laporan praktikum ezim

13
 LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA Di Susun Oleh :  Nama : Erik Angga Saputra  Npm : E1C011025 Judul Acara : ENZIM Hari/tanggal : Selasa, 05 juni 2012, 14.00-16.00 Dosen pemb. : Dr s. I r. Yosi Fenita, M. P. Coas : 1. Sukriyanto 2. Sri Maryati Lubis LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN  FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2012 BAB 1 

Upload: lya-novya

Post on 18-Oct-2015

43 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ezim

    1/13

    LAPORAN PRAKTIKUM

    BIOKIMIA

    Di Susun Oleh :

    Nama : Erik Angga Saputra

    Npm : E1C011025

    Judul Acara :ENZIM

    Hari/tanggal : Selasa, 05 juni 2012, 14.00-16.00

    Dosen pemb. : Drs. Ir. Yosi Fenita, M. P.

    Coas : 1. Sukriyanto

    2. Sri Maryati Lubis

    LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN

    FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BENGKULU

    2012

    BAB 1

    http://2.bp.blogspot.com/-jvqanLKqmvw/T9dAEnqkjeI/AAAAAAAAAS4/zepFUsGjEFM/s1600/90639648logo+unib.jpg
  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ezim

    2/13

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Enzim atau biokatalisator adalah katalisator organik yang dihasilkan oleh sel.Enzim sangat

    penting dalam kehidupan, karena semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Jika tidak ada

    enzim, atau aktivitas enzim terganggu maka reaksi metabolisme sel akan terhambat hingga

    pertumbuhan sel juga terganggu.Reaksi-reaksi enzimatik dibutuhkan agar bakteri dapat

    memperoleh makanan/ nutrient dalam keadaan terlarut yang dapat diserap ke dalam sel,

    memperoleh energi Kimia yang digunakan untuk biosintesis, perkembangbiakan, pergerakan,

    dan lain-lain. Pada Enzim amilase dapat memecah ikatan pada amilum hingga terbentuk

    maltosa.Ada tiga macam enzim amilase, yaitu amilase, amilase dan amilase. Yang terdapat

    dalam saliva (ludah) dan pankreas adalah amilase. Enzim ini memecah ikatan 1-4 yang

    terdapat dalam amilum dan disebut endo amilase sebab enzim ini bagian dalam atau bagian

    tengah molekul amilum (Poedjiadi, 2006).

    Enzim tak hanya ditemukan dalam sel-sel manusia dan hewan, namun sel-sel tumbuhan juga

    memiliki enzim sebagai salah satu komponen metabolismenya. Enzim katalase merupakan salah

    satu enzim yang terdapat pada tumbuhan. Enzim diproduksi oleh peroksisom dan aktif dalam

    melakukan reaksi oksidatif bahan-bahan yang dianggap toksik oleh tanaman, seperti hidrogen

    peroksida (H2O2). Enzim katalase termasuk ke dalam golongan desmolase, yaitu enzim yangdapat memecahkan ikatan C-C atau C-N pada substrat yang diikatnya.

    Oleh karena itu, untuk lebih mengetahui dan memahami kerja suatu enzim,khususnya kerja

    enzim amilase yang terdapat pada saliva yang dilarutkan pada pati,maka percobaan ini

    dilakukan.

    1.2 Tujuan Praktikum

    Untuk menganalisis secara kualitatif anzim amilase dan aktifitasnya.

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ezim

    3/13

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Enzim adalah sekelompok protein yang berperan sebagai pengkatalis dalam reaksi-reaksi

    biologis. Enzim dapat juga didefenisikan sebagai biokatalisator yang dihasilkan oleh jaringan

    yang berfungsi meningkatkan laju reaksi dalam jaringan itu sendiri. Semua enzim yang diketahui

    hingga kini hampir seluruhnya adalah protein.Berat molekul enzim pun sangat beraneka ragam,

    meliputi rentang yang sangat luas (Suhtanry & Rubianty, 1985). Enzim berperan untuk

    mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup, tetapi enzim itu sendiri

    tidak ikut bereaksi. Enzim berperan secara lebih spesifik dalam hal menentukan reaksi mana

    yang akan dipacu dibandingkan dengan katalisator anorganik sehingga ribuan reaksi dapat

    berlangsung dengan tidak menghasilkan produk sampingan yang beracun (Juryatin, 1997).

