laporan praktikum

27
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI 1. PERNAFASAN PADA HEWAN (JANGKRIK) 2. PERNAFASAN MENGHASILKAN KARBONDIOKSIDA OLEH : 1. MUHAMMAD ABDI ZIL IKRAM 2. I GEDE EKA SATRIA V. 3. MUHAMMAD ALDIKA DAVIDSON 4. ADHITYA HALIM PRAMATA 5. GIUSTO HIDAYAT 6. I PUTU MAS ADYAMANIKA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 MATARAM 1/1/2012

Upload: muhammad-abdi-zil-ikram

Post on 26-Jul-2015

266 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan praktikum

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

1. PERNAFASAN PADA HEWAN (JANGKRIK)2. PERNAFASAN MENGHASILKAN

KARBONDIOKSIDAOLEH :

1. MUHAMMAD ABDI ZIL IKRAM2. I GEDE EKA SATRIA V.3. MUHAMMAD ALDIKA DAVIDSON4. ADHITYA HALIM PRAMATA5. GIUSTO HIDAYAT6. I PUTU MAS ADYAMANIKA

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 MATARAM 1/1/2012

Page 2: Laporan praktikum

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt, Tuhan Yang Maha Esa. Berkat

limpahan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan Laporan Praktikum Biologi

Dasar dengan lancar.

Laporan ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas penelitian Biologi Dasar, yaitu

Penggunaan timbangan, 3 ekor jangkrik, kristal NaOH/KOH, Eosin atau tinta, vaselin atau

plastisin, kapas, respirometer, dan pipet atau syiring.

Oleh karena itu, pastinya Laporan ini tidak lupa dari kesalahan. Kami harap pada

rekan seperjuangan dapat memberikan kritik dan saran kepada kami dalam rangka

mencapai kesempurnaan. Agar nantinya dapat bermanfaat bagi rekan-rekan kita lainnya.

Hormat Kami,

Penulis

Page 3: Laporan praktikum

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………… i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………....... ii

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI “ PERNAFASAN PADA JANGKRIK ”

1. PENDAHULUAN…………………………………………………………………………. 1

1. Latar Belakang…………………………………………………………………… 1

2. Maksud dan Tujuan…………………………………………………………… 1

3. Waktu dan Tempat……………………………………………………………. 1

2. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………….………………………. 2

1. Respirasi ……………………………………………………………................ 2

2. Dasar Teori ……………………………………………………………............ 4

3. METODOLOGI…………………………………………………………………………… 6

3.1. Alat dan Bahan………………………………………………………………….. 6

3.2.Cara Kerja…………………………………………………………………........... 6

4. PEMBAHASAN……………………………………………………………………………... 7

4.1. Hasil Pengamatan …………………………………………………………… 7

4.2. Analisa Hasil Pengamatan……………………………………………..... 8

4.3. Jawab Pertanyaan……………………………………………………………. 8

4.4. Kesimpulan……………………………………………………………………… 10

4.5 Lampiran 1............................................................................ 11

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI “ PERNAFASAN MENGELUARKAN KARBONDIOKSIDA ”

A. Tujuan................................................................................ 13

B. Dasar Teori......................................................................... 13

C. Alat dan Bahan................................................................... 14

D. Cara Kerja.......................................................................... 14

E. Masalah.............................................................................. 14

F. Analisis Hasil Pengamatan.................................................. 14

G. Kesimpulan.......................................................................... 15

Page 4: Laporan praktikum

H. Saran.................................................................................... 15

I. Lampiran 2........................................................................... 16

J. Daftar pustaka..................................................................... 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Respirasi merupakan proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi.

Respirasi dilakukan oleh semua makhluk hidup dengan semua penyusun tubuh, baik sel

tumbuhan maupun sel hewan, dan manusia. Respirasi ini dilakukan baik siang maupun

malam (syamsuri, 1980). Pada praktikum ini akan mempelajari respirasi pada hewan yaitu

“Jangkrik”

1.2 Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi praktikan ini adalah bagaimana membuktikan jangkrik

membutuhkan O2 dalam respirometer.

1.3 Maksud dan Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah praktikan mampu mengetahui atau menghitung

penggunaan oksigen (O2) oleh hewan jangkrik .

