laporan energi angin heri dan hamdin desember 2015

Upload: heri-zeroo

Post on 25-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    1/41

    ANALISA POTENSI ENERGI ANGIN DENGAN VARIASI

    TURBIN ANGIN TUNGGAL & PARALEL

    DI KOTA PALU SULAWESI TENGAH

    Oleh

    Heriyadi

    F 331 12 003

    Hamdin

    F 331 12 032

    LAPORAN

    PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK

    MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TADULAKO

    2015/2016

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    2/41

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Kebutuhan energi dewasa ini kian meningkat baik di negara maju

    maupun negara berkembang. Peningkatan ini berhubungan dengan

    kebutuhan masyarakat terhadap kendaraan serta kemajuan industrialisasi.

    Sampai saat ini penggunaan bahan bakar minyak sangatlah meningkat,

    oleh sebab itu diperlukan sumber energi yang dapat memenuhi kebutuhan

    manusia. Karena hampir seluruhnya energi yang digunakan di Indonesia

    menggunakan bahan bakar fosil seperti bahan bakar minyak (BBM),

    dimana keadaannya sangat terbatas dan lama- kelamaan akan habis.

    Selain itu energi fosil juga berdampak negatif terhadap lingkungan, baik

    secara langsung maupun tidak langsung seperti pemanasan global yang

    berdampak pada kerusakan ekologi.

    Kota Palu merupakan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah dengan

    jumlah penduduk sebanyak342.754 jiwa. Sebagian besar wilayah Kota

    Palu terdiri dari lembah dan di tengahnya mengalir sebuah sungai besar

    yaitu sungai Palu. Selain itu Kota Palu juga merupakan daerah teluk yang

    dikelilingi oleh pegunungan dari sisi barat, selatan, sampai ke timur.

    Pada kondisi tersebut kota Palu didukung dengan hembusan angin

    yang bertiup searah dari arah utara ke selatan, angin tersebut tersedia

    setiap hari dari siang hingga sore hari. Dengan keadaan angin seperti ini

    maka perlu diadakannya penelitian terhadap potensi angin yang ada untuk

    dijadikan salah satu sumber energi. Energi angin merupakan energi

    terbarukan yang berasal dari sumber daya alam yang dapat diperoleh

    secara cuma - cuma dan jumlahnya sangat melimpah dan tersedia terus-

    menerus. Energi ini bersih serta tidak mencemari lingkungan.

    Di teluk palu terdapat angin dengan kecepatan efektif untuk dapat

    memutar kincir yaitu berkisar antara 3 m/s hingga 10 m/s. Yang didapatkan

    mulai dari pukul 11. 40 sampai pada pukul 18.00, dan kecepatan angin

    tertinggi terjadi pada pukul 13.00- 16.00.

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    3/41

    dengan waktu tersebut jika digunakan kincir angin dengan diameter 5 m

    maka didapatkan energi listrik 76,5 sampai 2.297 watt dan bila kincir

    angin diameter 7 m maka didapatkan energi listrik 150 watt sampai 4.500

    watt. (Sam & Patabang, 2005)

    1.2. Tujuan

    Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1.2.1. Mengetahui kecepatan angin di Kota Palu

    1.2.2. Mengetahui besar tegangan dan arus yang dihasilkan turbin angin

    1.2.3. Mengetahui daya yang dihasilkan oleh turbin angin dengan variasi

    turbin tunggal dan parallel.

    1.2.4. Mengetahui efesiensi turbin angin tunggal dan paralel.

    1.3. Batasan Masalah

    Permasalahan pada penelitian ini di batasi pada.

    1.3.1. Peletakan kincir angin berada di ketinggian kira- kira 25 m dari atas

    permukaan air laut dan di tempatkan diatas bangunan bertingkat.

    1.3.2. Kecepatan angin dianggap berasal dari satu arah dengan kecepatan

    berkisar antara 3 m/s sampai 10m/s. Sampel angin diambildiseputaran jalan setia budi.

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    4/41

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Pengertian Angin

    Angin merupakan udara yang bergerak disebabkan adanya

    perbedaan tekanan. Udara akan mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke

    daerah bertekanan lebih rendah. Perbedaan tekanan udara dipengaruhi

    oleh sinar matahari. Daerah yang terkena paparan sinar matahari akan

    memiliki temperatur yang lebih tinggi daripada daerah yang sedikit terkena

    paparan sinar matahari. Menurut hukum gas ideal, temperatur berbanding

    terbalik dengan tekanan, dimana temperatur yang tinggi akan memiliki

    tekanan yang rendah begitupula sebaliknya. (Dewi, 2010)

    2.2. Jenis Jenis Angin

    Angin timbul akibat sirkulasi di atmosfer yang dipengaruhi oleh

    aktivitas matahari dalam menyinari bumi yang berotasi. Dengan demikian,

    daerah khatulistiwa akan menerima energi radiasi matahari lebih banyak

    daripada di daerah kutub, atau dengan kata lain, udara di daerah

    khatulistiwa akan lebih tinggi dibandingkan dengan udara di daerah kutub.

    Perbedaan berat jenis dan tekanan udara inilah yang akan menimbulkan

    adanya pergerakan udara. Pergerakan udara inilah yang didefinisikan

    sebagai angin. Jenis jenis angin dapat dibedakan sebagai berikut :

    2.2.1. Angin Laut dan Angin Darat

    Angin laut adalah angin yang timbul akibat adanya perbedaan suhu

    antara daratan dan lautan. Seperti yang kita ketahui bahwa sifat air dalam

    melepaskan panas dari radiasi sinar matahari lebih lambat daripada

    daratan, sehingga suhu di laut pada malam hari akan lebih tinggi

    dibandingkan dengan suhu di daratan. Semakin tinggi suhu, tekanan udara

    akan semakin rendah. Akibat adanya perbedaan suhu ini akan

    menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan udara di atas daratan dan

    lautan. Hal inilah yang menyebabkan angin akan bertiup dari arah darat ke

    arah laut. Sebaliknya, pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan

    pukul 16.00 angin akan berhembus dari laut ke darat akibat sifat air yang

    lebih lambat menyerap panas matahari.

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    5/41

    2.2.2. Angin Lembah

    Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke arah

    puncak gunung yang biasa terjadi pada siang hari. Prinsip terjadinya

    hampir sama dengan terjadinya angin darat dan angin laut yaitu akibat

    adanya perbedaan suhu antara lembah dan puncak gunung.

    2.2.3. Angin Musim

    Angin musim dibedakan menjadi 2, yaitu angin musim barat dan

    angin musim timur. Angin Musim Barat/Angin Muson Barat adalah angin

    yang mengalir dari Benua Asia (musim dingin) ke Benua Australia (musim

    panas). Apabila angin melewati tempat yang luas, seperti perairan dan

    samudra, maka angin ini akan mengandung curah hujan yang tinggi.

