laporan - dpr.go.id · pdf fileayat (3) dan tindak lanjut pengaduan masyarakat, komisi...
TRANSCRIPT
LAPORAN
KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR-RI
DALAM RANGKA KESELAMATAN TRANSPORTASI ANGKUTAN LAUT
DAN PENYEBERANGAN KE PROVINSI SULAWESI SELATAN
TGL. 09 s.d. 11 JUNI 2016
KOMISI V DPR-RI
JAKARTA, 2016
2
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN…………………........…………………………………………… 3
I.1. Dasar Hukum ………………..….……………………………………………………… 3
I.2. Maksud dan Tujuan …………….………………..…………………………......... 3
I.3. Lokasi dan Waktu ………….…………………………………………………….. …. 4
I.4.Daftar Anggota Rombongan …………………………………………… 4
II.. GAMBARAN UMUM KECELAKAAN TRANSPORTASI LAUT....................5
III. PRESENTASI OTORITAS PELABUHAN MAKASSAR
III. PRESENTASI BASARNAS (KANTOR SAR MAKASSAR)…………………….16
1V. TEMUAN DAN REKOMENDASI …………………………………………………………….22
V. PENUTUP ……………...…………………………………………………….…........23
3
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI DALAM RANGKA PENINJAUAN INFRASTRUKTUR KESELAMATAN TRANSPORTASI LAUT DAN PENYEBERANGAN DALAM RANGKA ANGKUTAN LEBARAN 2016
DI PROPINSI SULAWESI SELATAN
I. PENDAHULUAN
I.1 Dasar Hukum
1. Amandemen Undang-Undang Dasar 1945; pada perubahan Pertama
Pasal 20, Perubahan Kedua Pasal 20 A, perubahan Ketiga Pasal 23;
2. Undang-Undang RI Nomor 42 Tahun 2014 Tentang Perubahan
Terhadap Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2014 Tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
3. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia Nomor 1 Tahun 2014
Tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
I.2 Maksud dan Tujuan
Maksud Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI adalah :
a. Untuk melakukan pengawasan dengan melihat secara langsung kondisi
infrastruktur angkutan laut dan penyebarangan di Sulawesi Selatan.
b. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan infrastruktur angkutan laut
dan penyeberangan dalam menghadapi angkutan lebaran tahun 2016
.
Tujuan dilaksanakannya Kunjungan Kerja adalah dalam rangka melaksanakan
Fungsi dan Tugas Dewan sesuai dengan Pasal 58, ayat (3), Peraturan Dewan
Perwakilan Rakyat Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib
4
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, yaitu:
butir a. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang,
termasuk APBN, serta peraturan pelaksanaannya yang termasuk
dalam ruang lingkup tugasnya;
butir d. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah.
Selanjutnya Tata Tertib DPR RI Pasal 59 ayat (3) juga menyatakan bahwa:
”Dalam melaksanakan tugas komisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58
ayat (3) dan tindak lanjut pengaduan masyarakat, komisi dapat:”
butir f mengadakan kunjungan kerja dalam masa reses atau
mengadakan kunjungan kerja spesifik dalam masa sidang, yang
hasilnya dilaporkan dalam rapat komisi untuk ditindaklanjuti.
I.3 Lokasi dan Waktu
Dalam Masa Sidang V Tahun Sidang 2015 - 2016, Komisi V DPR RI melakukan
Kunjungan Kerja Spesifik dalam rangka peninjauan infrastruktur angkutan
laut dan penyeberangan dalam menghadapi angkutan lebaran 2016 jalan
pada tanggal 9-11 Juni 2016. Dalam kunjungan ini, Komisi V DPR RI
melakukan peninjauan, pertemuan, penyerapan aspirasi, dialog, dan
melakukan komunikasi intensif dengan mitra Komisi V yang terkait. Adapun
agenda kunjungan di Sulawesi Selatan adalah :
1. Pertemuan dengan mitra Komisi V yang membidangi transportasi laut
yaitu Ditjend Perhubungan Laut, Otoritas Pelabuhan Utama Makassar,
Jajaran Syahbandar Makassar, KSOP Pare-Pare, Basarnas Kantor Sar
Makassar dan BMKG.
