korelasi antara pemahaman gaya bahasa...

9
KORELASI ANTARA PEMAHAMAN GAYA BAHASA RETORIS DAN KREATIVITAS MENULIS TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL E-JOURNAL AGUS RAHMANDA NIM 120388201093 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016

Upload: phungdang

Post on 06-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: KORELASI ANTARA PEMAHAMAN GAYA BAHASA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · anekdot siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang

KORELASI ANTARA PEMAHAMAN GAYA BAHASA

RETORIS DAN KREATIVITAS MENULIS TEKS ANEKDOT

SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2

TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

ARTIKEL E-JOURNAL

AGUS RAHMANDA NIM 120388201093

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2016

Page 2: KORELASI ANTARA PEMAHAMAN GAYA BAHASA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · anekdot siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang
Page 3: KORELASI ANTARA PEMAHAMAN GAYA BAHASA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · anekdot siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang
Page 4: KORELASI ANTARA PEMAHAMAN GAYA BAHASA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · anekdot siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang

ABSTRAK

Agus Rahmanda. 2016. Korelasi antara Pemahaman Gaya Bahasa Retoris dan

Kreativitas Menulis Teks Anekdot Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas

Negeri 2 Tanjungpinang. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjungpinang. Pembimbing I: Ahada

Wahyu Sari, M.Pd., Pembimbing II: Tessa Dwi Leoni, M.Pd.

Kata kunci: Pemahaman, gaya bahasa retoris, kreativitas menulis, teks anekdot.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “(1) Bagaimanakah

Pemahaman gaya bahasa retoris siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2

Tanjungpinang tahun pelajaran 2015/2016?, (2) Bagaimanakah kreativitas

menulis teks anekdot siwa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2

Tanjungpinang tahun pelajaran 2015/2016?, (3) Adakah korelasi antara

pemahaman gaya bahasa retoris dan kreativitas menulis teks anekdot siswa kelas

X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang tahun pelajaran 2015/2016?”

Tujuan penelitian ini adalah “(1) Untuk mendeskripsikan pemahaman gaya

bahasa retoris siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang

tahun pelajaran 2015/2016, (2) Untuk mendeskripsikan kreativitas menulis teks

anekdot siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang tahun

pelajaran 2015/2016, (3) Untuk menganalisis korelasi antara pemahaman gaya

bahasa retoris dan kreativitas menulis teks anekdot siswa kelas X Sekolah

Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang tahun pelajaran 2015/2016.”

Penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasional, yaitu teknik

analisis statistik mengenai hubungan antar dua variabel. Rumus yang digunakan

untuk mengolah data tersebut adalah product moment, dengan populasi sebesar

383 dan sampel sebanyak 57 siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2

Tanjungpinang.

Hasil penelitian ini adalah terdapat korelasi yang signifikan antara

pemahaman gaya bahasa retoris dan kreativitas menulis teks anekdot siswa kelas

X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang dengan thitung (10,83) > ttabel

(2,004).

Page 5: KORELASI ANTARA PEMAHAMAN GAYA BAHASA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · anekdot siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang

1. Pendahuluan

Menulis merupakan kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan

seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Bagi kebanyakan orang, kegiatan

menulis merupakan hal yang menyenangkan. Bahkan bagi sebagian orang,

menulis merupakan kewajiban yang harus dipenuhi.

Banyak manfaat yang bisa didapatkan melalui kegiatan menulis. Manfaat

itu tidak hanya sekadar wadah untuk mengekspresikan pikiran, gagasan, dan

perasaan. Mampu mengajari, menghibur, bahkan mempengaruhi pembaca adalah

manfaat lain yang bisa didapatkan melalui tulisan. Melalui bekal pengetahuan

seperti itu, seharusnya sudah banyak para pendidik maupun penyokong

pendidikan Bahasa Indonesia yang menerapkan kegiatan menulis untuk siswa

mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas,

bahkan Perguruan Tinggi. Namun dalam kenyataannya, kegiatan menulis di

sekolah saat ini seolah-olah menjadi hal yang menakutkan bagi siswa. Siswa

mengakui tidak terbiasa menulis, bahkan tidak pernah menulis sama sekali. Lebih

parahnya lagi, aspirasi siswa mengatakan guru Bahasa Indonesia di sekolah tidak

pernah mengaplikasikan kegiatan menulis dalam proses pembelajaran.