    Enzim memiliki tenaga katalitik yang luar biasa dan biasanya lebih besar dari katalisator

    sintetik. Spesifitas enzim sangat tinggi terhadap substratnya. Tanpa pembentukan produk

    samping enzim merupakan unit fungsional untuk metabolisme dalam sel, bekerja menurut urutan

    yang teratur. Sistem enzim terkoordinasi dengan baik menghasilkan suatu hubungan yang

    harmonis diantara sejumlah aktivitas metabolic yang berbeda (Cartono,2004). Enzim dikatakan

    sebagai suatu kelompok protein yang berperan sangat penting dalam aktivitas biologis. Dalamjumlah yang sangat kecil, enzim dapat mengatur reaksi tertentu sehingga dalam keadaan normal

    tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan hasil akhir reaksinya. Enzim ini akan kehilangan

    aktivitasnya akibat :

    Panas

    Asam atau basa kuat

    Pelarut organik

    Pengaruh lain yang bisa menyebabkan denaturasi protein

    (Campbell, 2000)

    Untuk aktivitasnya kadang-kadang enzim membutuhkan kofaktor yang bisa berupa senyawa

    organik atau logam. Senyawa organik itu terikat pada bagian protein enzim. Bila ikatan itu lemah

    maka kofaktor tadi disebut co-enzim dan dan jika terikat erat melalui ikatan kovalen maka

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ezim

    4/13

    dinamakan gugus prostetis. Pada umumnya dua kofaktor itu tidak dibedakan dan disebut co-enzim

    saja. Apabila enzim itu terdiri dari bagian seperti yang diterangkan diatas maka keseluruhan enzim

    itu dinamakan holo enzim. Bagian protein dinamakan apo-enzim dan bagian non proteinnya disebut

    co-enzim.fungsi logam pada umumnya adalah untuk memantapkan ikatan substrat pada enzim atau

    mentransfer electron yang timbul selama proses katalisis (Anna Poedjiadi, 1994).

    Enzim digolongkan menurut reaksi yang diikutinya, sedangkan masingmasing enzim diberi

    nama menurut nama substratnya, misalnya urease, arginase dan lain-lain. Di samping itu ada

    pula beberapa enzim yang dikenal dengan nama lama misalnya pepsin, tripsin dan lain-lain. Oleh

    Commision on Enzymes of the International Union of Biochemistry, enzim dibagi dalam enam

    golongan besar. Penggolongan ini didasarkan atas reaksi kimia di mana enzim memegang

    peranan. Enam golongan tersebut ialah (Poedjiadi, 2006):

    a) Golongan I Oksidoreduktase

    Enzim yang ternasuk dalam golongan ini dapat dibagi dalam dua bagian yaitu dehidrogenase

    dan oksidase.

    b) Golongan II Transferase

    Enzim yang termasuk golongan ini bekerja sebagai katalis pada reaksi pemindahan suatu

    gugus dari suatu senyawa kepada senyawa lain. Beberapa contoh enzim yang termasuk golongan

    ini adalah meeetiltransferase, hidroksimetiltransferase, karboksiltransferase, asiltransferase dan

    aminotrandferase atau disebut juga transminase (Anna Poedjiadi, 1994).

    c) Golongan III Hidrolase

    Enzim ini bekerja sebagai katalis pada reaksi hidrolisis. Beberapa enzim dalam kelompok ini

    ialah esterase, lipase, pofatase, amylase, aminopepetidase, karboksipeptidase, pepsin, tripsin,

    kimotripsin (Anna Poedjiadi, 1994).

    d) Golongan IV Liase

    Enzim yang termasuk golongan ini mempunyai peranan penting dalam reaksi pemindahan

    suatu gugus dari satu substrat (bukan cara hidrolisis) atau sebaliknya. Contoh enzim golongan ini

    natara lain dekarboksilase, aldolase, hidratase.

    e) Golongan V Isomerase

    Enzim yang termasuk golongan ini bekerja pada reaksi perubahan intramolekuler, misalnya

    rekasi perubahan glukosa menjadi fruktosa, perubahan senyawa L menjadi senyawa D, senyawa

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ezim

    5/13

    sis menjadi senyawa trans dan lain-lain. Contoh enzim yang termasuk golongan ini antara lain

    ribolosafosfat ipomerase dan glukosafosfat isomerase.

    f) Golongan VI Ligase

    Enzim yang termasuk golongan ini bekerja pada reaksi-reaksi penggabungan dua molekul.

