kyai saleh darat semarang, maestro ulama besar...

Download Kyai Saleh Darat Semarang, Maestro Ulama Besar Nusantarasimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/makalah-islam-kyai... · Kitab al-Hikam, kandungannya juga tentang tasawuf, merupakan

If you can't read please download the document

Upload: buinhi

Post on 06-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

  • Mam

    21 April 2014

    MAKALAH ISLAM

    Kyai Saleh Darat Semarang,

    Maestro Ulama Besar Nusantara

  • Makalah Islam

    Kyai Saleh Darat Semarang, Maestro Ulama

    Besar Nusantara

    Dr. H. Ahmad Izzuddin, M.Ag

    (Kasubdit Pembinan Syariah dan Hisab Rukyah

    Kemenag RI)

  • Menurut sebuah riwayat, Kyai Saleh Darat adalah

    salah satu dari tiga ulama yang berasal dari Pulau Jawa

    yang sangat masyhurdalamkeilmuan. Beliau mempunyai

    banyak santri yang menjadi ulama-ulama besar. Tiga

    orang ulama yang bersahabat, yang dimaksudkan adalah

    Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani yang

    dikenalImam Nawawi ats-Tsani (lahir 1230 H/1814 M,

    wafat 1314 H/1896 M), Muhammad Khalil bin Kyai

    Abdul Lathif (lahir 1235 H/1820 M) dan Kyai Haji Saleh

    Darat yang lahir di Kedung, Jepara, tahun 1235 H/1820

    M, wafat di Semarang, hari Jumaat, 29 Ramadhan 1321

    H/18 Disember 1903 M).Ketiga ulama yang berasal dari

    Jawa itu juga hidup sezaman dan seperguruan di Mekah

    dengan beberapa ulama yang berasal dari Patani

    sepertiSyekh Muhammad Zain bin Mustafa al-Fathani

    (lahir 1233 H/1817 M, wafat 1325 H/1908 M), Syekh

    Abdul Qadir bin Mustafa al-Fathani (lahir 1234 H/1818

    M, wafat 1312 H/1895 M). Mereka juga seperguruan di

    Mekah dengan Syekh Amrullah (Datuk dariProf. Dr.

    Hamka) yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat.

    Kebesaran Kyai Saleh Darat

    Ayahnya adalah seorang ulama besar dan pejuang

    Islam yang pernah bergabung dengan pasukan Pangeran

    Diponegoro dalam perjuangan jihad melawan penjajah

    Belanda, yaitu Kyai Haji Umar. Karena itu, Saleh Darat

    memperoleh ilmu asas dari ayahnya sendiri. Kemudian

  • beliau belajar kepada Kyai Haji Syahid, ulama besar di

    Waturoyo, Pati, Jawa Tengah. Kemudian, dibawa

    ayahnya ke Semarang untuk belajar kepada beberapa

    ulama, diantara mereka adalah Kyai Haji Muhammad

    Saleh Asnawi Kudus, Kyai Haji Ishaq Damaran, Kyai

    Haji Abu Abdillah Muhammad Hadi Banguni (Mufti

    Semarang), Kyai Haji Ahmad Bafaqih Ba'alawi, dan Kyai

    Haji Abdul Ghani Bima.Ayahnya Kyai Haji Umar sangat

    inginmenjadikan anaknya itusebagai ulama yang

    berpengetahuan, sekaligus berpengalaman. Berawal dari

    pendidikan agamadi pondok pesantren di Jawa, pada

    suatu waktu Saleh Daratdiajak merantau ke Singapura.

    Beberapa tahun kemudian, bersama ayahnya, beliau

    berangkat ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji.

    Ayahnya wafat di Mekah. Saleh Darat mengambil

    keputusan dengan bertawakal kepada Allah untuk tinggal

    di Mekah karena mendalami pelbagai ilmu kepada

    beberapa orang ulama di Mekah pada zaman itu. Di antara

    gurunya ialah: Syekh Muhammad al-Muqri, Syekh

    Muhammad bin Sulaiman Hasbullah al-Makki, Sayid

    Ahmad bin Zaini Dahlan, Syekh Ahmad Nahrawi, Sayid

    Muhammad Saleh bin Sayid Abdur Rahman az-Zawawi,

    Syekh Zahid, Syekh Umar asy-Syami, Syekh Yusuf al-

    Mishri dan Syekh Jamal Mufti Hanafi.

