laporan kerja praktek mengenai kandungan nitrogen dalam air tambak

24
1 Magang Kerja Di Tempat Usaha Tambak Lele Skala Rumah Tangga Laporan Kerja Praktik Oleh : Yosa Kalam Panjaitan NIM 412009015 2013 Program Studi Biologi Fakultas Biologi Universitas Kristen Satya Wacana

Upload: yosa-kalam-panjaitan

Post on 01-Jan-2016

177 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Nitrogen merupakan salah satu unsur utama dalam kehidupan yang ditemukkan diseluruh asam amino baik essensial maupun non essensial yang merupakan penyusun protein. Akan tetapi seluruh produk dari hasil proses tersebut memiliki tingkat konsentrasi yang tidak dapat melebih konsentrasi yang ada dengan melalui siklus nitrogen.

TRANSCRIPT

Page 1: laporan kerja praktek mengenai kandungan nitrogen dalam air tambak

1

Magang Kerja Di Tempat Usaha Tambak Lele Skala

Rumah Tangga

Laporan Kerja Praktik

Oleh :

Yosa Kalam Panjaitan

NIM 412009015

2013

Program Studi Biologi

Fakultas Biologi

Universitas Kristen Satya Wacana

Page 2: laporan kerja praktek mengenai kandungan nitrogen dalam air tambak

2

Magang Kerja Di Tempat Usaha Tambak Lele Skala Rumah Tangga

Oleh

Yosa Kalam Panjaitan

NIM 412009015

Program Studi Biologi

Laporan kerja praktik ini telah disetujui pada tanggal :

_______________________

Pembimbing

(Drs. Sucahyo, M. Sc)

Salatiga, _____________________

Program Studi Biologi

Fakultas Biologi

Universitas Kristen Satya Wacana

Dekan,

(Drs. Rully Adi Nugroho, M.Sc. PhD)

Page 3: laporan kerja praktek mengenai kandungan nitrogen dalam air tambak

3

Magang Kerja Di Tempat Usaha Tambak Lele Skala Rumah Tangga

Oleh

Yosa Kalam Panjaitan

NIM 412009015

Program Studi Biologi

kerja praktik ini telah dilakukan pada:

1 Mei 2013 – 23 Agustus 2013

Daniel Adi Susanto

(Pemilik Tempat Usaha)

Page 4: laporan kerja praktek mengenai kandungan nitrogen dalam air tambak

4

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME atas segala rahmat, berkat dan

penyertaan-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan kerja praktik sampai pada penyusunann

laporan ini dengan baik. Melalui kerja praktik yang telah dilaksanakan, penulis memperoleh

banyak pengalaman, terutama mengenai tatacara mengembangbiakkan ikan lele untuk siap

dipasarkan dan mengetahui perubahan warna kandungan air pada ikan dan daur biogeokima

dalam tambak.

Pada kesempatan ini, penulis dengan penuh kerendahan hati ingin menyampaikan ucapan

rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Sucahyo, M.Sc selaku pembimbing yang telah memberikan arahan,

bimbingan, dan informasi selama penulisan laporan kerja praktik.

2. Bapak Daniel Adi Susanto dan Bapak Edi Santoso selaku pembimbing lapangan yang

membantu penulis selama pelaksanaan kerja praktik.

3. Keluarga, atas segala kecukupan materi dan kasih sayang.

4. Teman-teman senasib sepenanggungan.

5. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak memungkinkan untuk penulis

sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktik ini masih mempunyai banyak kekurangan,

sehingga masih membutuhkan kritik dan saran sebagai masukan yang bersifat membangun guna

kemajuan diri di masa mendatang. Semoga laporan kerja praktik ini bermanfaat bagi rekan-rekan

mahasiswa Fakultas Biologi UKSW atau bagi yang memerlukanya. Segala kekurangan dalam

penulisan laporan kerja praktik ini kiranya dapat dimaklumi. Tuhan memberkati.

Salatiga, Juni 2013

Penulis

Page 5: laporan kerja praktek mengenai kandungan nitrogen dalam air tambak

5

DAFTAR ISI

Halaman judul ………………………………………………………………….. i

Halaman pengesahan fakultas ………………………………………………......

Halaman pengesahan tempat kerja ……………………………………………...

ii

iii

Kata pengantar …………………………………………………………………. Iv

Daftar isi ………………………………………………………………………... V

1. Pendahuluan ………………………………………………………………

1.1 Latar Belakang …………………………………………...…………...

1.2 Tujuan ..………………………………………………………………

1.3 Manfaat ……………………………………………………………….

2. Profil usaha ……………………………………………………………….

2.1 Sejarah Perkembangan Usaha ……………………………………….

2.2 Proses Budidaya ditambak Ikan Lele…………………………………

3. Pelaksanaan Kerja Praktek ………………………………………………

3.1 Waktu dan tempat …………………………………………………….

3.2 Pelaksanaan Kerja Praktek ……………………………………….......

3.3 Analisis Nitrogen ..……………………………………………………

3.4 Kajian Ikan Lele ..…………………………………………………….

4. Penutup …………………………………………………………………...

Kesimpulan …………...………………..…………………………………

1

1

2

2

4

4

5

6

6

6

7

11

16

16

Daftar Pustaka ………………………………………………………………….. 17

Lampiran ………………………………………………………………………..

