korelasi antara pemahaman gaya bahasa...
TRANSCRIPT
KORELASI ANTARA PEMAHAMAN GAYA BAHASA
RETORIS DAN KREATIVITAS MENULIS TEKS ANEKDOT
SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2
TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016
ARTIKEL E-JOURNAL
AGUS RAHMANDA NIM 120388201093
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
ABSTRAK
Agus Rahmanda. 2016. Korelasi antara Pemahaman Gaya Bahasa Retoris dan
Kreativitas Menulis Teks Anekdot Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas
Negeri 2 Tanjungpinang. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjungpinang. Pembimbing I: Ahada
Wahyu Sari, M.Pd., Pembimbing II: Tessa Dwi Leoni, M.Pd.
Kata kunci: Pemahaman, gaya bahasa retoris, kreativitas menulis, teks anekdot.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “(1) Bagaimanakah
Pemahaman gaya bahasa retoris siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2
Tanjungpinang tahun pelajaran 2015/2016?, (2) Bagaimanakah kreativitas
menulis teks anekdot siwa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2
Tanjungpinang tahun pelajaran 2015/2016?, (3) Adakah korelasi antara
pemahaman gaya bahasa retoris dan kreativitas menulis teks anekdot siswa kelas
X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang tahun pelajaran 2015/2016?”
Tujuan penelitian ini adalah “(1) Untuk mendeskripsikan pemahaman gaya
bahasa retoris siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang
tahun pelajaran 2015/2016, (2) Untuk mendeskripsikan kreativitas menulis teks
anekdot siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang tahun
pelajaran 2015/2016, (3) Untuk menganalisis korelasi antara pemahaman gaya
bahasa retoris dan kreativitas menulis teks anekdot siswa kelas X Sekolah
Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang tahun pelajaran 2015/2016.”
Penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasional, yaitu teknik
analisis statistik mengenai hubungan antar dua variabel. Rumus yang digunakan
untuk mengolah data tersebut adalah product moment, dengan populasi sebesar
383 dan sampel sebanyak 57 siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2
Tanjungpinang.
Hasil penelitian ini adalah terdapat korelasi yang signifikan antara
pemahaman gaya bahasa retoris dan kreativitas menulis teks anekdot siswa kelas
X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang dengan thitung (10,83) > ttabel
(2,004).
1. Pendahuluan
Menulis merupakan kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan
seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Bagi kebanyakan orang, kegiatan
menulis merupakan hal yang menyenangkan. Bahkan bagi sebagian orang,
menulis merupakan kewajiban yang harus dipenuhi.
Banyak manfaat yang bisa didapatkan melalui kegiatan menulis. Manfaat
itu tidak hanya sekadar wadah untuk mengekspresikan pikiran, gagasan, dan
perasaan. Mampu mengajari, menghibur, bahkan mempengaruhi pembaca adalah
manfaat lain yang bisa didapatkan melalui tulisan. Melalui bekal pengetahuan
seperti itu, seharusnya sudah banyak para pendidik maupun penyokong
pendidikan Bahasa Indonesia yang menerapkan kegiatan menulis untuk siswa
mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas,
bahkan Perguruan Tinggi. Namun dalam kenyataannya, kegiatan menulis di
sekolah saat ini seolah-olah menjadi hal yang menakutkan bagi siswa. Siswa
mengakui tidak terbiasa menulis, bahkan tidak pernah menulis sama sekali. Lebih
parahnya lagi, aspirasi siswa mengatakan guru Bahasa Indonesia di sekolah tidak
pernah mengaplikasikan kegiatan menulis dalam proses pembelajaran.
