kerajaan tasripin : dulu, kini dan nanti

20
KKN ALTERNATIF II/A 2019 KELURAHAN JAGALAN SEMARANG TENGAH UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Kerajaan Tasripin : Dulu, Kini dan Nanti Penulis : Berliana Winalda Dhifal Aljusta Nur’Izzatul Hikmah Okti Iyumi Rizqiputri Sesyana Praniananda K JAGALA

Upload: others

Post on 17-Nov-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KKN ALTERNATIF

II/A 2019

KELURAHAN JAGALAN SEMARANG TENGAH

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Kerajaan Tasripin :

Dulu, Kini dan Nanti

Penulis : Berliana Winalda Dhifal Aljusta

Nur’Izzatul Hikmah

Okti Iyumi Rizqiputri

Sesyana Praniananda

K

JAGALA

Kerajaan Tasripin : Dulu, Kini dan Nanti

Berliana Winalda Dhifal Aljusta Nur ‘Izzatul Hikmah Okti Iyumi Rizqiputri Sesyana Praniananda

KKN ALTERNATIF

II/A 2019

KELURAHAN JAGALAN SEMARANG TENGAH

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG TEN

Kerajaan Tasripin :

Dulu, Kini dan Nanti

Berliana Winalda Dhifal Aljusta

Nur „Izzatul Hikmah

Okti Iyumi Rizqiputri

Sesyana Praniananda

KKN ALTERNATIF

II/A 2019

KELURAHAN JAGALAN SEMARANG TENGAH

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG TEN

PENYUSUN

ISBN 978-623-7263-55-5 Judul Buku : Kerajaan Tasripin :

Dulu, Kini dan Nanti

Penulis : Berliana Winalda Dhifal Aljusta

Nur „Izzatul Hikmah

Okti Iyumi Rizqiputri Sesyana Praniananda

Penanggung Jawab : Berliana Winalda Dhifal Aljusta

Editor & Layout : Eka Dyah Rachmawati

Alif Dwi Prasetya

Penerbit : Penerbit LPPM UNNES Universitas Negeri Semarang Gedung Prof. Retno Sriningsih Satmoko Lantai 2, Kampus Sekaran, Gunungpati Kota Semarang, 50229 Telp (024) 8508089 Website: Lppm.unnes.ac.id

iii

PRAKATA

Booklet ini disusun guna

memenuhi luaran KKN (Kuliah

Kerja Nyata) Alternatif Tahap II A

Universitas Negeri Semarang

tahun 2019.

Ucapan syukur tak lupa kami

ucapkan kepada Tuhan Yang

Maha Esa sehingga booklet ini

tersusun dengan baik. Semoga

booklet ini dapat bermanfaat

bagi pembaca

iv

Daftar Isi

Prakata ………………………………………………… ii Daftar Isi …………………………………………….…. iii Daftar Gambar …………………………………….… iv

BAB 1. Kota Semarang ………………………….….. 1

BAB 2. Siapakah Tasripin ………………………….... 2

BAB 3. Bisnis yang mendunia ………………….…... 4

BAB 4. Kampung Kulitan: Kediaman Tasripin........ 5

BAB 5. Kampung Kulitan Nantinya ……………...... 11

v

Daftar Gambar

Gambar 1. Keluarga Tasripin…………………………....… … 3 Gambar 2. Rumah Tempoe Doloe …………………….…….6 Gambar 3. Salah satu pedagang penjual gilo gilo ………7

Gambar 4. Masjid At-Taqwa Kulitan ………………………...9

vi

Kota Semarang

Kota Semarang sebagai ibukota Jawa T e n g a h s e l a i n m e m i l i k i k e u n i k a n s e r t a keberagaman kebudayaan, ternyata juga

memiliki sejarah yang menarik. Salah satunya adanya pemukiman kampung tua di pusat kota merupakan bentuk nilai-nilai sosial budaya masyarakat. Salah satu kampung tua yang

merupakan cikal bakal terbentuknya pemukiman pribumi di Semarang berada di Kelurahan Jagalan, yang didalamnya terdapat KAMPUNG KULITAN yang mulai ada sejak awal abad XIX. Dahulu nama Kampung Kulitan dikenal karena menjadi kediamanan keluarga TASRIPIN. Tasripin

adalah seorang pedagang dan tuan tanah pribumi yang mempunyai bisnis kulit yang menyebabkan kampung ini dikenal dengan nama Kampung Kulitan hingga sekarang.