    Angin Musim Barat menyebabkan Indonesia mengalami musim

    hujan. Angin ini terjadi pada bulan Desember, Januari dan Februari, dan

    maksimal pada bulan Januari dengan kecepatan minimum 3 m/s. Angin

    Musim Timur atau Angin Muson Timur adalah angin yang mengalir dari

    Benua Australia (musim dingin) ke Benua Asia (musim panas). Angin ini

    menyebabkan Indonesia mengalami musim kemarau, karena angin

    melewati celah- celah sempit dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar,

    dan Victoria). Musim kemarau di Indonesia terjadi pada bulan Juni, Juli

    dan Agustus, dan maksimal pada bulan Juli.

    2.2.4. Angin Permukaan

    Kecepatan dan arah angin ini dipengaruhi oleh perbedaan yang

    diakibatkan oleh material permukaan Bumi dan ketinggiannya. Secara

    umum, suatu tempat dengan perbedaan tekanan udara yang tinggi akan

    memiliki potensi angin yang kuat. Ketinggian mengakibatkan pusattekanan menjadi lebih intensif.

    Selain perbedaan tekanan udara, material permukaan bumi juga

    mempengaruhi kuat lemahnya kekuatan angin karena adanya gaya gesek

    antara angin dan material permukaan bumi ini. Disamping itu, material

    permukaan bumi juga mempengaruhi kemampuannya dalam menyerap

    dan melepaskan panas yang diterima dari sinar matahari. Sebagai contoh,

    belahan Bumi utara didominasi oleh daratan, sedangkan selatan

    sebaliknya lebih di dominasi oleh lautan. Hal ini saja sudah

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    6/41

    mengakibatkan angin di belahan Bumi utara dan selatan menjadi tidak

    seragam.

    2.2.5. Angin TopanAngin topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan

    angin 120 km/jam atau lebih yang sering terjadi di wilayah tropis di antara

    garis balik utara dan selatan. Angin topan disebabkan oleh perbedaan

    tekanan dalam suatu sistem cuaca. Di Indonesia dan daerah lainnya yang

    sangat berdekatan dengan khatulistiwa, jarang sekali dilewati oleh angin

    ini. Angin paling kencang yang terjadi di daerah tropis ini umumnya

    berpusar dengan radius ratusan kilometer di sekitar daerah sistem

    tekanan rendah yang ekstrem dengan kecepatan sekitar 20 Km/jam.

    2.2.6. Energi Angin

    a. Energi Kinetik Angin Sebagai Fungsi dari Kecepatan Angin

    Energi kinetik angin yang dapat masuk ke dalam area efektif turbin

    angin dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut :

    ... (2.1)

    dimana pada persamaan tersebut dapat kita lihat bahwa energi angin (P

    ; Watt) bergantung terhadap faktor-faktor seperti aliran massa angin (m

    ; kg/s), kecepatan angin (v ; m/s), densitas udara ( ; kg/m3), luas

    permukaan area efektif turbin (A ; m2 ).

    b. Kecepatan Angin Berdasarkan Fungsi dari Ketinggiannya dari

    Permukaan Tanah

    Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kecepatan angin

    sangat dipengaruhi oleh ketinggiannya dari permukaan tanah. Semakin

    mendekati permukaan tanah, kecepatan angin semakin rendah karena

    adanya gaya gesek antara permukaan tanah dan angin. Untuk alasan

    ini, PLTB biasanya dibangun dengan menggunakan tower yang tinggi

    atau dipasang diatas bangunan. Berikut adalah rumus bagaimana cara

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    7/41

    mengukur kecepatan angin berdasarkan ketinggiannya dan jenis

    permukaan tanah sekitarnya.

    ... (2.2.)

    Tabel dibawah menunjukan besarnya nilai n sebagai faktor

    perbedaan jenis permukaan tanah yang mempengaruhi kecepatan

    angin.

    2.3. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin/Bayu (PLTB)

    2.3.1. Turbin angin

    Secara umum turbin angin dapat di bagi menjadi 2, yaitu turbin angin

    yang berputar dengan sumbu horizontal, dan yang berputar dengan sumbu

    vertikal. Gambar di bawah menunjukan jenis-jenis kincir angin berdasarkan

    bentuknya. Sedangkan gambar selanjutnya menunjunkkan karakteristik

    setiap turbin angin sebagai fungsi dari kemampuannya untuk mengubah

    energi kinetik angin menjadi energi putar turbin untuk setiap kondisi

    kecepatan angin. Dari gambar 2.1 dapat disimpulkan bahwa kincir angin

    jenis multi-blade dan Savonius cocok digunakan untuk aplikasi PLTB

    kecepatan rendah. Sedangkan kincir angin tipe Propeller, paling umum

    digunakan karena dapat bekerja dengan lingkup kecepatan angin yang

    luas.

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    8/41

    Gambar 2.1: Karakteristik kincir angin (Daryanto, 2007)

    2.3.2. Gearbox

    Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir menjadi

    putaran tinggi. Biasanya Gearbox yang digunakan sekitar 1:60.

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    9/41

    2.3.3. Brake System

    Alat ini diperlukan saat angin berhembus terlalu kencang yang dapat

    menimbulkan putaran berlebih pada generator. Dampak dari kerusakan

    akibat putaran berlebih diantaranya : overheat, rotor breakdown, terjadi

    arus lebih pada generator.

    2.3.4. Generator

    Ada berbagai jenis generator yang dapat digunakan dalam sistem

    turbin angin, antara lain generator serempak (synchronous generator),

    generator tak-serempak (unsynchronous generator), rotor sangkar

    maupun rotor belitan ataupun generator magnet permanen.

    Penggunaan generator serempak memudahkan kita untuk mengatur

    tegangan dan frekuensi keluaran generator dengan cara mengatur-atur

    arus medan dari generator. Sayangnya penggunaan generator serempak

    jarang diaplikasikan karena biayanya yang mahal, membutuhkan arus

    penguat dan membutuhkan sistem kontrol yang rumit. Generator tak-

    serempak sering digunakan untuk sistem turbin angin dan sistem

    mikrohidro, baik untuk sistem fixed-speed maupun sistem variable speed.

    2.3.5. TowerTower PLTB dapat dibedakan menjadi 3 jenis seperti gambar dibawah

    ini. Setiap jenis tower memiliki karakteristik masing-masing dalam hal

    biaya, perawatan, efisiensinya, ataupun dari segi kesusahan dalam

    pembuatannya. Sedangkan gambar selanjutnya menunjukan diagram

    skematik PLTB secara umum umum.