18

Page 6: laporan kerja praktek mengenai kandungan nitrogen dalam air tambak

6

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerja praktek merupakan salah satu matakuliah yang bertujuan untuk implementasi secara

sistematis dan nyata antara program pendidikan diperkuliahan dalam bentuk ilmu yang didapat

dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung di

dunia kerja untuk mencapai tingkatan keahlian tertentu. Di samping dunia usaha, kerja praktek

dapat memberikan keuntungan pada pelaksaanan itu sendiri yaitu program studi, karena keahlian

yang tidak diajarkan diperkuliahan dan hanya didapat di dunia usaha, sehingga dengan adanya

kerja praktek dapat meningkatkan mutu dan relevensi yang dapat diarahkan untuk

mengembangkan suatu sistem yang mantap antara dunia pendidikan dan dunia usaha.

Saat ini kebutuhan pangan mengenai ikan masih sangat tinggi, dan pulau Jawa menjadi

produsen terbesar di Indonesia dalam menghasilkan produk produk ikan, khususnya Jawa

Tengah. Dari kebutuhan disektor perikanan tersebut, tidak hanya dicukupi oleh industri besar saja

tetapi juga industri kecil juga berpengaruh untuk memenuhi kebutuhan nasional. Menurut dinas

kelautan Jawa Tengah pada tahun 2011 produksi perikanan pada tambak lele mencapai 115,768,4

ton, jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun tahun sebelumnya yang hanya berkisar 70 ribu

sampai 80 ribu ton per tahun, sehingga dari angka tersebut Jawa Tengah menjadi salah satu

sentral penghasil ikan terbesar di Indonesia(anonim 1 ,2011).

Sektor perikanan skala rumah tangga memiliki peranan yang sangat luar biasa, yaitu

membantu perekonomian keluarga yang kurang mampu disekitar rumah. Selain perannya

dibidang ekonomi industri kecil juga membantu dalam mencukupi nilzi gizi bagi anak anak

terkhususnya, misal protein pada ikan sangat cocok bagi anak anak balita khususnya, sebagai

perangsang pertumbuhan sel otak, dan kandungan lainya. Untuk sektor perikanan skala rumah

tangga memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihan dari sektor perikanan skala rumah tangga

selain membantu perekonomian adalah manajemennya yang masih sederhana, dengan

manajemen yang sederhana tersebut, kontrol akan tambak, kecukupan pakan dan lain lainya lebih

terjaga, kemudian Pemilik dapat mengelola industry tambak ini secara mandiri dan bebas waktu.

Kekurangan dari sektor industri perikanan ini sendiri yaitu Sering terjadi mist-manajemen dan

ketidakpedulian pengelolaan terhadap prinsip-prinsip manajerial, Sumber modal yang terbatas

pada kemampuan pemilik, Perencanaan dan program pengendalian sering tidak ada atau belum

pernah merumuskan, dan penggunaan alat alat yang lebih modern tidak terpakai dikarenakan

minimnya modal.

Page 7: laporan kerja praktek mengenai kandungan nitrogen dalam air tambak

7

Dalam hal kepentingan kerja praktek di industri kecil, diharapkan mahasiswa mampu

memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pengusaha tambak ikan melalui membagikan ilmu

yang didapat pada saat perkuliahan membantu dalam setiap perencanaan dan control tiap harinya

pada tambak lele. Selain kontribusi tersebut mahasiswa diharapkan juga mendapatkan

pengalaman kerja secara nyata, dari berbagai aspek sebagai contoh mengenai manajemen opreasi

sehari hari yang sederhana, tehnik tehnik yang dipakai dalam pembesaran bibit, dan pengalaman

mengenai tata cara perawatan ikan lebih detail dan mendalam.

1.2 Tujuan

Maksud dilaksanakan kerja praktek adalah untuk mengimplementasikan pengetahuan yang

selama ini didapat di perkuliahan dengan kenyataan sesungguhnya di lapangan atau sekaligus

mengaplikasikanya jika yang didapat di perkuliahan dengan sesungguhnya di lapangan termasuk

merancang sistem ataupun mengembangkan sistem yang ada agar bisa lebih efektif dan berguna.

Tujuan dilaksanakannya kerja praktek adalah :

1. Untuk mengimplementasikan ilmu yang didapat dari kuliah yang telah dijalani

2. Untuk mengetahui tatacara pengelolaan dan kontrol kualitas air pada tambak lele

1.2 Manfaat

- Manfaat Bagi Mahasiswa

a. Dapat memperoleh gambaran dunia kerja yang nantinya berguna bagi mahasiswa yang

bersangkutan apabila telah menyelesaikan perkuliahannya, sehingga dapat menyesuaikan diri

dengan dunia kerja.

b. Dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh pada masa kuliah dan

sekalian menambah wawasan dan pengalaman.

c. Dapat mengetahui perbandingan antara teori dan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan

dengan praktek di lapangan.

d. Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam kerja.