2. Peninjauan lapangan ke dalam salah satu angkutan laut yakni Kapal Pelni
Loro Londa
I.4 Daftar Anggota Rombongan
Anggota Komisi V DPR RI yang ikut serta dalam Kunjungan Kerja Spesifik
dalam rangka peninjauan jalan Palu-Parigi adalah sebagai berikut:
5
DAFTAR NAMA ANGGOTA
KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR-RI
DALAM RANGKA KESELAMATAN TRANSPORTASI ANGKUTAN
LAUT DAN PENYEBERANGAN KE PROVINSI SULAWESI SELATAN
TGL. 09 s.d. 11 JUNI 2016
NO. NO
ANG N A M A FRAKSI JABATAN
1 A-162 DRS. YOSEPH UMARHADI, M.SI, MA PDIP Anggota
2. A-311 HAMKA B. KADY PG Anggota
3 A-318 DRS. H. ROEMKONO PG Anggota
4 A-390 H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, SE
P. GERINDRA Anggota
5 A-331 ADE REZKI PRATAMA, SE
P. GERINDRA Anggota
6. A-452 DR. IR. H. BAHRUM DAIDO, M.SI PARTAI
DEMOKRAT
Anggota
7. A-453 DRS. UMAR ARSAL PARTAI
DEMOKRAT
Anggota
8. A-502 IR. H. ANDI TAUFAN TIRO PAN Anggota
9. A-44 H. CUCUN AHMAD SYAMSURIJAL,
S.Sg PKB Anggota
10 A-103 H. MAHFUDZ ABDURRAHMAN, S,SOS PKS Anggota
11. A-521 HJ. NURHAYATI PPP Anggota
12 A-543 HJ. FATMAWATI RUSDI, SE PPP Anggota
13. A-32 H. AHMAD H.M. ALI, SE P. NASDEM Anggota
14. A-548 FAUZIH AMRO, M.SI P. HANURA Anggota
SEKRETARIAT
JABATAN
16.. AAN YULIANINGSIH, S.SOS
SEKRETARIAT
17. MUHAMMAD SODIK, SE
SEKRETARAT
18. MUHAMMAD SUBQI SEKRETARIAT
19. SALIHUDIN TENAGA AHLI
6
20.. MASTUR PRANTONO PEMBERITAAN
21. SYAMSUL BAKHRI TV PARLEMEN
II. GAMBARAN UMUM KECELAKAAN TRANSPORTASI LAUT
Karakteristik Kecelakaan Transportasi Laut pada umumnya menurut KNKT
adalah :
a. Kecelakaan Sebagai Kejadian Yang Langka b. Kecelakaan Sebagai Suatu Peristiwa Yang Tidak Tahu Kapan Akan
Terjadi c. Kecelakaan Sebagai Peristiwa-Peristiwa Multi Faktor
Kecelakaan yang terjadi di sungai, danau, dan penyeberangan yang sampai
ke Mahkamah Pelayaran pada tahun 2006 lebih disebabkan oleh faktor
kesalahan manusia (88%), dan hanya sedikit kejadian kecelakaan di perairan
yang disebabkan oleh faktor alam.
Kecelakaan angkutan air sebagian besar terjadi karena overcrowding dan
sistem navigasi, yang ditandai dengan lebih tingginya jumlah penumpang dan
barang jika dibandingkan dengan daya muat kapal. Keberadaan penumpang
yang tidak memiliki keahlian dan keterampilan dalam kondisi kecelakaan, juga
menjadi penting untuk diperhatikan, mengingat pengguna transportasi air ini
masuk dalam kategori kelompok rentan (vulnerable).
Dapat di simpulkan bahwa penyebab kecelakaan kapal terjadi pada :
1. Operator
a. Keselamatan Kapal
o Banyak kapal dibuat secara tradisional/ tidak mempunyai sertifikat
o Banyak pembuatan kapal tidak mengikuti arahan gambar kapal yang
sudah disyahkan.
o Banyak sertifikat kapal sudah Kadaluarsa
o Peralatan komunikasi/ navigasi kapal kurang berfungsi
b. Pemuatan
o Pemuatan berlebihan terutama on-deck
o Penempatan muatan/ peningkatan tidak benar
o Pemuatan penumpang berlebihan
o Kesadaran penumpang masih kurang 2. Pengawasan Aparat
7
o Kapal dapat keluar/ masuk tempat dimana saja
o Jumlah lokasi aparat pengawas terbatas
o Tidak semua tempat singgah kapal dapat diawasi
o Kemungkinan pemeriksaan kurang teliti
2. Pengawasan Aparat
o Kapal dapat keluar/ masuk tempat dimana saja
o Jumlah lokasi aparat pengawas terbatas
o Tidak semua tempat singgah kapal dapat diawasi
o Kemungkinan pemeriksaan kurang teliti
3. Pengguna Jasa / Masyarakat
o Kurangnya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya keselamatan
pelayaran
o Sering memaksakan kehendak tanpa memperdulikan keselamatan
pelayaran
o Sedangkan faktor-faktor penyebab yang secara langsung sebagai
penyebab kecelakaan transportasi laut adalah :
1. Faktor manusia Faktor manusia merupakan faktor yang paling besar
yang antara lain meliputi:
kemampuan awak kapal dalam menguasai berbagai
permasalahan yang mungkin timbul dalam operasional kapal,
Secara sadar memuat kapal secara berlebihan
2. Faktor teknis
Faktor teknis biasanya terkait dengan kekurang cermatan didalam
desain kapal, penelantaran perawatan kapal sehingga
mengakibatkan kerusakan kapal atau bagianbagian kapal yang
menyebabkan kapal mengalami kecelakaan, terbakarnya kapal
seperti yang dialami Kapal Tampomas diperairan Masalembo, Kapal
Livina.
