laporan praktikum glukosa.docx

Upload: reskydc

Post on 10-Oct-2015

49 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx

    1/21

    LAPORAN PRAKTIKUM

    PENENTUAN KADAR GLUKOSA

    NAMA : RESKY DWI CAHYATI

    NIM : H311 12 015

    HARI / TGL. PERC. : KAMIS / 03 APRIL 2014

    KELOMPOK : II (DUA)

    ASISTEN : NURUL AHDAN NISAA

    LABORATORIUM BIOKIMIA

    JURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2014

  • 5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx

    2/21

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pada umumnya bahan makanan mengandung tiga kelompok utama

    senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein dan lipid atau lemak. Dari ketiga unsur

    utama tersebut karbohidrat memegang peranan yang sangat penting karena

    merupakan sumber tenaga bagi kegiatan kita sehari-hari. Tanpa karbohidrat

    tersebut kemungkinan besar segala aktivitas yang kita lakukan ditiap harinya akan

    terhambat.

    Karbohidrat digolongkan menjadi monosakarida, disakarida dan

    polisakarida. Salah satu contoh monosakarida ialah glukosa. Glukosa merupakan

    senyawa penting di alam karena perannya yang penting dalam proses biologis.

    Glukosa merupakan molekul paling sederhana hasil hidrolisis dari

    semua karbohidrat dalam tubuh sebelum proses oksidasi. Glukosa dapat

    mereduksi ion kupri menjadi kupro sehingga reaksi ini dapat digunakan

    sebagai dasar di dalam penentuan glukosa dan dilakukan dengan berbagai metode

    antara lain Luff Schrool, Munson-Walker, Lane-Eynon dan Somogy-Nelson.

    Metode Somogy-Nelson didasarkan pada hasil reduksi ion kupri oleh

    glukosa (gula reduksi) dalam suasana basa dengan arsenomolibdat yang

    memberikan warna biru (molybdenum blue). Intensitas warna yang terbentuk

    bergantung pada konsentrasi glukosa. Absorbansi diukur pada panjang gelombang

    tertentu dengan spektrofotometer. Dengan menggunakan larutan standar maka

    konsentrasi glukosa dapat diketahui. Berdasarkan teori di atas maka dilakukanlah

    percobaan ini.

  • 5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx

    3/21

    1.2Maksud dan Tujuan Percobaan

    1.2.1 Maksud Percobaan

    Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari

    teknik penentuan kadar glukosa dalam suatu sampel dengan menggunakan metode

    Somogy-Nelson.

    1.2.2 Tujuan Percobaan

    Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kadar glukosa yang

    terkandung dalam sampel menggunakan spektrofotometer 20 D+ dengan metode

    Somogy-Nelson.

    1.3Prinsip Percobaan

    Prinsip dari percobaan ini adalah penentuan kadar glukosa dalam sampel

    melalui reduksi ion Cu2+ oleh glukosa yang memberikan warna biru dengan

    penambahan arsenomolibdat akan membentuk warna biru yang kemudian akan

    ditentukan kadarnya melalui spektrofotometer 20 D+ pada panjang gelombang

    maksimal. Nilai Absorbansi berhubungan dengan kadar glukosa dalam sampel.

    .

  • 5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx

    4/21

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Karbohidrat adalah kelompok senyawa yang mengandung unsure C, H,

    dan O. Senyawa-senyawa karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena adanya

    gugus karbonil dalam bentuk aldehid atau keton. Senyawa ini juga memiliki

    banyak gugus hidroksil (-OH). Senyawa karbohidrat yang memiliki tiga sampai

    Sembilan atom karbon disebut monosakarida. Gabungan senyawa-senyawa

    monosakarida akan membentuk senyawa karbohidrat yang lebih besar. Ikatan

    penghubung antara dua buah monosakarida disebut ikatan glikosida (Ngili, 2009).

    Dalam disakarida, terdapat satu ikatan glokosida yang menghubungkan

    dua monosakarida. Sedangkan dalam trisakarida terdapat dua ikatan glikosida

    yang menghubungkan tiga buah monosakarida. Karbohidrat yang memiliki

    beberapa unit monosakarida disebut oligosakarida, sedangkan yang memiliki

    banyak unit monosakarida disebut sebagai polisakarida (Ngili, 2009).

