepemimpinan dan Politik Orang Melayu 167

7. mompotokuluk sorewa, punya anak gampang (anak diluar nikah).

Pemimpin dapat diganti karena sebab,

1. Idok monahun, sakik non indo mungkin kan sihat lai, disobuik urang juo idok bokatanaan, sakit menahun sehingga tidak dapar beraktifitas.

2. hilang indo tontu rimbonyo (hilang yang tak tahu rimbanya), indo bocakap sopatah (pergi tak menyebut arah tujuannya), pindah non indo bosobutan (pindah tak berkhabar), koba tido borito tido (kabar berita tak terdengar lagi), surekpun tido (sepucuk suratpun tiada), bak batu jatuh kó lubuk dalam (bagaikan batu jatuh ke lubuk yang dalam alias hilang).

3. ukuo sudah, janjian sampai, maknanya meninggal dunia, berpulang ke rahmatullah.

Orang-orang Melayu di Indonesia kini merindukan sosok pemimpin berkharismatik, sosok pemimpin yang berwibawa, bersahaja, dan sangat dekat dengan nilai-nilai kepemimpinan dalam khazanah Melayu. Kebersahajaannya dapat dilihat dari sikap berjalan yang terbungkuk-bungkuk, naik kendaraan sepeda yang buruk, dan masih banyak lagi. Pemimpin dalam konsep Melayu bukanlah berada di belakang sehingga ia ditinggalkan, tetapi di tengah-tengah rakyatnya.

Indonesia sebenarnya merindukan figur Raja Ali Haji yang dikenal mampu membangkitkan motivasi masyarakat dan umat. Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu memberikan semangat kepada rakyatnya, bukan yang menhasilkan sifat pesimis bagi rakyatnya.

Page 190: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara168

Relevansi Kepemimpinan Tradisi Melayu dalam Konteks Kepemimpinan Kekinian.

Meski telah banyak diulas, namun wacana kepemimpinan tak akan pernah habis untuk diperbincangkan. Hal ini menunjukkan bahwa wacana kepemimpinan memang menarik dan selalu memperoleh perhatian khusus berbagai kalangan dan ahli, dan meskipun dalam banyak pendapat, teori maupun pandangan dari tiap ahli memiliki cara pandang yang beragam mengenai kepemimpinan, tetapi secara substansi sebetulnya tak terlalu ada gesekan pandangan yang tajam mengenai kepemimpinan tersebut.

Dalam penerapannya, kepemimpinan yang baik justru tidak dihasilkan oleh satu macam tipe kepemimpinan tertentu melainkan oleh kemampuan untuk tahu “kapan” menggunakan tipe kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang diperlukan.

Kepemimpinan berasal dari kata “pimpin” yang memuat dua hal pokok yaitu, pemimpin sebagai subjek dan yang dipimpin sebagai objek. Kata “pimpin” mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan kepemimpinannya.

Dalam konteks ini, Stogdill (1974) menyimpulkan bahwa banyak sekali definisi mengenai kepemimpinan. Hal ini dikarenakan banyak sekali orang yang telah mencoba mendefinisikan konsep kepemimpinan tersebut, namun demikian semua definisi kepemimpinan yang ada mempunyai beberapa unsur yang sama.

Page 191: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Model Kepemimpinan dan Politik Orang Melayu 169

Selanjutnya, Sarros dan Butchatsky (1996) yang menyatakan kepemimpinan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk empengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi. Sedangkan menurut Anderson (1988), “leadership means using power to influence the thoughts and actions of others in such a way that achieve high performance”

Sejarah Melayu juga banyak mencatatkan kearifan kepemimpinan dalam perspektif budaya Melayu. Ditengah krisis kepemimpinan yang melanda Negara Indonesia, sebenarnya tradisi budaya melayu sejak dahulu telah menawarkan model kepemimpinan yang kiranya pas untuk Indonesia di tengah masalah yang kerap dihadapi saat ini.

Model kepemimpinan tradisi melayu, kini di sederhanakan dengan istilah model kepemimpinan transformasional di era kontemporer. Model kepemimpinan transformasional adalah model kepemimpinan yang ideal di tengah situasi Indonesia saat ini. Kepemimpinan transformasional merupakan sebuah proses di mana para pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi. Pemimpin yang transformatif lebih memposisikan diri mereka sebagai mentor yang bersedia menampung aspirasi para bawahannya. Dalam tradisi melayu ini di gambarkan dalam ungkapan Dilebihkan sehari Dilebarkan setapak tangan Ditinggikan seranting Dilebihkan sebenang. Ungkapan itu dengan tegas menunjukkan, bahwa antara pemimpin dengan rakyatnya jaraknya hanya sekadar “didahulukan selangkah dan ditinggikan seranting”, sehingga mudah dijangkau dan dihubungi. Bahkan dalam ungkapan adat yang lain ditegaskan lagi, “jauhnya tidak berjarak, dekatnya tidak berantara.”

Page 192: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara170

Dengan demikian akan terjalin hubungan yang akrab antara pemimpin dengan rakyatnya. Seperti yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya, ada beberapa sifat pemimpin ideal menurut etika budaya melayu, yaitu :

Sebagai pemimpin banyak tahunyaSebagai Pemimpin banyak tahannya Sebagai pemimpin banyak bijaknya Sebagai pemimpin banyak cerdiknya

Jika melihat sifat pemimpin ideal yang ada dalam tradisi budaya melayu, maka akan sangat relevan dengan model kepemimpinan transformasional pada masa kini.

Kepemimpinan transformasional berkaitan dengan nilai-nilai yang relevan bagi proses pertukaran (perubahan), seperti kejujuran, keadilan dan tanggung jawab. Dalam pendapat lain, kepemimpinan transformatif didefinisikan sebagai kepemimpinan dimana para pemimpin menggunakan kharisma mereka untuk melakukan transformasi dan merevitalisasi organisasinya. Para pemimpin yang transformatif lebih mementingkan revitalisasi para pengikut dan organisasinya secara menyeluruh ketimbang memberikan instruksi-intruksi yang bersifat top down.

Pemimpin transformasional harus mampu mendefinisikan, mengkomunikasikan dan mengartikulasikan visi organisasi, dan bawahan harus menerima dan mengakui kredibilitas pemimpinnya. Dengan demikian, pemimpin transformasional merupakan pemimpin yang karismatik dan mempunyai peran sentral dan strategis dalam membawa organisasi mencapai tujuannya. Pemimpin transformasional juga harus mempunyai kemampuan untuk menyamakan visi masa depan dengan bawahannya, serta mempertinggi kebutuhan bawahan pada tingkat yang lebih tinggi

Page 193: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Model Kepemimpinan dan Politik Orang Melayu 171

dari pada apa yang mereka butuhkan.

Menurut Yammarino dan Bass (1990), pemimpin transformasional harus mampu membujuk para bawahannya melakukan tugas-tugas mereka melebihi kepentingan mereka sendiri demi kepentingan organisasi yang lebih besar. Yammarino dan Bass (1990) juga menyatakan bahwa pemimpin transformasional mengartikulasikan visi masa depan organisasi yang realistik, menstimulasi bawahan dengan cara yang intelektual, dan menaruh perhatian pada perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh bawahannya.

Selain sifat yang wajib dimiliki seorang pemimpin, ada pula sifat dan perilaku yang dipantangkan baginya, yang tak boleh dilanggar. Orang tua-tua mengatakan, “sifat elok sama dipegang, sifat buruk sama dipantang.” Sifat-sifat yang dipantangkan itu adalah sifat buruk yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, adat istiadat serta norma sosial masyarakat.

Jadi model kepemimpinan tradisi melayu masih sangat relevan dengan kondisi Indonesia saat ini, model kepemimpinan tradisi melayu pada saai ini disederhanakan dengan sebutan model kepemimpinan transformasional yang diharapkan bias membawa perubahan kearah yang lebih baik.

Kesimpulan

Pengaruh Hindu-Budha dalam tradisi Melayu memudar seiring dengan masuknya ajaran Islam melalui jalur perdagangan. Dunia Melayu pun mulai berganti dengan Islam sebagai suatu otoritas spiritual, politik, pengetahuan, kebudayaan, dan terutama perdagangan. Islam mempunyai dasar filosofis dan rasional yang kuat, mempengaruhi seluruh kehidupan orang Melayu. Dalam kehidupan sehari-hari Islam menjadi sumber panutan yang penting, dan menjadi identitas orang Melayu sejak saat itu. Keterpautan Islam

Page 194: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara172

dengan Melayu secara geografis dan politis adalah hal yang tidak terelakkan sehingga jaringan keislaman di Semenanjung Sumatera dan Jawa memang tergantung dengan dunia Melayu.

Sejarah telah membuktikan Kepemimpinan Raja-raja masyarakat Melayu pernah mengalami masa gemilang. Perdagangan yang dijalankan masyarakat Melayu mampu merambah berbagai belahan dunia pada masanya. Bahkan pada era Sultan Iskandar Muda berkuasa di Aceh, kerajaan Aceh termasuk dalam lima kerajaan terbesar di dunia. Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, Aceh, Malaka, dan Demak tak dapat dipungkiri menjadi tonggak kebesaran rumpun Melayu.

Tidak dinafikan bahwa kepemimpinan tradisi Melayu saat itu memiliki jati diri yang kuat, mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan, berdaya tahan tinggi dan berperan aktif dalam kesinambungan kehidupan bangsa. Sejarah Melayu juga banyak mencatatkan kearifan kepemimpinan dalam perspektif budaya Melayu.

Page 195: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Konsep Kehidupan Masyarakat Melayu 173

BAB VI

Konsep kehidupan masyarakat melayu

Konsep Kehidupan bagi Masyarakat Melayu

A. Makna Kehamilan dan Kelahiran bagi Masyarakat Melayu.Anak adalah suatu kurnia Tuhan yang tidak ternilai bagi

setiap pasangan suami istri. Bagi masyarakat Melayu yang rata-rata beragama Islam, adalah dipercayai setiap anak yang dilahirkan mempunyai rezekinya masing-masing, justru itu setiap kelahiran itu perlu disyukuri. Dalam aspek kelahiran ini, masyarakat Melayu Pesisir Pantai Timur banyak melaksanakan adat-istiadat tertentu yang diwarisi sejak turun-temurun. Adat kelahiran ini terdiri atas, sewaktu mengandung, bersalin, dan sehabis melahirkan.

1. Sewaktu MengandungMelenggang Perut

Upacara ini dilakukan kepada wanita yang mengandung anak sulung ketika kandungan berusia tujuh atau delapan bulan. Upacara ini dijalankan oleh seorang bidan untuk membuang kecelakaan yang mungkin menimpa wanita hamil yang bakal bersalin dan untukmembetulkan kedudukan bayi di dalam perut.

Page 196: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara174

Sewaktu Bersalin

Apabila hampir tiba waktu bersalin, persediaan akan diuruskan oleh keluarga berkenaan. Mengikut kebiasaannya kandungan ketika itu sudah cukup sembilan bulan sepuluh hari. Tetapi adakalanya waktu kehamilan dapat mencapai sehingga sepuluh hingga dua belas bulan yang disebut bunting kerbau. Mengikut kepercayaannya juga daun mengkuang berduri akan digantung di bawah rumah dan kapur akan dipangkah pada tempat tempat tertentu di dalam rumah wanita yang hendak bersalin tadi untuk mengelakkan gangguan dari jin. Di samping itu juga, terdapat beberapa adat yang perlu dijalankan sewaktu menyambut kelahiran ini.

Potong Tali Pusat

Setelah bayi lahir, bidan akan menyambutnya dengan bacaan ala bidan atau lazim disebut dengan jampi dan serapah lalu disemburkan dengan daun sirih. Setelah bayi dibersihkan, tali pusatnya akan dipotong dengan menggunakan sembilu buluh dan dialas di atas sekeping uang koin. Baki tali pusat di perut bayi akan dibubuh kunyit dan kapur lalu dibungkus dengan daun sirih yang telah dilayukan di atas bara api sehingga tali pusat itu tanggal sendiri.

Azan atau Qamat

Kelazimannya bayi lelaki akan diazankan di kedua belah telinganya jika bayi perempuan akan diqamatkan. Biasanya, bapak atau datuk bayi tersebut akan melakukan upacara ini. Ia bukanlah satu adat, sebaliknya lebih merupakan amalan berunsur keagamaan.

Upacara turun mandi (membelah mulut)

Upacara turun mandi dapat dilakukan setelah anak berumur seminggu. Anak yang baru lahir ini ada yang menyebutnya bayi, tapi juga ada yang menyebutnya upiang. Dalam upacara turun mandi,

Page 197: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Konsep Kehidupan Masyarakat Melayu 175

ibu dan bayi dibawa ke sungai atau perigi. Di situ ibu dan bayi dimandikan oleh bidan

Upacara turun mandi biasanya berlangsung satu jam. Setelah itu anak diambil oleh bidan, lalu kembali ke rumah bersama dengan ibunya. Di rumah anak ditidurkan di atas buaian. Sementara itu dihidangkan minuman dan makanan kepada para tamu undangan, sebagai tanda suka cita. Dalam hidangan ini sering dihidangkan ketupat. Sesuai minum-makan itu dibacakan doa sebagai tanda bersyukur kepada Allah SWT serta untuk mendapatkan keselamatan selanjutnya.

Setelah melahirkan

Pasca kelahiran terdapat beberapa adat tertentu yang dijalankan. Diantaranya:

A. Tanggal Pusat atau Cuci LantaiLazimnya bayi yang baru lahir akan tanggal pusatnya dalam

waktu seminggu. Pada ketika itu, adat cuci lantai akan diadakan. Di beberapa tempat, ia juga disebut adat naik buai karena selagi bayi itu belum tanggal pusatnya, dia tidak dapat dibuaikan dan akan tidur di samping ibunya. Adat ini seelok-eloknya dilakukan pada hari Senin atau Kamis. (hal ini hari dimana diambil dari sunnahny seorang berpuasa.

B. Memberi NamaMengikut ajaran Islam, adalah sunat memberi nama yang

mempunyai maksud yang baik kepada bayi. Kebiasaannya jika bayi itu lelaki, nama akan diberi mengikut nama para nabi jika untuk bayi perempuan, nama istri-istri atau anak-anak nabi akan dipilih.

C. Cukur Rambut atau Potong JambulAdat ini dilakukan pada hari ketujuh selepas dilahirkan. Ia

turut disebut adat potong jambul.

Page 198: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara176

Orang Islam yang memiliki kemampuan finansial berkemampuan disunatkan menyembelih ternakan seperti kambing, lembu atau kerbau sebagai akikah anak yang baru lahir. Seorang anak disunatkan berakikah sekali saja seumur hidup. Terdapat syarat-syarat tertentu dalam memilih hewan untuk akikah dan jumlah ternakan untuk akikah juga berbeda mengikut jenis kelamin bayi. Bagi bayi lelaki akikahnya ialah dua ekor kambing dan seekor kambing bagi bayi perempuan.Antara hikmah akikah adalah sebagai permulaan kebajikan dan kebaikan bagi pihak bayi tersebut. Akikah sunat dilakukan pada hari ketujuh kelahiran yaitu dapat dijalankan serentak dengan adat mencukur rambut dan adat memberi nama. Namun ia juga dapat dilakukan pada hari yang lain.

Gambar: Upacara Memotong Rambut

D. Naik BuaianAdat ini merupakan satu-satunya pesta yang masih diamalkan

dan mendapat sambutan di kalangan masyarakat Melayu hari ini. Upacara ini dilangsungkan dalam suasana penuh meriah terutama sekali jika sesebuah keluarga itu baru mendapat anak atau cucu sulung.

Page 199: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Konsep Kehidupan Masyarakat Melayu 177

Sewaktu upacara ini dijalankan bayi tersebut akan diletakkan di dalam buaian yang menggunakan kain songket dan dihias indah dengan bunga-bungaan. Selendang akan diikat di kiri kanan buaian dan ditarik perlahanlahan semasa upacara berlangsung. Ketika itu juga, marhaban akan dialunkan oleh sekumpulan lelaki atau wanita. Seterusnya bunga telur dan bunga rampai akan dihadiahkan kepada kumpulan ini. Sekarang masyarakat Melayu menjalankan adat ini serentak dengan adat memberi nama dan adat cukur rambut.

E. Jejak Tanah atau Turun TanahDari beberapa tempat, adat ini juga disebut adat memijak

tanah. Ia sebagai meraikan anak yang baru pandai berjalan. Turun tanah bermakna seorang anak kecil dilepaskan untuk memijak tanah sebagai lambang meneruskan kehidupannya. Adat ini dijalankan secara berbeda-beda dari satu tempat dengan tempat yang lain baik dari segi cara maupun bahan yang digunakan.

Lazimnya kenduri doa selamat diadakan untuk mengiringi upacara ini. Selepas kenduri selesai, tikar dibentang di hadapan tangga sebagai alas anak-anak berkenaan berjalan.

F. Bersunat atau BerkhitanAdat bersunat bagi bayi perempuan lazimnya dilakukan

ketika bayi itu masih kecil yaitu beberapa hari selepas dilahirkan. Namun demikian, kebanyakan anak-anak perempuan akan menjalani upacara ini sekurang-kurangnya ketika berumur setahun atau lebih.

KONSEP PERNIKAHAN MASYARAKAT MELAYU

Konsep PernikahanPernikahan atau yang diidentikaan dengan perkawinan

merupakan suatu ikatan yang sangat kuat dan dipandang suatu hal yang suci serta mulia, oleh Al-Qur’an diterangkan sebagai salah satu dari sekian banyak nikmat Allah swt kepada hamba-

Page 200: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara178

Nya dan sebagai bukti kekuasaan dan kebesaran-Nya. (Q.S ar-rum ayat 21)

Kemudian pernikahan merupakan satu-satunya bentuk hidup secara berpasangan yang dibenarkan, juga merupakan sunnatullah. ( Q.S. al-Zariyat ayat 49). Adapun arti penting dari pernikahan yang disyari’atkan adalah dapat menghimpun serta menyatukan dua insan yang berbeda dan bahkan sebagai sebuah fenomena untuk menyatukan dua kelompok keluarga besar yang asalnya terdiri dari dua keluarga yang tidak saling mengenal. (Khoiruddin Nasution, 2004).

Perkawinan merupakan fase kehidupan manusia yang bernilai sakral dan amat penting. Dibandingkan dengan fase kehidupan lainnya, fase perkawinan boleh dibilang terasa sangat spesial. Perhatian pihak-pihak yang berkepentingan dengan acara tersebut tentu akan banyak tertuju kepadanya, mulai dari memikirkan proses akan menikah, persiapannya, upacara pada hari perkawinan, hingga setelah upacara usai digelar. Yang ikut memikirkan tidak saja calon pengantinnya saja, baik laki-laki maupun perempuan, tetapi yang paling utama juga termasuk orang tua dan keluarganya karena perkawinan mau tidak mau pasti melibatkan mereka sebagai orang tua-tua yang harus dihormati.

Sebenarnya jika mengikuti ajaran Islam yang murni, tahapan upacara perkawinan cukup dilakukan secara ringkas dan mudah. Dalam ajaran Islam, perkawinan itu sudah dapat dikatakan sah apabila telah memenuhi syarat-syarat dan rukun-rukunnya. Ajaran Islam perlu diterapkan di berbagai daerah dengan menyertakan adat-istiadat yang telah menjadi pegangan hidup masyarakat tempatan. Dalam pandangan Melayu secara umum, prinsip (syariat) Islam perlu “dikawinkan” dengan adat budaya masyarakat. Sehingga, integrasi ini sering diistilahkan sebagai “Adat bersendi syarak,

Page 201: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Konsep Kehidupan Masyarakat Melayu 179

Syarak bersendi Kitabullah”, atau “Syarak mengata, adat memakai” (apa yang ditetapkan oleh syarak itulah yang harus digunakan dalam adat).

Perkawinan yang dilakukan tidak berdasarkan pada adat Melayu setempat akan menyebabkan masyarakat tidak merestuinya. Bahkan, perkawinan yang dilakukan secara singkat akan menimbulkan desas-desus tidak sedap di masyarakat, mulai dari dugaan kumpul kebo, perzinaan, dan sebagainya.

Menurut Amran Kasimin, perkawinan dalam pandangan orang Melayu merupakan sejarah dalam kehidupan seseorang. Rasa kejujuran dan kasih sayang yang terbangun antara suami-istri merupakan nilai penting yang terkandung dalam makna perkawinan Melayu. Untuk itulah, perkawinan perlu dilakukan menurut adat yang berlaku dalam masyarakat, sehingga perkawinan tersebut mendapat pengakuan dan restu dari seluruh pihak dan masyarakat.

Salah satu diantaranya adalah upacara perkawinan yang tetap dilestarikan secara turun temurun sampai sekarang, merupakan wujud implementasi dan pemaknaan terhadap nilai-nilai Al-Qur’an maupun Hadist.

Proses paling awal menuju perkawinan yang dimaksud adalah penentuan siapa jodoh yang cocok untuk dirinya atau yang dalam adat Melayu biasa disebut dengan istilah merisik dan meninjau. Setelah jodoh yang dirasa sesuai sudah dipilih, maka kemudian dilakukan tahap kegiatan merasi, yaitu mencari-cari tahu apakah jodoh yang telah dipilih itu cocok (serasi) atau tidak. Jika kedua tahapan tersebut dirasa sesuai dengan harapan diri orang yang akan menikah maka kemudian dilakukan tahapan melamar, meminang, dan kemudian bertunangan. Setelah kedua calon tersebut bertunangan, maka upacara perkawinan dapat segera dilangsungkan. Secara khusus

Page 202: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara180

upacara perkawinan dibagi menjadi tiga tahapan yaitu: pertama, pra akad nikah . Kedua, pada saat akad nikah, dan ketiga pasca akad nikah.

Prosesi sebelum perkawinan

Pada proses prosesi sebelum pelaksanaan perkawinan adat istiadat perkawinan orang Melayu melalui 4 tahapan, tahapannya adalah sebagai berikut:

Merisik

Pada masa Kesultanan Melayu Siak Sri Indrapura, merisik adalah kegiatan yang harus dilaksanakan karena hal ini sangat penting dalam pemilihan seorang calon permaisuri. Merisik dilakukan karena biasanya perkawinan dilaksanakan karena perjodohan. Begitu juga dalam hal pemilihan seorang Permaisuri nantinya akan mendampingi raja maka bebet, bibit dan bobot harus diperhatikan. Merisik merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam proses perkawinan yang bertujuan untuk menyelidiki tentang keberadaan seorang calon pengantin.

Merisik adalah suatu acara yang dilaksanakan secara diam-diam laki-laki pada seorang gadis atau anak dara yang menjadi idamannya. Merisik biasanya dilakukan pada malam hari selepas maghrib. Rombongan merisik didominasi oleh perempuan, lelaki seorang atau dua orang. Merisik lebih banyak dilakukan tanpa memberitahu terlebih dahulu kepada pihak perempuan. Rombongan merisik datang ke rumah pihak perempuan adalah ditentukan sendiri, yaitu berdasarkan petunjuk perlangkahan yang baik.

Dalam tradisi merisik ini dikenal juga dengan istilah meninjau. adat meninjau dilakukan oleh kedua pihak. Setelah kegiatan merisik dapat menentukan bahwa gadis tersebut belum memiliki pasangan, selanjutnya dilakukan tahapan meninjau.

Page 203: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Konsep Kehidupan Masyarakat Melayu 181

Kegiatan ini kadang dilakukan sekaligus dengan kegiatan merisik. Kegiatan meninjau dimaksudkan untuk mengetahui tempat asal calon yang akan dinikahi. Kegiatan meninjau dilakukan oleh seorang wakil yang dipercaya dapat melakukannya. Kegiatan meninjau akan dirasa mudah jika wakil tersebut sudah mengenal gadis tersebut. Jika belum mengenalnya maka diperlukan waktu untuk melakukan tahapan peninjauan. Pada masa lalu, ketika memilih calon istri aspek yang lebih diutamakan adalah latar belakang pengetahuan agama, tata susila, dan kesantunan dalam berbahasa.

Kegiatan meninjau juga dapat dilakukan oleh pihak perempuan. Bapak dan ibu pihak perempuan misalnya bisa meninjau keadaan sesungguhnya seputar diri dan keluarga calon suami dari anak gadisnya. Kegiatan peninjauan ini biasanya dimaksudkan untuk memastikan status bujang laki-laki tersebut dan bagaimana latar belakanng ekonominya. Orang tua pihak perempuan biasanya perlu memastikan bahwa calon suami dari anaknya mampu membiayai hidup rumah tangga yang kelak dibangun.

MerasiKegiatan merasi sudah sangat jarang dilakukan dalam

masyarakat Melayu. Tujuan merasi adalah untuk memastikan apakah pasangan yang hendak dijodohkan itu sebenarnya cocok atau tidak. Artinya, merasi adalah kegiatan meramal atau menilik keserasian antara pasangan yang hendak dijodohkan. Kegiatan ini biasanya dilakukan melalui perantaraan seorang ahli yang sudah terbiasa bertugas mencari jodoh kepada orang yang hendak menikah. Pencari jodoh tersebut akan memberikan pendapatnya bahwa pasangan tersebut dinilai cocok (sesuai) atau tidak.

Pada masa lalu, masyarakat adat mempercayai bahwa kegiatan ini dirasa penting karena kerukunan rumah tangga ditentukan oleh adanya keserasian antara pasangan suami-istri. Jika hasil keputusan

Page 204: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara182

merasi adalah bahwa pasangan tersebut tidak cocok, maka biasanya orang tua dari masing-masing pasangan akan membatalkan rencana perkawinan anak-anak mereka.

Memberitahu atau Menyampaikan hajatSetelah dirasa serasi pasangan antara satu dengan yang

lainnya, maka diutuslah keluarga atau orang tua yang “dituakan” sebagai wakil pihak laki-laki untuk memberitahu orang tua si gadis bahwa akan ada utusan pihak lelaki untuk menyampaikan hajat meminang. Pada saat ini terjadi perundingan kedua belah pihak untuk menentukan waktu yang tepat untuk meminang.

Pemberitahuan ini merupakan etika adat Melayu yang berguna agar pihak perempuan dapat memberitahu sanak keluarga atau kerabatnya untuk hadir dalam acara tersebut dan atau dengan kata lain agar pihak perempuan “punya” persiapan untuk menerima tamu yang akan datang. Secara umum tujuan memberitahu ini adalah meluahkan apa yang tersirat di hati untuk disampaikan kepada pihak perempuan.

Antar Pinang

Istilah “meminang” digunakan karena buah pinang merupakan bahan utama yang dibawa saat acara meminang beserta daun sirih dan bahan lainnya. Buah pinang adalah lambang untuk laki-laki karenanya bentuknya yang keras. Sirih adalah lambang untuk perempuan. Buah pinang dan sirih adalah lambang laki-laki dan perempuan yang bersatu dan tidak dapat dipisahkan. Artinya bahwa seseorang itu tidak mungkin makan sirih tanpa pinang. Dalam perkembangan adat Melayu saat ini, buah pinang tidak lagi sebagai satu-satunya bahan yang dibawa untuk meminang, namun dibelah-belah secara halus dan diantar beserta dengan daun sirih sebagai pelengkapnya.