3. Faktor alam
Faktur cuaca buruk merupakan permasalahan yang seringkali
dianggap sebagai penyebab utama dalam kecelakaan laut.
Permasalahan yang biasanya dialami adalah badai, gelombang yang
8
tinggi yang dipengaruhi oleh musim/badai, arus yang besar, kabut
yang mengakibatkan jarak pandang yang terbatas.
Sumber : KNKT, 2009
II.2. PRESENTASI OTORITAS PELABUHAN MAKASSAR
Dasar pelaksanaan angkutan lebaran tahun 2016
Instruksi presiden no.3 tahun 2004 tanggal 19 oktober 2004 tentang
koordinasi penyelenggaraan angkutan lebaran terpadu;
Instruksi direktur jenderal perhubungan laut no : um.008/41/2/djpl-16
tanggal 31 mei 2016 tentang persiapan penyelenggaraan angkutan laut
lebaran tahun 2016 (1437 h);
Keputusan kepala kantor otoritas pelabuhan utama makassar no.
01/sk/01/op.mks-16 tanggal 08 juni 2016 tentang pembentukan tim
posko angkutan laut lebaran 2016 (1437 h) di pelabuhan makassar;
Rapat koordinasi teknis instansi terkait tanggal 8 juni 2016 tentang kesiapan
pelaksanaan posko angkutan lebaran tahun 2016 (1437 h) di pelabuhan
makassar.
9
10
11
12
13
14
15
Kekuatan Personil
Kekuatan personil untuk seluruh instansi terkait selama Angkutan Laut
Lebaran 2016 (1437 H) Berjumlah 107 personil
Permasalahan :
Fasilitas terminal penumpang perlu ditingkatkan
Tingkat disiplin penumpang yang dirasa masih kurang, terutama pada saat
bersamaan 2 kapal penumpang yang sandar;
Kurangnya disiplin penumpang terhadap kebersihan, ukuran dan jumlah
barang bawaan
Banyaknya pedagang kaki lima pada area terminal penumpang
Langkah & Tindakan untuk menunjang kesiapan angkutan laut lebaran 2016
(1437 h) di Pelabuhan Makassar :
16
PT. Pelindo akan memasang tenda tambahan terkait dengan fungsi pelayanan
Dilakukan sosialisasi melalui media massa dan memasang spanduk – spanduk
yang isinya menghimbau agar calon penumpang dapat menyesuaikan
keberangkatan kapal ( sesuai schedule )
Telah dilakukan rapat koordinasi bila kelebihan barang bawaan agar
dimasukkan dalam bagasi melalui ekspedisi
Meningkatkan peran dan fungsi petugas keamanan untuk menertibkan
pedagang kaki lima ( PKL ) guna terciptanya kelancaran arus lalu lintas
kendaraan dan orang.
II.3. Presentasi Basarnas (Kantor Sar Makassar)
Secara ringkas kantor sar Makassar mempresentasikan hal-hal sebagai berikut :
1. Tugas pokok kantor Sar
2. Fungsi kantor Sar
3. Luas wilayah kerja kantor Sar Makassar
4. Jumlah Personil Kantor Sar Kelas A Makassar
5. Pelaksana Tugas Pos Sar
6. Klasifikasi Pendidikan Sar
7. Sarana Sar yang terdiri sarana darat, laut dan udara
8. Peralatan Sar Pendukung
17
18
19
Kegiatan Pembinaan, Latihan Potensi SAR dan Koordinasi
Kegiatan Internal:
• Kegiatan Pembinaan Pengetahuan dan keterampilan (materi Kelas, Pendidikan
Lanjutan, Simulasi dan Latihan)
• Kegiatan Pembinaan Fisik (Kesemaptaan Rescuer)
• Latihan Potensi SAR Daerah 2 (MFR,Water Rescue)Kab.Bone
Kegiatan Pembinaan, Latihan Potensi SAR dan Koordinasi
Kegiatan Eksternal :
• Koordinasi dan MoU dengan MATC dan hal penanganan kecelakaan
penerbanagan
• Pembinaan Potensi SAR melalui Pemberian Keterampilan SAR (Latihan Potensi
SAR Daerah)
• Rapat Koordinasi
• Latihan SAR Daerah
• Permintaan kerjasama dari Instansi Pemerintah, Organisasi Kemasyarakatan
berupa pemberian pengetahuan SAR
• SAR Goes To School (Pemberian pengetahuan dasar SAR Ke sekolah-sekolah
TK,SD, SMP, SMA)
Pembinaan Yang bersifat permintaan Kerjasama Potensi KeKantor SAR