Selain Kampung Kulitan yang memiliki

bangunan-bangunan kuno yang dihuni oleh keluarga Tasripin, juga adanya para pendatang

yang berprofesi sebagai pedagang gilo-gilo, pecel dan sate kerang. Gilo-gilo adalah aneka

makanan yang dijajakan oleh para pedagang dengan gerobak kayu yang berkeliling kampung

atau mangkal di beberapa titik kota Semarang. Bahkan Kampung Kulitan dikenal menjadi

pangkalan gilo-gilo terbesar di kota Semarang.

1

Siapakah Tasripin

Tasripin lahir diperkirakan pada tahun 1800an. Beliau

merupakan pribadi yang tekun dan ulet. Keteguhannya

membawanya pada masa jaya nya sehingga berhasil pada waktu

itu. Pada tahun 1825, Tasripin telah membangun bangun langgar

yang sekarang disebut masjid At – Taqwa Kulitan di Kampung Kulitan

yang dibangun pada masa Kejayaan Tasripin pada masa itu. Tasripin

mengadu nasib ke Kota Semarang pada XIX atau pada tahun

1800an. Bukan hanya Tasripin, banyak perantau lainnya melakukan

perjalanan menuju Kota Semarang yang berasal dari Klaten, Boyolali

dan daerah lainnya dari penjuru Indonesia. Latar Belakang Tasripin

merantau ke Semarang adalah Kota Semarang sebagai Capital City

pada masanya. Hal yang menjadikan Kota Semarang sebagai

Capital City dikarenakan posisi Kota Semarang yang saat itu

berbatasan langsung dengan laut membuat Kota Semarang menjadi

salah satu tempat yang dimanfaatkan Tasripin sebagai salah satu

akses dan jalur perdagangan untuk melancarkan bisnisnya. Tasripin

seorang pribumi yang kaya raya juga merupakan seorang tuan tanah

yang pada masa kejayaannya menguasai banyak sekali daerah di

Kota Semarang.

2

Pada masa kejayaannya menguasai b a n y a k s e k a l i d a e r a h d i s e a n t e r o Semarang. Ia adalah pengusaha kopra, kapuk, dan juga real estate. Tasripin juga

memiliki bisnis kulit yang dijalankan di K a m p u n g K u l i t a n . M e s k i s e b a g a i

pengusaha dia harus bekerja sama dengan pemerintah Hindia Belanda, tapi dalam hatinya sebenarnya tidak menyukai penjajah itu. Tasripin memiliki jiwa nasionalis yang anti penjajahan. Tasripin dulunya memiliki cita – cita membangun kerajaan di Kampung Kulitan.

Gambar 1. Keluarga Tasripin

Kampung Kulitan

Kampung Kulitan yang juga biasa disebut Kerajaan Tasripin merupakan kediaman Tasripin dan keluarga besarnya. Tasripin pada khususnya menempati rumah yang tampil lebih mencolok dibanding rumah lainnya. Kampung kulitan sudah ada sejak abad XIX dan merupakan kampung tertua di Semarang. Nama Kulitan sendiri diambil dari salah satu bisnis yang ditekuni oleh Tasripin yaitu bisnis kulit hewan khususnya sapi dan kambing.

4

5

Kampung Kulitan : Kediaman Tasripin

Nama Kampung Kulitan dikenal karena menjadi kediaman

Tasripin, tuan tanah dengan jumlah kekayaan yang tak terbilang.