    D-Glukosa adalah monosakarida yang paling banyak ditemukan.

    Monomer D-glukosa terdapat dalam darah, sedangkan polimernya terdapat dalam

    tepung maupun selulosa. Proyeksi Fischer molekul D-glukosa adalah sebagai

    berikut (Ngili, 2009):

    CHO

    OHH

    HHO

    OHH

    OHH

    CH2OH Gambar 1. D - glukosa

  • 5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx

    5/21

    Penulisan seperti di atas disebut juga sebagai struktur rantai terbuka atau

    struktur rantai lurus. Struktur seperti ini hanya ada dalam larutan. D-glukosa dalam

    struktur Kristal memiliki dua macam struktur ( dan ) yang juga berbeda aktivitas

    optiknya ketika dilarutkan (Ngili , 2009).

    Ketika -D-glukosa atau -D-glukosa dilarutkan dalam air, struktur lingkar

    akan terbuka sehingga terbentuk struktur rantai terbuka . reaksi ini reversible, dan

    kesetimbangan terjadi antara struktur terbuka dan kedua struktur lingkar. Pada

    umumnya, aldehid bereaksi dengan alkohol untuk membentuk hemiasetal lalu dengan

    adanya katalis asam akan membentuk asetal. Pembentukan lingkar dari struktur

    terbuka D-glukosa terjadi ketika gugus hidroksil pada C-5 bereaksi dengan gugus

    aldehid (Ngili, 2009).

    Penentuan gula pereduksi dengan metode Nelson-Somogyi diawali dengan

    terjadinya reduksi komponen pereaksi Nelson oleh glukosa. Ion tembaga(II) dari

    pereaksi Nelson akan tereduksi oleh glukosa menjadi tembaga(I). Pemanasan

    campuran sampel dengan pereaksi Nelson dimaksudkan untuk mempercepat reaksi

    dan mempertegas warna yang menunjukkan adanya gula pereduksi, adanya gula

    pereduksi teridentifikasi dengan adanya endapan merah bata yang berasal dari

    tembaga(I) oksida (Cu2O) (Razak dkk., 2012).

    Campuran antara pereaksi Nelson dan sampel yang diencerkan

    memungkinkan terjadinya oksidasi fruktosa menghasilkan produk yang sama pada

    oksidasi glukosa. Hal ini disebabkan sifat basa pereaksi Nelson hasil hidrolisis parsial

    (anion) beberapa garam komponen pereaksi tersebut. Adanya sifat basa larutan

    pereaksi Nelson memungkinkan fruktosa berada dalam kesetimbangan dengan

    glukosa dan manosa. Oleh karena itu, fruktosa dalam gula invert juga diukur

    sebagai gula pereduksi. Oksidasi gula invert oleh pereaksi Nelson secara keseluruhan

    menghasilkan asam glukonat (Razak dkk., 2012).

  • 5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx

    6/21

    Pendinginan campuran antara sampel dan pereaksi Nelson setelah pemanasan

    dilakukan dengan merendam tabung reaksi dalam air dingin, selanjutnya ditambahkan

    pereaksi Arsenomolibdat. Pada tahapan kedua, penambahan pereaksi Arsenomolibdat

    mengakibatkan terjadinya oksidasi ion tembaga(I) menjadi tembaga(II) yang disertai

    terbentuknya komplek molibdenum berwarna biru kehijauan, semakin tinggi kadar

    gula invert semakin pekat intensitas warna hijau larutan (Razak dkk., 2012).

    Sebuah spektrofotometer adalah suatu instrumen untuk mengukur

    transmitans atau absorban suatu contoh sebagai fungsi panjang gelombang,

    pengukuran terhadap sederetan sampel pada suatu panjang gelombang tunggal

    dapat pula dilakukan. Instrument semacam itu dapat dikelompokkan secara

    manual atau merekam atau pengelompokkan lain yakni berkas tunggal dan

    berkas rangkap. Komponen yang penting sekali dari suatu spektrofotometer

    adalah (1) suatu sumber energi cahaya yang berkesinambungan yang meliputi

    daerah spektrum dalam instrumen itu, (2) suatu monokromator, yakni suatu

    piranti untuk memecilkan pita sempit, (3) suatu wadah untuk sampel

    (Day dan Underwood, 1999).

