laporan praktikum biotek suparta

22
LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH DASAR-DASAR BIOTEKNOLOGI DI SUSUN OLEH : NAMA : SUPARTA ARDIKA NIM : CAA 108 045 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS PALANGKA RAYA FAKULTAS PERTANIAN

Upload: fendy-prabowo

Post on 30-Jun-2015

138 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEK SUPARTA

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH

DASAR-DASAR BIOTEKNOLOGI

DI SUSUN OLEH :

NAMA : SUPARTA ARDIKA

NIM : CAA 108 045

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

2011

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEK SUPARTA

I.PENDAHULUAN

I.1.Latar Belakang

Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif.

Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian

tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media

buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang

tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi

tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman

dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan

di tempat steril.

Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman,

khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang

dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai

sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga

tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah

besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh

bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional. Tahapan yang dilakukan

dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:

1. Pembuatan media

2. Inisiasi

3. Sterilisasi

4. Multiplikasi

5. Pengakaran

6. Aklimatisasi

Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.

Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak.

Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu,

diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh

(hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEK SUPARTA

dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada

tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan

cara memanaskannya dengan autoklaf.

Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan.

Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.

Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat

yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga

dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata

pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.

Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada

media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang

menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan

diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.

Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar

yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik.

Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta

untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi

akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk

(disebabkan bakteri).

Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke

bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan

sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama

penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan

udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara

bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama

dengan pemeliharaan bibit generatif.

Keunggulan inilah yang menarik bagi produsen bibit untuk mulai mengembangkan

usaha kultur jaringan ini. Saat ini sudah terdapat beberapa tanaman kehutanan yang

dikembangbiakkan dengan teknik kultur jaringan, antara lain adalah: jati, sengon, akasia, dll.

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEK SUPARTA

1.2 Tujuan Tugas

Adapun tujuan Tugas adalah untuk mengetahui dan mengenal macam-macam jenis

alat yang digunakan dalam kultur jaringan serta mengetahui fungsi dan kegunaannyadari

masing-masing alat tersebut dalam pembudidayaan tanaman melalui kultur jaringan.

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEK SUPARTA

II. BAHAN DAN METODE

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum bioteknologi ini dilaksanakan pada bulan Desember 2010, Di

Laboratorium, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka

Raya.

2.2 Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan alat-alat kultur jaringan yang ada dilaboratorium

beserta alat tulis.

2.3 Cara Kerja

1. Mencatat nama-nama dan fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium

2. Mendengarkan penjelasan dari pengarahan instruktur praktikum yaitu kegunaan dan

cara-cara kerja alat tersebut.

3. Mengambil foto-foto dari alat-alat yang ada dilaboratorium

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEK SUPARTA

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi alat-alat laboratorium

1. Stirer

Gambar. Stirer

Stirer merupakan alat yang digunakan untuk menggojlok. Labu erlemeyer yang berisi larutan dan

bahan kimia biasanya diletakan diatas stirer ini . setelah larutan mendidih, maka pengaduk akan

bergerak memutar meskipun hanya pada bagian dasarnya saja. Dengan cara ini maka bahan kimia

yang dipanaskan akan dapat larut dengan baik. Alat ini mempunyai fungsi untuk menggoklok bahan

yang akan dipanaskan terlebih dahulu

2. Pipet tetes

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEK SUPARTA

Alat ini biasanya digunakan untuk mengambil larutan protoplas atau menambahkan

bahan-bahan kimia. Pipet yang baik biasanya, karetnya terbuat dari silicon, karena jenis ini

tidak mudah kendor jika disterilkan.

3. Gambar Entkas

Entkas ialah bentuk lama dari alat penabur, fungsinya sama dengan laminar, yaitu

sebagai tempat untuk menabur eksplan. Alat ini bisa dibuat sendiri yaitu dengan

menggunakan kaca , kemudian diletakkan dengan lem khusus, membentuk segi empat

dengan bagian atapnya lebih sempit, serta dilengkapi dengan tabung entkas untuk dapat

bekerja didalamnya.

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEK SUPARTA

4. Autoklaf

Alat ini ialah alat sterilisasi untuk alat dan medium kultur jaringan. Cara kerja alat ini

hampir sama dengan alat masak pressure coker, karena alat ini merupakan sebuah bejana

yang dapat di isi air dan ditutup rapat-rapat. Cara penekanan alat ini , yaitu dengan

mengatur katub yang terdapat pada tutup autoklaf.

5. Timbangan analitik

Alat ini adalah alat untuk menimbang dengan skala microgram. Kebutuhan mikro

nutrient dan hormone pada umunnya berkadar sangat kecil yaitu skala microgram atau

bahkan dalam miligram. Oleh karena itu, untuk mempersiapkannya sering dibuat dalam

bentuk pengenceran dan diukur dengan pipet. Timbangan analitik berfungsi untuk

pembuatan medium kultur jaringan dengan skala yang sangat kecil.

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEK SUPARTA

6. Laminar air flow cabinet

Alat ini terletak dalam ruang penabur , yaitu ruang yang selalu dalam keadaan steril.