Seiring dengan meredupnya pamor dinasti Tasripin, popularitas

kampung di wilayah Kecamatan Semarang Tengah atau berada

di Kawasan Jalan MT Haryono itu pun tetap tidak hilang. Reputasi

nama kampung pun kembali besar setelah awal 1960-an, para

perantau asal Klaten dan Sukoharjo menghuni kawasan itu.

Gambar 2. Rumah Tempoe Doloe

6

Gambar 3. Salah satu pedagang penjual gilo gilo

Seiring dengan berjalannya waktu, Kampung Kulitan yang dahulu

menjadi pemukiman bangsawan berubah menjadi pangkalan terbesar

Gilo-Gilo Semarangan yang unik untuk dibahas. Tak kurang dari 80-an

orang pedagang tinggal di kampung kulitan. Setiap hari mereka

berkeliling menjajakan Gilo-gilo.

7

Para pedagang menyiapkan berang dagangannya, mulai dari memotong buah, membersihkan gerobak dan mengisinya dengan aneka makanan. Gerobak gerobak itu berjajar memenuhi jalan di kampung yang tak seberapa lebar. Beranjak siang, mereka mulai berkeliling menjajakan dagangannya. Asal muasal kata Gilo – Gilo adalah transformasi dari “iki lho” yang artinya “ini lho”, atau sang penjual ingin membutikan eksistensi diri bahwa “ini lho makanan yang anda cari.”

8

Gambar 4. Masjid At-Taqwa Kulitan

Kampung Kulitan, Kelurahan

Jagalan, ternyata memiliki

m o n u m e n y a n g c u k u p

bersejarah bagi Kota Semarang.

Di Kampung inilah musala tertua

Kota Semarang berdiri. Musala

ini didirikan oleh pengusaha

Tasripin yang diperkirakan

dibangun pada permulaan

abad XIX. Awal mula Tasripin

m e m b a n g u n m u s a l a d i

Kampung Kulitan ini adalah

untuk menyediakan tempat

ibadah bagi para karyawannya

yang beragama muslim. Musala

ini berdiri di atas tanah milik

Tasripin dan Tashudin yang

sudah diwakafkan, yang saat ini

9

luasnya kurang lebih 191 m2.

Bangunan asli musala Tasripin tersebut kini hanya bisa

dilihat dalam foto-foto kuno, karena bangunan masjid

yang sekarang bangunannya sangat berbeda dengan

musala ketika dibangun pertama kali. Bangunan ini

dirubuhkan dan dibangun musholla baru dengan segala

perjuangan dan pertimbangan takmir masjid.

10

KAMPUNG

KULITAN

NANTINYA

11

Kerajaan Tasripin :

Kini, Dulu, dan Nanti

Berliana Winalda Dhifal Aljusta. Perempuan yang

berasal dari Bawen ini sedang menempuh studi

ilmu sejarah di Fakultas Ilmu Sosial, UNNES.

Nur „Izzatul Hikmah berasal dari Kisaran, Sumatera

Utara lahir pada 02 November 1998. Mahasiswa di

angkatan 2016.

Okti Iyumi Rizqiputri. Adalah salah satu mahasiswi

Psikologi UNNES angkatan 2016 . Perempuan

kelahiran Semarang tahun 1998 ini, menghabiskan

masa sekolah SD hingga SMA di Semarang.

Sesyana Praniananda, dilahirkan di Semarang

tahun 1998. Semasa sekolah dasar hingga

menengah atas, ia habiskan di Semarang. Saat ini

sedang menempuh studi ilmu hukum di UNNES.

Penerbit :

Penerbit LPPM UNNES Universitas Negeri Semarang Gedung Prof. Retno Sriningsih Satmoko

Lantai 2, Kampus Sekaran, Gunungpati Kota Semarang, 50229 Telp (024) 8508089 Website: Lppm.unnes.ac.id