    Oleh karenanya enzim tersebut juga dinamakan sintesa. Ikatan yang terbentuk anatara

    penggabungan tersebut adalah ikatan C-O, C-S, C-N atau C-C. contoh enzim golongan ini antara

    lain glutamine sintetase dan piruvat karboksilase.

    Dalam mempelajari mengenai enzim, dikenal beberapa istilah diantaranya holoenzim,

    apoenzim, kofaktor, gugus prostetik, koenzim, dan substrat. Apoenzim adalah suatu enzim yang

    seluruhnya terdiri dari protein, sedangkan holoenzim adalah enzim yang mengandung gugus

    protein dan gugus non protein. Gugus yang bukan protein tadi dikenal dengan istilah kofaktor.

    Pada kofaktor ada yang terikat kuat pada protein dan sukar terurai dalam larutan yang disebut

    gugus prostetik dan adapula yang tidak terikat kuat pada protein sehingga mudah terurai yang

    disebut koenzim. Baik gugus prostetik maupun koenzim, keduanya merupakan bagian yang

    memungkinkan enzim bekerja pada substrat. Substrat merupakan zat-zat yang diubah atau

    direaksikan oleh enzim (Poedjadi, 2006).Enzim meningkatkan laju sehingga terbentuk kesetimbangan kimia antara produk dan

    pereaksi. Pada keadaaan kesetimbangan, istilah pereaksi dan produk tidaklah pasti dan

    bergantung pada pandangan kita. Dalam keadaan fisiologi yang normal, suatu enzim tidak

    mempengaruhi jumlah produk dan pereaksi yang sebenarnya dicapai tanpa kehadiran enzim.

    Jadi, jika keadaan kesetimbangan tidak menguntungkan bagi pembentukan senyawa, enzim tidak

    dapat mengubahnya (Salisbury, 1995). Sebagai mana protein pada umumnya, molekul enzim

    juga mempunyai struktur tiga dimensi. Diantaranya jenis-jenis struktur tersebut, hanya satu saja

    yang mendukung fungsi enzim sebagai biokatalisator, diantaranya jenis-jenis struktur tersebut,

    diperlukan suhu dan pH yang sesuai. Apabila kedua faktor tersebut tidak terpenuhi, enzim akan

    kehilangan sifat dan kemampuannya (Sadikin, 2002). Secara dingkat, sifat-sifat enzim tersebut

    antara lain (Dwidjoseputro, 1992) :

    1. berfungsi sebagi biokatalisator

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ezim

    6/13

    2. merupakan suatu protein

    3. bersifat khusus atau spesifik

    4. merupakan suatu koloid

    5. jumlah yang dibutuhkan tidak terlalu banyak

    6. tidak tahan panas

    Fungsi enzim sebagai katalis untuk reaksi kimia dapat terjadi baik didalam maupun diluar

    sel. Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu. Suatu enzim dapat bekerja

    108 sampai 1011 kali lebih cepat dibandingkan laju reaksi tanpa katalis. Enzim bekerja sebagai

    katalis dengan cara menurunkan energi aktifasi, sehingga laju reaksi meningkat (Poedjadi, 2006).

    Enzim-enzim hingga kini diketahui berupoa molekul-molekul besar yang berat molekulnya

    ribuan. Karena enzim tersebut dilarutkandalam air, maka akan menjadi suatu koloid Beberapa

    enzim, diketahui memiliki kemampuan untuk mengubah substrat menjadi hasil akhir dan

    sebaliknya, yaitu mengubah kembali hasil akhir menjadi substrat jika kondisi lingkungan

    berubah. dari golongan protease dan urase serta beberapa jenis enzim lainnya (Dwidjoseputro,

    1992).

    Kerja Enzim Pada Substrat Enzim meningkatkan kemungkinan molekul-molekul yang

    bereaksi saling bertemu dengan permukaan yang saling berorientasi. Hal ini terjadi karena enzim

    mempunyai suatu afinitas yang tinggi terhadap substrat dan mempunyai kemampuan untuk

    mengikat substrat tersebut walaupun bersifat sementara. Penyatuan antara substrat dengan enzimsangat spesifik substrat terikat dengan enzim sedemikian rupa, sehingga setiap substrat

    terorientasi secara tepat untuk terjadi reaksi.