    Gambar 2.2 : Tower PLTB (kiri)Guyed (Tengah)Lattice (kanan)

    Mono-structure (Daryanto, 2007)

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    10/41

    2.4. Karakteristik Kerja Turbin Angin

    Berdasarkan gambar di bawah ini, daerah kerja angin dapat dibagi menjadi

    3, yaitu (a) cut-in speed (b) kecepatan kerja angin rata-rata (kecepatan

    nominal) (c) cut-out speed. Secara ideal, turbin angin dirancang dengan

    kecepatan cut-in yang seminimal mungkin, kecepatan nominal yang sesuai

    dengan potensi angin lokal, dan kecepatan cut-out yang semaksimal mungkin.

    Namun secara mekanik kondisi ini sulit diwujudkan karena kompensasi dari

    perancangan turbin angin dengan nilai kecepatan maksimal (Vcutoff) yang besar

    adalahVcut danVrated yang relatif akan besar pula.

    Gambar 2.3 : Karakteristik kerja turbin angina (Daryanto, 2007)

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    11/41

    2.5.Rumus Yang Digunakan

    2.5.1. Daya Angin

    Energi yang dimiliki oleh angin dapat diperoleh dari persamaan :

    P = Av ... (2.3)

    Dimana:

    P = Energi angin (Watt)

    = Kerapatan udara (1,2 Kg/m)

    A = Area penangkapan angin (m)

    V = Kecepatan angin (m/s)

    2.6.2. Brake Horse Power (BHP)

    Brake Horse Power adalah daya dari turbin yang di ukur setelah

    mengalami pembebanan yang disebabkan oleh generator,gearbox, pompa

    atapun perangkat tambahan lainnya. Brake yang dimaksud adalah suatu

    peralatan yang digunakan untuk memberikan beban pada turbin sehingga

    putarannya dapat terjaga secara konstan. Dalam percobaan nantinya BHP

    diukur dengan menggunakan generator listrik. Dengan mengukur besarnya

    tegangan yang dihasilkan, dapat diketahui besarnya daya generator.

    Seperti pada rumus :P generator = V . I ... (2.4)

    Dimana :

    P generator : Daya generator listrik, (Watt)

    V : Tegangan generator listrik, (Volt)

    I : Arus listrik, (Ampere)

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    12/41

    Besarnya BHP dapat dihitung setelah didapatkan harga Pgenerator

    dengan rumus sebagai berikut :

    BHP =

    ... (2.5)

    Dimana :

    BHP : Brake Horse Power, (Watt)

    P generator : Daya generator listrik, (Watt)

    generator : Efisiensi generator, (asumsi 0,5%) bila dihitung

    dapat digunakan persamaan

    = % , Dimana : PL = Daya Beban

    PT = Daya Mekanik Turbin

    2.6.2. Efesiensi ( )

    Efesiensi turbin angin dapat dihitung dengan persamaan :

    = % ... (2.6)

    Dimana :BHP =Brake Horse Power (Watt)

    Pangin = Daya Angin (Watt)

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    13/41

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Waktu & Tempat

    3.1.1. Waktu

    Pengambilan data dilakukan pada tanggal 6 7 Desember 2015,

    Pukul 11:00 17:00 WITA

    3.1.2. Tempat

    Tempat pengambilan data berada di Jl. Setia Budi Lrg.Gapensi

    dengan ketinggian 25 m diatas permukaan air laut.

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    14/41

    Gambar 3.1: Tempat Pengambilan Data

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    15/41

    3.2. Alat dan Bahan

    3.2.1. Alat

    a) Turbin Angin Tipe Propeler

    Gambar 3.2 : Turbin angin tipe propeler

    b) Anemometer

    Gambar 3.3 : Anemometer

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    16/41

    c) Multimeter

    Gambar 3.4 : Multimeter

    d) Ampermeter

    Gambar 3.5 :Ampermeter

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    17/41

    e) Saklar (S w i t c h )

    Gambar 3.6 : S w i t c h

    f) Sekring (F u s e )

    Gambar 3.7 : F u s e

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    18/41

    3.2.2. Bahan

    a) Accu

    Gambar 3.8 : Accu

    b) Tiang

    Gambar 3.9 : Tiang

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    19/41

    c) Kabel

    Gambar 3.10 : Kabel

    d) Terminal Kabel

    Gambar 3.11 : Terminal Kabel

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    20/41

    In AC 220v

    Amper

    Meter

    ON

    OFF

    STOP

    Switch

    FuseAccu

    Turbin Propeler

    Terminal Kabel

    Pengatur Kecepatan

    (PWM)

    Diagram Turbin Angin Paralel

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    21/41

    3.3. Prinsip Kerja

    a) Angin yang berhembus menabrak luas penampang pada blade yang

    berbentuk airfoil sehingga blade tersebut berputar. Sedangkan pada turbin

    simulasi putaran yang dihasilkan didapatkan dari putaran dinamo AC 220v.

    b) Putaran yang dihasilkan blade dan dinamo membuat generator pada turbin

    bekerja dan menghasilkan listrik DC yaitu aliran positif (+) dan negatif (-).

    c) Aliran listrik positif dan negatif dari kedua turbin tersebut dialirkan melalui

    kabel dan disatukan diterminal kabel (Gambar 3.11).

    d) Pada terminal kabel aliran positif dan negatif dijadikan 1 keluaran positif

    dan 1 keluaran negatif.

    e) Aliran positif yang sudah digabungkan menjadi 1 dialirkan melalui kabeldan dihubungkan ke terminal s w i t c h o f f (Gambar 3.6).

    f) Setelah switch off sudah terhubung dengan aliran positif kemudian

    pindahkan switch off ke switch run sehingga aliran positif dapat mengalir.

    g) Selanjutnya kabel positif pada switch run dihubungkan ke terminal positif

    Ampermeter (Gambar 3.5) dan terminal ampermeter negatif ke salah

    satu terminal f u s e (Gambar 3.7).

    h) Setelah terminal fuse dihubungkan dari ampermeter kemudian hubungkan

    lagi kabel dari salah satu terminal fuse ke positif a c c u (Gambar 3.8)

    i) Pada saat ini data belum bisa diambil karena ampermeter belum bekerja

    yang disebabkan oleh negatif pada switch belum terpasang.

    j) Selanjutnya pasang negatif yang sudah disatukan pada terminal kabel ke

    negatif accu kemudian hubungkan lagi negatif accu ke negatif switch

    sehingga ampermeter dapat bekerja dan pengambilan data bisa dilakukan.

    k) Penting: Pada waktu pengambilan data, turbin yang digunakan adalah

    turbin buatan Lab Volt dimana turbin tersebut sudah diprogram agarberhenti atau melakukan pengereman pada saat accu sudah full.