1.4 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 06 Februari 2012 pukul 08.00

WITA. Praktikum ini dilakukan di laboratorium Biologi SMA Negeri 2 Mataram.

Page 5: Laporan praktikum

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Respirasi

Yang dimaksud dengan respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang

menghasilkan energi. Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel

tumbuhan maupun sel hewan dan manusia. Respirasi dilakukan baik siang maupun malam

(syamsuri, 1980).

Sebagaimana kita ketahui dalam semua aktivitas makhluk hidup memerlukan energi,

tumbuhan juga. Respirasi terjadi pada seluruh bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan

tingkat tinggi respirasi terjadi baik pada akar, batang maupun daun dan secara kimia pada

respirasi aerobik pada karbohidrat (glukosa) adalah kebalikan fotosintesis. Pada respirasi

pembakaran glukosa oleh oksigen kan menghasilkan energi. Karena semua bagian

tumbuhan tersusun atas jaringan dan jaringan tersusun atas sel, maka respirasi terjadi pada

sel (jasin, 1989).

Kandungan katalis disebut juga enzim, sangat penting untuk siklus reaksi respirasi

(sebaik-baiknya proses respirasi ). Beberapa reaksi kimia membolehkan mencampur dengn

fungsi dari enzim memperbat enzim atau dengan mengkombinasi dengan sisi aktifnya.

Penggunaan ini akan dapat dilihat hasilnya pada inhibitor dari aktivitas enzim (mertens,

1966).

Sistem pernapasan adalah pertukaran gas O2 dan CO2 dalam tubuh organisme dan

bertujuan mendapatkan energi. Alat respirasi pada berbagai hewan berbeda-beda. Pada

hewan tingkat rendah O2 langsung berdifusi melalui permukaan tubuh, pada serangga

Page 6: Laporan praktikum

adalah trakea, kalajengking dengan paru-paru buku, ikan dengan insang, katak dengan paru-

paru, kulit dan rongga mulut, reptile dengan paru-paru, dll (panduan primagama).

Respirasi juga terjadi pada manusia yang disebut dengan pernapasan. Proses

menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Respirasi pada manusia bisa memiliki

gangguan seperti penyakit infeksi saluran pernapasan akut atau yang disebut juga (ISPA), hal

ini merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia karena masih tingginya angka

kejadian ISPA terutama pada anak balita. Untuk mencegahnya bisa digunakan sanitasi

rumah, yaitu usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada pengawasan

terhadap struktur fisik, dimana orang menggunakan sebagai tempat berlindung yang

mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sarana tersebut antara lain ventilasi, suhu,

kelembapan, padatan hunian, penerangan alami, kontruksi bangunan, sarana pembuangan

sampah, sarana pembuangan kotoran manusia dan penyediaan air bersih ( nindya,

sulistyorini, 2005).

Page 7: Laporan praktikum

2. Dasar Teori

Laju metabolisme adalah jumlah total energi yang diproduksi dan dipakai oleh tubuh

per satuan waktu (Seeley, 2002). Laju metabolisme berkaitan erat dengan respirasi karena

respirasi merupakan proses ekstraksi energi dari molekul makanan yang bergantung pada

adanya oksigen (Tobin, 2005). Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi dalam respirasi

dapat dituliskan sebagai berikut:

C6H12O6 + 6O2 → 6 CO2 + 6H2O + 38 ATP

(Tobin, 2005).

Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur banyaknya oksigen yang

dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena oksidasi dari

bahan makanan memerlukan oksigen (dalam jumlah yang diketahui) untuk menghasilkan

energi yang dapat diketahui jumlahnya. Akan tetapi, laju metabolisme biasanya cukup

diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen.

Beberapa faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen antara lain temperatur,

spesies hewan, ukuran badan, dan aktivitas (Tobin, 2005). Laju konsumsi oksigen dapat

ditentukan dengan berbagai cara, antara lain dengan menggunakan mikrorespirometer,

metode Winkler, maupun respirometer Scholander.