Makassar :
Kegiatan Tahun 2013
• Kunjungan Peminatan Gawat darurat PSIK UNHAS,
• Latdas XVII TBM Calcaneus Unhas
20
• Ekspedisi NKRI Komando resor Militer 141 Toddopuli, National Rafting And
River Rescue KSR 105 Univ 45,
• Life Guard Penyelamatan diair Aston mks Hotel and Convention Center
• Simulasi Arum Jeram Rescue Swuara Bhuwana
• Latihan Survivel dasar Komando operasi TNI AU II
• Peminatan Gawat Darurat STIKES Mega Reszki
Dari Beberapa Potensi SAR, 280 orang telah berlisensi Sertifikat Basarnas
Kegiatan Tahun 2014
• materi penyuluhan dan gladi penanggulangan Bencana BPBD Kota Makassar
• Jungle Rescue Korps Sukarela PMI Unhas
• Pelatihan petugas penanggulangan bencana alam Dinas Sosial
• Pembinaan tanggap darurat bencana terhadap aparat Pemda, Dunia Usaha
dan masyarakat
kegiatan Tahun 2015
• Road accident rescue Tol Nusantara Makassar
• MFR SAR Unm
• Simulasi Uji Coba Protab Penanggulangan bencana Banjir dan tanah longsor
KKN Unhas dan Kodam VII/ Wrb,
Kegiatan Tahun 2016
• Tanggap Darurat Bencana Dinas Sosial Prov. Sul-sel
• Siaga SAR Khusus Latihan Kesiapsiagaan Banjir dan Tanah Longsor Kab
Pangkep
21
KENDALA
Wilayah laut yang luas merupakan jalur ALKI 2 serta wilayah darat meliputi 2
provinsi belum sebanding dengan kekuatan penanganan SAR (Jumlah Pos SAR,
jumlah SDM, jumlah sarana prasarana, pembinaan Potensi SAR) sehingga
mengurangi kecepatan response time
SOLUSI USULAN
Penambahan 4 Pos SAR baru:
- Pos SAR Palopo
- Pos SAR Bantaeng
- Pos SAR Pare-Pare
- Pos SAR Pasang Kayu
Peningkatan Pos SAR Mamuju agar menjadi Kantor SAR Mamuju
Penambahan jumlah SDM (tenaga Rescuer, Medis dan ABK)
Penambahan 1 unit rescue boat 60 mtr (bahan dari besi/alumunium), 2 unit
rescue boat 40 meter
Penempatan 1 unit helikopter
Penambahan 8 unit sea rider dan 4 unit Rubber Boat
Peningkatan jumlah pembinaan dan koordinasi potensi SAR
22
III. Temuan
Pada kunjungan ke Pelabuhan Makassar Komisi V DPR memuji Ditjen
Perhubungan Laut yang menggelar ramp check terhadap seluruh kapal
penumpang dalam menyongsong hajat besar angkutan Lebaran. Namun
Komisi V menekankan perlunya koordinasi dan pengawasan dalam menangani
angkutan lebaran tahun 2016 ini. Karena, Standar Operasional Pelaksanaan
(SOP) sudah ada, tinggal pengawasan dan kedisplinan yang harus
ditingkatkan supaya arus mudik dan balik ini berjalan maksimal. Selama ini
kecelakaan terjadi karena ketidakdisiplinan, keteledoran dan kelalaian masing-
masing bandara dan pelabuhan.
IV . Rekomendasi
1. Komisi V DPR menyampaikan salut dan memberikan apresiasi atas kesiapan
pemangku kepentingan transportasi laut dalam menyambut arus mudik
lebaran tahun 2016 ini.
23
2. Komisi V DPR RI meminta kepada pihak ditjen Perhubungan Laut tentang
perlunya peningkatan pengawasan dan pengendalian system, untuk
menambah sisi pengawasan dan pengendalian transportasi lebaran.
IV. PENUTUP
Demikian Laporan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI dalam rangka
peninjauan infrastruktur Angkutan Laut dan Penyebarangan di Propinsi Sulawesi
Selatan dalam rangka pelaksanaan angkutan lebaran 2016. Komisi menjadikan
laporan ini sebagai data/informasi yang akan disampaikan dalam Rapat Komisi V
DPR RI dengan mitra pemerintah.
Jakarta, 30 Juni 2016
Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI
KETUA TIM KUNKER
DRS. YOSEPH UMARHADI, M.SI, MA No.Anggota : A-162