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    22/41

    No. Waktu Temperatur (c) Kecepatan (m/s) Tegangan (volt) Arus (I)

    1 13:55 31,6 9,6 11,68 5

    2 14:00 32,9 10,8 11,66 63 14:05 32,7 11,6 11,75 7

    4 14:10 31,9 10,7 11,73 6

    5 14:15 31,5 9,4 11,85 6

    6 14:20 31,2 13,5 11,86 9

    7 14:25 31,3 12,6 11,87 9

    8 14:30 31,4 12,7 11,93 8

    9 14:35 31,3 8,4 11,77 4

    10 14:40 32,2 8,7 11,82 5

    11 14:45 31,7 11,8 11,91 7

    12 14:50 32,2 12,3 11,87 813 14:55 29,1 6,1 11,66 4

    14 15:00 29,1 6,3 11,65 3

    15 15:05 28,9 7,6 11,71 4

    16 15:10 29,1 6,7 11,72 3,5

    17 15:15 28,7 6,5 11,71 4

    18 15:20 28,5 9,3 11,74 6

    19 15:25 28,5 6 11,68 3

    20 15:30 28,7 6,4 11,69 3

    21 15:35 28,7 5,4 11,7 2

    22 15:40 28,5 5,7 11,72 2

    23 15:45 28,7 5,4 11,69 2,5

    24 15:50 28,9 5,5 11,67 2

    30,30 8,71 11,75 4,96

    TABEL HASIL PENGAMATAN

    Minggu, 6 Desember 2015

    Rata - Rata

    Turbin Tunggal

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    23/41

    No. Waktu Temperatur (c) Kecepatan (m/s) Tegangan (volt) Arus (I)

    1 11:40 31,5 6,2 11,86 3,5

    2 11:45 32,2 8,4 11,87 4,5

    3 11:50 32,8 6,6 11,83 3,5

    4 11:55 31,7 9,4 11,92 5,55 12:00 32,7 4,4 11,85 2,5

    6 12:05 31,2 10,7 12,05 6,5

    7 12:10 31,6 11,4 12,03 7

    8 12:15 31,3 9,4 11,93 4

    9 12:20 31,4 11,6 12,06 9

    10 12:25 32,1 6,4 11,85 3,5

    11 12:30 32 12,7 12,07 8

    12 12:35 31,2 10,8 12,04 6,5

    13 12:40 31,8 8,2 11,9 3

    14 12:45 32 9 11,97 3,515 12:50 31,8 7,8 11,91 2

    16 12:55 31,5 9,7 12,02 5

    17 13:00 31,7 12 12,09 6

    18 13:05 33 4,2 11,86 1,5

    19 13:10 32 7,2 11,98 4

    20 13:15 31,9 10,1 11,98 4

    21 13:20 31,5 11,8 12,05 7

    22 13:25 31,7 11,2 12,05 3,5

    23 13:30 31,4 11,8 12,05 7

    24 13:35 31,2 9,2 11,98 4

    31,80 9,18 11,97 4,77

    Senin, 07 Desember 2015

    Rata - rata

    Turbin Tunggal

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    24/41

    No. Waktu Temperatur (c) Kecepatan (m/s) Tegangan (volt) Arus (I)

    1 13:55 28,7 4,5 11,87 4

    2 14:00 28,8 4,1 11,9 4,53 14:05 28, 7 6,1 11,92 4,5

    4 14:10 28,7 5,7 11,94 5,5

    5 14:15 28,6 5,1 11,96 5

    6 14:20 28,6 4,2 11,95 4

    7 14:25 28,7 5,2 11,97 5,5

    8 14:30 28,5 4,4 11,95 4

    9 14:35 28,6 6,6 11,98 5

    10 14:40 28,7 5 11,99 4,5

    11 14:45 28,6 4,8 11,98 4,5

    12 14:50 28,6 5,7 11,97 513 14:55 28,5 3,9 11,95 3,5

    14 15:00 28,6 4,5 11,98 4

    15 15:05 28,5 6,3 12,03 5,5

    16 15:10 28,5 5 11,99 4

    17 15:15 28,6 4,2 11,98 4

    18 15:20 28,6 5,4 11,99 4,5

    19 15:25 28,5 6,3 12,01 5

    20 15:30 28,5 5,2 11,99 4,5

    21 15:35 28,5 6,3 11,99 4

    22 15:40 28,4 5,4 12,02 5

    23 15:45 28,6 3,3 11,99 3,5

    24 15:50 28,5 4,2 11,97 3,5

    28,58 5,06 11,97 4,46

    Minggu, 6 Desember 2015

    Rata - Rata

    Turbin Paralel

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    25/41

    No. Waktu Temperatur (c) Kecepatan (m/s) Tegangan (volt) Arus (I)

    1 11:40 33,6 7 11,75 4

    2 11:45 31,8 9,7 12,1 7

    3 11:50 32,3 12,8 12,25 10

    4 11:55 31,6 6,5 12,18 65 12:00 31,5 13,2 12,26 12

    6 12:05 33,1 6,6 12,09 4

    7 12:10 32,4 9,4 12,1 7

    8 12:15 32,8 7,2 12,07 6

    9 12:20 31 11,9 12,26 9

    10 12:25 32,1 12,5 12,3 8,5

    11 12:30 31,1 10,4 12,29 7,5

    12 12:35 31,3 12,9 12,37 13

    13 12:40 32,1 7,2 12,23 6

    14 12:45 30,7 13,9 12,33 1215 12:50 30,5 21,2 12,26 8

    16 12:55 30,7 25,1 12,37 12

    17 13:00 31,5 21,3 12,23 8

    18 13:05 31,8 32 12,39 13

    19 13:10 31,4 27,7 12,33 7

    20 13:15 31 32 12,45 15

    21 13:20 31,2 26,2 12,31 7

    22 13:25 31,7 30 12,29 13

    23 13:30 31,5 16,5 12,21 6

    24 13:35 31,2 31 12,32 12

    31,66 16,84 12,24 8,88

    Senin, 07 Desember 2015

    Rata - rata

    Turbin Paralel

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    26/41

    BAB IV

    PERHITUNGAN

    4.1. Propertise

    a) Luas area Penangkapan Angin (A)

    A tunggal=3,14 . (0,61 m)2

    = 1,1684 m2

    A paralel = 1,1684 m2 x 2 turbin

    = 2,3368 m2

    Gambar 4.1. Luas area penangkapan angin

    b) Massa jenis udara ()

    Massa jenis yang diambil adalah massa jenis

    dengan temperatur rata-rata pada setiap pengujian.