    Setelah beberapa tahun belajar, di antara gurunya

    yang tersebut memberi izin beliau mengajar di Mekah

    sehingga banyka muridyang datang dari dunia Melayu

  • menjadi muridnya. Di antara muridnya sewaktu beliau

    mengajar di Mekah ialah Kyai Haji Hasyim, Kyai Haji

    Bisri Syansuri, dan masih banyak lagi. Beberapa ulama

    yang tersebut itu, adalah Syekh Muhammad bin Sulaiman

    Hasbullah al-Makki, Sayid Ahmad bin Zaini Dahlan, dan

    Syekh Umar asy-Syami adalah ulama-ulama yang

    mengajar di Masjid al-Haram, Mekah dalam tempoh masa

    yang sangat lama, sejak ulama yang sebaya dengan Syekh

    Nawawi al-Bantani, Kyai Haji Saleh Darat, Syekh

    Muhammad Zain al-Fathani dan lain-lain, hinggalah

    ulama-ulama peringkat Syekh Ahmad al-Fathani. Kyai

    Saleh Darat sebaya umurnya dengan ayah Syekh Ahmad

    al-Fathani, namun sama-sama seperguruan dengan ulama-

    ulama Arab yang tersebut di atas.

    Setelah menetap di Mekah beberapa tahun belajar

    dan mengajar, Kyai Saleh Darat terpanggil pulang ke

    Semarang karenabertanggungjawab dan ingin berkhidmat

    terhadap tanah tumpah darah sendiri dengan semangat

    Hubbul wathan minal iman. Sebagaimana tradisi ulama

    dunia Melayu terutama ulama Jawa dan Patani pada

    zaman itu, bahwa setelah pulang dari Mekah untuk

    merintispusat pengajian pondok. Kyai Saleh mengasaskan

    pondok pesantren di daerah darat yang terletak di pesisir

    pantai kota Semarang. Sejak itulah beliau dipanggil orang

    dengan gelaran Kiyai Saleh Darat Semarang.

    Dengan merintis pondok pesantren itu nama Kiyai

    Haji Saleh Darat menjadi lebih terkenal di seluruh Jawa,

  • terutama Jawa Tengah. Banyak santribeliau yang menjadi

    ulama dan tokoh yang terkenal, di antara mereka ialah:

    Kyai Haji Hasyim Asy'ari (ulama besar di Jawa, beliau

    termasuk salah seorang pengasas Nahdhatul Ulama), Kyai

    Haji Muhammad Mahfuz at-Tarmasi (seorang ulama

    besar dalam Mazhab Syafie yang sangat ahli dalam

    bidang ilmu-ilmu hadis), Kyai Haji Ahmad Dahlan

    (pengasas organisasi Muhammadiyah), Kyai Haji Idris

    (pendiriPondok Pesantren Jamsaren, Solo), Kyai Haji

    Sya'ban (ulama ahli falak di Semarang) dan Kyai Haji

    Dalhar (pengasas Pondok Pesantren Watucongol,

    Muntilan, Magelang). Raden Ajeng Kartini yang menjadi

    simbol kebangkitan kaum perempuan Indonesia juga

    adalah santriKyai Saleh Darat.

    Tiga orang di antara santribeliau yangdisahkan

    sebagai Pahlawan Nasional Indonesia, ialahKyai Haji

    Ahmad Dahlan (1868 M - 1934 M), dengan Surat

    Keputusan Pemerintah RI, No. 657, 27 Disember 1961,

    dianugerahi Gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional.