Page 8: laporan kerja praktek mengenai kandungan nitrogen dalam air tambak

8

- Manfaat Bagi Program Studi

a. Dapat meningkatkan kerjasama antara lembaga pendidikan khususnya program studi dengan

tempat usaha.

b. Dapat mempromosikan keberadaan program studi di tengah-tengah dunia kerja, sehingga dapat

mengantisipasi kebutuhan dunia kerja akan tenaga kerja yang profesional dan kompeten di

bidang masing-masing.

- Manfaat Bagi Instansi

a. Dapat menigkatkan kerjasama antara program studi dengan tempat usaha.

b. Membantu program studi dalam menyelesaikan tugas sehari-hari selama Kerja praktek.

Page 9: laporan kerja praktek mengenai kandungan nitrogen dalam air tambak

9

2. Profil Usaha

2.1 Sejarah Perkembangan Usaha

Usaha tambak lele beralamatkan di RT 03 Rw 03 Kelurahan Banyuanyar Kecamatan

Banjarsari Surakarta. Awal mula usaha hanya berskala kecil dengan menggunakkan kolam

dengan media tanah dan hasil dari kolam ikan ini hanya dikonsumsi sendiri. Pada tahap

berikutnya memiliki 2 kolam dengan kolam tambahan berupa kolam berbahan terpal. Dalam

pemberian pakan dilakukan secara konvensional pakan berupa pelet dengan tambahan pakan

alternatif berupa roti, dll. Perkembangan lebih lanjut penggunaan multivitamin berupa Bioku Fish

pada pakan ikan dan Bekka Fish pada yang digunakan pada air kolam ikan.

BIOKU Fish merupakan probiotik cair yang diproduksi melalui proses bioteknologi dengan

menggunakan mikrobia unggul berupa Bacillus subtilis (penghasil enzim-enzim phospatase,

protease, amylase dan lipase yang berguna dalam sistem pencernaan ikan), Saccharomyces

cerevisiae (penghasil zat faktor tumbuh serta meningkatkan daya tahan tubuh ikan),

Lactobacillus sp (penghasil asam-asam organik (acidifier) pengurai unsur-unsur phospat dan

menekan pertumbuhan bakteri merugikan dalam sistem pencernaan ikan) dan Actinomycetes

(penghasil vitamin-vitamin, khususnya vitamin B12 yang mempercepat pertumbuhan ikan) dan

juga bermanfaat Menyempurnakan sistem pencernaan ikan (meningkatkan efisiensi FCR),

Menekan pertumbuhan bakteri yang merugikan sehingga mengurangi tingkat kematian ikan.

Mempercepat masa panen.

Bekka fish diproduksi melalui proses bioteknologi bahan bahan organik menggunakkan

mikkroba unggul pengurai bahan organik termasuk kotoran ikan dan sisa makanan ikan,

yaituAzzospirillium sp, Aspergillus Sp, Actinomycetes, Lactobaccilus sp, Pseudomonas sp, Yeast

dan manfaat yang didapat yaitu Memperbaiki kualitas air dan menjaga keseimbangan ekosistem

kolam/ tambak, Mendekomposisikan sisa sisa bahan organik, termasuk kotoran ikan maupun sisa

makanan dalam kolam / tambak, Meningkatkan dan mempercepat plankton sebagai sumber

makanan alamai ikan, Mengurangi angka kematian ikan, Mengurangipotensi penyakit white spot

dan red spot, Mempercepat masa panen, Mengurangi kebutuhan pergantian air kolam /

tambak.merasa mendapat keuntungan yang lebih pada tahap berikutnya usaha tambak lele

kembali mengalami perluasan dan pembesaran kolam ikan dengan luas 8 m2

dengan daya sebar

3000 – 4000 ekor.

Page 10: laporan kerja praktek mengenai kandungan nitrogen dalam air tambak

10

2.2 Proses Budidaya ditambak Ikan Lele

Tambak lele dilengkapi dengan pengolahan limbah dan kolam untuk aquaponik. Proses

pengolahan limbah dan aquaponik yaitu dari kolam ikan menuju tong a. sebagai tempat

pengendapan, pada pada tong ini dilakukan pembuangan hasil endapan dari kolam ikan sehingga

digunakkan sebagai pupuk cair agar memiliki hasil buangan nol (zero waste). Dari tong A

menuju tong b, dan menuju kekolam aquaponik, dan kembali ke kolam ikan sebagai aerasi. Hasil

buangan dari tong a, yang digunakkan sebagai pupuk pada tanaman, menghasilkan berbagai hasil

seperti lombok, terong, sawi dll, dengan hasil yang baik

.

Gambar 1. proses aquaponik menurut anak panah berwarna merah

Page 11: laporan kerja praktek mengenai kandungan nitrogen dalam air tambak

11

3. PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Waktu dan tempat Kerja Praktek

Praktek ini dilaksanakan pada tanggal 6 mei 2013 – 23 agustus 2013 di tempat usaha tambak

lele RT 03 Rw 03 Kelurahan Banyuanyar Kecamatan Banjarsari Surakarta.