    Pembentukan ikatan yang sementara (biasanya ikatan nonkovalen) antara substrat dengan

    enzim menimbulkan penyebaran elektron dalam molekul substrat dan penyebaran ini

    menyebabkan suatu regangan pada ikatan kovalen spesifik dalam molekul substrat, sehingga

    ikatan kovalen tersebut menjadi mudah terpecah. Para ahli biokimia menamakan keadaan dimana

    terjadi regangan ikatan molekul substrat setelah berinteraksi dengan enzim disebut pengaktifan

    substrat.

    Pada Substrat yang spesifik, enzim akan mengkatalisis reaksi sehingga menghasilkan

    produk yang spesifik, juga pada penambahan pereaksi kimia tertentu dapat mengakibatkan enzim

    menunjukkan bentuk stereokimianya dimana interaksi enzim dengan substrat terjadi dalam

    ikatan, dimana kelebihan substrat tidak d apat diikat seluruhnya oleh enzim.

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ezim

    7/13

    Suatu enzim hanya dapat bekerja spesifik pada suatu substrat untuk suatu perubahan

    tertentu. Misalnya, sukrase akan menguraikan rafinosa menjadi melibiosa dan fruktosa,

    sedangkan oleh emulsin, rafinosa tersebut akan terurai menjadi sukrosa dan galaktosa (Salisbury,

    1995). Seperti halnya katalisator, enzim juga dipengaruhi oleh temperatur. Hanya saja enzim ini

    tidak tahan panas seperti katalisator lainnya. Kebanyakan enzim akan menjadi non aktif pada

    suhu 50o C (Poedjiadi, 2006).

    BAB III

    METODOLOGI

    3.1 Alat dan Bahan

    3.1.1 Bahan Praktikum

    Pereaksi Biuret

    Pereaksi Milon

    Pereaksi Fosfat

    Pereaksi Molisch

    HCL

    Asam Asetat Air Liur

    Pereaksi Benedict

    Akuades

    Musin

    NaOH

    CuSO4

    3.1.2 Alat Praktikum

    Taung Reaksi

    Penangas air

    Gelas ukur 50 ml

    Pipet ukur 5 ml

    Kertas pH indikator universal

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ezim

    8/13

    Rak tabung reaksi

    Penjepit tabung reaksi

    Gelas piala 50 ml

    3.2 Prosedur Kerja

    3.2.1 Sifat Susuan Air Liur

    Bersihkan rongga mulut anda dengan cara berkumur-kumur beberapa kali. Kunyang

    sepotong lilin atau kapas atau kertas kering yang dibasahi sedikit dengan asam asetat encer,

    maksudnya untuk menstimulis produk air liur (saliva). Kumpulkan air liur anda ini kedalam

    gelas piala samapi 50 ml dan saring dengan bulu gelas.

    Uji air liur ini terhadap :

    1. Bobot jenis dengan menggunakan urinometer

    2. Uji reaksi dengan lakmus

    3. Uji dengan pereaksi biuret, milon dan molisch, fosfat dan HCL

    4. Uji terhadao musim

    Pada 2 ml air liur ditambahkan satu tetes asam asetat encer. Jika ada musin akan terbentuk

    endapan putih yang amorfous

    3.2.2 Hidrolisa Pati Oleh Amilase Air Liur1. Menambahkan 2 ml air liur dari hasil percobaan 1, di atas pada 10 ml larutan pati atau kanci 1

    persendan menkocok lalu simpan pada 37 derajat celcius.Mencatat kapan terlihatnya opalesen

    dan berubahnya kekentalan,setiap selang satu menit pindahkan satu tetes ke papan

    porselin(papan uji) dan tetesi dengan pereaksi iodium.Mencatat pada menit berapa timbul warna

    biru,warna kecoklatan dan kapan tidak memperlihatkan perubahan warna lagi ( ingat pereaksi

    yodium sendiri bewarna kecoklat-coklatan).Saat pereaksi yodium tidak positif lagi disebut titik

    akhromatik.

    2. Membandingkan waktu yang anda dapat sampai tidak memperlihatkan warna positif dengan

    pereaksi yodium dengan waktu yang ditemukan oleh kelompok lain jika percobaan ini dilakukan

    pada waktu dan acara tyang sama,apakah hasilnya juga akan sama.bagaimanakah komentar

    anda?.