Jika benar demikian, tujuan pendidikan yang diwacanakan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dalam kurikulum 2013 tentang pembelajaran
berbasis teks akan sia-sia. Kegiatan pembelajaran yang bertujuan membangun
karakter siswa melalui teks tidak terealisasi dengan kenyataan saat ini. Padahal,
maksud Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melalui wacana tersuratnya adalah
membangun kreativitas siswa dengan menjadikan pribadi siswa lebih mandiri
melalui kegitan mengamati, menanya, mencoba, menalar, mengaplikasikan, serta
menciptakan. Bukan sekadar teori belaka, karena kreativitas menulis didapat
bukan melalui teori, melainkan praktik.
Berkenaan dengan hal tersebut, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia pun
seakan kehabisan ide dalam upaya menerapkan kreativitas menulis siswa.
Padahal, jika tinjau lebih dalam, permasalahan ini tidak hanya disebabkan oleh
kurangnya penerapan pembelajaran berbasis praktik di sekolah. Keluhan lainnya
berupa kesulitan siswa dalam melaksanakan kegiatan menulis. Banyak siswa yang
masih belum mengenal unsur-unsur dalam tulisan. Pemahaman gaya bahasa
contohnya. Masih banyak siswa yang belum memahami jenis-jenis gaya bahasa
seperti gaya bahasa retoris, gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa
perumpamaan, dan sebagainya. Gaya bahasa sebenarnya merupakan faktor yang
penting dalam tulisan. Mengenali contoh-contoh gaya bahasa sedikit-banyaknya
akan membantu penulis untuk berkreasi dengan bahasa-bahasa yang mampu
membuat tulisan menjadi lebih menarik untuk dibaca.
2. Jenis dan Metode Penelitian
Penelitian ini berlandaskan pada penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara
meneliti hubungan antarvariabel. Variabel-variabel ini diukur (biasanya dengan
instrumen penelitian) sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis
berdasarkan prosedur statistik (Noor, 2014:38). Adapun metode yang digunakan
adalah metode deskriptif dan studi korelasional.
1. Penelitian Deskriptif, yaitu penelitian untuk mendeskripsikan karakteristik atau
sifat dari suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang (Noor,
2014:34).
2. Studi Korelasional, yaitu studi yang mempelajari hubungan dua variabel atau
lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi
dalam variabel lain. Derajat hubungan variabel dinyatakan dalam satu indeks yang
dinamakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi dapat digunakan untuk menguji
hipotesis tentang hubungan antarvariabel atau menyatakan besar kecilnya
hubungan antar kedua variabel. Studi korelasi yang bertujuan menguji hipotesis,
dilakukan dengan cara mengukur sejumlah variabel dan menghitung koefisien
korelasi antara variabel tersebut, agar dapat ditentukan variabel mana yang
berkorelasi (Noor, 2014:40-41).
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Pemahaman Siswa terhadap Gaya Bahasa Retoris
Penguasaan tertinggi siswa dalam memahami gaya bahasa retoris terletak
pada indikator kemampuan menentukan ciri-ciri gaya bahasa yang tepat. Hasil
analisis data mengungkapkan rata-rata pemahaman gaya bahasa retoris siswa pada
indikator 6 ini mencapai 93,0 dengan rentang penilaian antara 80-100. Dengan
demikian, pemahaman terbaik siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2
Tanjungpinang dalam memahami gaya bahasa retoris terletak pada indikator
kemampuan menentukan ciri-ciri gaya bahasa dengan kategori baik sekali.
Dari sepuluh indikator pemahaman gaya bahasa retoris siswa kelas X Sekolah
Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang, indikator terendah yang dipahami oleh
siswa adalah indikator kemampuan menentukan pengertian gaya bahasa yang
tepat. Rata-rata nilai pemahaman gaya bahasa retoris siswa melalui indikator ini
sebesar 75,2 dengan kategori baik. Adapun kelemahan siswa dalam menjawab
soal pemahaman gaya bahasa yang diprediksi sebelumnya adalah sulitnya bagi
siswa mengingat dengan seksama seluruh pengertian gaya bahasa retoris,
sehingga muncul kekeliruan serta keraguan dalam memilih gaya bahasa yang
memiliki pengertian yang hampir sama.