    Kebanyakan spektrofotometer melibatkan larutan, dan karenanya

    kebanyakan wadah sampel adalah sel untuk menaruh cairan ke dalam berkas

    cahaya spektrofotometer. Sel itu haruslah meneruskan energi cahaya dalam daerah

    spektral, jadi sel kaca untuk daerah tampak, sel kuarsa atau kaca silica

    tinggi instimewa untuk daerah ultraviolet dan garam dapur alam untuk

    inframerah. Sel tampak dan ultraviolet yang khas mempunyai panjang jalan

    sebesar 1 cm, namun tersedia sel dengan ketebalan yang sangat beraneka, mulai

    dari jalan yang sangat pendek, kurang dari 1 milimeter, sampai 10 cm atau bahkan

    lebih (Day dan Underwood, 1999).

  • 5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx

    7/21

    DAFTAR PUSTAKA

    Day, R.A., dan Underwood, A.L., 1999,Analisis Kimia KuantitatifEdisi Kelima,Erlangga, Jakarta.

    Ngili, Y., 2009, Biokimia Metabolisme dan Bioenergitika, Graha Ilmu,

    Yogyakarta.

    Razak, A.R., Sumarni, N.K., dan Rahmat, B., 2012, Optimalisasi Hidrolisis

    Sukrosa Menggunakan Resin Penukar Kation Tipe Sulfonat, Jurnal

    Natural Science, 1(1): 119-131.

  • 5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx

    8/21

    BAB III

    METODE PERCOBAAN

    3.1Bahan Percobaan

    Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan sampel

    yang mengandung glukosa, akuades, reagen Nelson, dan reagen warna

    arsenomolibdat.

    3.2 Alat Percobaan

    [

    Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, rak

    tabung reaksi, pipet ukur dengan skala 1 mL; 2 mL; 5 mL, bulb, pipet tetes

    panjang, gelas kimia 500 mL, hotplate, buret, statif, botol semprot, kuvet, dan

    spektofotometer 20 D+.

    3.3 Prosedur Percobaan

    3.3.1 Pembuatan Larutan Induk 1 mg/mL

    Sebanyak 0,01 gram glukosa monohidrat ditimbang ke dalam labu ukur 10

    mL. Glukosa monohidrat dilarutkan dengan akuades hingga tanda batas dan

    dihomogen.

    3.3.2 Pembuatan Larutan Standar

    Pembuatan larutan standar ini dilakukan melalui proses pengenceran dari larutan

    induk. Dalam pembuatan larutan standar dengan konsentrasi 0,002 mg/mL; 0,004 mg/mL;

    0,006 mg/mL; 0,008 mg/mL; 0,010 mg/mL, dan 0,012 mg/mL.Larutan induk dipipet ke

    dalam masing-masing tabung reaksi sebanyak 0,01 mL; 0,02 mL; 0,03 mL; 0,04 mL;

    0,05 mL dan 0, 06 mL. Lalu diencerkan dengan akuades dalam ukuran tertentu hingga

  • 5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx

    9/21

    masing-masing larutan mencapai volume 5 mL, yaitu dengan ditambahkan akuades

    masing-masing 4,99 mL; 4,98 mL; 4,97 mL; 4,96 mL; 4,95 mL; dan 4,94 mL. Tiap larutan

    dalam tabung dihomogenkan.

    Tabel 1. Pembuatan Larutan Standar

    No.

    Konsentrasi

    larutan standar

    (mg/mL)

    V larutan

    induk (mL)

    V akuades

    (mL)

    V total

    (mL)

    1. 0,002 0,01 4,99 5

    2. 0,004 0,02 4,98 5

    3. 0,006 0,03 4,97 5

    4. 0,008 0,04 4,96 5

    5. 0,010 0,05 4,95 5

    6. 0,012 0,06 4,94 5

    3.3.3 Pembuatan Reagen Nelson

    Reagen dibuat dengan cara mencampurkan larutan Nelson A dengan larutan Nelson

    B dengan perbandingan 25 : 1, sebanyak 16 mL larutan Nelson A dipipet ke dalam gelas

    kimia kemudian ditambahkan dengan 0,64 mL larutan Nelson B, kemudian

    dihomogenkan.