3.2 Pelaksanaan Kerja Praktek

3.2.1 Persiapan Media

Pada hari pertama dilakukan pengisian air terhadap sistem aquaponik, baik kolam, tong A,

tong B hingga kolam aquaponik dan dilakukan pengecekkan pada bagian bagian yang bocor.

Setelah sistem aquaponik siap dilakukan treatmen berupa pemberian garam krosok (garam kasar)

dan tetap dialirkan kesemua bagian hingga tercampur semua pada hari ke 3, diberikkan methilen

blue sebagai obat penghilang bakteri dan kuman yang tidak mendukung dan hri ke 6 kemudian

setelah diberikan methilen blue, dan hari ke 9 diberikan beka fish, didiamkan hingga dipenuhi

alga dan berwarna hijau dan dilakkukan pembibitan jarak antara pemberian beka fish dan

pembibitan sekitar 1 -2 minggu (Pada konsisi hijau).

3.2.2 Pembibitan

Bibit ikan lele didatangkan dari desa kampung lele, boyolali dengan jumlah total ± 3000 ekor

dengan ukuran berkisar 4 – 5 cm. Sebelum ikan dikirim menuju tempat usaha, ikan dipuasakan

selama minimal 1×24 jam sebelum dipanen dengan tujuan agar perut ikan kosong dari pakan dan

tidak terjadi kolaps pada saat pemanenan dan pengangkutan yang dapat menyebabkan kematian

ikan.

III.2.2 Kontrol dan pemberian makanan

Pengontrolan dilakukan bertujuan untuk mengamati jumlah ikan yang mati untuk setiap

harinya dan ikan yang mati dambil dengan tujuan ikan yang mati tidak mengalami pembusukan

didalam kolam dan mengendap didasar kolam, kontrol juga dilakukan dengan pemberian makan,

kontrol tersebut dilakkukan setiap hari hingga masa panen.

Page 12: laporan kerja praktek mengenai kandungan nitrogen dalam air tambak

12

Dalam pemberian makanan, harus disesuaikan dengan biomasa ikan dan jumlah ikan yang

tersebar yaitu, jumlah ikan dikalikan biomasa (Umumnya 0,1) dan dikalikan lagi dengan 3%

(Jumlah pakan ikan per hari secara teknis). Penggunaan makanan menggunakkan Pelet dengan

jenis PF 1000 (1 sak = 10Kg) yang habis selama 1 minggu setelah pembibitan dikarenakan

ukuran pelet yang kecil yang disesuaikan dengan ukuran mulut dari ikan, kemudian pelet jenis

781 -1 (1 sak = 30kg) yang dihabiskan selama ±2 minggu setelah pelet PF 1000, lalu Setelah

Menggunakkan pelet 781-1 digunakan pelet 781-2 (1 sak = 30kg) dihabiskan selama ±1 minggu,

yang terakhir menggunakan pelet 781-3 (1 sak = 30kg) yang dihabiskan ± 8 minggu, akan tetapi

penggunaan pelet disesuaikan dengan ukuran mulut dari ikan. Dan pelet yang akan diberikan

difermentasikan dengan yeast atau ragi dengan Bioku Fish yang berfungsi menyempurnakan

sistem pencernaan ikan, Menekan pertumbuhan bakteri yang merugikan. Secara berkala juga

dikontrol dari bau yang dihasilkan dari air yang menguap jika terjadi bau diberikan Bekka Fish

sebanyak 2 sendok makan saja atau secara berkala 1 minggu 1 kali sebanyak 2 sendok makan

juga. Bekka fish sendiri juga membantu dalam proses meningkatkan kualitas air.

3.2.3 Panen

Pada usia 3 – 4 bulan air dibuang ke perairan/sungai hingga habis dan tahap selanjutnya

pengepul akan datang dan disortir kembali denganukuran 15 -20 cm atau minimum 7 ekor/kg

hingga 12 ekor/kg, dan sisa dari ikan dari proses ini akan kembali masuk ke kolam pembesaran

denga air yang telah diperbaharui. Dari proses pembibitan hingga panen jumlah kematian dari

tambak ikan lele sebanya 10 % dari total daya tebar kolam ikan, dikarenakan efek dari cuaca,

perjalanan saat pengiriman karena tidak dipuasakan ataupun proses saat dipuasakan terlalu lama

dan proses panen yang dapat mengakibatkan ikan stress dan mati.

3.3 Analisis Nitrogen

Analisis kandungan nitrogen dilakukan di laboratorium Fakultas Sains dan Matematika

UKSW pada tanggal 17 Mei 2013 dan 19 Agustus 2013 dengan Metode sebagai berikut

- metode Sulfanilamide atau Diazotization merupakan metode untuk analisis kandungan

Nitrit-Nitrogen dengan pereaksi antara lain sulfanilamide (diazotizing reagent), NED

(Coupling reagent),

Page 13: laporan kerja praktek mengenai kandungan nitrogen dalam air tambak

13

- Metode Camium Reduction: metode ini digunakan untuk mengukur kandungan nitrat.