B. Kreativitas Menulis Teks Anekdot Siswa kelas X SMAN 2 Tanjungpinang
Hasil analisis data terhadap kelima aspek penilaian kreativitas menulis teks
anekdot siswa kelas X Sekolah Menengah Atas negeri 2 Tanjungpinang
menunujukkan beberapa penilaian dari kategori tertinggi hingga terendah. Aspek
yang paling dikuasai (tertinggi) adalah aspek ketepatan judul dengan rata-rata
nilai mencapai 17,1 dengan kategori baik. Adapun untuk kategori terendah
terletak pada aspek penggunaan gaya bahasa dengan rata-rata sebesar 16,0. Jika
dibandingkan antara aspek ketepatan judul dan aspek penggunaan gaya bahasa,
rata-rata keduanya memiliki selisih yang tidak jauh berbeda. Dengan rata-rata
yang berada pada rentang 14-17, maka kreativitas menulis teks anekdot siswa
berdasarkan aspek penggunaan gaya bahasa juga dikategorikan baik.
4. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab sebelumnya, maka
simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Pemahaman gaya bahasa retoris siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri
2 Tanjungpinang masuk kategori baik sekali. Hal demikian ditunjukkan dengan
nilai rata-rata pemahaman siswa terhadap gaya bahasa retoris dilihat dari seluruh
indikator yang mencapai 81,9.
2. Kreativitas menulis teks anekdot siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri
2 Tanjungpinang dilihat dari seluruh aspek penilaian menunjukkan rata-rata nilai
yang mencapai 82,8. Dengan rentang nilai yang terletak antara 80-100, maka
dapat disimpulkan kreativitas menulis teks anekdot siswa kelas X Sekolah
Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang dikategorikan baik sekali
3. Tingkat korelasi antara pemahaman gaya bahasa retoris dan kreativitas menulis
teks anekdot siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang
dengan indeks korelasi sebesar 0,715 membuktikan adanya korelasi yang kuat
antara pemahaman gaya bahasa retoris dan kreativitas menulis teks anekdot siswa
kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang. Begitu pula dengan uji
hipotesis penelitian ini yang menunjukkan perbandingan nilai thitung (10,83) > ttabel
(2,004). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada korelasi yang signifikan
antara pemahaman gaya bahasa retoris dan kreativitas menulis teks anekdot siswa
kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjugnpinang.
DAFTAR PUSTAKA
Agustria. 2012. “Hubungan antara Motivasi Orangtua dan Minat Baca Siswa
Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tanjungpinang”. Skripsi
Sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja
Ali Haji, Tanjungpinang.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Proser Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Asyirin, Nur. 2015. “Korelasi antara Pendidikan Nonformal dan Hasil Belajar
Bahasa Indonesia Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2
Tanjungpinang”. Skripsi Sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang (Tidak diterbitkan).
Buku Siswa Kelas X SMA/MA/SMK/MAK. (2014). Bahasa Indonesia Ekspresi
Diri dan Akademik. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Hariyadi, Moh. 2011. Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Kadepi, Edes. 2015. “Hubungan antara Kemahiran Membaca Pemahaman dan
Kemahiran Menulis Ringkasan Teks Argumentasi Siswa Kelas X Sekolah
Menengah Atas Maitreyawira”. Skripsi Sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang (Tidak
diterbitkan).
Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Keraf, Gorys. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Marahimin, Ismail. 2010. Menulis Secara Populer. Jakarta: PT. Dunia Pusstaka
Jaya.
Noor, Juliansyah. 2014. Metodologi Penelitian Skripsi, tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Rahayu, Siti. 2014. “Hubungan antara Minat Baca dan Kemampuan Membaca
Pemahaman Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Negeri 2 Bintan Tahun
Pelajaran 2013/2014”. Skripsi Sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang (Tidak
diterbitkan).
Suharsaputra, Uhar. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Tindakan. Bandung: PT. Refika Aditama.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Gaya Bahasa.Bandung: Angkasa.