Page 205: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Konsep Kehidupan Masyarakat Melayu 183

Tidak ada masa atau waktu tertentu yang ditetapkan dalam tradisi perkawinan Melayu. Biasanya adat ini dilakukan pada Bulan Maulud (Rabiulawal), yaitu saat petang atau malam hari. Jika dilakukan pada malam hari karena banyak orang yang bekerja pada siang hari, sehingga malam hari dipilih sebagai waktu yang tepat. Pada saat acara meminang, rombongan pihak laki-laki beserta antarannya akan disambut oleh keluarga pihak perempuan. Antaran diletakkan di tengah majelis yang disaksikan di depan para hadirin. Sebelum memulai adat meminang, biasanya wakil pihak perempuan duduk berhadapan dengan ketua wakil pihak laki-laki. Sirih junjung diletakkan di hadapan mereka berdua.

Dengan demikian, calon pengantin perempuan tersebut telah resmi bertunangan dengan calon pengantin laki-laki. Setelah itu calon pengantin perempuan bersalaman dengan para hadirin, terutama dengan beberapa orang perempuan yang mewakili rombongan pihak laki-laki.

Antar TandaMasa Kesultanan Siak mengantar tanda tidak sama dengan

bertunangan. Karena dalam Islam tidak mengenal tunangan. Mengantar tanda merupakan suatu ikatan janji diantara kedua calon pengantin. Dalam acara antar tanda ini, hanya pihak laki-laki yang membawa sebuah cincin emas belah rotan. Diiringi dengan bermacam keperluan perempuan seperti bahan kain, tenunan dan lainnya yang sesuai dengan kemampuan laki-laki.

Waktu pelaksanaannya berdasarkan kepada kesepakatan kedua belah pihak. Tanda ini hakekatnya menjadi wujud dari persetujuan penerimaan pinangan dan sebagai pengikat bagi kedua belah pihak.

Page 206: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara184

Pada masa Kerajaan Melayu Siak antar tanda dilakukan dengan mempersiapkan berbagai peralatan dan semua barang antaran disusun di dalam poho (sejenis dulang berkaki) yang juga disebut semerit. Poho atau semerit ditutup dengan tudung saji dan di atas tudung saji ditutup lagi dengan tudung hidang. Poho . Poho yang diperlukan dalam acara antar tanda ini sebanyak tujuh belas buah yang masing-masing diisi sesuai dengan aturan adat yang sudah ditentukan oleh pihak kesultanan. Setelah prosesi antar tanda selesai dapat disimpulkan tentang berapa besarnya uang antaran dan hari langsung maka prosesi berikutnya adalah mengantar belanja.

Mengantar BelanjaAntar belanja pada masa kesultanan Siak hakikatnya

menyerahkan uang belanja dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan sebagai lambang gotong-royong dan kebersamaan untuk membantu pihak perempuan dalam melaksanakan perhelatan perkawinan kedua anak mereka. Besarnya uang antaran diatur pihak kerajaan berdasarkan status social dari pihak perempuan .

Dalam upacara perkawinan ini, yang banyak memerlukan biaya adalah pihak perempuan. Biaya yang diperlukan digunakan untuk mempersiapkan perlengkapan seperti pengadaan pelaminan atau gerai, tempat peraduan, bangsal atau tenda dan upacara-upacara lainnya berinai, akan nikah dan upacara langsung.

Uang antar belanja ini merupakan uang hangus yang diterima dengan sukarela dan diserahkan pula oleh pihak laki-laki dengan ikhlas untuk membantu pelaksanakan upacara adat perkawinnan bagi mereka yang sudah mengikat janji. Pihak laki-laki tidak dibenarkan untuk mengungkit-ungkitnya dikemudian hari apa yang telah dibantunya atau yang telah dihantar untuk upacara perkawinan itu.

Page 207: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Konsep Kehidupan Masyarakat Melayu 185

Persiapan Menuju Hari Perkawinan

Hari perkawinan merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh semua anggota masyarakat yang berkenaan dengan perhelatan acara ini. Pada hari itu semua keluarga, saudara, termasuk tetangga berkumpul dalam satu majelis. Untuk menyambut hari perkawinan diperlukan persiapan yang sungguh matang. Persiapan yang dimaksud biasanya mencakup kegiatan bergotong-royong, pembacaan barzanzi, dan persediaan jamuan.

Tugas utama yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan kegiatan-kegiatan tersebut adalah dengan cara membangun bangsal penanggah terlebih dahulu. Bangsal ini nantinya digunakan untuk kegiatan masak-memasak. Di daerah pedalaman, bangsal penanggah biasanya terbuat dari kayu dan atapnya terbuat dari daun nipah atau rumbia. Di samping bangsal, yang juga perlu disediakan adalah tungku-tungku dapur yang diperlukan untuk alat memasak.

Sebelum datangnya hari perkawinan perlu dilakukan acara gotong-royong atau rewang. Pihak tuan rumah perlu menyediakan berbagai macam kue Melayu untuk mereka yang bergotong-royong. Kegiatan gotong-royong biasanya dilakukan hingga larut malam sambil menikmati kue-kue yang dihidangkan.

Pembacaan Barzanzi dan Persediaan JamuanKegiatan (majelis) membaca barzanzi dilakukan selepas

shalat isya. Majelis ini biasanya diikuti oleh mereka yang telah melakukan kegiatan gotong-royong selama sehari-semalam, juga diikuti oleh keluarga dan saudara dari tuan rumah, termasuk para jemputan yang diundang secara khusus pada majelis ini. Pada masa kini, kegiatan ini tidak populer lagi. Untuk mengadakan kegiatan ini masih diperlukan usaha gotong-royong sebagaimana dilakukan sebelumnya. Dalam kegiatan pembacaan barzanzi juga dihidangkan

Page 208: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara186

jamuan, yang biasanya terdiri dari nasi beserta lauk-pauknya. Setiap hidangan disediakan untuk empat atau lima orang.

Persediaan jamuan biasanya ditentukan secara berbeda-beda, tergantung pada bagaimana keinginan keluarga dari tuan rumah. Seorang ayah yang hanya mempunyai anak tunggal atau tingal satu anaknya yang belum menikah, maka dia biasanya akan mengadakan majelis perkawinan secara besar-besaran, meski di luar kesanggupan keuangannya sendiri. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang kemudian rela berhutang hanya untuk memenuhi keinginan besarnya itu.

Malam BerinaiAdat atau upacara berinai merupakan pengaruh dari ajaran

Hindu. Makna dan tujuan dari perhelatan upacara ini adalah untuk menjauhkan diri dari bencana, membersihkan diri dari hal-hal yang kotor, dan menjaga diri segala hal yang tidak baik. Di samping itu tujuannya juga untuk memperindah calon pengantin agar terlihat lebih tampak bercahaya, menarik, dan cerah. Upacara ini merupakan lambang kesiapan pasangan calon pengantin untuk meninggalkan hidup menyendiri dan kemudian menuju kehidupan rumah tangga. Dalam ungkapan adat disebutkan:

Malam berinai disebut orangMembuang sial muka belakangMemagar diri dari jembalangSupaya hajat tidak terhalang

Berinai bukan sekadar memerahkan kuku, namun memper- siapkan pengantin agar dapat menjalani pernikahan tanpa aral halangan.

Page 209: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Konsep Kehidupan Masyarakat Melayu 187

Gambar: Malam BerinaiSeri kecantikan diperoleh melalui kesabaran. Pengantin

harus berdiam diri, sabar menanti, agar inai yang dipasang di jemari, tangan dan kaki menghasilkan warna cerah yang berseri

Upacara ini dilakukan pada malam hari, yaitu dimalam sebelum upacara perkawinan dilangsungkan. Bentuk kegiatannya bermacam-macam asalkan bertujuan mempersiapkan pengantin agar tidak menemui masalah di kemudian hari. Dalam upacara ini yang terkenal biasanya adalah kegiatan memerahkan kuku, tetapi sebenarnya masih banyak hal lain yang perlu dilakukan. Upacara ini dilakukan oleh Mak Andam dibantu oleh sanak famili dan kerabat dekat. Upacara berinai bagi pasangan calon pengantin dilakukan dalam waktu yang bersama-sama. Hanya saja, secara teknis tempat kegiatan ini dilakukan secara terpisah, bagi pengantin perempuan dilakukan di rumahnya sendiri dan bagi pengantin laki-laki dilakukan di rumahnya sendiri atau tempat yang disinggahinya. Namun, dalam adat perkawinan Melayu biasanya pengantin lak-laki lebih didahulukan.

Upacara Khatam Qur'anPelaksanaan upacara khatam Qur'an biasanya dilakukan

setelah upacara berandam dan mandi tolak bala sebagai bentuk penyempurnaan diri, baik secara lahir maupun batin. Upacara

Page 210: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara188

khatam Qur’an sebenarnya bermaksud menunjukkan bahwa pengantin perempuan sudah diajarkan oleh kedua orang tuanya tentang bagaimana mempelajari agama Islam dengan baik. Dengan demikian, sebagai pengantin perempuan dirinya telah dianggap siap untuk memerankan posisi barunya sebagai istri sekaligus ibu dari anak-anaknya kelak. Di samping itu tujuan lainnya adalah untuk menunjukkan bahwa keluarga calon pengantin perempuan merupakan keluarga yang kuat dalam menganut ajaran Islam, sebagaimana dinyatakan dalam ungkapan adat: Upacara ini dipimpin oleh guru mengajinya atau orang tua yang ditunjuk oleh keluarga dari pihak pengantin. Upacara ini khusus dilakukan oleh calon pengantin perempuan yang biasanya perlu didampingi oleh kedua orang tua, atau teman sebaya, atau guru yang mengajarinya mengaji. Mereka duduk di atas tilam di depan pelaminan. Mereka membaca surat Dhuha sampai dengan surat al-Fatihah dan beberapa ayat al-Qur'an lainnya yang diakhiri dengan doa khatam al-Qur’an.

Acara Akad Nikah

Ketika rombongan calon pengantin laki-laki Upacara akad nikah merupakan inti dari seluruh rangkaian upacara perkawinan. Sebagaimana lazimnya dalam adat perkawinan menurut ajaran Islam, upacara akad nikah harus mengandung pengertian ijab dan qabul. Dalam ungkapan adat disebutkan bahwa:

Seutama-utama upacara pernikahanIalah ijab kabulnya

Dengan terucapnya ijab dan kabul, tanggung jawab ayah atas anak gadisnya beralih sudah kepada menantu laki-laki.

Page 211: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Konsep Kehidupan Masyarakat Melayu 189

Gambar: Prosesi Akad Nikah

Pemimpin upacara ini biasanya adalah kadi atau pejabat lain yang berwenang. Setelah penyataan ijab dan qabul telah dianggap sah oleh para saksi, kemudian dibacakan doa kemudian walimatul urusy yang dipimpin oleh kadi atau orang yang telah ditunjuk. Setelah itu, baru kemudian pengantin laki-laki mengucapkan taklik (janji nikah) yang dilanjutkan dengan penandatanganan Surat Janji Nikah. Penyerahan mahar oleh pengantin laki-laki baru dilakukan sesudahnya.

Upacara MenyembahSetelah upacara akad nikah selesai dilakukan seluruhnya,

kedua pengantin kemudian melakukan upacara menyembah kepada ibu, bapak, dan seluruh sanak keluarga terdekat.

Makna dari upacara ini tidak terlepas dari harapan agar berkah yang didapat pengantin nantinya berlipat ganda. Acara ini dipimpin oleh orang yang dituakan bersama Mak Andam. Sembah sujud kepada orang tua tiada boleh lupa, agar tuah dan berkah turun berlipat ganda.

Page 212: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara190

Tepuk Tepung Tawar

Setelah upacara menyembah selesai, kemudian dilanjutkan dengan upacara tepuk tepung tawar. Makna dari upacara adalah pemberian doa dan restu bagi kesejahteraan kedua pengantin dan seluruh keluarganya, di samping itu juga bermakna sebagai simbol penolakan terhadap segala bala dan gangguan yang mungkin diterimanya kelak. Upacara ini dilakukan oleh unsur keluarga terdekat, unsur pemimpin atau tokoh masyarakat, dan unsur ulama. Yang melakukan tepung tawar terakhir juga bertindak sebagai pembaca doa.

Tepuk Tepung Tawar hakikatnya adalah pertanda, bahwa para tetua melimpahkan restu dan doa, bahwa marwah pengantin kekal terjaga. Dalam ungkapan adat disebutkan bahwa makna dari Tepuk Tepung Tawar adalah :

Menawar segala yang berbisaMenolak segala yang menganiaya Menepis segala yang berbahayaMendingin segala yang menggodaMenjauhkan dari segala yang menggila

Jadi, upacara Tepuk Tepung Tawar bermakna sebagai doa dan pengharapan. Dalam pantun nasehat disebutkan: Di dalam Tepuk Tepung Tawar, terkandung segala restu, terhimpun segala doa, terpateri segala harap, tertuang segala kasih sayang. Dalam pantun lain disebut juga bahwa:

Tepung tawar untuk penawarSupaya hidup tidak bertengkarWabah penyakit tidak menularSemua urusan berjalan lancar

Page 213: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Konsep Kehidupan Masyarakat Melayu 191

Kegiatan ini dilakukan dengan rincian: menaburkan tepung tawar ke telapak tangan kedua pengantin, mengoleskan inai ke telapak tangan mereka, dan menaburkan beras kunyit dalam bunga rampai kepada kedua pengantin. Setelah upacara ini selesai berarti telah selesai upacara inti perkawinan. Setelah itu tinggal melakukan upacara-upacara pendukung lainnya, seperti upacara nasehat perkawinan dan jamuan makan bersama.

Mengarak Pengantin LelakiUpacara ini bentuknya adalah mengarak pengantin laki-laki

ke rumah orang tua pengantin perempuan. Tujuan dari upacara ini sebagai media pemberitahuan kepada seluruh masyarakat sekitar tempat dilangsungkannya perkawinan bahwa salah seorang dari warganya telah sah menjadi pasangan suami-istri. Di samping itu, tujuanya adalah memberitahukan kepada semua lapisan masyarakat agar turut meramaikan acara perkawinan tersebut, termasuk ikut memberikan doa kepada kedua pengantin.

Upacara ini beragam bentuknya, tergantung adat yang berlaku di masing-masing daerah Melayu. Bernaung payung iram, diiringi rentak rebana dan gendang,pengantin laki-laki datang kepada dewi pujaan. Dalam upacara arak-arakan ini, yang dibawa adalah beragam alat kelengkapan. Namun, yang paling utama dibawa adalah jambar (di Riau lebih dikenal dengan semerit, pahar ,poha, dulang berkaki). Isi dalam jambar terdiri dari tiga unsur, yaitu: unsur kain baju atau pakaian dengan kelengkapan perias, unsur makanan, dan unsur peralatan dapur. Ketiga unsur tersebut mengandung makna tentang kehidupan manusia sehari-hari. Jumlah jambar ditentukan berdasarkan adat setempat, asalkan maknanya sesuai dengan nilai Islam. Jumlah 17 adalah sama dengan jumlah rukun shalat, jumlah 17 terkait dengan jumlah rakaat sehari semalam, dan jumlah 25 terkait dengan jumlah rasul pilihan.

Page 214: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara192

Foto: Perang Beras Kunyit

Sesampainya rombongan arak-arakan pengantin laki-laki di kediaman keluarga pengantin perempuan, kemudian dilanjutkan dengan upacara penyambutan. Dalam budaya Melayu, upacara penyambutan tersebut mempunyai makna yang sangat dalam. Oleh karenanya, pengantin laki-laki perlu disambut dengan penuh kegembiraan sebagai bentuk ketulushatian dalam menerima kedatangan mereka. Upacara pencak silat merupakan perlambang kepiawaian pengantin laki-laki menghadapi tantangan.

Gambar: Iringan Pengantin Laki-Laki dan Perempuan Saling Bertukar tepak

Page 215: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Konsep Kehidupan Masyarakat Melayu 193

Upacara penyambutan arak-arakan pengantin laki-laki biasanya bentuknya tiga macam, yaitu permainan pencak silat, bertukar tepak induk, dan berbalas pantun pembuka pintu. Dalam kegiatan permainan pencak silat, makna yang terkandung di dalamnya adalah bahwa pengantin laki-laki sebagai calon kepala rumah tangga perlu ditantang kejantanan dan kepiawainnya. Meski hanya sebagai simbol, pencak silat juga mengandung makna persahabatan dan kasih sayang yang dibungkus dengan jiwa kepahlawanan.

Setelah permainan silat, rombongan pengantin melanjutkan perjalanannya, biasanya diteruskan dengan kegiatan perang beras kunyit antara pihak pengantin laki-laki dan pihak yang menyambutnya.

Perang Beras Kunyit antar kedua pihak pengantin, bukan mengobarkan permusuhan, melainkan menyuburkan persaudaraan. Setelah permainan silat dan perang beras kunyit selesai, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan bertukar tepak induk. Kenapa tepak perlu ditukar? Sebab, simbol tepak melambangkan rasa tulus hati dalam menyambut tamu dan juga sebagai lambang persaudaraan. Isi dalam tepak berupa daun sirih, kapur, gambir, pinang, dan tembakau. Kegiatan ini dilakukan setelah rombongan pengantin laki-laki masuk ke halaman rumah pengantin perempuan. Kegiatan ini dapat dilakukan di dalam atau di luar rumah. Bertukar Tepak melambangkan ketulusan hati dan bersebatinya dua keluarga menjadi satu. Kegiatan terakhir dalam upacara langsung adalah berbalas pantun pembuka pintu yang dilakukan di ambang pintu rumah pengantin perempuan. Kegiatan ini bentuknya adalah saling bersahutan pantun antara pemantun pihak pengantin laki-laki dengan pemantun pihak pengantin perempuan yang disaksikan oleh Mak Adam.

Page 216: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara194

BersandingMenyandingkan penganting laki-laki dengan pengantin

perempuan yang disaksikan oleh seluruh keluarga, sahabat, dan jemputan. Inti dari kegiatan ini adalah mengumumkan kepada khalayak umum bahwa pasangan pengantin sudah sah sebagai pasangan suami-istri.

Gambar: Koleksi Pribadi

Seperti halnya dilakukan dalam upacara akad nikah, dalam upacara langsung juga dilakukan tepuk tepung tawar untuk mengantisipasi jika ada yang belum sempat menyaksikannya pada upacara akad. Sebagaimana disebutkan dalam ungkapan adat sebagai berikut:

Tiada saat seindah ketika bersanding di pelaminan, bertabur senyum, salam, dan sejahtera

Apabila pengantin duduk bersanding

Page 217: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Konsep Kehidupan Masyarakat Melayu 195

Sampailah niat usailah runding

Tanda pasangan sudah sebanding

Hilanglah batas habis pendinding

Secara umum, adat perkawinan melayu adalah sebagaimana telah dijelaskan dalam tahapan-tahapan di atas, mulai dari proses perkawinan, persiapan menuju hari perkawinan, upacara perkawinannya sendiri, hingga pasca upacaranya. Hanya saja, perbedaan adat perkawinan di berbagai daerah yang termasuk dalam geo-budaya Melayu adalah terletak pada perbedaan istilah, nama, dan dialeknya. Ada juga sejumlah daerah yang memiliki keunikan tersendiri dalam adat atau upacara perkawinan. Varian-varian inilah yang akan dibahas dalam bagian tersendiri.

KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang

tertuang dalam pembahasan bab-bab sebelumnya, dan guna menjawab permasalahan yang dirumuskan sebelumnya, maka dari penelitian ini dapat disimpulkan Hakikat pernikahan yang diterangkan di dalam Al-Qur’an adalah fitrah yang berlaku bagi setiap makhluk dan tidak terkecuali manusia, oleh karena itu agama mensyari’atkan terjalinnya pertemuan antara pria dan wanita serta diarahkan terlaksananya pernikahan. Dengan terwujudnya pernikahan tersebut konsekwensinya untuk hidup bersama antara keduanya dalam suatu ikatan yang kuat, kokoh (mitsaqan ghalizhan). Sebagai penopang yang dipegang dan sekaligus diamalkan dalam terwujudnya ikatan yang kokoh dalam pernikahan yang sakinah adalah adanya prinsip musyawarah (Qs. Al-Syura [42]: 38).

Page 218: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara196

Upacara Kematian dalam Masyarakat Melayu

Bagi masyarakat Melayu, kematian tidak sekedar persoalan keluarnya ruh dari raga, tetapi juga merupakan peristiwa sakral yang menjadi pintu masuk manusia ke alam selanjutnya. Kematian bukan akhir dari perjalanan hidup manusia, tetapi ia adalah awal dari kehidupan yang lain. Sebagai awal dari sebuah kehidupan baru, maka sudah sewajarnya jika mempersiapkan segala keperluan yang dibutuhkan dalam kehidupan yang baru kelak. Dalam kata lain, kematian adalah peristiwa yang memerlukan bekal untuk menopang kehidupan barunya. Apa saja bekal yang harus dipersiapkan dan bagaimana mempersiapkan bekal mati tersebut sepenuhnya terkait dengan kepercayaan dan keyakinan setiap individu.

Masyarakat Melayu memiliki keyakinan yang mereka percayai akan memberikan manfaat dalam kehidupan di alam kematian. Misalnya, jika seseorang membaca tahlil sebanyak sekian ribu kali, mereka yakin akan terselamatkan dari api neraka. Selain itu, bekal kematian juga mereka persiapkan dengan memperbanyak amal jariyah dan ikut mengaji tasawwuf. Kedua upaya religius ini seringkali disebut sebagai bekal tua atau bekal akhirat. Ada juga yang mempersiapkan piring dan gelas minuman yang terbaik miliknya yang nantinya akan mereka hadiahkan kepada orang yang memandikannya. Pemberian peralatan ini dilandasi oleh keyakinan bahwa hadiah peralatan tersebut akan ia gunakan di alam kematian kelak. Masih banyak lagi amalan-amalan yang biasanya diamalkan oleh orang Melayu agar kelak setelah mati selamat dari siksa api neraka dan mendapatkan kebahagiaan di sisi Allah SWT.

Selain melakukan amalan secara batin, masyarakat Melayu juga mempersiapkan berbagai hal yang berkaitan dengan perlengkapan upacara kematian. Seperti kain kafan, tanah pekuburan, biaya pelaksanaan upacara, hingga barang-barang yang akan diberikan

Page 219: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Konsep Kehidupan Masyarakat Melayu 197

kepada orang-orang yang membantu pelaksanaan upacara kematian. Persiapan ini cenderung berkaitan erat dengan relasi sosial budaya masyarakat.

Pemaknaan terhadap kematian seseorang bukan sekedar makna sakral, namun juga merupakan peristiwa yang memiliki makna budaya dan sosial. Hal ini terkait erat dengan posisi individu sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga kebudayaan tertentu. Ketika seorang individu meninggal dunia, secara budaya dan sosial menimbulkan kekhawatiran dan tentu saja ”keguncangan” sementara dalam masyarakat. Keguncangan itu mereka atasi dengan ritual yang berfungsi untuk mengembalikan stabilitas sosial budaya.

Bagi masyarakat, ritual juga berfungsi penghormatan terhadap perjalanan orang yang meninggal ke alam baka. Cara pandang ini tampak dari perilaku orang yang mengunjungi keluarga dari orang yang meninggal, mengikuti upacara selamatan, ikut memandikan, menyiapkan lubang kubur, menguburkan, dan mendoakannya. Upacara kematian, dengan demikian, merupakan wilayah tumpang tindih antara peristiwa sakral dan peristiwa sosial.

Untuk memberikan gambaran utuh terhadap ketumpang-tindihan tersebut, tulisan ini tidak hanya membahas upacara kematian saja, tetapi juga peristiwa-peristiwa lain yang melingkupi upacara kematian tersebut, seperti menjelang kematian seseorang, ketika orang tersebut telah meninggal, saat penguburan, dan pasca penguburannya.

1. Upacara Kematian

Sebagaimana telah disampaikan pada bagian pendahuluan, tulisan ini tidak hanya akan membahas upacara kematiannya saja, tetapi juga peritiwa-peristiwa yang melingkupinya, seperti peristiwa menjelang kematian seseorang, ketika orang tersebut telah meninggal,

Page 220: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara198

pada saat penguburan, dan pasca penguburan. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa upacara kematian merupakan rangkaian dari proses-proses tersebut.

a. Menjelang KematianSeseorang yang dianggap akan meninggal dunia, biasanya

berkaitan dengan umur, misalnya berusia sangat tua; sakit dalam jangka waktu cukup lama, dan kondisi fisiknya sangat lemah. Dalam situasi itu para kerabat, tetangga akan datang silih berganti untuk menjenguknya. Khusus untuk kerabat dekat, biasanya akan terus berjaga secara bergantian sampai orang tersebut meninggal dunia.

Orang-orang yang mengunjungi orang yang sakit biasanya membawa buah tangan. Dalam hal ini tuan rumah (keluarga orang yang sakit) akan menyuguhkan minuman dan hidangan ringan. Jika orang alim yang berkunjung, biasanya pihak keluarga akan memintanya, atau berdasarkan kepeduliannya, mengajari atau menuntun orang yang akan meninggal dunia membaca kalimat la ilaha illa Allah. Hal ini ditempuh agar jika si sakit meninggal dunia, kalimat la ilaha illa Allah menjadi kalimat terakhir yang diucapkan oleh orang tersebut. Selain itu, orang yang datang, khususnya kerabat dekat, biasanya juga akan membaca surat Yasin di samping orang yang sakit. Pembacaan salah satu surat al-Qur’an ini didasarkan atas keyakinan bahwa surat Yasin akan mempercepat kepastian si sakit, apakah segera meninggal dunia atau lekas sembuh.

b. Menunggui Orang MatiKetika seseorang meninggal dunia pihak keluarga yang

menunggu akan melepas segala benda yang menempel ditubuh si mati, meluruskan tubuhnya, menutup mata dan mulutnya, dan meletakkan kedua tangannya di atas dada dengan posisi sedekap seperti orang hendak shalat, membaringkan si mati terlentang menghadap kiblat, dan kemudian menutupinya dengan kain beberapa lapis. Pihak

Page 221: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Konsep Kehidupan Masyarakat Melayu 199

keluarga akan menyampaikan peristiwa kematian ini kepada tokoh masyarakat dan aparatur pemerintah, serta tetangga sekitar secara beranting. Selain itu, bedug di langgar dan di masjid juga dibunyikan dengan nada yang khas. Ketika mendengar bedug dengan nada khas tersebut, masyarakat dengan sendirinya akan mafhum bahwa salah satu anggota masyarakat ada yang meninggal dunia. Ketika orang-orang Melayu mengetahui bahwa salah satu anggota masyarakatnya meninggal dunia, maka mereka akan menghentikan semua aktivitas yang sedang dilakukan untuk sesegera mungkin melayat.