Jika benar demikian, tujuan pendidikan yang diwacanakan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan dalam kurikulum 2013 tentang pembelajaran

berbasis teks akan sia-sia. Kegiatan pembelajaran yang bertujuan membangun

karakter siswa melalui teks tidak terealisasi dengan kenyataan saat ini. Padahal,

maksud Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melalui wacana tersuratnya adalah

membangun kreativitas siswa dengan menjadikan pribadi siswa lebih mandiri

melalui kegitan mengamati, menanya, mencoba, menalar, mengaplikasikan, serta

menciptakan. Bukan sekadar teori belaka, karena kreativitas menulis didapat

bukan melalui teori, melainkan praktik.

Berkenaan dengan hal tersebut, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia pun

seakan kehabisan ide dalam upaya menerapkan kreativitas menulis siswa.

Padahal, jika tinjau lebih dalam, permasalahan ini tidak hanya disebabkan oleh

kurangnya penerapan pembelajaran berbasis praktik di sekolah. Keluhan lainnya

berupa kesulitan siswa dalam melaksanakan kegiatan menulis. Banyak siswa yang

masih belum mengenal unsur-unsur dalam tulisan. Pemahaman gaya bahasa

contohnya. Masih banyak siswa yang belum memahami jenis-jenis gaya bahasa

seperti gaya bahasa retoris, gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa

perumpamaan, dan sebagainya. Gaya bahasa sebenarnya merupakan faktor yang

penting dalam tulisan. Mengenali contoh-contoh gaya bahasa sedikit-banyaknya

akan membantu penulis untuk berkreasi dengan bahasa-bahasa yang mampu

membuat tulisan menjadi lebih menarik untuk dibaca.

Page 6: KORELASI ANTARA PEMAHAMAN GAYA BAHASA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · anekdot siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang

2. Jenis dan Metode Penelitian

Penelitian ini berlandaskan pada penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara

meneliti hubungan antarvariabel. Variabel-variabel ini diukur (biasanya dengan

instrumen penelitian) sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis

berdasarkan prosedur statistik (Noor, 2014:38). Adapun metode yang digunakan

adalah metode deskriptif dan studi korelasional.

1. Penelitian Deskriptif, yaitu penelitian untuk mendeskripsikan karakteristik atau

sifat dari suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang (Noor,

2014:34).

2. Studi Korelasional, yaitu studi yang mempelajari hubungan dua variabel atau

lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi

dalam variabel lain. Derajat hubungan variabel dinyatakan dalam satu indeks yang

dinamakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi dapat digunakan untuk menguji

hipotesis tentang hubungan antarvariabel atau menyatakan besar kecilnya

hubungan antar kedua variabel. Studi korelasi yang bertujuan menguji hipotesis,

dilakukan dengan cara mengukur sejumlah variabel dan menghitung koefisien

korelasi antara variabel tersebut, agar dapat ditentukan variabel mana yang

berkorelasi (Noor, 2014:40-41).

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Pemahaman Siswa terhadap Gaya Bahasa Retoris

Penguasaan tertinggi siswa dalam memahami gaya bahasa retoris terletak

pada indikator kemampuan menentukan ciri-ciri gaya bahasa yang tepat. Hasil

analisis data mengungkapkan rata-rata pemahaman gaya bahasa retoris siswa pada

indikator 6 ini mencapai 93,0 dengan rentang penilaian antara 80-100. Dengan

demikian, pemahaman terbaik siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2

Tanjungpinang dalam memahami gaya bahasa retoris terletak pada indikator

kemampuan menentukan ciri-ciri gaya bahasa dengan kategori baik sekali.

Dari sepuluh indikator pemahaman gaya bahasa retoris siswa kelas X Sekolah

Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang, indikator terendah yang dipahami oleh

siswa adalah indikator kemampuan menentukan pengertian gaya bahasa yang

tepat. Rata-rata nilai pemahaman gaya bahasa retoris siswa melalui indikator ini

sebesar 75,2 dengan kategori baik. Adapun kelemahan siswa dalam menjawab

soal pemahaman gaya bahasa yang diprediksi sebelumnya adalah sulitnya bagi

siswa mengingat dengan seksama seluruh pengertian gaya bahasa retoris,

Page 7: KORELASI ANTARA PEMAHAMAN GAYA BAHASA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · anekdot siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang

sehingga muncul kekeliruan serta keraguan dalam memilih gaya bahasa yang

memiliki pengertian yang hampir sama.