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ezim

    9/13

    BAB IV

    HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Pengamatan

    1. Hidrolisa pati dengan larutan KI

    Menit ke 1:21:49 larutan mengental

    Warna biru detik ke 51

    Warna coklat menit ke 02:34

    Tidak berwarna menit ke 05:34

    2. Uji Biuret

    Air liur 30 tetes

    NaOH 40% 10 Tetes

    CuSO4 25 tetes menjadi ungu

    3. Uji dengan Molisch

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ezim

    10/13

    Air liur 30 tetes

    Molisch 2 tetes

    Asam asetat 3 ml

    Warnanya putih menggumpal ( negatif )4. Uji Musin

    Berwarna bening tidak ada endapan ( tidak ada musin )

    5. Sifat susunan air liur

    Bersifat basa dengan lakmus

    6. Pati mentah

    Warna biru : 55,54 detik

    Warna coklat : 02:47 detik

    Tidak berwarna : 05:57 detik

    4.2 Pembahasan

    Pada praktikum kami yang menghidrolisa pati dengan larutan KI yang menggunakan

    bahan dasar air liur ( ludah ) yang di campurkan dengan larutan KI, setelah dicampurkan dan di

    aduk sampai merata. Pada detik ke 51 terbentuk warna biru dari campuran larutan tersebut dan

    pada menit ke 1:21:49 larutan akan mengental. Sedangkan pada menit k 02:34 terbentuk warna

    coklat dan pada menit ke 05:34 larutan tidak berwarna lagi.

    Pada uji biuret dan molisch yang menggunakan bahan dasar air liur , NaOH 40% 10 tetes

    dan CuSO4 serta asam asetat 3 ml dan molisch tetes sebanyak . Pada uji biuret menghasilkan

    warna ungu yang bearti bahwa air liur mengandung protein sementara pada pereaksi molisch

    menghasilkan warna putih susu dan menggumpal ( negatif ) dan tidak mengandung endapan

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ezim

    11/13

    sehingga air liur tidak mengadung protein.Hasil ini sesuai dengan literatur bahwa enzim amilase

    yang terdapat pada air liur mengadung protein bukan mengadung karbohidrat.

    Pada uji coba sifat susunan air liur yang menggunakan indikato Ph atau kertas lakmus

    menunjukan bahwa air liur tersebut bersifat basa dengan berwarna biru dengan indikator Ph 7

    14 untuk basa , 1- 7 pada asam dan 7 yaitu netral. Sementara pada uji musin air liur berwarna

    bening dan tidak ada endapan yang menandakan tidak adanya musin pada air liur tersebut. Jika

    ada musin akan terbentuk endapan putih yang amorfous.

    Pada uji coba pati mentah air liur yang digunakan sebagai bahan dasarnya, setelah

    pencampuran dengan bahan-bahan yang digunakan akan terbentuk :

    1. Warna biru : 55,54 detik

    2. Warna coklat : 02 : 47 detik

    3. Tidak berwarna : 05 : 57 detik

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Pada praktikum kali ini maka dapat disimpulkan bahwa :

    1. Enzim amilase yang terdapat pada air liur mengandung protein

    2. Enzim amilase bersifat basa pada praktikum yang kami lakukan dengan menggunakan kertas

    lakmus

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ezim

    12/13

    5.2 SaranDalam praktikum - praktikum yang telah dilakukan, kurangnya pemahaman praktikan

    dan waktu mempengaruhi keakuratan data, semoga dalam praktikum yang selanjutnya dapat

    lebih baik lagi.

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ezim

    13/13

    Daftar Pustaka

    Poedjiadi, Anna, 2006.Dasar-dasar Biokimia, Universitas Indonesia PRESS,Jakarta.

    Suhtanry, Rubianty, 1985.Kimia Pangan. Badan Kerja Sama Perguruan Negeri Indonesia Bagian

    Timur, Makassar.

    Juryatin. 1997. Peran Enzim Amilase pada Tubuh Manusia. http://www.docstoc.com. Diakses

    10.6.2012.

    Cartono, M.Pd. 2004. Biologi Umum, Bandung : PRISMA PRESS.

    Campbell, N. A. 2000. Biologi Edisi Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta.

    Poedjiadi, Anna dan Supriyatin, Titin. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia.

    Sadikin M. 2002. Seri biokimia: biokimia enzim.Widya Medika. Jakarta.

    Dwidjoseputro, D., 1992,Pengantar Fisiologi Tumbuhan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

    Salisbury, F.B. dan Ross, C.W., 1995,Fisiologi Tumbuhan Jilid 2, ITB Press, Bandung