    3.3.4 Pembuatan Sampel

    Sebanyak 1 mL larutan yang mengandung glukosa monohidrat

    dimasukkan dalam tabung reaksi. Kemudian dilarutkan dengan akuades sebanyak

    9 mL lalu dihomogenkan. Selanjutnya dipipet sebanyak 1 mL ke dalam tabung

    reaksi yang lain dan dilarutkan lagi dengan akuades sebanyak 9 mL. Begitu

    seterusnya sampai pengenceran 10.000 kali.

  • 5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx

    10/21

    3.3.5 Penentuan Kadar Glukosa

    Sebanyak 1 mL larutan standar, sampel, dan blanko dipipet ke dalam

    tabung reaksi. Masing-masing reagen Nelson sebanyak 1 mL ditambahkan ke

    dalam larutan standar, sampel dan blanko kemudian dihomogenkan. Tabung

    reaksi dipanaskan selamat 20 menit, lalu didinginkan dalam air es. Selanjutnya

    larutan arsenomolibdat ditambahkan ke dalam larutan sampel, strandar dan contoh

    masing-masing Sebanyak 1 mL, kemudian dihomogenkan serta ditambahkan

    7 mL akuades lalu diukur absorbansi larutan sampel, stantar dan blanko pada

    panjang gelombang maksimum.

  • 5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx

    11/21

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Percobaan penentuan kadar glukosa ini dilakukan dengan menggunakan

    metode Somogy-Nelson. Metode ini didasarkan pada hasil reduksi ion kupri oleh

    glukosa (gula reduksi) dalam suasana basa dengan reagen arsenomolibdat yang

    memberikan warna biru (molybdenum blue). Selanjutnya diukur absorbansinya

    pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan spektrofotometer 20 D+.

    Pada percobaan ini absorban yang diukur yaitu pada larutan sampel, blanko, dan

    larutan standar. Adapun hasil pengamatan dari percobaan ini adalah:

    4.1 Hasil Pengamatan

    Tabel 2. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

    Panjang Gelombang Maksimum (nm) Absorban

    600 0,268

    650 0,275

    700 0,270

    Grafik 1. Grafik Penentuan Panjang Gelombang

    0.267

    0.268

    0.269

    0.27

    0.271

    0.272

    0.273

    0.274

    0.275

    0.276

    580 600 620 640 660 680 700 720

    Absorbansi

    Panjang Gelombang ()

  • 5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx

    12/21

    Grafik penentuan panjang gelombang menunjukkan bahwa panjang

    gelombang maksimum larutan adalah 650 nm. Selanjutnya dilakukan penentuan

    kadar glukosa dengan mengukur larutan standar terlebih dahulu yang memiliki

    konsentrasi 0,002 mg/mL, 0,004 mg/mL, 0,006 mg/mL, 0,008 mg/mL,

    0,010 mg/mL, dan 0,012 mg/mL pada panjang gelombang 650 nm, setelah itu

    dilanjutkan dengan mengukur larutan standar A dan didapatkan hasil seperti pada

    tabel dibawah ini:

    Tabel 3. Data Pengamatan Penetapan Kadar Glukosa pada PanjangGelombang Maksimum 650 nm

    Konsentrasi (mg/mL) Absorbansi

    0,002 0,020

    0,004 0,112

    0,006 0,146

    0,008 0,275

    0,010 0,428

    0,012 0,359

    Sampel 0,340

    Grafik 2. Grafik Penentuan Kadar Glukosa

    y = 38.243x - 0.0475

    R = 0.8689

    0

    0.05

    0.1

    0.15

    0.2

    0.25

    0.3

    0.35

    0.4

    0.45

    0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014

    Absorbansi

    Konsentrasi

  • 5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx

    13/21

    Perhitungan kadar untuk sampel :

    y = 38,24x0,047

    0,340 = 38,24x0,047

    38,24x = 0,340 + 0,047

    x =

    x = 0,0101 mg/mL

    Jadi, kadar glukosa dalam sampel adalah 0,0101 mg/mL.

