laporan praktikum kjeldahl

Upload: raven-moarte

Post on 10-Feb-2018

256 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Kjeldahl

    1/8

    LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SEDIAAN FARMASI

    Penetapan Kadar Bahan Makanan (Susu Hi-Lo) dengan Cara

    Makro Kjeldahl

    Oleh Kelompok C

    (Gol.U) :

    1.2. Margaretha Celia (2443011039)3. Pande Ngurah Ari (2443011094)4. Raymond Harris M. (2443011185)

    Asisten: Henry K. S., M.Si., Apt.

    UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

    SURABAYA

    2013

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Kjeldahl

    2/8

    A. TujuanMenentukan kadar protein dalam bahan makanan (susu Hi-Lo)

    B. Mekanisme reaksi : Destruksi :

    Norganikdestruksi

    NH3 + CO2 + H2O + SO2

    NH3 + H2SO4(Pekat) (NH4)2SO4

    Destilasi :(NH4)2SO4 + NaOH

    Zn NH3 + H2O + Na2SO4

    NH3 + HCl berlebih NH4Cl

    Pembakuan NaOH 0,1 N dengan H2C2O42 NaOH + H2C2O4 Na2C2O4 + 2H2O

    HCl (sisa) + NaCl NaCl + H2O

    C. Dasar TeoriProtein merupakan salah satu unsur makro yang terdapat pada bahan pangan

    selain lemak dan karbohidrat. Protein merupakan sumber asam amino yang

    mengandung unsur-unsur C, H, O dan N dalam ikatan kimianya. Molekul protein

    juga mengandung fosfor, belerang dan ada beberapa jenis protein yang mengandung

    tembaga ( Winarno, 1984 ). Protein sangat mudah mengalami perubahan fisis

    maupun aktivitas biologis yang disebabkan oleh kandungan protein berupa

    polipeptida dengan BM (berat molekul) yang beragam.

    Fungsi utama protein dalam tubuh adalah sebagai zat pembentuk jaringan

    baru dan mempertahankan jaringan yang sudah ada agar tidak mudah rusak. Protein

    dapat juga digunakan sebagai bahan bakar apabila keperluan energi tubuh tidak dapat

    terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak. Protein juga berperan dalam pengaturan

    proses dalam tubuh (secara langsung maupun tidak langsung). Dengan cara

    mengatur zat-zat pengatur proses dalam tubuh, protein dapat mengatur keseimbangan

    cairan dalam jarngan dan pembuluh darah, yaitu dengan cara menimbulkan tekanan

    osmotik koloid. Tekanan osmotic tersebut dapat menarik cairan jaringan kedalam

    pembuluh darah. Selain itu, sifat amfoter protein yang dapat bereaksi dengan asam

    dan basa, dapat mengatur keseimbangan asam basa dalam tubuh.

    Analisis protein dalam bahan pangan dapat dilakukan dengan dua metode

    yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Analisis protein secara kualitatif adalah

    analisis yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya protein dalam suatu

    bahan pangan. Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan reaksi Xantoprotein, reaksi

    Hopkins-Cole, reaksi Millon, reaksi Nitroprusida dan reaksi Sakaguchi. Sedangkan

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Kjeldahl

    3/8

    analisis protein secara kuantitatif adalah analisis yang bertujuan untuk mengetahui

    kadar protein dalam suatu bahan pangan. Analisi kuantitatif protein dapat dilakukan

    dengan metode Kjeldahl, metode titrasi formol, metode Lowry, metode

    spektrofotometri visible (Biuret) dan metode spektrofotometri UV.

    Pada praktikum kali ini akan dilakukan penentuan kadar protein dalam

    bahan pangan dengan menggunakan metode Kjeldahl. Cara Kjeldahl digunakan

    untuk menganalisis kadar protein kasar dalam bahan makanan secara tidak langsung,

    karena yang dianalisis dengan cara ini adalah kadar nitrogennya. Prinsip cara analisis

    Kjeldahl adalah sebagai berikut: mula-mula bahan didestruksi dengan asam sulfat

    pekat menggunakan katalis selenium oksiklorida atau butiran Zn. Amonia yang

    terjadi ditampung dan dititrasi dengan bantuan indikator. Cara Kjeldahl pada

    umumnya dapat dibedakan atas dua cara, yaitu cara makro dan semimakro.

    1. Cara makro Kjeldahl digunakan untuk contoh yang sukar dihomogenisasi danbesar contoh 1-3 g

    2. Cara semimikro Kjeldahl dirancang untuk contoh ukuran kecil yaitu kurangdari 300 mg dari bahan yang homogen.

    Analisa protein cara Kjeldahl pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga

    tahapan yaitu proses destruksi, proses destilasi dan tahap titrasi.

    Keuntungan Dan Kerugian Menggunakan Metode Kjeldahl

    Keuntungan menggunakan Metode Kjeldahl,diantaranya :

    1. Secara internasional dan masih merupakan metode standar untukperbandingan terhadap semua metode lainnya.

    2. presisi tinggi dan baik reproduktifitas telah membuat metode utama untukestimasi protein dalam makanan.

    Kerugian menggunakan Metode Kjeldahl, diantaranya :

    1. memberikan ukuran protein yang benar, karena semua nitrogen dalammakanan tidak dalam bentuk protein.

    2. Protein yang berbeda memerlukan faktor koreksi yang berbeda karena merekamemiliki urutan asam amino yang berbeda.

    3. Penggunaan asam sulfat pekat pada suhu tinggi menimbulkan bahaya yangcukup besar, seperti halnya penggunaan beberapa kemungkinan katalis teknik

    ini memakan waktu untuk membawa keluar.