Penggunaan masing-masing cara didasarkan pada jenis hewan yang akan diukur laju

konsumsi oksigennya. Mikrorespirometer dipakai untuk mengukur konsumsi oksigen hewan

yang berukuran kecil seperti serangga atau laba-laba.

Page 8: Laporan praktikum

Metode Winkler merupakan suatu cara untuk menentukan banyaknya oksigen yang

terlarut di dalam air (Anonim, wikipedia.org). Dalam metode ini, kadar Oksigen dalam air

ditentukan dengan cara titrasi. Titrasi merupakan penambahan suatu larutan yang telah

diketahui konsentrasinya (larutan standar) ke dalam larutan lain yang tidak diketahui

konsentrasinya secara bertahap sampai terjadi kesetimbangan (Chang, 1996).

Dengan metode Wingkler, kita dapat mengetahui banyaknya oksigen yang dikonsumsi

oleh hewan air seperti ikan.

Respirometer Scholander digunakan untuk mengukur laju konsumsi oksigen hewan-

hewan seperti katak atau mencit. Alat ini terdiri atas syringe, manometer,tabung spesimen,

dan tabung kontrol.

Pada serangga sistem trakea merupakan alat untuk mengambil oksigen dari luar,

mendistribusikannya ke seluruh tubuh dan mengeluarkan karbon dioksida. Udara masuk ke

trakea dengan cara difusi melalui spirakel atau dibantu oleh ventilasi udara.

Sistem trakea pada jangkrik cukup khas seperti yang terdapat pada serangga dan

serangga pada umumnya. Trakea-trakea bermula pada lubang-lubang kecil pada

eksoskeleton (kerangka luar) yang disebut spirakel. Pada serangga yang lebih kecil atau

kurang aktif masuknya O2 melalui sistem trakea dengan fungsi yang sederhana. Sebaiknya

serangga yang berukuran beras dan aktif seperti jangkrik dengan gait melakukan pertukaran

udara dengan trakeanya.

Kontraksi pada otot jangkrik memipihkan organ-organ kendur, pernapasan ini dikenal

dengan pernapasan vital paru-paru dan pada titik ekspirasi maksimum kira-kira (udara

residu) tetap ada di paru-paru. Untuk mengerti respirasi hewan maka kita tidak hanya

memandang sifat dari alat pernapasanya saja tetapi mekanisme yang digunakan untuk

mengendalikan respirasi dan adaptasi terhadap lingkungan berbeda-beda. Bersama dengan

fungsi homoiostatik yang lain, respirasi hewan harus diintegrasikan dan dikoordinasikan

dengan kegiatan pengendalian yang lain.

Page 9: Laporan praktikum

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan bahan :

1. Respirasi sederhana

2. Timbangan

3. 3 ekor jangkrik

4. Kristal NaOH/KOH

5. Eosin/tinta

6. Vaselin/plastisin

7. Kapas

8. Pipet/syiring

9. Stopawatch

10. Gelas Kimia

3.2 Cara kerja :

1. Bungkuslah Kristal NaOH/KOH dengan kapas, lalu masukkan dalam tabung

respirometer.

2. Masukkan jangkrik yang telah ditimbang beratnya ke dalam botol respirometer,

kemudian tutup dengan pipa berskala.

3. Oleskan vaselin/plastisin pada celah penutup tabung.

4. Tutup ujung pipa berskala dengan jari kurang lebih satu menit, kemudian lepaskan dan

masukkan setetes eosin dengan menggunakan pipet /syiring.

5. Amati dan catat perubahan kedudukan eosin pada pipa berskala setiap 5 menit

pertama dan Kedua .

Page 10: Laporan praktikum

6. Lakukan percobaan yang sama (langkah 1 sampai dengan 5) menggunakan jangkrik

lain dengan ukuran yang berbeda.