Orang-orang yang datang melayat biasanya membawa bawaan berupa beras dan makanan pokok lainnya. Ada juga yang datang langsung membaca al-Quran, khususnya surat Yasin, di samping mayat. Selain itu, ada juga yang datang hanya untuk menunjukkan ikut berbela sungkawa, dan kemudian duduk-duduk bersama pelayat lainnya sambil menunggu waktu pelaksanaan penguburan.

Biasanya, acara penguburan akan dilaksanakan setelah tengah hari, yaitu antara pukul 14.00 sampai 16.00 WIB. Bagi para pelayat, pihak keluarga orang yang meninggal dunia menyediakan minuman dan kue-kue ringan.

Jika keluarga si mayat memutuskan untuk menguburkan jenazah keesokan harinya, maka keluarga harus menunggui mayat sepanjang malam. Pada saat itu harus ada yang menjaga (baca: tidak tidur) agar si mayat tidak dilompati oleh kucing. Menurut kepercayaan setempat, mayat akan bangkit (hidup kembali) jika dilompati kucing. Ketika menunggui mayat ini, biasanya diadakan acara pembacaan tahlil sampai menjelang tengah malam. Tujuannya adalah untuk melengkapi amalan si mayat ketika masih hidup. Selain itu, ada juga, biasanya keluarga dekat, yang sepanjang malam membacakan surat-surat dalam al-Quran, seperti: Surat Yasin, qulhu (QS. Al-Ikhlash), dan Tabarak (QS. Al-Mulk).

Page 222: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara200

Selama proses menunggu acara penguburan ini, biasanya kaum kerabat membicarakan di mana orang yang meninggal akan dikebumikan, siapa yang akan ikut memandikan, dan apakah ada pesan-pesan almarhum sebelum meninggal dunia. Sebagaimana telah penulis sampaikan sebelumnya, adakalanya orang Melayu telah mempersiapkan hal-hal yang bisa melancarkan pelaksanaan upacara kematian, seperti kain putih, tanah untuk kuburan, dan biaya yang diperlukan. Terkait hal tersebut, musyawarah biasanya bertujuan untuk mengetahui dan memenuhi pesan-pesan almarhum.

c. Memandikan dan Membungkus MayatSebelum dikuburkan, pihak kerabat dekat dan orang yang

biasa memandikan jenazah terlebih dahulu harus memandikan mayat dan kemudian membungkus dengan kain kafan. Berikut urutannya:

1. Dalam hal ini mayat laki-laki dimandikan oleh laki-laki, dan mayat perempuan oleh kalangan wanita. Sedangkan untuk mayat anak-anak, biasanya dilaksanakan oleh para perempuan tanpa mempertimbangkan jenis kelaminnya. Jumlah orang yang memandikan biasanya ganjil (3, 5, atau 7 orang). Khusus untuk anak atau orang tua si mayat (yang sesama jenis), biasanya mendapat tugas untuk membersihkan bagian kemaluan dan pelepasan (anus).

2. Setelah itu jenazah akan ditutupi dengan kain putih, kecuali kaki dan mukanya.

3. Selanjutnya, bagian pelepasan (dubur) dan kemaluan jenazah dibersihkan dengan tangan kiri yang dibalut dengan kain putih. Untuk mengeluarkan kotoran-kotoran yang masih ada dalam anus, dan dikhawatirkan akan keluar setelah dimandikan, perut mayat ditekan sedikit sambil mayat setengah didudukkan, dan anusnya diraba dengan menggunakan tangan kiri yang telah dibalut dengan kain

Page 223: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Konsep Kehidupan Masyarakat Melayu 201

putih tersebut. Proses ini disebut juga dengan istinjak.

4. Setelah kotoran-kotoran pada anus dan kemaluan dibersihkan, mayat kemudian disiram dengan air sambil disabuni dan digosok sebagaimana orang mandi. Proses ini dilakukan secara berulang-ulang sampai tubuh si mayat dianggap bersih.

5. Selanjutnya mayat di-wudu`i sebagaimana orang yang hendak shalat, yaitu dengan membasuh muka, tangan sampai sikunya, mengusap sebagian kepala, dan membasuh kaki sampai mata kaki. Pada saat me-wudu`i tersebut, orang yang memandikan atau tokoh agama yang bertugas harus disertai dengan membaca niat sebagaimana membaca niat untuk berwudu pada orang yang hendak shalat.

6. Kemudian mayat disiram dengan air dicampur dengan daun bidara. Setelah itu, disiram dengan air biasa agar daun bidara yang menempel pada mayat hilang. Selanjutnya disiram dengan air biasa atau air yang dicampur dengan kapur barus.

7. Setelah dimandikan, mayat dikeringkan dengan handuk dan dibawa ke tempat tidur yang telah disiapkan untuk dibungkus. Biasanya, kain pembungkus mayat (kain kafan) dan peralatan lain yang dibutuhkan seperti mengikis kayu cendana, mempersiapkan kapas dan tempat tidur untuk membaringkan mayat disiapkan ketika mayat dimandikan. Dan adakalanya telah disiapkan ketika mayat tersebut baru meninggal dunia.

8. Muka mayat kemudian dibedaki dengan menggunakan bubuk kayu cendana, dan bagian-bagian tertentu tubuh mayat (antara lain hidung dan telinga) dibalut dengan kapas yang telah dibubuhi bubuk kayu cendana.

Page 224: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara202

9. Selanjutnya mayat dibungkus dengan kain kafan, sehingga seluruh tubuh mayat tertutup. Proses pembungkusan mayat dilakukan secara khusus, terutama pada bagian muka mayat sehingga ketika berada di dalam lubang kubur dapat dibuka tanpa harus membuka bagian-bagian yang lain. Mayat pria dibungkus tiga lapis sebagai penutup seluruh tubuhnya, dan ditambah penutup aurat dan bagian kepalanya. Sedangkan mayat wanita dibungkus dua lapis, dan ditambah pembungkus bagian tubuh sebelah atas, penutup kepala dan penutup tubuh bagian bawah.

10. Sebelum muka mayat ditutup, biasanya seorang ulama akan menuliskan kalimat La ilaha illa Allah pada dahi si mayat dengan menggunakan telunjuknya. Oleh karena menggunakan telunjuk, maka di dahi mayat tidak kelihatan adanya tulisan. Mereka meyakini bahwa kalimat yang ditulis di dahi mayat tersebut kelak pada hari kiamat akan menjadi tanda (baca: ciri) umat Muhammad SAW.

11. Setelah dibungkus, maka jenazah siap untuk segera disembahyangi oleh pihak kerabat dan tetangga.

d. Mensholatkan JenazahSetelah orang-orang yang memandikan mayat membungkus

jenazah dengan kain kafan, selanjutnya mayat dibawa ke ruangan yang telah disiapkan atau ke tempat peribadatan (langgar atau mesjid) dengan posisi terlentang menghadap ke utara untuk menyembahyangi jenazah. Biasanya, sebelum mayat dibawa ke tempat tersebut, para pelayat telah terlebih dahulu berkumpul dan membaca tahlil dan doa arwah dengan dipimpin oleh orang alim (tokoh agama).

Page 225: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Konsep Kehidupan Masyarakat Melayu 203

Kenduri Arwah

Kenduri arwah atau tahlilan biasanya dilakukan umat Islam pada hari ke-7 (bahkan ada yang bersedia melakukannya selama tujuh hari berturut-turut), ke-40, ke-100, setahun, dua tahun dan hari ke-1000 dari kematian seseorang. Setelah itu ada juga yang kemudian melakukannya setiap tahun. Sebagian kalangan ada yang mengatakan bahwa tradisi semacam itu berasal dari ajaran Hindu. Mereka juga mengatakan bahwa menjamu dan bersedekah selama tujuh hari berturut-turut ketika ada orang yang meninggal dunia sebagai sebuah sinkritisme dari agama Hindu dan Budha. Benarkah demikian?

Berikut penulis kutip pendapat Datuk Seri Ulama Setia Negara H. Abdul Somad, Lc, MA, dalam buku 99 masalah Populer berikut ini.

Riwayat kalangan Salaf tentang masalah ini,

Imam Ahmad bin Hanbal berkata dalam kitab az-Zuhd, “Hasyim bin al-Qasim meriwayatkan kepada kami, al-Asyja’i meriwayatkan kepada kami, dari Sufyan. Thawus berkata, “Sesungguhnya orang-orang yang sudah mati itu diazab di kubur mereka selama tujuh hari, maka dianjurkan agar bersedekah makanan untuk mereka pada hari-hari itu”.

Komentar Imam as-Suyuthi: .

azab terhadap orang-orang yang sudah wafat di kubur mereka selama tujuh hari, disebutkan oleh banyak imam dalam kitab mereka:

• Diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dalam kitab az-Zuhd.

Page 226: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara204

• Al-Hafizh Abu Nu’aim al-Ashbahani dalam kitab al-Hulyah dengan sanadnya kepada Imam Thawus, salah seorang imam dari kalangan Tabi’in (kalangan Salaf).

• Disebutkan Imam Ibnu Juraij dalam kitab al-Mushannaf karyanya dengan sanadnya kepada Imam ‘Ubaid bin ‘Umair dan ia lebih besar daripada Imam Thawus di kalangan Tabi’in, bahkan ada yang mengatakan ia seorang shahabat Nabi Muhammad Saw.

• Disebutkan al-Hafizh Zainuddin bin Rajab dalam kitab Ahwal al-Qubur, ia riwayatkan dari Imam Mujahid dan Imam ‘Ubaid bin ‘Umair.

Tiga riwayat ini dihukum sebagai riwayat Mursal Marfu’, sebagaimana akan disebutkan penjelasannya.

Dalam riwayat Imam ‘Ubaid bin ‘Umair terdapat tambahan, “Sesungguhnya orang munafiq diazab empat pulu shubuh”. Dengan tambahan seperti ini disebutkan oleh:

• Al-Hafizh Abu ‘Amr bin Abdilbarr dalam kitab at-Tamhid.

• Imam Abu Ali al-Husain bin Rasyiq al-Maliki dalam Syarh al-Muwaththa’.

• Imam Abu Zaid Abdurrahman al-Jazuli dari kalangan Mazhab Maliki dalam kitab asy-Syarh al-Kabir ‘ala Risalah al-Imam Abi Muhammad bin Abi Zaid.

• Imam Abu al-Qasim bin Isa bin Naji dari kalangan Mazhab Maliki, juga dalam kitab asy-Syarh al-Kabir ‘ala Risalah al-Imam Abi Muhammad bin Abi Zaid. Beliau juga menyebutkan riwayat yang pertama (tanpa tambahan).

• Syekh Kamaluddin ad-Dumairi dari kalangan Mazhab Syafi’i dalam kitab Hayat al-Hayawan.

Page 227: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Konsep Kehidupan Masyarakat Melayu 205

• Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam kitab al-Mathalib al-‘Aliyyah.

Riwayat dengan sanad yang lengkap dari Imam Thawus disebutkan oleh:

• Imam Ahmad bin Hanbal dalam kitab az-Zuhd, “Hasyim bin al-Qasim meriwayatkan kepada kami, al-Asyja’i meriwayatkan kepada kami, dari Sufyan. Thawus berkata, “Sesungguhnya orang-orang yang sudah mati itu diazab di kubur mereka selama tujuh hari, maka dianjurkan agar bersedekah makanan untuk mereka pada hari-hari itu”.

• Al-Hafizh Abu Nu’aim dalam al-Hulyah, “Abu Bakr bin Malik meriwayatkan kepada kami, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal meriwayatkan kepada kami, Bapak saya meriwayatkan kepada kami, Hasyim bin al-Qasim meriwayatkan kepada kami, al-Asyja’i meriwayatkan kepada kami, dari Sufyan, ia berkata, ‘Thawus berkata, ‘Sesungguhnya orang-orang yang sudah mati itu diazab di kubur mereka selama tujuh hari, maka dianjurkan agar bersedekah makanan untuk mereka pada hari-hari itu”.

Riwayat dengan sanad bersambung dari Imam ‘Ubaid bin ‘Umair: Imam Ibnu Juraij berkata dalam kitab al-Mushannaf karyanya, “Dari al-Harits bin Abi al-Harits, dari ‘Ubaid bin ‘Umair, ia berkata, ‘Dua orang diazab; orang beriman dan orang munafiq. Adapun orang yang beriman diazab selama tujuh hari.

Dari penjelasan Imam as-Suyuthi di atas jelaslah bahwa bersedekah untuk orang mati selama tujuh hari itu bukan tradisi agama Hindu, tapi tradisi kalangan Tabi’in dan Salafushshalih. Terlalu cepat menarik kesimpulan dengan teori pengaruh hanya karena ada suatu indikasi kesamaan adalah tindakan tidak ilmiah.

Page 228: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara206

Demikian tentu saja tuduhan yang demikian itu tidak benar. Sebab, membaca surat Yasin, berdzikir dan mendoakan orang yang telah meninggal dunia serta bersedekah yang pahalanya diniatkan untuk si mayit kapan pun boleh dilakukan. Kalau Anda mau melakukannya pada hari ke-5, ke-7, ke-20, ke-50, ke-1000, tiap tahun atau bahkan setiap hari sekalipun diperbolehkan. Untuk melaksanakan amal shalih semacam itu kita diberi kebebasan untuk memilih waktu sesuai dengan keinginan kita, karena ia hanyalah sebuah ibadah yang bersifat umum yang tidak terikat waktu pelaksanaannya.

Mungkin Anda bertanya, apakah ada dalil dalam agama ini yang membolehkan seseorang untuk memilih waktu-waktu tertentu untuk melakukan amal shalih tertentu, dan itu dilakukan secara berketerusan? Jawabnya, ada. Simaklah penjelasan berikut ini: Dalam ash-Shahihain disebutkan sebagai berikut:

“Dari Ibnu Umar ra berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu mendatangi Masjid Quba setiap hari Sabtu, baik dengan berjalan kaki maupun berkendaraan, sedangkan Abdullah bin Umar ra pun selalu melakukannya.” (HR Imam Bukhari dan Imam Muslim). Dalam menjelaskan hadits ini, al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani berkata:

Hadits ini dengan sekian jalur yang berbeda menunjukkan diperbolehkannya menentukan sebagian hari-hari tertentu untuk melakukan sebuah amal shalih dan dilakukan secara terus menerus.” (Fath al-Bari, 3/69). Pernyataan al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani ini menjelaskan kepada kita bahwa kita diizinkan untuk memilih waktu-waktu tertentu untuk mengamalkan amal shalih tertentu dan dilakukan secara terus menerus.

Dengan kata lain, Anda boleh menentukan, misalnya membaca surat Yasin setiap malam Jumat, membaca surat ar-Rahman

Page 229: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Konsep Kehidupan Masyarakat Melayu 207

setiap malam Senin, bersedekah setiap pagi di hari Jumat, dan seterusnya. Anda pun boleh mengucapkan doa-doa tertentu pada hari-hari tertentu. Termasuk di dalamnya Anda boleh membaca surat Yasin dan dzikir tahlil serta doa pada hari ke-7, ke-40 dan seterusnya dari kematian seseorang. Penentuan waktu-waktu yang demikian itu sesungguhnya telah tercakup dalam keumuman makna yang terkandung dalam hadist di atas.

Jika ada kalangan yang mengatakan bahwa penentuan hari-hari yang ada dalam tradisi 7, 40, 100 dan seterusnya itu berasal dari agama Hindu jelas salah. Karena dengan hadits di atas kita diperbolehkan untuk menentukan waktu-waktu tertentu guna mengamalkan amal shalih tertentu dan dilakukan secara terus menerus, seperti yang dijelaskan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar di atas. Demikian pula dengan waktu pelaksanaan tradisi kenduri arwah/tahlilan. Umat Islam, khususnya di tanah Jawa, biasanya melakukannya pada hari ke-7, ke-40, ke-100, setahun, dua tahun dan ke-1000 dari kematian seseorang.

Berdasarkan hadits di atas dan penjelasan yang disampaikan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar, maka hal itu diperbolehkan. Yang disebut boleh (mubah) adalah sesuatu yang jika dikerjakan tidak mendapat pahala dan tidak pula berdosa. Demikian pula jika ditinggalkan, tidak berpahala dan tidak berdosa. Artinya, menentukan hari-hari tertentu tidaklah berpahala. Yang mengandung pahala adalah amaliah yang dikerjakan di dalamnya. Jadi, menentukan hari-hari tertentu tidaklah memberikan manfaat apa pun bagi si mayit dan tidak pula memberikan pahala bagi yang melakukannya; namun amaliah di dalamnya berupa pembacaan surat Yasin, berbagai macam dzikir dan doa dalam tahlilan, itulah yang akan memberi manfaat bagi si mayit jika pahalanya diniatkan untuknya.

Page 230: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara208

Hal yang sama juga terjadi pada penentuan waktu-waktu tertentu untuk mengadakan pengajian/majelis taklim. Misalnya, ada yang menetapkan pengajian dilakukan setiap Ahad pagi. Penentuan semacam itu diperbolehkan berdasarkan hadits di atas. Memilih waktu pengajian setiap Ahad pagi tidaklah memberikan pahala apa pun bagi pelakunya. Yang menghasilkan pahala adalah amaliah yang dilakukan di dalamnya, yakni majelis taklim/pengajian yang dilaksanakan pada waktu Ahad pagi tersebut.

Ilustrasi singkat dan gamblang yang bisa diberikan adalah sebagai berikut: Anda bersama sekelompok umat Islam lainnya di satu kampung bersepakat untuk melaksanakan pengajian setiap malam Jumat, mulai pukul 20.00 hingga 21.00. Adakah dalil yang menyebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan pengajian diadakan pada waktu yang Anda tetapkan itu?

Tentu saja Anda akan menjawab tidak ada. Namun, bukan berarti hal itu tidak diperbolehkan, karena ia telah tercakup dalam makna hadits Ibnu Umar ra di atas. Jika ada pertanyaan, apakah Anda dan jamaah Anda akan memperoleh pahala dengan menetapkan waktu tersebut? Jawabnya tidak. Anda dan jamaah Anda tidak mendapatkan pahala apa pun jika hanya menentukan waktu pelaksanaan saja, namun tidak mengamalkannya. Maka, pahala hanya akan Anda dapatkan bersama para jamaah karena majelis taklim/pengajian yang Anda lakukan pada waktu tersebut. Nah, seperti itulah yang terjadi pada penentuan waktu tradisi kenduri arwah/tahlilan yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dari kematian seseorang.

Jika ada orang yang mengatakan hal itu haram dan bid’ah, maka ia harus mampu menunjukkan dalil yang mengharamkannnya. Apabila ia tidak mampu menunjukkannya sesungguhnya ia telah

Page 231: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Konsep Kehidupan Masyarakat Melayu 209

berbohong dan berfatwa sesuai dengan tuntunan hawa nafsunya belaka.

Sedangkan yang berkaitan dengan memberi sedekah selama tujuh hari berturut-turut dari waktu kematian seseorang, ketahuilah bahwa hal itu memiliki landasan dari amalan yang dilakukan oleh para salaf yang shalih. Bahkan Imam Ahmad bin Hanbal dalam kitab az-Zuhd menyatakan bahwa bersedekah selama tujuh hari adalah perbuatan sunnah, karena merupakan salah satu bentuk doa kepada mayit yang sedang diuji di dalam kubur selama tujuh hari. Sebagaimana yang dikutip oleh Imam as-Suyuthi dalam kitabnya al-Hawi li al-Fatawi berikut ini:

“Berkata Imam Ahmad bin Hanbal, meriwayatkan kepada kami Hasyim bin al-Qasim, ia berkata, “Meriwayatkan kepada kami al-Asyja’i dari Sufyan, yang berkata, “Imam Thawus berkata, “Orang yang meninggal diuji selama tujuh hari di dalam kubur mereka, maka kemudian (kalangan Salaf) mensunnahkan bersedekah makanan (yang pahalanya) untuk orang yang meninggal dunia selama tujuh hari itu.” (al-Hawi li al-Fatawi, Juz 2, halaman 178).

Selain dikutip oleh Imam as-Suyuthi, hadits di atas juga disebutkan oleh al-Hafizh Abu Nu’aim dalam Hilyah al-Auliyah (Juz 4, halaman 11), al-Hafizh Ibnu Rajab dalam Ahwal al-Qubur (32) dan al-Hafizh Ibnu Hajar dalam al-Mathalib al-‘Aliyah (Juz 5, halaman 330). Menurut Imam as-Suyuthi, hadits di atas diriwayatkan secara mursal dari Imam Thawus dengan sanad yang shahih.

Hadits tersebut diperkuat oleh hadits Imam Mujahid yang diriwayatkan oleh Ibnu Rajab dalam Ahwal al-Qubur dan hadits Ubaid bin Umair yang diriwayatkan oleh oleh Imam Waki’ dalam al-Mushannaf, sehingga kedudukan hadits Imam Thawus ini dihukumi marfu’ yang shahih. Imam as-Suyuthi juga mengatakan bahwa Imam

Page 232: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara210

Thawus yang wafat pada tahun 110 H dikenal sebagai salah seorang generasi pertama ulama negeri Yaman dan pemuka para tabi’in yang sempat menjumpai lima puluh orang shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Guru-guru Imam Thawus adalah para shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika beliau mengatakan bahwa orang yang meninggal dunia diuji di dalam kuburnya selama tujuh hari, maka tentulah hal itu bukan hasil ijtihadnya sendiri, karena persoalan alam barzakh adalah persoalan yang bersifat ghaib yang tidak bisa diijtihadi.

Pengetahuan itu mestilah beliau dapatkan dari para gurunya yang berasal dari kalangan shahabat, dan para shahabat pun tidak akan mengetahui hal itu kecuali dari guru mereka, yakni Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal ini sesuai dengan kaidah yang diakui para ulama, baik dari kalangan ahli ushul maupun ahli hadits: “Setiap riwayat seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ma ruwiya mimma la al-majalla ar-ra’yi fiih (yang tidak bisa diijtihadi), semisal alam barzakh dan akhirat, maka itu hukumnya adalah Marfu’ (riwayat yang sampai pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam), bukan Mauquf (riwayat yang terhenti pada shahabat dan tidak sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).” Yang juga perlu diingat bahwa tradisi bersedekah selama tujuh hari berturut-turut dari hari kematian seseorang telah berlangsung di Makkah dan Madinah sejak generasi shahabat hingga abad ke sembilan Hijriah, sebagaimana yang ditegaskan oleh Imam as-Suyuthi

“Kesunnahan memberikan sedekah makanan selama tujuh hari merupakan perbuatan yang tetap berlaku hingga sekarang (zaman Imam Suyuthi, sekitar abad IX Hijriyah) di Mekah dan Madinah. Yang jelas, kebiasaan itu tidak pernah ditinggalkan sejak masa shahabat sampai sekarang, dan tradisi itu diambil dari ulama salaf sejak generasi pertama (masa shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi

Page 233: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Konsep Kehidupan Masyarakat Melayu 211

wa sallam).” (al-Hawi li al-Fatawi, Juz 2, halaman 194).

Jika diperhatikan. Imam as-Suyuthi telah menyatakan bahwa bersedekah tujuh hari berturut-turut sejak kematian seseorang sudah berlangsung sejak masa shahabat hingga masa beliau sendiri di Makkah dan Madinah, yakni sekitar abad ke-9 Hijriyah. Lalu, bagaimana dengan pendapat orang yang mengatakan bahwa tradisi memberi sedekah tujuh hari berturut-turut itu dari agama Hindu? Layakkah kita mempercayainya? Tentu saja pendapat yang demikian itu hanya keluar dari lisan seseorang yang tidak memiliki wawasan keislaman yang baik.

namun tidak memiliki ilmu yang memadai perihal sesuatu yang disalahkannya itu. Jika hal itu bertentang dengan syari’at, pasti mereka akan meninggalkannya. Dalam sebuah hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi kuburan para syuhada ketika awal tahun, beliau bersabda, “Semoga keselamatan terlimpah atas kamu sekalian, karena kesabaranmu dan sebaik-baiknya tempat kembali adalah surga.” Abu Bakar, Umar dan Utsman juga melakukan hal yang sama seperti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR Imam Abdurrazzaq dalam Mushannaf, 3/537 dan Imam al-Waqidi dalam al-Maghazi).

Ini juga diqiyaskan dengan tradisi setahunan dalam kenduri.Artinya: “Hadits di atas memberikan informasi kepada kita tentang kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi kuburan para syuhada di awal tahun. Beliau menziarahi mereka dan mendoakan mereka. Hal yang sama juga dilakukan oleh Abu Bakar, Umar dan Utsman ra.

Page 234: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara212

Nilai-nilai pendidikan

Pelaksanaan upacara kematian dan hal-hal lain yang melingkupinya dilakukan oleh masyarakat Melayu sebagai ekspresi dari nilai-nilai yang diyakini dan dilembagakan oleh masyarakat Melayu. Lebih dari itu, upacara kematian juga berfungsi untuk mereproduksi, meneruskan, dan melembagakan nilai-nilai sosial tertentu. Nilai-nilai tersebut antara lain:

Pertama, nilai religius. Kematian bagi masyarakat Melayu bukan merupakan akhir dari kehidupan, tapi ia merupakan gerbang menuju kehidupan yang baru di dunia yang baru. Oleh karenanya, setiap orang perlu mempersiapkan bekal yang berguna untuk menopang kehidupannya yang baru kelak. Adanya amalan-amalan yang harus dilakukan, seperti pembacaan tahlil sebanyak 70.000 kali dan memperbanyak amal jariyah, merupakan pengejawantahan dari religiusitas seseorang. Selain itu, pelaksanaan ritual-ritual tersebut juga merupakan manisfestasi dari persepsi seseorang terhadap yang mereka yakini sebagai Yang Maha Kuasa.

Nilai religius juga dapat dilihat ketika orang tersebut telah meninggal. Sekian aturan dalam proses memandikan jenazah, membungkus dan menyembahyangkan jenazah, serta mengebumikan dan ritual-ritual pasca penguburan merupakan manifestasi dari keyakinan akan nilai keagamaan.

Kedua, solidaritas. Pelaksanaan upacara kematian merupakan manifestasi solidaritas sosial yang hidup dan berkembang di dalam masyarakat Melayu. Ketika salah seorang anggota masyarakat sakit dan diperkirakan akan segera meninggal dunia, maka anggota masyarakat datang menjenguk seolah-olah ikut merasakan ”sakitnya” orang yang sakit tersebut. Ketika orang itu meninggal dunia, maka segenap masyarakat datang melayat, dan bahkan rela menunda

Page 235: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Konsep Kehidupan Masyarakat Melayu 213

pekerjaan yang sedang dilakukan. Mereka membawakan keluarga yang ditinggalkan berbagai macam barang yang diperlukan dalam pelaksanaan upacara kematian, seperti beras. Nilai solidaritas ini juga dapat dilihat pada setiap bagian dalam upacara kematian, mulai dari memandikan, menyediakan air untuk memandikan jenazah, mengkafani, menyembahyangkan, menggali kubur, menyiapkan kayu bakar untuk memasak, dan lain sebagainya. Tidak dapat dipungkiri bahwa kematian menjadi media untuk menciptakan solidaritas sosial yang meringankan beban bagi keluarga yang ditinggalkan dan memulihkan keguncangan sosial karena adanya kematian.