    4.2 Reaksi

    OHH

    HOH

    OHH

    OHH

    CH2OH

    H O

    + CuO Cu2O +

    OHH

    HOH

    OHH

    OHH

    CH2OH

    H O

    Cu+

    Cu+2

    + 1e-

    MoO42-

    + 8H+

    + 3e- Mo3+

    + 4H2O

    x 3

    x 1

    3 Cu+ 3Cu

    2+ + 3e

    -

    MoO42-

    + 8H+

    + 3e-

    3Cu++ MoO4

    2-+ 8H

    +3Cu

    2++ Mo

    3++ 4H2O

    Mo3+

    + 4 H2O

    4.3 Pembahasan

    Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan Metode Nelson-Somogy

    yang didasarkan pada hasil reduksi ion kupri oleh glukosa (gula reduksi) dalam

    suasana basa dengan reagen arsenomolibdat yang memberikan warna biru

    (molybdenum blue). Intensitas warna yang terbentuk bergantung pada konsentrasi

    glukosa. Absorbansi diukur pada panjang gelombang tertentu (650 nm) dengan

  • 5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx

    14/21

    spektrofotometer 20 D+. Dengan menggunakan larutan standar maka kosentrasi glukosa

    dapat diketahui. Pada percobaan ini dilakukan tiga persiapan utama sebelum sampel

    diukur yakni mempersiapkan larutan induk, larutan standar dan larutan sampel.

    Larutan induk yang digunakan pada percobaan ini berasal dari glukosa

    monohidrat sehingga perlu adanya penyetaraan dengan glukosa anhidrat. Pada

    pembuatan larutan induk ini yakni sebanyak 0,01 gram glukosa monohidrat

    ditimbang dan dilarutkan di dalam labu ukur 10 mL dengan akuades sampai tanda

    batas. Dari larutan induk inilah kemudian dibuat larutan standar dengan berbagai

    konsentrasi yaitu 0,002 mg/mL, 0,004 mg/mL, 0,006 mg/mL, 0,008 mg/mL,

    0,010 mg/mL, dan 0,012 mg/ mL. Pelarut yang digunakan adalah air karena air

    merupakan pelarut yang bersifat sangat polar sehingga dapat menjadi pelarut yang sangat

    baik dan dapat tembus cahaya. Sedangkan pada pembuatan larutan sampel diambil

    sebanyak 1 mL larutan yang mengandung glukosa monohidrat dimasukkan dalam

    tabung reaksi yang dilarutkan dengan akuades sebanyak 9 mL lalu dihomogenkan

    sampai pengenceran 10.000 kali.

    Pembuatan reagen Nelson terdiri atas reagen Nelson A dan reagen Nelson B

    dengan perbandingan 25 : 1 artinya reagen Nelson A yang digunakan sebanyak 16 mL dan

    reagen Nelson B yang digunakan adalah 0,64 mL. Setelah pembuatan reagen Nelson,

    kemudian reagen tersebut dicampurkan pada larutan sampel, larutan standar dan

    blanko kemudian dikocok agar bercampur dengan baik dan dipanaskan. Larutan

    Nelson disini ditambahkan agar terjadi reduksi ion Cu2+ oleh glukosa (glukosa

    mengalami oksidasi) sedangkan pemanasan disini dilakukan agar reaksi berjalan

    dengan lebih cepat atau sempurna. Penambahan arsenomolibdat disini berfungsi

    untuk memberikan warna biru pada sampel agar mempermudah pembacaan pada

    spektrofotometer. Setelah itu, diukur dengan menggunakan spektrofotometer

  • 5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx

    15/21

    dengan panjang gelombang 650 nm yang ditujukan untuk mengetahui absorban

    dari glukosa. Intensitas warna yang terbentuk bergantung pada konsentrasi

    glukosa. Semakin pekat warna larutan, semakin tinggi kadar glukosa yang

    terkandung di dalam larutan tersebut. Begitu juga sebaliknya, kadar glukosa yang

    terkandung dalam larutan rendah apabila warnanya makin memudar. Namun, pada

    percobaan yang dilakukan terdapat kesalahan pengukuran absorbansi pada konsentrasi

    glukosa 0,012 mg/mL. Nilai absorbansi yang didapatkan menurun. Hal ini mungkin

    disebabkan kesalahan pemipetan atau kesalahan saat penambahan akuades. Kadar

    glukosa dalam sampel cair yang diperoleh dari perhitungan yaitu 0,0101 mg/mL.

  • 5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx

    16/21

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa

    kadar glukosa yang terdapat dalam sampel adalah 0,0101 mg/mL.