BAB VI

DATA DAN PEMBAHASAN

PERNAFASAN PADA HEWAN JANGKRIK

4.1 Hasil Pengamatan

N

O

Jumlah Jangkrik Pengamatan O2 dalam 5 menit

pertama

Pengamatan O2 dalam 5 menit

kedua

1. 1 ekor Eosin berjalan dari 0-0,2 ml Eosin berjalan dari 0,2 -0,33 ml

2. 2 ekor Eosin berjalan dari 0-0,38 ml Eosin berjalan dari 0,38-0,59 ml

3. 3 ekor Eosin berjalan dari 0-0,3 ml Eosin berjalan dari 0,3-0,54 ml

4.2 Analisis Hasil Pengamatan

a. Pada satu ekor jangkrik

Dengan waktu 10 menit, eosim mengalami pergesaran yang menunjukkan

seberapa besar penggunaan O2. Pada 5 menit pertama eosin bergeser dari 0 sampai

0,2, sehingga penggunaan O2 0,2 juga. Dan pada menit kedua mengalami

pergeseran dari 0,2 sampai 0,33 yang berarti penggunaan O2 sebesar 0,13.

b. Pada dua ekor jangkrik

Dengan waktu 10 menit, eosim mengalami pergesaran yang menunjukkan

seberapa besar penggunaan O2 . Pada 5 menit pertama eosin bergeser dari 0 sampai

Page 11: Laporan praktikum

0,38, sehingga penggunaan O2 0,38 juga. Dan pada menit kedua mengalami

pergeseran dari 0,38 sampai 0,59 yang berarti penggunaan O2 sebesar 0,21.

c. Pada tiga ekor jangkrik

Dengan waktu 10 menit, eosim mengalami pergesaran yang menunjukkan

seberapa besar penggunaan O2 . Pada 5 menit pertama eosin bergeser dari 0 sampai

0,3, sehingga penggunaan O2 0,3 juga. Dan pada menit kedua mengalami

pergeseran dari 0,3 sampai 0,54 yang berarti penggunaan O2 sebesar 0,24.

4.3 Jawab Pertanyaan

Soal Dan Jawaban :

1. Dari kegiatan yang kamu lakukan, tentukan

a. Variabel manipulasi

b. Variabel kontrol

c. Variabel respon

Jawab : a. Yaitu adanya perbedaanya jumlah media percobaan pada hewan jangkrik

b. Waktu dan oksigen (O2) merupakan variabel kontrol.

c. Variabel respon ditunjukan oleh adanya pergeseran eosin sebagai tanda

batas penggunaan oksigen (O2).

2. Apakah yang menyebabkan terjadinya oergeseran eosin dalam percobaan ini?

Jawab : Karena serangga (jangkrik) berusaha menghirup oksigen dari luar melalui

tabung kapiler besekala, sehingga setiang serangga (jangkrik) memperoleh

oksigen dan eosin akan bergerak.

3. Apa fungsi KOH dalam percobaan tersebut?

Jawab : Mengikat CO2, sehingga pergerakan dari eosin benar-benar hanya

disebabkan oleh konsumsi oksigen. Selain itu juga, KOH memiliki sifat

higroskopis yang mampu menyerap uap air (H2O) di udara. Selain itu KOH

juga merupakan basa kuat sementara CO2 adalah oksida asam sehingga

KOH juga dapat menyerap CO2 dari udara dengan reaksi:

2KOH + CO2 -> K2CO3 + H2O.

Page 12: Laporan praktikum

4.

5. Dari grafik yang diperoleh pada no. 3, jelaskan hubungan anatara variasi jumlah

jangkrik dengan konsumsi oksigen mengapa demikian ?

Jawab : Jumlah jangkrik dengan penggunaan O2 memiliki hubungan yang signifikan.

Dimana jumlah yang lebih banyak mengalami perubahan yang lebih banyak

dan peningkatan yang mengikat secara signifikan juga. Sedangkan jumlah

yang sedikit mengalami perubahan yang lebih sedikit tetapi

peningkatannya meningkat tetap secara signifikan atau teratur.

6. Apakah fungsi oksigen pada proses respirasi makhluk hidup? Tuliskan persamaan

reaksinya!

Page 13: Laporan praktikum

Jawab : Manfaat Oksigen Bagi Tubuh

Kebutuhan tubuh terhadap oksigen merupakan kebutuhan yang sangat

mendasar dan mendesak. Tanpa oksigen dalam waktu tertentu, sel tubuh

akan mengalami kerusakan yang menetap dan menimbulkan kematian.

Otak merupakan organ yang sangat sensitif terhadap kekurangan oksigen.