Ketiga, penghormatan kepada kemanusiaan. Selain sebagai bentuk pengungkapan solidaritas terhadap keluarga yang salah satu anggotanya meninggal dunia, upacara kematian merupakan manifestasi penghormatan terhadap manusia dan kemanusiaan. Di jenguk ketika sakit, dibaringkan membujur utara-selatan setelah ajal menjemput, dimandikan dengan tata cara yang rumit, dikafani dengan kain berwarna putih, disembahyangkan oleh minimal empat puluh orang, diusung dengan tandu secara bergantian oleh segenap masyarakat, dan lain sebagainya merupakan bukti dari pemuliaan tersebut. Selain itu, segala ritual tersebut juga menjadi pembeda status manusia dari mahluk Tuhan yang lain.

Pelaksanaan upacara kematian yang dilakukan oleh masyarakat Melayu menjadi tempat bertemu, berkomunikasi, dan berbagi informasi itulah yang disenut dengan menjalin tali silaturahim

Page 236: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara214

Page 237: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Pengaruh Kesenian Budaya Melayu 215

BAB VII

Pengaruh kesenianBudaya Melayu

Pengaruh Islam Terhadap Kesenian Melayu

Kesenian melayu yang berlangsung saat ini adalah pengaruh dari kejayaan Islam yang dibawa oleh pedagang dan penyiar ke Alam Melayu. Hal itu dapat dilihat dari bangunan- bangunan seperti batu nisan dan sebagainya. Misalnya bentuk batu nisan Fatimah binti Maimon ibn Hibatullah yang terdapat di Leren Jawa Timur. Batu nisannya tertulis tahun 1082 M, Juga batu nisan Malik al-Saleh di Pasai tahun 1297 M dan banyak lagi batu nisan lain yang ditemukan. Semua batu nisan tersebut ditulis dengan tulisan Arab dan hal tersebut sebagai bukti adanya pengaruh Islam terutama dari asal datangnya penyiar Islam.

Demikian pula dari aspek bangunan tempat ibadah seperti mesjid yang dibangun di Alam Melayu merupakan pengaruh Islam di mana terdapat khat-khat tulisan Arab yang digunakan untuk hiasan mesjid pada bagian dalamnya disamping adanya mimbar dan menara.

Page 238: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara216

Diantara aspek kesenian yang lain juga dipengaruhi oleh Islam misalnya alat-alat yang dipakai untuk kesenian di Alam Melayu dikenal dengan nama gambus. Gambus digunakan untuk mengiringi zapin yaitu kesenian yang berasal dari Arab. (Joko Tri Prasetio, 2009)

GAMBUS

Sumber: internet

Unsur budaya Indonesia yang banyak mendapatkan pengaruh dari budaya Arab adalah seni, terutama seni tari dan seni musik tradisional. Tidak sulit untuk mengetahui jenis-jenis musik apa saja di yang dipengaruhi oleh musik Arab. Melalui teknologi informasi atau museum, kita dapat mengenali persamaan bentuk musik di jazirah Arab dan di negeri ini.

Gambus adalah salah satunya. Gambus melayu umumnya memiliki tujuh “telinga gambus” yang dipasakkan pada kepala gambus. Bentuk kepala dan desain perut gambus melayu juga berbeda-beda di tiap daerah, mengikuti budaya setempat. Kepala gambus di Indonesia berbeda dengan Malaysia dan Brunai yang umumnya lebih sederhana.

Page 239: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Pengaruh Kesenian Budaya Melayu 217

BARZANJI

contoh kitab barzanji yang sering dipakai

Kata Barzanji dalam Kamus Besar Bahasa Inonesia diartikan sebagai isi bacaan puji-pujian yang berisi riwayat Nabi Muhammad SAW. Jadi, Barzanji atau Berzanji adalah kitab yang berisi doa-doa, puji-pujian dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad SAW yang dilafalkan dengan suatu irama atau nada yang biasa dilantunkan ketika kelahiran, khitanan, pernikahan dan maulid Nabi Muhammad SAW. Adapun isi Barzanji tersebur adalah berupa tutur tentang kehidupan Muhammad, yang disebutkan berturut-turut yaitu silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, pemuda, hingga diangkat menjadi rasul. Di dalamnya juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad SAW.

Nama Barzanji diambil dari nama pengarang buku tersebut, yaitu Syekh Jafar al-Barzanji bin Hasan bin Abdul Karim. Karya tersebut sebenarnya berjudul Iqd al-Jawahir (artinya kalung permata) yang disusun untuk meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, meskipun kemudian lebih terkenal dengan nama penulisnya.

Page 240: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara218

Pada mulanya, Ja’far al-Barzanj mengarang kitabnya yang berjudul Iqd al-Jawahir adalah hanya dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad. Ketika kitab tersebut ditulis, peringatan itu sendiripun belum menjadi tradisi Islam. Baru pada tahun 1207 M, Muzaffar ad-Din di Mosul, Irak, merayakannya dan tradisi ini kemudian menyebar ke berbagai daerah termasuk hingga ke Riau.

Sebagai karya yang menceritakan tokoh terbesar dalam Islam, yakni Nabi Muhammad SAW, bisa dikatakan pertunjukkan pembacaan karya Ja’far al-Barzanj ini tidak boleh dipandang sebagai pertunjukkan biasa. Bahkan pembacaan kitab Barzanji merupakan tradisi yang sering bahkan pasti dilakukan di bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, yaitu bulan Maulud menurut penannggalan Hijriah.

Tradisi Barzanji telah dilakukan sejak Islam masuk ke Indonesia. Tidak dapat dipungkiri, masuknya Islam memberi pengaruh besar pada kebudayaan Melayu. Begitupun dengan tradisi pembacaan Barzanji pada masyarakat Riau. Dalam masyarakat Melayu Riau, pembacaan Barzanji biasanya dilakukan pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Namun tidak terbatas pada peringatan itu saja, tradisi Barzanji juga digelar pada berbagai kesempatan, sebagai sebuah penghargaan untuk pencapaian sesuatu yang lebih baik. Misalnya pada saat kelahiran bayi, mencukur rambut bayi (akikah), acara khitanan, pernikahan dan upacara lainnya.

Page 241: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Pengaruh Kesenian Budaya Melayu 219

Pembacaan barzanji pada acara maulid Nabi

Di dalam tradisi pembacaan Barzanji, tentunya memadukan berbagai kesenian, antara lain seni musik, seni tarik suara, dan keindahan syair kitab Barzanji itu sendiri. Syair-syair dalam kitab Barzanji tersebut dilantunkan dengan lagu-lagu tertentu, dan kadang diiringi alat musik rebana.

Kitab Barzanji terdiri dari dua bagian besar, yaitu natsar dan nadhom. Natsar berupa prosa liris yang menceritakan kehidupan Nabi maupun silsilah beliau. Bagian ini terdiri dari 19 sub. Sedangkan nadhomberbentuk puisi yang ditulis dalam bentuk bait-bait. Nadhom terdiri dari 205 untaian syair. Bagian ini menyatu ke dalam 16 sub bagian. Seperti halnya penulisan sya’ir, Ja’far al-Barzanji juga menggunakan berbagai idiom dan metafor sebagai ungkapan kecintaan dan kekagumannya pada Nabi Muhammad SAW. misalnya gambaran Ja’far al-Barzanj mengenai Nabi Muhammad SAW yang seperti bulan, matahari, dan ungkapan cahaya di atas cahaya pada bagian nadhom.

Tradisi Barzanji dan pembacaan solawat tentunya merupakan kegiatan yang sarat akan niali-nilai positif. Beberapa niali yang terkandung dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut.

Page 242: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara220

a. Nilai Religius

Pembacaan kita Barzanji merupakan bentuk bukti kecintaan penganut agama Islam terhadap Nabi Muhammad SAW. Syair dan hakikat yang tertulis dalam kitab tersebut memaparkan nilai-nilai yang baik yang dapat meningkatkan kadar religiusitas seseorang. Selain itu, masyarakat juga dapat mengambil hikmah dari kehidupan Nabi Muhammad SAW dari kitab tersebut.

b. Nilai Sosial

Tradisi barzanji yang digelar, dapat mempererat tali silaturrahmi. Tradisi Barzanji yang digelar pada perayaan hari besar seperti Maulid Nabi dan berbagai upacara lainnya di masyarakat, seperti perkawinan, kelahiran anak, khitanan, dan lain-lain membuka ruang besar bagi masyarakat untuk bersosialisasi antara satu dengan lainnya. Karena, dengan kegiatan semacam inilah, mereka yang jarang bertemu akan bertemu dan mempererat tali persaudaraan dan ikatan sosial di antara mereka dalam masyarakat.

Page 243: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Pengaruh Kesenian Budaya Melayu 221

c. Nilai Budaya

Syair-syair yang terangkum dalam kitab Barzanji, meskipun menceritakan kehidupan Nabi Muhammad SAW, merupakan karya yang bernilai sastra tinggi. Sebgaimana yang kita ketahui, bangsa Arab mempunyai tradisi penulisan sastra yang kuat. Hal ini sejalan dengan budaya Melayu yang juga mempunyai tradisi sastra yang tidak bisa dikatakan bermutu rendah. Perpaduan antara kedua budaya inilah yang akan menghasilakn bentuk budaya baru. Perpaduan yang juga memperkaya kebudayaan Indonesia.

Kesimpulan

Tradisi Barzanji merupakan tradisi Melayu yang berlangsung hingga kini. Tradisi ini terus mengalami perkembangan dengan berbagai inovasi yang da. Misalnya penggunaan alat musik modern untuk mengiringi lantunan Barzanji dan sholawat. Barzanji menghubungkan praktik tradisi Islam masa kini dengan tradisi Islam di masa lalu. Selain itu, melalui Barzanji masyarakat Melayu Islam dapat mengambil pelajaran dari kehidupan Nabi Muhammad SAW.

Dari perayaan pembacaan Barzanji ini, ada banyak nilai-niali yang dapat kita ambil. Menambah kecintaan kita terhadap baginda Rasul. Dan dari syair-syair tersebut kita dapat mengambil hikmah dari kehidupan Nabi Muhammad.

Dan juga, dengan kegiatan tradisi ini, dapat membuka ruang sosialisasi antar satu dengan lainnya. Sehingga mempererat hubungan tali silaturrahmi. Dan dengan perpaduan antara budaya Islam dan Indonesia akan melahirkan budya baru sehingga memoerkaya kebudayaan Indonesia.

Page 244: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara222

HADRAH

Hadrah merupakan seni pentas yang mengandung nyanyian, tarian dan lakon dengan iringan musik rebana dan gong. Hadrah mempunyai hubungan erat degan masa awal tamadun Islam di tanah Arab. Karena nyanyian hadrah sendiri mengandung perkataan Arab. Hadrah biasanya dipersembahkan dalam upacara perkawinan, atau berkhatam di berbagai acara kebudayaan Melayu, seperti di Riau, Perlis, Kedah, Seberang Perai dan Perak.

Namun ada persembahan hadrah yang hanya berbentuk nyanyian saja dengan tarian oleh empat orang puteri dan seorang rasuk yang memerankan tokoh laki-laki. Peranan rasuk sebagai orang yang memunculkan kelucuan dalam persembahan. Persembahan hadrah dapat dibuat di kawasan lapang karena hadrah tidak memerlukan perlengkapan khusus, kecuali tirai yang direntangkan di gelanggang untuk mengawal gerak-gerik penari atau pelakon. Warna tirai biasanya hijau, biru atau putih.

Pemain hadrah terdiri dari kaum laki-laki yang diketuai oleh pengurus, yang berjumlah sekitar 10-12 pemain rebana dan gong, empat penari, dan satu atau dua orang rasuk. Mereka biasa disebut

Page 245: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Pengaruh Kesenian Budaya Melayu 223

sebagai “anak ardad” pemain musik bertindak sebagai penyanyi yang mengiringi tarian putera-puteri.

Hadrah atau lebih populer dengan sebutan Terbangan perkembangannya tak lepas dari sejarah dakwah Islam. Seni ini memiliki semangat cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.Tidak ada yang tahu secara persis, kapan datangnya musik hadrah di Indomesia. Namun hadrah atau yang lebih populer dengan musik terbangan (rebana bahasa jawa) tersebut tak lepas dari sejarah perkembangan dakwah Islam para Wali Songo. Makna hadrah dari segi bahasa diambil dari kalimat bahasa Arab yakni hadhoro atau yuhdhiru atau hadhron atau hadhrotan yang berarti kehadiran. Namun kebanyakan hadrah diartikan sebagai irama yang dihasilkan oleh bunyi rebana. Dari segi istilah atau definisi, hadrah menurut tasawuf adalah suatu metode yang bermanfaat untuk membuka jalan masuk ke ‘hati’, karena orang yang melakukan hadrah dengan benar terangkat kesadarannya akan kehadiran Allah dan Rasul-Nya.

Syair-syair Islami yang dibawakan saat bermain hardah mengandung ungkapan pujian dan keteladanan sifat Allah dan Rasulullah SAW yang agung. Dengan demikian akan membawa dampak kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Para sufi yang biasanya melibatkan seruan atas sifat – sifat Allah yang Maha Hidup (Al-Hayyu), melakukannya sambil berdiri, berirama dan melantunkan bait-bait pujian atas baginda Nabi Muhammad SAW.

NASYID

Nasyid berasal dari bahasa Arab, ansyada-yunsyidu, artinya “bersenandung”. Definisi nasyid sebagai format kesenian adalah senandung yang berisi syair-syair keagamaan. Tapi, ada banyak versi mengenai pengertian nasyid itu sendiri. Misalnya dari sebuah

Page 246: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara224

artikel disebutkan bahwa arti nasyid atau anasyid (jamak) adalah “lantunan” atau “bacaan”, sementara istilah nyanyian dalam bahasa arab adalah Al-Ghina, bukan nasyid.

Orang yang menyanyikan nasyid biasanya disebut munsyid, sedangkan arti munsyid adalah orang yang melantunkan atau membacakan syair. Nasyid tidak hanya sekedar lagu, tapi juga memiliki nilai spiritual yang tinggi baik dari segi syairnya maupun munsyid-nya. Syair atau lirik nasyid harus memiliki pesan rohani atau pesan islami yang kuat.

Bagi munsyid, nasyid merupakan salah satu sarana dalam berdakwah. Oleh karena itu, seorang munsyid harus memahami falsafah berdakwah dalam nasyid, yaitu menyampaikan pesan dalam nasyid agar tersampaikan kepada pendengarnya.

Geliat dunia Musik Nasyid juga melahirkan grup-grup domestik, seperti Qatrunnada, Senandung Nasyid, dan Snada. Lirik-liriknya tetap religius namun dibawakan dengan nuansa pop yang membuat nasyid kian berkibar.

Pada Ramadhan tahun 2005, musik nasyid semakin akrab di telinga masyarakat Indonesia. Salah satu stasiun televisi swasta menyelenggarakan Festival Nasyid Indonesia dan Festival NTQ (Nasyid, Tausyiah, dan Qiroah), layaknya perhelatan Indonesian Idol atau Akademi Fantasi yang tengah digandrungi masyarakat. Sayang, komposisi peserta festival tetap didominasi kaum Adam. Sama sekali tidak terlihat oleh kita peserta dari kaum perempuan dalam acara tersebut.

Dalam hukum Islam, para ulama berbeda pendapat tentang musik. Ulama Muta‘akhirin mengharamkan alat musik, sedangkan Ulama Salaf dari kalangan sahabat dan tabi‘in menghalalkan alat musik. Menurut mereka tidak ada dalil baik dari Alquran maupun

Page 247: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Pengaruh Kesenian Budaya Melayu 225

hadis yang jelas mengharamkannya. Karena ada dua pendapat inilah, maka ulama bersepakat untuk mengembalikan musik kepada hukum asalnya yaitu mubah.

Apabila ditelisik, makna kata nasyid berasal dari bahasa Arab yang artinya “senandung” atau “lantunan”. Melihat perkembangan musik era pra-Islam, pada bangsa Arab terutama suku Badawi, aktivitas bersyair dan bersenandung merupakan kegiatan yang sangat penting. Dengan bersenandung mereka mengungkapkan kondisi jiwa, keinginan, serta memberikan penghargaan atau bukti penghormatan kepada kepala suku dan tamu-tamu kehormatan. Di sini mereka hanya menggunakan Rebana dan seruling.

KOMPANG

Gambar: Pemain kompang

Jenis gendang (membranofon) satu muka kulit berbentuk agak tipis, ditemukan di serata pesisir Riau, terutama di Bengkalis. Biasaya dipakai untuk mengarak pasangan mempelai laki-laki dan pengantin perempuan dalam adat perkawinan.

Page 248: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara226

Kompang ialah sejenis alat musik tradisional yang paling popular bagi masyarakat Melayu. Ia juga termasuk kategori musik gendang. Kulit kompang biasanya terbuat kulit kambing betina, namun akhir-akhir ini, kulitnya juga diperbuat dari kulit lembu, kerbau malah getah sintetik.

Alat musik ini berasal dari Arab dan diperkirakan msuk ke kawasan tanah Melayu saat masa kesultanan Malaka oleh pedagang India Muslim, atau melalaui Jawa pada abad ke 13 oleh pedagang Arab. Namun ada juga yang mengatakan bahwa kompang berasal dari parsi dan digunakan untuk menyambut kedatangan Nabi SAW saat itu. (sumber melayuonline.com)

Terdapat hadist tentang hukum memukul kompang, di riwayatkan oleh Imam Ahmad hadist no:(22989): (seorang wanita datang kepada Rasulullah Ahallallahu ‘Alaihi wa Alihi Wasallam, lalu ia berkata: sesungguhnya aku bernadzar untuk memukul kompang di hadapanmu. Nabi - Shallallahu ‘Alaihi wa Alihi Wasallam- bersabda: (tunaikan nadzarmu). Hadist riwayat Tirmidzi no: 3690, hadist hasan, diriwayatkan juga oleh Ibnu Hibban dalam kitab sahihnya, hadist no: 4386, juga Abu Daud hadist no: 3312.

Sumber : jaselmas.blogspot.com

Page 249: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Pengaruh Kesenian Budaya Melayu 227

REBANA

Sebuah alat musik tradisi Melayu berjenis gendang yang tergolong dalam kategori membranophone. Alat musik ini mempunyai kerangka yang bulat dan terbuat dari dari kayu dan sebelah depannya ditutupi oleh kulit binatang. Menurut wikipedia Rebana adalah gendang berbentuk bundar dan pipih yang merupakan khas suku Melayu. Bingkai berbentuk lingkaran terbuat dari kayu yang dibubut, dengan salah satu sisi untuk ditepuk berlapis kulit kambing.

Kesenian di Malaysia, Brunei, Indonesia dan Singapura sering memakai rebana bersama gambus digunakan untuk mengiringi tarian zapin. Rebana juga digunakan untuk melantunkan qasidah dan hadroh. Bagi masyarakat Melayu di negeri Pahang, permainan rebana sangat populer, terutamanya di kalangan penduduk di sekitar Sungai Pahang. Tepukan rebana mengiringi lagu-lagu tradisional seperti indong-indong, burung kenek-kenek, dan pelanduk-pelanduk. Di Malaysia, selain rebana berukuran biasa, terdapat juga rebana besar yang diberi nama Rebana Ubi, dimainkannya pada hari-hari raya untuk mempertandingkan bunyi dan irama.

Adapun Rebana yang biasa berbunyi lantang dan berfungsi untuk mengiringi persembahan tarian dan nyanyian Melayu tradisi atau sesuatu upacara resmi lainnya. Di kalangan masyarakat Brunei terdapat juga sejenis gendang kecil yang disebut gendang labik dan dombak, yaitu sejenis gendang satu muka. Sedangkan bagi masyarakat Brunei yang berdomisili di Sabah, gendang rebana sering juga disebut rempana.

Jika ditelusuri secara historis di abad ke-6, masyarakat Anshor Madinah menggunakan rebana sebagai musik pengiring penyambutan kedatangan Baginda Nabi Muhammad SAW yang hijrah dari kota Makkah. Yang pada waktu itu mereka menyambut

Page 250: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara228

dengan qasidah “Thaala’al Badru” yang sampai saat ini juga sering di pakai jika penyambutan terhadap seseorang.

Di dalam konteks dakwah, rebana di gunakan alat dakwah ampuh melalui bidang kesenian oleh ulama penyebar Islam terdahulu untuk merangkul masyarakaat Indonesia yang kebanyakan menyukai kesenian musik, di mana di dalam kesenian rebana tersebut berisi syair-syair penghormatan terhadap Rasulullah SAW dan nasehat serta pesan agama. (Habib Munzir Al Musawa, 2009: 42).

SYAIR

Syair adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari Persia, dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata atau istilah Syair berasal dari bahasaarab yaitu Syi'ir, atau Syu'ur yang berarti "perasaan yang menyadari", kemudian kata Syu'ur berkembang menjadi Syi'ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum. Dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehinggamenjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengankaryanya, antara lain:Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.

Ciri-ciri syair antara lain :

1. Setiap bait terdiri dari empat baris.

2. Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata.

3. Bersajak a-a-a-a.

4. Semua baris adalah isi.

5. Bahasanya biasanya kiasan.

Page 251: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Pengaruh Kesenian Budaya Melayu 229

SILAT

Gambar: Koleksi Pribadi

Pencak Silat atau Silat (berkelahi dengan menggunakan teknik pertahanan diri) ialah seni bela diri Asia yang berakar dari budaya Melayu. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura tapi bisa pula ditemukan dalam berbagai variasi di berbagai negara sesuai dengan penyebaran suku Melayu, seperti di Filipina Selatan dan Thailand Selatan. Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, saat ini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh.

Sejarah

Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan,

Page 252: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara230

Sulawesi, dan lain-lainnya juga mengembangkan sebentuk silat tradisional mereka sendiri. Dalam Bahasa Minangkabau, silat itu sama dengan silek. Sheikh Shamsuddin (2005) berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu beladiri dari Cina dan India dalam silat. Bahkan sesungguhnya tidak hanya itu.

Hal ini dapat dimaklumi karena memang kebudayaan Melayu (termasuk Pencak Silat) adalah kebudayaan yang terbuka yang mana sejak awal kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya. Kebudayaan-kebudayaan itu kemudian berasimilasi dan beradaptasi dengan kebudayaan penduduk asli. Maka kiranya historis pencak silat itu lahir bersamaan dengan munculnya kebudayaan Melayu. Sehingga, setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan yang dibanggakan. Sebagai contoh, bangsa Melayu terutama di Semenanjung Malaka meyakini legenda bahwa Hang Tuah dari abad ke-14 adalah pendekar silat yang terhebat. Hal seperti itu juga yang terjadi di Jawa, yang membanggakan Gajah Mada.

Perkembangan dan penyebaran silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum Ulama, seiiring dengan penyebaran agama Islam pada abad ke-14 di Nusantara. Catatan historis ini dinilai otentik dalam sejarah perkembangan pencak silat yang pengaruhnya masih dapat kita lihat hingga saat ini. Kala itu pencak silat telah diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau-surau. Silat lalu berkembang dari sekedar ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah. Disamping itu juga pencak silat menjadi bagian dari latihan spiritual.

Page 253: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 231

BAB VIII

Tradisi &Kebudayaan Orang Melayu

Baraan

Ketika masyarakat Amerika memiliki tradisi Thanksgiving yang sangat dibanggakan, maka orang Indonesia memiliki tradisi lebaran yang begitu ingar bingar. Ketika mengulik lebaran, tidak lengkap rasanya kita, kalau tidak mengintip tradisi orang Indonesia yang menyimpan sejuta khazanah. Mulai dari mudik, nyekar, sungkeman, halal bi halal, hidangan khas hingga silaturahmi ke rumah saudara. Semuanya dikemas dengan penuh suka cita dan bahagia.

Kali ini, penulis mencoba menelisik tradisi unik yang biasa dilakukan oleh muslim di Indonesia khususnya di Pulau Bengkalis. Mendengar kata “Bengkalis” maka, yang terlintas dalam benak sebagian orang adalah negeri kaya yang memiliki APBD terbesar di Indonesia. Atau mungkin daerah yang terkenal dengan makanan khas lempuk nya yang bisa ditemukan di setiap airport. Namun, lebih dari pada itu, Kota terubuk ini ternyata menyimpan kearifan lokal (local wisdom) sebagai budaya Islam di Nusantara.

Dalam tradisi masyarakat Bengkalis, bulan Syawal biasanya diisi dengan kegiatan berlebaran dengan bersilaturahim ke sesama

Page 254: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara232

yang diwujudkan dengan saling kunjung mengunjungi antara satu sama lain, lazimnya disebut dengan “baraan”.

Istilah "baraan" disinyalir berasal dari bahwa arab " = ba-ra-a" yang artinya membebaskan atau mengampuni. Oleh orang Islam menggunakan istilah "baraan" sebagai bentuk kesyukuran, karena telah bebas dari api neraka itqun minan nar dan telah diampuni segala dosa (magfirah) sebagaimana dijanjikan kepada yang berpuasa.

Dasar amalan kesyukuran berbentuk "baraan" adalah firman Allah swt yang menyebutkan "agar kalian bersyukur" di ujung rangkaian ayat yang berkaitan dengan puasa:

Artinya"...dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu takbir (mengagungkan Allah) atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur". (Q.S. al-Baqarah: 185).

Dengan demikian, aktualisasi dari "baraan" adalah bersama-sama kunjung-mengunjungi dari rumah ke rumah secara bergiliran dan berkelompok, biasanya memakan waktu sampai satu pekan, dan tentu tidak terlepas dari bingkai agama Islam, seperti diakhiri dengan membaca tahlil, do'a dan bersalam-salaman sebagai bukti pengguguran dosa.

Ada beberapa nilai-nilai pendidikan yang dapat kita ambil dari tradisi “baraan”. Pertama, kunjungan ini dimaksudkan untuk menjalin silaturrahmi yang mungkin tidak pernah berkomunikasi selama setahun penuh. Atau pun pernah tidak bertegur sapa karena persoalan prinsip dan lain sebagainnya.

Dengan terjalinnya silaturahmi, maka hubungan yang selama ini renggang atau terputus menjadi harmonis dan tersambung kembali, hubungan yang sebelumnya beku menjadi cair, atau yang

Page 255: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 233

selama ini dingin menjadi hangat kembali. Maksud inilah yang bisa ditangkap dari sabda Rasulullah SAW yang menyatakan; “hakekat silaturrahim itu sebenarnya tidak hanya diwujudkan dalam bentuk saling kunjung-mengunjungi (salam bersalaman) tapi silaturrahim adalah menyambung hubungan yang terputus” (H.R. Bukhari)

Kedua, melahirkan rasa saling memaafkan. Inilah tradisi yang paling khas di Indonesia. Oleh karenanya pada momen syawal semua muslim di Indonesia melakukan ritual salng maaf-maafan satu sama dengan yang lainnya. Ucapan pun beragam, mulai dari “minal aidin wal faizin, kullu amin wa antum bikhair, hingga taqabballahu minna wa minkum, namun yang paling tidak bisa ditinggalkan adalah Mohon Maaf lahir dan Bathin.