    5.2 Saran

    5.2.1 Saran untuk laboratorium

    Sebaiknya penyediaan alat-alat praktikum terutama bulbdisediakan dalam

    jumlah yang cukup agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan tidak

    memakan waktu yang cukup lama.

    5.2.2 Saran untuk Percobaan

    Sebaiknya percobaan dilakukan lebih teliti agar hasil yang diperoleh tidak

    menyimpang dari teori yang ada.

    5.2.2 Saran untuk asisten

    Kinerjanya sudah sangat baik dan penjelasannya juga jelas, saya harap

    dapat dipertahankan.

  • 5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx

    17/21

    LEMBAR PENGESAHAN

    Makassar, 10 April 2014

    Asisten Praktikan

    NURUL AHDAN NISAA RESKY DWI CAHYATI

  • 5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx

    18/21

    Lampiran 1

    Bagan Kerja

    1.

    Pembuatan Larutan Induk

    Sebanyak 0,01 gram ditimbang ke dalam labu ukur 10 ml

    Dilarutkan dengan akuades hingga tanda batas

    Dihomogenkan

    2. Pembuatan Larutan Standar

    Dipipet masing-masing sebanyak 0,01 mL; 0,02 mL; 0,03 mL;

    0,04 mL; 0,05 mL; 0,06 mL ke dalam tabung reaksi.

    Ditambahkan akuades hingga 5 mL.

    Dihomogenkan.

    Diberi label pada tiap tabung sesuai dengan konsentrasinya.

    3. Pembuatan Pereaksi Nelson

    Dipipet sebanyak 16 mL Dipipet sebanyak 0,64 mL

    Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

    Dihomogenkan.

    Larutan Glukosa

    Hasil

    Larutan Induk

    Hasil

    Larutan Nelson A

    Hasil

    Larutan Nelson B

  • 5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx

    19/21

    4. Pembuatan Larutan Sampel

    sebanyak 1 mL dimasukkan dalam tabung reaksi

    dilarutkan dengan akuades sebanyak 9 mL

    dihomogenkan

    dilakukan pengenceran 10.000 kali

    5. Penentuan Kadar Glukosa

    Dipipet masing-masing sebanyak 1 mL.

    Ditambahkan reagen Nelson sebanyak 1 mL.

    Dihomogenkan

    Dipanaskan selama 20 menit, lalu didinginkan dalam air es

    Ditambahkan larutan arsenomolibdat sebanyak 1 mL

    Dihomogenkan kembali

    Diukur absorbansinya

    Larutan Standar, Sampel, dan Blanko

    Hasil

    Larutan Glukosa

    Hasil

  • 5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx

    20/21

    Lampiran 2.

    Perhitungan

    1.

    Pembuatan Larutan Standar

    a. Konsentrasi 0,002 mg/mL

    mL01,0

    mLmg1

    mLmg0,002mL5

    V

    mL5mL

    mg002,0V

    mLmg1

    VCVC

    1

    1

    2211

    b. Konsentrasi 0,004 mg/mL

    mL02,0

    mLmg1

    mLmg0,004mL5

    V

    mL5mL

    mg004,0V

    mLmg1

    VCVC

    1

    1

    2211

    c. Konsentrasi 0,006 mg/mL

    mL03,0

    mLmg1

    mLmg0,006mL5

    V

    mL5mL

    mg006,0V

    mLmg1

    VCVC

    1

    1

    2211

    d. Konsentrasi 0,008 mg/mL

    mL04,0

    mLmg1

    mLmg0,008mL5

    V

    mL5mL

    mg008,0V

    mLmg1

    VCVC

    1

    1

    2211

  • 5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx

    21/21

    e. Konsentrasi 0,010 mg/mL

    mL05,0

    mLmg1

    mLmg0,010mL5

    V

    mL5mL

    mg010,0V

    mL

    mg1

    VCVC

    1

    1

    2211

    f. Konsentrasi 0,012 mg/mL

    mL06,0

    mLmg1

    mLmg0,012mL5

    V

    mL5mL

    mg

    012,0VmL

    mg

    1

    VCVC

    1

    1

    2211

    2. Pembuatan Larutan Induk 1 mg/mL

    gram0,01mg10x

    mL10

    mgxmg/mL1

    mL

    mgmg/mL