    Hadhratusy Syekh Kiyai Haji Hasyim Asy'ari (1875 M -

    1947 M), dengan Surat Keputusan Presiden RI, No. 294,

    17 November 1964 dianugerahi Gelar Pahlawan

    Kemerdekaan Nasional dan Raden Ajeng Kartini (1879 M

    - 1904 M), dengan Surat Keputusan Presiden RI, No. 108,

    12 Mei 1964 dianugerahi Gelar Pahlawan Kemerdekaan

    Nasional.SantriKyai Haji Saleh Darat yang sangat

    terkenal di peringkat anta rbangsa karena banyak karya

    yang menjadi rujukan ialah Kyai Haji Muhammad

  • Mahfuz at-Tarmasi atau menggunakan nama lengkap

    Syekh Muhammad Mahfuz bin Abdullah at-Tarmasi

    (1285 H/1868 M - 1358 H/1939 M). Dua buah karyanya

    yang besar dan sangat terkenal dalam bahasa Arab ialah

    Muhibah Zawin Nazhar syarah Kitab Ba Fadhal

    merupakan kitab fikah Mazhab Syafie yang ditulis dalam

    empat jilid tebal. Dan sebuah lagi Manhaj Zawin Nazhar

    merupakan syarah kitab hadis membicarakan ilmu

    mushthalah dan lain-lain yang ada hubungan dengan

    hadis.

    Karya Kyai Saleh Darat

    Di antara karangan Kyai Haji Saleh Darat as-

    Samarani yang telah diketahui adalah seperti

    berikut:Kitab Majmu'ah asy-Syari'ah al-Kafiyah li al-

    'Awam, kandungannya membicarakan ilmu-ilmu syariat

    untuk orang awam. Kitab Munjiyat, kandungannya

    tentang tasawuf, merupakan petikan perkara-perkara yang

    penting dari kitab Ihya' `Ulum ad-Din karangan Imam al-

    Ghazali. Kitab al-Hikam, kandungannya juga tentang

    tasawuf, merupakan petikan perkara-perkara yang penting

    daripada Kitab Hikam karangan Syeikh Ibnu `Athaullah

    al-Askandari.

    Kitab Latha'if at-Thaharah, kandungannya

    membicarakan tentang hukum bersuci. Kitab Manasik al-

    Hajj, kandungannya membicarakan tatacara mengerjakan

    haji. Kitab ash-Shalah, kandungannya membicarakan

    tatacara mengerjakan sembahyang. Tarjamah Sabil al-

  • `Abid `ala Jauharah at-Tauhid, kandungannya

    membicarakan akidah Ahli Sunnah wal Jamaah, mengikut

    pegangan Imam Abul Hasan al-Asy`ari dan Imam Abu

    Manshur al-Maturidi.

    Mursyid al-Wajiz, kandungannya membicarakan

    tasawuf atau akhlak.Kitab Minhaj al-Atqiya',

    kandungannya juga membicarakan tasawuf atau

    akhlak.Kitab Hadis al-Mi'raj, kandungannya

    membicarakan perjalanan Nabi Muhammad s.a.w. dari

    Mekah ke Baitul Maqdis dan selanjutnya hingga ke

    Mustawa menerima perintah sembahyang lima kali sehari

    semalam. Kitab ini sama kandungannya dengan Kifayah

    al-Muhtaj karangan Syeikh Daud bin Abdullah al-

    Fathani.

    Kitab Faidhir Rahman, kandungannya merupakan

    terjemahan dan tafsir al-Quran ke dalam bahasa Jawa.

    Kitab ini merupakan terjemahan dan tafsir al-Quran yang

    pertama dalam bahasa Jawa di dunia Melayu. Menurut

    riwayat, satu naskhah kitab tafsir tersebut pernah

    dihadiahkan kepada Raden Ajeng Kartini ketika

    berkahwin dengan R.M. Joyodiningrat (Bupati

    Rembang).Kitab Asrar as-Shalah, kandungannya

    membicarakan rahasia-rahasia shalat.

    Hampir semua karya Kyai Haji Saleh Darat ditulis

    dalam bahasa Jawa dan menggunakan huruf Arab (Pegon

    atau Jawi); hanya sebagian kecil yang ditulis dalam

    bahasa Arab. Sebagian besar kitab-kitab yang tersebut

  • sampai sekarang terus diulang cetak oleh beberapa

    percetakan milik orang Arab di Surabaya dan Semarang.

    Hal ini karena masih banyak diajarkan di beberapa

    pondok pesantren di pelbagai pelosok Jawa Tengah.

    Sumber : bimasislam.kemenag.gi.id-informasi-opini

    http://bimasislam.kemenag.go.id/site/informasi/opini