B. Kreativitas Menulis Teks Anekdot Siswa kelas X SMAN 2 Tanjungpinang

Hasil analisis data terhadap kelima aspek penilaian kreativitas menulis teks

anekdot siswa kelas X Sekolah Menengah Atas negeri 2 Tanjungpinang

menunujukkan beberapa penilaian dari kategori tertinggi hingga terendah. Aspek

yang paling dikuasai (tertinggi) adalah aspek ketepatan judul dengan rata-rata

nilai mencapai 17,1 dengan kategori baik. Adapun untuk kategori terendah

terletak pada aspek penggunaan gaya bahasa dengan rata-rata sebesar 16,0. Jika

dibandingkan antara aspek ketepatan judul dan aspek penggunaan gaya bahasa,

rata-rata keduanya memiliki selisih yang tidak jauh berbeda. Dengan rata-rata

yang berada pada rentang 14-17, maka kreativitas menulis teks anekdot siswa

berdasarkan aspek penggunaan gaya bahasa juga dikategorikan baik.

4. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab sebelumnya, maka

simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Pemahaman gaya bahasa retoris siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri

2 Tanjungpinang masuk kategori baik sekali. Hal demikian ditunjukkan dengan

nilai rata-rata pemahaman siswa terhadap gaya bahasa retoris dilihat dari seluruh

indikator yang mencapai 81,9.

2. Kreativitas menulis teks anekdot siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri

2 Tanjungpinang dilihat dari seluruh aspek penilaian menunjukkan rata-rata nilai

yang mencapai 82,8. Dengan rentang nilai yang terletak antara 80-100, maka

dapat disimpulkan kreativitas menulis teks anekdot siswa kelas X Sekolah

Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang dikategorikan baik sekali

3. Tingkat korelasi antara pemahaman gaya bahasa retoris dan kreativitas menulis

teks anekdot siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang

dengan indeks korelasi sebesar 0,715 membuktikan adanya korelasi yang kuat

antara pemahaman gaya bahasa retoris dan kreativitas menulis teks anekdot siswa

kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang. Begitu pula dengan uji

hipotesis penelitian ini yang menunjukkan perbandingan nilai thitung (10,83) > ttabel

(2,004). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada korelasi yang signifikan

antara pemahaman gaya bahasa retoris dan kreativitas menulis teks anekdot siswa

kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjugnpinang.

Page 8: KORELASI ANTARA PEMAHAMAN GAYA BAHASA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · anekdot siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang

DAFTAR PUSTAKA

Agustria. 2012. “Hubungan antara Motivasi Orangtua dan Minat Baca Siswa

Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tanjungpinang”. Skripsi

Sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja

Ali Haji, Tanjungpinang.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Proser Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Asyirin, Nur. 2015. “Korelasi antara Pendidikan Nonformal dan Hasil Belajar

Bahasa Indonesia Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2

Tanjungpinang”. Skripsi Sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang (Tidak diterbitkan).

Buku Siswa Kelas X SMA/MA/SMK/MAK. (2014). Bahasa Indonesia Ekspresi

Diri dan Akademik. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Hariyadi, Moh. 2011. Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

Kadepi, Edes. 2015. “Hubungan antara Kemahiran Membaca Pemahaman dan

Kemahiran Menulis Ringkasan Teks Argumentasi Siswa Kelas X Sekolah

Menengah Atas Maitreyawira”. Skripsi Sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang (Tidak

diterbitkan).

Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Keraf, Gorys. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Marahimin, Ismail. 2010. Menulis Secara Populer. Jakarta: PT. Dunia Pusstaka

Jaya.

Noor, Juliansyah. 2014. Metodologi Penelitian Skripsi, tesis, Disertasi, dan Karya

Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Page 9: KORELASI ANTARA PEMAHAMAN GAYA BAHASA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · anekdot siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang

Rahayu, Siti. 2014. “Hubungan antara Minat Baca dan Kemampuan Membaca

Pemahaman Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Negeri 2 Bintan Tahun

Pelajaran 2013/2014”. Skripsi Sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang (Tidak

diterbitkan).

Suharsaputra, Uhar. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan

Tindakan. Bandung: PT. Refika Aditama.

Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Gaya Bahasa.Bandung: Angkasa.