Kandungan nitrat sendiri dapat diketahu denan penambahan reagen dari metode ini

sebelum pengukuran.

- Metode Nessler Merupakan metode untuk analisis ammonia dengan pereaksi antara lain

nessler reagent, sodium carbonate, standart amonium, chloride solutio

3.3.1 Hasil Analisis

Pada tahap awal kandungan nitrit nitrat dan amoniak pada berbagai compartemen menunjukan

adanya variasi. Kandungan nitrit tertinggi terdapat pada ‘tong A’ dan kandungan nitrat tertinggi

terdapat pada tambak ikan. Setekah 1,5 bulan kandungan nitrit tertinggi terdapat pada tong B dan

kandungan nitrat tertinggi tertdapat pada tambak ikan dan tong B, data selengkapnya dapat dilihat

pada tabel 1 dan 2.

Tabel 1. hasil analisis air pada tahap awal setelah 1 minggu

Parameter Sumur Tambak ikan Tong A Tong B Aquaponik

nitrit (NO2-) Mg/L 0,003 0,004 0,024 0,007 0,04

nitrat (NO3-) Mg/L 0,1 0,6 0,1 0,5 0,4

Amoniak (NH3) mg/L 0,19 0,34 0,28 0,42 0,30

Tabel 2. hasil analisis pada tahap berikutnya setelah 1,5 bulan

Parameter Tambak ikan Tong A Tong B Aquaponik

nitrit (NO2-) Mg/L 0,05 0,04 0,95 0,04

nitrat (NO3-) Mg/L 19 14,5 19 11,5

amoniak (NH3) mg/L 57 78 64,5 54,75

Dari data yang didapat bahwa terdapat aktivitas microbial dalam kandungan air tambak lele

tersebut yang mengalami perubahan. Dari data tersebut siklus nitrogen dapat berjalan dari

padatan menjadi unsur amoniak mengalami proses nirifikasi menjadi nitrit dan nitrat. Jika dilihat

kembali data hasil analisis pada input di tambak ikan dan output pada aquaponik mengalami

penurunan walaupun tidak semua data mengalami penurunan signifikan. Akan tetapi pada data

Page 14: laporan kerja praktek mengenai kandungan nitrogen dalam air tambak

14

tertentu pada data diatas sebagai contoh kadar nitrit pada tabel ke 3 pada tong A dan tong B pada

sistem IPAL (Instalasi pengolahan air limbah) mengalami peningkatan lebih tinggi daripada

kondisi di tambak ikan hal ini terjadi dikarenakan masih tingginyaa kadar Amoniak pada tong A

dan tong B Yaitu masih pada kadar 78 Mg/L dan 64 Mg/L.

Dari hasi analisis yang didapat masih tergolong tinggi karena menurut PP No.82 tahun 2001

Yang ditulis oleh Hendrawati dkk (2007), Kadar Amoniak (NH3-N) adalah 0,5 Mg/L Nitrat

(NO3) adalah 20 MG/L dan kandungan nitrit yang dihitung sebagai N menurut Departemen

lingkungan Hidup (2001) (Anonim 2,2001) dalam lampiran PP No. 82 tahun 2001 yaitu sebesar

0,06 mg/L, sehingga jika mendekati batas tesebut atau melebihi batas kadar tersebut ikan akan

mengalami tingkat kestressan yang tinggi daya tahan tubuh pada ikan akan turun hingga pada

kematian yang tinggi pada ikan

Gambar 2. Perubahan wana air kolam

Dari hasil yang didapat dalam 3 bulan warna pada air kolam akan mengalami perubahan yang

sangat berbeda. Pada 1 minggu pertama air setelah mengalami treatment akan berubah menjadi

berwarna hijau, warna ini akan tetap hijau selama 1 -1,5 bulan.

Hal ini dinamakan eutrofikasi yang memilikinutrien yang tinggi sehingga alga dan

fitoplankton sangat banyak(Anonim 3 2013; Campbell, N, A. dkk, 2006). Robert, R, J (2001)

mengungkapkan dengan adanya biomasa dari alga dan fitoplankton yang banyak akan

membentuk endapan pertumbuhan bakteri dan sendimentasi. Selain itu Alga dan fitoplankton

memberikan efek mengenai respirasi dan fotosintesis pada kondisi yang mendukung tetapi dalam

proses ini dapat membuat tingkat stres pada ikan sangat tinggi karena kondisi jumlah oksigen

terlarut pada siang dan malam hari sangat jauh berbeda.

Pada massa setelah hijau yaitu setelah berlangsung setelah 1, bulan air akan mengara ke warna

kecoklatan dan merah hingga pasca panen, pada kondisi warna air ini kondisi ikan tidak akan

mengalami stress karena dalam pemakaian oksigen oleh alga lebih minim.