Ada banyak model dan bentuk permaafan. Setiap etnis dan tempat memiliki model dan bentuknya sendiri. Contoh masyarakat jawa, mereka menggunakan bahasa tubuh begitu unik yang disebut dengan sungkeman. Sungkeman tidak memiliki catatan akademis dari mana asal usulnya, yang pasti setiap anak manusia memiliki kesalahan kepada sesama. Meskipun berbeda model dan bentuk, tetapi substansinya sama, yaitu mohon maaf lahir batin, diringi dengan saling mendo'akan: minal aidin wal faizin ( semoga kita masuk ke dalam golongan orang-orang yang kembali kepada fithrah dan mendapat kesuksesan. Sama halnya orang Melayu, wujud maaf-memaafan dengan cara berkunjung satu sama yang lainnya dan membalasnya dengan kunjungan yang sama (baraan).

Begitu indahnya aktualisasi dalam budaya keagamaan masyarakat Melayu-Islam nusantara di hari raya fitri dalam bentuk bermaaf-maafan. Itulah sebabnya di berbagai tempat dalam Al-quran Allah SWT perintahkan untuk memberikan kemaafan. Diantaranya firmanNya dalam surat al-Baqarah: 109: “Maafkanlah mereka dan lapangkanlah dadamu, sesungguhnya Allah swt mencintai orang-orang

Page 256: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara234

yang berbuat baik”.

Orang yang suka memaafkan kesalahan orang lain merupakan salah satu tanda orang yang taqwa. Kesediaan untuk memaafkan kesalahan orang lain, sebagai bukti seseorang telah berupaya menghilangkan kebencian, rasa sakit hati dan dendam yang telah bersarang dalam dirinya. Sebaliknya orang yang tidak mau memaafkan kesalahan orang lain, berarti itu artinya ia senantiasa memelihara kebencian, rasa sakit hati dan dendam dalam dirinya.

Ketiga, Pecingan. Pecingan bermakna memberi uang, hal yang lazim di tengah-tengah masyarakat adalah mendapatkan THR. Ini tradisi yang ditunggu anak-anak kecil saat lebaran. Setiap anak kecil biasanya mengharapakan amplop yang berisikan uang. Sehingga pintu rejeki terbuka luas bagi mereka yang menjalin silaturahmi. Hal ini disitir dari hadits Nabi Saw yang berbunyi:”Siapa yang ingin rezekinya diperluas dan umurnya panjang maka hendaknya ia bersilaturrahmi.”(HR. Bukhari).

Apresiasi yang begitu tinggi dalam kebudayaan Melayu-Islam di Nusantara, sampai detailnya memposisikan seseorang dengan derajat yang tinggi. Oleh karena itu, Tidak ada kearifan lokal yang bersifat merugikan. kearifan lokal tidak menjadi sesuatu yang biasa saja, melainkan identitas suatu komunitas. kearifan lokal sebagai nilai asli bangsa Indonesia patut dilestarikan dan bukan malah dibumihanguskan.

Aqiqah

Aqiqah menjadi adat orang Melayu dan sebagai tanda bersyukur kepada Allah SWT dikurniakan seorang anak.Akikah biasanya dibuat setelah 7 hari kelahiran anak. Maksud "akikah" ialah menyembelih binatang an’am yang dilakukan ketika mencukur rambut bayi yang baru dilahirkan sebagai tanda mensyukuri kurniaan

Page 257: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 235

Allah.

Secara bahasa, aqiqah itu diambil dari kata 'aqqa' yang artinya sepotong. Menurut syariat, aqiqah adalah hewan yang disembelih ketika mencukur rambut si anak. Hukum dari aqiqah itu sendiri adalah sunah muakkad. Aqiqah wajib dilakukan apabila bapak dari anak telah mampu melakukan aqiqah

Gambar: Prosesi Aqiqah

Dalam hadist, Rasulullah melakukan aqiqah kepada Hasan dan Husein pada hari ketujuh. Untuk satu anak laki-laki, yang disembelih adalah dua ekor kambing dan untuk anak perempuan, satu ekor kambing. Kriteria hewan kurban maupun hewan aqiqah adalah adalah hewan yang bebas dari cacat dan penyakit yang dapat mengurangi daging atau bagian-bagian lain yang dapat dimakan.

Pada masyarakat Melayu, acara aqiqah digabungkan menjadi satu dengan upacara ayun budak yaitu upacara yang dilakukan untuk bayi yang baru berusia beberapa hari. Ayun adalah wadah yang tergantung pada seutas tali yang kemudian didorong hingga bergerak ke kedua arah, sedangkan budak berarti anak-anak. Jadi ayun budak adalah upacara mengayunkan sang anak bayi secara ramai-ramai

Page 258: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara236

sambil dinyanyikan lagu-lagu berisikan nasihat dan doa. Adapun lebih lengkapnya dibahas di bab Adat Kelahiran orang Melayu.

Diantara hikmah aqiqah adalah :

1. Sebagai ungkapan rasa syukur dengan telah dianugerahkannya anak dan karunia kepada kita, yang merupakan nikmat yang telah diberikan Allah SWT.

2. Sebagai wasilah (perantara) untuk memohon kepada Allah agar anak yang baru lahir itu dijaga dan dibimbing kepada jalan yang diridhoi-Nya.

3. Sebagai sarana mempererat dan menguatkan ta;i silahturahmi baik diantara keluarga, tetangga, saudara maupun bagi kerabat dan juga sahabat.

4. Sebagai sarana menjalin ikatan sosial, antara lain dengan fakir miskin dan anak yatim.

Bagi masyarakat Melayu, perayaan haul seorang syaikh, wali, sunan, kiai, habib, atau tokoh lainnya bukanlah hal yang asing. Di pinggir-pinggir jalan sering dipajang spanduk bertuliskan “Hadirilah acara peringatan haul Syaikhfulanyang kesekian kalinya.”

Acara haul sudah merupakan upacara ritual seremonial yang biasa dilakukan oleh umumnya masyarakat Indonesia untuk memperingati hari wafatnya kematian seseorang. Awalnya, acara ini biasanya diselenggarakan setelah proses penguburan, kemudian berlanjut setiap hari sampai hari ke-7. Lalu diselenggarakan lagi pada hari ke-40 dan ke-100. Untuk selanjutnya acara tersebut diadakan tiap tahun di hari wafatnya si mayit.

Perayaan haul dengan berbagai variasi acaranya cukup memukau banyak kalangan, dihadiri oleh para tokoh agama dan petinggi daerah. Masyarakat pun berbondong-bondong antusias

Page 259: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 237

menghadirinya dengan berbagai macam keyakinan dan tujuan hingga tanpa disadari acara ini seakan menjadi suatu kelaziman.

Secara bahasa kata “haul” berasal dari bahasa Arab, Haala-Yahuulu-Haulan yang artinya setahun atau masa yang sudah mencapai satu tahun. Secara kultural, “haul” ialah peringatan hari kematian seorang tokoh masyarakat, seperti syaikh, wali, sunan, kiai, habib dan lain-lain yang diadakan setahun sekali bertepatan dengan tanggal wafatnya. Untuk mengenang jasa-jasa, karomah, akhlaq, dan keutamaan mereka.

Waktu dan tempat

Acara ini biasanya diselenggarakan di halaman kuburan mayit yang diperingati atau sekitarnya, tetapi ada pula yang diselenggarakan di rumah, masjid, dan lain-lain. Adapun waktunya, biasanya diselenggarakan tepat pada hari ulang tahun wafat mayit yang diperingati, yang lazimnya tergolong orang yang berjasa kepada Islam dan kaum muslimin semasa hidupnya. Acara ini biasanya berlangsung sampai tiga hari tiga malam dengan aneka variasi acara. Dan bagi yang diselenggarakan secara pribadi, biasanya hanya secara sederhana dengan memakan waktu beberapa saat dengan sekadar penyelenggaraan acara tahlilan dan hidangan makan sesudahnya.

Suasana acara

Apabila acara haul ini untuk seorang yang berpengaruh besar di masa hidupnya, maka biasanya diselenggarakan besar-besaran dengan dibentuk panitia lengkap dengan bagian-bagiannya. Acara tersebut berjalan dengan meriah dengan berbagai acara seperti tilawah al-Qur‘an, bacaan tahlil secara massal dengan selingan acara kesenian seperti seni hadhroh (pemukulan rebana dengan bacaan sholawat Nabi).

Page 260: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara238

Adapun Maksud penyelenggaraan acara ini antara lain untuk kirim pahala bacaan ayat-ayat suci al-Quran dan bacaan-bacaan lainnya di samping juga untuk tujuan seperti tawassul, tabarruk. (harap berkah), istighotsah, dan pelepasan nadzar kepada si mayit. Disebutkan bahwa tujuan inti dari acara tersebut diadakan adalah dalam rangka mengenang sejarah atau biografi seorang yang ditokohkan. Oleh sebab itu, momentum haul selalu dinanti oleh umat Islam dengan tujuan, menapaktilasi dan meneladani rekam jejak perjuangan orang yang di-hauli

Namun, belakangan peringatan haul dewasa ini dianggap sebuah perbuatan yang mengada-ada dan tidak pernah dilakukan di zaman Nabi SAW. Padahal hadits riwayat Imam Waqidi sebagaimana yang tersebut dalam kitab Nahjul Balaghoh

Artinya:

“Adalah Rasulullah SAW. berziara ke makam syuhada’ Uhud pada setiap tahun. Dan ketika beliau sampai di lereng gunung Uhud beliau mengucapkan dengan suara keras “semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu berkat kesabaranmu, maka alngkah baiknya tempat kesudahan”.

Kemudian Abu Bakar, Umar bin Khatthab dan Utsman bin ‘Affan juga melakukan seperti tindakan Nabi tersebut”.

Meskipun hadist di atas oleh beberapa kalangan dianggap lemah dengan menyebutkan Imam al-Waqidi lemah dalam meriwayatkan hadist. Terlepas dalam perdebatan ini, penulis ingin menyampaikan dalam peringatan haul ini tidak terlepas dari tiga point berikut ini, yaitu:

Page 261: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 239

1. Membaca al-Qur’an, dzikir dan tahlilan secara berjama’ah, serta do’a bersama.

2. Mengadakan pengajian, ceramah agama, pembacaan biografi/sejarah hidup dan karomah-karomah tokoh yang dihauli.

3. Menghidangkan makanan dan minuman. Wallahu alam

Gambar: Ribuan Masyarakat Hadiri Peringatan Haul Akbar Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani di Inhil. Sumber. Goriau.com

Khataman

Al-Quran bagi masyarakat Melayu dijadikan sebagai pedoman hidup yang mengatur segala lini kehidupan, baik hal-hal yang bersifat pribadi,maupun social kemasyarakatan. Oleh karena itu mengajarkan al-Quran kepada anak-anak merupakan suatu kewajiban bagi kedua orang tua. Dalam pepatah Melayu disebutkan:

Buai tinggi-tinggi

Sampai Cucur atap

Page 262: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara240

Belum tumbuh gigi

Sudah pandai baca kitab

Kepandaian membaca al-Quran menjadi dasar bagi seseorang untuk dapat menjalankan perintah agama seperti halnya shalat lima waktu. Hal ini sesuai diungkapan dalam pepatah Melayu:

Dari kecil cincilak padi,

Sudah besar cincilak padang

Dari kecil duduk mengaji

Sudah besar tegak sembahyang

Dengan demikian, menurut sejarah para orang tua dahulu mengharuskan anaknya pergi mengaji dan diserahkankepada seorang guru.penyerahan terebut dimasudkan agar guru agama itu mengajarkan anak-anak mereka tentang agama, termasuk membaca al-Quran. Selain itu, ada pua para orang tua menyerahkan anak-anaknya ke pondok pesantren atau madrasah dengan tujuan yang sama yaitu mengajarkan ilmu-ilmu agama termasuk mengajarkan bacaan al-Quran. Dengan demikian bagi orang tua di kalangan masyarakat Melayu, akan merasa bahagia sekali apabila anak-anaknya pandai membaca alquran.

Setelah anak mereka mahir dalam membaca al-Quran, kemudian dilaksanakan suatu upacara yang dikenal dengan khatamul Quran. Majelis atau upacara yang diadakan sebagai tanda tamat atau selssai mengaji (membaca) al-Qur’an. Upacara ini merupakan tanda ingat dan tanda terimaksih seorang murid kepada guru mengajinya.

Dalam masyarakat Melayu, majelis ini diadakan untuk memperlihatkan kebolehan seorang pelajar membaca al-Quran dengan lancar dan mengikuti ilmu tajwid dengan baik. Adapun majelis ini diadakan tidak diawali dengan dengan membaca al-Quran seluruhnya, namun dimulai dengan membaca surah al-Fatihah (surat

Page 263: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 241

pertama) diikuti surat ad-Duha (surat ke-93) kemudian murid yang berkhatam membaca setiap surah itu sendiri dengan suara yang kuat. Apabila tiba pada ayat ketiga sebelum akhir surah (al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas), maka para hadirin dan terutama gurunya ikut membaca secara bersama-sama.

Waktu Penyelenggaraan Upacara

Tidak ada waktu yang khusus untuk menyelenggarakan upacara "Khatam Al Quran". Biasa saja dalam waktu satu tahun terjadi dua atau tiga kali upacara Khatam Al Quran, apabila dalam kurun waktu tertentu minimal ada 8 anak yang sudah menyelesaikan pelajaran membaca kitab Jus Amma. Adapun waktu pelaksanaan upacara itu sendiri biasanya diselenggarakan semenjak sore hari hingga malam hari. Acara ini biasa juga diseling ceramah oleh seorang ulama, misalnya tentang sejarah Al Quran yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW, atau kadang-kadang diisi acara Qasidah.

Tempat Penyelenggaraan Upacara

Sesuai dengan sifatnya, yaitu upacara keagamaan, maka upacara Khatam Al Quran selain diselenggarakan di masjid, juga bisa diselenggarakan di rumah si anak yang bersangkutan. Sebelum upacara dimulai, peserta upacara berkumpul di rumah guru ngaji yang disebut Ustadz bila laki-laki, dan Ustadzah bila perempuan. Upacara khatam bisa menggunakan beberapa tempat dalam penye¬lenggaraannya. Kadang-kadang upacara ini juga diselenggarakan di madrasah atau ruangan Majelis taklim. Jadi tergantung dari kesepakatan bersama.

Peserta Upacara

Upacara "Khatam Al Quran" diikuti oleh anak-anak, baik anak laki-laki maupun perempuan yang telah menyelesaikan pelajaran

Page 264: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara242

membaca kitab Juz Amma. Umur peserta kurang lebih antara 7-10 tahun.

Upacara ini ditutup dengan bacaan surah al-Fatihah oleh guru mengaji dan diakhiri dengan doa khataman. Setelah majlis ini selesai, para tamu undangan dijamu dengan nasi dan pulut kuning berlauk telur goreng yang dipotong tipis dan panjang, kue-mueh dan minuman teh, kemudian setiap mereka yang hadir diberi bunga telur, kesemuanya itu merupakan makanan khas dari orang Melayu.

Gambar: KhatamanMandi Balimau

Gambar: Mandi Balimau

Page 265: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 243

Mandi Balimau atau disebut juga Balimau Kasai adalah sebuah upacara tradisional yang istimewa bagi masyarakat Malayu untuk menyambut bulan suci Ramadan. Acara ini biasanya dilaksanakan sehari menjelang masuknya bulan puasa. Bagi umat Islam, bulan Ramadhan merupakan bulan yang spesial. Sebab, pada bulan ini Allah menjanjikan pahala yang berpipat-lipat dan pengampunan yang tidak terbatas kepada semua mahluk-Nya. Oleh karena itu, sebagian kaum muslim melakukan persiapan-persiapan khusus untuk menyambut datangnya bulan ini. Salah satunya dengan cara menyelenggarakan upacara mandi Belimau.

Upacara Mandi Belimau biasanya diadakan sekali dalam setahun, yaitu pada akhir bulan Sya’ban atau sepekan sebelum bulan Ramadhan. Adapun tempat pelaksanaan upacara ini adalah di tepi pantai.

Balimau Kasai bagi masyarakat Riau mempunyai makna yang mendalam yakni bersuci sehari sebelum Ramadhan. Biasanya dilakukan ketika petang sebelum Ramadhan berlangsung. Tua-muda turun ke sungai dan mandi bersama.Balimau artinya membasuh diri dengan ramuan rebusan limau purut atau limau nipis. Sedangkan kasai yang bermakna lulur dalam bahasa Melayu adalah bahan alami seperti beras, kunyit, daun pandan dan bunga bungaan yang membuat wangi tubuh.

Tradisi ini, berlangsung sejak turun menurun di kalangan Melayu Riau. Tradisi dilakukan hampir di seluruh kabupaten/kota yang ada, dengan nama berbeda satu sama lain. Contohnya saja Balimau Kasai lebih dikenal oleh masyarakat Kabupaten pelalawan. Pekanbaru, tradisi ini dinamakan Petang Megang sedangkan di Indragiri Hulu cukup dengan nama Balimau saja.

Page 266: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara244

Balimau Kasai artinya mensucikan diri baik lahir dan batin, sebelum datangnya Ramadhan, "menurut masyarakat. Kebanyakan orang kegiatan Balimau Kasai ini merupakan ritual wajib yang harus dilakukan. Selain mandi di sungai dengan limau yang dianggap sebagai penyucian fisik, ajang ini juga dijadikan sarana untuk memperkuat rasa persaudaraan sesama muslim dengan saling mengunjungi dan meminta maaf.Namun sanagat disayangkan pada saat ini, tradisi ini semakin menyalahi, dulu ada batasan antara lelaki dan perempuan. Sekarang semua bercampur baur. Tidak lagi menunjukkan mensucikan diri yang sebenarnya.

Nilai Filosofis Dari Mandi Balimau

Selain momen membersihkan diri secara zahir, mandi Balimau Kasai juga merupakan momentum untuk menjalin silaturrahmi dan acara saling maaf memaafkan dalam rangka menyambut tamu agung yaitu Syahru Ramadan Syahrus Siyam, jadi bukanlah sebuah keyakian yang memiliki dalil naqli secara qat’i. tapi ini lebih kepada sebuah adat yang bersendikan syara’ (Syariat Islam) syara’ bersandikan Kitabullah yang secara filosifisnya tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Tidak dapat kita pungkiri bahwa kemajuan zaman hari ini secara langsung maupun tidak memberikan dampak negative terhadap kehidupan kita dalam kerangka adat istiadat, banyak terjadi distorsi sejarah, salah interpretasi terhadap nilai-nilai adat yang telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan kita, termasuk mandi Balimau Kasai.Bisa kita lihat dari tahun ketahun kegiatan mandi Balimau Kasai telah dinodai dengan tindakan yang yang berseberangan dengan syariat islam diantaranya berhura-hura, berboncengan laki-laki dan perempuan yang bukah muhrim, mandi massal yang bercampur antara laki-laki dan perempuan, mabuk-mabukan sampai kepada musik yang menjauhkan masyarakat dari

Page 267: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 245

mengingat Allah SWT.

Padahal dulunya, tradisi ini merupakan hal yang tergolong urgen dan sakral. Sebelum memasuki bulan puasa atau sebelum magrib, anak kemenakan dan menantu atau juga yang tua serta murid akan mendatangi orang tua, mertua, mamak (paman), kepala adat, atau guru ngaji mereka datang dalam rangka meminta maaf menjelang masuk bulan suci.

Nilai-nilai dari Mandi Balimau

Tradisi Balimau Kasai sarat dengan nilai-nilai religius baik eksoteris maupun esoteris. Akan tetapi seiring perkembangan zaman nilai-nilai itu telah tergerus, tradisi menjadi kehilangan makna esensialnya. Apa sesungguhnya makna Balimau Kasai dalam tradisi menyambut bulan suci Ramadan? Setidaknya ada tiga esensi nilai yang terkandung dalam tradisi Balimau Kasai.

Pertama, menyucikan diri sebagai manifestasi taubat. Balimau Kasai adalah bentuk lahiriah dari membersihkan diri dari kotoran jasmani. Kata balimau sendiri penekanan maknanya menunjukkan bahwa mandi yang benar-benar bersih. Kotoran yang melekat di badan hanya bisa dibersihkan dengan limau (jeruk). Limau lah alat pembersih badan pada zamannya yang ampuh membersihkan semua jenis kotoran fisik. Penggunaan kata balimau juga mengandung makna esoteris artinya membersihkan batiniah dan sejatinya makna inilah yang dikehendaki oleh Balimau Kasai. Oleh karena itu mandi balimau adalah sebuah tradisi yang dilakukan masyarakat untuk membersihkan jasmani dan rohani.

Tradisi ini kemudian dikaitkan dengan ajaran agama Islam, yakni sebagai simbol benar-benar membersihkan diri lahir dan batin menjelang melaksanakan ibadah puasa. Tradisi ini sarat dengan nilai-nilai filosofis karena di daerah ini berlaku Adat bersendikan syara, syarak bersendikan kitabullah.

Page 268: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara246

Sebagai sebuah tradisi yang berkembang dalam masyarakat muslim jelas tradisi ini merujuk pada nilai-nilai Islam dalam menyambut bulan suci Ramadan. Rasulullah bersabda: Merugilah seseorang yang bulan Ramadan datang kepadanya kemudian pergi sebelum ia mendapat ampunan. Artinya mandi Balimau Kasai merefleksikan upaya makhluk untuk membersihkan diri untuk mendapatkan ampunan dari Allah, dalam bahasa agama disebut tazkiyatun nafs.

Kedua, menjalin silaturrahim. Dalam tradisi masyarakat Melayu Kampar mandi Balimau Kasai didahului oleh serangkaian kegiatan. Di antaranya pada 30 Syakban masyarakat memasak makanan tertentu seperti lemang, rendang dan kue. Hal ini dilakukan bersama-sama di belakang rumah yang memiliki area yang luas. Makanan-makanan ini dimasukkan dalam tempat khusus yang di sebut rantang. Selanjutnya dibawa ke rumah sanak keluarga. Dalam kegiatan inilah ranah untuk merajut tali silaturrahim, tempat meminta maaf atau saling memaafkan. Momentum Balimau Kasai dilihat sebagai tempat yang baik untuk mengungkai benang yang kusut atau menjernihkan yang keruh. Silaturrahim yang putus bisa dijalin kembali. Sehingga memasuki bulan puasa tak ada lagi selang sengketa antara mamak dan kemenakan, antara suami dan isteri, antara anak dengan orang tua serta sesama anggota masyarakat. Nilai-nilai ini mendapat pijakan dalam Islam. Islam memerintahkan untuk membangun silaturrahim dengan baik. Bahkan dalam hadis Rasulullah diungkapkan bahwa Allah tidak akan menerima ibadah puasa seseorang takkala hubungan silaturrahim tidak baik. Sejatinya makna Balimau Kasai sejalan dengan anjuran Islam dalam kaitan menjalin silaturrahim.

Ketiga, suka cita dalam menyambut Ramadan. Makna ini disimbolkan dengan memasak makanan khusus yang tidak dimasak

Page 269: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 247

pada hari lain. Selanjutnya makanan tersebut bersama limau kasai dibawa ketika berkunjung ke rumah sanak keluarga, tokoh masyarakat dan anggota masyarakat lainnya. Aktivitas ini begitu terasa dalam masyarakat tempo dulu. Ramadan dirasa benar-benar tamu agung sehingga penyambutannnya dilakukan dengan perlakuan istimewa. Suasana batin masyarakat tergambar dari kegembiraannya dalam menyambut kedatangan bulan suci Ramadan. Perasaan suka cita dalam menyambut bulan suci Ramadan juga selaras dengan nilai-nilai Islam. Dalam sebuah hadis disebutkan Barangsiapa yang senang dengan datangnya bulan Ramadan (karena iman dan Allah), maka diharamkan jasadnya masuk ke dalam api neraka.

Seiring perkembangan zaman tradisi Balimau Kasai telah beranjak dari makna asalnya. Dalam pandangan Drs H Asyari Nur SH, mantan Kakanwil Kemenag Provinsi Riau tradisi ini telah jauh bergeser dari makna aslinya. Kita hanya akan melihat kegiatan yang sifatnya hura-hura dan pergaulan yang tidak sepantasnya dilakukan di depan umum. Bahkan yang memalukan adalah mandi bersamaan yang dilakukan anak muda laki-laki dengan perempuan dan juga acara joget-jogetan yang terkadang ada pula yang mabuk mabukan. Padahal dulunya, tradisi ini merupakan hal yang tergolong sakral. Akan tetapi realitas acara Balimau Kasai pada era sekarang telah mengusur nilai-nilai Balimau Kasai itu sendiri. Yang pada akhirnya Balimau Kasai sebagai sebuah tradisi yang sarat dengan nilai-nilai agamis itu telah tereduksi oleh zaman (dikutip dari catatan Suhardi PNS Kementerian Agama Kota Pekanbaru. Sumber Riaupos.co)

Mandi Taman

Upacara mandi bagi pengantin laki-laki dan perempuan yang dilakukan setelah acara bersanding berlangsun. Tujuannya adalah agar pengantin terhindar dari perbuatan jahat, tercipta saling pengertian dan dapat bekerjasama dan mendapat cahaya mata (anak)

Page 270: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara248

yang shaleh dan berbudi pekerti baik serta tehindar dari perbuatan jahat.

Mandi taman ini dilakukan oleh hampir semua pengantin baru. Terutama oleh adat perkawinan Masyarakat Melayu. Upacara ini dipimpin oleh Mak Andam atau Mak Inang. Perlengkapan yang harus disiapkan dalam mandi pelangi ini adalah. Pertama, dua buah talam besar yang terbuat dari tembaga yang sering disebut talam tidak berkelim tepi, Kedua, sebuah tempayan besar berisi air sumur atau air sungai. Ketiga, sebuah pasu kecil atau tempayan kecil yang berisikan air, pada lehernya dililit dengan daun kelapa muda yang dianyam disebut “JARI-JARI Lipan”. Air dalam tempayan ini dinamakan air tolak bala. Keempat, sebuah cermin muka atau kaca muka. Kelima dua batang lilin. Keenam, sebutir kelapa yang sudah dikupas kulit luarnya dan dibentuk seperti puncak gunung. Di tengah-tengah puncak gnung itu dililit pula tiga lembar benang berwarna putih, hitam dan merah tua, ketujuh, selembar daun kelapa muda disimpul hidup, Kedelapan, Air langir, Kesembilan, dua lembar kain panjang. Selembar untuk penapis mandi pengantin dan selembar lagi untuk menyarung kedua pengantin setelah selesai dimandikan.

Caranya adalah kedua pengantin berdiri di atas talam dengan berpakaian kai pelekat (dikemban) dan diberi selendang bagi perempuan untuk menutup dada. Diatas kepala mereka dibentangkan kain putih atau kain panjang yang terlebih dahulu dipegang oleh dua orang.Berikutnya kedua pengantin dibawa ke tempat masing-masing, yaitu ke kamar masing-masing untuk diganti pakaiannya dengan pakaian baju kurung (baju menutup aurat) tanpa mengenakan prhiasan kedua pengantin didudukan di depan pelaminan yaitu di atas Peterakne. Peterakne adalah tempat duduk pengantin yang tidak bertingkat dan letaknya di depan pelaminan. Disanalah mereka berdua duduk sambil mendengaran doa yang

Page 271: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 249

dibacakan oleh pak Imam.