    @30,30C = 1,1622 kg/m (tunggal hari pertama)@28,58C = 1,1685 kg/m (paralel hari pertama)

    @31,80C = 1,1567 kg/m (tunggal hari kedua)

    @31,66C = 1,1572 kg/m (paralel hari kedua)

    (Sumber : Appendix A : Fluid Mechanics Frank M.White)

    c) Efesiensi generator diasumsikan 75 % (0,75)

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    27/41

    4.2. Perhitungan Daya Angin

    P = Av

    Dimana : Area penangkapan angin turbin tunngal (A)= 3,14 x (0,61m)

    = 1,1684 m2

    Area penangkapan angin turbin paralel (A) = 1,1684 m2 . 2

    = 2,3368 m2

    Turbin Tunggal Hari Pertama

    P = . 1,1622kg/m . 1,1684 m2

    . (9,6 m/s)3

    = 600,7 kg.m2/s3

    = 600,7 watt

    Turbin Paralel Hari Pertama

    P= . 1,1685 kg/m . 2,3368 m2. (4,5 m/s)3

    = 124 kg.m2/s3

    = 124 watt

    Turbin Tunggal Hari kedua

    P= . 1,1567 kg/m . 1,1684 m2 . (6,2 m/s)3

    = 161 kg.m2/s3

    = 161 watt

    Turbin Paralel Hari Kedua

    P= . 1,1572 kg/m. 2,3368 m2. (7 m/s)3

    = 464 kg.m2/s3

    = 464 watt

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    28/41

    4.3. Perhitungan Daya Generator

    Pg= v . I

    Turbin Tunggal Hari Pertama

    = 11,68 volt . 5 ampere

    = 58,4 watt

    Turbin Paralel Hari Pertama

    Pg= 11,87 volt . 4 ampere

    = 47,48 watt

    Turbin Tunggal Hari Kedua

    Pg= 11,86 volt . 3,5 ampere

    = 41,51 watt

    Turbin Paralel Hari Kedua

    Pg= 11,75 volt . 4 ampere

    = 47 watt

    4. 4. Brake Horse Power (BHP)

    BHP =

    Turbin tunggal hari pertama

    BHP =,

    ,

    = 77,87 watt

    Turbin Paralel Hari Pertama

    BHP =,

    ,

    = 63,3 watt

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    29/41

    Turbin tunggal hari kedua

    BHP =,

    ,

    = 55,35 watt

    Turbin paralel hari kedua

    BHP =,

    = 62,67 watt

    4.5. Efisiensi Turbin ( T)

    T = x 100%

    Turbin Tunggal Hari Pertama

    T =,

    x 100%

    = 1 3 %

    Turbin Paralel Hari Pertama

    T =,

    x 100%

    = 5 1 %

    Turbin Tunggal Hari Kedua

    T =, x 100%

    = 34 %

    Turbin paralel hari kedua

    T = x 100%

    = 1 3 %

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    30/41

    Tegangan Pangin Pgenerator BHP

    (V) (Watt) (Watt) (Watt)

    1 13:55 31,6 9,6 11,68 5 601 58,4 77,87 132 14:00 32,9 10,8 11,66 6 855 69,96 93,28 11

    3 14:05 32,7 11,6 11,75 7 1060 82,25 109,67 10

    4 14:10 31,9 10,7 11,73 6 832 70,38 93,84 11

    5 14:15 31,5 9,4 11,85 6 564 71,1 94,80 17

    6 14:20 31,2 13,5 11,86 9 1670 106,74 142,32 9

    7 14:25 31,3 12,6 11,87 9 1358 106,83 142,44 10

    8 14:30 31,4 12,7 11,93 8 1391 95,44 127,25 9

    9 14:35 31,3 8,4 11,77 4 402 47,08 62,77 16

    10 14:40 32,2 8,7 11,82 5 447 59,1 78,80 18

    11 14:45 31,7 11,8 11,91 7 1116 83,37 111,16 1012 14:50 32,2 12,3 11,87 8 1263 94,96 126,61 10

    13 14:55 29,1 6,1 11,66 4 154 46,64 62,19 40

    14 15:00 29,1 6,3 11,65 3 170 34,95 46,60 27

    15 15:05 28,9 7,6 11,71 4 298 46,84 62,45 21

    16 15:10 29,1 6,7 11,72 3,5 204 41,02 54,69 27

    17 15:15 28,7 6,5 11,71 4 186 46,84 62,45 33

    18 15:20 28,5 9,3 11,74 6 546 70,44 93,92 17

    19 15:25 28,5 6 11,68 3 147 35,04 46,72 32

    20 15:30 28,7 6,4 11,69 3 178 35,07 46,76 26

    21 15:35 28,7 5,4 11,7 2 107 23,4 31,20 2922 15:40 28,5 5,7 11,72 2 126 23,44 31,25 25

    23 15:45 28,7 5,4 11,69 2,5 107 29,225 38,97 36

    24 15:50 28,9 5,5 11,67 2 113 23,34 31,12 28

    Tabel Hasil Perhitungan

    Hari Pertama (Turbin Tunggal)

    Minggu, 6 Desember 2015

    No. Waktu T (C) V (m/s) Arus (I) T(%)

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    31/41

    Tegangan Pangin Pgenerator BHP

    (V) (Watt) (Watt) (Watt)1 11:40 31,5 6,2 11,86 3,5 161 41,51 55,35 34,4

    2 11:45 32,2 8,4 11,87 4,5 401 53,415 71,22 17,8

    3 11:50 32,8 6,6 11,83 3,5 194 41,405 55,21 28,4

    4 11:55 31,7 9,4 11,92 5,5 561 65,56 87,41 15,6

    5 12:00 32,7 4,4 11,85 2,5 58 29,625 39,50 68,6

    6 12:05 31,2 10,7 12,05 6,5 828 78,325 104,43 12,6

    7 12:10 31,6 11,4 12,03 7 1001 84,21 112,28 11,2

    8 12:15 31,3 9,4 11,93 4 561 47,72 63,63 11,3

    9 12:20 31,4 11,6 12,06 9 1055 108,54 144,72 13,7

    10 12:25 32,1 6,4 11,85 3,5 177 41,475 55,30 31,211 12:30 32 12,7 12,07 8 1384 96,56 128,75 9,3

    12 12:35 31,2 10,8 12,04 6,5 851 78,26 104,35 12,3

    13 12:40 31,8 8,2 11,9 3 373 35,7 47,60 12,8

    14 12:45 32 9 11,97 3,5 493 41,895 55,86 11,3

    15 12:50 31,8 7,8 11,91 2 321 23,82 31,76 9,9

    16 12:55 31,5 9,7 12,02 5 617 60,1 80,13 13,0

    17 13:00 31,7 12 12,09 6 1168 72,54 96,72 8,3

    18 13:05 33 4,2 11,86 1,5 50 17,79 23,72 47,4

    19 13:10 32 7,2 11,98 4 252 47,92 63,89 25,3

    20 13:15 31,9 10,1 11,98 4 696 47,92 63,89 9,221 13:20 31,5 11,8 12,05 7 1110 84,35 112,47 10,1