Otak masih mampu menoleransi kekurangan oksigen antara tiga sampai

lima menit. Apabila kekurangan oksigen berlangsung lebih dari lima menit,

dapat terjadi kerusakan sel otak secara permanen (Kozier dan Erb 1998).

Oksigen merupakan suatu komponen yang sangat penting di dalam

memproduksi molekul Adenosin Trifosfat (ATP) secara normal. ATP adalah

sumber bahan bakar untuk sel agar dapat berfungsi secara optimal. ATP

membcrikan energi yang diperlukan oleh sel untuk melakukan keperluan

berbagai aktivitas untuk memelihara efektivitas segala fungsi tubuh. Bila

oksigen tersedia di dalam tubuh secara adekuat, maka mitokondria akan

memproduksi ATP. Tanpa oksigen, mitokondria tidak dapat membuat ATP.

Walaupun dalam kondisi kekurangan oksigen akan diproduksi ATP melalui

proses glikolisis di dalam sitosol, akan tetapi ATP yang dihasilkan tidak

sebanyak di dalam mitokondria. Oleh karena tidak adekuatnya oksigen, sel

akan kehilangan fungsinya dan selanjutnya akan mengakibatkan jaringan

dan organ tubuh juga kehilangan fungsinya. Hal tersebut menyebabkan

kehidupan seseorang berada dalam bahaya.

Persamaan Reaksi :

C6H12O6 + 6O2 → 6 CO2 + 6 H2O + ATP

4.4 Kesimpulan :

Pada percobaan ini, dapat dipastikan bahwa hewan selama bernafas juga

membutuhkan oksigen (O2) yang digunakan sebagai pembakar bahan makanannya

dalam tubuhnya yang kemudian diperoleh energi. Dan dalam penggunaannya semakin

besar jumlah jangkrik semakin besar jumlah penggunaannya oksigen (O2).

Page 14: Laporan praktikum

Lampiran 1

Gambar Hasil Mengamatan

Page 15: Laporan praktikum
Page 16: Laporan praktikum

PERNAFASAN MEMBUKTIKAN KARBONDIOKSIDA (CO2)

A. Tujuan :

Membuktikan bahwa udara sisa pernafasan yang kita hembuskan mengandung

karbondioksida (CO2).

B. Dasar Teori :

Pernapasan adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan dua proses yang

berbeda tapi saling berhubungan, yaitu pernapasan seluler dan pernapasan mekanik.

Pernapasan seluler adalah proses dimana sel memperoleh energi melalui pemecahan

molekul organik. Pernapasan mekanik adalah proses penyerapan oksigen untuk pernapasan

seluler yang diserap dari atmosfer ke dalam sistem vaskuler darah dan pengeluaran

karbondioksida ke atmosfer.

Pernapasan adalah proses pertukaran gas O2 dengan CO2 sebagai hasil

metabolisme normal dan zat yang dibutuhkan atau diperlukan dalam pernapasan itu sendiri.

Pernapasan merupakan pembakaran (metabolisme atau disimilasi) dimana energi yang

disimpan tadi dikembalikan lagi untuk mengembalikan proses-proses kehidupan atau

respirasi adalah proses pembokaran energi yang tersimpan untuk dimanfaatkan dalam

proses-proses kehidupan.

Sistem pernapasan memiliki komponen fungsional yaitu sistem konduksi untuk

mengangkut gas ekspirasi dan inspirasi antara atmosfer dan sistem sirkulasi, serta sebagai

permukaan untuk pertukaraan pasif gas antara atmosfir dan darah. Sistem konduksi pada

darahnya diawali sebagai saluran tunggal yang bercabang-cabang membentuk jalan

pernapasan yang diameternya semakin kecil. Percabangan terminal dari sistem konduksi

membuka ke dalam kantung berujung buntu yang disebut alveoli yang merupakan tempat

pertukaraan gas.

Respirasi atau oksigen glukosa adalah merupakan sumber energi yang utama untuk

kebanyakan sel. Pada waktu glukosa dipecah dalam suatu rangkaian reaksi enzimatis,

beberapa energi disebabkan dalam bentuk ikatan fosfat berenergi tinggi (ATP) dan sebagian

lagi hilang sebagai panas.