Lebih lengkapnya Zainal Arifin (2010) mengilustrasikan tata cara dan prosesnya pelaksanaan Mandi Berdimbar atau mandi taman ini. Dalam proses pemandian ini selalu dibarengi dengan pantun-pantun yang berisikan nasehat kepada kedua calon penganti. Adapun proses mandi ini meliputi beberapa langkah, yaitu :

Langkah pertama adalah menempatkan pengantin di panca persada, dimana sudah tersedia sepasang kursi lalu keduanya didudukkan. Dalam proses mandi ini dibantu oleh 2 orang bidan.

Mandi berdimbar mandi berdua

Satu hati di panca persada

Awal pertama berumah tangga

Tidak ada rintangan di malam pertama

Langkah kedua adalah pengantin berkerik, kedua bidan memandu kedua pengantin berkerik membersihan diri dari segala bentuk daki agar bersih dan suci.

Berkerik langkah kedua

Bersih diri pengantin sepasang

Jauh dari perbuatan tercela

Agar diri disayang orang

Langkah ketiga adalah memakai kain basahan (namun pada saat sekarang ini sudah digunakan pakaian lengkap). Kedua pengantin mengganti pakaian dengan kain basah untuk mandi di dalampanca persada, kedua bidan menutup keliling panca persada dengan kain sehingga tidak terlihat oleh orang. Kesopanan orang Melayu tidak suka membuka sembarang badan, seperti yang terdapat dalam pantun berikut:

Page 272: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara250

Memakai basahan di kala mandiMenutup diri segala tubuhSopan dan santun pembungkus diriMenutup malu iman yang teguh

Langkah keempat adalah memijak telur, kedua bidan tetap memandi kedua pengantin untuk memijak telur. Keduanya berdiri dan masing-masing memijak sebutir telur hingga pecah, tepung tawar yang ada merupakan saksi.

Memijak telur bersama-samaBagi pengantin dua sejoliMelahirkan anak yang bergunaHidup subur membawa rezeki

Langkah kelima adalah memasang lilin. Kedua pengantin secara serentak memasang lilin, kemudian bidan membawa lilin mengeliling pengantin tujuh kali dan kemudian berebut pula menghembuskan lilin. Dengan penerangan lilin dihasilkan cahaya terang meliputi kedamaian rumah tangga selalu rukun.

Tamsil lilin cahaya terang Dalam hidup berumah tangga Rukun bahagia tetap dijelang Penuh damai dalam keluarga

Langkah keenam adalah melilit benang, oleh bidan benang bola diukur setinggi badan masing-masing pengantin. Untuk laki-laki 4 helai setinggi badan dan untuk perempuan 3 helai setinggi badan. 7 helai benang ini dijadikan satu lalu dililitkan ketubuh sepasang pengantin menjadi satu dan diikat. Hal ini bemakna agar jodohnya tetap hingga ke anak cucu.

Benang bola berlapis tujuhDiikat ke tubuh pengantin berdua

Page 273: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 251

Jodoh bersama tiada mengeluhHidup berdua aman sentosa

Langkah ketujuh adalah mencucurkan air melalui mayang. Oleh bidan mayang pinang diampu di atas kepala pengantin lalu air dicucurkan ke mayang pinang hingga membasahi kepala keduanya. Sebagai hasilnya mayang pinang dilambangkan wanita agar rezeki yang dicari suami mengucur bagaikan air.

Mengucurkan air dimayang pinangKe atas kepala pengantin berduaAgar hidup selalu tenangRezeki dicari suami selalu ada

Langkah kedelapan adalah memecahkan mayang pinang diatas kepala pengantin dengan memukulnya berlandas kelapa muda, hingga bunga pinang bertabur jatuh menyirami kepala pengantin. Makna dari langkah ini adalah melambangkan kesuburan dalam keluarga.

Mayang bertabur di atas kepalaKelapa muda jadi sasarannyaKesuburan keluarga di rumah tanggaPunya anak eloklah tingkahnya

Langkah kesembilan adalah mandi air bunga dan air jernih. Benang yang diikat tadi oleh bidan dibuka kembali, kemudian kedua bidan mencucurkan air bunga di kepala pengantin selama 3 kali cucuran sembari membacakan doa dan selanjutnya baru dimandikan dengan air biasa. Pada saat inilah yang hadir juga saling bersiraman. Jika ada jejaka yang suka dengan anak dara maka dia akan menyiramkan air tersebut kepada anak dara dan jika anak dara tersebut membalas siraman tersebut kepada sang jejaka maka disinilah gayung bersambut. Di sini pula awal pertemuan terkadang

Page 274: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara252

sampai ke jenjang pernikahan.

Mandi bunga mengandung maknaSeluruh badan menjadi basahPandai mengatur rumah tanggaSemoga menjadi keluarga bertuah

Langkah kesepuluh adalah berganti pakaian. Setelah selesai mandi maka bidan menuntun keduanya agar mengganti pakaian yang basah. Langkah ini mengandung makna sebagai manusia beragama harus menutup aurat dengan sempurna dan tetap rapi.

Yang kurik adalah kunciYang merah adalah sagaYang baik adalah budiYang indah adalah bahasa

Langkah kesebelas adalah setelah berganti pakaian maka sang istri pun berbenah dan bersolek dibantu oleh bidang. Walau dalam keadaan bagaimana pun sang istri harus berpenampilan cantik. Seperti ungkapan berikut:

Bunga mekar indah berseriMenyebar aroma harum dan wangiTak akan luntur kasih suamiKarena istri bersih dan rapiLangkah keduabelas adalah menghidang juadah Setelah

selesai berdimbar maka keduanya naik ke rumah dan di rumah tersebut para keluarga sudah menunggu di ruang tamu. Maka sang istri pun menghidangkan juadah untuk sarapan bersama keluarga.

Saat sekarang ini tradisi mandi berdimbar sudah mulai dilupakan dan juga sudah jarang dilaksanakan karena masyarakat sekarang lebih suka dengan hal-hal yang praktis, di samping para

Page 275: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 253

ahli yang membidani mandi berdimbar ini sudah tidak ada lagi/meninggal, kalaupun ada hanya tinggal beberapa orang. (Lihat Zainal Arifin:2010)

Saat mandi ini semua keluarga turut menyiramkan air ke tubuh kedua pengantin. Begitu juga kedua pengantin memercikan air kepada para keluarga. Pada dasarnya tujuan Mandi Berdimbar adalah merupakan ajaran dan peringatan kepada kedua calon pengantin agar melaksanakan mandi besar (junub). Sebab, belakangan ini mandi junub, dianggap sepele, bahkan setelah melakukan hubungan, sangat jarang untuk melakukan mandi besar.

Padahal Sebuah kitab yang shahih terdapat bagian yang menjelaskan tentang ancaman menunda mandi junub tanpa alasan. Isi dari penjelasan itu adalah ketika seseorang menuda mandi junubnya maka ia tidak akan didekati oleh malaikat yang bernama rahmat. Dalam kitab tersebut dituliskan sabda Rasulullah SAW yang menjelaskan bahwa terdapat tiga orang yang tidak akan didekati oleh malaikat Rahmat yakni orang mabuk, orang junub, dan orang yang berlumuran minyak wangi bernama khaluq. Ketika seseorang akan mandi junub maka ia harus menetapkan niat mandi junub terlebih dahulu.

Gambar: Mandi Taman

Page 276: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara254

Mansi Safar

Tradisi mandi yang diadakan pada hari rabu terakhir dalam bulan Safar dengan tujuan menolak bala. Tamasya ini dilakukan pada pagi hari. Pada saat itu orang-orang secara bersama-sama mandi di pantai atau sekurang-kurangnya minum air yang telah direndam “kertas safar” atau “papan kecil” yang bertuliskan kalimat suci. Air ini lebih dikenal dengan “air safar”

Mandi safar adalah kegiatan mensucikan diri yang dilakukan masyaralat Melayu. Terdapat di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat dan Pulau Rupat Bengkalis-Riau. Dan beberapa daerah lainnya di Nusantara. Tradisi yang dilakukan pada bulan kedua pada penaggalan kelender Hijriyyah erat hubungannya dengan budaya Islam, meskipun tidak termasuk kewajiban dalam hukum Islam, tetapi tradisi mandi safar sangat kental dengan nuansa Islam. Misalnya saja asal usul mandi safar diambil dari kejadian yang dialami dari sebagian para Nabi terdahulu, dimana kejadiannya pada bulan safar, seperti diselamatkannya kapal Nabi Nuh dari bahaya banjir, terhindarnya Nabi Ibrahim dari api serta lolosnya Nabi Musa dan Harus dari kejaran tentara firaun dengan cara membelah laut merah. (M. Nasir:2007:33).

Mengambil hikmah dari beberapa kejadian yang dialami sebagian para Nabi terdahulu, maka sebagian masyarakat Melayu percaya bulan safar mengandung banyak bahaya. Oleh karena itu beberpa cara ditempuh untuk terhindar dari mara bahaya salah satunnya dengan memanjatkan doa, menambah amalan dengan cara berzikir serta dengan melakukan ritual mandi.

Hari rabu minggu terakhir di bulan safar menjadi hari yang penting dalam tradisi mandi safar. Pada hari inilah tradisi mandi safar dilakukan. Belum diketahui secara jelas asal usul pengambilan hari rabu minggu terakhir di bulan safar untuk dipakai sebagai hari

Page 277: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 255

pelaksanaan ritual ini. Hanya saja menurut pendapat Abdurrahman bin Abdul Aziz dalam kitab Jawahir disebutkan bahwa Allah SWT menurunkan 320.000 pada setiap tahunnya dan sebagian besar diturunkan pada hari rabu minggu terakhir di bulan safar (http//www.harianberkat.com).

Sebenarnya dalam Islam tidak ada istilah hari atau bulan “sial” atau “naas”. bulan-bulan tidak memiliki kehendak dan berjalan sesuai dengan apa yang Allah ciptakan untuknya. Rasulullah bersabda:

Artinya:"Tidak ada wabah (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu dan juga tidak ada kesialan pada bulan Shafar. Menghindarlah dari penyakit kusta sebagaimana engkau menghindari singa." (H.R.Imam al-Bukhari dan Muslim).

Sakit atau sehat, musibah atau selamat, semua kembali kepada kehendak Allah. Penularan hanyalah sebuah sarana berjalannya takdir Allah. Oleh karena itu, tidak tepat bila ada manusia meyakini adanya saat-saat naas pada hari atau bulan-bulan tertentu sehingga bisa berpengaruh terhadap kondisi kejiwaan dan sikap mereka.

Namun, meskipun keseluruhannya kembali kepada Allah, takdir baik dan buruk itu datangnya dari Allah, manusia tetap diwajibkan untuk ikhtiar dan berusaha agar terhindar dari segala musibah. Bukankah musibah itu terjadi sebagian besar disebabkan perbuatan tangan (dosa dan kesalahan) manusia,” dan apapun musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kamu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu) (Q.S. al-Syu’ara: 30). Dalam ayat yang lain,”apa saja nikmat yang engkau peroleh adalah dari Allah, dan apa saja musibah yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri (Q.S. al-Nisa’: 79)

Page 278: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara256

Salah satu cara yang disunahkan oleh agama agar musibah itu terhindar dari kehidupan manusia dengan cara mendekatkan diri memohon pertolongan dan rahmat (kasih sayang) Allah SWT. Diantara bentuk upaya membangun kedekatan kepada Allah swt itu dengan cara mensucikan diri, mendirikan sholat, memperbanyak doa dan sedekah.

Ada beberapa prosesi dalam kegiatan Mandi Safar. Diantaranya zikir bersama, kemudian arak-arakan diiringi kompang menuju sumur tua. Selanjutnya prosesi pengambilan air dari sumur tua oleh tokoh adat. Air diambil menggunakan timba yang terbuat dari upih, selanjutnya dimasukkan ke dalam wadah sebanyak tiga buah. Air diambil oleh tiga tokoh adat kampong secara bergantian. Masing-masing orang menimba tiga kali untuk dimasukkan ke dalam tiga tempat yang telah disediakan. Setelah itu baru dilanjutkan dengan prosesi pemandian. Gayung atau cedokan untuk mandi juga unit, terbuat dari tempurung kelapa dengan tangkai kayu. Upacara biasanya diawali dengan tepuk tepung tawar terhadap beberapa perwakilan anak kemudian dimandikan secara simbolis oleh tokoh-tokoh masyarakat. Setelah itu masyarakat dipersilahkan untuk mandi bersama di pantai pasir putih yang sudah diberi wafa’ (doa).

Doa dipimpin oleh orang tetua atau yang dituakan memohon keselamatan. Doa keselamatan dirangkum dalam satu istilah yang disebut dengan doa salamun tujuh. Doa salamun tujuh mengandung makna permohonan untuk kesejahteraan seluruh alam. Adapun doa salamun tujuh itu sebagai berikut:

Adapun tujuh 7 ayat Salamun atau Keselamatan yang dimaksud adalah:

1. SALAMUN QAULAM MIRROBBIR ROHIM

(semoga) keselamatan atau kesejahteraan (tercurah atau

Page 279: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 257

terlimpah) atas kalian dari rabb yg maha penyayang. (QS Yaa Siin: 58).

2. SALAMUN ALA IBRAHIM

(semoga) keselamatan atau kesejahteraan (tercurah atau terlimpah) atas nabi Ibrahim as (QS As Saaffaat: 109).

3. SALAMUN ALA NUHIN FIL ALAMIN

(semoga) keselamatan atau kesejahteraan tercurah atau terlimpah) atas nabi Nuh as bagi seluruh alam (QS As Saaffaat: 79).

4. SALAMUN ALA MUSA WA HARUN

(semoga) keselamatan atau kesejahteraan (terlimpah atau tercurah) atas nabi Musa as dan Harun as (QS As Saaffaat: 120).

5. SALAMUN ALAIKUM THIBTUM FADHKHULUHA KHALIDUN

(semoga) keselamatan atau kesejahteraan (tercurah atau terlimpah) atas-Mu (atas kalian) berbahagialah kalian, maka masuklah (kedalam surga) dan kekalah di dalamnya (QS Az Zumar: 73).

6. SALAMUN ALA ILYASIN

(semoga) keselamatan atau kesejahteraan (tercurah atau terlimpah) atas nabi Ilyas as (QS As Saaffaat: 130).

7. SALAMUN HIYA HATTA MAT LA'IL FAJR

(semoga) keselamatan atau kesejahteraan (terlimpah atau tercurah) atas kalian (dari malam itu) hingga terbitnya fajar (QS Al Qadr: 5)

Page 280: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara258

Pada kepercayaan masyarakat tertentu kuhsusnya yang berada di pesisir Selat Bengkalis, mandi safar dilakukan di laut Bengkalis. Di sana masyarakat berkumpul di suatu tempat kemudian mereka secara bersama-sama mandi di laut. Di semenanjung Malaysia, pantai Tanjung Keling di Malaka adalah tempat utama dan masyhur untuk tamasya mandi safar. Di Sabah dan Sarawak, tamasya ini juga diadakan pada tiga hari rabu pekan kedua, tamasya diadakan di Pulau Besar.

Kini, baik di Riau maupun di semenanjung Malaysia tradisi mandi safar begitu jarang ditemukan. Namun, kebiasaan itu marak dilakuan di Pulau Rupat dan dijadikan sebagai objek wisata. Beberapa nilai terkandung dalam budaya ini adalah bahwa mandi merupakan melambangkan hakikat penyucian diri, seseorang disebut bersih apabila ia telah mandi. Wallahu alam. (M. Nasir, 2007)

Gambar: Mandi SafarManjalang Mamak

Manjalang adalah tradisi perempuan minang mengunjungi mertua atau keluarga dari pihak suaminya. Ada beberapa istilah terekam situs http//bundokandung.wordpress.com yang digunakan

Page 281: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 259

erat hubungannya dengan manjalang mamak ini, diantaranya dalah manjalang mintuo (mengunjungi mertua) manjalang dusun, mahanta nasi (mengantar nasi), ammanta bubuah (mengantar bubur) babuko basamo jo manantu (berbuka puasa bersama mertua).

Tujuan tradisi ini tetap satu yaitu untuk mengakrabkan anak dengan ibunya, cucu dengan kakek atau neneknya, dan menantu dengan mertua. Dengan demikian manjalang adalah upaya untuk memperat jalilan silaturahmi antara keluarga istri dengan keluarga suami.

Apabila ditelusuri lebih jauh, lahirnya tradisi manjalang ini sebagaimana dilangsir di melayuonline.com sesusngguhnya manifestasi dari sistem kekerabatan matrilineal dan sistem perkawinan matrilokal yang dianut oleh masyarakat minang. Matrilineal adalah sistem kekerabatan yang mengamvbil garis keturunan dari pihak ibu, sdangkan matrilokal adalah sebuah aturan yang mengharuskan laki-laki menetap di sekitar tempat tinggal kerabat perempuan. Kondisi ini kemudian berdampak dengan jarangnya bertemu dengan keluarganya. Ditambahlagi antara rumah istri dan rumah ibunya saling berjauhan atau justru tinggal di kota yang berbeda.

Meskipun acara ini dilakukan dilakukan sekali dalam setahun, yaitu dilaksanakan pada hari raya kedua idul fitri. Pada hari raya pertama usai sholat (1 syawal) semua anak cucu kemenakan pulang ke rumah masing-masing (silaturahmi keluarga), sementara itu masing-masing wakil dari suku mengadakan permainan rakyat, seperti gasing, piti-pitian, pacu sabuik dan lainnya sampai matahari terbenam. Pada malamnya dilanjutkan dengan pesta rakyat.

Berbagai makanan atau juadah yang dibawa ke rumah kertua haruslah menu-menu khas daerah masing-masing, seperti rendang, gulai ikan patin, goreng petai campur hati ayam, dendeng dan lain

Page 282: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara260

sebagainya. Sedangkan untuk penganan, biasanya terdiri dari kue beking, tepai ketan, goreng pisang dan wajik. Kemudian aneka juadah tersebut ditata rapi di atas talam dan ditutup dengan kain bernama dalamaik.

Manjalang mamak sebenarnya bertujuan untuk mempererat hubungan silatuahmi sanak saudara anak cucu kemenakan antar suku. Bahkan bagi mereka yang merantau mencari rejeki di luar kampung lalu pulang kampung menemui keluarganya. Prosesinya dimulai pada hari kedua idul fitri. Berpusat di rumah soko masing-masing kemudian berkumpul berarak iring menju rumah dalam, kediaman Datuk Ulak Semano. Kemudian beriringan menuju rumah soko Melayu yakni rumah godang. Disana akan disampaikan dan didengarkan pepatah-petitih yang disebut Basiacuong. Setelah itu kembali lagi secara berarak iring menuju rumah dalam. Dilanjutkan Basiacuong, kemudian dilanjutkan upacara Togak Tonggar atau menaikkan bendera, simbol suku masing-masing.

Setiap ninik mamak akan menggunakan pakaian adat masing-masing, termasuk imam khatib dan bilal, mereka duduk sesuai porsinya masing-masing.

Upacara ini sudah dilakukan secara turun temurun. Sebab, awal mula dilakukannya upacara Manjalang Mamak, mengingat semakin berembangnya anak cucu kemenakan. Sehingga untuk manjalang (silaturahmi bertatap muka) antara mamak dengan kemenakan rumah ke rumah tidak mungkin lagi dilakukan. Padahal dalam Islam sangat tegas anjuran untuk mengunjungi kerabat, sanak famili teman sejawat dan seterusnya. Sebagaimana firman Allah subhanahu wataala.

Artinya:“Sembahlah Allah dan janganlah kamu persekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat,

Page 283: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 261

anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu Sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (QS. An-Nisa’: 36)

Gambar: Manjalang Mamak

Upacara meminta restu orang tua si gadis dengan cara si pemuda melamar si gadis dengan menggunakan perahu baganduang di Lubuk Jambi Rantau Kunatan. Kata manjopuik berasal dari lubuk Jambi, Kabupaen Kuantan Singingi yang dalam bahasa Indonesia berarti menjemput. Sementara itu Limau merupakan sejenis buah jeruk yang biasa dipakai sebagai penydap sambal. Limau juga merupakan sebuah lambang ilatan sepasang muda-mudi sebelum mereka menuju dalam sebuah perkawinan. Adapun Perahu Bagandang ialah sebuah perahu yang disusun bergandengan dua, tiga atau lebih yang dihiasi sedemikian rupa.

Jadi, makna dari Manjopuik Limau ini adalah hubungan yang menandakan antara sepasang pemuda dengan seorang gadis. Tradisi ini sudah lama berlangsung secara turun temurun. Biasanya dalam setahun acara ini hanya berlangsung sekali pada malam takbiran, atau sehari sebelum hari raya idul Fitri. Dimulai pada pukul 24.00 Wib hingga masuknya waktu subuh dengan jarak tempuh antara

Page 284: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara262

rumah si pemuda dengan si gadis berkisar 5-10 kilometer.

Bagi keluarga si gadis tradisi ini merupakan sebuah kebangaan. Sebab, anak gadis yang sudah beranjak dewasa bisa dikatakan “laku” karena telah dipersunting anak muda. Sebaliknya akan menjadi gelisah bagi keluarga perempuan jika anak gadisnya yang cukup umur untuk menikah belum juga kunjung dipersunting oleh seorang pria. Dengan kata lain rumahnya disaat takbir Idul Fitri dari tahun ketahun masih saja sepi dikarenakan tidak adanya pemuda yang bertandang.

Sebaliknya bagi si pemuda, Manjopuik Limau ini sekaligus dijadikan status sosial. Sebab, dalam adat ini si pemuda akan terpandang karena biaya yang diperlukan untuk kegiatan ini cukup besar, dan harus keluar dari kantong sendiri atau bagi yang tidak mampu biaya akan dipikul bersama secara gotong royong.

Dalam acara Manjopuik Limau ini tidak bisa dipisahkan dari perahu Bergandung. Perahu ini merupakan salah satu kebudayaan yang terdapat di Kabupaten Kuantan Singingi, tepatnya di Lubuk Jambi. Perahu Bergandung ini bermula dari sekelompok muda-mudi yang mengantarkan Limau kerumah seorang perempuan dengan menggunakan perahu yang digandengkan. Acara mengantar limau ini sama dengan seorang yang ingin melamar seorang perempuan yang di sukainya tetapi tidak sedikit berbeda dengan tunangan. Mengantar limau di lakukan oleh pihak lelaki sebelum shalat Idul Fitri ( ID ). Setelah lima hari pengantaran limau maka barulah tiba saat perbandingan.

Sebelum hari H nya muda-mudi akan mengandingkan dua buah perahu dan menghiasinya dengan daun kelapa, kain panjang dan mempunyai kuba di puncaknya. Kuba tersebut di buat berbentuk bulan atau bintang yang melambangkan penyambutan hari raya Idul

Page 285: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 263

Fitri. Perlombaan ini di laksanakan pada hari ke 6 dan di ikuti pula dengan talempong randai, salung, tari-tarian dan lain sebagainya.

Jika dikaitkan dengan Islam, maka 14 abad yang silam ternyata Nabi telah berpesan bahwa apabila diantara laki-laki dan perempuan yang sudah siap untuk menikah, maka “pukullah”. Maksud pukul disini adalah beritahulah, dalam artian dikumandangkan agar masyarakat sekitar mengetahui bahwa ada acara pernikahan. Tujuannya senantiasa terhindar dari fitnah. Sebagaimana sabdanya:

Artinya: “Dari Amir Ibnu Abdullah Ibnu al-Zubair, dari ayahnya Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sebarkanlah berita pernikahan.” Riwayat Ahmad. Hadits shahih menurut Hakim.

Sumber: www.google.co.id

Ini adalah salah satu kendaraan adat manjopuik limau. tradisi berlayar dengan perahu baganduang telah ada semenjak masa kerajaan-kerajaan dahulu, lambat laun tradisi berlayar ini kemudian dipakai untuk menjemput limau oleh menantu ke rumah mertua

Page 286: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara264

dalam tradisi menyambut Hari Raya Idulfitri. Dalam tradisi masyarakat Kuantan, memang terdapat kebiasaan ritual mandi jeruk mandi balimau, sebagai simbol perbersihan diri pada pagi hari menjelang Hari Raya.

Menaiki Rumah

Menaiki rumah merupakan salah satu upacara adat yang berlaku dalam masyarakat Melayu secara turun temurun. Tradisi ini merupakan sebuah upacara sukuran setelah bangunan selesai dikerjakan dan terselesaikan tanpa halangan dan rintangan yang berarti.

Kegiatannya memanjatkan doa selamat, berzikir, tahlil, dan tahmid sebagai wujud syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa atas segala rahmat-Nya, sehingga bangunan dapat selesai dan mengerjakan tidak mendapat halangan atau rintangan. Upacara ini dipimpin oleh orang yang dituakan. Acara Menaiki Rumah ini sekaligus pernyataan terimakasih pemilik bangunan kepada seluruh warga masyarakat yang telah turut memberikan sumbangsihnya.

Upacara menaiki rumah ini biasanya dipimpin oleh lebai (orang yang tahu tentang agama Islam) waktu pelaksanaannya ditentukan oleh pawang dengan para peserta yang terdiri dari laki-laki, perempuan dan anak-anak. Khususnya bangunan milik pribadi, jika pemiliknya memiliki dana yang cukup banyak, maka para peserta yang diundang mencakup seluruh lapisan masyarakat dalam satu kampung atau desa. Uapacara adat ini dilakukan menjelang matahari terbit. Dan biasanya sebelum berangkat seusai shalat shubuh sang pawang bersama pemilik rumah atau bangunan menuju ke ruamh baru tersebut. Ketika sudah berada didepan pintu sang pawang pun berdoa sejenak, kemudian menyerahkan seceret air yang berisikan irisan limau purut kepada pemilik rumah. Pemilik

Page 287: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 265

rumah memercikkan air, yang dimulai dari pintu depan, memutar ke kanan di bagian dalam sampai ke bagian kiri hingga merata ke seluruh rumah. Sementara itu ampas limau yang masih tersisa ditanam di depan pintu (depan tetgangga) rumah, atau dihalaman depan dan belakang rumah. Setelah itu, barulah peralatan rumah tangga diangkut untuk dimasukkan ke dalam rumah baru tersebut. Terutama peralatan tempat tidur dan peralatan dapur, beras sepetanak (untuk sekali masak) dan air seceret. Peralatan yang lain menyusul beberapa waktu kemudian. Setalah acara selesai. Baru diadakan kenduri.

Kesimpulan dari upacara menaiki rumah ini adalah bahwa dalam masyarakat Melayu untaian syukur selalu dikedepankan. Mengucapkan syukur kepada Allah, dilakukan dengan cara: Mengakui bahwa setiap nikmat datangnya dari Allah SWT, Memuji Allah atas segala nikmat yang telah dianugerahkan. Memanfaatkan nikmat tersebut untuk kegiatan yang menjurus kekebaikan bukanlah untuk sesuatu yang dilarang oleh Allah.