Page 15: laporan kerja praktek mengenai kandungan nitrogen dalam air tambak

15

Dalam endapan yang ada akan mengalami pemecahan struktur unsur hara misal berasal dari

kotoran ikan, bakteri yang mati ,alga dan fitoplankton yang sudah mati membentuk endapan

((NH2)2CO), dalam pemecahannya akan didapati siklus yang dilakukan oleh bakteri yaitu:

- Siklus nitrogen

Gambar 3. Siklus Nitrogen (Anonim 4. 2013.)

Nitrogen merupakan salah satu unsur utama dalam kehidupan yang ditemukkan diseluruh

asam amino baik essensial maupun non essensial yang merupakan penyusun protein. Akan tetapi

seluruh produk dari hasil proses tersebut memiliki tingkat konsentrasi yang tidak dapat melebih

konsentrasi yang ada dengan melalui siklus nitrogen.

Siklus ini dimulai dari endapan hasil dari kotoran ikan, alga dan fitoplankton yang telah mati

diproses menjadi Amonium (NH4-) yang mengikat hidrogen atau air dan mengalami pelepasan

unsur hydroxil (HO-) dan Karbon dioksida (CO2) menjadi amoniak, proses ini dinamakan

ammonifikasi / mineralisasi yang dilakukan oleh bakteri heterotrof. Untuk Ammonium dan

ammoniak pada tingkat konsentrasi 0,18mg/ldapat menghambat pertumbuhan pada ikan

(Wedemeyer, G, A.1997)

Page 16: laporan kerja praktek mengenai kandungan nitrogen dalam air tambak

16

Gambar 4. Ammonification (Anonim 5.2013)

Dalam pemecahan unsur amoniak (NH3) akan mengalami proses nitrifikasi menjadi nitrit

(NO2-) yang memiliki hasil samping air dan energi oleh bakteri nitrosomonas dan nitrosococus

dan dari unsur nitrit (NO2-) menjadi unsur nitrat (NO3

-) yang menghasilkan energi bagi mikroba

Gambar 5. Daur materi/proses nitrifikasi (budiyanto 2013)

Dalam siklus nitrogen tidak hanya selesa menjadi unsur nitrat (NO3-) akan tetapi

mengalamiproses denitrifikasi yang menghasilkan nitrogen bebas (N2) dan oksigen. Dalam siklus

nitrogen ini akan menghasilkan unsur carbon dari emdapan yang sangat banyak sehingga tidak

terlepas juga dari siklus karbon dan siklus hidrogen.

Page 17: laporan kerja praktek mengenai kandungan nitrogen dalam air tambak

17

3.4 Kajian Ikan Lele

3.4.1 Fisiologi Ikan Lele

Ikan ini tergolong famili Clariidae dan termasuk class Actinopterygii. Ikan ini diperkenalkan

oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT). Ikan lele Sangkuriang ini

merupakan versi perbaikan dari ikan lele dumbo yang mengalami penurunan kualitas (Anonim 6,

2013).

Ikan lele sangkuriang merupakan hasil perkawinan silang balik (Back Cross) Oleh BBPBAT

dengan mengawinkan generasi ke- 2 lele Dumbo dengan indukan jantan Lele dumbo. Sedangkan

lele dumbo sendiri merupakan hasil perkawinan antara lele asal Afrika (Clarias Mozambicus)

dengan lele asal taiwan afrika (Clarias Fuscus). Namun penelaahan lebih lanjut mengatakan lele

dumbo lebih mirip dengan ikan lele asal Afrika dengan nama latin Clarias Gariepinus.

Menurut Suyanto (1986), taksonomi ikan lele (Clarias spp.) adalah sebagai berikut: filum

Chordata (ikan bertulang belakang), sub filum Vetebrata, kelas Pisces (Bernafas dengan insang),

sub kelas Teleostei (ikan bertulang keras), ordo Osteriophysi (ikan pada bagian perut atas

terdapat tulang sebagai keseimbangan yng disebut tulang weber), sub ordo Siluroidae, famili

Clariidae(kelompok ikan berciri khas kepala pipih dengan lempengan tulangbersirip dada sebagai

patil, serta memiliki alat pernafasan tambahan untuk mngambil oksigen bebas diudara), genus

Clarias dan spesies Clarias spp.

Ikan dilengkapi dengan 2 alat pernafasan yaitu

-Insang

insang sebagai alat respirasi pengganti paru-paru pada hewan darat. Insang sangat berperan

dalam menyelaraskan homeostasis lingkungan bagi ikan. Lapis epitelnya tipis untuk

memudahkan pertukaran gas, namun hal ini pun menjadikan insang sangat rawan terhadap infeksi

dari hamahama penyakit. Selain fungsinya dalam pertukaran gas, insangpun berfungsi sebagai

pengatur pertukaran garam dan air, pengeluaran limbah-limbah yang mengandung nitrogen.

Kerusakan struktur yang ringan sekalipun dapat sangat mengganggu pengaturan osmose dan

kesulitan pernafasan (Nabib, dan F H Pasaribu. 1989).