Page 17: Laporan praktikum

Proses utama respirasi adalah mobilisasi senyawa organik dan oksidasi senyaw. Senyawa

tersebut secara terkendali untuk membebaskan energi bagi pemeliharaan dan

perkembangan tumbuhan.

C. Alat dan Bahan :

- Gelas kimia

- Selang plastik

- Air kapur

- Fenoflialin (PP)

D. Cara kerja :

- Tuang cairan atau kapur kedalam gelas kimia

- Teteskan eosin dan fenoftialin (PP) kedalam air kapur

- Tiup air kapur yang telah dicampur eosin dan fenoftialin (PP)

- Hembuskan hingga terjadinya perubahan

- Amati !!

E. Masalah :

Apa sajakah yang dikeluarkan oleh tubuh dalam proses pernapasan ?

F. Analisis Hasil Pengamatan :

Pada percobaan ini, terlihat adanya perubahan warna air kapur yang awalnya

berwarna bening yang berubah menjadi keruh. Bahkan menghasilkan endapan didaerah

dasar gelas. Cairan berubah warna dari ungu menjadi merah muda (pink) sampai menjadi

putih susu.

Pada botol A yang hanya dituangkan air kapuur saja warnanya bening. Pada botol B

yang juga dituangkan air kapur warnanya bening tapi telah ditetesi larutan fenoftialin (pp)

warnanya berubah menjadi merah muda namun setelah kita hembuskan udara

pernafasan(CO2) secara perlahan-lahan warna air kapur tadi beruabh menjadi karuh dan

menjadi putih.

Page 18: Laporan praktikum

Pertanyaan :

1. Mengapa air kapur menjadi lebih keruh ?

2. Apa fungsi kapur pada percobaan ini ?

Jawaban :

1. Dalam percoaan, air kapur yang semula bening akan berubah menjadi keruh. Hal ini

dikarenakan air kapur bereaksi dengan karbondioksida yang ditiupkan.

Kejernihannya tidak sama, pada botol A warnanya bening namun pada botol B

warnanya keruh. Botol A lebih jernih dibandingkan botol B. Hal tersebut dapat

terjadi karena botol A hanya dituangkan air kapur saja sehingga warnanya tetap

bening sedangkan pada botol B air kapur kita tetesi larutan fenoftialin (PP) dan kita

hembuskan udara pernafasan (CO2) sehingga warnanya keruh.

2. Fungsi air kapur pada percobaan ini adalah sebagai indikator dalam percobaan ini.

Dimana kapur ini sebagai pembukti bahwa sistem respirasi mengeluarkan CO2.

G. Kesimpulan

Pada percobaan ini, kita dapat membuktikan bahwa udara pernafasan yang kita

hembuskan mengandung karbondioksida (CO2). Hal ini dapat dibuktikan dengan kondisi

keruhnya air kapur. Dimana karbondioksida (CO2) yang kita keluarkan saat bernafas akan

bereaksi dengan zat yang terkandung dalam air kapur. Air kapur yang jernih setelah ditetesi

larutan fenoftialin (PP) akan berubah warna menjadi pink (merah muda) dan setelah kita

hembuskan udara pernafasan (karbondioksida) akan berubah menjadi keruh karena air

kapur yang bening akan berubah warna menjadi keruh setiap jika terkena karbondioksida.

E. Saran

Pada kegiatan praktikum ini, sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan di

persiapkan terlebih dahulu, agar praktikan dapat berjalan dengan baik. Dan untuk para

praktikan agar mempersiapkan diri materi-materi yang akan dipraktekkan, agar dalam

kegiatan praktikum tidak terhambat.

Page 19: Laporan praktikum

Lampiran 2

Gambar Hasil Pengamatan

Page 20: Laporan praktikum

Daftar Pustaka

http//www.laporan praktikum respirasi jangkrik « Irwanalyani's Blog.htm

http//www. Laporan Praktikum « Dani's Blog.htm

http//www. V3’s Blog » Blog Archive » Laporan praktikum Respirasi.htm

http://id.wikipedia.org/w/index.php?

title=Pembicaraan:Kalsium_hidroksida&action=edit&redlink=1