Upacara ini dalam Islam dikenal dengan sebutan Mengadakan walimah al-wakirah atau syukuran rumah baru. Hal ini dilakukan sebagai wujud penyempurna rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan. Biasanya dengan cara mengundang warga sekitar untuk memberikan do’a dan setelah itu dilakukan makan bersama-sama atau makanannya dibawa pulang. Hal ini dianjurkan oleh sebagian ulama, diantaranya adalah Imam Syafi’I yang menyatakan bahwa : Artinya : “Diantara bentuk walimah adalah al-wakirah. Aku tidak memberikan kelonggaran untuk meninggalkannya”. (Al-Mausu’ah Al-Fiqihiya Al-Kuwaitiyah 8/27)

Sebab, dalam Islam ketika sesorang akan memasuki rumah baru, dianjurkan membaca bacaan ayat suci al-Qur’an. Hadist Rasulullah yang memerintahkan umatnya agar membaca bacaan

Page 288: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara266

diatas ketika akan memasuki rumah baru. Anas bin Malik ra mengatakan Rasulullah SAW telah bersabda bahwa Artinya : “Jika Allah memberi kepada seorang hamba nikmat kebaikan terhadap keluarga, harta, atau anak, kemudian dia membaca: “masyaa-allah, laa quwwata illaa billaah” maka dia tidak akan melihat adanya cacat dalam nikmat selain kematian”. (HR. At-Thabrani (Al-Ausath 6/126) yang dishahihkan Ibnul Qoyim (Syifa Al-Alil 1/182)

Setelah melakukan tata cara diatas, sebaiknya kita juga harus menjaga rumah agar menmapatinya dengan rasa aman, damai, nyaman, dll. Untuk itu Rasulullah SAW sangat menganjurkan bagi umatnya agar setiap keluar dan dan masuk rumah membaca do’a. Karena dengan berdo’a akan menjauhkan kita dari gangguan makhluk halus. Do’a masuk rumah :

Artinya :“Ya Allah, Aku memohon kepadaMu sebaik-baiknya pintu masuk dan sebaik-baiknya pintu keluar. Dengan menyebut namaMu kami masuk dan dengan menyebut namaMu kami keluar dan kepadaMu kuserahkan segalanya”. Selalu membaca basmalah ketika hendak menutup pintu, sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut ini Artinya : “Tutuplah pintu dan sebutlah asma Allah, karena syaitan tidak akan membuka pintu yang tertutup (yang dibacakan asma Allah). (HR. Bukhari (3304).

Nujuh Bulan

Tradisi nujuh bulanan yaitu upacara tradisional selamatan terhadap bayi yang masih dalam kandungan berumur tujuh bulan. upacara ini disebut juga mitoni berasal dari kata pitu yang arti nya tujuh, upacara ini dilaksanakan pada usia kehamilan tujuh bulan dan pada kehamilan pertama kali.Upacara ini bermakna bahwa pendidikan bukan saja setelah dewasa akan tetapi semenjak benih tertanam di dalam rahim ibu. Dalam upacara ini sang ibu

Page 289: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 267

yang sedang hamil di mandikan dengan air kembang setaman dan di sertai doa yang bertujuan untuk memohon kepada sang pencipta agar selalu diberikan rahmat dan berkah sehingga bayi yang akan dilahirkan selamat dan sehat.

Tradisi ini merupakan tardisi turun temurun yang masih sangat di jaga oleh Orang Tampik (Sebutan untuk Masyarakat Melayu Sosok Dua). Salah seorang sesepuh Melayu mengatakan bahwa "tradisi ini merupakan tradisi turun temurun dari orang dolok-dolok(nenek moyang) yang dipercaya dapat memberi ketenangan bagi Calon Ibu untuk menghadapi persalinan dan memberikan kesehatan bagi si Cabang bayi.

Kesimpulan yang didapat dari tradisi ini adalah:

1. Semua yang dihidangkan, baik yang berupa makanan yang dimakan di tempat atau yang berupa berkatan jangan diniati yang bukan-bukan, akan tetapi berniatlah menjamu para tamu dan bersedekah dengan harapan semoga dengan wasilah shadaqah ini, Allah SWT memberikan keselamatan kepada segenap anggota keluarga, khususnya janin yang berada dalam kandungan serta sang suami dan isteri yang sedang mengandung (selameto ingkang dipun

Page 290: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara268

kandut, selameto ingkang ngandut lan selameto ingkang ngandutaken).

2. Bagi kita semua pasti sudah sama-sama faham bahwa yang namanya shadaqah dengan segala macam bentuknya asalkan dengan niat yang ikhlas dan bahan-bahannya halal, secara umum Rasulullah SAW. sangat menganjurkannya dan beliau jelaskan pula fadlilahnya, sebagaimana sabda beliau :

a. Hadits riwayat Imam Rafi’i :

Artinya : “Setiap sesuatu itu ada alat pencucinya, pencuci untuk rumah/tempat tinggal adalah menjamu para tamu”. (HR. Imam Rafi’i).

b. Hadits riwayat Imam Thabarani :

Artinya :“Besedekah itu bisa menutup tujuh puluh macam pintu keburukan”. (HR. Imam Thabarani).

c. Hadits riwayat imam Khatib :

Artinya :“Bersedekah itu bisa menolak tujuh puluh macam mala petaka/bala’”. (HR. Imam Khatib)

3. Walimatul hamli/selamatan tingkepan adalah salah satu wujud tahadduts bin ni’mah yakni memperlihatkan rasa syukur atas kenikmatan/ kegembiraan yang dianugerahkan oleh Allah SWT. berupa jabang bayi yang berada dalam janin yang selama ini menjadi dambaan pasangan suami dan isteri.

Ulama’ salaf memfatwakan : setiap ada suatu kenikmatan/

Page 291: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 269

kegembiraan disunatkan mengadakan selamatan/bancaan mengundang sanak tetangga dan teman-teman sebagaimana yang ditulis oleh syaikh Abd. Rahman Al-Juzairi dalam kitabnya “al-fiqhu alal madzahibil arba’ah” juz II hal. 33 :

Artinya : “Ulama Syafi’iyyah (pengikut madzhab Syafi’i) berpendapat : disunatkan membuat makanan dan mengundang orang lain untuk makan-makan, sehubungan dengan datangnya suatu kenikmatan/kegembiraan, baik itu acara temantenan, khitanan, datang dari bepergian dan lain sebagainya”.

Ratib,Ratik

Sejenis zikir, puji-pujian kepada Allah Swt yang diucapkan secara berulang-ulang. Mengucapkan kalimah La Ilahaillah, biasa dilakukan setelah fardhu atau dilakukan sendirian, baik dengan jahar atau dengan sir. Namun demikian dalam ritual masyarakat ini, kegiatannya dilakukan di rumah dan di jalan secara masal.

Ada beberapa macam Ratik yang penulis himpun, diantaranya:

Ratik Bosa (Ratib besar). Zikir yang dilakukan bersama-sama dengan penduduk kampung, sebelumnya ratik bosa dilakukan dengan membaca ayat-ayat al-Qur’an, membacakkan silsilah (menhadiahkan al-Fatihah), kemudian membaca tahlil 12 alian (tahlil dengan 12 jenis atau cara membacanya). Menyebutkan nama-nama Allah Swt yang terdapat dalam asma ul husna. Ratik Bosa dipimpin oleh seorang imam dan bilal, angotanya berdiri dan melenggong ke kiri dan ke kanan sewaktu melaksanakan tahlil. Dilakukan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw, juga dilakukan untuk acara syukuran atas panen padi, membayar niat, dan lain-lain.

Page 292: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara270

Ratik Soman, sejenis ratib amalan tarikat saman (ajaran Abd. Karim al-Saman) adapun cara membawakannya sama dengan ratik bosa. Ratib ini dilakukan dengan duduk bersama-sama dengan jamaah ratik, dipimpin oleh seorang imam dan bilal, ratik ini memiliki hikmah yang lebih besar dari ratik bosa dan dikerjakan dalam waktu yang relatif singkat. Sebab, ada kepercayaan mereka adalah apabila seseorang telah mempunyai niat akan melakukan acara Ratik Bosa, akan tetapi yang dilaksanakan adalah Ratik Soman, maka niat tersebut dianggap lunas dan telah terwakili oleh ratik soman, akan tetapi tidak demikian sebaliknya.

Ratib Fatimah, merupakan sastra lisan non cerita, disampaikan kepada khalayak dengan gaya dinyanyikan dalam bahasa Melayu logat langgam. Ratib Fatimah ini biasanya dinyanyikan pada acara pertama kali anak kecil dibuaikan. Kemudian kegiatan ini biasanya dilakukan di rumah yang punya hajat. Kegiatan yang biasa terjadi di Langgam, Kampar dan juga ada yang berasal dari Telayap, kecamatan Bunut, Rokan Hulu. Para pemainnya tentu beragama Islam dan pendidikan formal mereka rata-rata sekolah rakyat. Bahasa yang dikuasai adalah bahasa rakyat setempat yaitu Melayu logat Langgam.

Ratik Bejalan. Sebagian orang menyebutnya dengan ratib kuambai atau ratib kelambai, ratib bejalan adalah sebuah ratib yang dilaksanakan dengan berjalan kaki mengelilingi kampung atau dengan perahu menghilir sepanjang kampung. Biasanya dilaksanakan setelah lebaran, dipimpin oleh kepala kampung atau imam. Di Rokan Hilir disebut dengan Atik Atuk Rambai adalah suatu acara tradisi yang kegiatannya dilakukan oleh seluruh masyarakat laki-laki. Bagi laki-laki dewasa harus menghilir sungai Kubu dengan sampan. Setelah sampai diujung kampung barulah dilakukan berdoa bersama. Tujuannya agar kampung senantiasa aman karena telah ditaburi dengan kalimat-kalimat yang baik.

Page 293: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 271

Untuk menjaga nilai dan tradisi Ratik Togak ini, ada di provinsi Riau khususnya Kabupaten Rokan Hulu. ketika kita berkunjung ke Kabupaten Rokan Hulu, kita akan melihat sebuah tugu megah dan indah yang berada di bundaran lokasi pemerintah daerah Kabupaten Rokan Hulu. Tugu cantik ini disebut sebagai Tugu Ratik Togak yang berdiri megah di simpang empat Pemerintah Daerah Kabupaten Rokan Hulu. Tugu ini mejadi simbol berdirinya Kabupaten Rokan Hulu. Tugu Ratik Togak terdiri dari lima tugu megah yang dirangkai menggunakan rantai pada bagian atasnya. Kelima tugu ini merupakan simbol Lima Luhak yang mengawali pembentukan Kabupaten Rokan Hulu. Kelima luhak tersebut adalah Luhak Rambah, Luhak Rokan IV Koto, Luhak Kepenuhan, Luhak Tambusai dan Luhak Kunto Darussalam.

Sekarang dengan berdirinya Tugu Ratik Togak tersebut akan menambah wawasa pengetahuan bagi para pengunjung terutama penduduk Kabupaten Rokan Hulu tentang sejarah terbentuknya Kabupaten Rokan Hulu. Sedangkan disekitar bangunan Tugu Ratik Togak, juga terdapat beberapa bangunan penting lainnya seperti Masjid Madani Islamic Center Pasir Pengaraian yang merupakan pusat semua kegiatan agama islam di Kabupaten Rokan Hulu, Komplek Perkantoran Pemerintah Daerah Kabupaten Rokan Hulu, Gedung Astaka dan Tribun MTQ, Gedung Daerah Kabupaten Rokan Hulu dan Sapadia Hotel yang merupakan Hotel termegah di Kabupaten Rokan Hulu. Dengan demikian Tugu Ratik Togak berada di tempat yang sangat strategis di Kota Pasir Pengaraian.

Hal ini semakin menguatkan dalil Allah yang menyebutkan “Maka apabila kamu telah menyelesaikan salat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah salat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban

Page 294: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara272

yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (An Nisa 103)

Gambar: Zikir Ratik Togak di Rohul

Sufi

Kata “sufi” berasal dari bahasa Arab yaitu Suf yang berarti “wol”. Istilah ini dgunakan untuk menunjukkan mereka yang mendasarkan kehidupan pada semanggat Al-Qur’an dan teladan Nabi. Semanagat dengan menolak kemewahan dan kesenangan dunia. Mengenakan pakaian terbuat dari wol yag dipintal secara kasar, biasnya mereka yang melakukannya adalah para jamaah haji yang baru pulang dari Mekah dengan menerapkan gagasan tarekat di tanah Suci lalu dipratekkan di tanah air.

Ciri lain ahli Sufi ialah mereka mementingkan hal-hal akhirat lebih dari hal duniawi. Jika diberi pilihan mereka akan memilih hal ukhrawi , keilmuwan dan peringatan atau nasihat daripada perkara lain. Kesihatan dan pembaikan roh lebih diutamakan daripada kesihatan jasad dan penampilan diri luar. Mereka rajin dan tekun membuat kerja harian bukan sebab mengejar dunia tetapi sebab ingin mendapat redha majikan dan Allah SWT dalam mendapatkan rezeki yang halal. Mereka tidak mengeluh sebab mereka tahu itu syirik khafi. Mereka tahu membersihkan jiwa mereka melalui zikir pembersihan

Page 295: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 273

semua lathaif selain daripada melakukan muhasabah diri selalu.

Setiap tibanya waktu solat merupakan waktu yang bahagia kerana terdorong oleh cinta , kasih dan rindu yang tersangat kepada Maha Pencipta dan Kekasih Hati. Mereka berinteraksi dengan manusia bukan dengan penumpuan jasadi malah secara ruhi i.e iaitu mereka boleh berbicara dengan ruh-ruh (baik manusia yang hidup mahupun yang mati). Nasihat mereka akan membuat manusia menangis secara meraung dan menyesali diri. Mereka berbicara dengan hikmah. Orang yang kasyaf akan dapat melihat apa yang tertulis pada lidah-lidah dan badan ahli Sufi ini, melainkan jika ahli Sufi itu menutupi rahsia dirinya dengan kalimah tertentu. Pada pandangan luar mereka kelihatan sama dengan orang lain , tetapi kerohanian mereka sentiasa dengan Al –Haqq.

Berikut penulis tampilkan salah satu tokoh sufi di alam Melayu yang dikutip lewat Karya sastrawan sufi Nusantara belum banyak diteliti dan dikaji. Padahal peranan dan pengaruh mereka sangat besar bagi perkembangan bahasa, kebudayaan dan sastra Melayu. Salah satu tokoh yang berperan dalam konteks sufi ini adalah Hamzah Fansuri, beliau adalah seorang tokoh intelektual dan kerohanian terkemuka pada zamannya. Dia dilahirkan di tanah Fansuri atau Barus dan diperkirakan hidup antara pertengahan abad ke-16 dan 17 M.

Sejak akhir abad ke-16 M tanah kelahirannya masuk ke dalam wilayah ke Kerajaan Aceh Darussalam. Menurut Ali Hasymi (1984), bersama saudaranya, Ali Fansuri, dia mendirikan sebuah dayah (pesantren) besar di daerah Singkil, tidak jauh dari tempat kelahirannya.

Mula-mula Hamzah Fansuri mempelajari tasawuf setelah menjadi anggota tarekat Qadiriyah yang didirikan oleh Syekh Abdul

Page 296: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara274

Qadir Jailani dan dalam tarekaSetelah mengembara ke berbagai pusat Islam seperti Baghdad, Mekkah, Medinah dan Yerusalem, dia kembali ke tanah airnya serta mengembangkan ajaran tasawuf sendiri.

Khitanan (Sunat Rasul)

Sunat-sunah dalam hukum Islam adalah apabila dikerjakan mendapatkan pahala dan bila ditinggalkan atau tidak dilakukan tidak berdosa. Namun, ada traisi di kaalangan orang Melayu yaitu sunat rasul, apakah sama dengan definisi sunah dalam ilmu fiqih, tentu tidak.

Sunat rasul merupakan proses memotong kulit ujung zakar laki-laki atau mengupas penutup kelentit perempuan. Biasanya bersunat dilakukan ketika masih kanak-kanak dengan tujuan untuk mmbuka kepala zakar untuk dibersihkan.

Dari sudut kebudayaan, bersunat adalah upacara peralihan dari keadaan “kotor” masa bayi atau kanak-kanak kepada keadaan “suci”. Upacara ini dikenal juga sebagai “bersuci” atau “masuk jawi” yakni menjadi orang Islam yang suci dan luhur. Dalam masyarakat Melayu, upacara bersunat untuk anak laki-laki lebih diutamakan daripada anak perempuan.

Secara tradisional, upaca ini mempunyai persiapan serba matang dan lengkap. Ketika seorang anak laki-laki telah hampir mencapai usia “berakal” atau “akil baligh” ia akan disunatkan seorang dukun, pawang atau mantri. Sunat rasul dilakukan dengan sebuah upacara yang dilaksanakan sesuai dengan ajaran agama Islam. Menurut kepercayaan orang Melayu, seseorang belum diakui sebagai seorang muslim, apabila ia tidak bersunat. Oleh sebab itulah bersunat merupakan suatu keharusan yang tidak dapat ditolak atau ditunda. Apabila sudah telah sampai waktunya, terlebih-lebih merekan yang telah cukup umur menjelang dewasa.

Page 297: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 275

Dengan demikian melakukan upacara bersunat merupakan kewajiban bagi setiap orang tua. Besar kecilnya upacara yang akan diadakan itu tergantung kepad hajat orang tuanya atau pu keadaa status sosial ekonomi orang tua.

Pelaksanaan upacara bersunat biasanya dapat dilakukan dengan berbagai macam acara. Ada yang menggabungkannya dengan acara berkhatam Quran, perayaan perkawinan dari salah seorang kelaurga terdekat, ada juga dengab bersunat secara bersama yang terdiri dari anak-anak keluarga terdekat.

Walaupun perayaan bersunat rasul dapat dilakukan dalam berbagai cara pelaksanaanya, namun inti dari tujuan upacara bersunat rasul itu sama yaitu untukk memenuhi sunnah rasul sebagai seorang yang menganut agama Islam. Di samping itu tujuan bersunat rasul adalah untuk mensucikan anak untuk memasuki masa remaja.

Kebiasaan orang Melayu zaman dulu adalah menggabungkan perayaan upacara bersunat dengan berkhatam Quran. Sebab, sebagai seorang Islam, anak harus khatam membaca Qur’an di bawah bimbingan seorang guru mengaji. Orang tua merasa megah dan merasa kehormatannya tinggi apabila ia melaksanakan upacara bersunat rasul bersamaan dengan khatam Qur’an. Biasanya bersunat rasul dengan disertai berkhatam Quran dipanang lebih besar tinggi tingkatnya dari pada acara bersunat saja. Saat itu guru mengaji juga merasa bangga saat melihat anak muridnya telah selesai menamatkan tiga puluh juz al-Quran.

Ada beberapa pelajaran yang didapat dari acara berkhitan ini, walaupun mungkin diantaranya da pula yang menggap sebagai pembaziran belaka. Tetapi sebagaimana bunyi pribahasa. Yang baik kita jadikan tauladan, yang kurang baik kita jadikan sempadan.

Page 298: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara276

Upacara khitanan ini diadakan disaat anak laki-laki beranjak usia 10 atau 12 tahun, maka ditetapkanlah oleh ibu bapaknya untuk disunatkan. Kemudian dijemputlah dengan hanya melalui mulut ke mulut kepada tetangga, sanak saudara ataupun keluarga.

Tata Laksana

Ketika hendak disunat, maka pada malam atau sorenya mulailah anak laki-laki tersebut dimandikan, diandam dan dipakaikan yang indah laksana pengantin serta didudukkan di atas kursi yang khas. Sebelum anak itu didudukkan di kursi pelaminan. Si anak diarak sebagaimana mengarak pengantin yang menggunakan julang atau tempat yang dibuat sedemikian rupa dan disertakan dengan telur tabak. Telur tabak tersebut dibagikan satu persatu kepada para tamu.

Seandainya anak yang akan disunat tersebut telah mengkhatamkan al-quran, maka disertakan pula adat menyunat tersebut dengan berkhatam al-quran. Yakni si anak didudukkan di ats sebiang tikar di hdapaan pelaminan berhadapan dengan orang-orangf yang hadir lalu membaca surah-surah di akhir juz amma. Seusai mengaji kembali si anak ini didudukkan di tempat bak pelaminan. Dan tidak lupa kepada sang guru yang telah mengajarkan anak ini mengaji diberikan hadiah satu setelan pakaian Melayu yang diserahkan langsung oleh orang tua si anak yang tepat duduk di sisi orang tuanya.

Selanjutnya di akhir acara si anak disuruh untuk mencium tangan kedua orang tuanya dan guru yang telah mengajarkannya mengaji dan para tamu yang hadir. Kemudian jamuan dihidangkan lalu dinikmati oleh tamu undangan.

Pada pagi keesekokan harinya sebelum Tuk Mudim (panggilan untuk tukang sunat) tiba, maka akan disediakan barang-barang atau

Page 299: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 277

perlengkapan sebagai berikut

Kain putih panjang lima hasta

Seekor ayam jantan

Sebuah buyung (gayung) air

Sebatang pohon pisang

Perlengkapan sirihpinang yang diletakkan di dalam tepak sirih atau piring

Uang semampunya sebagai bentuk sedekah buat Tuk Mudim (Sumber melayuonline.com)

Anak yang hendak disunat terlebih dahulu mandi dengan sepuas-puasnya (berendam). Lalu di anak disiramkan dengan segayung air yang telah dijampi Tuk Mudim, dengan posisi si anak berdiri. Setelah itu si anak tersebut didudukkan di atas batang pisang yang telah disediakan, dan Tuk Mudim tersebut itupun dengan pantasnya menyunat anak tersebut. Selesai saja anak dikhitankan maka dengan cepat Tuk Mudim mengambil ayam jantan, kemudian didekatkan kepala ayam tersebut kea rah kemalua anak yang baru saja dikhitan. Konon, jika bulu leher ayam jantan tersebut mengembang maka anak tersebut dianggap sehat dan subur.

Adapun kain putih, tepak sirih daan uang diserahkan kepada Tuk Mudim. Sebagai rasa syukur dan wujud dari rasa tanggung jawabnya, Tuk Mudim akan selalu melihat anak itu selama tiga hari berturut-turut. Setelah lewat selama tiga hari tanggung jawabnya derahkan kepada kedua orang tuanya

Page 300: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara278

Ada beberapa penelitian tentang hikmah berkhitan. Diantaranya dalam dunia medis disebutkan

1. Dengan memotong qulfah seorang bisa terlepas dari pengeluaran minyak dan lemak yang bisa memancing rasa mual dan mencegah pembusukan.

2. Dengan memotong qulfah seseorang bisa terlepas dari infeksi pada penis saat terjadi ereksi.

3. Khitan dapat mengurangi terjadinya penyakit kanker.

4. Dengan khitan memungkinkan kita untuk mengurangi atau mencegah terjadinya ompol yang biasa terjadi pada kebanyakan anak kecil (balita).

5. Secara tidak langsung khitan dapat memperkuat hubungan seksual. (Ahmad Syauqani al-Fanjari, 1996: 174)

Dari uraian di atas kita dapat mengambil berapa hikmah yang terkandung dari pelaksanaan khitan, diantaranya adalah:

1. Khitan merupakan fitrah, syi’ar Islam dan merupakan Syari’at.

2. Khitan merupakan salah satu masalah yang membawa kesempurnaan agama yang disyari’atkan Allah swt. Melalui Nabi Ibrahim as. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam surat an-Nahl ayat 12.

Page 301: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 279

3. Khitan merupakan pernyataan ubudiyyah terhadap Allah Swt. dan ketaatan melaksanakan perintah.

4. Khitan itu membawa kebersihan serta keindahan dan meluruskan sahwat.

5. Khitan merupakan cara yang sehat dalam memelihara seseorang dari penyakit.

Suluk

Ketika melihat jejak yang terjadi di tanah Melayu, maka ada pandangan yang sangat terkesan yang dilakukan masyarakat Melayu, yaitu pemandangan suluk. Suluk berarti memperbaiki akhlak, mensucikan amal, dan menjernihkan pengetahuan. Suluk merupakan aktivitas rutin dalam memakmurkan lahir dan batin. Segenap kesibukan hamba hanya ditujukan kepada Sang Rabb. Bahkan ia selalu disibukkan dengan usaha-usaha menjernihkan hati sebagai persiapan untuk sampai kepada-Nya (wusul).

Indonesia, tepatnya di Provinsi Sumatera Utara terdapat salah satu desa yang unik dan memiliki ciri khas, masyarakat sekitar biasa menyebut desa tersebut dengan nama Desa Babussalam atau Besilam. Desa ini terletak di Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Untuk sampai di desa ini, harus menempuh

Page 302: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara280

perjalanan darat sekitar 1-2 jam dari kota Medan.Untuk akses perjalanan cukup mudah, karena tidak hanya bisa menggunakan sepeda motor, banyak juga angkutan umum yang melewati desa tersebut.

Ada beberapa ciri khas dari desa ini, salah satunya adalah Budaya Suluk, yaitu aktivitas dimana seseorang berdiam diri di dalam kamar untuk berdzikir dan merenungi kesalahannya selama di dunia. Di desa ini sudah lama menjadi tempat persulukan, sejak tahun 1926 M yang pada saat itu dipimpin oleh guru besar Syekh Abdul Wahab Rokan Al Kholidi Naqsyahbandi, beliau orang pertama kali yang membudayakan budaya suluk di desa tersebut. (Ahmad Zawir Batubara, 2016)

Syekh Abdul Wahab Rokan Al-Kholidi Naqsabandi lahir pada 28 September 1811 (19 Rabiul Akhir 1230 H) di Danau Runda, Desa Rantau Binuang Sakti, Kecamatan Kepenuhan Rohul, Riau.

Tokoh Suluk di Kabupaten Rohul ini wafat di Kampung Basilam Kabupaten Langkat, Sumut, pada 27 Desember 1926 (21 Jumadil Awal 1345 H). Desa ini cukup memberikan dampak positif bagi wisatawan yang ingin berwisata rohani. Selain mendapat ilmu pengetahuan mengenai sejarah penting di Indonesia, kita juga bisa mendapatkan ketenangan dan ketentraman jiwa jika berwisata ke desa ini. menarik untuk di ulik, salah satunya adalah budaya suluk. Suluk memiliki makna memperbaiki akhlak, mensucikan diri dari kesalahan yang pernah diperbuat, dan menjernihkan hati. Selain itu, sebagai rasa syukur sang hamba atas semua anugerah yang diberikan, dan hanya ditunjukan kepada Sang Khalik.