Insang terdiri dari dua rangkaian yang tersusun atas empat lengkungan tulang rawan dan

tulang keras (holobrankhia) yang menyusun sisi faring. Masing masing holobrankhia yang

menonjol dari pangkal posterior lengkung insang. Hemibrankhia terdiri dari dua baris filamen

tipis panjang yang disebut lamella primer. Lamela primer permukaannya mengalami perluasan

Page 18: laporan kerja praktek mengenai kandungan nitrogen dalam air tambak

18

oleh adanya lamella sekunder yang merupakan lipatan semilunar yang menutupi permukaan

dorsal dan ventral. Insang juga dilengkapi dengan lapisan sel-sel penghasil mukus dan sel-sel

yang mengekresi ammonia dan kelebihan garam. Pada bagian tepi tengah anterior dilengkapi

stuktur (gill rakers) yang berperan menyaring pertikel-pertikel pakan (Robert, R, J. 2001).

- Alat bantu pernafasan

Ikan lele mempunyai organ insang tambahan (arborescent) yang memungkinkan ikan ini

mengambil oksigen pernafasannya dari udara di luar air, karena itu ikan lele tahan hidup di

perairan yang airnya mengandung sedikit oksigen. Bentuk alat pernapasan tambahan (labirin)

ikan lele seperti rimbunan dedaunan. Labirin berwarna kemerahan yang terletak di bagian atas

lengkung insang kedua dan keempat. Fungsi labirin ini mengambil oksigen dari atas permukaan

air sehingga dapat mengambil oksigen secara langsung dari udara. Dengan alat pernapasan

tambahan ini, ikan lele mampu bertahan hidup dalam kondisi oksigen (O2) yang minimum

(Mahyudin, K. 2011).

3.4.1 Faktor faktor penyebab kematian Lele

Dari hasil pengamatan langsung terdapat sejumlah kematian yang terjadi pada kolam ikan,

kisaran kematian mencapai 10% dari total tambak ikan ini terjadi karena adanya Sumber hama

dan penyakit ikan lele. Dalam penyebaran hama penyakit terdapat 2 faktor dari faktor internal,

antara lain kepadatan ikan yang ada pada kolam, pengaturan pakan yang tidak tepat sehingga

terdapat sisa makanan yang mengendap, benih ataupun alat yang dimasukkan kedalam kolam

yang membawa bibit penyakit, kurangnya daya oksigen, sampai pengaturan air yang buruk.

Sedangkan dari faktor eksternal antara lain iklim, cuaca, sumber air, serangan wabah regional dan

lain sebagainya.

Pada kolam dimana ikan dipelihara terdapat predator, kompetitor dan atau senyawa beracun

dapat diambil tindakan pencegahan secara cepat untuk mengatasinya. Akan tetapi gejala gejala

penyakit yang disebabkan oleh parasit, perlu pengamatan lebih jauh mengenai gejala gejala

melalui tingkah laku ikan untuk menentukan tubuh yang menderita dan penyebabnya.

Tabel 3. Diagnosa penyakit ikan (Afrianto, E dan E, Liviawati.1992)

Tanda tanda dan tingkah laku ikan Diagnosis

Kelainan pada tulang belakang ikan,

scoliosistau Lordosis

a. Keturunan

b. Myxosoma cerebralis

Page 19: laporan kerja praktek mengenai kandungan nitrogen dalam air tambak

19

c. Infekfeksi bakteri/virus

d. Kekurangan vitamin

Kelainan pada rahang atas/bawah

a. Myxosoma cerebralis

b. Kelainan kelenjar thyroid

Rontok sirip

a. Infeksi bakteri Flexibacter sp.

b. Parasit Costia sp

c. Sifat air terlalu basa

d. Parasit Gyrodacylus sp.

Perut gelembung (dropsy)

a. Bacterial hemorrhagic spticaemia

b. Viral hemorrhagic septicaemia (VHS)