    22 13:25 31,7 11,2 12,05 3,5 949 42,175 56,23 5,9

    23 13:30 31,4 11,8 12,05 7 1110 84,35 112,47 10,1

    24 13:35 31,2 9,2 11,98 4 526 47,92 63,89 12,1

    Hari Kedua (Turbin Tunggal)

    Senin, 6 Desember 2015

    No. Waktu T (C) V (m/s) Arus (I) T(%)

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    32/41

    Tegangan Pangin Pgenerator BHP

    (V) (Watt) (Watt) (Watt)

    1 5:00 28,7 4,5 11,87 4 124 47,48 63 51

    2 5:05 28,8 4,1 11,9 4,5 94 53,55 71 76

    3 5:10 28, 7 6,1 11,92 4,5 310 53,64 72 23

    4 5:15 28,7 5,7 11,94 5,5 253 65,67 88 35

    5 5:20 28,6 5,1 11,96 5 181 59,8 80 44

    6 5:25 28,6 4,2 11,95 4 101 47,8 64 63

    7 5:30 28,7 5,2 11,97 5,5 192 65,835 88 46

    8 5:35 28,5 4,4 11,95 4 116 47,8 64 55

    9 5:40 28,6 6,6 11,98 5 393 59,9 80 20

    10 5:45 28,7 5 11,99 4,5 171 53,955 72 42

    11 5:50 28,6 4,8 11,98 4,5 151 53,91 72 4812 5:55 28,6 5,7 11,97 5 253 59,85 80 32

    13 6:00 28,5 3,9 11,95 3,5 81 41,825 56 69

    14 6:05 28,6 4,5 11,98 4 124 47,92 64 51

    15 6:10 28,5 6,3 12,03 5,5 341 66,165 88 26

    16 6:15 28,5 5 11,99 4 171 47,96 64 37

    17 6:20 28,6 4,2 11,98 4 101 47,92 64 63

    18 6:25 28,6 5,4 11,99 4,5 215 53,955 72 33

    19 6:30 28,5 6,3 12,01 5 341 60,05 80 23

    20 6:35 28,5 5,2 11,99 4,5 192 53,955 72 37

    21 6:40 28,5 6,3 11,99 4 341 47,96 64 19

    22 6:45 28,4 5,4 12,02 5 215 60,1 80 37

    23 6:50 28,6 4,3 11,99 3,5 109 41,965 56 52

    24 6:55 28,5 4,2 11,97 3,5 101 41,895 56 55

    Arus (I) T(%)

    Hari Pertama (Turbin Paralel)

    Minggu, 6 Desember 2015

    No. Waktu T (C) V (m/s)

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    33/41

    Tegangan Pangin Pgenerator BHP

    (V) (Watt) (Watt) (Watt)1 2:00 33,6 7 11,75 4 464 47 63 13,51

    2 2:05 31,8 9,7 12,1 7 1234 84,7 113 9,15

    3 2:10 32,3 12,8 12,25 10 2836 122,5 163 5,76

    4 2:15 31,6 6,5 12,18 6 371 73,08 97 26,24

    5 2:20 31,5 13,2 12,26 12 3110 147,12 196 6,31

    6 2:25 33,1 6,6 12,09 4 389 48,36 64 16,59

    7 2:30 32,4 9,4 12,1 7 1123 84,7 113 10,06

    8 2:35 32,8 7,2 12,07 6 505 72,42 97 19,13

    9 2:40 31 11,9 12,26 9 2278 110,34 147 6,46

    10 2:45 32,1 12,5 12,3 8,5 2641 104,55 139 5,2811 2:50 31,1 10,4 12,29 7,5 1521 92,175 123 8,08

    12 2:55 31,3 12,9 12,37 13 2902 160,81 214 7,39

    13 3:00 32,1 7,2 12,23 6 505 73,38 98 19,39

    14 3:05 30,7 13,9 12,33 12 3631 147,96 197 5,43

    15 3:10 30,5 21,2 12,26 8 12883 98,08 131 1,02

    16 3:15 30,7 25,1 12,37 12 21381 148,44 198 0,93

    17 3:20 31,5 21,3 12,23 8 13066 97,84 130 1,00

    18 3:25 31,8 32 12,39 13 44305 161,07 215 0,48

    19 3:30 31,4 27,7 12,33 7 28737 86,31 115 0,40

    20 3:35 31 32 12,45 15 44305 186,75 249 0,5621 3:40 31,2 26,2 12,31 7 24317 86,17 115 0,47

    22 3:45 31,7 30 12,29 13 36506 159,77 213 0,58

    23 3:50 31,5 16,5 12,21 6 6074 73,26 98 1,61

    24 3:55 31,2 31 12,32 12 40280 147,84 197 0,49

    Arus (I) T(%)

    Hari Kedua (Turbin Paralel)

    Senin, 6 Desember 2015

    No. Waktu T (C) V (m/s)

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    34/41

    Gambar 4.2. Grafik kecepatan (v) vs Arus (I) pada turbin paralel hari pertama

    Gambar 4.3. Grafik kecepatan (v) vs Arus (I) pada turbin Tunggal hari pertama

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    9,

    6

    10

    ,8

    11

    ,6

    10

    ,7

    9,

    4

    13

    ,5

    12

    ,6

    12

    ,7

    8,

    4

    8,

    7

    11

    ,8

    12

    ,3

    6,

    1

    6,

    3

    7,

    6

    6,

    7

    6,

    5

    9,

    3 6

    6,

    4

    5,

    4

    5,

    7

    5,

    4

    5,

    5

    ARUS(I)

    KECEPATAN (V)

    Kecepatan (V) VS Arus (I)

    Hari Pertama (Turbin Tunggal) Linear (Hari Pertama (Turbin Tunggal))

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    4,5 4,1 6,1 5,7 5,1 4,2 5,2 4,4 6,6 5 4,8 5,7 3,9 4,5 6,3 5 4,2 5,4 6,3 5,2 6,3 5,4 4,3 4,2

    ARUS(I)

    KECEPATAN (V)

    Kecepatan (V) VS Arus (I)

    Hari Pertama (Turbin Paralel) Linear (Hari Pertama (Turbin Paralel))