Penyeterilan dalam ruangan ini dilakukan dengan menggunakan lampu ultraviolet yang

selalu dinyalakan pada saat ruangan ini kosong atau tidak digunakan. Sterilisasi ini dapat

dilakukan dengan cara menggunakan formalin 0,04% atau dengan formalin tablet yang

diletakkan dalam petridish. Prinsip kerja alat ini ialah dengan cara mengalirkan udara

kedalam lemari penabur melalui saringan yang besar. Adapun fungsi dari alat ini adalah

untuk tempat penabur eksplan.

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEK SUPARTA

7. Centrifuge

Centrifuge atau dikenal alat pemutar tabung reaksi digunakan untuk keperluan isolasi

protoplas dengan cara memasukkan enzim dan medium purifikasi, kemudian

memutarnya dengan alat ini, sehingga dinding sel dapat larut dan dapat diperoleh

protoplasma. Pemakaian alat ini dibutuhkan pengalaman, karena apabila memutarnya

terlalu cepat atau terlalu lambat maka akan menyebabkan kegagalan.

8. Erlenmeyer

Alat ini digunakan untuk tempat dan sarana menuangkan air suling maupun tempat

media dan penanaman ekslan. Ukuran alat ini beragam dari volume 50 ml sampai dengan

2 liter. Erlenmeyer yang baik ialah terbuat dari pyrex /tahan panas.

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEK SUPARTA

9. Gelas ukur

Alat ini digunakan untuk mengukur volume air suling dan bahan kimia yang digunakan.

Ukuran alat ini beragam mulai dari 25 ml-100 ml. jenis gelas yang tahan panas terbuat

dari pyrex dan yang tidak tahan panas terbuat dari gelas biasa.

10. Petiridish

Petridish merupakan jenis gelas piala yang mutlak yang dibutuhkan dalam kultur

jaringan. Alat ini biasanya disterilisasi dengan kertas saring didalamnya, kemudian dicuci

bersih dan dikeringkan. Setelah dikeringkan, kemudian dibungkus dengan kertas payung

untuk dsterilisasi dengan autoklaf.

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEK SUPARTA

11. Gelas piala

Alat ini biasanya digunakan untuk menuangkan bahan kimia dan air suling dalam

pembuatan medium Ukuran alat ini beragam mulai dari 25 ml-100 ml. gelas ukur ini

biasanya jarang disterilkan karena penggunaanya hanya pembuatan medium saja.

12. Tabung reaksi

Alat ini biasanya digunakan pada saat mengerjakan isolasi protoplas dan kloroplas

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEK SUPARTA

13. Pengaduk

Alat ini biasanya digunakan untuk mengaduk bahan kimia atau sebagai pemadai

medium agar mudah larut. Pengaduk ini biasanya juga digunakan untuk mengaduk kalus

yang akan digunakan untuk kepentingan isolasi protoplas.

14. Jarum injeksi

Alat ini biasanya digunakan untuk mengambil larutan stok dalam pembuatan media

atau untuk memadukan larutan/enzim dalam pekerjaan isolasi protoplas. Jarum injeksi

ada juga yang disterilisasi dengan autoklaf.

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEK SUPARTA

15. Pinset

Alat ini biasanya digunakan untuk memegang atau mengambil irisan eksplan atau

menanam eksplan. Jenis alat ini ada 3 macam yaitu pinset untuk memegang eksplan

pendek, pinset tanggung untuk mengambil eksplan dan pinset panjang untuk menanam

eksplan.

16. Lampu spiritus

Alat ini biasanya digunakan untuk menyeterilkan alat-alat yang lainnya. Lampu

spiritus untuk sterilisasi dissecting kit dalam laminar air flow cabinet atau dalam entkas

pada saat mengerjakan sub-culture.

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEK SUPARTA

17. Boks alcohol

Alat ini biasanya digunakan untuk menyeterilkan bahan-bahan atau eksplan yang akan

dimasukkan kedalam ruang penabur. Bahan yang sering digunakan adalah alcohol 99 %.

18. Gunting

Alat ini biasanya digunakan untuk memotong bagian kultur jaringan yang diambil

dari induknya dan untuk mengiris bahan eksplan yang akan ditanam

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEK SUPARTA

19. Mikroskop binokuler

Alat ini biasanya digunakan untuk melihat bentuk mkroskopis dari bagian jaringan

atau sel yang dikulturkan. Sumber energy yang digunakan adalah listrik.

20. Desikator

Alat ini dengan model duran 61-32 bersifat non portable, biasanya digunakan untuk

menyerap uap air dari benih yang telah dioven.

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEK SUPARTA

21. Rotating Shaker

Alat ini merupakan alat pengocok yang putarannya dapat diatur menurut keinginan

kita. Kecepatan putaran yang bisa dikerjakan yaitu 120 rp. Pengocok ini dapat digunakan

untuk keperluan menumbuhkan kalus pada eksplan anggrek atau yang sering disebut plh.

Jadi rotating shaker ialah alat penggojok yang berputar secara horizontal dengan sumbu

vertical.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa ada

berbagai macam jenis alat-alat laboratorium kultur jaringam, antara lain: laminar air flow

cabinet, gutkass, rotaring shaker, autoklaf, timbangan analitik, centrifuge, Erlenmeyer,

gelas ukur, petridish, gelas piala, refrigerator, tabung reaksi, corong, mikroskop

binokuler, pipet tetes, pengaduk, jarum injeksi, pinset, lampu spritus, biks alcohol,

spriyer, sesuai dengan fungsinya masing-masing.