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Kjeldahl

    4/8

    D. Alat dan BahanAlat : -Labu Kjeldahl -Buret 50 ml

    -Batu didih -Beaker glass

    -Kondensor

    -Labu penampung(erlenmeyer)

    Bahan : -Tablet selenium -HCl 0,1 N

    - H2SO4 pekat -Indikator metil merah

    -Aquadest -Serbuk Zn

    -NaOH 10 N -NaOH 0,1 N

    E. Cara KerjaTimbang sampel 1,5 gram

    Masukan kedalam labu Kjeldahl

    Tambahkan 1 butir tablet selenium & batu didih (masing-masing 2 tiap labu)

    Tambahkan 25 ml H2SO4 pekat,kemudian goyangkan labu

    Destruksi campuran tersebut dengan api kecil hingga keluar asap putih merata,

    Kemudian api dibesarkan sampai cairan jernih (berwarna kehijauan)

    Biarkan dingin lalu tambahkan 100 ml air melalui dinding labu

    Tambahkan NaOH 10 N sebanyak 100 ml perlahan-lahan sampai terbentuk endapan biru

    Tambahkan serbuk Zn 500 mg,kemudian tambahkan NaOH 10 N berlebih

    Segera hubungkan dengan kondensor

    Isi labu penampung dengan 50 ml HCl 0,1 N & beberapa tetes indikator metil merah

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Kjeldahl

    5/8

    Lakukan destilasi hingga cairan dalam labu destilasi 1/3 nya

    Atau dapat dilakukan uji gas amoniak dengan kertas lakmus merah

    Kelebihan HCl kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 N

    Lakukan penetapan blanko

    ()

    X 100%

    Pembuatan baku Primer H2C2O4 0,1 N

    gr=0,3152 gram

    As oks (2H2O4.2H2O)

    N = 0,1 N

    Timbang As.oksalat 0,3152 gram dengan botol timbang

    Masukan ke dalam labu takar 50 ml

    Adkan 50 ml dengan aquadest

    Kocok ad larut

    Pembuatan baku skunder NaOH 0,1 N 250 ml

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Kjeldahl

    6/8

    gr = 1 gram

    Timbang 2 gram NaOH dalam gelas alroji tertutup

    Tambahkan 50 ml aquadest

    Kocok ad larut

    Pembakuan NaOH dengan As.oksalat 0,1 NPipet 10 ml As.oksalat 0,1 N

    Masukan Erlenmeyer,tambahkan indicator PP 2-3 tetes

    Titrasi dengan NaOH ad warna pink

    Pembakuan NaOH dengan HCl 10 N

    gr = 240 gram

    Timbang 240 gram NaOH 10 ml

    Tambahkan aquadest ad 600 ml

    Pembuatan HCl 0,1 NV1.N1 = V2.N2

    500.01 = v2.12

    V2 = 4,16

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Kjeldahl

    7/8

    Pipet 4,16 ml HCl 12 N

    Tambahkan aquadest ad 500 ml

    F. Hasil Pengamatan

    Sampel I : 1,5038 gram

    Sampel II : 1,5028 gram

    Normalitas Asam Oksalat :

    N = (g/Mr) x (1000/v) x val

    N = (0,3138/126,07) x (1000/50) x 2

    N = 0,099 N

    Pembakuan Asam Oksalat dengan NaOH :

    Vasam oksalat Nasam oksalat VNaOH NNaOH

    10ml 0,099 N 10,1 ml 0,098 N

    10ml 0,099 N 10,1 ml 0,098 N

    x= 0,098 N

    NNaOH 0,098 N

    Volume blanko : 49,5 ml

    Sampel 1 = 29.6 ml

    Sampel 2 = 29.0 ml

    % kadar protein = (49,5-29.6) x 0,098 x 14 x 6.38 x 100%

    1503.8 mg

    = 11.58%

    % kadar protein = (49,5-29) x 0,098 x 14 x 6.38 x 100%

    1502.8 mg

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Kjeldahl

    8/8

    = 11.94%

    % kadar rata-rata = 11.76%

    G. PembahasanDari hasil percobaan didapatkan kadar protein dalam tepung terigu

    sebesar 11.76%, sedangkan kadar protein dalam susu Hi-Lo yang tertera

    adalah 13.3%. Perbedaan nilai ini dapat disebabkan karena masih belum

    semua protein terdestruksi dan mengalami reaksi.

    H.KesimpulanPada analisa protein dengan menggunakan metode kjedahl untuk

    menganalisia kadar protein dalam bahan makanan diperoloeh kadar dalam

    susu sebesar 11.76%.

    I. Daftar Pustaka

    http://chemistryismyworld.blogspot.com/2011/03/makalah-analisa-protein-

    metode-kjeldahl.html

    Winarno, F. G., 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit Gramedia. Jakarta.

    http://chemistryismyworld.blogspot.com/2011/03/makalah-analisa-protein-metode-kjeldahl.htmlhttp://chemistryismyworld.blogspot.com/2011/03/makalah-analisa-protein-metode-kjeldahl.htmlhttp://chemistryismyworld.blogspot.com/2011/03/makalah-analisa-protein-metode-kjeldahl.htmlhttp://chemistryismyworld.blogspot.com/2011/03/makalah-analisa-protein-metode-kjeldahl.htmlhttp://chemistryismyworld.blogspot.com/2011/03/makalah-analisa-protein-metode-kjeldahl.html