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    35/41

    Gambar 4.4. Grafik kecepatan (v) vs Arus (I) pada turbin Tunggal hari kedua

    Gambar 4.5. Grafik kecepatan (v) vs Arus (I) pada turbin paralel hari kedua

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    6,

    2

    8,

    4

    6,

    6

    9,

    4

    4,

    4

    10

    ,7

    11

    ,4

    9,

    4

    11

    ,6

    6,

    4

    12

    ,7

    10

    ,8

    8,

    2 9

    7,

    8

    9,

    7

    1

    2

    4,

    2

    7,

    2

    10

    ,1

    11

    ,8

    11

    ,2

    11

    ,8

    9,

    2

    ARUS(I)

    KECEPATAN (V)

    Kecepatan Vs Arus

    Hari Kedua (Turbin Tunggal) Linear (Hari Kedua (Turbin Tunggal))

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    79

    ,7

    12

    ,86

    ,5

    13

    ,26

    ,69

    ,47

    ,2

    11

    ,9

    12

    ,5

    10

    ,4

    12

    ,97

    ,2

    13

    ,9

    21

    ,2

    25

    ,1

    21

    ,332

    27

    ,732

    26

    ,230

    16

    ,531

    ARUS(I)

    KECEPATAN (V)

    Kecepatan (V) VS Arus (I)Hari Kedua (Turbin Paralel) Linear (Hari Kedua (Turbin Paralel))

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    36/41

    Gambar 4.6. Grafik kecepatan (v) vs Efisiensi pada turbin Tunggal hari pertama

    Gambar 4.7. Grafik kecepatan (v) vs Efisiensi pada turbin paralel hari pertama

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    9,

    6

    10

    ,8

    11

    ,6

    10

    ,7

    9,

    4

    13

    ,5

    12

    ,6

    12

    ,7

    8,

    4

    8,

    7

    11

    ,8

    12

    ,3

    6,

    1

    6,

    3

    7,

    6

    6,

    7

    6,

    5

    9,

    3 6

    6,

    4

    5,

    4

    5,

    7

    5,

    4

    5,

    5

    EFESIENSI(%)

    KECEPATAN (V)

    Kecepatan VS Efesiensi

    Hari Pertama (Turbin Tunggal) Expon. (Hari Pertama (Turbin Tunggal))

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    4,5 4,1 6,1 5,7 5,1 4,2 5,2 4,4 6,6 5 4,8 5,7 3,9 4,5 6,3 5 4,2 5,4 6,3 5,2 6,3 5,4 4,3 4,2

    EFESIENSI(%)

    KECEPATAN (M/S)

    Kecepatan VS Efesiensi

    Hari Pertama (Turbin Paralel) Linear (Hari Pertama (Turbin Paralel))

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    37/41

    Gambar 4.8. Grafik kecepatan (v) vs Efisiensi pada turbin Tunggal hari kedua

    Gambar 4.9. Grafik kecepatan (v) vs Efisiensi pada turbin paralel hari kedua

    0,0

    10,0

    20,0

    30,0

    40,0

    50,0

    60,0

    70,0

    80,0

    6,

    2

    8,

    4

    6,

    6

    9,

    4

    4,

    4

    10

    ,7

    11

    ,4

    9,

    4

    11

    ,6

    6,

    4

    12

    ,7

    10

    ,8

    8,

    2 9

    7,

    8

    9,

    712

    4,

    2

    7,

    2

    10

    ,1

    11

    ,8

    11

    ,2

    11

    ,8

    9,

    2

    EFESIENSI(%)

    KECEPATAN (V)

    Kecepatan Vs Efesiensi

    Hari Kedua (Turbin Tunggal) Expon. (Hari Kedua (Turbin Tunggal))

    0,00

    5,00

    10,00

    15,00

    20,00

    25,00

    30,00

    7

    9,

    7

    12

    ,8

    6,

    5

    13

    ,2

    6,

    6

    9,

    4

    7,

    2

    11

    ,9

    12

    ,5

    10

    ,4

    12

    ,9

    7,

    2

    13

    ,9

    21

    ,2

    25

    ,1

    21

    ,3

    32

    27

    ,7

    32

    26

    ,2

    30

    16

    ,5

    31

    EFESIENSI(%)

    KECEPATAN (M/S)

    Kecepatan VS Efesiensi

    Hari Kedua (Turbin Paralel) Linear (Hari Kedua (Turbin Paralel))

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    38/41

    BAB V

    PEMBAHASAN

    5.1. Perbandingan Kecepatan Angin Terhadap Arus Listrik

    Dari hasil pengamatan diperoleh kecepatan angin yang berkisar antara 4

    m/s sampai dengan 10 m/s, dimulai dari pukul 11:40 sampai 18:00 dan kecepatan

    angin maksimum didapatkan pada pukul 12:30- 15:00. Dengan kecepatan angin

    tersebut maka diperoleh juga arus listrik berkisar antara 0,5 - 7 ampere, dengan

    melihat hasil pengamatan tersebut di mana terdapat kecepatan angin yang dapat

    memutar turbin angin dan energinya dapat dikonversi menjadi energi listrik. Hal

    ini dapat dilihat pada gambar 4.2 grafik kecepatan angin vs Arus listrik untuk

    turbin paralel. Terlihat bahwa peningkatan arus listrik akan meningkat seiring

    dengan meningkatnya kecepatan angin akan tetapi peningkatannya tidak terlalu

    begitu signifikan dan dapat dikatakan konstan, pernyataan ini didukung oleh

    (Farid, 2014) yang menyatakan bahwa meningkatnya kecepatan angin

    maka nilai BHP nya akan ikut meningkatdi mana nilai BHP dipengaruhi oleh

    daya generator, dan daya generator sendiri dipengaruhi oleh arus yaitu hasil

    perkalian antara (V x I). Pada grafik juga dapat dilihat arus yang tertinggi terdapat

    pada kecepatan angin 6,3 m/s yaitu 5,5 ampere, dan arus minimum terdapat pada

    kecepatan angin 3,9 m/s yaitu 3,5 ampere, Sedangkan

    Pada gambar 4.3. grafik kecepatan angin vs arus listrik untuk turbin

    tunggal dapat dilihat bahwa nilai arus selalu berbanding lurus dengan kecepatan

    angin dimana penurunan arus terjadi karena menurunnya kecepatan angin, dan

    penurunannya sangat signifikan. Hal ini disebabkan karena cuaca yang berubah

    menjadi mendung sehingga temperatur dan kecepatan angin dilokasi menjadi

    turun. Dari grafik juga dapat dilihat bahwa nilai arus tertinggi terdapat pada

    kecepatan angin 13,5 m/s yaitu 9 ampere, dan nilai arus terendah berada padakecepatan angin 5,4 m/s yaitu 2 ampere.