Asal usul suluk sudah ada sejak masa Rasulullah Saw, hanya nama dan penyebutannya saja yang berbeda. Di masa Rasulullah Saw, hal ini diberi nama berdiam dan mengingat kesalahan. Budaya

Page 303: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 281

suluk sudah menyebar di berbagai daerah di Indonesia, misalnya di Perkampungan Suluk, Kecamatan Padang Tualang, Desa Besilam, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Kampung Suluk ini terletak 65 km dari kota Medan. Keadaannya yang bersih, damai dan jauh dari keramaian kota, menjadi alasan masyarakat untuk menjadikannya tempat bersuluk yang efisien.

Tempat persulukan dibagi menjadi dua tempat, yaitu tempat persulukan laki-laki yang terletak di depan, dengan ruangan paling besar. Sedangkan persulukan wanita berada di belakang, berjarak 100 m dari persulukan laki-laki. Susunan rumah penduduk yang masih asli suku Melayu semakin menambah kedamaian Kampung Suluk. Syekh Abdul Wahab Rokan Al Kholidi Naqsyahbandi adalah Tuan besar yang pertama kali mengajarkan dan menerapkan suluk kepada masyarakat Besilam. Bermula dari banyaknya masyarakat sekitar yang melakukan perbuatan yang dilarang, kemudian beliau perlahan masuk dan mengajarkan suluk untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pada saat itu beliau melakukan suluk lebih dari 40 hari, maka dari ini ajaran budaya beliau diterapkan sampai ke generasi berikutnya. Generasi pertama dipimpin oleh Syekh Abdul Wahab Rokan Al Kholidi Naqsyahbandi sebagai Tuan guru besar, yang telah tutup usia pada tanggal 27 Desember 1926 M. Saat ini budaya suluk dipimpin oleh Syeh H. Hasyim Al Syarwani sebagai Tuan Guru generasi ke-11. Sebelum memulai persulukan, harus melakukan tarekat terlebih dahulu agar bisa mengikuti suluk selama 10 hari berturut-turut. Kegiatan yang dilakukan dalam persulukan ini yaitu berdiam diri di dalam ruangan tertutup kelambu yang sengaja dipasang untuk menjaga kekhusyukan.

Tetapi tidak hanya berdiam diri, melainkan berzikir dan merenungi kesalahan yang sudah diperbuat. Setelah melalui

Page 304: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara282

proses tarekat selama 10 hari dan mampu melewatinya, boleh melanjutkan persulukan yang kedua selama 20 hari. Apabila ingin lebih taat dan meningkatkan pemahaman tentang agama, maka boleh melakukannya secara bertahap sampai 40 hari berturut-turut. Rahmah adalah salah satu masyarakat yang ingin bersuluk mengatakan keseriusannya untuk bersuluk, menghabiskan waktu tua dan lebih mendekatkan diri kepada Allah menjadi alasannya. Hj. Khadijah sebagai penanggung jawab persulukan wanita, menuturkan manfaat dari melakukan suluk, “Suluk sangat bermanfaat untuk membersihkan semua kesalahan yang dilakukan lahir dan batin, kemudian tujuan dari bersuluk adalah untuk beribadah dan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Kebanyakan dari kalangan tua yang datang untuk bersuluk, lebih bagus pula dia diam berdzikir dan tak boleh banyak berbicara.

Pada umumnya jika mendengar kata suluk bukanlah merupakan hal yang luar biasa, namun ketahuilah bahwa persulukan merupakan salah satu jalan untuk membersihkan hati dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Hampir seluruh masyarakat yang mengikuti persulukan berasal dari usia tua. Jadi ada baiknya bagi yang memiliki orang tua, kakek, maupun nenek yang sudah tidak bisa melakukan aktivitas, sarankan agar mereka mengikuti suluk sebagai jalan untuk mensucikan diri guna untuk mengumpulkan pahala yang akan dibawa ke akhirat kelak.

Gambar: aktifitas suluk

Page 305: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 283

Tradisi Nujuh Likur

Setiap memasuki bulan suci Ramadhan, banyak tradisi yang dilakukan masyarakat Melayu dalam rangka menyambut dan memeriahkan bulan suci Ramadhan, sebagai tanda syukur dan bergembira atas datangnya bulan penuh berkah. Ada cara menyambutnya dengan ramai-ramai pergi ke sungai, lalu terjun, ada juga dengan berbondong-bondong membeli “limau” atau jeruk lalu diguyur ke seluruh tubuh atau yang populer dengan sebutan mandi balimau.

Bahkan hingga di penghujung bulan Ramadhan pun juga banyak ditemukan tradisi yang berlaku secara turun-temurun sejak masa lalu, Salah satunya yang masih dilakukan namun sudah mulai redup pelaksanaannya adalah tradisi likuran atau 7 likur. Tradisi 7 likur sebenarnya adalah merupakan tradisi yang dilakukan sejak masa lalu secara turun-temurun oleh masyarakat Melayu dengan melakukan penyalaan lampu atau penerangan tradisional yang ditempatkan disekitar masjid, diberbagai penjuru jalan, halaman rumah dan teras-teras rumah penduduk.

Puncak tradisi ini berada pada malam 27 Ramadan yang dikenal dengan Istilah malam tujuh likur. Kenapa di malam tujuh likur? Hasil penagamatan penulis dari wawancara ketua Majelis Ulama Indonesia Bengkalis, Ada dua alasan; pertama di malam itu biasanya orang-orang Melayu dahulunya berbondong-bondong datang menemui tok imam untuk membayar fitrah mereka. Kedua, malam 27 Ramadan itu berdasarkan penjelasan dan pengalaman para ulama terdahulu bahwa mereka sering bertemu dengan Malam Qadr itu pada malam tujuh likur.

Pada malam puncak pelaksanaan malam 7 likur, pada masa lalu pelaksanaannya dilengkapi dengan berbagai kegiatan oleh

Page 306: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara284

masyarakat diantaranya dengan saling mengunjungi ke rumah-rumah penduduk dan dihidangkan makanan atau kue tradisional dan diakhiri dengan mendoakan agar keluarga yang didatangi memperoleh limpahan rahmat, pahala dan rezeki. Hal itu dilakukan bergiliran dari satu rumah ke rumah lainnya selama malam 27 Ramadhan tersebut.

Pelaksanaan perayaan malam terakhir Ramadhan bukan sebatas simbol budaya bagi masyarakat Melayu, tetapi lebih luas yaitu dalam rangka menyambut datangnya malam seribu bulan yaitu malam Lailatul Qadar. Dimana pada masa ini setiap individu akan lebih meningkat amal dan ibadahnya. Sesuai dengan ajaran Islam, umat Islam dianjurkan untuk menghidupkan malam-malam qadr tersebut dengan memperbanyak ibadah kepada Allah swt. Orang-orang melayu, seperti di Bengkalis dahulunya beramai-ramai memasang pelita di jalan-jalan dan atau membawa colok yang umumnya hari ini dikenal dengan istilah obor yang terbuat dari bambu sebagai penerang bagi mereka untuk pergi ke masjid atau ke surau untuk mendirikan qiyam al-lail.

Dengan demikian, pemasangan lampu colok dahulunya berfungsi sebagai alat penerang jalan bagi orang-orang Melayu, yang memang ketika itu belum ada listrik, sekaligus sebagai penyemangat mereka untuk melaksanakan ibadah pada sepuluh malam terakhir Ramadan. Pelita (lampu colok) adalah salah satu alat penerangan yang dipakai nenek moyang dahulu pada saat listrik belum dikenal.

Seiring dengan perkembangan zaman, pemasangan lampu colok yang dahulunya bersifat tradisional, kini dikonstruksi dalam bentuk bangunan sederhana menjulang ke langit yang terbuat dari bahan dasar kayu lalu didesain sedemikian rupa sehingga membentuk motif-motif tertentu yang setelah dipasang pelita, yang terbuat dari bekas kaleng-kaleng kemasan minuman dengan jumlahnya yang

Page 307: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 285

banyak sehingga terlihat begitu indah dan menarik di malam hari.

Namun, belakangan setelah terbentuknya, Pemerintah Daerah turut serta mendukung pelaksanaan tradisi ini dengan memberikan berbagai dukungan guna memperlancar segala sesuatu berkaitan dengan persiapan dan pelaksanaan tradisi 7 likur ini. Sebagai salah satu upaya untuk mempertahankan tradisi ini, pemerintah kabupaten Bengkalis setiap tahunnya menyelenggarakan festival lampu colok dengan harapan tradisi ini bisa menjadi salah satu warisan budaya melayu Bengkalis yang bisa dikenal oleh dunia.

Dukungan pemerintah daerah terhadap pelaksanaan kegiatan tradisi ini cukup memberikan semangat bagi warga masyarakat yang akan melaksanakan tradisi ini, dari mulai dukungan dana terhadap masyarakat yang akan membuat gerbang atau gapura di berbagai tempat serta pemberian hadian terhadap gerbang atau gapura yang terlihat indah dan menarik sesuai dengan penilaian juri.

Ada beberapa tahapan untuk memulai tradisi ini. Tahap pertama, yaitu persiapan, dilalui sebagai awal dari pekerjaan fisik, baik pengadaan bahan, desain gapura yang akan dibuat hingga berbagai persiapan bahan lainnya satu persatu dipersiapkan. Tahap awal dalam persiapan ini biasanya diawali dari pembagian kerja sesuai dengan kesempatan dari masing-masing anggota masyarakat, misalnya pengambil kayu atau rotan dan batang-batang kayu yang diperlukan untuk pembangunan gapura. Pengumpulan bahan-bahan yang diperlukan merupakan tahap persiapan awal dari pembangunan gapura.

Sesuai dengan kesepakan bahan yang akan digunakan dalam membangun gapura, maka kayu yang dikumpulkan juga disesuaikan dengan rencana pendirian gapura tersebut.

Page 308: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara286

Tahapan pembangunan gapura menjadi sangat penting artinya sebagai wujud fisik dari tradisi malam 7 likur, tanpa adanya bangunan gapura atau gerbang-gerbang yang dihias dengan menarik dengan nuansa Islami yang kuat maka tradisi 7 likur tidak berarti.

Oleh sebab itu, pengadaan gapura ini menjadi sangat penting artinya. Gapura atau gerbang yang dibangun biasanya terletak di batas kampung atau di depan jalan masuk sebagai pertanda ujud penyambutan selamat datang, tidak hanya bagi bulan Ramadahan tetapi bagi siapa saja yang berkunjung ke kampung mereka akan di jamu sedemikian rupa, khususnya pada saat malam puncak pada 7 likur atau 27 Ramadahan.

Setelah berbagai tahapan yang dilalui untuk pembangunan gapura selama menjelang bulan Ramadhan dan hingga memasuki bulan Ramadhan, akhirnya tibalah pada saat yang ditunggu-tunggu yaitu malam puncak pelaksanaan tradisi 7 likur.

Istilah atau penamaan untuk menyebutkan tradisi 7 likur terkadang disebutkan dengan nama yang berbeda di setiap daerah, tetapi makna dan hakikatnya adalah sama. Seperti yang akan dilaksanakan oleh Kabupaten Bintan. Mulai tahun ini Pemerintah Kabupaten Bintan mencoba menghidupkan kembali Tradisi Lampu Cangkok yang saat ini sudah mulai redup menghiasi kehidupan masyarakatnya, sehingga perlu di gali dan dilestarikan kembali. Hal itu, bukan saja bermaksud menghidupkan tradisi budaya yang sudah mulai punah tetapi menyimpan berbagai hal positif yang bermanfaat khususnya dalam memberikan semangat kepada generasi muda untuk dapat memahami mengetahui akar budaya yang dimiliki masyarakat Melayu. Disisi lain tentu saja banyak manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan Festival Lampu Cangkok tersebut.

Page 309: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 287

Kemeriahan tradisi Lampu Cangkok di Kabupaten Bintan tentu tidak sama dengan daerah Bengkalis, masing-masing memiliki keunikan tersendiri yang harus dipertahankan dan dikelola dengan baik guna melestarikan tradisi tersebut. Istilah lampu cangkok sebenarnya adalah nama yang diberikan pada lampu atau istilah lainnya adalah pelita. Bentuk fisik lampu cangkok adalah lampu yang dibuat secara tradisional dari berbagai bahan seperti kaleng atau botol, bambu, sumbu, dan bahan bakar minyak tanah.

Lampu cangkok yang telah dibuat ditempatkan disepanjang jalan desa hingga di depan masjid tujuannya adalah untuk memberi penerangan bagi siapa saja yang ingin beribadah hingga larut malam pada bulan suci Ramadhan. Di rumah-rumah penduduk lampu cangkok akan ditempatkan di pekarangan rumah dan depan rumah dengan berbagai variasinya. Biasanya bagi keluarga yang mampu akan membuat lampu cangkok dengan berbagai variasi menghiasi rumahnya, misalnya dengan motif bintang, bulan, dan sebagainya. Pembuatan motif tersebut biasanya dibuat dari bahan kain, bambu, dan benang yang dibuat sedemikian rupa hingga terlihat menarik.

Tradisi Lampu Cangkok juga tidak terbatas pada istilah untuk penyebutan lampu atau penerangan di malam hari. Tetapi memberikan magnet bagi masyarakat Melayu dalam menyambut datangnya malam Lailatul Qadar dan meningkatkan ibadah di malam hari. Bagi anak-anak tentu saja malam tradisi lampu Cangkok akan memberikan makna yang dalam bagi merekadalam menanamkan nuansa Islami sejak dari kecil dan hal itu biasanya lebih melekat dan selalu menjadi ingatan bagi mereka setelah dewasa dalam menjalani masa kehidupannya. Hal itu tentu tidak akan didapatkan di daerah perkotaan, atau daerah yang sudah melupakan adat dan tradisi budaya yang dimilikinya.

Page 310: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara288

Langkah yang dibangun oleh pemerintah Kabupaten Bintan dengan mengangkat tema tentang Tradisi Lampu Cangkok patut diacungi jempol, pasalnya tidak semua kepala daerah di Kepulauan Riau menyadari dan memahami tentang pentingknya memasyarakatkan dan melestarikan tradisi yang berbau Islami di negeri Melayu yang memiliki dasar filosopi Islami dalam kehidupannya.

Jika kita melirik salah satu daerah di Riau, seperti di Kabupaten Bengkalis. Pelaksanaan malam 7 likur masih dapat kita rasakan dan masih merasakan nuansa Islami dan budaya Melayu yang mengikat kehidupan masyarakatnya. Masyarakat mengganggap bahwa nilai yang terkandung di dalam kebudayaan malam tujuh likur mempunyai nilai yang positif seperti gotong royong, kebersamaan, kekompakan, kerjasama, bersyukur atas segala rizki yang didapat dengan doa selamat, berbagi kue sehingga masyarakat mempunyai keyakinan untuk mempertahankan budaya tersebut.

Penyambutan datangannya bulan suci Ramadhan ini sudah menjadi tradisi turun-temurun sejak dahulu. Penyambutan kedatangan bulan suci Ramadhan dengan membuat penerangan tradisional merupakan salah satu wujud rasa kegembiraan atas datangnya bulan suci Ramadhan, bulan penuh berkah, rahmat, dan ampunan.

Kemudian Tradisi ini merupakan ungkapan rasa syukur dan suka cita terhadap kedatangan bulan suci Ramadhan. Kegiatan ini dilaksanakan secara swakelola oleh masyarakat, segala perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tradisi ini diupayakan secara suka rela oleh masyarakat.

Berbagai makna tersimpan dalam pelaksanaan acara likuran atau akhir Ramadhan tidak hanya sebatas penyalaan lampu dan

Page 311: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Tradisi & Kebudayaan Orang Melayu 289

euphoria belaka tetapi tersirat berbagai makna dan kearifan lokal masyarakat Melayu dalam memaknai datangnya malam Lailatul Qadar. Namun seiring dengan perkembangan zaman saat ini tradisi malam likuran pada bulan Ramadhan sudah tergerus akibat berbagai hal yang terus mengikis kehidupan budaya masyarakat Melayu. Suasana hari ini sudah berbeda jauh dengan alam budaya masyarakat Melayu beberapa tahun silam

Selain itu, tradisi nujuh likur juga kental dengan nilai-nilai moral dan spiritual. Lampu colok seharusnya mengingatkan bahwa Ramadan segera berakhir, maka sebagai umat Islam hendaknya lebih meningkatkan ibadah kepada Allah SWT. Terlebih pada malam ganjil karena pada malam itulah diyakini masyarakat datangnya lailatul qodar. Oleh karenanya, tradisi itu menjadi simbol. Dalam artian ketika diyakini bahwa penghujung Ramadan tepatnya ketika umat Islam menanti atau menunggu datangnya lailatur qadar.

Page 312: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara290

Page 313: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Daftar Pustaka 291

DAFTAR PUSTAKA

Amanriza, Ediruslan Pe. t.t. Adat Perkawinan Melayu Riau. Riau: Unri Press.

Ahmad Syauqi al-Fanjari, Nilai Kesehatan Dalam Syari’at Islam, Jakarta: Bumi Aksara 1996,hlm.174Azyumardi azra. “Islam di Asia Tenggara: Pengantr Pemikiran, dalam Azyumardi Azra, Perspektif Islam di Asia Tenggara, Jakarta: YOI, 1989. (Dikutip dalam Liaw Yock Fang, Sejarah Kesusteraan Melayu Klasik Jilid 2, Jakarta, Erlangga, 1993, Hal 7-9.)Abdul Rashid Melebek dan Amat Juhari Moain (2005), Sejarah Bahasa Melayu, Utusan Publication & Distributors SDN BHD, Kuala Lumpur, hlm 9

Arifin dan Asa, Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta:Akademika Pressindo, 2009.

Abdul Hadi W. M., Tasawuf Yang Tertindas: Kajian Hermeneutik Terhadap Karya-karya Hamzah Fansur (Jakarta: Paramadina, 2000), h. 68

Ahmad Dahlan, Sejarah Melayu, Jakarta:2015,KPGAl-Sufri, Haji Awang Mohd. Jamil. 2001. Tarsilah Brunei, Sejarah Awal dan Perkembangan Islam. Bandar Seri Begawan, Brunei: Pusat Sejarah Brunei. Kementerian Kebudayaan, Belia dan SukanAntar Venus, Filsafat komunikasi Orang Melayu (bandung:Simbiosa

Page 314: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara292

Berkatama Media,2015)As, M. S., (1996), Ulama pembawa Islam di Indonesia dan sekitarnya, Lentera BasritamaBudiraharjo.2001. Perkembangan Ekonomi Masyarakat Daerah Jambi: Studi Pada Masa Kolonial. Yogyakarta: Philosopy Press.Effendi, Nasrun. 2004. Rangkaian Acara Perhelatan Pernikahan. Yogyakarta: Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu.

Erwin Mahrus, 2007, Falsafah dan Gerakan Pendidikan Islam Maharaja Imam Sambas Muhammad Basiuni Imran (1885-1976), Pontianak: Yayasan Pesisir-STAIN Pontianak Press.Horoe K.B kamus 5000 Peribahas, (yogyakarta:Kanisius, 1985)

Habib Munzir Al Musawa, Kenali Aqidahmu, (Jakarta: Majelis Rasulullah, 2009), h. 42-43.

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001, cet. 4Ismail Hamid, Masyarakat dan Budaya Melayu (Kuala Lumpur:Dewan Bahasa dan Pustaka, 1988), h. 59.Imam Budi santosa, Kumpulan Peribahasa dan Masalahnya dari Aceh hingga Papua (Yogyakarta:Indonesia Tera, 2009). H. 219Jasmi, K., (2005), Surau: kumpulan cerpen, Penerbit Republika, ISBN 9793210494.

Kasimin, Arman. 2002. Perkahwinan Melayu. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Khoiruddin Nasution, Islam tentang Relasi Suami dan Isteri (Yogyakarta: Akademia Tazzafa, 2004)Langen, van, K.F.H. 1986. Susunan Pemerintahan Aceh Semasa

Page 315: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Daftar Pustaka 293

Kesultanan. Alih Bahasa oleh Aboe bakar. Banda Aceh: Dokumentasi dan Informasi AcehMohd. Koharuddin Mohd.Balwi, Peradaban Melayu. (Malaysia: UTM, 2005), hal. 3Muhammad Naquib Al-Attas, Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu (Jakarta: Mizan, 1990), hal 43

M. Said. 1963. Menjatri Kepastian Tentang Daerah Mula dan Cara Masuknya Agama Islam ke Indonesia. MedanMutalib, Hussin. 1996. Islam dan Etnisitas: Perspektif Politik Melayu. JakartaMunaawar M. Saad, Sejarah Konflik Antar Suku di Kabupaten Sambas (Pontianak: Kalimantan Persada Press, 2003), hlm. 9.

Pemda Propinsi Riau: Sejarah Kesultanan Inderagiri, Pekanbaru 1994)Reid, Anthony. 1998. Indonesian Heritage: Sejarah Modern Awal. Jakarta: Jayakarta Agung Offset.Slamet Muljana, 2005, Runtuhnya Kerajaan Hindu_jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara. Yogyakarta.LKIS.Sufi dan Rusdi Wibowo, Kerajaan-kerajaan Islam di Aceh. Banda Aceh: Badan Perpustakaan Nanggoro Aceh Darusalam. 2006.Sulaiman, Isa. 1997. Sejarah Aceh: Sebuah Gugatan Terhadap Tradisi. Jakarta: Pustaka Sinar HarapanTengku Lucman Sinar, 2007, Sejarah Medan Tempo Doelo, Medan. Yayasan Kesultanan Serdang.

Tenas Effendy,. 2004. Pemakaian Ungkapan dalam Upacara Perkawinan Orang Melayu. Yogyakarta: Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu.

Page 316: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara294

Tenas Effendy,. 2006. Tunjuk Ajar Melayu. Yogyakarta: Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu.

Tenas Effendi,. 2002. Pemimpin Ungkapan Melayu. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Tenas Effendi,. 2002. Pemimpin Ungkapan Melayu. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.Tenas Effendi, Ungkapan Melayu: Pemahaman dan Masalahnya (Singapura:KGMS,2012)Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2010), h. 104-105.Zainuddin 1961, Tarikh Aceh dan Nusantara. Medan.Pustaka Iskandar MudaZainuddin. 1978/1979. Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Jambi. Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudyaan Daerah Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sumber Internetwww.ashtech.com.my.

www.malaysiana.pnm.my.

(www. slihttps://id.wikipedia.org melayuonline.com Ethnic Malay, Diakses melalui : http://en.wikipedia.org/wiki.EtnichMalays pada 31 Agustus 2016 (The minangel, Minang dan Konsep Baru 2015. Dalam minangel.wordpress.com)http://id.scribd.com/doc/47596694/Makalah-Sejarah-Masuknya-Islam-di-Brunei-Darussalam

Page 317: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Biodata Penulis 295

PROFILE PENULIS

Muhammad Ashsubli, Lahir di Duri, 14 Desember 1989. Anak keiga dari pasangan H.Buya Syahril Salik dan Hj. Nurhemi. Telah menamatkan pendidikan SDN 045 Kecamatan Mandau pada Tahun

2001, kemudian Madrasah Tsanawiyah Hubbul Wathan Tahun 2004, kemudian melanjutkan pendidikan yang sama di Pondok Pesantren Hubbul Wathan tahun 2007. Untuk pendidikanStrata 1 beliau tamatkan di UIN Syarief Hidayatullah Jakarta Tahun 2012. Selanjutnya beliau juga menamatkan starata 2 di Universitas Riau tahun 2015, sekarang

beliau tengah menempuh pendidikan S3 di Universitas Padjajaran Bandung. Selain pendidikan formal, beliau juga pernah di Public Speaking School Bintaro oleh motivator Tubagus Wahyudi.

Bakat menulisnya sudah terlihat saat banyak perlombaan diikutinya dan mendapatkan juara Terbaik 2 MTQ Cabang Musabaqah Menulis Kandungan al-Qur’an (M2KQ) Tingkat Propinsi Riau 2011.Terbaik 1 MTQ Cabang Musabaqah Menulis Kandungan al-Qur’an (M2KQ) Tingkat Kabupaten Bengkalis 2011.Terbaik 2 MTQ Cabang Syarhil Qur’an Tingkat Propinsi Riau 2006.Terbaik 1 MTQ Cabang Syarhil Qur’an Tingkat Kabupaten Bengkalis 2006.Terbaik 1 MTQ Tingkat Kabupaten Bengkalis 2013.Terbaik 1 MTQ Tingkat Propinsi Riau 2013 di Rohul.Terbaik 3 MTQ Tingkat Nasional 2014 di Batam.

Page 318: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara296

Penulis juga memiliki segudang pengalaman organisasi, diantaranya, saat menjadi ketua osis Tahun 2002-2003 Osis Madrasah Tsanawiyah Hubbul Wathan. Tahun 2006-2007Ketua Osis Madrasah Aliyah Hubbul Wathan. Tahun 2009-2010 Ketua Ikatan Pemuda Mahasiswa Kabupaten Bengkalis (IPEMALIS) Jakarta. Him[unan Mahasiswa Islam. Tahun 2010-2012 Ketua Ikatan Alumni Ponpes Hubbul WathanRiau, dan Sekarang 2017-2021 Ketua Dewan Dakwah Kabupaten Bengkalis.

Penulis saat ini dosen di Kabupaten Bengkalis, diantaranya Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkalis, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syariah (STIE) Syariah Bengkalis dan Sekolah Tinggi Agama Islam Hubbul Wathan.

Sudah banyak karya tulisan beliau, diantaranya :Sanksi Pidana Bagi Pelaku Nikah Siri di Negara Muslim (Indonesia dan Malaysia) 2011. Pandangan Islam Terhadap Hypnosis 2011. Legenda Pulau Dedap (Cerminan Nilai-nilai Kepatuhan Terhadap Orangtua Bagi Masyarakat Bengkalis) 2011. Kado Untuk Sang Koruptor (Solusi Alternatif Pemberantasan Korupsi di Indonesia) 2011. Pesan Buat Sang Pemimpin 2013. Keteladanan Pemimpin ; Bercermin Pada Pola Kepemimpinan Umar bin Abd Aziz 2013. Multikulturalisme dalam Budaya Melayu 2013. Reaktualisasi Kepemimpinan Umat dalam Konteks Kekinian 2014. Tunjuk Ajar Melayu; Membangun Ulang Etos Kerja Masyarakat Indonesia 2014. Menjemput Kesejahteraan melalui Zakat 2014. Undang-undang Perkawinan dalam Pluralitas Hukum Agama (Judicial Review Pasal Perkawinan Beda Agama) Tahun 2015. Kedudukan Ijma Sebagai Dalil Hukum Terhadap Jabatan Publik 2016. Dinamika Gerakan Pembentukan Daerah Otonom Baru Kabupaten Mandau – Riau 2016.

Page 319: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Biodata Penulis 297

Penulis juga aktif dalam pengabdian masyarakat bidang dakwah, dan sekarang membina kader muda untuk siap diterjunkan sebagai juru dakwah ke pelosok desa. Beliau juga sering mengisi dakwah di Radio dan menulis di Koran dan majalah.

Instagram : subli_

Facebook : Muhammad Subli

Email : [email protected]

WhatApp : 081378013030

Page 320: Memaknai layu · Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta All right reserved Percetakan Sinar Media Abadi ... MTQ Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) Tahun 2014 di Kota Batam,

Islam & Kebudayaan Melayu Nusantara298