Ikan menjadi kurus

a. Tuberculosis

b. Penyakit cacing

c. Penyakit Octomitus sp

Sisik kasar

a. Infeksi bakteri

b. Air terlalu asam

Mata menonjol

a. Tuberculosis

b. Infeksi cacing

c. Infeksi virus

Mata masuk ke dalam

a. Infeksi bakteri

b. Infeksi Trypanoplasma

Serabut seperti kapas pada kulit

a. Penyakit jamur Saprolegnia sp

Pendarahan a. Sengatan Argulus sp

b. Infeksi bakteri

c. Infeksi Trichodina sp

d. Gigitan lintah

Kulit terasa kasar dan bintik hitam

a. Ichtyosporidium

Insang pucat

a. Infeksi bakteri

b. Infeksi virus

Insang rontok

a. bakteri Flexibactersp

b. Myxobacteria

c. Parasit Dactylogyrus sp

Bintil putih kemerahan pada insang

a. Myxobolus

Frekuensi pernapasan bertambah a. Myxobacteria

Page 20: laporan kerja praktek mengenai kandungan nitrogen dalam air tambak

20

b. Flexibacter sp

c. Parasit Dactylogyrus sp

Bintik-bintik putih pada kulit

a. Ichtyopthirius sp

Luka pada daging a. Ichthyosporidium

b. Tuberculosis

c. Bacterial septiemia

d. Flexibacter columnaris

Bintil berwarna putih pada hati, limpa,

jantung Dan otak

a. Ichtyosporidium

Bintil berwarna putih pada hati dan jantung

a. Sporozoasis

b. Tuberculosis

Hati berwarna cokelat kekuning kuningan

a. Infeksi bakteri

Pendarahan dan bengkak pada anus

a. Infeksi bakteri

b. Infeksi virus

c. Octomus

Pembengkakan dan pendarahan pada

gelembung renang

Infeksi bakteri

Tonjolan seperti bunga kol pada rahang

a. Infeksi virus

Tonjolan kecil di daerah sirip

a. Infeksi virus

Tutup insang selalu terbuka a. Myxobacter

b. Columnaris

c. Parasit Bactylogyrus sp

Page 21: laporan kerja praktek mengenai kandungan nitrogen dalam air tambak

21

4. KESIMPULAN

Dari proses kerja praktek ini penuls mendapat pengalaman mengenai bagaimana proses

penyiapan media, pembibitan, kontrol dan pemberian makan hingga proses panen, selain itu juga

penulis mengetahui penyebab perubahan warna pada air. Dan juga manfaat bagi pegusahatambak

lele dapat bantuan kerja selama proses perkembangan pada ikan dan tambak lele.

Dari hasil yang didapat dapat juga disimpulkan dengan pemberian multivitamin Bioku fish

dan Beka fish daya tahan hidup ikan lebih optimal. Dan dengan siklus nitrogen, optimalisasi dari

penguraian endapan sangat efektif didukung dengan sistem aquaponik yang dapat mengurangi

kadar nitrogen yang terlarut didalam air dan pengurangan terhadap edapan yang digunakkan

untuk pupuk sangat berarti bagi kehidupan ikan.

Page 22: laporan kerja praktek mengenai kandungan nitrogen dalam air tambak

22

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E. E, Liviawati.1992.pengendalian hama dan penyakit ikan. Kanisius,Jogjakarta

Anonim1.2011.statistik produksi perikanan budidaya menurut jenis budidaya tambak sampai dengan

tahun 2011(http://diskanlut-jateng.go.id/index.php/read/statistik/statistik_detail/141) diakses tanggal 8

oktober 2013

Anonim2.2001.lampiran peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2001 tanggal 14 desember 2001 tentang

pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air (http://www.sjdih.depkeu.go.id/fulltext/2001/

82TAHUN2001PPLamp.pdf) diakses tanggal 17 agustus 2013

Anonim3.2013.Eutrophication.(http://www.ospar.org/content/content.asp?menu=00190303000000_00000

0_000000). diakses tanggal 7 agustus 2013

Anonim4.2013.Aquarium Filter(http://www.filtersfast.com/articles/How-to-buy-an-aquarium-filter.php)

diakses tanggal 11 agustus 2013

Anonim5.2013.(http://passel.unl.edu/Image/shapiro/ammonification_500.gif). diakses tanggal 7 agustus

2013

Anonim6.2013.Asal Usul Ikan Sangkuriang (http://www.alamtani.com/lele-sangkuriang.html). Diakses

tanggal 29 Juli 2013

Budiyanto.2013.Daur materi(http://budisma.web.id/daur-materi-dan-suksesi.html) diakses 12 Agustus

2013

Campbell, N, A. J, B, Recee. L, G, Mitcheel. 2006. Biologi Jilid 3 Edisi ke5. Penerbit Erlangga. Jakarta

Hendrawati. T, H, Prihadi. N, N, Rohmah.2007. Analisis Kadar Phosfat dan N-Nitrogen (Amonia, Nitrat,

Nitrit) pada Tambak Air Payau akibat Rembesan Lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa

Timur(http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/valensi/article/download/223/141). Diakses tanggal 17 Agustus

2013

Mahyudin,K.2011.”Panduan Lengkap Agribisnis Lele”, Jakarta: Penebar Swadaya. Nabib, dan F H Pasaribu. 1989. Patologi dan Penyakit Ikan. Bogor. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, Bogor. 158 hal.

Robert, R, J. 2001. Fish Pathology. Third Edition. W.B.Saunders, London,Edinburgh, Philadelphia, St

Louis, Sydney, Toronto. 472 hal.

Suyanto, S R. 1986. Budidaya Ikan Lele. Cetakan IV. Penebar Swadaya, Jakarta.

Wedemeyer, G, A.1997.Physiology of Fish in Intensive Culture Systems. Chapman and Hill.

Page 23: laporan kerja praktek mengenai kandungan nitrogen dalam air tambak

23

LAMPIRAN

Gambar 6. Methilen blue sebagai bahan penghilang white spot dan red spot

Gambar 7. Produk Bioku untuk pakan ikan

Page 24: laporan kerja praktek mengenai kandungan nitrogen dalam air tambak

24

Gambar 8. Produk Beka bahan pengurai bahan organik