    Dapat diambil kesimpulan bahwa perbandingan antara turbin tunggal dan

    paralel memiliki prinsip yang sama yaitu peningkatan nilai arus akan meningkat

    seiring dengan meningkatnya kecepatan angin, begitupula sebaliknya. Akan tetapi

    pada turbin paralel memiliki nilai arus paling besar ketimbang dengan turbin angin

    tunggal. Hal ini disebabkan karena turbin angin yang dipasang secara paralel,

    sehingga arus yang dihasilkan menjadi 2 kali lebih besar bila dibandingkan dengan

    turbin tunggal.

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    39/41

    5.1. Perbandingan Kecepatan Angin Terhadap Efisiensi

    Dari gambar 4.6. grafik kecepatan angin terhadap efisiensi untuk turbin

    tunggal terlihat bahwa grafik ini berbanding terbalik terhadap efisiensi turbin. Di

    mana semakin besar kecepatan angin yang dihasilkan maka efisiensinya akan

    semakin menurun, pernyataan ini didukung oleh (Farid, 2014) yang menyatakan

    bahwa semakin tinggi kecepatan angin maka efisiensi yang dihasilkan

    tidak semakin tinggi justru mengalami penurunan. Kemudian diperkuat

    pula oleh ( Setiawan, et al., t.thn.) yang menyatakan bahwa efisiensi optimum

    diperoleh pada saat kecepatan angin 5m/s dan kemudian mengalami

    penurunan seiring dengan penambahan kecepatan angin. Dari grafik

    terdapat efisiensi tertinggi berada pada kecepatan angin 6,1 m/s yaitu sebesar 40%, sedangkan efisiensi terendah berada pada kecepatan angin 13,5 m/s yaitu

    sebesar 9 %. Sedangkan.

    Pada gambar 4.7 grafik kecepatan angin terhadap effisiensi untuk turbin

    paralel juga memiliki efisiensi yang berbanding terbalik yaitu dimana semakin

    tinggi kecepatan angin maka efisiensi yang dihasilkan akan semakin rendah. Pada

    turbin paralel ini terlihat penurunan efisiensi tidak terlalu signifikan dan efisiensi

    tertinggi berada pada kecepatan angin 4,1 m/s yaitu sebesar 76 %, sedangkan

    efisiensi terendah berada pada kecepatan angin 6,3 yaitu sebesar 20 %.

    Perbandingan terbalik ini dikarenakan oleh peningkatan daya poros tidak

    sebanding dengan peningkatan daya angin yang peningkatannya semakin besar

    seiring dengan bertambahnya kecepatan angin yang diterima. ( Setiawan, et al.,

    t.thn.).

    Perbandingan antara turbin paralel dan turbin tunggal memiliki prinsip yang

    sama yaitu kecepatan angin berbanding terbalik terhadap efisiensi turbin. Akan

    tetapi pada turbin tunggal terdapat penurunan efisiensi yang sangat signifikan danterdapat kecepatan angin paling tinggi dan efisiensinya paling rendah. Sedangkan

    pada turbin paralel terlihat penurunan efisiensi yang terjadi tidak terlalu signifikan

    dan efisiensinya cenderung konstan, karena peningkatan kecepatan angin tidak

    terlalu berbeda jauh tiap interval 5 menit. Dapat disimpulkan bahwa turbin angin

    paralel memiliki efisiensi tertinggi ketimbang dengan turbin tunggal, dan turbin

    paralel ini juga cocok untuk digunakan pada kecepatan angin yang rendah.

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    40/41

    BAB VI

    KESIMPULAN

    6.1. Kesimpulan

    Dari hasil perhitungan dan analisa potensi energi angin dikota palu

    dapat ditarik kesimpulan bahwa :

    a). Peningkatan kecepatan angin berbanding lurus dengan besarnya arus yang

    dihasilkan

    b). Arus yang dihasilkan pada turbin paralel lebih besar bila dibandingkan

    dengan arus yang dihasilkan pada turbin tunggal.

    c). Nilai arus tertinggi pada turbin tunggal ialah sebesar 9 A dengan kecepatan

    angin 13,5 m/s. Sedangkan pada turbin paralel arus tertinggi ialah sebesar

    15 A dengan kecepatan angin 32 m/s.

    d). Efesiensi turbin angin berbanding terbalik terhadap peningkatan kecepatan

    angin. Dimana semakin tinggi kecepatan angin maka efesiensi turbin akan

    semakin menurun.

    e). Nilai efesiensi tertinggi ialah sebesar 76 % dengan kecepatan angin 4,1 m/s,

    Sedangkan nilai efesiensi terendah ialah sebesar 0,48 % dengan kecepatan

    angin 32 m/s.

    6.2. Saran

    a). Tinggi tiang turbin angin minimal 3 m dari ketinggian maksimal benda yang

    ada dilokasi.

    b). Perhatikan baterai apakah sudah penuh apa belum? Kalau penuh usahakan

    keluarkan dulu energinya karena turbin angin diprogram untuk mengerem

    pada saat baterai sudah fuel.

    c). Perhatikan sikring yang digunakan jika arus yang melewati sikring lebih dari

    50 A maka sikring akan putus. Apabila terjadi seperti itu maka untuk

    mengembalikannya tekan tombol yang berada disamping kotak sikring.

    d). Pada saat pengambilan data perhatikan dengan cermat ampermeter karena

    ampermeter munggunakan tipe analog sehingga cepat berubah ubah.

    e). Pemasang anemometer usahakan mengikuti arah angin sehingga data yang

    didapatkan lebih akurat.

  • 7/25/2019 Laporan Energi Angin Heri Dan Hamdin Desember 2015

    41/41

    DAFTAR PUSTAKA

    Setiawan, A. A., Soenoko, R. & Sutikno , D. PENGARUH JARAK CELAH SUDU

    TERHADAP UNJUK KERJA. pp. 1-8.

    Daryanto, Y., 2007. Kajian Potensi angin. [Seni] (BALAI PPTAGG UPT-LAGG).

    Dewi, M. L., 2010.ANALISIS KINERJA TURBIN ANGIN POROS VERTIKAL. [Seni]

    (UNIVERSITAS SEBELAS MARET).

    Farid, A., 2014. OPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH.

    Prosiding SNST,V(6).

    Godam, 2010. Macam - macam jenis angin. [Online]

    Available at: www.organisasi.org

    [Diakses 12 Desember 2015].

    Sam , A. & Patabang, D., 2005. STUDI POTENSI ENERGI ANGIN DI KOTA PALU

    UNTUK MEMBANGKITKAN. smartek, III(6), pp. 21-26.

    White, F. M. Fluid Mechanics. 4th penyunt. s.l.:s.n.

    wikipedia, 2015. Kota_Palu. [Online]

    Available at: https://id.wikipedia.org/